id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
9a32b8cc-552c-b67f-6a16-e1f0da36a6ff
https://e-journal.unair.ac.id/JKR/article/download/16898/9220
[ { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 75, "width": 394, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH VARIASI ZAT PENGATUR TUMBUH IAA, BAP, KINETIN TERHADAP METABOLIT SEKUNDER KALUS SIRIH HITAM", "type": "Section header" }, { "left": 238, "top": 102, "width": 136, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Piper betle L. Var Nigra)", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 142, "width": 411, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junairiah Junairiah 1* , Nurul Sofi Amalia 1 , Y. Sri Wulan Manuhara 1 , Ni’matuzzahroh Ni’matuzahroh 1 , Lilis Sulistyorini 2", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 170, "width": 304, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 181, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 193, "width": 123, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 422, "top": 217, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 1 October 2019", "type": "Table" }, { "left": 408, "top": 228, "width": 118, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted 31 December 2019", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 254, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 268, "width": 441, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piper betle L. var Nigra (sirih hitam) merupakan salah satu jenis tanaman obat yang berpotensi untuk dikembangkan dengan metode kultur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi zat pengatur tumbuh Indole Acetic Acid (IAA), Benzyl Amino Purine (BAP), Kinetin terhadap senyawa metabolit sekunder yang terdapat kalus sirih hitam. Eksplan daun dari sirih hitam ditanam pada medium Murashige dan Skoog dengan 4 perlakuan kombinasi (I1,0K1,0; I1,0K1,5; I1B1,5; I0,5B0,5). Kalus dipelihara selama 8 minggu. Simplisia kalus sirih hitam di maserasi menggunakan pelarut metanol dan diidentifikasi menggunakan Gas Chromatography Mass Spectra (GCMS). Berdasarkan analisis GCMS menunjukkan bahwa senyawa metabolit sekunder dengan presentase tertinggi terdapat pada masing- masing perlakuan yaitu senyawa gamma sitosterol (14,88%) pada perlakuan I 1,0 K 1,0 ; senyawa 14-Beta H Pregna (15,94%) pada perlakuan I1,0K1,5 serta senyawa beta-d-glucopyranoside (15,54%) pada perlakuan I 0 , 5 B 0,5; dan senyawa beta- d-glucopyranoside (5,63%) pada perlakuan I 1,0 B 1,5 .", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 461, "width": 353, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Katakunci : Kalus, Piper betle L. var Nigra, senyawa metabolit sekunder", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 503, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 530, "width": 441, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piper betle L. Var Nigra (black betel) is one type of medicinal plant that has the potential to be developed by tissue culture method. This study was aims to determine the effect of variations in growth regulator Indole Acetic Acid (IAA), Benzyl Amino Purine (BAP), and Kinetin on secondary metabolite compounds contained in black betel callus. The explant of black betel’s leaf was cultured on Murashige and Skoog medium with four combination treatments (I1.0K1.0; I1.0K1.5; I1B1.5; I0.5B0.5). The callus was maintained for eight weeks. Simplisia of black betel’s callus was macerated using methanol solvent and identified using Gas Chromatography Mass Spectra (GCMS). GCMS analysis showed that secondary metabolites with the highest percentage in each treatment were gamma sitosterol compound (14.88%) in treatment I1.0K1.0; 14-Beta H Pregna compound (15.94%) in I1.0K1.5 treatment and beta-d-glucopyranoside compound (15.54%) in I0.5B0.5 treatment; and beta-d-glucopyranoside compound (5.63%) in I1.0 B1.5 treatment.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 721, "width": 377, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Callus, Piper betle L. Var Nigra, secondary metabolite compounds", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 71, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 88, "width": 208, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu jenis tanaman yang memiliki khasiat sebagai obat adalah tanaman sirih hitam ( Piper betle L. var Nigra). Sirih hitam termasuk ke dalam famili Piperaceae yang berpotensi sebagai antioksidan, antikanker, antidiabetik, dan antiinflamasi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Menurut Hutapea (2000), tanaman sirih mengandung metabolit sekunder berupa saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak atsiri triterpenoid, minyak atsiri (yang terdiri atas khavikol, chavibetol, karvakrol, eugenol, monoterpena, estragol), seskuiterpen, gula dan pati.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 295, "width": 208, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum daun sirih mengandung minyak atsiri sampai 4,2% (Kartasapoetra 1992), senyawa fenil propanoid, dan tanin (Mahendra 2005). Senyawa ini bersifat antimikroba dan antijamur yang dapat menghambat beberapa jenis bakteri antara lain Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Salmonella sp, Pasteurella sp, Klebsiella sp, dan dapat menghambat pertumbuhan Candida Albicans (Agusta 2000, Hariana 2007). Menurut Rija’i (2015) sirih hitam (Piper betle L.) mengandung metabolit sekunder berupa alkaloid, flavonoid, saponin, tannin, steroid, triterpenoid, dan polifenolat.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 502, "width": 208, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyaknya manfaat dari sirih hitam karena kandungan bioaktif di dalamnya maka perlu dilakukan suatu penelitian yang mengarah kepada pencarian metode yang efektif dan efisien untuk penyediaan bahan bahan aktif bermanfaat dari sirih hitam dalam jumlah lebih banyak dengan waktu yang lebih singkat, yaitu dengan kultur jaringan. Salah satu metode kultur jaringan adalah kultur kalus, hal ini karena kalus memiliki multiplikasi tinggi, dengan kata lain dimana sel sel kalus dapat dipisahkan dan diinduksi untuk berdiferensiasi menjadi embrio somatik sehingga mudah diperbanyak dan menghasilkan sifat yang sama sesuai dengan induknya. Selain itu juga dapat digunakan sebagai bahan awal dilakukannya kultur protoplas dan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 207, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "suspensi sel. Kultur kalus sering digunakan untuk memperoleh tanaman bebas virus, embriogenesis somatik, regenerasi varian genetika, dan menghasilkan senyawa metabolit sekunder (Zulkarnain, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 171, "width": 208, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Auksin merupakan zat pengatur tumbuh yang berfungsi untuk perpanjangan sel dan pembesaran jaringan, pembelahan sel, pembentukan akar adventif dan menghambat pembentukan tunas aksiler dan adventif (Sutriana et al , 2012). Auksin pada konsentrasi rendah menyebabkan pembentukan akar adventif lebih dominan dan pada konsentrasi tinggi dapat merangsang pembentukan kalus (Pierik et al , 1987). Sitokinin berpengaruh terhadap pembelahan sel, proliferasi kalus, morfogenesis dengan menginisiasi akar, dan pembentukan tunas apikal maupun lateral dan berperan dalam perkembangan kloroplas (Wattimena, 1988).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 392, "width": 208, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembentukan kalus pada eksplan, secara fisiologi dipengaruhi oleh perubahan genetik pada sel tanaman oleh auksin. Sel yang merespon auksin akan menyebabkan dediferensiasi dan memacu pembelahan sel (George et al., 2008). Salah satu jenis auksin yang digunakan dalam kultur jaringan adalah Indole Acetic Acid (IAA). Senyawa IAA merupakan auksin alami pada tumbuhan yang disintesis dari triptofan di primordial daun, daun muda, dan biji yang sedang berkembang. IAA digunakan untuk mendorong pemanjangan sel serta menambah kemampuan sel dalam menyerap air, sehingga dapat meningkatkan potensial air jaringan akibatnya sel akan mengalami pemanjangan.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 654, "width": 208, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian mengenai induksi kalus sirih hitam pernah dilakukan, diantaranya Izdihar (2016) menyatakan bahwa induksi kalus yang optimal untuk eksplan daun Piper betle L. var Nigra adalah dengan kombinasi zat pengatur tumbuh IAA 1,0 mg/L dan kinetin 1,5 mg/L kalus tumbuh pada hari ke 10 (lama waktu tercepat)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 207, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan berat basah dan berat kering tertinggi. Zuraidassanaaz (2016) mengungkapkan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 102, "width": 208, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemberian kombinasi zat pengatur tumbuh IAA dan BAP 0,5 mg/L menghasilkan berat kering tertinggi sedangkan untuk berat basah tertinggi adalah dengan kombinasi zat pengatur tumbuh IAA 1,0 mg/L dan 1,5 mg/L. Hasil tercepat terbentuknya kalus adalah dengan lama waktu 8,5 hari dengan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 207, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kombinasi IAA 0,5 mg/L dan BAP 2,0 mg/L.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 102, "width": 208, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengacu pada penelitian-penelitian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis senyawa metabolit sekunder pada kalus sirih hitam ( Piper betle L. var Nigra) dengan penambahan kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh IAA, Kinetin dan BAP.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 227, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 240, "width": 77, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan bahan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 254, "width": 208, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Laminar Air Flow (LAF), autoklaf, oven, timbangan analitik, botol kultur, cawan petri, gelas ukur, beaker glass , erlenmeyer , pipet, magnetic stirrer , aluminium foil , plastic wrap , kertas coklat, kertas pH, pinset, scalpel, bunsen, gunting, kompor listrik, pengaduk, penyemprot alkohol ( hand sprayer ), cawan porselin, mortar.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 392, "width": 208, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan yang digunakan dalam peneltian ini adalah daun kedua hingga keempat dari pucuk tanaman sirih hitam ( Piper betle L. ). Bahan-bahan kimia yang digunakan meliputi bahan penyusun media Murashige dan Skoog (MS), zat pengatur tumbuh Indole Acetic Acid (IAA), Benzyl Amino Purin ( BAP), Kinetin, spiritus, larutan HCI 1N dan KOH 1N, clorox 10%, alkohol 70%, akuades, metanol.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 544, "width": 87, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan media", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 558, "width": 208, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan media Murashige dan Skoog (MS) dengan volume 1000 ml. unsur makronutrien yang telah ditimbang dilarutkan kedalam erlenmeyer 1000 ml yang berisi 500 ml akuades dan di homogenkan menggunakan magnetic stirrer . Setelah semua terlarut, ditambahkan stok mikronutrien, stok zat besi, stok vitamin, kemudian ditambahkan 100 g myo-inositol dan 30 g sukrosa. Zat pengatur tumbuh IAA ditambahkan pada media sesuai konsentrasi yang diinginkan. pH media diukur dengan kertas pH dengan pH optimal berkisar 5,6-5,8. Apabila", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 240, "width": 208, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terlalu asam atau terlalu basa bisa di tambahkan KOH atau HCL, kemudian ditambahkan akuades hingga volume akhir 1000 ml. Dalam keadaan cair media di bagi dalam botol kultur masing masing sebanyak 20 ml/botol. Botol kultur ditutup dengan aluminium foil dan diberi label sesuai perlakuan. Setelah media memadat, botol kultur di sterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 ° C dengan tekanan 1,2 atm selama 15 menit. Kemudian media yang sudah steril disimpan di ruang penyimpanan pada suhu kamar.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 434, "width": 91, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penamaan eksplan", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 448, "width": 208, "height": 287, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses penanaman eksplan dilakukan secara aseptis dalam laminar air flow (LAF). Sebelum LAF digunakan meja kerja yang ada didalamnya di bersihkan terlebih dahulu menggunakan kain lap bersih yang sudah disemprotkan alkohol 70%. Seluruh alat dan bahan yang akan digunakan untuk menanam eksplan juga disemprot alkohol 70% dan dimasukkan ke dalam LAF. Alat dan bahan tersebut diantaranya botol kultur berisi media, pinset, skalpel, mata pisau, cawan petri, gelas ukur, erlenmeyer , daun sirih hitam yang sebelumnya telah dicuci dengan deterjen, clorox 10%, akuades steril, plastic wrap , bunsen. Selanjutnya lampu ultra violet yang ada di dalam laminar air flow dinyalakan selama 15-20 menit. Setelah 20 menit lampu UV dimatikan dan lampu neon serta blower dinyalakan, maka ruang kerja siap digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 208, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum ditanam eksplan di sterilisasi menggunakan clorox 10% dalam erlenmeyer dan digojok selama 7 menit, kemudian larutan clorox dibuang dan dibilas menggunakan akuades sebanyak 3 kali. Eksplan daun steril kemudian diambil dengan pinset dan dipotong dengan ukuran kurang lebih 1 × 1 cm diatas cawan petri yang dialasi dengan kertas saring. Kemudian dimasukkan ke dalam botol kultur yang berisi media. Pinset dan skalpel harus selalu dipanaskan dengan api bunsen untuk memastikan tetap steril, sebelum di gunakan untuk mengambil atau memasukkan eksplan. Botol yang telah berisi eksplan ditutup menggunakan aluminium foil dan dilapisi dengan plastic wrap . Kemudian botol yang berisi eksplan tersebut diletakkan di dalam ruang inkubator dengan suhu 25 ° C dengan cahaya neon 20 watt secara terus menerus.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 379, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstraksi kalus sirih hitam", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 393, "width": 208, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kalus yang terbentuk dari eksplan daun sirih hitam selama masa inkubasi dikeringkan dalam oven. Kalus kering tersebut dihaluskan dalam cawan porselin menggunakan mortar hingga menjadi serbuk. Serbuk diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut metanol. Proses maserasi dilakukan dengan cara merendaman serbuk kalus dengan pelarut metanol selama 48 jam, kemudian dipisahkan ampas dan larutan dengan cara disaring menggunakan kertas saring.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 207, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larutan tersebut kemudian dikering anginkan, sehingga terbentuklah ekstrak kalus sirih hitam.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 130, "width": 207, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Gas Chromatography-Mass", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 144, "width": 113, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spectrometry (GC-MS)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 157, "width": 208, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak kalus sirih hitam di analisis dengan GCMS-Agilent 19091S-105. Gas helium digunakan sebagai gas pembawa dengan kecepatan 1 ml/min, ukuran sampel 1µL yang diinjeksikan menggunakan kapiler silika kolom HP-5 (60 m × 200 µm × 0,33 µm). Suhu oven 40 ° C selama 5 menit, kemudian dinaikkan hingga mencapai 250 ° C dengan laju 2 °C /menit. Total running time GC adalah 130 menit. Spektrum massa dari senyawa tersebut dibandingkan dengan standar yang ada pada data base Library Willey. Library Willey merupakan perpustakaan senyawa-senyawa yang digunakan sebagai standar untuk mencocokkan senyawa yang teridentifikasi pada sampel.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 393, "width": 208, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil maserasi pada masing-masing perlakuan kalus, selanjutnya dilakukan identifikasi senyawa-senyawa metabolit sekunder dengan menggunakan GC-MS. Hasil maserasi yang berupa ekstrak diinjeksikan pada alat Gas Chromatography Mass Spectrometry (GC- MS). Setelah itu akan didapatkan profil keseluruhan senyawa yang terekam pada komputer. Data pada komputer menunjukkan jumlah dan jenis senyawa ekstrak kalus sirih hitam.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 572, "width": 120, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 586, "width": 208, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis senyawa dalam ekstrak metanol kalus sirih hitam pada perlakuan I 1,0 K 1,0 mengandung 26 jenis senyawa ( Tabel 1 ). Dari semua jenis senyawa tersebut, 5 jenis senyawa dengan presentase luas area terbesar adalah Hexadecanoic acid (20,69%); Oleic Acid (15,2%); Gamma sitosterol (14,88%); dan Linoelaidic Acid (12,73%); Beta -H- Pregna (7,44%). Gamma sitosterol dan Beta-H-Pregna merupakan senyawa metabolit sekunder golongan steroid, sedangkan Hexadecanoic acid, Oleic Acid,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 586, "width": 208, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Linoelaidic Acid merupakan senyawa metabolit primer golongan asam lemak. Senyawa Linoelaidic acid atau dapat disebut juga asam linoleat merupakan rantai panjang lemak tak jenuh ganda yang mengandung omega 6 (Diana, 2012). Asam linoleat memiliki aktivitas anti histaminic , anti coronary , anti acne, anti bakteri, anti jamur, anti arthritis, dan anti inflamasi (Dineskumar, 2015). Menurut Wu et al. (2010) asam linoleat juga memiliki aktivitas seperti hepatoprotective dan hypocholestrolemic. Asam linoleat", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 207, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "juga dapat ditemukan dalam analisis", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 88, "width": 100, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GCMS terhadap", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 88, "width": 208, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekstrak etanol Pleiospermium alatum , dengan luas area sebesar 8,36% (Parthipan, 2015), juga dalam ekstrak Fluggea leucopyrus dengan luas area 5,78 % (Sudha, 2013), serta dalam ekstrak daun Marsilea quadrifolia", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 207, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan luas area sebesar 12,96 % (Gopalakrishnan, 2014). Pada extract metanol kalus Justicia gendarussa kombinasi IAA dan BAP, teridentifikasi secara GCMS dengan luas area sebesar 0,88 % (Wahyuni, et al 2017).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 185, "width": 440, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil identifikasi kandungan senyawa ekstrak metanol kalus sirih hitam perlakuan I 1,0 K 1,0", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 213, "width": 415, "height": 385, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Waktu Retensi (menit) Luas area (%) Nama Senyawa 1 8,840 0,42 Pyridine 2 11,621 0,52 Pyrazine 3 12,125 0,31 2-Furancarboxaldehyde 4 19,483 0,93 5-Methyl furfural 5 36,895 0,80 1-Pyrrolidineethanamine 6 37,124 0,95 Cyclopentamine 7 49,953 3,38 L-Proline, 5-oxo-, Methyl ester 8 68,034 0,49 Benzyl methyl ether 9 71,690 0,52 Tetradecanoid acid 10 71,845 0,01 Beta D-Glucopyranoside 11 81,941 20,69 Hexadecanoic acid 12 86,035 0,17 1-Octadecene 13 87,014 5,71 1-Octadecanol 14 88,324 1,26 Benzyl methyl ether 15 89,629 12,73 Linoelaidic acid 16 89,921 15,26 Oleic Acid 17 95,809 1,52 Cyclohexadecane 18 100,119 7,44 Beta -H-Pregna 19 100,598 0,11 Octatriacontyl pentafluoropropionate 20 100,621 0,13 Cyclooctacosane 21 103,573 0,26 Dotriacontyl heptafluorobutyrate 22 110,211 0,26 Hentriacontane 23 113,043 0,97 Tetratriacontyl pentafluoropropion 24 117,483 1,53 Squalene 25 119,738 0,10 1-Bromo-11-iodoundecane 26 127,800 14,88 Gamma sitosterol", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 440, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 2 pada perlakuan I 1,0 K 1,5 menunjukkan bahwa terdapat 32 jenis senyawa fitokimia yang diprediksi terkandung dalam ekstrak kalus dengan perlakuan I 1,0 K 1,5 dalam retensi waktu 1 hingga 122 menit. Masing-masing senyawa memiliki luas area yang berbeda-beda. Lima senyawa dengan presentase luas area tertinggi di antaranya 14-Beta- H-Pregna (15,94 %) ; Oleic acid (10,86%) ; L-proline, 5-oxo, methyl ester (7,86%) ; Hexadecanoic acid (7,25%) ; dan Dotriacontyl heptafluorobutyrate (3,77%).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 171, "width": 440, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil identifikasi kandungan senyawa ekstrak metanol kalus sirih hitam perlakuan I 1,0 K 1,5", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 200, "width": 417, "height": 467, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Waktu Retensi (menit) Luas area (%) Nama Senyawa 1 6,815 0,26 Butanal 2 7,307 0,41 Silane, dimethoxymethyl 3 8,840 0,23 Pyridine 4 11,564 0,13 Pyrazine 5 12,050 0,10 2-furancarboxaldehyde 6 16,290 0,14 Oxirane, 2-ethyl-2-methyl 7 19,357 0,44 Methyl furfural 8 27,711 0,25 2-Pyrrolidinone 9 29,222 0,26 Oxcalic acid 10 35,470 0,52 Formyl glutamine 11 48,368 1,03 2-piperidinecarboxcylic acid 12 48,717 0,97 4-methylproline methyl ester 13 50,176 7,86 L-proline, 5-oxo, methyl ester 14 51,973 0,68 Piperidinemethanol 15 78,831 0,11 1-Glutamic acid 16 81,898 7,25 Hexadecanoic acid 17 86,997 3,72 1- Octadecane 18 89,617 4,19 Linoelaidic acid 19 89,892 10,86 Oleic acid 20 90,819 1,27 Octadecanoic acid 21 100,152 0,08 Cyclohexadecane 22 105,433 0,94 Celidoniol deoxy 23 106,537 0,90 9-Eicosene 24 107,098 1,07 Octatriacontyl pentafluoropropionate 25 108,591 15,94 14-Beta-H-Pregna 26 110,176 1,94 Propionic acid, 3-iodo, octadecylester 27 110,325 1,31 Aspidospermidin 28 111,304 1,52 1-octadecanol 29 113,192 3,77 Dotriacontyl heptafluorobutyrate 30 114,050 0,59 Hexatriacontyl pentafluoropropiona 31 117,466 3,75 Squalene 32 122,627 3,09 Silane, trichlorooctadecyl", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 207, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 3 pada perlakuan I 1,0 B 1,5 menunjukkan bahwa terdapat 26 jenis senyawa fitokimia yang di prediksi terkandung dalam ekstrak kalus dengan perlakuan I 1,0 B 1,5 dalam retensi waktu 1", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 144, "width": 208, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hingga 127 menit. Masing-masing", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 157, "width": 204, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "senyawa memiliki luas area yang berbeda-", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 208, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beda. Lima senyawa dengan presentase luas area tertinggi di antaranya Hexadecanoid acid (18,75%) ; Linoelaidic acid (17,07%) ; Oleic acid (16,13 %) ; Beta,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 130, "width": 207, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D-Glucopyranoside, methyl (15,54%) ; dan Heptanoic acid (3,05%).", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 185, "width": 440, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil identifikasi kandungan senyawa ekstrak metanol kalus sirih hitam perlakuan I 1,0 B 1,5", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 213, "width": 422, "height": 385, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Waktu Retensi (menit) Luas area (%) Nama Senyawa 1 6,678 0,39 Butanal 2 8,823 0,42 Pyridine 3 11,558 0,56 2-methyl pyrazine 4 12,045 0,89 2-furan-carboxadehyde 5 14,671 0,24 Protoanemonine 6 16,394 0,15 Piperazine 7 19,352 1,17 5-methyl furfural 8 37,290 1,53 Glutamine 9 50,382 1,77 Methyl 5-oxo-2-pyrrolidinecarboxylate 10 71,776 1,26 Tetradecanoic acid 11 73,527 15,54 Beta, D-Glucopyranoside, methyl 12 74,540 3,05 Heptanoic acid 13 79,638 0,84 Hexadecanoic acid, methyl ester 14 82,110 18,75 Hexadecanoid acid 15 86,276 0,55 Trans-2-tridecenal 16 86,985 0,97 1-Octadecene 17 89,881 17,07 Linoelaidic acid 18 90,144 16,13 Oleic acid 19 95,797 0,32 5-Eicosene 20 106,063 0,35 Acetic acid 21 107,813 0,33 2,6,10-dodecatrienal, 3,7,11 trimethyl 22 109,490 0,60 Glycine 23 110,171 0,28 1-Octadecanol 24 113,020 0,64 14 beta H- Pregna 25 117,461 1,07 Squalene 26 127,028 2,21 gamma sitosterol", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 207, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 4 pada perlakuan I 05 B 0,5 menunjukkan bahwa terdapat 25 jenis senyawa fitokimia yang di prediksi terkandung dalam ekstrak kalus dengan perlakuan I 05 B 0,5 dalam retensi waktu 1", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 144, "width": 208, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hingga 127 menit. Masing-masing senyawa memiliki luas area yang berbeda-", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 208, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beda. Lima senyawa dengan presentase luas area tertinggi diantaranya Linoelaidic acid (28,52%) ; Hexadecanoic acid", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 116, "width": 207, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(22,30%) ; Beta.-D-Glucopyranoside,", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 130, "width": 207, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "methyl (5,63%) ; Gamma - sitosterol (4,30%) dan Octadecanoic acid (3,95%).", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 185, "width": 440, "height": 579, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil identifikasi kandungan senyawa ekstrak metanol kalus sirih hitam pada perlakuan I 05 B 0,5 No Waktu Retensi (menit) Luas area (%) Nama Senyawa 1 8,783 0,42 Pyridine 2 11,507 0,85 Pyrazine metyl 3 11,982 0,62 Furfural 4 14,637 0,40 Protoanemonine 5 19,266 0,84 5-Methyl furfural 6 24,622 0,18 Benzeneacetaldehyde 7 29,411 0,62 2-Pyrrolidinone 8 37,279 0,47 L-Glutamine 9 47,504 0,37 2-methoxy-3-methylhydroquinon 10 50,657 1,81 DL-Proline, 5-oxo-methhyl ester 11 71,805 0,42 Tetradecanoic acid 12 75,301 5,63 Beta.-D-Glucopyranoside, methyl 13 76,022 0,83 Heptanoic Acid 14 80,714 2,01 Pentadecanoic acid 15 82,190 22,30 Hexadecanoic acid 16 87,008 2,83 1-Octadecanol 17 90,201 28,52 Linoelaidic acid 18 91,037 3,95 Octadecanoic acid 19 95,809 0,53 1-Hexadecane 20 106,068 0,35 Acetic acid 21 110,188 0,56 Linoleic acid ethyl ester 22 114,783 0,22 7-Pentadecyne 23 115,035 1,30 14-beta-H- Pregna 24 117,461 1,64 Squalene 25 127,222 4,30 Gamma sitosterol Senyawa Hexadecanoic acid atau dapat disebut juga asam palmitat memiliki efek anti bakteri dan kolestrolemik (Dineshkumar, 2015). Menurut Jegadeeswari et al (2012) Senyawa hexadecanoic acid atau asam palmitat memiliki aktifitas sebagai antioksidan, anti androgenik, anti fungal, anti tumor, anti bacterial, hemolytic, pesticide, dan lubricant. Pada extract metanol kalus Justicia gendarussa perlakuan kombinasi IAA dan BAP, teridentifikasi secara", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 601, "width": 208, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GCMS dengan luas area sebesar 2,69 % (Wahyuni, et al 2017). Senyawa Hexadecanoic acid juga dapat ditemukan dalam analisis GCMS terhadap ekstrak etanol Pleiospermium alatum , dengan luas area sebesar 6,11% (Parthipan, 2015), juga dalam ekstrak daun Marsilea quadrifolia dengan luas area sebesar 17,47 % (Gopalakrishnan, 2014). Hexadecanoic acid sebesar 1,61 % juga teridentifikasi dengan GCMS pada ekstrak kalus Solanum melongena (Vanitha, 2016).", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 208, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senyawa gamma sitosterol selain pada perlakuan I 1,0 K 1,0 juga teridentifikasi pada perlakuan I 05 B 0,5 dengan luas area 4,30 % dan I 1,0 B 1,5 dengan luas area 2,21%, luas area terbesar yaitu 14,88 % terdapat pada perlakuan I 1,0 K 1,5 . Senyawa gamma sitosterol berperan dalam mengurangi hiperglikemia dan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 171, "width": 208, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penghambatan glikogenesis, sehingga dapat digunakan dalam pengobatan diabetes melitus, senyawa gamma sitosterol juga ditemukan pada analisis GCMS terhadap ekstrak daun Girardinia heterophylla (Tripathi, 2013). Menurut Balamurugan (2011), gamma sitosterol dapat dipertimbangkan untuk menjadi obat anti diabetic. Dalam penelitian Anand, et al (2018) dalam ekstrak metanol kalus Ampelicissus latifolia teridentifikasi secara GCMS senyawa gamma sitosterol dengan luas area sebesar 9,19 %, senyawa ini memiliki aktivitas anti microbial, anti inflamatory, anti kanker, dan anti oksidan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 392, "width": 208, "height": 370, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya senyawa 14 Beta H Pregna juga ditemukan pada semua perlakuan (I 1,0 K 1,5 ; I 1,0 B 1,5 ; I 05 B 0,5 ). Perlakuan dengan luas area terbesar adalah I 1,0 K 1,5 dengan luas area 15,94 % dan luas area terendah sebesar 0,64 % pada perlakuan I 1,0 B 1,5 . Senyawa 14 Beta H Pregna memiliki sifat anti diabetik, seperti halnya dalam penelitian ini senyawa 14 Beta H Pregna juga ditemukan dalam Urginea indica sebesa r 0,50 % (Prabakaran, 2016). Hasil analisis senyawa dari ekstrak metanol kalus sirih hitam pada perlakuan I 1,0 K 1,5 mengandung 32 jenis senyawa. Dari semua jenis senyawa tersebut, 5 jenis senyawa dengan presentase luas area terbesar adalah Senyawa 14 Beta H Pregna dengan waktu retensi 108,59 menit, luas area 15,94 %. Oleic acid dengan waktu retensi 89,89 menit, luas area 10,86 %. L-proline-5-oxo-methyl ester dengan waktu retensi 50,17 menit, luas area 7,86 %. Hexadecanoic acid dengan waktu retensi 81,89 menit, luas area 7,25 %. Linoelaidic acid dengan waktu retensi 89,1 menit, luas area 4,19 %. L-proline-5-oxo-methyl ester merupakan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 208, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "senyawa metabolit sekunder golongan alkaloid. Selain teridentifikasi pada perlakuan I 1,0 K 1,5 L-proline-5-oxo-methyl ester juga dapat ditemukan pada semua perlakuan (I 1,0 K 1,5 ; I 1,0 B 1,5 ; I 05 B 0,5 ). Luas area terbesar terdapat pada perlakuan I 1,0 K 1,5 sebesar 7,8 %, sedangkan luas area terendah terdapat pada perlakuan I 1,0 B 1,5 sebesar 1,77 %.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 199, "width": 208, "height": 370, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senyawa oleic acid selain pada perlakuan I 1,0 K 1,5 dengan luas area 10,8 % juga terdapat dalam perlakuan I 1,0 B 1,5 dengan luas area terbesar yaitu 16,13 %. Senyawa oleic acid atau dapat disebut juga asam oleat merupakan rantai panjang asam lemak tak jenuh tunggal yang mengandung omega 9 memiliki aktivitas anti tumor dan anti inflammatory, menurut Romero (2007) asam oleat memiliki memiliki aktifitas bakterisidal terhadap Helicobacter pylori, yang merupakan agen penyebab ulkus lambung. Konsumsi asam oleat yang tinggi dapat mengurangi resiko perkembangan kanker, terutama kanker payudara dan prostat (Campos, 2013). Menurut Teres (2008), asam oleat dapat menghambat perkembangan adrenoleukodystrophy (ALD) penyakit fatal yang mempengaruhi otak dan kelenjar adrenal. Asam oleat juga bertanggung jawab untuk mengurangi tekanan darah. Dalam penelitian Parthipan et al (2015) asam oleat ditemukan dalam analisis GCMS terhadap ekstrak etanol Pleiospermium alatum , dengan luas area sebesar 5,88%.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 571, "width": 208, "height": 191, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis senyawa dari ekstrak metanol kalus sirih hitam pada perlakuan I 1,0 B 1,5 mengandung 26 jenis senyawa (Tabel 4.8). Dari semua jenis senyawa tersebut, 5 jenis senyawa dengan presentase luas area terbesar adalah Hexadecanoic acid dengan waktu retensi 82,11 menit, luas area 18,75 %. Linoelaidic acid dengan waktu retensi 89,88 menit, luas area 17,07 %. Oleic acid dengan waktu retensi 90,14 menit, luas area 16,13 %. Beta D-glucopyranoside methyl dengan waktu retensi 73.52 menit, luas area 15,54 %. Heptanoic acid dengan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 207, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "waktu retensi 74,54 menit, luas area 3,05 %. Beta D-glucopyranoside methyl merupakan senyawa metabolit sekunder golongan flavonoid, selain teridentifikasi dalam perlakuan I 1,0 B 1,5 dengan luas area terbesar yaitu 15,54 %, Beta D- glucopyranoside methyl juga terdapat dalam perlakuan I 1,0 B 1,5 dengan luas area 5,63%.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 199, "width": 46, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senyawa", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 199, "width": 208, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heptanoic acid juga teridentifikasi pada perlakuan I 05 B 0,5 dengan luas area 0,83 %. Luas area terbesar yaitu 3,05 % terdapat pada perlakuan I 1,0 B 1,5 . Senyawa Heptanoic acid tidak ditemukan dalam perlakuan IAA-Kinetin, hal ini sejalan dengan penelitan Wahyuni menggunakan ekstrak metanol daun Justicia gendarussa dengan analisis GCMS teridentifikasi senyawa Heptanoic acid pada ekstrak metanol kalus Justicia gendarussa sebesar 1,68 % pada perlakuan NAA-Kinetin, namun tidak teridentifikasi pada perlakuan IAA- Kinetin. Heptanoic acid memiliki aktivitas anti inflamasi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 420, "width": 208, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian Kala (2018) ekstrak metanol kalus daun Biophytum sensitivum teridentifikasi senyawa octadecanic acid sebesar 5,25 %. Octadecanic acid terdiri dari antihipertensi, meningkatkan HDL dan menurunkan Kolesterol LDL. Asam Oktadekanoat adalah asam lemak jenuh, dan menunjukkan penurunan tingkat Kolesterol LDL yang lebih Rendah. Asam lemak tak jenuh penting untuk pertumbuhan normal, terutama pembuluh darah dan saraf untuk menjaga kulit dan jaringan lain agar tetap muda dan sehat. Di sisi lain asam oktadekanoat memiliki aktivitas antibakteri dan anti fungal (Gopalakrishna, 2014). Dalam penelitian", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 75, "width": 207, "height": 259, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni (2017) menggunakan ekstrak metanol daun Justicia gendarussa dengan analisis GCMS teridentifikasi senyawa octadecanoic acid sebesar 6,41 %, luas area tersebut terdapat pada kombinasi perlakuan IAA dan BAP. Sedangkan dalam penelitian ini ditemukan senyawa octadecanoic acid dengan luas area lebih kecil yaitu, sebesar 3,95 %. Senyawa octadecanoic acid juga mengandung anti oksidan (Wahyuni, 2016). Senyawa gamma sitosterol , 14-beta-h-pregna , beta- d-glucopyranoside , dan L-proline-5-oxo- methyl ester merupakan senyawa baru yang di temukan pada ekstrak kalus sirih hitam kombinasi IAA, BAP, kinetin, dan senyawa tersebut tidak ditemukan pada ekstrak daun sirih hitam (Junairiah, et al 2018).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 351, "width": 65, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 364, "width": 207, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senyawa metabolit sekunder dengan jumlah tertinggi pada ekstrak metanol perlakuan I 1,0 K 1,0 adalah senyawa gamma sitosterol (14,88%); ekstrak metanol pada perlakuan I 1 K 1,5 adalah senyawa 14-beta- h-pregna (15,94 %); ekstrak metanol pada perlakuan I 0 , 5 B 0,5 adalah senyawa beta-d- glucopyranoside (15,54%); dan ekstrak metanol pada perlakuan I 1,0 B 1,5 adalah senyawa beta-d-glucopyranoside (5,63%).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 517, "width": 116, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 530, "width": 207, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi yang memberikan dana penelitian melalui hibah penelitian PTUPT (Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi).", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 78, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 88, "width": 208, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agusta, A. 2000. Minyak Atsiri Tumbuhan Tropika Indonesia . Bandung: ITB", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 116, "width": 31, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Press.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 130, "width": 208, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anand, D. C., Meena, R., & Patni, V. 2018. In Vitro Callus Induction and Comparative GC-MS Analysis of Methanolic Extract of Callus and Leaf Samples of Ampelocissus latifolia (Roxb) Planch. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Science, 10(9), 68-72.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 240, "width": 208, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balamurugan, R., Duraipandiyan, V., & Ignacimuthu, S. 2011. Antidiabetic Activity of γ-Sitosterol Isolated from Lippia nodiflora L. in Streptozotocin Induced Diabetic Rats. European Journal Pharmacology , 667, 410-418. Campos, H. E., Peghini, B. C., Souza, P. R., & Silva, J. S. 2012. An Overview of the Modulatory Effect of Oleic Acid in Health and Disease. Mini- Reviews in Mdicinal Chemistry, 13(2), 1-7.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 406, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dineshkumar, G. And Rajakumar, R.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 420, "width": 188, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015. GC-MS Evaluation of Bioactive Molecules from the Methanolic Leaf Extract of Azadirachta indica . Asian Journal of Pharmaceutical Science & Technology , 5(2), 64-69.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 489, "width": 207, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diana, F, M. 2012. Omega 6. Jurnal Kesehatan Masyarakat , 7(1), 26-31. George, E. F & P. D. Sherington. 1984. Plant Propagation by Tissue Culture. England: Handbook and Directory of Comercial Laboratories, Easter Press.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 571, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gopalakrishna, N. K., & Udayakumar, R.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 585, "width": 208, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014. GC-MS Analysis of Phytocompounds of Leaf and Stem of Marsilea quadrifolia (L.). International Journal of Biochemistry Research & Review , 4(6), 517-526. Hariana, A. 2007. Tumbuhan Obat dan", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 668, "width": 186, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khasiatnya . Jakarta: Penebar Swadaya.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 696, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutapea, Johnny, Ria, dkk. 2000.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 710, "width": 185, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inventaris Tanaman Obat Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 723, "width": 185, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III . Jakarta: Badan Penelitian dan", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 737, "width": 132, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 88, "width": 70, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jegadeeswari,", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 88, "width": 186, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P., Nishanthini, A., Muthukumaraswamy, S., Mohan, V. R. 2012. GC-MS Analysis of Bioactive Components of Aristolochia krysagathra", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 157, "width": 207, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Aristolochiaceae). Journal Chemical Pharmaceutical Science , 2, 226-236. Junairiah, Ni’matuzahroh, & Sulistyorini,", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 199, "width": 208, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L. 2018. GCMS Analysis of Bioactive Compounds in n-Hexane, Ethyl Acetate, and Methanol Extract of Piper betle L. var. Nigra. Bioscience Research , 15(3), 1472-1479. Kartsapoetra, G. 1992. Budidaya Tanaman Berkhasiat Obat . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 309, "width": 208, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahendra, B. 2005. Jenis Tanaman Obat Ampuh . Jakarta: Penebar Swadaya. Parthipan, B., Suky, M. G. T., & V. R. Mohan. 2015. GC-MS Analysis of Phytocomponents in Pleiospermium alatum (Wall. ex Wight & Arn.) Swingle, (Rutaceae). Journal of Farmcognosy and Phytochemistry , 4(1), 216-222.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 433, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prabakaran, R., Joseph, B., & Pradeep P.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 447, "width": 186, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N. 2016. Phyto Medicinal Compounds from Urginea indica Kunth: A Synthetic Drugs Potential Alternative. British Journal of Pharmaceutical Research , 11(5), 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 516, "width": 207, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pierik, R. I. M. 1987. In Vitro Culture of Higher Plants : 119. Netherlands: Martinus Nijhoff Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 558, "width": 211, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romero, C., Medina, E., Vargas, J., Brenes, M., & De Castro, A. 2007. In Vitro Activity of Olive Oil Polyphenols Against Helicobacter pylori . Journal Agricultural Food Chemical , 55, 680-686", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 641, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudha, T., Chidambarampillai, S., &", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 654, "width": 186, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohan, V. R. 2013. GC-MS Analysis of Bioactive Components of Aerial Parts of Fluggea leucopyrus Willd. (Euphorbiaceae). Journal of Applied Pharmaceutical Science , 3(5), 126- 130.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 50, "width": 325, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Junairiah, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 4 No. 2, Desember 2019", "type": "Page header" }, { "left": 484, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 - 132", "type": "Page header" }, { "left": 505, "top": 780, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 774, "width": 128, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online ISSN: 2528-0422", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 208, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutriana, S., Jumin, H. B., & Gultom, H. 2012. Interaksi BAP (Benzil Amino Purin) dan IAA (Indole Acetic Acid) pada Eksplan Anthurium sp. dalam Kultur Jaringan. Dinamika Pertanian ,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 144, "width": 103, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "XXVII (3), 131-140.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 157, "width": 207, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teres, S., Barcelo-Coblijn, G., Benet, M.,", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 171, "width": 185, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alvarez, R., Bressani, R., & Halver, J. E. 2008. Oleic Acid Content is Responsible for the Reduction in Blood Pressure Induced by Olive Oil. Pro. Natl Acad Sci USA , 105, 13811- 13816.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 254, "width": 207, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tripathi, N., Kumar, S., Rakesh S., Singh,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 268, "width": 185, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C.J., Prashant, S., & V.K.Varshne. 2013. Isolation and Identification of γ- Sitosterol by GC-MS from the Leaves of Girardinia heterophylla. The Open Bioactive Compounds Journal , 4, 25- 27.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 351, "width": 207, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vanitha, A., Kalimuthu, K., Chinnadurai,", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 364, "width": 185, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V., Sharmila Juliet., Y., & Prabakaran R. 2016. GCMS Analysis of Leaf and", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 75, "width": 186, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salt Stress Callus of Eggplant ( Solanum melongena L). British Journal of Pharmaceutical Research , 14(6), 1-11.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 130, "width": 207, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyuni, D. K, Ansori, A. N. M., Vidiyanti, F. 2017. GC-MS Analysis of Phytocomponents in Methanolic Extract of Leaf-Derived Callus of", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 185, "width": 185, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Justicia gendarussa Burm.f. Bioscience Research , 14(3), 668-677.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 213, "width": 207, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wattimena, Gunawan, L.W., & Armini A. N. 1992. Bioteknologi Tanaman . Bogor: Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman, Pusat Antar Spesies IPB.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 268, "width": 207, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wu, L., Gao, H., Wang, X., Ye, J., Lu, J., & Liang, Y. 2010. Analysis of", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 295, "width": 207, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chemical Composition of Chrysanthemum indicum Flowers by GC/MS and HPLC. Journal Medicinal Plants Research , 4(5), 421- 426. Zulkarnain. 2011. Kultur Jaringan Tanaman . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 392, "width": 6, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" } ]
dfab6b99-eea4-8b09-8c2e-6cd59dc95f69
https://attractivejournal.com/index.php/aj/article/download/873/701
[ { "left": 195, "top": 767, "width": 208, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attractive : Innovative Education Journal Vol. 5, No. 3, November 2023 ISSN : 2685-6085", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 381, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juni Swan Pangesti 1 , Qurrotul A’yuni 1 , Muh. Fatahillah Suparman 1 , Husna Nashihin 2 1 Institut Islam Mamba’ul ‘Ulum Surakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 260, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Institut Islam Nahdlatul Ulama Temanggung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 261, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 334, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 344, "width": 57, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 355, "width": 58, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received September 01, 2023 Revised November 28,", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 411, "width": 20, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 423, "width": 76, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted December 01, 2023", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 233, "width": 59, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 248, "width": 332, "height": 260, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research aims to identify and analyze the problems of Islamic education at Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo Islamic Middle School and develop solutions that can improve the quality of learning at the school. The research method used is qualitative with an inductive- deductive approach. Data was collected through observation, interviews, and document review, with a focus on the role of Islamic religious teachers, curriculum, teacher competency, and other factors that influence student learning motivation. The results of the research show a number of problems, including unclear objectives of Islamic education, curriculum inconsistency, lack of competent teachers, measurement errors at the basic level, differences in student character, formal orientation of Islamic education, negative impact of the use of technology, limited professionalism of educators, limited infrastructure, and curriculum problems. as well as the education system. The proposed solution involves understanding and updating educational goals, evaluating and adapting curricula, training and professional development of teachers, developing effective evaluation methods, addressing biological and psychological factors of students, strengthening inspirational approaches, wise policies regarding the use of technology, improving the quality of teaching and professionalism of educators , improving technology-based facilities and infrastructure, as well as updating science and curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 521, "width": 305, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Problems Islamic Education, Contemporary Islamic Education", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 78, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Homepage", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 316, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.attractivejournal.com/index.php/aj/ This is an open access article under the CC BY SA license https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ Published by CV. Creative Tugu Pena", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 94, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia dalam usahanya mempertahankan kehidupannya yang berkelanjutan telah mewariskan nilai-nilai budaya dan peradaban yang beragam dari generasi ke generasi (Muchamad Chairudin, 2023), selain mengedepankan potensi yang melekat pada diri masing-masing individu untuk menggunakannya dalam menghadapi tantangan dan masalah dengan kehidupan masing-masing individu (Zakarya, Hafidz, Martaputu, 2023). Pendidikan merupakan suatu cara untuk mengembangkan potensi dan kepribadian seseorang, dengan akhlak (Ulfa, Kurniandini, & Ihsan, 2023) dan potensi yang baik, seseorang dapat menikmati kehidupan di sekitarnya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW., bahwa sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 39, "width": 290, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attractive : Innovative Education Journal", "type": "Section header" }, { "left": 260, "top": 55, "width": 131, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5 No. 3, November 2023", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manusia lainnya. Lingkungan dengan masyarakat yang terpelajar, masyarakat akan berkembang dengan baik dan memiliki kehidupan yang baik (Damopolii, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara historis, pendidikan Islam Indonesia mampu bertahan dari pukulan telak gerakan modernis tanpa kehilangan identitasnya (Hadisi, Hakim, Musthan, Nashihin, & Kendari, 2023). Wujud nyata dari pengalaman ini adalah upaya mengadaptasi sistem pendidikan Islam untuk menghadapi tantangan kolonialisme dan ekspansi ke luar negeri (Sumarjoko, Braham Maya Baratullah et al., 2023). Agama Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, mengandung implikasi pendidikan yang dimaksudkan untuk membawa keberkahan bagi semua alam. Dalam Islam, ada potensi yang merujuk pada dua fenomena yang berkembang, yaitu potensi psikologis dan pedagogis (Rhain, Hafidz, Nashihin, Srihananto, & Hermawati, 2023) untuk mempengaruhi orang menjadi orang yang terampil dan memegang peringkat yang mulia di atas makhluk lainnya. Untuk mewujudkan dan mengoperasikan potensi tersebut, perlu direncanakan upaya pendidikan yang sistematis berdasarkan pendekatan dan wawasan interdisipliner (Triana, Yahya, Nashihin, Sugito, & Musthan, 2023). Ketika orang semakin terlibat dalam perkembangan masyarakat itu sendiri, hal itu menunjukkan hubungan dan interaksi fungsi yang berbeda (Tolchah, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agama Islam yang nilai dan normanya diturunkan untuk kemaslahatan kehidupan manusia di muka bumi, baru nyata dan aktif manakala diinternalisasikan dalam diri manusia melalui proses pendidikan yang konsisten dan memiliki tujuan (Nurul Umah Fijanati, Hafidz, Sukadi, 2023). Dengan demikian, proses pendidikan Islam memerlukan konsep-konsep yang pada gilirannya dapat dikembangkan menjadi teori-teori yang terpuji. dan praktek di lapangan kegiatan (Nikita Nur Zulaecha, Hafidz, Biela Nanda Oktivibi Pertiwi, 2023). Konstruksi teoritis pendidikan Islam akan berpijak kokoh pada landasan konsepsi dasar yang diwahyukan oleh Tuhan. Wahyunya terus berkembang mengenai arah masyarakat yang dinamis dan konstruktif menuju masa depan yang sejahtera dan maju (Fatawi, 2015). Sistem pendidikan Islam yang semula berupa surau dan fakir miskin berkembang menjadi dua jenis lembaga pendidikan Islam modern. Pada masa dulu sekolah-sekolah Belanda tetapi sarat dengan ajaran Islam, dan kedua, madrasah modern menerapkan cara yang terbatas pada isi dan metode pendidikan Belanda modern (Bakar, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 428, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Karel A. Steenbrink, yang dikutip oleh Bach Yunof Candra, pergeseran paradigma yang dianut oleh lembaga pendidikan Islam di Indonesia saat itu merupakan bentuk reformasi sistem pendidikan Islam sebagai respon terhadap model pendidikan Belanda yang diciptakan pemerintah untuk pendidikan Islam (Wulandari, 2023), (Candra, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 428, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring dengan perubahan zaman dan dinamika perkembangan dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini, keberadaan lembaga pendidikan Islam kini juga diakui dalam subsistem pendidikan nasional (Sarwadi & Nashihin, 2023). Ditegaskan Malik Fadjar, Pengenalan tiga SKB menteri merupakan langkah positif menuju peningkatan mutu lembaga pendidikan Islam (Nashihin, Yahya, & Aziz, 2020) dari berbagai aspek baik kedudukan, mutu lulusan, mutu proses maupun keberadaan lembaga pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional (Zubair et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 428, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Islam di Indonesia tidak terlepas dari persoalan yang sangatlah kompleks (Husaini Hasan, Hafidz, 2023). Banyak permasalahan yang muncul tidak hanya dari segi konsep pendidikan, regulasi dan anggaran, tetapi permasalahan implementasi pendidikan dari sistem yang berbeda di Indonesia juga turut memperumit permasalahan pendidikan di Indonesia. Tak kalah pentingnya, dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecanggihan teknologi, dimana segala sesuatunya kini berbasis digital, dan arus globalisasi turut menambah kompleksitas persoalan pendidikan Islam (Afifah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini, pendidikan Islam melewati titik pengambilan keputusan dan realitas sejarah, sebagai bagian dari umat Islam yang cinta sejarah, karena bangga memiliki pemikir dan ulama besar yang telah banyak berkontribusi dalam pembangunan dan peradaban dunia. Di sisi lain, umat muslim dihadapkan pada kenyataan bahwa pendidikan Islam tidak berdaya menghadapi realitas masyarakat industri dan teknologi modern (Wulandari, 2023). Sehingga artikel ini mencoba mengidentifikasi dan memahami permasalahan pendidikan Islam di era revolusi industri 5.0 yang berfokus pada masalah Pendidikan formal, dengan menguraikan problematika pembelajaran pendidikan Agama Islam yang berkaitan dengan pendidik, peserta didik serta sarana pembelajaran berbasis teknologi (Nurlaeli, 2020). Dengan latar belakang diatas, penelitian ini mengambil judul: \" Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo \"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 56, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 246, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif (Syaiful Anam, 2023) untuk memahami peran guru agama Islam dalam meningkatkan motivasi belajar siswa di pesantren (Manab, 2014). Peneliti melakukan pengamatan langsung dan bertemu dengan guru serta siswa sebagai subjek penelitian. Metode kualitatif dipilih karena bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, dan motivasi, dalam konteks yang alamiah (Adlini, Dinda, Yulinda, Chotimah, & Merliyana, 2022). Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan penelaahan dokumen. Penelitian ini dilakukan di lapangan, dengan objek penelitian yang dibatasi agar data dapat digali sebanyak mungkin (Rukajat, 2018). Metode kualitatif memberikan fleksibilitas dalam menyesuaikan diri dengan situasi kompleks dan dapat menghasilkan teori baru berdasarkan inspirasi dari data (Helaluddin & Wijaya, 2019). Penelitian ini menggunakan pendekatan induktif-deduktif, di mana data menginspirasi teori (Muhammad & Nurdyansyah, 2015). Metode kualitatif ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang hubungan peneliti dengan responden serta menangkap nuansa-nilai yang dihadapi. Penelitian deskriptif kualitatif ini menjelaskan fenomena secara terperinci dan ilmiah melalui langkah- langkah penelitian yang sistematis, tanpa manipulasi dan pengujian hipotesis, dengan fokus pada makna fenomena (Zellatifanny & Mudjiyanto, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 173, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Makna Problematika Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 428, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata problem pada umunya di kenal dengan istilah problematika yang artinya masih menimbulkan masalah atau belum dapat diselesaikan. Masalahnya adalah perbedaan antara das solen dan das ilmu, yaitu perbedaan antara apa yang (semoga) seharusnya dan apa yang sebenarnya (Khusnul Khotimah, 2020). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia problematika berarti masih menimbulkan masalah, sesuatu yang masih belum dapat diselesaikan dan masalah. Padahal yang dimaksud dengan masalah itu sendiri adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, kesenjangan antara kebutuhan dan apa adanya serta kesenjangan antara apa yang seharusnya dan apa yang sebenarnya (Pendidikan, 1989).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 428, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan kunci pembangunan nasional, karena peran utama dunia pendidikan sangat penting dalam arah dan pelaksanaan kebijakan pendidikan. Harus diakui bahwa masalah pendidikan adalah yang paling sulit untuk dihadapi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "337", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Amelia, 2019). Terkadang masalah tak terduga terjadi pada pelaksanaan pendidikan. Hal ini akan menghambat kelancaran kemajuan pendidikan. Oleh karena itu, guru harus mempertimbangkan kemungkinan masalah ini saat merancang sistem pendidikan. Setidaknya prediksi dan harapan untuk solusi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 428, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apa yang dimaksud dengan masalah dalam pendidikan ialah persoalan yang dihadapi dunia pendidikan. Menurut Burlian Somada yang dikutip oleh Tuti Sumiati, bahwa masalah pendidikan ini secara garis besar meliputi adanya tujuan pendidikan yang tidak jelas, inkonsistensi kurikulum, kurangnya guru yang tepat dan kompeten, kesalahan pengukuran dan kebingungan di tingkat pendidikan dasar. Masalah pendidikan dapat diartikan sebagai masalah yang timbul dalam proses pendewasaan moral, sosial dan pola tingkah laku tertentu untuk menciptakan manusia yang bermoral dan bertanggung jawab demi kelangsungan hidup masyarakat. Singkatnya, masalah pendidikan berarti masalah yang timbul selama pelaksanaan kegiatan pendidikan(Sumiati, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 155, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruang Lingkup Problematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Siswa merupakan komponen yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar, siswa memiliki perbedaan karakter karena faktor keluarga dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, perbedaan individu siswa harus menarik perhatian guru mengenai pelaksanaan pembelajaran yang tepat. Perbedaan siswa tergantung pada banyak faktor, antara lain perbedaan biologis kesehatan siswa, seperti perbedaan kesehatan, perbedaan psikologis, dll. Di sekolah, perbedaan mental tersebut tidak dapat dihindari karena sifat dan lingkungan siswa yang berbeda satu sama lain. Dalam pendidikan, hal ini dapat menimbulkan masalah, terutama dalam menjaga agar siswa tetap tertarik dan fokus pada apa yang ditampilkan. Dalam pandangan lain problematika pendidikan Islam saat ini terjadi karena ada faktor penyebabnya diantaranya :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 428, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Orientasi Pendidikan Islam. Seringkali Pendidikan Islam di sekolah di anggap hanya formalitas belaka oleh siswa. Hanya sekedar mata pelajaran wajib yang harus di ikuti agar bisa mendapatkan nilai sesuai KKM dan bisa naik kelas atau ke jenjang lebih tinggi (Rusdi, 2018). Pelajar menganggap bahwa pelajaran agama terbatas pada aspek pendidikan formal dan ritualistik. Pendidikan Agama Islam nampaknya dianggap sekedar belajar gerakan dan bacaan shalat, serta doa dan ibadah lainnya. Hal ini memang benar adanya bahwa aktivitas ibadah dan ritual ini dibangun di atas rukun Islam, dan anggapan seperti itu tentu tidak sepenuhnya salah, tetapi jika menyangkut ajaran agama Islam secara seutuhnya, tentu rutinitas itu saja tidak cukup. Hal demikian bukan berarti ritual keagamaan Islam tidak penting, namun perlu dipahami bahwa ritualitas keagamaan seperti shalat merupakan bentuk nilai terapan yang dilandasi rasa keimanan, rasa tawakal kepada Allah SWT, serta konstruksi keimanan Islam. Oleh karena itu, ritual keagamaan seperti shalat bukanlah tujuan utama Islam, tetapi bagaimana nilai- nilai shalat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya nilai ketundukan kepada Allah SWT diterapkan dalam bentuk menunaikan segala perintah dan perintah-Nya. abstain dari segala sesuatu. larangannya. Nilai memuliakan-Nya adalah rendah hati, tidak sombong, tidak menentang-Nya, tidak meremehkan orang lain, dll. Nilai ketaatan kepada-Nya diterapkan melalui kesabaran, iman dan pemahaman bahwa segala sesuatu akan dilakukan sesuai dengan kehendak-Nya. Masih banyak nilainilai lain yang jika diterapkan dengan baik dalam kehidupan akan menjadikan kehidupan itu baik karena selaras dengan nilai-nilai yang diciptakan Allah Swt., dalam kehidupan manusia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "338", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 410, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Penggunaan teknologi yang tidak terbatas. Pada era serba berbasis digital ini penggunaan gadget tidak dapat dielakkan lagi termasuk penggunaan gadget oleh peserta didik. Sebagaimana penelitian yang dilakukan Sopian, et.al., bahwa penggunaan gadget membuat peserta didik menjadi seorang yang individualis, jarang melakukan interaksi sosial dengan lingkungan luar atau teman sebayanya, lalai terhadap kewajibannya seperti belajar, tidak memperdulikan apapaun sampai melupakan waktu seperti melalaikan solat, dan bermalas-malasan untuk mengaji hal ini sangat mempengaruhi sikap sosial, tanggung jawab dan sikap religius siswa. Dampak tersebut disebabkan siswa yang terlalu sering menggunakan gadget dengan durasi waktu yang terlalu lama dan kurangnya pengawasan dari orang tua yang membuat siswa menajdi kecanduan dan membuat siswa menjadi malas melakukan hal yang lebih bermanfaat (Saputri & Setyawan, 2022). Saat ini murid pendidikan dini seperti TK dan SD sudah bebas menggunakan gadget di rumah. Hal ini memberikan dampak yang di bawa ke Taman Kanak-kanak maupun sekolah. Bahkan salah satu penelitian oleh Deby, Ahmad, dan Rahmi menemukan bahwa anak usia dini menghabiskan waktu bermain game online selama 1-4 jam perhari. Hal ini berdampak pada rendahnya pencapaian indikator serta rendahnya perkembangan moral anak (Musdalifa, Lahmi, & Rahmi, 2022). Bahkan yang lebihmemprihatinkan lagi penggunaan gadget pada peserta didik tanpa batas dapat mempengaruhi karakter seorang peserta didik ke arah yang kurang baik (Rahmalah, Astuti, Pramessetyaningrum, & Susan, 2019). Pengaruh penggunaan teknologi yang terlalu dini dan tanpa kontrol orang tua menjadikan peserta didik rendah dalam perkembangan moral di sekolah. Hal ini menjadi masalah dalam pendidikan Islam. Sebagaimana salah satu fenomena beberapa waktu lalu mengenai kata “kamu nanyaa” banyak guru yang mengeluhkan hal tersebut sebab ketika guru menjelaskan atau bertanya hal tersebut di jawab main- main oleh peserta didik dengan kalimat itu. Inilah salah satu bentuk problematika berkaitan dengan peserta didik ialah dengan penurunan moral dan rasa hormat peserta didik kepada guru di sekolah dengan penggunaan teknologi berupa smartphone tanpa batas dan pengawasan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 428, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Keterbatasan Profesionalitas Pendidik. Pendidik merupakan garda terdepan dalam membangkitkan kesadaran dalam kehidupan berbangsa, melalui berbagai jenis, jalur, dan jenjang pendidikan. Peserta didik adalah bagian dari masyarakat yang akan memasuki dunia pendidikan (pendidikan) dan kembali ke masyarakat. Proses membekali bidang-bidang kehidupan tersebut merupakan pekerjaan guru yang menjadi tulang punggung sekolah. Guru akan berinteraksi langsung dengan siswa, namun mereka tetap membutuhkan dukungan tenaga pengajar lainnya untuk menjalankan tugasnya dengan baik. Itulah sebabnya guru dan tenaga kependidikan memiliki peran yang sama pentingnya dalam konteks pengajaran (pembelajaran). Pada dasarnya guru dan tenaga kependidikan memiliki peran dan tanggung jawab yang sama, yaitu melaksanakan berbagai tugas yang mengarah pada terciptanya kemudahan dan keberhasilan peserta didik dalam pendidikan. Guru adalah penanggung jawab dan pemimpin proses pembelajaran. Hal ini karena guru memiliki kedudukan sebagai perancang, pelaksana dan evaluator pendidikan. Pendidikan akan berjalan lebih baik jika dilakukan oleh guru yang profesional dan bertanggung jawab (Wulandari, 2023). Di lembaga pendidikan Islam, khususnya di madrasah, banyak guru yang mengajar di luar bidangnyanya. Hal ini mengabaikan aspek profesional guru. Oleh karena itu, metode pengajaran adalah bentuk mengajar ( teaching, ta’lim ), bukan belajar ( education, tarbiyah atau", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "339", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 85, "width": 410, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ta’dib ). Selain itu pendidikan guru pada jenjang sebelumnya mempengaruhi kemampuan guru untuk memberikan pembelajaran kepada siswanya dengan menganalisis materi, metode, maupun media yang sesuai digunakan dengan kemampuan siswa. Sebagai seorang guru, metode penyampaian instruksional digunakan untuk menyampaikan pembelajaran dan untuk terus meningkatkan pengetahuan guru perlu terus mengasah kemampuan dan pengetahuan karena pada akhirnya tujuan pembelajaranlah ialah mencapai hasil belajar siswa yang maksimal (Sanjaya, 2012). Melalui upaya peningkatan kemampuan pendidiak akan membawa keberhasilan mengajar. Banyak guru yang masih mengajar menggunakan cara konvesional sehingga perlu adanya pelatihan untuk meningkatan skill pendidik dalam keterampilan mengajar. Peningkatan skill dapat melalui belajar dan menggali informasi baik melalui seminar, diskusi dengan sesama guru dalam konteks pembelajaran yang sama. Hal ini dapat memperkaya pengetahuan guru dari berbagai hal seperti pengetahuan dan keterampilan mengajar sebagai guru. Guru kemudian harus memahami karakteristik setiap siswa dengan cukup baik untuk memikirkan cara belajar yang efektif dan memanfaatkan sumber daya yang tersedia dengan sebaik-baiknya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 423, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Problematika Terkait Sarana Pendidikan. Masalah pendidikan pada tingkat mikro berkaitan dengan komponen pendidikan Islam yang berbeda-beda, misalnya hubungan interaktif antara lima faktor pendidikan, yaitu tujuan pendidikan, pendidik dan tenaga kependidikan, peserta didik dan perangkat pendidikan Islam (kurikulum, metodologi, manajemen, administrasi, sarana, prasarana, media, dan penilaian) serta lingkungan (Amelia, 2019). Proses pembelajaran yang dikomunikasikan dengan siswa harus menggunakan sumber daya sarana atau media pembelajaran. Tidak mudah bagi guru untuk tidak menggunakan media sebagai sarana penyampaian materi saat mengajar di kelas. Media pembelajaran digunakan karena penggunaan media ajar dapat mempengaruhi respon siswa saat menerima materi menggunakan alat bantu. Selain itu metode pembelajaran guru pada umumnya juga dikolaborasikan dengan media untuk menarik perhatian siswa dan memberikan stimulus agar siswa merespon baik dengan tanggapan maupun pertanyaan (Wulandari, 2023). Sebagaimana Syibran Mulasi dan Fedry Saputra dalam penelitiannya menemukan bahwa banyak sekolah berbasis Islam yang memiliki sarana dan prasarana terbatas seperti kurangnya buku bacaan yang berefek pada rendahnya minat baca siswa di sekolah (Mulasi & Saputra, 2019). Masalah pendidikan Islam yang banyak terjadi di Indonesia adalah masalah kurangnya infrastruktur pendidikan terutama di daerah terpencil. Hal ini menimbulkan kesenjangan mutu pendidikan. Banyak siswa yang tidak menikmati sarana dan prasarana yang sama dengan siswa perkotaan. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa pemerintah kurang memperhatikan instalasi di daerah terpencil (Rismayani, Lestari, & Tarigan, 2021). Masalah ini biasanya disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain pemblokiran alokasi dana, karena banyak kasus penyalahgunaan dana sekolah yang seharusnya digunakan untuk pembangunan infrastruktur bukan untuk kepentingan orang-orang tertentu. Dan hal lainnya adalah pemeliharaan yang kurang baik dapat terjadi karena pihak sekolah kurang memperhatikan bagaimana cara merawat sarana prasarana yang disediakan, banyak fasilitas sekolah yang terbengkalai karena ketidakpedulian dan kurangnya pengawasan dari pemerintah. Akibatnya, banyak siswa merasa tidak nyaman menggunakan fasilitas tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "340", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Masalah Kurikulum. Sistem sentralistik terkait erat dengan birokrasi atas bawah yang sifatnya otoriter yang terkesan pihak bawah harus melaksanakan perintah dari pihak atas secara menyeluruh. Dalam system yang seperti ini pengembangan dan pembaruan tidak akan terwujud. Tilaar menyebutkan bahwasanya kurikulum yang berpusat, akan menghasilkan output pendidikan manusia robot. Selain kurikulum yang sentralistik terdapat pula beberapa kritikan kepada praktik pendidikan berkaitan dengan syaratnya kurikulum sehingga seolah-olah kurikulum tersebut kelebihan muatan. Hal ini tentunya akan mempengaruhi kualitas dari pendidikan tersebut.” Anak - anak terlalu banyak dibebani oleh mata pelajaran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 428, "height": 191, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Dikotomi keilmuan. Adanya dikotomi keilmuan tetntunya menjadi masalah besar yang dihadapi dunia pendidikan Islam. Dengan adanya dikotomi ini maka akanmterjadi pemisahan pemisahan ilmu pengetahuan seperti ilmu agama dan ilmu umum. Padahal pada hakikatnya di dalam Islam itu sendiri semua ilmu itu merupakan suatu kesatuan yang bersumber dari Al- Qur’an maupun Hadis Rasulullah SAW. Dengan adanya dikotomi ini tentu akan menghambat kemajuan peradaban, karena adanya Batasan atau perbedaan dalam menuntut ilmu sehingga jika umat Islam berpatokan pada hal tersebut akan terjadi stagnasi. Sebagai contoh jika umat islam hanya menguasai ilmu agama maka bagaimana mungkin umat islam akan mengalami perkembangan dan pembaruan baik itu dalam bidang teknologi, kesehatan,astronomi dan lain sebagainya. Begitu juga sebaliknya jika manusia berpatokan pada ilmu umum saja maka semata-mata yang diharapkan hanya keuntungan duniawi semata. Oleh sebab itu dalam ajaran agama Islam tidak ada istilah dikotomi ilmu.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 428, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Dekadensi Moral. Dekadensi adalah bentuk-bentuk perubahan sosial dimana kondisi moral mengalami perubahan yang jatuh, kemerosotan atau mengalami kemunduran sehingga jauh dari ciri-ciri kelompok sosial. Perubahan ini sifatnya sementara ataupun terus menerus baik disengaja ataupun tidak dan sulit untuk dikembalikan atau diarahkan seperti keadaan semula. Dekadensi moral menjadi barang biasa, seperti iklan yang setelah tayang di lupakan saja, tidak pedas dan sengaja di lupakan. Padahal dalam islam kita di anjurkan untuk kembali terhadap Al-quran dan As-sunnah bila terjadi sesuatu yang kita anggap tidak pantas. Pada zaman sekarang, kita dapat melihat kenyataan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi waSallam ini. Yakni banyak orang Islam yang kehilangan pegangan di dalam kehidupan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 223, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan di Era Society 5.0", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 428, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan global yang terjadi di seluruh dunia telah membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia. Masa ini seringkali juga disebut sebagai era globalisasi dimana terjadi perubahan besar-besaran dalam dunia industri sebab munculnya teknologi dalam mengelola sumber daya. Pengaruh globalisasi tidak hanya berdampak pada industri pekerjaan saja namun juga pendidikan. Globalisasi pada umunya dapat didefinisikan sebagai proses difusi materi baru, khususnya informasi, ke seluruh dunia melalui media cetak dan elektronik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 428, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan cara melatih manusia agar menjadi pribadi yang siap menghadapi tantangan zaman, maka pendidikan juga harus siap menghadapi segala perubahan zaman, sehingga dapat dikatakan inovasi dalam dunia pendidikan yang sesuai dengan perkembangan teknologi dan zaman (Kadi & Awwaliyah, 2017). Globalisasi yang memiliki dua sisi mata uang (positif dan negatif) juga menjadi alasan invasi budaya yang tak terbendung. Pertukaran budaya yang saling mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "341", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan cepat dan mudah, termasuk budaya Barat yang liberal, telah bercampur secara bebas dengan budaya Timur yang cenderung tertata dan dilindungi oleh nilai-nilai agama. Salah satu dampak negatif globalisasi yang nampaknya menyedihkan adalah perubahan yang cenderung mengarah pada krisis moral dan etika, yang menimbulkan berbagai masalah kompleks yang terjadi (Rahman & Akbar, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 428, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap sekarang, pendidikan Islam berada pada tempat yang berdesain historis dan realistik. Di satu sisi, umat Islam menyukai sejarah karena bangga dengan kehadiran para pemikir dan cendekiawan besar, dan mereka juga berjasa besar dalam dimensi sejarah dan perkembangan peradaban dunia. Namun di sisi lain, umat muslim dihadapkan pada kenyataan bahwa pendidikan Islam tidak berdaya dibandingkan dengan realitas masyarakat industri dan teknologi modern.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 428, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompleksnya masalah pendidikan di era baru ini meliputi keterbatasan sarana dan prasarana keuangan, baik berupa gedung, alat peraga maupun teknologi. Ditinjau dari segi lokasi, tidak jarang ditemukan lembaga pendidikan Islam (sekolah agama) di pedesaan dengan bangunan yang tidak memungkinkan lagi untuk melaksanakan proses pendidikan (Manik, 2016). Selain itu, media pembelajaran yang digunakan untuk mendukung proses belajar mengajar juga kurang memadai. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga pendidikan Islam masih tertinggal dari sekolah umum lainnya. Dalam kegiatan belajar mengajar, lembaga pendidikan Islam banyak yang masih menggunakan metode tradisional tanpa melibatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal lainnya juga pada pengetahuan dan skill pendidik dalam menggunakan teknologi dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 256, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya Mengatasi Problematika Pendidikan Islam", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan problematika pendidikan , maka perlu adanya upaya untuk mengatasi permasalahan pendidikan Islam, diantaranya: kerjasama orang tua dan guru dalam pengawasan penggunaan gadget pada anak, dan meningkatkan keterampilan guru dalam pemanfaatan media pendidikan, serta penyediaan sarana dan prasarana berbasis teknologi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 428, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan gadget pada anak perlu pengawasan intens dari orang tua maupun guru. Hal ini mengantisipasi anak untuk tidak kecanduan bermain gadget dan terpengaruh dengan konten yang dilihat melalui youtube, tiktok¸maupun aplikasi lainnya. Sebab, konten yang di lihat tanpa pengawasan orang tua akan masuk ke alam bawah sadar anak dan pada akhirnya dapat tertanam menjadi karakter dan pada akhirnya banyak di temui saat ini peserta didik mengalami degradasi moral baik di sekolah maupun di rumah (Wulandari, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajeng Putri Pradevi pada penelitiannya menemukan bahwa pengawasan orang tua dalam penggunaan gadegt pada anak memiliki pengaruh dengan kemampuan anak berempati di sekolah (Pradevi, 2020). Selain itu penelitian lainnya yang dilakukan Shella Tasya Hidayatyuladkia, et. al., menemukan bahwa orang tua memiliki peran dalam membatasi penggunaan gadget, selektif memilah aplikasi yang ada pada gadget anak, dan melatih anak untuk bertanggung jawab dalam bermedia sosial (Hidayatuladkia, Kanzunnudin, & Ardianti, 2021). Sebab tanpa adanya pengawasan anak akan memiliki sifat membrontak dan emosional tidak terkendali, yang mana hal ini juga dapat terbawa di kelas pada proses pembelajaran Islam (Ningsih, Utari, & Hasna, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 428, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru juga perlu melakukan pengawasan di sekolah. Saat ini banyak sekolah yang mengizinkan anak untuk membawa gadget sebagai sarana menunjang pembelajaran. Namun, sebagai pendidik perlu memberikan batasan penggunaan gadget di sekolah hanya sebatas mencari referensi materi melalui daring maupun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "342", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menonton video edukasi. Selain itu siswa dapat menyimpang kembali gadget di dalam tas saat sudah tidak digunakan. Melalui kerjasama yang baik antara guru dan orang tua terkait penggunaan gadget diharapkan dapat meminimalisir kemungkinan anak terkontaminasi hal-hal yang kurang baik melalui game maupun sosial media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 428, "height": 150, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi membutuhkan perubahan model pembelajaran yang diterima siswa mencirikan pembelajaran yang berpusat pada guru. Pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi menekankan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi. Penggunaan laptop atau komputer dalam proses pembelajaran saat ini merupakan sebuah kebutuhan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Adlin, ditemukan bahwa di beberapa Sekolah Dasar terdapat kelas yang gurunya harus menggunakan laptop untuk menjelaskan materi, dan ada kelas yang sama sekali tidak perlu menggunakan laptop untuk menjelaskan materi secara manual (Adlin, 2019). Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan guru menggunakan media pembelajaran berbasis teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padahal dalam pembelajaran masa kini, guru tidak harus selalu berdiri di depan kelas dan mengajar atau cenderung menggunakan metode ceramah, tetapi dapat menggunakan video, film atau slide interaktif yang ditampilkan menggunakan lcd proyektor melalui penggunaan laptop dan layar LCD, sehingga penyampaian materi menjadi lebih menarik. Keberhasilan utama menggunakan teknik presentasi aktif adalah presenter atau guru. Meskipun media hanyalah alat untuk membantu membuat presentasi menjadi lebih menarik, namun media pembelajaran berbasis teknologi memiliki dampak positif terhadap respon siswa saat menerima materi pembelajaran (Syahroni, Dianastiti, & Firmadani, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 428, "height": 163, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan keterampilan guru dalam memanfaatkan pembelajaran berbasis digital dapat dilakukan melalui pengadaan pelatihan seperti In House Training dengan pemberian materi terkait profesionalitas guru dan pembelajaran membuat dan menggunakan media pembelajaran berbasis digital (Fitriyah, Affriyenni, Hamimi, Affifah, & Permatasari, 2021). Kemudian dapat pula dilakukan dengan mengikuti atau mengajukan Mou kerjasama kepada kampus yang memiliki program studi terkait dengan pembelajaran berbasis digital atau pengembang software digital untuk mengisi materi kepada guru yang belum memiliki kemampuan menggunakan dan membuat media pembelajaran berbasis digital. Selain itu, guru juga dapat belajar mandiri melalui media sosial sebab saat ini media sosial seperti youtube, tiktok, instagram reels banyak menyediakan tutorial membuat dan menggunakan pembelajaran berbasis digital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 428, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga penyelenggara pendidikan Islam seyogyanya memiliki sarana dan prasarana yang sesuai dengan standar pendidikan nasional. Misalnya ruang belajar yang baik dan memadai, sarana olah raga, tempat ibadah, perpustakaan, laboratorium dan sumber belajar lainnya yang mendukung proses pembelajaran, termasuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Selain itu, lembaga pendidikan islam harus dimulai dengan peningkatan kualitas lembaga pendidikan islam secara terus-menerus sebagai hasil kepiawaian iptek dalam menghasilkan karya yang berkualitas sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara keseluruhan. kemudian perlu adanya upaya untuk memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pelaksanaan pendidikan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 428, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak dipungkiri bahwa proses pendidikan dan mutu pendidikan juga didukung oleh sarana dan prasarana yang berkualitas di sekolah atau lembaga pendidikan yang relevan. Sarana dan prasarana memiliki pengaruh besar terhadap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "343", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan belajar siswa (Hafizhah, 2021). Hal ini menunjukkan bahwa peran sarana dan prasarana sangat penting dalam menunjang kualitas pembelajaran siswa. Misalnya, sekolah di kota yang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer dapat mengajarkan siswanya secara langsung tentang komputer, sedangkan sekolah di pedesaan tidak memiliki fasilitas tersebut dan tidak mengetahui cara menggunakan komputer, tanpa mengikuti kursus di luar (Rismayani et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 428, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen mengusahakan efisiensi penggunaan sarana dan prasarana di sekolah. Pengelolaan sarana dan prasarana merupakan kegiatan yang sangat penting di sekolah, karena keberadaannya akan membantu keberhasilan proses pembelajaran. Dalam pengelolaan sarana dan prasarana di sekolah diperlukan suatu proses yang biasanya terdapat pada pengelolaan yang ada mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pemberdayaan,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 428, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemeliharaan dan pengawasan. Apa yangdibutuhkan sekolah harus direncanakan secara matang dengan mempertimbangkan lingkungan dan infrastruktur yang mendukung keseluruhan proses pembelajaran.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 428, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan. Problematika pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo mencerminkan sejumlah tantangan dan masalah yang perlu diatasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Istilah \"problematika\" menunjukkan adanya isu-isu yang memerlukan perhatian dan solusi. Salah satu permasalahan yang dihadapi adalah ketidakjelasan tujuan pendidikan Islam di sekolah ini. Diperlukan pemahaman yang lebih baik mengenai arah dan sasaran pendidikan Islam agar proses pembelajaran dapat lebih terarah dan memberikan dampak positif bagi peserta didik. Selain itu, terdapat tantangan terkait inkonsistensi kurikulum Islam yang digunakan di sekolah. Perlu adanya evaluasi dan penyesuaian agar kurikulum dapat lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah lainnya yang dihadapi adalah kekurangan guru yang memiliki kompetensi dalam mendidik dan memberikan pemahaman yang baik terkait ajaran Islam. Peningkatan kualitas pendidik melalui pelatihan dan pengembangan profesionalisme menjadi kunci dalam mengatasi permasalahan ini. Selanjutnya, kesalahan pengukuran di tingkat pendidikan dasar juga menjadi fokus perhatian. Diperlukan metode evaluasi yang lebih efektif dan akurat untuk mengukur pencapaian peserta didik dalam memahami konsep-konsep Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui penelitian ini, diharapkan dapat diidentifikasi dengan lebih jelas berbagai permasalahan yang dihadapi oleh pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo. Selanjutnya, solusi dan rekomendasi dapat dirancang untuk meningkatkan efektivitas sistem pendidikan Islam di sekolah ini, menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih baik, dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan peserta didik dalam konteks pendidikan Islam masa kini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo melibatkan sejumlah aspek yang memerlukan perhatian mendalam. Pertama, perbedaan karakter siswa, yang dipengaruhi oleh faktor keluarga dan lingkungan, menjadi fokus utama dalam pembelajaran. Faktor biologis dan psikologis perlu ditangani secara efektif agar tidak menghambat keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Kedua, orientasi pendidikan Islam sering dianggap sebagai formalitas, di mana siswa hanya menganggapnya sebagai mata pelajaran wajib tanpa pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai agama. Perlu diperkuat pendekatan yang menginspirasi dan mendorong pemahaman mendalam terkait ajaran Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "344", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 178, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga, penggunaan teknologi, terutama gadget, memiliki dampak negatif seperti individualisme, kurangnya interaksi sosial, dan kurangnya keterlibatan dalam pelajaran agama. Oleh karena itu, diperlukan kebijakan yang bijaksana terkait peng- gunaan teknologi dalam lingkungan pembelajaran. Keempat, keterbatasan profesionalitas pendidik, terutama jika guru mengajar di luar bidangnya, dapat menghambat kualitas pengajaran dan mempengaruhi aspek profesionalisme. Kelima, ketersediaan infrastruktur pendidikan yang terbatas, terutama di daerah terpencil, menciptakan ketidaksetaraan dalam mutu pendidikan. Terakhir, masalah kurikulum, sistem sentralistik yang otoriter, dikotomi keilmuan, dan dekadensi moral perlu diatasi melalui pembaruan ilmu pengetahuan dan penyesuaian kurikulum agar lebih relevan dengan tuntutan masa kini. Dengan demikian, perlu dilakukan upaya menyeluruh untuk mengatasi berbagai masalah ini demi meningkatkan kualitas pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo dalam era Society 5.0, yang ditandai oleh perubahan global dan kemajuan teknologi, menyoroti dampak globalisasi pada pendidikan. Globalisasi, sebagai proses difusi informasi ke seluruh dunia, memicu pertukaran budaya yang memengaruhi nilai-nilai, termasuk percampuran budaya Barat yang liberal dengan budaya Timur yang dilindungi oleh nilai agama. Dampak negatif globalisasi membawa perubahan menuju krisis moral dan etika, menciptakan tantangan baru bagi pendidikan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 428, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Islam, meskipun memiliki sejarah yang kaya, kini menghadapi ketidaksesuaian dengan realitas masyarakat industri dan teknologi modern. Kompleksitas masalah mencakup keterbatasan sarana dan prasarana keuangan, terutama di daerah pedesaan, serta keterlambatan dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembelajaran. Media pembelajaran yang kurang memadai dan keterbatasan pengetahuan serta keterampilan pendidik dalam menggunakan teknologi menjadi hambatan nyata dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan Islam di era baru ini. Dengan mengidentifikasi dan memahami permasalahan ini, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki solusi yang dapat diimplementasikan di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo guna mengatasi berbagai tantangan dalam meningkatkan mutu pendidikan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 428, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya mengatasi problematika pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo dapat dilakukan melalui serangkaian langkah strategis. Pertama, diperlukan peningkatan kerjasama antara orang tua dan guru dalam mengawasi penggunaan gadget pada anak. Pengawasan intensif dari kedua belah pihak dapat membantu mencegah kecanduan gadget dan dampak negatifnya terhadap perkembangan moral anak. Keterlibatan orang tua dalam membatasi penggunaan gadget, memilih aplikasi yang sesuai, dan melatih tanggung jawab anak terhadap media sosial dapat memberikan dampak positif pada perkembangan anak di lingkungan sekolah. Kerjasama antara guru dan orang tua juga perlu diintensifkan untuk mengatur dan memantau penggunaan gadget di lingkungan sekolah secara lebih efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 428, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, perlu dilakukan pening- katan keterampilan guru dalam memanfaatkan media pendidikan dan teknologi. Pelatihan, seperti In House Training, dapat diselenggarakan untuk membekali guru dengan keterampilan digital yang diperlukan. Kerjasama dengan lembaga atau kampus yang memiliki program studi terkait pembelajaran berbasis digital juga dapat menjadi solusi untuk memperkaya metode pembelajaran. Guru juga dapat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "345", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan keterampilan secara mandiri melalui media sosial dan platform digital yang menyediakan tutorial terkait pembelajaran berbasis teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, lembaga pendidikan Islam perlu meningkatkan sarana dan prasarana berbasis teknologi sesuai dengan standar pendidikan nasional. Ruang belajar yang memadai, fasilitas olahraga, tempat ibadah, perpustakaan, dan laboratorium yang mendukung pembelajaran perlu diperhatikan. Manajemen efisien penggunaan sarana dan prasarana di sekolah menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pengelolaan yang mencakup perencanaan, pengorganisasian, pemberdayaan, pemeliharaan, dan pengawasan harus diimplementasikan secara matang. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo dapat lebih efektif menghadapi tantangan era Society 5.0.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 428, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam bentuk tabel, Daftar Problematika dan Solusi dalam Pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 427, "height": 264, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Problematika Pendidikan Islam Solusi 1 Ketidakjelasan Tujuan Pendidikan Islam Pemahaman dan Pembaharuan Tujuan Pendidikan 2 Inkonsistensi Kurikulum Islam Evaluasi dan Penyesuaian Kurikulum 3 Kekurangan Guru Kompeten Pelatihan dan Pengembangan Profesional Guru 4 Kesalahan Pengukuran di Tingkat Dasar Pengembangan Metode Evaluasi yang Efektif 5 Perbedaan Karakter Siswa Penanganan Faktor Biologis dan Psikologis 6 Orientasi Pendidikan Islam yang Formalitas Penguatan Pendekatan Inspiratif 7 Dampak Negatif Penggunaan Teknologi Kebijakan Bijaksana terkait Penggunaan Teknologi 8 Keterbatasan Profesionalitas Pendidik Peningkatan Kualitas Pengajaran dan Profesionalisme 9 Keterbatasan Infrastruktur Peningkatan Sarana dan Prasarana Berbasis Teknologi 10 Masalah Kurikulum dan Sistem Pendidikan Pembaruan Ilmu Pengetahuan dan Kurikulum", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 428, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel di atas mencakup beberapa problematika yang dihadapi dalam pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo beserta solusi yang dapat diimplementasikan. Langkah-langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan Islam di sekolah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 428, "height": 150, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini memiliki sejumlah keterbatasan yang perlu diakui. Pertama , batasan waktu dan sumber daya memengaruhi kedalaman analisis, membatasi penelusuran aspek tertentu dalam konteks pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo. Kedua , keterbatasan dalam pengumpulan data, termasuk waktu observasi dan akses informasi, mempengaruhi cakupan penelitian ini. Ketiga , respon subjektif para responden dapat memengaruhi interpretasi pertanyaan penelitian. Keempat , generalisasi hasil penelitian terbatas pada konteks sekolah yang bersangkutan. Kelima , keterbatasan kajian literatur menjadi pertimbangan dalam mendapatkan informasi yang relevan. Meskipun demikian, penelitian ini diharapkan memberikan wawasan yang berharga tentang problematika pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "346", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 77, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 428, "height": 150, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka menyimpulkan penelitian ini, dapat ditarik beberapa temuan utama terkait problematika pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo. Pertama, terdapat ketidakjelasan tujuan pendidikan Islam di sekolah ini, yang memerlukan pemahaman yang lebih mendalam agar proses pembelajaran dapat lebih terarah dan memberikan dampak positif bagi peserta didik. Selanjutnya, inkonsistensi dalam kurikulum Islam menunjukkan perlunya evaluasi dan penyesuaian agar kurikulum dapat lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kedua, permasalahan kekurangan guru yang memiliki kompetensi dalam mendidik dan memberikan pemahaman yang baik terkait ajaran Islam menggarisbawahi pentingnya peningkatan kualitas pendidik melalui pelatihan dan pengembangan profesionalisme.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 428, "height": 136, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam merumuskan solusi, penelitian ini menekankan pada pentingnya pemahaman dan pembaharuan tujuan pendidikan, evaluasi dan penyesuaian kurikulum, pelatihan dan pengembangan profesional guru, pengembangan metode evaluasi yang efektif, penguatan pendekatan inspiratif, kebijakan bijaksana terkait penggunaan teknologi, peningkatan kualitas pengajaran dan profesionalisme, peningkatan sarana dan prasarana berbasis teknologi, serta pembaruan ilmu pengetahuan dan kurikulum. Meskipun penelitian ini memiliki keterbatasan, diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga dan kontribusi positif dalam meningkatkan kualitas pendidikan Islam di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 65, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 428, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adlin, A. (2019). Analisis Kemampuan Guru Dalam Memanfaatkan Media Bebasis Komputer Pada Pembelajaran Di Sekolah Dasar. Jurnal Imajinasi , 3 (2), 82 – 87. Adlini, M. N., Dinda, A. H., Yulinda, S., Chotimah, O., & Merliyana, S. J. (2022). Metode penelitian kualitatif studi pustaka. Edumaspul: Jurnal Pendidikan , 6 (1), 974 – 980.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 428, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afifah, N. (2017). Problematika pendidikan di Indonesia. Elementary: Jurnal Iilmiah Pendidikan Dasar , 1 (1), 41 – 47. Amelia, C. (2019). Problematika pendidikan di Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 428, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakar, M. Y. A. (2015). Problematika Pendidikan Islam di Indonesia. Dirasat: Jurnal Manajemen Dan Pendidikan Islam , 1 (1), 99 – 123. Candra, B. Y. (2019). Problematika Pendidikan Agama Islam. ISTIGHNA: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam , 1 (1), 134 – 153.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Damopolii, M. (2015). Problematika Pendidikan Islam dan Upaya-Upaya Pemecahannya. TADBIR Jurnal Manajemen Pendidikan Islam , 3 (1), 68 – 81. Fatawi, I. (2015). Problematika Pendidikan Islam Modern. El-Hikam , 8 (2), 267 – 280. Fitriyah, I. J., Affriyenni, Y., Hamimi, E., Affifah, J. R., & Permatasari, C. A. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program peningkatan keterampilan guru dalam mengembangkan media pembelajaran berbasis digital sebagai pendukung pembelajaran daring. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (SEPAKAT) , 2 . Hadisi, L., Hakim, M. R., Musthan, Z., Nashihin, H., & Kendari, I. (2023).", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 714, "width": 404, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementation of Learning Management In Building an Attitude of Religious Tolerance at State High Schools In The Muna District. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam , (c), 1879 – 1892. https://doi.org/10.30868/ei.v12i03.4296", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "347", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hafizhah, Z. (2021). Inovasi Pendidikan Era Revolusi Industri 4.0 . Helaluddin, & Wijaya, H. (2019). Analisis Data Kualitatif: Sebuah Tinjauan Teori & Praktik . Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffray.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 428, "height": 82, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayatuladkia, S. T., Kanzunnudin, M., & Ardianti, S. D. (2021). Peran orang tua dalam mengontrol penggunaan gadget pada anak usia 11 tahun. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan , 5 (3), 363 – 372. Husaini Hasan, Hafidz, H. N. (2023). Efektivitas Pemanfaatan Media E-Learning dalam Pembelajaran Fiqih Kelas VIII di SMP IT Nur Hidayah Surakarta. Attractive : Innovative Education Journal , 4 (1), 1 – 12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 428, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadi, T., & Awwaliyah, R. (2017). Inovasi pendidikan: Upaya penyelesaian problematika pendidikan di Indonesia. Jurnal Islam Nusantara , 1 (2). Khusnul Khotimah, C. (2020). Pemikiran quraish shihab tentang peran perempuan sebagai pendidik dan relevansinya terhadap pendidikan masa sekarang . universitas alma atA.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 361, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manab, H. A. (2014). Penelitian pendidikan: Pendekatan kualitatif . Kalimedia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 428, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manik, M. A. (2016). Tantangan manajemen pendidikan islam dalam menghadapi era globalisasi. Ihya Al-Arabiyah: Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Arab , 2 (1). Muchamad Chairudin, H. N. (2023). Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Quran Surat Yusuf Ayat 13-20 Kajian Tafsir Al Misbah Karya M. Quraish Shihab. Attractive : Innovative Education Journal , 5 (2), 754 – 765. Muhammad, M., & Nurdyansyah, N. (2015). Pendekatan pembelajaran saintifik . Nizamia Learning Center.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 428, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulasi, S., & Saputra, F. (2019). Problematika Pembelajaran Pai Pada Madrasah Tsnawiyah Di Wilayah Barat Selatan Aceh. Jurnal Ilmiah Islam Futura , 2 , 269. Musdalifa, D. H., Lahmi, A., & Rahmi, R. (2022). Dampak penggunaan gadget terhadap perkembangan nilai agama dan moral anak usia dini di tk islam bakti 53 tanjung harapan pulau mainan dharmasraya. Jurnal Eduscience , 9 (2), 350 – 367. Nashihin, H., Yahya, M. D., & Aziz, N. (2020). Morality and Expression of Religious Moderation in \" Pecinan ” . (Dalimunthe 2016), 24158 – 24168.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 428, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nikita Nur Zulaecha, Hafidz, Biela Nanda Oktivibi Pertiwi, H. N. (2023). Pemanfaatan Media Sosial sebagai Dakwah Digital dalam Penyiaraan Agama Kalangan Kaum Milenial di Instagram (Ustadz Hanan Attaki). Attractive : Innovative Education Journal , 4 (1), 1 – 12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ningsih, E. R., Utari, H. S. T., & Hasna, L. F. (2022). Pengaruh Kurangnya Pengawasan Orang Tua Dalam Penggunaan Gadget Terhadap Perilaku Anak Pada Masa Pembelajaran Daring. SNHRP , 208 – 214.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 429, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurlaeli, A. (2020). Inovasi Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Pada Madrasah Dalam Menghadapi Era Milenial. Wahana Karya Ilmiah Pendidikan , 4 (01). Nurul Umah Fijanati, Hafidz, Sukadi, H. N. (2023). Etika Dakwah Menurut Pandangan Habib Husein Jafar Al Hadar dalam Channel Youtube Jeda Nulis. Attractive : Innovative Education Journal , 4 (1), 1 – 12. Pendidikan, D. (1989). Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, cet. Ke-2 Jakarta: Balai Pustaka .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pradevi, A. P. (2020). Hubungan pengawasan orang tua dalam penggunaan gadget dengan kemampuan empati anak. Jurnal Pendidikan Anak , 9 (1), 49 – 56.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 428, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmalah, P. Z., Astuti, P., Pramessetyaningrum, L., & Susan, S. (2019). Pengaruh penggunaan gadget terhadap pembentukan karakter anak usia dini. Prosiding Seminar Nasional Lppm Ump , 1 , 302 – 310.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahman, D., & Akbar, A. R. (2021). Problematika yang Dihadapi Lembaga Pendidikan Islam sebagai Tantangan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Nazzama:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "348", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 85, "width": 215, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Management Education , 1 (1), 76 – 89.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 428, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhain, A., Hafidz, Nashihin, H., Srihananto, T. H., & Hermawati, T. (2023). Tahsin Reading Assistance for Islamic Boarding School Tahfidz Qur’an Muhammadiyah Daarul Arqom Sawahan Ngemplak Boyolali. Jurnal Pengabdian Masyarakat Bestari , 2 (1), 27 – 44. https://doi.org/10.55927/jpmb.v2i1.2729", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 428, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rismayani, R., Lestari, E. A., & Tarigan, N. N. U. B. (2021). Problematika sarana dan prasarana pendidikan. Al-Ulum: Jurnal Pendidikan Islam , 2 (2), 136 – 149. Rukajat, A. (2018). Pendekatan penelitian kuantitatif: quantitative research approach . Deepublish.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 428, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusdi, R. (2018). Implementasi Teori Kreativitas Graham Wallas Dalam Sekolah Kepenulisan di Pesantren Mahasiswa Hasyim Asy’ari Cabeyan Yogyakarta. Muslim Heritage , 2 (2), 259 – 274. Sanjaya, W. (2012). Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan . Saputri, R. D. R., & Setyawan, A. (2022). Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Perkembangan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar. AMAL INSANI (Indonesian Multidiscipline of Social Journal) , 3 (1), 24 – 31.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 428, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarwadi, S., & Nashihin, H. (2023). Character Education between The Western Context and Islamic Perpective. Al Hikmah: Journal of Education , 4 (1), 1 – 12. https://doi.org/10.54168/ahje.v4i1.146 Sumarjoko, Braham Maya Baratullah, A. A., Musthan, Z., Ulfa, H., Sarwadi, Ahmadi, & Nashihin, H. (2023). Pesantren Property : Case study in Pesantren Property Ploso ,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 373, "width": 404, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banguncipto Village , Sentolo District , Kulon Progo Regency. Namibian Studies , 33 , 3399 – 3415.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 428, "height": 136, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumiati, T. (2011). Problematika pendidikan di Indonesia dan solusi pemecahannya. Jurnal Statement: Media Informasi Sosial Dan Pendidikan , 1 (1), 43 – 48. Syahroni, M., Dianastiti, F. E., & Firmadani, F. (2020). Pelatihan media pembelajaran berbasis teknologi informasi untuk meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran jarak jauh. International Journal of Community Service Learning , 4 (3), 170 – 178. Syaiful Anam, H. N. (2023). Metode Penelitian (Kualitatif, Kuantitatif, Eksperimen, dan R&D) . Padang: PT GLOBAL EKSEKUTIF TEKNOLOGI. Retrieved from https://www.google.co.id/books/edition/Metode_Penelitian_Kualitatif_Kuantit atif/w-bFEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 108, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tolchah, M. (2020). Problematika Pendidikan Agama Islam dan solusianya . Kanzun Books. Triana, N., Yahya, M. D., Nashihin, H., Sugito, S., & Musthan, Z. (2023). Integrasi Tasawuf Dalam Pendidikan Islam dii Pondok Pesantren. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam , 12 (01), 299 – 314. https://doi.org/10.30868/ei.v12i01.2917 Ulfa, H., Kurniandini, S., & Ihsan, A. M. (2023). The Enforcement of Marriage Law ( No 16 of 2019 ) Through The Ambassadors of Child Marriage Prevention in Tembarak District , Temanggung Regency I . Introduction. Pena Justisia: Media Komunikasi Dan Kajian Hukum , 22 (1), 309 – 325.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 429, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, W. (2023). Problematika pendidikan islam di era society 5.0. Atthiflah: Journal of Early Childhood Islamic Education , 10 (2), 220 – 229. Zakarya, Hafidz, Martaputu, H. N. (2023). Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi Belajar peserta didik di SMA Muhammadiyah 1 Surakarta. Pendidikan Agama Islam (PAI) Dalam Kurikulum Nasional , 2 (2), 1 – 13. Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe penelitian deskripsi dalam ilmu komunikasi. Diakom: Jurnal Media Dan Komunikasi , 1 (2), 83 – 90.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 742, "width": 428, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zubair, M., Ndapamede, P. U. R., Fadhila, R. N., Asfani, M. D., Dewi, N. S., Akbar, M.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 393, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problematika Pendidikan Islam Masa Kini di SMP Islam Amanah Ummah Mojolaban Sukoharjo", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 35, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "349", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 85, "width": 404, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y. Z., … Faturahman, M. (2022). Meningkatkan Kesadaran Diri Masyarakat Desa Batuyang Tentang Pentingnya Menjaga Kebersihan Diri Dan Lingkungan. Jurnal Pengabdian Magister Pendidikan IPA , 5 (3), 80 – 85.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 157, "width": 158, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright Holder : © Juni Swan Pangesti, et al., (2023).", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 194, "width": 195, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First Publication Right : © Attractive : Innovative Education Journal", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 230, "width": 94, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is under:", "type": "Text" } ]
6f8fd293-2946-c728-fba2-37558c6f8ec1
https://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/download/7059/3271
[ { "left": 149, "top": 36, "width": 172, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Equalita, Vol. 2 Issue 1, Juni 2020", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 48, "width": 358, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Avaliable online at http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/7049", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 72, "width": 393, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan oleh Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 793, "width": 190, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ 2020 Author. Jurnal Equalita", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 124, "width": 423, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGUATAN KETERAMPILAN BAHASA INGGRIS PEKERJA MIGRAN INDONESIA (PMI) CIREBON", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 423, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani [email protected] IAIN Syekh Nurjati Cirebon", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 57, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maimunah", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 199, "width": 118, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 142, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IAIN Syekh Nurjati Cirebon", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 247, "width": 441, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Received: 20 April 2020.  Accepted: 23 Mei 2020  Published online : 30 Juni 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 47, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 454, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dalam rangka turut menyelesaikan satu dari beberapa persoalan yang dihadapi oleh Pekerja Migran Indonesia. Penelitian yang mengambil topic tentang Penguatan Keterampilan Bahasa Inggris bagi Calon Pekerja Migran Indonesia ini dilakukan di Pondok Pesantren Al-Quranniyah, Krangken, Indramayu. Penelitian dilakukan selama empat bulan dalam bentuk pendidikan dan pengajaran. Output dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan bahasa Inggris CPMI di Indramayu. Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Dinas Ketenagakerjaan Indramayu dan Pengasuh, guru, ustadz, dan santri di Pondok Pesantren Al-Quranniyyah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 423, "width": 309, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Keterampilan Bahasa Inggris, Pekerja Migran. Indramayu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 57, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 458, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is carried out in order to find an alternative solution to solve problems faced by Indonesian Migrant Workers. The title of the researchis Improving the Capability of Potential Indonesian Migrant Worker in English. The program was carried out at Al-Quraniyyah Islamic Boarding School, Krangken, Indramayu. The program was completed for four months. The output of this activity is the increasing skill in English of potential Migran worker in Indramayu. The parties involved in this activity are the Department of Manpower,Indramayu, Kyai or respected religious leader, teachers, and students at the Al-Quranniyyah Islamic Boarding School.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 244, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: English skill, Migrant Worker, Indramayu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 121, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 456, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jaminan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang mengadu nasib di negeri orang di nilai belum optimal. Padahal, UU No. 18 tahun 2017 tentang perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) sudah mengatur jaminan perlindungan TKI sejak keberangkatan hingga kepulangan ketanah air. Pemberian pelatihan dan penguatan ketrampilan berbahasa Inggris membantu dan memudahkan PMI berkomunikasi dengan orang asing di tempat mereka bekerja. Berdasarkan penelitian dan pengabdian sebelumnya, diketahui bahwa terdapat kebutuhan pelatihan penguatan kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 456, "height": 161, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahasa PMI secara berkelanjutan karena; Pertama, kemampuan bahasa tidak bisa dilakukan hanya satu kali dengan waktu 4 (empat) bulan. Kedua, pada program sebelumnya, target peserta hanya 30 peserta. Padahal, seperti yang kita tahu, jumlah PMI kita saat ini berdasarkan data yang ada di Indonesia berdasarkan hasil analisis data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) tahun 2012 menunjukkan bahwa terdapat 6,5 juta pekerja migran Indonesia. Artinya, kebutuhan akan pelatihan peningkatan bahasa masih tinggi untuk dapat menyiapkan kemampuan bahasa PMI sebelum mereka diberangkatkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 456, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tanggal 25 Oktober 2017 DPR telah mensahkan UU Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Nomor 18 tahun 2017. Berdasarkan UU tersebut, definisi dari pekerja migran Indonesia adalah setiap warga negara Indonesia yang akan sedang atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 456, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UU tersebut lahir sebagai upaya pemenuhan hak Pekerja Migran Indonesia untuk mendapatkan perlindungan dari pemerintah Republik Indonesia. Perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) merupakan segala upaya untuk melindungi kepentingan calon PMI dan keluarganya dalam mewujudkan terjaminnya pemenuhan haknya dalam keseluruhan kegiatan sebelum bekerja, selama bekerja dan setelah bekerja dalam aspek hukum, ekonomi dan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 456, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya tujuan dari perlindungan calon PMI adalah, (1) Menjamin pemenuhan dan penegakan hak asasi manusia sebagai warga negara dan PMI; dan (2) Menjamin perlindungan hukum, ekonomi dan sosial PMI dan keluarganya. Penguatan peran negara baik di tingkat pusat dan daerah menunjukkan komitmen negara untuk memberikan perlindungan kepada PMI dan penghormatan hak asasi manusia.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 542, "width": 37, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 444, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugas dan Tanggung Jawab Pemerintah Pusat Pemerintah Provinsi Pemerintah Kabupaten/Kota Pemerintah Desa Menjamin perlindungan dan pemenuhan hak PMI Memberikan perlindungan PMI sebelum dan setelah bekerja. Memberikan perlindungan PMI sebelum dan setelah bekerja Melakukan pemberdayaan kepada calon PMI, PMI dan keluarganya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 55, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengatur, membina,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 98, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melaksanakan dan mengawasi penyelengaraan penempatan PMI", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 678, "width": 93, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menerbitkan ijin kantor cabang perusahaan PMI dan melaporkan hasil evaluasinya secara berjenjang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 678, "width": 94, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melaporkan hasil evaluasi terhadap perusahaan penempatan PMI", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 734, "width": 92, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada Pemprov.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 426, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memfasilitasi pemenuhan persyaratan administrasi kependudukan calon PMI Membentuk dan Mengatur, Menyosialisasikan Menerima dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 424, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan sistem informasi terpadu membina, melaksanakan dan mengawasi penyelenggaraan penempatan PMI informasi dan permintaan PMI kepada masyarakat, membuat basis data PMI. memberikan informasi dan permintaan pekerjaan dari instansi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 214, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melakukan koordinasi kerja sama antar instansi dalam menanggapi pengaduan dan penanganan kasus PMI Dapat membentuk layanan terpadu satu atap penemapatan dan perlindungan PMI.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 128, "width": 98, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat membentuk layanan terpadu satu atap penempatan dan perlindungan PMI", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 448, "height": 325, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melakukan verifikasi data dan pencatatan calon PMI Mengurus kepulangan PMI Menyediakan pos bantuan dan pelayanan di tempat pemberangkatan dan pemulangan PMI Mengurus kepulangan PMI Melakukan pemantauan keberangkatan dan kepulangan PMI Menyediakan dan memfasilitasi pelatihan calon PMI Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kerja Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan kerja serta melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga pendidikan dan pelatihan kerja di kabupaten/kota", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 456, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan table di atas dapat kita lihat bahwa pemenuhan hak pendidikan dan pelatihan kerja merupakan tugas pemerintah baik di tingkatan Kabupaten/Kota, Provinsi dan Pusat. Amanat undang-undang tersebut harus dilaksanakan agar dapat melindungi dan meminimalisir tingginya kasus kekerasan yang dialami oleh pekerja migrant kita di luar negeri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 456, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan. Output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kemampuan bahasa Inggris 30 orang calon Buruh Migran Indonesia di wilayah Indramayu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 456, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerja Migran Indonesia yang bekerja ke luar negeri dengan tujuan negara- negara berbahasa Inggris masih minim penguatan bahasa sebelum mereka diberangkatkan. Berdasarkan data yang ada, beberapa negara tujuan yang banyak dipilih oleh dari para calon Pekerja Migran Indonesia adalah Negara – Negara berbahasa Inggris, seperti Singapore, Hong Kong, serta Negara lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 456, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun beberapa Negara lain yang menjadi daerah tujuan utama bukan Negara berbahasa Inggris, sebagai bahasa Internasional yang paling banyak digunakan di dunia,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 456, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "para pekerja migrant tetap membutuhkannya. Oleh sebab itu, pelatihan ini bertujuan meningkatkan kemampuan bahasa Inggris calon PMI. Berikut ini adalah materi penguatan bahasa untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI). Hal ini terangkum dalam Rumusan Masalah dari kegiatan ini yaitu Bagaimanakah tingkat penguasaan bahasa asing bagi PMI?", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 456, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan Penelitian ini adalah (1) mendapatkan gambaran tentang pengetahuan dan kemampuan bahasa Asing calon Pekerja Migran Indonesia dan (2) Menyiapkan PMI yang lebih berkualitas melalui penguatan bahas asing sehingga melahirkan rasa percaya diri dan kekuatan diri para pekerja imigran Indonesia dalam bekerja di luar negeri. Maka, dengan memiliki kemapuan bahasa Inggris diharapkan para PMI lebih memiliki rasa kepercayaan diri. Sehingga, hasil secara tidak langsung yang diharapkan adalah meminimalisir berbagai persoalan PMI seperti kekerasan, penipuan dan tindakan lain yang merugikan PMI", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 178, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 456, "height": 226, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu; membangun komunikasi dengan dinas dan pihak terkait. Dalam hal ini dengan Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Indramayu. Membangun komunikasi dengan Tokoh masyarakat setempat. Dalam hal ini adalah pimpinan Pondok Pesantren al-Quranniyah. Selanjutnya dilakukan Need Assessment: Need Assement adalah sebuah kegiatan yang dilakukan sebelum pelasanaan program. hasil dari kegiatan ini adalah terdatanya kebutuhan terkait penguatan bahasa asing calon peserta pelatihan. Pelatihan Penguatan Bahasa Inggris Calon BMI di Pondok Pesantren Al-Qur’anniyah. Evaluasi dan Monitoring. Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat kendala dan masalah yang pada saat pelaksanaan penelitian . Juga m elibatkan beberapa pihak sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 606, "width": 164, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Disnakertrans Indramayu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 456, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk keterlibatan dari pihak Dinas adalah dalam hal kelengkapan data terkait Pekerja Migran Indonesia (PMI) di wilayah Indramayu. Tugas Pokok Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja diantaranya adalah merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis di bidang penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan dan perlindungan tenaga kerja luar negeri serta perluasan kesempatan kerja. Selain itu, Kepala Bidang Penempatan Tenaga Kerja juga meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 456, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) perumusan kebijakan teknis di bidang penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan dan perlindungan tenaga kerja luar negeri serta perluasan kesempatan kerja;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 456, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) pelaksanaan kebijakan teknis di bidang penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan dan perlindungan tenaga kerja luar negeri serta perluasan kesempatan kerja;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 456, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) pembinaan teknis di bidang penempatan tenaga kerja dalam negeri, penempatan dan perlindungan tenaga kerja luar negeri serta perluasan kesempatan kerja;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 456, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) pelaksanaan koordinasi pemberian dan penyebarluasan informasi pasar kerja dalam pelayanan antar kerja kepada pencari kerja dan pemberi kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 456, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) pelaksanaan koordinasi penyuluhan dan bimbingan jabatan dalam pelayanan antar kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 456, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) pelaksanaan koordinasi perantaraan kerja dalam pelayanan antar kerja serta perluasan kesempatan kerja kepada masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 456, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) pelaksanaan verifikasi penerbitan izin kepada lembaga penempatan tenaga kerja swasta;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 456, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) pelaksanaan promosi penyebarluasan informasi syarat-syarat dan mekanisme bekerja ke luar negeri kepada masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 456, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) pelaksanaan koordinasi pendaftaran, perekrutan dan seleksi calon Tenaga Kerja Indonesia (TKI);", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 36, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10) dll", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 456, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, pelibatan Kepala Penempatan Tenaga Kerja menjadi sangat penting dalam hal ini berkaitan dengan informasi terbaru tentang jumlah CPMI dan Negara yang menjadi tujuan CPMI. Penempatan Tenaga Kerja, membawahkan (1) Seksi Penempatan Tenaga Kerja Dalam Negeri; (2) SeksiPenempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Luar Negeri; dan (3) Seksi Perluasan Kesempatan Kerja.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 627, "width": 259, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pengasuh PP. AL-QUR’ANNIYAH Indramayu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 456, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian penguatan Bahasa Inggris bagi calon PMI dilaksanakan di Pondok pesantren yang terletak di Desa dukuh Jati, Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu. Pondok pesantren ini didirikan tahun 1965. Keterbukaan pihak Pesantren, khususnya Pengasuh Pondok Pesantren, KH. Zuhri memungkinkan adanya kerjasama untuk pelaksanaan penelitian penguatan bahasa dalam hal pengorganisiran peserta, tempat, dan lainnya .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 82, "width": 195, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. TEMUAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 456, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indramayu merupakan salah satu wilayah Kerisedenan Cirebon. Indramayu merupakan salah satu daerah pengirim PMI tertinggi di Indonesia. Penguatan pelatihan bahasa Inggris kepada masyarakat dilakukan di Pondok Pesantren Al-Qur’aniyyah. Pemilihan Pondok Pesantren sebagai tempat pelaksanaan penelitian karena lokasi pesantren yang berada di tengah-tengah masyarakat, terletak di Krangken Indramayu. Daerah ini merupakan salah satu wilayah dengan jumlah PMI tertinggi di wilayah Indramayu seperti yang terlibat berdasarkan table di bawah ini", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 249, "width": 204, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REKAPITULASI PENDAFTARAN CPMI TAHUN 2017", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 284, "width": 365, "height": 483, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PER KECAMATAN KABUPATEN INDRAMAYU NO KECAMATAN L P JUMLAH 1 ANJATAN 47 755 802 2 ARAHAN 24 265 289 3 BALONGAN 101 586 687 4 BANGODUA 30 320 350 5 BONGAS 27 442 469 6 CANTIGI 37 294 331 7 CIKEDUNG 20 320 340 8 GABUSWETAN 33 370 403 9 GANTAR 7 190 197 10 HAURGEULIS 17 368 385 11 INDRAMAYU 512 836 1,348 12 JATIBARANG 61 716 777 13 JUNTINYUAT 182 1,371 1,553 14 KANDANGHAUR 42 606 648 15 KARANGAMPEL 66 695 761", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 57, "width": 356, "height": 486, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 KEDOKANBUNDER 43 512 555 17 KERTASEMAYA 42 715 757 18 KRANGKENG 55 824 879 19 KROYA 24 420 444 20 LELEA 56 450 506 21 LOHBENER 46 568 614 22 LOSARANG 22 402 424 23 PASEKAN 22 155 177 24 PATROL 18 479 497 25 SINDANG 32 357 389 26 SLIYEG 81 836 917 27 SUKAGUMIWANG 29 471 500 28 SUKRA 18 457 475 29 TERISI 23 429 452 30 TUKDANA 47 699 746 31 WIDASARI 25 393 418 JUMLAH 1,789 16,301 18,090", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 566, "width": 204, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REKAPITULASI PENDAFTARAN CPMI", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 581, "width": 342, "height": 194, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TAHUN 2018 PER KECAMATAN KABUPATEN INDRAMAYU NO KECAMATAN L P JML 1 ANJATAN 155 850 1,005 2 ARAHAN 63 402 465 3 BALONGAN 224 573 797 4 BANGODUA 83 394 477 5 BONGAS 77 515 592 6 CANTIGI 111 357 468", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 57, "width": 343, "height": 556, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 CIKEDUNG 45 377 422 8 GABUSWETAN 83 473 556 9 GANTAR 30 219 249 10 HAURGEULIS 62 428 490 11 INDRAMAYU 125 673 798 12 JATIBARANG 113 789 902 13 JUNTINYUAT 333 1449 1,782 14 KANDANGHAUR 111 640 751 15 KARANGAMPEL 122 736 858 16 KEDOKANBUNDER 97 663 760 17 KERTASEMAYA 216 760 976 18 KRANGKENG 125 929 1,054 19 KROYA 76 679 755 20 LELEA 96 564 660 21 LOHBENER 92 684 776 22 LOSARANG 50 524 574 23 PASEKAN 45 189 234 24 PATROL 87 711 798 25 SINDANG 70 442 512 26 SLIYEG 211 1019 1,230 27 SUKAGUMIWANG 77 494 571 28 SUKRA 43 629 672 29 TERISI 56 552 608 30 TUKDANA 183 886 1,069 31 WIDASARI 57 480 537 JUMLAH 3318 19080 22,398", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 456, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan table di atas dapat di ketahui bahwa Krangkeng merupakan salah satu daerah dengan jumlah PMI tertinggi di wilayah Indramayu. Sebanyak 55 PMI laki- laki dan 824 PMI perempuan di tahun 2017 menjadi pekerja migran. Selanjutnya, terjadi peningkatan pada tahun 2018 sebanyak 125 PMI laki-laki dan 925 PMI perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 456, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masih berdasarkan data di atas, belum terjadi perubahan tren tentang tingginya jumlah perempuan yang menjadi pekerja migrant. Pada tahun 2017, jumlah laki-laki yang menjadi PMI sebanyak 1.787 dan perempuan sebanyak 16.301. Di tahun", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 456, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selanjutnya, pada tahun 2018, jumlah laki-laki naik menjadi 3.318 dan peningkatan juga terjadi pada perempuan yang menjadi PMI yaitu sebesar 19.080.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 456, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika tren tentang jumlah laki-laki dan perempuan yang menjadi PMI belum mengalami perubahan, hal yang sebaliknya terjadi pada tren tentang negara tujuan PMI. Sejak diterapkannya moratorium untuk sektor non-formal di beberapa negara di Timur Tengah, jumlah PMI yang menjadikan negara Timur Tengah sebagai negara tujuan juga menjadi turun. Hal tersebut dapat terlihat pada table di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 205, "width": 203, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REKAPITULASI PENDAFTARAN CTKI PER NEGARA", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 237, "width": 445, "height": 534, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2017 NO NEGARA L P JUMLAH 1 BRUNAI DARUSSALAM 55 100 155 2 HONG KONG 1 3,904 3,905 3 MALAYSIA 491 2,049 2,540 4 SINGAPURA 3 2,354 2,357 5 TAIWAN 769 7,686 8,455 6 KOREA SELATAN 467 157 624 7 JEPANG 3 51 54 JUMLAH 1,789 16,301 18,090 TAHUN 2018 PER NEGARA KABUPATEN INDRAMAYU NO NEGARA L P JML 1 BRUNAI DARUSSALAM 98 197 295 2 HONG KONG 41 4283 4,324 3 MALAYSIA 688 2202 2,890 4 SINGAPURA 13 2880 2,893 5 TAIWAN 1949 9370 11,319 6 KOREA SELATAN 510 64 574 7 SAUDI ARABIA 4 10 14 8 UNITED ARAB EMIRATES 3 5 8 9 BAHRAIN 3 66 69 10 OMAN 0 1 1 11 KUWAIT 9 2 11", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 62, "width": 408, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUMLAH 3,318 19,080 22,398", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 456, "height": 204, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai kasus kekerasan hingga eksekusi mati PRT migran Indonesia di Arab Saudi membuat Pemerintah Indonesia kembali mengeluarkan kebijakan moratorium penghentian pengiriman TKI khususnya PRT migran ke 21 negara di Timur Tengah yang mulai diberlakukan pada 1 Juli 2015 melalui Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 260 Tahun 2015. Tidak hanya sekali, sebelumnya Pemerintah juga telah mengeluarkan moratorium yang sama untuk Malaysia (2009) dan Saudi Arabia (2011) atas pertimbangan yang sama yaitu dikarenakan banyaknya jumlah kasus kekerasan yang dialami TKI di negara penempatan, Sehingga moratorium dikeluarkan untuk tujuan melakukan perlindungan TKI di negara-negara yang kerap bermasalah, merendahkan kemanusiaan dan martabat Indonesia di dunia Internasional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 456, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak moratorium tersebut adalah terjadi pergeseran tren negara yang menjadi tujuan PMI khususnya yang berada di Indramayu. Berdasarkan table di atas, dapat di lihat bahwa beberapa negara yang menjadi tujuan PMI di Indramayu adalah negara-negara yang menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasionalnya. Hongkong, Malaysia dan Singapura adalah negara-negara yang berbahasa Inggris.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 456, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 2017 terdapat 3,905 PMI yang menjadikan Hongkong sebagai negara tujuan. Sementara di tahun 2018 terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya menjadi 4,324 PMI yang menjadikan Hongkong sebagai negara tujuan.Sementara itu, Malaysia dan Singapura juga menjadi negara berbahasa Inggris lain yang menjadi tujuan PMI di wilayah Indramayu 2,540 Malaysia tahun 2017 dan Singapura 2,357 tahun 2017. Selanjutnya, pada tahun 2018 jumlah PMI yang menjadikan Malaysia sebagai negara tujuan sebanyak 2,890 dan Singapura 2,893 PMI. Artinya, pada tahun 2017", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 456, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, program-program pelatihan yang ada di Indramayu tidak banyak yang dilakukan oleh pemerintah bagi CPMI yang akan bekerja ke negara-negara berbahasa Inggris. BLK (Balai Latihan Kerja) Dinas Tenaga Kerja Indramayu merupakan salah satu lembaga yang ada di Dinas Tenaga Kerja Indramayu. BLK berada di lingkungan Dinas Tenaga Kerja yang beralamat di Jl. Jend. Gatot Subroto No. 01 Indramayu 45216 dan Telepon: (0234) 274382Email: [email protected]. UPTD ini memberikan layanan pelatihan kerja secara gratis untuk masyakat umum. Hal ini dapat terlihat pada brosur di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 456, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan brosur di atas dapat kita lihat bahwa sampai dengan saat ini, program dalam Balai Latihan Kerja atau BLK antara lain adalah:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 262, "width": 63, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Juru Las", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 283, "width": 173, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Mekanik Junior Sepeda Motor", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 304, "width": 128, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Operator basic Office", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 325, "width": 143, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Junior Graphic Designer", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 346, "width": 148, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Junior Technical Support", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 367, "width": 194, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Garmen (Menjahit Pakaian Dasar)", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 388, "width": 150, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Eknik Pendingan AC Split", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 409, "width": 71, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Caretaker", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 456, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain BLK yang dibawah Dinas Tenaga Kerja, terdapat juga LPK atau Lembaga Pendidikan Keterampilan yang cukup banyak di wilayah Indramayu. LPK merupakan lembaga yang berdiri untuk merespon adanya program pemerintah G to G atau Government to Government untuk memenuhi persyaratan Bahasa asing . Berikut adalah contoh-contoh brosur pelatihan bahasa yang dilakukan oleh LPK .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 456, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di awal program pada 2004-2006, penempatan TKI ke Korea Selatan dilakukan oleh Kemenakertrans sebelum Badan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 456, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia atau BNP2TKI dibentuk. Namun, sejak tahun 2007 sampai saat ini penempatan TKI ke Korea melalui program G to G dilakukan oleh BNP2TKI.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 456, "height": 162, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program G to G yang ada saat ini adalah untuk Negara Jepang dan Korea. Artinya, persiapan bahasa lebih banyak pada dua bahasa tersebut karena program G to G mensyaratkan kemapuan bahasa. Sementara, untuk Negara lain, termasuk Negara berbahasa Inggris belum ada. Padahal, Calon Pekerja Migran Indonesia atau CPMI yang menjadikan Negara yang berbahasa Inggris sebagai Negara tujuan cukup banyak yaitu 8.801 antara tahun 2017 dan 10.107 pada tahun 2018 berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Tenaga Kerja Indramayu. Angka tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan jumlah PMI yang bekerja di Korea ataupun Jepang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 456, "height": 204, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam wawancara yang dilakukan dengan Kepala Bagian Penempatan Luar Negeri Dinas Tenaga Kerja Indramayu dikatakan bahwa persiapan bahasa diberikan oleh Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia atau P3MI dahulu bernama PJTKI (Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Sukirman, Wawancara. 18 Oktober 2019). Artinya, pemerintah belum memastikan secara langsung persiapan bahasa CPMI atau Calon Pekerja Migran Indonesia sebelum mereka diberangkatkan. Pemerintah menyerahkan persoalan tersebut kepada P3MI sebagai perusahaan swasta yang akan memberangkatkan PMI. Padahal sampai dengan saat ini, kritik terhadap kinerja P3MI masih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga yang konsen terhadap isu pekerja migrant.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 456, "height": 121, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, penguatan Bahasa Inggris dilakukan di daerah yang banyak PMI karena asumsinya antusiasme masyarakat untuk bekerja di luar negeri kedepan masih cukup tinggi. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan jumlah PMI antara tahun 2017-2018 . Pelatihan Bahasa Inggris yang dilakukan di Pondok Pesantren Al- Qur’anniyah dilaksanakan pada santri dengan target jumlah peserta sebanyak 30 peserta .", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 623, "width": 288, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apa yang ingin Anda lakukan setelah lulus?", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 662, "width": 39, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bekerja", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 696, "width": 97, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melanjutkan sekolah/Pesantren", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 730, "width": 44, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menikah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 456, "height": 98, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Survey yang dilakukan pada saat tentang apa yang ingin mereka lakukan setelah lulusa sekolah menunjukkan hasil sebanyak 85% menyatakan mereka akan bekerja setelah mereka lulus dari sekolah. Selanjutnya, 15% dari mereka menyatakan bahwa mereka ingin melanjutkan sekolah dan 0% yang menjawab ingin menikah setelah lulus sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 456, "height": 77, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan berbahasa Inggris rata-rata peserta masih rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai saat mereka mengikuti tes kemampuan dasar berbahasa Inggris. Meski demikian, sebanyak 85% peserta menjawab Bahasa Inggris dan hanya 15% yang menjawab bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 447, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tes kemampuan dasar peserta. 70% peserta dapat menjawab dengan baik pertanyaan dasar seperti :", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 455, "width": 333, "height": 98, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How old are you? (a). No, I am not (b). I’m 20 (c). I 20 Where are they from? (a). There are from Indonesia (b) They’re from Indonesia (c). I’m from Indonesia Do you have a brother or sister? (a). No. I not have (b). No, They don’t (c). No, I don’t", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 456, "height": 99, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penguatan bahasa Inggris selain dampak langsung terdapat juga dampak tidak langsung. Dampak langsung dari kegiatan pendampingan ini adalah adalah adanya 29 siswa di wilayah Indramayu yang memiliki skill bahasa Inggris yang lebih baik dari sebelumnya khususnya terkait topik-topik dasar seperti tentang cara pengenalan diri, berdialog di airport, rumah sakit, dll.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 249, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak tidak langsung dari kegiatan ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 470, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menumbuhkan kesadaran diri siswi-siswi ponpes untuk memiliki ketrampilan sebagai bekal diri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 737, "width": 470, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Meningkatkan kesadaran Masyarakat dan pihak Pondok Pesantren tentang persiapan ketrampilan dan kemampuan bahasa bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri.", "type": "List item" }, { "left": 220, "top": 260, "width": 187, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa apa yang ingin Anda", "type": "Section header" }, { "left": 287, "top": 277, "width": 53, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kuasai?", "type": "Text" }, { "left": 412, "top": 311, "width": 36, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inggris", "type": "Text" }, { "left": 412, "top": 331, "width": 41, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arab Lainnya", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 125, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Royani Afriani, Maimunah", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 219, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (1), Juni 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 517, "top": 794, "width": 13, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 470, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Meningkatkan kesadaran masyarakat penting bahasa Inggris pada saat ini bagi setiap orang tidak hanya bagi mereka yang ingin bekerja di luar negeri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 470, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Menumbuhkan semangat belajar bahasa Inggris bagi masyarakat umum dan Pondok Pesantren", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 166, "width": 104, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 456, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelibatan secara langsung dengan dinas terkait seperti Dinas Tenaga Kerja pada kegiatan pengabdian di masyarakat menjadi sangat penting untuk dilakukan karena beberapa hal seperti:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 247, "width": 422, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tersedianya data terbaru tentang kondisi PMI dan CPMI di wilayah Indramayu.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 268, "width": 470, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tersedianya informasi tentang informasi pelatihan yang disediakan baik oleh pemerintah maupun swasta.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 470, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kerjasama antara lembaga pendidikan dan dinas terkait perlu terus diupayakan dibangun agar proses pendampingan menjadi lebih mudah dilakukan dan menyasar secara langsung pada target sasaran", "type": "List item" }, { "left": 271, "top": 411, "width": 85, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 366, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/--- ilojakarta/documents/publication/wcms_366944.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 454, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.republika.co.id/berita/q1p84r428/bahasa-masih-jadi-kendala pekerja- migran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 456, "height": 84, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam nusantara/14/10/23/ndvkxy- pondok-pesantren-alquraniyah-krangkeng-bentengi-moral-masyarakat-2habis Ibad, M,I,. Muthahhari, N,. Ikhtiyarini, P,. Fathulloh,. Maarif, A.B,.and Nuraini. F,. 2013. Buruh migran menggugat: laporan pemantauan keterbukaan informasi publik di sektor migrasi ketenagakerjaan. Yogyakarta: Pusat Sumber Daya Buruh Migran- Infest Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 456, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan Tahun 2016, Internasiola Labour Organization (ILO). www.ilo.org Laporan Tahun 2017, Internasiola Labour Organization (ILO). www.ilo.org Rahayu, M,D, and Isbandono,P,I. 2010. Pengawasan terhadap PPTKIS (pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta) oleh dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Kependudukan Provinsi Jawa Timur: studi pada pra penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. Jakarta: Universitas Negeri Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 424, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang No.18 tahun 2017 tentang Perlindungan Pekerja Migran Indonesia", "type": "Text" } ]
0e4ddbd0-9c01-75ca-c17f-0fb01202bbe6
https://jurnal.lapan.go.id/index.php/jurnal_tekgan/article/download/2999/2487
[ { "left": 321, "top": 36, "width": 207, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review Visualisasi Schlieren Pada ... (Jefri Abner Hamonangan)", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 153, "top": 60, "width": 298, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REVIEW VISUALISASI SCHLIEREN PADA TEROWONGAN ANGIN SUPERSONIK (REVIEW of SCHLIEREN VISUALIZATION in", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 108, "width": 202, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SUPERSONIK WIND TUNNEL)", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 160, "width": 255, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jefri Abner Hamonangan Pusat Teknologi Penerbangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 222, "width": 291, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima: 27 Juli 2018; Direvisi: 07 Februari 2019; Disetujui: 5 Maret 2019", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 265, "width": 64, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 456, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wind tunnel is a facility that simulates an airflow with a variety of speed through an object. Researchers and engineers use wind tunnel to observe and to evaluate the object behavior in a certain speed of air. There are two methods to observe the object behavior in wind tunnel, with balance and with visualization by Schlieren method. This paper will present the visualization method and the Schlieren apparatus as the instrument in use for visualization in a wind tunnel.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 265, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Visualization, Schlieren , Wind Tunnel, Supersonik,", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 430, "width": 57, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 456, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terowongan angin merupakan sebuah fasilitas yang mensimulasikan aliran udara dengan berbagai variasi kecepatan pada sebuah benda. Peneliti dan perekayasa menggunakan terowongan angin untuk mengamati dan mengevaluasi perilaku sebuah benda pada kecepatan udara tertentu. Terdapat dua metode dalam proses pengamatan perilaku benda pada pengujian terowongan angin, yaitu dengan menggunakan balance dan visualisasi dengan menggunakan Schlieren.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 566, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Visualisasi, Schlieren, Terowongan Angin, Supersonik", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 36, "width": 209, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 1 - 10", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 63, "width": 124, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 78, "width": 214, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk memvisualisasikan densitas atau perubahan indeks bias cairan, gas, dan benda padat seperti: shadowgraph , Schlieren dan interferometri. Metode-metode tersebut berguna untuk", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 214, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memvisualisasikan perubahan suhu, gelombang kejut di terowongan angin, area non-homogen pada lembar kaca, dan lain-lain. Pola konveksi. Dalam makalah ini, kita akan membahas metode", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 214, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schlieren dan aplikasi sebagai visualisasi dalam terowongan angin supersonik. Kata \"Schlieren\" itu sendiri berasal dari bahasa Jerman \"Schliere\" yang berarti pola seperti garis (Bunjong, Pussadee, & Wattanakasiwich, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 348, "width": 124, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Schlieren", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 215, "height": 423, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan shadowgraph merupakan metode yang hampir mirip, yaitu bahwa perbedaan indeks bias pada media transparan seperti fluida, udara dan air dapat membiaskan atau membelokkan cahaya (Settles, 2018; Settles & Hargather, 2017). Tetapi ada beberapa perbedaan dari kedua teknik tersebut. Pada metode shadowgraph , gambar yang dihasilkan bukanlah gambar optik yang difokuskan; itu merupakan sebuah bayangan (Imano, 2014; Kudo, 2015). Metode Schlieren dan shadowgraph terkait erat tetapi ada beberapa perbedaan. Schlieren sering digunakan untuk memvisualisasikan dua distribusi gradien indeks bias dimensi dalam media transparan yang homogen (Ting & Chen, 2013). Gambaran Schlieren, merupakan gambar optik yang dibentuk oleh lensa. Kedua, metode Schlieren memerlukan ujung pisau ( knife edge) untuk memotong cahaya yang dibiaskan, hal ini tidak diperlukan pada metode shadowgraph . Yang terakhir, tingkat iluminasi Schlieren mengacu pada turunan spasial pertama dari indeks bias pada Schlieren !\" !# (Mier &", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 772, "width": 214, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hargather, 2016) sedangkan pada", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 63, "width": 215, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "shadowgraph mengacu pada turunan spasial kedua atau laplace ! $ \" ! $ # (Mier &", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 98, "width": 215, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hargather, 2016) (Settles, 2001b). Pengaturan formasi untuk teknik shadowgraph dapat dilihat di Gambar 1-1.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 290, "width": 196, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1-1: Skematik teknik shadowgraph", "type": "Caption" }, { "left": 349, "top": 329, "width": 179, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Robert Hooke menemukan metode", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 344, "width": 101, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schlieren pada", "type": "Text" }, { "left": 436, "top": 344, "width": 29, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1665", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 344, "width": 215, "height": 252, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan menggunakan lensa cembung besar dan dua lilin. Satu lilin berfungsi sebagai sumber cahaya, cahaya dari lilin kedua ditempatkan di dekat lensa, membiaskan beberapa sinar cahaya dengan sangat kuat sehingga jatuh di luar pupil dan terhalang, sehingga menampakkan gumpalan konvektif transparan dari lilin melalui perubahan intensitas cahaya yang dapat dilihat oleh mata. Metode ini kemudian digunakan oleh fisikawan Prancis Léon Foucault (1858) untuk menguji permukaan optik cermin untuk digunakan dalam teleskop. Skematik sistem schliern Hooke ditunjukkan pada Gambar 1-2.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 702, "width": 163, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1-2 Sistem Schlieren Hooke", "type": "Caption" }, { "left": 313, "top": 741, "width": 214, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun August Toepler (1864), seorang dosen fisika dan kimia di Royal Agricultural", "type": "Text" }, { "left": 392, "top": 771, "width": 136, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "College di Bonn -", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 36, "width": 207, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review Visualisasi Schlieren Pada ... (Jefri Abner Hamonangan)", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 63, "width": 133, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Poppelsdorf, Jerman,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 63, "width": 215, "height": 402, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merancang modifikasi metode Schlieren yang disebut \"metode Schlieren Toepler\", yang terbukti paling berguna dalam dinamika fluida (Krehl, 2009). Menggunakan metode Hooke Toepler mengamati gelombang berbentuk bola di udara yang disebabkan oleh pelepasan hentakan keras, dia pikir dia melihat suara ketika yang sebenarnya dia lihat adalah gelombang kejut. Dia menamai teknik ini “Metode Schlieren” dan meskipun teknologi telah berkembang secara signifikan, namanya metode ini tetap tidak berubah. Menurut (Heineck, Banks, Schairer, Haering, & Bean, 2016; Ravas & Syrova, 2014), metode Schlieren sebagai salah satu metode visualisasi optik didasarkan pada perubahan yang terjadi dalam penyerapan foton yang ditransmisikan melalui bahan yang transparan. Metode Schlieren dapat membuat pengukuran besarnya defleksi cahaya yang melalui objek yang transparan menjadi mungkin (Harvey, Smithson, & Siviour, 2018; Kleine, 2013; Smits & Lim, 2000; Srivastava, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 468, "width": 215, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada 1880-an, Ernst Mach dan rekan-rekannya menggunakan metode Schlieren untuk mengamati tembakan. Pengamatan ini menjadi penting untuk bidang-bidang baru balistik dan akhirnya nama Mach dikaitkan dengan rasio kecepatan non dimensional dari sebuah benda (V) terhadap kecepatan suara (Heineck et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 214, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Schlieren memberikan sudut defleksi dari cahaya datang dan sangat sensitive terhadap turunan pertama densitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 214, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, sistem ini lebih disukai ketika indeks bias bervariasi secara bertahap. Ini digunakan untuk mempelajari aliran berkecepatan tinggi dalam rentang kecepatan transonik dan supersonik.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 229, "width": 214, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1-3 : Foto hasil percobaan Ernst Mach busur gelombang kejut pada peluru supersonik (Steinhauser, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 303, "width": 117, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 DASAR TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 318, "width": 214, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori yang mendasari metode Schlieren adalah refraksi. Indeks refraksi menggambarkan bagaimana kecepatan cahaya berubah ketika berinteraksi dengan benda (Bachmann, Martyanov, Moody, Pukhov, & Muggli, 2017; Zhang, Su, Yang, & Mi, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 495, "top": 438, "width": 27, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2-1)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 485, "width": 215, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑛 = indeks refraksi >1 𝑐 ' = kecepatan cahaya pada ruang vakum ( 3×10 , 𝑚/𝑠)", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 529, "width": 224, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑐 = Kecepatan cahaya pada medium tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 575, "width": 214, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menunjukkan korelasi antara 𝑛 dengan densitas gas dapat dilihat dari persamaan (2-2).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 633, "width": 203, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑛 − 1 = 𝑘 5 (2-2)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 677, "width": 178, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑛 − 1 = refraktifitas 𝜌 = densitas gas 𝑘𝑝 = Koefisien Gladstone – Dale", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 436, "width": 24, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c c n 0 =", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 36, "width": 209, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 1 - 10", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 62, "width": 214, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Refraksi Cahaya Saat Melewati Sebuah Benda", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 215, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan yang ditampilkan di sini adalah penyederhanaan teori propagasi gelombang kompleks karena teori tersebut hanya menggambarkan jejak sinar cahaya dibiaskan(Bui & Hauser, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 217, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2-1 : Defleksi cahaya dengan gradien indeks refraksi 𝜕𝑛/𝜕𝑦 (Mayinger,", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 404, "width": 31, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2014).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 214, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menyajikan dekonstruksi yang lebih sederhana dari refraksi cahaya Schlieren, kita mengasumsikan gradien bias-indeks negatif vertikal ∂ n / ∂ y < 0, dan tidak ada gradien dalam arah x atau z (Mayinger, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 523, "width": 178, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebuah gelombang cahaya yang", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 538, "width": 215, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "awalnya vertikal menjadi tergeser setelah melintas melalui objek Schlieren. Jika mencakup jarak diferensial dalam waktu diferensial, ∆ z/ ∆ t, itu dibiaskan melalui sudut pembiasan ∆ε . Berdasarkan Gambar 2-1 maka di dapat persamaan (2-3):", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 654, "width": 204, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∆𝜀 = < =$ > < =? Δ @ Δ 𝑡 (2-3)", "type": "Formula" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 214, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika persamaan ini digabungkan dengan persamaan untuk turunan terhadap waktu:", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 755, "width": 204, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∆𝑡 = ∆𝑧 ∙ 𝑛 𝑐 (2-4)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 63, "width": 215, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah di sederhanakan didapat persamaan:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 104, "width": 203, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∆𝜀 = 𝑛 𝑛1 𝑛2 𝑛1 − 𝑛2 ∆𝑦 ∆𝑧 (2-5)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 163, "width": 214, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persamaan (2-5) dapat disederhanakan dengan membiarkan nilai yang diketahui mendekati nol dan menyederhanakan \"", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 204, "width": 171, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"E \"F menjadi E \" sehingga didapat:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 236, "width": 203, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑑𝑒 𝑑𝑧 = 1 𝑛 𝑑𝑛 𝑑𝑦 (2-6)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 281, "width": 215, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena 𝜀 merupakan sudut yang sangat kecil dan dapat dianggap setara dengan 𝑑𝑦/𝑑𝑧 slope dari cahaya yang dibiaskan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 352, "width": 215, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝜕 F 𝑦 𝜕𝑧 F = 1 𝑛 𝑑𝑛 𝑑𝑦 (2-7) Menghubungkan pergeseran cahaya yang dibiaskan (𝜕𝑧 F ) terhadap besaran gradian indeks bias maka defleksi angular dari cahaya pada arah x dan ya adalah (Mayinger, 2014):", "type": "Formula" }, { "left": 319, "top": 486, "width": 203, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝜀 @ = E \" !\" !@ 𝜕𝑧 dan 𝜀 # = E \" !\" !# 𝜕𝑧 (2-8)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 537, "width": 209, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝜀 @ = J \" !\" !@ dan 𝜀 # = J \" !\" !# (2-9) 3", "type": "Formula" }, { "left": 349, "top": 590, "width": 179, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERANGKAT SCHLIEREN PADA TEROWONGAN TEROWONGAN ANGIN SUPERSONIK", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 635, "width": 215, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada bagian ini akan dibahas mengenai terowongan angin supersonik dan penggunaan perangkat Schlieren dalan pengujian di terowongan angin.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 710, "width": 209, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Terowongan Angin Supersonik", "type": "Section header" }, { "left": 349, "top": 725, "width": 179, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terowongan angin adalah", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 740, "width": 215, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur atau", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 770, "width": 214, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memantau perilaku suatu objek dalam", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 36, "width": 207, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review Visualisasi Schlieren Pada ... (Jefri Abner Hamonangan)", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 63, "width": 215, "height": 237, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "aliran udara. Pengoperasian terowongan angin didasarkan pada pengujian model skala - dari objek yang akan di uji (Ili ć , Milo š , Milosavljevi ć , & Isakovi ć , 2016) Dalam pengujian terowongan angin, kecepatan udara, gaya dan momen pengukuran benda uji adalah beberapa variabel yang perlu diketahui peneliti. Perangkat Schlieren juga memainkan peran penting dalam uji terowongan angin, visualisasi dapat membantu peneliti mengidentifikasi perilaku desain mereka pada kecepatan angin tertentu. Berdasarkan kecepatan operasinya, terowongan angin dibagi menjadi beberapa klasifikasi (Krause, 2005) :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 199, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Subsonic tunnel (incompressible) 0 < Ma< 0.25", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 215, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Subsonic tunnel (compressible) 0.25 < Ma < 0.8", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 179, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Transonic tunnel 0.8< Ma < 1.2", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 166, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Supersonik tunnel 1.2<Ma< 5", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 393, "width": 151, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Hypersonic tunnel 5 < Ma", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 423, "width": 214, "height": 192, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma di sini merupakan bilangan Mach/ Mach number yang bukan merupakan sebuah satuan. Bilangan Mach adalah perbandingan antara kecepatan relatif sebuah objek dengan kecepatan suara (Balachandran, 2006). Terowongan angin supersonik dirancang untuk menghasilkan kecepatan udara supersonik untuk analisis aerodinamik dan pengujian pada model skala dalam kondisi pengujian yang terkendali (Nazarian Shahrbabaki, Bazazzadeh, Dehghan Manshadi, & Shahriari, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 214, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-1 : Skematik terowongan angin", "type": "Caption" }, { "left": 149, "top": 736, "width": 52, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "supersonik", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 735, "width": 52, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Nazarian", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 750, "width": 136, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shahrbabaki et al., 2014) .", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 63, "width": 214, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Gambar 3-1 ditunjukkan desain skematik terowongan angin supersonik. Desain tersbut berlaku secara umum. Pada Gambar 3-2 ditunjukkan desain terowongan angin supersonik milik LAPAN.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 284, "width": 214, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-2 : Skematik terowongan angin supersonik LAPAN.", "type": "Caption" }, { "left": 313, "top": 327, "width": 150, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Perangkat Schlieren", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 342, "width": 214, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaturan aparat Schlieren menggunakan persamaan lensa", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 372, "width": 55, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaussian:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 399, "width": 203, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E # ? + E # $ = E L ? dan 1 𝑥 3 + 1 𝑥 4 = 1 𝑓 2 (3-1)", "type": "Formula" }, { "left": 313, "top": 446, "width": 208, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Gambar 3-3 ditampilkan susunan perangkat Schlieren.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 578, "width": 214, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-3 : Skematik pemasangan perangkat Schlieren.", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 622, "width": 215, "height": 87, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan penggunaan lensa atau cermin parabola, kita dapat membuat objek gambar lebih besar dari yang nyata dengan pembesaran (𝑦 ' > 𝑦 QE ) . Rasio perbesaran objek didapatkan melalui persamaan (3-2).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 720, "width": 203, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑀 = 𝑦 QF 𝑦 ' = 𝑥 S 𝑥 F 𝑥 T 𝑥 E (3-2)", "type": "Formula" }, { "left": 73, "top": 36, "width": 209, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 1 - 10", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 63, "width": 115, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan batasan: 𝑥 E > 𝑓 E 𝑥 T > 𝑓 F 𝑥 U < 𝐿 S UXE", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 215, "height": 132, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan persamaan tersebut, formasi peletakan perangkat Schlieren dibagi menjadi 2 formasi yaitu formasi I dan formasi Z. Dengan formasi I kita akan membutuhkan lebih banyak ruang untuk mengatur Schlieren, tergantung pada panjang fokus. Jika kita tidak memiliki cukup ruang, pengaturan formasi Z akan menjadi solusi yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 421, "width": 214, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-4 : Skematik pemasangan perangkat Schlieren formasi Z (Cristofolini, Neretti, Roveda, & Borghi, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 480, "width": 214, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Formasi I sudah ditampilkan pada Gambar 3-3. Sedangkan untuk formasi Z ditampilkan pada Gambar 3-3. Dengan bantuan perangkat Schlieren dalam pengujian di terowongan supersonik, kita dapat mengamati gelombang kejut yang tidak dapat dilihat oleh mata manusia.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 585, "width": 45, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 215, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3-6 menunjukkan pengamatan gelombang kejut yang dihasilkan dengan menggunakan perangkat Schlieren. Pengujian dilakukan di terowongan angin supersonik milik LAPAN. Tetapi", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 214, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gelombang kejut dapat menimbulkan efek yang dapat diamati oleh mata manusia tanpa alat bantu apapun. Hal ini dapat berupa uap air, gangguan pada debu, gelombang pada air, atau gangguan optik dan bayangan seperti contoh pada Gambar 3-7.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 138, "width": 214, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-6: Gelombang kejut yang tampak dengan menggunakan perangkat Schlieren.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 325, "width": 214, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-7: Gelombang kejut yang dihasilkan pesawat temur pada permukaan air (Amann, 2007) . 3.3 Rainbow Schlieren. Metode rainbow Schlieren pertama kali dikembangkan oleh Holder dan North (1952), saat mereka menggunakan prisma yang lemah untuk menguraikan atau memecah sinar menjadi spektrum.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 618, "width": 214, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-8 : Skematik pengaturan perangkat rainbow Schlieren (Panigrahi & Muralidhar, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 677, "width": 215, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rainbow Schlieren menyediakan kuantifikasi pembiasan cahaya melalui penggunaan filter cutoff warna sebagai pengganti knife edge yang biasa digunakan pada Schlieren monokrom (Hargather & Settles, 2012). Kelebihan dari metode ini adalah variasi warna yang", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 36, "width": 207, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review Visualisasi Schlieren Pada ... (Jefri Abner Hamonangan)", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 63, "width": 221, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dihasilkan berdasarkan perbedaan tekanan. Mata manusia lebih bisa membedakan berdasarkan variasi warna.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 214, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3-9 : Contoh perbandingan Schlieren", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 214, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "monokrom dan rainbow Schlieren: a) nyala dari pemantik, b) solder panas, c) semburan dari aerosol (Chaloupka, Woods, Aas, Hutchins, & Thistle, 2014). 4", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 432, "width": 77, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 214, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Schlieren tampaknya sederhana, tetapi sistem pencitraan Schlieren memberikan teknik yang kuat untuk memvisualisasikan perubahan atau ketidak seragaman dalam indeks bias udara atau media transparan lainnya. Dalam uji terowongan angin, pencitraan Schlieren baik monokrom maupun rainbow", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 567, "width": 96, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schlieren dapat", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 214, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membantu peneliti untuk menganalisis objek", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 597, "width": 106, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "desain mereka", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 214, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan menggunakannya untuk pengembangan lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 133, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 215, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terima kasih saya ucapkan kepada Kepala Pusat Teknologi Penerbangan yang telah memberikan fasilitas uji terowongan angin supersonik untuk melakukan eksperimen yang dipakai dalam penulisan KTI ini. Juga kepada bapak Agus Aribowo yang telah", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 63, "width": 215, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberi masukan dalam melakukan eksperimen di terowongan angin supersonik begitu juga teman-teman yang berada di lab Aerodinamika yang membantu dalam kegiatan pengujian. Kemudian kepada bapak Atik Bintoro yang telah memberikan semangat dan bimbingan dalam metode penulisan KTI yang baik. Juga kepada tim redaksi Jurnal Teknologi Dirgantara yang telah membolehkan penulis", "type": "Text" }, { "left": 493, "top": 213, "width": 35, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 228, "width": 191, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memasukkan KTI yang telah dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 258, "width": 107, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 275, "width": 214, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amann, J. (Producer). (2007, 26/07/2018).", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 289, "width": 178, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McDonnell Douglas F/A-18A Hornet Shockwave.", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 305, "width": 178, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from http://www.airliners.net/photo/USA-", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 335, "width": 157, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Navy/McDonnell-Douglas-F-A-18A- Hornet/1286859/L", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 365, "width": 214, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bachmann, A. M., Martyanov, M., Moody, J., Pukhov, A., & Muggli, P. (2017). Schlieren imaging for the determination of the radius of an excited rubidium column. Nuclear Instruments and Methods in Physics Research Section A:", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 455, "width": 178, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accelerators, Spectrometers, Detectors and Associated Equipment . doi: https://doi.org/10.1016/j.nima.20", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 499, "width": 45, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17.12.062", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 515, "width": 214, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Balachandran, P. (2006). Fundamentals of Compressible Fluid Dynamics : PHI Learning.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 559, "width": 214, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bui, D. A., & Hauser, P. C. (2015). Analytical", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 575, "width": 178, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "devices based on light-emitting diodes – a review of the state-of-the-art.", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 605, "width": 178, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analytica Chimica Acta, 853 , 46-58. doi: https://doi.org/10.1016/j.aca.201", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 635, "width": 39, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.09.044", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 649, "width": 214, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bunjong, D., Pussadee, N., & Wattanakasiwich,", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 665, "width": 178, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P. (2018). Optimized conditions of", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 679, "width": 178, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schlieren photography. Paper presented at the Journal of Physics: Conference Series.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 725, "width": 214, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chaloupka, J. L., Woods, M., Aas, J., Hutchins, J., & Thistle, J. D. (2014). Color", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 755, "width": 178, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schlieren imaging with a two-path, double knife edge system. Optiks", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 36, "width": 209, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 1 - 10", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 65, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Express, 22 (7), 8041-8046. doi:10.1364/OE.22.008041", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 214, "height": 100, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cristofolini, A., Neretti, G., Roveda, F., & Borghi, C. (2012). Schlieren imaging in a dielectric barrier discharge actuator for airflow control. Journal of Applied Physics, 111 . doi:10.1063/1.3682488 Hargather, M. J., & Settles, G. S. (2012). A comparison of three quantitative", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 199, "width": 178, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schlieren techniques. Optiks and Lasers in Engineering, 50 (1), 8-17.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 229, "width": 171, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.optlas eng.2011.05.012", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harvey, J. S., Smithson, H. E., & Siviour, C. R.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 275, "width": 178, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). Visualization of acoustic waves in air and subsequent audio recovery with a high-speed Schlieren imaging system: Experimental and computational development of a Schlieren microphone. Optiks and", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 365, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lasers in Engineering, 107 , 182-193. doi: https://doi.org/10.1016/j.optlasen", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 395, "width": 64, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g.2018.03.015", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heineck, J. T., Banks, D., Schairer, E. T.,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 425, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haering, E. A., & Bean, P. (2016). Background Oriented Schlieren (BOS) of", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 455, "width": 178, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a Supersonik Aircraft in Flight. In AIAA Flight Testing Conference : American Institute of Aeronautics and Astronautics.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 515, "width": 214, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ili ć , B., Milo š , M., Milosavljevi ć , M., & Isakovi ć , J. (2016). Model-based stagnation pressure control in a supersonik wind tunnel. FME Transaction, 44 (1), 1-9.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 575, "width": 122, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi:10.5937/fmet1601001I", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 589, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imano, K. (2014). Optikal observation method", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 605, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "for ultrasonic field using the shadowgraph", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 619, "width": 178, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "introducing pulse inversion averaging. IEICE Electronics Express, 11 (17).", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 665, "width": 139, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi:10.1587/elex.11.20140510", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kleine, H. (2013). Schlieren Imaging and the", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 695, "width": 178, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Real World. Journal of Visualization,", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 709, "width": 31, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 (3).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 725, "width": 214, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krause, E. (2005). Fluid Mechanics: With Problems and Solutions, and an Aerodynamics Laboratory : Springer.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 65, "width": 214, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krehl, P. O. K. (2009). History of Shock Waves, Explosions and Impact : Springer-Verlag Berlin Heidelberg.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 109, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kudo, N. (2015). Optikal methods for", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 125, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "visualization of ultrasound fields. Japanese Journal of Applied Physics,", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 155, "width": 214, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54 (7). doi:10.7567/JJAP.54.07HA01 Mariani, R., Zang, B., Lim, H. D., Vevek, U. S.,", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 185, "width": 178, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "New, T. H., & Cui, Y. D. (2019). A comparative study on the use of Calibrated and Rainbow Schlieren techniques in axisymmetric supersonik jets. Flow Measurement", "type": "Table" }, { "left": 507, "top": 245, "width": 20, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 259, "width": 75, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumentation .", "type": "Table" }, { "left": 349, "top": 275, "width": 171, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi: https://doi.org/10.1016/j.flowmea sinst.2019.01.007", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 305, "width": 214, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mayinger, F. (2014). Optikal Measurements: Techniques and Applications : Springer Berlin Heidelberg.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 349, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mier, F. A., & Hargather, M. J. (2016). Color", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 365, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gradient background-oriented Schlieren imaging. Experiments in Fluids, 57 (6),", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 395, "width": 164, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95. doi:10.1007/s00348-016-2183-z", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 409, "width": 214, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nazarian Shahrbabaki, A., Bazazzadeh, M., Dehghan Manshadi, M., & Shahriari, A. (2014). Intelligent Controller Design for a Blowdown Supersonik Wind Tunnel. International Journal of Control and", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 485, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Automation, 7 , 409-426. doi:10.14257/ijca.2014.7.1.37", "type": "Table" }, { "left": 313, "top": 515, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panigrahi, P. K., & Muralidhar, K. (2012).", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 529, "width": 178, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rainbow Schlieren. In Schlieren and Shadowgraph Methods in Heat and Mass Transfer (pp. 47-61). New York,", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 575, "width": 106, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NY: Springer New York.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 589, "width": 214, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ravas, R., & Syrova, L. (2014). The Analysis of", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 605, "width": 179, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Properties of Schlieren Color Images. Procedia Engineering, 69 , 57-62.", "type": "List item" }, { "left": 349, "top": 635, "width": 174, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.proeng .2014.02.203", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 665, "width": 214, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Settles, G. S. (2001a). Schlieren and Shadowgraph Techniques : Visualizing", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 695, "width": 178, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Phenomena in Transparent Media : Springer-Verlag Berlin Heidelberg.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 725, "width": 214, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Settles, G. S. (2001b). Schlieren and Shadowgraph Techniques: Visualizing Phenomena in Transparent Media : Springer Berlin Heidelberg.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 36, "width": 207, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review Visualisasi Schlieren Pada ... (Jefri Abner Hamonangan)", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 791, "width": 8, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 65, "width": 214, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Settles, G. S. (2018). Smartphone Schlieren and shadowgraph imaging. Optiks and Lasers in Engineering, 104 , 9-21. doi: https://doi.org/10.1016/j.optlasen g.2017.07.002", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 139, "width": 214, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Settles, G. S., & Hargather, M. J. (2017). A review of recent developments in Schlieren and shadowgraph techniques.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 185, "width": 178, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Measurement Science and Technology, 28 (4), 042001. doi:10.1088/1361-", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 215, "width": 63, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6501/aa5748", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 214, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Smits, A. J., & Lim, T. T. (Eds.). (2000). Flow Visualization : IMPERIAL COLLEGE", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 259, "width": 36, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PRESS", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 214, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Srivastava, A. (2013). Development and application of color Schlieren technique for investigation of three-dimensional concentration field. Journal of Crystal Growth, 383 , 131-139.", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 349, "width": 173, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "doi: https://doi.org/10.1016/j.jcrysgro.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 214, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013.09.001 Steinhauser, M. O. (2018). Multiscale Modeling and Simulation of Shock Wave-Induced Failure in Materials Science : Springer", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 214, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fachmedien Wiesbaden. Ting, C.-C., & Chen, C.-C. (2013). Detection of", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 455, "width": 178, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gas leakage using microcolor Schlieren technique. Measurement, 46 (8), 2467-", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 485, "width": 173, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2472. doi: http://dx.doi.org/10.1016/j.measu", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 515, "width": 90, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rement.2013.04.073", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 214, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zhang, W., Su, X.-y., Yang, Y., & Mi, C. (2013).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 545, "width": 178, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A new method for measuring the refractive index of glass. Paper presented at the International", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 589, "width": 178, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conference on Optikal Instruments and", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 605, "width": 178, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Technology: Optikal Systems and Modern Optoelectronic Instruments,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 635, "width": 68, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beijing, China.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 36, "width": 209, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknologi Dirgantara Vol.17 No.1 Juni 2019 : hal 1 - 10", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 791, "width": 14, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" } ]
324dfbd2-bd32-d972-c465-4543dce852e3
https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/download/10189/6958
[ { "left": 113, "top": 36, "width": 414, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christin Hani, Roswita Oktavianti: Proses Organisasi Informasi Covid-19 Pada Media Sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 86, "width": 411, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Organisasi Informasi Covid-19 Pada Media Sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 145, "width": 273, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christin Hani, Roswita Oktavianti [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 180, "width": 217, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 228, "width": 414, "height": 290, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Ministry of Communication and Informatics of the Republic of Indonesia (Kemenkominfo) is the official reference in delivering guidance and information about Covid-19. Therefore, the Ministry of Communication and Information carries out an information management process that involves organizational subsections within it. This process is studied using organizational information theory. This research raises the issue of the information organization process carried out by organizational members at the Ministry of Communication and Information in receiving and re-analyzing information related to Covid-19 through three stages of analysis, namely, enactment, selection, and retention. The three stages of information organization aim to reduce equivocality or confusion of information related to Covid-19 received between subsections of the Ministry of Communication and Informatics during the Covid-19 pandemic. This research uses a qualitative approach with a case study method. The case study was conducted in the organization subsection of the Ministry of Communication and Information. Data collection was carried out by interviewing techniques. The results of this study indicate that the Ministry of Communication and Informatics carried out the determination process by interpreting the information between the online media subsection and the news by evaluating the information. Then obtained a policy to receive information from official sources. The information selection process is carried out by looking for additional information on external media, especially Instagram. The last is the process of storing information that has been received, not collected during the process of receiving information. The organization of the Ministry of Communication and Information is more focused on evaluating the information received by way of discussion among other subsections and subsections in order to reduce disinformation.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 532, "width": 369, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: digital communication, organizational information theory, social media", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 415, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) menjadi rujukan resmi dalam menyampaikan panduan dan informasi seputar Covid-19. Oleh karena itu Kemenkominfo melakukan proses pengelolaan informasi yang melibatkan subbagian organisasi didalamnya. Proses ini dikaji dengan menggunakan teori informasi organisasi. Penelitian ini mengangkat persoalan mengenai proses organisasi informasi yang dilakukan oleh anggota organisasi di Kemenkominfo dalam menerima dan menganalisis kembali informasi terkait Covid-19 melalui tiga tahap analisis yakni, penetapan ( enactment) , pemilihan ( selection) , dan penyimpanan ( retention) . Tiga tahap organisasi informasi tersebut bertujuan untuk mengurangi ekuivokalitas atau kesimpangsiuran informasi terkait Covid-19 yang diterima antar subbagian organisasi Kemenkominfo saat pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Studi kasus dilakukan pada subbagian organisasi Kemenkominfo. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara. Hasil penelitian ini menunjukkan Kemenkominfo melakukan proses penetapan dengan cara menginterpretasikan informasi antara subbagian media online dan pemberitaan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 43, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 36, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 48, "width": 161, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal 113-119", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 414, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan cara evaluasi informasi. Kemudian diperoleh kebijakan untuk menerima informasi dari sumber resmi. Proses penyeleksian informasi dilakukan dengan cara mencari informasi tambahan di media eksternal khususnya instagram . Terakhir adalah proses penyimpanan informasi yang telah diterima, tidak dikumpulkan saat proses penerimaan informasi. Organisasi Kemenkominfo lebih fokus mengevaluasi informasi yang diterima dengan cara berdiskusi antar sesama subbagian maupun subbagian lainnya agar dapat mengurangi disinformasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 327, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: komunikasi digital, media sosial, teori informasi organisasi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 85, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 414, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) yang menyebar di Indonesia pada awal Maret 2020, mengharuskan pemerintah bertindak tegas untuk mencegah penyebaran lebih luas. Gelombang informasi yang simpang siur turut menyertai pandemi virus korona baru (SARS-CoV-2), penyebab penyakit Covid-19, yang telah berlangsung beberapa bulan terakhir. Pemahaman yang keliru mengenai Covid-19 bisa berakibat fatal, dan dalam mendapatkan informasi sebaiknya masyarakat mengikuti panduan atau informasi resmi seperti dari otoritas kesehatan maupun akun resmi pemerintah (Ramadhan, 2020). Salah satunya adalah panduan dan informasi yang resmi seputar Covid-19 pada media sosial akun Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 414, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, pemberian informasi juga memerlukan pemilihan informasi yang sudah diseleksi (Nindyasari, 2014). Pemilihan informasi Covid-19 yang akan disampaikan pada Kemenkominfo, melalui tahap ini akan ada seleksi dan juga pertimbangan dalam menentukan informasi. Dibutuhkan proses penyeleksian sebelum informasi ditampilkan di media, agar dapat dipilih terlebih dahulu mana yang dibutuhkan dan tidak dibutuhkan. Proses pengelolaan informasi membutuhkan anggota organisasi. Proses penyeleksian inilah yang menggunakan tiga tahapan teori informasi organisasi (Nindyasari, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 414, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses informasi organisasi Karl Weick (dalam Suswanto, 2016:3) menjelaskan bahwa seluruh aktivitas berorganisasi merupakan interaksi ganda, dan aktivitas berorganisasi yang dilakukan berperan untuk meminimalisir ketidakpastian, komplikasi, dan ambigu. Weick mengemukakan seluruh informasi yang berasal dari lingkungan sekitar memiliki sifat ambigu dalam beberapa proses informasi. Ketika memperoleh informasi sering kali muncul ketidakpastian didalamnya. Oleh karena itu, dalam meminimalisir ketidakpastian informasi diperlukannya proses pengorganisasian. Peneliti menjelaskan tiga tahapan menganalisis informasi organisasi yakni, Enactment (Penetapan), Selection (Penyeleksian), dan Retention (Penetapan) (West dan Turner, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 414, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Enactment adalah tahap mengurangi ketidakpastian yaitu dengan tahap menerima informasi. Tahap Selection adalah proses anggota organisasi yang memperoleh informasi yang diduga relevan dalam konteksnya dan melakukan penolakan terhadap informasi lainnya yang tidak relevan. Terakhir adalah tahap Retention yang mana organisasi melakukan penyimpanan informasi pada tanggapan dari berbagai situasi. Informasi yang telah disimpan dapat dijadikan satu pada kesatuan informasi yang sudah ada untuk mengendalikan organisasi dan informasi tersebut akan digunakan untuk kasus serupa (Destiana: 41-43).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 414, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui proses organisasi informasi dilingkungan organisasi Kemenkominfo saat pandemi Covid-19. Oleh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 414, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christin Hani, Roswita Oktavianti: Proses Organisasi Informasi Covid-19 Pada Media Sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 414, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karena itu, penelitian ini mengangkat judul “Proses Organisasi Informasi Covid-19 Pada Media Sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 141, "width": 110, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 414, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah metode kualitatif bersifat deskriptif yang meneliti proses organisasi informasi subbagian organisasi Kemenkominfo saat pandemi Covid-19. Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis data induktif. Data yang dimaksudkan adalah berupa teks, ilustrasi, wawancara, dan sebagainya (Creswell, 2007). Penelitian ini menggunakan metode studi kasus.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 251, "width": 414, "height": 151, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi kasus dalam penelitian ini dilakukan dengan mengkaji sebuah peristiwa atau fenomena yang terjadi pada organisasi dengan Divisi Publikasi dan Pelayanan Informasi Biro Humas Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam menyeleksi informasi pada media sosial instagram Kemenkominfo terkait informasi Covid-19 . Subjek dalam penelitian ini adalah anggota organisasi pada Divisi Publikasi Subbagian Pemberitaan dan Divisi Pelayanan Informasi Subbagian Media Online Biro Humas Sekretaris Jendral Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo). Objek dalam penelitian ini adalah komunikasi antar anggota organisasi yang berfokus pada proses penyeleksian informasi Covid-19 melalui penggunaan media sosial instagram dalam Divisi Humas Subbagian Media Online dan Pemberitaan Kemenkominfo.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 414, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data primer peneliti adalah wawancara kepada Kepala Divisi Publikasi Subbagian Pemberitaan Humas Kemenkominfo, Taufiq bersama Annisa Bonita sebagai Koordinator Humas Divisi Pelayanan Informasi Subbagian Media Online Kemenkominfo. Penelitian ini menggunakan sumber data sekunder seperti jurnal, artikel, dokumen, dan informasi yang sebagian diperoleh dari pihak yang berkaitan dengan proses organisasi informasi Covid-19 pada media sosial instagram Kemenkominfo.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 414, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menggunakan teknik triangulasi data. Menurut Moleong (2009:330) triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan informasi data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding dari berbagai sumber informasi data, hasil dari wawancara yang diperoleh dari partisipan dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 153, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil Temuan dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 414, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori informasi organisasi Karl Weick yang merupakan fokus utama pada penelitian ini yang menekankan bahwa pentingnya lingkungan organisasi dalam berkomunikasi. Kreps (dalam Nindyasari 2014:11) mengemukakan bahwa inti dari teori Weick merupakan lingkungan organisasi. Seperti yang diungkapkan Ricard West dan Lynn H. Turner (dalam Oktaviana dan Widayatmoko, 2018:557), komunikasi ( communication ) adalah sebuah bentuk metode pergantian pesan yang memakai sebuah tanda dalam memperoleh inti pesan yang sesuai dari pengirim kepada penerima pesan pada pernyataan tersebut dikatakan bahwa sebelum menghasilkan suatu output, organisasi harus terlebih dulu melihat komunikasi disekitar lingkungan organisasinya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 43, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 36, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 48, "width": 161, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal 113-119", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 414, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses organisasi informasi yang dilakukan oleh Kemenkominfo, dalam berkoordinasi secara digital saat pandemi Covid-19 terdapat banyak perubahan dalam segi berkomunikasi. Faktor utama dari perubahan yaitu faktor eksternal yang merubah cara berkoordinasi menggunakan media digital seperti aplikasi zoom, pesan instant whatsapp dan sebagainya. Dalam proses penerimaan informasi melalui media digital ini terjadi interaksi dan tidak semua anggota organisasi memiliki pendapat yang berbeda-beda yang memunculkan berbagai informasi ambiguitas, sehingga koordinasi yang dilakukan tidak berjalan dengan baik dan tidak efektif ketika memperoleh informasi sering kali muncul ketidakpastian didalamnya. Oleh karena itu, dalam meminimalisir ketidakpastian informasi diperlukannya proses pengorganisasian sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 267, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Proses Organisasi Informasi: Penetapan (Enactment)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 414, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada proses organisasi informasi, pada tahap penetapan (enactment) dilakukan penginterpretasian informasi antara subbagian media online dan pemberitaan dengan cara evaluasi informasi. Hasil evaluasi kemudian diperoleh kebijakan untuk menerima informasi dari sumber resmi seperti di website covid- 19.go.id, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau informasi dari World Health Organization (WHO) untuk membuat konten informasi terkait Covid-19 di instagram Kemenkominfo.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 361, "width": 378, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Subbagian media online pasti mengevaluasi sih, ennggak mungkin enggak, karena kan sebelum naik pasti dievaluasi dan setelah naik kayak bulanan juga kita akan ada evaluasi konten instagram apapun ya enggak hanya sekedar tentang Covid-19 aja,” -Bonita", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 414, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghilangkan ambiguitas informasi khususnya informasi terkait Covid-19 di konten instagram Kemenkominfo, subbagian organisasi Kemenkominfo tidak langsung menerima informasi begitu saja. Subbagian media online membuat kebijakan untuk mengutip informasi dari subbagian pemberitaan atau sumber resmi terpercaya.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 499, "width": 383, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Kebijakan dari subbagian media online terkait pembuatan konten kita paling yang penting tu sumbernya resmi dan jelas dan kita coba buat semenarik mungkin aja sih,” -Bonita", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 414, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara itu, subbagian pemberitaan tidak hanya berkoordinasi dengan pihak Kemenkominfo saja namun bekerja sama juga dengan pihak luar Kemenkominfo dalam menerima informasi. Namun, sebelum informasi tersebut dipublikasikan, langkah yang diambil subbagian pemberitaan yaitu melakukan konfirmasi kepada Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 624, "width": 378, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Malah bukan dengan subbagian lain di humas saja tapi juga dengan beberapa kementerian dan juga lembaga lain yang memang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Kalau sekarang sudah tersentral, jadi totally supporting kita di bawah back up untuk yang Media Center Komite Penanggulangan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional yang kebetulan kantornya di Kementerian Komunikasi dan Informatika,” –Taufiq", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 274, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Proses Organisasi Informasi: Penyeleksian (Selection)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 734, "width": 413, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses seleksi informasi dilakukan subbagian media online dalam pencarian informasi tambahan di media eksternal khususnya instagram . Dalam pemilihan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 414, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christin Hani, Roswita Oktavianti: Proses Organisasi Informasi Covid-19 Pada Media Sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 85, "width": 414, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi Kemenkominfo mengevaluasi dan menganalisis kembali informasi yang diterima dari sumber resmi terkait informasi Covid-19. Dari hasil evaluasi dan analisis, informasi dipilih untuk kepentingan pembuatan konten instagram terkait Covid-19. Sesuai dengan job desc , humas media online berwenang menangani media online di Kemenkominfo, dan saling berkoordinasi dengan subbagian pemberitaan dan yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 168, "width": 380, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Subbagian media online hmm pasti mengevaluasi sih engga mungkin engga karna kan sebelum naik pasti dievaluasi dan setelah naik kayak bulanan juga kita akan ada evaluasi konten instagram apapun ya engga hanya sekedar tentang Covid-19 aja,” -Bonita", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 414, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan subbagian pemberitaan hanya fokus melakukan evaluasi terhadap kriteria informasi yang sesuai dengan kebijakan informasi Kemenkominfo. Subbagian pemberitaan memprioritaskan informasi yang menyangkut soal pemanfaatan teknologi, aktivitas kampanye, dan berkaitan dengan pencapaian kinerja pemerintahan secara umum.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 306, "width": 379, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Kita lakukan evaluasi itu dengan kriteria apakah memang beritanya selaras dengan kebijakan pemerintahan Kominfo, prioritasnya adalah menyangkut soal pemanfaatan teknologi kemudian juga ada aktivitas kampanye dan juga yang berkaitan dengan capaian dari kerja pemerintah secara umum,” -Taufiq", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 375, "width": 415, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya, memberikan data hasil rekapan mengenai kritik, saran, dan pendapat dari khalayak terkait pandangan mereka terhadap konten instagram Kemenkominfo yang merupakan informasi tambahan. Subbagian pemberitaan juga melakukan koordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga lain yang berkaitan dengan penanganan Covid-19. Akan tetapi, informasi yang diterima Kemenkominfo juga berada dibawah naungan komisi IKPJ dan komisi penanggulangan Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 278, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Proses Organisasi Informasi: Penyimpanan (Retention)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 415, "height": 262, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap terakhir ini, organisasi melakukan penyimpanan informasi pada tanggapan dari berbagai situasi. Informasi yang telah disimpan dapat dijadikan satu pada kesatuan informasi yang sudah ada untuk mengendalikan organisasi dan informasi tersebut akan digunakan untuk kasus serupa (dalam Destiana: 2019, 41- 43). Hal tersebut juga ditemukan dalam penelitian yang dilakukan Nindyasari (2014) yang mengumpulkan informasi dan Informasi yang disimpan tersebut akan digunakan kembali saat menangani kasus serupa. Sedangkan penelitian yang dilakukan Sihabuddin (2018) melakukan penyimpanan informasi yang akan digunakan dimasa yang akan datang. Informasi yang disimpan tersebut digabungkan pada satu kesatuan informasi yang sudah ada untuk menjalankan aktivitas organisasi. Proses penyimpanan informasi yang telah diterima, tidak dikumpulkan saat proses penerimaan informasi, akan tetapi subbagian Kemenkominfo lebih fokus mengevaluasi informasi yang diterima dengan cara berdiskusi antar sesama subbagian maupun subbagian lainnya agar dapat mengurangi disinformasi. Setelah itu evaluasi tersebut disimpan dan akan digunakan untuk keperluan berorganisasi. “Subbagian media online hmm pasti mengevaluasi sih engga mungkin engga karna kan sebelum naik pasti dievaluasi dan setelah naik kayak bulanan juga kita akan ada evaluasi konten instagram apapun ya engga hanya sekedar tentang Covid-19 aja,” -Bonita", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 36, "width": 43, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 36, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 70, "top": 48, "width": 161, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 5, No. 1, Maret 2021, Hal 113-119", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 414, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengurangan ketidakpastian atau ambiguitas informasi oleh Kemenkominfo adalah siklus komunikasi yang saling terhubung antar subbagian di humas Kemenkominfo dalam mempublikasikan informasi yang dimuat dalam bentuk konten instagram di media sosial Kemenkominfo. Jika salah satu dari subbagian Kemenkominfo tidak bekerja sama dengan baik dalam hal mengurangi ketidakpastian informasi, maka proses seleksi informasi ambiguitas ini akan terjadi kegagalan dikarenakan penetapan, penyeleksian, dan penyimpanan informasi ini saling berhubungan.dengan teori informasi organisasi pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 414, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu pada penelitian ini juga mengaitkan pemanfaatan media digital dan komunikasi secara digital yang diterapkan Kemenkominfo untuk berkoordinasi saat pandemi Covid-19. Terjadi interaksi dalam penggunaan media digital yang merupakan kebutuhan sehari-hari para anggota organisasi di Kemenkominfo.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 265, "width": 379, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Untuk koordinasi kadang ya, kadang tidak, selama pandemi, karena beberapa informasi yang sudah terpublish lewat website dan dishare lewat whatsapp (wa) itu sudah langsung bisa di publish clean atau istilahnya sudah boleh dipublish. Saya enggak tahu nih kalau misalkan kategori WA sharing diskusi grup itu juga termasuk koordinasi apa tidak, tapi yang jelas lebih dominan sifatnya adalah kita melakukan konfirmasi kepada temen-temen di Dirjen IKP ketika informasi akan dipublish atau tidak” , -Taufiq", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 66, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 403, "width": 414, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengorganisasian informasi dilakukan oleh Kemenkominfo untuk meminimalisir ketidakjelasan informasi dalam jaringan. Proses organisasi informasi meliputi proses penetapan informasi oleh Kemenkominfo. Penginterpretasian informasi antara subbagian media online dan pemberitaan dengan cara evaluasi informasi. Hasil evaluasi kemudian diperoleh kebijakan untuk menerima informasi dari sumber resmi seperti di website covid- 19.go.id, Kementerian Kesehatan atau informasi dari World Health Organization untuk membuat konten informasi terkait Covid-19 di instagram Kemenkominfo.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 414, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, proses penyeleksian informasi yang dilakukan oleh Kemenkominfo pada pencarian informasi tambahan di media eksternal khususnya instagram . Dalam pemilihan informasi, Kemenkominfo mengevaluasi serta menganalisis kembali informasi yang diterima dari sumber resmi terkait informasi Covid-19. Dari hasil evaluasi dan analisis informasi dipilih untuk kepentingan pembuatan konten instagram terkait Covid-19. Ketiga, proses penyimpanan informasi yang telah diterima, tidak dikumpulkan saat proses penerimaan informasi, akan tetapi subbagian Kemenkominfo lebih fokus mengevaluasi informasi yang diterima dengan cara berdiskusi antar sesama subbagian maupun subbagian lainnya agar dapat mengurangi disinformasi. Setelah itu evaluasi tersebut disimpan dan akan digunakan untuk keperluan berorganisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 130, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 414, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti mengucapkan terima kasih kepada narasumber dari Kemenkominfo RI dan kepada teman-teman dekat peneliti serta pihak lainnya yang telah membantu dan mendukung peneliti selama proses penelitian ini berlangsung sampai dengan pembuatan jurnal pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 36, "width": 414, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Christin Hani, Roswita Oktavianti: Proses Organisasi Informasi Covid-19 Pada Media Sosial Instagram Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 509, "top": 787, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 99, "width": 95, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 127, "width": 422, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J. W. (2007). Qualitative Inquiry and research design: choosing among five approaches. Thousand Oaks London New Delhi: Sage Publication. Destiana, E. (2019). Strategi Majalah Internal di PT.Garuda Indonesia (Pesero) tbk Berdasarkan Teori Informasi Organisasi: Studi Kasus pada Majalah View Tahun 2018. Bachelor Thesis, Universitas Multimedia Nusantara . https://kc.umn.ac.id/10697/, diunduh tanggal 12 Oktober 2020", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 414, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong Lexi J. (2009). Metode Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakarya", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 415, "height": 193, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nindyasari. (2014). Konstruksi Kebijakan Sistem Boarding Pass Di PT KAI (PERSERO) (Studi Deskriptif Kualitatif tentang Konstruksi Kebijakan Sistem Boarding Pass di PT KAI dengan Pendekatan Karl Weick). E-journal Universitas Atma Jaya Yogyakarta . http://e- journal.uajy.ac.id/6673/1/JURNAL.pdf, diunduh tanggal 17 Oktober 2020 Oktaviana, S & Widayatmoko. (2018). Jaringan Komunikasi Antara Pimpinan dan Karyawan dalam Menumbuhkan Komitmen Karyawan di PT Digital Suplai Indonesia. Jurnal Koneksi, 2(2). https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/view/3936/2319, diunduh tanggal 8 Oktober 2020. Ramadhan, Adhitya. (2020). Informasi penting yang perlu diketahui seputar Covid- 19. Diambil kembali dari kompas.id: https://kompas.id/baca/internasional/2020/03/31/informasi-penting-yang- perlu-diketahui-seputar-covid-19/", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 415, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suswanto, B. (2016). Analisis Aliram Informasi Komunikasi Internal Dalam Implementasi Mobile Working Pada Perusahaan Media Penyedia Konten Internal Magazine (Studi Kasus di PT Tanair Media Seruni). Jurnal Media Komunikasi, Vol, 6(2). http://digilib.mercubuana.ac.id, diunduh tanggal 13 Oktober 2020", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 414, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "West, Richard & Turner, Lynn H. (2009). Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Humanika.", "type": "Text" } ]
321ab8d0-fc3f-02de-015e-925054b6a2d0
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/js/article/download/10687/9607
[ { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "365", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 88, "width": 357, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEEFEKTIFAN MODEL PROBLEM SOLVING DENGAN MEDIA PREZI", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 102, "width": 291, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TERHADAP KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 117, "width": 192, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATEMATIKA SISWA KELAS IV SD", "type": "Title" }, { "left": 163, "top": 146, "width": 304, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayuk Retnawati, Rasiman, dan Diana Endah Handayani Prodi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Semarang Surel : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 204, "width": 343, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : Effectiveness Of The Problem Solving Model With Prezi Media To Ability To Solve The Mathematics Problems Of IV Grade Students. This research is a quantitative research with Pre-Experimental design with One Group Pretest-Posstest type. Population in this research is all fourth graders of SD Negeri Tretep academic year 2017/2018. The result of the research shows that the problem solving model with Prezi media is effective against the students' mathematical problem solving which is proved by t count = 4,915> t table = 1,696. Ability to solve mathematical problem better after using model problem solving with media of prezi which is proved by comparative test t count = 33,50> t table = 1,669 and increase from low to high criterion with percentage ability to solve math problem 69,72%.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 330, "width": 265, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Problem Solving, Problem Solving Mathematic Skill", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 353, "width": 345, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak : Keefektifan Model Problem Solving dengan Media Prezi Terhadap Kemampuan Memecahkan Masalah Matematika Siswa Kelas IV SD. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Pre-Experimental dengan jenis One Group Pretest-Posstest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Tretep tahun ajaran 2017/2018. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa model Problem Solving dengan media Prezi efektif terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika siswa yang dibuktikan dengan t hitung = 4,915> t tabel =1,696. Kemampuan memecahkan masalah matematika lebih baik setelah menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi yang dibuktikan dengan uji banding t hitung = 33,50> t tabel = 1,669 dan meningkat dari kriteria rendah menjadi tinggi dengan presentase kemampuan memecahkan masalah matematika 69,72%.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 491, "width": 326, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Problem Solving, Kemampuan Memecahkan Masalah matematika", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 515, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 184, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Permendikbud tahun 2016 No. 22 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah kurikulum 2013 menyatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 184, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan belajar mengajar pada kurikulum 2013 dituntut untuk", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 514, "width": 183, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan pengalaman belajar. Maka dari itu, guru harus memberikan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan memotivasi siswa dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 573, "width": 183, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan mempunyai posisi strategis dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Posisi yang strategis tersebut dapat tercapai apabila pendidikan yang dilaksanakan mempunyai kualitas. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia seutuhnya melalui olah pikir", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 704, "width": 183, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(aspek kognisi), olah rasa (aspek afeksi) dan olah kinerja (aspek psikomotoris). Sumber daya manusia yang kreatif tidak", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "366", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 186, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mungkin tumbuh secara alami melainkan harus melalui suatu proses yang dilakukan secara sistematis, konsisten, profesional dan berkesinambungan, salah satu diantaranya dengan melatih mereka kreatif dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah. Pada saat dilakukan wawancara dan pengamatan kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran matematika terhadap siswa kelas IV di SD Negeri Tretep Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung ditemukan kurang dari 70% siswa dari jumlah siswa mempunyai kemampuan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 320, "width": 184, "height": 432, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memecahkan masalah yang rendah. Hal ini disebabkan karena adanya kesulitan dalam pembelajaran pemecahan masalah matematika. Penyebab kesulitan tersebut adalah: 1) Kurangnya perhatian guru terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika siswa, 2) Guru mengajar secara konvensional dengan menggunakan media sederhana yang terbatas sehingga kurang membangunkan keantusiasan siswa dalam belajar matematika, 3) Pola pikir siswa yang menganggap bahwa matematika itu sulit. Selain itu, guru kurang menggunakan model dan media pembelajaran yang variatif dan inovatif. Akibatnya, siswa menjadi kesulitan dalam memahami konsep selanjutnya. Terutama dalam memahami soal pemecahan masalah matematika dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengerjakan soal-soal pemecahan masalah matematika siswa tidak dapat memahami masalah, menentukan strategi, melakukan perhitungan dan menarik kesimpulan sehingga hasil belajar siswa menjadi rendah. Siswa cenderung mengerjakan soal secara langsung tanpa memahami dan menentukan", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 742, "width": 106, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "strategi pemecahan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemampuan memecahkan siswa rendah, sehingga siswa kurang memahami konsep dalam memecahkan masalah matematika.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 160, "width": 183, "height": 214, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu upaya untuk memperbaiki masalah tersebut adalah mencoba untuk menerapkan satu model pembelajaran yaitu problem solving dengan media Prezi . Dengan menerapkan model problem solving siswa dapat memecahkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari- hari. Pengguanaan media Prezi diharapkan dapat membantu meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa. Pemecahan masalah adalah proses melibatkan suatu tugas dengan metode pemecahannya yang belum diketahui lebih dahulu,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 378, "width": 183, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk mengetahui penyelesaiannya siswa hendaknya memetakan pengetahuan mereka, dan melalui proses ini mereka sering mengembangkan pengetahuan baru tentang matematika, sehingga", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 451, "width": 184, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemecahan masalah merupakan bagian tak terpisahkan dalam semua bagian pembelajaran matematika, dan juga tidak harus diajarkan secara terisolasi dari pembelajaran matematika (Turmudi, 2008: 1). Sedangkan menurut Polya dalam Tim MKPBM Jurusan Matematika (2001: 84) disebutkan bahwa solusi soal pemecahan masalah memuat empat langkah fase penyelesaian, yaitu: (1) memahami masalah, (2) merencanakan penyelesaian, (3) menyelesaikan masalah sesuai rencana, (4) melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang telah dikerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 684, "width": 183, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kehidupan sehari-hari matematika digunakan manusia untuk memecahkan", "type": "Table" }, { "left": 410, "top": 713, "width": 103, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalahnya dalam", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 728, "width": 186, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kehidupan sehari-hari seperti jual beli, mengukur luas, menghitung laju dll.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 56, "width": 224, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sekolah (JS). Vol 2 (4) September 2018, hlm. 365-372", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "367", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan masalah matematika merupakan masalah yang dihadapkan dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan matematika. Menurut Polya (dalam Rasiman, 2013: 186), masalah matematika dibedakan menjadi dua macam yaitu masalah untuk menemukan ( problem to find ) dan masalah untuk membuktikan ( problem to prove ). Pada masalah untuk menemukan, pada intinya siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 184, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diharapkan dapat menentukan solusi atau jawaban dari masalah tersebut. Jawaban yang diperoleh siswa mungkin merupakan jawaban tunggal, tetapi tidak menutup kemungkinan jawaban yang diperoleh lebih dari satu jawaban. Pada masalah untuk membuktikan, siswa diharapkan dapat menunjukkan kebenaran suatu teorema atau pernyataan. Dalam penelitian ini, masalah matematika yang menjadi fokus adalah jenis pertama yaitu masalah untuk menemukan. Penyelesaian", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 437, "width": 184, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah dituntut menggunakan strategi matematika yang meliputi pemahaman terhadap masalah, menentukan metode, menentukan strategi dan menarik kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 184, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah dibedakan menjadi 4 jenis masalah, hal tersebut dikarenakan masalah matematika timbul berdasarkan masalah yang ada di dalam kehidupan sehari-hari. Masalah dalam kehidupan sehari-hari, diperlukannya suatu solusi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 184, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau cara dalam memecahkan permasalahan tersebut. Ajie, N., Maulana (2009: 7) berpendapat bahwa \"permasalahan yang kita hadapi dapat dibedakan menjadi masalah yang berhubungan dengan masalah translasi, masalah aplikasi, masalah proses, dan masalah teka-teki\". Penjabaran jenis- jenis masalah, antara lain: Masalah Translasi. Translasi memiliki arti perpindahan, sedangkan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah translasi merupakan suatu masalah yang ada di dalam kehidupan sehari-hari, yang untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan cara perpindahan (translasi) dari bentuk verbal ke bentuk matematika. Masalah Aplikasi. Aplikasi", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 189, "width": 183, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki arti penerapan, sedangkan masalah aplikasi merupakan penerapan suatu konsep yang telah dipelajari dalam pelajaran matematika. Dalam belajar matematika siswa dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah matematika menggunakan bermacam-macam keterampilan matematika supaya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari- harinya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 335, "width": 183, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah Proses/ Pola. Masalah proses atau pola merupakan masalah yang dapat memberikan kesempatan yang baik untuk siswa, dalam mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 184, "height": 315, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah teka-teki. Masalah teka- teki merupakan suatu masalah yang dimaksudkan untuk rekreasi dan kesenangan siswa di dalam menerima pembelajaran. Masalah ini juga dapat digunakan untuk memusatkan perhatian siswa, dan untuk mengisi waktu yang kosong atau tidak ada pelajaran. Masalah teka-teki ini tidak memerlukan rumus tertentu, akan tetapi menggunakan logika seseorang. Menurut Lenchner (dalam Wardhani, 2010: 15) pemecahan masalah adalah proses untuk menyelesaikan masalah dengan menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal. Kemampuan memecahkan masalah termasuk dalam suatu keterampilan karena dalam pemecahan masalah melibatkan segala aspek", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 56, "width": 200, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayuk Retnawati, dkk, Keefektifan Model Problem …", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "368", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengetahuan (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 184, "height": 257, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "evaluasi) dan sikap mau menerima tantangan. Dalam pemecahan masalah siswa dituntut untuk berfikir dan mencoba dalam menyelesaikan masalah berdasarkan pemahaman mereka dan apabila mereka berhasil dalam menyelesaikan masalah artinya mereka dapat mempelajari sesuatu yang baru. Pemecahan masalah sebagai tujuan yang ingin dicapai artinya setelah pembelajaran, siswa memiliki kemampuan-kemampuan yang terkait dengan indikator pemecahan masalah. Salah satu tujuan pembelajaran matematika menurut Wardhani (2008: 8) adalah memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 184, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyelesaikan model, dan menafsirkan model yang diperoleh. Model pembelajaran Problem solving adalah model mengajar yang digunakan oleh guru dalam kegiatan proses pembelajaran. Model ini dapat menstimulasi peserta didik dalam berpikir yang dimulai dari mencari data sampai merumuskan kesimpulan sehingga peserta didik dapat mengambil makna dari kegiatan pembelajaran (Shoimin, 2014: 136). Menurut Munir (2012: 62) model pembelajaran problem solving memberikan kesempatan bagi peserta didik melatih kemampuan dalam memecahkan suatu permasalahan. Peserta didik dapat berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Model pembelajaran problem solving merupakan model pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 684, "width": 184, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dapat membangun kemampuan siswa dalam menggali informasi atau masalah, mengambil tindakan dan merumuskan masalah sehingga dapat", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menumbuhkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 117, "width": 183, "height": 213, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rossi dan Breidle (dalam Sanjaya, 2012: 58) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa segala alat apapun yang berisi pesan- pesan pendidikan termasuk dalam media pendidikan atau media pembelajaran. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2011: 15).", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 335, "width": 155, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanjaya (2012: 114) menyebutkan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 349, "width": 184, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa perkembangan teknologi informasi khususnya perkembangan komputer dan jaringan internet memudahkan setiap orang untuk berbagi atau mencari informasi sebagai sumber belajar. Berbagai software dikembangkan untuk kepentingan pekerjaan, pendidikan maupun", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 466, "width": 183, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemerintahan. Tentu hal ini membuat banyak pihak harus dapat memanfaatkan dengan baik dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 509, "width": 184, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrian Rosadi dalam Utari (2014: 46) mendefinisikan bahwa “ prezi adalah salah satu perangkat lunak pembuatan slide presentasi secara online ”. Berbeda dengan power point , prezi memberikan kita ruang yang lebih bebas untuk menuangkan kreasi kita dalam pembuatan slide presentasi. Salah satu keunggulan prezi adalah adanya zoomable canvas untuk memahami informasi yang cukup dinamis dan variatif.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 669, "width": 183, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini akan sangat memudahkan audience untuk memahami informasi yang akan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 713, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disampaikan. Tarr (dalam Embi, 2011:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 728, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132) berpendapat bahwa multimedia", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 742, "width": 153, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "prezi mempunyai kelebihan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 59, "width": 224, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sekolah (JS). Vol 2 (4) September 2018, hlm. 365-372", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "369", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mempunyai faktor lebih daripada slide lain,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 117, "width": 184, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tidak perlu berpindah dari satu slide ke slide lain. Cukup dengan satu", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 146, "width": 169, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kanvas besar yang bisa disisipi gambar video, data dan lain-lain. Jadi untuk presentasi dengan prezi tidak perlu banyak slide cukup 1 slide saja,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 184, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mudah untuk menggabungkan gambar, bunyi dan video dalam satu tampilan,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 248, "width": 132, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Sangat mudah digunakan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 262, "width": 184, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan kelemahan prezi antara lain:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 184, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sulit memasukkan jumlah teks dalam jumlah banyak,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 320, "width": 182, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menggunakan point-point paragraph,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 335, "width": 186, "height": 228, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penggunaan fitur zoom yang berlebihan dapat menimbulkan kebingungan bagi penonton. Oleh karena itu dengan adanya model dan media pembelajaran yang inovatif maka diadakan penelitian “keefektifan model Problem Solving dengan media Prezi terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas IV SD”. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan model Problem Solving dengan media Prezi terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika siswa kelas IV SD.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 52, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 184, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain Pre-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 184, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Experimental dengan jenis One Group Pretest-Posstest. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sampling jenuh dengan populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Negeri Tretep. Data diperoleh dari hasil test pretest dan posttest . Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tes dan dokumentasi. Analisis data dalam penelitian ini adalah uji normalitas ( Liliefors) dan uj t-test .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 146, "width": 81, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 160, "width": 184, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian diawali dengan pemberian soal pretest atau sebelum siswa mendapatkan perlakuan dengan model Problem Solving dengan media Prezi . Diakhir pembelajaran dilakukan postest atau siswa telah mendapatkan perlakuan pembelajaran model Problem Solving dengan media Prezi . Berdasarkan hasil pretest dan posttest didapatkan nilai hasil belajar seperti pada tabel berikut:", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 320, "width": 173, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. Data hasil belajar Pretest dan Posttest Keterangan Pretest Posttest Nilai Tertinggi 53 95,33 Nilai Terendah 17 55 Rata-Rata 30 72,52 Siswa tuntas 0 29", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 438, "width": 183, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis pertama dilakukan dengan menguji ketuntasan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa dengan nilai KKM. Pengujian dilakukan dengan t-test (uji pihak kiri), maka diperoleh hasil pembelajaran menggunakan model Problem Solving", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 539, "width": 184, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan media Prezi yaitu dengan KKM yang telah ditetapkan 65 dan taraf nyata", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 569, "width": 184, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5% dengan rata-rata nilai 72,52 menghasilkan t hitung = 4,915 > t tabel = 1,696 maka H o ditolak dan H a diterima, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan memecahakan masalah matematika menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi tuntas dengan mencapai KKM 65. Jadi, model Problem solving dengan media Prezi efektif terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika kelas IV SD Negeri Tretep.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 55, "width": 200, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayuk Retnawati, dkk, Keefektifan Model Problem …", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "370", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 186, "height": 257, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari nilai posttest memiliki ketuntasan 90,62% dengan jumlah siswa tuntas 29 siswa dan tidak tuntas 3 siswa. Dalam kegiatan pembelajaran siswa melakukan diskusi dengan teman satu kelompok yang terdiri dari 4 orang dengan kemampuan memecahkan masalah yang berbeda. Dari hasil kegiatan diskusi siswa dapat belajar dengan menggali informasi dan mencari solusi dengan temannya, sehingga kegiatan diskusi berlangsung dengan efektif karena interaksi yang terjadi lebih mudah dan cepat. Adapun siswa yang tidak tuntas berdasarkan nilai posttest adanya kecenderungan siswa tersebut kurang begitu antusias dengan mata pelajaran yang diajarkan.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 184, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pada hipotesis yang kedua yaitu membandingkan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa sebelum dan sesudah menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 408, "width": 184, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "model Problem Solving dengan media", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 184, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prezi . Analisis data sebelum menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi menghasilkan rata- rata 30 dengan n=16 sedangkan sesudah menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi menghasilkan rata- rata 72,52. Berdasarkan hasil tersebut diperoleh uji banding antara hasil pretest dan posttest dengan hasil t hitung = 33,50 > t tabel = 1,669. Disimpulkan bahwa nilai", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 108, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "posttest kemampuan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 184, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memecahkan masalah sesudah menggunakan model", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 597, "width": 184, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Problem Solving dengan media Prezi lebih baik dari nilai pretest sebelum menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 184, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil posttest pada pembelajaran setelah diberikan pembelajaran dengan model Problem Solving dengan media Prezi didapatkan juga hasil dari kemampuan memecahkan masalah matematika siswa. Siswa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 742, "width": 183, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengerjakan soal tes kemampuan", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memecahkan masalah matematika berkaitan dengan penggunaan KPK dan FPB dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan kriteria kemampuan memecahkan masalah hasil tes tersebut dianalisis setiap aspek-aspek kemampuan pemecahan masalah matematika yang diberi skor sehinga didapatkan hasil seperti pada tabel berikut:", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 233, "width": 131, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel. Distribusi Frekuensi", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 248, "width": 168, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Rentang Skor (%) Pretest Posttest 30-39 30 0 40-55 2 3 56-65 0 12 66-79 0 10 80-100 0 7", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 395, "width": 183, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel diatas pada hasil pretest dapat diketahui bahwa rata- rata kemampuan memecahkan masalah siswa berkisar antara 30-39% yang artinya rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 453, "width": 183, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan memecahkan masalah matematika siswa sebelum diberikan perlakuan dengan model Problem Solving dengan media Prezi terdapat pada taraf sangat rendah. Sedangkan dari hasil posstest dapat diketahui bahwa kemampuan memecahkan masalah siswa tertinggi berkisar antara 80-100 % sebanyak 7 siswa dengan persentase skor tertinggi 93,75%, kemudian skor terendah yaitu berkisar 40-55% sebanyak 3 siswa dengan skor terendah 43,75%. Sebanyak 12 siswa mendapatkan skor berkisar 56- 65% dengan taraf skor cukup, serta sebanyak 10 siswa mendapatkan skor berkisar 66-79% dengan taraf skor tinggi. Dari data tersebut diperoleh rata- rata persentase kemampuan memecahkan masalah siswa dalam satu kelas yaitu 69,72% dengan taraf", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 54, "width": 224, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sekolah (JS). Vol 2 (4) September 2018, hlm. 365-372", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "371", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan memecahkan masalah tinggi. Jadi, kemampuan memecahkan masalah siswa dapat dikatakan meningkat setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 184, "height": 287, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penilaian psikomotor dari setiap aspek kemampuan memecahkan masalah. Aspek kemampuan dalam memahami masalah diperoleh rata-rata 3,62 dengan 4 siswa dapat menyebutkan atau menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi salah, 4 siswa dapat menyebutkan atau menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan tapi kurang tepat dan 24 siswa dapat menyebutkan atau menuliskan apa yang diketahui dan apa yang ditanyakan dari soal dengan tepat. Dalam merencanakan pemecahan masalah terdapat 4 siswa dapat menyajikan urutan langkah penyelesaian, tetapi urutan penyelesaain salah, 23 siswa kurang tepat dan 5 siswa dapat menyajikan dengan benar. Kemudian kemampuan dalam menyelesaikan masalah terdapat 12", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 480, "width": 183, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "siswa menuliskan penyelesaian akan tetapi urutan tidak ada dan 20 siswa menyertakan penyelesaian tapi kurang tepat. Selanjutnya kemampuan dalam menafsirkan solusi yang diperoleh terdapat 18 siswa yang tidak membuat kesimpulan dan 14 siswa membuat kesimpulan dengan menuliskan jawaban secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 184, "height": 141, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian afektif dilakukan selama pembelajaran dengan model Problem Solving berlangsung. Penilaian afektif terdiri dari beberapa komponen yang terdiri dari sikap kerja sama, kecermatan, tanggung jawab, dan kreatif. Penilaian afektif selama proses pembelajaran berlangsung model Problem Solving membuat siswa mampu berpikir kreatif dalam menghadapi dan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 183, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memecahkan masalah matematika, membangun rasa kerja sama dan tanggung jawab dalam memecahkan masalah serta mengasah kecermatan siswa dalam memilih strategi untuk memecahkan masalah matematika", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 175, "width": 183, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti yang diutarakan oleh Shoimin", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 189, "width": 54, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014: 136).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 204, "width": 184, "height": 446, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan media Prezi dalam menyampaikan materi membuat proses pembelajaran lebih efektif dan mudah dipahami oleh siswa. Siswa menjadi lebih memusatkan perhatian pada pembelajaran dengan adanya penggunaan media Prezi . Penyampaian materi dengan berbasis slide presentasi dengan bantuan video yang menanyangkan berbagai contoh konsep dalam memecahkan masalah matematika berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat siswa menjadi lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran mata pelajaran matematika, sehingga konsep dalam memecahkan masalah matematika dapat tersampaikan dan dipahami dengan mudah. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model Problem solving dengan media Prezi efektif untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah matematika siswa. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan nilai pretest dan posttest dan hasil uji t-test yang menunjukkan t hitung >t tabel , sehingga terbukti bahwa model Problem Solving dengan media Prezi efektif terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 670, "width": 80, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 684, "width": 183, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa model Problem solving dengan media Prezi efektif untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 56, "width": 200, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayuk Retnawati, dkk, Keefektifan Model Problem …", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 782, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "372", "type": "Page footer" }, { "left": 408, "top": 770, "width": 97, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2548 - 8856 e-ISSN: 2549 - 127X", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 184, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "matematika siswa kelas IV SD Negeri Tretep yang ditunjukkan dari hasil pengujian: (1) Model pembelajaran Problem Solving dengan media Prezi efektif terhadap kemampuan memecahkan masalah matematika siswa. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil perhitungan t hitung = 4,915 > t tabel =1,696, yang berarti nilai KKM siswa tercapai dengan rata-rata 72,52. (2)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 184, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemampuan memecahkan masalah siswa lebih baik setelah pembelajaran menggunakan model Problem Solving dengan media Prezi yang ditunjukkan dengan uji banding diperoleh t hitung = 33,50 > t tabel =1,999. Kemampuan memecahkan masalah siswa meningkat dari kriteria rendah menjadi tinggi dibuktikan dengan presentase aspek kemampuan memecahkan masalah matematika sebanyak 69,72%.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 408, "width": 105, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 184, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajie, N., dan Maulana. 2009. Pemecahan masalah matematika. Bandung: UPI PRESS. Arsyad, Azhar. 2011. Media Pembelajaran . Jakarta: PT Raja", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 186, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafindo Persada. Embi, Mohammad Amin. 2011. Aplikasi Web 2.0 dalam Pengajaran dan Pembelajaran . Malaysia: Pusat Pembangunan", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 597, "width": 155, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akademik Universiti Kebangsaan Malaysia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 183, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munir. 2012. Multimedia (Konsep dan", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 655, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi dalam Pendidikan) .", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 669, "width": 89, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 192, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendikbud. 2016. Peraturan Menter Pendidikan dan Kebudayaan No.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 728, "width": 155, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 tentang Standar Proses", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 88, "width": 184, "height": 388, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan Dasar dan Menengah Rasiman. 2013. Proses Berpikir Kritis Siswa SMA Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Bagi Siswa Dengan Kemampuan Matematika Rendah. FPMIPA IKIP PGRI Semarang. Sanjaya, Wina. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran . Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Shoimin, Aris.2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013 . Yogyakarta: Ar- Ruzz Media. Utari, Yani Putri. dkk. 2014. Pengembangan Media Pembelajaran Fisika Online Prezi dalam Pokok Bahasan Alat Optik pada Siswa Kelas X IPA SMA Negeri 3 Purworejo Tahun Pelajaran 2013/2014 . Jurnal pendidikan Fisika UMP. Volume. 5 Nomor. 2.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 495, "width": 183, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wardhani, S, dkk. 2010. Pembelajaran kemampuan pemecahan masalah matematika di SD . Yogyakarta:", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 539, "width": 150, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PPPPTK Matematika Depdiknas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 55, "width": 224, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sekolah (JS). Vol 2 (4) September 2018, hlm. 365-372", "type": "Text" } ]
9ddade19-5f56-b508-df0b-dc95ba1b0838
https://jurnal.akmicirebon.ac.id/index.php/akmi/article/download/36/27
[ { "left": 121, "top": 38, "width": 193, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 121, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 110, "width": 433, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI UMPAN KETEL UAP DI PG MOJO SRAGEN", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 153, "width": 175, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santhi Wilastari 1* , Tofiq Nur Hidayat 2 1,2 Politeknik Bumi Akpelni", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 183, "width": 137, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Email: [email protected] Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 442, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Steam boiler feed water is water supplied to the boiler to be converted into steam. Boiler Feed Water In general, what will be used is water that doesnt contain calcium (Ca) which can cause sediment to form a scale in the boiler, water that doesnt contain elements that can corrode the boiler and its supporting system. and also doesnt contain elements that can cause foaming of steam boiler water. The purpose of this study was to determine the prevention of scale and corrosion of boiler feed water in supporting the sugar production process so that the production process can run effectively at the Mojo Sragen sugar factory using scale prevention and corrosion by internal water treatment and external water treatment. The results obtained from this study indicate that the cause of the problem in the yoshimine boiler with a working pressure of 17kg / hour is due to the formation of scale in the kettle which is mainly caused by calcium (Ca) and magnesium (Mg) on the pipe walls which can inhibit the delivery process. heat and the occurrence of corrosion of boiler metal, along the feed water flow and condensate flow caused by oxygen gas dissolved in water and the solution with external water treatments is a treatment that is carried out on water before it enters the boiler to remove certain mineral and gas content in the water. and internal water treatments to enhance what external treatments have done, so that problems that may occur in the boiler and condensate line are minimized.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 363, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words: steam boiler maintenance, external water treatment, internal water treatment.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 447, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air umpan ketel uap adalah air yang disuplai ke dalam ketel untuk di rubah menjadi uap. Air Umpan Ketel ( Boiler Feed Water ) Secara umum yang akan digunakan adalah air yang tidak mengandung unsur kalsium (Ca) yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada ketel uap, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap ketel dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air ketel uap. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pencegahan kerak dan korosi air umpan ketel uap dalam mendukung proses produksi gula agar proses produksi dapat berjalan dengan efektif di pabrik gula mojo sragen menggunakan cara pencegahan kerak dan korosi dengan internal water treatment dan external water treatment . Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab dari masalah pada ketel uap yoshimine dengan tekanan kerja 17kg/jam yaitu karena terbentuknya kerak di dalam ketel yang di sebabkan terutama oleh kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) pada dinding pipa yang dapat menghambat proses penghantaran panas serta terjadinya korosi terhadap logam ketel, sepanjang aliran air umpan dan aliran kondensat yang disebabkan oleh gas oksigen yang terlarut dalam air dan solusinya dengan external water treatmen merupakan perawatan yang dilakukan terhadap air sebelum masuk kedalam ketel uap untuk menghilangkan kandungan mineral dan gas tertentu pada air dan internal water treatmen untuk menyempurnakan apa yang telah dilakukan oleh perawatan eksternal, sehingga masalah yang mungkin terjadi didalam ketel uap dan jalur kondensat dapat diminimalkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 352, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : perawatan ketel uap, external water treatment , internal water treatment .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 187, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 442, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pabrik gula Mojo Sragen terletak di jantung kota Sragen. Pabrik gula Mojo adalah salah satu pabrik gula yang pernah berdiri di Kabupaten Sragen selain Pabrik Gula Kedungbanteng. Pabrik gula yang terletak di Jalan Kyai Mojo No.1 Sragen Kulon tersebut hingga kini masih aktif memproduksi gula. Bahkan pabrik gula ini adalah salah satu dari tiga pabrik gula yang masih bertahan hingga kini diwilayah Karesidenan Surakarta selain PG Tasikmadu di Karanganyar dan PG Gondang Baru di Klaten.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 443, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan air umpan ketel uap yang tidak memenuhi syarat dapat dilakukan dengan penambahan bahan kimia pada air mentah sebelum dimasukkan kedalam ketel uap dan melakukan demineralisasi yang berfugsi untuk membebaskan air dari unsur silika, sulfat, klorida dan karbonat. Untuk kebutuhan air umpan boiler dibutuhkan air yang kualitasnya baik atau air bebas mineral ( Demineralized water ) dengan tujuan untuk mencegah terbentuknya endapan dan terjadinya perkaratan dalam sistem ketel uap. Biasanya ion yang terlarut dalam air sebagai garam karbonat, sulfat, bikarbonat dan klorida. Kelarutan makin kecil/ rendah apabila suhu makin tinggi. Sehingga ketika memasuki ketel uap, air ini merupakan masalah yang harus segera diatasi. Air yang sadah ini akan menimbulkan kerak ( scalling ) dan tentu saja akan mengurangi kinerja dari ketel uap itu sendiri akibat dari hilangnya panas akibat adanya kerak tersebut. Jika kelarutan komponen spesifik dalam air terlewati, maka akan terjadi pembentukan kerak dan endapan lumpur. Air ketel uap harus cukup bebas dari pembentukan endapan padat supaya terjadi perpindahan panas yang cepat dan harus tidak korosif terhadap logam ketel uap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 443, "height": 222, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan baku air yang digunakan harus diusahakan sebersih mungkin dari faktor-faktor yang mempercepat kerusakan atau pengotoran ketel uap. Selain dari itu, beberapa jenis pengotor dan korosi yang parah pada komponen ketel uap juga dapat membahayakan mengingat ketel uap beroperasi pada tekanan dan suhu yang tinggi. Dalam prakteknya, kesulitan utama proses generasi uap terletak justru pada persiapan bahan baku yakni air yang akan diuapkan. Hal ini terutama disebabkan ketel uap dan pipa-pipa uap harus kedap dan tahan tekanan selama proses produksi . Masalah yang sering terjadi dalam pengoperasian air umpan ketel uap yaitu berasal dari air umpan ketel uap itu sendiri, untuk mengindari masalah tersebut tujuan penelitian mengetahui masalah yang disebabkan oleh air umpan dalam ketel dan pemecahan dari masalah terhadap air umpan ketel uap. Rusnoto (2006) membahas tentang kerusakan ketel pada kebanyakan diakibatkan oleh korosi dan endapan kerak air isian ketel. Sehingga bagi operator ketel harus benar-benar teliti dan rajin dalam perawatan ketel. Untuk mencegah kerusakan ketel yang disebabkan oleh endapan kerak dab nn korosi bisa dilakukan dengan cara external water treatment , internal water treatment dan untuk korosi yaitu dengan cara memisahkan O 2 dan CO 2 dari air ketel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 443, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air umpan ketel uap adalah air yang disuplai ke dalam ketel untuk di rubah menjadi uap. Air Umpan Ketel ( Boiler Feed Water ) Secara umum yang akan digunakan adalah air yang tidak mengandung unsur kalsium (Ca) yang dapat menyebabkan terjadinya endapan yang dapat membentuk kerak pada ketel uap, air yang tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan korosi terhadap ketel dan sistem penunjangnya dan juga tidak mengandung unsur yang dapat menyebabkan terjadinya pembusaan terhadap air ketel uap. Oleh karena itu untuk dapat digunakan sebagai air umpan ketel uap maka air baku dari sumber air harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu yang bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur atau padatan yang terkandung didalam air baik dalam bentuk tersuspensi, terlarut, ataupun koloid yang dapat menyebabkan terjadinya kerak, korosi dan pembusaan dalam ketel uap. Disamping itu senyawa organik pembentuk kerak misalnya kalsium", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 187, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 442, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Ca) dapat menyebabkan berbagai masalah dalam operasi ketel uap. Kualitas air umpan ketel uap juga dipengaruhi oleh kondisi operasi ketel uap, dimana semakin tinggi tekanan dan temperatur operasi maka semakin murni kualitas air umpan yang diperlukan. Dalam istilah lain biasa disebut ketel uap yaitu alat untuk menghasilkan uap, yang terdiri dari dua bagian utama yaitu sisi api sebagai penyedia panas dan sisi air sebagai bagian untuk proses penguapan air menjadi uap. Uap kemudian keluar dari ketel uap untuk digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pemanas, turbin ,dll.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 442, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Boiler feed water merupakan campuran dari Air Make-up (Air Baku Yang Telah Diolah) dengan Air kondensat yang merupakan hasil kondensasi uap yang telah dipakai. Air make-up adalah air baku yang telah diolah melalui suatu proses. Kondensat adalah hasil kondensasi uap ( steam ) yang telah dipakai dan kualitas kondensat relatif murni. Pada proses penguapan dalam ketel uap, air menjadi uap. Uap yang dihasilkan adalah air murni dalam fasa uap (H 2 O) dimana ion yang terkandung dalam air boilernya tidak turut menguap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 442, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang artinya perusakan logam atau berkarat. Definisi korosi adalah proses perusakan material yang terjadi disebabkan oleh lingkungan sekelilingnya dan umumnya di dalam ketel dipengaruhi oleh senyawa dalam air.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 190, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efek yang ditimbul dari terjadinya korosi :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 415, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Korosi dapat mengakibatkan penipisan pada pipa-pipa maupun tangki penyimpanan air.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 414, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Korosi membuat pipa air mengalami kebocoran yang tentunya membuat kinerja dariketel menjadi tidak maksimal.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 214, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Korosi juga dapat menghambat aliran air.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 180, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sistem Kerja Air Umpan Ketel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 442, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air yang telah diproses akan digunakan sebagai umpan ketel. Air tersebut akan menuju ketel uap dan kemudian berubah menjadi uap bertekanan tinggi. Energi uap bertekanan tinggi tersebut digunakan untuk menggerakkan turbin generator yang berperan sebagai pembangkit listrik, dan sisa energinya berupa steam bertekanan rendah atau sedang digunakan sebagai pemanas di unit pemasakan tetes tebu. Kegunaan air di dalam suatu proses industri mempunyai banyak manfaat, selain sebagai air baku industri produksi air minum juga sebagai bahan pembuatan kertas, selain itu juga bermanfaat sebagai alat kerja suatu proses industri. Ada juga manfaat selain dari bahan baku industri air minum, air umpan juga digunakan sebagai sarana pembersihan ( cleaning ).", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 710, "width": 196, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2.1 Sistem Kerja Air Umpan Ketel UAP", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 738, "width": 442, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem kerja air umpan ketel merupakan bagian dari produksi Pabrik Gula Mojo Sragen, dimana sistem tersebut tidak dapat dikesampingkan keberadaannya. Gambar diatas menggambarkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 187, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 442, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secara keseluruhan proses kerja air umpan ketel dimana awal dari sistem kerja air umpan ini berasal dari Original Storage Tank dan berakhir pada Steam Boiler . Penelitian yang dilakukan Rusnoto pada Pencegahan Kerak dan Korosi Pada Air Isian Ketel Uap tahun 2006 tentang kerusakan ketel pada kebanyakan diakibatkan oleh korosi dan endapan kerak air isian ketel. Sehingga bagi operator ketel harus benar-benar teliti dan rajin dalam perawatan ketel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 445, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mencegah kerusakan ketel yang disebabkan oleh endapan kerak dan korosi bisa dilakukan dengan cara external water treatment , internal water treatment dan untuk korosi yaitu dengan cara memisahkan O 2 dan CO 2 dari air ketel. Segala sesuatu yang digunakan pasti akan mengalami kerusakan, hal ini juga berlaku pada semua jenis sistem kerja apapun termasuk sistem kerja air umpan ketel uap jika digunakan terus-menerus. Namun ada juga beberapa sebab yang dapat mengakibatkan kerusakan ketel atau cacat saat pengoperasiannya, misalnya perawatan yang kurang memenuhi syarat atau juga kesalahan pengoperasiannya dalam jangka waktu tertentu sehingga menimbulkan kerusakan pada ketel uap tersebut. Jadi untuk membantu proses produksi uap pada ketel uap perlu adanya pemeliharaan dan pencegahan semua komponen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 56, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 442, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini digunakan dengan menggunakan desain penelitian kasus untuk menganalisa permasalahan yang ada. Desain penelitian kasus dilakukan apabila pertanyaan “Bagaimana” menjadi permasalahan utama penelitian dengan keharusan membuat deskriptif atau analisis yang terbatas pada kasus tertentu untuk menjawab permasalahan tersebut agar dapat menjadi pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah penulis melakukan pengamatan terhadap proses produksi gula dan perawatan ketel sebagai pendukung proses produksi gula agar mencapai hasil yang seefektif mungkin. Penelitian ini dilakukan pada PG Mojo yang terletak di Jalan Kyai Mojo No. 1 Po Box 104, Sragen, Jawa Tengah, Kabupaten Karanganyar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 447, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis data yang diperoleh adalah Primer dan Sekunder dengan menggunakan teknik pengumpulan data dari Interview, Observasi, dan Studi Pustaka. Kemudian Teknik Pembahasan dalam penelitian ini adalah pembahasan diskriptif yaitu tehnik untuk membuat gambaran atau deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai suatu obyek yang diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 443, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas air umpan harus diperhatikan dengan cermat untuk mencegah kecelakaan, kerusakan, dan kerugian yang timbul serta untuk meningkatkan atau mengoptimalkan kinerja ketel. Masalah-masalah yang disebabkan oleh air umpan dalam ketel adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 243, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pembentukan kerak pada dinding ketel dan pipa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 442, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerak ketel adalah permasalahan yang umum sering terjadi. Kerak merupakan deposit yang memberikan dampak negatif terhadap sistem ketel uap. Penyebab pembentukan kerak dikarenakan terbentuknya kerak di dalam ketel yang di sebabkan terutama oleh kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) pada dinding pipa yang dimana itu dapat menghambat proses penghantaran panas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 203, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efek yang ditimbulkan dari terjadinya kerak :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 414, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kerak dapat mempertebal dinding pipa yang dimana hal itu dapat menghambat proses penghantaran panas.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 703, "width": 414, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kerak menghambat aliran air karena diameter pipa yang di lewati air terjadi penyempitan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 732, "width": 414, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Apabila kerak yang timbul cukup banyak maka dapat terjadi penyumbatan yang membuat produksi uap menjadi tidak maksimal.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 187, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 209, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Korosi pada dinding ketel dan pipa-pipa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 448, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terjadinya korosi terhadap logam ketel, sepanjang aliran air umpan dan aliran kondensat yang disebabkan terutama oleh gas oksigen yang terlarut dalam air. Ada beberapa cara yang dilakukan pada pencegahan eksternal, diantaranya pelunakan kapur, dearasi yang berfungsi menghilangkan gas secara mekanikal dengan dearator dan secara kimiawi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi dari masalah terhadap air umpan ketel uap ada dua macam yaitu dapat dilakukan dengan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 140, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. External water treatment", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 225, "width": 416, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merupakan perawatan yang dilakukan terhadap air sebelum masuk kedalam ketel uap. Perawatan eksternal ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi kandungan-kandungan mineral dan gas-gas tertentu pada air. Kemudian ada dua macam perawatan eksternal yang dapat dilakukan, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 420, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pertukaran ion memakai tangki berisi media resin kation (biasa disebut water softener ) dan proses regenerasi memakai larutan garam dapur (NaCI). Pertukaran ion dalam proses pelunakan air bertujuan untuk menghasilkan air lunak (air soft ), dengan kandungan kesadahan serendah mungkin.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 417, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dearasi yaitu pengurangan gas oksigen yang terlarut di dalam air umpan. Ada dua cara yaitu pertama secara kimiawi memakai bahan kimia pengikat oksigen, yaitu soda sulfit (Na 2 SO 3 ). Cara kedua dengan Dearator bekerja dengan prinsip menghasilkan kontak sebaik mungkin antara butiran air yang dingin (mengandung banyak oksigen terlarut) dengan uap dan kondensat yang panas, sehingga oksigen yang terlarut akan terlepas dari air.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 137, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Internal water treatment", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 443, "width": 417, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pengikatan sisa gas oksigen yang terlarut dalam air umpan Pabrik Gula Mojo sragen memakai dearator yang telah menghilangkan sebagian gas oksigen yang terlarut didalam air umpan, sehingga kandungan oksigen tersatu pada jumlah yang relatif kecil didalam air umpan gas oksigen terlarut selalu ada di dalam air alam yang jumlahnya dalam kesetimbangan suhu air semakin tinggi tersebut, oksigen harus dihilangkan hingga ke titik nol sebelum masuk ke dalam ketel uap, karena oksigen di dalam air akan menyebabkan terjadinya korosi.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 545, "width": 388, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permukaan besi yang terkorosi karena oksigen, memiliki ciri khas yang mudah terlihat yaitu terjadinya lubang cekungan dan sekitar lubang tertimbun tumpukan korosi sehingga terlihat permukaan logam menjadi berkarat. Korosi karena oksigen yang berlanjut terus-menerus dapat menembus logam hingga menyebabkan kebocoran. Bila tidak ada oksigen di dalam air, maka korosi tersebut tidak akan terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 618, "width": 414, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pengikat kesadahan yang tersisa dalam air umpan Kesadahan yang masih tersisa dalam air umpan adalah senyawa kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk bikarbonat (NaHCO3) yang terlarut atau tidak kasat mata yang dikarenakan panas akan terurai menjadi senyawa karbonat (CO 2 −3 ) yang tidak larut (endapan yang kasat mata).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 414, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengendalian padatan tersuspensi dalam air ketel Dalam pengoperasian ketel uap telah ditentukan parameter yang disebut TDS (Total Dissolved Solids). TDS adalah singkatan dari Total Dissolve Solid yang dalam Bahasa Indonesia berarti Jumlah Zat Padat Terlarut. TDS merupakan indikator dari jumlah partikel atau zat tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 187, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 239, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Penetralan asam karbonat dalam air kondensat", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 123, "width": 385, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti kita ketahui kondensat merupakan alat yang dipakai untuk mengolah uap bekas dari turbin yang menjadi air. Perubahan uap bekas menjadi air kondensasi terjadi pada proses pemasakan air tebu. Dan hasil pengolahan tersebut adalah Air kondensat atau air embun. Pemakaian air ini sangat menguntungkan karena selain sudah bersuhu panas tentunya juga air kondensat ini lebih bersih untuk menjadi umpan ketel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 443, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketel uap yang bekerja terus-menerus akan mengalami kerusakan atau penurunan kinerja oleh karena itu untuk memperpanjang umur dan menjaga kinerja ketel uap perlu ada perawatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 443, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun jenis perawatan tersebut ada 2 macam yaitu perawatan pada saat ketel bekerja dan ketel dalam masa istirahat atau tidak bekerja :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 169, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perawatan pada waktu bekerja.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 269, "width": 414, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Setiap hari dilakukan pengecekan dan pengontrolan pada seluruh ketel, memberi umpan ketel uap dengan kualitas air yang baik, karena dengan umpan ketel dengan air yang baik akan mengurangi endapan dan kerak jika endapan dan kerak terlalu tebal maka akan menggangu proses penyaluran panas dari dinding pemanas menuju air.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 327, "width": 414, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Selalu mengecek dan memeriksa pompa pengisi air isian memeriksa apakah pompa bekerja dengan baik atau tidak, serta pengontrolan air umpan ketel dijaga dengan kapasitas yang telah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 371, "width": 414, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Memeriksa saluran air umpan dari sumbatan atau kotoran yang akan menghalangi jalannya aliran air umpan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 400, "width": 414, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Memasukkan atau menggunakan bahan bakar dengan kualitas yang baik, sehingga proses pembakaran akan berlangsung dengan baik dan lebih sempurna, bahan bakar disini menggunakan ampas tebu.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 443, "width": 357, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Katub pengamanan dijaga dan distel pada tekanan yang sudah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 458, "width": 221, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perawatan pada masa ketel uap tidak bekerja.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 414, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pada saat akan dihentikannya penggilingan maka air isian ketel dicampur soda api agar kerak yang ada dalam ketel menjadi lunak dan mudah dibersihkan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 414, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pipa uap induk ditutup agar uap yang dihasikan yang mengandung butiran-butiran air tidak masuk ke pipa-pipa penyaluran uap.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 414, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Ketel dikosongkan kemudian dibersihkan dari lumpur dan kotoran yang ada di dalam ketel uap.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 560, "width": 341, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Ketel dibiarkan dingin kemudian ketel dibersihkan dengan sikat kawat.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 574, "width": 139, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pembersihan raung bakar.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 589, "width": 262, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komponen-komponen yang memerlukan perawatan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 603, "width": 83, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pipa-pipa air", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 618, "width": 395, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk ketel yang menggunakan pipa air yang perlu diperhatikan adalah membersihkan bagian dalam pipa dari endapan kapur mineral, Karena jika endapan terlalu tebal akan menyebabkan ketel uap bekerja tidak efektif, karena panas tidak tersalurkan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 662, "width": 99, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pipa superheater", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 676, "width": 392, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pipa superheater berfungsi memanasi uap lanjut. Perawatannya adalah pembersihan kerak dan endapan dan pengukuran ketebalan bahan.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 705, "width": 90, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pipa air heater", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 720, "width": 211, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membersihkan dan mengukur ketebalan bahan.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 734, "width": 72, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Tangki air", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 749, "width": 372, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada ketel pipa air di dalam tangki air harus diberbersihkan dari kerak dan endapan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 187, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim", "type": "Page header" }, { "left": 372, "top": 38, "width": 155, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2722-1679 p-ISSN 2684-9135", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 105, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3 No. 1 Mei 2021", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 50, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 109, "width": 54, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pompa", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 123, "width": 392, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menjaga kinerja pompa agar tetap optimal maka harus dilakukan pengecekan pada impeller karena dibagian tersebut bisa timbul kerak akibat air umpan yang kurang baik", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 162, "width": 152, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Syarat Mutu Air Umpan", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 177, "width": 370, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarat Mutu Standart Internasional BoiIer Feed Water/ Air Pengisi BoiIer Parameter ABMA (310 -450 psig) British Std (20 - 40 bar) JIS (20 -30 bar) pH (unit) - 8.5 - 9.5 7.0 - 9.0 T. Hardness (ppm CaCO3) 0.3 2 0 T. Iron (ppm Fe) < 0.1 - < 0.1 DissoIved Oxigen (ppm O2) - < 0.02 - OiI 0 0 0 pH (unit) - 8.5 - 9.5 7.0 - 9.0", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 339, "width": 382, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua komponen harus sesuai dengan persyaratan mutunya untuk menghindari keburukan yang terjadi pada boiler", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 442, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarat air umpan ketel yang ditetapakan pada tabel diatas harus di penuhi dalam pengoperasian ketel. Air umpan ketel harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan agar tidak menimbulkan masalah pada pengoperasian ketel. Air tersebut harus bebas dari mineral yang tidak di inginkan serta pengotor-pengotor lainnya yang dapat menurunkan kinerja dari ketel uap.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 479, "width": 440, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Permasalahan yang ditimbulkan oleh air umpan dalam ketel yaitu terjadinya pembentukan kerak dan korosi pada dinding ketel.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 508, "width": 439, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemecahan dari masalah terhadap air umpan ketel uap adalah perawatan External water treatment dan Internal water treatment", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 442, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achmad Aliyin Musyafa, I. H. 2015. Pengaruh Jumlah Sudu Sentrifugal Imepeller Terhadap Kapasitas .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 399, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriliya. 2019. Pabrik gula Mojo Sragen . https://situsbudaya.id/pabrik-gula-mojo-sragen Ariyanti, M. D. 2004. Filtrasi Air Limbah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harry Christian Hasibuan, F. H. 2013. Analisa Pemakaian Bahan Bakar dengan melakukan Treatment .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Patrick. 2018. Retrieved januari 06, 2020, Demineralisasi air, Definisi, Proses dan Manfaat. https://www.tanindo.net/demineralisasi-air-definisi-proses-dan-manfaat/,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, R. H. 2018. Karakteristik Pada Logam Baja Paduan Dengan Menggunakan Metode X-Ray Flourosence (XRF) Dan Optical Emmision Spectroscopy (OES). eprints.uny.ac.id , 34.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 296, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widyasih, K. 2016. Pengolahan Air Boiler Dan Air Pengisi Boiler", "type": "Text" } ]
c5e69641-c4e7-3160-3812-1d2969864686
https://journal.perbanas.ac.id/index.php/jbb/article/download/476/365
[ { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Section header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 120, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1 113", "type": "Picture" }, { "left": 421, "top": 203, "width": 107, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 1 June 2015 Revised 31 July 2015 Accepted 27 August 2015", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 251, "width": 87, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JEL Classification: G21, G32", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 287, "width": 93, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.14414/jbb.v5i1.383", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 589, "width": 115, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Business and Banking", "type": "Section header" }, { "left": 421, "top": 628, "width": 71, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2088-7841", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 653, "width": 93, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 5 Number 1 May – October 2015", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 690, "width": 60, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pp. 113 – 130", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 739, "width": 102, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© STIE Perbanas Press 2015", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 92, "width": 296, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas pasar, efisiensi, dan profitabilitas terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 159, "width": 254, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada bank devisa yang go public", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 193, "width": 210, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi Susilo Dwi Cahyono 1 , Anggraeni 2", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 220, "width": 309, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, 2 STIE Perbanas Surabaya, Jalan Nginden Semolo 34-36 Surabaya 60118, Jawa Timur, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 352, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAR is one indicator used to measure the bank capital adequacy. Capital for bank is used to absorb loss emerged from banking activities, and as the basis of some policies releasead by Indonesia Bank. This research tries to investigate whether the independent variables of LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, and ROE both simultaneous- ly and partially have significant effect on CAR and which variable has the dominant effect on CAR. This research uses secondary data taken from financial statements from period I Quarterly of 2010 until II Quartely in 2014 of the go-public national private banks. The sample consists of PT. Internasional Indonesia Bank, Tbk, PT. Permata Bank, Tbk, and PT. Pan Indonesia Bank, Tbk. The data were processed by using SPSS 11.5 input results and F-test to see the effect simultaneously as well as t-test to see the effect partially. It shows that LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, and ROE simultaneously have significant effect on CAR. Yet, partially, only IPR, APB, and PDN have significant effect on CAR. The most dominant is APB that is 23.45 percent.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 79, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A K", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 471, "width": 352, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAR merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kecukupan modal bank. Modal bagi bank digunakan untuk menyerap kerugian yang berasal dari aktivitas perbankan, dan sebagai dasar dari beberapa kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE baik secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap CAR dan variabel mana yang paling dominan berpengaruh pada CAR. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang di- ambil dari laporan keuangan dari periode I Triwulanan dari 2010 sampai Kuartal II tahun 2014 dari bank-bank swasta nasional yang go-public. Sampel terdiri dari PT. Internasional Indonesia Bank, Tbk, PT. Permata Bank, Tbk, dan PT. Pan Indonesia Bank, Tbk. Data diolah menggunakan SPSS 11.5 dan F-test untuk melihat pengaruh secara simultan serta t-test untuk melihat pengaruh secara parsial. Hasilnya menunjuk- kan bahwa LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE secara simultan berpengaruh signifikan terhadap CAR. Namun, secara parsial hanya IPR, APB, dan PDN memiliki pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Yang paling domi- nan adalah APB yang 23,45 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 48, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 319, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liquidity, Assets Quality, Sensitivity, Eficiency, Profitability, and Solvability.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 728, "width": 105, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 742, "width": 351, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank merupakan perusahaan yang menyediakan jasa keuangan bagi seluruh lapisan masyarakat. Fungsi bank yaitu sebagai perantara dian-", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 351, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang mem- butuhkan dana, disamping menyediakan jasa-jasa bank lainnya. Den- gan demikian, faktor kepercayaan dari masyarakat merupakan hal yang utama dalam menjalankan bisnis perbankan. Selain itu fingsi bank lainnya yaitu meningkatkan perekonomian masyarakat disuatu negara. oleh karena itu, sangat dibutuhkan bank yang benar-benar bisa menjalankan fungsinya dengan baik yaitu bank yang sehat, sehingga bisa beroperasi secara optimal.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 189, "width": 351, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank perlu meningkatkan kemampuan dalam menyerap risiko yang disebabkan oleh kondisi krisis maupun pertumbuhan kredit yang berlebihan. Oleh karena itu, diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas permodalan bank sesuai dengan ketentuan dan standar in- ternasional; karena permodalan bank merupakan aspek penting yang menjadi fokus utama pengaturan industri perbankan oleh pengawas bank yaitu Bank Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 285, "width": 351, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai ketentuan Bank Indonesia, bank wajib memenuhi Kewaji- ban Penyediaan Modal Minimum (CAR) minimal 8% dari ATMR. Oleh karena itu, bank yang beroperasi di Indonesia diwajibkan untuk me- menuhi ketentuan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 340, "width": 352, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public di Indonesia pada periode triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 cenderung mengalami peningkatan. Namun, jika dilihat secara rata-rata trend pada masing-masing bank masih terdapat bank yang mengalami penurunan CAR.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 408, "width": 352, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank yang sehat adalah bank yang mempunyai posisi CAR yang selalu mengalami peningkatan dari periode ke periode. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public yang dilihat berdasarkan kinerja keuangan bank dari aspek likuiditas, kualitas aktiva, sensitivitas terhadap pasar, efisiensi, dan profitabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 504, "width": 351, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sig- nifikansi pengaruh variabel LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE, baik secara simultan maupun parsial terhadap CAR, serta mengetahui variabel mana yang memberi kontribusi domi- nan terhadap CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Pub- lic periode triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 613, "width": 230, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. RERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS Solvabilitas Bank", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 640, "width": 351, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solvabilitas atau permodalan bank merupakan ukuran kemampuan bank mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya dan seba- gai alat ukur untuk melihat kekayaan bank serta melihat efisiensi bagi pihak manajemen bank (Kasmir 2012: 322). Modal bank terdiri dari modal inti dan modal pelengkap. Komponen modal inti terdiri dari modal disetor, agio saham, modal sumbangan, cadangan umum, ca- dangan tujuan, laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan, dan rugi tahun berjalan. Sedangkan komponen dari modal pelengkap an- tara lain cadangan revaluasi aktiva tetap, penyisihan penghapusan", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 120, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1 115", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 351, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aktiva produktif (PPAP), modal pinjaman, pinjaman subordinasi, dan peningkatan nilai penyertaan pada portofolio yang tersedia untuk dijual.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 134, "width": 227, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 148, "width": 351, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ATMR yang digunakan dalam perhitungan modal minimum (CAR) bank terdiri atas ATMR untuk risiko kredit, ATMR untuk Risiko Ope- rasional, dan ATMR untuk Risiko Pasar (PBI No.15/12/PBI/2013 ten- tang KPMM).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 202, "width": 351, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CAR merupakan kemampuan bank dalam mempertahankan mod- al yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengi- dentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul sehingga dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank (Mudjarat Kuncoro Suhardjono 2011 : 519).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 352, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐶𝐴𝑅 = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅 × 100% . (1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 124, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Keuangan Bank", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 351, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis kinerja keuangan bank dapat dilihat berdasarkan laporan keu- angan yang disajikan secara periodik karena menggambarkan kinerja bank dalam suatu periode (Kasmir 2012 : 310). Kinerja keuangan dapat diukur dengan menggunakan rasio Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensi- tivitas Terhadap Pasar, Efisiensi, dan Profitabilitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 55, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 412, "width": 351, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kasmir (2012: 315-319), likuiditas merupakan rasio yang di- gunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewa- jiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Rasio yang digunakan da- lam mengukur likuiditas pada penelitian ini yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Investing Policy Ratio (IPR).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 493, "width": 27, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LDR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 507, "width": 351, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LDR digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rumus yangdigunakan dalam perhitungan LDR yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 352, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐿𝐷𝑅 = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑖𝑕𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 × 100% . (2)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 351, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Pramudita Indiapsari (2012) me- nemukan hubungan LDR terhadap CAR yang negatif. Sedangkan pe- nelitian yang dilakukan Muhammad Najib Rizki (2012), Uzi Ramad- hani (2013), Winda Desty Pratiwi (2013), dan Carla Magno Araujo Amaral (2014), menemukan hubungan antara LDR dan CAR yang positif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 22, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IPR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 351, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IPR merupakan kemampuan bank dalam melunasi kewajibannya ke- pada para deposannya dengan cara melikuidasi surat-surat berharga yang dimiliki. Rasio ini dapat diukur menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 744, "width": 349, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑃𝑅 = 𝑆𝑢𝑟𝑎𝑡 −𝑠𝑢𝑟𝑎𝑡 𝑏𝑒𝑟 𝑕𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑃𝑖𝑕𝑎𝑘 𝐾𝑒𝑡𝑖𝑔𝑎 × 100% . (3)", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 351, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Pramudita Indiapsari (2012), Mu- hammad Najib Rizki (2012), Uzi Ramadhani (2013) dan Winda Desty Pratiwi (2013) menemukan hubungan positif antara IPR dan CAR se- dangkan penelitian yang dilakukan oleh penelitian Carla Magno Arau- jo Amaral (2014) menemukan hubungan yang negatif.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 161, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas Aktiva", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 175, "width": 351, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mudrajad Kuncoro Suhardjono (2011 : 519), kualitas aktiva menunjukkan kualitas asset sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank sebagai akibat dari pemberian kredit dan investasi dana bank pada porftolio yang berbeda. Rasio yang digunakan untuk men- gukur kualitas kualitas aktiva yaitu Aktiva Produktif Bermasalah (APB), dan Non Performing Loan (NPL).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 270, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APB", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 283, "width": 351, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APB merupakan rasio yang mengukur seberapa besar aktiva produktif bermasalah dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 309, "width": 352, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐴𝑃𝐵 = 𝐴𝑃𝐵 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑓 × 100% . (4)", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 331, "width": 351, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan Pramudita Indiapsari (2012), dan Mu- hammad Najib Rizki (2012) menemukan hubungan yang positif anta- ra APB dengan CAR. Namun berbeda dengan penelitian Uzi Ramad- hani (2013), Winda Desty Pratiwi (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014) yang menemukan hubungan positif antara APB den- gan CAR.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 426, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPL", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 439, "width": 351, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NPL menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah dari keseluruhan total kredit yang diberikan oleh bank.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 479, "width": 352, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑁𝑃𝐿 = 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑠𝑎𝑙𝑎 𝑕 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 × 100% . (5) Penelitian yang dilakukan Pramudita Indiapsari (2012) menemu- kan hubungan yang negatif antara NPL dengan CAR sedangkan Mu- hammad Najib Rizki (2012), Uzi Ramadhani (2013), Winda Desty Pra- tiwi (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014) menemukan hu- bungan yang positif antara NPL dengan CAR.", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 581, "width": 142, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensitivitas Terhadap Pasar", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 594, "width": 352, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensitivitas terhadap pasar merupakan kemampuan modal bank untuk meng- cover potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adverse move- ment) suku bunga dan nilai tukar serta kecukupan penerapan sistem manajemen risiko pasar (SEBI No. 6/23/DPNP/31 Mei 2004). Dalam penelitian ini rasio yang digunakan untuk mengukur sensitivitas ter- hadap pasar yaitu Interest Rate Risk (IRR), dan Posisi Devisa Netto (PDN).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 704, "width": 23, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IRR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 717, "width": 351, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IRR merupakan risiko yang timbul karena adanya perubahan tingkat suku bunga (Mudrajad Kuncoro Suhardjono 2011: 273).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 743, "width": 352, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝑅𝑅 = 𝐼𝑅𝑆𝐴 𝐼𝑅𝑆𝐿 × 100% . (6)", "type": "Table" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Section header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 159, "width": 28, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 352, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Uzi Ramadhani (2013) menemukan hubungan yang negatif antara IRR dengan CAR. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Pramudita Indiapsari (2012), Muhammad Najib Rizki (2012), Winda Desty Pratiwi (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014) menemukan hubungan yang positif antara IRR dengan CAR.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 28, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 351, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDN merupakan selisih bersih antara aktiva dan passiva valas setelah memperhitungkan rekening-rekening administratifnya dimana besar- nya PDN secara keseluruhan maksimum dua puluh persen dari modal bank yang bersangkutan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 352, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝐷𝑁 = 𝐴𝑉−𝑃𝑉 + 𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖 𝑕 𝑜𝑓 𝑏𝑎𝑙𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑠𝑕𝑒𝑒𝑡 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 × 100% . (7)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 351, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Pramudita Indiapsari (2012), Mu- hammad Najib Rizki (2012), dan Winda Desty Pratiwi (2013) menemu- kan hubungan yang positif antara PDN dengan CAR. Sedangkan pene- litian yang dilakukan oleh Uzi Ramadhani (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014) menemukan hubungan sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 47, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efisiensi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 351, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efisiensi merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas bank dalam mencapai tujuannya (Kasmir 2012: 311). Rasio yang digu- nakan untuk mengukur efisiensi bank yaitu Biaya Operasional terha- dap Pendapatan Operasional (BOPO), dan Fee Based Income Ratio (FBIR).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 35, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BOPO", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 351, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BOPO digunakan untuk mengukur biaya operasional dan biaya non operasional yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 479, "width": 352, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵.𝑂𝑝𝑠 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑑𝑝𝑡 𝑂𝑝𝑠 × 100% . (8)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 352, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Carla Magno Araujo Amaral (2014) menemukan hubungan yang positif antara BOPO dengan CAR. Na- mun, penelitian yang dilakukan oleh Pramudita Indiapsari (2012), Mu- hammad Najib Rizki (2012), Uzi Ramadhani (2013) dan Winda Desty Pratiwi (2013) menemukan hubungan yang negatif antara BOPO den- gan CAR.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 596, "width": 28, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FBIR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 351, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FBIR merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan dari jasa-jasa yang diberikan bank kepada nasabahnya selain dari bunga dan provisi pinjaman.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 649, "width": 352, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐹𝐵𝐼𝑅 = 𝑃𝑑𝑝𝑡 𝑂𝑝𝑠 𝑑𝑖𝑙𝑢𝑎𝑟 𝑝𝑑𝑝𝑡 𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑃𝑑𝑝𝑡 𝑂𝑝𝑠 × 100% . (9)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 351, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oeh Winda Desty Pratiwi (2013) mene- mukan hubungan positif antara FBIR dengan CAR, namun demikian penelitian yang dilakukan oleh Uzi Ramadhani (2013), Pramudita In- diapsari (2012), Muhammad Najib Rizki (2012), dan Carla Magno Araujo Amaral (2014) menemukan hubungan negatif.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Picture" }, { "left": 190, "top": 321, "width": 69, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profitabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 334, "width": 351, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur ke- mampuan bank dalam mencari keuntungan dalam suatu periode ter- tentu (Kasmir 2012: 345). Rasio yang digunakan untuk mengukur prof- itabilitas bank yaitu Return On Assets (ROA), dan Return On Equity (ROE).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 416, "width": 28, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROA", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 429, "width": 351, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROA merupakan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 456, "width": 351, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑅𝑂𝐴 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 × 100% . (10)", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 476, "width": 352, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P enelitian yang dilakukan oleh Pramudita Indiapsari (2012), Uzi Ramadhani (2013), dan Winda Desty Pratiwi (2013) menemukan hu- bungan positif antara ROA dengan CAR. Namun penelitian yang dila- kukan oleh Muhammad Najib Rizki (2012) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014) menemukan hubungan negatif antara ROA dengan CAR.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 571, "width": 27, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROE", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 584, "width": 351, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ROE merupakan kemampuan manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income .", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 611, "width": 352, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑅𝑂𝐸 = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 𝑕 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑎 −𝑟𝑎𝑡𝑎 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 × 100% . (11) P enelitian yang dilakukan Uzi Ramadhani (2013), dan Winda Desty Pratiwi (2013) menemukan hubungan negatif antara ROE dengan CAR. Namun penelitian yang dilakukan oleh Carla Magno Araujo Amaral (2014), Pramudita Indiapsari (2012), dan Muhammad Najib Rizki (2012) menemukan hubungan positif antara ROE dengan CAR.", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 713, "width": 351, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengaruh rasio LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BO- PO, FBIR, ROA, dan ROE terhadap CAR maka dapat digambarkan alur rerangka pemikiran seperti tampak pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 281, "width": 47, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Picture" }, { "left": 317, "top": 293, "width": 97, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rerangka Pemikiran", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 87, "width": 170, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public", "type": "Picture" }, { "left": 198, "top": 125, "width": 334, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja Keuangan Bank Likuiditas Kualitas Aktiva Sensivitas Pasar Efisiensi Profitabilitas LDR IPR APB NPL", "type": "Table" }, { "left": 231, "top": 202, "width": 300, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IRR PDN BOPO FBIR ROA ROE CAR (+) (+) (-) (-) (+/-) (-) (+) (+) (+)", "type": "Picture" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Section header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 120, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1 119", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 136, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 351, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klasifikasi Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public yang tercatat pada Bank Indonesia . Sampel peneli- tian ini dipilih berdasarkan kriteria tertentu ( purposive sampling ), dan kriteria yang digunakan yaitu Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public dengan total modal antara 13 triliun sampai dengan 21 tri- liun rupiah per Juni 2014, dan rata-rata trend CAR nya mengalami penurunan atau bernilai negatif. Berdasarkan kriteria tersebut, maka bank yang terpilih sebagai sampel yaitu PT. Bank Internasional In- donesia, Tbk, PT. Bank Permata, Tbk, dan PT. Pan Indonesia Bank, Tbk.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 256, "width": 81, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 351, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengambil sampel pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public yang terdaftar pada Bank Indonesia yang sudah dika- tegorikan dengan kriteria yang telah tercantum sebelumnya. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi yaitu men- gumpulkan semua data sekunder baik yang diperoleh website Bank Indonesia, website bank sampel maupun majalah koran. Data-data ter- sebut dikumpulkan mulai Triwulan I tahun 2010 sampai dengan Tri- wulan II tahun 2014.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 100, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 351, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi va- riabel bebas (X) terdiri dari LDR (X 1 ), IPR (X 2 ), APB (X 3 ), NPL (X 4 ), IRR (X 5 ), PDN (X 6 ), BOPO (X 7 ), FBIR (X 8 ), ROA (X 9 ), ROE (X 10 ), dan variabel terikat yaitu CAR (Y).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 68, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 349, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menguji hubungan antara variabel bebas (X) terhadap satu va- riabel terikat (Y) maka digunakan model analisis regresi linier bergan- da. Untuk mengetahui hubungan tersebut, maka berikut adalah per- samaan regresinya:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 555, "width": 351, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y =  +  1X1 +  2X2 +  3X3 +  4X4 +  5X5 +  6X6 +  7X7 +  8X8 +  9X9 +  10X10 + ei. (12) Keterangan: Y = CAR  = Konstanta e i = Variabel pengganggu diluar variabel bebas", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 638, "width": 133, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " 1 -  10 = Koefisien Regresi X 1 = LDR", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 667, "width": 70, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 2 = IPR X 3 = APB", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 13, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 4", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 695, "width": 35, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= NPL", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 67, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 5 = IRR", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 722, "width": 79, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 6 = PDN X 7 = BOPO X 8 = FBIR", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 204, "height": 184, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120 X 9 = ROA X 10 = ROE.", "type": "Picture" }, { "left": 190, "top": 357, "width": 220, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Uji Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 384, "width": 351, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dan memberikan gambaran mengenai variabel-variabel dalam peneli- tian ini, yaitu variabel tergantung (CAR), dan variabel bebas antara lain LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE. Tabel 1 adalah hasil uji deskriptif.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 453, "width": 351, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai CAR terendah sebesar 11,93 persen dan nilai CAR tertinggi sebesar 21,35 persen. Secara keseluruhan, rata-rata CAR mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 14,71 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 507, "width": 352, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai LDR terendah sebesar 76,11 persen dan nilai LDR tertinggi sebesar 97,00 persen. Secara keseluruhan, rata-rata LDR mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 87,16 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 562, "width": 351, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai IPR terendah sebesar 9,29 persen dan nilai IPR tertinggi sebe- sar 35,15 persen. Secara keseluruhan, rata-rata IPR mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 17,84 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 617, "width": 351, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai APB terendah sebesar 0,58 persen dan nilai APB tertinggi se- besar 3,20 persen. Secara keseluruhan, rata-rata APB mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 1,85 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 671, "width": 351, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai NPL terendah sebesar 0,96 persen dan nilai NPL tertinggi se- besar 4,22 persen. Secara keseluruhan, rata-rata NPL mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 2,33 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 726, "width": 351, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai IRR terendah sebesar 97,47 persen dan nilai IRR tertinggi se- besar 116,25 persen. Secara keseluruhan, rata-rata IRR mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 101,13", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 80, "width": 342, "height": 213, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Hasil Analisis Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation CAR 54 11,93 21,35 14,7100 2,01726 LDR 54 76,11 97,00 87,1643 4,57570 IPR 54 9,29 35,15 17,8485 6,80371 APB 54 0,58 3,20 1,8532 0,64776 NPL 54 0,96 4,22 2,3311 0,88274 IRR 54 91,47 116,25 101,1310 6,11824 PDN 54 -23,61 -0,58 -11,9412 6,07943 BOPO 54 77,12 94,81 84,5988 4,78876 FBIR 54 10,48 26,08 16,1991 4,31016 ROA 54 0,47 2,81 1,6588 0,47164 ROE 54 2,55 39,82 16,9102 9,06283 Valid N (listwise) 54", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 294, "width": 87, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data diolah.", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 120, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB 5, 1 121", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 351, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persen.Nilai PDN terendah sebesar negatif 23,61 persen dan nilai CAR tertinggi sebesar negatif 0,58 persen. Secara keseluruhan, rata-rata PDN mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yai- tu sebesar negatif 11,94 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 351, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai BOPO terendah sebesar 77,12 persen dan nilai BOPO terting- gi sebesar 94,81 persen. Secara keseluruhan, rata-rata BOPO mulai tri- wulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 84,59 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 352, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai FBIR terendah sebesar 10,48 persen dan nilai FBIR tertinggi sebesar 26,08 persen. Secara keseluruhan, rata-rata FBIR mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 16,19 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 509, "width": 351, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai ROA terendah sebesar 0,47 persen dan nilai ROA tertinggi sebesar 2,81 persen. Secara keseluruhan, rata-rata ROA mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 16,9 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 351, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai ROE terendah sebesar 2,55 persen dan nilai ROE tertinggi se- besar 39,82 persen. Secara keseluruhan, rata-rata ROE mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014 yaitu sebesar 16,91 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 147, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Uji Simultan (Uji F)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 645, "width": 352, "height": 123, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa nilai F hitung = 20,099 dan nilai F tabel = 2,06 (0,05;10;43). Maka F hitung > F tabel (20,099 > 2,06), sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya variabel bebas (X 1 , X 2 , X 3 , X 4 , X 5 , X 6, X 7 , X 8 , X 9 , dan X 10 ) secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y. Dilihat berdasarkan nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,908 artinya hubungan antara variabel bebas (X) terhadap va- riabel tergantung (Y) kuat. Sedangkan, besarnya nilai R square yaitu 0,824 yang artinya secara simultan perubahan yang terjadi pada varia- bel Y yaitu sebesar 82,4 persen disebabkan oleh variabel bebas (X), dan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 80, "width": 341, "height": 226, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Model  t Hitung t Tabel Sig. r2 (Constant) 14,797 1,421 0,162 LDR (X1) -0,056 -0,928 1,68107 0,359 0,1288 IPR (X2) 0,103 1,958 1,68107 0,057 0,0032 APB (X3) -3,442 -3,629 -1,68110 0,001 0,0000 NPL (X4) 1,893 2,687 -1,68110 0,010 0,0001 IRR (X5) -0,022 -0,464 +/-2,01669 0,645 0,4161 PDN (X6) 0,115 2,352 +/-2,01669 0,023 0,0005 BOPO (X7) 0,065 0,797 -1,68110 0,430 0,1849 FBIR (X8) 0,080 1,492 1,68107 0,143 0,0204 ROA (X9) 1,117 1,641 1,68107 0,108 0,0117 ROE (X10) -0,010 -0,538 1,68107 0,593 0,3522 R = 0,908 F Hitung = 20,099 R Square = 0,824 F Tabel = 2,06", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 309, "width": 87, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sig. F = 0,000 Sumber: Data diolah.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 349, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sisanya 17,6 persen disebabkan oleh variabel lain di luar variabel pene- litian.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 120, "width": 282, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel LDR (X 1 ) terhadap Variabel CAR (Y)", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 134, "width": 352, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa variabel LDR memiliki nilai t hitung lebih rendah dibanding nilai t tabelnya (-0,928 < 1,68107), se- hingga H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel LDR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila LDR meningkat maka CAR menurun. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,0196 yang artinya besarnya pengaruh variabel LDR secara parsial terhadap variabel CAR adalah 1,96 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 257, "width": 351, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel IPR (X 2 ) terhadap Variabel CAR (Y) Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa variabel IPR memiliki nilai t hi- tung lebih tinggi dibanding nilai t tabelnya (1,958 > 1,68107), sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya secara parsial variabel X 2 mempu- nyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menun- jukkan apabila X 2 menurun maka CAR menurun. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,0818 yang artinya be- sarnya pengaruh variabel IPR secara parsial terhadap variabel Y adalah 8,18 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 392, "width": 281, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel APB (X 3 ) terhadap Variabel CAR (Y)", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 406, "width": 352, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel, 2 diketahui bahwa variabel APB memiliki nilai t hitung lebih rendah dibanding nilai - t tabelnya (-3,629 < -1,68107), se- hingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya secara parsial variabel APB mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila APB meningkat maka CAR menurun. Berdasar- kan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,2345 yang artinya besarnya pengaruh variabel APB secara parsial terhadap varia- bel CAR adalah 23,45 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 528, "width": 281, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel NPL (X 4 ) terhadap Variabel CAR (Y)", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 542, "width": 352, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa variabel NPL memiliki nilai t hitung lebih tinggi dibanding nilai - t tabelnya (2,687 > -1,68107), se- hingga H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel NPL mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila NPL meningkat maka CAR meningkat. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,1438 yang artinya besarnya pengaruh variabel NPL secara parsial terhadap variabel CAR adalah 14,38 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 665, "width": 352, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel IRR (X 5 ) terhadap Variabel CAR (Y) Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa variabel IRR memiliki nilai t hi- tung lebih tinggi dibanding nilai - t tabelnya (-0,464 > -2,01669) atau ni- lai t hitung lebih rendah dibanding nilai t tabelnya (-0,464 < 2,01669), sehingga H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel IRR mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila IRR meningkat maka CAR menu-", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 120, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1 123", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 351, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "run.Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,0050 yang artinya besarnya pengaruh variabel IRR secara parsial ter- hadap CAR adalah 0,50 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 134, "width": 283, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel PDN (X 6 ) terhadap Variabel CAR (Y)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 147, "width": 352, "height": 123, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa variabel PDN memiliki nilai t hitung lebih tinggi dibanding nilai - t tabelnya (2,352 > -1,68107) atau nilai t hitung lebih tinggi dibanding nilai t tabelnya (2,352 > 1,68107), sehingga H 0 ditolak dan H 1 diterima, artinya secara parsial variabel PDN mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila PDN menurun maka CAR menurun. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,1140 yang artinya besarnya pengaruh variabel PDN secara parsial terhadap variabel CAR adalah 11,40 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 351, "height": 123, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel BOPO (X 7 ) terhadap Variabel CAR (Y) Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa variabel BOPO memiliki nilai t hitung lebih tinggi dibanding nilai - t tabelnya (0,797 > -1,68107), se- hingga H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel BO- PO mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila BOPO meningkat maka CAR me- ningkat. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebe- sar 0,0145 yang artinya besarnya pengaruh variabel BOPO secara par- sial terhadap variabel CAR adalah 1,45 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 137, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel FBIR (X", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 352, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 ) terhadap Variabel CAR (Y) Berdasarkan Tabel 2 diketahui bahwa variabel FBIR memiliki nilai t hitung lebih rendah dibanding nilai t tabelnya (1,492 < 1,68107), se- hingga dapat disimpulkan bahwa H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel FBIR mempunyai pengaruh yang tidak signifi- kan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila FBIR me- ningkat maka CAR meningkat. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,0492 yang berarti bahwa besarnya pengaruh variabel FBIR secara parsial terhadap variabel CAR adalah 4,92 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 284, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel ROA (X 9 ) terhadap Variabel CAR (Y)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 351, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa variabel ROA memiliki nilai t hitung lebih rendah dibanding nilai t tabelnya (1,641 < 1,68107), se- hingga H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel ROA mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel CAR. Hal ini menunjukkan apabila ROA meningkat maka CAR meningkat. Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,0590 yang artinya besarnya pengaruh variabel ROA secara parsial terhadap variabel CAR adalah 5,90 persen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 692, "width": 286, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Variabel ROE (X 10 ) terhadap Variabel CAR (Y)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 351, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2, diketahui bahwa variabel ROE memiliki nilai t hitung lebih rendah dibanding niali t tabelnya (-0,538 < 1,68107), se- hingga H 0 diterima dan H 1 ditolak, artinya secara parsial variabel ROE mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap variabel CAR.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "124", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 351, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini menunjukkan apabila ROE menurun maka CAR meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 93, "width": 352, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan nilai koefisien determinasi parsial (r 2 ) yaitu sebesar 0,0067 yang artinya besarnya pengaruh variabel ROE secara parsial terhadap variabel CAR adalah 0,67 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 148, "width": 152, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan Pengaruh LDR terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 175, "width": 351, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh LDR terhadap CAR adalah positif. Na- mun, berdasarkan hasil analisis regresi menemukan bahwa LDR memi- liki koefisien regresi negatif 0,056. Hal ini menunjukkan bahwa LDR mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 243, "width": 351, "height": 81, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan kare- na secara teoritis apabila LDR meningkat, berarti terjadi peningkatan total kredit yang diberikan dengan persentase yang lebih tinggi di- banding persentase peningkatan total dana pihak ketiga. Akibatnya terjadi peningkatan pada aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR), sehingga menyebabkan CAR menurun.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 325, "width": 352, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, periode penelitian CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), namun tidak sesuai dengan penelitian Muhammad Najib Rizki (2012), Uzi Ramad- hani (2013), Winda Desty Pratiwi (2013), dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 434, "width": 147, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh IPR terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 447, "width": 351, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh IPR terhadap CAR adalah positif. Dan berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menemukan bahwa IPR memiliki koefisien regresi positif yaitu sebesar 0,103. Hal ini menunjukkan IPR mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Den- gan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 516, "width": 351, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan karena se- cara teoritis apabila IPR menurun, berarti terjadi peningkatan total su- rat berharga yang dimiliki bank dengan persentase yang lebih rendah dibanding persentase peningkatan total dana pihak ketiga. Akibatnya peningkatan pendapatan bank lebih rendah dibanding peningkatan biaya bunga. Sehingga laba bank menurun, modal bank menurun, dan CAR bank juga menurun. Selama periode penelitian CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuk- tikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil peneli- tian ini sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), Mu- hammad Najib Rizki (2012), Uzi Ramadhani (2013), dan Winda Desty Pratiwi (2013). Namun, tidak sesuai dengan penelitian Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 707, "width": 144, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegaruh APB terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 720, "width": 351, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh APB terhadap CAR adalah negatif. Dan berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menemukan bahwa APB memiliki koefisien regresi negatif 3,442. Hal ini menunjuk-", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1", "type": "Table" }, { "left": 513, "top": 159, "width": 28, "height": 19, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 351, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kan bahwa APB mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 351, "height": 191, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan karena secara teoritis apabila APB meningkat, berarti terjadi peningkatan total aktiva produktif bermasalah bank dengan persentase yang lebih tinggi dibanding persentase peningkatan total aktiva produktif. Aki- batnya peningkatan biaya yang harus dicadangkan oleh bank lebih tinggi dibanding peningkatan pendapatan yang diperoleh bank, se- hingga laba bank menurun, modal bank menurun dan CAR bank juga menurun. Selama periode penelitian CAR Bank Umum Swasta Na- sional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan den- gan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), dan Muham- mad Najib Rizki (2012). Namun, tidak sesuai dengan penelitian Uzi Ramadhani (2013), Winda Desty Pratiwi (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 151, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh NPL terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 351, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh NPL terhadap CAR adalah negatif. Na- mun, berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menemukan bahwa NPL memiliki koefisien regresi positif yaitu 1,893. Hal ini me- nunjukkan bahwa NPL mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 351, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan kare- na secara teoritis apabila NPL menurun, berarti terjadi peningkatan total kredit bermasalah pada bank dengan persentase yang lebih ren- dah dibanding persentase peningkatan total kredit. Akibatnya pening- katan biaya yang harus dicadangkan oleh bank lebih rendah dibanding peningkatan pendapatan bunga, sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat dan CAR bank juga meningkat. Namun, selama peri- ode penelitian CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), Muhammad Najib Rizki (2012), Uzi Ra- madhani (2013), Winda Desty Pratiwi (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 149, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh IRR terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 351, "height": 82, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh IRR terhadap CAR adalah bisa positif ataupun negatif. Dan berdasarkan hasil analisis regresi pada peneli- tian ini menemukan bahwa IRR memiliki koefisien regresi negatif 0,022. Hal ini menunjukkan bahwa IRR mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 349, "height": 81, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan karena se- cara teoritis apabila IRR menurun, berarti terjadi peningkatan total IR- SA dengan persentase yang lebih rendah dibanding persentase pe- ningkatan total IRSL. Pada saat tingkat suku bunga cenderung me- ningkat, akibatnya peningkatan pendapatan bunga lebih rendah di- banding peningkatan biaya bunga, sehingga laba bank menurun, mod-", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 352, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "al bank menurun, dan CAR bank juga menurun. Selama periode CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Ha- sil penelitian ini sesuai dengan penelitian Uzi Ramadhani (2013), Na- mun, tidak sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), Mu- hammad Najib Rizki (2012), Winda Desty Pratiwi (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 189, "width": 153, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh PDN terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 202, "width": 351, "height": 82, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh PDN terhadap CAR adalah bisa positif ataupun negatif. Dan berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menemukan bahwa PDN memiliki koefisien regresi positif yaitu 0,115. Hal ini menunjukkan bahwa PDN mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Dengan demkian hasil penelitian ini sesuai dengan teo- ri.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 284, "width": 351, "height": 96, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan karena secara teoritis apabila PDN menurun, berarti terjadi peningkatan total aktiva valas dengan persentase yang lebih rendah dibanding persen- tase peningkatan total pasiva valas. Pada saat nilai tukar valas cende- rung mengalami peningkatan, akibatnya peningkatan pendapatan valas lebih rendah dibanding peningkatan biaya valas, sehingga laba bank menurun, modal bank menurun, dan CAR bank juga menurun.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 380, "width": 352, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selama periode penelitian CAR Bank Umum Swasta Nasional De- visa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), Muhammad Najib Rizki (2012), dan Winda Desty Pratiwi (2013). Namun, tidak dapat dibandingkan dengan penelitian Uzi Ramadhani (2013) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 489, "width": 161, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh BOPO terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 503, "width": 351, "height": 68, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh BOPO terhadap CAR adalah negatif. Na- mun, berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menemukan bahwa BOPO memiliki koefisien regresi positif yaitu 0,065. Hal ini me- nunjukkan bahwa BOPO mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 571, "width": 352, "height": 191, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan kare- na secara teoritis apabila BOPO menurun, berarti terjadi peningkatan total biaya operasional dengan persentase yang lebih rendah dibanding persentase peningkatan total pendapatan operasional. Akibatnya, pe- ningkatan biaya yang harus dikeluarkan oleh bank untuk kegiatan operasional lebih rendah dibanding peningkatan pendapatan, sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR bank juga me- ningkat. Namun, selama periode penelitian CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Carla Magno Araujo Amaral (2014). Namun, tidak sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), Muham- mad Najib Rizki (2012), Uzi Ramadhani (2013) dan Winda Desty Prati- wi (2013).", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Section header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1", "type": "Text" }, { "left": 513, "top": 159, "width": 28, "height": 19, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 154, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh FBIR terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 351, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori pengaruh FBIR terhadap CAR adalah positif. Dan berdasarkan hasil analisis regresi menemukan bahwa FBIR memiliki koefisien regresi positif yaitu 0,080. Hal ini menunjukkan bahwa FBIR mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 161, "width": 351, "height": 164, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan karena se- cara teoritis apabila FBIR menurun, berarti terjadi peningkatan total pendapatan operasional selain pendapatan bunga dengan persentase yang lebih rendah dibanding persentase peningkatan total pendapatan operasional. Akibatnya laba bank menurun, modal bank menurun, dan CAR bank juga menurun. Selama periode penelitian, CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuk- tikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil peneli- tian ini sesuai dengan penelitian Winda Desty Pratiwi (2013), namun tidak sesuai dengan penelitian Uzi Ramadhani (2013), Pramudita In- diapsari (2012), Muhammad Najib Rizki (2012), dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 154, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh ROA terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 351, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh ROA terhadap CAR adalah positif. Dan berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menemukan bahwa ROA mempunyai koefisien regresi positif yaitu 1,117. Hal ini menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh positif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 352, "height": 150, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan karena se- cara teoritis apabila ROA menurun, berarti terjadi peningkatan laba sebelum pajak dengan persentase yang lebih rendah dibanding persen- tase peningkatan total aseet. Sehingga laba bank menurun, modal bank menurun, dan CAR bank juga menurun. Selama periode CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Pramudita Indiapsari (2012), Uzi Ramadhani (2013), dan Winda Desty Pratiwi (2013). Namun, tidak sesuai dengan penelitian Muhammad Najib Rizki (2012) dan Carla Magno Araujo Amaral (2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 152, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh ROE terhadap CAR", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 351, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan teori, pengaruh ROE terhadap CAR adalah positif. Na- mun, berdasarkan hasil analisis regresi pada penelitian ini menunjuk- kan bahwa ROE memiliki koefisien regresi negatif 0,010. Hal ini me- nunjukkan bahwa ROE mempunyai pengaruh negatif terhadap CAR. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 351, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketidaksesuaian teori dengan hasil penelitian ini disebabkan kare- na secara teoritis apabila ROE meningkat, berarti terjadi peningkatan laba setelah pajak dengan persentase yang lebih tinggi dibanding per- sentase peningkatan modal inti. Sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR bank juga meningkat. Namun, selama peri- ode penelitian CAR Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public mengalami penurunan yang dibuktikan dengan rata-rata trend sebesar", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 351, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negatif 0,15 persen. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Uzi Ramadhani (2013), dan Winda Desty Pratiwi (2013). Namun, tidak se- suai dengan penelitian Carla Magno Araujo Amaral (2014), Pramudita Indiapsari (2012), dan Muhammad Najib Rizki (2012).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 148, "width": 314, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN DAN KETERBATASAN", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 161, "width": 351, "height": 109, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) pada penelitian ini menunjuk- kan bahwa variabel bebas LDR, IPR, APB, NPL, IRR, PDN, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE secara simultan mempunyai pengaruh yang sig- nifikan terhadap variabel terikat yaitu CAR pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public periode triwulan I tahun 2010 sampai den- gan triwulan II tahun 2014 . Besarnya pengaruh variabel bebas tersebut secara simultan terhadap CAR yaitu 82,4 persen, sedangkan sisanya 17,6 persen dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 271, "width": 351, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian hipotesis pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel IPR, APB, dan PDN mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap CAR. Sedangkan, variabel LDR, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA, dan ROE mempunyai pengaruh yang tidak signifikan ter- hadap CAR.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 339, "width": 349, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap CAR ada- lah APB yaitu sebesar 23,45 persen.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 367, "width": 351, "height": 177, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mempunyai keterbatasan (1) Jumlah Populasi peneli- tian hanya dua puluh tiga bank, yaitu hanya pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public serta sampel yang terpilih sebagai objek pe- nelitian hanya tiga bank. (2) Periode penelitian yang digunakan hanya selama tiga setengah tahun yaitu mulai triwulan I tahun 2010 sampai dengan triwulan II tahun 2014. (3) Jumlah variabel yang diteliti juga terbatas, hanya meliputi pengukuran likuiditas (LDR dan IPR), kualitas Aktiva (APB dan NPL), sensitivitas terhadap pasar (IRR dan PDN), efisiensi (BOPO dan FBIR), serta profitabilitas (ROA dan ROE). (3) Ha- sil penelitian menemukan bahwa variabel bebas LDR, NPL, BOPO, dan ROE memiliki pengaruh yang tidak sesuai dengan teori. (4) Hasil pene- litian menemukan bahwa variabel bebas LDR, NPL, IRR, BOPO, FBIR, ROA dan ROE memiliki pengaruh yang tidak sesuai dengan hipotesis.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 544, "width": 352, "height": 218, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada hasil dan keterbatasan penelitian, maka saran yang dapat diberikan kepada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Go Public yaitu, (1) Meningkatkan prinsip kehati-hatian. (2) Meningkatkan surat-surat berharga yang dimiliki bersamaan dengan peningkatan dana pihak ketiga. Dengan demikian dapat meningkatan pendapatan, sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR bank juga meningkat. (3) Menurunkan Aktiva Produktif Bermasalah (APB) dan meningkatkan Aktiva produktif. Dengan demikian dapat menye- babkan penurunan biaya pencadangan untuk aktiva produktif berma- salah dan peningkatan pendapatan dari aktiva produktif yang dimiliki, sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR bank juga meningkat. (4) Meningkatkan aktiva valas bersamaan dengan pe- ningkatan pasiva valas. Dengan demikian akan menyebabkan pening- katan pendapatan valas, sehingga laba bank meningkat, modal bank meningkat, dan CAR bank juga meningkat. Selain itu, jika prediksi ke depannya nilai tukar cenderung meningkat sebaiknya bank pada posisi", "type": "Text" }, { "left": 421, "top": 85, "width": 28, "height": 17, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JBB", "type": "Page header" }, { "left": 421, "top": 110, "width": 120, "height": 68, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, 1 129", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 351, "height": 109, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDN positif (aktiva valas > pasiva valas), karena pendapatan valas akan lebih tinggi dibanding biaya valas dan apabila nilai tukar menu- run sebaiknya memilih PDN negatif (aktiva valas < pasiva valas), ka- rena bank akan tetap untung dan selain itu biaya valas yang harus di- keluarkan bank akan menurun. (5) Mempertahankan modal yang dimi- liki. Sehingga, dengan mempertahankan modal, kegiatan operasional bank akan berjalan lancar serta kewajiban bank dalam jangka panjang akan selalu terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 352, "height": 109, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya peneliti menambah peri- ode penelitian menjadi lebih panjang dan menambah sampel penelitian dengan harapan dapat memperoleh hasil penelitian yang lebih baik. Jika dilihat hasil penelitian ini, maka masih terdapat variabel yang mempunyai pengaruh yang tidak sesuai dengan teori. Selain itu, juga disarankan untuk menambah variabel bebas lebih banyak dibanding penelitian ini, misalnya menambah variabel Loan to Asset Ratio (LAR), dan Net Interest Margin (NIM).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 312, "width": 109, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 352, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bank Indonesia, Laporan Keuangan dan Publikasi Bank ,", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 352, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "<http:www.bi.go.id>, diakses pada 17 September 2014. Carla Magno Araujo, 2014, ‘Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sen- sitivitas Terhadap Pasar, Efisiensi dan Profitabilitas terhadap Capi- tal Adequacy Ratio (CAR) pada Bank Pembangunan Daerah’,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 394, "width": 214, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skripsi, Surabaya: STIE Perbanas Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 351, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasmir, 2012, Manajemen Perbankan , Edisi Revisi, Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Mudrajad Kuncoro Suhardjono, 2011, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi , Yogyakarta: BPFE.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 351, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Najib Rizki, 2012, ‘Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 476, "width": 331, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensitivitas Terhadap Pasar, Efisiensi dan Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Umum Swasta Nasion- al’, Skripsi, STIE Perbanas Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 517, "width": 351, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pramudita Indiapsari, 2012, ‘Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 531, "width": 331, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sensitivitas Terhadap Pasar, Efisiensi dan Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Bank Umum Nasional Go Public’, Skripsi, STIE Perbanas Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 352, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PBI No. 15/12/PBI/2013 Tentang KPMM, Jakarta: <www.bi.go.id>, diakses pada 4 Oktober 2014.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 352, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEBI No. 6/23/DPNP Tanggal 31 Mei 2004, Perihal Sistim Penilaian Kesehatan Bank Umum, Jakarta: <www.bi.go.id>, diakses pada 4 Oktober 2014.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 640, "width": 351, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SEBI No. 13/30/DPNP Tanggal 16 Desember 2011, Perihal Laporan", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 654, "width": 332, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum serta La- poran Tertentu yang Disampaikan kepada Bank Indonesia, Jakarta: <www.bi.go.id>, diakses 4 Oktober 2014.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 695, "width": 352, "height": 54, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uzi Ramadhani, 2013, ‘Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sensitivi- tas Terhadap Pasar, Efisiensi dan Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Terhadap Bank Pembangunan Daerah’, Skripsi, STIE Perbanas Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 749, "width": 352, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UU No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, Jakarta: <www.bi.go.id>,", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 85, "width": 69, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh likuiditas", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 160, "width": 28, "height": 19, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 80, "width": 351, "height": 95, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diakses pada 4 Oktober 2014. Winda Desty Pratiwi, 2013, ‘Pengaruh Likuiditas, Kualitas Aktiva, Sen- sitivitas Terhadap Pasar, Efisiensi dan Profitabilitas terhadap CAR pada Bank Pemerintah’, Skripsi, STIE Perbanas Surabaya. www.bii.go.id, diakses pada 15 November 2014. www.paninbank.go.id, diakses pada 15 November 2014. www.bankpermata.go.id, diakses pada 15 November 2011.", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 189, "width": 111, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koresponden Penulis", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 202, "width": 273, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi Susilo Dwi Cahyono dapat dikontak pada e-mail: [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 230, "width": 306, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraeni dapat dikontak pada e-mail: [email protected].", "type": "Text" } ]
85b46296-3d03-d62b-8a8f-4a4edd09674c
https://journal.uniga.ac.id/index.php/JA/article/download/404/386
[ { "left": 115, "top": 95, "width": 364, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Serta Implikasinya Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 184, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 210, "width": 96, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Garut [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 261, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 286, "width": 364, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study was conducted to determine the effect of company size on financial performance and its implications for firm value. Company size is proxied by total assets and total sales, financial performance is proxied by return on assets, while firm value is proxied by the value of tobin 's q. The theoretical basis used to support this research is signaling theory. This study uses a sample of manufacturing companies listed consistently on the Indonesia Stock Exchange (IDX) from 2010 to 2016. The data used is panel data. The data analysis technique used is path analysis. The results of the study explain that total assets have a negative and significant effect on financial performance, total sales have a positive and significant effect on financial performance, simultaneously total assets and total sales have a significant effect on financial performance, total assets have a negative and significant effect on firm value, total sales have a significant effect. positive and significant impact on firm value, financial performance has a positive and significant effect on firm value, simultaneously total assets, total sales and financial performance have a significant effect on firm value, financial performance can mediate the effect of total assets on firm value, and financial performance can mediate the effect total sales against firm value.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 514, "width": 320, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Company Size, Company Value and Financial Performance.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 79, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 454, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak perusahaan publik atau emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan pasar modal Indonesia, salah satunya perusahaan- perusahaan yang bergerak pada sektor industri manufaktur. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terdiri dari berbagai sub sektor pokok industri, perusahaan-perusahaan manufaktur berperan penting dalam menunjang kegiatan berbagai sektor industri lain sehingga dapat mencerminkan reaksi pasar modal. Perusahaan yang bergerak pada industri manufaktur juga seharusnya dapat menjaga eksistensinya di pasar modal dibandingkan perusahaan-perusahaan pada industri lain karena perannya yang cukup penting dan karena jumlah perusahaan (emiten) yang terdaftar di BEI terus bertambah dari waktu ke waktu sehingga dapat meningkatkan persaingan antar perusahaan dalam mendapatkan pendanaan dari para investor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 729, "width": 454, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BEI memiliki beberapa indeks dalam melakukan penilaian terhadap saham suatu perusahaan, salah satunya indeks LQ 45. Perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ 45 merupakan 45 perusahaan dari peringkat tertinggi memiliki saham yang paling aktif diperdagangkan dan memiliki likuiditas yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tinggi sehingga perusahaan-perusahaan ini dipercaya memiliki nilai saham yang tinggi (Hartono, 2009). Jumlah dan persentase perusahaan manufaktur yang terdaftar pada indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) per agustus 2016 sampai januari 2017 adalah 27%, hal ini menunjukkan perusahaan manufaktur dinilai kurang aktif diperdagangkan dibandingkan saham-saham lain serta memiliki likuiditas yang rendah. Seharusnya perusahaan manufaktur bisa bersaing dalam mempertahankan eksistensinya di pasar modal dalam rangka menjaga nilai perusahaan untuk memperlancar pendanaan dari para investor, karena aktivitas penanaman modal atau investasi pada suatu perusahaan pada umumnya mempertimbangkan kemakmuran melalui nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 455, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai perusahaan dapat memberikan informasi ( signaling ) keberhasilan suatu perusahaan pada setiap kegiatan operasional perusahaan melalui kinerja financial dan kinerja non financial . Nilai perusahaan dapat diinterpretasikan dengan nilai tobin’s q. Kinerja financial dapat dijelaskan dengan rasio Return On Assets (ROA) dan ukuran suatu perusahaan perusahaan ( firm size ) berdasarkan total aset dan penjualan yang dilakukan. Selain berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan dengan sifat pengaruh yang positif (Aprianingsih, 2016 dan Khairiyani, 2016), diketahui bahwa ukuran perusahaan juga berpengaruh melalui kinerja financial perusahaan (Mahendra, 2011 dan Nugrahanti, 2012). Sebagai data awal penelitian, berikut merupakan rata-rata ukuran perusahaan, kinerja keuangan dan nilai perusahaan dari empat perusahaan manufaktur yaitu PT Semen Baturaja Tbk, PT Semen Indonesia Tbk, PT Wijaya Karya Beton Tbk dan PT Krakatau Steel Tbk pada tahun 2014 sampai dengan 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 445, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Rata-rata Ukuran Perusahaan, Kinerja Keuangan dan Nilai Perusahaan beberapa Perusahaan Manufaktur Terdaftar di BEI Tahun 2014 Sampai 2016", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 353, "width": 432, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Kelompok Variabel Variabel 2014 2015 2016 1 Ukuran Perusahaan Total Aset ( million Rp ) 13.288.171 15.041.310 17.510.829 Total Penjualan ( million Rp ) 10.023.599 9.910.358 9.667.276 2 Kinerja Keuangan ROA (%) 7 5 4 3 Nilai Perusahaan Nilai Tobin's Q 1.131 690 2.618", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 205, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data primer yang telah diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 454, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut tabel 1 dapat diketahui bahwa ukuran perusahaan dapat diproksikan dengan total aset dan total penjualan, pada masing-masing periode persentasenya terus meningkat sebesar 13% dan 16%. Sedangkan total penjualan terus menurun pada masing-masing periode sebesar 1% dan 2%. Kinerja keuangan diproksikan dengan ROA, pada masing-masing periode persentasenya terus menurun sebesar 36% dan 16%. Nilai Perusahaan diproksikan dengan nilai tobin’s q, dari tahun 2014 ke tahun 2015 menurun sebesar 39%, tahun 2015 ke tahun 2016 meningkat sebesar 279%. Berdasarkan penjelasan tersebut, ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset jika dibandingkan dengan kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA memiliki fluktuasi yang berbeda, begitupun jika dibandingkan dengan nilai perusahaan yang juga hanya diproksikan dengan nilai tobin’s q, maka disimpulkan terjadi inkonsistensi terhadap teori. Berbeda dengan pernyataan tersebut, jika ukuran perusahaan diproksikan dengan total penjualan hubungannya dengan ROA sama-sama memiliki nilai yang terus menurun, sehingga hal ini konsisten dengan teori. Tetapi jika dibandingkan dengan nilai tobin’s q memiliki fluktuasi nilai yang berbeda, maka tidak konsisten dengan teori. Kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA jika dibandingkan dengan nilai perusahaan yang diproksikan dengan nilai tobin’s q memiliki fluktuasi yang berbeda sehingga hal ini inkonsisten dengan teori. Semua penjelasan tersebut membuktikan bahwa terdapat gap atau perbedaan antara kenyataan dengan teori, sehingga menjadi bukti adanya permasalahan yang perlu dipecahkan melalui penelitian. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menjadi acuan dalam pelaksanaan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 454, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Aprianingsih (2016), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aset berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan yang diproksikan dengan ROA. Sedangkan menurut Warenda (2013), ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva ( total assets ) tidak berpengaruh terhadap", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kinerja keuangan jika diproksikan dengan ROA. Pardiyanto (2016) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan yang diproksikan dengan total aktiva berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan nilai tobin’s q. Sedangkan Dewi dan Wirajaya (2013) menjelaskan bahwa ukuran perusahaan yang proksikan dengan total aktiva tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan jika diproksikan dengan tobin’s q. Menurut Nugraheni (2012) ukuran perusahaan jika diproksikan dengan total penjualan memiliki berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan menurut Babatunde (2009) total penjualan berpengaruh positif terhadap ROA, tetapi berpengaruh negatif terhadap nilai tobin’s q. Berdasarkan gap penelitian yang terjadi jelas adanya perbedaan antara kenyataan dan teori sehingga menimbulkan fenomena masalah, maka peneliti tertarik untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan serta implikasinya terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 101, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 153, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Sinyal (Signalling Theory)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 314, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Sinyal ( Signalling Theory ) dikembangkan oleh Ross (1977) yang menyatakan bahwa pihak eksekutif perusahaan memiliki informasi lebih baik mengenai perusahaannya sehingga akan terdorong untuk menyampaikan informais tersebut kepada calon investor agar harga saham perusahaannya meningkat. Teori sinyal menjelaskan tentang sinyal yang sengaja disampaikan oleh perusahaan melalui informasi profit perusahaan yang tinggi, dengan harapan bahwa pasar mampu membedakan perusahaan yang berkualitas baik dan buruk (Fatchan dan Trisnawati, 2016). Sinyal yang dimaksud merupakan kaitannya dengan informasi, sebagai pengungkapan yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin tinggi profit yang diperoleh suatu perusahaan maka nilai perusahaan juga semakin tinggi karena diminati oleh para investor. Sustainability report digunakan oleh manajer sebagai sinyal profitabilitas perusahaan kepada para investor dan untuk membantu mendukung keberlanjutan dan kompensasi manajemen, sehingga perusahaan yang lebih baik akan semakin terbuka dan transparan dalam melaporkan informasi tentang perusahaannya. Agar sinyal tersebut efektif, maka harus dapat ditangkap pasar dan dipersepsikan baik, serta tidak mudah ditiru oleh perusahaan yang berkualitas buruk (Megginson, 1987). Sedangkan menurut Brigham dan Houston (2001) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek suatu perusahaan. Suatu perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham serta mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mancari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat ( signal ) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram, pabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah (Novita, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 95, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 454, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran Perusahaan ( Firm Size ) adalah skala untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan yang dapat diproksikan dengan beberapa cara, antara lain total aktiva ( Total Assets ) dan total penjualan ( Total Sales ) (Saemargani, 2015). Definisi tersebut menjelaskan bahwa ukuran perusahaan merupakan skala pengukuran yang menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan melalui total aktiva dan total penjualan yang dimiliki. Terdapat tiga kriteria untuk menilai ukuran perusahaan, yaitu sebagai berikut (Saemargani, 2015):", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 707, "width": 96, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perusahaan Besar", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 720, "width": 418, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan berskala besar merupakan perusahaan yang memiliki total aktiva lebih besar dari Rp. 10.000.000.000 termasuk tanah dan bangunan, dan memiliki total penjualan lebih dari Rp 50.000.000.000 per tahun.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 758, "width": 117, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Perusahaan Menengah", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 75, "width": 418, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan berskala menengah merupakan perusahaan yang memiliki total aktiva lebih besar dari Rp. 1.000.000.000 dan kurang dari Rp. 10.000.000.000 termasuk tanah dan bangunan, dan memiliki total penjualan lebih besar dari Rp. 1.000.000.000 dan kurang dari Rp. 50.000.000.000 per tahun.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 125, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Perusahaan Kecil", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 138, "width": 418, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan kecil adalah perusahaan yang memiliki total aktiva paling banyak Rp 1.000.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan dan memiliki total penjualan maksimal 1.000.000.000 per tahun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 454, "height": 288, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total aktiva merupakan sejumlah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya (Djarwanto, 2001), melalui total aktiva perusahaan dapat dikategorikan besar atau kecil berdasarkan kekayaan yang dimiliki. Total penjualan merupakan ukuran aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit yang diperoleh melalui hasil penjualan seluruh produk selama jangka waktu tertentu (Swastha, 2005), melalui total penjualan perusahan dapat dikategorikan besar atau kecil berdasarkan skala produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Menurut Astri Aprianingsih (2016) menjelaskan bahwa ukuran suatu perusahaan tercermin dari total aset yang dimiliki, semakin besar aset perusahaan maka semakin besar ukuran perusahaan, begitupun sebaliknya. Definisi tersebut menjelaskan bahwa ukuran perusahaan dapat dinilai melalui total aset yang dimiliki. Aset memiliki arti yang sama dengan aktiva yaitu kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menjalankan usahanya. Menurut Sri Nurul Fajri dalam Ludhfiana Rahayu (2014) menjelaskan bahwa yang biasa digunakan untuk menilai ukuran perusahaan adalah jumlah tenaga kerja, total penjualan, total utang dan total aset. Melalui definisi tersebut terdapat unsur penilaian yang berbeda dibandingkan kedua definisi sebelumnya yaitu junlah tenaga kerja dan total utang. Jumlah tenaga kerja menunjukkan banyaknya tenaga kerja yang dimiliki oleh perusahaan baik tenaga kerja langsung atau tenaga kerja tidak langsung. Total utang merupakan pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan akibat kegiatan usaha, melalui total utang perusahan dapat dikategorikan besar atau kecil berdasarkan jumlah utang yang dimiliki. Berdasarkan beberapa definisi di atas, pada penelitian ini untuk ukuran perusahaan merujuk kepada definisi dari Saemargani (2015), digunakan dua pengukuran yaitu total aktiva ( total assets ) dan total penjualan ( total sales ), dengan kedua pengukuran terpilih ini maka ukuran perusahaan dapat dianalisis secara sederhana namun jelas, serta suatu perusahaan dapat dianalisis berdasarkan kriteria penilaian yang telah disebutkan. Menurut penjelasan di atas ukuran perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 491, "width": 179, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Aset = 𝐿𝑛. 𝑜𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 Total Penjualan = 𝐿𝑛. 𝑜𝑓 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 454, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan yang dinilai dengan total aktiva ( total assets ) dan total penjualan ( total sales ) dihitung dengan logaritma natural besarnya total aktiva dan total penjualan yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan jumlah tenaga kerja dan total utang tidak dipilih menjadi kriteria penilaian untuk ukuran perusahaan. Jumlah tenaga kerja tidak selalu menunjukkan besar kecilnya ukuran perusahaan, banyaknya jumlah tenaga kerja tidak selalu menginterpretasikan besarnya ukuran suatu perusahaan. Seringkali perusahaan yang termasuk pada industri padat modal melalui investasi real assets mesin-mesin produksi memiliki kapitalisasi pasar yang lebih besar dibandingkan dengan industri padat karya yang lebih memperbanyak tenaga kerja. Total utang tidak selalu menginterpretasikan besar kecilnya ukuran perusahaan, besarnya total utang yang dimiliki perusahaan tidak selalu menunjukkan besarnya ukuran suatu perusahaan. Karena utang merupakan bentuk pengorbanan ekonomis yang harus dilakukan oleh perusahaan karena kegiatan usaha, jumlah utang yang besar dapat disebabkan oleh kegiatan usaha yang kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 88, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan efektivitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuan keuangan perusahaan ( profit ). Kinerja keuangan dipandang efektif apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan keuangan yang tepat. Efisiensi diartikan sebagai ratio (perbandingan) antara masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 275, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memperoleh keluaran yang optimal (Pertiwi, 2012). Perusahaan go public telah menyajikan laporan keuangan untuk memenuhi publikasi sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pihak intern dan ekstern perusahaan. Laporan keuangan yang dipublikasi tersebut dapat menunjukkan kinerja perusahaan dengan tujuan untuk memberikan informasi keuangan perusahaan. Berdasarkan informasi tersebut, investor dapat melakukan penilaian kinerja perusahaan dan menentukan saham mana yang akan dijadikan pilihan investasi. Pengukuran kinerja yang dilakukan setiap periode waktu tertentu sangat bermanfaat untuk menilai kemajuan yang telah dicapai perusahaan dan menghasilkan informasi yang sangat bermanfaat untuk pengambilan keputusan manajemen serta mampu menginterpretasikan nilai perusahaan itu sendiri kepada para stakeholder. Perusahaan yang dipilih tentu saja perusahaan yang sehat dan memiliki kinerja yang baik. Pengukuran kinerja keuangan dapat menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba baik dalam hubungannya dengan assets maupun laba bagi modal sendiri (Kasmir, 2012). Sesuai dengan tujuan keuangan perusahaan adalah mencapai keuntungan yang maksimal ( profit ) untuk menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang baik, maka salah satu rasio keuangan ini dipandang paling sesuai untuk menentukan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Brigham & Houston (2012) terdapat suatu rasio untuk mengukur tingkat profitabiltas atau pengembalian atas total aset yang digunakan dengan menggunakan return on assets (ROA) . Definisi tersebut menjelaskan bahwa rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dalam menilai kinerja keuangan suatu perusahaan adalah ROA. Pada penelitian ini kinerja keuangan diproksikan dengan Return On Assets (ROA) . Return On Assets (ROA) menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki perusahaan (Kasmir, 2012). Secara matematis masing- masing rasio tersebut dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 364, "width": 302, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑅𝑂𝐴) = Laba Bersih Setelah Pajak Total Aset × 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 403, "width": 455, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini kinerja keuangan diproksikan dengan rutrn on assets (ROA) karena dapat menginterpretasikan tingkat profitabilitas perusahaan atau dapat mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba berdasarkan seluruh kekayaan yang dimiliki oleh perusahaaan (total aset). Semakin besar ROA maka perusahaan dipandang semakin efektif dalam menghasilkan laba dari total aset yang dimiliki perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 81, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 455, "height": 263, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan adalah suatu organisasi yang melakukan kombinasi dan organisir berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang dan atau jasa untuk dijual (Salvatore, 2005). Nilai Perusahaan ( Firm Value ) merupakan nilai yang telah tercapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini (Noerirawan, 2012). Nilai perusahaan juga dapat berupa persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang berkaitan erat dengan harga sahamnya (Sujoko dan Soebiantoro, 2007). Harga saham yang tinggi menunjukkan nilai perusahaan juga tinggi, dan meningkatkan kepercayaan pasar tidak hanya terhadap kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa mendatang. Harga saham yang digunakan umumnya mengacu pada harga penutupan ( clossing prince ), dan merupakan harga yang terjadi pada saat saham diperdagangkan di pasar (Fakhruddin dan Hadianto, 2001). Menurut (Noerirawan, 2012), “suatu perusahaan memiliki nilai yang baik jika mampu menunjukkan kinerja perusahaan juga baik yang tercermin pada harga sahamnya”. Jika nilai saham pada perusaan tersebut tinggi dapat dikatakan bahwa nilai perusahaan tersebut juga baik, karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham, sehingga nilai perusahaan dapat diproksikan dengan prince to book value (PBV) , yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku per saham. Indikator lain yang terkait adalah nilai buku per saham atau book value per share , yaitu perbandingan antara modal ( equity ) dengan jumlah saham yang beredar ( shares outstanding ). Nilai Perusahaan dapat diproksikan dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1967). Tobin’s Q merupakan rasio yang menunjukkan estimasi pasar sehingga memberikan informasi yang rasional mengenai nilai", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan, karena memasukkan seluruh aset perusahaan. Jika nilai yang didapat dari hasil perhitungan lebih dari 1, artinya aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi dibandingkan pengeluaran investasi, sehingga akan merangsang investasi baru. Jika nilai didapat di bawah satu, maka investasi dianggap tidak menarik (Putri & Rohman, 2012). Nilai Tobin’s Q dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 149, "width": 138, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Tobin’s Q = (MVS + D)", "type": "Section header" }, { "left": 335, "top": 165, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑇𝐴", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 377, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan: MVS : Market Value of all outstanding shares (Closing price x outstanding shares) D : Total Liabilities", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 98, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TA : Total Assets", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Closing price merupakan harga saham penutupan di akhir periode untuk menjadi harga saham pembukaan di awal periode berikutnya. Total liabilities merupakan hutang yang harus dilunasi oleh perusahaan atau pelayanan yang harus dilakukan pada masa datang terhadap pihak lain. Inventory merupakan stock bahan yang digunakan untuk memudahkan produksi atau untuk memuaskan pelanggan yang meliputi bahan baku ( raw materials ), barang dalam proses ( in-process goods ) dan barang jadi ( finished goods ). Perhitungan ini ditentukan untuk mengukur nilai perusahaan karena dapat menunjukkan penilaian yang rasional terhadap nilai perusahaan karena memasukkan seluruh aset yang dimiliki perusahaan, sehingga nilai Tobin’s Q yang tinggi menginterpretasikan prospek perusahaan yang baik dalam menjamin kemakmuran para investor. Tujuan penelitian ini ingin menguji pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan serta implikasinya terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia, sehingga dapat dibentuk paradigma penelitian sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 543, "width": 143, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 Paradigma Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 102, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 455, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Hypotesis Testing Empirical Study , yaitu bentuk pengujian hipotesis dari studi empiris, sehingga dapat dijelaskan dengan terperinci hasil temuan dari penelitian yang dilakukan. Berdasarkan metode pengumpulan datanya, penelitian ini termasuk pada penelitian pengamatan ( Observasional ), karena sifat data yang digunakan hanya berupa bahan yang dapat diobservasi dan tanpa berusaha mendapatkan tanggapan dari pihak lain, sebab data penelitian ini berasal dari peristiwa yang telah terjadi pada waktu yang lalu. Berdasarkan kemampuan manipulasi variabel, penelitian ini termasuk pada penelitian ex post facto , karena data penelitian berasal dari perusahaan industri manufaktur apa adanya tanpa dilakukan manipulasi. Berdasarkan tujuan penelitian, penelitian ini termasuk pada penelitian studi kausal, sebab tujuan penelitian menjelaskan hubungan sebab-akibat dalam bentuk pengaruh antara variabel melalui pengujian hipotesis. Kaidah utama hubungan kausal merupakan hubungan sebab-akibat, yaitu: A menghasilkan B, atau A menyebabkan B. Proses kejadiannya, A terjadi sebelum B terjadi ( time sequence ), atau A terjadi kemudian selang waktu tertentu B kemudian terjadi ( lack period ), maka bentuk desain penelitian empiris ini ditetapkan adalah non-eksperimental atau ex post facto .", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 416, "width": 292, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Aset Total Penjualan Ԑ 1 Ԑ 2 ROA Nilai Tobin’s Q", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat beberapa metode analisa data pada penelitian ini yaitu: Pengujian Asusmsi Klasik dengan menggunakan Grafik atau Histogram, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi, Analisis Jalur ( Path Analysis ). Analisa data pada penelitian ini dibantu dengan program perangkat lunak Statistical Package for the Social Sciences (SPSS) Version 20 , setelah dilakukan pengolahan maka akan dilakukan analsis hasil penelitian. Pada penelitin ini terdapat beberapa variabel penelitian yang terdiri dari dalam beberapa kelompok variabel, yaitu: Ukuran Perusahaan sebagai kelompok variabel independen terdiri dari total aset (X 1 ) dan total penjualan (X 2 ). Kinerja Keuangan sebagai variabel mediasi yang diproksikan dengan Return On Equity (ROA) (Y). Nilai perusahaan sebagai kelompok variabel dependen yang hanya diproksikan dengan Nilai Tobin’s Q (Z). Untuk Lebih jelasnya beberapa variabel penelitian tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 174, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 225, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh total aset terhadap kinerja keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 454, "height": 377, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian secara statistik didapat nilai koefisien beta sebesar -0,253 dapat diartikan jika total aset naik sebesar 1% maka kineja keuangan akan turun sebesar 0,253%. Nilai significance sebesar 0,032 lebih kecil dari standard error (0,05) atau memiliki tingkat kepercayaan (convidance level) sebesar 0,968 (1-0,032) lebih besar dari yang telah ditentukan (0,95), menjelaskan total aset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian menyatakan H 1 diterima, menunjukkan bahwa total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Pengaruh yang signifikan menjelaskan total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk memprediksi maupun menjelaskan kinerja keuangan perusahaan tersebut, atau kinerja keuangan perusahaan manufaktur sebagai kualitas pencapaian keuangan perusahaan tersebut berdasarkan efektifitasnya dalam menghasilkan laba dapat dipengaruhi langsung oleh total aset yang dimiliki perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bahwa tingginya total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur malah menurunkan kinerja keuangan perusahaan tersebut, berdasarkan data penelitian yang didapat hal ini terjadi karena peningkatan total aset perusahaan-perusahaan manufaktur dari tahun ke tahun tidak sebanding dengan laba bersih perusahaan yang relatif menurun. Tingginya total aset yang dimiliki tidak dapat dimaksimalkan oleh perusahaan dalam penjualan sehingga berdampak pada rendahnya pencapaian laba, dapat dilihat pada laba bersih setiap perusahaan manufaktur cenderung berfluktuasi dan sampai ada yang menunjukkan kerugian (negatif). Hal ini bukti bahwa tingginya total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur hanya menjadi beban karena tidak dapat digunakan dengan maksimal oleh perusahaan sedangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk aset yang miliki harus tetap dipenuhi. Terutama aset tetap yang dimiliki suatu perusahaan akan memerlukan pengeluaran yang bertujuan agar tetap memenuhi kebutuhan perusahaan seperti pemeliharaan, penggantian, perbaikan (improvement), penambahan (addition) dan penyusunan kembali (rearrangement) akibat penyusunan kembali route produksi (Baridwan, 2008). Besarnya suatu perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki. Apabila perusahaan memiliki total aset yang besar hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan besar. Perusahaan besar biasanya dipandang sebagai perusahaan yang relatif stabil mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi, tetapi jika kondisi perekonomian buruk malah akan berdampak terbalik terhadap kinerja perusahaan. Lemahnya kondisi perekonomian mengakibatkan pencapaian kinerja keuangan perusahaan yang kurang baik karena tingginya aset yang dimiliki tidak dapat diikuti dengan pencapaian keuntungan sehingga berpengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 454, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alasan lain juga dapat terjadi karena lemahnya ekonomi global terutama selama periode 2010 masih berlanjut sampai akhir 2016 sehingga berdampak menurunnya nilai komoditas perusahaan-perusahaan manufaktur. Hal ini juga menjadi alasan kuat perlunya perusahaan manufaktur lebih memaksimalkan kegiatan operasional melalui aset yang miliki dalam melakukan penjualan untuk mencapai laba yang maksimal. Seperti yang dialami oleh PT. Krakatau Steel (Persero) Tbk perusahaan ini merupakan perusahaan terbesar dibandingkan dengan perusahaan manufatur yang lain jika dilihat dari total aset yang dimiliki, serta salah satu dari beberapa perusahaan yang menerima dampak perekonomian global. Seperti yang disampaikan dewan komisaris perusahaan tersebut bahwa pada tahun 2016 perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masih berupaya untuk mengantisipasi lemahnya kondisi ekonomi global yang diperkirakan masih akan terus terjadi. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2016 hanya sebesar 3,1%, sementara pada tahun 2017 menurut Bank Indonesia (BI) pertumbuhan ekonomi diprediksi stabil berada pada angka 2,7%. Signifikannya pengaruh total aset terhadap kinerja keuangan terjadi karena total aset merupakan kekuatan finansial yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dimana semakin besar aset yang dimiliki oleh perusahaan maka akan semakin mendapat perhatian stakeholder, dengan alasan tersebut perusahaan akan termotivasi untuk selalu mempertahankan kinerjanya yaitu kinerja keuangannya. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yulius Ardy Wiranata (2013) yang menjelaskan ukuran perusahaan jika diukur dengan total aset berpengaruh negatif terhadap kinerja keuangan dengan pengaruh yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 254, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh total penjualan terhadap kinerja keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 454, "height": 326, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian secara statistik didapat nilai beta sebesar 0,559 sehingga secara statistik dapat diartikan jika total penjualan naik sebesar 1% maka kineja keuangan akan naik sebesar 0,559%. Nilai significance sebesar 0,000 nilai ini lebih kecil dari standard error (0,05) atau memiliki tingkat kepercayaan (convidance level) sebesar 0,999 (1-0,000) lebih besar dari yang telah ditentukan (0,95) menjelaskan total penjualan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan. Hasil pengujian menyatakan H 2 diterima, menunjukkan bahwa total penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan. Pengaruh yang signifikan menjelaskan total penjualan yang dihasilkan perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk memprediksi maupun menjelaskan kinerja keuangan perusahaan tersebut, atau kinerja keuangan perusahaan manufaktur sebagai kualitas pencapaian keuangan perusahaan tersebut berdasarkan efektifitasnya dalam menghasilkan laba dapat dipengaruhi langsung oleh total penjualan yang dihasilkan perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bahwa semakin tinggi total penjualan suatu perusahaan manufaktur akan mingkatkan kinerja keuangan perusahaan tersebut. Hal ini terjadi karena penjualan yang semakin tinggi akan meningkatkan peluang perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan, jika hal ini dapat dipertahankan dengan baik oleh perusahaan maka pertumbuhan laba akan stabil. Pertumbuhan laba yang baik pada suatu perusahaan akan meningkatkan peluang dalam meningkatkan kinerja perusahaan tersebut. Tingginya penjualan mengindikasikan juga tingginya skala produksi suatu perusahaan sehingga mampu meningkatkan peluang perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangan. Signifikannya pengaruh total penjualan terhadap kinerja keuangan, terjadi karena penjualan erat kaitannya dengan keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Semakin baik perushaan dalam menghasilkan penjualan berdasarkan aset yang dimiliki akan berpengaruh pada tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan. Profitabilitas merupakan tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau keuntungan berdasarkan aset yang dimiliki perusahaan. Sehingga total penjualan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang merupakan salah satu ukuran kinerja keuangan suatu perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Novita Nugraheni (2012) yang menjelaskan total penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 221, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh total aset terhadap nilai perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 619, "width": 454, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian secara statistik didapat nilai koefisien beta sebesar -0,253. Secara statistik dapat diartikan jika total aset naik sebesar 1%, maka nilai perusahaan akan turun sebesar 0,253%. Nilai significance sebesar 0,021 lebih kecil dari standard error (0,05) atau memiliki tingkat kepercayaan (convidance level) sebesar 0,979 (1-0,021) lebih besar dari tingkat kepercayaan yang telah ditentukan (0,95), menjelaskan total aset berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian menyatakan H6 diterima, menunjukkan bahwa total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh yang signifikan menjelaskan total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk memprediksi maupun menjelaskan nilai perusahaan tersebut, atau nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sebagai tingkat keberhasilan perusahaan yang berkaitan erat dengan harga sahamnya dapat dipengaruhi langsung oleh total aset yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bahwa setiap kenaikan total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur akan menurunkan nilai perusahaan tersebut. Jika perusahaan memiliki", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 263, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "total aset yang besar maka pihak manajemen juga dipandang lebih leluasa dalam menggunakan aset perusahaan tersebut. Kebebasan yang dimiliki manajemen ini menimbulkan kekhawatiran para pemilik asetnya (investor). Sehingga total aset yang besar akan menurunkan nilai perusahaan jika dilihat dari sisi pemilik perusahaan. Signifikannya pengaruh total aset terhadap nilai perusahaan, karena besarnya total aset sebagai ukuran perusahaan dapat memberikan keyakinan kepada investor tentang kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang ada. Tingginya total aset yang dimiliki dipandang mampu untuk dimaksimalkan oleh perusahaan dalam penjualan sehingga dapat meningkatkan laba, hal ini akan dipandang positif oleh para investor dan perusahaan dinilai dapat menjaga investasi serta kemakmurannya di masa yang akan datang. Nilai Perusahaan merupakan nilai yang telah tercapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Nilai perusahaan juga dapat berupa persepsi investor terhadap tingkat keberhasilan perusahaan yang berkaitan erat dengan harga sahamnya. Total aset merupakan salah satu kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan untuk menentukan ukuran besar kecilnya suatu perusahaan. total aset berpengaruh negatif terhdap nilai perusahaan, besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan tidak selalu dinilai baik oleh para investor tersebut karena belum tentu menggambarkan baiknya memperhatikan hak para investor. Hal ini terbukti bahwa di pasar modal para investor cenderung menghidari perusahaan-perusahaan yang memiliki aset tinggi lebih memilih perusahaan yang sedang berkembang dibandingkan perusahaan yang sudah besar. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Astriani (2014) dan Suharli (2006) yang menyebutkan ukuran perusahaan jika diukur dengan total aset berpengaruh negatif tetapi memiliki pengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 249, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh total penjualan terhadap nilai perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 364, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian secara statistik didapat nilai koefisien beta sebesar 0,573. Secara statistik dapat diartikan jika total penjualan naik sebesar 1%, maka nilai perusahaan akan naik sebesar 0,573%. Nilai significance sebesar 0,000 lebih kecil dari significance yang lebih kecil dari standard error (0,05) atau memiliki tingkat kepercayaan (convidance level) sebesar 0,999 (1-0,000) lebih besar dari yang telah ditentukan (0,95), menjelaskan total penjualan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil pengujian menyatakan H7 diterima, menunjukkan bahwa total penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh yang signifikan menjelaskan total penjualan yang dihasilkan perusahaan manufaktur dapat digunakan untuk memprediksi maupun menjelaskan nilai perusahaan tersebut, atau nilai perusahaan pada perusahaan-perusahaan manufaktur sebagai tingkat keberhasilan perusahaan yang berkaitan erat dengan harga sahamnya dapat dipengaruhi langsung oleh total penjualan yang hasilkan oleh perusahaan tersebut. Hasil pengujian secara statistik menyebutkan total penjualan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin besar ukuran perusahaan (total penjualan) maka semakin cepat perputaran aktiva, karena perusahaan semakin efektif dalam menghasilkan keuntungan karena besarnya penjualan dan pendapatan yang dihasilkan. Hal ini akan menjadi penilaian yang baik bagi investor, karena semakin baik kinerja perusahaan akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi dan pada akhirnya nilai perusahaan pun akan meningkat. Hal ini sesuai dengan signaling theory yang menyebutkan investor cenderung lebih tertarik pada perusahaan berskala besar, karena perusahaan berskala besar cenderung memiliki kondisi penjualan yang stabil. Kestabilan ini menarik investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan tersebut sehingga membuat harga saham menjadi stabil. Signifikannya pengaruh total penjualan terhadap nilai perusahaan, hal ini berarti nilai perusahaan sebagai bentuk kepercayaan masyarakat serta persepsi investor berdasarkan saham yang dimiliki perusahaan dapat dipengaruhi langsung oleh total penjualan. Total penjualan merupakan ukuran aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit yang diperoleh melalui hasil penjualan seluruh produk selama jangka waktu tertentu. Melalui total penjualan perusahan dapat dikategorikan besar atau kecil berdasarkan skala produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Novita Nugraheni (2012) yang menyebutkan ukuran perusahaan jika diukur dengan total penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 261, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 454, "height": 301, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian menyatakan H11 diterima, karena hasil uji signifikansi menunjukkan pada level signifikan lebih kecil dari 0,05 dengan memiliki arah yang positif. Hasil pengujian secara statistik nilai koefisien beta sebesar 0,183 dan significance sebesar 0,048 menunjukkan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bahwa setiap kenaikan kinerja keuangan yang dihasilkan perusahaan-perusahaan manufaktur akan meningkatkan nilai perusahaan tersebut, sehingga kinerja keuagan dapat digunakan untuk memprediksi maupun menjelaskan nilai perusahaan manufaktur. Kinerja keuangan yang tinggi mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi, sehingga akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya diperusahaan. Kinerja keuangan yang tinggi akan meningkatkan harga saham dan akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan, sehingga profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Semakin tingginya kinerja keuangan perusahaan manufaktur akan meningkatkan laba per lembar saham perusahaan tersebut. Adanya peningkatan laba per lembar saham perusahaan manufaktur akan membuat investor tertarik untuk menanamkan modalnya dengan membeli saham perusahaan tersebut. Dengan banyaknya investor yang membeli saham perusahaan maka akan menaikkan harga saham perusahaan tersebut sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akan meningkat. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan tanggapan positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Antari dan Dana (2013), Mahendra (2011) dan Khairiyani at al (2016) yang menyebutkan kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 344, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh total aset terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 213, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian menyatakan H12 diterima, karena hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa total aset berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan dan kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan, serta total aset berpengaruh signifikan secara langsung terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bahwa kinerja keuangan dapat memediasi pengaruh total aset terhadap nilai perusahaan, sehingga total aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki perusahaan. Apabila suatu perusahaan memiliki total aset yang besar bisa disimpulkan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan besar. Perusahaan besar biasanya dipandang sebagai perusahaan yang relatif stabil yang seharusnya mampu menghasilkan laba yang cukup tinggi, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik. Kinerja keuangan yang baik menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga investor akan merespon positif sinyal tersebut dan akan berpengaruh pada nilai perusahaan. Hal tersebut dapat dipahami karena perusahaan yang berhasil membukukan laba yang meningkat, mengindikasikan perusahaan tersebut mempunyai kinerja yang baik, sehingga dapat menciptakan tanggapan positif para investor dan dapat membuat harga saham perusahaan meningkat. Meningkatnya harga saham di pasar, maka akan meningkatkan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Mahendra (2011), yang menyebutkan total aset berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 373, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh total penjualan terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian menyatakan H13 diterima, karena hasil uji signifikansi menunjukkan bahwa total penjualan berpengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan, total penjualan memiliki pengaruh yang signifikan secara langsung terhadap nilai perusahaan, serta kinerja keuangan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bahwa kinerja keuangan dapat memediasi pengaruh total penjualan terhadap nilai perusahaan, sehingga total penjualan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpengaruh terhadap nilai perusahaan melalui kinerja keuangan. Total penjualan merupakan ukuran aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan kapasitas dalam satuan uang atau unit yang diperoleh melalui hasil penjualan seluruh produk selama jangka waktu tertentu. Melalui total penjualan perusahan dapat dikategorikan besar atau kecil berdasarkan skala produksi yang dihasilkan oleh perusahaan dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan. Tingginya penjualan yang dimiliki oleh sebuah perusahaan menunjukkan tingginya skala produksi perusahaaan tersebut, serta mampu menigkatkan pertumbuhan labab perusahaan. Hal ini akan menjadi sinyal positif bagi investor bahwa semakin baik kinerja perusahaan akan meningkatkan minat investor untuk berinvestasi dan pada akhirnya nilai perusahaan pun akan meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Novita Nugraheni (2012), Mahendra (2011) dan Rahayu (2016) yang menyebutkan total penjualan berpengaruh langsung terhadap nilai perusahaan serta dapat berpengaruh melalui kinerja keuangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 113, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Simpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 175, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengujian pengaruh total aset dan total penjulan terhadap kinerja keuangan serta implikasinya terhadap nilai perusahaan menunjukkan bahwa, total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, semakin tinggi total aset maka kinerja keuangan semakin menurun. Total penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan, semakin meningkat total penjualan maka kinerja keuangan semakin meningkat. Secara simultan terdapat pengaruh total aset dan total penjualan terhadap kinerja keuangan. Total aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, semakin tinggi total aset maka nilai perusahaan semakin menurun. total penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Semakin meningkat total penjualan maka nilai perusahaan semakin meningkat. kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan, Semakin tinggi kinerja keuangan maka nilai perusahaan semakin meningkat. terdapat pengaruh secara simultan total aset dan total penjualan terhadap kinerja keuangan. kinerja keuangan dapat memediasi pengaruh total aset terhadap nilai perusahaan. kinerja keuangan dapat memediasi pengaruh total penjualan terhadap nilai perusahaan. terdapat pengaruh secara simultan total aset, total penjualan dan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 454, "height": 276, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisa kinerja keuangan dengan menggunakan return on assets, laba perusahaan manufaktur di indonesia berdasarkan periode penelitian cenderung menurun malah menunjukkan kerugian. Tingginya total aset yang dimiliki tidak dapat dimaksimalkan oleh setiap perusahaan manufaktur dalam penjualan sehingga rendahnya pencapaian laba. Tingginya total aset yang dimiliki perusahaan manufaktur hanya menjadi beban bagi perusahaan, karena tidak dapat dipergunakan dengan maksimal oleh perusahaan sedangkan biaya yang harus dikeluarkan untuk aset yang miliki harus tetap dipenuhi. Hal ini juga dapat terjadi karena kondisi perekonomian global yang semakin melemah semenjak akhir tahun 2012, Bank Indonesia memprediksi masih akan terus belanjut hingga tahun-tahun berikutnya. Maka peneliti meberikan saran kepada perusahaan-perusahaan manufaktur untuk mengantisipasi setiap risiko yang ditimbulkan akibat kondisi ini agar kinerja perusahaan tetap stabil dan dapat menjaga eksistensinya di pasar modal dalam menjaga kepercayaan para investor terhadap nilai perusahaan manufaktur. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dalam rangka analisa kegiatan investasi terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur peneliti menyarankan untuk memperhatikan profitabilitas perusahaan dan hasil penjualan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut. Mengingat kedua hal ini memiliki keterkaitan yang signifikan dengan nilai perusahaan yang banyak digunakan para investor dalam menganalisis kualitas perusahaan dalam peluang kegiatan investasinya. Berdasarkan hasil pengujian determinasi, keterkaitan total aset dan total penjualan dengan kinerja keuangan dalam menjelaskan nilai perusahaan. Peneliti menyarankan kepada peneliti yang lain untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan yang lebih tepat mengingat nilai determinasi yang di dapat masih kecil. Faktor-faktor yang lain tersebut seperti; inflasi, tingkat suku bunga, kurs, pertumbuhan ekonomi, risiko sistematis dari kegiatan penanaman saham tersebut, insentif para manajer, capital expenditure, leverage keuangan dan masih ada faktor yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 75, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 399, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus Sartono. 2010. Manajemen keuangan teori, dan aplikasi. Yogyakarta: BPFE.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 454, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprianingsih, Sri. 2016. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance, Struktur Kepemilikan, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014, Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 194, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brigham dan Houston. 2010. Dasar Dasar Manajemen Keuangan Buku 1 (Edisi 11). Jakarta : Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 454, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukhori, Iqbal & Raharja. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI 2010). Diponegoro Journal of Accounting.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 454, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Debby et al. 2014. Good Corporate Governance, Company’s Characteristics and Firm Value: Empirical Study of Listing Banking on Indonesia Stock Exchange. GSTF Journal on Business Review (GBR) 3 (4): 81-88.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 454, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, Sri Mahatma, dan Ary Wijaya. 2013. pengaruh struktur modal, profitabilitas dan ukuran perusahaan pada nilai perusahaan . ISSN 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.2 (2013): 358-372.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 454, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faiza Nur Rohman. 2013. Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Earnings Management sebagai Variabel Moderasi. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 454, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fama, Eugene F. 1978. The Effects of a Firm’s Investment and Financing Decisions on the Welfare of Its Security Holders. The American Economic Review. 272-284.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 454, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitria Ingga Saemargani. 2015. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan, Profitabilitas Perusahaan, Solvabilitas Perusahaan, Ukuran KAP, dan Opini Auditor terhadap Audit Delay. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 454, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, Imam. 2012. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 554, "width": 97, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semarang : UNDIP", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 446, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hartono, Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 454, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jensen. M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory of the Firm: Managerial Behavior Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3: 305-360.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Edisi Pertama, Cetakan ketiga, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 380, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasmir, 2012, Analisis Laporan Keuangan, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 454, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Khairiyani, 2016. Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Struktur Pengelolaan Terhadap Kinerja Keuangan Serta Implikasinya Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014: Simposium Nasional Akuntansi XIX, Lampung, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laksana, Jaya. 2015. Corporate Governance dan Kinerja Keuangan (Studi Kasus pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2008-2012). E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11 (1): 269-288, ISSN: 2302-8556.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 454, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ludhfiana Rahayu, Novia Sari. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage dan Good Corporate Governance terhadap Kualitas Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2012. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 454, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahendra, Alfredo, 2011. Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan (Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating) pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Udayana.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 431, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Munawir. 2001. Akuntansi Keuangan dan Manajmen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 454, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nidar, Sulaeman Rahman, 2016. Manajemen Keuangan Perusahaan Modern, Pustaka Reka Cipta, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 454, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noviawan. A. Ridho dan Septiani Aditya. 2013. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan: Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 454, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nugrahanti, Yeterina Widi & Novia, Shella. 2012. Pengaruh Struktur Kepemilikan sebagai Mekanisme Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan. Jurnal Manajemen 11 (2): 151-170.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 454, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetia, Ta’dir Eko, Parengkuan Tommy, Ivone S. Saerang. 2014. Struktur Modal, Ukuran Perusahaan Dan Risiko Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei. Jurnal EMBA Vol.2 No.2 Juni 2014, Hal. 879-889.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 461, "width": 454, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puteri, Paramitha Anggia & Rohman, Abdul. 2012. Analisis Pengaruh Investment Opportunity Set (IOS) dan Mekanisme Corporate Governance terhadap Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Diponegoro Journal of Accounting 1 (2): 1-14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 454, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosalina Budi Ratnasari. 2016. Pengaruh Value Added Intellectual Capital, Gcg, Dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan. Seminar Nasional IENACO. ISSN: 2337 – 4349.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 454, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ross, S.A., 1977. The Determination of Finacial Structure:The Incentive Signalling Approach\", Journal ofEconomics, Spring, 8, pp 23-40.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 454, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solomon, Jill & Solomon, Aris. 2004. Corporate Governance and Accountability. The Atnum, Southern Gate, Chichester: John Wiley & Sons Ltd.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sujoko & Ugy Soebiantoro, 2007. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham, Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern terhadap Nilai Perusahaan”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol 9, No 1, pp 41-48.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 453, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutedi, Adrian. 2012. Good Corporate Governance, Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Sinar Grafika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 726, "width": 454, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibowo, Soni. 2016. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Struktur Pengelolaan, Kebijakan Deviden Dan Kebijakan Utang Terhadap Nilai Perusahaan. Tesis. Universitas Airlangga: Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 91, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Wacana Ekonomi", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 31, "width": 32, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wufron.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 41, "width": 109, "height": 18, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 16; No. 03; Tahun 2017 Halaman 140-154", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 800, "width": 87, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jurnal.uniga.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 800, "width": 16, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 65, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.idx.co.id", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 85, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.sahamok.com", "type": "Text" } ]
a0009d5b-6276-43af-aba8-0d5166cc7eef
https://journals.usm.ac.id/index.php/elektrika/article/download/3669/2194
[ { "left": 47, "top": 789, "width": 177, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elektrika, Vol. 13 No.2 Tahun 2021; hal 47-52", "type": "Page footer" }, { "left": 540, "top": 789, "width": 9, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 62, "top": 53, "width": 478, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang Bangun Gelang Locator Pasien Terkonfirmasi Covid-19 dengan Metode Haversine sebagai Pengidentifikasian Pelanggaran Zona Aman Isolasi Mandiri Menggunakan Komunikasi Lora (Long Range)", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 105, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Afan Maulana 1) , Riza Alfita 2) , dan Achmad Fiqhi Ibadillah 3)", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 118, "width": 309, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 131, "width": 401, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3) Jl. Raya Telang, Perumahan Telang Indah, kamal, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur e-mail: [email protected] 1) , [email protected] 2) , [email protected] 3)", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 180, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 191, "width": 504, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Positive cases of COVID-19 continue to grow rapidly. This prompted the government to make new rules in the form of various types of health protocols. One of them is the implementation of the self-isolation protocol for confirmed COVID-19 patients. Self-isolation is a rule that requires confirmed patients to stay at home until the specified time limit to break the chain of COVID-19 development. However, it is suggested and as a rule that there are still many ODP and PDP who still violate the rules of self-isolation from the government. The ODP and PDP still roam freely without thinking about the impacts and risks to their surroundings. With the departure of confirmed patients, the risk of developing COVID-19 becomes greater. In this study, a confirmed patient locator bracelet was made that can map the position of the patient based on latitude and longitude. The latitude and longitude data from the bracelet is sent to the gateway by LoRa communication. LoRa communication is also used to minimize the dimensions of the bracelet. In addition to mapping the location of the patients, by applying the Heversine method this system is able to identify when a safe zone violation occurs in the form of a change in the color of the marker. In the future, it is hoped that this system will be able to handle the problem of developing COVID-19 caused by confirmed patients who still violate the self-isolation protocol.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 341, "width": 280, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: API, COVID 19, Heversine, LoraWAN, Internet of Things", "type": "Section header" }, { "left": 274, "top": 364, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 375, "width": 504, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasus positif COVID-19 terus saja berkembang pesat. Hal ini mendorong pemerintah untuk membuat aturan baru berupa protokol-protokol kesehatan yang berbagai macam jenisnya. Salah satunya ialah penerapan protokol isolasi mandiri yang di- peruntukkan bagi para pasien terkonfirmasi COVID-19. Isolasi mandiri ialah aturan yang mewajibkan para pasien terkonfir- masi untuk tetap di rumah sampai batas waktu yang ditentukan untuk memutus rantai perkembangan COVID-19. Namun dihimbau dan menjadi aturan masih banyak para ODP dan PDP yang tetap saja melanggar aturan isolasi mandiri dari pemerintah. Para ODP dan PDP tetap saja berkeliaran bebas tanpa memikirkan dampak dan resiko terhadap sekitarnya. Dengan berkeliarnya para pasien terkonfirmasi maka resiko perkembangan COVID-19 menjadi besar. Pada penelitian ini dibuat gelang locator pasien terkonfirmasi yang dapat memetakan posisi para pasien berdasarkan latitude dan longitude . Data latitude dan longitude dari gelang dikirimkan ke gateway dengan komunikasi LoRa. Komunikasi LoRa dipakai juga untuk meminimalisir dimensi dari gelang. Selain memetakan lokasi para pasien, dengan menerapkan metode Heversine system ini mampu men- gidentifikasi bila terjadi pelanggaran zona aman berupa perubahan warna marker. Kedepannya diharapkan system ini mampu mengani masalah perkembangan COVID-19 yang disebabkan oleh para pasien terkonfirmasi yang masih banyak melanggar protokol isolasi mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 536, "width": 289, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: API, COVID 19, Heversine, LoraWAN , Internet of Things.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 571, "width": 85, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 584, "width": 246, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OVID-19 adalah wabah virus yang menjadi pandemik di seluruh dunia saat ini termasuk In- donesia. Berdasarkan statistik perkembangan covid per tanggal 11 Januari 2021 laju perkembangan pasien terkonfirmasi di Indonesia mencapai 828,026 pasien, dengan cluster penyebaran terbanyak terjadi di Provinsi Jakarta dan Jawa Timur. Bila dilihat dari statis- tik keseluruhan perkembangan COVID-19 di Indonesia yang dimulai dari awal Maret hingga September, perkembangan COVID-19 di Indonesia meningkat secara signifikan yang mana puncaknya terjadi pada tanggal 9 Januari 2021 yaitu sebanyak 10.617 pasien terkonfirmasi per harinya. Akibat dari hal ini pemerintah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 571, "width": 246, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besar atau yang familiar disebut PSBB. Hal ini sebagai upaya pemerintah untuk memutus mata rantai perkem- bangan COVID-19 di Indonesia. Dimulai awal Maret hingga awal Juni 2020 dilaksanakan PSBB di seluruh Indonesia. Namun tetap saja perkembangan COVID-19 di Indonesia masih saja terjadi peningkatan secara sig- nifikan. Ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang melanggar peraturan PSSBB dan masih banyak pasien terkonfirmasi yang berkeliaran keluar rumah.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 685, "width": 246, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karena dalam penyebarannya COVID-19 tergolong mudah yaitu hanya melalui droplet atau percikan yang keluar dari hidung atau mulut dan menempel di benda seperti tangga, meja, dan sarana umum lainnya. Maka semakin banyak orang berkerumun atau berkumpul da- lam suatu tempat maka semakin besar pula resiko", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 582, "width": 47, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 792, "width": 504, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48 Ahmad Afan Maulana, Riza Alfita, dan Achmad Fiqhi Ibadillah Rancang Bangun Gelang Locator Pasien Terkonfirmasi Covid-19 dengan Metode Haversine sebagai Pengidentifikasian Pelangaran Zona Aman Isolasi Mandiri Menggunakan Komunikasi Lora (Long Range)", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 243, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19 tersebar. Terutama bila di antara orang ter- sebut terdapat pasien terkonfirmasi COVID-19.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 78, "width": 246, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebenarnya permasalahan pertama dari pandemi ini ialah para pasien terkonfirmasi yang masih saja ada yang tidak mematuhi aturan dari pemerintah. Menyi- kapi ini pemerintah memberlakukan isolasi bagi para pasien terkonfirmasi di rumah sakit sebagai solusi agar pasien bisa dipantau dan ditertibkan. Namun masalah lain muncul akibat kebijakan tersebut, banyak rumah sakit mengalami overload ruang isolasi. Hal ini berim- bas pada sarana dan prasarana public yang dialih fungsikan menjadi rumah sakit darurat untuk menam- pung pasien terkonfirmasi. Sebut saja wisma atlet yang sejak awal sudah dijadikan rumah sakit darurat oleh pemerintah dan masih banyak lagi sarana dan prasarana public yang beralih fungsi menjadi rumah sakit darurat.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 256, "width": 246, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat masalah ini saya membuat penelitian yang berjudul Rancang Bangun Gelang Locator Pasien Terkonfirmasi COVID-19 Dengan Metode Heversine sebagai Pengidentifikasian Pelanggaran Zona Aman Isolasi Mandiri Menggunakan Komunikasi LoRa (Long Range) . Cara kerja dari system ini sendiri ialah dengan mengirimkan koordinat pasien dengan menggunakan alat berupa gelang. Koordinat tersebut digunakan sebagai parameter untuk selanjutnya dikalkulasikan dengan koordinat zona aman yang telah ditentukan di awal. Selanjutnya dilakukan pengidentifikasian apakah pasien tersebut melanggar protokol isolasi mandiri atau tidak. Diharapkan dengan adanya penelitian ini, perkembangan COVID-19 di Indonesia bisa ditekan seminimal mungkin.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 458, "width": 49, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. T EORI", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 471, "width": 61, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A.COVID 19", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 483, "width": 246, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19 adalah virus pertama ditemukan di Wu- han, China pada tahun 2019. Organisasi Kesehatan Dunia secara resmi menamai penyakit yang disebabkan oleh novel coronavirus sebagai penyakit coronavirus 2019 (COVID-19). Gejala awal yang dirasakan oleh penderita ialah seperti gejala flu seperti biasa sehingga banyak dari pemimpin Negara beranggapan bahwa vi- rus ini tidak berbeda jauh dengan virus biasa. Namun gejala serius ditemukan dalam kurun waktu 14 hari ter- jangkit, gejala yang banyak muncul ialah demam, batuk sampai dengan sesak nafas bahkan ada beberapa dari penderita yang meninggal dunia.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 648, "width": 103, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. LoRa (Long Range)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 660, "width": 246, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LoRa merupakan salah satu protocol komunikasi nirkabel jarak jauh dan berdaya rendah. LoRa menjadi solusi baru untuk pengaplikasian Internet of Things yang membutuhkan infrastruktur minimal dengan hasil yang maksimal. LoRa memiliki dukungan langsung dari beberapa perusahaan teknologi diantaranya ialah IBM, Semtech, Actility, dll yang merupakan Aliansi dari LoRa Allience.LoRa beroperasi di pita frekuensi 923,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 53, "width": 246, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "868 atau 915, 920, 923 MHz, tergantung kebijakan se- tiap wilayah. Di Indonesia sendiri kominfo menetapkan frekuensi untuk penggunaan LoRa di Indonesia ialah di rentan frekuensi 915 – 923 MHz [1].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 116, "width": 74, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. LoRaWAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 129, "width": 246, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LoRaWAN merupakan mekanisme kontrol akses menengah, yang memungkinkan banyak perangkat un- tuk berkomunikasi dengan gateway menggunakan mod- ulasi LoRa. Secara umum, LoRaWAN adalah protokol yang digunakan untuk mengirimkan data dari beberapa node atau sensor menuju network server menggunakan protokol LoRa. Dari perspektif pengembangan ap- likasinyam jaringan LoRaWAN sangat cocok untuk digunakan dalam pengaplikasian IoT (Internet of Things) [2].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 268, "width": 160, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. GPS (Global Position System)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 281, "width": 246, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GPS adalah system navigasi yang digunakan untuk mengetahui detail suatu tempat atau informasi dengan cepat, tepat da akurat berdasarkan data yang diterima dari satelit. GPS biasanya diaplikasikan dalam beberapa system, namun yang paling popular yaitu system trackng dimana gps akan mengirimkan data berupa lat- itude dan longitu untuk mengetahui posisi [7].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 382, "width": 221, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. API (Application Programming Interface)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 395, "width": 246, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "API adalah seperangkat antarmuka pemrograman apliaksi yang dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi dalam satu platform ataupun lintas platform. API dapat berupa kumpulan method dan class dari suatu pustaka yang dinamakan Pustaka API. Secara garis be- sar API terbagi menjadi 3 kategori yaitu. [8] : Owner- ship WEB API, Communication Level API, WEB Ser- vice API.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 509, "width": 106, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Metode Heversine", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 246, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Haversine adalah metode yang digunakan untuk melakukan kalkulasi jarak antara dua titik kordinat dalam sebuah area.", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 571, "width": 59, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. M ETODE", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 583, "width": 246, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan system ini menggunakan 2 tahap perancangan, yaitu perancangan perangkat keras ( hardware ) dan perancangan perangkat lunak ( software ).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 646, "width": 70, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Hardware", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 659, "width": 246, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pembuatannya terdapat beberapa komponen yang digunakan sebagai penunjang pembuatan system, diantaranya yaitu: ESP32, esp 8266, gps neo blox 6, strap, sx1276, antenna 923Mhz, tiang bambu, box. Semua komponen disusun sesuai tahapan sehingga sys- tem bisa bekerja dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 789, "width": 177, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elektrika, Vol. 13 No.2 Tahun 2021; hal 47-52", "type": "Page footer" }, { "left": 540, "top": 789, "width": 9, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 140, "width": 140, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Diagram koneksi hardware", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 161, "width": 246, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada diagram diatas terdapat 1 iput yaitu gps, gps mengirimkan latitude dan longitude menggunakan sx1276 sebagai LoRa transceiver ke ESP32 yang diterima dengan sx1276 sebagai LoRa receiver. Selan- jutnya latitude dan longitude dikirim menuju cloud yang selanjutnya di parsing untuk selanjutnya ditampil- kan di WEB menggunakan API Mapbox. 1. Node", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 356, "width": 93, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Desaign Node", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 380, "width": 246, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah penjelasan dan fungsi dari nomor di desaign alat di atas", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 405, "width": 243, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. ESP8266 berfungsi sebagai mikrokontroller dan node suntuk mentransmisikan data. Pemilihan ESP8266 dikarenakan esp8266 memiliki regulator 3,3v untuk mensupply sx1276 agar tidak terjadi over voltage serta karena dmensi ESP8266 mem- iliki dimensi yang memungkinkan diposisikan di- atas dua komponen lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 493, "width": 243, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. SX1276 berfungsi sebagai antenna yang digunakan sebagai transmisi data GPS ke gateway.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 519, "width": 240, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. GPS Neo Blox-6 berfungsi sebagai pemberi kordi- nat latitude dan longitude.", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 544, "width": 243, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Strap karet berfungsi sebagai gelang agar alat nya- man dipakai koordinat lubang pcb yang telah di tentukan. Raspberry juga terhubung dengan limit switch yang berfungsi untuk memberi batasan pada motor stepper agar tidak bekerja melewati bidang kerja yang telah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 753, "width": 106, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Desaign Gateway", "type": "Page footer" }, { "left": 305, "top": 63, "width": 226, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan penjelasan dari masing-masing komponen di atas 1. Baterai berfungsi sebagai supply ESP32.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 101, "width": 244, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. ESP32 digunakan untuk mengirimkan data latitude dan longitude yang diterima dari beberapa node menuju server atau cloud . 3. Sx1276 digunakan sebagai antena receiver untuk menerima data ang di transmisikan oleh beberapa node.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 177, "width": 243, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Antenna 915MHz digunakan sebagai penguat gelombang agar gateway dapat menerima beberapa transmisi data sekaligus dengan lancar.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 228, "width": 64, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Software", "type": "Section header" }, { "left": 371, "top": 504, "width": 114, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Flowchart Software", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 525, "width": 247, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program dimulai dengan mengambi data dari cloud dan database. Untuk data dari cloud yang diambil ialah latitude dan longitude disini saya beri nama y. dan data yang diambil dari database yaitu latitude , longitude dan kondisi, latitude dan longitude dari database diberi nama x, x adalah koordinat radius aman pasien se- dangkan y ialah koordinat real-time yang didapat dari gps. Selanjutnya x dan y dikalkulasi menggunakan metode heversine untuk diketahui selisih jarak antara x dan y. Jika jarak hasil kalkulasi melebihi jarak aman maka marker akan berubah menjadi hitam, namun jika jarak masih berada dalam jarak aman maka marker akan bewarna sesuai dengan kondisi pasien, untuk ODP be- warna kuning dan PDP bewarna merah.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 713, "width": 139, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. H ASIL DAN P EMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 726, "width": 247, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari penelitian ini ialah gelang yang mampu mengirimkan data latitude dan longitude untuk selanjutnya dijadikan parameter untuk", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 792, "width": 504, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 Ahmad Afan Maulana, Riza Alfita, dan Achmad Fiqhi Ibadillah Rancang Bangun Gelang Locator Pasien Terkonfirmasi Covid-19 dengan Metode Haversine sebagai Pengidentifikasian Pelangaran Zona Aman Isolasi Mandiri Menggunakan Komunikasi Lora (Long Range)", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 246, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengindentifikasi pelanggaran zona aman oleh para pasien terkonfirmasi covid 19. Komponen utama dari alat ini iaah node dan gateway. Adapun ada beberapa tahapan pengujian yang dilakukan untuk mencapai keberhasilan alat yang diinginkan .", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 130, "width": 117, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Transmit Data Node", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 143, "width": 246, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada percobaan pertama di lakukan pengiriman data dari node. Data yang dikirimkan berupa latitude , longitude yang berasal dari modul GPS neo 6 serta data tegangan kancing yang dihubungkan dengan pin D1 Wemos. Node yang digunakan disini sebanyak 3 node dengan spesifikasi yang sama untuk melihat sampai sejauh mana jarak yang dapat di receive oleh gateway dari ketiga node tersebut. Skema pengujian terbagi menjadi 3, yaitu dengan 1 node, 2 node dan yang .terakhir 3 node. Hal ini untuk menguji respon gateway terhadap jumlah node yang di transmisikan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 294, "width": 243, "height": 421, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel I. Data hasil pengukuran jarak dengan 1 transmisi dari node 1. Node ID Waktu Latitude longitude Jarak 001 14.53.20 -7.048762 113.934385 0m 001 14.56.50 -7.0469967 113.9300747 800m 001 14.59.10 -7.043621 113..923277 1.5km 001 15.03.40 -7.0371341 113.9104658 3.1km 001 15.06.13 -7.033686 113.907752 3.9km 001 15.10.30 -7.0389739 113.9001919 4.4km 001 15.14.50 -7.032920 113.890290 5.7km 001 15.17.08 -7.028128 113.881482 6.9km 001 14.20.57 -7.017139 113.879313 8.1km 001 14.25.01 -7.005676 113.861654 10.3km Tabel II. Data hasil pengukuran transmit data dengan 2 node ID Waktu Latitude Longitude Jarak 001 14.53.20 -7.048762 113.934385 0m 002 14.56.50 -7.0469967 113.9300747 800m 001 14.59.10 -7.043621 113..923277 1.5km 002 15.03.40 -7.0371341 113.9104658 3.1km 001 15.06.13 -7.033686 113.907752 3.9km 002 15.10.30 -7.0389739 113.9001919 4.4km 001 15.14.50 -7.032920 113.890290 5.7km 002 15.17.08 -7.028128 113.881482 6.9km 001 14.20.57 -7.017139 113.879313 8.1km 002 14.25.01 -7.005676 113.861654 10.3km Tabel III. Data hasil pengukuran transmit data dengan 2 node ID Waktu Latitude Longitude Jarak 001 14.53.20 -7.048762 113.934385 0m 002 14.56.50 -7.0469967 113.9300747 800m 003 14.59.10 -7.043621 113..923277 1.5km 001 15.03.40 -7.0371341 113.9104658 3.1km 002 15.06.13 -7.033686 113.907752 3.9km 003 15.10.30 -7.0389739 113.9001919 4.4km 001 15.14.50 -7.032920 113.890290 5.7km 002 15.17.08 -7.028128 113.881482 6.9km 003 14.20.57 -7.017139 113.879313 8.1km 003 14.25.01 -7.005676 113.861654 10.3km", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 730, "width": 114, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B.Receive Data Gateway", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 743, "width": 246, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah data di transmit oleh ketiga node, selanjutnya data akan diterima oleh gateway dan di", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 53, "width": 246, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "direct ke google cloud firebase utnuk selanjutnya di kelola di backend dan ditampilkan di frontend. Dalam pengujian kali ini gateway diletakkan di rumah dengan ketinggian sekitar 7 meter diatas permukaan tanah. Frekuensi yang digunakan oleh gateway dan node sama-sama menggunakan alokasi frequensi di 923 MHz. Setiap node mempunyai id unik tersendiri untuk membedakan antara node 1 dengan node lainnya. Berikut adalah tabel hasil dari penerimaan data dari ketiga node tersebut :", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 192, "width": 158, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel IV. Data hasil receive dengan 1 node", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 201, "width": 230, "height": 566, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ID Wak tu Latitud e Longitu de Jarak RS SI Dela y Late ncy 00 1 14.5 3.20 - 7.0487 62 113.93 4385 0m -48 1s 0ms 00 1 14.5 6.50 - 7.0469 967 113.93 00747 800m - 47 1s 0ms 00 1 14.5 9.10 - 7.0436 21 113..92 3277 1.5k m - 49 1s 0ms 00 1 15.0 3.40 - 7.0371 341 113.91 04658 3.1k m - 54 1s 0ms 00 1 15.0 6.13 - 7.0336 86 113.90 7752 3.9k m - 50 1s 0ms 00 1 15.1 0.30 - 7.0553 12 113.90 9723 4.4k m - 50 1s 0ms 00 1 15.1 4.50 - 7.0507 34 113.09 327 5.7k m - 51 1s 20m s 00 1 15.1 7.08 - 7.0337 5%#$ 113.9* *& 6.9k m - 60 1s 200 ms 00 1 14.2 0.57 -7.050 113.09 9827 8.1k m - 63 1s 500 ms 00 1 14.2 5.01 - 7.05)* &#@ 113.9% #*3 10.3k m - 62 1s 500 ms Tabel VI. Data hasil pengukuran sumbu y- sejauh 5mm Hasil pengukuran (mm) Akurasi (%) Error (%) 5.2 98 2,00 5.5 95 5,00 5.2 98 2,00 5 100 0,00 5 100 0,00 5.1 99 1,00 4.7 97 3,00 4.9 99 1,00 5.1 99 1,00 5.2 98 2,00 Rata-rata 1,7 Tabel V. Data hasil receive dengan 2 node ID Wak tu Latitud e Longitu de Jara k RS SI Del ay Late ncy 00 1 14.5 3.20 - 7.0487 62 113.934 385 0m -54 1s 0ms 00 2 14.5 6.50 - 7.0469 967 113.930 0747 800 m -50 1s 0ms 00 1 14.5 9.10 - 7.0436 2199 113..923 277 1.5k m -49 1s 0ms", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 789, "width": 177, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elektrika, Vol. 13 No.2 Tahun 2021; hal 47-52", "type": "Page footer" }, { "left": 540, "top": 789, "width": 9, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 53, "width": 224, "height": 452, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "00 2 15.0 3.40 - 7.0371 341 113.910 4658 3.1k m -54 1s 100 ms 00 1 15.0 6.13 - 7.0336 86 113.907 752 3.9k m -60 1s 200 ms 00 2 15.1 0.30 - 7.0553 12 113.909 723 4.4k m -62 1s 200 ms 00 1 15.1 4.50 - 7.00* %8 113.09$ #@27 5.7k m -61 1s 200 ms 00 2 15.1 7.08 - 7.033.- #9 113.9- @#)$2 6.9k m -62 1s 500 ms 00 1 14.2 0.57 - 7.050+ @!# 113.09$ #@7 8.1k m -62 1s 500 ms 00 2 14.2 5.01 - 7.05)* &#@ 113.9%# *3 10.3 km -61 1s 500 ms Tabel VI. Data hasil receive dengan 3 node I D Wakt u Latitud e Longitu de Jara k RS SI Del ay Late ncy 0 0 3 14.53 .20 - 7.0487 62 113.934 385 0m -64 1s 50m s 0 0 2 14.56 .50 - 7.0469 967 113.930 0747 800 m -60 1s 50m s 0 0 3 14.59 .10 - 7.0436 2199 113..92 3277 1.5k m -62 1s 50m s 0 0 2 15.03 .40 - 7.0371 341 113.910 4658 3.1k m -68 1s 100 ms 0 0 1 15.06 .13 - 7.0336 86 113.907 752 3.9k m - 10 0 1s 500 ms 0 0 2 15.10 .30 - 7.0553 12 113.909 723 4.4k m - 12 0 1s 200 ms", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 508, "width": 226, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 0 1 15.14 .50 - 7.0509 38 113.099 827 5.7k m -90 1s 500 ms 0 0 2 15.17 .08 - 7.033.- #9 113.9- @#)$2 6.9k m - 12 0 1s 500 ms 0 0 1 14.20 .57 - 7.050+ @!# 113.09$ #@7 8.1k m - 15 0 1s 1000 ms 0 0 2 14.25 .01 - 7.05)* &#@ 113.9% #*3 10.3 km - 20 0 1s 1000 ms", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 647, "width": 246, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data dari ketiga tabel diatas yang merupakan data rekam dari 3 kondisi yang berbeda. Yang pertama node 1 aktif, node 2 dan 3 nonaktif, yang kedua node 1, 2 aktif dan node 3 nonaktif serta yang ketiga semua node aktif. Dalam kondisi aktif semua node mengirimkan data bersamaan dan diterima oleh gateway lalu dikrimkan ke cloud secara bersamaan. Dari ketiga hasil tersebut terlihat ketika hanya node 1 yang aktif, jarak transmisi yang dapat di terima sejauh", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 53, "width": 249, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5.7 km dengan RSSI rata-rata -48 – (-53) dan latency baru terjadi di jarak 6.9 km . Untuk selanjutnya 2 node aktif, jarak transmisi yang dapat diterima sejauh 4.4 km dengan RSSI rata-rata -54 –(62) dan latency terjadi di jarak 3,1km namun kecil, latency mulai membesar di jarak 6.9 km. Selanjutnya yang terakhir 3 node aktif, jarak transmisi yang dapat diterima sejauh 4.4 km. Ini sama dengan ketika 2 node aktif, namun perbedaan yang signifikan terletak di besar RSSI serta latency nya. Untuk RSSI rata-rata sebesar -80 – (-150) dan latency cenderung lebih besar daripada kedua kondisi yang pertama. Latency terjadi sejak jarak 0 km namun kecil, dan membesar di jarak 6.9 km. Dari ketiga data tersebut dapat disimpulkan jika semakin bertambahnya node yang mentransmisikan data maka latency dan RSSI akan semakin besar. Hal ini dikarenakan ketiga node mengirimkan data kepada gateway yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 281, "width": 110, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Pengujian Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 293, "width": 246, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian kali ini dilakukan untuk menguji apakah software yang telah dibuat telah berjalan sebagaimana mestinya atau tidak. Ada beberapa skema aplikasi yang perlu di uji coba diantara lain yaitu : menampilkan marker, perubahan warna marker, serta pengiriman himbauan langsung dari maps berupa sms.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 369, "width": 162, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Menampilkan gambae pada Maps", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 382, "width": 195, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Kirimkan data ke google cloud firebase", "type": "List item" }, { "left": 373, "top": 482, "width": 110, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Tampilan Firebase", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 505, "width": 218, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Parsing data dari cloud menggunakan REST API lalu implementasikan di php", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 623, "width": 243, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Code parse data dari Firebase menggunakan REST API", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 645, "width": 218, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Implementasikan data yang telah di parse ke dalam maps", "type": "List item" }, { "left": 343, "top": 757, "width": 170, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Code implementasi data hasil parse", "type": "Page footer" }, { "left": 47, "top": 792, "width": 504, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52 Ahmad Afan Maulana, Riza Alfita, dan Achmad Fiqhi Ibadillah Rancang Bangun Gelang Locator Pasien Terkonfirmasi Covid-19 dengan Metode Haversine sebagai Pengidentifikasian Pelangaran Zona Aman Isolasi Mandiri Menggunakan Komunikasi Lora (Long Range)", "type": "Page footer" }, { "left": 65, "top": 53, "width": 225, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Tentukan warna marker berdasarkan kategori ODP, PDP.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 183, "width": 153, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Code penentuan warna marker", "type": "Caption" }, { "left": 65, "top": 206, "width": 228, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Masukkan latitude dan longitude pengguna/pasien sebagai acuan dalam penentuan zona aman", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 322, "width": 85, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Data Pasien", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 344, "width": 82, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. K ESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 357, "width": 239, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal-hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian kali ini ialah :", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 382, "width": 246, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. LoRaWAN dapat menjadi alternatif teknologi IoT baru terutama di daerah perkotaan ataupun pedesaan yang minim akan sinyal internet ataupun seluler.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 420, "width": 246, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dengan teknologi LoRaWAN pemakaian bandwidth diantara semua node disamakan, ini bertujuan agar data yang dikirimkan dapat disampaikan secara bersamaan ke gateway.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 471, "width": 246, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Penelitian ini menggunakan Gateway dengan spesifikasi ketinggian -+ 7m diatas permukaan tanah, frekuensi 923MHz dengan modul LoRa sx1276. Dengan 3 node mentransmit data secara bersamaan gateway ini mampu menerima jarak optimal kurang lebih sejauh 4 kilometer. Dengan RSSI terbesar di kisaran -200.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 559, "width": 246, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Node yang digunakan untuk mentransmisikan data menggunakan wemos d1 mini sebagai mikro utama, gps neo 6 serta sx1276. Sedangkan baterai yang digunakan bertipe Li-Po 3.7v 200 mAH.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 610, "width": 246, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Hasil pengujian cloud menggunakan google cloud firebase, firebase dapat menerima data realtime dengan baik dan akurat. Serta mempunya fitur filter karakter-karakter selain angka dan string.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 660, "width": 246, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Mapbox API digunakan sebagai interface maps menggunakan aplikasi web, untuk fitur-fitur yang digunakan antara lain marker, warna marker, pencarian, dialog box dan zoom out, zoo in.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 711, "width": 246, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Selain API Mapbox penelitian ini juga menggunakan API dari Firebase yang digunakan untuk memparsing data dari realtime firebase serta API dari covid19.mathro.id sebagai pemantauan perkembangan covid secara realtime di indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 53, "width": 246, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Metode heversine digunakan untuk mengkalkulasi jarak antara 2 buah titik kordinat yang berbeda. Hal ini digunakan untuk mengindentifikasi jika terjadi pelanggaran zona aman isolasi mandiri. Heversine digunakan karena memiliki selisih yang relatif kecil dengan jarak aslinya yaitu sekitar 2 – 3 meter. 9. PHP merupakan bahasa pemrograman beckend yang paling banyak digunakan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 154, "width": 246, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. QOS (Quality of Service) sangat terpengaruh oleh jarak node dalam mentransmisikan data dan jumlah node yang mentrasnmisikan data.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 205, "width": 86, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 217, "width": 246, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] R. Angriawan and N. Anugraha, “Sistem Pelacak Lokasi Sapi dengan Sistem Komunikasi LoRa,” Inspir. J. Teknol. Inf. dan Komun. , vol. 9, no. 1, p. 33, 2019, doi: 10.35585/inspir.v9i1.2494.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 266, "width": 246, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] W. P. Putra, R. I. M, A. Sumarudin, and A. E. Putro, “Implementasi Lorawan Server Untuk Sistem Tracking Perahu Nelayan Berbasis MQTT Protocol,” J. Appl. Informatics Comput. , vol. 2, no. 2, pp. 46– 50, 2018, doi: 10.30871/jaic.v2i2.1024.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 323, "width": 246, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] A. Augustin, J. Yi, T. Clausen, and W. M. Townsley, “A study of Lora: Long range & low power networks for the internet of things,” Sensors (Switzerland) , vol. 16, no. 9, pp. 1–18, 2016, doi: 10.3390/s16091466.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 369, "width": 246, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] P. Devi, D. Istianti, S. Y. Prawiro, N. Bogi, A. Karna, and I. A. Nursafa, “Analisis Performansi Teknologi Akses LPWAN LoRa Antares Untuk Komunikasi Data End Node,” Citee 2019 , pp. 22–26, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 415, "width": 246, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] E. D. Widianto, A. A. Faizal, D. Eridani, R. D. O. Augustinus, and M. S. Pakpahan, “Simple LoRa Protocol: Protokol Komunikasi LoRa Untuk Sistem Pemantauan Multisensor,” TELKA - Telekomun. Elektron. Komputasi dan Kontrol , vol. 5, no. 2, pp. 83–92, 2019, doi: 10.15575/telka.v5n2.83-92.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 484, "width": 246, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] J. Chen, K. Hu, Q. Wang, Y. Sun, Z. Shi, and S. He, “Narrowband Internet of Things: Implementations and Applications,” IEEE Internet Things J. , vol. 4, no. 6, pp.", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 519, "width": 214, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2309–2314, 2017, doi: 10.1109/JIOT.2017.2764475.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 542, "width": 246, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] E. Winarno, W. Hadikurniawati, and R. N. Rosso, “Location based service for presence system using haversine method,” Proc. - 2017 Int. Conf. Innov. Creat. Inf. Technol. Comput. Intell. IoT, ICITech 2017 , vol. 2018-Janua, pp. 1–4, 2018, doi: 10.1109/INNOCIT.2017.8319153.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 611, "width": 246, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] J. A. D. M. Bastos, L. M. Afonso, and C. S. De Souza, “Metacommunication between programmers through an application programming interface: A semiotic analysis of date and time APIs,” Proc. IEEE Symp. Vis. Lang. Human-Centric Comput. VL/HCC , vol. 2017-October, pp. 213–221, 2017, doi:", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 680, "width": 134, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1109/VLHCC.2017.8103470.", "type": "List item" } ]
8fe37efd-1bad-fa4a-e1da-377074cde1b4
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMK/article/download/4477/4086
[ { "left": 88, "top": 105, "width": 423, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMERIKSAAN FISIK GRATIS PADA MURID TK ‘ AISYIYAH 2 MATARAM DI KLINIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 161, "width": 407, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FREE PHYSICAL EXAMINATION FOR KINDEGARTEN STUDENTS AT ‘AISYIYAH 2 MATARAM IN CLINIC OF MUHAMMADIYAH MATARAM UNIVERSITY", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 204, "width": 430, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ana Pujianti Harahap 1 , Aulia Amini 2 , Nurul Qiyaam 3 1 Program studi DIII Kebidanan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram 2 Program studi DIII Kebidanan , Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram 3 Program studi DIII Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Mataram", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 268, "width": 178, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : ([email protected])", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 309, "width": 58, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 337, "width": 438, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dua hal yang berbeda, tetapi selalu berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan ( growth ) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif atau dapat diukur. Pertumbuhan biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis pada tubuh anak. Sementara yang dimaksud dengan perkembangan ( development ) adalah perubahan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi bertambahnya kemampuan ( skill ) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan terjadi dalam pola yang teratur seiring dengan proses pematangan/maturitas anak. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan informasi dan pelayanan kesehatan secara langsung kepada masyarakat dan melakukan deteksi dini terhadap hamabatn pertumbuhan anak. Dalam kegiatan pengabdian ini akan diiukuti oleh dosen Program Studi D III Kebidanan dan tenaga kesehatan yang ada di klinik Universitas Muhammadiyah Mataram. Metode yang digunakan dalam pengabdian menggunakan dua metode yaitu praktek dan penyuluhan. Kegiatan pengabdian ini kami bekerjasama dengan tenaga kesehatan di klinik Universitas Muhammadiyah Mataram untuk melakukan pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, kebersihan mulut, dan kebersihan telinga. Mitra tersebut sangat kooperatif untuk bersedia dilakukan pemeriksaan dan penyuluhan. Demikian juga ketika kegiatan pengabdian mereka sangat antusias untuk hadir di lokasi kegiatan secara sukarela.", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 581, "width": 59, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci :", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 595, "width": 305, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan fisik, tinggi badan balita, berat badan balita, balita", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 782, "width": 187, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2019, JPMK, e-ISSN: 2654-7996", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 226, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tersedia di https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPMK/", "type": "Page header" }, { "left": 338, "top": 35, "width": 185, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Volume 1 No 1, 2019, 18-20", "type": "Page header" }, { "left": 538, "top": 38, "width": 10, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 782, "width": 187, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2019, JPMK, e-ISSN: 2654-7996", "type": "Page footer" }, { "left": 349, "top": 37, "width": 185, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Volume 1 No 1, 2019", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 97, "width": 96, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 111, "width": 221, "height": 444, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dua hal yang berbeda, tetapi selalu berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) adalah perubahan yang bersifat kuantitatif atau dapat diukur. Pertumbuhan biasanya menyangkut ukuran dan struktur biologis pada tubuh anak. Sementara yang dimaksud dengan perkembangan (development) adalah perubahan kuantitatif dan kualitatif yang meliputi bertambahnya kemampuan (skill) struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks. Perkembangan terjadi dalam pola yang teratur seiring dengan proses pematangan/maturitas anak. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhmmadiyah Mataram yang memiliki dua program studi kesehatan yaitu Program studi DIII Ilmu Kebidanan dan DIII Ilmu Farmasi sebagai salah satu Perguruan Tinggi kesehatan yang ada di Nusa Tenggara Barat akan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat untuk bisa membantu mendeteksi secara dini pertumbuhan anak pada masa keemasannya dengan mengadakan kerjasama dengan klinik Universitas Muhammadiyah Mataram dan TK Aisyiyah Mataram untuk dilakukan pemeriksaan fisik pada siswanya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 566, "width": 56, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 580, "width": 210, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan dengan melakukan pemeriksaan fisik. Setelah selesai dilakukan pemeriksaan kepada siswa dan siswi TK Aisyiyah dilanjutkan dengan memberikan materi penyuluhan tentang hasil pemeriksaan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 690, "width": 155, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 704, "width": 203, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah semua siswa dan siswi TK Aisyiyah Mataram yang bersedia untuk dilakukan pemeriksaan dan penyuluhan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 97, "width": 220, "height": 458, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pelaksanaan pengabdian ini kami bekerjasama dengan tenaga kesehatan di klinik Universitas Muhammadiyah Mataram untuk melakukan pemeriksaan fisik meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, kebersihan mulut, dan kebersihan telinga. Mitra tersebut sangat kooperatif untuk bersedia dilakukan pemeriksaan dan penyuluhan. Demikian juga ketika kegiatan pengabdian mereka sangat antusias untuk hadir di lokasi kegiatan secara sukarela. Keterlibatan mitra dalam kegiatan ini tentunya merupakan kontribusi yang besar demi terlaksananya kegiatan. Bagi mitra, kegiatan ini tidak hanya sebagai pertemuan untuk pemeriksaan saja, tetapi juga pemerian bingkisan bagi mereka berupa alat menggambar. Selain itu kami bekerjasama dengan tim kesehatan klinik Universitas Muhammadiyah Mataram. Kami bersama-sama melakukan pemeriksaan dan penyuluhan pada siswa dan siswi TK Aisyiyah Mataram. Sebagian kecil siswa siswa menolak untuk dilakukan pemeriksaan karena tidak didampingi orang tua mereka. Kegiatan pengabdian ini sangat bermanfaat bagi siswa dan siswi TK Aisyiyah untuk mengetahui kondisi kesehatan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 564, "width": 64, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 578, "width": 293, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan-kegiatan pengabdian pada masyarakat menjadi garda terdepan dalam mendekatkan universitas/perguruan tinggi, sehingga masyarakat tidak hanya melihat perguruan tinggi sebagai sebuah lembaga pendidikan yang besar dengan kemampuan mencetak para sarjana, namun juga dapat berkontribusi langsung dengan masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini direspon dengan baik oleh siswa siswa dan orang tua mereka. Wadah", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 38, "width": 200, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Jurnal Pengabdian Masyarakat Kebidanan Volume 1 No 1, 2019", "type": "Page header" }, { "left": 204, "top": 782, "width": 187, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2019, JPMK, e-ISSN: 2654-7996", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 69, "width": 214, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengadian ini dapat dijadikan peningkatan kerjasama dengan amal usaha Muhmmadiyah Aisyiyah. Warga masyarakat sudah mendapatkan pemeriksaan dan penyuluahn gratis, selain itu dapat mendeteksi kelainan pertumbuhan mereka", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 69, "width": 113, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 83, "width": 197, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supartini. 2000. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak . Jakarta. EGC", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 124, "width": 198, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, H. (2009). Keperawatan Anak dan Keluarga .Jakarta : EGC", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 166, "width": 193, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soetjiningsih. (2005). Tumbuh kembang anak . Jakarta: EGC", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 278, "width": 95, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOKUMENTASI", "type": "Text" } ]
ec663973-4166-10e0-8509-ca3ec6df4d7a
https://profit.ub.ac.id/index.php/profit/article/download/2592/1288
[ { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 79", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 60, "width": 412, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAMPAK BURUK PEMBANGUNAN TANPA PEMERATAAN : KESENJANGAN EKONOMI ANTAR WILAYAH DI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 154, "top": 107, "width": 317, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reika Happy Sugiastuti 1 , Muhammad Rizki Pratama 2 Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 1 Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia 2", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 144, "width": 247, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected], Tel: +62 82242419817 1 [email protected], Tel: +62 8233873645 2", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 196, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 456, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to examine more deeply how the negative impacts of development without equity in Indonesia. This study uses a literature study method that uses various library sources to find out data and information related to the adverse effects of economic disparities between regions in Indonesia due to uneven development. The results of the study show that economic disparities between regions are a bad impact on economic development which only focuses on economic growth. The government must think long and strategically in dealing with the problem of inequality because it involves structural aspects so that it is not easy to change. Recommendations that can be made are that there must be a new program or master plan to support or develop a pattern of development in Indonesia. The new master plan must contain economic development in Indonesia, especially careful planning about an inclusive economy that is able to equalize income. In addition, to ensure the sustainability of the community with a healthy and quality economy, it is necessary to pay attention to non-economic factors which in this case are quality and equitable public services, especially basic services such as education and health. The two recommendations must be realized through a new program and are a good idea.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 314, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:Economic Development, Economic Gap, Economic Policy", "type": "Section header" }, { "left": 285, "top": 471, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 457, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih dalam bagaimana dampak buruk pembangunan tanpa pemerataan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode studi literature yang menggunakan berbagai sumber pustaka untuk mengetahui data dan informasi yang berkaitan dengan dampak buruk kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesaia karena Pembangunan yang tidak merata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan dampak buruk dalam pembangunan ekonomi yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus berfikir panjang dan strategis dalam menghadapi masalah kesenjangan karena telah menyangkut aspek struktural sehingga tidaklah mudah untuk dirubah. Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah harus ada program ataupun masterplan baru untuk mendukung atau mengembangkan pola pembangunan di Indonesia. Masterplan yang baru harus berisi tentang pembangunan ekonomi di Indonesia terutama perencanaan yang matang tentang ekonomi yang inklusif yang mampu memeratakan pendapatan. Selain itu untuk menjamin keberlangsungan masyarakat dengan ekonomi yang sehat dan berkualitas maka perlu memperhatikan faktor non-ekonomi yang dalam hal ini adalah pelayanan publik yang berkualitas dan merata terutama pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Dua rekomendasi tersebut harus diwujudkan melalui program baru dan merupakan ide yang bagus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 388, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Pembangunan Ekonomi, Kesenjangan Ekonomi, Kebijakan Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 80", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 213, "height": 415, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembangunan pada suatu Negara dimanapun hendaknya harus selaras dengan meningkatnya kesejahteraan, terutama peningkatan pada sektor ekonomi yang dianggap sebagai roda penggerak utama yang berperan dalam meningkatkan pendapatan masyarakat. Harapan dari kegiatan ini terciptanya kesejahteraan dengan pemerataan yang baik. Namun pada perjalanan pembangunan ekonomi ada kesan bahwa teori- teori ekonomi pada dasarnya memusatkan perhatiannya pada soal bagaiman mencapai kemakmuran melalui proses akumulasi kapital (Rahardjo, 1983). Hal tersebut tidaklah salah ketika pandangan klasik sangat mendominasi ekonomi Dunia hingga saat akan tetapi hasil yang diharapkan tidak selalu sejalan dengan kesejahteraan dunia, banyak hal akibat terlalu berpedoman pada pertumbuhan ekonomi dan akumulasi kapital berdampak buruk, pada abad ini yang lebih dikenal dengan abad kesenjangan yang terus menunjukkan lebarnya jurang perbedaan ekonomi pada segala sektor. Dan fenomena yang terjadi di dunia pada beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi tersebut tak selamanya selaras dengan kesejahteraan masyarakat. Adanya liberalisme ekonomi yang lebih kita kenal dengan wujud pasar bebas, selama ini dianggap model terbaik untuk menuju kesejahteraan bersama, namun nyatanya dinilai telah gagal dan justru menimbulkan kemiskinan. Menurut", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 477, "width": 84, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piketty (2014),", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 215, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertumbuhan ekonomi tidak selaras dengan kepuasan demokrasi dan harapan meritokrasi, yang mengharuskan Lembaga spesifik dengan tujuan dan tidak mengandalkan satu-satunya harapan pada pasar atau perkembangan teknologi . Dengan demikian secara sederhana menyatakan apabila fokusnya hanya berbicara tentang pertumbuhan saja maka akan ada kelompok yang kecewa sementara itu pada kelompok lain akan mendapatkan manfaat yang lebih, hal inilah yang disebut dengan ketimpangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 212, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Stiglitz (2002), seorang pakar ekonomi publik memberikan banyak sekali penjelasan yang terang bawah keberadaan globalisasi hanyalah sebuah kebohongan semata dengan bukti para antek lembaga keuangan internasional seperti World Bank dan IMF ternyata menghancurkan tatanan ekonomi suatu Negara. Krisis global yang terjadi ditahun 1998 adalah salah satu bukti bahwa", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "resep-resep liberalisasi, stabilisasi dan privatiasi telah melumpuhakan sendi-sendi perekonomian nasional di Negara berkembang yang hingga kini banyak dihinggapi masalah kemiskinan yang tak kunjung dapat diminimalisir. Ditambah lagi dengan analisis terbaru oleh Thomas Piketty seorang ekonom asal Perancis yang menyusun peta kesenjangan ekonomi di Dunia melalui bukunya The Capital in 21 Century telah menujukkan fakta lengkap bahwa kesenjangan ekonomi di dunia semakin buruk akibat ketidakadilan ekonomi serta tidak meratanya distribusi pendapatan di dunia, hanya segilintir individu yang mendapatkan manfaat dari kapitalisme", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 196, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.1 Piramida Kemakmuran Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 464, "width": 212, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Michael Roberts Dalam Pontoh, (2014)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 489, "width": 212, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu analisis dari Michael Roberts yang mendukung data dari Global Wealth Report 2014 yang menunjukkan bahwa setengah terbawah dari populasi dunia secara kolektif hanya memiliki 1 persen dari kekayaan global, sementara 10 persen penduduk dewasa terkaya menguasai 87 persen kekayaan dan top 1 persen menguasai hampir setengah dari kekayaan global seperti yang terlihat pada grafik 1.1. Hal ini memperkuat fakta bahwa kenikmatan pembangunan dunia melalui akumulasi kapital hanya didapatkan oleh Sebagian kecil dari besarnya populasi yang ada akibatnya jelas yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 705, "width": 127, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW Pertumbuhan Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 730, "width": 212, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan ekonomi adalah perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 81", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik. Menurut Sukirno (2002) yang dinamakan dengan Pertumbuhan Ekonomi berarti meliputi tentang perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat, dari satu periode ke periode lainnya kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat. Kemampuan yang meningkat ini disebabkan karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan kualitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 212, "height": 226, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain disampaikan oleh Jhingan (2007) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi itu kenaikan secara jangka panjang dan dinilai sebagai kemampuan suatu negara (daerah) dalam menyediakan barang-barang ekonomi kepada penduduknya, dan ada kemampuan tumbuh yang selaras dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang diperlukan. Bahwa Pertumbuhan Ekonomi diartikan sebagai Kenikan GDP/GNP tanpa memandang, apakah kenaikan itu lebih besar atau kecil dari tingkat pertumbuhan penduduk atau apakah perubahan struktur ekonomi terjadi atau tidak. Suatu perekonomian baru dapat dinyatakan dalam keadaan berkembang jika pendapatan perkapita menunjukkan kecenderungan dalam jangka panjang naik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 109, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenjangan Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 212, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kuncoro (2006) menyatakan bahwa ketimpangan mengacu pada standar hidup yang relatif pada seluruh masyarakat, karena kesenjangan antar wilayah yaitu adanya perbedaan faktor produksi dan sumber daya yang tersedia. Perbedaan ini yang menyebabkan tingkat pembangunan dan distribusi pendapatan di setiap wilayah berbeda-beda, sehingga menimbulkan adanya gap atau jurang kesejahteraan di berbagai wilayah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 212, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain dari Baldwin (1986) jika kita membahas tentang kesenjangan atau ketimpangan distribusi pendapatan berarti terjadi selisih atau perbedaan kemakmuran ekonomi antara yang kaya dengan yang miskin, hal ini tercermin dari adanya perbedaan pendapatan. Selanjutnya pada kondisi ketimpangan distribusi pendapatan bisa terjadi karena kuatnya dampak balik dan lemahnya dampak sebar di negara-negara", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkembang (Jhingan, 2007). Ketimpangan atau disparitas antar daerah merupakan hal yang umum terjadi dalam kegiatan ekonomi suatu daerah. Hal ini terjadi karena adanya perbedaan kandungan sumber daya alam dan perbedaan kondisi demografi yang terdapat pada masing-masing wilayah. Perbedaan ini membuat kemampuan suatu daerah dalam mendorong proses pembangunan juga menjadi berbeda. Oleh karena itu di setiap daerah biasanya terdapat istilah daerah maju dan daerah terbelakang (Sjafrizal, 2012). Kuznet (1955) menyatakan bahwa pada tahap awal pertumbuhan ekonomi, distribusi pendapatan akan memburuk, namun pada tahap selanjutnya, distribusi pendapatan akan mengalami peningkatan seiring dengan adanya pemerataan pendapatan. Observasi inilah yang kemudian dikenal sebagai kurva kuznet “U- terbalik”, karena perubahan longitudinal (time- series) dalam distribusi pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 338, "width": 71, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 350, "width": 212, "height": 276, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Siagian pembangunan merupakan “usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan perubahan yang merencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.” Dengan demikian, ide pokok pembangunan menurut Siagian mengandung makna : “(a) bahwa pembangunan merupakan suatu proses yang tanpa akhir; (b) pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan secara terus menerus; (c) pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaannya berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan; (d) pembangunan mengarah kepada modernitas; (e) modernitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multi dimensional; proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha membina bangsa dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah ditentukan.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 641, "width": 123, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 654, "width": 212, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan Studi literature. Dalam melakukan pengumpulan data penulis mengumpulkan data dan informasi yang berkaitan dengan dampak buruk kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesaia karena Pembangunan yang tidak Merata melalui data-data pendukung yang", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 82", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bersumber dari jurnal penelitian, buku-buku penunjang, surat kabar, dan majalah. literature review seperti yang dijelaskan Cooper dalam Creswell (2010) memiliki beberapa tujuan yaitu menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur- literatur yang ada, dan mengisi celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya. Studi literatur ini mempunyai tujuan untuk mengetahui dampak buruk pembangunan tanpa pemerataan ialah kesenjangan ekonomi antar wilayah di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 81, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 212, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenjangan Di Indonesia : Pola Umum Dan Antar Wilayah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 213, "height": 402, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang semakin memburuk juga sama tengah terjadi di Indonesia, selama beberapa orde terakhir pembangunan di Indonesia jelas memiliki hubungan pada desain yang berfokus pada pertumbuhan ekonomi bahkan rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia telah dijadikan patokan keberhasilan pemerintahan orde SBY selama 10 tahun terakhir bersamaan dengan penurunan angka kemiskinan. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dikatakan stabil bahkan ketika terjadi resesi global ekonomi Indonesia mampu bertahan. Di lingkaran Asia pun Indonesia pada periode itu mencapai pertumbuhan ekonomi yang termasuk tinggi. Secara teoritis sesuai dengan ajaran kaum kapitalis bahwa akumulasi kapital melalui pertumbuhan ekonomi akan memberikan rembesan kepada golongan di bawahnya, memang ada yang merembes akan tetapi sangat tidak signifikan ketika hanya tetesan air saja yang dinikmati oleh sebagian besar individu dalam masyarakat akibatnya akumulasi kapital dipastikan hanya akan terus kembali ke golongan yang paling atas. Dalam isitlah Prof. Mudrajat Kuncoro (2013) yang sering kali digunakan untuk menjelaskan fenomena ini adalah tidak ada bukti trickle down effect yang ada hanyalah trickle up effect yang artinya benefit hanya akan muncrat ke atas. Pembuktian tersebut dapat dilihat dari semakin tidak meratanya proses pembagian kue-kue ekonomi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.2 Perbandingan Gini Ratio Dan Pertumbuhan Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 244, "width": 102, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Iryanti, 2014", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 269, "width": 212, "height": 415, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang terlihat pada grafik 1.2, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang stabil dan mengarah secara gradual pada peningkatan. Hal ini dibukitkan mulai tahun 2000 ekonomi Indonesia telah tumbuh 5 persen kemudian terus tumbuh hingga menginjak angka 6 persen lebih hingga tahun 2012 akan tetapi peningkatan pertumbuhan ekonomi tersebut justru selaras dengan angka kesenjangan pendapatan yang dibuktikan dengan makin tingginya gini ratio yang telah mencapai poin 0.40 pada tahun 2012. Hal ini juga dapat dibandingkan dengan Negara- Negara lain seperti di Filipina dan Thailand yang mengalami penurunan indeks gini saat mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Inilah yang seharusnya terjadi, seharusnya negara yang menghasilkan PDB besar, pendapatan per kapita yang tinggi, dan distribusi pendapatan relatif merata, mempunyai koefisien gini yang relatif rendah. Parahnya Indonesia juga dalam kurun waktu tahun 2000-2012 mengalami peningkatan koefisine gini paling tinggi di Asia seperti yang terlihat di grafik 1.4. Indonesia berdasarkan tabel tersebut mengalami peningkatan sebasar 10 persen mulai tahun 2000 hingga 2012 jika dihitung pertahun maka Indonesia mengalami peningkatan sbesar 1,5 persen per tahun, bahkan urusan kesenjangan ini Indonesia tertingal dari Filipina dan Thailand yang terus mengalami penurunan angka kesenjangan pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 83", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.3 Penurunan Kemiskinan Dan Peningkatan Kesenjangan Pendapatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 102, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Iryanti, 2014", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 212, "height": 250, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sering kali kemiskinan dan kesenjangan menjadi hal yang beriringan, semakin banyak orang miskin maka dapat disimpulkan semakin tajam angka kesenjangan yang ada. Persoalan kemiskinan juga menjadi basis data yang menjadi masalah di Indonesia meskipun terjadi penurunan akan tetapi angka penurunan yang kurang signifikan, selain itu kondisi kesejahteraan rakyat Indonesia juga semakin parah ketika angka kesenjangan justru semakin naik. Sesuai dengan grafik 1.3 dapat dijelaskan bahwa sejak tahun 1999 hingga 2013 terjadi penurunan angka kemiskinan terutama pasca terjadinya krisis keuangan tahun 1998, akan tetapi penurunan kemiskinan tidak diimbangi dengan semakin meratanya pendapatan. Dapat dlilihat bahwa sejak tahun 2000 kesenjangan pendapatan semakin lebar dan pada akhir tahun 2013 telah melebihi angka 0.4. Hal ini membuktikan tidak terjadi distribusi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 212, "height": 250, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendapatan yang merata di Indonesia, meskipun terjadi penurunan angka kemiskinan. Selain itu berbagai kebijakan pengentasan kemiskinan dari pemerintah selama ini tidak dapat membantu untuk mengatasi kesenjangan yang seharusnya ketika kemiskinan dapat diturunkan maka tingkat pemerataan pendapatan juga akan terjadi di masyarakat sebab pemberian bantuan baik berupa program pemberdayaan maupun bantuan cash transfer seharusnya membuat masyarakat mandiri dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan ekonomi mereka. Apa yang terlihat sekarang sangat jelas bahwa jurang antara penduduk miskin dengan penduduk kelas atas semakin jauh sehingga masyarakat kelas bawah akan semakin terjerembab karena tidak mungkin tetesan dari atas akan segera turun kepada mereka jika gap diantarnya melintang sangat jauh dan dalam.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.4 Perubahan Koefisien Gini beberapa Negara di Asia", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 181, "width": 127, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : World Bank, 2014", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 206, "width": 212, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu Indonesia juga mengalami kesenjangan antar golongan, seperti analisis yang dilakukan oleh koran Tempo tentang distribusi pendapatan masyarakat Indonesia. Seperti yang terlihat pada tabel 1.1. Pada golongan teratas seharusnya hanya mendapatkan sekitar 28,6 persen akan tetapi pada kenyataannya mendapatkan 38.2 persen, sedangkan parahnya golongan paling bawah yang seharusnya mendapatkan 13.2 persen dari seluruh pendapatan yang ada hanya mendapatkan 7.4 persen. Perbedaan antara golongan teratas dan golongan terbawah sangat jauh, golongan terbawah tertinggal lima kali lipat dari golongan teratas. Kesenjangan pendapatan antar golongan adalah yang paling berbahaya ketika golongan atas semakin menikmati akumulaasi kapital dan golongan bawah hanya mampu mengais sedikit kapital yang didapatkan akibatnya jarang sekali terjadi mobilitas vertikal secara masif dari golongan bawah.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 497, "width": 144, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.1 Distribusi Pendapatan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 615, "width": 104, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Tempo, 2014", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 640, "width": 212, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah kesenjangan di Indonesia sebenarnya juga tidak selalu berkisar pada persoalan ekonomi, banyak fakta lain yang mendukung bahwa Indonesia tengah mengalami kesenjangan multidimensional sama seperti halnya dengan kemiskinan yang tidak dapat dipahami dengan hanya faktor tunggal. Hal ini sangat berbahaya jika kesenjangan hanya dipahami oleh satu faktor", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 84", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 251, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekonomi tanpa melibatkan sendi-sendi sosial yang lain, bahkan jika para policy maker mengabaikan aspek sturuktural. Kenyataan yang ada bahwa aspek struktural yang menopang praktek ekonomi Indonesia tidak mampu mendukung sehingga pada dasarnya lemahnya struktur masyarakat dan pemerintahlah yang membebani kegiatan ekonomi yang seharusnya efisien. Menurut Bambang Sudibyo dalam Dewanta dkk (Ed). (1999) Pola ekspresi struktural dicerminkan oleh kesenjangan yang terjadi antar daerah, misal : antar propinsi,desa dan kota, timur dan barat dan lain-lain yang bersifat parsial; antar sektor yang berupa sektor modern dan tradisional, sektor industri dan pertanian dan antar sosial atau golongan. Ekspresi struktural yang salah tersebut membuat kesenjangan di banyak bagian basis produksi yang dikuasai masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 204, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.5 Gap Koefisien Gini Antar Provinsi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 93, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : BPS, 2013", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 212, "height": 263, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa data dapat ditunjukkan melalui bagian ini. Grafik 1.5 menyederhanakan pengamatan bahwa sejak tahun 2009 indeks gini Indonesia secara nasional mengalami peningkatan. Dimulai dari tahun 2009 dengan 0.37, kemudian merangkat naik satu poin menjadi 0.38 pada tahun 2010, meningkat lagi pada tahun 2011 menjadi 0.41, kemudian stagnan pada tahun 2012 pada poin yang sama seperti pada tahun 2011 yaitu 0.41 serta pada tahun 2013 melonjak menjadi titik poin yang tertinggi yaitu mencapai level 0.413. melalui grafik tersebut juga dapat dijelaskan semakin lebarnya jurang perbedaan pendapat antar provinsi yang terendah dan juga tertinggi, dalam grafik dicontohkan dengn yang terendah adalah Provinsi Bangka Belitung yang pada tahun 2009 memiliki indeks gini 0.29 dan pada akhir 2013 mencapai 0.318 sedangkan perbedaan terjadi di Provinsi Papua yang memilliki kesenjangan tertinggi di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 214, "height": 491, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu pada tahun 2008 mencapai 0.38 dan pada akhir 2013 mencapai angka 0.442. perbandingan yang jauh antara Provinsi Bangka Belitung dan Provinsi Papua menyerupai botol kaca gendut yang semakin akan semakin lebar jika diisi semakin ke bawah. Dari penjelasan tersebut dapat diperoleh pemahaman selain mengalami kesenjangan ekonomi yang semakin buruk secara nasional, Indonesia juga mengalami kesenjangan antar wilayah dalam hal ini adalah antar daerah yang semakin senjang. Hal ini juga disepkati oleh Irman Gusman ketika masih menjabat sebagai Ketua DPD-RI. Gusman (2013) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi hanya terpusat di Jakarta, sementara daerah-daerah lain terutama di kawasan Indonesia timur sangat tertinggal sehingga terjadi ketimpangan disertai ketidakadilan ekonomi. Dari grafik 1.6 dapat dilihat perbedaan yang sangat signifikan antara daerah atau wilayah yang memiliki sumber daya tertentu sehingga memiliki output yang lebih besar dari daerah lainnya, fenomena ini sangat mengganggu jika dibandingakan secara langsung misalkan DKI Jakarta dengan Maluku Utara. Dari data tersebut juga dapat dilihat bahwa daerah yang memiliki potensi minyak dan gas bumi dipastikan meninggalkan daerah lain. Daerah yang dimaksudkan antara lain Kepulauan Riau, Kutai Barat, Riau dan Kalimantan Timur. Selain itu DKI Jakarta tetap menjadi daerah dengan nilai PBDRB paling tinggi, fakta ini menunjukkan bahwa pola sentralisasi arus modal tetap terjadi di Ibukota meskipun telah terjadi desentralisasi kekuasaan melalui otonomi daerah dan desentralisasi fiskal melalui mekanisme dana bagi hasil dan dana alokasi umum.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 565, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1.6 Perbandingan PDRB Perkapita Dengan Migas Antar Provinsi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 692, "width": 93, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : BPS, 2012", "type": "Caption" }, { "left": 330, "top": 717, "width": 212, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak teori yang telah menjelaskan fenomena kesenjangan yang dalam konteks ini adalah kesenjangan antar wilayah di Indonesia,", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 85", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 694, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "misalkan dari pakar ekonomi Gunnar Myrdal. Menurut Myrdal dalam Restiatun (2009) ketimpangan pembangunan daerah selalu muncul dan cenderung semakin melebar. Fenomena yang dijelaskan oleh Myrdal sebagai akibat dari proses penyebab akumulatif ( Cumulative Causation ). Menurut Myrdal backwash effect (dampak yang merugikan) lebih besar dibanding spread effect (dampak yang menguntungkan). Penjelasan dari Myrdal memberikan kontribusi pentng untuk memahami kesenjangan antar wilayah bahwa karakteristik daerah maju dan kurang maju memberikan jawaban ketika terjadi kesenjangan, aliran kapital dan turunannya selalu memusat sedangkan ketersediaan sumber daya murah dipastikan hanya ada di daerah yang kurang maju. Kemudian dari Armstrong dan Taylor yang menyebutkan setidaknya ada tiga faktor utama yang menyebabkan kesenjangan ekonomi antar daerah : (1) Kemajuan teknologi yang berbeda antar daerah, (2) Pertumbuhan persediaan modal ( capital stock) yang berbeda antar daerah, (3) Pertumbuhan angkatan kerja ( labor force ) yang berbeda antardaerah. Pendapat Armstrong dan Taylor juga memperkuat bahwa kesenjangan ekonomi antar daerah tidak hanya soal kegiatan ekonomi saja akan tetapi juga terkait dengan teknologi dan angkatan kerja yang berkualitas tentunya. Pendapat lebih lengkap lagi dikemukakan oleh Williamson. Menurut Williamson kesenjangan antar daerah yang semakin membesar disebabkan oleh pertama, adanya migrasi tenaga kerja antar daerah yang bersifat selektif, yang pada umumnya para migran tersebut lebih terdidik dan memiliki keterampilan yang tinggi dan masih produktif. Kedua , adanya migrasi kapital antar daerah, adanya aglomerasi pada daerah yang relatif kaya merupakan daya tarik tersendiri bagi investor. Ketiga , adanya pembangunan sarana publik pada daerah yang lebih padat dan potensial berakibat mendorong terjadinya ketimpangan antardaerah lebih besar. Keempat, kurangnya keterkaitan antar daerah yang dapat menyebabkan terhambatnya proses efek sebar dari proses pembangunan yang berdampak pada semakin besarnya kesenjangan yang terjadi. Kemudian ditambah dari hasil studi dari Ramly (2012) memberikan kesimpulan bahwa terdapat enam faktor yang mempengaruhi ketimpangan regional, yaitu, hanya belanja modal dan pertumbuhan yang mempengaruhi secara negatif sekaligus", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "signifikan terhadap ketimpangan regional. Sedangkan penanaman modal dalam negeri (PMDN), penanaman modal asing (PMA), tingkat pendidikan, belanja barang memiliki pengaruh yang negatif tetapi tidak signifikan serta ekspor berpengaruh secara positif dan tidak signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 148, "width": 212, "height": 427, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam analisis ini maka dapat dilihat bahwa sejak era otonomi daerah yang bahkan hingga saat ini telah melalui berbagai perombakan perundang-udangan mulai dari UU No. 22 tahun 1999 kemudian berubah ke UU No. 32 tahun 2004 dan pada tahun 2014 ini kembali berubah pada UU No. 23 tahun 2014 ternyata belum mampu menghasilkan desentralisasi ekonomi yang adil dan signifikan ke berbagai daerah secara merata akibatnya sangat kentara antara darah maju dengan deerah yang masih terbelakang, porsi- porsi pembangunan utama masih sangat kentara pada daerah yang kaya akan sumber daya. Hal ini sangat berbahaya sebab pasti akan terjadi kutukan sumber daya yang lambat laun akan menghancurkan daerah yang dahulu kaya akan sumber daya menjadi daerah yang tidak mampu berkembang lagi yang pada akhirnya menjadi daerah miskin. Sesuai dengan fakta di lapangan maka terdapat dua faktor utama, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi yang mempengaruhi kesenjangan antar wilayah . Faktor ekonomi setidaknya terdiri dari dua masalah utama yaitu pertama, pertumbuhan ekonomi yang bias ke golongan atas dan yang kedua adalah aglomerasi kegiatan ekonomi di daerah kaya sumber daya sedangkan faktor non-ekonomi terdiri dari tiga masalah utama yaitu pertama migrasi tenaga kerja berkualitas dari daerah miskin ke daerah kaya, kedua kesenjangan pembangunan pelayanan publik, dan ketiga kurangnya konektivitas antar daerah.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 591, "width": 137, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bias Pertumbuhan Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 603, "width": 212, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dari ulasan berbagai data sebelumnya yang menghasilkan kesimpulan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia cukup strabil. Ulasan lain dari hasil Laporan Diskuni Panel Ahli Ekonom) (2014) dilakukan oleh Kompas dengan mengundang beberapa ekonom untuk membahas ekonomi Indonesia. Setidaknya ada beberapa kutipan menarik yang dapat ditampilkan disini sebagai bahan perbandingan. Secara rata-rata kemakmuran meningkat 4,87 persen, tetapi distribusinya tak", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 86", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 504, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merata. Pada kelompok 40 persen masyarakat berpenghasilan rendah, peningkatan kesejahteraan hanya sekitar 2 persen. Adapun pada 20 persen kelompok berpenghasilan tinggi, kenaikan kesejahteraan di atas 8 persen. Artinya, kelompok miskin menerima lebih sedikit manfaat pembangunan dibandingkan dengan kelompok tidak miskin. Ketimpangan juga terjadi antar provinsi. Delapan provinsi dengan ketimpangan di atas rata-rata nasional tahun lalu adalah Sumut, DKI Jakarta, Sulsel, Sultra, Papua Barat, Yogyakarta, Gorontalo, dan Papua. Ketimpangan tertinggi ada di Papua dengan rasio gini 0,44 dan terendah di Kepulauan Bangka Belitung (0,31). Ulasan tersebut membuktikan pertumbuhan ekonomi di Indonesia gagal menghadirkan pemerataan kesejahteraan. Mungkin ajaran Lewis tentang bagaimana memprioritaskan pembangunan ekonomi dengan titik tumpu pertumbuhan ekonomi yang selama ini menjadi paradigma pemerintah Indonesia. Menurut Todaro (1995) Doktrin pertumbuhan ekonomi Lewis yang pertama dan yang paling utama adalah bahwa pertumbuhan ekonomi itu akan menguntungkan bagi masyarakat bukan karena kesejahteraan ekonomi itu diperlukan untuk meningkatkan kebahagiaan dalam hidup, tetapi karena kesejahteraan ekonomi itu akan meningkatkan jumlah pilihan yang diambil oleh manusia. Padahal Lewis dengan jelas bahwa pertumbuhan ekonomi bukan untuk mengejar kesejahteraan bersama. Secara klasik juga sudah diingatkan oleh Polanyi (1944), ketika peningkatan secara luar biasa perdagangan dan produksi kebetulan disertai dengan kenaikan secara luar biasa pada tingkat penderitaan manusia. Itulah artinya bagaimana pertumbuhan ekonomi tidak dapat memastikan pemerataan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 212, "height": 188, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan ekonomi tidak mampu manjamin adanya kesetaraan pendapatan bagi individu jika ditarik dalam skala makro suatu negara maka akan ada perbedaan pendapatan yang signifikan antara satu daerah dengan daerah lain sebab masing-masing daerah memiliki karakteristik yang berbeda yang seharusnya mendapatkan perlakuan khusus atau afirmatif untuk mengembangkan kemandirian perekonomiannya, fakta selama ini di Indonesia masih terlau banyak daerah yang tidak mampu meningkatkan pendapatan asli daerahnya dan masih menyusu kepada pemerintah pusat hanya untuk mendapatkan transfer dana yang rata-rata lucunya juga habis", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk belanja birokrasi bukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui investasi strategis. Ini merupakan hal yang fatal yang memperlihatkan hilangnya esensi dari otonomi daerah yang memberikan kesempatan kepada daerah untuk berkembang dengan caranya sendiri akan tetapi justru daerah masih mengalami ketergantungan kepada pemerintah pusat.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 173, "width": 212, "height": 478, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan kesenjangan bukan merupakan persoalan yang sepele sudah banyak hasil studi yang menujukkan hasil akhir pembiaran dari kesenjangan adalah merugikan amsyarakat dan berujung pada konflik. Seperti hasil tulisan dari Prof. Mudrajat Kuncoro (2013) : Masalah ketimpangan ini-dalam praktik-ering memicu kecemburuan sosial dan kekerasan yang sering terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Sumber daya alam yang melimpah seharusnya memberikan kesejahteraan masyarakat jika regulasi berpihak kepada rakyat. Namun, yang terjadi sebaliknya, kesenjangan terjadi di mana-mana. Misalnya, di daerah yang miskin dan APBD-nya rendah, para pejabat dan kepala dinas mengendarai mobil mewah dan tinggal di perumahan mewah. Tak ketinggalan, para kontraktor sebagai mitra kerja pemda juga ikut menampilkan gaya hidup mewah di tengah kesulitan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya. Belum lagi perusahaan- perusahaan yang mengeksploitasi alam secara besar-besaran di daerah, masyarakat di sekitarnya hanya bisa menjadi penonton sehingga mendorong munculnya kecemburuan sosial, kesenjangan, dan berujung pada tindak kekerasan (Kuncoro, 2013). Sudah seharusnya persoalan kesenjangan diakhiri karena mengakibatkan persoalan yang fatal di kemudian hari, sering kali kesenjangan merupakan problem utama dari konflik karena perebutan sumber daya tertentu. Menurut Kurnianto (2012) dalam menyelesaikan akar persoalan konflik, yakni masalah kesenjangan ekonomi, akan menjadi garansi negara di masa depan dalam mencegah konflik-konflik baru terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 654, "width": 212, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenjangan antar wilayah ini pada ekstrimnya menujukkan gagalnya pembangunan suatu Negara sebab Negara yang harus menciptakan keadilan dengan memeratakan pendapatan sama sekali tidak mampu untuk merumuskan kebijakan yang tepat agar masing-masing wilayah apapun bentuknya dapat meningkatkan kemandirian", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 87", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 112, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekonominya sekaligus mensejahterakan masyarakatnya. Ketika kesenjangan semakin tinggi otomatis akan ada individu yang ada dibawah dan tidak mampu berbuat apa-apa sebab kesenjangan ekonomi merupakan variabel struktural yang sulit dirubah jika tidak ada antitesis melalui instrumen struktural pula, hal yang paling masuk akal dilakukan adalah melalui kebijakan dari pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 212, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenjangan ekonomi antar wilayah juga memperlihatkan buruknya kreatifitas ekonomi di daerah yang ditambah dengan minimnya dorongan yang keras dari pemerintah pusat, dari segi kebijakan nasional maka hal ini menjadi catatan buruk di era otonomi daerah yang seharusnya mampu menciptakan daerah yang mandiri dalam segala bidang serta pemerintah pusat yang dihormati sekaligus memiliki instrumen kebijakan yang tepat dalam menata ekonomi di daerah sehingga tidak terlepas dari tujuan bersama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 212, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Memperhatikan Kesenjangan Non-Ekonomi Dan Ekonomi Inklusif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 212, "height": 390, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya tidak hanya variabel ekonomi saja yang secara langsung mempengaruhi kesenjangan pendapatan akan tetapi ada variabel lain yang apabila tidak diperhatikan secara serius oleh pemerintah akan dapat memperburuk keadaan. Ilmu ekonomi juga harus memperhatikan disiplin ilmu lain., bahkan Fletcher pada tahun 1979 menerbitkan buku yang berjudul Economic And Socials Problems. Menurut Raharjo (1983) buku tersebut merupakan upaya dari kalangan ekonomi untuk mencangkup masalah-masalah sosial. Jadi dapat dikatakan membahaa masalah ekonomi dipastikan juga akan membahas masalah diluar ekonomi atau non-ekonomi. Kesenjangan non-ekonomi akan memberikan suatu pandangan lain terhadap variabel ekonomi yang selama ini masih berfokus pada kapital padahal di luar tersebut masih banyak hal lain yang sebenarnya mempengaruhi masyarakat dan ekonomi sendiri sebab sebagai suatu fakta sosial ekonomi tidak mungkin mampu berdiri sendiri dan bersifat uniter. Kesenjangan non-ekonomi akan menjelaskan bagaimana instrumen kebijakan ekonomi pemerintah tidak perlu berlebih-lebihan untuk meningkatkan ekonomi secara makro melalui eksploitasi sumber daya alam dan lain sebagainya akan tetapi melalui investasi lain misalkan pendidikan dan kesehatan yang terbukti mampu meningkatkan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "taraf hidup masyarakat dalam jangka panjang sekaligus menciptkan nilai tambah bagi perkembangan masayrakat. Seperti pendapat Paul Krugman pada Whitfield (2001) : Global, regional and national public goods are becoming more important in determining collective and individual welfare and reducing inequality. Increasing instability of market economies, the threat of financial crises, ‘the return of depression economics’.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 186, "width": 212, "height": 402, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel yang dimaksudkan termasuk dalam kategori non-ekonomi yang dalam hal ini adalah pelayanan publik yang dipastikan juga mengalami kesenjangan. Hal ini penting sebab pelayanan publik memiliki dampak yang tidak kalah besar dengan dampak ekonomi. Kombinasi keduanya secara simultan akan mengarahkan masyarakat ke kesejahteraan yang lebih baik, dalam konteks Negara maka disebut dengan Negara kesejahteraan atau welfare state . Negara kesejahteraan sering kali disebut sebagai penawar racun dari sakitnya liberalisasi perekonomian. Hal ini menjadi konsep penting karena hampir tidak mngkin untuk menghindari arus kapitalisme dunia dan globalisasi ekonomi, yang perlu dipersiapkan adalah aspek struktural agar kesenjangan ekonomi tidak semakin menganga terutama bagaimana melindungi dan memproteksi masyarakat melalui pelayanan publik sehingga masyarakat tetap dapat berkembang meskipun dihimpit oleh akumulasi kapital yang terkadang tidak adil maka pelayanan publik dapat menjadi instrumen dalam menciptakan keadilan. Pendapat Dexter Whitfield dalam buku public service or corporate welfare (2001) kembali mengingatkan kita tentang fungsi negara untuk melindungi dan meregulasi masyarakat “ States have also acted to regulate monopolies and afford consumer protection in the provision of goods and services.”", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 591, "width": 212, "height": 162, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenjangan pelayanan publik di Indonesia dapat dilihat dari hasil studi dari W orld Bank pada Desember 2014 menunjukan jarak rata-rata menuju fasilitas kesehatan di Indonesia memang hanya 5 km pada tahun 2011, akan tetapi di provinsi seperti Papua Barat, Papua, dan Maluku jarak rata-rata lebih dari 30 km. Lebih dari 40 persen masyarakat di Sulawesi Barat, Maluku dan Kalimantan Barat membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk mencapai rumah sakit umum, dibandingkan dengan 18 persen secara nasional. Hanya 2 persen dari populasi membutuhkan waktu lebih", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 276, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari satu jam untuk mencapai Puskesmas, tetapi jumlah tersebut jauh lebih tinggi di Papua (28 persen), Nusa Tenggara Timur (11p ersen), dan Kalimantan Barat (11 persen). Parahnya di tingkat layanan yang seharusnya paling dekat menjangkau masyarakat tidak ada satupun Puskesmas di Indonesia yang dilaporkan memiliki keseluruh 38 indikator tracer (standar tindakan) untuk kesiapan pelayanan umum. Pembangunan deawsa ini tidak hanya perlu untuk bertumpu pada pertumbuhan ekonomi saja seperti yang telah dijealaskan diatas banyak terjadi bias dan distorsi akibat fokus kebijakan makro ekonomi yang menitikberatkan pada arus dan akumulasi kapital. Kesenjangan pelayanan publik juga harus diperhatikan karena mampu mempengaruhi kehidupan masyarakat jika diabaikan setinggi apapun derajat ekonomi menjadi tidak berguna karena tidak akan berjalan efisien jika tidak disokong oleh sistem pelayanan publik yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 212, "height": 415, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep ekonomi yang dikembangkan harus tegas ketika dihadapkan pada kenyataan dunia yang semakin liberal dan Indonesia sendiri juga pasti terpengaruh meskipun Indonesia memiliki nilai-nilai tersendiri yang seharusnya patut menjadi pondasi akan tetapi selama ini nilai-nilai tersebut rontok oleh dorongan modal yang luar biasa, bahkan berbagai aturan perundangan-undangan pun dibentuk untuk mendukung masuknya modal asing dengan deras. Akibat dari deregulasi dan privatisasi tersebut sumberdaya manusia Indonesia dikuasai oleh pasar, dan bukan oleh negara bangsa ini (Susan, 2012). Ekonomi yang dikembangkan harus berasas pemerataan dan besifat strategis sebagai visi kedepan yang tidak mudah jatuh karena arus globalisasi. Ekonomi yang merata atau anti eksklusif harus menjadi perhatian pemerintah. Sesuai dengan fakta bahwa usaha dan industri besar yang hanya berjumlah 1% dari total usaha menjadi penguasa sementara itu sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang justru menguasai masyarakat berjumlah 99% tidak mendapatkan perhatian lebih. Padahal ekonom senior Sri Edi Swasono dalam Oesman dan Alfian (1991) menyatakan bahwa jauh-jauh hari sudah mengingatkan bahwa kebijaksanaan ekonomi yang memacu pertumbuhan ekonomi jika tidak kita waspadai malahan dapat mengarahkan kepada restrukturisasi yang berlawanan arah dengan cita-cita demokrasi ekonomi (pemerataan). Ekonomi Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 263, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "harus menjadi ekonomi yang inklusif bagi masyarakat terutama golongan bawah. Delivering economic, social, and territorial cohesion is at the heart of Europe 2020 strategy and constitutes a key theme of ‘‘inclusive growth’’. Therefore, regional development and cohesion policies have to fulfill the task of both fostering a gradual convergence in per capita income, on one hand, as well as achieving convergence in social welfare, on the other. Nonetheless, economic convergence does not necessarily imply social convergence, and vice versa menurut Rodrı´guez-Pose & & Tselios (2015) . Penjelasan tersebut menyebutkan bahwa pertumbuhan yang inklusif harus berisi kohesi atau kerekatan ekonomi, sosial dan wilayah yang oleh karena itu harus ada kovergensi pendapatan atau dalam bahasa sederahananya adalah pemerataan pendapatan dan kesejahteraan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 338, "width": 110, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar Dari Tiongkok", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 350, "width": 214, "height": 403, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingginya angka kesenjangan ekonomi antar wilayah sebenarnya merupakan fenomena yang juga menjadi trend di dunia dimana tidak semua daerah di dalam lingkup Negara mampu meningkatkan kinerja ekonomi secara optimal akan tetapi hal tersebut merupakan catatan butuk bagi fokus pertumbuhan ekonomi suatu negara yang nyata-nyata tidak mampu memeratakan kesejahteraan apalagi menuju harmony of interest dan full employment seperti apa yang dikatakan oleh Adam Smith dan David Ricardo sebagai inisiator ekonomi klasik. Contoh menarik dapat diambil dari pengalaman Tiongkok dalam meng- handle kesenjangan antar wilayah di negeri mereka, ini menjadi menarik ketika Tiongkok berhasil memisahkan politik dan ekonomi secara berbeda dan bertolak belakang akan tetapi justru menjadikan kinerja ekonomi mereka sekarang menjadi salah satu yang terbaik di dunia, meskipun dengan perjuangan yang berdarah- darah akan tetapi tujuan mereka untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan perekonomi mampu terwujud. Pada awalnya Tiongkok memang sadar bahwa ketika melepas perekonomian ke pasar maka dipastikan akan ada pihak yang kalah dan menang sehingga menimbulkan kesenjangan oleh kerena itu Tiongkok merespon adanya kesenjangan tersebut dengan kebijakan tertentu sehingga dampak", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 89", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 225, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kesenjangan dapat diredakan. Wilayah di Tiongkok dapat dibedakan menajdi tiga yaitu bagian pusat, barat dan timur yang masing- masing ciri khas. Misalkan bagian pusat di tandai dengan adanya Shanghai sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan dikenal dengan daerah yang mampu memiliki pertumbuhan serta output yang tinggi dibandingan daerah lain. Sedangkan daerah timur tidak memiliki sumber daya alam sama sekali yang dapat dieksploitasi. Menurut Wan (2008), beberapa studi menunjukkan ada beberapa hal yang menyebabkan adanya kesenjangan yang terjadi pada daerah-daerah di Tiongkok membutuhkan kapital yang besar untuk meningkatkan perekonomian serta eksploitasi sumber daya alam akan tetapi tidak disertai dengan tenaga kerja yang memadai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 212, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui hasil kesenjangan tersebut maka Tiongkok pada dasarnya melakukan strategi setiap wilayah antar daerah/provinsi melakukan alokasi investasi tambahan baru dan melakukan restrukturisasi industri yang ada sesuai dengan keunggulan komperatif yang dimiliki oleh masing-masing wilayahnya. Dengan demkian maka kesenjangan wilayah dapat dipersempit seiring dengan pertumbuhan yang dinamis, jadi antar wilayah saling berkaitan dan membutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 212, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui penjelasan tersebut dapat ditemukan pembelajaran bahwa perkembangan ekonomi harus didasarkan pada keunggulan komparatif di daerah masing-masing serta meningkatkan kemampuan para pekerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 77, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 213, "height": 238, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalui analisis diatas maka dapat disimpulkan bahwa kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan dampak buruk dalam pembangunan ekonomi yang hanya berfokus pada pertumbuhan ekonomi. Pemerintah harus berfikir panjang dan strategis dalam menghadapi masalah kesenjangan karena telah menyangkut aspek struktural sehingga tidaklah mudah untuk dirubah. Rekomendasi yang dapat dilakukan adalah harus ada program ataupun masterplan baru untuk mendukung atau mengembangkan pola pembangunan di Indonesia. Masterplan yang baru harus berisi tentang pembangunan ekonomi di Indonesia terutama perencanaan yang matang tentang ekonomi yang inklusif yang mampu memeratakan pendapatan. Selama ini ekonomi informal yang menguasai perekonomian masyarakat Indonesia dianggap belum terlalu", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 352, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penting untuk menjadi sebuah perencanaan yang elit secara politis dan canggih secara teknoratis buktinya adalah sedikit dan sangat kecil sekali investasi yang disediakan pemerintah untuk sektor tersebut. Selain itu untuk menjamin keberlangsungan masyarakat dengan ekonomi yang sehat dan berkualitas maka perlu memperhatikan faktor non- ekonomi yang dalam hal ini adalah pelayanan publik yang berkualitas dan merata terutama pelayanan dasar seperti pendidikan dan kesehatan. Pelayaan publik memiliki dampak penting sebab ketika individu atau daerah gagal bersaing dalam kancah persaingan pasar bebas makan setidaknya kelangsungan hidupnya masih terjaga karena telah dilindungi oleh pemerintah melalui instrumen pelayanan publik. Dua rekomendasi tersebut harus diwujudkan melalui program baru dan merupakan ide yang bagus dan dapat dijadikan masukan untuk program baru yaitu tentang ide pembagian koridor ekonomi daerah serta konektivitas daerah melalui pembangunan infrastruktur akan tetapi hal tersebut juga harus dikombinasikan dengan paradigma ekonomi yang inklusif serta pembangunan dan pemerataan pelayanan publik seperti apa yang telah diungkapkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 426, "width": 104, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 439, "width": 212, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baldwin, Robert E, 1986. Pembangunan dan", "type": "Text" }, { "left": 401, "top": 453, "width": 141, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan Ekonomi,", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 467, "width": 184, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terjemahan St.Dianjung. PT Bina Aksara, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 494, "width": 212, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, John W. 2010. Research Design : Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 532, "width": 212, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewanta, Awan Setya dkk., (Ed). 1999.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 545, "width": 212, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemiskinan Dan Kesenjangan Di Indonesia . Aditya Media : Yogyakarta. Gusman, Irman. 2013, Kesenjangan Ekonomi . Opini Harian Suara Karya 15 Juli 2013. Iryanti, Rahma. 2014, Kemiskinan dan Ketimpangan di Indonesia: Permasalahan dan Tantangan. Bappenas : Jakarta. Jhingan, M.L. 2007. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Raja Grafindo.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 682, "width": 212, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuncoro, Murdrajat. 2006. “Ekonomi Pembangunan”, Penerbit Salemba Empat,Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 777, "width": 271, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profit: Jurnal Administrasi Bisnis | Volume. 16 No. 1 2022| https://profit.ub.ac.id 90", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuncoro, Mudrajat. 2013, Mengurangi Ketimpangan . Opini harian Kompas 2 Maret 2013. Kurnianto, Fajar. 2012, Konflik , Kesenjangan Ekonomi Dan Rapuhnya Negara . Opini Harian Sinar Harapan 5 November 2012.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 212, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuznets, Simon. 1955. Economic Growth and Income Inequality. The American Economic Review. Volume XLV Laporan Diskusi Panel Ahli Ekonomi.2014, Kemakmuran Naik, Kesenjangan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 211, "width": 213, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menajam . Harian Kompas 13 Juni 2014. Oesman Oetojo & Alfian (Ed). 1991, Demokrasi Ekonomi : Keterkaitan Usaha Partisipatif VS Konsentrasi Ekonomi, Pancasila Sebagai Ideologi . BP-7 Pusat : Jakarta. Piketty, Thomas. 2014, Capital In the Twenty First Century. Belknap Press :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 212, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cambridge. Polanyi, Karl.1944, Transformasi Besar : Asal- Usul Politik Dan Ekonomi Zaman Sekarang . Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Rahardjo, M. Dawam. 1983, Esai-Esai Ekonomi Politik . LP3ES : Jakarta. Ramly, Fahrudin. 2012, Determinan Ketimpangan Regional Di Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 212, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2000-2008, Jurnal Assets . Vol. 2(1). Restiatun. 2009, Identifikasi Sektor Unggulan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 452, "width": 184, "height": 47, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Ketimpangan Antar Kabupaten/Kota Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ekonomi Dan Studi Pembangunan . Vol.10(11).", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 212, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rodrı´guez-Pose, Andre´s & Tselios, Vassilis. 2015, Toward Inclusive Growth: Is There Regional Convergence in Social Welfare ?, International Regional Science Review. Vol. 38(1). Sjafrizal. 2012. Ekonomi Wilayah dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 212, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkotaan. Jakarta: PT. Rajagrafindo. Persada Stiglitz, Joshep E. 2002 Globalization and Its Discontent, New York : Norton.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 212, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukirno, Sadono, 2002. Makro Ekonomi Modern, P.T.Rajawali Grafindo Persada : Jakarta. Susan, Novri. 2012, Negara Gagal Mengelola Konflik : Demokrasi Dan Tata Kelola Konflik Di Indonesia. Pustaka Pelajar : Yogyakarta. Todaro, Michael P. 1995, Ekonomi Untuk Negara Berkembang : Suatu Pengantar Tentang Prinsip-Prinsip Masalah Dan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebijakan Pembangunan. Bumi Aksara : Jakarta. Wan, Guangha (Ed). 2008, Inequality And Growth In Modern China. Oxford University Press : New York. Whitfield, Dexter. 2001, Public Service Or Corporate Welfare . Pluto Press : London.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 161, "width": 211, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Bank. 2014, Membawa Perubahan, Indonesia Economic Quartely .", "type": "Text" } ]
51a9acfa-cde2-56f0-7897-3e9fbc20cc18
https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/amnesti/article/download/2192/1277
[ { "left": 357, "top": 40, "width": 155, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti: Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 61, "width": 194, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022) pp. 109-119 p-ISSN: 2656-3029 | e-ISSN: 2775 - 0604", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 794, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 429, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Keadilan Restorative Justice sebagai Upaya Mewujudkan Peradilan yang Humanis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 121, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Rizki Maulana Ahzar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 221, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Advokat LBH Muhammadiyah Jawa Tengah *email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 254, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "DOI: https://doi.org/10.37729/amnesti.v4i2.2192", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 374, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Submitted: Juni 2022 Revised: Juni 2022 Accepted: Juli 2022", "type": "Table" }, { "left": 173, "top": 339, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 355, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Kata Kunci:", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 355, "width": 416, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Legal standing, Peradilan humanis, Restorative Justice Adanya rasa ketidakpuasan atas bekerjanya sistem peradilan pidana yang kurang humanis dalam upaya penyelesaian perkara yang ada saat ini mendorong untuk dioptimalisasikan dan digencarkan lagi model pendekatan keadilan restorative justice.", "type": "Table" }, { "left": 173, "top": 414, "width": 334, "height": 338, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana legal standing penerapan keadilan restorative justice pada setiap tahap baik proses penyidikan dan atau proses penuntutan dan melihat dari aspek hak asasi manusia sebagai sub pembahasan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan statute approach menggunakan peraturan hukum berupa data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang disesuaikan dengan pokok pembahasan. Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa adanya Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana berdasarkan Keadilan Restoratif dan Peraturan Kejaksaan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan berdasarkan Keadilan Restoratif menunjukan keseriusan bagi penegak hukum tersebut untuk mewujudkan peradilan yang humanis. Adanya payung hukum tersebut memungkinkan bagi penegak hukum untuk menghentikan proses penangan tindak pidana dan mendorong proses pemulihan korban serta mendorong para pelaku untuk mengambil tanggung jawab sehingga keadilan kembali seperti saat sebelum terjadinya tindak kejahatan, namun tetap berpegang teguh dengan prinsip-prinsip Hak Asasi Manusia agar tidak ada pihak yang merasa dilanggar hak-haknya terutama paska terjadinya suatu tindak pidana. Maka dengan adanya payung hukum tersebut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 18, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "110", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 121, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti: Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Table" }, { "left": 173, "top": 89, "width": 334, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "sudah semestinya penegak hukum selalu mengedepankan dan menjadi solusi pertama kali yang ditawarkan kepada para pihak khususnya tindak pidana yang dimungkinkan untuk melalui restorative justice serta dibuatkan sebuah aturan yang lebih sustainable tentunya dengan tetap mempertahankan konsep keadilan restorative justice.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 188, "width": 61, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 203, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Keywords:", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 217, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Legal standing,", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 203, "width": 416, "height": 367, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Humanist Justice, Restorative Justice The existence of a sense of dissatisfaction with the work of the criminal justice system that is less humane in efforts to resolve cases that exist today encourages the optimization and intensification of the restorative justice approach model. The purpose of this study was to find out how the legal standing of the application of restorative justice at each stage of the investigation and or prosecution process and to see from the aspect of human rights as a sub-discussion. This study uses a normative legal research method using a statute approach using legal regulations in the form of secondary data in the form of primary, secondary and tertiary legal materials that are adapted to the subject of discussion. The results of this study indicate that the Republic of Indonesia Police Regulation Number 08 of 2021 concerning the Handling of Crimes based on Restorative Justice and the Republic of Indonesia Prosecutor's Regulation Number 15 of 2020 concerning Termination of Prosecution based on Restorative Justice shows the seriousness of the law enforcers to realize a humanist justice. The existence of this legal umbrella makes it possible for law enforcers to stop the process of handling criminal acts and encourage the recovery process for victims and encourage perpetrators to take responsibility so that justice returns to the way it was before the crime occurred, but still adhere to the principles of Human Rights so as not to there are parties who feel that their rights have been violated, especially after the occurrence of a crime. So with this legal umbrella, law enforcers should always prioritize and be the first solution offered to the parties, especially criminal acts that are possible to go through restorative justice and make a more sustainable rule, of course, while maintaining the concept of restorative justice.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 124, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 428, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Restorative justice merupakan suatu bentuk model pendekatan baru dalam penyelesaian perkara pidana (Flora, 2018) . Dengan menggunakan pendekatan ini, berfokus pendekatannya kepada pelaku, korban dan masyarakat dalam proses penyelesaian kasus hukum yang terjadi diantara mereka. Namun oknum aparat penegak hukum seringkali terbelenggu dengan asas legalitas yang mengharuskan setiap perkara pidana diselesaikan berdasar pada peraturan perundang-undangan. Penegakan hukum terkungkung dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 124, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti : Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 39, "width": 21, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "111", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 180, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "bunyi undang-undang, bahkan dalam proses pencarian keadilan dan pemberian kemanfaatan tidak boleh bertentangan dengan kepastian hukum (Wulandari, 2020) . Proses penegakan hukum yang demikian seringkali tidak dapat mewujudkan rasa keadilan yang diinginkan oleh para pihak yang berperkara. Menurut Satjipto Rahardjo, penyelesaian perkara melalui jalur litigasi sebagai bentuk penegakan hukum ke arah jalur lambat yang menyebabkan terjadinya penumpukan perkara dikarenakan panjangnya proses dalam sistem peradilan pidana (Jamaludin, 2022) . Dalam perkembangannya, mulai dikenal adanya proses penyelesaian perkara pidana berbasis restorative justice .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 428, "height": 198, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Restorative Justice merupakan suatu paradigma yang dapat dipakai sebagai bingkai dari strategi penanganan perkara pidana yang bertujuan menjawab ketidakpuasan bekerjanya sistem peradilan pidana yang ada saat ini (Meyrina, 2017). Munculnya kritik atas penerapan sistem peradilan pidana dengan pemenjaraan yang dianggap tidak efektif menyelesaikan konflik sosial. Penyebabnya ialah para pihak yang terlibat dalam konflik tersebut tidak dilibatkan dalam penyelesaian konflik. Korban tetap saja menjadi korban, pelaku yang dipenjara juga memunculkan persoalan baru bagi keluarga dan sebagainya. Gagasan Restorative Justice ini pun sudah diakomodir dalam RUU KUHP, yaitu diperkenalkannya sistem pidana alternatif berupa hukuman kerja sosial dan hukuman pengawasan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Sebelum berbicara tentang peradilan yang humanis, diterangkan bahwa pemaknaan kata humanisme berasal dari kata humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti bersifat manusiawi sesuai dengan kodrat manusia. Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan diri. Pada dasarnya humanisme adalah meletakkan dasar hak kodrati manusia secara sama atau sejajar sebagai mahluk Tuhan (Anhar, 2020) . Hal tersebut sesuai dengan konsep bahwa manusia menurut kodratnya memiliki hak yang melekat tanpa pengecualian, seperti hak untuk hidup, hak atas keamanan, hak bebas dari segala macam penindasan dan lain-lain hak yang secara universal dalam hal ini Hak Asasi Manusia (HAM).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 428, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Republik Indonesia, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo menjelaskan bahwa humanisme sebagai suatu gerakan membangkitkan kesadaran akan nilai-nilai kemanusiaan yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 18, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "112", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 121, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti: Jurnal Hukum Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "tekanan pokok pada manusia sebagai makhluk individual dan personal, manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan, serta manusia yang menyejarah dan membentuk dirinya serta membentuk dunia secara alamiah (Widjojo, 2021) . Sebagai titik tekan menerangkan bahwa keadilan restoratif tidak bisa mengosongkan lembaga pemasyarakatan karena banyak kasus pidana bisa diselesaikan tanpa masuk sampai pada keadilan retributif, karena maksud daripada keadilan restoratif dan pendekatan humanis tidak untuk menggantikan keadilan retributif. Maka berkaitan pemaparan pada pendahuluan diatas, menjadi hal yang sangat menarik tentang penjabarkan lebih lanjut berkaitan dengan bagaimana maksud dari pada restorative justice dalam prespektif HAM sebagai upaya mewujudkan peradilan yang humanis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 158, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 329, "width": 418, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Metode penelitian dalam penentuannya dipandang penting karena ada hubungannya erat antara jenis penelitian dengan sistematika dan metode, serta analisis data guna mencapai nilai validasi yang tinggi yang dikumpulkan maupun hasil pada akhir penelitian. Di dalam artikel ini menggunakan metode penelitian hukum normatif ( normative research ), dengan menggunakan pendekatan statute approach yang menelaah permasalahan yang akan dibahas menggunakan peraturan hukum berupa data sekunder berupa bahan hukum primer, sekunder dan tersier (Soekanto & Mamudji, 2010) . Pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan studi pustaka yakni melalui pengakajian terhadap peraturan peraturan yang mengatur tentang restorative justice serta berbagai pustaka yang relevan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 189, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 320, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "3.1 Legal Standing Penerapan Keadilan Restorative Justice", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 428, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Keadilan restoratif merupakan alternatif penyelesaian perkara tindak pidana berfokus pada pemidanaan yang diubah menjadi proses dialog dan mediasi yang melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain terkait untuk bersama-sama menciptakan kesepakatan atas penyelesaian perkara pidana yang adil dan seimbang bagi pihak korban maupun pelaku dengan mengedepankan pemulihan kembali pada keadaan semula dan mengembalikan pola hubungan baik dalam masyarakat (Andriyanti, 2020) . Keadilan restoratif memiliki arti bahwa dalam proses tersebut melibatkan semua pihak terkait, memperhatikan kebutuhan korban, ada pengakuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 124, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti : Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 39, "width": 21, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "113", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "tentang kerugian dan kekerasan, reintegrasi dari pihak-pihak terkait ke dalam masyarakat, dan memotivasi serta mendorong para pelaku untuk mengambil tanggung jawab. Artinya ada upaya untuk mengembalikan pengertian tentang keadilan kembali seperti saat sebelum terjadinya tindak kejahatan. Dengan kata lain menjelaskan bahwa Restorative justice merupakan suatu teori keadilan yang menekankan pada pemulihan kerugian yang disebabkan oleh perbuatan pidana (Satria, 2018) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 428, "height": 292, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Peran penegak hukum terkhususnya Kepolisian Republik Indonesia dan Jaksa didalam pengaplikasian restorative justice diharapkan menjadi alternative dispute resolution di luar jalur litigasi untuk menghentikan perkara pidana yang memenuhi syarat yang telah ditentukan (Arifin & Pujiyono, 2022) . Payung hukum restorative justice telah diatur melalui salah satunya Perkapolri Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana dan Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berbasis Keadilan Restoratif. Penanganan perkara berbasis keadilan restoratif dapat menjadikan pemidanaan sebagai jalan terakhir sehingga dapat menghambat menumpukan perkara di pengadilan dan mengurangi over kapasitas di Lembaga Pemasyarakatan. Kemudian hal tersebut juga didukung dengan diterbitkannya Surat Keputusan Direktur Jendral Badan Peradilan Umum Nomor 1691/DJU/SK/PS.00/12/2020 Tentang Pedoman Penerapan Restorative Justice di Lingkungan Peradilan Umum. Terkait dengan syarat, ketentuan dan pelaksanaannya akan dijabarkan lebih lanjut dalam pembahasan restorative justice di penyidikan dan penuntutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 257, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "3.2 Restorative Justice pada Proses Penyidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 180, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Ketentuan tentang penyidikan diatur dalam Bab XIV KUHAP, terdiri dari dua bagian, yaitu penyelidikan dan penyidikan. Penyelidikan diatur dalam Pasal 102 sampai dengan pasal 105 dan Penyidikan diatur dalam Pasal 106 sampai dengan Pasal 136. Jika dikaitkan dengan ketentuan KUHAP yang mengatur tentang kewenangan dan tindakan penyelidik serta kewenangan penyidik, tidak hanya tercantum dalam Bab XIV KUHAP saja, melainkan juga tercantum dalam Bab dan pasal-pasal lain di dalam KUHAP. Wewenang, kewajiban penyidik dan ruang lingkup penyidikan juga telah tertuang dalam Perkap 14/2012 tentang Manajemen Penyidikan dan tertuang dalam Perkabareskrim 3/2014 tentang SOP Penyidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 18, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "114", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 121, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti: Jurnal Hukum Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 236, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Terkait restorative justice pada proses penyidikan, telah diatur dengan adanya Surat Kapolri No. Pol.: 16/B/3022/XII/2009/Sde Ops yang kemudian dikuatkan dengan adanya Surat Telegram Kabareskrim Nomor: ST/110/V/2011, diatur bahwa pola penyelesaian masalah sosial ialah melalui upaya menyelesaikan perkara di luar pengadilan dengan menerapkan konsep Alternative Dispute Resolution (ADR). Seiring dengan perkembangan selanjutnya muncul Surat Edaran Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) No. 8/VII/2018 tanggal 27 Juli 2018 tentang Penerapan Keadilan Restoratif dalam Penyelesaian Perkara Pidana. Perkembangan selanjutnya pada 19 Agustus 2021, Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si menandatangani Peraturan Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor 08 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana berdasarkan Keadilan Restoratif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 428, "height": 235, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Pasal 1 huruf 3 Peraturan Polri Nomor 8/2021 menjelaskan bahwa yang dimaksud keadilan restoratif adalah Penyelesaian tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku, keluarga korban, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, atau pemangku kepentingan untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil melalui perdamaian dengan menekankan pemilihan kembali pada keadaan semula. Penanganan tindak pidana berdasarkan Keadilan Restoratif harus memenuhi persyatan umum dan khusus. Persyaratan umum berlaku pada kegiatan Penyelenggaraan fungsi Reserse Kriminal, penyelidikan, atau penyidikan, sedangkan persyaratan khusus hanya berlaku untuk tindak pidana berdasarkan Keadilan Restoratif pada kegiatan penyelidikan atau penyidikan. Persyaratan umum, penanganan tindak pidana berdasarkan keadilan Restoratif tersebut meliputi materiil dan formil. Persyaratan materiil meliputi (Mahendra, 2020) :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 573, "width": 387, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "a. Tidak menimbulkan keresahan dan/atau penolakan dari masyarakat;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 592, "width": 192, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "b. Tidak berdampak konflik sosial;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 610, "width": 240, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "c. Tidak berpotensi memecah belah bangsa;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 629, "width": 205, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "d. Tidak radikalisme dan sparatisme;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 648, "width": 411, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "e. Bukan pelaku pengulangan tindak pidana berdasarkan putusan pengadilan; dan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 685, "width": 410, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "f. Bukan tindak pidana terorisme, tindak pidana terhadap keamanan negara, tindak pidana korupsi, dan tindak pidana terhadap nyawa orang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 124, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti : Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 39, "width": 21, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "115", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 89, "width": 381, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Sedangkan pesyaratan umum yang berupa persyaratan formil meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 108, "width": 410, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "a. Perdamaian dari dua belah pihak yang dibuktikan dengan kesepakatan perdamaian dan ditanda tangani oleh para pihak, kecuali untuk tindak pidana Narkotika;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 163, "width": 411, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "b. Pemenuhan hak-hak korban dan tanggung jawab pelaku, berupa pengembalian barang, mengganti kerugian, mengganti biaya yang ditimbulkan dari akibat tindak pidana dan/atau mengganti kerusakan yang ditimbulkan akibat tindak pidana. Dibuktikan dengan surat pernyataan sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangani oleh pihak korban (kecuali untuk tindak pidana narkotika).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 426, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "3.3 Restorative Justice p ada Proses Penuntutan Berdasarkan Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 428, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Pasal 1 angka 1 Peraturan Kejaksaan RI Nomor 15 Tahun 2020 tentang Penghentian Penuntutan Berdasarkan Keadilan Restoratif menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan Restoratif justice adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang terkait untuk bersama-sama mencari peyelesaian yang adil dengan menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, dan bukan pemabalasan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 428, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Perkara tindak pidana dapat ditutup demi hukum dan dihentikan penuntutannya berdasarkan keadilan restoratif dalam hal ini harus memenuhi syarat-syarat (Parasdika et al., 2022) , sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 505, "width": 314, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "a. Tersangka baru pertama kali melakukan tindak pidana", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 529, "width": 410, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "b. Tindak pidana hanya diancam dengan pidana denda atau diancam dengan pidana penjara tidak lebih dari 5 (lima) tahun; dan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 572, "width": 411, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "c. Tindak pidana dilakukan dengan nilai barang bukti atau nilai kerugian yang ditimbulkan akibat dari tindak pidana tidak lebih dari Rp.2.500.000,00 (dua juta lima ratus ribu rupiah)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 428, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Kemudian untuk pengaturan lebih lanjut dijelaskan bahwa Penuntut Umum berwenang menutup perkara demi kepentingan hukum salah satunya karena alasan telah ada penyelesaian perkara di luar pengadilan/ afdoening buiten process , hal ini diatur dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e Perja Nomor 15 Tahun 2020. Dalam penghentian penuntutan, berdasarkan keadilan restoratif harus dilakukan dengan memperhatikan kepentingan korban dan kepentingan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 18, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "116", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 121, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti: Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "hukum lain yang dilindungi, penghindaran stigma negatif, penghindaran pembalasan, respon dan keharmonisan masyarakat, kepatuhan, kesusilaan dan ketertiban umum dengan mempertimbangkan subjek, objek, kategori dan ancaman tindak pidana, latar belakang terjadinya suatu tindak pidana, tinkat keterlecaan, kerugian atau akibat yang ditimbulkan dari tindak pidana, cost and benefit penanganan perkara, pemulihan kembali pada keadaan semula dan adanya perdamaian antar korban dan pelaku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 428, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Berikut kami sajikan beberapa data terbaru ditahun 2022 terkait penyelesaian kasus yang dilakukan menggunakan restorative justice setelah dikeluarnya Peraturan Kejaksaan Nomor 15 Tahun 2020 yang diperoleh dari berbagai sumber sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 294, "width": 346, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "a. Ekspose Restorative Justice Perkara Pencurian dalam Keluarga", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 428, "height": 179, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi Bali Dr. Ketut Sumedana, S.H., M.H. bersama Koordinator dan Kabag TU Kejati Bali serta Kasi Oharda pada Kejati Bali mengikuti Ekspose Perkara Kejaksaan Negeri Buleleng yang dimohonkan penghentian penuntutan berdasarkan keadilan restoratif dalam perkara tindak pidana pencurian dalam keluarga atas nama tersangka PUTU ANDIKA WAHYU INDRA PERDANA yang disangka melanggar Pasal 362 jo. Pasal 367 Ayat (2) KUHP jo. Pasal 65 Ayat (1) KUHP tentang Pencurian. Sebelum dilakukan penghentian penuntutan, Kepala Kejaksaan Negeri Buleleng telah melakukan perdamaian antara tersangka, korban, dan keluarga korban yang disaksikan oleh tokoh masyarakat dan penyidik kepolisian.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 505, "width": 279, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "b. Ekspose Restorative Justice Perkara Penganiayaan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 428, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Kejaksaan Negeri Surabaya terkait Perkara Tindak Pidana atas nama Dimas Tito Wahyunugroho Bin Endot yang melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHP tetang Penganiayaan dengan memukul kearah kepala dan wajah pipi korban yang mengakibatkan luka-luka terhadap korban karena tidak terima ditegur saat tersangka melakukan kesalahan dilalu lintas, insiden ini terjadi Pada tanggal 05 Desember 2021 sekitar jam 19.30 WIB di Jl. Ngagel Surabaya depan Taman Makam Pahlawan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 660, "width": 258, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "c. Ekspose Restorative Justice Perkara Pencurian", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 428, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Kejari Kab. Pasuruan terkait perkara tindak pidana atas nama Angga Ismawahyudi bin Maman yang melanggar Pasal 362 KUHP terkait pencurian, kronologinya terjadi pada bulan Maret Tahun 2022 bertempat di Jalan Raya Kejapanan yang berkedudukan di Desa Kejapanan, Kecamatan Gempol,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 124, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti : Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 39, "width": 21, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "117", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Kabupaten Pasuruan. Bahwa terdakwa Angga Ismawahyudi bin Maman mengambil 2 buah telepon genggam warna hitam tanpa sepengetahuan dan seijin dari pemiliknya yaitu saksi korban Wajemiyati sehingga saksi korban Akhmad Fahrur Rozi mengalami kerugian kurang lebih Rp. 2.300.000,- (dua juta tiga ratus ribu rupiah), sehingga perbuatan tersangka diancam dengan pasal 362 KUHP. Tujuan mencuri karena terpaksa dan ingin membuka usaha jual beli ikan lele, namun krisi ekonomi ditengah Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 234, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "3.4 Keadilan Restorative Justice dan HAM", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 428, "height": 142, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Adanya konsep restorative justice dan HAM sangatlah berhubungan, karena dalam konsep tersebut tujuan pemidanaan ditafsirkan lebih luas tanpa melanggar HAM bagi si pelaku dan korban. Setiap manusia di dunia ini memiliki hak yang melekat tanpa pengecualian, seperti hak untuk hidup, hak atas keamanan, hak bebas dari segala macam penindasan dan lain-lain hak yang universal . HAM juga dijamin oleh negara terhadap setiap individu, baik warga negaranya maupun warga negara asing, tanpa membedakan ras, bangsa, agama ataupun golongan tertentu (Nuraeni & Sihombing, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 428, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Ketua Mahkamah Agung Prof. Dr. H. Bagir Manan, SH, MCL menjelaskan bahwa hambatan dalam melaksanakan perdamaian antara korban dan pelaku seringkali bersumber pada sikap penegak hukum yang sangat formalistic. Hukum berkerja dengan menampakkan pada fungsinya, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 467, "width": 410, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "a. Pembuatan norma-norma, baik yang memberikan peruntukan maupun yang menentukan hubungan antara orang yang satu dengan yang lain;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 505, "width": 166, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "b. Penyelesaian sengketa; dan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 523, "width": 378, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "c. Jika terjadi perubahan, menjamin kelangsungan hidup masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 550, "width": 417, "height": 161, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang memberi kewenangan kepada Komnas HAM (ditetapkan berdasarkan Keputusan Presiden No. 50/1993) untuk melakukan mediasi jika terjadi pelanggaran hak asasi manusia. Dalam hal ini, negara harus bertanggung jawab untuk memulihkan kerugian yang diderita oleh korban pelanggaran hak asasi manusia. Dalam pendekatan restoratif, negara dapat berperan sebagai perantara antara korban dan pelaku. Melalui keadilan restoratif, para korban pelanggaran HAM diharapkan dapat memperoleh jaminan penegakan hukum dan kelangsungan hak-haknya dalam peradilan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 428, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Perlindungan hak-hak korban pada hakikatnya merupakan bagian dari perlindungan hak asasi manusia. Korban perlu dilindungi untuk memastikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 18, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "118", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 39, "width": 121, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti: Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "bahwa hak-hak mereka terpenuhi. Karena selama ini di dalam sistem peradilan pidana di Indonesia hak-hak korban kurang terlindungi dibanding hak-hak tersangka. Dalam permasalahan ini, Restorative Justice bisa menjadi solusi bagi keadaan atau kondisi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 109, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 428, "height": 310, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Restorative justice yang dilakukan di tingkat penyidikan dan penuntutan menunjukan bahwa penyelesaian perkara pidana berbasis restorative justice ini menjadi salah satu upaya penyelesaian perkara pidana yang diharapkan dapat mengurangi penumpukan perkara yang ada di tingkat pengadilan. Selain proses penyelesaiannya yang lebih cepat dibandingkan melalui jalur litigasi, penyelesaian perkara melalui restorative justice telah dianggap lebih dapat mewujudkan peradilan yang lebih humanis sebagaimana diinginkan oleh para pihak supaya terwujudnya pemulihan kembali seperti saat sebelum terjadinya tindak kejahatan. Namun yang menjadi hal yang sangat disorot oleh peneliti dalam tajuk ini ialah terkait payung hukum didalam mekanisme Restorative justice pada tahapan penyidikan dan penuntutan yang terkesan tumpang tindih peraturan yang ada, dan menunjukan ketidakstabilan di dalam mekanisme pengaturan. Hal tersebut dikuatkan dengan adanya pergantian peraturan baik di lembaga Kepolisian maupun Kejaksaan yang selalu berubah didalam 10 tahun terakhir ini. Harapannya ke depan berkaitan dengan Restorative justice dibuatkan sebuah aturan yang lebih berkelanjutan/ sustainable tentunya dengan tetap mempertahankan konsep keadilan Restorative justice.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 118, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 428, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Andriyanti, E. F. (2020). Urgensitas Implementasi Restorative Justice Dalam Hukum Pidana Indonesia. Jurnal Education and Development , 8 (4), 326–331.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Anhar, A. (2020). Konsep Pendidikan Religio-Humanis Perspektif Soedjatmoko. Dimar , 1 (2), 72–105.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Arifin, A. W., & Pujiyono, N. R. (2022). Implementasi Konsep Restorative Justice Sebagai Upaya Menanggulangi Overcapacity Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Semarang. Diponegoro Law Journal , 11 (1),", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 654, "width": 30, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "1–16.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Flora, H. S. (2018). Keadilan Restoratif sebagai Alternatif dalam Penyelesaian Tindak Pidana dan Pengaruhnya dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia. UBELAJ , 3 (2), 142–158.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 428, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Jamaludin, A. (2022). Penghentiaan Penuntutan oleh Jaksa berdasarkan Keadilan Restoratif di Kejaksaan Cimahi. Jurnal Pemuliaan Hukum , 5 (1), 1–", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 124, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Amnesti : Jurnal Hukum", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 39, "width": 21, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "119", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 55, "width": 93, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Vol. 4 No. 2 (2022)", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 89, "width": 219, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "18. https://doi.org/10.30999/jph.v5i1.1943", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 428, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Mahendra, A. P. (2020). Mediasi Penal Pada Tahap Penyidikan Berlandaskan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 121, "width": 404, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Keadilan Restoratif. Jurist-Diction , 3 (4), 1153–1178.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 137, "width": 200, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "https://doi.org/10.20473/jd.v3i4.20200", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 428, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Meyrina, R. S. A. (2017). Restorative Justice dalam Peradilan Anak Berdasarkan Undang-Undang No.11 Tahun 2012. Jurnal Penelitian Hukum DE JURE , 17 (1), 92–107.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 428, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Nuraeni, Y., & Sihombing, L. A. (2019). Kebijakan Hukum Pidana terhadap Restorative Justice dalam Perspektif Hak Asasi Manusia. Jurnal Hukum POSITUM , 4 (1), 84–97.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 428, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Parasdika, A., Najemi, A., Wahyudhi, D., Hukum, F., & Jambi, U. (2022). Penerapan Keadilan Restoratif Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan. PAMPAS: Journal of Criminal , 3 (1), 69–84.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 428, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Satria, H. (2018). Restorative Justice: Paradigma Baru Peradilan Pidana. Jurnal Media Hukum , 25 (1), 111–123. https://doi.org/10.18196/jmh.2018.0107.111- 123", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 428, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Soekanto, S., & Mamudji, S. (2010). Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan .", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 364, "width": 125, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 428, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Widjojo, A. (2021). Keadilan Restoratif dan Pendekatan Humanis Tidak untuk Menggantikan Keadilan Retributif . Http://Www.Lemhannas.Go.Id/.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 413, "width": 379, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "http://www.lemhannas.go.id/index.php/berita/berita-utama/1230-agus- widjojo-keadilan-restoratif-dan-pendekatan-humanis-tidak-untuk- menggantikan-keadilan-retributif", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Wulandari, C. (2020). Dinamika Restorative Justice dalam Sistem Peradilan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 478, "width": 404, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "Pidana di Indonesia. Jurnal Jurisprudence , 10 (2), 233–249. https://doi.org/10.23917/jurisprudence.v10i2.12233", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 533, "width": 348, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 840, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License", "type": "Text" } ]
dfa441c8-837f-d0e1-7c6b-346cbbc93c89
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/jjas/article/download/2605/1561
[ { "left": 113, "top": 35, "width": 125, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Animal Science", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 35, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2855-2280", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 90, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 No 2 Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 45, "width": 66, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2655-4356", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 783, "width": 243, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University", "type": "Page footer" }, { "left": 496, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 108, "width": 391, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERAN INSEMINASI BUATAN ( IB ) TERHADAP SISTEM PERKAWINAN DIKELOMPOK TANI TERNAK LEMBU KAROMAH KECAMATAN TALUDITI KABUPATEN POHUWATO", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 172, "width": 270, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moh Nur Amin 1) , Umbang A. Rokhayati 2 ), Nibras K. Laya 3)", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 185, "width": 335, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Animal husbandry department alumni, Faculty of agriculture, Gorontalo state university", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 195, "width": 303, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Animal husbandry departmen, Faculty of agriculture, Gorontalo state university", "type": "List item" }, { "left": 248, "top": 205, "width": 124, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 272, "width": 59, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 298, "width": 407, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the role of artificial insemination (IB) on the marriage system in the group of caromah cattle farmers in Taluditi Sub-District, Pohuwato Regency. The livestock population of 60 cows consisting of A 32 cages and enclosure B 28 tails. The analysis used was descriptive analysis to get the percentage and average number of pregnancies. Parameters observed include: Service Per Conception (S / C) and Conception Rate (C / R). The results showed that (Service Per Conception) obtained results at enclosure A, the S / C value was 1.7 times, and at enclosure B the S / C value was 1.7 times. The percentage of pregnancy (Conception Rate) is obtained at A cage 79% and the result in cage B is C / R value of 67%. The results obtained are strongly influenced by 4 factors, namely; namely frozen semen, female cattle as IB acceptors, inseminator skills and zooteknis knowledge of farmers. The conclusion of this study is that the success rate of Artificial Insemination in Taluditi District, Pohuwato Regency can be categorized as good.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 460, "width": 325, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Artificial Inseminasai, Service Per Conception and Conception Rate", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 501, "width": 184, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan peternakan di", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 544, "width": 185, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia perlu untuk ditingkatkan hal ini mengingat kebutuhan daging di Indonesia meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kebutuhan gizi masyarakat, akan tetapi belum diimbangi dengan peningkatan populasi ternak. Oleh sebab itu, perlu adanya usaha peningkatan populasi ternak sapi potong.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 184, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mendukung pelaksanaan pembangunan peternakan di Indonesia, perhatian khusus perlu diberikan kepada pengembangan peternakan rakyat yang merupakan bagian terbesar dari peternak di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 496, "width": 185, "height": 224, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu yang dapat ditempuh untuk meningkatkan produksi daging yaitu dengan meningkatkan jumlah pemilikan sapi potong dengan mutu genetik ternak yang baik. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menerapkan inseminasi buatan (IB) pada sapi potong, Perkawinan pada sapi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu: kawin alam (ka) dan kawin buatan atau sering disebut dengan inseminasi buatan (IB). KA biasanya menghasilkan genetik yang kurang baik, oleh sebab itu dengan IB lebih menjanjikan menghasilkan keturunan yang lebih baik, karena perkawinan dengan IB menggunakan sperma dari sapi pejantan unggul dan sudah teruji kwalitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 125, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Animal Science", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 35, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2855-2280", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 90, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 No 2 Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 45, "width": 66, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2655-4356", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 783, "width": 243, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University", "type": "Page footer" }, { "left": 496, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 86, "width": 184, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun dalam usaha peternakan rakyat khususnya sapi potong masih sering muncul beberapa permasalahan, diantaranya masih terjadi kawin berulang (S/C>2) dan rendahnya angka kebuntingan (< 60%) sehingga", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 161, "width": 184, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyebabkan panjangnya jarak beranak pada induk ( Calving Interval >18 bulan ) (", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 186, "width": 184, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Affandhy et al., 2006 ); yang akan berdampak terhadap rendahnya perkembangan populasi sapi per tahun dan berakibat terjadi penurunan income", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 235, "width": 186, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "petani dari usaha ternak. Salah satu faktor penyebab rendahnya perkembangan populasi sapi adalah : manajemen perkawinan yang tidak tepat, dan rendahnya pengetahuan peternak tentang kawin suntik/ IB.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 185, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inseminasi Buatan ( IB) merupakan salah satu teknologi dalam budidaya sapi potong untuk peningkatan populasi dan mutu genetik ternak. IB adalah memasukkan mani/ semen kedalam alat kelamin hewan betina sehat dengan menggunakan alat inseminasi agar hewan tersebut menjadi bunting (Dirjen", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 177, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 184, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana Peran IB Terhadap Sistem Perkawinan dikelompok Tani Ternak lembu Karomah Kecamatan Taluditi Kabupatan Pohuwato.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 184, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran IB Terhadap Sistem Perkawinan dikelompok Tani Ternak lembu Karomah Kecamatan Taluditi Kabupatan Pohuwato.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 571, "width": 184, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini diharapkan menjadi bahan dan sumber informasi bagi mahasiswa dan peneliti maupun instansi peternakan yang berkeinginan untuk mengetahui Peran IB Terhadap Sistem Perkawinan dikelompok Tani Ternak lembu Karomah Kecamatan Taluditi Kabupatan Pohuwato.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 670, "width": 119, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERI DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 184, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini telah dilaksanakan di kelompok Tani Ternak Lembu Kecamatan Taluditi Kabupaten Pohuwato. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60 peternak akseptor IB yang terdiri dari 32 peternak", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 86, "width": 183, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akseptor IB dari kandang A dan 28 peternak akseptor IB dari kandang B. Teknik penentuan sampel teknik dilakukan dengan cara menggunakan rumus Slovin, (2002) dengan taraf kesalahan 5% sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 179, "width": 99, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana : n = Jumlah Populasi N = Jumlah Sampel E = Tingkat galat (10%)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 241, "width": 154, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel yang diamati dalam melakukan penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 268, "width": 183, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Service per Conception (S/C) yaitu: Jumlah Pelayanan IB yang di butuhkan seekor betina sampai terjadi kebuntingan atau konsepsi.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 319, "width": 67, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Conception", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 319, "width": 162, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rate (C/R) yaitu: Presentase sapi betina yang bunting pada IB pertama.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 370, "width": 180, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk mendapatkan persentase dan rata-rata jumlah kebuntingan. Variabel yang diamati adalah Service Per Conception (S/C) dan Conception Rate (C/R).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 445, "width": 179, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Service Per Conception (S/C) adalah angka yang menunjukkan jumlah inseminasi untuk menghasilkan kebuntingan", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 482, "width": 81, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari sejumlah", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 495, "width": 47, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 418, "top": 495, "width": 96, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inseminasi yang", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 507, "width": 163, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibutuhkan oleh seekor ternak betina sampai terjadi kebuntingan (Feradis, 2010).", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 590, "width": 174, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Conception Rate (CR) adalah persentase sapi yang bunting hasil satu kali inseminasi, dua kali inseminasi dan seterusnya (Feradis, 2010).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 125, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Animal Science", "type": "Table" }, { "left": 442, "top": 35, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2855-2280", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 90, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 No 2 Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 45, "width": 66, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2655-4356", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 783, "width": 243, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University", "type": "Page footer" }, { "left": 496, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 321, "top": -24, "width": 7, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page header" }, { "left": 173, "top": 38, "width": 17, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/ =", "type": "Page header" }, { "left": 265, "top": 38, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page header" }, { "left": 125, "top": 68, "width": 52, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Alur penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 143, "top": 102, "width": 141, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksana Penelitian (Peneliti datang langsung ke lokasi, dan Pengamatan Langsung, Wawancara dan Pembagian Kuesioner. Survai Lokasi Penelitian Pengumpulan data Analisis data", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 273, "width": 139, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 291, "width": 184, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ServicePer Conception (S/C) Jumlah pelayanan inseminasi buatan yang dibutuhkan oleh ternak untuk menghasilkan kebuntingan atau service per conception berpengaruh terhadap calving interval . Bisa dilihat hasil pengamatan service per conception dari ternak pada Grafik 1.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 184, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1. Menunjukankan nilai service per conception (S/C) dari hasil penelitian yang dilakukan Dikelompok Tani Ternak Lembu Karomah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 595, "width": 186, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Taluditi yaitu kandang A sebesar 1,7 kali dan kandang B dengan nilai sebesar 1,7 kali, hal ini menunjukan bahwa nilai service per conception (S/C) yang baik. Nilai S/C yang baik berkisar antara 1,6 sampai 2,0. Semakin rendah nilai S/C, semakin tinggi nilai kesuburan hewan-hewan betina dalam kelompok tersebut. Sebaliknya makin tinggi nilai S/C, Semakin rendah nilai kesuburan kelompok betina tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 732, "width": 58, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 732, "width": 183, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IB dilakukan setelah peternak melaporkan kepada", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 86, "width": 183, "height": 223, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "petugas inseminator yang selanjutnya akan datang ke peternak untuk melakukan IB. Susilawati (2011) menambahkan bahwa ketrampilan inseminator dalam teknis IB diantaranya adalah thawing, deposisi semen dan ketepatan waktu IB. Proses thawing dilakukan dengan air dan disarankan suhu air tersebut ditingkatkan secara perlahan untuk mengurangi tingkat kematian sel sperma karena efek pada proses thawing sama dengan pada saat pembekuan. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya jumlah perkawinan diantaranya adalah keterampilan petugas inseminator. Hal tersebut sesuai dengan keputusan mentri pertanian", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 310, "width": 66, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2012) yang", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 310, "width": 183, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyatakan bahwa pelaksanaan teknis IB dilapangan memerlukan petugas yang memiliki ketrampilan khusus yang tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Apabila pelaksanaan IB dilapangan diserahkan kepada petugas yang belum atau tidak cukup mengikuti pelatihan teknis IB maka hal tersebut tidak diperbolehkan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 422, "width": 183, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sayoko et al . (2007) melaporkan bahwa thawing menggunakan air hangat akan memberikan hasil persentase spermatozoa hidup lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan air sumur dan lama thawing 30 detik memberikan hasil yang lebih baik terhadap persentase spermatozoa hidup dari pada thawing selama 15 detik.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 547, "width": 174, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conception Rate (CR) Conception Rate / Persentase kebuntingan pada inseminasi yang kesatu di diaknosa per rectal. Evaluasi CR dilakukan 40-60 hari setelah inseminasi dilakukan. Bisa dilihat hasil pengamatan Conception Rate dari ternak pada Grafik 2. Dari hasil penelitian didapatkan persentase kebuntingan pada inseminasi satu kali (40-60 hari) yaitu dengan nilai sebesar 79% dikandang A dan kandang B dengan nilai sebesar 67 %. Hasil penelitian tentang CR pada sapi yang ada dikelompok Tani-Ternak Lembu Karomah di Kecamatan Taluditi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 125, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Animal Science", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 35, "width": 65, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2855-2280", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 90, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 No 2 Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 45, "width": 66, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2655-4356", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 783, "width": 243, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University", "type": "Page footer" }, { "left": 496, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 207, "width": 175, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "termasuk kategori baik. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ihsan et al , (2011) yang menyatakan bahwa angka konsepsi berkisar antara 64-65% enunjukan bahwa tingkat keterampilan inseminator di lokasi penelitian sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 294, "width": 186, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai kegagalan kebuntingan dari hasil inseminasi tersebut disebabkan oleh tiga faktor yaitu kesuburan pejantan, kesuburan betina dan teknik IB. Hasil pengamatan dari inseminator dilapangan, tehnik yang digunakan sudah baik tetapi kurang memperhatikan hal-hal kecil, seperti kebersihan vulva serta pemakaian peralatan yang kurang lengkap sehingga akan mempengaruhi hasil IB.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 183, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keahlian peternak dalam pendeteksian birahi didapatkan dari pengalaman selama beternak yang biasa dilakukan dengan cara visual. Berikut dapat dilihat pada Tabel 1 dari hasil pengamatan yang dilakukan terhadap peternak.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 183, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Diagnosa Kebuntingan ternak di Tani Ternak Lembu Karomah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 183, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Persentasi % a. Pemeriksaan kebuntingan oleh petugas 95 b. Dilakukan oleh peternak 5 Dari tabel diatas menunjukan bahwa pemeriksaan kebuntingan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 183, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sangatlah penting baik petugas maupun peternak hal ini untuk mengetahui usia kebuntingan ternak.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 668, "width": 183, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beradasarkan tabel 1 diatas Pemeriksaan kebuntingan oleh petugas menunjukan", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 693, "width": 110, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa petugas di", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 706, "width": 183, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Taluditi mengenai indikator yang diamati yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 730, "width": 180, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Indikator dalam meliputi corcua uteri Asmestris, besar dan panjang", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 86, "width": 180, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada corpus uteri, arteri uterine media. 2. Indikator luar meliputi tinhkah laku santai, bulu mengkilat, ambing membesar dan perut membesar.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 148, "width": 183, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemeriksaan kebuntingan oleh peternak manajemen pemeliharaan dan sistim control efisiensi terhadap ternak yang hendak di IB/maupun setelah IB sangat baik. Di mana pemahaman peternak mengenai efisiensi deteksi birahi di lakukan secara terus menerus atau dalam 24 jam", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 262, "width": 69, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 274, "width": 185, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan Inseminasi Buatan ( IB ) terhadap Sistem Perkawinan di Kelompok Tani Ternak Lembu Karomah baik. Nilai S/C sebesar 1,7 % pada kandang A dan kandang B. C/R sebesar 79% pada kandang A sedangkan pada kandang B sebesar 67%.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 387, "width": 98, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 413, "width": 186, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Affandhy, L., W. Pratiwi, D. Pamungkas, D.B. Wijono P. Prihandini, dan P. Situmorang 2006. Peningkatan produktivitas sapi potong melalui efisiensi reproduksi. Laporan Penelitian. Loka Penelitian Sapi Potong.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 512, "width": 183, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas Peternakan dan Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 525, "width": 148, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hewan. 2012. Buku Statistik Peternakan 2012. Dinas Peternakan dan Kesehatan", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 562, "width": 126, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hewan. Provinsi Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 587, "width": 183, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ihsan, M.N. dan Sri Wahjuningsih.,", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 599, "width": 148, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011. Penampilan Reproduksi", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 612, "width": 148, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sapi Potong di Kabupaten Bojonegoro. Jurnal. Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 637, "width": 148, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peternakan. Universitas Brawijaya Malang", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 674, "width": 182, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feradis. 2010. Bioteknologi Reproduksi pada Ternak . Afabeta. Bandung", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 711, "width": 183, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sayoko, Y. M., Hartono dan P. E. Silitonga. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persentase", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 35, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jambura Journal of Animal Science", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 35, "width": 65, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-ISSN: 2855-2280", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 45, "width": 90, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 1 No 2 Mei 2019", "type": "Page header" }, { "left": 442, "top": 45, "width": 66, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2655-4356", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 783, "width": 243, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publish: Animal husbandry department, Gorontalo State University", "type": "Page footer" }, { "left": 496, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 86, "width": 184, "height": 174, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spermatozoa Hidup Semen Beku Sapi pada Berbagai Inseminator di Lampung Tengah. Kumpulan Abstrak Skripsi . Jurusan Produksi Ternak. Fakultas Pertanian. Universitas Lampung. Lampung Tengah. Susilawati, T. 2011. Tingkat keberhasilan inseminasi buatan dengan kualitas dan deposisi semen yang berbeda pada sapi Peranakan Ongole. Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 260, "width": 134, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ternak Tropika. 12 (2) : 15-24.", "type": "Text" } ]
41955aa6-f471-a4d8-b146-ab7ac32161b2
https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/dar/article/download/654/364
[ { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 166, "top": 114, "width": 296, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESONANSI BI’AH LUGHAWIYYAH DALAM MENINGKATKAN AKUISISI BAHASA ARAB", "type": "Section header" }, { "left": 276, "top": 164, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. Rizal Rizqi", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 183, "width": 177, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Darul ‘Ulum Lamongan Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 233, "width": 49, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 245, "width": 401, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bi’ah Lughawiyyah adalah lingkungan bahasa Arab di mana seseorang melakukan interaksi dengan orang lain menggunakan bahasa Arab sebagai alat komunikasinya. Lingkungan merupakan fasilitas utama bagi pelajar dalam memperoleh bahasa pertama dan kedua. Bahasa pertma pelajar adalah bahasa ibu yang diperoleh sejak lahir hingga dewasa sedangkan bahasa kedua mereka adalah bahasa Arab yang diperoleh melalui bi’ah lughawiyyah (lingkungan bahasa Arab) .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 400, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bi’ah Lughawiyyah ini sangat penting dalam mewujudkan keterampilan berbicara untuk komunikasi sehari-hari. Bi’ah Lughawiyyah ini dapat diperoleh secara formal maupun informal pada jenjang pendidikan tertentu. Jika kedua lingkungan ini tidak ada maka untuk mendapatkan keterampilan berbahasa sangat sulit.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 396, "width": 329, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Resonansi, Bi’ah Lughawiyyah, Akuisisi Bahasa Arab", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 454, "width": 400, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan manusia. Sebagaimana dikemukakan oleh Roqib bahwa secara kronologis fungsi bahasa adalah untuk menyatakan ekspresi diri, alat komunikasi, alat untuk mengadakan integrasi dan adaptasi sosial dan sebagai alat untuk kontrol sosial. Dengan bahasa, seseorang akan melakukan komunikasi, baik ketika ia akan menyampaikan sesuatu yang ada dalam benaknya maupun menerima kabar dari orang lain. 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 400, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa Arab adalah bahasa yang digunakan dalam Al Qur’an dan Hadits, juga sebagai bahasa ilmu pengetahuan literature keislaman, serta merupakan bahasa ibadah bagi umat Islam seluruh dunia. Oleh karena itu, umat Islam harus mempelajari bahasa Arab untuk memahami dan mendalami berbagai ilmu pengetahuan keislaman yang semuanya bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits. Sebagaimana firman Allah dalam surat Az-Zukhruf ayat 3 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 M. Roqib, Bahasa Arab dalam Perspektif Gender , Malang: Jurnal Bahasa Arab dan Pengajarannya, 2004, hlm: 2", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 244, "top": 123, "width": 231, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "                                                     ", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 167, "width": 382, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sesungguhnya Kami menurunkan al-Quran dalam bahasa Arab supaya kamu memahaminya”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 197, "width": 400, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan Al-Qur’an kurang dapat dipahami, diresapi dan dihayati tanpa mengetahui dan memahami bahasa Arab. Bahasa Arab merupakan bahasa komunikasi internasional yakni sebagai bahasa resmi di Perserikatan Bangsa- Bangsa. Bahasa Arab juga telah berjasa dalam menjunjung tinggi sains dan teknologi, memperkaya khazanah budaya nasional dan media perubahan politik internasional yang semakin menampakkan peranannya dewasa ini. Sehingga bahasa Arab mengalami perkembangan yang sangat pesat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 342, "width": 400, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengajaran bahasa Arab di Indonesia sudah berjalan semenjak masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke tujuh Masehi bahkan sudah mulai pembelajarannya meskipun belum bersifat formal. Pengajaran bahasa ini bertujuan untuk mencapai empat keterampilan, yaitu keterampilan mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan ini digunakan sebagai alat untuk mendalami ajaran Islam dari sumbernya yang asli yakni Al-Qur’an dan Hadits.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 487, "width": 400, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu indikasi atau yang menunjukkan seseorang itu dikatakan menguasai bahasa Arab adalah jika terbukti bahwa secara verbal dia dapat berbicara dengan bahasa tersebut, karena hakekat bahasa adalah berbicara atau berucap (berujar) 2 . Meskipun seseorang telah menguasai tata bahasa (qawa’id) belum tentu ia mampu berucap dengan baik pula. Pengajaran bahasa Arab di Indonesia sudah dilaksanakan pada tiap jenjang pendidikan akan tetapi belum memberikan hasil yang maksimal. Salah satu penyebabnya adalah minimnya sarana dan prasarana yang memadai termasuk didalamnya adalah belum terdapat lingkungan berbahasa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 673, "width": 400, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan kemampuan berbahasa seseorang dipengaruhi oleh lingkungan. Sebagaimana pernyataan dari Abdul Wahid Wafi bahwa bahasa bukanlah produk ‎individu secara personal melainkan produk sosial secara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 744, "width": 364, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Muhammad Husain al-Aziziy, Madkhal ila ilmil lughah , Kairo: Dar Ulum, 1991, hlm: 12", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komunal, dimana ‎setiap individu tumbuh dan menyerap aturan kebahasaan dalam komunitasnya ‎dengan cara belajar (ta’allum) atau meniru (muhâkah) . 3 ‎ ‎ Oleh karena itu ‎penciptaan lingkungan berbahasa yang baik dan benar akan sangat ‎berpengaruh terhadap akuisisi bahasa seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 68, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 55, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resonansi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 401, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resonansi berasal dari bahasa latin yang berarti menggema yaitu terdengar bersama-sama dengan suara keras suatu gelombang suara yang datang terus menerus. Sebuah benda akan ikut bergetar dengan benda yang sedang bergetar apabila frekuensi dari benda tersebut sama. 4 Dengan adanya bi’ah lughawiyyah diharapkan timbul resonansi antar pelajar, dengan adanya komunikasi berbahasa Arab dalam aktivitas sehari-hari mampu meningkatkan motivasi para pelajar agar tergerak hati dan lisannya untuk melakukan interaksi komunikasi berbahasa Arab. Pembekalan beberapa kosa kata bahasa Arab setiap hari menjadi bahan dasar untuk berkomunikasi antar pelajar, jika tidak mengerti makna suatu benda atau kata kerja berbahasa Arab mereka bisa menggunakan bahasa isyarat karena dalam bi’ah lughawiyyah tidak boleh menggunakan bahasa pengantar selain bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengontrol kegiatan ini adalah mahkamatul lughah yang bekerja sama dengan jasus (mata-mata), civitas akademika yang berada di dalam lingkungan berbahasa Arab. Mahkamah lughah berfungsi sebagai pengingat bagi siapa saja yang tidak menggunakan bahasa Arab dengan cara memberikan hafalan beberapa kosa kata bahasa Arab dan menulis teks Arab agar mujawwaz (pelanggar) jera dan termotivasi lagi untuk menggunakan bahasa Arab dengan baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 611, "width": 233, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bi’ah Lughawiyyah (Lingkungan Berbahasa)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 631, "width": 157, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian Bi’ah Lughawiyyah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 400, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hakikatnya lingkungan merupakan sumber belajar yang bersifat alami. Seseorang dapat mengetahui dan mempelajari tentang berbagai hal melalui lingkungan. seperti tentang bahasa, alam, keterampilan, kesenian, kesehatan dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 379, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Abdul Wâhid Wâfi, Al Lughah wa Al Mujtama’ , Kairo: Dar al-Nahdhat Mishr, ‎‎1971, hlm: 11", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 400, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Budi Purwanto, Fisika SMA Jilid 3, Teori dan Implementasinya, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009, hlm: 99", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagainya. Lingkungan belajar ini dapat dikategori pada jenis lingkungan sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan 5 . Lingkungan merupakan media interaktif dan komunikatif praktis yang diperoleh secara alami. Lingkungan juga dikenal sebagai salah satu media dalam pembelajaran sekaligus sebagai sumber belajar. Contohnya seperti lingkungan sosial yang merupakan salah satu tempat interaksi seseorang dengan orang lain disekitarnya. Hasil interaksi dapat menambah pengetahuan seseorang tentang berbagai hal, seperti berkomunikasi, maka orang tersebut dapat belajar tentang bahasa dan tutur kata yang baik. Jika seseorang berada pada suatu lingkungan sosial keluarga, tetangga, warga desa, kota dan lain- lain, maka bahasa yang digunakan juga sangat berbeda. ‎", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 401, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbicara khusus tentang bahasa maka tidak akan lepas dari dua istilah iktisaabullughah dan bi’ah lughawiyah . Kedua istilah ini dikenal dalam pengajaran bahasa asing dan tentunya ada keterkaitan diantara keduanya. Iktisaabullughah adalah pemerolehan bahasa secara alamiah melalui alam bawah sadar dengan cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang menggunakan bahasa tersebut yang biasa dikenal dengan kata akuisisi 6 . Proses untuk mendapatkan bahasa kedua harus melalui proses komunikasi langsung dengan si pemilik bahasa dengan cara mendengarnya dan berbicara dengannya di lingkungan si penutur asli.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 401, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Krashen 7 , untuk mendapatkan bahasa asing si pelajar harus berada pada dua lingkungan yakni formal dan informal. Untuk memperoleh bahasa secara keseluruhan harus dilakukan proses belajar secara formal. ‎Lingkungan formal ini dapat memberikan masukan kepada pelajar berupa ‎keterampilan berbahasa dan pengetahuan tentang unsur-unsur bahasa, tergantung kepada metode dan media yang digunakan oleh guru. Namun secara umum ‎terdapat kecenderungan bahwa lingkungan formal memberikan pengetahuan ‎tentang unsure-unsur bahasa lebih banyak dibandingkan dengan keterampilam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 400, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran , Sinar Baru Algensindo: Bandung, cet. X, 2011, hlm: 209", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 720, "width": 385, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , Malang: Misykat, 2005, hlm: 164", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 400, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Krashen, S.D., Formal and Informal Linguistc Environments in Language ‎ Acquisition and Language Learning , TESOL Quartely (10) June, 1976.‎", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbahasa. Sedangkan lingkungan informal banyak memberi keterampilan bahasa ‎secara alamiah yang terjadi di luar kelas. Bentuk perolehan ‎keterampilan ini berupa bahasa yang digunakan oleh guru, siswa, kepala ‎sekolah, karyawan dan orang-orang yang terlibat dalam kegiatan sekolah serta ‎lingkungan alam atau buatan yang berada di sekitar sekolah. Dan inilah disebutkan dengan istilah bi’ah lughawiyyah (lingkungan berbahasa) 8 . Dari sinilah pelajar mampu mempelajari bahasa yang didengarnya dan mulai mencoba untuk menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan Sebagai Subsistem Pembelajaran Bahasa Arab", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 401, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi dan menentukan ‎keberhasilan proses pembelajaran bahasa adalah lingkungan berbahasa. Keberadaan lingkungan berbahasa Arab ‎menjadi sangat penting guna memberi nuansa ‎dalam konteks pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Jika lingkungan berbahasa Arab itu kondusif maka proses pembelajarannya juga ‎berlangsung kondusif. Pavlov sebagai pelopor aliran behaviorisme menganggap bahwa merekayasa lingkungan pembelajaran adalah cara yang efektif untuk mencapai kemahiran berbahasa. 9", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 401, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan lingkungan sebagai sumber datangnya stimulus menjadi sangat penting dalam membantu proses pembelajaran bahasa kedua, karena proses pemerolehan bahasa adalah proses pembiasaan. 10 Jika pelajar terbiasa merespons stimulus yang datang padanya maka aktivitas perolehan bahasa semakin besar. Chaer juga menegaskan bahwa selama pebelajar belum mendapat stimulus selama itu pula dia belum dapat melakukan aktivitas respons. 11", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 401, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaer dan Agustina juga mengatakan bahwa pembelajaran bahasa secara natural jauh lebih efektif dari pada pembelajaran formal, 12 hal ini dapat dipahami", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 400, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Muhammad Ali Al-Khuliy, Al-Hayah ma’a Lughataini, Riyadh: Jami’ah al-Malik Su’ud, 1988, hlm: 65", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 398, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Salah ‘Abdu al-Majid al-‘arabi^, Ta’allum al-Lughat al-Hayyah wa Ta’limuha Baina al- Nazriyah wa al-Tatbiq , Bairut: Maktabah Libnan, 1981, Cet. I, hlm: 12", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 684, "width": 391, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik , Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, Cet. II, hlm: 256", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 697, "width": 400, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Muhbib Abdul Wahab, Penciptaan Bi’ah Lughawiyyah dan Pengembangan Keterampilan Bahasa Arab dalam Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, Cet. I, hlm: 307", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 400, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Abdul Chaer dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik, Perkenalan awal, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, hlm: 23", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan contoh, ada beberapa orang mahasiswa dari Thailand mengikuti kuliah di Lamongan, pada awal kedatangannya sedikit pun mereka tidak mengetahui bahasa Jawa. Namun, karena orang-orang di sekitarnya seperti teman kuliah, teman sepondok, pedagang di pasar, dan sebagainya berbahasa Jawa, mereka berusaha belajar bahasa Jawa dan mempraktekkannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 401, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kejadian di atas mengindikasikan bahwa pembelajaran bahasa Arab dengan menghidupkan suasana lingkungan merupakan cara yang tepat dan cepat dalam mencapai hasil pembelajaran bahasa, berbagai metode yang digunakan dan dikembangkan selama ini belum mendapatkan hasil yang maksimal, untuk itu bi’ah lughawiyah merupakan alternatif dalam pembelajaran bahasa Arab sebagai alat komunikatif.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 400, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan pelajar melalui pendayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian peserta didik, jika apa yang dipelajari diangkat dari lingkungan, sehingga apa yang dipelajari berhubungan dengan kehidupan dan berfaedah bagi lingkungannya. 13", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 468, "width": 401, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa Arab bukanlah bahasa yang mudah untuk dikuasai secara total. Kendala yang biasanya muncul dalam pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab terbagi ke dalam dua, yakni linguistik dan non linguistik . Proses pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sangat lamban dan kurang berhasil bila dibandingkan dengan pembelajaran bahasa Inggris, mereka mempelajari bahasa Arab dari Madrasah Ibtidaiyyah hingga Perguruan Tinggi, akan tetapi mereka belum mampu menguasai standar kompetensi bahasa Arab yang telah ditetapkan. Menurut Azyumardi Azra kegagalan ini ditandai dengan semakin langkanya cendekiawan-cendekiawan muslim yang mampu berbahasa Arab dengan baik, minat para pelajar agama untuk mempelajari bahasa Arab pun semakin menurun. Padahal, pengetahuan dan pemahaman Islam bagi seseorang di kalangan masyarakat tertentu seringkali diukur dengan ukuran yang sederhana, yaitu sejauh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 397, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005, hlm: 101", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mana mereka menguasai bahasa Arab. Jika seseorang diketahui mampu berbahasa Arab, apalagi bisa membaca kitab kuning, maka orang tersebut dianggap memiliki pengetahuan Islam secara baik. 14", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembenahan terhadap pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu keharusan, baik dari manajemen, kurikulum, proses, ataupun evaluasinya, karena tanpa melalui rekonstruksi terhadap pembelajaran bahasa Arab, maka pengetahuan keislaman pelajar akan semakin mengkhawatirkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 251, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarat Pengembangan Lingkungan Berbahasa Arab", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 400, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penciptaan lingkungan berbahasa Arab tidak mudah. Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 323, "width": 379, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Sikap dan apresiasi positif terhadap bahasa Arab dari pihak-pihak civitas akademika lembaga. Sikap dan apresiasi positif mempunyai implikasi yang besar terhadap pembinaan dan pengembangan keterampilan berbahasa.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 406, "width": 379, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pedoman yang jelas mengenai format dan model pengembangan lingkungan berbahasa Arab yang diinginkan oleh lembaga pendidikan. Pedoman ini sangat penting karena dapat menyatukan visi untuk mengembangkan lingkungan berbahasa Arab. Dibentuknya “ mahkamah al-lughoh ” yang berfungsi sebagai pengawas dan pemantau kedisplinan berbahasa Arab.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 530, "width": 379, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Figur yang mampu berkomunikasi dengan bahasa Arab aktif. Keberadaan dosen native speaker harus dioptimalkan fungsi dan perannya dalam mewarnai pembinaan dan pengembangan keterampilan berbahasa Arab.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 592, "width": 378, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Penyediaan alokasi dana yang memadai, baik untuk pengadaan sarana dan prasarana yang mendukung maupun untuk memberikan insentif bagi para penggerak dan tim kreatif penciptaan lingkungan berbahasa Arab. 15", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 295, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip-Prinsip Penciptaan Lingkungan Berbahasa Arab", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 698, "width": 400, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Azyumardi Azra, Esei-esei intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998, hlm: 139.", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 400, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Muhbib Abdul Wahab, Penciptaan Bi’ah Lughawiyyah dan Pengembangan Keterampilan Bahasa Arab dalam Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, Cet. I, hlm: 207", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun prinsip-prinsip penciptaan lingkungan berbahasa Arab yang perlu dijadikan landasan pengembangan sistem pembelajaran bahasa Arab adalah:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 157, "width": 378, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Prinsip keterpaduan visi, misi dan orientasi pembelajaran bahasa Arab. Penciptaan lingkungan berbahasa Arab harus ada tujuan pembelajaran bahasa arab dan pemenuhan suasana yang kondusif bagi pendayagunaan bahasa Arab secara aktif.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 240, "width": 379, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Prinsip skala prioritas dan gradasi program. Implementasi penciptaan lingkungan berbahasa Arab harus dilakukan secara bertahap dengan memperhatikan skala prioritas tertentu. Misalnya ketika warga kampus saling bertemu, diharapkan masing-masing bertegur sapa dengan mengucapkan ahlan wa sahlan , sabahul khair dan sebagainya.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 344, "width": 379, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Prinsip kebersamaan dan partisipasi aktif semua pihak. Kebersamaan dalam berbahasa asing, secara psikologis dapat memberikan nuansa yang kondusif dalam berbahasa sehingga mahasiswa yang tidak bisa berkomunikasi akan merasa malu, kemudian berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 447, "width": 379, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Prinsip konsistensi dan berkelanjutan. Sikap konsisten dalam lingkungan berbahasa itu sangat sulit sekali karena diperlukan sebuah sistem yang variatif dan kreatif yang memungkinkan satu sama lain saling mengontrol dan membudayakan penggunaan bahasa secara aktif.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 530, "width": 379, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Prinsip pendayagunaan teknologi dan multi media. Keberadaan TV yang dapat memancarkan siaran dari Timur Tengah perlu dioptimalkan penggunaannya. Bahkan semua civitas akademika diberikan akses untuk menggunakan internet yang berbasis Arab, agar dapat memperoleh dan mengupdate informasi aktual mengenai bahasa Arab, kemudian menggunakan kosa kata baru untuk komunikasi dengan warga kampus. 16", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 163, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerolehan (Akuisisi) Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian Pemerolehan (Akuisisi) Bahasa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 400, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Muhbib Abdul Wahab, Penciptaan Bi’ah Lughawiyyah dan Pengembangan Keterampilan Bahasa Arab dalam Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008, Cet. I, hlm: 209", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerolehan (akuisisi) bahasa adalah proses yang dipergunakan oleh anak-anak untuk menyesuaikan serangkaian hipotesis yang rumit atau teori-teori yang masih terpendam yang mungkin terjadi hanya sekali melalui ucapan orang tua sehingga dia mampu memilih berdasarkan takaran penilaian tata bahasa yang paling baik dan paling sederhana dari bahasa tersebut. 17 Anak-anak melihat dengan pandangan yang cerah terhadap bahasa yang dipelajarinya, salah saunya dengan cara melihat tata bahasa asli orang tuanya, serta pembaharuan- pembaharuan yang telah mereka perbuat sebagai tata bahasa tunggal. Kemudian dia menyusun suatu tata bahasa yang baru serta menyederhanakannya dengan pembaharuan-pembaharuan yang dibuatnya sendiri. 18", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 403, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerolehan (akuisisi) bahasa tidak dapat lepas dari perlengkapannya yang berupa hipotetis input data linguistik primer dari suatu bahasa yang menghasilkan output yang terdiri dari tata bahasa secara deskriptif untuk bahasa tersebut. Perlengkapan pemerolehan (akuisisi) bahasa harus berdikari yakni mampu mempejalajari bahasa manusia. Dari uraian di atas maka dapat ditarik kesimpulan akan adanya suatu model pemerolehan bahasa. Yang dimaksud dengan model pemerolehan bahasa adalah suatu siasat yang digunakan pelajar untuk menyusun tata bahasa yang tepat bagi bahasanya dan mempelajari bahasanya berdasarkan sample data linguistik utama. 19", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 401, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari paparan di atas terdapat perbedaan antara pemerolehan ( iktisab ) dan pembelajaran ( ta’allum ) yang mana pemerolehan ( iktisab ) bahasa ‎‎adalah suatu keadaan yang terjadi pada anak-‎anak ketika memperoleh kemampuan berbahasa pertamanya ‎dari lingkungannya. Kemampuan ini diperolehnya secara bawah sadar dengan ‎cara berkomunikasi langsung dengan orang-orang yang menggunakan bahasa ‎tersebut. Sedangkan pembelajaran bahasa (ta’allum) yaitu ‎kemampuan berbahasa yang diperoleh pelajar ‎ketika mempelajari bahasa kedua dan dilakukannya dengan sadar ‎setelah ia memperoleh bahasa pertamanya. 20", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 277, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliran-Aliran Dalam Pemerolehan (Akuisisi) Bahasa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 708, "width": 303, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Guntur Tarigan. Psico Linguistik , Jakarta: Raja Grafindo, 2003, hlm: 194", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 720, "width": 205, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Guntur Tarigan. Psico Linguistik , …….. hlm: 20", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 732, "width": 205, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Guntur Tarigan. Psico Linguistik , …….. hlm: 85", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 744, "width": 391, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Abdul Chaer, Psikolinguistik Kajian Teoritik , Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009, Cet. II, hlm: 241", "type": "Footnote" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat tiga aliran yang sangat berpengaruh dalam pemerolehan bahasa yaitu: Aliran Behaviorisme, Aliran Nativisme, dan Aliran Interaksionisme.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 157, "width": 379, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Aliran Behaviorisme adalah aliran yang menyoroti aspek perilaku kebahasaan dan hubungan antara rangsangan dan reaksi yang terjadi (hubungan stimulus dan renponse ). Apabila reaksi itu direspon maka besar kemungkinan reaksi ini akan diulangi sehingga lambat laun akan menjadi kebiasaan. Dengan jalan semacam inilah pelajar mempelajari bahasa.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 261, "width": 381, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Aliran Nativisme percaya, setiap manusia normal yang lahir telah dilengkapi dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa ( language acquisition device , disingkat LAD). Dengan LAD ini, seorang anak dapat belajar dan memperoleh bahasa yang dipakai oleh orang yang berada di sekitarnya. LAD merupakan alat yang sudah ada sejak anak dilahirkan sedangkan bahasa yang diperoleh anak tersebut ditentukan oleh lingkungan sekitarnya di tempat tumbuh berkembangnya anak tersebut. LAD juga mampu untuk mengklasifikasi data yang ada sehingga data itu bisa dikelompokkan secara teliti sehingga terbentuklah aturan-aturan gramatika. Tanpa kemampuan yang istimewa ini, seorang anak tidak bisa menguasai bahasa kesatunya yang begitu rumit dan abstrak dalam waktu yang sangat singkat.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 509, "width": 379, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Aliran Interaksionisme menganggap bahwa terjadinya penguasaan bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua adalah berkat adanya interaksi antara bahasa yang di utarakan dengan kemampuan internal yang dimiliki pelajar. Seorang anak yang sejak lahir sudah dilengkapi dengan LAD, tidak secara otomatis bisa menguasai bahasa tertentu tanpa dihadirkannnya masukan yang sesuai untuk keperluan ini. Teori pemerolehan terbaru tentang pemerolehan bahasa kedua berpijak pada asumsi bahwa terjadinya penguasaan bahasa disebabkan oleh kebutuhan pelajar untuk berkomunikasi menggunakan bahasa yang sedang ditekuni. Jadi yang terpenting bagi pelajar adalah bukan sistem bahasa kedua akan tetapi apa yang dapat digunakan dengan bahasa kedua ini untuk berinteraksi dengan orang lain. Aliran interaksionisme memberi peran lebih banyak kepada", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 116, "width": 365, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "latihan-latihan yang bersifat interaksi seperti bertanya dan menjawab, mengadakan diskusi mengenai makna sehingga pelajar dituntut untuk berkomunikasi dengan bahasa sasaran. Dengan jalan semacam ini pelajar dapat mendalami struktur bahasa sasaran dan mencoba memahami makna kalimat yang digunakan dalam berinteraksi. 21", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 257, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Penciptaan Lingkungan Berbahasa Arab Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab Formal", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 400, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agar lingkungan formal dapat memberi masukan pemerolehan wacana ‎bahasa maka guru harus merancang sumber daya yang ada di dalam kelas untuk ‎dijadikan media dalam memperkaya wacana siswa. Untuk itu perlu ada ‎klasifika benda apa saja yang ada di dalam kelas.‎Seperti : papan tulis, papan absensi, daftar hadir, jurnal guru, ‎lemari buku, bendera, ‎denah kelas, jadwal kebersihan kelas, gambar-gambar peraga, papan kreasi siswa, gambar-gambar pahlawan, kalender akademik, pengeras suara, komputer dan lcd proyektor dan lain-lain.‎", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 401, "height": 301, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber daya yang dipaparkan diatas bersifat visual. Oleh ‎karena itu guru harus mengoptimalkan penggunaan sumber daya tersebut. Misalnya:‎ untuk mengoptimalkan papan tulis sebagai media ‎ bi’ah lughawiyah adalah selalu menuliskan tanggal, bulan dan tahun ‎pada pojok kiri atas papan tulis dengan menggunakan penanggalan Hijriyah atau ‎Masehi dengan bahasa Arab dan pada bagian kanan atas selalu ‎ s‎ uidsi‎ ui id dari buku yang akan ‎dibahas, kemudian pada bagian tengah papan tulis selalu ditulis kalimat basmalah . Papan absensi siswa hendaknya selalu ditulis dengan bahasa arab bahkan daftar absensi siswa juga ditulis menggunakan bahasa Arab dan hendaknya siswa yang melakukan panggilan absen untuk teman-temannya sehingga ‎meraka akan terbiasa membaca format absensi dalam bahasa Arab.‎ Jurnal guru hendaknya juga dibuat dengan format berbahasa Arab dan kita minta siswa untuk mengisikannya dengan arahan guru, sehingga ‎sekali lagi siswa terbiasa melihat dan mengisi jurnal berbahasa Arab.‎ Lemari yang ada di dalam kelas harus diisi dengan buku-buku, majalah, koran atau kemasan-‎kemasan barang yang berbahasa Arab. Untuk mendapatkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 733, "width": 400, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Ahmad Sya'ban, Usus Ta'allum al-Lughah wa Ta'lîmuha, ‎‎Beirut: Dar al-Nahdlah al-'Arabiyyah, 1994, hlm: 111‎", "type": "Footnote" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "koran-koran atau ‎majalah yang berbahasa Arab ini dapat dilakukan dengan meminta dari kantor-kantor kedutaan negara Arab atau berlangganan. ‎Sumber- sumber media ini juga dapat dijadikan sebagai ‎bahan untuk diskusi materi pelajaran bahasa Arab.‎ jadwal ‎petugas kebersihan kelas hendaknya di tulis menggunakan bahasa Arab.‎‎", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 401, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang paling menarik adalah hendaknya di setiap kelas disediakan ‎papan kecil yang dibingkai dan dilapisi dengan ‎gabus dan ditutup kain yang berfungsi untuk ‎menempelkan hasil karya siswa yang bernuansa bahasa. Karya siswa ini ‎berupa cerita pendek, cerita bergambar, teka teki, usulan perbaikan untuk guru ‎atau kelas, dan apa saja yang ingin ditulis atau digambar oleh siswa. ‎Kalender akademik hendaknya juga dibuat dengan bahasa Arab.‎ Dinding kelas hendaknya juga ditempeli hasil karya ‎siswa yang bernuansa Arab seperti: kaligrafi, lukisan suasana timur ‎tengah, ornamen-ornamen Arab dan lain-lain.‎ Guru juga dapat mempersiapkan bahan berbahasa Arab meggunakan televisi parabola ‎atau situs internet berbahasa Arab baik berupa berita, wawancara, film, ‎ceramah dan lain- lain, kemudian diperdegarkan dikelas dan dianalisis.‎ Dan lebih menarik lagi jika terdapat komputer yang ‎terhubung dengan jaringan internet, maka banyak yang dapat dilakukan oleh ‎guru dengan mengoptimalkan fasilitas tersebut.‎", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 400, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian uraian mengenai pembentukan bi’ah lughawiyah dalam ‎lingkungan formal. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa ‎benda apa saja dapat dijadikan media untuk membentuk bi’ah yang baik, tentunya harus ada dukungan dari kebijakan lembaga dan kerja sama antara guru dan siswa karena mereka semua memiliki ‎peran yang sangat penting untuk menentukan keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar berbasis lingkungan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 256, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab Informal", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 401, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan informal adalah ‎lingkungan berbahasa Arab di luar kelas. Bi’ah lughawiyah Arab informal yang sebenarnya ‎adalah di negeri Arab. Akan tetapi kita dapat membuat ‎miniatur negeri Arab dalam lingkungan informal yang ‎dapat kita control dalam kesehariannya. ‎Cakupan lingkungan informal lebih luas daripada lingkungan formal, lingkungan ini juga melibatkan ‎banyak pihak yang terlibat dan juga diperlukan kesadaran yang tinggi dari pihak-pihak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala sekolah merupakan pihak yang ‎paling berperan dalam mensukseskan program ini, karena ia memiliki kebijakan ‎untuk mengarahkan tata kerja dan sistem yang ada dalam lingkungan sekolah.‎", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Efendy ada tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mewujudkan ‎hal itu, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 220, "width": 378, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) adanya sikap positif dari pihak-pihak terkait, seperti: kepala sekolah, guru bahasa Arab, siswa dan seluruh SDM sekolah, ‎baik tenaga kependidikan maupun non kependidikan juga ikut mendukungnya,", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 282, "width": 379, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Adanya central figur yang mampu berkomunikasi menggunakan bahasa ‎Arab, dan", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 323, "width": 378, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Adanya alokasi dana yang memadai untuk ‎menyediakan sarana yang diperlukan.‎ 22", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 299, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Penunjang Pengembangan Lingkungan Berbahasa", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 400, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa media untuk menunjang pengembangan lingkungan berbahasa Arab, diantaranya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 427, "width": 90, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Ruang Halaqah", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 447, "width": 369, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media ini disediakan untuk kajian ilmiah kebahasaan yang dilengkapi dengan perpustakaan yang memuat buku-buku berbahasa Arab, juga terdapat parabola untuk mengakses stasiun televisi Arab yang berguna untuk meningkatkan pengembangan bahasa Arab pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 530, "width": 112, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Audio Bahasa Arab", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 551, "width": 365, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media penunjang ini memuat rekaman kitab al arabiyah li al-jam’iyah,", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 572, "width": 369, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "khitobah Arab, muhadatsah , nasyidah arabiyah yang bertujuan agar pelajar mampu mendengar percakapan dan ungkapan bahasa Arab dengan benar, mampu menuliskan kembali inti materi bahasa Arab dengan sempurna serta mendapatkan pengayaan materi bahasa Arab.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 654, "width": 113, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Visual Bahasa Arab", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 675, "width": 369, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media penunjang ini berisi tentang pengayaan materi berbahasa Arab berupa rekaman seminar dan pidato, yang bertujuan agar pelajar mampu mampu menulis materi tayangan video secara imla’ dengan benar dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 744, "width": 388, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , Malang: Misykat, 2005, hlm: 141", "type": "Footnote" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 145, "top": 116, "width": 369, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mampu mengapresiasikan tayangan video secara lisan dengan baik, mampu menuliskan kembali inti pada acara tayangan video dengar benar, mendengar tayangan video dengan baik, mampu berkomentar tentang acara video secara lisan dengan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 199, "width": 59, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Parabola", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 220, "width": 369, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media penunjang ini mempermudah pelajar untuk menyaksikan berita, seminar, pidato, kisah biografi tokoh serta hiburan (musik, sinetron, film, dan lain-lain) yang bertujuan agar pelajar mampu mengembangkan maharah istima’ terhadap tayangan parabola dengan baik, mampu mengekspresikan tayangan parabola secara lisan dengan benar, mampu menuliskan kembali inti acara tayangan parabola dengan baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 344, "width": 93, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Komputer Arab", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 364, "width": 369, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media penunjang ini mengajarkan pelajar untuk praktek mengetik bahasa Arab dengan cepat dan benar dengan tujuan agar pelajar mampu mempraktekkan cara mengetik bahasa Arab dengan jelas dan sistematis.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 427, "width": 148, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Laboratorium Bahasa Arab", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 447, "width": 369, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media penunjang ini sangat penting sekali untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Arab pelajar, di dalam media ini terdapat berbagai macam materi bahasa Arab yang berupa kaset DVD atau rekaman pidato, muhadatsah, cerita pendek berbahasa Arab dan lain-lain yang mempunyai tujuan agar pelajar mampu mendengar percakapan dan ungkapan bahasa arab dengan benar, mampu mengungkapkan kembali materi bahasa Arab secara lisan dengan lancar dan benar serta mampu menuliskan kembali inti materi bahasa dengan sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 613, "width": 87, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "g. Kelas Terbuka", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 634, "width": 369, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media ini berupa kelas-kelas non formal yang disediakan di taman-taman sekolah, yang bertempat di bawah pohon atau di lapangan bebas yang mampu memuat 20-25 pelajar yang bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan, memberikan variasi dan inovasi metode pembelajaran untuk mengurangi kejenuhan, memberikan ruang gerak yang", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 145, "top": 116, "width": 369, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bebas dalam mendemonstrasikan kemampuan berbahasa serta menciptakan suasana pembelajaran yang lebih aktif dan interaktif. 23", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 65, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 401, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekonstruksi terhadap pembelajaran bahasa Arab menjadi suatu keharusan, di mulai dari manajemen, kurikulum, proses bahkan evaluasinya. Salah satu upaya dalam rekonstruksi tersebut adalah dengan menciptakan bi’ah lughawiyyah yang merekayasa lingkungan pembelajaran untuk mencapai keterampilan berbahasa Arab. Pembelajaran bahasa yang hanya terfokus pada teori-teori linguistik akan menjadikan pelajar pasif jika tidak dipadukan dengan bi’ah lughawiyyah .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 321, "width": 401, "height": 137, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mendapatkan keterampilan berbahasa harus ada bi’ah lughawiyyah karena ia mempunyai pengaruh dan peran yang cukup penting. Bi’ah lughawiyyah dapat memotivasi pelajar untuk mendapatkan bahasa yang kedua dan menerapkannya dalam komunikasi sehari-hari. Bi’ah lughawiyyah harus didukung oleh pihak- pihak yang peduli dengan memberikan sarana dan prasarana yang memadai serta dibimbing oleh tenaga ahli bahasa Arab baik. Dengan demikian tujuan pembelajaran bahasa akan tercapai dengan cepat dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 400, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Ahmad Fuad Effendy, \"Pendekatan Komunikatif untuk Menciptakan Lingkungan ‎ Bahasa Arab (Bî'ah 'Arabiyyah) di Madrasah\", Makalah disampaikan dalam ‎Pelatihan Bahasa Arab Bagi Guru Bahasa Arab di Madrasah, Jakarta, ‎Oktober 2004.‎", "type": "Footnote" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 273, "top": 116, "width": 81, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 400, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdu al-Majid al-‘arabi, Salah, Ta’allum al-Lughat al-Hayyah wa Ta’limuha Baina al-Nazriyah wa al-Tatbiq , Bairut: Maktabah Libnan, Cet I, 1981.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 400, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Wahab, Muhbib , Penciptaan Bi’ah Lughawiyyah dan Pengembangan Keterampilan Bahasa Arab dalam Epistemologi & Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Jakarta: Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Cet. I, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 279, "width": 397, "height": 34, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali Al-Khuliy, Muhammad, Al-Hayah ma’a Lughataini, Riyadh: Jami’ah al- Malik Su’ud, 1988.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 400, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azra, Azyumardi , Esei-esei intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1998.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 401, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaer, Abdul dan Leoni Agustina, Sosiolinguistik, Perkenalan awal, Jakarta: Rineka Cipta, 1995.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 400, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chaer, Abdul, Psikolinguistik Kajian Teoritik , Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. II 2009.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuad Efendy, Ahmad, Metodologi Pengajaran Bahasa Arab , Malang: Misykat, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 400, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuad Effendy, Ahmad, \"Pendekatan Komunikatif untuk Menciptakan Lingkungan", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 506, "width": 377, "height": 55, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‎ Bahasa Arab (Bî'ah 'Arabiyyah) di Madrasah\", Makalah disampaikan dalam ‎Pelatihan Bahasa Arab Bagi Guru Bahasa Arab di Madrasah, Jakarta, ‎Oktober 2004.‎", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 396, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husain al-Aziziy, Muhammad, Madkhal ila ilmil lughah , Kairo: Dar Ulum, 1991.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 400, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krashen, S.D., Formal and Informal Linguistc Environments in Language", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 610, "width": 346, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‎ Acquisition and Language Learning , TESOL Quartely (10) June, 1976.‎", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 400, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 401, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanto, Budi , Fisika SMA Jilid 3, Teori dan Implementasinya, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 717, "width": 401, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Roqib, M. Bahasa Arab dalam Perspektif Gender , Malang: Jurnal Bahasa Arab dan Pengajarannya, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran , Sinar Baru Algensindo:", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 137, "width": 114, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung, cet. X, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 400, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sya'ban, Ahmad, Usus Ta'allum al-Lughah wa Ta'lîmuha, ‎‎Beirut: Dar al-Nahdlah al-'Arabiyyah, 1994.‎", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 311, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan, Guntur, Psico Linguistik , Jakarta: Raja Grafindo, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 400, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid Wafi, Abdul , Al Lughah wa Al Mujtama’ , Kairo: Dar al-Nahdhat Mishr, ‎‎1971", "type": "Text" } ]
853c646b-65e2-f816-61fa-a991e4a73879
https://e-journal.unair.ac.id/JVHS/article/download/13995/7793
[ { "left": 209, "top": 114, "width": 275, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Journal of Vocational Health Studies", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 142, "width": 176, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "www.e-journal.unair.ac.id/index.php/JVHS", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 68, "width": 184, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Journal of Vocational Health Studies 02 (2019): 112–117", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 337, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "SCORING ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN MAGNETIC RESONANCE IMAGING- ANXIETY QUESTIONNAIRE (MRI-AQ) WITH HEART RATE TO PATIENTS ANXIETY LEVEL AT LUMBOSACRAL MRI EXAMINATION", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 320, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "ANALISIS HUBUNGAN ANTARA SKORING MAGNETIC RESONANCE IMAGING-ANXIETY QUESTIONNAIRE (MRI-AQ) DENGAN DENYUT JANTUNG TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PADA", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 170, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "PEMERIKSAAN MRI LUMBOSAKRAL", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 408, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mirza Isna Amaliya 1* , Rosy Setiawati 2 , Amillia Kartika Sari 3 , Lailatul Muqmiroh 3 , Muhaimin 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 187, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "1 Muhammadiyah General Hospital, Lamongan-Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 248, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "2 Department of Radiology, Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya-Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 235, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "3 Department of Health, Faculty of Vocational Studies, Surabaya-Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 66, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 343, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Background: Anxiety during MRI examination becomes a common constraint and can have a negative effect that is the quality of the resulting image due to the existence of motion artifacts until the failure of the examination. Purpose: One of the signs of anxiety can be seen an increase in heart rate, in addition there is one questionnaire specifically aimed to determine the level of anxiety in patients with MRI examination, namely Magnetic Resonance Immunization-Anxiety Quistionnaire (MRI-AQ). Method: This research used correlational method with cross-sectional approach. The sampling technique used is purposive sampling. In this research, there were 30 samples. Each sample will be measured heart rate before, during, and after Lumbosacral MRI examination. A Magnetic Resonance Imaging Anxiety Questionnaire (MRI-AQ) was then completed at the time of examination. Collected data were then tested for differences using paired-t test and pearson correlation test. Result: The result of paired-t test shows that there was difference of heart rate during and after examination with p-value 0,036 <α. The patient’s heart rate during Lumbosacral MRI was higher than the patient’s heart rate after Lumbosacral MRI at 85.63 bpm ± 14.709. Conclusion: Pearson correlation test results showed a correlation between Magnetic Resonance Imaging- Anxiety Questionnaire (MRI-AQ) with heart rate to patient anxiety level at Lumbosacral MRI Examination, this is reinforced by correlation value r = 0.636.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 58, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "A B S T R A K", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 343, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Latar Belakang: Kecemasan selama pemeriksaan MRI menjadi kendala yang sering terjadi dan dapat memberi efek negatif yaitu kualitas citra yang dihasilkan karena adanya artefak gerak sampai dengan kegagalan pemeriksaan. Tujuan: Salah satu tanda kecemasan dapat diketahui adanya peningkatan denyut atau heart rate, selain itu terdapat salah satu kuisioner yang khusus ditujukan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada pasien dengan pemeriksaan MRI, yaitu Magnetic Resonance Imejing- Anxiety Quistionnaire (MRI-AQ). Metode: Penelitian ini menggunakan metode korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling", "type": "Text" }, { "left": 457, "top": 240, "width": 73, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Research Report", "type": "Text" }, { "left": 457, "top": 252, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Penelitian", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 740, "width": 248, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Journal of Vocational Health Studies p-ISSN: 2580–7161; e-ISSN: 2580–717x DOI: 10.20473/jvhs.V2I3.2019.112-117", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 759, "width": 349, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Open access under Creative Commons Attribution-Non Commercial-Share A like 4.0 International Licence", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 48, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "(CC-BY-NC-SA)", "type": "Text" }, { "left": 439, "top": 401, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Section header" }, { "left": 439, "top": 420, "width": 81, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Received 5 Januari 2019 Accepted 12 Maret 2019 Online 31 Maret 2019", "type": "Text" }, { "left": 439, "top": 454, "width": 116, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "* Correspondence ( Korespondensi ): Mirza Isna Amaliya", "type": "Text" }, { "left": 439, "top": 479, "width": 85, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 439, "top": 554, "width": 110, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Keywords: Anxiety, Magnetic Resonance Imaging- Anxiety Questionnaire score, Heart rate, Lumbosacral MRI", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 68, "width": 273, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mirza Isna Amaliya, et al. | Journal of Vocational Health Studies 02 (2019): 112–117", "type": "Text" }, { "left": 523, "top": 68, "width": 15, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "113", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 343, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "yang digunakan adalah purposive sampling. Pada penelitian ini didapatkan 30 sampel. Setiap sampel akan dilakukan pengukuran denyut jantung sebelum, saat, dan sesudah pemeriksaan MRI Lumbosakral. Kemudian dilakukan pengisian kuisioner Magnetic Resonance Imaging- Anxiety Questionnaire (MRI-AQ) pada saat sesudah pemeriksaan. Data yang terkumpul kemudian diuji perbedaannya menggunakan paired-t test dan uji korelasi pearson. Hasil: Hasil pengujian paired-t test menunjukkan bahwa ada perbedaan denyut jantung saat dan sesudah pemeriksaan dengan nilai p-value 0,036 < α. Nilai denyut jantung pasien saat pemeriksaan MRI Lumbosakral lebih tinggi dari denyut jantung pasien sesudah pemeriksaan MRI Lumbosakral yaitu sebesar 85,63 bpm ±14,709. Kesimpulan: Hasil uji korelasi pearson menunjukkan adanya hubuingan antara Magnetic Resonance Imaging- Anxiety Questionnaire (MRI-AQ) dengan denyut jantung pasien pada pemeriksaan MRI Lumbosakral, hal ini diperkuat dengan nilai korelasi r= 0,636.", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 164, "width": 40, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kata kunci :", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 174, "width": 86, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kecemasan, skor Magnetic", "type": "Table" }, { "left": 425, "top": 183, "width": 102, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Resonance Imaging- Anxiety Questionnaire, Denyut jantung, MRI Lumbosakral", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 261, "width": 72, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 236, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik penggambaran penampang tubuh berdasarkan prinsip resonansi magnetik dari inti atom hidrogen tubuh tanpa menggunakan sinar-x yang bersifat non invasif dan tidak menimbulkan rasa sakit (McRobby et, al., 2007). Salah satu pemeriksaan MRI yang sering dilakukan di beberapa rumah sakit di Indonesia adalah pemeriksaan MRI tulang belakang (Lumbosakral). Namun pada pemeriksaan MRI sering kali dikaitkan dengan reaksi kecemasan dan rasa takut. Kecemasan dapat meningkat oleh persepsi pasien tentang ruangan MRI sebagai lingkungan yang asing, panjangnya prosedur pemeriksaan, kerasnya suara saat scanning dan ruang yang sempit pada bore (Watt and Perth, 2014). Tingkat kecemasan sedang sampai dengan tinggi pada prosedur pemeriksaan MRI mencapai 25- 37 %. Hal tersebut berdampak pada masalah dalam menghasilkan gambar kualitas tinggi yang diakibatkan oleh artefak gerak (Carlsson & Carlsson, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 237, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Untuk mengetahui tentang kegelisahan dan kecemasan pasien selama pemeriksaan MRI digunakan instrumen atau kuisioner yang spesifik dalam mengukur tingkat kecemasan pada pasien pemeriksaan MRI yaitu menggunakan Magnetic Resonance Imejing- Anxiety Quistionnaire (MRI-AQ. Pemberian kuisioner sesudah pemeriksaan memiliki kelemahan yaitu tidak dapat menilai secara langsung peningkatan kecemasan selama pasien menjalani pemeriksaan didalam ruangan MRI dan hanya bersifat subjektif. Stress dan kecemasan dapat diukur secara kontinyu dengan mengukur denyut jantung selama pemeriksaan MRI berlangsung (Minde, et al., 2014). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skoring Magnetic Resonance Imejing- Anxiety Quistionnaire (MRI- AQ) dan dengan denyut jantung terhadap tingkat kecemasan pasien pada pemeriksaan MRI Lumbosakral.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 736, "width": 111, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "MATERIAL DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 757, "width": 239, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Dalam penelitian ini menggunakan studi korelasional dengan pendekatan cross-sectional dengan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 261, "width": 234, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "pengambilan sampel secara prospektif. Pada penelitian ini sampel diambil dari pasien dengan pemeriksaan MRI Lumbosakral sebanyak 30 subjek berdasarkan kriteria inklusi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 309, "width": 234, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Penelitian ini menggunakan dua sumber data yang diperoleh dari pengukuran secara objektif dan subjektif. Pada pengukuran objektif dilakukan dengan mengukur denyut jantung pasien MRI Lumbosakral sebelum, saat, dan sesudah pemeriksaan menggukan EKG wireless dan pulse oxymeter. Sedangkan pengukuran subjektif diambil dari kuisioner yang diisi oleh responden.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 393, "width": 236, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "MRI-AQ merupakan kuisioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan yang khusus ditujukan untuk pasien MRI pada saat pemeriksaan berlangsung yang dikemukakan oleh Britt-Marie Ahlander dan dipublikasikan pada Journal of Advance Nursing pada tahun 2016. Kuisioner MRI-AQ terdiri dari 15 pertanyaan dengan 11 pertanyaan ke arah peningkatan kecemasan dan 4 pertanyaan kearah penurunan kecemasan dengan puilihan jawaban “1”, kadang-kadang “2”, sering “3”, selalu “4”. Pada pertanyaan kearah penurunan kecemasan maka penghitungan nilai menjadi terbalik. Semakin besar skor maka tingkat kecemasan semakin tinggi (Ahlander, et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 572, "width": 30, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 592, "width": 234, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan tabulasi silang usia responden, pasien paling banyak berada pada kategori remaja akhir, yaitu usia 17-25 tahun sebanyak 33%. Pada kategori tidak cemas, yang paling banyak adalah pada usia manula yaitu sebanyak 3 pasien (10%) dari pasien yang melakukan pemeriksaan MRI Lumbosakral. Sedangkan pada tabulasi silang berdasarkan jenis kelamin perempuan memiliki tingkat kecemasan yang lebih tinggi daripada laki- laki dengan jumlah 13 pasien atau 43,3% dan laki-laki sejumlah 9 pasien atau 30%. Berikut tingkat kecemasan pasien berdasarkan jenis kelamin responden:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 724, "width": 235, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan hasil tabulasi silang berdasarkan riwayat MRI atau pengalaman MRI sebelumnya. Dari 30 pasien terdapat 73% atau 22 pasien yang belum pernah periksa MRI sebelumnya, sedangkan yang sudah pernah melakukan pemeriksaan MRI sebanyak 27% atau 8 pasien.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 377, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mirza Isna Amaliya, et al. | Journal of Vocational Health Studies 02 (2019): 112–117 114", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 313, "width": 179, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Grafik 1. Tingkat kecemasan pasien berdasarkan usia", "type": "Caption" }, { "left": 206, "top": 552, "width": 211, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Grafik 2. Tingkat kecemasan pasien berdasarkan Jenis Kelamin", "type": "Caption" }, { "left": 208, "top": 776, "width": 208, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Grafik 3. Karakteristik pasien berdasarkan Tingkat Kecemasan", "type": "Caption" }, { "left": 161, "top": 68, "width": 273, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mirza Isna Amaliya, et al. | Journal of Vocational Health Studies 02 (2019): 112–117", "type": "Table" }, { "left": 523, "top": 68, "width": 15, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "115", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 231, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Hasil Tingkat kecemasan pasien yang diukur dengan MRI- AQ adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 235, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Tingkat kecemasan ringan, sedang, sangat cemas termasuk kedalam kategori cemas meskipun tingkat kecemasannya berbeda-beda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pasien yang merasa cemas pada kategori ini sebanyak 22 pasien atau 73% pasien. Pada penelitian ini didapatkan nilai denyut jantung pasien sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 233, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Tabel 1. Nilai Rata-rata denyut jantung sebelum, saat, dan sesudah pemeriksaan MRI Lumbosakral", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 252, "width": 208, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mean dan Standar deviasi Sebelum 81,83 bpm ±13,248 Saat 85,63 bpm ±14,709 Sesudah 78,43 bpm ±11,000", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 322, "width": 236, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Uji paired-t untuk perbedaan denyut jantung sebelum dan saat pemeriksaan MRI Lumbosakral menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada saat sebelum dan saat pemeriksaan. dengan nilai signifikansi sebesar 0,297 > α. Sedangkan pada saat dan sesudah pemeriksaan, nilai signifikasi yaitu sebesar 0,036 < α yang menunjukkan ada perbedaan. Perbedaan denyut jantung pasien sebelum dan sesudah pemeriksaan MRI Lumbosakral menunjukkan tidak adanya perbedaan dengan nilai signifikansi sebesar 0,284 > α. Pada responden yang mengisi kuisioner MRI-AQ, didapatkan kategori kecemasan dan nilai denyut jantung sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 500, "width": 232, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Tabel 2. Karakteristik Nilai Denyut Jantung Berdasarkan Tingkat Kecemasan", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 529, "width": 220, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Tingkat Kecemasan Nilai Rentang Denyut Jantung n % Tidak Cemas 61-70 bpm 3 10% Cemas Ringan 81-90 bpm 8 26,7% Cemas Sedang 91-100 bpm 4 13,3% Sangat Cemas 91- ≥100 bpm 1 3,3%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 235, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pada tabel 2 dapat diketahui bahwa tidak semua pasien pada kategori tingkat kecemasan yang berbeda- beda memiliki rentang nilai denyut jantung yang sesuai. Berdasarkan uji korelasi pearson, tingkat kecemasan dihubungkan dengan denyut jantung pada pemeriksaan MRI Lumbosakral dapat diperoleh hasil bahwa hubungan antara tingkat kecemasan dan denyut jantung sebelum pemeriksaan MRI Lumbosakral adalah memiliki hubungan moderat (tengah) dengan nilai r = 0,48. Hubungan antara tingkat kecemasan dan denyut jantung saat pemeriksaan MRI Lumbosakral adalah memiliki hubungan kuat dan searah dengan nilai r = 0,636. Hubungan antara tingkat kecemasan dan denyut jantung sesudah pemeriksaan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 94, "width": 234, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "MRI Lumbosakral adalah memiliki hubungan moderat (tengah) dengan nilai r = 0,463.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 141, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 161, "width": 234, "height": 93, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa pada usia remaja akhir atau usia 17-25 tahun merupakan usia yang mengalami peningkatan kecemasan lebih banyak. Hal ini dikarenakan pada usia yang semakin tua maka seseorang semakin banyak pengalamannya sehingga pengetahuannya semakin bertambah dan akan lebih siap dalam menghadapi suatu permasalahan (Damarwati, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 257, "width": 235, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Berdasarkan jenis kelamin, didapatkan hasil bahwa jenis kelamin perempuan lebih cemas daripada laki- laki. Menurut Permatasari (2013), jenis kelamin adalah faktor yang paling kuat untuk menjelaskan kecemasan, karena laki-laki cenderung tidak mau mengaku merasa cemas yang berkaitan dengan peran gender dimana perempuan lebih bersedia dalam mengungkapkan dan melaporkan perasaan kecemasannya daripada laki-laki. Untuk pasien yang diteliti berdasarkan riwayat MRI, didapatkan hasil bahwa pasien dengan pengalaman MRI secara keseluruhan tidak ada korelasi yang signifikan dengan tingkat kecemasan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 401, "width": 236, "height": 249, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Cemas atau ansietas merupakan reaksi emosional yang timbul oleh penyebab yang tidak spesifik yang dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman dan merasa terancam (Kaplan & Sadock, 2008). Sedangkan kecemasan MRI merupakan fenomena yang kompleks dan multidimensi. Beberapa faktor yang secara konsisten menjadi penyebab timbulnya kecemasan pada pasien dengan pemeriksaan MRI antara lain: ruangan MRI sebagai lingkungan yang asing, panjangnya prosedur pemeriksaan, area tubuh yang di scanning , kerasnya suara saat scanning, ruang yang sempit pada bore sehingga menyebabkan ruang gerak yang terbatas, informasi yang diterima pasien tentang MRI (Watt and Perth, 2014). Pada penelitian ini, faktor tertinggi penyebab peningkatan kecemasan adalah ketidaktahuan pasien tentang prosedur pemeriksaan. Oleh karena itu, diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya radiografer untuk memberikan penjelasan terlebih dahulu terhadap pasien sebelum dilakukannya pemeriksaan sehingga pasien mengerti karena hal ini dapat mengontrol pasien dalam menghadapi kecemasannya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 653, "width": 236, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pada penelitian ini dapat diketahui bahwa rata-rata nilai denyut jantung tertinggi adalah pada saat pemeriksaan dengan nilai 85,63 bpm ±14,709. Pengukuran denyut jantung pada saat pemeriksaan diambil pada saat sequence T1 TSE Sagittal yang memiliki tingkat kebisingan paling tinggi hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh L Watt (2014) bahwa peningkatan kecemasan dan stress pada saat pemeriksaan berlangsung dapat diakibatkan oleh salah satu faktor yaitu kebisingan. Hal ini dapat terjadi karena pompa untuk cairan helium yang digunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 68, "width": 377, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mirza Isna Amaliya, et al. | Journal of Vocational Health Studies 02 (2019): 112–117 116", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 234, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "mendinginkan magnet permanen, kipas untuk memasok ventilasi ke pasien, dan peralatan penanganan udara untuk ruangan MRI (Ravicz, et al., 2000).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 236, "height": 153, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Sebelum pemeriksaan berlangsung, nilai denyut jantung pasien sudah mengalami peningkatan, hal ini dikarenakan sebelum pemeriksaan pasien sudah mengalami kecemasan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh MacKanzie R bahwa pasien sebelum melakukan pemeriksaan MRI memiliki tingkat kecemasan setara dengan pasien yang akan menjalani operasi. Sedangkan menurut Prasetyo (2005), pasien yang menunggu pemeriksaan atau perawatan pada umumnya cemas, kecemasan dapat ditingkatkan oleh persepsi pasien tentang ruangan pemeriksaan sebagai lingkungan yang mengancam dan bahasa teknis yang tidak mudah dipahami oleh pasien.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 235, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Pada saat pasien telah melakukan pemeriksaan, rata-rata nilai denyut jantung menurun, Menurut Minde et al., (2014) semakin lama pasien menjalani pemeriksaan maka denyut jantung akan menurun atau kembali dalam keadaan normal. Penurunan denyut jantung sesudah pemeriksaan dapat diartikan bahwa tingkat kecemasan pasien pada pemeriksaan MRI Lumbosakral menurun. Menurut Agustina dan Suseno dalam Nuraini, dkk (2017) menjelaskan bahwa hilangnya penyebab rasa cemas akan mengembalikan fungsi organ seperti semula karena impuls akibat kecemasan pada otak sudah menghilang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 235, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Terdapat hubungan yang positif atau signifikan antara skoring MRI-AQ dengan denyut jantung pasien dengan pemeriksaan MRI Lumbosakral, karena dapat diketahui bahwa semakin tinggi nilai denyut jantung pasien, maka kategori kecemasan yang diinterpretasikan dalam skoring MRI-AQ akan semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 237, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kecemasan dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh. Dalam situasi cemas, tubuh akan mengaktifkan dua jalur utama kecemasan, yaitu sistem endokrin dan saraf otonom. Sistem endokrin diaktifkan oleh kecemasan dengan cara menstimulasi hipotalamus agar mensekresikan Adrenocorticotropin Hormone (ACTH). ACTH selanjutnya akan mengaktifkan zona fasikulata korteks adrenal untuk mensekresikan kortisol. Hipotalamus juga dirangsang untuk melepaskan Thirotropic Releasing Hormone (THR) dan kelenjar hipofisis anterior melepaskan Thirotropic (TTH). TTH ini yang nantinya menstimulasi kelenjar tiroid untuk mensekresikan hormone tiroksin. Kortisol dan tiroksin berperan pada peningkatan tekanan darah dan denyut jantung (Permatasari, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 236, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Dalam situasi stress dan mengancam hormon adrenalin dan kortisol dilepaskan dan mengaktifkan saraf simpatik dan menghambat saraf parasimpatik (Nikolin, et al., 2017). Aktivasi pada saraf simpatik mengakibatkan medulla adrenalin aktif dan melepaskan epifirin dan norepifirin yang berperan dalam peningkatan tekanan darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung. Pada penelitian yang dilakukan oleh Iksan dalam Nuraini (2017) menjelaskan bahwa seseorang yang mengalami", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 94, "width": 234, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "kecemasan menyebabkan kontraksi dari ventrikel kiri yang bekerja lebih cepat sehingga denyut jantung/ heart rate dapat meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 130, "width": 235, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Keterbatasan penelitian ini adalah alat ukur yang digunakan yaitu Elektrokardiogram (EKG) dan pulse oxymeter memiliki perbedaan rata-rata standar deviasi (± 2 SD). Peneliti tidak dapat menggunakan alat yang sama karena keterbatasan alat di ruang tunggu MRI.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 213, "width": 61, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 233, "width": 234, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Terdapat hubungan antara skoring Magnetic Resonance Imaging-Anxiety Questionnaire (MRI-AQ) dengan denyut jantung terhadap tingkat kecemasan pasien MRI Lumbosakral. Hal ini menunjukkan bahwa kecemasan dapat menyebabkan perubahan fisiologis pada tubuh akibat hormon stress yang dilepaskan pada saat situasi cemas dapat mengaktifkan saraf simpatik untuk meningkatkan denyut jantung.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 352, "width": 108, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 372, "width": 235, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Peniliti menucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi terhadap studi kasus ini. Penulis menyatakan tidak ada konflik kepentingan dengan pihak-pihak yang terkait dalam studi kasus ini.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 443, "width": 82, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 322, "top": 463, "width": 235, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Ahlander, M. B., Arestedt, K., Engvall, J., Maret, E., Ericsson, E. 2016. Development and validation of a questionnaire evaluating patient anxiety during Magnetic Resonance Imaging: the Magnetic Resonance Imaging-Anxiety Questionnaire (MRI-AQ). Journal of Advanced Nursing . Pp. 1368-1380.", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 528, "width": 234, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Carlsson, S., Carlsson, E. 2013. The situation and the uncertainty about the coming result scared me but interaction with the radiographers helped me through’: a qualitative study on patients’ experiences of magnetic resonance imaging examinations. Journal of Clinical Nursing . Vol 22.Pp. 3225- 3234.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 593, "width": 234, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Damarwati, T. 2014. Gambaran Tingkat Kecemasan Orangtua dari Bayi yang dirawat di ruang NICU RSUP Fatmawati Jakarta. In: Analisis Faktor yang Brhubungan dengan Tingkat Kecemasan Klien dengan Kanker Payudara di Puskesmas Pacarkeling. Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya: Skripsi. Tidak Diterbitkan.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 657, "width": 237, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Kaplan, H., Sadock, B. 2008. Synopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. In: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecemasan Pasien dalam Tindakan Kemoterapi di Rumah Sakit dr. Moewardi Surakarta . s.l.:Berita Ilmu Keperawatan. Vol. I. Pp. 187-192.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 711, "width": 234, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "L, W., Au, P. 2014. Evaluating Patient Experience in Magnetic Resonance Imaging (MRI). Electronic Presentation Online System . Pp. 1-17.", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 744, "width": 233, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "McRobby, D. W., Moore, E. A., Nur J, M. 2007. MRI from Picture to Proton . 2nd ed. Cmbridge: Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 68, "width": 273, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Mirza Isna Amaliya, et al. | Journal of Vocational Health Studies 02 (2019): 112–117", "type": "Table" }, { "left": 523, "top": 68, "width": 15, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "117", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 234, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "MacKenzie, R. e. a. 1995. Patients’s Perceptions of Magnetic Resonance Imaging. Clinical Radiology . Vol 50. Pp. 137- 143.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 235, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Minde, D. V., Laura, K., Weda, H. 2014. Pinpointing Moments of High Anxiety During an MRI Examination. Journal Behavioral Medicine . Vol 21. Pp. 487-495.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 234, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Nikolin, S., Boonstra, T. W., Loo, C. K. 2017. Combined Affect of Prefrontal Transcranial Direct Current Stimulation and Working Memory Task on Heart Rate Variability. J Plos One . Pp. 1-15.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 202, "width": 233, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Nuraini, F., Adriatmoko, W., Novita, M. 2017. Perubahan Tanda", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 213, "width": 214, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Vital Sebagai Gejala Rasa Cemas sebelum Melakukan tindakan pencabutan gigi pada mahasiswa profesi klinik bedah mulut RSGM Universitas Jember. In: Kecemasan", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 94, "width": 215, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "pada Mahasiswa Koasistensi Program Studi Psikologi Universitas Indonesia . s.l.:e-Jurnal Pustaka Kesehatan. Pp. 323-330.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 126, "width": 234, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Permatasari, R. 2013. Hubungan Kecemasan Dental dengan Perubahan Tekanan Darah Pasien Ekstraksi Gigi di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGMP) Hj. Halimah DG. Sikati Makassar . Universitas Hasanudin: Skripsi.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 169, "width": 233, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Prasetyo, E. 2005. Peran musik sebagai fasilitas dalam praktek dokter gigi untuk mengurangi kecemasan pasien. Maj Ked Gigi (Dent J) . Vol 38(1). Pp. 41-4.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 202, "width": 234, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 870, "text": "Ravicz, M. E., Melcher, J. L., Kiang, N. Y. 2000. Acoustic Noise During Functional Magnetic Resonanace Imaging. J Acoust Soc Am. Vol 108(4). Pp. 1683-1696.", "type": "Text" } ]
fbc26213-57d2-b98f-0178-e0e5136214d1
https://e-journal.unair.ac.id/JD/article/download/28490/15003
[ { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1615", "type": "Page header" }, { "left": 131, "top": 160, "width": 366, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlindungan Hukum Terhadap Buruh yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja dengan Alasan Berserikat", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 200, "width": 207, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizky Akhmad Harhary [email protected] Universitas Airlangga", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 258, "width": 41, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 272, "width": 283, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The writing of this article refers to a normative juridical research method using the Law approach, Conceptual Approach, and Court Decisions which are linked to several National Laws such as Law Number 13 of 2013, Law Number 21 of 2000, and Law Number 2 of 2004. This study aims to determine the legal protections for workers who have been terminated on the basis of association as well as legal remedies that can be taken by workers who have terminated their employment on the grounds of association. Termination of employment on the grounds of association is an industrial relations dispute which cannot be carried out automatically according to Law No. 13 of 2003. This research shows that termination of employment to labor for reasons of association (union busting) is a crime by fulfilling the elements of general criminal regulations and specific crimes related to the qualifications of the criminal act. Based on this research, it can be seen in detail the rules regarding union busting in order to guarantee law enforcement regarding the sanction.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 452, "width": 192, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Workers; Union Busting; Industrial .", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 474, "width": 42, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 488, "width": 285, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulisan artikel penelitian ini mengacu pada metode penelitian yang bersifat yuridis normative dengan menggunakan pendekatan Undang-Undang, Pendekatan Konseptual, dan Putusan Pengadilan yang dikaitkan dengan beberapa Undang-Undang Nasional seperti,", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 536, "width": 285, "height": 194, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2013, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000, serta Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perindungan hukum terhadap buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan berserikat serta upaya hukum yang dapat ditempuh oleh buruh yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan berserikat. Pemutusan hubungan kerja dengan alasan berserikat merupakan perselsihan hubungan industrial yang tidak serta merta dapat dilaksanakan begitu saja menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Penelitian ini menunjukkan bahwa pemutusan hubungan kerja kepada buruh dengan alasan berserikat ( union busting ) merupakan suatu tindak pidana dengan memenuhi unsur-unsur peraturan pidana umum dan pidana khusus terkait kualifikasi tindak pidananya. Berdasarkan penelitian ini, dapat diketahui secara rinci aturan mengenai union busting agar dapat menjamin penegakan hukum terkait sanksinya. Kata Kunci: Buruh; Union Busting ; Industrial.", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 109, "width": 157, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 140, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 No. 4, Juli 2021", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 259, "width": 99, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Rizky Akhmad Harhary, ‘Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja Dengan Alasan Berserikat’ (2021) Vol. 4 No. 4 Jurist-Diction.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 78, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Histori artikel: Submit 9 Mei 2021; Diterima 15 Juni 2021; Diterbitkan 1 Juli 2021.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 77, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.20473/jd.v4i4.28490", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 67, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN: 2721-8392 e-ISSN: 2655-8297", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 767, "width": 103, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction. 2021; 1615-1628", "type": "Page footer" }, { "left": 413, "top": 767, "width": 98, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/JD", "type": "Page footer" }, { "left": 333, "top": 731, "width": 177, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2021 Rizky Akhmad Harhary", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 299, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1616 Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 68, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 406, "height": 318, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebebasan buruh berserikat seringkali terancam oleh pihak pengusaha, pengusaha menganggap bahwa keberadaan serikat buruh hanya sebagai penganggu jalannya usaha. Bentuk ancaman yang seringkali terjadi adalah gaji yang akan diturunkan, pelayanan kesehatan dan perlindungan kerja yang tidak baik, serta pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak.Serikat buruh/ serikat pekerja dibentuk dengan tujuan yaitu menyeimbangkan posisi buruh dengan pengusahannya. Melalui keterwakilan buruh di dalam serikat buruh/serikat pekerja, diharapkan aspirasi buruh dapat sampai kepada pengusahaanya. Selain itu, melalui wadah serikat buruh/serikat pekerja ini diharapkan akan terwujud peran serta buruh dalam proses produksi. Hal ini merupakan satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hubungan industrial di tingkat perusahaan. Serikat buruh/serikat pekerja yang merupakan sarana untuk memperjuangkan kepentingan pekerja haruslah memiliki rasa tanggung jawab atas kelangsungan perusahaan dan begitu pula sebaliknya, pengusaha harus memperlakukan pekerja sebagai mitra sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 402, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buruh menjalankan pekerjaan sesuai dengan kewajibannya, menjaga ketertiban demi kelangsungan produksi, menyalurkan aspirasi secara demokratis, mengembangkan keterampilan dan keahlianya serta ikut memajukan perusahaan dan memperjuangkan kesejahteraan anggota beserta keluargannya pasal 102 ayat (2). Pemerintahberfungsi untuk menetapkan kebijakan, memberikan pelayanan, melaksanakan pengawasan dan melakukan penindakan bagi pelanggaran peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan pasal 102 (ayat 1)Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 627, "width": 405, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlindungan buruh berhak membentuk dan menjadi anggota serikat pekerja/serikat buruh tercantum dalam pasal 104 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dengan adanya perlindungan tersebut serikat buruh seharusnya terlepas dari ketakutan dalam menjalankan aktifitasnya. Pada kenyatannya serikat buruh/serikat pekerja masih sering mendapatkan pembatasan-pembatasan dan penghalang-halangan dari pihak pengusaha atau", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1617", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 402, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "orang lain (atas permintaan pengusaha) serta mendapatkan ancaman-ancaman akan dikenakan PHK.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 152, "width": 406, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya perlindungan hukum oleh negara merupakan suatu kewajiban yang dilaksanakan Pemerintah berdasarkan amanat UUD 1945, terutama perlindungan bagi kaum lemah (buruh/pekerja) namun, yang sering terjadi pihak pengusaha atau orang suruhannya sering melakukan intimidasi kepada anggota serikat buruh/serikat pekerja agar keluar dari organisasi serikat buruh/serikat pekerja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 408, "height": 167, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebebasan berserikat dan berkumpul serta menyampaikan pendapat merupakan hak dasar yang dimiliki oleh warga negara dari suatu negara hukum demokratis yang berkedaulatan rakyat. Hak-hak yang dimiliki manusia berdasarkan martabatnya sebagai manusia dan bukan karena pemberian masyarakat atau negara disebut hak asasi manusia. 1 Hak asasi manusia dalam negara hukum tidak dapat dipisahkan dari ketertiban dan keadilan, pengakuan atas negara hukum salah satu tujuannya adalah melindungi hak asasi manusia, berarti hak dan sekaligus kemerdekaan atau kebebasan perorangan diakui, dihormati, dan dijunjung tinggi. 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 402, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 Serikat buruh/serikat pekerja didirikan secara bebas, terbuka, mandiri, demokratis dan juga bertanggung jawab oleh buruh/pekerja untuk memperjuangkan kepentingan buruh/pekerja dan keluarganya. Melalui serikat buruh/serikat pekerja diharapkan akan terwujudnya hak berserikat buruh dengan maksimal danburuh dapat memperjuangkan kepentingannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 404, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap orang diberi hak untuk bebas membentuk atau ikut serta dalam keanggotaan atau pun menjadi pengurus organisasi dalam kehidupan bermasyarakat dalam wilayah negara Repulik Indonesia. Hak berserikat bagi buruh/pekerja, sebagaimana diatur dalam Konvensi International LabourOrganization (ILO) Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak untuk Berorganisasi, dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 401, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Frans Magnis Suseno, Etika Politik dan Prinsip-Prinsip Moral Dasar Modern (Gramedia 2011).[73].", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 401, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 A. Masyur Effendi, Hak Asasi Manusia, Dimensi Dinamika dalam Hukum Nasional dan Internasional (Ghalia Indonesia 2011).[27].", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 299, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1618 Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 401, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konvensi ILO Nomor 98 mengenai berlakunya Dasar-Dasar Daripada Hak Untuk Berorganisasi dan Untuk Berunding Bersama sudah diratifikasi oleh Indonesia menjadi bagian dari peraturan perundang-undangan nasional. Namun, selama ini belum ada peraturan yang secara khusus mengatur pelaksanaan hak berserikat bagi buruh/pekerja sehingga serikat buruh/ serikat pekerja belum dapat melaksanakan fungsinya secara maksimal. Maka dapat dilihat pada kenyataan yang terjadi saat ini yaitu tidak adanya kebebasan-kebebasan buruh dan hak-hak buruh untuk ikut serta dalam organisai serikat buruh/serikat pekerja untuk memperjuangkan kepentingan buruh dan keluarganya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 401, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banyak kasus buruh yang di PHK oleh perusahaan karena membentuk dan menjalankan kegiatan serikat pekerja/buruh, dengan berbagai alasan mulai dari perusahaan tidak mengakui serikat pekerja/buruh yang dibentuk oleh para buruh, menganggap bahwa serikat pekerja merupakan ancaman bagi perusahaan karena serikat pekerja mengkritisi segala kebijakan di perusahaan yang melanggar hukum. Ketika ada persoalan buruh, buruh hanya bisa diam, takut dan tidak melakukan pembelaan. Seringkali buruh hanya menjadi kebutuhan sementara bagi pihak-pihak yang berkepentingan dan meninggalkannya ketika mereka sudah masuk pada lingkaran kekuasaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 402, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kenyataannya, masih terlihat banyaknya tenaga kerja di Indonesia yang tidak terpenuhi akan perlindungan hukumnya sedangkan kewajiban harus terus dijalankan, dan tidak adanya kebebasankebebasan buruh dan hak-hak buruh untuk ikut serta dalam organisai serikat buruh/serikat pekerja untuk memperjuangkan kepentingan buruh dan keluarganya dari apa yang telah diuraikan dalam diatas, maka penulis ingin meneliti dan mengambil judul untuk skripsi ini yaitu “Perlindungan Hukum Terhadap Buruh Yang Mengalami Pemutusan Hubungan Kerja Dengan Alasan Berserikat”.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 93, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 692, "width": 404, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam proses penulisan jurnal ini, penulis menggunakan tipe penelitian legal research . Tipe penelitian hukumnormatif ini mampu memberikan penjelasan yang sistematis berkaitan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, serta", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1619", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 401, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan pendekatan undang – undang ( statute approach), pendekatan kasus ( case approach ) dan pendekatan konseptual ( conceptual approach) .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 376, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemutusan Hubungan Kerja Yang Didasarkan Buruh/Pekerja Berserikat", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 404, "height": 188, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Istilah pemutusan hubungan kerja (PHK) ( sparation) memiliki kesamaan dengan pemberhentian atau pemisahan karyawan dari suatu organisasi. Para ahli pun memberikan pandangan tersendiri terkait PHK. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah berakhirnya hubungan kerja sama antara karyawan dengan perusahaan, baik karena ketentuan yang telah disepakati, atau mungkin berakhir di tengah karier . Mendengar istilah PHK, terlintas adalah pemecatan sepihak oleh pihak perusahaan karena kesalahan pekerja. Oleh sebab itu, selama ini singkatan ini memiliki arti yang negative dan menjadi momok menakutkan bagi para pekerja Menurut Undang-undang RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 400, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasal 1 poin 25, pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh dan pengusaha. Istilah pemutusan hubungan kerja dapat memberika beberapa pengertian: 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 404, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Termination, putusnya hubungan kerja karena selesainya atau berakhirnya kontrak kerja yang telah disepakati;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 403, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dismissal, putusnya hubungan kerja karena karyawan melakukan tindakan pelanggaran disiplin yang telah ditetapkan;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 399, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Redundancy, karena perusahaan melakukan pengembangan engan menggunakan mesin-mesin teknologi baru yang berakibatpada pengurangan tenaga kerja;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 403, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Retrentchment, yang dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi, seperti resesi ekonomi yang membuat perusahaan tidak mampu memberikan upah kepada karyawannya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 405, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemutusan hubungan kerja tidak dapat dilaksanakan begitu saja oleh perusahaan, melainkan harus mendapat perhatian yang serius dari pimpinan perusahaan. Hal itu dikarenakan PHK telah diatur oleh undang-undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun untuk karyawan yang bersangkutan. Sehingga perusahaan harus menggunakan banyak pertimbangan untuk melakukan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 746, "width": 367, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Manulang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia (Rineka Cipta 1998).[23].", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 299, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1620 Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHK pada karyawannya. Macam-macam PHK menurut Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150/Men/2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 233, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PHK yang dilakukan atas inisiatif pengusaha:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 210, "width": 324, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena pekerja melakukan kesalahan berat;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 224, "width": 386, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena pekerja melakukan kesalahan diluar huruf a di atas, maka pekerja berhak atas uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 268, "width": 387, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan bukan karena kesalahan pekerja, tetapi pekerja dapat menerima PHK tersebut, maka pekerja berhak atas 2 x uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kecuali atas kesepakatan para pihak ditentukan lain;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 325, "width": 388, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dllakukan karena perusahaan tutup akibat mengalami kerugian terus menerus disertai bukti laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik atau karena keadaan memaksa, maka besarnya uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian adalah sesuai ketentuan pasal 22, 23 dan 24 Kep/150/2000, kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak ditentukan lain;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 412, "width": 388, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena perusahaan tutup diluar alasan pada huruf d atau karena perusahaan melakukan efisiensi, maka pekerja berhak atas 2 x uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian, kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak ditentukan lain;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 469, "width": 390, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena perubahan status, perubahan kepemilikan perusahaan sebagian atau seluruhnya dan pengusaha tidak bersedia menerima pekerja di perusahaannya dengan alasan apapun, maka pekerja berhak atas 2 x uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian, kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak ditentukan lain;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 541, "width": 386, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena usia pensiun dan dalam KKB, PP serta perjanjian kerja telah diatur adanya jaminan atau manfaat pensiun, maka pekerja tidak berhak mendapatkan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kecuali ditentukan lain dalam KKB, PP serta perjanjian kerja.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 599, "width": 387, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena usia pensiun dan dalam KKB, PP serta perjanjian kerja tidak diatur adanya jaminan atau manfaat pensiun maka pengusaha wajib memberikan kepada pekerja yang putus hubungan kerjanya uang pesangon sebesar 2 x uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak ditentukan lain.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 400, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. PHK yang dilakukan atas inisiatif pekerja. • PHK yang dilakukan karena pekerja mengundurkan diri, maka pekerja berhak atas ganti kerugian.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 714, "width": 390, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "• PHK yang dilakukan karena perubahan status, perubahan kepemilikan perusahaan sebagian atau seluruhnya dan pekerja tidak bersedia untuk melanjutkan hubungan kerja, maka pekerja berhak uang pesangon, uang", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1621", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 109, "width": 372, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penghargaan masa kerja dan ganti kerugian, kecuali atas kesepakatan kedua belah pihak ditentukan lain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 145, "width": 401, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah tidak mengharapkan perusahaan melakukan PHK tercantun dalam Pasal 153 ayat (1) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan pengusaha dilarang melakukan PHK dengan alasan:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 399, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pekerja/buruh berhalangan masuk kerja karena sakit menurut keterangan dokter selama waktu tidak melampaui 12 (dua belas) bulan secara terus-menerus;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 405, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pekerja/buruh berhalangan menjalankan pekerjaannya Karena memenuhi kewajiban terhadap Negara sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 335, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pekerja/buruh menjalankan ibadah yang diperintahkan agamanya;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 133, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pekerja/buruh menikah;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 401, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pekerja/burh perempuan hamil, melahirkan, gugur kandungan, atau menyusui bayinya;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 404, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pekerja/buruh mempunyai pertalian darah dan/atau ikatan perkakwinan dengan pekerja/buruh lainnya di dalam 1 perusahaan, kecuali telah diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau PKB;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 383, "width": 403, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Pekerja/buruh mendirikan, menjadi anggota dan/atau pengurus serikat pekerja/ serikat buruh melakukan kegiatan serikat/pekerja/serikat buruh di luar jam kerja, atau di dalam jam kerja atas kesepakatan pengusaha, atau berdasarkan ketentuan yang diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau PKB;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 401, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Pekerja/buruh yang mengadukan pengusaha kepada yang berwajib mengenai perbuatan pengusaha yang melakukan tindak pidana kejahatan;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 402, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Perbedaan paham, agama, aliran politik, suku, warna kulit, golongan, jenis kelamin, kondisi fisik, atau status perkawinan;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 401, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Pekerja/buruh dalam keadaan cacat tetap, sakit akibat kecelakaan kerja, atau sakit karena hubungan kerja yang menurut surat keterangan dokter yang jangka waktu penyembuhannya belum dapat dipastikan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 548, "width": 402, "height": 146, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pasal 163 UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU No. 13/2003), diatur ketentuan mengenai pengakhiran hubungan kerja (PHK) - baik oleh pengusaha yang sudah tidak bersedia menerima pekerja/buruh, atau oleh pekerja/ buruh (karyawan) yang tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja karena terjadinya corporateaction berupa perubahan status (change in the status oftheenterprise), penggabungan (merger), peleburan (fusi, konsolidasi), atau perubahan kepemilikan (take over, akuisisi, LBO).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 401, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknis pelaksanaan (prosedur) PHK dalam pasal 163 UU No.13/2003, pada dasarnya merujuk pada ketentuan pasal 151 ayat (2) dan ayat (3) UU No.13/2003, bahwa setiap pemutusan hubungan kerja wajib dirundingkan (sesuai mekanisme", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 299, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1622 Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 405, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bipartit), baik perundingan mengenai alasan PHK-nya maupun perundingan menyangkut hak-hak atau kewajiban yang harus ditunaikan. Termasuk PHK karena corporateaction sebagaimana tersebut dalam Pasal 163 UU Nomor 13 Tahun 2003. Apabila perundingan gagal maka hanya dapat dilakukan pemutusan hubungan kerja setelah memperoleh penetapan izin dari lembaga penyelelesaian perselisihan hubungan industrial (Pengadilan Hubungan Industrial).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 239, "width": 403, "height": 145, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan PHK karena alasan adanya corporateaction: perubahan status, merger atau konsolidasi (fusi), pengusaha hanya dapat memutuskan hubungan kerja bilamana setelah dilakukan restrukturisasi organisasi terjadi perampingan (downsizing) dan efisiensi sumberdaya manusia (SDM), atau dilakukan rotasi/ mutasi (reposisi) dalam rangka penyesuaian kualifikasi dan kompetensi kerja (para) pekerja/buruh sesuai formasi, pekerjaan dan kebutuhan manajemen. Artinya, PHK bukan karena (faktor) suka atau tidak suka.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 403, "height": 167, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebaliknya, dalam hal terjadi corporateaction: perubahan status, penggabungan (merger), konsolidasi, atau perubahan kepemilikan (take over/akuisisi), pekerja/ buruh hanya dapat mengakhiri hubungan kerja (tidak bersedia lagi melanjutkan hubungan kerja) setelah dilakukan restrukturisasi organisasi dan/atau perampingan dan terjadi rotasi/mutasi (sesuai kebutuhan management) yang mengakibatkan adanya perubahan syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban yang berbeda dengan apa yang telah dituangkan dalam perjanjian kerja dan/atau peraturan perusahaan/ perjanjian kerja bersama sebelumnya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 402, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan kata lain, apabila setelah dilakukan restrukturisasi organisasi dan/ atau perampingan, namun tidak terjadi perubahan syarat-syarat kerja dan/atau tidak dilakukan rotasi/mutasi (termasuk reposisi atau demosi), maka karyawan yang bersangkutan tidak berhak untuk menyatakan tidak bersedia melanjutkan hubungan kerja dengan alasan corporateaction sebagaimana tersebut di atas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 402, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila karyawan bersangkutan tetap menghendaki pengakhiran hubungan kerja tanpa adanya restrukturisasi, tidak ada rotasi/mutasi, reposisi atau demosi dan tidak ada perubahan syarat-syarat kerja, maka dianggap sebagai mengundurkan diri secara sukarela sebagaimana dimaksud pasal 162 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1623", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 403, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2003. Khusus mengenai status karyawan pada kasus perubahan status, sangat tergantung dari kasus atau peristiwa hukumnya. Beberapa contoh bentuk perubahan status yang dapat terjadi, antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 174, "width": 410, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Terjadinya perubahan bentuk hukum suatu entity (misalnya) dari commanditervennootschap CV menjadi Perseroan Terbatas PT atau perkumpulan (maatschap) menjadi badan hukum koperasi;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 402, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Terjadi perubahan status permodalan (perusahaan dengan penanaman modal dalam negeri menjadi jointventure, atau sebaliknya, terjadi divestasi);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 246, "width": 401, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dilakukan pemisahan (baik pemecahan atau splitoff, maupun pelepasan atau spin off);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 275, "width": 274, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Adanya perubahan cakupan kepemilikan (ownership).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 318, "width": 286, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanksi Terhadap Pihak Yang Melakukan Union Busting 1. Sanksi Pidana", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 361, "width": 402, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Union busting merupakan musuh bagi seluruh serikat pekerja karena itu harus dilawan secara bersama-sama oleh pekerja di manapun. Pemerintah juga telah mengatur sanksi bagi para pelaku union busting di dalam UU Nomor 21 Tahun 2001 dalam Pasal 43 ayat (1), yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 401, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barang siapa menghalang-halangi atau memaksa pekerja/buruh sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28, dikenakan sanksi pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling sedikit Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 500.000.000 (lima ratus juta rupiah).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 556, "width": 92, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sanksi Perdata", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 577, "width": 404, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanksi perdata dalam perselisihan hubungan industrial dapat dijatuhkan kepada pengusaha dan pekerja. Bentuk sanksi dapat berupa:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 620, "width": 401, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Batalnya perjanjian kerja bila perjanjian kerja bukan karena kesepakatan dan kecakapan kedua belah pihak;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 649, "width": 400, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Batalnya perjanjian kerja apabila pekerjaan yang diperjanjikan tersebut bertentangan dengan perundang-undangan, kesusilaan, dan ketertiban umum;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 678, "width": 404, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Batalnya PHK bila sebelumnya tidak ada penetapan dari Pengadilan Hubungan Industrial untuk jenis PHK yang mempersyaratkan adanya penetapan dari Pengadilan Hukum Industrial;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 400, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan penerima borongan pekerjaan beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja dengan pemberi pekerjaan apabila", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 299, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1624 Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 383, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerjaan yang diborongkan tidak memenuhi syarat (Pasal 65 Ayat 8-9 Undang- Undang Ketenagakerjaan);", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 403, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Status hubungan kerja antara pekerja dengan PPJP beralih menjadi hubungan kerja antara pekerja dengan pemberi pekerjaan apabila PPJP itu digunakan oleh pemberi kerja untuk melaksanakan tugas pokok/produksi (Pasal 66 Ayat 3-4 Undang-Undang)Nomor 13 Tahun 2003);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 403, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Mogok kerja yang dilakukan secara tidak sah, maka pekerja yang melakukan mogok dianggap mangkir dan bila sudah dipanggil secara patut dan tertulis, pekerja tidak juga datang. Maka dianggap mengundurkan diri. Ia tidak berhak mendapat uang pesangon dan uang penghargaan masa kerja;", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 404, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Mogok kerja di perusahaan yang melayani kepentingan umum atau yang berkaitan dengan keselamatan jiwa manusia sehingga jatuh korban, maka dianggap sebagai melakukan kesalahan berat. Pekerja tersebut tidak berhak mendapat uang pesangon.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 332, "width": 115, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Sanksi Administrasi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 400, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanksi administratif diberikan dalam hal pelanggaran atas hal sebagai berikut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 270, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Diskriminasi dalam memperoleh pekerjaan (pasal 5);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 191, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Diskriminasi daam bekerja (pasal 6);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 378, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tidak terpenuhinya persyaratan penyelenggaraan pelatihan kerja (pasal 15);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 440, "width": 346, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pemagangan di luar wilayah Indonesia tidak sesuai aturan (pasal 25);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 397, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pemungutan biaya penempatan tenaga kerja tidak sesuai aturan (pasal 38 ayat (2));", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 469, "width": 401, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pemberi kerja bagi tenaga kerja asing yang tidak sesuai aturan (pasal 45 ayat (1));", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 400, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Pemberi kerja tidak membayar kompensasi kepada tenaga kerja asing (pasal 47 ayat (1));", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 402, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Pemberi kerja tidak memulangkan tenaga kerja asing setelah masa kerjanya berakhir (pasal 48);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 556, "width": 401, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Perusahaan tiidak menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengn sistem manajemen perusahaan (pasal 87);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 401, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.Perusahaan tidak membentuk lembaga kerja sama bipartit sesuai aturan (pasal 106);", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 401, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11.Pengusaha tidak mencetak dan membagiikan naskah perjanjian kerja bersama kepada setiap ekerja atas biaya perusahaan (pasal 126 ayat (3));", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 405, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12.Pengusaha tidak memberikan bantuan kepada tanggungan pekerja yang ditangkap bukan atas aduan perusahaan (pasal 160 ayat (1) dan (2)).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 700, "width": 299, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya Hukum Melalui Penyelesaian Hubungan Industrial", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 721, "width": 126, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Upaya Hukum Mediasi", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 743, "width": 374, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian perselisihan melalui mediasi dilakukan oleh mediator yang", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1625", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 404, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berada di setiap kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota. 4 Mediator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat- lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan hubungan industrial.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 404, "height": 102, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam waktu selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja setelah menerima pelimpahan penyelesaian perselisihan mediator harus sudah mengadakan penelitian tentang duduknya perkara dan segera mengadakan sidang mediasi. Mediator dapat memanggil saksi atau saksi ahli untuk hadir dalam sidang mediasi guna diminta dan didengar keterangannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 129, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Upaya Hukum Bipartite", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 401, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perselisihan hubungan industrial wajib diupayakan penyelesaiannya terlebih dahulu melalui perundingan bipartit secara musyawarah untuk mencapai mufakat. 5", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 404, "height": 168, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian perselisihan melalui bipartit ini harus diselesaikan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak tanggal dimulainya perundingan. Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari tersebut, salah satu pihak menolak untuk berunding atau telah dilakukan perundingan tetapi tidak mencapai kesepakatan, maka perundingan bipartit dianggap gagal. Apabila perundingan bipartit telah gagal dilakukan, maka instansi yang bertanggung jawab dibidang ketenagakerjaan setempat wajib menawarkan kepada para pihak untuk menyepakati memilih penyelesaian melalui konsiliasi atau melalui arbitrase.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 127, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Upaya Hukum Tripartit", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 563, "width": 63, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Konsilliasi", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 584, "width": 379, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian perselisihan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang terdaftar pada kantor instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota. Konsiliator menyelesaikan tugasnya dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja terhitung sejak menerima permintaan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Penyelesaian", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 723, "width": 56, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 ibid .[63-64].", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 397, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Lalu Husni, Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja di Indonesia (Telaah Terhadap Hu - kum Positif di Bidang Ketenagakerjaan) (Lemlit 1998).[62].", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 299, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1626 Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 109, "width": 380, "height": 81, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perselisihan kepentingan, perselisihan pemutusan hubungan kerja atau perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan melalui konsiliasi dilakukan oleh konsiliator yang wilayah kerjanya meliputi tempat pekerja/buruh bekerja. 6", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 196, "width": 385, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian oleh konsiliator sebagaimana dimaksud diatas, dilaksanakan setelah para pihak mengajukan permintaan penyelesaian secara tertulis kepada konsiliator yang ditunjuk dan disepakati oleh para pihak. Para pihak dapat mengetahui nama konsiliator yang akan dipilih dan disepakati dari daftar nama konsiliator yang dipasang dan diumumkan pada kantor instansi Pemerintah yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 325, "width": 56, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Arbitrase", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 347, "width": 378, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbitrase meliputi perselisihan kepentingan dan perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh hanya dalam satu perusahaan. Arbiter wajib menyelesaikan perselisihan hubungan industrial dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari kerja sejak penandatanganan surat perjanjian penunjukan arbiter.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 455, "width": 373, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arbiter yang berwenang menyelesaikan perselisihan hubungan industrial harus arbiter yang telah ditetapkan oleh Menteri. Wilayah kerja arbiter meliputi seluruh wilayah negara Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 520, "width": 377, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelesaian perselisihan hubungan industrial melalui arbiter dilakukan atas dasar kesepakatan para pihak yang berselisih. Kesepakatan para pihak yang berselisih dinyatakan secara tertulis dalam surat perjanjian arbitrase, dibuat rangkap 3 (tiga) dan masing-masing pihak mendapatkan 1 (satu) yang mempunyai kekuatan hukum yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 649, "width": 62, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 405, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemutusan hubungan kerja tidak dapat dilaksanakan begitu saja oleh perusahaan, melainkan harus mendapat perhatian yang serius dari pimpinan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 401, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Manulang Sendjun, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan di Indonesia (Rineka Cipta 1990).[34].", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 71, "width": 144, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction Vol. 4 (4) 2021", "type": "Page header" }, { "left": 486, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1627", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 404, "height": 81, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perusahaan. Hal itu dikarenakan PHK telah diatur oleh undang-undang dan memberikan risiko bagi perusahaan maupun untuk karyawan yang bersangkutan. Sehingga perusahaan harus menggunakan banyak pertimbangan untuk melakukan PHK pada karyawannya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 401, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemutusan hubungan kerja dengan alasan berserikat merupakan perselsihan hubungan industrial. Upaya hukum bagi buruh/pekerja yang mengalami pemutusan hubungan kerja dengan alasan berserikat dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu upaya hukum mediasi, upaya hukum bipartit, dan upaya hukum tripartit.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 304, "width": 75, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Bacaan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 28, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 403, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agusmidah, Bab-bab tentang Hukum Perburuhan Indonesia (Pustaka Larasan 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 400, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asyhadie Zaeni, Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja (Rajawali Pers 2015).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 277, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahrojih Ikhwan, Hukum Perburuhan (Setara Pers 2016).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 400, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hakim Abdul, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia berdasarkan UndangUndang Nomor 13 Tahun 2003 (Citra Aditya Bakti 2003).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 505, "width": 391, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husni Lalu, Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Rajawali Pers 2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 534, "width": 377, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maimun, Hukum Ketenagakerjaan Suatu Pengantar (Pradnya Paramita 2007).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 397, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rachmat Martoyo, Serikat Pekerja, Pengusaha dan Kesepakatan Kerja Bersama (Fikahati Aneska 1991).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 347, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusli Hardijan, Hukum Ketenagakerjaan 2003 (Ghalia Indonesia 2004).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 279, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutedi Adriana, Hukum Perburuhan (Sinar Grafika 2011).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 664, "width": 401, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijayanti Asri, Hukum Ketenagakerjaan, Dasar Filsafat Prinsip dan Sejarah Hak Berserikat Buruh di Indonesia (Setara Press 2018).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 112, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perundang-undangan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 736, "width": 226, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 24, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1628", "type": "Page header" }, { "left": 169, "top": 71, "width": 243, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizky Akhmad: Perlindungan Hukum Terhadap...", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 382, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piagam PBB tentang Hak asasi manusia Pasal 20 (ayat 1) dan pasal 23 (ayat 4).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 401, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UU Nomor 18 Tahun 1956 tentang Ratifikasi Konvensi ILO Nomor 98 mengenai Hak berorganisasi dan Berunding Bersama, (Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1956).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 195, "width": 400, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja, (Lembar Negara Tahun 2000 Nomor 131, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 3989).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 401, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, (Lembar Negara Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembar Negara Republik I n d o n e s i a Nomor 4279).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 400, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (PPHI), (Lembar Negara Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomor 4356).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 401, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Presiden No. 23 th. 1998 tentang Pengesahan Konvensi ILO NO. 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan Hak Berorganisasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 411, "width": 403, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Menteri Tenaga Kerja Nomor 150/Men/2000 tentang Penyelesaian", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 426, "width": 379, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan.", "type": "Text" } ]
d9a6b352-9973-f05b-c5ac-17e060c5d635
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/11698/7292
[ { "left": 90, "top": 740, "width": 41, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 740, "width": 424, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah (2022) Hepa Water Purification Influence on Decreasing Germs Number in Isolation Treatment Room Kediri Regency Hospital, (7) 11 , http://dx.doi.org/10.36418/syntax- literate.v7i11.11698 E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 88, "width": 301, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 116, "width": 153, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 428, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HEPA WATER PURIFICATION INFLUENCE ON DECREASING GERMS NUMBER IN ISOLATION TREATMENT ROOM KEDIRI REGENCY HOSPITAL", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 125, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 299, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institut Ilmu Kesehatan (IIK) Strada Indonesia, Indonesia Email: [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 269, "width": 407, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pure and Fresh, is the air condition that everyone dreams of anywhere and anytime, including sick people in the Hospital Treatment Room. The germ index and room dust content also affect the comfort and health of residents which is a standard quality standard for microbiological and physical parameters for hospital air. This study aims to analyze the effect of HEPA air purification in reducing germ numbers in the isolation treatment room of Kediri Regency Hospital, and the specific purpose of this study is to analyze the difference in the number of airborne germs in the isolation treatment room of Kediri Regency Hospital before and after the use of HEPA air purification, This study uses a pre-experimental design. The sample of this study was 5 class 1 rooms of the Isolation Treatment Room of Kediri Regency Hospital. The sampling technique is total sampling. The Wilcokson test was used for data analysis with a significant level (α) = 0.05. The results of the data analysis showed that there was a difference in the number of airborne germs in the isolation treatment room of Kediri District Hospital between before the use of Air Purification HEPA and after the use of Air Purification HEPA. So the use of Air Purification HEPA has an influence on the number of airborne germs in the isolation treatment room of Kediri Regency Hospital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 367, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Air Purification, HEPA, Influence, Decreasing, Germs Number.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 428, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pure and Fresh, is the air condition that everyone wants anywhere and anytime, including sick people in the Hospital Treatment Room. A clean environment in hospitals is needed to support the health of patients and to reduce the chances of harm to patients who have weak immune systems (Kemenkes, 2012). Hospital rooms have different functions depending on the type of disease or the severity of the patient, and also depending on different medical procedures, thus requiring air conditioning with different levels of cleanliness (Kemenkes, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As a reference, the air is declared clean if there are no gases, pollutants and smoke. It is said to be sterile if the total density or concentration of germ numbers in the air does not exceed the specified Germ Number Index (Kemenkes, 2004). Air containing microorganisms can be a medium for disease transmission (airborne disease) this can", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 30, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16546", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "occur without contact with patients or with contaminated objects, transmission is by breathing air. These microorganisms are spread in the air through patients coughing, sneezing, talking and laughing. In this process, saliva and mucus come out in the form of droplets or nuclei (Catur Puspawati, 2020). Based on the air microbiological examination in the second semester of 2020, the Germ Number Index in the isolation room (Jasmine) of the Kediri District Hospital is Isolation A of 46 CFU/m3 and Isolation B of 24 CFU/m3. This figure shows that not all airborne germ numbers in the treatment room, especially the isolation room, meet the existing standards, namely according to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number: 07 of 2019. Regarding Hospital Environmental Health Requirements, which is 35 CFU/m3. Meanwhile, the particulate matter measured based on PM 10 was recorded at 35 g/m3. The data shows the truth of the fact that room air contains pollutants (germs and dust levels) that can interfere with health and must be handled.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hospitals as a place of health services for the community must meet health requirements, one of which is air quality. Good air quality is defined as air that is free of contaminants, causes of irritation, discomfort or disturbance to the health of occupants. The index of the number of germs and the level of dust (particulate matter) of the room also affects the comfort and health of the occupants, which are the standard quality standards for microbiological and physical parameters for hospital air in accordance with the Regulation of the Minister of Health No. 7 of 2019. To ensure air quality standards, it is necessary to monitor room air quality at least 2 (two) times a year, sampling and inspection of air quality parameters (germs, dust, and gases). (Kemenkes, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The use of air purification (HEPA Filter) is believed to have an important role in maintaining indoor air quality by reducing small air particles such as smoke and dust. Air purification has several filtration systems in it, one of which is the High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter which is effectively 99.97% capable of filtering very fine particles up to 0.3 m. HEPA air purification is very important in preventing the spread of bacterial and viral organisms in the air (David A. Christopherson, 2020). Air purifying systems are proven to be able to help and optimize the cleanliness of the air and the environment from harmful pathogens such as fungi, bacteria, and viruses (Hamilton Thorne, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 428, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Himanshu Mittal's research (2011), on the ability of microorganisms to live in the use of HEPA filters, showed that microorganisms could not survive after 48 hours of normal use of HEPA filters. Furthermore, the results of Dae Hoon Park's research (2011), stated that HEPA Air Filters are able to fight airborne infectious microorganisms, the spread of bacterial and viral organisms in the air. Not many studies have examined the ability of HEPA Air Purification in reducing the number of airborne germs and dust levels in the room. The ability of HEPA Air Purification in cleaning indoor air pollutants makes researchers interested in analyzing HEPA Air Purification in reducing germ numbers and particulate matter levels in the isolation treatment room of the Kediri District Hospital. The germ number index in this study was measured using Plate Count Agar (PCA) media with the volumetric air sampling method before and after HEPA Air Purification, while", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 39, "width": 427, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hepa Water Purification Influence on Decreasing Germs Number in Isolation Treatment Room Kediri Regency Hospital", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 794, "width": 102, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16547", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the dust content (particulate matter) was measured using Low Volume Air Sampler (LVS) equipment with hydrophobic filter paper with pore size 0.5 m.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 90, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Method", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses a Quantitative Approach Method. The following is the data collection process.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 124, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Collection Process", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 199, "width": 341, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data collection in this study was carried out with the following stages:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Sampling (germ count) before the Air Purification HEPA Hospital Grade “NATIF” is turned on.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 415, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This was done after the Air Purification HEPA Hospital Grade \"NATIF\" had been turned off for 9-10 hours, based on the research of Neti Yuliana (2008) which stated that maximum bacterial growth (log phase) occurred at 3 to 9 hours. Meanwhile, Wahyuning (2018) stated that the maximum bacterial growth (log phase) on Carboxy Methyl Cellulose media occurred at the 8th and 9th hours.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 415, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of the two studies, it was concluded that the effect of using HEPA Air Purification would not give meaning to the room air after being turned off for 9 hours. This 9 hour time is the basis for this research to conduct a sampling of indoor air bacteria after the HEPA Air Purification is turned off.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Sampling (germ count) after the Air Purification HEPA Hospital Grade “NATIF” is turned on.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 421, "width": 415, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is done 2 (two) days after the Air Purification HEPA Hospital Grade “NATIF” is turned on. In accordance with the results of research by Nunu Wati R (2014) which stated that there was E. Coli bacteria in agar media that were stored for 0 days, 2 days, 4 days and 6 days. With the largest number of colonies occurring on day 2. Agus Niar F (2016) stated that the logarithmic growth rate of pseudomonas bacteria occurred on day 2 to day 4 and there had been a slowdown after day 5.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 517, "width": 414, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of these two studies, it can be concluded that the largest number of colonies occurred on day 2, this is what underlies this research to conduct sampling of indoor air bacteria on day 2 after HEPA Air Purification is turned on.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 320, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The measurement of variables is carried out in the following way:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 429, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The measurement of the number of germs in the air is done by placing a petri dish containing agar media in the isolation treatment room. Petri dishes in volumetric air sampling were left open for 15 minutes so that the agar medium was exposed to room air. After 15 minutes, each dish was covered and labeled. Petri dishes that have been labeled are put into the sample box and taken to the Microbiology Laboratory for microbiological testing. After that, the petri dishes were incubated for 48 hours at 37oC and then the growth was observed. If for 48 hours a positive result is obtained, namely the agar medium is overgrown with microorganisms, then proceed with the calculation of bacteria (germ number) with units of CFU/m3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 74, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test Statistics", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 30, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16548", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manual data processing was carried out on the total number of bacterial colonies (germ numbers) in the room without the use of an air purifier, and in a room with the use of an air purifier. The data is presented in tabular form and processing using Microsoft Excel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, the data obtained from the observations were analyzed statistically using SPSS analysis, namely the paired sample T test to see:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 183, "width": 425, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Is there a difference in the number of germs between a room without the use of an air purifier, and a room with the use of an air purifier with the interpretation of the results as follows: If the value is significant / P-Value > 0.05; then Ho is accepted if the value is significant / P-Value <0.05; then Ho is rejected.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 246, "width": 425, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Is there a difference in air dust levels between a room without the use of an air purifier, and a room with the use of an air purifier with the interpretation of the results as follows: If the value is significant / P-Value > 0.05; then Ho is accepted if the value is significant / P-Value <0.05; then Ho is rejected.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 428, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, the data obtained from the observations were analyzed statistically using SPSS analysis, namely the paired sample T test if the distribution of the research data was normal, if the distribution of the research data was abnormal then the data were analyzed using the Wilcoxon test.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 119, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results and Discussion A. Univariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 421, "width": 414, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An overview of the airborne germ numbers in the isolation treatment room of the Kediri Regency General Hospital can be seen in table 1 below.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 469, "width": 41, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 485, "width": 357, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Overview of Germ Numbers and Dust Levels in the Treatment Group", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 500, "width": 316, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Room Room Name Number of bacteria (CFU /m 3 ) Before HEPA After HEPA 1 Jasmine 1 31 25 2 Jasmine 2 33 10 3 Jasmine 3 35 31 4 Jasmine 4 28 10 5 Jasmine 5 27", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 616, "width": 187, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Table 2 Descriptive Statistics", "type": "Picture" }, { "left": 86, "top": 39, "width": 427, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hepa Water Purification Influence on Decreasing Germs Number in Isolation Treatment Room Kediri Regency Hospital", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 794, "width": 102, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16549", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 90, "width": 376, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N Mean Std. Deviation Minimum Maximum Before HEPA 5 30.8000 3.34664 27.00 35.00 After HEPA 5 18.8000 9.25743 10.00 31.00", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 177, "width": 408, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From table 2, it is known that before the use of HEPA the highest germ number was 35 CFU/m3 and the lowest was 27 CFU/m3 with an average of 30.80 CFU/m3, while after using HEPA the highest germ number was 31 CFU/m3 and the lowest was 10 CFU/m3. with an average of 18.80 CFU/m3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 122, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Data Normality Test", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 257, "width": 400, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An illustration of the distribution of airborne germ numbers in the isolation treatment room at the Kediri Regency General Hospital can be seen in the graph below.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 304, "width": 325, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Normality of the number of germs in the air before using HEPA", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 336, "width": 41, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 352, "width": 303, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test for Normality of Germ Numbers Before Use of HEPA", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 369, "width": 386, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Before HEPA ,199 5 ,200 * ,950 5 ,737", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 434, "width": 235, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*. This is a lower bound of the true significance.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 450, "width": 176, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Lilliefors Significance Correction", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 482, "width": 389, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From Table 3 above, the significant value of P-Value is: 0.737; so that > from the value of : 0.05 ; then Ho is accepted so that it can be concluded that the distribution of the data on the number of germs before the use of HEPA was not normal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 397, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For more details, it can also be seen from graph 4.1, where the distribution of data is outside a straight line so that the distribution of data is not normal.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 720, "width": 294, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graph 1 Normality of Airborne Germ Numbers Before HEPA Use", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 30, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16550", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 301, "width": 283, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Normality of airborne germ numbers after using HEPA", "type": "List item" }, { "left": 293, "top": 349, "width": 41, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 365, "width": 303, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test for Normality of Germ Numbers Before Use of HEPA", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 382, "width": 380, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. After HEPA ,229 5 ,200 * ,901 5 ,417", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 447, "width": 235, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*. This is a lower bound of the true significance.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 463, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Lilliefors Significance Correction", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 495, "width": 389, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From Table 4 above, the significant value of P-Value is: 0.417; so that > from the value of : 0.05 ; then Ho is accepted so that it can be concluded that the distribution of data on the number of germs after using HEPA is not normal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 397, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For more details, it can also be seen from graph 4.1, where the distribution of the data is outside a straight line so that the data distribution is not normal.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 717, "width": 46, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graph 2", "type": "Section header" }, { "left": 155, "top": 733, "width": 285, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Normality of airborne germ numbers after using HEPA", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 39, "width": 427, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hepa Water Purification Influence on Decreasing Germs Number in Isolation Treatment Room Kediri Regency Hospital", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 794, "width": 102, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16551", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 111, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Bivariate Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 310, "width": 415, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this study, paired sample T test analysis could not be used because the research data were not normally distributed, so the data were tested using the Wilcoxon test.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 358, "width": 122, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 Test Statistik Wilcoxon", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 390, "width": 284, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Test Statistics b Aftrer HEPA – Before HEPA Z -2.023 a Asymp. Sig. (2-tailed) .043", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 468, "width": 132, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Based on positive ranks.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 487, "width": 155, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Wilcoxon Signed Ranks Test", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 520, "width": 415, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From Table 5 it is known that: The results of statistical tests (Wilcoxon) obtained a significant value of 0.043 (p value < 0.05), then H0 is rejected, meaning that there is a difference in the number of airborne germs in the Isolation treatment room of the Kediri District Hospital between before the use of HEPA Air Purification and after the use of water. HEPA Purification. So the use of HEPA Air Purification has an influence on the number of airborne germs in the Isolation treatment room of the Kediri District Hospital.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 57, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 428, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the bivariate analysis, it proved that there was a difference in the number of airborne germs in the Isolation treatment room of the Kediri District Hospital between before the use of HEPA Air Purification and after the use of HEPA Air Purification. The results of the univariate analysis revealed that all the rooms studied had a decrease in the number of airborne germs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "These findings are in line with Hamilton Thorne (2020), stating that the Air purifying system is proven to be able to help and optimize the cleanliness of the air and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16552", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the environment from harmful pathogens such as fungi, bacteria, and viruses. According to David A. Christopherson (2020), explained that the use of air purification (HEPA Filter) is believed to have an important role in maintaining indoor air quality by reducing small air particles such as smoke and dust. Air purification has several filtration systems in it, one of which is the High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter which is effectively 99.97% capable of filtering very fine particles up to 0.3 m. HEPA air purification is very important in preventing the spread of bacterial and viral organisms in the air.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 186, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cleaning actions (sweeping and mopping) the isolation treatment room of the Kediri Regency General Hospital, which was carried out 2 (two) times a day, in the morning and afternoon. While the cleaning of walls, ceilings and furniture is carried out once a week or after the room is not occupied by the patient (the patient goes home), then after the room is not occupied by the patient (the patient goes home), the room air is disinfected using drymist equipment with 5% H2O2 material. . The cleaning action factor described above also causes the air quality in the isolation treatment room of the Kediri Regency General Hospital to be good, in the sense of meeting the microbiological parameter quality standards for hospital air in accordance with the Decree of the Minister of Health no. 1204 of 2004 concerning Hospital Environmental Health Requirements where the entire value of germ numbers before or after the use of HEPA Air Purification is still far below the maximum value limit of 200-400 CFU/M3.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 62, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the study, it can be concluded that before the use of HEPA, the highest germ number was 35 CFU/m3 and the lowest was 27 CFU/m3 with an average of 30.80 CFU/m3. And after the use of HEPA, the highest germ number was 31 CFU/m3 and the lowest was 10 CFU/m3 with an average of 18.80 CFU/m3. The results of the Bivariate Analysis proved that there was a difference in the number of airborne germs in the Isolation treatment room of the Kediri District Hospital between before the use of HEPA Air Purification and after the use of HEPA Air Purification. The results of the univariate analysis revealed that all the rooms studied had a decrease in the number of airborne germs. The use of air purification (HEPA Filter) is believed to have an important role in maintaining indoor air quality by reducing small air particles such as smoke and dust. Air purification has several filtration systems in it, one of which is the High Efficiency Particulate Air (HEPA) Filter which is effectively 99.97% capable of filtering very fine particles up to 0.3 m. HEPA air purification is very important in preventing the spread of bacterial and viral organisms in the air.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 740, "width": 41, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 740, "width": 424, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah (2022) Hepa Water Purification Influence on Decreasing Germs Number in Isolation Treatment Room Kediri Regency Hospital, (7) 11 , http://dx.doi.org/10.36418/syntax- literate.v7i11.11698 E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 88, "width": 81, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 449, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agusniar Furkani Listyawati, (2016). Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma Vol. 5, No. 2, September. Pola Pertumbuhan Pseudomonas sp. dengan Menggunakan Variasi konsentrasi D-glukosa dalam Media Pertumbuhan terhadap Waktu Inkubasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 431, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andriani, Yulianti, Posmaningsih, (2014). Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4 no 1, Studi Tentang Keadaan Sanitasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Catur Puspawati, Kuat Prabowo, Pujiono, (2020). Kesehatan Lingkungan Teori dan Aplikasi Kedokteran. EGC. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dae Hoon Park, Yun Haeng Joe, Amin Piri, Sanggwon An, &Jungho Hwang. (2020). Determination of Air Filter Anti-Viral Efficiency against an Airborne Infectious Virus. US National Library of Medicine - Published online.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 428, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmadi, (2008). Infeksi Nosokomial Problematika dan Pengendaliannya. Salemba Medika. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 368, "width": 428, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David A. Christopherson, William C. Yao, Mingming Lu, R. Vijayakumar, & Ahmad R. Sedaghat (2020). High-Efficiency Particulate Air Filters in the Era of COVID-19 : Function and Efficacy. American Academy of Otolaryngology–Head and Neck", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 409, "width": 408, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surgery Foundation 2020 Reprints and permission:sagepub.com/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/0194599820941838. http://otojournal.org.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitria Fatma, Rizki Ramadhani, (2020). Jurnal Human Care. Volume 5; No.3. Perbedaan jumlah angka kuman udara berdasarkan hari dalam ruangan di Puskesmas Guguk Panjang. Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Universitas Fort De Kock", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 428, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamilton Thorne, Inc. (2020). Air Purification HEPA Hospital Grade (NATIF). All rights reserved. Beverly, MA 01915 USA.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 428, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Himanshu Mittal, Simon R. Parks, Thomas Pottage, James T. Walker*, and Allan M. Bennett. (2011). Survival of Microorganisms on HEPA Filters Applied Biosafety Vol. 16, No. 3, Health Protection Agency, Porton Down, Salisbury, Wiltshire, United Kingdom. https://www.hamiltonthorne.com/index.php/portable-zandair-100p-pathology.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal). Volume 4, Nomor 4, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346). faktor-faktor yang berhubungan dengan angka kuman udara di rawat inap kelas tiga RSUD Dr. Moewardi Surakarta http://ejournal-", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 685, "width": 143, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s1.undip.ac.id/index.php/jkm", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 107, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 30, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16554", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI (2012). Pedoman Teknis Fasilitas Rumah Sakit Kelas B.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 102, "width": 40, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI (2012). Pedoman Teknis Prasarana Sistem Tata Udara pada Bangunan Rumah Sakit Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 363, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI (2012). Pedoman Teknis Ruang Isolasi. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI (2020). Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Ruang Isolasi Penyakit Infeksi Emerging (PIE). Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Kesehatan RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah sakit. Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koes Irianto, (2014). Bakteriologi, Mikrobiologi dan Virologi. Panduan Medis dan Klinis. Alfabeta. Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liena Sofiana, Dwi Wahyuni (2016). pengaruh antara sterilisasi ozon terhadap penurunan angka kuman udara di ruang rawat inap di RSU PKU Muhammadiyah Bantul. Jurnal KESMAS Vol. 9, No. 1, Maret 2015 : 19 – 24. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N. Wahyuningsih dan E. Zulaika, (2018). Jurnal Sains dan Seni ITS Vol. 7, No. 2 , 2337- 3520, Perbandingan Pertumbuhan Bakteri Selulolitik Pada Media Nutrient Broth dan Carboxy Methyl Cellulose.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neti Yuliana, (2008). Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 13, No. 2, September. Kinetika Pertumbuhan Bakteri Asam Laktat Isolat T5 yang Berasal Dari Tempoyak.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nunu Wati Raharusun, (2014). Analisis Pertumbuhan Bakteri E. Coli Pada Berbagai Lama Penyimpanan Agar-Agar Dingin, Pendidikan Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Ambon, Skipsi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 431, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Queeniza Ulya Yonata, (2020). Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume 11 Nomor 3. Faktor yang Berhubungan dengan Angka Kuman Udara di Rumah Sakit Soemitro Surabaya. Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rani Prihatmanti, (2016). Majalah Rumahku, No. 118. Hal.48-49 kualitas udara dalam ruangan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robert A. Pollack, (2014). Praktik Laboratorium Mikrobiologi. Alih Bahasa Triashira Laksmhi. Kedokteran EGC. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romie Priyastama, (2017). Buku Sakti Kuasai SPSS Pengolahan Data dan Analisis Data. Start Up. Bantul.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 39, "width": 427, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hepa Water Purification Influence on Decreasing Germs Number in Isolation Treatment Room Kediri Regency Hospital", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 794, "width": 234, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate , Vol. 7, No. 11, November 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 409, "top": 794, "width": 102, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16555", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekidjo Notoatmodjo, (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaifuddin, (2021). Ilmu Biomedik Dasar II Untuk Keperawatan dan Kebidanan. Kedokteran EGC. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Titik C, Hutwan, Julius, (2020). Jurnal Pembangunan Berkelanjutan, Volume 3 Issue 2 Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Universitas Jambi. Analisis Kualitas Mikrobiologi Udara Dalam Kamar Operasi Pada Instalasi Bedah Sentral Rumah Sakit “ X “ Kota Jambi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yu Huang, Steven Sai Hang Ho, Yanfeng Lu, Ruiyuan Niu, Lifeng Xu, Junji Cao, & Shuncheng Lee (2016). Removal of Indoor Volatile Organic Compounds via Photocatalytic Oxidation: A Short Review and Prospect. Molecules 2016, 21, 56; doi:10.3390/molecules21010056www.mdpi.com/journal/molecules.", "type": "List item" }, { "left": 253, "top": 284, "width": 93, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright holder:", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 299, "width": 146, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Sasmito, Indasah (2022)", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 331, "width": 118, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "First publication right:", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 347, "width": 196, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 379, "width": 151, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
7c6add51-c93c-21fd-cd95-708a00bcd1cf
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/jip/article/download/24060/11028
[ { "left": 270, "top": 75, "width": 69, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "REVIEW ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 32, "width": 217, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Pharmacy. Online ISSN : 2527-6123", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 44, "width": 489, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Volume 8 (2) 2023; p78-82 DOI: 10.18860/jip.v8i2.24060 Umami et al. mec Genes as Marker in Methicillin-Resistant S taphylococcus aureus", "type": "Table" }, { "left": 185, "top": 150, "width": 239, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Zahra Umami * , Asri Indahning Warni, Dewi Wahyuni", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 174, "width": 270, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Faculty of Pharmacy, Airlangga University, Surabaya, East Java, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 193, "width": 129, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "*E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 220, "width": 47, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 245, "width": 527, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) manifests antibiotic resistance, especially for the β-lactams antibiotic group. MRSA bacteria are a common cause of infection in humans. The antibiotic resistance characteristic comes from the mecA, mecB, and mecC genes in the bacterial chromosome. mecA is the most common gene found in MRSA. Therefore, it is essential to know the role of the mecA gene in antibiotic resistance. This paper searched the literature about MRSA bacteria, the mec gene, and their relationship to cause resistance. The results showed that the mec gene found in MRSA bacteria causes antibiotic resistance in penicillin groups. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) manifests antibiotic resistance, especially for the β-lactams antibiotic group. MRSA bacteria are a common cause of infection in humans. The antibiotic resistance characteristic comes from the mecA, mecB, and mecC genes in the bacterial chromosome. mecA is the most common gene found in MRSA. Therefore, it is essential to know the role of the mecA gene in antibiotic resistance. This paper searched literature about MRSA bacteria, the mec gene, and their relationship to cause resistance. The results showed that the mec gene found in MRSA bacteria causes antibiotic resistance in penicillin groups.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 389, "width": 527, "height": 69, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Keywords: β-lactam antibiotic, Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus , mec gene Submitted: November 02 nd 2023 | 1 st Revision: 5 th December 2023 | Accepted: December 08 th 2023 | Published: December 31 st 2023 exogenous mec gene that codifies for PBPs with low affinity for β-lactams ( mecA, mecB , and mecC ) [3].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 457, "width": 257, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Some of the key mechanisms contributing to MRSA's antimicrobial resistance such as beta-lactamase production where MRSA primarily develops high-level resistance to beta- lactam antibiotics due to the production of beta-lactamase, an enzyme that breaks down the beta-lactam ring in antibiotics [4]. mecA gene mutations in MRSA strains, resistance to ceftobiprole and ceftaroline is caused by mutations in the mecA gene, which is closely related to the mechanism of methicillin resistance. PBP2A expression which is strains possessing PBP2A show resistance to all therapeutic beta-lactam antibiotics except ceftobiprole and ceftaroline, and they are referred to as MRSA. The mechanism of methicillin resistance is closely related to PBP proteins involved in peptidoglycan synthesis [5].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 613, "width": 256, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "There is another mechanism such as plasmid-mediated drug resistance, decreased outmembrane permeability, active efflux system, and cellular enzymes. The mechanism of MRSA resistance is mainly due to plasmids or drug-resistant gene transmission mediated by plasmids, which can expand the resistance capabilities of MRSA. Decreased outmembrane permeability caused by the loss of specific outer membrane proteins (OMPs) can lead to drug resistance in S. aureus . Active efflux systems play a role in MRSA resistance, as they can pump out antibiotics from the cell, reducing their effectiveness. Cellular enzymes can also contribute to drug resistance in S. aureus, as they can modify the antibiotic or its target site, making the antibiotic less effective [6].", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 769, "width": 230, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "The mecA gene is a gene that mediates MRSA strains [7].", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 433, "width": 57, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 455, "width": 255, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Antimicrobial resistance (AMR) threatens the effective prevention and treatment strategies of an increasing range of bacterial infections. In 21st century we are facing the real possibility that minor injuries and common infections can lead to death. A detailed understanding of the evolutionary processes occurring in nature that lead to resistance development is thus essential for anticipating its emergence and to restrain its spread.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 551, "width": 256, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "One of the best models of resistance development is the emergence of methicillin resistance in staphylococci not only due the fact that it is extremely well documented, but mainly because it gave rise to methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pandemics – presently a major public health concern [1]. Due to their high efficacy and low toxicity, β-lactams are the most widely used class of antibiotics. They inhibit bacterial cell wall biosynthesis through irreversible binding to the transpeptidase domain of penicillin binding proteins (PBPs) [2].", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 671, "width": 256, "height": 109, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Staphylococcus aureus is a common colonizing agent that causes subclinical to severe infections. It is able to acquire different antimicrobial resistance mechanisms, and MRSA is a relevant human and animal pathogen. MRSA is a significant antimicrobial-resistant bacteria due to its resistance to beta- lactam antibiotics, such as methicillin. The development of antimicrobial resistance in MRSA is crucial for understanding the mechanisms behind antibiotic resistance and the evolution of drug-resistant strains. All MRSA contain a copy of an", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 792, "width": 380, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "©2023 Journal of Islamic Pharmacy http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/index/index .", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 794, "width": 462, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ). 78", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 119, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.18860/jip.v8i2.24060", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 29, "width": 52, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Umami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 797, "width": 10, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 423, "top": 802, "width": 144, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "©2023 Journal of Islamic Pharmacy", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 53, "width": 254, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Other mec genes have been identified that are associated with β-lactam resistance, namely mecB in Macrococcus caseolyticus and mecC in S. aureus . The mecB are the most distant from S. aureus mecA , having, respectively, a nucleotide identity with mecA that is equal or lower than 62%, whereas mecC has 69% nucleotide sequence identity [2,3]. In this review we will focus on genes of methicillin resistance mediated by mecA, mecB, and mecC .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 157, "width": 235, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 170, "width": 256, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Antimicrobials are medicines used to prevent and treat infectious diseases in humans. AMR occurs when bacteria, viruses, fungi and parasites no longer respond to antimicrobial medicines. As a result of drug resistance, antibiotics and other antimicrobial medicines become ineffective and infections become difficult or impossible to treat, increasing the risk of disease spread, severe illness, disability and death [8].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 254, "width": 255, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "MRSA is the second most common cause of antibiotic- resistant bacterial infections in the European Union (EU) and European Economic Area (EEA) [9]. MRSA is associated with acquisition of a large transmissible element known as staphylococcal cassette chromosome mec (SCC mec ), an event that occurred in Staphylococcus aureus prior to the isolation of the first MRSA strain in 1961 [10].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 338, "width": 259, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "There are three distinct genotypes of MRSA were present in the 1980s, and two of them are still prevalent in the world as multidrug-resistant healthcare-associated MRSA (HA-MRSA) and MRSA with non-multidrug-resistance community- associated or acquired MRSA (CA-MRSA) [11]. For MRSA, the prevalence of resistance was <5% in 4 out of 20 (20%) antibiotic resistance surveillance systems in the Netherlands (ISIS-AR), United Kingdom (BSAC), Finland (FIRE) and Sweden (SVEBAR); 5-15% in 6 out of 20 (30%) antibiotic resistance surveillance systems in Switzerland (ANRESIS), Australia (AURA), EARS-NET, Bulgaria (BulSTAR), Croatia (ISKRA), Germany (ARMIN), and Japan (JANIS); >15% in 8 out of 20 (40%) antibiotic resistance surveillance systems in South Korea (KOR-GLASS), Argentina (WHONET- Argentina), Germany (SARI), Greece (WHONET-GREECE), France (ONERBA), CAESAR, Thailand (NARST), and Philippines (ARSP) [12].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 542, "width": 261, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Many of MRSA originate from a limited number of historically dominant clonal lineages. To analyse MRSA transmission and to decrease the incidence of new infections, international epidemiological research is crucial, and this research depends on MRSA surveillance programmes [13]. MRSA surveillance programmes exist worldwide, but only a few are multinational [12]. One European multinational programme is the European Antimicrobial Resistance Surveillance Network (EARS-Net) [14].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 650, "width": 259, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "EARS-Net is co-ordinated by the European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) and depends on national surveillance systems [13]. Data from the European Antimicrobial Resistance Surveillance Network (EARS-Net) are relevant when monitoring trends in the European Union (EU) and European Economic Area (EEA), but do not give the full epidemiological picture, in particular for monitoring the effect of the European action plan [9]. There are several challenges when estimating the burden of disease associated with infections due to antibiotic-resistant bacteria. For example, sampling and microbiological procedures for testing", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 53, "width": 262, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "of the isolates, data collection processes, and the structures of surveillance systems might vary between and within countries [9]. Non European multinational MRSA surveillance programmes mostly depend on national networks using different methodologies. Examples are the Asian Network for Surveillance of Resistant Pathogens (ANSORP), the Latin American Network for Antimicrobial Resistance Surveillance (ReLAVRA), the SENTRY Antimicrobial Surveillance Program and the Tigecycline Evaluation and Surveillance Trial (T.E.S.T), now embedded in the Antimicrobial Testing Leadership and Surveillance (ATLAS) database [15].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 205, "width": 98, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "The Etiology of MRSA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 218, "width": 257, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "MRSA is mostly mediated by the expression of an additional penicillin-binding-protein 2a (PBP2a) with low affinity for beta lactam antibiotics, except ceftobiprole and ceftaroline), encoded by the mecA gene or less frequently by the mecC gene [16]. MecA gene was linked to the nucleotide sequen promotor and truncated homolog of the regulator gene blaR1 of beta lactamase ( bla )-gene complex. Since mecA was found in the structure blaR1 -( p )- mecA , they proposed the idea that mec -gene complex was produced by recombination event between mecA gene and bla -gene complex, by homologous recombination [11].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 350, "width": 257, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "There were methicillin-resistant strains with and without the mecR locus, the mecR locus tend to be slow in the induced production of mecA by exposure to methicillin [11]. The mecA gene transcription is also repressed by bla -gene complex on a plasmid harbored by N315, but the bla regulators allowed much quicker induction of mecA on exposure to methicillin. There were also some strains with intact mecI gene but having a mutation in the operator region of mecA gene to which mecI repressor protein is supposed to bind. Staphylococcal Cassette Chromosome mec (SCC mec ) elements were much larger and studded with apparently useless pseudogenes or truncated copies of transposons and insertion sequences [11].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 501, "width": 133, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "SCCmec as a Vehicle of MRSA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 514, "width": 256, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "There are two important clusters of genes were identified such as mec -gene complex (encoding methicillin resistance) and cassette chromosome recombinase ( ccr ) gene complex (encoding one or two site specific recombinases for the movement of the element [11].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 574, "width": 255, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "The SCC mec type is defined by the combination of the type of ccr gene complex and the class of mec gene complex. Types I-III are older SCC mec types that are harbored by HA- MRSA, meanwhile types IV and V were recognized as new versions of SCC mec that were almost diagnostically harbored by CA-MRSA [11]. Types I-III relatively big in size and carry multiple antibiotic resistance determinants. Types IV and V they are short, and typically carrying no antibiotic resistance genes other than mec gene complex. The differences structure in SSC mec show in Figure 1 [11].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 701, "width": 257, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "mecA Gene MRSA strains are known to contain the major antibiotic resistance gene mecA . mecA is one of the key factors in MRSA resistance to antibiotics. This gene is responsible for synthesizing a cell wall-forming transpeptidase, penicillin binding protein (PBP), which is carried on the Staphylococcal Cassette Chromosome mec (SCC mec ) and induces resistance to", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 802, "width": 144, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "©2023 Journal of Islamic Pharmacy", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 29, "width": 216, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Pharmacy. Online ISSN : 2527-6123", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 29, "width": 52, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Umami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 557, "top": 802, "width": 10, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 417, "width": 257, "height": 362, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Figure 1. (A) Basic structure of SCC mec , (B) Various types of SCC mec methicillin and other β-lactam antibiotics [17]. Class B PBP as knows as PBP2A which contains two domains, the C terminal which is known to have a transpeptidation function, and a N-terminal domain to which no function has been attributed, the socalled non-binding [18]. In S. lentus and S. stepanovicii so far no mecA homolog has been described [15]. The only mecA homologue that confers resistance to β-lactams is the mecA in S. fleuretti . In other hand, mecA 1 was founded in S. sciuri and mecA 2 homologue in S. vitulinus [18]. S. sciuri carries the most ancestral form of mecA ( mecA 1) which has 85% homology in nucleotide sequence with S . aureus mecA meanwhile S. vitulinus harbors an intermediary form ( mecA 2) with 94% homology. All of S. fleurettii , one of the oldest staphylococcal species. and some S. vitulinus have a mecA form that is almost identical to that of S. aureus mecA ( mecA f, mecA v; 99% homology) [17]. As shown in Figure 2 , the chromosomal locus containing the complete mecA -gene complex as well as the surrounding J regions bracketed by two mobile genetic elements Tn554 and IS431 of type-II SCC mec was found in S. fleurettii strain SFMP07 [19]. Subsequent whole genome sequencing of the strain revealed that the region was about 240-Kb apart from the orfX , and there were multiple SCCs in the vicinity of orfX but no copy of it found around the mecA gene complex [15]. This indicated that mecA was an intrinsic component of the chromosome of S. fleurettii . It must have been an important PBP for the ancestral staphylococci to survive the environment soaked with ß-lactam antibiotics produced by fungi and actinobacteria.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 53, "width": 255, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "The mecA gene must have been transmitted vertically during the initial steps of staphylococcal speciation. However, after a while, it became decayed (with mutations) or deleted out from the chromosomes of the descendants as exemplified by the emergence of methicillin-susceptible S. aureus (MSSA) as a human colonizer. It is curious why mecA gene was lost from the staphylococcal chromosome during speciation. The divergence time of S. sciuri group from the major staphylococcal clade including S. aureus is calculated to be 200- 300 million years ago, which corresponds to the geological age of the emergence of mam‐malian animals [19].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 185, "width": 261, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Since then, staphylococcal species evolved with mammalians as the colonizers of diverse mammalian animals [19]. Our hypothesis is that the descendants of staphylococci became methicillin-susceptible, because they became protected from the threat of ß-lactam-producing fungi or actinobacteria by the immune system of mammalian hosts.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 369, "width": 258, "height": 304, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Novel mecA gene homologs with mec B and mecC The mecA gene is inducible and encodes the high- molecular-weight, 78-kD PBPa polypeptide. It occurs in both MRSA and methicillin resistant coagulase-negative staphylococci , and is highly conserved. Analysis of the nucleotide sequence of mecA and its operator region revealed that sequences contained within the 5' end were similar to sequences within the β-lactamase gene, blaZ, of S. aureus [20]. Several studies have demonstrated that acquisition of mecA confers to staphylococci a competitive advantage in the hospital, community and veterinary environments. Introduction of the mecA determinant into the S. aureus genome on multiple occasions, has led to the emergence and worldwide dissemination of several methicillin-resistant S. aureus (MRSA) clones [17]. Penicillin and other β-lactams used in many countries in food production animals not only to enhance animal growth, but also to treat infections and as a prophylactic. Penicillin resistance emerged due to the acquisition of β-lactamases that were able to hydrolyse and inactivate penicillin. Further developments to overcome resistance to penicillin included the synthesis of penicillinase-resistant penicillins, such as methicillin in 1960. An additional mechanism driving β-lactam resistance involved alterations in the promoter of mecA homologues: either deletions around the RBS site or alterations in -10 and -35 regions [17].", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 672, "width": 258, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "New antibiotics have been developed to overcome antibiotic-resistant. Unfortunately, resistance to these new antibiotics has already been reported. Six approved medications, including cefoperazone, mezlocillin, cefpiramide, ceftolozane, piperacillin, and ertapenem, exhibited a high binding affinity against the MecA protein [17]. mecA has a low affinity than for β-lactam antibiotics than the native PBPs that are the targets of this class of antibiotics others so its many studies have carried out mecA detection", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 119, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.18860/jip.v8i2.24060", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 35, "width": 52, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Umami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 423, "top": 802, "width": 144, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "©2023 Journal of Islamic Pharmacy", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 801, "width": 10, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 53, "width": 255, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "from several isolates. The mecA gene was found in family of Staphylococcus , such as S. fleurettii , S. epidermidis , S. haemolyticus and S. xylosus [13]. The intact bla -gene complex has the structure blaI-blaR1- (p)-blaZ , where p stands for the di‐ vergent promoters for blaZ and blaR1 . Since mecA was found in the structure Δ blaR1 - (p)-mecA , they proposed the idea that mec -gene complex was produced by recombination event between mecA gene and bla - gene complex, by homologous recombination [13].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 169, "width": 52, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "mecB Gene", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 182, "width": 256, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Besides mecA , other mec genes have been identified that are associated with β-lactam resistance, namely mecB and mecD in Macrococcus caseolyticus [22]. The mecB and mecD are the most distant from S. aureus mecA , having, respectively, a nucleotide identity with mecA that is equal or lower than 62%, whereas mecC has 69% nucleotide sequence identity. Both mecB and mecC were carried within mobile genetic elements structurally similar to SCC mec that were inserted in the orfX region [23].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 290, "width": 255, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "The mecB was recently found within a plasmid in a single S. aureus human carriage strain belonging to ST7 [24]. The exact evolutionary link between mecA, mecB, mecC and mecD forms is still undetermined. Among all mec genes, mecA is apparently, the most successful in Staphylococcus . The mecB was recently found within a plasmid in a single S. aureus human carriage strain belonging to ST7 [24].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 381, "width": 257, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "mecC Gene mecC MRSA has been reported in a wide range of other host species, including livestock, wildlife and companion animals in many European countries. As in human isolates, those isolated from animals are associated more with the clonal complex 130 (CC130) and with ST425 to a lesser degree [25].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 454, "width": 256, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Several studies have shown that mecC -positive MRSA is relatively common in dairy cattle, suggesting that cattle provide an infection reservoir and farmers in contact with dairy cattle may be at risk of acquiring these isolates (26). mecC MRSA is currently rare in humans, but there are interesting geographical differences in terms of prevalence; in particular, the latest increase in prevalence in Denmark underlines the need to monitor mecC MRSA [27].", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 557, "width": 50, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 579, "width": 256, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Staphylococcus aureus is a common colonizing agent that causes subclinical to severe infections. It is able to acquire different antimicrobial resistance mechanisms, and MRSA is a relevant human and animal pathogen. The increasing prevalence of MRSA infections in the hospitals, other care centers and lately in the community has become a worldwide phenomenon. The wide spread dissemination of multiple - drug resistant strains and antibiotic clones of the bacterium facilitated by inherent or acquired molecular/genetic element is worrying as it complicates diagnosis. This antibiotic resistance occurs in the β-lactam antibiotic group, where resistance occurs due to the presence of the PBP2A protein. All MRSA contain a copy of an exogenous mec gene that codifies for PBP2A with low affinity for β-lactams ( mecA , mecB , and mecC ). mecA is the most common gene responsible for methicillin resistance in MRSA, carried on the staphylococcal cassette chromosome (SCC mec ). On the other hand, mecB and mecC are alternative", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 83, "width": 50, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 105, "width": 258, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[1] Otto M. Community-associated MRSA: What makes them special? Vol. 303, International Journal of Medical Microbiology. 2013. p. 324–30.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 141, "width": 257, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[2] Harrison EM, Paterson GK, Holden MTG, Larsen J, Stegger M, Larsen AR, et al. Whole genome sequencing identifies zoonotic transmission of MRSA isolates with the novel mecA homologue mecC. EMBO Mol Med. 2013 Apr;5(4):509–15.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 201, "width": 259, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[3] Schwendener S, Perreten V. The integrase of the Macrococcus caseolyticus resistance island mecD (McRI mecD ) inserts DNA site‐specifically into Staphylococcus and Bacillus chromosomes. Mol Microbiol. 2018 Nov 14;110(3):455–68.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 261, "width": 260, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[4] Ali Alghamdi B, Al-Johani I, Al-Shamrani JM, Musamed Alshamrani H, Al-Otaibi BG, Almazmomi K, et al. Antimicrobial resistance in methicillin-resistant staphylococcus aureus. Vol. 30, Saudi Journal of Biological Sciences. Elsevier B.V.; 2023.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 321, "width": 254, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[5] Guo Y, Song G, Sun M, Wang J, Wang Y. Prevalence and Therapies of Antibiotic-Resistance in Staphylococcus aureus . Vol. 10, Frontiers in Cellular and Infection Microbiology. Frontiers Media S.A.; 2020.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 369, "width": 255, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[6] Mlynarczyk-Bonikowska B, Kowalewski C, Krolak- Ulinska A, Marusza W. Molecular Mechanisms of Drug Resistance in Staphylococcus aureus . Vol. 23, International Journal of Molecular Sciences. MDPI; 2022.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 417, "width": 258, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[7] Fishovitz J, Hermoso JA, Chang M, Mobashery S. Penicillin‐binding protein 2a of methicillin‐resistant Staphylococcus aureus . IUBMB Life. 2014 Aug 14;66(8):572–7.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 465, "width": 257, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[8] Mediavilla JR, Chen L, Mathema B, Kreiswirth BN. Global epidemiology of community-associated methicillin resistant Staphylococcus aureus (CA-MRSA). Curr Opin Microbiol. 2012 Oct;15(5):588–95.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 513, "width": 260, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[9] Gasser M, Zingg W, Cassini A, Kronenberg A. Attributable deaths and disability-adjusted life-years caused by infections with antibiotic-resistant bacteria in Switzerland. Lancet Infect Dis. 2019;19(1):17–8.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 561, "width": 254, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[10] Mediavilla JR, Chen L, Mathema B, Kreiswirth BN. Global epidemiology of community-associated methicillin resistant Staphylococcus aureus (CA-MRSA). Curr Opin Microbiol. 2012;15(5):588–95.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 609, "width": 257, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[11] Hiramatsu K, Ito T, Tsubakishita S, Sasaki T, Takeuchi F, Morimoto Y, et al. Genomic basis for methicillin resistance in Staphylococcus aureus . Infect Chemother. 2013;45(2):117–36.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 657, "width": 256, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[12] Diallo OO, Baron SA, Abat C, Colson P, Chaudet H, Rolain JM. Antibiotic resistance surveillance systems: A review. J Glob Antimicrob Resist. 2020;23:430–8.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 693, "width": 256, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[13] Baede VO, David MZ, Andrasevic AT, Blanc DS, Borg M, Brennan G, et al. MRSA surveillance programmes worldwide: moving towards a harmonised international approach. Int J Antimicrob Agents. 2022;59(3).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 741, "width": 257, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[14] European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC). Summary of the latest data on antibiotic resistance in the European Union. Euro-Cdc. 2012;(November):1–4.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 53, "width": 256, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "genes associated with methicillin resistance. mecB is rarely found, while mecC is distinct from mecA .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 216, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Pharmacy. Online ISSN : 2527-6123", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 35, "width": 52, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Umami et al.", "type": "Page header" }, { "left": 557, "top": 802, "width": 10, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 801, "width": 144, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "©2023 Journal of Islamic Pharmacy", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 53, "width": 257, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[15] United Nations Environment Programme. Bracing for", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 65, "width": 168, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "Superbugs. Bracing for Superbugs. 2023.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 77, "width": 253, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[16] Pardo L, Giudice G, Mota MI, Gutiérrez C, Varela A, Algorta G, et al. Phenotypic and genotypic characterization of oxacillin-susceptible and mecA positive Staphylococcus aureus strains isolated in Uruguay. Rev Argent Microbiol. 2022;54(4):293–8.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 137, "width": 257, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[17] Otarigho B, Falade MO. Computational Screening of Approved Drugs for Inhibition of the Antibiotic Resistance Gene mecA in Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) Strains. BioTech. 2023 Jun 1;12(2).", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 185, "width": 253, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[18] Miragaia M. Factors contributing to the evolution of Meca- mediated β-lactam resistance in staphylococci : Update and new insights from whole genome sequencing (WGS). Vol.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 221, "width": 233, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "9, Frontiers in Microbiology. Frontiers Media S.A.; 2018.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 233, "width": 257, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[19] Hiramatsu K, Ito T, Tsubakishita S, Sasaki T, Takeuchi F, Morimoto Y, et al. Genomic basis for methicillin resistance in Staphylococcus aureus . Vol. 45, Infection and Chemotherapy. 2013. p. 117–36.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 281, "width": 256, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[20] Rahimi F, Bouzari M, Maleki Z, Rahimi F. Antibiotic susceptibility pattern among Staphylococcus spp. with emphasis on detection of mecA gene in methicillin resistant Staphylococcus aureus isolates [Internet]. Vol. 4, Iranian Journal of Clinical Infectious Diseases. 2009. Available from: www.ncbi.nlm.nih.gov", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 353, "width": 256, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[21] Rolo J, Worning P, Boye Nielsen J, Sobral R, Bowden R, Bouchami O, et al. Evidence for the evolutionary", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 53, "width": 235, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "steps leading to mecA-mediated β-lactam resistance in staphylococci . PLoS Genet. 2017 Apr 1;13(4).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 77, "width": 254, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[22]Schwendener S, Perreten V. The integrase of the Macrococcus caseolyticus resistance island mecD (McRImecD) inserts DNA site-specifically into Staphylococcus and Bacillus chromosomes . Mol Microbiol. 2018;110(3):455–68.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 125, "width": 257, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[23] Miragaia M. Factors contributing to the evolution of Meca- mediated β-lactam resistance in staphylococci : Update and new insights from whole genome sequencing (WGS). Front Microbiol. 2018;9(NOV):1–16.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 173, "width": 259, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[24] Becker K, Alen S Van, Idelevich EA, Schleimer N, Seggewiß J, Mellmann A, et al. Plasmid-Encoded Transferable mecB - Mediated Methicillin Resistance in Staphylococcus aureus . 2018;24(2).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 221, "width": 259, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[25] Paterson GK, Harrison EM, Holmes MA. The emergence of mecC methicillin-resistant Staphylococcus aureus. Trends Microbiol. 2014;22(1):42–7.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 255, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[26] Cikman A, Aydin M, Gulhan B, Karakecili F, Kurtoglu MG, Yuksekkaya S, et al. Absence of the mecC gene in methicillin-resistant Staphylococcus aureus isolated from various clinical samples: The first multi-centered study in Turkey. J Infect Public Health. 2019;12(4):528–33.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 317, "width": 260, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 841, "text": "[27] Ariza-Miguel J, Hernández M, Fernández-Natal I, Rodríguez-Lázaro D. Methicillin-resistant Staphylococcus aureus harboring mecC in livestock in Spain. J Clin Microbiol. 2014;52(11):4067–9.", "type": "Text" } ]
e80d5af8-e5a5-05c8-bb87-ba45cd2f1a56
https://ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/KURS/article/download/221/192
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 52, "width": 75, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 456, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana (Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung)", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 73, "width": 402, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE INFLUENCE OF LABOR DISCIPLINE, WORK SUPERVISION AND PERFORMANCE APPRAISAL ON EMPLOYEE PERFORMANCE AT PT.WAJA PERDANA", "type": "Section header" }, { "left": 198, "top": 108, "width": 200, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 119, "width": 297, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Indonesia Jl. Jend. Ahmad Yani No. 78-88 Telp. (0761) 24418 Pekanbaru 28127 Email: [email protected] dan [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 167, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 459, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the influence of labor discipline, work supervision and assessment of performance against the performance of employees at PT. Waja Perdana Pekabaru. This analysis is based on 30 respondents, this study taken with nonprobability sampling method in the form of simple random sampling and collected through questionnaires.The results showed that the performance of employees on work discipline, work supervision, and performance assessment are processed and tested using validity and reliability, and classical assumption that there are significant yield on employee performance. The study recommends and suggests to the company in order to maintain and enhance further work discipline, supervision and performance assessment work within the company so that good employee performance can be maintained.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 287, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Labor discipline, work supervision, performance appraisal", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 305, "width": 432, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH FAKTOR DISIPLIN KERJA, PENGAWASAN KERJA DAN PENILAIAN KINERJA TERHADAPKINERJA KARYAWAN PADA PT. WAJA PERDANA", "type": "Section header" }, { "left": 274, "top": 339, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 456, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana Pekanbaru. Analisis ini didasarkan pada 30 responden, penelitian ini diambil dengan metode nonprobability sampling dalam bentuk simple random sampling dan dikumpulkan melalui angket.Hasil penelitian menunjukan bahwa kinerja karyawan atas disiplin kerja, pengawasan kerja, dan penilaian kinerja yang diproses dan dites menggunakan uji validitas dan reliabilitas, dan uji asumsi klasik yang menghasilkan terdapat pengaruh terhadap kinerja karyawan.Penelitian ini merekomendasikan dan menyarankan bagi perusahaan agar bisa mempertahankan dan meningkatkan lagi disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja didalam perusahaan sehingga kinerja karyawan yang baik dapat dipertahankan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 266, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Disiplin kerja, pengawasan kerja, penilaian kinerja", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "228", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 57, "width": 42, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS", "type": "Page header" }, { "left": 267, "top": 64, "width": 75, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 147, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS Vol. 2 No. 2, Desember 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber daya manusia merupakan aset perusahaan dimana sumber daya manusia sangat diperlukan dalam pengelolaan perusahaan. Bagian pengelolaan keuangan diperlukan adanya sumber daya manusia, bagian produksi diperlukan adanya sumber daya manusia, bagian HRD ( Human Resource Departement) juga diperlukan adanya sumber daya manusia, setiap bagian yang terdapat didalam sebuah perusahaan diperlukan adanya sumber daya manusia sehingga sumber daya manusia merupakan aset perusahaan yang mahal yang perlu dirawat karena tanpa sumber daya manusia kegiatan inti perusahaan akan terhenti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 456, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Masalah yang terjadi pada karyawan di PT. Waja Perdana adalah Pekerjaan yang diberikan kepada karyawan tidak bisa diselesaikan sebagaimana hasil yang diharapkan, beberapa alasan menjadi penyebabnya seperti karyawan yang malas untuk bertanya atau takut untuk bertanya saat tidak memahami apa yang dikerjakannya, kurangnya pengetahuan karyawan akan pekerjaannya dan banyaknya pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan sehingga karyawan tersebut kewalahan untuk menyelesaikan pekerjaannya dan hasil kerja yang diharapkan tidak memuaskan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 458, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketepatan waktu dalam menyelesaikan pekerjaan sangat penting dalam meningkatkan kinerja karyawan. Saat diberikan pekerjaan, karyawan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan pada waktu yang ditentukan dimana pekerjaan yang diberikan kepadanya seharusnya diselesaikan dalam waktu 1 minggu atau 1 bulan tetapi butuh beberapa mingguatau 1 bulan lewat beberapa hari bagi karyawan tersebut menyelesaikannya. Hal tersebut sering terjadi seperti yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 300, "width": 211, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rentang Waktu Penyelesaian Pekerjaan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 80, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data diolah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 456, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang menjadi penyebabnya adalah kurang disiplinnya karyawan dalam bekerja , seperti menonton ataupun berkumpul dan mengobrol dengan rekan kerja disaat jam kerja, jam istirahat yang diambil terlalu lama, dan tidur disaat jam kerja sehingga pekerjaanya menjadi terbengkalai dan tidak bisa diselesaikan pada waktu yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 456, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja karyawan yang rendah juga disebabkan oleh ketidakdisiplinan karyawan, kurangnya pegawasan oleh atasan yang menyebabkan karyawan bisa bertindak semaunya sendiri selain itu dengan tidak adanya penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan juga memberi dampak terhadap kinerja karyawan dimana karyawan menjadi tidak termotivasi untuk memberikan konstribusi terbaiknya untuk perusahaan.Kurang tegasnya peraturan yang diterapkan diperusahaan menyebabkan rendahnya tingkat kedisplinan karyawan. Dalam hal ini diperlukan adanya pengawasan dari pihak perusahaan dalam menanggani ketidakdisiplinan karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 456, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melihat seberapa baik kinerja seorang karyawan juga diperlukan adanya penilaian kinerja dimana penilaian kinerja tidak hanya bermanfaat bagi karyawan tetapi juga bagi perusahaan. Dalam hal penilaian Kinerja karyawan di perusahaan tidak menerapkan sistem penilaian kinerja yang terbuka dimana karyawan hanya dituntut untuk bekerja sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan, dan atasan menilai kinerja karyawannya dari mengamati hasil kerja dan performa karyawan dalam bekerja. Menurut Mathis dan Jackson (2006:382) : Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Penilaian kinerja juga disebut pemeringkatan karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan kerja, evaluasi kinerja, dan penilaian hasil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 456, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tujuan penelitian ini adalahuntuk : (1) Untuk menganalisis pengaruh Disiplin kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana. (2) Untuk menganalisis pengaruh Pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana. (3) Untuk menganalisis pengaruh PenilaianKinerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 150, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Sumber Daya Manusia", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 456, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Marwansyah (2010:3), manajemen sumber daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber daya manusia di dalam organisasi, yang dilakukan melalui fungsi-fungsi perencanaan sumber daya manusia, rekrutmen dan seleksi, pengembangan sumber daya manusia, perencanaan dan pengembangan karir, pemberian kompensasi dan kesejahteraan, keselamatan dan kesehatan kerja, dan hubungan industrial.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 742, "width": 36, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 414, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Pekerjaan Waktu yang diberikan Waktu penyelesaian 1 Laporan keuangan Januari 1 Bulan 1 bulan 3 hari 2 Laporan keuangan Februari 1 Bulan 1 bulan 1 minggu 3 Laporan Keuangan Maret 1 bulan 1 bulan 5 hari", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "229", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 52, "width": 75, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 456, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana (Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 456, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2009:67) mengemukakan bahwa Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.Dengan demikian kinerja merupakan sebuah proses untuk menetapkan apa yang harus dicapai dan pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai dalam jangka waktu tertentu baik pendek maupun panjang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 63, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disiplin Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 456, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Malayu S.P Hasibuan (2012:193) berpendapat bahwa “Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu organisasi perusahaan. Tanpa dukungan disiplin karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk menwujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengawasan Kerja", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 456, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengawasan adalah suatu usaha sistematis menetapkan standar – standar dengan tujuan perencanaan, merancang bangun sistem umpan balik informasi, membandingkan kinerja sebenarnya dengan standar – standar yang telah ditentukan terlebih dahulu, menentukan apakah ada penyimpanan dan mengukur kemuradanya, serta mengambil tindakan yang diperlukan yang menjamin pemanfaatan penuh sumberdaya yang digunakan secara efisien dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Menurut Siagian (2008 : 125) Pengawasan kerja merupakan proses pengamatan dari seluruh kegiatan organisasi guna lebih menjamin bahwa semua pekerjaan yang sedang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 78, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Kinerja", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 458, "height": 194, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mathis dan Jackson (2006:382) : Penilaian kinerja (performance appraisal) adalah proses mengevaluasi seberapa baik karyawan melakukan pekerjaan mereka jika dibandingkan dengan seperangkat standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut kepada karyawan. Penilaian kinerja juga disebut pemeringkatan karyawan, evaluasi karyawan, tinjauan kerja, evaluasi kinerja, dan penilaian hasil.Penilaian kinerja adalah proses dimana organisasi menilai atau mengevaluasi prestasi kerja karyawan. Aktivasi ini dapat memberikan umpan balik dan koreksi terhadap pengambilan keputusan organisasi tentang pelaksanaan kerja mereka. (Rachmawati, 2008 : 123). Dari sudut pandang kinerja itu sendiri, Sondang Siagian (2008:223-224) menjelaskan bahwa bagi individu penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, keletihan, kekurangan dan potensi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan karirnya. Sedangkan bagi organisasi, hasil penilaian kinerja sangat penting dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan tentang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan program pendidikan dan pelatihan, rekrutmen, seleksi, program pengenalan, penempatan, promosi, sistem balas jasa, serta berbagai aspek lain dalam proses manajemen sumber daya manusia. Menurut Rivai dan Mulyadi (2011 : 324), dalam menilai kinerja seorang pegawai, maka diperlukan berbagai aspek penilaian antara lain pengetahuan tentang pekerjaan, kepemimpinan inisiatif, kualitas pekerjaan, kerjasama, pengambilan keputusan, kreativitas, dapat diandalkan, perencanaan, komunikasi, inteligensi (kecerdasan), pemecahan masalah, pendelegasian, sikap, usaha, motivasi, dan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 556, "width": 93, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 456, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka pemikiran dari penelitian ini berdasarkan dari teori dan penelitian terdahulu, sehingga dapat dibentuk kerangka pemikiran bagi penelitian dengan judul “Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kinerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana ” sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 625, "width": 15, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 H 2 H 3", "type": "Picture" }, { "left": 247, "top": 752, "width": 101, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Olahan data 2016", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 619, "width": 396, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DisiplinKerja ( X1) Pengawasan Kerja (X2) Kinerja Karyawan ( Y)", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 729, "width": 72, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 742, "width": 21, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X3)", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "230", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 57, "width": 42, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS", "type": "Page header" }, { "left": 267, "top": 64, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS Vol. 2 No. 2, Desember 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 228, "top": 77, "width": 141, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 100, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antar Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 111, "width": 236, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 456, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedisiplinan merupakan fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia karena semakin baik disiplin karyawan semakin tinggi pula prestasi kerja yang dapat dicapainya. Sumber daya manusia yang berkinerja baik akan memudahkan organisasi mencapai visi, misi, dan tujuannya. Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang penting diperhatikan oleh organisasi, karena sumber daya manusia dengan kinerja yang baik diperlukan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan kegiatan organisasi. Karyawan yang disiplin dalam bekerja akan memberikan konstribusi yang baik bagi perusahaan sehingga menghasilkan kinerja yang bagus untuk mencapai tujuan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 215, "width": 252, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 456, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengawasan dilakukan terhadap kinerja pegawainya agar atasan tidak kehilangan informasi tentang kinerja bawahannya, bila tidak diadakan pengawasan berarti atasan tidak dapat menilai kinerja bawahannya. Dengan pengawasan kerja yang baik akan mendorong karyawan lebih giat dalam bekerja dan menghasilkan kerja yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 251, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 456, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan penilaian kinerja dapat diketahui seberapa besar peringkat prestasi keberhasilan atau bahkan mungkin kegagalan karyawan. Selain itu juga penilaian kinerja dibutuhkan oleh karyawan dan perusahaan. Dengan adanya penilaian kinerja karyawan akan memberikan motivasi kepada karyawan untuk bekerja semaksimal mungkin, pemberiaan reward, kompensasi dan lain sebagainya untuk mendorong karyawan untuk bekerja lebih maksimal. Bagi karyawan, penilaian kinerja berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kelebihan, kekurangan, dan potensi dengan demikian karyawan bisa termotivasi untuk bekerja lebih giat dan dapat mencapai kinerja yang baik dari karyawannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 415, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja dan Penilaian Kinerja terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 456, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja seorang karyawan berperan penting bagi suatu perusahaan, karena kinerja setiap karyawan merupakan sumbangan bagi tercapainya tujuan perusahaan. Semakin baik kinerja karyawan akan semakin baik pula bagi perusahaan dalam mencapai misi dan visinya, Sedangkan dengan kinerja karyawan yang buruk akan menghambat perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan. Untuk menciptakan kinerja yang baik sangat diperlukan karyawan yang memiliki kedisiplinan yang tinggi dalam bekerja, karyawan yang disiplin selalu mematuhi peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan dan bekerja sesuai dengan yang telah ditetapkan dan menyelesaikan pekerjaan dengan tuntas. Disisi lain untuk menciptakan kinerja yang baik diperlukan pengawasan dari pihak atasan untuk mengawasai setiap pekerjaan karyawan dan memantau karyawan melakukan pekerjaan dengan benar dan tidak melakukan hal lain disaat jam kerja selain itu juga untuk meningkatkan kinerja karyawan diperlukan adanya penilaian kinerja yang dilakukan oleh perusahaan untuk memotivasi karyawan dan juga untuk meningkatkan performa karyawan dalam bekerja sehingga karyawan dapat memberikan konstribusi yang baik untuk perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 546, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 456, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka Pemikiran yang telah ditetapkan, maka hipotesis dapat disimpulkan seperti berikut :H 1 = Disiplin Kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana. H 2 = Pengawasan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana. H 3 = Penilaian Kinerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 615, "width": 80, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 456, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan di PT.WajaPerdana Jl. Ir. H. Juanda no. 103 Pekanbaru Riau. Penelitian ini dimulai pada bulan September sampai Februari tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 39, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 456, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Sugiyono, 2013:90), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dari pengertian tersebut maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.WajaPerdana yang berjumlah sebanyak 30 Karyawan. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan metode total sampling/sensus maka keseluruhan populasi di PT. Waja Perdana dijadikan sebagai responden penelitian yaitu sebanyak 30 Karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 753, "width": 34, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "231", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 52, "width": 75, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 456, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana (Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 91). Sedangkan dalam penelitian ini mengingat populasi hanya 30 orang maka digunakan teknik survei yang mana semakin banyak sampel didalam penelitian ini akan semakin bagus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 75, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 119, "width": 456, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel bebas ( independent variable ) terdiri dari variabel : Disiplin Kerja ( X1), Pengawasan kerja ( X2), Penilaian Kinerja ( X3), Sedangkan untuk variable terikat ( Dependent variable) yaitu ( Y) Kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 123, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEKNIK ANALISIS DATA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 165, "width": 79, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Deskrptif", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 177, "width": 456, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis deskriptif penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Analisis digunakan untuk mengetahui dan mendeskripsikan variable bebas dan terikat. Dalam mengukur kinerja karyawan atas variabel Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian kinerja maka digunakan analisis deskriptif berdasarkan nilai rata-rata hitung pada 5 (lima) tingkatan pemetaan dimana range tingkat pemetaan sebesar (5-1)/5 = 0,8.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 234, "width": 456, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Hipotesis yang terdiri dari uji pendahuluan, uji Validitas, Uji Reliabilitas dan juga uji asumsi klasik yang terdiri dari uji autokoleras, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, uji normalitas, analisi regresi berganda, uji F, uji Koefisien determinasi dan Uji T.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 131, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Validalitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 456, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji validitas digunakan untuk megukur sah atau tidaknya indikator atau kuesioner/instrument dari masing- masing variabel. Suatu instrument dikatakan valid apabila instrument tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur. Apabila nilai validitas tiap butir pertanyaan > 0.30, maka butir-butir pernyataan dikatakan valid. Hasil pengujian validitas terhadap instrument pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini. Pada tabel4.11 menunjukan bahwa nilai validitas tiap butir pernyataan > 0,3. Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid. Sehingga instrument penelitian ini dapat digunakan untuk dianalisis data yang lebih lanjut.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 394, "width": 367, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Uji Validitas Pernyataan Corrected Item-Total Correlation Keterangan Disiplin Kerja X1.1 X1.2 X1.3 X1.4", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 429, "width": 354, "height": 310, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 0.572 0.639 0.557 0.692 0.556 0.747 0.798 0.638 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Pengawasan Kerja X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 0.686 0.627 0.547 0.639 0.515 0.502 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Penilaian Kinerja X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 0.566 0.550 0.630 0.638 0.641 Valid Valid Valid Valid Valid Kinerja X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 0.480 0.412 0.600 0.670 0.598 Valid Valid Valid Valid", "type": "Table" }, { "left": 438, "top": 730, "width": 25, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Valid", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 742, "width": 144, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : hasil penelitian ( diolah) 2016", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "232", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 57, "width": 42, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS", "type": "Page header" }, { "left": 267, "top": 64, "width": 75, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS Vol. 2 No. 2, Desember 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 452, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel dapat diketahui bahwa keseluruhan indikator < 0.30 sehingga dapat dikatakan bahwa seluruh indikator dinyatakan valid.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 111, "width": 67, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Reliabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 123, "width": 456, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji realiabilitas adalah alat untuk mengukur konsistensi jawaban dari responden. Apabila jawaban yang diberikan konsisten, maka dikatakan instrument penelitian ( kuesioner ) telah dapat diandalkan ( realiable). Dalam penelitian ini pengujian realiabilitas kuesioner hanya dilakukan satu kali (one shot,) dengan menggunakan fitur Cronbach’s Alpha pada SPSS for windows. Apabila nilai cronbach’s Alpha > 0.60 maka dikatakan kuesioner telah realiable ( Sunyoto, 2009 : 68 ).", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 192, "width": 101, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.Uji Reliabilitas", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 272, "width": 147, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : hasil penelitian ( diolah) 2016", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 456, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari table dapat diketahui bahwa hasil pengujian reliabilitas terhadap variabel tingkat disiplin kerja, pengawasan kerja, penilaian kinerja dan kinerja karyawan diperoleh hasil bahwa setiap variabel memiliki nilai validitas > 0,06. Dengan demikian berarti keseluruhan variabel dalam instrument penelitian ini reliable.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 66, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 456, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui ada tidaknya normalitas dapat digunakan grafik Normal P-Plot of Regression Stand. Model regresi yang baik adalah bila distribusinya normal atau mendekati normal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 396, "width": 456, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa metode uji normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik diagonal pada grafik Normal P-Plot of Regression standardized residual atau Uji one sample Kolmogorov Smirnov . Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut :", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 635, "width": 150, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Penelitian ( diolah) 2016", "type": "Caption" }, { "left": 252, "top": 645, "width": 115, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 668, "width": 456, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari gambar dapat dilihat hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa titik-titik berada tidak jauh dari garis diagonal. Hal ini berarti menunjukan bahwa model regresi tersebut sudah berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 703, "width": 101, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 714, "width": 456, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan grafik scatterplot. Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur ( bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 208, "width": 325, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan Disiplin Kerja (X1) 0.881 Reliabel Pengawasan Kerja (X2) 0.818 Reliabel Penilaian Kinerja (X3) 0.814 Reliabel Kinerja Karyawan (Y) 0.772 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "233", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 52, "width": 75, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 456, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana (Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 456, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas penelitian ini ditunjukan dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 316, "width": 150, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Penelitian ( diolah) 2016", "type": "Caption" }, { "left": 224, "top": 326, "width": 150, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 456, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian heteroskedastisitas menunjukan tidak terdapat pola yang jelas dari titik-titik diatas dan titik-titik tersebut menyebar diatas dan dibawah sumbu Y. Hal ini menunjukan bahwa model regresi tidak memiliki gejala adanya heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak ada gangguan dalam model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 93, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Multikolinearitas", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 407, "width": 456, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Multikolinearitas dilakukan untuk memastikan bahwa tidak ada korelasi sempurna antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas lainnya dengan melihat nilai variance inflation factor ( VIF ). Jika nilai VIF > 10 menunjukan adanya gejala multikolinearitas dalam model regresi", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 453, "width": 340, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Uji Multikolinearitas Variabel VIF Keterangan Disiplin Kerja ( X1) 1.487 Tidak ada Multikolinearitas Pengawasan Kerja ( X2 ) 1.777 Tidak ada Multikolinearitas Penilaian Kinerja ( X3 ) 1.764 Tidak ada Multikolinearitas", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 512, "width": 150, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Penelitian ( diolah) 2016", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 456, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai VIF yang cukup kecil dimana semuanya berada dibawah 10 dan nilai tolerance lebih dari 0,1. Hal ini berarti bahwa variabel-variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini tidak menunjukan adanya multikolinearitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 580, "width": 73, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Autokolerasi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 456, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model regresi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 456, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Auto korelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya auto korelasi adalah Durbin Watson ( DW). Kriteria pengambilan keputusan dalam uji durbin-watson agar tidak terjadi auto korelasi dalam penelitian ini adalah D-W terletak diantara -2 sampai +2 .", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 672, "width": 110, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Uji Autokolerasi", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 684, "width": 436, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .892 a .796 .772 .21270 1.472", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 736, "width": 152, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y1", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "234", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 57, "width": 42, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS", "type": "Page header" }, { "left": 267, "top": 64, "width": 75, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 147, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS Vol. 2 No. 2, Desember 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 76, "width": 148, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Penelitian (diolah) 2016", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 98, "width": 456, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil tabel tersebut durbin-watson yang didapatkan senilai 1.472 berada diantara -2 sampai +2 sehingga tidak terjadi auto-korelasi dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 121, "width": 110, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regresi Linear Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 133, "width": 456, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja secara parsial dan simultan terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 396, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Analisis Linear Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1. (Constant) .213 .345 X1 .336 .091 .400 X2 .280 .106 .312 X3 .306 .102 .355", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 145, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Penelitian (diolah) 2016", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 273, "width": 350, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas, maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah : Y = 0.213 + 0.336 X 1 + 0.280 X 2 + 0.306 X 3", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 300, "width": 9, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 456, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai konstanta (a) sebesar 0.213 yang berarti apabila tingkat disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja adalah 0, maka kinerja karyawan nilainya adalah 0.213 satuan, Nilai koefision regresi variabel disiplin kerja sebesar 0.336 yang berarti jika variabel independen lainnya tetap dan disiplin kerja mengalami kenaikan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0.336 satuan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif, disiplin kerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan, Nilai koefision regresi variabel pengawasan kerja sebesar 0.280 yang berarti jika variabel independen lainnya tetap dan pengawasan kerja mengalami kenaikan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0.280 satuan. Koefisien bernilai posotif artinya terjadi hubungan positif, pengawasan kerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan dan Nilai koefision regresi variabel penilaian kinerja sebesar 0.306 yang berarti jika variabel independen lainnya tetap dan penilaian kinerja mengalami kenaikan 1 satuan, maka kinerja karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0.306 satuan. Koefisien bernilai posotif artinya terjadi hubungan positif, penilaian kinerja yang tinggi akan meningkatkan kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 24, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji F", "type": "Section header" }, { "left": 270, "top": 469, "width": 59, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7.Uji F", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 595, "width": 145, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Hasil Penelitian (diolah) 2016", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 618, "width": 456, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji F adalah untuk mengetahui apakah variabel disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana maka perlu dilakukan pengujian secara simultan atau Uji F. Model hipotesis yang diajukan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 650, "width": 456, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = 0, artinya variabel disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja secara simultan tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 673, "width": 456, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 : β 1 = β 2 = β 3 ≠ 0, artinya variabel disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Waja Perdana", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 456, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengujian secara simultan diperoleh hasil F hitung adalah 33.733 sedangkan nilan F tabel adalah 2.98, sehingga H0 ditolak dan H1 yang berarti secara bersama-sama disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 745, "width": 97, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Determinasi", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 482, "width": 392, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANOVA b Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 4.578 3 1.526 33.733 .000 a Residual 1.176 26 .045 Total 5.755 29 a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 581, "width": 110, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Dependent Variable: Y1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "235", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 52, "width": 75, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 456, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana (Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 445, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien determinasi digunakan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam menerangkan variabel dependen, dimana jika nilai R square mendekati satu maka variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 131, "width": 129, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8.KoefisienDeterminasi", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 143, "width": 394, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .892 a .796 .772 .21270 1.472", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 206, "width": 168, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Predictors: (Constant), X3, X1, X2 b. Dependent Variable: Y1 Sumber : Hasil Penelitian ( diolah ) 2016", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 255, "width": 456, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengolahan diketahui bahwa koefisien determinasi ( Ajusted R Square) yang diperoleh sebesar 0.772. Hal ini berarti 77,2 % kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh variabel disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja sedangkan sisanya 22.8 % kinerja dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 241, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial ( Uji t)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 324, "width": 456, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji T digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (Disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja) terhadap variabel dependen (kinerja karyawan). Perhitungan statistik dalam analisis regresi linear berganda digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan program computer SPSS for windows versi 16. Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 382, "width": 167, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 9. Uji Signifikansi Secara Parsial", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 459, "width": 152, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Hasil Penelitian ( diolah ) 2016", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 456, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari tabel diatas, hasil pengujian secara parsial dapat dijelaskan sebagai berikut. Pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Hipotesis yang diajukan untuk pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja karyawan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 456, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : β 1 = 0, Disiplin kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan H 1 : β 1 ≠ 0, Disiplin kerja berpengaruh terhadap Kinerja karyawan Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel disiplin kerja 3.704 lebih besar dari t tabel 2.05553 atau nilai signifikan 0.001 lebih kecil dari alpha 0.05 %. Maka hipotesis dapat diterima. Arah koefisien refresi positif berarti disiplin memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan dengan kata lain disiplin kerja yang semakin baik akan meningkatkan kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 456, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan.Hipotesis yang diajukan untuk pengaruh pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 456, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : β 1 = 0, Pengawasan kerja tidak berpengaruh terhadap Kinerja karyawan H 1 : β 1 ≠ 0, Pengawasan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel pengawasan kerja 2.642 lebih besar dari 2.05553 atau nilai signifikan 0.014 lebih kecil dari alpha 0.05 %. Maka hipotesis dapat diterima. Arah koefisien refgresi positif berarti pengawasan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 666, "width": 456, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan. Hipotesis yang diajukan untuk pengaruh penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan adalah:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 456, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 0 : β 1 = 0, penilaian kinerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan H 1 : β 1 ≠ 0, penilaian kinerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan Hasil pengujian menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel penilaian kinerja 3.012 lebih besar dari 2.05553 atau nilai signifikan 0.006 lebih kecil dari alpha 0.05 %. Maka hipotesis dapat diterima. Arah koefisien refgresi positif berarti penilaian kinerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 759, "width": 57, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 395, "width": 332, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model T Sig. Keterangan ( Constant) Disiplin Kerja Pengawasan Kerja Penilaian Kinerja .618 3.704 2.642 3.012 .542 .001 .014 .006 Berpengaruh & Signifikan Berpengaruh & Signifikan Berpengaruh & Signifikan", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "236", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 57, "width": 42, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS", "type": "Page header" }, { "left": 267, "top": 64, "width": 75, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 147, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KURS Vol. 2 No. 2, Desember 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 232, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 147, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa disiplin merupakan faktor yang dianggap baik oleh responden dengan rata skor sebesar 3,67 yang mana mempengaruhi kinerja karyawan. Dari hasil uji t menunjukan bahwa disiplin kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan dengan nilai t hitung untuk variabel disiplin kerja 3,704 lebih besar dari t tabel 2.05553 atau nilai signifikan 0.001 lebih kecil dari dari alfa 0.05 %. Dimana Arah koefisien refresi positif berarti disiplin memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan dengan kata lain disiplin kerja yang semakin baik akan meningkatkan kinerja karyawan, sebaliknya semakin buruk disiplin karyawan, maka kinerja karyawan akan menurun. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu Palaria Sianturi (2011) dimana hasil penelitiannya didapatkan bahwa faktor disiplin intern dan faktor disiplin ekstern secara simultan berpengaruh positif signifikan sebesar 99.8% terhadap kinerja. Dan berdasarkan hasil uji variabel disiplin kerja secara parsial dapat diketahui bahwa variabel faktor disiplin intern (X1) berpengaruh positif signifikan sebesar 36.190 terhadap variabel kinerja karyawan (Y) serta variabel faktor disiplin ekstern (X2) berpengaruh positif signifikan sebesar 50.808 terhadap variabel kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 252, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pengawasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 456, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa pengawasan kerja merupakan faktor yang dianggap baik oleh responden yang mana mempengaruhi kinerja karyawan dengan rata-rata skor sebesar 3.68. Dari hasil uji t menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel pengawasan kerja 2.642 lebih besar dari 2.05553 atau nilai signifikan 0.014 lebih kecil dari alpha 0.05 %. Maka hipotesis dapat diterima. Arah koefisien refgresi positif berarti pengawasan kerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan . Dimana semakin baik pengawasan kerja didalam diperusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan, sebaliknya semakin buruk pengawasan kerja yang ada diperusahaan, maka berdampak pada kinerja karyawan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu oleh Dwi Puspita Sari (2011) dimana hasil penelitian didapatkan bahwa secara simultan disiplin dan pengawasan kerja bersama sama mempengaruhi kinerja karyawan PT. Karyadeka Alam Lestari Semarang, secara parsial disiplin mempengaruhi kinerja karyawan dan pengawasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 247, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Penilaian Kinerja terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 410, "width": 456, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis secara deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kinerja merupakan faktor yang dianggap baik oleh responden yang mana mempengaruhi kinerja karyawan dengan rata-rata skor sebesar 3.84. Hasil pengujian dengan uji T menunjukan bahwa nilai t hitung untuk variabel penilaian kinerja 3.012 lebih besar dari 2.05553 atau nilai signifikan 0.006 lebih kecil dari alpha 0.05 %. Maka hipotesis dapat diterima. Arah koefisien refgresi positif berarti penilaian kinerja memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kinerja karyawan.Dimana semakin baik penilaian kinerja yang dilakukan diperusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu oleh Rismansyah ( 2011 ) dimana Hasil penelitian didapatkan bahwa Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus uji t didapatkan bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari penilaian prestasi kerja terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 47, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 537, "width": 456, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja terhadap kinerja karyawan di PT. Waja Perdana. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian yang telah dilakukan antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 456, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Disiplin kerja terhadap kinerja karyawan PT. Waja Perdana. Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung > t tabel ( 3.704 > 2.05553) dengan nilai signifikan 0.001 lebih kecil dari alpha 0.05 %, maka H 1 diterima. Apabila variabel disiplin kerja semakin tinggi maka kinerja karyawan di PT. Waja Perdana juga akan semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 456, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Pengawasan kerja terhadap kinerja karyawan PT. Waja Perdana. Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung > t tabel ( 2.642 > 2.05553) dengan nilai signifikan 0.014 lebih kecil dari alpha 0.05 %, maka H 2 diterima. Apabila variabel pengawasan kerja semakin tinggi maka kinerja karyawan di PT. Waja Perdana juga akan semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 663, "width": 456, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Penilaian Kinerja terhadap kinerja karyawan PT. Waja Perdana. Hal ini ditunjukan oleh nilai t hitung > t tabel ( 3.012 > 2.05553) dengan nilai signifikan 0.006 lebih kecil dari alpha 0.05 %, maka H 3 diterima", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 456, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin kerja, pengawasan kerja dan penilaian kinerja terhadap Kinerja karaywan PT. Waja Perdana yang ditunjukan oleh nilai F hitung sebesar 33.482 yang lebih besar dari F tabel 2.98 serta nilai signifikansi sebesar 0.000 lebih kecil dari 0.05 %. Nilai koefisien determinasi ( R 2 ) sebesar 0.772 menunjukan bahwa kinerja karyawan dipengaruhi oleh Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja dan penilaian Kinerja sebesar 77,2 %, sedangkan sisanya sebesar 22.8 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "237", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 52, "width": 75, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN 2527-8215", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 786, "width": 456, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Faktor Disiplin Kerja, Pengawasan Kerja, dan Penilaian Kerja terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Waja Perdana (Silvia Sari Sitompul dan Rosdiana Hutagalung)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 456, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut: Perusahaan sebaiknya meningkatkan lagi pengawasan yang ada didalam perusaaan, dengan menerapkan peraturan yang lebih ketat agar karyawan menjadi lebih disiplin selain itu perusahaan sebaiknya melakukan penilaian kinerja secara terbuka kepada karyawan agar karyawan termotivasi selain itu agar karyawan bisa lebih meningkatkan lagi kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 131, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi Pembaca yang akan melakukan penelitian dalam bidang yang sama, jika akan menggunakan skripsi ini sebagai referensi, maka kiranya perlu dikaji kembali. Karena tidak menutup kemungkinan ada pernyataan-pernyataan yang belum sesuai, karena sebagai penulis masih merasa banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menyelesaikan skrispi ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 95, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 200, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar Prabu Mangkunegara, 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: PT. Remaja Rosda Danang, Sunyoto, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, edisi pertama, Media Pressindo, Yogyakarta. Hasibuan, Malayu S.P. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia .Cetakan Keenam Belas. Jakarta: PT. Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 456, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marwansyah. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua. Bandung:Alfabeta. Mathis Robert L. dan Jackson John H. 2006, Humans Resource Management , ahli bahasa. Salemba empat. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 456, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puspita Sari, Dwi. 2011. Pengaruh Disiplin dan Pengawasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Karya Deka Alam Lestari Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 303, "width": 455, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rachmawati, Ike Kusdyah., 2008, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi, Yogyakarta Rismansyah. 2011. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja terhadap Kinerja karyawan pada CV. Empat Serangkai Palembang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 418, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rivai dan Mulyadi, 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi . Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Siagian, Sondang P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Jakarta : Bumi Aksara", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 361, "width": 456, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sianturi, Palaria. 2011. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja karyawan ( studi kasus di kantor PT. PLN ( PERSERO) Distribusi Jawa barat dan Banten.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 456, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. 2013. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&D .Bandung. ALFABETA.", "type": "List item" } ]
7913a9c4-f9ec-579c-afee-f0ebc6a72b9a
https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/JRAT/article/download/8473/6170
[ { "left": 82, "top": 31, "width": 184, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL RISET AKUNTANSI TERPADU Vol.13 No.2, 2020 Hal. 157-172", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 103, "width": 467, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Hedging dengan Kualitas Laba sebagai Moderasi pada Industri Manufaktur di Indonesia Tahun 2014-2017", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 152, "width": 40, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 166, "width": 208, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Magister Akuntansi, Universitas Pancasila [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 210, "width": 83, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwi Prastowo D", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 225, "width": 208, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Magister Akuntansi, Universitas Pancasila [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 269, "width": 43, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suyanto", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 284, "width": 208, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Magister Akuntansi, Universitas Pancasila [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 328, "width": 283, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima 26 September 2020, diterbitkan 30 Oktober 2020", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 357, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 385, "width": 407, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this study is to analyze and consider the factors that influence hedging decisions in Manufacturing Companies in Indonesia. The sample used in this study amounted to 128 Company financial statements in 2014 - 2017. The research method used was a quantitative method with secondary data. The analysis technique used is Partial Least Squares Path Modeling with the warpPLS 5.0 program. The results showed that the variable dividend policy and growth opportunities influence on hedging decisions, while the liquidity variable does not affect hedging decisions, meanwhile the variable growth opportunities and liquidity variables are moderated with the expected earnings quality of hedging decisions.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 519, "width": 406, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: decision hedging, growth opportunities, liquidity, dividend policy, moderation with earnings quality, firm size control variables, leverage.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 559, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 586, "width": 406, "height": 132, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini untuk menganalisis dan menguji faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan hedging pada Perusahaan Manufaktur di Indonesia. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 128 laporan keuangan Perusahaan pada tahun 2014 – 2017. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan data sekunder. Teknik analisis yang digunakan Partial Least Squares Path Modeling dengan program warpPLS 5.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variable dividen policy dan growth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging, sedangkan variable liquidity tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging, sementara itu variable growth opportunity dan variable liquidity yang dimoderasi dengan kualitas laba berpengaruh terhadap keputusan hedging.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 734, "width": 409, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Keputusan hedging, growth opportunity, liquidity, dividen policy, moderasi dengan kualitas laba, variable kontrol firm size, leverage.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 776, "width": 81, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "158", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 104, "width": 468, "height": 188, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kegiatan bisnis atau mengelola suatu perusahaan di zaman modern ini tentu akan ditemukan berbagai hambatan-hambatan atau resiko-resiko. Oleh karena itu perusahaan membutuhkan adanya manajemen resiko untuk meminimalkan resiko yang terjadi dalam perusahaan. Salah satu manajemen resiko itu adalah lindung nilai (hedging) . Perusahaan memerlukan lindung nilai untuk melindungi perusahaannya dari dampak fluktuasi tingkat suku bunga, nilai tukar, dan inflasi. Aktivitas lindung nilai dilakukan oleh perusahaan yang aktif dalam perdagangan international seperti eksport import, menggunakan satuan nilai tukar mata uang asing. Lindung nilai mengunakan instrument derivatif , sehingga instrument tersebut dapat memproteksi jika ada hal-hal yang tidak diinginkan terjadi didalam kegiatan bisnis perusahaan. Ross, (2009) mengatakan bahwa derivatif adalah instrument finansial yang imbalan dan nilainya berasal dari, atau terngantung pada sesuatu yang lain yang dikenal dengan sebutan underlying. Contoh intrument derivatif adalah kontrak opsi , nilai call option berngantung kepada nilai dari underlying stock yang ada tertulis.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 471, "height": 247, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Darmawi, (2006) manajemen resiko merupakan suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk memperoleh efektivitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Kurangnya pemahaman para pengusaha – pengusaha di Indonesia, maka Bank Indonesia menyelengarakan edukasi mengenai transaksi lindung nilai kepada auditor dan penegak hukum dari berbagai Lembaga Negara. Melalui lokakarya ini yang bertajuk “Penggunaan Instrumen Derivatif dalam rangka Lindung Nilai atas Risik o Nilai Tukar”, diharapkan akan membuat para auditor dan penegak h ukum dapat memahami apa itu lindung nilai. Semakin banyak perusahaan yang melakukan hedging artinya bisa terhindar dari risiko default atau kebangkrutan, ungkap Gubernur Bank Indonesia Martowardojo, (2016). Martowardojo, (2016) menjelaskan, perusahaan yang berkutat dengan valuta asing, baik dari sisi pinjaman, asset , penerimaan, hutang, dan pengeluaran memiliki risiko bila terjadi gejolak nilai tukar rupiah sehingga perlu antisipasi yaitu dengan lindung nilai. Dengan tidak stabilnya nilai tukar mata uang asing, akibatnya timbul ketidakpastian mengenai seberapa besar pendapatan maupun pembayaran atas kewajiban perusahaan yang akan terjadi di waktu mendatang. Ketidakpastian ini yang dimaksud risiko nilai tukar valuta asing. Nilai tukar Rupiah terhadap mata uang lain sering mengalami pelemahan, oleh karena itu perusahaan harus berusaha agar tidak mengalami kerugian atas ngejolak mata uang tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 763, "width": 404, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Grafik Fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sejak tahun 2014 Sumber : CNBC Indonesia, (2018)", "type": "Page footer" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "159", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dolar AS terhadap rupiah telah menembus rekor baru pada hari, Jumat (29/6/2018). Rupiah mencatatkan pelemahan terhadap dolar AS dan menembus level di atas Rp. 14.000 sejak 8 Mei 2018. Bahkan pada hari ini (29/6/2018) berdasarkan kurs acuan JISDOR Bank Indonesia, rupiah terhadap dolar mencatatkan rekor terburuknya di level Rp. 14.404 per dolar AS. Nilai terkuat rupiah sejak awal 2018 terjadi pada 25 Januari 2018, yang mencapai Rp. 13.290. Namun nilai Rupiah terhadap dolar terus melemah dan tak jauh dari level Rp. 13.500 – Rp. 14.000 per dolar AS. Nilai rupiah jika ditarik kebelakang, pada 2014 dolar AS masih berada di Rp. 11.200 pada April 2018. Kemudian dolar AS terus menguat melawan rupiah sehingga menyentuh Rp. 14.700 pada Oktober 2015. Saat ini dolar kembali menguat dan mencatat level tertinggi di Rp. 14.400.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 236, "width": 468, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bank Indonesia juga mendesak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk menjalankan hedging agar utang luar negeri (ULN) swasta tidak memicu krisis ekonomi. Desakan tersebut karena adanya peningkatan ULN swasta dibandingkan ULN milik pemerintah dan BI. Selain belum banyaknya pihak yang paham dalam praktek pengunaan hedging serta masih terbatasnya instrument hedging .", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 309, "width": 375, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Pergerakan Jumlah Perusahaan Manufaktur Empat Tahun terakhir", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 387, "width": 204, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : (www.idx.co.id), data diolah (2019)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 583, "width": 381, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Grafik Pergerakan Perusahaan Manufaktur Empat Tahun Terakhir", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 597, "width": 202, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : (www.idx.co.id), data diolah (2019)", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 610, "width": 468, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari grafik tersebut terlihat masih banyaknya perusahaan yang belum menggunakan keputusan Hedging . Dimana perusahaan manufaktur yang menggunakan hedging selama empat tahun terakhir tidak terlalu bertambah. Pada tahun 2014 jumlah perusahaan yang menggunakan keputusan hedging berjumlah 33 perusahaan sedangkan tahun tahun 2015 mengalami penurunan menjadi 30 perusahaan. Tahun 2016 hanya meningkat sedikit dengan jumlah 32 perusahaan, jika dibandingkan dengan tahun 2015, namun mengalami penurunan kembali tahun 2017 menjadi 31 perusahaan. Selanjutnya Deputi Bank Indonesia mengatakan pentingnya pengunaan lindung nilai, karena dapat digunakan sebagai upaya pengelolaan resiko oleh dunia usaha, khususnya korporasi domestik.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 742, "width": 468, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hedging dilakukan untuk melindungi suatu asset perusahaan terhadap perubahan harga di masa depan melalui penggunaan instrumen derivatif, Dewi, and Purnawati, (2016). Menurut Myers, (1977) kesempatan tumbuh perusahaan adalah bagaimana suatu", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 422, "width": 177, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pergerakan Keputusan Hedging", "type": "Section header" }, { "left": 220, "top": 547, "width": 71, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keputusan Hedging", "type": "Picture" }, { "left": 131, "top": 338, "width": 358, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Not Keputusan Hedging Keputusan Hedging 2014 2015 2016 2017 Keputusan Hedging 33 30 32 31 Not Keputusan Hedging 80 83 81 82", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan dapat mengambil peluang dalam mengembangkan perusahaannya di masa mendatang. Tingkat kesempatan tumbuh perusahaan yang tinggi maka akan lebih memerlukan dana di masa mendatang, diutamakannya adalah dana eksternal untuk dapat memenuhi kebutuhan investasi perusahaan Indrajaya et al, (2011). Menurut penelitian Ameer, (2010), Putro, dan Chabachib, (2012), Astyrianti, dan Sudiartha (2017), Hafidoh, (2017), Kussulistyanti, dan Mahfudz, (2016) menunjukkan bahwa variable growth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging , sedangkan menurut Guniarti, (2014), Nugroho, (2016), Nuzul, dan Lautania, (2015) menunjukkan bahwa variable growth opportunity tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 221, "width": 468, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Likuiditas menurut Damanik, (2015) adalah seberapa cepat dan mudah suatu asset dapat diubah menjadi kas. Setiap asset dapat dengan cepat diubah menjadi kas jika kita menurunkan harganya menjadi cukup rendah. Oleh karenanya asset yang sangat likuid adalah asset yang dapat dijual dengan cepat tanpa harus kehilangan nilai dimana jumlah yang signifikan. Berdasarkan peneliti Astyrianti, dan Sudiartha (2017), Ameer, (2010), Irawan, (2014), Hafidoh, (2017), Guniarti, (2014), Kussulistyanti, dan Mahfudz, (2016), Dewi, dan Purnawati, (2016) menunjukkan bahwa variable likuiditas berpengaruh terhadap keputusan Hedging , sedangkan menurut Lestari, (2018), Putro, dan Chabachib, (2012) menunjukkan bahwa variable likuiditas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 353, "width": 468, "height": 173, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan dividen merupakan salah satu hal yang dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan pendanaan suatu perusahaan. Kebijakan dividen merupakan pembagian laba perusahaan antara pembagian dividen dengan retained eraning Horne dan Wachowicz, (2014). Kebijakan dividen di gambarkan dengan dividend payout ratio (DPR). Divident payout ratio merupakan dividen tahunan yang harus dibayar kepada pemegang saham, yang merupakan bagian dari pendapatan setelah pajak dan bunga. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak terpisahkan dalam keputusan pendanaan perusahaan. Pembayaran dividen yang tinggi akan mengurangi proporsi modal sendiri sehingga perusahaan cenderung memperbesar penggunaan hutang dalam membiayai investasinya . Menurut penelitian Astyrianti, dan Sudiartha (2017), menunjukkan bahwa variable dividen policy berpengaruh terhadap keputusan hedging , sedangkan menurut Andardini, (2016), dan Hafidoh, (2017) menunjukkan bahwa variabel dividen policy tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 529, "width": 468, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas laba merupakan indikator dari kualitas infomasi keuangan. Kualitas informasi keuangan yang tinggi berasal dari tingginya kualitas pelaporan keuangan. Kualitas laba dapat digunakan sebagai sinyal akan nilai perusahaan. Semakin tinggi kualitas laba suatu perusahaan maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut. Bellovary et al, (2005), menyatakan kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba. Laba mendatang merupakan indikator kemampuan membayar deviden masa mendatang. Menurut penelitian Widjaja, (2015) menunjukkan bahwa variable Earning management sebagai substitusi terhadap keputusan hedging.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 660, "width": 468, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ukuran perusahaan digunakan sebagai salah satu indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu telah berkembang. Ukuran perusahaan adalah suatu pengklasifikasian besar kecil perusahaan menurut berbagai cara oleh Herawaty, (2005). Menurut penelitian Andardini, (2016), Hafidoh, (2017), Guniarti, (2014), Nugroho, (2016), Lambey dkk, (2018), Ameer, (2010), Putro, dan Chabachib, (2012), Irawan, (2014), Lestari, (2018), Kussulistyanti, dan Mahfudz, (2016) menunjukkan bahwa variabel firm size berpengaruh terhadap keputusan hedging , sedangkan menurut Krisdian, dan Badjra, (2017), Rachmawati, dkk, (2018) menunjukkan bahwa variabel firm size tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 290, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hutang didefinisikan sebagai pengorbanan ekonomis yang mungkin timbul dimasa mendatang dari kewajiban organisasi sekarang untuk mentransfer aset atau memberikan jasa kepihak lain dimasa mendatang oleh Hanafi, (2010). Leverage merupakan kemampuan suatu perusahaan menggunakan hutang. Beberapa perusahaan mengunakan istilah solvabilitas , yang adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang baik jangka pendek maupun jangka panjangnya menurut Husnan dan Enny, (2012). Leverage semakin tinggi maka resiko yang dihadapi dan ditanggung oleh perusahaan akan tinggi, maka perlunya tindakan hedging untuk dapat meminimalisasi dampak dari risiko yang dihadapi oleh perusahaan, sehingga perusahaan memiliki peluang yang besar untuk melakukan hedging menurut Putro, and Chabachib, (2012). Menurut penelitian Guniarti, (2014), Nugroho, (2016), Astyrianti, dan Sudiartha (2017), Irawan, (2014), Hafidoh, (2017), Nuzul, dan Lautania, (2015) menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap keputusan hedging , sedangkan menurut Lestari, (2018), Jiwandhana, dan Triaryati, (2015) menunjukkan bahwa variable leverage tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging . Berdasarkan hasil dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan hasil yang inkonsistensi, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih mendalam, untuk mengetahui apakah suatu perusahaan perlu melakukan hedging dengan instrument derivatif atau tidak dan untuk mengetahui pengaruh aspek financial terhadap kebijakan hedging di Indonesia . Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel Perusahaan Manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Indonesia, karena merupakan Perusahaan yang aktif dalam kegiatan eksport dan import.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 397, "width": 283, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 426, "width": 98, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contracting Theory", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 441, "width": 468, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori kontrak adalah hubungan kontrak antara pemasok dan konsumen faktor-faktor produksi. Contohnya adalah saat kita membeli es krim di supermarket. Perusahaan ini sudah akan memiliki kontrak langsung atau tidak langsung dengan semua pihak penyedia sumber daya yang digunakan untuk memproduksi es krim. Hal ini berarti bahwa suatu perhubungan kontrak karena centralize atau adanya hubungan, kontrak antara Anda sebagai konsumen dan berbagai pemasok. Perusahaan perlu membuat laporan keuangan karena adanya kontrak (mengenai siapa pembeli dan penjual) atau kontrak pembeli dan penjual. Laporan keuangan dari perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan itu qualified untuk menyelesaikan pembayaran pembelian bahan yang dibeli (contoh bahan baku). Karyawan perlu meyakinkan bahwa perusahaan dapat digunakan sebagai tempat bergantung untuk mencari sumber kehidupan. Kontrak perusahaan bisa dengan investor, kreditor, konsumen, maupun pemerintah dalam memaksimalkan kemakmuran pemegang saham, yang disebut dengan hak perusahaan. Dengan adanya teori kontrak dapat meminimalisir biaya operasional dan resiko – resiko yang mungkin akan terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 646, "width": 98, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen Resiko", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 660, "width": 468, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen risiko adalah pengidentifikasian peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil tindakan untuk mencegah dan atau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa tersebut menurut Brigham dan Houston, (2006)", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 719, "width": 105, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Growth Opportunity", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 734, "width": 468, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Growth opportunity adalah peluang pertumbuhan suatu perusahaan di masa depan menurut Mai, (2006). Perusahaan - perusahaan yang memiliki pertumbuhan yang cepat sering kali harus meningkatkan aktiva tetapnya. Dengan demikian, perusahaan - perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi lebih banyak membutuhkan dana di masa depan dan juga lebih", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "banyak menahan laba. Sehingga laba tersebut meningkat dan perusahaan tersebut akan lebih banyak melakukan utang untuk mempertahankan rasio utang yang ditargetkan menurut Mai, (2006).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 148, "width": 79, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratio Likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 162, "width": 468, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan sumber daya jangka pendek yang tersedia untuk memenuhi kewajiban tersebut menurut Horne, and Wachowich, (2005). Rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih menurut Munawir, (2002). Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar ( current ratio ), rasio cepat ( quick ratio ), dan rasio kas (cash ratio) .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 76, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deviden Policy", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 468, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan laba ditahan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai keuntungan dari laba perusahaan menurut Setiawati, (2012). Kebijakan dividen ( dividend policy ) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi dimasa datang. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen maka akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern atau internal financing menurut Sartono, (2001) dan Setiawati, (2012). Laba ditahan merupakan salah satu sumber dana yang paling penting untuk membiayai pertumbuhan perusahaan, sedangkan dividen merupakan aliran kas keluar yang dibayar kepada pemegang saham.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 455, "width": 129, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 470, "width": 298, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Growth Opportunity terhadap keputusan hedging", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 485, "width": 468, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astyrianti, (2017) dan Kussulistyanti, and Mahfudz, (2016) menyatakan bahwa adanya pengaruh dari kesempatan tumbuh perusahaan. Jadi semakin tumbuh perusahaan, maka untuk melindungi asset-asset nya di perlukan Hedging . Perusahaan dengan oportunitas pertumbuhan yang lebih besar akan menghadapi underinvestment cost yang lebih besar, sehingga perusahaan lebih termotivasi untuk menerapkan keputusan hedging . Masalah underinvestment merupakan masalah yang berkaitan dengan pembiayaan eksternal yang menimbulkan resiko gagal bayar. Growth opportunity yang semakin tinggi mengindikasikan semakin besar motivasi persahaan untuk melakukan hedging Paranita, (2011). Berdasarkan uraian tersebut dan data dari penelitian sebelumnya, maka hipotesisnya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 616, "width": 468, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1 : Growth Opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging . Pengaruh Liquidity terhadap keputusan hedging Likuiditas menunjukkan kesanggupan perusahaan memenuhi kewajiban keuangan jangka pendek tepat waktu. Perusahaan akan selalu likuid , bila dana lancar dimiliki bernilai lebih besar daripada utang. Jadi semakin likuid suatu perusahaan, maka dananya semakin besar, maka dapat digunakan untuk Hedging . Guniarti, (2014) menyatakan bahwa liquidity berpengaruh terhadap keputusan hedging . Irawan, (2014), menyatakan bahwa liquidity berpengaruh terhadap keputusan hedging . Sehingga Hipotesisnya sebagai berikut : H2 : Liquidity berpengaruh terhadap keputusan hedging.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 748, "width": 266, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Dividen Policy terhadap keputusan hedging", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 763, "width": 468, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan dividen adalah kebijakan yang digunakan perusahaan untuk menyusun pembayaran dividen kepada pemegang saham. Sebagian besar perusahaan memandang", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kebijakan dividen sebagai bagian integral dari strategi perusahaan. Ketersediaan dana yang menjadi subtitusi hedging semakin menipis maka dorongan untuk melakukan hedging semakin besar Nguyen, F, (2002). Perusahaan yang memiliki tingkat pembayaran dividen yang tinggi maka kas yang tersedia sebagai sumber pendanaan usaha akan lebih sedikit, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadi resiko tidak tercapainya tujuan perusahaan, sehingga dilakukanlah hedging . Astyrianti, and Sudiartha (2017) menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh pada keputusan hedging . Batram, (2009) mengemukakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap keputusan hedging . Dengan demikian hipotesisnya adalah sebagai berikut : H3 : Dividen Policy berpengaruh terhadap keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 221, "width": 468, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Growth Opportunity terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 250, "width": 468, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bellovary et al, (2005) mendefinisikan kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba. Laba mendatang merupakan indikator kemampuan membayar deviden masa mendatang. Selama ini tidak ada ukuran yang pasti atau tepat untuk mengukur seberapa besar kualitas laba dari suatu laporan keuangan, yang ada hanya merupakan pendekatan yang digunakan untuk mem- proksi kualitas laba tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 338, "width": 468, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laba juga digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi kinerja manajemen, memperkirakan earnings power, dan untuk memprediksi laba di masa yang akan datang Siallagan and Machfoedz, (2006). Machdar, dkk, (2017) kualitas laba merupakan salah satu faktor penting untuk mengetahui nilai suatu perusahaan. Meningkatnya pertumbuhan perusahaan, maka membutuhkan dana yang lebih, sehingga memerlukan pinjaman yang lebih, namun jika kualitas laba baik, maka dapat mengurangi siklus pinjaman, sehingga hipotesisnya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 426, "width": 468, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H5 : Growth Opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging jika moderasi dengan kualitas laba.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 455, "width": 468, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Ratio Liquiditas terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba Jang, dkk, (2007) menambahkan bahwa likuiditas juga berpengaruh terhadap kulitas laba. Semakin tingginya ratio liquiditas diikuti dengan baiknya kualitas laba, maka semakin baguslah perusahaan tersebut dalam mengelola perusahaannya. Jadi semakin baik kualitas laba suatu perusahaan, maka dananya cukup untuk keputusan hedging . Hipotesisnya sebagai berikut : H5 : Ratio Liquiditas berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 714, "width": 183, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Model Penelitian Empiris", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 728, "width": 467, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Ameer, (2010), Guniarti, (2014), Putro, and Chabachib, (2012), Astyrianti, and Sudiartha, (2017), Widjaja, (2015).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 262, "top": 133, "width": 108, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 162, "width": 106, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 177, "width": 470, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unit analisis yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek Indonesia, berupa laporan keuangan periode 2014 - 2017. Horizon waktu yang digunakan adalah pooled/panel data selama empat tahun (2014-2017) yaitu berjumlah 157 perusahan. Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditetapkan, maka total sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 32 perusahaan dengan jumlah observasi sebanyak 128 perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 265, "width": 107, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Operasional Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 468, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel dependen (terikat) yang digunakan pada penelitian ini adalah Hedging (lindung nilai). Apabila perusahaan menggunakan instrumen derivatif , diberi angka 1 sebagai kategori bahwa perusahaan melakukan keputusan hedging , dan diberi angka 0 apabila perusahaan tidak melakukan keputusan hedging dengan menggunakan instrumen derivatif Ahmad, and Haris, (2012).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 353, "width": 468, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proksi yang digunakan untuk mengukur growth opportunity pada penelitian ini adalah Menurut Zuliani, S. dan Asyik, (2014) growth opportunity dapat diproksi dengan growth yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 455, "width": 468, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ratio Liquiditas diproksikan dengan current ratio menurut Brigham dan Houston, (2010), dengan rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 485, "width": 242, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Current Ratio = Current Asset / Current Liabilities", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 514, "width": 468, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan dividen adalah keputusan perusahaan apakah laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham atau dalam bentuk laba ditahan Atmaja, (2008). Kebijakan dividen dapat diproksikan dengan menggunakan dividen payout ratio (DPR) yang dirumuskan sebagai berikut Atmaja, 2008) :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 587, "width": 468, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas laba merupakan kemampuan laba dalam memrefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu untuk memprediksi laba dimasa mendatang. Menurut pendekatan Penman, (2001) dimana kualitas laba diukur dengan rasio antara arus kas dari operasi dibagi dengan pendapatan bersih. Semakin besar rasio, maka semakin baik kualitas laba, dengan rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 719, "width": 468, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Riyanto, (1999), yang dimaksud firm size adalah besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan, dan nilai total aktiva . Dalam penelitian ini proksi firm size dihitung dari logaritma natural dari total aktiva Riyanto, (2001) dengan rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 778, "width": 204, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FS = Ln of total aktiva", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 396, "width": 225, "height": 300, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DPR = Dividen / EAT EQ = Net cash from operating activities Net income Growth = Total Asset – Total Asset (t-1)", "type": "Picture" }, { "left": 164, "top": 427, "width": 145, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total Asset (t-1)", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "165", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 104, "width": 468, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi nilai rasio ini, menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan Sartono, (2001). Menurut Horne, and Wachowich., (2013) rumusnya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 177, "width": 90, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 192, "width": 468, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode analisis data mengunakan Analisis Path (jalur) dengan menggunakan PLS-SEM ( Partial Least Squares Stuctural Equation Modeling ) atau disebut juga Partial Least Squares Path Modeling (PLS-PM) dengan program warpPLS 5.0 .", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 250, "width": 194, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 138, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Statistik Deskriptif", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 309, "width": 327, "height": 182, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2, Statistik Deskriptif N Min Max Mean Std. Deviation Hedging 128 0.000 1.000 0.320 0.468 GA 128 - 0.148 9.449 0.191 0.838 CR 128 0.514 12.995 2.905 2.053 DPR 128 0.000 12.269 0.530 1.088 FS 128 25.619 33.321 29.157 1.757 DER 128 0.017 5.395 0.747 0.758 EQ 28 0.001 12.853 1.490 1.736", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 509, "width": 468, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dilihat dari hasil tabel 2 dimana variabel dividen policy nilai minimum 0.000 yang terdapat pada PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk tahun 2014 dan nilai maksimum 12.269 pada PT. Jembo Cable Company Tbk tahun 2015. Nilai mean variabel dividen policy sebesar 0.530 dan nilai standar deviasinya 1.088, mengindikasikan bahwa rata – rata perusahaan melakukan pembayaran dividen sebesar 53%, maka kas yang tersedia sebagai sumber pendanaan usaha akan lebih sedikit, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadi resiko tidak tercapainya tujuan perusahaan, sehingga berpotensi melakukan keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 612, "width": 468, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai minimum variabel growth opportunity sebesar -0.148 yang terdapat pada PT. Trisula International Tbk tahun 2017 dan nilai maksimumnya 9.449 pada PT. Tunas Alfin Tbk tahun 2017. Nilai mean variabel growth opportunity sebesar 0.191 dan nilai deviasinya 0.838, mengindikasikan bahwa rata – rata tingkat pertumbuhan perusahaan sebesar 19% dengan oportunitas pertumbuhan yang lebih besar, akan menghadapi underinvestment cost yang lebih besar, sehingga perusahaan cenderung untuk menerapkan keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 700, "width": 468, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai minimum variabel likuiditas sebesar 0.514 pada PT. Multi Bintang Indonesia Tbk tahun 2014 dan nilai maksimumnya 12.995 pada PT. Semen Baturaja (Persero) Tbk tahun 2014. Nilai mean variabel likuiditas 2.905 dan nilai deviasinya 2.053, mengindikasikan bahwa rata – rata likuiditas perusahaan sebesar 291%. Jadi semakin likuid suatu perusahaan, maka dananya semakin besar, maka cenderung untuk melakukan keputusan Hedging .", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 160, "width": 152, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DER = Liabilities / Ekuitas", "type": "Caption" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 85, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai minimum variabel kontrol firm size sebesar 25.619 pada PT. Lionmesh Prima Tbk tahun 2015 dan nilai maksimumnya 33.321 pada PT. Astra International Tbk tahun 2017. Nilai mean variabel kontrol firm size sebesar 29.157 dan nilai deviasinya 1.757, mengindikasikan rata – rata ukuran perusahaan sebesar 2.916% menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi karena dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang harus ditanggung investor semakin rendah.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 177, "width": 468, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai minimum variabel kontrol leverage sebesar 0.017 pada PT. Tunas Alfin Tbk tahun 2017 dan nilai maksimumnya 5.395 pada PT. Jembo Cable Company Tbk tahun 2014. Nilai mean variabel kontrol firm size 0.747 dan nilai deviasinya 0.758, mengindikasikan rata- rata DER sebesar 76% rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang. Semakin tinggi nilai rasio ini, menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 250, "width": 468, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai minimum variable moderasi kualitas laba sebesar 0.001 pada PT. Trisula International Tbk tahun 2014 dan nilai maksimumnya 12.853 pada PT. Ricky Putra Globalindo Tbk tahun 2017. Nilai mean pada variable moderasi kualitas laba sebesar 1.490 dan nilai deviasinya 1.736, mengindikasikan rata – rata nilai kualitas laba perusahaan sebesar 149%, semakin besar rasio ini, maka semakin baik kualitas laba.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 338, "width": 234, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Determinasi dan Uji Kelayakan Model", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 353, "width": 468, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluasi determinasi dan kelayakan model dapat dilihat dari nilai R-Square dan Goodness of Fit (GoF), sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 382, "width": 391, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Uji R-Square dan Goodnes of Fit Komponen Nilai Average path coefficient 0.251, P<0.001 Average R-Squared 0.371, P<0.001 Tenenhaus GoF 0.609, small >= 0.1, medium >= 0.25, large >= 0.36", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 478, "width": 128, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data diolah 2020", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 505, "width": 468, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 menunjukkan nilai R-Squared 0.371, dimana menurut Latan dan Ghozali, (2017) nilai R-Squared terdiri dari 3 model, yaitu model kuat dengan nilai 0.70, model moderate dengan nilai 0.45 dan model lemah dengan nilai 0.25. Berdasarkan tabel tersebut penelitian ini termasuk dalam model moderate. Hal ini berarti keputusan hedging dapat dijelaskan oleh dividen policy, growth opportunity, likuiditas, firm size sebagai variabel kontrol, leverage sebagai variabel kontrol dan kualitas laba sebagai moderasi sebesar 37% sedangkan sisanya 63% dijelaskan oleh variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 607, "width": 467, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 4.4 diatas nilai GoF adalah 0.609, yang berarti model ini fit dan layak karena lebih dari 0.36, termasuk dalam kategori large / besar Tenenhaus et al, (2005). APC dari tabel diatas mempunyai nilai 0.251 dengan P<0.001, hal ini berarti model ini fit (masuk kriteria) karena bernilai P- value ≤ 0.05 Kock, (2013).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 681, "width": 92, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 695, "width": 468, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji full model adalah nilai yang menunjukkan tingkat signifikansi pada pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini didasarkan pada tingkat signifikansi 10% ( P-value < 0.1). Modelnya sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167", "type": "Page header" }, { "left": 252, "top": 295, "width": 127, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Uji Full Model", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 324, "width": 110, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data diolah 2020", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 366, "width": 423, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar model tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 395, "width": 105, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Uji Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 557, "width": 132, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Data diolah 2020", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 587, "width": 468, "height": 202, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji hipotesis pada tabel 4., dapat disimpulkan bahwa sebagai berikut : Hipotesis alternatif pertama (H1) diterima dimana nilai koefisien sebesar 0.276 dengan tingkat signifikansi ( P-value ) sebesar 0.001, sehingga dapat disimpulkan bahwa growth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging , karena nilai P-value < 0.1. Perusahaan dengan oportunitas pertumbuhan yang lebih besar akan menghadapi underinvestment cost yang lebih besar, sehingga perusahaan lebih termotivasi untuk menerapkan keputusan hedging . Untuk melindungi asset perusahaan terhadap perubahan harga di masa depan diperlukanlah instrumen derivatif yang terdapat dalam hedging Dewi, and Purnawati, (2016). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ameer, (2010), Putro, dan Chabachib, (2012), Astyrianti, dan Sudiartha (2017), Hafidoh, (2017), Kussulistyanti, dan Mahfudz, (2016) yang menyatakan bahwa adanya pengaruh dari kesempatan tumbuh perusahaan terhadap keputusan hedging . Hasil penelitian ini membuktikan bahwa semakin tingginya pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan semakin termotivasi untuk menggunakan keputusan hedging , hal ini dilakukan untuk menghindari resiko gagal bayar akibat dari underinvestment cost . Jadi semakin tumbuh", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 413, "width": 412, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis Path Koefisien Jalur P- value Diterima /Ditolak Keterangan H1 GA → Hedging 0.276 0.001 Diterima - H2 CR → Hedging 0.058 0.202 Ditolak - H3 DPR → Hedging 0.103 0.071 Diterima - H4 GA *EQ → Hedging 0.309 0.001 Diterima Moderasi H5 CR*EQ → Hedging 0.155 0.014 Diterima Moderasi FS → Hedging 0.395 0.001 - Variabel kontrol DER → Hedging 0.459 0.001 - Variabel kontrol", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 467, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan, maka untuk melindungi asset-asset perusahaan akibat dari perubahan harga di masa depan di perlukanlah keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 118, "width": 468, "height": 305, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis alternatif kedua (H2) ditolak dimana nilai koefisien sebesar 0.058 dengan tingkat signifikan ( P-value ) sebesar 0.202, dapat disimpulkan bahwa likuidity tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging , dikarenakan nilai P-value > 0.1, hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak. Menurut Sartono, (2001) likuiditas perusahaan adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban financial jangka pendeknya tepat pada waktunya. Perusahaan akan selalu likuid , bila dana lancar yang dimiliki bernilai lebih besar daripada utang lancarnya. Jadi semakin likuid suatu perusahaan, maka dananya semakin besar, yang dapat digunakan untuk keputusan hedging . Menurut Madura, (2000), semakin tinggi eksposur transaksi yang dialami perusahaan, akan mengakibatkan likuiditas perusahaan meningkat dan perusahaan perlu melakukan keputusan hedging . Hal ini sejalan dengan penelitian Astyrianti, dan Sudiartha (2017), Ameer, (2010), Irawan, (2014), Hafidoh, (2017), Guniarti, (2014), Kussulistyanti, dan Mahfudz, (2016), Dewi, dan Purnawati, (2016) yang menunjukkan bahwa variable likuiditas berpengaruh terhadap keputusan Hedging , namun hasil penelitian ini menyatakan bahwa liquidity tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging , hal ini karena adanya dana valas yang tersedia lebih banyak dari jumlah hutang valas yang ada, sehingga perusahan cenderung tidak melakukan keputusan hedging , dikarenakan cukupnya valas yang dimiliki perusahaan. Hasil ini sejalan dengan penelitian Lestari, (2018), Putro, dan Chabachib, (2012) yang menunjukkan bahwa variable likuiditas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging . Dengan demikian semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin rendah keputusan hedging yang dilakukan karena resiko kesulitan keuangan yang muncul cenderung rendah dan sebaliknya, Spano, (2004).", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 426, "width": 468, "height": 159, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis alternatif ketiga (H3) diterima dimana nilai koefisien sebesar 0.103 dengan tingkat signifikan ( P-value ) sebesar 0.071, dapat disimpulkan bahwa dividen policy berpengaruh terhadap keputusan hedging , dikarenakan nilai P-value < 0.1. Perusahaan yang memiliki tingkat pembayaran dividen yang tinggi, maka kas yang tersedia sebagai sumber pendanaan usaha akan lebih sedikit, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadi resiko tidak tercapainya tujuan perusahaan, maka dilakukanlah keputusan hedging . Kebijakan dividen merupakan pembagian laba perusahaan antara pembagian dividen dengan retained earning , Horne and Wachowicz, (2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Batram, (2009), Astyrianti dan Sudiartha, (2017) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap keputusan hedging . Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar perusahaan memandang kebijakan dividen sebagai bagian dari strategi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 587, "width": 468, "height": 188, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis alternatif keempat (H4) diterima dimana nilai koefisien sebesar 0.309 dengan tingkat signifikansi ( P-value ) sebesar 0.001, dapat disimpulkan bahwa growth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba, dikarenakan nilai P-value < 0.1. Kualitas laba merupakan indikator dari kualitas informasi keuangan. Kualitas informasi keuangan yang tinggi berasal dari tingginya kualitas pelaporan keuangan, Bellovary et al, (2005), menyatakan kualitas laba sebagai kemampuan laba dalam merefleksikan kebenaran laba perusahaan dan membantu memprediksi laba mendatang, dengan mempertimbangkan stabilitas dan persistensi laba. Laba mendatang merupakan indikator kemampuan membayar dividen masa mendatang. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa growth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba. Jadi moderasi ini memperkuat hubungan, sehingga dengan meningkatnya pertumbuhan perusahaan, maka membutuhkan dana yang lebih, sehingga memerlukan pinjaman yang lebih, diikuti dengan kualitas laba yang baik, maka dapat mengurangi siklus pinjaman dengan melakukan keputusan", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "169", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hedging . Dimana perusahaan mendapatkan kredit dari kreditor dengan lebih mudah dan pinjaman dengan suku bunga yang lebih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 118, "width": 468, "height": 174, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis alternatif kelima (H5) diterima dimana nilai koefisien sebesar 0.155 dengan tingkat signifikansi ( P-value ) sebesar 0.014, dapat disimpulkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba, dikarenakan nilai P-value < 0.1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba. Jadi dengan adanya moderasi memperkuat hubungan, sehingga semakin tingginya likuiditas diikuti dengan baiknya kualitas laba, maka semakin baguslah perusahaan tersebut dalam mengelola perusahaannya. Hal ini dikarenakan perusahaan dapat menggunakan seefisien mungkin penggunaan arus kas operasi untuk meningkatkan pendapatan, sehingga menambah nilai perusahaan dan dana yang tersedia dapat digunakan untuk keputusan hedging. Dengan menjaga tingkat persediaan bahan baku secara optimal untuk meyakinkan produksi yang berkelanjutan, serta selalu melakukan pembandingan harga dari beberapa pemasok untuk mendapatkan barang dengan harga yang paling menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 468, "height": 85, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil output Path coefficients and P-values pada tabel 4.3 di atas dapat terlihat bahwa dua variabel kontrol yang dimasukkan yaitu variabel kontrol firm size dan variabel kontrol leverage mempunyai pengaruh terhadap keputusan hedging, sehingga variabel ini dapat dikembangkan menjadi variabel moderasi, namun karena dua variabel kontrol ini membuat nilai dari Statistical Suppresssion Ratio (SSR) mengalami penurunan menjadi 0.571 yang acceptable if >= 0.7.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 397, "width": 132, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 426, "width": 468, "height": 349, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G rowth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging. Perusahaan dengan oportunitas pertumbuhan yang lebih besar akan menghadapi underinvestment cost yang lebih besar, sehingga perusahaan lebih termotivasi untuk menerapkan keputusan hedging . Jadi semakin tumbuh perusahaan, maka untuk melindungi asset-asset perusahaan di perlukan keputusan hedging . Semakin tinggi pertumbuhan perusahaan, maka perusahaan semakin termotivasi untuk menggunakan keputusan hedging , dan untuk menghindari resiko gagal bayar akibat dari underinvestment cost . Liquidity tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging . Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua (H2) ditolak. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Lestari, (2018), Putro dan Chabachib, (2012) yang menunjukkan bahwa variable likuiditas tidak berpengaruh terhadap keputusan hedging. Hal ini karena adanya dana valas yang tersedia lebih banyak dari jumlah hutang valas yang ada, sehingga perusahan cenderung tidak melakukan keputusan hedging , dikarenakan cukupnya valas yang dimiliki perusahaan. Dividen policy berpengaruh terhadap keputusan hedging . Perusahaan yang memiliki tingkat pembayaran dividen yang tinggi, maka kas yang tersedia sebagai sumber pendanaan usaha akan lebih sedikit, sehingga muncul kekhawatiran akan terjadi resiko tidak tercapainya tujuan perusahaan, sehingga dilakukanlah keputusan hedging . G rowth opportunity berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba. Meningkatnya pertumbuhan perusahaan, maka membutuhkan dana yang lebih, sehingga memerlukan pinjaman yang lebih, namun jika kualitas laba baik, maka dapat mengurangi siklus pinjaman. Likuiditas berpengaruh terhadap keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba, Pada Hipotesis kedua telah dibuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh antara likuidity terhadap keputusan hedging , namun sebagai keterbaharuan penelitian, maka penulis mencoba menghubungkan apakah likuiditas dapat mempengaruhi keputusan hedging jika dimoderasi dengan kualitas laba. Sehingga semakin tingginya likuiditas diikuti dengan baiknya kualitas laba, maka semakin baguslah", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 467, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perusahaan tersebut dalam mengelola perusahaannya. Jadi semakin baik kualitas laba suatu perusahaan, maka dananya cukup untuk keputusan hedging .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 118, "width": 468, "height": 100, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai bahan masukan untuk perusahaan eksport dan import untuk memahami betapa pentingnya perusahaan menggunakan keputusan hedging untuk melindungi perusahaan dari kerugian dimasa depan. Menggunakan proksi yang lain untuk mengukur pengaruh keputusan hedging, seperti variabel dividen policy dengan proksi Retention Ratio. Menambah variabel penelitian baik itu variabel moderasi, dan variabel independen, seperti variabel financial distress dan institutional ownership . Diharapkan dapat meneliti faktor - faktor eksternal yang mempengaruhi keputusan hedging, seperti inflasi, tingkat suku bunga dan nilai tukar.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 236, "width": 93, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 265, "width": 473, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus Martowardojo. (2016). BUMN ikut “Asuransi Valas”. Agus Marto: Hindari Risiko Bangkrut. Detik Finance (Maikel Jefriando) .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 468, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad. Haris. (2012). Factors for Using Derivatives: Evidence from Malaysian Non-Financial Companies. Research Journal of Finance and Accounting. , 3(9): pp :79-89. Ameer. (2010). Determinants of Corporate Hedging Practices in Malaysia. International Business Research , 3 (2), 120 – 130. https://doi.org/10.5539/ibr.v3n2p120", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 353, "width": 468, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andardini. (2016). Keputusan Hedging dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI 2012-2014). STIE Perbanas Surabaya . Astyrianti. Sudiartha. (2017). Pengaruh Leverage, Kesempatan Tumbuh, Kebijakan Dividen dan Likuiditas terhadap Keputusan Hedging PT. Unilever Tbk. Universitas Udayana Bali , 6 (3), 1312 – 1339. Atmaja. (2008). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan . Yogyakarta: Andi.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 441, "width": 468, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Batram. (2009). International Evidence on Financial Derivatives Usage. Financial Management Association International , Vol. 38(1) .", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 470, "width": 468, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bellovary et al. (2005). Earning Quaity:Its Time to Measure and Report. The CPA Journal. , 75(11), 32 – 37. Brigham dan Houston. (2010). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. (Edisi 11). Jakarta: Salemba Empat.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 529, "width": 468, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CNBC Indonesia. (2018). Catat Rekor Terburuk, Seperti ini Grafik Rp. Sejak 2014. Doc: Reuters . Damanik. (2015). Keputusan Lindung Nilai dan Faktor - Faktor yang Mempengaruhi (Studi Empiris pada Bank Konvensional yang terdaftar di BEI periode 2009-2013). Skripsi . Universitas Diponegoro. Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 587, "width": 468, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmawati. dkk. (2005). Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. , Vol. 8 , No , 65 – 81. Darmawi. (2006). Manajemen Risiko . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 631, "width": 468, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, N. K. R. U., & Purnawati, N. K. (2016). Pengaruh Market To Book Value Dan Likuiditas Terhadap Keputusan Hedging Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei. E-Jurnal Manajemen Unud , 5 (1), 355 – 384. https://doi.org/10.13541/j.cnki.chinade.2012.10.004", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 675, "width": 468, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guniarti, F. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Hedging Dengan Instrumen", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 690, "width": 440, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Derivatif Valuta Asing. Jurnal Dinamika Manajemen , 5 (1), 64 – 79. https://doi.org/10.15294/jdm.v5i1.3651", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 719, "width": 468, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hafidoh. (2017). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Universitas Lampung .", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 763, "width": 393, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hanafi. (2010). Manajemen Risiko (Edisi Kedu; UPP STIM YPKN, Ed.). Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 778, "width": 467, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Herawaty. (2005). Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Perataan Laba yang", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 169, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 61, "width": 26, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "171", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dilakukan oleh Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. SNA VIII , :139-146. Horne and Wachowicz. (2014). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan (Edisi 13). Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 133, "width": 467, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husnan dan Enny. (2012). Dasar-dasar Manajemen Keuangan (Edisi keen). Yogyakarta: YKPN Indrajaya et al. (2011). Pengaruh Struktur Aktiva, Ukuran Perusahaan, Tingkat Pertumbuhan,", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 162, "width": 468, "height": 71, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profitabilitas dan Risiko Bisnis terhadap Struktur Modal: Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Listing di BEI periode 2004-2007. Akurat Jurnal Ilmiah Akutansi . Irawan, B. P. (2014). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Instrumen Derivatif Valuta Asing sebagai Pengambilan Keputusan Hedging ( Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2012 ) .", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 236, "width": 468, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jang. Sugiarto & Siagian. (2007). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laba pada Perusahaan Manufaktur di BEJ. Jurnal Akuntabilitas. , 6(2). 142-149.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 265, "width": 467, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jiwandhana. Triaryati. (2015). Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Keputusan Hedging Perusahaan Manufaktur Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud , 5(1): 31-58.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 294, "width": 468, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krisdian. Badjra. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Tingkat Hutang, dan Kesulitan Keuangan terhadap Keputusan Hedging pada Perusahaan Manufaktur Indonesia. E-Jurnal Manajemen Unud , 6 (3), 1452 – 1477.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 338, "width": 468, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kussulistyanti. Mahfudz. (2016). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Hedging dengan Derivatif Valuta Asing (Studi pada Perusahaan Non-Finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2011-2014. Universitas Diponogoro .", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 382, "width": 468, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Latan dan Ghozali. (2017). Konsep, Metode dan Aplikasi Mengunakan Program WarpPLS 5.0. In B. P. U. Diponegoro (Ed.), Third Edition . Lestari. (2018). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Hedging dengan Instrumen Derivatif Valuta Asing pada Perusahaan Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015 . Machdar. dkk. (2017). The Effect of Earnings Quality, Conservatism, and Real Earning Management on the Company’s Performance and Information Asymmetry as a Moderating Variable. International Journal of Economics and Financial Issues , 7(2). , 309- 318.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 499, "width": 450, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Madura. (2000). Keuangan Perusahaan Internasional (Buku 1 Edi). Jakarta: Salemba Empat,.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 514, "width": 468, "height": 114, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mai. (2006). Analisis Variabel-variabel yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan- Perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta. Tirtayasa Ekonomika. , Vol. 2. No , 228 – 243. Marsel, A., Morasa, J., & Lambey, R. (2018). Analisis Pengaruh Firm Size , Debt To Equity Ratio Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Keputusan Lindung Nilai Pada Perusahaan Perbankan Indonesia ( Studi Empiris Pada Bank Umum Devisa Yang Terdaftar Di Bei . 18 (03), 68 – 78. Munawir. (2002). Analisa Laporan Keuangan. Jogyakarta: Liberty. Myers. (1977). The Determinant of Corporate Borrowing. Jurnal of Finance Management. , 5(2): pp:", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 631, "width": 467, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nguyen. F. (2002). On The Determinants Of Derivatife Usage By Australian Companies. Australian Journal Of Management. , Vol. 27, No. 1.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 660, "width": 358, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N. Kock. (2013). WarpLS 4.0 User Manual (T. : S. W. Systems, Ed.). Laredo.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 675, "width": 468, "height": 85, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nugroho. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusn ]Lindung Nilai pada Instrumen Derivatif Valuta Asing (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI periode 2011-2014. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau . Nuzul. Lautania. (2015). Pengaruh Leverage, Financial Distress dan Growth Options terhadap Aktivitas Hedging pada Perusahaan Non Keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2015. Jurnal Dinamika Akuntansi & Bisnis .", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 763, "width": 467, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paranita. (2011). Kebijakan Hedging dengan Derivatif Valuta Asing pada Perusahaan Publik di Indonesia. Seminar Nasional Ilmu Ekonomi Terapan Fakultas Ekonomi Unimus. , h. 228-237.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 61, "width": 21, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "172", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 61, "width": 173, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hetrina, Dwi Prastowo D, Suyanto", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 89, "width": 468, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penman. (2001). Accounting Conservatism, Quality of Earnings, and Stock Returns. The Accounting Review , 77(2): 237-264.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 118, "width": 468, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putro. Chabachib. (2012). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi Kasus Pada Perusahaan Automotive and Allied Products Yang Terdaftar Di BEI periode 2006-2010). Diponogoro Business Review ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 162, "width": 56, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 (1), 1 – 12.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 177, "width": 467, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachmawati. Setyadi & Yudaruddin. (2018). Pengaruh DER dan MTBV serta Ukuran Perusahaan terhadap Penggunaan Instrumen Derivatif sebagai Pengambilan Keputusan Hedging. Jurnal Ilmu Manajemen", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 221, "width": 428, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riyanto. (1999). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE - Yogyakarta. Riyanto. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. (Edisi 4). Yogyakarta: BPFE. Ross, westerfield dan jordan. (2009). pengantar keuangan perusahaan . Sartono. (2001). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. (Edisi ke e). Yogyakarta. BEF.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 280, "width": 468, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiawati. (2012). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dividend Per Share (DPS) pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI (periode 2006-2010). Skripsi Pada Jurusan Manajemen Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Hasanuddin Makassar.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 323, "width": 467, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siallagan & Machfoedz. (2006). Mekanisme Corporate Governance, Kualitas Laba dan Nilai Perusahaan. Simposium Seminar Akuntansi 9. , (Padang. 23-26 Agustus 2006).", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 353, "width": 468, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spano. (2004). Determinants of Hedging and Its Effects on Investmen t and Debt”. Journal of Corporate Finance , 10 (2004) 175 – 197.", "type": "List item" }, { "left": 68, "top": 382, "width": 467, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widjaja. (2015). Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol.5 No.1 (2016).", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 397, "width": 439, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Bisnis & Ekonomika. Universitas Surabaya Vol.5 No.1 , 5 (1), 1 – 12.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 426, "width": 467, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zuliani, S. dan Asyik. (2014). Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Penjualan, Struktur Aset, dan Tingkat Pertumbuhan Terhadap Struktur Modal. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi , 3(7) , 1 – 1 www.idx.co.id. Laporan Keuangan Audited Perusahaan Manufaktur tahun 2014 - 2017.", "type": "Text" } ]
d40187e6-2d8d-8851-440a-5875811ce669
http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt/article/download/164/141
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 166, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 38, "width": 158, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37 ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 28", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 74, "width": 387, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan Fentin Asetat di Tambak Sebagai Moluksida", "type": "Section header" }, { "left": 185, "top": 90, "width": 244, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trisipan ( Telescopium telescopium )", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 117, "width": 194, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anshar Haryasakti 1 dan Kaharuddin 2", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 143, "width": 333, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur Jl. Soekarno-Hatta, Sangatta, Kutai Timur, email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 177, "width": 308, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Program Studi Ilmu Kelautan, Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur Jl. Soekarno-Hatta, Sangatta, Kutai Timur, kaharikl02@gmailcom", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 230, "width": 64, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 242, "width": 386, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the effect of Fentin acetate 60% with active ingredients fontain acetate is a chemical compound as eradicator of molluscs community as pests in aquaculture pond systems. One of species belongs to molluscs community is Telescopium telescopium capable of thriving on ponds media which is high in organic content and as a competitors for organism which is the function as decomposers and provider of natural food in water pond. Due to designation of fentin acetate to suppress population growth of Telescopium telescopium, the focus of this research was to determine the best concentration and to see the fhysiology response on each treatment. This research used completely randomized design (CRD) and the data were analyzed using analysis of variance ANOVA. The result showed there were significant correlation between Telescopium-telescopium with fentin acetate dosages 60%. Based an average comparison of soaking duration with fentin acetate dosages 4 ppm, 6 ppm and 8 ppm, it was concluded that 8 ppm dosages was the most efficient to control the populations of Telescopium telescopium pest..", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 414, "width": 331, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Fentin acetate , Telescopium telescopium , Molluscicide, Pond.", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 439, "width": 57, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 386, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Fentin asetat 60% dengan bahan aktif fonten asetat merupakan senyawa kimia pemberantas komunitas moluska yang merupakan hama pada budidaya sistem tambak. Salah satu spesies dari komunitas moluska adalah Telescopium telescopium yang mampu berkembang dengan pesat pada media tambak yang tinggi bahan organik dan menjadi pesaing bagi organisme yang berfungsi sebagai pengurai dan penyedia pakan alami dalam kolom perairan.Melihat peruntukan dari fentin asetat untuk menekan perkembangan populasi trisipan, maka penelitian ini fokus untuk mengetahui konsentrasi yang terbaik dan melihat respon fisikologis pada tiap perlakuan. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan data dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam ANOVA Hasil analisis sidik ragam ANOVA menunjukkan ada hubungan signifikan antara Telescopium telescopium dengan dosis fentin asetat 60%. Berdasarkan perbandingan rata-rata lama waktu perendaman dengan dosis fentin asetat 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm, disimpulkan bahwa dosis 8 ppm mampu mengontrol populasi hama Telescopium telescopium paling efisien.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 246, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Fentin asetat, Trisipan, Molusida, Tambak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 86, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 442, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewasa ini untuk melindungi tambak usaha tani dari serangan hama dan penyakit, sebagian besar petani tambak masih mengandalkan penggunaan pestisida kimia yang dapat diperoleh dengan mudah di pasaran. Sejak digulirkannya kebijakan deregulasi di bidang pendaftaran pestisida pada tahun 2001, dimana jumlah dan jenis pestisida yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 156, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 38, "width": 164, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 104, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 29", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beredar di pasaran semakin meningkat, sampai tahun 2010 jumlah pestisida yang terdaftar untuk pertanian secara luas mencapai 2.628 formulasi (Kementan, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 442, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan buku pedoman umum skrining pestisida tahun 2010, menjelaskan bahwa fentin asetat merupakan bahan aktif yang dapat digunakan menanggulangi serangan hama siput trisipan diarel tambak (Munajat, 2011). Sebagai bahan kimia aktif, selain berfungsi memberantas komunitas moluska jenis trisifaan, juga berdampak pada udang atau ikan dalam tambak serta lingkungan perairan jika tidak terkontrol dengan benar, sehingga diperlukan aturan dosis pemakaian yang sesuai prosedur. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian moluksida berbahan aktif fentin asetat dengan konsentrasi berbeda dan melihat respon fisikologis trisipan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 443, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keong bakau adalah deposit feeder, menggunakan extensible snout untuk menelan lumpur dan detritus dari permukaan endapan lumpur pada saat surut. Dan Dye (1986) dalam Houbrick (1991) menyatakan bahwa Keong bakau makan saat surut.Menurut Ramamoorthi dan Natarajan (1973) dalam Houbrick (1991) di habitat alaminya (di permukaan lumpur muara Vellar Porto Novo, India), ini bereproduksi di permukaan lumpur daerah perairan dangkal dari April Juli. Populasi telur keong bakau dapat mencapai 50.000 telur dengan diameter telur 1250 mm Telur tiap individu dikelilingi oleh fluida, albumen, dan transparan. Larva keong bakau bebas berenang di perairan. Larva ini menetas setelah 96 jam ditelurkan (Ramamoorthi dan Natarajan 1973 dalam Houbrick( 1991). Keong bakau menyukai tempat lahan terbuka dan banyak sinar matahari substrat lumpur halus di tengah hutan.Keong bakau merupakan moluska asli mangrove yang dapat ditemukan di bagian tengah hutan mangrove.Moluska asli alami memilih hutan mangrove sebagai tempat satu- satunya tempat hidup. Genangan air yang cukup luas, kaya akan bahan organik dan terbuka (karena pohon tumbang) disukai oleh keong bakau (Budiman, 1991).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 443, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keong bakau sering ditemukan dalam jumlah berlimpah di daerah pertambakan yang berbatasan dengan hutan mangrove, juga pada sungai-sungai dekat dengan daerah pertambakan (Hamsiah 2000). Menurut Soekendarsi et al ., (1996) dalam Hamsiah (2000), hewan ini banyak ditemukan di daerah pertambakan dekat dengan mulut sungai dan dapat hidup pada kadar garam 1-2 ppt, hewan lebih banyak membenamkan diri dalam lumpur yang kaya bahan organik daripada di atas substrat lumpur. Houbrick (1991) menyatakan bahwa individu bakau sering berkelompok.Kehadiran keong bakau di pertambakan tidak alami, karena adanya campur manusia yang membuat tambak sebagai tempat yang disukai oleh keong.Suasana tambak yang baik untuk pertumbuhan pakan memperbesar keberhasilan aktivitas reproduksi dan rendahnya musuh alami atau penyakit, sehingga dapat meninggikan populasi keong bakau (Budiman 1991).Selama musim kering dan periode tidak aktif, keong bakau sering berkelompok dan berlindung di bawah bakau, suhu ekstrim dapat mengakibatkan kematian yang tinggi. Meskipun suhu tinggi kemungkinan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 166, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 38, "width": 158, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37 ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 30", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat menyebabkan kematian, hewan ini dapat bertahan pada periode kekeringan. Budiman (1991) melaporkan bahwa hewan ini dapat bertahan lebih dari enam bulan, meskipun tidak terendam air laut. Pola sebaran pada tingkat jenis maupun marga moluska di bakau tidak punya pola tetap. Pola persebaran akan bertambah dengan adanya kebiasaan migrasi dalam pola hidup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 443, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cangkang keong bakau berbentuk kerucut, panjang, ramping, dan agak mendatar pada bagian dasarnya. Warna cangkang coklat keruh, coklat keunguan, coklat kehitaman, lapisan luar cangkang dilengkapi garis spiral yang sangat dan mempunyai jalur yang melengkung ke dalam. Panjang cangkang berkisar 7,5-11 cm (Barnes 1974 dalam Hamsiah 2000). Ukuran cangkang dewasa normal mencapai ukuran 90-100 mm (Houbrick 1991), namun menurut Brand (1974) dalam Houbrick (1991) cangkang keong dapat mencapai 130 mm. Keong bakau dewasa dimakan oleh kepiting (Scylla serrata) dan dimanfaatkan manusia sebagai makanan di Asia Tenggara termasuk Indonesia dan Filipina (Tryon 1882 in Houbrick 1991). Keong bakau yang masih juvenil biasanya dimangsa oleh kepiting bakau, burung, dan mamalia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 443, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Pablico and Moody (1991) dalam Asep (2011), bahwa fentin asetat adalah senyawa organotin yang berbentuk kristal padat putih digunakan sebagai fungisida, bakterisida, pengawet kayu, fungisida, industri: herbisida, atraktan serangga, nyamuk dan moluskisida.Nama umum adalah Fentin asetat, Nama kimia adalah Triphenyltin asetat, Berat molekul sebesar 409, dan rumus molekul adalah C 20 H 18 O 2 Sn.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 443, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun sifat fisik Fentin asetat adalah H -O , H -2 : 5, titik lebur: 118-122 o C, Kepadatan: 1.55 g/cm 3 , suhu penyimpanan: Approx 4 o C, Kelarutan air: 28 mg/L (20 o C). Pablico and Moody, (1991) dalam Asep (2011) menerangkan bahwa Fentin Asetat 60% adalah moluskisida racun lambung berwarna putih, berbentuk tepung yang dapat diemulsikan untuk mengendalikan siput trisipan pada budidaya udang dan ikan bandeng di tambak. Keunggulan dari fentin asetat 60 % di antaranya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 442, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mengandung bahan aktif fentin asetat yang sangat efektif mengendalikan siput terutama sipit trisipan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 442, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Aplikasi mudah baik dengan ditebar, disemprotkan, atau disiram, ataupun dipercikkan kedalam lahan tambak", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 305, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tidak berbahaya bagi ikan atau udang yang dibudidayakan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 426, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mudah larut dalam air dan relatif stabil terhadap cahaya, suhu dan kondisi lapangan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 319, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Tetap ampuh baik digunakan di air tawar maupun di air payau", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 299, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Stabil dan efektif pada berbagai kondisi dan ketinggian air", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 443, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fentin asetat atau fenton asetat merupakan bahan aktif yang terkandung dalam produk kategori moluskisida dengan merek dagang Besnoid 60 WP ( white pouder ) untuk memberantas hama dari komunitas spesies Telescopium telescopium pada lahan tambak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 38, "width": 164, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 104, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 31", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsentasi bahan aktif 60% fentin asetat yang terkandung dalam satuan kemasan diharapkan mampu membasmi hama lebih cepat dan efektif, seperti halnya teori yang dikemukakan oleh Asep (2011), bahwa keunggulan bahan yang terkandung sangat efektif dalam mengendalikan siput terutama jenis trisipan ( Cerithidea cingulata ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 90, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu dan Lokasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 442, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan sampel trisipan di tambak Sungai Bendera, Dusun Kenyamukan, Desa Sangatta Utara, Kabupaten Kutai Timur, seperti ditunjukkan pada peta lokasi Gambar 1. Proses penelitian dan pengolahan data dilakukan di Laboratorium Ilmu Kelautan Sekolah Tinggi Pertanian Kutai Timur. Penelitian ini di mulai bulan November-Desember 2014.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 566, "width": 365, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Lokasi penelitian di tambak Sungai Bendera, Kenyamukan (titik hitam)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 122, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Percobaan", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 620, "width": 245, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 . Perlakuan dan jumlah konsentrasi bahan aktif", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 632, "width": 314, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Macam Perlakuan Konsentrasi Formulasi 1. Fentin asetat 4 ppm 2. Fentin asetat 6 ppm 3. Fentin asetat 8 ppm", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 166, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data primer penelitian 2015", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 442, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan menggunakan fentin asetat 60% sebagai variabel perlakuan, yang terdiri dengan 3 taraf 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm, seperti pada Tabel 1, masing-masing", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 166, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 38, "width": 158, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37 ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter kualitas air dari yang diamati dari media perlakuan adalah salinitas, pH, suhu, dan DO.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 443, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denah rancangan perlakuan dalam penelitian yang akan digunakan seperti pada Gambar 2 dengan perlakuan fentin asetat dan jumlah konsentrasi berdasarkan Tabel 1, dan format pencatatan hasil dari fariabel perlakuan seperti pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 396, "width": 183, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 . Denah rancangan perlakuan Keterangan:A (dosis 4 ppm) B (dosis 6 ppm)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 428, "width": 400, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C (dosis 8 ppm) Tabel 2 . Format pengamatan perbedaan dosis fentin asetat dan tingkat kematian Trisipan Perlakuan Ulangan Jumlah (TA) Rata-Rata 1 2 3 A A 1 A 2 A 3 B B 1 B 2 B 3 C C 1 C 2 C 3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 72, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 443, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengamatan pengaruh fentin asetat dengan melihat waktu pemberian perlakuan sampai organisme mati dalam hitungan menit. Analisis data pengamatan mortalitas menggunakan persamaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 613, "width": 378, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mortalitas = ∑𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑚𝑎𝑡𝑖 ∑𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑎𝑤𝑎𝑙 x 100% (1)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 443, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang terkumpul diuji melalui sidik ragam (ANOVA), apabila ada terjadi perbedaan yang nyata, maka penghitungan dilanjutkan dengan uji BNT (beda nyata terkecil). Eksperimen menggunakan metode rancangan acak lengkap dengan model linier sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 717, "width": 118, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yij(t) = µ + P(t) + ε(t)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 425, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) Dimana: i = 1, 2, ...n; dan t = 1, 2, ...n", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 256, "width": 116, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B₁ Aᴣ", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 174, "width": 226, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C₂ A₂ C₁ Bᴣ A₁ Cᴣ B₂", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 156, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 38, "width": 164, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 104, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 33", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 393, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yij(t) = nilai pengamatan pada baris ke-i, kolom ke-j yang mendapatperlakuan ke-t.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 111, "width": 138, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "µ = nilai rata-rata umum", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 130, "width": 275, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P(t) = pengaruh perlakuan ke-t e(t) = pengaruh galat yang memperoleh perlakuan ke-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 151, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 442, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah mortalitas trisipan setelah diberi perlakuan, seperti pada Tabel 3., dilanjutkan Gambar 3 mengenai kurva mortalitas trsisipan serta analisis regresi pH terhadap kematian trisipan, yang tersaji sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 263, "width": 234, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 . Mortalitas Trisipan setelah diberi Perlakuan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 275, "width": 377, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dosis Fentin Asetat Total Mortalitas (Jam Setelah Aplikasi) 6 12 18 24 30 36 42 48 4 ppm 5 8 9 12 14 14 14 14 6 ppm 8 9 12 13 14 14 14 14 8 ppm 10 10 15 22 22 22 22 22", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 351, "width": 167, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data primer penelitian 2015", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 442, "height": 276, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat pada Gambar 3. diatas yaitu 6 jam setelah aplikasi, perlakuan A dengan konsentrasi fentin asetat 4 ppm menyebabkan trisipan mati sebanyak 5 ekor, pada perlakuan B dengan kosentrasi fentin asetat 6 ppm menyebabkan 8 ekor trisipan mati, sedangkan pada perlakuan C dengan konsentrasi fentin asetat tertinggi yaitu 8 ppm reaksi yang ditimbulkan sangat toksik yang menyebabkan 10 ekor trisipan mati. Pada pengamatan kedua yaitu 12 jam setelah aplikasi pada perlakuan A jumlah trisipan yang mati menjadi 8 ekor, sedangkan pada perlakuan B menjadi 9 ekor trisipan mati artinya hanya 1 trisipan yang mati setelah pengamatan pertama, dan pada perlakuan C jumlah trisipan yang mati tetap berjumlah 10 ekor. Dosis tertinggi yaitu 8 ppm pada paparan selama 24 jam, memberi pengaruh mortalitas tercepat sebagai efek kuat dari konsetrasi moluskisida dengan bahan aktif 60%, dapat diartikan bahwa semakin meningkat dosis pemberian persatuan liter air akan mempercepat respon mortalitas sampel uji/satuan waktu. Jika dibandingkan dengan aflikasi pada ikan Nila dari hasil uji oleh Lukmini (2016) dengan kadar fentin asetat 0,075 ppm dengan paparan selama 24 jam, ikan uji mengalami mortalitas 100%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 442, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi pada pukul 18, menunjukkan kematian tertinggi terjadi pada perlakuan C dengan total mati 15 ekor, artinya terjadi penambahan 5 ekor dari total pengamatan sebelumnya, pada perlakuan B juga mengalami penambahan yaitu 3 ekor sehingga menjadi 12 ekor trisipan yang mati hingga 18 jam setelah aplikasi perlakuan, sedangkan pada perlakuan A hanya bertambah 1 ekor trisipan yang mati. Pengamatan ke empat yaitu 24 jam setelah aplikasi, dapat dilihat pada grafik bahwa perlakuan C dengan konsentrasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 166, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 38, "width": 158, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37 ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 442, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "fentin asetat tertinggi menunjukkan hasil yang sangat signifikan yang menyebabkan kematian trisipan hingga total 22 ekor, artinya mengalami penambahan 7 ekor trisipan, pada perlakuan A hanya mengalami penambahan 3 ekor trisipan sehingga total 12 ekor trisipan sedangkan pada perlakuan C hanya menyebabkan 1 ekor trisipan mati sehingga total hingga 24 jam setelah aplikasi hanya 13 ekor trisipan yang mati.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 442, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pengamatan 30 jam setelah aplikasi pada perlakuan A dan B masing-masing mengalami penambahan kematian yaitu 2 ekor pada perlakuan A dan 1 ekor pada perlakuan B, sedangkan pada perlakuan C tidak mengalami penambahan. Pada pengamatan 36, 42, serta 48 jam setelah aplikasi masing- masing perlakuan tidak mengalami penambahan kematian.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 450, "width": 181, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: JSA (Jam Setelah Aplikasi)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 386, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 . Mortalitas trisipan pada perlakuan fentin asetat ( Sumber : Data primer2015 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 442, "height": 142, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara keseluruhan berdasarkan hasil penelitian, perlakuan dengan konsentrasi fentin asetat tertinggi yaitu 8 ppm reaksi yang ditimbulkan sangat toksik dibanding perlakuan dengan konsentrasi fentin asetat 4 ppm, dan 6 ppm. Efek kuat fentin asetat pada konsetrasi 8 ppm mengakibatkan kematian secara langsung pada sampel uji terisipan, yang dibuktikan dengan tidak berfungsinya sistem kerja tubuh dan perubahan cairan dalam organ sebagai respon terhadap bahan toksit, hal ini sejalan perlakuan yang dilalukan oleh Lukmini, dkk, (2016) pada ikan nila, yang menyebabkan adanya penurunan karakter hematologi dan laju pertumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 443, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji sidik ragam yang tersaji pada Tabel 4, yaitu menunjukkan fentin asetat berpengaruh sangat signifikan (nyata) terhadap tingkat kematian trisipan, sehingga dapat disimpulkan bahwa fentin asetat sangat berhasil untuk membasmi hama trisipan dan berarti pula ada salah satu perlakuan yang pengaruhnya sangat menonjol jika dibandingkan dengan pengaruh lainnya. Menurut Koesuemadinata, (2003) bahwa fentin asetat diklasifikasikan kedalam golongan kelas A, yang mana nilai toksisitas tinggi (LC50 < 1 ppm).", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 384, "width": 357, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 JSA 12 JSA 18 JSA 24 JSA 30 JSA 36 JSA 42 JSA 48 JSA 4 ppm 5 8 9 12 14 14 14 14 6 ppm 8 9 12 13 14 14 14 14 8 ppm 10 10 15 22", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 267, "width": 369, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 22 22 22 0 5 10 15 20 25 Mor tal it as T ri si pan", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 156, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 38, "width": 164, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 104, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 443, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji lanjut BNT (Beda Nyata Terkecil) diperoleh hasil perlakuan A dan B tidak berbeda nyata, namun perlakuan A dan B sama sama menunjukkan perbedaan sangat nyata dengan perlakuan C.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 130, "width": 375, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 . Analisis sidik ragam Sumber Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah F.Hitung F.Tabel Keragaman 0.05 0.01 Perlakuan 2 12.7 6.3 11.4 * 5,14 10,92 Galat 6 3.3 0.5 Total 8 16", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 205, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: F Hitung > 0,01 sangat berbeda nyata", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 260, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korelasi Fentin Asetat dengan Kualitas Air Media", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 442, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberian dosis fentin asetat berbeda dengan kadar kandungan bahan aktif 60% diindikasikan kualitas air media menggunakan analisis regresi pada setiap farameter kualitas air terukur. Hasil analisis regresi kualitas air media (pH, DO, dan suhu) secara berturut dapat dilihat pada Gambar 4, 5, dan 6.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 509, "width": 368, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 . Hubungan analisa regresi linear dosis fentin asetat 60%dengan pH air.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 688, "width": 412, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 . Hubungan analisa regresi linear dosis fentin asetat 60% dengan oksigen terlarut", "type": "Caption" }, { "left": 154, "top": 343, "width": 312, "height": 330, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6,25 6,17 6,16 R² = 0.8322 6,14 6,16 6,18 6,2 6,22 6,24 6,26 0 2 4 6 8 10 pH Dosis Fentin Asetat 60% pH Linear (pH) 7,97 7,95 7,95 R² = 0.75 7,945 7,95 7,955 7,96 7,965 7,97 7,975 0 2 4 6 8 10 m g/ L Dosis Fentin Asetat 60% DO Linear (DO)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 166, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 374, "top": 38, "width": 158, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37 ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 36", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 233, "width": 376, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 . Hubungan analisa regresi linear dosis fentin asetat 60% dengan suhu air", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 442, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis regresi dari hubungan pH air terhadap dosis fentin asetat 60% menunjukkan nilai R 2 yaitu 0,83, hubungan fentin asetat 60% dengan oksigen terlarut nilai R 2 yaitu 0,75, dan hubungan fentin asetat 60% dengan suhu air nillai R 2 yaitu 0,05. berdasarkan ketiga korelasi tersebut bahwa pengaruh fentin asetat 60% terhadap pH yaitu sangat kuat, sedangkan pengaruhnya terhadap oksigen terlarut yaitu kuat, dan terhadap suhu yaitu sangat rendah. Jadi, dari ketiga parameter kualitas air yang sangat berpengaruh terhadap dosis fentin asetat 60% yaitu pH dan oksigen terlarut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 93, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 407, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemberian fentin asetat 60% sangat berpengaruh pada tingkat kematian trisipan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 442, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Persentase tingkat kematian trisipan ( Telescopium-telescopium ) tertinggi diperoleh pada perlakuan C (8 gr/l) dan tarendah pada perlakuan A (4 gr/l)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 443, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil korelasi fentin asetat 60% dengan pH, DO, dan suhu,menunjukkan nilai pengaruh yang berbeda secara berturut, diawali pH dengan nilai. R 2 yaitu 0,83, DO dengan nilai R 2 yaitu 0,75, dan suhu dengan nilai R 2 yaitu 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 77, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 443, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asep, M. (2011).Pengaruh Molusksida Fentin Asetat 60% Terhadap Perkembangan Siput Semak ( Bradubaena sianilarus ferussac ) dan Produksi Tanaman Kubis Bunga ( Brassica ocracea Var. botryris L). [Skripsi]. Fakustas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian. Universitas Subang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 442, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiman, (1991). Penelaan Beberapa Gatra Ekologi Moluska Bakau Indonesia [Desertasi].", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 269, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta. Fakultas pascasarjana. Universitas indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 443, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamsiah, (2000). Peranan Keong Bakau (Telescopium telescopium L.) sebagai Biofilter dalam Pengolahan Limbah Budidaya Tambak Intensif . [Tesis]. IPB. Houbrick, R.S. (1991). Systematic Review and Fundamental Morphology of the Mangrove Snail Terebralia and Telescopium (Potamidae; Prosobranchia) . Malacologia.", "type": "List item" }, { "left": 154, "top": 77, "width": 311, "height": 142, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28,08 27,92 28,13 R² = 0.0519 27,9 27,95 28 28,05 28,1 28,15 0 2 4 6 8 10 oC Dosis Fentin Asetat 60% Suhu Linear (Suhu)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 156, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pertanian Terpadu 6(2): 28-37", "type": "Page header" }, { "left": 363, "top": 38, "width": 164, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://ojs.stiperkutim.ac.id/index.php/jpt", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 104, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2549-7383 (online) ISSN 2354-7251 (print)", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 797, "width": 207, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jpt. Jurnal Pertanian Terpadu, Jilid 6, Nomor 2 | 37", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 73, "width": 414, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departement of Invertebrate Zoology, National Museum of Natural History, Smithisonian Institution, Washinton, D.C. 20560 U.S.A.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 442, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Pertanian. (2011). Pedoman Umum Skrining Pestisida.Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana.Direktorat Pupuk dan Pestisida.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 442, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koesoemadinata, S. (2003). Metode Standar Pengujian Toksisitas Pestisida terhadap Ikan. Komisi Pestisida. Direktorat Jenderal Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 442, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lukmini, A., Supriyono, E., dan Budiardi, T. (2016). Toksisitas Moluskisida Fentin Asetat terhadap Hematologi dan Pertumbuhan Ikan Nila, Oreocrhomis niloticus (Linnaeus, 1758). Jurnal Iktiologi Indonesia . 17 (1); 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 442, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munajat, (2011). Pengujian Moluskisida Fentin Asetat 60% Terhadap perkembangan Siput Semak ( Bradybaena similaris ferussac ) dan Produksi Tanaman Kubis Bunga ( brassica oleraseae Var. L.). Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian. Universitas Subang.", "type": "Text" } ]
0c939d54-ef20-908d-6e7f-25f159a25783
http://ejournal.sisfokomtek.org/index.php/jpkm/article/download/1962/1371
[ { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 756, "width": 23, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3995", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 769, "width": 184, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 771, "width": 199, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 82, "width": 321, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Section header" }, { "left": 262, "top": 101, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Ayu Wardani*,", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 112, "width": 277, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Ayu Wardani*, 2) Kumala Hayati, 3) Dede Suprayitno, 4) Hartanto", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 123, "width": 403, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3) Program Studi Ilmu Komunikasi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 134, "width": 418, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta, Jakarta, Indonesia Email Corresponding: [email protected]*", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 156, "width": 113, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Kumala : [email protected]*", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 208, "width": 48, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 43, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Gen Z", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 250, "width": 74, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Pilar Literasi Digital Teknologi Digital", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 71, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Digital Kesejahteraan Digital", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 231, "width": 341, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media digital hadir berdasarkan perkembangan teknologi digital. Gen Z merupakan generasi yang berusia 11-26 tahun. Gen Z adalah generasi yang masih rentan dalam penggunaan media digital. Beragam resiko dapat diterima, jika Gen Z tidak bijaksana dalam menggunakan teknologi digital, seperti cyberbullying, penyebaran berita hoax, doxing, trolling , serta penyebaran hatespeech di media digital. Beberapa resiko tersebut dapat terjadi jika Gen Z tidak mampu memahami literasi digital dengan baik. Literasi digital merupakan kemampuan menggunakan peralatan digital secara bijak. Adanya konsep 4 pilar literasi digital, yakni digital skills, digital culture, digital ethics, serta digital safety yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) di Indonesia tentunya sangat membantu dalam pelaksanaan sosialisasi mengenai konsep literasi digital. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menggunakan metode penyuluhan (sharing knowledge) dengan memberikan informasi terkait 4 pilar literasi digital pada siswa SMAN 34 Jakarta Selatan. Pemilihan lokasi pengabdian masyarakat di SMAN 34 Jakarta Selatan dikarenakan pengguna media digital terbesar di Pulau Jawa diduduki oleh DKI Jakarta setelah Banten. Hasil dari pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yakni tercapaianya pemahaman terkait kesejahteraan digital ( digital wellbeing ) bagi Gen Z sehingga Gen Z dapat terhindar dari resiko-resiko yang dapat hadir atas penggunaan media digital.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 414, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 37, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Gen Z", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 484, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Pillars of Digital Literacy Digital Technology Digital Media Digital Wellbeing Digital media has emerged based on the development of digital technology. Generation Z, aged 11-26, is a generation that is still vulnerable to the use of digital media. Various risks can be encountered if Gen Z is not wise in using digital technology, such as cyberbullying, the spread of fake news, doxing, trolling, and the dissemination of hate speech on digital media. Some of these risks can occur if Gen Z is not able to understand digital literacy well. Digital literacy is the ability to use digital tools wisely. The concept of the 4 pillars of digital literacy, namely digital skills, digital culture, digital ethics, and digital safety, initiated by the Ministry of Communication and Information (Kemenkominfo) in Indonesia, is certainly very helpful in the implementation of socialization regarding the concept of digital literacy. This community service activity uses the method of counseling (knowledge sharing) by providing information related to the 4 pillars of digital literacy to students at SMAN 34 South Jakarta. The selection of SMAN 34 South Jakarta as the location for community service is because the largest users of digital media on Java Island are in DKI Jakarta, followed by Banten. The results of this community service include the achievement of understanding related to digital well-being for Gen Z so that they can avoid the risks that may arise from the use of digital media.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 602, "width": 207, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 649, "width": 107, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 485, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Era perkembangan teknologi komunikasi semakin berkembang pesat. Ditandai dengan hadirnya era revolusi digital, di mana perkembangan komputer mulai hadir sebagai komputer pribadi dengan mikroprosesor yang berbasis digital (Syamsuar and Reflianto 2019). Digitalisasi komputer disusul dengan kehadiran teknologi internet, dengan membawa misi sebagai media konvergen, di mana dalam hal ini terdapat penyatuan beragam media. Tidak berhenti sampai di situ saja, konvergensi media kemudian berkembang kembali, dengan kehadiran penggabungan teknologi dan sistem komputasi bernama AI (Atificial Intelligences) pada tahun 2010. Konsep AI dalam teknologi komputer, membawa suatu fenomena", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3996", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 485, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "baru, di mana beberapa pekerjaan manusia, dapat dikerjakan secara cepat oleh algoritma komputer yang menawarkan beragam kemudahan dan kecanggihan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 105, "width": 485, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Digitalisasi dan hadirnya AI dalam ruang lingkup masyarakat, membawa suatu kondisi berbeda dalam ruang lingkup kemasyarakatan. Tatanan kehidupan sosial, dalam ranah interaksi pun berubah. Kondisi interaksi antar masyarakat yang tadinya mengalami hambatan ruang dan waktu, kini telah dimudahkan dengan kehadiran digitalisasi. Istilah dunia ada dalam genggaman tangan, memag bukan merupakan suatu isapan jempol belaka, namun terbukti dalam setiap lini lapisan masyarakat yang telah terpapar dengan digitalisasi. Informasi kian menyebar dalam ruang virtual, globalisasi kian nyata dan tak terbendung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 181, "width": 485, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Neil Postman, dalam teorinya ekologi media, menyatakan bahwa perkembangan teknologi media di tengah masyarakat merupakan suatu bentuk lingkungan. Di mana dalam lingkungan tersebut teknologi dan komunikasi berkembang serta mengontrol bentuk, jumlah, kecepatan, distribusi, dan arah informasi. Selain itu, kehadiran teknologi dan komunikasi juga menghadirkan preferensi informasi yang memengaruhi persepsi, nilai, dan sikap manusia (Benavides, Maldonado, and Ortiz 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 485, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori ekologi media Neil Postman membawa suatu pemahaman bahwa kehadiran teknologi media mampu memengaruhi perilaku masyarakat. Saat ini, masyarakat khususnya di Indonesia dihadapkan pada tantangan dunia baru, di mana mempersiapkan diri untuk memasuki era Masyarakat 5.0 atau lebih dikenal dengan era Society 5.0. Berangkat dari era revolusi industri 4.0, yang ditandai dengan terintegrasinya seluruh kegiatan masyarakat melalui teknologi dan internet, sementara era society 5.0 lebih fokus pada bagaimana teknologi dan internet mampu meningkatkan kualitas kehidupan manusia dalam berbagai sektor (tidak hanya fokus pada insdustri dan ekonomi saja) (Ellitan 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 333, "width": 485, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gen Z sebagai generasi muda yang memiliki rentang usia 11-26 tahun hingga tahun 2023 ini (Nugroho and Rizal 2021), merupakan generasi yang hadir saat era teknologi dan internet berkembang. Gen Z seringkali menggunakan internet dan sosial media dalam keseharian dan kehidupan sosialnya (Szymkowiak et al. 2021). Fenomena Gen Z dalam penggunaan internet dan media sosial ini membawa permasalahan, di mana tak semua Gen Z, khususnya di Indonesia mampu untuk menyaring informasi yang baik dan bebas dari hoax dalam keseharian mereka. Selain itu, terkait dengan etika digital atau tata krama dalam penggunaan media digital juga masih banyak yang belum memahami hal tersebut. Survei tahun 2021 oleh digital microsoft, mengenai etika digital masyarakat, Indonesia masih menempati urutan ke 29 dari 32 negara (Mazrieva 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 485, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemahaman mengenai etika digital yang masih minim, menjadikan resiko yang diterima oleh pengguna internet, tak terkecuali Gen Z beragam. Selain sebagai penyebab adanya resiko, para Gen Z juga dapat menjadi korban dari penggunaan media digital. Adapun resiko tersebut yakni penyebarluasan berita hoaks atau berita bohong, hate speech, diskriminasi, misogini, cyberbullying, trolling atau tindakan sengaja memancing kemarahan, micro-agression atau tindakan pelecehan terhadap kelompok marginal hingga penipuan, doxing atau mengumpulkan data pribadi seseorang kemudian disebarluaskan untuk merusak reputasi, turut andil dalam rekrutmen kelompok radikal, hingga pornografi melalui media digital (Mazrieva 2021). Keseluruhan resiko tersebut tentunya tidak diinginkan untuk terjadi, khususnya bagi Gen Z, mengingat Gen Z adalah generasi penerus bangsa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 485, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian sebelumnya terkait literasi digital telah dilakukan oleh Aditya Ramadhan dengan judul Optimalisasi Literasi Digital terhadap Generasi Z dan Merekonstruksi Moral Menuju Pendidikan Berkualitas Perspektif SDGs 2030 pada tahun 2023 . Dalam penelitian tersebut dijelaskan mengenai optimalisasi penggunaan teknologi pendidikan pada proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan keterampilan dan pengetahuan melalui berbagai program pembelajaran yang tersedia secara online . Adapun tujuan literasi digital pada Gen Z yakni agar mereka siap menghadapi tantangan ke depannya dalam rangka memenuhi tujuan SDGs terkait peningkatan pendidikan yang bermutu dan juga membentuk karakter moral Gen Z menjadi lebih baik (Ramadhan 2023).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 485, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian kedua terkait literasi digital ditulis oleh Jerni dkk, dengan judul penelitian Pengaruh Literasi Ekonomi dan Literasi Digital terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa. yang dilaksanakan pada tahun 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel literasi ekonomi dan literasi digital berpengaruh positif terhadap minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makassar (Jerni et al. 2021). Di dalam kedua penelitian sebelumnya terkait literasi digital, sama-sama mengungkapkan tentang pentingnya literasi digital, namun belum menjelaskan mengenai adanya komponen", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3997", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 485, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 pilar literasi digital di dalamnya. Kedua penelitian tersebut hanya menjelaskan manfaat literasi digital secara umum, yakni mampu meningkatkan kemampuan dan pengetahuan Gen Z serta mahasiswa dalam menggunakan teknologi digital. Oleh karenanya di dalam penelitian ini akan membahas secara detail tentang bagaimana penerapan 4 pilar literasi digital pada Gen Z dalam konteks komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 130, "width": 485, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada falsafah 4 pilar literasi digital ( digital skills, digital culture, digital ethics, serta digital safety )yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) Indonesia, maka diadakanlah sebuah bentuk sosialisasi melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang diadakan di SMAN 34 Jakarta Selatan. Tujuan pelaksanaan pengabdian masyarakat ini yakni diharapkan agar para siswa di SMAN 34 Jakarta Selatan mampu memahami mengenai 4 pilar literasi digital, sehingga dapat mereduksi resiko penggunaan media digital di kalangan Gen Z dan mampu mendatangkan kesejahteraan digital.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. MASALAH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 239, "width": 485, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemilihan sosialisasi 4 pilar literasi digital pada siswa SMAN 34 Jakarta Selatan, didasarkan pada usia siswa SMA yang termasuk ke dalam kalangan Gen Z, di mana pada usia tersebut masih membutuhkan pembimbingan terkait penggunaan media digital. Mengingat resiko-resiko terkait penggunaan media digital amatlah beragam sehingga dapat memengaruhi karakter Gen Z ke depannya. Selain itu pencapaian kesejahteraan digital juga amat penting untuk dicapai oleh Gen Z. Oleh karenanya dibutuhkan sosialisasi terkait 4 pilar literasi literasi digital pada siswa SMAN 34 Jakarta Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 496, "width": 284, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar I. Lokasi Pengabdian Masyarakat (SMAN 34 Jakarta Selatan) Sumber : Data Pribadi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 485, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMAN 34 Jakarta Selatan beralamatkan di Jl. Margasatwa No.1, RT.15/RW.1, Pd. Labu, Kec. Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah unggulan yang berada di kawasan Jakarta Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 73, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 596, "width": 485, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilaksanakan secara tatap muka pada tanggal 20 Juli 2023, di kelas XII IPA SMAN 34 Jakarta Selatan. Jumlah peserta berjumlah 34 orang, di mana di dalam kelas tersebut terdapat siswa laki-laki dan perempuan. Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat, diawali dengan survey lokasi. Pemilihan SMAN 34 Jakarta Selatan berdasarkan pada wilayah lokasi SMAN 34 Jakarta Selatan yang berdekatan dengan wilayah lokasi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta (UPNVJ), yakni di daerah Pondok Labu, Jakarta Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 672, "width": 484, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah melakukan survey prapelaksanaan, maka metode selanjutnya yang dilakukan yakni penyuluhan ( sharing knowledge) mengenai 4 pilar literasi digital secara langsung (tatap muka) di kelas. Adapun bentuk sosialisasi yang dilaksanakan yakni melalui pemaparan yang dilakukan dalam bentuk presentasi menggunakan power point yang berisikan slide mengenai 4 pilar literasi digital serta dilanjutkan dengan tanya jawab dan pemberian doorprize bagi para peserta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3998", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 485, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan media bagi seorang individu tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda. Begitupun dalam penggunaan media digital yang digunakan oleh Gen Z yang terdiri dari siswa-siswa SMA (Sekolah Menengah Atas). Teori Uses and Gratification dalam konteks komunikasi menjabarkan mengenai tujuan individu dalam menggunakan media didasarkan pada tujuan yang diinginkan. Marianne Danton dan Elaine D Jelley dalam bukunya yang berjudul Applying Communication Theory for Professional Life menjelaskan mengenai konsep teori uses and gratification dalam penggunaan media massa, di mana terdapat kepentingan audiens (pengguna media) dalam memilih medium dalam proses komunikasi (H, Ashri, and Irwansyah 2021). Adanya pemilihan tersebut dikarenakan banyaknya media yang tersedia, sehingga menyebabkan individu melakukan preferensi dalam proses komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 485, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gen Z sebagai generasi yang lahir pada era digitalisasi, tentunya memiliki preferensi pada media digital dalam proses komunikasi. Tujuan pemilihan media digital ini juga beragam, yakni sebagai sarana tempat menyampaikan aspirasi/pendapat, sarana tempat pencarian informasi, serta sebagai sarana mencari hiburan. DKI Jakarta sebagai wilayah dengan pengguna internet kedua terbanyak di Indonesia setelah Banten, yakni mencapai angka 86,96 % pada tahun 2023 (APJII 2023). Data dari BPS per tahun 2022, menunjukkan demografi usia Gen Z di DKI Jakarta memiliki presentasi yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan Kelompok Baby Boomers , Generasi Milenial, serta Generasi Alpha (BPS 2022). Hal ini menunjukkan bahwa pengguna media digital di Jakarta terbanyak diduduki oleh Gen Z, di mana hampir setiap harinya mereka terpapar media digital dalam kesehariannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 321, "width": 485, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan media digital yang banyak dilakukan oleh Gen Z tentunya memiliki banyak resiko, jika tidak digunakan secara bijak. Oleh karenanya dibutuhkan langkah yang mampu membawa para Gen Z untuk dapat menggunakan media digital dengan bijak. Salah satu cara untuk menjadikan Gen Z bijak dalam menggunakan media digital yakni melalui literasi digital. Merujuk pada Western Sydney University, literasi digital merupakan keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup, bekerja, serta belajar dalam kehidupan bermasyarakat, di mana ranah komunikasi dan informasi meningkat melalui teknologi digital, seperti platform internet, media sosial, serta telepon seluler (Western Sidney University 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 485, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat istilah digital wellbeing yang digagas oleh sebuah institusi pendidikan di Inggris, United Kingdom yakni JISC (Joint Information Social Committee), Building Digital Capability . Digital Wellbeing merupakan istilah untuk menggambarkan dampak teknologi serta layanan digital pada kesehatan mental, fisik, sosial, serta emosional individu. Konsep digital wellbeing dapat dilihat dari perspektif individu dan sosial, di mana hal tersebut dapat didefinsikan berdasarkan dua konteks, yakni konteks individu dan sosial. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut: (1) Perspektif Individu: Mengacu pada konteks pribadi, pembelajaran serta pekerjaan. Dalam hal ini melibatkan identifikasi dan pemahaman mengenai manfaat positif serta potensi aspek negative dari berpartisipasi dalam aktivitas digital serta menyadari cara untuk mengelola dan mengendalikannya guna meningkatkan kesejahteraan; (2) Perspektif sosial atau organisasional: Mengacu pada penyedia sistem digital, layanan, dan konten. Dalam hal ini berkaitan dengan penyedia sistem digital, layanan, serta konten. Penyedia layanan digital harus memiliki tanggung jawab untuk memastikan adanya pengelolaan layanan digital yang baik, serta akses yang merata. Penyedia layanan digital juga perlu memberdayakan dan membangun kemampuan pengguna layanan digital dalam hal memiliki pengetahuan dalam mengoperasikan perangkat digital yang memiliki dampak dalam meningkatkan kesejahteraan pengguna (JISC 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 484, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan gambaran mengenai digital wellbeing (dampak yang diberikan atas kehadiran digitalisasi media:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3999", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 323, "width": 119, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2: Digital Wellbeing", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 335, "width": 436, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Gambar: https://digitalcapability.jisc.ac.uk/what-is-digital-capability/digital-wellbeing/ (JISC 2019)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 485, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam gambar tersebut terdapat sebuah piramid yang menggambarkan bahwa bagaimana teknologi dapat meningkatkan kesejahteraan digital. Maksudnya adalah ketika seseorang memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menggunakan perangkat digital secara bijak maka akan membawa dampak positif bagi kehidupannya dalam artian kesejahteraan digitalnya bersifat positif atau berdampak positif. Begitu pun sebaliknya, jika seseorang justru kurang memiliki kesadaran dan kemampuan dalam menggunakan perangkat digital secara bijak, maka kesejahteraan digitalnya bernilai negatif, atau membawa dampak yang negatif bagi kehidupannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 447, "width": 485, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep digital wellbeing tentunya juga harus dimiliki oleh Gen Z (khususnya siswa SMA). Hal ini dikarenakan nantinya mereka akan bersaing dalam ranah pekerjaan dan akan memegang kebijakan terkait pemerintahan ke depannya. Di Indonesia, konsep digital wellbeing mampu digapai dengan cara mengadakan literasi digital. Kementerian informasi dan komunikasi menggagas 4 pilar literasi media yang harus diketahui, dipahami, serta dipraktikkan dalam kehidupan bermasyarakat, tak terkecuali bagi Gen Z. Oleh karenanya, dalam pengabdian masyarakat yang dilaksanakan, disosialisasikan secara langsung mengenai konsep 4 pilar literasi digital, yang meliputi: digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety. Digital skill meliputi kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, serta menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari. Digital culture meliputi bentuk aktivitas masyarakat di ruang digital yang harus tetap berdasar pada wawasan kebangsaan, nilai-nilai Pancasila, serta kebinekaan. Digital Ethics adalah kemampuan menyadari, mempertimbangkan, serta mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan sehari-hari. Sementara digital safety yakni kemampuan masyarakat untuk mengenali, menerapkan, meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi dan keamanan digital (Kominfo 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 624, "width": 485, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Contoh penerapan digital skill, dua diantaranya yakni mampu menghubungkan perangkat ke jaringan internet dan terbiasa mencari tahu mengenai informasi yang ditemukan di situs web benar atau tidak. Digital culture contoh penerapannya seperti mencantumkan nama penulis saat me-repost dan mempertimbangkan perasaan pembaca yang berasal dari suku yang berbeda. Penerapan Digital Ethics contohnya yakni tidak membuat grup whatssapp sendiri dan menambahkan orang lain tanpa izin serta tidak akan berkomentar kasar jika ada orang yang berkomentar negatif di unggahan pribadi. Sementara itu, penerapan digital safety contohnya meliputi dapat membedakan email spam/virus/malware serta tidak mengunggah data pribadi di media sosial (Kemenkominfo 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4000", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 80, "width": 484, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut merupakan dokumentasi paparan Sosialisasi 4 Pilar Literasi Digital pada Siswa-Siswi SMAN 34 Jakarta Kelas XII IPA :", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 408, "width": 478, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 : Paparan melalui Slide presentasi Power Point mengenai 4 Pilar Literasi Digital kepada Siswa/Siswi SMAN 34 Jakarta Selatan", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 650, "width": 425, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4: Berfoto bersama dengan Siswa/Siswi Kelas XII IPA SMAN 34 Jakarta Selatan seusai paparan", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4001", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 266, "width": 439, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Pemberian Plakat kepada Wakil Kepala Sekolah SMAN 34 Jakarta Selatan dari FISIP Universitas", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 276, "width": 171, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 289, "width": 167, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber gambar 3,4,5 : Dokumen Pribadi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 485, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para siswa dan siswi SMAN 34 Jakarta Selatan sangat antusias dalam mengikuti sosialisasi terkait 4 pilar digital. Awal mula paparan, dimulai dengan memberikan pertanyaan awal mengenai “Apa yang Teman- Teman (panggilan untuk para siswa/i) terkait media digital?,” setelah itu menyusul pertanyaan mengenai “Apa yang Teman-Teman ketahui tentang literasi digital?”. Beberapa siswa memberanikan diri untuk menjawab, sementara yang lainnya memyimak dengan antusias. Paparan berlangsung selama kurang lebih 15 menit dilanjutkan dengan diskusi tanya jawab seputar 4 pilar literasi digital. Bagi siswa yang memberikan jawaban terbaik dalam diskusi diberikan doorprize . Diharapkan sosialisasi terkait 4 pilar literasi digital bagi Gen Z (siswa-siswi SMAN 34 Jakarta Selatan) mampu mengurangi resiko-resiko terkait penggunaan media digital bagi Gen Z.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 96, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 485, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gen Z merupakan generasi yang masih rentan dalam penggunaan media digital. Beragam resiko dapat diterima, jika Gen Z tidak bijaksana dalam menggunakan teknologi digital, seperti cyberbullying, penyebaran berita hoax, doxing, trolling, serta penyebaran hatespeech di media digital. Beberapa resiko tersebut dapat terjadi jika Gen Z tidak memahami literasi digital dengan baik. Adanya konsep 4 pilar literasi digital yang digagas oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemenkominfo) di Indonesia tentunya sangat membantu dalam pelaksanaan sosialisasi mengenai konsep literasi digital. Kesejahteraan digital ( digital wellbeing) merupakan hal yang diharapkan bagi Gen Z, di mana hal tersebut dapat diraih jika Gen Z mampu memahami dan mengimplementasikan 4 pilar literasi digital dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 568, "width": 101, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 485, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "APJII. 2023. “Survei APJII Pengguna Internet Di Indonesia Tembus 215 Juta Orang.” Https://Apjii.or.Id/ . Retrieved (https://apjii.or.id/berita/d/survei-apjii-pengguna-internet-di-indonesia-tembus-215-juta-orang).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 603, "width": 485, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benavides, Andrea, Juan Maldonado, and C. Ortiz. 2018. “From the Mass Media to Social Media: Reflections on the New Media Ecology.” RLCS, Revista Latina de Comunicación Social . doi: 10.4185/RLCS-2018-1270-29en. BPS. 2022. “Jumlah Penduduk Provinsi DKI Jakarta Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin 2020-2022.” Bps.Go.Id .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 651, "width": 484, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ellitan, Lena. 2020. “Competing in the Era of Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0.” Jurnal Maksipreneur: Manajemen, Koperasi, Dan Entrepreneurship 10(1):1. doi: 10.30588/jmp.v10i1.657.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 484, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H, Hans Karunia, Nauvaliana Ashri, and Irwansyah. 2021. “Fenomena Penggunaan Media Sosial : Studi Pada Teori Uses and Gratification.” Jurnal Teknologi Dan Informasi Bisnis . doi: https://doi.org/10.47233/jteksis.v3i1.187.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 701, "width": 484, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jerni, Thamrin Tahir, Muhammad Hasan, Rahmatullah, and Ihsan Said. 2021. “Pengaruh Literasi Ekonomi Dan Literasi Digital Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa.” Indonesian Journal of Economics, Entrepreneurship and Innovation 2(1):18–27. doi: 10.31960/ijoeei.v2i1.1038.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 49, "width": 469, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) e-ISSN : 2745 4053 Vol. 4 No 4, 2023 |pp: 3995-4002 | DOI : http://doi.org/10.55338/jpkmn.v4i4. 1962", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 746, "width": 23, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4002", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 759, "width": 184, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terakreditasi SINTA 5 SK :105/E/KPT/2022", "type": "Page footer" }, { "left": 331, "top": 761, "width": 199, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu Wardani, et.al Gen Z dan Empat Pilar Literasi Digital", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 78, "width": 484, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JISC. 2019. “Digital Wellbeing.” Digitalcapability.Jisc.Ac.Uk . Retrieved (https://digitalcapability.jisc.ac.uk/). Kemenkominfo. 2022. “Status Literasi Digital Di Indonesia 2022.” Kominfo (November):205–7. Kominfo. 2021. “Kembangkan Empat Pilar Literasi Untuk Percepatan Transformasi Digital.” Https://Www.Kominfo.Go.Id/ .", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 116, "width": 456, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved (https://www.kominfo.go.id/content/detail/32131/siaran-pers-no- 16hmkominfo012021-tentang-kembangkan-empat-pilar-literasi-dalam-transformasi-digital/0/siaran_pers).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 484, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mazrieva, Eva. 2021. “Netizen Indonesia Dinilai Tak Beradab, Pakar Serukan Pemerintah Atur Perusahaan Medsos.” Voaindonesia.Com . Retrieved (https://www.voaindonesia.com/a/netizen-indonesia-dinilai-tak-beradab-pakar- serukan-pemerintah-atur-perusahaan-medsos/5794408.html).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 484, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, Rizal Setyo, and Jawahir Rizal. 2021. “Mengenal Apa Itu Generasi Baby Boomers, X, Y, Z, Millenials, Dan Alpha.” Www.Kompas.Com . Retrieved (https://www.kompas.com/tren/read/2021/12/26/170000565/mengenal- apa-itu-generasi-baby-boomers-x-y-z-millenials-dan-alpha?page=all).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 210, "width": 484, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, Aditya. 2023. “Optimalisasi Literasi Digital Terhadap Generasi Z Dan Merekontruksi Moral Menuju Pendidikan Berkualitas Perspektif SDGs 2030.” Literaksi: Jurnal Manajemen Pendidikan 01(02):161–67. Syamsuar, Syamsuar, and Reflianto Reflianto. 2019. “Pendidikan Dan Tantangan Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Di Era Revolusi Industri 4.0.” E-Tech : Jurnal Ilmiah Teknologi Pendidikan 6(2). doi: 10.24036/et.v2i2.101343.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 484, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Szymkowiak, Andrzej, Boban Melovic, Marina Dabic, Kishokanth Jeganathan, and Gagandeep Singh Kundi. 2021. “Information Technology and Gen Z: The Role of Teachers, the Internet, and Technology in the Education of Young People.” Technology in Society . doi: https://doi.org/10.1016/j.techsoc.2021.101565. Western Sidney University. 2020. “What Is Digital Literacy?” Https://Www.Westernsydney.Edu.Au . Retrieved (https://www.westernsydney.edu.au/studysmart/home/study_skills_guides/digital_literacy/what_is_digital_literac y).", "type": "Text" } ]
95367c72-dd82-3981-67d8-bd4c6f20986a
http://engagement.fkdp.or.id/index.php/engagement/article/download/628/143
[ { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 589", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 416, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Restoration of Water Quality in the Estuary Area of Petitenget Beach with the Use of Hydromakrofita Plants", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 450, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ida Bagus Suryabrata 1 , Yudha Akbar Prasetyawan 2 , Agus Putu Abiyasa 3 . 1,3 Civil Engineering Study Program, Faculty of Engineering and Informatics, National University of Education Denpasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 379, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Water Resources Management Study Program, Udayana University. E-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected] .", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 264, "width": 106, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article History: Received: 2021-03-13 Revised: Accepted:", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 264, "width": 261, "height": 233, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Currently, tourist activities around the beach are growing rapidly, especially in the Petitenget Coastal area. Waste management by tourists around the region causes polluted estuary Petitenget Beach. Polluted estuary has an impact on the existing tourism sector, where this results in reduced image of Petitenget beach in the eyes of tourists where tourist activities in the Petitenget area is the main source of income from the Petitenget community. To overcome this problem, it is necessary to restore estuary water, one way is to utilize the potential of The Fragrant Root plant as a fitness agent. From the results of the devotion carried out it is known that the Fragrant Root plant is an effective plant in lowering some polluting parameters, one of which is Ammonia which is the main content of wastewater. The results of this community service will be discussed with the Kerobokan Badung Village and the Badung District Environment and Hygiene Office.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 342, "width": 124, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Akar wangi, Phytoremediation, Waste water, Hydromakrophytes, Restoration.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 79, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 454, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petitenget Beach is located in Kerobokan Kelod Village, North Kuta Subdistrict, Badung Bali Regency. Like the beach in general, Petitenget Beach has an estuary sourced from 4 loloan or small rivers. The loloan has an upstream located in kerobokan village. As we know, the beach is very closely related to the flow of the river that empties into the beach. Therefore, the beach and estuary are an inseparable because it is a unity of the river flow system. River estuary is a suburban or coastal area that has a very important role both economically and ecologically. Currently, there are many problems with the development of external resources that are done unmantapped which causes adverse effects both in the short and long term. These impacts can be economic, ecological and even health losses. 1", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 747, "width": 432, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Dina Isti’anah, Moch. Faizul Huda, and Ainun Nikmati Laily, “Synedrasp. Sebagai Mikroalga Yang", "type": "Footnote" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 590", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently tourist and household activities that occur around the upstream of the mouth of Petitenget Beach are very developed quickly, but it causes a bad impact on the environment, especially on the waterways. Improper sewage treatment from the community and tourists causes rivers or waterways to be their choice in disposing of liquid waste. The character of the waste is known to come from restaurants, public toilets, and laundry. The waste is so polluting river water that the quality of the water becomes decreased. In plain sight the river springs become dredged and cause an unpleasant smell, it gives a bad impression to this river. This problem will gradually raise the threat of pollution, ecological and health problems for the community 2 .", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 399, "width": 438, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Petitenget Beach estuary conditions (Left) and Fishermen who are fishing at the estuary of petitenget beach (right)", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 454, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because of the polluted river, it will cause problems in the estuary. This condition has a bad impact on the estuary on Petitenget Beach. Turbid estuary water and bad smell cause bad environmental aesthetics so that it can also have a bad impact on tourist activities in the petitenget beach area. This is also due to the location of the buara adjacent to the place where tourists do activities at petitenget beach. In addition, many people who ignore the polluted estuary so that they remain active around the estuary such as playing water, swimming, even fishing, this is feared will cause health problems for the community.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 577, "width": 454, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to guidelines for technical instructions on river water quality restoration published by the Ministry of Environment and Forestry of the Republic of Indonesia in 2017, to overcome these problems it is necessary to restore river water, one way is by improving river water quality on an ecological-engineering basis. Where this ecological-engineering method improves the quality of river water with the potential of flora or fauna applied to the territorial waters and is able to have a positive impact on the water area. There are many ways that can be done to improve water quality with this", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 408, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditemukan Di Sungai Besuki Porong Sidoarjo, Jawa Timur,” BIOEDUKASI 8, no. 1 (2015): 57 – 59.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 454, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Budiarsa Suyasa W et al., “KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN WISATA PANTAI PETITENGET, KEROBOKAN KABUPATEN BADUNG BAL,” ECOTROPHIC 12, no. 2 (2018): 225 – 238.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 591", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ecological-engineering method, one way is to use the potential of hydromakrofita plants that serve as phytoremediation agents to improve water quality 3 . Phytoreremediation or can be called phytoremediation is the potential utilization of a plant to reduce the harmful content in water, both organic and organic 4 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 455, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hydromakrophytes are the right plants to be used as phytoremediation agents because hydromakrofita vegetation is able to degrade waste materials that are a source of pollutants 5 . There are many types of hydromakrophytes that have potential as phytoremediation agents, including Vetiveria Zizanodes L., Equisetrum Ramosissium, Sesbania Grandiflora, and Scirpus Grossus. According to the study 6 , when the plant was planted on the edge of a 125m-long rice field irrigation canal for 50 days, the plant was able to reduce the total level of Disolved Solid (TDS) by 10%, KMnO4 levels by 62.5%, and Orthophosphate by 18% compared to water conditions before passing through the riverbank planted by hydromakrofita plants. The decrease in pollutant levels occurs due to the taking of contaminants from hydromakrophyte and is processed Biologycally through various complex stages.", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 551, "width": 200, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Akar Wangi (V. Zizanodies L.) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 445, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Retno Dewi Khinanty and Catur Retnaningdyah, “Potensi Beberapa Hidromakrofita Lokal Untuk Meningkatkan Kualitas Air Lindi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang,” Jurnal Biotropika 1, no. 1 (2017): 1 – 7.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 453, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Muhammad Ainul Yaqin et al., STUDI KEMAMPUAN TANAMAN HIDROMAKROFITA DALAM FITOREMEDIASI KUALITAS LIMBAH CAIR KAYU LAPIS Study of Hydromacrophita Plant Capability in Phytoremediation Quality of Plywood Liquid Waste , Jurnal Sylva Scienteae , vol. 02, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 447, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Catur Retnaningdyah and Endang Ariso esilaningsih, “Efektivitas Proses Fitoremediasi Air Irigasi Tercemar Bahan Organik Melalui Sistem Batch Culture Menggunakan Hidromakrofita Lokal (The Effectiveness of Phytoremediation Process on Irrigation Water Contaminated by Organic Matter through Batch Culture Syste,” Jurnal Biologi Indonesia 14, no. 1 (2018): 33 – 41.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 445, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Retno Dewi Khinanty and Catur Retnaningdyah, “Potensi Beberapa Hidromakrofita Lokal Untuk Meningkatkan Kualitas Air Lindi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Ma lang.”", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 592", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 454, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This community service aims to overcome the tourist problems caused by the pollution of petitenget beach estuary water with the use of hydromakrofita as a phytoremediation agent of polluted estuary water. The type of hydromakrofita plant that will be used in this study is a type of local hydromakrofita, namely Akar Wangi (Vetiveria Zizanodes) because the plant is quite a lot in the rice fields around Kerobokan Village so that this research will also be able to develop the potential of local plants. It is expected that from this devotion, the problem of petitenget estuary water pollution can be overcome and improve the aesthetic aspects of Petitenget Beach so as to increase the potential of tourism and the existing economy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 51, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 319, "width": 454, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The method used in this study is to use the ex-situ method which is located at the author's residence and fisheries laboratory of the Faculty of Marine affairs and Fisheries Udayana University. The object of the research that will be studied is the estuary water of Petitenget Beach located in Kerobokan Village, Badung Regency, Bali Province. This research will utilize fragrant root plants (Vetivera Zizanodies L.) as a phytoremediation agent sampled the estuary water of Petitenget Beach which will be tested for 30 days using an artificial wetland system.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 454, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The first stage is preliminary study, where this preliminary study is the initial stage in conducting a study. At this stage, the author observed the problems on petitenget beach and collected references and data from various sources related to the restoration of estuary water with the utilization of Akar Wangi (V. Zizanodies L.).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 454, "height": 240, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second stage is data collection, where the data used by the author in this study is data in the form of sampling and sampling research. Sampling is done to take part of the research object that will be studied in the form of petitenget beach estuary water taken as much as 2 liters at each of the 3 different points that exist along the mouth of Petitenget Beach. After the sample has been taken, then the next is to conduct sample research conducted to find out the level of pollution from the estuary water sample in the Petitenget Beach area. Determination of water quality that has been taken from several points previously determined the value of the pollution index (IP) of the value of physical, chemical and Biologycal pollution parameters in the Fisheries Laboratory of the Faculty of Marine and Fisheries Udayana University which will later be compared to The Class III Water Quality Standard based on Bali Regulation No. 16 of 2016.The test parameters of this study are divided into physical parameters, Chemistry and biology. Physical parameters are research parameters that include TDS (Total Disolved Solid), TSS (Total Suspend Solid) and temperature, Chemical Parameters include BOD (Biologycal Oxygen Demand, COD (Chemical Oxygen Demand), ammonia and pH while microBiologycal", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 593", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "parameters include coliform and fecal. Samole research will be conducted before and after artificial wetland testing. The third stage is testing the reaction of water to hydromacrophytic plants. The test was carried out by creating an artificial wetland system for planting A kar Wangi (V. Zizanodies L.)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 454, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This testing process was carried out on February 9, 2021 after the sampling before testing. This activity is carried out at the author's residence for 1 month and after that will be carried out final sample research. After the test, there will be a second stage of sample research to find out the results of the fragrant root plant reaction test on the sample of petitenget beach estuary water. After these results will be obtained, the results will be analyzed to determine and conclude the results of previously artificial wetland system testing based on criteria that have been attached to Bali Regulation No. 16 of 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 454, "height": 208, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the research process, the results will be discussed with the Village Head of Kerobokan Office and badung District Environment and Hygiene Office to get approval and funding from this community service plan. The establishment of relations with the community and the community will also be done to help support the course of community service activities to be in accordance with the expected results later. The role of the community and this community will later play a role to hold socialization to tourists and the community will be important to maintain drainage channels so as not to have problems that spread in the tourism sector because this problem will be able to have an impact also on economic activities in Kerobokan Village. The community and community that is planned to be included are from Sekaa Teruna Teruni (Youth Organization) Kerobokan Village and Malu Dong Bali Community. It is expected that the establishment of cooperation between governments, communities and communities can realize the main goal of the sustainability of this community service program plan.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 316, "width": 47, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 331, "width": 122, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Builted Wetlands Design", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 175, "width": 103, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information: A = 9.5 Liter Bucket B = Plant roots", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 223, "width": 229, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C = Akar Wangi Plant As many as 12 sticks D = 1 liter of wastewater from every 3 water samples.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 272, "width": 85, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E = Soil of 14 Kg", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 594", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 99, "width": 38, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 454, "height": 192, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the initial planning of this community service, namely the observation of the problem is known that the estuary on Petitenget Beach is a sewer of 4 loloan or small rivers that were originally a rainwater disposal drainage site but are now misused to be a waste draining site from various activities on the outskirts of loloan. The dense development activities, tourism activities and households around the loloan have a bad impact on the water quality in the loloan which will later pollute the estuary of Petitenget Beach. This pollution will have a bad impact on the existing tourism sector, where pollution that occurs in the estuary of petitenget beach causes reduced aesthetics of the beach itself which is feared will later add to the bad image of Petitenget Beach in the eyes of tourists, of course this also has an impact on the economic sector as well where tourist activities are the main source of income from the residents around Petitenget Beach. To ensure this, it is necessary to find out how quality of the estuary water petitenget beach.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 454, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To find out the quality of the estuary water of Petitenget Beach, it is necessary to conduct initial sample testing. This initial sample test was conducted based on the Water Quality Standard from PerGub Bali No.16 of 2016. From the PerGub it is known that the Water Quality Standard has a class that refers to PP No. 82 of 2001, which is a water quality class in divide into 4 classes. with each class showing the level of feasibility of the water to be used for certain things, the following division of the class:", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 433, "width": 354, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table. 1 Division of water quality class based on PP No. 82 Tahun 2001", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 454, "width": 265, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Class Allotment I Raw water drinking water", "type": "Table" }, { "left": 102, "top": 497, "width": 394, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II Infrastructure / facilities of water recreation, cultivation of freshwater fish, livestock, water, to irrigate the land.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 529, "width": 358, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III Cultivation of freshwater fish, livestock, water to irrigate the Land.", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 549, "width": 141, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV Irrigating the ground.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 454, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Known water quality class that is most in accordance with the allocation of the estuary of Petitenget Beach is Class III, which is water intended for freshwater cultivation, livestock and water to irrigate the land. Therefore, it is used by Baku Air Quality III PerGub Bali No. 16 of 2016 as a comparison of the water quality of the Petitenget Beach estuary. Here are the parameters of Water Quality III PerGub Bali No.16 of 2016:", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 595", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 101, "width": 394, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table. 2 Raw Water Quality/Baku Mutu (BM) class III PerGub Bali No. 16. 2016", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 121, "width": 422, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter Unit BM III Information Physics Temperature °C Deviasi 3 Temperature deviation from its natural state TDS 𝑚𝑔/𝐿 2000 dissolved residue TSS 𝑚𝑔/𝐿 400 suspended residue Chemical PH °C 6-9 water base acid BOD 𝑚𝑔/𝐿 6 COD 𝑚𝑔/𝐿 100 Total Fosfat 𝑚𝑔/𝐿 5 NH 3 – N 𝑚𝑔/𝐿 - Biology Fecal °C 2000 Coliform 𝑚𝑔/𝐿 10000", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 339, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This are the results of a sample of petitenget beach estuary water:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 412, "width": 383, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Results of petitenget beach estuary water research in February 2021", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 436, "width": 442, "height": 227, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter Unit S1 S2 S3 Average BM III Physics Temperature °𝐶 28.3 28.5 28.4 28.4 28.5 TDS 𝑚𝑔/𝐿 2171.5 2168.7 2163.2 2167.8 1000 TSS 𝑚𝑔/𝐿 9.3 10.2 8.9 9.466667 400 Chemical PH - 5.3 4.2 4.8 4.766667 6-9 BOD 𝑚𝑔/𝐿 22.4 23.3 22.7 22.8 6 COD 𝑚𝑔/𝐿 60.5 61.4 59.8 60.56667 50 Total Fosfat 𝑚𝑔/𝐿 0.4 0.3 0.3 0.333333 1 NH 3 – N 𝑚𝑔/𝐿 0.1 0.1 0.1 0.1 0 Biology Fecal 𝐽𝑚𝑙/100𝑚𝑙 53370 53362 53595 53442.33 2000 Coliform 𝐽𝑚𝑙/100𝑚𝑙 11432.2 11425.6 116052 11487.6 10000", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 679, "width": 68, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information:", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 693, "width": 339, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S1, S2, S3 = is a sample of the estuary water of Petitenget Beach in February 2021 BM III = Standard water quality group III PerGub Bali No. 16 of", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 735, "width": 29, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016", "type": "Table" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 596", "type": "Page footer" }, { "left": 180, "top": 99, "width": 299, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Green (< =BM III), yellow (close to BM III), red (>BM III)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 454, "height": 305, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In table 3 it can be seen that polluted parameters that exceed the Class III water quality standard required in Regulation No. 16 of 2016 are quite dominant. Polluting parameters that exceed the quality standard one of them is Total Dissolved Solid (TDS) which is a parameter that indicates there are dissolved solids (such as calcium, magnesium, potassium, sodium, bicarbonate, chloride and sulfate) in large quantities. The high concentration of TDS in loloan water samples downstream can be caused by the disposal of domestic and industrial wastewater into rivers. Chemicals are one of the largest contributors to TDS concentrations. Other parameters that have the potential to cause problems are BOD, COD, Fecal and Coliform which indicate the high number of organic substances dissolved in estuary water, the high organic substances in loloan water can be a serious problem because the higher the organic substance, microorganisms that multiply more and more because the organic substance is used as a food source by microorganisms. Fecal and coliform parameters are the number of bacteria identified in estuary water. Fecal is a parameter of the number of pathogenic bacteria that can cause disease. and coliform is a parameter of the number of baktreri that has the potential to bring a disease. Because the parameters of microBiology that exceed the limit, the estuary water of Petitenget Beach is very dangerous for the community or tourists if they are active in this estuary. Problems that can be caused by fecal and coliform levels can be diarrhea and skin irritation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 450, "width": 454, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the final quality research was conducted for 1 month after testing using an artificial wetland system conducted at the author's residence, namely Kerobokan Kelod Village, Badung Regency, Bali. This stage of quality research was carried out at the Periakanan Laboratory of the Faculty of Marine affairs and Fisheries, Udayana University. From the results of the study, the results of testing on the 3 samples are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 597", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 101, "width": 375, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table. 4 Quality profile of water sample testing of artificial wetland systems", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 127, "width": 386, "height": 309, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parameter Unit SP BM III Physics Temperature °𝐶 28.2 28.5 TDS 𝑚𝑔/𝐿 2136.2 1000 TSS 𝑚𝑔/𝐿 12.88 400 Chemical pH - 5.1216 6-9 BOD 𝑚𝑔/𝐿 11.6678 6 COD 𝑚𝑔/𝐿 50.5908 50 TOTAL FOSFAT 𝑚𝑔/𝐿 0.30375 1 NH 3 – N 𝑚𝑔/𝐿 0.1052 0 Biology Fecal 𝐽𝑚𝑙/100𝑚𝑙 5858.37 2000 Coliform 𝐽𝑚𝑙/100𝑚𝑙 12586.783 10000 Information: SP = is a water sample from artificial wetland testing in March", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 438, "width": 29, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2021", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 454, "width": 322, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BM III = Standard water quality group III PerGub Bali No. 16 of 2016", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 487, "width": 301, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Green (< =BM III), yellow (close to BM III), red (>BM III)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 456, "height": 128, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the table above, it was found that some parameters experienced a significant decrease in this test, including TSS or Total Solid Suspend levels which resulted in a decrease of (44%) far below the BM III threshold, pH resulted in an increase of (67%) which was close to the threshold value, Biologycal Oxygen Demand (BOD) Phosphate resulted in a decrease of (51.40%) but this value was still above the VALUE OF BM III, And the decrease in Chemical Oxygen Demand (COD) levels by (14.4%) is quite close to BM III. But on biology parameters, coliform levels resulted in an increase (8.46%) and fecal resulted in an increase (9.4%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 454, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From these results it is known that hydromakrofita park is very effective in lowering some parameters that are the main source of pollution in the estuary of Petitenget Beach. Based on these results, there will be a discussion process on the part of the government, namely the Head of Kerobokan Village and the Environment and Hygiene Office to carry out the sustainability of this community service program. And the results of community service will later become the material of socialization that will be done with The Kerobokan Village Cadet Reef and Malu Dong Community to open the", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 598", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 79, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "minds of the kerobokan village community to the importance of maintaining and avoiding the kerobokan village river / loloan from river pollution. This result will also be an evaluation material of the Badung Regency Environment and Hygiene Office in carrying out river maintenance in the Badung Regency area so that in the future Badung Regency, Bali can avoid the existing pollution hazards.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 211, "width": 67, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 454, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This community service program has a sustainability plan that realizes the author's goal to restore the estuary water of Petitenget Beach by planting fragrant roots along the edge of the Petitenget Beach estuary. This is done because the results shown in the research that the authors did previously found that fragrant roots are very effective to lower ammonia and microbial levels, plus this plant is a local plant Kerobokan Village that is easy and cheap to obtain. That's why it's the right thing to realize.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 454, "height": 208, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of realizing this program of course has costs that cannot be borne by the author alone, therefore the author plans to cooperate with the Kerobokan Kelod Village Community, The Head of Kerobokan Kelod Village, Petitenget Tourism Beach Manager, and Badung District Environment and Health Office to participate in this community empowerment program. To realize this is done first discussion related to the concept and results of this community service program, the results will be discussed with the Village Head of Kerobokan Office and Badung District Environment and Hygiene Office to get approval and funding from this community service plan, strengthening cooperation with the government is carried out to facilitate the activities of this community service program on any shortcomings that are exist. By looking at the large number of slum watersheds, it is appropriate for the District Government to pay more attention to the existence of it. The government is required to make breakthroughs that are able to improve and create good conditions for the community 7 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 454, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The establishment of relations with the community and the community will also be done to help support the course of community service activities to be in accordance with the expected results later. Environmental problems that exist today exist in a wide area, this problem is often caused by the activities of humans or communities. One of these things is garbage, garbage is currently a heavy homework not only from the government, but local and village governments. To overcome this, good human resources are needed to reduce the impact of this waste 8 . To realize human resources that care", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 712, "width": 454, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Ike Andini, “Pe rilaku Dan Peran Pemerintah Kota Surabaya Terhadap Perbaikan Daerah Kumuh Di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kota Surabaya,” Kebijakan dan Manajemen Publik 1, no. 1 (2013): 36 – 47, http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/6. IKE A. KMP V1 N1 Jan-April 2013.pdf.", "type": "Footnote" }, { "left": 93, "top": 747, "width": 404, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Muh. Aniar Hari Swasono et al., “Perkembangan Pola Pikir Ma syarakat Terhadap Pengelolaan", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 599", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 128, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "about the environment, the thought of the people of Kerobokan Village must be more opened, one way is by socialization 9 . The role of the community and this community will later play a role to hold socialization to tourists and the community will be important to maintain drainage channels so as not to have problems that spread in the tourism sector because this problem will be able to have an impact also on economic activities in Kerobokan Village. Later there will also be fragrant root plant planting activities with the community, government, and community together so that communication between stakeholders can run well.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 243, "width": 454, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The community and community that is planned to be included are from Sekaa Teruna Teruni (Youth Organization) Kerobokan Village and Malu Dong Bali Community. It is expected that the establishment of cooperation between governments, communities and communities can realize the main goal of the sustainability of this community service program plan. It is also expected that later this program can increase the tourism potential of Petitenget Beach and can be applied to other places that have similar problems with the condition of the Petitenget Beach estuary.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 72, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 454, "height": 225, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the community service article obtained the results of how effective from fragrant root plants in overcoming the levels of Chemical pollutants contained in the estuary water of Petitenget Beach. But it is less effective in lowering the levels of microBiology contained in water. Therefore, the restoration of the estuary water of Petitenget Beach is highly recommended to use hydromakrofita plants, especially Fragrant Roots as a Fitroremediation agent to reduce the levels of Chemical contained in the estuary water of Petitenget Beach so that it is expected that later this can increase the aesthetic value of petitenget beach area. But even so, later the community is still not recommended to do activities on the estuary waters of Petitenget Beach because it still has levels of microorganisms that cannot be mediated by the Fragrant Root plant. To cover the shortcomings of the estuary water remediation process, as a sustainability step of this program will be continued also with socialization carried out by Karang Taruna Kerobokan Village, Environmental Care Community and the Government to open the minds of kerobokan village community to the importance of maintaining loloan / river in", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 424, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampah Di Desa Karangrejo Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan,” Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat 1, no. 3 (2020): 190 – 204, https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/914/pdf.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 451, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Yunik’ati Yunik’ati et al., “Sadar Pilah Sampah Dengan K onsep 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) Di Desa Gedongarum, Kanor, Bojonegoro,” JIPEMAS: Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (2019): 81.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 600", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 99, "width": 454, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "their village. This community service program is very important to be one of the breakthroughs of the Badung Regency Government in managing the environment for the better, it is expected that this empowerment program can be realized well for the sake of the environment that we should take care of.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 123, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgements", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 454, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With the completion of a community service journal article entitled \" Restoration of water quality in the estuary area of Petitenget Beach with the use of Hydromakrofita plants \" the author expressed his gratitude to the LP2M National University of Education as the organizer of Student Study Service, Lecture of the National Education University odd period 2020/2021, Ir. Agus Putu Abiyasa, B.Eng., Ph.D., IPM. as a guidance lecturer and other parties who participate in helping this activity.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 352, "width": 69, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 375, "width": 454, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andini, Ike. “Perilaku Dan Peran Pemerintah Kot aa Surabaya Terhadap Perbaikan Daerah Kumuh Di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kota Surabaya.” Kebijakan dan Manajemen Publik 1, no. 1 (2013): 36 – 47. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/6. IKE A. KMP V1 N1 Jan-April 2013.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 453, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiarsa Suyasa W, Sri Kunti Pancadewi G. A, Iryanti E. Suprihatin, and Dwi Adi Suastuti G. A. “KUALITAS AIR SUNGAI DI KAWASAN WISATA PANTAI PETITENGET, KEROBOKAN KABUPATEN BADUNG BAL.” ECOTROPHIC 12, no. 2 (2018): 225 – 238.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 494, "width": 454, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dina Isti’anah, Moch. Faizul Huda, and Ainun Nikmati Laily. “Synedrasp. Sebagai Mikroalga Yang Ditemukan Di Sungai Besuki Porong Sidoarjo, Jawa Timur.” BIOEDUKASI 8, no. 1 (2015): 57 – 59.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 454, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retnaningdyah, Catur, and Endang Arisoesilaningsih . “Efektivitas Proses Fitoremediasi Air Irigasi Tercemar Bahan Organik Melalui Sistem Batch Culture Menggunakan Hidromakrofita Lokal (The Effectiveness of Phytoremediation Process on Irrigation Water Contaminated by Organic Matter through Batch Culture Sys te.” Jurnal Biology Indonesia 14, no. 1 (2018): 33 – 41.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 455, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retno Dewi Khinanty, and Catur Retnaningdyah. “Potensi Beberapa Hidromakrofita Lokal Untuk Meningkatkan Kualitas Air Lindi Tempat Pemrosesan Akhir Sampah Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.” Jurnal Biotropika 1, no. 1 (2017): 1 – 7.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 454, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swasono, Muh. Aniar Hari, Fatimatuz Zahroh, Ria Mutiara, Imroatun Nabila, and Tian Zahril Mufidah. “Perkembangan Pola Pikir Masyarakat Terhadap Pengelolaan Sampah Di Desa Karangrejo Kecamatan Purwosari, Kabupaten Pasuruan.” Community Development Journal : Jurnal Pen gabdian Masyarakat 1, no. 3 (2020):", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 37, "width": 235, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ENGAGEMENT Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Volume 05, Number 02, November, 2021, pp. 589 -602", "type": "Page header" }, { "left": 279, "top": 775, "width": 244, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2579-8375 (Print), ISSN: 2579-8391 (Online) | 601", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 99, "width": 415, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "190 – 204. https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/cdj/article/view/914/pdf.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 454, "height": 71, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yaqin, Muhammad Ainul, Dan Eko, Rini Indrayatie, and Jurusan Kehutanan. STUDI KEMAMPUAN TANAMAN HIDROMAKROFITA DALAM FITOREMEDIASI KUALITAS LIMBAH CAIR KAYU LAPIS Study of Hydromacrophita Plant Capability in Phytoremediation Quality of Plywood Liquid Waste . Jurnal Sylva Scienteae . Vol. 02, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunik’ati, Yunik’ati, Rio Miftakhul Imam, Febri Hariyadi, and Ismi Choirotin. “Sadar Pilah Sampah Dengan Konsep 4R (Reduce, Reuse, Recycle, Replace) Di Desa Gedongarum, Kanor, Bojonegoro.” JIPEMAS: Jurnal Inovasi Hasil Pengabdian Masyarakat 2, no. 2 (2019): 81.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 454, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andini, Ike. “Perilaku Dan Peran Pemerint ah Kota Surabaya Terhadap Perbaikan Daerah Kumuh Di Kelurahan Tanah Kalikedinding Kota Surabaya.” Kebijakan dan Manajemen Publik 1, no. 1 (2013): 36 – 47. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/6. IKE A. KMP V1 N1 Jan-April 2013.pdf.", "type": "Table" } ]
57bc6704-09c6-d9b4-9246-b767eb5d3f6f
https://dcckotabumi.ac.id/ojs/index.php/jik/article/download/245/191
[ { "left": 85, "top": 36, "width": 151, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 36, "width": 82, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 155, "top": 782, "width": 266, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a K o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 155, "top": 782, "width": 266, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a K o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 414, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 151, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021", "type": "Page header" }, { "left": 414, "top": 36, "width": 82, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 155, "top": 782, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a K o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 242, "top": 116, "width": 114, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGANTAR REDAKSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 428, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan limpahan rahmatNYA jualah Jurnal Informasi dan komputer (JIK) STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi ini dapat terwujud.Jurnal Informasi dan Komputer (JIK) yang terbit dua (2) kali dalam setahun ini merupakan suatu wadah untuk penyebar luasan hasil-hasil penelitian, studi pustaka, karya ilmiah yang berkaitan dengan Informasi dan Komputer khususnya bagi dosen-dosen STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi serta umumnya para cendikiawan, praktisi, peneliti ilmu Informatika dan Komputer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harapan, dengan diterbitkannya Jurnal Informasi dan Komputer (JIK) ini sebagai salah satu bentuk sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu informatika dan komputer yang berkaitan dengan kajian-kajian di bidang tekhnologi Informatik, Komunikasi Data dan Jaringan Komputer, perancangan dan Rekayasa Perangkat Lunak, serta ilmu-ilmu yang terkait dengan bidang Informasi dan Komputer lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 428, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkenaan dengan harapan tersebut, kepada para peneliti, dosen dan praktisi yang memiliki hasil-hasil penelitian, kajian pustaka, karya ilmiah dalam bidang tersebut diatas, dengan bangga redaksi Jurnal Informasi dan Komputer (JIK) menerima naskah ringkasan untuk dimuat pada jurnal Informasi dan Komputer (JIK) STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi dengan berpedoman pada penulisan naskah jurnal sebagaimana dilampirkan pada halaman belakang (Bagian kulit dalam) buku jurnal ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 428, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutu dari suatu jurnal ilmiah tidak hanya ditentukan oleh para pengelolanya saja, tetapi para penulis dan pembaca jualah yang mempunyai peranan besar dalam meningkatkan mutu jurnal Informatika dan Komputer ini. Merujuk pada realita ini kamu sangat mengharapkan peran aktif dari peneliti untuk bersama-sama menjaga dan memelihara keberlangsungan dari jurnal Informasi dan Komputer STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi ini. Yang juga tidak kalah pentingnya dari partisipasi tersebut diatas, adalah saran dan kritik yang membangun dari pembaca yang budiman agar kiranya dapat disampaikan langsung kepada redaksi JIK. Saran dan kritik yang membangun akan dijadikan masukan dan pertimbangan yang sangat berarti guna peningkatan mutu dan kualitas Jurnal Informasi dan Komputer STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 428, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tak lupa diucapkan terima kasih yang tak terhingga atas perhatian dan kerjasama dari semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu hingga dapat diterbitkan nya Jurnal Informasi dan Komputer (JIK) STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi. Semoga apa yang telah diperbuat untuk kebaikan akan menjadi amal ibadah, amin.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 625, "width": 118, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotabumi, 25 Oktober 2021", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 684, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewan Redaksi", "type": "Picture" }, { "left": 155, "top": 782, "width": 266, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a K o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 414, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 128, "width": 265, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL INFORMASI DAN KOMPUTER", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 143, "width": 144, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 9 Nomor 2 Oktober 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 432, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Informasi dan Komputer merupakan Sarana informasi ilmu pengetahuan, Tekhnologi dan Komunikasi yang berupa hasil penelitian, tulisan ilmiah, Ataupun studi pustaka. Jurnal ini terbit dua kali setahun pada bulan April dan Oktober. Berisi hasil penelitian ilmiah di bidang informatika yang bertujuan untuk menghubungkan adanya kesenjangan antar kemajuan teknologi dan hasil penelitian. Jurnal ini di terbitkan pertama kali pada tahun 2013.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 89, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penanggung Jawab:", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 187, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketua STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 44, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembina:", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 197, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketua STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi Ketua Lembaga Penelitian STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 81, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pimpinan Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 138, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwi Marisa Efendi,.S.Kom.,M.Ti", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 82, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Redaksi pelaksana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 197, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rustam,.S.Kom,.M.Ti (STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi) Nurmayanti M.Kom (STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi) Sukatmi,.S.Kom., M.Kom (AMIK DCC Bandar Lampung)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 197, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampurna Dadi Riskiono,M.Kom (Universitas Teknokrat Indonesia) Ifo Wahyu", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 530, "width": 121, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratama,S.Kom.,M.Ti(AMIK", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 87, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MASTER Lampung)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 61, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mitra Bestari", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 197, "height": 159, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dr. RZ. ABDUL AZIZ, ST., MT (Institut Informatika dan Bisnis Darmajaya) Dr. Dadang Sudrajat, S.Si, M.Kom (STMIK IKMI Cirebon) Dr. Septafiansyah Dwi Putra, S.T., M.T (Politeknik Negeri Lampung) Dr. Evi Grativiani, S.E., M.S.I (Universitas Sebelas Maret) Rohmat Indra Borman ( Universitas Teknokrat Indonesia ) Ferry Wongso, S.KOm., M.Kom ( STMIK Darma Pala Riau) Ferly Ardhy, S.Kom., M.Ti ( Universitas Aisyah Pringsewu )", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 295, "width": 197, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firmansyah, S.E., M.Si (STMIK Darma Pala Riau) Amarudin (Universitas Teknokrat Indonesia) Didi Susianto, S.T., M.Kom (AMIK Dian Cipta Cendika Bandar Lampung)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 197, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alhibarsyah, St., M.Kom (STMIK Tunas Bangsa Bandar Lampung) Kemal Farouq Mauladi, S.Kom .M.Kom (Universitas Islam Lamongan) Rima Mawarni, M.Kom ( STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi) Wira Jaya Hartono, S.Pd., M.Pd ( STMIK Darma Pala Riau)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 456, "width": 197, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerbit : STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi Bekerja Sama Dengan LPPM STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 502, "width": 114, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alamat Redaksi/Penerbit:", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 514, "width": 197, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jl. Negara No. 3 Candimas Kotabumi Lampung Utara No Telpon/Fax 0724 23003 Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 775, "width": 266, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 167, "top": 117, "width": 265, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL INFORMASI DAN KOMPUTER VOL. 9 NO. 2 THN. 2021", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 197, "width": 84, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Section header" }, { "left": 457, "top": 227, "width": 50, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 374, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Informasi Akuntansi Persedian Barang Berbasis Web Pada Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Banceuy Bandung : “Kelompok Tani Desa Banjar Kertarahayu”", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 277, "width": 361, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teuku Rian Hardiyansyah, Fatia Salsa Azzahra (Politeknik Piksi Ganesha Bandung 1,2 ) ...................................................................... 01-07", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 342, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Finite State Automata Pada Vending Machine Penjual Obat Non Resep Dokter Dan Keperluan Medis Eko Supriyanto 1 , Angga Ardiansyah 2 , Frieyadie 3 , Sri Rahayu 4 , Windu Gata 5", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 344, "width": 358, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Universitas Nusa Mandiri 12 ) .................................................................................... 08-14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 397, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Pengajuan Sertifikasi Guru Dengan Metode Simple Additive Weighting (Studi Kasus : Ma Al Muhajirin Janti Jogoroto Jombang) Budiman, umam baharudin , winarti (Universitas Darul „Ulum Jombang) ......................................................................... 15-22", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 391, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Infrastruktur Domain Name Server Lokal Menggunakan Ubuntu Server 16.04", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 449, "width": 57, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada PT. Xyz", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 462, "width": 361, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zaenal Mutaqin Subekti, Hendra Setiawan, Satria, Widia Murni Wijaya, Aliy Hafiz, Warsudi (STMIK Bani Saleh, Universitas Negeri Yogyakarta, AMIK Dian Cipta Cendikia, STMIK MIC CIkarang) .............................................................................................. 23-29", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 395, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Sistem Informasi Idea Proposal (Ip) Berbasis Web Pada Pt. Paxel Algorita Unggul Julian Murhan Sahputra, Indah Purnamasari (Universitas Nusa Mandiri 12 ) .................................................................................... 30-35", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 298, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Ekstrakurikuler Atletik Berdasarkan Bakat Siswa Menggunakan Metode Profile Matching", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 590, "width": 361, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agnes Basuki, Petrus Sokibi, Tiara Eka Putri ( Universitas Catur Insan Cendekia ) ........................................................................... 36-50", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 394, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Algoritma K-Means Untuk Pengelompokan Usia Calon Penerima Vaksin Di Kab. Ngawi Irna Yuniarfi, Saifulloh (Universitas PGRI Madiun 12 ) ................................................................................................. 51-62", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 356, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "System Penilaian Seleksi Calon Karyawan Baru Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (SAW) Di PT.TNA", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 695, "width": 359, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anik Sri Wahyuningsih , Yudhi Firmansyah (Universitas Panca Sakti Bekasi ) ..............................................................................63-74", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 334, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Sistem Informasi Pembayaran SPP Menggunakan Framework Laravel Ichwan Habib Moudi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 775, "width": 266, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 397, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Universitas Panca Sakti Bekasi) .............................................................................................. 75-80", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 327, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Algoritma K-Means Dan Algoritma Apriori Optimasi Kinerja Ecu (Study Kasus Mobil Avanza Dan Xenia)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 159, "width": 359, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sigit Mintoro , Asep Afandi (STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi) .................................................................81-88", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 363, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pakar Penyakit Buah Kakao Untuk Peningkatan Hasil Panen Kakao Menggunakan Metode Case Base Reasoning (CBR) Berbasis Web Mobile", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 219, "width": 361, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliy hafiz, Verawati (AMIK Dian Cipta Cendikia,Bandar Lampung) ........................................................ 89-94", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 402, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Metode Rapid Application Develomment (RAD) Dalam Pengembangan Sistem Pemesanan Menu Berbasis Android Aris Baihaqi, Tumini (Fakultas Sains dan Teknologi 1,2 ) .............................................................................. 95-102", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 309, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis Pariwisata Di Lampung Timur", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 323, "width": 98, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukatmi, Rexa Alfa Rizi", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 332, "width": 369, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(AMIK DCC Bandar Lampung 12 ) .............................................................................103-108", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 348, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Psak No. 45 Pada Proses Penyusunan Laporan Keuangan Menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 287, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M.S. Excel Dan Aplikasi Accurate Accouting Pada STMIK Bani Saleh", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 382, "width": 99, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marhakim, Willy Adam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 405, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(STMIK Bani Saleh 12 ) .............................................................................................. 109-116", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 304, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Prediksi Harga KOPI LAMBAR ( Lampung Barat) Dengan Metode Backpropagation, dan Double Exponential ( Studi Kasus BUMDES )", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 440, "width": 178, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyanto, Dwi marisa Efendi,Rhomadhon", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 452, "width": 368, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(STMIK Dian Cipta cendikia Kotabumi 1 - ) ...............................................................117-123", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 331, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Informasi Pemasaran Produk Umkm Berbasis Web Pada Kecamatan Bumi Nabung Lampung Tengah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 406, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuli Syafitri, Agus Prasetyo, Reni Astika (AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar Lampung) ......................................................124-134 Rancang Bangun Aplikasi Pembelajaran Aksara Lampung Berbasis Android Ferly Ardhy, Hendra Syahrobi (Universitas Aisyah Pringewu 1, STMIK Dian Cipta Cendikia 2 ) .............................. 135-143", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 407, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Kulit Pada Balita Menggunakan Metode Naïve Bayes Dan Forward Chaining Studi Kasus Puskesmas Cempaka Sungkai Selatan Sidik Rahmatullah, Rima Mawarni (STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi 12 ) .............................................................. 144-153", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 291, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekayasa Perangkat Lunak Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing Pada Umkm Mitra Cake Di Bandar Lampung", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 653, "width": 371, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pitrawati, Arif Sanjaya (AMIK Dian Cipta Cendikia, Bandar Lampung) ...................................................... 154-162", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 341, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancang Bangun Sistem Ujian Online Menggunakan Algoritma Cosine Similarity Berbasis Web", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 724, "width": 371, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryono, Zaenal Mutaqin Subekti, Widiyawati, Hidayatullah (STMIK Bani Saleh 1234 ) ............................................................................................ 163-168", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 775, "width": 266, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 348, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Aplikasi Helpdesk Ticketing System Berbasis Web Menggunakan Metode Rad", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 127, "width": 368, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indra Permana ...........................................................................................................169-173", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 303, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pattern Recognition Tulisan Tangan Huruf Hijaiyah Menggunakan Metode Convolutional Neural Network (CNN)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 173, "width": 117, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufassiril Abror, Nopiyanto", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 182, "width": 372, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Universitas Panca Sakti Bekasi 12 ) ............................................................................ 174-178", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 314, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi Sistem Informasi Keuangan Berbasis Android Di Perumahan Taman Karang Bahagia", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 231, "width": 371, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melda Ayulestari (Universitas Panca Sakti Bekasi) .............................................................................. 179-185", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 379, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Audit Pelayanan Sistem Rujukan Online Puskesmas Menggunakan Framework COBIT 5.0", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 280, "width": 371, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmayanti, Merri Parida, Ngajiyanto, Ina Anzalna (STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi 1234 ) ............................................................ 186-195", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 302, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Sistem Informasi Pengolahan Data Nilai Siswa Berbasis Web Erin Ermawati, Anik Sri Wahyuningsih", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 407, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Fakultas Sain dan Teknologi, Universitas Panca Sakti Bekasi 12 ) ........................................... 196-205", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 306, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Sistem Pelaporan Data Hasil Inspeksi Barang Berbasis Web", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 407, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siska Putriani (Universitas Pancasakti Bekasi) ................................................................................ 206-112 Penerapan Extreme Programming Dalam Perancangan Aplikasi Web Food Market", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 426, "width": 371, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tumini, Hilman Septiana ( Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Panca Sakti Bekasi 1,2 ) ........................... 113-121", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 303, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pencarian Barang Berbasis Website Menggunakan Php Dan Mysql Studi Kasus PT. Surya Technology Industri", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 486, "width": 42, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulaeman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 404, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Universitas Panca Sakti Bekasi) ..............................................................................................122-128 Implementasi Metode Prototype Pada Sistem Peminjaman Alat Kerja Berbasis Web", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 86, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di PT SK Metalindo", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 534, "width": 126, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali Mulyanto, Arjun Gunawan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 546, "width": 371, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Univeritas Panca Sakti Bekasi) ................................................................................ 129-133", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 408, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi Tata Cara Wudhu Menggunakan Teknologi Augmented Reality Sebagai Media Pembelajaran Di TK Al Fatih Ahmad Yakub , Idarul Fadli (Universitas Panca Sakti Bekasi 12 ) ............................................................................ 134-147", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 322, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ayam Petelur Menggunakan Metode Certainty Factor Berbasis Web Mochammad Taufiq Hidayat, Ali Mulyanto", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 636, "width": 372, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Universitas Panca Sakti Bekasi 12 ) ............................................................................ 148-155", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 407, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Metode Prototyping Dalam Perhitungan Hasil Produksi Menggunakan Arduino Uno R3 Dan Php Di PT. Indonesia Epson Industry Amandha Aulia, Ajar Rohmanu (Universitas Panca Sakti Bekasi 12 ) ............................................................................ 156-164", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 407, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "System Pendukung Keputusan Penentuan Guru Teladan Dengan Metode Profile Matching Hasbulloh, Agmawarnida (Universitas Panca Sakti Bekasi 1,2 ) ............................................................................ 165-171", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 163, "top": 775, "width": 266, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 407, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementasi Waterfall Method Pada Aplikasi Buku Induk Siswa Berbasis Web Idam Holid , Yogie Krisnayadi (Universitas Panca Sakti 12 ) ........................................................................................ 172-182", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 293, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Text To Speech Media Pembelajaran Untuk Pengenalan Anggota Tubuh Manusia Kelas V Sekolah Dasar", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 185, "width": 372, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juwanda Saputra, Ali Mulianto (Teknik Infomratika Fakulutas Sains dan Teknologi 12 ) ........................................... 183-189", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 407, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Sistem Peminjaman Barang Berupa Aset Tetap Berbasis Web Pada Lembaga Permasyarakatan Kelas II A Banceuy Bandung Guntur Salasa Priambodo, Perwito, Candra Mecca Sufyana (Politeknik Piksi Ganesha Bandung 1,2,3 ) ................................................................... 190-195", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 364, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Pemilihan Karyawan Terbaik Sebagai Penentu Goodwill Perguruan Tinggi Dengan Menggunakan Metode Topsis (Studi Kasus Perguruan Tinggi Di Lampung Utara)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 300, "width": 371, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Sartika, Pakarti Riswanto (STMIK Dian Cipta Cendikia Kotabumi) ................................................................. 196-203", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 305, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Merek Smartphone Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 357, "width": 371, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ade Kiki Fatmawati, Muhammad Sultan Raflie, Norma Yunita (Universitas Nusa Mandiri 123 ) .................................................................................. 104-215", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 324, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pattern Recognition Aksara Lampung Menggunakan Algoritma Neural Network", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 182, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 415, "width": 86, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nopiyanto, Rahmadi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 405, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Universitas Panca Sakti Bekasi) ............................................................................................. 116-121", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 775, "width": 292, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "206 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 116, "width": 425, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN SISTEM PELAPORAN DATA HASIL INSPEKSI BARANG BERBASIS WEB", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 169, "width": 267, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siska Putriani Universitas Pancasakti Bekasi Jl. Kapten Sumantri No 16 Cikarang 17530 Jawa Barat, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 237, "width": 51, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 428, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan penerapan serta mengelola data sistem pelaporan hasil inspeksi barang pada PT. Amindoway Jaya berbasis website. Dengan metode kualitatif deskriptif, memungkinkan hasil produk yang memiliki tingkat pengecekan yang tinggi serta mengurangi adanya kesalahan. Kemudian dilakukan pengecekan terhadap produk – produk dari awal hingga akhir dan memiliki SOP tersendiri terhadap produk yang mengalami cacat atau rusak tidak bisa digunakan lagi. Hasil analisis yang baik menunjukan bahwa perusahaan tersebut telah menjalani quality control dengan baik, akan tetapi proses pelaporan quality control dan pencarian laporan barang defect membutuhkan waktu yang lama karena harus merekap satu persatu form pengecekan yang kurang sistematis. Untuk mengatasi masalah tersebut maka perlu adanya pengembangan sistem informasi quality control dan laporan barang defect . Metode kualitatis deskriftif untuk menganalisa data dan Unified Modelling Language (UML) untuk menganalisis perancangan sistem yang akan dikembangkan. Dengan rancangan sistem yang akan dikembangkan diharapkan dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi PT Amindoway Jaya terkait monitoring laporan quality control dan defective produk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 233, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Quality control, defective , sistem monitoring", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 432, "width": 59, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACTS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 428, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this study is to describe the application and manage data of the system of reporting for goods in PT. Amindoway Jaya web-based. With descriptive qualitative methods, it allows product results that have a high level of checking and reduce errors. Then check the products from beginning to end and have their own SOP for products that are defective or damaged and cannot be used anymore. The results of a good analysis show that the company has undergone good quality control well, but the quality control reporting process and the search for defect reports take a long time because they have to recap one by one the less systematic checking forms. To overcome this problem, it is necessary to develop an information system for quality control and defect reports. Descriptive qualitative method to analize data and Unified Modelling Language (UML) to analize the design of the system to be developed. With the system design that will be developed, it is hoped that it can overcome the problems faced by PT Amindoway Jaya related to monitoring quality control reports and defective products", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 229, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Quality control, defective, system monitoring", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 94, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 197, "height": 113, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem informasi adalah sekumpulan prosedur organisasi yang ada pada saat dilaksanakan akan memberi informasi untuk mengambil keputusan atau mengelola serta mengendalikan informasi. Sistem pengolah data adalah suatu runtutan kejadian yang sudah ditentukan arahnya agar mendapatkan hasil yang maksimal. Pengolahan itu sendiri biasanya memiliki step – step yang meliputi pengumpulan data, sortir data, serta menentukan tindakan untuk menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 616, "width": 197, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masalah. Memungkinkan untuk membantu kemudahan dalam bekerja serta mudah diakses karena menggunakan basis website. Sistem pengolahan data quality juga mudah dikembangkan bukan hanya menampilkan hasil dari pengecekan namun bisa juga berdialog bahkan bisa mengambil keputusan untuk next process saat terjadi cacat produk.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 720, "width": 197, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT. Amindoway Jaya adalah perusahaan pemegang license penjualan langsung sekaligus distributor Amway di Indonesia. Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 775, "width": 292, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "207 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 197, "height": 193, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang bergerak pada bidang kesehatan, terutama perawatan kulit. Perusahaan ini berkedudukan di PT. Amindoway Jaya yang berlokasi di EightyEight@Kasablanka Office Tower, Lantai 23, Jl. Casablanka Kav. 88, Jakarta Selatan. Perusahaan ini bertujuan untuk menciptakan pasar lokal bagi produk yang sudah diusung Amway dengan pengelolaan yang efisien dan efektif ditengah kondisi pandemi ini. Untuk menunjang tujuan tersebut, pembuatan sistem pengelohan data quality check diperlukan. Berbekal data yang sudah dikumpulkan akan bisa mendorong masalah – masalah yang pernah atau sering terjadi berkurang presentasenya. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 197, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Bagaimana cara membuat skema laporan data quality control yang baik?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 197, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Bagaimana merancang sistem pengolah data laporan barang defect yang efisien pada PT Amindoway Jaya?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 58, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.1 TUJUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 197, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengolah data inspeksi report barang agar lebih baik, kemudian menganalisis kebutuhan sistem dan merancang bangunan sistem yang baru untuk diterapkan pada PT Amindoway Jaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 198, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 29) Metode deskriptif didefinisikan sebagai metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa metode analisis deskriptif merupakan metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian yang ada, sehingga metode ini harus diadakan akumulasi data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 197, "height": 100, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Joko Nurkamto (2020), Melakukan analisis deskriptif, analisis kritis, dan analisis komparatif merupakan keharusan dalam kajian pustaka yang baik. Peneliti tidak hanya dituntut untuk memahami apa yang dibaca (descriptive analysis) dari pustaka-pustaka yang telah dipilih, tetapi dia juga harus mengkritisi (critical analysis) isi pustaka tersebut dengan cara mengidentifikasi kelebihan dan kelemahannya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 197, "height": 112, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kaitan ini, Merriam and Tisdell (2016, p. 95) mengatakan sebagai berikut: a crucial component of any literature review is the critical assessment of the research and literature included. The reader wants to know what you think of the literature, its strengths as well as its weaknesses, whether or not it constitutes a major breakthrough in the thinking on the topic, what it adds to the knowledge base, and so on.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 242, "width": 126, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 265, "width": 197, "height": 124, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk menganalisis data dan metode UML untuk menganalisis perancangan sistem yang akan dikembangkan. Penelitian kualitatif adalah penelitian dimana peneliti ditempatkan sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara penggabungan dan analisis data bersifat induktif (Sugiono. 2010 : 9). Menurut Poerwandari (2005), penelitian kualitatif menghasilkan dan mengolah data yang bersifat", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 380, "width": 197, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "deskriptif, seperti transkripsi wawancara dan observasi. Menurut Astriyani, E., Putri, F., &", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 426, "width": 197, "height": 90, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widianingsih, N.(2020) Analisis menggunakan perangkat lunak UML ( Unified Modelling Language) yaitu Use Case Diagram, Sequence Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram, dapat didefenisikan sebagai sebuah bahasa yang telah menjadi standar dalam industry untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 530, "width": 199, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempat atau lokasi penelitian ini adalah pada warehouse atau gudang Pt. Amindoway Jaya yang berlokasi di Jl. Raya Sirkuit Sentul No.70g, Sentul, Kec. Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat. Dengan kantor pusat PT. Amindoway Jaya yang berlokasi di", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 609, "width": 197, "height": 128, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EightyEight@Kasablanka Office Tower, Lantai 23, Jl. Casablanka Kav. 88, Jakarta Selatan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber atau dapat disebut sebagai data utama. Sedangkan data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh peneliti dari sumber yang telah tersedia sehingga peneliti dapat disebut sebagai tangan kedua (Mulyadi, 2016: 144). Peneliti", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 741, "width": 197, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperoleh data primer dari hasil wawancara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 774, "width": 292, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "208 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 197, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "langsung kepada subjek penelitian. Sedangkan data sekunder di ambil dari dokumentasi dan hasil observasi yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 155, "width": 197, "height": 181, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Lofland dan lofland (dalam Moleong, 2004: 157) Sumber data dalam penelitian kualitatif adalah subjek dari mana data diperoleh peneliti. Dalam penelitian ini, sumber data dapat diambil dari hasil wawancara, dokumentasi, dan hasil dari observasi. Teknik dan metode pengumpulan data dapat dilakukan dari berbagai sumber dengan beragam cara, bisa berupa observasi, wawancara, maupun studi dokumen/produk tertentu yang terkait dengan kasus. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 59, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 197, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ahmad Tanzeh (2006, hlm 184) Observasi adalah bentuk alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara observasi atau pengamatan secara sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 197, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Observasi yang dilakukan peneliti bertindak tidak hanya sebagai pengamat, tetapi sekaligus sebagai instrument penelitian dengan tujuan berusaha menstimulus yang diteliti agar mengetahui realitas masalah yang sebenarnya sehingga data dapat diperoleh secara obyektif dan akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 71, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Wawancara", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 197, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sugiyono (2015, hlm. 231)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 197, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 197, "height": 48, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wawancara dilakukan kepada bagian admin quality control (QC) dan manager QC. Dalam pertanyaan-pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan proses inspeksi barang, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 197, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aplikasi yang akan dikembangkan dapat menjadi solusi terhadap permasalahan yang terjadi pada perusahaan saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 169, "width": 80, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Dokumentasi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 195, "width": 197, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Arikanto (2006, hlm 158) Dokumentasi adalah mencari dan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 222, "width": 197, "height": 88, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Peneliti menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya dan proses monitoring quality control pada PT Amindoway Jaya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 324, "width": 92, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 347, "width": 79, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Analisa Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 339, "top": 545, "width": 168, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar1. Activity Diagram yang saat ini berjalan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 579, "width": 197, "height": 78, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar merupakan gambaran activity diagram proses quality control yang saat ini berjalan, dimana proses kelola data master yang masih manual dan laporan hasil inpeksi barang masih berupa excel yang mana proses penambahan dan pencarian laporan membutuhkan waktu yang lama.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 672, "width": 197, "height": 78, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis data yang terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi pada PT. Amindoway Jaya, dapat diketahui bahwa sistem yang berjalan saat ini masih kurang efisien sehingga perlu adanya pengembangan sistem yang mampu mengolah data menjadi lebih baik. Dalam perancangan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 775, "width": 292, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "209 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 150, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sistem yang diusulkan ini,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 198, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "peneliti menggunakan metode UML (Unified Modelling", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 197, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Language) diagram diantaranya usecase diagram dan activity diagram.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 146, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Usecase Diagram yang Diusulkan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 197, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah usecase diagram sistem informasi quality control yang diusulkan:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 381, "width": 178, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar1. Usecase Diagram yang diusulkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 198, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Gambar1. yang diusulkan terdapat:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 415, "width": 168, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. 1 (system) mencakup seluruh kegiatan sistem inpeksi report barang.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 450, "width": 168, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Terdapat 2 (dua) Actor, yang melakukan kegiatan diantaranya: Admin QC dan Manager QC.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 484, "width": 168, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Terdapat 5 (Lima) Use Case utama yaitu: Login, Dashboard, Master, Laporan, dan Export.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 197, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah activity diagram sistem informasi quality control yang diusulkan:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 736, "width": 165, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar2. Activity Diagram Master yang diusulkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 197, "height": 89, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar2 merupakan gambar activity diagram proses kelola data master, pada diagram ini admin QC akan login, apabila berhasil login, admin QC memilih menu Master, dan sistem akan menampilkan data master, kemudian admin QC memilih tambah data, form tambah data master akan ditampilkan, kemudian admin QC dapat mengelola data master.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 357, "width": 163, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar3. Activity Diagram Kelola Data", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 368, "width": 99, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laporan yang diusulkan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 391, "width": 197, "height": 78, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar3 merupakan gambar activity diagram proses Laporan, pada diagram ini admin QC memilih menu Laporan, sistem akan menampilkan form data laporan inspeksi barang, admin QC akan menambahkan data laporan inspeksi barang kemudian data akan tersimpan ke dashboard laporan.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 618, "width": 174, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar4. Activity Diagram Export laporan yang diusulkan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 652, "width": 197, "height": 78, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar4 merupakan gambar activity diagram proses export laporan, pada diagram ini admin QC akan memilih menu export, sistem akan menampilkan dashboard laporan, kemudian admin QC akan mencetak data laporan QC yang diinginkan, dan selanjutnya sistem akan menampilkan hasil laporan yang dicetak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 774, "width": 292, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "210 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 75, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Desain Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 263, "width": 90, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar5 Form Login", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 197, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Form login digunakan oleh user untuk masuk ke sistem dengan memasukkan username dan password yang sudah tersimpan di sistem.", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 459, "width": 86, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar5 Dashboard", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 482, "width": 197, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasboard digunakan untuk menampilkan data dalam bentuk visualisasi grafik untuk memberikan gambaran lebih detail.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 659, "width": 127, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar6 Tambah Data Master", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 197, "height": 21, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Form tambah data master digunakan untuk memasukkan data-data baru ke sistem web.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 246, "width": 197, "height": 55, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar7 Form Tampil Data Master Tampil data master digunakan untuk menampilkan list data master yang tersimpan dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 547, "width": 116, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar8 Tambah Transaksi", "type": "Caption" }, { "left": 316, "top": 570, "width": 197, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Form tambah transaksi digunakan oleh admin menginput data hasil inspeksi QC.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 723, "width": 97, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar9 Data Laporan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 761, "width": 292, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "211 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 245, "width": 134, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar10 Hasil Export Laporan", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 197, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Form Laporan menampilkan list data laporan hasil inspeksi barang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 98, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Pengujian Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 197, "height": 323, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian dapat ditunjukkan pada table 1 dibawah ini: Fungsi yang diuji Kondisi Output yang diharapkan Status Login Login menggun akan username dan password Sukses login Valid Dashboa rd user klik menu dashboar d sukses menampilka n halaman dashboard Valid Master user klik menu master sukses menampilka n halaman menu master Valid Laporan user klik menu laporan sukses menampilka n halaman menu laporan Valid Export user klik menu export sukses mengexport data Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 84, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 197, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini telah menghasilkan sebuah rancangan sistem pelaporan data inspeksi barang yang dapat menampilkan data hasil pengecekan, diagram hasil pengecekan, dan dapat menyajikan laporan yang dibutuhkan pimpinan bagian QC. Dengan adanya sistem ini", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 116, "width": 197, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat mempermudah kerja admin quality control dalam pencarian data hasil pengecekan dan pembuatan laporan yang diperlukan menjadi lebih cepat dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 173, "width": 92, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 191, "width": 197, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 220, "width": 197, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Aris, A., Firdaus, T., & Nurseha, N. (2018). Aplikasi Program Quality Control", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 243, "width": 148, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Barang untuk Menunjang Pelaporan pada Bagian Teknik Perguruan Tinggi Raharja. Journal CERITA, 4(2), 159-168. https://doi.org/https://doi.org/10.33 050/cerita.v4i2.639", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 318, "width": 197, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Astriyani, E., Putri, F., & Widianingsih, N. (2020). Desain Sistem Informasi Monitoring Aset Pada PT.Arbunco", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 352, "width": 197, "height": 119, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wira Pandega. Journal Sensi: Strategic of Education in Information System, 6(1), 87-99. https://doi.org/https://doi.org/10.33 050/sensi.v6i1.946 [4] Baramuli, F. dan S.S. Pangemanan. 2015. Analisis Sistem Informasi Persediaan pada Yamaha Bima Motor Toli-toli. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 473, "width": 147, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ratulangi, Manado. Jurnal EMBA ISSN 2303-11. Vol 3, No.3 (2015).", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 496, "width": 142, "height": 21, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/emba/article/view/9310", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 525, "width": 197, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Ernawati, S., & Gumelar, R. (2020).", "type": "List item" }, { "left": 365, "top": 537, "width": 148, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Pieces untuk Rancang Bangun Sistem Informasi Monitoring Persediaan Barang Berbasis Web pada Koperasi Sartika Bogor. Falkutas Sistem Informasi Universitas Bina Sarana", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 606, "width": 148, "height": 55, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informatika, Indonesia. Jurnal Sains dan Manajemen. https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/ind ex.php/evolusi/article/view/7386/39 99", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 669, "width": 197, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 710, "width": 197, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Merriam, Sharan B., and Tisdell, Elizabeth J. (2016). Qualitative research: A guide to design and implementation (fourth edition). San Francisco:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 414, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal informasi dan Komputer Vol: 9 no:2.2021 P-ISSN: 2337-8344 E-ISSN: 2623-1247", "type": "Page header" }, { "left": 150, "top": 774, "width": 292, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "212 | S T M I K D i a n C i p t a C e n d i k i a k o t a b u m i", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 116, "width": 51, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jossey-Bass", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 197, "height": 78, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Mubarak, A. (2019). Rancang Bangun Aplikasi Web Sekolah Menggunakan UML (Unified Modeling Language) dan Bahasa Pemrograman PHP (PHP Hypertext Preprocessor) Berorientasi Objek. Fakultas Teknik Universitas", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 214, "width": 147, "height": 43, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairun, Ternate Selatan. JIKO. https://ejournal.unkhair.ac.id/index. php/jiko/article/download/1052/106 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 197, "height": 20, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Mulyadi. (2016). Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 197, "height": 20, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Nurkamto, Joko. (2020). Kajian Teori dalam Penelitian Kualitatif. Dalam", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 318, "width": 147, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Esti Ismawati, Indrani Dewi Anggraini, dan Hariratul Jannah (eds.), Bahan ajar bahasa dan sastra di era milenial (pp. 299-322). Jakarta: Gambang Buku Budaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 197, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Poerwandari, Kristi. (2005). Pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 393, "width": 147, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitatif untuk Penelitian Perilaku", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 404, "width": 92, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia. Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 404, "width": 147, "height": 21, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Falkutas Psikologi UI", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 197, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Ropianto, M., Veza, Okta., & Donald, Mc.", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 445, "width": 147, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Sistem Informasi Dashboard Monitoring untuk Pengorderan Barang dan Jasa pada", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 479, "width": 147, "height": 90, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Energi Listrik Batam. JT-IBSI: ISSN 2541-2647. Vol 3, No 1 (2018). https://scholar.google.co.id/citation s?view_op=view_citation&hl=id&u ser=6nLbbYIAAAAJ&citation_for _view=6nLbbYIAAAAJ:b1wdh0A R-JQC", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 197, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 618, "width": 197, "height": 20, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Sugiyono, (2015). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 641, "width": 147, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitatif, dan R&D. Bandung:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 652, "width": 37, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alfabeta", "type": "List item" } ]
3bb95398-4844-22c5-3cc0-a4956af6c22a
https://journal.iainkudus.ac.id/index.php/Hermeneutik/article/download/5564/3455
[ { "left": 83, "top": 344, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِد اقاف ِ َّللَّاِب ْنِمْؤُياو ِتوُغاَّطلاِب ْرُفْكاي ْناماف ِ ياغْلا انِم ُد ْشُّرلا انَّيابات ْداق ِنيِ دلا يِف اهاارْكِإ الَ ٌمي ِلاع ٌعيِم اس ُ َّاللَّ او ااه ا ل اما اص ِف ْنا الَ ىاقْثُوْلا ِةاوْرُعْلاِب اك اسْمات ْسا", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 656, "width": 312, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َّن اه اج ْم ُها او ْ أ ام او ْم ِهْي ا لاع ْ ظ ُ لْغا او اني ِقِفا انُ ْلْااو اراَّفُكْلا ِدِهااج ُّي ِبَّنلا ااهُّياأ ااي", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 659, "width": 77, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُري ِص ا ْلْا اسْئ ِب او ُم", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 520, "width": 428, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لَ هنيهاربو هلئلَد يلج حضاو نيب هنإف ملاسلإا نيد يف لوخدلا ىلع ا ًدحأ اوهركت لَ سلإل الله هاده نم لب ،هيف لوخدلا ىلع دحأ هركي نأ ىلإ جاتحي رونو هردص حرشو ملا", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 595, "width": 428, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "لَ هنإف هرصبو هعمس ىلع متخو هبلق الله ىمعأ نمو ،ةنيب ىلع هيف لخد هتريصب", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 633, "width": 200, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".اًروسقم اهركم نيدلا يف لوخدلا هديفي", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 226, "width": 428, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ",هاركإ ىلإ اهدعب جاتحت لَ هتحص لئلَد نإف ملاسلإا يف لوخدلا ىلع ا ًدحأ اوهركت لَ رسقلاو ءاجللإا هيف ديفي لاف ناهربلاو ةجحلاو عانقلإا ىلع موقي ناميلإا نلأو", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 301, "width": 86, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".هاركلإاو مازللإاو", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 485, "width": 413, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".رابتخلَاو نيكمتلا ىلع هانب امنإو ,رسقلاو رابتجلَا ىلع ناميلإا رمأ ىنب ام ىلاعت هنأ", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 541, "width": 413, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "انيِنِم ْؤُم اوُنوُكاي ىَّتاح اساَّنلا ُهِرْكُت اتْناأافاأ اًعيِماج ْمُهُّلُك ِضْرلأا يِف ْنام اناملآ اكُّبار اءا اش ْوالاو", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 324, "width": 429, "height": 212, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْر ُف ْكاي ْ ل ا ف اءا اش ْن ام او ْن ِم ْؤُيْلاف اءا اش ْناماف \" \" ( انوُرِفا اكْلا ااهُّياأ ااي ْلُق 1 ( انو ُدُبْعات ا ام ُدُب ْع ا أ ا لَ ) 2 ( ُدُبْع ا أ ا ام انو ُدِبااع ْم ُتْناأ الَاو ) 3 اان ا أ ا لَاو ) ( ْمُت ْداب اع ا ام ٌدِبااع 4 ( ُدُب ْع ا أ ا ام انو ُدِبااع ْم ُتْناأ الَاو ) 5 ( ِني ِد ايِل او ْم ُكُنيِد ْمُكال ) 6 )", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 426, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِل ا ان ْداتْعاأ اَّنِإ ْرُفْكايْلاف اءا اش ْناماو ْنِمْؤُيْلاف اءا اش ْناماف ْمُكِ بار ْنِم ُّقاحْلا ِلُقاو ا طا اح ا أ اًراان انيِِلْا َّظل", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 165, "width": 429, "height": 75, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْت اءا اس او ُباار َّشلا اسْئِب اهو ُجُو ْ لا يِو ْشاي ِلْهُْلْااك ٍءاامِب اوُثااغُي اوُثيِغات ْساي ْنِإاو ااهُقِداار ُس ْمِهِب ( ا ًق افاتْر ُم 29 ) لا ام اع ان اس ْح ا أ ْن ام ار ْج ا أ ُعي ِض ُن لَ اَّنِإ ِتااح ِلاَّصلا اوُلِماعاو اوُنامآ انيِذَّلا َّنِإ", "type": "Picture" }, { "left": 491, "top": 251, "width": 19, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( 30", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 241, "width": 429, "height": 108, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ٍب اه اذ ْنِم ارِوا اساأ ْنِم ااهيِف انْوَّلاحُي ُرااهْنلأا ُمِهِتْحات ْنِم يِرْجات ٍنْداع ُتاَّناج ْمُهال اكِئالوُأ ) ُبا اوَّثلا امْعِن ِكِئا ارلأا ى ا ل اع ااهيِف انيِئ ِكَّت ُم ٍقارْب ات ْس ِإ او ٍسُدْن ُس ْنِم اًرْضُخ اًباايِث انو ُسابْلاياو ًق افاتْر ُم ْت ا ن ُس اح او ( ا 31 )", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 226, "width": 360, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُب ُّسلا اوُعِب َّتَت لاَو ُهوُعِبَّتاَف اًميِقَت ْسُم يِطاَر ِص اَذَه َّنَأَو ( َنو ُقَّتَت ْم ُكَّلَع َ ل ِهِب ْم ُكاَّصَو ْمُكِلَذ ِهِليِب َس ْنَع ْمُكِب َقَّرَفَتَف َل 153 )", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 428, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan bahwa (yang kami perhatikan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan(yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai- beraikan kamu dari jalan-Nya (QS. Al-An’am: 153).", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 387, "width": 428, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "هاركإ ةيضق تسيلو ,كاردلإاو دعب عانقإ ةيضق نيدلااذه اهب ءاج امك ةديقعلا ةيضق نإ يرشبلا كاردلإا بطاخي نيدلااذه ءاج دقلو .رابجإو بصغو لقعلا بطاخي هتقاطو هاوق لكب", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 454, "width": 427, "height": 19, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "بطاخي ,ةنكتسلْا ةرطفلا بطاخي امك لعفنلْا نادجولا بطاخي ةقطانلا ةهادبلاو ركفلْاو", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 487, "width": 278, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "...رهق ريغ يف هبناوج لكب يرشبلا كاردلإاوهلك يرشبلا نايكلا", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 637, "width": 4, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 179, "width": 427, "height": 41, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َر َّنِإ ُن َس ْح َ أ َي ِه ي ِت َّلاِب ْمُهْلِداَجَو ِةَن َسَحْلا ِةَظِعْوَْلْاَو ِةَمْك ِحْلاِب َكِ بَر ِليِب َس ىَلِإ ُعْدا ُمَل ْع َ أ َو ُه َكَّب", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 230, "width": 34, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َني ِدَتْه", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 220, "width": 162, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُ ْلْاِب ُمَلْعَأ َوُهَو ِهِليِب َس ْنَع َّلَض ْنَمِب", "type": "Picture" } ]
da934de7-9aab-1ce3-b7b9-1061569b410c
https://jurnal.saburai.id/index.php/hkm/article/download/2381/1754
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 245", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 301, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Analisis Yuridis Terhadap Wanprestasi Dalam Perjanjian Pembiayaan Penjaminan Fidusia", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 141, "width": 148, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhammad Jieny Mulyana [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 164, "width": 233, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Indonesia Tami Rusli [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 198, "width": 233, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fakultas Hukum Universitas Bandar Lampung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 210, "width": 83, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Okta Anita [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 233, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fakulas Hukum Universitas Bandar Lampung, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 194, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Naskah Diterima : 28 September 2023 Naskah Revisi : 15 Oktober 2023 Naskah Diterbitkan : 30 November 2023", "type": "Table" }, { "left": 217, "top": 302, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 328, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Even though creditors have a fairly large role in economic performance and guarantees in particular, the legal protection for creditors in fiduciary guarantee agreements is considered to be very weak and limited. This study aims to determine the extent of legal protection for creditors in order to achieve legal certainty in fiduciary guarantee agreements by examining theories, concepts, legal principles, and laws and regulations based on primary legal materials. This study uses normative and empirical legal research methods. Based on the research results, the form of default in the consumer financing agreement with a fiduciary guarantee in Decree Number 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk, it was determined that Mr. Iwan Andi Yanuarta has defaulted. The Defendants violated the financing agreement with a fiduciary guarantee by committing an act of default. The judge's considerations in handling default cases in financing agreements with fiduciary guarantees in Decision Number 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk are in accordance with the principles of justice. The defendant was proven to have violated Article 1238 of the Civil Code concerning Default and Article 1243 of the Civil Code concerning compensation and costs, resulting in serious legal consequences. The amount of compensation to be paid by the Defendants is Rp. 116,968,300.00.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 174, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Keywords: Default, Guarantee, Fiduciary", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 543, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 555, "width": 329, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Meskipun kreditur memiliki peran yang cukup besar dalam kinerja ekonomi dan penjaminan khususnya, namun perlindungan hukum bagi kreditur dalam perjanjian jaminan fidusia dinilai masih sangat lemah dan terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perlindungan hukum bagi kreditur agar dapat tercapai kepastian hukum dalam perjanjian jaminan fidusia dengan mengkaji teori, konsep, asas hukum, dan peraturan perundang-undangan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 246", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 103, "width": 329, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "berdasarkan bahan hukum primer. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dan empiris. Berdasarkan hasil penelitian, bentuk wanprestasi dalam perjanjian pembiayaan konsumen dengan jaminan fidusia dalam Keputusan Nomor 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk, ditetapkan bahwa Sdr. Iwan Andi Yanuarta telah melakukan wanprestasi. Para Tergugat melanggar perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia dengan melakukan perbuatan wanprestasi. Pertimbangan hakim dalam menangani kasus wanprestasi dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia dalam Putusan Nomor 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk telah sesuai dengan asas keadilan. Terdakwa terbukti melanggar Pasal 1238 KUH Perdata tentang Cidera Janji dan Pasal 1243 KUH Perdata tentang ganti kerugian dan biaya, sehingga menimbulkan akibat hukum yang berat. Besarnya ganti rugi yang harus dibayar oleh para Tergugat adalah sebesar Rp. 116.968.300,00.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 267, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kata Kunci: Pertanggungjawaban Pidana, SKCK, Pemalsuan", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 287, "width": 95, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 314, "height": 216, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Lembaga penjaminan diperlukan karena transaksi kredit antara kreditur dan debitur melibatkan penjaminan. Fidusia merupakan salah satu lembaga penjaminan yang lahir dari adanya suatu perjanjian pokok. Fidusia juga dikenal sebagai jaminan hak milik dalam perwalian karena hanya hak milik kebendaan yang dialihkan sedangkan debitur tetap menguasai secara fisik barang tersebut. 1 Atas dasar prinsip kehati-hatian ini, kredit dijamin dengan agunan berupa jaminan kebendaan atau jaminan perorangan. Jaminan fidusia merupakan salah satu bentuk jaminan kebendaan. Menurut Pasal 1 ayat 2 Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999, Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud dan benda bergerak maupun tidak bergerak mengenai Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai jaminan pelunasan barang tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 314, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Utang, yang mengutamakan Penerima Fidusia daripada kreditur lainnya. Meskipun kreditur berperan penting dalam kinerja ekonomi dan penjaminan khususnya, perlindungan hukum bagi kreditur dalam perjanjian jaminan fidusia masih dianggap sangat lemah dan terbatas. Bahwa permohonan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 328, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1 R. Subekti, 1988, Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.", "type": "Footnote" }, { "left": 78, "top": 615, "width": 6, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 247", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 103, "width": 314, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "penggugat agar tergugat melunasi seluruh tunggakan tergugat, mengembalikan benda jaminan fidusia yang masih menjadi hak penggugat, atau setidak-tidaknya menyerahkan harta pengganti milik tergugat lain sebagai ganti kerugian penggugat adalah sangat wajar. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 317, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Salah satunya terkait kasus wanprestasi dalam perjanjian pembiayaan jaminan fidusia, khusus pada Putusan Pengadilan Negeri Tanjung Karang No. 12/Pdt.GS/2022 PN Tjk, permasalahan ini berawal dari Penggugat (PT Reksa Finance Cabang Bandar Lampung) dan Tergugat (Iwan Andi Yanuardi) yang mempunyai perjanjian perdata yang dituangkan dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia bahwa dalam perjanjian tersebut telah disepakati penggugat akan memberikan (seratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus rupiah). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perlindungan hukum bagi kreditur agar dapat tercapai kepastian hukum dalam perjanjian jaminan fidusia dengan mengkaji teori, konsep, asas hukum, dan peraturan perundang-undangan berdasarkan bahan hukum primer.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 389, "width": 124, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "II. METODE PENILITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 315, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Metode penelitian ini menggunakan pendeketan yuridis normatif dan empiris. Sumber dan jenis data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data melalui penelitian kepustakaan ( library research ) dan penelitian lapangan ( field research ). Pengolahan data dilakukan dengan menyeleksi dan memeriksa data yang diperoleh melalui kelengkapannya, serta mengklasifikasi atau mengelompokkan data secara sistematis. Analisis data yang digunakan adalah yuridis kualitatif.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 327, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2 Tami Rusli. 2016. “Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Terhadap Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Tanggungan”, Jurnal Keadilan Progresif , Volume 7, Nomor 1.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 248", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 103, "width": 153, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 120, "width": 304, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "A. Faktor Apa Yang Menyebabkan Terjadinya Wanprestasi Dalam Perjanjian Pembiayaan Penjaminan Fidusia.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 155, "width": 286, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam perjanjian jaminan fidusia perlindungan hukum bagi kreditur masih dianggap sangat lemah dan terbatas, meskipun kreditur juga mempunyai peran penting dalam kinerja ekonomi dan penjaminan pada khususnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ukuran proteksi perlindungan hukum terhadap kreditur supaya dapat tercapai kepastian hukum dalam perjanjian jaminan fidusia dengan melakukan pendekatan yang dilakukan berdasarkan bahan hukum utama dengan cara mengkaji teori-teori, konsep-konsep, dan asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan penelitian ini (yuridis normatif). Dalam perjanjian pembiayaan terhadap jaminan fidusia terhadap sita jaminan harta bergerak biasanya sering dikenal dengan wanprestasi adalah kecideraan atau kelalaian yang dilakukan pihak konsumen dalam melakukan kewajibannya artinyakonsumen lalai dalam membayar angsuran. 3", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 396, "width": 65, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Para Pihak", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 414, "width": 272, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Bapak Samsumar Hidayat, selaku hakim kelas IA PN Tanjung Karang, dalam Putusan Nomor 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk, gugatan penggugat tanggal 31 Mei 2022 telah diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Karang. Selain itu, Pengadilan Negeri Tanjung Karang memeriksa dan memutus perkara perdata gugatan sederhana di pengadilan negeri dengan putusan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 328, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3 R. Subekti,1988. Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hlm.12", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 249", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 103, "width": 194, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. PT Reksa Finance Cabang Bandar Lampung", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 120, "width": 257, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Perusahaan asal Bandar Lampung yang diwakili oleh Miftaza selaku Kepala Cabang PT Reksa Finance Cabang Bandar Lampung, mengesahkan Aldomoro, S.H., Indra Jaya, S.H., dan Riduan Habibi, S.H., M.H. dalam hal ini. Penggugat adalah Penasehat Hukum Kantor Hukum ARMAN OTTO, dengan alamat Perum Tanjung Asri, Blok A Nomor 13 Tanjung Seneng, Bandar Lmapung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 28 Mei 2022.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 258, "width": 98, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Iwan Andi Yanuarta", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 276, "width": 257, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Iwan Andi Yanuarta berdomisili di Perkebunan PKK RT. 10 LK. Saya, Rajabasa Indah, Desa Rajabasa Nunyai, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung selanjutnya disebut sebagai Tergugat.Dalam perkara perdata, pihak yang mengajukan perkara kepada hakim disebut sebagai Penggugat, sedangkan pihak lawan disebut sebagai Tergugat. Penggugat adalah orang atau badan yang dilanggar haknya oleh Tergugat. Sedangkan gugatan adalah gugatan hak yang diajukan terhadap Tergugat melalui pengadilan oleh Penggugat.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 431, "width": 85, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Duduk Perkara", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 448, "width": 272, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Menimbang bahwa Penggugat dengan gugatan tertanggal 31 Mei 2022 yang telah diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Tanjung Karang secara elektronik (e-court) di Sistem Informasi Pengadilan pada tanggal 27 Juni 2022 dengan Nomor Register 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk, Penggugat telah mengajukan gugatan lugas sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 190, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Bahwa Tergugat adalah debitur Penggugat;", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 569, "width": 257, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Adanya perjanjian perdata antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana tertuang dalam Perjanjian Pembiayaan dengan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 250", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 103, "width": 257, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jaminan Fidusia No. 802122191200031, tanggal 30 Desember 2019;", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 138, "width": 271, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Bahwa dalam perjanjian diatur bahwa penggugat akan memberikan fasilitas kredit kepada tergugat untuk membiayai satu unit Honda Brio Satya E.1.2 S Bensin MT No. Polisi BE 2043 NH TAHUN 2015, WARNA MERAH Rangka No .: MHRDDI 770FJ563624, Mesin No.: LI 2B31470653, atas nama Ely Yuliani, dengan Hutang Pokok sebesar Rp 124.880.000,- (seratus dua puluh empat juta delapan ratus delapan puluh ribu rupiah) dengan rincian hutang pokok senilai Rp 88.745.000 (delapan puluh delapan juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah) ditambah bunga senilai Rp. 36.135.000 (tiga puluh enam juta seratus tigapuluh lima ribu rupiah);", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 327, "width": 271, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Bahwa perjanjian pembiayaan dengan Jaminan Fidusia No:", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 345, "width": 257, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "802122191200031 telah di daftarkan pada Kementrian Hukum dan HAM Pada tanggal 31 Desember 2019 dan telah terbit Sertifikat Jaminan Fidusia No. W9 00223898 AH 05 01 TAHUN 2019;", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 414, "width": 271, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Bahwa Tergugat yang wajib membayar angsuran kepada Penggugat telah tidak membayar angsuran selama empat bulan terhitung mulai bulan Februari 2022 dan berakhir pada bulan", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 465, "width": 212, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Mei 2022, atau sampai dengan gugatan ini diajukan;", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 483, "width": 271, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Tergugat terbukti wanprestasi (Ingkar Janji) dan tidak beritikad baik untuk tetap melakukan pembayaran kepada Penggugat;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 517, "width": 271, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "f. Wanprestasi yang dilakukan oleh Tergugat mengakibatkan Penggugat mengalami kerugian sebesar Rp 116.968.300.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 272, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "g. Bahwa Penggugat telah menunjukkan itikad baik dengan mengirimkan surat kepada Tergugat untuk memenuhi kewajibannya, melalui surat teguran 1-3 dan Collection Head", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 604, "width": 78, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "PT Reksa Finance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 251", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 103, "width": 271, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "h. Bahwa berdasarkan Pasal 29 ayat (1) UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, yang intinya menyatakan bahwa Penggugat sebagai Penerima Fidusia dari Tergugat dapat mengeksekusi objek jaminan fidusia yang saat ini menjadi pokok gugatan a quo;", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 189, "width": 271, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "i. Bahwa Tergugat masih berhutang kepada Penggugat yaitu dengan jumlah 116.968.300.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 224, "width": 271, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "j. Penggugat meminta Ketua Pengadilan Negeri Kalianda melalui", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 241, "width": 258, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara Aquo untuk menyatakan bahwa Tergugat lalai dan sengaja tidak memenuhi kewajibannya atau melakukan Wanprestasi", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 257, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "(Wanprestasi) terhadap Penggugat karena tidak lagi memenuhi kewajibannya sebagai Debitur Penggugat.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 327, "width": 271, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "k. Bahwa permintaan Penggugat agar Tergugat melunasi seluruh tunggakan Tergugat atau mengembalikan benda Jaminan Fidusia yang masih menjadi milik Penggugat atau setidak- tidaknya menyerahkan harta pengganti Tergugat lain untuk mengganti kerugian Penggugat adalah wajar.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 414, "width": 216, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "3. Bentuk Gugatan Perbuatan Melawan Hukum", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 431, "width": 272, "height": 182, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dalam Putusan Nomor 12/Pdt.GS/2022/PN Tjk, penggugat menyebutkan bahwa alasan penggugat mengajukan gugatan kepada tergugat adalah penggugat menuntut agar tergugat melunasi seluruh tunggakan tergugat, mengembalikan benda jaminan fidusia yang masih menjadi milik penggugat, atau setidak- tidaknya menyerahkan barang pengganti milik tergugat lain untuk mengganti kerugian yang diderita penggugat. Tergugat sebagai debitur diwajibkan untuk membayar angsuran kepada Penggugat, namun belum juga dilakukan selama 4 (empat) bulan terhitung sejak Februari 2022 sampai dengan Mei 2022, atau sampai dengan gugatan ini diajukan sehingga menyebabkan Penggugat menderita", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 252", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 103, "width": 272, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "kerugian sebesar Rp. 116.968.300,00 (seratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus rupiah), atau dengan kata lain menurut Penggugat, Tergugat telah melakukan wanprestasi terhadap Penggugat dalam perkara ini Majelis Hakim dimohon memutus perkara ini memberikan putusan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 207, "width": 271, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Menerima dan mengabulkan Gugatan Penggugat untuk sebagian;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 241, "width": 271, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Menyatakan sah berdasarkan hukum perbuatan Tergugat kepada Penggugat adalah Wanprestasi (Cidera Janji);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 276, "width": 271, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Menetapkan Sita Jaminan terhadap Satu Unit Mobil Honda", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 293, "width": 257, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Brio Satya E.1.2 S Bensin MT No. Polisi BE 2043 NH,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 310, "width": 257, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "TAHUN 2015, WARNA MERAH No.Rangka: MHRDDI 770FJ563624, No.Mesin: LI 2B31470653, atas nama Ely", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 345, "width": 35, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Yuliani.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 362, "width": 271, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan (Conservatoir", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 379, "width": 257, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Beslag) Satu Unit Mobil Honda Brio Satya E.1.2 S Bensin MT", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 396, "width": 257, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "No. Polisi BE 2043 NH, TAHUN 2015, WARNA MERAH", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 414, "width": 257, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "No.Rangka: MHRDDI 770FJ563624, No.Mesin: LI", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 431, "width": 150, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2B31470653, atas nama Ely Yuliani.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 448, "width": 271, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Menyatakan Sita jaminan atas harta bergerak dan tidak bergerak Tergugat yang sekarang ada atau yang akan ada sebagai pelunasan pembayaran seluruh kewajiban Tergugat yang timbul karena Surat perjanjian Pembiayaan dengan Jaminan Fidusia No. 802122191200031, Tertanggal 30 Desember 2019.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 271, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "f. Menghukum Tergugat untuk membayar hutang kredit secara tunai dan seketika Sejumlah Rp. 116.968.300. (seratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 253", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 103, "width": 257, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "rupiah). Penjumlahan dari sisa pokok hutang dan bunga setelah putusan ini memiliki kekuatan hukum yang tetap;", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 138, "width": 271, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "g. Menyatakan bahwa putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum perlawanan, banding, kasasi maupun upaya hukum lainnya dari tergugat.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 189, "width": 271, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "h. Memerintahkan kepada Tergugat untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 224, "width": 286, "height": 250, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Penggugat, Penggugat dan Tergugat terikat perjanjian berupa Penggugat telah memberikan pembiayaan dengan jaminan fidusia pada tanggal 30 Desember 2019 sebesar Rp92.313.000,00 (sembilan puluh dua juta tiga ratus tiga belas ribu rupiah) ditambah bunga sebesar Rp36.135.000,00 (tiga puluh enam juta seratus tiga puluh lima ribu rupiah) kepada Tergugat dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan dengan angsuran yang sama besarnya yang meliputi angsuran pokok dan bunga dalam 1 (satu) kali angsuran, dimana fasilitas pembiayaan tersebut harus dibayar selambat-lambatnya pada tanggal 2 setiap bulannya selama 36 (tiga puluh enam) bulan atau angsuran terakhir akan berakhir pada tanggal 2 Desember 2022, dengan umlah kewajiban yang harus dibayarkan Tergugat kepada Penggugat sejumlah Rp116.968.300,00 (seratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus rupiah), namun hingga batas waktu yang diperjanjikan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 483, "width": 286, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tergugat tidak membayar kewajiban kepada Penggugat, fakta-fakta tersebut dihadapkan pada pasal-pasal yang terkait dengan perjanjian dan akibat hukum yang menyertainya, maka Hakim berpendapat bahwa Tergugat benar telah menerima fasilitas pembiayaan pembelian mobil dari Penggugat, namun perbuatan Tergugat yang tidak melakukan pembayaran kewajiban yang telah ditentukan dalam Surat Perjanjian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia (P-17) yang dibuat dan ditandatangani oleh Penggugat dengan Tergugat (diketahui oleh", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 254", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 103, "width": 286, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "saudara MARYATI) dan dilaksanakan tidak tepat waktu hingga akhirnya tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diperjanjikan (Penggugat juga telah memperingatkan atau menegur Tergugat untuk melaksanakan kewajibannya (P-18) adalah perbuatan ingkar janji/wanprestasi.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 199, "width": 247, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "B. Pertimbangan Putusan Terhadap Wanprestasi", "type": "Section header" }, { "left": 351, "top": 199, "width": 48, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Perjanjian", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 211, "width": 146, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pembiayaan Penjaminan Fidusia.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 234, "width": 80, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Upaya Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 255, "width": 272, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Wirjono Prodjodikoro mengatakan bahwa wanprestasi adalah ketiadaan suatu prestasi didalam hukum perjanjian, berarti suatu hal yang harus dilaksanakan sebagai isi dari suatu perjanjian. Barangkali dalam Bahasa Indonesia dapat dipakai istilah pelaksanaan janji untuk prestasi dan ketiadaan pelaksanaannya janji untuk wanprestasi. 4", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 359, "width": 272, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Fidusia berasal dari kata fiduciair atau flides , Yang artinya kepercayaan, yaitu penyerahan hak milik atas benda secara kepercayaan sebagai jaminan (anggunan) bagi pelunasan piutang kreditor. Fidusia sering disebut dengan istilah FEO, yang merupakan singkatan dari Fiduciare Eigendom Overdracht .", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 445, "width": 272, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Penyerahan hak milik atas benda yang ini dimaksudkan hanya sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, dimana memberikan kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia (kreditor) terhadap kreditor-kreditor lainnya. 5", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 514, "width": 272, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Menurut wawancara dengan Bapak Samsumar Hidayat, seorang hakim di Pengadilan Negeri Tanjung Karang, ia percaya bahwa mediasi dapat membantu menyelesaikan kasus perdata ini. Apabila pada hari sidang pertama tidak tercapai kata sepakat, maka sesuai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 310, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "4 Wirjono Prodjodikoro, 2000, Asas-Asas Hukum Perjanjian , Mandar Maju, Bandung, , hlm .17", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 295, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "5 Rachmadi Usman,2011, Hukum Kebendaan , 198 Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm 283", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 255", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 103, "width": 272, "height": 182, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Pasal 16 Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Tuntutan Sederhana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan Peraturan Mahkamah Agung Peraturan Pengadilan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Tuntutan Sederhana, sidang akan dilanjutkan dengan pembacaan Pengaduan dan Jawaban Tergugat. Karena pada hari pertama sidang tidak tercapai kata sepakat, maka perkara dilanjutkan dengan membacakan gugatan yang dibela oleh penggugat. Pada pokoknya, tanggapan Tergugat atas gugatan Penggugat adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 293, "width": 271, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Pada saat itu terbentur pandemi Covid dan usaha arang batok saya mengalami pailit;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 327, "width": 271, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Dari PT. REKSA FINANCE tidak pernah mengirimkan surat penagihan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 362, "width": 269, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Surat pemberitahuan/peringatan (somasi) hanya 1x dikirimkan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 379, "width": 271, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Dapat memberikan 80% dari total terhutang tagihan (116.968.300 x 80% = 93.574.640);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 414, "width": 271, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Dengan etikat baik saya dan siap mencicil berdasarkan kemampuan saya saat ini subjek akan pakai sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 448, "width": 147, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Pertimbangan Putusan Hakim", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 465, "width": 272, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Putusan hakim merupakan puncak klimaks dari suatu perkara yang sedang di periksa dan diadili oleh hakim. Hakim memberikan keputusannya mengenai hal-hal sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 517, "width": 271, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Keputusan mengenai peristiwanya, apakah terdakwa telah melakukan perbuatan yang di tuduhkan kepadanya.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 271, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Keputusan mengenai hukumnya, apakah perbuatan yang dilakukan terdakwa itu merupakan suatu tindak pidana dan apakah terdakwa bersalah dan dapat di pidana.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 256", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 103, "width": 272, "height": 130, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Keputusan mengenai pidananya, apabila terdakwa memang dapat di pidana. Hakim dalam menjatuhkan putusan harus berdasarkan atau yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. Hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman yang lebih rendah dari batas minimal dan juga hakim tidak boleh menjatuhkan hukuman yang lebih tinggi dari batas maksimal hukuman yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. Dalam memutus putusan, ada beberapa teori yang dapat digunakan oleh hakim. 6", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 241, "width": 272, "height": 251, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hasil wawancara dengan Hakim Samsumar Hidayat dari Pengadilan Negeri Tanjung Karang mengungkapkan sebagai berikut: sesuai Pasal 227 HIR/261 RBg2, Pasal 17A Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana, dan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 5 Tahun 1975, Penggugat tidak menjelaskan secara rinci dimana objek gugatan berada. Selanjutnya menurut Pasal 1246 KUH Perdata, ganti rugi meliputi tiga (tiga) komponen, yaitu biaya (semua biaya yang dikeluarkan atau biaya yang sebenarnya telah dikeluarkan), kerugian (kerugian karena rusaknya barang milik kreditur yang disebabkan oleh kelalaian pemberi pinjaman, debitur, dan bunga (keuntungan yang seharusnya diperoleh atau diharapkan oleh kreditur jika debitur tidak lalai).", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 500, "width": 272, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Dengan demikian, perbuatan Tergugat dinyatakan ingkar janji/wanprestasi berdasarkan bukti-bukti yang diajukan Penggugat dan Tergugat tidak mempersoalkan nominal kewajiban yang harus dibayarnya dalam tanggapannya (Pasal 18 ayat (1) Mahkamah Agung Peraturan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Tuntutan Sederhana menyebutkan bahwa suatu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 614, "width": 204, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "6 Sudarto, 1986, Hukum dan Hukum Pidana, Bandung , hlm. 74.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 257", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 103, "width": 272, "height": 251, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tuntutan yang diakui dan/atau tidak disangkal dianggap telah diakui oleh Termohon untuk keperluan Peraturan ini). Menurut Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Perubahan Atas Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana, gugatan tidak dapat langsung diajukan (sedangkan upaya hukum atas putusan gugatan sederhana hanya berupa keberatan). Pengadilan Negeri Tanjung Karang menjatuhkan putusannya sesuai dengan Pasal 20 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Tuntutan Sederhana sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penyelesaian Tuntutan Sederhana dan ketentuan undang- undang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 362, "width": 191, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "a. Mengabulkan gugatan Penggugat sebagian;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 379, "width": 271, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "b. Menyatakan sah berdasarkan hukum perbuatan Tergugat kepada Penggugat adalah Wanprestasi (Cidera Janji);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 414, "width": 271, "height": 78, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "c. Menghukum Tergugat untuk membayar hutang kredit secara tunai dan seketika sejumlah Rp116.968.300,00 (seratus enam belas juta sembilan ratus enam puluh delapan ribu tiga ratus rupiah). Penjumlahan dari sisa pokok hutang dan bunga setelah putusan ini memiliki kekuatan hukum yang tetap;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 500, "width": 271, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "d. Menghukum Tergugat membayar biaya yang timbul dalam perkara ini sejumlah Rp455.000,00 (empat ratus lima puluh lima ribu rupiah);", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 552, "width": 221, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "e. Menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 258", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 103, "width": 72, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "IV. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 120, "width": 287, "height": 165, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1. Pertimbangan putusan gugatan Penggugat terhadap Tergugat mengenai perbuatan melawan hukum, dapat diterima berdasarkan fakta-fakta di dalam persidangan yang diketahui bahwa Tergugat benar telah menerima fasilitas pembiayaan pembelian mobil dari Penggugat. Namun, perbuatan Tergugat yang tidak melakukan pembayaran kewajiban yang telah ditentukan dalam Surat Perjanjian Pembiayaan Dengan Jaminan Fidusia (P-17) yang dibuat dan ditandatangani oleh Penggugat dengan Tergugat dan dilaksanakan tidak tepat waktu hingga akhirnya tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana yang telah diperjanjikan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 293, "width": 287, "height": 130, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2. Majelis Hakim telah meneliti, menelaah secara cermat dan telisik atas semua perbuatan, kejadian, bukti-bukti dan fakta hukum dalam kasus perkara ini. Sehingga di dapati bahwa Para Tergugat memang terbukti secara sah dan nyata melanggar Pasal 1238 KUHPerdata tentang Wanprestasi jo Pasal 1243 KUHPerdata tentang penggantian kerugian dan biaya atas akibat hukum yang ditimbulkan. Adapun besaran biaya ganti rugi yang harus dilunasi oleh Para Tergugat adalah senilai Rp116.968.300,00.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 311, "height": 49, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Justicia Sains: Jurnal Ilmu Hukum ISSN: 2502-1788 Vol. 08 No. 02 November 2023. DOI: https://doi.org/10.24967/jcs.v8i2.2381 http://jurnal.saburai.ac.id/index.php/hkm . Hal: 245 – 259", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 625, "width": 37, "height": 7, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Page | 259", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 103, "width": 94, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 328, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "R. Subekti, 1988. Aspek-Aspek Hukum Perikatan Nasional, PT. Citra Aditya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 142, "width": 68, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Bakti, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 328, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Tami Rusli. 2016. “Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Terhadap Kredit Macet Dengan Jaminan Hak Tanggungan”, Jurnal Keadilan Progresif , Volume", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 176, "width": 51, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "7, Nomor 1.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 329, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Wirjono Prodjodikoro, 2000, Asas-Asas Hukum Perjanjian , Mandar Maju, Bandung. Rachmadi Usman, 2011, Hukum Kebendaan , Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sudarto, 1986 Hukum dan Hukum Pidana , Bandung .", "type": "Text" } ]
855c93b7-a105-d563-f3dc-87fa5f933466
https://cendekia.soloclcs.org/index.php/cendekia/article/download/599/559
[ { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 765, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 155, "top": 137, "width": 288, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidik dan Guru Muslim dalam Prespektif Sosiologis", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 173, "width": 72, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Binti Maunah", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 186, "width": 305, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 200, "width": 161, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 228, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 239, "width": 392, "height": 178, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of writing is to describe the sociology of education in Islam, the duties and responsibilities of educators in education, the duties and responsibilities of Muslim teacher in Islamic education, aswell as Muslim educators and teacher in the sociology perspective of education. The methodused is library reseach, which is a series of activities relating to library dat collection methods. Data information obtained by existing facilities in the library, such as books, websites, journals, and books from internet. Data is analyzed in these steps: presenting data, data filtering, classification, and drawing the conclusions. The results of the study can be summarized below: (1) Muslim educator and teacher is an element of education that has a very important role (2) duties and responsibilities of an educator and Muslim teacher (3) the role of education and Muslim teacher in the school and community (4) to become professional educators.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 440, "width": 285, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: teacher, education, education role, professional", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 428, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilmu pengetahuan bernama sosiologi tidak dapat kita pisahkan dengan tokohnya: Auguste Comte (1798-157). Beliau kemudian dikenal sebagai bapak atau pendiri sosiologi. Secara etimologis sosiologi berasal dari dua kata Latin yaitu, socius artinya teman, sahabat, kawan; dan logos artinya, ilmu pengetahuan. Jadi, sosiolohi adalah ilmu tentang cara berteman, berkawan, bersahabat, atau cara bergaul yang baik dengan masyarakat (Muhammad Rifa’i, 2011:20).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 428, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosiologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari seluruh keadaan masyarakat sebagai keseluruhan, yakni antar hubungan diantara manusia dengan manusia lainnya, manusia dengan kelompok, baik formal maupun materil, baik statis maupun dinamis. Sosiologi pendidikan merupakan ilmu yang mengkaji dan mempelajari seluruh komponen yang ada dalam peendidikan, baik aspek struktur, masalah pendidikan, dinamika pendidikan, maupun aspek-aspek lain secara mendalam melalui pendekatan dan analogis sosiologis (Binti Maunah, 2016:7).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 428, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosiologi merupakan bagian pandangan tentang kehidupan bersama sesara filsafat umum terutama tentang negara, hukum, dan moral yang tersimpul dalam kaidah- kaidah etika dan keagamaan. Kegiatan belajar mengajar yang berpusat dalam ruang kelas dapat berjalan dengan lancar dengan adanya nilai, moral dan etika yang menentukan kelakuan yang diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Interaksi secara terus-menerus antara guru dan peserta didik mengharuskan masing- masing memahami norma serta isyarat yang sesuai dengan etika yang telah menjadi kebudayaan (Muhammad Rifa’i, 2011:155).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan atau ilmu pendidikan dan pedagogi/pedagogika merupakan suatu disiplin ilmu yang memuat tentang proses pemeradaban, pemberbudayaan manusia, dan pendewasaan manusia. Pendidikan mempunyai tiga fungsi utama, yaitu fungsi integratif, egalitarian, dan pengembangan. Untuk menjadi seorang guru yang profesional harus mempunyai pedagogik yang bagus. Pedagogik merupakan termasuk ilmu praktis yang dibedakan menjadi dua yaitu cabang pedagogik teoretis dan cabang pedagogik praktis. Pedagogik teoretis adalah ilmu mendidik sebagai cabang ilmu yang melaksanakan misi terpadu antara pendekatan filsafat pendidikan dan ilmu pendidikan empiris. Pedagogik teoretis tumbuh sebagai bentuk ilmu pendidikan yang baru dan menyempurnakan teori-teori dalam pendidikan bagi perbaikan kualitas penghayatan pendidikan atas dasar eratnya keterkaitan dan relevensi dari esensi kehidupan manusia dengan hakikat pendidikan.Oleh karena itu pedagogik teoretis secara sistematik berkembang bukan untuk menjadi ilmu murni yang siap dikaji agar diterapkan dalam teknologi, melainkan sebagai ilmu dasar yang secara sistematik mengkaji hakikat pendidikan dalam kaitan dengan hakikat manusia dalam keseluruhanpraksis pendidikan, baik dalam bentuk makro maupun mikro. Dengan perkataan lain, pedagogik teoretis lebih bersifat sistematik dan secara teknis tidak mencangkup pedagogik historis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 428, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian guru secara sederhana adalah orang memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Dalam bahasa Indonesia, terminologi guru pada umumnya merujuk pada pendidik. Dengan tugas utama seorang pendidik adalah mendidik, mengajar, mengarahkan, membimbing, melatih, menilai, dan mengevaluasipeserta didik. Ditinjau dari tugas utama tersebut, maka seorang guru harus memiliki kelakuan yang layak menurut harapan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 428, "height": 247, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Etika merupakan cabang falsafah sekaligus suatu cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan ( humaniora ). Dilihat dari cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar mengenai ajaran dan pandangan moral. Sebagai cabang ilmu, etika membahas bagaimana dan mengapa seorang mengikuti suatu ajaran tertentu. Sebagai ilmu, etika dikategorikan menjadi dua jenis: etika umum dan etika khusus. Etika umum mengkaji prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi tiap tindakan manusia. Pada dasarnya falsafah mempelajari asas-asas tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai yang terkandung didalamnya. Etika khusus dibagi menjadi dua jenis, yakni etika individual dan etika sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang dianut serta panggilan nurani, kewajiban dan tanggung jawab terhadap Tuhannya. Sedangkan etika sosial membahas tentang kawajiban serta norma-norma sosial yang sepatutnya ditaati dalam konteks interaksi antarindividu dan antarmanusia, masyarakat, bangsa, dan negara. Etika sosial meliputi beberapa cabang khusus lagi, seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etikakedokteran, etika jurnalistik, dan etika politik. Jadi etika pendidikan sebagai cabang dari etika sosial yang lebih fokus mengkaji kewajiban dan norma-norma dalam proses pendidikan, yakni terutama seorang dalam suatu masyarakat negara yang memiliki sistem pendidikan tertentu untuk", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berinteraksi secara edukatif dengan individu yang terlibat dalam proses pendidikan dan kelompok lain seperti orangtua dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 162, "width": 429, "height": 289, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antara etika dan etiket memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah etika dan etiket bertalian dengan tindakan dan perilaku manusia. Etika dan etiket mengatur perilaku manusia secara normatif. Perbedaan etika dan etiket pertama , etika berkaitan dengan cara perbuatan yang harus dilakukan seorang atau kelompok tertentu. Etiket menunjukkan cara yang tepat dalam bertindak. Etika memberikan norma tentang perbuatan sendiri. Etika berkaitan dengan apakah suatu perbuatan dapat dilakukan antara ya dan tidak . Kedua , etiket hanya berlaku dalam pergaulan sosial. Jadi, etiket selalu berlaku ketika ada orng lain. Bedanya etika tidak memperhatikan adanya orng lain atau tidak. Ketiga , etiket bersifat relatif, dimana terjadi keragaman dalam menafsirkan perilaku yang sesuai dengan etiket tertentu. Etika lebihbersifat mutlak, dan prinsip erika sangat universal dan tidak bisa ada proses tawar-menawar. Keempat, etiket hanya bertalian dengan lahiriah saja, dan etika bertalian dengan dimensi internal manusia. Dalam kaitannya dengan etiket seseorang bisa munafik, tetapi kaitannya dengan perilaku etis, seorang tidak bisa bersifat kontradiktif. Etika berarti moral dan etiket berarti sopan-santun. Contoh misalnya bila seorang karyawan memberikan suatu kepada pimpinan/atasan, yang bersangkutan harus memberikannya dengan menggunakan tangan kanan. Dipandang melanggar etiket, bila seorang memberikan suatu dengan tangan kiri. Tetapi, etika tidak terbatas pada cara dilakukan seorang pada suatu perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika bertalian dengan apakah suatu perbuatan boleh dilakukan ya atau tidak (Abdullah Idi & Safarina, 2016:87).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 428, "height": 165, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antara etika dan estetika mempunyai sejumlah perbedaan yaitu: (1) pembahasan etika lebih menitikberatkan pada baik-buruknya atau benar-tidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta menyoroti kawajiban dan tanggung jawab manusia. (2) etika berhubungan dengan dasar pertimbangan tentang baik-buruk, salah-benar tindakan manusia. (3) etika terapan menjadi fokus perhatian, misalnya adanya etika profesi, kode etik, rambu-rambu etis. Etika politik, etika lingkungan, dan lain-lain. Estetika mempunyai beberapa kakarter: (1) mempersoalkan seni atau keindahan yang dihasilkan manusia, dan persoalan apresiasi yang harus dilakukan dalam proses kreatif manusia. (2) estetika: estetika deskriptif yang menjelaskan dan melukiskan fenomena pengalaman keindahan dan estetika normatifyang menyelidiki hakikat, dasar, dan ukuran pengalaman keindahan. (3) estetika berhubungan dengan imitasi atau reproduksi realitas (Abdullah Idi & Safarina, 2016:90).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 428, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial merupakan kecakapan yang harus dimiliki oleh guru dalam menjalankan profesinya dimasyarakat baik sebagai pribadi maupaun sebagai anggota masyarakat. Pada kompetensi profesional, menyiratkan adanya suatu keharusan memiliki suatu kompetensi agar profesi tersebut berfungsi dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian, guru dituntut untuk memahami lebih jauh mengenai kompetensi profesional di bidang kependidikan (Djam’an Satori dkk, 2015:29).", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 71, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 428, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian ini menggunakan penelitian kepustakaan (library research), karena tujuan penelitian ini akan mendiskripsikan pendidikan sosiologi, peran pendidik dan guru muslim, dan pendidik dan guru muslim prespektif sosiologi. Data dikumpulkan dengan menggunakan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan empat tahap analisis kepustakaan, yaitu pengumpulan data, reduksi/penyaringan data, klasifikasi data, dan penarikan simpulan. Setelah data terkumpul baik menggunakan metode membaca, dokumentasi, dilakukan reduksi, yaitu proses pemilihan, pemusaan perhatin, pengabstraksian data yang siap digunakan untuk menjwab rumusan masalah. Berdasarkan hasil reduksi, data diklasifikasi sesuai dengan rumusan masalahnya, Setelah itu dilakukan penarikan kesimpulan sesuai dengan data yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 193, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Pengertian Sosiologi Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 429, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara ethimologi sosiologi berasal dari bahsa Latin socius dan logos. Socius artinya teman, kawan, sahabat, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang secara mendalam mempelajari masyarakat sebagai satu kesatuan dari keseluruhan yakni hubungan antara manusia dengan manusi, manusia dengan kelompok, kelompok dengan kelompok dalam bidang keseluruhannya serta stuktur sosialnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 429, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran guru dalam dunia pendidikan tidak hanya sebagai alih ilmu pengetahuan ( transfer of knowledge ), tetapi juga berfungsi sebagai penanaman nilai ( value ) serta membentuk kararter ( shape character ) peserta didik secara berkesinambungan dan berkelanjutan. Pendidik mempunyai tanggung jawab sebagai model yang wajib memiliki nilai-nilai moral dan bisa memanfaatkan setiap kesempatan untuk membujuk dan nmengajak peserta didiknya. Peran guru atau pendidik ketika berapa di lingkungan sekolah atau madrasah harus mampu menjadi suri tauladan atau uswatun khasanah bagi semua peserta didiknya. Menjadi seorang guru atau pendidik seharusnya mempunyai sifat terbuka dan mampu memberikan pemahaman kepada peserta didiknya bahwa ia harus selalu berpartisipasi dalam mengambil keputusan dan mampu menanamkan nilai- nilai kebaikan pada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 429, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran guru dalam dunia pendidikan juga sebagai pendidik yaitu berkaitan dengan tugas memberikan bantuan dan dorongan ( supporter), tugas pengawasan dan pembinaan (supervisor) serta berkaitan dengan mendisiplinkan peserta didik agar patuh terhadap aturan-aturan sekolah dan norma kehidupan yang berlaku di lingkungan keluarga dan masyarakat. Tugas guru sebagai pendidik dan pemelihara anak. Guru sebagai penanggung jawab kedisiplinan anak harus dapat mengontrol setiap kegiatan anak agar tingkah laku mereka tidak menyimpang dari norma-norma yang telah berlaku. Peran seorang guru juga meningkatkan kompetensi akademik. Dalam prespektif pendidikan nasional Indonesia meetapkan empat macam kompetesi guru atau pendidik", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 700, "width": 410, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kompetensi pedagogik, merupakan proses pengembangan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman terhadap peserta didk; (c) pengembangan kurikulum/ silabus; (d) peracangan", "type": "List item" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 134, "width": 392, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran; (e) evaluasi hasil pembelajaran; (f) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yanf dimilikinya.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 162, "width": 410, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Kompetensi kepribadian, artinya kemampuan kepribadian yang (a) mantab; (b) stabil; (c) dewasa; (d) arif dan bijaksana; (e) berwibawa; (f) berakhlak mulia; (g) dapat menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; (h) mengevaluasi pekerjaannya sendiri; dan (i) mampu mengembangkan dirinya secara berkelanjutan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 231, "width": 410, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Kompetensi sosial, artinya kemampuan guru/pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b) menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara fungsional; (c) bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/ wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 300, "width": 410, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kompetensi profesional, artinya kemampuan penguasaaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi; (a) konsep, struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/ koheren dengan materi ajar; (b) materi pengajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah; (c) hubungan konseptual antara mata pelajaran yang terkait; dan (d) penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara profasional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya masional (Binti Munah, 2016:153-154).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 202, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Tugas dan Peran Guru di Sekolah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 428, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tugas guru seharusnya dapat menumbuhkan semangat untuk belajar dan bekerja sama antara peserta didik didalam kelas.Proses pembelajaran harus memungkinkan adanya tumbuh kembang dan terpupuknya saling pengertian dalam mengembangkan hubungan antar manusia secara intensif dan berkesinambungan karena hal tersebut dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila pemimpinan, penyingkonisasian dan pengarahan input sekolah yaitu guru, peserta didik, kurikulum, dana, fasilitas,dan sebagainya, dilakukan secara tepat sehingga menghasilkanproses pembelajaran yang nikmat, mampu menumbuhkan percaya diri, dan benar-benar mampu memberdayakan peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 428, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran seorang guru yang efektif dalam proses pembelajaran di dalam kelas, dapat di pahami melalui tindakan atau perilakunya dalam menjalankan tugas dan komunikasinya dengan peserta didik (Haidar Nawawi, 1998:46). Peran guru dalam pembelajaran merupakan tindakan atau perilaku guru dalam mempengaruhi peserta didiknya dalam proses pembelajaran untuk mencapai tuhuan yang telah ditentukan dan disepakati bersama. Perilaku guru tersebut dapat dibedakan atas perilaku guru yang berorientasi terhadap pelaksanaan tugas dan perilaku guru yang berorientasi terhadap penciptaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tindakan perilaku guru dalam pembelajaran mempunyai 2 aspek, yaitu aspek yang berhubungan dengan tugas dan aspek yang lebih mengutamakan persahabatan. Guru yang berorientasi terhadap pelaksanaan tugas, akan menunjukkan kepada bobot pelaksanaan tugas guru dalam membawa peserta didik kearah pencapaian tujuan yang diharapkan. Salah satu bagian dari orientasi tugas, yakni keterlibatan peserta didik dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan dan di sepakati bersama. Dimensi ini", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggambarkan tugas-tugas dan peranan seorang guru atau pendidik memberi batasan dan memberi struktur terhadap perannya.dan peran didiknya untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan (Rochman Natawijaya, 2007:7).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru merupakan salah satu pemegang peranan yang sangat strategis dalam proses pembelajaran, sekaligus sebagai pelaksana kurikulum yang berada pada jajaran paling depan dala m lembaga pendidikan. Guru merupakan key person dalm kelas guru yang memimpin, mengarahkan dan mengajarkan pengetahuan kepada peserta didik. Apabila pendidikan dilihat sebagai proses produksi, maka guru merupakan salah satu input instrumental yang bertanggung jawab mengembangkan potensi peserta didik yang memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah sempurna, bahkan guru dianggap sebagai seorang yang perkataannya dipercaya (di gugu) dan perangainya dapat dipercaya (ditiru).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 431, "height": 302, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pembelajaran melibatkan masalah perilaku individu, baik secara kelompok maupun individual. Pendidikan merupakan kegiatan lingkungan yang didalamnya melibatkan individu-individu yang melakukan interaksi dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Partisipasi utama dalm proses pembelajaran adalah seorang guru dan peserta didikyang saling berinteraksi dalam situasi pembelajaran. Keberhasilan proses pembelajaran bergantung kepada keaktifan individu yamg terlibat di dalamnya, yaitu perilaku guru, peserta didik, interaksi antara guru dan peserta didik, situasi pembelajaran dan lingkungan perndidikan. Dalam upaya mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien, maka perilaku yang terlibat dalam proses pembelajaran tersebut hendaknya dapat dikondidikan dengan sebaik- baiknya. Guru di tuntut untuk mampu mewujudkan perilaku belajar peserta didik yang kreatif-kritis, melalui interaksi pembelajaran yang efektif dalam situasi yang kondusif. Guru di tuntut menungkatkan kualitas pembelajaran dalam bentuk kegiatan belajar yang dapat menghasilkan pribadi yang mandiri, pelajar yang efektif dan pekerja yang eduktif. Seoraang guru yang ingin meningkatkan kualitas proses kegiatan pembelajaran di kelas, harus memiliki kepekaan yang tinggi terhadap situasi dan kebutuhan peserta didik serta menggunakan pendekatan yang sistematif dengan menggunakan perencanaan dan persiapan langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang tepat. Untuk menciptakan suasana pembelajaran yang kondisif, guru tidak hanya sebagai penyampai pengetahuan tetapi juga sebagai pencipta cara kreatif yang mampu mewujudkan kenerja sebagai perancang pembelajaran, pengelola pembelajaran, sebagai pengaruh belajar, peneliti dan fasilitator belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 428, "height": 110, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai perancang pembelajaran, guru diharapkan mampu untuk merancang kegiatan pembelajaran secara efektif dengan suasana yang konditif. Dalam menyusun rancangan dalam pembelajaran, seorang guru perlu melibatkan peserta didik dalam mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan belajar peserta didik. Guru harus memiliki pengetahuan yang luas mengenai prinsip-prinsip belajar sebagai dasar dalam merancam kegiatan pembelajaran, seperti merumuskan tujuan, memilih metode dan memilih media, melakukan evaluasi pembelajaran dan secara kreatif mampu mewujudkannya didalam proses pembelajaran (Ary Gunawan, 1989:28).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 428, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai pengelola pembelajarn ( learning manager ) seorang guru berperan mengelola seluruh proses pembelajaran dengan menciptakan kondisi-kondisi belajar yang memungkinkan setiap peserta didik dapat belajarsecara aktif, efektif, dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran yang menyenangakan dapat terbentuk dan terealisasi jika dipenuhi melalui pengelolaan kelas secara baik. Pembelajaran efektif adalah pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat memperoleh pengetahuan, sikap, dan keterampilan tertentu dengan proses yang menyenangkan. Peserta didik merupakan fokus utama kegiatan pembelajan. Dalam mengelola lingkungan pembelajaran, secara mendasar bahwa mengelola lingkungan kelas (ruangan) lebih baik dari pada mengelola perilaku peserta didik. Membuat rencana pembelajaran akan menciptakan lingkungan belajar peserta didik lebih teratur. Peran lingkungan belajar sangat penting dalam memberikan dorongan yang kuat untuk bersiap dan berperilaku. Kegiatan belajar dikelola sebaik- baiknya sehingga memberikan suasana yang mendorong peserta didik untuk melakukan kegiatan belajar dengan kualitas yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 428, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingkungan dan situasi belajar yang baik adalah yang mampu menciptakan, merangsang,dan mewujudkan motivasi peserta didik umtuk belajar dan dapat menuangkan ide-ide kreatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 428, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai penilai hasil belajar, guru dituntut untuk berperan secara terus menerus mengikuti hasil-hasil belajar yang dicintai oleh peserta didik dari waktu ke waktu. Informasi yang didapatkan dari proses mengevaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap proses kegiatan pembelajaran, sebagai titik tolak untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran selanjutnya, sehingga proses pembelajaran akan senantiasa ditingkatkan terus menerus untuk memperoleh prestasi belajar yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 428, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai pengaruh belajar, seorang guru berperan untuk senantiasa membangkitkan, memelihara dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Dalam hal ini guru berperan sebagai motivator keseluruhan kegiatan belajar peserta didik, sehingga dituntut untuk mampu membangkitkan dorongan belajar peserta didik, menjelaskan secara kongkrit kepada peserta didik tentang apa yang dapat dilakukan nya setelah melakukan kegiatan pembelajaran, dan memberikan penghargaan untuk prestasi yang dicapai peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 428, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai fasilitator belajar, metode pendekatan yang digunakan dalam proses pembelajaran tidak hanya melalui pendekatan instruksional dengan menerapkan berbagai metode atau model-model pembelajaran, akan tetapi juga disertai dengan pendekatan pribadi. Melalui pendekatan pribadi diinginkan agar guru dapat mengenal dan memahami kondisi dan karakteristik peserta didik secara lebih mendalam sehingga dapat membantu dalam keseluruhan proses belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 428, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pembelajaran dikatakan berkualitas, jika dalam proses pembelajaran memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta didik untuk aktif mengalami dan menghayati proses pembelajaran, baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Peran guru dalam dunia pembelajaran harus dapat mendorong peserta didik untuk lebih berminat terhadap pelajaran, sabar memberikan layanan kepada peserta didik , mampu menggunakan sumberyang tersedia secara maksimalantusias melaksanakan tugasnya, peka terhadap apa yang dirasakan oleh peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 428, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan, guru sebagai kreator harusselalu berusaha mencari, merancang, mendesain, dan menerapkan model pembelajaran yang baru berdasarkan teori-teori pengalamannya. Peserta didik sebagai unsur kedua dalam proses pembelajaran, harus berperan aktif dengan motivasi tinggi, agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 223, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3. Tugas dan Peran Guru di Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pendidikan dan Lingkungan Sosial", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan berkaitan erat dengan perkembangan dan perubahan perilaku peserta didik. Pendidikan bertalian dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, dan aspek- aspek perilaku lainnya pada generasi muda (Reynold, 2014:58). Pada masyarakat primitive tidak dikenal adanya istilah pendidikan formal (sekolah). Setiap anak harus belajar dari lingkungan sosialnya dan harus menguasai sejumlah tata perilaku yang diharapkan tanpa adanya guru yang bertanggung jawab atas tata susilanya tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 176, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pendidikan dan Kontrol Sosial", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 428, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan sebagai kontrol sosial dalam arti luas adalah sebagai usaha atau tindakan seseorang atau suatu pihak untuk mengatur perilaku orang lain. Hal ini dikarenakan perilaku manusia senantiasa berkembang melalui interaksi dengan manusia lain. Perilaku tersebut dipengaruhi oleh tindakan dan harapan orang lain. Apabila pengaruh tersebut diinternalisasi, diterima, dan diresapi, maka akan bermuara menjadi norma atau pedoman perilaku individu tersebut. Hal inilah yang terjadi dalam proses pendidikan yang hakiki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 428, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan dalam artian sempit, kontrol sosial dapat diartikan sebagai pengendalian eksternal atas perilaku individu oleh orang lain yang memegang otoritas atau kekuasaan. Melalui kontrol eksternal tersebut, individu kadang-kadang terpaksa melakukan hal-hal yang berbeda dengan normanya sendiri. Kontrol serupa ini dapat dijalankan secara fisik atau secara verbal dengan menetapkan peraturan-peraturan. Dengan ancaman, tekanan, dan hukuman, guru atau kepala sekolah dapat mengontrol perilaku peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 188, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pendidikan dan Perubahan Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 428, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laju perubahan sosial pada masing-masing masyarakat berbeda-beda. Perubahan dalam masyarakat terpencil berjalan lambat, akan tetapi apabila komunikasi dan transportasi terbuka, maka masyarakat tersebut dapat bersentuhan dengan dunia modern, sehingga dapat berkembang dengan lebih cepat.Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam hal ini misalnya, adat istiadat yang diteruskan secara turun temurun dalam bentuk aslinya (Ace Suryadi dan H.A.R. Tilaar,1993:159).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 206, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Masyarakat sebagai Sumber Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 428, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya penting yang dilakukan sekolah adalah menghubungkan anak dengan masyarakat, dengan menjadikan masyarakat sebagai sumber belajar. Pelajaran di sekolah dapat dikaitkan dengan masalah-masalah pokok kehidupan seperti: sawah, kolam, sungai, bukit, taman, pabrik, museum, jalan raya, pasar, masjid, gereja, lapangan olah raga, gedung tua, makam, kantor pos, terminal kendaraan umum, bioskop, kantor camat dan lain sebagainya (Jarome S. Ercaro, 2007:75).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan berorentasi pada akademik bisa ditempuh melalui:", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) quality assurance kepada semua lembaga pendidikan sehingga dapat mempersiapkan peserta didik untuk dapat tersaring pada saat dilakukan quality control melalui ujian nasional", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) menjamin kesejahteraan tenaga pendidik sehingga mereka dapat hidup layak dan dapat memusatkan perhatiannya pada kegiatan mengajar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 428, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) mendorong daerah dan lembaga untuk dapat memobilisasi berbagai sumber dana dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan pendidikan (A Malik Fadjar, 2005:269).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 99, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Profesionalisme", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 428, "height": 110, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Profesional berasal dari kata profesi yang diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerlukan pendidikan lanjut. Pendidikan lebih lanjut terutama bertalian dengan bidang sains dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Para profesional dalam melaksanakan peran dan kegiatan utamanya sesuai dengan profesi, pengetahuan atau keahlian yang disandangnyatersebut terlepas dari etika profesi yang berkaitan dengan kode etik perilaku dan kode etik profesi sebagai standar moral (Abbdullah Idi & Safarina, 2016:98).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 428, "height": 220, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Standar yang dimaksud adalah suatu kriteria yang telah dikembangkan dan ditetapkan berdasarkan atas sumber, prosedur dan manajemen yangb efektif. Sedangkan kriteria adalah sesuatu yang menggambarkan ukuran keadaan yang dikehendaki. Penggunaan standar sangat vital dalam pengembangan suatu profesi. Dalam berbagai bentuknya, standar suatu profesi merupakan gambaran suatu profesi. Standar suatu profesi menetapkan siapa yang boleh dan tidak boleh masuk kedalam profesi tersebut. Standar berfungsi sebagai alat untuk menjamin bahwa program-program pendidikan suatu profesi dapat memberikan kualifikasi kemampuan yang harus dipenuhi oleh calon sebelum masuk ke dalam profesi yang bersangkutan. Sedangkan kompetensi adalah serangkaian perilaku inteligen penuh dengan rasa tanggung jawab yang wajib dimiliki oleh seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru akan menunjukkan kualitas guru dalam mengajar. Kompetensi yang diharapkan akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan profesional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Artinya guru bukan hanya harus pintar tetapi juga pandai mentransfer ilmu yang dimilikinya kepada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 428, "height": 151, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian diatas dapat kita pahami bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan ataudipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan berperilaku layaknya seorang guru untuk menduduki jabatan fungsiomal sesuai tugas, kualitas, dan jenjang pendidikan.Tujuan standar kompetensi guru untuk memperoleh acuan baku dalam pengukuran kinerja guru untuk mendapatkan jaminan kualitas guru dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Ruang lingkup standar kompetensi guru meliputi tiga komponem kompetensi: (1) komponen kompetensi pengelolahan pembelajaran yang mencangkup (penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan interaksi belajar mengajar, penilaian prestasi belajar peserta didik, dan pelaksanaan tindak lanjut dari hasil penilaian (2) komponen kompetensi pengembangan potensi yang diorientasikan pada pengembangan profesi, dan (3)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "komponen kompetensi penguasaan akademik (pemahaman wawasan pendidikan dan penguasaan bahan kajian akademik).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 106, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Etika Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 428, "height": 289, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti diketahui bahwa secara mendasar, etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus suatu cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Dilihat dari cabang falsafah, etika membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar mengenai ajaran dan pandangan mora. Sebagai cabang ilmu, etika membahas bagaimana dan mengapa seorang mengikuti suatu ajaran tertentu. Sebagai ilmu, etika dikategorikan menjadi dua jenis: etika umum dan etika khusus. Etika umum mengkaji prinsip-prinsip umumyang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Pada dasarnya falsafah tersebut membahas asas- asas tindakan dan perbuatan manusia, serta sistem nilai yang terkandung didalamnya. Etika khusus dibagi menjadi dua jenis, yakni etika individual dan etika sosial. Etika individual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiridan dengan kepercayaan agama dianutnya serta panggilan nurani, kewajiban dan tanggung jawab terhadap Tuhannya. Sedangkan etika sosial mengkaji tentang kewajiban serta norma- norma sosial yang sepatutnya ditaati dalam konteks interaksi antarindividu dan antarmanusia, masyarakat, bangsa, dan negara. Etika sosial meliputi beberapa cabang secara khusus lagi, seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, dan etika politik. Jadi etika pendidikan sebagai cabang dari etika sosial lebih fokus mengkaji kewajiban dan norma- norma dalam proses pendidikan, yakni terutama seorang dalam suatu masyarakat negara (memiliki sistem pendidikan tertentu) berinteraksi secara edukatif dengan individu (terlibat dalam proses pendidikan) dan kelompok lain (seperti orangtua dan masyarakat).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 428, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika berangkat dari ajaran al-Qur’an maka akan kita jumpai sifat positif yang seyogyanya dimiliki oleh seorang guru muslim. Sebagai contoh adalah sifat ketauladanan yang dijumpai melalui ajaran al Ghazali yaitu: mengikuti jejak Rasul, mencintai peserta didik, menempatkan peserta didik pada tingkat dirinya sendiri, mengutamakan kepentingan peserta didik diatas kepentingan diri sendiri, sungguh- sungguh siap memberikan bantuan jika peserta didik meminta bantuan, menutupi rahasia peserta didik, mendoakan peserta didik atas keselamatannya, memaafkan peserta didik, kesetiaan dan keikhlasan, meringankan beban peserta didik jika terasa terlalu memberatkannya. Dengan demikian peserta didik akan melakukan asosiasi dan imitasi terhadap tindakan yang dilakukan oleh guru (Muzamil Qomar, 2003:217).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 428, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun berdasarkan al-Qur’an semboyangnya guru muslim dapat memiliki sifat shidiq, sesuai QS an Nisa’(4): 105", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 658, "width": 306, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﺎﻤﻴﺼﺧ ﻦﻴﻨﺋﺎﺨﻠﻟ ﻦﻜﺗ ﻻﻭ ۚ U ﻙﺍﺭﺃ ﺎﻤﺑ ﺱﺎﻨﻟﺍ ﻦﻴﺑ ﻢﻜﺤﺘﻟ ﻖﺤﻟﺎﺑ ﺏﺎﺘﻜﻟﺍ ﻚﻴﻟﺇ ﺎَﻨﻟﺰﻧﺃ ﺎﻧﺇ", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 655, "width": 305, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ً ْ ْ ْ ْ ِ َ َ َ َ َ ِ ِ ِ ُ ِ ِ ْ ْ ْ ْ ْ ّ ُ ُ َ َ َ َ ْ َ ﱠ َ َ َ َ َ َ ِ ِ ِ َ ﱠ ﱠ َ ْ ِ َ َ َ ِ ِ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 392, "height": 54, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat, amanah sesuai QS al", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 88, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qashash (28): 26,", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 159, "width": 246, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻦﻴﻣﻷﺍ ﻱﻮﻘﻟﺍ ُ ِ َ ْ ﱡ ِ َ ْ ﺕﺮﺟﺄﺘﺳﺍ ﻦﻣ ﺮﻴﺧ َ ْ ْ َ ْ َ ِ َ َ ْ َ ﻥﺇ ۖ ﻩﺮﺟﺄﺘﺳﺍ ﺖﺑﺃ ﺎﻳ ﺎﻤﻫﺍﺪﺣﺇ ﺖﻟﺎﻗ ﱠ ْ ِ ِ ُ ْ ِ ْ َ ُ ْ ِ َ َ َ َ َ ْ َ َ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 428, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: “Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya”.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 247, "width": 251, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ",tabligh dan fatonah sesuai QS al Bayyinah (98): 5,", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 275, "width": 408, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻚ ﻟ ﺫ ﻭ ۚ ﺓﺎ ﻛ ﺰﻟﺍ ﺍﻮ ﺗ ْﺆ ﻳ ﻭ ﺓ ﻼ ﺼﻟﺍ ﺍﻮ ﻤﻴ ﻘ ﻳ ﻭ ءﺎ ﻔَﻨ ﺣ ﻦﻳ ﺪﻟﺍ ﻪ ﻟ ﻦﻴ ﺼ ﻠ ﺨ ﻣ U ﺍﻭ ﺪ ﺒ ﻌ ﻴ ﻟ ﻻ ﺇ ﺍﻭ ﺮ ﻣ ﺃ ﺎ ﻣ ﻭ", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 271, "width": 406, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َ ُ ُ ُ ِ ِ ِ ِ ِ َٰ ُ َ َ َ َ َ َ ُ ُ َ ﱠ َ ﱠ ْ ُ ُ َ ِ َ ُ َ ِ َ ّ ﱠ َ ِ َ ْ َ ﱠ ُ ُ َ ﺔ ﻤ ﻴ ﻘ ﻟﺍ ﻦﻳ ﺩ ِ َ ِّ ِ َ ْ ُ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 388, "width": 306, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sabar sesuai QS Muzammil (73): 10 dan QS al Imron (3): 159,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 407, "width": 169, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻼﻴﻤﺟ ﺍﺮﺠﻫ ﻢﻫﺮﺠﻫٱﻭ ﻥﻮﻟﻮﻘﻳ ﺎﻣ ﻰﻠﻋ ﺮﺒﺻٱﻭ ً ِ َ ً ْ َ َ ْ ُ ْ ُ ْ ْ ْ َ َ ُ ُ َ َ َ ِ ٰ َ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Dan bersabarlah terhadap apa yang mereka ucapkan dan jauhilah mereka dengan cara yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 474, "width": 329, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻞﻴ ﺠ ﻧ ﻹﺍ ﻭ َ ِ ْ ِ ْ َ ﺓﺍ ﺭﻮ ﺘﻟﺍ ﻝ ﺰ ﻧﺃﻭ ﻪﻳﺪﻳ ﻦﻴﺑ ﺎ ﻤﻟ ﺎﻗ ﺪﺼﻣ ﻖ ﺤ ﻟﺎﺑ ﺏﺎ ﺘﻜﻟﺍ ﻚ ﻴﻠﻋ ﻝﺰَﻧ َ َ َ", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 471, "width": 258, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َ ْ ﱠ َ َ َ ْ ﱠ َ َ ِ َ ِ ِ ْ ْ ْ َ َ َ ِ َ ِ ً ّ ُ َ َ ِ ّ َ ْ ْ َ َ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 428, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Dia menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil, saleh (mencintai, membina, menyongkong kebaikan) sesuai QS an Nur (24): 55,", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 551, "width": 300, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﺎﻤ ﻛ ﺽ ﺭ ﻷﺍ ﻲ ﻓ ﻢ ﻬ ﻨ ﻔ ﻠ ﺨ ﺘ ﺴ ﻴ ﻟ ﺕﺎ ﺤ ﻟﺎ ﺼﻟﺍ ﺍﻮ ﻠ ﻤ ﻋ ﻭ ﻢ ﻜ ﻨ ﻣ ﺍﻮ ﻨ ﻣﺁ ﻦﻳ ﺬ ﻟﺍ َ َ َ َ ِ َ", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 550, "width": 254, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْ َ ﱠ", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 550, "width": 376, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ْ ِ ِ ِ ِ ِ ْ ْ ُ ﱠ َ ْ ْ َ ِ َ ِ َ ﱠ ُ َ َ ُ ْ ُ U ﺪ ﻋ ﻭ ُ َ ﱠ َ َ ﺪ ﻌ ﺑ ﻦ ﻣ ﻢ ﻬ ﻨ ﻟ ﺪ ﺒ ﻴ ﻟ ﻭ ﻢ ﻬ ﻟ ﻰ ﻀ ﺗ ﺭﺍ ﻱ ﺬ ﻟﺍ ﻢ ﻬَﻨﻳ ﺩ ﻢ ﻬ ﻟ ﻦَﻨ ﻜ ﻤ ﻴ ﻟ ﻭ ﻢ ﻬ ﻠ ﺒ ﻗ ﻦ ﻣ ﻦﻳ ﺬ ﻟﺍ ﻒ ﻠ ﺨ ﺘ ﺳﺍ ِ ِ ِ ِ َ ِ ْ َ َ ْ ْ", "type": "Table" }, { "left": 162, "top": 570, "width": 351, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِ ِ ِ ِ ْ ْ ْ ْ ُ ُ ُ ُ ﱠ َ َ َ َ َ َ ّ ُ ُ ْ َ َ ٰ ِ َ َ َ ْ ﱠ ﱠ ُ َ ﱠ ّ ْ َ َ ْ ﻢ ﻫ ﻚ ﺌ ﻟﻭ ﺄ ﻓ ﻚ ﻟ ﺫ ﺪ ﻌ ﺑ ﺮ ﻔ ﻛ ﻦ ﻣ ﻭ ۚ ﺎ ﺌ ﻴَﺷ ﻲ ﺑ ﻥﻮ ﻛ ﺮ ﺸ ﻳ ﻻ ﻲ ﻨَﻧﻭ ُ َ ِ ِ ُ َ َ َ ُ ِ ِ َ ِ َٰ ُ َ َٰ ً ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ ْ َ ﺪ ﺒ ﻌ ﻳ ۚ ﺎ ﻨ ﻣ ﺃ ﻢ ﻬ ﻓ ﻮ ﺧ ُ َ ُ ْ َ ً ْ َ ْ ِ ِ ْ ﻥﻮ ﻘ ﺳﺎ ﻔ ﻟﺍ َ ُ ِ َ ْ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 428, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 134, "width": 361, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adil sesuai QS al Maidah (5): 8 ﻡ ﻮ ﻗ ﻥﺂَﻨَﺷ ﻢ ﻜ ﻨ ﻣ ﺮ ﺠ ﻳ ﻻ ﻭ ۖ ﻂ ﺴ ﻘ ﻟﺎ ﺑ ءﺍ ﺪ ﻬ ﺷ § ﻦﻴ ﻣﺍ ﻮ ﻗ ﺍﻮ ﻧﻮ ﻛ ﺍﻮ ﻨ ﻣﺁ ﻦﻳ ﺬ ﻟﺍ ﺎ ﻬ ﻳ ﺃ ﺍ ٍ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُ ُ ﱠ َ ِ ِ َ ْ َ ِ ِ َ ِ ْ ْ َ َ َ ُ ُ ُ ِ ِﱠ َ َ ِ ﱡ ﱠ ﱠ َ ﻥﻮ ﻠ ﻤ ﻌ ﺗ ﺎ ﻤ ﺑ ﺮﻴ ﺒ ﺧ U ﻥ ﺇ ۚ U ﺍﻮ ﻘ ﺗﺍ ﻭ ۖ ﻯ ﻮ ﻘ ﺘﻠ ﻟ ﺏ ﺮ ﻗ ﺃ ﻮ ﻫ ﺍﻮ ﻟ ﺪ ﻋﺍ ۚ ﺍﻮ ﻟ ﺪ ﻌ ﺗ ﻻ ﺃ ﻰ ﻠ ﻋ َ ِ ْ ِ ُ ُ ُ َ َ ِ ِ ْ ٌ ْ َ", "type": "Table" }, { "left": 392, "top": 176, "width": 75, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ُ َ", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 175, "width": 278, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َ َ َ ﱠ ﱠ ﱠ ِ ٰ ُ َ ﱠ ﱠ َ َ َ ٰ َ ْ ﱠ", "type": "Picture" }, { "left": 349, "top": 174, "width": 164, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِ ُ ْ َ َ َ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 428, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 285, "width": 363, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", mampu mengendalikan diri sendiri diri sendiri sesuai QS an Nur (24): 30,", "type": "List item" }, { "left": 168, "top": 307, "width": 345, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻥ ﺇ ۗ ﻢ ﻬ ﻟ ﻰ ﻛ ﺯ ﺃ ﻚ ﻟ ﺫ ۚ ﻢ ﻬ ﺟﻭ ﺮ ﻓ ﺍﻮ ﻈ ﻔ ﺤ ﻳ ﻭ ﻢ ﻫ ﺭﺎ ﺼ ﺑ ﺃ ﻦ ﻣ ﺍﻮ ﻀ ﻐ ﻳ ﻦﻴ ﻨ ﻣ ْﺆ ﻤ ﻠ ﻟ ﻞ ﻗ ﱠ َ ْ ِ ٰ ْ ْ ْ َ ُ ُ َ ُ َ ْ َ َ َ ﱡ ِ ِ ِ ِ ِ َٰ َ ُ ُ ْ ِ َ َ َ ِ ْ ْ ُ َ ُ ْ ُ ﻥﻮ ﻌَﻨ ﺼ ﻳ ﺎ ﻤ ﺑ ﺮﻴ ﺒ ﺧ U َ ُ َ ْ َ ِ ِ ٌ َ َ ﱠ", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: \"Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat\"", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 410, "width": 288, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemampuan kemasyarakatam sesuai QS ali Imron (3): 112,", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 436, "width": 352, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﺍﻭ ءﺎ ﺑ ﻭ ﺱﺎ ﻨﻟﺍ ﻦ ﻣ ﻞ ﺒ ُ َ ِ َ ﱠ َ ِ ٍ ْ ﺣ ﻭ U ﻦ ﻣ ﻞ ﺒ ﺤ ﺑ ﻻ ﺇ ﺍﻮﻔ ﻘ ﺛ ﺎ ﻣ ﻦ ﻳ ﺃ ﺔ ﻟ ﺬﻟﺍ ﻢ ﻬ ﻴ ﻠ ﻋ ﺖ ﺑﺮ ﺿ َ َ َ ِ ٍ َ ﱠ َ َ ِ ِ ِ ْ ْ ْ ِ َ ُ ِ ﱠ ِ ِ ُ ُ َ ُ ﱠ ّ َ ْ َ ُ U ﺕﺎ ﻳﺂ ﺑ ﻥﻭ ﺮ ﻔ ﻜ ﻳ ﺍﻮ ﻧﺎ ﻛ ﻢ ﻬ ﻧ ﺄ ﺑ ﻚ ﻟ ﺫ ۚ ﺔَﻨ ﻜ ﺴ ﻤ ﻟﺍ ﻢ ﻬ ﻴ ﻠ ﻋ ﺖ ﺑ ﺮ ﺿ ﻭ U ﻦ ﻣ ﺐ ﻀ ﻐ ﺑ ِ َ ِ َ ﱠ ﱠ ِ َ َ", "type": "Table" }, { "left": 187, "top": 455, "width": 323, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َ َ َ ِ ِ َ ُ ِ ِ ُ ُ ْ ُ َ َ ْ ُ ﱠ َ ُ َ ْ ِ ِ َٰ ْ ِ ْ َ ْ ُ َ ٍ َ ﻥﻭ ﺪ ﺘ ﻌ ﻳ ﺍﻮ ﻧﺎ ﻛ ﻭ ﺍ ﻮ ﺼ ﻋ ﺎ ﻤ ﺑ ﻚ ﻟ ﺫ ۚ ﻖ ﺣ ﺮ ﻴ ﻐ ﺑ ءﺎ ﻴ ﺒ ﻧ ﻷﺍ ﻥﻮ ﻠ ﺘ ﻘ ﻳ ﻭ َ َ ُ َ َ َ ْ َ َ َ ُ ّ َ", "type": "Table" }, { "left": 314, "top": 478, "width": 193, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "َ ْ َ َ َ ِ ِ ِ ِ َ ِ َٰ ُ ٍ َ ْ َ ْ َ ْ ُ ْ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 428, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 600, "width": 392, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan ketaqwaan kepada Allah sesuai QS al A’raf (7): 26 dan QS al Muddatsir (74): 1-7.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 645, "width": 354, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻚ ﻟ ﺫ ﻯ ﻮ ﻘ ﺘﻟﺍ ﺱﺎ ﺒ ﻟ ﻭ ۖ ﺎ ﺸﻳ ﺭ ﻭ ﻢ ﻜ ﺗﺁ ﻮ ﺳ ﻱ ﺭﺍ ﻮ ﻳ ﺎ ﺳﺎ ﺒ ﻟ ﻢ ﻜ ﻴ ﻠ ﻋ ﺎَﻨ ﻟ ﺰ ﻧ ﺃ ﺪ ﻗ ﻡ ﺩﺁ ﻲ ﻨ ﺑ ﺎ ﻳ َ ُ ِ ِ ِ ً ِ َ ِ َٰ ُ ُ ٰ ْ ْ َ َ َ َ ْ ﱠ ُ َ َ َ َ َ ً ِ ِ ْ َ ْ َ ْ َ ْ َ َ ْ َ ﻥﻭ ﺮ ﻛ ﺬ ﻳ ﻢ ﻬ ﻠ ﻌ ﻟ U ﺕﺎ ﻳﺁ ﻦ ﻣ ﻚ ﻟ ﺫ ۚ ﺮ ﻴ ﺧ َ ِ ُ ﱠ ﱠ َ َ ْ ُ ﱠ َ َ ِ ﱠ ْ ِ ِ َ َٰ ٌ ْ َ", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 428, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 190, "top": 134, "width": 320, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﺮﺛﺪﻤﻟﺍ ﺎﻬﻳﺃ ﺎﻳ ُ ِّ ﱠ ُ ْ َ ﱡ َ ) 1 ( ﺭﺬﻧﺄﻓ ﻢﻗ ْ ِ ْ َ َ ْ ُ ) 2 ( ﺑﺭﻭ ﱠ َ َ ﺮﺒﻜﻓ ﻚ ْ ِّ َ َ َ ) 3 ( ﺮﻬﻄﻓ ﻚﺑﺎﻴﺛﻭ ْ ِّ َ َ َ َ ِ َ ) 4 ( ﺮﺠﻫﺎﻓ ﺰﺟﺮﻟﺍﻭ ْ ُ ْ َ َ ْ ﱡ َ ) 5 ( ﺮﺜﻜﺘﺴﺗ ﻦﻨﻤﺗ ﻻﻭ ُ ْ ِ ْ َ َ َ ْ ْ ُ َ ) 6 ( ﺮﺒﺻﺎﻓ ﻚﺑﺮﻟﻭ ْ ِْ ِ َ َ ّ َ ِ َ ) 7 (", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 428, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arti: 1) Hai orang-orang yang berkemul (berselimut) 2) Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3) Dan Tuhanmu agungkanlah! 4) Dan pakaianmu bersihkanlah, 5) Dan perbuatan dosa tinggalkanlah!, 6) Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7) Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 312, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Hubungan antara guru/pendidik dengan peserta didik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seseorang dapat dikatakan sebagai seorang pendidik yang sebenarnya, jika di dalam dirinya terkandung beberapa aspek yang diidentifikasi sebagai kompetensi, yaitu meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 78, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Berwibawa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kewibawaan merupakan sikap dan penampilan yang dapat menimbulkan rasa segan dan hormat, sehingga peserta didik merasa memperoleh pengayoman dan perlindungan, yang bukan berdasarkan tekanan, ancaman, atau sanksi melainkan atas kesadarannya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 95, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Tulus dan Iklhas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 428, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memiliki sikap tulus ikhlas dalam pengabdian sikap tersebut tercermin dari hati yang rela berkorban untuk peseta didiknya, yang diwarnai juga dengan kejujuran, keterbukaan dan kesabaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 609, "width": 77, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Keteladanan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 428, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keteladanan seorang guru memegang peranan penting dalam proses pendidikan, karena guru adalah orang pertama sesudah orang tua yang mempengaruhi pembinaan kepribadian seseorang. Karena itu seorang guru yang baik senantiasa akan memberikan yang baik pula kepada anak didiknya (Hary Priatna Sanuri, 2013:147).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 428, "height": 69, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam hal penanaman nilai moral kepada peserta didik, yang pertama- tama paling bertanggung jawab terhadap tugas ini adalah orangtua. Akan tetapi hal ini masih dirasa sulit untuk dilakukan, karena para orangtua tidak dipersiapkan untuk menjadi ayah dan ibu yang baik. Ini adalah sebuah ironi yang menyedihkan, namun benar-benar terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 318, "width": 48, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GURU", "type": "Section header" }, { "left": 429, "top": 317, "width": 42, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PESERTA DIDIK", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 326, "width": 173, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MENGHORMATI MENGHARGAI", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 67, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 435, "width": 9, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 230, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 Sifat Pendidik atau Guru Muslim", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 79, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 428, "height": 68, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini menyimpulkan pendidik muslim dan guru muslim memegang peranan penting sebagai pendidik, guru di dalam komunitas dan profesional. Peranen pendidikan itu ditunjukkan dengan kompetensi: sosial dalam bentuk kewibawaan, memiliki sikap tulus dan iklhas, dan memnunjukkan keteladanan sebagai guru dan panutan murid dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 118, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 415, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhyak, 2003. Meniti Jalan Pendidikan Islam, Tulungagung: PUSTAKA BELAJAR", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 237, "width": 131, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kasih sayang pada murid", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 252, "width": 100, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Memberi nasehat", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 266, "width": 113, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Memberi peringatan", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 281, "width": 160, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Melarang murid melakukan hal yang tidak baik", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 310, "width": 152, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 339, "width": 80, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan murid", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 353, "width": 142, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Hormat pada pelajaran lain yang bukan menjadi", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 382, "width": 65, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pegangannya", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 397, "width": 152, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Bijak dalam memilih bahan pelajaran yang sesuai dengan taraf kecerdasan murid", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 440, "width": 143, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Mementingkan berfikir dan berijtihad", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 469, "width": 116, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Jujur dalam keilmuan", "type": "List item" }, { "left": 143, "top": 484, "width": 40, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Adil.", "type": "List item" }, { "left": 123, "top": 162, "width": 170, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIFAT-SIFAT PENDIDIK/GURU MUSLIM", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fadjar, Malik, 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan , Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 324, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunawan, Ary, 1989. Administrasi Sekolah , Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 428, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Idi Abdullah dan Safarina. 2016. Etika Pendidikan . Jakarta: PT. RAJAGRAFINDO PERSADA Maunah, Binti, 2016. Sosiologi Pendidikan . Yogyakarta: KALIMEDIA", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 359, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maunah, Binti, 2009. Landasan Pendidikan, Yogyakarta: SUKSES Offset", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 352, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nawawi, Haidar, 1989. Administasi Pendidikan , Jakarta: Haji Masagung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 428, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priatna Sanusi, Hary 2013. Peran Guru PAI dalam Pengembangan Nuansa Religious di Sekolah , jurnal Pendidikan Agama Islam, vol.11, no.2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qomar, Muzamil, Meneliti Jalan Pendidikan Islam , 2003. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 206, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reynold (Ed.), M.C, . Knowledge Behavior", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 419, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ridwan, 2017. Profesi Guru Perspektif Sosiologi Pendidikan. Madaniah,Vol. 7 No. 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 367, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rifa’i, Muhammad.2011. Sosiologi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 428, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rivai, Zainal, dan Veinhzal, Bahar, Fauzi , 2013. Islamic Education Management ,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 465, "width": 210, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: PT RAJAGRAFINDO PERSADA", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 222, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rochman Natawijaya, Meningkatkan Kualitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 197, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satori, Djam`an, dkk., Profesi Keguruan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 408, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shabir U,M, 2015. Kedudukan Guru sebagai Pendidik , AULADUNA, Vol. 2, No.2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 279, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suarga , 2016. Islam dan Lingkungan Social , Vol.5, No.1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 428, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suryadi, Ace dan. Tilaar, H.A.R 1993. Analisis Kebijakan Pendidikan Suatu Pengantar ,", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 589, "width": 169, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandung: PT. Remaja Rosdakarya", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 429, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S. Arcaro, Jarome, 2007. Pendidikan Berbasis Mutu: Prinsip-prinsip perumusan dan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 630, "width": 376, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tata Langkah Penerapan, Terj. Yosai Triantara , Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 58, "width": 332, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CENDEKIA, Vol. 13 No. 2 Oktober 2019 p-ISSN: 1978-2098; e-ISSN: 2407-8557 Https://soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Maunah, Binti. (2019). Pendidik dan Guru Muslim dalam Perspektif Sosiologis.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 112, "width": 291, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cendekia (2019), 13(2): 99-114. DOI: 10.30957/cendekia.v13i2.599.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 765, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114", "type": "Page footer" } ]
c7aaccf0-4377-bef1-ddd3-34b0bc670b29
https://e-journal.unair.ac.id/JIPK/article/download/11431/6473
[ { "left": 284, "top": 36, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1, April 2013", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 87, "width": 392, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH PEMBERIAN PAKAN BERYODIUM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN", "type": "Section header" }, { "left": 160, "top": 99, "width": 278, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KANDUNGAN YODIUM BENIH IKAN MAS ( Cyprinus carpio )", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 122, "width": 388, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EFFECT OF IODIZED FEEDING ON THE GROWTH AND CONTENT OF IODINE IN CARPFISH SEED ( Cyprinus carpio )", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 156, "width": 201, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lia Enggar C. W, Agustono dan Mirni Lamid", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 179, "width": 245, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo - Surabaya, 60115 Telp. 031-5911451", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 214, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 428, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carpfish culure have a quiet effort to profit and developed by people, because it have characteristic like adapted with the environtment, have rapid growth and resistance of disease. Carpfish cultivation is often cultivated in mountainous area far from sources of iodine (Cholik etc, 2002 ; Susanto, 1997). This causes iodine contain is very low, carp fish has only 1.7 mg/100g iodine contain. That amount is not sufficient people nutrition needs. Purpose of this study was to increase the iodine contain and growth. Experiment have been conducted in April until May 2011, for 1 month in Aquaculture Development Laboratory Hang Tuah University, Surabaya. Data retrieval was done by observation, direct participation and documentation thechnique. The research method is an experiment method with a completely randomized desigen consisted of 5 treatment and 4 replication, at a dose of 0 mg / kg of feed, 20 mg / kg of feed, 40 mg / kg of feed, 60 mg / kg feed and 80 mg / kg of feed. Each treatment used 15 carp seed ( Cyprinus carpio ) measuring 5-8 cm is maintained for 30 days. The parameter used include the primary parameter and parameter support. The main parameter of the growth and content the iodine, while supporting the water quality parameter. Result of this study were analized by using analysis of various with an error rate 5% later, followed by Duncan multiple rate test. Result of this study indicate that feeding iodized can increased the growth in wight and iodine content of carp.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 183, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Cyprinus carpio , iodine, growth", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 59, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 197, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perairan tawar memiliki potensi yang baik, karena selain memiliki kesesuaian dengan kondisi iklim untuk kegiatan budidaya, metode pemeliharaan yang mudah, serta memiliki pasar yang baik (Lingga, 1995). Budidaya ikan mas semakin diminati oleh masyarakat untuk dikembangkan dalam bentuk usaha, karena ikan mas termasuk ikan konsumsi yang tergolong mudah dalam pembenihan dan pemeliharaan- nya karena cenderung bersifat adaptif (mudah menyesuaikan diri) terhadap lingkungannya, pertumbuhannya cepat, dan tahan terhadap berbagai jenis penyakit serta mempunyai peluang usaha yang potensial untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimanfaatkan dan dikembangkan oleh", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 198, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masyarakat. Data rata-rata perkembangan setiap tahunnya mengalami peningkatan sebesar 16.535.564 ton dengan persentase kenaikan sebesar 117,72% setiap tahunnya (Kadir Sabilu dan Frida Martha). Lingkungan perairan yang ideal adalah daerah dengan ketinggian yang berkisar antara 150 sampai 600 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 25-30 0 C, oleh karenanya ikan mas sering kali ditemukan dibudidayakan di daerah pegunungan yang jauh", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 455, "width": 197, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari sumber yodium (Cholik dkk, 2002 ;", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 197, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Susanto, 1997). Hal ini menyebabkan kandungan yodium pada ikan mas sangat rendah, ikan mas hanya memiliki kandungan iodium 1,7 μg/100 g (Huda, 2002). Jumlah tersebut tidak dapat mencukupi kebutuhan nutrisi masyarakat. Pada ikan, yodium berperan dalam pembentukan hormon thyroid , yaitu hormon thyroksin (T 4 ) dan triiodothyronin (T 3 ). Hormone thyroid berfungsi dalam mengontrol oksidasi seluler dan metabolisme nutrien, sehingga berpengaruh", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 582, "width": 197, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap laju pertumbuhan (Halver, 1988). Kelainan yang sering kali ditimbulkan akibat kekurangan yodium dalam tubuh adalah pembesaran kelenjar tiroid atau goiter (Chan et al , 1988).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 639, "width": 197, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan pertumbuhan pada benih ikan mas (Cyprinus carpio) dan untuk meningkatan kandungan yodium pada benih ikan mas (Cyprinus carpio).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 697, "width": 197, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi ilmuwan, mahasiswa dan para pembudidaya mengenai pengaruh pemberian pakan beryodium terhadap pertumbuhan dan konsentrasi yodium pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 151, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Pakan Beryodium......", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "benih ikan mas ( C.carpio ). Penelitian ini diharapkan menghasilkan teknologi alternatif dalam usaha pembesaran ikan mas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 51, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metodologi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 197, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian telah dilakukan pada bulan April sampai Mei 2011 selama 1 bulan, di Laboratorium pengembangan budidaya perairan Universitas Hang Tuah, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 197, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini bahan yang dibutuhkan adalah benih ikan mas ( Cyprinus carpio ) berukuran 5-8 cm, pakan ikan komersial, tetes, dan yodium murni.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 197, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini menggunakan alat sebagai berikut akuarium percobaan berukuran 30 cm x 20 cm x 60 cm sebanyak 20 buah, termometer, alat pengukur DO, PH meter, timbangan analitik, peralatan aerasi. Rancangan Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 197, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan perlakuan dosis yodium dalam pakan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 191, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan A : tanpa penambahan yodium Perlakuan B : pakan + yodium dengan dosis 20 mg/kg pakan Perlakuan C : pakan + yodium dengan dosis 40 mg/kg pakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 192, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan D : pakan + yodium dengan dosis 60 mg/kg pakan Perlakuan E : pakan + yodium dengan dosis 80 mg/kg pakan Prosedur Kerja", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 197, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Persiapan Persiapan Akuarium Akuarium yang akan di gunakan terlebih dahulu dibersihkan dan disterilisasi dengan menggunakan klorin untuk menghindari bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 197, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aklimatisasi Aklimatisasi ikan dilakukan dengan menempatkan ikan dengan kepadatan 75-100 ekor/m 3 dalam bak fiber berukuran 1.5 x 1.5 x 2 m selama tiga minggu sebelum penelitian dilakukan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui Jumlah pakan di berikan berdasarkan jumlah ikan dalam kolam dengan kisaran kebutuhan 3-5% dari bio massa per hari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali (Marlin Aquarindo, 2010). Penyiponan air media dilakukan setiap hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 197, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencampuran yodium pada pakan Dosis yodium yang akan dicampurkan pada pakan untuk untuk masing-masing perlakuan adalah 20 mg/kg pakan, 40 mg/kg", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pakan, 60 mg/kg pakan, dan 80mg/kg pakan. Masing-masing dosis yodium tersebut dilarutkan dahulu dengan air yang kemudian dicampurkan pada masing-masing pakan, dan kemudian ditambahkan tetes 5% dan kuning telur sebagai perekat.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 168, "width": 197, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Pelaksanaan Pemeliharaan benih ikan mas Pemeliharaan ikan mas ( Cyprinus carpio ) dilakukan pada akuarium berukuran 30 cm x 20 cm x 60 cm sebanyak 20 buah, yang diisi air bersih dengan ketinggian 15 cm. Masing-masing akuarium berisi 15 ekor benih ikan. Selang aerasi dipasang pada masing- masing tepi akuarium untuk mengalirkan oksigen.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 283, "width": 199, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama penelitian berlangsung benih ikan mas diberikan pakan setiap 2 kali sehari selama 1 bulan. Disamping pemberian pakan, setiap 2 hari selama 1 bulan kondisi kualitas air juga diperhatikan seperti: pH, DO dan suhu. Penyiponan dan penggantian air di lakukan selama 2 hari sekali. Hal ini bertujuan untuk memperkecil peluang timbulnya penyakit.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 386, "width": 197, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan yodium Kandungan yodium pada masing- masing perlakuan dapat diketahui melalui pemeriksaan di laboratorium. Pembuatan sampel ikan dilakukan setelah 1 bulan pemeliharaan dengan cara memisahkan daging ikan dari isi perut dan sisiknya, kemudian sampel dihaluskan. Pertumbuhan Untuk mengetahui apakah penambahan yodium pada pakan mempengaruhi", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 513, "width": 197, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertumbuhan ikan mas, perlu dilakukan pengukuran terhadap panjang dan berat ikan pada awal dan akhir penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 547, "width": 197, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laju pertumbuhan larva dinyatakan sebagai perubahan bobot tubuh rata-rata selama percobaan berlangsung. Pertumbuhan dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Effendie dalam Rudiyanti (2009), yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 616, "width": 95, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "W = Wt – Wo dimana:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 639, "width": 144, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "W = Pertumbuhan mutlak (mg)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 651, "width": 197, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wt = Bobot rata-rata benih saat akhir percobaan (mg)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 674, "width": 197, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wo = Bobot rata-rata benih saat awal percobaan (mg)", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 697, "width": 160, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T = jumlah hari selama percobaan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 708, "width": 197, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Anik (1989) pertumbuhan panjang mutlak adalah selisih panjang tubuh ikan awal dan akhir penelitian. Pertumbuhan", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 36, "width": 226, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1, April 2013", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "panjang mutlak ikan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 197, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lm = T L 1 – T Lo Keterangan : TL 1 : Panjang total pada akhir pemeliharaan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 25, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(mm)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 197, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TLo : Panjang total pada awal pemeliharaan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 179, "width": 25, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(mm)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 173, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lm : Pertumbuhan panjang mutlak (mm)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 197, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air meliputi kandungan oksigen terlarut (DO), pH, dan suhu air. Pengukuran kualitas air dilakukan 2 hari sekali. Pengukuran DO dilakukan dengan mengguna- kan Do meter. Pengukuran pH dilakukan de- ngan menggunakan kertas pH. Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan thermometer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 100, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 329, "width": 161, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 197, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengetahui pengaruh penambahan yodium (I) dalam pakan ikan mas ( Cyprinus carpio )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 197, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap pertumbuhan dan kadar yodium dalam daging ikan.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 375, "width": 109, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan meliputi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 386, "width": 197, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertumbuhan berat dan panjang yang dilakukan pada awal dan akhir penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 197, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pertambahan berat benih ikan mas pada perlakuan beberapa dosis yodium dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 196, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data pertambahan berat benih ikan mas Perlakuan Pertambahan Berat (gram) A 1,2495 ab B 1,4073 a C 1,3516 ab D 1,2961 ab E 1,0824 b", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 428, "height": 510, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : a, ab, dan b adalah Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) Diagam rata-rata pertambahan berat benih ikan mas untuk tiap perlakuan dapat dilihat pada Gambar 1. Hasil perhitungan Anova laju pertambahan berat menghasilkan F hitung > F table 0,05 yang berarti bahwa penambahan yodium pada pakan dengan berbagai dosis memberikan perbedaan, dan hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa perlakuan B memberikan hasil yang terbaik sedangkan perlakuan yang memberikan hasil terendah adalah perlakuan E.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 225, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan Panjang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 237, "width": 197, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pertumbuhan panjang benih ikan mas pada perlakuan berbagai dosis yodium dalam pakan terdapat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 283, "width": 197, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Data pertumbuhan panjang benih ikan mas Perlakuan Pertumbuhan Panjang (mm) A 2,1956 B 2,4413 C 2,263 D 2,188 E 2,0314 Diagram pertumbuhan panjang ikan mas dapat dilihat pada Gambar 2. Hasil perhitungan Anova laju", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 455, "width": 197, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pertumbuhan panjang mutlak benih ikan mas menghasilkan F hitung < F tabel 0.05 yang berarti bahwa penambahan yodium pada pakan benih ikan tidak memberikan perbedaan pada pertumbuhan panjang benih ikan mas.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 513, "width": 199, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian untuk kandungan yodium pada daging benih ikan mas diperoleh dari hasil analisa yang di lakukan Laboratorium.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 547, "width": 197, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data rata-rata kandungan yodium pada daging benih ikan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 753, "width": 219, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Diagram pertambahan berat benih ikan mas", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 151, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Pakan Beryodium......", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 197, "height": 228, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Data rata-rata kandungan yodium pada daging benih ikan mas Perlakuan Kandungan Yodium (%) A 0,0915 b B 0,1376 a C 0,1423 a D 0,13005 a E 0,1211 ab Keterangan : a, ab, dan b adalah Superskrip yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (p<0.05) Kandungan yodium tertinggi terdapat pada perlakuan C (0,1423%) yang tidak berbeda dengan perlakuan B (0,1376%), perlakuan D (0,13005%), dan perlakuan E (0,1211%),", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 197, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "namun berbeda dengan perlakuan A (0,0915%). Kandungan yodium terendah terdapat pada perlakuan A (0,0915%) yang tidak berbeda dengan perlakuan E (0,1211%), namun berbeda dengan perlakuan lainnya. Diagram kandungan yodium pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 548, "width": 197, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perhitungan Anova kandungan yodium pada benih ikan mas menghasilkan F hitung > F tabel 0,05 yang berarti bahwa penembahan yodium pada pakan ikan memberikan pengaruh terhadap kandungan yodium dalam daging ikan, dan hasil uji jarak berganda Duncan menunjukkan bahwa perlakuan B, C, dan D memberikan hasil yang sama baiknya sedangkan perlakuan yang memberikan hasil terendah adalah perlakuan A.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 252, "width": 235, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Diagram pertumbuhan panjang benih ikan mas", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 435, "width": 261, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Diagram rata-rata kandungan yodium benih ikan mas", "type": "Caption" }, { "left": 284, "top": 36, "width": 226, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1, April 2013", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 197, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kualitas air memiliki peran yang penting dalam kegiatan budidaya, karena dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan budidaya. Kualitas air dipengaruhi oleh sifat fisika dan kimia diantaranya pH, DO, dan suhu. Data penunjang dalam penelitian ini adalah kualitas air meliputi pH, suhu, dan DO. Pada penelitian ini hasil pengukuran suhu berkisar antara 28 sampai 30 o C, DO berkisar antara 3.0 sampai 4.7 ppm, sedangkan pH berkisar 6 sampai 8. Hasil pengukuran kualits air selama penelitian dapat dlihat pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 197, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan merupakan pertambahan ukuran panjang atau berat pada suatu waktu (Effendie, 2002). Nutrisi dan kualitas air merupakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi laju pertumbuhan ikan ( Aquatic community , 2004). Pertumbuhan akan terjadi apabila ada kelebihan energi setelah kebutuhan untuk metabolisme dan pergerakan terpenuhi. Selama proses metabolisme, protein, lemak dan karbohidrat akan dirombak menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat diserap tubuh untuk digunakan atau disimpan (Avrianto dan Liviaty, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 197, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama pelaksanaan penelitian jumlah pakan, padat tebar, kualitas air dan sistem pemeliharaan berada dalam kondisi yang sama. Pada penelitian ini kualitas air cukup sesuai dengan syarat pemeliharaan ikan mas, sehingga tidak mempengaruhi pertumbuhan ikan. Perbedaan pada pertumbuhan disebabkan oleh perbedaan perlakuan dosis yodium pada pakan, yang mempengaruhi nafsu makan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 197, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berat rata-rata pada ikan mas yang diberi perlakuan penambahan yodium pada pakan dengan dosis yang berbeda mengalami peningkatan. Kecepatan pertumbuhan berat mutlak tertinggi terdapat pada perlakuan B (20 mg/kg pakan) dengan nilai GR 1,4073 gram. Diikuti oleh perlakuan C (1,3516 gram), perlakuan D (1,2961 gram), dan perlakuan A (1,2495gram), sedangkan kecepatan pertumbuhan terendah terdapat pada perlakuan E (80 mg/kg pakan) dengan nilai GR 1,0824.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 197, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada perlakuan dengan dosis 20 mg/kg pakan memberikan hasil yang paling baik, hal ini menunjukkan bahwa penambahan yodium dalam pakan dapat diserap dan dimanfaatkan ikan untuk aktifitas pertumbuhanya. Yodium", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 182, "width": 197, "height": 216, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang masuk bersama pakan dapat diserap secara optimal oleh usus halus setelah diubah menjadi bentuk yang lebih sederhana (yodida) dan kemudian akan dialirkan darah menuju kelenjar thyroid . Dalam kelenjar thyroid yodium dioksidase menjadi senyawa antar yod, yaitu enzim yang membantu dalam pembentukan monoyodotirosin dan diyodotirasin dengan menggabungkan yodium kedalam residu tirosil dalam tiroglobulin (asam amino yang dihasilkan kelenjar tiroid). Penggabungan oksidatif berikutnya dari yodotirosin ke dalam hormon tiroid, membentuk hormon thyroksin (T 4 ) dan triiodothyronin (T 3 ). Hormon tersebut berperan dalam mempercepat metabolisme nutrien yang secara tidak langsung berperan dalam pembentukan energi. Kelebihan energi yang terbentuk dari hasil metabolisme nutrien akan digunakan dalam proses pertumbuhan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 401, "width": 197, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada perlakuan C dan D tidak menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan yang signifikan, hal ini dikarenakan menurunnya nafsu makan ikan sehingga asupan nutrisi dari makanan berkurang. Perlakuan E memberikan hasil yang paling buruk, hal ini dikarenakan pada konsentrasi ini ikan sudah tidak mampu mentoleransi jumlah yodium yang terlalu banyak, sehingga berdampak pada menurunya pertumbuhan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 516, "width": 197, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertambahan ukuran panjang ataupun berat ikan umumnya diukur dalam waktu tertentu. Pertumbuhan pada fase awal dari hidup ikan berjalan dengan lambat tetapi kemudian pertumbuhan berjalan dengan cepat dan diikuti oleh melambatnya pertumbuhan pada usia tua. Pada penelitian ini pertambahan panjang ikan mas tidak terlihat signifikan, hal ini dikarenakan ekspresi pertumbuhan panjang ikan baru dapat dilihat dalam rentang waktu yang lebih lama bila dibandingkan dengan ekspresi pertumbuhan berat. Oleh karenanya pada penelitian ini tidak terlihat adanya korelasi antara pertumbuhan berat dan panjang ikan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 677, "width": 197, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan yodium dalam daging ikan ikan mas yang diberi perlakuan penambahan yodium pada pakan dengan berbagai dosis mengalami perbedaan. Kandungan yodium rata- rata pada ikan mas yang diberi perlakuan penambahan yodium pada pakan dengan dosis yang berbeda mengalami peningkatan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 91, "width": 349, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Data Kualitas Air Parameter A B C D E Suhu O C 28 - 30 28 - 30 28 - 30 28 - 30 28 - 31 DO (ppm) 3.0 - 4.6 3.0 - 4.8 3.0 - 4.5 3.0 - 4.1 3.0 - 4.6 pH 6 - 8 6 - 8 6 - 8 6 - 8 6 - 8", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 151, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Pakan Beryodium......", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan yodium tertinggi terdapat pada perlakuan C (0,1423%) yang diikuti dengan perlakuan B (0,1376%), D (0,13005%), dan E (0,1211%). Kandungan yodium terendah terdapat pada perlakuan A dengan kadar yodium 0,0915%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penambahan yodium sebesar 20, 40, dan 60 mg/kg memberikan hasil yang sama baiknya, hal ini disebabkan kebutuhan yodium dalam pakan terbatas jumlahnya dan kelebihan yodium akan diekskresi tubuh melalui urin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 197, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parameter kualitas air yang paling berpengaruh pada pemeliharaan ikan adalah pH, suhu, dan DO. Selama penelitian dilaksanakan suhu air berkisar antara 28 sampai dengan 31 o C, dengan pH antara 6-8 dan DO berkisar antara 3.0-4.8 ppm. Hal ini kurang sesuai dengan pernyataan Cholik dkk (2002) dan Susanto (1997) bahwa lingkungan yang ideal dengan suhu antara 25-30, dengan pH 6-8, dan DO antara 4-5 ppm, namun masih dalam batas toleransi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 54, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 197, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian pakan beryodium dapat meningkatkan pertambahan berat ikan mas ( C.carpio ). Pemberian pakan beryodium dapat meningkatkan kandungan yodium pada ikan mas ( C.carpio ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 197, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan melakukan penambahan yodium dengan dosis 20 mg/kg pakan dalam suplementasi pakan ikan guna meningkatkan pertumbuhan maupun kandungan yodium ikan mas ( C.carpio ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 68, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 197, "height": 182, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afrianto. E dan E. Liviawaty. Pakan Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Hal 26- 65 Anik, M. T. 1989. Diktat Kuliah Makanan Ikan. Universitas Brawijaya. Malang. Hal 84-114 Chan, M., Javalera, and A. Rayes. 1988. A Discriptive Study abouth The General Preceptions and Behavior Related to Goiter of Females Fifteen Years old and above in Three Barangays of Ternate, Govite, Philipina. College of Public Health, University oh Philipina. Manila. Cholik, F., Jagatraya, A.G., Poernomo, R.P., Jauzi,", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 674, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A.", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 674, "width": 25, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2005.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 674, "width": 163, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akuakultur. Masyarakat Perikanan Nusantara (MPN) dan Taman Akuarium Air", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 197, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tawar TMII, Jakarta. Hal 74-81 Effendie M.I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Dalam : Rudiyanti, S dan Ekasari A. D. 2003. Pertumbuhan dan Survival Rate", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ikan Mas ( Cyprinus carpio L) Pada Berbagai Konsentrasi Peptisida Reagent 0,3 g. Jurnal Saintek perikanan Vol 5 No 1. Hal 41. Effendie M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 145, "width": 162, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pustaka Nusatama. Yogyakarta. Hal 92-96.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 168, "width": 197, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Halver, J. E. 1988. Fish Nutrition. Academic Press Washington. pp 246-248. Huda, N. 2002. Pembangunan Sumberdaya Manusia Melalui Sumberdaya Kelautan . Universitas Bung Hatta.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 225, "width": 32, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Padang", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 237, "width": 197, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingga, P dan H.Susanto.1995. Ikan Hias Air", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 248, "width": 197, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tawar. Penebar Swadaya. Jakarta. 2-18 halaman Marlin Aquarindo. 2010. Budidaya Ikan Koi (Cyprinus carpio). http://www. perikanan_budidaya.go.id/detail_berita _frphp?id:215. 26/Maret/2010 Info Media. 2011. Produksi Ikan Mas Tahun Ini Bisa Mencapai 380.000 Ton, http://www.kkp.go.id/index.php/archiv es/c/62/3962/poduksi-ikan-mas-tahun- ini-bisa-mencapai-380000-ton/. 29/Maret/2011 Sabilu, Kadir dan frida Marta. Manajemen Produksi Pembesaran Ikan Mas Cyprinus carpio dengan Padat Penebaran Tinggi di Perudsahaan Dagang Cirata Mas. http://www.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 444, "width": 197, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "scribd.com/doc/21637412/Manajemen- Produksi-Ikan-Mas-Padat-Tebar- Tinggi. 30/Juli/2011 Susanto, H dan A. Rochidianto. 1997. Kiat Budidaya Ikan Mas di Lahan Kritis. Penebar Swadaya. Jakarta. 7-15 halaman", "type": "Table" } ]
b19f0abd-13b7-b2fc-947e-ee6b75f4d1a4
https://jist.publikasiindonesia.id/index.php/jist/article/download/1049/2109
[ { "left": 85, "top": 60, "width": 421, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p–ISSN: 2723 - 6609 e-ISSN: 2745-5254 Vol. 5, No. 7 July 2024 http://jist.publikasiindonesia.id/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 425, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3254", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 90, "width": 357, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion of Halal Product Provisions Consumption in order to meet the ethics of business competition", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Setiawan Negara 1* , Samuel Dharma Putra Nainggolan 2 , Lufsiana 3 Universitas Sunan Giri, Indonesia 1 , Universitas Airlangga, Indonesia 2 , Universitas Hang Tuah, Indonesia 3", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 198, "width": 322, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected] 1* , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 87, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Correspondence", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 241, "width": 279, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT Keywords: halal, products, indonesian", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 256, "width": 430, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ulema council (MUI), halal product assurance agency (BPJPH). In 2024, the Muslim population in the world in general and in Indonesia in particular is increasing. Of course, this is also followed by market demand for consumption products that are guaranteed to be halal. In the past, halal certification of products was carried out by the Indonesian Ulema Council institution based on applicable laws and regulations. Currently, there are improvements both in terms of regulation and in terms of the authorized institution in issuing halal certification for a consumer product, one of which is the formation of the Halal Product Assurance Agency (BPJPH) which is authorized to issue halal certification for consumer products. This research is a normative legal research that uses a legislative approach, and a conceptual approach to answer legal issues and produce a finding regarding the authorized institution in issuing halal certification of applicable consumer products.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 80, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 428, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The word halal itself is a term in Arabic in Islam which means \"allowed\" or \"allowed\". Etymologically, halal means that something can be done because it is free or not bound by prohibitive provisions (Amalia, 2013). In a broader context, the meaning of halal means everything including behaviour, activities, ways of dressing and so on that are allowed or permitted by Islamic law. Burhanudin said that regarding the requirements for halal products according to Islam, they are halal in their substance, halal in the way of obtaining them, halal in the process, halal in their storage, Dalal in their transportation and halal in their presentation (Arsanti & Mahmud, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 428, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "While the second term of the next study is halal. The word halal (للاح) comes from Arabic taken from the root word ha-la-la ( لل - ح ). It is a mashdar form of the word ḥalla, yaḥullu, ḥillan, wa ḥalālan, wa ḥulūlan. From its various forms, this word has quite diverse meanings, including; leaving an activity, halal, stopping or staying (dwelling) in a place, releasing or describing bonds or describing words, overriding (an event occurs), obliging, determining, liberating, for example, freeing (a person) from kaffarat oath, and", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 400, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion of Halal Product Provisions Consumption in order to meet the ethics of business competition", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 427, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3255", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "others (Karina, 2019). Etymologically, this word contains the meaning of liberating, leaving, breaking, dissolving and allowing. In Munjid, halal is interpreted as letting go of bonds. ḥalāl noun للاح It is the opposite of the word haram (مارح).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The number of Muslim population globally in 2021 will reach 1.8 billion people with the potential for spending on halal products to reach 2.2 trillion USD. Based on data from the Ministry of Home Affairs of the Republic of Indonesia, the number of Muslims in Indonesia reaches 237 million people (Rahman, Nainggolan, & Sinambela, 2023). Indonesia is predicted by the Ministry of Industry to experience an increase in consumption of halal products by 3.2 trillion rupiah in 2024. Based on the 2022 State of The Global Islamic Economy (SGIE) Report, it was found that Indonesia ranked 2nd in halal food products. This shows that halal food consumption in Indonesia has a considerable dominance in the global Sharia market (Musataklima, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 428, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As one of the products needed by humans, food is a basic need that is the most important. Regarding food, this has been guaranteed in the constitution Article 28C paragraph (1) of the Constitution of the Republic of Indonesia in 1945 (Constitution of the Republic of Indonesia in 1945), stipulating that everyone has the right to develop themselves through the fulfilment of their basic needs, thus food is a basic need that is part of Human Rights and the state has a constitutional obligation to realize availability, affordability, and the fulfilment of sufficient, safe, quality and balanced nutritious food consumption (Rahman et al., 2023). Safe food is needed to prevent biological, as well as chemical contamination that can interfere with and harm human health and does not contradict the religious norms, beliefs and culture of the community (Ningrum, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the legal context in Indonesia, it is regulated in Article 1 number 5 of Law Number 33 of 2014 concerning Halal Product Assurance (Law 33/2014) it is stated that a halal product guarantee is the legal certainty of the halalness of a product as evidenced by the existence of a halal certificate, while the product referred to here is goods and/or services related to food, beverages, medicines, cosmetics, chemical products, biological products, genetically engineered products, and consumer goods that are used, used, or utilized by the community (Sari, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently, the Halal Product Assurance Agency (BPJPH) has been formed, which is an institution authorized by the state to implement norms, standards, procedures and criteria for Halal Product Assurance as mandated by Law 33/2014 (Aziz, 2017). This regulation has also changed as regulated based on Law Number 6 of 2023 concerning the Stipulation of Government Regulations instead of Law Number 2 of 2022 concerning Job Creation into Law (Law 6/2023). Of course, in Indonesia, a country with the majority of followers of Islam, in the circulation of consumer goods, it is mandatory to meet halal standards for products marketed (BADZLINA, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Talking about institutions or agencies related to halal certification of a consumer product before the enactment of Law 33/2014 which was updated through the Job Creation Regulation which was stipulated as Law 6/2023, several institutions are policymakers related to the halal issue of a product, namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 314, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Setiawan Negara, Samuel Dharma Putra Nainggolan, Lufsiana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3256", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Fatwa Commission of the Indonesian Ulema Council as the issuer of the halal fatwa and the party that issues the Halal certification;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. MUI Institute for the Assessment of Food, Drugs, and Cosmetics (LLPOM) as a researcher on halal products from a scientific aspect;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 413, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. the Food and Drug Supervisory Agency (BPOM) as the licensee of the halal label;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. The Ministry of Religion is the party that makes policies, conducts socialization, and education to the community; and", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 142, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Other relevant ministries.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Article 48 number 3 of the Job Creation Regulation which amends Article 5 paragraph (1) of Law 33/2014 states that the Government is responsible for organizing Halal Product Guarantees. The implementation of the Halal Product Guarantee is carried out by the Minister of Religion. Based on the implementation of the Halal Product Guarantee from the Government, the Halal Product Assurance Agency (BPJPH) was formed which is located under and responsible to the Minister of Religion. The BPJPH here replaces the role of the Indonesian Ulema Council (MUI) as the holder of halal certification authority (Harahap, 2019). Furthermore, based on Article 48 number 1 of the Job Creation Perpu, it is stated that the Halal Inspection Agency (LPH) is an institution that replaces the role of the MUI Food, Drugs, and Cosmetics Assessment Institute (LPPOM MUI) which is in charge of inspecting and/or testing the halalness of a product.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on this, Islamic morality must be reflected in every action taken by economic actors. Morality occupies a special position related to the teachings of Islam, because the formation of a person who has good morals (akhlaqul karimah) is the highest goal of all Islamic teachings. However, the reality that is happening today is that there is still a high number of business actors who put aside ethical and moral values in doing business (Nafis, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The regulation of the obligation to include halal certification is a revival of the halal trend for products in Indonesia to be able to compete comparatively, especially when competing with products that are not halal-certified. Comparative advantages that are also the urgency of halal certification of a product can be grouped into several elements as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Authority, to provide legal certainty that the products and services provided are by sharia law regarding halal and create a mechanism to monitor compliance with guidelines and standards of raw materials and production processes;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Belief, to assure Muslim consumers (and other consumers who have dropped their preference for halal products);", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Competitive Advantage, to expand market coverage towards readiness to meet global needs;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Quality, to show that their products have met halal requirements and hygiene and strict health practice standards; and", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 428, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. International acceptance and import-export market guarantee the product or identity. Apart from all that, the obligation to provide true and honest information on every product produced by producers or business actors is one of the obligations regulated under", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 400, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion of Halal Product Provisions Consumption in order to meet the ethics of business competition", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 427, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3257", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Law Number 8 of 1999 concerning Consumer Protection (Law 8/1999). One of the rights of consumers is the right to comfort, safety and security in consuming a product of goods and/or services, thus the urgency of halal consumption products are non-negotiable considering the increasing number of imported packaged consumption products produced outside Indonesia, especially in countries where the majority of the population is not Muslim.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 428, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halal certification and halal labelling are 2 (two) different activities, will still have a relationship with each other. The result of the halal certification is the issuance of a halal certificate if the product in question has met the requirements as a halal product. Halal certification is carried out by an institution that has the authority to carry out it, the ultimate goal of halal certification is a formal legal recognition that the products issued have met halal provisions. Meanwhile, halal labelling is the inclusion of halal writing or statements on product packaging to show that the product in question has the status of a halal product.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 114, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Methods", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 428, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is legal. Research means piencarian return to answer the problem of scientific research. The research method also contains aspects including the stages of activities carried out and research procedures.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 140, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 250, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authority in Issuing Product Halal Certification", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the mandate of Law 33/2014, it is stated that in the first stage, namely food and beverage products, must start implementing halal certification for their products, this obligation will end on October 17, 2024. It is hoped that after that date, all food and beverage products (consumption) must be halal certified. The obligation of halal certification on October 17, 2024, will begin with the obligation of halal certificates for food products, beverages, slaughter products and slaughter services, raw materials, food additives, and auxiliary ingredients for food and beverage products.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 428, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Halal Product Assurance Agency (BPJPH) is one of the divisions under the Ministry of Religious Affairs. Formed based on the mandate of Law 33/2014, by Presidential Regulation (Perpres) Number 83 of 2015 concerning the Ministry of Religion (Perpres 83/2015) BPJH is led by a Head of Agency. The existence of BPJPH is also regulated based on the Regulation of the Minister of Religion (PMA) Number 42 of 2016 concerning the Organization and Work Procedures of the Ministry of Religion (PMA 42/2016) and the Decree of the Minister of Religion (KMA) Number 270 of 2016 concerning the Business Process Map of the Ministry of Religion (KMA 270/2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 428, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Article 6 of Law 33/2016, it is stated that in the implementation of JPH, BPJPH is authorized to:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Formulate and establish JPH policies;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 291, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Establish JPH norms, standards, procedures, and criteria;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 349, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Issuing and revoking Halal Certificates and Halal Labels on products", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 314, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Setiawan Negara, Samuel Dharma Putra Nainggolan, Lufsiana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3258", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Register Halal Certificates on foreign products", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 357, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conducting socialization, education, and publication of Halal Products", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 124, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Accreditation of LPH;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 151, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Register as a Halal Auditor;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 91, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Supervise JPH;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 210, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Conducting Halal Auditor training; And", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 183, "width": 438, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Collaborate with domestic and foreign institutions in the field of JPH implementation.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It does not stop there, based on Article 51 of Law 33/2016 it states that BPJPH and related ministries and/or institutions that have the authority to supervise JPH can carry out supervision individually or jointly which is carried out based on the provisions of applicable laws and regulations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, regarding the role of MUI, BPJPH, and LPH related to halal product certification, each institution already has responsibilities in the halal certification stage, starting from the submission of the product owner to the issuance of the halal certificate as follows:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 326, "width": 341, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 The Role of BPJPH, MUI, and LPH in the Issuance of Halal Certificates Based on Law 33/2014 BPJPH MUI LPH It has the task of setting rules/regulations, receiving and", "type": "Table" }, { "left": 138, "top": 465, "width": 88, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "verifying product submissions to be certified halal from business actors", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 541, "width": 100, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(product owners), and", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 560, "width": 58, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "issuing halal", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 579, "width": 100, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "certificates along with", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 598, "width": 55, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "halal labels.", "type": "Table" }, { "left": 251, "top": 389, "width": 96, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It has the task of determining the halalness of products through halal fatwa sessions. This halal stipulation is both", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 389, "width": 222, "height": 143, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "related to standards and halal products. Have the task of conducting halal inspections and/or testing. This inspection", "type": "Picture" }, { "left": 375, "top": 465, "width": 82, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is carried out by a", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 484, "width": 104, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "halal auditor owned by", "type": "Picture" }, { "left": 403, "top": 503, "width": 29, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LPH.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 428, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Looking at the table above, BPJPH cannot issue a halal certificate if there is no halal stipulation from the MUI (through a fatwa session). It can be said that Law 33/2014 concerning Halal Product Assurance states that there are at least 3 (three) interrelated institutions. Each institution involved in the process has its authority in carrying out its duties by conducting a check and balance process by its authority. The role of LPH in the scheme for issuing halal product certificates also needs to be observed, considering that the role of LPH as previously in LPPOM MUI has shifted to LPH which can be filled by independent parties (the community).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 400, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion of Halal Product Provisions Consumption in order to meet the ethics of business competition", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 427, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3259", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regarding the process of issuing halal certificates for a product by referring to the Decree of the Head of the Halal Product Assurance Agency Number 12 of 2020 concerning Procedures for the Implementation of BPJPH Halal Certification Services and the Regional Halal Certified Service Task Force (Decree of the Head of BPJPH 12/2020), this regulation was issued in order to provide ease of access and acceleration of halal certification services to the public, BPJPH and implementing a simplification of the halal certification service process that can reach and approach business actors. The halal certification service places are carried out at One-Stop Integrated Service (PTSP) of the Central Ministry of Religion, Jalan Lapangan Banteng Barat Number 3-4, Central Jakarta and PTSP Regional Office of the Ministry of Religion and/or Regency/City throughout Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Technically, the requirements for applying for halal certificates submitted by Business Actors through BPJPH and Regional Task Forces (via PTSP) as stipulated in Chapter II of the Decree of the Head of BPJPH 12/2020 must be completed with the following documents:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Halal Certificate Application Letter, addressed to the Head of the Halal Product Assurance Agency (Head of BPJPH);", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 385, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Halal Certification Registration Form by attaching the following documents:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 374, "width": 411, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. The legal aspects of the company include a copy of the Business Identification Number (NIB). If you do not have a NIB, you can replace it with SIUP/IUMK/IUI/API or others. Especially MSME business actors can be replaced with a Taxpayer Identification Number (NPWP);", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 437, "width": 411, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Halal supervisor documents include Copy of ID card, Copy of decree on the determination of halal supervisor, curriculum vitae, Copy of halal supervisor certificate (if any);", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 485, "width": 304, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Copy of distribution permit/certificate of fitness for health.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 269, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. List of product names and ingredients/menus/goods;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Product processing process, containing information on purchase, receipt, storage of materials used, processing, packaging, storage of finished products, and distribution", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 216, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Halal Product Assurance System (SJPH):", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 564, "width": 414, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. The Halal Product Assurance System (SJPH) is a management system document that is prepared, implemented, and maintained by business actors to maintain the continuity of the halal production process. This Halal Product Assurance System will be established by BPJPH;", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 628, "width": 414, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Regarding the fulfilment of current requirements, the SPJH document used is the halal assurance system that applies at LPH today.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Power of Attorney, for direct applications made by persons other than the person in charge of the Company", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. A copy of the halal certificate issued by MUI for products that have been halal certified.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, regarding the system, mechanism, and procedures for halal certification services in the following stages:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 314, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Setiawan Negara, Samuel Dharma Putra Nainggolan, Lufsiana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3260", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 220, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Submission of halal certificate application", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 220, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Checking the completeness of documents;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 332, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Determination of LPH to conduct halal product inspection/testing", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Product inspection and/or testing;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Submission of the results of the inspection and/or testing of halal products from LPH to BPJPH;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Submission of the results of product inspection and/or testing of halal products from BPJPH to MUI;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 215, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Determination of halal products by MUI;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Submission of the results of the determination of halal products from MUI to BPJPH;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Issuance of halal certificates based on the results of the determination of halal products from MUI by BPJPH;", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 279, "width": 435, "height": 153, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Submission of halal certificates from BPJPH to business actors. There is a fundamental difference in Article 4 of Law 33/2014 as amended by the Job Creation Law which states that the obligation of halal-certified products for Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) products is based on the statement of business actors (self-declaration). In the Job Creation Law, between Article 4 and Article 5, 1 (one) article is inserted, namely Article 4A which stipulates that (paragraph 1): for Micro and Small Business actors, the obligation to be halal certified as referred to in Article 4 is based on the statement of Micro and Small Business actors. (paragraph 2): Statement of Micro and Small Business actors as referred to in paragraph (1) based on halal standards set by BPJPH.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The statement of Micro and Small Business actors in the halal self-declaration is also needed to accompany the Halal Product Process (PPH) through verification and validation of the self-declaration. Self-declaration according to the Job Creation Law is only intended for Micro and Small Business actors. Furthermore, the state through Article 44 of the Job Creation Law states that halal certification for Micro and Small Business actors is not subject to fees in its management.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Relationship Between Product Halal Certification and Business Competition Ethics", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 428, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Definisi persaingan usaha sendiri menurut Black’s Law Dictionary adalah “The effort or action of two or more commercial interest to obtain the same business from thiord parties”. Selanjutnya Ernest Gelhorn dan William Kovacic menyatakan pendapatnya sebagai berikut: “The antitrust laws seek to control the exercise of private economic power by preventing monopoly, punishing cartels and otherwise protecting competition. Examining the origins of the antitrust laws help to understand and interpret them. Their historical lineage extends from common law actions which limited restraints of trade and, so some extend, sought ti proscribe monopoly power and middlemen profits.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 428, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Head of the Halal Product Assurance Agency (BPJPH) of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia, Muhammad Aqil Irham, revealed that halal is currently a global trend. Along with this, the competition of consumer products consisting", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 400, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion of Halal Product Provisions Consumption in order to meet the ethics of business competition", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 427, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3261", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of food, beverages, cosmetics and so on is also increasingly competitive. According to data compiled by BPJPH of the Ministry of Religion of the Republic of Indonesia, there are already 45 (forty-five) countries with 117 (one hundred and seventeen) products that have carried out the process to get recognition from BPJPH. Based on this, the positive trend of various countries to get recognition from BPJPH, so the competition between foreign products and domestic products will be more competitive. For example, if the products of countries in the world that have been halal certified enter Indonesia, while domestic products are not halal certified, then there can be a loss in market competition.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As an example of the use of halal products, statistics show that spending on cosmetics is estimated to increase from $61 Billion in 2019 to $90 Billion in 2023. The Royal Islamic Strategic Study Centre (RISSC) estimates that there will be 231.06 million Muslims in Indonesia in 2023. Indonesia is a significant market. From the buyer's point of view, halal-certified products are considered to have met high quality standards and are considered an innovation and revolution in the cosmetics sector. There is also a stigma that a product that has been certified halal has passed various strict inspections and supervision. A product is considered halal when the ingredients of the product are in accordance with sharia. Materials such as alcohol and substances derived from free animals should not be used in the production process.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 217, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As one of the leading cosmetic brands in Indonesia, \"Wardah\" is a manufacturer of beauty products that produces a variety of products. Currently, Wardah holds a market share of 30% (thirty percent) where sales of 50% (fifty percent) are on the island of Java. Wardah is one of the local cosmetic brands that promotes a halal brand image in its products. This is because Wardah is the first cosmetic brand to receive halal certification from LPPOM MUI in collaboration with the Ministry of Health (Depkes) and the Department of Religion (Depag). Such a large market share owned by Wardah as a pioneer of Halal cosmetics in Indonesia makes Wardah almost control 50% of the market share. This is considering the difficulty of managing halal product certificates to LPPOM MUI, but now with the mandatory halal certification for goods and/or services, it is hoped that it will be easier to manage halal products by BPJPH. This is regulated in such a way as to realize consumer protection. Regulations can also be expanded to ensure a strong consumer protection mechanism. Through consumer protection regulations, it can target the responsibility of business actors in marketing their products.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 428, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Law Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopoly Practices and Unfair Business Competition (Law 5/1999). The activities regulated in Articles 17 to 24 do not provide a definition of which activities are included in monopolistic practices and unfair business competition. If in the prohibited agreement it is a two-party legal act, then in the prohibited activity it is a unilateral legal act. The prohibited activities are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 428, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Monopoly. In terms of monopoly, it comes from the Greek language, namely \"monos\" and \"polyen\". Monos means alone, and Polien means seller, If the two words are combined, it will mean that monopoly is \"selling alone\" which means being a sole seller. Market control over the sale or offer of goods or services. Monopoly is the", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 314, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Setiawan Negara, Samuel Dharma Putra Nainggolan, Lufsiana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3262", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "activity of controlling the production or marketing of goods and controlling the use of services by one business actor or a certain group of business actors.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 428, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Monopsoni. It is an activity of controlling the receipt of the supply of goods or services in a market by one business actor or a certain group of business actors.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 428, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Market Dominance. There are several market control activities that are prohibited, namely: (rejecting or obstructing the entry of new business actors, preventing consumers from contacting their business actors, restricting the circulation or sale of goods or services of other business actors, discriminating against other business actors, selling at a loss/slamming prices).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 428, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Plot. It is a form of cooperation carried out by business actors with other business actors with the intention of controlling the market for the benefit of conspiring business actors. It is an activity in order to win an unfair business competition in the form of a conspiracy to win a tender, a conspiracy to steal the secrets of a rival company, a conspiracy to damage the quality or image of a rival product", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 428, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Dominant position. This means that the influence of business actors is very strong, Article 1 number 4 of Law 5/1999 refers to it as a situation where business actors do not have competitors which means in the market concerned in relation to the share that is controlled by financial ability, the ability to access supply, sales and the ability to adjust the supply and demand for certain goods and/or services.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Dual Positions. Based on Article 26 of Law 5/1999, it is regulated that a person who holds a position as a director or commissioner of a company, at the same time is prohibited from concurrently being a director or commissioner of another company.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Stock Ownership. Based on Article 27 of Law 5/1999, it is stated that business actors are prohibited from owning majority shares in several similar companies, carrying out business activities in the same field at the time concerned or establishing several companies of the same kind.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 428, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Mergers, Smelting, and Extractors. It is regulated in Article 28 of Law 5/1999 that business actors who are legal entities and non-legal entities that run companies are fixed and continuous with the aim of making profits.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 70, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 428, "height": 169, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authority to issue halal certification in Indonesia has been held by the Indonesian Ulema Council (MUI) and LPPOM MUI as its technical unit. However, since the promulgation of Law 33/2014, it has been under the Halal Product Assurance Agency (BPJPH) which is an institution under the Ministry of Religion (Kemenag) of the Republic of Indonesia. In carrying out its duties, BPJPH collaborates with relevant ministries and/or institutions, the Halal Inspection Agency (LPH), the Halal Product Process Assistance Agency (LP3H), the Indonesian Ulema Council (MUI), and the Halal Product Fatwa Committee. Each of these institutions has authority in every stage of the halal product certification process. It is no longer only issued by one institution. This is certainly closely related to business competition. Indirectly, consumer products that have been labeled halal will be more enjoyed by the market. Halal certification is often", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 400, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion of Halal Product Provisions Consumption in order to meet the ethics of business competition", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 427, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3263", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "considered that a product has phenomenal innovations or findings, but this is not the case. Regarding halal certification, it is also necessary to supervise every product that already has halal certification whether it remains consistent in its application.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 314, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma Setiawan Negara, Samuel Dharma Putra Nainggolan, Lufsiana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 782, "width": 427, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Teknologi , Vol. 5, No. 7, July 2024 3264", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 88, "width": 67, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amalia, Euis. (2013). Mekanisme Pasar dan Kebijakan Penetapan Harga Adil dalam Perspektif Ekonomi Islam. Al-Iqtishad: Jurnal Ilmu Ekonomi Syariah , 5 (1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arsanti, Sahda Julia, & Mahmud, Mahmud. (2023). Penentu Niat Beli Produk Kosmetik Halal Wardah pada Konsumen Generasi Z. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis , 2 (3), 125– 137.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aziz, Muhammad. (2017). Perspektif Maqashid Al-Syariah dalam penyelenggaraan jaminan produk halal di Indonesia pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 33 tahun 2014 tentang jaminan produk halal. Al Hikmah: Jurnal Studi Keislaman , 7 (2), 78–94.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BADZLINA, NEDIA A. Y. U. (2021). Analisis Pengaruh Citra Merek (Brand Image), Harga Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Wardah Lipcream Matte . Universitas Islam Kalimantan MAB.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, Hakim Muda. (2019). Epistemologi Etika Perdagangan Internasional Dalam Konsep Alquran. AL QUDS: Jurnal Studi Alquran Dan Hadis , 3 (2), 221.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karina, Aisyah Dinda. (2019). Praktik Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak Sehat Terhadap Pelaku Usaha Di Pasar Tradisional. Jurnal Ilmiah Dunia Hukum , 3 (2), 55–67.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 428, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musataklima, Musataklima. (2021). Self-Declare Halal Products for Small and Micro Enterprises Between Ease of Doing Business and Assurance of Consumer Spiritual Rights/Self Declare Produk Halal Usaha Kecil Mikro Antara Kemudahan Berusaha dan Jaminan Hak Spiritual Konsumen. De Jure: Jurnal Hukum Dan Syar’iah , 13 (1), 32–52.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nafis, Duratun. (2019). Implementasi Etika Bisnis Islam Dalam Usaha Rumah Makan (Studi Kasus Usaha Rumah Makan Wong Solo Batoh, Kec. Lueng Bata Kota Banda Aceh) . UIN Ar-Raniry Banda Aceh.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ningrum, Ririn Tri Puspita. (2022). Problematika Kewajiban Sertifikasi Halal bagi Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Kabupaten Madiun. Istithmar , 6 (1), 43– 58.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahman, Kholilur, Nainggolan, Samuel Dharma Putra, & Sinambela, Jamalum. (2023). Pendekatan Hukum Pidana Terhadap Kartel Dalam Persaingan Usaha di Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 656, "width": 173, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Notary Law Research , 5 (1), 66–77.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, Desi Indah. (2018). Perlindungan hukum atas label halal produk pangan menurut undang-undang. Repertorium: Jurnal Ilmiah Hukum Kenotariatan , 7 (1), 1–14.", "type": "Text" } ]
105b6eb5-c6de-6125-24ef-9e46a45c90d0
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/15486/9914
[ { "left": 90, "top": 739, "width": 424, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Nargaza, J., Away, Y., & Arnia, F. (2024). Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant. Syntax Literate . (9)4. http://dx.doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i4", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 771, "width": 133, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 96, "width": 296, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398 Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 425, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UNJUK KERJA PENDETEKSIAN DHAMIR RAF’A MUNFASIL PADA CITRA AL- QUR’AN DENGAN PENGGABUNGAN ALGORITMA", "type": "Section header" }, { "left": 408, "top": 178, "width": 105, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ADABOOST DAN", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 128, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TRANFORMASI SLANT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 257, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza 1* , Yuwaldi Away 2 , Fitri Arnia 3 Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh, Indonesia 1,2,3 Email: [email protected]*", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 279, "width": 409, "height": 126, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini pendeteksian Pola karakter Dhamir Raf’a Munfasil (DRM) pada citra Al-Qur’an menggunakan metode Transformasi Slant, Adaboosting dan gabungan Slant - Adaboosting yang kemudian di ukur unjuk kerja pendeteksian DRM pada setiap metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pendeteksian pola Dhamir Raf’a Munfasil pada citra Al-Qur’an menggunakan Transformasi Slant memiliki prescision sebesar 50% dan Recall 90%. Dengan menggunakan Algoritma Adaboosting memiliki prescision sebesar 71% dan Recall 92%. dengan menggunakan gabungan Algoritma tersebut Slant-Adaboost memiliki prescision sebesa 86% dan Recall 93%. Dari hasil perbandingan antara Adaboost dan Gabungan Slant-Adaboost, Slant-Adaboost memiliki tingkat akurasi lebih baik dari pada Adaboost sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 418, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Transformasi Slant, Adaboost, Dhamir Raf’a Munfasil, Pengenalan Pola karakter", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 38, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 444, "width": 406, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this study, the detection of Dhamir Raf'a Munfasil (DRM) character patterns in the Al- Qur'an image used the Slant Transformation, Adaboosting and Slant - Adaboosting combination methods which then measured the DRM detection performance of each method. The results showed that the detection system of the Dhamir Raf'a Munfasil pattern on the Al- Qur'an image using the Slant Transformation had a prescision of 50% and a recall of 90%. By using the Adaboosting Algorithm it has a prescision of 71% and a Recall of 92%. when using the combined Slant-Adaboost Algorithm it has a prescision of 86% and a recall of 93%. From the comparison between Adaboost and the Combined Slant-adaboost, Slant- Adaboost has a better accuracy rate than Adaboost.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 427, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Slant Transformation, Adaboost, Dhamir Raf'a Munfasil, Character Pattern Recognition", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 65, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 430, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengolahan citra adalah suatu ilmu Informatika yang mempelajari mengenai banyak pemprosesan citra dengan cabang ilmu Informatika lainnya seperti Artificial Intelligence maupun machine learning (Fadlisyah, 2016; Maryana & Fauzi, 2023). Pengenalan pola salah satu ilmu pengolahan Citra yang digunakan untuk mengklasifikasikan sesuatu berdasarkan pengukuran kuantitatif fitur (ciri) maupun sifat utama pada suatu objek yang dikemukakan oleh Gonzalez dan Woods (2009). Pada saat ini perkembangan penelitian mengenai pengenalan pola mengalami perkembangan yang sangat signifikan, baik pada naskah kuno, manuskrip dan Bahasa Arab pada Al-qur’an (Jamalie, 2022; Wahab, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2604", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 431, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini penulis termotivasi pada Bahasa Arab yang menjadi satu satunya bahasa yang digunakan dalam kitab Al-Qur’an yang merupakan kitab suci umat Islam seperti yang ditunjukan oleh Arshad (2010). Dalam Al-Qur’an terdapat Ribuan karakter Bahasa Arab yang dapat dieksploitasi dan dipahami secara mendalam dengan bantuan Ilmu tajwid, Nahwu dan Saraf (Agustono, 2018). Bahasa Arab pada tingkat kelanjutannya dipelajari sampai tingkat tasrif (ilmu Nahwu) Pola Karakter tasrif tersebut meliputi fiil (kata kerja) isim (kata benda) dan harf (kata tugas) (Amrullah, 2021; Syarif, 2016). Dalam ilmu Nahwu Dhamir Rafa Munfasil (DRM) adalah awal dari Ilmu Nahwu yang pada penelitian ini setiap karakter DRM disebut sebagai pola yang menjadi konsentrasi pengenalan pola pada penelitian ini (Rizal, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 428, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perumusan masalah yang ada pada penelitian ini meliputi perlunya pendeteksian pola karakter DRM pada citra Al-Qur’an digital untuk mengetahui mana saja pola-pola DRM yang ada dalam citra Al-Qur’an Digital (Azizah, 2013). Untuk mendapatkan hasil unjuk kerja pendeteksian perlu menerapkan Algoritma Adaboost dan Algoritma Transformasi Slant (Rasheed, 2011), Pada tahap selanjutnya diperlukan juga hasil yang lebih baik dengan penggabungan kedua Algoritma Transformasi Slant-Adaboost dalam proses pendeteksian DRM.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 428, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transformasi Slant adalah metode yang dapat dipakai untuk menyelesaikan berbagai permasalahan pada citra dan pengenalan pola (Fukushima et al., 1983; Siahaan & Sianipar, 2018). Pola yang dimaksud dalam penelitian ini dapat berupa sebuah simbol, karakter, atau bentuk ciri- ciri lain yang dapat dipakai untuk dijadikan kode pengenalan dan pengujian seperti sidik jari, deteksi retina, deteksi wajah, deteksi pola karakter.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 428, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mendukung ekstraksi fitur dalam pendeteksian maka sebuah sistem memerlukan sebuah komputasi, metode atau Algoritma pada desain yang akan dibangun, sebuah Algoritma harus memiliki kateria hemat kosumsi memori dan efesiensi dalam komputasi yang berpengaruh pada kinerja Algoritma dan pengenalan nantinya. Pada sistem pendeteksian pola DRM parameter yang digunakan adalah true detection dan false detection. Komputasi yang dikembangkan adalah sistem komputasi pendeteksian pola karakter yang bekerja dengan sistem pelatihan dan pengujian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 428, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan rancangan Algoritma baru yang dapat mendeteksi 14 pola DRM, Serta melakukan perbandingan Adaboosting dengan Slant-Adabost untuk mendeteksi 14 pola DRM. penelitian ini juga bertujuan untuk melihat keakuratan pendeteksian Transformasi Slant , Adaboosting , dan penggabungan Transformasi Slant-Adaboost.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 88, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 84, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan ini tata cara penelitian dilakukan dengan melakukan studi literatur, studi pustaka dan konsultasi dengan pembimbing mengenai metode yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 128, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan Sample data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian ini Data latih dan data yang diuji bersumber dari Al-Qur’an digital zaman Khalifah Usmani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 82, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel pelatihan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2605", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 428, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Contoh sampel citra Al-Qur’an yang digunakan sebagai pelatihan. Untuk melakukan pelatihan sampel yang digunakan berupa citra Al-Qur’an digital dari baris 1 sampai dengan baris 15 setiap lembarnya dengan total 150 baris ayat yang diuji. Berikut ontoh sampel seperti pada Gambar 1 Sampel citra Al-Qur’an", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 428, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelatihan dilakukan menggunakan Algoritma Transformasi Slant dan Algoritma Algoritma Adabossting serta Algoritma Slant-Adabooting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampel yang diambil nantinya akan diimput kedalam sistem yang telah dibangun dan dilakukan tahapan proses grayscale, resize serta konvolusi sebelum digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 76, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Coba Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 475, "width": 428, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian merupakan tahap akhir dari desain sistem yang telah dibangun setelah sistem selesai, setelah tahapan pelatihan DRM dilakukan selanjutnya dilakukan proses pengujian untuk mengetahui parameter dari setiap Algoritma yang dibangun. Pengukuran unjuk kerja sistem pendeteksian pola pada umumnya menggunakan dua parameter yaitu true detection dan false detection yang akan diterapkan pada pola karakter DRM nantinya. Parameter yang sering digunakan adalah Presision dan recall dengan rumus perhitungan parameter sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 564, "width": 120, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Uji Coba Sistem", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 577, "width": 348, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai prediksi Nilai sebenarnya True False True TP FP False FN TN Presision = !\" !\"#$\" = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 3.2 𝑅𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 = !\"", "type": "Table" }, { "left": 317, "top": 663, "width": 195, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "!\"#$/ = ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 3.3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 428, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di mana TP (True Positif) iyalah hasil koreksi yang benar positif, FP (False Positif) iyalah hasil positif palsu yang tidak diharapkan dan FN (False Negative) iyalah negative palsu yang hilang, TN (true Negative) iyalah benar negative tidak adanya hasil benar. pada prameter True detection merupakan presentase jumlah pola DRM yang berhasil dideteksi dari seluruh jumlah DRM yang diuji, sedangkan false detection adalah presentase jumlah Ayat bukan pola DRM yang gagal dideteksi oleh sistem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2606", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 110, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 428, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil yang akan dibahas meliputi pendeteksian 14 sample DRM. Hasil merupakan citra Al- Qur’an digital untuk mendeteksi pola DRM yang telah dibloking berdasarkan 14 sensitivitas citra DRM, untuk melihat unjuk kerja pendeteksian Algoritma tersebut dan mendapatkan hasil gabungan Algoritma baru Slant-Adabooting dalam keakurasiannya maka digunakan dua parameter True detection dan false detection. untuk melakukan perbandingan antara Adaboost dengan Slant-Adaboost diukur menggunakan Presicion dan Recall .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 152, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pola DRM yang dilatih dan diuji", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 428, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pola pola Dhamir Rafa Munfasil (DRM) terdiri atas 14 huruf Dhamir, dari 14 DRM tersebut hanya 12 Sampel pelatihan pola DRM yang digunakan dalam penelitian ini yang mewakili pola karakter yang berbeda. Gambar 4.2 melampirkan 14 sampel pola huruf DRM yang digunakan sebagai pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 273, "width": 330, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ھ ﻮ , ھ ﻤ ﺎ , ھ ﻢ , ھ ﻲ , ھ ﻤ ﺎ , ھ ﻦّ , أﻧ ﺖ , أﻧ ﺘ ﻤ ﺎ , أﻧ ﺘ ﻢ , أﻧ ﺖ ِ , أﻧ ﺘ ﻤ ﺎ , أﻧ ﺘ ﻦﱠ , أﻧ ﺎ , ﻧ ﺤ ﻦ Gambar 4.1 Sampel Pelatihan pola DRM yang digunakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 428, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada setiap pola DRM yang dideteksi masing masing memiliki karakter dan ciri yang berbeda dari 14 DRM yang didipelajari dalam ilmu Nahwu hanya 12 DRM yang dikenal dalam bahasa Arab yaitu ھُ ﻮَ (hua), ھُ ﻤَﺎ (huma), ھُ ﻢْ (hum), ھِ", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 336, "width": 154, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﻲَ (hiya), ھُ ﻦﱠ (hunna), ﺖ َ أَﻧْ(Anta), أَﻧْ", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ﺘُ ﻢْ (antuma), أَﻧْ ﺖ ِ (anti), أَﻧْ ﺘُ ﻤَﺎ (antuma, أَﻧْ ﺘُ ﻦﱠ (antunna), أَﻧَ ﺎ (ana), ﻧَ ﺤْ ﻦُ (nahnu), sedangkan أﻧْ ﺘُ ﻤَﺎ dan ھُ ﻤَﺎ kedua pola tersebut memiliki maksud dan arti yang sama. Sehingga untuk pengenalan polanya hanya 12 DRM yang dapat dideteksi dan dikenal berdasarkan kaidah bahasa Arab yang ada dalam Alqur’an.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 64, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil deteksi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 428, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil deteksi adalah 14 dhamir rafa munfasil pada citra Al-quran, 14 dhamir tersebut meliputi , ھ ﻮ (menyatakan dia serorang laki), ھ ﻤ ﺎ (menyatakan dua orang laki-laki), ھ ﻢ (menyatakan dia laki- laki lebih dari tiga), ھ ﻲ (menyatakan dia seorang perempuan), ھ ﻤ ﺎ (menyatakan dia dua orang perempuan), ھ ﻦّ menyatakan mereka perempuan lebih dari tiga), أﻧ ﺖ (kamu seorang lai laki), أﻧ ﺘ ﻤ ﺎ (kamu dua orang laki-laki), أﻧ ﺘ ﻢ (kamu tiga laki-laki lebih), أﻧ ﺖ ِ (kamu seorang perempuan), أﻧ ﺘ ﻢ ا (menyatakan kamu dua orang perempuan), أ ﻧﺘ ﻦﱠ (menyatakan kalian perempuan lebih dari tiga orang), أﻧ ﺎ (menyatakan saya sendiri), ﻧ ﺤ ﻦ (menyatakan kami) . hasil deteksi yang berhasil akan terbloking pola karakter DRM dengan warna berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 158, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rancangan Algoritma Gabungan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 428, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil gabungan Transformasi Slant dan Adabooting Mendapatkan Algoritma baru untuk mendeteksi 14 pola karakter DRM berdasarkan 14 warna berbeda. Dengan menggabungkan metode Adaboot dengan Transformasi Slant maka hasil akhirnya Algoritma baru akan mengelurkan hasil yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 178, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat akurasi Algoritma Gabungan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 420, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahapan ini Algoritma baru akan diuji keakurasiannya dalam mendeteksi 14 pola karakter DRM berdasrkan warna berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 342, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melakukan perbandingan metode Adabost dan Gabungan Slant-Adaboost.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 428, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mengetahui hasil Algoritma terbaik antara Adaboot dan gabungan Algoritma Slant- Adaboost tersebut maka perlu dilakukan perbandingan menggunakan Precision dan recall untuk melihat keakuratan kedua Algoritma tersebut, seperti dalam table 1 Perbandingan hasil deteksi dengan precision dan Recall.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2607", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 157, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Unjuk Kerja pendeteksian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 428, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil unjuk kerja sistem pendeteksian ini dilakukan dari proses Pelatihan hingga proses pengujian sampel. Proses Pelatihan dilakukan untuk menetapkan nilai kedekatan ciri sebagai acuan supaya dapat mengidentifikasi suatu pola karakter DRM. Sedangkan pengujian dilakukan untuk membandingkan bobot ciri pola yang dijadikan acuan dengan kedekatan ciri pola yang diinputkan sebelumnya, apakah kedekatan tersebut dapat dikenali sebagai suatu ciri atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 226, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji coba menggunakan Transformasi Slant", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 197, "width": 428, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji coba yang pertama menggunakan metode Transformasi Slant dimana pada proses ini juga dilakukan bloking pola hasil deteksi, Berikut hasil uji coba menggunakan Transformasi Slant.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 394, "width": 204, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Sampel hasil bloking pola Slant", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 420, "width": 423, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 2 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 11 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 8 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 631, "width": 204, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Sampel hasil bloking pola Slant", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 3 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 6 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 3 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2608", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 250, "width": 204, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Sampel hasil bloking pola Slant", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 4 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 8 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 5 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 428, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Sampel hasil bloking pola Slant Pada gambar 5 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 7 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 2 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 5 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Sampel hasil bloking pola Slant Pada gambar 6 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 6 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 2 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2609", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 243, "width": 204, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Sampel hasil bloking pola Slant", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 428, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 7 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 7 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 3 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Sampel hasil bloking pola Slant Pada gambar 8 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 4 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 1 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 3 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 428, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Sampel hasil bloking pola Slant Pada gambar 9 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 8 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 5 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 3 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2610", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 239, "width": 210, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Sampel hasil bloking pola Slant", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 428, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 10 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 7 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 4 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Sampel hasil bloking pola Slant Pada gambar 11 Sampel hasil bloking pola Slant menunjukkan ada 8 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Transformasi Slant. Ada 6 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 2 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 394, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil diatas banyaknya pola yang dibloking secara acak dalam arti kata hasil deteksi berhasil dilakukan namun masih kurang akurat dalam pendeteksian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 204, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Deteksi Algoritma Transformasi Slant", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 428, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Transformasi Slant akan diuji 150 baris ayat yang menjadi acuan penelitian ini. Berikut table 2 hasil kerja sistem Transformasi Slant.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 581, "width": 236, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil deteksi Metode Transformasi Slant", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 594, "width": 451, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Nama ayat Jumlah sebenarnya Jumlah Deteksi False DRM True DRM Persentase benar No gambar 1 halaman 1 Baris ayat 1-15 5 11 8 3 73 4.2 2 halaman 2 Baris ayat 1-15 4 6 3 3 50 4.3 3 halaman 3 Baris ayat 1-15 4 8 5 3 63 4.4 4 halaman 4 Baris ayat 1-15 2 7 5 2 71 4.5 5 halaman 5 Baris ayat 1-15 5 6 2 4 33 4.6 6 halaman 6 Baris ayat 1-15 4 7 3 4 43 4.7 7 halaman 7Baris ayat 1-15 1 4 3 1 75 4.8 8 halaman 8 Baris ayat 1-15 7 8 3 5 38 4.9 9 halaman 9 Baris ayat 1-15 3 11 4 7 36 4.1 10 halaman 10 Baris ayat 1-15 7 8 2 6 25 4.11 total 150 baris 42 76 38 38 50", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2611", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 428, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari table diatas dapat dijelaskan bahwasanya dari 150 baris ayat yang diuji ada 76 ayat dikenal sebagai Dhamir Rafa Munfasil dengan False detection 50% atau 38 ayat bukan DRM dan 38 ayat benar DRM dengan True detection 50% keberhasilan menggunakan Transformasi Slant. Sedangkan hasil pengukuran menggunakan precision dan recall dapat dilihat berdasarkan table 4.2 Tabel precision dan recall Salnt berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 328, "height": 102, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. tabel precision dan recall Slant Nilai sebenarnya Nilai pendeteksian True false True 38 38 false 4 70 Precision = 89:;<= >?@ A<BC DEDFGFHIE DFBC<B JFB<K L9:;<= >?@ A<BC GFKDFGFHIE (GK9F D<B N<;IF) = hasil Precision = PQ PQ#PQ = PQ RS = 0.50 = 50%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 428, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah DRM yang dideteksi dengan benar ada 38 DRM dibagi jumlah DRM yang dipisahkan baik 38 DRM benar dan 38 DRM yang salah dipisahkan berjumlah 76 DRM. Kemudian hasil 38 DRM yang dideteksi dengan benar dibagi dengan total 76 DRM yang terdeteksi menghasilkan nilai 0,50 dengan presentase 50%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 240, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑅𝑒𝑐𝑎𝑙𝑙 = 89:;<= >?@ A<BC DEDFGFHIE DFBC<B JFB<K L9:;<= >?@ A<BC IFJFB<KBA< = hasil Recall = PQ PQ#T = PQ TU = 0.90 = 90%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 428, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah DRM yang dideteksi dengan benar ada 38 DRM dibagi jumlah DRM yang sebenarnya ada 38 DRM ditambah yang tidak terdeteksi 4 DRM dengan total 42 DRM yang sebenarnya. Kemudian hasil 38 DRM yang dideteksi dengan benar dibagi dengan total 42 DRM yang sebenarnya menghasilkan nilai 0,90 dengan presentase 90%. Sedangkan hasil yang dikeluarkan oleh Adabooting berbeda seperti pada table 4.3 hasil kerja Adabooting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 185, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil deteksi menggunakan Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 427, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji coba selanjutnya menggunakan metode Transformasi Slant dimana pada proses ini juga dilakukan bloking pola hasil deteksi, Berikut hasil uji coba menggunakan metode Adaboot pada Sampel hasil bloking pola Adaboot.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 428, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Sampel hasil bloking pola Adaboot Pada gambar 12 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 10 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 7 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2612", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 246, "width": 226, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. Sampel hasil bloking pola Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 428, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 13 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 5 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Sampel hasil bloking pola Adaboot Pada gambar 14 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 4 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Sampel hasil bloking pola Adaboot Pada gambar 15 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 3 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 2 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2613", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 252, "width": 226, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Sampel hasil bloking pola Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 428, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 16 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 5 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 5 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 475, "width": 226, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 17. Sampel hasil bloking pola Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 17 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 5 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 2 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 428, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Sampel hasil bloking pola Adaboot Pada gambar 18 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 1 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 1 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2614", "type": "Page footer" }, { "left": 186, "top": 255, "width": 226, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 19. Sampel hasil bloking pola Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 428, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 19 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 10 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 7 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 3 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 469, "width": 226, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 20. Sampel hasil bloking pola Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 20 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 4 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 428, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 21. Sampel hasil bloking pola Adaboot Pada gambar 21 Sampel hasil bloking pola Adaboot menunjukkan ada 8 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 7 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 413, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil yang didapat hampir sama dari yang sebelumnya namun hasil deteksi oleh Adabooting lebih akurat dari hasil yang didapat oleh Transformasi Slant.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2615", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 179, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Hasil deteksi Algoritma Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 121, "width": 428, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Algoritma Adaboot akan diuji 150 baris ayat yang menjadi Perbandingan pada penelitian berikutnya sama dengan Ayat yang diuji oleh Transformasi Slant. Berikut tabel 3 hasil kerja sistem Adaboot.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 159, "width": 484, "height": 186, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil deteksi Metode Adabooting No Nama ayat Jumlah sebenarnya Jumlah pola Pengujian DRM False DRM True Persentase no gambar 1 Halaman 1 Baris ayat 1-15 5 10 7 3 30% 4.12 2 halaman 2 Baris ayat 1-15 4 5 1 4 80% 4.13 3 halaman 3 Baris ayat 1-15 4 4 0 4 100% 4.14 4 halaman 4 Baris ayat 1-15 2 3 1 2 67% 4.15 5 halaman 5 Baris ayat 1-15 5 5 0 5 100% 4.16 6 halaman 6 Baris ayat 1-15 4 5 2 3 60% 4.17 7 halaman 7 Baris ayat 1-15 1 1 0 1 100% 4.18 8 halaman 8 Baris ayat 1-15 7 10 3 7 70% 4.19 9 halaman 9 Baris ayat 1-15 3 4 1 3 75% 4.20 10 halaman 10 Baris ayat 1-15 7 8 1 7 88% 4.21 Total Rata rata 42 55 16 39 71% 150 baris", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 75, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari table diatas dapat dijelaskan bahwasanya dari 150 baris ayat yang diuji ada 55 ayat dikenal sebagai Dhamir rafa munfasil dengan False detection 29% atau 16 ayat bukan DRM dan 39 ayat benar DRM dengan True detection 71% keberhasilan. Algoritma Adaboots menunjukan hasil keakuratan lebih baik dari Transformasi Slant. Sedangkan hasil pengukuran menggunakan precision dan recall dapat dilihat berdasarkan table 4 Tabel precision dan recall Adaboost berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 351, "height": 120, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. table precision dan recall Adaboost Nilai adaboost sebenarnya Nilai pendeteksian True false True 39 16 false 3 92 𝑃𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 = 89:;<= >?@ A<BC DEZEI<=H<B DFBC<B JFB<K L9:;<= >?@ A<BC DEZEI<=H<B = hasil Precision = P[ P[#\\S = P[ ]] = 0.71 = 71%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 278, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recall = jumlah DRM yang dipisahkan dengan benar = hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 216, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah DRM yang sebernya Recall = P[ P[#P = P[ TU = 0.92 = 92%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan hasil yang dikeluarkan oleh kombinasi Slant-Adabooting berbeda seperti pada table 4.5 hasil kerja Slant Adabooting.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 263, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil deteksi menggunakan Gabungan Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 428, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji coba terakhir yaitu menggunakan gabungan kedua Algoritma Transformasi Slant dan Adabooting pada proses ini juga dilakukan bloking pola hasil deteksi, Berikut hasil uji coba kombinasi Slant-Adabooting pada Gambar 22 Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2616", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 245, "width": 268, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 22. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 22 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 7 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 3 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 443, "width": 268, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 23. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 428, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 23 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 5 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 428, "height": 50, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 24. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting Pada gambar 24 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 5 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2617", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 250, "width": 268, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 25. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 25 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 2 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 2 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 465, "width": 268, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 26. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 428, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 26 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 5 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 1 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 428, "height": 50, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 27. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting Pada gambar 27 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 4 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 4 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2618", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 252, "width": 268, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 28. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 428, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 28 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 1 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 1 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 473, "width": 268, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 29. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 428, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 29 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 7 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 7 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 682, "width": 268, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 30. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 428, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 30 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 3 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 3 pola yang berhasil dikenal degan benar dan 0 pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2619", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 251, "width": 268, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 31. Sampel hasil bloking pola Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 428, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada gambar 31 Sampel hasil bloking pola Slant-Adaboot menunjukkan ada 6 pola dhamir Rafa munfasil yang dideteksi oleh Adabooting. Ada 6 pola yang berhasil dikenal degan benar dan tidak ada pola yang salah dalam pengenalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 428, "height": 62, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada sampel gambar ditas terlihat bahwasanya metode kombinasi Slant-Adabooting lebih mirip dengan Transformasi Slant dan Adabooting hal itu disebabkan karena Algoritma kombinasi Slant- Adabooting adalah Algoritma supervisi dimana akan memilih hasil deteksi terbaik untuk ditampilkan. Jadi untuk Algoritma kombinasi ini tidak akan menghasilkan hasil yang lebih buruk dan akan dipilih hasil yang terbaik deteksinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 279, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel Hasil deteksi Gabungan Transformasi Slant - Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Algoritma gabungan ini akan diuji 150 baris ayat yang menjadi Perbandingan pada penelitian yang sama dengan Ayat yang diuji oleh Transformasi Slant maupun Adaboot. Berikut table 4.5 hasil kerja sistem Transformasi Slant - Adaboot.", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 441, "width": 277, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil deteksi Metode gabungan Slant-Adabooting", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 454, "width": 463, "height": 154, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Nama ayat Jumlah sebenarnya Jumlah pola Pengujian DRM False DRM True Persentase benar No gambar 1 halaman 1 Baris ayat 1-15 5 7 3 4 57 4.22 2 halaman 2 Baris ayat 1-15 4 5 1 4 80 4..23 3 halaman 3 Baris ayat 1-15 4 5 1 4 80 4..24 4 halaman 4 Baris ayat 1-15 2 2 0 2 100 4..25 5 halaman 5 Baris ayat 1-15 5 5 1 4 80 4..26 6 halaman 6 Baris ayat 1-15 4 4 0 4 100 4..27 7 halaman 7Baris ayat 1-15 1 1 0 1 100 4..28 8 halaman 8 Baris ayat 1-15 7 7 0 7 100 4..29 9 halaman 9 Baris ayat 1-15 3 3 0 3 100 4..30 10 halaman 10 Baris ayat 1-15 7 6 0 6 100 4..31 total Rata-rata 42 45 6 39 86", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 428, "height": 75, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari table diatas dapat dijelaskan bahwasanya dari 150 baris ayat yang diuji ada 45 ayat dikenal sebagai Dhamir rafa munfasil dengan False detection 14% atau 6 ayat bukan DRM dan True detection 86% dengan 39 ayat benar DRM, keberhasilan menggunakan kombinasi Slant- Adabooting dari uji coba diatas menunjukan hasil keakuratan lebih baik dari Transformasi Slant dan Adaboot. hasil pengukuran menggunakan precision dan recall dapat dilihat berdasarkan table 6 Tabel precision dan recall Slant-Adaboost berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 698, "width": 237, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. table precision dan recall Slant-Adaboost", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 711, "width": 340, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai adaboost sebenarnya Nilai pendeteksian True false True 39 6", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2620", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 293, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "false 3 102 𝑃𝑟𝑒𝑐𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛 = 89:;<= >?@ A<BC DEZEI<=H<B DFBC<B JFB<K L9:;<= >?@ A<BC DEZEI<=H<B = hasil Precision = P[ P[#S = P[ T] = 0.86 = 86%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 280, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recall = jumlah DRM yang dipisahkan dengan benar = hasil", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 174, "width": 216, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah DRM yang sebenarnya Recall = P[ P[#P = P[ TU = 0.93 = 93%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 351, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grafik perbandingan hasil deteksi Adaboot dan gabungan Slant-Adaboot", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 428, "height": 75, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil analisa kerja Adaboost pada table 3. Hasil deteksi Metode Adabooting menunjukan presentase keberhasilan mencapai 71% dan hasil kerja Algoritma gabungan 4.5 Hasil deteksi Metode gabungan Slant-Adabooting menunjukan presentase mencapai 86% hasil yang terbaik dari kombinasi Algoritma slant-Adabooting, Untuk perbandingan hasil deteksi Algoritma Adaboot, dan gabungan Slant-Adaboot dapat dilihat pada table 7 perbandingan hasil deteksi dengan precision dan Recall sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 331, "width": 381, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Perbandingan hasil deteksi dengan precision dan Recall sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 345, "width": 396, "height": 183, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO CITRA ADABOOST SLANT-ADABOOST PRESISION RECALL PRESISION RECALL 1 CITRA1 Ayat 1 sd 15 30% 60% 57% 80% 2 CITRA2 Ayat 1 sd 15 80% 100% 80% 100% 3 CITRA3 Ayat 1 sd 15 100% 100% 80% 100% 4 CITRA4 Ayat 1 sd 15 67% 100% 100% 100% 5 CITRA5 Ayat 1 sd 15 100% 100% 80% 80% 6 CITRA6 Ayat 1 sd 15 60% 75% 100% 100% 7 CITRA7 Ayat 1 sd 15 100% 100% 100% 100% 8 CITRA8 Ayat 1 sd 15 70% 100% 100% 100% 9 CITRA9 Ayat 1 sd 15 75% 100% 100% 100% 10 CITRA10 Ayat 1 sd 15 88% 100% 100% 86% Rata-rata 71% 92% 86% 93%", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 711, "width": 332, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 32. Grafik Unjuk kerja pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada citra Al-Qur’an Menggunakan Precision dan Recall", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 541, "width": 68, "height": 151, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% CI TR A1 A ya t 1 s d 15 CI TR", "type": "Picture" }, { "left": 180, "top": 625, "width": 178, "height": 71, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A2 A ya t 1 s d 15 CI TR A3 A ya t 1 s d 15 CI TR A4 A ya t 1 s d 15 CI TR A5 A ya t 1 s d 15 CI TR A6 A ya t 1 s d 15 CI TR A7 A ya t 1 s d 15 CI TR A8 A ya t 1 s d 15 CI TR A9 A ya t 1 s d 15 CI TR", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 585, "width": 299, "height": 124, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A1 0 Ay at 1 s d 15 Ra ta -r at a 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ADABOOST PRECISION ADABOOST RECALL", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 36, "width": 423, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada Citra Al-Qur’an dengan Penggabungan Algoritma Adaboost dan Tranformasi Slant", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 30, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2621", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 204, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 428, "height": 63, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perbandingan pada grafik Gambar 32 Grafik Unjuk kerja pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil pada citra Al-Qur’an Menggunakan Precision dan Recall menunjukan Algoritma Gabungan Memiliki precision 92% lebih baik dari pada adaboost yang memiliki precision 71% sedangkan dengan pengukuran Recall hasil menunjukan hamper sama dengan Algoritma Gabungan sebesar 93% dan Adaboost 92%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 60, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 430, "height": 201, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah untuk mendeteksi pola tidak hanya satu metode saja yang dibutuhkan namun dibutuhkan beberapa metode pendukung untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Hasil Unjuk Kerja Pendeteksian Dhamir Raf’a Munfasil (DRM) Pada Citra Al-Qur’an Dengan Penggabungan Algoritma Adaboost Dan Tranformasi Slant menunjukan setiap metode memiliki perbedaan dalam pendeteksian. dalam hal ini unjuk kerja dengan metode Transformasi Slant memiliki true deteksion sebesar 50% dan false deteksion sebesar 50% dari 150 Baris DRM yang dideteksi, Transformasi slant sendiri hanya mampu mendeteksi 38 Dhamir Rafa munfasil (DRM) secara benar dari 42 DRM yang sebenarnya dan kesalahan deteksi sebanyak 38 DRM. Dengan Presicion sebesar 50% dan Recall 90%. Sedangkan menggunakan Adaboost memiliki true deteksion sebesar 71% dan false deteksion sebesar 29% dari 150 Baris DRM yang dideteksi, Adaboost sendiri hanya mampu mendeteksi 39 DRM dari 42 DRM yang sebenarnya dengan kesalah deteksi sebesar 16 pola. Adaboost memiliki Presision sebesar 71% dan Recall 92%. Hasil yang lebih baik ditunjukan oleh gabungan Slant-Adaboost yang memiliki true deteksion sebesar 86% dan false deteksion sebesar 14% dari 150 Baris DRM yang dideteksi, Slant- adaboost sendiri berhasil mendeteksi 39 DRM yang dideteksi dengan benar dan hanya 6 pola yang salah dideteksi, dengan Presision sebesar 86% dan Recall 93%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 428, "height": 75, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil perbandingan Unjuk kerja antara Adaboost dengan Slant-Adaboost menunjukan perbedaan dimana rata-rata Presision yang didapat adaboost hanya 71% dan Recall 92%. sedangkan hasil yang lebih baik didapat oleh Slant-Adaboost dengan Presision sebesar 86% dan Recall 93%. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan hasil penggabungan Algoritma Transformasi Slant-Adaboost mendapatkan akurasi lebih baik dalam pendeteksian dan keakuratan.", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 488, "width": 77, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 428, "height": 114, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustono, I. (2018). Karakteristik Kesarjanaan Barat Kontemporer Dalam Studi Al Qur’an. Disertasi-UIN Sunan Ampel Surabaya . Amrullah, A. F. (2021). Manajemen Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab . Prenada Media. Arsyad, A., & Majid, N. (2010). Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya: beberapa pokok pikiran . Pustaka Pelajar. Azizah, U. N. (2013). Perbandingan Detektor Tepi Prewitt dan Detektor Tepi Laplacian berdasarkan Kompleksitas Waktu dan Citra Hasil . Universitas Pendidikan Indonesia. Fadlisyah, F. (2016). Model Sistem Informasi Untuk Pengolahan Citra . Program Studi Informatika Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 428, "height": 63, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fukushima, K., Miyake, S., & Ito, T. (1983). Neocognitron: A neural network model for a mechanism of visual pattern recognition. IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics , 5 , 826–834. Gonzalez, R. C. (2009). Digital image processing . Pearson education india. Jamalie, Z. (2022). Manuskrip Keagamaan Dan Kajian Islam Lokal (Tinjauan Sejarah).", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 690, "width": 183, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kalimantan Selatan: Antasari Publisher .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 428, "height": 50, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maryana, M., & Fauzi, A. (2023). Sistem Pengenalan Ayat Al-Qur’an Surah Al-Muthaffifin Ayat 1–5 Melalui Suara Menggunakan Ada-Boost. Jurnal Teknologi Terapan and Sains 4.0 , 4 (2), 34–43. Putra, D. (2010). Pengolahan citra digital . Penerbit Andi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 215, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 783, "width": 187, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate, Vol. 9, No. 4, April 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 783, "width": 28, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2622", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 428, "height": 37, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rasheed, N. A. (2011). Neural Network Based Segmentation Algorithm For Arabic Characters Recognition”. Journal of Babylon University/Pure and Applied Sciences , 19 (3), 823–828. Rizal, F. (2011). Pemograman Computer Vision Menggunakan Delphi+ Vision Lab VCL 4.0. 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 428, "height": 37, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: Graha Ilmu . Siahaan, V., & Sianipar, R. H. (2018). Metode-Metode Pengolahan Citra Digital: Disertai Banyak Kode MATLAB (Vol. 1). Sparta Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 428, "height": 37, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syarif, M. S. (2016). Penerapan algoritma backpropagation untuk menentukan level bonus dan score bonus pada game edukasi nahwu menggunakan kartu berbasis android . Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 364, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahab, A. K. A. (2019). Pendekatan Filologi Dalam Studi Islam. Academia. Edu .", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 237, "width": 250, "height": 27, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright holder: Juanda Nargaza, Yuwaldi Away, Fitri Arnia (2024)", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 279, "width": 196, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 320, "width": 151, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
dc0c0783-9453-6d70-2966-700ad156eb52
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/download/33604/19473
[ { "left": 59, "top": 45, "width": 268, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp.82 –93 ISSN 2310-6051 (Print), ISSN 2548-4907 (online) Journal homepage https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 110, "width": 394, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGUATAN KARAKTER REMAJA MENGGUNAKAN MEDIA WAYANG CAKRIK BATIK", "type": "Section header" }, { "left": 98, "top": 165, "width": 402, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Bayu Widagdo 1 , Yanuar Luqman 2 1 [email protected] , 2 [email protected] Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 254, "width": 47, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 273, "width": 129, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Communication Media, Strengthen- ing Youth Character, Wayang cakrik batik", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 253, "width": 33, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 271, "width": 312, "height": 183, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The popularity of puppets and batik in the eyes of teenagers, especially Javanese people, is already inferior to fictional Hollywood superhero figures such as Hulk, Superman, Batman, Ironman, Spiderman, and other Avenger. On the other hand, we actually have a wealth of traditional art forms that are very rich in philosophical values and unmatched artistic techniques. However, nowadays, youth's pride in the nation's art works seems fragile and easily outdated, being replaced by an external art culture that is full of modernity and relatively superficial in value. The redesign of the wayang cakrik batik from the wayang kulit reference object is an effort to strengthen the national identity of the youth, while at the same time offering a solu- tion so that the youth will love and be proud of the art of their ancestral heritage. This survey research with a quantitative descriptive approach seeks to evaluate and capture the responses of adolescents as the main target audience regarding the rede- sign of this batik cakrik puppet so that it fosters the enthusiasm of the teenagers. As a result, the teenagers received well the works of wayang cakrik batik from various aspects that were important to observe, namely mainly with the visual communication design approach. A process that is no less important after this research is the devel- opment and refinement of the redesign of the batik cakrik wayang by considering the audience's response.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 469, "width": 271, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2021 Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi. All rights reserved.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 792, "width": 90, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 59, "top": 802, "width": 360, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Gedung Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kampus UNDIP Tembalang Email: 1 [email protected] , 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 493, "width": 93, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 530, "width": 226, "height": 234, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejatinya pengelolaan kebudayaan populer tidak bisa dilepaskan dari pengelolaan aspek kebudayaan klasik (Nugroho, 2005), pertemuan keduanya menghasilkan kesenian kontemporer bernafaskan jaman pada masanya. Wayang yang meru- pakan kesenian klasik menyublim dalam bentuk- bentuk barunya dikreasi oleh para seniman dengan meresponnya sesuai nafas jaman asalkan masih ber- pegang pada akar otentiknya. Wayang kulit pada awal- nya secara eksklusif menjadi milik keraton namun seir- ing perkembangannya wayang menjadi lebih populer karena juga menjadi milik masyarakat bahkan menjadi tontonan primadona. Menyadari posisi dan perannya yang strategis tersebut maka wayang menjadi media komunikasi kepada masyarakat untuk mentransformasi", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 493, "width": 225, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai-nilai maupun karakter masyarakat (Nugroho & Herlina, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 525, "width": 226, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum wayang dikenal sebagai sebuah wiracarita yang secara esensial mengisahkan kepahla- wanan para tokoh yang berwatak baik berhasil menumpas tokoh yang berwatak jahat. Wayang terbuk- ti telah melewati berbagai perkembangan dan dengan demikian memperkaya khasanah sejarahnya sendiri, turun-temurun dari generasi ke generasi. Proses sejarah perkembangan wayang yang demikian panjang hingga sekarang masih banyak orang yang menggemarinya menunjukkan betapa tinggi nilai dan berartinya wayang bagi kehidupan masyarakat serta senantiasa relevan dan kontekstual jika disandingkan dengan fenomena- fenomena kehidupan sekarang (Nurgiyantoro, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 732, "width": 225, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang dan Batik telah mendapatkan pengakuan sebagai warisan budaya dunia asal Indone- sia oleh Organisasi Pendidikan, Sains, dan Kebudayaan", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 59, "width": 227, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PBB (UNESCO) 4 November 2008, dan Batik mendapatkan sertifikat pengakuannya per 30 Septem- ber 2009. Hal tersebut dicapai karena ketiganya diang- gap memiliki nilai filosofi budaya tinggi. Wayang mengandung cerita kebajikan dan kebenaran. Se- dangkan, nilai tinggi batik terkandung dalam seni corak dan proses pembuatannya (Sjafriani, 2010). Nukilan dari berita di Republika.co.id di atas (yang ditulis oleh Sjafriani) membawa semangat baru bagi pegiat, penik- mat, pelaku, serta seniman yang menggeluti bidang tersebut, karena tanpa mereka yang selalu melestari maka bentuk kesenian tersebut tentu saja akan dilupa- kan dan hilang begitu saja.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 271, "width": 227, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun demikian mengutip berita yang diter- bitkan dari kantor berita Antara mengenai wawancara dengan Ketua Senawangi, Sunjaya. Sunjaya membeber- kan beberapa faktor yang dianggap mempengaruhi keengganan remaja menonton wayang. Beberapa dian- taranya yaitu : bahasa yang digunakan dianggap terlalu rumit dan susah dimengerti, selain itu durasi pertun- jukan seni wayang juga dirasakan terlalu lama (Sofia, 2013). Masih mengenai pemberitaan di media tentang keprihatinan atas rendahnya minat anak muda dalam mengapresiasi wayang, Tribunews.com memberitakan hal serupa. Narasumber mengungkapkan bahwa ku- rangnya minat remaja dalam menonton pertunjukan wayang kulit karena gempuran budaya luar yang dirasa lebih modern dan mudah diikuti/diadopsi (Handayani, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 526, "width": 227, "height": 249, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang kulit memang sebuah bentuk kesenian muncul dari budaya keraton di Jawa yang (oleh bebera- pa pelaku seni pedalangan) seolah dihentikan pada ben- tuk penyajiannya pada era klasik. Dengan demikian membuat seni ini seolah menolak perkembangan dan terkesan kaku menapaki jaman ke jaman. Jika mengacu pada era keemasan wayang kulit saat itu, di mana wayang kulit digandrungi sebagai tontonan nomor satu atau primadona, maka menonton wayang kulit memang perlu usaha dan modal tertentu, sebut saja beberapa faktor di antaranya: pemahaman tentang bahasa pedha- langan yang banyak menggunakan bahasa Kawi dan bahasa Jawa kuna, untuk memahaminya tentu tidak bisa sambil lalu dan perlu belajar sungguh-sungguh. Hal kedua yaitu mengenai durasi penyajian yang lama, biasanya mulai jam 9 malam hingga jam 4.30 pagi.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 59, "width": 227, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mereka yang bosan dan capek dengan penyajian per- tunjukan berdurasi lama pasti enggan menonton wayang kulit. Hal ketiga yaitu alat pendukung pemen- tasan yang banyak; dari perangkat gamelan, sekotak besar wayang kulit sebagai alat peraga, sound system , peraga pementasan, serta pendukung lain yang tidak sedikit jumlahnya. Tentu untuk sekali tampil saja, per- tunjukan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 186, "width": 226, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu tentu saja masih banyak lagi alasan- alasan yang membuat anak muda kurang menggemari wayang kulit dan memilih menikmati budaya asing yang lebih fleksibel dan tampak lebih akomodatif dengan semangat anak muda. Hal ini tentu tidak bisa disalahkan meski tidak serta merta dapat dimaklumi begitu saja. Perlu adanya upaya untuk mengkomu- nikasikan wayang, mendekatkan kembali kesenian ini kepada pemiliknya yaitu generasi muda bangsa Indone- sia yang semestinya mewarisi bentuk-bentuk ke- budayaan ini. Upaya yang dimaksud sesungguhnya bukannya belum pernah dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 377, "width": 227, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang cakrik batik merupakan upaya penyederhanaan bentuk dari induk kesenian aslinya yaitu wayang kulit gagrak Solo. Disebut penyederha- naan bentuk tentu saja tidak berupaya untuk mendegradasi kualitas intrinsik pada aspek filosofis yang dikandung dalam kesenian ini, namun justru se- baliknya yaitu melalui reka rupa tersebut diharapkan mampu menarik kembali remaja sebagai generasi penerus bangsa untuk kembali mencintai dan memiliki rasa bangga memiliki kesenian wayang kulit sehingga mau mempelajari kembali dan berbagai hal yang terkait dalam kesenian wayang kulit.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 567, "width": 227, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyederhanaan dalam proses reka rupa terse- but sesungguhnya mengambil metode redesain dalam studi desain komunikasi visual. Mempertimbangkan bahwa tujuan utama reka rupa wayang cakrik batik ini kembali membuat generasi muda kembali mencintai dan bangga pada kesenian warisan leluhurnya, maka prinsip desain yang diterapkan dalam menghasilkan bentuk baru wayang cakrik batik antara lain simplicity, unity / harmony, clarity, balance, emphasize, repetition, tidak boleh meninggalkan bentuk baku wayang kulit. Sehingga dengan demikian wayang cakrik batik tidak mengubah total bentuk wayang kulit namun tetap mengambil bentuk baku-nya. Bentuk wajah, iraha-", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 60, "width": 225, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "irahan (kepala dan mahkota/rambut), serta bentuk tubuh secara keseluruhan tidak diubah hanya diisi dengan pola/motif batik gaya Jawa dengan mengedepankan imagi bentuk tangan, kaki, dan isian badan, agar tampak estetis dan harmoni.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 140, "width": 227, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembentukan atau penguatan karakter dengan media wayang berdasarkan hasil penelitian (Junaidi, 2017) menyatakan bahwa kualitas kepemimpinan (karakter) yang ditampilkan dalam wayang dapat di- jadikan sebagai sumber pendidikan bagi para pem- impin mulai dari level terendah (Kepala Keluarga) hingga level tertinggi (Kepala Negara). Dalam praktek kepemimpinan, ciri-ciri tersebut sebagai kearifan nilai budaya bangsa Indonesia dapat dijadikan pedoman dalam menjalankan tugasnya guna mewujudkan kese- jahteraan dan ketenangan jiwa dan raga.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 314, "width": 225, "height": 298, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan penguatan karakter, di era pan- demi peran keluarga menjadi penting. Berdasarkan hasil penelitian (Hastuti et al., 2016) menyatakan bah- wa remaja di pedesaan memiliki kekuatan karakter yang lebih baik daripada remaja di perkotaan dalam hal respek, empati, kejujuran, kepemimpinan dan tanggung jawab. Sebaliknya, remaja di pedesaan memiliki per- ilaku negatif yang lebih rendah daripada di perkotaan, seperti merokok, minum alkohol, kecanduan narkoba, kecanduan game on-line, perkelahian antar geng, dan perundungan. Analisis statistik juga menunjukkan adanya korelasi negatif dan signifikan antara kekuatan karakter dan perilaku anti sosial remaja. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa keluarga dan lingkungan sekolah memiliki peran yang positif dan signifikan untuk mempengaruhi kekuatan karakter remaja. Se- makin berwibawa sang ibu, semakin baik karakter remaja tersebut. Sebaliknya, semakin permisif sang ibu maka semakin buruk karakter remaja tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 616, "width": 226, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, faktor penting dari metode so- sialisasi, khususnya dalam pemeliharaan standar keluarga juga menunjukkan pengaruh positif terhadap kompetensi sosial dan nilai positif di kalangan remaja sekolah menengah (Hillaker et al., 2008). Penelitian lain juga mengungkapkan bahwa praktek parenting mempengaruhi perkembangan kepribadian dan penyesuaian emosi anak yang dapat mempengaruhi terjadinya kenakalan remaja (Schofield et al., 2012).", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 60, "width": 226, "height": 472, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seni Pedhalangan sebagai kesenian yang menaungi seni pewayangan sedikit mengalami pergeseran nilai-nilai karena perkembangan intel- ektualitas masyarakat yang lambat laun bertambah dan pasang surut dipengaruhi pula oleh pesatnya tekhnologi. Para guru di sekolah-sekolah juga semakin sedikit yang mengenal persis kesenian ini karena pementasan juga semakin berkurang serta model penyajian yang membutuhkan waktu, energi, dan biaya yang tidak sedikit. Di sisi lain para orang tua di rumah juga sudah agak jarang berinteraksi dengan anak-anak dengan mendongengkan tokoh pewayangan yang mempunyai nilai luhur. Orang tua cenderung menyerahkan penghiburan untuk anak pada media (televisi, media berbasis internet, komik, dll). Bahkan bagi anak muda jaman sekarang pagelaran wayang sudah dianggap kuno dan kurang diminati, dianggap tidak modern, dan malu untuk menontonnya. Akibatnya masalah ini menjadi persoalan yang semakin pelik sehingga jika generasi yang akan datang semakin luntur pengetahuannya bukan menjadi hal aneh. Tentu saja dengan demikian karakter asli budaya ketimuran suku jawa ini semakin hari semakin pudar. Karakter adalah konstelasi kompleks dimensi psikolo- gis seseorang. Meski demikian karakter tidak bersifat stagnan, namun bisa diubah menjadi lebih baik tergan- tung dari prosesnya individu berinteraksi dengan ling- kungan (Purwanto, 2018). Oleh karena itulah pentingn- ya penguatan karakter remaja melalui media wayang cakrik batik ini ditawarkan sebagai salah satu solusi", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 549, "width": 225, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil reka rupa wayang cakrik batik tersebut perlu disampaikan kepada segmen pasar utamanya yaitu remaja, agar dengan demikian tidak terjadi klaim sepihak dari desainer dimana hasil redesain dinyatakan berhasil. Selain itu sebagai peneguhan/penguatan pros- es selanjutnya dalam upaya sosialisasi wayang cakrik batik ini, juga sebagai tahapan tidak terpisahkan dalam usaha mengembalikan rasa kecintaan, dan kebanggan generasi muda pada wayang kulit. Di sisi lain dengan kembali mencintai wayang kulit melalui kehadiran wayang cakrik batik menjadi upaya penguatan karakter remaja/generasi muda. Dengan demikian yang menjadi permasalahan pada penelitian ini yaitu bagaimana", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 227, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberhasilan penguatan karakter remaja menggunakan media wayang cakrik batik?", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 107, "width": 109, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 126, "width": 227, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang dalam konteks ini dipahami sebagai medium komunikasi. McLuhan dan Innis mengem- bangkan Medium Theory yang menjelaskan bahwa, media adalah perpanjangan dari pikiran manusia, se- hingga penggunaan media dominan bias setiap periode sejarah. Pandangan ini relevan dengan pemantik awal penelitian ini yang berkaitan dengan bagaimana manu- sia berupaya membuat prasarana (dalam hal ini media tradisional wayang) yang difungsikan sebagai media penyampai pikiran-pikiran yang dikemas dalam sebuah obyek medium komunikasi yaitu wayang. Lebih jauh tesis McLuhan menyatakan bahwa orang beradaptasi dengan lingkungan mereka melalui keseimbangan atau rasio indera tertentu, sehingga mempengaruhi persepsi (Littlejohn et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 364, "width": 227, "height": 408, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih rinci Medium Theory diperdalam oleh Melanie Green dan Timothy Brock (Transportation Theory) dengan menggambarkan apa yang terjadi keti- ka audiens tersesat (tidak memahami) di dunia naratif. Audiens dipindahkan dari dunia biasa mereka ke dunia cerita. Seperti kita ketahui bahwa kesenian wayang dapat dilihat dari satu per satu bentuk keseniannya yai- tu bentuk wayang, gamelan, sindenan, pedhalangan, karawitan, dan masih banyak lagi. Bahkan dari satu elemen itupun masih bisa didipilah-pilah lebih rinci lagi, misalnya mengenai bentuk wayang dirinci lagi menjadi, wanda, gagrak, garan, dan sebagainya. Hal tersebut membuat mereka penikamt seni ini dapat dise- but “dipindahkan” dari dunia biasa ke dunia cerita me- lalui seni pedhalangan. Mereka lupa waktu, dan ke- hilangan kesadaran akan tempat. Mereka menjadi san- gat terlibat dalam cerita dan dapat membayangkan diri mereka sendiri di dalamnya. Mereka gagal mengenali peristiwa di sekitar mereka dan juga mengalami emosi yang kuat (baik positif maupun negatif) sehubungan dengan cerita yang diceritakan. Bahkan banyak yang menyerupakan fenomena keseharian ke dalam konteks cerita wayang yang memiliki kesamaan konteks. Orang -orang juga menghargai, sebagai bagian dari proses transportasi, cerita yang mereka gunakan sebagai karya seni atau kerajinan berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 58, "width": 227, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transportasi ternyata memiliki konsekuensi penting bagi khalayak. Pertama, transportasi memiliki beberapa keuntungan pribadi termasuk pelarian atau eskapisme (misalnya, dari diri kita sendiri atau masalah kita), transformasi diri, dan peningkatan empati. Kedua, transportasi dikaitkan dengan kesenangan, termasuk hubungan dengan karakter dan interaktivitas dengan media. Seperti kita ketahui bahwa banyak orang yang mengidentifikasi dirinya dengan tokoh wayang tertentu yang menjadi idola mereka. Ketiga, transportasi dikait- kan dengan perubahan perilaku dan sikap dengan cara yang sesuai dengan alur cerita yang mungkin dipilih oleh penonton untuk bepergian karena tokoh/karakter dalam cerita pernah melakukan hal tersebut (Littlejohn et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 296, "width": 227, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tom van Laer dkk mengembangkan Transportation- Imagery Model. Model tersebut memberi penjelasan bahwa karakteristik penutur cerita yaitu Dhalang dan penerima cerita yaitu penonton, memengaruhi tingkat transportasi naratif. Transportasi dikaitkan dengan berbagai hasil, antara lain respons afektif (emosional), pikiran kritis, keyakinan, sikap, dan niat untuk bertin- dak. Tom van Laer dkk juga mengusulkan pengem- bangan teori transportasi di masa depan dengan mem- pertimbangkan media narasi dan kelompok sosial di mana audiens berada. (Littlejohn et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 471, "width": 227, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain persoalan mengenai penanaman karakter anak melalui media wayang ini juga memper- timbangkan arah pembangunan sumber daya manusia yang dijalankan oleh Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional, yaitu melalui pencanangan nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada peserta didik (remaja) bersumber dari : agama, Pancasila, budaya dan Tujuan Pendidikan Nasional. Terdapat 18 nilai karakter yang selayaknya dimiliki oleh anak didik usia pelajar (remaja) : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, ber- sahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial dan tanggung jawab (Kemendikas, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 717, "width": 227, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyowati, (2013) mengidentifikasi ciri-ciri yang menonjol karakter orang jawa yang dalam redesain wayang cakrik batik oleh Muhammad Bayu Widagdo juga menjadi aspek yang dipertimbangkan. Karakter", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 65, "width": 227, "height": 299, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut diantaranya yaitu: 1. Percaya kepada Tuhan sebagai sangkan paraning dumadi dengan segala sifat dan kebesaran-Nya. Diwujudkan dalam bentuk-bentuk simbolis salah satunya mempertahankan bentuk “kuluk” yaitu mahkota penutup kepala. Disebut kuluk karena dipakai di atas kepala diambil dari kata “kholiq” yang artinya Sang Pencipta. Maknanya Sang Pencipta harus senantiasa kita junjung dan melekat di atas kepala kita sebagai sesembahan. 2. Bercorak idealis yang per- caya kepada hal-hal yang bersifat adikodrati. Lebih mengutamakan hakikat dari pada segi-segi formal dan ritual. Dikreasi dengan berbagai simbol yang dituang- kan dalam titik, garis lempeng, dan garis mlengkung, atau biasa disebut batik. 3. Bersifat konveregen (menyatu), universal dan terbuka, menjadikan bentuk wayang cakrik batik cenderung sederhana, simbolis, spiritualis.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 376, "width": 227, "height": 249, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang tidak lahir statis dalam bentuk dan tidak berubah hingga saat ini, namun wayang dari sejak dic- iptakannya mengalami berbagai macam perubahan, baik dari jenis bahan, gagasan kreasi, pengerjaan pem- buatan, hingga cara penyajiannya. Perubahan wayang yang rekonstruktif dan paradigmatis dikatakan oleh para ahli salah satunya karena pengaruh agama Islam yang berkembang di Jawa utamanya di daerah Demak Bintoro. Perubahan bentuk pada wayang beralih dari yang realistik-naturalistik ( en face ) menjadi abstrak dekoratif dan abstrak simbolik terjadi dalam beberapa jaman pemerintahan kerajaan. Dalam teori seni, wayang adalah gambar ideoplastik, bukan visioplastik. Maknanya wayang bukan terlahir dari pengamatan vis- ual akan tetapi hasil dari gagasa, ekspresi, bahkan im- presi dari pembuatnya (Awalin, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 630, "width": 227, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kreasi terhadap bentuk-bentuk wayang bukan era ini saja, melainkan sejak dahulu wayang sudah mengalami berbagai modifikasi. Mereka yang masih memegang teguh tradisi berseberangan dengan mereka yang meniscayakan adanya perubahan. Mereka mengeksplorasikan kemungkinan- kemungkinan baru dalam bentuk tersebut, menolak secara radikal aturan- aturan tertentu, dan mencampurkan bentuk serta nilai kultural asing dengan tradisi (Shils, 1981: 213-239 da-", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 58, "width": 227, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lam Cohen, (2014). Faktor-faktor endogen inilah yang kemudian menjadi pemantik kemunculan perubahan dalam wayang tradisional di Indonesia dan juga perkembangan wayang pasca-tradisional.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 121, "width": 227, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan bentuk wayang disebut sangat konservatif, dalam upayanya mereproduksi mitos- mitos Jawa kuno guna menanamkan esensi cerita Ramayana dan Mahabharata versi Jawa apalagi dalam konteks-konteks ritual seperti halnya pada upacara ruwatan. Cerita wayang tradisional diimprovisasi dalam penyajian pertunjukannya, dengan begitu selalu kontekstual. Di sisi lain kita bisa menyaksikan “tradisionalitas substantif” tingkat tinggi. Hal tersebut disebut sebagai “apresiasi atas pencapaian serta kearifan dari masa silam (Cohen, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 296, "width": 227, "height": 297, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan bentuk seni dalam wayang kulit (yang kemudian dimodifikasi sebagai wayang cakrik batik) memberikan makna konkrit dalam mendefinisi- kan kembali identitas kolektif masyarakat. Mempertim- bangkan manfaat bagi kepemilikan budaya, agar tidak dilupakan. Terlepas dari kontribusinya, hasilnya adalah penggabungan komponen kreativitas, kolaborasi, dan warisan budaya dengan cara yang sama untuk mempro- mosikan penceritaan intuitif untuk melibatkan ke- percayaan pemirsa melalui seni wayang kulit. Seni te- lah memungkinkan komunitas untuk mengubah citra negatif menjadi keyakinan positif. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk mengembangkan kumpulan talenta lokal yang terdiri dari dalang yang terampil dan terlatih, yang akan membantu mengevaluasi pro dan kontra cerita budaya lokal dan kemudian mengembangkan karakter yang disukai oleh masyarakat di daerah mas- ing-masing, untuk menginspirasi. banyak orang untuk mendapatkan minat (Ramli & Lugiman, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 598, "width": 227, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tawaran penguatan karakter remaja dengan menggunakan wayang cakrik batik ini merupakan im- plementasi dari penelitian mengenai reka rupa wayang cakrik batik sebagai upaya pengembangan media komunikasi tradisional (Widagdo, 2020). Pelaksanaan program penguatan karakter remaja ini berkaitan dengan seni dalam komunikasi. Seni dapat berkontribusi dalam membuat tawaran solusi terhadap problematika yang muncul di dalam keseharian masyarakat dengan menciptakan konsep-konsep baru,", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 226, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sudut-sudut baru untuk memandang dunia dan berbagai segi kehidupan manusia.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 92, "width": 227, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reka rupa wayang cakrik batik dipantik dari persoalan semakin jauhnya generasi muda terhadap budaya bangsa yang dalam hal ini kesenian tradisional wayang kulit. Sehingga diupayakan tawaran solusi yai- tu reka-rupa wayang kulit menjadi wayang cakrik batik. Untuk itu kita perlu memahami kelompok-kelompok masyarakat yang dituju. Kelompok masyarakat Indone- sia yang heterogen membentuk suatu budaya yang khas karena berbeda tempat, waktu, kondisi dan sikap. Selain itu, pendidikan wawasan dan keyakinan juga berbeda (Safabayong, 2006). Kelompok masyarakat di Indonesia secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 299, "width": 73, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tradisionalis", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 315, "width": 208, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat kelompok ini masih menjadikan adat istiadat tradisional (termasuk kesenian) dan kebia- saan-kebiasaan lama sebagai pangkal tolak melakukan kegiatan sehari-hari. Pada umumnya mereka berpendidikan rendah dan umumnya ber- domisili di desa atau kota kecil pinggiran, masyarakat maritim atau agraris.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 426, "width": 61, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Modernis", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 442, "width": 208, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat kelompok ini cenderung membuat standar kesuksesan yang lebih bersifat duniawi, mengejar prestasi dan keberhasilan komersial. Uang, jabatan menjadi target pencapaian dan uku- rannya.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 522, "width": 223, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Modernis–Tradisionalis atau Tradisionalis– Modernist.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 553, "width": 208, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat jenis ini gabungan dari 2 karakter ke- lompok di atas, yaitu dapat menerima perkem- bangan dunia modern tetapi sekaligus juga masih memegang nilai-nilai leluhur.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 617, "width": 95, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Cultural–Creatives", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 633, "width": 209, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelompok masyarakat yang peduli pada hal-hal yang bernuansa spiritualitas, mengedepankan kese- jahteraan dan keadilan sosial, konsern terhadap ekologi dan lingkungan hidup, serta perdamaian dan feminisme.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 712, "width": 197, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kelompok masyarakat gabungan dari semua karakter kelompok masyarakat di atas.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 744, "width": 226, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reka rupa wujud visual wayang ini merupakan bagian dari riset ilmu komunikasi yang berupaya", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 61, "width": 226, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan media komunikasi melalui kesenian tradisional. Mengembangkan media komunikasi tentu saja harus tetap berpegang pada asas efektifitas media. Dalam pendekatan studi desain komunikasi visual, agar pesan dapat efektif dipahami, diterima, dan dapat men- gubah sikap sasaran (audiens) sesuai tujuan pemasaran/ promosi, perlu diperhatikan hal-hal yang memung- kinkan media tersebut bersifat komunikatif.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 188, "width": 224, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada 5 cara untuk membuat karya visual menjadi komu- nikatif bagi audiens.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 220, "width": 227, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Visualisasi pendukung agar mudah diterima olah sasaran.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 251, "width": 226, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelajari pesan yang akan disampaikan secara mendalam.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 283, "width": 226, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pelajari kebiasaan dan hal-hal yang dimina / disukai oleh sasaran yang berkaitan dengan hal visual (ikon, gambar dan elemen visual lain).", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 347, "width": 226, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Olah pesan (verbal) menjadi pesan visual, dengan memperhatikan tanda-tanda pesan visual yang dipahami publik, mudah, gam- pang, dan nyaman dilihat/dibaca.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 410, "width": 226, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Buatlah sederhana dan menarik. Visualisasi tidak rumit supaya kejelasan isi pesan mudah diterima dan diingat. Pengembangan yang kompleks dapat menimbulkan ciri yang khas terhadap suatu eleman visual. Hal itu akan lebih cepat menimbulkan kebosanan visual. Prinsip generalisasi diperlukan untuk me- nyederhanakan elemen visual menjadi elemen yang paling mendasar sehingga menimbulkan persepsi yang lebih luas dan lebih berumur panjang.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 585, "width": 226, "height": 186, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode dan pendekatan yang digunakan da- lam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan jenis survey, yaitu penelitian yang menggunakan kuesioner berisikan pertanyaan yang sama terstruktur/ sistematis dengan menggunakan responden dalam jumlah tertentu (Prasetyo & Jannah, 2010). Penelitian survey dipilih karena dirasa tepat untuk evaluasi hasil karya reka rupa wayang cakrik batik, utamanya dalam menangkap respon obyektif target audien sekaligus dilengkapi dengan data pendukung atau penguat yang dinarasikan secara deskriptif. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian,", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 226, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan jumlah responden sebanyak 50 orang. Mereka adalah mahasiswa yang kebetulan mengikuti kegiatan workshop penguatan karakter remaja menggunakan media wayang cakrik batik.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 140, "width": 135, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEMUAN DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 159, "width": 226, "height": 249, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengenai wayang dan aspek-aspek yang dielab- orasi di dalamnya telah banyak dikemukakan oleh para peneliti, pegiat, maupun pelaku kesenian wayang. Be- berapa bentuk kesenian yang dielaborasi dalam pertun- jukan wayang kulit antara lain seni peran, seni suara, seni musik, seni tutur, seni sastra, seni lukis, seni pahat, seni tari, seni teater, dan seni perlambang, dan masih banyak lagi. Wayang dalam sejak diciptakannya tidak lepas dari perannya sebagai media komunikasi, tidak saja sebagai hiburan semata, melainkan membawa serta pesan-pesan moral penting yang ingin ditransforma- sikan kepada orang lain maupun kepada generasi selan- jutnya. Oleh karena itu tidak mengherankan jika wayang kemudian menjadi media penerangan, dakwah, pendidikan, hiburan, pemahaman filsafat, serta pengiring ritual tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 413, "width": 226, "height": 297, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenian wayang disebut-sebut asli dari Indonesia, khususnya di pulau Jawa. Kata wayang (bahasa Jawa), secara sederhana dipahami sebagai bayang. Wayang pertama kali adalah mengambil dari cerita sebuah ukiran pada relief candi-candi yang menggambarkan para leluhur, mengambil cerita-cerita dari Ramayana dan Mahabarata. Kemudian berkembang wayang itu diubah menjadi sebuah lukisan yang ditata dalam bentuk beberan dengan gambar- gambar manusia yang sesuai dengan ukiran yang terdapat pada relief candi. Wayang merupakan manifestasi dari gambaran sifat manusia dengan tingkah lakunya, wayang merupakan sarana pendidikan moral yang sarat berisi mengenai hal-hal yang baik dan hal-hal yang buruk. Mengenai hubungan antara manusia dengan Tuhan Sang Pencipta Alam Semesta, mengenai hubungan antara rakyat dengan penguasa, mengenai hubungan antara anak dengan orang tuanya (Mertosedono, 1994).", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 715, "width": 226, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesenian wayang kulit mencerminkan kondisi sosiokultural dan religi bangsa Indonesia, khususnya orang Jawa. Pandangan ini dikuatkan dengan kemuncu- lan tokoh Togog & Bilung, Cakil dan bala bekasakan,", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 61, "width": 227, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta Panakawan. Tokoh Semar, Gareng, Petruk, Ba- gong, hanya ada dalam pewayangan Indonesia. Bahasa, struktur penceritaan, dan perangkat pertunjukkannya tidak disamai oleh budaya bangsa lain. Bahkan nama dan istilah teknis pewayangan, semuanya berasal dari bahasa Jawa (Kuna), dan bukan bahasa lain. Wayang sebagai suatau pergelaran dan sudah dipertontonkan sejak zaman pemerintahan raja Airlangga. Beberapa prasasti yang dibuat pada masa itu antara lain sudah menyebutkan kata-kata “Mawayang” dan “Aringgit” yang maksudnya adalah pertunjukan wayang.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 235, "width": 226, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang kulit bukan sekadar memberikan penghiburan semata. Wayang adalah seni refleksi diri, watak-watak para tokoh sejatinya merupakan pen- cerminan watak manusia yang beragam jumlahnya. Dengan menyaksikan wayang para penonton diajak masuk untuk menelusuri runtutan cerita sekaligus bagaimana cara berpikir para tokoh dan bercermin ter- hadap wataknya sendiri. Wayang juga merupakan penggambaran peperangan antara kedua buah kutub yang saling bertentangan yaitu antara kebaikan dan kejahatan, kekacauan dan ketertiban, benar dan salah, serta antara keindahan dan keburukan. Wayang dicip- takan dalam berbagai lakon cerita yang mengandung pertentangan dalam diri manusia (Pranoto, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 458, "width": 227, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang dan pengembangan bentuknya memang tidak bisa lepas dari bagaimana bentuk pertunjukannya, karena wayang sejatinya hanyalah media untuk menyampaikan pesan. Namun demikian detil “corekan” setiap tokoh memang dimaksudkan memuat pesan- pesan filosofis sehingga dengan demikian wayang sesungguhnya dapat dimasukkan dalam seni pamer dan sekaligus masuk dalam seni pertunjukan.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 585, "width": 226, "height": 186, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada mulanya pagelaran wayang merupakan ritual menghubungkan dengan dunia setelah kematian sebagaimana diyakini oleh para pendahulu kita bahwa di sanalah ruh para leluhur berada. Setelah zaman Kerajaan Kediri dan Singasari, terutama pada jaman Sri Airlangga dan Jayabaya. Ketika kebudayaan Hindu dari India tersebar dalam kehidupan manusia Jawa, muncullah cerita Mahabarata dan Ramayana. Kemudian, setelah zaman Islam dengan ditandai runtuhnya kerajaan besar Majapahit, wayang berubah fungsi sebagai media dakwah oleh para wali sebagai penyebaran ajaran Islam. Cerita dalam lakon", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 227, "height": 170, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pewayangan tersebut dianggap sebagai cerminan kehidupan manusia di dunia dan mengandung nilai- nilai pendidikan moral yang tinggi. Menurut perkembangan sejarahnya, keberadaan wayang kulit Purwa muncul bersamaan dengan penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Wayang kulit purwa menurut bentuknya seperti sekarang ini telah dimulai dari zaman Kerajaan Demak. Kemudian Raden Patah yang menjadi raja Jawa yang berkuasa pada tahun 1478-1518, menggunakan media wayang yang semakin digemari masyarakat Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 235, "width": 226, "height": 345, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aspek-aspek yang diamati oleh audien da- lam dal ini remaja pada wayang cakrik batik tertuang pada beberapa hal berikut, sekaligus disajikan secara lengkap beserta hasil temuan dan pembahasan : Per- tama, perbandingan bentuk dasar wayang cakrik batik dan wayang kulit secara umum. Pretensi pada aspek pengamatan ini adalah pada kemudahan audien me- mahami bentuk dasar wayang cakrik batik sekaligus membandingkan dengan wayang kulit sebagai acuan. Ini bertendensi untuk mengkomparasi antara bentuk dasar wayang cakrik batik dan wayang kulit, dengan maksud untuk meneguhkan bahwa reka rupa wayang cakrik batik tidak meninggalkan pakem atau standar baku dalam mengubah bentuk dari wayang kulit men- jadi wayang cakrik batik. Ini mengacu pada tujuan uta- ma reka rupa ini yaitu untuk kembali mengajak gen- erasi muda untuk mencintai dan bangga serta menghar- gai kesenian warisan leluhur. Dengan demikian upaya untuk menjadikan wayang cakrik batik sebagai jembat- an kognitif menuju ketertarikan mempelajari lebih mendalam kesenian wayang kulit dapat dinyatakan berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 585, "width": 226, "height": 186, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil temuan penelitian menyatakan bahwa 43 dari 50 responden atau 86% remaja dapat membadingkan bentuk wayang cakrik batik dan wayang kulit. Menambahkan data pendukung pada poin pengamatan ini yaitu bahwa responden yang menyatakan dapat membandingkan bentuk dasar wayang kulit dan wayang cakrik batik sebelumnya pernah melihat bentuk dasar wayang kulit meskipun tidak secara detil, sementara 7 reponden lain atau 14 % remaja menyatakan tidak dapat membandingkan bentuk dasar wayang cakrik batik dan wayang kulit. Secara lebih mendalam ternyata 7 responden ini memang be-", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 61, "width": 226, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rasal dari daerah yang tidak berlatar belakang suku Jawa. Namun mereka justru menyebut kedua bentuk ini sebagai wayang kulit semua. Ini tentu menjadi catatan penting dalam proses selanjutnya yaitu proses pertun- jukan wayang cakrik batik untuk mengenalkan juga wayang kulit sehingga mereka memiliki wawasan yang baik mengenai kesenian ini.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 172, "width": 227, "height": 249, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudahan mengenali bentuk ini menjadi penting karena hasil reka rupa seharusnya bisa dibandingkan dengan obyek acuan, tidak sekadar me- modifikasi atau mengubah sedikit dari bentuk acuan sehingga sulit dibandingkan mana hasil reka rupa dan obyek acuan. Diperkuat pula dengan data tambahan bahwa perubahan tersebut menurut responden ternyata tidak mengubah total obyek acuan (wayang kulit) se- hingga wayang cakrik batik ini masih layak disebut sebagai wayang hasil reka rupa wayang kulit. Berbeda persoalan jika hasil reka rupa tersebut sama sekali lain dari obyek acuan, maka hasil reka rupa tidak dapat disebut redesain, melainkan menciptakan bentuk baru. Berikut adalah diagram lingkaran persebaran prosen- tase kemudahan responden membandingkan bentuk dasar wayang kulit & wayang cakrik batik.", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 445, "width": 51, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 1.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 461, "width": 221, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persebaran prosentase kemudahan responden membandingkan bentuk dasar wayang kulit & wayang", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 493, "width": 48, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cakrik batik", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 620, "width": 227, "height": 154, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, batik sebagai pengisi dan pembentuk wayang cakrik batik. Poin berikut bukan lagi mem- bandingkan bentuk reka rupa dan obyek acuan, namun melihat lebih detil pada hasil reka rupa wayang cakrik batik. Pertanyaan pada poin ini secara lebih mendalam mengarah pada porsi isian pola batik pada bentuk wayang cakrik batik. Temuan data menyatakan bahwa 94% responden atau 47 dari 50 responden menganggap pola isian batik pada wayang cakrik batik sudah pro- porsional atau tidak berlebihan. Namun 3 orang dian-", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 226, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "taranya menyatakan bahwa porsi batik sebagai isian wayang cakrik batik tersebut masih kurang mengingat obyek acuan wayang kulit sangat detil pada isian lekuk bentuk tubuhnya. Namun mengingat bahwa desainer juga mempertimbangkan prinsip simplicity dalam reka rupa tersebut dan 94% responden menyatakan sudah proporsional maka bentuk isian tersebut dapat dinya- takan sudah proporsional.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 188, "width": 226, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proporsi batik sebagai isian ini menjadi pent- ing dalam wayang cakrik batik karena modifikasi dasar dari wayang ini adalah menghilangkan fungsi tangan yang dapat digerakkan pada obyek acuan yaitu wayang kulit. Dengan demikian bentuk tangan maupun kaki serta atribut utama wayang dibentuk dari pola batik. Pola batik ini secara proporsional selain berfungsi secara estetika juga membantu audien mengidentifikasi bagian tubuh wayang yaitu tangan, kaki, dan atribut utama tokoh wayang. Berikut adalah diagram lingkaran persebaran prosentase mengenai tanggapan responden proporsi isian pola batik pada bentuk wayang cakrik batik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 394, "width": 195, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 2 Persebaran prosentase tanggapan responden mengenai proporsi isian pola batik pada bentuk wayang cakrik batik", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 632, "width": 226, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga, lebih memberi penekanan pada aspek visual dalam mengelaborasi bentuk wayang dan pola isian batik. Kedua elemen tersebut haruslah saling men- gisi dan berdiri sebagai satu kesatuan secara harmoni. Oleh karena itu pertanyaan ketiga yaitu : Secara visual apakah porsi isian pola batik pada bentuk wayang mengganggu?", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 743, "width": 226, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan data mengenai gangguan secara visual isian pola batik pada bentuk wayang cakrik batik", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 61, "width": 226, "height": 265, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyatakan bahwa 42 responden (84%) merasa tidak terganggu dengan motif batik pada isian badan wayang, 6 responden (12%) merasakan sedikit terganggu karena harus berusaha mengidentifikasi apakah pola lekukan batik tersebut membentuk pola tangan dan kaki atau hanya sekadar isian estetis, sementara 2 orang respond- en (4%) menyatakan terganggu karena secara visual oleh pola batik dari aspek penghilangan bagian tubuh dari obyek acuan (wayang kulit). 8 responden yang merasakan ketergangguan secara visual pada obyek reka rupa penting untuk menjadi perhatian pada proses evaluasi selanjutnya agar pola batik lebih memudahkan audien mengidentifikasi bentuk tangan dan kaki setiap tokoh wayang. Berikut adalah diagram lingkaran yang menunjukkan persebaran prosentase tanggapan re- sponden mengenai gangguan secara visual isian pola batik pada bentuk wayang cakrik batik.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 331, "width": 218, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 3 Persebaran prosentase tanggapan responden mengenai gangguan secara visual isian pola batik pa- da bentuk wayang cakrik batik", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 598, "width": 226, "height": 170, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keempat, modifikasi yang sama sekali baru pada desain wayang cakrik batik ini adalah di- hilangkannya bentuk tangan dan kaki maupun fungsinya. Sehingga tangan dan kaki wayang cakrik batik sama sekali tidak bisa digerakkan. Namun demikian sebagai pengganti imaji bentuk tangan, kaki, dan atribut utama lain pada setiap tokoh wayang de- sainer mengupayakan dengan pola batik. Bentuk baru tersebut sesungguhnya bukan tangan namun dibuat sedemikian rupa sehingga penonton masih bisa men- gidentifikasi tangan, kaki dan atribut khusus lain dari", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 226, "height": 217, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lekukan batik tersebut. Pertanyaan pada point 4 ini ada- lah : Apakah pola batik membantu anda mengenali bagian tubuh wayang? Temuan data persebaran prosen- tase tanggapan responden mengenai kontribusi isian pola batik pada bentuk tubuh wayang cakrik batik tidak jauh beda dari temuan data pada poin di atas karena pertanyaan diajukan terstruktur dan sama. Dalam hal ini 16% responden memberi tanggapan bahwa isian pola batik pada bentuk tubuh wayang cakrik batik tidak kontributif, karena cenderung mengganggu atau re- sponden tidak mudah memahami. Diagram lingkaran di bawah ini menunjukkan persebaran prosentase tangga- pan responden mengenai kontribusi isian pola batik pada bentuk tubuh wayang cakrik batik.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 283, "width": 226, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 4 Persebaran prosentase tanggapan responden mengenai kontribusi isian pola batik pada bentuk tubuh wayang cakrik batik", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 490, "width": 226, "height": 201, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelima, kemudahan audien mengidentifikasi bentuk secara menyeluruh melalui pola batik yang khas pada setiap tokoh wayang menjadi hal penting, karena agar dapat dibedakan antara satu tokoh dengan tokoh lain yang hampir bersamaan secara bentuk dasar. Temuan data mengungkapkan bahwa 90% dari total responden (45 orang responden) menyatakan mudah mengidentifikasi dan membedakan bentuk-bentuk da- sar tokoh wayang. Di sisi lain 10% responden yang menyatakan tidak mudah mengidentifikasi mengaku tidak memiliki dasar pengetahuan tentang kesenian wayang. Data tersebut tertuang pada diagram lingkaran berikut :", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 61, "width": 208, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram 5 Persebaran prosentase tanggapan responden pada kemudahan identifikasi bentuk wayang cakrik", "type": "Text" }, { "left": 413, "top": 108, "width": 22, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "batik", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 327, "width": 84, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 346, "width": 226, "height": 170, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai sebuah media komunikasi yang melekat pada obyek acuan kesenian tradisional, hasil reka rupa wayang cakrik batik dinilai berhasil secara obyektif. Keberhasilan reka rupa wayang cakrik batik sehingga diterima oleh target utama audien yaitu remaja secara kontinyu diharapkan dapat mencapai tujuan utama yai- tu membuat remaja ingin mempelajari wayang kulit secara lebih mendalam. Wayang cakrik batik memang sekadar menjadi jembatan kognitif dalam upaya meng- galakkan generasi muda kembali bangga dan mencintai kesenian tradisional bangsanya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 521, "width": 226, "height": 185, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik secara bentuk dasar, kontribusi batik pada isian maupun sebagai pembentuk utama bagian-bagian rinci dan khas pada setiap tokoh dinyatakan berhasil dan mendapat tanggapan positif dari audien. dengan demikian rekomendasi yang dapat dicatat pada riset ini yaitu bahwa pelaku dan pegiat seni khususnya dalam hal ini para Dhalang dan pembuat wayang harus mam- pu menciptakan inovasi dalam upaya menarik kembali generasi muda untuk turut andil dalam upaya pelestari- an wayang dengan tidak mencerabut dari akar tradisi yang artinya meredesain yang justru menghilangkan aspek-aspek penting dai obyek acuan.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 711, "width": 226, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepada generasi muda sebagai target audien yang telah mengikuti program penguatan karakter remaja menggunakan media wayang cakrik batik hen- daknya ambil bagian dalam menyebarkan dan memberi", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 61, "width": 226, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kontribusi positif pada penyempurnaan reka rupa wayang cakrik batik serta pada massifikasi hasil karya wayang cakrik batik.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 124, "width": 113, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 149, "width": 224, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awalin, F. R. (2019). Sejarah Perkembangan Dan Peru- bahan Fungsi Wayang Dalam Masyarakat. Ke- budayaan , 13 (1), 77–89. https://", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 197, "width": 125, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi.org/10.24832/jk.v13i1.234", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 212, "width": 209, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cohen, M. I. (2014). Wayang Kulit Tradisional dan Pasca Tradisional di Jawa Masa Kini. Jurnal Kajian Seni , 01 (01), 1–18.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 260, "width": 226, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, T. (2016). Wayang Kulit Dilupakan di Negeri Sendiri . Tribunews.Com.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 292, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hastuti, D., Sarwoprasodjo, S., & Alifiasari. (2016). An", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 308, "width": 202, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Integration of Family and School on Strengthen- ing the Character of Teenager in Indonesia: It’s a Must. Journal of Child Development Studies , 1 (1), 13–27.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 371, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hillaker, B. D., Brophy-Herb, H. E., Villarruel, F. A.,", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 387, "width": 202, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Haas, B. E. (2008). The contributions of par- enting to social competencies and positive values in middle school youth: Positive family commu- nication, maintaining standards, and supportive family relationships. Family Relations , 57 (5),", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 467, "width": 199, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "591–601. https://doi.org/10.1111/j.1741-", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 483, "width": 80, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3729.2008.00525.x", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 499, "width": 226, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junaidi, J. (2017). Leadership Characters in Shadow Puppet Show. Harmonia: Journal of Arts Re- search and Education , 17 (2), 181. https://", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 546, "width": 226, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi.org/10.15294/harmonia.v17i2.7731 Kemendikas. (2011). Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter . Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 610, "width": 226, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Littlejohn, S. W., Foss, K. A., & Oetzel, J. G. (2017). Theories of Human Communication (11th ed.). Waveland Press.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 657, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mertosedono, A. (1994). Sejarah Wayang, Asal-Usul,", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 673, "width": 135, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis dan Cirinya . Dahara Prize.", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 689, "width": 227, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Norhabiba, Fitri. (2015). Akses Media Baru Oleh Remaja SMA Kota Semarang dan Hubungannya Dengan Interaksi Dengan Lingkungan Sekitar Pada Siswa Kelas X SMA 5 Kota Semarang. Interaksi Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2), 132-138 . DOI: 10.14710/interaksi.4.2.132-138", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 61, "width": 226, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, G. (2005). Seni Merayu Massa . Kompas Gramedia.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 92, "width": 226, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, G., & Herlina, D. (2015). Krisis dan Paradoks Film Indonesia . Kompas Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 124, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurgiyantoro, B. (2011). Wayang Dan Pengembangan", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 140, "width": 227, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakter Bangsa. Jurnal Pendidikan Karakter , 1 , 121044. https://doi.org/10.21831/jpk.v1i1.1314 Pranoto, T. (2007). Ajaran Hidup Tuntunan Luhur Piwulang Agung . Kuntul Press.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 204, "width": 227, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetyo, B., & Jannah, L. M. (2010). Metode Penelitian Kuantutatif, Teori dan Aplikasi . Raja Grafindo.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 251, "width": 224, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanto, S. (2018). Pendidikan Nilai dalam Pagelaran", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 267, "width": 192, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wayang Kulit. Ta ’ allum: Jurnal Pendidikan Is- lam , 6 (1). https://doi.org/10.21274/", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 299, "width": 88, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "taalum.2018.6.1.1-30", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 315, "width": 227, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramli, W. N. R. W., & Lugiman, F. ‘Aini. (2012). The Contribution of Shadow Puppet’s Show through Engaging Social Communication in Modern So- ciety. Procedia - Social and Behavioral Sciences ,", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 379, "width": 200, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 (December 2011), 353–360. https:// doi.org/10.1016/j.sbspro.2012.02.098", "type": "Table" }, { "left": 311, "top": 410, "width": 226, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Safanayong, Y. (2006). Desain Komunikasi Visual Terpadu . Arte Intermedia.", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 442, "width": 226, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schofield, T. J., Conger, R. D., Brent Donnellan, M., Jochem, R., Widaman, K. F., & Conger, K. J. (2012). Parent personality and positive parenting as predictors of positive adolescent personality development over time. Merrill-Palmer Quarterly , 58 (2), 255–283. https://", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 538, "width": 130, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi.org/10.1353/mpq.2012.0008", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 553, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyowati, U. (2013). Kajian Semiotika tentang Etika", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 569, "width": 202, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunikasi Anas Urbaningrum dalam Pengaruh Budaya Jawa. Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(2). https://doi.org/10.14710/interaksi.2.2.185- 192", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 633, "width": 227, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sjafriani, R. (2010). PBB: Batik, Wayang, dan Keris Warisan Dunia dari Indonesia. Republika.Co.Id . https://www.republika.co.id/berita/breaking- news/nasional/10/02/05/103291-pbb-batik- wayang-dan-keris-warisan-dunia-dari-indonesia", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 712, "width": 226, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofia, H. (2013, June). Generasi muda anggap seni wayang tak ekonomis . antaranews.com .", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 744, "width": 224, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widagdo, M. (2020). Redesign of Wayang Cakrik Ba tik Puppet as an Effort Development of Tradi", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 31, "width": 263, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi Vol. 10, No. 1, Juni 2021 pp. 82 - 93", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 31, "width": 11, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page header" }, { "left": 88, "top": 61, "width": 199, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tional Communication Media. Proceedings of the 4th International Conference on Indonesian Social and Political Enquiries, ICISPE 2019, 21 -22 October 2019, Semarang, Central Java, Indonesia . https://doi.org/10.4108/eai.21-10- 2019.2294406", "type": "Text" } ]
79eb5324-b357-3139-33d6-d483879df2fa
https://www.jepublichealth.com/index.php/jepublichealth/article/download/519/289
[ { "left": 142, "top": 57, "width": 387, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Epidemiology and Public Health (2022), 07(04): 441-453 Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret Meta- Analysis", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 92, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2549-0273", "type": "Page footer" }, { "left": 522, "top": 796, "width": 19, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "441", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 93, "width": 416, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients who Received Tuberculosis Treatment: A Meta-Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 154, "width": 369, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim Anasulfalah 1) , Didik Gunawan Tamtomo 2) , Bhisma Murti 1)", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 179, "width": 292, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 191, "width": 226, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Faculty of Medicine, Universitas Sebelas Maret", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 215, "width": 64, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 485, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Background: Tuberculosis or TB is a disease caused by the Mycobacterium tuberculosis complex. There are several comorbidities that experience severity and death when infected with tuberculosis or TB, namely hypertension, diabetes mellitus, cardiovascular disease, chronic kidney disease, cerebrovascular disease, and other diseases. This study aims to estimate the magnitude of the risk of death in Tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid Diabetes Mellitus, with a meta-analysis of primary studies conducted by previous authors.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 485, "height": 188, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subjects and Method: This was a systematic review and meta-analysis with the following PICO, population: Tuberculosis patients. Intervention: comorbidities of chronic diabetes mellitus. Comparison: without comorbid diabetes mellitus. Outcome: death. The articles used in this study were obtained from three databases, namely Google Scholar, Pubmed, and Science Direct. Key- words to search for articles “Tuberclosis” OR TBC AND “Diabetes Mellitus” OR DM AND Mortality OR Death The included full-text articles are in English with a cohort study design from 2007 to 2021 and report the adjusted Odds Ratio (aOR) in a multivariate analysis. Article selection is done by using PRISMA flow diagram. Articles were analyzed using the Review Manager 5.3 application. Results: A total of 12 cohort studies involving tuberculosis patients undergoing treatment from America, Europe, Africa and Asia were selected for a systematic review and meta-analysis. The data collected showed tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid Diabetes Mellitus had a 1.68 times risk of death compared to COVID-19 patients without comorbid chronic kidney disease (aOR = 1.68; 95% CI = 1.42 to 1.99; p<0.001). Conclusion: Diabetes mellitus comorbidity increases the risk of death in tuberculosis patients undergoing treatment.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 266, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Diabetes Melitus, Tuberculosis, mortality", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 100, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Correspondence:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 485, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim Anasulfalah. Masters Program in Public Health, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126, Jawa Tengah. Email: [email protected]. Mobile: 085602655400.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 62, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cite this as:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 484, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anasulfalah H, Tamtomo DG, Murti B (2022). Effect of Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients who Received Tuberculosis Treatment: A Meta-Analysis. J Epidemiol Public Health. 07(04): 441-453. https://doi.org/10.26911/jepublichealth.2022.07.04.03.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 635, "width": 366, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Epidemiology and Public Health is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 669, "width": 95, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 226, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tuberculosis or TB is a pentakit caused by the Myco-bacterium tuberculosis complex. With an estimated 10 million new TB cases each year and approximately 1.3 million deaths in 2018, Tuberculosis is a public", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 669, "width": 226, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "health problem worldwide (WHO, 2018). Tuberculosis (TB) is an infectious disease with the main cause of poor health. TB disease is caused by Bacillus Mycobacte- rium Tuberculosis, which is spread when a person with TB expels bacteria into the air", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 115, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 796, "width": 20, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "442", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "for example by coughing. Tuberculosis usually affects the lungs but can also affect other places. About a quarter of the world's population has been infected by M. tuber- culosis and is thus at risk of developing TB disease (WHO, 2019). According to the World Health Organization (WHO) in the Global Tuberculosis Report 2019 that globally in 2018 an estimated 10.0 million (range 9.0 to 11.1 million) 2 people fell ill with TB in 2018, the number has been relatively stable in recent years. TB disease affects people of both sexes in all age groups but the highest burden is in men (age 15 years), who accounted for 57% of all TB cases in 2018.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 334, "width": 226, "height": 434, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The effect of diabetes mellitus (DM) on the development and poor outcome of tuberculosis (TB) has been recognized for more than a century. While diabetes was ranked 7th among the leading causes of death in 2015, TB has been recognized as the leading cause of death from infectious diseases (WHO 2017). With the global increase in obesity and type 2 diabetes, the combination of diabetes and tuberculosis (TB-DM) has posed a public health threat and challenge to TB control programs worldwide (Al-Rifai, 2017). In the United States (US), the prevalence of diabetes has consistently increased from 0.93% in 1958 to 7.40% in 2015 with an estimated 30.3 million people of all ages (9.4% of the US population) living with diabetes. (CDC, 2017). This trend of increasing diabetes morbidity in the US is worrying especially in US states (such as Texas) where the prevalence of TB and DM is higher than the national average. Given that comorbid TB- DM patients may have a mortality rate 2-5 times higher than non-diabetic TB patients (Faurholt, 2013), more effective manage- ment strategies including development of TB mortality prediction models are urgently needed (Qian et al., 2018)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on this background, a compre- hensive study is needed from various pri- mary studies on the risk of death of Tuber- culosis patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus. This study aims to estimate the magnitude of the risk of death in tuberculosis patients under- going treatment with comorbid diabetes mellitus, with a meta-analysis of primary studies conducted by previous authors.", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 259, "width": 159, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SUBJECTS AND METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 275, "width": 95, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Study Design", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 290, "width": 226, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is a systematic review and meta analysis. The articles used in this study were obtained from several data- bases, namely Google Scholar, Pubmed, and Science Direct between 2007 and 2021. The selection of articles was carried out using PRISMA flow diagrams. Keywords to sear ch for articles are as follows “Tuber - cu losis” OR TBC AND “Diabetes Mellitus” OR DM AND Mortality OR Death.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 440, "width": 123, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Inclusion Criteria", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 455, "width": 226, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The inclusion criteria in this research article are: full-text articles using a cohort study design, the research subjects are Tuberculosis patients, the study outcome is death, multivariate analysis with adjusted Odds Ratio (aOR) to measure the estimated effect.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 560, "width": 125, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Exclusion Criteria", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 226, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The exclusion criteria in this research article were: articles published in languages other than English, statistical results re- ported in the form of bivariate analysis, articles before 2020.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 227, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Operational Definition of Variables The search for articles was carried out by considering the eligibility criteria deter- mined using the PICO model. Population: Patients with Tuberculosis. Intervention: Comorbid Diabetes Mellitus. Comparison: No comorbid Diabetes Mellitus. Outcome: Death.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 115, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 796, "width": 20, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "443", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 208, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Comorbid diabetes mellitus is defined as a condition that is a metabolic disease with characteristics of blood glucose levels above normal caused by insulin deficiency by the pancreas and a decrease in insulin effectiveness, with the category of comorbid diabetes mellitus or without comorbid dia- betes mellitus, with the category of comor- bid diabetes mellitus or without comorbid diabetes mellitus. The instruments used are health records/medical records and officer data collection records related to the diag- nosis of Diabetes Mellitus. The measure- ment scale is categorical.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 304, "width": 226, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Death in Tuberculosis patients was defined as the death status of patients diag- nosed with Tuberculosis, categorized as dead or alive. The instrument used is a death certificate with a diagnosis of Tuber- culosis. The measurement scale is catego- rical.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 128, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Study Instruments", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 424, "width": 226, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research is guided by the PRISMA flow diagram and quality assessment using the Critical Appraisal Skills Program (CASP, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 98, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 499, "width": 226, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The data in the study were analyzed using the Review Manager application (RevMan 5.3). Forest plots and funnel plots were used to determine the size of the relation- ship and heterogeneity of the data. The fixed effect model is used for homogeneous data, while the random effect model is used for heterogeneous data across studies.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 635, "width": 61, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 650, "width": 226, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The article search process is carried out through several journal databases including Google Scholar, PubMed, and Science Direct. The review process for related arti- cles can be seen in the PRISMA flow diagram in Figure 1. Research related to the risk of death of Tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diabetes mellitus consists of 12 articles from the initial search process giving results of 1,553 articles, after the deletion process of published articles obtained 1,041 articles with 47 of them met the require- ments for further full text review. A total of 12 articles that met the quality assessment were included in the quantitative synthesis using meta-analysis.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 229, "width": 226, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It can be seen in Figure 2 that the research articles come from four conti- nents, namely America (Brazil), Europe (Netherland, Guetemala), Africa (Ethiopia) and Asia (Taiwan, China, Korea, Iran, and Malaysia). Table 1, the researchers con- ducted an assessment of the quality of the study. Table 2 shows that 12 articles from a cohort study provide evidence of the asso- ciation of comorbid chronic kidney disease on the risk of death in COVID-19 patients.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 227, "height": 133, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the Forest plot show that there is an effect of diabetes mellitus comorbidity on the risk of death in tuber- culosis patients, tuberculosis patients with comorbid diabetes mellitus have a risk of dying 1.68 times compared to those without diabetes mellitus comorbidities and the effect is statistically significant (aOR = 1.68; 95% CI; 1.42 to 1.99; p<0.001).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 529, "width": 227, "height": 224, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the funnel plots show that the distribution of the estimated effects of the various primary studies in this meta- analysis is not symmetrical to the right and to the left of the mean vertical line of the effect estimates. The effect estimates for the primary study were higher on the right of the mean vertical line of effect estimates than on the left, indicating publication bias. Because the distribution of effect estimates is more to the right of the vertical line in the funnel plot, which is in the direction of the diamond image in the forest plot (figure 3) which is also to the right of the null hypothesis vertical line, the publication bias", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 796, "width": 115, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 796, "width": 20, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "444", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tends to overestimate the actual effect", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Overestimate).", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 409, "width": 170, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. PRISMA Flowchart", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 128, "width": 352, "height": 560, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Map of study area 2 studies in Europe 8 studies in Asia 1 study in America 1 study in Africa Articles identified through database search (n= 1,553) Filtered articles (n= 1.041) Full articles deemed eligible (n= 47) Articles included in the qualitative synthesis", "type": "Picture" }, { "left": 119, "top": 232, "width": 335, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(n= 13) Articles included in the systematic review and meta-analysis (n= 13) Full articles issued with reasons (n= 35) Outcome not death= 7", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 269, "width": 177, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article not on COVID-19 patients=6 Article does not include aOR= 21", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 170, "width": 119, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Articles issued (n= 994)", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 183, "width": 100, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irrelevant title= 975 Not full-text= 13 No English= 6", "type": "Picture" }, { "left": 278, "top": 133, "width": 149, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Delete duplicate data (n= 512)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 549, "width": 115, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 768, "top": 549, "width": 20, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "445", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 559, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Table 1. Assessment of study quality published by the Critical Appraisal Skills Program (CASP)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 112, "width": 710, "height": 344, "page_number": 5, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "No Indicators Publication (Author and Year) Wang et al. (2009) Yan et al. (2017) Kwon et al. (2014) Choi et al. (2014) Naini et al. (2012) Tok et al. (2020) 1 Does this research address a clearly focused problem? 2 2 2 2 2 2 2 Was the group recruited in an acceptable way? 2 2 2 2 2 2 3 Is exposure accurately measured to minimize bias? 2 2 2 2 2 2 4 Was the outcome (death status) accurately measured to minimize bias? 2 2 2 2 2 2 5 Did the author identify all the important confounding factors? Has the author taken into account any confounding factors in the design and/or analysis? 2 2 2 2 2 2 6 Was the subject follow-up complete enough? Was the follow-up of the subject long enough? 2 2 2 2 2 2 7 Are the results of this study reported in aOR? 2 2 2 2 2 2 8 How precise is the result? 2 2 2 2 2 2 9 Are the results reliable? 2 2 2 2 2 2 10 Can the results be applied to the local population? 2 2 2 2 2 2 11 Are the results of this study consistent with other available evidence? 2 2 2 2 2 2 12 What are the implications of this research for practice? 2 2 2 2 2 2 Total 24 24 24 24 24 24 Note: 2: Yes; 1: Can’t tell; 0: No", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 549, "width": 115, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 768, "top": 549, "width": 20, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "446", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 715, "height": 403, "page_number": 6, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Table 1. Cont No Indicator Publication (Author and Year) Atif et al. (2014) Degner et al. (2017) Evangelista et al. (2020) Pradipta et al. (2018) Montes et al. (2021) Kebede et al. (2021) 1 Does this research address a clearly focused problem? 2 2 2 2 2 2 2 Was the group recruited in an acceptable way? 2 2 2 2 2 2 3 Is exposure accurately measured to minimize bias? 2 2 2 2 2 2 4 Was the outcome (death status) accurately measured to minimize bias? 2 2 2 2 2 2 5 Did the author identify all the important confounding factors? Has the author taken into account any confounding factors in the design and/or analysis? 2 2 2 2 2 2 6 Was the subject follow-up complete enough? Was the follow-up of the subject long enough? 2 2 2 2 2 2 7 Are the results of this study reported in aOR? 2 2 2 2 2 2 8 How precise is the result? 1 2 2 2 1 1 9 Are the results reliable? 2 2 2 2 2 2 10 Can the results be applied to the local population? 2 2 2 2 2 2 11 Are the results of this study consistent with other available evidence? 2 2 2 2 2 2 12 What are the implications of this research for practice? 2 2 2 2 2 2 Total 23 24 24 24 23 23 Note: 2: Yes; 1: Can’t tell; 0: No", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 549, "width": 115, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 768, "top": 549, "width": 20, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "447", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 552, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Table 2. Description of the primary studies included in the meta-analysis primary studies", "type": "Section header" }, { "left": 56, "top": 108, "width": 724, "height": 406, "page_number": 7, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Author (Year) Country Study Design Sample Population Intervention Comparison Outcome aOR (95% CI) TBC DM Wang et al. (2009) Taiwan Retrospective Cohort 217 74 Tuberculosis patients with positive cultures who are undergoing treatment Diabetes mellitus comorbidity No comorbid diabetes mellitus Death 2.56 (1.10 to 6.10) Yan et al. (2017) China Retrospective Cohort 1,313 157 Tuberculosis patients undergoing treatment Diabetes mellitus comorbidity No comorbid diabetes mellitus Death, Requires mechanical ventilation 1.54 (1.11 to 2.671) Kwon et al. (2014) Korea Retrospective Cohort 2,481 345 Tuberculosis patients undergoing treatment over 65 years Diabetes mellitus comorbidity No comorbid diabetes mellitus Death 3.64 (1.37 to 2.63) Choi et al. (2014) Korea Retrospective Cohort 669 - Tuberculosis patients undergoing treatment between 20 years to 50 years and over Diabetes mellitus comorbidity No comorbid diabetes mellitus Death 2.57 (1.46 to 4.52) Naini et al. (2012) Iran Retrospective Cohort 715 1,299 Tuberculosis patients undergoing treatment Diabetes mellitus comorbidity No comorbid diabetes mellitus Death 9.70 (2.90 to 32.00) Tok et al. (2020) Malaysia Retrospective Cohort 97,503 17,551 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid diabetes mellitus Death 1.90 (1.03 to 1.13) Atif et al. (2014) Malaysia Retrospective Cohort 336 131 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid diabetes mellitus Death 2.02 (0.97 to 4.15) Degner et al. (2017) Taiwan Retrospective Cohort 2,416 669 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid chronic diabetes mellitus Death 1.91 (1.51 to 2.40) Evangelista et al. (2020) Brazil Retrospective Cohort 708,429 260 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid diabetes mellitus Death 1.15 (1.10 to 1.20)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 549, "width": 115, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 767, "top": 549, "width": 21, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "448", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 94, "width": 726, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 842, "page_height": 595, "text": "Tabel 2. Cont. Author (Year) Country Study Design Sample Population Intervention Comparison Outcome aOR (95%CI) TBC DM Pradipta et al. (2018) Netherland Retrospective Cohort 45,674 268 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid diabetes mellitus Death 2.02 (1.03 to 3.97) Montes et al. (2021) Guetemala Retrospective Cohort 3,945 527 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid diabetes mellitus Death 4.13 (2.04 to 8.35) Kebede et al. (2021) Ethiopia Retrospective Cohort 465 180 Tuberculosis patients undergoing treatment Comorbidities of diabetes mellitus No comorbid diabetes mellitus Death 5.70 (1.50 to 23.7)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 115, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 745, "width": 20, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "449", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 259, "width": 360, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Figure 3. Forest plot of risk of death in tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 513, "width": 367, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Figure 4. Funnel plot of risk of death in Tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 558, "width": 82, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 226, "height": 134, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "This systematic study and meta-analysis of research raised the risk of death in tuber- culosis patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus. This study discusses the comorbidity of diabetes melli- tus which is considered important because it is one of the risk factors that can aggra- vate and cause death in Tuberculosis pati- ents undergoing treatment.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 558, "width": 226, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Wang et al. (2009) revealed that the effect of death on TB patients was signifi- cantly more common in the PTB-DM group than the PTB group (12.2% vs. 4.2%; OR= 3.16; 95% CI= 1.08 to 9.25). Another find- ing from a retrospective cohort study of the Province of China which included 1,313 tuberculosis patients and 157 (11.9%) indi- viduals with comorbid diabetes mellitus, also revealed an increased risk of mortality", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 115, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 745, "width": 20, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "450", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "in TB patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus (aOR = 1.53; 95% CI). = 1.01 to 2.62) (Yan et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 226, "height": 208, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "A study conducted in Korea also revealed that of the 2,481 patients who received TB treatment in eight hospitals from January 2009 to December 2010 there were treatment failures including death and the case occurred in 148 patients (6.0%). In multivariate analysis, age, gender, diabetes mellitus, lifestyle (smoking and alcohol consumption), BMI, hyper- tension and education level were significant risk factors for death during TB treatment. Therefore, these factors are the basic prog- nostic factors for the death of TB patients undergoing treatment (Kwon et al., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 226, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Tuberculosis patients undergoing treatment with comorbid diabetes mellitus will experience pathological changes, in- cluding thickening of the alveolar epithelial walls and the basal lamina of the pulmo- nary capillaries. The process which is secondary to complications of microango- pathy is the same as that of retinopathy and nephropathy. Neuropathic disorders of the autonomic nerves can be in the form of central hypoventilation and sleep apnea. In addition, there can also be a decrease in lung recoil elasticity, a decrease in the diffu- sion capacity of carbon monoxide, and an increase in endogenous carbon dioxide production (Rohman, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 226, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Apart from pathological TB with diabetes mellitus, TB treatment in patients suffering from DM, while undergoing TB treatment must be diligent in controlling blood sugar levels. This is because the use of rifampin as an anti-tuberculosis drug (OAT) will reduce the effectiveness of oral anti-diabetic drugs (sulfonyl urea) so that", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 226, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "the dose of oral antidiabetic drugs needs to be increased. While isoniazid dada is a P450 enzyme inhibitor, so it can reduce the effect of rifampin.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 154, "width": 226, "height": 238, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Enforcement of the diagnosis in pati- ents with tuberculosis accompanied by dia- betes mellitus is the discovery of Myco- bacterium tuberculosis complex which is identified from clinical specimens (tissue, body fluids, throat swab, etc.) and culture. In countries with limited laboratory capa- city to identify M. tuberculosis, pulmonary TB cases can be established if one or more smear-positive sputum is found. Another definition also states that a patient who, after carrying out a supporting examination for TB, is diagnosed with TB by a doctor or health worker and treated with complete guidelines and duration of treatment (Indo- nesian Lung Doctors Association 2009).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 227, "height": 284, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Baghaei (2013) states that from several hypotheses, DM causes depression of cellular immunity, alveolar macrophage dysfunction, decreased interferon gamma, pulmonary microangiopathy and micro- nutrient deficiency. In DM patients, defects in insulin secretion (insulin deficiency) and insulin work disorders (insulin resistance) result in blood glucose not being able to enter muscle cells and fat tissue. As a result, to obtain an energy source for survival and carry out their functions, muscle and fat tissue will break down the energy reserves contained within themselves through the process of glycogenolysis and lipolysis. The continuous process of glycogenolysis and lipolysis ultimately causes muscle mass and fat tissue to decrease and weight loss occurs.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 680, "width": 227, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "TB patients with DM are more difficult to treat. People with diabetes who", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 115, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 523, "top": 745, "width": 19, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "451", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 226, "height": 358, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "receive TB therapy are more likely to fail therapy and are more likely to die during therapy than those without comorbid DM. The relationship between TB and DM requires intervention in both diseases. To improve detection and prevent diabetes or tuberculosis-related complications, diabetic people should be checked for tuberculosis, as well as for tuberculosis people should be checked for diabetes (IDF, 2012). TB patients with comorbid DM have a higher risk of death during therapy as well as an increased risk of recurrence after treat- ment, which can also provide a greater risk of transmission (Dooley et al., 2009). In this study, it was stated that the risk of death was increased in Tuberculosis pati- ents with comorbid diabetes mellitus who were undergoing treatment. The limitations of this study are that there is a language bias because it only uses English articles, a publication bias shown in the funnel plot results, and a search bias because it only uses three databases.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 469, "width": 161, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "AUTHOR CONTRIBUTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 226, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Hakim Anasulfalah is the main researcher who selects the topic, searches for and collects research data. Didik Gunawan Tamtomo and Bhisma Murti analyzed data and reviewed research documents.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 575, "width": 142, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "ACKNOWLEDGEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 590, "width": 226, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "We thank the database providers Google Scholar, PubMed, and Science Direct.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 197, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "FUNDINGS AND SPONSORSHIP", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 650, "width": 130, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "This study is self-funded.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 94, "width": 154, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "CONFLICT OF INTEREST", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 109, "width": 223, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "There is no conflict of interest in this study.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 139, "width": 88, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 154, "width": 224, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "ADA (2016). Standards of medical care in diabetes-2016 abridged for primary care providers. Clin Diabetes. 34(1): 3 – 21. doi: 10.2337/diaclin.34.1.3.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 224, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "ADA (2018). Improving care and promo- ting health in populations: standards of medical care in diabetes-2018. Diabetes Care. 41(1): S7 – S12. doi: 10.2337/dc18-S001.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 289, "width": 224, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Al-Rifai RH, Pearson F, Critchley JA, Abu- Raddad LJ (2017). Association between diabetes mellitus and active Tuberculosis: A systematic review and meta-analysis. PloS one. 12(11): e018-7967. doi: 10.1371/journal.- pone.0187967.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 224, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Baghaei P, Marjani M, Javanmard P, Tabarsi P, Masjedi MR (2013) Dia- betes mellitus and Tuberculosis facts and controversies. J Diabetes Metab Disord. 12 (58): 201-207. doi: 10.11- 86/2251-6581-12-58.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 485, "width": 224, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Baker MA, Harries AD, Jeon CY, Hart JE, Kapur A, Lönnroth K, Ottmani S-E, et al. (2011). The impact of diabetes on Tuberculosis treatment outcomes: a systematic review. BMC Med. 9:81. doi: 10.1186/1741-7015-9-81.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 224, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Bertoluci MC, Cé GV, da Silva AM, Wain- stein M V, Boff W, Puñales, M. (2015). Endothelial dysfunction as a predictor of cardiovascular disease in type 1 diabetes. World journal of dia- betes. 6(5): 679 – 692. Doi: 10.4239/- wjd.v6.i5.679", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 680, "width": 223, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "CDC (2017). Estimates of diabetes and its burden in the United States. Avail-", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 115, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 745, "width": 20, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "452", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 192, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "able at https://www.cdc.gov/dia- betes/pdfs/-data/statistics/national- diabetes-statistics-report.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 223, "height": 133, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Accessed on 03/06 /2018. Cochrane (2014). RevMan 5.3 User Guide. Cochrane Library. Deeks JJ, Hinggins JP, Altman DG (2021). Chapter 10: Analysing data and undertaking meta-analyses | Cochra- ne Training. Retrieved from https://- training.cochrane.org/handbook/cur rent/chapter-10.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 274, "width": 223, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Degner NR, Wang JY, Golub JE, Kara- kousis PC (2018). Metformin use reverses the increased mortality asso- ciated with diabetes mellitus during Tuberculosis treatment. Arch. Clin. Infect. Dis. 66(2): 198-205. doi: 10.- 1093/cid/cix819.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 223, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Dooley KE, Tang T, Golub JE, Dorman SE", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 195, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "(2009). Cronin W. Impact of diabetes mellitus on treatment outcomes of patients with active Tuberculosis. Am J Trop Med Hyg. 80:634-639.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 223, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Faurholt ‐ Jepsen D, Range N, PrayGod G, Jeremiah K, Faurholt ‐ Jepsen M, Aabye, MG, Changalucha J, et al. (2013). Diabetes is a strong predictor of mortality during Tuberculosis treatment: a prospective cohort study among Tuberculosis patients from M wanza, Tanzania. Trop. Med. Int. Health. 18(7). 822-829. doi: 10.1111/- tmi.12120.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 605, "width": 223, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Kebede W, Gudina EK, Balay G, Abebe G (2021). Diagnostic implications and inpatient mortality related to Tu- berculosis at Jimma Medical Center, southwest Ethiopia. J. Clin. Tuberc. Other Mycobact. Dis. 23. 100220. doi: 10.1016/j.jctube.2021.100220.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 224, "height": 118, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Magee MJ, Foote M, Maggjo DM, Howards PP, Narayan KM, Blumberg HM, Ray SM, et al. (2014). Diabetes Mellitus and Risk of All-Cause Mortality among Patients with Tuberculosis in the State of Georgia, 2009 – 2012 Ann Epidemiol. (24): 369-375. doi: 10.10- 16/j.annepidem.2014.01.012.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 214, "width": 224, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Murti B (2018). Prinsip dan metode riset epidemiologi (5th ed.). Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 289, "width": 224, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (2011) Tuberkulosis: pedoman diag- nosis dan penatalaksanaan di Indo- nesia (Tuberculosis: a guide to diag- nosis and management in Indonesia). Jakarta: Indah Offset Citra Grafika. hlm.39-40.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 394, "width": 223, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Pradipta IS, Boveneind-Vrubleuskaya N,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 409, "width": 195, "height": 118, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Akkerman OW, Alffenaar JWC, Hak E (2019). Predictors for treatment outcomes among patients with drug- susceptible Tuberculosis in the Netherlands: a retrospective cohort study. Clin Microbiol Infect. 25(6). 761.e1-761.e7. doi: 10.1016/j.cmi.20- 18.10.009.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 529, "width": 224, "height": 119, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Qian X, Nguyen DT, Lyu J, Albers AE, Bi X, Graviss EA (2018). Risk factors for extrapulmonary dissemination of Tuberculosis and associated morta- lity during treatment for extrapulmo- nary Tuberculosis. Emerging micro- bes & infections. 7(1): 1-14. doi: 10.- 1038/s41426-018-0106-1.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 650, "width": 224, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Rohman H (2018). Kasus tuberkulosis dengan riwayat diabettes mellitus di wilayah prevalensi tinggi diabettes mellitus (Tuberculosis cases with a", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 57, "width": 429, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Anasulfalah et al./ Diabetes Mellitus Comorbidity on Mortality Risk in Tuberculosis Patients", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 115, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "www.jepublichealth.com", "type": "Page footer" }, { "left": 521, "top": 745, "width": 20, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "453", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 195, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "history of diabetes mellitus in a high prevalence area of diabetes mellitus). Jurnal Manajemen Informasi Kese- hatan Indonesia. 6(2): 149 – 156.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 223, "height": 133, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "Tok PSK, Liew SM, Wong LP, Razali A, Loganathan T, Chinna K, Ismail N, et al. (2020). Determinants of unsuccessful treatment outcomes and mortality among Tuberkulosis pati- ents in Malaysia: A registry-based cohort study. PloS one. 15(4). e02- 31986. doi: 10.1371/journal.pone.02- 31986.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 94, "width": 224, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "WHO (2017). Treatment Of Tuberculosis Guidelines Fourth Edition. Geneva: WHO Press.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 139, "width": 223, "height": 58, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 790, "text": "WHO (2018). Global Tuberculosis report Geneva. World Health Organization. WHO (2019). Global Tuberculosis report Geneva. World Health Organization.", "type": "Text" } ]
8a90a370-5df4-e8c3-21f7-63bf9e4e8d1f
https://ojs.unikom.ac.id/index.php/jika/article/download/3369/2507
[ { "left": 57, "top": 159, "width": 254, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan dan Perbankan (JIKA)", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 159, "width": 148, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Volume 10 No. 2 Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 256, "width": 415, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PERPUTARAN KAS TERHADAP RASIO LIKUIDITAS PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (Persero) Tbk", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 80, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Irwan Moridu 1", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 155, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Nurcahya Hartaty Posumah 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 145, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 491, "width": 210, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Universitas Muhammadiyah Luwuk 1,2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 505, "width": 255, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jl. KH. Ahmad Dahlan No.III/79, 94711 Kabupaten Banggai, Provinsi Sulawesi Tengah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 603, "width": 129, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Received Date : 25.07.2020 Revised Date : 30.06.2021 Accepted Date : 28.07.2021", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 709, "width": 166, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PROGRAM STUDI MANAJEMEN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 204, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 130", "type": "Page footer" }, { "left": 282, "top": 113, "width": 60, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 127, "width": 400, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "This study aims to analyze how much influence the cash turnover on the liquidity ratio at PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Period 2004-2018. This research uses simple linear regression analysis. The financial ratio analysis used consists of cash turnover, liquidity ratios (current ratios) with secondary data collection techniques taken from the official website of the Indonesia Stock Exchange. The results showed that cash turnover had no effect on liquidity ratios due to excessive cash turnover with available working capital that was too small, resulting in not being able to meet company needs.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 290, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Keywords: Cash Turnover, Liquidity Ratio, Current Ratio", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 296, "width": 56, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 310, "width": 400, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh perputaran kas terhadap rasio likuiditas pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Periode 2004-2018. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis rasio keuangan yang digunakan terdiri dari perputaran kas, rasio likuiditas (rasio lancar) dengan teknik pegumpulan data sekunder yang terdapat di BEI. Dalam penelitian ini menunjukkan jika perputaran kas tidak mempunyai pengaruh terhadap rasio likuiditas dikarenakan perputaran kas yang berlebihan dengan modal kerja yang tersedia terlalu kecil, sehingga mengakibatkan kurang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 466, "width": 308, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Perputaran Kas, Rasio Likuiditas, Rasio Lancar", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 131", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 86, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 139, "width": 402, "height": 141, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pasar modal atau kapital memberikan manfaat yang cukup luas bagi ekonomi dalam suatu negara melalui perkembangan investasi. Investasi yang terkesan terjadi pertumbuhan serta berkembang pesat yang nantinya memungkinkan jadi motor penggerak suatu perekonomian. Menurut (Lestari & Rusnaeni, 2013) menyatakan bahwa periode berputarnya kas yang dimulai pada saat kas diinvestasikan dalam komponen modal kerja sampai saat kembali menjadi kas sebagai unsur modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya, sedangkan (Nugroho et al., 2019) menyebutkan untuk menjaga kemampuan likuiditas perusahaan, maka perusahaan harus harus dapat mengelola jumlah kas yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 400, "height": 225, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut (Indriani et al., 2017) menyatakan bahwa apabila dikatakan likuid jika perusahaan tadi bisa menyelesaikan utang finansial yang segera jatuh tempo dengan menggunakan waktu yang sudah lewat dari waktunya. Dalam menginvestasikan aktiva tetap maupun untuk mendanai kegiatan operasional setiap harinya, perusahaan memerlukan kas yang cukup (Mayasari et al., 2016). Dimana (Trisnayanti et al., 2020) menyatakan kemampuan dari perusahaan didalam pemenuhan utang lancarnya dapat di lihat dari tingkat perputaran kas. Tingkat perputaran kas dilihat dari nilai rasio untuk menilai ketersediaan kas. (Mulyanti & Supriyani, 2018) untuk mendapatkan kas yang cukup dalam jumlah tertentu perusahaan harus memaksimalkan perputaran kasnya. Kas yang merupakan bagian dari unsur capital yang penting dan yang memiliki tingkat likuid yang tinggi, maka perputaran kas merupakan pencapaian periode kas dari awal kas di kelola hingga kas itu kembali (Lestari & Rusnaeni, 2013). Nilai kas yang cukup banyak mencerminkan Likuiditas suatu perusahaan tersebut tinggi, hal ini berarti terjadi kelebihan kas sehingga perputaran kas rendah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 506, "width": 406, "height": 183, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut (Sri Suartini & Hari Sulistiyo, 2017) menyatakan pentingnya likuiditas dapat dilihat dengan mempertimbangkan dampak dari ketidakmampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Kurangnya likuiditas akan menghambat perusahaan dalam mendapatkan laba atau kemungkinan dalam memperoleh laba, hal ini artinya membatasi kemungkinan dan kegiatan dari pengelola perusahaan. Permasalahan pemenuhan kewajiban jangka pendek yang kurang baik dapat menjelaskan tidak mampunya manajemen didalam menyelesaikan tunggakan jangka pendeknya. Permasalahan terkait menunjuk pada perdagangan, pendanaan serta tidak mengarah pada ketidakmampuan membayar utang dengan tepat waktu, maka patut dipertanyakan apabila perusahaan tesebut gagal dalam menyelesaikan utang jangka pendeknya. Sehingga rasio likuiditas menjelaskan sisi kesehatan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 690, "width": 400, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dalam hasil riset oleh Widiasmoro (2017) dapat disimpulkan bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA) hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh dari riset (Lestari & Rusnaeni, 2013), (Putri & Musmini, 2013), (Jaka Maulana, 2020) yang memberikan hasil bahwa", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 132", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ada pengaruh positif serta signifikan terhadap rasio profitabilitas, dimana pada penelitian oleh (Indriani et al., 2017), (Permata, 2011) ditemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan nyata terhadap likuditas dan (Silvia et al., 2020), (Riani & Dewi, 2019) perputaran kas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap likuiditas, jika dikaitkan dengan profitabilitas maka perputaran kas tidak berpengaruh (Sufiana & Purnawati, 2020), (Rahayu & Susilowibowo, 2014), (Lestari & Rusnaeni, 2013), (Runtulalo et al., 2018). Dari beberapa riset yang ada tersebut penulis mecoba mencari mengambil penelitian pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk dimana bank tersebut memiliki banyak anak perusahaan yang memungkinkan adanya hasil yang berbeda terhadap beberapa perusahaan yang telah diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 400, "height": 183, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan perusahaan yang akan diteliti dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sebab itu jika diketahui dari seluruh asset mandiri maupun dana pihak lain, maka BNI merupakan Bank milik Pemerintah di Indonesia urutan ke- empat. Dengan didukung oleh sejumlah anak perusahaan, yaitu BNI Syariah, BNI Multifinance , BNI Sekuritas, BNI Life Insurance dan BNI Remittance (www.bni.co.id) di dalam memberikan layanan finansial secara terpadu. Sehingga perlu adanya kajian terkait perputaran kas dalam peningkatan likuiditas, sehingga mampu memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang pentingnya perputaran kas tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. di Bursa Efek Indonesia periode 2004-2018 dapat dijabarkan data mengenai besarnya perputaran kas dan rasio likuiditas yang disajikan dalam tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 468, "width": 311, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rata-rata Perputaran Kas Serta Rasio Likuiditas PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 513, "width": 346, "height": 211, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tahun Perputaran Kas (Kali) Rasio Likuiditas (Rp) 2004 4,32 1,90 2005 5,77 1,97 2006 6,37 1,59 2007 6,17 2,91 2008 5,26 4,17 2009 5,08 4,42 2010 4,98 4,10 2011 4,88 2,86 2012 2,21 2,92 2013 3,98 5,73 2014 4,11 6,30 2015 4,03 7,13 2016 4,93 3,40 2017 5,81 2,37 2018 5,61 3,37 Sumber : Laporan Keuangan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, 2019", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 726, "width": 400, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Data tersebut memperlihatkan perubahan yang cukup berbeda dan fluktuasi dari tahun 2004 hingga 2018 baik itu mengalami peningkatan", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 133", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "maupun penurunan tingkat likuiditas. Menurut (Ma’ruf Abdullah, 2014) menyatakan “ dalam mengetahui hubungan diantara akun neraca maupun aku yang ada dalam laporan laba – rugi baik itu secara sendiri maupun bersama – sama maka digunakan teknik analisis rasio keuangan ” . Menurut (Kasmir, 2014) analisis analisis rasio pada keuangan adalah suatu kegiatan dalam membandingkan suatu angka-angka dalam suatu informasi keuangan dengan cara membagi anga – anga yang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 400, "height": 225, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut (Widiasmoro, 2017) menyatakan semakin besar kas yang ada pada perusahaan maka makin tinggi likuiditasnya yang mana kas adalah aktiva yang paling lancar dalam memenuhi keuangan perusahaan. (Julita. J, 2012) dimana kas merupakan faktor yang mempengaruhi likuiditas karena kas merupakan current asset yang paling likuid. (Kasmir, 2014) mendefinisikan “ perputaran kas artinya perbandingan antara penjualan menggunakan jumlah kas rata rata, dimana perputaran kas menerangkan kemampuan kas dalam membuat pendapatan sebagai akibatnya bisa dilihat berapa kali uang kas berputar pada satu periode ” . Selanjutnya (Kasmir, 2014) menyatakan “ rasio perputaran kas atau cash turn over berfungsi buat mengukur taraf kecukupan modal kerja suatu perusahaan yang dibutuhkandalam rangka membayar tagihan serta membiayai penjualan ” . Artinya rasio dipergunakan buat menghitung taraf tersedianya uang kas dalam rangka menyelesaikan utang serta segala biaya yang berhubungan langsung dengan perdagangan atau penjualan. Dalam satu periode perputaran kas dapat dihitung dengan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 449, "width": 149, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perputaran Kas= Penjualan Jasa Rata-Rata Kas", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 403, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut (Hery, 2016) menyatakan dalam menghitung kemampuan dari manajemen perusahaan untuk menyelesaikan utang lancarnya maka rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas. (Sufiana & Purnawati, 2019)Tingkat likuiditas yang baik akan memberikan gambaran bahwa posisi keuangan perusahaan dalam kondisi yang kuat. (Kasmir, 2014) menyatakan “ rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo atau rasio buat mengetahui kemampuan dari perusahaan untuk membiayai dan memenuhi kewajiban saat penagihan ” .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 400, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Untuk mengukur dan menilai efektivitas dari perusahaan didalam memenuhi utang lancarnya yang akan jatuh tempo dengan menggunakan seluruh harta lancar yang ada digunakan rasio lancar. Rasio lancar adalah rasio yang dipakai dalam menilai kemampuan dari suatu perusahaan didalam memenuhi kewajiban lancarnya yang akan segera harus dilunasi dengan memakai seluruh harta lancar. Untuk menghitung rasio lancar digunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 711, "width": 130, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Rasio Lancar= Aset Lancar Utang Lancar", "type": "Caption" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 134", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perusahaan memiliki tingkat perputaran kas yang tinggi dengan maksud agar kas yang masuk dalam perusahaan semakin cepat. Jadi, uang itu akan digunakan lagi untuk operasional agar tidak mengganggu kondisi keuangan perusahaan. Menurut Rahma dalam (Widiasmoro, 2017) menyatakan perputaran kas adalah kemampuan untuk menghasilkan pendapatan tunai dalam rangka untuk mengetahui berapa kali perusahaan mengelola uang tunai dalam jangka waktu tertent.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 400, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perputaran kas mempunyai peranan penting bagi perusahaan dalam rangka memenuhi kewajiban finansialnya, makin tinggi nilai likuiditasnya maka nilai kas dalam perusahaan semakin besar. Hal ini berarti bahwa perusahaan memiliki risiko lebih rendah tidak mampu menyelesaikan utang lancarnya. Perusahaan dalam memenuhi utang lancarnya yang harus segera dipenuhi maka perusahaan harus mengacu pada rasio likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 297, "width": 400, "height": 128, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut Setyanusa dalam (Indriani et al., 2017) mendefinisikan “ likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya ” . Dimana Ryanto dalam (Indriani et al., 2017)menyatakan “ likuiditas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk mengukur kewajiban finansial jangka pendeknya, salah satu rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar ” . Menurut (I. Fahmi, 2014) rasio lancar atau current ratio adalah suatu pengukuran yang biasa dipakai dalam solvabilitas jangka pendek, kemampuan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan utangyang akan jatuh tempo. Hipotesis pada penelitian ini:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 436, "width": 400, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "H0 : Tidak terdapat pengaruh dari perputaran kas terhadap likuiditas pada PT. BNI (Persero) Tbk Ha : terdapat pengaruh dari perputaran kas terhadap likuiditas pada PT. BNI (Persero) Tbk", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 119, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 535, "width": 400, "height": 197, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data laporan posisi keuangan dan laporan laba rugi komprehensif PT. BNI (Persero) Tbk di BEI tahun 2004-2018. Ditinjau dari sumbernya, menggunakan sumber data sekunder yaitu sumber dalam suatu penelitian didapatkan dengan tidak secara langsung atau menggunakan media lainnya. Dalam riset ini data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia yaitu pada website www.idx.co.id. Dalam metode pengumpulan data menggunakan dokumentasi, dengan cara mengumpulkan data, mencatat data serta mengkaji berupa data sekunder yang dalam bentuk laporan keuangan PT. BNI (Persero) Tbk, yang didapatkan dari BEI melalui situs resmi www.idx.co.id. Dalam penelitian ini teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linear sederhana menggunakan bantuan aplikasi (SPSS) versi 25 yang mana digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen atau variabel prediktor atau variabel X terhadap variabel dependen atau variabel Y. Syarat", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 135", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "kelayakan yang harus terpenuhi saat kita menggunakan regresi linear sederhana adalah:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 142, "width": 215, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Jumlah sampel harus sesuai dan sama.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 243, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Jumlah variabel independen (X) hanya satu", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 170, "width": 226, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Data harus terdistribusi dengan normal.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 184, "width": 400, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sebelum masuk pada cara pengolahan data dalam uji analisis regresi linear sederhana dengan Statistical Product and Service Solutions (SPSS), harus memastikan adalah data tersebut sudah memenuhi syarat kelayaan dari model regresi linear sederhana yaitu dengan uji normalitas. Dimana dalam persamaan regresi linear sederhana adalah Y=a+bX, dimana:", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 255, "width": 123, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Y = Likuiditas a = konstanta b = koefisien regresi X = Perputaran Kas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 326, "width": 211, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 352, "width": 400, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut (Kasmir, 2014) mendefinisikan perputaran kas merupakan perbandingan antara penjualan jasa dengan jumlah rata-rata dari kas, semakin tinggi nilai rasio ini maka akan semakin baik dikarenakan perusahaan tersebut dimaknai mampu dan efektif dalam mengelola kasnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 408, "width": 400, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dengan membandingkan rasio perputaran kas dari tahun yang sebelumnya maka kita dapat mengetahui perputaran kas yang baik. Berikut adalah perkembangan penjualan jasa dan rata-rata kas selama periode 2004- 2018 :", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 479, "width": 359, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Perhitungan Perputaran Kas PT. Bank Negara Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 494, "width": 393, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "(Persero), Tbk. Tahun Penjualan Jasa Rata-rata Kas Perputaran Kas Interpretasi 2004 Rp 9.744.523 Rp 2.254.555 4,32 Kali - 2005 Rp 15.016.863 Rp 2.598.677 5,77 Kali Naik 2006 Rp 17.644.727 Rp 2.769.207 6,37 Kali Naik 2007 Rp 19.220.928 Rp 3.111.932 6,17 Kali Turun 2008 Rp 20.234.890 Rp 3.843.710 5,26 Kali Turun 2009 Rp 23.742.151 Rp 4.665.754 5,08 Kali Turun 2010 Rp 25.898.450 Rp 5.192.009 4,98 Kali Turun 2011 Rp 28.511.996 Rp 5.839.217 4,88 Kali Turun 2012 Rp 31.408.867 Rp 7.083.554 2,21 Kali Turun 2013 Rp 35.950.974 Rp 9.029.652 3,98 Kali Naik 2014 Rp 44.258.317 Rp 10.762.806 4,11 Kali Naik 2015 Rp 49.132.325 Rp 12.163.056 4,03 Kali Turun 2016 Rp 59.401.518 Rp 12.029.035 4,93 Kali Naik 2017 Rp 66.088.928 Rp 11.372.653 5,81 Kali Naik 2018 Rp 71.969.945 Rp 12.810.755 5,61 Kali Turun Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 136", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 403, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Menurut (Hery, 2016)menyatakan rasio lancar merupakan perbandingan antara total aset lancar dengan hutang lancar, dengan rasio 2:1. Jadi dikatakan sehat apabila rasionya berada di atas 2. Berikut adalah perkembangan aset lancar dan hutang lancar selama periode 2004-2018:", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 170, "width": 379, "height": 237, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Perhitungan Rasio Lancar PT. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. Tahun Aset Lancar Hutang Lancar Rasio Lancar Interpretasi 2004 Rp 2.353.575 Rp 1.234.205 Rp 1,90 Buruk 2005 Rp 2.843.779 Rp 1.436.318 Rp 1,97 Buruk 2006 Rp 2.694.635 Rp 1.687.610 Rp 1,59 Buruk 2007 Rp 3.259.229 Rp 1.118.833 Rp 2,91 Baik 2008 Rp 4.428.192 Rp 1.059.663 Rp 4,17 Baik 2009 Rp 4.903.316 Rp 1.109.216 Rp 4,42 Baik 2010 Rp 5.480.703 Rp 1.336.316 Rp 4,10 Baik 2011 Rp 6.197.731 Rp 2.161.199 Rp 2,86 Baik 2012 Rp 7.969.378 Rp 2.725.597 Rp 2,92 Baik 2013 Rp 10.089.927 Rp 1.759.870 Rp 5,73 Baik 2014 Rp 11.435.686 Rp 1.813.065 Rp 6,30 Baik 2015 Rp 12.890.427 Rp 1.805.494 Rp 7,13 Baik 2016 Rp 11.167.643 Rp 3.275.668 Rp 3,40 Baik 2017 Rp 11.577.664 Rp 4.867.547 Rp 2,37 Baik 2018 Rp 14.043.846 Rp 4.160.295 Rp 3,37 Baik", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 407, "width": 140, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 433, "width": 82, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Normalitas", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 621, "width": 140, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 648, "width": 342, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Normal P-Plot of Regression Standardized Residual", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 674, "width": 400, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Cara uji normal probability plots digunakan untuk membandingkan data rill dengan data distribusi normal secara kumulatif. Apabila data yang ada mengikuit garis diagonal maka data tersebut berdistribusi dengan normal. Dari gambar 1 tersebut, menunjukkan data berdistribusi normal karena garis (titik-titik) mengikuti garis diagonal.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 137", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 129, "width": 67, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Statistik", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 147, "width": 210, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Variables Entered/Removeda", "type": "Section header" }, { "left": 156, "top": 162, "width": 330, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Model Variables Entered Variables Removed Method 1 Perputaran Kasb Enter a. Dependent Variable: Rasio Likuiditas b. All requested variables entered", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 230, "width": 140, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 256, "width": 400, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil output yang pertama menjelaskan dimana variabel terikatnya adalah rasio likuiditas dan variabel bebasnya merupakan perputaran kas sedangkan cara yang dipakai adalah metode enter, adalah metode yang dipakai untuk memasukkan semua prediktor kedalam analisis sekaligus.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 326, "width": 137, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Model Summary", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 353, "width": 345, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Model R R Square Adjusted R Square Std Error. of the Estimate 1 .427a .182 .119 154.89744 a. Predictors: (Constant), Perputaran Kas b. Dependent Variable:", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 407, "width": 85, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Rasio Likuiditas", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 421, "width": 140, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil output yang kedua adalah model summary Menurut Sahid Raharjo (2014) besarnya nilai korelasi (hubungan) adalah:", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 475, "width": 182, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "0,00 - 0,25 = hubungan yang lemah", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 489, "width": 186, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "0,26 - 0,50 = hubungan yang sedang", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 503, "width": 173, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "0,51 - 0,75 = hubungan yang kuat", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 517, "width": 209, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "0,76 - 1,00 = hubungan yang sangat kuat", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 400, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jadi, R adalah besarnya nilai korelasi (hubungan) 0,427 (hubungan sedang). R Square (koefisien determinasi) = R2 = menjelaskan seberapa besar variasi variabel dependen (Y) mampu dijelaskan dari variabel bebas (X). R Square = 0,182 = 18,2% = Pengaruh perputaran kas (independen) terhadap Rasio Likuiditas (dependen) adalah sebesar 18,2%.", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 608, "width": 93, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 . ANOVAa", "type": "Table" }, { "left": 124, "top": 635, "width": 371, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 69361.776 1 69361.776 2.891 .113b Residual 311911.824 13 23993.217 Total 81273.600 14", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 687, "width": 206, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a. Dependent Variabel: Rasio Likuiditas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 701, "width": 216, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Predictors: (Constant), Perputaran Kas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 715, "width": 140, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 138", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dari hasil output anova tabel diketahui bahwa nilai F hitung = 2.891 dimana nilai signifikansinya adalah sebesar 0,113 > 0,05 sehingga jenis regresi ini tidak cocok dipakai dalam memprediksi variabel perputaran kas atau dengan kata lain tidak adanya pengaruh dari variabel perputaran kas (X) kepada variabel rasio likuiditas (Y), karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,05. Hal ini sejalan dengan penelitian (U. L. Fahmi et al., 2020);(Permata, 2011) yang menyatakan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh secara simultan.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 230, "width": 384, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std.Error Beta 1 (Constant) 691.970 194.924 3.550 .004 Perputaran Kas -.662 .389 -.427 -1.700 .113 a. Dependent Variabel: Rasio Likuiditas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 332, "width": 140, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumber: Olahan data tahun 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 358, "width": 401, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 7, pada kolom B, nilai Constant (a) adalah 691.970, sedangkan trust (b) adalah -0.662, sehingga persamaan regresinya adalah: Y = 691.970 + (-0.662) X . Koefisien b disebut koefisien regresi dan menyatakan rata-rata variabel yang berubah arah variabel terikat dalam setiap perubahan variabel bebas untuk satu satuan. Adanya perubahan ini adalah peningkatan ketika b adalah positif dan menurun ketika b adalah negatif. Sehingga dari persamaan itu dapat dijelaskan bahwa konstanta adalah 691.970 mengartikan jika tanpa nilai variabel perputaran kas, maka nilai rasio likuiditas adalah 691.970. Koefisien regresi X adalah sebesar -0.662 menjelaskan bahwa apabila terjadi penurunan satu nilai perputaran kas, maka nilai dari rasio likuiditas berkurang sebesar -0.662. Hal ini sejalan dengan penelitian (Oktaviana, 2020);(Hidayat, 2018);(Wijaya, 2018) dimana penelitian mereka menyatakan apabila terdapat peningkatan perputaran kas maka likuiditas akan berkurang atau menurun.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 73, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 400, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dari tabel 7 didapatkan nilai untuk pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat adalah sebesar 0,113 > 0,05 dan nilai t-hitung sebesar -1,700 < t tabel 2,17 yang artinya Ha ditolak dan H0 diterima, jadi rasio likuiditas tidak dipengaruhi signifikan oleh perputaran kas. Berdasarkan hasil pengujian, diketahui nilai signifikansi untuk pengaruh X terhadap Y adalah sebesar 0,113 > 0,05 dan nilai t hitung -1.700 < t tabel 2,17 artinya Ha ditolak dan H0 diterima, sehingga perputaran kas tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap rasio likuiditas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 713, "width": 400, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini sama halnya dengan riset yang telah dilakukan oleh (Runtulalo et al., 2018), (Nainggolan & Rumengan, 2016) yang memberikan kesimpulan bahwa perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dalam", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 139", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "meningkatkan likuiditas. Alasan diperolehnya hasil yang tidak signifikan karenakan perputaran kas yang berlebihan dengan modal kerja yang tersedia terlalu kecil, sehingga mengakibatkan kurang dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Menurut Gill dalam (Kasmir, 2014) perputaran kas berguna dalam menilai dan mengukur suatu kecukupan modal kerja yang dibutuhkan dalam membayar suatu tagihan serta membiayai kegiatan operasional dari penjualan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 400, "height": 212, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dalam memperoleh modal kerja, caranya adalah mengurangi komponen aktiva lancar dengan hutang lancar dari suatu modal kerja. Pada pengertian ini dikatakan menjadi modal kerja yang bersih dan dimiliki oleh perusahaan. Dalam hal ini, modal kerja kotor artinya jumlah asal aktiva lancar. Ketidakmampuan perusahaan didalam memenuhi kewajiban lancarnya maka perputaran kas bisa dikatakan cukup tinggi dan apabila kas semakin banyak tersimpan dalam aktiva yang cukup sulit untuk di likuidasi dalam waktu yang cepat maka perputaran kas di katakana cukup rendah, jadi manajemen dalam perusahaan wajib untuk berusaha dengan menggunakan sisa kas yang ada. Menurut (Debbianita, 2012) dalam pemenuhan jangka pendek maka tingkatan likuiditas dapat diperlukan perusahaan sebagai jaminan. Untuk menjaga tingkat likuiditas maka perusaahaan perlu adanya pengelolaan dari aktiva secara efektif dan efisien dimana hal ini merupakan penentu dari adanya perubahan modal kerja yang kemungkinan akan dipergunakan dalam mendapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 400, "height": 113, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Atas uraian tersebut dapat dijelaskan bahwa perputaran kas terhadap rasio likuiditas tidak mempunyai pengaruh signifikan. Dari analisis data maka Ha ditolak dan H0 diterima dan dapat disimpulkan bahwa perputaran kas tidak dapat mempengaruhi rasio likuiditas pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk selama periode 2004-2018, hal ini sejalan dengan (Runtulalo et al., 2018), (Julita. J, 2012), (Hidayat, 2018) dan (U. L. Fahmi et al., 2020);(Permata, 2011) yang sama – sama mendapatkan hasil bahwa perputaran kas tidak berpengaruh signifikan terhadap likuditas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 552, "width": 77, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 578, "width": 400, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh perputaran kas terhadap rasio likuiditas pada PT. BNI (Persero) Tbk, dapat diambil kesimpulan perputaran kas tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap rasio likuiditas di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, karena perputaran kas yang terlalu banyak dengan modal kerja yang tersedia cukup kecil, dapat mengakibatkan kurangnya perusahaan dalam memenuhi kegiatan operasionalnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 691, "width": 84, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "REKOMENDASI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 717, "width": 400, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sebaiknya objek penelitian dapat diperluas tidak hanya pada satu perusahaan saja yang mungkin akan mempengaruhi rasio likuiditas, seperti", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 140", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 400, "height": 127, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "pada perusahaan di sektor pertanian, pertambangan, industri dasar maupun kimia, aneka industri, industri dari barang konsumsi, dalam sektor property, infrastruktur dan transportasi, keuangan, perdagangan, jasa serta pendanaan. Sebaiknya dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap beberapa variabel lain yang mungkin akan mempengaruhi rasio likuiditas, yaitu variabel perputaran piutang, perputaran persediaan dan profitabilitas. Dari hasil penelitian dapat diberikan rekomendasi yaitu dengan meningkatkan pengelolaan kas, mengindari kredit macet, peningkatan layanan dalam rangka memaksimalkan kas, sehingga tingkat likuiditas dapat meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 104, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 280, "width": 401, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Debbianita. (2012). Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Likuiditas Perusahaan (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2008-2011) .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 343, "width": 400, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Fahmi, I. (2014). Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal. In Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 401, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Fahmi, U. L., Riswati, F., & Winarto, B. (2020). Analisis Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas Koperasi Karyawan Behaestex Gresik. Jurnal Manajerial Bisnis , 3 (3), 256 – 264. Hery. (2016). Analisis laporan keuangan . https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1171856", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 400, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hidayat, R. (2018). Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Likuditas Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen , 4 , 113 – 125.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 401, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Indriani, D., Ilat, V., & Suwetja, I. (2017). Pengaruh Perputaran Piutang Dan Arus Kas Terhadap Likuiditas Pt. Astra Internasional.Tbk. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi , 5 (1), 136 – 144. https://doi.org/10.35794/emba.v5i1.15515", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 569, "width": 400, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jaka Maulana, A. K. (2020). Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Tingkat Likuiditas (Quick Ratio) Pada Perusahaan Konstuksi (Studi Kasus PT Wijaya Karya Tbk. Journal Logistic And Accounting Development , 1 (1), 76 – 87.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 632, "width": 400, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Julita. J. (2012). Pengaruh Perputaran Modal Kerja Dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Kumpulan Jurnal Dosen UMSU , 9 (2), 1 – 9.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 680, "width": 400, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan, Edisi Satu, Cetakan Ketujuh. In Raja Grafindo Persada .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 401, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Lestari, D., & Rusnaeni, N. (2013). Pengaruh Perputaran Piutang Dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas Pada PT. Ultrajaya Milk Industry Dan Traiding Company Tbk. Journal of Petrology , 369 (1), 1689 – 1699.", "type": "List item" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 141", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 113, "width": 265, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 133, "width": 401, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Ma’ruf Abdullah. (2014). Manajemen dan Evaluasi Kinerja Karyawan (Budi Rahmat Hakim). Aswaja Pressindo.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 168, "width": 400, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Mayasari, A., Andini, R., Pranaditya, A., & Oemar, A. (2016). Pengaruh Perputaran Piutang, Arus Kas, Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening. Jurnal Ilmiah , 1 – 11.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 400, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Mulyanti, D., & Supriyani, R. L. (2018). Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas pada PT Ultra Jaya, Tbk.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 258, "width": 376, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Kajian Ilmiah , 18 (1), 34 – 42. https://doi.org/10.31599/jki.v18i1.180", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 400, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Nainggolan, N., & Rumengan, J. (2016). Pengaruh Perputaran Kas, Piutang Dagang, Persediaan Barang Dagang Terhadap Likuiditas PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk. Jurnal Ilmiah Zona Akuntansi , 6 (3), 12 – 23. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 355, "width": 401, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Nugroho, L., Aryani, E., & Mastur, A. A. (2019). Analisa Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Asset (Roa) Pada Perusahaan Lq 45 Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2012-2017. Inovbiz: Jurnal Inovasi Bisnis , 7 (1), 20. https://doi.org/10.35314/inovbiz.v7i1.975", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 417, "width": 400, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Oktaviana, N. S. & R. (2020). Pengaruh Perputaran Piutang Perputaran Persediaan dan Perputaran Kas Terhadap Likuiditas pada PT Mandom Indonesia Tbk. Journal of Accounting Taxing and Auditing (JATA) , 1 (1).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 465, "width": 400, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Permata, L. (2011). Pengaruh Perputaran Kas terhadap Likuiditas Perusahaan Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Al-Hikmah , 8 (113), 33 – 41.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 499, "width": 400, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Putri, R., & Musmini, L. (2013). Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitabilitas pada PT.Tirta Mumbul Jaya Abadi Singaraja Periode 2008- 2012. Jurnal Akuntansi Profesi , 3 (2), 142 – 152.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 547, "width": 400, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Rahayu, E. A., & Susilowibowo, J. (2014). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu Manajemen , 2 (4), 1444 – 1455.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 596, "width": 400, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Riani, N., & Dewi, L. N. (2019). Pengaruh Perputaran Kas Dan Perputaran Piutang Terhadap Return on Assets Pada Pt Muaramas Ekamukti. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Finansial Indonesia , 3 (1),", "type": "List item" }, { "left": 137, "top": 624, "width": 376, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "33 – 44. https://doi.org/10.31629/jiafi.v3i1.1515", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 658, "width": 401, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Runtulalo, R., Murni, S., & Tulung, J. E. (2018). Pengaruh Perputaran Kas Dan Piutang Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Finance Institution Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Periode 2013 Â 2017). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi , 6 (4). https://doi.org/10.35794/emba.v6i4.21166", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 400, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Silvia, D., Yulistina, & Anggraini, T. (2020). Pengaruh Perputaran Kas Dan", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 777, "width": 251, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Keuangan Dan Perbankan (JIKA) 142", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 113, "width": 376, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Pada PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 - 2018. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi , 5 (2), 77 – 83.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 162, "width": 400, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sri Suartini & Hari Sulistiyo, B. M. wacana media. (2017). Pratikum Analisa Laporan Keuangan . https://www.tokopedia.com/bukumwm/pratikum- analisa-laporankeuangan-penulis-sri-suartini-hari-sulistiyo", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 400, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sufiana, N., & Purnawati, N. K. (2019). The effect of cash turnover, accounts receivable turnover and inventory turnover on profitability. Management Journal , 3 (3), 313 – 323.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 258, "width": 400, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sufiana, N., & Purnawati, N. K. (2020). Pengaruh Perputaran Persediaan Dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas. Jurnal Akuntansi , 8 (2), 155 – 163. https://doi.org/10.37932/ja.v8i2.74", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 306, "width": 401, "height": 71, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Trisnayanti, A. A. K., Mendra, N. P. Y., & Bhegawati, D. A. S. (2020). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang Terhadap Likuiditas Perusahaan Manufaktur Subsektor Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indoensia. Jurnal Riset Akuntansi , 10 (1), 1689 – 1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 383, "width": 401, "height": 118, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Widiasmoro, R. (2017). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang, Dan Perputaran Persediaan Terhadap Profitabilitas / Roa Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014. Jurnal Penelitian Dan Kajian Ilmiah . https://doi.org/10.2311/.v15i3.1804 Wijaya, I. (2018). Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Perputaran Persediaan Terhadap Likuiditas Perusahaan Sub Sektor Logam Dan SEjenisnya Yang Terdaftar Di BEI 2011-2016. Jurnal Buana Ilmu , 3 (1), 86 – 103.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 507, "width": 72, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "www.idx.co.id", "type": "Text" } ]
6bf63666-ae8d-1e15-ec1a-c7aa20a391c1
http://jmas.unbari.ac.id/index.php/jmas/article/download/157/132
[ { "left": 36, "top": 36, "width": 105, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J-MAS", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 39, "width": 363, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen dan Sains, 5(1), April 2020, 113-118", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 54, "width": 269, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Publisher by Program Magister Manajemen Universitas Batanghari ISSN 2541-6243 (Online), ISSN 2541-688X (Print) DOI 10.33087/jmas.v5i1.157", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 44, "top": 101, "width": 513, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 138, "width": 381, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 166, "width": 236, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunan Surono 1* , Saiyid Syeikh 2 , Ade Rinaldi 3 1,2 Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Batanghari Jambi", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 192, "width": 365, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Mahasiswa Fakultas Ekonomi Prodi Manajemen Keuangan Universitas Batanghari Jambi *Corresponding email: [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 227, "width": 528, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. This research aims to analyze the effect of simultaneous capital adequacy ratio, return on asset, loan to deposit ratio and non performing loan on the net profit of government public banks in Indonesia Stock Exchange. The effect of partial capital adequacy ratio, return on asset, loan to deposit ratio and non performing loan on the net profit of government public banks in Indonesia Stock Exchange. The research methodology is descriptive and quantitative analysis methods. Data used is secondary data. The population become object in this research is government public bank period of year of 2014-2018. Amount sample the used is the fourth (4) government public bank and still stand up during period of perception and also publicized of year of 2014- 2018 by Indonesian Stock Exchange the analysis multiple regression, hypotesis test so determinant coefficient F test and t test. The object of this research is foreign exchange bank listed on the Stock Exchange Indonesia 2014-2018. The sampel in the receach is PT Bank Negara Indonesia,Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia,Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara,Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri,Tbk (BMRI), Results of multiple regression equation is Y = 11,469 + 1,30X 1 + 1,599X 2 - 5,069X 3 + 0,481X 4 + e, F test result, it is known that capital adequacy ratio, return on asset, loan to deposit ratio and non performing loan simultaneously on the net profit. F count larger than F table (52,763 > 3,06) or comparing the significant level of 0.05 then (0.000 < 0.05) then Ho is rejected and Ha accepted. Based on the results of the t test capital adequacy ratio, return on asset and loan to deposit ratio have significant effect between the net profit (t count > t table ).Conclusion is the capital adequacy ratio, return on asset, loan to deposit ratio and non performing loan simultaneously on the net profit.. While partially have variable capital adequacy ratio, return on asset and loan to deposit ratio have significant to net profit", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 423, "width": 445, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Net Profit", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 448, "width": 65, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 460, "width": 528, "height": 326, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan yang diterbitkan oleh perusahaan. Laporan keuangan merupakan alat untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil kinerja yang diperoleh oleh perusahaan. Dari laporan keuangan perusahaan dapat diperoleh informasi tentang kinerja perusahaan, aliran kas dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat digunakan dalam kebijakan pengambilan keputusan.Laporan keuangan tidak hanya dibutuhkan oleh manajer keuangan atau pihak internal perusahaan saja, tetapi beberapa pihak di luar perusahaan juga perlu memahami kondisi keuangan perusahaan, antara lain calon investor dan kreditor. Setiap pihak memiliki kepentingan yang berbeda, tetapi mereka semua membutuhkan informasi dari perusahaan. Penggunaan informasi laporan keuangan dari luar perusahaan yaitu sebagai dasar pembuatan keputusan. Laporan keuangan menyajikan data historis dari perusahaan tentang profitabilitas. Tingkat kinerja suatu perusahaan dapat dilihat dan diukur melalui laporan keuangan dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio dalam kinerja keuangan. Analisis laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan posisi keuangan perbangkan serta sebagai alat ukur tingkat kesehatan bank yang digunakan sebagai salah satu pengambilan kebijaksanaan pemerintah terhadap bank umum. Tingkat kesehatan bank umum bisa dilihat dari dua sisi yaitu kuantitatif dan kualitatif.Dari sisi kualitatif dapat dilihat dari pengelolaannya, sejarahnya, pemiliknya.Sedangkan dari sisi kuantitatif dapat dilihat dari rasio-rasio keuangan. Sisi rasio likuiditas salah satunya adalah Capital Adequacy Ratio yaitu rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko. Rasio profitabilitas diantaranya Return on Asset (ROA) dapat diukur dengan membandingkan antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Dimana semakin besar Return on Asset (ROA) akan menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, hal ini karena tingkat pengembalian ( return ) semakin besar. Selanjutnya adalah Loan to Deposit Ratio merupakan ukuran yang menunjukkan persediaan uang tunai dan asset lain yang dengan mudah dijadikan uang tunai. LDR ( Loan to Deposit Ratio ) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan. Loan to Deposit Ratio juga merupakan salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan yang berbentuk rasio pinjaman terhadap deposit. Rasio ini juga sangat penting untuk mengukur kerawanan dan kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 529, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunan Surono et al, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 528, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari suatu bank.Aktiva Produktif salah satu rasionya adalah Non Performing Loan (NPL). Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan kendali debitur.Dengan adanya analisis rasio, informasi keuangan yang rinci dan rumit mudah dibaca dan dideskripsikan, sehingga memberikan kemudahan untuk membandingkan antar laporan keuangan perusahaan, serta lebih cepat melihat perkembangan dan kinerja perusahaan secara periodik. Dari berbagai macam bank yang ada di Indonesia, bank yang diteliti dalam penelitian ini adalah bank BUMN. Alasan memilih bank BUMN karena bank tersebut memiliki tingkat kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan bank umum lainnya dan mempunyai asset yang besar. Dilain sisi bank BUMN atas tersebut juga memiliki market share yang luas. Adapun bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014 sampai 2018 empat (4) yang dijadikan sampel yakni : PT Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero),Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri (Persero),Tbk (BMRI). Tujuan penelitian ini adalah bagaimana pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan secara simultan maupun secara parsial terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014 – 2018", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 265, "width": 144, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Pustaka Capital Adequacy Ratio (CAR)", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 290, "width": 528, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya, 2009).Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut untuk menanggung risiko dari setiap kredit atau aktiva produktif yang berisiko.Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa Capital Adequacy Ratio adalah suatu indikator yang digunakan untuk mengukur kemampuan permodalan yang ada untuk menutup kemungkinan kerugian di dalam kegiatan perkreditan. Besarnya Capital Adequacy Ratio suatu bank dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Dendawijaya, 2009) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 377, "width": 162, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capital Adequacy Ratio = Modal Bank", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 389, "width": 22, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐴𝑇𝑀𝑅", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 411, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Non Performing Loans (NPL)", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 423, "width": 527, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Mahmoeddin, 2010) Non Performing Loan (NPL) merupakan kredit bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal diluar kemampuan kendali debitur. Pengertian kredit bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikannya.NPL dihitung berdaarkan perbandingan antara jumlah kredit yang bermasalah dibandingkan dengan total kredit.Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (SE BI No. 3/33 DPNP tanggal 31 Maret 2011):", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 498, "width": 181, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Non Performing Loan = Kredit Bermasalah Total Kredit", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 532, "width": 110, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Return on Asset (ROA)", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 544, "width": 527, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Hanafi, 2011) Return on Asset (ROA) adalah mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu. Return on Asset (ROA) adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva perusahaan, dimana rasio ini menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan (Sartono, 2011).Secara matematis rumus untuk menghitung ROA yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 593, "width": 130, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Return on Asset = Laba Bersih Total Asset", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 614, "width": 528, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Bank Indonesia standar Return on Asset untuk perbankan adalah 1,5%. Nilai Return on Asset dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari tingkat aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasional serta dari besarnya keuntungan operasi (Sartono, 2011). Adapun dalam memilih Return on Asset sebagai alat analisis dikarenakan memiliki kegunaan antara lain: a) sebagai perbandingan, Membandingkan efesiensi dalam penggunaaan aktiva untuk memperoleh keuntungan b) mengukur efesiensi, Perusahaan dapat mengukur efisensi dari tindakan-tindakan yang dilakkukan oleh divisi atau bagian yang ada di perusahaan tersebut, c) Alat ukur, Perusahaan dapat menggunakan nilai Return on Asset untuk pengukuran tindakan ekspansi dengan memproyeksikan pendapatan dan biaya, perusahaan akan dapat mengestimasikan besarnya Return on Assets yang dicapai dengan ekspansi yang akan dijalankan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 728, "width": 105, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loan to Deposit Ratio", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 740, "width": 528, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Likuiditas menurut Darmawi (2011) adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan persediaan uang tunai dan asset lain yang dengan mudah dijadikan uang tunai. Alat ukur likuiditas yang sering digunakan adalah rasio LDR ( Loan to Deposit Ratio ). Agar definisi LDR menjadi lebih jelas, peneliti mengutip beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut: Menurut Kasmir (2014) LDR (Loan to Deposit Ratio) adalah rasio yang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 529, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunan Surono et al, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 528, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikandibandingkan dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.Menurut Darmawi (2011) LDR ( Loan to Deposit Ratio ) adalah salah satu ukuran likuid dari konsep persediaan yang berbentuk rasio pinjaman terhadap deposit. Dari pengertian LDR menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa LDR adalah rasio yang mengukur sejauh mana kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin rendahnya likuiditas bank yang bersangkutan. Namun sebaliknya, jika semakin rendah rasio LDR maka semakin tinggi likuiditas bank yang bersangkutan. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Menurut Kasmir (2014), batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 80%. Namun batas maksimal LDR adalah 110%. Rasio LDR dihitung dengan membandingkan kredit dengan dana pihak ketiga dimana kredit yang digunakan merupakan total kredit yang diberikan kepada pihak ketiga, dan tidak termasuk kredit yang diberikan kepada pihak lain. Sedangkan dana pihak ketiga merupakan giro, tabungan, dan deposito yang tidak termasuk antarbank. Menurut Sudirman (2013), rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 238, "width": 212, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Loan to Deposit Ratio = Total Dana Pihak Ketiga Jumlah Kredit Pihak Ketiga", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 274, "width": 61, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laba Bersih", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 286, "width": 528, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangi pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi (Husnan 2004) dan laba setelah pajak ini dianggap sebagai laba bersih. Karena itu beberapa literature ditemukan jika earning after tax ditulis dengan net profit atau laba bersih . Laba setelah pajak atau laba bersih, menurut Ambarwati (2010) bahwa laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk seluruh periode tertentu setelah dikurangin pajak penghasilan yang disajikan dalam laporan laba rugi. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT ( Earning before Tax), laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatakan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan. Laba Bersih adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham (Munawir 2001). Dalam analisis perusahaan, Laba Bersih menunjukan hasil kinerja perusahaan yang siap dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. Besarnya Laba Bersih suatu perusahaan diketahui dari informasi laporan keuangan perusahaan. Adapun formulanya adalah sebagai berikut : (Husnan,2014)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 476, "width": 184, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laba Bersih = EBIT - (Pajak+ Intrest)", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 501, "width": 41, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 514, "width": 528, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan dengan cara menggunakan pikiran secara saksama untuk mencapai suatu tujuan. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, yakni metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data atau sampel yang telah ditetapkan sebagaimana adanya (Sugiono 2012). Dan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009). Sumber data penelitian yang tersedia di Bursa Efek Indonesia pada Bank BUMN selama tahun 2014 – 2018. Sumber data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data yang diambil berupa laporan keuangan perusahaan pada Industri semen selama tahun 2012–2018 melalui situs website www.idx.co.id , dan berbagai literatur yang berhubungan dengan penelitian. Sampel merupakan bagian atau wakil populasi yang memiliki karakteristik yang sama dengan populasinya (Sugiono,2010). Metode yang digunakan adalah purpusive sampel yakni : sampel yang diambil berdasarkan kritria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti pada sampel tersebut, akhirnya diperoleh empat (4) Emiten yaitu PT Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk (BBRI), PT Bank Tabungan Negara (Persero),Tbk (BBTN), PT Bank Mandiri (Persero),Tbk (BMRI). Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis diajukan adalah : uji asumsi klasik, persamaan regresi linier berganda dan uji hipotesis yang dibantu dengan menggunakan software SPSS 22.0 (Sunjoyo dkk, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 529, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunan Surono et al, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 76, "width": 30, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 100, "width": 503, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Hasil Uji Regresi Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 11.469 3.071 3.734 .002 CAR 1.300 .600 .159 2.168 .047 ROA 1.599 .304 .617 5.260 .000 LDR -5.069 1.430 -.429 -3.544 .003 NPL .481 .334 .146 1.442 .170", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 206, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 230, "width": 527, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel dependen dalam model regresi dapat diformulasikan dalam persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 256, "width": 279, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = 11,469 + 1,30X 1 + 1,599X 2 - 5,069X 3 + 0,481X 4 + e Persamaan regresi tersebut dapat dimaknakan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 281, "width": 527, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Konstanta (a), nilai konstantanya sebesar 11,469. Apabila koefisien variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Return on Asset (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan Non Performing loan (NPL) di anggap konstanta 0, maka Laba Bersih mengalami peningkatan sebesar Rp 11,469.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 319, "width": 530, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Koefisien Capital Adequacy Ratio (X 1 ), apabila nilai koefisien regresi variabel Capital Adequacy Ratio (X 1 ) sebesar 1,3, hal ini dapat berarti bahwa Return on Asset (X 1 ) berpengaruh positif terhadap Laba Bersih(Y). Hal ini mengartikan jika Capital Adequacy Ratio (X 1 ) meningkat 1% maka akan mengakibatkan Laba Bersih(Y) akan meningkat sebesar Rp.1,3.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 369, "width": 530, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Koefisien Return on Asset (X 2 ), spabila nilai koefisien regresi variabel Return on Asset (X 2 ) sebesar 0,985, hal ini dapat berarti bahwa Return on Asset (X 2 ) berpengaruh positif terhadap Laba Bersih(Y). Hal ini menunjukan jika Return on Asset (X 2 ) meningkat 1% maka akan mengakibatkan Laba Bersih(Y) akan meningkat sebesar Rp.1,599. d. Koefisien Loan to Deposit Ratio (X 3 ), apabila nilai koefisien regresi variabel Loan to Deposit Ratio (X 3 ) sebesar - 5,069, hal ini dapat berarti bahwa Loan to Deposit Ratio (X 3 ) berpengaruh negatif terhadap Laba Bersih(Y). Hal ini menunjukan jika Loan to Deposit Ratio (X 3 ) meningkat 1% maka akan mengakibatkan Laba Bersih(Y) akan menurun sebesar Rp.5,069", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 458, "width": 528, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Koefisien Non Performing Loan (X 5 ), apabila nilai koefisien regresi variabel Non Performing Loan (X 5 ) sebesar 0,481 hal ini dapat berarti bahwa Non Performing Loan (X 5 ) berpengaruh negatif terhadap Laba Bersih(Y). Hal ini menunjukan jika Non Performing Loan (X 5 ) meningkat 1% maka akan mengakibatkan penurunan Laba Bersih (Y) akan sebesar Rp.0,481", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 521, "width": 62, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hipotesis Uji F", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 559, "width": 509, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Uji F Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 3.550 4 .887 52.763 .000 b Residual .252 15 .017 Total 3.802 19", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 629, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 654, "width": 528, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan menggunakan program SPSS 22, maka pertama membandingkan F hitung terhadap F tabel dengan taraf signifikan 𝛼 = 0,05 (5%). Dari tabel 4 diketahui F hitung sebesar 52,763 dengan membandingkan F tabel 𝛼 = 0,05 dengan derajat bebas pembilang 4 dan derajat bebas penyebut 15, didapat F tabel sebesar 3,06. F hitung lebih besar dari F tabel ( 52,763 > 3,06). Bila dihubungkan dengan hipotesis terdahulu dapat memaknakan, Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk mendapatkan signifikan antar variabel independen dengan dependen, yakni dengan membandingkan sig dengan α, sig (0,000) < α (0,05). Artinya variasi dari variabel independen signifikan dengan variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 755, "width": 23, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 768, "width": 420, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 1 , maka dapat diketahui pengaruh masing-masing variabel sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 529, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunan Surono et al, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 528, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hasil perhitungan secara parsial, dari nilai thitung variabel Capital Adequacy Ratio (X 1 ) sebesar 2,168 dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,131 (thitung > ttabel ). Dilihat dari pro.sig hitung (0,047)< α (0,05). Ini memaknakan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan signifikan terhadap Laba Bersih.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 126, "width": 528, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil perhitungan secara parsial, dari nilai thitung variabel Return on Asset (X 2 ) sebesar 5,260 dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,131 (thitung > ttabel ). Dilihat dari pro.sig hitung (0,000)> α (0,05). Ini memaknakan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel Return on Asset berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. 3. Hasil perhitungan secara parsial, dari nilai thitung variabel Loan to Deposit Ratio (X 3 ) sebesar -3,544 dibandingkan dengan t tabel sebesar -2,131 (thitung < ttabel ). Dilihat dari pro.sig hitung (0,003)< α (0,05). Ini memaknakan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 214, "width": 527, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil perhitungan secara parsial, dari nilai thitung variabel Non Performing Loan (X 4 ) sebesar 1,442 dibandingkan dengan t tabel sebesar 2,131 (thitung > ttabel ). Dilihat dari pro.sig hitung (0,015)< α (0,05). Ini memaknakan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel Non Performing Loan berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 124, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien Determinasi (R 2 )", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 277, "width": 503, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Koefisien Determinasi (R 2 ) Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .966 .934 .916 .12969", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 325, "width": 85, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 349, "width": 530, "height": 327, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 hasil pengujian koefisien determinasi maka diperoleh nilai R Square sebesar 0,934 angka ini menyatakan bahwa variabel independen dapat menjelaskan keterpengaruhannya terhadap variabel dependen sebesar 93,4% sedangkan sisanya sebesar 6,6% dipengaruhi oleh variabel diluar penelitian ini. Hasil penelitian uji secara simultan dimana variabel independen yakni Rasio Perbankan ( Capital Adequacy Ratio, Return on Asset ,Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan ) secara simultan (bersama-sama) dari keempat (4) variabel itu mempunyai hubungan pengaruh signifikan secara simultan terhadap Laba Bersih pada bank BUMN selama periode 2014-2018. Hal ini dapat dilihat dengan perhitungan uji F, dimana F hitung sebesar 52,763lebih besar dari F tabel yaitu F tabel sebesar 2,60 atau F hitung > F tabel (52,763>3,06) dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari α(0,05) yaitu ; 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel independen ( Capital Adequacy Ratio, Return on Asset ,Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan ) secara simultan berpengaruh terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN periode 2014-2018. Penelitian ini sependapat dengan penelitian terdahulu oleh Putrianingsih (2016), bahwa secara simultan secara simultan Non Performing Loan (NPL), Capital Adequacy Ratio (CAR), Return On Asset (ROA) dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh simultan terhadap Laba Bersih.Dilain sisi dari penelitian ini didapat nilai R square (R 2 ) adalah sebesar 0,934 atau 93,4%. Ini menunjukkan bahwa variabel independen dari variabel independen ( Capital Adequacy Ratio, Return on Asset ,Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan ) mampu menjelaskan sebesar 93,4% terhadap variabel dependen (Laba Bersih) sisanya sebesar 6,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian dilakukan. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan salah satu indikator kemampuan bank dalam menutup penurunan aktiva sebagai akibat kerugian yang diderita bank. Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR), maka kemampuan bank unuk memenuhi kebutuhan modal juga semakin baik. Sehingga apabila Capital Adequacy Ratio baik dapat dikatakan performance bank dapat terlihat lebih baik dan dapat memberikan efek yang positif terhadap Laba Bersih.Dari hasil perhitungan dan analisis yang ditampilkan, dari nilai thitung variabel Capital Adequacy Ratio lebih besar dari t tabel yakni 2,168 dibandingkan 2,131 (thitung > ttabel ).Dilain sisi pro.sig hitung (0,047)< α (0,05). Ini memaknakan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel Capital Adequacy Ratio berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih dan berhubungan positif. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Wijaya dkk (2018) pada penelitiannya bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Laba Bersih.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 678, "width": 528, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Return on Asset (ROA) dapat dijadikan suatu parameter perusahaan apakah efisien dalam penggunaan aktiva dalam memperoleh keuntungan. Apabila Return on Asset yang meningkat maka akan meningkatkan efisiensi perusahaan atas penggunaan aktiva sehingga dapat meningkatkan keuntungan atau memberi efek yang positif terhadap peningkatan Laba Bersih.Hasil perhitungan dan analisis yang ditampilkan, dari nilai t hitung variabel Return on Asset lebih besar dari t tabel yakni 5,260 dibandingkan 2,093 (thitung < ttabel ). Dilain sisi pro.sig hitung (0,946)> α (0,025). Ini memaknakan Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain variabel Return on Asset tidak berpengaruh terhadap Laba Bersih. Ini sejalan dengan kesimpulan penelitian terdahulu, yakni Wismaryanto (2016) bahwa Return on Equity tidak berpengaruh terhadap Laba Bersih. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan dapat dijadikan dasar penilaian kuantitatif terhadap likuiditas bank. Rasio ini dapat menjadi parameter kemampuan manajemen untuk efisien dalam", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 38, "width": 529, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunan Surono et al, Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Return on Asset, Loan to Deposit Ratio dan Non Performing Loan Terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 795, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 75, "width": 528, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penggunaan persediaan uang tunai dan asset lainnya. Hasil perhitungan dan analisis dari nilai thitung variabel Loan to Deposit Ratio (LDR) lebih besar dari t tabel yakni -3,544 dibandingkan -2,131 (thitung < ttabel ). Dilain sisi pro.sig hitung lebih kecil dari α (0,003)> α (0,05). Ini memaknakan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel Loan to Deposit Ratio t berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Ini sejalan dengan kesimpulan penelitian terdahulu, yakni Wismaryanto (2017) bahwa Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih dan berhubungan negatif.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 151, "width": 530, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Non Performing Loans merupakan rasio yang digunakan untuk menilai kualitas asset sebuah bank, juga menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit bermasalah yang diberikan oleh bank. Peningkatan Non Performing Loans akan menghambat keefektifan bank itu sendiri dan juga menurunkan pendapatan bank, sehingga semakin tinggi Non Performing Loans (NPL) , semakin rendah Laba Bersih. Dari hasil perhitungan dan analisis dari nilai thitung variabel Non Performing Loans lebih kecil dari t tabel yakni 1,442 dibandingkan 2,131 (thitung < ttabel ). Dilain sisi pro.sig hitung lebih besar dari α(0,170)> α (0,05). Ini memaknakan Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain variabel Non Performing Loans tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih. Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Dianasari (2018) pada penelitiannya bahwa Non Performing Loans tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 278, "width": 48, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 290, "width": 530, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel independen yakni ( Capital Adequacy Ratio, Return on Asset , Loan to Deposit Rasio dan Non Performing Loan ) secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh signifikan terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN Periode 2014-2018. Dari pembahasan terdahulu perhitungan Uji F bahwa F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari α (5%). Nilai R square (R 2 ) memaknai bahwa variabel independen mampu menjelaskan besar sebesar 93,4% terhadap variabel dependen sisanya sebesar 6,6% dijelaskan oleh faktor lain.variabel independen yakni yakni Rasio Perbankan ( Capital Adequacy Ratio, Return on Asset , Loan to Deposit Rasio dan Non Performing Loan ) secara parsial secara sendiri-sendiri (parsial). Dari keempat (4) variabel independent tersebut Capital Adequacy Ratio, Return on Asset dan Loan to Deposit Ratio berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih pada Bank BUMN di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2018. Dimana t hitung Capital Adequacy Ratio lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari α. Dan t hitung Return on Asset lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari α Kemudian t hitung Loan to Deposit Ratio lebih besar dari t tabel dan nilai signifikansi yang lebih kecil dari αSedangkan variabel lainnya Non Performing Loan tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Bersih.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 468, "width": 75, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 480, "width": 528, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dendawijaya, Lukman, 2009, Manajemen Perbankan , Edisi Revisi, BPPE, Yogyakarta Fahmi, Irham, 2012, Manajemen Keuangan , Edisi Keenam, Gramedia, Jakarta. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim, 2009, Analisis Laporan Keuangan , Edisi Keempat, Cetakan Pertama., Yogyakarta, UPP STIM YKPN.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 531, "width": 487, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harjito, dan Martono, Agus, 2010. Manajemen Keuangan . Yogyakarta: Ekonisia. Harahap, Agus, 2012, Manajemen Keuangan , Cetakan Ketiga, Erlangga, Jakarta. Husnan, Suad, 2004, Lembaga Keuangan dan Pasar Modal , Edisi Kedua, BPPE UGM, Yogyakarta Fahmi, Irham 2012, Pengantar Manajemen Keuangan , Alfabet, Bandung. Munawir, Sawir, 2002, Manajemen Keuangan dan Aplikasi , Edisi Kedua, Ganesha, Bandung Mudrajad, 2012, Manajemen Perbankan , Cetakan Ke-4, Salemba Empat, Jakarta. Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan, Cetakan Ke-2. Jakarta: Kencana. Kuncoro, Mudrajad. 2003, Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi , Yogyakarta: Erlangga. ______ 2012, Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Siamat Dahlan, 2005, Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sartono, Agus, 2011, Manajemen Keuangan Suatu Teori dan Konsep, Edisi ketiga, Erlangga, Jakarta. Setiadi, B. Pompong, 2010, Manajemen Keuangan untuk Perbankan , Cetakan Kelima, Ganesha, Bandung. Sugiono, 2010, Metode Penelitian untuk Bisnis dan Keuangan, BPPE UGM, Yogyakarta Susilo, Triandoro dkk, 2006, Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank , Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta. Sunyoto, 2013, Metode Penelitian dan Aplikasi , Edisi Keenam, Erlangga, Jakarta. Tandelilin, Eduardus, 2010, Teori Portopolio dan Aplikasi , Edisi Kelima, Salemba Empat, Jakarta. Widoatmojo, 2008, Pasar Modal di Indonesia, Edisi Kedua: Tiga Raksa Jakarta. Vibby, Santo, 2007, Zero Preneur , W &G Wealth & Grown, India. Undang-Undang Republik Indonesia. Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Nomor 21 Tahun 2011. Undang-Undang Republik Indonesia. Tentang Perbankan. Nomor 10 Tahun 1998.", "type": "Text" } ]
74915860-fee6-bf83-19d8-975f47c6866a
https://jurnal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/download/192/88
[ { "left": 508, "top": 38, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 782, "width": 131, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radiasi Volume 9 No.2. 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 7", "type": "Page footer" }, { "left": 145, "top": 61, "width": 346, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Modul Fisika Dengan Pendekatan", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 79, "width": 453, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Active Learning Guna Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 10 Purworejo", "type": "Section header" }, { "left": 251, "top": 128, "width": 111, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, Ashari, Sriyono", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 140, "width": 266, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo Jl. K.H.A Dahlan 3 Purworejo Telp. 0275-321494", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 161, "width": 104, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 186, "width": 513, "height": 188, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intisari - Telah dilakukan penelitian pengembangan modul fisika dengan pendekatan active learning guna mengetahui kelayakan modul fisika dengan pendekatan active learning yang dikembangkan, peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa, dan respon siswa setelah menggunakan modul fisika dengan pendekatan active learning yang telah dikembangkan. Jenis penelitian yaitu pengembangan yang mengacu pada model pengembangan 4D yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 10 Purworejo dengan subjek penelitian berjumlah 28 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar keterlaksanaan pembelajaran, lembar validasi, angket respon siswa, dan tes hasil belajar. Berdasarkan penelitian diperoleh data hasil validasi modul pembelajaran fisika dengan pendekatan active learning dari tiga validator yaitu dua dosen ahli dan guru fisika mendapatkan nilai secara keseluruhan sebesar 4,5, termasuk dalam kategori baik dan layak digunakan dalam pembelajaran. Peningkatan keaktifan dan hasil belajar tahap penerapan diperoleh N-gain 0,388 dan termasuk kategori peningkatan sedang. Respon siswa terhadap modul pembelajaran fisika dengan pendekatan active learning tahap penerapan diperoleh rerarta 4,60 dengan kategori sangat baik. Dengan demikian, modul pembelajaran fisika dengan pendekatan active learning yang dikembangkan dalam penelitian ini dikategorikan baik dan layak digunakan dalam pembelajaran serta dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SMA.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 390, "width": 330, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Modul Fisika, Active Learning, Keaktifan siswa, hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 439, "width": 107, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 454, "width": 226, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dunia pendidikan adalah dunia yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Sejak lahir orang tua sudah membekali pendidikan kepada anaknya. Setelah anak berkembang, pembelajaran kepada anak diberikan melalui jenjang pendidikan sekolah dasar, sekolah menengah hingga perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah terdiri dari mata pelajaran yang mengikuti kurikulum yang berlaku. Salah satu mata pelajaran tersebut yaitu Fisika.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 226, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan wawancara lisan dengan dengan sebagian siswa SMA Negeri 10 Purworejo, menganggap pembelajaran Fisika sulit dipahami, sehingga ketika siswa berhadapan dengan soal- soal Fisika, siswa masih bingung dalam mengerjakannya, maka guru fisika hendaknya dapat mengubah paradigma siswa yang menganggap Fisika merupakan mata pelajaran yang dianggap sulit menjadi mata pelajaran yang mudah dipahami. Masalah yang lainnya adalah mengenai upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Berdasarkan informasi dari bapak Mahdi, S.Pd. hasil belajar Fisika siswa, khusus", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 438, "width": 226, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "siswa SMA masih relatif rendah. Diantara bidang studi lainnya, Fisika menempati tingkatan terendah.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 489, "width": 116, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 110, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pembelajaran Fisika", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 514, "width": 208, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian belajar adalah suatu bentuk perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman dan latihan, tingkah laku yang baru misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, timbul pengertian baru, serta kesadaran baru dalam diri seseorang sebagai makhluk sosial. Belajar merupakan kegiatan yang penting bagi manusia. Kegiatan belajar harus selalu memberi perubahan pada subjek yang belajar. Dengan demikian dibutuhkan suatu pembelajaran untuk menunjang hal tersebut [1].", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 679, "width": 226, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Bahan Ajar Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran adalah ketersediaan bahan ajar. Biasanya bahan ajar bersifat “mandiri”, artinya dapat dipelajari oleh mahasiswa secara mandiri karena sistematis dan lengkap. Lebih lanjut dijelaskan bahwa:", "type": "List item" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 48, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 782, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radiasi Volume 9 No.2. 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 8", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 208, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“bahan ajar yang dirancang dan dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip instruksional yang baik akan dapat membantu siswa dalam proses belajarnya, membantu pendidik untuk mengurangi waktu penyajian materi dan memperbanyak waktu pembimbingan pendidik bagi siswa,", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 148, "width": 208, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membantu sekolah dalam penyelesaian kurikulum dan mencapai tujuan instruksional dengan waktu yang tersedia [2].", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 186, "width": 226, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Modul Modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh peserta didik sesuai tingkat pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan bantuan dan bimbingan yang minimal dari pendidik. Modul yang baik harus memenuhi kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk membedakan dengan bahan ajar yang lain. Beberapa karakteristik modul adalah dirancang untuk sistem pembelajaran mandiri, merupakan program pembelajaran yang utuh dan sistematis, mengandung tujuan, bahan atau kegiatan dan evaluasi, disajikan secara komunikatif (dua arah), diupayakan agar dapat mengganti beberapa peran pendidik, cakupan bahasan terfokus dan terukur, serta mementingkan aktifitas belajar pemakai [3].", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 426, "width": 226, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Active Learning Active Learning, yaitu strategi pembelajaran yang menekankan keaktifan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik, mental, intelektual maupun emosional demi tercapainya hasil belajar yang optimal. Model pembelajaran aktif adalah suatu model dalam pengelolaan sistem pembalajaran melalui cara-cara belajar yang aktif menuju belajar yang mandiri.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 553, "width": 208, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan belajar mandiri merupakan tujuan akhir dari pembelajaran aktif ( active learning ). Untuk dapat mencapai hal tersebut kegiatan pembelajaran dirancang sedemikian rupa agar bermakna bagi siswa atau peserta didik [4].", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 226, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Keaktifan Belajar Menurut Jamil Suprihatiningrum (2014)", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 654, "width": 208, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keaktifan memiliki beragam bentuk. Bentuk keaktifan dalam belajar dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu keaktifan yang dapat diamati (konkret) dan sulit diamati (abstrak). Kegiatan yang dapat diamati, misalnya mendengar, menulis, membaca, menyanyi, menggambar, dan berlatih. Kegiatan ini biasanya berhubungan dengan kerja otot (psikomotorik). Sementara kegiatan yang sulit", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 59, "width": 208, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diamati berupa kegiatan psikis seperti menggunakan khasanah pengetahuan untuk memecahkan masalah, membandingkan konsep, menyimpulkan hasil pengamatan, berpikir tingkat tinggi [5].", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 123, "width": 226, "height": 161, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Hasil Belajar Menurut Purwanto hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-preoses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami belajar siswa berubah perilakunya disbanding sebelumnya [6].", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 287, "width": 226, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "G. Tinjauan Pustaka Penelitian Abdul Rouf (2011) yang berjudul pengaruh penerapan pembelajaran active learning model GQGA pada mata pelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTS Nurul Falah Bolang-Tirtajaya kabupaten karawang menunjukan hasil bahwa pengaruh pembelajaran dengan active learning mode GQGA telah tercapai dengan baik [7].", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 413, "width": 208, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Desiana Intan Pertiwi (2012) yang berjudul upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV B MIN tempel yogyakarta menunjukan hasil bahwa kaektifan siswa pada siswa kelas IV B MIN dapat ditingkatan hingga tercapai kategori tinggi dengan presentase 75% [8].", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 527, "width": 208, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Nila Alia, Widha Sunarno, Nonoh Siti Aminah (2013) yang berjudul pengembangan modul fisika pada materi listrik dinamis berbasis ketrampilan proses sains (KPS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X menunjukan hasil bahwa modul pembelajran fisika yang dikembangkan layak untuk digunakan sebagai bahan ajar [9].", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 654, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 666, "width": 219, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model 4-D yang dikembangkan oleh Thiagarajan dan Semmel (1974). Produk yang dikembangkan dalam penelitian adalah pengembangan modul fisika dengan pendekatan active learning guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa SMA kelas X. Subyek dalam penelitian ini", "type": "Text" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 48, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 782, "width": 131, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radiasi Volume 9 No.2. 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 16, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 9", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 59, "width": 219, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah siswa SMA Negeri 10 Purworejo yang berjumlah 28 siswa. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode observasi, lembar validasi, metode angket, dan metode tes. Metode observasi digunakan untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran di kelas menggunakan modul yang telah dikembangkan. Lembar validasi digunakan untuk melihat seberapa layak modul yang dikembangkan dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Metode angket dilakukan untuk mengetahui respon siswa terhadap modul yang dikembangkan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar. Sedangkan metode tes digunakan untuk memperoleh gambaran awal dan hasil belajar setelah", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 249, "width": 219, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan modul yang dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 287, "width": 166, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 300, "width": 156, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Hasil Kelayakan Modul Fisika", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 313, "width": 41, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 326, "width": 184, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Hasil Penilaian Validator Dosen Ahli dan Guru Fisika", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 604, "width": 232, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Diagram Hasil Kelayakan Modul Fisika", "type": "Caption" }, { "left": 50, "top": 627, "width": 233, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil validasi oleh dua dosen ahli dan guru fisika pada Aspe k kelayakan isi diperoleh jumlah rerata skor aktual 38,75 sehingga reratanya 4,10 dengan kategori baik. Aspe k k ebahasaan diperoleh jumlah rerata skor aktual 27,5 sehingga reratanya 4,22 dengan kategori sangat baik. Aspe k desain diperoleh jumlah rerata skor aktual 24 sehingga reratanya 4,6 dengan kategori sangat baik. Sehingga keseluruhan aspek yang dinilai mendapatkan jumlah rerata skor aktual 90,25 sehingga reratanya 4,5 dengan kategori sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 59, "width": 179, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Hasil Peningkatan Keaktifan Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 433, "top": 74, "width": 44, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2", "type": "Section header" }, { "left": 363, "top": 90, "width": 185, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persentase Data Awal dan Data Akhir Keaktifan Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 435, "width": 224, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Diagram Hasil Peningkatan Keaktifan", "type": "Caption" }, { "left": 330, "top": 459, "width": 226, "height": 288, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek visual activities sebesar 82,5% diperoleh kriteria gain 0,451 dengan kategori sedang karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain 0,3 ≥ g > 0,7. Aspek oral activities sebesar 85,93% diperoleh kriteria gain 0,743 dengan kategori tinggi karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain g > 0,7. Aspek listening activities sebesar 90,62% diperoleh kriteria gain 0,841 dengan kategori tinggi karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain g > 0,7. Aspek writing activities sebesar 89,06% diperoleh kriteria gain 0,627 dengan kategori sedang karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain 0,3 ≥ g > 0,7. Aspek mental activities sebesar 85,20% diperoleh kriteria gain 0,63 dengan kategori sedang karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain 0,3 ≥ g > 0,7. Aspek emotional activities sebesar 94,37% diperoleh kriteria gain 0,849 dengan kategori tinggi karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain g > 0,7.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 360, "width": 227, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek yang dinilai Skor Rerata Skor Reliabil itas Dosen Ahli Guru Fisika Kelayakan isi 34,5 43 38,75 89,1% Kebahasaan 12,5 15 27,5 91% Desaign 23 25 24 95,9% Jumlah skor aktual 70 83 90,25 92%", "type": "Table" }, { "left": 360, "top": 135, "width": 191, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek Data Awal Data akhir Visual activities 68,12% 82,5% Oral activities 45,15% 85,93% Listening activities 40,83% 90,62% Writing activities 70,62% 89,06% Mental activities 59,58% 85,20% Emotional activities 62,5% 94,37% Rerata 57,8% 87,94%", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 48, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 782, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radiasi Volume 9 No.2. 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 10", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 226, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan enam aspek keaktifan pada aspek oral activities 85,93% diperoleh kriteria gain 0,743, aspek listening activities 90,62% diperoleh kriteria gain 0,841, aspek emotional activities 94,37% diperoleh kriteria gain 0,849 dengan kategori tinggi dengan kategori tinggi karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain g ≥ 0,7.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 173, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Respon SIswa Menggunaka Modul", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 186, "width": 41, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 202, "width": 125, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Hasil Respon Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 224, "width": 199, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek yang Dinilai Skor Aktual 1 2 3 4 Kelayakan Isi 39 41 39 41 Kebahasaan 15 13 15 14 Desain 13 15 15 14 Interaksi media 10 10 9 10 Jumlah Tiap Aspek 160 57 57 39 Rerata 40 14,2 5 14,2 5 9,75", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 513, "width": 157, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Diagram Respon Siswa", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 226, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "aspek kelayakan isi mendapatkan jumlah skor aktual 160, sehingga reratanya 4,4 dengan klasifikasi sangat baik. Aspek kebahasaan mendapatkan jumlah skor aktual 57, sehingga reratanya 4,75 dengan klasifikasi sangat baik. Aspek desain mendapatkan jumlah skor aktual 57, sehingga reratanya 4,75 dengan klasifikasi sangat baik. Aspek interaksi media mendapatkan jumlah skor aktual 39, sehingga reratanya 4,87 dengan klasifikasi sangat baik. Dengan demikian, keseluruhan aspek mendapatkan jumlah skor aktual 313, sehingga diperoleh rerata 4,60 dan dapat disimpulkan bahwa respon siswa menggunakan modul fisika dengan pendekatan active learning adalah sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 59, "width": 240, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Keterlaksanaan Pembelajaran Menggunakan Modul", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 85, "width": 41, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4", "type": "Section header" }, { "left": 356, "top": 99, "width": 199, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data Hasil Keterlaksanaan Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 447, "width": 225, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar4. Diagram Keterlaksanaan Pembelajaran", "type": "Caption" }, { "left": 330, "top": 470, "width": 226, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reliabilitas pada pertemuan pertama diperoleh 98, 8%, pertemuan kedua diperoleh 98, 3%. pertemuan ketiga sebesar diperoleh 97,7%. pertemuan keempat sebesar diperoleh 97,1%. Reliabilitas yang didapatkan dari keseluruhan pertemuan adalah 97,97%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 556, "width": 104, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 694, "width": 155, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Diagram Hasil Belajar", "type": "Caption" }, { "left": 337, "top": 717, "width": 219, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap penyebaran hasil nilai prettest menunjukkan nilai reratanya 64,87 dan nilai posttest menunjukkan bahwa semua siswa dinyatakan tuntas dengan nilai reratanya 84,31", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 122, "width": 25, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek", "type": "Picture" }, { "left": 332, "top": 121, "width": 222, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterlaksanaa n Pertemuan I II III IV 1 2 1 2 1 2 1 2 Pendahuluan 10 10 10 10 10 10 10 10 Eksplorasi 20 19 19 18 19 19 20 17 Elaborasi 25 28 29 28 30 27 30 27 Konfirmasi 13 12 15 15 15 14 13 15 Penutup 14 15 15 14 14 14 14 13 Jumlah 82 84 88 85 88 84 87 82 Rerata 4,61 4, 80 4, 77 4, 69 Reliabillitas 98, 8% 98, 3% 97,7% 97,1%", "type": "Table" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 48, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 782, "width": 131, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radiasi Volume 9 No.2. 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 11", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 59, "width": 219, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal 100% dinyatakan tuntas memperoleh kriteria gain 0,553 dengan kategori sedang karena nilai gain termasuk dalam kriteria normalized gain 0,3 ≥ g > 0,7.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 133, "width": 79, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "F. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 145, "width": 219, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan analisis data validasi oleh dua dosen ahli dan guru fisika hasil validasi modul fisika dengan pendekatan active learning mendapatkan jumlah skor rerata keseluruhan aspek 90,25 sehingga reratanya 4,5 dan termasuk kategori “sangat baik” sehingga layak digunakan dalam pembelajaran karena aspek kelayakan isi, aspek kebahasan, dan aspek desain dan tampilan semua tercakupi. Uji reliabilitas menunjukkan percentage agreement 92%, sehingga data yang didapatkan adalah reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 297, "width": 219, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data hasil pengamat pada Tabel 10 diperoleh keterlaksanaan pembelajaran pertemuan pertama pada materi arus listrik diperoleh 4,61 dengan kategori sangat baik dengan percentage agreement 98, 8%.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 360, "width": 219, "height": 263, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertemuan kedua pada materi rangkaian listrik arus searah diperoleh 4,80 dengan kategori sangat baik dengan percentage agreement 98,3%. Pertemuan ketiga pada materi Hukum Ohm dan Hukum Kirchoff diperoleh 4,77 dengan kategori sangat baik dengan percentage agreement 97,7%. Pertemuan keempat pada materi energi dan daya listrik diperoleh 4,69 dengan kategori sangat baik dengan percentage agreement 97,1%. Kemudian dari dua observer pada keseluruhan pertemuan diperoleh rerata 4,72 dan dapat disimpulkan keterlaksanaan pembelajaran sangat baik yang telah tercantum pada Tabel 7 penilaian skor rerata dengan percentage agreement 97,97% karena 5 aspek dalam keterlaksanaan pembelajaran yang terdiri dari pendahuluan, eksplorasi, elaborasi, konfirmasi dan penutup terlaksanakan semuanya dengan sangat baik, sehingga dapat disimpulkan data keterlaksanaan pembelajaran adalah reliabel.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 626, "width": 219, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Respon siswa menggunakan modul fisika dengan pendekatan active learning terdapat 4 aspek: kelayakan isi diperoleh reratanya 4,4 dengan klasifikasi sangat baik, aspek kebahasaan diperoleh reratanya 4,75 dengan klasifikasi sangat baik, aspek desain memperoleh reratanya 4,75 dengan klasifikasi sangat baik dan aspek interaksi media diperoleh reratanya 4,87 dengan klasifikasi sangat baik. Dengan demikian, keseluruhan aspek mendapatkan jumlah skor aktual 313, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 59, "width": 219, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperoleh rerata 4,60 dan dapat disimpulkan bahwa respon siswa menggunakan modul fisika dengan pendekatan active learning adalah sangat baik karena rerata skor diperoleh >4,2 dapat diklasifikasikan dalam kategori yang telah tercantum pada Tabel 6, sehingga dapat diterima oleh siswa pada pembelajaran fisika dan memudahkan siswa dalam belajar mandiri baik saat berada di sekolahan maupun di rumah.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 173, "width": 219, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada Tabel 12, rerata persentase keaktifan siswa 87,94%, Dikatakan sangat tinggi karena hasilnya ≥80%.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 211, "width": 219, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan keseluruhan asepk keaktifan diperoleh nilai kriteria gain 0,388 dengan kategori peningkatan sedang yang tercantum pada Tabel 8 kriteria normalized gain . Hal ini disebabkan karena dalam pembelajaran fisika berlangsung antusias siswa dalam pembelajara fisika sangat senang dan keseriusan dalam belajar siswa menggunakan modul fisika sebagai bahan pembelajaran sangat baik. Sehingga dapat memudahkan siswa dalam bekerjasama memahami materi pembelajaran dan contoh soal, dan menyelesaikan suatu masalah (uji kemampuan diri) yang dihadapinya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 388, "width": 98, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 337, "top": 401, "width": 221, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan Validasi kelayakan modul Fisika oleh dua dosen ahli dan guru fisika mendapatkan nilai secara keseluruhan sebesar 4,5 termasuk kategori cukup baik sehingga layak digunakan dalam pembelajaran. Peningkatan keaktifan siswa diperoleh persentase 87,94% dengan kategori baik. Respon siswa terhadap modul fisika berbasis masalah yang dikembangkan pada uji coba terbatas adalah baik dengan persentase 78%, dengan kategori baik, pada tahap penyebaran diperoleh rerata sebesar 4,60 dengan kategori sangat baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 578, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMAKSIH", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 591, "width": 240, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terima kasih disampaikan kepada Nurngazizah, S.Si, M.Pd sebagai reviewer dan SMA Negeri 10 Purworejo sebagai tempat penelitian .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 644, "width": 60, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 658, "width": 38, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buku :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 681, "width": 239, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Agus, Suprijono. 2014. Cooperative Learning . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 710, "width": 240, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Pannen P & Purwanto. (2011). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU PPAI. Ditjen Dikti. Depdiknas.", "type": "List item" }, { "left": 508, "top": 38, "width": 48, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, dkk", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 782, "width": 131, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radiasi Volume 9 No.2. 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 513, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 12", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 59, "width": 240, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Prastowo. 2013. Pengembangan Bahan Ajar", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 74, "width": 173, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tematik . Jakarta: Prenadamedia Group", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 89, "width": 240, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Jamil, Suprihatiningrum. 2014. Strategi", "type": "Table" }, { "left": 65, "top": 103, "width": 194, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 118, "width": 239, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Purwanto. (2011). Penulisan Bahan Ajar. Jakarta: PAU PPAI. Ditjen Dikti. Depdiknas.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 157, "width": 240, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Penelitian Abdul Rouf (2011) yang berjudul pengaruh penerapan pembelajaran active learning model GQGA pada mata pelajaran IPA terhadap hasil belajar siswa kelas VII MTS Nurul Falah Bolang-Tirtajaya kabupaten karawang menunjukan hasil bahwa pengaruh pembelajaran dengan active learning mode GQGA.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 245, "width": 240, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Penelitian Desiana Intan Pertiwi (2012) yang berjudul upaya meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika melalui", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 226, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendekatan matematika realistik pada siswa kelas IV B MIN tempel yogyakarta menunjukan hasil bahwa kaektifan siswa pada siswa kelas IV B MIN.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 110, "width": 240, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] Penelitian Nila Alia, Widha Sunarno, Nonoh Siti Aminah (2013) yang berjudul pengembangan modul fisika pada materi listrik dinamis berbasis ketrampilan proses sains (KPS) untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa SMA kelas X.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 199, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel Jurnal :", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 223, "width": 239, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Isti, Sri Hayanah. 2011. “Penerapan Model", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 238, "width": 219, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran Active Learning pada Mata", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 252, "width": 219, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelajaran IPA untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa”", "type": "Text" } ]
a85d1d5c-8df6-705a-4087-35896510e04c
https://jurnal.bwi.go.id/index.php/awqaf/article/download/17/30
[ { "left": 519, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 71, "width": 402, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "BUILD OPERATE AND TRANSFER AGREEMENTS (BOT) ON THE USE OF PRODUCTIVE WAQF HAK GUNA BANGUN (HGB) IN THE NATIONAL ISLAMIC ECONOMIC LAW DEVELOPMENT", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 133, "width": 130, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Oleh : Nurjamil & Siti Nurhayati", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 280, "top": 71, "width": 36, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 430, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "The Build Operate and Transfer (BOT) Agreement is a new agreement not previously known under Indonesian treaty law. BOT is not clearly regulated in Book III of the Civil Code so it can be regarded as an unnamed agreement. In some countries where the management of waqf has advanced, such as Singapore, Malaysia, Egypt, and others, the management of productive waqf land assets is done by building high value economic infrastructure through BOT agreement. Based on Law Number. 41 Year 2004 About Waqf, the management of waqf is directed to productive management including land rights in the form of HGB which is specifically regulated by Government Regulation Number. 42 of 2006 on the Implementation of Waqf Law. HGB can be represented either forever or for a while. HGB is temporarily represented, and administered by nazhir through BOT agreements may pose legal issues, particularly regarding the status of the agreement and the protection of the investor’s law, especially when the HGB ends up earlier than the BOT agreement.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 428, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "This study was conducted using normative juridical approach, by reviewing some laws and regulations, and interviewing BWI, BPN and MUI to get real information about productive waqf.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 429, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "In this case, after the research the authors concluded that the status of BOT agreement on HGB endowment waqf land which has expired can be considered canceled due to loss of authority of nazhir as the manager of waqf, but the BOT agreement can still be held with the addendum arranging that nazhir as the parties in the BOT agreement are subsequently replaced by the HGB land rights holders with the consequence of nazhir rights in the form of sharing of infrastructure management for the remainder of the agreement and ownership of the infrastructure after the term of the BOT agreement expires belonging to the holder of the landrights unless otherwise specified in the addendum. As a form of legal protection for investors, investors can still manage the infrastructure along with all its economic benefits up to the time specified. In the event of a loss to the investor and a nazhir error can be proven, based on the principle of liability based on the error, the investor may request compensation, if there is no evidence of a mistake, the loss shall be borne by the investor himself.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 221, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Key Words: BOT, Waqf, HGB, Nazhir, Addendum", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 515, "width": 33, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 430, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berdasarkan Perjanjian Build Operate and Transfer (BOT) merupakan perjanjian baru yang tidak dikenal sebelumnya di dalam hukum perjanjian Indonesia. BOT tidak diatur secara jelas di dalam Buku III KUHPerdata sehingga dapat dikatakan sebagi perjanjian tidak bernama. Di beberapa negara yang pengelolaan wakafnya sudah maju, seperti Singapura, Malaysia, Mesir, dan lain-lain, pengelolaan aset tanah wakaf produktif dilakukan dengan membangun infrastruktur yang bernilai ekonomi tinggi melalui perjanjian BOT. Berdasarkan Undang-undang Nomor. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf, pengelolaan wakaf diarahkan kepada pengelolaan yang produktif termasuk hak atas tanah berupa HGB yang secara khusus diatur dengan Peraturan Pemerintah Nomor. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-undang Wakaf. HGB dapat diwakafkan baik untuk selamanya maupun untuk sementara waktu. HGB yang diwakafkan sementara, dan dikelola oleh nazhir melalui perjanjian BOT dapat menimbulkan masalah hukum, terutama mengenai status perjanjian dan perlindungan hukum investor, khususnya ketika wakaf HGB itu berakhir lebih dulu daripada perjanjian BOT.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 204, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Volume 11 No. 2 Edisi Desember 2018 Hal 129-140", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 779, "width": 18, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 342, "width": 85, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "A . Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 361, "width": 90, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 245, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Pembangunan Indonesia didukung oleh adanya potensi sumber daya alam ( natural resources ) yang berlimpah, diantaranya adalah daratan (tanah) yang sangat luas (http://www. datastatistikindonesia.com/portal/index. php?option=com_tabel&kat=1&idtabel=117&I temid=165). Dalam aturan pertanahan dikenal hak atas tanah untuk keperluan suci dan sosial yang diatur dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria (selanjutnya disebut Undang-undang Agraria) dan lebih khusus lagi diatur dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf (selanjutnya disebut Undang-undang Wakaf)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 599, "width": 243, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berdasarkan data dari Dirjen Bimas Islam Kementrian Agama Republik Indonesia yang dirilis oleh Badan Wakaf Indonesia, secara statistik aset tanah wakaf di Indonesia sangat luas, yakni sekitar 4.359.443.170,00 M² (http://bwi. or.id/index.php/in/tentang-wakaf/data-wakaf/ data-wakaf-tanah.html) yang tentunya memiliki potensi yang sangat besar dalam memberikan kontribusi yang signifikan untuk pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk merealisasikan hal tersebut Pasal 43 ayat (2) Undang-Undang Wakaf", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 343, "width": 247, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "mengamanahkan perngelolaan wakaf produktif. Bentuk pengelolaan wakaf produktif tersebut dapat dilakukan melalui pembangunan rumah sakit komersil, pengelolaan pertambangan, pembangunan apartemen, hotel syariah, ruko, lapangan olahraga, gedung perkantoran, dan lain-lain, yang hasilnya dialokasikan untuk pengembangan masyarakat muslim itu sendiri (Dirjen Bimas Islam Kemenag, 2006:81)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 485, "width": 244, "height": 231, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Konsep yang sudah lazim dilakukan di beberapa negara seperti; Singapura, Malaysia di wilayah Asia Tenggara dan Saudi Arabia, Mesir dan beberapa Negara Timur Tengah lainnya adalah dengan melibatkan para pemilik modal yang diikat dalam satu perjanjian yang saling menguntungkan baik bagi pemegang hak atas tanah (nazhir) maupun investor. Salah satu bentuk perjanjian yang dimaksud adalah perjanjian Build Operate and Transfer (BOT). Perjanjian ini merupakan salah satu bentuk perjanjian konsesi (hak pengelolaan lahan) yang tentu saja dibatasi oleh jangka waktu tertetu sesuai dengan kesepakatan antara para pihak, dalam hal ini Investor dengan Nazhir.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 720, "width": 238, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berdasarkan pemaparan di atas, permasalahan akan timbul apabila perjanjian BOT dengan batas waktu tertentu (biasanya dua puluh lima sampai", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 43, "width": 372, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Build Operate And Transfer Agreements (Bot) On The Use Of ... — Nurjamil & Siti Nurhayati", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 430, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif, dengan melakukan kajian terhadap beberapa peraturan perundang-undangan, dan melakukan wawancara terhadap BWI, BPN dan MUI untuk mendapatkan keterangan secara nyata mengenai wakaf produktif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 430, "height": 185, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Dalam kasus ini, setelah dilakukan penelitian penulis menyimpulkan bahwa maka status perjanjian BOT atas tanah wakaf HGB yang sudah berakhir masa berlakunya dapat dianggap batal karena hilangnya kewenangan nazhir sebagai pihak pengelola wakaf, akan tetapi perjanjian BOT tetap dapat dilangsungkan dengan dibuatnya addendum yang mengatur bahwa nazhir sebagai pihak dalam perjanjian BOT kemudian digantikan dengan pihak pemegang hak atas tanah HGB dengan konsekuensi hak nazhir yang berupa bagi hasil pengelolaan infrastruktur selama sisa waktu perjanjian serta kepemilikan infrastruktur setelah masa perjanjian BOT berakhir, menjadi milik pemegang hak atas tanah kecuali ditentukan lain dalam addendum. Sebagai bentuk perlindungan hukum bagi investor, investor tetap dapat mengelola infrastruktur berikut segala manfaat ekonominya sampai dengan waktu yang ditentukan. Apabila terjadi kerugian bagi investor dan kesalahan nazhir dapat dibuktikan, berdasarkan prinsip tanggungjawab berdasarkan atas kesalahan, maka investor dapat meminta ganti rugi, apabila tidak terbukti ada kesalahan, maka kerugian ditanggung investor sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 232, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Kata Kunci: BOT, Wakaf, HGB, Nazhir, Addendum", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 247, "height": 340, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "dengan tiga puluh tahun) dilakukan dalam pemanfaatan tanah wakaf yang juga mempunyai batas waktu tertentu (dikenal dengan wakaf sementara), misalnya wakaf atas tanah Hak Guna Banguan. Secara konkrit permasalahan tersebut terjadi pada saat perjanjian BOT antara nazhir dengan investor sudah dilakukan sementara batas waktu perjanjian wakaf HGB atau HGB yang diberikan tersebut akan atau sudah berakhir. Dalam praktik, hal tersebut dapat saja terjadi baik dikarenakan kelalaian dari kedua pihak yang membuat perjanjian atau dapat pula terjadi karena adanya itikad tidak baik dari para pihak. Pada tahapan selanjutnya masalah semakin rumit apabila dihubungkan dengan status perjanjian BOT itu sendiri, apakah masih berlaku atau secara otomatis dianggap berakhir. Status perjanjian BOT yang dikemukakan, sangat erat kaitannya terhadap tanggungjawab hukum para pihak yang apabila tidak dapat dimusyawarahkan secara kekeluargaan maka penyelesaian di muka pengadilan juga dapat menjadi alternatif terakhir.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 415, "width": 242, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Untuk menguraikan lebih jauh mengenai masalah di atas, maka penulis melakukan studi pustaka dengan judul “Perjanjian Build Operate and Transfer (BOT) dalam Pemanfaatan Tanah Wakaf Produktif Hak Guna Bangun (HGB) Dalam Upaya Pembangunan Hukum Ekonomi Syariah Nasional”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 108, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "B. Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 554, "width": 246, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Penelitian ini secara khusus dimaksudkan untuk menguraikan dan menganalisis dua permasalahan, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 241, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Status perjanjian build operate and transfer (BOT) dengan objek perjanjian berupa wakaf HGB yang jangka waktu berlakunya sudah berakhir.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 669, "width": 241, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2. Bentuk perlindungan hukum pihak investor pada perjanjian Build Operate and Transfer (BOT) dengan objek perjanjian berupa wakaf HGB yang jangka waktu berlakunya sudah berakhir?", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 71, "width": 105, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 238, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 120, "width": 249, "height": 185, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif . Pendekatan dimaksud adalah penelitian ditinjau dari sudut hukum dan peraturan perundang-undangan tertulis sebagai data sekunder dan studi kepustakaan saja (Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001: 12-15). Dalam penelitian ini, metode penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriprif kualitatif berdasarkan perangkat kebijakan maupun peraturan perundang-undangan dan hukum mengenai perjanjian.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 312, "width": 117, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "3. Kerangka Pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 330, "width": 249, "height": 92, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Pembangunan secara sederhana dapat didefinisikan sebagai upaya untuk mewujudkan suatu perubahan ke arah yang lebih baik dengan cara yang sudah direncanakan (Hasan Alwi, 2005:103) Menegaskan definisi di atas, Mochtar Kusumaatmadja (2002:19) menyatakan:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 426, "width": 245, "height": 123, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Pembangunan dalam arti seluas-luasnya meliputi segala segi dari kehidupan masyarakat dan tidak hanya segi ekonomi belaka – karena itu istilah pembangunan ekonomi sebenarnya kurang tepat, karena tidak hanya membangun ekonomi suatu masyarakat tanpa menyangkutkan pembangunan segi-segi kehidupan masyarakat lainnya”.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 553, "width": 249, "height": 216, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Keadaan yang dianggap lebih baik dalam berbagai aspek kehidupan sebagaimana dinyatakan di atas dapat diidentikan dengan tercapainya kesejahteraan (Hasan Alawi, 2005:1011) Dalam kondisi ini, masyarakat memiliki kemampuan yang lebih baik dari sebelumnya untuk memenuhi kebutuhannya. Mengenai hal tersebut, Satjipto Rahardjo menegaskan bahwa, semakin baik kebutuhan-kebutuhan itu dapat dipenuhi, semakin sejahtera pula hidupnya, demikian pula sebaliknya (Satjipto Rahardjo, 2006:124) Terciptanya kesejahteraan masyarakat yang diwujudkan melalui proses pembangunan merupakan bentuk tanggungjawab pemerintah sebagai pemangku", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 204, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Volume 11 No. 2 Edisi Desember 2018 Hal 129-140", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 239, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "amanah rakyat yang sepakat untuk menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah untuk mengelola negara berdasarkan hukum (Moch. Mahfud MD, 2010:268).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 248, "height": 308, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Secara umum, menurut Satjipto Rahardjo, hukum mempunyai tiga nilai dasar, yakni: tercapainya keadilan, adanya nilai kegunaan di masyarakat, dan adanya suatu kepastian hukum (Satjipto Rahardjo, 2006:19). Dalam konteks kegunaan hukum di masyarakat, dikenal konsep hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat atau dalam istilah lain, Satjipto Rahardjo menyebutnya sebagai sarana pembaharuan masyarakat ( social engineering by law ) (Satjipto Rahardjo, 2006:208). Penyebutan istilah hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat ( law as a tool of a social engineering ) sampai saat ini tetap dianggap sebagai teori yang relevan, terutama dalam mewujudkan misi pembangunan nasional (RPJMN, 2010:22) Konsep hukum yang kemudian dikenal dengan teori hukum pembangunan Mochtar Kusumaatmadja tersebut sejatinya harus benar-benar dapat diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 246, "height": 277, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Lili Rasyidi (2007:231) menyatakan bahwa, pada prinsipnya teori hukum pembangunan menampilkan tiga inti pemikiran Mochtar Kusumaatmadja, yaitu: (1) konsep hukum; yang berisikan bukan hanya norma tapi juga merupakan gejala sosial budaya, yang pembentukan hukum dilakukan dengan dua alur, yaitu top down dan bottom up ; (2) hukum juga berfungsi sebagai sarana pembaharuan masyarakat; (3) hukum itu bersifat netral dan juga tidak netral yang erat kaitannya dengan unsur spiritual, keyakinan dan kepercayaan. Darwin Ginting (2010:17) berpandangan bahwa melalui konsep hukum sebagai sarana pembaharuan masyarakat akan memberi motivasi teoritis terhadap upaya pembaharuan hukum. Salah satu bentuk pembaharuan yang dimaksud adalah pembaharuan dalam lapangan hukum perjanjian.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 731, "width": 244, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Perjanjian BOT merupakan modifikasi bentuk perjanjian yang dikenal selama ini.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 246, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Perjanjian yang sering diistilahkan sebagai perikatan ( verbintenis ) (J Satrio, 1993:1) diatur di dalam buku ke tiga Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya ditulis KUHPerdata). Perikatan dimaksud dapat bersumber atau lahir dari adanya perjanjian dan perikatan yang lahir karena diatur dalam Undang-Undang (Riduan Syahrani: 202). Perjanjian konsesi lahan itu sendiri merupakan perikatan yang timbul akibat adanya perjanjian. Selanjutnya menurut KUHPerdata suatu perjanjian baru dianggap sah apabila memenuhi syarat sebagaiman dinyatakan dalam Pasal 1320 KUHPerdata sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 275, "width": 239, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Supaya terjadi persetujuan yang sah, perlu dipenuhi empat syarat, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 309, "width": 246, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 343, "width": 227, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 359, "width": 106, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "3. Suatu hal tertentu", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 374, "width": 134, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "4. Suatu sebab yang halal.”", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 392, "width": 245, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Pasal 1320 KUHPerdata di atas menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat perjanjian apapun dengan syarat perjanjian tersebut tidak dilarang atau tidak bertentangan dengan ketertiban numum, norma dan kesusilaan. Perjanjian BOT dalam hal ini merupakan perjanjian yang dilakukan antara pemilik lahan atau pemegang hak atas tanah wakaf ( nazhir ) dengan investor, sehingga BOT itu sendiri menjadi undang-undang bagi nazhir dan investor.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 563, "width": 104, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "C. Tinjauan Teoritis", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 581, "width": 94, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Perjanjian BOT", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 600, "width": 243, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Perjanjian BOT merupakan perjanjian yang dianggap baru dalam kegiatan ekonomi Indonesia (Anita Kamilah:114) Perjanjian tersebut tidak ditemukan pengaturannya secara khusus dalam buku III KUHPerdata sehingga layak disebut juga sebagai perjanjian tidak bernama ( onvenoemde overeenkomst ). Meskipun demikian apabila melihat sejarahnya konsep BOT sebenarnya merupakan konsep yang sudah cukup lama dikenal di kota Eretria Yunani (Athena) bahkan 300 tahun sebelum masehi (Munir Fuadi, 1982:1972). Sejarah", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 43, "width": 372, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Build Operate And Transfer Agreements (Bot) On The Use Of ... — Nurjamil & Siti Nurhayati", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 246, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "juga mencatat secara riil perjanjian BOT mulai diimplementasikan pertamkali dalam sebuah proyek infrastruktur pembangunan Terusan Suez di Turkey, sebagaimana diungkapkan oleh Sebastian C.M. Manheere and Spiro N. Pollalis (1996:6) berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 167, "width": 242, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“The first official private facility development under the name “Build Operate Transfer” was used in Turkey in 1984, by Prime Minister Ozal, as part of an enormous privatization program to develop new infrastructure However, the BOT approach was used as early as 1834 with the development of the Suez Canal. This revenue-producing canal, financed by European capital with Egyptian financial support, had a concession to design, construct, and operate assigned to the Egyptian ruler Pasha Muhammad Ali”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 325, "width": 245, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Sebagai sebuah bentuk perjanjian yang baru, sesungguhnya tidak ada definisi yang baku mengenai perjanjian BOT. Dalam sub bab ini penulis akan memaparkan beberapa definisi mengenai perjanjian BOT dari sudut pandang yang berbeda, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 243, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1) Clifford W. Garstang sebagaimana dikutip Anita Kamilah (2010: 114), memberikan pengertian BOT sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 470, "width": 222, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“ is a variety of type of project financing known as a contractor provided financing. In the standard contractor provided financing a project entity may request proposal for the construction of a project persuant to which the contractor will not only provided the materials and services nedeed to complete the project but will also provide or at least arrange the necessary financing. The contractor will also need to operate the project and use its cash flows to repay the debt it has incurrred.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 628, "width": 247, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Dengan demikian, pada dasarnya BOT adalah salah satu bentuk pembiayaan proyek pembangunan yang mana kontraktor harus menyediakan sendiri pendanaan untuk proyek tersebut juga kontraktor harus menanggung pengadaan material, peralatan, jasa lain yang dibutuhkan untuk kelengkapan proyek. Kontraktor diberikan hak untuk mengoperasikan dan mengambil manfaat", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 71, "width": 220, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "ekonominya sebagai penggantian atas semua biaya yang telah dikeluarkan untuk selama waktu tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 120, "width": 252, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2) Perjanjian BOT menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 248/KMK/04/1995 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak-pihak Yang Melakukan Kerjasama Dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah ( Build Operate And Transfe r) adalah:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 232, "width": 242, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Bentuk perjanjian kerjasama yang dilakukan antara pemegang hak atas tanah dengan investor dimana pihak investor diberikan hak untuk mendirikan bangunan selama masa perjanjian bangun guna serah (BOT), dan mengalihkan kepemilikan bangunan tersebut kepada pemegang hak atas tanah setelah masa bangun guna serah berakhir.”", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 377, "width": 237, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Dari pengertian BOT tersebut maka terdapat ciri-ciri dari proyek BOT, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 411, "width": 121, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a) Pembangunan ( build )", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 429, "width": 248, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Pemilik proyek sebagai pemberi hak pengelolaan memberikan kuasanya kepada pemegang hak (kontraktor) untuk mem- bangun sebuah proyek dengan dananya sendiri. Dalam beberapa hal dimungkinkan didanai bersama ( participating interest )", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 525, "width": 127, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b) Pengoperasian ( operate )", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 543, "width": 222, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Merupakan masa atau tenggang waktu yang diberikan pemilik proyek pada pemegang hak untuk selama jangka waktu tertentu mengopersikan dan mengelola proyek tersebut untuk diambil manfaat ekonominya. Bersama dengan itu pemegang hak berkewajiban untuk melakukan pemeliharaan terhadap proyek tersebut. Pada masa ini pemilik lahan dapat juga menikmati sebagian hasil sesuai dengan perjanjian jika ada.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 701, "width": 155, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "c) Penyerahan kembali ( transfer )", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 719, "width": 223, "height": 45, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Pemegang hak pengelolaan menyerahkan hak pengelolaan dan fisik proyek pada pemilik lahan setelah masa konsesi selesai, yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 204, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Volume 11 No. 2 Edisi Desember 2018 Hal 129-140", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 71, "width": 467, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "biasanya diserahkan tanpa ada syarat-syarat tertentu. Pembebanan biaya penyerahan umumnya telah ditentukan dalam perjanjian mengenai siapa yang menanggungnya. Pemilik Hak Atas Tanah Spesifikasi Proyek, Mekanisme Pembiayaan, Masa Konsesi, Pola bagi hasil,", "type": "Table" }, { "left": 68, "top": 160, "width": 251, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Transfer Risiko, Mekanisme Pengambil alihan Investor Perjanjian BOT Tanah Obyek Perjanjian", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 118, "width": 192, "height": 143, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Build Opera te Transf er Investor Pemilik Hak Atas Tanah Gambar I:", "type": "Picture" }, { "left": 166, "top": 265, "width": 263, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Mekanisme Pengelolaan Tanah Melalui Perjanjian BOT", "type": "Section header" }, { "left": 167, "top": 43, "width": 372, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Build Operate And Transfer Agreements (Bot) On The Use Of ... — Nurjamil & Siti Nurhayati", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 291, "width": 126, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "5. Sekilas Tentang Wakaf", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 312, "width": 107, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Pengertian Wakaf", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 331, "width": 241, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Menurut Pasal 1 angka 1 (satu) Undang Undang Wakaf, pengertian wakaf adalah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 241, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Wakaf adalah Perbuatan hukum wakif untuk memisahkan dan/ atau menyerahkan sebagiann harta miliknya untuk selamanya atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya atau untuk keperluan ibadah untuk kepentingan ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah”", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 478, "width": 125, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2. Sumber hukum wakaf", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 496, "width": 237, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Dasar hukum wakaf terdapat dalam beberapa sumber berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 234, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a. Al-Quran, yakni : Q.S. Ali-Imran: 92, Q.S. Al- Baqarah : 267", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 563, "width": 246, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b. Al-Hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwasanya “ Apabila anak Adam itu meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga hal; shadaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakan kepadanya”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 243, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "c. Ijma (Konsensus) sebagaimana disampaikan oleh Jabr r.a, bahwa “Tidak seorangpun dari sahabat Rasulullah saw yang mempunyai harta melainkan ia wakafkan hartanya itu Perkataan Jabir tersebut menunjukan bahwa wakaf merupakan ijma para sahabat. Dalam pandangan Sayyid Sabiq wakaf tersebut di", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 291, "width": 222, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "atas merupakan wakaf pertama di dalam Islam", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 325, "width": 244, "height": 324, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "d. Hukum Positif, Dasar hukum perwakafan tanah di Indonesia di antaranya adalah: Pasal 49 ayat (3) Undang-Undang Pokok Agraria; Undang-Undang Nomor. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf; Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang- Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf; Kompilasi Hukum Islam (KHI) Buku III Hukum Perwakafan; Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik; Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 6 Tahun 1977 tentang Tatacara pendaftaran Tanah Mengenai Perwakafan Tanah Milik; Peraturan Menteri Agama No. 1 Tahun 1978 tentang Peraturan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No. 28 Tahun 1977 tentang Perwakafan Tanah Milik; dan Keputusan Bersama Menteri Agama Republik Indonesia dan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 422 Tahun 2004 dan No. 3/SKB/BPN/2004 tentang Sertifikat Tanah Wakaf.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 656, "width": 148, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "6. Hak Guna Bangun (HGB)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 675, "width": 240, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Menurut Pasal 35 UUPA pengertian HGB adalah:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 709, "width": 240, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Ayat (1) Hak Guna Bangun adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dalam jangka waktu paling lama 30 tahun”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 241, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Ayat (2) Atas permintaan pemegang hak dan dengan mengingat keperluan serta keadaan bangunan-bangunannya, jangka waktu tersebut dalam ayat 1 dapat diperpanjang dengan waktu paling lama 20 tahun”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 240, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berdasarkan ketentuan Pasal 35 UUPA di atas, diketahui bahwa HGB adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan di atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu paling lama 30 tahun dengan perpanjangan 20 tahun. Jadi, secara sederhana pemegang HGB bukanlah pemegang hak milik dari tanah di mana bangunan tersebut didirikan. Sehubungan HGB ini, Pasal 37 UUPA menyatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 143, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Hak Guna Bangunan terjadi:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 313, "width": 237, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a) Mengenai tanah yang dikuasai langsung oleh negara; karena penetapan pemerintah", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 242, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b) Mengenai tanah milik: karena perjanjian yang berbentuk autentik antara pemilik tanah yang bersangkutan dengan pihak yang akan memperoleh Hak Guna Bangunan itu, yang bermaksud menimbulkan hak tersebut.”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 241, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "HGB hanya dapat diberikan kepada beberapa pihak berikut, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 36 ayat (1) UUPA, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 476, "width": 248, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Yang dapat mempunyai Hak Guna Bangunan ialah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 134, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a) Warga negara Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 245, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b) Badan hukum yang didirikan menurut Hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia”", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 577, "width": 239, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Ketentuan selanjutnya mengenai HGB adalah bahwa tanah yang dapat diberikan dengan hak guna bangunan adalah tanah negara, tanah hak pengelolaan, tanah hak milik sebagaimana diatur dalam Pasal 21 PP No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 687, "width": 241, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Mengenai harta benda wakaf secara tegas diatur dalam Pasal 16 Undang-Undang Wakaf sebagaimana dinyatakan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 737, "width": 170, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "(1) Harta benda wakaf terdiri dari :", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 755, "width": 139, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a. benda tidak bergerak; dan", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 71, "width": 92, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b. benda bergerak.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 89, "width": 237, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "(2) Benda tidak bergerak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 123, "width": 226, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a. hak atas tanah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku baik yang sudah maupun yang belum terdaftar;", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 188, "width": 225, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b. bangunan atau bagian bangunan yang berdiri di atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a;", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 237, "width": 218, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "c. tanaman dan benda lain yang berkaitan dengan tanah;", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 271, "width": 217, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "d. hak milik atas satuan rumah susun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku;", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 321, "width": 230, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "e. benda tidak bergerak lain sesuai dengan ketentuan syariah dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 373, "width": 242, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berdasarkan Pasal 16 ayat (2) huruf (a) Undang- Undang wakaf di atas, lebih lanjut mengenai hak-hak atas tanah yang dapat diwakafkan diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 42 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf yakni sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 469, "width": 239, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Hak Milik atas tanah baik yang sudah atau belum terdaftar;", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 502, "width": 238, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2. HGB, HGU, atau Hak Pakai di atas Tanah Negara;", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 536, "width": 245, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "3. HGB atau Hak Pakai di atas HPL atau Hak Milik, yang diperoleh dari Instansi Pemerintah, Pemda, BUMN, BUMD, Pemerintah Desa wajib mendapat ijin tertulis pemegang HPL atau HM;", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 617, "width": 195, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "4. Hak Milik atas Satuan Rumah Susun", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 647, "width": 88, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "D. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 666, "width": 223, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Status Perjanjian BOT Atas Tanah Wakaf HGB Yang Masa Berlakunya Sudah Berakhir.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 715, "width": 241, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berdasarkan uraian di atas, dapat difahami bahwa suatu perjanjian berakhir apabila waktu yang telah ditentukan tersebut telah berakhir,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 204, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Volume 11 No. 2 Edisi Desember 2018 Hal 129-140", "type": "Section header" }, { "left": 520, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 245, "height": 199, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "sehingga apabila dihubungkan dengan perjanjian wakaf HGB sementara antara pemegang hak atas tanah dengan nazhir , maka perjanjian tersebut dengan serta merta juga ikut berakhir. Dalam hal adanya perjanjian tambahan ( addendum ) yakni perjanjian BOT antara nazhir dengan investor atas tanah wakaf HGB sementara, maka dengan berakhirnya perjanjian wakaf HGB tersebut kewenangan yang diberikan kepada nazhir pada saat yang sama juga ikut berakhir. Dengan demikian maka status perjanjian BOT yang dilakukan antara nazhir dengan investor dalam hal ini terdapat dua kemungkinan, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 274, "width": 248, "height": 137, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a. Dapat menjadi batal dikarenakan berakhirnya masa berlaku perjanjian wakaf HGB sementara, sehingga nazhir sebagai pihak dalam perjanjian BOT tidak lagi berwenang melakukan tindakan hukum dengan alasan berakhirnya kewenangan nazhir (bevoeged) untuk mengelola tanah wakaf HGB yang berakhir bersamaan dengan habisnya masa perjanjian wakaf HGB.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 248, "height": 352, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b. BOT sebagai sebuah perjanjian yang tunduk kepada aturan hukum perjanjian yang menganut sistem terbuka, artinya kesepakatan para pihak adalah yang paling menentukan. Mengenai perjanjian BOT tersebut, hilangnya kewenangan yang dimiliki oleh nazhir tidak membuat perjanjian BOT itu hapus apabila nazhir dengan itikad baik meminta kesepakatan pemegang hak atas tanah untuk memperpanjang perjanjian wakaf HGB atau apabila HGB nya sudah habis masa berlakunya, nazhir meminta kesepakatan pemegang hak atas tanah untuk memperpanjang atau memperbaharui HGB yang diberikan pemerintah kepada pemegang hak atas tanah. Dalam praktik ketentuan biasanya dituangkan di dalam addendum. Artinya ada upaya hukum yang dapat ditempuh oleh para pihak sebelum masa perjanjian wakaf HGB itu berakhir, upaya tersebut berupa negosiasi ulang yang memuat klausul mengenai status keberlangsungan perjanjian BOT tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 245, "height": 185, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Permasalahan hukum yang juga sangat penting adalah mengenai tanggungjawab para pihak itu sendiri. Secara khusus bagi nazhir, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 42 Undang- undang Wakaf, nazhir bertanggungjawab atas pengelaolaan wakaf itu sendiri yang karenanya nazhir diberikan imbalan maksimal 10% dari hasil bersih pengelolaan harta wakaf tersebut (Pasal 12 Undang-undang Wakaf) Dalam hal terjadi permasalahan di atas, maka ada beberapa skema yang dapat dijadikan pedekatan mengenai permasalahan tersebut, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 260, "width": 245, "height": 169, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a. Wakaf HGB sementara sebagai sebuah sekema perjanjian nazhir dengan pemilik hak HGB. Wakaf HGB sementara yang lahir dari perjanjian yang dilakukan antara pihak pemegang hak atas tanah, baik HGB yang diberikan di atas tanah milik maupun hak pengelolaan dengan pihak nazhir, bagaimanapun juga berlaku hukum perjanjian pada umumnya. Prinsip-prinsip hukum perjanjian yang diatur dalam Buku III KUHPerdata tetap menjadi acuan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 246, "height": 324, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b. Dengan demikian perjanjian wakaf HGB sementara antara pemegang hak atas tanah HGB dengan pihak nazhir berikut segala kesepakatan yang dituangkan di dalam perjanjian secara prinsip dapat dilakukan sepanjang dikehendaki oleh para pihak. Selain daripada itu, berdasarkan aturan Pasal 1320 KUHPerdata, maka perjanjian wakaf HGB antara pemegang hak atas tanah dengan nazhir dapat dikatakan sah apabila memenuhi keempat syarat yang diatur dalam Pasal tersebut. Perjanjian wakaf dimaksud dapat dikatakan sah apabila ada kesepakatan antara pemegang hak atas tanah dengan nazhir, tanpa ada paksaan sedikitpun. Selanjutnya, baik pemegang hak atas tanah maupun nazhir harus dianggap cakap untuk melakukan perbuatan hukum, selanjutnya ada pokok hal tertentu yang dijadikan obyek perjanjian, maka dalam hal ini perjanjian wakaf HGB sementara adalah hal yang", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 43, "width": 372, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Build Operate And Transfer Agreements (Bot) On The Use Of ... — Nurjamil & Siti Nurhayati", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 71, "width": 222, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "dimaksud, dan terakhir dalam perjanjian wakaf HGB tersebut tidak memuat klausul- klausul yang dilarang menurut hukum.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 123, "width": 223, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "4. Perlindungan Hukum Investor Pada Perjanjian BOT Atas Tanah Wakaf Produktif HGB yang Masa Berlakunya Sudah Berakhir.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 244, "height": 216, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Perjanjian wakaf HGB antara nazhir dengan pemegang hak atas tanah sebagaimana diuraikan di atas secara prinsip dapat dilakukan. Selanjutnya pihak nazhir setelah mendapatkan hak atas HGB berdasarkan perjanjian tersebut, menjadi pihak yang paling berhak atas pengelolaan tanah wakaf HGB tersebut untuk masa waktu yang diperjanjikan dengan pemegang hak atas HGB. Pemanfaatan tanah wakaf HGB dengan perjanjian BOT yang dilakukan antara nazhir dengan investor dengan demikian menjadi sah secara hukum untuk dilakukan dengan syarat obyek perjanjian BOT dalam hal ini pembangunan infrastuktur memenuhi beberapa syarat berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 246, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "a. Infrastuktur yang dibangun sesuai dengan peruntukan HGB yang tercantum di dalam sertifikat HGB, misalnya pembangunan gedung Hotel, Pasar, perumahan, dan lain- lain.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 240, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "b. Masa berlaku perjanjian BOT tidak boleh melebihi masa berlaku perjanjian wakaf HGB sementara.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 245, "height": 138, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Harta benda wakaf adalah harta yang dermakan oleh wakif dan dikelola oleh nazhir untuk kemudian digunakan agar memberikan sebesar-besarnya manfaat bagi masyarakat dengan catatan sesuai dengan keinginan wakif dan sesuai dengan aturan perundang-undangan. Hal tersebut sejalan dengan pendapat para ahli hukum Islam sebagaimana disampaikan oleh H.M. Salim Umar (2014) bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 683, "width": 223, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "“Sesungguhnya yang menjadi tolak ukur pengertian wakaf yang secara umum diartikan “menahan” bukan pada kelanggengan harta benda wakaf itu sendiri, melainkan pada tetap berjalannya nilai kemanfaatan dari", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 71, "width": 223, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "hasil wakaf tersebut bagi masyarakat. Dalam perkembangan berikutnya hasil musyawarah komisi fatwa majelis ulama se-Indonesia ke tiga pada tahun 2009 yang bertempat di Padang Panjang menyatakan bahwa wakaf dalam bentuk uang dapat ditukar menjadi benda demikian juga sebaliknya wakaf benda dapat ditukar menjadi uang dengan dua syarat, yakni ada manfaat yang lebih besar dan adanya keadaan yang memaksa”", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 229, "width": 241, "height": 122, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Dengan demikian yang tetap dijaga dalam harta benda wakaf tidak hanya sebatas kepada keberadaan benda wakaf itu sendiri, akan tetapi lebih daripada itu yang lebih penting adalah nilai kemanfaatan dari aset wakaf yang dikelola oleh nazhir . Dalam hal ini nazhir mempunyai kepentingan yang sangat besar demi terjaganya kemanfaatan harta benda wakaf itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 356, "width": 247, "height": 401, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Berakhirnya perjanjian wakaf HGB sementara antara nazhir dengan pemegang hak atas tanah HGB, sementara perjanjian BOT belum berakhir dapat diatasi dengan melakukan kesepakatan ulang yang memungkinkan beralihnya pihak dalam perjanjian BOT itu sendiri. Permasalahan justru muncul apabila tidak terjadi kesepakatan antara pemegang hak atas tanah HGB dengan investor. Dalam hal ini pemegang hak atas tanah tidak setuju untuk memperpanjang perjanjian wakaf HGB dengan nazhir atau tidak melakukan perpanjangan atau pembaharuan HGB, sehingga ada kemungkinan perjanjian BOT itu menjadi batal. Apabila terjadi hal demikian, kemudian dapat dibuktikan adanya kesalahan dari pihak nazhir yang dengan sengaja merubah masa berlakunya wakaf HGB sementara, maka dapat dimintakan pertanggungjawaban sesuai dengan tanggungjawab yang didasarkan pada kesalahan ( based on fault ). Hal tersebut diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (selanjutnya disingkat KUHPerdata) khususnya terdapat dalam Pasal 1365, 1366 dan 1367. Prinsip ini menyatakan, seseorang baru dapat dimintakan pertanggung-jawaban secara hukum jika ada unsur kesalahan (Subekti, 1987: 92) yang dilakukannya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 204, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Volume 11 No. 2 Edisi Desember 2018 Hal 129-140", "type": "Text" }, { "left": 519, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 243, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Pasal 1365 KUHPerdata yang lazim dikenal sebagai pasal tentang perbuatan melawan hukum, mengharuskan terpenuhinya empat unsur pokok, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 136, "width": 191, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": " Adanya perbuatan melawan hukum;", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 153, "width": 137, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": " Adanya unsur kesalahan;", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 171, "width": 166, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": " Adanya kerugian yang diderita;", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 189, "width": 225, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": " Adanya hubungan kausalitas antara perbuatan dan kerugian.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 226, "width": 245, "height": 231, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Dengan demikian apabila beberapa ketentuan yang berkaitan dengan prinsip tanggung jawab berdasarkan kesalahan dapat dibuktikan, maka investor mempunyai hak untuk meminta ganti rugi kepada nazhir . Dalam pandangan penulis, apabila ada itikad baik dari pihak nazhir , maka ganti rugi tersebut tidak perlu dilakukan, mengingat nazhir mempunyai kepentingan yang sangat besar dengan dana filantropi masyarakat, sebagai bentuk sanksi yang sesuai adalah dengan tidak diberikannya bagi hasil untuk sisa waktu masa perjanjian BOT. Akan tetapi sebaliknya apabila tidak ada unsur kesalahan yang dilakukan oleh nazhir, maka kerugian yang dialami oleh investor menjadi tanggungjawabnya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 67, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "E. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 237, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Setelah melaksanakan penellitian ini peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 526, "width": 246, "height": 185, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "1. Status perjanjian BOT dalam pemanfaatan tanah wakaf produktif dapat menjadi batal dengan berakhirnya perjanjian wakaf HGB sementara, kecuali jika kemudian wakaf HGB tersebut diperpanjang maka perjanjian BOT tetap dapat berlaku. Dalam hal pihak pemegang HGB tidak sepakat untuk memperpanjang perjanjian wakaf HGB maka dapat dimungkinkan perjanjian BOT tersebut dilanjutkan antara pemegang HGB dengan investor akan tetapi dalam hal ini yang menjadi objek bukan lagi tanah wakaf.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 250, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "2. Perlindungan hukum yang diberikan kepada investor dalam pemanfaatan tanah wakaf produktif HGB sementara adalah", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 71, "width": 226, "height": 245, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "dengan tetap belakunya perjanjian BOT maka pihak investor dapat mengelola dan mengambil manfaat dari infrastruktur yang diperjanjikan dengan kesepakan bahwa setelah selesainya masa perjanjian BOT, bangunan beserta sarana pendukungnya akan diserahkan kepada pemegang hak atas tanah HGB apabila HGB tersebut diperpanjang atau diperbaharui. Apabila tidak terjadi kesepakatan dengan pemegang hak atas tanah sehingga investor merasa dirugikan, maka sepanjang ada kesalahan dari nazhir, pihak investor dapat mengajukan ganti rugi, apabila hal tersebut dikarenakan kelalaian pihak investor sendiri maka kerugian tersebut menjadi tanggungjawab investor", "type": "Text" }, { "left": 386, "top": 338, "width": 73, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 369, "width": 250, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Andjar Pachta Wirana (et.al), (1997) Naskah Akademis Peraturan Perundang-undangan tentang Perjanjian BOT , Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 434, "width": 240, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Darwin Ginting, (2010) Hukum Kepemilikan Tanah Bidang Agri Bisnis; Hak Menguasasi Tanah dalam Sistem Hukum Pertanahan Indonesia ,", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 480, "width": 119, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Bogor: Ghalia Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 498, "width": 237, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 514, "width": 239, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Direktorat Pemberdayaan Wakaf, Bunga Rampai Perwakafan , Jakarta: Kemenag RI Hasan Alwi, (et.al), (2005) Kamus Besar Bahasa Indonesia , Jakarta: Balai Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 581, "width": 238, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "J. Satrio (1993) Hukum Perikatan; Perikatan Pada Umumnya , Bandung: Alumni.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 615, "width": 244, "height": 155, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Lili Rasyidi, (2007) Menggunakan Teori/Konsep dalam Analisis di Bidang Hukum dalam : Djuhaendah Hasan, Pembangunan Hukum Bisnis dalam Kerangka Sistem Hukum Nasional (Memperingati 70 Tahun Prof. Dr. Djuhaendah Hasan, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran) , Bandung: Tanpa Penerbit Moch. Mahfud MD, (2010) Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi , Jakarta: Rajagrafindo Persada", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 43, "width": 372, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Build Operate And Transfer Agreements (Bot) On The Use Of ... — Nurjamil & Siti Nurhayati", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 779, "width": 19, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 244, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Mochtar Kusumaatmadja. (2002) Konsep-Konsep Hukum Dalam Pembangunan (Kumpulan Karya Tulis) , Bandung:Alumni.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 236, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Riduan Syahrani, (2004) Seluk-Beluk dan Asas-Asas Hukum Perdata , Alumni, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 243, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Ronny Hanitijo Soemitro. (1990) Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri , Jakarta: Ghalia Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 203, "width": 237, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Satjipto Rahardjo, (2006) Ilmu Hukum , Bandung: Citra Aditya Bakti.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 236, "width": 242, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji (2001)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 212, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat , Jakarta: PT. Raja Grafindo Perkasa", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 240, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Subekti, (1987) Hukum Perjanjian , Jakarta: PT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 50, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Intermasa", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 319, "width": 243, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Undang-Undang No. 5 tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 353, "width": 240, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 123, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "RPJMN 2010-2014 Buku I", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 71, "width": 246, "height": 174, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Keputusan Menteri Keuangan Nomor 246/ KMK/04/1995 Tentang Perlakuan Pajak Penghasilan Terhadap Pihak-Pihak Yang Melakukan Kerjasama Dalam Bentuk Perjanjian Bangun Guna Serah ( Build Operate And Transfer ) http://bwi.or.id/index.php/in/tentang-wakaf/ data-wakaf/data-wakaf-tanah.html http://www.datastatistikindonesia.com/portal/ index.php?option=com_tabel&kat=1&idta bel=117&Itemid=165.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 249, "width": 234, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "http://bimasislam.kemenag.go.id/informasi/ berita/35-berita/660-luas-tanah-wakaf-di- indonesia-3492045373754-m2.html,", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 298, "width": 244, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Hasil wawancara dengan Prof. Dr. H.M. Salim Umar MA sebagai Ketua Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia Jawa Barat. (dilaksanakan pada tanggal 02 Juli 2014 bertempat di ruang kerja Ketua Komisi Fatwa MUI Jawa Barat)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 204, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 836, "text": "Volume 11 No. 2 Edisi Desember 2018 Hal 129-140", "type": "Text" } ]
829c40fe-1b13-aaf3-1f78-eea33d478b11
https://e-journal.sttikat.ac.id/index.php/magnumopus/article/download/165/66
[ { "left": 279, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright©2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 133", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 94, "width": 421, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 4, No 1, Desember 2022 (133-145) e-ISSN 2716-0556 http://sttikat.ac.id/e-journal/index.php/magnumopus", "type": "Text" }, { "left": 442, "top": 106, "width": 77, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 2502-2156", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 134, "width": 382, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa dalam Mazmur 51", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 173, "width": 366, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kharisda Mueleni Waruwu 1 , Daniel Supriyadi 2 , Yonatan Alex Arifianto 3 1,2,3 Pascasarjana Sekolah Tinggi Teologia Baptis Indonesia (STBI) Semarang Correspondence: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 240, "width": 41, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 252, "width": 434, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Psalm 51 is a confession of sin accompanied by the psalmist's request for restoration. One can find the process of repentance, regret, forgiveness, renewal, and reconciliation. A psalmist's deepest regret that asks God's mercy to restore and renews his life turns out to have a good ending from his sincere confession. This repetition in Psalm 51 ends with an addition given at the end, moving for a request for restoration that is not only the psalmist himself but broadly, namely the restoration of the nation. The method used is a qualitative method with a hermeneutic approach. This research aims to understand the psalmist's role in his confession to God as an approach to prayer to God that influences theological values. This article finds repeated sincere pleas to be granted freedom and restoration, which finally emerges a commitment from the psalmist. Immorality (shedding of blood) has kept him away from His presence so that the psalmist is afraid and aware that he turns to God.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 386, "width": 278, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: confession of sins; David's morality; Psalm 51; repetition", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 421, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 434, "width": 434, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazmur 51 merupakan sebuah pengakuan dosa yang disertai dengan permohonan pemulihan pemazmur. Dapat ditemukan proses dari pertobatan – penyesalan – pengampunan – pembaruan dan akhirnya rekonsiliasi. Sebuah penyesalan terdalam si pemazmur yang memohon belas kasih Allah untuk memulihkan, memperbaharui hidupnya ternyata memiliki akhir yang baik dari pengakuannya yang tulus. Repetisi dalam Mazmur 51 ini diakhiri dengan sebuah tambahan yang diberikan diakhir, bergerak untuk permohonan pemulihan yang bukan hanya diri pemazmur namun secara meluas yaitu pemulihan bangsa. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan hermeneutik. Penelitian ini betujuan untuk memahami peran pemazmur dalam pengakuannya kepada Allah sebagai pendekatan doa kepada Tuhan yang mempengaruhi nilai-nilai teologis. Artikel ini menemukan pengulangan permohonan yang tulus untuk diberikan kebebasan, pemulihan yang akhirnya muncul sebuah komitmen dari pemazmur tersebut. Immoralitas (penumpahan darah) telah menjauhkannya dari hadirat-Nya hingga pemazmur takut dan sadar hingga berbalik kepada Allah.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 604, "width": 296, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: moralitas Daud; Mazmur 51; pengakuan dosa; repetisi", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 656, "width": 110, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 675, "width": 435, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kitab Mazmur merupakan Kitab yang berisi doa-doa, puji-pujian seorang pemazmur yang tertuju secara langsung kepada Allah. Benson juga mengatakan hal demikian bahwa Mazmur merupakan kumpulan puji-pujian dan penyembahan di masa kuno. 1 Kitab Mazmur seperti sebuah kaca yang orang bisa melihat dengan jelas", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 758, "width": 327, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Clarence H. Benson, Pengantar Perjanjian Lama (Malang: Gandum Mas, 2004), 18.", "type": "Footnote" }, { "left": 271, "top": 35, "width": 255, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. M. Waruwu et al.: Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa...", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 793, "width": 247, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 134", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bagaimana seseorang menyatakan emosinya. 2 Penulis Mazmur memiliki cara masing- masing di dalam menyampaikan isi hati seorang pemazmur kepada Allah, salah satu- nya adalah Mazmur ratapan yang terbagi menjadi dua sub-genre yaitu Mazmur ratapan pribadi dan Mazmur ratapan bersama/komunal. Mazmur-mazmur ratapan pribadi yang disampaikan pemazmur secara langsung kepada Allah berisi permohonan kepada Allah untuk menyelamatkan dan membela seseorang. Mazmur tersebut memiliki unsur- unsur: pengantar, ratapan, pengakuan kepercayaan kepada Allah, permohonan, per- nyataan atau ikrar pujian. Yang termasuk dalam jenis ini ialah dari pasal 3-7; 12; 13; 22; 25-28; 35; 38-40; 42; 43; 51; 54-57; 59; 61; 63; 64; 69-71; 86; 88; 102; 109; 120; 130; 140-143. 3 Bruce K. Waltke mengatakan bahwa Mazmur ratapan atau keluhan cukup banyak terdapat dalam kitab Mazmur, dimana Mazmur Ratapan Pribadi terdiri dai 42 dan Mazmur Ratapan Komunal terdiri dari 16 Mazmur. 4 Ratapan pribadi yang terdapat dalam Kitab Mazmur dapat disebabkan karena penderitaan yang dialami seorang pemazmur bahkan juga permohonan yang tulus untuk dibebaskan atau merupakan permintaan tolong kepada Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 287, "width": 435, "height": 368, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemazmur dalam pasal 51 yaitu Daud sendiri, menuliskan Mazmur ratapan pribadinya kepada Allah dikarenakan kesalahan yang telah dilakukannya bersama Betsyeba. Pengakuan Daud kepada Allah merupakan pengakuan yang secara terbuka akan dosanya dan memohon pengampunan-Nya karena Daud telah mengecewakan hati Allah. Dalam 2 Samuel 11-12, disana tertulis dengan jelas ketika raja Daud gagal dalam kepemimpinan-Nya karena hatinya terpikat dengan seorang perempuan sehingga jatuh dalam dosa perzinahan, dan tercatat akibat dari kesalahannya itu ialah anaknya mati. Disisi lain, dalam Mazmur ini terlihat pengakuan dosa yang benar-benar disesali oleh Daud sehingga ia takut akan akibat hal itu. Namun, hal yang positif yang dapat dicontoh dari seorang Daud disini ialah cepat berbalik dan memohon ampun kepada Tuhan. Daud menyesal dan bertobat dari kesalahan yang dilakukannya. Selanjutnya raja Daud mengungkapkan pengakuan dosa dan pertobatannya kepada Tuhan melalui nyanyian di dalam Mazmur 51:1-21. Pengalaman itu mendorongnya untuk mengom- pensasi pelanggaran dan berusaha untuk memulihkan rasa moralitasnya. Berbagai hal dapat ditemui dalam kehidupan manusia saat ini hal-hal yang tidak sesuai dengan moral yang baik, melakukan hal yang jahat. Berbagai hal keterbatan dari manusia turut mempengaruhinya untuk melakukan hal yang tidak senonoh itu. 5 Kejahatan-kejahatan saat ini banyak yang terlihat dengan jelas, tetapi banyak juga yang menyembunyikannya dan tidak mengakuinya. Sebagaian besar juga memakai cara pengakuan ini untuk menyelesaikan pengalaman buruknya dan kembali kejalan benar. Sehingga dalam praktiknya kini, semakin menghilang makna sesungguhnya dari pengakuan dosa kepada Tuhan dan menjadikan sebuah alasan atas kebebasan untuk mengakuinya kapanpun dan dimanapun secara personal dan Allah akan mengampuni. Kebebasan ini membuat orang sewenang-wenangnya untuk memanfaatkan itu, sehingga ada waktunya untuk dapat kembali berbuat hal yang sama. Melihat kejatuhan moralitas Daud sebagai seorang raja yang memimpin tidak berarti ia menyembunyikan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 690, "width": 336, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Tremper Longman III, Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur (Malang: SAAT, 1992).", "type": "Footnote" }, { "left": 92, "top": 702, "width": 433, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Bruce Wilkinson and Kenneth Boa, Talk Thru The Bible: Mengenal Alkitab Secara Lengkap Dalam Waktu Singkat (Malang: Gandum Mas, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 726, "width": 419, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 James M. Houston and Erika Moore Bruce K. Waltke, The Psalms as Christian Lament. A Historical Commentary (Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 2014), p.1.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 751, "width": 366, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Linwood Urban, Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003), 187.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 40, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAGNUM OPUS, Vol 4, No 1 (Desember 2022)", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 135", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "itu kepada Tuhan. Pengakuannya jelas karena penyesalan mendalam dan berbalik total untuk melakukan kehendak-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 104, "width": 435, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengakuan Daud dari imorallitas menjadikan menarik untuk diteliti secara khusus pentingnya pengakuan dosa yang tersampaikan melalui Mazmur 51 sebagai sub-genre mazmur ratapan pribadi dengan struktur puisi yang lengkap. Karena tidak seperti mazmur yang lainnya, Mazmur 51 ini tidak menyebutkan musuh atau pelaku kejahatan yang mencari bahaya/masalah dari pemazmur (Daud). Tidak terlihat tuduhan yang khas dari musuh atau dari Allah secara mencolok. Maka menarik bagi peneliti untuk melakukan pendekatan hermeneutik untuk mendeskripsikan pengakuan-penga- kuan yang terdapat dalam Mazmur ratapan pribadi seorang Daud melalui nyanyiannya di Mazmur 51. Penelitian ini bertujuan untuk memahami peran pemazmur dalam pengakuannya kepada Allah sebagai pendekatan doa kepada Tuhan yang memenga- ruhi nilai-nilai teologis.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 271, "width": 64, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 293, "width": 437, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini metode yang digunakan ialah kualitatif dengan pendekatan metode tafsir dimana peneliti menggunakan analisis sastra dengan memperhatikan analisis teks dari kata-kata kunci yang ditemukan dalam satu pasal tersebut. Dari pendekatan ini dapat mensistematiskan penjelasan ( describing ). Sehingga peran Immoralitas raja Daud dalam deskriptif pengakuan dosa daud di Kitab mazmur 51 menjadi tujuan dan deskritif utama untuk digali. Maka itu penulis mendeskripsikan topik ini agar dapat dimaknai dan sebagai alarm kehidupan untuk selalu menghidupi nilai Alkitabiah supaya terhindar dari immoralitas yang tidak berkenan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 418, "width": 101, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 446, "width": 211, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memahami Bentuk Sastra Mazmur 51", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 462, "width": 435, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazmur 51 termasuk mazmur yang tertulis dari asal usul sejarah dalam 2 Samuel 11-12. Menurut para komentator mazmur ini sering mencatat banyaknya kiasan kenabian di dalamnya. 6 Untuk mengidentikasi dan mengevaluasinya sifat kiasan Alkitabiah bukanlah hal yang mudah. Hubungan yang ditambahkan dalam mazmur ini ialah hubungan nabi yang dalam konsep membasuh dosa. Dalam pandangan Hossfeld dan Zenger menyampaikan tanggapan bahwa mazmur yang mencakup pasal 51-100 penulis tidak hanya memberikan analisis dan eksegesis yang baik dari masing-masing Mazmur kepada pembaca, juga menyampaikan bahwa adanya penempatan setiap mazmur dalam konteks komposisi yang lebih kecil sesuai keadaan dimana berada. 7 Mazmur ini pada dasarnya mengekspresikan keluhan individunya kepada Tuhan bukan secara komunal, yang dilatarbelakangi oleh pelanggaran yang dilakukan pemazmur.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 631, "width": 435, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazmur 51 merupakan salah satu Mazmur yang paling terkenal dari tujuh Mazmur pertobatan tradisional. Namun, mazmur tidak mudah untuk diklasifikasikan dalam bentuk biasa-kategori kritis. Biasanya ditempatkan dalam klasifikasi umum ratapan individu. Anderson sendiri menyetujui bahwa mazmur pengakuan/penyesalan yang didalamnya salah satunya Mazmur 51 ini sebagai sub-kategori ratapan individu", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 726, "width": 421, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Lesley DiFransico, “Identifying Inner-Biblical Allusion through Metaphor: Washing Away Sin in Psalm 51,” Vetus Testamentum 65, no. 4 (2015): 542–57.", "type": "Footnote" }, { "left": 92, "top": 750, "width": 385, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Frank-Lothar Hossfeld, Erich Zenger Hermeneia, and Ausberg Fortress, “PSALMS II: A COMMENTARY ON PSALMS 51--100.,” Religious Studies Review 33, no. 1 (2007): 58.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 35, "width": 255, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. M. Waruwu et al.: Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa...", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 793, "width": 247, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 136", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan menunjukkan bahwa adanya perbedaan di dalam menyampaikannya karena pemazmur cenderung menginternalisasi masalah yang hendak diutarakan melalui nyanyian mazmur. 8 Setuju bahwa pengakuan dalam Mazmur 51 berfungsi sebagai elemen keluhan dari ratapan. Doa-doa pribadi yang seperti itu hanya ditemukan dalam Mazmur 51, keluhannya tersembunyi dalam petisi keluhan langsung kepada Tuhan. Secara luas Mazmur 51 ini dapat disebut sebagai ratapan pribadi, namun secara khusus disebut sebagai pengakuan dosa individu dan doa untuk pengampunan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 181, "width": 113, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Struktur Mazmur 51", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 197, "width": 435, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk melihat struktur dari Mazmur 51, hal yang harus diperhatikan oleh pembaca melihat apakah memiliki atau tidak struktur strophic, serta mengidentifi- kasikan dan membedakan unsur-unsur strophic tersebut. 9 Menemukan struktur harus berani menemukan pola dari puisi yang digunakan oleh si pemazmur. Dengan itu akan mudah untuk mengelompokkan isi teks yang dibaca.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 267, "width": 435, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut merupakan pola struktural berdasarkan kosakata yang diulang dalam ayat 3-9.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 310, "width": 88, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A 3 Hapuskanlah", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 324, "width": 101, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B 4a Bersihkanlah C 4b Tahirkanlah", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 354, "width": 231, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D 5 Aku sendiri sadar E 6a Saya berdosa F 6b Engkau adalah kebenaran/keadilan E’ 7 Saya...seorang pendosa D’ 8 Memberitahukan (membuat saya tahu)", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 428, "width": 108, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C’ 9a Bersihkanlah B’ 9b Tahirkanlah", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 458, "width": 97, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A’ 11 Hapuskanlah", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 487, "width": 240, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat 12-19 berdasarkan kosakata yang berulang.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 515, "width": 214, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A 12a Jadikanlah hatiku tahir, ya Allah B 12b Perbaharuilah batinku dengan roh", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 545, "width": 341, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C 13-14 Jangan mengambil roh-Mu yang kudus...lengkapilah aku dengan roh yang rela", "type": "Table" }, { "left": 163, "top": 575, "width": 284, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D 15 aku akan mengajarkan jalan-Mu E 16 Lepaskanlah aku....ya Allah, Allah keselamatanku D’ 17 Mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 619, "width": 435, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C’ 18 Korban...persembahan B’ 19a Korban...jiwa yang hancur A’ 19b Hati yang patah dan remuk...ya Allah Pola yang telah terlihat dalam Mazmur 51 yang digunakan oleh pemazmur, secara berulang-ulang ia menyampaikannya kepada Tuhan, semuanya berpusat pada Tuhan. Sifat yang dialami oleh pemazmur adalah memperhatikan dirinya yang telah", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 726, "width": 287, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Marvin Tate, Psalms 51-100, Volume 20 (Zondervan Academic, 2018), 8.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 739, "width": 432, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Kent Sparks, “The Psalms: Strophic Structure and Theological Commentary,” Journal of Near Eastern Studies 66, no. 3 (July 2007): 210–12, https://doi.org/10.1086/521760.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 40, "width": 191, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAGNUM OPUS, Vol 4, No 1 (Desember 2022)", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 137", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melakukan pelanggaran artinya adanya kerendahan hati dan penyesalan akan dosanya dan mau diperbaharui. Kesadaran pemazmur menuntunnya untuk kepada Tuhan, serta permohonannya dalam bait kedua adanya kepastian bagi pemazmur bahwa “Allahku yang menyelamatkan”. Pengharapan yang diterima pemazmur tidak berdasarkan evaluasi dirinya, namun pada evaluasinya kepada Tuhan. Sedangkan bait ketiga (ay.20- 21), para kritikus menganggap bait ini sebagai tambahan. 10 Kedua ayat ini tampaknya memang berada diluar pola struktur utama mazmur dan hanya sebagai konsekuensi teologis dari pembaharuan Daud, yang juga Tuhan akan memperbaharui Yerusalem, kota Daud.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 202, "width": 435, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara struktur Mazmur 51:1-21 dapat diperhatikan berdasarkan pembagian garis besar dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 239, "width": 257, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pengakuan akan kasih Allah (Ay. 3) A1 Kasih setia Allah menghapuskan dosa (Ay. 4)", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 268, "width": 386, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A2 Keadaan sebelum dosa diampuni(Ay. 5-8) -A1 Kasih setia Allah menghapuskan dosa (Ay. 9) -A2 Keadaan setelah dosa diampuni (Ay. 10-15) A’. Pengakuan akan keadilan Allah (Ay. 16-21) A’1 Kasih setia Allah menghindarkan dari pembalasan (Ay. 16-17) A’2 Ketidakberdayaan korban dihadapan keadilan Allah (Ay. 18-19) -A’1 Pengakuan akan kasih setia Allah (Ay. 20) -A’2 Penerimaan korban dihadapan kasih setia Allah (Ay. 21)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 390, "width": 102, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembukaan (ay. 1-2)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 403, "width": 438, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ungkapan Mazmur dari Daud לְ דָ וִֽ ד ׃ (lə· ḏ ā·wi ḏ ) yang memiliki arti “dari Daud” sebagai ungkapan awal menunjukkan siapa pemazmur yang menyampaikan nyanyian ratapannya. מִ זְ מ֥ וֹ ר (miz·mō·wr) merupakan kata benda maskulin tunggal dari akar kata zemor. Kata mazmur merujuk pada arti “suatu gubahan yang berlagu”. 11 Hal ini menjelaskan bahwa penulisan ini mengandung infomasi musik (nyanyian) dari pemazmur. Ayat 2 juga menginformasikan sejarah dari nyanyian pemazmur tersebut. Sejarah yang dari nyanyian ini berawal dari masa dosa Daud dan Betsyeba. Terjadinya pertobatan sejati dari pemazmur yang disertai dengan usaha yang yang sungguh- sungguh untuk memohon pemulihan yang disertai dengan pergumulan dalam doa air mata. 12 Inilah hakekat prioritas dari seorang yang meratap kepada Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 547, "width": 172, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengakuan Akan Kasih Allah (Ay. 3)", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 561, "width": 435, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemazmur mengawali seruannya kepada Tuhan dengan sebuah doa untuk meminta “belas kasihan” dari Allah, adanya penyerahan diri kepada “kasih setia” Allah. Belas kasih merupakan pesan Kristiani yang pada hakikatnya dapat ditemukan dalam Alkitab. חָ נֵּ֣ נִ י ( ḥ ān·nê·nî) “Kasihanilah aku” merupakan sebuah kata kerja untuk meminta, memohon, adanya kerendahan hati yang terlihat dari pemazmur dengan permohonannya yang tulus. Belas kasih dalam bahasa Ibrani berakar dari kata rakhum (penyayang), khanum (pengasih), dan khesed (kasih-Nya) dari akar kata r-kh-m, -kh-n-n, dan kh-s-d. Seringkali penggunaan kata ini muncul dalam Perjanjian Lama yang", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 702, "width": 413, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Frederick J Gaiser, “The David of Psalm 51: Reading Psalm 51 in Light of Psalm 50,” Word and World 23, no. 4 (2003): 387. 11 Clarence H. Benson, Pengantar Perjanjian Lama-Puisi Dan Nubuat” (Ayub-Maleakhi) (Malang: Gandum Mas, 1983).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 750, "width": 406, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Abraham Park, Pelita Perjanjian Yang Tak Terpadamkan Silsilah Yesus Kristus (1) Abraham-Daud (Jakarta: Yayasan Damai Sejahtera Utama, 2013), 293.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 35, "width": 255, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. M. Waruwu et al.: Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa...", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 793, "width": 247, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 138", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 282, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bersamaan dengan kata rakhum dan hanun . Dalam ayat 3, kata “Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, hapuskanlah pelanggaranku menurut rahmat-Mu yang besar.” Penggunaan kata “kasihanilah” merupakan terjemahan dari kata khanan, “kasih setia” terjemahan dari kata khesed , dan “rahmat” dari kata rachamin. 13 Kata kerja yang diungkapkan dalam ayat 3 ini merupakan tindakan mengasihani, empati yang menimbulkan emosi kepada orang rendah, kecil, lemah. 14 Ungkapan חָ נֵּ֣ נִ י ( ḥ ān·nê·nî) atau “Have mercy upon me” menekankan bahwa hanya di dalam Tuhan ada pengampunan yang sejati dan hanya Dia yang dapat memberikan itu. Dapat diamati bahwa seluruh mazmur ditujukan kepada “Elohim” dan bukan kepada YHWH “Tuhan”. Pemazmur yakin bahwa Allah adalah Allah yang penuh kasih bagi umat-Nya yang berseru dengan sungguh-sungguh kepada-Nya. Pemazmur memusatkan perhatian dan tindakan Yahweh atas dirinya, dengan pasti menantikan permohonannya akan terkabulkan. Kemudian, pemazmur memohon supaya pelanggarannya “dihapuskan” atau “dimusnahkan”. Ungkapan פְ שָׁ ﬠָֽ י׃ (p ̄ ə·šā·‘āy) “pelanggaran saya” dari pemazmur dalam KJV “my transgressions”, dalam bentuk jamak merupakan kata benda yang menyoroti dosa dari pemazmur sendiri. Pemazmur mengakui bahwa dosanya ternyata tidak berdiri sendiri yang hanya terlihat dan disadarkan adalah perzinahannya, tetapi dosa “perzinahan diikuti oleh penghianatan dan pembuhunan.” Semua pemazmur mengawalinya dengan penuh kerendahan hati dan permohonan yang tulus agar terhapuskan semuanya hanya oleh kasih karunia dari Allah.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 360, "width": 218, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasih Setia Allah Menghapuskan Dosa (Ay. 4)", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 374, "width": 435, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada dua hal yang tercatat dalam teks ini apa yang pemazmur mohonkan kepada Allah untuk diberikan belas kasihan. Yang pertama ialah ay.4a ( כַּ בְּ סֵ֣ נִ י ) kab-bə-sê-nî “ Bersihkanlah...”. Ungkapan memohon untuk “dibersihkan” merupakan sebuah kata kerja Imperatif orang pertama tunggal. Pemazmur “dibersihkan” seakan-akan tubuhnya telah tercemar oleh dosa, pengakuan akan kesalahannya. Kedua ialah ay. 4b טַ הֲ רֵֽ נִ י׃ ṭa-hă- rê-nî. “tahirkanlan...”, tahir dari dosa. Kata “kesalahan” dan “dosa” dapat memiliki arti yang berbeda namun dalam konteks teks ini, semua menunjuk pada kenyataan yang sama. 15 Dua klausa dari ayat tersebut bukan hanya antitesis. Istilah yang digunakan dalam teks ini “bersihkanlah dan tahirkanlah” menyiratkan penyucian aktual dan seremonial yang secara harafiahnya seperti melakukan pencucian terhadap pakaian kotor, yang harus dibersihkan dengan menginjak. Dalam hal ini pemazmur terlihat tertekan akan dosa yang dilakukan dan begitu dalamnya telah mengecewakan hati Tuhan dengan kejahatan moral yang dilakukannya. Dengan itu, pemazmur ingin terlepas dari semua hal yang menjadi masa lalu buruknya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 581, "width": 207, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan Sebelum Dosa Diampuni (Ay. 5-8)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 594, "width": 435, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagian tengah dari ay. 5-8 ini, terdapat pada dua fokus yang sangat kontras yaitu pengakuan dari dosa pemazmu dan kebenaran Allah. Ay. 5, 6a dan 7 menekankan dosa pemazmur, sedangkan ay. 6c dan 6d dan 8 secara khusus menyoroti kebenaran Allah. Pengakuan dari pemazmur menyimpulkan bahwa adanya kesadaran yang terlahir dari hati. Itulah tanda dari pertobatan, berpaling dari dosa dan kembali kepada jalan yang benar. Apabila seseorang tidak ada pengakuan akan kesalahannya, maka tidak ada pula", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 702, "width": 425, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Henricus Pidyarto Gunawan, Kerahiman Allah Menurut Alkitab, in Kerahiman Allah, Ed. Edison R.L. Tinambunan (Malang: Karmelindo, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 726, "width": 52, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Gunawan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 739, "width": 419, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Barth, Marie Clarie, and Pareira, Tafsiran Alkitab: Kitab Mazmur 1-72: Pembimbing Dan Tafsirannya (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008), 506.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 40, "width": 191, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAGNUM OPUS, Vol 4, No 1 (Desember 2022)", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 139", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 268, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengampunan bagi dia. Kesadaran ini kejadiannya bukan baru sekarang, yakni disaat doa ini dipanjatkan kepada Allah, bukan pula hanya sepintas terjadi, namun memang setiap hari telah bergumul karena rasa terintimidasi (ay. 5b). Adanya ketakutan akan murka Allah, penghukuman Allah atasnya. Pergumulannya agar terbebas dari dosa seperti sedang melakukan perlawanan terhadap dia, karena sadar bahwa dosa merusak hubungan manusia dengan Allah, hilangnya kedekatan intim dengan-Nya. Kehidupan yang diikat oleh kuasa dosa, membuat manusia tidak dapat menyelamatkan dirinya sendiri. Karena memang natur manusia telah dirusak, tercemar oleh dosa. Daud menyatakannya sebagai berikut:“Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.” (Mazmur 51:7). Dibagian lain Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa “pada dasarnya tidak ada manusia yang tidak berdosa” (Roma 3:10). Pada hakikatnya manusia telah “total corruptian” (kerusakan total). 16 Itulah yang dikatakan oleh pemazmur dalam ayat 7, setiap karakter manusia tidak ada yang luput dari pengaruh dosa tersebut. Semua manusia yang terlahir akan memiliki sifat yang sama yang dibawa oleh natur awal yang telah rusak. 17 Namun semua itu kembali kepada diri sendiri apakah ingin berbuat dosa, melakukan pelanggaran-pelanggaran secara pribadi karena dalam diri manusia telah ada potensi untuk berdosa, atau berbalik ke hal yang benar maka hubungan manusia dengan Allah tidak terpengaruh dengan natur dosa tersebut karena kebenaran ada dalam pribadi manusia tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 343, "width": 435, "height": 128, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap dosa yang dilakukan ternyata adanya kebenaran Allah, dimana Ia akan bertindak adil dan benar terhadap orang yang berdosa (6c, 6d) karena Allah mencintai kebenaran (8a). Setelah menganalisa teks 5-8, Tuhan memang penuh dengan belas kasihan atas pemazmur yang berdosa ini, bahkan hikmatNya pun Ia beritahukan kepada pemazmur (8b). Dapat disimpulkan bahwa, חָ כְ מָ֥ ה ( ḥ ā ḵ ·māh) merupakan sumber kehidupan yang benar bagi setiap orang. Posisi pemazmur yang berdosa yang seharus- nya mendapat penghakiman-Nya, tetapi sebaliknya hati Allah memberikan belas kasihan atasnya. Hikmat itulah yang memampukannya untuk hidup dalam kebenaran Allah.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 473, "width": 217, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasih setia Allah menghapuskan dosa (Ay. 9)", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 487, "width": 435, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat 9 kembali berbicara mengenai pengampunan yang diutarakan oleh pemaz- mur yang sama dengan ayat 3-4 sehingga membentuk inklusio. Imperatif menekankan bahwa Tuhan harus mengambil tindakan agar terjadi kehidupan yang baru yang menjadi kenyataan bagi pemazmur. Bahasa yang digunakan pemazmur dalam pengulangan ini sama namun memiliki unsur yang berbeda. Pemazmur memohon kepada Tuhan supaya “membersihkannya dengan hisop”. Hisop merupakan semacam semak. 18 Tumbuhan kecil seperti kuas sehingga banyak digunakan untuk mengoles darah pada tiang dan tumbuhan ini dapat tumbuh di dinding batu. Tindakan ini berhubungan dengan tata cara para imam tentang kusta dan kontak dengan mayat (Im. 14; Bil. 19). Menurut tradisi Yahudi, pada masa itu orang Israel diikat pada Yahwe dengan darah perjanjian yang menggantikan minyak yang digunakan dalam pengura- pan guna untuk mendapatkan Roh Kudus demi kekudusan dan mendapatkan kemurnian yang sempurna. Pemazmur menyadari bahwa ketidakmurniannya merupa- kan hal yang paling ekstrim, sehingga perlu penyembuhan yang total dengan obat yang memiliki kekuatan pemurnian yang tepat. Kata “hisop” yang digunakan disini secara", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 726, "width": 433, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Triani Devita Sinaga, “Pemulihan Alkitabiah Terhadap Konsep Diri Irasional Kaum Muda,” Missio Ecclesiae 7, no. 2 (2018): 263.", "type": "Footnote" }, { "left": 121, "top": 750, "width": 360, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 John R.W. Stott, Kedaulatan Dan Karya Kristus (Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2008), 80–81.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 763, "width": 370, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Barth, Clarie, and Pareira, Tafsiran Alkitab: Kitab Mazmur 1-72: Pembimbing Dan Tafsirannya .", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 35, "width": 255, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. M. Waruwu et al.: Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa...", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 793, "width": 247, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 140", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hukum ialah “darah percikan”. Dengan tindakan ini, maka pemazmur mendapatkan meterai perlindungan dan juga sebagai tanda perjanjian 19 bahwa pemazmur telah mengalami pemulihan atas dirinya dan hubungannya dengan Allah. Kemudian pemazmur mengungkapkan “Basuhlah aku” תְּ֝ כַ בְּ סֵ֗ נִ י (tə· ḵ ab·bə·sê·nî), kata yang digunakan sesuai dengan bahasa Yunani πλῦνον “Cuci aku seperti pakaian ...”, melakukan tindakan menginjak-injak seperti pakaian yang sangat kotor, sehingga memerlukan pembersihan total hingga bersih sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 174, "width": 437, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ia memang Allah yang membenci dosa namun Ia tidak membenci ciptaan-Nya sendiri. Ia tetap menunjukkan kasih-Nya bahkan ketika manusia masih berdosa (Roma 5:8). Setiap orang berharga dimata-Nya dan memiliki posisi yang teristimewa dalam hati-Nya. Manusia memiliki harga diri yang baik dan positif yang dimana semuanya kembali kepada yang berotoritas, semua hanya karena Anugerah Allah dan karunia keselamatan yang diberikan-Nya (Gal. 6:14; Roma 15:17).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 262, "width": 210, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan setelah dosa diampuni (Ay. 10-15)", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 275, "width": 435, "height": 170, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat 10 adanya sebab dan akibat ( Metonymy ) yang merupakan perubahan kata benda atau bebagai ide, perubahan dalam menamai suatu objek dengan menggunakan kata lain yang masih berhubungan erat dengannya. Ayat 10 terlihat akibat menggantikan sebab “Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita”. Kegirangan dan sukacita (akibat) menggantikan “proklamasi pengampunan”. Dalam pergumulan yang berat karena dosa membuat pemazmur tidak mengalami sukacita/kegembiraan yang bersifat aktif, dan kini memohon untuk adanya kembali kegirangan yang didapatkannya karena terpulihkan dan mengalami cahaya wajah-Nya. Memohon “Sembunyikanlah wajah-Mu” (Ay. 11) artinya janganlah Allah melihat kembali dosanya yang membuatnya dihukum kembali, tetapi kerinduan dari pemazmur ingin supaya Allah “menyembunyikan” hal itu dibalik punggung-Nya, sebuah anugrah Allah untuk kembali dalam persekutuannya itu.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 444, "width": 435, "height": 269, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadaan batin yang telah diterima oleh seorang pemazmur mesti dipahami melalui hubungannya dengan ayat 12-14, dimana disini terjadi transformasi batin seorang pemazmur, kembali memiliki hati yang baru, semangat kembali dipulihkan. Hasil dari pembaharuan tersebut didorong karena adanya Roh Allah yang berdiam dalam diri manusia. Kehadiran Roh Allah dalam kehidupan orang akan sangat berdampak secara total. Ayat 12-14, pemazmur menggunakan kata pengulangan “roh” terlihat jelas kepenuhan pertobatan, dan hanya “Roh Allah” yang memiliki kuasa besar di dalam mentransformasi kembali hati manusia dengan kemurnian yang penuh. Terdapat tiga ungkapan “Perbaharuilah batinku dengan roh yang teguh !”, “jangan mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!”, dan “lengkapilah aku dengan roh yang rela ”. קָ֝ דְ שְׁ D֗ (qā ḏ ·šə· ḵ ā) וְ ר֥ וּ חַ (wə·rū·a ḥ ) merupakan kata “Roh-Mu (ay.13) merujuk kepada Tuhan. Pemazmur memohon supaya dirinya tidak dibuang oleh Tuhan dari hadirat- Nya merupakan (bentuk negatif). Permohonan supaya tidak terpisahkan dari Tuhan. Kuasa Roh Kudus Allah memiliki kekuatan besar yang dapat mentransformasi kehidupan seseorang dengan hebat, sehingga adanya kemampuan orang percaya untuk memuji Allah (Ef. 5:18-19), kemampuan untuk menghasilkan buah Roh yang baik dalam hidup manusia terlihat dalam kesehariannya (Gal. 5:22-23), kemampuan untuk menanggalkan kedagingan, hidup dalam kekudusan Allah (Gal. 5) dan mampu untuk", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 751, "width": 352, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Georg Kirchberger, “Darah Kurban--Darah Kristus,” Jurnal Berbagi 2, no. 2 (2013): 113.", "type": "Footnote" }, { "left": 212, "top": 40, "width": 191, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAGNUM OPUS, Vol 4, No 1 (Desember 2022)", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 141", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 240, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melakukan pelayanan dengan totalitas penuh (Kis. 4:31). 20 Disini dapat diperhatikan bahwa pemazmur takut kehilangan kekuatan dari “Roh Allah” tersebut. Sesuatu hal yang menjadi pertanyaan, apakah ada terkaitnya dengan roh jabatan yang diterima oleh seorang raja saat pengurapannya (1 Sam 16:13) atau sebuah kasih karunia yang diberikan kepada pemazmur. Apabila dibacara secara bersamaan 1 Sam 16:13 dan Maz. 51:13 kemungkinan Roh mendiami seseorang yang telah diurapi di Perjanjian Lama dan hal ini tidak hanya datang secara sporadis atas pribadi tersebut. Paralelisme menunjukkan bahwa petisi itu sejajar dengan doa melawan penolakan pemazmur. Kata “Janganlah membuang aku” merupakan frasa yang dipakai untuk penolakan formal terhadap Israel dengan perjanjian Allah. Oleh sebab itu, pemazmur tidak ingin apabila menjadi yang terasing “disingkirkan dari hadirat Allah” kata ini akan membuatnya takut kehilangan hal yang terbaik dari-Nya, kehilangan perkenananNya. “roh” yang berbicara dalam ayat 12 dan 14 tertuju kepada roh manusia yang memerlukan pembaharuan oleh Roh Allah sendiri. “roh yang teguh!”, jelas ayat ini tertuju kepada manusia yang memohon semangat untuk teguh. “roh yang rela” sebuah ungkapan bahwa adanya hati yang siap sedia dalam menghadapi apapun yang terjadi, dan kerelaan itu hanya berasal dari Tuhan. “dilengkapi” dengan jiwa yang bebas.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 315, "width": 435, "height": 184, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat 15 merupakan suatu respon yang diberikan oleh seorang pemazmur ketika dipulihkan dan diberikan kekuatan melalui realitas berdiamnya Roh sehingga menghasilkan suatu tekat/komitmen untuk berbagi, bersaksi kepada orang sekelilingnya. Ayat 15 ini merupakan sebuah peralihan dari doa pemazmur ke janji/komitmennya kepada Tuhan. Dengan melihat teks sendiri, disana tertulis bahwa janji, komitmen yang dilakukan oleh pemazmur yang telah dipulihkan ialah mengajarkan jalan Tuhan (ay.13a). Ini sebuah tujuan yang Tuhan taruh dalam hati seorang pemazmur sebagai pemimpin dan kerinduan mendalam yang berkobar-kobar dihadirkan Allah untuk melayani. 21 Memimpin, melayani dengan memiliki jiwa dan roh/spirit, 22 akan terlihat berbeda dan memiliki dampak yang besar dan positif bagi orang lain. Tindakan ini akan menjadi pertobatan banyak “orang berdosa” berbalik kepada Tuhan. Karena Roh Kudus menuntun orang untuk percaya dan kembali kepada kebenaran. 23", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 501, "width": 435, "height": 171, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengakuan akan keadilan Allah (Ay. 16-21) - Kasih setia Allah menghindarkan dari pembalasan (Ay. 16-17) Kata “ Lepaskanlah” - Hiphil Imperative, pemazmur yang terikat dengan dosa, memohon untuk kelepasan, diampuni. Ayat ini terkait dengan narasi dalam 2 Samuel 11-12 tentang pembunuhan Uria oleh Daud (diasumsikan merujuk pada “kebersalahan penumpahan darah”, pembunuhan orang yang tidak bersalah terhadapnya. Daud yang melakukan pembunuhan tersebut harusnya menerima hukuman mati. Beberapa pandangan mengenai hukuman mati yaitu, teori Rehabilitasionisme, Rekonstruksionis- me dan Retribusionisme. 24 Pandangan tersebut merupakan sebuah dasar bagi orang yang bersalah dan harus menerima hukuman mati dan pandangan ini diterima di kalangan orang-orang Kristen. Namun Daud yang telah melakukan dosa yang disengaja itu telah diampuni dan berkenan kembali hidupnya dihati Allah (Mzm 51). Geisler", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 690, "width": 400, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Daniel Ronda, “Kepenuhan Roh Kudus,” Jurnal Jaffray , 2006, https://doi.org/10.25278/jj71.v4i1.131. 21 Dave Kraft, Leaders Who Last. Wheaton (Illinois: Crossway, 2010), 78.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 714, "width": 409, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Daniel Ronda, Leadership Wisdom: Antologi Hikmat Kepemimpinan Cet. Kedua (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 35–40.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 738, "width": 426, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Yonatan Alex Arifianto and Asih sumiwi Rachmani, “Peran Roh Kudus Dalam Menuntun Orang Percaya Kepada Seluruh Kebenaran Berdasarkan Yohanes 16 : 13,” Jurnal Diegesis 3, no. 1 (2020): 1–12.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 763, "width": 402, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Norman L. Geisler, Etika Kristen: Pilihan & Isu Kontemporer (Malang: Literatur SAAT, 2010), 254–73.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 35, "width": 255, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. M. Waruwu et al.: Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa...", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 793, "width": 247, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 142", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 141, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjelaskan bahwa hukuman mati yang dilaksanakan oleh pemerintahan (kerajaan) di Israel diwaktu itu ialah Daud sebagai raja Israel. Oleh karena itu sangat sulit untuk dilaksanakan hukuman oleh Daud sendiri. 25 Dengan itu Allah mengintervensi dan memberi hukuman melalui nabi Natan. Hukuman diterima “empat kali ganda”, yaitu pedang tidak menyingki dari keturunannya, malapetaka terjadi atas keluarganya, istrinya yang ditiduri orang lain di siang hari dan anaknya dari hubungannya dengan Betsyeba akan mati. Hukuman inilah yang digumulkan olehnya (ay. 5) dan ingin dilepaskan dari hutang darah yang telah dilakukannya itu. Tidak ada hukuman yang setimpal yang berhubungan dengan darah, pasti kembali kepada apa yang dilakukan tersebut hukuman nyawa.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 217, "width": 435, "height": 127, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semua pelanggaran yang disengajai itu, pemazmur telah mendapatkan kasih setia Allah dalam permohonannya yang mendalam. ‘Dilepaskan” dari hukuman “penumpahan darah” telah diterimanya. Hal \"mengajar para pelanggar\" (Piel Cohorta- tive) dari ay.16c dijelaskan “Lidahku akan bersorak-sorai (Daud adalah seorang penya- nyi) memberitakan keadilan-Mu”. Semua kata-kata untuk \"dosa\" adalah penyimpangan; dalam konteks ini memiliki konotasi \"pembenaran\" atau \"tindakan adil,\" (1) bukalah bibirku, (2) mulutku memberitakan puji-pujian kepada-Mu!. Inilah yang dilakukan oleh pemazmur bila dibebaskan dari darah. Semua ini satu dalam dinamisme kepenyairan yang merujuk pada ay. 3 yakni karya kasih setia-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 344, "width": 322, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Ketidakberdayaan korban dihadapan keadilan Allah (Ay. 18-19)", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 358, "width": 435, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seakan dalam ayat 18 ini, pemazmur telah tahu bahwa Allah tidak berkenan dengan persembahan hewan korban, seperti menekankan sebuah perbedaan bahwa Tuhan hanya berkenan kepada “hati yang hancur” (Ay. 19) daripada pemazmur mempersembahkan korban sebagai pengganti darah untuk pembebasannya. Juga perhatikan bahwa tak pernah sekalipun ke dua ayat ini sesuai dengan kehidupan Daud. Tidak ada bukti bahwa mereka ditambahkan setelah komposisi atau kompilasi dari Mazmur ini.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 457, "width": 435, "height": 269, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayat 19 merupakan kiasan yang digunakan untuk mengurangi satu hal untuk meningkatkannya yang disebut sebagai tapeinosis. “Hati yang patah dan remuk tidak akan Kau pandang hina, ya Allah”, dalam ayat ini terdapat pengurangan dalam hal untuk menyatakan dua ide yaitu Tuhan akan menerima dan senang akan hati yang hancur – maksud yang diinginkan; dan kemudian apabila manusia tidak memiliki hati yang hancur, penyesalan yang mendalam akan pelanggaran yang dilakukan maka Tuhan akan membiarkan. Jika melihat pengorbanan dalam kitab Imamat, tidak ada pengorbanan yang tercantum dalam Imamat 1-7 yang berurusan dengan dosa sengaja, direncanakan (lih. Im 4:2,22,27; 5:15-18, 22:14; Bil 15:27-28). Jika ada ia akan mem- persembahkannya (Qal Cohortative), tapi tidak ada, sehingga ia melemparkan diri pada belas kasihan Allah. Dia dipercaya / mempercayai bahwa Tuhan tidak akan menolak (keduanya Niphal Participle). Hati yang patah atas dosa (lih Maz 34:19; Yes 61:1; Yer 23:9). Hati yang remuk ( \"hancur,\" Yes 57:15) Ini merujuk pada seorang penyembah jenis Rom 12:1-2. Pertobatan memiliki efek pada Allah (lih. Maz 34:18)! Ketidakberdayaan hidup inilah yang Tuhan mau, ketika mengalami hal yang menekan kehidupan dan berbalik mencarinya. Korban yang tulus inilah yang Tuhan mau. Artinya pemazmur sadar bahwa persembahan yang dibawa jika dilakukan hanya sebatas ritual lahiriah (ay. 18) maka semuanya itu sia-sia, sehingga pemazmur datang dihadapan Allah dengan rendah hati dan mempersembahkan dirinya/hatinya yang", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 751, "width": 198, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Geisler, Etika Kristen: Pilihan & Isu Kontemporer .", "type": "Footnote" }, { "left": 212, "top": 40, "width": 191, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAGNUM OPUS, Vol 4, No 1 (Desember 2022)", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 143", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 435, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hancur itu. Sebab korban yang mati di bangkit, namun korban yang bernyawa akan ada Roh yang menyala untuk bangkit kembali dari keterpurukannya. Bukan berarti pengorbanan tertolak namun pengorbanan yang kosong tidak berharga. Mempersem- bahakn korban harus disertai dengan batin yang tulus dan mau diperbahaui, diubahkan oleh kaena Roh Allah telah berdiam dalam dirinya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 161, "width": 214, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Pengakuan akan kasih setia Allah (Ay. 20)", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 176, "width": 435, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tambahan dari ayat 20-21 ini memiliki potensi untuk membantu dalam menentukan terminus ad quem dari bentuk akhir mazmur. 26 Dalam permohonannya diakhir mazmur ini, memohon berkat dan pengampunan untuk bangsa “lakukanlah kebaikan kepada Sion”. Pemazmur yang telah dipulihkan, dipimpin Tuhan hingga pemazmur melihat akan keselamatan Sion datang dan memohon kepada-Nya. Apabila berbicara kebaikan Tuhan tidak bisa diselami dan tidak diragukan lagi. Orang yang memohon kepada-Nya dengan tulus akan diberkati. Ia tidak hanya memberikan kasih karunia dan penebusan, namun Tuhan mempunyai tindakan yang ditujukan kepada semua orang. Pembangunan tembok Yerusalem sesuai dengan permohonan bagaimana pemazmur memohon Tuhan untuk menciptakan hati yang baru kembali. Pemulihan kota melengkapi pembaharuan umat Allah.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 331, "width": 284, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Penerimaan korban dihadapan kasih setia Allah (Ay. 21)", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 346, "width": 435, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerimaan korban ini terjadi apabila temboknya telah selesai dibangun. Dan akan ada banyak jiwa yang kembali, dan pengorbanan ini, yang dipersembahkan dengan sukarela oleh hati yang bersyukur. Dalam ayat berbicara korban yang benar yang harus dipersembahkan kepada Allah. Kemarahan Allah kepada umat perjanjian- Nya hanya bersifat sementara. Hati Allah berkenan dengan pengorbanan korban kebenaran. Menegaskan bahwa hubungan umat dengan Allah telah diperbaharui kembali. Sebab Allah adalah penuh kasih bagi para pelayanNya. 27", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 444, "width": 435, "height": 213, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagian dari orang percaya seringkali merasa bersalah atas dosa dan kesalahan masa lalunya. Padahal jika orang percaya benar-benar mengenal Tuhan dan membaca firman-Nya, Dia bahkan memberikan ketegasan dan janji dalam sebuah jaminan akan pengampunan. Memang sejatinya Allah sangat membenci dosa, Dia tidak tahan melihat keburukan. Dosa yang tidak diakui dalam hidup kita merintangi dan merusak hubungan kita dengan Allah. Sebab tidak hanya dosa merintangi hubungan orang per- caya dengan Allah, tetapi juga merusak hubungan manusia dengan sesamanya. Untuk memperoleh pengampunan itu, manusia harus mengakui dosa kepada Allah. Pengakuan adalah jalan untuk memulihkan hubungan dengan Allah, karena walaupun manusia atau orang percaya tidak setia, Ia tetaplah Allah yang. Oleh karena itu melalui deskritif immoralitas Raja Daud dengan segala hal keberdosaannya ada Tuhan yang sanggup mengampuni dan membawa hidupnya kepada pertobatan sejati. Hal itu membawa orang percaya masa kini pada sesuatu yang berharga karena Yesuslah, manusia dapat menerima pengampunan lewat pengakuan dosa yang pernah dilakukan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 714, "width": 423, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 DiFransico, “Identifying Inner-Biblical Allusion through Metaphor: Washing Away Sin in Psalm 51.”", "type": "Footnote" }, { "left": 92, "top": 738, "width": 434, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Yonatan Alex Arifianto et al., “Balaam and Motivation of Contemporary Church Leaders,” PASCA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 18, no. 1 (May 30, 2022): 1–11, https://doi.org/10.46494/psc.v18i1.198.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 35, "width": 255, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "K. M. Waruwu et al.: Moralitas Raja Daud melalui Doa Pengakuan Dosa...", "type": "Page header" }, { "left": 92, "top": 793, "width": 247, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 144", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 76, "width": 95, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 98, "width": 435, "height": 226, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mazmur 51 ini merupakan sub-genre mazmur ratapan pribadi yang termasuk dalam mazmur permohonan atau pengampunan. Permohonan pemazmur tidak terkait dengan musuhnya namun lawan yang pemazmur takuti ialah dosa perzinahan diikuti dengan penumpahan darah atau pembunuhan. Pemazmur tertekan, dan akhirnya memiliki kesadaran dan berbalik kepada Allah. Artikel ini menemukan pengulangan- pengulangan keluhan permohonan pemazmur agar terbebas dari murka Allah. Penulis menemukan bahwa dalam pengakuan dosa di dalam konteks ini ialah pengakuan dosa yang membuat terintimidasi pemazmur yaitu dosa pembunuhan “penumpahan darah”. Hutang darah inilah yang menjadi problema pemazmur bukan berarti dosa perzinahan adalah dosa biasa, namun penumpahan darah berurusan dengan darah juga dan tidak lain menyangkut nyawa. Hukumun yang diterima oleh pemazmur berkali-kali lipat Tuhan menghukumnya. Namun, hati yang pedih dan dramatis dari penyesalan seorang pemazmur dalam pencariannya akan pengampunan dan rekonsiliasi. Pemazmur tahu bahwa betapa menyedihkannya ketika hidupnya jauh dari hadirat-Nya. Mazmur ini merupakan mazmur pengakuan dosa yang diikuti oleh permohonannya yang tulus tanpa tertutupi dihadapan Allah.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 336, "width": 76, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 357, "width": 423, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifianto, Yonatan Alex, and Asih sumiwi Rachmani. “Peran Roh Kudus Dalam Menuntun Orang Percaya Kepada Seluruh Kebenaran Berdasarkan Yohanes 16 : 13.” Jurnal Diegesis 3, no. 1 (2020): 1–12. Arifianto, Yonatan Alex, Daniel Supriyadi, Kharisda Mueleni Waruwu, and Johanes Paryono. “Balaam and Motivation of Contemporary Church Leaders.” PASCA: Jurnal Teologi Dan Pendidikan Agama Kristen 18, no. 1 (May 30, 2022): 1–11. https://doi.org/10.46494/psc.v18i1.198. Barth, Marie Clarie, and Pareira. Tafsiran Alkitab: Kitab Mazmur 1-72: Pembimbing Dan", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 463, "width": 229, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tafsirannya . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2008.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 477, "width": 401, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Benson, Clarence H. Pengantar Perjanjian Lama-Puisi Dan Nubuat” (Ayub-Maleakhi) .", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 490, "width": 142, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Malang: Gandum Mas, 1983.", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 503, "width": 425, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. Pengantar Perjanjian Lama . Malang: Gandum Mas, 2004. Boa, Bruce Wilkinson and Kenneth. Talk Thru The Bible: Mengenal Alkitab Secara Lengkap", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 530, "width": 425, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Waktu Singkat . Malang: Gandum Mas, 2017. Bruce K. Waltke, James M. Houston and Erika Moore. The Psalms as Christian Lament. A Historical Commentary . Grand Rapids: Wm. B. Eerdmans Publishing Company, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 584, "width": 414, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DiFransico, Lesley. “Identifying Inner-Biblical Allusion through Metaphor: Washing Away Sin in Psalm 51.” Vetus Testamentum 65, no. 4 (2015): 542–57. Gaiser, Frederick J. “The David of Psalm 51: Reading Psalm 51 in Light of Psalm 50.” Word and World 23, no. 4 (2003): 382–94.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 637, "width": 411, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Geisler, Norman L. Etika Kristen: Pilihan & Isu Kontemporer . Malang: Literatur SAAT,", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 650, "width": 28, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2010.", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 664, "width": 431, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunawan, Henricus Pidyarto. Kerahiman Allah Menurut Alkitab, in Kerahiman Allah, Ed. Edison R.L. Tinambunan . Malang: Karmelindo, 2017. Hossfeld, Frank-Lothar, Erich Zenger Hermeneia, and Ausberg Fortress. “PSALMS II: A COMMENTARY ON PSALMS 51--100.” Religious Studies Review 33, no. 1 (2007).", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 717, "width": 423, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III, Tremper Longman. Bagaimana Menganalisa Kitab Mazmur . Malang: SAAT, 1992. Kirchberger, Georg. “Darah Kurban--Darah Kristus.” Jurnal Berbagi 2, no. 2 (2013): 103–", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 744, "width": 17, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27.", "type": "List item" }, { "left": 212, "top": 40, "width": 191, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAGNUM OPUS, Vol 4, No 1 (Desember 2022)", "type": "Page header" }, { "left": 277, "top": 800, "width": 249, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright© 2022; MAGNUM OPUS, e-ISSN 2716-0556 | 145", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 75, "width": 428, "height": 69, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kraft, Dave. Leaders Who Last. Wheaton . Illinois: Crossway, 2010. Park, Abraham. Pelita Perjanjian Yang Tak Terpadamkan Silsilah Yesus Kristus (1) Abraham- Daud . Jakarta: Yayasan Damai Sejahtera Utama, 2013. Ronda, Daniel. “Kepenuhan Roh Kudus.” Jurnal Jaffray , 2006. https://doi.org/10.25278/jj71.v4i1.131.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 142, "width": 418, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "———. Leadership Wisdom: Antologi Hikmat Kepemimpinan Cet. Kedua . Bandung: Kalam Hidup, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 169, "width": 427, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sinaga, Triani Devita. “Pemulihan Alkitabiah Terhadap Konsep Diri Irasional Kaum Muda.” Missio Ecclesiae 7, no. 2 (2018): 259–86. Sparks, Kent. “The Psalms: Strophic Structure and Theological Commentary.” Journal of Near Eastern Studies 66, no. 3 (July 2007): 210–12. https://doi.org/10.1086/521760. Stott, John R.W. Kedaulatan Dan Karya Kristus . Jakarta: Yayasan Bina Kasih, 2008.", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 235, "width": 331, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tate, Marvin. Psalms 51-100, Volume 20 . Zondervan Academic, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 249, "width": 424, "height": 55, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urban, Linwood. Sejarah Ringkas Pemikiran Kristen . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2003. Zaluchu, Sonny Eli. “Strategi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama.” Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat 4, no. 1 (2020): 28–38. https://doi.org/10.46445/ejti.v4i1.167.", "type": "List item" } ]
075fc548-6778-cc26-e01f-ae276a5d1786
https://jiss.publikasiindonesia.id/index.php/jiss/article/download/817/1556
[ { "left": 419, "top": 61, "width": 118, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol.4, No.06, Juni 2023", "type": "Table" }, { "left": 369, "top": 75, "width": 181, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2723-6692 P-ISSN: 2723-6595 http://jiss.publikasiindonesia.id/", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "509", "type": "Page footer" }, { "left": 70, "top": 131, "width": 469, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Legal Consequences of Bankruptcy for Creditors Holding Mortgage Rights and Execution Parate", "type": "Section header" }, { "left": 132, "top": 187, "width": 341, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aan Rizalni Kurniawan 1 , Faisal Santiago 2 , Evita Isretno Israhadi 3", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 202, "width": 305, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Universitas Borobudur, Indonesia Email: [email protected], [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 236, "width": 161, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 267, "width": 239, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author: [email protected]", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 281, "width": 435, "height": 211, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT Keywords : Legal Consequences; Bankruptcy; Creditors; Mortgage Holder. The right of the separatist creditor as the holder of the mortgage right is clearly regulated by Law Number 4 of 1996 concerning Mortgage Rights on Land and Objects Related to Land (henceforth referred to as UUHT) Article 20 paragraph (1). In particular, the effect of bankruptcy on mortgage rights appears with the existence of Article 56 paragraph (1) UUK which states that the execution right of a separatist creditor holding mortgage rights against mortgage rights that are in the control of creditors is suspended for a maximum period of 90 days (stay period). The rights of the mortgage holder that have been protected by Article 20 paragraph (1) and Article 21 UUHT are no longer protected if the debtor is declared bankrupt because Article 56 paragraph (1) UUK (stay period) applies which suspends the execution of the mortgage holder for 90 days.", "type": "Table" }, { "left": 279, "top": 504, "width": 239, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Attribution-ShareAlike 4.0 International (CC BY-SA 4.0)", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 586, "width": 91, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 602, "width": 473, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article 1 of the 2004 UUK states that bankruptcy is a general confiscation of a bankrupt debtor's assets that is managed and settled by the Curator under the supervision of the Supervisory Judge in accordance with this Law. The essence of bankruptcy is the general confiscation (beslaag) of the bankrupt debtor's wealth, according to this definition (Hanif, 2020). Then, what are the requirements for declaring the debtor bankrupt? There are a few prerequisites that must be met before a bankruptcy declaration can be requested. Article 2 paragraph 1 of the 2004 UUK provides an explanation of the requirements for filing for bankruptcy:", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 715, "width": 473, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"A debtor who has two or more creditors and does not pay off at least one debt that has matured and is payable is declared bankrupt by a court decision, either at his request or at the request of one or more of his creditors\"", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 757, "width": 351, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The following are the requirements for declaring a debtor bankrupt:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 771, "width": 221, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The debtor owes at least two creditors;", "type": "List item" }, { "left": 205, "top": 59, "width": 197, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2723-6692 🕮 p-ISSN: 2723-6595", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "510", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 375, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. At least one owing and collectible debt remains unpaid by the debtor.", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 100, "width": 473, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creditors, debtors, Bank Indonesia, The Attorney in the Public Interest, the Capital Market Supervisory Agency, and the Minister of Finance all have the right to apply to the Commercial Court for a declaration of bankruptcy. During an examination session, the court will go over the steps involved in processing the application for a bankruptcy statement. 60 days after the date the application for a bankruptcy declaration was registered, the decision must be read aloud.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 184, "width": 473, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mortgage rights are one of material security rights, and creditors who hold mortgage rights are separatist creditors. The mortgage he owns is preferred by this separatist creditor. This mortgage preference is characterized by the fact that the mortgage agreement stipulates that the creditor has the authority to sell the mortgage object in the event of the debtor's default. The \"Droit de preference\" guarantee law principle is expressed in the preference that the holder of this mortgage right has(Natalia, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 268, "width": 473, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The right of the separatist creditor as the holder of the mortgage right is governed by Article 20 paragraph 1 of Law Number 4 of 1996 Concerning Mortgage Rights on Land and Objects Related to Land (hereafter referred to as UUHT)s:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 311, "width": 214, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "\"If the debtor defaults, then based on the:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 455, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. the right of the first Mortgage Right holder to sell the Mortgage object as referred to in Article 6, or", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 455, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. the executorial title contained in the Mortgage certificate as referred to in Article 14 paragraph (2), namely the mortgage object sold through a public auction according to the procedure specified in the laws and regulations for the settlement of receivables of the Mo rtgage holder with prior rights over other creditors.”", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 423, "width": 473, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As required by Article 20 paragraph (1) UUHT above, the rights implementation of creditors holding mortgage rights is not as simple as anticipated. The court still needs to approve the right to sell under its authority (bedding van eigen machtige verkoop). In a similar vein, it is not uncommon to encounter resistance (verzet) when putting into action the execution of mortgage rights based on the executive power of mortgage certificates (Nindyo Pramono & Sularto, 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 508, "width": 473, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paragraph (1) UUK states that the right of execution for a separatist creditor holding a mortgage right on a mortgage right in the possession of a creditor is suspended for a maximum period of 90 days (stay period) (Sjahdeini, 2010). During this suspension the object of mortgage is under the supervision of the curator, the role of the curator to oversee this object of mortgage is a feature of bankruptcy law.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 578, "width": 473, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If the debtor is declared bankrupt, the mortgage holder's rights that were protected by Article 20 paragraph 1 and Article 21 of the UUHT are no longer protected because Article 56 paragraph 1 of the UUK (stay period) applies, which suspends the mortgage holder's execution for 90 days. According to the science of law, there is a conflict of legal norms (norm conflict) between the UUK's provisions regarding mortgage rights, particularly those outlined in Article 56 paragraph 1 and Article 21 UUHT. This is because the articles of the two laws conflict with legal norms.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 677, "width": 473, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problem in this paper is What are the Legal Consequences of Bankruptcy for Creditors Holding Mortgage Rights?.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 726, "width": 147, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Materials and Methods", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 740, "width": 473, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The descriptive analytical method was used to write this applied paper. This means that data that clearly describes problems directly in the field were used, and then the analysis was done and a conclusion was made to solve a problem. methods of observation and", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 59, "width": 197, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2723-6692 🕮 p-ISSN: 2723-6595", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "511", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 86, "width": 473, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "literature review for data collection in order to solve problems and prepare this paper. In line with the research objectives to be achieved, the realm of this research is included in the realm of qualitative research, thus a qualitative approach method will be used. According to Petrus Soerjowinoto et al., the qualitative method is a method that emphasizes the process of understanding the researcher on the formulation of the problem to construct a complex and holistic legal phenomenon (Soerjowinoto, 2006). Normative juridical approach carried out against certain laws and regulations or written law, relating to cases of illegal immigrants who are in Indonesia (Soemitro, 1990). This study describes the condition of the object under study, i.e., focusing on the Legal Consequences of Bankruptcy for Mortgage Creditors in practice.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 249, "width": 152, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Results and Discussions", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 272, "width": 473, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Consequences of Bankruptcy on the Authority of Bankrupt Debtors in the Field of Property Law", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 305, "width": 473, "height": 192, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bankruptcy begins with applying a bankruptcy statement and will result in a bankruptcy decision. The bankrupt debtor faces a number of legal repercussions as a result of the bankruptcy decision, one of which is the authority to act on the bankrupt debtor in the area of property law. Because of this, the debtor had very limited authority. Bankrupt debtors can only perform actions that can provide an advantage or actions that can increase the number of assets which are then used as bankrupt debtors. However, if the bankrupt's conduct is likely to result in loss or reduce the bankruptcy estate, the trustee may request that the bankrupt's court proceedings be reversed. According to Article 41 of the 2004 UUK, the cancellation is relative, which means that it can only be used to benefit bankruptcy assets. Actio Paulina refers to the course of action taken by the curator to request the cancellation. The cancellation is done to safeguard the interests of creditors and prevent their harm, in addition to preventing the assets of the bankruptcy from being reduced.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 499, "width": 473, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As regulated in Article 41 paragraph (2) of the 2004 UUK, it is stated that \"The cancellation can only be made if it can be proven that at the time the legal action was carried out, the Debtor and the party with whom the legal action was carried out knew or should have known that the legal action would result in losses for creditors”. UUK 2004 also regulates one-party legal actions carried out by bankrupt debtors, namely grants. The grant is regulated in Article 43 of the 2004 UUK which reads \"Grants made by the Debtor can be requested for the cancellation to the Court if the Curator can prove that at the time the grant was made the Debtor knew or should have known that this action would result in a loss for the Creditor\".", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 645, "width": 473, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the regulations above, it can be concluded that the curator does not need to prove whether the recipient of the grant knows that the act of the grant harms the creditor or not. The curator only needs to demonstrate that the debtor is presumed to be aware that the grant is detrimental to the creditor and that the grant was made within one year of the decision to declare bankruptcy. In addition, the 2004 UUK also regulates the cancellation of debt payments by a bankrupt debtor due to suspicions of being in favor of one of the creditors. This is regulated in Article 45 of the 2004 UUK, the contents of which are \"Payment of a debt that can already be billed can only be canceled if it is proven that the recipient of the payment knows that the Debtor's application for a declaration of bankruptcy has been", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 59, "width": 197, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2723-6692 🕮 p-ISSN: 2723-6595", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "512", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 86, "width": 473, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "registered, or if the payment is the result of a conspiracy between the Debtor and the Creditor to benef it the Creditor exceeds that of other Creditors”.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 118, "width": 473, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "With the above analysis, bankruptcy can result in the authority to act in bankruptcy debtors becoming more limited, especially in the area of assets. The authority to manage and dispose of his assets is transferred to the curator and the bankrupt debtor can only take legal actions in the field of assets if his actions provide an advantage that can increase the bankruptcy assets. The curator can ask for the bankrupt debtor's legal actions to be canceled if they have a negative impact on creditors or reduce the bankruptcy debtor's assets. Additionally, the bankrupt debtor is required to discuss the legal actions he has taken with the curator prior to taking legal action, particularly in asset-related matters, in order to avoid damaging the bankruptcy assets.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 280, "width": 429, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Legal Consequences of Bankruptcy for Creditors Holding Mortgage Rights.", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 296, "width": 473, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If the debtor is declared bankrupt by the court, Article 56, Article 59, and Article 60 of the UUK will apply. According to Article 60 UUK, Creditors with mortgage rights, collateral rights, or mortgage rights on other objects exercise their rights to execute the objects that become collateral and the curator about the proceeds from the sales of the objects that become collateral. They also hand over the remaining sales that have been deducted from the amount owed to the curator, including interest and fees. The holder of the mortgage right, mortgage right, or collateral right on other objects must surrender a portion of the sale proceeds in an amount equal to the privileged invoice in accordance with the preferential demands of the curator or creditor (Tanaya & Sudiarawan, 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 442, "width": 473, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The provisions above also apply to the holder of collateral rights over the harvest. After submitting a request for matching the debt, the holder of mortgage rights, mortgage rights, or collateral rights on other assets may submit a bill as a concurrent creditor to settle the shortfall from the bankrupt asset if the sale proceeds are insufficient to pay off the disputed receivables. The enactment of these articles will affect the rights of creditors holding mortgage rights as mandated by Article 20 paragraph (1) and Article 21 UUHT. The resulted in the position of creditors holding mortgage rights against mortgage objects under their control becoming weak and no longer protected by the UUHT because separatist creditors as mortgage holders were no longer entitled to assets that had been burdened with mortgage rights before the debtor was declared bankrupt, which played a role in the process bankruptcy is the curator.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 620, "width": 473, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UUK has restricted the rights of the mortgage creditor in the form of parate execution and execution based on the mortgage certificate's executive power. UUK just focuses on installment (reimbursement) of receivables from lenders holding contract freedoms. As a result, there is a conflict between the UUHT's legal norms and the UUK's, which is referred to as a \"norm conflict\" in legal science. The creditor who holds the first mortgage has the authority to sell the mortgage object at a public auction under Article 6 UUHT. The creditor settles his Parate execution, or receivables, with the auction's proceeds. The Parate execution is based on the terms agreed upon in a Deed of Granting Mortgage Rights, according to the elaboration of Article 6 UUHT.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 765, "width": 437, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Sutan Remy Syahdeini, the agreement regarding the right to sell on his", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 59, "width": 197, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2723-6692 🕮 p-ISSN: 2723-6595", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "513", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 86, "width": 473, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "power is stated as a promise; however, the UUHT also determines that this right is a right granted by law, which means that the holder of the first mortgage right has the authority to sell the mortgaged property in the event that the debtor defaults on the payment. by way of a public auction, and use the money from the sale to settle the debts.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 150, "width": 473, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In essence, what a judge does in dealing with a case is that the judge must resolve it and for that the judge must know, seek, and find the law to apply to the case. According to the classical view, all laws are completely and systematically contained in statutes and the task of the judge is to adjudicate according to the provisions of the law. It is the duty of the judge to examine and decide on a case submitted to him and the judge may not refuse because the law is unclear or does not exist, this is in line with the judge's function as the mouthpiece of the law (Fuady, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 264, "width": 473, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Determining the applicable legal provisions to resolve bankruptcy cases, Commercial Court judges are guided by the legal principles that can be used by judges to be able to determine the law that must be applied, namely the legal principle known as the principle of lex posterior derogat legi priori, namely if there is a conflict between laws -the old law with the new, and the new law does not revoke the old law that applies is new. Because the Bankruptcy Law No. 37 of 2004 is newer than the Mortgage Law No. 4 of 1996 and no provision in the UUK states that the UUHT does not apply, the Bankruptcy Law No. 37 of 2004 must be chosen.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 393, "width": 473, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Referring to the facts on the ground, According to the findings of the research, the judges of the Commercial Court used the Lex posteriori derogate legi priori to determine which legal provisions should be applied when deciding whether or not to file for bankruptcy. These adjudicators put together their choice with respect to the arrangements of Regulation Number 37 of 2004. Consequently, both the creditor and the bankrupt debtor are covered by the bankruptcy provisions. Following a ninety-day suspension, preferred creditors with mortgage rights can only exercise their execution rights on mortgaged assets for a period of two months. following the bankruptcy ruling.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 522, "width": 473, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The judge's decision must contain justice for both the bankrupt debtor and the creditor holding the mortgage. The Commercial Court judge's decision relies on the principle of lex posteriori derogate legi priori, which states that only bankrupt debtors should be treated fairly. This is related to the reasoning behind the issuance of UUK, which is stated in the general elucidation of UUK that several factors necessitate regulation regarding bankruptcy and delaying obligations related to debt payment: a. to try not to argue about the debtor's resources if a few leasers simultaneously collect their receivables from the debtor; b. to prevent mortgage-secured creditors from selling the debtor's property without taking the debtor's or other creditors' interests into consideration; c. to avoid fraud on the part of the debtor or one of the creditors (Nur, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 684, "width": 473, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From these three rationales, the purpose of UUK is more to protect the interests of the debtor, while the interests of creditors holding Mortgage Rights as preferred creditors and having the right of execution where these rights have been guaranteed by UUHT are neglected. So, it is clear that the judge's decision in the bankruptcy case does not provide a balanced sense of justice between the bankrupt debtor and the mortgage holder creditor.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 765, "width": 437, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A home loan is a dependable right that is expected to ensure the reimbursement of the", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 59, "width": 197, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2723-6692 🕮 p-ISSN: 2723-6595", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "514", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 86, "width": 473, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "borrower's obligation which gives the principal right to the bank as the holder of the assurance right to outweigh everything else in taking care of his receivables to different leasers assuming the debt holder defaults. The Bankruptcy Law, on the other hand, stipulates that the creditor's right to execute collateral is only granted for a period of two months from the beginning of the state of insolvency after serving a period of delay of 90 (ninety) days from the date of a bankruptcy declaration once the debtor has been declared bankrupt by a judge. Such a circumstance makes legitimate vulnerability for leasers, the favored situation as a bank is insignificant any longer on the grounds that the power to take installment of receivables ensured by the insurance object is restricted by time, which is just for a very long time.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 247, "width": 473, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, the use of the legal principle lex posterior derogate legi priori as a criterion or guideline for judges in applying the law that applies to bankruptcy cases has resulted in a bankruptcy declaration decision that does not provide benefits to creditors. The two-month period given to the creditor to execute the collateral object is very unrealistic, it is very difficult in such a short time that the creditor can sell the collateral object, so the object that is the collateral must be handed over to the curator to be sold. This means that the creditor's status as preferred creditor changes to become a concurrent creditor who no longer has separatist rights, which is a legal right that creditors have to ensure that bankrupt assets are not included in collateral that is burdened with collateral rights. Creditors also have the authority to carry out executions. without a doubt by regulation as a sign of the leaser's on the whole correct to overshadow other pre-banks. The mortgage right holder may not be hindered by his right to execute the mortgage on the debtor's assets burdened with the mortgage in connection with the enactment of the separatist right. UUK did not uphold the separatist rights of creditors holding mortgage rights.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 474, "width": 473, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Concerning the strategy for completing the execution, as expressed in Article 6 UUHT underscores that the execution of execution is through a public closeout so for this situation it is done by Authorities of the State Closeout Office, so the execution technique doesn't need the fiat of the Top of the Locale Court, however practically speaking, the Workplace State sell off in completing the offer of sale execution of the article.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 555, "width": 473, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This mortgage certificate arises as a result of the legal existence of the irah-irah (the head of the decision has executive power and its use is limited only to court decisions and certain documents) \"For the sake of Justice based on Belief in the One and Only God\" contained in the Right certificate. According to Article 20 of the UUHT, this is the method for executing the object of the second mortgage, which is fiat execution or execution through the court. dependents. The Mortgage Certificate possesses executorial power, similar to a permanent court decision, as a result of this irah-irah. Creditors currently prefer to execute through parallel execution rather than underhand sales or auction sales on their own authority, with fiat execution the preferred method. In the event that the debtor defaults, the creditor will therefore apply to the court to execute the mortgage based on the executorial title in the Mortgage Certificate.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 733, "width": 473, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "If it turns out that the 2 (two) months that have been given to the Creditor holding the Mortgage Right to carry out direct execution (Parate execution) of the Mortgage object have been completed, then based on Article 59 paragraph (2) of the Law (UU) concerning", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 59, "width": 197, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN: 2723-6692 🕮 p-ISSN: 2723-6595", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 804, "width": 251, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Indonesia Sosial Sains , Vol. 4, No. 06, Juni 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 804, "width": 39, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "515", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 86, "width": 473, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bankruptcy and Postponement of Debt Payment Obligations (UUKPKPU), the Curator will ask for mortgage documents related to the object that becomes the collateral to be sold through a public auction by Article 185 UUKPKPU, and if the public auction does not sell, then the Curator can sell it by selling underhand with the approval of the Supervisory Judge. Furthermore, the proceeds from the sale of the object of the Mortgage right become the priority to pay off the debtor's debt to the creditor who holds the Mortgage where the payment is reduced by the costs and rights specified in (UUKPKPU) (Husni, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 214, "width": 81, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 228, "width": 473, "height": 192, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The writer can draw the following inferences from the preceding analysis and discussion: Contract is a security right planned to ensure the reimbursement of the debt holder's obligation which gives the essential freedom to the loan boss as the holder of the assurance right to outweigh everything else in taking care of his receivables to different leasers on the off chance that the borrower defaults. However, the bankruptcy decision of the debtor is subject to the provisions of the Bankruptcy Law, which stipulate that the creditor's right to execute collateral is only granted for a period of two months from the beginning of the state of insolvency after serving a period of delay of 90 (ninety) days from the date of a bankruptcy declaration. The provisions of the Bankruptcy Law govern the legal consequences of the bankruptcy decision. The creditor who holds the first mortgage has the authority to sell the mortgage object at a public auction under Article 6 UUHT. The loan boss purposes the returns of the bartering to reimburse his receivables or Parate execution.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 437, "width": 82, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. References", "type": "Section header" }, { "left": 67, "top": 464, "width": 379, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fuady, M. (2013). Hukum Jaminan Utang”, Ctk. Pertama, Jakarta, Erlangga .", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 478, "width": 472, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hanif, R. N. F. (2020). Kepailitan dan Akibat Kepailitan Terhadap Kewenangan Debitor Pailit Dalam Bidang Hukum Kekayaan. DKJN Kemenkeu , 16 .", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 506, "width": 461, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husni, R. M. T. (2020). Kedudukan Kreditur Hak Tanggungan Dalam Kepailitan. Supremasi Hukum , 16 (02), 104 – 113.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 534, "width": 466, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Natalia, T. S. (2018). Akibat Hukum Kepailitan Terhadap Kreditor Pemegang Hak Tanggungan dalam Eksekusi Hak Tanggungan. Jurnal Manajemen Dan Bisnis Sriwijaya , 16 (3), 153 – 163. Nindyo Pramono, S. H., & Sularto, S. H. (2017). Hukum Kepailitan dan Keadilan Pancasila- Kajian Filsafat Hukum atas Kepailitan Badan Hukum Perseroan Terbatas di Indonesia . Penerbit Andi.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 618, "width": 453, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur, A. (2015). Hukum kepailitan: perbuatan melawan hukum oleh debitor . PT Pilar Yuris Ultima.", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 646, "width": 459, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sjahdeini, S. R. (2010). Hukum Kepailitan Memahami Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan. Jakarta: Pustaka Utama Grafiti . Soemitro, R. H. (1990). Metodologi penelitian hukum dan jurimetri. Ghalia Indonesia, Jakarta , 167 .", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 703, "width": 428, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soerjowinoto, P. (2006). Buku Pedoman Metode Penelitian Karya Hukum & Skripsi. Semarang: Fakultas Hukum Unika Soegijapranata .", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 731, "width": 453, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanaya, P. E., & Sudiarawan, K. A. (2017). Akibat Hukum Kepailitan Badan Usaha Milik Negara Pasca berlakunya Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Jurnal Komunikasi Hukum (JKH) , 3 (1), 117 – 126.", "type": "List item" } ]
6bb25d0e-4a63-d465-abcb-0a6f2b2dfb42
https://indicators.iseisemarang.or.id/index.php/jebis/article/download/102/93
[ { "left": 290, "top": 754, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 86, "width": 253, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aq INDICATORS Vol. 3(2)(2021)", "type": "Table" }, { "left": 259, "top": 112, "width": 97, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INDICATORS", "type": "Section header" }, { "left": 222, "top": 131, "width": 172, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Economics and Business", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 157, "width": 204, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://indicators.iseisemarang.or.id/index.php/jebis", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 177, "width": 413, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH PERSEPSI HARGA, PERSEPSI KUALITAS DAN PROMOSI", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 194, "width": 369, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KAWASAKI NINJA 250", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 225, "width": 182, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad Reza 1 , Imroatul Khasanah 2 ", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 256, "width": 296, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 276, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Info Artikel", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 287, "width": 83, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "________________ Sejarah Artikel: Diterima September 2021 Disetujui Oktober 2021 Dipublikasikan November 2021 ________________ Keywords: price perception, quality perception, promotion, purchasing decisions __________________", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 270, "width": 39, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 303, "width": 342, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The problem that occurs is a decrease in market share over the past four years and a decline in sales of Kawasaki Ninja 250 motorcycles indicates a decrease in the results of the decision to purchase a Kawasaki Ninja 250 motorcycle. The purpose of this study is to analyze the effect of price perceptions, quality perceptions and promotions on Kawasaki Ninja purchasing decisions 250. The population selected in this study were all Diponegoro University students. The number of samples used in this study were 73 Diponegoro University students who were still active and had purchased Kawasaki Ninja 250 motorcycles. The sampling technique in this study was the purposive sampling method. Data collection method is to use a questionnaire. The data analysis method used is multiple linear regression. Based on research, price perceptions, quality perceptions and promotions have a positive effect on purchasing decisions of the Kawasaki Ninja 250. Variations in employee performance can be explained by independent variables namely price perception, quality perception and promotion by 62.7%.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 451, "width": 89, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Alamat korespondensi:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 464, "width": 237, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH., Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851 Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 86, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 201, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sepeda motor merupakan metode transportasi yang sangat nyaman bagi sebagian besar penduduk Indonesia terlebih ketika masyarakat dihadapkan pada kemacetan yang semakin meningkat sehingga dibutuhkan kendaraan bermotor yang tetap dapat berfungsi mendukung mobilitas dalam berbagai kondisi. Pasar sepeda motor di Indonesia yang semakin meningkat ini membuat semakin banyak produsen motor yang tertarik untuk masuk dalam persaingan memperebutkan pasar tersebut. Dengan banyaknya produsen sepeda motor di Indonesia ini membuat konsumen memiliki semakin banyak pilihan sepeda motor. Kemunculan sepeda motor sport di", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 534, "width": 201, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia terdorong oleh adanya keinginan masyarakat memiliki sepeda motor yang membuat pengendaranya memiliki prestige, dianggap gagah dan juga memiliki sepeda motor dengan performa yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 601, "width": 201, "height": 143, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pionir dari sepeda motor sport di Indonesia adalah Kawasaki Ninja dan Honda CBR. Kawasaki sejak awal kehadirannya di Indonesia sudah menyediakan Kawasaki Ninja sebagai produk unggulannya yang disukai oleh penggemarnya yang sebagian besar adalah kaum laki-laki. Penelitian ini mengambil obyek pada Kawasaki Ninja 250, alasannya adalah karena selama kurun waktu 10 tahun terakhir sejak tahun 2019 sebab Kawasaki Ninja 250 adalah pionir sepeda motor sport 250 cc di", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 201, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia. Kawasaki Ninja 250 juga merupakan penyumbang penjualan terbesar bagi Kawasaki di Indonesia. Penjualan sepeda motor sport di Indonesia paling banyak adalah sepeda motor sport dengan 250 cc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 201, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun saat ini seiring dengan perkembangan kompetisi, Kawasaki Ninja 250, memiliki sudah banyak pesaing antara lain Honda CBR250RR, Suzuki Gixxer SF250, Yamaha YZF-R25, Loncin GP300 dan yang terbaru adalah Harley Davidson dengan Harley Davidson XR250 dan 250 Custom. Kondisi ini membuat terjadinya penurunan dari pangsa pasar yang dimiliki oleh Kawasaki Ninja 250 yang dahulu sempat menguasai lebih dari 50% pangsa pasar sepeda motor sport di Indonesia Berdasarkan gambar 1 menunjukkan bahwa terjadi penurunan market share dari Kawasaki Ninja 250 secara terus menerus pada beberapa tahun terakhir sementara pesaingnya terutama Honda CBR250RR mengalami peningkatan terus menerus dari tahun ke tahun, hal ini linier dengan data penjualan sepeda motor Kawasaki Ninja 250 yang mengalami", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 201, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penurunan penjualan sejak tahun 2013 hingga tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 99, "width": 201, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya penurunan market share selama empat tahun terakhir dan penurunan penjualan sepeda motor Kawasaki Ninja 250", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 139, "width": 201, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan ada permasalahan yang terjadi di Sepeda motor Kawasaki Ninja 250 yang mengindikasikan penurunan hasil penilaian keputusan pembelian Sepeda motor Kawasaki Ninja 250. Berdasarkan research gap, didapatkan hasil adanya inkonsistensi hasil dari penelitian yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 219, "width": 201, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebelumnya sehingga penurunan keputusan pembelian ini terutama diduga disebabkan oleh promosi yang juga dipengaruhi oleh persepsi harga dan persepsi kualitas. Sehingga rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan keputusan pembelian Sepeda motor Kawasaki Ninja 250.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 312, "width": 201, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh persepsi harga, persepsi kualitas dan promosi terhadap keputusan pembelian Sepeda motor Kawasaki Ninja 250.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 397, "width": 248, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Data Market Share Sepeda Motor Sport 250cc", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 86, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Aisi, 2019", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 416, "width": 410, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Data Penjualan Sepeda Motor Sport 250cc 34,81 15,10 12,52 0,83 3,53 12,14 18,75 10,36 11,49 0,00 5,00 10,00 15,00 20,00 25,00 30,00 35,00 40,00 2015 2016 2017 Kawasaki Ninja 250", "type": "Picture" }, { "left": 431, "top": 473, "width": 64, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Honda CBR250RR Yamaha YZF-R25", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 593, "width": 81, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29.508 18.945", "type": "Picture" }, { "left": 212, "top": 637, "width": 180, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14.862 11.898 8.478 354 2.781 8.219 5.762", "type": "Table" }, { "left": 270, "top": 657, "width": 19, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8.004", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 585, "width": 410, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8.166 7.778 0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 2013 2014 2015 2016 2017 Kawasaki Ninja 250", "type": "Picture" }, { "left": 433, "top": 642, "width": 66, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Honda CBR250RR Yamaha YZF-R25", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 425, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Aisi, 2019 dan https://pertamax7.com/2017/07/14/aisi-juni-2017-sport-250-cc-penjualan- kawasaki-ninja-250-fi-lebih-laris-dari-honda-cbr250rr-dan-yamaha-r25/,https://www.yamaha- motor.co.id/archive/news", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 102, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 201, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan pembelian adalah proses yang mendorong konsumen untuk mengidentifikasi kebutuhan, menghasilkan opsi, dan memilih produk dan merek tertentu (Kotler dan Armsrtong, 2014). Persepsi harga artinya", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 201, "height": 183, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah bagaimana harga mempengaruhi penilaian konsumen mengenai suatu produk (Kotler dan Keller, 2009). Menurut Tjiptono (2015), persepsi harga adalah nilai dimana pelanggan bersedia membayar untuk produk atau layanan tertentu berdasarkan persepsi mereka tentang produk tersebut. Persepsi kualitas adalah pandangan pelanggan tentang kualitas suatu produk atau layanan baik dalam hal apa yang mereka harapkan dan juga dibandingkan dengan bagaimana mereka memandang kualitas penawaran yang bersaing (Kotler dan Keller, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 201, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu faktor sensitif yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 201, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persepsi konsumen mengenai harga yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang dijualnya tersebut (Kotler dan Armstrong, 2014). Ketika konsumen merasakan bahwa harga yang ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterimanya, sesuai dengan kualitas produk yang akan diterimanya dan konsumen merasa harga tersebut terjangkau dan kompetitif dengan merk lain yang menawarkan produk sejenis, maka konsumen akan lebih mudah memutuskan untuk melakukan pembelian produk tersebut (Tjiptono, 2015). Sehingga semakin baik persepsi harga maka semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen. Uraian ini sesuai dengan hasil penelitian Ferdinan dan Nugraheni (2013) yang menyatakana bahwa persepsi harga merupakan salah satu faktor yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 201, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perlu diperhatikan sebab mempertimbangkan penduduk Indonesia yang berpendapatan", "type": "Table" }, { "left": 165, "top": 689, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menengah ke bawah.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 201, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 118, "width": 201, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 1 : Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 149, "width": 201, "height": 237, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap kualitas produk yang ditawarkan, semakin mudah konsumen tersebut memutuskan untuk melakukan pembelian. Uraian ini sesuai dengan penelitian Ferdinan dan Nugraheni (2013) yang menyatakan bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap kualitas produk, maka konsumen akan memutuskan untuk melakukan pembelian. Fatmawati dan Soliha (2017) menyatakan bahwa semakin baik kualitas suatu produk, maka hal ini akan meningkatkan proses pembelian karena konsumen merasa bahwa produk tersebut sudah memenuhi harapan dari pelanggan. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H 2 : Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 388, "width": 201, "height": 317, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain persepsi terhadap harga dan kualitas produk oleh konsumen, promosi juga memegang peranan penting dalam keputusan pembelian konsumen. Konsumen biasanya cenderung untuk melakukan pembelian pada produk yang sering didengarnya (Tjiptono, 2015). Promosi suatu produk oleh perusahaan akan memberikan suatu informasi bagi konsumen mengenai produk tersebut. Promosi juga memberikan suatu reminder bagi konsumen bahwa ada produk yang dapat dikonsumsi oleh konsumen dengan benefit maupun keunggulan tertentu (Kotler dan Armstrong, 2014). Promosi menjadi efektif ketika frekuensi kemunculannya lebih sering, selain itu promosi yang informatif akan efektif dalam memberikan informasi yang cukup kepada konsumen (Kotler dan Keller, 2009). Dengan adanya paparan informasi yang terkandung dalam promosi, maka konsumen akan lebih mudah untuk memutuskan melakukan pembelian produk. Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 707, "width": 201, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H 3 : Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 209, "top": 75, "width": 180, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kerangka Pemikiran Teoritis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 351, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini (Ferdinan dan Nugraheni (2013), Pahlevi dan Sutopo (2017), Poluakan dkk (2017)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 116, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 412, "height": 223, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Penelitian Tabel 1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala 1 Persepsi harga (Tjiptono, 2015) Nilai dimana mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan manajemen bersedia membayar untuk mendapatkan Kawasaki Ninja 250 berdasarkan persepsi mereka tentang Kawasaki Ninja 250 tersebut a. Kesesuaian harga dengan manfaat b. Keterjangkauan harga c. Kompetitivitas harga 1-5 2 Persepsi kualitas (Kotler dan Keller, 2009) Pandangan mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan manajemen tentang kualitas Kawasaki Ninja 250 layanan baik dalam hal apa yang diharapkan dan juga dibandingkan dengan produk sejenis lainnya a. Kinerja b. Kehandalan", "type": "Table" }, { "left": 357, "top": 481, "width": 70, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Fitur d. Daya tahan", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 458, "width": 387, "height": 184, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Kesesuaian f. Desain 1-5 3 Promosi (Kotler dan Keller, 2009) Promosi mengacu pada seluruh rangkaian kegiatan, yang mengkomunikasikan Kawasaki Ninja 250 kepada mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan manajemen a. Promosi yang informatif b. Promosi yang persuasif (membujuk untuk membeli produk) c. Promosi yang menarik", "type": "Table" }, { "left": 476, "top": 551, "width": 16, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1-5", "type": "Picture" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 73, "width": 397, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala 4 Keputusan pembelian (Kotler dan Keller, 2009) Proses yang mendorong mahasiswa Universitas Diponegoro jurusan manajemen untuk mengidentifikasi kebutuhan, menghasilkan opsi, dan memilih produk Kawasaki Ninja 250 a. Cepat memutuskan untuk melakukan keputusan pembelian b. Yakin memutuskan untuk melakukan keputusan pembelian c. Mantap memutuskan untuk melakukan keputusan pembelian 1-5", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 201, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dari penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Universitas Diponegoro. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan menggunakan kriteria Mahasiswa Universitas Diponegoro yang masih aktif dan pernah melakukan pembelian sepeda motor Kawasaki Ninja 250.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 103, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis dan Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 201, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Data yang digunakan adalah berupa data primer, karena mengumpulkan data hanya pada saat riset lapangan (Gozhali, 2011). Sedangkan jenis sumber data yang digunakan berjenis primer dan sekunder.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 74, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 201, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian hipotesis dilakukan dengan analisis multivariate menggunakan analisis regresi berganda sebagai berikut : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + b 3 X 3 + e Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 140, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y = Keputusan pembelian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 92, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a = Konstanta", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 160, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b 1 , b 2 , b 3 = Koefisien regresi berganda X 1 = Persepsi Harga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 118, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X 2 = Persepsi kualitas X 3", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 83, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Promosi e = Error", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 138, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 201, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil di atas menunjukkan data telah terdistribusi secara normal yang dilihat dari nilai signifikansi (Asymp.sig) sebesar 0,920 > 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 276, "width": 133, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 288, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 302, "width": 199, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Unstandardized Residual N 73 Normal Parameters a,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,25893268 Most Extreme Differences Absolute ,065 Positive ,035 Negative -,065 Kolmogorov-Smirnov Z ,553 Asymp. Sig. (2-tailed) ,920", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 435, "width": 94, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 475, "width": 96, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Multikolinearitas", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 492, "width": 201, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan nilai tolerance yang > 0,1 dan nilai VIF yang < 10, maka dapat diketahui tidak terjadi efek multikolinieritas pada variabel bebas sehingga model penelitian ini telah lolos uji multikolinearitas.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 560, "width": 160, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 574, "width": 144, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependen Variabel: Keputusan pembelian", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 590, "width": 200, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Persepsi harga ,407 2,455 Persepsi kualitas ,398 2,513 Promosi ,709 1,410 Sumber : Data primer yang diolah", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 241, "top": 75, "width": 115, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Glejser", "type": "Section header" }, { "left": 154, "top": 86, "width": 83, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependen Variabel: Abs", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 98, "width": 287, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Konstanta 1,738 ,525 3,311 ,001 Persepsi harga -,063 ,060 -,192 -1,041 ,302 Persepsi kualitas -,014 ,033 -,080 -,431 ,668 Promosi -,033 ,043 -,107 -,768 ,445", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 201, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel hasil uji Glejser di bawah menunjukkan nilai signifikansi masing-masing variabel yang > 0,05 sehingga dapat dinyatakan model ini telah lolos uji heteroskedastisitas atau data telah terdistribusi acak.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 217, "width": 130, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan Hasil Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 228, "width": 201, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil perhitungan regresi linier berganda antara persepsi harga, persepsi kualitas, dan promosi terhadap keputusan pembelian dapat diperoleh hasil sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 301, "width": 125, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 313, "width": 144, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependen Variabel: Keputusan pembelian", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 324, "width": 268, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 324, "width": 435, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Konstanta 1,845 ,875 2,108 ,039 Persepsi harga ,314 ,101 ,352 3,120 ,003 ,407 2,455 Persepsi kualitas ,154 ,055 ,319 2,794 ,007 ,398 2,513 Promosi ,220 ,072 ,263 3,071 ,003 ,709 1,410", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan Y = 0,352X 1 + 0,319X 2 + 0,263X 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 201, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis Persepsi harga terhadap Keputusan pembelian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 201, "height": 131, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0.05 dan nilai standardized coefficient beta sebesar 0,352. Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,352 serta signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 menunjukkan bahwa H 1 diterima . Persepsi harga berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian yang berarti bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap harga produk akan menyebabkan peningkatan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 201, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis Persepsi kualitas terhadap Keputusan pembelian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 201, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai signifikansi sebesar 0,007 < 0.05 dan nilai standardized coefficient beta sebesar 0,319. Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,319 serta signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 menunjukkan bahwa H 2 diterima . Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian yang berarti bahwa semakin baik persepsi konsumen terhadap", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 432, "width": 201, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kualitas produk akan menyebabkan peningkatan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 465, "width": 201, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji hipotesis Promosi terhadap Keputusan pembelian", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 491, "width": 201, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai signifikansi sebesar 0,003 < 0.05 dan nilai standardized coefficient beta sebesar 0,263. Nilai standardized coefficient beta sebesar 0,263 serta signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 menunjukkan bahwa H 3 diterima .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 557, "width": 201, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Promosi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian yang berarti bahwa semakin baik promosi yang dilakukan oleh perusahaan pada produk bersangkutan akan menyebabkan peningkatan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 637, "width": 201, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan uji F, hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh nilai signifikansi 0,000 < 0,05 (signifikan), yang menunjukkan bahwa model regresi dapat digunakan untuk memprediksi keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 717, "width": 201, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koefisien determinasi menggunakan nilai Adjusted R Square sebesar 0,627, arti dari", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 201, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,627 adalah variasi keputusan pembelian mampu dijelaskan oleh persepsi harga, persepsi kualitas, dan promosi sebesar 62,7% sedangkan sisanya sebesar 37,3% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 201, "height": 250, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Salah satu faktor sensitif yang dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian adalah persepsi konsumen mengenai harga yang diberikan oleh perusahaan terhadap produk yang dijualnya tersebut. Ketika konsumen merasakan bahwa harga yang ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterimanya, sesuai dengan kualitas produk yang akan diterimanya dan konsumen merasa harga tersebut terjangkau dan kompetitif dengan merk lain yang menawarkan produk sejenis, maka konsumen akan lebih mudah memutuskan untuk melakukan pembelian produk tersebut. Sehingga semakin baik persepsi harga maka semakin tinggi pula keputusan pembelian konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 201, "height": 356, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Pembuatan keputusan untuk melakukan pembelian oleh konsumen perlu juga didukung dengan persepsi konsumen terhadap kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Standar dari setiap konsumen seringkali berbeda dengan standar yang dipikirkan oleh perusahaan (Kotler dan Keller, 2009). Perusahaan seringkali menganggap bahwa mereka menawarkan produk yang baik dan sesuai permintaan konsumen, namun belum tentu konsumen menggangapnya demikian. Ketika konsumen merasa bahwa produk yang ditawarkan oleh produsen memiiki kualitas yang baik seperti daya tahan yang prima, bahan baku produk yang baik, bukti pengujian yang lengkap dan keunggulan setelah membandingkannya dengan produk lain yang sejenis, maka konsumen akan memiliki persepsi mengenai kualitas produk yang ditawarkannya tersebut. Semakin konsumen memiliki persepsi yang baik terhadap kualitas produk yang ditawarkan, semakin mudah konsumen tersebut memutuskan untuk melakukan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 73, "width": 86, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 201, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Selain persepsi terhadap harga dan kualitas produk oleh konsumen, promosi juga memegang peranan penting", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 139, "width": 29, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 139, "width": 201, "height": 237, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keputusan pembelian konsumen. Konsumen biasanya cenderung untuk melakukan pembelian pada produk yang sering didengarnya. Promosi suatu produk oleh perusahaan akan memberikan suatu informasi bagi konsumen mengenai produk tersebut. Promosi juga memberikan suatu reminder bagi konsumen bahwa ada produk yang dapat dikonsumsi oleh konsumen dengan benefit maupun keunggulan tertentu. Promosi menjadi efektif ketika frekuensi kemunculannya lebih sering, selain itu promosi yang informatif akan efektif dalam memberikan informasi yang cukup kepada konsumen. Dengan adanya paparan informasi yang terkandung dalam promosi, maka konsumen akan lebih mudah untuk memutuskan melakukan pembelian produk.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 386, "width": 58, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 398, "width": 201, "height": 343, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan terhadap seluruh data yang diperoleh, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pertama, persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Ketika konsumen merasakan bahwa harga yang ditawarkan oleh perusahaan sesuai dengan manfaat yang diterimanya, sesuai dengan kualitas produk yang akan diterimanya dan konsumen merasa harga tersebut terjangkau dan kompetitif dengan merk lain yang menawarkan produk sejenis, maka konsumen akan lebih mudah memutuskan untuk melakukan pembelian produk tersebut. Kedua, persepsi kualitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Ketika konsumen merasa bahwa produk yang ditawarkan oleh produsen memiliki kualitas yang baik seperti daya tahan yang prima, bahan baku produk yang baik, bukti pengujian yang lengkap dan keunggulan setelah membandingkannya dengan produk lain yang sejenis, maka konsumen akan memiliki persepsi mengenai kualitas produk yang ditawarkannya tersebut. Ketiga, Promosi berpengaruh positif dan", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 36, "width": 373, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochamad R., Imroatul K./ INDICATORS Journal of Economics and Business Vol. 3(2)(2021)", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 753, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 201, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "signifikan terhadap keputusan pembelian. Promosi menjadi efektif ketika frekuensi kemunculannya lebih sering, selain itu promosi yang informatif akan efektif dalam memberikan informasi yang cukup kepada konsumen. Dengan adanya paparan informasi yang terkandung dalam promosi, maka konsumen akan lebih mudah untuk memutuskan melakukan pembelian produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 99, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 204, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditya & Samsuri. (2016). Pengaruh Perubahan Desain, Pengembangan Teknologi, dan Performa Motor terhadap Tingkat Kepuasan Pengguna Motorsport Kawasaki Ninja 250 di Kota Bogor.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 119, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Visionida Vol 2 No 1.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 204, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahyani, K.I., & Sutrasmawati, E.R. (2016). Pengaruh Brand Awareness Dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian. Management Analysis Journal Vol 5 No 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 204, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatmawati, N. & Soliha, E. (2017). Kualitas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 350, "width": 175, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produk, Citra Merek Dan Persepsi Harga Terhadap Proses Keputusan Pembelian Konsumen Sepeda Motor Matic", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 175, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Honda”. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Vol 10 No. 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 204, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferdinan, C.E. & Nugraheni, R. (2013). Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Persepsi Kualitas Produk, Dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Suzuki (Studi Pada Pembeli – Pengguna Sepeda Motor Suzuki di Kota Solo). Diponegoro Journal of Management Vol. 2 No. 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 204, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, I. (2011). . Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19. Semarang: BP Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 194, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dephub.go.id/post/read/menhub- transportasi-sudah-menjadi-kebutuhan- dasar-masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 197, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/vie w/id/1133", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 201, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sepeda-motor.info/daftar-merek-sepeda- motor-di-indonesia.htm", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 199, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://pertamax7.com/2017/07/14/aisi-juni- 2017-sport-250-cc-penjualan-kawasaki- ninja-250-fi-lebih-laris-dari-honda- cbr250rr-dan-yamaha-r25/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 143, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.yamaha- motor.co.id/archive/news", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 73, "width": 203, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.suara.com/otomotif/2019/05/2 3/130500/kawasaki-mengakui- penjualan-segmen-sport-sedikit-menurun https://7leopold7.com/2013/01/18/kawasaki- dicuekin-oleh-yamaha-dan-honda/", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 140, "width": 128, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://kawasaki-motor.co.id", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 157, "width": 203, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P., & Armstrong, G. (2014). Prinsip- Prinsip Pemasaran (12th ed.). Jakarta: Erlangga.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 197, "width": 204, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P., & Keller, K. L. (2009). Manajemen", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 209, "width": 128, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemasaran. Jakarta: Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 226, "width": 204, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pahlevi, A.S & Sutopo (2017). Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Promosi, Desain Produk, Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Matic (Studi Pada Yamaha Mataram Sakti Semarang). Diponegoro Journal of Management Vol. 6 No. 1.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 312, "width": 204, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Poluakan, W.S., Tewal, B., Tawas, H. (2017). Analisis Pengaruh Persepsi Harga, Produk, Promosi, Dan Tempat Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Vixion (Studi Kasus Pada Konsumen Pengguna Di Amurang). Jur5nal EMBA Vol 5 No 2.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 398, "width": 204, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Razi, F.F. & Rifai, A. (2015). Pengaruh Atribut Produk Kawasaki Ninja 150 R terhadap Minat Beli Konsumen CV Dwi Eka Sakti Pekanbaru. Jurnal Valuta Vol 1 No 2.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 449, "width": 204, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schiffman, L. & Kanuk, L.L. (2010). Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Indeks.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 478, "width": 204, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 506, "width": 204, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharyati & Febri, A. (2013). Analisis Perceptual Mapping terhadap Produk Sepeda Motor Sport. Bina Widya Vol. 24 No. 3.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 557, "width": 204, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaleh, H. (2017). Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi Dan Tempat Pendistribusian Terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Pada CV. Tjahaja Baru Bukittinggi. Journal of Economic, Business and Accounting (COSTING) Vol. 1, No 1.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 644, "width": 204, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tjiptono, F. (2015). Manajemen Jasa. Andi: Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 672, "width": 204, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulianto, B. (2013). Pengaruh Produk, Harga, promosi, Layanan terhadap Keputusan Konsumen Membeli Sepeda Motor Kawasaki. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen Vol 1 No 1.", "type": "Text" } ]
36ac365e-4545-7bff-8f38-f1df0153e5a8
https://journal2.um.ac.id/index.php/jktp/article/download/19833/9728
[ { "left": 79, "top": 38, "width": 175, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 50, "width": 183, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 5, No. 2, Mei 2022: 111-222 e-ISSN: 2615-8787 DOI: 10.17977/um038v5i22022p190 http://journal2.um.ac.id/index.php/jktp/index", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 125, "width": 431, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 197, "width": 209, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isnaini Munawaroh, Sulthoni , Susilaningsih Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang 65145 0341 – 574700 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 267, "width": 67, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article History", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 279, "width": 310, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 22 Maret 2021, Accepted: 22 April 2022, Published: 10 Mei 2021", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 313, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 325, "width": 440, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia interaktif merupakan media pembelajaran yang menyajikan materi dengan adanya kombinasi teks, gambar, audio, video dan animasi. Tujuan penelitian dan pengembangan ini untuk menghasilkan suatu produk multimedia interaktif yang valid, layak dan efektif digunakan untuk kegiatan pembelajaran pada materi sistem peredaran darah manusia di jenjang sekolah dasar. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Research and Development (R&D) dengan model pengembangan Lee & Owens yang terdiri dari 5 tahapan sebagai berikut: (1) analisis, (2) perencanaan, (3) pengembangan, (4) implementasi, (5) evaluasi. Tahap validasi dilakukan kepada ahli media dan ahli materi kemudian di uji cobakan kepada 19 siswa kelas V SDN Tamiajeng. Hasil pengembangan multimedia interaktif dinyatakan valid dengan presentase sebesar 98,61% dari ahli media, 79,16% dari ahli materi, 82,98 uji coba kelompok kecil, 84,36% uji coba kelompok besar. Multimedia interaktif dinyatakan efektif digunakan untuk pembelajaran dengan memperoleh presentase sebesar 84,21%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif materi sistem peredaran darah manusia menghasilkan kategori valid, layak dan efektif digunakan untuk pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 469, "width": 345, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Pengembangan; Multimedia Interaktif; Sistem Peredaran Darah Manusia", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 508, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 520, "width": 439, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interactive multimedia is a learning medium that presents the material with a combination of text, images, audio, video, and animation. The purpose of this research and development is to produce an interactive multimedia product that is valid, feasible, and effective for learning activities on the human circulatory system material at the elementary school level. The method used in this research is Research and Development (R&D) with the Lee & Owens development model consists of 5 stages as follows: (1) analysis, (2) planning, (3) development, (4) implementation, (5) evaluation. The validation stage was carried out on media experts and material experts and then tested on 19 grade V students of SDN Tamiajeng. The results of interactive multimedia development were declared valid with the percentage of media experts was 98.61%, 79.16% of material experts, 82.98% small group trials, 84.36% large group trials. Interactive multimedia is declared effective for learning by obtaining a percentage of 84.21%. Because of this finding, it can be concluded that interactive multimedia material on the human circulatory system produces valid, feasible, and effective categories to be used for learning.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 666, "width": 336, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Development; Interactive Multimedia; Human Blood Circulatory System", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 217, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh – Pengembangan Multimedia Interaktif...", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "191", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 90, "width": 440, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan kepribadian secara menyeluruh dalam proses pembelajaran (Sungkawan, 2013) . Proses pembelajaran yaitu suatu bentuk interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran (Ibrahim & Syaodih, 2013). Proses belajar mengajar pada hakikatnya sering dihadapkan dengan materi yang bersifat abstrak dan diluar pengalaman peserta didik, sehingga peserta didik memperoleh kesulitan dalam memahami materi yang telah disampaikan oleh pendidik. Perkembangan teknologi dapat mengubah konten abstrak agar mudah dipahami oleh peserta didik (Angeli & Valanides, 2009). Dengan demikian perkembangan IPTEK diharapkan mampu memberikan dampak positif terhadap proses pembelajaran dengan ditandainya sumber dan media pembelajaran yang beragam (Praherdhiono & Adi, 2008). Keberagaman media pembelajaran mampu membantu pendidik dalam proses penyampaian konsep yang sifatnya abstrak (Mahnun, 2012). Media menjadi peranan penting dalam proses pembelajaran, terlebih diera digital saat ini kegiatan pembelajaran dapat dilakukan kapan dan dimana saja dengan memanfaatkan perkembangan teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 285, "width": 440, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang mencakup alat, lingkungan dan semua bentuk kegiatan yang dilaksanakan untuk menambah pengetahuan, keterampilan kepada semua orang yang memanfaatkannya (Arsyad, 2011). Dalam proses pembelajaran media merupakan komponen yang paling penting, karena dengan adanya penggunaan media mampu meningkatkan minat belajar peserta didik. Seiring dengan perkembangan zaman, media pembelajaran memiliki variasi yang beragam dan tentunya selalu mengikui perkembangan teknologi. Keberhasilan suatu kegiatan pembelajaran berkaitan dengan penggunaan media yang digunakan hal ini juga berdampak pada hasil belajar siswa yang lebih baik (Ramdhani & Muhammadiyah, 2015) . Media pembelajaran berbasis elektronik dan interaktif yang saat ini paling banyak dikembangkan dan digunakan yaitu multimedia interaktif. Karena penggunaan multimedia pembelajaran dapat membantu siswa dalam belajar sesuai dengan yang diharapkan, serta dapat menciptakan suasana belajar yang semula “ Learning with effort ” menjadi “ Learning with fun ” (Ariani, 2010) .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 465, "width": 440, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia interaktif merupakan kombinasi dari berbagai unsur berupa teks, gambar, audio, video dan animasi yang dikemas dalam satu file digital yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada siswa (Haryono, 2015) . Pembelajaran berbasis multimedia dapat membimbing peserta didik dalam meningkatkan penguasaan konsep (Aini et al., 2010) . Peran multimedia dalam pembelajaran adalah membantu memperjelas konsep yang bersifat abstrak menjadi konkret (Sobarna, 2014). Pada dasarnya multimedia interaktif adalah media pembelajaran dengan alat pengontrol yang artinya pengguna dapat mengoperasikannya sesuai dengan kebutuhan, sehingga pengguna memiliki keleluasaan dalam mengatur jalannya pembelajaran (Fatimah & Mufti, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 588, "width": 440, "height": 126, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru kelas V SDN Tamiajeng, dimana peserta didik kelas V umumnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Guru yang mengajar di kelas mengungkapkan bahwa dari beberapa materi yang telah disampaikan, khususnya pada pembelajaran tematik pada materi ilmu pengetahuan alam seringkali dihadapkan dengan konsep yang bersifat abstrak, selain itu sekolah tidak memiliki fasilitas berupa alat peraga sehingga membuat peserta didik kurang memahami materi yang disampaikan. Akibatnya kegiatan pembelajaran ilmu pengetahuan alam di sekolah tersebut kurang berkualitasnya. Sehingga berdasarkan permasalahan tersebut diperlukan media untuk meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pada materi sistem peredaran darah manusia di SDN Tamiajeng.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 725, "width": 440, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru sangat memerlukan media pembelajaran yang didalamnya terdapat unsur teks, gambar, video, animasi dan audio yang dapat digunakan peserta didik belajar secara mandiri karena dengan adanya media ini peserta didik diharapkan dapat aktif dalam mengoperasikan media pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "192", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 326, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan Vol. 5, No. 2, Mei 2022, Hal 190-199", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 440, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serta dapat memahami materi secara konkrit sehingga dapat mendorong motivasi peserta didik untuk semangat belajar. Oleh sebab itu diperlukan sebuah pengembangan media pembelajaran berupa multimedia interaktif untuk tingkat sekolah dasar pada materi sistem peredaran darah manusia. Selain itu, di sekolah ini jarang sekali menerapkan pembelajaran dengan menggunakan multimedia interaktif karena kurangnya kemampuan guru dalam bidang teknologi, khususnya dalam pengembangan media pembelajaran yang bersifat elektronik. Multimedia interaktif yang dikembangkan tidak menutup kemungkinan untuk menghapus peranan bahan ajar berupa buku atau modul. Dengan dikembangkannya multimedia interaktif ini dapat digunakan sebagai solusi peserta didik yang mengalami remedial saat mengikuti pembelajaran atau tatap muka.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 211, "width": 440, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain mengacu pada hasil observasi dan wawancara terhadap guru kelas V di SDN Tamiajeng, pengembang juga mengacu pada hasil penelitian dan pengembangan yang relevan serta menjadikan referensi penelitian tersebut sebagai dasar pengembangan multimedia interaktif yang telah dilakukan sebelumnya oleh Novianto et al., (2019) dengan judul Pengembangan “Multimedia Interaktif Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah Manusia untuk Kelas VIII SMP Wahid Hasyim Malang”. Penelitian tersebut menghasilkan produk pembelajaran berupa multimedia interaktif pada materi sistem peredaran darah manusia dengan kesimpulan produk yang dikembangkan yaitu multimedia interaktif dapat dikategorikan layak dan efektif sebagai salah satu media pembelajaran secara mandiri. Adapun penelitian relevan kedua yang dijadikan referensi yaitu pengembangan multimedia interaktif yang dilakukan oleh Yusuf et al., (2017) dengan Materi Atmosfer Bumi Kelas VIII SMPN 3 Tulungagung” berdasarkan uji coba dan hasil penelitian, pengembangan multimedia interaktif dinyatakan valid dan efektif digunakan sebagai media pembelajaran materi atmosfer bumi untuk siswa SMPN 3 Tulungagung.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 406, "width": 440, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian dan pengembangan ini yaitu untuk menghasilkan suatu produk multimedia interaktif sistem peredaran darah manusia yang valid, dan layak, digunakan untuk pembelajaran. Dengan harapan produk yang dihasilkan nantinya mampu memotivasi pebelajar agar lebih semangat dalam belajar dan mempermudah pemahaman materi yang disampaikan sehingga dapat dijadikan sebagai solusi pemecahan masalah yang terjadi di SDN Tamiajeng.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 485, "width": 53, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 500, "width": 440, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dan pengembangan ini menggunakan metode Research and Development (R&D). Metode penelitian dan pengembangan (R&D) digunakan untuk menghasilkan suatu produk tertentu yang berguna untuk kehidupan dan untuk menguuji efektivitas produk tertentu (Sugiyono, 2009) . Dalam penelitian ini pengembang menggunakan model pengembangan Lee & Owens, (2004). Pada model ini terdiri dari 5 tahapan diantaranya yaitu (1) analisis, (2) perencanaan, (3) pengembangan, (4) implementasi, dan (5) evaluasi. Adapun tahapan penelitian dan pengembangan berdasarkan model Lee & Owens yang disajikan pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 731, "width": 236, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Model Pengembangan Lee & Owens (2004)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 217, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh – Pengembangan Multimedia Interaktif...", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "193", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 440, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kegiatan analisis yang dilakukan melalui dua tahap, tahap pertama yaitu analisis kebutuhan bertujuan untuk mengetahui kendala dan permasalah yang dihadapi di sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian, pada tahap ini peneliti melakukan observasi dan wawancara kepada guru dan siswa di SDN Tamiajeng, kedua analisis awal dan akhir dilakukan untuk menganalisis data yang akan digunakan dari keseluruhan data yang diperoleh dari SDN Tamiajeng yang meliputi analisis siswa, analisis teknologi, analisis situasi, analisis tugas, analisis kejadian penting, analisis isu, analisis tujuan, analisis media, analisis data, dan analisis biaya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 182, "width": 440, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini melakukan perencanaan dalam mengembangkan produk multimedia interaktif. Pada tampilan halaman menu utama terdapat petunjuk penggunaan, SK/KD, materi, informasi, dan soal evaluasi. Dalam penyajian materi terdapat kombinasi berupa teks, gambar, audio, video dan animasi mengenai materi sistem peredaran darah manusia yang dikemas secara utuh.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 246, "width": 440, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap pengembangan kegiatan yang dilakukan yaitu pra produksi untuk menentukan tipe dan platform produk yang dikembangkan, produksi yaitu memasukkan konten isi materi ke dalam produk yang akan dikembangkan, post produksi merupakan proses finishing, dan review merupakan kegiatan yang dilakukan kepada ahli media dan ahli materi dengan tujuan untuk menguji kevalidan dan kelayakan produk. Software yang digunakan untuk mengembangkan produk multimedia interaktif nantinya yaitu menggunakan Articulate Storyline 360, CorelDRAW X7 dan Adobe Ilustrator CS6 untuk membuat gambar ilustrasi dan editing gambar, Wondershare Filmora untuk editing video.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 368, "width": 440, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini terdapat tiga subjek yaitu ahli media, ahli materi dan audiens/siswa kelas V SDN Tamiajeng. Sebelum diujicobakan kepada siswa kelas V SDN Tamiajeng, produk divalidasikan kepada ahli media dan ahli materi untuk mengetahui kevalidan dan kelayakan dari media tersebut. Setelah produk dinyatakan valid dan layak langkah selanjutnya yaitu uji coba kepada siswa. Pada tahap uji coba melibatkan 19 siswa kelas V SDN Tamiajeng, uji coba ini dilakukan dengan dua tahap tahap pertama untuk mengetahui respon siswa terhadap media melalui angket respon siswa, tahap kedua untuk mengetahui efektivitas hasil belajar siswa melalui soal pre-test dan dan post-test .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 491, "width": 40, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 506, "width": 440, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penyebaran angket kepada tiga subjek yaitu ahli media, ahli materi dan audiens/siswa yaitu dilakukan dengan uji coba dengan melibatkan 19 siswa kelas V SDN Tamiajeng. Proses uji kelayakan produk dilakukan kepada ahli media dan ahli materi dengan tujuan untuk mengetahui kelayakan produk yang dikembangkan dari aspek kualitas isi materi dan kualitas keseluruhan media yang dikembangkan. Sedangkan uji coba lapangan dilakukan kepada siswa kelas V SDN Tamiajeng dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemenarikan, tingkat pemahaman, dan tingkat kemudahan dari produk yang dikembangkan. Setelah dilakukan uji kelayakan produk dilanjutkan dengan tes hasil belajar untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan multimedia interaktif pada materi sistem peredaran darah manusia.", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 725, "width": 167, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 1. Hasil Tanggapan Ahli Media", "type": "Caption" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "194", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 326, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan Vol. 5, No. 2, Mei 2022, Hal 190-199", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 440, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis data dari ahli media disajikan pada grafik 1, secara keseluruhan mendapatkan tanggapan positif dengan rata-rata nilai sebesar 3,94 dari 4,00. Sebanyak 17 butir pernyataan mendapatkan nilai 4 dan 1 butir pernyataan mendapatkan nilai 3. Berdasarkan kritik dan saran dari ahli media secara umum sudah cukup baik dan layak digunakan untuk diimplementasikan sesuai desain serta model pengembangan yang digunakan, akan tetapi perlu adanya perbaikan sedikit pada tampilan background dengan tambahan gradasi warna yang menarik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk dinyatakan valid dan layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 314, "width": 172, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 2. Hasil Tanggapan Ahli Materi", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 334, "width": 440, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis data dari ahli materi pada grafik 2, secara keseluruhan mendapatkan tanggapan positif dengan rata-rata nilai sebesar 3,17 dari 4,00. Sebanyak 3 butir pernyataan mendapatkan nilai 4 dan 15 butir pernyataan mendapatkan nilai 3. Berdasarkan kritik dan saran dari ahli materi bahwa materi yang disampaikan sudah sesuai dan mudah dipahami oleh siswa, akan tetapi perlu diperbaiki lagi kepenulisan yang salah pada produk multimedia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk dinyatakan valid dan layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 427, "width": 151, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Tanggapan Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 451, "width": 432, "height": 265, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Angket Rata-rata 1. Media yang disajikan menarik untuk digunakan dalam pembelajaran 3,6 2. Tampilan multimedia interaktif menarik 3,5 3. Bahasa yang digunakan dalam penyampaian materi mudah untuk dipahami 3,3 4. Menu yang disajikan pada multimedia interaktif memudahkan saya untuk belajar 3,2 5. Multimedia interaktif memberikan variasi baru dalam pembelajaran 3,3 6. Multimedia interaktif mudah dalam pengoprasiannya 3,4 7. Multimedia interaktif mendorong rasa ingin tahu saya 3,4 8. Petunjuk penggunaan multimedia interaktif mudah untuk dipahami 3,3 9. Materi yang disajikan jelas dan mudah dipahami 3,6 10. Materi yang disajikan runtut 3,5 11. Materi yang disajikan dikemas secara utuh 3,3 12. Contoh yang disajikan dalam materi jelas 3,1 13. Penyajian gambar membantu menjelaskan isi materi yang disampaikan 3,6 14. Penyajian video membantu menjelaskan isi materi yang disampaikan 3,3 15. Penyajian audio membantu menjelaskan isi materi yang disampaikan 3,1 16. Soal latihan sesuai dengan materi yang disampaikan 3,5 17. Umpan balik terhadap soal evaluasi jelas 3,3 18. Multimedia interaktif menambah pengalaman baru bagi saya 3,6 Total 3,4", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 217, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh – Pengembangan Multimedia Interaktif...", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "195", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 440, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji coba lapangan dilakukan kepada siswa kelas V SDN Tamiajeng yang terdiri dari 19 siswa. Hasil analisis respon audiens/siswa disajikan pada tabel 1, secara keseluruhan mendapatkan tanggapan positif namun ada juga sebagian siswa yang memberi tanggapan negatif pada butir angket. Dengan perolehan rata-rata nilai sebesar 3,37 dari 4,00. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk dinyatakan valid dan layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 322, "width": 127, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Grafik 3. Hasil Belajar Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 341, "width": 440, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah proses validasi selesai dan produk dinyatakan valid serta layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan tes hasil belajar dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas hasil belajar siswa terhadap penggunaan multimedia interaktif. Multimedia interaktif dinyatakan efektif, hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan nilai pre-test dan post-test yang disajikan pada grafik 3, bahwa data pre-test hasil belajar siswa sebelum menggunakan multimedia interaktif tercatat 16 dari 19 siswa belum memenuhi KKM dengan perolehan presentase sebesar 15,79. Data post-test hasil belajar siswa sesudah menggunakan multimedia interaktif tercatat 3 dari 19 siswa belum memenuhi KKM dengan perolehan presentase sebesar 84,21%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar dari sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan multimedia interaktif. Sehingga multimedia interaktif dikatakan efektif digunakan dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 507, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 523, "width": 440, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia interaktif materi sistem peredaran darah manusia telah melalui berbagai tahap pengembangan dan penelitian yang mengacu pada model Lee & Owens. Dalam uji kelayakan dan uji efektivitas melibatkan respon/tanggapan dari ahli media, ahli materi serta uji coba ke siswa. Hasil analisis data dari ahli media secara keseluruhan mendapatkan tanggapan positif dengan rata- rata nilai sebesar 3,94 dari 4,00. Sebanyak 17 butir pernyataan mendapatkan nilai 4 dan 1 butir pernyataan mendapatkan nilai 3. Pernyataan yang mendapatkan nilai 3 dari ahli media yaitu Q3 mengenai aspek pemilihan kombinasi warna pada multimedia interaktif. Ahli media memberikan saran untuk perbaikan kombinasi warna agar diberi gradasi yang sesuai untuk meningkatkan kemenarikan tampilan, akan tetapi secara keseluruhan hasil produk sudah bagus, dan dapat diimplemantasikan untuk pembelajaran Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk dinyatakan valid dan layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 689, "width": 440, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian untuk hasil analisis data dari ahli materi secara keseluruhan mendapatkan tanggapan positif dengan rata-rata nilai sebesar 3,17 dari 4,00. Sebanyak 3 butir pernyataan mendapatkan nilai 4 dan 15 butir pernyataan mendapatkan nilai 3. Pernyataan yang mendapatkan nilai 3 dari ahli materi antara lain Q1,Q3,Q4 tentang kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran sudah sesuai dengan kurikulum yang berlaku, Q8 tentang kemampuan media untuk", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "196", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 326, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan Vol. 5, No. 2, Mei 2022, Hal 190-199", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 439, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meningkatkan motivasi belajar siswa dinyatakan sesuai, Q9,Q10,Q11 tentang pemilihan gambar, video, audio pembelajaran sudah sesuai dengan pnyajian materi yang disampaikan, Q12 tentang pemilihan bahasa dinyatakan sudah sesuai, Q13 tentang kemampuan siswa untuk berfikir secara individu dinyatakan sesuai, kemudia Q14, Q15, Q16, Q17, Q18 tentang petunjuk pengerjaan soal, kesesuaian latihan soal, bahasa pada latihan soal, ketercapaian pengukuran tujuan pembelajaran, serta kemudahan pemahaman siswa dinyatakan sesuai. Ahli materi menyampaikan bahwa secara keseluruhan produk sudah bagus dan mudah dipahami oleh siswa, akan tetapi perlu diperbaiki lagi kepenulisan yang salah pada produk multimedia. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produk dinyatakan valid dan layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 211, "width": 440, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya dilakukan uji coba lapangan yang melibatkan 19 siswa kelas V SDN Tamiajeng. Secara keseluruhan mendapatkan tanggapan positif namun ada juga sebagian siswa yang memberi tanggapan negatif pada butir instrument. Dengan perolehan rata-rata nilai sebesar 3,37 dari 4,00. Seperti yang disajikan pada table 1 terdapat 18 butir instrumen yang terdiri dari berbagai aspek diantaranya yaitu tampilan desain yang terdapat pada pernyataan nomor 1,2,3,4, dan 5, pemprograman media yang terdapat pada pernyataan nomor 6,7, dan 18, kesesuaian teks terdapat pada pernyataan nomor 8-10, pemilihan gambar terdapat pada pernyataan nomor 15-17, dan kesesuaian penggunaan audio serta video terdapat pada pernyataan nomor 11-14.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 333, "width": 440, "height": 228, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah proses validasi selesai dan produk dinyatakan valid serta layak digunakan untuk kegiatan pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan tes hasil belajar dengan tujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas penggunaan multimedia interaktif. Multimedia interaktif dinyatakan efektif, hal ini dibuktikan dengan hasil pengolahan nilai pre-test dan post-test yang disajikan pada gambar 4, pre-test dan post-test terdiri dari 20 butir soal yang sama, data pre-test hasil belajar siswa sebelum menggunakan multimedia interaktif tercatat 16 siswa dari 19 siswa belum memenuhi KKM dengan perolehan presentase sebesar 15,79% termasuk dalam kategori D atau dalam kategori tidak efektif, kemudian diperoleh data post-test hasil belajar siswa sesudah menggunakan multimedia interaktif tercatat 3 siswa dari 19 siswa belum memenuhi KKM dengan perolehan presentase sebesar 84,21% termasuk dalam kategori A atau dalam kategori efektif. Sehingga dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif efektif dingunakan untuk kegiatan pembelajaran. Hal ini didukung dengan pendapat Sofnidar & Sabil (2012) yang mengemukakan bahwa dalam menghasilkan perangkat pembelajaran yang berkualitas baik, maka perangkat pembelajaran tersebut harus memenuhi tiga kriteria yaitu valid, praktis, dan efektif. Sama halnya pernyataan dari Sanaky (2013) bahwa media pembelajaran dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi untuk mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 572, "width": 440, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadirnya media komputer memberikan dampak positif bagi kualitas pendidikan di dunia (Aloraini, 2012) . Media komputer dapat memfasilitasi peserta didik yang mengalami kelambatan dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan oleh guru, karena dengan adanya media komputer dapat menciptakan situasi yang lebih afektif, sehingga peserta didik tidak mudah lupa dan bosan saat menerima perintah dalam pembelajaran (Putra et al., 2019). Pembelajaran dengan bantuan multimedia interaktif telah terbukti lebih unggul dibandingkan dengan media konvensional (Rachmadtullah et al., 2019) . Karena dengan adanya multimedia dapat memfasilitasi penguasaan keterampilan dasar siswa melalui latihan, sehingga multimedia dapat membantu dalam memecahkan masalah dengan cara memahami konsep materi yang sifatnya abstrak, bisa diakses kapan saja dan dimana saja, serta memfasilitasi pembelajaran individual (Malik & Agarwal, 2012). Multimedia interaktif dikombinasikan dengan permainan dapat membantu siswa untuk memahami materi karena sesuai dengan karakteristik siswa yang senang bermain (Saputri et al., 2019). Bagi usia anak sekolah dasar jenis media merupakan hal yang sangat menarik untuk diimplementasikan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 217, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh – Pengembangan Multimedia Interaktif...", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "197", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 439, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai pembelajaran di dalam kelas, karena dapat membantu pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan dan menarik secara visual (Laghos, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 109, "width": 440, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia merupakan program dengan berbantuan komputer sehingga penggunaannya dapat mengontrol sendiri dan merespon semua permintaan dari user (Utami & Sutirman, 2016). Dalam perkembangannya komputer memberikan dampak yang besar khususnya dibidang pendidikan untuk kegiatan belajar mengajar (Yusuf et al., 2017) . Semakin berkembangnya teknologi saat ini pengoperasian multimedia tidak hanya diakses dengan komputer saja melainkan juga bisa diakses menggunakan android, sehingga siswa bisa lebih fleksibel dalam mengakses multimedia interaktif.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 217, "width": 440, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi IPA memiliki konsep yang abstrak sehingga siswa sering kesulitan dalam memahami materi ipa. Kesulitan yang sering dijumpai siswa adalah ketersediaan sumber belajar yang hanya berupa gambar sehingga tidak bisa menjelaskan materi IPA yang bersifat abstrak (Saputri et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 281, "width": 440, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia interaktif materi sistem peredaran darah manusia memperoleh kategori valid, layak dan efektif digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Pengembangan multimedia interaktif sudah banyak dilakukan baik dari segi mata pelajaran yang berbeda (Nafi’a et al., 2020) juga dengan perangkat yang berbeda seperti perangkat mobile (Rahardjo et al., 2019; Amalia et al., 2020). Multimedia mempermudah pemahaman siswa dengan adanya contoh gambar, audio, video yang berkaitan dengan penjelasan materi. Multimedia dengan fitur soal latihan yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan siswa setelah menggunakan media.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 389, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 405, "width": 439, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Multimedia interaktif merupakan inovasi baru di SDN Tamiajeng untuk membantu proses penyampaian materi pembelajaran. Multimedia interaktif mampu meningkatkan memotivasi peserta didik untuk semangat belajar dan mampu mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Hasil uji kelayakan produk oleh ahli media dan ahli materi serta uji coba lapangan yang dilakukan kepada siswa secara keseluruhan mendapatkan respon positif. Berdasarkan hasil pengembangan multimedia interaktif materi sistem peredaran darah manusia untuk siswa kelas V SDN Tamiajeng dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif dinyatakan valid, layak dan efektif untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 527, "width": 115, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 543, "width": 440, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aini, Q., Yusuf, M., & Hajar, I. (2010). Pengembangan aplikasi pembelajaran teknologi informasi komunikasi berbasis multimedia (studi kasus: Madrasah aliyah cadangpinggan). Studia Informatika: Jurnal Sistem Informasi , 3 (2).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 587, "width": 440, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aloraini, S. (2012). The impact of using multimedia on students’ academic achievement in the College of Education at King Saud University. Journal of King Saud University-Languages and Translation , 24 (2), 75–82.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 631, "width": 440, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amalia, M. S., Ulfa, S., & Soepriyanto, Y. (2020). Multimedia Tutorial Berbasis Android untuk Memudahkan Siswa Memahami Materi Mengenal Notasi Balok Kelas X Seni Musik. JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(1), 59-67.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 675, "width": 440, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Angeli, C., & Valanides, N. (2009). Epistemological and methodological issues for the conceptualization, development, and assessment of ICT–TPCK: Advances in technological pedagogical content knowledge (TPCK). Computers & Education , 52 (1), 154–168.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 719, "width": 440, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ariani, M. (2010). Analisis konsumsi pangan tingkat masyarakat mendukung pencapaian diversifikasi pangan. Gizi Indonesia , 33 (1).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 750, "width": 338, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arsyad, A. (2011). Media pembelajaran . Jakarta: PT Raja grafindo persada.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "198", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 38, "width": 326, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JKTP: Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan Vol. 5, No. 2, Mei 2022, Hal 190-199", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 439, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatimah, S., & Mufti, Y. (2014). Pengembangan media pembelajaran IPA-fisika smartphone berbasis android sebagai penguat karakter sains siswa. Jurnal Kaunia , 10 (1), 59–64.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 105, "width": 440, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryono, N. D. (2015). Pengembangan Multimedia Interkatif Sebagai Media Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Social Materi Koperasi Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Tegal Panggung Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Negeri Yogyakarta .", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 162, "width": 356, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim, R., & Syaodih, N. (2013). Rencana Pengajaran . Rineka Cipta, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 180, "width": 439, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laghos, A. (2010). Multimedia games for elementary/primary school education and entertainment.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 193, "width": 276, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Scholarly and Scientific Research & Innovation .", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 211, "width": 440, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lee, W. W., & Owens, D. L. (2004). Multimedia-based instructional design: Computer-based training, web-based training, distance broadcast training, performance-based solutions . John Wiley & Sons.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 256, "width": 439, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahnun, N. (2012). Media pembelajaran (kajian terhadap langkah-langkah pemilihan media dan implementasinya dalam pembelajaran). An-Nida’ , 37 (1), 27–34.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 287, "width": 440, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malik, S., & Agarwal, A. (2012). Use of multimedia as a new educational technology tool-A study. International Journal of Information and Education Technology , 2 (5), 468.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 318, "width": 440, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nafi'a, M. Z. I., Degeng, I. N. S., & Soepriyanto, Y. (2020). Pengembangan Multimedia Interaktif Materi Perkembangan Kemajuan Teknologi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 3(3), 272-281.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 362, "width": 440, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novianto, L. A., Degeng, I. N. S., & Wedi, A. (2019). Pengembangan Multimedia Interaktif Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Kelas VIII SMP Wahid Hasyim Malang. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan , 1 (3), 257–263.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 406, "width": 440, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praherdhiono, H., & Adi, E. P. (2008). Panduan Praktikum Multimedia. Malang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang .", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 437, "width": 440, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, A. P., Soepriyanto, Y., & Husna, A. (2019). Pengembangan multimedia game edukasi tentang keragaman masakan khas daerah-daerah di indonesia untuk kelas v sd. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan , 1 (4), 299–306.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 481, "width": 440, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rachmadtullah, R., Zulela, M. S., & Sumantri, M. S. (2019). Computer-based interactive multimedia: A study on the effectiveness of integrative thematic learning in elementary schools. Journal of Physics: Conference Series , 1175 (1), 012028.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 525, "width": 440, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahardjo, T., Degeng, I. N. S., & Soepriyanto, Y. (2019). Pengembangan Multimedia Interaktif Mobile Learning Berbasis Anrdroid Aksara Jawa Kelas X Smk Negeri 5 Malang. Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan, 2(3), 195-202.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 569, "width": 440, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramdhani, M., & Muhammadiyah, H. (2015). The criteria of learning media selection for character", "type": "List item" }, { "left": 181, "top": 582, "width": 46, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "education", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 582, "width": 264, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in higher education . digilib.uinsgd.ac.id.", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 595, "width": 142, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://digilib.uinsgd.ac.id/5118/", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 613, "width": 427, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanaky, H. A. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 632, "width": 440, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputri, D. Y., Rukayah, R., & Indriayu, M. (2019). Transformasi Pembelajaran Melalui Penggunaan Multimedia Interaktif Berbasis Game: Persepsi Guru di Sekolah Dasar. JURNAL PANCAR (Pendidik Anak Cerdas Dan Pintar) , 2 (1).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 676, "width": 440, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sobarna, E. (2014). Efektifitas Penggunaan Multimedia Interaktif (Mmi) Model Tutorial Terhadap Motivasi Serta Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pokok Bahasan Sistem Pernapasan Manusia. EDUTECH , 13 (3), 386–399.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 720, "width": 439, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofnidar & Sabil, H. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Pendidikan Matematika I dengan Pendekatan Kontekstual. Jurnal Pendidikan Matematika,(Online) , 2 (2).", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 751, "width": 425, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono, M. P. P., & Kuantitatif, P. (2009). Kualitatif, dan R&D, Bandung: Alfabeta. Cet. VII .", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 38, "width": 217, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawaroh – Pengembangan Multimedia Interaktif...", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 38, "width": 15, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "199", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 440, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sungkawan, R. (2013). Analisis Penguasaan Konsep Awal Fisika Padapembelajaran Menggunakan Model Advance Organizer Berbasis Eksperimen Terhadap Hasil Belajar Fisika. Jurnal Pendidikan Fisika , 2 (2), 73–80.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 118, "width": 440, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, S., & Sutirman, S. (2016). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Standar Kompetensi Melakukan Prosedur Administrasi Kelas X Program Keahlian Administrasi Perkantoran. Jurnal Pendidikan Administrasi Perkantoran-S1 , 5 (4), 346–355.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 161, "width": 440, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf, M. F., Toenlioe, A. J., & Wedi, A. (2017). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif IPA Materi Atmosfer Bumi Kelas VIII SMPN 3 Tulungagung. Edcomtech Jurnal Kajian Teknologi Pendidikan , 2 (1), 37–40.", "type": "List item" } ]
5b935e3c-4b36-efef-6066-5c85e71f104b
https://journal.stieamm.ac.id/valid/article/download/313/228
[ { "left": 74, "top": 36, "width": 471, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Valid Jurnal Ilmiah Vol. 21 No. 1, Desember 2023, h.1-12 DOI. 10.53512/valid.v21i1.313 Determinant Analysis of Innovative Work Behavior of Hospitality Employees in Lake Toba Tourism Area through Employee Engagement: A Structural Equation Model Approach", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 147, "width": 392, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi 1 , Mochamad Vrans Romi 2 , Erbin Chandra 3 , Vivi Candra 4 , Acai Sudirman 1,3,4,5 Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Sultan Agung, North Sumatra, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 175, "width": 282, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Jenderal Achmad Yani, West Java, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 219, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 233, "width": 414, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main objective of this research is to analyze the effect of transformational leadership and organizational climate on employee engagement and innovative work behavior. The research method in this study included library and field research designs with a quantitative approach. The research subjects taken in this study were employees who worked in hotels in the Lake Toba Tourism Area. The number of samples analyzed was 170 employees. Data collection techniques using observation, interviews, questionnaires and documentation. The data analysis method used is Partial Least Square (PLS). The data analysis test tool uses the Smartpls statistical software. The results of the data analysis concluded that transformational leadership, organizational climate, and employee engagement positively and significantly influence innovative work behavior. The results of subsequent studies confirm that transformational leadership significantly affects employee engagement. The results of this study also suggest that organizational climate has no significant effect on employee engagement. Furthermore, the managerial implications of this research suggest that to increase employee engagement and innovative work behavior, companies can provide employees with opportunities to learn and develop. Employees who feel empowered and have opportunities to learn and develop are likelier to be engaged and innovative. Employees who feel empowered and have opportunities to learn and develop are likelier to be engaged and innovative.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 495, "width": 414, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : transformational leadership; organizational climate; employee engagement; innovative work behavior", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 537, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 550, "width": 414, "height": 203, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh transformational leadership dan organizational climate terhadap employee engagement dan innovative work behavior . Metode penelitian dalam penelitian ini meliputi desain penelitian kepustakaan dan lapangan dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di perhotelan di Kawasan Wisata Danau Toba. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 170 karyawan. Teknik Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) . Alat uji analisis data menggunakan perangkat lunak statistik Smartpls. Hasil analisis data menyimpulkan transformational leadership, organizational climate , dan employee engagement memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap innovative work behavior . Hasil penelitian selanjutnya, mengkonfirmasi transformational leadership berpengaruh signifikan terhadap employee engagement . Hasil penelitian ini juga mengemukakan organizational climate tidak berpengaruh signifikan terhadap employee engagement . Selanjutnya, implikasi manajerial penelitian ini", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 774, "width": 221, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Penulis korespondensi. [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 414, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengemukakan untuk meningkatkan employee engagement dan innovative work behavior , perusahaan dapat memberikan karyawan kesempatan untuk belajar dan berkembang. Karyawan yang merasa diberdayakan dan memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang lebih cenderung untuk terlibat dan inovatif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 143, "width": 414, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : transformational leadership; organizational climate; employee engagement; innovative work behavior", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 471, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the tourism context, innovative work behavior is one of the critical factors that can affect service quality and company competitiveness (Chen & Chang, 2013). However, despite the importance of innovative work behavior in tourism, there are still obstacles faced by hotel employees in the Lake Toba tourist area in carrying out this behavior. The main problem of this research is that limited resources, such as obsolete or less sophisticated technology and work equipment, can affect the ability of employees to innovate in their work. This can hinder the development of new ideas and the implementation of innovations in the workplace. Besides the need for employee engagement to increase innovative work behavior, transformational leadership aspects are considered important for HRD management in hospitality and tourism (Larasati et al., 2019). The second problem is that hotel management may need to fully realize the importance of transformational leadership in achieving business goals, resulting in a lack of effective leadership development among hotel management and staff (Dubey et al., 2023); (Silalahi et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 390, "width": 471, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, the limited human resources, especially regarding the quality and quantity of available employees, makes it difficult for hotel management to find and retain employees with the transformational leadership skills needed to achieve business goals. Apart from employee engagement and transformational leadership factors, an organizational climate is also needed to maintain innovative work behavior (Battistelli et al., 2021). The next problem is management's lack of support, which results in employees feeling unappreciated and less motivated at work. Lack of support from management can also affect the overall organizational climate (Hapsari et al., 2019). From some of the problems above, it is essential to analyze the determinants of innovative work behavior of hotel employees in the tourist area of Lake Toba through employee engagement using a structural equation model approach. Furthermore, research on the determinants of innovative work behavior of hotel employees in the Lake Toba tourist area through employee engagement using a structural equation model approach can be a reference material for further research in this field. This research can be a basis for conducting further research and developing new concepts in the field of innovation and employee engagement in hotels.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 299, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformational Leadership and Employee Engagement", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 471, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reveals that transformational leadership creates change in a particular situation by appealing to followers' values and feelings for a higher purpose (Messmann et al., 2022); (Meng et al., 2022). The emergence of employee engagement among employees cannot be separated from the leadership style of a leader or superior (Yano et al., 2021), because leaders are drivers of employee engagement in work life. Study results (Muhammad & Hendro, 2022); (Insyra, 2022), emphasized that transformational leadership significantly affects employee engagement. Therefore, based on some of the results of previous studies led to the development of the hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 727, "width": 324, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1: Transformational leadership influences employee engagement", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 267, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizational Climate and Employee Engagement", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 471, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So that employees in the organization can work optimally (Listya et al., 2018); (Rozman & Strukelj, 2021) and have high work engagement (Ancarani et al., 2019), then the organization must be able to create a good and pleasant climate, so that employees who have formed quality can be maintained and they have high work performance (Fahreza et al., 2019). In the context of dynamic tourism development (Metha et al. Sulistyo Radikun, 2022), the essence of the organizational climate is believed to be the foundation for local tourism actors to develop the role and involvement of employees in it (Wijayanti & Budiani, 2021); (Wibisono, 2021). Therefore, based on some of the results of previous studies led to the development of the hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 226, "width": 297, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2: Organizational climate influences employee engagement", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 318, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transformational Leadership and Innovative Work Behavior", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 471, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leaders who apply behavior to empower their subordinates aim to develop self-control (Hydayati & Suhariyadi, 2020) and encourage followers to do something on their initiative, thus they will tend to develop creative behavior (Becker et al., 2022). Employees who are empowered and feel their leadership support new ideas proposed (Ferdinan & Lindawati, 2021) and solutions to the problems faced, will have the motivation to innovate in their work (Mustikawati & Nurmala, 2021). Several previous studies have confirmed that transformational leadership significantly influences innovative work behavior (Istanti et al., 2022); (Ariyani & Hidayati, 2018). Therefore, based on some of the results of previous studies led to the development of the hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 384, "width": 340, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: Transformational leadership influences innovative work behavior", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 287, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizational Climate and Innovative Work Behavior", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 417, "width": 471, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Organizational climate that is well perceived by the majority of employees will create a link between individuals and ideal organizational conditions so that it has an impact on good perceptions of the organization (Silalahi et al., 2020)and the results will affect the productivity and quality of performance within the organization (Amanta et al., 2015). According to (Battistelli et al., 2021); (Imran & Haque, 2011), this is because organizational climate can reflect employee perceptions regarding environmental quality and organizational conditions which ultimately affect employee behavior. Several previous studies have proven that organizational climate significantly influences innovative work behavior (Etikariena & Kalimashada, 2021); (Santoso & Nugraheni, 2022). Thus, following some of the results of previous studies led to the development of the hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 555, "width": 314, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H4: Organizational climate influences innovative work behavior", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 283, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Employee Engagement and Innovative Work Behavior", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 589, "width": 471, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Employee engagement is a synergy of cognitive, emotional and physical energy that is expected to encourage innovative behavior (Larasati et al., 2019). The importance of member involvement in contributing to the organization dramatically influences the ability of the organization to achieve its goals (Silalahi et al., 2022); (Swaroop & Dixit, 2018); (Veriyanti & Nurhayati, 2022). Several previous studies have confirmed that employee engagement significantly affects innovative work behavior (Sofiyan et al., 2022); (Budiprasetia & Johanes Lo, 2021). Thus, high work engagement will support the creation of innovative behavior. Therefore, based on some of the results of previous studies led to the development of the hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 713, "width": 290, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H5: Employee engagement affects innovative work behavior", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 733, "width": 470, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research on innovative work behavior refers to the ability of employees to generate and implement creative ideas and solutions to problems. It is essential in the hospitality industry, especially in Lake Toba's tourist area, to provide visitors with a unique and memorable experience. On the other hand, employee engagement is the level of commitment, motivation", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and involvement of employees in their work and organization. The state of the art of this research, namely the author believes in the current digital eraCurrently, researching innovative work behavior and employee engagement of hotel employees is very important because both are critical factors in achieving business success in the hospitality industry. Whereas in the novelty aspect of this study, the researcher examines the relationship between the two variables more profoundly using a structural equation model approach by including predictor variables transformational leadership and organizational climate. The urgency of this research is that hotel management can find out the factors that influence innovative work behavior and can improve the quality of service to customers. Furthermore, research on the determinants of innovative work behavior of hotel employees in the tourist area of Lake Toba through employee engagement using a structural equation model approach can be a reference material for further research in this field.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 267, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 281, "width": 471, "height": 342, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses a library and field research design with a causal associative approach to look at the relationship of several uncertain variables. (Sugiyono, 2015), Mentioning causal design helps analyze how a variable affects other variables, and is also helpful in experimental research where the independent variable is treated in a controlled manner by the researcher to see its impact on the dependent variable directly. The time of research was conducted from June 2023 to August 2023. The research location is in the tourist area of Lake Toba which includes the Simalungun and Samosir Regencies. The population in this study is the total number of employees working in hotels in Simalungun and Samosir Regencies. The method of determining the sample used in this study is the convenience sampling method, where this technique was chosen because it is the fastest method due to time constraints and anyone who accidentally meets the researcher can be sampled if that person is considered suitable as a data source. According to (Hair, 2014), if the population is not known, then the number of samples can be determined from 5-10 times the number of indicators used in a single construct. This study used 17 indicators from 4 variable dimensions, so the number of research samples obtained was 17 x 10 = 170. Data collection in this study used the observation method by directly observing the field and documentation derived from secondary data in documents and structured interviews using a questionnaire instrument. The data analysis method used is Partial Least Square (PLS). Data analysis test tool using statistical software Smartpls 3.0. The analysis phase consists of testing the validity and reliability and evaluating the external model with convergent validity. The expected convergent validity criterion is > 0.7(Hair, 2014). The internal evaluation model reviews the R Square (R2) value with the criterion if the R2 value is 0.5-0.6, which means good, 0-0.33, which means medium and 0-0.19, which means weak. Then review the F-Square value (f2) with the assessment criteria of 0.02 which means weak, 0.15 which means medium, and 0.35 which means big(Hair, 2014). Finally, testing the hypothesis which is the criterion for measuring significance and probability value <0.05.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 163, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 660, "width": 469, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the validity test presented in table 2, the value of each loading factor and AVE on the indicator of the transformational leadership, organizational climate, employee engagement, and innovative work behavior is above 0.7 for the loading factor and above 0.5 for AVE , so it indicates that all items used in the construct are valid. Furthermore, the value for each reliability as measured by the composite reliability value and Cronbach's alpha, it is known that transformational leadership, organizational climate, employee engagement, and innovative work behavior have a value above 0.7, thus indicating that all research variables have an excellent reliability value. Furthermore, judging from the R-square value of the endogenous variables, a", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 468, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "value of 0.405 is obtained for competitive advantage , this shows that overall the ability of exogenous variables to explain innovative work behavior is strong(Ghozali, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 121, "width": 231, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Validity, Reliability and R-Square test", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 136, "width": 460, "height": 349, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables Items Outer Loading Average Variance Extracted (AVE) Composite Reliability Cronbach' s Alpha Transformatio nal Leadership 0.636 0.874 0.807 Idealistic Influence (TL1) 0.746 Inspirational Motivation (TL2) 0.826 Intellectual Stimulation (TL3) 0.878 Individual Consideration (TL4) 0.731 Organizational Climate 0.736 0.933 0.908 Responsibilities (OC1) 0.908 Coordination (OC2) 0.820 Group Spirits (OC3) 0911 Work Standards (OC4) 0.731 Organizational Clarity (OC5) 0.906 Employee Engagement 0.736 0.933 0910 Opportunity to Grow (EE1) 0.855 Work Life Balance (EE2) 0913 Physical Resources(EE3) 0839 Role Clarity (EE4) 0.846 Rewards (EE5) 0.833 Innovative Work Behavior 0.950 0.983 0.974 Generation (IWB1) 0.974 Promotions (IWB2) 0962 Realization (IWB3) 0.988 R-Square R-square R-square Adjusted Innovative Work Behavior 0.426 0.415", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 177, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Data Processing Results (2022)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 471, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, to prove the hypothesis testing, a significance test was carried out to determine the relationship between the exogenous variables and the endogenous variables. The significance criterion was seen from the p-value. With a significance level of 5%, if the p-value between the exogenous variable and the endogenous variable is less than 0.05, it means that the exogenous variable significantly affects the endogenous variable. In contrast, if the value is higher than 0.05, the exogenous variables do not significantly build the endogenous variables. The results of the hypothesis test are presented in Table 3 below:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 610, "width": 456, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Hypotheses Results Hypothesis Coefficients t-Statistics P-Value Results Transformational Leadership → Employee Engagement (H1) 0.243 2,551 0.011 Accepted Organizational Climate → Employee Engagement (H2) 0.135 1,387 0.166 Rejected Transformational Leadership → Innovative Work Behavior (H3) 0.289 3,811 0.000 Accepted Organizational Climate → Innovative Work Behavior (H4) 0.335 4,534 0.000 Accepted Employee Engagement → Innovative Work Behavior (H5) 0.190 3,994 0.000 Accepted", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 771, "width": 180, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Data Processing Results (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 235, "top": 349, "width": 139, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Hypotheses Result", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 471, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on testing the first hypothesis (H1), the results lead to positive and significant results between transformational leadership and employee engagement. These results prove that transformational leadership is leadership that can motivate and inspire followers to achieve goals that are greater than their interests so that this triggers a high emotional and intellectual relationship that employees have towards their work. Transformational leadership significantly impacts employee engagement because it can increase employee motivation, job satisfaction and performance. Transformational leaders can make employees feel confident, motivated, and valued. They can also create a positive and supportive work environment, increasing productivity and innovation. Transformational leaders can increase employee job satisfaction by making them feel valued and acknowledged. They can also create a positive and supportive work environment, making employees feel more comfortable and productive. Transformational leadership has been proven to increase employee engagement significantly. Transformational leaders motivate subordinates to achieve more than they think is possible. They give subordinates purpose and meaning and help them feel that they are making a difference. A study conducted by (Peng et al., 2021) found that employees who work under transformational leaders are more engaged than those who work under transactional leaders. The study also found that engaged employees are likelier to deliver high performance, be creative, and stay with the company.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 625, "width": 471, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of testing the second hypothesis (H2) resulted in positive results but not significant between organizational climate with employee engagement . Although organizational climate and employee engagement are important for organizational success, they are different. Organizational climate is a more general factor, while employee engagement is a more specific factor. Organizational climate can affect employee engagement, but not directly. There are several reasons why organizational climate does not directly affect employee engagement. First, organizational climate is a perception, not a reality (Inrawan et al., 2022). This means that what employees feel about organizational climate may differ from what is happening in the organization. Second, organizational climate is a relatively stable factor (Efendi et al., 2022). This means that changes in organizational climate take time to occur. Third, organizational climate is just one factor influencing employee engagement. Other factors, such as leadership", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "style, organizational culture, and compensation, also affect employee engagement. Even though organizational climate does not directly affect employee engagement, it is still an important factor for organizational success. A positive organizational climate can create a more enjoyable and productive work environment, which in turn can increase employee engagement it is still an important factor for organizational success. A positive organizational climate can create a more enjoyable and productive work environment, which in turn can increase employee engagement it is still an important factor for organizational success. A positive organizational climate can create a more enjoyable and productive work environment, increasing employee engagement (Inrawan et al., 2022). Even though the organizational climate does not always affect employee engagement, it is still essential to keep the organizational climate positive. A positive organizational climate can help organizations improve employee performance, satisfaction, and retention.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 471, "height": 246, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of testing the third hypothesis (H3) resulted in positive and significant results between transformational leadership and innovative work behavior. Transformational leadership has a significant positive impact on innovative work behavior. Transformational leaders encourage followers to think creatively, take risks and share new ideas. They also create a work environment that supports innovation, by providing resources, training, and appreciation for innovation. Transformational leaders create a clear vision for the future. This vision gives followers something to strive for and helps them stay motivated. Transformational leaders create a safe and supportive work environment for risk taking and innovation. They encourage subordinates to think outside the box and develop new ideas, and they provide constructive feedback to help subordinates develop their ideas. Second, transformational leaders motivate subordinates to achieve more than they think is possible. They give subordinates the confidence and support they need to achieve their goals and celebrate their success. Third, transformational leaders create a vision for the future that attracts and inspires followers. This vision gives subordinates a sense of purpose and motivation to work hard to achieve organizational goals. A study by (Butarbutar et al., 2022), suggests transformational leaders build strong relationships with employees' innovative work behavior. This relationship is based on trust, respect and support, thus creating a work environment that supports innovation. They provide resources, training, and appreciation for innovation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 471, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of testing the fourth hypothesis (H4), obtained results that lead to positive and significant intermediate results organizational climate with innovative work behavior. These results prove that organizational climate has an important role in fostering employees' innovative work behavior in today's digital era. An organizational climate that supports innovation encourages employees to take risks, think creatively, and share new ideas. Organizational climate can influence employees' motivation, self-confidence, and sense of ownership of their work. When employees feel motivated, confident, and have a sense of ownership of their work, they are more likely to innovate. A positive organizational climate can increase employee motivation to innovate. When employees feel valued, acknowledged and supported, they are more likely to take risks and try new things (Ghosh, 2020) . A positive organizational climate can also increase employees' sense of ownership of their work. When employees feel that they are part of a team and that their work makes a difference, they are more likely to innovate. Practice: Organizational practices supporting innovation can include providing resources for innovation, training on innovation, and creating a safe environment for taking risks. Creating a positive organizational climate can increase employees' motivation, confidence, and sense of ownership of their work . This will encourage employees to innovate and generate new ideas to help the organization achieve its goals.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 471, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of testing the fifth hypothesis (H5), obtained results that lead to positive and significant intermediate results employee engagement with innovative work behavior. Several facts are found from the respondents' responses regarding why employee involvement", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "significantly affects innovative work behavior. First, engaged employees are likelier to feel they have a voice in the workplace. They feel that their ideas are valued and that they can make a difference. Second, engaged employees are likelier to feel they have control over their work. They feel they can make their own decisions and have the freedom to innovate. Third, engaged employees are likelier to feel that their organization supports them. They feel that they have the resources they need to succeed and are appreciated for their work. Employee engagement is an important factor for organizations looking to drive innovation. Engaged employees are likelier to think outside the box, take risks, and share their ideas. They are also more likely to support innovation in the workplace. Organizations that can create a work environment that supports creativity and innovation will be more likely to generate new ideas to help them stay competitive in a fast-changing economy. A study conducted by (Simatupang et al., 2022), suggests that employees who are engaged in their work are more likely to engage in innovative work behavior.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 81, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 471, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results of this study, they concluded that stated transformational leadership, organizational climate, and And employee engagement has have a positive and significant influence on innovative work behavior. Transformational leaders motivate and inspire their subordinates to achieve more than they ever thought possible. They create a work environment that supports creativity and innovation and provide subordinates with the resources and support they need to be innovative. An organizational climate that supports innovation encourages employees to take risks, think creatively, and share new ideas (Muliana et al., 2020). Organizational climate that supports innovation can have a significant positive impact on organizational performance. Employee engagement is the degree to which employees are engaged and motivated. Employees attached to their jobs are likelier to engage in innovative work behaviors. Based on the explanation above, it can be concluded that transformational leadership, organizational climate, and employee engagement positively and significantly influence innovative work behavior. Transformational leaders can create a safe and supportive work environment, organizational climate that supports innovation, and high employee involvement. Innovative work behavior resulting from these factors can help organizations to improve customer satisfaction, efficiency,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 487, "width": 471, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of subsequent studies confirm that confirm transformational leadership significantly affects employee engagement. Transformational leadership is a leadership style that focuses on developing and motivating subordinates. Transformational leaders are often described as charismatic, inspiring, and forward-looking. They can motivate subordinates to achieve more than they think possible, and they create a work environment that encourages creativity and innovation. Transformational leaders create visions for the future that attract and inspire followers. This vision gives subordinates a sense of purpose and motivation to work hard to achieve organizational goals. The results of this study also suggest that organizational climate has no significant effect on employee engagement. There are several reasons why organizational climate does not directly affect employee engagement. First, organizational climate is a perception, not a reality. This means that what employees feel about organizational climate nodifferent fromme as what is happening in the organization. Second, organizational climate is a relatively stable factor. This means that changes in organizational climate take time to occur. Third, organizational climate is only one factor influencing employee engagement. Other factors, such as leadership style, organizational culture, and compensation, also affect employee engagement.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 471, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The managerial implications of this research conclude that there are several things that organizations can do to increase employee engagement and encourage innovative work behavior. First, organizations can create a work environment that supports creativity and innovation. Second, organizations can provide employees with the resources and training they need to be innovative. Third, allow employees to learn and develop. Employees constantly learning and", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 38, "width": 8, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "growing are more likely to feel engaged and motivated. Organizations can do this by providing training, offering opportunities for career development, and encouraging employees to take on new challenges. For further research regarding employee engagement and innovative work behavior can develop and explore matters related to variables that are suspected to have a relationship with development innovative work behavior, such as cultural diversity, organizational commitment, rewards, work satisfaction, and organizational citizenship behavior. In addition, this research puts forward suggestions for organizational climate factors to have an impact on employee engagement, namely company managers need to encourage a positive and supportive work culture, where every employee feels valued and empowered. Reinforcing positivity in the work environment can spark engagement. In addition, it provides opportunities for employees for career development and professional growth. When employees feel they have opportunities for growth, they are more likely to be actively engaged. Furthermore, the sample size used in this study is still small andyet to be been able to provide generalizations, future research should increase the sample size to a larger size from different regions. On the other hand, for larger sample sizes and more complex models, data analysis methods using the Amos application can be used.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 80, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 470, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amanta, K. B., Putra, I. M. P. A., & Werastuti, D. N. S. (2015). Pengaruh Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Ketepatan Skedul Penyusunan, Kejelasan Sasaran Anggaran, Partisipasi Penyusunan Anggaran dan Akuntabilitas Publik Terhadap Kinerja Manajerial( Studi Empiris Pada Kantor Dinas Se-Kabupaten Karangasem ). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha , 1 (5).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 470, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ancarani, A., Di Mauro, C., & Giammanco, M. D. (2019). Linking Organizational Climate to Work Engagement: A Study in the Healthcare Sector. International Journal of Public Administration , 42 (7), 547–557. https://doi.org/10.1080/01900692.2018.1491595 Ariyani, N., & Hidayati, S. (2018). Influence of Transformational Leadership and Work", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 176, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Engagement On Innovative", "type": "Table" }, { "left": 295, "top": 460, "width": 50, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Behavior.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 443, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etikonomi , 17 (2), 275–284. https://doi.org/10.15408/etk.v17i2.7427", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 471, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Battistelli, A., Odoardi, C., Cangialosi, N., Di Napoli, G., & Piccione, L. (2021). The Role of Image Expectations in Linking Organizational Climate and Innovative Work Behaviour.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 516, "width": 443, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "European Journal of Innovation Management , 25 (6), 204–222. https://doi.org/10.1108/EJIM-01-2021-0044", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 471, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Becker, L., Coussement, K., Büttgen, M., & Weber, E. (2022). Leadership In Innovation Communities: The Impact of Transformational Leadership Language on Member Participation. Journal of Product Innovation Management , 39 (3), 371–393. https://doi.org/10.1111/jpim.12588", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 598, "width": 470, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiprasetia, A., & Johanes Lo, S. (2021). Mediation Acts From Employee Engagement Which Affects the Employee Competencies and Innovative Work Behaviour on Employee Performance at PT Tetra Pak Indonesia. Dinasti International Journal of Management Science , 2 (4), 680–688. https://doi.org/10.31933/dijms.v2i4.818", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 471, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen, M., & Chang, Y. (2013). The Impacts of Human Capital in Enhancing New Venture’s Performance. Journal of Knowledge-Based Innovation in China , 5 (2), 146–168. https://doi.org/10.1108/jkic-06-2013-0011", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 470, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dubey, P., Pathak, A. K., & Sahu, K. K. (2023). Assessing the Influence of Effective Leadership on Job Satisfaction and Organisational Citizenship Behaviour. Rajagiri Management Journal , 17 (3), 221–237. https://doi.org/10.1108/ramj-07-2022-0108", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 736, "width": 471, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, E., Butarbutar, M., Wakhyuni, E., Romy, E., & Sudirman, A. (2022). Factors Affecting Teacher Organizational Commitment: A Study on Private High School Teachers in Pematangsiantar City. Jurnal Pendidikan Progresif , 12 (1), 213–224.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 210, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.23960/jpp.v12.i1.202217", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 470, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etikariena, A., & Kalimashada, S. B. I. (2021). The Influence of Organizational Climate on", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 115, "width": 443, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Innovative Work Behaviour. Jurnal Psikologi , 20 (1), 22–34. https://doi.org/10.14710/jp.20.1.22-34", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 470, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahreza, S., Kartika, L., Sayekti, A., & Manajemen, D. (2019). Analisis Faktor Engagement Karyawan Generasi Milenial Pada Perusahaan Berbasis Ekonomi Kreatif. Jurnal Manajemen Indonesia , 19 (1), 56–70.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 471, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferdinan, B. A., & Lindawati, T. (2021). The Effect of Transformational Leadership and Organizational Culture on Lecturer Performance Through Innovative Work Behavior at Catholic Universities in Surabaya. International Journal of Applied Business and International Management , 6 (2), 113–123. https://doi.org/10.32535/ijabim.v6i2.1106 Ghosh, K. (2020). Developing Organizational Creativity and Innovation: Toward A Model of Self-Leadership, Employee Creativity, Creativity Climate and Workplace Innovative Orientation. Management Research Review , 38 (11), 1126–1148. Ghozali, I. (2014). Structural Equation Modeling, Metode Alternatif dengan Partial Least Square (PLS) . Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Hair, J. F. (2014). Multivariat Data Analysis 7th Edition . Pearson Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 322, "width": 471, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hapsari, C., Stoffers, J., & Gunawan, A. (2019). The Influence of Generational Diversity Management and Leader–Member Exchange on Innovative Work Behaviors Mediated by Employee Engagement. Journal of Asia-Pacific Business , 20 (2), 125–139. https://doi.org/10.1080/10599231.2019.1610684", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 470, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hydayati, A. Z., & Suhariyadi, F. (2020). Pengaruh Transformational Leadership Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Innovative Behavior Sebagai Variabel Mediator Di BPJS Ketenagakerjaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 405, "width": 443, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Business and Finance Journal , 5 (1), 1–15. https://doi.org/10.33086/bfj.v5i1.1491", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 433, "width": 471, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imran, R., & Haque, M. A. (2011). Mediating Effect of Organizational Climate between Transformational Leadership and Innovative Work Behaviour. Pakistan Journal of Psychological Research , 26 (2), 183–199. http://www.pjprnip.edu.pk/VOL26wPDF/FF5_3- 397.pdf%5CnPakistan Journal of Psychological Research,%5Cn2011, Vol. 26, No. 2, 183- 199%5Cn9", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 471, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inrawan, A., Tridianty Sianipar, R., Pandapotan Silitonga, H., Sudirman, A., & Dharma, E. (2022). Predictors Affecting Millennial Generation Work Satisfaction in Pematangsiantar City: a Quantitative Approach. Applied Quantitative Analysis (AQA) , 1 (2), 1–14. https://doi.org/10.31098/quant.747", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 470, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Insyra, T. R. (2022). Pengaruh Transformational Leadership Terhadap Job Performance Dengan Work Engagement Sebagai Variabel Mediasi. Jurnal Ilmu Manajemen , 10 , 510–522. Istanti, F., Hermawati, A., & Mas’ud, M. (2022). Analisis Efek Transformational Leadership Dan Locus Of Control Terhadap Innovative Work Behavior Melalui Organizational Citizenship Behavior. Jurnal Manajemen Sains Dan Organisasi , 3 (2), 87–96. https://doi.org/10.52300/jmso.v3i2.5514", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 471, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Larasati, D. P., Hasanati, N., & Istiqomah. (2019). The Effects of Work-Life Balance towards Employee Engagement in Millennial Generation. ASEAN Conference on Psychology, Counselling, and Humanities , 304 , 390–394. https://doi.org/10.2991/acpch-18.2019.93 Listya Astika, N. F., & Saptoto, R. (2018). Peran Resiliensi dan Iklim Organisasi terhadap Work Engagement. Gadjah Mada Journal of Psychology (GamaJoP) , 2 (1), 38. https://doi.org/10.22146/gamajop.31868", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 470, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meng, F., Xu, Y., Liu, Y., Zhang, G., Tong, Y., & Lin, R. (2022). Linkages Between Transformational Leadership, Work Meaningfulness and Work Engagement: A Multilevel Cross-Sectional Study. Psychology Research and Behavior Management , 15 , 367–380. https://doi.org/10.2147/PRBM.S344624", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 471, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Messmann, G., Evers, A., & Kreijns, K. (2022). The Role of Basic Psychological Needs Satisfaction in The Relationship Between Transformational Leadership and Innovative Work Behavior. Human Resource Development Quarterly , 33 (1), 29–45. https://doi.org/10.1002/hrdq.21451", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 471, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metha Aurum Zukhrufani Ainulisany, & Tulus Budi Sulistyo Radikun. (2022). Peran Iklim Organisasi Terhadap Perilaku Kerja Inovatif Dengan Perilaku Berbagi Pengetahuan Sebagai Mediasi (Studi Kasus Pada Industry Pariwisata). Jurnal Efektor , 9 (1), 87–100. https://doi.org/10.29407/e.v9i1.16971", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 470, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad, L. R., & Hendro, P. (2022). Pengaruh Transformational Leaderhip terhadap Work Engagement pada Karyawan Divisi Marketing Bank Syariah Indonesia. Bandung Conference Series:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 226, "width": 443, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psychology Science , 2 (1), 548–556. https://doi.org/10.29313/bcsps.v2i1.2009", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 470, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muliana, Suleman, A. R., Arif, N. F., Simatupang, S., Sitepu, C. N., Putra, A. H. P. K., Sudirman, A., & Sherly. (2020). Pengantar Manajemen (Cetakan 1). Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 292, "width": 470, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustikawati, I., & Nurmala, S. (2021). The Effect of Transformational Leadership on Barista’s Innovative work behavior in Malang City. Interaktif: Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial , 13 (2), 22– 32.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 471, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rozman, M., & Strukelj, T. (2021). Organisational Climate Components And Their Impact on Work Engagement of Employees in Medium-Sized Organisations. Economic Research- Ekonomska Istrazivanja , 34 (1), 775–806. https://doi.org/10.1080/1331677X.2020.1804967 Santoso, D., & Nugraheni, D. (2022). Peran Iklim Organisasi, Kepemimpinan Transformational, Knowledge sharing dan Employee Engagement Bagi Peningkatan Perilaku Kerja Inovatif. Jurnal Riset Ekonomi Dan Bisnis , 15 (2), 118. https://doi.org/10.26623/jreb.v15i2.5298 Silalahi, M., Abdurohim, A., Romy, E., Candra, V., & Sudirman, A. (2022). The Involvement Locus of Control, Servant Leadership, and Innovative Work Behavior to Improve Teacher Performance Marto. Jurnal Pendidikan Progresif , 12 (2), 751–763. https://doi.org/10.23960/jpp.v12.i2.202227", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 474, "width": 468, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silalahi, M., Komariyah, I., Sari, A. P., Purba, S., Sudirman, A., & Purba, P. (2020). Dasar- Dasar Manajemen & Bisnis . Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 470, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simatupang, S., Dharma, E., Ambarita, M. H., Butarbutar, N., & Sudirman, A. (2022). Determinants of Innovative Work Behaviorof MSME Employees during the Covid-19 Pandemic in Pematangsiantar City. Valid: Jurnal Ilmiah , 20 (1), 54–63.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 471, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sofiyan, S., Agustina, T., Siahaan, R., Simatupang, S., & Sudirman, A. (2022). Testing the Relationship between Employee Engagement and Employee Performance : The Urgency of Self Efficacy and Organizational Justice as Predictors. The 3rd International Conference on Advance", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 585, "width": 443, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& Scientific Innovation (ICASI) , 2022 (3), 425–440. https://doi.org/10.18502/kss.v7i10.11382", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 470, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D . Alfabeta. Swaroop, P., & Dixit, V. (2018). Employee Engagement, Work Autonomy And Innovative Work Behaviour: An Empirical Study. International Journal of Innovation, Creativity and Change , 4 (2), 158–176.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 471, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Veriyanti, U., & Nurhayati, M. (2022). The Role of Leader-Member Exchange in Moderating the Influence of Competence, Innovative Behavior, and Career Development on Employee Engagement. European Journal of Business and Management Research , 7 (1), 153–159. https://doi.org/10.24018/ejbmr.2022.7.1.1260", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 470, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wibisono, A. (2021). Kepemimpinan dan Iklim Organisasi sebagai Deteminan Work Engagement. Jurnal Riset Dan Aplikasi: Akuntansi Dan Manajemen , 5 (1), 109–116. https://doi.org/10.33795/jraam.v5i1.010", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 764, "width": 470, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijayanti, W., & Budiani, M. (2021). Hubungan Antara Iklim Organisasi dan Sistem", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 235, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efendi, dkk. / Valid Jurnal Ilmiah Vol.21 No.1 (2023)", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 38, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 443, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penghargaan dengan Work Engagement Pada Karyawan PT X. Character: Jurnal Penelitian Psikologi Karyawan , 8 (2010), 1–12.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 471, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yano, S., Lubis, M. R., & Effendy, S. (2021). Hubungan Transformational Leadership Style dan Employee Engagement dengan Organizational Citizenship Behavior Pada Personel Satuan Brigade Mobil Kepolisian Daerah Sumatera Utara. Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi , 3 (2), 115–122. https://doi.org/10.31289/tabularasa.v3i2.416", "type": "List item" } ]
95f9fd60-1c02-13c9-6c60-1d63d6693c94
https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/download/4347/3161
[ { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 105, "top": 79, "width": 405, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM KELUARGA DAN MASYARAKAT", "type": "Section header" }, { "left": 258, "top": 142, "width": 99, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsul Bahri Amirudin Iqbal Amar Muzaki", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 181, "width": 240, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG [email protected] [email protected] [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 257, "width": 493, "height": 72, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract : Education in the family is an important aspect in shaping one's behavior. In general, education in the family is done by instilling religious values, ethics which include manners, ways, behaviors that must be done in everyday life. This writing aims to identify and discuss the role of Islamic religious education in the family and society. This writing method is a literature review with a descriptive and exploratory approach. It can be concluded that the role of Islamic religious education is: (1) the foundation in the family to shape children's behavior and morals and know the limits of good and bad, (2) serves to form human beings who believe and are devoted to Allah SWT, (3) the main foundation and play a role in moral education for the development of Indonesian society as a whole.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 330, "width": 125, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : education, family, public", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 364, "width": 493, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Pendidikan dalam keluarga merupakan aspek penting dalam pembentukan perilaku seseorang. Pada umumnya pendidikan dalam keluarga dilakukan dengan menanamkan nilai-nilai agama, etika yang meliputi budi perkerti, cara, tingkah laku yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui dan membahas peran pendidikan agama Islam dalam keluarga dan masyarakat. Metode penulisan ini adalah kajian kepustakaan dengan pendekatan deskriptif dan eksploratif. Dapat disimpulan bahwa peran pendidikan agama Islam merupakan: (1) fondasi dalam keluarga untuk membentuk perilaku dan moral anak-anak dan mengetahui batasan baik dan buruk, (2) berfungsi untuk membentuk manusia yang percaya dan ketaqwaan kepada Allah SWT, (3) fondasi utama dan berperan dalam pendidikan moral bagi pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 465, "width": 161, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: Pendidikan, keluarga, masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 520, "width": 87, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 539, "width": 476, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seringnya terjadi berbagai peristiwa kekerasan seperti tawuran antar pelajar yang penyebabnya dipicu hanya soal yang tidak terlalu penting tetapi mengakibatkan korban, baik yang luka maupun meninggal. Demikian pula masalah lainnya yang menyangkut peserta didik dan masyarakat umum seperti adanya geng motor yaitu sekumpulan anak-anak remaja yang mempunyai hobi bermotor yang melakukan tindakan kekerasan, penganiayaan, penjambretan hingga perampokan yang sangat meresahkan masyarakat. Kejadian-kejadian tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimana peran pendidikan dalam membentuk pola pikir dan tingkah laku atau moral peserta didik maupun masyarakat umum dan bangsa. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan adalah term yang banyak dijumpai dalam setiap momentum; dilakukan setiap saat dan dinilai efektif merubah kondisi. Oleh karenanya; variable yang “membersamai” pendidikan sejatinya", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 78, "width": 476, "height": 109, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bermuara pada perubahan kondisi ke arah yang lebih baik (Muzaki, 2019) Sesuai dengan pendapat Hadirah bahwa Pendidikan sangat berperan penting dalam kehidupan manusia; tanpa pendidikan, manusia tak berdaya. Pada dasarnya pendidikan adalah usaha orang tua atau generasi tua untuk mempersiapkan anak atau generasi mudanya agar nantinya dapat hidup secara mandiri dan mampu melaksanakan tugas-tugas dalam hidupnya secara baik (Hadirah, 2008). Dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3, bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 194, "width": 494, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "\"Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasknn kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang: beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, beraklak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 296, "width": 495, "height": 303, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan merupakan serangkaian kegiatan interaksi yang bertujuan, antara manusia dewasa dan peserta didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan peserta didik seutuhnya (Amirudin & Muzaki, 2019b). Kualitas pendidikan dapat dicapai jika proses pengajaran secara efektif, berlangsung secara terarah dan sesuai dengan tujuan pembelajaran (Amirudin & Muzaki, 2019a) . Pendidikan berupaya mendidik manusia untuk mempunyai ilmu pengetahuan dan ketrampilan disertai dengan Iman dan Taqwa kepada Allah SWT, sehingga dia akan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang dimilikinya itu untuk kebaikan masyarakat, lingkungan dan bangsanya. Maka disini perlu kecerdasan dalam menjalankan aktifiktas selaku umat manusia dalam hal belajar. Kecerdasan merupakan salah satu anugerah yang sangat luar biasa dari Tuhan kepada manusia (Amirudin & Muzaki, 2021). Kecerdasan anak tidak hanya diukur melalui ukuran IQ saja, karena setiap anak memiliki kecerdasan yang multiple , yakni kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional- sosial dan kecerdasan spiritual. Selain itu, untuk menjadi seorang yang sukses, tidak hanya membutuhkan intelegensia yang tinggi, tapi juga kecerdasan emosi yang tidak hanya berorientasi pada hubungan antar manusia tapi juga didasarkan pada hubungan manusia dengan Tuhannya (Budianto et al., 2020). Hal itu diupayakan guna menunjang proses pembelajaran siswa aktif dalam mengembangkan potensi dirinya baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotorik (Amirudin et al., 2020)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 605, "width": 478, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Zuhairini bahwa \"pendidikan agama ialah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis untuk membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran agama (Zuhairini & Dkk, 2010). Sementara menurut Zakiah pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: (Zakiah Darajat, 2011)", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 664, "width": 494, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam, yaitu bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 79, "width": 495, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hidup di dunia dan di akhirat kelak”. Dengan demikian pendidikan agama merupakan suatu usaha bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya dapat mengamalkan ajaran agamanya. Jadi dalam pendidikan agama yang lebih dipentingkan adalah sebagai pembentukan kepribadian anak, yaitu menanamkan tabiat yang baik agar anak didik mempunyai sifat yang baik dan berkepribadian yang utama.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 157, "width": 476, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan pendidikan agama adalah: (1) terbentuknya kepribadian yang utuh jasmani dan rohani (insan kamil) yang tercermin dalam pemikiran maupun tingkah laku terhadap sesama manusia, alam serta Tuhannya, (2) dapat menghasilkan manusia yang tidak hanya berguna bagi dirinya, tapi juga berguna bagi masyarakat dan lingkungan, serta dapat mengambil manfaat yang lebih maksimal terhadap alam semesta untuk kepentingan hidup di dunia dan akhirat, (3) merupakan sumber daya pendorong dan pembangkit bagi tingkah laku dan perbuatan yang baik, dan juga merupakan pengendali dalam mengarahkan tingkah laku dan perbuatan manusia. Oleh karena itu pembinaan moral harus didukung pengetahuan tentang ke-Islaman pada umumnya dan aqidah atau keimanan pada khususnya. Pendidikan agama merupakan faktor yang sangat penting untuk menyelamatkan anak-anak, remaja ataupun orang dewasa dari pengaruh buruk budaya asing yang bertentangan dengan budaya Islam yang saat ini sudah banyak mempengaruhi bangsa Indonesia, terutama generasi muda.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 368, "width": 476, "height": 186, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut pandangan Islam, pendidikan harus mengutamakan pendidikan keimanan. Sejarah telah membuktikan bahwa pendidikan yang tidak atau kurang memperhatikan pendidikan keimanan akan menghasilkan lulusan yang kurang baik akhlaknya. Akhlak yang rendah itu akan sangat berbahaya bagi kehidupan bersama yang dapat menghancurkan sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Lulusan sekolah yang kurang kuat imannya akan sangat sulit menghadapi kehidupan pada zaman yang semakin penuh tantangan di masa mendatang. Oleh karena itu, mengingat pentingnya pendidikan Islam terutama bagi generasi muda, semua elemen bangsa, terutama guru pendidikan Islam, perlu membumikan kembali pendidikan Islam di sekolah-sekolah baik formal maupun informal (Suharsimi Arikunto, 2006). Permasalahannya adalah bagaimana peran keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan keimanan dan kecerdasan melalui pendidikan agama. Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 560, "width": 475, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(1) bagaimana peran pendidikan agama dalam keluarga dan masyarakat, serta (2) manfaat pendidikan dalam lingkungan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 618, "width": 149, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 637, "width": 476, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode penulisan menggunakan studi kepustakaan, dengan pendekatan deskriptif eksploratif. Sumber penelitian ini diambil dari data yang dikumpulkan dari e-book, teks, dan sumber lainnya yang memiliki relevansi dengan judul. Analisa melalui tahapan yaitu reduksi data, yang akhirnya menjadi suatu kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 78, "width": 140, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 98, "width": 72, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 117, "width": 476, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anak merupakan amanah dari Allah SWT. Kepada para orang tua yang diberi kepercayaan untuk merawatnya. Baik buruk anak akan membawa efek kepada orang tuanya baik itu di dunia mapun di akhirat (Khalid Ramdhani, Iwan Hermawan, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 175, "width": 476, "height": 186, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah melalui proses pembelajaran di lembaga pendidikan, dari tingkat anak usia dini sampai pada usia pendidikan tinggi. Menurut Zuchdi (2010:2-3) bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan atau karakter yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara. Secara akademis, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, budi pekerti, moral, watak, atau akhlak yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik memberikan keputusan baik- buruk, memelihara apa yang baik itu dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 367, "width": 476, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian Pendidikan merupakan kata kunci untuk setiap manusia agar ia mendapatkan ilmu. Hanya dengan pendidikanlah ilmu akan didapat dan diserap dengan baik. Menurut Ratna Wilis (2006:98) bahwa Pendidikan juga merupakan metode pendekatan yang sesuai dengan fitrah manusia yang memiliki fase tahapan dalam pertumbuhan. Selanjutnya tujuan pendidikan berkaitan erat dengan tujuan hidup manusia, dan tujuan hidup ini pun berbeda-beda antara bangsa yang satu dengan yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 502, "width": 139, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Pendidikan Agama Islam", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 521, "width": 476, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan Pendidikan Keagamaan adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menjalankan peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang ajaran agama yang bersangkutan. Seiring dengan perkembangan waktu, maka Pendidikan Agama semakin menjadi perhatian dengan pengertian bahwa pendidikan agama semakin dibutuhkan oleh setiap manusia terutama mereka yang masih duduk di bangku sekolah. (Arifin, 2010)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 617, "width": 476, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan yaitu: (1) Tilawah ; membacakan ayat Allah, (2) Tazkiyah ; mensucikan jiwa, (3) Ta’limul kitab wa sunnah ; mengajarkan al kitab dan al hikmah. Pendidikan agama dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat yang baik. Pendidikan Islam mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 78, "width": 39, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "beramal.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 97, "width": 476, "height": 148, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan Islam terpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam yang ditanamkan pada individu membutuhkan tahapan-tahapan selanjutnya dan dikembangkan pada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan pada merealisasikan potensi dalam berbagai kehidupan. Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja, maka kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 271, "width": 175, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Tujuan Utama Pendidikan Islam", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 290, "width": 476, "height": 128, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh. Interaksi di dalam diri manusia memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, selalu bersilaturahim dengan keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 444, "width": 258, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Langkah-langkah Menanamkan Pendidikan Islam", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 463, "width": 476, "height": 265, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Qurthubi menyatakan bahwa ahli-ahli agama Islam membagi tiga tingkatan pengetahuan yaitu: (1) pengetahuan tinggi; ilmu ketuhanan, (2) pengetahuan menengah; mengenai dunia seperti kedokteran dan matematika, (3) pengetahuan rendah; pengetahuan praktis seperti bermacam-macam keterampilan kerja. Hal ini berarti bahwa pendidikan iman/agama harus diutamakan. Tiga hal penting yang harus secara serius dan konsisten diajarkan kepada anak didik yaitu: (1) Pendidikan akidah/keimanan; untuk menghasilkan generasi muda masa depan yang tangguh dalam imtaq (iman dan taqwa) dan terhindar dari aliran atau perbuatan yang menyesatkan kaum remaja seperti gerakan Islam radikal, penyalagunaan narkoba, tawuran dan pergaulan bebas ( freesex ) yang akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan, (2) Pendidikan ibadah; untuk diajarkan kepada anak-anak untuk membangun generasi muda yang punya komitmen dan terbiasa melaksanakan ibadah, seperti shalat, puasa, membaca Al-Quran. Peran orang tua dan guru sangat diperlukan dalam memberikan contoh dan teladan yang baik bagi anak-anak dan peserta didik, (3) Pendidikan akhlakul-karimah; untuk melahirkan generasi rabbani, atau generasi yang bertaqwa, cerdas dan berakhlak mulia. Oleh karena itu peran para orang tua dan pendidik baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah sangat", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "154", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 78, "width": 56, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 97, "width": 476, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penanaman pendidikan Islam bagi generasi muda bangsa tidak akan dapat berjalan secara optimal dan konsisten tanpa dibarengi keterlibatan serius dari semua pihak. Oleh karena itu, semua elemen bangsa (pemerintah, tokoh agama, masyarakat, pendidik, orang tua dan sebagainya) harus memiliki niat dan perhatian yang serius agar generasi masa depan bangsa Indonesia adalah generasi yang berintelektual tinggi dan berakhlak mulia.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 213, "width": 203, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Pendidikan Agama dalam Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 232, "width": 476, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keluarga menduduki posisi terpenting di antara lembaga-lembaga sosial yang memiliki perhatian terhadap pendidikan anak. Biasanya dalam keluarga ditanamkan nilai-nilai agama untuk membentuk perilaku anak. Oleh karena itu, pendidikan agama dalam keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui batasan-batasan baik dan buruk dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama diharapkan akan mendorong setiap manusia untuk mengerjakan sesuatu dengan suara hatinya. Mengingat pentingnya pendidikan keluarga dalam membangun sumber daya manusia (SDM) yang berakhlak dan bermoral, maka perlunya pemahaman tentang pendidikan yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 386, "width": 182, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Peran Keluarga dalam Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 406, "width": 476, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut (Jalaludin, 2010) etimologi peran keluarga dalam pertumbuhan anak ibarat baju besi yang kuat yang melindungi manusia. Secara terminologis, keluarga berarti sekelompok orang yang pertama berinteraksi dengan bayi. Pada tahun-tahun pertama hidup bayi bersama keluarga. Bayi tumbuh dan berkembang mengikuti kebiasaan dan tingkah laku orang tua dan orang-orang sekitamya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 482, "width": 476, "height": 206, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Psikolog dan ahli pendidikan meyakini bahwa keluarga merupakan faktor utama yang mampu memberikan pengaruh terhadap pembentukan dan pengaturan ahklak anak. Keluarga terus memiliki pengaruh di masa kanak- kanak saat anak selesai sekolah, sampai anak itu lepas dari pengasuhan dan mengarungi bahtera rumah tangganya. Peran Keluarga adalah: (1) merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang dan menjadi dewasa. Pendidikan di dalam keluarga sangat mempengaruhi tumbuh dan terbentuknya watak, budi pekerti dan kepribadian tiap-tiap manusia, (2) ibarat sekolah pertama dimasuki anak sebagai pusat untuk menumbuh kembangkan kebiasaan (tabiat), mencari pengetahuan dan pengalaman, (3) perantara untuk membangun kesempurnaan akal anak dan kedua orang tuanya yang bertanggung jawab untuk mengarahkan serta membangun dan mengembangkan kecerdasan berpikir anak. Semua sikap, perilaku dan perbuatan kedua orang tua selalu menjadi perhatian anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 694, "width": 476, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fungsi-fungsi utama keluarga yaitu: (1) Menjaga fitrah anak yang luhur dan suci, (2) Meluruskan fitrahnya dan membangkitkan serta mengembangkan bakat kemampuan positifnya, (3)", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "155", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 78, "width": 476, "height": 224, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menciptakan lingkungan yang aman dan tenang dan mengasuhnya di lingkungan yang penuh kasih sayang, lemah lembut dan saling mencintai. Dengan demikian anak tersebut memiliki kepribadian normal yang mampu melaksanakan kewajiban dan berguna di masyarakat, (4) memberikan informasi tentang pendidikan dan kebudayaan masyarakat, bahasa, adat istiadat dan norma-norma sosial agar anak dapat mempersiapkan kehidupan sosialnya dalam masyarakat. Untuk itu keluarga perlu: (1) memupuk bakat dan kemampuan anak dalam mencapai perkembangan yang baik, (2) menyediakan lingkungan yang efektif dan kesempatan untuk menumbuhkan kecerdasan emosional, tingkah laku, sosial kemasyarakatan dan kecerdasan intelegensi. (3) memberikan kenyamanan dan ketenangan, serta mampu memahami gerakan, isyarat, dan kebutuhan anak, (4) memberikan jawaban yang tepat atas pertanyaan- pertanyaan anak pada waktu yang tepat. (5) menumbuhkan kepekaan kesadaran bermasyarakat pada anak yang merupakan salah satu unsur kejiwaan, seperti nurani. Kepekaan kesadaran masyarakat itu terus tumbuh di dalam jiwa anak dalam kedisiplinan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 328, "width": 196, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Peran Masyarakat dalam Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 348, "width": 476, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat adalah sekumpulan orang dengan berbagai ragam kualitas diri mulai dari yang tidak berpendidikan sampai pada yang berpendidikan tinggi. Kualitas suatu masyarakat ditentukan oleh kualitas pendidikan para anggotanya, makin baik pendidikan anggotanya, semakin baik pula kualitas masyarakat secara keseluruhan. Masyarakat merupakan lembaga pendidikan yang ketiga setelah pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 444, "width": 476, "height": 205, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Sistem pendidikan nasional tercantum bahwa dalam rangka membangun masyarakat lndonesia seutuhnya, pada hakikatnya menjadi tanggung jawab seluruh bangsa lndonesia dan dilaksanakan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini juga ditegaskan dalam Rencana Pembangunan Lima Tahun pemerintah. Masyarakat ikut bertanggung jawab atas berbagai permasalahan pendidikan. Masyarakat diberikan kesempatan untuk berpartisipasi, sebagaimana tertera dalam Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 pasal 8 bahwa; masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan. Tujuan dari pasal ini adalah agar dapat menjamin pemerataan kesempatan dan kualitas pendidikan. Dengan demikian masyarakat mempunyai peran yang besar dalam pelaksanaan pendidikan nasional antara lain menciptakan suasana yang dapat menunjang pelaksanaan pendidikan dan ikut melaksanakan pendidikan non pemerintah (swasta).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 674, "width": 272, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8) Peran Pendidikan Agama di Lingkungan Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 694, "width": 476, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut (Jalaludin, 2010) : beberapa fungsi agama dalam masyarakat, antara lain: (1) fungsi Edukatif (Pendidikan); ajaran agama secara yuridis (hukum) berfungsi menyuruh/mengajak dan", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 78, "width": 476, "height": 380, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melarang yang harus dipatuhi agar pribagi penganutnya menjadi baik dan benar, dan terbiasa dengan yang baik dan yang benar menurut ajaran agama masing-masing.(2) fungsi Penyelamat; dimanapun manusia berada, dia selalu menginginkan dirinya selamat. Keselamatan yang diberikan oleh agama meliputi kehidupan dunia dan akhirat. (3). fungsi Perdamaian; melalui tuntunan agama seorang/sekelompok orang yang bersalah atau berdosa mencapai kedamaian batin dan perdamaian dengan diri sendiri, sesama, semesta dan Allah, (4) fungsi Kontrol Sosial; ajaran agama membentuk penganutnya semakin peka terhadap masalah-masalah sosial seperti, kemaksiatan, kemiskinan, keadilan, kesejahteraan dan kemanusiaan. Kepekaan ini juga mendorong untuk tidak dapat berdiam diri menyaksikan kebatilan yang merasuki sistem kehidupan yang ada, (5) fungsi Pemupuk Rasa Solidaritas; bila fungsi ini dibangun secara serius dan tulus, maka persaudaraan yang kokoh akan berdiri tegak menjadi pilar \" Civil Society \" (kehidupan masyarakat) yang memukau, (6) fungsi Pembaharuan; ajaran agama dapat mengubah kehidupan pribadi seseorang atau kelompok menjadi kehidupan baru. Dengan fungsi ini seharusnya agama terus-menerus menjadi agen perubahan basis-basis nilai dan moral bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, (7) fungsi Kreatif; menopang dan mendorong fungsi pembaharuan untuk mengajak umat beragama bekerja produktif dan inovatif bukan hanya bagi diri sendiri tetapi juga bagi orang lain, (8) fungsi Sublimatif (bersifat perubahan emosi); ajaran agama mensucikan segala usaha manusia, bukan saja yang bersifat agamawi, melainkan juga bersifat duniawi. Usaha manusia dapat dilakukan selama tidak bertentangan dengan norma-norma agama dan atas niat yang tulus. Dengan demikian Pendidikan agama dalam lingkungan masyarakat sangat berperan penting bagi kehidupan bermasyarakat dan dalam meningkatkan moral bangsa dan Negara.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 484, "width": 76, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 503, "width": 497, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan agama Islam berfungsi dalam keluarga dan masyarakat untuk membentuk manusia yang percaya dan ketaqwaan kepada Allah SWT agar terciptanya kehidupan yang baik dalam keluarga dan masyarakat. Pendidikan agama Islam merupakan fondasi yang utama sebagai sistem pendidikan moral dan ahklak, dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Pendidikan agama dalam lingkungan masyarakat sangat berperan penting bagi kehidupan bermasyarakat dan untuk meningkatkan moral bangsa dan Negara.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 733, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 25, "width": 388, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi Kemenristekdikti No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Text" }, { "left": 474, "top": 31, "width": 91, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 06 No. 02 NOPEMBER 2021", "type": "Page header" }, { "left": 248, "top": 78, "width": 100, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 104, "width": 495, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amirudin, A., & Muzaki, I. (2019a). Rendering Learning Approach With Islamic Religious Education Subjects and Students Accounting XI Relationship with Management and Business. https://doi.org/10.4108/eai.17-10-2019.2289728", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 181, "width": 495, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amirudin, A., & Muzaki, I. A. (2019b). Life Skill Education and It’S Implementation in Study Programs", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 207, "width": 447, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islamic Religious Education. Jurnal Tarbiyah , 26 (2), 278–293. https://doi.org/10.30829/tar.v26i2.485", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 234, "width": 495, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amirudin, & Muzaki, I. A. (2021). Minimizing Students ’ Boredom in Learning Islamic Cultural History", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 261, "width": 473, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Using Card Short Method at Madrasah Aliyah Negeri ( MAN ) I Karawang, 20 (1), 2639–2646.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 288, "width": 206, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.17051/ilkonline.2021.01.296", "type": "List item" }, { "left": 60, "top": 313, "width": 495, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amirudin, Nurlaeli, A., Muzaki, I. A., & Karawang, U. S. (2020). Pengaruh Metode Reward and Punishment", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 339, "width": 472, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam ( Studi Kasus Di SDIT", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 366, "width": 408, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahfizh Qur ’ an Al-Jabar Karawang ), 7 (2), 140–149. https://doi.org/10.17509/t.v7i2.26102", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 393, "width": 288, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arifin, M. (2010). Filsafat Pendidikan Islam . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 420, "width": 495, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Budianto, A., Amirudin, & Muzaki, I. A. (2020). Peranan Pendidikan Agama Islam dalam Mengembangkan Kecerdasan Spiritual, Emosional, Sosial dan Intelektual Siswa di Sekolah Menengah Pertama (Penelitian di Kelas VIII SMP Islam Telukjambe). Jurnal Wahana Karya Ilmiah , 4 (1), 487–497.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 501, "width": 317, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hadirah, I. (2008). Dasar-Dasar Kependidikan, . Makassar: UIN Alaudin.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 528, "width": 257, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jalaludin. (2010). Psikologi Agama . Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 555, "width": 495, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khalid Ramdhani, Iwan Hermawan, I. A. M. (2020). Pendidikan Keluarga Sebagai Fondasi Pertama", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 582, "width": 308, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan Karakter Anak Perspektif Islam. Jurnal Ilmu Agama Islam .", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 610, "width": 492, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Muzaki, I. A. (2019). Pendidikan Toleransi menurut QS Al-Baqarah 256 Perspektif Ibnu Katsier, 3 (1), 305– 312.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 663, "width": 423, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 691, "width": 301, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zakiah Darajat. (2011). Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 719, "width": 323, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zuhairini, & Dkk. (2010). Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "Text" } ]
daf71b91-708b-1cd0-24eb-e360304908e6
https://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/constitutionale/article/download/2255/1733
[ { "left": 149, "top": 782, "width": 371, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale is a journal published by Faculty of Law, Universitas Lampung, under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 199, "top": 36, "width": 188, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C ONSTITUTIONALE", "type": "Section header" }, { "left": 199, "top": 62, "width": 285, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021: PP: 39-56 Faculty of Law, Universitas Lampung, Bandar Lampung, Indonesia. http://jurnal.fh.unila.ac.id/index.php/constitutionale P-ISSN: 2723-2492 E-ISSN: 2745-9322", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 159, "width": 425, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army Involvement in Handling Terrorism Action from Legal Perspective", "type": "Title" }, { "left": 271, "top": 207, "width": 86, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 240, "width": 384, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahkamah Konstitusi, Indonesia Article’s Information Abstract Keywords: Army; Legal; Terrorism; Prespective.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 389, "width": 243, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.25041/constitutionale.v2i1.2255", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 365, "width": 186, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The crime of terrorism is an extraordinary crime against humanity, including a “serious crime” whose number of actions has increased. It requires handling with exceptional measures and \"serious measures\" with still respecting human values. Thus, what becomes an interesting problem in this research is how to involve the", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 479, "width": 186, "height": 288, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army in handling acts of terrorism from a legal perspective. This research uses a normative doctrinal method. The Indonesian National Army's involvement in managing acts of terrorism and supported by the prevailing laws and regulations provides a greater sense of security and legal certainty for the community. Also, this research intends to examine that the involvement of the Indonesian National Army in handling acts of terrorism is by applicable regulations. The handling of criminal acts of terrorism requires a juridical basis to create a sense of security and justice. Thus, the Indonesian National Army must maintain the Unitary State of the Republic of Indonesia's territorial integrity and uphold state sovereignty. Therefore, the involvement of the Indonesian National Army in the context of handling acts of terrorism is an aid to", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 290, "width": 340, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted: 20 January 2021; Reviewed: 3 February 2021; Accepted: 10 April 2021.", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 357, "top": 86, "width": 186, "height": 263, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the PolicePolice in defending the independence of the state, maintaining the territorial integrity of the Unitary State of the Republic of Indonesia, and protecting the entire nation and all spilled Indonesian blood based on Pancasila and the 1945 Constitution. The involvement of the Indonesian National Army in eradicating acts of terrorism is part of the support for the National Police, in the context of carrying out law enforcement operations that are not Military Operations Apart from War, unless they develop into acts of terrorism that threaten the existence of the Unitary State of the Republic of Indonesia or extraordinary circumstances occurs. This is in line with the Indonesian National Army's unique nature (lex specialis) in carrying out its duties.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 394, "width": 89, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 457, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The aim of the development of the Indonesian nation is as mandated by the Preamble of the 1945 Constitution, namely to protect the entire Indonesian government and all the blood of Indonesia and to promote public welfare, educate the nation's life, and participate in implementing world order based on independence, eternal peace, and social justice, 1 Therefore, it is necessary to enforce the law consistently and continuously. Meanwhile, as a constitutional state born in the 12th century, which was adopted with the principles of constitutionalism as adhered to by Pancasila and the 1945 Constitution, it is an active/dynamic constitutional state. 2 Despite the noble ideals of the founding fathers, there are still specific intentions of groups who want to disturb the Indonesian state's security and order, marked by bombing incidents in the Republic of Indonesia's territories. Resulting in the loss of life regardless of the victim, causing widespread fear in the community, loss of independence, and loss of property, which can impact social life, economy, politics, and international relations. 3 The incident that occurred can be a crime of acts of terrorism, both that threaten the Republic of Indonesia and between countries. The crime of transnational terrorism is a transnational crime, organized, and has a vast network that threatens national and international peace and security. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 456, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The crime of terrorism, which is also known as the criminal act of terrorism, is an act that fulfills the elements of a criminal act following statutory regulations. Or the criminal act of", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 157, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Alinea Keempat Pembukaan UUD 1945.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 456, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Zulkarnain Ridlwan, Negara Hukum Indonesia Kebalikan Nachtwachterstaat , Fiat Justitia Jurnal Ilmu Hukum, Volume 5, No. 2, May-August 2012.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 456, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Ahmad Mukri Aji, Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme di Indonesia (Analisis Terhadap UU No. 15 dan 16 Tahun 2003 Berdasarkan Teori Hukum) , Jurnal Cita Hukum, Vol. 5, No. 1, Juni 2013, pg. 63.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 456, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Elucidation of Law Number 15 of 2003 concerning Stipulation of Government Regulations in Lieu of Law Number 1 of 2002 concerning the Eradication of Criminal Acts of Terrorism into Law (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2003 Number 45, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4284, from now on referred to as Law 15/2003).", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 457, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terrorism is the activity of any person who deliberately uses violence. 5 or threats on 6 violence create or intend to create an atmosphere of terror or fear towards people in a widespread manner or cause mass casualties, by seizing freedom or the loss of life and/or property of others, or causing or causing damage or destruction to vital strategic objects 7 or the environment or public facilities 8 Or international facilities, punishable by the death penalty or life imprisonment or imprisonment for a minimum of 4 (four) years and a maximum of 20 (twenty) years or a maximum of life. 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 457, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terrorism is an extraordinary crime. 10 Which require extraordinary measures. 11 Thus, the crime of terrorism requires eradication efforts 12 which can rely on normative legal provisions and repressive attitudes of law enforcers and respect human rights values. 13 Terrorism is a common enemy of mankind, which has recently increased rapidly in number both in Indonesia and globally. 14 Terrorism can be said as a crime against humanity. 15 Therefore, eradicating the crime of terrorism cannot use the usual methods as is done in dealing with ordinary crimes in general. In criminal acts of terrorism, threats and criminal acts of violence committed by terrorists are aimed at threatening or threatening acts of violence that threaten life's safety without choosing who will be the victim or what the consequences will be. 16 Terrorism, which is also a severe crime, requires “serious measures”. 17 State efforts in dealing with terrorism are like fighting offenders with strategies that are not easily known and predictable. 18 Therefore, it is necessary to regulate terrorism separately and specifically in statutory regulations, including defining terrorism clearly and clearly. 19 So, this research's interesting issue is how the Indonesian National Army or Tentara Nasional Indonesia (TNI) is involved in handling acts of terrorism from a legal perspective. This issue is interesting, considering that the Revis Bill on the Eradication of Terrorism is currently being discussed.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 456, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Violence is any act of abuse of physical strength with or without the use of means against the law and causing danger to the body, life, and freedom of a person, including making people unconscious or helpless.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 455, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 A threat is every business and activity, both from within the country and abroad, which is deemed to endanger the country's sovereignty, the territorial integrity of the country, and the safety of the entire country.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 456, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Strategic essential objects are areas, places, locations, buildings, or installations which: (a) concern the livelihoods of many people, the dignity of the nation; (b) is a source of state income that has political, economic, social, and cultural values; or (c) concerning very high defense and security.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 291, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Public facilities are places that are used for the benefit of the public in general.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 151, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Article 6 and Article 7 of Law 15/2003.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 456, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Aulia Rosa Nasution, “TERORISME SEBAGAI ‘EXTRAORDINARY CRIME’ DALAM PERSPEKTIF HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA ,” Jurnal Hukum Responsif, accessed February 10, 2021, http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/hukumresponsif/article/view/165.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 456, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Samsul Arifin, “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Terorisme,” Jurnal Panorama Hukum 5, no. 1 (June 5, 2020): 49–62, https://doi.org/10.21067/jph.v5i1.4317.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 456, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Eradicating the criminal act of terrorism is a policy and strategic step to strengthen public order and public safety while upholding law and human rights, not discriminating based on ethnicity, religion, race, or between groups, as regulated in Article 2 of the law. 15/2003.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 456, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Ahmad Jazuli, “STRATEGI PENCEGAHAN RADIKALISME DALAM RANGKA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME (Prevention Strategy of Radicalism in Order To Wipe Out The Terrorism Crime),” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum , vol. 10, February 13, 2017, https://doi.org/10.30641/KEBIJAKAN.2016.V10.197-209.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 454, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 A Faiz Yunus, “Radikalisme, Liberalisme Dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama Islam,” Jurnal Online Studi Al- Qur An 13, no. 1 (January 1, 2017): 76–94, https://doi.org/10.21009/jsq.013.1.06.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 456, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Muhammad Arif Setiawan, “Kriminalisasi Terorisme Di Indonesia Dalam Era Globalisasi,” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 9, no. 21 (September 21, 2002): 67–86, https://doi.org/10.20885/iustum.vol9.iss21.art6.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 456, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Hamzah AL Junaid Jurusan Pendidikan Agama Islam DPK UIM Gazali UIN Alauddin Makassar Alamat and jipang raya, “PERGERAKAN KELOMPOK TERORISME DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM,” Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman , vol. 8, December 1, 2013, https://doi.org/10.24252/.V8I2.1285.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 456, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Aji Widiatmaja and Ulul Albab, “Indonesia Di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dan Joko Widodo: Kebijakan Luar Negeri Di Tengah Dinamika Lingkungan [Indonesia under Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) and Joko Widodo: Foreign Policy in the Middle of Regional Strategic Environment Dynamics],” Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri Dan Hubungan Internasional 10, no. 1 (May 31, 2019): 77–93, https://doi.org/10.22212/jp.v10i1.1313.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 456, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Sri Yunanto, Angel Damayanti, Indah Novitasari, Ancaman dan Strategi Penanggulangan Terorisme di Dunia dan Indonesia , Institute For Peace and Security Studies (IPSS) bekerjasama dengan CV. Multi Inovasi Mandiri (MIM), Cetakan I: 2017.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 421, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Legal Considerations of the Constitutional Court Decision Number 55 / PUU-XVI / 2018, dated 30 October 2018.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 457, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "With the outbreak of bomb cases in various regions, is it possible for the PolicePolice without other agencies' help to take preventive measures against criminal acts of terrorism? This simple research does not intend to justify that in dealing with acts of terrorism, TNI must be involved, but it wants to provide a choice of other points of view, although thoughts that overlap with one another cannot be avoided. In this research, a study will be carried out to determine that the involvement of the TNI in handling acts of terrorism from a legal perspective is whether it is constitutionality or unconstitutionality.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 457, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study uses a normative approach with a post-positivism paradigm, which, according to Lincoln and Guba, can lead to a deeper level of understanding of complex social processes replacing experimental approaches in positivism clusters of thought. 20 Thus, this study uses a normative juridical method 21 or according to Wignjosoebroto is doctrinal research, 22 Namely, a study using positivist legis, which states that law is identical to written norms made and promulgated by an authorized institution or official. In this conception, the law is seen as a normative system that is autonomous, closed, and independent of people's lives. Satjipto Rahardjo said this perspective is seeing law as an abstract regulation. His attention will be focused on genuinely autonomous institutions, namely those that can be discussed as separate subjects, regardless of their relation to matters outside the regulation. Its concentration will lead to a normative method and following its analytical discussion, so it is called normative analysis. 23 Thus, the involvement of the TNI in handling acts of terrorism and supported by the prevailing laws and regulations provides a greater sense of security and legal certainty for the community.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 78, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 457, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to the Constitutional Court, terrorism is a “generis humanist hostist” or enemy of mankind. As the enemy of mankind, the criminal act of terrorism is a severe crime and endangers the state ideology, state security, state sovereignty, human values, and various aspects of social, national, and state life, as well as transnational, organized, and has a vast network and has specific objectives so that its eradication needs to be carried out precisely, planned, directed, integrated, and continuously based on Pancasila and the 1945 Constitution. 24 Therefore, terrorism is a common enemy that threatens the whole world and is a threat to human rights, justified both socially and legally. In tackling criminal acts of terrorism, the government strives to prepare a juridical foundation following human civilization's development to be able to provide a sense of security and justice to its citizens.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 541, "width": 350, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehingga, yang termasuk perbuatan tindak pidana terorisme, antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 456, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Any person who deliberately uses violence or threats of violence to create an atmosphere of terror or fear towards people widely or cause mass casualties, by taking away freedom or loss of life and property of others, or causing damage or destruction to objects. Vital strategic objects or the environment or public facilities, or international facilities shall be punished with the death penalty or life imprisonment or imprisonment for a minimum of 4 (four) years and a maximum of 20 (twenty) years. 25", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 456, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 See Bambang Setioko, Penggunaan Metoda Grounded Theory Dibawah Payung Paradigma Postpositivistik Pada Penelitian Tentang Fenomena Sosial Perkotaan , Modul, Vol. 11, No. 1, Januari 2011, pg. 2.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 416, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1985, pg. 15.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 367, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Bambang Sunggono, Metodologi Penelitian Hukum , Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997, pg. 42.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 71, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Ibid ., pg. 67-68.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 455, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Consideration Considering letter an of Law Number 5 of 2018 concerning Amendments to Law Number 15 of 2003 concerning Stipulation of Government Regulations in Lieu of Law Number 1 of 2002 concerning Eradication of Criminal Acts of Terrorism Into Law (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2018 Number 92, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 6216, from now on referred to as Law 5/2018).", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 97, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Article 6 Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 456, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Any person who deliberately uses violence or threats of violence to create an atmosphere of terror or fear towards people or cause mass casualties by taking away freedom or loss of life or property of others, or to cause damage or destruction to vital strategic objects, or the environment, or public facilities, or international facilities, shall be punished with a maximum imprisonment of life. 26", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 456, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Anyone who destroys makes unusable, or damages a building for safeguarding air traffic, or thwarts efforts to secure said structure.; 27", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 456, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Any person who causes the destruction, inability to use or damage to the building for safeguarding air traffic, or failure of efforts to secure said building.; 28", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 456, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Any person who knowingly and unlawfully destroys, damages, takes, or removes a sign or device for safeguarding flights, fails the operation of said sign or device, or displays the wrong character or device.; 29", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 456, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Any person due to their negligence causes the sign or device for security of flight to be destroyed, damaged, taken, or moved or causes the wrong sign or device for flight security to be installed.; 30", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 456, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Any person who knowingly or unlawfully destroys or makes the aircraft unusable, wholly or partly belonging to another person; 31", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 456, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Anyone knowingly or unlawfully injures, destroys, incapacitates, or damages aircraft; 32 9. Anyone due to their negligence causes the aircraft to be damaged, destroyed, unusable, or to damage aircraft; 33", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 456, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Any person to unlawfully benefit himself or another person, for the insurer to cause a fire or explosion, accidental destruction, damage or render the aircraft responsible for the danger or the insured person unable to use it or the wages to be received for the transportation of the cargo, or the benefit of the cargo, a deposit has been received; 34 11. Any person in an aircraft with an illegal act seizes or maintains the confiscation or control of the aircraft in flight; 35", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 456, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Any person in an aircraft by force or threat of violence or other forms of threat seizes or maintains the aircraft's seizure of control in flight.; 36", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 456, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Everyone commits jointly as a continuation of an evil consensus, is carried out in advance, causes serious injury to a person, causes damage to the aircraft so that it may endanger his flight, is carried out to deprive someone of liberty or continue to deprive someone of liberty; 37", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 456, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Everyone deliberately and unlawfully commits an act of violence against someone on an airplane in flight if that act could endanger the aircraft's safety.; 38", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 456, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Any person who knowingly and unlawfully damages an aircraft in service or causes damage to said aircraft which prevents flight or endangers the safety of the flight; 39 16. Any person who knowingly and unlawfully places or causes him to be placed on an aircraft on service, by any means, a device or material that can destroy an aircraft that", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 97, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Article 7 Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Article 8 letter a Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Article 8 letter b Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Article 8 letter c Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 Article 8 letter d Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Article 8 letter e Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 123, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 Article 8 letter f Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 Article 8 letter g Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 Article 8 letter h Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 Article 8 letter i Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 Article 8 letter j Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37 Article 8 letter k Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 Article 8 letter l Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 127, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39 Article 8 letter m Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 84, "width": 429, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "makes it unable to fly or causes damage to the aircraft, which could endanger security in flight.; 40", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 456, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Everyone commits 2 (two) people or more together, as a continuation of an evil conspiracy, commits premeditatedly, and results in serious injury to a person from the actions referred to in number 14, number 15, and number 16; 41", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 456, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Every person provides information which he knows to be false and because of that act endangers the safety of the aircraft in flight; 42", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 456, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19. Every person onboard an aircraft commits an act that could endanger the safety of the aircraft in flight; 43", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 456, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20. Every person on board an aircraft commits acts that may disturb the order and order in the aircraft in flight. 44", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 192, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Background on Terrorism Crime", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 457, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The factors that cause terrorism, according to Bjorgo, namely: 45 (1) precondition of terrorism, namely the factors that provide conditions in the long run and then give rise to terrorism; and (2) precipitants of terrorism, are certain specific events or phenomena that directly precede or trigger an act of terrorism. These two factors are further divided into 4 (four) levels, namely:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 457, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Structural causative factors, namely the causal factors that influence people's lives at the macro-level (abstract), which may unconsciously include: demographic imbalance, globalization, rapid modernization, societal transition, increasing individualism, and uprooted from the roots and alienation in society (atomization), class structure, etc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 457, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Factors that cause facilitators (accelerators), namely the factors that cause terrorism to be an attractive option, even though they are not the main drivers of terrorism. For example, the development of mass media in the modern era, the development of transportation, weapons technology, weak state control over its territory, etc.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 457, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Motivational causes, namely actual dissatisfaction (grievances) experienced at the personal level, motivate a person to act. Ideologies or political leaders can translate causes at the structural level and make them relevant at the motivational level through ideologies to move people to move.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 457, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. The trigger factor, namely the direct cause of the occurrence of a terrorist act. Trigger factors can be in the form of provocative events or certain political events or actions taken by the enemy that cause specific reactions.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 457, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Angga Putri, the root causes of terrorism or prime movers are, among others: 46 Radical Islamic ideology, the existence of deprivation conditions such as poverty and low levels of education (although academically there is no empirical evidence that poverty is correlated with terrorism) and ideology is only an intermediate cause, not a root cause. This view then underlies the government in formulating counterterrorism policies, both counterterrorism based on the disruption of networks of terror groups and anti-terrorism, which is still based on the idea of deradicalization counter-radicalization, 'war wins hearts and minds).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 124, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 Article 8 letter n Law 15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 122, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41 Article 8 letter o Law15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 122, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 Article 8 letter p Law15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 122, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43 Article 8 letter q Law15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 120, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 Article 8 letter r Law15/2003.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 393, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45 Tore Bjorgo, Root Causes of Terrorism: Myths, Reality, and Ways Forward , New York: Routledge, 2005.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 456, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 Angga Putri Permata Sari, “Akar Permasalahan Terorisme di Indonesia” Modernisasi, Represi Politik, dan Tujuan Strategis Penggunaan Metode Teror Sebagai Faktor-faktor Struktural dan Agensial yang Berkonstribusi Pada Kemunculan Terorisme di Era Komando Jihad dan Kelompok Usroh , Program Studi Pascasarjana Kajian Terorisme dalam Keamanan Internasional Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 456, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meanwhile, according to Michael Seno Rahardanto, factors that have the potential to underlie terrorism cases, among others: 47", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 457, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perceptions of distributive, procedural, and interactional injustices. Greenberg argues that there are three types of justice perceptions, namely distributive, procedural and interactional justice. 48 Distributive justice is concerned with the equitable distribution of resources. In contrast, procedural justice is concerned with granting equal rights to make decisions in resource management, and interactional justice is concerned with applying fair interactions without favoritism. 49 In his essay on radicalism in religion, Djamaludin Ancok argues that the perception of injustice is an essential factor that correlates with a radicalism that leads to terrorism. Ancok accused several Western institutions, such as the IMF, World Bank, and WTO, of being the perpetrators of injustice against developing countries in the world. A similar opinion was expressed by Fathali Moghaddam, who is very famous for his theory of Staircase to Terrorism. Moghaddam argues that the roots of terrorism can be traced to perceptions of injustice, whether distributive, procedural, or interactional, without the option to fight diplomatically. Finally, violence is the method chosen as a form of resistance. Moreover, it is supported by factors such as the meaning of the scriptures and the existence of a community that fosters the perception of radicalism.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 451, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The perceived meaning of holy book verses supports radicalism Scriptures can be interpreted in various ways, including interpretations that lead to radicalism. By the ideologues of fundamentalism (of any religion), the holy book is considered to provide an absolute and unmatchable mandate. 50", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 346, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Communities that support or nurture the perception of radicalism.", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 391, "width": 430, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philip Zimbardo states that \"a barrel filled with vinegar will always turn any vegetable put in it into pickles, regardless of resilience, goodwill, or the genetic condition of the vegetables\", that is, the environment exerts a strong influence on shaping individual behavior. 51 Reserve Battalion 101 is a regiment recruited by the Nazi-German side in World War II. The regiment consisted of 500 (five hundred) middle-aged men who were too old to join the army. The men are \"homebodies\" who come from good families. None of the members had any military experience, let alone experience torturing or killing people. The middle-aged men were sent to Poland on a special mission to kill as many Jews as possible (but the mission's purpose was not revealed shortly before the men were deployed to the field). The regiment members were given the freedom to resign from the regiment if they were unable to continue their work. When at last the regiment was sent to the field and ordered to kill as many Jews as possible, the regiment members initially showed severe psychosomatic symptoms such as vomiting, nightmares, and trembling. However, within four months, the number of victims killed by the 500 soldiers was 38,000 (thirty-eight thousand). No more psychosomatic or guilty feelings: some members even take photos laughing near the pile of victims' bodies. 52 This phenomenon shows the magnitude of the community's influence on the formation of", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 456, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47 Michael Seno Rahardanto, “MENGKAJI SEJUMLAH KEMUNGKINAN PENYEBAB TINDAK TERORISME: KAJIAN SOSIO-KLINIS,” EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia , vol. 1, November 6, 2012, https://doi.org/10.33508/EXP.V1I1.54.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 456, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48 Fathali M. Moghaddam, “The Staircase to Terrorism a Psychological Exploration,” American Psychologist , February 2005, https://doi.org/10.1037/0003-066X.60.2.161.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 455, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49 Djamaludin Ancok, Ketidakadilan sebagai sumber radikalisme dalam agama: Suatu analisis berbasis teori keadilan dalam pendekatan psikologi , Jurnal Psikologi Indonesia, 2008, pg. 1-8.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 456, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50 J. Nelson-Pallmayer, Is religion killing us? , (Terjemahan: Hatib Rachmawan, Bobby Setiawan), Yogyakarta: Pustaka Kahfi, 2007.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 456, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51 P.G. Zimbardo, A situationist perspective on the psychology of evil: Understanding how good people are transformed into perpetrators , 2004. Dalam A.G. Miller (Ed.), The social psychology of good and evil (21-50), New York: The Guilford Press.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 27, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52 Ibid .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 84, "width": 429, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "individual attitudes, values, and behavior. The power of groups in cultivating radicalism and violence has been proven repeatedly in much scientific literature. 53", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Ingroup-Outgroup Polarization", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 126, "width": 430, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori ingroup-outgroup pada awalnya dipopulerkan oleh Henry Tajfel dan John Turner (1979), dan selanjutnya teori ini sering sekali digunakan dalam ranah psikologi, khususnya psikologi sosial. Ingroup mengacu ke kelompok tempat kita (pelaku) menjadi anggotanya, sedangkan outgroup mengacu ke kelompok di luar kita (pelaku). 54 Riset menunjukkan bahwa seseorang cenderung memiliki bias positif terhadap kelompoknya sendiri ( ingroup ) dan sebaliknya memiliki bias negatif terhadap kelompok di luar kelompoknya sendiri ( outgroup ). 55 Terorisme terbentuk dalam situasi saat polarisasi (pemisahan) kubu ingroup dan outgroup menjadi sedemikian besarnya sehingga setiap kubu mengklaim dirinya sebagai pihak yang “benar” dan mendehumanisasi kubu lawannya sebagai “monster, setan”. 56 Demikian pula, di Indonesia, sejumlah kelompok fundamentalis radikal ditengarai memandang pemerintah dan aparat yang mendukung pemerintahan (seperti kepolisian) sebagai kubu “ toghut ” atau “setan”. 57", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 296, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Heuristic bias experienced by perpetrators of terrorism.", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 317, "width": 430, "height": 220, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This idea includes a new concept, which is the original idea of Mirra Noor Milla, 58 Regarding the process of assessing and making terrorism strategies in Indonesia, by interviewing three Bali Bombing prisoners who were imprisoned in Nusakambangan. By using the basis of Kahneman's Limited Rationality Theory. 59 Milla interpreted and concluded that the Bali Bombing I terrorism perpetrators tended to be trapped in a heuristic bias. In conditions like this, a person does not get adequate information on the problem's nature and solution. Someone tends to make decisions by relying on heuristic principles. 60 Heuristics is the human ability to make decisions quickly based on incomplete data, like being able to guess a complete puzzle image based only on some existing pieces. 61 The strong sense of disappointment caused by the perception of injustice causes some individuals to turn to the closest sources of information obtained, such as scripture and community, which can become a platform for channeling disappointment into a hope against possible resistance. The existence of a charismatic leader figure can lead individuals to submit to conformity pressures in the group. When these conformity pressures fade, for example, when the perpetrators are in prison, it is not uncommon for the perpetrators to feel ashamed and sorry for their actions. 62", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 375, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53 P.R. Ehrlich, J. Liu, Some roots of terrorism . Population and Environment, 24(2), 2002, pg. 183-192.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 454, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54 H. Tajfel, J. Turner, An integrative theory of intergroup conflict , http://dtserv2. compsy.uni- jena.de/ss2009/sozpsy_uj/86956663/content.nsf/Pages/58BD3B477ED06679C12 5759B003B9C0F/$FILE/Tajfel%20Turner%201979.pdf , 1979, accessed on 24 October 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 456, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55 D. Druckman, Nationalism, and War: A social-psychological perspective , 2001. Dalam D. J. Christie, R.V. Wagner, D.D.N. Winter (Ed.), Peace, conflict, and violence: Peace psychology for the 21 st century (49-65), New Jersey: Prentice-Hall.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 112, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56 Fathali Moghaddam, Op.cit .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 454, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "57 L. Hertanto, Abu Dujana anggap polisi toghut , http://news.detik.com/read/2007/06/23/173328/797030/10/abu-dujana- anggap-polisi-toghut , 2007, diunduh 24 Okrober 2020 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 456, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "58 Mirra Noor Milla, Bias heuristik dalam proses penilaian dan pengambilan strategi terorisme , Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 1, 2008, pg. 9-21 .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 456, "height": 33, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "59 D. Kahneman, Maps of bounded rationality: A perspective on intuitive judgment and choice . Diunduh dari http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/economics/laureates/2002/kahnemann- lecture.pdf, 2002, accessed on 24 October 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 130, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60 Mirra Noor Milla, Op.cit. , pg. 11 .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 728, "width": 456, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61 K. Cherry, What is a heuristic?, http://psychology.about.com/od/hindex/g/ heuristic.htm, 2012, accessed on 24 October 2020.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 130, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62 Mirra Noor Milla, Op.cit. , pg. 11 .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 457, "height": 121, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Disappointment with the practice of the democratic system. In his book, Jan Aritonang 63 Reports the history of encounters with Christians and Muslims in Indonesia, from the Portuguese, Spanish, and VOC (Dutch) colonial era to the \"Reformasi” era. Aritonang highlighted the disappointment of some fundamentalists who reject or disapprove of Indonesia's practice of the democratic system. In exchange, these circles offer a system of government based on a particular religion radically. By many individuals who adhere to this fundamentalist ideology, the current government system in Indonesia is considered an \"evil\" system, sometimes termed \"toghut\" or \"devil\", so it must be fought. 64", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 116, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Counterterrorism", "type": "Section header" }, { "left": 112, "top": 212, "width": 82, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deradicalization", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 457, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The deradicalization approach is a counterweight to the law enforcement approach using criminal law facilities (overcoming crimes with a disciplinary process). Through a non-penal approach, repressive actions against radicalism and various forms of terrorism are carried out from the upstream, namely starting from the root causes of the growth of various thoughts of radicalism and efforts to overcome them without using criminal law. 65", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 457, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deradicalization, according to Abu Rockhmad, is a continuation of work after knowing the roots of radicalism. Deradicalization is also intended as a precautionary measure before radicalism is formed. 66", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 457, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meanwhile, according to Petrus R. Golose, deradicalization efforts to neutralize radical ideas through an interdisciplinary approach. Meanwhile, deradicalization of terrorism is manifested in a program of reorienting motivation, education, resocialization, and striving for social welfare and equality with other communities for those who have been involved in terrorism and for sympathizers, so that a sense of nationalism arises and is willing to participate as Indonesian citizens. 67 Besides, according to Agus Surya Bakti, deradicalization is an effort to reduce radical activities and neutralize radical ideas for those involved in terrorists and their sympathizers and members of society who have been exposed to certain radical ideologies. The general purpose of deradicalization is to make terrorists or groups that commit violence willing to leave or disengage from terrorist acts and activities. Meanwhile, the specific objectives are: (1) to make terrorists want to leave acts of terrorism and violence; (2) radical groups support moderate and tolerant thinking; (3) radicals and terrorists can support national programs in building the life of the nation and state within the framework of the Republic of Indonesia. 68", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 74, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deideologisasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 456, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The state seeks to remove ideologies from within terrorists or stop the process of spreading ideologies. 69 Ideology attempts to stop understanding and spreading radical Islamic ideology that terrorist groups own. Thus, ideology is the primary key in awakening or the process of reorienting terrorist thoughts so that they can return to the true understanding of Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 249, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Institutions/Agencies in Handling Terrorism", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 456, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In handling acts of terrorism as described above, it is necessary to regulate the authorized institutions in handling them, namely, among others:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 398, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63 Jan S. Aritonang, Sejarah perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 79, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64 L. Hertanto, Op.cit .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 456, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65 Muhammad Ali Zaidan, Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme (Pendekatan Kebijakan Kriminal) , Seminar Nasional Hukum Universitas Negeri Semarang, Volume 3, Nomor 1, 2017, pg. 161.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 456, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66 Abu Rokhmad, “RADIKALISME ISLAM DAN UPAYA DERADIKALISASI PAHAM RADIKAL,” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 1 (May 30, 2012): 79, https://doi.org/10.21580/ws.20.1.185.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 456, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "67 Petrus Reinhard Golose, Deradikalisasi Terorisme. Humanus Soul Approach dan Menyentuh Akar Rumput , Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian (YPKIK), 2010, pg. 82.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 456, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "68 Agus Surya Bakti, Deradikalisasi Nusantara, Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal, Melawan Radilisasi dan Terorisme , Jakarta: Daulat Press, 2016, pg. 142.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 128, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69 Petrus Reinhard Golose, Op.cit .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 457, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The National Counterterrorism Agency or Badan Nasional Penanggulangan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 98, "width": 97, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terorisme (BNPT)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 457, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The agency that manages matters in counterterrorism is the National Counterterrorism Agency, which is under and responsible to the President. 70 BNPT was formed based on Presidential Regulation Number 46 of 2010 concerning the National Counterterrorism Agency, which was later amended by Presidential Regulation Number 12 of 2012 concerning Amendments to Presidential Regulation Number 46 of 2010 concerning the National Counterterrorism Agency (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2012 Number 30). The formation of the BNPT is a National Policy for Combating Terrorism in Indonesia, developing by the Counterterrorism Coordination Desk (DKPT) in 2002. 71 BNPT is the center for crisis analysis and control, which functions as a facility for the President to determine policies and measures for handling crises, including mobilizing resources in dealing with terrorism. 72 Also, the BNPT has several functions: 73", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 440, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Formulating policies, strategies, and national programs in the field of counterterrorism;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 456, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Coordinating related government agencies in implementing and implementing policies in the field of counterterrorism;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 457, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Implementing policies in counterterrorism by forming a Task Force consisting of elements from related government agencies following their respective duties, functions, and authorities.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 347, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Indonesian National Army or Tentara Nasional Indonesia (TNI)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 457, "height": 163, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TNI, as a means of defense of the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI), is tasked with implementing state defense policies to uphold the sovereignty of the state, nation, carry out military operations for war and military operations other than war, and participate actively in regional and international peacekeeping tasks. 74 The TNI acts as a state instrument in the defense sector in carrying out its duties based on state policies and political decisions. 75 , 76 consisting of the Army, Navy, and Air Force who carry out their duties in an integrated or combined manner under the Commander's leadership. 77 TNI as a means of state defense has a function as: 78 (a) antidote 79 against every form of military threat and the armed threat from outside and within the country against the sovereignty, territorial integrity, and safety of the nation; (b) the actor 80 against every form of threat as referred to in paragraph (1) letter a; and (c) restorer 81 against the state's security condition, which was disturbed due to security chaos. Following its function, the TNI is a significant component of the national", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 129, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70 Article 43E ayat (1) UU 5/2018.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 456, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "71 Reni Windiani, Peran Indonesia Dalam Memerangi Terorisme , Jurnal Ilmu Sosial, Vol. 16, No. 2, Edisi Juli – Desember 2017, pg. 143.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 169, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72 Article 43E paragraph (2) Law No. 5/2018.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 168, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "73 Article 2 Government Regulation 46/2010.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 456, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74 Law Number 34 of 2004 concerning the Indonesian National Army (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2004 Number 127, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4439, from now on referred to as Law 34/2004).", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 456, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75 State political policies and decisions are political policies of the government and the DPR, formulated through the working relationship mechanism between the government and the DPR, such as consultation meetings and work meetings under statutory regulations.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 97, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76 Article 5 Law 34/2004.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 148, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77 Article 4 paragraph (1) Law 34/2004.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 148, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78 Article 6 paragraph (1) Law 34/2004.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 456, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79 The deterrent is the real force of the TNI, which has a psychological aspect to be taken into account by the opponent so that it discourages the opponent's intention as well as prevents the opponent's intention that will threaten the country's sovereignty, territorial integrity, and the safety of the nation.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 456, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80 The perpetrators are TNI forces capable of destroying forces that threaten the country's sovereignty, territorial integrity, and national safety.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 456, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81 The restorer is the strength of the TNI together with other government agencies to assist the function of the government to restore the state's security condition, which has been disturbed due to security chaos due to war, rebellion, communal conflict, riots, terrorism, and natural disasters", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 457, "height": 220, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "defense system. 82 Meanwhile, the TNI has the main task of enforcing the sovereignty of the state, 83 maintain territorial integrity 84 NKRI, which is based on Pancasila and the 1945 Constitution, and protects the entire nation and all Indonesian blood from threats and disturbances to the integrity of the government and state 85 , 86 that's executed through: 87 (a) military operations for war; 88 (b) operasi militer selain perang, yaitu untuk: (1) mengatasi gerakan separatis bersenjata; (2) mengatasi pemberontakan bersenjata; (3) mengatasi aksi terorisme; (4) mengamankan wilayah perbatasan; (5) mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis; 89 (6) melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri; (7) mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya; (8) memberdayakan wilayah pertahanan 90 dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta; (9) membantu tugas pemerintahan di daerah; 91 (10) membantu Kepolisian Negara RI dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang; (11) membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah asing yang sedang berada di Indonesia; (12) membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan; (13) membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan ( search and rescue ); serta (14)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 150, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82 Article 6 paragraph (2) Law 34/2004.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 378, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83 Upholding state sovereignty is maintaining state power to carry out self-government free from threats.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 456, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84 Maintaining territorial integrity is maintaining the unity of the state's territory with all its contents, on land, sea, and air, the boundaries of which are determined by law.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 263, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85 Threats and disruptions to the integrity of the nation and state include:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 455, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. aggression in the form of the use of armed force by other countries against the sovereignty of the country, territorial integrity, and the safety of the entire nation or informs and methods, including:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 380, "width": 188, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. invasion in the form of the use of armed force;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 391, "width": 217, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. bombardment in the form of the use of other weapons;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 401, "width": 337, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. blockade of ports, beaches, airspace, or the entire territory of the Republic of Indonesia;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 411, "width": 307, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. armed attacks by other countries against elements of the land, sea, and air units;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 422, "width": 438, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. the existence or actions of elements of foreign armed forces within the territory of the Republic of Indonesia that are contrary to the provisions or agreements that have been agreed upon;tindakan suatu negara yang mengizinkan penggunaan wilayahnya oleh negara lain untuk melakukan agresi atau invasi terhadap NKRI;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 453, "width": 419, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. sending armed groups or mercenaries to carry out acts of violence in the territory of the Republic of Indonesia;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 463, "width": 161, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. The President determines other threats.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 203, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. territorial violations committed by other countries;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 308, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. armed rebellion, that is, an armed movement against the legitimate government;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 341, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. sabotage from certain parties to destroy important installations and vital national objects;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 292, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. espionage carried out by other countries to seek and obtain military secrets;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 455, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. armed acts of terror committed by international terrorists or in collaboration with domestic terrorists or by domestic terrorists", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 535, "width": 456, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. security threats at sea or in the air of Indonesian national jurisdiction, which certain parties commit, can be in the form of:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 556, "width": 85, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. piracy or robbery;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 566, "width": 438, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. smuggling of weapons, ammunition, and explosives or other materials which may endanger the safety of the nation;", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 577, "width": 160, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Illegal fishing or theft of wealth at sea.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 364, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Communal conflicts that occur between groups of people can endanger the safety of the nation.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 148, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86 Article 7 paragraph (1) Law 34/2004.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 150, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "87 Article 7 paragraph (2) Law 34/2004.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 456, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "88 Military war operations are all forms of deployment and use of TNI force to fight against the military forces of other countries that carry out aggression against Indonesia and/or in armed conflict with another country or more, which are preceded by a declaration of war and are subject to international war laws.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 456, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "89 National vital objects that are strategic in nature are objects related to the lives of the people, the dignity of the nation, and national interests, which are determined by government decisions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 128, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90 Empowering the defense area is:", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 456, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. assisting the government to prepare the national potential to become a defense force which is prepared in advance covering the area of defense and its supporting forces, to carry out military operations for war, the implementation of which is based on the interests of state defense following the universal defense system;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 445, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. assisting the government in organizing compulsory basic military training for citizens following statutory regulations;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 722, "width": 249, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. help the government empower the people as a supporting force.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 456, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "91 Helping the task of the government in the regions is to assist the implementation of government functions in conditions and situations that require the TNI's facilities, tools, and capabilities to solve the problems that are being faced, including helping to overcome the consequences of natural disasters, rehabilitating infrastructure, and overcoming problems due to strikes and communal conflicts.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap pembajakan, perompakan, dan penyelundupan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 456, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The task of the TNI in overcoming acts of terrorism is part of military operations other than war, which are carried out under the main duties and functions of the TNI. Thus, the main task of the TNI is to maintain the Republic of Indonesia's territorial integrity and uphold the country's sovereignty. Law 34/2004 provides a legal umbrella for the TNI to be involved in overcoming terrorist acts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 284, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Special Detachment 88 Anti Terror (Densus 88 AT)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 457, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Special Detachment 88 Anti-Terror is a countermeasure against terrorism within the Indonesian Police (Polri). Densus 88 AT carried out investigations, namely, carrying out actions related to operations in the field. The role of Special Detachment 88 AT cannot be separated from the role of the National Police as law enforcement and maintaining public order, the function of the PolicePolice, namely as one of the functions of the state government in the field of maintaining general security and order, law enforcement, protection, protection, and services to the community. 92 The police function must pay attention to the spirit of upholding human rights, law, and justice. 93 Meanwhile, the PolicePolice aims to realize domestic security, which includes maintaining public order and order, law and order, protection, protection, and services to the community, and the maintenance of community peace by upholding human rights. 94", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 457, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As a counterterrorism agency within the National Police, Densus 88 AT has the task of dealing with all forms of terrorist threats, including bomb threats and hostage-taking, which are called terrorist acts, which is dealing with these terrorist acts, Densus 88 AT requires intelligence reports as initial information to carry out actions. 95 With the incidents during Densus 88 AT carrying out terrorist eradication operations, which resulted in many casualties, it is essential to carry out a structural and systematic paradigm reform policy on the body of Special Detachment 88 AT so that counterterrorism efforts are more targeted, with high respect against human rights, especially the right to life. 96", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 175, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Terrorism in Legal Perspective", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 457, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terrorism is an act that is very detrimental to society, both national and international, including crimes against human rights. 97 The Bali bombing case on 12 October 2002 was the government's reason for issuing Perpu 1/2002, which was later stipulated as Law 15/2003. Also, the reasons for stipulating legal products at the level of laws related to terrorism, namely: 98 First, the Government of the Republic of Indonesia's pressure to have a relatively fixed rule of law as a reference in handling terrorism crimes. Because previously, there was no known criminal act of terrorism in the criminal law system in Indonesia. Second, the spirit of reform that engulfs Indonesian society strongly encourages the agenda of law enforcement and civil supremacy, which begins with the issuance of regulations for handling terrorism crimes that prioritize the legal process (pro-Justitia) and abandon the defense (military) approach.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 456, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "92 Article 2 Law Number 2 of 2002 concerning the State Police of the Republic of Indonesia, State Gazette of the Republic of Indonesia of 2002 Number 2, Supplement to the Republic of Indonesia Number 4168, referred to as Law 2/2002.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 148, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "93 Explanation of Article 2 Law 2/2002.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 92, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "94 Article 4 Law 2/2002.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 456, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "95 Ryan Faizul Fajri, Peran Intelejen Densus 88 Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Terorisme , Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2018.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 456, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "96 Zainal Muhtar, “Eksistensi Densus 88: Analisis Evaluasi Dan Solusi Terkait Wacana Pembubaran Densus 88,” Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum , vol. 3, June 1, 2014, http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Supremasi/article/view/1953.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 456, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "97 Article 3 Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menentukan, “Setiap orang berhak atas kehidupan, kebebasan dan keselamatan sebagai individu”.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 752, "width": 455, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "98 “Analisa Pelibatan TNI AD Dalam Menanggulangi Terorisme Di Indonesia (Studi Wilayah Kodim 0612/TSM),” Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Darat, n.d.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 457, "height": 204, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thus, Perpu 1/2002 began to introduce the term terrorism as a crime. But lately, acts of terrorism in Indonesia have even grown. Data from the National Counterterrorism Agency (BNPT) states that from 2001-2014, at least 950 people were involved in the terrorism movement in Indonesia (BNPT, 2014). 99 As a response to Law 15/2003, the National Police established a particular organ in handling the anti-terrorism movement, namely Densus 88 AT. Thus, juridically, countermeasures against terrorism in Indonesia by the police institution are the main actors authorized to deal with terrorism movements in Indonesia. The existence of an anti-terror unit in the ranks of the TNI AD, which has previously been prepared as an anti-terror force, can only play a role under certain conditions. The role of the TNI in dealing with terrorism is clearly stated in Article 7 paragraph (2) letter b number 3 of Law Number 34 of 2004 concerning the Indonesian National Army (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2004 Number 127, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4439, in the future referred to as Law 34/2004), states \"The main tasks as referred to in paragraph (1) are carried out by military operations other than war, namely to: overcome acts of terrorism\". Thus, the involvement of the TNI in dealing with terrorism is legitimate”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 457, "height": 110, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In-Law 3/2002, it is stated that the national defense system is facing military threats. 100 Placing the TNI as the main component supported by a reserve component and supporting components. Meanwhile, the state defense system in facing non-military threats places government institutions outside the defense field as the main element, according to the form and nature of the threats faced supported by other elements of the nation's power. Non- military threats, which are also called military operations other than war, include overcoming acts of terrorism and assisting the Indonesian National Police in security and public order duties as regulated in law.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 457, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Non-military threats, such as the series of bombings that occurred in the territory of the Republic of Indonesia, have caused fear to the community because they resulted in the loss of life and property loss, which had an impact on social, economic, political life, and Indonesia's relations with the international community. As one of how terrorism perpetrators carry out their actions in several countries, Bomb detonation is also an act of terrorism in Indonesia. The Indonesian government is obliged to protect its citizens from every threat of crime, both national, transnational, and international in nature. In reality, the government chooses the Justia approach as the primary approach in dealing with acts of terrorism, emphasizing that the handling of acts of terrorism must be based on a legal approach. This emphasizes that the PolicePolice, not the army, can only carry out the active handling of acts of terrorism. Thus, by the provisions of legislation related to terrorism, the TNI AD is affiliated with the State Intelligence Agency (BIN) and the Strategic Intelligence Agency (BAIS) as elements of early detection and prevention of acts of terrorism. 101", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 457, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the Indonesian army's perspective, terrorism is a way of thinking and acting that uses terror as a technique to achieve goals (Bujuknik TNI AD on Anti-Terror, 2000). The means to achieve an unconstitutional goal, including acts of terror, constitute a threat to national defense and security stability. The facts of acts of terrorism are a threat to the stability of national defense and security. Concretely, terror in Indonesia is always actualized by trained terrorists who have attended military education and can use dangerous weapons and munitions. Also, the large logistics supply from international networks makes the terrorism movement in Indonesia very dangerous. Even though the cells of the members of the terrorism network were successfully paralyzed and arrested, it does not mean that the activities of the terrorist group network have been weakened.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 30, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "99 Ibid .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 455, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100 Military threats are threats that use organized armed force, which is considered to have the capability of endangering the sovereignty of the state, the country's territorial integrity, and the safety of the entire nation.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 762, "width": 216, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101 Mochammad Afifuddin & Ari Priyudono, Op.cit , pg. 4.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 457, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Also, the bombing at the JW Marriot Hotel on 5 August 2003 which killed the suicide bombers and 12 (twelve) others and 150 (one hundred and fifty) people were injured, the Thamrin bomb in the Sarinah area which exploded because of Starbuck Coffee. and the police station and cases in Tasikmalaya Regency are facts that show that acts of terrorism that have been detected still further confirm that acts of terrorism can still be carried out. This confirms that the threat of terrorism cannot be underestimated because its impact can threaten economic stability, politics, and national defense and security. Thus, the role of TNI, in this case, plays a significant role as an element of early detection and prevention of acts of terror. Also, the criminal act of terrorism is a threat to human values that requires law as a means of overcoming it.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 457, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A criminal act of terrorism cannot be equated with a crime in general, for example, the crime of murder. The crime of murder can only become terrorism is carried out to create an atmosphere of terror by using violence or threats of violence that cause fear to people en masse and on a large scale. 102 Terrorism has become a common enemy because it is a severe crime, contrary to human values with reason: 103", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 456, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Democracy and political violence are incomplete if they do not feel safe. Whereas the reform movement aims to make all of us safe at home and more comfortable in the state's life. We all take responsibility for fighting terrorism that wants to feel safe;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 456, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Terrorism is a crime against humanity in the form of an organized movement. Currently, terrorism has a wide and global network that threatens national and international peace and security.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 456, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law enforcement in eradicating criminal acts of terrorism is carried out through formal steps, namely the operation of the criminal justice system (SPP). SPP is a system in society to overcome 104 Crime. 105 The purpose of this SPP is to:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 263, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Prevent people from becoming victims of crime;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 456, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Resolving crimes that occurred so that the public was satisfied that justice was served and the guilty were convicted; and", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 457, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Make sure that those who have committed crimes do not repeat their crimes. According to Joseph Goldstein, in realizing justice, there are 3 (three) types of law enforcement, namely: 106 Total Enforcement (namely: law enforcement is carried out under the law), Full Enforcement, and Actual Enforcement. In realizing justice, law enforcement, especially against acts of terrorism that threaten security, is of particular concern, involving various elements, including elements of the TNI. The involvement of the TNI in countering acts of terrorism, there are two points of view in tackling it, namely: 107 First, terrorism is a criminal act. This perspective places the PolicePolice and law enforcement agencies as leading agents in countering acts of terrorism. The TNI and other institutions' involvement is to assist the PolicePolice and other law enforcement institutions in combating acts of terrorism. Second, terrorism with a security approach that sees terrorists as a threat to national", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 130, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102 Muhammad Ali Zaidan, Op.cit .", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 455, "height": 19, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103 Randi Pradityo, “Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Faham Radikal,” Jurnal Walisongo, accessed February 10, 2021,", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 453, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.google.com/search?q=Randi+Pradityo%2C+Radikalisme+Islam+dan+Upaya+Deradikalisasi+Faham+Radikal% 2C+Jurnal+Walisongo&oq=Randi+Pradityo%2C+Radikalisme+Islam+dan+Upaya+Deradikalisasi+Faham+Radikal%2C+Jur nal+Walisongo&aqs=chrome..69i57.934j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 690, "width": 372, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104 Overcoming means efforts to control crime so that it falls within the limits of community tolerance.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 456, "height": 19, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105 Boy Mardjono Reksodiputro, Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana, Kumpulan Karangan, Buku Ketiga , Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengendalian Hukum (d/h. Lembaga Kriminologi Indonesia), 1994, pg. 84.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 456, "height": 19, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106 George F. Cole, Criminal Justice, Law, and Politic, Montreal, California , USA: Brooke/Cole Publishing Company, 1984, pg. 74.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 456, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "107 Eka Martiana Wulansari, Urgensi Keterlibatan Tentara Nasional Indonesia (TNI) Dalam Penanggulangan Aksi Terorisme , Prosiding Seminar Ilmiah Nasional: “MEmbangun Paradigma Kehidupan Melalui Multidisiplin Ilmu”, Pascasarjana Universitas Pamulang, Juli 2017, pg. 244-245.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 456, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "security. In this perspective, the state conducts an assessment of the security situation, which is the basis for deploying security instruments, including military forces, in countering acts of terrorism. Suppose the state determines that security situations have been threatened and takes political decisions to mobilize military force. In that case, terrorists are no longer seen as criminal acts, so that laws that view terrorism as a criminal act are no longer valid.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 457, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Therefore, for criminal acts of terrorism, law enforcement must be strictly enforced by upholding the rule of law's principles with a positive paradigm. Thus, the involvement of the TNI in handling acts of terrorism from a legal perspective is constitutional under the duties and functions of each institution that is given authority by the laws and regulations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 81, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 457, "height": 204, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The main task of the TNI is to maintain the Republic of Indonesia's integrity and uphold the country's sovereignty. Thus, the involvement of the TNI in the context of handling acts of terrorism is a synergy with government agencies or non-ministerial government agencies that are assigned tasks by laws and regulations, as has been done by the TNI in coordination with the PolicePolice in handling several acts of terrorism that have occurred. The TNI is very appropriate to be involved in handling acts of terrorism. The involvement of the TNI in overcoming acts of terrorism as it functions as a major component in the national defense system upholds state sovereignty, maintains the territorial integrity of the Republic of Indonesia, and protects the entire nation and all spilled Indonesian blood based on Pancasila and the 1945 Constitution. Thus, the involvement of the TNI in eradicating acts of terrorism, in the context of non-OMSP law enforcement operations, except in its development, acts of terrorism have threatened the existence of the Republic of Indonesia or extraordinary circumstances/conditions have occurred constitutionality to maintain the unity and integrity of the Republic of Indonesia. This is following the specific nature of the TNI ( lex specialis ) in carrying out its duties which require expertise.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 447, "width": 65, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bibliography", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 55, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Books", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 457, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aritonang, Jan S. , Sejarah perjumpaan Kristen dan Islam di Indonesia . Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 457, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bakti, Agus Surya, Deradikalisasi Nusantara, Perang Semesta Berbasis Kearifan Lokal, Melawan Radilisasi dan Terorisme , Jakarta: Daulat Press, 2016. Bjorgo, Tore, Root Causes of Terrorism: Myths, Reality, and Ways Forward , New York: Routledge, 2005.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 456, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cole, George F., Criminal Justice, Law and Politic, Montreal, California , USA: Brooke/Cole Publishing Company, 1984.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 457, "height": 67, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Golose, Petrus Reinhard, Deradikalisasi Terorisme. Humanus Soul Approach dan Menyentuh Akar Rumput , Jakarta: Yayasan Pengembangan Ilmu Kepolisian (YPKIK), 2010. Reksodiputro, Boy Mardjono, Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan Pidana, Kumpulan Karangan, Buku Ketiga , Jakarta: Pusat Pelayanan Keadilan dan Pengendalian Hukum (d/h. Lembaga Kriminologi Indonesia), 1994.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 457, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sari, Angga Putri Permata, “Akar Permasalahan Terorisme di Indonesia” Modernisasi,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 667, "width": 421, "height": 66, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Represi Politik, dan Tujuan Strategis Penggunaan Metode Teror Sebagai Faktor- faktor Struktural dan Agensial yang Berkonstribusi Pada Kemunculan Terorisme di Era Komando Jihad dan Kelompok Usroh , Program Studi Pascasarjana Kajian Terorisme dalam Keamanan Internasional Departemen Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 736, "width": 457, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif , Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1985.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 457, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sunggono, Bambang, Metodologi Penelitian Hukum , Jakarta, Raja Grafindo Persada, 1997. Yunanto, Sri, Angel Damayanti, Indah Novitasari, Ancaman dan Strategi Penanggulangan Terorisme di Dunia dan Indonesia , Institute For Peace and Security Studies (IPSS) bekerjasama dengan CV. Multi Inovasi Mandiri (MIM), Cetakan I: 2017.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 64, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Journal", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 456, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, Samsul. “Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Tindak Pidana Terorisme.”", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 181, "width": 433, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Panorama Hukum 5, no. 1 (June 5, 2020): 49–62.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 195, "width": 192, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.21067/jph.v5i1.4317.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 456, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aulia Rosa Nasution. “TERORISME SEBAGAI ‘EXTRAORDINARY CRIME’ DALAM", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 222, "width": 433, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERSPEKTIF HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA .” Jurnal Hukum Responsif. Accessed February 10, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 250, "width": 354, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/hukumresponsif/article/view/165.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 456, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jazuli, Ahmad. “STRATEGI PENCEGAHAN RADIKALISME DALAM RANGKA", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 278, "width": 433, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA TERORISME (Prevention Strategy of Radicalism in Order To Wipe Out The Terrorism Crime).” Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum . Vol. 10, February 13, 2017.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 319, "width": 286, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30641/KEBIJAKAN.2016.V10.197-209.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 457, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Junaid Jurusan Pendidikan Agama Islam DPK UIM Gazali UIN Alauddin Makassar Alamat,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 344, "width": 432, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamzah AL, and jipang raya. “PERGERAKAN KELOMPOK TERORISME DALAM PERSPEKTIF BARAT DAN ISLAM.” Sulesana: Jurnal Wawasan Keislaman . Vol. 8, December 1, 2013. https://doi.org/10.24252/.V8I2.1285.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 457, "height": 69, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moghaddam, Fathali M. “The Staircase to Terrorism a Psychological Exploration.” American Psychologist , February 2005. https://doi.org/10.1037/0003-066X.60.2.161. Muhtar, Zainal. “Eksistensi Densus 88: Analisis Evaluasi Dan Solusi Terkait Wacana Pembubaran Densus 88.” Supremasi Hukum: Jurnal Kajian Ilmu Hukum . Vol. 3, June 1, 2014. http://ejournal.uin-suka.ac.id/syariah/Supremasi/article/view/1953.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 457, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahardanto, Michael Seno. “MENGKAJI SEJUMLAH KEMUNGKINAN PENYEBAB TINDAK TERORISME: KAJIAN SOSIO-KLINIS.” EXPERIENTIA : Jurnal Psikologi Indonesia . Vol. 1, November 6, 2012. https://doi.org/10.33508/EXP.V1I1.54.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 457, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Randi Pradityo. “Radikalisme Islam Dan Upaya Deradikalisasi Faham Radikal.” Jurnal Walisongo. Accessed February 10, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 526, "width": 428, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.google.com/search?q=Randi+Pradityo%2C+Radikalisme+Islam+dan+Upay a+Deradikalisasi+Faham+Radikal%2C+Jurnal+Walisongo&oq=Randi+Pradityo%2C+R adikalisme+Islam+dan+Upaya+Deradikalisasi+Faham+Radikal%2C+Jurnal+Walisongo &aqs=chrome..69i57.934j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 457, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rokhmad, Abu. “RADIKALISME ISLAM DAN UPAYA DERADIKALISASI PAHAM RADIKAL.” Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan 20, no. 1 (May 30, 2012): 79. https://doi.org/10.21580/ws.20.1.185.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 456, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiawan, Muhammad Arif. “Kriminalisasi Terorisme Di Indonesia Dalam Era Globalisasi.” Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM 9, no. 21 (September 21, 2002): 67–86. https://doi.org/10.20885/iustum.vol9.iss21.art6.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 457, "height": 82, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widiatmaja, Aji, and Ulul Albab. “Indonesia Di Era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dan Joko Widodo: Kebijakan Luar Negeri Di Tengah Dinamika Lingkungan [Indonesia under Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) and Joko Widodo: Foreign Policy in the Middle of Regional Strategic Environment Dynamics].” Jurnal Politica Dinamika Masalah Politik Dalam Negeri Dan Hubungan Internasional 10, no. 1 (May 31, 2019): 77–93. https://doi.org/10.22212/jp.v10i1.1313.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 456, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yunus, A Faiz. “Radikalisme, Liberalisme Dan Terorisme: Pengaruhnya Terhadap Agama", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutionale", "type": "Page header" }, { "left": 477, "top": 38, "width": 81, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN 2723-2492", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 151, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Issue 1, January-June 2021", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 49, "width": 77, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN 2745-9322", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 72, "width": 433, "height": 27, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Islam.” Jurnal Online Studi Al-Qur An 13, no. 1 (January 1, 2017): 76–94. https://doi.org/10.21009/jsq.013.1.06.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 163, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Law and Other Regulations", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 456, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Government Regulation in Lieu of Law Number 1 of 2002 concerning the Eradication of Criminal Acts of", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 456, "height": 80, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terrorism (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2002 Number 106) Presidential Regulation Number 46 of 2010 concerning the National Counterterrorism Agency, which was later amended by Presidential Regulation Number 12 of 2012 concerning Amendments to Presidential Regulation Number 46 of 2010 concerning the National Counterterrorism Agency (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2012 Number 30).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 415, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Constitutional Court Decision Number 55 / PUU-XVI / 2018, dated 30 October 2018. 1945 Constitution of the Republic of Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 456, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 15 of 2003 concerning Stipulation of Government Regulation in Lieu of Law Number 1 of 2002 concerning the Eradication of Criminal Acts of Terrorism Into Law (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2003 Number 45, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4284).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 457, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 2 of 2002 concerning the State Police of the Republic of Indonesia, State Gazette of the Republic of Indonesia of 2002 Number 2, Supplement to the Republic of Indonesia Number 4168.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 456, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 34 of 2004 concerning the Indonesian National Army (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2004 Number 127, Supplement to the State Gazette of the Republic of Indonesia Number 4439).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 456, "height": 66, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Law Number 5 of 2018 concerning Amendments to Law Number 15 of 2003 concerning Stipulation of Government Regulations in Lieu of Law Number 1 of 2002 concerning the Eradication of Criminal Acts of Terrorism Into Law (State Gazette of the Republic of Indonesia of 2018 Number 92, Supplement to the State Gazette Republic of Indonesia Number 6216.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 488, "width": 63, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Internet", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 457, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hertanto, L. , Abu Dujana anggap polisi toghut , http://news.detik.com/read/2007/06/23/173328/797030/10/abu-dujana-anggap- polisi-toghut , 2007, diunduh 24 Oktober 2020 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 457, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kahneman , D. , Maps of bounded rationality: A perspective on intuitive judgment and choice . Diunduh", "type": "Text" }, { "left": 520, "top": 557, "width": 22, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 571, "width": 381, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://www.nobelprize.org/nobel_prizes/economics/laureates/2002/kahnemann- lecture.pdf , 2002, diunduh 24 Oktober 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 457, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nelson, J.-Pallmayer, Is religion killing us? , (Terjemahan: Hatib Rachmawan, Bobby Setiawan), Yogyakarta: Pustaka Kahfi, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 457, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tajfel, H., J. Turner, An integrative theory of intergroup conflict , http://dtserv2. compsy.uni- jena.de/ss2009/sozpsy_uj/86956663/content.nsf/Pages/58BD3B477ED06679C12 5759B003B9C0F/$FILE/Tajfel%20Turner%201979.pdf , 1979, diunduh 24 Oktober 2020.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 117, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian National Army…", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 38, "width": 62, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilma Silalahi", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 14, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "56", "type": "Page footer" } ]
e89c3d28-e5e1-494f-5ec1-df2af7344fa2
http://journal.uny.ac.id/index.php/diksi/article/download/7021/6052
[]
57aeae41-8e3c-4dd4-8a80-dd6cae660f7b
https://journal.yrpipku.com/index.php/ceej/article/download/136/89
[ { "left": 72, "top": 36, "width": 270, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Community Engagement & Emergence Journal", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 51, "width": 137, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 2 Nomor 1 Tahun 2021 Halaman : 44-57", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 176, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://journal.yrpipku.com/index.php/ceej", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 719, "width": 458, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Copyright © 2019 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a a Creative Commons Attribution- NonCommercial 4.0 International license.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 86, "width": 457, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Workshop Pembuatan E-book Sebagai Bahan Ajar Elektronik Interaktif Untuk Guru Indonesia Secara Online di Tengah Covid 19", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 135, "width": 336, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenri Ambarita* a , Hendra Helwaun b , Lauraincia Van Houten c", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 150, "width": 207, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Institut Agama Kristen Negeri Ambon a,b,c [email protected]*", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 191, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 202, "width": 470, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The presence of the corona virus has changed the tradition of face-to-face learning to distance learning, this home learning culture demands teacher creativity in designing learning, electronic-based teaching materials to support distance learning. This workshop activity aims to increase teacher creativity in making electronic teaching materials to support learning in the midst of covid 19. This workshop is carried out using training and mentoring methods for Indonesian teachers through Live Streaming Youtube and video coneverencing with Zoom. The workshop participants are joined in a telegram application group to facilitate communication and assistance between the activity instructor and the workshop participants. The activity of making teaching materials based on interactive electronic books was attended by 138 teachers from various regions with details of 41 SD, 50 SMP and 47 SMA / K. The activity was carried out 1 live streaming and 3 days of mentoring through a telegram group that had been prepared in advance. After the implementation of the activity, it was found that there was a significant increase in understanding and skills in making electronic teaching materials. Before the workshop, there were only 2 people who really understood how to make electronic books, but after the activity the participants who really understood it increased to 50 people. Thus there was an increase of 48 people who really understood after the activity. Before the activity, only 3 people who understood making electronic books, but after the activity it increased to 82 people, and 30 people who previously did not really understand became 0 after the activity. Thus, educators must always develop their understanding and skills in designing interesting learning, one of which is electronic teaching materials.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 195, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: covid-19, e-book, online, workshop", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 425, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 470, "height": 223, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehadiran virus korona telah merubah tradisi belajar dari tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh, budaya belajar dari rumah ini menuntut kreatifitas guru dalam mendesain pembelajaran, bahan ajar berbasis elektronik untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Kegiatan workshop ini bertujuan untuk meningkatkan kreatifitas guru dalam membuat bahan ajar elektronik untuk mendukung pembelajaran di tengah covid 19. Kegiatan Workshop ini dilaksanakan dengan metode pelatihan dan pendampingan terhadap guru-guru Indonesia melalui Live Streaming Youtube dan video coneverencing dengan Zoom. Para peserta workshop tergabung dalam satu grup aplikasi telegram untuk memudahkan komunikasi dan pendampingan antara instruktur kegiatan dengan para peserta workshop. Kegiatan pembuatan bahan ajar berbasis buku elektronik interaktif ini, diikuti oleh 138 guru dari berbagai daerah dengan rincian SD sebanyak 41 orang, SMP sebanyak 50 orang dan SMA/K sebanyak 47 orang. Kegiatan dilaksanakan 1 kali live streaming dan 3 hari pendampingan melalui grup telegram yang sudah disiapkan sebelumnya. Setelah pelaksanaan kegiatan, ditemukan adanya peningkatan pemahaman dan keterampilan yang signifikan dalam pembuatan bahan ajar elektronik. Sebelum kegiatan workshop hanya ada 2 orang yang sudah sangat paham dalam membuat buku elektronik, namun setelah kegiatan peserta yang sangat paham bertambah menjadi 50 orang. Dengan demikian terjadi peningkatan sebanyak 48 orang yang sangat paham setelah kegiatan. Sebelum kegiatan hanya 3 orang yang paham membuat buku elektronik, namun setelah kegiatan mengalami peningkatan menjadi 82 orang, dan 30 orang yang sebelumnya sangat tidak paham menjadi 0 setelah kegiatan. Dengan demikian para pendidik harus selalu mengembangkan pemahaman dan keterampilannya dalam merancang pembelajaran yang menarik salah satunya adalah bahan ajar elektronik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 208, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : covid-19, e-book, online, workshop", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 91, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 471, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Virus korona yang secara tiba-tiba muncul di tahun 2019 menjadi musuh dunia, sebagian besar Negara di dunia turut merasakan dampak dari keganasan virus yang berawal di kota Wuhan ini tidak terkecuali dengan Negara Indonesia. Banyaknya korban yang meninggal akibat keganasan virus korona di Indonesia memaksa pemerintah untuk mengambil kebijakan untuk menyikapi penyebaran virus yang begitu cepat. Semakin bertambahnya warga Indonesia yang terinfeksi virus korona, maka pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo menetapkan virus korona sebagai bencana nasional non alam (Kepres Nomor 12, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 225, "width": 471, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jaga jarak (social distancing) menjadi langkah awal yang diterapkan untuk seluruh warga Indonesia bahkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan untuk berbagai daerah di Indonesia. Penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar merujuk pada Undang-undang yang menyangkut tentang kekarantinan kesehatan (Undang-undang RI nomor 6, 2018) yang dikuatkan oleh peraturan yang dikeluarkan setelah kehadiran viru korona (Peraturan Pemerintah Nomor 21, 2020) untuk pelaksanaan PSBB.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 471, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kehadiran wabah ini seolah mempercepat penerapan era industry 4.0, aktifitas kehidupan masyarakat mau tidak mau, siap atau tidak siap harus beradaptasi dengan penggunaan teknologi yang ada. Hampir semua sektor menjadi terdampak sejak kehadiran wabah ini, tidak terkecuali dengan sektor pendidikan. Untuk mencegah penyebaran virus corona pemerintah juga mengambil kebijakan untuk mengatur pembelajaran di masa covid- 19 melalui kementerian pendidikan (Kemendikbud Republik Indonesia, 2019) dan untuk memastikan hak belajar anak terpenuhi dan menjamin kesehatan anak di masa covid peraturan ini semakin dikuatkan lagi dengan peraturan meneteri sebagaimana tertuang dalam (Indonesia, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 436, "width": 471, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran jarak jauh menjadi solusi alternative untuk mencegah penyebaran virus corona, pendidikan dari tingkat anak usia dini hingga tingkat perguruan tinggi banyak yang memilih pembelajaran online dengan memanfaatkan berbagai perangkat elektronik seperti computer, laptop atau android. Perngkat android sesungguhnya sangat efektif untuk dimanfaatkan dalam pembelajaran jarak jauh sebagaimana dikatakan oleh Korucu dalam penelitiannya (Korucu & Alkan, 2011). Namun, untuk daerah yang tidak mendukung untuk melaksanakan pembelajaran online, maka pembelajaran tatap muka masih tetap dilaksanakan dengan kunjungan ke rumah-rumah atau dengan cara mengumpulkan beberapa di satu tempat tertentu dengan memeperhatikan protocol kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 562, "width": 471, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Transformasi budaya belajar yang disebabkan oleh krisis Covid 19 ini seakan berjalan trial dan eror karena ketidaksiapan semua elemen pendidikan dan penuh ketidakpastian. Sebelum pandemi Covid 19, proses pembelajaran di sekolah dianggap sebagai alat kebijakan publik terbaik sebagai peningkatan pengetahuan dan skill. Banyak siswa yang menganggap bahwa sekolah adalah kegiatan yang menyenangkan karena dapat berinteraksi antara satu sama lain. Sekolah di nilai dapat meningkatkan keterampilan sosial dan kesadaran kelas sosial siswa. Sekolah secara keseluruhan adalah media interaksi antar siswa dan guru untuk meningkatkan kemampuan intelegensi, skill, dan rasa kasih sayang diantara mereka (Syah Ali, 2020:396). Akan tetapi peralihan budaya belajar di sekolah secara tatap muka yang beralih menjadi belajar di rumah secara daring di masa pandemi Covid 19, menimbulkan kejutan budaya bagi guru, orang tua dan siswa yang tidak familiar dengan sistem", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 471, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pembelajaran model baru tersebut sehingga menimbulkan banyak permasalahan (Surya Ramadhana, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 471, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran jarak jauh di masa covid menuntut guru, peserta didik dan orang tua harus melek dengan teknologi, harus mampu memanfaatkan segala kecanggihan teknologi untuk bisa mendungkung pembelajaran yang optimal dimasa covid. Pembelajaran dari rumah menjadi budaya belajar baru bagi peserta didik, dan mengajar dari rumah menjadi budaya baru bagi para pendidik. Guru sebagai ujung tombak pendidikan kita dituntut harus kreatif dalam merancang pembelajaran agar lebih menarik, sehingga para peserta didik tidak merasa jenuh dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 471, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Survey yang dilaksanakan oleh Kemendikbud bekerjasama dengan UNICEF melalui SMS gratis menemukan bahwa masih banyak tenaga pendidik yang hanya memberikan penugasan kepada peserta didik tanpa adanya interaksi dengan peserta didik (Kasih, 2020). Hal ini sangat dikhawatirkan akan pencapaian hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik, karena mereka cenderung cepat merasa bosan ketika harus mengerjakan banyak tugas tanpa pemahaman yang benar karena tidak adanya penjelasan dari guru terlebih dahulu sebagaimana di katakana oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbang dan Perbukuan) Totok Suprayitno (Kasih, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 471, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penugasan menjadi pilihan banyak guru di masa covid, keterbatasan akan pemahaman dalam memanfaarkan ITC untuk mendukung pembelajaran menjadi kendala utama bagi banyak guru. Sedangkan siswa yang dibebani banyak tugasa tanpa pemahaman yang benar, membuat siswa merasa jenuh dan cepat bosan dalam belajar tanpa pengawasan guru secara langsung. Bermodalkan buku bacaan yang seadanya menjadi sumber belajar yang dimanfaatkan oleh peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. Pembelajaran dari rumah menuntut guru untuk lebih kreatif dalam merancang bahkan mengembangkan pembelajaran, mengembangkan media pembelajran atau bahan ajar yang bisa dimanfaatkan oleh peserta didik secara mandiri saat belajar dari rumah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 471, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengembangan merupakan pertumbuhan, perubahan secara perlahan dan bertahap. Seels dan Richey mengatakan bahwa pengembangan merupakan proses menerjemahkan atau menjabarkan spesifikasi rancangan ke dalam bentuk fisik atau untuk menghasilkan bahan-bahan pembelajaran (Setyosari, 2016). Pengembangan memberika petunjuk yang jelas bagi peserta didik, menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan, menghubungkan pembelajar dan pelajar, dan dapat digunakan secara mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 471, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam pembelajaran di tengah covid-19 peran teknologi sangatlah dibutuhkan, sebagaimana dikatakan oleh (Khotimah et al., 2019) Teknologi Pendidikan didesain untuk menjadi solusi dari permasalahan pendidikan, sehingga mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Demikian halnya temuan penelitian yang dilakukan oleh (F. Aulia, 2014; Marfuah et al., 2016; Nurudin, 2017) mengatakan bahwa media pembelajaran interaktif mampu meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik. Dan juga (Nurudin, 2017) mengatakan bahwa media interaktif berbasis budaya dan karakter sangat efektif digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan temuan penelitian terdahulu (Lubis & Azizan, 2018; Syahbrudin, 2018) mengatakan bahwa media pembelajaran interaktif berperan untuk meningkatkan niai-nilai karakter bagi peserta didik. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan pengembangan bahan ajar dengan memanfaatkan teknologi dalam mendukung pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 471, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inovasi bahan ajar telah banyak dilakukan sesuai dengan materi pembelajaran di setiap jenjang pendidikan. Menurut Guidelines dalam (Prastowo, 2015) mengatakan bahwa Bahan ajar interaktif merupakan perpaduan dari berbagai media yang dimanipulasi oleh", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 471, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penggunanya. Sedangkan Menurut (Wijayanti & Zulaeha, 2015) bahan ajar interaktif sangat menarik dan memberikan kemudahan bagi yang menggunakannya karena dilengkapi dengan petunjuk, materi, permainan bahkan sampai evaluasi yang dikemas dengan interaktif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 471, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru harus mampu menggunakan bahkan mengembangkan bahan ajar sesuai dengan kekususan dari mata pelajaran, kemampuan peserta didik dan juga harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran.. Menurut (Herawan & Utami, 2019) bahan ajar itu memuat pengetahuan, keterampilan bahkan mencakup sikap yang harus dipahami peserta didik untuk mencapai standard kompetensi yang sudah ditentukan. Oleh karena itu, menurut Majid dalam (Zebua, 2015) mengatakan bahwa buku ajar harus mencakup minimal enam komponen penting, yaitu : petunjuk penggunaan, kompetensi capaian, informasi pendukung, latihan, lembar kerja dan evaluasi. Dengan menggunakan bahan ajar dengan komponen yang interaktif diharapkan mampu mencapai tujuan yang telah ditargetkan dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 471, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agar terciptanya pembelajaran yang baik dan menarik, tentunya seorang guru harus terus belajar dan meingkatkan kreatifitasnya dalam mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga peserta didik semakin termotivasi untuk mengikuti pembelajaran (Rusli et al., 2017). Melalui kegiatan Workshop Pembuatan E-book Sebagai Bahan Ajar Elektronik Interaktif Untuk Guru-guru Di Indonesia Secara Virtual Di Tengah Covid-19 diharapkan mampu menjawab kebutuhan guru membuat atau mengembangkan bahan ajar e-book interaktif agar pembelajaran lebih menarik untuk menjawab kebutuhan pembelajaran kita di tengah pandemi Covid-19 dan tuntutan industri 4.0.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 59, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 471, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan Workshop ini dilaksanakan dengan metode pelatihan dan pendampingan terhadap guru-guru Indonesia melalui Live Streaming Youtube dan video coneverencing dengan Zoom. Para peserta workshop tergabung dalam satu grup aplikasi telegram untuk memudahkan komunikasi dan pendampingan antara instruktur kegiatan dengan para peserta workshop. Kegiatan pembuatan bahan ajar berbasis buku elektronik interaktif ini, diikuti oleh 138 guru dari berbagai daerah dengan rincian SD sebanyak 41 orang, SMP sebanyak 50 orang dan SMA/K sebanyak 47 orang. Pembuatan bahan ajar berbasis buku elektronik interaktif dilatih dan didampingi oleh dosen yang memiliki kemampuan dan keterampilan di bidangnya masing-masing. Kegiatan dilaksanakan 1 kali live streaming dan 3 hari pendampingan melalui grup telegram yang sudah disiapkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 471, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rancangan kegiatan Workshop untuk guru Indonesia dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 471, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Rancangan kegiatan Workshop Pembutatan bahan ajar e-book interaktif Pada gambar 1 sangat jelas bahwa yang menjadi sasaran kegiatan Workshop ini adalah guru guru yang bisa dijangkau dan yang memiliki kerinduan untuk meningkatkan kratifitasnya dalam membuat bahan ajar interaktif berbasis e-book. Adapun output yang diharapkan dari kegiatan ini adalah adanya bank bahan ajar e-book yang bisa di share secara online ke seluruh Indonesia, dengan demikian bisa diakses oleh guru-guru yang membutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 145, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 523, "width": 50, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1. Hasil", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 471, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan workshop ini telah dilaksanakan pada tanggal 17-20 Juli 2020, melalui channel youtube : https://bit.ly/3hRPf00 dan pendampingan melalui grup telegram . Kegiatan ini berjalan dengan baik dan sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya. Kegiatan ini diikuti oleh guru Indonesia dari tingkat Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas/Kejuruan dan berasal dari berbagai wilayah Indonesia. Para peserta mengikuti kegiatan dengan sangat serius dan menunjukkan antusias yang tinggi. Hal tersebut tampak dari pertanyaan-pertanyaan atau diskusi yang sangat aktif di grup telegram bahkan bertanya secara langsung melalui sambungan telepon selular. Keseriusan para peserta juga tampak dari produk yang dihasilkan oleh para peserta berupa bahan ajar buku elektronik interaktif yang bisa diakses secara online. Dan hasil karya ini menjadi media pembelajaran yang bisa dipergunakan secara luas bagi setiap orang yan membutuhkannya.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 104, "width": 26, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INPUT", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 130, "width": 59, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Guru SD,SMP,SMA/", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 104, "width": 428, "height": 213, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "K yang mau ikut dan bergabung dalam satu grup telegram yang difasilitasi oleh Pusat Studi Pendidikan Lintas Agama IAKN Ambon MITRA Workshop Pembuatan Bahasn Ajar E-book interaktif PELATIHAN - Membuat bahan jar e- book interaktif PENDAMPINGAN - Membuat bahan jar e- book interaktif melalui grup telegram berbasis vide dengan PPT - Bahan ajar versi ebook interaktif PROSES HASIL", "type": "Table" }, { "left": 260, "top": 329, "width": 162, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI AMBON Melalui Pusat Studi Lintas Agama LP2M IAKN AMBON bekerjasama dengan Prodi PAK FIPK IAKN Ambon", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 89, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2. Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 471, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari pemaparan hasil kegiatan workshop, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan workshop ini telah dilaksasnakn sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun sebelumnya. Hal ini terbukti dari data yang diperoleh oleh setiap peserta yang didokumentasikan pada setiap foto kegiatan. Kegiatan ini dilaksanakan selama empat hari yang dibagi dalam 2 model kegiatan, yaitu live youtube dan pendampingan di grup telegram. Sebelum memulai kegiatan, panitia menyebarkan kusioner untuk melihat bagaimana kondisi kemampuan peserta workshop dalam membuat buku elektronik sebelum kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 471, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil surveri, penulis menemukan bahwa dari 138 peserta yang mendaftar, ada sebanyak 30 orang yang mengatakan sangat tidak paham, 83 orang peserta mengatakan tidak paham, 23 orang mengatakan paham dan hanya 2 orang yang mengatakan sangat paham sebagaimana ditunjukkan pada gambar 2 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 414, "width": 420, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Kondisi pemahaman peserta dalam membuat buku elektronik sebelum mengikuti workshop", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 471, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini penulis uraikan setiap sesi kegiatan workshop yang telah dilaksanakan pada bulan Juli 2020.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 499, "width": 103, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2.1. Sesi pertama", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 471, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan pelatihan pembuatan buku ajar berbasis elektronik ini di awali dengan pembukaan kegiatan yang dilaksanakan pada 17 Juli 2020, pukul 13.00 WIB, 14.00WITA dan 15.00WIT, panitia memasang flyer di tampilan akun youtube livestreaming yang menandakan bahwa ada kegiatan workshop yang sedang dilaksanakan secara live.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Section header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 471, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Flyer Kegiatan Membuat materi/bahan ajar berbasis buku elektronik interaktif Dan semua video kegiatan tersimpan pada youtube https://youtu.be/o-XklMNZ6EQ sehingga para peserta bisa memutar kembali ketika para peserta merasa kebingungan dalam mengerjakan tugas yang sudah diberikan oleh para instruktur pelatihan atau para panitia kegiatan Workshop.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 574, "width": 471, "height": 127, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Peserta dan pemateri yang mengikuti kegiatan workshop Pada kegiatan yang pertama atau pembukaan workshop diawali dengan pembukaan atau sambutan dari pimpinan Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen IAKN Ambon oleh ibu Dr. A Siahaya, M.Th. Dalam sambutannya, beliau menghimbau kepada seluruh peserta agar mengikuti dengan baik dan serius, karena kegiatan ini sangat bermanfaat untuk meningkatkan kreatifitas para guru dalam mengajar secara daring. Dan pimpinan FIPK IAKN Ambon juga mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa kegiatan ini tidak dipungut biaya dari peserta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 91, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2.2. Sesi kedua", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 471, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah kegiatan kegiatan pembukaan workshop, maka kegiatan selanjutnya adalah pembuatan bahan ajar berbasis buku elektronik interaktif. Kegiatan kedua ini dipandu langsung oleh Jenri Ambarita,M.Pd,K dari Prodi Pendidikan Agama Kristen FIPK IAKN Ambon. Adapun tema kegiatan kedua ini adalah Pembuatan bahan ajar/materi ajar berbasis buku elektronik (e-book) dengan menggunakan flippbookpdf.net. Buku ajar interaktif ini akan lebih menarik, karena dilengkapi dengan animasi-animasi seperti gambar, suara, yang bisa membuat lebih menarik. Animasi adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan. Animasi sangatlah menarik dan memiliki keunggulan dari media yang lain seperti gambar statis atau teks, animasi mampu menggambarkan perubahan keadaan untuk setiap waktu sebagaimana yang dikatakan (Utami, 2011). Oleh karena itu, guru hendaknya mampu membuat pembelajaran lebih menarik melalui media pembelajaran berupa bahan ajar elektronik yang lebih variatif. Kegiatan pelatihan dan pendampingan pembuatan media- media pembelajaran telah banyak dilaksanakan, dan sangat berdampak kepada guru Indonesia secara luas. Salah satu kegiatan pelatihan yang telah dilakukan oleh (Kuriniawan et al., 2017) mengatakan bahwa melalui kegiatan yang dilaksanakan guru menjadi terampil dalam membuat dan mengembangkan media animasi yang bisa digunakan untuk mendukung proses belajar-mengajar yang lebih menarik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 471, "height": 169, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Pembuatan bahan ajar elektonik (e-book) dengan Flippbookpdf.net Kegiatan live streaming melalui channel youtube : https://bit.ly/3hRPf00 dan via Zoom pada tanggal 17 Juli 2020 pukul 13.00 WIB. Setelah kegiatan live pada tanggal 17 juli dilanjutkan penugasan dan pendampingan melalui grup telegram sampai tanggal 18,19 dan 20 Juli 2020. Semua tugas peserta berupa buku Elektronik harus mengirimkan link tugas kepada panitia dan boleh mengupload di media social masing-masing. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Yusri et al., 2018) mengatakan bahwa pemanfaatan media social, seperti facebook, youtube dan lainnya mampu meningkatkan motivasi peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, panitia sepakat untuk setiap peserta mengupload tugas ke dalam youtube. Tugas peserta akan dinilai oleh panitia dan nara sumber pelaksana kegiatan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 471, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapaun langkah-langkah dalam pembuatan bahan ajar berbasis buku elektronik interaktif adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 101, "width": 309, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Mempersiapkan bahan ajar atau materi ajar dalam word", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 471, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seluruh peserta wokshop harus membuat materi ajar dalam format word merujuk pada RPP yang sudah dimiliki oleh para peserta. Dan dalam latihan ini, peserta diminta untuk menyelesaikan materi pembelajaran untuk satu pertemuan sebagai bahan praktek.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 157, "width": 333, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Mendesain backround bahan ajar di word agar lebih menarik", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 471, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah peserta menyelesaikan materi di dalam format Microsoft word, maka peserta di arahkan untuk memasukkan gambar yang menarik dan relevan dengan tema materi untuk dijadikan sebagai latar belakang atau backround dari materi. Hal ini bertujuan agar tampilan bahan ajar menjadi lebih menarik untuk dibaca oleh para peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 227, "width": 262, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Mengkonversi bahan ajar ke dalam bentuk PDF", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 241, "width": 471, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah ketiga adalah mengkonversi materi yang sudah diketik dan didesain dalam format word ke dalam bentuk pdf. Dalam tahap in para peserta mengalami sedikit perbedaaan. Microsoft word 2007 tidak bisa secara langsung menyimpan ke dalam format PDF, sedangkan word 2010 sudah langsung bisa menyimpan ke dalam format pdf. Dengan demikian, peserta bisa engkonversi word secara online ke dalam bentuk pdf.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 312, "width": 442, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Mengkonversi bahan ajar format PDF ke versi E-book secara online dengan menggunakan Flippbookpdf.net", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 471, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap terakhir adalah mengkonversi bahan ajar dalam bentuk pdf menjadi buku elektronik (e-book) secara online dengan mamanfaatkan web flippbookpdf.net. Setelah e- book selesai, maka peserta akan mengirimkan link kepada panitia untuk selanjutnya diperiksa dan dinilai oleh panitia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 471, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini beberapa contoh hasil karya para peserta dalam pembuatan buku elektronik dalam kegiatan workshop.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 702, "width": 18, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(a)", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 299, "top": 337, "width": 18, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(b)", "type": "Picture" }, { "left": 299, "top": 629, "width": 17, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(c)", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 657, "width": 464, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Hasil Karya peserta dalam pembuatan bahan ajar elektronik (a) Salah satu hasil karya guru SD, (b) Salah satu hasil karya guru SMP,, (c) Salah satu hasil karya guru SMA,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 471, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah kegiatan berakhir, para peserta mengumpulkan link tugas yang bisa diakses secara online. dan gambar (a),(b),(c) sebagaimana dimuat di atas menunjukkan bahwa para peserta telah mampu membuat bahan ajar elektronik. Namun demikian, panitia tetap melaksanakan survey pemahaman guru dalam membuat buku elektroni setelah mengikuti kegiatan workshop. Dari survey yang dilakukan, maka panitia menemukan bahwa dari 138 orang peserta yang terlibat dalam kegiatan, sebanyak 50 orang yang mengatakan sangat paham, 82 orang paham dan 6 orang yang mengataan tidak paham.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 471, "height": 169, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7. Kondisi peserta workshop setelah mengikuti kegiatan Teknologi sangat berperan penting dalam pembelajaran jarak jauh yang sedang dilaksanakan saat ini. Para pendidik dituntut untuk selalu kreastif dalam merancang pembelajaran gar peserta didik semakin termotivasi dan harus sesuai dengan kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penggunaan perangkat pembelajaran yang dirancang sesuai dengan kondisi peserta didik akan semakin praktis dalam menagajar. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh (Suana et al., 2018) yang menyatakan bahwa perangkat pembelajaran yang telah dirancang dengan praktis akan memudahkan para guru dalam mengelola kelas dengan baik. Dengan demikian, kegiatan pembuatan bahan ajar dalam bentuk buku elektronik bisa bermanfaat bagi guru-guru yang membutuhkannya karena bisa diakses secara online sebagaimana dikatakan oleh (Faruq et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 471, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini perbandingan kondisi peserta workshop sebelum dan seudah mengikuti kegiatan, sebagaimana ditunjukkan dalam table 1 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 569, "width": 425, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Pemahaman peserta sebelum dan setelah workshop Pemahaman peserta Sebelum workshop Kondisi setelah workshop Sangat paham 2 50 Paham 23 82 Tidak Paham 83 6 Sangat tidak paham 30 0", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 73, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 471, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari kegiatan workshop yang telah dilaksanakan, maka penulis menemukan beberapa kesimpulan berupa kelebihan dan kekurangan kegiatan tersebut, adapun kelebihan yang penulis simpulkan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 73, "width": 435, "height": 126, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pemahaman dan pengetahuan guru untuk memanfaatkan teknologi dalam merancang media atau bahan ajar semakin meningkat. Ini boleh kita lihat dari table 1 bahwa, sebelum kegiatan ada 2 orang yang sudah sangat paham dalam membuat buku elektronik, namun setelah kegiatan peserta yang sangat paham bertambah menjadi 50 orang. Dengan demikian terjadi peningkatan sebanyak 48 orang yang sangat paham setelah kegiatan. Sebelum kegiatan hanya 3 orang yang paham membuat buku elektronik, namun setelah kegiatan mengalami peningkatan menjadi 82 orang, dan 30 orang yang sebelumnya sangat tidak paham menjadi 0 setelah kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 199, "width": 435, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Dengan pengumpulan tugas tepat waktu, dan kreatifitas hasil karya peserta yang dikumpulkan menunjukkan bahwa guru semakin terampil dalam membuat, mendesain bahan ajar elektronik yang bisa digunakan secara online.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 241, "width": 435, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Melalui kegiatan workshop para peserta semakin termotivasi dalam mengembangkan bahan ajar pembelajaran yang inovatif untuk menjawab kebutuhan generasi milenial saat ini.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 284, "width": 435, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Kegiatan Workshop secara online melalui livestreaming youtube sangatlah efektif, sehingga peserta yang tidak bisa mengikuti saat live atau peserta yang kurang paham bisa memutar kembali rekaman video yang tersedia di channel youtube panitia.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 340, "width": 435, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Kegiatan workshop secara online sangatlah ekonomis karena biaya yang dikeluarkan tidak besar bahkan bisa dikatakan tidak ada biaya.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 368, "width": 435, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Kegiatan workshop online ini bisa menjangkau guru seluruh wilayah Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk datang ke tempat kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 471, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari setiap kegiatan memiliki kelebihan dan kekurangan, di atas telah penulis paparkan kelebihan dari kegiatan workshop yang telah dilaksanakan, namun yang menjadi kelemahan dalam kegiatan ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 438, "width": 435, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Guru yang berada di wilayah dengan akses internet yang kurang mendukung tidak bisa mengikuti kegiatan workshop secara maksimal.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 466, "width": 435, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Instruktur tidak bisa mendampingi peserta worksop secara tatap muka, sehingga ketika peserta menghadapi kendala dalam pembuatan media hanya bisa didampingi melalui grup telegram atau video call.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 471, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil dari kegiatan workshop ini, maka penulis menyarankan beberapa hal yaitu 1) Bagi para guru agar senantiasa mengembangkan bahan ajar yang kreatif untuk digunakan dalam proses belajar mengajar; 2) Bagi tim pelaksana hendaknya kegiatan serupa boleh dilaksanakan kembali dengan media yang up to date dan bervariasi dalam cakupan yang lebih luas; 3) Kegiatan workshop secara online menjadi salah satu solusi yang sangat layak untuk dipertimbangkan sebagai kebijakan dalam pelaksanaan berbagai kegiatan karena sangat efektif dan ekonomis; 4) Livestreaming melalui youtube sangat efektif, karena peserta yang tida bias mengikuti diwaktu yang bersamaan tetap bias memutar ulang video kegiatan; 5) Lembaga pendidikan atau lembaga yang lain hendaknya mejadikan workshop online menjadi salah satu alternative kegiatan di masa depan sehingga menghemat biaya pengeluaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 141, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 471, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Kristen. Institut Agama Kristen Negeri Ambon yang telah mendukung terlaksananya kegiatan workshop ini. Demikian halnya dengan para nara sumber yang sudah rela berbagi materi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 471, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "selama kegiatan workshop berlangsung an tidak terkecuali juga kepada seluruh guru PAK Indonesia yang menjadi mitra dalam pelaksanaan kegiatan ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 103, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 471, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Aulia. (2014). Pengembangan Media Pembelajarn Interaktif Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Chemistry in Education , 3 (2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 471, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faruq, F., Dafik, & Suharto. (2017). Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif Online Pokok Bahasan Barisan Aritmetika Berbantuan Microsoft Visual Basic Fathulloh . Herawan, E. H., & Utami, K. N. (2019). Pengaruh Model Pembelajaran Assurance, Relevance, Interest, Assessment and Satisfaction (Arias) Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips . 6 , 1–8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 471, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia, M. P. dan K. R. (2020). Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2o2o Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Co Ro Naviru S D/Sease (COVID- 1 9) . 300.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 471, "height": 127, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kasih, A. P. (2020). Survei UNICEF: 66 Persen Siswa Mengaku Tak Nyaman Belajar di Rumah. Kompas.Com . https://edukasi.kompas.com/read/2020/06/24/090832371/survei- unicef-66-persen-siswa-mengaku-tak-nyaman-belajar-di-rumah Kemendikbud Republik Indonesia. (2019). Surat Edaran Nomor 14 2019 . 2. Kepres Nomor 12. (2020). Bencana Nonalam Penyebaran Corona Virus Disease 2019 Sebagai Bencana Nasional. Fundamental of Nursing , 01 , 18=30. Khotimah, H., Astuti, E. Y., & Apriani, D. (2019). Pendidikan Berbasis Teknologi: Permasalahan Dan Tantangan. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pgri Palembang , 357–368.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 472, "height": 113, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Korucu, A. T., & Alkan, A. (2011). Differences between m-learning (mobile learning) and e- learning, basic terminology and usage of m-learning in education. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 15 , 1925–1930. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2011.04.029 Kuriniawan, Andriani, R., & Kasriyati, D. (2017). Pengembangan Media Animasi untuk Pembelajaran Bahasa Inggris Sekecamatan Rumbai Kota Pekanbaru . Lubis, M. A., & Azizan, N. (2018). Peran Media Komik Dalam Membentuk Karakter Dan Kecerdasan Interpersonal Siswa Sekolah Dasar. Osf.Io , 53 (9), 1689–1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 471, "height": 112, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Marfuah, S., Zulkardi, Z., & Aisyah, N. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Menggunakan Powerpoint Disertai Visual Basic for Application Materi Jarak Pada Bangun Ruang Kelas X. Jurnal Gantang , 1 (1), 45–53. https://doi.org/10.31629/jg.v1i1.5 Nurudin. (2017). Pengembangan Media Interaktif Pembelajaran [UNIVERSITAS LAMPUNG]. http://digilib.unila.ac.id/26611/2/TESIS TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf Peraturan Pemerintah Nomor 21. (2020). Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Coronavirus Disease 2019/COVID-19 . 2019 (022868), 8.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 471, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prastowo, A. (2015). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovativ. DIVA Pers . Rusli, M., Hermawan, D., & Supuwiningsih, N. N. (2017). Multimedia Pembelajaran yang Inovatif . Setyosari, P. (2016). Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan . PT. Kharisma Putra Utama.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 692, "width": 471, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suana, W., Maulina, H., Fisika, P., & Lampung, U. (2018). Pengembangan Perangkat Flipped Classroom. Jurnal Pendidikan Fisika Universitas Muhamadiyah Metro , Vol.VI Nom .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 198, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ambarita, Helwaun dan Houten (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 301, "top": 744, "width": 14, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 472, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Surya Ramadhana. (2020). Nasib Pendidikan Maluku di Masa Pandemi Covid-19 . Syahbrudin, J. (2018). Multimedia Interaktif Berbasis Karakter Sebagai Upaya Peningkatan Nilai-Nilai Karakter Dan Interactive Multimedia Based On Character as Efforts to Improve The Value Of Character and The High Order Thinking Skills . 3 (1), 7–13. Undang-undang RI nomor 6. (2018). UU Nomor 6 tahun 2018 tentang Kekarantinaan Wilayah . Utami, D. (2011). Efektifitas Animasi Dalam Pembelajaran. Majalah Ilmiah Pembelajaran ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 171, "width": 66, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 (1), 44–52.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 471, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wijayanti, W., & Zulaeha, I. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Interaktif Kompetensi Memproduksi Teks Prosedur Kompleksyang Bermuatan Kesantunan Bagi Peserta Didik Kelas X Sma/Ma. Seloka - Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia , 4 (2), 94–101. Yusri, Rosida, A., Jufri, & R, M. (2018). Efektivitas Penggunaan Media Youtube Berbasis Various Approaches Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Bahasa Inggris . 2 (2), 77–82.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 471, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Zebua, S. (2015). Pengembangan Bahan Ajar Membaca Sastra Indonesia Dan Perangkat Penilaian Autentik . 2 (2).", "type": "List item" } ]
ae0eb89c-9fae-cc45-9d1d-c8a03f8a98f0
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOSING/article/download/4091/2685
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 196, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOSING: Journal of Nursing and Health Volume 3, Nomor 1, December 2022 e-ISSN: 2745-7877 p-ISSN: 2746-0851 DOI: 10.31539/josing.v3i1.4091", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 146, "top": 121, "width": 310, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFFECT OF HEAD ELEVATION 30° ON GCS VALUE, AND OXYGEN SATURATION IN STROKE PATIENTS", "type": "Section header" }, { "left": 224, "top": 159, "width": 147, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Logi Kiswanto 1 , Nur Chayati 2", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 173, "width": 209, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "University of Muhammadiyah Yogyakarta 1,2", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 187, "width": 151, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 218, "width": 69, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 428, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine the effect of applying 30° head elevation to increase oxygen saturation and GCS scores in stroke patients. The research method is a systematic review by searching for articles through Pubmed, Google Scholar, Proquest, Emerland, and Garuda. The results showed that the number of articles synthesized was eight, with the result that there were 4 GCS scores and SP02 scores of 2.48% after 30 head elevation. In conclusion, 30° head elevation affects the GCS value and oxygen saturation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 292, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Head Elevation 30°, Oxygen Saturation, Stroke", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 428, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stroke is a narrowing of blood vessels caused by blockage of blood vessels in cerebral tissue (Syafni, 2020). Cerebral vessel injury is a disruption of the cerebral blood vessels so that brain function stops forcibly in a sudden state in the cerebral tissue (Riberholt et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 428, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on data WHO (2021) said that every year 15 million people worldwide suffer a stroke, 5 million die, and another 10 million suffer brain disabilities. Data in the Southeast Asia region, there are 4.4 million people who have had a stroke (Hermawati & Muflihatin, 2017). The incidence of stroke in Indonesia shows that men are 15.8% higher than women (Sudarno & Utami, 2020). The incidence of stroke has increased in each province for the last 5 years from 2014 by 7% to 2019 and the most at risk of stroke at age> 15 years (Ulfa & Nurlaily, 2019). The causes of stroke vary widely, including narrowing of blood vessels and blood clots in the brain (Fitriana & Krisdianto, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 428, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the complications of stroke include impaired oxygen saturation and decreased level of consciousness which is characterized by bluish skin color (hypoxia), decreased hemodynamics, and damage to the brain blood vessel organ system so that it can worsen the flow of oxygen to the cerebral nerves (Yadeau et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 428, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Treatment of stroke patients in hospitals can be done by helping post-stroke physical activity, maintaining personal hygiene, helping to fulfill eating and drinking, and adherence to taking medication during hospitalization (Rosmary & Handayani, 2020). Nursing actions that are appropriate for stroke patients use Orem's self-care theory, by providing either minimal or partial assistance in carrying out care with independent nursing therapy (Sulistyowati et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independent nursing therapy can be in the form of a half-sitting position, high fowler, and a 30° head-up position to improve self-care for stroke patients which functions to improve gas exchange in the body (Pongantung et al., 2020). The management of the 30° head elevation position is very useful in improving oxygen in the body by facilitating blood to the brain nerves, and increasing the level of consciousness (Pratiwi et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 428, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Head elevation 30° is the position of the head being raised 30° while the legs and body are in a parallel position (Hartati, 2020). Head elevation 30° beneficial in increasing the GCS score, so that a 30° elevated head position can improve cerebral blood flow and maximize brain nerve oxygenation (Hermawati & Muflihatin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 428, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustikarani & Mustofa (2020) stated that improvement of SPO 2 (oxygen saturation) in stroke patients with the management of head elevation positions 15°, 30°, and 45° was able to improve oxygen saturation values in stroke patients. The head elevation position of 30° is recommended in increasing oxygen saturation and level of consciousness of stroke patients, while the 45° position should be used more carefully because it has an impact on increasing the risk of brain tissue perfusion deficit (Hasan, 2018). Reinforced by research conducted Sands et al., (2020) stated that the application of head elevation to improve oxygen saturation in stroke patients has increased so that a 30° head elevation position is more recommended in improving tissue perfusion in the brain nerves.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 431, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research conducted Gempitasari & Betriana (2019) about a case study of the implementation of nursing care with non-hemorrhagic stroke with the results that the elevation position of the head has an effect on increasing the GCS (Glasgow Coma Scale) value. This was added by Hermawati & Muflihatin (2017) in his research that the level of consciousness in stroke patients is better using the head elevation position. Dzulhidayati et al., (2021) explained in a literature review study about the analysis of the effectiveness of 30° head elevation in increasing SPO 2 and GCS in stroke patients with the results that the head up position 30 ° for 7 days can be applied to increase GCS and SPO 2 values in stroke with mechanical ventilation installed in ICU room. Based on this background, an analysis was conducted on the effect of giving a 30° head-up position on the GCS value and oxygen saturation of patients with stroke problems.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 136, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESEARCH METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A systematic review was carried out by two researchers in obtaining articles based on the PICO framework, using the Google Scholar, Garuda, Proquest, and Emerald databases, using the following research criteria:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inclusion Criteria", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This systematic review using the inclusion criteria used in determining the article is eligible for review is as follows: article randomized controlled trial (RCT), quasi-experimental studies. The year published in the last 10 years (2011-2021). Research place of all treatment wards in Hospital. The population of articles specifically researching stroke patients. Intervention with 30° head elevation. Outcome seen by the value of GCS ( Glasgow Coma Scale) and SPO 2 (oxygen saturation) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 224, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Exclusion Criteria : Article from the review.", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 279, "top": 488, "width": 40, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure. 1", "type": "Picture" }, { "left": 279, "top": 500, "width": 40, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PRISMA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 281, "top": 550, "width": 36, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table. 1", "type": "Picture" }, { "left": 118, "top": 562, "width": 328, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review Results Author Name, Article Title, Literature Type Year Aims Findings Pertami et al., Effect of 30 Degree", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 634, "width": 79, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Head Elevation on", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 115, "width": 358, "height": 620, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oxygen Saturation and Sleep Quality of Stroke Patients, Quasi Experimenta 2019 To determine the Effect of 30 Degree Head Elevation on Oxygen Saturation and Sleep Quality of Stroke Patients. There is an effect of 30° head position in increasing the oxygen saturation value seen in the treatment group is 93.76 and post intervention is 96.24, with the Mann-Whitney bivariate analysis value for oxygen saturation P value = 0.00 < = 0.05 Articles identified through database search (n = 10. 438) 1) Proquest: 382 2) Garuda: 2 3) Emerald: 21", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 173, "width": 98, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Pubmed: 10.000 5) Google Scholar: 33", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 243, "width": 285, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Number of articles after duplication (n =8,343 ) Articles issued in duplication (n = 2.095) Screening titles and abstracts (n =17 )", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 318, "width": 93, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Articles delete due to: 1. Judul: 7,462", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 131, "width": 326, "height": 319, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. abstrak: 864 Full text of the article review (n = 8) Ide nt if ic at ion Sc re eni ng E li gi b il it y Articles delete after full text review (n = 9)", "type": "Picture" }, { "left": 186, "top": 453, "width": 110, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Synthesized articles (n =8)", "type": "Caption" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 88, "width": 106, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekacahyaningtyas et al., Head Up Position 30° As An Effort To Increase", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 122, "width": 90, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oxygen Saturation In", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 88, "width": 362, "height": 205, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hemorrhagic And Non Hemorrhagic Stroke Patients, quasi experiment 2017 To determine the effect of head up position 30° on oxygen saturation in stroke patients. The results of the study before the action were 97.07% and after head up 30° the oxygen saturation was 98.33%. Bivariate analysis of the Wilcoxon test with p value = 0.009 or p <0.05, meaning that there is a significant difference in the average oxygen saturation before and after the 30° head-up position. Supadi, The Effect of Head Position Elevation on Hemorrhagic Stroke", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 295, "width": 104, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Clients on Average Arterial Pressure, Blood Pressure and Intracranial Pressure at Margono", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 341, "width": 79, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekarjo Hospital,", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 353, "width": 86, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwokerto in 2011,", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 249, "width": 348, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quasi experiment 2017 To investigate the effect of head elevation on mean arterial pressure, blood pressure, and intracranial pressure among hemorrhagic stroke at the Margono Soekarjo Hospital Purwokerto on 2011 This study concluded that the mean arterial pressure MAP in the control treatment (pre", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 295, "width": 105, "height": 354, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120.809, and post 120.00) and MAP in the intervention treatment (pre 132.86, post 127.00), and GCS of 8 in hemorrhagic stroke clients were quite good. to 12 after using the 30° head elevation position, from the post- intervention treatment group, it was seen that the respondents did not have ICT (66.7%), while the rest still had ICT (33.3%). The results of the analysis had no significant effect on the control group, pre p value of 0.761 and post treatment with a value of 0.092, while the intervention group had a significant effect with p value of 0.00 on systolic and diastolic blood pressure. MAP control group pre and post treatment p value 0.206 while the intervention group had p value 0.00", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 652, "width": 246, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munoz-Venturelli et al., Head Position in Stroke Trial (HeadPoST) – sitting-up vs lying-flat positioning of patients with acute stroke: Study protocol for a cluster randomised controlled trial, 2015 To determine the effect of lying flat (0°) compared to head-", "type": "Table" }, { "left": 268, "top": 652, "width": 209, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sitting position (≥30°) in the first 24 hours of hospital admission for patients with acute stroke The results of this studyfor shift analysis defined as a reduction in death or disability on this scale (α0.05), at least a 16% increase in the ordinal logistic regression analysis of the main outcome. at", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 88, "width": 361, "height": 516, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "least a 16% improvement in neurological function on the NIHSS scale at day 7, and a 30% reduction in mortality and reduced length of stay. So that it can reduce intracerebral bleeding which causes an improvement in the level of consciousness of stroke patients. Anderson et al., Cluster-Randomized, Crossover Trial of Head Positioning in Acute Stroke, Randomized control trial 2017 To determine whether outcomes in patients with acute ischemic stroke could be improved by positioning the patient to lie flat (ie, fully supine with the back horizontal and face up) during treatment to improve cerebral perfusion. This study with the results of the analysis in the use of a 30° elevation position can increase awareness, seen from the resultsDeath or major disability (modified Rankin scale scores from 3 to 6) at 90 days occurred in 38.9% of patients in the flat- lying group and in 39.7% of patients in the 30° head position group (odds ratio in the lying- down group flat, 0.94; 95% CI, 0.85-1.05; P=0.25), and death within 90 days after stroke occurred in 7.3% in the recumbent group and in 7.4% in the supine group. head 30°. Patients in the lying flat group were less likely than patients in the 30° head-sitting group to maintain the position for 24 hours (87% vs 95%, P<0.001). Favilla et al., Optical Bedside Monitoring of Cerebral", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 606, "width": 104, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blood Flow in Acute Ischemic Stroke Patients during Head of Bed", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 572, "width": 351, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manipulation, Quasi experiment with wilcoxon analysis 2014 To perform Optical Bedside Monitoring of Cerebral Blood Flow in Acute Ischemic Stroke Patients During Head of Bed Manipulation 30° head elevation has an impact on CBF improvements in brain perfusion, oxygen", "type": "Table" }, { "left": 374, "top": 618, "width": 104, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "saturation, and level of consciousness, seen from the resultsHOB manipulation, CBF decreased at HOB 30° (25%) p value = 0.002), but CBF contraction did not change significantly at 30° compared to flat head position (p = 0.51).", "type": "Table" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 88, "width": 104, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ugras et al., Effects of Different Head-of-Bed Elevations and Body Positions on Intracranial Pressure and", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 88, "width": 362, "height": 389, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cerebral Perfusion Pressure in Neurosurgical Patients Quasi experiment 2018 To evaluate the effects of different head of bed (HOB) elevations and body positions on intracranial pressure (ICP) and cerebral perfusion pressure (CPP) and to identify safe positions for neurosurgical patients with different Glasgow Coma Scale (GCS) scores this research withhead position (Hob) 30° resulted in changes in ICP and CPP with (value = 0.05). In patients with a GCS score of 13-15 (value = 0.024), it was concluded that 30° head elevation caused changes in ICP, CPP, and GCS, but this improvement was not significant. Lutokhin et al., Optimization of early rehabilitation of patients with ischemic stroke and sleep-disordered breathing, Quasi experiment 2018 To see the Optimization of Early Rehabilitation of Ischemic Stroke Patients and Sleeping Breathing Disorders. The results of this study were groups A and B, namely the NIHSS score in group A decreased by 2 (1;4), 4.5 points (2; 5.5) points in group B (p=0.03). The mRS value decreased in group A by 1 (0; 1) points versus 2 (0.5; 2) points in group B (p=0.018), a significant decrease in AHI in group B (p=0.02), while in group A , the change in AHI was less (p=0.063). stroke was improved according to the NIHSS score, when using the 30° head elevation intervention.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 427, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the initial search results found 10,438 articles on Google Scholar, Proquest, Pubmed, Garuda, and Emerland according to the search criteria:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 428, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses 8 articles that were reviewed by two people, the first researcher conducted a search until the title screening stage, then assisted the second researcher together to carry out a critical appraisal to determine the articles that included. The article uses a quasi-experimental studies design consisting of 6, four include articles with all the \"yes\" answer components carried out, the next two articles include 1 answer 'no'' from 9 question components, namely research conducted and 1 answer ‘’ unclear’’ of the 9 components of the research question. Articles carried out randomized controlled trial type with 13 component questions answered \"yes\" so that the 8 articles synthesized were stated to include.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study with the results of the analysis in the use of a 30° elevation position can increase awareness, seen from the resultsDeath or major disability (modified Rankin scale scores from 3 to 6) at 90 days occurred in 38.9% of patients in the flat - lying group and in 39.7% of patients in the 30° head position group (odds ratio in the lying-down group flat, 0.94; 95% CI, 0.85-1.05; P=0.25), and death within 90 days after stroke occurred in 7.3% in the recumbent group and in 7.4% in the supine group. head 30°. Patients in the lying flat group were less likely than patients in the 30° head- sitting group to maintain the position for 24 hours (87% vs 95%, P<0.001).", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 255, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION Application of 30° Head Elevation to GCS Score", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 428, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stroke is a local or global damage to brain function that occurs suddenly and lasts for 24 hours, due to vascular abnormalities in the brain (Supadi, 2017). Stroke can be in the form of a decreased level of consciousness and brain paralysis that can be life threatening (Sands et al., 2020). Impaired brain function can be seen from a long time of disease and the factors that cause stroke (Navalkele & Martin-Schild, 2017). GCS value as a measure of success in overcoming the problem of stroke (Brunser et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The life expectancy of stroke patients against decreased consciousness can be increased by assisting appropriate nursing actions for stroke patients (Ouyang et al., 2021). Based on Orem's self-care theory that can be applied to stroke patients, namely by providing minimal or partial assistance in performing nursing care (Sulistyowati et al., 2020). Nursing therapy in improving GCS values in stroke patients can use a 30° head elevation position (Pertami et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Head elevation 30° is the position of the head being raised 30° while the legs and body are in a parallel position (Hartati, 2020). Head elevation 30° beneficial in increasing the GCS score, so that a 30° elevated head position can improve cerebral blood flow and maximize brain nerve oxygenation (Hermawati & Muflihatin, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 428, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this systematic review state that the age of the respondents is 18 - 90 years according to the article (Ugras et al., 2018; Ekacahyaningtyas et al., 2017 ). Supadi (2017) stated that the mean arterial pressure MAP in the treatment respondents had improved, and the percentage reduction in intracranial pressure after the 30° head elevation was performed. This is in accordance with research G et al., (2015) with the results there is a significant relationship between Mean Arterial Pressure on the level of awareness of stroke patients. Monitor Mean Arterial Pressure (MAP) in stroke patients can reduce decreased level of consciousnes (Haryuni, 2017). Research conducted by Paradisma (2019) stated that reducing intracranial pressure in stroke patients can increase awareness with a GCS score >8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 428, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Articles conducted Lutokhin et al., (2018); Ugras et al., (2018); Anderson et al., (2017); Muñoz-Venturelli et al., (2015) explained in his research that there was an improvement in the clinical value of the NIHSS ( National Institute of Health Stroke Scale ) after 30° head elevation in stroke patients. This is in accordance with the research of Wulan & Erlida (2020) which states that the lower the clinical value of the NIHSS, the higher the GCS value in stroke patients. It is proven by research conducted by Gempitasari & Betriana (2019) ) that there is an increase in GCS from a score of 7 to 11 on day 7, so that 30° head elevation can be used to increase awareness in stroke patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 332, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Application of 30° Head Elevation to Oxygen Saturation Values", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 428, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research conducted by Pertami et al., (2019) stated that there was an increase in the value of oxygen saturation in stroke patients after the 30° head elevation position was performed. This is clarified by Fitriyah (2018) about the analysis of the head up position in stroke patients with the results that there is an increase in the SPO 2 value after the head elevation action is 30°. Ekayanti (2021) conveyed the same result that the decrease in oxygen saturation could be corrected after giving the head up position 30° for 1 x 24 hours. Head elevation 30° causes neck relaxation and improves blood flow to carry oxygen to the brain (Ardilla et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekacahyaningtyas et al., (2017) stated that there was a significant difference in oxygen saturation after the procedure of 0.63% between the oxygen saturation before and after the 30° head up position in stroke patients. This is in accordance with the research of Priagung (2021) that a 30° head elevation position is recommended to increase SPO 2 in stroke patients. This research is supported and can be proven by research conducted by Ardilla et al., (2020) that hemorrhagic stroke patients with impaired compliance with effective oxygenation are given 30° elevation therapy, seen from observations every 30 minutes within 2 hours shows the oxygen saturation value has increased 3% to 99% in stroke patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The increase in CBF and MFV on hemodynamics has an impact on the balance between oxygen supply in the brain which causes an increase in oxygen saturation (Lam et al., 2020). This is in accordance with research Sari (2019) that oxygen administration and 30° head up position on hemodynamic changes in stroke patients with the result that there is a significant difference in hemodynamic status followed by an increase in oxygen saturation in each respondent after 30° head up action.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ugras et al., (2018) reported that 30° head elevation is beneficial in increasing oxygen saturation in terms of changes in intracranial pressure and cerebral perfusion pressure. Study Mustikarani & Mustofa (2020) stated that there was a relationship between intracranial pressure and cerebral perfusion followed by an increase in SPO 2 value of 2% at 30 minutes after treatment of 30° head elevation position in stroke patients. This research is supported by Affandi & Panggabean (2016) that a decrease in intracranial pressure causes an improvement in tissue perfusion and blood flow to brain tissue so that it has a good effect on oxygen saturation in stroke patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 429, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of a review of the 30° head elevation position can be used to increase SPO 2 in stroke patients according to the results of the study by Kiswanto & Chayati (2021) that the 30° head elevation position is recommended as a nursing intervention to increase oxygen saturation in stroke patients. Research Parijan (2020) conveyed the same results that the 30° head elevation position was beneficial in increasing oxygen saturation which led to an increase in GCS scores in stroke patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 428, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Truijen et al., (2018) said that oxygen saturation and the patient's level of consciousness in the application of the head elevation position were influenced by the shape of the bed used by stroke patients. A good quality patient bed is easier to use and more efficient in adjusting the 30° head elevation position (Gregori-Pla et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is clarified by Sufiani (2022) that bed modification with a 30° head elevation position can improve the level of consciousness and oxygen saturation in stroke patients. It can be concluded that 30° head elevation can be used as a nursing independent intervention in increasing oxygen saturation and GCS values in stroke patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 428, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abidin (2022) said that a healthy position is recommended in Islamic teachings such as when sleeping it is recommended to face the Qibla, and lean on the right side to maintain a healthy body, so that the health sector innovates a position to improve health status as has been done by Muslim-majority countries, namely Turkey, and can be done in Indonesia (Ugras et al., 2018).", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 85, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 428, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A systematic review of the application of 30° head elevation to increase in GCS values and oxygen saturation in stroke patients, based on four articles reporting an increase in oxygen saturation and 6 articles discussing increased consciousness after 30° head elevation in stroke patients. The highest saturation increase was 2.48% and the highest GCS increase was 4 scores after the 30° head elevation intervention, so it was concluded that there was an effect of applying 30° head elevation in increasing GCS and oxygen saturation values in stroke patients.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 87, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SUGGESTIONS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 427, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In providing maximum nursing care, especially for stroke patients, you can apply evidence based practice so that the interventions given to patients are more optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 78, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 429, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abidin, M. A. Z. (2022). Posisi Tidur yang Dianjurkan dalam Islam . Sumber: https://nu.or.id/tafsir-mimpi/posisi-tidur-yang-dianjurkan-dalam-islam-banbm Affandi, I. G., & Panggabean, R. (2016). Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada Stroke. CDK Cermin Dunia Kedokteran, 43 (3), 180-184. http://dx.doi.org/10.55175/cdk.v43i3.30", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson, C. S., Arima, H., Lavados, P., Billot, L., Hackett, M. L., Olavarría, V. V.,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 377, "width": 400, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muñoz Venturelli, P., Brunser, A., Peng, B., Cui, L., Song, L., Rogers, K., Middleton, S., Lim, J. Y., Forshaw, D., Lightbody, C. E., Woodward, M., Pontes-Neto, O., & De-Silva, H. A. (2017). Cluster-Randomized, Crossover Trial of Head Positioning in Acute Stroke. The New England Journal of Medicine , 376 (25), 2437–2447. https://doi.org/10.1056/NEJMoa1615715", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 428, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardilla, S. E., Nafi’ah, R. H., & Susilaningsih, E. Z. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dalam Cerebro Vascular Accident (Cva) Hemoragik . Universitas Kusuma Husada Surakarta. http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/1491", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 429, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brunser, A. M., Venturelli, P, M., Lavados, P. M., Gaete, J., Martins, S., Arima, H., Anderson, C. S., & Olavarria, V. V. (2016). Head Position and Cerebral Blood Flow in Acute Ischemic Stroke Patients: Protocol for the Pilot Phase, Cluster Randomized, Head Position in Acute Ischemic Stroke Trial (Headpost Pilot). International Journal Stroke, 11 (2), 253-259.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 216, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1177/1747493015620808", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dzulhidayati, A. S. (2021). Literature Review: Analisa Efektivitas Head Up 30", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 401, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Derajat terhadap Peningkatan Saturasi OKsigen dan Kesadaran (GCS) Pada Pasien Stroke Terpasang Ventilator Mekanik di Ruang ICU Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. https://repository.poltekkes-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 236, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=25739", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 428, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekacahyaningtyas, M., Setyarini, D., Agustin, W. R., & Rizqiea, N. S. (2017). Posisi Head Up 30° sebagai Upaya untuk Meningkatkan Saturasi Oksigen pada Pasien Stroke Hemoragik dan Non Hemoragik. Adi Husada Nursing Journal , 3 (2), 55– 59. https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/view/98", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekayanti, N. L. P. D. T. (2021). Asuhan Keperawatan Resiko Perfusi Serebral Tidak Efektif pada Pasien dengan Stroke Hemoragik di Ruang IGD Rsup Sanglah Denpasar Tahun 2021 . Poltekkes Kemenkes Denpasar.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 736, "width": 237, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7587/", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriana, E. R., & Krisdianto, M. A. (2020). Asuhan Keperawatan pada Pasien Stroke Non Hemoragik dengan Pemenuhan Kebuthan Fisiologis: Oksigenasi . Universitas Kusuma Husada Surakarta. http://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/926", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriyah, S. H. (2018). Analisis Posisi Head Up terhadap Nilai Saturasi Oksigen pada Pasien CVA (Cerebrovascular Accident) di Ruang ICU Rumah Sakit Islam Darus Syifa’ Surabaya . Universitas Muhammadiyah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 400, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surabaya. http://repository.um-surabaya.ac.id/3337/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 429, "height": 232, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G, A. C., Hartanto, O. S., & Risono, S. (2015). Hubungan Mean Arterial Pressure dengan Peristiwa Kematian pada Stroke Perdarahan Intraserebral . Universitas Sebelas Maret. https://digilib.uns.ac.id/dokumen/download/44638/MTU4ODU4.pdf Gempitasari, F. K., & Betriana, F. (2019). Implementasi Evidence Based Nursing pada Pasien dengan Stroke Non-Hemoragik: Studi Kasus. Jurnal Endurance : Kajian Ilmiah Problema Kesehatan , 4 (3), 601–607. https://doi.org/10.22216/jen.v4i3.4421 Gregori-Pla, C., Cotta, G., Blanco, I., Zirak, P., Giovannella, M., Mola, S., Fortuna, A.,Durduran, T., & Mayos, M. (2018). Cerebral Vasoreactivity in Response to A Head-of-Bed Position Change is Altered in Patients with Moderate and Severe Obstructive Sleep Apnea. Plos One. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0194204 Hartati, J. H. (2020). Asuhan Keperawatan pada Tn. Y dengan Stroke Hemoragik dalam Pemberian Inovasi Intervensi Posisi Elevasi Kepala 30 Derajat Diruangan Neurologi RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi Tahun 2020 . Universitas Perintis Indonesia. http://repo.stikesperintis.ac.id/id/eprint/1182", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryuni, S. (2017). Mean Arterial Pressure (MAP) Berhubungan dengan Kejadian Mortalitas pada Pasien Stroke Perdarahan Intraserebral. Care Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 5 (1), 123-129. https://doi.org/10.33366/cr.v5i1.397", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 428, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasan, A. K. (2018). Study Kasus Gangguan Perfusi Jaringan Serebrall dengan Penurunan Kesadaran pada Klien Stroke Hemoragik Setelah Diberikan Posisi Kepala Elevasi 30 o . Babul Ilmi: Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan, 9 (2). https://jurnal.stikes-aisyiyah- palembang.ac.id/index.php/Kep/article/view/135/115", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hermawati, H., & Muflihatin, S. K. (2017). Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Stroke dengan Intervensi Inovasi Pemberian Posisi Elevasi Kepala Untuk Meningkatkan Nilai Saturasi Oksigen di Ruang Unit Stroke RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda . Unversitas Muhammadiyah Kalimantan Timur. https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/351", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 429, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kiswanto, L., & Chayati, N. (2021). Efektivitas Penerapan Elevasi Kepala terhadap Peningkatan Perfusi Jaringan Otak pada Pasien Stroke. Journal of Telenursing (JOTING) , 3 (2), 519–525. https://doi.org/10.31539/joting.v3i2.2559", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 428, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lam, M. Y., Haunton, V. J., Nath, M., Panerai, R. B., & Robinson, T. G. (2020). The Effect of Head Positioning on Cerebral Hemodynamics: Experiences in Mild Ischemic Stroke. Journal of the Neurological Sciences , 419 , 117201. https://doi.org/10.1016/j.jns.2020.117201", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lutokhin, G. M., Geraskina, L. A., Fonyakin, A. V., & Maksimova, M. Y. (2017). Optimization of Early Rehabilitation of Patients with Ischemic Stroke and Sleep-Disordered Breathing. Анналы клинической и экспериментальной неврологии , №11(2) (2017). https://doi.org/10.18454/ACEN.2017.2.1", "type": "List item" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muñoz-Venturelli, P., Arima, H., Lavados, P., Brunser, A., Peng, B., Cui, L., Song, L., Billot, L., Boaden, E., Hackett, M. L., Heritier, S., Jan, S., Middleton, S., Olavarría, V. V., Lim, J. Y., Lindley, R. I., Heeley, E., Robinson, T., Pontes- Neto, O., Natsagdorj, L., Lin, R., Watkins, C., & Anderson, C. S. (2015). Head Position in Stroke Trial (HeadPoST)–Sitting-Up VS Lying-Flat Positioning of Patients with Acute Stroke: Study Protocol for a Cluster Randomised Controlled Trial. Trials , 16 (1), 256. https://doi.org/10.1186/s13063-015-0767-1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 429, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustikarani, A., & Mustofa, A. (2020). Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien Stroke melalui Pemberian Posisi Head Up. Ners Muda , 1 (2), 114–119. https://doi.org/10.26714/nm.v1i2.5750", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Navalkele, D., & Martin-Schild, S. (2017). Cluster-Randomized, Crossover Trial of Head Positioning in Acute Stroke-Have We Lost Our Position on This? Journal of Emergency and Critical Care Medicine , 1 , 21–21.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 267, "width": 212, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.21037/jeccm.2017.08.07", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ouyang, M., Roffe, C., Billot, L., Song, L., Wang, X., Muñoz-Venturelli, P., Lavados, P. M., Robinson, T., Middleton, S., Olavarría, V. V., Watkins, C. L., Lee, T. H., Brunser, A. M., Pontes-Neto, O. M., Hackett, M. L., & Anderson, C. S. (2021). Oxygen Desaturation and Adverse Outcomes in Acute Stroke: Secondary Analysis of the HeadPoST study. Clinical Neurology and Neurosurgery , 207 , 106796. https://doi.org/10.1016/j.clineuro.2021.106796", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paradisma, G. (2019). Efektifitas Asuhan Keperawataan Penurunan Kapasitas Adaptif Intrakranial terhadap Tekanan Intrakranial Pasien Stroke Hemorragik Intrasereberal. Jurnal Keperawatan , 13 (3). https://nersbaya.poltekkesdepkes- sby.ac.id/index.php/nersbaya/article/view/5", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parijan, N. P. P. (2020). Gambaran Pemenuhan Oksigenasi Otak dengan Posisi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 429, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elevasi Kepala 30° pada Pasien Stroke Hemoragik . Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan. http://ecampus.poltekkes- medan.ac.id/xmlui/handle/123456789/4366 Pertami, S. B., Munawaroh, S., & Rosmala, N. W. D. (2019). Pengaruh Elevasi Kepala 30 Derajat terhadap Saturasi Oksigen dan Kualitas Tidur Pasien Stroke. Health Information : Jurnal Penelitian , 11 (2), 134–145. https://doi.org/10.36990/hijp.v11i2.133", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pongantung, H., Anita, F., Palango, C., & Manuel, C. (2020). Hubungan Self Efficacy dengan Quality of Life pada Pasien Sesudah Stroke. Journal of Islamic Nursing , 5 (1), 21–31. https://doi.org/10.24252/join.v5i1.13894", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 429, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi, F. E., Setiyawan, S., & Sulistyawati, R. A. (2020). Saturasi Oksigen pada Pasien Kritis dalam Posisi Head Up: Studi Literatur. Universitas Kusuma Husada Surakarta. https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/424/1/Naskah%20Publikasi.pdf Priagung, B. (2021). Literatur Review: Pengaruh Pemberian Posisi Elevasi Kepala 30° terhadap Peningkatan Saturasi Oksigen pada Pasien Stroke . Akademi Keperawatan Pemkab Purworejo. https://doi.org/10.31219/osf.io/yrg3w", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riberholt, C. G., Wagner, V., Lindschou, J., Gluud, C., Mehlsen, J., & Møller, K. (2020). Early Head-Up Mobilisation Versus Standard Care for Patients with Severe Acquired Brain Injury: A Systematic Review with Meta-Analysis and", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 400, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trial Sequential Analysis. PLOS ONE , 15 (8), e0237136.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 723, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1371/journal.pone.0237136", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosmary, M. T. N., & Handayani, F. (2020). Hubungan Pengetahuan Keluarga dan Perilaku Keluarga pada Penanganan Awal Kejadian Stroke. Holistic Nursing and Health Science , 3 (1), 32–39. https://doi.org/10.14710/hnhs.3.1.2020.32-39", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 429, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sands, E., Wong, L., Lam, M. Y., Panerai, R. B., Robinson, T. G., & Minhas, J. S. (2020). The Effects of Gradual Change in Head Positioning on the Relationship between Systemic and Cerebral Haemodynamic Parameters in Healthy Controls and Acute Ischaemic Stroke Patients. Brain Sciences , 10 (9), 582. https://doi.org/10.3390/brainsci10090582", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, R. A. (2019). Pengelolaan Pasien Stroke Hemoragic dengan Pemberian Oksigen dan Posisi Head Up 30° terhadap Perubahan Hemodinamik Tubuh di Ruang Igd Rsud Tugurejo Semarang . Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang. https://repository.poltekkes-", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 299, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "smg.ac.id/index.php?p=show_detail&id=18064&keywords=", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 429, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudarno, S., & Utami, T. W. (2020). Kajian Regresi Proporsional Hazard untuk Menentukan Faktor Penyebab Stroke Menggunakan Metode Efron. Jurnal Statistika Universitas Muhammadiyah Semarang , 8 (1), . https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/statistik/article/view/5763", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sufiani, F. (2022). Literature Review: Pengaruh Pemberian Oksigenasi dan Posisi Elevasi Kepala 30 0 untuk Meningkatkan Kesadaran pada Pasien Cedera Kepala Akademi Keperawatan Pemkab Purworejo. https://doi.org/10.31219/osf.io/tfyjh Sulistyowati, D., Aty, Y. M. V. B., & Gatum, A. M. (2020). Hubungan Self Efficacy dengan Perilaku Self Care (dengan Pendekatan Teori Orem) Pasien Stroke di Poli Saraf RSUD Prof. Dr. W. Z. Johannes Kupang. CHMK Applied Scientific Journal , 3 (3), 70–75. https://doi.org/10.37792/casj.v3i3.815", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supadi, S. (2017). Pengaruh Elevasi Posisi Kepala pada Klien Stroke Hemoragik terhadap Tekanan Rata-Rata Arterial, Tekanan Darah dan Tekanan Intra Kranial di Rumah Sakit Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011. Kesmas Indonesia ,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 376, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 (2), 154-168. http://jos.unsoed.ac.id/index.php/kesmasindo/article/view/42", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 429, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafni, A. N. (2020). Post Stroke Patient Medical Rehabilitation. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada , 9 (2), 873–877. https://doi.org/10.35816/jiskh.v12i2.428 Truijen, J., Rasmussen, L. S., Kim, Y. S., Stam, J., Stok, W. J., Pott, F. C., & van Lieshout, J. J. (2018). Cerebral Autoregulatory Performance and the Cerebrovascular Response to Head-of-Bed Positioning in Acute Ischaemic Stroke. European Journal of Neurology , 25 (11), 1365-e117. https://doi.org/10.1111/ene.13737", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 429, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ugras, G. A., Yüksel, S., Temiz, Z., Eroğlu, S., Sirin, K., & Turan, Y. (2018). Effects of Different Head-of-Bed Elevations and Body Positions on Intracranial Pressure and Cerebral Perfusion Pressure in Neurosurgical Patients. Journal of Neuroscience Nursing , 50 (4), 247-251.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 235, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1097/jnn.0000000000000386", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 428, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ulfa, F., Nurlaily, A. P. (2019). Asuhan Keperawatan Pasien Stroke Hemoragik dalam Pemenuhan Kebutuhan Fisiologis: Oksigenasi . STIKes Kusuma Husada Surakarta. https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/54/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WHO. (2021). WHO EMRO | Stroke, Cerebrovascular accident | Health topics . World Health Organization - Regional Office for the Eastern Mediterranean. http://www.emro.who.int/health-topics/stroke-cerebrovascular- accident/index.html", "type": "List item" }, { "left": 230, "top": 39, "width": 283, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2022. JOSING: Journal of Nursing and Health 3 (1) 54-66", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulan, D. R., & Erlida, B. A. (2020). The Effect of Nihss Clinical Score Output Toward Delirium Incident on Stroke Patient. Journal of Nursing Invention , 1 (1),", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 115, "width": 317, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23–31. https://ejurnal.unism.ac.id/index.php/JNI/article/view/12", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yadeau, J. T., Kahn, R. L., Lin, Y., Goytizolo, E. A., Gordon, M. A., Gadulov, Y., Garvin, S., Fields, K., Goon, A., Armendi, I., Dines, D. M., & Craig, E. V. (2019). Cerebral Oxygenation in the Sitting Position Is Not Compromised During Spontaneous or Positive-Pressure Ventilation. HSS Journal ® , 15 (2), 167–175. https://doi.org/10.1007/s11420-018-9642-4", "type": "List item" } ]
ad70b396-caac-786e-7bae-1df4bc5add8e
https://ojs.balitbanghub.dephub.go.id/index.php/jurnallaut/article/download/320/237
[ { "left": 235, "top": 38, "width": 143, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 77, "width": 286, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Penelitian Transportasi Laut", "type": "Title" }, { "left": 248, "top": 103, "width": 118, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pISSN 1411-0504 / eISSN 2548-4087", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 131, "width": 225, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Homepage: http://balitbanghub.dephub.go.id/ojs/index.php/jurnallaut", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 157, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author. Tel: +62 21 3483 2967 E-mail : [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 771, "width": 220, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi: https://dx.doi.org/10.25104/transla.v19i1.320 1411-0504 / 2548-4087 ©2017 Jurnal Penelitian Transportasi Laut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 435, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan oleh Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Balitbang Perhubungan, Kementerian Perhubungan Artikel ini disebarluaskan di bawah lisensi CC BY-NC ( https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/)", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 180, "width": 284, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Pengembangan Pelabuhan Sibolga", "type": "Section header" }, { "left": 274, "top": 209, "width": 69, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto", "type": "Section header" }, { "left": 151, "top": 228, "width": 314, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan, Badan Litbang Perhubungan Jalan Merdeka Timur No. 5, Jakarta Pusat, 10110", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 258, "width": 257, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima 18 April 2017; Disetujui 14 Juli 2017; Diterbitkan 13 September 2017", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 308, "width": 470, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kebutuhan pengembangan Pelabuhan Sibolga dari berbagai aspek yang meliputi aspek kinerja pelayanan, potensi demand dan potensi hinterland . Metode pendekatan yang dilakukan yaitu melalui analisis deskriptif komparatif dan analisis pertumbuhan. Hasil analisis menyatakan bahwa kinerja pelayanan kapal, kinerja pelayanan barang dan utilisasi fasilitas baik untuk cargo, penumpang dan petikemas masih belum optimal. Dalam mengantisipasi perkembangan trafik dan sesuai kondisi teknis lahan pengembangan yang tersedia, maka arah pengembangan pelabuhan Sibolga sebaiknya adalah dengan memanfaatkan lahan pelabuhan yang tersedia dan yang belum optimal pemanfaatannya, dan kemudian mengadakan perluasan area melalui rekonfigurasi pelabuhan dan mengadakan reklamasi perairan. Rencana pengembangan jangka panjang yang disiapkan, dengan zoning dan tata letak melalui pemisahan secara fisik dan operasional antara terminal barang general cargo, terminal petikemas konvensional dan terminal penumpang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 269, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: kinerja pelayanan; potensi demand dan hinterland ; forecasting", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 34, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 470, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluation of The Development Port of Sibolga : This report aims to evaluate the development of Sibolga port from various aspects of covering the aspects of service performance, demand, and hinterland potential. A method of the approach that was undertaken for example through descriptive analysis comparative and analysis growth. The results of the analysis stated that the performance of the service a ship, the performance of the service goods and the utilization facilities good for cargo, passengers and container is not yet optimal. In anticipation of the development of traffic and according to the conditions technical land the development of which available, so the development port sibolga should is by using land port available and those who had not optimal its use, and ran through the expansion of area reconfigures port and hold reclamation waters. Development plan long-term prepared, with zoning and layouts through separation physically and operational between terminal goods general cargo, container terminal conventional and passenger terminal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 537, "width": 264, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: level of service; hinterland and demand potential; forecasting", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 584, "width": 83, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 603, "width": 472, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelabuhan Sibolga terletak di Teluk Tapian Nauli pada pantai Barat Propinsi Sumatera Utara dan secara administratif berada di Kotamadya Sibolga dengan letak geografis pada posisi 01°44'23\" LU dan 98°46'04\" BT. Kota Sibolga terletak di Pantai Barat Provinsi Sumatera Utara, berjarak 344 km dari Pusat pemerintahan Provinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan. Untuk menuju Kota Sibolga dapat ditempuh melalui jalan darat dari Kota Medan yang membutuhkan waktu +10 jam perjalanan. Batas administratif pemerintahan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 664, "width": 264, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sebelah Utara Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 676, "width": 266, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sebelah Timur Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 688, "width": 271, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sebelah Selatan Berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 700, "width": 346, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sebelah Barat Berbatasan dengan Teluk Tapian Nauli/Kabupaten Tapanuli Tengah.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 37, "width": 3, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 37, "width": 191, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 68, "width": 472, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas wilayah administrasi Kota Sibolga adalah sebesar 3.536 hektare, yang terdiri dari wilayah daratan dan pulau-pulau kecil, dan wilayah lautan. Masing-masing wilayah daratan seluas lebih kurang 1.126 hektar atau 31,87% dari seluruh wilayah administrasi Kota, wilayah daratan pulau-pulau kecil seluas lebih kurang 238 hektar atau 6,7%, wilayah laut seluas lebih kurang 2.171 hektare atau 61,39%.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 117, "width": 472, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini masyarakat produsen dan pedagang kolektor tidak mendapat keuntungan yang memadai, karena ongkos angkut ke kota-kota tersebut relatif mahal. Jarak Medan dengan daerah kantong produksi berkisar antara 200–600 km, sedangkan jarak Sibolga dengan kantong produksi hanya berkisar antara 0–200 km. Kenyataannya pemilik perkebunan rakyat atau pedagang pengumpul dari Tapanuli Selatan sebagian lebih menyukai barang dagangannya diangkut ke Padang atau Pekan Baru.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 178, "width": 472, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadaan yang demikian juga telah mengakibatkan merosotnya produksi perkebunan dan peternakan masyarakat di wilayah sekitar Sibolga, yang sekaligus juga turut mendorong masyarakat mempertinggi arus migrasi ke Wilayah pantai Timur Sumatera Utara. Di lain pihak perusahaan angkutan laut yang menyelenggarakan pelayaransamudra enggan singgah secara teratur di pelabuhan Sibolga dengan alasan kargo tidak tersedia secukupnya.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 227, "width": 471, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masalah yang dihadapi pelabuhan Sibolga dalam menjalankan aktivitasnya bersumber dari faktor intern dan faktor ekstern di antaranya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 385, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sebagian fasilitas yang ada pada saat ini belum sepenuhnya mendukung aktifitas pelabuhan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 266, "width": 320, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Belum semua peralatan pokok dan penunjang telah dimiliki oleh pelabuhan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 469, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Sebagian daerah lingkungan kerja yang ada saat ini masih terancam akan digunakan oleh pihak lain untuk kepentingan yang bukan bersifat kepelabuhanan.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 310, "width": 472, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain hambatan-hambatan intern pelabuhan, terdapat juga hambatan-hambatan lain yang dianggap sebagai hambatan ekstern, di antaranya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 469, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kondisi jalan raya yang menghubungkan pelabuhan dengan daerah hinterland -nya belum sepenuhnya mendukung.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 360, "width": 468, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Tidak semua instansi pemerintah yang berkaitan dengan masalah perizinan atau penyelesaian dokumen terdapat di Sibolga.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 392, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Belum adanya koordinasi yang terpadu dalam pemanfaatan pelabuhan dengan instansi terkait.", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 405, "width": 472, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian di atas dapat diperkirakan bahwa hambatan tersebut juga merupakan penyebab para pengguna jasa pelabuhan enggan memanfaatkan pelabuhan Sibolga dan memilih pelabuhan Belawan yang memiliki fasilitas yang lebih baik dan lengkap walaupun jaraknya cukup jauh dari hinterland pelabuhan ini.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 442, "width": 471, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini mencoba untuk mengetahui lebih dalam tentang penyebab keterbatasan penyediaan fasilitas dan peralatan bongkar muat dengan merumuskan permasalahan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 469, "width": 323, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Bagaimana pertumbuhan arus barang dan penumpang di pelabuhan Sibolga?", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 481, "width": 469, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Bagaimana kebutuhan pengembangan kapasitas dan fasilitas sertaperalatan di pelabuhan Sibolga untuk kurun waktu tahun 2030 ke depan?", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 513, "width": 472, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rumusan permasalahan yang diuraikan di atas, maka tujuan penelitian adalah mengevaluasi pengembangan kapasitas dan fasilitas serta peralatan pelabuhan sampai kurun waktu tahun 2030.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 555, "width": 57, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 574, "width": 472, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan pelabuhan diatur dalamPeraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan, diuraikan secara rinci dalam pasal-pasalnya, hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan pelabuhan pasal 89 s.d 93 serta Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut yang disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut, yang dirinci dalam pasal 74 s.d. 78, yang pada intinya bahwa Pengembangan pelabuhan hanya dapat dilakukan berdasarkan Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan Rencana Induk Pelabuhan. Pengembangan pelabuhan oleh penyelenggara pelabuhan dilakukan setelah diperolehnya izinyang diajukan oleh penyelenggara pelabuhan kepada: Menteri untuk pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul; Gubernur untuk pelabuhan pengumpan regional; dan Bupati/Walikota untuk pelabuhan pengumpan lokal serta pelabuhan sungai dan danau. Permohonan izin pengembangan pelabuhan yang diajukan oleh penyelenggara pelabuhan harus disertai dokumen yang terdiri atas: rencana induk pelabuhan, dokumen kelayakan, dokumen desian teknis dan dokumen lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 715, "width": 472, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perhitungan pengembangan pelabuhan terlebih dahulu mengupayakan optimalisasi kinerja operasional pelabuhan yang meliputi kinerja waktu pelayanan terhadap kapal (ET, BT, NOT, TRT) dan kinerja waktu pelayanan terhadap barang (produktivitas TGH, BC, BCH) dan tahap selanjutnya menganalisis kebutuhan perencanaan pengembangan pelabuhan, yang rumusannya sebagian tertuang dalam Lampiran Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 53 Tahun 2002 tentang Tatanan Kepelabuhanan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 538, "top": 37, "width": 5, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 91, "top": 68, "width": 405, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai bahan perbandingan dalam Evaluasi Pengembangan Pelabuhan Sibolga di antaranya yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 86, "width": 468, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Beberapa pandangan yang mendukung gagasan dalam penelitian ini, yaitu sebagaimana yang diungkapkan oleh General Manager PT Pelindo I (Persero) Cabang Sibolga, bahwa sudah saatnya dermaga Pelabuhan Sibolga tersebut diperpanjang, sehingga dapat memperlancar kegiatan bongkar muat di Pelabuhan Sibolga yang nantinya dapat memberikan efek dominan terhadap pertumbuhan perekonomian di daerah Kota Sibolga dan sekitarnya. (Metrosiantar.com 15 Nov 2012).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 141, "width": 468, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. “Pengembangan Pelabuhan Sibolga yang merupakan aspirasi pemerintah daerah ini, akan bisa dikembangkan dari 24.000 TEU’s menjadi 60.000 TEU’s. Disisi lain, Pelabuhan Sibolga memerlukan pengembangan untuk memperkuat jalur transportasi laut di wilayah pantai barat Sumatera Utara, khususunya Sibolga – Nias, yang akan terbagi dalam 4 kluster yaitu cargo, penumpang, petikemas dan curah cair”. (Tempo.Co, Sibolga, Sabtu 20 Agustus 2016).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 199, "width": 468, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. “Pengembangan Pelabuhan Sambas Sibolga menelan dana Rp. 289 miliar. Saat ini fokus pemerintah yaitu pada pengembangan infrastruktur seperti jalan tol, pelabuhan, listrik dan airport untuk mengejar ketertinggalan dengan negara tetangga. Biaya transportasi 2,5 kali lipat dibanding Malaysia, biaya logistik 2 sampai 2,5 kali lipat dibanding Singapura dan Malaysia”. (PojokSumut.com, Sibolga, Sabtu 20 Agustus 2016).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 245, "width": 468, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. “Pengembangan Pelabuhan Sibolga akan dilakukan beberapa tahap yang akan dimulai dari tahun ini hingga 2017, dimana untuk tahap awal akan dibangun terminal penumpang seluas 500 m 2 , perluasan lapangan penumpukan petikemas dan perkuatan dermaga, trestle & breasting dolpin.Untuk tahap kedua, akan dilakukan perpanjangan dermaga ferry sepanjang 40 m, pembangunan Breasting Dolpin sebanyak tujuh unit, pengadaan alat bongkar muat ( fix crane ), penataan perkantoran dan lingkungan, pembangunan dermaga multi purpose, trestle dan terminal petikemas kapasitas 60.000 Teus dan tahap ketiga yaitu pembangunan jetty curah cair dan tank storage kapasitas total 12.000 m 3 , pengerukan seluas 20.000 m 2 dan pengadaan reachstaker” . ( BUMNInsight.co.id, Sibolga, Sabtu 20 Agustus 2016).", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 345, "width": 389, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelusuran terhadap jurnal-jurnal yang berkaitan dengan penelitian ini, diantaranya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 360, "width": 469, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. “Dwelling time bagi peti kemas yang masuk di Jakarta International Container Terminal (JICT) Tanjung Priok pada bulan Juli 2013 adalah 9.68 hari meningkat 42 persen dari dwelling time yang diukur bulan April 2013 (6,81 hari) dan cukup mengkhawatirkan, mengingat Tanjung Priok menangani lebih dari dua-per-tiga seluruh perdagangan internasional Indonesia, sedangkan jumlah lalu lintas peti kemas diramalkan bertumbuh 160 persen pada tahun 2015. Permasalahan yang dihadapi kelihatannya sangat komprehensif.Perkembangan dwelling time di Pelabuhan Tanjung Priok, posisi tahun Juli 2013 sebesar 9,68 hari adalah terburuk dibandingkan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan simulasi perhitungan YOR dan Dwelling Time. Berdasarkan perhitungan JICT sebenarnya mampu menampung petikemas impor dengan kapasitas terpasang sebesar 2.279.308, dengan YOR ideal 65% dan dwelling time 4,46 hari. Upaya secara terus menerus untuk mengeluarkan petikemas yang longstay. Strategi yang mendesak untuk segera dilakukan adalah menekan jumlah petikemas yang longstay di pelabuhan dan mempertahankan YOR ideal pada posisi 65% sehingga dwelling time 4 hari bisa diimplementasikan, penerapan tarif progresif yang tinggi, dan penghapusan masa 1 yaitu hari pertama sampai dengan hari ketiga free charge (Strategi Menekan Tingginya Dwelling Time di Pelabuhan Tanjung Priok, Dedy Arianto, Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, 2013).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 533, "width": 468, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. “Pelabuhan Cabang Biak yang berada di lingkungan PT. (Perseo) Pelabuhan Indonesia IV dalam 3 tahun terakhir terus mengalami peningkatan dalam arus barang dan petikemas maupun kunjungan kapalnya, sehingga memerlukan kajian untuk pengembangan fasilitasnya. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan fasilitas digunakan pendekatan demand forecast untuk periode 20 tahun ke depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pada tahun 2030 sampai dengan tahun 2035, Pelabuhan Biak memerlukan tambahan 1unit tambatan dermaga baru sepanjang 130 meter, karena berdasarkan prediksi volume bongkar muat petikemas tidak bisa dihandle dengan fasilitas dan peralatan yang ada dan harus bekerja dengan menggunakan 3 shift. Tambahan dengan 1 unit tambatan sepanjang 130 meter ini yang dapat melayani kapal-kapal dengan LOA antara 100 sampai dengan 120 meter dan berbobot rata-rata 10.000 DWT” (Kebutuhan Pengembangan Dermaga Petikemasm Pelabuhan Biak, Dedy Arianto, Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, 2014).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 648, "width": 468, "height": 137, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. “Arus Penumpang di pelabuhan Ambon, secara rata-rata dalam 5 tahun terakhir mengalami peningkatan yang cukup tajam, oleh karena itu perlu diantisipasi melalui perbaikan kualitas pelayanan kepada para penumpang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan di pelabuhan Ambon melalui pendekatan analisis CSI. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada 4 hal pokok dalam pelayanan yang harus diperbaiki yaitu : aspek kenyamanan dilokasi pemberhentian, halte atau terminal angkutan umum, disekitar pelabuhan dan kenyamanan ruang terminal penumpang; aspek keselamatan di lokasi pemberhentian, halte, atau terminal angkutan umum, disekitar pelabuhan dan keselamatan berjalan kaki dari lokasi pemberhentian, halte, atau terminal angkutan umum, di sekitar pelabuhan, menuju lokasi terminal penumpang di pelabuhan, atau sebaliknya; aspek keamanan berjalan kaki dari lokasi pemberhentian, halte, atau terminal angkutan umum, di sekitar pelabuhan, menuju lokasi terminal penumpang di pelabuhan, atau sebaliknya;serta aspek kemudahan menemukan lokasi fasilitas terminal penumpang dan kemudahan menemukan petunjuk arah menuju lokasi pintu masuk ke kapal atau dari kapal ke terminal penumpang” (Peningkatan Kualitas Pelayanan Terminal", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 37, "width": 3, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 37, "width": 191, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 75, "top": 68, "width": 450, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penumpang Di Pelabuhan Ambon, Dedy Arianto, Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 91, "width": 469, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengevaluasi pencapaian standar pelayanan di pelabuhan Balikpapan. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis regresi dan analisis trend. Hasil penelitian menyatakan bahwa hasil analisis terhadap standar pelayanan ( level of service ) kapal, khususnya terkait dengan : sistem dan prosedur pelayanan kapal masuk; sistem dan prosedur perubahan dan pembatalan kedatangan kapal; sistem dan prosedur kapal pindah tambatan ( shifting ); sistem dan prosedur perpanjangan dan pengurangan waktu tambat; serta sistem dan prosedur pelayanan kapal keluar, secara berturut-turut rata-rata lama waktu pelayanan adalah sebesar : 69.61 menit; 15.45 menit; 83.87 menit; 51.41 menit; dan 86.24 menit, yang semuanya dalam kategori pelayanannya mengandung makna pelayanan yang biasa saja, tidak cepat dan juga tidak lambat, upaya peningkatan pelayanan dapat dilakukan dengan konsekuensi perlunya penyederhanaan sistem dan prosedur pelayanan kapal (Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan di Pelabuhan Balikpapan, Dedy Arianto, Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 224, "width": 472, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Sibolga.Data sekunder yang dibutuhkan yaitu: RTRW Propinsi dan Kabupaten/Kota; Rencana Induk Pelabuhan Nasional dan Rencana Induk Pelabuhan Sibolga; Data Fasilitas dan Peralatan; Data Kinerja Waktu Pelayanan Kapal; Data Kinerja Pelayanan Produktivitas dan Utilisasi; dan Data Potensi Ekonomi Hinterland . Data primer ditujukan untuk menghimpun masukan-masukan terkait dengan kualitas pelayanan di Pelabuhan Sibolga.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 284, "width": 472, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan adalah dengan pendekatan forecasting untuk meramalkan kebutuhan pengembangan kapasitas dan fasilitas pelabuhan Sibolga. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yang lebih ditujukan untuk menganalisis fenomena-fenomena dalam kegiatan pengembangan tersebut dan kemudian mendeskripsikan hasil analisis secara sistematis sesuai kaidah-kaidah penulisan.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 333, "width": 472, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses analisisdan evaluasi, dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan deskriptif. Data yang telah dikumpulkan dengan studi kepustakaan tersebut selanjutnya dianalisis dengan menggunakan model peramalan dan evaluasi kinerja pelayanan kapal dan barang.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 387, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 406, "width": 189, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Kondisi Pelabuhan Sibolga Saat Ini", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 424, "width": 109, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1.1. Perairan Pelabuhan", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 439, "width": 472, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan Pelabuhan Sibolga dankondisi hidrooceanografi perairan Pelabuhan Sibolga adalah sebagaimana Tabel 1. Kondisi perairan Pelabuhan Sibolga yang luas dan relatif dalam serta terlindung secara alami, tidak menjadi permasalahan navigasi untuk masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 510, "width": 30, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 519, "width": 163, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan Pelabuhan dan Kondisi Hidrooceanografi", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 533, "width": 455, "height": 222, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Uraian Sat. Jumlah Keterangan Perairan pelabuhan 1 DLKr perairan Ha 3.573,5 2 DLKp perairan Ha 2.046,5 Kondisi hidrooceanografi 3 Pasang surut  Pasang tertinggi (HWL) MLWS + 1,40  Duduk tengah (MSL) MLWS + 0,70  Muka air terendah (LWS) MLWS + 0,00 4 Kedalaman dasar laut lumpur dan pasir MLWS - 12,00 Pantai sekitar pelabuhan terbentuk dari batuan dan karang dengan kelandaian yang relatif curam. 5 Arus  Kecepatan arus rata-rata cm/detik 4,40  Kecepatan arus maksimum cm/detik 11,30 – 11,80 6 Gelombang  Tinggi gelombang di perairan dalam meter 0,2 – 0,3  Tinggi gelombang di perairan luar meter 0,5 – 0,7 7 Kecepatan Angin rata-rata knot 5 – 6 Juli – Desember arah barat laut/tenggara dan Desember – Juli arah Barat/Timur", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 759, "width": 88, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 538, "top": 37, "width": 5, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 68, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1.2. FasilitasPelabuhan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 472, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fasilitas Pelabuhan Sibolga meliputi alur pelayaran, kolam pelabuhan, tambatan / dermaga, gudang, lapangan penumpukan, gedung terminal penumpang dan fasilitas penunjang seperti gedung kantor, jalan, lapangan parkir. Selain fasilitas, terdapat pula peralatan pelabuhan adalah terutama untuk kegiatan bongkar muat, dan utilitas pelabuhan yang meliputi jaringan air bersih, jaringan listrik dan sarana telekomunikasi, saluran pembuangan, instalasi limbah dan sampah. Secara rinci fasilitas Pelabuhan Sibolga ditunjukkan dalam Tabel 2 dan Gambar 1 sampai dengan Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 472, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dermaga umum tersebut, terdapat pula DUKS milik Pertamina untuk kegiatan distribusi BBM dan DUKS milik PT Mujur Timber untuk kegiatan pengapalan kayu. Adapun DUKS milik 4 (empat) perusahaan kayu yang lain saat ini tidak beroperasi lagi. Gambaran kondisi saat ini fasilitas pelabahuan Sibolga sebagaimana terlihat pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 218, "width": 460, "height": 230, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Data Fasilitas Pelabuhan Sibolga No Uraian Sat. Jumlah Pelabuhan Umum 1 Dermaga Cargo  Panjang meter 103.50  Lebar meter 15.50  Luas m 2 1,604.25 2 Trestle  Panjang meter 129.00  Lebar meter 10.00  Luas m 2 1,290.00 3 Gudang tertutup  Panjang meter 45.00  Lebar meter 20.00  Luas m 2 900.00 4 Lapangan penumpukan  Trans container m 2 3,500.00  Umum m 2 2,000.00", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 451, "width": 88, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data diolah, 2017", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 746, "width": 163, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Kondisi dermaga di Pelabuhan Sibolga", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 37, "width": 3, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 37, "width": 191, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 538, "top": 37, "width": 5, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 147, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Data Aktual dan Proyeksi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 272, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.1. Data Trafik Arus Penumpang, Barang dan Kunjungan Kapal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 472, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arus penumpang yang di Tahun 2015 sebanyak 465.647 orang,diperkirakan akan meningkat di masa datang dalam proyeksi dengan pendekatan terpilih model exponential , dimana pada Tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 587.931 orang. Arus barang padaTahun 2015 sebanyak 2.903.109 ton, diproyeksikan pada Tahun 2030 akan mencapai 6.232.545 ton.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 150, "width": 472, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunjungan kapal juga meningkat baik dalam call maupun GT, sejalan dengan pertumbuhan arus barang dan penumpang. Ukuran GT kapal barang yang berkunjung di Pelabuhan Sibolga periode Januari – Maret 2016 didominasi oleh kapal cargo berukuran kecil GT 488 sampai dengan GT 3.256. Sedangkan kapal penumpang, terdiri dari kapal penumpang PT PELNI, kapal Ro-Ro PT ASDP, dan kapal ferry swasta. Diproyeksikan pada Tahun 2030 mencapai GT 9.677.663, sedangkan untuk kunjungan kapal dalam satuan unit pada Tahun 2030 diperkirakan mencapai 5.069 unit kapal.Hasil selengkapnya sebagaimana terdapat dalam tabel 3 berikut. Arus petikemas pada tahun 2016 sebanyak 6.503 box, diproyeksikan pada tahun 2030 akan mencapai55.360 box. Hasil selengkapnya sebagaimana terdapat dalam Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 472, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara itu, saat ini kapal yang berkunjung di Pelabuhan Sibolga periode Januari – Maret 2016, yang sandar di Tambatan kapal di dermaga dengan memanfaatkan dermaga sisi luar (103 m) dan sisi dalam (2 x 46 m) pada umumnya di dominasi kapal jenis general cargo, dan jenis kemasan general cargo dan bag cargo serta jenis komoditi semen, beras, dan container. Hasil selengkapnya sebagaimana terdapat dalam Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 308, "width": 30, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 317, "width": 457, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Proyeksi Pertumbuhan Kunjungan Kapal, Arus Barang dan Arus Penumpang, di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara sebagai Daerah", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 326, "width": 457, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hinterland Pelabuhan Sibolga Tahun KAPAL (Call) KAPAL (GT) BRG (Ton) PNP (Orang)", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 352, "width": 460, "height": 367, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D A T A A KTUA L 2001 2.046 1.687.966 630.760 242.431 2002 2.051 1.563.209 685.097 254.382 2003 2.253 1.199.826 641.997 238.767 2004 2.132 1.265.959 723.711 239.690 2005 2.272 1.459.766 859.223 259.672 2006 2.220 1.122.345 1.087.924 238.366 2007 2.929 1.530.563 1.420.622 246.618 2008 1.866 1.179.596 1.106.317 245.866 2009 1.810 1.347.545 1.168.528 244.499 2010 1.646 1.521.465 1.780.184 215.840 2011 1.431 1.525.714 2.025.572 242.866 2012 2.482 3.077.344 2.928.246 380.351 2013 2.393 2.508.581 3.011.513 428.853 2014 447 585.472 3.345.436 392.022 2015 10.852 13.105.222 2.903.109 465.647 D A T A PR OY E KS I 2016 3.566 4.114.532 3.306.301 397.739 2017 3.673 4.511.898 3.515.318 411.324 2018 3.780 4.909.265 3.724.335 424.909 2019 3.888 5.306.631 3.933.353 438.494 2020 3.995 5.703.998 4.142.370 452.080 2021 4.103 6.101.364 4.351.388 465.665 2022 4.210 6.498.731 4.560.405 479.250 2023 4.317 6.896.097 4.769.423 492.835 2024 4.425 7.293.464 4.978.440 506.420 2025 4.532 7.690.830 5.187.458 520.005 2026 4.639 8.088.197 5.396.475 533.590 2027 4.747 8.485.563 5.605.493 547.176 2028 4.854 8.882.930 5.814.510 560.761 2029 4.961 9.280.296 6.023.528 574.346 2030 5.069 9.677.663 6.232.545 587.931 Sumber: hasil perhitungan, 2017", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 37, "width": 3, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 37, "width": 191, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 676, "width": 250, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2.2. Perkembangan Wilayah Belakang (Daerah Hinterland )", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 690, "width": 472, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelabuhan Sibolga memiliki peran strategis sebagai pintu gerbang sekaligus transit untuk pergerakan orang dan barang di Sumatera Utara Pantai Barat. Wilayah belakang ( hinterland ) pelabuhan Sibolga mencakup Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara, Nias, Mandailing Natal, Toba Samosir dan Dairi, sebagaimana Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 739, "width": 472, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan proyeksi jumlah penduduk hinterland pelabuhan Sibolga, ditunjukkan oleh persamaan terpilih Model Power .Untuk Tahun 2030 diperkirakan mencapai 2.657.798 jiwa. Hasil perhitunganproyeksi Besaran PDRB per Kapita atas Dasar Harga Konstan hinterland pelabuhan Sibolga, ditunjukkan oleh persamaan terpilih Model Linier Untuk Tahun 2030 sebesar Rp. 92.210.227,00.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 72, "width": 30, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 81, "width": 427, "height": 238, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Proyeksi Pertumbuhan Arus Petikemas di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara sebagai Daerah Hinterland Pelabuhan Sibolga Tahun Data PK (box) Proyeksi PK 2014 4,789 2015 5,927 2016 6,503 2017 7,578 2018 8,830 2019 10,290 2020 11,991 2021 13,973 2022 16,282 2023 18,974 2024 22,110 2025 25,765 2026 30,023 2027 34,986 2028 40,769 2029 47,507 2030 55,360 Sumber: hasil perhitungan, 2017", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 342, "width": 30, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5.", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 351, "width": 392, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Ukuran Kapal, Jenis Kemasan, Jenis Komoditi dan Total Bongkar Muat Bulan januari 2016 s.d Maret 2016", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 366, "width": 457, "height": 294, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kapal Ukuran Kapal (GT) Panjang Kapal (Meter) Jenis Kemasan Jenis Komoditi Total Bongkar Muat General Cargo 1,430 72 General Cargo Semen 2,300 General Cargo 597 45 Bag Cargo Semen 650 General Cargo 3,256 92 General Cargo Kontainer 149 General Cargo 488 45 Bag Cargo Semen 1,100 General Cargo 1,430 72 General Cargo Semen 2,300 General Cargo 3,256 92 General Cargo Kontainer 173 General Cargo 597 45 Bag Cargo Semen/beras 650 General Cargo 1,291 66 Bag Cargo Semen/beras 2,850 General Cargo 3,256 92 General Cargo Kontainer 191 General Cargo 597 45 Bag Cargo Semen 600 General Cargo 1,430 72 General Cargo Semen 2,300 General Cargo 597 45 Bag Cargo Semen 600 General Cargo 3,256 92 General Cargo Kontainer 190 General Cargo 1,291 66 Bag Cargo Semen/beras 1,850 General Cargo 633 48 Bag Cargo Semen 950 General Cargo 1,291 66 Bag Cargo Semen/beras 1,850 General Cargo 3,256 98 General Cargo Kontainer 190 General Cargo 900 60 pipa Aspal 1,047 General Cargo 3,256 98 General Cargo Kontainer 197 General Cargo 597 51 Bag Cargo Semen 600 General Cargo 686 87 Bag Cargo Semen 1,100 General Cargo 597 51 Bag Cargo Semen 600 General Cargo 3,256 98 General Cargo Kontainer 193 Sumber: data diolah, 2017", "type": "Table" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 538, "top": 37, "width": 5, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 68, "width": 473, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sektor perekonomian yang berperan besar saat ini di Pantai Barat Sumatera Utara adalah perikanan, perkebunan dan kehutanan.Sedangkan yang potensial berkembang di masa mendatang adalah perikanan , perkebunan dan industri serta pariwisata . Hasil perhitungan proyeksi jumlah produksi perikananyang menjadi hinterland pelabuhan Sibolga Tahun 2030 diperkirakan mencapai 394.778 ton.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 117, "width": 472, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil perhitungan proyeksi jumlah produksi perkebunan yang menjadi hinterland pelabuhan Sibolga Tahun 2030 diperkirakan mencapai 408.626 ton. Hasil perhitungan proyeksi jumlah produksi padi yang menjadi hinterland pelabuhan SibolgaTahun 2030 diperkirakan mencapai 967.384 ton.Hasil selengkapnya sebagaimana terdapat dalam Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 177, "width": 30, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 186, "width": 197, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas Wilayah Administrasi di wilayah Pantai Barat Sumatera", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 199, "width": 458, "height": 128, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Kabupaten/Kota Luas /Area (km 2 ) Persentase (%) 1. Kota Sibolga 10,77 0,02 2. Kab. Tapteng 2.158,00 3,01 3. Kab. Tapsel 4.352,86 6,07 4. Kab. Taput 3.764,65 5,25 5. Kab. Nias 3.495,39 4,88 6. Kab. Mandailing Natal 6.620,70 9,24 7. Kab. Toba Samosir 2.352,35 3,28 8. Kab. Dairi 1.927,80 2,69 Sumatera Utara 71.680,68 100 Sumber: BPS Propinsi Sumatera Utara Dalam Angka", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 345, "width": 30, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7.", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 354, "width": 458, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Proyeksi Pertumbuhan Jumlah Penduduk, Jumlah PDRB, Produksi Perikanan, Produksi Perkebunan dan Produksi Padi di Wilayah Pantai Barat Sumatera Utara sebagai Daerah Hinterland Pelabuhan Sibolga Tahun Penduduk (Orang) PDRB (Rp dalam ribuan) Perikanan (Ton) Perkebunan Padi", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 390, "width": 460, "height": 366, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D A T A A KTUA L 2001 3.159.780 14.975 103.760 384.826 1.150.615 2002 3.253.258 15.528 107.755 385.576 1.154.067 2003 2.543.418 16.311 102.333 386.423 1.147.778 2004 2.470.194 39.400 100.174 1.011.088 1.075.240 2005 2.502.576 40.585 112.365 1.078.651 1.052.502 2006 2.567.954 41.294 112.953 1.252.647 911.109 2007 2.598.408 43.138 138.152 1.189.672 913.387 2008 2.251.673 46.487 145.815 393.207 1.018.351 2009 2.279.621 48.354 156.610 190.324 842.989 2010 1.918.289 50.650 122.792 394.756 809.563 2011 2.105.409 52.660 178.812 392.861 922.557 2012 2.131.502 54.742 190.229 393.676 924.864 2013 2.157.906 56.823 201.641 394.492 927.176 2014 2.184.623 58.905 213.047 395.309 929.495 2015 2.211.658 60.987 224.447 396.129 931.819 D A T A PR OY E KS I 2016 2.239.013 63.068 235.842 396.950 934.148 2017 2.266.693 65.150 247.231 397.773 936.484 2018 2.294.701 67.231 258.615 398.597 938.825 2019 2.323.041 69.313 269.992 399.423 941.173 2020 2.351.717 71.394 281.365 400.251 943.526 2021 2.380.732 73.476 292.731 401.081 945.885 2022 2.410.091 75.558 304.092 401.912 948.250 2023 2.439.797 77.639 315.447 402.745 950.621 2024 2.469.854 79.721 326.797 403.580 952.998 2025 2.500.266 81.802 338.141 404.417 955.380 2026 2.531.038 83.884 349.480 405.255 957.769 2027 2.562.173 85.966 360.812 406.095 960.164 2028 2.593.675 88.047 372.140 406.937 962.564 2029 2.625.548 90.129 383.461 407.780 964.971 2030 2.657.798 92.210 394.778 408.626 967.384 Sumber : hasil perhitungan, 2017", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 37, "width": 7, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 37, "width": 191, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 69, "width": 212, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Analisis Kinerja Operasional Pelabuhan", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 87, "width": 472, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum mengevaluasi rencana pengembangan pelabuhan, terlebih dahulu dianalisis sejauhmana kinerja pelayanan kapal dan kinerja pelayanan barang dapat optimal. Kinerja pelayanan kapal selama periode 2011 sampai dengan 2015 pada umumnya pelayanan pemanduan, pelayanan waktu labuh dan waktu tunggu kapal seperti waktu Waiting Time , Approach Time dan Postphone Time menunjukkan kinerja pelayanan yang baik, hal ini disebabkan bahwa Pelabuhan Sibolga bukan merupakan pelabuhan wajib pandu. Namun untuk waktu selama kapal berada di tambatan Berthing Time (BT) masih cukup tinggi yaitu berkisar antara 64 jam sampai dengan 185 jam yang dipengaruhi oleh waktu Non Operating Time (NOT) yang juga tinggi, berkisar antara 58 jam sampai dengan 112 jam. Proporsi Effective Time (ET) dibandingkan BT dibawah standar (70%) yaitu antara 8% sampai dengan 40%, yang berartibahwa kebanyakan kapal hanya nongkrong di dermaga sandar tanpa melakukan aktivitas bongkar muat.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 193, "width": 472, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produktivitas bongkar muat relatif cukup bagus, dimana pada Tahun 2015, produktivitas GC sebesar 29,13 TGH dan Bag Cargo (BC) sebesar 26,95 TGH, serta produktivitas petikemas konvensional sebesar 12,02 BCH. Sedangkan utilisasi BOR pada periode 2013 – 2015 berkisar antara 120,71% hingga menurun di tahun 2015 menjadi 95,67% yang berkecenderungan dianggap belum baik, dikarenakan masih diatas standar. Dari data operasional yang diperoleh di Pelabuhan Sibolga Tahun 2016periode Januari – Maret, terungkap bahwa Turn Round Time (TRT) yang merupakan jangka waktu lamanya kapal berada di pelabuhan pada periode Januari – Maret 2016 adalah rata-rata 121,12 jam dan waktu Berthing Time (jangka waktu kapal di tambatan) rata-rata 120,12 jam yang dipengaruhi oleh waktu Non Operating Time (NOT) yang juga tinggi, rata-rata 68,95 jam. Proporsi Effective Time (ET) dibandingkan BT dibawah standar (70%) yaitu antara 35% sampai dengan 40%, yang berarti bahwa kebanyakan kapal hanya nongkrong di dermaga sandar tanpa melakukan aktivitas bongkar muat.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 311, "width": 472, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Produktivitas bongkar muat relatif cukup bagus, dimana pada Tahun 2016periode Januari – Maret, produktivitas GC sebesar 29,13 TGH, namun untuk produktivitas petikemas konvensional masih berada dibawah standar yaitu rata-rata sebesar 4,81 BCH. Sedangkan utilisasi BOR pada periode Tahun 2016periode Januari – Maret, rata-rata sebesar 53,14% yang berkecenderungan dianggap baik. Beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya kualitas pelayanan diantaranya yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 469, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Jam kerja TKBM untuk kapal yang bermuatan general cargo, pukul 08.00 WIB s/d 17.00 WIB (8 jam kerja/hari), sehingga kapal yang masuk pada saat subuh/malam hari tidak langsung dibongkar/dimuat;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 396, "width": 400, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Jam kerja kapal yang bermuatan petikemas pukul 08.00 WIB s/d 21.00 WIB (11 jam kerja/hari);", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 394, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kapal tidak bisa keluar pada malam hari karena kondisi alam sehingga menunggu sampai pagi;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 403, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Curah hujan yang tinggi di Sibolga sehingga kapal tidak bisa melakukan kegiatan bongkar/ muat;", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 430, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Tambatan kapal di dermaga dengan memanfaatkan dermaga sisi luar (103 m) dan sisi dalam (2 x 46 m);", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 468, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kapal cargo yang melakukan kegiatan bongkar semen dan beras langsung melakukan pengiriman ke pembeli, tidak ditumpuk di gudang.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 487, "width": 30, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8.", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 496, "width": 219, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekapitulasi Hasil Kinerja Pelayanan Periode Januari – Maret 2016", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 510, "width": 458, "height": 260, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uraian Satuan Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 Call Unit 8.00 8.00 8.00 Rata-rata LOA Meter 63.50 65.75 76.13 Jumlah BM Ton 7,650.00 9,150.00 5,197.00 Jumlah BM petikemas Box 322.00 381.00 580.00 ET/BT % 34.87 39.83 37.53 BOR % 52.02 64.66 42.73 BTP Ton/M 39.23 46.92 26.65 BTP Petikemas Box/M 3.13 3.70 5.63 PT Jam 0.00 0.00 0.00 AT Jam 1.00 1.00 1.00 WT Jam 0.00 0.00 0.00 BWT Jam 48.50 68.88 36.13 ET Jam 43.38 59.63 32.38 IT Jam 5.13 9.25 3.75 NOT Jam 75.89 80.83 50.15 BT Jam 124.39 149.71 86.27 TRT Jam 125.39 150.71 87.27 TGH T/G/H 24.17 24.83 38.40 TSH T/S/H 8.33 9.33 11.40 BCH B/C/H 5.25 4.50 4.67 BSH B/S/H 4.50 5.00 5.33", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 774, "width": 202, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I Cabang Sibolga", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 535, "top": 37, "width": 9, "height": 6, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 69, "width": 318, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Evaluasi terhadap Perencanaan dan Pengembangan Pelabuhan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 187, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4.1. Rencana Operasional Terminal Barang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 472, "height": 147, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan penyediaan terminal barang yang dilengkapi dengan dermaga, gudang dan lapangan penumpukan, peralatan bongkar muat, maka di masa mendatang pelayanan terminal akan meliputi pelayanan dermaga, pelayanan penumpukan, dan pelayanan bongkar muat. Peningkatan operasional pelayanan barang yang direncanakan untuk terminal barang adalah dengan menyediakan gudang dan lapangan penumpukan yang memadai sehingga memberikan pilihan bagi pemilik barang untuk memanfaatkan fasilitas penumpukan tersebut sehingga tidak selalu harus truck-lossing .Karena pola operasional truck-loosing tanpa didukung kesiapan armada pengangkutan dalam jumlah yang memadai, justru berbiaya tinggi terhadap biaya angkutan secara keseluruhan. Hal tersebut akan memungkinkan Pelabuhan Sibolga mendekati pelabuhan lain di Indonesia yang sekelas dalam hal produktivitas bongkar-muat. Pada pelabuhan dengan fasilitas serupa, maka produktivitas bongkar-muat pada kapal pelayaran lokal nasional, adalah sebesar 20 ton per gang per jam untuk general cargo, dan 25 ton per gang per jam untuk bag cargo.Angka produktivitas tersebut dapat dicapai oleh kapal barang. Tidak demikian halnya dengan kegiatan bongkar muat barang pada kapal ferry, yang diperkirakan akan tetap rendah dengan pola operasional yang sama di masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 472, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk lebih mengoptimalkan fasilitas, maka jam kerja bongkar-muat perlu diperpanjang. Kalau pada saat ini hanya berlangsung dari jam 08.00 WIB pagi hingga jam 18.00 WIB sore dengan 1 jam istirahat siang, maka jam kerja bongkar muat rata-rata 9 jam per hari. Untuk meningkatkan jam kerja, maka diterapkan 2 shift per hari, dimana shift pertama bekerja dari jam 08.00 WIB s/d jam 16.00 WIB dan dilanjutkan dengan shift kedua dari jam 16.00 WlB s/d jam 24.00 WlB. Dikurangi istirahat 1 jam masing-masing shift, diperoleh rata-rata 14 jam per hari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 202, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4.2. Rencana OperasionalTerminal Penumpang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 472, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum pola pelayanan di terminal penumpang akan tetap berlangsung sebagaimana sekarang, tetapi dengan penataan operasional yang memisahkan pelayanan penumpang dari kegiatan pelayanan barang dan meningkatkan kelengkapan gedung terminal, maka kenyamanan, kelancaran dan ketertiban dalam pelayanan penumpang dapat ditingkatkan. Apabila dengan fasilitas dan pelayanan yang sekarang ini, terminal penumpang di Pelabuhan Sibolga ditetapkan sebagai kelas C, maka dengan peningkatan fasilitas dan pelayanan di masa mendatang, kelas ditingkatkan menjadi Kelas B. Rata-rata pelayanan tambat 4 jam untuk kapal Pelni dinilai cukup baik. Sedangkan untuk kapal Roro milik PT ASDP ( KMP Poncan dan KMP Cucut ) bertambat sejak kedatangan pagi / siang hari sampai waktu keberangkatan jam 20.00 WIB. Adapun kapal ferry swasta rata-rata berangkat jam 21.00 WIB. Pola pelayanan penumpang terbagi dalam dua kelompok, yaitu yang turun dari kapal atau yang naik ke kapal Untuk penumpang kapal Pelni, penumpang dapat dibedakan menurut kelas tiket.Jalur sirkulasi keberangkatan dipisahkan dari sirkulasi kedatangan khususnya pada bangunan terminal sedangkan pada ruas luar bangunan (koridor luar bangunan dan dermaga) tidak dipisah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 244, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5. Analisis Kebutuhan Pengembangan Pelabuhan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 495, "width": 236, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5.1. Rencana Kebutuhan Fasilitas Terminal Penumpang", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 472, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan fasilitas pelabuhan untuk Terminal Penumpang dan Terminal Barang dihitung berdasarkan perkembangan arus penumpang, arus barang dan kunjungan kapalpada tahun 2020 (jangka pendek), tahun 2025 (jangka menengah ) dan tahun 2030 (jangka panjang ).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 546, "width": 52, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Tambatan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 561, "width": 458, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan tambatan untuk kapal PELNI sampai dengan tahun 2030 mendatang cukup 1 (satu) tambatan. Mengingat kapal ini hanya memerlukan waktu Berthing Time rata-rata 3.2 jam setiap kunjungan. Dengan perkembangan arus penumpang, maka diperkirakan PT PELNI akan meningkatkan frekuensi kunjungan kapalnya, dari 3 kali per bulan pada saat ini menjadi 6 kali setiap bulan. Peningkatan frekuensi tersebut diperhitungkan tidak memerlukan tambahan tambatan. Bahkan, tambatan yang dialokasikan untuk melayani kapal PELNI pada saat- saat kosong akan tetap dipergunakan untuk kapal lainnya termasuk kapal cargo yang berukuran besar. Namun demikian, apabila dermaga yang ada nantinya pada jangka panjang telah sibuk melayani kapal cargo berukuran besar, maka perlu penambahan tambatan baru 1 unit untuk kapal PELNI.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 656, "width": 458, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah kapal ferry penumpangswasta yang melayani Sibolga – Gunung Sitoli sebanyak 4 unit dan yang melayani Sibolga – Sinabang sebanyak 1 unit. Seperti halnya kapal Ro-Ro PT. ASDP, kapal ferry penumpang ini juga datang pagi atau siang kemudian baru berangkat malam harinya agar sampai ke tujuan pada pagi hari berikutnya yang pada umumnya dilayani oleh dermaga sisi dalam seluas 2 x 46 meter. Dengan kebutuhan tambatan tersebut maka untuk Kapal PELNI tetap menggunakan dermaga Aek Habil bagian depan sebagaimana sekarang. Dengan tambatan baru tersebut, maka akan memberi tambahan tambatan di dermaga Aek Habil untuk kapal cargo kecil.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 739, "width": 128, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Bangunan Gedung Terminal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 754, "width": 458, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas bangunan terminal penumpang ditentukan oleh jumlah penumpang yang menunggu keberangkatan. Menurut standar yang ditetapkan Ernst Neufert kebutuhan ruang terminal penumpang tiap penumpang adalah 1,0 – 2,0 m 2 .Untuk ruang terminal penumpang domestik ditetapkan sebesar 1,0 m 2 . Penumpang kapal PELNI yang", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 37, "width": 7, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page header" }, { "left": 193, "top": 37, "width": 191, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 68, "top": 68, "width": 458, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "naik rata-rata 300 – 400 orang, kapal Ro-Ro PT. ASDP rata-rata 350 – 400 orang, demikian pula penumpang kapal ferry swasta rata-rata 150 – 200 orang.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 94, "width": 458, "height": 78, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi yang diperhitungkan adalah bahwa pola keberangkatan kapal PELNI yang hanya beberapa kali setiap bulan dan pada pagi/siang/sore hari, sedangkan kapal Ro-Ro PT. ASDP datang pagi dan berangkat setiap (sekitar) jam 20.00 WIB. Adapun kapal penumpang ferry swasta datang pagi dan berangkat setiap jam 21.00 WIB, maka para penumpang tersebut tidak secara bersamaan memerlukan ruang tunggu. Pada saat penumpang kapal Ro-Ro PT. ASDP menunggu keberangkatan kapalnya, maka ada sebagian penumpang kapal ferry yang telah mulai datang, diasumsikan bahwa pola penataan pengaturan manajemen kedatangan dan keberangkatan kapal dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan, sehingga kebutuhan ruang terminal belum begitu mendesak.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 181, "width": 218, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.5.2. Rencana Kebutuhan Fasilitas Terminal Barang", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 54, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Tambatan", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 210, "width": 458, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan tambatan untuk terminal barang dihitung berdasarkan perkembangan arus barang dan kapal pengangkutnya yang melalui dermaga umum pada tahun 2020 (jangka pendek), 2025 (jangka menengah), dan 2030 (jangka panjang). Sebagian besar kapal yang berkunjung adalah kapal yang menghubungkan Sibolga dengan pulau sekitarnya yang berukuran rata-rata 150 GT (LOA 68 meter) dan yang terbesar sampai dengan 3.256 GT (LOA 98 meter). Selain itu berkunjung pula kapal yang melayari short sea routes yang berukuran terbesar 2.000 DWT yang ber LOA 80 meter dan memerlukan panjang tambatan 90 meter.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 282, "width": 458, "height": 101, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk kapal yang berukuran besar yang mengangkut petikemas, tetapi freukensi kunjungan kapalnya relatif jarang yaitu sebanyak 28 call pada Tahun 2016 dan diproyeksikan meningkat menjadi 300 call kapal petikemas pada Tahun 2030 untuk jangka panjang. Sebagian besar kapal cargo besar adalah perdagangan dalam negeri adalah kapal pengangkut semen dan beras yang hanya berkunjung 4 – 7 kali sebulan. Untuk kapal ini dialokasikan pada dermaga yang digunakan oleh kapal PELNI, sekalipun tetap menempatkan kapal penumpang dalam urutan prioritas yang lebih tinggi. Sesuai perhitungan, terlihat bahwa penggunaan dermaga eksisting bagian depan oleh kapal cargo besar sudah cukup sibuk pada jangka panjang, sehingga saat itu tidak memungkinkan penggunaan bersama lagi dengan kapal PELNI. Pada saat itu, dermaga exisiting bagian depan dialokasikan khusus untuk kapal cargo besar.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 388, "width": 458, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tambatan untuk kapal cargo kecil yang frekuensi kunjungan kapalnya cukup tinggi dan secara rutin melayari Sibolga dengan pulau sekitarnya dilayani di sisi utara dermaga Aek Habil (dapat bertambat 4 kapal sekaligus) atau di dermaga bagian depan (dapat bertambat 4 kapal sekaligus), atau di dekat dermaga ferry (dapat bertambat 3 kapal sekaligus), dikurangi 2 unit tambatan untuk kapal ferry swasta, maka tersedia 9 unit tambatan untuk kapal cargo kecil saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 449, "width": 458, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini rata-rata kunjungan kapal adalah 2000-an unit kapal per tahun dengan rata-rata bertambat selama 81 jam atau 3.25 hari. Sesuai perhitungan, maka belum diperlukan penambahan tambatan. Dengan memperhitungkan tambahan tambatan dengan telah disediakannya tambatan baru untuk kapal ferry PT. ASDP dan kapal ferry swasta menjelang tahun 2030, maka praktis tambatan yang ada pada dermaga existing telah mencukupi. Namun untuk antisipasi terhadap perkembangan volume petikemas yang semakin meningkat maka diperlukan satu unit tambatan untuk back up area sampai tahun 2030.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 43, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Gudang", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 533, "width": 458, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini tersedia gudang seluas 900 m 2 sehingga mampu melayani 30,600 ton per tahun. Dengan kondisi masih truck lossing maka belum perlu penambahan gudang sampai tahun 2030.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 106, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Lapangan Penumpukan", "type": "Section header" }, { "left": 68, "top": 574, "width": 458, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini praktis tersedia lapangan penumpukan seluas 5.500 m 2 yang memadai.Sebagian barang ditumpuk di atas permukaan tanah atau sepanjang pinggiran jalan di dalam pelabuhan. Dengan kondisi masih truck lossing maka belum perlu penambahan lapangan penumpukan sampai tahun 2030.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 629, "width": 80, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 648, "width": 472, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelabuhan Sibolga memiliki peran strategis sebagai pintu gerbang sekaligus transit untuk pergerakan orang dan barang di wilayah pantai barat Sumatera Utara. Wilayah belakang ( hinterland ) pelabuhan Sibolga mencakup : Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Kepulauan Nias, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Dairi.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 697, "width": 472, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam mengantisipasi perkembangan trafik dan sesuai kondisi teknis lahan pengembangan yang tersedia, maka arah pengembangan pelabuhan Sibolga adalah dengan memanfaatkan lahan pelabuhan yang tersedia dan yang belum optimal pemanfaatannya, dan kemudian mengadakan perluasan area melalui rekonfigurasi pelabuhan.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 735, "width": 472, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rencana pengembangan jangka panjang yang disiapkan, dengan zoning dan tata letak sebagai berikut: Pemisahan secara fisik dan operasional antara terminal barang general cargo, terminal petikemas konvensional dan terminal penumpang. Terminal barang pada lokasi sebelah selatan termasuk dermaga Aek Habil sampai dengan dermaga Sambas. Dermaga Aek Habil bagian depan untuk kapal cargo besar dan kapal Pelni (sampai dibangun", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 193, "height": 6, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dedy Arianto / Jurnal Penelitian Transportasi Laut 19 (2017) 1–13", "type": "Page header" }, { "left": 535, "top": 37, "width": 9, "height": 6, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 68, "width": 472, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dermaga sendiri). Adapun bagian lain dari dermaga Aek Habil termasuk dermaga ferry yang ada, dialokasikan untuk kapal cargo kecil Sedangkan Terminal Penumpang pada lokasi sebelah utara dermaga Aek Habil.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 116, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 472, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya pada Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, serta KSOP Pelabuhan Sibolga atas partisipasi dan bantuannya dalam menyelesaikan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 81, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 472, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arianto, Dedy, 2013, Strategi Menekan Tingginya Dwelling Time Di Pelabuhan Tanjung Priok, Jurnal Transportasi Laut Volume 15, Nomor 3 September 2013, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 472, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arianto, Dedy, 2014, Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan Di Pelabuhan Balikpapan, Jurnal Transportasi Laut Volume 16, Nomor 4 Desember 2014, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 472, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arianto, Dedy, 2014, Kebutuhan Pengembangan Dermaga Petikemas (Studi Kasus Pelabuhan Biak), Jurnal Transportasi Laut Volume 16, Nomor 3 September 2014, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 472, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arianto, Dedy, 2014, Peningkatan Kualitas Pelayanan Terminal Penumpang Di Pelabuhan Ambon, Warta Penelitian Perhubungan Volume 26, Nomor 10 Oktober 2014, Jakarta. http://ksp.go.id/perluasan-pelabuhan-sibolga-selesai-akhir-2017/ diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.51.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 472, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://sumut.pojoksatu.id/2016/08/21/jokowi-targetkan-pengembangan-pelabuhan-sibolga-wajib-selesai-akhir-2017/ diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.42.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 472, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.bumninsight.co.id/industri/infrastruktur/pengembangan-pelabuhan-sibolga-dimulai diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.44. http://www.medanbisnisdaily.com/news/read/2016/08/20/252277/pelabuhan-sibolga-pacu-ekonomi-pantai-barat/#.WJvnqRoxWM8 diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.55.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 395, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.metrosiantar.com/news/tapanuli/2012/11/15/23262/perpanjangan-dermaga-pelabuhan-sibolga-mendesak/10.52", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 471, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.metrosiantar.com/news/tapanuli/2012/11/16/23554/bongkar-muat-petikemas-di-pelabuhan-sibolga-kembali-aktif/ tgl 10/02/2017 pukul 10.45.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 387, "width": 357, "height": 7, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.metrosiantar.com/news/tapanuli/2014/01/27/120130/pelabuhan-sibolga-layak-diperpanjang/ 10.49.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 471, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://m.tempo.co/read/news/2016/08/20/090797473/jokowi-targetkan-pengembangan-pelabuhan-sibolga-rampung-2017 diunduh tanggal 09/02/2017 pukul 10.36.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 421, "width": 472, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Lau t yang disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 146 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Laut .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 472, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan , Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri, Kementerian Perhubungan, Jakarta.", "type": "Text" } ]
6853451c-0a58-8b99-e801-e1a98bba795e
https://newinera.com/index.php/JournalLaLifesci/article/download/363/301
[ { "left": 518, "top": 769, "width": 8, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 344, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1304 (Print), ISSN 2721-1207 (online) Copyright © 2021, Journal La Lifesci, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 449, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental Governance through the Utilization of Waste Methane Gas into Renewable Energy", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 192, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thuerry Prak Sevann 1 , Muny Chanthia 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 170, "width": 312, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Chemistry Department, Royal University of Phnom Penh, Cambodia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 191, "width": 219, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author: Thuerry Prak Sevann Article Info Article history: Received 11 April 2021", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 239, "width": 116, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received in revised form 17 May 2021 Accepted 03 June 2021 Keywords: Methane Gas Renewable Energy Environment", "type": "Table" }, { "left": 228, "top": 204, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 228, "top": 216, "width": 289, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this article is to examine the conversion of waste methane gas to renewable energy through environmental management. Processing organic waste is one kind of alternative energy that may be generated and regenerated. Garbage is a major issue for the majority of people, particularly the vast volume of market garbage. Waste processing and utilization technology is required. Implementing the 3R process of reduce, reuse, and recycle on fresh garbage not only generates useful goods, but also addresses the waste issue and generates revenue for those who wish to manage it. As a result, it is critical to evaluate the design of organic waste burners that convert methane gas to methane and to estimate the rate of combustion and heat produced by organic waste biogas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The growing demand for fuel has depleted energy supplies such as natural gas, oil, and coal, resulting in further price increases. Alternative energy sources have enormous promise. Processing organic waste is one kind of alternative energy that may be generated and regenerated. As we can see, organic waste is just thrown away. As a result, the researchers considered converting organic waste into energy. The alternative energy source that we can create to replace fossil fuels is organic materials that are renewable by people. One of them is organic waste, the volume of which is rising on a regular basis. Husks, market debris, maize sheaths, coconut shells, and wood sawdust are all examples of organic waste. The 167 thousand tons of garbage disposed of daily is capable of creating 8,800 tons of methane gas per day in 2008. It is created by 220 million individuals, or an average of 800 grams of garbage per person every day.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 542, "width": 454, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garbage is a major issue for the majority of people, particularly the vast volume of market garbage (Brown, 2015). Waste processing and utilization technology is required. Implementing the 3R process of reduce, reuse, and recycle on fresh garbage not only generates useful goods, but also addresses the waste issue and generates revenue for those who wish to manage it. Numerous advantages have been extracted from trash to create gas fuel; this innovation addresses two issues concurrently, namely addressing environmental pollution caused by waste trash and assisting in overcoming the constraints of fossil fuels. Organic waste is utilized in two ways: as organic fertilizer and as a source of energy. Composting organic waste may be utilized to nourish the soil. Composted garbage typically contains 30% carbonic material or biodegradable trash. Meanwhile, organic waste may be utilized to generate two forms of energy: bioethanol and methane gas. There are two methods for producing methane gas from biological waste: fermentation and gasification. The fermentation process begins with the decomposition of organic waste and is followed by the distillation of methane gas, which yields an average of 60% methane gas and 40% CO2. In terms of the gasification process, it is the conversion of solid fuel to gas through a restricted oxygen combustion process that creates combustible gases such as CH4, H2, and CO. As a result, it is critical to evaluate the design of", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 35, "width": 258, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOURNAL LA LIFESCI", "type": "Section header" }, { "left": 381, "top": 79, "width": 148, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 02, ISSUE 02 (008-013), 2021 DOI: 10.37899/journallalifesci.v2i2.363", "type": "Text" }, { "left": 518, "top": 769, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 344, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1304 (Print), ISSN 2721-1207 (online) Copyright © 2021, Journal La Lifesci, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organic waste burners that convert to methane gas and to measure the rate of combustion and heat produced by organic waste biogas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 183, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental Management Goals", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 141, "width": 454, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The establishment of harmony, balance, and equilibrium between people and their environment; The recognition of humans as environmental beings with attitudes and behaviours geared toward protecting and enhancing the environment; Assuring the current and future generations' interests are protected; Sustaining environmental functions; Conscious resource management; The protection of the Republic's Unitary State against the negative effects of enterprises and/or activities conducted beyond the state's borders that result in environmental degradation and/or destruction.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 244, "width": 454, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To avoid and prevent conflicting human activities as a result of the aforementioned, the government has established rules via the Environmental Law. Among other things, environmental law encompasses the following rights, responsibilities, powers, and criminal provisions: (1) Everyone has the same right to a safe and healthy living environment; (2) Everyone has the right to environmental information about their roles in environmental management; (3) Everyone has the right to participate in environmental management in accordance with applicable laws and regulations; and (4) Everyone is obligated to preserve environmental functions and to prevent environmental degradation. (6) Every member of the community has an equal and broad chance to participate in environmental management. Develop the community's involvement by: Increasing community independence, empowerment, and collaboration; Developing community capabilities and pioneers; Promoting community responsiveness in order to conduct social surveillance; Provide your opinion and/or offer information and/or reports.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The management efforts that have been encouraged and the regulations that have been enacted are worthless without human understanding of the critical nature of the environment in order to enhance its quality and understanding that the existing environment is a legacy from future generations (Daily & Huang, 2001; Cardona, 2013; McKinley et al., 2017)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 454, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recycling is a waste management strategy that is now being advocated. Recycling allows for the conversion of waste materials such as plastic, metal, and paper into valuable products.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 454, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solar energy is another way to minimize pollution. Solar thermal energy is stored in solar cells and may be used for cooking, heating, and motion energy in the future (Renwick et al., 2013). Solar energy produces no pollutants.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 454, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition to solar energy, wind energy may be harnessed via the use of windmills. In certain industrialized nations, considerable effort has been made to separate organic and inorganic trash for recycling reasons. Each residence has a distinctively coloured garbage can that corresponds to its categorization. Management is separated into two divisions: environmental administration management and environmental management management (Christmann, 2000; Hellawell, 2012). Human-regulated environmental administration is linked to social, long- term, policy, and harmony, among other things. Environmental management, namely management of the environment via environmental engineering or rehabilitation", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 454, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental management is associated with three management lines: (1) input management, which includes managing production, reducing growth, and diversification; (2) process management, which includes managing the system and the people who operate it ethically; and (3) output management, which includes managing waste through recycling.", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 769, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 344, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1304 (Print), ISSN 2721-1207 (online) Copyright © 2021, Journal La Lifesci, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental management must be comprehensive in nature. A holistic view of the elements that is interdependent, diversified, harmonious, and sustainable (Bacon et al., 2012; Alkier, et al., 2015; Huang & Zhao, 2021). As a result, the solution must be thorough; it cannot be half- heartedly implemented. For instance, the issue of flooding in Jakarta cannot simply be attributed to excessive rainfall or rain shipments from Bogor; rather, the numerous elements that contribute to flooding must be evaluated and the link between them established. Following that, a priority scale is created to determine which component should take precedence. Priority factors are determined by examining which variables have the greatest impact on the interests of a large number of individuals. Following that, parties convene to collaborate on resolving the issue.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management is referred to as management in economics. When implemented in the environment, management approaches are inextricably linked to SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Toughness), POAC (Planning, Organization, Actuating, and Controlling), and TQM (total quality Management).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 454, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental SWOT analysis requires us to understand the environment's strengths, weaknesses, opportunities, and threats. For example, while creating an urban forest, it is vital to assess the benefits of doing so, the consequences of doing so, the possibilities created by creating an urban forest, as well as the obstacles that may occur while creating an urban forest.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 454, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Environmental POAC entails planning, organizing, acting, and supervising when we make environmental decisions, such as house building in marshy regions. Before housing construction begins, environmentalists must first determine if they want to build it. If they do, there must be a replacement area for drainage or the housing must have an effective water absorption system; otherwise, flooding will occur in the housing. Planning must also be coordinated with the developer, the community neighbourhood, and local government. Then, environmental specialists must urge developers to follow through on recommendations, and lastly, developer activities must be supervised to ensure they do not breach the requirements that have been established.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TQM (total quality management) is a contemporary management concept that examines an issue holistically and resolves it by focusing on the aspects that have the greatest impact on it. For instance, the social environmental disaster that has befallen this country is very complicated, beginning with rising inflation, a stagnant real sector, investor flight, community disorder, illegal logging, and forest fires. through enhancing the quality of human resources.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 174, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potential Environmental Disaster", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 454, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singh & Singh, (2017); Economy, (2011) stated that Human behaviour in utilizing nature that depletes natural resources (deforestation, indiscriminate surface mining, pesticide use, fuel use, settlement expansion) results in significant damage to natural resources, waste, and environmental pollution as a result of cumulative damage resulting in flooding disasters and drought, warming of the earth's temperature, and the destruction of native species. When economic expansion and output are discussed, the possibility of this devastation is hardly acknowledged.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 83, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Disaster", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 454, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acute respiratory sickness caused by air pollution in industrial regions, cities, and commercial airports (Rovira et al., 2020; Merzenich et al., 2021). Digestive disorders are caused by the water that is consumed or utilized, as a result of water pollution and the rise in disease vectors that emerge in the waterways. Toxic chemical poisoning resulted in the manufacturing of", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 769, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 344, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1304 (Print), ISSN 2721-1207 (online) Copyright © 2021, Journal La Lifesci, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "asbestos-containing materials for air conditioners. Suffering from mental disease and stress as a result of loudness and overpopulation. Diseases induced by excessive exposure to short waves and heat Numerous cancers are known to be caused by poor environmental quality—cigarette smoke, carcinogenic drinking water, and so on—as well as genetic abnormalities induced by chronic chemical exposure.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 220, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basic Problems of Environmental Damage", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 454, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The issue is to develop as many new items as possible that are recognized to be environmentally damaging. Production speed is increased as a result of environmental improvement initiatives; (1) The speed of knowledge production exceeds the speed of environmental management; (2) The primary causes of complex and pervasive environmental problems include the following: (3) An emphasis on quantitative growth over qualitative growth; (4) Economic failure to incorporate social and environmental costs into decision-making; (5) Planning failure to incorporate environmental factors; and (6) Institutional inability to resolve coordination problems. Utilization of squandered methane gas as a source of renewable energy. The process of converting landfill gas to energy is often divided into three parts, namely gas collection, gas treatment, and energy production.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gas Capture System", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 454, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vertical wells, horizontal trenches, or a mixture of both may be used to collect landfill gas. The most often used technique of gas collection is to dig vertical wells into the landfill and link pipes to the reservoir through a blower or vacuum induction device. Another method of capturing landfill gas is by the use of a horizontal pipe inside the dump. Horizontal pipe systems are advantageous for deeper landfills and locations with active accumulating. Certain capturing methods use a combination of vertical and horizontal wells. The design used is determined by the landfill's unique circumstances and the time required to implement the landfill gas collection system. Examples of landfill gas extraction site layouts, vertical and horizontal extraction well designs are shown in Figures 8 and 9.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 165, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landfill Gas Treatment System", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 454, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prior to using landfill gas in the conversion process, it must be cleansed of condensate, particulate matter, and other contaminants. Condensation occurs when heated landfill gases cool and travel through the collecting system. If the water is not separated from the gas, clogs in the pipe system might occur, interfering with the energy collection process. Additionally, landfill gas may include siloxane and sulfur compounds derived from garbage. These impurities may impair the power plant's functioning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 586, "width": 454, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal combustion engines, gas turbines, and microturbines are the most often employed technology in landfill gas energy projects to create power. The majority (over 70%) of landfill gas energy generation projects employ internal combustion engines, which are suited for projects ranging from 800 kW to 3 MW. Gas turbines are more often employed in big projects, often 5 MW or more. Microturbines, as the name indicates, are smaller than single unit turbines and generally range in capacity from 30 to 250 kW. They are often utilized for projects under 1 MW. Small internal combustion engines are also well suited for tasks requiring a limited range.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 179, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landfill Gas Potential Calculation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process by which landfill gas forms has been extensively investigated. Due to the fact that the process of gas generation is impacted by a large number of variables, including important variables associated with landfill conditions, the theoretical estimate of the degree of gas", "type": "Text" }, { "left": 512, "top": 769, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 344, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1304 (Print), ISSN 2721-1207 (online) Copyright © 2021, Journal La Lifesci, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "production becomes excessively difficult. CH4 gas is the gas that is considered in landfilling processes. The IPCC approach is used to determine the quantity of landfill gas collected each year. This is the most efficient approach for determining landfill greenhouse gas emissions. The Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) created the 2006 IPCC model to predict CH4 emissions from solid waste disposal facilities. This model employs the approach of First Order Decay (FOD). This approach is based on the assumption that Degradable Organic Carbon (DOC) degrades slowly, resulting in the formation of CH4 and CO2. The rate of CH4 generation is constant under constant circumstances and is proportional to the quantity of carbon present in the effluent. CH4 is created during the anaerobic decomposition of organic materials. Additionally, the CH4 generated might be oxidized on the surface of the waste soil (OXT) or collected by methane gas (RT). It might take the form of energy usage or it might simply be burnt (flaring)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 260, "width": 60, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 279, "width": 454, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garbage is a major issue for the majority of people, particularly the vast volume of market garbage. It requires technologies capable of processing and using waste. Rubbish is created by 220 million individuals, or 800 grams of waste per person every day. Composting organic waste may be utilized to nourish the soil. Additionally, it may be utilized to produce two forms of energy: bioethanol and methane gas. It addresses two issues concurrently, notably environmental contamination caused by sewage waste and the constraints of fossil resources. Through the Environmental Law, the government has established policies. The law establishes the following rights, responsibilities, powers, and criminal provisions: Everyone has the right to a safe and healthy environment. The community has the same and broadest chance to participate in environmental management as does the government. The community's involvement may be enhanced through increasing self-reliance, communal empowerment, and collaboration.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 59, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alkier, R., Milojica, V., & Roblek, V. (2015). A holistic framework for the development of a sustainable touristic model. International Journal of Markets and Business Systems , 1 (4), 366-387.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bacon, C. M., Getz, C., Kraus, S., Montenegro, M., & Holland, K. (2012). The social dimensions of sustainability and change in diversified farming systems. Ecology and Society , 17 (4).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 454, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brown, D. P. (2015). Garbage: How population, landmass, and development interact with culture in the production of waste. Resources, Conservation and Recycling , 98 , 41- 54.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cardona, O. D. (2013). The need for rethinking the concepts of vulnerability and risk from a holistic perspective: a necessary review and criticism for effective risk management.", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 641, "width": 238, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Mapping vulnerability (pp. 56-70). Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 454, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Christmann, P. (2000). Effects of “best practices” of environmental management on cost advantage: The role of complementary assets. Academy of Management journal , 43 (4), 663-680.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 708, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daily, B. F., & Huang, S. C. (2001). Achieving sustainability through attention to human resource factors in environmental management. International Journal of operations & production management .", "type": "List item" }, { "left": 512, "top": 769, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 344, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2721-1304 (Print), ISSN 2721-1207 (online) Copyright © 2021, Journal La Lifesci, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economy, E. C. (2011). The river runs black: the environmental challenge to China's future . Cornell University Press.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hellawell, J. M. (Ed.). (2012). Biological indicators of freshwater pollution and environmental management . Springer Science & Business Media.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 153, "width": 454, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huang, G., & Zhao, R. (2021). Harmonious discourse analysis: approaching peoples’ problems in a Chinese context. Language Sciences , 85 , 101365.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 455, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "McKinley, D. C., Miller-Rushing, A. J., Ballard, H. L., Bonney, R., Brown, H., Cook-Patton, S. C., ... & Soukup, M. A. (2017). Citizen science can improve conservation science, natural resource management, and environmental protection. Biological Conservation , 208 , 15-28.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 455, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merzenich, H., Riccetti, N., Hoffmann, B., Blettner, M., Forastiere, F., & Gianicolo, E. (2021). Air pollution and airport apron workers: A neglected occupational setting in epidemiological research. International journal of hygiene and environmental health , 231 , 113649.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Renwick, D. W., Redman, T., & Maguire, S. (2013). Green human resource management: A review and research agenda. International Journal of Management Reviews , 15 (1), 1- 14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 454, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rovira, J., Domingo, J. L., & Schuhmacher, M. (2020). Air quality, health impacts and burden of disease due to air pollution (PM10, PM2. 5, NO2 and O3): Application of AirQ+ model to the Camp de Tarragona County (Catalonia, Spain). Science of The Total Environment , 703 , 135538.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Singh, R. L., & Singh, P. K. (2017). Global environmental problems. In Principles and Applications of Environmental Biotechnology for a Sustainable Future (pp. 13-41). Springer, Singapore.", "type": "List item" } ]
c2a09608-55b1-3164-6131-710df4498875
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmfkh/article/download/44376/75676589223
[ { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 112, "width": 419, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KEANEKARAGAMAN JENIS VEGETASI DI HUTAN MANGROVE DI DESA SEBUBUS KECAMATAN PALOH KABUPATEN SAMBAS", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 152, "width": 424, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Tree Species Diversity of Mangrove Forest In Sebubus village of Paloh in Regency of Sambas)", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 178, "width": 242, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ari Wijaya, Dwi Astiani, dan Wiwik Ekyastuti", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 192, "width": 405, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Forestry of Faculty, Tanjungpura University Pontianak Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124 Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 231, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 428, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove Forest at Sebubus Village of Paloh District Sambas Regency is a mangrove forest managed by the Sebubus Village Community Group namely the Kalilaek Group and Green Leaf. Having a mangrove forest area of ± 326.21 km², the forest has the potential for very high diversity of flora and fauna. Analysis of tree species of mangrove forest aims to obtain information about the diversity of mangrove vegetation. This study applied survey methods with a combination of continuous path and nested plot lines. The results showed that the diversity level index of mangrove forest vegetation in Sebubus village was low with a value close to 1.5 with only a few species of vegetation in the area consisting of 11 species, namely, Acrostichum speciosum, Bruguiera parviflora, Calamus arinaeus, Ceriops decandra, Derris trifoliata, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemosa, Nypa fruticans, Pandanus odoratissima, Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum. The density distribution value shows that the Sebubus Village mangrove forest is relatively healthy. Important Value the Highest index for seedlings, saplings found were Excoecaria agallocha and Xylocarpus granatum trees. The Low Domination Index value shows that the Sebubus Village mangrove forest is not concentrated in one species.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 263, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Mangrove, species diversity, Paloh, Rhizophora", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 452, "width": 37, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 428, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutan bakau Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas adalah hutan bakau yang dikelola oleh Kelompok Masyarakat Desa Sebubus yaitu Kelompok Kalilaek dan Green leaf. Memiliki kawasan hutan bakau seluas ± 326,21 km² berpotensi keanekaragaman flora dan fauna yang sangat tinggi. Analisis vegetasi hutan mangrove bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang keanekaragaman jenis vegetasi mangrove. Penelitian ini menggunakan metode metode survey dengan teknik kombinasi jalur kontinu dan teknik garis berpetak tersarang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman vegetasi hutan bakau Desa Sebubus tergolong rendah dengan nilai mendekati 1,5 dengan faktor jenis vegetasi dalam kawasan hanya sedikit terdiri dari 11 jenis, yaitu, Acrostichum speciosum, Bruguiera parviflora, Calamus arinaeus, Ceriops decandra, Derris trifoliata, Excoecaria agallocha, Lumnitzera racemosa, Nypa fruticans, Pandanus odoratissima, Rhizophora apiculata , Xylocarpus granatum . Nilai sebaran kerapatan memperlihatkan hutan mangrove Desa Sebubus tergolong sehat. Nilai Penting Indeks yang tertinggi untuk semai ,pancang ditemukan Excoecaria agallocha dan pohon Xylocarpus granatum. Nilai Indeks Dominasi rendah menunjukkan bahwa pada hutan mangrove Desa Sebubus tidak terpusat pada satu jenis tetapi terpusat pada beberapa jenis vegetasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 299, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: mangrove, keanekaragaman jenis, paloh, Rhizophora .", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 112, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutan mangrove merupakan salah satu bentuk ekosistem hutan yang unik dan khas, kawasan hutan mangrove terdiri dari beragam organisme yang juga saling berinteraksi satu sama lainnya. Fungsi fisik dari hutan mangrove di antaranya: sebagai pengendali naiknya batas antara permukaan air tanah dengan permukaan air laut ke arah daratan ( intrusi ), sebagai kawasan penyangga, memacu perluasan lahan dan melindungi garis pantai agar terhindar dari erosi atau abrasi (Tarigan, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 198, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekosistem hutan mangrove merupakan ekosistem yang rentan dan sangat peka terhadap perubahan lingkungan (Irawan, 2003). Ekosistem mangrove berada di daerah pesisir antara laut dan darat yang dipengaruhi pasang surut air laut, sehingga lantainya selalu tergenang air (Senoaji & Hidayat, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 201, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutan mangrove di pesisir Pantai Utara Kalimantan Barat, khususnya Kabupaten Sambas mempunyai luasan yang cukup besar. Luas hutan mangrove di Kalimantan Barat mencapai 19.327 Ha dan sekitar 7.872 Ha berada di kabupaten Sambas (Badan Pusat Statistik, 2013). kawasan mangrove di Kabupaten Sambas Kecamatan Paloh masih berada dalam kondisi yang baik. Kondisi hutan yang belum dirusak oleh masyarakat membuat keberadaan jenis vegetasi mangrovenya tetap terjaga. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan secara umum terdapat beberapa spesies tumbuhan mangrove yang berada di kawasan tersebut, antara lain api-api ( Avicennia sp.), Bakau", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 128, "width": 199, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Rhizophora sp.), Pedada ( Sonneratia sp.), Nyirih ( Xylocarpus granatum L), Berus ( Bruguiera sp. ) dan Nipah ( Nypa sp.) (WWF, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 192, "width": 201, "height": 297, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan hutan mangrove di Desa Sebubus merupakan sebuah kawasan yang baik karena dengan aliran sungai yang panjang dan bercabang- cabang yang masih alami, memiliki peranan penting bagi daerah ini yang berfungsi secara fisik sebagai penyerap karbon, penahan abrasi, penahan angin, penahan intrusi air laut serta secara biologi sebagai tempat berkembang biaknya biota laut maupun tempat hidup berbagai satwa salah satunya bekantan dan sebagai tempat wisata alam, secara ekonomi sebagai tempat mata pencaharian masyarakat adanya kepiting, kuyung, kepah, dan sebagainya. Hutan mangrove dapat menambah penghasilan bagi warga sekitar, sehingga hutan mangrove", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 493, "width": 198, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan ekosistem kunci dan", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 509, "width": 201, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ekosistem penunjang utama pada kawasan hutan mangrove Desa Sebubus (Masiyah & Sunarni, 2015). Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang keanekaragaman jenis vegetasi mangrove yang ada di kawasan hutan mangrove Desa Sebubus Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 636, "width": 198, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paloh Kabupaten Sambas. Manfaat", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 652, "width": 198, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan mengenai keanekaragaman", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 684, "width": 198, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jenis vegetasi mangrove di Desa Sebubus", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 716, "width": 186, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 112, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di kawasan hutan mangrove Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas dengan luasan ± 326,21 km². Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2020. Menggunakan bahan jenis tegakan mangrove, alkohol 70%, GPS Garmin eTrex 30, Kamera Canon 700D.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 198, "height": 345, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode survey dengan teknik kombinasi jalur kontinu dan teknik garis berpetak tersarang, dimana setiap jalur dan petak ditetapkan pada peta lokasi dan diambil titik GPSnya. Jumlah jalur yang dibuat sebanyak 3 jalur dengan ukuran panjang 300 m ke daratan dan lebar 20 m (Onrizal, 2010). Data yang diambil adalah jenis mangrove dan hasil pengukuran sampel. Data tersebut berupa: Jenis, jumlah jenis, jumlah individu, dan diameter dianalisis untuk mendapatkan nilai kerapatan relatif (Kr), Frekuensi relatif (Fr), dan Dominansi relatif (Dr) yang digunakan untuk mendapatkan nilai Indeks Nilai Penting (INP), Indeks Dominansi (C), dan Indeks Keanekaragaman Jenis (H’). Sementara data penunjang meliputi: letak, luas, topografi, tanah, kelembaban dan data penunjang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 140, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I ndeks Nilai Penting (INP) (%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 200, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INP digunakan untuk menentukan dominansi suatu jenis terhadap jenis lainnya dalam suatu tegakan dengan rumus (Harahap et al, 2015) yaitu INP untuk tingkat pohon dan pancang adalah INP=KR+FR+DR INP untuk tingkat semai adalah INP =KR+FR", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 171, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks Keanekaragaman Jenis (H’)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 128, "width": 199, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks keanekaragaman jenis digunakan untuk mengetahui tingkat keanekaragaman jenis dari tegakan hutan,menggunakan rumus Shannon Wiener (Shannon, 1948; Karim et al., 2016) sebagai berikut : Hʼ = - ∑ (ni/N) In (ni/N) Dimana: Hʼ = Indeks Keanekaragaman ni = Jumlah individu/Spesies N = Jumlah individu keseluruhan Hasil besaran Hʼ dikategorikan sebagai berikut: H’<1,5= keanekaragaman rendah,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 348, "width": 164, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,5 ≤ H’ ≥ 3,5 = keanekaragaman sedang, dan H’ > 3,5 = keanekaragaman tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 398, "width": 106, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks Dominansi (C)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 414, "width": 199, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks dominansi digunakan untuk menentukan jenis yang mendominasi dalam suatu komunitas dengan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 462, "width": 201, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan rumus indeks dominansi Simpson sebagai berikut (Indriyanto, 2015) :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 507, "width": 70, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D = ∑ (ni/N)²", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 525, "width": 44, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 198, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D = Indeks Dominansi Simpson ni = Jumlah individu tiap spesies N = Jumlah individu seluruh spesies Hasil besaran C dikategorikan sebagai berikut : C = 0 < C ≤ 0,5 = dominansi rendah, C= 0,5 < C ≤ 0,75 dominansi sedang, C = 0,75 ≤ 1 dominansi tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 652, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 668, "width": 191, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Habitat Hutan Mangrove", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 684, "width": 201, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hutan Mangrove Desa Sebubus Kecamatan paloh Kabupaten Sambas memiliki karakteristik habitat, terutama edafis yang dapat dilihat dari berbagai", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021)", "type": "Page header" }, { "left": 87, "top": 51, "width": 91, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "aspek penilaian seperti pH tanah, salinitas , dan tekstur tanah. Setiap jenis tumbuhan mangrove memiliki", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 198, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan yang berbeda tergantung dimana tempat kondisi lingkungan seperti kondisi tanah, salinitas, dan iklim terutama curah hujan (Prayunita el at ., 2012). Berdasarkan hasil fisik dan kimia yang diambil pada setiap jalur petak contoh pengamatan (Tabel 1). Pada tingkat kedalaman tanah 20 cm pH: H2O (7,93%) agak alkalis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 198, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini dikarenakan pengaruh oleh adanya bahan organik yang belum tercuci sehingga pH tanah menjadi tinggi. Kondisi tersebut tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman dikarenakan akar vegetasinya lebih dalam (> 20 cm) (Rahmah et al ., 2014). C-organik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2,22%) tergolong dalam klasifikasi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 112, "width": 198, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedang hal ini dikarenakan kawasan mangrove memiliki jenis dan jumlah vegetasi yang bervariasi tumbuh pada lahan tersebut (Munawar, 2013). N-total", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 176, "width": 198, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(0,29%) tergolong dalam klasifikasi sedang dikarenakan vegetasi", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 208, "width": 198, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyumbang bahan organik kedalam tanah pada kandungan unsur N, serta suplai bahan organik tersebut mengalami dekomposisi (Oksana et al ., 2012) P2O5", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 271, "width": 199, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(9,72%) tergolong dalam klasifikasi rendah dikarenakan tanah tersebut terbentuk dari bahan induk mineral yang miskin unsur hara (Munawar, 2013). K (8,62%) tergolong dalam klasifikasi sedang dikarenakan K ditahan oleh permukaan koloid tanah (Soekamto, 2015). Sedangkan untuk tingkat salinitas air menunjukan hasil 21,7‰.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 429, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Karakteristik Parameter lingkungan (tanah dan air) pada kawasan hutan mangrove Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas.(", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 471, "width": 393, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characteristics of environment parameters in mangrove forest area Sebubus Village, Paloh , Sambas Regency)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 507, "width": 385, "height": 125, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO Satuan Parameter Hasil Analisis Jalur I Jalur II Jalur III Rata-Rata ± SD 1 pH: H2O 7,89 7,97 7,94 7,93 0,04 2 C-org % 2,34 2,24 2,07 2,22 0,14 3 N-tot % 0,31 0,29 0,27 0,29 0,02 4 P 2 O 5 % 9,3 8,63 11,22 9,72 1,34 5 K % 7,9 9,14 8,82 8,62 0,64 6 Salinitas (‰) 20 25 20 21,7 29", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 186, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Struktur dan komposisi Jenis Vegetasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 198, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil identifikasi yang dilakukan di seluruh petak pengamatan dengan luas petak contoh 2320 m² (58 petak pengamatan) ditemukan 6 jenis pohon mangrove dengan 4 suku, 3 jenis", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 659, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semak dan 2 jenis herba. Jenis yang", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 675, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "paling banyak ditemukan adalah", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 691, "width": 199, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Excoecaria agallocha. Komposisi jenis yang ditemukan pada hutan mangrove Desa Sebubus sangat sedikit, tetapi apabila dibandingkan penelitian", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebelumnya yang dilakukan oleh", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Naharuddin, 2018) bahwa di Tanjung Prapat Muda-Tanjung Bakau Kabupaten Kubu Raya hanya terdapat 10 jenis vegetasi mangrove. Hal ini menunjukkan komposisi jenis mangrove Desa Sebubus lebih banyak 1 jenis dengan 11 jenis vegetasi yang ditemukan. Pengamatan struktur dan komposisi vegetasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 198, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan 3 jalur pengamatan secara sistematis yang terdiri dari 15 petak untuk jalur I, 18 petak jalur II, dan 25 petak pada jalur III dengan luas petak", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 112, "width": 198, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contoh adalah 2320 m². Hasil penelitian ditemukan jenis pohon dengan jumlah individu 1268, pancang dengan jumlah individu 1039, semai dengan jumlah individu 1134. Berdasarkan hasil", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 192, "width": 201, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengamatan untuk tiap jalur maka didapatkan hasil jumlah batang per hektar, tingkat semai dengan 11 semai yaitu 33275,86 m, untuk tingkat pancang 7165,51 m, dan untuk tingkat pohon 507,2 m. Untuk melihat banyaknya jumlah jenis vegetasi dan sebaran jumlah batang per hektar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 428, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Sebaran Batang Per Hektar Pada Setiap Tingkatan Vegetasi Dalam Petak Pengamatan Keanekaragaman Jenis ( Distribution of stems per hectare at each growth level of species diversity)", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 361, "width": 386, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Tingkatan Jumlah Individu Jumlah Jenis Kerapatan per hektar 1 Semai 722 6 33275,86 2 Pancang 1039 6 7165,51 3 Pohon 1268 6 507,2", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 198, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah batang per hektar yang diperoleh secara kuantitatif berdasarkan sebaran tingkat pertumbuhan semai, pancang dan pohon dari (Tabel 2) pada kawasan hutan mangrove Desa Sebubus memiliki struktur vegetasi berdasarkan kerapatan yang berbeda-beda pada setiap fase pertumbuhannya.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 551, "width": 63, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 440, "width": 198, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbandingan kerapatan pada setiap fase pertumbuhan diketahui bahwa kerapatan tertinggi ditempati oleh fase semai yang memiliki jumlah spesies terbanyak yaitu 33275,86 individu/ha, kemudian fase pancang 7165,51 individu/ha diikuti oleh fase pohon dengan jumlah spesies 507,2 individu/ha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 198, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan jumlah batang per hektar yang diperoleh secara kuantitatif berdasarkan tingkat tegakan semai, pancang dan pohon memperlihatkan hasil sebaran kerapatan batang per hektar membentuk kurva J terbalik. Hal ini menunjukkan kawasan hutan mangrove", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 198, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desa Sebubus Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas masih berupa hutan yang sehat dan normal. Berdasarkan kurva tersebut jumlah batang per hektar", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 567, "width": 198, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada penurunan jumlah berdasarkan sesuai dengan semakin dewasanya tingkat pertumbuhan. Hal ini terjadi karena dalam proses pertumbuhan yang dicapai oleh suatu jenis dipengaruhi karena adanya proses kompetisi antar jenis yang sama atau jenis lainnya. Proses persaingan terjadi karena suatu jenis berusaha memperoleh faktor-faktor lingkungan untuk memenuhi proses pertumbuhan (Indriyanto, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 153, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Indeks Nilai Penting (INP)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 198, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks nilai penting menunjukkan dominansi suatu jenis vegetasi yang terdapat dalam kawasan hutan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 198, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Komunitas hutan jenis yang memiliki INP tinggi merupakan jenis yang dominan. (Harahap et al , 2015). Hasil menunjukan bahwa jenis yang mendominasi pada hutan mangrove", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 198, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebubus pada tingkatan pohon adalah", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 376, "width": 199, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X.granatum, Sedangkan untuk tingkat pancang dan semai adalah E.agallocha.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 408, "width": 201, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis ini memiliki jumlah individu terbanyak dan sering ditemukan pada petak pengamatan, menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 428, "height": 257, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "X.granatum dan E.agallocha memiliki kemampuan untuk hidup dan berkembang lebih baik pada berbagai kondisi tapak dan salinitas di hutan mangrove ini. Tabel 3. Indeks Nilai penting (INP) Pada Semua Tingkatan Pertumbuhan (Importance Value Indeks (INP) at All Level of Growth) Jenis Semai Pancang Pohon B. parviflora 26,69 44,42 42,47 C. decandra 25,99 45,53 50,48 R. apiculata 31,41 77,86 62,77 X. granatum 20,16 43,45 70,23 E. agallocha 33,13 81,80 68,07 L. racemosa 3,43 6,95 6,02 P.odoratissima 5,65 - - C.arinaeus 3,85 - - N.fruticans 3,33 - - D.trifoliata 43,94 - - A. speciosum willd 2,42 - -", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 120, "width": 278, "height": 228, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 Semai Pancang Pohon Grafir Kurva J semai , Pancang, Pohon", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 362, "width": 383, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 . Kurva Jumlah Batang Per Hektar (Curve of the Number of Stems per hectare)", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 796, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 170, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Indeks Keanekaragaman (H’)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 198, "height": 439, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks Keanekaragaman Jenis (H) digunakan untuk menentukan tingkat keanekaragaman jenis dalam suatu tegakan hutan yang sekaligus dapat menjadi ukuran dalam menilai proses suksesi yang berjalan dalam komunitas hutan tersebut, dalam kondisi seimbang (klimaks) di dalam hutan akan ditemukan keanekaragaman jenis yang tinggi. Keanekaragaman jenis di Hutan Mangrove Desa Sebubus untuk semua tingkat pertumbuhan rendah, berturut- turut untuk tingkat semai, pancang, dan pohon adalah 0,98, 0,72 dan 0,72 Hal ini dikarenakan jenis vegetasi penyusun hutan mangrove Desa Sebubus sedikit yaitu 6 jenis vegetasi, Hal ini dapat di bandingkan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Naharuddin, 2018), bahwa di Tanjung Prapat Muda-Tanjung Bakau Kabupaten Kubu Raya hanya terdapat 10 jenis vegetasi mangrove. Dari hasil indeks keanekaragaman jenis untuk tingkat semai, pancang dan pohon memiliki indeks keanekaragaman 0,98 untuk tingkat semai, 0,72 untuk tingkat pancang dan 0,72 untuk tingkat pohon. Rendahnya indeks keanekaragaman Desa Sebubus dapat dilihat dari hasil pengamatan jumlah jenis yang ditemukan pada jalur pengamatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 198, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian disemua tiap tingkat pertumbuhannya, tidak semua jenis menguasai di kawasan hutan mangrove Desa Sebubus Kecamatan Paloh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 134, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Indeks Dominansi (C’)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 198, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks dominansi (C) menggambarkan pola pemusatan dan penyebaran dominansi jenis dalam tegakan. Parameter indeks dominansi yaitu makin kecil nilai C maka pola dominansi jenisnya semakin menyebar dalam artian tidak ada jenis tegakan yang mendominasi dalam suatu petak contoh", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 112, "width": 61, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengamatan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 112, "width": 198, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Indriyanto, 2015). Berdasarkan analisis data indeks", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 140, "width": 198, "height": 311, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dominansi jenis di lokasi penelitian untuk tingkat semai, pancang dan pohon berkisar antara >1,06 sampai >2,54. Dari hasil indeks dominansi dapat diterangkan sebagai berikut yaitu untuk tingkat semai memiliki indeks dominansi 0,22, pancang 0,21 dan pohon 0,21. Dari indeks dominansi tersebut termasuk dalam kategori rendah Indeks dominansi (C) adalah parameter yang menyatakan tingkat terpusatnya dominansi jenis dalam suatu komunitas. Penguasaan atau dominansi spesies dalam komunitas bisa terpusat pada satu jenis, beberapa jenis yang dapat di perkirakan dari tinggi rendahnya indeks dominansi (C) (Anwar & Mertha, 2017). Hal ini menunjukan bahwa pada hutan mangrove Desa Sebubus tidak terpusat pada satu jenis tetapi terpusat pada beberapa jenis vegetasi. Hal ini dikarenakan vegetasi mangrove Desa Sebubus memiliki kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 440, "width": 199, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "beradaptasi dengan lingkungan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 465, "width": 198, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keanekaragaman jenis (H’) suatu komunitas tinggi jika komunitas itu disusun oleh banyak jenis vegetasi, sebaliknya suatu komunitas dikatakan rendah apabila memiliki", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 534, "width": 198, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keanekaragaman jenis (H’) yang rendah jika komunitas itu disusun oleh sedikit jenis dan hanya sedikit jenis yang dominan (C). Keanekaragaman jenis yang rendah pada Hutan Mangrove Desa Sebubus dikarenakan adanya variasi lingkungan yang dimana perubahan faktor lingkungan salinitas akan menyebabkan perbedaan komposisi suatu jenis (Munawar, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 675, "width": 81, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 689, "width": 198, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keanekaragaman spesies tumbuhan pada kawasan hutan mangrove Desa Sebubus tergolong rendah dengan nilai keanekaragaman (H’) sebesar 0,71 – 0,89 dengan jumlah jenis terdapat 6", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 198, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "vegetasi. Dominansi (C) pada kawasan penelitian menunjukan bahwa tidak terjadi pemusatan pada satu jenis tetapi terpusat pada beberapa jenis. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi untuk tingkat semai dan pancang adalah E.agallocha dan pohon adalah X. granatum. Struktur vegetasi berdasarkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 198, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kerapatan tiap fase pertumbuhan membentuk kurva J terbalik yang berarti bahwa, regenerasi hutan mangrove Desa Sebubus dalam keadaan sehat dan normal.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 198, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN 1. Hutan Mangrove di Desa Sebubus memiliki keanekaragaman yang rendah sehingga disarankan untuk", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 198, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melakukan peningkatan kualitas hutan ini, terutama dengan menghindari kerusakan dan membiarkan hutannya bersuksesi alami, selain itu dapat dilakukan penanaman pengayaan 2. Melihat rendahnya indeks", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 457, "width": 187, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keanekaragaman di lokasi penelitian kawasan mangrove maka perlu adanya perhatian dari kelompok kalilaek & Green leaf dan pemerintah untuk melakukan pengelolaan secara berkelanjutan terhadap wilayah pesisir khususnya pada pengelolaan ekosistem mangrove, dan perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai Strategi keanekaragaman mangrove.", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 609, "width": 148, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 198, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terima kasih terhadap pihak-pihak yang mendukung penelitian termasuk pendanaan Ir. Togar Fernando", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 198, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manurung, M.P , Ir. Hj. Ratna Herawatiningsih, M.Si, Prof. Dr. Ir. H. Abdurrani Muin, M.S., Prof. Dr. Ir. H. Gusti Hardiansyah, M.Sc, QAM, IPU, Kedua orang tua tercinta dan saudara saya yang telah memberikan dukungan,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 110, "width": 198, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "motivasi dan do’a terbaik mereka, Serta rekan – rekan mahasiswa/I angkatan 2015 yang selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 168, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 181, "width": 199, "height": 169, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar, H., & Mertha, I. G. (2017). Komposisi Jenis Mangrove Di Teluk Gerupuk Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Sangkareang Mataram , 3 (2): 26- 30. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sambas. 2013. Kecamatan Paloh dalam Angka Nomor 61010.1101 tentang kecamatan dalam angka. Sambas: BPS Statistic of Sambas Regency.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 359, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Kelautan dan Perikanan,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 373, "width": 198, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pusat Riset Wilayah Laut dan Sumber Daya Hayati.2003. Kondisi Ekosistem Pesisir Pulau Bintan . Ed ke- 5. Jakarta: Balai Pustaka Indriyanto. 2015. Ekologi Hutan .", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 462, "width": 199, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Bumi Aksara Onrizal. 2005. Adaptasi Tumbuhan Mangrove Pada Lingkungan Salin Dan Jenuh Air , Universitas Sumatera Utara: e-USU Repository.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 556, "width": 199, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmah, S. Y, Husain U. 2014. Sifat Kimia Tanah Pada Berbagai Tipe Penggunaan Lahan di Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Jurnal Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako . 2(1): 88-95.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 659, "width": 198, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harahap, B. (2013). Keanekaragaman", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 673, "width": 170, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Dan Potensi Tegakan Pada Kawasan Hutan Lindung Gunung Raya Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat. Jurnal Hutan Lestari , 53 (9): 1689–1699. http://dx.doi.org/10.26418/jhl.v3i", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 38, "width": 173, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL HUTAN LESTARI (2021) Vol. 9 (1): 93 – 101", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 796, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 112, "width": 42, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.9395.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 198, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masiyah, S., & Sunarni, S. (2015). Komposisi Jenis Dan Kerapatan Mangrove Di Pesisir Arafura Kabupaten Merauke Provinsi Papua. Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan , 8 (1): 60-68. https://doi.org/10.29239/j.agrikan. 8.1.60-68.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 198, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munawar A. 2013. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman . Bogor: IPB Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 198, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naharuddin, N. (2018). Komposisi Dan Struktur Vegetasi Dalam Potensinya Sebagai Parameter Hidrologi Dan Erosi. Jurnal Hutan Tropis , 5 (2): 134-141. http://dx.doi.org/10.20527/jht.v5i 2.4367.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 198, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oksana, O., Irfan, M., & Huda, U.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 170, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2012). Pengaruh Alih Fungsi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 170, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Sifat Kimia Tanah. Jurnal Agroteknologi , 3 (1), 29–34. http://dx.doi.org/10.24014/ja.v3i1.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 495, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 198, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Onrizal. (2010). Perubahan Tutupan Hutan Mangrove Di Pantai Timur Sumatera Utara Periode 1977- 2006. Jurnal Biologi Indonesia , 6 (2),", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 198, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163–172. https://doi.org/10.14203/jbi.v6i2.3 154. Prayunita, Basyuni M, Agustina L, 2012. Respon Pertumbuhan dan", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 112, "width": 169, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biomassa Semai Bakau Minyak", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 126, "width": 170, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhizophora apiculata Terhadap Salinitas dan Kandungan Lipidnya Pada Tingkat Pohon. Jurnal Peronema Forestry Science, 1(1):", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 181, "width": 28, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7-16.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 201, "width": 198, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmah SY, Husain U. 2014. Sifat Kimia Tanah Pada Berbagai Tipe", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 229, "width": 170, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan Lahan di Desa Bobo Kecamatan Palolo Kabupaten Sigi. Jurnal Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan, Universitas Tadulako . 2(1): 88-95.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 304, "width": 199, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senoaji, G., & Hidayat, M. F. (2017). Peranan ekosistem mangrove di kota pesisir bengkulu dalam mitigasi pemanasan global melalui penyimpanan karbon.", "type": "Text" }, { "left": 479, "top": 359, "width": 34, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 373, "width": 169, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manusia Dan Lingkungan , 23 (3),", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 387, "width": 46, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "327-333.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 400, "width": 162, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.22146/jml.1880", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 414, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 434, "width": 199, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soekamto, M. H. (2015). Kajian Status Kesuburan Tanah Di Lahan Kakao Kampung Klain Distrik Mayamuk Kabupaten Sorong. Jurnal Agroforestri , 10 (3), 201–208.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 509, "width": 198, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarigan, M. S. (2008). Distribution and area of mangrove forest in Pising", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 537, "width": 169, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bay coastal area North Kabaena Island Southeast Sulawesi. Makara Seri Sains , 12 (2), 108– 112.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 598, "width": 198, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WWF. (2012). Paloh Beach , Turtle Paradise in Indonesia Border Line . World Wide Fund .", "type": "Text" } ]
a21b850d-5fd6-cf92-39fb-86a4395b3594
https://ejournal.imperiuminstitute.org/index.php/AKURASI/article/download/1372/637
[ { "left": 243, "top": 86, "width": 138, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published by LPMP Imperium", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 98, "width": 355, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal homepage: https://ejournal. imperiuminstitute.org/index.php/akurasi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 135, "width": 469, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 206, "width": 197, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cheristine Monica* , Kezia Josephine", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 205, "width": 470, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Bunda Mulia, Tangerang, Indonesia 243", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 284, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 296, "width": 338, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research study investigates the effective tax rates. It aims to provide empirical evidence of the impact of leverage, capital, and inventory intensity on the effective tax rate. The study uses specific selection criteria to focus on manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2019 to 2022. A total of sixty-eight companies were chosen as samples through purposive sampling. The samples were then analyzed and tested using the multiple linear regression method. The study results indicate that the leverage variable affects the effective tax rate. At the same time, capital intensity does not affect the effective tax rate. On the other hand, inventory intensity has also been proven to affect the company's effective tax rate.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 454, "width": 127, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public interest statements", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 471, "width": 338, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investors should consider various financial ratios to maximize profits. This study's findings can provide guidance for making informed decisions. Companies should prioritize factors that attract investor interest and ensure accurate completion of financial reports. The study's results can help them better understand these factors. Future researchers should consider adjusting variables to improve the effectiveness of the tax rate. The study's findings can serve as a starting point for their research.", "type": "Text" }, { "left": 462, "top": 283, "width": 83, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 5/31/2024 Revised 7/23/2024 Accepted 7/24/2024", "type": "Table" }, { "left": 457, "top": 315, "width": 88, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online First 8/6/2024", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 567, "width": 323, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Effective Tax Rates, Leverage, Capital Intensity, and Inventory Intensity.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 606, "width": 128, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paper type: Research paper", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 567, "width": 117, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan, Vol 6, No. 2, 2024, 243-256 eISSN 22685-2888", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 636, "width": 149, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding: Cheristine Monica Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 686, "width": 266, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© The Author(s) 2024 This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License .use.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "244", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 43, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 117, "width": 456, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan studi mengenai tarif pajak efektif yang bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris mengenai pengaruh leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif. Populasi yang digunakan merupakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2019 hingga 2022 dengan kriteria-kriteria tertentu. Total terdapat 68 perusahaan yang terpilih sebagai sampel dengan menggunakan metode purposive sampling . Sampel tersebut diolah dan diuji menggunakan metode regresi linear berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa leverage , intensitas persediaan memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif. Sedangkan untuk intensitas modal tidak memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 160, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan kepentingan publik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 265, "width": 456, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya penelitian ini, bagi investor disarankan untuk mempertimbangkan berbagai rasio keuangan lainnya dalam keputusan investasi untuk mencapai keuntungan optimal. Perusahaan juga harus memperhatikan aspek-aspek penting yang menarik minat investor dan melengkapi laporan tahunan dan laporan keuangan secara akurat. Peneliti selanjutnya disarankan untuk mengganti atau menambahkan variabel independen lain yang mampu menjelaskan variabel tarif pajak efektif dengan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 405, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Tarif Pajak Efektif, Leverage , Intensitas Modal, dan Intensitas Persediaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 104, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 418, "width": 456, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia merupakan negara berkembang dengan populasi yang besar dan memiliki potensi yang signifikan dalam hal penerimaan pajak. Perkembangan pesat dalam pertumbuhan perusahaan, terutama dalam sektor manufaktur, memainkan peran penting dalam menggerakkan perekonomian. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022, kinerja perpajakan menembus 110,06% dari target yaitu Rp 1.485 triliun, juga tumbuh 41,93% dibandingkan penerimaan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1.151,5 triliun (kemenkeu.go.id, 2022). Penerimaan pajak dari industri manufaktur tumbuh 35,1%, mencerminkan pemulihan ekonomi yang stabil pada tahun 2022.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 456, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak merupakan pilar utama pendapatan negara, sangat penting untuk mendukung pembangunan dan operasional pemerintah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1), pajak adalah kontribusi wajib yang harus dibayarkan kepada negara oleh individu maupun badan. Pajak bersifat memaksa dan tidak memberikan imbalan secara langsung, namun digunakan untuk keperluan negara demi kemakmuran rakyat. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 6 ayat (1), besarnya penghasilan kena pajak ditentukan dengan mengurangkan biaya untuk memperoleh, menagih, dan memelihara penghasilan dari penghasilan bruto.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 655, "width": 456, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapatan negara APBN Tahun 2022 terealisasi Rp 2.626,4 triliun atau 115,9% dari target berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2022 sebesar Rp 2.266,2 triliun. Realisasi ini tumbuh 30,6% karena dampak dari pemulihan ekonomi yang semakin kuat dan terjaga serta dorongan harga komoditas yang relatif masih tinggi. Dari total realisasi pendapatan negara tersebut, realisasi penerimaan pajak mencapai Rp 2.034,5 triliun atau 114% dari target Perpres 98/2022 sebesar Rp 1.784 triliun, tumbuh 31,4% dari tahun sebelumnya (kemenkeu.go.id, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 118, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 243-256", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 379, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cheristine Monica & Kezia Josephine. Effective tax rates, leverage, capital intensity…", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "245", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 456, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemungutan pajak oleh pemerintah seringkali menimbulkan ketidakpuasan di kalangan wajib pajak, terutama perusahaan. Perusahaan berupaya meminimalkan pembayaran pajak guna memaksimalkan laba. Perbedaan kepentingan antara perusahaan dan pemerintah ini sering mengarah pada upaya penghindaran pajak ( tax avoidance ) dan penggelapan pajak ( tax evasion ). Dari segi hukum, penghindaran pajak tidak dilarang, meskipun kontroversial. Sementara penggelapan pajak adalah tindakan ilegal yang melibatkan penyembunyian atau manipulasi informasi keuangan (Yanto, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 456, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penghindaran pajak yang signifikan di Indonesia menyebabkan kerugian besar. Seperti laporan dari Tax Justice Network menyebutkan kerugian sebesar Rp 68,7 triliun disebabkan oleh penghindaran pajak oleh wajib pajak badan. Salah satu kasus terkenal adalah PT Bentoel Internasional Investama Tbk yang dilaporkan oleh Tax Justice Network pada tahun 2019 melakukan penghindaran pajak melalui skema pinjaman dari Jersey melalui perusahaan di Belanda, mengakibatkan kerugian negara sebesar US$ 14 juta per tahun (kontan.co.id, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 456, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efektivitas pembayaran pajak perusahaan sering diukur dengan tarif pajak efektif ( effective tax rate atau ETR), yang merupakan rasio antara total beban pajak penghasilan terhadap laba sebelum pajak (Syamsuddin & Suryarini, 2020). ETR memberikan gambaran mengenai persentase pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan dapat menunjukkan seberapa optimal perusahaan dalam memanfaatkan insentif pajak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 456, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa faktor yang diduga memengaruhi ETR antara lain leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan. Leverage mengukur sejauh mana perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendek dan panjang (Murniati, 2022). Intensitas modal merujuk pada nilai aset perusahaan yang diinvestasikan dalam aset tetap (Aulia & Ernandi, 2022). Sedangkan intensitas persediaan merujuk pada aktivitas investasi dalam bentuk persediaan yang terkait dengan perusahaan (Sujarwo & Sjahputra, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 457, "height": 206, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun banyak penelitian telah meneliti pengaruh leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif, hasil yang diperoleh masih menunjukkan inkonsistensi. Beberapa studi seperti Kurniasari & Listiawati (2019), Afifah & Hasymi (2020), dan Adams & Balogun (2020) menemukan bahwa leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif, sementara penelitian lain seperti Putri et al., (2022), Murniati (2022), dan Simanjuntak & Helda (2023) menunjukkan sebaliknya. Demikian pula, hasil penelitian mengenai intensitas modal dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif juga bervariasi. Natalia (2020), Utami & Mahpudin (2021), dan Rachmawati (2022) menemukan adanya pengaruh intensitas modal terhadap tarif pajak efektif, namun penelitian oleh Syamsuddin & Suryarini (2020), Nisa & Kurnia (2023), dan Chang et al., (2023) tidak menemukan hubungan tersebut. Untuk intensitas persediaan, Adams & Balogun (2020), Syamsuddin & Suryarini (2020), dan Rachmawati (2022) menyatakan bahwa variabel ini berpengaruh terhadap tarif pajak efektif, sementara Utami & Mahpudin (2021), Yanto (2022), dan Sujarwo & Sjahputra (2022) menemukan hasil yang bertentangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 456, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk meneliti Pengaruh leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019-2022. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai faktor-faktor yang memengaruhi tarif pajak efektif di perusahaan manufaktur, serta memberikan kontribusi dalam pengembangan kebijakan perpajakan yang lebih efektif di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "246", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 246, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 94, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Teoritis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 456, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori Agensi menjelaskan interaksi antara pemilik perusahaan ( principal ) dan manajemen ( agent ). Dalam hubungan ini, manajemen menjalankan operasional perusahaan atas nama pemiliknya dengan harapan mendapatkan imbalan yang sesuai. Namun, ada risiko penyalahgunaan kekuasaan oleh manajemen yang dapat memanfaatkan posisinya untuk kepentingan pribadi, sehingga meningkatkan beban dan biaya yang harus ditanggung oleh pemilik perusahaan (Putri et al., 2022). Menurut Jensen dan Meckling dalam penelitian Chang et al., (2023), teori agensi adalah hubungan kontraktual di mana principal mempekerjakan agent untuk melakukan layanan tertentu sambil memberikan wewenang pengambilan keputusan kepada agent tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 260, "width": 456, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarif Pajak Efektif ( Effective Tax Rate / ETR) adalah indikator yang mencerminkan seberapa efektif sebuah perusahaan dalam mengelola kewajiban pajaknya. ETR diukur dengan membandingkan total beban pajak penghasilan dengan total pendapatan sebelum pajak, yang menunjukkan persentase kewajiban pajak sebenarnya dibandingkan dengan laba akuntansi yang dihasilkan oleh perusahaan (Utami & Mahpudin, 2021). Perencanaan pajak bertujuan untuk mengoptimalkan manfaat pajak dengan mematuhi ketentuan perpajakan yang berlaku. Oleh karena itu, pengelolaan pajak yang efektif menjadi fokus utama dalam strategi perencanaan pajak perusahaan (Natalia, 2020). ETR digunakan untuk menentukan besaran pajak yang perlu dibayar oleh perusahaan dalam kaitannya dengan pendapatan ekonomi (Murniati, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 456, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leverage adalah alat pengukuran yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam melunasi semua kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang, terutama saat menghadapi situasi likuidasi. Leverage direpresentasikan oleh Debt to Equity Ratio (DER), yang menilai hubungan antara total utang dan total ekuitas perusahaan (Kurniasari & Listiawati, 2019). Penggunaan utang dapat mengurangi beban pajak karena bunga utang dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar. Oleh karena itu, tingkat leverage yang tinggi dapat menurunkan beban pajak yang pada akhirnya meningkatkan praktik tarif pajak efektif (Putri et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 512, "width": 456, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas Modal menggambarkan seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aset tetap untuk menghasilkan pendapatan. Rasio intensitas modal mengukur seberapa besar proporsi aset tetap yang digunakan dalam operasional perusahaan. Semakin tinggi rasio ini, semakin efisien penggunaan aset tetap dalam menghasilkan penjualan dan biaya depresiasi atas aset tetap dapat mengurangi beban pajak perusahaan (Nisa & Kurnia, 2023). Perusahaan dengan rasio intensitas modal tinggi cenderung memiliki kewajiban pajak yang lebih rendah karena biaya depresiasi atas aset tetap (Natalia, 2020). Oleh karena itu, perusahaan berupaya meningkatkan intensitas modal untuk mengurangi beban pajak (Murniati, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 630, "width": 456, "height": 103, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas Persediaan mencerminkan seberapa besar perusahaan mengalokasikan investasi pada persediaan yang dimilikinya. Rasio intensitas persediaan mengindikasikan seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola investasi mereka dalam persediaan dengan mengukur seberapa sering persediaan berputar selama periode tertentu (Sujarwo & Sjahputra, 2022). Intensitas persediaan juga memberikan gambaran tentang seberapa besar investasi yang dilakukan perusahaan dalam persediaan mereka dan tingkat efisiensi dalam mengelola investasi tersebut (Yanto, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 379, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 243-256 Cheristine Monica & Kezia Josephine. Effective tax rates, leverage, capital intensity…", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "247", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 142, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 456, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leverage mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban melalui rasio debt to equity (DER), yang menunjukkan proporsi utang terhadap ekuitas perusahaan. Penggunaan leverage memungkinkan perusahaan memanfaatkan bunga pinjaman sebagai pengurang pajak, yang dapat menurunkan tarif pajak efektif (Afifah & Hasymi, 2020). Menurut teori agensi, manajemen akan cenderung menggunakan leverage untuk meminimalkan beban pajak dan memaksimalkan laba (Wulandari et al., 2021). Penelitian sebelumnya oleh Aksoy Hazır (2019), Kurniasari & Listiawati (2019), Adams & Balogun (2020), Konečná & Andrejovská (2020), dan Afifah & Hasymi (2020) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 258, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1 : Leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 456, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas modal mengukur proporsi aset tetap terhadap total aset perusahaan. Aset tetap mengalami depresiasi yang dapat mengurangi beban pajak, sehingga perusahaan dengan intensitas modal tinggi cenderung memiliki tarif pajak efektif yang lebih rendah (Tavarel & Anggraeni, 2021). Teori agensi mengasumsikan bahwa manajer akan mengalokasikan dana perusahaan ke investasi dalam aset tetap untuk memanfaatkan depresiasi sebagai pengurang pajak (Kurniawan, 2019). Hasil penelitian terdahulu oleh Stamatopoulos et al., (2019), Natalia (2020), Utami & Mahpudin (2021), Aulia & Ernandi (2022), dan Rachmawati (2022) yang memberikan bukti empiris bahwa intensitas modal berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 294, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2 : Intensitas modal berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 456, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas persediaan mengukur seberapa besar investasi perusahaan dalam persediaan. Tingginya intensitas persediaan dapat menimbulkan biaya tambahan seperti penyimpanan dan kerusakan barang, yang dapat digunakan untuk mengurangi laba perusahaan dan beban pajak (Tavarel & Anggraeni, 2021). Teori agensi menunjukkan bahwa manajer dapat menggunakan strategi ini untuk meminimalkan beban pajak tanpa mengurangi laba perusahaan (Syamsuddin & Suryarini, 2020). Penelitian oleh Kurniawan (2019), Stamatopoulos et al., (2019), Fernández- Rodríguez et al., (2020), Adams & Balogun (2020), dan Rachmawati (2022) menunjukkan bahwa intensitas persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 317, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3 : Intensitas persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 60, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 137, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 456, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Data dikumpulkan dari sumber-sumber dokumen seperti laporan tahunan dan laporan keuangan yang dapat diakses dan diunduh melalui situs resmi www.idx.co.id. Dalam proses ini, data dan informasi dari dokumen-dokumen tersebut dihimpun, dievaluasi, dan digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 110, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 456, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2019-2022, yang berjumlah 165 perusahaan. Pemilihan perusahaan manufaktur didasarkan pada aktivitas mereka yang mencakup pembelian bahan baku hingga", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "248", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 456, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produksi produk jadi, yang mengandung unsur pajak, sehingga memerlukan manajemen pajak yang baik untuk mengelola beban pajak perusahaan. Periode 2019-2022 dipilih untuk mengetahui perkembangan tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 144, "width": 456, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu data kuantitatif dengan metode purposive sampling . Sehingga, sampel yang dipilih merupakan representasi dari keseluruhan populasi yang ada. Pemilihan sampel juga dilakukan dengan seksama agar sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai. Terdapat 68 perusahaan dari total keseluruhan 165 perusahaan manufaktur.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 42, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 229, "width": 439, "height": 209, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel Penelitian No. Kriteria Jumlah 1. Seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2019-2022 165 2. Perusahaan manufaktur yang tidak konsisten dan tidak lengkap menyajikan laporan tahunan dan laporan keuangan yang telah diaudit selama periode 2019-2022 (30) 3. Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian selama periode 2019- 2022 (67) Jumlah Perusahaan Sampel 68 Periode Penelitian 4 Jumlah Sampel Penelitian 272 Outlier (97) Jumlah Sampel Penelitian Setelah Outlier 175 Sumber: Data diolah (2024)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 463, "width": 130, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operasionalisasi Variabel", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 482, "width": 456, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah tarif pajak efektif. Menurut Tavarel & Anggraeni (2021), tarif pajak efektif ( effective tax rate ) adalah rasio yang membandingkan beban pajak penghasilan perusahaan dengan keuntungan sebelum pajak selama periode tertentu. Semakin rendah ETR, semakin efisien pembayaran pajak perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 456, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leverage adalah indikator untuk melihat sejauh mana perusahaan mampu mengelola dan membayar utangnya (Afifah & Hasymi, 2020). Utang memungkinkan perusahaan untuk mendanai pengeluaran operasional dan mempertahankan likuiditas (Yanto, 2022). Leverage diukur dengan Debt to Equity Ratio (DER), yang membandingkan total kewajiban dengan total ekuitas perusahaan (Kurniasari & Listiawati, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 615, "width": 456, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas modal merujuk pada investasi perusahaan yang terlibat dengan aset tetap (Nisa & Kurnia, 2023). Ini digunakan untuk menilai efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aset tetapnya, yang mengalami penyusutan dari waktu ke waktu. Semakin tinggi intensitas modal, semakin efisien pemanfaatan aset untuk menghasilkan pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 675, "width": 456, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas persediaan adalah ukuran seberapa banyak persediaan yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, intensitas persediaan digunakan sebagai proksi untuk menggambarkan tingkat persediaan perusahaan. Ini diukur dengan membandingkan total persediaan perusahaan dengan total aset yang dimilikinya (Kurniawan, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 379, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 243-256 Cheristine Monica & Kezia Josephine. Effective tax rates, leverage, capital intensity…", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "249", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 449, "height": 367, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Operasionalisasi Variabel Variabel Pengukuran Skala Tarif Pajak Efektif Effective Tax Rate (ETR) = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑃𝑒𝑛𝑔ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 Sumber: Aulia & Ernandi (2022), Murniati (2022), Chang et al., (2023) Rasio Leverage Debt to Equity Ratio (DER) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑤𝑎𝑗𝑖𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠 Sumber: Konečná & Andrejovská (2020), Afifah & Hasymi (2020), Putri et al., (2022) Rasio Intensitas Modal Capital Intensity (CI) = 𝐴𝑠𝑒𝑡 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 Sumber: Aksoy Hazır (2019), Adams & Balogun (2020), Rachmawati (2022) Rasio Intensitas Persediaan Inventory Intensity (II) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 Sumber: Stamatopoulos et al., (2019), Fernández-Rodríguez et al., (2020), Tavarel & Anggraeni (2021) Rasio", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 133, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Data diolah (2024)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 83, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 456, "height": 87, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan dan laporan keuangan indeks LQ45 dengan menggunakan metode purposive sampling . Proses pengumpulan data dilakukan secara selektif dan data kemudian dimasukkan ke dalam Microsoft Excel versi 2021 untuk mempermudah proses perhitungan. Data penelitian diolah menggunakan software statistik IBM SPSS versi 23, yang meliputi analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, dan uji hipotesis. Model analisis regresi linear berganda dapat dirumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 160, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ETR = α + β1LEV + β2CI + β3II + ε", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 130, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 141, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Statistik Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 456, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3, menunjukkan bahwa penelitian ini menggunakan 175 sampel dari laporan tahunan dan laporan keuangan perusahaan selama empat tahun. Variabel leverage memiliki nilai minimum 0,0338 dan maksimum 1,2900. Nilai minimum dimiliki oleh PT Sinergi Inti Plastindo Tbk pada tahun 2022, menunjukkan pengurangan liabilitas jangka pendek. Nilai maksimum dimiliki oleh", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "250", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 456, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Wahana Interfood Nusantara Tbk pada tahun 2019, mencerminkan peningkatan liabilitas jangka pendek dan panjang. Leverage memiliki rata-rata 0,494637 dan standar deviasi 0,3245070. Variabel intensitas modal memiliki rentang nilai dari 0,0256 hingga 0,7373. Nilai minimum dimiliki oleh PT Duta Pertiwi Nusantara Tbk pada tahun 2022, menunjukkan kenaikan total aset. Nilai maksimum dimiliki oleh PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk pada tahun 2021, menunjukkan intensitas modal yang tinggi meski terjadi penurunan aset tidak lancar. Intensitas modal memiliki rata-rata 0,367081 dan standar deviasi 0,1761600.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 456, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel intensitas persediaan memiliki rentang nilai minimum 0,0429 hingga maksimum 0,3668. Nilai minimum dimiliki oleh Indah Kiat Pulp & Paper Tbk pada tahun 2020, menunjukkan intensitas persediaan yang kecil. Nilai maksimum dimiliki oleh Indo Acidatama Tbk pada tahun 2019, mencerminkan intensitas persediaan yang tinggi meskipun ada kerugian akibat keusangan persediaan. Intensitas persediaan memiliki rata-rata 0,176306 dan standar deviasi 0,0825805.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 456, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel tarif pajak efektif (ETR) memiliki rentang nilai dari 0,1592 hingga 0,3047. Nilai minimum dimiliki oleh Indocement Tunggal Prakarsa Tbk pada tahun 2020, menunjukkan penurunan laba sebelum pajak. Nilai maksimum dimiliki oleh PT Impack Pratama Industri Tbk pada tahun 2019, menunjukkan peningkatan laba sebelum pajak. Tarif pajak efektif memiliki rata- rata 0,231662 dan standar deviasi 0,0290833.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 43, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3.", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 130, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Statistik Deskriptif", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 452, "height": 118, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Leverage 175 .0338 1.2900 .4946 .3245 Intensitas_Modal 175 .0256 .7373 .3670 .1761 Intensitas_Persediaan 175 .0429 .3668 .1763 .0825 Tarif_Pajak_Efektif 175 .1592 .3047 .2316 .0290 Valid N (listwise) 175 Sumber: Data diolah SPSS versi 23, 2024", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 514, "width": 269, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik T)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 539, "width": 456, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji statistik t pada Tabel 4, variabel leverage memiliki nilai t sebesar 3,366 dengan tingkat signifikan 0,001, lebih kecil dari 0,05, sehingga leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Variabel intensitas modal memiliki nilai t sebesar 1,379 dengan tingkat signifikan 0,170, lebih besar dari 0,05, sehingga intensitas modal tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Variabel intensitas persediaan memiliki nilai t sebesar 3,329 dengan tingkat signifikan 0,001, lebih kecil dari 0,05, sehingga intensitas persediaan berpengaruh terhadap tarif pajak efektif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 666, "width": 47, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 686, "width": 218, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh leverage terhadap tarif pajak efektif", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 709, "width": 456, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan tingkat signifikansi 0,001 < 0,05. Semakin tinggi leverage perusahaan, semakin tinggi tarif pajak efektif yang harus dibayar. Ini sejalan dengan penelitian Yanto (2022) yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 118, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 243-256", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 379, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cheristine Monica & Kezia Josephine. Effective tax rates, leverage, capital intensity…", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "251", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 457, "height": 206, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyatakan bahwa leverage meningkatkan laba sebelum pajak, berdampak pada peningkatan beban pajak. Afifah & Hasymi (2020) juga mendukung bahwa leverage yang diukur melalui total kewajiban dibandingkan dengan total ekuitas memengaruhi tarif pajak efektif karena peningkatan biaya bunga utang disertai peningkatan biaya pajak. Utami & Mahpudin (2021) menegaskan bahwa leverage yang digunakan untuk investasi menghasilkan pendapatan tambahan yang meningkatkan laba dan beban pajak perusahaan. Penelitian ini konsisten dengan Aksoy Hazir (2019), Kurniasari & Listiawati (2019), dan Konecna & Andrejovska (2020), yang juga menunjukkan bahwa leverage memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif. Namun, penelitian ini bertentangan dengan Putri et al., (2022), Murniati (2022), dan Simanjuntak & Helda (2023), yang menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Dengan demikian, perusahaan harus mengelola leverage dengan hati-hati untuk mengoptimalkan struktur modal dan mengurangi beban pajak. Leverage yang tinggi dapat meningkatkan laba sebelum pajak dan beban pajak efektif, sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan strategi pendanaan yang efisien dan meminimalkan risiko pajak tambahan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 255, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh intensitas modal terhadap tarif pajak efektif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 456, "height": 206, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil hipotesis kedua (H2) menunjukkan bahwa intensitas modal tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif dengan tingkat signifikansi 0,170 > 0,05, sehingga hipotesis H2 ditolak. Penelitian ini mendukung Syamsuddin & Suryarini (2020) dan Nisa & Kurnia (2023), yang menyatakan bahwa aset tetap yang sudah habis masa manfaatnya tidak memengaruhi tarif pajak efektif. Beban penyusutan yang digunakan sesuai peraturan perpajakan tidak menimbulkan koreksi fiskal. Hal ini juga sejalan dengan Putri et al., (2022), yang menyatakan bahwa intensitas modal tidak memengaruhi tarif pajak efektif karena kebijakan penyusutan aset tetap telah disesuaikan dengan peraturan perpajakan. Namun, hasil ini bertentangan dengan Stamatopoulos et al., (2019), Natalia (2020), dan Aulia & Ernandi (2022), yang menyatakan pengaruh intensitas modal terhadap tarif pajak efektif. Dengan demikian, perusahaan besar dengan aset tetap yang sudah habis masa manfaatnya tidak perlu fokus pada intensitas modal untuk pengurangan pajak. Manajemen perlu mencari strategi efisiensi pajak lainnya selain penyusutan aset tetap, dan memastikan kebijakan penyusutan sesuai peraturan perpajakan agar tidak menimbulkan koreksi fiskal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 43, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 441, "height": 188, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Variabel Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Beta t Sig. B Std. Error H 1 Leverage .022 .006 .242 3.366 .001 H 2 Intensitas Modal .017 .012 .103 1.379 .170 H 3 Intensitas Persediaan .088 .026 .249 3.329 .001 Adjusted R Square .103 F-Statistics 7.642 F-Sig .000 b Jumlah Observasi 175 Sumber: Data diolah SPSS versi 23, 2024", "type": "Table" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "252", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 277, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 456, "height": 235, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel intensitas persediaan berpengaruh signifikan terhadap tarif pajak efektif, yang dibuktikan dengan tingkat signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi intensitas persediaan yang dimiliki perusahaan, maka tarif pajak efektif juga akan meningkat, sehingga hipotesis H3 diterima. Temuan ini konsisten dengan penelitian Syamsuddin & Suryarini (2020), Kurniawan (2019), dan Rachmawati (2022) yang menyatakan bahwa biaya tambahan terkait persediaan, seperti biaya penyimpanan dan kerusakan barang, mengurangi laba perusahaan dan meningkatkan tarif pajak efektif. PSAK No. 14 juga mengatur bahwa biaya persediaan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya, yang mendukung pengaruh intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif. Namun, penelitian ini bertentangan dengan hasil dari Utami & Mahpudin (2021), Tavarel & Anggraeni (2021), serta Sujarwo & Sjahputra (2022) yang menemukan bahwa intensitas persediaan tidak berpengaruh terhadap tarif pajak efektif. Perusahaan harus mengelola persediaan dengan cermat untuk menghindari biaya tambahan yang dapat meningkatkan tarif pajak efektif. Manajemen perlu mempertimbangkan kebijakan persediaan yang efisien dan sesuai dengan peraturan akuntansi serta perpajakan agar dapat meminimalkan biaya terkait persediaan dan optimalisasi laba, serta memastikan kepatuhan terhadap PSAK No. 14.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 71, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 406, "width": 456, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2019 hingga 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel leverage berpengaruh terhadap tarif pajak efektif, sedangkan intensitas modal tidak memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif. Di sisi lain, intensitas persediaan juga terbukti memiliki pengaruh terhadap tarif pajak efektif perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 495, "width": 456, "height": 206, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan dalam penelitian ini meliputi penghapusan sampel perusahaan yang mengalami kerugian pada tahun 2019-2022 karena syarat laba positif, serta perluasan waktu untuk memastikan validitas data . Restatement pada laporan keuangan memerlukan kehati-hatian ekstra agar tidak terjadi kesalahan dalam pengambilan informasi. Selain itu, kesulitan dalam pengujian dan analisis data menggunakan SPSS menuntut peneliti untuk mendapatkan informasi yang tepat guna menghindari kesalahan dalam proses analisis. Untuk penelitian selanjutnya dengan menggunakan variabel yang sama, disarankan kepada investor untuk mempertimbangkan tidak hanya leverage , intensitas modal, dan intensitas persediaan tetapi juga rasio keuangan lainnya guna memaksimalkan potensi keuntungan investasi. Bagi perusahaan, penting untuk meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dalam laporan tahunan dan laporan keuangan guna menarik minat investor dan memastikan data terkini sesuai dengan kebutuhan penelitian. Selain itu, peneliti diharapkan untuk mempertimbangkan penambahan atau penggantian variabel independen agar analisis terhadap tarif pajak efektif perusahaan dapat lebih komprehensif dan informatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 379, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 243-256 Cheristine Monica & Kezia Josephine. Effective tax rates, leverage, capital intensity…", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "253", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 65, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 104, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adams, S. O., & Balogun, P. O. (2020). Panel Data Analysis on Corporate Effective Tax Rates of Some Listed Large Firms in Nigeria. Dutch Journal of Finance and Management , 4 (2), em0068. https://doi.org/10.21601/djfm/9345", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 456, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afifah, M. D., & Hasymi, M. (2020). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 456, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensitas Aset Tetap dan Fasilitas Terhadap Manajemen Pajak dengan Indikator Tarif Pajak Efektif. Journal of Accounting Science , 4 (1), 29–42. https://doi.org/10.21070/jas.v4i1.398 Aksoy Hazır, Ç. (2019). Determinants of Effective Tax Rates in Turkey. Journal of Research in Business , 1 (4), 35–45. https://doi.org/10.23892/jrb.2019453293", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia, N. A., & Ernandi, H. (2022). Effect of Firm Size, Profitability and Capital Intensity on Effective Tax Rate (ETR) Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas dan Intensitas Modal Terhadap Effective Tax Rate (ETR). Indonesian Journal of Law and Economics Review , 13 , 1–12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awaliah, R., Damayanti, R. A., & Usman, A. (2022). Tren Penghindaran Pajak Perusahaan di Indonesia yang Terdaftar di BEI Melalui Analisis Effective Tax Rate (ETR) Perusahaan. Akrual: Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Kontemporer , 15 (1), 1–11. www.idx.co.id", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 456, "height": 58, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chang, A., Meiryani, Sumarwan, U., Gunawan, T., Devi, S. R., Samukri, & Salim, G. (2023). the Influence of Debt-To-Equity Ratio, Capital Intensity Ratio, and Profitability on Effective Tax Rate in the Tourism Sector. Journal of Governance and Regulation , 12 (1), 53–67. https://doi.org/10.22495/jgrv12i1art5", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fernández-Rodríguez, E., García-Fernández, R., & Martínez-Arias, A. (2020). Business and institutional determinants of Effective Tax Rate in emerging economies. Economic Modelling , 94 (February), 692–702. https://doi.org/10.1016/j.econmod.2020.02.011", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konečná, V., & Andrejovská, A. (2020). Investor decision-making in the context of the effective corporate taxation. E&M Ekonomics and Management , 23 (1), 111–120. https://doi.org/10.15240/tul/001/2020-1-008", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 456, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniasari, E., & Listiawati. (2019). PROFITABILITAS DAN LEVERAGE DALAM MEMPENGARUHI EFFECTIVE TAX RATE. Jurnal Manajemen , 5 (1), 45–52.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 456, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, I. S. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Manajemen Pajak Dengan Indikator", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 504, "width": 432, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tarif Pajak Efektif. Akuntabel , 16 (2), 213–221. http://journal.feb.unmul.ac.id/index.php/AKUNTABEL", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 456, "height": 102, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murniati. (2022). Analisis Pengaruh Leverage, Profitability, Capital Intensity Ratio Terhadap Manajemen Pajak dengan Indikator Effective Tax Rate (Etr) Pada Perusahaan Lq45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2016-2018. JEMB: Jurnal Ekonomi Manajemen Dan Bisnis , 1 (1), 15–25. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/3292760 Natalia, L. (2020). PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN INTENSITAS MODAL TERHADAP TARIF PAJAK EFEKTIF PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA. Jurnal FinAcc , 4 (10), 1459–1469.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 456, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nisa, A. K., & Kurnia. (2023). Pengaruh Kepemilikan Pemerintah, Kecakapan Manajerial, Investment Opportunity Set, dan Capital Intensity Ratio terhadap Effective Tax Rate (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar pada Indeks Saham IDX30 di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020). EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis , 11 (1), 73–86. https://doi.org/10.37676/ekombis.v11i1.2856", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 456, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panda, A. K., & Nanda, S. (2020). Receptiveness of effective tax rate to firm characteristics: an empirical analysis on Indian listed firms. Journal of Asia Business Studies , 15 (1), 198–214. https://doi.org/10.1108/JABS-11-2018-0304", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 757, "width": 456, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, E., Zulaecha, H. E., Hamdani, & Rohmansyah, B. (2022). Pengaruh Capital Intensity, Leverage,", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 36, "width": 214, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372 Published by LPMP Imperium", "type": "Page header" }, { "left": 275, "top": 781, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "254", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 456, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Pajak. OPTIMAL Jurnal Ekonomi Dan Manajemen , 2 (4), 146–173. https://doi.org/10.55606/optimal.v2i4.714 Rachmawati, S. (2022). Tax Facility Moderates Effect of Inventory Intensity and Capital Intensity on Effective Tax Rate . https://doi.org/10.4108/eai.3-8-2021.2315158", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 144, "width": 456, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simanjuntak, J. E., & Helda, D. (2023). Pengaruh Profitabilitas, Dewan Komisaris Independen, Leverage, Intensitas Aset Tetap Terhadap Tarif Pajak Efektif Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei. Journal of Innovation Research and Knowledge , 2 (9), 3773–3778.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 189, "width": 195, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.53625/jirk.v2i9.5220", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 204, "width": 456, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stamatopoulos, I., Hadjidema, S., & Eleftheriou, K. (2019). Explaining corporate effective tax rates:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 219, "width": 432, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evidence from Greece. Economic Analysis and Policy , 62 , 236–254.", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 233, "width": 207, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/j.eap.2019.03.004", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 456, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sujarwo, S., & Sjahputra, A. (2022). PENGARUH INTELLECTUAL CAPITAL, INVENTORY INTENSITY DAN MANAGERIAL OWNERSHIP TERHADAP EFFECTIVE TAX RATE (Studi Empiris pada Perusahaan Sektor Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2016-2020). SCIENTIFIC JOURNAL OF REFLECTION : Economic, Accounting, Management and Business , 5 (4), 1121–1131. https://doi.org/10.37481/sjr.v5i4.588 Syamsuddin, M., & Suryarini, T. (2020). Analisis Pengaruh Intensitas Modal, Intensitas Persediaan, Komisaris Independen dan Kepemilikan Manajerial Terhadap ETR. Jurnal Penelitan Ekonomi Dan Bisnis , 5 (1), 52–65. https://doi.org/10.33633/jpeb.v5i1.2707", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 456, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tavarel, R., & Anggraeni, F. (2021). ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI TARIF PAJAK", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 382, "width": 432, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFEKTIF PERUSAHAAN. E-Jurnal Akuntansi TSM , 1 (3), 195–206.", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 396, "width": 188, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://jurnaltsm.id/index.php/EJATSM", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 411, "width": 456, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, R., & Mahpudin, E. (2021). THE EFFECT OF LEVERAGE, CAPITAL INTENSITY, AND INVENTORY INTENSITY ON EFFECTIVE TAX RATE. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas Udayana , 10 (01), 1. https://doi.org/10.24843/eeb.2021.v10.i01.p01 Wulandari, S., Oktaviani, R. M., & Hardiyanti, W. (2021). Transfer Pricing dari Perspektif Perencanaan Pajak, Tunneling Incentives, dan Aset Tidak Berwujud. Wahana Riset Akuntansi ,", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 485, "width": 257, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 (2), 152. https://doi.org/10.24036/wra.v9i2.113208", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 500, "width": 456, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanto. (2022). The Influence of Investment Opportunity Set, Leverage, Capital Intensity, and Inventory Intensity on Effective Tax Rates Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Intensitas Modal, dan Intensitas Persediaan Terhadap Tarif Pajak Efektif. Jurnal Akuntansi Dan Perpajakan , 8 (2), 116–133. http://jurnal.unmer.ac.id/index.php/ap Sugiyono. (2023). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D. Bandung: Alfabeta Ghozali. (2021). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS 26 Edisi 10. Semarang:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 589, "width": 189, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Penerbit Universitas Diponegoro", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 456, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkeu. (2022). Kinerja Perpajakan Tembus 110,06%, Menkeu: Modal Menjaga APBN Makin Sehat. Retrieved from: https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita- utama/Kinerja-Perpajakan. Diakses pada 10 Maret 2024", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 649, "width": 456, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkeu. (2007). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 663, "width": 432, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved from: https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2007/28tahun2007uu.htm. Diakses pada 10 Maret 2024", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 693, "width": 456, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkeu. (2008). UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2008. Retrieved from: https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2008/36tahun2008uu.htm. Diakses pada 10 Maret 2024", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 456, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemenkeu. (2023). Menkeu : Kinerja Penerimaan Negara Luar Biasa Dua Tahun Berturut-turut.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 752, "width": 429, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved from: https://www.kemenkeu.go.id/informasi-publik/publikasi/berita-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 379, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI, 6(2), 243-256 Cheristine Monica & Kezia Josephine. Effective tax rates, leverage, capital intensity…", "type": "Page header" }, { "left": 303, "top": 779, "width": 19, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "255", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 456, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "utama/Kinerja-Penerimaan-Negara-Luar-Biasa. Diakses pada 10 Maret 2024 Pajakku. (2023). Dampak Penghindaran Pajak Indonesia Diperkirakan Rugi Rp 68,7 Triliun.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 115, "width": 48, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 456, "height": 102, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "from: https://www.pajakku.com/read/5fbf28b52ef363407e21ea80/DampakPenghindaran- Pajak-Indonesia-Diperkirakan-Rugi-Rp-687-Triliun. Diakses pada 10 Maret 2024 Nasional Kontan. (2019). Tax Justice laporkan Bentoel lakukan penghindaran pajak, Indonesia rugi US$ 14 juta. Retrieved from: https://nasional.kontan.co.id/news/tax-justice-laporkan- bentoel-lakukan-penghindaran-pajak-indonesia-rugi-rp-14-juta. Diakses pada 10 Maret 2024", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 456, "height": 57, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Iai Global. (2021). AMENDEMEN PSAK 16 ASET TETAP Hasil Sebelum Penggunaan Yang Diintensikan. Retrieved from: https://web.iaiglobal.or.id/assets/files/file_sak/exposure- draft/DRAF%20EKSPOSUR%20AMENDEMEN%20PSAK%2016_OKT%202020.pdf. Diakses pada 10 Maret 2024", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 307, "width": 108, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethics declarations", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 324, "width": 40, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Funding", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 335, "width": 444, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author(s) received no financial support for the research, authorship, and/or publication of this article.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 386, "width": 155, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Availability of data and materials", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 397, "width": 419, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data sharing is not applicable to this article as no new data were created or analyzed in this study.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 423, "width": 95, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competing interests", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 435, "width": 261, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No potential competing interest was reported by the authors", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 69, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cite this paper", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 456, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Monica, C., & Josephine, K. (2024). Pengaruh leverage, intensitas modal, dan intensitas persediaan terhadap tarif pajak efektif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2019- 2022.", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 521, "width": 409, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AKURASI: Jurnal Riset Akuntansi Dan Keuangan , 6 (2), 243-256.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 192, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.36407/akurasi.v6i2.1372", "type": "Text" } ]
f691f4ce-15e0-9b44-caf4-0a548343205d
https://journal.laaroiba.ac.id/index.php/as/article/download/818/686
[ { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 106, "width": 377, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewenangan Ayah Biologis Menjadi Wali Nikah Bagi Anak", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 125, "width": 367, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Zina Menurut Pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 16/PUU-VIII/2010", "type": "Text" }, { "left": 160, "top": 183, "width": 307, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agung Sahbana Nasution, Sutisna, Syarifah Gustiawati Mukri", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 201, "width": 147, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Ibn Khaldun Bogor", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 219, "width": 254, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 50, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 399, "height": 214, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The presentence of marriage guardian is a must which should be considered. This research learn about Imam syafi'i viewpoint and Mahkamah Konstitusi Decision no 16-VIII- PUU/2010 about the authority of bioligical father to be marriage guardian for his out of marriage children.This purpose research is to analyst how Imam Syafii viewpoint and Mahkamah Konstitusi Decision about the authority of bioligical father to be marriage guatdian for his out of marriage children. This research is using yuridis normatif proccess with deskriptip kualitatif method. The result of this research is imam syafii gave 2 viewpoint about bioligical father to be marriage guardian for his out of marriage children. First, its allowed a father to be marriage guardian for his out of marriage children with provision the daughter born at least 6 month after her parents akad. Meanwhile, mahkamah konstitusi decision said \"a child that was born out of marriage have a civil relation with her mother and mothers family and then a man as her father that could be prove by sains and technology or another evidence according to law has blood relation including civil relation with the father's family. .\"this legal logic decision has consequence to out of marriage children descendants with her father. It is mean if we look at Mahkamah Decision a father could be a marriage guardian for out of children marriage without to see how old the womb that born after the marriage.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 536, "width": 387, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Guardian Authority, Child of Adultery, Imam Syafi’i and Constitutional Court Number 16/2010", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 400, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberadaan wali dalam pernikahan memanglah sebuah keharusan yang harus diperhatikan. Penelitian ini mengkaji tentang pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 16-VIII-PUU/2010 terkait kewenangan ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah Konstitusi tentang kewenangan ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif . Hasil dari penelitian ini ialah Imam Syafi’i memberikan dua pandangan terkait ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil. Pertama, boleh seorang ayah menjadi wali nikah bagi anak perempuan hasil kawin hamil dengan ketentuan anak perempuan tersebut ketika itu lahir dalam waktu paling sedikit 6 bulan setelah terjadinya akad pernikahan orang tuanya. Kedua, seorang ayah tidak", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "126 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 400, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil apabila anak perempuan tersebut ketika itu lahir kurang dari 6 bulan dari waktu akad pernikahan orang tuanya. Sementara itu, Putusan Mahkamah Konstitusi yang berbunyi “ Anak yang lahir di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan seorang laki-laki sebagai bapaknya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya ” . Logika hukum putusan ini memiliki konsekuensi terhadap hubungan nasab anak luar nikah dengan ayahnya. Artinya jika melihat dari Putusan Mahkamah tersebut seorang ayah boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil tanpa melihat berapa lama usia kandungan yang lahir setelah adanya akad pernikahan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 244, "width": 400, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Kewenangan wali, Anak Hasil Zina, Imam Syafi’i dan Putusan MK No. 16/2010", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 81, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 399, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan sebuah miniatur bangsa. Ketika sebuah bangsa ingin baik, maka individu-individu keluarganya haruslah baik. Terbentuknya keluarga berawal dari pernikahan antara seorang pria dengan seorang wanita melalui upacara ijab qobul dihadapan dua orang saksi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 399, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernikahan adalah suatu perjanjian suci antara seorang laki-laki dan seorang perempuan untuk membentuk keluarga bahagia. Definisi ini memperjelas pengertian bahwa perkawinan adalah perjanjian. (Saebani & Falah, 2011: 35)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 72, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlebih Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, yakni Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 menyebutkan bahwa “ pernikahan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa “. (UU No.1 Tahun 1974 Pasal 1)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 399, "height": 57, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kehidupan berkeluarga merupakan cerminan semua makhluk ciptaan Allah SWT, sehingga kelangsungan kehidupan di dunia akan terus menerus berkembang. Manusia adalah salah satu makhluk yang sangat sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. (Sudarto, 2018: 136)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 590, "width": 399, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naluri berpasangan bukan terjadi hanya pada manusia saja, namun juga pada semua makhluk hidup agar terjadi kelangsungan hidup mereka. Tujuan Allah SWT. menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan yaitu agar senantiasa mengingat kebesaran Allah SWT. Inilah makna firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat ayat 49 :", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 675, "width": 142, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َن ۡو ُرَّكَذَت ۡمُكَّلَعَل ِنۡيَج ۡو َز اَنۡقَلَخ ٍء ۡىَش ِ لُك ۡنِم َو", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 699, "width": 400, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artinya: “... dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang -pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah.” (QS. Adz-Dzariyat : 49)", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal ini, berpasang-pasangan yang berlaku bagi manusia tentunya bukan berarti semata berkumpulnya seorang pria dengan seorang wanita seperti layaknya binatang yang berkumpul secara bebas tanpa adanya aturan. Tetapi, berpasang-pasangan yang dimaksud disini yaitu berkumpulnya seorang pria dan wanita dengan jalan melalui pernikahan yang sah menurut agama dan perundang- undangan yang berlaku kemudian membentuk suatu mahligai rumah tangga yang sejahtera.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 209, "width": 399, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernikahan merupakan syariat yang sejak dahulu telah dilakukan oleh orang- orang sebelum kita. Allah SWT. telah mengungkapkan syariat pernikahan melalui firman Nya:", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 268, "width": 316, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ُّٰاللّ ُمِهِنْغُي َءۤا َرَقُف ا ْوُن ْوُكَّي ْنِا ْْۗمُكِٕىۤاَمِا َو ْمُكِداَبِع ْنِم َنْي ِحِلّٰصلا َو ْمُكْنِم ى ٰماَيَ ْلْا اوُحِكْنَا َو ُ ّٰاللّ َو ْۗ هِلْضَف ْنِم", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 268, "width": 35, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ٌمْيِلَع ٌعِسا َو", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 399, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artinya: “... Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberi kemampuan kepada mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), Maha Mengetahui.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 86, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ (QS. An-nur: 32)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 399, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayat tersebut menjelaskan bahwa datangnya perintah untuk menikah sebagai salah satu cara untuk memelihara kesucian nasab . Dalam kalimat “dan nikahkanlah” dalam terjemah diatas yaitu bantulah supaya bisa menikah orang-orang yang masih membujang di antara kamu agar mereka dapat hidup tenang dan terhindar dari zina.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 458, "width": 400, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zina adalah perbuatan keji dan haram. Namun sifat manusiawi tidak luput dari khilaf sehingga bisa saja terjadi perzinaan. Kemudian bila sampai terjadi perzinaan, dan dari perbuatan tersebut lahirlah seorang anak, maka syariat Islam mempunyai beban untuk mendudukkan statusnya. Terlepas dari haramnya perbuatan zina itu sendiri, para ulama sepakat bahwa anak hasil zina tentu tidak menanggung dosa atas perbuatan orang tuanya.Karena Islam tidak membebankan kesalahan seseorang kepada orang lain. Namun dalam masalah nasab , para ulama fiqh sepakat mengenai tersambungnya nasab anak hasil zina dengan ibu yang melahirkannya. Sehingga hubungan anak itu dengan ibunya adalah hubungan syar’i yang sah. Kemudian anak tersebut tidak mempunyai hubungan nasab secara syar’i dengan ayahnya karena anak tersebut lahir bukan dari hubungan yang sah, melainkan dari perbuatan terselubung yaitu perbuatan zina.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 650, "width": 400, "height": 102, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketika anak tersebut tidak mempunyai hubungan nasab dengan ayahnya, maka anak tersebut tidak mendapatkan hak-hak seperti anak lain yang dilahirkan dari hubungan yang sah misalnya mendapatkan hak waris, nafkah ataupun perwalian. Jika anak tersebut misalnya berjenis kelamin perempuan, kemudian ketika ia beranjak dewasa ingin melangsungkan pernikahan, maka ayahnya tidak dapat menjadi wali bagi pernikahannya karena mengingat tidak adanya hubungan nasab antara anak dan ayah.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "128 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian jika seorang ayah biologis hendak menjadi wali dalam pernikahan anak perempuan dari hasil zina, maka ulama berpandangan khususnya Imam Syafi’i memberikan dua pandangan terkait hukum kebolehan atau keharaman seorang ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil zina. Hal ini dapat dilihat ketika waktu ia lahir pada saat itu dalam waktu kurang dari 6 bulan atau lebih setelah terjadinya akad pernikahan orang tuanya. Tak hanya itu, Mahkamah Konstitusi pada tahun 2010 mengeluarkan Putusan terkait kedudukan anak yang lahir di luar pernikahan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 223, "width": 400, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sinilah kemudian timbul permasalahan apakah seorang ayah mempunyai kewenangan menjadi wali nikah bagi anak hasil zina. Bila mengacu pada pandangan Imam Syafi’i maka seorang ayah tidak berhak menjadi wali nikah bagi anak hasil zina jika anak tersebut lahir kurang dari waktu 6 bulan setelah akad pernikahan orangtuanya. Sedangkan bila mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 16/PUU-VIII/2010 maka seorang ayah berhak menjadi wali nikah bagi anak hasil zina selama dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahun dan teknologi bahwa anak tersebut merupakan anak darinya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 356, "width": 399, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut, dengan judul “ Kewenangan Ayah Biologis Menjadi Wali Nikah Bagi Anak Hasil Zina Menurut Pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah Konstitusi No. 6/PUU- VIII/2010 “.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 429, "width": 399, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kewenangan ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil menurut pandangan Imam Syafi’i. menikahi anaknya yang lahir di luar pernikahan menurut pandangan empat imam madzhab. kemudian untuk mengetahui bagaimana kewenangan ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil menurut Putusan Mahkamah Konstitusi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 528, "width": 399, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun kegunaan penelitian ini di antaranya bagi penulis yaitu untuk melatih penulis untuk dapat membuat karya tulis ilmiah sesuai dengan obyek penelitian dan dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat saat kuliah dan menambah pengalaman dalam penulisan karya tulis ilmiah. Kemudian kegunaan bagi masyarakat yaitu diharapkan dapat berguna untuk memperkaya pemikiran hukum Islam, khususnya bidang Hukum Keluarga Islam serta bidang lain dan bagi masyarakat pada umumnya. Dan juga penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang kewenangan ayah biologis menjadi wali nikah bagi anak hasil kawin hamil menurut pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 672, "width": 47, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 697, "width": 400, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis Normatif. kualitatif dengan jenis penelitian library research (penelitian kepustakaan). Dengan melakukan pengkajian dan penelitian terhadap referensi atau sumber pustaka serta referensi", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "129 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertulis baik dalam bentuk kitab terjemah, buku, jurnal dan sumber lainnya khususnya dalam fiqh yang berkaitan dengan pembahasan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 145, "width": 399, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber data diperoleh dari buku-buku, literatur-literatur Islam, jurnal, maupun karya tulis yang relevan dengan masalah kewenangan ayah biologis menjadi wali nika h bagi anak hasil kawin hamil menurut pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah Konstitusi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 399, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh dari literatur-literatur yang bersifat primer dan sekunder. Kemudian menyusun seluruh data yang diperoleh sesuai dengan urutan pembahasan yang telah direncanakan. Lalu selanjutnya melakukan interpretasi secukupnya terhadap data yang telah disusun.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 299, "width": 399, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode analisa data yang dipakai adalah metode kualitatif secara induktif. Metode ini dilakukan dengan cara data dikumpulkan, disusun dan diklarifikasikan kedalam tema-tema yang akan disajikan, kemudian dianalisis dan dipaparkan dengan kerangka penelitian lalu diberi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 132, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 393, "width": 174, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Perwalian menurut Para Ulama", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 399, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perwalian dalam istilah fiqh disebut wilayah, yang berarti penguasaan dan perlindungan. Jadi arti dari perwalian menurut fiqh ialah penguasaan penuh yang diberikan oleh agama kepada seseorang untuk menguasai dan melindungi orang atau barang. Orang yang diberi kekuasaan perwalian disebut wali.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 487, "width": 400, "height": 117, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Syarifah (2018: 15), wali secara bahasa bisa berarti rasa cinta ( mahabbah ) dan pertolongan ( nushrah ), bisa juga berarti kekuasaan ( sulthah ) dan kekuatan ( qudrah ). Ini berarti, seorang wali adalah orang yang menolong atau orang yang memiliki kekuasaan. Sedangkan menurut istilah, kata “wali” mengandung pengertian orang yang menurut hukum (agama, adat) diserahi untuk mengurus kewajiban anak yatim, sebelum anak itu dewasa, pihak yang mewakilkan pengantin perempuan pada waktu menikah (yaitu yang melakukan janji nikah dengan pengantin pria).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 616, "width": 399, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut madzhab Syafi’i, wali dalam terminologi fiqh merupakan orang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai kewenangan secara syar’i terhadap orang lain, karena orang yang dikuasai memiliki kekurangan tertentu, dan ini dilakukan untuk kemaslahatan orang yang dikuasainya. (Mughniyah, 2016: 345).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 400, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian ulama terutama dari kalangan Hanafiyah membedakan perwalian kedalam tiga kelompok, yaitu perwalian terhadap jiwa ( al- walayah a’lan nafs ), perwalian terhadap harta ( al- walayah a’alal mal ), serta perwalian terhadap jiwa dan harta sekaligus ( al- walayah alan nafsi wal mali ma’an ). Perwalian dalam nikah", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "130 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tergolong kedalam perwalian terhadap al- walayah a’lan nafs yaitu perwalian yang berhubungan dengan pengawasan terhadap urusan yang berhubungan dengan masalah-masalah keluarga, seperti perkawinan, pemeliharaan dan pendidikan anak, kesehatan dan aktivitas anak yang hak kepengawasannya berada ditangan ayah atau kakek dan para wali yang lain. Perwalian yang berkenaan dengan manusia dalam hal ini masalah perkawinan disebut wali nikah. (Ibtisam, 2013: 4)", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 204, "width": 135, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Definisi Anak Hasil Zina", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 229, "width": 399, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Jauhari dalam Nadhifah (2016: 117), anak hasil zina atau anak luar nikah adalah anak yang lahir dari hasil hubungan kelamin luar nikah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 269, "width": 399, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan menurut Hassanain, anak zina adalah anak yang dilahirkan ibunya dari hubungan yang tidak sah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 399, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang dimaksud dengan anak luar nikah adalah anak yang dibuahi dan dilahirkan di luar pernikahan yang sah. (Muhtarom, 2018: 8). Sebagaimana yang disebutkan dalam peraturan perundang-undangan Nasional antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 363, "width": 363, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. UU No. 1 Tahun 1974 Pasal 43 ayat 1, menyatakan anak yang dilahirkan di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya. Sementara setelah diuji materi menjadi “anak yang dilahirkan di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan kedua orang tua biologis dan keluarganya dapat mengajukan tuntutan ke pengadilan untuk memperoleh pengakuan dari ayah biologisnya melalui ibu biologisny a”.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 477, "width": 363, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kompilasi Hukum Islam (KHI) Pasal 100, menyebutkan anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 531, "width": 399, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang disebut anak hasil zina menurut agama yaitu anak yang dilahirkan tanpa adanya akad yang sah. Sedangkan anak zina atau anak luar nikah menurut negara yaitu anak yang dilahirkan dari pernikahan yang tidak tercatat oleh negara. Jadi ketika pasangan suami istri menikah, namun pernikahan tersebut tidak dicatatkan di Kantor Urusan Agama, maka ketika pasangan tersebut memiliki anak, anak tersebut ialah anak yang lahir di luar nikah. Artinya pernikahan tersebut yaitu pernikahan di bawah tangan. Dalam UU No. 1 Tahun 1974 ditegaskan bahwa setiap peristiwa pernikahan harus dicatatkan oleh pejabat yang berwenang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 660, "width": 399, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian dalam hal ini tidak sedikit peristiwa pernikahan yang tidak tercatat oleh negara, khususnya zaman dahulu yang hanya menggunakan hukum agama saja. Tetapi, sebuah jalan untuk diakui oleh negara yaitu dengan adanya isbat nikah yang dilakukan di depan hakim pengadilan Agama.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "131 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun anak hasil zina atau anak yang lahir di luar nikah disini yaitu anak yang dilahirkan dari hubungan badan antara seorang pria dan seorang wanita tanpa adanya ikatan perkawinan yang sah menurut agama dan negara.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 160, "width": 385, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Pandangan Imam Syafi’i tentang Ayah Menjadi Wali Nikah Bagi Anak Hasil", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 175, "width": 22, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zina", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 200, "width": 399, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak yang lahir di luar nikah memang sudah menjadi rahasia umum. Dari zaman dahulu hingga sekarang semakin banyak perbuatan zina dimana-mana sehingga dari perbuatan tersebut kemungkinan besar menyebabkan terlahirnya anak. Jika terlahir anak, maka Islam dibebankan untuk mendudukan status anak tersebut. Terutama dalam hal nasab, perwalian, waris dll.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 284, "width": 400, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbicara mengenai hak-hak anak khususnya hak perwalian, Imam Syafi’i memiliki dua pandangan tentang kewenangan ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 399, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, boleh seorang ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina dengan ketentuan anak perempuan tersebut lahir dalam waktu minimal 6 bulan setelah terjadinya pelaksanaan akad perkawinan antara kedua orang tuanya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 393, "width": 399, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, seorang ayah tidak boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil zina apabila anak tersebut lahir kurang dari 6 bulan setelah terjadinya pelaksanaan akad perkawinan antara kedua orang tuanya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 400, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Imam Syafi’i berkata: j ika seorang laki-laki berzina dengan istri ayahnya atau dengan istri anaknya, maka keduanya tidak haram bagi suami lantaran maksiat yang dilakukan laki-laki lain terhadap istrinya. Barangsiapa yang mengharamkan istri bagi suaminya itu karena alasan ini, maka sepertinya ia telah menyalahi hukum Allah SWT. Karena Allah menyerahkan pengharaman dengan thalak kepada suami, sehingga dengan demikian orang yang berpendapat demikian telah menyerahkan kewenangan selain suami untuk mengharamkan istri bagi suaminya, atau menyerahkan kewenangan kepada istri untuk mengharamkan dirinya bagi suami. (Asy- Syafi’i, 2014: 674)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 400, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Imam Syafi’i tersebut menegaskan bahwa jika seorang laki -laki berzina dengan ibu tirinya atau dengan menantunya, maka kedua perempuan tersebut tidak haram bagi suaminya karena perbuatan tersebut ialah hubungan badan tanpa adanya akad, artinya perbuatan itu hanya merupakan perbuatan maksiat yang tidak bisa mengharamkan ikatan mereka dengan suaminya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 401, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari perkataan Imam Syafi’i tersebut terlihat jelas bahwa perzinaan tidak dapat mengharamkan. Karena hubungan badan yang dilakukan tidak dalam ikatan pernikahan yang sah. Maka dari itu dalam hal ini seorang ayah tidak boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil zina karena dari sini terlihat perbuatan zina itu tidak mengharamkan sehingga status anak menurut Imam Syafi’i tidak dapat dinasabkan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "132 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karena anak yang lahir tidak dalam ikatan pernikahan yang sah tanpa adanya akad terlebih dahulu. Dengan demikian, anak tersebut tidak memiliki hak perwalian dari ayahnya jika ia lahir kurang dari 6 bulan dari pelaksanaan akad orang tuanya. Kecuali, anak tersebut lahir lebih dari 6 bulan dari pelaksanaan akad perkawinan kedua orang tuanya maka anak tersebut dapat dinasabkan dengan ayahnya dan ayahnya berhak menjadi wali nikah bagi anak perempuan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 204, "width": 398, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dasar hukum yang dipakai Imam Syafi’i ialah dalil al - Qur’an dalam surah al - Ahqaf ayat 15:", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 245, "width": 316, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ُهُلْمَح َو ۖ اًه ْرُك ُهْتَعَض َو َو اًه ْرُك ُهُّمُأ ُهْتَلَمَح ۖ اًناَسْحِإ ِهْيَدِلا َوِب َناَسْنِ ْلْا اَنْيَّص َو َو اًرْهَش َنوُث َلََث ُهُلاَصِف َو", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 269, "width": 399, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artinya...... “ Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,” (Q.S. al-Ahqaf: 15)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 338, "width": 378, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Ayah Menjadi Wali Nikah Bagi Anak Hasil Zina Menurut Putusan Mahkamah Konstitusi No. 16/PUU/VIII 2010", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 399, "height": 87, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahkamah Konstitusi sebagai lembaga tinggi negara dan merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman telah mengeluarkan putusan dalam masalah seorang anak yang lahir di luar nikah mengenai hak-hak yang diperoleh oleh anak tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) memiliki kekuatan hukum tetap. Eka Sihombing (2012) memaparkan masalah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 477, "width": 399, "height": 265, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak-anak yang lahir di luar perkawinan yang sah kini bisa bernapas lega, karena pada Jumat 17 Februari 2012 Mahkamah Konstitusi (MK) kembali membuat keputusan yang revolusioner. Mahkamah Konstitusi mengabulkan sebagian permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mahkamah Konstitusi menyatakan bahwa Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan mengatur tentang hubungan keperdataan anak di luar perkawinan bertentangan dengan UUD 1945. Permohonan peninjauan Pasal diajukan oleh Machica Mochtar, artis yang menikah secara berantai dengan mantan Menteri Sekretaris Negara Era Orde Baru Moerdiono. Marchica meminta agar Pasal 2 ayat (2) yang mengatur tentang masalah pencatatan perkawinan dan Pasal 43 ayat (1) yang mengatur tentang status keperdataan anak luar nikah dinyatakan bertentangan dengan konstitusi dan harus dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum sama sekali. Konsekuensinya, Putusan ini tentu menimbulkan pro dan kontra di masyarakat, bagi yang mendukungnya, menganggap putusan ini sebagai terobosan hukum yang progresif dalam melindungi anak, sedangkan bagi yang menentangnya khawatir putusan ini merupakan penegasan dan pengesahan perkawinan di luar nikah (sirri) maupun perbuatan zina, kumpul kebo (samen laven).", "type": "List item" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "133 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat dari pertimbangan hukum, kekhawatiran para pihak yang menentang terhadap putusan ini sebenarnya tidak beralasan. Padahal, keputusan ini memberikan pesan moral kepada laki-laki untuk tidak melakukan hubungan seks di luar nikah, karena ada implikasi yang akan dipertanggungjawabkan akibat perbuatannya. Mahkamah Konstitusi berkehendak agar anak yang lahir di luar perkawinan mendapat perlindungan hukum yang memadai, karena pada prinsipnya anak tersebut tidak bersalah karena kelahirannya bertentangan dengan kehendaknya. Anak yang lahir tanpa status ayah yang jelas seringkali mendapatkan perlakuan tidak adil dan stigma di masyarakat. Hukum harus memberikan perlindungan dan kepastian hukum yang adil terhadap status anak yang dilahirkan dan hak-hak yang ada padanya, termasuk kepada anak yang dilahirkan meskipun keabsahan perkawinan masih dipersengketakan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 283, "width": 399, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Asas persamaan di depan hukum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 313, "width": 399, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan mengenai kedudukan anak luar kawin sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 43 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 selama ini dinilai kurang memadai dalam memberikan perlindungan hukum dan cenderung diskriminatif, status anak luar kawin atau anak yang lahir di luar nikah hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya tanpa tanggung jawab ayah biologisnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 402, "width": 399, "height": 221, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putusan MK tersebut juga mencerminkan asas persamaan di depan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28D ayat (1) yang berbunyi: “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.\" Scheltema, merumuskan pandangannya tentang unsur-unsur dan asas-asas negara hukum dengan cara baru yang meliputi 5 (lima) hal, salah satunya adalah asas persamaan di depan hukum, diberlakukannya persamaan (Similia Similius atau Kesetaraan sebelum hukum) dalam suatu negara hukum berarti bahwa Pemerintah tidak boleh mengistimewakan orang atau kelompok orang tertentu, atau mendiskriminasi orang atau kelompok orang tertentu. Prinsip ini mengandung (a) jaminan persamaan bagi semua orang di depan hukum dan pemerintahan, dan (b) tersedianya mekanisme untuk menuntut perlakuan yang sama bagi semua warga negara. Dengan demikian hukum harus memberikan perlindungan dan kepastian hukum yang adil terhadap status setiap anak yang lahir dan hak-hak yang ada pada dirinya, termasuk bagi anak yang lahir di luar perkawinan yang sah menurut peraturan perundang-undangan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 625, "width": 259, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 639, "width": 399, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 46/PUU-VIII/2010 menyebutkan bahwa Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan yang berbunyi “Anak yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya” adalah bertentangan dengan UUD 1945. dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diartikan untuk menghilangkan hubungan perdata dengan laki-laki yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum yang ternyata mempunyai hubungan darah sebagai bapak, sehingga Ayat", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "134 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 400, "height": 72, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tersebut harus berbunyi, “Anak yang lahir di luar perka winan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan seorang laki-laki sebagai bapaknya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hu bungan perdata dengan keluarga ayahnya “.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 399, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika ditelaah, logika hukum putusan ini memiliki konsekuensi terhadap hubungan nasab anak luar nikah dengan ayah kandungnya; adanya hak dan kewajiban antara anak luar kawin dengan ayah biologisnya, baik berupa nafkah, perwalian, warisan dan sebagainya. Hal ini tentu saja berlaku jika pembuktian terlebih dahulu dilakukan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi seperti: tes DNA dan sebagainya yang menyatakan bahwa benar anak luar nikah memiliki hubungan darah dengan laki-laki sebagai ayah biologisnya itu. (https://sumut.kemenkumham.go.id/berita-kanwil/berita-utama/kedudukan-anak- luar-nikah-pasca-putusan-mk-nomor-46puu-viii2010) (28 Februari 2012 Dilihat: 34033)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 328, "width": 399, "height": 161, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari penjelasan putusan Mahkamah Konstitusi di atas dapat kita pahami bahwa seorang anak yang lahir dari hasil zina atau yang biasa disebut lahir di luar nikah itu status nasabnya dapat di nasabkan dengan ayahnya dan dengan keluarga ayahnya dengan catatan dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi misalnya dengan melakukan tes DNA antara anak tersebut dengan ayahnya agar terbukti bahwa anak tersebut merupakan darah dagingnya. Kemudian implikasinya jika putusan MK tersebut benar-benar anak yang lahir hasil zina itu bisa dinasabkan dengan ayah biologisnya, maka anak tersebut mempunyai hak-hak sesuai dengan anak yang lahir dari ikatan perkawinan yang sah, khususnya dalam hal ini memiliki hak perwalian dari ayahnya tanpa melihat apakah anak tersebut lahir dalam jangka beberapa waktu setelah pelaksanaan akad pernikahan orangtuanya.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 501, "width": 363, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kedua pandangan di atas antara pandangan Imam Syafi’i dan Putusan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 400, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 16 PUU/VIII/ 2010 telah diketahui bahwa Imam Syafi’i memberi dua pandangan terkait kewenangan ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina. Alasan Imam Syafi’i ialah berdasar dengan dalil dari al - Qur’an sebagaimana yang telah dipaparkan di atas.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 585, "width": 399, "height": 162, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian jika melihat Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 16 PUU/VIII/ 2010 bahwa seorang ayah boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil zina tanpa melihat apakah anak tersebut lahir kurang atau lebih 6 bulan dari masa pelaksanaan akad orangtuanya. Alasan MK memberi putusan tersebut agar anak yang lahir di luar perkawinan mendapat perlindungan hukum yang memadai, karena pada prinsipnya anak tersebut tidak bersalah karena kelahirannya bertentangan dengan kehendaknya. Anak yang lahir tanpa status ayah yang jelas seringkali mendapatkan perlakuan tidak adil dan stigma di masyarakat. Hukum harus memberikan perlindungan dan kepastian hukum yang adil terhadap status anak yang dilahirkan dan hak-hak yang ada padanya, termasuk kepada anak yang dilahirkan meskipun keabsahan perkawinan masih dipersengketakan", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "135 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 399, "height": 220, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa pandangan mengenai kewenangan ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina. Penulis cenderung kepada Putusan Mahkamah Konstitusi (MK). Alasannya, yang pertama dengan adanya Putusan Mahkamah tersebut anak yang lahir di luar perkawinan mendapat perlindungan hukum yang memadai, karena pada prinsipnya anak tersebut tidak bersalah karena kelahirannya bertentangan dengan kehendaknya. Kemudian apabila seorang ayah tersebut tidak dibolehkan menjadi wali nikah bagi anaknya maka akan menjadi pertanyaan besar dari masyarakat mengapa orangtua sendiri tidak menjadi wali nikah bagi anaknya. Kedua, jika seorang ayah tidak boleh menjadi wali nikah bagi anaknya karena mengingat anak perempuan itu dahulu lahir dalam waktu kurang 6 bulan dari akad orangtuanya, maka anak tersebut akan merasa heran mengapa ayahnya tidak berkehendak menjadi wali disaat anak perempuannya menikah. Ketiga, jika seorang ayah tidak menjadi wali bagi pernikahan anaknya, secara otomatis hal tersebut memberi petunjuk kepada orang banyak bahwa anak itu dahulu lahir dari hasil zina padahal perbuatan zina merupakan suatu aib yang harus ditutupi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 338, "width": 399, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian jika pandangan Imam Syafi’i sepenuhnya dipakai oleh masyarakat, maka penulis beranggapan masyarakat akan merasa sempit dan tidak menerima terutama orangtua yang dahulunya pernah melakukan hal tersebut, terlebih jika orangtua itu tidak menerima dengan apa yang di oleh Imam Syafi’i maka akan lebih sempit untuk digunakan hukum yang seperti ini.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 70, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 447, "width": 363, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Kewenangan Ayah Menjadi Wali", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 462, "width": 399, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nikah Bagi Anak Hasil Zina Menurut Pandangan Imam Syafi’i dan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 16 PUU/VIII/2010, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 516, "width": 364, "height": 236, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kewenangan seorang ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina menurut Imam Syafi’i terdapat dua pandangan. Pertama, boleh seorang ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina dengan ketentuan anak perempuan tersebut lahir dalam waktu minimal 6 bulan setelah terjadinya pelaksanaan akad perkawinan antara kedua orang tuanya. Kedua, seorang ayah tidak boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil zina apabila anak tersebut lahir kurang dari 6 bulan setelah terjadinya pelaksanaan akad perkawinan a ntara kedua orang tuanya. Imam Syafi’i berpendapat bahwa jika seseorang berzina kemudian dari perbuatan zina itu terlahir anak, maka anak tersebut dapat dinasabkan kepada ayahnya melalui jalan pernikahan dan dari akad pernikahan tersebut lahirnya anak dalam waktu minimal 6 bulan setelah terjadinya akad pernikahan. Terlebih jika anak itu dapat dinasabkan kepada ayahnya, maka anak tersebut mendapat hak-hak anak seperti seorang anak lainnya yang mendapat hak waris, perwalian dll. Selanjutnya Imam Syafi’i berpe ndapat jika anak tadi lahir kurang dari 6 bulan setelah akad pernikahan orang tuanya maka anak tersebut tidak", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "136 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 106, "width": 350, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat dinasabkan kepada ayahnya dan ia tidak mendapatkan hak-hak terutama dalam hal ini tidak mendapatkan hak perwalian dari ayahnya. Maka dari it u Imam Syafi’i memiliki dua pandangan terkait boleh atau tidak bolehnya seorang ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 175, "width": 354, "height": 324, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kewenangan ayah menjadi wali nikah bagi anak hasil zina jika dilihat dari Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) No. 16 PUU/VIII/2010 maka seorang ayah boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil zina tanpa melihat berapa bulan waktu kelahiran anak tersebut setelah pelaksanaan akad orang tuanya. Putusan Mahkamah Konstitusi ini berbunyi “ Anak yang lahir di luar perkawinan mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya serta dengan seorang laki-laki sebagai bapaknya yang dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan/atau alat bukti lain menurut hukum mempunyai hubungan darah, termasuk hubungan perdata dengan keluarga ayahnya “. Alasan Mahkamah Konstitusi mengeluarkan Putusan ini agar anak yang lahir di luar nikah mendapat perlindungan hukum yang memadai. karena pada prinsipnya anak tersebut tidak bersalah karena kelahirannya bertentangan dengan kehendaknya. Anak yang lahir tanpa status ayah yang jelas seringkali mendapatkan perlakuan tidak adil dan stigma di masyarakat. Hukum harus memberikan perlindungan dan kepastian hukum yang adil terhadap status anak yang dilahirkan dan hak-hak yang ada padanya, termasuk kepada anak yang dilahirkan meskipun keabsahan perkawinan masih dipersengketakan. Dengan demikian Putusan Mahkamah Konstitusi memberikan pandangan bahwa seorang ayah boleh menjadi wali nikah bagi anak hasil zina bila mengacu pada Putusan No. 16 PUU/VIII/2010.", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 526, "width": 96, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 400, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al- Qur’an dan Terjemahannya: juz 1 -30. (2008). Departement Agama RI. Bandung: Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 590, "width": 323, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syafi’i. (1925) . Al ‘Umm . Misbah. (2014). Jakarta: Pustaka Azzam.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 615, "width": 304, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aizid, R. (2018). Fiqh Keluarga Terlengkap. Yogyakarta: Laksana.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 640, "width": 343, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ad-Dimasyqi, (2012). Fiqih Empat Mazhab . Alkaf, A.Z. Bandung: Hasyimi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 665, "width": 400, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ash-Shabuni, A. (2014). Tafsir Ayat-ayat Ahkam. Dzulfikar, A., dkk. (2016). Depok: Keira Publishing.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 705, "width": 399, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Asqolani, I.H. Bulughul Maram Min Adillatil Ahkam. Zen, H. & Mutaqin, Z. (2020). Bandung: Penerbit Jabal.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 44, "width": 323, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As- Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga", "type": "Page header" }, { "left": 127, "top": 66, "width": 371, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4 Nomor 2 (2022) 125-137 E-ISSN 2656-8152 P-ISSN 2656-4807 DOI: 10.47476/assyari.v4i2.819", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 782, "width": 145, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "137 | Volume 4 Nomor 2 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 106, "width": 324, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Az-Zuhaili, W. (2018). Fiqih Islam Wa Adillatuhu , Jakarta: Darul Fikir.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 385, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Jakarta: Balai Pustaka. http: Tafsir. Learn-quran.co/id/surat-46-al-ahqaf/ayat 14.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 180, "width": 274, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http: Tafsir. Learn-quran.co/id/surat-31-luqman/ayat 14.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 205, "width": 386, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mughniyah, M.J. (2011) Fikih Lima Mazhab. Masykur, dkk. (2015). Beirut: Lentera.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 400, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukri, Syarifah Gustiawati. (2018) Studi Komparatif Antara Hukum Islam dan Hukum Perdata Belanda (BW) Tentang Wali Nikah Bagi Anak Agkat . Vol. 2 No.1: 15.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 269, "width": 402, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nadhifah N.A. (2016). Hukum Ayah Menikahi Anaknya Yang Lahir Di Luar Nikah, Jurnal Hukum dan Perundangan Islam . Vol. 6: 110-134.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 309, "width": 301, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 16/PUU-VIII/2010.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 334, "width": 400, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusyd, I. (2010). Bidayatul Mujtahid Wa Nihayatul Muqtasid. Nur, F.S. (2016). Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 373, "width": 370, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sabiq, S. (2010). Fiqh Sunnah 3. Anggoro, A.A., dkk. Jakarta: Pena Pundi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 398, "width": 400, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saebani, B.A. & Falah, S. (2011). Hukum Perdata Islam Di Indonesia . Bandung: CV Pustaka Setia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 438, "width": 399, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudarto. (2018). Ilmu Fikih (Refleksi Tentang: Ibadah, Muamalah, Munakahat Dan Mawaris). Yogyakarta: Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 397, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AL- FABETA.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 391, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutisna & Misno, A. (2019). Metodologi Penelitian Hukum Islam. Bogor: UIKA PRESS", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 371, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim Penerjemah Jabal. (2011) Hadits Bukhari Muslim. Bandung: Penerbit Jabal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 567, "width": 296, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 592, "width": 374, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Kompilasi Hukum Islam. (2016). Bandung: Fokusindo Mandiri.", "type": "Text" } ]
1283233a-a725-1d6d-86d9-f4eb471fb045
https://dinastirev.org/JIMT/article/download/1467/886
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "498 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 363, "top": 74, "width": 164, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN: 2686-4924, p-ISSN 2686-5246", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 87, "width": 329, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.31933/jimt.v4i4 Received: 12 Desember 2022, Revised: 3 Februari 2023, Publish: 3 Maret 2023 https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 446, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pelatihan, Motivasi Kerja, dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan (Literature Review Manajemen Kinerja)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 305, "width": 454, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adzansyah 1 , Achmad Fauzi 2 , Ivanida Putri 3 , Nurul Afni Fauziah 4 , Salma Klarissa 5 , Vivi Bunga Damayanti 6", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 333, "width": 389, "height": 76, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia, [email protected] 2 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia, [email protected] 3 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia, [email protected] 4 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia, [email protected] 5 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia, [email protected] 6 Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, Indonesia, [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 166, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Adzansyah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 454, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: This study aims to analyze the effect of training, work motivation, and emotional intelligence on employee performance. This type of research is a literature review, namely research that examines the results of previous studies to be further analyzed and research conclusions drawn. The journal articles analyzed mean national and international journal articles with the year of publication 2018-2022 through the Google Scholar page. the results of the literature review show that there is an influence of training, work motivation, and emotional intelligence on employee performance. on the training variable, 5 journal articles state the significant effect of training on employee performance. Whereas in the work motivation variable, there is 1 journal article that states that there is no effect of work motivation on employee performance and 4 other articles show otherwise. in the variable emotional intelligence, the five journal articles have the same conclusion, namely emotional intelligence affects employee performance.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 630, "width": 420, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Training, Work Motivation, Emotional Intelligence, Employee Performance.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 455, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisisspengaruh pelatihan, motivasi kerja serta kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan. Jenis penelitian ini adalah literature review yakni penelitian yang menelaah hasil penelitian-penelitian terdahulu untuk selanjutnya dianalisis serta ditarik kesimpulan penelitian. Artikel jurnal yang dianalisis artinya artikel jurnal nasional dan internasional dengan tahun terbit 2018-2022 melalui laman Google Scholar. hasil literature review menunjukkan bahwaaterdapat pengaruh pelatihan, motivasi kerja serta kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan. pada variabel pelatihan 5 artikel jurnal menyatakan pengaruh signifikan pelatihan terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "499 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan di variabel motivasi kerja, ada 1 artikel jurnal yang menyatakannbahwa tidak adaapengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan dan 4 artikel lainnya menunjukkan sebaliknya. di variabel kecerdasan emosional, kelima artikel jurnal memiliki kesimpulan yang sama yakni kecerdasan emosional mempengaruhi kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 404, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Pelatihan, Motivasi Kerja, Kecerdasan Emosional, Kinerja Karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 454, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja karyawan merupakan salah satu hal terpenting dalam sebuah perusahaan atau organisasi. Hal tersebut dikarenakan suatu tujuan atau target perusahaan akan tercapai bila pekerjanya mampu memiliki kinerja yang baik dalam mencapai hal tersebut. Dengan demikian, penting bagi perusahaan atau organisasi untuk memantau kinerja karyawan dan bahkan melakukan upaya-upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawannya. Pada dasarnya, kinerja pada karyawan ini memiliki suatu faktor penting yakni pencapaian tujuan yang artinya dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan kinerja karyawan. Karyawan dikatakan memiliki kinerja yang baik jika secara berhasil memenuhi deadline (atau kurang dari waktu tersebut), berhasil membangun citra perusahaan dan interaksi pelanggan kearah yang positif, bekerja secara efktif. Sebaliknya, jika karyawan atau individu yang bekerja dalam suatu perusahaan tidak bekerja dengan efektif, maka pelanggan akan menilai secara buruk dan akhirnya akan memilih alternatif perusahaan lain yang serupa. Banyak faktor- faktor yang dapat dilakukan perusahaan dalam rangka meningkatkan kinerja karyawannya. Dalam penelitian ini, akan dianalisis pengaruh pelatihan, motivasi kerja dan kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 454, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan latar belakang tersebut, maka dimungkinkan untuk mengajukan pertanyaan untuk diskusi guna membuat hipotesis untuk penelitian lebih lanjut, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 292, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Apa pengaruh pelatihan kerja dengan kinerja karyawan?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 366, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Apakah motivasiiikerja memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 365, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Apakah kecerdasannemosional dapat mempengaruhi kinerja karyawan?", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 59, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 455, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah literature review yang mengkaji penelitian-penelitian terdahulu untuk menjawab hipotesis peneliti. Dalam penelitian ini digunakan berbagai jurnal nasional dan internasional yang menjadi sumber referensi dengan syarat artikel jurnal terbit dalam 5 tahun terakhir yakni 2018-2022. Peneliti mengumpulkan jurnal melalui lama Google Scholar dengan kata kunci terkait variabel dalam penelitiannini yakni Pelatihan, Motivasi Kerja, Kecerdasan Emosional dan Kinerja Karyawan. Selanjutnya hasil pencarian artikel jurnal yang ditemukan oleh peneliti dijabarkan melalui tabel hasil kajian literatur yang berisi nomor, nama penulis dan tahun terbit, metode penelitian yang digunakan dan hasil penelitian. Dari review artikel jurnal tersebut, peneliti menarik suatu kesimpulan penelitian dan memberikan tanggapan terkait hasil penelitian-penelitian sebelumnya tersebut dengan diperkuat oleh teori yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 158, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 258, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 700, "width": 454, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan pada dasarnya ialahhsalah satu bentuk upaya perusahaan atau organisasi untuk meningkatkan kemampuan karyawan. Penulis memiliki hipotesis bahwa pelatihan ini pada dasarnya juga mempengaruhi kinerja karyawan karena kemampuan mereka meningkat setelah dilakukannya pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "500 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan kinerja karyawan prestasiiikerja yg baikktidak hanya dilakukannmelaluiicara penarikan tenaga kerja yang kompeten tetapi juga didukung usahaayang lain, salah satunya melalui pelatihanntenaga kerja. Berbagai usaha untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan karyawan para pemimpin perusahaan telah menyadari berhasillatau tidaknya tujuan perusahaanntergantunggpadaaunsur karyawannya.(Anggereni, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan berpengaruh terhadap kinerja karyawan, apabila pelatihan di persepsikan baik oleh pelanggan/konsumen maka akan meningkatkannkualitas.Menurut (Fahrozi et al., 2022) Pelatihan sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas SDM memajukan perusahaan. Dan ini adalah salah satu faktor terpenting persaingan domestik dan internasional. perkembangan pesat status ilmu pengetahuan dan teknologi di perusahaan sangat diperlukan. Menyeimbangkan Upaya Pengembangan Sumber Daya memimpin dan menggerakkan rotasi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 454, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasiliianalisis dapatiidiketahui bahwa hasil penelitiann sebelumnya menunjukkannbahwa variabel pelatihannberpengaruhiisignifikan terhadap produktivitas kerja karyawan. pada suatu kesimpulan yang sama bahwa pelatihan mempengaruhi kinerja karyawan. Hal tersebut dikarenakan pelatihan memungkinkan sebagian besar organisasi atau perusahaan untuk memenuhi tujuan dan target yang dimiliki. Dengan demikian karyawan dapat mempelajari konsep kerja baru, menambah keterampilan, meningkatkan sikap kerja serta meningkatkan produktivitas. Pelatihan diperlukan untuk pertumbuhan organisasi. Hal ini bermanfaat bagi majikan dan karyawan; itu membuat karyawan lebih efisien yang mengarah pada hasil dan pertumbuhan organisasi yang lebih baik. Bagi karyawan, pelatihan memiliki manfaat yakni menjadi lebih efektif dalam pengambilan keputusan dan pemecahan masalah dan membantu menghilangkan rasa takut mencoba tugas baru, dan memberikan karyawan jalan untuk berkembang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 454, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelatihan membantu meningkatkan moral karyawan dengan mengembangkan sikap positif, kepuasan kerja, dan pembelajaran yang ditingkatkan. Itu membuat mereka setia pada organisasi saat mereka mengembangkan rasa komitmen. Pelatihan mengembangkan karyawan yang bermotivasi baik yang mandiri, mereka tidak membutuhkan bimbingan dan pengawasan terus-menerus. Karyawan juga dapat menghindari kesalahan dan kecelakaan kerja karena mereka dapat menangani pekerjaan dengan percaya diri dan menerapkan metode kerja yang tepat. Sebagian besar organisasi menyadari pentingnya pelatihan dan menginvestasikan upaya dan sumber daya lainnya dalam pelatihan dan pengembangan karyawan (Karim & Islam, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 287, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi kerja ialahh bentuk dorongan yang ada dalam suatu individu untuk melakukan pekerjaannya. Penulis memiliki hipotesis bahwa motivasi kerja memiliki pengaruhhterhadap kinerja karyawan. Hallltersebuttdikarenakan karyawannyang memiliki motivasi kerja yang tinggi akannmelakukan pekerjaannnya dengan sungguh-sungguh dan secara maksimal sehingga kinerjanya pun baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan kinerja karyawan diperlukan motivasi kerja, lingkungan kerja dan budaya kerja yang dapat mendoronggkaryawan meningkatkannkinerja karyawan. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan menurut Herzberg (2008) terdiri atas dua faktor yaitu, motifationnfactor dan hygieniifactor. Motifationnfactor adalah daya dorong yang timbul dari dalammdiri masing-masing pegawaii. Sedangkan hygieni factor merupakan dayaadorong yang datanggdari luar diriipegawai terutama dari organisasi atau lembagaatempat bekerja. Daya doronggdari luar diriipegawai biasanya berupa kompensasii- kompensasi yang diterimaadan lingkungan kerja sebagaiipenunjang saattpekerja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "501 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan, apabila Motivasi kerja di persepsikan baik oleh pelanggan/konsumen maka akan meningkatkan kualitas.Menurut Antoni (2008) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairahhkerja karyawan sehingga dapattmencapai hasil yang dikehendaki olehhmanajemen.Hubungannmotivasi,gairahhkerja dan hasil optimallmempunyai bentuk linear dalam artiidengan pemberiannmotivasi kerja yanggbaik, maka gairahhkerja karyawan akannmeningkat dan hasillkerja akan optimallsesuai dengan standarttkinerja yang ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 454, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada sampel-sampel tersebut, didapatkan hasil bahwa motivasi kerja mempengaruhi kinerja karyawan. Hal tersebut dikarenakan adanya motivasi yang tinggi, maka karyawan akan memperlakukan pekerjaan dengan berbeda yakni dengan sungguh-sungguh sehingga kinerjanya menjadi baik. Motivasi karyawan adalah kunci keberhasilan perusahaan atau organisasi. Memotivasi karyawan dengan penghargaan dan manfaat lainnya menumbuhkan budaya inovasi. Ketika karyawan merasa dihargai dan didukung oleh organisasi mereka, mereka ingin menantang diri mereka sendiri. Akibatnya, pentingnya motivasi di tempat kerja tidak boleh diremehkan, karena merangsang pertumbuhan. Selain itu, manajer yang menyadari manfaat apa yang didapat dari memotivasi tim mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 309, "width": 454, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motivasi kerja mampu membantu karyawan mencapai tujuan pribadinya. Seorang karyawan yang termotivasi akan memiliki kepuasan kerja yang lebih besar, kinerja tinggi dan kemauan untuk berhasil. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja tim yang lebih luas dan organisasi secara keseluruhan. Selain itu, motivasi karyawan mendorong kualitas kerja dan meningkatkan kinerja dalam suatu organisasi. Ketika organisasi menjaga karyawannya tetap termotivasi, produksi dapat dilakukan tanpa gangguan. Oleh karena itu, organisasi mencapai harmoni yang besar di seluruh alur kerja, mempengaruhi produktivitas secara positif. Karyawan yang tidak termotivasi biasanya menghabiskan sedikit atau tanpa usaha untuk menyelesaikan pekerjaan yang diperlukan, sering melakukan pekerjaan minimal tanpa keinginan untuk memberikan hasil yang berkualitas dan secara teratur menghindari acara atau pertemuan di tempat kerja. Tanpa adanya percikan kreativitas, mereka kurang termotivasi untuk tampil. Bagian yang sulit dari motivasi adalah bahwa setiap karyawan memiliki pemicu berbeda yang akan membuat mereka terinspirasi dan pemberi kerja perlu bekerja keras untuk mengidentifikasi cara memotivasi setiap orang berdasarkan keinginan dan kebutuhan pribadi mereka (Aliyyah et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 327, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan emosional pada dasarnya merupakan cara seorang individu untuk mengontrol emosinya, dimana hallltersebuttsangat dibutuhkan dalam dunia kerja. Dengan kontrol emosi yang baik maka pekerjaan yang dilakukan pun menjadi lancar tanpa adanya masalah psikologi karyawan. Penulis memiliki hipotesis bahwaakecerdasan emosional memilikiipengaruhhterhadap kinerja karyawan. Hal tersebut dikarenakan karyawan yang memiliki kecerdasan emosional maka proses pengerjaan tugas dari pekerjaan akan semakin baik dilakukan yang selanjutnya berhubungan dengan kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 455, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan caraamenghasilkannkinerja karyawan yang baik adalah dengannmemilikiikecerdasan intelektual. Karyawan yang dalammmelakukan pekerjaannyaasebaiknyaamemiliki kecerdasan intelektuall(IQ) yggmemadaiiagarrdalam menjalankan tugasnya dapat mempergunakannkecerdasan kognitifnyaasecara maksimal. Kecerdasan kognitiffyang dimaksuddialahhkemampuan figur,kemampuannverbal,dan pemahaman dan nalar dibidang numerik (Tarigan, 2015). Tinggi rendahnya kecerdasan kognitif inilah yang menunjukkan pintar atau tidaknyaaseseorang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "502 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan Emosional berpengaruhhterhadap kinerja karyawan, apabila Kecerdasan Emosional di persepsikan baik oleh pelanggan/konsumen maka akan meningkatkannkualitas. Menurut Goleman (2017) kinerja karyawan tidak hanya dilihattdari kemampuan kerja yang sempurna. Akan tetapiijuga kemampuan dalammmenguasai dan mengelola diri sendiriiserta kemampuan dalam membinaahubungan dengannorang lainnyang disebutnyaakecerdasan emosional atauu emotional intelligence (EQ). Kecerdasan emosional ialahhkemampuan seseorang dalammmemonitoringgperasaan dan emosinyaabaik pada dirinyaamaupun orang lain, seterusnya mampuumembedakan duaahal itu dan kemudiannmenggunakan informasiiitu untuk membimbing pikiran dan tindakannyaaselanjutnya. Seseoranggdengan kecerdasan emosional (EQ) yang memilikiiiperkembangan baikkberkemungkinan besar akan berhasilldalam kehidupannya karena mampuumenguasai kebiasaan berfikir yang mendoronggproduktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 454, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil analisis didapatkan suatu kesimpulan penelitian yakni terdapat pengaruh kecerdasan emosional terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian, maka diperlukan kemampuan-kemampuan dasar seperti pengelolaan emosi atau kecerdasan emosional dalam kaitannya memperbaiki kinerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 454, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecerdasan emosional (EI atau EQ) hanyalah kemampuan seseorang untuk tidak hanya menyadari tetapi untuk memahami emosi mereka sendiri dan orang lain dan menggunakannya untuk mengelola bagaimana mereka bereaksi dan merespons dalam konteks sosial. Empati dan pengendalian diri biasanya menjadi pusat kecerdasan emosional. Sebagian besar pekerjaan memiliki tingkat frustrasi tertentu, apakah Anda seorang bankir, pengacara, atau pekerja lepas. Dan tanpa kecerdasan emosional, semuanya akan kacau balau. Tanpa disadari atau dipahami, sebagian besar waktu kita mengandalkan kecerdasan emosional untuk berinteraksi dengan orang lain dan menghadapi situasi terutama di tempat kerja. Umumnya, orang yang memiliki tingkat EQ tinggi, memiliki hubungan sosial yang lebih baik dengan orang-orang termasuk manajemen, rekan kerja serta pelanggan yang mengarah pada tidak hanya peningkatan kinerja tetapi juga kepuasan dalam melakukan apa yang mereka lakukan terlepas dari tingkat pekerjaan mereka. Ketika Anda memiliki keterampilan untuk memahamiiapa yang sedanggdialami orang lain dan mengapa mereka berperilaku seperti itu dan mengetahui bagaimana emosi karyawan sendiri memengaruhi penalaran dan pemikiran Anda, sangat berharga dalam menangani hubungan yang rumit dan mengelola konflik, dan itulah yang membedakan para pemimpin (Drigas & Papoutsi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 125, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conceptual Framework", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan rumusan masalah, kajiannteori, Penelitian sebelumnya telah berhubungan dan membahas pengaruh antar variabel. Kerangka berpikir dalam artikellini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 751, "width": 146, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1: Conceptual Framework", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "503 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan gambarrconceptual framework di atas, maka: Pelatihan, Motivasi Kerja, dan Kecerdasan Emosional berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain ketiga variabel eksternal yang mempengaruhiiiKinerja Karyawan, terdapat variabel lain. Banyak orang lain yang mempengaruhi variabel-variabel ini termasuk:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 401, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Disiplin Kerja: (Ferawati, 2017), (Mamesah et al., 2016), (Caissar et al., 2022)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 144, "width": 443, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Lingkungan Kerja: (Hasibuan & Bahri, 2018), (Mamesah et al., 2016), (Ferawati, 2017)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 157, "width": 306, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Konflik Kerja: (Wakhyuni & Andika, 2019), (Julvia, 2016)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 199, "width": 454, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisissliterature review, maka disimpulkannbahwa pelatihan, motivasi kerja dan kecerdasan emosional memilikiiipengaruh signifikannterhadap kinerja karyawan. Pelatihan memungkinkan organisasi atau perusahaan memenuhi tujuan dan target sehingga karyawan dapat menambah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sehingga mempengaruhi kinerjanya. Sedangkan motivasi kerja mampu membuat karyawan memperlakukan pekerjaannya dengan sungguh-sungguh sehingga kinerjanya menjadi baik. Dan yang terakhir, kecerdasan emosional yang dimiliki karyawan mampu membuat karyawan memiliki kontrol emosi yang baik sehingga pekerjaan yang dilakukan pun menjadi lancar dan kinerjanya menjadi baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 69, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 454, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adha, R. N., Qomariah, N., & Hafidzi, A. H. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja , Lingkungan Kerja , Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dinas Sosial Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian IPTEKS , 4 (1), 47–62. Alhudhori, M., Ekonomi, F., Batanghari, U., & Manajemen, P. S. (2018). Pengaruh Pelatihan terhadap Kinerja Pegawai pada Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi . 18 (3), 654–658.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliyyah, N., Wijaya, U., Mardiana, F., Putra, U. W., Winarko, R., Putra, U. W., & Putra, U. W. (2021). What Affects Employee Performance Through Work Motivation? Journal of Management Information and Decision Sciences , 24 (1), 1–14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 475, "width": 454, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggereni, N. W. E. S. (2019). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada Lembaga Perkreditan Desa (Lpd) Kabupaten Buleleng. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha , 10 (2), 606. https://doi.org/10.23887/jjpe.v10i2.20139", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caissar, C., Hardiyana, A., Nurhadian, A. F., & Kadir, K. (2022). Pengaruh Motivasi Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Acman: Accounting and Management Journal , 2 (1), 11–19. https://doi.org/10.55208/aj.v2i1.27", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 454, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chien, G. C., Mao, I., Nergui, E., & Chang, W. (2018). THE EFFECT OF COMPENSATION , MOTIVATION OF EMPLOYEE AND WORK SATISFACTION TO EMPLOYEE PERFORMANCE PT . BANK XYZ ( PERSERO ) TBK Ketut IR Sudiardhita , Universitas Negeri Jakarta. Journal of Human Resources in Hospitality & Tourism , 19 (4), 1–14.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drigas, A. S., & Papoutsi, C. (2018). A new layered model on emotional intelligence. Behavioral Sciences , 8 (5), 1–17. https://doi.org/10.3390/bs8050045", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edward, Y. R., & Purba, K. (2020). The Effect Analysis of Emotional Intelligence and Work Environment on Employee Performance with Organizational Commitment as Intervening Variables in PT Berkat Bima Sentana. Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-Journal) , 3 (3), 1552–1563.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 454, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahrozi, R., Sabaruddin, R., Ilham, D., Ferdinand, N., & El Hasan, S. S. (2022). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Sarana Media Transindo di Jakarta. Jurnal Tadbir Peradaban , 2 (1), 73–79. https://doi.org/10.55182/jtp.v2i1.106", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "504 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ferawati, A. (2017). Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pt. Cahaya Indo Persada. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 88, "width": 426, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agora , 5 (1), 1–131. http://eprints.uny.ac.id/41801/1/AdityaNurPratama_12808144059.pdf", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 455, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Girsang, M. J., & Syahrial, H. (2021). Pengaruh Kepemimpinan dan Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Karyawan Pada Persahaan Umum Perumahan Nasional Regional 1 Medan Sumatera Utara. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis (JIMBI) , 2 (1), 9–21. https://doi.org/10.31289/jimbi.v2i1.461", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasibuan, S. M., & Bahri, S. (2018). Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja. Maneggio: Jurnal Ilmiah Magister Manajemen , 1 (1), 71–80. https://doi.org/10.30596/maneggio.v1i1.2243", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 454, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hustia, A. (2020). Pengaruh Motivasi Kerja , Lingkungan kerja Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Perusahaan WFO Masa Pandemi. Jurnal Ilmu Manajemen, 10 (1), 81–91. https://doi.org/10.32502/jimn.v10i1.2929", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 254, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Julvia, C. (2016). Pengaruh Stres Kerja Dan Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis , 16 (1).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 282, "width": 455, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karim, R. Al, & Islam, M. W. (2019). International Journal of Entrepreneurial Research How Organizational Training Affects Employee Performance : A Case on Bangladesh Private Banking Sector. International Journal of Entrepreneurial Research , 2 (4), 2–7. https://doi.org/10.31580/ijer.v2i4.959", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 454, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kosdianti, L., Sunardi, D., Ekonomi, F., & Pamulang, U. (2021). Pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan pada PT. Satria Piranti Perkasa di Kota Tangerang. Jurnal Arastirma , 1 (1), 141–150.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumala, D. (2020). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Motivasi terhadap kinerja Karyawan pada PT. RisconRealty: Kecerdasan Emosional dan Motivasi kinerja. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Keuangan , 1 (2), 1–13.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 420, "width": 454, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mamesah, A. M. C., Kawet, L., & Lengkong, V. P. K. (2016). Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, Dan Loyalitas Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Lpp Rri Manado. Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi , 4 (3), 600–611. Octavia, N., Hayati, K., & Karim, M. (2020). Pengaruh Kepribadian, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis Dan Manajemen , 16 (2), 130–144.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 454, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prayogi, M. A., & Nursidin, M. (2018). Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan 2018 , November , 216–222.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 454, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmasari, L. (2012). Pengaruh Kecerdasan Intelektual , Kecerdasan Emosi dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan. Majalah Ilmiah INFORMATIKA , 3 (1), 1–20. Ratnasari, S. L., Supardi, S., & Nasrul, H. W. (2020). Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional, Kecerdasan Spiritual, Dan Kecerdasan Linguistik Terhadap Kinerja Karyawan. Journal of Applied Business Administration , 4 (2), 98–107.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 455, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Safitri, D. E. (2019). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Dimensi , 8 (2), 240–248. https://doi.org/10.33373/dms.v8i2.2154", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto, N. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Divisi Penjualan PT Rembaka. Agora , 7 (1).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 455, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wakhyuni, E., & Andika, R. (2019). Analisis kemampuan, komunikasi dan konflik kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Mitha Sarana Niaga. Jurnal Manajemen Tools , 11 (1), 271–278.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 454, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wu, Y. T., Foong, L. Y. Y., & Alias, N. (2022). Motivation and Grit Affects Undergraduate Students’ English Language Performance. European Journal of Educational Research , 11 (2), 781–794.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 110, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://dinastirev.org/JIMT ,", "type": "Page header" }, { "left": 415, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 4, Maret. 2023", "type": "Page header" }, { "left": 466, "top": 811, "width": 54, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "505 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulianti, E. (2015). Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Karyawan Grand Fatma Hotel Di Tenggarong", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 88, "width": 346, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kutai. EJournal Administrasi Bisnis , 3 (4), 900–910.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 102, "width": 336, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.academia.edu/download/55620924/jurnal_5_GOOD.pdf", "type": "Text" } ]
8c58ee0a-49ae-81f3-8fe1-82ebade2391e
http://jurnal.uts.ac.id/index.php/JINTEKS/article/download/1905/1002
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 73, "width": 454, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN REKOMENDASI PEMBERIAN REMISI BAGI NARAPIDANA MENGGUNAKAN METODE MULTI-OBJECTIVE OPTIMIZATION BY RATIO ANALYSIS (MOORA)", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 120, "width": 417, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nadia Nursyifa Zakiatun Nafisah 1* , Muhammad Rafi Muttaqin 2 , Uus Muhammad Husni Tamyiz 3 1,2,3 Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi Wastukancana email : [email protected] *", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 456, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Remisi merupakan pengurangan masa tahanan yang diberikan kepada narapidana yang memenuhi syarat-syarat yang ditentukan. Selama ini sistem rekomendasi pemberian remisi di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kabupaten Purwakarta masih ditentukan dengan cara manual berdasarkan Sistem Penilaian Pembinaan Narapidana. Dengan demikian, penentuan remisi akan membutuhkan waktu yang lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sistem rekomendasi remisi bagi narapidana dengan waktu yang lebih cepat. Metode yang digunakan dalam perhitungannya yaitu metode Multi- Objective Optimization By Ratio Analysis (MOORA) dan metode pengembangan aplikasi yang digunakan adalah metode waterfall dengan perancangan menggunakan flowmap dan UML ( Unified Modelling Language ), bahasa yang digunakan yaitu PHP Code Igniter dengan database MYSQL. Hasil akhir yang diperoleh yaitu menampilkan inisial narapidana yang direkomendasikan untuk mendapatkan remisi berdasarkan peringkat tertinggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 281, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Sistem Pendukung Keputusan, Remisi, MOORA, Waterfall", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 456, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: Remission is a reduction in the prison term given to prisoners who meet the specified conditions. So far, the recommendation system for granting remissions at the Class II B Penitentiary in Purwakarta Regency is still determined manually based on the Prisoners' Guidance Assessment System. Thus, determining remission will take a longer time. This study aims to create a remission recommendation system for prisoners with a faster time. The method used in the calculation is the Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis (MOORA) method and the application development method used is the waterfall method with a design using a flowmap and UML (Unified Modeling Language), the language used is PHP Code Igniter with a MYSQL database. The final result obtained is to display the initials of prisoners who are recommended to get remission based on the highest rank.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 261, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Decision Support System, Remission, MOORA, Waterfall", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 215, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan dunia teknologi informasi dan telekomunikasi telah membuat dunia tanpa batas dalam hal informasi yang berkaitan dengan masyarakat, politik, ekonomi, pertahanan, keamanan dan aspek lainnya. Hal ini terjadi secara global diseluruh dunia, tidak terbatas pada pengembangan dan penyebaran informasi yang berbeda karena pengaruh proses globalisasi informasi [1].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 215, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga pemasyarakatan merupakan wadah untuk memimpin pelaksanaan prinsip-prinsip perlindungan dan mencapai tujuan tersebut melalui proses pendidikan, rehabilitasi dan reintegrasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kesalahan agar tidak mengulangi kejahatan lagi di masyarakat [2]. Sebagai motivasi untuk narapidana agar tidak melakukan dan mengulangi kejahatan kembali, maka pemerintah memberikan remisi atau pengurangan masa tahanan sebagai hak yang bisa di dapatkan oleh seluruh narapidana [3].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 215, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B Kabupaten Purwakarta berlokasi di Jl. MR. DR. Kusuma Atmaja No.14, Cipaisan, Kecamatan Purwakarta, Kabupaten Purwakarta. Lapas ini menampung lebih dari 250 orang narapidana dengan berbagai kasus pidana. Selama ini sistem rekomendasi pemberian remisi di lembaga pemasyarakatan tersebut masih menggunakan cara", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 455, "width": 215, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "manual berdasarkan sistem penilaian pembinaan narapidana yang perhitungannya menggunakan microsoft excel sehingga petugas harus mengecek satu persatu file ketika melakukan perhitungan penilaian narapidana dan perubahan data, kemudian petugas juga harus screen shoot setiap file narapidana ketika harus melakukan pemberkasan dan dilaporkan ke kepala lapas.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 547, "width": 216, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan permasalahan dari observasi yang telah dilakukan penulis ditentukan suatu kondisi di mana hal tersebut dianggap kurang praktis dan rentan terjadinya kesalahan data atau human error, selain itu petugas juga membutuhkan waktu yang lama sehingga tidak dapat mengefisiensikan waktu yang ada. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan untuk membantu mempercepat sistem rekomendasi pemberian remisi bagi narapidana dengan menggunakan metode Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis (MOORA) yang memiliki fleksibilitas dan selektivitas yang tinggi dalam pengambilan keputusan termasuk dalam rekomendasi pemberian remisi bagi narapidana.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 731, "width": 132, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 754, "width": 216, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah ilmu pemecahan masalah yang menyampaikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 215, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masalah semi-tersturktur dan tidak terstruktur. Tidak ada yang sepenuhnya mengerti bagaimana membuat keputusan. SPK dapat memberikan informasi, mengantisipasi informasi, dan memandu pengguna untuk membuat keputusan yang tepat dan benar [4].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem Rekomendasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 215, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem rekomendasi adalah software yang mempunyai tujuan dalam membantu pengguna dengan memberi mereka rekomendasi ketika dihadapkan dengan sejumlah informasi besar yang disajikan dengan tujuan membantu pengguna dalam membuat keputusan seperti barang yang akan dibeli, buku dan lain-lain [5].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 32, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Remisi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 215, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pasal 1 ayat 3 Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 7 Tahun 2022. Remisi adalah pengurangan menjalani masa pidana yang diberikan kepada narapidana dan anak yang memenuhi syarat yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 42, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MOORA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 215, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode MOORA ( Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis ) merupakan metode yang digunakan dalam mendukung proses pengambilan keputusan. Metode MOORA pertama kali dikembangkan oleh Brauers dan digunakan dalam proses pengambilan keputusan multi kriteria . Salah satu keuntungan dari metode ini adalah memiliki tingkat fleksibilitas yang tinggi dan selektivitas yang tinggi [6]. Adapun langkah- langkah metode MOORA, antara lain .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 215, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, masukkan nilai kriteria suatu alternatif yang nilainya akan diproses dan hasilnya akan ditentukan menjadi sebuah keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 218, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya yaitu untuk membuat matriks keputusan, data pada persamaan (1) mempresentasikan matriks XmXn, di mana Xij adalah ukuran kinerja dari alternatif ke-j untuk atribut ke-i, m adalah jumlah dari alternatif dan n adalah jumlah dari atribut.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 578, "width": 173, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X = [ 𝑥 11 𝑥 1𝑖 𝑥 1𝑛 𝑥 𝑗1 𝑥 𝑖𝑗 𝑥 𝑗𝑛 𝑥 𝑚1 𝑥 𝑚𝑖 𝑥 𝑚𝑛 ] (1)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 174, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : X ij : Nilai dari alternatif j pada kriteria i i : 1, 2, …, n sebagai nomor urut kriteria j : 1, 2, …, m sebagai nomor urut alternatif X : Matriks keputusan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 215, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah itu dilakukan normalisasi pada matriks keputusan. Langkah ini di gunakan untuk menyatukan element-element pada matriks sehingga element tersebut bernilai seragam. Pada persamaan (2) digunakan untuk menghitung matriks ternormalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 738, "width": 173, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑋 𝑖𝑗 ∗ = 𝑋 𝑖𝑗 √[∑ 𝑗=1 𝑚 𝑋 𝑖𝑗 2 ] (2)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 54, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 216, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X ij : matriks alternatif j ke i i : 1, 2, …, n sebagai inisialisasi urutan kriteria j : 1, 2, …, m sebagai inisialisasi urutan alternatif X * ij : matriks normalisasi alternatif j dengan kriteria i Kemudian kurangi nilai maximum dan minimum. Dua kondisi dapat terjadi pada tahap ini dengan perhitungan yang berbeda, yaitu sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 179, "width": 216, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, tidak memiliki bobot pada kriteria untuk setiap alternatif. Dalam situasi ini, nilai maksimum dan minimum dikurangi baris demi baris. Dalam proses ini digunakan persamaan (3).", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 224, "width": 154, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑌 𝑗 ∗ = ∑ 𝑥 𝑖𝑗 ∗ − ∑ 𝑥 𝑖𝑗 ∗ 𝑖=𝑛 𝑖=𝑔+1 𝑖=𝑔 𝑖=1 (3)", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 241, "width": 216, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : i : 1, 2, …, g adalah kriteria status maximum j : g+1, g+2, …, n adalah kriteria status minimum Y * j : matriks normalisasi maximum – minimum Kedua, jika dari setiap kriteria diberikan bobot kepentingan, maka bobot kriteria maximum lebih besar dari bobot kriteria minimum. Kemudian setiap kriteria di kalikan dengan bobot kepentingan masing-masing. Persamaan (4) digunakan dalam perhitungan bagian ini.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 353, "width": 152, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑌 𝑖 = ∑ 𝑤 𝑗 𝑥 𝑖𝑗 ∗ 𝑔 𝑗=1 − ∑ 𝑤 𝑗 𝑥 𝑖𝑗 ∗ 𝑛 𝑗=𝑔+1 (4)", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 370, "width": 215, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : i : 1, 2, 3, …, g adalah kriteria status maximum j : g+1, g+2, g+3, …, n adalah kriteria status minimum w j : nilai bobot alternatif j Y i : nilai penilaian yang sudah dinormalisasi terhadap semua atribut.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 451, "width": 215, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakhir yaitu menentukan peringkat, alternatif terbaik memiliki nilai Yi tertinggi sedangkan alternatif terburuk memiliki nilai Yi terendah.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 508, "width": 41, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waterfall", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 520, "width": 216, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode waterfall menurut Pressman (2015), model waterfall adalah model klasik, sistematis, sekuensial dalam membangun perangkat lunak. Model ini termasuk ke dalam model umum pada rekayasa perangkat lunak dan sering dianggap tua seperti yang pertama kali diperkenalkan oleh Winston Royce sekitar tahun 1970, tetapi merupakan model yang paling banyak digunakan dalam rekayasa perangkat lunak. Model ini memiliki pendekatan yang sistematis dan berurutan. Disebut waterfall karena tahapan yang dilaluinya harus menunggu tahapan sebelumnya selesai dan dijalankan secara berurutan. Tahapan metode waterfall dapat dilihat pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 745, "width": 128, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Tahapan metode waterfall", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 55, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Code Igniter", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 215, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Code Igniter adalah kerangka kerja yang dibangun dalam bahasa PHP yang digunakan untuk pengembangan web secara cepat. Kerangka kerja itu sendiri dapat didefinisikan sebagai struktur perpustakaan, kelas dan infrastruktur runtime yang dapat digunakan programmer untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 215, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengembangkan aplikasi web dengan cepat. Tujuan menggunakan kerangka kerja adalah untuk memungkinkan pengembang web dengan mudah dan cepat membuat aplikasi web yang kuat tanpa mengorbankan fleksibilitas[7].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 29, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MySql", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 215, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mysql adalah sebuah aplikasi atau sistem untuk mengelola database atau manajemen data. Jika kita menggunkan data mysql untuk menyimpan semua informasi komputer, kita bertanggung jawab untuk memelihara data administratif dalam database kita. Selain itu, mysql tidak hanya merupakan sistem yang efisien dan handal, tetapi juga dikenal sebagai metode query yang cepat dan mudah, sehingga cocok digunakan pada aplikasi berbasis web[8].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 79, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Black Box Testing", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 215, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian black box adalah cara untuk menguji sebuah software tanpa memperhatikan detail dari software tersebut. Tes ini hanya memeriksa nilai output berdasarkan setiap nilai input [9].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 44, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 118, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 45, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 478, "width": 215, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi langsung tempat yang dijadikan sebagai objek penelitian dan dilakukan pengamatan terhadap tahapan dan alur kegiatan proses rekomendasi remisi yang sedang berjalan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 54, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 215, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wawancara merupakan tahap yang dilakukan dengan cara berkomunikasi langsung dengan pimpinan dari bagian pembinaan narapidana untuk mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 62, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi Pustaka Studi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 215, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pustaka merupakan tahapan pengumpulan informasi berupa teori pendukung yang bersumber dari buku, jurnal dan artikel yang berhubungan dengan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 110, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Pengolahan Data", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 686, "width": 187, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam metode pengolahan data", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 215, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan metode Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis (MOORA) yang digunakan sebagai penentu dalam pengambilan keputusan rekomendasi remisi bagi narapidana. Pengolahan data ini bertujuan untuk mengolah data yang telah dikumpulkan dan menjadikannya sebuah informasi yang berguna. Berdasarkan data yang telah", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 87, "width": 215, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dikumpulkan, maka diperoleh informasi sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 122, "width": 172, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar alternatif dapat dilihat pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 133, "width": 157, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Daftar Alternatif No Nama Keterangan 1 W Bin A R A1 2 M R Bin J J A2 3 Y M Y Bin M A3 4 P M Bin A S A4 5 Y A bin D A5 6 H H Bin I S A6 7 A P Bin A D A7", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 297, "width": 216, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar kriteria beserta sifat dan bobotnya dapat dilihat pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 319, "width": 215, "height": 403, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Daftar Kriteria No Kriteria Sifat Bobot 1 Pembinaan Kepribadian Benefit 0,25 2 Pembinaan Kemandirian Benefit 0,25 3 Sikap Benefit 0,25 4 Kondisi Mental Benefit 0,25 Daftar kategori kriteria pembinaan kepribadian dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3. Kategori kriteria pembinaan kepribadian No Karakter Nilai Keterangan 1 Sangat Tidak Baik 1 Tidak ada poin dari 5 aspek 2 Tidak Baik 2 Me menu hi min 20 poin dari 5 aspek 3 Cukup Baik 3 Me menu hi min 30 poin dari 5 aspek 4 Baik 4 Me menu hi min 60 poin dari 5 aspek 5 Sangat Baik 5 Me menu hi min 80 poin dari 5 aspek Daftar kategori kriteria pembinaan kemandirian dapat dilihat pada tabel 4.", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 724, "width": 194, "height": 54, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Kategori kriteria pembinaan kemandirian No Karakter Nilai Keterangan 1 Sangat Tidak Baik 1 Tidak ada poin dari 2 aspek", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 88, "width": 193, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Tidak Baik 2 Me menu hi min 20 poin dari 2 aspek 3 Cukup Baik 3 Me menu hi min 30 poin dari 2 aspek 4 Baik 4 Me menu hi min 60 poin dari 2 aspek 5 Sangat Baik 5 Me menu hi min 80 poin dari 2 aspek", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 215, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar kategori kriteria sikap dapat dilihat pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 262, "width": 194, "height": 194, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Kategori kriteria sikap No Karakter Nilai Keterangan 1 Sangat Tidak Patuh 1 Tidak ada poin dari 5 aspek 2 Tidak Patuh 2 Me menu hi min 20 poin dari 5 aspek 3 Cukup Patuh 3 Me menu hi min 30 poin dari 5 aspek 4 Patuh 4 Me menu hi min 60 poin dari 5 aspek 5 Sangat Patuh 5 Me menu hi min 80 poin dari 5 aspek", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 215, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar kategori kriteria kondisi mental dapat dilihat pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 499, "width": 199, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Kategori kriteria kodisi mental No Karakter Nilai Keterangan 1 Sangat Tidak Sehat Mental 1 Tidak ada poin dari 5 aspek 2 Tidak Sehat Mental 2 Me menu hi min 20 poin dari 5 aspek 3 Cukup Sehat Mental 3 Me menu hi min 30 poin dari 5 aspek", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 632, "width": 199, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Sehat Mental 4 Me menu hi min 60 poin dari 5 aspek 5 Sangat Sehat Mental 5 Me menu hi min 80 poin dari 5 aspek", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 215, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 7 kriteria dikodekan dengan ketentuan C1 mewakili pembinaan kepribadian, C2 mewakili pembinaan kemandirian, C3 mewakili sikap dan C4 mewakili kondisi mental.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 768, "width": 163, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Data penilaian pembinaan narapidana", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 215, "height": 173, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Altenatif Kriteria C1 C2 C3 C4 1 W Bin A R 5 5 5 5 2 M R Bin J J 5 5 5 5 3 Y M Y Bin M 5 5 5 5 4 P M Bin A S 5 5 5 5 5 Y A bin D 5 5 5 5 6 H H Bin I S 5 5 5 5 7 A P Bin A D 5 5 5 5 Langkah-langkah pengolahan data", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 263, "width": 216, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan metode Multi-Objective Optimization By Ratio Analysis (MOORA) yaitu sebagai berikut. Membuat matriks keputusan, matriks keputusan dibuat berdasarkan data pada tabel 7 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 307, "width": 72, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X = [ 5 5 5 5 5 5 5 5", "type": "Picture" }, { "left": 382, "top": 330, "width": 52, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5", "type": "Picture" }, { "left": 413, "top": 375, "width": 24, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 5]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 391, "width": 216, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya dilakukan normalisasi matriks untuk menghitung nilai dari setiap kriteria yang sudah ada menggunakan persamaan berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 424, "width": 63, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑋 𝑖𝑗 ∗ = 𝑋 𝑖𝑗 √[∑ 𝑗=1 𝑚 𝑋 𝑖𝑗 2 ]", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 459, "width": 211, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normalisasi matriks kriteria pembinaan kepribadian", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 474, "width": 187, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 11 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 499, "width": 189, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 12 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 524, "width": 187, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 13 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 549, "width": 189, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 14 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 574, "width": 147, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 15 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5", "type": "Formula" }, { "left": 463, "top": 579, "width": 52, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13,23 = 0,378", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 599, "width": 189, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 16 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 625, "width": 187, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 17 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 651, "width": 214, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normalisasi matriks kriteria pembinaan kemandirian X 11 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 686, "width": 189, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 12 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 711, "width": 187, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 13 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 736, "width": 189, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 14 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 761, "width": 189, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 15 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 16 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 186, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 17 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378 Normalisasi matriks kriteria sikap X 11 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 12 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 186, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 13 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 14 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 15 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 16 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 186, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 17 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normalisasi matriks kriteria kondisi mental", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 186, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 11 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 12 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 186, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 13 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 14 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 15 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 189, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 16 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 186, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X 17 = 5 √5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 + 5 2 +5 2 + 5 2 = 5 13,23 = 0,378", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 215, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka dapat dilihat hasil normalisasi matriks sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 532, "width": 155, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X ij * = [ 0,378 0,378 0,378 0,378", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 215, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378 0,378] Selanjutnya adalah optimasi matriks ternormalisasi untuk setiap alternatif. Selanjutnya, dilakukan perkalian bobot alternatif dengan hasil normalisasi masing-masing kriteria. Berikut adalah optimalisasi kriteria yang bersifat benefit dengan menggunakan persamaan berikut.", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 685, "width": 128, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑌 𝑖 = ∑ 𝑤 𝑗 𝑥 𝑖𝑗 ∗ 𝑔 𝑗=1 − ∑ 𝑤 𝑗 𝑥 𝑖𝑗 ∗ 𝑛 𝑗=𝑔+1", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 1 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 160, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 2 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 772, "width": 160, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 85, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 3 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 104, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 121, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 4 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 139, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 156, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 5 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 174, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 191, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 6 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 209, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 226, "width": 158, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝑦 7 ∗ = (0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) +", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 245, "width": 159, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(0,25𝑥0,378) + (0,25𝑥0,378) = 0,378", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 263, "width": 216, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan optimasi matriks kriteria yang bersifat cost tidak ada yang artinya memiliki nilai nol (0). Selanjutnya dilakukan pengurangan antara kriteria yang bersifat benefit dan cost seperti pada tabel 8 .", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 332, "width": 215, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Nilai preferensi Kode Max (C1+C2+C3+C4) Min Yi = (Max- Min) A1 0.378 0 0,378 A2 0,378 0 0,378 A3 0,378 0 0,378 A4 0,378 0 0,378 A5 0,378 0 0,378 A6 0,378 0 0,378 A7 0,378 0 0,378 Langkah terakhir yaitu perankingan, perankingan didapat setelah melakukan pengurangan kriteria yang bersifat benefit dengan kriteria yang bersifat cost . Berdasarkan nilai preferensi diatas diperoleh alternatif yang mendapat rekomendasi remisi dari lembaga pemasyarakatan.", "type": "Table" }, { "left": 353, "top": 541, "width": 187, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Perankingan No Alternatif Hasil Akhir Status 1 W Bin A R 0,378 Rekomendasi 2 M R Bin J J 0,378 Rekomendasi 3 Y M Y Bin M 0,378 Rekomendasi 4 P M Bin A S 0,378 Rekomendasi 5 Y A bin D 0,378 Rekomendasi 6 H H Bin I S 0,378 Rekomendasi 7 A P Bin A D 0,378 Rekomendasi", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 722, "width": 215, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perhitungan diatas, maka seluruh narapidana di rekomendasikan untuk mendapatkan remisi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 132, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 80, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Use Case Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 215, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Use case diagram adalah deskripsi fungsi yang diharapkan dari suatu sistem dan mewakili interaksi antara aktor dan sistem. Sebuah use cse memiliki aktor yang merupakan deskripsi entitas dari manusia atau sebuah sistem dari sistem yang sedang berjalan[10]. Use case diagram dapat dilihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 381, "width": 97, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Use case diagram", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 64, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Class Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 215, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Class diagram menggambarkan struktur suatu sistem dalam hal mendefinisikan kelas-kelas yang dibuat untuk membuat sistem. Class diagram terdiri dari atribut dan operasi yang ditunjukan untuk membantu pemrograman menghubungkan dokumen desain ke perangkat lunak yang sesuai[11]. Class diagram dapat dilihat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 642, "width": 88, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Class diagram", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 61, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 215, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap implementasi merupakan tahap yang dilakukan setelah analisa kebutuhan pada tahap sebelumnya, tahap ini menjelaskan cara kerja sistem yang telah dirancang dan dapat dijalankan pada perangkat keras. Berikut ini hasil pembuatan sistem pendukung keputusan rekomendasi pemberian remisi bagi narapidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 755, "width": 215, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4 merupakan halaman login untuk pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 388, "top": 186, "width": 89, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Halaman login", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 196, "width": 216, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 merupakan halaman utama atau dashboard dari petugas yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 352, "width": 122, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Halaman utama petugas", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 373, "width": 216, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6 merupakan halaman yang berisi data kriteria yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 504, "width": 116, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Halaman data kriteria", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 525, "width": 216, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7 merupakan halaman yang berisi data kategori kriteria yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 656, "width": 129, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Halaman kategori kriteria", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 677, "width": 216, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8 merupakan halaman yang berisi data alternatif yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 195, "width": 124, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Halaman data alternatif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 215, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9 merupakan halaman yang berisi tambah penilaian yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 362, "width": 134, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Halaman tambah penilaian", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 215, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10 merupakan halaman yang berisi data perhitungan dan langkah-langkah dari perhitungan MOORA yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 502, "width": 136, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Halaman data perhitungan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 215, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11 merupakan halaman cetak data yang terdapat dalam sistem.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 631, "width": 112, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Halaman cetak data", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 215, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12 merupakan halaman yang berisi daftar data pengguna dari sistem pendukung keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 197, "width": 110, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Halaman data user", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 215, "width": 33, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Testing", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 227, "width": 216, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Testing adalah bagian penting dari pengembangan perangkat lunak. Tujuannya adalah untuk menentukan fungsionalitas perangkat lunak dan memastikan bahwa perangkat lunak yang dihasilkan memiliki kualitas seperti yang diharapkan pengguna. Pengujian yang digunakan untuk mengembangkan perangkat lunak ini menggunakan metodologi pengujian black box yang berfokus pada fungsionalitas atau perilaku perangkat lunak, apakah perangkat lunak tersebut berhasil berjalan dengan semestinya atau masih ada kesalahan. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 364, "width": 208, "height": 402, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. pengujian No Yang diuji Cara pengujian Hasil 1 login Masukan username dan password klik masuk Sukses 2 Penambahan data Aplikasi menampilkan form peambahan data dan menampilkan penambahan data Sukses 3 Perubahan data Aplikasi menampilkan form perubahan data dan menampilkan perubahan data Sukses 4 Penghapusan data Aplikasi menampilkan pilihan hapus data dan menampilkan informasi data terhapus Sukses 5 logout Klik nama user pilih Logout Sukses", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 215, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan sudah berjalan dan memenuhi tujuan dan kebutuhan pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 131, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 216, "height": 227, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil penelitian yang telah diuraikan diatas, dapat di kesimpulkan bahwa sistem pendukung keputusan rekomendasi pemberian remisi bagi narapidana menggunakan metode Multi- Objective Optimization by Ratio Analysis (MOORA) telah berhasil dibuat. Dengan adanya sistem pendukung keputusan tersebut dapat memudahkan proses dalam rekomendasi pemberian remisi agar tidak terjadi kesalahan data dan lebih mengefisiensikan waktu yang ada. Proses pembuatan sistem pendukung keputusan ini menggunakan metode waterfall untuk pengembangan sistem, metode perancangan menggunakan UML ( Unified Modelling Language ) dan melakukan observasi, wawancara dan studi pustaka untuk pengumpulan data. Tools yang digunakan untuk membangun sistem adalah XAMPP sebagai web server, google chorme sebagai web browser dan sublime text 3 sebagai text editor serta black box sebagai pengujian sistem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 215, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran Dalam perancangan sistem pendukung keputusan ini masih terdapat beberapa kekurangan, adapun saran untuk mengembangkan sistem ini yaitu dengan menambahkan fitur perhitungan untuk menghitung penilaian setiap bulan dan perhitungan yang lebih terperinci, penambahan akses untuk narapidana agar dapat melihat hasil perhitungan masing-masing untuk memotivasi agar menjadi lebih baik dan dilakukan pemeliharaan terhadap sistem yang telah dibuat agar dapat terus digunakan sesuai dengan fungsinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 95, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 215, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] F. Yani, E. Darmayanti, F. Hukum, and U.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 590, "width": 183, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P. Utama, “Peranan teknologi informasi terhadap perkembangan hukum di indonesia,” vol. 3, no. 1, pp. 36–51, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 215, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] A. Y. E. Dodu, Y. Anshori, and D. T. Limbong, “Sistem Pendukung Keputusan", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 666, "width": 183, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekomendasi Pemberian Remisi Pada", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 677, "width": 183, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narapidana Menggunakan Metode Topsis", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 689, "width": 183, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Studi Kasus Pada Lembaga Pemasyarakatan", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 700, "width": 183, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klas II-A Palu),” Sci. Comput. Sci. Informatics J. , vol. 1, no. 1, p. 11, 2019, doi: 10.22487/j26204118.2018.v1.i1.11898.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 748, "width": 215, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Benardo, “Penerapan Metode Simple Additive Weighting Dalam Pemberian Remisi Bagi Narapidaba ( Studi Kasus :", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 87, "width": 184, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIB Padang Sidimpuan ),” Maj. Ilm. INTI, Vol. 5, Nomor 1, Oktober 2017 , vol. 5, no. 2014, pp. 46–53, 2017, [Online]. Available: https://ejurnal.stmik- budidarma.ac.id/index.php/inti/article/view/ 536.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 182, "width": 215, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] D. S. Wahyuni and D. A. Megawaty, “Web Untuk Pemilihan Perumahan Siap Huni Menggunakan Metode Ahp ( Studi Kasus : Pt Aliquet and Bes ),” vol. 2, no. 4, pp. 22– 28, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 255, "width": 215, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] L. Lestari, “Proyek Tugas Akhir Sistem Pendukung Keputusan Rekomendasi Penerima Bantuan Program Keluarga Harapan (Pkh) Menggunakan Metode Simple Additive Weighting (Saw),” Naskah Publ. , no. 1, 2020.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 340, "width": 215, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] I. Rosita and D. Apriani, “Penerapan Metode Moora Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Media Promosi Sekolah ( Studi Kasus : SMK Airlangga Balikpapan ),” 2020.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 416, "width": 215, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Afuan Lasmedi, “Pemanfaatan Framework", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 427, "width": 183, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Codeigniter Dalam Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Laporan Kerja Praktek Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Unsoed (Codeigniter Framework Used in Information System", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 483, "width": 184, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Development for Student’s Report Data Collection Prac,” Juita , vol. I, pp. 39–44, 2020, [Online]. Available: Web engineering", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 520, "width": 107, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ", framework, CodeIgniter.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 545, "width": 215, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] P. S. Hasugian, “Perancangan Website Sebagai Media Promosi Dan Informasi,” J.", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 570, "width": 181, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inform. Pelita Nusant. , vol. 3, no. 1, pp. 82– 86, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 609, "width": 215, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] B. A. Priyaungga, D. B. Aji, M. Syahroni,", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 618, "width": 183, "height": 69, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N. T. S. Aji, and A. Saifudin, “Pengujian Black Box pada Aplikasi Perpustakaan Menggunakan Teknik Equivalence Partitions,” J. Teknol. Sist. Inf. dan Apl. , vol. 3, no. 3, p. 150, 2020, doi: 10.32493/jtsi.v3i3.5343.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 706, "width": 215, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[10] M. T. Prihandoyo, “Unified Modeling Language ( UML ) Model Untuk Pengembangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web,” vol. 03, no. 01, pp. 126–129, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 213, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JINTEKS (Jurnal Informatika Teknologi dan Sains)", "type": "Page header" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 106, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2686-3359 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 181, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4 No. 3, Agustus 2022, hlm. 156 – 164", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 809, "width": 18, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 215, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] D. W. T. Putra and R. Andriani, “Unified", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 99, "width": 183, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modelling Language (UML) dalam Perancangan Sistem Informasi Permohonan", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 120, "width": 183, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembayaran Restitusi SPPD,” J. TeknoIf , vol. 7, no. 1, p. 32, 2019, doi: 10.21063/jtif.2019.v7.1.32-39.", "type": "Text" } ]
8e119ca3-cd50-38b2-3659-62fe4e861ef8
https://ejournal.unma.ac.id/index.php/jell/article/download/5815/3153
[ { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 346", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 88, "width": 416, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TEACHERS’ PERSPECTIVE TOWARD SELF-REFLECTION TO IMPROVE TEACHING PERFORMANCE", "type": "Section header" }, { "left": 152, "top": 130, "width": 302, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bintang Hemas Widyanita 1 , Sukma Nur Ardini 2 , Salimatin Mufidah 3 1,2 Universitas PGRI Semarang", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 155, "width": 178, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang 1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 195, "width": 357, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract. The purpose of this research is to describe the teachers' opinion about self- reflection which improves their teaching performance. This research was done at SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang with a total number of population was four English teachers. An open-ended questionnaire was used to collect data in this research. The questionnaire was distributed to respondents through google form on May 2023. After the data were collected, they were analyzed thematically. The data were extracted and discussed into the following six themes, namely (a) important form of evaluation, (b) perfect timing, (c) personal or collaborative self-Reflection, (d) documentation, (e) the benefit, (f) challenging, (g) boredom, and (h)teaching performances. Based on the results and discussion from the previous section, it can be concluded that teachers acquire self-awareness, identify areas for improvement, adjust their methods, respond to student needs, and strive for continual professional progress through self-flection.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 342, "width": 299, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Teachers’ Perspective; Self-Reflection: Teaching Performance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 467, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The teaching and learning process is a collaborative activity between teachers and students (Baety, 2021; Tedjo, 2022). To make the teaching and learning process run smoothly, teachers need to equip themselves with several competencies. Arifin (2021) defines competence as a combination of knowledge, skills, talents, or attitudes for a certain activity or job within a performance scope. Therefore, competence involves technical expertise, cognitive abilities, personal qualities, and social skills to be succeed in a particular job.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 467, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UU No.14 of the Year 2005 on Teachers and Lectures (Article 8) states there are four competencies of a teacher: personal competence, pedagogical competence, social competence, and professional competence. Korthagen et al., (2006) says that personal competence is a skill that indicates a stable, mature, wise, and authoritative personality, as well as being a role model for students and having a noble character. Personal competence is defined as a person's capacity to successfully handle and negotiate personal areas of life.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 468, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aulia (2021) explains pedagogical competence refers to the capacity to control the process of teaching and learning activities. It involves observing students, designing and conducting instructional activities, assessing learning outcomes, and developing students to reach their full potential. Hakim (2015) says that social competence is the ability to communicate and get along with students, colleagues, staffs, parents of students, and the community. Social competency is essential for healthy relationships, efficient communication, teamwork, and general social well-being. The last competence is professional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 467, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pahrudin et al., (2016) explain professional competence is expected to be fulfilled in the sense that teachers must master effective learning methods, be able to create model unit of lessons, understand the curriculum, be able to teach in the classroom, and be able to develop and implement learning capability assessment procedures. Professional competence refers to the knowledge, skills, abilities, and attitudes that enable persons to effectively carry out their", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 347", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 217, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "professional obligations and responsibilities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 467, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For many years, the government and universities have worked together to promote teacher certification programs and other types of training activities as an effort to encourage Indonesian teachers to advance their skills and professionalism. According to Wardoyo et al., (2020) professional teachers are individuals who comprehend the four competencies. Therefore, teachers should acquire those four competencies in being professionals.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 468, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Since teachers play a crucial part in the educational process, it is necessary for them to be professionally qualified in order to fulfill their responsibilities. When a teacher fulfills their responsibilities to provide tutoring that contains the knowledge and skills that will help student progress, they are performing their job as a teacher. One requirement for the effectiveness of the teaching and learning process is effective teaching performance. Therefore, teachers must constantly be capable of performing properly to attain the educational goals that have been set (Kusumaningrum et al., 2019). As professionals, teachers are expected to continuously enhance their performance by comprehending the content being taught and how it is conveyed to the students (Sulistiyo, 2016).Teachers must develop their actions in the teaching and learning process that leads students to meet their educational objectives.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 470, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Student learning outcomes can be used to gauge how well a teacher is doing. The teachers must determine the root of their failure in teaching if the outcomes are poor or even unsatisfactory. Soisangwarn & Wongwanich, (2014) said that reflection in the teaching and learning process is an essential tool needed by teachers to know how effective the chosen technique, method, and strategy is in teaching so that they get a better understanding. Through reflection activities, positive and negative information is obtained regarding the teaching and learning activities that have been carried out, as well as how the teacher can improve the quality of the learning. The results of learning reflection can also be used as observation material to find out how far learning activities have been achieved and can provide satisfaction for students. In addition, Mustafa (2005) argued reflectivity will be one of the tools used to help teachers reassess their method of instruction, which is anticipated to result in a significant advance in the field of education. It is similar to Mathew et al., (2017) also mentioned that reflective practice is a useful tool in practice-based professional learning contexts, where teachers can learn from their own professional experiences rather than formal learning or information transfer. It is the most crucial source for enhancing and developing someone's personal and professional abilities. Self-reflection or reflective research have also been researched by certain researchers with the goal of enhancing teaching performance. The finding of Karlinawati (2014) in her research showed that EFL teachers who practice self-reflection discovered better strategies for improving performance among students in the classroom. They do various reflections in the form of notes, diaries or journals. Hikmat et al., (2022) found that reflection helped English teachers from both the Philippines and Indonesia to define their strengths and weaknesses so they may perform better and provided them with an overview for self-development.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 615, "width": 468, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the initial investigation through observation during first practical field experience (praktik pengalaman lapangan I) at SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang, it revealed that teachers only wrote down the topic of materials that had been taught that day in the daily journal. It was a journal that was placed in every class and teachers were required to fill in. Unfortunately, the writer ever found that there were some teachers who forgot to fill in the daily journal. It was very regrettable if they missed to fill in the daily journal because all they had to do was only write down the theme or topic of the materials which is a very simple thing to do. The second problem revealed when having interview with vice principal of curriculum, he said", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 348", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 468, "height": 163, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "that there were two programs to facilitate teachers in improving their teaching performance, called In House Training (IHT) where all teachers gathered to discuss some topic related to educational issues and join group of subject teachers (MGMP) where they can discuss and share all the things education. Through those two programs, teachers are able to discuss with their work colleagues, but there is no specific outcome of it. Moreover, the principal does not promote self-reflection yet in her school as another program beside the classroom daily journal. From the explanation above, it indicates that there is a discrepancy or gap between the ideal and real condition in the field. The gap may exist as a result of the principal's lack of support for self-reflection to enhance teaching performance. Therefore, to fill in the gap that exists in this research, the researchers offer self-reflection as an activity to improve teaching performance. Through this research, the researchers want to describe the teachers’ opinion about self- reflection which might improve their teaching performance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 297, "width": 61, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 470, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research employed descriptive qualitative research design. Creswell (2013) stated descriptive qualitative research was designed to explain the phenomena that exist in a group of individuals with regard to a certain issue that occurs in the present or the past. As well as Sukmadinata (2005) defined the purpose of qualitative research is to describe and analyze occurrences, events, social activities, attitudes, beliefs, perceptions, and thoughts of individuals and groups. Therefore, descriptive qualitative was suitable with the objective of this research. This research was done at SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang with a total number of population was four English teachers. Since the size of population was small, the researchers decided to take all population as sample. Etikan et al., (2016) stated that total population sampling was a technique in which all of the population was included in the investigation when the number of cases being studied was minimal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 467, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "An open ended questionnaire was used to collect data in this research. Saeidi et al., (2022) said open-ended question is a question in which the response must be written on the answer sheet by the respondent in words, phrases, or sentences. The questionnaire describing about self-reflection and teaching performance were realized within fifteen questions and distributed to respondents through google form on May 2023.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 467, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "After the data were collected, they were analyzed thematically. According to Braun & Clarke (2006) as cited by Dawadi (2020) thematic analysis may be used to locate, describe, and understand patterns (themes) within a data collection in considerable detail since it is theoretically flexible. The data presentation process consists of six phases: familiarization with data, generating initial codes, searching for themes, reviewing and refining themes, defining and naming themes, and lastly producing a report.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 349", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 315, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Six Phases of Thematic Analysis (Braun & Clarke, 200", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 166, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 298, "width": 468, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this research is to describe the teachers’ opinion about self-reflection which might improve their teaching performance. The following data was acquired from the answers of the open-ended questionnaire that was distributed to the four English teachers through google form.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 143, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Results of Questionnaire", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 397, "width": 302, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q1 What is your opinion about self-reflection in teaching?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 467, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 I think it is about evaluating whether the teaching method I used has great impact to the students.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 468, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 Self-reflection is very important in teaching, because I can find out my strengths and weaknesses when teaching.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 468, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R3 In my opinion that self-reflection in teaching is very important, even honest self- reflection is key. That means that we must regularly examine what has worked and what hasn't worked in the classroom, despite how painful it can sometimes be to look in the mirror. So we can know what this that must be repaired in teaching process", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 521, "width": 245, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 It is important to evaluate teaching process", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 269, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q2 Do you make a self-reflection in your teaching? R1 Yes, I do R2 Yes, I do R3 Rarely", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 71, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Rarely", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 468, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q3 There are three main states of reflection: reflection-before-action, reflection-in-action (spontaneous), and reflection-on action (takes place after event). When do you create self-reflection?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 257, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 Usually I create self-reflection after the event", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 141, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 Reflection-on- action R3 Reflection in action", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 687, "width": 253, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 I create self-reflection after teaching process", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 701, "width": 467, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q4 There are some mode of reflection, reflecting in group, reflecting with partner or reflecting personally. Among those three modes, how do you make a self-reflection?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 350", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 204, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 I make a self-reflection personally R2 Reflection personally R3 Reflecting with partner", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 150, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Reflecting with partner", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 145, "width": 468, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q5 There are six strategies that teachers can use to reflect their practice those are journal, lesson report, survey and questionnaire, audio and video recording, observation, and action research. From those six strategies, which one is your strategies to create self- reflection?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 193, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 I use observation as my strategy", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 215, "width": 286, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 Journal, lesson report ,ask the students R3 Video recording R4 Journal Q6 What are the advantages in creating self-reflection? R1 Helping me to improve my teaching performance", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 239, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 I can correct my weakness when teaching", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 297, "width": 468, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R3 Self-reflection also increases self-awareness and our ability to recognize how our words and actions affect those around us. As teachers, it is crucial to use sensitive language, teach with inclusive material, and connect with our students. Being more self-aware of what we say and how we say it can help us make our students feel comfortable and loved.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 251, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 To know the SWOT of my teaching process", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 278, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q7 Is it challenging in creating self-reflection? Why?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 467, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 Yes, it is. Because after I do the reflection and then I find the weaknesses in my teaching method so I have to fix it.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 126, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 Yes. It takes time.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 435, "width": 467, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R3 Yes it is, because by taking the time to reflect on my teaching, my lesson material, and how I engaged with students can help me recognize areas of improvement.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 227, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Yes, because the workload is too much", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 359, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q8 Does the principle require every teacher to create a self-reflection? R1 No R2 Yes R3 Yes R4 Yes Q9 Have you ever get bored when creating self-reflection? Why? R1 Yes, I have. Because sometimes I face the same problem", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 573, "width": 356, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 Yes I have, because I often face the same problem when teaching.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 467, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R3 sometimes...because when I know that my teaching is not effective, I have to try look for supplement material and teaching methods from other resources", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 615, "width": 74, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Rarely", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 357, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q10 Do you use self-reflection to evaluate your teaching performance? R1 Yes, I do. R2 Yes, I do.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R3 Yes, I do.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 684, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Yes, I do.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 464, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q11 Do you ever try another method beside self-reflection to evaluate teaching performance? R1 No, I have not try it", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 351", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 92, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 No, I don’t R3 No, I don’t R4 No, I don’t", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 311, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q12 What is your opinion about teaching performance? R1 I think it is about how we deliver the lesson in a fun way", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 468, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 Teaching performance is very important so that students don't get bored learning and stay enthusiastic", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 468, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R3 Teaching performance is a domain of activity (as in teaching, research, and service) encompasses the whole range of activities that are done in preparation for and in relation to teaching as well as the act of teaching itself.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 467, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Teaching performance is the one that should be improved by teacher to make sure that the material is delivered to the student perfectly", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 467, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q13 Is there any program beside IHT and teachers' group (MGMP) that facilitated by school to improve teachers' competency?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 54, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 No R2 No R3 No R4 No", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 468, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Q14 What kind of media that you use to support your teaching performance? Are they in form of pictures, videos, power point or any else?", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 182, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R1 Usually I use audio and video", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 400, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R2 The Jakarta Post, YouTube etc. R3 I use videos and power point a media to support my teaching performances", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 383, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 It's in form of picture, video, and presentation Q15 Do the media that you used give impact on your teaching performance? R1 Yes, they do R2 Absolutely R3", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 463, "width": 63, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yes, they do", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 99, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R4 Yes, they do", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 504, "width": 468, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research questions from number one to twelve referred to self-reflection. As the results, participants assume that self-reflection allowed them to evaluate teaching methods and examine what has worked and what hasn't in their teaching practice. Among four participants, there were two of them who always create self-reflection, while others rarely. The way participants in creating self-reflection was various. It happened during or after teaching process, created by themselves or with their partner through journal, lesson plan and record video. In creating self- reflection, participants faced difficulties and sometime they get bored. However, they got some benefit, such as: improve my teaching performance, correct my weakness when teaching, increase self-awareness and our ability to recognize how our words and actions affect to students, and know the SWOT of their teaching process. The rest research questions referred to teaching performance. Participant used some media and joined some program which facilitated by principle to support their teaching performance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 467, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Since the researchers used thematic analysis in analyzing the data, therefore the data were extracted and discussed into the following six themes, namely (a) important form of evaluation, (b) perfect timing, (c) personal or collaborative self-reflection, (d) documentation, (e) the benefit, (f) challenging, (g) boredom, and (h) teaching performance.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 352", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 154, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Important form of evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 467, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Participants considered self-reflection as highly important in the context of teaching. It allowed them to identify and evaluate strengths and weaknesses and gain insights into their teaching practices. The third participant added that in doing self-reflection, teachers should be honest so they could assess what has been effective and what needs improvement in their teaching, “In my opinion that self-reflection in teaching is very important, even honest self- reflection is key. So we can know what things must be repaired in teaching process”. They used self-reflection to evaluate their teaching performance and never tried another method besides self-reflection.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 80, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perfect Timing", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 468, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teachers need to consider the perfect time for them in creating self-reflection, whether it happened before, during, or after teaching process. According to Schon (1983) cited in Mustafa (2005) stated there are three main states of reflection: reflection-before-action (while planning a class, a teacher might pause to reflect, to guess on how this strategy will turn out or how students will react to it), reflection-in-action (spontaneous), and reflection-on action (takes place after event). Three participants tended to create self-reflection on action. They might reflect at the end of a class on what went well, what students learned, and what went poorly. There was only one participant who chose reflection-in-action which means that he did self-reflection spontaneously or in the moment when he actively engaged in a situation.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 213, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Personal or Collaborative Self-Reflection", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 468, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Schon (1983) cited in Mustafa (2005) defined three mode of reflection; reflecting in group, reflecting with partner or reflecting personally. In other words, teachers can create self- reflection personally or collaboratively. Among those three modes, only two modes that chosen by the participants in this research. They were reflecting personally and reflecting with partner. The votes of the participants were divided equally, two votes for each mode, as they said, “I make self-reflection personally” and “I’m comfortable to reflect my teaching together with my partner”. Participants who did self-reflection collaboratively with their partner assume that they get new insight and receive feedback by sharing experiences with each other’s.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 82, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Documentation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 546, "width": 467, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Richards and Lockhart (1994) cited in Mustafa (2005) mentioned six strategies that teachers can use to reflect their practice are: journal, lesson report, survey and questionnaire, audio and video recording, observation, and action research. There were two participants who always use journals as documentation to create self-reflection. They commented, “I use journal” and “I write my reflection on the journal”. While the other participants who rarely create self- reflection reflected on their practice by taking audio and video and observing during the teaching and learning process in the classroom.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 656, "width": 44, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Benefits", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 670, "width": 467, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The next theme was benefits or advantages experienced by the teachers in creating self- reflection. Participants said that self-reflection increase their teaching performance, self- awareness and ability to recognize how their words and action could affect their students to feel comfortable and loved during the teaching and learning process. Moreover, through self-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 353", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 467, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "reflection, they knew their SWOT (Strength, Weakness, Opportunities, and Threats) in teaching, so they can fix their weakness: “to know the SWOT of my teaching process, I can correct my weakness when teaching”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 146, "width": 65, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Challenging", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 159, "width": 467, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "All of the participants agreed that creating self-reflection was challenging because they need to dedicate their time and effort to evaluate and recognize some factors that might cause the success or failure of their teaching process. They need to take a look at their teaching performance, lesson material, and the reaction of their students. Another participant noted that creating self-reflection was challenging because she need to find a proper teaching method for her class.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 50, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Boredom", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 270, "width": 467, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Two participants said that they get bored when creating self-reflection because they faced the same problem. First participant commented, “Yes I have, because sometimes I face the same problem”. Another participant added, “Yes I have, because I often face the same problem when teaching”. The third participant said that sometimes he get bored in searching teaching methods and material from various sources when he knew that his teaching is not effective. While, the fourth participant just simply answered that he rarely felt boredom in creating self- reflection.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 120, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teaching Performance", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 468, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The last theme was teaching performance. The participants highlighted that teaching performance refer to how well teachers create and present materials to students in interactive way, so they have an enjoyable learning experience. Other participant added that it is crucial for them to continuously improve their teaching performance to ensure that the materials is conveyed accurately and comprehensively. Therefore, participants used various kind of media to help them in delivering materials to the students, such as power point, pictures, videos and audio. Besides that, they also joining program from school, such as IHT (In House Training) and MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran) to get some knowledge related to educational issues.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 532, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 546, "width": 467, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the result and discussion from the previous section, it can be concluded that teachers acquire self-awareness, identify areas for improvement, adjust their methods, respond to student needs, and strive for continual professional progress through self-reflection. These acts, in turn, contribute to improve teaching performance and a more effective and impactful learning experience for students. Self-reflection can be done individually or collaboratively. Teachers are allowed to choose the best method for them to create self-reflection based on their needs and preference. Support and supervision from the principal is needed to make sure that all of the teachers create self-reflection, so they can improve their teaching performance", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 354", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 136, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACKNOWLEDGMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 468, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The researchers would like to thank to all English teachers at SMA Islam Sultan Agung 1 Semarang as participants in this research, lectures, and friends who have supports us in this research.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 468, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arifin, M. A. (2021). Competence, Competency, and Competencies: A Misunderstanding in Theory and Practice for Future Reference. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences , 11(9), Pages 755-764. https://doi.org/10.6007/IJARBSS/v11-i9/11064", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 467, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aulia, V. (2021). Ways of EFL Teachers in Developing Their Pedagogical Competences.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 256, "width": 396, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VELES Voices of English Language Education Society , 5(1), 1–9. https://doi.org/10.29408/veles.v5i1.3032", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 467, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baety, N. (2021). INDONESIAN TEACHER PERFORMANCE: Professional and Character.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 297, "width": 397, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKADEMIK: Jurnal Mahasiswa Humanis , 1(3), 95–103.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 311, "width": 186, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.37481/jmh.v1i3.459", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 467, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Braun, V., & Clarke, V. (2006). Using thematic analysis in psychology. Qualitative Research in Psychology, 3(2), 77–101. https://doi.org/10.1191/1478088706qp063oa Creswell, J. W. (2013). Qualitative inquiry and research design: Choosing among five approaches (3rd ed). SAGE Publications.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 467, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dawadi, S. (2020). Thematic Analysis Approach: A Step by Step Guide for ELT Research", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 394, "width": 397, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Practitioners. Journal of NELTA , 25(1–2), 62–71. https://doi.org/10.3126/nelta.v25i1-2.49731", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 467, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Etikan, I. (2016). Comparison of Convenience Sampling and Purposive Sampling. American", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 435, "width": 150, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Theoretical", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 435, "width": 227, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and Applied Statistics , 5(1), 1.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 449, "width": 217, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.11648/j.ajtas.20160501.11", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 467, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakim, A. (2015). Contribution of Competence Teacher (Pedagogical, Personality, Professional Competence and Social) On the Performance of Learning. 2015.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 468, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hikmat, M. H., Santos, R. F., Suharyanto, S., Maudy, A. G., & Phommavongsa, K. (2022). Toward Continuous Innovation in Teaching: Reflective Practice on English Teaching of Indonesian and the Philippine Teachers. Indonesian Journal on Learning and Advanced Education (IJOLAE) , 5(1), 45–60.", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 546, "width": 206, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.23917/ijolae.v5i1.19273", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 560, "width": 467, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karlinawati, E. (2014). A Self-Reflection In Developing Teaching Performance At The Classroom For English Foreign Language (Efl) Teachers.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 468, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Korthagen, F., Loughran, J., & Russell, T. (2006). Developing fundamental principles for teacher education programs and practices. Teaching and Teacher Education , 22(8), 1020–1041. https://doi.org/10.1016/j.tate.2006.04.022", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 467, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumaningrum, D. E., Sumarsono, R. B., & Gunawan, I. (2019). Professional Ethics and Teacher Teaching Performance: Measurement of Teacher Empowerment with a Soft System Methodology Approach. International Journal of Innovation , 5(4). Mathew, D. P., Mathew, D. P., Prince, M., & Peechattu, J. (2017). REFLECTIVE PRACTICES: A MEANS TO TEACHER DEVELOPMENT. Asia Pacific Journal of Contemporary Education and Communication Technology , 3(1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 468, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mustafa. (2005). Reflection in Teaching. Learning and Teaching in Higher Education: Gulf", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 30, "width": 306, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of English Language Learning (JELL), Vol. 7 No 1, 346-355", "type": "Page header" }, { "left": 464, "top": 33, "width": 77, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2599-1019", "type": "Page header" }, { "left": 490, "top": 732, "width": 51, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page | 355", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 90, "width": 467, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspectives, 2(2), 11-20. https://doi.org/10.18538/lthe.v2.n2.06 Sukmadinata, S.N. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pahrudin, Trisno Martono, & Wiedy Murtini. (2016). The Effect of Pedagogic Competency,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 132, "width": 396, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Personality, Professional and Social Competency Teacher to Study Achievement of Economic Lesson in State Senior High School of East Lombok District Academic Year 2015/2016. 2016, 2, 332–345.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 468, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saeidi, M., Mansourzadeh, A., & Khadem, A. M. (2022). Reflections on Using Open-ended Questions.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 468, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soisangwarn, A., & Wongwanich, S. (2014). Promoting the Reflective Teacher through Peer Coaching to Improve Teaching Skills. Procedia - Social and Behavioral Sciences , 116, 2504–2511. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01.601", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 467, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sulistiyo, U. (2016). English Language Teaching And Efl Teacher Competence In Indonesia. Tedjo, E. W. (2022). The Relationship between English Language Proficiency and Logical", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 270, "width": 393, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thinking Skills. Applied Linguistics, Linguistics, and Literature (ALLURE) Journal, 2(1), 1–9. https://doi.org/10.26877/allure.v1i2.10726", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 295, "width": 468, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wardoyo, C., Satrio, Y. D., & Ratnasari, D. A. (2020). An analysis of teachers’ pedagogical and professional competencies in the 2013 Curriculum with the 2017-2018 revision in Accounting subject. Research and Evaluation in Education , 6(2), 142–149. https://doi.org/10.21831/reid.v6i2.35207", "type": "List item" } ]
03dae487-bc5e-1ccf-5ae2-c40f5df0186a
https://jim.unindra.ac.id/index.php/vhdkv/article/download/11/28
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 201, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya", "type": "Page header" }, { "left": 387, "top": 38, "width": 126, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 01 No. 01, Sep – Des 2018", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 75, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN:2623-0305", "type": "Table" }, { "left": 470, "top": 50, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hal. 38-43", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 797, "width": 12, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DESAIN KARAKTER TOKOH KI BAGUS RANGIN PADA VISUAL NOVEL PERANG KEDONGDONG", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 180, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feby Harmiriyanti, Santi Sidhartani", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 231, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58C Tanjung Barat, Jakarta Selatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 113, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 252, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 277, "width": 385, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ki Bagus Rangin adalah salah satu tokoh utama dalam perlawanan melawan kolonialisme Belanda yang disebut dengan Perang Kedongdong. Peran dari Ki Bagus Rangin sangat berpengaruh dalam berkembangnya peperangan tersebut. Tujuan adanya penelitian ini untuk mengangkat kembali sejarah lokal yang jarang diketahui secara umum oleh masyarakat karena tidak dijadikannya pahlawan lokal menjadi pahlawan nasional. Dengan upaya membangkitkan kembali sejarah lokal di era globalisasi yang sangat dekat dengan teknologi, maka dengan perancangan Visual Novel dapat menjadi solusi pendekatan kepada masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan melakukan observasi, wawancara dan survey. Maka perancangan karakter bagus rangin dalam game visual novel Perang Kedongdong ini mengambil gaya secara manga berdasarkan referensi jenis gaya gambar yang populer dikalangan target khalayak. dalam merancangan detail kostum dan properti yang digunakan pada karakter mengacu kepada dokumentasi dan referensi ilmiah sejarah peninggalan sejarah Perang Kedongdong.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 438, "width": 247, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: perang kedongdong, bagus rangin, visual novel", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 474, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 499, "width": 385, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ki Bagus Rangin is one of the main figures in the fight against Dutch colonialism called the Perang Kedongdong. The role of Ki Bagus Rangin was very influential in developing the war. The purpose of this study is to revive local history that is rarely known in general by the public because it is not used as a local hero to become a national hero. With an effort to revive local history in the era of globalization that is very close to technology, then with Visual Novel design can be a solution to approach the community. The method used in this study uses qualitative methods by conducting observations, interviews and surveys. So the design of the rangin good character in the Perang Kedongdong novel visual game takes a manga style based on reference to the type of image style that is popular among the target audience. in designing the details of costumes and properties used in the characters referring to the documentation and scientific references to the history of the history of the Perang Kedongdong.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 637, "width": 249, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: perang kedongdong, ki bagus rangin, visual novel", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 428, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perang Kedongdong adalah perlawanan yang terjadi karena adanya kolonialisme yang menumbuhkan sikap perlawanan masyarakat Cirebon, dinamakan perang kedongdong karena peristiwa perang ini terjadi di Desa Kedongdong, Kecamatan Susukan, Cirebon pada kisaran tahu 1802 sampai 1818 (Amin, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 38, "width": 319, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain Karakter Tokoh Ki Bagus Rangin pada Visual Novel Perang Kedongdong", "type": "Section header" }, { "left": 369, "top": 50, "width": 144, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feby Harmiriyanti, Santi Sidhartani", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 797, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam suatu peperangan pasti digerakan oleh sekumpulan orang yang memiliki jiwa kepemimpinan untuk menggerakan rakyatnya dalam melawan penjajah dengan merencanakan berbagai strategi sebelum memulai aksinya. Ki Bagus Rangin adalah salah satu tokoh utama dalam perlawanan melawan kolonialisme Belanda yang disebut dengan Perang Kedongdong. Peran dari Ki Bagus Rangin sangat berpengaruh dalam jalan serta berkembangnya peperangan tersebut karena Perang Kedongdong terus terjadi hingga dua periode", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagus Rangin yang memiliki nama asli Raden Atasangin adalah tokoh yang berasal dari daerah Demak Blandong, Rajagaluh, Majalengka yang berada di kaki Gunung Ciremai. Ayah beliau bernama Sentayem yang biasa dipanggil buyut Tayom. Kakeknya adalah Ki Waridah keturunan dari Ki Sambeng yang merupakan orang yang disepuhkan didaerah Rajagaluh karena secara garis keturunan Bagus Rangin merupakan orang yang taat beribadah dan merupakan penyebar islam di daerah Majalengka (Amin, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Roedavan, 2016:286 (dalam Pratama dkk, 2018: 85) Visual novel adalah salah satu permainan interaktif yang menampilkan rangkaian alur cerita dengan dilengkapi gambar statis dan sebagian dinamis. Alur cerita dan dialog biasanya ditempatkan dalam sebuah kotak dialog, disertai dengan gambar karakter utama yang sedang berbicara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan merancang visual novel Perang Kedongdong maka perlu perancangan karakter dari Ki Bagus Rangin dengan menggunakan referensi dari patung yang ada dan data yang didapat, sehingga dalam game ini karakter bisa sesuai dengan gambaran yang ada dilingkungan asalnya. Pembahasan mengenai karakter Ki Bagus Rangin berangkat dari gambaran sikap semasa hidupnya dengan membuat sketsa dari patung dan menjabarkan detail dari aksesoris yang digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 126, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan karakter tokoh Ki Bagus Rangin yang didasarkan pada penelitian dengan menggunakan metode kualitatif, dalam metode kualitatif ini tidak menggunakan statistik melainkan proses induktif atau proses yang diawali dari kesimpulan khusus kepada umum dalam hal ini induktif dikaitkan dengan objek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan metode kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui alasan kenapa peneliti merancang karakter utama dalam visual novel Perang Kedongdong, kemudian apa saja yang dapat diangkat untuk menjadi pembahasan pada perang kedongdong secara ringkas namun jelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu penulis juga melakukan observasi dan wawancara. Peneliti melakukan observasi dengan mendatangi secara langsung Desa Kedongdong Kabupaten Cirebon tepatnya di Kecamatan Susukan, Cirebon Jawa Barat. Tujuan peneliti melakukan observasi di tempat tersebut, adalah untuk mendapatkan data tentang sejarah dan peninggalan dari perang kedongdong. Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan kebeberapa narasumber untuk menyesuaikan data atau informasi yang didapat dari studi literatur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 147, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 428, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam visual novel terdapat karakter visual yang memiliki kekuatan dalam membangun persepsi pemain game melalui elemen desain yang divisualisasikan. Karakter visual adalah elemen yang paling penting yang harus ada pada Visual Novel karena tanpa visual karakter, Visual Novel tidak memiliki identitasnya (Pratama dkk, 2017). Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa peran karakter dalam visual novel sangat dibutuhkan agar permainan menjadi hidup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perancangan desain karakter, elemen desain sangat diperlukan dan harus sesuai dengan informasi yang didapat oleh peneliti. Desain karakter dapat dibuat melalui elemen desain garis, yang memvisualisasikan bentuk melalui jenis ketebalan, orientasi dan posisi, hingga menghadirkan kepribadian, ekspresi, identitas, emosi, dan kelas sosial (Pratama dkk, 2017: 208).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 428, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam merancang karakter visual harus mengacu pada penyesuaian visual dan kepribadian karakter dalam game dengan mempertimbangkan identitas lokal Indonesia baik dari gestur, ekspresi dan elemen karakternya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 301, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 | Hal. 38-43", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini dilakukan dengan pemberian kesan atau imajinasi ulang karakter dengan mempertimbangkan unsur-unsur yang terkandung dalam tokoh yang sesuai dengan pandangan generasi muda saat ini agar sesuai dengan bayangan yang didapat mengenai karakter yang dimaksud.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 167, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain Karakter Ki Bagus Rangin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggambaran sosok Ki Bagus Rangin memiliki postur tubuh yang sedang, dengan atribut pakaian yang umumnya digunakan pada masa itu (Purnaningsih dan Mulyana, 2016). Tokoh ini digambarkan memegang keris atau golok dan tasbih, yang menunjukan bahwa Ki Bagus Rangin adalah tokoh yang taat beragama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 428, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut referensi tokoh Ki Bagus Rangin yang diambil dari patungnya yang ada di Desa Kedongdong Kecamatan Susukan Kabupaten Cirebon, didepan Masjid Jami Babussalam yang digunakan sebagai dasar perancangan karakter Bagus Rangin.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 484, "width": 144, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Patung Ki Bagus Rangin Sumber : Dokumentasi Pribadi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 428, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari beberapa pertimbangan di atas, dibuatlah sketsa yang menjadi acuan perancangan, Setelah dilakukan studi pandang 180 derajat dan studi ekspresi, karakter diselesaikan dengan pengerjaan secara digital.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 735, "width": 119, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Sketsa pertama dari patung Ki Bagus Rangin", "type": "Page footer" }, { "left": 194, "top": 38, "width": 319, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain Karakter Tokoh Ki Bagus Rangin pada Visual Novel Perang Kedongdong Feby Harmiriyanti, Santi Sidhartani", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 797, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 239, "top": 335, "width": 119, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Sketsa wajah dari patung Ki Bagus Rangin", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 704, "width": 166, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 Ilustrasi dari Ki Bagus Rangin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 428, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garis yang digunakan dalam mengilustasikan sosok tokoh Bagus Rangin banyak ditampilkan untuk menggambarkan tekstur yang muncul pada beberapa bagian dari karakter", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 411, "width": 31, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a b c", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 301, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya | Vol. 01 No.01 | Hal. 38-43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 797, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tokoh. Garis ini merupakan garis zig-zag baik berupa garis lurus atau garis berlekuk dengan sifat patah-patah dan runcing. Garis ini memberi sugesti semangat dan gairah serta bahaya yang nyata pada penggambaran karakter Bagus Rangin yang terlihat gagah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 126, "width": 277, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut illustrasi ekspresi yang digunakan oleh Bagus Rangin.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 378, "width": 202, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 Ilustrasi ekspresi dari Ki Bagus Rangin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 428, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garis juga dimanfaatkan untuk menggambarkan ekspresi dari tokoh dengan menggunakan garis-garis sebagai kerutan pada wajah sehingga ekspresi yang ditampilkan oleh karakter Bagus Rangin lebih hidup.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 428, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk pakaian yang dikenakan adalah pakaian serba putih alasannya seperti yang tercantum pada buku yang disusun oleh KH Zamzami Amin bahwa memakai baju putih itu sebagai wujud tanda ikhlas dalam melakukan perlawanan, rela berkorban, baik harta, jiwa maupun raga demi tanah air, bangsa dan agama terutama demi kehidupan masyarakat Cirebon (Amin, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 356, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aksesoris yang digunakan oleh Bagus Rangin yang terdapat dipatung di antara :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Totopong atau nama lain dari Iket, merupakan tutup kepala khas Sunda yang mirip dengan blangkon di Jawa atau Udeng di Bali. Iket berasal dari bahasa Sunda yang berarti “ikat” atau “ikatan”. Zaman dahulu iket berfungsi mencerminkan kelas dalam masyarakat, hingga tampak jelas perbedaan kedudukan seseorang (pria) dalam kehidupan sehari-hari. Bentuknya yang beragam diciptakan sebagai simbol yang berkaitan dengan keagamaan, upacara adat, dan status sosial.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Keris yang dipegang dan tidak disimpan atau dikaitkan dikantong maka menjadi simbol tanda bahwa bagus rangin siap melawan Belanda.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tasbih yang menandakan bahwa benar Bagus Rangin adalah karakter yang agamis, yang taat dengan agama.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 428, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penampilan karakter dari suatu media dibutuhkan media pendukung lainnya, pada tokoh Bagus Rangin pendukung yang digunakan adalah latar berupa gapura yang diperoleh dari hasil observasi yang menjadi ciri khas tiap bangunan yang ada di Cirebon.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 38, "width": 319, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain Karakter Tokoh Ki Bagus Rangin pada Visual Novel Perang Kedongdong", "type": "Section header" }, { "left": 369, "top": 50, "width": 144, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Feby Harmiriyanti, Santi Sidhartani", "type": "Page header" }, { "left": 500, "top": 797, "width": 12, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 201, "width": 221, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 Ilustrasi dari latar pada Perang Kedongdong", "type": "Section header" }, { "left": 205, "top": 342, "width": 187, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 Penempatan ilustrasi kedalam latar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 64, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 428, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ki Bagus Rangin merupakan salah satu tokoh penting yang mulai terlupakan dalam sejarah perlawanan kolonialisme Belanda yang ada di Cirebon dikarena masyarakat lebih mudah mengingat hal-hal yang viral atau tersebarnya berita atau informasi hal-hal yang menarik perhatian sehingga ramai diperbincangkan di dunia maya. Dengan sejarah lokal yang dikemas menjadi modern menggunakan media visual novel, karakter visual dapat dijadikan elemen yang sangat penting untuk membangun citra game . Oleh sebab itu, perancangan karakter Bagus Rangin dalam game visual novel Perang Kedongdong ini mengambil gaya manga Jepang dengan referensi jenis gaya gambar yang populer dikalangan target khalayak. Dalam perancangan detail kostum dan properti yang digunakan pada karakter mengacu kepada dokumentasi dan referensi ilmiah sejarah peninggalan sejarah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 428, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, Z. (2015). Baban Kana: “Ati Bagus Allah Kabul” Sejarah Pesantren Babakan Ciwaringin dan Perang Nasional Kedongdong 1802-1919 . Edisi Revisi. Bandung: Humaniora.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 428, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purnaningsih, H., & Mulyana, A. (2017). Perlawanan Bagus Rangin: Perang Nasional Yang Terlupakan. FACTUM: Jurnal Sejarah dan Pendidikan Sejarah , 6 (1), 86-100.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 428, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serba-serbi Iket Sunda yang harus kamu ketahui! (2017). Retrieved October 19, 2018, fromhttp://www.infobudaya.net/2017/12/serba-serbi-iket-sunda-yang-harus-kamu- ketahui/", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 428, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratama, D., Wardani, W. G. W., & Akbar, T. (2017). Designing visual character of Raden Wijaya as historical figure in visual novel. International Journal Of Scientific & Technology Research , 6 (11), 207-210.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 691, "width": 428, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratama, D., Gunarti, W., & Akbar, T. (2018, July). Mendesain kisah Majapahit dalam visual novel sebagai narasi permainan berbasis kebudayaan lokal. In Prosiding seminar nasional pemajuan seni untuk membangun kebudayaan dan peradaban yang berkepribadian (Vol. 16, pp. 85-97).", "type": "Text" } ]
e6d22804-c828-44d9-158d-6174886bd974
https://jurnaltunasagraria.stpn.ac.id/index.php/JTA/article/download/43/62
[ { "left": 68, "top": 46, "width": 148, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Jurnal Tunas Agraria Vol. 2 No.3", "type": "Page header" }, { "left": 252, "top": 46, "width": 72, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 428, "top": 46, "width": 79, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "e-ISSN 2622-9714", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 91, "width": 305, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS LENGKAP BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT (PTSL+PM)", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 123, "width": 147, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "DI KABUPATEN NGAWI", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 154, "width": 318, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 181, "width": 273, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Jl. Tata Bumi No. 5 PO BOX 1216 Kode Pos 55293 Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 221, "width": 445, "height": 226, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Abstract: The limited human resources that has bbeen a problem in the Ministry of Agrarian Affairs and Spatial Planning/ National Land Agency was resolved by involving the community through the mechanism of Community-Based Complete Systematic Land Registration (PTSL+PM). a PTSL+PM program had been carried out at the Land Office of Ngawi Regency before the technical guidelines were issued, so this raised a question on whether the implementation was in accordance with the regulation in the technical guidelines. The objectives of this study are to (1) Find out the information about the implementation and comparing the activity PTSL+PM in Ngawi Regency to PTSL+PM technical guidelines; (2) Evaluate PTSL+PM in Ngawi Regency. To achieve those objectives, a qualitative research method with a descriptive approach was used. This method described and reviewed each PTSL+PM implementation process in Ngawi Regency so that it could be used to evaluated PTSL+PM technical guidelines to be more effective to be implemented in all regions in Indonesa. The result of this study shows that there are several elements of PTSL+PM implementation in Ngawi Regency that are not in accordance with the technical guidelines, including work maps, measurenments by land data collectors, and criteria and mechanism for forming land data collectors. Ngawi Land Office implemented the PTSL+PM program with the established community participation and is administratively going to follow the technical guidelines of PTSL+PM.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 451, "width": 403, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Keywords: Land Registration, Community Participation, Technical Guidelines, Work Map", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 477, "width": 445, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Intisari: Keterbatasan sumber daya manusia yang selama ini menjadi kendala di Kementerian ATR/BPN diselesaikan dengan pelibatan masyarakat melalui mekanisme Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM). Pelaksanaan program PTSL+PM di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi telah dilaksanakan sebelum Juknis PTSL+PM terbit sehingga menimbulkan permasalahan apakah pelaksanaannya telah sesuai dengan ketentuan dalam Juknis PTSl+PM. Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) Mendeskripsikan pelaksanaan dan membandingkan kegiatan PTSL+PM di Kabupaten Ngawi dengan Juknis PTSL+PM; (2) Mengevaluasi PTSL+PM di Kabupaten Ngawi. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif guna menggambarkan dan mengkaji setiap proses pelaksanaan PTSL+PM di Kabupaten Ngawi sehingga dapat digunakan untuk mengevaluasi Juknis PTSL+PM agar lebih efektif dijalankan di seluruh daerah di Indonesia. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya beberapa unsur pelaksanaan PTSL+PM di Kabupaten Ngawi yang tidak sesuai dengan Juknis meliputi peta kerja, pengukuran oleh Puldatan, kriteria dan mekanisme pembentukan Puldatan. Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi melaksanakan program PTSL+PM dengan partisipasi masyarakat yang sudah terbentuk dan secara adminsitrasi akan mengikuti ketentuan Juknis PTSL+PM.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 693, "width": 376, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kata Kunci: Pendaftaran Tanah, Partisipasi Masyarakat, Petunjuk Teknis, Peta Kerja", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "140 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 94, "width": 446, "height": 127, "page_number": 2, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN) mendapatkan amanat untuk mendaftar seluruh bidang tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) hingga tahun 2025. Sebagai upaya untuk menjawab tantangan tersebut, Kementerian ATR/BPN melakukan program percepatan Pendaftaran Tanah di Indonesia dan peningkatan kualitas data spasial bidang tanah yang telah terdaftar atau telah dibukukan haknya melalui program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang selanjutnya disingkat PTSL (Ratmono 2017, 58).", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 229, "width": 445, "height": 242, "page_number": 2, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Tahun 2018, Kementerian ATR/BPN menerbitkan Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 6 Tahun 2018 (Permen ATR/BPN) tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap menggantikan Permen ATR/BPN Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap yang mempunyai tujuan mewujudkan pemberian kepastian hukum dan perlindungan hukum hak atas tanah rakyat secara pasti, sederhana, cepat, lancar, aman, adil, merata dan terbuka serta akuntabel, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat dan ekonomi negara serta mengurangi dan mencegah sengketa dan konflik pertanahan. Permasalahan di bidang sumber daya manusia pernah diungkapkan oleh Direktur Jenderal Infrastruktur Keagrariaan Adhi Dharmawan yang menyebut tenaga ukur tanah atau surveyor baik swasta jika dijumlah totalnya hanya sekitar 9.200 tenaga ukur tanah, jika dibandingkan dengan target 9 juta sertifikat maka dibutuhkan minimal sekitar 10.000 surveyor. Selain itu, 9.200 tenaga juru ukur ini juga belum tersebar merata (Nadjib, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 480, "width": 445, "height": 242, "page_number": 2, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Jumlah sumber daya manusia yang terbatas serta target pendaftaran tanah yang tinggi, Kementerian ATR/BPN harus melakukan terobosan yang aplikatif. Salah satu terobosan yang paling penting dan strategis adalah pemberdayaan masyarakat yaitu melibatkan partisipasi masyarakat atau dengan membangun masyarakat yang partisipatif serta pelibatan stakeholder terkait (Ratmono 2018, 58). Terkait kajian tentang Gerakan Nasional Pendaftaran Tanah Melalui Pelibatan Multipihak, Abdullah (2017, 224) menyarankan bahwa untuk meningkatkan animo masyarakat terhadap program PTSL maka perlu diterbitkan suatu aturan agar masyarakat/pemilik tanah berkewajiban untuk melaporkan ke desa dalam kurun waktu tertentu untuk mewujudkan Bank Data Pertanahan di setiap kantor desa. Seiring dengan perlunya keseragaman dalam pelaksanaan PTSL Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM), maka pada tanggal 1 Februari tahun 2019 diterbitkan Petunjuk Teknis (Juknis) PTSL+PM yang menekankan pada 3 aspek yaitu standar teknis, alur kegiatan dan standar kelembagaan.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 731, "width": 445, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Faktanya, tahun 2018 Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dapat menyelesaikan target 63.000 bidang tanah dan memperoleh prestasi kategori I pemetaan lengkap tanpa", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 63, "width": 446, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "141 membentuk lembaga Puldatan. Partisipasi masyarakat dalam bentuk keaktifan perangkat desa dan antusias masyarakat yang tinggi dijadikan faktor utama dalam pelaksanaan PTSL. Permasalahan yang muncul adalah apakah ketentuan partisipasi masyarakat yang diatur dalam Juknis PTSL+PM pada tanggal 1 Februari tahun 2019 dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi pada program PTSL+PM tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 178, "width": 445, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kajian terkait partisipasi masyarakat dalam pendaftaran tanah, bentuk kepanitiaan dan evaluasi program PTSL sudah banyak diteliti namun semuanya bersifat parsial karena belum dapat menemukan bentuk ideal partisipasi masyarakat yang dapat diterima dan dilaksanakan di berbagai daerah. Kajian tersebut di antaranya Aisyiah, Syaifullah, dan Suyudi (2015) mendeskripsikan tentang tahapan kegiatan pemetaan partisipatif dan evaluasi kegiatan pemetaan partisipatif yang berujung strategi pelaksanaan. Penelitian partisipasi masyarakat tersebut bersifat pada tahapan penyiapan peta kerja hingga kemudian perlu di korelasikan dengan program PTSL melalui kajian Istiningdyah (2017) yang mengevaluasi pelaksanaan PTSL di Kabupaten Pasuruan dan menyatakan bahwa dalam pelaksanaan PTSL di Kabupaten Pasuruan terdapat beberapa ketidaksesuaian praktik lapangan dengan Juknis, hal tersebut dilakukan untuk merealisasikan target yang dibebankan ke Kantor Pertanahan Kabupaten Pasuruan. Kendala lain dalam pelaksanaan selain keterbatasan sumber daya manusia dan alat juga karena ketidakpahaman perangkat desa terhadap kelengkapan berkas, dukungan pemerintah desa dan masyarakat yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 467, "width": 446, "height": 281, "page_number": 3, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kajian terkait partisipasi masyarakat dalam PTSL tersebut diperbandingkan dengan kajian Saputro (2018) yang menyatakan bahwa adanya kesamaan peran partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PTSL di Desa Sawahan dan Desa Karangmojo hanya saja yang membedakan adalah dalam hal bentuk kepanitiaan dan keaktifan panitia tersebut sehingga menghasilkan perbedaan realisasi target PTSL di kedua desa tersebut. Beberapa kajian terkait partisipasi masyarakat dalam pendaftaran tanah tersebut seolah melupakan poin tujuan partisipasi masyarakat, pihak terkait dan keterlibatan masyarakat, hal tersebut sangat ditekankan dalam kajian Ratmono (2017) yang menyatakan bahwa a) Pelibatan masyarakat dalam PTSL tidak hanya sebatas sarana untuk mencapai tujuan, namun proses pemberdayaan, dokumentasi kearifan lokal, membangun keterampilan teknis, membangun partisipasi dan kemandirian masyarakat, b) Pelibatan masyarakat dalam PTSL meliputi pemetaan partisipatif, gerakan massal pemasangan tanda batas dan penunjukan serta persetujuan batas sebagai pemilik, c) Pelibatan stakeholder (Dinas Pemda) dalam PTSL dalam hal pemilihan lokasi. Kajian terkait Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) ini perlu di teliti sebagai wujud", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "142 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 445, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "evaluasi terhadap program baru Kementerian ATR/BPN apakah mampu menjadi solusi atas kendala pelaksanaan PTSL terkait sumber daya manusia, bentuk serta pelibatan masyarakat dalam pendaftaran tanah", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 132, "width": 445, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif 1 dengan pendekatan deskriptif. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data awal dari Juknis PTSL+PM, data tersebut berupa analisis kegiatan-kegiatan, standar teknis, alur kegiatan dan kelembagaan dalam Juknis PTSL+PM yang dibuat dalam tabel matriks perbandingan, kemudian mengumpulkan data hasil wawancara, dokumen pendukung, observasi terkait pelaksanaan PTSL+PM yang dilaksanakan di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi kemudian mendeskripsikan dan membandingkan kegiatan tersebut dengan tabel matriks yang dibuat dan menanyakan pertimbangan Kantor Pertanahan apabila terdapat kegiatan yang tidak dilaksanakan/ tidak sesuai. Penulis kemudian menganalisis ketidaksesuaian dan pertimbangan kebijakan kantor pertanahan tersebut dengan peraturan terkait serta hasil penelitian lain yang sejenis.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 345, "width": 449, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kebon Kecamatan Paron dan Desa Gerih Kecamatan Gerih, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Desa Kebon dan Desa Gerih merupakan desa yang ditunjuk menjadi peserta PTSL+PM di tahun 2019 berdasarkan Surat Keputusan (SK) penetapan lokasi PTSL Nomor 9/KEP.35.21/I/2019. Penunjukan desa peserta PTSL+PM didasarkan pada kesesuaian jumlah bidang tanah pada 2 desa tersebut dengan jumlah target bidang tanah dalam PTSL+PM. Jumlah bidang tanah Desa Gerih yaitu 8.069 bidang dan Desa Kebon 1.931 bidang. Desa Gerih juga ditunjuk sebagai peserta PTSL+PM dalam rangka mewujudkan kecamatan lengkap.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 518, "width": 235, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "B. Pelaksanaan Petunjuk Teknis PTSL+PM", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 538, "width": 446, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pasal 9 Permen ATR/Ka BPN Nomor 6 tahun 2018 mengungkapkan bahwa dalam rangka persiapan, Kepala Kantor Pertanahan melakukan persiapan pelaksanaan kegiatan PTSL dengan menyiapkan 1) Sarana dan prasarana kegiatan PTSL; 2) Sumber daya manusia; 3) Kebutuhan transportasi; 4) Koordinasi dengan aparat pemerintah lainnya dan 5) Alokasi anggaran, sehingga tahapan persiapan hingga pengukuran dapat dilaksanakan sebelum tahun anggaran. Peraturan tersebut mengindikasikan bahwa dalam rangka percepatan program pemerintah dan sebagai bagian dari strategi yang dijalankan kantor pertanahan, maka pelaksanaan program yang dimulai pada tahun sebelum tahun", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 715, "width": 446, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "1 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif , Bandung, Remaja Rosdakarya, 2010, hlm. 4. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.", "type": "Footnote" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 63, "width": 18, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "143", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 81, "width": 445, "height": 166, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "anggaran diperbolehkan. Strategi Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dalam menyelesaikan target PTSL tahun 2019 sejumlah 65.000 bidang salah satunya dengan memulai pelaksanaan program mulai bulan Juli 2018 yang diawali dengan pemberitahuan desa-desa yang terpilih menjadi obyek PTSL. Target 65.000 bidang tanah tersebut terbagi atas PTSL sejumlah 55.000 bidang dan PTSL+PM sejumlah 10.000 bidang. Adapun perbedaan antara PTSL dengan PTSL+PM adalah adanya ketentuan standar teknis, kelembagaan dan anggaran yang disyaratkan dalam PTSL+PM. Standar teknis pada PTSL+PM meliputi penetapan lokasi, kriteria peta kerja, metode pengukuran serta penunjukan dan penetapan batas.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 264, "width": 101, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "1. Standar Teknis", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 284, "width": 448, "height": 300, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kriteria utama lokasi peserta PTSL+PM ditetapkan berdasarkan pertimbangan antara lain jumlah bidang tanah terdaftar di desa tersebut maksimal 30%, keaktifan perangkat desa dan partisipasi masyarakat, pertimbangan pemerintah daerah serta kesesuaian jumlah bidang tanah pada desa peserta terhadap target PTSL+PM. Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi menjadikan keaktifan perangkat desa dan partisipasi masyarakat menjadi faktor utama dalam pemilihan lokasi karena kelancaran proses pendaftaran tanah sangat dipengaruhi oleh faktor tersebut, hal senada juga diungkapkan Septiana M. (2018) dimana fungsi perangkat desa sangat penting dalam pengumpulan data yuridis terutama mempengaruhi kesediaan masyarakat dalam mengumpulkan, melengkapi dan memberikan informasi alas hak mengenai aspek yuridis tanahnya. Meskipun kriteria penetapan lokasi tidak sama dengan ketentuan dalam Juknis PTSL+PM dikarenakan saat pelaksanaan Juknis belum terbit, namun berdasarkan analisis peneliti lokasi peserta PTSL+PM sudah memenuhi kriteria dalam Juknis PTSl+PM. Hasil analisis tersebut dijabarkan dari beberapa peta antara lain Peta Identifikasi K4 2 , Peta Kelerengan dan Peta Perbandingan Lahan Pertanian. Peta hasil analisis peneliti tersebut sebagaimana terdapat pada gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 603, "width": 417, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Gambar 1. Peta Identifikasi K4, Peta Kelerengan, Peta Perbandingan Lahan Pertanian", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 740, "width": 446, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "2 Menurut Permen ATR/Ka BPN No 6 Tahun 2018 Pasal 25 ayat (1) huruf d Kluster 4 (K4) yaitu bidang tanah yang objek dan subjeknya sudah terdaftar dan sudah bersertipikat.", "type": "Footnote" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "144 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Page header" }, { "left": 182, "top": 350, "width": 228, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Sumber: Analisis Data Sekunder Peneliti, 2019", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 384, "width": 445, "height": 165, "page_number": 6, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Hasil analisis terhadap desa lokasi PTSL+PM bahwa Desa Kebon dan Desa Gerih terletak pada kelerengan 0-2 % yang dapat dikategorikan topografi datar. Berdasarkan perbandingan lahan pertanian bahwa Desa Kebon memiliki lahan pertanian seluas 195.235 ha (22,2%), non pertanian seluas 122,831 ha (14%) dan hutan produksi seluas 560,9 ha (63,8%). Sedangkan Desa kebon memiliki lahan pertanian seluas 431,85 ha (42,2%) dan lahan non pertanian seluas 502,15 ha (57,8%). Perbandingan kriteria penetapan lokasi antara Juknis PTSl+PM dan pelaksanaan di Kantor Kabupaten Ngawi yang di detailkan dalam matriks perbandingan yang dibuat peneliti menghasilkan bahwa dari 5 kriteria penetapan lokasi terdapat 4 kriteria yang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 557, "width": 446, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Peta kerja yang digunakan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dalam menyelesaikan PTSL+PM adalah peta yang terdiri dari citra satelit Quickbird tahun 2007 sebagai basemap yang di overlay kan dengan bidang tanah terdaftar, serta dalam pelaksanaan orientasi lapangan di kombinasikan dengan peta blok pbb maupun peta persil. Adapun peta kerja tersebut sebagaimana gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 673, "width": 159, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Gambar 2. Peta Kerja PTSL+PM", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 432, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi 145", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 275, "width": 258, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi, 2019", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 294, "width": 446, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Peta blok pbb dan peta persil ini digunakan oleh panitia desa untuk mengidentifikasi pemilik dan letak objek bidang tanah. Keberadaan peta blok pbb maupun peta persil ini sangat penting dalam menunjang proses pendaftaran tanah karena peta tersebut sudah familiar sehingga meningkatkan pemahaman masyarakat terkait interpretasi citra satelit peda peta kerja sesuai dengan Juknis PTSL+PM membutuhkan waktu yang lama. Menurut Kariyono (2018) dalam penyajian sebuah peta desa lengkap diperlukan data pendukung seperti gambar ukur, surat ukur, buku tanah, peta pendaftaran, peta blok/DHKP per desa, sehingga untuk menyelesaikan PTSL+PM dan menciptakan pemetaan desa lengkap maka keberadaan peta blok pbb maupun peta persil sangat diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 487, "width": 446, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Adapun setelah Juknis PTSL+PM terbit, terdapat beberapa ketentuan terkait kriteria peta kerja dan pelaksanaan pembuatannya sehingga Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi melakukan penyesuaian terhadap peta kerja sebagaimana dalam gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 554, "width": 325, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Gambar 3. Peta kerja hasil penyesuaian terhadap Juknis PTSL+PM", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "146 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Page header" }, { "left": 156, "top": 357, "width": 258, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Sumber: Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi, 2019", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 385, "width": 448, "height": 359, "page_number": 8, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Peta kerja penyesuaian tersebut dilaksanakan dengan pembuatan peta kerja yang terdiri dari citra satelit Quickbird tahun 2007 sebagai basemap yang di overlay kan dengan bidang tanah hasil pengukuran untuk di konfirmasi dan didelineasi oleh Puldatan. Analisis peneliti berdasarkan pelaksanaan lapangan terkait peta kerja dan wawancara terhadap panitia desa maupun satgas fisik, bahwa untuk kegiatan pembuatan peta kerja dengan cara delineasi bidang tanah pada citra satelit yang dilakukan oleh Puldatan kurang efektif karena dibutuhkan pelatihan lebih dari sekali untuk memahamkan Puldatan terkait interpretasi citra satelit dan hasil delineasi belum tentu sesuai fakta lapangan. Kegiatan pembuatan peta kerja akan lebih efektif apabila dilakukan dengan cara delineasi bidang tanah pada citra satelit dilakukan oleh pegawai Aparatur Sipil Negara(ASN), Surveyor Kadaster (SK) maupun Asisten Surveyor Kadaster (ASK) dibantu dengan orientasi bidang tanah yang dilakukan oleh Puldatan dan dilakukan saat kegiatan pengukuran. Perbandingan unsur-unsur peta kerja antara Juknis PTSL+PM dan pelaksanaan di Kantor Kabupaten Ngawi yang di detailkan dalam matriks perbandingan yang dibuat peneliti menghasilkan bahwa dari 12 kriteria penetapan lokasi terdapat 4 kriteria yang tidak sesuai diantaranya peta kerja belum memuat informasi pajak bumi dan bangunan, jaringan jalan, sungai dan bangunan penting serta peta kerja tidak dilakukan melalui smartphone dikarenakan peta kerja dibuat dalam bentuk hardcopy . Kriteria dalam perbandingan tersebut terdapat 1 kriteria yang belum dilaksanakan yaitu peta kerja", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 63, "width": 18, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "147", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 81, "width": 446, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "dijadikan lampiran Gambar Ukur (GU) 3 karena sampai selesai penelitian proses pembuatan GU belum selesai.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 120, "width": 446, "height": 242, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kegiatan penunjukan batas di desa peserta PTSL+PM dilaksanakan oleh pemilik bidang tanah dan kepala dusun selaku pendamping petugas ukur. Kepala dusun menunjukkan batas bidang tanah hanya pada bidang tanah tertentu yang saat dilaksanakan pengukuran, pemilik bidang tanah tidak hadir dan karena sebelum kegiatan pengukuran terlebih dahulu dilaksanakan gerakan massal pemasangan tanda batas sementara sehingga penunjukan batas oleh kepala dusun sudah sesuai dengan ketentuan dalam Juknis PTSL+PM. Penetapan batas dilaksanakan oleh pegawai ASN, maupun atas nama ASN. Atas nama ASN disini dapat dilakukan antara lain oleh Surveyor Kadaster Berlisensi (SKB) sesuai dengan Permen ATR/Ka BPN No 17 Tahun 2017 Pasal 9a bahwa surveyor kadaster berlisensi dapat melaksanakan pekerjaan survei dan pemetaan berdasarkan penugasan dari kepala kantor wilayah, kepala kantor pertanahan atau pejabat yang ditunjuk dalam mekanisme swakelola oleh kantor wilayah BPN atau kantor pertanahan.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 371, "width": 446, "height": 281, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kegiatan pengukuran di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi yang dilaksanakan pada lokasi PTSL+PM adalah metode pengukuran terestris, satelit menggunakan GNSS Cors dan kombinasi. Metode pengukuran terestris untuk daerah pemukiman yang tidak dapat terjangkau sinyal internet dan tidak dapat menangkap sinyal satelit. Metode pengukuran satelit menggunakan GNSS Cors digunakan mencari koordinat titik ikat virtual Total Station (TS), mengukur batas terluar blok, jalan dan titik batas bidang yang dengan tutupan rendah dan dapat terjangkau sinyal satelit, sedangkan metode pengukuran kombinasi antara GNSS CORS dengan meetband dan TS digunakan untuk mengukur area persawahan yang memiliki sisi panjang, berkelok-kelok, memiliki segi banyak, terbuka dan tutupan vegetasi sedang. Metode pengukuran utama yang diatur dalam Juknis PTSL+PM adalah metode pengukuran fotogrametris, akan tetapi pada Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi tidak melaksanakan pengukuran tersebut karena selain kegiatan pengukuran sudah dilaksanakan sebelum Juknis PTSL+PM terbit, untuk melakukan pengukuran secara fotogrametris oleh Puldatan perlu dilaksanakan pelatihan lebih dari sekali sehingga berpotensi menghambat proses pendaftaran tanah.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 660, "width": 445, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Perbandingan metode pengukuran antara Juknis PTSl+PM dan pelaksanaan di Kantor Kabupaten Ngawi yang di detailkan dalam matriks perbandingan yang dibuat peneliti menghasilkan bahwa dari 28 ketentuan metode pengukuran terdapat ketentuan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 727, "width": 445, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "3 Menurut PMNA/Ka BPN No 3 Tahun 1997 Pasal 1 Gambar ukur adalah dokumen tempat mencantumkan gambar suatu bidang tanah atau lebih dan situasi sekitarnya serta data hasil pengukuran bidang tanah baik berupa jarak, sudut, azimuth ataupun sudut jurusan.", "type": "Footnote" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "148 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 446, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "yang tidak sesuai diantaranya georeferensi dan digitasi peta kerja hasil pengukuran fotogrametris, pencantuman ukuran panjang sisi 2 sisi blok pada GU hasil pengukuran fotogrametris, pengumpulan data fisik dengan aplikasi gadget , pencantuman hitung sisi bidang, luas dan nama sementara pada GU. Adapun kegiatan yang belum terlaksana hingga selesai penelitian sebanyak 9 ketentuan diantaranya berkaitan dengan GU, peta bidang tanah, inventarisasi data yuridis dan klarifikasi peta bidang tanah.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 204, "width": 161, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "2. Inventarisasi Kluster 4 (K4)", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 224, "width": 445, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Inventarisasi K4 di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dilaksanakan setelah kegiatan pengukuran selesai sehingga konfirmasi bidang tanah dan pemetaan bidang tanah terdaftar dilakukan diatas peta hasil pengukuran. Pemetaan K4 dilaksanakan dengan membawa daftar K4, buku tanah, surat ukur dan juga peta hasil pengukuran untuk kemudian dikonfirmasi kepada kepala dusun dan kepala seksi pemerintahan. Hasil inventarisasi K4 Desa Kebon sebagai salah satu desa peserta PTSL+PM terdapat dalam gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 494, "width": 220, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Gambar 4. Peta Inventarisasi K4 Desa Kebon", "type": "Caption" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 63, "width": 18, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "149", "type": "Page header" }, { "left": 191, "top": 81, "width": 188, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Sumber: Analisis Data Sekunder, 2019", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 120, "width": 448, "height": 281, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Ketentuan dalam Juknis PTSL+PM mengindikasikan inventarisasi K4 dalam dua tahapan yaitu pembaharuan data bidang tanah terdaftar yang merupakan hasil unduh aplikasi KKP (Komputerisasi Kantor Pertanahan) baik dengan kondisi terpetakan maupun belum terpetakan dan tahapan verifikasi letak, batas maupun pemilik bidang tanah terdaftar yang dilakukan oleh Puldatan saat dilapangan. Tahapan ini mengindikasikan bahwa kegiatan inventarisasi k4 dilakukan dengan memetakan bidang tanah terdaftar dalam rangka pembuatan peta kerja dan kemudian melakukan klarifikasi pada saat kegiatan pengukuran. Kegiatan inventarisasi K4 di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dilakukan oleh tim yang berbeda dengan petugas pengukuran menimbulkan permasalahan seperti pengurangan jumlah bidang tanah dikarenakan menurut peta pendaftaran tanah 1 bidang sudah bersertipikat namun menurut hasil ukur dan ketidaktahuan pemilik tanah, bidang tersebut di pecah menjadi 4 pada saat pengukuran karena dianggap belum bersertipikat oleh pemilik tanah. Selain permasalahan di atas, dalam pemetaan k4 juga ditemukan beberapa sertipikat yang memiliki bentuk yang berbeda dengan saat dilakukan pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 428, "width": 281, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "3. Partisipasi Masyarakat dan Kelembagaan Puldatan", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 448, "width": 446, "height": 242, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Partisipasi masyarakat di Kabupaten Ngawi dalam kegiatan PTSL+PM terlihat pada tahapan pemilihan lokasi, persiapan, penyuluhan, pengumpulan data fisik dan yuridis. Tahapan pemilihan lokasi ditunjukkan dengan inisiatif mengajukan menjadi peserta dilakukan oleh masyarakat dan perangkat desa dengan koordinasi masyarakat dan perangkat desa dalam menyiapkan data-data pendukung seperti daftar nominatif dan jumlah bidang tanah terdaftar serta jumlah bidang tanah potensi Kluster 1 (K1) 4 ; tahapan persiapan dengan mengadakan kegiatan pra sosialisasi terkait PTSL, pembentukan panitia desa dan anggaran pembiayaan PTSL+PM, tahapan penyuluhan ditunjukkan dengan kehadiran masyarakat peserta PTSL+PM, tahapan pengumpulan dafa fisik dengan gerakan tata batas, klarifikasi terkait pemecahan dan pemisahan bidang, penunjukan batas dan menghadiri serta menyaksikan kegiatan pengukuran serta pengumpulan data yuridis dengan aktif mengumpulkan berkas pendaftaran melalui posko kantor desa maupun melalui panitia desa.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 727, "width": 445, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "4 Menurut Permen ATR/Ka BPN No 6 Tahun 2018 Pasal 25 ayat 1 huruf a Kluster 1, yaitu bidang tanah yang data fisik dan data yuridisnya memenuhi syarat untuk diterbitkan Sertipikat Hak atas Tanah", "type": "Footnote" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "150 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 445, "height": 185, "page_number": 12, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Partisipasi masyarakat pada 2 desa yang menjadi peserta PTSL+PM memiliki perbedaan dalam hal pengusulan lokasi dimana mempengaruhi proses pelaksanaan PTSL+PM. Usulan lokasi yang berasal dari masyarakat di Desa Kebon membuktikan proses pendaftaran terlaksana dengan cepat karena masyarakat sangat antusias terhadap instruksi dari kantor pertanahan maupun perangkat desa. Berbeda dengan Desa Gerih dimana inisiatif usulan lokasi berasal dari perangkat desa, pelaksanaan proses pendaftaran tanah cenderung lebih lambat karena masyarakat kurang antusias. Tahapan tersebut antaralain tidak adanya gerakan massal pemasangan tanda batas, pengumpulan data yuridis yang lambat, kegiatan penunjukan batas yang banyak dilakukan oleh kepala dusun dikarenakan pemilik tanah tidak hadir dan patok belum terpasang.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 267, "width": 446, "height": 301, "page_number": 12, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Partisipasi masyarakat dalam PTSL+PM diatur dengan mekanisme kelembagaan Puldatan. Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi membentuk kelembagaan Puldatan sebagai wujud penyesuaian terhadap Juknis PTSL+PM, namun karena kegiatan perencanaan hingga pengukuran sudah dilaksanakan oleh panitia desa sebelum Juknis PTSL+PM terbit maka anggota Puldatan merupakan bagian dari panitia desa yang sudah lebih dulu terbentuk. Panitia desa dibentuk berdasarkan musyawarah perangkat desa, BUMD dan masyarakat desa. Panitia desa dipilih berdasarkan kriteria tertentu sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan program PTSL. Kriteria tersebut antara lain berusia antara 20 - 65 tahun, menguasai kondisi dusun maupun desa, bisa memanfaatkan Microsoft Excel maupun Microsoft Word , menguasai gadget dan orang yang dipandang cakap, disegani masyarakat atau tokoh masyarakat. Unsur yang terdapat di dalam kepanitiaan adalah sekretaris desa, kepala seksi pemerintahan dan bendahara yang bertindak sebagai pengurus, admin desa yang berfungsi pengumpulan, verifikasi dan menginput berkas pada aplikasi yuridis dan yang terakhir adalah kepala dusun yang berfungsi untuk mengkoordinir pemasangan tanda batas, memastikan pemilik tanah menghadiri kegiatan pengukuran dan pendampingan petugas ukur.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 576, "width": 445, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Adapun Puldatan dibentuk setelah terbit Juknis PTSL+PM melalui sosialisasi kepada perangkat desa dan panitia desa, kemudian dipilih anggota Puldatan berjumlah 10 orang dan kemudian diberi pelatihan dengan materi terkait interpretasi citra satelit dan pendelineasian bidang tanah serta metode pengukuran terrestris dan satelit. Perbedaan pembentukan panitia desa dan Puldatan pada dasarnya tersaji pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 692, "width": 315, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Tabel 1. Perbedaan Pembentukan Panitia Desa dengan Puldatan", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 712, "width": 412, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kriteria Panitia Desa Puldatan Dasar pembentukan SK Kepala Desa dan berita acara musyawarah SK Kepala kantor Pertanahan", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 63, "width": 446, "height": 420, "page_number": 13, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "151 Dasar melaksanakan Pekerjaan SK pembentukan dan arahan lisan ketua panitia Surat tugas panitia ajudikasi Jumlah anggota Sesuai kebutuhan desa 10 orang Unsur dalam tim 1. Pengurus 2. Admin 3. Kepala dusun -Kepala desa/perangkat desa -Babinsa/bhabinkamtibnas -Para surveyor -Tokoh masyarakat Pembagian sub-tim Dusun rt/rw/blok Kewenangan -Penyimpanan berkas selama pengumpulan -Penunjukan batas apabila pemilik berhalangan - Mediasi sengketa -Penunjukan batas apabila pemilik berhalangan -Tanda tangan PBT klarifikasi -Pembuatan gambar ukur -Mediasi sengketa Sumber pembiayaan Sesuai kesepakatan musyawarah desa DIPA Kantor Pertanahan Supervisi pekerjaan Satgas fisik dan satgas yuridis Satgas fisik dan satgas yuridis Proses pembentukan Hasil musyawarah berdasarkan kriteria seleksi dan pelatihan Kualifikasi Berdasarkan kecakapan terhadap pelaksanaan tugas Umur minimal 17 tahun, diutamakan mengenal desa PTSL+PM, dapat membaca dan menulis, Untuk para surveyor minimal tamat SMA, diutamakan dapat menggunakan gadget Sumber: Olah Data Primer, 2019", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 511, "width": 446, "height": 165, "page_number": 13, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pembentukan Puldatan setelah terbit Juknis PTSL+PM pada dasarnya adalah sebagai wujud ketaatan administrasi terhadap ketentuan yang diatur dalam Juknis tersebut. Adapun pelaksanaan tugas di lapangan tetap dikerjakan oleh panitia desa yang sudah terlebih dulu dibentuk. Mengesampingkan pembentukan kelembagaan dan pelaksanaan tugas sebelum atau sesudah terbit Juknis PTSL+PM, pada dasarnya tugas yang dijalankan oleh panitia desa lebih kompleks dibandingkan dengan tugas Puldatan yang diatur dalam Juknis tersebut. Perbandingan tugas tersebut dapat diamati dari tahapan persiapan, gerakan massal pemasangan tanda batas dan pengumpulan data fisik maupun data yuridis.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 684, "width": 445, "height": 69, "page_number": 13, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Tugas panitia desa pada tahapan persiapan dilakukan berdasarkan pembagian unsur didalamnya diantaranya admin desa yang memulai menyiapkan dan melengkapi daftar nominatif desa, menginput berkas pendaftaran yang sudah terkumpul. Kepala dusun yang mulai melakukan penyuluhan kepada masyarakat untuk mensertipikatkan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "152 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 446, "height": 166, "page_number": 14, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "tanahnya, berkoordinasi dengan pengurus terkait penyiapan alat bukti hak dan formulir pendaftaran PTSL, mengkoordinasi waktu untuk penataan batas bidang tanah, dan penyiapan patok batas serta pengurus panitia yang bertugas membuka loket pendaftaran PTSL serta pengumpulan berkas dan penyiapan alat bukti hak. Ketentuan tugas Puldatan yang diatur Juknis PTSL+PM pada tahapan ini diantaranya pengumpulan data yuridis dengan pengumpulan berkas pendaftaran serta verifikasi dan digitalisasi berkas yuridis. Adapun perbedaan tugas kelembagaan tersebut terdapat pada digitalisasi yang dilakukan panitia desa sebatas entry berkas ke aplikasi pemberkasan dan panitia desa tidak melakukan scan atau foto berkas yang sudah diverifikasi seperti dalam Juknis PTSL+PM.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 248, "width": 445, "height": 301, "page_number": 14, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kepala dusun selaku bagian fisik di kepanitiaan desa mempunyai tugas untuk mengkoordinir gerakan penataan batas 5 . Kepala dusun berfungsi memimpin kegiatan pemasangan patok batas, menyaksikan penunjukan dan kesepakatan batas antar pemilik bidang tanah dengan tetangga sebatas serta melakukan mediasi apabila terjadi sengketa batas. Kegiatan ini juga dimanfaatkan kepala dusun untuk memastikan tanah yang sudah bersertipikat dengan cara mengumpulkan fotokopi sertipikat dan juga mengumpulkan fotocopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) sebagai kelengkapan berkas. Kegiatan ini dilakukan sesuai instruksi SK kepanitiaan yang telah diterbitkan, juga merupakan amanat dari Juknis Pengukuran dan Pemetaan tahun 2018 dimana sebelum dilakukan pengukuran maka pemilik bidang tanah diwajibkan melakukan pemasangan patok tanda batas atas dorongan dan dukungan kepala kantor pertanahan dan instansi terkait melalui sebuah gerakan bersama pemasangan tanda batas bidang tanah. Adapun detail penjelasan tahapan ini serta tugas Puldatan terkait gerakan pemasangan tanda batas tidak diatur dalam Juknis PTSL+PM. Terkait dengan PTSL+PM seharusnya kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk inventarisasi, memetakan dan klarifikasi bidang tanah terdaftar yang belum maupun sudah terpetakan sebagai tahapan penyiapan peta kerja.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 557, "width": 446, "height": 127, "page_number": 14, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kegiatan pengumpulan data fisik yang dillaksanakan oleh panitia desa dengan mendampingi dalam kegiatan pengukuran, mengkoordinir masyarakat untuk menghadiri kegiatan pengukuran, menunjukkan batas bagi bidang tanah yang pemilik maupun tetangga berbatasan tidak dapat hadir serta mengklarifikasi letak bidang tanah terdaftar. Kegiatan pengumpulan data yuridis dilaksanakan dengan membuka posko pengumpulan berkas dan menjumpai warga dirumahnya untuk melengkapi berkas. Kegiatan pengumpulan data fisik maupun yuridis yang dilaksanakan panitia desa berbeda dengan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 713, "width": 445, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "5 Menurut hasil wawancara kepada Kepala Desa dan Observasi lapangan bahwa gerakan penataan batas merupakan gerakan serentak masyarakat untuk memasang patok batas bagi tanah yang belum terdaftar,mengklarifikasi ulang dengan mencari patok lama bagi bidang tanah yang sudah terdaftar yang dikoordinir oleh kepala dusun.", "type": "Footnote" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 63, "width": 446, "height": 145, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "153 kegiatan yang harusnya dilakukan Puldatan dalam Juknis PTSL+PM. Tugas Puldatan pada tahapan kegiatan pengumpulan data fisik Puldatan diantaranya pengukuran bidang tanah secara fotogrametris, membantu pembuatan GU, membantu inventarisasi dan klarifikasi tanah terdaftar. Sebagai bentuk penyesuaian terhadap Juknis PTSL+PM, Puldatan yang dibentuk oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi diberi tugas untuk melakukan pendelineasian batas bidang tanah pada peta kerja yang telah dibuat dengan cara menebalkan garis batas bidang tanah pada peta hasil pengukuran.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 216, "width": 446, "height": 146, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Terkait dengan kelembagaan Puldatan, peneliti membuat perbandingan antara ketentuan dalam Juknis PTSL+PM dengan pelaksanaan di desa peserta lokasi PTSL+PM yang di detailkan dalam matrik perbandingan. Hasil penelitian tersebut menghasilkan perbandingan bahwa dari 44 ketentuan yang diatur dalam Juknis PTSL+PM terdapat 15 ketentuan yang tidak terlaksana diantaranya terkait mekanisme pembentkan Puldatan dan tugas Puldatan, selain itu juga terdapat 3 ketentuan yang belum terlaksana berkaitan dengan tugas Puldatan dalam hal klarifikasi dan penandatanganan peta bidang tanah serta verifikasi data fisik dan data yuridis.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 390, "width": 200, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "4. Anggaran Pelaksanaan PTSL+PM", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 409, "width": 446, "height": 146, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Anggaran pelaksanaan PTSL+PM terbagi menjadi 2 yaitu anggaran pelaksanaan di desa peserta PTSL+PM yang merupakan hasil kesepakatan panitia dengan masyarakat serta anggaran kantor pertanahan yang dibayarkan kepada Puldatan. Surat Keputusan Bersama Menteri ATR/BPN, Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (SKB 3 Menteri) Nomor 25/SKB/2017; 590 — 3167A tahun 2017; dan 34 tahun 2017 tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis yang diterbitkan oleh pemerintah pada dasarnya bertujuan sebagai wujud perlindungan hukum terkait pembiayaan PTSL. Bagian kesembilan SKB 3 Menteri yang berbunyi", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 564, "width": 417, "height": 88, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "“ Dalam hal biaya persiapan Pendaftaran Tanah Sistema tis tidak dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) sebagaimana yang dimaksud dalam diktum ketiga, Menteri Dalam Negeri memerintahkan Bupati/Walikota untuk membuat peraturan Bupati/Walikota bahwa biaya tersebut dibebankan pada masyarakat” .", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 660, "width": 445, "height": 88, "page_number": 15, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Terkait hal tersebut Bupati Kabupaten Ngawi tidak menindaklanjuti tambahan biaya persiapan PTSL dengan peraturan bupati, sehingga terdapat perbedaan pelaksanaan di desa peserta PTSL+PM. Desa Kebon menindaklanjuti penambahan biaya tersebut dengan berita acara musyawaran penambahan biaya yang dikenakan pada tanah pertanian yang luasnya diatas 1.750 m2 dikenakan tambahan sebesar Rp50.000,- sedangkan di Desa Gerih", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "154 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 445, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "untuk biaya pelaksanaan sesuai dengan kekentuan SKB 3 Menteri tanpa ada penambahan biaya.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 113, "width": 445, "height": 146, "page_number": 16, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pelaksanaan anggaran Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi merujuk pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2019 Nomor SP DIPA-056.01.2.430411/2019 tanggal 5 Desember tahun 2018. Struktur anggaran PTSL+PM juga sudah mengakomodasi pola keterlibatan masyarakat dengan skema sebagaimana tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.02/2018 tentang Standar Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2019 dimana struktur anggaran terbagi menjadi 2 keluaran ( output ) yaitu output Peta Bidang Tanah (PBT) dan output Sertipikat Hak Atas Tanah (SHAT). Detail anggaran PTSL + PM terdapat pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 287, "width": 331, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Tabel 2. Anggaran PTSL+PM Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 307, "width": 377, "height": 448, "page_number": 16, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kategori Anggaran (Rp) PBT Kategori V (ASN+PM) bahan 7.000.000 Biaya Puldatan 580.000.000 ATK Puldatan dan Partisipatif 30.400.000 Honor dan Transport Narasumber 57.400.000 Penyuluhan Bahan 81.000 Biaya Penyuluhan 46.400 ATK 19.000 Bersambung... Kategori Anggaran (Rp) Pengukuran dan Pemetaan Pencetakan Peta Kerja 2.000.000 Biaya Pengukuran 888.000.000 ATK 144.000.000 SHAT(PM+ASN) Pengumpulan Data Biaya Pengumpulan Data 93.670.000 ATK 19.000.000 Pemeriksaan tanah Bahan 13.300.000", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 63, "width": 411, "height": 169, "page_number": 17, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "155 Honor Pengolah data/Sidang panitia A 266.000.000 Biaya Pemeriksaan Tanah 330.600.000 Barang Persediaan/ATK 53.200.000 Penerbitan SK Hak/Data Fisik dan Yuridis Barang Persediaan 19.000.000 Pelaporan Barang Persediaan 19.000.000 ATK 144.000.000", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 241, "width": 229, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Sumber: Kantor Pertanahan Kab. Ngawi, 2019", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 279, "width": 445, "height": 31, "page_number": 17, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Penyesuaian Evidence kegiatan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dalam rangka pertanggungjawaban keuangan dan kegiatan terdapat pada tabel 3 sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 318, "width": 445, "height": 425, "page_number": 17, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Tabel 3. Output Pertanggungjawaban Kegiatan PTSL+PM No Tahapan Output/Keluaran Keterangan 1 Persiapan dan Perencanaan Kegiatan SK Penetapan Lokasi Ada SK Tim Ajudikasi Ada Daftar Bidang Tanah K4 Ada Update Bidang Tanah K4 Belum disesuaikan BA Penyuluhan Ada SK Puldatan,ST Puldatan Ada Daftar Hadir Training Ada Peta Kerja Per blok Ada Bersambung... No Tahapan Output/Keluaran Keterangan 2 Pengumpulan data Pertanahan Perta Kerja Terdeliniasi, NUB,GU Ada Dokumen Yuridis Bidang Tanah, NUB, Rekapitulasi Bidang Tanah kegiatan PTSL+PM Belum disesuaikan 3 Kendali Mutu NIB Belum disesuaikan 4 Pencetakan Peta Bidang Tanah PBT (dalam rangka klarifikasi) Belum disesuaikan 5 Klarifikasi data Fisik PBT (dalam rangka pengumuman) Belum disesuaikan", "type": "Table" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "156 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Section header" }, { "left": 89, "top": 75, "width": 71, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Bidang Tanah", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 95, "width": 172, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Sumber: Olah Data Sekunder, 2019", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 129, "width": 445, "height": 30, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Terkait dengan output kegiatan yang belum disesuaikan adalah dikarenakan hingga penelitian selesai, output tersebut belum dibuat.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 187, "width": 128, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "C. Evaluasi PTSL+PM", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 206, "width": 445, "height": 88, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Berdasarkan perbandingan pelaksanaan dengan Juknis PTSL+PM yang mengaturnya, penulis melakukan evaluasi aspek-aspek yang harus terpenuhi dalam pelaksanaan Juknis tersebut dan apa yang menjadi kendala dalam pelaksanaannya. Evalusi terhadap pelaksanaan Juknis tersebut meliputi: karakteristik masyarakat, infrastruktur dan anggaran PTSL+PM, output kegiatan dan Juknis PTSL+PM.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 315, "width": 160, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "1. Karakteristik Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 334, "width": 446, "height": 339, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pada pelaksanaan PTSL+PM di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi, desa yang menjadi peserta PTSL+PM mempunyai level dan tipe partisipasi masyarakat yang berbeda dan berpengaruh dalam pelaksanaan PTSL+PM. Dalam 6 kategori bentuk dan tipe partisipasi masyarakat menurut (Syahyuti 2006), Desa Kebon dapat dimasukkan kedalam bentuk partisipasi collaboration di mana memiliki tipe partisipasi masyarakat lokal bekerjasama dengan pihak luar dalam menentukan prioritas dan pihak luar bertanggungjawab langsung pada proses. Penerapan pada program PTSL+PM ditunjukkan dengan adanya keinginan masyarakat lokal untuk mensertipikatkan tanahnya yang kemudian diusulkan kepada perangkat desa dan Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi untuk ditindaklanjuti, dalam pelaksanaannya tahapan yang diinstruksikan kepada masyarakat mendapat dukungan penuh sehingga dalam prosesnya berjalan lancar. Kesesuaian juga ditunjukkan dengan perbandingan lahan pertanian yang lebih luas dibandingkan dengan non pertanian/pemukiman, namun secara kondisi perekonomian, kemiskinan di Desa Kebon masih tergolong tinggi sehingga kebutuhan akan setipikat tinggi. Hal berbeda ditunjukkan di Desa Gerih dimana area pertanian lebih sedikit dibandingkan dengan area nonpertanian, meskipun mayoritas masyarakat sebagai petani namun keinginan untuk mensertipikatkan tanah masih tergolong rendah dikarenakan perekonomian berkecukupan.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 681, "width": 445, "height": 50, "page_number": 18, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Berdasarkan kondisi lokasi penetapan lokasi yang disyaratkan pada Juknis PTSL+PM, peneliti beranggapan bahwa Juknis PTSL+PM hanya dapat diterapkan pada daerah tertentu yang masih terdapat karakteristik masyarakat pedesaan dan tidak akan", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 63, "width": 446, "height": 49, "page_number": 19, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "157 dapat berjalan lancar apabila diterapkan pada daerah-daerah yang memiliki karakteristik perkotaan.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 132, "width": 225, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "2. Infrastruktur dan Anggaran PTSL+PM", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 151, "width": 446, "height": 146, "page_number": 19, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Juknis PTSL+PM menuntut adanya fasilitas infrastruktur yang lengkap meliputi penyediaan peta kerja, kualitas sumber daya manusia dan peralatan ukur yang sesuai. Berdasarkan kondisi infrastruktur yang dimiliki Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dan target yang dibebankan, untuk melakukan metode pengukuran secara fotogrametris oleh Puldatan sulit terpenuhi. Metode pengukuran fotogrametris mensyaratkan tersedianya peta CSRT/UAV/Drone yang sudah terkoreksi dan update karena perubahan kondisi fisik lapangan cepat berubah sehingga metode tersebut sulit dilakukan apabila kualitas peta kerja dengan tahun pembuatan maupun perekaman pada tahun lama.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 306, "width": 446, "height": 242, "page_number": 19, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Target pengukuran yang mencapai 65.000 bidang dan harus diselesaikan pada bulan April berdasarkan instruksi Kanwil ATR/BPN Provinsi Jawa Timur, maka metode pengukuran fotogrametris oleh Puldatan akan menjadi kendala tersendiri karena dalam pemilihan para surveyor harus memperhatikan kriteria tertentu, kemudian harus melakukan pelatihan dan hasilnya belum tentu sesuai dengan standar pengukuran yang diharapkan. Oleh karena itu kebijakan kantor pertanahan lebih mengutamakan pengukuran oleh ASN dan SKB yang sudah terlatih untuk melakukan pengukuran demi memenuhi target penyelesaian pengukuran dimana sesuai dengan Juknis pengukuran tahun 2018 yang mengungkapkan bahwa petugas pelaksana kegiatan pengukuran dan pemetaan bidang tanah dalam rangka pengumpulan data fisik dilaksanakan oleh satgas fisik berupa: petugas ukur Kementerian ATR/BPN (ASN); SKB atau; KJSKB atau; perusahaan (Badan Hukum Perseroan) di bidang industri survei, pemetaan dan informasi geospasial.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 557, "width": 446, "height": 184, "page_number": 19, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pelaksanaan anggaran di desa lokasi peserta PTSL+PM akan mendapat perlindungan hukum apabila anggaran yang di bayarkan masyarakat peserta PTSL+PM tersebut dituangkan dalam sebuah peraturan. Secara hierarki, apabila biaya persiapan pelaksanaan PTSL yang diatur dalam SKB 3 menteri dirasa kurang, maka perlu ditindaklanjuti terlebih dahulu dengan penerbitan peraturan bupati agar terjadi keseragaman desa peserta PTSL dalam menentukan biaya persiapan pelaksanaan PTSL dan apabila masih dirasa kurang dapat diikuti dengan penerbitan peraturan desa. Pelaksanaan di Kabupaten Ngawi, Peraturan Bupati tersebut tidak ada dan masing- masing desa mempunyai kebijakan masing-masing dalam penerapan anggaran sehingga pada pelaksanaan anggaran tersebut masih rawan pungutan liar dan ancaman UU No. 20", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "158 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 74, "width": 445, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "tahun 2001 tentang perubahan atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 125, "width": 169, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "3. Output Kegiatan PTSL+PM", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 145, "width": 446, "height": 319, "page_number": 20, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Output Kegiatan PTSL+PM yang dapat dievaluasi adalah terkait peta kerja dan GU. Juknis PTSL+PM mengatur peta kerja hasil kegiatan PTSL+PM berupa pemetaan yang dilakukan oleh Puldatan hasil delineasi bidang tanah diatas citra satelit/UAV/foto udara yang telah diklarifikasi bersama masyarakat dan hasil delineasi tersebut telah melalui kendali mutu satgas fisik untuk kemudian peta kerja tersebut sebagai lampiran GU. Pelaksanaan di kantor pertanahan peta kerja yang dihasilkan adalah peta kerja hasil delineasi Puldatan pada bidang tanah yang sudah diukur diatas citra quickbird dan belum dijadikan lampiran GU karena hingga penelitian selesai, pembuatan GU belum selesai dan belum melalui kendali mutu. Secara hasil output tersebut sudah sesuai dengan Juknis karena hasil delineasi dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan hasil pengukuran petugas ukur, namun secara kaidah pelaksanaan tidak sesuai karena Puldatan mendelineasi berdasarkan garis batas bidang tanah yang sudah terukur secara kadastral bukan diatas peta kerja dan berdasarkan partisipasi masyarakat sehingga salah satu tujuan untuk memberi pengetahuan dan keterampilan pada Puldatan tidak tersampaikan. Peneliti berasumsi bahwa jika yang diutamakan dalam kegiatan ini hanya output maka untuk pelaksanaan kegiatan PTSL+PM di tahun berikutnya berpotensi akan dilaksanakan dengan mekanisme yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 485, "width": 162, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "4. Petunjuk Teknis PTSL+PM", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 504, "width": 445, "height": 243, "page_number": 20, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Evaluasi Juknis PTSL+PM dapat dilaksanakan setelah program tersebut selesai dalam satu tahun anggaran untuk mendapatkan gambaran lengkap pelaksanaan PTSL+PM. Penelitian ini mengevaluasi Juknis PTSL+PM berdasarkan tahapan PTSL+PM yang sudah terlaksana di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dan studi dokumen terkait. Pelaksanaan Juknis PTSL+PM berpotensi menjadi penghambat kegiatan PTSL terutama dari segi target waktu. Potensi yang akan menjadi penghambat adalah terkait mekanisme pembentukan Puldatan, kewajiban Puldatan, dan metode pengukuran fotogrametris. Penyiapan peta kerja dapat dilakukan dengan membuat sketsa mengacu pada peta blok atau peta persil yang dimiliki desa karena lebih familiar bagi perangkat dan masyarakat desa sehingga dapat mempercepat waktu untuk kemudian dapat di delineasi pada softcopy peta blok dan peta persil diatas citra satelit. Hal tersebut dapat dihasilkan output yang sama tanpa harus melakukan seleksi dan pelatihan Puldatan di mana akan membutuhkan waktu lebih lama.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 63, "width": 18, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "159", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 81, "width": 446, "height": 146, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pengukuran secara fotogrametris dapat dilakukan dengan bantuan ASN maupun tenaga terlatih yang sudah ada seperti bekerjasama dengan perguruan tinggi maupun pihak swasta yang mempunyai lisensi pengukuran fotogrametris dan penyediaan infrastruktur yang lengkap. Hal tersebut juga dapat mengefisienkan dari segi waktu pelaksanaan karena tidak perlu melakukan pelatihan. Setelah melihat pelaksanaan PTSL+PM di Kabupaten Ngawi, peneliti berkesimpulan bahwa ketentuan Juknis PTSL+PM terkait pembentukan dan tugas kelembagaan Puldatan serta terkait metode fotogrametris perlu ditinjau ulang.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 255, "width": 75, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "D. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 274, "width": 93, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "1. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 293, "width": 445, "height": 204, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Adapun dari penelitian yang dilakukan di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi, peneliti mengambil kesimpulan bahwa pelaksanaan PTSL+PM di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi dilaksanakan secara berbeda dari segi alur pelaksanaan, penetapan lokasi, peta kerja, metode pengukuran dan kelembagaan. Alur kegiatan dilaksanakan dengan pelaksanaan kegiatan pemilihan lokasi, dan pengukuran dilaksanakan pada tahun 2018 dan administrasi disesuaikan ketika tahun anggaran berjalan. Hasil perbandingan kegiatan yang tidak dilaksanakan oleh Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi adalah kegiatan pengukuran secara fotogrametris oleh Puldatan. Hal tersebut dikarenakan kegiatan pengukuran sudah selesai dilaksanakan sebelum terbitnya Juknis sehingga hal yang berkaitan dengan Juknis bersifat penyesuaian terhadap pertanggungjawaban kegiatan.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 506, "width": 446, "height": 69, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Terkait dengan evaluasi Juknis PTSL+PM perlu ditinjau ulang terkait dengan pembentukan Puldatan, tugas Puldatan dan metode pengukuran fotogrametris karena harus mempertimbangkan karakteristik masyarakat, infrastruktur pertanahan, target program pemerintah dan kewenangan pelaksana.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 583, "width": 61, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 602, "width": 445, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Saran yang diajukan peneliti setelah mengkaji pelaksanaan PTSL+PM di Kantor Pertanahan Kabupaten Ngawi antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 641, "width": 446, "height": 69, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "a. Terkait pelaksanaan PTSL+PM, dikarenakan terdapat beberapa persiapan yang berbeda dengan PTSL maka diperlukan persiapan dari tahun sebelum tahun anggaran berjalan, dimana persiapan tersebut meliputi pemetaan partisipatif K4, peta kerja, seleksi dan pelatihan Puldatan.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 718, "width": 446, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "b. Pelaksanaan metode pengukuran fotogrametris dapat dilakukan dengan cara merekrut ahli ukur/ surveyor yang kompeten di bidang fotogrametris, dukungan", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 46, "width": 317, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "160 Damar Jati Nurcahyo, Eko Budi Wahyono, Dian Aries Mujiburrohman", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 74, "width": 417, "height": 50, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kementerian ATR/BPN dalam hal penyiapan peta kerja, pendampingan oleh Puldatan dan penyuluhan kepada masyarakat terkait metode tersebut sehingga tercipta kondisi untuk dilaksanakan pengukuran dengan metode tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 132, "width": 446, "height": 108, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "c. Meninjau ulang dan mengubah mekanisme pembentukan Puldatan, tugas Puldatan dan pengukuran secara fotogrametris agar menyesuaikan dan selaras dengan mekanisme pembentukan dan tugas panitia desa serta mempertimbangkan kembali pengukuran secara fotogrametris agar Juknis ini dapat mengubah potensi menghambat penyelesaian program menjadi mempercepat penyelesaian target pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 287, "width": 108, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 325, "width": 445, "height": 69, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Abdullah, R 2017, ‘ Gerakan nasional pendaftaran tanah melalui pelibatan multipihak (Penta Helix), Prosiding Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Pertanahan di Indonesia , Puslitbang Kementerian ATR/BPN, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 402, "width": 446, "height": 69, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Aisyiah, N, Syaifullah, A & Suyudi, B 2015, ‘ Pemetaan partisipatoris (studi kasus Kecamatan Penawang Kabupaten Grobogan) ’ , Prosiding FIT ISI Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Melalui Pengelolaan Administrasi Pertanahan yang Baik , Ikatan Surveyor Indonesia, Malang", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 480, "width": 446, "height": 49, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Istiningdyah, R 2017, ‘ Evaluasi pelaksanaan pendaftaran tanah sistematis lengkap (PTSL) ’ , Prosiding Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Dalam Rangka Modernisasi Administrasi Pertanahan di Indonesia, Puslitbang Kementerian ATR/BPN, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 538, "width": 446, "height": 49, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Kariyono 2018, ‘ Evaluasi Kualitas Data Spasial Peta Informasi Bidang Tanah Desa/ Kelurahan Lengkap Hasil Pemetaan Partisipatif ’ , Tesis Program Magister Teknik Geomatika Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 595, "width": 445, "height": 50, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Marryanti, S & Yudha, P 2018, ‘ Optimalisasi faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pendaftaran tanah sistematis lengkap ’ , Jurnal Bhumi , Vol.4 No.2, hlm.204, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 653, "width": 384, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Moleong, L 2010, Metodologi penelitian kualitatif , Remaja Rosdakarya, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 673, "width": 446, "height": 69, "page_number": 22, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Nadjib, A 2018, ‘ Tenaga ukur kurang, ribuan tanah di DIY belum terdaftar ’ , Sindonews , web diposting tanggal 24 Oktober 2018, dilihat pada 10 Maret 2019, https://daerah.sindonews.com/read/1348931/189/tenaga-ukur-kurang-ribuan- tanah-di-diy-belum-terdata-1540383818", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 46, "width": 429, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Partisipasi Masyarakat (PTSL+PM) di Kabupaten Ngawi", "type": "Text" }, { "left": 490, "top": 63, "width": 18, "height": 10, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "161", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 81, "width": 446, "height": 69, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Ratmono 2017, ‘ Pelibatan masyarakat dan stakeholder terkait dalam percepatan pelaksanaan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) ’ , Prosiding seminar nasional percepatan pendaftaran tanah di Indonesia: Tantangan pelaksanaan PTSL dan respon solusinya, Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional (STPN), Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 158, "width": 446, "height": 69, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Saputro, K 2018, ‘ Partisipasi masyarakat terhadap Program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (Studi di Desa Sawahan Kecamatan Ponjong dan Desa Karangmojo Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul) ’ , Skripsi Jurusan Manajemen Pertanahan, Sekolah Tingggi Pertanahan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 236, "width": 445, "height": 30, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Syahyuti 2006, 30 konsep penting dalam pembangunan pedesaan dan pertanian . Jakarta, Bina Rena Pariwara. hlm 30.", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 293, "width": 166, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Peraturan Perundang-Undangan", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 313, "width": 445, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 69/PMK.02/2018 tentang Standar", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 332, "width": 188, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Biaya Keluaran Tahun Anggaran 2019", "type": "List item" }, { "left": 62, "top": 351, "width": 445, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 6", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 371, "width": 297, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Tahun 2018 tentang Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 390, "width": 446, "height": 107, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Keputusan Bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,Menteri Dalam Negeri, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 25/SKB/V/2017,Nomor 590-3167A Tahun 2017, Nomor: 34 Tahun 2017 tentang Pembiayaan Persiapan Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Petunjuk Teknis Nomor 01/Juknis-300.01.01/II/2019 tentang Petunjuk Teknis Pengukuran dan Pemetaan Bidang Tanah Sistematis Lengkap", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 506, "width": 445, "height": 30, "page_number": 23, "page_width": 567, "page_height": 808, "text": "Petunjuk Teknis Nomor 002/JUKNIS-300.UK.01.01/II/2019 tentang Petunjuk Teknis Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap Berbasis Masyarakat (PTSL+PM)", "type": "Text" } ]
92bb048e-f46e-35fe-140b-7d2bc27fa770
https://ejurnal.bppt.go.id/index.php/Alami/article/download/4558/3929
[ { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 793, "width": 208, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 793, "width": 17, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 73, "width": 377, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMULASI PENEMPATAN RORAK SEBAGAI BENTUK PENGOPTIMALAN KONSERVASI AIR", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 119, "width": 388, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMULATION OF TRENCHES PLACEMENT AS A MEAN OF WATER CONSERVATION OPTIMIZATION", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 163, "width": 415, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo Perekayasa pada Pusat Teknologi Reduksi Risiko Bencana (PTRRB) - BPPT. Gedung 820 Lantai 1, Komplek Perkantoran PUSPIPTEK, Tangerang Selatan, Banten 15314. e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 223, "width": 66, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 237, "width": 413, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trenching is a form of soil and water conservation engineering that is commonly used and is known to be effective in controlling runoff and increasing water content in the root zone of plants. There are various configurations of trench placement in the field and this study aims to simulate the placement of trench by comparing the three trench configurations to find out which configuration is most effective in capturing surface runoff. The simulation is carried out by calculating the catchment capacity of surface runoff under different rainfall intensity conditions and runoff coefficients in the three trench configurations that have different catchment areas. From the calculation, it is known that configuration 3 in optimal conditions has a comparative advantage of 41.67% - 68.80% (compared to configuration 1) and 27.78% - 52.83% (compared to configuration 2). Meanwhile, configuration 2 has a comparative advantage of 13.89% - 16.06% when compared to configuration 1. From the calculation it is also known that there are conditions where the three configurations will produce a uniform value so that there will be no comparative advantage between the three configurations. This condition is generally above the rain intensity of 50 mm per hour and the runoff coefficient is above 0.45.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 421, "width": 413, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : trench configuration, soil and water conservation, rainwater harvesting, runoff reduction, water conservation optimization.", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 457, "width": 58, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 472, "width": 413, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan rorak atau parit buntu merupakan salah satu bentuk konservasi tanah dan air yang umum digunakan dan diketahui efektif dalam mengendalikan limpasan permukaan dan meningkatkan kadar air di zona perakaran tanaman. Terdapat beragam konfigurasi penempatan rorak di lapangan dan kajian ini bertujuan untuk melakukan simulasi penempatan rorak dengan membandingkan tiga konfigurasi rorak untuk mengetahui konfigurasi yang paling efektif dalam menangkap limpasan permukaan. Simulasi dilakukan dengan melakukan perhitungan kapasitas penangkapan limpasan permukaan pada kondisi intensitas curah hujan dan koefisien limpasan permukaan yang berbeda pada ketiga konfigurasi rorak yang memiliki luas area tangkapan yang berbeda. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa konfigurasi 3 pada kondisi optimal memiliki keunggulan komparatif 41,67% - 68,80% (terhadap konfigurasi 1) dan 27,78% - 52,83% (terhadap konfigurasi 2). Sementara itu konfigurasi 2 memiliki keunggulan komparatif sebesar 13,89% - 16,06% bila dibandingkan dengan konfigurasi 1. Dari perhitungan juga diketahui bahwa terdapat kondisi dimana ketiga konfigurasi akan menghasilkan nilai yang seragam sehingga tidak ada keunggulan komparatif diantara ketiga konfigurasi tersebut. Kondisi ini umumnya berada di atas intensitas hujan 50 mm/jam dan koefisien limpasan permukaan di atas 0,45.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 667, "width": 412, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: konfigurasi rorak, konservasi tanah dan air, pemanenan air hujan, pengurangan limpasan permukaan, pengoptimalan konservasi air.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 93, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.1 Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 449, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi pemanenan air hujan menurut Brown et al. (2005) adalah proses menangkap, mengalihkan dan menyimpan air hujan untuk keperluan lain seperti irigasi halaman, konsumsi domestik, pengisian akuifer maupun untuk pengurangan limpasan", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 794, "width": 17, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 318, "top": 794, "width": 208, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 77, "width": 205, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "permukaan. Untuk kawasan perkotaan, bentuk pemanenan air yang paling umum digunakan adalah sumur resapan. Namun sistem penampungan menggunakan drum, gentong ataupun tanki air dapat menjadi alternatif untuk lahan di kawasan perkotaan yang memiliki luas terbatas (Raharjo, 2019). Pengertian konservasi tanah dan air", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 204, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 204, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 adalah upaya perlindungan, pemulihan, peningkatan dan pemeliharaan fungsi tanah pada lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 205, "height": 209, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lahan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari (Republik Indonesia, 2014). Dalam Undang-Undang tersebut, yakni dalam pasal 3, disebutkan bahwa tujuan dari penyelenggaraan konservasi tanah dan air adalah untuk melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan yang jatuh, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah dan mencegah terjadinya konsentrasi limpasan permukaan. Lebih lanjut, dalam pasal 13 ayat 2 dicantumkan bahwa konservasi tanah dan air diselenggarakan dengan metode vegetatif, agronomi, sipil teknis (pembuatan bangunan konservasi tanah dan air), manajemen dan metode lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 205, "height": 336, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu bentuk bangunan konservasi tanah dan air yang umum digunakan di luar kawasan urban adalah rorak atau parit buntu. Teknik pemanenan air hujan menggunakan saluran peresapan dan rorak diketahui efektif dalam mengendalikan limpasan permukaan dan meningkatkan kadar air di zona perakaran tanaman (Surdianto, 2012). Rorak juga mampu mengurangi limpasan permukaan sebesar 88% (Noeralam et al. , 2003) maupun hingga 94% apabila dikombinasikan dengan mulsa vertikal (Noeralam, 2002) bila dibandingkan dengan lahan terbuka tanpa perlakuan. Dari penelusuran literatur diketahui terdapat berbagai macam dimensi rorak yang menunjukkan tidak adanya pedoman pasti di lapangan. Sebagai contoh ada rorak yang berukuran 4-5 meter x 0,5 meter dengan kedalaman 60 cm (Arsyad, 2010). Ada pula yang berukuran 2 x 0,4 meter dengan kedalaman 40 cm (Noeralam et al. , 2003). Hipotesis awal yang melatarbelakangi kajian ini adalah adanya perbedaan tingkat penangkapan air pada konfigurasi rorak yang berbeda meskipun memiliki jumlah rorak yang sama dan menempati unit lahan dengan luas", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 77, "width": 205, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang sama, seperti disajikan pada Gambar 1. Arah kelerengan pada gambar tersebut adalah dari puncak atas gambar menuju ke dasar bawah gambar.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 697, "width": 183, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Tiga Konfigurasi Rorak yang Berbeda pada Unit Luasan yang Sama. Rorak, Disimbolkan dengan Kotak Hitam, Memiliki Luas 1 x 0,6 meter dengan Kedalaman 0,5 meter (Luas 0,6 m 2 dan Volume 0,3 m 3 )", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 793, "width": 208, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 793, "width": 17, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 205, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimensi rorak pada Gambar 1 mengacu pada penelitian Fachruddin et al. (2015) namun dengan perubahan pada lebar dan kedalaman rorak. Pada Gambar 2 disajikan ilustrasi area tangkapan pada ketiga konfigurasi rorak (warna hijau), dimana area penangkapan konfigurasi 1 nampak lebih kecil dari", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 154, "width": 48, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konfigurasi", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 154, "width": 8, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 204, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan area penangkapan konfigurasi 2 nampak lebih kecil dari konfigurasi 3.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 188, "width": 205, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian ini dimaksudkan mensimulasikan kondisi intensitas curah hujan (CH) tertentu pada lahan dengan nilai koefisien limpasan permukaan", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 223, "width": 14, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(C)", "type": "Table" }, { "left": 164, "top": 223, "width": 70, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tertentu pada", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 223, "width": 205, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ketiga konfigurasi rorak yang dikaji untuk melihat seberapa jauh perbedaan antara ketiga konfigurasi", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 257, "width": 118, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rorak tersebut. Kajian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 204, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini diharapkan mampu", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 269, "width": 204, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadi semacam panduan", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 280, "width": 106, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kasar di lapangan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 204, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam mengoptimalkan konservasi tanah dan air.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 104, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1.2. Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 338, "width": 98, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan kajian ini", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 204, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah untuk melakukan simulasi penempatan rorak pada kondisi curah hujan dan koefisien limpasan permukaan", "type": "Table" }, { "left": 136, "top": 372, "width": 37, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 372, "width": 22, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Table" }, { "left": 224, "top": 372, "width": 26, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kajian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 372, "width": 204, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ini diharapkan dapat menjadi panduan awal dalam pengoptimalan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 395, "width": 204, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "konservasi air dan tanah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 152, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 54, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1. Bahan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 205, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek utama yang menjadi bahan dalam kajian ini adalah ketiga konfigurasi rorak yang berbeda yang akan menjadi objek simulasi perhitungan. Alat yang dibutuhkan dalam kajian ini adalah seperangkat komputer yang mampu melakukan komputasi numerik dan memiliki akses internet.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 568, "width": 59, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2. Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 205, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Kajian ini dilakukan dari bulan Januari hingga Maret 2020. Kaidah yang digunakan adalah kaidah desktop study .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 157, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2.2. Metode Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 205, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kajian ini tidak ada data yang dikumpulkan sebagai dasar simulasi konfigurasi rorak. Nilai intensitas curah hujan dan koefisien limpasan permukaan (C) yang digunakan merupakan nilai yang dipilih secara bebas dan tidak mencerminkan kondisi spesifik di suatu wilayah, namun sengaja dipilih berjenjang dengan interval seragam.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 663, "width": 196, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Warna Hijau Menunjukkan Area yang Ditangkap oleh Rorak, Warna Merah Menunjukkan Area yang Tidak Ditangkap oleh Rorak dan Warna Kuning Menunjukkan", "type": "Table" }, { "left": 318, "top": 709, "width": 199, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Area yang Akan Ditangkap oleh Rorak Apabila Unit Lahan Diperluas atau Diperpanjang ke Arah Bawah Mengikuti Arah Lereng.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 17, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 794, "width": 207, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 77, "width": 430, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Jumlah Rorak dan Persentase Area yang Ditangkap oleh Rorak pada Ketiga Konfigurasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 442, "height": 326, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik Konfigurasi 1 Konfigurasi 2 Konfigurasi 3 Jumlah rorak total per 33,6 x 36 meter (referensi) 36 36 36 Luas permukaan rorak total per unit referensi (m 2 ) 21,6 21,6 21,6 Persentase (%) (1,79) (1,79) (1,79) Luas area yang ditangkap oleh rorak per ref (m 2 ) 201,6 369,6 705,6 Persentase (%) (16,67) (30,56) (58,33) Luas area tidak tertangkap oleh rorak per ref (m 2 ) 1.008 840 504 Persentase (%) (83,33) (69,44) (41.67) Rata-rata area yang ditangkap per rorak (m 2 ) 5,60 10,27 19,60 Jumlah rorak total per 1 Ha 306 306 300 Luas permukaan rorak total per Ha (m 2 ) 183,6 183,6 180 Persentase (%) (1,82) (1,82) (1,79) Luas area yang ditangkap oleh rorak per Ha (m 2 ) 1.713,6 3.332 8.657,6 Persentase (%) (17,00) (33,06) (85,89) Luas area tidak tertangkap oleh rorak per Ha (m 2 ) 8.366,4 6.748 1.422,4 Persentase (%) (83,00) (66,94) (14,11) Rata-rata area yang ditangkap per rorak (m 2 ) 5,60 10,89 28,86 Sumber: Hasil Perhitungan (2020) 2.2.3. Metode Analisis Data Langkah-langkah analisis data yang dilakukan untuk bagian pertama meliputi:", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 428, "width": 197, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Menghitung debit rancangan total menggunakan rumus metode Rasional sebagai berikut (Chow et al. , 1988):", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 504, "width": 59, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimana: = Debit", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 520, "width": 149, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "puncak (m 3 /detik) untuk periode ulang T tahun;", "type": "List item" }, { "left": 110, "top": 548, "width": 169, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Koefisien limpasan permukaan", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 166, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( run off ), yang dipengaruhi kondisi tata guna lahan pada daerah tangkapan air (DAS). Nilai C yang digunakan adalah 0,1 hingga 0,95; = Intensitas hujan rata-rata (mm/jam) untuk waktu konsentrasi (tc) dan kala ulang T tahun. Nilai I yang digunakan adalah 10 - 120 mm/jam; dan", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 683, "width": 170, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Luas daerah tangkapan air/DAS (Ha). Luas area yang digunakan adalah unit referensi (33,6 x 36 m, atau 0,1210 Ha) ataupun luas", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 393, "width": 391, "height": 361, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 hektar, seperti yang disajikan oleh Tabel 1  Menghitung persentase pengurangan limpasan permukaan dengan mengurangi nilai debit rencana total dengan total kapasitas penampungan rorak untuk unit referensi maupun untuk luasan 1 hektar. %Tertangkap = ( tangkapan / ) *100", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 519, "width": 183, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tangkapan didapatkan dengan menggunakan luas area yang ditangkap oleh rorak per unit referensi atau per satuan hektar (Tabel 1, baris 4 & 12).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 571, "width": 196, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Menghitung nilai koreksi terhadap persentase pengurangan limpasan permukaan dengan menggunakan persamaan: Koreksi = (Kapasitas rorak total / tangkapan)/3600", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 668, "width": 183, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kapasitas rorak total di sini adalah hasil perkalian antara jumlah total rorak dengan kapasitas per rorak dalam m 3 . Jika nilai koreksi ≥ 1, maka %Tertangkap cukup dikalikan dengan 1. Namun jika nilai koreksi < 1, maka %Tertangkap harus dikalikan nilai tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 207, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 793, "width": 17, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 74, "width": 197, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Melakukan tabulasi hasil perhitungan dalam bentuk tabel.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 108, "width": 150, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 448, "height": 153, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Hasil 3.1.1. Persentase Pengurangan Limpasan Permukaan untuk Ketiga Konfigurasi Hasil perhitungan persentase pengurangan limpasan permukaan pada intensitas CH dan nilai koefisien C tertentu untuk setiap ketiga konfigurasi disajikan pada Tabel 2 hingga Tabel 4. Warna jingga pada ketiga tabel tersebut menunjukkan nilai persentase pengurangan limpasan permukaan yang sama untuk ketiga konfigurasi rorak. Kemudian, warna kuning menunjukkan nilai persentase pengurangan limpasan permukaan yang sama antara konfigurasi 3 dengan konfigurasi 2. Sementara itu warna biru menunjukkan nilai persentase pengurangan limpasan permukaan yang lebih tinggi pada suatu konfigurasi dibanding dengan konfigurasi sebelumnya (konfigurasi 3 > konfigurasi 2, dan konfigurasi 2 > konfigurasi 1).", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 235, "width": 341, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Persentase Pengurangan Limpasan Permukaan untuk Konfigurasi 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 136, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 495, "width": 341, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Persentase Pengurangan Limpasan Permukaan untuk Konfigurasi 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 136, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Caption" }, { "left": 128, "top": 751, "width": 341, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Persentase Pengurangan Limpasan Permukaan untuk Konfigurasi 3", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 17, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 794, "width": 207, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 136, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 204, "height": 210, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warna hijau pada ketiga tabel tersebut menunjukkan kondisi optimal untuk setiap konfigurasi rorak tertentu. Pada konfigurasi rorak 1, nilai persentase pengurangan limpasan permukaan optimalnya adalah antara 16,67% hingga 17% dari kondisi tanpa rorak. Pada konfigurasi 2, nilai persentase pengurangan limpasan permukaan optimalnya adalah antara 30,56% hingga 33,06% dari kondisi tanpa rorak. Pada konfigurasi rorak 3, nilai persentase pengurangan limpasan permukaan optimalnya adalah antara 58,33% hingga 85,89% dari kondisi tanpa rorak 3.2. Pembahasan 3.2.1. Perbandingan antara Ketiga Konfigurasi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 204, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana disajikan sebelumnya pada Gambar 2, kita dapat menduga secara sekilas dari gambar tersebut bahwa akan ada perbedaan kapasitas pengurangan limpasan permukaan dari ketiga konfigurasi rorak yang dikaji dalam kajian ini. Dari hasil perhitungan yang disajikan pada Tabel 2 hingga 4, ternyata terdapat kondisi curah hujan dan koefisien limpasan", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 628, "width": 50, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "permukaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 204, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang menghasilkan nilai yang sama untuk ketiga konfigurasi (dicirikan dengan warna jingga pada ketiga tabel tersebut).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 674, "width": 204, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 5 di bawah disajikan kondisi intensitas CH dan koefisien limpasan permukaan yang menghasilkan nilai seragam untuk ketiga konfigurasi rorak. Pada bagian teratas nampak bahwa nilai intensitas curah hujan tertinggi yang menghasilkan nilai sama untuk ketiga konfigurasi rorak adalah 120 mm/jam yakni pada kondisi koefisien", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 204, "height": 210, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "limpasan permukaan sama dengan 0,45. Kemudian pada nilai intensitas hujan terendah yang menghasilkan nilai yang sama untuk ketiga konfigurasi rorak adalah 60 mm/jam yakni pada kondisi koefisien limpasan permukaan sama dengan 0,90 sampai 0,95. Pada kondisi yang disajikan pada Tabel 5 tersebut tidak ada lagi pengaruhnya konfigurasi rorak mana yang kita pilih karena tetap akan menghasilkan nilai pengurangan limpasan permukaan yang sama. Namun demikian, nilai pengurangan limpasan permukaan yang sama pada ketiga konfigurasi rorak tersebut masih lebih baik daripada kondisi tanpa rorak yakni antara 7,83% hingga 7,99% (minimal) dan antara 16,53% hingga 16,86% (maksimal).", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 545, "width": 208, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Kondisi I dan C yang Menghasilkan Nilai Seragam untuk Ketiga Konfigurasi Rorak", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 581, "width": 192, "height": 178, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C Intensitas CH Seragam 3 Konfigurasi Unit Referensi Satuan Hektar 0,45 120 mm/jam 120 mm/jam 0,50 110 mm/jam 110 mm/jam 0,55 100 mm/jam 100 mm/jam 0,60 90 mm/jam 90 mm/jam 0,65 90 mm/jam 90 mm/jam 0,70 80 mm/jam 80 mm/jam 0,75 80 mm/jam 80 mm/jam 0,80 70 mm/jam 70 mm/jam 0,85 70 mm/jam 70 mm/jam 0,90 60 mm/jam 60 mm/jam 0,95 60 mm/jam 60 mm/jam Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 793, "width": 208, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 793, "width": 17, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 204, "height": 221, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 3 dapat dilihat kondisi intensitas CH dan koefisien limpasan permukaan yang menghasilkan nilai optimal untuk konfigurasi 2. Nilai intensitas curah hujan tertinggi yang menghasilkan nilai optimal untuk konfigurasi 2 adalah 120 mm/jam yakni pada kondisi koefisien limpasan permukaan sama dengan 0,10 hingga 0,20. Kemudian pada nilai intensitas hujan terendah yang menghasilkan nilai optimal untuk konfigurasi 2 adalah 30 mm/jam yakni pada kondisi koefisien limpasan permukaan sama dengan 0,75 hingga 0,95. Kondisi yang disajikan pada tabel tersebut merupakan panduan batas kondisi yang tidak boleh dilampaui apabila ingin mendapatkan nilai pengurangan limpasan permukaan yang optimal untuk konfigurasi 2.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 204, "height": 198, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara itu pada Tabel 4 dapat dilihat kondisi intensitas CH dan koefisien limpasan permukaan yang menghasilkan nilai optimal untuk konfigurasi 3. Nilai intensitas curah hujan tertinggi yang menghasilkan nilai optimal untuk konfigurasi 3 adalah 100-120 mm/jam yakni pada kondisi koefisien limpasan permukaan sama dengan 0,10. Kemudian pada nilai intensitas hujan terendah yang menghasilkan nilai optimal untuk konfigurasi 3 adalah 10 mm/jam yakni pada kondisi koefisien limpasan permukaan sama dengan 0,80 hingga 0,95. Sebagaimana dinyatakan sebelumnya, nilai tersebut dapat pula dijadikan panduan untuk mendapatkan nilai pengurangan limpasan permukaan yang optimal untuk konfigurasi 3.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 303, "width": 241, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Selisih antara Konfigurasi 1 dan Konfigurasi 2", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 136, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 547, "width": 241, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Selisih antara Konfigurasi 1 dan Konfigurasi 3", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 17, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 306, "top": 794, "width": 207, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 136, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 208, "height": 210, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 6 disajikan selisih persentase pengurangan limpasan permukaan antara konfigurasi 1 dan konfigurasi 2. Pada kondisi optimal (ditandai dengan warna hijau), konfigurasi 2 diketahui memiliki keunggulan komparatif antara 13,89% hingga 16,06% bila dibandingkan dengan konfigurasi 1. Sementara warna biru menandakan kondisi dimana nilai persentase pengurangan limpasan permukaan konfigurasi 2 lebih tinggi bila dibandingkan dengan konfigurasi 1 namun masih di bawah kondisi optimal, yakni antara 0,34% hingga 0,35% (minimal) dan antara 13,09% hingga 13,35% (maksimal). Terakhir, warna merah menandakan kondisi dimana konfigurasi 1 dan konfigurasi 2 akan menghasilkan nilai persentase pengurangan limpasan permukaan yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 98, "width": 208, "height": 210, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 7 disajikan selisih persentase pengurangan limpasan permukaan antara konfigurasi 1 dan konfigurasi 3. Pada kondisi optimal (ditandai dengan warna hijau), konfigurasi 3 memiliki keunggulan komparatif antara 41,67% hingga 68,89% bila dibandingkan dengan konfigurasi 1. Sementara warna biru menandakan kondisi dimana nilai persentase pengurangan limpasan permukaan konfigurasi 3 lebih tinggi bila dibandingkan dengan konfigurasi 1 namun masih di bawah kondisi optimal, yakni antara 0,34% hingga 0,35% (minimal) dan antara 39,13% hingga 65,79% (maksimal). Terakhir, warna merah menandakan kondisi dimana konfigurasi 1 dan konfigurasi 3 akan menghasilkan nilai persentase pengurangan limpasan permukaan yang sama.", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 316, "width": 241, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Selisih antara Konfigurasi 2 dan Konfigurasi 3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 136, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 208, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 8 disajikan selisih persentase pengurangan limpasan permukaan antara konfigurasi 3 dan konfigurasi 2. Pada kondisi optimal (ditandai oleh warna hijau), konfigurasi 3 memiliki keunggulan komparatif antara 27,78% hingga 52,83% bila dibandingkan dengan konfigurasi 2. Sementara warna biru menandakan kondisi dimana nilai persentase pengurangan limpasan permukaan konfigurasi 2 lebih tinggi bila dibandingkan dengan konfigurasi 1 namun masih di bawah kondisi optimal, yakni antara 1,33% hingga 1,97% (minimal) dan antara 25,24% hingga 49,73% (maksimal). Terakhir, warna", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 208, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merah menandakan kondisi dimana konfigurasi 2 dan konfigurasi 3 akan menghasilkan nilai persentase pengurangan limpasan permukaan yang sama.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 552, "width": 211, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga konfigurasi rorak yang menjadi fokus dalam kajian ini diketahui memiliki persentase yang sama terhadap luas total lahan. Namun demikian, luas area tangkapan yang dilayani oleh tiap rorak secara individu tentu saja berbeda. Pada Tabel 9 disajikan jumlah rorak pada tiap konfigurasi yang melayani area tangkapan dengan luas tertentu. Pada konfigurasi 1, seluruh rorak melayani area tangkapan seluas 5,6 m 2 . Pada konfigurasi 2, sekitar 83,33% hingga 94,44% dari total rorak melayani area tangkapan seluas 11,2 m 2 . Konfigurasi 3 didominasi oleh rorak yang melayani area tangkapan dengan luas 33,6 m 2 pada luasan 1 hektar. Perbedaan dalam luas area tangkapan yang berbeda ini secara logis akan menghasilkan kapasitas penangkapan air yang berbeda seperti disajikan pada Tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 207, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 793, "width": 17, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 84, "width": 445, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Jumlah Rorak pada Tiap Konfigurasi yang Melayani Area Tangkapan dengan Luas Tertentu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 432, "height": 463, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Luas area Jumlah rorak yang melayani area tangkapan dengan luas tertentu Konfigurasi 1 Konfigurasi 2 Konfigurasi 3 Unit Referensi 1 Hektar Unit Referensi 1 Hektar Unit Referensi 1 Hektar 5,6 102 306 17 17 17 17 11,2 - - 85 289 17 17 16,8 - - - - 17 17 22,4 - - - - 17 17 28 - - - - 16 16 33,6 - - - - 16 216 Total 102 306 102 306 100 300 Sumber: Hasil Perhitungan (2020) Dari Tabel 10 dapat dilihat bahwa semakin besar area tangkapan rorak yang dilayani oleh sebuah rorak, maka semakin besar pula persentase kapasitas rorak terisi seiring dengan meningkatnya intensitas hujan dan koefisien limpasan permukaan. Nilai dalam tabel tersebut disajikan dalam gradasi hijau, kuning dan merah dimana semakin besar area tangkapannya, maka penampakan tabel tersebut akan semakin didominasi oleh gradasi merah. Gradasi warna hijau yang disajikan pada tabel tersebut menandakan kondisi air hujan yang mampu ditampung oleh rorak hingga penuh pada kombinasi intensitas curah hujan dan koefisien limpasan permukaan tertentu, sementara gradasi warna kuning hingga merah menunjukkan kondisi sebaliknya. Luas area tangkapan sebesar 5,6 m 2 menunjukkan potensi untuk dapat menangkap limpasan permukaan secara optimal pada intensitas maksimum 120 mm/jam (C = 0,45) dan intensitas minimum 60 mm/jam (C = 0,95). Sementara luas area tangkapan sebesar 33,6 m 2 hanya mampu menangkap limpasan permukaan secara optimal pada intensitas maksimum 90 mm/jam (C = 0,10) dan intensitas minimum 10 mm/jam (C = 0,95).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 204, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gradasi warna hijau yang dominan pada luas area tangkapan sebesar 5,6 m 2 menunjukkan potensi untuk menghasilkan persentase penangkapan limpasan yang lebih baik daripada pada luas area tangkapan sebesar 33,6 m 2 yang didominasi oleh gradasi warna kuning hingga merah (akan lebih banyak menghasilkan limpasan yang tidak tertampung dalam rorak).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 204, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun demikian perlu diingat bahwa sebagaimana telah disajikan pada Tabel 1, luas area tangkapan per rorak untuk konfigurasi 1 adalah sebesar 5,6 m 2 , untuk konfigurasi 2 sebesar 10,27 hingga 10,89 m 2 , dan untuk konfigurasi 3 sebesar 19,6 hingga 28,86 m 2 . Alasan kenapa konfigurasi 1 tidak menghasilkan nilai persentase penangkapan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 234, "width": 204, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "limpasan permukaan yang paling tinggi, meskipun memiliki luas area tangkapan dengan gradasi hijau yang lebih potensial, adalah karena konfigurasi tersebut memiliki area yang tidak tertangkap oleh rorak yang lebih besar dari kedua konfigurasi lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 303, "width": 204, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satu-satunya jalan untuk menghasilkan nilai persentase penangkapan limpasan permukaan tertinggi pada luas area tangkapan per rorak sebesar 5,6 m 2 per rorak adalah dengan membuat konfigurasi rorak baru di luar ketiga konfigurasi rorak yang dikaji dalam kajian ini dimana terdapat jumlah rorak yang lebih banyak dan jarak antar rorak yang lebih rapat.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 406, "width": 204, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian ini menggunakan banyak simplifikasi dan asumsi bahwa bentang lahan memiliki bentuk yang seragam dimana setiap limpasan permukaan hanya akan mengalir tegak lurus searah lereng ke ketinggian yang lebih rendah. Jenis tanah, kelerengan, tutupan lahan, relief tanah dan faktor lain yang mempengaruhi koefisien limpasan permukaan tidak dikaji secara eksplisit dan hanya dinyatakan sebagai nilai koefisien limpasan permukaan (C) yang mengikuti kaidah berjenjang yakni 0,10 hingga 0,95.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 544, "width": 208, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kondisi optimal, konfigurasi 3 memiliki keunggulan komparatif antara 41,67% hingga 68,80% (terhadap konfigurasi", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 579, "width": 208, "height": 186, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) dan antara 27,78% hingga 52,83% (terhadap konfigurasi 2). Sementara itu konfigurasi 2 memiliki keunggulan komparatif sebesar 13,89% hingga 16,06% bila dibandingkan dengan konfigurasi 1. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa terdapat kondisi dimana ketiga konfigurasi diketahui menghasilkan nilai yang seragam sehingga tidak ada keunggulan komparatif diantara ketiga konfigurasi tersebut. Kondisi ini umumnya berada di atas intensitas hujan 50 mm/jam dan koefisien limpasan permukaan di atas 0,45. Dalam kondisi sebenarnya di lapangan, setiap bentang lahan adalah spesifik dan unik. Hasil dari kajian ini dapat digunakan sebagai", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 17, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 319, "top": 794, "width": 208, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 208, "height": 83, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "estimasi kasar hanya apabila suatu lahan sebenarnya di lapangan sudah diketahui nilai koefisien limpasan permukaannya secara pasti maupun mengikuti metode tertentu, misalnya dari koefisien limpasan untuk metode rasional Hassing (Suripin, 2004), dan sudah diketahui secara pasti hasil analisis intensitas", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 77, "width": 208, "height": 83, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "curah hujan untuk periode ulang tertentu. Namun demikian perlu diingat bahwa dalam kondisi dimana kedua syarat tersebut terpenuhi pun hasil kajian ini mungkin akan menghasilkan nilai yang berbeda dengan nilai sebenarnya yang hanya akan bisa didapatkan dari percobaan aktual di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 451, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Persentase Kapasitas Rorak Terisi pada Luas Area Tangkapan Tertentu yang Dilayani oleh Tiap Rorak", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 754, "width": 136, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hasil Perhitungan (2020)", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 35, "width": 434, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhmadi Puguh Raharjo: Simulasi Penempatan Rorak sebagai Bentuk Pengoptimalan Konservasi Ai r", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 793, "width": 207, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Alami (e-ISSN: 2548-8635) , Vol. 4 No. 2", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 793, "width": 17, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 150, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 96, "width": 204, "height": 256, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun demikian, konfigurasi 3 diketahui memiliki lebih banyak keunggulan komparatif dibandingkan dengan kedua konfigurasi lainnya. Hal ini menjadikan konfigurasi 3 lebih tepat untuk diaplikasikan dalam mengoptimalkan penangkapan air hujan khususnya pada karakteristik curah hujan yang tidak terlalu tinggi dan koefisien limpasan permukaan yang berada di bawah 0,70. Sebagai saran, penelitian ini perlu untuk diuji di lapangan mengingat parameter yang sudah jelas sehingga hanya kondisi spesifik di lapangan yang akan membedakan hasilnya. Fokus untuk penelitian selanjutnya adalah mendapatkan nilai pengurangan limpasan permukaan aktual untuk konfigurasi 3 di lapangan, mengikuti kaidah percobaan seperti yang dilakukan oleh Noeralam et al. (2003) yakni dengan menggunakan petak percobaan lapangan yang dilengkapi oleh drum penampung aliran permukaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 204, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengukuran kadar air tanah menggunakan sensor kadar air tanah seperti yang dilakukan oleh Wirasembada et al. (2017) dapat pula diaplikasikan untuk mengukur kondisi penyerapan aktual dalam rorak, khususnya konfigurasi 3. Selain itu, sebagai kelanjutan dari penelitian ini juga akan dilakukan kajian resapan rorak aktual di lapangan menggunakan konfigurasi rorak 3 dalam hubungannya dengan produktivitas tanaman tertentu seperti yang dilakukan oleh Surdianto et al. (2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 76, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERSANTUNAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 204, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan ini merupakan lanjutan dari kegiatan Kajian Pemanfaatan Lahan Kering di Kabupaten Pandeglang pada tahun 2016. Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Hasmana Soewandita, M.S., Ir. Nana Sudiana, M.Si dan Ir. Eko Widi Santoso, M.Si atas dukungan selama penulisan naskah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 92, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 208, "height": 77, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsyad, S. 2010. Konservasi Tanah dan Air (Edisi Kedua). Penerbit IPB Press. Bogor Brown, C., J. Gerston dan S. Colley. 2005. Texas Manual on Rainwater Harvesting, Third Edition . Texas Water Development Board. Austin, Texas. 88p.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 73, "width": 208, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chow, V.T., D.R. Maidment, L.W. Mays. 1988. Applied Hydrology . McGraw-Hill. New", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 96, "width": 208, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "York. Fachruddin, B.I. Setiawan, Prastowo dan Mustafril. 2015. Pemanenan Air Hujan Menggunakan Konsep Zero Runoff System (ZROS) dalam Pengelolaan Lahan Pala Berkelanjutan. Jurnal Teknik", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 171, "width": 110, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sipil , Vol 22(2): 127-136.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 189, "width": 208, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noeralam, A. 2002. Teknik Pemanenan Air yang Efektif dalam Pengelolaan Tanah pada Usaha Tani Lahan Kering, (Disertasi Doktoral), Institut Pertanian Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 241, "width": 211, "height": 325, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Noeralam, A., S. Arsyad, dan A. Iswandi. 2003. Teknik Pengendalian Limpasan permukaan yang Efektif pada Usahatani Lahan Kering Berlereng. Jurnal Tanah dan Lingkungan , Vol 5(1): 13-16 Raharjo, A.P., 2019. Simulasi Pengurangan Limpasan Permukaan Menggunakan Sistem Pemanenan Air Hujan Sederhana di Kawasan Penyangga Perkotaan. Jurnal Alami , 3(1): 32-42. Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Lembaran Negara RI Tahun 2014, Nomor 299. Sekretariat Negara: Jakarta. Surdianto, Y. 2012. Analisis Kecukupan Air di Kebun Belimbing Manis (Averrhoa carambola L.). Disertasi Doktoral, Institut Pertanian Bogor. Surdianto, Y., B.I. Setiawan, Prastowo dan S.K. Saptomo. 2012. Peningkatan Resapan Air Tanah dengan Saluran Resapan dan Rorak untuk Meningkatkan Produktivitas Belimbing Manis (Studi Kasus di Kota Depok). Jurnal Irigasi 7(1): 1-15.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 570, "width": 208, "height": 123, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan . Penerbit Andi. Yogyakarta Wirasembada, Y.C., B.I. Setiawan dan S.K. Saptomo. 2017. Penerapan Zero Runoff System (ZROS) dan Efektivitas Penurunan Limpasan Permukaan pada Lahan Miring di DAS Cidanau, Banten. Media Komunikasi Teknik Sipil , 23(2): 102-112", "type": "Table" } ]
7467554b-8b75-9315-88fc-5b95773bae8c
http://jurnal-pharmaconmw.com/jmpi/index.php/jmpi/article/download/358/175
[ { "left": 167, "top": 818, "width": 262, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia (JMPI), 9(2), 2023, 562-573", "type": "Page footer" }, { "left": 59, "top": 22, "width": 89, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Article", "type": "Page header" }, { "left": 470, "top": 17, "width": 64, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2442-6032 e-ISSN : 2598-9979", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 59, "width": 101, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI : 10.35311/jmpi.v9i2.358", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 486, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Kalium Diklofenak Menggunakan Pati Talas Pratama Sebagai Matriks", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 365, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ammanu Kurniadi, Desy Nawangsari * , Galih Samodra, Rani Prabandari Program Studi Sarjana Farmasi, Universitas Harapan Bangsa", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 163, "width": 55, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 177, "width": 348, "height": 252, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia adalah negara tropis yang dikenal sebagai sumber bahan baku obat-obatan namun pemanfaatannya masih terbatas. Salah satu bahan baku obat yang terdapat di Indonesia adalah pati talas pratama ( Colocasia esculenta (L). Schott var, Pratama ). Pati yang dimodifikasi dengan pentanol dan asetilasi dapat digunakan untuk eksipien dalam pembuatan tablet lepas lambat. Kalium diklofenak merupakan obat yang mempunyai waktu paruh di plasma pendek (1-2 jam) sehingga sesuai dibuat sediaan lepas lambat. Tujuan dari penelitian ini untuk mendapatkan tablet lepas lambat kalium diklofenak menggunakan pati talas pratama termodifikasi untuk pengobatan ostheoarthitis yang dapat menurunkan frekeunsi pemberian obat serta meningkatkan kepatuhan pasien. Metode penelitian ini dilakukan dengan isolasi pati, modifikasi pati, karakterisasi massa cetak, pencetakan dan evaluasi tablet. Hasil penelitian ini pada FI dan FII secara berurut yaitu laju alir 4,60 dan 5,30 gram/detik, sudut istirahat 40,49 dan 36,51 °, kompresibilitas 14,38 dan 12,86 %, hausner ratio 1,17 dan 1,15. Hasil uji One Way ANOVA menunjukan metode modifikasi berpengaruh secara signifikan terhadap laju alir (P:0,001) dan sudut istirahat (P:0,000). Hasil keseragaman bobot 223,85 dan 222,95 mg, kekerasan 4,93 dan 6,90 kg, kerapuhan 0,94 dan 0,57 %, waktu hancur 52,67 dan 61,67 menit. Hasil uji disolusi yaitu FI 68,83 % belum memenuhi persyaratan sedangkan FII 53,89 memenuhi persyaratan disolusi yaitu tidak lebih dari 65 % selama 8 jam,sedangkan FII belum memenuhi persyaratan. Hasil uji analisis One Way ANOVA metode modifikasi pati berpengaruh secara signifikan terhadap keseragaman bobot (P: 0,000), kekerasan (P: 0,000) dan waktu hancur (P: 000).", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 438, "width": 348, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Kalium Diklofenak, Lepas Lambat, Colocasia esculenta (L)., Schott var. Pratama", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 480, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 494, "width": 348, "height": 251, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia is a tropical country that is known as a source of raw materials for medicines, but its use is still limited. One of the medicinal raw materials found in Indonesia is taro pratama starch (Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama). Starch modified with pentanol and acetylation can be used as an excipient in manufacturing sustained-release tablets. Diclofenac potassium is a drug with a short plasma half-life (1-2 hours), so it is suitable for sustained release preparations. This study aimed to obtain diclofenac potassium sustained release tablets using modified taro pratama starch for the treatment of osteoarthritis, which can reduce the frequency of drug administration and increase patient compliance. This research method was carried out by isolating starch, modifying starch, characterizing the impression mass, printing, and evaluating tablets. The results of this study on FI and FII, respectively, are flow rates 4,60 and 5,30 gram/sec, angles of repose 40,49 and 36,51°, compressibility 14,38 and 12,86 %, Hausner ratio 1,17 and 1,15. The One Way ANOVA test results showed that the modified method significantly affected the flow rate (P:0,001) and angle of repose (P:0,000). The results for weight uniformity were 223,85 and 222,95 mg, hardness 4,93 and 6,90 kg, friability 0,94 and 0,57 %, disintegration time 52,67 and 61,67 minutes. The dissolution test results, namely FI 68,83%, did not meet the requirements, while FII 53,89 met the dissolution requirements, namely not more than 65% for 8 hours, while FII did not meet the criteria. The results of the analysis of One Way ANOVA starch modification method significantly affected weight uniformity (P: 0.000), hardness (P: 0.000) and disintegration time (P: 000)", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 755, "width": 348, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Pottasium Diclofenac, Sustained Release, Colocasia esculenta (L)., Schott var. Pratama", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 171, "width": 121, "height": 131, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sitasi: Kurniadi, A., Nawangsari, D., Samodra, G., & Prabandari, R. (2023). Profil Disolusi Tablet Lepas Lambat Kalium Diklofenak Menggunakan Pati Talas Pratama Sebagai Matriks. Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia, 9(2), 562-573. https://doi.org/10.35311/jmpi. v9i2.358", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 380, "width": 120, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted: 11 Juli 2023 Accepted: 13 September 2023 Published: 31 Desember 2023", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 502, "width": 100, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Penulis Korespondensi: Desy Nawangsari Email:", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 541, "width": 108, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 663, "width": 112, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "563", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 94, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 226, "height": 189, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia adalah negara tropis yang dikenal sebagai sumber bahan baku obat- obatan yang bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit (Yassir dan Asnah, 2019). Pemanfaatan bahan baku obat di Indonesia saat ini masih terbatas (Octavia et al ., 2019). Data yang dikumpulkan oleh Kementrian Perindustrian tahun 2021 menunjukan bahwa 95 % bahan baku farmasi di Indonesia masih diimpor (Kemenperin, 2021). Salah satu bahan baku obat (eksipien) yang dapat dikembangkan di Indonesia adalah pati (Hartesi et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 226, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pati dapat digunakan sebagai eksipien pada pembuatan tablet dengan dimodifikasi secara fisik dan kimia (Octavia et al ., 2019). Penelitian sebelumnya yang memodifikasi pati ubi jalar dengan pentanol menghasilkan nilai kekerasan yang baik dengan skala 5, 6 dan 7 (Mahalia et al ., 2020). Hasil penelitian modifikasi pati singkong secara asetilasi diperoleh hasil ukuran partikel yang lebih besar yaitu 12,5 µm dibandingkan dengan pati alami alami 11,9 µm sehingga meningkatkan laju alir dan menghasilkan pati yang memiliki persen kelarutan dan swelling yang lebih baik dari pada pati yang tidak dimodifikasi (Octavia et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 226, "height": 293, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Talas varietas Pratama ( Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama ) adalah jenis talas yang baru mulai dikembangkan secara masif pada pertengahan tahun 2016 (Nurliani et al ., 2019). Pati talas pratama dapat diperoleh dengan pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya untuk mendapatkan amilosa dan amilopektin dengan tingkat kemurnian tinggi sehingga dapat digunakan sebagai eksipien. Sifat pati yang memiliki laju alir, kompresibilitas yang kurang baik dan tidak memiliki kemampuan membentuk matriks yang baik mengakibatkan penggunaan pati alam dalam industri farmasi terbatas (Hartesi et al ., 2020). Untuk memperbaiki sifat alir dan kompresibilitas pati dapat dilakukan modifikasi pati dengan metode dengan pentanol dan modifikasi secara asetilasi dengan asam asetat (Mahalia et al ., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pati yang dimodifikasi secara fisik dan kimia dapat digunakan sebagai ekspien pada formula pembuatan tablet lepas lambat (Ismail et al ., 2018). Sediaan yang dirancang untuk melepaskan obat ke dalam tubuh secara bertahap disebut dengan sediaan lepas lambat ( sustained release ), hal ini untuk memperanjang kerja obat atau pelepasannya lebih lama (Abhisek et al ., 2017). Metode yang dapat digunakan untuk menghasilkan sediaan lepas lambat adalah dengan menambah matriks ke dalam formulasi obat (Anggraini et al ., 2016). Jenis matriks yang berasal dari bahan alam yaitu pati (Hartesi et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 278, "width": 226, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Biopharmaceutics Classifaction System (BCS) kalium diklofenak termasuk dalam kategori kelas II yang berarti zat aktif kalium diklofenak mempunyai kelarutan rendah dan permeabilitas yang tinggi (Hana et al. , 2017). Waktu paruh kalium diklofenak di plasma pendek (1-2 jam) dan dosis yang tidak terlalu besar sehingga cocok dibuat sediaan lepas lambat (Hassan et al ., 2018). Kalium diklofenak dapat digunakan untuk mengobati penyakit ostheoartritis yang pada umumnya dikonsumsi lebih dari satu kali sehari dan menyebabkan beberapa efek samping pada saluran pencernaan apabila dikonsumsi secara terus-menerus (Melati et al ., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 501, "width": 226, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan pengembangan sediaan tablet lepas lambat kalium diklofenak menggunakan pati talas pratama ( Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama ) sebagai matriks yang dimodifikasi dengan pentanol dan secara asetilasi untuk mengurangi frekuensi pemberian obat, mengurangi efek samping karena fluktuasi kadar obat dalam plasma, mencapai efek terapi yang lebih lama dan penggunaan obat yang lebih efektif.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 676, "width": 128, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN Alat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 706, "width": 226, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, talenan, baskom, blender ( Philips ), kain penyaring, stop watch , oven ( Memmert ), mortir, timbangan digital ( Kenko ), cube-mixer (Lokal), alat homogenizer ( Scilogex ), alat-alat gelas ( Pyrex ), ayakan mesh", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "564", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "no. 20, 40, 60 dan 80, mesin cetak single punch, termometer ( Celcius ), vial, beaker glass , cawan porselen, batang pengaduk, pipet tetes, kertas saring, magnetic stirer , jangka sorong ( Tricue brand ), hardness tester, friability test ( Bonnin ), disintegran tester ( Biosbase ), Tap Density Tester (TDT-2-H), alat uji disolusi dan granul flow tester .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 226, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu talas pratama ( Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama ), aquadest (aqua dm), pentanol (emsure), asam asetat glasial (emsure), kalium diklofenak (dexa), air panas, avicel pH 102 (pharma grade), talk (pharma grade) dan magnesium stearat (pharma grade).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 157, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isolasi Pati Dari Talas Pratama", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 350, "width": 226, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Talas pratama dibersihkan dari kotoran seperti tanah, pasir, dan lainnya dengan menggunakan air selanjutnya, dikupas menggunakan pisau dan dicuci umbinya agar bersih dan ditimbang sebanyak 6 kg. Selanjutnya umbi talas pratama direndam dalam air selama 1 jam yang bertujuan untuk melunakkan jaringan umbi agar mudah dihancurkan. Setelah itu talas pratama yang direndam tadi dihancurkan dengan blender menjadi bubur talas pratama. Bubur talas pratama yang diperoleh kemudian diekstraksi dengan air pada perbandingan 1:2, diaduk-aduk agar pati lebih banyak terlepas dari sel umbi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 226, "height": 175, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bubur umbi talas pratama disaring dengan kain saringan sampai pati lolos dari saringan menjadi suspensi pati dan ampas tersisa pada kain saringan. Selama 8 jam suspensi pati talas pratama dibiarkan mengendap dalam wadah pengendapan. Pati talas pratama yang sudah mengendap, selanjutnya dilakukan proses penirisan untuk memisahkan pati dengan cairan. Endapan pati talas pratama dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 60 °C selama 12 jam selanjutnya didinginkan. Kemudian diayak", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan ayakan berukuran 80 mesh supaya dihasilkan pati talas pratama yang halus (Irhami et al. , 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 121, "width": 226, "height": 189, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi Pati Talas Pratama 1. Modifikasi dengan pentanol Untuk memodifikasi pati yang dihasilkan dengan cara pemutusan ikatan antara amilosa dan amilopektin, yaitu dapat dilakukan dengan cara mencampurkan pati talas pratama dan pentanol dengan perbandingan 1:1 kemudian dicampur dalam pencampur putar selama 30 menit dalam suhu kamar. Kemudian pati dan cairan pentanol dipisahkan, pati dikeringkan dalam oven, dan di ayak dengan mesh 80 (Octavia et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 314, "width": 147, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Modifikasi secara asetilasi", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 329, "width": 228, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi ini dilakukan dengan mencampur pati talas pratama 50 g dan akuades 150 mL (perbandingan 1:3). Campuran tersebut di aduk hingga pati benar-benar tercampur semua. Selanjutnya sebanyak 4 mL asam asetat glasial ditambahkan secara perlahan-lahan ke dalam campuran tersebut sambil di aduk dan dibiarkan selama 30 menit dengan beberapa kali adukan. Campuran kemudian disaring sebanyak 3 kali, dipisahkan antara pati dengan cairannya, lalu pati tersebut di keringkan dalam oven. Di ayak dengan mesh 80 (Octavia et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 542, "width": 89, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formulasi Tablet", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 557, "width": 226, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tablet dibuat dalam dua formula dengan metode kempa langsung. Pembuatan massa cetak dengan mencampurkan hingga homogen kalium diklofenak (zat aktif), pati talas termodifikasi (matriks) dan avicel pH 102 (binder) selama ± 15 menit, sebelum dicampurkan bahan diayak menggunakan mesh 12. Setelah itu, ditambahkan magnesium stearat ( lubrikan ) yang sudah diayak dengan mesh 40 selama 2 menit kemudian ditambahkan talk ( glidant ). Semua bahan dicampur dan dicetak dengan mesin pencetak tablet.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "565", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 90, "width": 331, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Formulasi tablet lepas lambat No. Nama Bahan Fungsi Formula I II 1 Kalium diklofenak (%) Zat aktif 37,5 37,5 2 Avicel pH 102 (%) Binder 20 20 3 Modifikasi pati pentanol (%) Matriks 40,5 - 4 Modifikasi pati asetilasi (%) Matriks - 40,5 5 Mg. Stearat (%) Lubrikan 1 1 6 Talk (%) Glidant 1 1 7 Total (mg) 200 mg 200 mg", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 112, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Massa Cetak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 268, "width": 57, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Laju alir", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 283, "width": 226, "height": 129, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi laju alir dilakukan dengan cara memasukkan 25 massa cetak kedalam granul flow tester , ditekan stopwatch saat corong tutup dibuka. Dicatat berapa waktu yang dibutuhkan untuk massa cetak melewati lubang corong pada alat granul flow tester . Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali dan dihitung waktu alir massa cetak tersebut (Khairunnisa et al ., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 132, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Evaluasi sudut istirahat", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 226, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini dilakukan dengan memasukkan 25 g massa cetak kedalam granul flow tester selanjutnya diukur jari-jari dan tinggi massa cetak yang terbentuk setelah mengalir kebawah (Aulton dan Taylor, 2018). 3. Kompresibilitas Evaluasi persen kompresibilitas dilakukan dengan cara menimbang massa cetak 50 g dan dimasukkan kedalam gelas ukur volume 100 ml kemudian dihentakan 200 kali pada alat tapped density dan dilihat volume akhir massa cetak (Aulton dan Taylor, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 621, "width": 184, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "% Kompresibilitas = density mampat- density nyata density mampat x", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 627, "width": 25, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100 %", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 645, "width": 82, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hausner ratio", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 660, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi hausner ratio merupakan evaluasi yang dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 226, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan membandingkan dari tapped density (p tapped) dengan bulk density (p bulk) (Nawangsari, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 731, "width": 90, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐻𝑅 = 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 mampat 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦 nyata", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 762, "width": 135, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Sifat Fisik Tablet 1. Uji organoleptik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 253, "width": 226, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji organoleptik dilakukan dengan mengamati penampilan umum dari tablet meliputi ukuran, bentuk, warna, bentuk permukaan, rasa, dan bau dari sediaan. 2. Uji kesergaman bobot Uji keseragaman bobot tablet dilakukan dengan menimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata rata dari tiap tablet. Tidak boleh lebih dari 2 tablet yang menyimpang dari bobot rata-ratanya pada ketentuan kolom A dan tidak boleh satupun tablet menyimpang dari bobot rata-ratanya pada ketentuan yang terdapat di kolom B (Departemen Kesehatan RI, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 461, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Uji kesragaman ukuran", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 476, "width": 226, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian ini dilakukan dengan cara mengambil sebanyak 10 tablet lalu diukur diameter dan ketebalan tablet menggunakan alat jangka sorong. Tablet dikatakan memenuhi keseragaman ukuran jika diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3 tebal tablet (Departemen Kesehatan RI, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 594, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Uji kekerasan", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 609, "width": 226, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diambil sebanyak 10 tablet lalu diposisikan dengan tegak lurus pada alat hardness tester . Jarak landasan dan baut pegas diatu supaya tablet terhimpit selanjutnya pengungkit diputar hingga tablet pecah/hancur. Tablet dikatakan baik apabila mempunya nilai kekerasan antara 4-8 kg (Departemen Kesehatan RI, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 728, "width": 87, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Uji kerapuhan Diambil", "type": "Table" }, { "left": 412, "top": 743, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sejumlah 20 tablet,", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 758, "width": 226, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibersihkan dari debu dengan kuas dan ditimbang. Tablet dimasukkan ke dalam alat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "566", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "friability tester lalu dijalankan dengan 25 rpm sebanyak 100 putaran, setelah itu tablet dibersihkan kembali dari debu dan ditimbang. Tablet dikatakan memenuhi persyaratan apabila nilai kerapuhan tidak lebih dari 1% (Allen dan Ansel, 2015). 6. Uji waktu hancur", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 226, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji waktu hancur dilakukan dengan diambil sejumlah 6 tablet, kemudian dimasukkan ke dalam keranjang pada alat disintegration tester . Tabung dinaik-turunkan dengan teratur dengan media akuades pada suhu antara 37 ºC ± 2ºC dan waktu hancur tablet dicatat (Departemen Kesehatan RI, 2020). Waktu hancur tablet lepas lambat yang baik sesuai dengan persyaratan yaitu berada pada rentang 60 - 600 menit (Santosa dan Pertiwi, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 72, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Uji disolusi", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 226, "height": 249, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dibuat kurva baku kalium diklofenak dengan membuat larutan baku kalium diklofenak dengan cara ditimbang seksama 200 mg kalium diklofenak lalu dilarutkan pada medium disolusi hingga 100 mL. Dari larutan tersebut diambil sebanyak 10 mL kemudian diencerkan dengan medium disolusi hingga 100 mL, diambil 0,3; 0,4; 0,5; 0,6 dan 0,7 mL dari larutan tersebut lalu diencerkan dengan medium disolusi hingga 10 ml dan didapatkan larutan seri konsentrasi 6, 8, 10, 12 dan 14 ppm. Penentuan panjang gelombang maksimum dilakukan pada 200nm-400nm. Seri larutan diabsorbansi dengan spektrofotometri dengan panjang gelombang maksimum (Departemen Kesehatan RI, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 226, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji disolusi untuk tablet kalium diklofenak dilakukan dengan menggunakan alat tipe 2 (dayung) dengan 50 rpm selama 8 jam. Media disolusi menggunakan 900 mL dapar fosfat pH 6,8 yang dibuat dengan cara mencampur 6,80 g KH2PO4 ditambahkan akuades 100 mL kemudian ditambahkan 1 g NaOH dan ditambahkan akuades hingga 1000 ml (Departemen Kesehatan RI, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 744, "width": 226, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diambil 1 tablet dan dimasukkan pada labu disolusi. Uji dilakukan selama 8 jam dan sampel diambil pada menit ke 15, 30, 45, 60,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120, 180, 240, 300, 360, 420 dan 480 sebanyak 5 mL. Volume medium diganti dengan media disolusi dengan volume yang sama setiap pengambilan. Sampel diukur serapannya dengan alat spektrofotometerpada panjang gelombang maksimal 277 nm (Departemen Kesehatan RI, 2020). Karena sediaan dibuat sediaan tablet lepas lambat maka pelepasan obat tidak lebih dari 65 % selama 8 jam (USP, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 225, "width": 68, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Data", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 240, "width": 228, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data hasil yang didapatkan dari uji evaluasi massa cetak dan evaluasi sifat fisik tablet dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 23. Uji normalitas serta homogenitas dilakukan untuk memastikan sampel yang akan diuji layak serta menyebar secara merata agar dapat dilakukan analisis one way ANOVA. Uji Post Hoc Test (tukey) dilakukan apabila data yang dihasilkan berbeda nyata antar perlakuan untuk mengetahui perbedaan bermakna pada setiap formula (Kaltari et al. , 2016). Pengujian dengan nilai signifikansi jika <0,05 maka dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna (Priyatno, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 474, "width": 156, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi Pati dari Talas Pratama", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 504, "width": 228, "height": 278, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan talas pratama diambil dari perkebunan warga yang berada di Desa Serayu, Kecamatan Karanganyar Kabupaten Purbalingga. Bagian dari tanaman yang digunakan yaitu umbi talas pratama yang berusia 8 bulan. Isolasi pati talas pratama dengan bobot awal umbi talas 6 kg dan dihasilkan bobot pati talas pratama sebanyak 880 gram. Nilai rendemen kemudian dihitungan dengan membagi pati talas pratama yang dihasilkan dengan umbi talas yang digunakan, dihasilkan nilai rendemen 14,66 %. Hasil yang didapatkan tidak berbeda jauh dengan penelitian isolasi pati ubi jalar dengan suhu pengeringan mengenakan oven suhu 60° C selama 6 jam dan dengan pengayakan menggunakan ayakan ukuran 80 mesh yang menghasilkan nilai rendemen pati rata rata sebesar 11,92 % (Irhami et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "567", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi Pati Talas Pratama dengan Pentanol", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 226, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil yang didapatkan modifikasi dengan pentanol yaitu pati yang berwarna putih dan lebih lengket dengan bobot", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebanyak 45 gram. Hasil ini sejalan dengan penelitian modifikasi pati singkong dengan pentanol menghasilkan pati yang lebih lengket dibandingkan dengan pati modifikasi lainnya dan pati alami (Octavia et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 291, "width": 160, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pati modifikasi pentanol", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 226, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modifikasi Pati Talas Pratama secara asetilasi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 226, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Didapatkan pati talas pratama modifikasi secara asetilasi berwarna putih kecoklatan dengan bobot sebanyak 45 gram.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 311, "width": 226, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil ini tidak berbeda jauh dengan penelitian modifikasi pati ubi jalar secara asetilasi menghasilkan pati berbentuk serbuk halus dan berwarna putih (Mahalia et al ., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 514, "width": 156, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Pati modifikasi asetilasi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 112, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Massa Cetak Laju alir", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 226, "height": 219, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 hasil lajur alir pada kedua formula memenuhi rentang persyaratan. Laju alir yang yang diperoleh yang masuk rentang baik yaitu 4-10 gram/detik ( Khairunnisa et al ., 2016). Bentuk partikel, ukuran partikel serta kohesivitas antar partikel dapat mempengaruhi sifat aliran massa cetak (Nawangsari dan Prabandari, 2021). Nilai hasil pengujian laju alir didapatkan nilai terbaik pada formula II (5,30 gram/detik) dengan modifikasi secara pregelatinasi. Hal ini berarti pati modifikasi asetilasi mempunyai ukuran partikel yang lebih halus, karena semakin halus ukuran dari partikel maka laju alir akan semakin baik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 226, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "karena adanya gaya kohesivitas antar partikel yang semakin besar (Ayu dan Dicky, 2013). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA menunjukan metode modifikasi pati talas pratama berpengaruh secara signifikan terhadap laju alir dengan nilai sig 0,001 (P<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 647, "width": 78, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudut istirahat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 662, "width": 226, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi sudut istirahat mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui sifat alir dari massa cetak yang dilihat pada sudut yang terbentuk ketika seluruh serbuk telah melewati corong (Hidayati et al ., 2020). Berdasarkan Tabel 2 hasil evaluasi sudut istirahat hasil formula I (40,49°) dan formula II (36,51°) mempunyai kategori cukup baik karena berada pada rentang 36° - 40° (Aulton", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "568", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Taylor, 2018). Pada serbuk yang mudah mengalir sudut yang terbentuk akan semakin kecil atau landai. Semakin tinggi sudut istirahat yang terbentuk maka semakin buruk sifat alirnya (Hartesi et al ., 2020). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama berpengaruh secara signifikan terhadap laju alir dengan nilai sig 0,000 (P<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompresibilitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 234, "width": 226, "height": 189, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 hasil pengujian persen kompresibilitas formula I (14,38 %) dan formula II (12,86 %) menunjukkan bahwa seluruh formula massa cetak tablet lepas lambat kalium diklofenak memiliki nilai kompresibiltas yang baik karena berada pada rentang 11-15 % (Aulton dan Taylor, 2018). Hubungan dari nilai kompresibilitas pada pemanfaatan formulasi tablet adalah untuk memprediksi laju alir, sehingga apabila nilai indeks kompresibilitas besar maka laju alir yang dihasilkan kurang baik dan hal ini akan berpengaruh terhadap keseragaman bobot", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 228, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari tablet yang dikempa, karena pengaruh dari laju alir serbuk yang keluar dari hopper pada mesin pencetak tablet (Apriyanto et al ., 2017). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laju alir dengan nilai sig 0,144 (P>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 204, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hausner ratio", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 219, "width": 228, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 hasil evaluasi hausner ratio formula I (1,17) dan formula II (1,15) menyatakan bahwa massa cetak memiliki nilai hausner ratio yang bagus karena berada dalam rentang 1,12-1,18 (Aulton dan Taylor, 2018). Gesekan antar partikel yang lebih kohesif dapat mempengaruhi nilai hausner ratio (Aulton dan Taylor, 2018). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap laju alir dengan nilai sig 0,225 (P>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 432, "width": 157, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil evaluasi massa cetak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 389, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Evaluasi Formula I Formula II p. value 1 Laju alir (g/dtk) ± SD 4,60±0,21 5,30±0,28 0,001 (P<0,05) 2 Sudut istirahat (°) ± SD 40,49±0,37 36,51±0,44 0,000 (P<0,05) 3 Kompresibilitas (%) ± SD 14,38±1,19 12,86±0,70 0,144 (P>0,05) 4 Hausner ratio 1,17±0,02 1,15±0,01 0,225 (P>0,05) Evaluasi Sifat Fisik Tablet Uji organoleptik Uji organoleptik dilakukan", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 226, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan indera manusia yang melihat dari bentuk, warna, rasa dan bau pada tablet.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 592, "width": 226, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji organoleptik tablet lepas lambat kalium diklofenak setiap formula memiliki bentuk bulat pipih, berwarna coklat, dengan bau khas dan mempunyai rasa pahit. Keseragaman bobot", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 680, "width": 188, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil evaluasi keseragaman bobot", "type": "Caption" }, { "left": 133, "top": 701, "width": 314, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Formula Rentang (mg) Bobot (mg) ± SD p. value 1 I 190-257 223,85±4,53 0,000 (P<0,05) 2 II 189-256 222,95±3,17", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 758, "width": 225, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi keseragaman bobot tablet bertujuan untuk melihat keseragaman", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 758, "width": 226, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sediaan yang masuk ke dalam tubuh sehingga jumlah zat aktif tepat dan merata (Rustiani et", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "569", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 130, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "al ., 2023). Berdasarkan Tabel 3 hasil evaluasi keseragaman bobot kedua formula mempunyai bobot yang sedikit berbeda namun masih memenuhi persyaratan tablet yang baik, tidak ada yang menyimpang dan memenuhi syarat uji keseragaman bobot untuk tablet 151 – 300 mg yaitu 7,5 % (kolom A) dan 15 % (kolom B) (Departemen Kesehatan RI, 2014). Kemampuan sifat alir", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 228, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari massa cetak adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keseragaman bobot (Nofriyaldi et al ., 2020). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama berpengaruh secara signifikan terhadap keseragaman bobot dengan nilai sig 0,000 (P<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 189, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keseragaman ukuran", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 204, "width": 198, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil evaluasi keseragaman ukuran", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 395, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Formula Diameter (cm) ± SD Ketebalan (cm) ± SD p value 1 I 0,779±0,01 0,262±0,03 0,318 (P>0,05) 2 II 0,772±0,01 0,258±0,02 Berdasarkan Tabel 4 hasil uji keseragaman ukuran yang didapatkan pada formula I dan II memenuhi persyaratan keseragaman ukuran. Tablet dikatakan memenuhi keseragaman ukuran jika diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 4/3 tebal tablet (Departemen Kesehatan RI, 2014). Ketebalan suatu tablet dipengaruhi oleh diameter die , jumlah pengisian yang", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 294, "width": 226, "height": 130, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diizinkan untuk memasuki die dan karakeristik kompresibilitas dari bahan pengisi dan juga tekanan yang diberikan saat kompresi (Allen dan Ansel, 2015). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keseragaman ukuran tablet dengan nilai sig 0,318 (P>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 442, "width": 283, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil evaluasi kekerasan, kerapuhan dan waktu hancur", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 389, "height": 331, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No. Formula Formula I Formula II p. value 1 Kekerasan (kg) ± SD 4,93±0,06 6,90±0,17 0,000 (P<0,05) 2 Kerapuhan (%) ± SD 0,94±0,06 0,57±0,19 0,148 (P>0,05) 3 Waktu hancur (menit) ± SD 52,67±3,51 61,67±2,08 0,004 (P<0,05) Kekerasan Berdasarkan Tabel 5 hasil uji kekerasan formula I (4,93 kg) dan formula II (6,90 kg) memenuhi syarat kekerasan tablet dimana bahwa tablet dikatakan baik apabila mempunyai kekerasan antara 4-8 kg (Departemen Kesehatan RI, 2014). Porositas suatu tablet dapat mempengaruhi kekerasan tablet, dengan porositas yang semakin tinggi porositas ikatan antara partikel dan matriks akan melemah sehingga menghasilkan kekerasan tablet yang rendah (Jiang et al. , 2020). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 568, "width": 226, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pratama berpengaruh secara signifikan terhadap kekerasan tablet dengan nilai sig 0,000 (P<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 613, "width": 62, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerapuhan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 627, "width": 226, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji kerapuhan bertujuan untuk mengetahui kekuatan suatu tablet terhadap patahan dan erosi (Aulton dan Taylor, 2018). Berdasarkan Tabel 5 hasil uji kerapuhan didapati nilai kerapuhan yang baik pada formula I dan II. Tablet dikatakan memenuhi persyaratan jika nilai kerapuhan tidak melebihi dari 1 % (Allen dan Ansel, 2015). Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi nilai kerapuhan adalah jumlah fines pada tablet. Semakin banyak jumlah fines maka", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "570", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akan menyebabkan tablet mudah rapuh dan kekerasannya berkurang (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kerapuhan tablet dengan nilai sig 0,148 (P>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 74, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu hancur", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 204, "width": 226, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 5 hasil waktu hancur formula II (61,67 menit) memenuhi persyaratan bahwa sediaan tablet lepas lambat memiliki waktu hancur yang baik sesuai dengan persyaratan yaitu berada pada rentang 60-600 menit (Departemen Kesehatan RI, 2014). Waktu hancur formula I (52,67 menit) belum memenuhi persyaratan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 323, "width": 226, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lamanya waktu hancur yang dihasilkan pada", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 234, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "formula II disebabkan oleh modifikasi pati talas pratama yang berfungsi sebagai matriks dalam formulasi tersebut. Dalam hal ini cairan yang kontak dengan permukaan sulit menembus pori-pori karena matriks dari pati yang sudah dimodifikasi mengalami proses erosi dan membentuk gel sehingga menyebabkan waktu hancur tablet lepas lambat menjadi lebih lama dibandingkan tablet konvensional (Muhammad dan Barbara, 2015). Data yang diperoleh selanjutnya dilakukan uji one way ANOVA dan menunjukan metode modifikasi pati talas pratama berpengaruh secara signifikan terhadap waktu hancur tablet dengan nilai sig 0,004 (P<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 308, "width": 59, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji disolusi", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 564, "width": 302, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Kurva laju disolusi tablet lepas lambat kalium diklofenak", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 226, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada negara berkembang dengan sumber daya dan teknologi yang terbatas untuk penelitian in vivo uji disolusi dapat digunakan sebaga marker pengganti untuk uji bioekivalen karena merupakan pendekatan praktis dan ekonomis (Susanti, 2019). Pengujian tablet dalam waktu 8 jam (480 menit) menunjukan hasil formula I (68,83%) dan formula II (53,89%). Formula II memenuhi syarat uji disolusi tablet lepas kalium diklofenak yaitu dalam waktu 8 jam kelarutan tidak lebih dari 65 % (USP, 2018). Laju disolusi pada formula I (68,83%) belum memenuhi persyaratan dikarenakan terlarut", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 584, "width": 226, "height": 203, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lebih dari 65 % dalam waktu 8 jam. Hal ini dapat dipengaruhi oleh waktu hancur yang didapatkan pada formula I (52,67 menit) dan rendahnya kekerasan tablet formula I (4,93 kg). Persen suatu obat terdisolusi dapat dipengaruhi oleh waktu hancur dan kekerasan suatu obat (Sugiyanto et al ., 2017). Penghambatan pelepasan obat ini terjadi karena modifikasi fisika yang dilakukan terhadap pati dalam bentuk pregelatinasi dan asetilasi yang menyebabkan pati dapat mengembang dalam air dengan baik (Peerapattana et al ., 2009). Dalam hal ini pati yang dimodifikasi secara pregelatinasi", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 360, "width": 313, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0 20 40 60 80 100 15 30 45 60 120 180 240 300 360 420 480 D is olu si ( %) (Menit) Uji Disolusi FORMULA I FORMULA II", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "571", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan asetilasi yang diformulasikan sebagai matriks pada sediaan lepas lambat kalium diklofenak membentuk gel dan mengembang ketika kontak dengan media disolusi sehingga pelepasan obat menjadi terkontrol atau lebih lama dibandingkan dengan tablet konvensional (Psimadas et al ., 2012) (Zahoor et al ., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 80, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 216, "width": 226, "height": 145, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang telah dilakukan dihasilkan massa cetak yang memenuhi persyaratan sehingga tablet dapat dicetak menggunakan metode kempa langsung. Hasil tablet lepas lambat kalium diklofenak didapatkan hasil terbaik pada formula II yang menggunakan pati talas modifikasi asetilasi dikarenakan memenuhi persyaratan waktu hancur dan laju disolusi sebagai tablet lepas lambat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 141, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 226, "height": 145, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Terima kasih kepada kedua orang tua saya yang selalu memberikan doa dan dukungannya. Saya juga berterima kasih kepada dosen pembimbing saya atas doa, semangat, bimbingan serta masukan sehingga penelitian ini bisa diselesaikan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 108, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 225, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abhisek, D., Prashant, G., & Abhijit, A. (2017). Sustained Release Dosage Form: a Concise Review. International Journal of Pharmaceutics & Drug Analysis , 5 (5), 153–", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 22, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 647, "width": 226, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Allen, L. V., & Ansel, H. C. (2015). Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and Drug Delivery Systems (10th ed). Lippincott Williams & Wilkins.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 712, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini, D., Lukman, A., & Mulyani, R.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 727, "width": 197, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016). Formulasi Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak Menggunakan Pati Pisang Kepok (Musa balbisiana L) Sebagai Matriks. Jurnal Sains Farmasi &", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 70, "width": 197, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Klinis , 3 (1), 25. https://doi.org/10.29208/jsfk.2016.3.1.93", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 106, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriyanto, B. H., Rusli, R., & Rahmadani, A.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 121, "width": 197, "height": 85, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2017). Evaluasi Pati Umbi Talas (Colocasia esculenta Schott) Sebagai Bahan Pengisi Pada Sediaan Tablet Parasetamol. Proceeding of the 5th Mulawarman Pharmaceuticals Conferences, April , 23–24.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 210, "width": 184, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.25026/mpc.v5i1.222", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 231, "width": 225, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulton, M. E., & Taylor, K. M. G. (2018a).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 246, "width": 180, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulton-Pharmaceutics-The-Design-and- Manufacture-of-Medicines-5th-Edition (Vol. 5, Issue 1). Elsevier.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 296, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulton, M. E., & Taylor, K. M. G. (2018b).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 311, "width": 197, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulton’s Pharmaceutics The Design and Manufacture of Medicines (5th ed). Elsevier.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 362, "width": 225, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayu, N. H., & Dicky, A. Y. (2013). Isolasi Amilosa Dan Amilopektin Dari Pati Kentang. Teknologi Kimia Dan Industri ,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 406, "width": 226, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 (3), 57–62. http://ejournal- s1.undip.ac.id/index.php/jtki Departemen Kesehatan RI. (2014). Farmakope Indonesia Edisi V. In Jakarta . Kementrian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 492, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Kesehatan RI. (2020). Farmakope", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 507, "width": 197, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia edisi VI. In Departemen Kesehatan Republik Indonesia . Kementrian Kesehatan RI.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 558, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadisoewignyo, L., & Fudholi, A. (2013).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 573, "width": 150, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sediaan Solida . Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 593, "width": 225, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hana, Y. K., Faudoneb, S. N., Zittob, G., Bonafedea, S. L., Rosascoa, M. A., & Segalla, A. I. (2017). Physicochemical Characterization Of Physical Mixture And Solid Dispersion Of Diclofenac Potassium With Mannitol. Journal of Applied Pharmaceutical Science , 7 (1), 204–", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 697, "width": 22, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "208.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 712, "width": 195, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.7324/JAPS.2017.70130", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 733, "width": 226, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartesi, B., Andriani, L., Anggresani, L.,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 748, "width": 197, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Whinata, M. B., Farmasi, P. S., Tinggi, S., Kesehatan, I., Ibu, H., Farmasi, J., & Jambi, P. K. (2020). Modifikasi Pati", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "572", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 197, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kentang Secara Pregelatinasi dengan Perbandingan Pati dan Air (1: 1,25). Riset Informasi Kesehatan, 9 (2), 177–187. https://doi.org/10.30644/rik.v8i2.431", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 136, "width": 225, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hassan, I. Z., Duncan, N., Adawaren, E. O., & Naidoo,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 197, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. (2018). ould The Environmental Toxicity Of Diclofenac In", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 198, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vultures Been Predictable If Preclinical Testing Methodology Were Applied. Environmental Toxicology and Pharmacology , 64 (July), 181–186. https://doi.org/10.1016/j.etap.2018.10.00 6", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 275, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayati, N., Meilany, N., & Andasari, S. D.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 290, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020). Formulasi Tablet Kunyah", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 198, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asetosal Dengan Variasi Konsentrasi PVP Sebagai Bahan Pengikat. Jurnal Ilmu Farmasi, 11 (1), 7–14.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irhami, Anwar, C., & Kemalawaty, M. (2019).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 197, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Sifat Fisikokimia Pati Ubi Jalar Dengan Mengkaji Jenis Varietas Dan Suhu Pengeringan. Jurnal Teknologi Pertanian , 20 (1), 33–44.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 436, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ismail, I., Fitriani, L., & Leboe, D. W. I. W.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 197, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). Potensi Pati Umbi Tire ( Amorphophallus oncophyllus ) Taut", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 197, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silang Fosfat Sebagai Matriks Tablet Lepas Lambat. Prosiding Seminar Nasional Megabiodiversitas Indonesia ,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 62, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "April , 38–42.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 546, "width": 225, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jiang, C., Cai, S., Mao, L., & Wang, Z. (2020). Effect Of Porosity On Dynamic Mechanical Properties And Impact Response Characteristics Of High", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 197, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aluminum Content PTFE/Al Energetic Materials. Materials , 13 (1). https://doi.org/10.3390/ma13010140", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 656, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaltari, B. I., Setyowati, S., & Dewi, D. P.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 197, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2016). Pengaruh Variasi Pencampuran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 197, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tepung Talas Bogor (Colocasia", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 700, "width": 226, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "esculenta L. Schott) Dan Kacang Merah (Phaseolus Vulganis L.) Terhadap Sifat Fisik, Tingkat Kesukaan, Kadar Protein. Nutrisia , 18 (1), 51–57. Kemenperin. (2021). Membangun Kemandirian Industri Farmasi", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 70, "width": 197, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasional. In Kemenperin .", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 85, "width": 192, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.kemenperin.go.id/downlo ad/26388/Buku-Analisis-Industri- Farmasi-2021", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 136, "width": 226, "height": 100, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khairunnisa, R., Nisa, M., Riski, R., & Fatmawaty, A. (2016). Evaluasi Sifat Alir Dari Pati Talas Safira (Colocasia esculenta var Antiquorum) Sebagai Eksipien Dalam Formulasi Tablet. Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences , 1 (1), 22–26.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 246, "width": 226, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahalia, L. D., Supriyanto, S., & Syukri, Y. (2020). Development Of Sweet Potato (Ipomoea Batatas Lamk.) As Excipient In Tablet Formulation. Journal of Public", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 305, "width": 198, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Research , 9 (2), 161–164.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 320, "width": 185, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.4081/jphr.2020.1831", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 341, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melati, H. P., Yandi, S., & Bambang, N. H.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 356, "width": 197, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2022). Pengaruh Kombinasi Matriks terhadap Karakter Tablet Metformin HCl Lepas Lambat Sistem Floating Effervescent. Pharmaceutical Journal of", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 415, "width": 226, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia , 7 (2), 89–96. https://doi.org/10.21776/ub.pji.2022.007. 02.3 Muhammad, & Barbara. (2015). Hydrophilic Matrices for Oral Control Drug Delivery. American Journal of Pharmacological Sciences , 10 (5), 103–109.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 531, "width": 226, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nawangsari, D. (2019). Pengaruh Bahan Pengisi Terhadap Massa Cetak Tablet Vitamin C. Viva Medika: Jurnal Kesehatan, Kebidanan Dan Keperawatan , 11 (02), 37–", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 590, "width": 17, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 605, "width": 190, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35960/vm.v11i02.464", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 626, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nawangsari, D., & Prabandari, R. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 641, "width": 197, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakterisitik Massa Cetak Tablet Kunyit (Curcuma Longa. Linn) Menggunakan Avicel ® Ph 102 sebagai Bahan Pengikat. Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (SNPPKM) , 102 , 1532–1536.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 736, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nofriyaldi, A., Suhardiana, E., & Juniarin, A.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 751, "width": 197, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020). Pengaruh Penambahan Avicel PH 102 Terhadap Sifat Fisik Tablet Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya L.)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 31, "width": 156, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mandala Pharmacon Indonesia Vol. 9 No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 526, "top": 31, "width": 14, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "573", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 805, "width": 91, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JMPI | Desember 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 805, "width": 224, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available @ http://www.jurnal-pharmaconmw.com/jmpi", "type": "Page footer" }, { "left": 479, "top": 805, "width": 62, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniadi, et al.", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 197, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara Kempa Langsung, Pengaruh Penambahan. Journal of Pharmacopolium ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 57, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (2), 50–57.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 226, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurliani, L., Dwiratna, S., & Prawiranegara, B. M. P. (2019). Analisis Penjadwalan Irigasi pada Budidaya Tanaman Talas Pratama (Colocasia esculenta (L). Schott var. Pratama) Menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 197, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CROPWAT 8.0. Jurnal Teknotan , 13 (2), 47. https://doi.org/10.24198/jt.vol13n2.3", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 225, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Octavia, M., Syukri, Y., & Firdaus, F. (2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 197, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengembangan Eksipien Sediaan Tablet Dari Pati Singkong Termodifikasi Secara Fisikokimia Untuk Peningkatan Sifat Farmasetikanya. Medical Sains , 3 (2), 119– 130.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 226, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peerapattana, J., Phuvarit, P., Srijesdaruk, V., Preechagoon, D., & Tattawasart, A. (2009). Pregelatinized Glutinous Rice Starch As A Sustained Release Agent For Tablet Preparations. Carbohydrate Polymers 80 (2010) , 453-459.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 226, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priyatno, D. (2013). Seri CD Software Olah Data Statistik Dengan Program SPSS .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 58, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mediakom.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 471, "width": 226, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psimadas, D., Georgoulias, P., Valotassiou, V., & Loudos, G. (2012). Molecular Nanomedicine Towards Cancer : Journal of Pharmaceutical Sciences , 101 (7), 2271– 2280. https://doi.org/10.1002/jps", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 225, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rustiani, E., Agustina, R., & Andini, S. (2023).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 197, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formulation and Pharmaceutical Quality Evaluation of Tablets Containing Extract of Cinnamomum burmannii BARK and Colocasia esculenta ( L ) Schott Leaves . 9 (1), 27–34.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 185, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35311/jmpi.v9i1.292", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santosa, D., & Pertiwi, F. (2020). Formulasi Dan Uji Disolusi Terbanding Tablet Lepas Lambat Natrium Diklofenak Menggunakan Methocel K100M Sebagai Matriks. Indonesia Natural Research", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 145, "width": 197, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pharmaceutical Journal , 5 (2), 1–11. https://doi.org/10.52447/inspj.v5i2.1818", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 180, "width": 226, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyanto, K. C., Palupi, D. A., & Adyastutik, Y. (2017). Evaluasi Hasil Keseragaman Ukuran, Keregasan dan Waktu Hancur Tablet Salut Film Neuralgad Produksi Lafi Ditkesad Bandung. Cendekia Journal", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 255, "width": 197, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of Pharmacy , 1 (1), 34–40. https://doi.org/10.31596/cjp.v1i1.5", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 226, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanti, I. (2019). Pengaruh Medium Disolusi dan Upaya Peningkatan Metformin. Farmaka , 17 (1), 97–106.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 341, "width": 226, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "United States Pharmacopeial Convention.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 356, "width": 197, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2018). The United States Pharmacopeia 28 th . United States Pharmacopeia Inc.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 391, "width": 225, "height": 85, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yassir, M., & Asnah, A. (2019). Pemanfaatan Jenis Tumbuhan Obat Tradisional Di Desa Batu Hamparan Kabupaten Aceh Tenggara. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi Dan Kependidikan , 6 (1), 17. https://doi.org/10.22373/biotik.v6i1.4039", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 486, "width": 226, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahoor, F. D., Mader, K. T., Timmins, P., Brown, J., & Sammon, C. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 516, "width": 198, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investigation of Within-Tablet Dynamics for Extended Release of a Poorly Soluble Basic Drug from Hydrophilic Matrix Tablets Using ATR- FTIR Imaging. Molecular Pharmaceutics ,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 590, "width": 29, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 (4),", "type": "Table" }, { "left": 486, "top": 590, "width": 55, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1090–1099.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 605, "width": 192, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1021/acs.molpharmac eut.9b01063", "type": "List item" } ]
876d1e5f-c7ed-8243-1bc1-0b80ca32782c
https://jurnal.univpgri-palembang.ac.id/index.php/pernik/article/download/7910/5757
[ { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 85, "width": 340, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMAHAMAN GURU DALAM PROSES PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 131, "width": 280, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ismi Tiara Nakita 1 , Dianti Yunia Sari 2 , Fadila Rahma 3", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 145, "width": 160, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Islam Nusantara 123", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 172, "width": 341, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email : [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 428, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak : Penilaian merupakan proses pengumpulan data dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak dan pengambilan keputusan, pengakuan ataupun ketetapan tentang kemampuan anak. Penelitian bertujuan untuk mengetahui cara guru, pemahaman guru serta faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam proses penilaian perkembangan anak. Penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian yang dilakukan melibatkan sebanyak tiga orang guru. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasilnya mengungkapkan bahwa guru hanya melakukan dua (2) tahap proses penilaian yaitu pengamatan dan pelaporan kemudian tingkat pemahaman guru dalam proses penilaian berada pada tingkat menafsirkan, menyimpulkan dan menjelaskan, dan faktor-faktor yang mempengaruhi guru dalam melakukan proses penilaian perkembangan anak yaitu masih rendahnya minat, motivasi, kualifikasi jenjang pendidikan, dan pengalaman guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 250, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Pemahaman Guru, Penilaian, Anak Usia Dini", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 429, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: Assessment is the process of collecting data and processing information to determine the level of achievement of children's development and making decisions, acknowledgments or determinations about children's abilities. This study aims to determine how the teacher, the teacher's understanding and the factors that influence the teacher in the process of assessing child development. This research uses case study research with a qualitative approach. The research was conducted involving three teachers. Data was collected by using interview, observation, and documentation techniques. The results revealed that the teacher only carried out two (2) stages of the assessment process, namely observation and reporting, then the level of understanding of the teacher in the assessment process was at the level of interpreting, concluding and explaining, and the factors that influenced the teacher in conducting the child development assessment process were low level of interest, motivation, educational qualifications, and teacher experience.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 261, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords Teacher Understanding, Assessment, Early Childhood", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 199, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kegiatan belajar mengajar guru dituntut untuk memiliki kemampuan dalam melaksanakan penilaian, memahami konsep penilaian, mengenal alat-alat penilaian yang dapat digunakan dalam berbagai bentuk, media dan langkah-langkah pelaksanaan penilaian, terampil menggunakan alat penilaian dan dapat menginterpretasikan hasil penilaian. Penilaian dilakukan sebagai bahan evaluasi apakah kegiatan pembelajaran yang dilakukan telah berhasil memberikan rangsangan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 196, "height": 114, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan dan pertumbuhan anak atau belum. Selain itu penilaian dilakukan untuk memberikan informasi terhadap guru ataupun orang tua mengenai kemajuan anak dan capaian hasil belajar anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 197, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem penilaian pada pendidikan anak usia dini lebih banyak mendeskripsikan ketercapaian perkembangan anak (nilai agama dan moral, fisik-motorik, bahasa, kognitif, sosial-emosional, dan seni). Penilaian yang dilakukan dengan benar akan membantu guru ataupun orang tua dalam meningkatkan aspek perkembangan yang belum tercapai sehingga perkembangan anak dapat berlangsung secara optimal. Untuk itu pemahaman guru dalam melakukan penilaian", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 84, "width": 196, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan anak sangat dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 105, "width": 197, "height": 363, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru di sekolah kelompok bermain Al Ghifari dalam melakukan penilaian terhadap perkembangan peserta didik masih belum optimal. Data menunjukkan bahwa guru yang tidak melakukan penilaian sesuai dengan bagan penilaian yang tercantum dalam buku pedoman penilaian pembelajaran pendidikan anak usia dini baik itu dalam proses pengamatan dan pencatatan maupun dalam pengelolaan data atau informasi anak serta dalam pelaporan penilaiannya. Guru hanya memberikan penilaian di akhir semester berupa buku raport tanpa adanya catatan penilaian harian, mingguan, dan bulanan sebagai referensi dalam penilaian akhir semester.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 477, "width": 197, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencatatan biasanya dilakukan perkelompok berdasarkan capaian perkembangan anaknya. Teknik yang sering dilakukan dalam pencatatan yaitu berupa ceklis dan hasil karya. Adanya perbedaan pada setiap guru dalam melakukan proses penilaian perkembangan anak menunjukkan tingkat pemahaman guru-guru terhadap proses penilaian perkembangan anak.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 684, "width": 196, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti penelitian yang dilakukan oleh Rohita dan Nurfadilah (2017) yang menunjukkan hasil yaitu 1) penilaian semester yang dilakukan di ketiga taman kanak-kanak belum menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 197, "height": 404, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kesesuaian dengan prinsip-prinsip penilaian pembelajaran, 2) guru belum memahami betul subyek penilaian yaitu anak usia 4-6 tahun, sehingga memberikan materi soal yang sama antara kelompok A dengan anak kelompok B, 3) aspek yang dinilai lebih banyak pada aspek kognitif dan bahasa, serta penggunaan metode pengumpulan data berupa alat penilaian yang lebih dominan menggunakan alat penilaian tes berupa lembar kerja anak, dan 4) pelaksanaan penilaian pembelajaran khususnya penilaian semester tidak berdampak langsung pada penentuan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan untuk pembelajaran berikutnya diberikan dengan melakukan diskusi antar guru mengenai kegiatan apa yang akan diberikan selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 198, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian tersebut maka dapat diasumsikan pemahaman guru terhadap proses penilaian perkembangan anak masih rendah. Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kepahaman guru terhadap proses penilaian perkembangan peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KAJIAN TEORITIK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemahaman", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 726, "width": 167, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemahaman adalah cara", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 746, "width": 198, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memahami, suatu proses atau cara mempelajari secara baik agar paham dan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 84, "width": 198, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "banyak pengetahuan. Untuk itu pemahaman setingkat lebih tinggi dari pengetahuan yang merupakan tipe hasil belajar (Sudjana, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 167, "width": 198, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemahaman dapat juga diartikan sebagai kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat dengan kata lain memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dalam melihatnya dari berbagai segi sehingga pemahaman merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan atau hafalan (Sudijono, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 374, "width": 198, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pemaparan diatas maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman lebih dari sekedar mengerti oleh sebab itu pemahaman mengenai penilaian perkembangan anak usia dini, artinya memahami secara mendalam, detail dan juga menyeluruh mengenai penilaian perkembangan anak usia dini. Tingkat Pemahaman", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 560, "width": 196, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudjana (2016) membedakan tingkat pemahaman dalam tiga kategori yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 602, "width": 199, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pemahaman terjemah, Tingkat pemahaman yang paling rendah adalah terjemah, dimulai dari terjemah dalam arti yang sebenarnya.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 684, "width": 199, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pemahaman Penafsiran. Tingkat kedua adalah", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 705, "width": 180, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemahaman penafsiran, yang menghubungkan bagian terdahulu dengan yang diketahui selanjutnya, atau", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 84, "width": 180, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengaitkan beberapa bagian realistis dengan kesempatan, mengenali yang utama dan yang tidak utama.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 146, "width": 202, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pemahaman Ekstrapolasi. Tingkat pemahaman yang paling tinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Dengan ekstrapolasi, dipercaya bahwa seseorang akan bisa melihat dibalik tulisan, memiliki opsi untuk membuat perkiraan tentang dampak atau memiliki opsi untuk memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus, atau masalah. Sedangkan Anderson & Krathwohl (2001) menyatakan bahwa proses kognitif pemahaman dibagi menjadi tujuh kategori yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 436, "width": 198, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Menafsirkan, yaitu mengubah satu bentuk menjadi bentuk lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 477, "width": 198, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Mencontohkan, yaitu menemukan contoh atau ilustrasi dari suatu konsep atau prinsip.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 539, "width": 201, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Mengklasifikasikan, yaitu dapat menentukan sesuatu dalam satu kategori.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 602, "width": 198, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Merangkum, kegiatan menyusun point-point pokok ataupun intisari.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 643, "width": 198, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Menyimpulkan, seperti membuat kesimpulan yang valid dari informasi yang diterima.", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 705, "width": 198, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Membandingkan, yaitu menentukan hubungan antara dua objek, dua ide dan semacamnya dan,", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 767, "width": 198, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Menjelaskan yaitu membuat model", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 84, "width": 196, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebab akibat dalam sebuah system. Namun ada juga pendapat menurut Abraham et al (1992) yaitu membagi pemahaman konsep menjadi enam kategori yaitu: 1) tidak ada respon, 2) tidak ada pemahaman,", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 187, "width": 13, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3)", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 208, "width": 196, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesalahpahaman secara spesifik, 4) pemahaman konsep parsial dengan kesalahpahaman spesifik 5) Pemahaman konsep parsial 6) pemahaman konsep yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 312, "width": 197, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman merupakan kemampuan individu dalam menjabarkan serta menjelaskan suatu materi/bahan dengan bidang tertentu menggunakan bahasa yang dimengerti dan dapat meniingkatkan kemampuan peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 498, "width": 194, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Penilaian merupakan sebuah", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 539, "width": 196, "height": 239, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "program atau kegiatan untuk memutuskan nilai dari sesuatu tersebut, dan akan memberikan jawaban atas pertanyaan: what value. Wandt dan Brown (Sudijono, 2015). Namun penilaian menurut Ralph Tyler (Yus, 2011) adalah interaksi pengumpulan informasi untuk memutuskan dalam hal apa, sejauh mana, dan bagaimana tujuan pendidikan telah dicapai. Penilaian juga merupakan proses pemberian atau penentuan nilai pada objek tertentu", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 196, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berdasarkan kriteria tertentu (Sudjana, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 197, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian Goodwin dan Goodwin (Wortham, 2005) mengartikan asesmen atau pengukuran sebagai suatu proses untuk menentukan trait atau perilaku seseorang, karakteristik suatu program, dan memberikan penilaian terhadap penentuan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 196, "height": 198, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan apabila mengacu pada Peremendikbud nomor 146 tahun 2014, penilaian proses dan hasil kegiatan belajar PAUD adalah suatu proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 196, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu penilaian sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru berdasarkan hasil pengamatan, diskusi, wawancara terhadap peserta didik yang dilakukan secara sistematis, terukur, berkelanjutan serta menyeluruh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 196, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada proses penilaian untuk mendapatkan nilai yang sebenarnya dari sesuatu atau dari anak yang dinilai maka guru hendaknya memenuhi prinsip- prinsip penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 726, "width": 201, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prinsip - prinsip Penilaian Bagi Pekembangan Anak Usia Dini Pada proses penilaian untuk", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 84, "width": 196, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan nilai yang sebenarnya dari sesuatu atau dari anak yang dinilai maka guru hendaknya memenuhi prinsip- prinsip. Berikut ini adalah prinsip- prinsip penilaian menurut Yus (2011):", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 187, "width": 195, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Menyeluruh, yaitu penilaian dilakukan pada saat proses ataupun hasil kegiatan anak.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 250, "width": 195, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Berkesinambungan, yaitu penilaian dilakukan secara terencana,bertahap dan terus menerus.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 312, "width": 195, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Berorientasi pada proses dan tujuan, dimaksudkan agar penilaian pada pendidikan anak mengarah pada proses dan tujuan perkembangan dan pertumbuhan anak.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 415, "width": 195, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Objektif, penilaian objektif adalah penilaian yang dapat memberikan data yang sebenarnya tentang pertumbuhan dan perkembangan anak maupun tentang kemampuan anak.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 539, "width": 195, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Mendidik, yaitu hasil penilaian harus bisa menumbuhkan dan mendorong munculnya kemauan anak untuk meningkatkan perkembangan dan pertumbuhannya.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 664, "width": 195, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Kebermaknaan, yaitu hasil dari penilaian harus memiliki makna untuk orang tua,wali, siswa, dan kelompok lain yang berkepentingan pada perkembangan", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 746, "width": 176, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan pertumbuhan anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 87, "top": 84, "width": 126, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Kesesuaian, yaitu", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 84, "width": 176, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penilaian menunjukkan kesesuaian antara hasil atau nilai yang diperoleh anak dengan apa yang dilakukan atau diinstruksikan oleh pendidik.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 187, "width": 195, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pedoman penilaian pembelajaran pendidikan anak usia dini (2018) menyatakan bahwa yang menjadi prinsip-prinsip dalam melakukan penilaian yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 291, "width": 194, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mendidik, penilaian yang mendorong anak meraih capaian perkembangan yang optimal.", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 353, "width": 194, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Otentik, Penilaian yang berorientasi pada kegiatan belajar yang", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 394, "width": 195, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan anak saat melaksanakan kegiatan. c. Objektif, penilaian yang didasarkan pada indikator capaian perkembangan serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilaian dan yang dinilai.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 560, "width": 194, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Akuntabel, penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas serta", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 602, "width": 180, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat dipertanggungjawabkan.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 643, "width": 194, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Transparan, Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang relevan.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 746, "width": 92, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi penilaian", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 767, "width": 179, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi penilaian perkembangan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 84, "width": 197, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "belajar anak dalam permendikbud nomor 146 tahun 2014 yaitu: a) memantau kemajuan belajar, b) memantau hasil belajar, c) perbaikan hasil kegiatan belajar anak secara berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 208, "width": 197, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudjana (2016) menyatakan fungsi dari penilaian: a) alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 270, "width": 197, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "instruksional, b) umpan balik bagi perbaikan proses belajar mengajar dan c) dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 394, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara Penilaian Anak Usia Dini", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 415, "width": 197, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyudin dan Agustin (2011), menyatakan bentuk penilaian perkembangan anak usia dini lebih banyak pada penilaian kinerja atau penampilan. Hal ini dimaksudkan bahwa proses dan hasil penilaian anak usia dini akan mengarah pada deskripsi apa yang ditampilkan oleh peserta didik berkenaan dan berbagai aspek perkembangan (fisik-motorik/aspek Kesehatan, nilai-nilai agama dan moral, kognitif, bahasa dan sosial emosional).", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 664, "width": 196, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan jenis-jenis alat penilaian perkembangan anak usia dini (Wahyudin dan Agustin , 2011). yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 726, "width": 194, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) pengamatan (observasi), adalah suatu teknik yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan berbagai", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 84, "width": 176, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi atau data tentang", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 105, "width": 176, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan dan permasalahan anak. Melalui pengamatan, guru dapat mengetahui bagaimana perubahan yang terjadi pada anak dalam satu waktu tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 208, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) wawancara (percakapan), adalah", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 229, "width": 177, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan dan permasalahan anak dengan cara melakukan percakapan langsung dengan anak", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 353, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 374, "width": 195, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Angket (kuesioner), merupakan alat pengumpul data berupa daftar pertanyaan yang disampaikan kepada orang tua untuk", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 457, "width": 176, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan data secara umum tentang anak dan hal-hal yang berkaitan dengan anak.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 519, "width": 194, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Sosiometri, adalah teknik yang digunakan untuk mengetahui", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 560, "width": 176, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bagaimana kedudukan anak dalam berhubungan sosial di antara anggota kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 622, "width": 194, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Catatan anekdot, adalah suatu teknik pengumpulan data yang bersifat pengamatan (observasi) dan hanya mencatat peristiwa yang betul-betul bermakna.", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 726, "width": 194, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f) Pemeriksaan medis, merupakan upaya untuk mengetahui berbagai kelemahan dan penyakit yang", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 84, "width": 176, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diderita anak, khususnya yang berkaitan dengan aspek fisik.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 125, "width": 194, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g) Kunjungan rumah, merupakan salah satu teknik yang digunakan guru untuk lebih memahami bagaimana perkembangan dan permasalahan anak.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 229, "width": 195, "height": 114, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h) Penugasan, merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas harian yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu tertentu, baik secara perorangan maupun kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 353, "width": 194, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i) Unjuk kerja, adalah penilaian yang menuntut anak didik untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang diamati.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 436, "width": 194, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "j) Portofolio, adalah suatu koleksi pekerjaan dan kegiatan anak yang diorganisasi secara sistematis menggambarkan potret anak secara menyeluruh.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 539, "width": 196, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 581, "width": 196, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun faktor yang mempengaruhi guru dalam melakukan penilaian yaitu faktor internal dan faktor eksternal menurut para ahli:", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 664, "width": 95, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Faktor internal", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 684, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Kesadaran", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 705, "width": 180, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesadaran merupakan implikasi yang mengidentifikasi dengan kemungkinan kejiwaan, seperti ingatan, hal-hal yang saling", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 84, "width": 180, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berhubungan, yang dalam pengertian biasa disebut kesadaran yang", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 125, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melekat yang", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 125, "width": 180, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan kemampuan atau wawasan yang memungkinkan seseorang untuk bertindak tidak benar-benar diatur dalam cara yang kaku (Djamarah,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 229, "width": 34, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2002).", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 250, "width": 201, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Minat dan motivasi guru itu sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 270, "width": 180, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minat adalah suatu rasa lebih dari suka dan rasa ketertarikan pada suatu aktivitas atau hal, tanpa ada yang menyuruh Slameto (Djamarah,", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 353, "width": 180, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015). Sedangkan motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Nasution (Djamarah, 2015).", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 436, "width": 98, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Faktor eksternal", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 196, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun faktor eksternal yang mempengaruhi guru dalam proses penilaian yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 519, "width": 167, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Kualifikasi Jenjang Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 539, "width": 180, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat pendidikan guru mempengaruhi apa yang akan ia berikan atau transfer berupa ilmu kepada peserta", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 602, "width": 48, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didiknya.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 622, "width": 176, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rendahnya tingkat pendidikan seorang guru", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 643, "width": 177, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tentu akan mempengaruhi kualitas pemahaman", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 684, "width": 176, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ilmu peserta didik. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka guru tentunya akan memiliki keterampilan kompetensi yang lebih baik (Nurmayuli, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 84, "width": 195, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pengalaman a. Pengalaman mengajar adalah masa kerja guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik pada satuan pendidikan tertentu sesuai dengan surat tugas dari lembaga yang berwenang atau keinginan pribadi yang melamar sebagai guru di salah satu satuan pendidikan Muslich (Nurmayuli (2020).", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 332, "width": 180, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengalaman pelatihan. Semakin banyak pengalaman pelatihan yang di ikuti, membuat seorang guru memiliki banyak kemampuan yang mendukung perkembangan kompetensi pedagogik guru (Nurmayuli,", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 477, "width": 31, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2020)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 498, "width": 144, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Faktor sarana atau fasilitas", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 519, "width": 180, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarana dan fasilitas yang memadai akan mempengaruhi kegiatan belajar mengajar disekolah. Anak didik tentu akan belajar lebih baik dan menyenangkan apabila sekolah dapat memenuhi segala kebutuhan belajar anak didik (Djamarah, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 664, "width": 137, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Supervisi kepala sekolah", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 684, "width": 197, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi ialah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajarmengajar yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 84, "width": 140, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subroto (Nurmayuli, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 105, "width": 178, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan Yus (2011) berpendapat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 196, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ada 4 (empat) faktor yang mempengaruhi penilaian dalam kegiatan pelaksanaan program Taman Kanak- kanak yaitu sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 208, "width": 195, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) guru sebagai penilai dituntut untuk memiliki kemampuan melaksanakan penilaian, memahami konsep-konsep penilaian, mengenal berbagai alat penilaian, terampil menggunakan alat penilaian dan dapat mengintrepestasikan hasil penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 374, "width": 194, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Anak sebagai sasaran penilaian harus berperan aktif selama guru melakukan penilaian.", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 436, "width": 194, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) alat penilaian yang digunakan untuk memperoleh data-data penilaian disesuaikan dengan kebutuhan", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 498, "width": 60, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "setiap anak.", "type": "List item" }, { "left": 87, "top": 519, "width": 194, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) tempat dan waktu penilaian disesuaikan dengan kebutuhan", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 560, "width": 177, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penilaian dan anak yang akan dinilai serta rancangan kegiatan pelaksanaan program yang", "type": "Table" }, { "left": 105, "top": 622, "width": 56, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 196, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Penilaian Pada Anak Usia Dini Proses penilaian pada anak usia dini melalui beberapa tahap yaitu : a. Proses pengamatan dan pencatatan", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 726, "width": 181, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terhadap anak. Teknik yang digunakan dalam melakukan", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 767, "width": 180, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pencatatan yaitu berupa : ceklis,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 84, "width": 195, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "catatan anekdot dan hasil karya. b. Pengolahan data/informasi anak Semua data/informasi tentang anak yang telah terkumpul di dalam portofolio perlu diolah untuk dianalisis. pengolahan data", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 208, "width": 128, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dilakukan secara berkala.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 229, "width": 68, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pelaporan", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 250, "width": 180, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaporan merupakan kegiatan mengkomunikasikan dan", "type": "Table" }, { "left": 338, "top": 291, "width": 180, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan anak setelah mengikuti layanan atau kegiatan pembelajaran di sekolah. Hal-hal yang harus diperhatikan guru saat akan menulis laporan perkembangan anak yaitu : 1) etika pelaporan, 2) Jenis pelaporan, 3) waktu pelaporan dan 4) bentuk pelaporan.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 498, "width": 137, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 519, "width": 180, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang mendeskripsikan cara guru dalam melakukan proses penilaian perkembangan anak, pemahaman guru dalam melakukan proses penilaian di sekolah KB Al Ghifari dan faktor-faktor", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 684, "width": 179, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang mempengaruhinya.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 726, "width": 180, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disampaikan oleh Denzin dan Lincoln (Moleong, 2010), menyatakan bahwa penelitian", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 84, "width": 180, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kualitatif adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 187, "width": 45, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subyek", "type": "Table" }, { "left": 101, "top": 208, "width": 180, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian adalah guru-guru di sekolah KB Al Ghifari berjumlah 3", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 250, "width": 181, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(tiga) orang. Informan dipilih berdasarkan permasalahan hasil penilaian perkembangan anak.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 206, "height": 240, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Tabel 1. Data Subyek Penelitian No Nama Usia Masa Kerja Latar Belakang Pendidikan 1 ER 50 7 thn SMK 2 IT 50 7 thn STM 3 YC 52 14 thn SPG", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 604, "width": 158, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 196, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama guru melakukan penilaian ada 3 (tiga) permasalahan yang menjadi focus utama dalam penelitian ini yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 687, "width": 201, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Cara guru dalam melaksanakan", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 707, "width": 187, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penilaian perkembangan anak. Hasil temuan menunjukkan sebagai berikut: a. Guru-guru di kelompok bermain", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 84, "width": 170, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al Ghifari melakukan proses penilaian perkembangan anak hanya melalui 2 (dua) tahap saja pengamatan dan pelaporan . Tahap pengamatan dilakukan setiap hari oleh guru namun pengamatan itu tidak disertai dengan kegiatan pencatatan. Penjelasan mengenai capaian perkembangan anak hanya ada dibenak guru-guru saja.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 291, "width": 188, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Untuk tahap pengolahan data guru-guru di Kb Al Ghifari tidak melakukan pengolahan data berdasarkan teknik-teknik pencatatan dimana teknik pencatatan tersebut akan menjadi sebuah kompilasi data.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 436, "width": 195, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Selanjutnya pada tahap pelaporan pencapaian perkembangan anak dilakukan setiap enam bulan sekali, pelaporan yang biasa digunakan yaitu secara tertulis berupa buku raport yang berisi capaian seluruh aspek perkembangan anak.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 581, "width": 180, "height": 114, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data tersebut menjelaskan bahwa proses penilaian belum sesuai dengan pedoman penilaian pembelajaran pendidikan anak usia dini yaitu mulai tahap pengamatan, pengolahan data dan pelaporan.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 705, "width": 180, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara penilaian perkembangan anak usia dini yang dilaksanakan oleh guru-guru di Al-Ghifari tersebut lebih kepada menunaikan tugas tanpa", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 84, "width": 180, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menindaklanjuti lebih jauh dampak pada ketepatan hasil penilaian anak. bentuk penilaian masih terbatas pada ingatan guru tanpa melakukan pencatatan maupun tindakan pengolahan data terhadap apa yang dikerjakan oleh anak setiap hari.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 229, "width": 180, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyudin dan Agustin (2011) menyatakan bahwa bentuk penilaian perkembangan anak usia dini lebih banyak pada penilaian kinerja atau penampilan dengan kata lain guru mampu untuk mendeskripsikan apa yang ditampilkan oleh peserta didik terhadap aspek perkembangan anak dan menunjukkan bahwa guru mampu menggunakan keterampilan yang tinggi dalam melaksanakan penilaian terhadap perkembangan anak sesuai tahapan penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 498, "width": 181, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat pemahaman penilaian guru terhadap setiap tahapan penilaian perlu dikaji kembali sehingga tahapan penilaian dapat dilaksanakan sesuai dengan yang seharusnya.", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 622, "width": 201, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pemahaman guru KB Al Ghifari dalam proses penilaian", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 664, "width": 180, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan anak diperoleh hasil tingkat pemahaman sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 705, "width": 182, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. menafsirkan, guru mampu menjawab pengertian penilaian, fungsi penilaian, prinsip-prinsip penilaian, dan tahapan penilaian.", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 84, "width": 180, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. menyimpulkan, guru dapat. menyimpulkan capaian perkembangan anak selama satu (1) semester yang akan ditulis ke dalam sebuah laporan yang bernama buku raport semester c. menjelaskan, guru sudah mampu menjelaskan kembali kepada orang tua mengenai capaian perkembangan anak selama satu semester yang dituangkan kedalam laporan semester yang berbentuk buku raport.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 353, "width": 188, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingkat pemahaman guru-guru mengenai penilaian masih terbatas pada konsep dan belum terimplementasi secara optimal.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 436, "width": 190, "height": 342, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anderson & Krathwohl (2001) menyatakan bahwa terdapat 7 (tujuh) kategori pada proses kognitif pemahaman yaitu: 1) menafsirkan, 2). mencontohkan,3) mengklasifikasikan, 4) merangkum, 5) menyimpulkan, 6). membandingkan, dan 7) menjelaskan. Tingkat pemahaman tergantung kepada pengetahuan yang telah diterima oleh individu karena pengetahuan adalah dasar yang penting dalam membangun sebuah pemahaman. Pemahaman yang dimiliki guru merupakan suatu proses yang dilakukan oleh guru dalam memahami sesuatu. Untuk dapat memahami sesuai dengan bidang yang", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 84, "width": 188, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditekuninya tentu pula perlu didasari pengetahuan akan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam hal ini", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 167, "width": 187, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melaksanakan proses penilaian perkembangan anak.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 208, "width": 208, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Faktor-faktor yang mempengaruhi guru Kb Al Ghifari dalam melakukan proses penilaian perkembangan anak yaitu", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 291, "width": 187, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. faktor internal diantaranya: minat", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 312, "width": 187, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan motivasi guru dalam mengembangkan diri untuk belajar. Seperti mengikuti pelatihan, bimtek atau diklat masih rendah terbukti hanya mengikuti 2 (dua) kali seminar atau bimtek selama masa kerja. Alasan mereka tidak mau mengikuti bimtek jika dianjurkan oleh kepala sekolah karena faktor usia yang sudah tidak muda lagi. b. faktor eksternal yang mempengaruhi proses penilaian perkembangan anak", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 560, "width": 27, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yaitu", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 581, "width": 173, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kualifikasi jenjang pendidikan masih belum memenuhi persyara tan untuk menjadi guru di taman kanak-kanak sehingga ilmu yang didapat pun belum maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 684, "width": 190, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor internal dan eksternal tersebut membuktikan bahwa guru di sekolah kelompok bermain Al-Ghifari sebagai penilai dituntut untuk dapat mengembangkan diri melalui berbagai", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 84, "width": 187, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelatihan dan menyetarakan kualifikasi jenjang pendidikan supaya dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai seorang pendidik pada pendidikan anak usia dini. Selain itu perlu adanya dukungan dari lembaga sekolah dalam memfasilitasi kegiatan guru tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 270, "width": 158, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 311, "top": 291, "width": 70, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 312, "width": 202, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Guru belum optimal dalam melakukan proses penilaian", "type": "List item" }, { "left": 338, "top": 353, "width": 102, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangan anak.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 374, "width": 202, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tingkat pemahaman guru berada pada tingkat menafsirkan, menyimpulkan dan menjelaskan.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 436, "width": 202, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Faktor internal yang mempengaruhi proses penilaian perkembangan anak pada tiga subjek minat dan motivasi. Selanjutnya faktor eksternal yaitu kualifikasi jenjang pendidikan dan pengalaman.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 560, "width": 33, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 581, "width": 202, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Guru lebih meningkatkan wawasan ataupun pengetahuan mengenai poses penilaian perkembangan dengan mengikuti mengikuti lebih banyak lagi seminar, workshop, bimtek dan lainnya untuk meningkatkan kompetensi dan menambah wawasan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 746, "width": 202, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sekolah lebih memfasilitasi guru untuk mengikuti berbagai kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 269, "top": 39, "width": 251, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERNIK Jurnal PAUD, VOL 5 NO. 2 APRIL 2022", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 781, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 84, "width": 180, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang diselenggarakan oleh lembaga lain ataupun pemerintah mengenai proses penilaian perkembangan anak sehingga meningkatkan pemahaman guru termasuk melakukan kegiatan belajar bersama secara intern di sekolah untuk meningkatkan kualitas masing-masing guru.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 270, "width": 113, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 291, "width": 201, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abraham, M.R, Grzybowski. E.B, Renner, J.W, & Marek. E.A (1992) Understandings and Misunderstandings of Eighth Gradersof Five Chemistry Concepts Found in Textbooks . Journal of research in science teaching.", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 415, "width": 201, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 429, "width": 202, "height": 108, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Eds.) (2001). A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assessing: A revision of Bloom’s Taxonomy Of Educational Objectives . New York: Longman. Djamarah. (2015). Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 553, "width": 201, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurmayuli. (2020). Faktor-faktor Yang", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 567, "width": 202, "height": 149, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mempengaruhi Kompetensi Pedagogik Guru. Jurnal Penelitian Sosial Agama. Moleong,L. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif (edisi revisi). Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Permendikbud. (2014). Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini,", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 719, "width": 114, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta: Kemendikbud.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 746, "width": 201, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pedoman Penilaian Pembelajaran", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 760, "width": 166, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Anak Usia Dini.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 84, "width": 149, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018), Jakarta: Kemendikbud", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 112, "width": 201, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahardjo, M. (2017). Studi Kasus Dalam", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 125, "width": 166, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Kualitatif: Konsep dan", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 139, "width": 66, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedurnya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 167, "width": 202, "height": 259, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rohita & Nurfadilah. (2017). Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran di Taman KanakKanak (Studi Deskriptif pada Taman Kanak-kanak di Jakarta). Jurnal Al- Azhar Indonesia Seri Humaniora. Sudijono, A. (2015). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Sudjana, N. (2016). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif Dan R&N. Bandung: Cv Alfabeta", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 457, "width": 202, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wahyudin, U & Agustin, M. (2011). Penilaian Perkembangan Anak", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 484, "width": 166, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usia Dini. Bandung: PT Refika Aditama.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 526, "width": 201, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wortham, S.C. (2005). Assessment in", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 539, "width": 165, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Early Childhood Education . New", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 553, "width": 134, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jersey: Pearson rentice hall", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 581, "width": 202, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yus, A. (2011). Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak- kanak. Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri", "type": "Table" } ]
8409921c-055a-0bd2-b6ef-5dfed95fe9ba
https://journal.itltrisakti.ac.id/index.php/jmbtl/article/download/888/479
[ { "left": 79, "top": 45, "width": 454, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2407-635X Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 789, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 792, "width": 293, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 76, "width": 400, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA OPRASIONAL KENDARAAN (BOK) BUS TRANSJAKRTA KORIDOR VII DI JAKARTA", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 139, "width": 423, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdul Gani Kamaludin ITL Trisakti [email protected] Dian Ardyahiya Ekawati ITL Trisakti [email protected] Marthaleina ITL Trisakti [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 201, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 454, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Eka Sari Lorena Transport and PT Jakarta Mega Trans are the operators managing Transjakarta at corridor VII that serves route Kampung Melayu – Kampung Rambutan. The decision related to transport fares needs careful handling and wise policy because it has to bridge the gap of interest between the passengers and the transportation provider. Therefore, careful estimation and improvement are urgently required in calculating the operational cost of public vehicle as the basis of decision making. This study is conducted to find out the estimation of public vehicle operational cost of PT Eka Sari Lorena Transport, PT Jakarta Mega Trans and the operational cost based on SK Dirjen Nomor 687 year 2002. The calculation method referred to SK Dirjen No 687 year 2002. The result shows that the public vehicle operational cost of PT Eka Sari Lorena is RP 9.373,00/bus-km while PT Jakarta Mega Trans is Rp 13.010,00/bus-km. The estimation of public vehicle operational cost on that particular route is Rp 8.802,64/bus-km. The analysis of those two transportation providers reveals that there is a significant different component influencing the operational cost, that is the component of financing the human resources.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 435, "width": 320, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key words : operational cost of public vehicle, BOK, Transjakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 222, "height": 245, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan berbagai upaya untuk mengatasi permasalahan angkutan umum perkotaan dan kemacetan di Jakarta. Salah satunya yaitu dengan sistem angkutan massal (Mass Rapid Transit) atau yang lebih dikenal dengan bus Transjakarta. Keberadaan angkutan umum perkotaan di kota-kota besar sangatlah penting sebagai pengangkut pergerakan masyarakat untuk mengerjakan aktivitas sehari-harinya. Transjakarta ini diharapkan dapat mendukung aktivitas ibukota yang padat dengan tujuan untuk memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman dan terjangkau dengan tarif sebesar Rp 3.500,- bagi warga Jakarta sehingga konsumen mau beralih dari moda kendaraan pribadi menjadi moda transportasi umum.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 725, "width": 222, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penentuan besaran tarif angkutan membutuhkan penanganan dan kebijakan yang arif karena harus dapat menjembatani", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 463, "width": 222, "height": 287, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepentingan penumpang selaku konsumen dan pengusaha/operator angkutan. Pada dasarnya penetapan tarif oleh pemerintah bertujuan untuk menjamin kelangsungan angkutan umum perkotaan dengan tetap memperhatikan aspek keselamatan penumpang serta mempertimbangkan kemampuan dan kemauan daya beli konsumen. Bus Transjakarta diharapkan mampu memenuhi kebutuhan konsumen dalam mendapatkan moda transportasi yang aman, nyaman, murah dan memiliki halte – halte yang terletak di kawasan strategis dan tersebar di sepanjang jalan khususnya bagi penumpang yang menggunakan jasa bus Transjakarta koridor VII yang melewati jalur-jalur strategis perekonomian masyarakat yaitu Kampung Rambutan – Kampung Melayu. (Fiva, Sembiring, and Risky) penetapan tariff disesuaikan dengan jalur tempuh.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 553, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) ISSN 2407-635X", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 189, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 790, "width": 295, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan memperhatikan besarnya biaya operasional yang dikeluarkan oleh masing- masing operator diharapkan dapat menjembatani pada kedua belah pihak yaitu operator dan pengguna jasa. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi besarnya biaya operasional kendaraan seperti biaya pemeliharaan/suku cadang, harga bahan bakar, gaji/upah awak kendaraan dan pegawai, sarana dan prasarana dan sebagainya sehingga mempengaruhi besar kecilnya biaya operasional kendaraan. Maka perlu dilakukan penelitian mengenai perhitungan tarif bus Transjakarta Koridor VII berdasarkan biaya operasional kendaraan sehingga dapat dapat mengetahui apakan tarif yang berlaku pada kedua operator tersebut sesuai atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KAJIAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 351, "width": 222, "height": 328, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Tujuan manajemen keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan. Biaya Operasional Kendaraan (BOK) didefinisikan sebagai biaya dari semua faktor-faktor yang terkait dengan pengoperasian satu kendaraan pada kondisi normal untuk suatu tujuan tertentu. Berdasarkan pertimbangan ekonomi, diperlukan kesesuaian antara besarnya tarif (penerimaan). Dalam hal ini pengusaha angkutan umum mendapatkan keuntungan yang wajar dan dapat menjamin kelangsungan serta perkembangan jasa usaha yang dikelolanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 222, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya Operasional Kendaraan dibagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang dalam pengeluarannya langsung tanpa tergantung pada volume produksi yang terjadi. Biaya tidak langsung", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adalah biaya yang tidak langsung dikenakan terhadap operasi angkutan tetap menjadi bagian dari biaya pokok dan unit biaya. Biaya operasional kendaraan merupakan penjumlahan antara biaya langsung ditambah biaya tidak langsung, sedangkan biaya operasional kendaraan per-rit adalah total biaya operasional kendaraan selama satu tahun dibagi dengan kilometer tempuh kendaraan per tahun. Menurut (Hernawan and Putri) Biaya operasional akan mendukung profitabilitas perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 240, "width": 222, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya Pokok Produksi adalah besaran pengorbanan yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu satuan unit produksi jasa angkutan. Besarnya biaya pokok produksi sangat bergantung pada besarnya biaya total operasi persatuan waktu dan besarnya produksi pelayanan per satuan waktu. Biaya Pokok Produksi terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung ditambah dengan keuntungan sebesar 10% dari total biaya pokok produksi. (Ratnasari) biaya pokok adalah seluruh komponen biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 420, "width": 222, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada prinsipnya kebijakan penetapan tarif angkutan kota harus dapat menyelamatkan dua kepentingan yaitu dapat memberikan keuntungan yang wajar untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan besarnya tarif terjangkau bagi masyarakat. (Sitorus) penerimaan tariff adalah sudah diperhitungkan dengan komponen biaya operasional.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 558, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 571, "width": 222, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seluruh data-data biaya dikumpulkan dari kegiatan penelitian lapangan maupun penelitian pustaka. Komponen-komponen biaya yang digunakan antara lain seperti pembiayaan umum yang meliputi harga kendaraan, nilai depresiasi kendaraan, besar penyusutan dan besarnya asuransi serta pembiayaan operasional dan pemeliharaan bus yang meliputi biaya bahan bakar, biaya awak kendaraan, biaya terminal, biaya SDM selain awak kendaraan, pajak dan KIR, biaya perawatan pool dan bengkel, biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel serta biaya perawatan peralatan kantor. Dari komponen-", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 45, "width": 454, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2407-635X Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 789, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 789, "width": 293, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "komponen biaya yang sudah ditentukan maka akan dapat diketahui besarnya biaya operasional kendaraan yang harus dikeluarkan", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 116, "width": 141, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh operator setiap", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 69, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kilometernya.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 75, "width": 437, "height": 363, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil studi literatur dan survai di lapangan, didapatkan data sebagai berikut: Data Karakteristik Kendaraan pada Operator : NO URAIAN KARAKTERISTIK PT. EKA SARI LORENA TRANSPORT PT. JAKARTA MEGA TRANS 1 Harga Kendaraan (Rp) 1.300.000.000 1.473.882.437 2 Kapasitas Penumpang (pnp) 85 85 3 Bahan Bakar BBG BBG 4 Harga Bahan Bakar 3100 lsp 3100 lsp 5 Jumlah bus perkoridor (unit) 34 51 6 Jumlah bus beroperasi (unit) 31 46 7 Jumlah hari operasi per bus per bulan (hari) 25 25 8 Jumlah hari operasi per bus per tahun (hari) 300 300 9 Jarak per trip (km) 27 27 10 Jarak tempuh per bus per hari (km) 297 297 11 Kilometer tempuh per tahun (km) 89.100 89.100 12 Jarak tempuh per liter (km) 2,00 2,10 Sumber: Hasil Wawancara, 2016", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 222, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai residu kendaraan, sebesar 20% dari harga kendaraan.= Rp 294.776.487,- Nilai depresiasi per bus per tahun, diperoleh dari harga kendaraan dikurangi nilai residu dibagi dengan masa penyusutan kendaraan, dimana masa penyusutan kendaraan = 7 tahun Nilai depresiasi per bus per tahun = Rp 168.443.707,-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 222, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya profisi (legal admin) sebesar 2,5% dari harga bus dibagi masa pinjaman = Rp 7.369.412,-. Asuransi TLO per bus sebesar 1,3% dari harga bus = Rp 19.160.472,- Biaya bunga atas modal per bus per tahun, dimana suku bunga sebesar 13,83 % per tahun = Rp 203.837.941,-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 222, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya investasi per bus per tahun", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 675, "width": 198, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(rp/bus/tahun) = Rp. 398.811.532,-", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 221, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya investasi per bus per kilometer (rp/km) = Rp 4.476,-/bus-km", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 454, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 468, "width": 222, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis data di atas, maka biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan umum pada operator PT Eka Sari Lorena Transport adalah sebesar Rp 3.334,-/bus-km sedangkan pada operator PT Jakarta Mega Trans adalah sebesar Rp 4.476,-/bus-km Total biaya perawatan dan suku cadang Rp 242.069.269,-/bus/thBiaya pramudi/orang/tahun Rp 33.296.000,-", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 606, "width": 221, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total biaya pramudi/tahun = 32 x Rp 33.296.000,- = Rp 1.065.472.000,-", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 634, "width": 221, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya pramudi/bus/tahun = Rp", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 647, "width": 190, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.065.472.000/34 = Rp 31.337.412,-", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 661, "width": 116, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total biaya operasional", "type": "Table" }, { "left": 413, "top": 675, "width": 106, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 426.000.000,-/thn", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 689, "width": 144, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya operasional kantor per bus = Rp 426.000.000/34", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 716, "width": 222, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel, dimana masa penyusutan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 744, "width": 161, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diasumsikan 5 tahun, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 553, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) ISSN 2407-635X", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 189, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 229, "top": 790, "width": 295, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 75, "width": 351, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel No Uraian Jumlah Nilai Investasi (Rp) Biaya Depresiasi (Rp) 1 Kendaraan ops. bengkel 4 unit 20.000.000 16.000.000 2 Kendaraan ops. kantor 4 unit 20.000.000 16.000.000 3 Peralatan kantor 1 set 50.000.000 10.000.000 4 Peralatan bengkel 1 set 810.539.600 162.107.920 Jumlah biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel/thn 204.107.920 Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel/bus/thn 6.003.174 Sumber : Hasil Wawancara, 2016", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 222, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya Perawatan Peralatan Kantor per bus dihitung dari 2,5% dari biaya investasi perlengkapan pool dan bengkel per tahun.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 455, "height": 443, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biaya investasi perlengkapan pool dan bengkel No Uraian Jumlah Harga Satuan (Rp) Nilai investasi (Rp) 1 Investasi kendaraan operasional bengkel 4 unit 5.000.000 20.000.000 2 Investasi kendaraan operasional kantor 4 unit 5.000.000 20.000.000 3 Investasi peralatan kantor 1 set 50.000.000 50.000.000 4 Investasi peralatan bengkel 1 set 810.539.600 810.539.600 Total biaya investasi 900.539.600 Biaya perawatan = 2,5% dari total biaya investasi 22.513.490 Biaya perawatan peralatan kantor per bus 662.161 Sumber : Hasil Wawancara, 2016 Berdasarkan hasil analisis di atas maka biaya operasional dan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh PT Eka Sari Lorena Transport sebesar Rp 6.038,00/bus-km Dari hasil perhitungan komponen-komponen biaya baik itu pembiayaan umum maupun pembiayaan operasional dan pemeliharaan, maka dapat diketahui besarnya biaya operasional kendaraan yang harus dikeluarkan oleh operator PT Eka Sari Lorena Transport (termasuk investasi) per km, yaitu:", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 672, "width": 221, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya investasi/bus/kilometer + Biaya operasi/bus/kilometer = Rp 3.334,- + Rp 6.038,- = Rp 9.373,-/bus-km", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 727, "width": 207, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Perhitungan pembiayaan operasional tetap", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 506, "width": 193, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Biaya BBM per bus per tahun, diperoleh dari kilometer tempuh per tahun dibagi dengan jarak tempuh per liter dikalikan harga BBG per liter = 89.100/2,10 x Rp 3.100,-/lsp", "type": "List item" }, { "left": 377, "top": 575, "width": 118, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Rp 131.528.571,-", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 589, "width": 193, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Biaya perawatan dan suku cadang per bus per tahun, meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 617, "width": 143, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Engine Rp 3.862.334.067,-", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 631, "width": 168, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Bagian AC Rp 1.932.156.014,-", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 644, "width": 171, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Power train dan rem", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 658, "width": 111, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 789.019.533,- - Sistem kelistrikan Rp 662.067.426,-", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 713, "width": 186, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Bagian body Rp 768.199.460,- Total biaya perawatan dan suku", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 741, "width": 147, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cadang Rp 8.013.776.499,-/th", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 45, "width": 454, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2407-635X Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 789, "width": 360, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 790, "width": 293, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 75, "width": 194, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya perawatan dan suku cadang per bus per tahun = = Rp 8.013.776.499/51 = Rp 157.132.872,- /bus/thn 3) Biaya pramudi per bus per tahun Jumlah pramudi = 127 orang Biaya pramudi(gaji+tunjangan)/orang/bula n Rp 6.395.367, - Biaya pramudi/orang/tahun", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 199, "width": 81, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 76.744.400,-", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 213, "width": 150, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Total biaya pramudi/tahun =", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 226, "width": 150, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "127 x Rp 76.744.400,- = Rp 9.746.538.800,- Biaya pramudi/bus/tahun = Rp 9.746.538.800,-/51 = Rp 191.108.604,-", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 309, "width": 194, "height": 191, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Biaya mekanik per bus per tahun Jumlah mekanik = 30 orang Biaya mekanik (gaji+tunjangan)/orang/bulanRp 6.356.283,- Biaya mekanik/orang/tahun Rp 76.275.400,- Total biaya mekanik/tahun = 30 x Rp 76.275.400,- Biaya mekanik/bus/tahun = Rp 2.288.262.000/51 = Rp 44.867.882,- 5) Biaya terminal per bus per tahun Rp 0,-", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 502, "width": 168, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Rekapitulasi biaya operasional/bus/tahun, sebagai berikut: - Biaya BBM", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 75, "width": 383, "height": 673, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 131.528.571,-/bus/thn - Biaya perawatan dan suku cadang Rp 157.132.872,-/bus/thn - Biaya pramudi Rp 191.108.603,-/bus/thn - Biaya mekanik Rp 44.867.882,-/bus/thn - Biaya terminal Rp 0,-/bus/thn Total biaya operasional per bus per tahun Rp 524.637.930,-/bus/thn b. Perhitungan Pembiayaan Pemeliharaan Tetap 1) Biaya SDM Bengkel dan Pool per bus, meliputi: Kepala Bengkel, Kepala Mekanik, Kepala Logistik, Staf Logistik, Staf Administrasi Teknik , Office boy /kurir, dan Security /Satpam yang berjumlah 27 orang. Total biaya SDM Pool dan Bengkel per tahun = Rp 1.548.122.400,-", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 295, "width": 150, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya SDM Pool dan Bengkel/bus/thn = Rp", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 323, "width": 64, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30.355.341,-", "type": "List item" }, { "left": 359, "top": 337, "width": 168, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Biaya SDM Management dan Kantor per bus, meliputi: komisaris (4 orang), direktur (4 orang), manajer (4 orang), staf (45 orang). Total biaya SDM Manajemn", "type": "Text" }, { "left": 377, "top": 420, "width": 150, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kantor per thn Rp 5.404.304.080,- Biaya SDM Manajemen dan Kantor/bus/thn = Rp", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 475, "width": 70, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105.966.747,-", "type": "List item" }, { "left": 359, "top": 489, "width": 168, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Biaya Operasional Kantor, meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 377, "top": 516, "width": 95, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Fasilitas kantor", "type": "List item" }, { "left": 413, "top": 530, "width": 106, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 690.000.000,-/thn", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 544, "width": 131, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Kendaraan operasional", "type": "List item" }, { "left": 377, "top": 558, "width": 150, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 52.800.000,-/thn - ATK Rp 10.000.000,-/thn - Auditor dan jasa hukum Rp 120.000.000,-/thn Total biaya operasional Rp 982.800.000,-/thn Biaya operasional kantor per bus = Rp 982.800.000/51 = Rp 19.270.588,-", "type": "Table" }, { "left": 395, "top": 710, "width": 42, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/bus/thn", "type": "List item" }, { "left": 359, "top": 723, "width": 168, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Biaya Operasional Bengkel per tahun = Rp 66.000.000,- /thn", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 553, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) ISSN 2407-635X", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 189, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 227, "top": 791, "width": 295, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 75, "width": 427, "height": 305, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya operasional bengkel per bus per tahun = Rp 66.000.000/51 = Rp 1.294.118/bus/th 5) Biaya pajak dan KIR bus per tahun = Rp 6.200.000,- /bus/thn 6) Biaya perawatan pool dan bengkel per tahun = Rp 12.500.000,-/thn Biaya perawatan pool dan bengkel per bus = Rp 12.500.000/51 = Rp 245.098/bus/thn 7) Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel, dimana masa penyusutan diasumsikan 5 tahun dengan nilai residu kendaraan sebesar 20%, antara lain: Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel No Uraian Biaya Depresiasi (Rp) 1 Depresiasi kendaraan 120.000.000 2 Depresiasi perlengkapan kantor dan bengkel 35.660.000 3 Investasi alat komunikasi 12.000.000 4 Biaya pra operasi 0 5 Depresiasi peralatan bengkel 200.000.000 Jumlah biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel/thn 367.660.000 Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel/bus/thn 7.209.020 Sumber: Hasil Wawancara, 2016", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 396, "width": 401, "height": 361, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Biaya Perawatan Peralatan Kantor per bus dihitung dari 2,5% dari biaya investasi perlengkapan pool dam bengkel per tahun. Biaya Perawatan Peralatan Kantor No Uraian Nilai Investasi (Rp) 1 Investasi kendaraan 750.000.000 2 Investasi perlengkapan kantor 178.300.000 3 Investasi alat komunikasi 60.000.000 4 Investasi peralatan bengkel 1.000.000.000 Total biaya investasi 1.988.300.000 Biaya perawatan = 2,5% dari total biaya investasi 49.707.500 Biaya perawatan peralatan kantor per bus 974.657 Sumber: Hasil Wawancara, 2016 9) Rekapitulasi biaya pemeliharaan per bus per tahun - Biaya SDM Bengkel dan PoolRp 30.355.341,- - Biaya SDM Management dan kantor Rp105.966.747,- - Biaya operasional kantor Rp 19.270.588,- - Biaya operasional bengkel", "type": "Table" }, { "left": 390, "top": 636, "width": 81, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 1.294.118,-", "type": "Table" }, { "left": 377, "top": 650, "width": 99, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Pajak dan kir Rp 6.200.000,-", "type": "List item" }, { "left": 377, "top": 677, "width": 149, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Biaya perawatan pool dan bengkel Rp 245.098,-", "type": "List item" }, { "left": 377, "top": 705, "width": 156, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Biaya depresiasi peralatan kantor dan bengkel Rp 7.209.020,-", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 45, "width": 454, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2407-635X Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 512, "top": 789, "width": 360, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 790, "width": 293, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 144, "top": 75, "width": 149, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Biaya perawatan peralatan kantor Rp 974.657,-", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 102, "width": 149, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Total biaya pemeliharaan per bus Rp 171.515.568,-", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 130, "width": 186, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Total biaya operasional dan pemeliharaan per bus per tahun = Rp 524.637.930,- + Rp 171.515.568,-", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 185, "width": 136, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Rp 696.153.498,-/bus/thn", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 199, "width": 186, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Profit margin per bus (10% dari total biaya operasional dan pemeliharaan per bus per tahun) = 10% x Rp 696.153.498,- = Rp 69.615.350,-", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 268, "width": 186, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Total biaya operasi per bus per tahun (termasuk profit margin) = Rp 696.153.498,- + Rp 69.615.350,-", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 323, "width": 97, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Rp 765.768.848,-", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 337, "width": 186, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Biaya operasi per bus per kilometer = Total biaya operasi per bus per tahun / kilometer tempuh per tahun", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 406, "width": 187, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Rp 765.768.848/89.100 = Rp 8.594,- /bus-km Berdasarkan hasil analisis di atas maka biaya operasional dan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh PT Jakarta Mega Trans sebesar Rp 8.594,00/bus-km Dari hasil perhitungan komponen- komponen biaya baik itu pembiayaan umum", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 530, "width": 187, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maupun pembiayaan operasional dan pemeliharaan, maka dapat diketahui besarnya biaya operasional kendaraan yang harus dikeluarkan oleh operator PT Jakarta Mega Trans (termasuk investasi) per km, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 222, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Biaya investasi/bus/kilometer + Biaya operasi/bus/kilometer = Rp 4.476,- + Rp 8.594,- = Rp 13.070,-/bus-km Dari hasil perhitungan komponen- komponen biaya baik itu biaya langsung, biaya tidak langsung dan biaya fasilitas tambahan, maka dapat diketahui besarnya biaya operasional kendaraan pada bus", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 222, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transjakarta Koridor VII Rute Kampung Melayu-Kampung Rambutan sebesar", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 108, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rp 8.802,64/bus-km.", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 116, "width": 222, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan pembiayaan umum dan pembiayaan operasional pada operator yang melayani bus Transjakarta Koridor VII Rute Kampung Melayu- Kampung Rambutan yaitu PT Eka Sari Lorena Transport dan PT Jakarta Mega Trans, maka biaya yang harus dikeluarkan sebagaimana tabel berikut: Biaya Operasional Kendaraan yang dikeluarkan PT Eka Sari Lorena Transport sebesar Rp 9.373,00/bus-km lebih rendah dibandingkan PT Jakarta Mega Trans sebesar Rp 13.070/bus-km. Dan jika dihitung berdasarkan formulasi pada SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor 687 Tahun 2002, biaya yang dikeluarkan untuk bus", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 337, "width": 222, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transjakarta Koridor VII (Kampung Melayu – Kampung Rambutan) sebesar Rp 8.802,64/bus-km.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 364, "width": 222, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan biaya operasional kendaraan bus Transjakarta Koridor VII Rute Kampung Melayu- Kampung Rambutan dengan menggunakan formulasi perhitungan yang berdasarkan SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor 687 Tahun 2002.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 461, "width": 222, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat perbedaan biaya-biaya pada komponen yang mempengaruhi dalam perhitungan biaya operasional kendaraan pada operator PT Eka Sari Lorena Transport dan PT Jakarta Mega Trans. Perbedaan komponen biaya yang paling signifikan yaitu pada biaya sumber daya manajemen dan kantor (98,27%), biaya operasional bengkel (91,06%), biaya mekanik (89%) dan biaya pramudi (83%). Dengan adanya perbedaan pada komponen-komponen biaya inilah yang mempengaruhi besar kecilnya perhitungan biaya operasional kendaraan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 655, "width": 67, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 668, "width": 222, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Biaya yang dikeluarkan untuk pembiayaan umum pada operator PT Eka Sari Lorena Transport adalah sebesar Rp 3.334,-/bus-km sedangkan pada operator PT Jakarta Mega", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 553, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Perhitungan Biaya Oprasional Kendaraan (Bok) ISSN 2407-635X", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 189, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bus Transjakrta Koridor VII di Jakarta", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 224, "top": 789, "width": 295, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Bisnis Transportasi dan Logistik (JMBTL) Vol. 5 No. 1 September 2018 http://library. itl.ac.id/jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trans adalah sebesar Rp 4.476,-/bus-km. 2)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 222, "height": 274, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembiayaan yang dikeluarkan untuk operasional dan pemeliharaan pada operator PT Eka Sari Lorena Transport sebesar Rp 6.038,00/bus-km sedangkan pada PT Jakarta Mega Trans sebesar Rp 8.594,00/bus-km. Dari hasil analisis pembiayaan umum dan pembiayaan operasional serta pemeliharaan maka didapatkan biaya operasional kendaraan pada PT Eka Sari Lorena Transport sebesar Rp 9.373,00/bus-km sedangkan pada PT Jakarta Mega Trans sebesar Rp 13.070,00/bus-km. Biaya operasional kendaraan yang dikeluarkan pada operator PT. Eka Sari Lorena Transport lebih efisien dibandingkan PT. Jakarta Mega Trans, hal ini dikarenakan terdapat perbedaan signifikan pada komponen biaya sumber daya manusia yang meliputi biaya pramudi, biaya mekanik dan biaya sumber daya manusia manajemen dan kantor. 3)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 31, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biaya", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 364, "width": 58, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "operasional", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 364, "width": 52, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kendaraan", "type": "Table" }, { "left": 274, "top": 364, "width": 20, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bus", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 222, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transjakarta pada Koridor VII Rute Kampung Melayu – Kampung Rambutan berdasarkan SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor 687 Tahun 2002 adalah Rp 8.802,64/bus-km.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 222, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem perawatan yang baik akan memberikan keuntungan kepada operator/pengusaha angkutan, karena meskipun kendaraan telah habis umur ekonomisnya tetapi kendaraan tersebut masih dapat dioperasikan untuk beberapa tahun lagi sehingga dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 558, "width": 222, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengingat PT Jakarta Mega Trans telah tutup kontrak per tanggal 1 Juni 2016 dengan PT Transjakarta, maka sebaiknya operator PT Eka Sari Lorena Transport dalam melakukan perhitungan biaya operasional kendaraan menyesuaikan dengan formula perhitungan yang terdapat pada SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor: 687 Tahun 2002.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 75, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 116, "width": 193, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89 Tahun 2002. Mekanisme Penetapan Tarif dan Formula Perhitungan Biaya Pokok Angkutan Penumpang dengan Mobil Bus Umum Antar Kota Kelas Ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 199, "width": 222, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK 687/ AJ206 /DRJD /2002 tentang Pedoman Teknis Penyelenggaran Angkutan Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 295, "width": 222, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Morlok, E.K. 1998. Pengantar Teknik dan Perencanaan, Jakarta : Erlangga", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 337, "width": 222, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyadi 2000. Akuntansi Biaya . Edisi Ke-5, Yogyakarta : Aditya Media", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 378, "width": 221, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perda Propinsi DKI Jakarta Nomor 5 Tahun", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 392, "width": 221, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014 Tentang Transportasi. Ramadhan, Zulkifli, 2014 Analisis", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 433, "width": 193, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perhitungan dan Perbandingan Biaya", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 447, "width": 193, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operasional Kendaraan (BOK) Bus Rapit Transit (BRT) Transmusi Jenis", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 475, "width": 194, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marcedes Benz OH-1521 dan Hino RK8-235, Jurnal Teknik Sipil,", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 502, "width": 110, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Sriwijaya.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 530, "width": 221, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiono, 2003, Metode Penelitian Bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 544, "width": 221, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edisi 1. Bandung : Alfabeta Tamin,O,Z, 2000, Perencanaan dan", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 585, "width": 193, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permodelan Transportasi, ITB, Bandung.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 627, "width": 222, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Warpani, Suwardjoko. 1990 Merencanakan Sistem Perangkutan, Bandung. ITB", "type": "Text" } ]
38b9b6fa-7f94-9971-30a8-4c6d981fcf84
https://journal.trunojoyo.ac.id/agrovigor/article/download/15931/9568
[ { "left": 42, "top": 38, "width": 10, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 17(1): 1 – 5 (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 798, "width": 204, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "©2024 Widyana Rahmatika, Retno Dwi Andayani", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 88, "width": 466, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effectiveness of rabbit’s manure liquid organic fertilizer and application time on growth and yield of purple sweet corn", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 123, "width": 200, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widyana Rahmatika 1 * and Retno Dwi Andayani 1", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 147, "width": 304, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Agrotechnology Study Program, Faculty of Agriculture, Kadiri University Kediri, East Java, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 182, "width": 257, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*Corrensponding author. Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 204, "width": 248, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: December 22 th , 2023 / Accepted: March 21 th , 2024", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 240, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 263, "width": 513, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purple corn is a commodity that is not been widely cultivated in Indonesia. The nutritional value of purple corn is higher than yellow and white corn. Purple corn contains anthocyanin components that act as antioxidant compounds in the prevention of several diseases such as cancer, diabetes, cholesterol, and coronary heart disease. Purple corn can also be used as a raw material for making additional food. The objective of this study was to investigate the interaction effect of rabbit manure liquid fertilizer (LOF) concentration and application time on the growth and yield of purple sweet corn. The research was carried out at the Integrated Field Laboratory, Faculty of Agriculture, Kadiri Islamic University from September to November 2021. This factorial experiment was arranged in a randomized block design consisting of 2 factors. The first factor was the concentration of LOF (U) which consisted of 4 levels, namely U0 = 0 mL/plant, U1 = 20 mL/plant, U2 = 30 mL/plant, and U3 = 40 mL/plant. The second factor was the application time of rabbit LOF (A) involving 2 levels, namely A1 = 1 week before planting and A2 = 1 week after planting. The combination of both factors resulted in 8 treatment combinations. Each treatment was replicated 3 times. The results showed that there was no interaction between the concentration of rabbit’s manure LOF and application time on the growth and yield of purple sweet corn. The concentration of LOF had a significant effect on cob weight, while the time of application had a significant effect on cob weight without cob and sweetness levels.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 425, "width": 212, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: dosage, purple corn, time of application", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 460, "width": 80, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 483, "width": 247, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purple corn is a commodity that has not been widely planted in Indonesia. The nutritional value of purple corn is higher than that of other types of corn. The anthocyanin component contained in purple corn acts as an antioxidant to prevent various diseases, such as cancer, diabetes, cholesterol and coronary heart disease, and can be used as a raw material for making food additives.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 564, "width": 247, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sustainability growth and produce one of them depend on soil nutrient content. Continuous use of land without proper maintenance can result in reduced nutrient content. Nutrient availability in soil can be increased by fertilization, both organic and inorganic fertilizers. The use of inorganic fertilizer without organic fertilizer could cause soil structure damage and hence reduces soil fertility (Rahmanda et.al. , 2018 in Kurnianta et.al ; 2021). Such a problem can be avoided by the application of organic fertilizer could be used. One of the organic fertilizers is Liquid Organic Fertilizer (LOF) made from rabbit urine. This LOF contains more nitrogen, phosphorus, and potassium than solid cow dung (Kristanto and Aziz, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 714, "width": 248, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fertilizer application must pay attention to the right dosage and application time, if both are right then the plant will grow normally. The research results of Wardhani A, et.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 460, "width": 247, "height": 171, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "All (2019) stated that the application of liquid organic fertilizer two weeks after planting gave better results than other treatments. Providing organic fertilizer before planting can provide fertility to the soil, improve soil aeration, and support the life of soil biota. The application of organic fertilizer after planting can be a balance and provide the nutrients needed by plants, especially micronutrients. Rabbit urine can be used as organic liquid fertilizer which is very beneficial for plants. Liquid fertilizer is easier for plants to use because the elements in it break down easily so the benefits are felt more quickly. Rabbit droppings can be raw material for biodigesters which are used to produce gas and effluent to increase crop yields and are used by earthworms to increase vermicompost production as organic fertilizer (organic (Nur Imran et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 645, "width": 138, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MATERIALS AND METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 668, "width": 248, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study was conducted in the Integrated Field Laboratory of Agriculture UNISKA Kediri, located at an altitude of 67 m above sea level from September to November 2021. The soil in the area was sandy loam with a pH 5.7. The average temperature was around 28°C and humidity was 73%.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 737, "width": 219, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materials used are purple sweet corn seed, LOF of", "type": "Text" }, { "left": 45, "top": 766, "width": 511, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://doi.org/10.21107/agrovigor.v17i1.15931 Agrovigor : Jurnal Agroekoteknologi Copyright (c) 2024 Author (s) http://journal.trunojoyo.ac.id/agrovigor This work is licensed under a Creative Commons Attribution-Share Alike 4.0 ISSN: 1979-5777 ( Print ), 2477-0353 ( Online )", "type": "Table" }, { "left": 42, "top": 38, "width": 228, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 17(1): 1 – 5 (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 38, "width": 5, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page header" }, { "left": 42, "top": 798, "width": 304, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effectiveness of rabbit’s manure liquid organic fertilizer and application ...", "type": "Page footer" }, { "left": 42, "top": 88, "width": 247, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rabbit manure, nitrogen and phosphor fertilizer, dolomites, fungicide, and polybag. The tool used is hand tractor, hoe, diesel, sickle, water splash, knife, board plot, digital scales, calipers brix refractometer, glass measuring, pH meters, and camera.", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 157, "width": 59, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methodology", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 169, "width": 248, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research uses a randomized block design with a factorial method with 2 factors. The first factor is a dose of liquid organic fertilizer (LOF) (U) consisting of 4 levels, U0 = 0 ml/ plant, U1 = 20 ml/ plant, U2 = 30 ml/ plant, and U3 = 40 ml/ plant. The second factor is the time application of", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 88, "width": 247, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "liquid manure fertilizer (A), it consists of 2 levels namely A1 = 1 week before planting and A2 = 1 week after plant. There are 8 combinations of treatment with 3 replications. Fertilization is adjusted to the treatment, namely giving organic rabbit urine fertilizer 1 week before planting and 1 week after planting. In the treatment of giving rabbit urine organic fertilizer, the fertilizer was dissolved in 200 ml of water. Follow-up fertilizer was given using urea fertilizer and phonska fertilizer which was carried out twice and applied to the plants, namely at 20 days after planting, 0.9 g urea and 1.9 g phonska, and at 35 days after planting, 0.9 g urea and 0.9 g phonska.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 249, "width": 513, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Average plant height (cm) due to liquid organic fertilizer concentration and application time at 21, 28, 35, and 42 DAP.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 261, "width": 459, "height": 132, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Treatment Average height of plant (cm) at …DAP 21 28 35 42 U0 36,57 66,44 108,68 165,47 U1 37,48 65,61 110.47 169,23 U2 36.75 65,17 110.57 170.03 U3 37,11 64,78 108.72 168.58 LSD 5% ns ns ns ns A1 37.65 66,18 110.65 169.86 A2 36,31 64,82 108.57 166.8 LSD 5% ns ns ns ns", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 398, "width": 408, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: Numbers followed by similar letters in the same column were not significantly different based on LSD p<0.05", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 420, "width": 498, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Average number of leaves (sheet) due to rabbit LOF concentration and application time at 21, 28, 35, and 42 DAP.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 432, "width": 460, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Treatment Average number of leaves (sheet) on age … DAP 21 28 35 42 U0 5,5 6,14 8.54 11.57 U1 5,63 6,31 8,83 11.69 U2 5,81 6,5 8,92 11.47 U3 5.58 6,11 8,83 11.67 LSD 5% ns ns ns ns A1 5,61 6.35 8.87 11.70 A2 5.65 6,18 8.69 11.5 LSD 5% ns ns ns ns", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 571, "width": 408, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: Numbers followed by similar letters in the same column were not significantly different based on LSD p<0.05", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 593, "width": 483, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Average stem diameter (mm) due to rabbit LOF concentration and application time at 21, 28, 35, and 42 DAP.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 605, "width": 460, "height": 130, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Treatment Average stem diameter (mm) at … DAP 21 28 35 42 U0 3,43 9,13 19.53 25,26 U1 3.45 9.03 20.00 25,42 U2 3.53 9.03 19.98 25,8 U3 3.50 8.85 19.93 25,40 LSD 5% ns ns ns ns A1 3.59 9,13 19.98 25,51 A2 3.37 8.89 19.74 25,43 LSD 5% ns ns ns ns", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 739, "width": 408, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: Numbers followed by similar letters in the same column were not significantly different based on LSD p<0.05", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 45, "width": 10, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 45, "width": 230, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 17(1): 1 – 5 (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 799, "width": 202, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "©2024 Widyana Rahmatika, Retno Dwi Andayani", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 89, "width": 133, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 112, "width": 247, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Average cob length (cm) due to the effect of rabbit", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 124, "width": 203, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LOF concentration and application time Treatment Cob length (cm) U0 U1 U2 U3 17,17 17.57 16,76 16.51 LSD 5% ns A1 A2 16,86 17,15 LSD 5% ns", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 253, "width": 247, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: Numbers followed by similar letters in the same column were not significantly different based on LSD p<0.05", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 284, "width": 247, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. The average weight of ears without husks for planting samples (g) due to rabbit POC dose and application time at 71 days after planting.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 316, "width": 247, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Treatment Cob weight (g) U0 U1 U2 U3 138.89a 148,43 ab 146.94 ab 174.24c LSD 5% 22,39 A1 A2 144.08a 160.17b LSD 5% 15.83 Note: Numbers followed by similar letters in the same column were not significantly different based on LSD p<0.05", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 451, "width": 247, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 6. Average degree of sweetness ( brix ) due to rabbit", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 462, "width": 247, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LOF concentration and application time Treatment The average level of sweetness ( % ) U0 U1 U2 U3 14.58 15,26 14.92 15.06 LSD 5% ns A1 A2 14.55a 15.36 b LSD 5% 0.71 Note: Numbers followed by similar letters in the same column were not significantly different based on LSD p<0.05", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 635, "width": 247, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Treatment of rabbit liquid organic fertilizer and time application did not affect growth parameters, such as plant height, leave number, and stem diameter, but significantly affected yield parameters. Organic fertilizers could have reacted slowly compared to inorganic fertilizers and hence took a long time to be absorbed by plants, but in the long run, it would give better results. A similar result was found by Nur Imron (2016), that the application of rabbit LOF significantly influenced the yield of chili. Andrianto et al., (2022) also found that rabbit LOF did not affect growth parameters, but had a significant effect on the yield of chili. Further, Rachman et. al., (2021) mentioned that the application of LOF only", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 89, "width": 247, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "influenced the yield of mung beans. So are the results study Fauzi (2018) and Handayani et. al. (2020), Rabbit POC application only influences on results of plant pumpkin honey and cucumber on growth parameters.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 135, "width": 248, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cob weight without husk was not influenced by the interaction of liquid organic fertilizer concentration and application time, except the single factor. The best concentration was 40 mL/plant (U3), and the best time application was 1 WAP (A2).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 193, "width": 250, "height": 319, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results analysis laboratory, POC rabbit contains Nitrogen 0,05%. The benefits of fertilizer organic in developing the fertility of soil are to provide both macro and micronutrients, improve soil structure, so that the soil becomes light to cultivate and easily penetrated by roots, and improve its water-holding capacity, as the result the soil has better ability to provide water and permeability. In sandy soil permeability decreases while in clay soils it increases., increasing CEC (cation exchange capacity) on sandy soil so that the soil can bind cations higher, so nutrients are not easy to leach, repair life biology, so that capable increase process organic matter decomposition as well as increasing the buffering capacity against changes in nature land. Nutrient in organic fertilizer is released slowly, opposite to inorganic fertilizer releasing nutrients fast and soon become available for plants. Therefore, liquid organic fertilizer treatment in this research only affected yield. this follows the result of Budi et. al. (2014) which states fertilizer organic is not available immediately for plants, so the absorbed mechanism by plants must collaborate with microorganisms. Rabbit liquid organic fertilizer can complete plant nutrient needs, both macronutrients and micronutrients, it has another advantage of repairing soil structure and increasing porosity which can increase the ability of land to hold water. Weight data cob corn show results best exist in the treatment of the highest liquid organic fertilizer dose, following This chart connection liquid organic fertilizer dose of rabbit and corn weight.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 515, "width": 249, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corn cob weight is affected by the amount of nutrients absorbed by plants, absorption of nutrients by plants is also affected by the ability to land in holding water, so rabbit liquid organic fertilizer application can increase the weight of cob. In this following opinion, Nurdiana (2022) stated the role of water for plants as a component important in the process of photosynthesis and respiration plant. The absorption process is very related tight with the root system.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 607, "width": 248, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Content nutrients P, and Ca in bio urine rabbits are capable of fulfilling growth roots so that roots have a good ability to absorb water and nutrients. Chart on show y value = 10.45x + 136.43 as well value R 2 = 0.78. Can explained that every increase in uptake of rabbit POC dosage 1 ml/plant so will raise heavy cob corn of 10.45 grams if with treatment and weight cob of 136.43 grams if without treatment, meanwhile, the value of R 2 indicates the percentage influence treatment ie by 78%. The time of application of rabbit urine liquid organic fertilizer has a significant effect on the weight of corn cobs and sweetness levels. The best treatment is application 1 week after planting. In line with the research results of Purba et. al. (2019), the treatment of giving rabbit urine liquid organic fertilizer 7 days after planting showed the highest wet", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 45, "width": 228, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 17(1): 1 – 5 (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 548, "top": 45, "width": 5, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page header" }, { "left": 42, "top": 799, "width": 304, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effectiveness of rabbit’s manure liquid organic fertilizer and application ...", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 89, "width": 247, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "weight of green eggplant compared to other treatments. Application time is one of the keys that can influence the success of plants, through the right application time there will be synchronization between the plant and the nutrients it needs, meaning that when the plant needs nutrients, the", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 89, "width": 247, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nutrients are available and can be absorbed by the plant. The application time one week after planting is the right time, as proven by the weight of corn cobs showing the highest when applied one week after planting.", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 386, "width": 277, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Graph connection rabbit LOF dosage and weight cob corn", "type": "Caption" }, { "left": 131, "top": 420, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 444, "width": 247, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There is no interaction between rabbit LOF dosage And time application to the growth And production of purple sweet corn. The treatment rabbit LOF showed a significant effect on the corn weight without husks. time application o f rabbit LOC shows a significant effect on cob weight parameters without husks and sweetness.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 524, "width": 67, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 547, "width": 247, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budi, S., & Sari, S. (2015). Ilmu dan Implementasi Kesuburan Tanah. UMMPRESS. Malang , 54-140.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 582, "width": 247, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cahyani, W., & Fauzi, A. (2021). Peningkatan efisiensi pemupukan kimia melalui penggunaan POC Urin Kelinci pada tanaman Labu Madu (Cucurbita moscata). Agritech: Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto , 23 (1), 52- 56.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 639, "width": 219, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DOI: https://dx.doi.org/10.30595/agritech.v23i1.7875", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 674, "width": 247, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayani, T., Sholihah, A., & Asmaniyah, S. (2020). Pengaruh Aplikasi Pupuk Kandang, NPK dan Urine Kelinci Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Dua Macam VarietasTanaman Mentimun (Cucumis sativus. L). AGRONISMA , 8 (1), 12-21.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 743, "width": 247, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Imran, A. N. (2016). Pengaruh pemberian pupuk urine kelinci terhadap produksi tanaman cabai merah di Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 420, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maros. Jurnal Agrotan , 2 (02), 45-52.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 443, "width": 248, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kristanto, D., & Aziz, S. A. (2019). Aplikasi pupuk organik cair urin kelinci meningkatan pertumbuhan dan produksi caisim (Brassica juncea L.) organik di Yayasan Bina Sarana Bakti, Cisarua, Bogor, Jawa Barat. Buletin Agrohorti , 7 (3), 281-286. DOI: https://doi.org/10.29244/agrob.v7i3.30192", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 524, "width": 248, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurnianta, L. D., Sedijani, P., & Raksun, A. (2021). The effect of liquid organic fertilizer (LOF) made from rabbit urine and NPK fertilizer on the growth of bok choy (Brassica rapa L. subsp. chinensis). Jurnal Biologi Tropis , 21 (1), 157-170. DOI:", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 581, "width": 165, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.29303/jbt.v21i1.2426", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 604, "width": 248, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusnia, C. A., Taryana, Y., & Turmuktini, T. (2022). Pengaruh Dosis Pupuk Organik Urin Kelinci Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa L.) Varietas Nauli F1. OrchidAgro , 2 (1), 24-30. DOI: http://dx.doi.org/10.35138/orchidagro.v2i1.372 .", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 674, "width": 247, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurdiana. (2022). Fisiologi Tumbuhan. Prenada Media.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 685, "width": 33, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 708, "width": 248, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purba, D., Widjajanto, D. W., & Purbajanti, E. D. (2019). Pengaruh berbagai dosis nitrogen dan waktu pemberian pupuk organik cair terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung hijau (Solanum", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 178, "width": 329, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "y = 10.452x + 136.43 R² = 0.78 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 C o rn C o b W eig h t (g r) Rabbit POC Dosage (ml/plant) Relationship graph of rabbit LOF dosage and corn weight", "type": "Picture" }, { "left": 42, "top": 45, "width": 10, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page header" }, { "left": 325, "top": 45, "width": 230, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agrovigor: Jurnal Agroekoteknologi, 17(1): 1 – 5 (2024)", "type": "Page header" }, { "left": 351, "top": 799, "width": 202, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "©2024 Widyana Rahmatika, Retno Dwi Andayani", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 216, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melongena L.). Journal of Agro Complex , 3 (3), 159- 165. DOI: https://doi.org/10.14710/joac.3.3.159-165.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 124, "width": 247, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachman, H., Barus, W. A., & Susanti, R. (2021). Pengaruh pemberian pupuk kandang kelinci dan POC batang pisang terhadap pertumbuhan dan produksi kacang hijau (Vigna radiata L.). Gema Agro , 26 (1), 38-49. DOI: https://doi.org/10.22225/ga.26.1.3278.38-49.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 89, "width": 247, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rajiman. (2020). Pengantar Pemupukan. CV Budi Utama. Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 124, "width": 248, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wardhani A, N. A. (2019). Pengaruh Konsentrasi Dan Waktu Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 147, "width": 218, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertumbuhan Dan Hasil Pak Choy (Brassica Rapa Subsp. Chinensis) (Doctoral dissertation, Universitas Brawijaya).", "type": "Text" } ]
9de11d1c-fc76-9130-b7d1-4955fa8dc5f1
https://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII/article/download/897/691
[ { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 482, "top": 761, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 92, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 183, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2541-2108 [Online] 1693-5705 [Print]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 267, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tersedia online di: http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JII", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 378, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERAN GURU DALAM PENGELOLAAN PEMBELAJARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 101, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 256, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru pada Madrasah Aliyah Negeri Model Manado", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 144, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 345, "width": 43, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 369, "width": 359, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pengelolaan pembelajaran, guru memegang peran yang sangat penting. Guru merupakan pelaksana proses belajar-mengajar sehingga keberhasilan pengajarannya sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Hasil kajian teoretik menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran (learning management) dalam tugas-tugas fungsional guru akan terlaksana secara efektif dan efisien apabila guru mampu melakukan perannya sebagai manajer of instruction dalam menciptakan situasi belajar melalui pemanfaatan fasilitas belajar-mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 460, "width": 202, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Peran guru, pengelolaan, pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 495, "width": 46, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 519, "width": 359, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In learning management, teachers play a very important role. The teacher plays an important role as an agent Gin learning process, so that then the successful in teaching was greatly determine the successful of education in general. The results of theoretical research indicated that learning management in teachers’ functional tasks would be very effective and efficient if the teachers are able to perform their role as managers of instruction in creating learning situations through the use of teaching and learning facilities.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 611, "width": 196, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Teacher's role, management, learning", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 81, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 428, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persepsi umum masyarakat saat ini bahwa rendahnya mutu pendidikan akibat kurangnya kemampuan guru dalam mendidik, mengajar, dan melatih siswanya. Sementara itu fakta di lapangan juga menunjukkan bahwa guru cenderung berperan terbatas dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan kurang mampu menyelenggarakan proses pembelajaran sesuai tahapan yang ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 428, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang sangat penting. Hal ini dapat dipahami karena guru merupakan ujung tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan. Guru merupakan pelaksana proses belajar-mengajar di sekolah, dan keberhasilan pengajarannya sangat menentukan keberhasilan pendidikan pada umumnya. Oleh sebab itu, wajar kalau pemerintah dan masyarakat (terutama orang tua anak didik) banyak berharap dari guru untuk mencapai keberhasilan pendidikan di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 428, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak usaha yang telah ditempuh oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan lulusan sekolah pada setiap jenjang pendidikan. Usaha tersebut antara lain berupa pembangunan fisik, sarana dan prasarana, pembaharuan kurikulum, perbaikan proses belajar mengajar dan peningkatan mutu ataupun jumlah guru. Dari beberapa usaha tersebut tampaknya peningkatan mutu guru mendapatkan perhatian yang cukup besar. Hal ini disebabkan guru di samping tugas pokoknya mengajar, juga merupakan pengelola yang bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan proses belajar-mengajar di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutu pendidikan sebenarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, hal ini sejalan dengan pendapat Amien (dalam Silalahi, 1994, p. 3) yang mengemukakan bahwa pendidikan sebenarnya merupakan suatu proses kemanusiaan, suatu proses sosialisasi yang melibatkan berbagai faktor: guru, siswa, biaya, fasilitas, situasi/lingkungan belajar, proses belajar-mengajar dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 428, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satu yang menjadi sasaran dan dituding sebagai penyebabnya adalah guru. Hal ini dikuatkan oleh Sudrajat (1991) yang mengemukakan bahwa krisis dunia pendidikan pada hakikatnya adalah krisis guru. Guru menempati tempat terpenting dalam rangka upaya pendidikan memenuhi kebutuhan tenaga pembangunan nasional yang relevan. Selanjutnya Pranaka (dalam Semiawan, 1991, p. 98) juga menyatakan", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 482, "top": 761, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa peranan guru adalah kunci utama di dalam pendidikan sebagai proses aktualisasi didaktikal, baik di tingkat prasekolah, di tingkat pendidikan menengah keilmuan (instruktur), pendidikan kemasyarakatan, maupun pendidikan tinggi. Pendapat seperti ini bisa dimengerti karena guru merupakan salah satu faktor belajar-mengajar, dan juga sekaligus berperan sebagai tenaga pelaksana kurikulum pendidikan yang berada di jajaran paling depan dalam lembaga pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 428, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru harus mampu mengembangkan potensi anak didik dan memberikan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi anak didiknya. Oleh karena itu, guru sebagai salah satu komponen yang besar pengaruhnya dalam proses belajar- mengajar, dituntut memiliki berbagai kemampuan dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 428, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Sanusi (1991) secara konseptual dan umum unjuk kerja guru itu mencakup aspek-aspek kemampuan profesional, kemampuan sosial, kemampuan personal dan penampilan diri sebagai panutan dan teladan. Kemudian hasil penelitian Haryoko (Silalahi, 1994) menunjukkan sangat diperlukan kemampuan guru dalam mengelola strategi belajar-mengajar yang ternyata berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Ini berarti bahwa kualitas guru merupakan salah satu penentu dalam pencapaian tujuan pendidikan. Bagaimanapun baiknya kurikulum dan fasilitas kalau kualitas guru tidak memadai maka hasil pendidikan tidak akan dapat diharapkan baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 428, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun perlu diingat bahwa untuk memperoleh kualitas pendidikan sesuai dengan yang diharapkan, tidak semata-mata tergantung pada kemampuan guru mengajar (menyajikan materi) saja. Tetapi tindakan atau perilaku guru dalam mempengaruhi siswa di kelas, juga sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 428, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sejalan dengan batasan mengajar yang dikemukakan Burton (dalam Tabrani, 1989, p. 30) bahwa mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang (stimulus), bimbingan, pengajaran dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses belajar-mengajar. Berarti tugas guru di samping menyampaikan pelajaran, juga berupaya untuk mempengaruhi peserta didik agar mampu mempelajari bahan pelajaran dan mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 428, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian seorang guru yang baik harus mampu menjadi motor atau daya penggerak perilaku siswa untuk aktif belajar, dan juga sekaligus guru harus mampu memberi arah dan membantu ke arah tertentu dalam pencapaian tujuan pengajaran. Dalam keadaan seperti ini seorang guru memiliki peran yang cukup", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "signifikan dalam upaya mengarahkan siswa untuk belajar optimal dalam rangka mewujudkan tujuan pengajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 428, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehubungan dengan hal tersebut di atas, Darmadihardjo (1983, p. 4) menyatakan bahwa guru bukan sekadar corong penyebar pengetahuan kepada siswa, melainkan sebagai penggerak siswa untuk dapat dan mampu mendidik dirinya sendiri. Dalam hal ini guru tidak semata-mata sebagai “pengajar” yang berfungsi menyampaikan materi pelajaran saja, tetapi juga berperan sebagai “pemimpin yang mendidik” yang pada dirinya terletak tanggung jawab untuk menghantarkan para siswanya pada suatu taraf kedewasaan atau kematangan tertentu menuju yang dicita-citakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 428, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selaku seorang pengajar dan pendidik, guru diharapkan memiliki perilaku yang selalu berorientasi pada upaya maksimalisasi perannya secara profesional. Artinya, bahwa seorang guru harus dapat menunjukkan kinerjanya yang tinggi dalam mengimplikasikan tugasnya dalam proses belajar-mengajar. Di samping itu guru juga harus mengorganisir dan menetapkan pola saluran komunikasi yang jelas dalam kelompok, dapat menjelaskan cara-cara yang harus dilakukan oleh siswa sehingga kondisi belajar tetap optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 428, "height": 166, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun, peran guru yang demikian itu, memang sering kali tidak tercapai secara menyeluruh. Hal ini disebabkan karena dalam kegiatan belajar-mengajar terdapat berbagai masalah, sehingga tidak jarang kalau guru terpaku pada tugas- tugas mengajarnya saja. Misalnya; mengajar siswa untuk lulus ujian atau untuk memiliki nilai ujian nasional yang tinggi, akibatnya aspek-aspek interaksi edukatif lainnya sering terabaikan. Untuk itu, perlu adanya kajian terhadap peran guru dalam mengelola pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran sebagai wujud unjuk kerja profesional penting dikaji lebih mendalam agar masalah perbaikan kualitas peran guru khususnya dalam mengelola pembelajaran dapat ditangani secara lebih terpola.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 428, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disadari bahwa masih ditemui adanya guru yang kurang mampu menciptakan kondisi dan situasi pembelajaran dengan baik, dan tidak dapat mengkondisikan cara belajar siswa secara berdaya guna dan berhasil guna, akibat latar belakang pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki juga masih terbatas. Padahal di sisi lain, dalam proses pembelajaran guru diharapkan mampu menciptakan kondisi dan situasi secara kondusif untuk meningkatkan hasil pembelajaran, namun dalam kenyataannya masih juga dijumpai ketidakmampuan", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 761, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "guru dalam mengelola pembelajaran yang memberikan dampak negatif terhadap hasil pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 428, "height": 132, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada uraian di atas, artikel ini bertujuan mengkaji secara teoretik konseptual peran guru dalam pengembangan pengelolaan pengajaran (learning management) dalam tugas-tugas fungsional, yaitu (1) menyusun perencanaan pembelajaran (perumusan tujuan, materi, metode dan teknik, media dan evaluasi belajar); (2) mengorganisasi siswa dalam belajar klasikal dan belajar kelompok di laboratorium/perpustakaan; (3) mengaktualisasi dan memotivasi siswa dalam belajar; (4) mengawasi/mensupervisi untuk memperbaiki belajar siswa; dan (5) menilai (evaluasi formatif dan sumatif) prestasi belajar . .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 73, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian Teori", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 116, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hakikat Peran Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru sebagai pendidik ataupun pengajar merupakan faktor penentu kesuksesan setiap usaha pendidikan. Itulah sebabnya setiap perbincangan mengenai pembaruan kurikulum, pengadaan alat-alat belajar sampai pada kriteria sumber daya manusia yang dihasilkan oleh usaha pendidikan, selalu bermuara pada guru. Hal ini menunjukkan betapa signifikan (penting) profesi guru dalam dunia pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 444, "width": 428, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Signifikansi peran guru dalam pendidikan persekolahan ini menjadi sangat relevan dihubungkan dengan kedudukan guru sebagai pengelola pembelajaran yang berada di garda terdepan. Gurulah yang berhadapan langsung dengan masalah kegiatan belajar mengajar di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 428, "height": 201, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedemikian besarnya tanggung jawab dan kompleksitas tugas guru dalam proses pembelajaran sehingga profesi guru tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Seorang guru mestilah menguasai dasar pengetahuan tentang kependidikan. Hal ini antara lain disebabkan oleh karena guru sebagaimana dikemukakan Usman (2001, pp. 6–7) merupakan suatu profesi yang meliputi pekerjaan mendidik, mengajar, dan melatih. Lebih lanjut dijelaskan bahwa tugas dan peran guru tidaklah terbatas di dalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quano n yang tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu, terlebih-lebih pada era kontemporer ini. Oleh karena itu, sejak dulu guru menjadi anutan masyarakat. Guru tidak hanya", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 10, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperlukan oleh para murid di ruang-ruang kelas, tetapi juga diperlukan oleh masyarakat lingkungannya dalam menyelesaikan aneka ragam permasalahan yang dihadapi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 428, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejalan dengan pandangan di atas, Syah (2002, p. 250) menjelaskan bahwa pada dasarnya, fungsi atau peranan penting guru dalam PBM ialah sebagai director of learning (direktur belajar). Artinya, setiap guru dituntut keahliannya untuk mengarahkan kegiatan belajar siswa agar mencapai keberhasilan belajar sebagaimana yang ditetapkan dalam sasaran kegiatan PBM.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 428, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan peranan penting guru dalam proses pembelajaran itu berhubungan erat dengan tugasnya baik dipandang dari segi tugas keprofesien, tugas kemanusiaan maupun tugas kemasyarakatan. Tugas guru meliputi tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Namun tidak hanya semata berperan dalam ketiga hal itu tetapi juga memiliki tanggung jawab kemanusiaan dan kemasyarakatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 430, "height": 167, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkaitan dengan tugas yang diemban guru sebagaimana telah diuaraikan sebelumnya, Watten B. (dalam Sahertian, 1994, p. 14) mengemukakan empat belas tugas guru, yaitu (1) sebagai tokoh terhormat dalam masyarakat sebab ia tampak sebagai seorang yang berwibawa, (2) sebagai penilai ia memberi pemikiran, (3) sebagai seorang sumber, karena ia memberi ilmu pengetahuan, (4) sebagai pembantu, (5) sebagai wasit, (6) sebagai detektif, (7) sebagai objek identifikasi, (8) sebagai penyangga rasa takut, (9) sebagai orang yang menolong memahami diri, (10) sebagai pemimpin kelompok, (11) sebagai orang tua/wali, (12) sebagai orang yang membina dan memberi layanan, (13) sebagai kawan sekerja, dan (14) sebagai pembawa rasa kasih sayang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 428, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan, Oliva (Sahertian, 1994) mengemukakan sepuluh peran yang dimiliki oleh seorang guru, yaitu: (1) guru sebagai penceramah, (2) guru sebagai fasilitator, (3) guru sebagai konselor, (4) guru sebagai nara sumber, (5) guru sebagai pemimpin kelompok, (6) guru sebagai tutor, (7) guru sebagai manajer, (8) guru sebagai kepala laboratorium, (9) guru sebagai perancang program, dan (10) guru sebagai manipulator, yang dapat mengubah situasi belajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 428, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan bagan (Gambar 1) dapat diketahui bahwa tugas guru khususnya dipandang dari segi tugas keprofesionalan meliputi pekerjaan mendidik, mengajar, dan melatih dan juga sebagai manajer pembelajaran. Dalam hal mendidik, guru memiliki tanggung jawab untuk memberikan pendidikan nilai. Dalam hal mengajar, guru bertanggung jawab mengembangkan ilmu pengetahuan anak didiknya. Dan, dalam hal melatih guru bertanggung jawab untuk mengembangkan keterampilan", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 761, "width": 12, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan kecapakan hidup bagi anak didiknya. Sedangkan sebagai manajer pembelajaran meliputi perencanaan pembelajaran, mengorganisasi belajar siswa secara klasikal dan secara kelompok, mengaktulisasi dan memotivasi belajar, mengawasi/supervisi, dan evaluasi sumatif dan formatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain tugas keprofesionalan, guru juga mengembang tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas kemanusiaan yang diemban guru yakni menjadi orang tua kedua anak didik, guru secara manusia bertangung jawab memberikan dasar- dasar pemahaman diri anak didik sebagai makhluk alamiah, sebagai makhluk yang senantiasa bekerja atau berusaha, dan sebagai makhluk berpikir. Guru juga bertanggung jawab mengantarkan anak didik menjadi manusia yang mampu melakukan transformasi diri dan mengidentifikasikan dirinya di tengah-tengah kehidupan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 428, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari segi kemasyarakatan, guru bertanggung jawab memberikan pendidikan terhadap masyarakat untuk menjadi warga negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai etika dan moral khususnya dan mencerdaskan kehidupan bangsa pada umumnya. Dengan kompleksitas tugas yang harus diemban oleh guru itu maka wajarlah kiranya apabila profesi guru ditempatkan sebagai profesi yang amat mulia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Membicarakan peranan guru dengan demikian haruslah didasarkan pada tugas yang harus diemban oleh guru. Akan tetapi pembahasan mengenai peranan guru di sini lebih difokuskan pada tugas guru sebagai suatu profesi khususnya berkaitan dengan tugasnya sebagai pengajar. Adams & Decey (Usman, 2001) menjelaskan bahwa peranan guru dalam proses belajar-mengajar meliputi banyak hal, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Sebagai demonstrator, lecturer atau pengajar, guru hendaknya senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan hasil belajar yang dicapai oleh siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 428, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam perannya sebagai pengelola kelas (learning management) , lanjut dikemukakan Adams & Decey (Usman, 2001) bahwa guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Sebagai mediator guru hendaknya memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikan dan sebagai fasilitator guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar-mengajar, baik", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 12, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang berupa nara sumber, buku teks, majalah, ataupun surat kabar. Dalam proses belajar-mengajar guru hendaknya menjadi seorang evaluator yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat empat peran yang paling pokok dalam proses belajar mengajar, yaitu: (1) guru sebagai demonstrator, (2) guru sebagai pengelola kelas, (3) guru sebagai mediator dan fasilitator, dan (4) guru sebagai evaluator. Keempat peran guru inilah yang harus dijalankan secara maksimal dan konsisten agar tercapai tujuan pembelajaran secara efektif dan berkualitas. Kajian yang dilakukan ini berkaitan dengan peran guru yang kedua yaitu sebagai pengelola pembelajaran (learning management) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 224, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pentingnya Pengelolaan Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 428, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Tilaar (2001, p. 328), guru memegang peranan yang amat penting dalam upaya pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan, walaupun dalam kenyataannya guru tetap terabaikan dalam perwujudan keberdayaannya sebagai insan pendidikan. Secara jujur, diakui atau tidak pada saat ini guru lebih banyak dituntut untuk mewujudkan kinerja idealnya, sementara hal-hal yang menjadi hak guru belum sepenuhnya diterima oleh guru. Kinerja guru sangat ditentukan oleh sikap dari masyarakat, yang sampai saat ini masih belum dirasakan oleh guru. Namun yang menggembirakan jabatan guru selalu dikaitkan dengan rujukan-rujukan nilai yang bersifat normatif sehingga senantiasa dipandang sebagai satu jabatan mulia. Guru dipandang sebagai sumber keteladanan dan dituntut untuk berperilaku ideal secara normatif. Oleh karena itu para guru dengan penuh kesadaran akan jabatannya telah berusaha mewujudkan kinerjanya sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 428, "height": 183, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tugas guru memasuki abad ke-21 untuk dapat menyelenggarakan proses pembelajaran yang mampu melaksanakan keempat pilar belajar yang dianjurkan oleh Komisi Internasional UNESCO untuk pendidikan, yaitu: learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live together. Keempat pilar tersebut menuntut seorang guru untuk: (1) Tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan sebagai produk tetapi terutama sebagai proses. Dia harus memahami disiplin ilmu pengetahuan yang dia tekuni sebagai ways of knowing. (2) Mengenal peserta didik dalam karakteristiknya sebagai pribadi yang sedang dalam proses perkembangan, baik cara pemikirannya, perkembangan sosial dan emosional, maupun perkembangan moralnya. (3) Memahami pendidikan sebagai proses pembudayaan sehingga mampu memilih model belajar dan sistem evaluasi yang memungkinkan", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 761, "width": 12, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terjadinya proses sosialisasi berbagai kemampuan, nilai, dan sikap dalam proses mempelajari berbagai disiplin ilmu dan pelajaran lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran guru sebagaimana dikemukakan di atas masih bersifat makro. Secara mikro, guru adalah yang paling bertanggung jawab dalam pengelolaan proses belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 428, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Istilah ‘pengelolaan’ disejajarkan maknanya dengan ‘menajemen’. Istilah pengelolaan itu sendiri memiliki banyak arti bergantung pada konteks pemakaiannya. Dalam kasus tertentu, istilah pengelolaan pendidikan sering disejajarkan dengan istilah administrasi pendidikan. Administrasi memang cakupannya lebih luas daripada pengelolaan. Pengelolaan adalah bagian dari kegiatan administrasi. Para ahli memang tidak memiliki pendapat yang sama dalam masalah tersebut. Dalam kenyataannya, terdapat tiga pandangan yang berbeda, pertama , mengartikan administrasi lebih luas daripada manajemen (pengelolaan). Dalam pandangan ini pengeloaan merupakan inti dari adiministrasi. Padangan kedua, mengemukakan hal yang sebaliknya yaitu melihat bahwa manajemen lebih luas daripada administrasi, dan pandangan ketiga, menganggap manajemen atau pengelolaan identik dengan administrasi (Mulyasa, 2002, p. 19).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Turang (2003) bahwa peran guru sebagai manajer pembelajaran menentukan efisiensi dan efektivitas belajar untuk mencapai tujuan. Pengelolaan pembelajaran menjamin produktivitas belajar dan kualitas hasil belajar. Sebagai manajer pembelajaran, guru melakukan perencanaan pembelajaran, mengorganisasi belajar, memotivasi belajar, mengawasi dan supervisi, dan evaluasi belajar yang menyeluruh dan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 428, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Turang (2003, pp. 14–16) lebih jauh merinci beberapa aspek pokok dalam pengelolaan pembelajaran yang disebutnya dengan ‘siklus manajemen pembelajaran’, yaitu meliputi:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 565, "width": 410, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Persiapan , yaitu, kegiatan studi pustaka (buku wajib, buku anjuran, referensi); mempelajari hasil-hasil penelitian, menguasai informasi iptek, sosek, dan budaya; mempelajari hasil capaian terakhir.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 616, "width": 410, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Perencanaan , yaitu, perumusan tujuan dan sasaran pembelajaran (outputs dan outcomes) ; memilih dan menentukan bahan ajar (materi), menentukan metode dan cara; memilih media dan sumber daya pembelajaran lainnya; dan terakhir menentukan rancangan evaluasi.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 686, "width": 410, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pengorganisasian , yaitu, mengorganisasikan siswa dalam belajar secara klasikal dan kelompok.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 12, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 116, "width": 410, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Proses Pembelajaran (aktualisasi) dan motivasi. Proses ini berlangsung melalui penyajian dan penguasaan bahan ajar dengan metode/teknik yang tepat sampai tuntas. Pada saat yang bersamaan juga melalui proses pembelajaran ini, hal-hal seperti: perhatian, motivasi berprestasi, kreativitas, keinovatifan, kemandirian dan kualitas pribadi anak didik lainnya perlu terus dikuatkan dan distimulasi.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 219, "width": 410, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pengawasan , yaitu, kegiatan supervisi untuk memperbaiki proses belajar mengajar (PBM) guru-siswa.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 254, "width": 410, "height": 47, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Evaluasi dan tindak lanjut , yaitu , evaluasi formatif dan sumatif. Kegiatan evaluasi ini diarahkan pada dan remedial teaching, yaitu, untuk perbaikan pengembangan pengelolaan pembelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan (Hamalik, 1999, p. 57). Keseluruhan unsur tersebut dapat menjadi faktor pendorong sekaligus berpotensi menjadi faktor penghambat. Untuk itu diperlukan kemampuan mengelola unsur-unsur pembelajaran secara maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 428, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena dalam pembelajaran terkait berbagai macam unsur, maka mutlak diperlukan manajemen atau pengelolaan. Proses belajar mengajar akan berlangsung dinamis apabila ditunjang oleh pengelolaan interaksi belajar mengajar. Pengelolaan dan pembelajaran menjadi dua istilah yang sering digunakan untuk menunjuk pada dinamisasi kegiatan belajar mengajar serta kualitas interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, serta pemberdayaan seluruh unsur pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkaitan dengan pengelolaan pembelajaran ini, guru dalam kedudukannya sebagai pendidik, pengajar, dan pelatih pada dasarnya adalah seorang manajer. Guru adalah manajer kelas. Keberhasilan pembelajaran tergantung pada kemampuan guru mengelola aktivitas dan interaksi belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 428, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu tugas pendidik (guru) yang teramat penting adalah bagaimana ia mengelola interaksi dengan peserta didik di kelas (Riyanto, 2002, p. 44). Interaksi antara guru dan siswa yang penting dikelola dengan baik adalah ketika peserta didik mengajukan pertanyaan atau jawaban, saat guru bertanya dan memberikan tugas, saat guru berdiskusi dengan peserta didik, saat guru dan peserta didik berbagi", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 761, "width": 12, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengalaman dan perasaan. Interaksi antara guru dan peserta didik memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pendidikan dan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 149, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut seorang ahli pendidikan, Eric Jensen (Riyanto, 2002), ada tiga keuntungan dalam situasi interaksi kelas yang efektif. Pertama , setiap pribadi semakin diperkaya. Mereka semakin memilih rasa percaya diri yang kuat dan sehat. Pengetahuan, cinta, kegembiraan, kebahagiaan semakin besar. Kedua , masing- masing pribadi memperoleh kepuasan dalam berinteraksi. Dan ketiga , mereka semakin dekat satu sama lain dan saling melengkapi. Relasi yang efektif perlu diusahakan agar terjadi iklim, suasana dan kondisi kelas yang menjadikan peserta didik merasa nyaman, aman dan terbuka. Dalam kondisi yang demikian akan memudahkan terjadinya interaksi yang jujur antara pendidik dan peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 428, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagaimana menciptakan dan membangun suasana kelas yang kondusif untuk mendorong terjadinya interaksi dan struktur kelas yang sehat dan efektif? Riyanto (Riyanto, 2002) mengemukakan tiga hal yang dapat dilakukan, yaitu: (1) membuat kesepakatan, (2) mencari waktu luang untuk bertinteraksi dengan siswa, dan (3) membagi pengalaman, gagasan, dan sikap pribadi. Secara ringkas butir-butir interaksi tersebut diuraikan berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 132, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama, Kesepakatan bersama antara guru dan siswa harus dihormati dan dipatuhi dalam berinteraksi. Contoh yang paling jelas adalah jika ada yang sedang berbicara yang lain tenang mendengarkan dan memperhatikan. Peserta didik perlu mendapatkan motivasi untuk secara jujur dan terbuka mengungkapkan apa yang ada di dalam dirinya. Dengan demikian peserta didik akan belajar tentang kejujuran, kebenaran, ketepatan dan menghargai diri sendiri secara tulus. Pendidik perlu juga memberikan perhatian pada apa yang diungkapkan peserta didik daripada hanya sekedar apa yang tertulis dalam buku pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 428, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, Cari waktu luang untuk berinteraksi dengan siswa. Interaksi yang efektif antara pendidik dan peserta didik merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Sebaiknya pendidik membangun interaksi yang hidup dan bersifat perseorangan sebelum dan sesudah menyampaikan materi pelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga, Bagikan pengalaman, gagasan dan sikap pribadi. Pendidik yang sering menceritakan bahwa mereka mendukung memotivasi, dan memperhatikan peserta didik, akan disegani oleh peserta didik. Pendidik tidak hanya menyampaikan pengetahuan ( transfer of knowledge ) tetapi sekaligus membagikan diri dan nilainya ( transfer of values ), kepada peserta didik. Sikap atau perkataan yang perlu dihindari", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 12, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah sikap dan perkataan yang menyudutkan dan menyalahkan mereka begitu saja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 275, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan Pengelolaan Pembelajaran di Kelas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 428, "height": 167, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan proses tindakan bimbingan dan pertolongan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik (Riyanto, 2002). Menurut (2001, p. 41), pendidikan adalah upaya untuk mendidik (membelajarkan) siswa sebagai insan yang mampu menjawab tantangan hidup secara utuh. Lebih jauh dikatakan bahwa pendidikan harus mengedepankan pentingnya the basics , yakni kegiatan pendidikan yang mempersiapkan siswa untuk mampu menjalankan kehidupan. Pendidikan menurutnya bukanlah mempersiapkan siswa untuk mengisi lowongan pekerjaan. Pendidikan mengusahakan pembinaan pribadi manusia sampai pada tujuan akhirnya yaitu kebahagiaan dan sekaligus berguna bagi kepentingan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 184, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagaimana mencapai idealisme pendidikan tersebut, maka diperlukan kemampuan dan keahlian mengelola proses pembelajaran. Pembelajaran di kelas perlu dikelola sedemikian rupa sehingga membantu pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik. Pengelolaan kelas tidak sekedar bagaimana mengatur ruang kelas dengan segera sarana prasarananya, tetapi menyangkut bagaimana interaksi dan pribadi-pribadi di dalamnya. Pengelolaan kelas lebih ditekankan bagaimana pribadi-pribadi dalam kelas dapat menjadi suatu komunitas yang penuh persaudaraan dan kekeluargaan. Komunitas yang demikian akan mengembangkan kepribadian baik pendidik maupun peserta didiknya. Peserta didik kemudian di kelas tidak hanya belajar aspek pengetahuan tetapi juga aspek afektif dan sosialisasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 428, "height": 46, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai pendidik dan calon pendidik pastilah kita memiliki pandangan tertentu mengenai bagaimana pengelolaan kelas yang membahagiakan, produktif dan memuaskan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 286, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspektif Baru dalam Pengelolaan Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya mendidik diartikan sebagai berdiri di depan kelas dengan penuh wibawa dan kuasa, mengarahkan anak-anak pada tujuan pembelajaran tertentu dan mencerdaskan anak-anak pada aspek kecerdasan pikir belaka. Peserta didik tampaknya belajar banyak, tetapi yang mereka internalisasikan hanya sedikit. Belajar ternyata tidak terbatas pada kecerdasan pikir belaka, belajar juga", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 761, "width": 12, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 98, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyangkut aspek emosional, perhatian, keterampilan, kreativitas, sosialitas dan lain-lain (Riyanto, 2002). Proses belajar hanya efektif kalau dibarengi dengan pendekatan pribadi dan juga pemberian arti terhadap hidup dan kepribadian peserta didik. Pendidik yang tidak menyampaikan mutu diri dan makna hidupnya lewat mata pelajaran yang disampaikan, tidak akan banyak pengaruhnya bagi pertumbuhan dan perkembangan kepribadian peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 428, "height": 166, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses pembelajaran, peserta didik harus yakin bahwa mereka dapat mengembangkan dan menumbuhkan kepribadiannya. Proses ini hanya terjadi apabila pendidik mampu mengaktualisasikan pengalaman kontekstual peserta didik dengan pelajaran yang disampaikan. Karena itu menurut Riyanto (Riyanto, 2002) proses dan pengelolaan pembelajaran mesti dijadikan pusat kegiatan yang mengasyikkan untuk kegiatan eksplorasi dan penemuan identitas diri. Tanpa suasana dan kegiatan ini, maka yang disampaikan pendidik di depan kelas akan cepat dilupakan dan tidak membekas dalam pada diri peserta didik. Dengan kata lain, mereka tidak memperoleh apa-apa dan harus belajar sendiri lagi dengan upaya yang keras.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 428, "height": 184, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan mestinya secara padu bertautan dengan pendidikan nilai. Sekolah sekarang ini didominasi oleh pencerdasan pikir saja. Kecerdasan pikir (intelektual) memang perlu dan penting, namun harus diimbangi dengan kecerdasan emosional dan pemahaman nilai-nilai universal yang baik dan benar, serta keterampilan yang memadai untuk hidup di masyarakat. Pendidikan yang hanya menekankan kecerdasan pikir saja berarti tidak memperhatikan perkembangan pribadi secara utuh. Padahal pada dasarnya filosofi pendidikan adalah mengembangkan manusia seutuhnya. Pendidikan yang sejati adalah proses usaha pembinaan pribadi manusia untuk mencapai tujuan akhir (relasi dengan Tuhan dan diri sendiri) dan sekaligus untuk kepentingan masyarakat (perilaku hubungan dengan diri sendiri, keluarga, masyarakat dan alam sekitarnya).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 428, "height": 132, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agar seseorang dapat mencapai perkembangan pribadi secara utuh, pendidik harus mampu mengemas pelajarannya sekaligus sebagai suatu sarana pendidikan nilai. Pendidikan nilai adalah suatu proses dimana seseorang menemukan maknanya sebagai pribadi di saat menemukan nilai-nilai tertentu pada jalan hidupnya. Proses ini menyangkut “perjalanan menuju ke kedalaman diri sendiri”, menyentuh bagian terdalam diri manusia seperti daya refleksi, introspeksi, analisis dan kemampuan menemukan diri sendiri. Pendidikan nilai juga merupakan suatu proses pembelajaran yang menyentuh langsung secara efektif tiga aspek yaitu", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 12, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kognitif, afektif dan psikomotorik manusia. Pendidikan nilai merupakan proses pembelajaran yang melibatkan seluruh pengalaman seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 98, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Riyanto (Riyanto, 2002), jika proses pembelajaran itu sekaligus menjadi pendidikan nilai, maka guru harus mampu memadukan tiga tingkat tataran pengajaran, yaitu bagaimana mempelajari kenyataan yang ada, konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan dihubungkan dengan kenyataan hidup peserta didik. Secara rinci apa tiga pingkat pengajaran yang dikemukakan Riyanto diuraikan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 254, "width": 400, "height": 64, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Tingkat Fakta. Tingkat ini menyangkut pengajaran yang bersifat informative, berupa data, yang memberikan dasar kepada peserta didik untuk membangun pengetahuan konseptual. Proses berpikir yang dipakai adalah dengan cara mengingat-ngingat ( memorization )", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 323, "width": 400, "height": 133, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tingkat Konsep. Tingkat ini menyangkut pengajaran tentang gagasan dan prinsip. Tingkat ini menuntut kemampuan kognitif seseorang untuk menghubungkan kenyataan atau fakta, menggolongkan fakta, dan menghubungkan fakta dengan teori dan prinsip-prinsip. Proses ini membawa kepada keterampilan penguasaan suatu konsep tertentu. Walau sulit dan merupakan bagian yang penting dalam perkembangan seseorang tetapi ini belum sepenuhnya melibatkan aspek emosi yang juga berpengaruh besar dalam perkembangan hidup manusia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 461, "width": 400, "height": 81, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Tingkat Nilai. Pengajaran pada tingkat ini menyangkut tiga dimensi pribadi peserta didik sekaligus, yaitu aspek pikirannya, perasaannya dan sikapnya. Peserta didik mampu menghubungkan kenyataan dan konsep serta sekaligus menghayati. Ia akan menemukan makna pribadi dan mulai mengerti serta memahami diri sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 428, "height": 167, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga tingkatan pengajaran sebagaimana dikemukakan Riyanto di atas mengindikasikan bahwa pendidikan yang dikemas dalam suatu proses belajar haruslah pendidikan yang berciri humanistik, yaitu pendidikan yang lebih menekankan bahwa setiap aspek pengajaran secara implisit mengandung nilai moral dan nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, pengajaran harus sampai pada suatu pengungkapan nilai sikap tertentu. Melalui mata pelajaran tertentu, pendidik diharapkan mampu mengalihkan nilai, keyakinan, pendidik diharapkan mampu mengalihkan nilai, keyakinan, konsep tentang manusia, hakikat manusia, kodrat manusia, persepsi dan perannya di dunia, pendidik dituntut untuk memiliki kepribadian yang matang sedemikian sehingga mampu menjadi figure teladan dan", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 761, "width": 14, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 81, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cermin bagi peserta didik. Pendidik harus mengembangkan kepekaannya akan nilai yang ada dan pengaruh nilai itu terhadap sikap dan perilaku seseorang, sehingga ia semakin mampu memahami peserta didik. Tugas penting pendidik adalah menumbuhkembangkan kepribadian peserta didik dan menjadi figure dewasa bagi peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 428, "height": 98, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengajaran sebagai proses penanaman nilai, tidak hanya menyangkut segi pengetahuan dan keterampilan belaka. Tetapi harus sampai pada bagaimana menghayati nilai-nilai yang sudah diketahui dalam kehidupan sehari-hari. Jika peserta didik mengalami bahwa pendidikannya sungguh menunjukkan perhatian dan tanggung jawabnya terhadap peserta didik akan mudah belajar, sebab mereka terlibat dengan penuh minat dan tanpa paksaan dan proses pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 428, "height": 63, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidik yang bertanggungjawab terhadap pendidikan nilai menggunakan sarana pengajaran untuk menguji nilai dan keyakinan yang memberikan kemerdekaan setiap orang, untuk mengembangkan dirinya sendiri secara unik dan optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 237, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor-faktor Pengelolaan Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 428, "height": 81, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam mengelola pembelajaran terdapat beberapa faktor yang harus diperhatikan. Menurut Riyanto (Riyanto, 2002), agar pembelajaran itu dapat berlangsung secara maksimal mencapai tujuannya, terdapat tiga faktor yang harus diperhatikan, yaitu (1) faktor pribadi pendidik, (2) disiplin kelas, dan (3) penetapan hubungan. Faktor-faktor tersebut diuraikan berikut sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 428, "height": 149, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pribadi Pendidik . Bagaimanapun juga pendidik merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Ia dapat atau tidak dapat menciptakan suasana belajar di dalam kelas. Suasana kelas tergantung dari pribadi pendidik. Pendidik di dalam kelas tidak hanya membawakan suatu mata pelajaran tertentu, tetapi ia membawa keseluruhan dirinya. Bahan-bahan yang dipelajari peserta didik bukan hanya materi pelajaran, tetapi kata-kata, sikap dan perilaku, ungkapan perasaan, pernyataan dari nilai yang Anda yakni. Pendidik harus berusaha menjaga penampilannya yang luwes, ramah dan rapi. Tidak ada yang dapat membuat pelajaran sangat hidup, kecuali pendidik yang sedang mengajarkan dirinya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 428, "height": 63, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disiplin kelas . Pengajaran sebagai proses penanaman nilai tidak berarti bahwa memberikan kebebasan sepenuhnya kepada peserta didik untuk melakukan apa saja yang mereka inginkan. Kebebasan diberikan kepada peserta didik dalam arti kebebasan untuk mengeksplorasi diri dan berkembang untuk menjadi siapa dan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 12, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "apa. Disiplin yang dimaksudkan adalah memberikan bimbingan bagaimana peserta didik harus bersikap dan bertingkah laku. Caranya adalah dengan mengadakan kesepakatan-kesepakatan terlebih dahulu bersama dengan peserta didik. Kesepakatan itu merupakan seperangkat aturan bersama dalam proses pembelajaran. Masing-masing saling mengungkapkan harapan mengenai batasan- batasan dan kemungkinan-kemungkinan dalam bersikap dan bertingkah laku. Pendidik dapat menerapkan disiplin kelas dengan strategi pengelolaan kelasnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 428, "height": 132, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan Hubungan . Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu hubungan yang bersifat pribadi. kualitas pembelajaran ditentukan oleh mutu relasi pendidik dengan peserta didik. Relasi yang baik akan mengindikasikan suasana kelas yang manusiawi, begitu juga terjadi di luar kelas. Pendidik perlu menetapkan hubungan dengan peserta didik. Dengan penetapan hubungan antara pendidik untuk mengekspresikan diri. Mereka tahu mana yang dapat dan tidak dapat. Dengan situasi kelas yang demikian maka proses pembelajaran akan berlangsung lancar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 167, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penetapan hubungan dalam proses pembelajaran sebagaimana dikemukakan Riyanto di atas mengandung dua hal penting, yaitu: Pertama , pendidik mesti menyadari bahwa proses pembelajaran adalah proses suatu komunikasi. Oleh karena itu keterampilan berkomunikasi sangat perlu dikuasai oleh seorang pendidik. Namun tetap diingat bahwa keterampilan berkomunikasi itu hanya sarana, karena yang paling penting tetap pendidik itu sendiri. Kedua , kejujuran, keterbukaan, pendidik baik di dalam kelas maupun di luar kelas, “Jadilah pribadi yang jujur, sebab peserta didik akan menghargai, tertarik dan mencintai pendidik yang jujur luar dalam. Menjadi dirinya sendiri, menjadi yang terbaik sesuai dengan keadaan diri sendiri.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 243, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 428, "height": 98, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbicara pengelolaan pembelajaran atau pengelolaan belajar mengajar dan hal itu banyak tergantung dari pada kemampuan guru untuk melaksanakannya. Syah (Syah, 2002), menjelaskan beberapa hal pokok mengenai hubungan antara guru dengan pengelolaan pembelajaran atau proses belajar mengajar, seperti: konsep dasar proses belajar mengajar, fungsi guru dalam proses belajar mengajar, dan posisi guru dalam proses belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 428, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya para ahli sependapat bahwa yang disebut PBM (proses belajar-mengajar) ialah sebuah kegiatan yang integral (utuh terpadu) antara siswa", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 484, "top": 761, "width": 13, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 64, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai pelajar yang sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar. Dalam kesatuan kegiatan ini terjadi interaksi resiprokal (saling) atau timbal balik yakni hubungan antara guru dengan para siswa dalam situasi instruksional, yaitu suasana yang bersifat pengajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 81, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam situasi instruksional para siswa menjalani tahapan kegiatan belajar melalui interaksi dengan kegiatan tahapan mengajar yang dilakukan guru. Namun, dalam proses pembelajaran disamping guru menggunakan interaksi resiprokal, ia juga dianjurkan memanfaatkan konsep komunikasi banyak arah dalam rangka menggalakkan student active learning , atau cara belajar siswa aktif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 428, "height": 184, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Turang (Turang, 2003) mengemukakan bahwa secara fungsional, guru dalam pengelolaan pembelajaran menangani: (1) Perencanaan pembelajaran dari persiapan sampai pada kegiatan pelaksanaan PBM untuk mencapai tujuan pembelajaran (tujuan instruksional khusus dan tujuan instruksional umum). (2) Pengorganisasian siswa dalam belajar klasikal dan kelompok-kelompok belajar siswa dalam kelas, maupun di perpustakaan, di laboratorium, bengkel (workshop), di luar sekolah. (3) Aktualisasi dan pemberian motivasi bagi siswa dalam PBM supaya dapat mencapai hasil optimal. (4) Pengawasan, khususnya supervisi belajar para siswa untuk memperbaiki cara-cara belajar, waktu belajar, disiplin belajar, sarana belajar para siswa. (5) Evaluasi belajar siswa, baik evaluasi formatif maupun evaluasi sumatif belajar para siswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 200, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pendapat Turang di atas, secara teoretik dapat dikemukakan bahwa peran guru dalam pengembangan pengelolaan pembelajaran (learning management) terdapat 5 (lima) komponen yang harus dilaksanakan oleh guru, yaitu (1) menyusun perencanaan pembelajaran yang meliputi perumusan tujuan, menentukan materi, metode dan teknik, media/evaluasi belajar; (2) mengorganisasi siswa dalam belajar klasikal dan belajar kelompok di laboratorium/di perpustakaan; (3) mengaktualisasi dan memotivasi siswa dalam belajar; (4) mengawasi dan mensupervisi untuk memperbaiki belajar siswa; dan (5) menilai (evaluasi) formatif dan sumatif prestasi belajar. Kelima tugas pokok tersebut sejalan dengan pendapat G. Terry tentang empat fungsi manajemen ( planning, organizing, actualizing, controlling ) dan juga pendapat S. P. Siagian yang menambah fungsi evaluasi terhadap empat fungsi pokok tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 73, "width": 142, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Dalam Pengelolaan...", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 749, "width": 13, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 188, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 73, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 428, "height": 166, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengelolaan pembelajaran akan terlaksana secara efektif dan efisien apabila guru mampu melakukan perannya baik sebagai manajer of instruction dalam menciptakan kondisi dan situasi belajar dengan memanfaatkan berbagai fasilitas belajar-mengajar dan memainkan peranan masing-masing secara integral dalam konteks komunikasi instruksional yang kondusif, untuk mencapai tujuan pendidikan khususnya mengembangkan pembelajaran. Dalam kondisi dan situasi pembelajaran tercipta proses komunikasi baik dua arah maupun multiarah antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar dapat berjalan secara demokratis, di samping itu adanya kerja sama dengan berbagai pihak yang berhubungan dengan pengelolaan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 60, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 333, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buchori, M. (2001). Pendidikan Antisipatoris . Yogyakarta: Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 428, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmodihardjo, D. (1983). Peranan Mutu dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Analisis Pendidikan . Jakarta: Depdikbud.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 412, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamalik, U. (1999). Pendidikan Guru, Konsep dan Strategi . Bandung: Maju Mandar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 428, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyasa, E. (2002). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 429, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riyanto, T. (2002). Pembelajaran Sebagai Proses Bimbingan Pribadi . Jakarta: Grasindo.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 378, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahertian, P. A. (1994). Profil Pendidik Profesional . Yogyakarta: Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sanusi, A. (1991). Studi Pengembangan Model Pendidikan Profesional Tenaga Pendidikan . Bandung: IKIP Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 427, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semiawan, C. R. (1991). Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang Abad XX1 . Jakarta: Grasindo.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 428, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Silalahi, T. (1994). Kepemimpinan Guru dalam Proses Belajar Mengajar di SMEA Negeri Daerah Istimewa Yogyakarta . IKIP Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 628, "width": 348, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudrajat, H. (1991). Masa Depan Pendidikan di Indonesia . Jakarta: ISPI.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 428, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syah, M. (2002). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 428, "height": 27, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabrani, A. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar . Bandung: Remaja Karya.", "type": "List item" }, { "left": 426, "top": 73, "width": 73, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustini Buchari", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 320, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmiah Iqra’ Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan [FTIK] IAIN Manado Volume 12 Nomor 2 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 483, "top": 761, "width": 13, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 27, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tilaar, H. A. R. (2001). Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional dalam Perspektif Abad 21 . Jakarta: IndonesiaTera.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 426, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Turang, J. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah/Jurusan” . Manado.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 412, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usman, M. U. (2001). Manjadi Guru Profesional . Bandung: PT Remaja Rosda Karya.", "type": "Text" } ]
e2c0d2e5-8841-21a5-16c4-261adf4c2cff
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/7862/5519
[ { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 4 Nomor 1 Tahun 2024 Page 2458-2470 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 101, "width": 282, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 146, "width": 340, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspektif Pemerintah Provinsi Papua Pada Penerimaan Daerah Otonomi Baru Di Provinsi Papua", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 219, "width": 62, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nes Tabumi", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 239, "width": 178, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Sam Ratulangi Manado Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 302, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 321, "width": 487, "height": 262, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dengan wawancara dan obsservasi lapangan, sumber data adalah data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data yaitu Observasii, Dokumentasi, Wawancara Terstruktur. Teknik analsissata dalam peneiian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penaikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kebijakan Pemerintah Pusat harus persamaan atau berpihakan dengan Pemerintah Daerah di Provinsi Papua, maka perspektif Papua bahwa hal tersebut terjadi tidak domokratis serta tidak memahami sejarah dan karakter orang asli Papua, agar tujuan negara bisa dapat memenuhi dalam melakukan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (PDOB) di Papua dengan strategi-strategi politik yang didominasi oleh pemerintah dengan suatu tindakan yang dapat mewujudkan dalam kemampuan melaksanakan pembangunan serta kesejahteraan bagi masyarakat Papua dan pada umumnya bagi negara Indonesia. Perspektif pada penerimaan DOB ini adalah tujuan utama yang harus di organisir oleh banyak orang yang berada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, namun keinginan dari pada masyarakat ini melalui aspirasinya tidak dilakukan dan lalu pemerintah dapat mengambil langkanya sebaga insiatif dalam merealisasikan DOB di papua. Kata Kunci: Perspektif Pemerintah, Daerah Otonomi Baru, Provinsi Papua", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 42, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 479, "height": 261, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of research is a qualitative method that can be carried out using interviews and field observations,data sources are observation data. Data colletion techniques are observation, documentation, structured interviews. The analytical techniques in this research are data collection, data reduction, data presentation and drawing conclution. The result of the research show that the central government’s policies mus be equal or siding with the regional government in Papua Province, so the Papuan perfective that this is happening is not democratic and does not understand the history and character of indigeous Papuans, so the state ‘s goals can be fulfilled in carrying out the expansion of the new Aotonomous Region (PBOD) in Papua with political strategies dominated by the government with action that can translate into the ability to implement development and prosper for the Papuan people and in general for the Indonesian state. This perspective on accepting new autonomous regions is the main goal that must be organized bt many people in Papua province and west papua province, but the wishes of these people through their aspirations are not carried out and then the government can taje this opportunity as an initiative in realizing new autonomus regions in Papua.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 324, "width": 380, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Government’s Persfective, New Autonomous Regions, Papua Province", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 365, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 386, "width": 471, "height": 139, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tahun 2022, pulau Papua mengalami pemekaran daerah, dimana mengasilkan 4 (empat) provinsi baru. Sebelumnya, ada cuma 2 (dua) provinsi, yaitu Provinsi Papua sebagai induk yang beribukota di Jayapura dan pemekaran pertama Provinsi Papua Barat, selanjutnya ada bertambah menjadi empat provinsi baru, yang terdiri dari Provinsi Papua Selatan yang beribukota di kota Merauke, Provinsi Papua Tengan yang beribukota di Kota Nabire, Provinsi Papua Pegunungan yang beribukota di Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan dan Provinsi Papua Barat Daya yang beribukota di kota Sorong.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 531, "width": 469, "height": 140, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah pusat melalui bapak Ir. Haji Joko Widodo sebagai Presiden Republik Indonesia juga menegaskan bahwa untuk dimekarkan di wilayah Papua merupakan salah satu wujud untuk menciptakan pemerataan pembangunan (pada hal untuk meredam isu politik papua merdeka). Selain itu, dengan adanya daerah otonimi baru, diharapkan akan mempermudahkan jangkauan layanan di tanah Papua. Pemekaran wilayah Papua merupakan aspirasi yang berasal dari segelintir pejabat papua yang masa jabatannya habis serta masyarakat itu sebagai keluarga pejabat Papua habis masa jabatannya itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 676, "width": 468, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi Papua ini memiliki berbagai macam keunikkan, meliputi beragam kebudayaannya, ekonomi dan lain-lain. Ada pendapat bahwa dalam persiapan pemekaran daerah di Papua, pemerintah daerah di Papua yang merupakan orang asli Papua, bahkan pemerintah pusat tidak perna survei di lapangan untuk melihat dari sisi kekuatan dan", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 39, "width": 468, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelemahan, baik itu sumber daya manusianya, ekonomi, serta kemajuan pembangunannya di wilayah tersebut (orang-orangnya yang bisa dapat maju secara pendidikan, usaha-usaha dan berbagai aspek yang ada).", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 101, "width": 468, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya penolakan pemekaran daerah baru yang di lakukan oleh orang asli Papua dan lainnya, menimbulkan rasa ketakutan, rasa gelisa dan lain-lain, hal ini terjadi karena pemerintah pusat tidak dapat melakukan pendekatan yang baik dalam mengambil aspirasinya dan juga tidak perna melibatkan lembaga-lembaga yang berwenang berdasarkan peraturan pemerintah melalui kesepakatan bersama yang di atur menurut peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 226, "width": 468, "height": 160, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beragam pendapat yang terhadap daerah otonomi baru ini akan berdampak merugihkan bagi orang Papua dan ada juga yang berpendapat akan berdampak baik atau kesejahtraan bagi orang Papua itu sendiri, sehingga adanya senggelintir orang disetujui, maka terbentuklah ketiga daerah otonomi baru tersebut. Namun kenyataannya Pemerintah provinsi Papua untuk melihat bahwa adanya pemekaran ketiga (3) Pemekaran Provinsi Daerah Otonomi Baru, (DOB) di tanah Papua pada tahun 2022 ini adalah bagi generasi anak cucu orang asli Papua, serta ketiga DOB ini dapat memiliki batas wilayah dengan masing- masing berlokasi ibu kota provinsi.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 392, "width": 472, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Provinsi Papua juga dapat melakukan dalam bentuk Tuntutan atau menuntut bahwa pemerintah pusat harus memberikan provinsi berdasarkan tujuh wilayah adat di tanah Papua. Namun kenyataan yang terjadi adalah adanya pro dan kontrak bahwa ada yang mendukung pemekaran adalah antara senggelintir orang baik dari elemen- elemen bupati yang mengabisnya jabatan dua periode dan DPR RI juga demikian serta yang menolak pemekaran adalah pemerintah Papua serta lembaga-lembaga yang mewakilih rakyat Papua lainnya bersama seluruh rakyat Papua yang ada di tanah leluhutnya sendiri, dengan adanya kekuatan besar yaitu berdasarkan dasar hukum adalah Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001, tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua dan negara melakukan intimindasi pada pasal 67 bersama Majelis Rakyat Papua (MRP) dan DPRP di Provinsi Papua.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 599, "width": 468, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesadaran Orang Asli Papua (OAP) untuk dapat mengambil bagian dalam berbagai jabatan yang ada di dalam system pemerintah Indonesia ini dengan tujuan untuk memenuhi hidup bersama-sama, individu dan sekelompok orang dengan keinginan akan mendapatkan kekuasaan agar mengatur serta mengurusinya urusan rumah tangga itu sendiri melalui aturan UU yang berlaku. Namun di Provinsi Papua ini membutuhkan banyaknya sumber daya manusia (SDM) untuk mengola serta melaksanakan pembangunan di Papua secara baik dan benar, sehingga masyarakat bisa dapat merasakan pelayanan-", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 39, "width": 468, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Papua sesuai dengan tugas tanggungjawabnya yang di berikan Pemerintah Pusat.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 80, "width": 468, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemekaran daerah di Provinsi Papua mengalami gejolak, sehingga proses perumusan kebijakan pemekaran daerahnya tidaklah muda. Ada banyak hasil penelitian yang menemukan bahwa kebijakan dalam hal memberikan pemekaran daerah baru tersebut tidak bisa mendapatkan se-maksimal mungkin, karena hal ini didominasi oleh kepentingan elit politik untuk mempertahankan wilayah papua ini di dalam negara. Konsep Politisi lokal dalam pascareformasi, yang menunjukkan adanya desentralisasi (otonomi khusus) dapat mendorong lahirnya praktik dinasti politik. Muqoyyidin, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 226, "width": 469, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Riwanto Tirtosudarmo, 2007, dalam Muksin. 2022 adalah yang memegang kekuasaan (negara) inilah yang dapat memiliki berbagai modal yakni dasar kehidupan sosial ekonomi, politik, serta budaya ini cenderung untuk mengendalikan kekuasaan di tingkat local. Dalam konteks yang namanya pemekaran daerah ini pemerintahhpusat dan daerah, dapat melakukan pemekaran ialah dari para elite politik lokal ( pejabat orang asli papua itu sendiri) uuntuk merebut kekuasaan tersebut dengan semena-mena ada pada pemerintahan pusat, sehingga kesan dari pemekaran hanyalah arena pada pertarungan dan pembagian kekuasaan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 392, "width": 468, "height": 119, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pemekaran wilayah baru dapat dilakukan oleh pemerintah pusat bersama penerima pemekaran daerah otonomi baru (DOB) elit papua lainnya dalam konsep di atas, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menganlisis pada perspektif penerimaan DOB di Papua. Peneliti dapat dilakukan penelitian dengan mengambil judul : Perspektif Pemerintah Provinsi Papua Pada Penerimaan Daerah Otonomii Baru Di Provinsi Papua.", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 537, "width": 114, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 558, "width": 470, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah metode kualitatif dapat melakukan dengn wawancarai dan obsservasi kelapangan, sumber data adalah data primer dan skunder. Teknik pengumpulan data yaitu Observasii, Dokumentasi, Wawancara Terstruktur. Teknik analsissata dalam peneiian ini yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penaikan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 662, "width": 141, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 682, "width": 468, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ditemukan bahwa kebijakan pemekaran daerah otonomi baru di Papua memiliki berbagai motif. Hal ini, sangat berimplikasi pada sosial, politik, ekonomi, pembangunan, keamanan, pertahanan dan budaya Papua. Penelitian ini dibatasi pada dampak politik, ekonomi dan budaya di Papua.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 39, "width": 468, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan ini dapat di tunjuhkan bahwa hal tersebut dapat dilihat dari sisi kacamata dengan cara Perspektif Pemerintah Papua pada penerimaan Pemekaran Daerah Provinsi Baru ini merupakan Pemerintah Pusat tidak menghormati UU sebagai Konstitusi yang berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republic Indonesia tahun 1945 yang berbunyi bahwa Pemekaran daerah pada tatanan filosofisnya untuk meningkatkan kesejahteraan untuk masyarakat setempat. Dilihat dari segi historis, The Founding Fathers, telah menetapkan Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ini menjadi sebagai suatu dasar hukum bagi pemerintahan daerah di Indonesia, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 459, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan Undang-Undang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 459, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 459, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pemerintahan daerah provinsi,daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 459, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Gubernuur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai Kepala Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota dipilih secara demokratis.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 459, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 459, "height": 57, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan- peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Susunan tata cara penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam UndangUndang.", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 516, "width": 468, "height": 161, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian diatas, bahwa yang terjadi kontroversi antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat dapat membawa dampak yang baik maupun buruk dalam berbagai lima Faktor, yakni: a. Ekonomi, b. Politik, c. Budaya, d. Infrastruktur dan e. Keamanan. Bagi masyarakat di wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat, hasil yang dapat melalui informan juga dapat memerikan pandangan yang optimis saja, namun yang menjadi masalah adalah pemerintah pusat tidak mendengar aspirasi rakyat papua secara langsung. Pemekaran pro-kontra ini juga fenomena lama tersebut persoalan besar bagi wilayah di Provinsi Papua yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 84, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Faktor Politik", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 60, "width": 468, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politik identitas di ruang publik di tanah Papua dapat juga dilihat sebagai alat perjuangan. Apabila mengobservasi perkembangan terkini di Papua, segala bentuk kekerasan yang dimotori Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat cenderung tidak lagi menarik simpati sebagian masyarakat Papua. Meskipun politik identitas dapat dikatakan sebagai suatu kemunduran demokrasi karena mengabaikan prinsip keadilan dan kompetisi yang sehat, kasus di tanah Papua memang unik. Demarginalisasi melalui kebangkitan politik identitas dapat juga dianalisis sebagai langkah untuk mengkontestasi kebijakan afirmasi atau proteksi terhadap OAP oleh pemerintah yang selama ini dianggap telah gagal.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 226, "width": 468, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenyataan yang terjadi di provinsi papua dalam hal DOB tersebut Negara langsung saja dapat melakukan tindakan secara terstruktur dengan inisiatip dan memberikan pemekaran keempat provinsi baru dan tidak melalui persetujuan MRP, DPRP bersama gubernur papua bapak Lukas Enembe, S.IP.,M.H pada hal pejabat papua (kedua lembaga) ini tidak menolak dalam hal menerima pemekaran DOB di provinsi papua tersebut, maka timbulah kontroversi dalam hal cara pandang yang berbeda pada pemerintah pusat dan Negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 102, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Faktor Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 402, "width": 468, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor ekonomi menjadi hal penting untuk pertimbangan daerah akan dimekarkan. Berdasarkan data mereka yang pro, sebagian besar pengendali kebijakan di Papua. Baik dari institusi Pemda, militer, perusahaan nasional dengan internasional, ditambah lagi masyarakat adat yang pro pembangunan dengan dalih dukung pemekaran. Demi meningkatkan taraf hidup orang Papua, mengimplementasikan pemberdayaan orang Papua agar mandiri. Kehadiran provinsi-provinsi baru bukan karena mencari kedudukan dan jabatan, tetapi lebih kepada peningkatan kesejahteraan. Para pemangku kepentingan berpendapat bahwa masalah yang terjadi di Papua bermula dari kesenjangan sosial sejak zaman Presiden Soeharto. Selama lebih dari 32 tahun Papua ditinggalkan, dianaktirikan, dan ditelantarkan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 609, "width": 468, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otonomi daerah (daerah otonom) ini dapat menjadi salah satu tujuan utama atau instrumen dalam peningkatan lajunya pertumbuhan pembangunan ekonomi dalam rangka kesejahteraan bagi masyarakat papua di Republik Indonesia, apabila pembangunan di daerah mengacu pada potensi daerah atau geografis, tata pemerintahan, terutama yang berkaitan dengan birokrasi, pemerintahan itu sendiri, maka hal tersebut tidak dapat dipungkiri bahwa tidak ada bermanfaat dalam hal pemekaran daerah ini. Daerah hasil pemekaran tersebut dapat diharapkan pada tujuan utama yang menjalankan untuk", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 39, "width": 468, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggerakkan roda bergeraknya pertumbuhan perekonomian, kegiatan administrasi, penyelenggaraan pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 94, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Faktor Budaya", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 111, "width": 468, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Papua memiliki tujuh wilayah adat. Menurut Benhur kalau pembagian wilayah itu tidak dilakukan secara jelas dan transparan, akan terjadi kesalahpahaman di masyarakat yang berujung pada konflik horisontal. \"Pihak akademisi dan pemerintah dalam panitia pemekaran ini sama sekali tidak ada transparansi dengan masyarakat adat dan itu akan terjadi. Kalau sudah terjadi maka orang akan bertahan di wilayahnya masing-masing dan saya pikir segala sesuatu akan berujung pada demo dan orang-orang akan ribut,\" kata Benhur (Www.bbc.com, 2021) (dalam Pugu, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 256, "width": 468, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah mengukur (reinstrumentasi) dan pengendalian suatu proses untuk mencapai tujuan sesuai dengan kebutuhan dalam cakupan pada OTSUS papua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 459, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Akomondasi tata kelola dari masing-masing suku. Kerangka adaptasi yang induktif terhadap nilai-nilai local.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 459, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Re-orientasi dari ekonomi growth _ people centered depelopmen (pertumbuhan _ pembangunan yang berpusat pada manusia)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 321, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pengemangan praktek pemerintahan berbasis kepapuaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 302, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pemerataan, keseimbangan, keadilan dan kemampuan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 459, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Pembangunan yang melibatkan orang asli papua (tidak memarginalkan). Lalu melakukan pendekatan humanity security dalam pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 459, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Optimalisasi peran dan fungsi kelembagaan politik (DPRD dan MRP) untuk artikulasi kepentingan masyarakat orang papua Pembentukkan kelembagaan setingkat kementerian untuk akselerasi pembangunan di provinsi papua. (Webinar Kamis, 25 fembruari 2021).", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 568, "width": 472, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian tersebut peneliti mendapatkan informasi melalui lembaga legislative dalam hal ini MRP di Provinsi Papua dapat melakukan wawancara langsung dan memberikan asum-asumsi pada pemekaran DOB terjadi kontroversi anatara pemerintah daerah baik legislative/MRP, DPRP dan Pemerintah Provinsi Papua merasa bahwa Pemerintah Pusat/Negara sudah melakukan ketidak adilan terhadap Undang-Undang OTSUS bagi Provinsi Papua, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 459, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Tokoh pemerintah membentuk tim untuk melaporkan informasi tentang aspirasi orang papua untuk pemekaran DOB kempat provinsi baru di tanah papua", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 734, "width": 459, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Intimindasi Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang OTSUS bagi provinsi", "type": "List item" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 39, "width": 441, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Papua dalam pasal 67 yang bertentangan dengan Undang-Undang nomor 2 tahunn 2021, tentang Daerah Otonomi Baru di Provinsi Papua juga pasal sama 67 dan memiliki ayat, dengan mendadak dari pemerintah pusat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 459, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Kebijahkan pemerintah pusat dalam memberikan pemekarana daerah baru DOB adalah meligitimasi aspirasi orang papua", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 459, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Orang Asli Papua merasa, bahwa pemekaran dengan mendadak ini adalah negara melakukan pendekatan militer tersebut selalu saja ada ada pemaksaan brikan DOB, pembunuhan, penindasan dan selalu saja terjadi dengan terganggunya pskologi orang-orang yang berada di papua itu sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 459, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Untuk mengatasi permasalahan pro dan kontra tersebut, berargumentasi bahwa perlu memberikan ruang yang lebih luas bagi masyarakat Papua untuk menentukan kebutuhannya. Berdasarkan dalam Lembaga Majelis Rakyat Papua (MRP).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 119, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Factor Infrastruktur", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 319, "width": 407, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan infrastruktur di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat adalah:", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 339, "width": 86, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Bidang SDA", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 360, "width": 126, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Jalan dan Jembatan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 381, "width": 89, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Permukiman", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 402, "width": 83, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Perumahan", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 422, "width": 468, "height": 202, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterbatasan aksebilitas wilayah ( banyak daerah belum bisa dijangkau akses darat), akibat dari itu harga barang lainnya juga terjangkau. Dalam hal ini, DOB Papua dianggap mampu memperpendek rentang kendali masyarakat sehingga jangkauan dan akses untuk transportasi dari Kabupaten ke Provinsi menjadi lebih baik. Selain itu, kebijakan ini diharapkan bisa membuka lapangan pekerjaan baru dan mengangkat perekonomian masyarakat di daerah tersebut. Sesuai dengan UU Nomor 2 Tahun 2021 terkait dengan Otonomi Khusus Papua, pelaksanaan dan implementasi dari hal tersebut sangatlah efektif. Dengan adanya DOB mampu memberikan sebuah peluang baru terhadap proses terjadinya keberlangsungan pembangunan yang ada di wilayah Papua. Selasa, 26 September 2023 - 18:48 WIB.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 114, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Faktor Keamanan", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 661, "width": 468, "height": 56, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keaman bagi tanah papua adalah sangat sulit untuk mengidentifikasi secara luas, karena dilihat dari pemekaran tersebut merupakan kejadian masa lalu dan masa kini menjadi Persoalan konflik politik, konflik sosial dan tindakan criminal separatism.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 723, "width": 219, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun beberapa konflik di papua, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 744, "width": 349, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Konflik Politik Papua Merdeka (TNI/POLRI VS TPNPB-OPM/KKB)", "type": "List item" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 459, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Konflik regulagusi birokrasi di dalam pemerintahan di Papua baik Provinsi, Kabupaten/Kota bahkan Juga dalam Lembaga Legislatif", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 306, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Konflik anatara Orang Papua Yang Menjadi Pro-Kontra", "type": "List item" }, { "left": 76, "top": 101, "width": 468, "height": 243, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Suku Orang Papua yang banyak dengan keinginan pribadi untuk memekarkan Desa/Kampung dan Distrik sendiri, sehingga menimbulkan konflik sesama satu dengan yang lain. Oleh sebab itu sulit untuk mengawal dalam keamanan di Papua Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menjelaskan bahwa, ada beberapa aspirasi pemekaran di Papua dan Papua Barat, antara lain; Provinsi Papua Tabi Saireri, Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Tengah, dan Provinsi Papua Barat, serta Provinsi Papua Barat Daya. Spirit pemekaran Papua adalah karena luasnya wilayah dan perlu adanya percepatan pembangunan di tanah Papua, serta upaya memperteguh keutuhan wilayah Indonesia. Akar utama masalah gangguan keamanan disana adalah masalah ekonomi, masalah kemiskinan dan lain-lain, sehingga pemekaran menjadi salah satu upaya untuk mempercepat pembangunan dan mempermudah birokrasi. Mahfud MD, dalam acara Coffee Morning, di Kantor Kemenko Polhukam, Selasa (30/11).", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 350, "width": 471, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian ada juga dua aspek yang menjadi konkrit agar dinilai bahwa Pemekaran daerah otonomi baru (DOB) dapat kita melakukan di tanah Papua, adalah kepentingan Negara dan bangsa, sehingga hal itu harus diutamakan sebagai integrasi nasional. Kedua hal dimensi dalam melihat DOB Papua tersebut pada perspektif bahwa Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat dapat menambah pemekaran baru lagi, agar pengembangan daerah menjadi prioritas bagi kedua provinsi di Papua.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 475, "width": 468, "height": 139, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PP Nomor 106 tahun 2021 tentang Kelembagaan dapat dibentukksatu badan oleh SBY,yakni Badan Pengarah Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus yang berada langsung di bawah Wakil Presiden. Kelembagaan ini adalah penyerahan, pemberian kewenangan totalitas dari Pemerintah Pusat kepada Provinsi dan Kabupaten Kota untuk mengurus wilayah, mengurus masyarakat yang tertuang dalam 106 hal ini harus di apresiasi. Hal ini untuk mendekatkan masyarakat pada kesejahteraan untuk mencapai tujuan negara, sehingga dapat dibutuhkan kerja kolaborasi.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 620, "width": 468, "height": 140, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejumlah anggota DPR bersama pemerintah berpandangan bahwa seberapa banyak terdapat di dalam urgensinya pembentukan keempat provinsi baru bagi Papua, adalah langka dalam hal percepatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah, agar pembangunan tersebut lebih berfokus pada rentang kendali lebih dekat; dan upaya menciptakan pemerintahan yang efektif dan efisien; memperkuat eksistensi serta kokoh dalam melaksanankan masing-masing peran yang ada di wilayah adat dan budaya sebagai modal sosial; memperhatikan luas wilayah setiap calon provinsi dibanding dengan tingkat", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 39, "width": 468, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelayanan belum optimal sehingga masih terjadi kesenjangan dan ketimpangan pembangunan; serta keberadaan daerah otonom baru untuk menjawab tantangan pembangunan dan tingkat kesejahteraan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 101, "width": 468, "height": 140, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undan Nomor 2 tahun 2021 dengan adanya Perubahan Kedua atas Undang- Undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsip Papua Pada tanggal 25 Juli 2022 telah disahkan tiga Undang-Undang (UU) terkait pembentukan provinsi baru di Papua, yaitu Undang-Undang Nomor.14 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Selatan, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Tengah, dan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2022 tentang Pembentukan Provinsi Papua Pegunungan.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 246, "width": 468, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun adanya perbandingan dalam peningkatannya kesejahteraan bagi masyarakat, serta pertimbangan, bahwa sebagai orang-orang elit politikus dan keamanan dinilai ini menjadi factor utama yang dominan dengan melatar belakangi bahwa pemekaran Papua ini menjadi empat (4) DOB. Hal inilah yang dikhawatirkan, karena kenyataannya hanya menguntungkan kelompok elite lokal yang pragmatis serta memenuhi kebutuhan strategi politik dan keamanan pemerintah pusat terhadap Papua.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 371, "width": 468, "height": 160, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bilamana terjadi pemekaran itu terjadi seperti apa? Karena di papua ini dapat memiliki wilayah yang terbagi dua yakni bagian gunung ini sulit untuk melakukan pembangun serta masalah keamanan memang tantangan yang mendasar dan di bagian pantai juga dapat menghadapi kesenjangan ekonomi sosial hal tersebut dilihat perkembangan wilayah. namun memberikan pikiran dan pandangan buat semua bahwa dengan kebijakan- kebijakan yang dilakukan oleh negara, yaitu kebijakan percepatan pembangunan atau afirmatif itu sejak tahun 2020-2021, beberapa hal yang ingin sampaikan bahwa inpres nomor 5 tahun 2007 itu terkait dengan percepatan pembangunan dipapua.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 537, "width": 471, "height": 223, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 2021 dalam Undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi papua dengan harapan lahirnya OTSUS ini orang papua menjadi tuannya di negerinya sendiri, namun hari ini banyak rakyat yang memang tidak merasakan atau mendapatkan keadilannya. Kemudian di tahun 2008 itu ada UU nomor 35 tahun 2008 itu merevisi UU OTSUS provinsi papua dan papua barat. Kemudian di tahun 2015 perprs nomor 2 tahun 2015 terkait dengan RPJM 2015-2019. Di tahun 2017 itu percepatan inpres nomor 9 tahun 2017 percepatan pembangun kesejahteraan di papua dan papua barat. Pada tahun 2019 perpres nomor 7 tahun 2019 itu pengandaan barang dan jasa bagi pengusasha orang asli papua sampai dengan hari ini orang pengusaha OAP juga belum mendapatkan kesempatan pekerjaan yang lebih luas untuk bisa mengerjahkan pekerjaan yang lebih besar di negerinya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 39, "width": 468, "height": 139, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuaan pemekaran ini untuk mempercepat pembangunan dan juga mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat orang papua untuk mendukung kemajuan di segala aspek, yakni pendidikan, ekonomi, kesehatan, pembangunan lainnya, sehinggga dapat menjadi dasar dirinya untuk memberikan dukungan terus-menerus mendorong serta mendukung realisasi dari pemerintah pusat tentang rencana untuk pemekaran Otonomi baru di Provinsi Papua. Dengan penelitian tersebut dapat memberikan peluang-peluang besar bagi orang asli papua dalam mengembangkan pertumbuhan pembangunannya.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 205, "width": 59, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 226, "width": 458, "height": 160, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah daerah lain juga yang menganggap bahwa dalam memberikan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (PDOB) pada Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat memang sebuah keniscayaan dan dapat dinilai sebagai dampak dari salah urus Papua selama ini. Meskipunn demi kian proses ‘pengawalan’ terhadap manifestasi politik identitas di era DOB ini, masyarakat tetap dan perlu dilakukan untuk menghindari konflik baik bersifat vertikal maupun horizontal yang terjadi pada orang asli papua ini merupakan peristiwa nyata yang mengormbankan nyawa manusia yang tinggal di tanah papua baik itu pendatang maupun orang papua iyu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 392, "width": 458, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provinsi Papua ini memiliki berbagai macam dampak dalam menerima Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB) di Provinsi Papua dan Papua Barat, karena pemekaran berdasarkan fenomena lama yang diidentik dengan pemekaran india-belanda pada saat benlanda berkuasa atas di tanah Indonesia lebih khusus lagi di Provinsi papua. Adapun beberapa aspek masalah dalam kehidupan, yakni :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 449, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Factor Politik di Pemekaran Provinsi Papua merupakan suatu peristiwa masa lalu dan juga timbul pada saat ini dengan adanya Pemekaran Daerah Otonomi Baru (DOB), agar tujuan negara untuk mensejahterahkan rakyat papua melalui pembangunan. Kemudian di era pemekaran daerah provinsi papua ini dengan berbagai motif politik baik itu politik local atau daerah, politik nasional", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 449, "height": 98, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Factor Ekonomi merupakan provinsi papua sangat menurun angka kemiskinan 26,55 persen tertinggi se-Indonesia dan Papua Barat 21,5 persen ini data dari 2019 hal tersebuut BPS baru merilis data. Orang papua merasa bahwa semua baik itu semua pedagang keciel maupun besar yang di papua di kerjakan oleh orang-orag dari luar papua semua, karena hal tersebut kenyataan di lapangan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 449, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Factor Budaya merupakan pemekaran pada d era colonial belanda sampai di era Indonesia merdeka dan hal ini merupakan kebiasaan negara dalam hal memberikan pemekarana daerah otonomi baru di negara republic indinesia. Ada juga orang asli", "type": "List item" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 39, "width": 431, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "papua yang dapat melakukan dengan menggunakan nama suku dan di tanah papua ini memiliki tujuh suku besar dan di dalamnya juga ada suku keciel dengan jumlah semuanya adalah Kelompok suku asli di Papua terdiri dari 255 suku, dengan bahasa yang masing-masing berbeda. Akibat daripada itu mereka juga meminta pemekaran desa, kecamatan dan lain sebagainya untuk kebutuhan seharai-hari.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 143, "width": 458, "height": 160, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hal tersebut diatas, maka kebijakan Pemerintah Pusat harus persamaan atau berpihakan dengan Pemerintah Daerah di Provinsi Papua, maka perspektif Papua bahwa hal tersebut terjadi tidak domokratis serta tidak memahami sejarah dan karakter orang asli Papua, agar tujuan negara bisa dapat memenuhi dalam melakukan Pemekaran Daerah Otonomi Baru (PDOB) di Papua dengan strategi-strategi politik yang didominasi oleh pemerintah dengan suatu tindakan yang dapat mewujudkan dalam kemampuan melaksanakan pembangunan serta kesejahteraan bagi masyarakat Papua dan pada umumnya bagi negara Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 309, "width": 458, "height": 98, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspektif pada penerimaan DOB ini adalah tujuan utama yang harus di organisir oleh banyak orang yang berada di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat, namun keinginan dari pada masyarakat ini melalui aspirasinya tidak dilakukan dan lalu pemerintah dapat mengambil langkanya sebaga insiatif dalam merealisasikan DOB di papua.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 433, "width": 98, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 365, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bhenyamin Hoessein dan Phillip Mawhod (Widjaja. HAW. (2014) ibid:100-101).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 473, "width": 458, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bratakusumah. (2016). Kebijakan Pemekaran Wilayah dan Pengembangan Pusat Pertumbuhan Ekonomi KotaTasikmalaya. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, Vol 7 No 1.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 511, "width": 459, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dita, Angga. (2021). RUU Pemekaran Papua Mulai Dibahas Tahun 2022. Retrieved From Https://Papua.Inews.Id Website: Https://Papua.Inews.Id/Berita/RuuPemekaran-Papua- Mulai-Dibahas-Tahun-2022/4. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 568, "width": 458, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harmantyo,D. (2010). Pemekaran Daerah dan Konflik Keruangan Kebijakan Otonomi Daerah dan Implementasinya di Indonesia. MAKARA of Science Series, 11(1), 16 – 22.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 606, "width": 458, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hembring Jessie. 2023. Dampak Dari Pemekaran Provinsi Papua Selatan, Provinsi Papua Pegunungan, Provinsi Papua Tengah Terhadap Undang-Undang No 2 Tahun 2021 Tentang Otonomi Khusus Papua.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 663, "width": 458, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lopulalan J Eliza. 2018. Jati Diri Orang Asli Papua dalam Pusaran Otonomi Khusus di Provinsi Papua Barat. Socia Jurnal Ilmu-Ilmu", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 682, "width": 431, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sosial. Vol 15. No 1. DOI: https://doi.org/10.21831/socia.v15i1.20801", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 720, "width": 459, "height": 33, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maisari Rini. 2022. Problematika Pemekaran Daerah: Tinjauan dari Pembentukan Undang-Undang Daerah Otonomi Baru di Papua.. Jurnal Lex-Renaissance. https://journal.uii.ac.id/Lex-", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 790, "width": 120, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Nes Tabumi", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 38, "width": 181, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Renaissance/article/view/26421/15463", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 57, "width": 459, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Markus Haluk (2010). Mati atau Hidup Hilangya Harapan Hidup dan Hak Aasasi Manusia di Papua. Muksin Dafrin, Sahrail Robo, Ahmad Rizali Pawane, Sahrul Pora. (2022) .Jurnal Ilmiah iIlmu Pemerintahan, Vol.6, No. 2, 2021", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 114, "width": 458, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muksin Dafrin, Sahrail Robo, Ahmad Rizali Pawane, Sahrul Pora. 2021. Motif Politik Rencana Pemekaran Daerah Otonomi Baru di Tanah Papua. JURNAL ILMIAH ILMU PEMERINTAHAN Vol.6, No. 2, DOI: 10.14710/jiip.v6i2.1181", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 172, "width": 459, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muksin,D., Purwaningsih 2, t., & Nurmandi, a. (2019). Praktik dinasti politik di aras lokal pasca reformasi :studi kasus abdul gani kasuba dan ahmad hidayat mus pada pilkada provinsi maluku utara. Jurnal wacana politik - issn 2502 - 9185 : E-ISSN: 2549-2969, 4(2), 133 – 144", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 229, "width": 458, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muqoyyidin, A. (2013). Pemekaran wilayahdan otonomidaerah pasca reformasi di indonesia: konsep,fakta empiris dan rekomendasi ke depan. Jurnal konstitusi, 10 (2), 287 – 310,.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 458, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 129 tahun 2000, tentang Persyaratan Pembentukan dan Kriteria Pemekaran, Penghapusan, dan Penggabungan Daerah,", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 305, "width": 458, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pugu Melyana. (2022) Pro dan Kontra Usu Pemekaran Papua Suatu Kajian Hubungan Internasional. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia. Vol. 7, No. 4, file:///C:/Users/Asus/Downloads/6656-Article%20Text-21460-1-10-20220405.pdf", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 362, "width": 458, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sucahyo, Nurhadi. (2021). Pemekaran Papua: Demi Orang Asli Atau Nafsu Politisi? Retrieved From Https://Www.Voaindonesia.Com Website: Https://Www.Voaindonesia.Com/A/Pemekaran- Papua-Demi-Orang-Asli-Atau Nafsu-Politisi-/5793740. Html", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 419, "width": 498, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taa Alexander, Muhammad Ali, & Wisang Candrabintari. 2017. Dampak pemekaran Wilayah terhadap keutuhan Budaya Masyarakat Distrik Aifat Utara di Kabupaten Maybarat. file:///C:/Users/Asus/Downloads/jurnalumsorong,+Journal+manager,+ARTIKEL+ALEXAND", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 476, "width": 103, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ER+(32-43+faksi).pdf", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 495, "width": 458, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi provinsi papua merubah menjadi Undang-undang nomor 2 tahun 2021 tentang DOB di provinsi papua", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 533, "width": 339, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 552, "width": 459, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 9 tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undan-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah", "type": "Text" } ]
152b7a49-d446-0d6f-ef4c-140159192f40
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/eldinar/article/download/2517/4492
[ { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "67", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 246, "top": 613, "width": 10, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 81, "top": 129, "width": 340, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "PERAN PEMBIAYAAN BAGI HASIL MUDHARABAH DALAM PENGEMBANGAN USAHA NASABAH (Studi pada KANINDO Syariah Jatim)", "type": "Section header" }, { "left": 210, "top": 207, "width": 82, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 222, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Mei Dwi Wardani", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 250, "width": 341, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang Jalan Gajayana 50 Malang", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 300, "width": 34, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 326, "width": 312, "height": 189, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Islamic financial services unit is designed for the creation of togetherness in bearing the risks and share the results of operations between the owner of the funds that keep their money in banks, with banks and fund managers as well as communities in need of funds to the status of the borrower or fund manager. In this study using qualitative analysis methods, qualitative analysis is a data analysis technique used in describing how the objects of research as well as outlines in the form of sentences or statements based on data collected with the aim to obtain a conclusion from the formulation of the problem. The results of this research show that mudharabah role for business customers looking from business activities managed by the customer. From an initial shortage of capi- tal to the business generate more profits. In addition, mudharabah also have a role to the Indonesian economy. Among them are mudharabah not solely mo- tivated by economic but also social motive that is earmarked for small commu- nities. With mudharabah motives will alienate the public from loan sharks, but it required a very easy terms, and also mudharabah will save the Muslims from the practice of usury which is clearly unlawful.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 530, "width": 299, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Keywords: pembiayaan, mudlarabah, bagi hasil, shahib al-mal, mudlarib", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 558, "width": 355, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Keberadaan bank konvensional yang ada mengutamakan sistem bunga dalam operasionalnya, sedangkan bank syariah tidak mengenal istilah bunga tetapi yang digunakan adalah istilah bagi hasil. Perbankan dengan sistem bagi hasil dirancang", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "68", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "demi terbinanya kebersamaan dalam menanggung resiko dan berbagi hasil usaha antara pemilik dana yang menyimpan uangnya di bank, dengan bank selaku pengelola dana dan juga masyarakat yang membutuhkan dana yang bisa berstatus sebagai peminjam atau pengelola dana. Dengan pembiayaan yang diiringi dengan bimbingan pengelolaan modal dan usaha dapat membantu meningkatkan produktifitas usaha, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan pedagang kecil.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 179, "width": 355, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Baitul Maal wat Tamwil (BMT) atau Lembaga Keuangan Syariah adalah suatu lembaga ekonomi rakyat kecil yang berupaya mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam rangka meningkatkan kegiatan ekonomi pengusaha kecil berdasarkan prinsip syariah dan prinsip koperasi. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan sebuah sarana pengelolaan dana dari ummat, oleh ummat dan untuk ummat ( maslahah amanah ) yang bebas dari riba. BMT mempunyai peluang yang sangat besar dalam menggerakkan sektor UMKM melalui optimalisasi pembiayaan bagi hasil. Pembiayaan bagi hasil ( mudharabah ) merupakan produk inti BMT yang membedakannya dengan sistem bunga bank konvensional.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 298, "width": 355, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam prinsip bagi hasil terdapat tiga istilah penting, yaitu musyarakah (perjanjian kerja sama antara dua pihak atau lebih pemilik modal, baik uang maupun barang untuk membiayai suatu usaha), mudharabah (perjanjian antara pemilik modal baik uang maupun barang dengan pengusaha), muzara’ah (memberikan lahan pertanian kepada si penggarap untuk ditanami dan dipelihara dengan imbalan tertentu (presentase) dari hasil panen.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 377, "width": 355, "height": 102, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pembiayaan akad berbasis bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah di Indonesia saat ini belum memiliki porsi besar sebagaimana pembiayaan dengan akad murabahah. Padahal akad dengan sistem bagi hasil lebih menerapkan prinsip keadilan, sesuai dengan konsep bank syariah. Dari berbagai data perbankan syariah, murabahah masih mendominasi produk perbankan syariah di Indonesia. Dibanding mudharabah , akad murabahah mendominasi hingga 60 persen. Murabahah merupakan perjanjian transaksi dengan cara jual beli. Sedangkan, akad mudha- rabah merupakan perjanjian dengan prinsip bagi hasil.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 483, "width": 355, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jika digambarkan dalam sebuah grafik, maka akan didapatkan grafik mengenai prosentase nasabah terhadap produk pembiayaan pada Kanindo Syariah selama bulan Januari hingga Juni 2011.", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "69", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 301, "width": 160, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Gambar 1. Grafik Pembiayaan Nasabah", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 313, "width": 104, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sumber: Data diolah (2012).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 333, "width": 355, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Terlihat jelas dari grafik tersebut, nasabah yang berminat menggunakan produk pembiayaan mudharabah jauh lebih sedikit dari pembiayaan murabahah . Yaitu untuk produk pembiayaan mudharabah sebesar 3,68%, pembiayaan murabahah sebesar 95,16%, pembiayaan musyarakah sebesar 1,10%, dan pembiayaan qardul hasan sebesar 0,06%.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 399, "width": 354, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Selain itu, dana pembiayaan yang dikeluarkan KANINDO pada tahun sebelumnya juga menggambarkan bahwa pembiayaan mudharabah masih sedikit peminatnya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 437, "width": 181, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tabel 1. Data Pembiayaan Tahun 2009–2010", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 260, "width": 56, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Mudharabah 200", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 283, "width": 52, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "orang, 3.68%", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 106, "width": 301, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Murabahah 5.169 orang, 95.16% Musyarakah 60 orang, 1.10% Qardul Hasan 3 orang, 0.06% Other, 1.16%", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 453, "width": 343, "height": 171, "page_number": 3, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dana Pembiayaan 2009 2010 Murabahah Dana Rp 10.219.216.840,00 Rp 13.698.945.377,00 Pembagian 92,26 % 92,85 % Nasabah 12.525 orang 13.797 orang Mudharabah Dana Rp 811.207.000,00 Rp 820.443.000,00 Pembagian 7,32 % 5,56 % Nasabah 994 orang 826 orang Musyarakah Dana Rp 44.415.150,00 Rp 218.301.100,00 Pembagian 0,40 % 1,48 % Nasabah 54 orang 220 orang Qardul Hasan Dana Rp 1.291.600,00 Rp 16.165.200,00 Pembagian 0,01 % 0,11 % Nasabah 2 orang 16 orang Total Dana Rp 11.076.130.590,00 Rp 14.753.854.677,00 Total Nasabah 13.575 orang 14.859 orang Sumber: Laporan Keuangan KANINDO", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "70", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tabel pembiayaan tersebut menunjukkan bahwa dari tahun 2009 sampai 2010 jumlah nasabah untuk pembiayaan secara keseluruhan meningkat. Namun, apabila dilihat masing-masing dari dana pembiayaan tersebut, maka pada pembiayaan mudharabah mengalami penurunan nasabah meskipun dana yang dikeluarkan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 153, "width": 355, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Menurut pihak KANINDO, alasan masing-masing nasabah menggunakan pro- duk pembiayaan tersebut bermacam-macam. Nasabah lebih sering menggunakan produk pembiayaan murabahah diantaranya karena cara pembayaran yang tidak terlalu membebani dibandingkan pembiayaan mudharabah . Di mana pada pem- biayaan murabahah , nasabah dapat mengangsur pinjaman beserta bagi hasilnya setiap bulan. Sedangkan pada mudharabah , nasabah hanya membayarkan bagi hasilnya dahulu setiap bulan dan membayar pokoknya diakhir bulan perjanjian.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 245, "width": 355, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Selain itu, alasan lain nasabah lebih sering menggunakan pembiayaan mura- bahah dibandingkan mudharabah adalah besarnya bagi hasil yang ditetapkan untuk pembiayaan mudharabah , dan tergantung dengan wilayah kerja. Jika di daerah perkotaan mudharabah kurang diminati karena jangka waktu yang relatif singkat. Berbeda dengan daerah desa yang kebanyakan nasabahnya adalah petani, di mana jangka waktu pembiayaan mudharabah sesuai dengan masa panen petani. Menurut uraian data dan grafik di atas mengenai pembiayaan mudharabah yang meningkat pada sisi dana namun pada sisi nasabah turun, padahal dana pem- biayaan mudharabah lebih dikhususkan untuk pengembangan usaha masyarakat kecil. Berdasarkan uraian inilah penulis ingin lebih mengetahui kontribusi pembiayaan dana mudaharabah terhadap usaha masyarakat dengan judul ”Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah (Studi Pada Kanindo Syariah Jatim)”.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 417, "width": 355, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Atas dasar latar belakang tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem dan prosedur mengenai pembiayaan bagi hasil mudharabah di Kanindo Syariah, mengetahui perhitungan bagi hasil mudharabah di Kanindo Syariah, serta mengetahui kontribusi pembiayaan mudharabah terhadap perkembangan usaha nasabah di Kanindo Syariah.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 483, "width": 355, "height": 76, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Menurut Karim (2003:180), mudharabah adalah akad yang telah dikenal oleh umat muslim sejak zaman nabi, bahkan telah dipraktikkan oleh bangsa arab sebelum turunnya Islam. Ketika Nabi Muhammad SAW berprofesi sebagai pedagang, beliau melakukan akad mudharabah dengan Khadijah. Dengan demikian, ditinjau dari segi hukum Islam, maka praktik mudharabah ini dibolehkan, baik dalam Al-Qur’an, Sunnah, maupun Ijma’ .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 562, "width": 356, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam praktik mudharabah antara Khadijah dan Nabi, saat itu Khadijah mempercayakan barang dagangannya untuk dijual oleh Nabi Muhammad SAW ke luar negeri. Dalam kasus ini, Khadijah berperan sebagai pemilik modal ( shahib al- maal ) sedangkan Nabi Muhammad SAW berperan sebagai pelaksana usaha ( mudharib ). Bentuk kontrak antara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "71", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "pemilik modal dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak kedua, yakni si pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan untung disebut akad mudharabah . Atau singkatnya, akad mudharabah adalah persetujuan kongsi antara harta dari salah satu pihak dengan kerja dari pihak lain. Mudharabah juga disebut qiradh atau muqaradah . Makna keduanya sama. Mudharabah adalah istilah yang digunakan di Irak, sedangkan istilah qiradh digunakan oleh masyarakat Hijaz.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 179, "width": 355, "height": 168, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Disebut juga qiradh yang berasal dari kata Al Qardhu yang berarti Al Qath’u (potongan), karena pemilik memotong sebagian hartanya untuk diperdagangkan dan memperoleh sebagian keuntungannya. Menurut Antonio (1999:149), Mudha- rabah berasal dari kata dharb yang artinya memukul atau berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini lebih tepatnya adalah proses seseorang memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Secara teknis, Mudharabah adalah akad kerja- sama usaha antara dua pihak di mana pihak pertama ( shahibul maal ) menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Karim (2003: 91) menjelaskan bahwa Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal ( shahib al-maal ) mempercayakan sejumlah modal pada pengelola ( mudharib ) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Dengan kata lain, kerjasama ini merupakan paduan antara modal kas seutuhnya dari shahib al-maal dan modal keahlian sepenuhnya oleh mudharib.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 351, "width": 355, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Keuntungan secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung oleh pemilik modal selama bukan akibat kelalaian dari pengelola, tetapi seandainya kerugian diakibatkan karena kecu- rangan atau kelalaian si pengelola, maka si pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 417, "width": 355, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Menurut Qardhawi (1985:313), syari’at Islam mensyaratkan di dalam muamalah seperti ini, oleh para fuqaha diistilahkan dengan mudharabah atau qiradh , bahwa antara kedua belah pihak harus sama-sama mendapatkan keuntungan bila beruntung dan sama-sama menanggung kerugian jika rugi, dan berapa bagian (persen) keuntung- an dan kerugian yang harus ditanggung haruslah sesuai dengan kesepakatan mereka. Dengan demikian kerjasama antara modal dan pekerjaan merupakan kerjasama merupakan kerjasama antara dua orang yang berserikat, masing-masing akan mendapatkan bagiannya, sedikit ataupun banyak.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 522, "width": 355, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Secara umum Mudharabah terbagi dalam dua jenis, yaitu mudharabah muthla- qah dan mudharabah muqayyadah . m udharabah muthlaqah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Sedangkan mudharabah muqayyadah adalah kebalikan dari mudharabah muthlaqah . Si mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya pembatasan ini seringkali mencerminkan kecenderungan umum si shahibul maal dalam memasuki dunia usaha.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "72", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 142, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam praktik perbankan syariah modern, kini dikenal dua bentuk mudharabah muqayyadah , yakni yang on balance-sheet dan yang off balance-sheet . Dalam mudharabah muqayyadah on balance sheet , aliran dana terjadi dari satu nasabah investor ke sekelompok pelaksana usaha dalam beberapa sektor terbatas, misalnya pertanian, manufaktur dan jasa. Nasabah investor lainnya mungkin mensyaratkan dananya hanya boleh dipakai untuk pembiayaan di sektor pertambangan, property, dan pertanian. Selain berdasarkan sektor, nasabah investor dapat saja mensyaratkan berdasarkan jenis akad yang digunakan, misalnya hanya boleh digunakan berdasar- kan akad penjualan cicilan saja, atau penyewaan cicilan saja, atau kerja sama usaha saja. Skema ini disebut on balance sheet karena dicatat dalam neraca bank (Karim, 2003:189).", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 232, "width": 355, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam mudharabah muqayyadah off balance sheet , aliran dan berasal dari satu nasabah investor kepada satu nasabah pembiayaan (yang dalam bank konven- sional disebut debitur). Di sini, bank syariah bertindak sebagai arranger saja. Pen- catatan transaksinya di bank syariah dilakukan secara off balance sheet . Sedangkan bagi hasilnya hanya melibatkan nasabah investor dan pelaksana usaha saja. Besar bagi hasil tergantung kesepakatan antara nasabah investor dan nasabah pembiayaan. Bank hanya memperoleh arranger fee . Skema ini disebut off balance sheet karena transaksi ini tidak dicatat dalam neraca bank, tetapi hanya dicatat dalam rekening administratif saja.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 364, "width": 53, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 382, "width": 355, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Metodelogi kualitatif adalah penelitian yang dilakukan pada kondisi obyek yang alami, peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, data yang dihasilkan bersifat deskriptif dan analisis data dilakukan secara induktif dan penelitian ini lebih menekankan makna dari pada generalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 448, "width": 355, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memandu peneliti untuk mengekplo- rasi dan atau memotret situasi yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan men- dalam. Adapun penelitian deskriptif menurut Arikunto (2002:309) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menuntut apa adanya pada saat peneliti dilakukan. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 554, "width": 355, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa penelitian deskriptif ini berusaha menggambarkan objek penelitian berdasarkan fakta dan data serta kejadian berusaha menghubungkan kejadian-kejadian atau objek penelitian sekaligus menganalisanya berdasarkan konsep-konsep yang telah dikembangkan sebelumnya sehingga memudahkan peneliti dalam memecahkan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "73", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 76, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sedangkan lokasi penelitian dilaksanakan di KANINDO Syariah Jatim yang berpusat di Dau-Malang. KANINDO adalah singkatan dari Koperasi Agro Niaga Indonesia. KANINDO merupakan lembaga keuangan berbasis syariah yang salah satu produknya adalah produk bagi hasil mudharabah . Dari KANINDO Syariah ini penulis akan lebih mudah memperoleh informasi mengenai nasabah yang meng- gunakan sistem pembiayaan mudharabah .", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 166, "width": 355, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Adapun jenis data yang akan disajikan merupakan data primer dan data sekunder. Menurut Indrianto, et al. (1999:146), data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli tanpa melalui perantara. Data ini mempunyai dua metode atau teknik dalam pengumpulan datanya, yaitu metode interview (wawancara) dan observasi atau pengamatan langsung pada objek selama kegiatan penelitian lapangan. Adapun yang menjadi narasumber atau informan dalam penelitian ini adalah Kepala Cabang KANINDO Syariah yang mengetahui secara keseluruhan kegiatan yang ada di KANINDO Syariah. Serta anggota yang menggunakan produk pembiayaan mudharabah .", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 298, "width": 151, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 317, "width": 289, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sistem dan Prosedur Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 335, "width": 355, "height": 116, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak di mana Kanindo ( shahib al-mal ) menyediakan seluruh (100%) modal sedangkan pihak lainnya (nasabah atau mudharib ) menjadi pengelola. Keuntungan usaha dibagi menurut nisbah yang disepakati dalam kontrak, sedangkan apabila rugi ditanggung pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian pengelola. Akan tetapi apabila kerugian itu disebabkan karena kecurangan atau kelalaian pengelola maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Cabang Dau, diperoleh skema pembiayaan mudharabah pada Kanindo Syariah adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 464, "width": 274, "height": 134, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Nasabah Usaha UJKS Untung Di tanggung KJKS jika disebabkan ol eh koperasi Ditanggung nas abah jika disebabkan oleh nasabah", "type": "Picture" }, { "left": 246, "top": 568, "width": 26, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Rugi", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 604, "width": 181, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Gambar 2. Skema Pembiayaan Mudharabah", "type": "Caption" }, { "left": 74, "top": 617, "width": 289, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sumber: Wawancara dengan Pak Farhan. Selasa, 20 September 2011 jam 09.00", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "74", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Nasabah yang menggunakan produk pembiayaan mudharabah pada tahun 2009 hingga tahun 2011 bulan Juni ini sebanyak kurang lebih 2.020 orang nasabah. Dengan perincian sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 138, "width": 356, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tabel 2. Data nasabah Waktu Jumlah Nasabah Jumlah Dana Pembiayaan 2009 994 orang Rp. 811.207.000 2010 826 orang Rp. 820.443.000 Januari-Juni 2011 200 orang Belum Diketahui Total 2.020 orang", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 220, "width": 150, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sumber: Data Nasabah tahun 2009–2011", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 244, "width": 355, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Adapun alur atau skema pembiayaan mudharabah pada KANINDO Syariah sama seperti lembaga keuangan syariah yang lain, yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 281, "width": 43, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 322, "width": 335, "height": 256, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "UJKS Isi Formulir Account Analisa Komite Tidak Layak Layak Ditolak Realisasi atau Pencairan Kurang Melengkapi Sumber: Pengajuan Pinjaman, Kanindo", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 594, "width": 356, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pada pembiayaan mudharabah , pihak Kanindo memiliki beberapa syarat yang lain sebelum membuat akad dengan nasabah. Seperti nasabah haruslah yang pernah", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "75", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 102, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "menggunakan pembiayaan pada Kanindo lebih dari dua kali. Hal ini dimaksudkan agar pihak Kanindo memiliki data yang sebenarnya tentang nasabah. Karena pem- biayaan mudharabah adalah akad pembiayaan yang pembayaran pokoknya dilakukan di akhir pembiayaan, sehingga memiliki banyak resiko jika nasabah bukan- lah orang yang pernah meminjam sebelumnya. Bisa juga nasabah bukanlah orang yang pernah meminjam sebelumnya, tetapi pihak Kanindo sudah memastikan bahwa pihaknya mengenal dengan baik calon nasabah tersebut. Dengan demikian, maka pihak Kanindo memiliki data-data mengenai calon nasabah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 192, "width": 355, "height": 169, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Usaha yang dibiayai pada pembiayaan mudharabah oleh Kanindo adalah usaha yang produktif, dan yang lebih banyak menggunakan pembiayaan mudharabah adalah usaha di bidang pertanian. Dengan perhitungan misalkan pendapatan per panen, keuntungan 1 hektar yang telah dikurangi biaya-biaya yang ada. Ketika lembaga keuangan memberikan pinjaman uang kepada nasabah, lembaga tersebut tentu saja mengharapkan uangnya kembali. Karenanya, untuk memperkecil risiko (uangnya tidak kembali, sebagai contoh), dalam memberikan kredit lembaga keuang- an harus mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik ( willing- ness to pay ) dan kemampuan membayar ( ability to pay ) nasabah untuk melunasi kembali pinjaman beserta bunganya, dasarnya adalah 5C. Hal-hal tersebut terdiri dari character (kepribadian), capacity (kapasitas), capital (modal), colateral (jami- nan), dan condition of economy (keadaan perekonomian), atau sering disebut sebagai 5C (panca C).", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 364, "width": 355, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Setelah akad pembiayaan mudharabah disetujui, nasabah akan ditanya lebih lanjut terkait berapa dana yang dibutuhkan, usaha apa yang akan dijalankan, serta bagaimana kondisi keuangan nasabah. Nasabah akan diberikan form terkait dana pembiayaan mudharabah . Ada sekitar lima form yang diberikan. Di antaranya form berita acara pemeriksaan barang, form akad pembiayaan mudharabah , form surat permohonan pembiayaan, form data kekayaan,dan yang terakhir adalah form analisa laba-rugi nasabah.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 456, "width": 355, "height": 116, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Jika nasabah sudah menyerahkan form dan berkas-berkas yang diminta oleh Kanindo Syariah, maka pihak Kanindo Syariah akan memulai proses dengan me- nyurvei nasabah secara langsung. Dalam proses ini, dibutuhkan waktu sekitar dua minggu karena jumlah nasabah yang ingin menggunakan pembiayaan pada Kanindo cukup banyak, sedangkan proses survei juga membutuhkan waktu yang lama. Jika pihak Kanindo telah selesai melakukan survei, maka akan diputuskan apakah nasabah tersebut bisa mendapatkan pembiayaan atau tidak sesuai dengan kesamaan form yang diisi dengan hasil survei serta perhitungan yang dilakukan oleh pihak Kanindo sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 575, "width": 354, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam pembiayaan mudharabah , ada beberapa hal yang masih dipertimbang- kan oleh Kanindo dalam penyaluran dana. Di antaranya adalah nasabah yang menggunakan dana mudharabah adalah nasabah yang telah meminjam dana pada Kanindo lebih dari dua kali, dalam hal ini diharapkan agar nasabah tersebut mampu", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "76", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "untuk diberi kepercayaan oleh Kanindo. Kemudian usaha yang dikelola benar- benar usaha produktif sehingga usaha tersebut mampu memberikan keuntungan maksimal bagi nasabah dan juga Kanindo. Jika pembiayaan mudharabah tidak benar-benar disurvei, maka yang timbul adalah aliran dana yang akan macet karena pokok pembiayaan yang jumlahnya besar dikhawatirkan tidak terbayar. Hal inilah yang selalu diperhitungkan oleh Kanindo karena dana yang dimiliki Kanindo meru- pakan dana dari pihak ketiga, sehingga dalam perputarannya dibutuhkan kejujuran dalam setiap pembiayaannya.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 192, "width": 355, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam pembiayaan mudharabah yang dilakukan oleh Kanindo, terdapat analisa yang dilakukan oleh pihak Kanindo sesuai dengan syarat-syarat yang diajukan sebe- lum akad pembiayaan. Adapun form-form yang harus diisi oleh nasabah adalah form analisa laba rugi nasabah, data kekayaan, surat permohonan pembiayaan, akad pembiayaan mudharabah, dan berita acara pemeriksaan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 271, "width": 297, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penerapan dan Perhitungan Sistem Bagi Hasil Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 290, "width": 355, "height": 76, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Mudharabah adalah salah satu produk pembiayaan yang sasarannya adalah masyarakat yang memiliki usaha produktif. Mudharabah adalah pembiayaan usaha dimana pihak pertama atau Kanindo sebagai shahibul maal (pemilik dana), dan pihak kedua adalah nasabah selaku mudharib (pengelola). Dalam hal ini, seluruh dana keluar dari Kanindo, sedangkan nasabah hanya menjalankan usaha dengan menggunakan dana yang telah dikeluarkan oleh pihak Kanindo.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 369, "width": 355, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penerapan sistem bagi hasil mudharabah pada Kanindo Syariah sama halnya dengan teori tentang mudharabah dimana pembiayaan yang bagi hasilnya diperoleh dari keuntungan usaha yang dijalankan dengan porsi pembagian yang telah disepakati bersama pada awal kontrak. Dalam hal ini, pihak Kanindo Syariah telah menetapkan nilai bagi hasil yang diberikan kepada nasabah. Yaitu untuk pembiayaan mudharabah sebesar 30:70. Untuk ketetapan besarnya nisbah bagi hasil, menurut Kanindo sudah diperhitungkan sesuai dengan kemampuan nasabah dan asumsi keuntungan dari usaha nasabah.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 475, "width": 355, "height": 115, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari data-data yang telah diberikan oleh nasabah kepada pihak Kanindo dan telah benar-benar disurvei oleh Account Officer , pihak Kanindo bisa memperhi- tungkan berapa besar keuntungan yang akan diperoleh oleh nasabah dalam usaha- nya. Besarnya pinjaman yang diajukan oleh nasabah akan diasumsikan 10% dari pinjaman tersebut sebagai keuntungan yang akan diperoleh nasabah. Untuk selanjut- nya, pihak Kanindo tinggal menghitung berapa bagi hasil yang akan diberikan nasabah kepada Kanindo. Jika diambil contoh bahwa nasabah menggunakan dana mudha- rabah sebesar Rp. 3.000.000,00. Maka asumsi untuk keuntungan nasabah adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 594, "width": 116, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Dana yang digunakan", "type": "List item" }, { "left": 217, "top": 594, "width": 79, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": ": Rp. 3.000.000,00", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 607, "width": 106, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Asumsi keuntungan", "type": "List item" }, { "left": 217, "top": 607, "width": 189, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": ": 10% x Rp. 3.000.000,00 = Rp. 300.000,00", "type": "Table" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "77", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 194, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Nisbah Bagi Hasil : 3% untuk nasabah", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 100, "width": 278, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "• Perhitungan nisbah : 3% x Rp. 300.000,00 = Rp. 90.000,00", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 113, "width": 355, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari perhitungan tersebut, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari dana yang digunakan sebesar Rp. 3.000.000,00 akan dibayarkan nasabah kepada pihak Kanindo sebagai bagi hasil sebesar Rp. 90.000,00 setiap bulannya selama 6 bulan. Bila ditulis di dalam tabel adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 177, "width": 166, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Tabel 3. Kartu Pembiayaan Mudharabah", "type": "Caption" }, { "left": 78, "top": 193, "width": 350, "height": 101, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Ke Tgl. Angsuran Saldo Pembiayaan Ket. Paraf Pokok Bagi Hasil Denda P.M 1. 2. 3. 4. 5. 6. 1/1/2010 1/2/2010 1/3/2010 1/4/2010 1/5/2010 1/6/2010 - - - - - 3.000.000 90.000 90.000 90.000 90.000 90.000 90.000 - - - - - - 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 3.000.000 0", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 302, "width": 133, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Sumber: Kartu Pembiayaan Kanindo", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 326, "width": 226, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Analisis Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 345, "width": 355, "height": 142, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Setelah perhitungan mengenai bagi hasil mudharabah tersebut, dapat diambil kesimpulan mengenai pola perhitungan dan pembagian mengenai bagi hasil antara nasabah dan pihak Kanindo. Pihak Kanindo telah menentukan besarnya porsi bagi hasil yang diberikan kepada nasabah. Nisbah bagi hasilnya yaitu 30:70, atau 30 untuk porsi nasabah dan 70 untuk porsi Kanindo. Jika dari perhitungan didapatkan bahwa nasabah membayarkan sebesar 3% pada Kanindo atau Rp. 90.000,00. Maka porsi yang diperoleh nasabah adalah sebesar 7% dari estimasi keuntungan yang telah diperhitungkan sebelumnya yaitu sebesar Rp. 210.000,00. Dari hasil tersebut, maka keuntungan yang didapatkan oleh nasabah selama pembiayaan adalah sebesar Rp. 1.260.000,00. Dari hasil keuntungan tersebut, maka nasabah bisa mengembang- kan usahanya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 490, "width": 355, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dengan demikian, untuk setiap bulannya nasabah mampu mengembangkan usahanya dengan menggunakan modal dari hasil keuntungan yang telah dibagi sesuai dengan porsi nisbah bagi hasilnya. Pembiayaan mudharabah yang diharapkan mampu mengembangkan usaha nasabah akhirnya akan mampu mendayaupayakan dana yang disalurkannya untuk kepentingan usaha nasabah. Terkait dengan bagi hasil yang memiliki prosentasi cukup tinggi, menurut Kanindo Syariah itu dikarenakan dana yang dimiliki oleh Kanindo merupakan dana yang bersumber dari masyarakat atau dengan kata lain dana tersebut adalah dana yang dihasilkan dari tabungan atau simpanan nasabah. Nisbah yang dikenakan cukup tinggi karena Kanindo Syariah sendiri tidak memiliki penyokong dana lain selain nasabah. Maka jika terjadi", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "78", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "kecurangan dalam transaksi ataupun akad kerjasama, maka Kanindo tidak memiliki alternative lain. Tidak seperti lembaga keuangan lain yang jika terjadi masalah, maka akan dibantu dana oleh Bank Indonesia. Untuk itulah Kanindo memberikan perbedaan tentang nisbah bagi hasilnya dengan lembaga keuangan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 139, "width": 355, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Ketika ada kerugian pada pihak nasabah, maka Kanindo akan melakukan pembinaan, memberikan tenggang waktu dan kesempatan. Re-schedule (akad baru) atau mengembalikan pokok. Jika masih tidak bisa, maka akan di musyawarah- kan. Dengan kata lain, ketika nasabah merugi, maka pihak Kanindo memberikan dua opsi pilihan. Yang pertama adalah memberikan tenggang waktu atau dengan kata lain adalah re-schedule (akad baru). Dan yang kedua adalah nasabah diminta untuk mengembalikan pokoknya saja tanpa bagi hasil. Jika dua opsi stersebut masih belum bisa mengatasi, maka akan diadakan musyawarah antara pihak Kanindo dan nasabah terkait usaha yang dijalankan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 258, "width": 355, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Ketika nasabah tidak sanggup melunasi pokok, maka jaminan yang diserahkan kepada Kanindo akan dijual oleh pihak Kanindo. Harga jaminan disesuaikan dengan harga yang berlaku. Misalkan jaminan yang diberikan nasabah adalah sepeda motor, dan uang pembiayaan yang diberikan oleh Kanindo sebesar Rp. 5.000.000,-. Setelah barang jaminan terjual, maka pihak Kanindo akan mengambil uang hasil penjualan barang jaminan tersebut sebesar dana yang dibiayakan kepada nasabah, dan sisa penjualan tersebut akan dikembalikan kepada nasabah. Dengan demikian, nasabah dimudahkan oleh Kanindo dalam hal penyelesaian pembiayaan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 377, "width": 311, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kontribusi Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah bagi Nasabah", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 396, "width": 355, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pembiayaan mudharabah saat ini memang belum sepenuhnya dipergunakan secara maksimal. Ada beberapa kendala yang memang dihadapi oleh Kanindo seperti yang telah diuraikan di atas. Peran pembiayaan mudharabah bagi usaha nasabah memang sangat besar. Namun tidak menutup kemungkinan adanya ham- batan yang ditemui oleh nasabah dalam pembiayaannya. Karena usaha yang dijalan- kan oleh nasabah bervariasi, maka peran maupun masalah yang dihadapi juga berbeda. Berikut adalah wawancara dengan beberapa nasabah yang menggunakan produk pembiayaan mudharabah .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 501, "width": 355, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Toko Kelontong Ibu Sri. Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang digunakan untuk membantu masyarakat dalam rangka mengembangkan usaha yang dimiliki. Salah satu contohnya adalah ibu Sri yang seorang ibu rumah tangga dan memiliki usaha toko kelontong di rumahnya. Pada awalnya usaha yang dijalankan oleh ibu Sri adalah menjual kue kecil-kecilan. Namun seiring berjalannya waktu, usaha tersebut mulai berkembang. Tidak hanya kue-kue, Ibu Sri juga mulai menambah barang dagangannya seperti sembako dan lain-lain, dan untuk menunjang usahanya, ibu Sri menggunakan pembiayaan mudharabah pada Kanindo Syariah.", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "79", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 62, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dengan menggunakan pembiayaan mudharabah , nasabah bisa memperbanyak barang dagangannya. Dan terbukti dari usaha yang awalnya hanya menjual makanan ringan, kini juga menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga sehari-hari. Selain itu, jika dilihat dari jumlah pembeli, maka terlihat jumlah pembeli yang semakin banyak. Hal ini dikarenakan adanya minuman dingin yang dijual.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 153, "width": 355, "height": 62, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dana mudharabah yang digunakan untuk membeli inventaris toko sangat menguntungkan pemilik. Mereka menyiasati usahanya dengan menjual barang dengan harga yang sesuai. Dengan demikian usaha yang dijalankan perlahan akan mengalami peningkatan baik dalam segi jumlah barang dagangan, peningkatan pembeli dan juga peningkatan pendapatan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 219, "width": 355, "height": 128, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari wawancara dengan pemilik, dapat disimpulkan bahwa pemilik mengalami kendala modal dalam usahanya sehingga pemilik menggunakan pembiayaan mudharabah . Selain itu peran pembiayaan bagi hasil mudharabah sangat terlihat pada usaha nasabah. Pembiayaan yang pada awalnya untuk menambah inventaris dan barang dagangan akhirnya mampu meningkatkan pendapatan. Pemilik juga mampu mengembangkan usaha yang bermula dari usaha kecil-kecilan menjadi toko yang menyediakan kebutuhan dan perlengkapan sehari-hari. Untuk pembayaran dan pembiayaan, dilakukan dengan cara hasil dari pendapatan toko diambil sebagian untuk pembayaran bagi hasil. Sedangkan untuk pokok pembiayaan, menggunakan uang tabungan atau gaji dari suami Ibu Sri", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 351, "width": 355, "height": 76, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Usaha Gypsum dan Toko Bapak Mulyono. Bapak Mulyono adalah pengusaha gypsum. Di awal usahanya, beliau hanya menjalankan usaha tersebut secara kecil- kecilan. Namun, usaha tersebut perlahan mulai berkembang. Dengan semakin banyaknya pembeli (pemesan) gypsum, maka modal yang dibutuhkan untuk menja- lankan usaha juga semakin besar. Hingga akhirnya Pak Mul memutuskan untuk meminjam dana pembiayaan pada Kanindo Syariah.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 430, "width": 355, "height": 89, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Untuk menghemat biaya pengiriman, maka nasabah mempergunakan dana pembiayaan tersebut untuk membeli kendaraan. Hal tersebut sangat membantu usaha gypsum nasabah. Sehingga saat ini, nasabah semakin mudah dalam men- jalankan usahanya. Walaupun demikian untuk masalah pembayaran atau pendapatan yang diterima oleh nasabah masih mengalami kesulitan. Karena tidak semua kon- sumennya melakukan pembelian secara tunai, ada juga yang melakukan pembelian secara kredit.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 522, "width": 355, "height": 89, "page_number": 13, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam hal ini, nasabah menjelaskan bagaimana kondisi pendapatan usahanya. Untuk menambah penghasilan, nasabah juga membuka loket pembayaran listrik dan telepon. Hal ini mampu memberikan penghasilan bertambah dan bisa diperguna- kan untuk membayar bagi hasil kepada Kanindo. Sehingga dapat disimpulkan bahwa peran yang diberikan oleh Kanindo Syariah melalui pembiayaan bagi hasil mudha- rabah terlihat dari penghasilan yang bertambah serta kegiatan usaha yang juga semakin berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "80", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 62, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Penjual Daging Ibu Rombati. Contoh lain nasabah yang menggunakan dana mudharabah untuk usaha adalah ibu Rombati. Beliau menggunakan dana pem- biayaan mudharabah untuk usaha dagang daging. Setelah menggunakan dana pembiayaan mudharabah , ternyata penghasilan yang diperoleh dari usahanya masih belum sesuai seperti yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 153, "width": 355, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam sebuah usaha, memang diperlukan adanya perbedaan antara keperluan pribadi dengan keperluan usaha. Seperti yang terjadi pada usaha ibu Rombati, beliau masih belum bisa memisahkan keuangan usaha dan keuangan pribadi yang pada akhirnya akan mengakibatkan keuangan menjadi bermasalah. Dalam keadaan seperti ini, pihak Kanindo akan memberikan masukan kepada nasabah, atau juga pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 232, "width": 355, "height": 115, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kebutuhan Konsumtif Ibu Paini. Selain contoh tersebut, tidak semua nasabah yang menggunakan dana mudharabah digunakan untuk mengembangkan usaha- nya. Ada juga nasabah yang menggunakan dana pembiayaan mudharabah untuk keperluan pribadi seperti untuk berobat atau juga untuk membayar sekolah. Seperti yang dilakukan oleh Ibu Paini. Beliau menggunakan pembiayaan mudharabah untuk memperbaiki rumah dan untuk membayar iuran bulanan anaknya yang masih SD. Terbukti bahwa dana pembiayaan bagi hasil mudharabah tidak hanya bagi mereka yang memiliki usaha. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang ada yang menjelaskan mengenai pembiayaan mudharabah .", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 351, "width": 356, "height": 142, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari penjelasan yang diberikan oleh ibu Paini, maka disini dapat ditarik kesim- pulan bahwa dana pembiayaan mudharabah tidak sepenuhnya dipergunakan untuk kegiatan usaha. Ibu Paini adalah salah satu contoh nasabah yang menggunakan mudharabah namun dipergunakan untuk kebutuhan konsumtif. Hal ini dikarenakan arisan yang diperoleh ibu Paini masih kurang beberapa bulan lagi. Sehingga apabila beliau menggunakan produk pembiayaan mudharabah , beliau tidak perlu memikir- kan bulanannya karena bagi hasil per bulan tidak terlalu banyak. Dan ketika arisan itu keluar, maka uang tersebut dapat disetorkan kembali kepada pihak Kanindo. Setelah penulis konfirmasi kepada pihak Kanindo, mereka memberikan keterangan bahwa, sulit memberikan alasan untuk menolak ketika orang tersebut datang untuk meminjam dana dengan alasan pribadi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 496, "width": 355, "height": 102, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa pihak Kanindo telah menjelaskan kepada nasabah mengenai dana pembiayaan mudharabah . Namun, ketika nasabah tetap ingin menggunakan pembiayaan tersebut, maka pihak Kanindo mencari alter- natif lain yaitu dengan mencari data mengenai keluarga nasabah yang memiliki usaha. Hal ini dimaksudkan agar dana tersebut bisa diatasnamakan usaha dari keluarga nasabah. Dan apabila akad telah disepakati, maka untuk selanjutnya pihak Kanindo mempunyai kebijakan untuk tidak akan lagi memberikan pinjaman dana kepada nasabah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 601, "width": 355, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari jawaban yang diberikan oleh nasabah, maka dapat disimpulkan bahwa peran pembiayaan mudharabah bagi usaha nasabah terlihat dari kegiatan usaha", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "81", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 355, "height": 89, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "yang dikelola oleh nasabah. Dari yang awalnya kekurangan modal hingga usahanya menghasilkan keuntungan lebih. Selain itu, dari usaha nasabah yang terkendala modal hingga usaha tersebut mampu memenuhi pesanan konsumen. Namun tidak semua usaha yang berjalan mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan. Ada juga usaha yang masih saja belum mengalami perkembangan. Hal ini disebabkan karena nasabah masih belum bisa mengatur keuangannya sehingga mengakibatkan dana pembiayaan tersebut tercampur dengan keuangan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 179, "width": 355, "height": 89, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dari beberapa nasabah yang telah memberikan keterangan kepada penulis, penulis juga menemukan adanya nasabah yang tidak menggunakan dana pem- biayaan mudharabah untuk usaha atau dengan kata lain, dana yang dipinjam digu- nakan untuk kebutuhan konsumtif. Hal ini tidak sesuai dengan syarat mudharabah dimana dana yang seharusnya digunakan untuk usaha produktif namun pada kenyataannya tidak. Dan untuk selanjutnya pihak Kanindo mempunyai kebijakan untuk tidak akan lagi memberikan pinjaman dana kepada nasabah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 271, "width": 354, "height": 90, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Selain itu, pembiayaan mudharabah juga memiliki peran bagi perekonomian Indonesia. Diantaranya adalah pembiayaan mudharabah tidak hanya semata-mata bermotifkan ekonomi tetapi juaga motif sosial yaitu diperuntukkan untuk masyarakat kecil. Masyarakat kecil merasa sangat terbantu karena dengan pembiayaan mudha- rabah akan menjauhkan masyarakat dari motif rentenir, selain itu syarat yang dibutuhkan sangat mudah, dan juga pembiayaan mudharabah akan menyelamatkan kaum muslim dari praktik riba yang sangat jelas haram hukumnya.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 377, "width": 153, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 396, "width": 59, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 414, "width": 355, "height": 142, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebagaimana pada bab sebelum- nya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sesuai dengan apa yang telah dijelaskan oleh Kanindo Syariah, mudharabah adalah akad kerjasama antara pemilik dana ( shahibul maal ) yang menyediakan seluruh kebutuhan modal dengan pihak penge- lola usaha ( mudharib ) untuk melakukan suatu kegiatan usaha bersama. Keuntungan yang diperoleh dibagi menurut perbandingan (nisbah) yang disepakati. Dalam hal terjadi kerugian, akan ditanggung oleh pemilik modal, selama bukan diakibatkan karena kelalaian pengelola usaha. Sedangkan kerugian yang timbul karena kelalaian pengelola akan menjadi tanggung jawab pengelola usaha itu sendiri. Pemilik modal tidak turut campur dalam pengelolaan usaha, tetapi mempunyai hak untuk melakukan pengawasan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 559, "width": 355, "height": 63, "page_number": 15, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam perhitungan bagi hasil pada pembiayaan mudharabah , porsi yang diberi- kan adalah 30:70 di mana 30% adalah bagian nasabah dan 70% adalah bagian Kanindo. Cara perhitungan juga dijelaskan di awal perjanjian. Pembiayaan bagi hasil mudharabah ini dihitung dari asumsi pendapatan nasabah, yaitu diasumsikan bahwa nasabah akan mendapatkan keuntungan sebesar 10% dari pembiayaan yang", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "82", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 87, "width": 355, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "diajukan nasabah. Atau bisa juga sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. Dari asumsi itulah pihak Kanindo bisa menghitung berapa bagi hasil yang akan diberikan oleh nasabah kepada Kanindo.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 126, "width": 355, "height": 169, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran pembiayaan mudharabah bagi usaha nasabah terlihat dari kegiatan usaha yang dikelola oleh nasabah. Dari yang awalnya kekurangan modal hingga usahanya menghasilkan keuntungan lebih. Selain itu, dari usaha nasabah yang terkendala modal hingga usaha tersebut mampu memenuhi pesanan konsumen. Namun tidak semua usaha yang berjalan mendapatkan keuntungan seperti yang diharapkan. Ada juga usaha yang masih saja belum mengalami perkembangan. Dari beberapa nasabah yang telah memberikan keterangan kepada penulis, penulis juga menemukan adanya nasabah yang tidak menggunakan dana pembiayaan mudharabah untuk usaha atau dengan kata lain, dana yang dipinjam digunakan untuk kebutuhan konsumtif. Hal ini tidak sesuai dengan syarat mudharabah dimana dana yang seharusnya digunakan untuk usaha produktif namun pada kenyataannya tidak. Dan untuk selanjutnya pihak Kanindo mempunyai kebijakan untuk tidak akan lagi memberikan pinjaman dana kepada nasabah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 298, "width": 355, "height": 129, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam pembiayaan mudharabah , nasabah begitu terbantu dalam menjalankan usaha yang dijalaninya. Hal ini salah satunya dibuktikan dengan semakin banyaknya barang dagangan yang dimiliki nasabah. Selain itu, pembiayaan mudharabah juga memiliki peran bagi perekonomian Indonesia. Diantaranya adalah pembiayaan mudharabah tidak hanya semata-mata bermotifkan ekonomi tetapi juaga motif sosial yaitu diperuntukkan untuk masyarakat kecil. Masyarakat kecil merasa sangat terbantu karena dengan pembiayaan mudharabah akan menjauhkan masyarakat dari motif rentenir, selain itu syarat yang dibutuhkan sangat mudah, dan juga pem- biayaan mudharabah akan menyelamatkan kaum muslim dari praktik riba yang sangat jelas haram hukumnya.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 443, "width": 29, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 462, "width": 355, "height": 102, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan, maka peneliti memberikan saran- saran dalam upaya memajukan Kanindo Syariah, di antaranya; pembiayaan mudha- rabah memang jawaban sangat pas bila digunakan sebagai pembiayaan usaha nasabah yang tergolong masyarakat kecil. Namun mungkin sebaiknya nasabah yang memiliki usaha lebih diarahkan pada pembiayaan mudharabah . Tentunya untuk nasabah yang sebelumnya pernah menggunakan jasa pembiayaan pada Kanindo Syariah. Karena dengan pembiayaan mudharabah , masyarakat benar- benar merasa terbantu dalam hal penambahan modal.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 567, "width": 355, "height": 50, "page_number": 16, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Dalam upaya melindungi masyarakat dari praktek riba dan rentenir, Lembaga Keuangan Syariah, khususnya Kanindo Syariah memang memberikan andil yang cukup besar. Namun selalu terkendala dengan sumber daya manusia yang ada di Kanindo yang masih sedikit sehingga proses untuk survei pada nasabah harus", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 57, "width": 18, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "83", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 57, "width": 291, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Peran Pembiayaan Bagi Hasil Mudharabah Dalam Pengembangan Usaha Nasabah", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 87, "width": 354, "height": 36, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "menunggu. Hendaknya ada penambahan karwayan pada bagian Account Officer (AO) sehingga proses survei bisa berjalan cepat mengingat banyaknya calon nasabah yang akan menggunakan produk pembiayaan pada Kanindo Syariah.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 126, "width": 355, "height": 129, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pembiayaan mudharabah ternyata tidak semuanya digunakan untuk usaha. Ada beberapa nasabah yang menggunakan pembiayaan tersebut untuk keperluan rumah tangga (seperti membayar sekolah atau untuk berobat), ada juga untuk keperluan instansi. Maka dalam hal ini, hendaknya pihak Kanindo memberikan pembiayaan mudharabah secara disiplin sesuai dengan prosedur yang telah ada dan mampu memperjelas kegunaan pembiayaan mudharabah pada nasabah sehing- ga diharapkan tidak ada lagi nasabah yang menggunakan produk pembiayaan mudharabah untuk keperluan selain usaha, lebih dari itu harus dilakukan penga- wasan secara teratur agar tidak ada penyimpangan atau mempersempit celah ketidakjujuran dalam pengembalian dana pembiayaan ataupun bagi hasil.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 271, "width": 105, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 290, "width": 354, "height": 33, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Agustianto. 2008. Baitul Mal Wat Tamwil Dan Pengentasan Kemiskinan . http://agustianto. niriah.com/2008/04/03/baitul-mal-wat-tamwil-bmt-dan-pengentasan-kemiskinan/ Antonio, M.S. 1999. Bank Syariah: Bagi Bankir & Praktisi Keuangan. Jakarta: Tazkia", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 326, "width": 33, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Institue.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 338, "width": 354, "height": 33, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "______. 1999. Bank Syariah: Wacana Ulama & Cendekiawan . Jakarta: Tazkia Institue. Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek , edisi revisi V. Jakarta: PT Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 374, "width": 354, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Bardaini, M. 2006. Hubungan Kredit Usaha Baitul Mal Wattamwil (BMT) dengan Pendapatan", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 386, "width": 354, "height": 33, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Usaha Mikro Si Kabupaten Tegal. Skripsi. Semarang: FE-UNNES. Hafsah, J.M. 2000 . ” Kemitraan Usaha” Konsep dan Strategi . Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 422, "width": 354, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Haristiana, H. 2005. Pengaruh Kredit Bagi Hasil BTM Surya Mentari terhadap Peningkatan", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 434, "width": 325, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Pendapatan Pedagang Kecil di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 446, "width": 355, "height": 177, "page_number": 17, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Kabupaten Pekalongan. Skripsi. FIS-UNNES. Hendar, dkk. 2005. Ekonomi Koperasi . Lembaga Penerbit FEUI. Husen, A. 2005. Strategi Penguatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah . Yustika, Ahmad Erani (ed). Perekonomian Indonesia: Deskripsi, Preskripsi, Dan Kebijakan. Malang: Bayu Media Publishing. Indrianto, N., dan Bambang, S. 1999. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan Manajemen, ed. pertama. Yogyakarta: penerbit BPFE. Irianto, A. 2006. Statistik: Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Kencana. Karim, A.A. 2004. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan . Jakarta: Raja Grafindo Persada. _______ . 2003. Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan . Jakarta: IIIT Indonesia. Lubis, A.E. 2010. Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Suatu Alternatif Sumber Pendanaan Bagi Usaha Mikro/Kecil . http://bmt-link.co.id/category/bmt-adalah/3 Maret 2011. Mardalis. 1993. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal . Jakarta: Bumi Aksara. O’Sullivan, A. 2003. Economics: Principles in action . Upper Saddle River, New Jersey 07458: Pearson Prentice Hall.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 57, "width": 9, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 302, "top": 57, "width": 126, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Misbahul Munir, Mei Dwi Wardani", "type": "Page header" }, { "left": 300, "top": 642, "width": 128, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "El-Dinar, Vol. 1, No 1, Januari 2013", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 86, "width": 355, "height": 81, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Qardhawi, Y. 1985. Al-Halal wal-Haram fil-Islam . Darul Ma’rifah ad-Darul Baidha’. Al- Falahi, Abu Sa’id dan Aunur Rafiq Shaleh Tahmid. 2000. Halal dan Haram. Jakarta: Robbani Press. Rivai, V., dan Andria, P.V. 2008. Islamic Financial Management. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Rodoni, A., dan Abdul, H. 2008. Lembaga Keuangan Syariah . Jakarta: Zikrul Hakim. Sabiq, S. 1987. Fiqhussunah . Marzuki, Kamaluddin A (penterjemah). 1987. Fikih Sunnah13 .", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 170, "width": 93, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Bandung: PT Alma’arif.", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 182, "width": 355, "height": 45, "page_number": 18, "page_width": 502, "page_height": 709, "text": "Saiman, L. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktek dan Kasus-Kasus . Jakarta: Salemba Empat. Sholihin, A.I. 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sitio, A., dkk. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta: Erlangga. Soemitra, A. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah , Edisi Pertama. Jakarta: Kencana.", "type": "Text" } ]
455a7cc4-855c-e12d-f283-e4e7f2ec31db
https://ejournal.upnvj.ac.id/JIEFeS/article/download/4277/1624
[ { "left": 264, "top": 27, "width": 82, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JIEFeS", "type": "Page header" }, { "left": 173, "top": 71, "width": 267, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 94, "width": 163, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, No. 1 (June, 2022), pp. 43-54", "type": "Text" }, { "left": 403, "top": 94, "width": 98, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2723 - 6730 (Print)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 106, "width": 412, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI. http://dx.doi.org/10.47700/jiefes.v3i1.4277 ISSN 2723 - 6749 (Online)", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 810, "width": 311, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI | 43", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 130, "width": 347, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 199, "width": 78, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selamet Hartanto", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 211, "width": 206, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 247, "width": 151, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devid Frastiawan Amir Sup* Universitas Darussalam Gontor [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 295, "width": 97, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Penulis Korespondensi", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 314, "width": 386, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima: 23 April 2022 Direvisi: 3 Juni 2022 Dipublikasikan: 10 Juli 2022", "type": "Table" }, { "left": 285, "top": 364, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 385, "width": 413, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The application of a hybrid contract is a necessity that cannot be avoided and its application is supported by the principle of muamalah which applies the principle of permissibility as long as there are no prohibitions from the nash. This research aims to describe the concept of a hybrid contract and its implementation in Islamic financial products in Indonesia. The methodology used is descriptive qualitative literature. The results obtained, a hybrid contract is an agreement between two parties to carry out a muamalah which includes two or more contracts. The permissibility of a hybrid contract is based on the legal principle that the origin of muamalah is permissible. In general, the limits agreed upon by the scholars regarding several criteria for hybrid contracts to be allowed by sharia, namely not what is prohibited from the nash, not being a means to something that is forbidden, not being used as a hilah (strategy) to take usury in other ways, and is not included in the contract to the contrary. Fatwa DSN-MUI according to hybrid contracts on Islamic financial products in Indonesia, namely mudharabah musytarakah, musyarakah mutanaqisah, musyarakah muntahiyah bi al-tamlik, and al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 295, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Hybrid Contract; Fatwa; DSN-MUI; Islamic Financial Products", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 577, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 597, "width": 414, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan hybrid contract merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dihindari dan penerapannya didukung oleh prinsip muamalah yang memberlakukan asas kebolehan sejauh tidak ada larangan nash . Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hybrid contract dalam konsep dan Fatwa DSN-MUI pada produk keuangan syariah di Indonesia. Metodologi yang digunakan adalah kualitatif deskriptif kepustakaan. Hasil yang didapat, hybrid contract merupakan kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu muamalah yang meliputi dua akad atau lebih. Kebolehan hybrid contract didasarkan atas prinsip hukum asal dari muamalah adalah boleh. Secara umum batasan yang disepakati oleh para ulama mengenai beberapa kriteria bagi hybrid contract agar diperbolehkan secara syar’i, yaitu bukan yang dilarang dalam nash , tidak menjadi sarana ke suatu yang diharamkan, tidak dijadikan sebagai hilah (siasat) untuk mengambil riba dengan jalan lain, dan tidak termasuk ke dalam akad-akad yang berlawanan. Fatwa DSN-MUI mengenai hybrid contract pada produk keuangan syariah di Indonesia, yaitu mudharabah musytarakah , musyarakah mutanaqisah , musyarakah muntahiyah bi al-tamlik , dan al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 762, "width": 295, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Hybrid Contract ; Fatwa; DSN-MUI; Produk Keuangan Syariah", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 29, "width": 222, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 309, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44 | Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 88, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 414, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep hybrid contract ( al-‘uqud al-murakkabah atau multi akad) dapat diartikan sebagai model campuran dalam pembuatan sebuah kontrak pada praktik ekonomi dan bisnis syariah. Hybrid contract juga diartikan sebagai kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu muamalah yang meliputi dua akad atau lebih, di mana semua akibat hukum dari akad-akad campuran itu serta semua hak dan kewajiban yang ditimbulkannya dianggap satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang sama kedudukannya dengan akibat-akibat hukum dari suatu akad (Saliman, 2016). Beberapa akad yang mendasari dalam produk lembaga keuangan syariah tidak hanya berasal dari akad tunggal saja, akan tetapi juga terdapat akad yang sudah digabung dengan akad lainnya sehingga konstruksi akadnya tidak lagi murni sebagai satu akad tunggal, meskipun dinamai dengan akad tunggal (Wahid, 2019, p. 7).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 414, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata “ hybrid contract ” dalam fiqh mualamah adalah terjemahan dari bahasa Arab, yaitu “ al-‘uqud al-murakkabah ” yang terdiri dari dua kata, “ al-‘uqud ” (bentuk jamak dari ‘aqd ) dan “ al-murakkabah ”. Kata “ ‘aqd ” berarti “ perjanjian ”, sedangkan kata “ al-murakkabah ” berarti meletakkan sesuatu pada sesuatu yang lain (Al- Jauhariy, 1999, p. 139).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 414, "height": 164, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hybrid contract atau al-‘uqud al-murakkabah adalah suatu kesepakatan antara dua pihak untuk melaksanakan suatu akad yang mengandung dua akad atau lebih, sehingga semua akibat hukum akad-akad yang terhimpun tersebut, serta semua hak dan kewajiban yang ditimbulkannya dipandang sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan sebagaimana akibat hukum dari suatu akad tersebut (Hammad, 2005, p. 7). Sedangkan menurut al-‘Imrani memaknai hybrid contract sebagai al-‘uqud al-maliyah al-murakkabah, yaitu kumpulan akad-akad maliyah yang terjadi pada satu akad dengan cara menggabungkan atau saling menerima, di mana semua hak dan kewajiban terangkai seperti akad yang tunggal (Al-‘Imrani, 2010, p. 43).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 414, "height": 231, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat berdasarkan fungsinya, Lembaga keuangan syariah memiliki posisi strategis dalam rangka menunjang perekonomian nasional (Sa’diah et al., 2021, p. 2). Pada dasarnya pembahasan hukum Islam dalam bidang muamalah hanya mengenal satu akad dalam suatu transaksi. Karena perkembangan zaman yang semakin pesat (khususnya dalam lembaga keuangan syariah), maka di satu sisi membutuhkan suatu desain hybrid contract agar produk yang ada tidak tertinggal jauh oleh perkembangan zaman dan dapat memenuhi kebutuhan produk keuangan modern. Dengan demikian, hybrid contract ini merupakan alternatif yang memiliki peran penting untuk menciptakan produk lembaga keuangan syariah yang inovatif dalam rangka menjawab tuntutan kebutuhan masyarakat modern (Anwar, 2007, pp. 73–75). Selain itu, juga terdapat pendapat yang cenderung mengharamkan akad yang mengendung hybrid contract . Pendapat tersebut didasarkan kepada hadis Hakim bin Hizam yang meriwayatkan bahwa nabi melarang empat macam jual beli, yaitu menggabungkan antara jual beli dengan jual beli pesanan, dua syarat dalam", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 29, "width": 185, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, No. 1 (June, 2022) | pp. 43-54", "type": "Page header" }, { "left": 204, "top": 810, "width": 311, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI | 45", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 66, "width": 414, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "satu jual beli, menjual apa yang tidak ada disisimu, mengambil laba dari apa yang tidak menjamin kerugian (Al-Nasa’i, n.d., p. 190).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 100, "width": 414, "height": 180, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan hybrid contract , di satu sisi merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat dihindari, dan penerapannya didukung oleh prinsip muamalah yang memberlakukan asas kebolehan sejauh tidak ada larangan nash (Al-Suyuthi, 1983, p. 103). Menurut Ibn Taimiyah, masalah ibadah hanya dapat dilakukan berdasarkan penetapan syara’ ( nash ), sedangkan masalah muamalah hukum aslinya adalah diperbolehkan dan tidak ada satu bentuk yang dilarang kecuali yang memang pada dasarnya memiliki unsur keharaman (Taymiyyah, 1987, p. 16). Terdapat beberapa pendapat tersebut tidak serta merta mengindikasikan bahwa hybrid contract diperbolehkan, artinya perlu ditinjau lebih dalam mengenai aspek-aspek hukum syara’ di dalamnya. Di Indonesia, dalam produk keuangan syariah, terdapat beberapa model hybrid contract yang telah diatur di dalam Fatwa DSN-MUI.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 285, "width": 414, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan konsep hybrid contract dan Fatwa DSN-MUI dalam produk keuangan syariah di Indonesia. Novelty dari artikel ini adalah penegasan ulasan mengenai implementasi multi akad pada produk keuangan syariah yang difokuskan pada perspektif fatwa DSN-MUI.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 403, "width": 112, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 428, "width": 415, "height": 349, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hybrid contract ( al-‘uqud al-murakkabah ) adalah kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu muamalah yang meliputi dua akad atau lebih. Sehingga semua akibat hukum dari akad-akad gabungan itu, dan juga semua hak dan kewajiban yang ditimbulkannya dianggap sebagai satu-kesatuan yang tak dapat dipisahkan, yang sama kedudukannya dengan akibat hukum dari suatu akad. Rukun akad yang utama adalah ijab dan qabul . Di sisi lain, juga terdapat unsur-unsur yang juga penting dan tidak bisa terlepas dari rukun utama tersebut. Pertama , al- muta’aqidain atau al-aqidain (pihak-pihak/subyek akad). Adanya pihak-pihak yang melakukan akad disebut sebagai para pihak yang melakukan akad. Subyek akad disyaratkan tamyiz (layak), yaitu kelayakan seseorang untuk menerima hukum dan bertindak hukum, atau kelayakan seseorang menerima hak dan kewajiban dan untuk diakui tindakan-tindakannya secara hukum (Al-Zuhayli, 1989, p. 136). Kecakapan pihak yang melakukan akad menurut para ulama terbagi menjadi dua pokok: (1) Ahliyatul ada’ , yaitu layak dengan sendirinya dalam melakukan akad untuk menerima hak dan juga kewajibannya; (2) Awaridul ahliyah , yaitu kewenangan perwalian yang mempunyai kecakapan sempurna. Syarat-syarat perwalian antara lain: (a) Mempunyai kecakapan menjalankan tugas mewakili secara baik dan juga sempurna; (b) Persamaan pandangan (agama) antara wali dan yang diwakili; (c) Memiliki keteguhan dalam menjalankan agama; (d) Dapat dipercaya; (e) Menjaga kepentingan orang yang berada dalam perwaliannya (Rivai et al., 2011, p. 27).", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 29, "width": 222, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 309, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46 | Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 414, "height": 130, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua , al-ma’qud ‘alaih atau mahal al-aqd (obyek akad). Dapat berupa benda, manfaat benda, jasa, atau pekerjaan, serta segala sesuatu yang tidak bertentangan dengan syariah (Al-Razzaq, n.d., p. 36); Akad dipandang sah apabila obyek yang ada didalam akad memiliki syarat sebagai berikut: (1) Obyek akad ada pada waktu yang diakadkan; (2) Dibenarkan oleh syara’ atau nash dalam arti kata bukan barang haram dan najis; (3) Dapat ditentukan dan diketahui segala informasi tentang obyek akad oleh kedua belah pihak; (4) Dapat diserahkan pada waktu akad terjadi (Rivai et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 414, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga , maudhu’ al-‘aqd (tujuan akad). Merupakan kehendak untuk mewujudkan akibat hukum dari pokok akad, yaitu maksud dan tujuan yang hendak direalisasikan oleh para pihak melalui akad (Isfandiar, 2013, p. 211); Agar tujuan akad ini dianggap sah maka harus memenuhi syarat sebagai berikut: (1) Subyek akad harus ada pada saat akad dilaksanakan atau diadakan; (2) Subyek akad harus ada ketika akad berlangsung hingga berakhirnya pelaksanaan akad; (3) Harus dibenarkan syara’ (Rivai et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 414, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keempat , shighat al-‘aqd (pernyataan kehendak). Unsur ini adalah cara bagaimana pernyataan kehendak dilakukan dalam berakad, diwujudkan dalam bentuk ijab dan qabul . Ijab adalah pernyataan pihak pertama mengenai isi perikatan yang diinginkan kepada pihak kedua, dan sedangkan qabul adaah pernyataan pihak kedua untuk menerimanya dari pihak pertama. Para ulama mensyaratkan beberapa hal dalam shighat al-‘aqd : (1) Tujuannya harus jelas dan dapat dipahami jenis akadnya; (2) Antara ijab dan qabul terdapat kesesuaian; (3) Mengacu kepada kehendak para pihak sehingga tidak ada keraguan (Pelangi, 2013, p. 26). Pernyataan kehendak kedua belah pihak ( sighat al-‘aqd yang terdiri dari ijab dan qabul ), merepresentasikan perizinan atau ridha persetujuan subyek akad (Al-Zuhayli, 1989).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 120, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 414, "height": 215, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif deskriptif (Sup, 2019, p. 63) (Sukoco et al., 2021, p. 150) (Hartanto & Sup, 2022, p. 1), yaitu berusaha untuk menggambarkan dan menganalisis secara mendalam berdasarkan data yang diperoleh (Ismail et al., 2020, p. 211). Penelitian ini lebih bersifat penelitian lanjutan untuk melengkapi hal-hal yang mungkin belum dibahas pada penelitian yang ada sebelumnya (Sup et al., 2020), khususnya mengenai konsep akad hybrid contract di Indonesia dalam perspektif fatwa DSN-MUI. Berdasarkan metode tersebut, maka pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi (Sup, 2021b) (Indra et al., 2021, p. 21). Data yang diperoleh kemudian diolah dengan metode editing dan pengorganisasian data, kemudian dianalisis dengan metode deduksi (Sup, 2021c) (Retnowati et al., 2020, p. 149), tujuannya untuk mendapatkan deskripsi selengkap mungkin mengenai konsep akad hybrid contract di Indonesia dalam perspektif fatwa DSN-MUI. Proses analisis dilakukan terus-menerus dari awal hingga akhir.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 29, "width": 185, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, No. 1 (June, 2022) | pp. 43-54", "type": "Page header" }, { "left": 204, "top": 810, "width": 311, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI | 47", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 66, "width": 414, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses analisis yang dimaksud meliputi interpretasi data, alih bahasa, editing kata, dan menyusunnya dengan sistematika yang logis, sehingga deskripsi yang dihasilkan dapat menjadi suatu bangunan konsep yang utuh yang mudah untuk dipahami (Sup, 2021a) (Sup, 2018, p. 15).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 151, "width": 143, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 176, "width": 414, "height": 568, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebolehan hybrid contract didasarkan atas prinsip hukum asal dari akad adalah boleh dan di qiyas -kan dengan hukum akad yang membangunnya. Para ulama memberikan batasan-batasan mengenai praktik hybrid contract . Batasan ini tidak boleh dilewati, karena akan menyebabkan hybrid contract menjadi terlarang. Secara umum batasan yang disepakati oleh para ulama mengenai beberapa kriteria bagi hybrid contract agar diperbolehkan secara syar’i adalah sebagi berikut: (1) Hybrid contract tersebut bukan yang dilarang dalam nash (Hammad, 2001, p. 262). Hybrid contract yang dilarang dalam teks hadis ada dua, yaitu berkumpulnya jual beli dengan hutang piutang dan berkumpulnya jual beli dalam satu akad. Para ahli fiqh sepakat atas keharaman berkumpulnya hutang piutang dengan jual beli dalam satu kesepakatan. Hukum ini juga mencakup berkumpulnya hutang piutang dengan akad salam, sharf, dan ijarah , karena ketiganya termasuk ke dalam jual beli (Rusyd, 1993, p. 124); (2) Hybrid contract tersebut tidak menjadi sarana ke suatu yang diharamkan. Pada penjelasan tentang kriteria pertama di atas, dijelaskan bahwa fuqaha’ dalam menyikapi hadis yang melarang dua jual beli dalam satu akad, menyatakan bahwa illat dari pengharaman tersebut adalah adanya gharar (ketidakjelasan) atau sarana ( dzari’ah ) menuju terjadinya riba. Oleh karena itu, hukum keharamannya dapat diberlakukan pada bentuk-bentuk hybrid contract lainnya yang mempunyai illat yang sama berdasarkan qiyas , atau berdasarkan dalil sadd al dzari’ah (Hammad, 2001); (3) Hybrid contract tersebut tidak dijadikan sebagai hilah (siasat) untuk mengambil riba dengan jalan lain. Al-hilah sendiri secara bahasa berarti kecerdikan berpikir, kelihaian berinteraksi, dan aktifitas serta membalik pemikiran agar sampai kepada tujuan. Sedangkan secara istilah, sebagian ulama mendefinisikan al-hilah secara khusus sebagai sesuatu yang diharamkan. Al- Syatibi misalnya, mendefinisikan al-hilah sebagai membalik suatu hukum yang telah ditetapkan secara syar’i kepada hukum lain dengan melakukan perbuatan yang shahih (benar) secara lahiriyah, namun sejatinya hanya permainan saja (Hammad, 2001); (4) Hybrid contract tersebut tidak termasuk ke dalam akad-akad yang berlawanan. Batasan ini adalah menurut mazhab Maliki saja dan tidak dipakai oleh jumhur ahli fiqh . Mereka berpendapat bahwa akad adalah sebab, karena akad adalah sebab/sarana untuk mencapai hikmah dari akad tersebut pada obyeknya, maka suatu obyek tidak bisa disebabkan oleh dua hal yang bertentangan atau berlawanan, sehingga setiap dua akad yang berlawanan tidak bisa dikumpulkan dalam satu akad atau kesepakatan (Hammad, 2001).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 748, "width": 414, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meskipun hybrid contract diperbolehkan, namun terdapat batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar, karena batasan tersebut menjadi rambu bagi hybrid", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 29, "width": 222, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 309, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48 | Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 414, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "contract agar tidak terjerumus kepada praktik muamalah yang diharamkan (Srisusilawati & Adam, 2017, p. 1444). Al-Imrani membagi hybrid contract dalam lima macam, yaitu al-‘uqud al-mutaqabilah, al-‘uqud al-mujtami'ah, al-‘uqud al- mutanaqidhah wa al-mutadhadah wa al-mutanafiyah, al-‘uqud al-mukhtalifah, dan al-‘uqud al-mutajanisah. Dari lima macam itu, menurutnya, dua macam yang pertama, al-‘uqud al-mutaqabilah dan al-‘uqud al-mujtami'ah adalah multi akad yang umum dipakai. Di bawah ini merupakan penjelasan dari lima macam multi akad tersebut (Yunus, 2019, pp. 94–99).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 414, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad bergantung/bersyarat ( al-‘uqud al-mutaqabilah ). Taqabul menurut bahasa berarti “ berhadapan ”. Sesuatu dikatakan berhadapan jika keduanya saling menghadapkan kepada yang lain. Sedangkan yang dimaksud dengan al-‘uqud al- mutaqabilah adalah hybrid contract dalam bentuk akad kedua merespon akad pertama, di mana kesempurnaan akad pertama bergantung pada sempurnanya akad kedua melalui proses timbal balik. Dengan kata lain, akad satu bergantung dengan akad lainnya. Dalam tradisi fiqh , model akad seperti ini sudah dikenal lama dan praktiknya sudah banyak. Banyak ulama telah membahas masalah ini, baik yang berkaitan dengan hukumnya atau model pertukarannya. Ulama mendefinisikan model akad ini dengan akad bersyarat ( isytirath ‘aqd bi ‘aqd ) (Yunus, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 414, "height": 129, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad terkumpul ( al-‘uqud al-mujtami’ah ). Al-‘uqud al-mujtami'ah adalah hybrid contract (dua atau lebih akad) yang terhimpun dalam satu akad. Hybrid contract yang mujtami'ah ini dapat terjadi dengan terhimpunnya dua akad yang memiliki akibat hukum berbeda di dalam satu akad terhadap dua obyek dengan satu harga, dua akad berbeda akibat hukum dalam satu akad terhadap dua obyek dengan dua harga, atau dua akad dalam satu akad yang berbeda hukum atas satu obyek dengan satu imbalan, baik dalam waktu yang sama atau waktu yang berbeda (Yunus, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 414, "height": 231, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad berlawanan ( al-‘uqud al-mutanaqidhah wa al-mutadhadah wa al- mutanafiyah ). Ketiga istilah al-mutanaqidhah wa al-mutadhadah wa al- mutanafiyah memiliki kesamaan bahwa ketiganya mengandung maksud adanya perbedaan. Para ahli fiqh merumuskan maksud dari al-‘uqud al-mutanaqidhah wa al-mutadhadah wa al-mutanafiyah, yaitu: (1) Satu hal dengan satu nama tidak cocok untuk dua hal yang berlawanan, maka setiap dua akad yang berlawanan tidak mungkin dipersatukan dalam satu akad; (2) Satu hal dengan satu nama tidak cocok untuk dua hal yang berlawanan, karena dua sebab yang saling menafikan akan menimbulkan akibat yang saling menafikan pula; (3) Dua akad yang secara praktik berlawanan dan secara akibat hukum bertolak belakang tidak boleh dihimpun. Dari pendapat tersebut disimpulan bahwa al-‘uqud al-mutanaqidhah wa al-mutadhadah wa al-mutanafiyah adalah akad-akad yang tidak boleh dihimpun menjadi satu akad. Meski demikian pandangan ulama terhadap tiga bentuk multi akad tersebut tidak seragam (Yunus, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 414, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad berbeda ( al-‘uqud al-mukhtalifah ). Yang dimaksud dengan hybrid contract yang mukhtalifah adalah terhimpunnya dua akad atau lebih yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 29, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, No. 1 (June, 2022) | pp. 43-54", "type": "Page header" }, { "left": 204, "top": 810, "width": 311, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI | 49", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 66, "width": 414, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perbedaan semua akibat hukum di antara keuda akad itu atau sebagiannya. Perbedaan antara hybrid contract yang mukhtalifah dengan mutanaqidhah wa mutadhadah wa mutanafiyah terletak pada keberadaan akad masing-masing. Meskipun kata mukhtalifah lebih umum dan dapat meliputi ketiga jenis yang lainnya, namun dalam mukhtalifah meskipun berbeda tetap dapat ditentukan menurut syariah (Yunus, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 167, "width": 414, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad sejenis ( al-‘uqud al-mutajanisah ). Al-‘uqud al-mutajanisah adalah akad- akad yang mungkin dihimpun dalam satu akad, dengan tidak mempengaruhi di dalam hukum dan akibat hukumnya. Hybrid contract jenis ini dapat terdiri dari satu jenis akad atau dari beberapa jenis akad. Hybrid contract jenis ini dapat pula terbentuk dari dua akad yang memiliki hukum yang sama atau berbeda (Yunus, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 268, "width": 414, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di Indonesia, penerapan hybrid contract merujuk kepada ketentuan Fatwa DSN-MUI. Diantara produk yang menggunakan hybrid contract adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 414, "height": 248, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatwa DSN No: 50/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah Musytarakah Mudharabah musytarakah adalah salah satu bentuk akad mudharabah di mana pengelola ( mudharib ) turut menyertakan modalnya dalam kerjasama investasi, diperlukan karena mengandung unsur kemudahan dalam pengelolaannya serta dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi para pihak. Mudharabah musytarakah boleh dilakukan oleh LKS, karena merupakan bagian dari hukum mudharabah . Ketentuan akad: (a) Akad yang digunakan adalah akad mudharabah musytarakah , yaitu perpaduan dari akad mudharabah dan akad musyarakah ; (b) LKS sebagai mudharib menyertakan modal atau dananya dalam investasi bersama nasabah; (c) LKS sebagai pihak yang menyertakan dananya ( musytarik ) memperoleh bagian keuntungan berdasarkan porsi modal yang disertakan; (d) Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKS sebagai musytarik dibagi antara LKS sebagai mudharib dengan nasabah dana sesuai dengan nisbah yang disepakati; (e) Apabila terjadi kerugian maka LKS sebagai musytarik menanggung kerugian sesuai dengan porsi modal yang disertakan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 605, "width": 414, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatwa DSN No: 73/DSN-MUI/XI/2008 tentang Musyarakah Mutanaqisah Musyarakah mutanaqisah adalah musyarakah atau syirkah yang kepemilikan aset (barang) atau modal salah satu pihak ( syarik ) berkurang disebabkan pembelian secara bertahap oleh pihak lainnya. Akad musyarakah mutanaqisah terdiri dari akad musyarakah/syirkah dan bai’ (jual beli). Pembiayaan musyarakah ini memiliki keunggulan dalam kebersamaan dan keadilan (baik dalam berbagi keuntungan maupun resiko kerugian), sehingga dapat menjadi alternatif dalam proses kepemilikan aset (barang) atau modal. Hukum musyarakah mutanaqisah adalah boleh dengan ketentuan-ketentuan berikut.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 29, "width": 222, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 309, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50 | Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 414, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan akad: (1) Akad musyarakah mutanaqisah terdiri dari akad musyarakah/syirkah dan bai’ (jual beli); (2) Dalam musyarakah mutanaqisah berlaku hukum sebagaimana yang diatur dalam Fatwa DSN No: 08/DSN- MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah, yang para mitranya memiliki hak dan kewajiban, diantaranya: (a) Memberikan modal dan kerja berdasarkan kesepakatan pada saat akad; (b) Memperoleh keuntungan berdasarkan nisbah yang disepakati pada saat akad; (c) Menanggung kerugian sesuai proporsi modal; (3) Dalam akad musyarakah mutanaqisah, pihak pertama (salah satu syarik , LKS) wajib berjanji untuk menjual seluruh hishshah- nya secara bertahap dan pihak kedua ( syarik yang lain, nasabah) wajib membelinya; (4) Jual beli tersebut dilaksanakan sesuai kesepakatan; (5) Setelah selesai pelunasan penjualan, seluruh hishshah LKS, sebagai syarik, beralih kepada syarik lainnya (nasabah).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 414, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan khusus: (1) Aset musyarakah mutanaqisah dapat di- ijarah- kan kepada syarik atau pihak lain; (2) Apabila aset musyarakah menjadi obyek ijarah, maka syarik (nasabah) dapat menyewa aset tersebut dengan nilai ujrah yang disepakati; (3) Keuntungan yang diperoleh dari ujrah tersebut dibagi sesuai dengan nisbah yang telah disepakati dalam akad, sedangkan kerugian harus berdasarkan proporsi kepemilikan. Nisbah keuntungan dapat mengikuti perubahan proporsi kepemilikan sesuai kesepakatan para syarik ; (4) Kadar/ukuran bagian/porsi kepemilikan aset musyarakah syarik (LKS) yang berkurang akibat pembayaran oleh syarik (nasabah) harus jelas dan disepakati dalam akad; (5) Biaya perolehan aset musyarakah menjadi beban bersama, sedangkan biaya peralihan kepemilikan menjadi beban pembeli.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 414, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatwa DSN-MUI No: 133/DSN-MUI/X/2019 tentang al-Musyarakah al-Muntahiyah bi al-Tamlik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 414, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musyarakah muntahiyah bi al-tamlik adalah akad syirkah yang kemudian salah satu syarik mengalihkan hishshah- nya kepada syarik lain secara sekaligus sesuai janji ( wa’d ), dengan menggunakan akad bai’ , hibah , atau hibah wal bai’ , sehingga seluruh modal usaha syirkah menjadi milik syarik yang lain tersebut. Akad musyarakah muntahiyah bi al-tamlik boleh dilakukan dengan tunduk dan patuh pada ketentuan-ketentuan berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 414, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad musyarakah muntahiyah bi al-tamlik terdiri atas akad musyarakah / syirkah dan akad tamlik (pengalihan kepemilikan) serta janji ( wa’d ) untuk mengalihkan hishshah milik salah satu syarik kepada syarik lain, baik dengan akad jual beli, hibah , atau akad tamlik lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 673, "width": 414, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Para pihak yang melakukan musyarakah muntahiyah bi al-tamlik wajib melaksanakan akad syirkah terlebih dahulu, dan mencantumkan secara jelas ra’s al- mal setiap pihak ( syarik ), usaha, nisbah bagi hasil, ketentuan mengenai waktu dan cara melakukan bagi hasil, dan ketentuan terkait kerugian. Dalam hal pengalihan kepemilikan hishshah dalam akad musyarakah muntahiyah bi al-tamlik dengan jual beli, pihak pertama (salah satu syarik , LKS) berjanji ( wa’d ) untuk menjual secara", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 29, "width": 185, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, No. 1 (June, 2022) | pp. 43-54", "type": "Page header" }, { "left": 204, "top": 810, "width": 311, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI | 51", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 66, "width": 414, "height": 214, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sekaligus seluruh hishshah- nya dan pihak kedua ( syarik yang lain, nasabah) berjanji untuk membelinya di akhir periode akad syirkah atau pada waktu yang disepakati. Jual beli sebagaimana dimaksud, dilaksanakan secara terpisah di akhir periode akad syirkah atau pada waktu yang disepakati. Harga ( tsaman ) hishshah dalam jual beli sebagaimana dimaksud, ditetapkan berdasarkan kesepakatan. Dalam hal jual beli hishshah telah dilakukan, dengan sendirinya demi hukum akad musyarakah muntahiyah bi al-tamlik berakhir. Kegiatan usaha dalam akad musyarakah muntahiyah bi al-tamlik boleh dilakukan dengan akad ijarah , mudharabah , bai’ atau akad lain yang sesuai dengan prinsip syariah. Ketentuan lain terkait musyarakah / syirkah yang belum diatur dalam fatwa ini, berlaku ketentuan dan batasan sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN-MUI No: 114/DSN-MUI/IX/2017 tentang Akad Syirkah , dan Fatwa DSN No: 08/DSN-MUI/IV/2000 tentang Pembiayaan Musyarakah .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 302, "width": 414, "height": 147, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatwa DSN No: 27/DSN-MUI/III/2002 tentang al-Ijarah al-Muntahiyah bi al-Tamlik Terdapat kebutuhan masyarakat untuk memperoleh manfaat suatu barang sering memerlukan pihak lain melalui akad ijarah , yaitu akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang dalam waktu tertentu dengan pembayaran sewa ( ujrah ), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan barang itu sendiri. Selain itu, juga terdapat kebutuhan masyarakat untuk memperoleh jasa pihak lain guna melakukan pekerjaan tertentu melalui akad ijarah dengan pembayaran upah ( ujrah / fee ). Kebutuhan akan ijarah dapat dilayani oleh LKS melalui akad pembiayaan ijarah .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 454, "width": 414, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rukun dan syarat ijarah : (1) Sighat ijarah, yaitu ijab dan qabul berupa pernyataan dari kedua belah pihak yang berakad (berkontrak), baik secara verbal atau dalam bentuk lain; (2) Pihak-pihak yang berakad terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa dan penyewa/pengguna jasa; (3) Obyek akad ijarah adalah: (a) Manfaat barang dan sewa; atau (b) Manfaat jasa dan upah.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 538, "width": 414, "height": 231, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan obyek ijarah : (1) Obyek ijarah adalah manfaat dari penggunaan barang dan/atau jasa; (2) Manfaat barang atau jasa harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak; (3) Manfaat barang atau jasa harus yang bersifat dibolehkan (tidak diharamkan); (4) Kesanggupan memenuhi manfaat harus nyata dan sesuai dengan syariah; (5) Manfaat harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan jahalah (ketidak-tahuan) yang akan mengakibatkan sengketa; (6) Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas, termasuk jangka waktunya. Bisa juga dikenali dengan spesifikasi atau identifikasi fisik; (7) Sewa atau upah adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar nasabah kepada LKS sebagai pembayaran manfaat. Sesuatu yang dapat dijadikan harga dalam jual beli dapat pula dijadikan sewa atau upah dalam ijarah ; (8) Pembayaran sewa atau upah boleh berbentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang sama dengan obyek kontrak; (9) Kelenturan ( flexibility ) dalam menentukan sewa atau upah dapat diwujudkan dalam ukuran waktu, tempat, dan jarak.", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 29, "width": 222, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 309, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "52 | Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 414, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewajiban LKS sebagai pemberi manfaat barang atau jasa: (1) Menyediakan barang yang disewakan atau jasa yang diberikan; (2) Menanggung biaya pemeliharaan barang; (3) Menjamin bila terdapat cacat pada barang yang disewakan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 414, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kewajiban nasabah sebagai penerima manfaat barang atau jasa: (1) Membayar sewa atau upah dan bertanggung-jawab untuk menjaga keutuhan barang serta menggunakannya sesuai kontrak; (2) Menanggung biaya pemeliharaan barang yang sifatnya ringan (tidak materiil); (3) Jika barang yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penerima manfaat dalam menjaganya, ia tidak bertanggung-jawab atas kerusakan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 252, "width": 414, "height": 79, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian dalam perkembangan masyarakat juga terdapat praktik sewa-beli. Sewa-beli berdasarkan prinsip syariah menggunakan akad al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik atau al-ijarah wa al-iqtina’ , yaitu akad sewa-menyewa barang yang disertai dengan opsi pemindahan hak milik atas barang yang disewa kepada penyewa setelah selesai masa sewa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 414, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akad al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik boleh dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: (1) Semua rukun dan syarat yang berlaku dalam akad ijarah berlaku pula dalam akad al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik ; (2) Perjanjian untuk melakukan akad al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik harus disepakati ketika akad ijarah ditanda-tangani; (3) Hak dan kewajiban setiap pihak harus dijelaskan dalam akad.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 414, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pihak yang melakukan al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai. Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad ijarah adalah wa’d, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang dilakukan setelah masa ijarah selesai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 61, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 414, "height": 164, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hybrid contract adalah kesepakatan dua pihak untuk melaksanakan suatu muamalah yang meliputi dua akad atau lebih. Kebolehan hybrid contract didasarkan atas prinsip hukum asal dari muamalah adalah boleh. Secara umum batasan yang disepakati oleh para ulama mengenai beberapa kriteria bagi hybrid contract agar diperbolehkan secara syar’i, yaitu bukan yang dilarang dalam nash , tidak menjadi sarana ke suatu yang diharamkan, tidak dijadikan sebagai hilah (siasat) untuk mengambil riba dengan jalan lain, dan tidak termasuk ke dalam akad-akad yang berlawanan. Fatwa DSN-MUI mengenai hybrid contract pada produk keuangan syariah di Indonesia, yaitu mudharabah musytarakah , musyarakah mutanaqisah , musyarakah muntahiyah bi al-tamlik , dan al-ijarah al-muntahiyah bi al-tamlik .", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 29, "width": 185, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 3, No. 1 (June, 2022) | pp. 43-54", "type": "Page header" }, { "left": 204, "top": 810, "width": 311, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI | 53", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 66, "width": 100, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 91, "width": 414, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-‘Imrani, A. A. (2010). Al-‘Uqud al-Maliyah al-Murakkabah: Dirasat Fiqhiyah Ta’siliyah wa Tatbiqiyah . Esbalia.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 126, "width": 414, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Jauhariy. (1999). Al-Shihah: Taj al-Lughah wa Shihah al-Arabiyyah Juz 1 . Darul Hadith.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 161, "width": 398, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Nasa’i. (n.d.). Sunan Nasa’i: Kitab al-Buyu’ Bab Salaf wa al-Bai’ . Dar al-Da’wah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 182, "width": 385, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Razzaq, A. (n.d.). Mashadir al-Haqq fi Fiqh Islami . Al-Majma’ al-Ilmi al-Arabi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 414, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Suyuthi. (1983). Al-Asybah wa al-Nadzair fi Qawaid al-Fiqh al-Syafi’i . Dar al-Kutub al-Ilmiyah.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 238, "width": 316, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Zuhayli, W. (1989). Al-Fiqh al-Islami wa Adilatuhu . Dar al-Fikr.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 258, "width": 413, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar, S. (2007). Hukum Perjanjian Islam: Studi Tentang Teori Akad dalam Fiqih Muamalah . PT Raja Grafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 294, "width": 412, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hammad. (2001). Qadlaya Fiqhiyah Mu’ashirah fi al-Mal wa al-Iqtishad . Dar al- Qalam.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 329, "width": 376, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hammad, N. (2005). Al-‘Uqud al-Murakkab fi al-Fikih al-Islami . Dar al-Qalam.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 350, "width": 413, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hartanto, S., & Sup, D. F. A. (2022). The Concept of Production and Environment in the Perspective of Islamic Economic. Journal of Economicate Studies , 5 (2), 1– 20. https://doi.org/10.32506/joes.v5i2.705", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 400, "width": 414, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indra, F. S., Sup, D. F. A., & Luthia, S. S. (2021). The Application of al-Wakalah bil Ujrah Contract on PRULink Syariah Generasi Baru (Approached with Fatwa DSN-MUI No: 52/DSN-MUI/III/2006). Proceeding 9th AICIF 2021 (Asean Universities International Conference on Islamic Finance) , 1–208. http://febi.uin-suka.ac.id/web/agenda/download/834/asean-universities- international-conference-on-islamic-finance-aicif-2021", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 493, "width": 414, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isfandiar, A. A. (2013). Analisis Fiqh Muamalah Tentang Hybrid Contract: Model dan Penerapannya pada Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Penelitian , 10 (2), 205–231. https://doi.org/10.28918/jupe.v10i2.361", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 543, "width": 414, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ismail, N., Aisyah, S., & Sup, D. F. A. (2020). Faktor Penentu Harga dalam Tinjauan Pemikiran Ekonomi Islam. Islamic Economics Journal , 6 (2), 207–228. https://doi.org/10.21111/iej.v6i2.4880", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 593, "width": 313, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelangi, T. L. (2013). Metodologi Fiqh Muamalah . Lirboyo Press.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 614, "width": 414, "height": 56, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retnowati, M. S., Hilal, F. N., & Sup, D. F. A. (2020). Unpaid Plastic Bag Discount Analysis Based on Islamic Law Perspective (Case Study on Waralaba Retail X in Ponorogo). INSLA E-Proceedings , 147–154. https://insla.usim.edu.my/index.php/eproceeding/article/view/28", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 679, "width": 414, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rivai, V., Veithzal, A. P., & Fawzi, M. G. H. (2011). Islamic Transaction Law in Business: Dari Teori ke Praktik . Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 714, "width": 267, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusyd, I. (1993). Bidayat al-Mujtahid Juz 2 . Dar al-Fikr.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 735, "width": 414, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sa’diah, Z., Fahmi, A. S. R., & Sup, D. F. A. (2021). Analisis Penyelesaian Pembiayaan Murabahah Bermasalah Menurut Fatwa DSN MUI No. 17/DSN-MUI/IX/2000 dan No. 43/DSN-MUI/VIII/2004 (Studi Kasus di BMT La Tansa Ponorogo).", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 29, "width": 222, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Economics and Finance Studies", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 309, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "54 | Konsep Hybrid Contract di Indonesia dalam Perspektif Fatwa DSN-MUI", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 66, "width": 383, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Islamic Banking , 2 (1), 1–23. http://journal.iaialhikmahtuban.ac.id/index.php/JIB/article/view/201", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 349, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saliman, A. R. (2016). Hukum Bisnis untuk Perusahaan . Prenada Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 413, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Srisusilawati, P., & Adam, P. (2017). Kedudukan Multi Akad dalam Pembiayaan", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 137, "width": 301, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Murabahah di Perbankan Syariah. Seminar IQRA , 1432–1447.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 414, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukoco, D., Retnowati, M. S., Rofiqa, A., Firdaus, M. I., & Sup, D. F. A. (2021). Sharia Economic Views on Tabzir Behavior. Al-Iktisab: Journal of Islamic Economic Law , 5 (2), 148–158. https://doi.org/10.21111/al-iktisab.v5i2.7032", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 414, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sup, D. F. A. (2018). Tinjauan Maslahah Terhadap Amdal [IAIN Ponorogo]. http://etheses.iainponorogo.ac.id/4794/1/212116013 - DEVID FRASTIAWAN AMIR SUP.pdf", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 414, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sup, D. F. A. (2019). Amdal dalam Tinjauan Maqasid al-Syari’ah. Proceeding International Conference on Usul Fiqh , 1–41. http://hes.unida.gontor.ac.id/wp-content/uploads/2020/06/Proceeding-", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 301, "width": 230, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ICUF-2019-Universitas-Darussalam-Gontor.pdf", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 414, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sup, D. F. A. (2021a). Government Efforts to Prevent Potential Violence Against Women During the Covid-19 Pandemic in Indonesia. Syariah: Jurnal Hukum Dan Pemikiran , 21 (1), 103–124. https://doi.org/10.18592/sjhp.v21i2.4146", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 413, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sup, D. F. A. (2021b). The State’s Efforts in Preserving the Environment Through Regulation. Sustainability: Theory, Practice and Policy , 1 (2), 200–214.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 414, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sup, D. F. A. (2021c). Wakaf Kontemporer di Indonesia dalam Perspektif Hukum dan", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 422, "width": 383, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fatwa. Jurnal Hukum Ekonomi Syariah , 4 (2), 235–256.", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 437, "width": 207, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30595/jhes.v4i2.11093", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 413, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sup, D. F. A., Hartanto, S., & Muttaqin, R. (2020). Konsep Terminasi Akad dalam Hukum Islam. Ijtihad: Jurnal Hukum Dan Ekonomi Islam , 14 (2), 137–152. https://doi.org/10.21111/ijtihad.v14i2.4684", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 321, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taymiyyah, I. (1987). Al-Fatawa al-Kubro . Dar al-Kutub al-Ilmiyah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 389, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid, N. (2019). Multi Akad dalam Lembaga Keuangan Syariah . Deep Publish.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 414, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunus, M. (2019). Hybrid Contract (Multi Akad) dan Implementasinya di Perbankan Syariah. Tahkim (Jurnal Peradaban Dan Hukum Islam) , 2 (1), 87–102.", "type": "List item" }, { "left": 116, "top": 578, "width": 215, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.29313/tahkim.v2i1.4473", "type": "Text" } ]
766ef834-f0da-9a67-f300-34a1ba891967
https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/download/47574/27149
[ { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 799, "width": 85, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 799, "width": 16, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "299", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 799, "width": 84, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 133, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia) p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 397, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DETERMINE THE TARGET TO INCREASE PRIMARY HEALTHCARE UTILIZATION IN INDONESIA'S DISADVANTAGED AREAS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 161, "width": 447, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menentukan Target Peningkatan Pemanfaatan Puskesmas pada Daerah Tertinggal di Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 404, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Ratna Dwi Wulandari 1,2 , Agung Dwi Laksono 2,3 , Nikmatur Rohmah 4 , Leny Latifah 3 , Hadi Ashar 3 1 Faculty of Public Health, Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 222, "width": 247, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 The Airlangga Centre for Health Policy, Surabaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 232, "width": 342, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 National Research and Innovation Agency Republic of Indonesia, Jakarta, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 242, "width": 340, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Faculty of Health Science, Muhammadiyah University of Jember, Jember, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 333, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondence *: Address: Kampus C Unair, Jl. Dr.Ir.H. Soekarno, Mulyorejo, Surabaya, Indonesia | email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 45, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 455, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: Primary health care (PHC) is the closest institution known to people in disadvantaged areas. Aims: The study determines the policy target based on the demographic characteristics to increase PHC utilization in a disadvantaged area.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 340, "width": 456, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods: The cross-sectional research explored 42,644 respondents. In addition to PHC utilization, the study examined eight independent variables: residence, gender, marital, age, wealth, insurance, education, and travel time. We employed a binary logistic regression in the last stage.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 456, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: Live in urban areas had 1.967 more likely to utilize the PHC (95%CI 1.942-1.992). Males could be 1.412 higher than females (95%CI 1.402-1.421). All marital types had more chances than never married. All education was more likely than no education. The employed had 0.972 less likely than the unemployed (95%CI 0.965-0.980). All wealth groups had less possibility than the poorest. Those with government-run insurance were likelier than other types. The ≤10 minutes travel time was more likely than the >10 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 414, "width": 456, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion: There were seven policy target characteristics to increase PHC use in disadvantaged areas in Indonesia: live in a rural area, female, never married, have no education, employed, not the poorest, don't have government-run insurance, and have a travel time of more than ten minutes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 318, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: disadvantaged area, healthcare evaluation, primary health care, public health", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 482, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 455, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar belakang: Puskesmas merupakan institusi terdekat yang dikenal masyarakat di daerah tertinggal. Tujuan: Kajian ini menganalisis sasaran kebijakan berdasarkan karakteristik demografi untuk meningkatkan pemanfaatan Puskesmas di daerah tertinggal.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 528, "width": 456, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode: Penelitian cross-sectional ini menganalisis 42.644 responden. Selain pemanfaatan Puskesmas, penelitian ini menggunakan delapan variabel independen (tempat tinggal, usia, perkawinan, jenis kelamin, pendidikan, kekayaan, asuransi, waktu perjalanan). Penelitian ini menggunakan regresi logistik biner pada tahap terakhir.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 556, "width": 456, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil: Tinggal di daerah perkotaan 1.967 kali lebih mungkin memanfaatkan Puskesmas (95% CI 1.942-1.992). Pria 1.412 kali lebih mungkin memenfaatkan Puskesmas dari wanita (95% CI 1.402-1.421). Semua jenis pernikahan memiliki lebih banyak peluang daripada tidak pernah menikah. Semua pendidikan memiliki kemungkinan lebih besar daripada tidak sekolah. Yang bekerja memiliki 0,972 kali lebih kecil kemungkinannya dibandingkan dengan yang menganggur (95% CI 0,965-0,980). Semua status kekayaan memiliki kemungkinan yang lebih kecil memanfaatkan Puskesmas daripada yang termiskin. Mereka yang memiliki asuransi yang dikelola pemerintah lebih mungkin memanfaatkan Puskesmas dibandingkan jenis lainnya. Waktu tempuh ≤10 menit lebih mungkin memanfaatkan Puskesmas dibandingkan dengan >10 menit.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 456, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan: Ada tujuh karakteristik sasaran kebijakan untuk meningkatkan pemanfaatan Puskesmas di daerah tertinggal: tinggal di pedesaan, perempuan, tidak pernah menikah, tidak berpendidikan, bekerja, bukan yang termiskin, tidak memiliki asuransi yang dikelola pemerintah, dan memiliki waktu tempuh lebih dari sepuluh menit.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 405, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: daerah tertinggal, evaluasi pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan dasar, kesehatan masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 700, "width": 385, "height": 59, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration ( Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia ) p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301, Volume 11 No.2 2023, DOI: 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310 Received: 2022-03-15, Revised: 2023-11-09, Accepted: 2023-11-24, Published: 2023-12-03. Published by Universitas Airlangga in collaboration with Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) . Copyright (c) 2023 Ratna Dwi Wulandari, Agung Dwi Laksono, Nikmatur Rohmah, Leny Latifah, Hadi Ashar This is an Open Access (OA) article under the CC BY-SA 4.0 International License ( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). How to cite: Wulandari, R.D., Laksono, A.D., Rohmah, N., Latifah, L. and Ashar, H. (2023) “Determine The Target to Increase Primary Healthcare Utilization in Indonesia's Disadvantaged Areas ”, Indonesian Journal of Health Administration , 11(2), pp. 299-310. doi: 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310.", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "300", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 64, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 113, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Primary health care (PHC),", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 212, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sometimes called Puskesmas in Indonesia, is the primary level of treatment available to everyone and promotes good health and disease prevention while offering diagnostic, curative, rehabilitative, supporting, and palliative services. PHC is a unit that carries out operational and technical tasks and is responsible for health development in one or part of the sub- district area (Nantabah et al. , 2023). PHCs such as First Level Health Facilities (FLHF) are places where participants are registered for the first time, which are determined by the Health Social Security Administering Agency", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 212, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(HSSAA) (Misnaniarti et al. , 2017). The National Social Security System aims to provide all people who have paid or have had government-paid dues with the necessities of acceptable public health. The demand for health services, especially FLHF for the Indonesian people, is increasing daily (Wulandari, Laksono, Sillehu, et al. , 2022; Putri, Laksono and Rohmah, 2023). FLHF is the spearhead of health services for the community (Yuliyanti and Ratnawati,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 34, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 212, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHC, as the first gateway, will be in direct contact with public health services. Primary health services benefit public health because they have greater access to needed services and focus on preventing and managing health problems (Yandrizal et al. , 2016). Primary care includes planning, implementation, evaluation, recording, and reporting (Yufrizal, Renaldi and Umbara, 2017). In addition to the PHC in health service facilities at FLHF, these include general practitioners, dentists, Pratama clinics or equivalent, and hospitals in D class. These five health service facilities are expected to meet the community services needs of FLHF. However, the study report in Bengkulu stated that the number of FLHF availability was still lacking. The availability of essential health services will affect the benefits provided by HSSAA (Yandrizal et al. , 2016).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 745, "width": 212, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because of Indonesia's diverse geography, some regions are considered", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 212, "height": 352, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "undeveloped. On a national scale, districts with less developed regions and communities are considered underdeveloped areas (Based on Presidential Regulation of the Republic of Indonesia Number 63/ 2020 about Stipulation of Underdeveloped Regions for 2020-2024). Due to difficult-to-reach geographic conditions and a lack of human resources and necessary infrastructure and amenities, communities in underprivileged areas need help accessing health services (Wiyanti, Kusnanto and Hasanbasri, 2016). The potential exists for growing health disparities in numerous regions of Indonesia due to unequal access to healthcare facilities. In Indonesia, there still needs to be more health facilities available, and they are not dispersed equally across all districts and cities (Misnaniarti et al. , 2017). For example, community access to PHC in the Sumatra region reaches 3.781 times more than communities in Papua. Meanwhile, people in Sumatra have access to hospitals 1.079 times compared to those living in Papua (Laksono, Wulandari and Soedirham, 2019; Laksono, Wulandari, et al. , 2023).", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 442, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Government of Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 454, "width": 212, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "currently places much emphasis on developing undeveloped areas. The economy, infrastructure, human resources, regional financial capacities, accessibility, and community features all influence regional indicators. Presidential Regulation Number 63/2020 about Determining Disadvantaged Regions for 2020 –2024 specifies the development priorities for undeveloped regions.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 581, "width": 212, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the significant issues in national health development is limited access to health services. Prior investigations have shown that the availability of the FLHF ratio per resident tends to be higher in areas outside Java/Bali. For example, in the Nusa Tenggara, Maluku, and Papua regions, the FLHF ratio per 10 thousand population averages 1.43. This figure is almost twice the Java-Bali region, with an average of 0.79 (Misnaniarti et al. , 2017). Of people in disadvantaged and remote regions, 50.5% use PHC (Wiyanti, Kusnanto and Hasanbasri, 2016). Older adults in Norfolk,", "type": "List item" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "301", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a rural part of the UK, report difficulty accessing primary care due to connected phone lines, appointment availability, and encounters with front desk personnel, all of which they feel break the social compact (Ford et al. , 2018). Poor and distant locations are the primary users of health center access points (Wenang et al. , 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 212, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Regarding the research, it can be said that people in remote and underdeveloped regions very much need PHCs.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 212, "height": 226, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, particular policies are needed to improve the service quality by providing facilities, resources, and infrastructure, as well as improving infrastructure and the availability of drugs (Wiyanti, Kusnanto and Hasanbasri, 2016). Local governments are expected to commit to fulfilling the supply side of health services so that sick residents can access health facilities easily (Misnaniarti et al. , 2017). FLHF, both government and non- government, still provides the best service so that the service quality increases. According to the background, the study determines the policy target based on the most appropriate demographic characteristics to increase PHC utilization in a disadvantaged area in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 39, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 67, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Source", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 212, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research examines data from the 2018 Indonesian Basic Health Survey. The Indonesian MOH performed the cross- sectional survey nationally. From May to July 2018, data for the survey were gathered. The survey also made use of household and individual instruments.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 212, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All households in Indonesia make up the survey's population. The sample composition of the study is based on the March 2018 National Socioeconomic study.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 644, "width": 22, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 644, "width": 57, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 644, "width": 96, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistics' 2018", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 212, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Socioeconomic Study also visited a target of 300,000 residences from 30,000 census blocks (The Indonesian MOH, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 212, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research's population consists of all Indonesian adults in underprivileged regions (aged 15 and over). Of 713,783 respondents, the study examined 42,644 adults, with a response rate of 93.2%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 40, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setting", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 100, "width": 212, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research examines the use of PHC in Indonesia's less-developed regions. The borders of underdeveloped areas are outlined in Regulation of Presidential 63/", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 151, "width": 212, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020 about the Determination of Underdeveloped Regions for 2020 –2024. The rule lists 62 regencies in 11 provinces as Indonesia's impoverished areas, including West Sumatera, North Sumatera, Lampung, South Sumatera, West Nusa Tenggara, East Nusa Tenggara, Central Sulawesi, North Maluku, Maluku, West Papua, and Papua.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 106, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dependent Variable", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 302, "width": 212, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We used PHC use as the independent factor in the study —Use of primary healthcare included outpatient and inpatient access to primary healthcare for adults. Inpatient care was limited to last year, while outpatient care was only available for the prior month. Respondents were prompted to recollect specific outpatient and inpatient incidents (The Indonesian MOH, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 442, "width": 120, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Independent Variables", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 454, "width": 183, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Age, marital status, gender,", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 212, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "employment status, education level, wealth status, travel time to the hospital, and possession of health insurance were among the nine independent factors utilized in the study. There are two residence types: urban and rural. We employed the Indonesian Statistics guidelines for dividing the country into rural and urban regions.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 581, "width": 212, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research used the respondents' most recent birthdays to determine their age (analyzed as a continuous variable) and included both male and female respondents. Additionally, the study split their marital status into never married, married/ cohabiting, and divorced or widowed.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 682, "width": 212, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education is the acceptance of the most current respondents' degrees. The education comprises no primary, secondary, or higher education. Moreover, the employment group includes the employed and unemployed.", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "302", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The poll used a formula for a wealth index to determine the respondents' wealth level. The 2018 Indonesian Basic Health Survey created a wealth index utilizing a family's overall performance weighted average survey spending. The poll used basic family expenses, including insurance, accommodation, and food, among other things, to generate the wealth index. Additionally, the survey divided respondents' wealth into poorest, poorer, middle, wealthier, and richest (Wulandari, Laksono, Prasetyo, et al. , 2022; Laksono et al. , 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 212, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, the poll divides health insurance ownership into didn't have insured, government-run insurance, private-run insurance, and having both insurances. Furthermore, the travel time to the health care facility is between ≤ 10 and > 10 minutes.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 75, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 212, "height": 213, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the first step, we used the Chi- Square analysis to compare two variables for the binary factor. Concurrently, the research employed a T-test for the study's continual variation (age). In addition, we utilized a collinearity analysis. The analysis's goal was to ensure that the independent factors in the finished equation weren't significantly correlated with one another. A binary logistic regression was employed in the study's last stage. The IBM SPSS 26 program was utilized throughout the investigation's statistical analysis phase. The authors employed this final analysis to assess the multivariate relation between all independent factors and PHC use.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 118, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 631, "width": 212, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite several weaknesses, such as limited facilities, no specialists, long queues and waiting times, and lack of privacy, PHC in disadvantaged areas is crucial in enhancing health status, including maternal services, child health, and other essential health services. Previous studies have identified PHC limitations, including lack of", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 212, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "transportation access to health facilities, resources, infrastructure, and defects in health services patterns (Suharmiati, Laksono and Astuti, 2013). Cross-sectoral organizational relationships were also not optimal because of the lack of standard operating procedures, communication, and socialization (Winarsa, Noby; Suryoputro, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 201, "width": 212, "height": 263, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Nusantara Sehat (healthy archipelago) program is a Ministry of Health breakthrough for team-based health workers in disadvantaged regions, borders, islands, and areas with health problems. They consisted of professions and were expected to have the competence to provide public health program services in remote places. After two years of placement, the program has increased the public health development index in remote regions (Sari, Hendarwan and Halim, 2019). The Ministry of Health Regulation concerning PHC stated one of the principles for PHC administration is equalization. PHC health service delivery must be accessible and affordable to everyone in the PHC working area (Wulandari, Ridlo, et al. , 2019). Therefore, it is crucial to identify the target for assuring equity in accessing PHC health care.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 212, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result shows that Indonesia's average PHC utilization in a disadvantaged area in 2018 was 9.0%. This figure is higher than the national average of 5.3%. This situation is understandable because it is likely that only PHC is available in disadvantaged areas. On the other hand, Table 1 presents descriptive statistics on PHC utilization and respondent characteristics in Indonesia's impoverished areas in 2018.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 606, "width": 212, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 shows those who live in rural regions dominated by both types of PHC use. People who used the PHC are older than those who didn't use the PHC. Regarding gender, males dominated the unutilized PHC category, while females dominated the used PHC category. Additionally, people who are married or cohabiting with a spouse predominate in both types of PHC use.", "type": "List item" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "303", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 5, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301", "type": "Table" }, { "left": 439, "top": 66, "width": 84, "height": 5, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 409, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Descriptive statistics of adults in underdeveloped areas in Indonesia (n=42,644)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 117, "width": 438, "height": 614, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demographic Characteristics PHC utilization p-value Unutilized (n=38,516) Utilized (n=4,128) Type of Residence < 0.001 Urban 12.6% 6.2% Rural 87.4% 93.8% Age (mean) (36.78) (42.96) < 0.001 Gender Male 51.2% 42.7% Female 48.8% 57.3% Marital < 0.001 Never married 23.3% 12.3% Married 69.9% 77.4% Divorced or Widowed 6.8% 10.3% Education < 0.001 No formal education 15.7% 16.5% Primary 57.6% 64.8% Secondary 19.9% 14.2% Higher 6.8% 4.6% Employment < 0.001 Unemployed 30.3% 27.3% Employed 69.7% 72.7% Wealth < 0.001 Poorest 34.0% 40.2% Poorer 20.7% 19.3% Middle 16.9% 17.4% Richer 14.3% 12.3% Richest 14.1% 10.9% Health Insurance < 0.001 Uninsured 29.1% 17.8% Government-run 70.1% 82.1% Private-run 0.6% 0.0% Government-run and Private-run 0.2% 0.1% Travel Time < 0.001 ≤10 minutes 34.8% 31.5% >10 minutes 65.2% 68.5% Regarding education, primary education dominated both groups of PHC utilization-meanwhile, the employed dominated both PHC utilization groups based on employment status. Moreover, the poorest led in both groups of PHC utilization according to wealth status. Table 1 indicates that those with government-run insurance dominated unutilized and utilized PHC groups. Furthermore, based on travel time to PHC, those with more than ten minutes dominated both PHC utilization categories.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 569, "width": 212, "height": 137, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following analysis was a collinearity test. The findings show no significant association between the independent factors. Additionally, each variable's VIF (variance inflation factor) value is lower than 10.00, and the tolerance value for every element is more extensive than 0.10. The results found no multicollinearity in the model of regression. Moreover, the binary logistic regression findings are illustrated in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "304", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 133, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia) p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301", "type": "Text" }, { "left": 439, "top": 66, "width": 84, "height": 5, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 260, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. The binary logistic regression findings (n=42,644)", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 112, "width": 416, "height": 383, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Predictor p-value PHC Utilization AOR 95% CI Lower Bound Upper Bound Residence: Urban < 0.001 1.967 1.943 1.992 Residence: Rural - - - - Age < 0.001 1.025 1.024 1.025 Gender: Male < 0.001 1.412 1.402 1.421 Gender: Female - - - - Marital: Never married - - - - Marital: Married < 0.001 1.254 1.240 1.267 Marital: Divorced or Widowed < 0.001 1.205 1.186 1.224 Education: No formal education - - - - Education: Primary < 0.001 1.418 1.406 1.430 Education: Secondary < 0.001 1.254 1.239 1.268 Education: Higher < 0.001 1.127 1.108 1.145 Employment: Unemployed - - - - Employment: Employed < 0.001 0.972 0.965 0.980 Wealth: Poorest - - - - Wealth: Poorer < 0.001 0.782 0.776 0.789 Wealth: Middle < 0.001 0.869 0.861 0.876 Wealth: Richer < 0.001 0.753 0.745 0.760 Wealth: Richest < 0.001 0.714 0.707 0.722 Insurance: Uninsured - - - - Insurance: Government-run < 0.001 1.925 1.910 1.940 Insurance: Private-run < 0.001 0.155 0.135 0.179 Insurance: Government-run & Private-run < 0.001 0.615 0.544 0.695 Travel time: less than 10 minutes < 0.001 1.067 1.060 1.074 Travel time: more than 10 minutes - - - -", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 205, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Note: AOR: Adjusted Odds Ratio; CI: confidence interval.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 212, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 shows that those living in urban regions are 1.967 times more likely to utilize the PHC (AOR 1.967; 95% CI 1.942-1.992). The use of PHC is related to geographical characteristics and ease of population mobility; therefore, accessibility and utilization vary widely (Wulandari, Laksono and Rohmah, 2021). The more accessible geographic characterization and the higher population mobility could be why people living in urban regions had more PHC utilization than the rural population. The condition differs from a study in Mongolia that provided free access to PHC and stated that essential health services at PHC in urban areas were small, indicating that utilization was concentrated in rural regions (Dorjdagva et al. , 2017).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 533, "width": 212, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research also indicated age to be associated with PHC utilization. The condition is similar to the previous study, showing higher age as a significant factor for PHC utilization (Panezai, Ahmad and Saqib, 2020). Several reasons could explain this result, including other demographic factors related to a higher age. Previous studies found that even age was associated with PHC utilization regarding chronic disease prevalence. The most decisive factor was a chronic disease experienced more frequently among older people (Wulandari and Laksono, 2019; Rukmini et al. , 2022). Besides the risk factors, higher age is related to higher screening behavior, better health beliefs and disease prevention, alleged", "type": "List item" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "305", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "responsibility, and anticipative action for well-being (Megatsari, Nandini and Laksono, 2023). A better judgment could lead to better PHC utilization at a higher age.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 212, "height": 313, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on gender, males can be 1.412 higher than females using the PHC (1.412; 95% CI 1.402-1.421). The result indicates men have more possibilities than women to use the PHC. The services of PHC are crucial to offering medical, social, and emotional assistance; therefore, analyzing the PHC services used to identify the marginalized gender (Canuto et al. , 2018). This study differs from the previous study, which showed women accessing PHC more (Kim et al. , 2016). A closer health service alternative for women could cause the low utilization of PHC. In previous research in remote areas in Indonesia, many women choose more affordable women's health care options, namely village midwives and even traditional birth attendants (Suharmiati, Dwi Laksono and Wahyu Dwi Astuti, 2013). Previous research found women use PHC more frequently due to the supply-side policies, initiatives, and innovations that lead to increased utilization of PHC for maternity care (Wulandari, Ridlo, et al. ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 467, "width": 212, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019). Village midwives could significantly fulfill primary maternity care for women in disadvantaged areas, lowering PHC utilization (Yesica et al. , 2021; Denny et al. , 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 212, "height": 225, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, regarding marital status, all types have more chances than those who have never been in the union to utilize the PHC. Several studies discovered that more fabulous health-seeking activities were favorably associated with the mother and household head (Apuleni, Jacobs and Musonda, 2021). According to earlier research, marriage and partnerships have several beneficial impacts, including improved financial security, more accessible insurance access, and better kinds of social relationships and support (Stokes and Moorman, 2018). Better health-seeking behavior and protective factors could lead to better PHC utilization. To enhance health-seeking behavior and PHC utilization among unmarried, we must", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 212, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "strengthen protective factors such as insurance coverage and social connection.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 212, "height": 288, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to education, all groups are likelier than those without formal education to utilize the PHC. This result is contrary to a study on women in rural Nigeria, which revealed that higher education level was significantly correlated to lower PHC utilization for antenatal care because of the perception of poor reproductive health service and preference to opt for service in private clinics and hospital (Okonofua et al. , 2018). Higher PHC utility is associated with higher education. The results align with a previous study, which showed that education and occupation were the most critical factors related to PHC utilization (Omonona, Obisesan and Aromolaran, 2015). Previous studies indicated that better education is related to better socioeconomic and better health education understanding of messages, especially in reading materials with various methods (Megatsari et al. , 2018; Rohmah et al. , 2020).", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 404, "width": 212, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The employed are 0.972 less likely to utilize the PHC than the unemployed (AOR 0.972; 95% CI 0.965-0.980). Meanwhile, all wealth groups have less possibility than the lowest-income to utilize the PHC. Moreover, regarding owning health insurance, those with government-run insurance are 1.925 more likely to use the PHC than those uninsured (AOR 1.925; 95% CI 1.910-1.940). On the contrary, all other types are less likely than the uninsured to utilize the PHC.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 555, "width": 212, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economic constraints were known as important factors related to limited healthcare access. PHC is usually the closest health service facility in the community, which gives essential health services at a low cost (Wulandari, Qomarrudin, et al. , 2019; Wulandari, Laksono, Prasetyo, et al. , 2022). This result is similar to research in Mongolia regarding free and universal PHC services with government insurance. Groups with lower incomes tended to utilize PHC more frequently than those with higher incomes (Dorjdagva et al. , 2017). The higher utilization of PHC among people with low incomes in underdeveloped regions of Indonesia could be related to the availability", "type": "List item" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "306", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of government insurance, which allows economic accessibility of PHC utilization. This study also showed that those with government-run insurance were likelier to use the PHC than those who are uninsured or have other types of health insurance. Economic barriers are the most frequent reason for not using primary healthcare services (Ekawati and Claramita, 2021). The PHC utilization by the poorest indicated that government-run insurance had overcome economic barriers (Laksono, Wulandari and Matahari, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 212, "height": 453, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The condition also could partially explain the higher PHC utilization among the unemployed when unemployment was related to lower financial resources. Several indicators of economic constraint related to higher PHC utilization indicate that universal coverage for health insurance had an excellent range among the poor and unemployed in disadvantaged areas in Indonesia (Agustina et al. , 2019). In the non-government insurance group, PHC utilization was also lower than those with government-run insurance. Previous surveys showed private clinics were generally the most popular source of primary care, while PHC is more widely used by poor households (Sinuraya et al. , 2017). The condition shows a possible tendency to choose treatment outside the PHC when there is a chance to choose various health service providers, like other health insurance groups in this study. One of the reasons for the decline in PHC utilization is the lack of optimal PHC health services. There is a need to optimize PHC utilization among the population above the poorest (poorer and middle) economic status and employed persons without insurance. The situation is in line with research on universal health coverage (UHC) in Indonesia, which identifies the missing-median level, a term used to define the lower percentage of people listed in UHC among Q2 –Q3 quintiles of wealth compared to other quintiles (Laksono, Nugraheni, et al. , 2023; Suharmiati et al. ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 707, "width": 34, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2023).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 720, "width": 212, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finally, based on travel time to the PHC, the ≤10 minutes are 1.067 more likely than the >10 minutes to use the PHC. The result means the faster travel times to PHC,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 212, "height": 162, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the more likely it is to take advantage of PHC. The importance of travel time to PHC is also in line with previous studies. However, in this study, the travel span was shorter. This study's PHC utilization short travel time cut-off could also explain why people in urban areas in disadvantaged regions had higher PHC utilization. Geographical conditions in rural areas usually cause longer travel times. Access to health centers generally requires private/public transportation or walking (Ipa, Laksono and Wulandari, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 264, "width": 127, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strength and Limitation", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 277, "width": 212, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The strength of this study is that it analyzes big data so that the information can be nationally representative. However, because the analysis only looks at secondary data, the factors that may be examined are limited by the accepted variables. Other factors connected to PHC use in prior research, like travel expenses and disease types, cannot be discussed in this study (Wei et al. , 2018). Some of these things are important, especially to understand costs outside the services cost that might affect people's access to primary health care.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 60, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 492, "width": 212, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the findings, the research concluded that there are seven policy targets to increase PHC use in Indonesia's disadvantaged areas. The seven lived in a rural region, were female, never married, had no education, were employed, were not the poorest, didn't have government-run insurance, and had a travel time of more than ten minutes.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 606, "width": 212, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The government needs to understand these characteristics to identify which parts of society have low access to primary healthcare. The author recommends that the government make policies that are right on target according to the results of this study.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 707, "width": 76, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abbreviations", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 733, "width": 212, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHC: Primary Healthcare; AOR: Adjusted Odds Ratio; CI: Confidence Interval.", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "307", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 66, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Declarations", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 212, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethics approval and consent participant", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 212, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The 2018 Indonesian Basic Health Survey was approved by the National Ethics Committee (LB.02.01/2/KE.024/2018). The study's participants have given their written informed consent to participate.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 97, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conflict of Interest", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 212, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We clarify that the author has no competing interests.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 252, "width": 174, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Availability of data and materials", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 212, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We cannot publicly disclose the data since neither a third party nor the Indonesian MOH, the data's owner, is authorized. For researchers who meet the requirements, the data set is accessible online at https://layanandata.kemkes.go.id/.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 121, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authors' contributions", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 212, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RDW created the proposal and conducted the patient data analysis and interpretation. ADL contributed substantially to the study's execution, data interpretation, and manuscript authoring. The research was carried out, and the text was written with assistance from NR, LL, and HA. The final manuscript was read and approved by all writers.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 492, "width": 86, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Funding source", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 76, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Not applicable.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 530, "width": 100, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgments", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 212, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Indonesian Ministry of Health is thanked for agreeing to review the data for this research.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 59, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 617, "width": 212, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina, R. et al. (2019) ‘Universal Health Coverage in Indonesia: Concept, Progress, and Challenges’, The Lancet , 393(10166), pp. 75 –102. Available at: https://doi.org/10.1016/S0140-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 695, "width": 91, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6736(18)31647-7.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 707, "width": 212, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apuleni, G., Jacobs, C. and Musonda, P.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 718, "width": 184, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2021) ‘Predictors of Health Seeking Behaviours for Common Childhood Illnesses in Poor Resource Settings in Zambia, A Community Cross", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 85, "width": 184, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sectional Study’, Frontiers in Public Health , 9(May), pp. 1 –9. Available at: https://doi.org/10.3389/fpubh.2021.5 69569.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 136, "width": 211, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Canuto, K. et al. (2018) ‘Understanding the Utilization of Primary Health Care Services by Indigenous Men : A ystematic Review’, BMC Public Health , pp. 1 –12. Available at:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 201, "width": 179, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.1186 /s12889-018-6093-2.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 224, "width": 212, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Denny, H.M. et al. (2022) ‘The Determinants of Four or More Antenatal Care Visits Among", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 262, "width": 184, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Working Women in Indonesia’, Asia- Pacific Journal of Public Health , 34(1), pp. 51 –56. Available at: https://doi.org/10.1177/10105395211 051237.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 326, "width": 212, "height": 100, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dorjdagva, J. et al. (2017) ‘Free and universal, but unequal utilization of primary health care in the rural and urban areas of Mongolia’, International Journal for Equity in Health , 16(1), pp. 1 –9. Available at: https://doi.org/10.1186/s12939-017- 0572-4.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 429, "width": 212, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekawati, F.M. and Claramita, M. (2021) ‘Indonesian General Practitioners’ Experience of Practicing in Primary Care under the Implementation of Universal Health Coverage Scheme (JKN)’, Journal of Primary Care and", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 503, "width": 211, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community Health , 12, pp. 1 –12. Available at: https://doi.org/10.1177/21501327211 023707. Ford, J.A. et al. (201 8) ‘Access to primary", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 568, "width": 184, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "care for socio-economically disadvantaged older people in rural areas: A qualitative study’, PLoS ONE , 13(3), pp. 1 –14. Available at: https://doi.org/10.1371/journal.pone. 0193952.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 644, "width": 212, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ipa, M., Laksono, A.D. and Wulandari, R.D.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 655, "width": 184, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2023) ‘The Role of Travel Time on Hospital Utilization in the Islands Area: A Cross-Sectional Study in the Maluku Region, Indonesia, in 2018’, Indian Journal of Community", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 718, "width": 184, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medicine , 48(2), pp. 269 –273. Available at: https://doi.org/10.4103/ijcm.ijcm_229 _22.", "type": "Table" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "308", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 5, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301", "type": "Table" }, { "left": 439, "top": 66, "width": 84, "height": 5, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 212, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kim, D. et al. (2016) ‘Determinants of Primary Health Care Utilization in Ethiopia’, Institute for Poverty Alleviation and International Development , 25s(May 2019), pp. 269 –293. Available at: https://doi.org/10.18350/ipaid.2016.2 5s.269.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 212, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laksono, A. et al. (2023) ‘Socioeconomic differences of intimate partner", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 214, "width": 183, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "violence among married women in", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 224, "width": 183, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia: Does poverty matter?’,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 239, "width": 184, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indian Journal of Community Medicine , 48(2), pp. 304 –309. Available at: https://doi.org/10.4103/ijcm.ijcm_254 _22.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 209, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laksono, A.D., Wulandari, R.D., et al.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 313, "width": 184, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2023) ‘Regional disparities in hospital utilisation in Indonesia: a cross-sectional analysis data from the 2018 Indonesian Basic Health Survey’, BMJ Open , 13(1), p.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 378, "width": 49, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e064532.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 378, "width": 48, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 378, "width": 15, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "at:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 391, "width": 159, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1136/bmjopen- 2022-064532.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 416, "width": 208, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laksono, A.D., Nugraheni, W.P., et al.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 427, "width": 184, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2023) ‘The Role of Government-run Insurance in Primary Health Care Utilization: A Cross-Sectional Study in Papua Region, Indonesia, in 2018’,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 479, "width": 184, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Health Services , 53(1), pp. 85 –93. Available at: https://doi.org/10.1177/00207314221 129055.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 212, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laksono, A.D., Wulandari, R.D. and Matahari, R. (2021) ‘The determinant of health insurance ownership among pregnant women in Indonesia’, BMC Public Health , 281(1), p. 1538. Available at: https://doi.org/10.1186/s12889-021- 11577-z. Laksono, A.D., Wulandari, R.D. and", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 655, "width": 183, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soedirham, O. (2019) ‘Regional", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 669, "width": 184, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disparities of Health Center Utilization in Rural Indonesia’,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 695, "width": 212, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malaysian Journal of Public Health Medicine , 19(1), pp. 158 –166. Available at: https://doi.org/10.37268/mjphm/vol.1 9/no.1/art.48. Megatsari, H. et al. (2018) ‘Community", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 184, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspective about Health Services Access’, Bulletin of Health Systems Research , 21, pp. 247 –253. Available at: https://doi.org/10.22435/hsr.v2Ii4.23", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 151, "width": 12, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 163, "width": 212, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Megatsari, H., Nandini, N. and Laksono, A.D. (202 3) ‘Health Center Utilization among the Elderly in the East Java Province’, Jurnal PROMKES , 11(1), pp. 26 –35. Available at: https://doi.org/10.20473/jpk.V11.I1.2 023.26-35.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 250, "width": 212, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Misnaniarti et al. (2017) ‘Availability of Health Facilities and Personnel to Support Universal Coverage of National Health Insurance’, Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan , 1(1), pp. 6 – 16. Available at: https://doi.org/10.22435/jpppk.v1i1.4 25.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 364, "width": 212, "height": 100, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nantabah, Z.K. et al. (2023) ‘Public satisfaction with the quality of First Health Facility Services in Indonesia: Does sociodemographic matter?’, Asian Pacific Journal of Tropical Medicine , 16(9), pp. 409 –417. Available at: https://doi.org/10.4103/1995-", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 212, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7645.386257. Okonofua, F. et al. (2018) ‘Predictors of Women’s Utilization of Primary Health Care for Skilled Pregnancy Care in Rural Nigeria’, BMC", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 530, "width": 183, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pregnancy and Childbirth , 18(106), pp. 1 –15. Available at:", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 555, "width": 179, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/https://doi.org/10.1186 /s12884-018-1730-4 RESEARCH.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 581, "width": 212, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Omonona, B.T., Obisesan, A.A. and Aromolaran, O.A. (2015) ‘Health-care Access and Utilization Among Rural Households in Nigeria’, Journal of", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 631, "width": 184, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Development and Agricultural Economics , 7(5), pp. 195 –203.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 657, "width": 183, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at:", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 669, "width": 179, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.5897/jdae2014.062 0.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 695, "width": 212, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panezai, S., Ahmad, M.M. and Saqib, S.E. (2020) ‘A Gender-Based Assessment of Utilization of Primary Health Care Services and Associated Factors in Pakistan’, PONTE International Scientific Researchs Journal , 76(1).", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "309", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 183, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at: https://doi.org/10.21506/j.ponte.2020 .1.7.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 125, "width": 212, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, N.K., Laksono, A.D. and Rohmah, N.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 136, "width": 184, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(202 3) ‘Predictors of national health insurance membership among the poor with different education levels in Indonesia’, BMC Public Health , 23(1),", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 189, "width": 183, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p. Article number 373. Available at: https://doi.org/10.1186/s12889-023- 15292-9.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 212, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, N. et al. (2020) ‘Determinants of teenage pregnancy in Indonesia’,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 252, "width": 184, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology , 14(3), pp. 2080 – 2085. Available at: https://doi.org/https://doi.org/10.3750 6/ijfmt.v14i3.10736.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 212, "height": 151, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rukmini, R. et al. (2022) ‘Non- Communicable Diseases among the Elderly in Indonesia in 2018’, Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology , 16(1), pp. 1026 –1036. Sari, I.D., Hendarwan, H. and Halim, R. (2019) ‘The evaluation of Nusantara Sehat program using Nusantara Sehat Public Health Index’, Health Science Journal of Indonesia , 10(1), pp. 41 –50. Available at: https://doi.org/10.22435/hsji.v10i1.12", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 467, "width": 18, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "65.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 212, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sinuraya, R.K. et al. (2017) ‘Satisfaction level of patients, physicians, and private primary health-care center managers with chronic disease management program in Indonesia’,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 543, "width": 183, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research , 10, pp. 131 –135.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 568, "width": 48, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available", "type": "Table" }, { "left": 267, "top": 568, "width": 15, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "at:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 581, "width": 179, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.22159/ajpcr.2017.v 10s2.20414.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 212, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stokes, J.E. and Moorman, S.M. (2018) ‘Influence of the Social Network on Married and Unmarried Older Adults’ Mental Health’, Gerontologist , 58(6), pp. 1109 –1113. Available at: https://doi.org/10.1093/geront/gnx15 1. Suharmiati, Dwi Laksono, A. and Wahyu Dwi Astuti (2013) ‘Review Kebijakan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 720, "width": 184, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tentang Pelayanan Kesehatan Puskesmas Di Daerah Terpencil Perbatasan (Policy Review on Health Services in Primary Health Center in", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 85, "width": 183, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the Border and Remote Area)’, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan , 16(2), pp. 109 –116. Available at:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 125, "width": 155, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.22435/bpsk.v16i2 Apr.3299.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 136, "width": 212, "height": 113, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharmiati, S. et al. (2023) ‘Traditional health services utilization in rural Indonesia: does socioeconomic status matter?’, Rural and Remote Health , 23(3), p. 7701. Available at: https://doi.org/10.22605/RRH7701. The Indonesian MOH (2018) The 2018 Indonesian Basic Health Survey . Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 250, "width": 212, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wei, Y. et al. (2018) ‘Hospital efficiency and utilization of high-technology medical equipment: A panel data analysis’, Health Policy and Technology , 7(1), pp. 65 –72. Available at: https://doi.org/10.1016/j.hlpt.2018.01 .001.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 338, "width": 212, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wenang, S. et al. (2021) ‘Availability and Accessibility of Primary Care for the Remote, Rural, and Poor Population of Indonesia’, Frontiers in Public Health , 9(September), pp. 1 –11.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 404, "width": 183, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at: https://doi.org/10.3389/fpubh.2021.7 21886.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 442, "width": 212, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winarsa, Noby; Suryoputro, A.W. (2020) ‘Analysis of Local Government Policy Implementation Regarding Health Services at Health Centers in Remote Border and Archipelago Regions, Sambas Regency, West Kalimantan’, Visikes , 19(1), pp. 128 –151.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 530, "width": 212, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiyanti, S., Kusnanto, H. and Hasanbasri,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 543, "width": 184, "height": 60, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "M. (2016) Patterns of Utilization of Health Services for Disadvantaged Regions, Borders, Islands and Remote Areas in Indonesia , Thesis . Universitas Gajah Mada Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 606, "width": 212, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, R.D., Qomarrudin, M.B., et al. (2019) ‘Socioeconomic Disparities in Hospital Utilization among Elderly People in Indonesia’, Indian Journal of Public Health Research and Development , 10(11), pp. 1800 – 1804. Available at: https://doi.org/10.5958/0976- 5506.2019.03885.3.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 720, "width": 211, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, R.D., Ridlo, I.A., et al. (2019) ‘The Influence of Primary Health Care Accreditation on Patient Satisfaction (Pengaruh Pelaksanaan Akreditasi", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 789, "width": 77, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, Laksono,", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 798, "width": 85, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determine the Target...", "type": "Page footer" }, { "left": 291, "top": 798, "width": 16, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "310", "type": "Page footer" }, { "left": 441, "top": 798, "width": 84, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohmah, Latifah, Ashar", "type": "Page footer" }, { "left": 354, "top": 39, "width": 171, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Health Administration", "type": "Page header" }, { "left": 391, "top": 49, "width": 131, "height": 6, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia)", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 58, "width": 96, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v11i2.2023.299-310", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 40, "width": 85, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 87, "width": 184, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Puskesmas terhadap Kepuasan Pasien)’, Media Kesehatan Masyarakat Indonesia , 15(3), pp. 228 –236. Available at: https://doi.org/10.30597/mkmi.v15i3.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 151, "width": 31, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6195.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 212, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, R.D., Laksono, A.D., Sillehu, S.,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 174, "width": 184, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "et al. (2022) ‘Health Insurance Ownership among Moluccans in Indonesia’, Indian Journal of Community Medicine , 47(3), pp. 332 – 335. Available at: https://doi.org/10.4103/ijcm.ijcm_593 _21.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 212, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, R.D., Laksono, A.D., Prasetyo,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 275, "width": 184, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y.B., et al. (2022) ‘Socioeconomic", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 290, "width": 183, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disparities in Hospital Utilization", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 212, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Among Female Workers in Indonesia: A Cross- Sectional Study’, Journal of Primary Care & Community Health , I3(2), pp. 1 –7. Available at: https://doi.org/10.1177/21501319211 072679. Wulandari, R.D. and Laksono, A.D. (2019) ‘Urban-Rural Disparity: The Utilization of Primary Health Care", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 429, "width": 184, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Center Among Elderly in East Java, Indonesia’, Indonesian Journal of", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 452, "width": 183, "height": 50, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Administration , 7(2), pp. 147 – 154. Available at: https://doi.org/10.20473/jaki.v7i2.201 9.147-154.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 212, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wulandari, R.D., Laksono, A.D. and Rohmah, N. (2021) ‘Urban-rural disparities of antenatal care in South East Asia: a case study in the Philippines and Indonesia’, BMC", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 568, "width": 184, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Health , 21(1), p. 1221.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 183, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at: https://doi.org/10.1186/s12889-021- 11318-2.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 123, "width": 212, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yandrizal, Y. et al. (2016) ‘Analysis of Availability of Health Facilities and Achievement of Universal Health Coverage of National Health Insurance in Bengkulu Province’, Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia , 5(3), pp. 143 –150.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 212, "width": 212, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yesica, D. et al. (2021) ‘Ecological Analysis of Maternity Care in Indonesia in 2018’, Indian Journal of Forensic Medicine and Toxicology , 15(2), pp. 2261 –2267. Available at: https://doi.org/10.37506/ijfmt.v15i2.1 4708.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 302, "width": 212, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yufrizal, M.R.N., Renaldi, F. and Umbara, F.R. (2017) ‘Integrated Level 1 Health Facility Service Information System (Puskesmas) Cimahi City (Sistem", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 353, "width": 184, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi Pelayanan Fasilitas Kesehatan Tingkat 1 (Puskesmas) Terintegrasi Kota Cimahi)’, in Proceedings of the National", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 404, "width": 184, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Computer and Informatics Seminar , pp. 163 –168. Available at:", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 429, "width": 177, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ojs.unikom.ac.id/index.php/se naski/article/view/943.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 454, "width": 212, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuliyanti, S. and Ratnawati, R. (2016) ‘Overview of the Implementation of BPJS Health Services at First Level Health Facilities in Semarang City’,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 505, "width": 184, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia : JKKI , 5(1), pp. 9 –13. Available at: https://doi.org/10.22146/jkki.v5i1.360 79.", "type": "Table" } ]
6ced16ed-5570-b846-1c4f-b49b160f6c24
https://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php/JUSIKOM/article/download/91/67
[ { "left": 72, "top": 30, "width": 327, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima) Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 43, "width": 470, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 436, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Monitoring Kegiatan Kuliah Kerja Nyata Menggunakan Fitur Location Based Service", "type": "Section header" }, { "left": 203, "top": 172, "width": 188, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mochammad Kautsar Sophan #1 , Sriyani *2", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 191, "width": 240, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "# Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Jl. Raya Telang PO Box 2, Kamal, Bangkalan, Jawa Timur", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 216, "width": 139, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 484, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract - Community Service Program (KKN) is one of the lecture activities with the aim to give students the opportunity to practice the knowledge that has been obtained in the class. Field Supervisor(DPL) and KKN committees conduct KKN monitoring by assigning gradess to students. The assessment process is still done manually. To perform the final grades processing, DPLs and committees send grades to administration via email. Grade is processed manually. The manual method takes quite a long time, thus slowing down the processing of grades. An integrated KKN monitoring application system created to improve the accuracy of monitoring of students participating in KKN and DPL. By utilizing LBS feature, DPL input student attendance and grades at KKN location. Students do presence report at the location of KKN and input activity reports using a smartphone. The tests shows that 98% of the features can work well on android kitkat versions, but 2% experience failure in getting latitude and longitude of the user location. The app can not work for android jellybean versions and earlier. Using KKN monitoring application, delivery of student reports and grades made by lecturers to students and presence reports can be done online with error rate of location determination is 10,03%..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 396, "width": 481, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords - Monitoring, Community Service Program(KKN), Location based Service (LBS), Mobile Application, Haversine Formula", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 484, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak – KKN adalah salah satu kegiatan perkuliahan dengan tujuan untuk memberikan kesempatan pada mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang sudah didapatkan di perkuliahan. Monitoring KKN dengan memberikan nilai ke mahasiswa di lakukan oleh DPL dan panitia KKN. Selama ini proses penilaian masih dilakukan secara manual. Untuk menuju proses pengolahan nilai akhir, DPL dan panitia masih melakukan pengiriman melalui email. Metode manual membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga memperlambat proses pengolahan nilai. Sistem aplikasi monitoring KKN yang terintegrasi dibuat untuk meningkatkan keakuratan monitoring terhadap mahasiswa peserta KKN dan DPL. Dengan memanfaatkan fitur LBS, DPL melakukan absensi dan menginputkan nilai di lokasi KKN. Mahasiswa juga melakukan absensi di lokasi KKN serta menginputkan laporan menggunakan smartphone. Dari pengujian yang telah dilakukan aplikasi monitoring KKN 98% fitur – fitur yang terdapat di dalamnya dapat berfungsi dengan baik pada android versi kitkat, namun 2% mengalami kegagalan dalam mendapatkan latitude dan longitude dari user. Untuk android versi jellybean dan sebelumnya aplikasi tidak dapat berfungsi. Dengan aplikasi monitoring KKN Pengiriman laporan mahasiswa dan nilai yang dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa serta absensi dapat dilakukan secara online dengan tingkat error penentuan lokasi adalah 10,03%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 573, "width": 398, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci – Monitoring, KKN, Location based Service (LBS), Mobile Application, Haversine Formula", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 591, "width": 74, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 606, "width": 237, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan wahana mahasiswa untuk menerapkan pengetahuannya ditengah – tengah masyarakat, baik itu akademik maupun non akademik. Mahasiswa dapat mengetahui seberapa besar pengetahuan yang didapat sebelumnya, hingga kemudian mampu diterapkan kepada masyarakat terutama dalam hal pola pikir yang awalnya tidak tahu menjadi ingin tahu. Hal ini sering terjadi pada masyarakat pedalaman. Penting bagi mahasiswa untuk membantu masyarakat dalam menghadapi permasalahan – permasalahan yang dihadapi", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 583, "width": 237, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan memberikan masukan – masukan baru sehingga mampu memberikan perubahan – perubahan sosial kearah yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 620, "width": 237, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang ketiga yaitu pengabdian kepada masyarakat, dan juga telah disebutkan dalam Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 20 ayat (2) mengamanahkan “ Perguruan Tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat”. Selanjutnya diatur pada pasal 24 ayat (2) bahwa “ Perguruan Tinggi memiliki", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 237, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "otonomi untuk mengelola sendiri lembaga yang sebagai pusat penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada masyarakat” [ HYPERLINK \"\" \\l \"LPP161\" 1 ]. Menindak lanjuti amanah tersebut LPPM Universitas Trunojoyo Madura menerapakan dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata sebagai wujud pengabdian mahsiswa dan juga dosen kepada masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 237, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbagai kegiatan dilakukan dalam KKN, salah satunya yaitu Monitoring KKN. Kegiatan yang harus dimonitoring meliputi : persiapan, pelaksanaan dan penutupan. Pada setiap kegiatan tersebut dilakukan penilaian oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan tim panitia terhadap mahasiswa yang mengikuti KKN. Permasalahan yang ada selama ini proses penilaian masih belum tersistem dan dilakukan secara manual tertulis, yang kemudian diserahkan kepada pihak panitia melalui email. Cara tersebut sangatlah tidak efisien karena membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga memperlambat proses pengolahan nilai. Selain itu selama proses pelaksanaan kegiatan KKN, seringkali terjadi kecurangan yang dilakukan mahasiswa. Salah satu contohnya mahasiswa sering kali meninggalkan lokasi KKN sebelum kegiatan selesai tanpa memberikan pemberitahuan kepada ketua kelompok terlebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 372, "width": 238, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, dibuat sebuah sistem aplikasi monitoring KKN yang terintegrasi untuk meningkatkan keakuratan monitoring terhadap mahasiswa peserta KKN dan DPL menggunakan LBS sistem. Dengan aplikasi tersebut DPL dapat melakukan absensi dan memasukkan nilai di lokasi dengan menggunakan smartphone, dan mahasiswa juga dapat melakukan absensi di lokasi tersebut menggunakan smartphone. Selain itu mahasiswa dapat mengirimkan laporan yang sudah dikerjakan, sehingga Admin dapat melihat hasil laporan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 237, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses penilaian hanya dapat dilakukan ketika DPL berada di lokasi KKN. namun sebelum itu DPL harus melakukan pendeteksian lokasi sesuai lokasi yang dikunjungi, kemudian melakukan absensi, setelah itu DPL dapat memberikan penilaian terhadap mahasiswa yang mengikuti KKN. Data yang diinput kemudian dikirim ke server sehingga dapat diperoleh sebuah nilai akhir (grade). Penilaian tersebut memiliki beberapa kriteria yang sudah ditetapkan diantaranya2] } :", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 590, "width": 113, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Penilaian kelompok :", "type": "Table" }, { "left": 67, "top": 602, "width": 118, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Partisipasi masyarakat", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 613, "width": 132, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Usulan Rencana Kegiatan", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 625, "width": 144, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Daftar hadir peserta program", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 636, "width": 152, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Realisasi pelaksanaan program", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 648, "width": 68, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e) Web blog", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 659, "width": 107, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penilaian Individu :", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 671, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Kerjasama dalam tim", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 682, "width": 143, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Sikap perilaku dan keaktifan", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 694, "width": 67, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c) Log book", "type": "List item" }, { "left": 67, "top": 705, "width": 70, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d) Kehadiran", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 84, "width": 237, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi monitoring KKN tersebut berisi daftar kelompok, form penilaian, form absensi yang disertai pengecekan lokasi yang akan digunakan untuk memberi informasi lokasi dimana DPL melakukan monitoring. Sehingga keakuratan data nilai yang diperoleh lebih real. Dengan adanya aplikasi monitoring KKN menggunakan LBS dapat memudahkan proses memasukkan nilai, pengolahan nilai dan keakuratan nilai yang dilakukan oleh DPL pada saat melakukan kegiatan monitoring KKN.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 197, "width": 138, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. LANDASAN TEORI DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 211, "width": 237, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ari Setya Putra dan Ochi Marshella Febriani (2013) telah membuat sebuah sistem informasi monitoring inventori barang pada Balai Riset Standardisasi Industri Bandar Lampung. Banyak permasalahan yang terjadi pada Industri Bandar Lampung tersebut, salah satunya pencarian berkas – berkas yang telah disimpan dan pengetikan ulang laporan yang ada memerlukan waktu yang lama dalam penyampaian informasi. Maka dari itu, sistem tersebut dibuat guna mengontrol peminjaman dan pengembalian barang melalui monitoring inventori, sehingga apabila sewaktu – waktu diperlukan informasi tentang monitoring inventori barang maka dapat menyajikan secara cepat dan tepat [ HYPERLINK \"\" \\l \"Och13\" 3 ].", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 372, "width": 240, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ragil Tri Dianti Putri, Suyoto dan Kusworo Anindito (2013) telah membuat sistem Perancangan Aplikasi Location Based Service Rumah Sakit Yogyakarta pada Android. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa Masyarakat Yogyakarta maupun luar Yogyakarta banyak yang tidak mengetahui keberadaan rumah sakit yang ada disekitar sehingga dibuat aplikasi tersebut guna memberikan informasi rumah sakit sesuai keberadaan pengguna 4] } . Danang Adi Sumanto dan Tedy Setiadi (2014) menerapkan Sistem Informasi Geografis yang berbasis google mapsAPI. Pada penilitian ini dihasilkan sebuah sistem yang dapat menampilkan informasi lokasi dari KKN Posdaya UAD beserta data yang ada secara periodik. Dengan SIG ini, LPM dapat melihat dan memonitoring perkembangan Posdaya secara keseluruhan, serta dapat membantu mahasiswa KKN apabila kegiatan mulai tidak berjalan [ HYPERLINK \"\" \\l \"Dan14\" 5 ].", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 579, "width": 237, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad Fauzi dalam penelitiannya telah membuat sistem Penerapan Location Based Service pada Layanan Informasi Budaya Indonesia di Perangkat Mobile. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa masyarakat sudah banyak meninggalkan budaya Indonesia yang ada akibat pengaruh budaya luar. Untuk mengembalikan pengetahuan akan budaya setempat agar tidak hilang dari pandangan masyarakat dibuatlah sebuah sistem Penerapan Location Based Service yang sudah terintegrasi sehingga dapat memberikan layanan sesuai dengan lokasi pengguna tersebut6] } .", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 706, "width": 237, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ginanjar Wiro sasmito, Fuad hadiansah (2015) telah membuat sistem Implementasi Location Based Service", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 237, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rute Objek Wisata Tegal, dalam penelitiannya dijelaskan bahwa Kurangnya informasi terhadap lokasi wisata ynag ada sehingga memicu penulis untuk membuat aplikasi tersebut guna mempermudah wisatawan menuju tempat wisata yang berada di daerah kota Tegal [ HYPERLINK \"\" \\l \"Gin15\" 7 ].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 237, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKN Tematik adalah suatu bentuk pendidikan dengan cara memberikan penglaman belajar kepada mahasiswa di tengah masyarakat di luar kampus, dan secara langsung dapat membantu masyarakat di dalam pembangunan dan membantu menangani masalah – masalah yang dihadapi2] } .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 238, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KKN Tematik merupakan salah satu kegiatan intrakurikuler bagi mahasiswa program sarjana yang biasa dilaksanakan selama jangka waktu tertentu. KKN Tematik merupakan salah satu bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa penerapan IPTEKS, dan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan berbagai disiplin ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 326, "width": 227, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan KKN Tematik yaitu : 1. Memberikan pengalaman belajar kepada mahsiswa tentang kegiatan pembangunan khususnya pembangunan di pedesaan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 372, "width": 219, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memperluas wawasan, nalar dan pola pikir mahasiswa serta kepribadian mahasiswa", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 395, "width": 219, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Menumbuhkan motivasi dan kemandirian masyarakatdi dalam pembangunan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 418, "width": 219, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Mensinergiskan program perguruan tinggi", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 429, "width": 200, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan program pembangunan daerah/masysrakat.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 237, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LBS adalah layanan informasi yang dapat diakses menggunakan peranti mobile melalui jaringan Internet dan seluler serta memanfaatkan kemampuan penunjuk lokasi pada peranti mobile. LBS melakukan komunikasi dan interaksi dua arah [ HYPERLINK \"\" \\l \"Axe05\" 8 ].", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 533, "width": 238, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LBS merupakan gambaran dari suatu layanan yang berada pada pertemuan tiga teknologi : Geographic Information System, Internet Service, dan Mobile Device. Secara garis besar jenis Layanan Berbasis Lokasi juga dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Pull Service yaitu layanan diberikan berdasarkan permintaan dari pelanggan akan kebutuhan suatu informasi. Push Service yaitu layanan ini diberikan langsung oleh service provider tanpa menunggu permintaan dari pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 238, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ada 2 tipe layanan yang bisa digunakan dalam Location-Based Services untuk memperoleh posisi pengguna, yaitu dengan menggunakan posisi sel jaringan atau dengan GPS maupun aGPS. Dari kedua cara ini akan didapatkan posisi pengguna dalam bentuk koordinat latitude dan longitude. Latitude adalah representasi dari arah Utara-Selatan, sedangkan longitude adalah representasi dari arah Timur Barat. Selain dari sisi posisi", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 84, "width": 237, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengguna, Location-Based Services juga bisa dilihat dari sisi layanan yang diberikan. Dari sisi layanan yang diberikan, Location-Based Services bisa dibagi menjadi 2 yaitu: reactive Location-Based Services dan proactive Location-Based Services.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 142, "width": 237, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reactive Location-Based Services adalah layanan yang hanya aktif jika ada aksi yang dilakukan pengguna. Layanan yang hanya akan memberi jika ada permintaan dari pengguna. Sedangkan proactive Location-Based Services merupakan layanan yang akan selalu memberi informasi kepada pengguna walaupun pengguna tidak melakukan permintaan terhadap layanan.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 222, "width": 236, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Layanan Berbasis Lokasi terdiri 5 komponen utama yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 245, "width": 201, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Mobile Devices: Suatu alat yang digunakan oleh pengguna untuk meminta informasi yang dibutuhkan.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 280, "width": 145, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Communication Network:", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 280, "width": 185, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jaringan komunikasi yang mengirim data pengguna dan informasi yang diminta dari mobile terminal ke Service Provider kemudian mengirimkan kembali informasi yang diminta ke pengguna. Communication network dapat berupa jaringan seluler (GSM, CDMA), Wireless Local Area Network (WLAN), atau Wirelwss Wide Area Network (WWAN)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 395, "width": 201, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Positioning Component : Untuk memproses sesuatu dalam mengendalikan layanan maka posisi pengguna harus diketahui peta.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 429, "width": 201, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Service and Application Provider : Penyadia layanan menawarkan berbagai macam layanan kepada pengguna dan bertanggung jawab untuk memproses informasi yang diminta pengguna.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 487, "width": 201, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Data and Content Provider : Penyedia layanan tidak selalu menyimpan semua data yang dibutuhkan yang bisa diakses oleh pengguna. Untuk itu, data dapat diminta dari content provider. Komponen dasar LBS digambarkan seperti pada gambar 1.", "type": "List item" }, { "left": 314, "top": 718, "width": 119, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Komponen Dasar LBS 9] }", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 98, "width": 237, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 terdapat Mobile Devices: Suatu alat yang digunakan oleh pengguna untuk meminta informasi yang dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 237, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication Network: Jaringan komunikasi yang mengirim data pengguna dan informasi yang diminta dari mobile terminal ke Service Provider kemudian mengirimkan kembali informasi yang diminta ke pengguna. Communication network dapat berupa jaringan seluler (GSM, CDMA), Wireless Local Area Network (WLAN), atau Wirelwss Wide Area Network (WWAN) Positioning Component : Untuk memproses sesuatu dalam mengendalikan layanan maka posisi pengguna harus diketahui peta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 237, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Service and Application Provider : Penyadia layanan menawarkan berbagai macam layanan kepada pengguna dan bertanggung jawab untuk memproses informasi yang diminta pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 237, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data and Content Provider : Penyedia layanan tidak selalu menyimpan semua data yang dibutuhkan yang bisa diakses oleh pengguna. Untuk itu, data dapat diminta dari content provider.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 363, "width": 238, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teorema Haversine Formula adalah sebuah persamaan yang penting dalam bidang navigasi, untuk mencari jarak busur antara dua titik pada bola dari longitude dan latitude [ HYPERLINK \"\" \\l \"Hec94\" 10 ]. Ini merupakan bentuk persamaan khusus dari trigonometri bola, law of haversines, mencari hubungan sisi dan sudut pada segitiga dalam bidang bola.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 585, "width": 92, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Trigonometri bola", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 236, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 menunjukkan jarak antara 2 titik dalam sebuah bola, dengan rumus yang digunakan yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 687, "width": 237, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana : a,b,c ialah jarak yang bersatuan radian/sudut karena berada dalam bidang bola. Gambar 3 menunjukkan persamaan busur :", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 183, "width": 78, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Rumus Busur", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 204, "width": 236, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian dari rumus busur di atas diimplementasikan ke persamaan Haversine berikut :", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 285, "width": 237, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Formula di atas dapat diimplemetasikan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 355, "width": 237, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumus haversine digunakan untuk menghitung jarak lokasi KKN dengan jarak pengguna pada saat itu, kemudian sistem memberikan pengkondisian jika jarak lebih dari 1km dari lokasi yang sudah ditentukan, maka sistem tidak akan mengaktifkan fitur yang diminta pengguna, sebaliknya jika jarak kurang dari atau sama dengan 1km maka sistem akan menerima permintaan pengguna untuk melakukan absen.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 481, "width": 236, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standart Operating Procedure KKN Universitas Trunojoyo Madura (SOP)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 431, "width": 87, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 SOP KKN UTM", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 463, "width": 237, "height": 251, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 menjelaskan SOP dari aktivitas atau aturan yang harus dilakukan oleh setiap aktor atau user yang terlibat pada kegiatan KKN. Panitia : Pertama mahasiswa dan DPL mendaftar ke panitia kemudian panitia memverifikasi, setelah itu panitia menentukan kelompok, lokasi yang kemudian dilakukan survei ke masing – masing lokasi yang sudah ditentukan disertai persetujuan camat atau kepala desa pada masing – masing lokasi. Setelah disetujui desa di tetapkan dan diadakan pembekalan terhadap mahasiswa dan DPL, kemudian panitia meminta ijin ke bakesbangpol, dilanjutkan review program yang telah disusun oleh mahasiswa berdasarkan kelompoknya masing – masing. Selama pelaksanaan KKN panitia melakukan monitoring dan evaluasi terhadap mahasiswa peserta KKN, selain panitia DPL dan camat atau kepala desa juga melakukan monitoring dan evaluasi terhadap mahasiswa peserta KKN guna memberikan penilaian terhadap mahasiswa. Panitia melakukan penarikan mahasiswa dari lokasi KKN, sedangkan mahasiswa memberikan laporan pelaksanaan kepada panitia dilanjutkan dengan kegiatan pameran hasil KKN yang dinilai oleh panitia.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 105, "width": 140, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. PEKERJAAN DAN D ISKUSI HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 119, "width": 237, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, aplikasi di kembangkan dengan pendekatan SDLC, yaitu dimulai dengan Analisa kebutuhan, Perancangan, Pengembangan Aplikasi, dan Ujicoba.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 173, "width": 237, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Analisis Kebutuhan Analisa kebutuhan dilakukan dengan metode wawancara kepada LPPM. dan dihasilkan kebutuhan sebagai berikut: a. Analisa Input", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 231, "width": 237, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data – data yang akan dimasukkan oleh user, berupa data absensi yang sebelum itu juga use rmemsukkan data foto. Selain itu user juga memasukkan data nilai dan juga laporan. Data nilai memiliki beberapa kriteria yaitu penilaian kelompok : Partisipasi masyarakat, Usulan Rencana Kegiatan, daftar hadir peserta program, realisasi pelaksanaan program, dan web blog. Penilaian Individu : Kerjasama dalam tim, sikap perilaku dan keaktifan, logbook dan kehadiran2] } .", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 348, "width": 88, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Analisa Proses", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 360, "width": 237, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses yang ada pada sistem ini dimulai dari proses login yang dilakukan oleh setiap user, kemudian dilanjutkan dengan proses pendeteksian lokasi dengan menggunakan LBS. Setelah itu ada proses penyimpanan data – data yang dimasukkan olehuser seperti foto, nilai dan laporan. Terakhir proses pengolahan nilai hingga menjadi nilai akhir.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 452, "width": 89, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Analisa Output", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 463, "width": 237, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem ini akan memperoleh output berupa report data absen, report data nilai individu dan kelompok serta report data laporan mahasiswa selama mengikuti KKN.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 506, "width": 69, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Analisa User", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 520, "width": 237, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem yang akan dibuat memiliki 3 user yaitu Admin, DPL dan mahasiswa. DPL dan mahasiswa sebagai client yang akan menggunakan aplikasi monitoring KKN pada smartphone dari masing – masing pengguna. Admin sebagai pengelola server yang akan memanajemen data – data KKN. Dalam aplikasi ini terdapat 3 user yang mana Admin sebagai pengelola server dari sistem ini, DPL sebagai pengguna ketika akan melakukan monitoring mahasiswa pada saat pelaksanaan KKN. Salah satu kegiatan DPL pada saat monitoring yaitu absen, dan menilai mahasiswa peserta KKN. Sedangkan mahasiswa menggunakan aplikasi ini ketika melakukan absen dan menginputkan laporan kegiatan KKN yang sudah dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 700, "width": 113, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Perancangan Arsitektur", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 237, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan arsitektur merupakan gambaran keseluruhan mengenai inputan yang akan diproses oleh sistem dan output yang akan dikeluarkan oleh sistem.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 104, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 Rancangan arsitektur", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 300, "width": 238, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 menjelaskan kinerja sistem monitoring KKN. DPL setelah login dapat melakukan absensi, input foto dan input nilai. Ada beberapa proses didalamnya yaitu pada saat melakukan absen ada proses pengecekan lokasi berdasarkan keberadaan pengguna, setelah itu foto dan nilai disimpan ke server. Nilai di proses dan kemudian didapat sebuah nilai akhir.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 87, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Flowchart Admin", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 237, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flowchart admin ini menggambarkan algoritma secara umum semua proses yang ada dalam aplikasi monitoring KKN.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 237, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 menunjukan admin sebagai aktor yang memiliki hak akses penuh terhadap sistem. Admin dapat melakukan perubahan data KKN dan bisa memilih menu rekap.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 90, "width": 180, "height": 304, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mulai login Manajemen KKN Menu rekap : 1. rekap aktivitas DPL 2. rekap aktivitas peserta Pilih rekap aktivitas DPL Pilih rekap aktivitas peserta Rekap aktivitas DPL Rekap aktivitas peserta KKN selesai y t y Gambar 6 Flowchart Admin", "type": "Picture" }, { "left": 304, "top": 428, "width": 182, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Flowchart Dosen Pembimbing Lapangan", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 456, "width": 237, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flowchart DPL akan menggambarkan alur dari sebuah sistem yang akan digunakan oleh DPL.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 506, "width": 237, "height": 90, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 menjelaskan bahwa DPL setelah melakukan login, kemudian bisa memilih menu absen, penilaian atau logout . Jika DPL pilih menu absen maka aplikasi akan melakukan pengecekan lokasi. Jika lokasi DPL sesuai dengan lokasi KKN maka DPL dapat melakukan store foto dan melakukan absen. Menu penilaian digunakan untuk memasukkan nilai terhadap mahasiswa peserta KKN.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 629, "width": 106, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Flowchart Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 652, "width": 237, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flowchart mahasiswa menggambarkan alur dari sebuah sistem yang akan digunakan oleh mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 689, "width": 237, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 menjelaskan bahwa mahasiswa setelah melakukan login , kemudian bisa memilih menu absen, input laporan dan logout . Jika pilih menu absen maka", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 237, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa akan melakukan pengecekan lokasi. Jika lokasi sesuai dengan lokasi KKN yang ditetapkan maka mahasiswa dapat melakukan store foto kemudian melakukan absen. Pada menu input laporan, peserta dapat memasukkan laporan kegiatan yang sudah dilaksanakan selama 1 hari.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 184, "width": 126, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. User Case Diagram Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 237, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9 merupakan Use Case sistem monitoring KKN, dimana dijelaskan bahwa terdapat tiga aktor yaitu, Admin, DPL dan Mahasiswa. Admin melakukan menajamen data – data pada sistem seperti, data DPL, mhs, lokasi, absen dan nilai. Manajemen dimaksudkan menambah, mengubah dan menghapus data pada sistem, kecuali data absen dan nilai admin hanya bisa mengubah dan menghapus saja dikarekan yang menambah dilakukan oleh Client seperti DPL dan mhs. DPL melakukan aktifitas input absen, input foto dan input nilai, sedangkan Mahasiswa melakukan aktifitas input absen, foto dan laporan.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 348, "width": 224, "height": 304, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mulai login Pilih menu : 1. absen 2. penilaian 3. logout Pilih absen Melakukan absen selesai Pilih penilaian Input nilai Pilih logout y t t y y Cek lokasi == sesuai Store gambar Resize gambar y t Gambar 7 Flowchart DPL", "type": "Picture" }, { "left": 304, "top": 88, "width": 222, "height": 614, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mulai login Pilih menu : 1. absen 2. input laporan 3. logout Pilih absen Melakukan absen selesai Pilih input laporan Pilih logout Input laporan y y y t t Cek lokasi == sesuai Store gambar Resize gambar y t Gambar 8 Flowchart Mahasiswa Admin Manajemen data dosen Manajemen data mhs Manajemen data absensi Manajemen data lokasi Manajemen data nilai DPL MHS Input absen Input Foto Input nilai Input laporan Login <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> <<include>> Gambar 9 Use Case Sistem H. Physical Data Model (PDM)", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 238, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDM merupakan sebuah model yang menampilkan sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antar tabelnya. Setiap tabel memiliki sejumlah kolom dimana setiap kolom memiliki nama yang unik atau disebut dengan primary key . Gambar 10 menjelaskan relasi dari tabel satu ke tabel yang lain sehingga akan diketahui relasi antar tabel dan akan diketahui Primary Key dan Foreign Key dari masing – masing tabel yang digunakan pada Aplikasi Monitoring KKN.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 588, "width": 130, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10 Physical Data Model (PDM)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 53, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. Uji Coba", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 658, "width": 237, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ujicoba dilakukan untuk menguji seberapa akurat LBS bisa menetukan lokasi dari pengguna aplikasi. Tabel 1 menyajikan hasil ujicoba perhitungan jarak dengan menggunakan LBS dan Haversine, kemudian dibandingkan dengan jarak real titik LBS dengan titik pusat lokasi desa KKN.", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 149, "width": 31, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TAB E L I", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 159, "width": 226, "height": 164, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "U JICOBA J ARAK No. Jarak pengukuran manual Pengukuran Rumus Haversine Error 1. 200m 194,029139m 6m 2. 300m 299,545384m 0,5m 3. 500m 493,660467m 6,3m 4. 700m 705,647174m -6m 5. 1000m 1002,085605m -2m 6. 1200m 1195,214925m 5m 7. 1300m 1296,621775m 4m 8. 1500m 1497,260372m 3m 9. 1700m 1699,017746m 0,9m 10. 2000m 1996,475614m 4m Rata- rata error 10,03%", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 368, "width": 135, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "J. Ujicoba Aplikasi pada Server", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 382, "width": 237, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi server ini berbasis web dan hanya dapat diakses oleh admin. Tampilan awal saat pertama mengakses web server ini adalah halaman login seperti yang ditunjukkan pada gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 630, "width": 112, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11 Halaman Login Admin", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 665, "width": 237, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11 menjelaskan admin harus mengisi form username dan password dengan benar. Setelah berhasil login , maka akan masuk ke halaman utama aplikasi pada server seperti yang ditunjukkan pada gambar 12.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 279, "width": 34, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mhs nim id_klp id_jurusan nama alamat no_hp gander username password kekompakan sikap_ind kehadiran_ind logbook kehadiran_pembekalan keaktifan_pembekalan sikap_pembekalan sistematika_proker observasi_lapangan substansi_program kelengkapan_lampiran sikap_fgd sistematika_laporan waktu_pengumpulan pameran blog_desa video_profil buku_desa", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 439, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "grade ...", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 242, "width": 106, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "varchar(13) varchar(15) varchar(15) varchar(30) varchar(100) varchar(16) varchar(3) varchar(25) varchar(25) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) <pk> <fk1> <fk2> kelompok id_klp id_pelak id_desa nip nama_klp pelaksanaan", "type": "Table" }, { "left": 160, "top": 250, "width": 55, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "partisipasi_masy usulan_rencana_keg daftar_hadir_peserta realisasi_pelaksanaan_prog buku_tamu blog_desa ... varchar(15) varchar(10) varchar(15) varchar(20) varchar(25) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5) varchar(5)", "type": "Table" }, { "left": 154, "top": 250, "width": 127, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "<pk> <fk3> <fk2> <fk1> desa id_desa id_kec id_klp nama_desa lattitude longitude ... varchar(15) varchar(15) varchar(15) varchar(50) decimal decimal <pk> <fk1> <fk2> kabupaten id_kab nama_kab varchar(15) varchar(25) <pk> kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 236, "top": 322, "width": 14, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "id_kec id_kab nama_kec ...", "type": "Table" }, { "left": 253, "top": 322, "width": 23, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "varchar(15) varchar(15) varchar(50) <pk>", "type": "Picture" }, { "left": 270, "top": 328, "width": 5, "height": 4, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "<fk>", "type": "Table" }, { "left": 63, "top": 467, "width": 25, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dosen nip nama alamat no_hp username password", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 508, "width": 3, "height": 4, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "...", "type": "Picture" }, { "left": 79, "top": 363, "width": 182, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "varchar(20) varchar(50) varchar(100) varchar(16) varchar(25) varchar(25) <pk> laporan id_laporan nim tgl judul deskripsi ... varchar(15) varchar(13) date varchar(25) varchar(200) <pk> <fk> absen_mhs id_absen_mhs id_desa nim tgl_absen foto_mhs ... varchar(25) varchar(15) varchar(13) date varchar(50) <pk> <fk2> <fk1> absen_dosen id_absen nip id_desa tgl_absen foto_dosen Attribute_104", "type": "Picture" }, { "left": 140, "top": 494, "width": 3, "height": 4, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "...", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 188, "width": 143, "height": 366, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "varchar(25) varchar(20) varchar(15) date varchar(50) <Undefined> <pk> <fk1> <fk2> admin username password varchar(25) varchar(25) jurusan id_jurusan id_fak nama_jurusan ... varchar(15) varchar(15) varchar(50) <pk> <fk> fakultas id_fak nama_fakultas varchar(15) varchar(50) <pk> pelaksanaan id_pelak nama_pelaksanaan tahun semester ke ...", "type": "Picture" }, { "left": 200, "top": 196, "width": 23, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "varchar(10) varchar(25) varchar(20) varchar(20) varchar(15) <pk>", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 795, "width": 8, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 237, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12 menampilkan informasi singkat seputar aplikasi ini. Di bagian samping kiri halaman, terdapat pilihan menu – menu data untuk terhubung pada masing- masing halaman.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 130, "width": 237, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengelola data, admin harus mengklik salah satu menu yang terdapat pada bagian kiri halaman. Salah satu data yang terdapat pada aplikasi ini adalah data dosen seperti yang ditunjukkan pada gambar 13.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 114, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12 Halaman Utama Admin", "type": "Caption" }, { "left": 67, "top": 689, "width": 106, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13 Halaman Data Dosen", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 84, "width": 237, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13 ini menjelaskan bahwa admin dapat melakukan pengolahan data (tambah, edit , hapus).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 138, "width": 227, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K. Ujicoba Aplikasi pada Client (DPL dan Mahasiswa)", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 149, "width": 237, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apliksasi client ini berbasis android yang digunakan dosen pembimbing lapangan dan mahasiswa untuk melakukan absen dan penilaian terhadap mahasiswa. Tampilan awal dari aplikasi ini adalah tampilan halaman pilihan hak akses seperti yang ditunjukkan pada gambar 14.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 218, "width": 237, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14 merupakan tampilan awal untuk pengguna memilih apakah pengguna yang akan melakukan login mahasiswa atau dosen. Jika mahasiswa maka pilih tombol mahasiswa apabila dosen maka pengguna harus memilih tombol dosen.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 537, "width": 124, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14 Halaman pilihan hak akses", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 561, "width": 237, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya akan masuk ke halaman login. Pada halaman login, terdapat dua kolom inputan yaitu username dan password seperti yang ditunjukkan pada gambar 15. Pengguna harus mengisi kolom tersebut sesuai dengan username dan password yang telah didaftarkan sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 630, "width": 237, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila password dan username benar, maka akan masuk ke menu utama. Sebaliknya jika salah, maka akan muncul peringatan username dan password salah dan akan tetap menampilkan halaman login.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 676, "width": 237, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah berhasil mendaftar dan login , pengguna akan masuk ke halaman utama aplikasi seperti yang ditunjukkan pada gambar 16.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 795, "width": 12, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 237, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16 merupakan tampilan ketika pengguna berhasil melakukan login, disamping kanan atas halaman terdapat tab navigasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 119, "width": 237, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tab navigasi yang berisi pilihan menu yaitu profile , absen, nilai, dan logout seperti yang ditunjukkan pada gambar 17.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 350, "width": 110, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15 Halaman Login Dosen", "type": "Caption" }, { "left": 67, "top": 551, "width": 117, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16 Halaman Utama (Home)", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 270, "width": 109, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17 Navigasi Menu Dosen", "type": "Caption" }, { "left": 304, "top": 294, "width": 238, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tab navigasi, menu pertama yaitu profile . Menu profile berfungsi untuk menampilkan informasi profil pengguna yang sedang login seperti yang ditunjukkan pada gambar 18.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 521, "width": 109, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 18 Halaman Profil Dosen", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 545, "width": 2, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 556, "width": 237, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menu kedua pada tab navigasi adalah absen. Pada halaman absen, terdapat daftar nama desa sesuai dengan lokasi KKN masing – masing.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 795, "width": 12, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 276, "width": 107, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19 Halaman Daftar Desa", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 311, "width": 237, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19 menunjukkan tampilan dari daftar nama desa ketika dosen menekan menu absen, dalam halaman tersebut disertai juga nama pengguna dan latitude longitude dari lokasi pengguna berada, serta ada tombol Absen Ketika tombol di klik akan muncul pesan Anda Berada Diluar Lokasi KKN, apabila pengguna melakukan absen diluar lokasi KKN dengan jarak yang sudah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 403, "width": 238, "height": 43, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika pengguna absen berada didalam lingkungan lokasi KKN, maka sistem akan menampilkan halaman upload foto dan kemudian absen seperti yang ditunjukkan pada gambar 20.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 638, "width": 89, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 20 Halaman Absen", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 237, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini terdapat tombol Open Camera yang digunakan pengguna untuk mengirim gambar sebagai bukti pengguna absen dilakukan sendiri, setelah foto selesai maka tombol absen akan aktif . Ketika ditekan tombol absen tersebut foto akan terkirim ke server.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 84, "width": 237, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menu ketiga pada tab navigasi dosen adalah nilai. Pada halaman data nilai, ketika pilih menu nilai, maka akan tampil daftar nama kelompok yang menjadi kelompok dari dosen tersebut, seperti yang ditunjukkan pada gambar 21.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 328, "width": 85, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 21 Halaman Nilai", "type": "Caption" }, { "left": 304, "top": 352, "width": 237, "height": 101, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila salah satu nama kelompok pada daftar tersebut diklik maka akan tampil tombol pilihan tambah nilai dan lihat mahasiswa. Setelah dosen memilih nama kelompok, sistem memberikan pilihan tambah nilai dan lihat mahasiswa, ketika dosen pilih tambah nilai maka akan masuk ke halaman kriteria penilaian kelompok, sedangkan apabila dosen pilih tombol lihat mahasiswa maka akan masuk ke daftar nama – nama mahasiswa dari kelompok yang dipilh. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 22.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 621, "width": 147, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 22 Halaman Kriteria Nilai Kelompok", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 644, "width": 237, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menu ketiga pada tab navigasi mahasiswa adalah laporan. Pada halaman laporan, mahasiswa dapat mengirim hasil kegiatannya selama sehari tersebut berdasarkan kegiatan yang sudah dijadwalkan sebelumnya", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 709, "width": 110, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L. Hasil Pengujian Sistem", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 795, "width": 12, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 97, "width": 237, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skenario ujicoba dilakukan untuk menguji tingkat efektitivitas aplikasi. Penilaian ujicoba ini memanfaatkan metode kuisioner dengan menggunakan perhitungan skala likert dan disebarkan kepada pengguna aplikasi Monitoring KKN.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 237, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 menunjukkan hasil yang didapat dari pengisian kuisioner. Keterangan responden :", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 177, "width": 211, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 20 Responden : 12 Perempuan dan 8 Laki-laki", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 189, "width": 91, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Semester : Enam", "type": "List item" }, { "left": 159, "top": 220, "width": 32, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TAB E L 2", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 229, "width": 231, "height": 381, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H ASIL P ENGUJIAN No Pertanyaan Total Nilai Persentase Nilai 1 Apakah menurut anda aplikasi ini efektif dalam memonitoring KKN ? 76 76 % 2 Apakah aplikasi monitoring KKN memudahkan anda dalam melakukan login? 73 73 % 3 Apakah aplikasi ini akurat dalam mendeteksi jarak pada lokasi KKN? 74 74 % 4 Apakah aplikasi monitoring KKN memudahkan mahasiswa dalam mengirim logbook? 67 67 % 5 Apakah aplikasi monitoring KKN memudahkan mahasiswa dalam melakukan absen? 75 72 % 6 Apakah aplikasi monitoring KKN memiliki tampilan desain interface yang menarik dan mudah dipahami? 72 72 % 7 Apakah menurut anda fitur aplikasi monitoring KKN bermanfaat? 71 71 % 8 Apakah penggunaan aplikasi monitoring KKN secara bersamaan tidak mempengaruhi kecepatan kinerja aplikasi? 67 67 % 9 Apakah aplikasi monitoring KKN sudah akurat dalam mendeteksi lokasi pengguna? 71 71 % Hasil Rata-rata Nilai 71,78 %", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 237, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan interpretasi kelayakan aplikasi yang telah dibuat dengan menggunakan tabel konversi kelayakan.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 84, "width": 184, "height": 105, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TAB E L 3 K ONVERSI K ELAYAKAN A PLIKASI No Persentasi Interpretasi 1 0% - 20% Sangat Tidak Efektif 2 21% - 40% Tidak Efektif 3 41% - 60% Cukup Efektif 4 61% - 80% Efektif 5 81% - 100% Sangat Efektif", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 208, "width": 237, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 3 dapat dilihat bahwa keefektifan aplikasi (dengan menerapkan metode Location Based Service ) dalam memberikan penilaian dan melakukan absensi di tempat KKN mencapai nilai 71,78%.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 304, "width": 68, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. K ESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 332, "width": 237, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerapan Location Based Service efektif dalam memonitor mahasiswa peserta KKN pada saat melakukan absen, dengan tingkat error penentuan lokasi sebesar 10,03%. Hasil kuisioner yang ditujukan kepada mahasiswa peserta KKN yang sudah menerapkan langsung aplikasi monitoring KKN di lapangan diperoleh nilai rata-rata 71,78%. Angka tersebut menunjukkan bahwa aplikasi Monitoring KKN telah efektif diterapkan di lapangan. Aplikasi yang dilakukan di lapangan terdapat kendala yaitu kekuatan sinyal pada jaringan 3G pada beberapa lokasi KKN.", "type": "Text" }, { "left": 399, "top": 491, "width": 47, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R EFERENS I", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 516, "width": 213, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Universitas trunojoyo Madura. LPPM, Nilai KKN Gasal 2016- 2017. Universitas Trunojoyo Madura .: LPPM, Universitas trunojoyo Madura., 2016.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 547, "width": 222, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Universitas Trunojoyo Madura LPPM, Panduan KKN Tematik Semester Gasal Tahun Akademik 2016-2017 . Bangkalan: LPPM, Universitas Trunojoyo Madura, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 577, "width": 229, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Arie Setya Putra Ochi Marshella Febriani, \"Sistem Informasi Monitoring Inventori Barang Pada Balai Riset Standarisasi Industri Bandar Lampung,\" vol. 13, no. 1, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 608, "width": 209, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Suyoto Suyoto, Kusworo Anindito Ragil Tri Dianti Putri, \"Perancangan Aplikasi Location Based Service Rumah Sakit Yogyakarta Pada Android,\" , vol. 1, Yogyakarta, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 638, "width": 222, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Tedy Setiady Danang Adi Sumarto, \"Sistem Informasi Geografis Monitoring KKN Posdaya Universitas Ahmad Dahlan Berbasis Google Maps API,\" vol. 2, no. 2, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 669, "width": 223, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Ahmad Fauzi, \"Penerapan Location Based Service pada Layanan Informasi Budaya Indonesia di Perangkat Mobile,\" vol. 8, no. 3, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 700, "width": 224, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] Fuad Hadiansah Ginanjar Wiro Sasmito, \"Implementasi Location Based Service Rute Objek Wisata Tegal,\" vol. 7, no. 2, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 327, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUSIKOM PRIMA (Junal Sistem Informasi Ilmu Komputer Prima)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 139, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1 No. 2, Februari 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 479, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2580-2879 http://jurnal.unprimdn.ac.id/index.php?journal=JUSIKOM", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 795, "width": 12, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 85, "width": 226, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Axel Kuper, Location Based Serveices - Fundamental and d: John Wiley & Sons, 2005.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 107, "width": 224, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Arief Jananto Jefri Alfa Razaq, \"istem Informasi Publik Layanan Kesehatan menggunakan Metode Location Based Service di Kota Semarang,\" vol. 19, no. 1, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 137, "width": 221, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Paul S. Heckbert, Graphics Gems . San Diego: Academic Press, 1994.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 225, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] LPPM, Rencana Strategis Pengabdian kepada masyarakat. Universitas Trunojoyo Madura .: Universitas Trunojoyo Madura, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 29, "width": 324, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petunjuk Artikel pada Jurnal FORMAT JUSIKOM :: ISSN : 2089 - 5615", "type": "Page header" }, { "left": 272, "top": 795, "width": 12, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" } ]
a921dd99-6bc1-4b70-7911-b734753b39ec
https://ejurnal.teknokrat.ac.id/index.php/jurnalmathema/article/download/2866/1238
[ { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "235", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 89, "width": 432, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksplorasi Etnomatematika terhadap Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur sebagai Media dalam Penyampaian Konsep Geometri", "type": "Title" }, { "left": 190, "top": 152, "width": 232, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Joko Soebagyo 1*) , Aqiela Fadia Haya 2 1,2 Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 180, "width": 157, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*) [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 442, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnomatematika dapat menjadi penghubung antara pembelajaran matematika sekolah dengan kebudayaan sehari-hari. Konsep matematika pada artefak budaya dapat dijadikan media pembelajaran sehingga peserta didik mendapatkan dua atau lebih pengetahuan sekaligus, minimal budaya dan matematika. Kota Jakarta memiliki salah satu bangunan bersejarah, yaitu Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang sudah berdiri sejak tahun 1840. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengeksplorasi etnomatematika pada struktur bangunan Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang dapat dijadikan sebagai media penyampaian konsep matematika khususnya konsep geometri. Pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis etnografi digunakan untuk mengeksplorasi konsep matematika pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur. Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder, di mana teknik pengumpulannya melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur bangunan Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur sebagian besar terdapat etnomatematika pada konsep geometri seperti persegi, trapesium, segitiga siku-siku, tabung, prisma, translasi, rotasi, setengah lingkaran, persegi panjang, refleksi, limas, balok, dilatasi, jajar genjang, bola, belah ketupat, lingkaran. Konsep matematika tersebut diantaranya berasal dari pintu utama masjid, jendela masjid, tiang penyangga, bagian tempat wudhu, pagar masjid menunjukkan konsep geometri bangun ruang, bangun datar dan transformasi. Kata Kunci: Etnomatematika, Geometri, Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 472, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 439, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethnomatematics can be a link between school mathematics learning and everyday culture. Mathematical concepts in cultural artifacts can be used as learning media so that students get two or more knowledge at once, at least culture and mathematics. The city of Jakarta has one of its historic buildings, namely the Jami Cikini Al-Ma'mur Mosque which has been established since 1840. This study aims to explore ethnomathematics in the structure of the Jami Cikini Al-Ma'mur Mosque which can be used as a medium for conveying mathematical concepts. especially the concept of geometry. A qualitative research approach with an ethnographic type is used to explore mathematical concepts at the Jami Cikini Al-Ma'mur Mosque. The type of data collected consists of primary and secondary data, where the collection technique is through observation, interviews and documentation. Based on the results of the study, it showed that the structure of the Jami Cikini Al- Ma'mur Mosque contained mostly ethnomathematics in geometric concepts such as squares, trapezoids, right triangles, tubes, prisms, translations, rotations, semicircles, rectangles, reflections, pyramids, beam, dilation, parallelogram, ball, rhombus, circle. Some of these mathematical concepts come from the main door of the mosque, mosque windows, supporting pillars, parts of the ablution area, mosque fence showing the geometric concepts of geometric shapes, shapes and transformations.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 329, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Ethnomathematics, Geometry, Jami Cikini Al-Ma'mur Mosque", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "236", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 74, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 442, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika menjadi pondasi dalam berbagai bidang keilmuan dan kehidupan sehari-hari. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (A. S. Abdullah, 2017; Hardiarti, 2017; Yunian Putra & Indriani, 2017) yang mengatakan bahwa matematika memiliki banyak manfaat serta memudahkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Tetapi banyak peserta didik yang berpendapat bahwa pembelajaran matematika sulit untuk dipelajari. Sesuai dengan peneltian (Azizah & Sundayana, 2016) yang berpendapat bahwa pembelajaran matematika masih dianggap sulit oleh para peserta didik. Hal tersebut yang menyebabkan kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dimiliki oleh peserta didik masih rendah. Kurangnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan matematika dapat dikarenakan konsep pembelajaran yang dilaksanakan terlalu bersifat formal, sehingga matematika yang ditemukan saat pembelajaran berbeda dengan matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari (Mawaddah, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 443, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti berpendapat bahwa pembelajaran matematika sekolah sangat perlu dikaitkan dengan budaya lokal. Dalam penelitiannya Prabawati berpendapat bahwa sudah seharusnya nilai-nilai yang berbudaya daerah dimasukkan kedalam media pembelajaran matematik agar lebih kontekstual (Prabawati, 2016). Pada penelitiannya (Kristia et al., 2021; Yunian Putra & Indriani, 2017) menjelaskan bahwa pada saat pembelajaran matematika disekolah peserta didik memerlukan sebuah metode yang menghubungkan matematika sekolah dengan kegiatan sehari – hari yang berkaitan dengan budaya sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 443, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (D’Ambrosio, 1985) Etnomatematika adalah konsep pembelajaran yang digunakan untuk menjembatani antara budaya yang terdapat didalam masyarakat dengan pembelajaran matematika sekolah, sehingga mampu membuktikan bahwa adanya keterkaitan antara budaya dengan pembelajaran matematika (Soebagyo et al., 2021). Etnomatematika untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh seorang ilmuan matematika asal Brazil, yaitu D’Ambrosio pada tahun 1977. Dengan penggabungan antara matematika dan budaya ini mejadikan peserta didik lebih mudah dalam memahami materi pembelajaran (Setyawati et al., 2023), dikarenakan materi pembelajaran berkaitan langsung dengan budaya yang ada pada lingkungan peserta didik (Dewi et al., 2020; François, 2012; Pramudita & Rosnawati, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 729, "width": 443, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu cagar budaya untuk diamati adalah Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang merupakan bangunan bersejarah yang terletak di Jalan Raden Saleh Raya No. 30, RW. 03,", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "237", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 442, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cikini, Jakarta Pusat yang dapat dilihat seperti pada Gambar 1. Berdasarkan peraturan daerah DKI Jakarta No.9 Tahun 1999, Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya di Jakarta (Saputra, 2021). Dikarenakan Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur yang merupakan bangunan cagar budaya maka sangat diperlukan untuk selalu dijaga serta dilestarikan terutama melalui kegiatan pembelajaran, salah satunya untuk pembelajaran matematika. Pembelajaran untuk peserta didik yang sekolahnya berada disekitar Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur. Struktur bangunan dari Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur masih sangat dijaga keasliannya sampai saat ini, dan diduga mengandung konsep- konsep matematika khususnya pada materi geometri pada komponen-komponen penyusun bangunannya. Oleh karena itu, menjadi satu urgensi penelitian etnomatematika terhadap masjid jami cikini al-ma’mur dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 470, "width": 171, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Masjid Jami Cikini Al-Ma'mur", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 443, "height": 219, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geometri adalah salah satu dari cabang materi matematika yang bersifat spasial atau mengandung unsur ruang yang memiliki banyak manfaat untuk kegiatan sehari-hari, sehingga geometri dapat dikatakan sebagai ilmu yang sangat penting untuk dipelajari secara lebih luas (Novita et al., 2018). Dalam silabus matematika memperhatikan bahwa sangat penting menghubungkan antara geometri, kehidupan sehari-hari serta kebudayaan peserta didik (Sunzuma & Maharaj, 2019). Oleh karena itu, geometri ialah salah satu materi matematika yang menjadi perhatian utama pada saat kegiatan pembelajaran. Pembelajaran geometri disekolah memerlukan banyak contoh gambar visual nyata (Leni et al., 2021) agar dapat lebih mudah untuk dipahami oleh peserta didik (Mas’udah et al., 2021). Setelah memahami konsep geometri, diharapkan mampu membantu setiap orang dalam memvisualisasikan geometri dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 443, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian pada Masjid Raya Bandung diklaim mengandung konsep geometri bangun datar dan bangun ruang, dalam hal ini metode etnomatematika memiliki peran", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "238", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 442, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai sarana pembelajaran matematika sekolah yang menghubungkan anatar konsep abstrak matematika dengan konsep konkrit dalam kehidupan sehari-hari (Janan, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 443, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini memiliki tujuan untuk menyusun konsep matematika dari masjid Jami Cikini Al-Ma’mur, di mana eksplorasi etnomatematika dilakukan pada aspek historis dan fisik struktur bangunan Masjid. Hasil eksplorasi dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika sehingga peserta didik mampu untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis atau kemampuan matematis lainnya. Produk etnomatematika ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik memahami secara langsung konsep-konsep matematika melalui sumber belajar pada cagar budaya khususnya masjid Jami Cikini Al-Ma’mur.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 443, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilaksanakan secara kualitatif dengan pendekatan etnografi, di mana kegiatan mengamati yang menciptakan sebuah penemuan yang belum atau jarang ditemui dan sulit dicapai dengan prosedur statistik (Shidiq & Choiri, 2019). Sedangkan penelitian etnografi merupakan studi kualitatif terhadap individu atau sekelompok masyarakat yang memiliki tujuan untuk mendeskripsikan suatu karakteristik sosial dan budaya (Wijaya, 2018). Dalam hal ini penelitian etnografi dapat dihubungkan dengan sejarah dan struktur bangunan dari objek yang diamati. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian eksplorasi, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengeksplorasi informasi tentang etnomatematika yang meliputi materi matematika sekolah khususnya konsep geometri yang terdapat pada struktur bangunan Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang mampu dimanfaatkan dalam kegiatan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 534, "width": 445, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah-langkah yang diperlukan untuk melakukan penelitian dengan pendekatan etnografi, yaitu: 1) Menentukan apakah permasalahan tersebut sangat tepat menggunakan pendekatan etnografi, 2) Identifikasi dan temukan kelompok berbagai budaya untuk diteliti, 3) Pilih tema atau isu budaya untuk dijadikan penelitian, 4) Untuk mempelajari konsep budaya, tentukan jenis etnografi yang akan digunakan, 5) Mengumpulkan informasi, bisa dengan observasi, wawancara, dan lainnya, dan 6) Menyusun seperangkat pola kerja sebagai produk akhir dari analisis (Creswell, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 679, "width": 443, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti sebagai instrumen utama dalam penelitian ini bertugas sebagai perencana, pengumpul data dan menganalisis data penelitian. Pengumpulan data pada penelitian menggunakan teknik studi pustakapengamatan, interview dan dokumentasi (Soebagyo & Amalia, 2022). Kegiatan observasi dilakukan secara langsung untuk mengamati struktur", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "239", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 442, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bangunan dan ornamen pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur. Selanjutnya kegiatan wawancara dilaksanakan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan sejarah dan struktur bangunan Masjid. Informan dalam penelitian ini adalah Bapak H. Syahlani selaku ketua DKM Masjid. Untuk kegiatan dokumentasi dilakukan pada struktur bangunan dan ornamen pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur, di mana data yang telah didapatkan tersebut dilakukan triangulasi supaya mendapatkan data yang valid. Setelah data penelitian didapatkan, maka selanjutnya akan dianalisis berdasarkan analisis domain dan analisis taksonomi, serta selanjutnya peneliti dapat menyusun produk yang sudah diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 120, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 443, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil eksplorasi etnomatematika yang telah dilakukan melalui studi pustaka, wawancara, dan observasi pada struktur bangunan Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang dibangun pada tahun 1840 dan merupakan bangunan cagar budaya. Pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur dapat ditemukan beberapa konsep matematis geometri yang dapat dilihat dari strukrur bangunannya hingga ornamen-ornamen yang berada pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur. Berikut merupakan pembahasan tentang hasil eksplorasi pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 62, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Persegi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 442, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat lantai yang memiliki motif dengan dimensi 80 cm 80 cm. Motif lantai tersebut merupakan motif asli yang telah ada sejak Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur ini pertama kali dibangun. Setelah diperhatikan dari segi geometri, berdasarkan Gambar 2 motif pada lantai Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tersebut memiliki bentuk geometri, yaitu bangun datar persegi.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 623, "width": 229, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Konsep Persegi Pada Lantai Bermotif Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 443, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 sebelah kanan menunjukkan model dari bangun datar persegi yang memiliki beberapa sifat, diantaranya memiliki empat buah sisi, dan sudut yang besarnya sama yaitu , dan persegi memiliki empat sumbu simetri. Motif lantai ini dapat digunakan dalam pembelajaran matematika pada materi persegi dengan luas dan kelilingnya. Rumus Luas persegi adalah L = s x s dan Keliling persegi adalah . Hasil eksplorasi konsep persegi ini dapat ditemukan pula pada Masjid Sunan Bonang pada", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "240", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 442, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagian lantai dan jendela ruang shalat Masjid (Izah & Malasari, 2021), bagian lantai Masjid Soko Tunggal (Putra et al., 2020) serta dapat ditemukan pula pada lantai Masjid Jamik Kota Bengkulu (Lusiana et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 114, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Segitiga Siku-Siku", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 443, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdiri dari dua lantai di mana terdapat penompang yang terbuat dari kayu merbau dengan dimensi berukuran 44 cm 44 cm 61 cm. Berdasarkan hasil eksplorasi terdapat konsep geometri bangun datar pada penompang seperti tampak pada Gambar 3 sebelah kanan, yaitu segitiga siku-siku. Segitiga siku-siku tersebut memiliki sudut siku-siku sebesar yang berhadapan dengan sisi miring.", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 351, "width": 258, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Konsep Segitiga Siku-Siku Pada Bagian Penompang", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 443, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 bagian kanan menunjukkan model bangun datar segitiga siku-siku yang memiliki sifat-sifat, diantaranya mempunyai tiga buah sisi, memiliki tiga buah titik sudut dengan total sudutnya adalah . Hasil penelitian terkait segitiga seringkali ditemukan pada berbagai artefak budaya, seperti penelitian pada budaya Banten yang menemukan bahwa ulur tenun Baduy mengandung konsep segitiga (Nirmalasari et al., 2021). Konsep segitga juga terdapat pada tangga benteng keraton buton (Rosita et al., 2020), dan pada bangunan uma lengge terdapat pula konsep segitiga siku-siku (Safitri et al., 2021). Untuk menentukan luas dan keliling segitiga dapat menggunakan rumus matematika. Rumus luas segitiga adalah ½ Alas Tinggi dan rumus keliling segitiga adalah", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 562, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 129, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Trapesium Siku-Siku", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 445, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Gambar 4 bagian atap dalam Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur ini membentuk sebuah konsep geometri berbentuk trapesium siku-siku pada bagian atapnya. Secara umum, bentuk atap Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tidak berbeda dengan atap masjid lainnya seperti pada atap Masjid Besar Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik (Fitriyana & Mariana, 2022). Bentuk ini dapat digunakan untuk mempelajari materi trapesium siku-siku dengan dimensi ukuran 282 cm 240 cm 150 cm.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "241", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 160, "width": 226, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Konsep Trapesium Pada Atap Dalam Masjid", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 180, "width": 448, "height": 219, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 sebelah kanan menunjukkan model bangun datar trapesium siku-siku yang memiliki sifat-sifat, diantaranya terdapat empat buah sisi yang dua diantaranya saling berhadapan tetapi panjangnya berbeda, mempunyai satu simetri putar, dan memiliki total sudut . Hasil penelitian ini memiliki perolehan konsep yang sama terkait trapesium dengan etnomatematika pada budaya minangkabau (Daswarman & Sutadji, 2020), namun di dalamnya tidak digambarkan secara spesifik transformasi konsep matematikanya. Selain pada budaya minangkabau, konsep trapesium siku-siku juga ditemukan pada Pelipit dari bangunan Candi Sanggrahan Tulungagung (Jayanti & Puspasari, 2020), dan ditemukan pula pada gapura dibangunan makam Ki Ageng Giring III (Adelia et al., 2020). Rumus Luas trapesium adalah ½ Jumlah Sisi Tinggi dan rumus keliling trapesium adalah .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Lingkaran", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 442, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil eksplorasi, ditemukan konsep geometri bangun datar pada pintu utama Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur seperti tampak pada Gambar 5. Berdasarkan Gambar 5 sebelah kanan terdapat model bangun datar setengah lingkaran yang berada pada bagian atas pintu Masjid dengan dimensi diameter 186 cm dan tinggi 93 cm.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 602, "width": 266, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Konsep Setengah Lingkaran Pada Pintu Utama Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 445, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain pada pintu utama masjid, konsep geometri dapat juga ditemukan pada bagian jendela Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur seperti tampak pada Gambar 6. Berdasarkan hasil eksplorasi Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur memiliki 10 buah jendela yang terbuat dari kayu. Gambar 6 sebelah kanan menunjukkan model bangun datar setengah lingkaran dengan diameter 81 cm.", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "242", "type": "Page footer" }, { "left": 169, "top": 173, "width": 245, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Konsep Setengah Lingkaran Pada Jendela Masjid", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 193, "width": 443, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada bagian pagar samping Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur ditemukan bentuk lingkaran seperti tampak pada Gambar 7 sebelah kanan. Gambar 7 menunjukkan konsep bangun datar lingkaran pada bagian pagar samping Masjid yang memiliki diameter sebesar 14 cm.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 338, "width": 199, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Konsep Lingkaran Pada Pagar Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 362, "width": 442, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengukuran pada bangun datar lingkatan yang terdapat pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tersebut memiliki ukuran luas dan keliling, yang dapat diperoleh dengan menggunakan rumus matematika. Rumus luas lingkaran adalah dan rumus keliling lingkaran adalah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 446, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Temuan berupa lingkaran dan setengah lingkaran ini mirip dengan hasil penelitian etnomatematika di Makam Pahlawan di kampung Masjid Kota Labuhan Utara yang menemukan senjata yang berbentuk tabung dan tentunya mengandung lingkaran (Sugi & Soebagyo, 2022). Bentuk geometri setengah lingkaran juga ditemukan pada arena permainan dengklaq (Fauzi & Lu’luilmaknun, 2019), tudung saji (Turmuzi et al., 2022), dan area taman pada monumen Tugu Kebukatan Tekad (Ni’mah & Marlina, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 93, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Belah Ketupat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 442, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut hasil pengamatan dari segi geometri, pada bagian atap tempat wudhu Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat konsep geometri bangun datar dapat dilihat pada Gambar 8 Konsep bangun datar yang diamati adalah bangun datar belah ketupat. Konsep belah ketupat tersebut memiliki ukuran panjang sisi yang sama, yaitu 25 cm dan memiliki panjang diagonal 35 cm.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 762, "width": 275, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Konsep Belaj Ketupat Pada Atap Tempat Wudhu Masjid", "type": "Page footer" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "243", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 443, "height": 56, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan konsep belah ketupat tersebut memiliki ukuran luas dan keliling, yang dapat ditentukan menggunakan rumus geometri matematika. Rumus luas belah ketupat adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 133, "width": 443, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan rumus keliling belah ketupat adalah . Temuan ini mirip dengan hasil penelitian etnomatematika pada ornamen pintu Rumah Adat Lengkong (Yuningsih et al., 2021), bentuk geometri belah ketupat juga ditemukan pada batik gajah mada motif sekar jagad tulungagung (Afifah et al., 2020), dan pada motif ukiran Toraja Pa’ SulanSangbua yang memiliki konsep belah ketupat (Jainuddin et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 95, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Persegi Panjang", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 341, "width": 218, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Konsep Persegi Panjang Pada Pilar Masjid", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 442, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat pilar yang berjumlah delapan. Pada bagian atas dan bawah pilar tersebut terdapat bangun ruang prisma segi enam yang setiap sisinya memiliki konsep persegi panjang dapat dilihat pada Gambar 9 bagian sebelah kanan dengan ukuran 35 cm 33 cm.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 527, "width": 254, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Konsep Persegi Panjang Pada Pintu Utama Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 443, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain terdapat pada bagian pilar masjid, konsep persegi panjang juga terdapat pada bagian pintu utama masjid. Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur memiliki tujuh buah pintu utama yang terbuat dari bahan kayu jati, seperti pada Gambar 10. Berdasarkan Gambar 10 sebelah kanan, model bagian pintu utama Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur memiliki konsep geometri bangun datar persegi panjang dengan dimensi 204 cm 186 cm.", "type": "Text" }, { "left": 195, "top": 721, "width": 222, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Konsep Persegi Panjang Pada Tiang Pagar", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 739, "width": 447, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Gambar 11 terdapat juga konsep geometri pada bagian bawah tiang pagar Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur. Konsep geometri bangun datar didapatkan pada bagian sisi", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "244", "type": "Page footer" }, { "left": 66, "top": 88, "width": 447, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "balok yang membentuk konsep persegi panjang. Berdasarkan hasil pengamatan, konsep persegi panjang tersebut memiliki ukuran 63 cm 17 cm.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 203, "width": 232, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Konsep Persegi Panjang Pada Lubang Angin", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 227, "width": 443, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan pada bagian samping Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur terdapat lubang angin yang sudah ada sejak pertama kali Masjid ini berdiri. Setelah diamati dari segi geometri, terdapat konsep geometri bangun datar persegi panjang pada lubang angin Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur dapat dilihat pada Gambar 12 konsep persegi panjang tersebut memiliki dimensi ukuran 60 cm 37 cm.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 423, "width": 232, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Konsep Persegi Panjang Pada Jendela Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 443, "height": 198, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian depan Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat jendela yang berjumlah sepuluh. Seperti pada Gambar 13 terdapat konsep bangun datar persegi panjang pada bagian jendela Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang memiliki ukuran 145 cm 81 cm. Konsep geometri bangun datar persegi panjang memiliki beberapa sifat-sifat, diantaranya memiliki sudut yang sama besar yaitu , sisi yang saling berhadapan memiliki panjang yang sama, dan memiliki diagonal yang sama panjang (Fioiani, 2019). Konsep persegi panjang dapat ditemukan pula di Masjid Jamik Kota Bengkulu pada bagian pintu masuk, mimbar masjid, dan plafon serambi (Lusiana et al., 2019), pada bagian pintu di Masjid Agung Al-Muhtaram Kajen Kabupaten Pekalongan (Musbaiti et al., 2023), dan pada menara Masjid Raya Bandung (Janan, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 90, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Jajar Genjang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 443, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat tangga yang digunakan untuk jalan menuju lantai dua Masjid. Tangga tersebut terbuat dari kayu jati. Setelah diamati dari segi geometri, terdapat konsep geometri bangun datar jajargenjang pada tangga Masjid tersebut seperti pada Gambar 14 bangun datar jajargenjang tersebut memiliki ukuran alas 389 cm dan sisi miring 92 cm.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "245", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 168, "width": 225, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Konsep Jajar Genjang Pada Tangga Masjid", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 442, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep bangun datar jajargenjang yang terdapat pada tangga Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tersebut memiliki ukuran luas dan keliling, yang dapat ditentukan menggunakan rumus matematika. Rumus luas jajargenjang adalah dan rumus keliling jajargenjang adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 443, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Temuan ini mirip dengan hasil penelitian etnomatematika pada motif anyaman tikar pada kebudayaan Lamaholot (Gawen et al., 2021), selain pada motif anyaman konsep jajargenjang juga dapat ditemukan pada kaki candi ke dua pada candi Sanggrahan Tulungagung (Jayanti & Puspasari, 2020), serta konsep jajargenjang juga ditemukan pula pada susunan bata kuno pada candi Muaro Jambi (Hardiarti, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 53, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Balok", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 496, "width": 211, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Konsep Balok Pada Penompang Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 443, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Gambar 15 terdapat konsep balok pada bagian penopang bawah lantai dua Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur dengan ukuran 337 cm 33 cm 33 cm. Selain itu, konsep balok juga ditemukan pada tempat wudhu Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang terdapat pada tiang penyangga yang berukuran 27 cm 20 cm 280 cm. Hasil pengamatan dan pengukuran tiang seperti pada Gambar 16 bagian kanan, terdapat model bangun ruang balok.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 728, "width": 296, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16. Konsep Balok Pada Tiang Penyangga Tempat Wudhu Masjid", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "246", "type": "Page footer" }, { "left": 155, "top": 158, "width": 274, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17. Konsep Balok Pada Bagian Bawah Tiang Pagar Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 184, "width": 442, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan pada bagian bawah tiang pagar Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tersebut memiliki konsep matematika. Setelah diamati dari segi geometri, dapat dilihat pada Gambar 17 terdapat konsep geometri bangun ruang balok pada bagian bawah tiang pagar samping Masjid tersebut. Bangun ruang balok tersebut memiliki ukuran 63 cm 25 cm 17 cm. Hasil penelitian terkait bangun ruang balok juga dapat ditemukan pada bagian penyangga rumah adat panjalin (Kurino & Rahman, 2022), dan pada bagian tiang penyangga Masjid Raya Bandung yang menggunakan konsep balok (Janan, 2022), serta pada bangunan inti Masjid Al-Alam Marunda juga ditemukan konsep bangun ruang balok (Faturrahman & Soro, 2021)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Limas Segi Empat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 442, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dibagian luar Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat sebuah tiang yang berada diantara pagar Masjid. Berdasarkan hasil eksplorasi terdapat konsep geometri pada bagian atas tiang pagar tersebut. Setelah diamati dari segi geometri, terdapat konsep geometri bangun ruang limas segiempat pada bagian atas tiang pagar Masjid tersebut dapat dilihat pada Gambar 18.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 572, "width": 214, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 18. Konsep Limas Pada Tiang Pagar Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 443, "height": 77, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep geometri bangun ruang limas segi empat tersebut memiliki ukuran panjang alas 63 cm dan sisi miring 47 cm. Bangun ruang limas tersebut memiliki rumus untuk mencari luas permukaan dan volume. Rumus luas permukaan limas adalah Luas Alas + Jumlah Luas Semua Segitiga Tegak dan volume limas adalah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 658, "width": 442, "height": 77, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luas Alas Tinggi Limas. Temuan ini juga terdapat pada atap masjid Tiban Sunan Bonang yang memiliki bentuk limas segiempat (Izah & Malasari, 2021), dan konsep limas segiempat juga ditemukan dibagian atap bangunan mande karesman pada Keraton", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "247", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 443, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasepuhan Cirebon (Sudianto & Santoso, 2022), serta pada bagian atap Masjid Jamik Kota Bengkulu (Lusiana et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 113, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Prisma Segi Enam", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 442, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika diamati dari hasil eksplorasi, selain ditemukan bangun ruang tabung pada Gambar 22 pada pilar Masjid, terdapat juga bangun ruang prisma segi enam pada bagian bawah dan atas pilar tersebut seperti pada Gambar 19.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 308, "width": 229, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19. Konsep Prisma Segienam Pada Pilar Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 327, "width": 443, "height": 74, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bangun ruang prisma segi enam tersebut memiliki ukuran panjang 35 cm dan lebar 33 cm. Bangun ruang prisma tersebut memiliki rumus luas permukaan dan volume. Rumus Luas permukaan tabung adalah Lp (2 luas alas) luas seluruh bidang tegak prisma dan ruamua volume tabung adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 443, "height": 94, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". Hasil penelitian konsep bangun ruang prisma dapat ditemukan juga pada bagian atap uma lengge, tetapi bagian atap tersebut mengandung konsep prisma segitiga (Farhan et al., 2021), dan pada Masjid Besar Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik ditemukan pula konsep prisma segilima (Fitriyana & Mariana, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 47, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Bola", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 442, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian dalam Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat sebuah mimbar yang sudah ada sejak Masjid ini pertama berdiri. Hasil pengamatan dari segi geometri, terdapat konsep geometri bangun ruang bola pada bagian atas tiang mimbar tersebut seperti pada Gambar 20.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 685, "width": 217, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 20. Konsep Bola Pada Tiang Mimbar Masjid", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 443, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bangun ruang bola yang terdapat pada bagian atas tiang mimbar Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tersebut memiliki ukuran diameter 27 cm. Konsep bola pada kebudayaan etnomatematika, dapat ditemukan juga pada bollard Islamic Center Tulang", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "248", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 443, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bawang Barat Lampung (Manasikana et al., 2023), selain pada bollard konsep bola juga sering ditemukan pada kubah masjid, diantarnya Masjid Raya Bandung (Janan, 2022), dan Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember (Yudianto et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 150, "width": 442, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengukuran yang diperoleh, maka dapat ditentukan luas permukaan dan volume dari konsep bola tersebut. Rumus luas permukaan bola adalah", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 194, "width": 153, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan rumus volume bola adalah", "type": "Table" }, { "left": 387, "top": 194, "width": 6, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 219, "width": 61, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Tabung", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 443, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian inti Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur terdapat pilar yang memiliki fungsi sebagai penyangga untuk lantai dua Masjid. Pilar tersebut setelah diamati dari segi geometri, terdapat konsep geometri bangun ruang. Pada Gambar 21 bangun ruang yang dapat dilihat pada pilar masjid tersebut adalah bangun ruang tabung. Pilar tersebut memiliki ukuran diameter 45 cm dan tinggi 275 cm.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 443, "width": 189, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 21. Konsep Tabung Pada Pilar Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 463, "width": 442, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bangun ruang tabung mempunyai sifat-sifat, diantaranya memiliki tiga buah sisi, memiliki dua buah rusuk dan tidak mempunyai titik sudut. Tabung memiliki rumus untuk mencari luas permukaan (Lp) dan volume (V). Rumus Luas permukaan tabung adalah dan rumus volume tabung adalah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 525, "width": 442, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk tabung pada artefak budaya juga seringkali ditemukan dalam berbagai kajian etnomatematika, seperti di makam Pahlawan (Sugi & Soebagyo, 2022), bedug dan ketongan pada masjid Sunan Bonang (Izah & Malasari, 2021), bahan pembuatan po’o kose (Maemali et al., 2020), dan langok , gugu , serta kropong (Juano & Jediut, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 629, "width": 108, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Konsep Translasi", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 726, "width": 196, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 22. Konsep Translasi Pada Pilar Masjid", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 738, "width": 443, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan terdapat konsep geometri tranformasi pada pilar masjid tersebut. Konsep geometri transformasi yang dimaksud adalah konsep translasi", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "249", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 442, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "seperti pada Gambar 22 konsep translasi atau pergeseran pada pilar Masjid tersebut terjadi pada sumbu yang ditranslasikan dengan jarak 250 cm. Konsep translasi yang terdapat pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur ini memiliki kesamaan dengan konsep translasi pada bangunan ikonik Kota Soreang (Aulia Rahman et al., 2022), dan ditemukan pula konsep translasi pada ragam hias cagar budaya khas Yogyakarta (A. A. Abdullah, 2020), dan pada motif batik obar abir khas Indramayu juga ditemukan konsep translasi (Sudirman et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 104, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Konsep Refleksi", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 349, "width": 224, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 23. Konsep Refleksi Pada Pintu Utama Masjid", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 442, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti Gambar 23 bagian pintu utama Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur tersebut mengandung konsep transformasi refleksi. Jika kita misalkan sebelah pintu utama merupakan bentuk dasar, kemudian kita refleksikan terhadap sumbu , maka akan menghasilkan bagian sebelah pintu utama Masjid.", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 533, "width": 224, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 24. Konsep Refleksi Pada Motif Lantai Masjid", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 443, "height": 177, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain pada pintu utama Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur, konsep refleksi juga dapat ditemukan pada motif lantai Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur dapat dilihat pada Gambar 24. Jika salah satu sisi dari motif lantai tersebut kita refleksikan terhadap sumbu , maka akan menghasilkan bagian sebelah dari motif lantai tersebut. Temuan ini mirip dengan konsep etnomatematika pada pilar masjid Al-Alam yang mengandung konsep refleksi di dalamnya (Faturrahman & Soro, 2021), selain pada pilar masjid konsep refleksi dapat pula ditemukan pada motif mahkota di batik tulis Sekardangan kebudayaan Sidoarjo (Amirah & Budiarto, 2022), dan pada bagian dari bangunan candi Agung Gumuk Kancil Banyuwangi (Krismonita et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "250", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 94, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Konsep Rotasi", "type": "Section header" }, { "left": 200, "top": 204, "width": 184, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 25. Konsep Rotasi Pada Pilar Masjid", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 443, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengamatan pilar pada bagian inti Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur tidak hanya memanfaatkan konsep translasi. Pada Gambar 25 jika dilihat dari empat buah pilar Masjid tersebut, maka pilar tersebut juga memanfaatkan konsep rotasi dalam geometri transformasi. Jika dimisalkan salah satu pilar merupakan bentuk dasar kemudian dirotasikan sebesar searah dengan jarum jam maka akan menghasilkan pilar yang berada disampingnya.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 431, "width": 216, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 26. Konsep Rotasi Pada Motif Lantai Masjid", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 455, "width": 443, "height": 197, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motif lantai yang terdapat pada Gambar 26 dapat juga menjadi bahan pembelajaran matematika pada konsep rotasi. Dapat dimisalkan salah satu sisi motif adalah bentuk dasar kemudian motif tersebut dirotasikan sebesar searah dengan jarum jam maka akan menghasilkan motif yang berada disampingnya seperti pada Gambar 26. Temuan ini mirip pada etnomatematika pada batik lebak yang mengandung konsep matematika terkait dengan rotasi (Mahuda, 2020), di mana perbedaannya terletak pada objek budayanya. Selain pada batik Lebak, konsep rotasi juga ditemukan pada ragam hias bangunan cagar budaya di Yogyakarta (A. A. Abdullah, 2020), dan konsep rotasi ditemukan juga pada motif batik di kedua tiang penyangga gapura ikonik kota Soreang (Aulia Rahman et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "251", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 101, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Konsep Dilatasi", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 193, "width": 281, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 27. Konsep Dilatasi Pada Bagian Bawah Tiang Pagar Masjid", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 442, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada bagian tiang pagar Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur ini juga didapatkan konsep dilatasi dalam geometri transformasi. Pada Gambar 27 konsep dilatasi yang ada pada tiang pagar ini dapat dilihat pada pada bagian bawah tiang. Jika dilihat pada bagian bawah tiang pagar terdapat susunan balok yang semakin keatas maka ukuran balok akan semakin kecil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 442, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini ditemukan juga pada bagian kubah masjid berbahan stainless steel (Annisa et al., 2020). Selain pada kubah masjid, konsep dilatasi juga dapat ditemukan pada bangunan ikonik kota Soreang (Aulia Rahman et al., 2022), dan pada ragam hias dibangunan cagar budaya Yogyakarta juda ditemukan konsep dilatasi (A. A. Abdullah, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 111, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 443, "height": 239, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil eksplorasi konsep matematika yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur merupakan bangunan bersejarah yang mengandung konsep matematika khususnya geometri antara lain seperti persegi, trapesium, segitiga siku-siku, tabung, prisma, translasi, rotasi, setengah lingkaran, persegi panjang, refleksi, limas, balok, dilatasi, jajar genjang, bola, belah ketupat, lingkaran. Produk etnomatematika dari Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur dapat digunakan sebagai media pembelajaran matematika sehingga memberikan wawasan terkait konsep geometri secara nyata seperti bangun datar, bangun ruang dan geometri transformasi sekaligus melestarikan cagar budaya. Selain itu dapat pembelajaran matematika menggunakan etnomatematika pada struktur bangunan dan ornamen-ornamen Masjid Jami Cikini Al- Ma’mur dapat dimanfaatkan juga sebagai alternatif sumber pembelajaran matematika sekolah pada materi geometri dalam rangka melaksanakan pembelajaran yang inovatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 442, "height": 73, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil eksplorasi etnomatematika dalam penelitian ini juga mengungkap banyaknya kesamaan konsep matematika yang ditemuan dengan etnomatematika pada kebudayaan lainnya. Oleh karena itu, penelitian meta analisis terkait konsep matematika dari berbagai kebudayaan yang pernah diteliti, menjadi peluang penelitian berikutnya untuk mencari atau", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "252", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 443, "height": 135, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melihat pola konsep matematika yang diperoleh. Penelitian di masa depan dapat pula melakukan ujicoba produk etnomatematika Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur dalam pembelajaran matematika khususnya geometri terkait hasil belajar atau kemampuan matematis lainnya. Rekomendasi lainnya terkait hasil penelitian ini adalah menggali lebih dalam lagi proses penemuan pada Masjid Jami Cikini Al-Ma’mur yang bisa dikaitkan dengan objek langsung pembelajaran matematika di sekolah seperti kompetensi dasar yang berkaitan dengan objek.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 52, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 271, "width": 442, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, A. A. (2020). Etnomatematika; Eksplorasi Transformasi Geometri Pada Ragam Hias Cagar Budaya Khas Yogyakarta. Jurnal Ilmiah Soulmath : Jurnal Edukasi Pendidikan Matematika , 8 (2), 131–138. https://doi.org/10.25139/smj.v8i2.3107", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 443, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, A. S. (2017). Ethnomathematics in perspective of sundanese culture. Journal on Mathematics Education , 8 (1), 1–16. https://doi.org/10.22342/jme.8.1.3877.1-15", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 375, "width": 442, "height": 94, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adelia, H., Karunia, Y. A., Mariyani, E., & Prasetyo, D. A. B. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada Bangunan Makam Ki Ageng Giring III Serta Kebudayaan Apem Cotong Di Desa Sodo Kecamatan Paliyan. Prosiding Sendika , 6 (2), 138–144. https://pmb.umpwr.ac.id/prosiding/index.php/sendika/article/view/1209/0%0Ahttps:// pmb.umpwr.ac.id/prosiding/index.php/sendika/article/download/1209/1014", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 442, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afifah, D. S. N., Putri, I. M., & Listiawan, T. (2020). Eksplorasi Etnomatematika Pada Batik Gajah Mada Motif Sekar Jagad Tulungagung. BAREKENG: Jurnal Ilmu Matematika Dan Terapan , 14 (1), 101–112.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 541, "width": 264, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30598/barekengvol14iss1pp101-112", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 442, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amirah, A., & Budiarto, M. T. (2022). Etnomatematika : Konsep Matematika pada Budaya Sidoarjo.", "type": "List item" }, { "left": 212, "top": 582, "width": 183, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEdunesa , 11 (1),", "type": "Table" }, { "left": 465, "top": 582, "width": 48, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "311–319.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 603, "width": 267, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.26740/mathedunesa.v11n1.p311-319", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 442, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Annisa, N., Sugiarti, T., Monalisa, L. A., Sunardi, S., & Trapsilasiwi, D. (2020).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 644, "width": 418, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksplorasi Etnomatematika pada Pembuatan Kubah Masjid Berbahan Stainless Steel sebagai Bahan Lembar Kerja Siswa.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 665, "width": 418, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KadikmA , 11 (1), 48. https://doi.org/10.19184/kdma.v11i1.17943", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 442, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aulia Rahman, S., Elsa, Fatimah, L., Hasanah, R. S., & Kosasih, U. (2022). Etnomatematika: Eksplorasi Konsep Geometri Transformasi Pada Bangunan Ikonik Kota Soreang. Journal of Authentic Research on Mathematics Education (JARME) ,", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "253", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 275, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 (2), 217–233. https://doi.org/10.37058/jarme.v4i2.5221", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 442, "height": 74, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azizah, G. N., & Sundayana, R. (2016). Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Dan Sikap Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Air Dan Probing- Prompting. Mosharafa: Jurnal Pendidikan Matematika , 5 (3), 305–314. https://doi.org/10.31980/mosharafa.v5i3.285", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 442, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry & Research Design Choosing Among Five Approach. In SAGE (Third Edit). SAGE Publications. Inc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 442, "height": 34, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D’Ambrosio, U. (1985). Ethnomathematics and its place in the history and Pedagogy of Mathematics. For the Learning of Mathematic , 5 (1), 44–48.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 442, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daswarman, D., & Sutadji, E. (2020). Etnomatematika Minangkabau pada Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pendidikan Dasar , 6 (1), 16–20.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 443, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, A. F. K., Kinanti, M., & Sulistyorini, P. (2020). Pola Barisan Aritmetika pada Pukulan Ketukan Dalam Gending Ketawang di Gamelan Yogyakarta. Seminar Nasional Pendidikan Matematika .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 443, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Farhan, M., Apriyanto, M. T., & Hakim, A. R. (2021). Etnomatematika: Eksplorasi Uma Lengge Untuk Pembelajaran Matematika Di Sekolah. Jurnal Derivat: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika , 8 (2), 98–106. https://doi.org/10.31316/j.derivat.v8i2.1965", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 443, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faturrahman, M., & Soro, S. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Masjid Al-Alam Marunda Ditinjau dari Segi Geometri. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika , 5 (2), 1955–1964. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i2.734", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 442, "height": 76, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauzi, A., & Lu’luilmaknun, U. (2019). Etnomatematika Pada Permainan Dengklaq Sebagai Media Pembelajaran Matematika. AKSIOMA: Jurnal Program Studi Pendidikan Matematika , 8 (3), 408. https://doi.org/10.24127/ajpm.v8i3.2303 Fioiani, A. D. (2019). Pembelajaran 3. Geometri . 2 , 63–98.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 442, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitriyana, A., & Mariana, N. (2022). Etnomatematika pada Bangunan Bersejarah Masjid Besar Kanjeng Sepuh Sidayu Gresik Sebagai Konsep Geometri di Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan Guru Sekolah Dasar , 10 (9), 2035–2046.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 442, "height": 32, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "François, K. (2012). Ethnomathematics in a European Context: Towards an Enriched Meaning of Ethnomathematics. Journal of Mathematics and Culture , 6 (1), 191–208.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 443, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gawen, M. nirmala hospa, Taga, G., & Meke, K. D. P. (2021). Eksplorasi Etnomatematika Bentuk Anyaman Daun Lontar Kebudayaan Lamaholot. Jupika: Jurnal Pendidikan Matematika , 4 (1), 52–61. https://doi.org/10.37478/jupika.v4i1.847", "type": "List item" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "254", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 442, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardiarti, S. (2017). Etnomatematika: Aplikasi Bangun Datar Segiempat Pada Candi Muaro Jambi. Aksioma . https://doi.org/10.26877/aks.v8i2.1707", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 443, "height": 53, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Izah, S. J., & Malasari, P. N. (2021). Studi Etnomatematika: Masjid Sunan Bonang dalam Pembelajaran Geometri. CIRCLE : Jurnal Pendidikan Matematika , 1 (01), 44–58. https://doi.org/10.28918/circle.v1i1.3597", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 443, "height": 53, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jainuddin, J., Steven Silalong, E., & Syamsuddin, A. (2020). Eksplorasi Etnomatematika pada Ukiran Toraja. Delta-Pi: Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika , 9 (2), 31–47. https://doi.org/10.33387/dpi.v9i2.2273", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 374, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Janan, T. (2022). Eksplorasi Etnomatematika Pada Masjid Raya Bandung . 5 .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 442, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayanti, T. D., & Puspasari, R. (2020). Eksplorasi etnomatematika pada Candi Sanggrahan Tulungagung. JP2M (Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Matematika) , 6 (2), 53– 66.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 442, "height": 53, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juano, A., & Jediut, M. (2019). Eksplorasi Etnomatematika dan hubungannya Dengan Geometri Pada Matematika Dasar Dalam Budaya Masyarakat Manggarai. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan Missio , 11 (2), 270–278.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 442, "height": 53, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Krismonita, M. D., Sunardi, S., & Yudianto, E. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Candi Agung Gumuk Kancil Banyuwangi sebagai Lembar Kerja Siswa. Journal of Mathematics Education and Learning , 1 (2), 149.", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 460, "width": 212, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.19184/jomeal.v1i2.24327", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 442, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kristia, D., Soebagyo, J., & Ipaenim, H. (2021). Analisis biblometrik dari istilah", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 499, "width": 370, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Etnomatematika.” Jurnal Riset HOST Pendidikan Matematika , 1 , 178–190.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 442, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurino, Y. D., & Rahman. (2022). Eksplorasi Etnomatematika Rumah Adat Panjalin pada Materi Konsep Dasar Geometri di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendas , 8 (1), 268–275.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 442, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leni, N., Musdi, E., Arnawa, I. M., & Yerizon, Y. (2021). Profil Kemampuan Penalaran Spasial Siswa SMPN 1 Padangpanjang Pada Masalah Geometri. JIPM (Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika) , 10 (1), 111. https://doi.org/10.25273/jipm.v10i1.10000", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 443, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lusiana, D., Afriani, N. H., Ardy, H., & Widada, W. (2019). Eksplorasi Etnomatematika Pada Masjid Jamik Kota Bengkulu. Jurnal Pendidikan Matematika Raflesia , 04 (02), 164–176.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 442, "height": 52, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maemali, P., Prayitno, A., & Widayanti, F. D. (2020). Etnomatematika Pada Budaya Masyarakat Nagekeo. Jurnal Penelitian & Pengkajian Ilmiah Mahasiswa (JPPIM) , 1 (1), 48–58.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "255", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 443, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahuda, I. (2020). Eksplorasi Etnomatematika pada Motif Batik Lebak Dilihat dari Sisi Nilai Filosofi dan Konsep Matematis. Jurnal Lebesgue : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, Matematika Dan Statistika , 1 (1), 29–38. https://doi.org/10.46306/lb.v1i1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 442, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manasikana, A., Anwar, M. S., Setiawan, A., Darmayanti, R., Ra, J., No, K., Utara, K. M., & Metro, K. (2023). Eksplorasi Etnomatematika Islamic Center Tulang Bawang Barat Lampung . 7 (1), 34–49. https://doi.org/10.15575/jp.v7i1.216", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 210, "width": 443, "height": 54, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mas’udah, I. L., Sudirman, S., Susanto, H., & Rofiki, I. (2021). Fenomena Literasi Spasial Siswa: Studi Pada Geometri Ruang. FIBONACCI: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Matematika , 7 (2), 155. https://doi.org/10.24853/fbc.7.2.155-166", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 442, "height": 73, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mawaddah, S. (2017). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Logis dengan Pendekatan Etnomatematika. Prosiding Seminar Nasional Pendidik Dan Pengembang Pendidikan Indonesia Dengan Tema “Membangun Generasi Berkarakter Melalui Pembelajaran Inovatif,” 501–511.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 442, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Musbaiti, Miftahurrahmah, R., Nabila, Z., & Fahmy, A. F. R. (2023). Eksplorasi Etnomatematika Masjid Agung Al-Muhtaram Kajen Kabupaten Pekalongan dalam Pembelajaran Matematika. CIRCLE : Jurnal Pendidikan Matematika , 3 (01), 52–64.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 442, "height": 34, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ni’mah, N. T., & Marlina, R. (2021). Eksplorasi Etnomatematika Pada Monumen Tugu Kebulatan Tekad. JIPMat , 6 (1), 76–84. https://doi.org/10.26877/jipmat.v6i1.8018", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 442, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nirmalasari, D., Sampoerno, P. D., & Makmuri, M. (2021). Studi Etnomatematika:", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 481, "width": 419, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eksplorasi Konsep-Konsep Teorema Pythagoras Pada Budaya Banten. Teorema: Teori Dan Riset Matematika , 6 (2), 161–172. https://doi.org/10.25157/teorema.v6i2.5472", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 443, "height": 53, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novita, R., Prahmana, R. C. I., Fajri, N., & Putra, M. (2018). Penyebab kesulitan belajar geometri dimensi tiga. Jurnal Riset Pendidikan Matematika , 5 (1), 18–29. https://doi.org/10.21831/jrpm.v5i1.16836", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 443, "height": 94, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prabawati, M. N. (2016). Etnomatematika Masyarakat Pengrajin Anyaman Rajapolah Kabupaten Tasikmalaya. Infinity Journal . https://doi.org/10.22460/infinity.v5i1.188 Pramudita, K., & Rosnawati, R. (2019). Exploration of Javanese culture ethnomathematics based on geometry perspective. Journal of Physics: Conference Series , 1200 (1). https://doi.org/10.1088/1742-6596/1200/1/012002", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 443, "height": 32, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra, R. Y., Wijayanto, Z., & Widodo, S. A. (2020). Etnomatematika: Masjid Soko Tunggal Dalam Pembelajaran Geometri 2D. Jurnal Riset Pendidikan Dan Inovasi", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 750, "width": 419, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran Matematika (JRPIPM) , 4 (1), 10.", "type": "Table" }, { "left": 286, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "256", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 88, "width": 218, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.26740/jrpipm.v4n1.p10-22", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 443, "height": 53, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosita, R., Asfida, A., Annur, M. A., & Azis, A. (2020). Eksplorasi Etnomatematika pada Benteng Keraton Buton dan Implikasinya pada Pembelajaran Matematika. Jurnal Akademik Pendidikan Matematika , 6 , 86–90. https://doi.org/10.55340/japm.v6i2.260", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 443, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Safitri, A. H. I., Novaldin, I. D., & Supiarmo, M. G. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Bangunan Tradisional Uma Lengge. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika , 5 (3), 3311–3321. https://doi.org/10.31004/cendekia.v5i3.851", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 442, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra, A. (2021). Sejarah Masjid Jami Al Ma’mur Cikini yang Juga Cagar Budaya .", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 253, "width": 67, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Travel.Detik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 272, "width": 442, "height": 75, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setyawati, A., Soebagyo, J., & Sunni, J. F. (2023). Union : Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Ethnomathematics exploration in the Galasin traditional games in Jakarta on mathematical concepts . 11 (1), 58–65. https://doi.org/10.30738/union.v11i1.12661", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 442, "height": 32, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shidiq, U., & Choiri, M. (2019). Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan. In Journal of Chemical Information and Modeling .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 396, "width": 442, "height": 55, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soebagyo, J., & Amalia, G. R. (2022). Investigations into Whiteboard Fox’s Use in Mathematics Learning Accommodates 21st Century Skills. Jurnal Pendidikan MIPA , 23 (4), 1644–1664.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 442, "height": 53, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soebagyo, J., Andriono, R., Razfy, M., & Muhammad, A. (2021). Analisis Peran Etnomatematika dalam Pembelajaran Matematika. ANARGYA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika , 4 (2), 184–190.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 443, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudianto, & Santoso, E. (2022). Eksplorasi Etnomatematika pada Area Siti Inggil Keraton Kasepuhan Cirebon. Didactical Mathematics , 4 (1), 273–282. https://doi.org/10.31949/dm.v4i1.2501", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 442, "height": 31, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudirman, Rosyadi, & Lestari, W. D. (2017). Penggunaan etnomatematika pada karya seni batik Indramayu dalam pembelajaran geometri transformasi. Pedagogy , 2 (1), 74–85.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 442, "height": 52, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugi, S., & Soebagyo, J. (2022). Ethnomathematics Exploration of Cemetery of Heroes in City Kampung Mesjid Labuhanbatu Utara. Jurnal Analisa , 8 (2), 142–151. https://doi.org/10.15575/ja.v8i2.19182", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 442, "height": 73, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sunzuma, G., & Maharaj, A. (2019). Teacher-related challenges affecting the integration of ethnomathematics approaches into the teaching of geometry. Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology Education , 15 (9). https://doi.org/10.29333/ejmste/108457", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 39, "width": 230, "height": 24, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATHEMA JOURNAL E- ISSN 2686-5823 Volume 5 (2), Juli 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "257", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 442, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Turmuzi, M., Sudiarta, I. G. P., & Suharta, I. G. P. (2022). Systematic Literature Review:", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 106, "width": 418, "height": 34, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etnomatematika Kearifan Lokal Budaya Sasak. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika , 6 (1), 397–413. https://doi.org/10.31004/cendekia.v6i1.1183", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 443, "height": 32, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijaya, H. (2018). Analisis Data Kualitatif Model Spradley (Etnografi). Sekolah Tinggi Theologia Jaffray .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 443, "height": 32, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudianto, E., Febriyanti, R. A., Sunardi, S., Sugiarti, T., & Mutrofin, M. (2021). Eksplorasi etnomatematika pada Masjid Jami’ Al-Baitul Amien Jember.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 233, "width": 386, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethnomathematics Journal , 2 (1), 11–20. https://doi.org/10.21831/ej.v2i1.36329", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 442, "height": 32, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunian Putra, R. W., & Indriani, P. (2017). Implementasi Etnomatematika Berbasis Budaya Lokal dalam Pembelajaran Matematika pada Jenjang Sekolah Dasar.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 295, "width": 129, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NUMERICAL (Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 258, "top": 295, "width": 182, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika Dan Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 295, "width": 419, "height": 31, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Matematika) . https://doi.org/10.25217/numerical.v1i1.118", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 443, "height": 53, "page_number": 23, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yuningsih, N., Nursuprianah, I., & Manfaat, B. (2021). Eksplorasi Etnomatematika pada Rancang Bangun Rumah Adat Lengkong. Jurnal Riset Pendidikan Matematika Jakarta , 3 (1), 1–13. https://doi.org/10.21009/jrpmj.v3i1.19517", "type": "List item" } ]
10f5dca0-4936-9e63-3faf-ca271170799e
https://journal.ipb.ac.id/index.php/jmo/article/download/18599/13117
[ { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 180, "top": 88, "width": 239, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Section header" }, { "left": 202, "top": 105, "width": 195, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada Kondisi Bearish Tahun 2015", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 151, "width": 111, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosharia Andina Putri", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 165, "width": 250, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor 16680 e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 229, "width": 77, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budi Purwanto", "type": "Section header" }, { "left": 174, "top": 243, "width": 250, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Kampus Dramaga Bogor 16680 e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 322, "width": 54, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 428, "height": 144, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted on the basis of the stock market in 2015 experienced a bearish condition, resulting in changes in the assumptions of risk and return from the studies optimal stock portfolio earlier. The purpose of this study was to determine the stocks that still have the potential to provide positive returns in bearish market conditions by using the Single Index Model. This study uses secondary data on stocks listed on the Indonesia Stock Exchange in 2015. The results showed that 38 samples of issuers selected from a population of 528 issuers. Then, there are 13 stocks that meet the criteria of the stock TOTO, EMTK, HMSP, AMAG, PLIN, BISI, INAI, MYOR, AKRA, AHAP, BNBA, DPNS, and BFIN. Based on the calculations, investors would get a return portfolio amounted to 0,010047 with portfolio risks amounted 0,022006. To invest, investors can share in some of the stocks with the proportion of the shares amounting 34,89% TOTO, 4,03% EMTK, 13,62% HMSP, 6,92% AMAG, 1,25% PLIN, 3,80% BISI, 5,33% INAI, 6,20% MYOR, 15,16% AKRA, 0,90% AHAP, 6,76% BNBA, 0,28% DPNS, and 0,78% BFIN.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 270, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: bearish, single index Model, optimal portfolio, portfolio", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 539, "width": 49, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 428, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan atas dasar pasar saham pada tahun 2015 mengalami kondisi bearish , sehingga terjadi perubahan asumsi risiko dan return pada penelitian-penelitian portofolio saham optimal terdahulu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui saham-saham yang masih berpotensi memberikan return positif pada kondisi pasar bearish dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari saham-saham yang yang terdaftar di BEI tahun 2015. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari populasi 528 emiten, terseleksi sampel sebanyak 38 emiten. Kemudian, terdapat 13 saham yang memenuhi kriteria, yaitu saham TOTO, EMTK, HMSP, AMAG, PLIN, BISI, INAI, MYOR, AKRA, AHAP, BNBA, DPNS, dan BFIN. Berdasarkan perhitungan, investor akan mendapatkan return portofolio sebesar 0,010047 dengan risiko portofolio sebesar 0,022006. Untuk berinvestasi, investor dapat membagi pada beberapa saham dengan proporsi pada saham sebesar 34,89% TOTO, 4,03% EMTK, 13,62% HMSP, 6,92% AMAG, 1,25% PLIN, 3,80% BISI, 5,33% INAI, 6,20% MYOR, 15,16% AKRA, 0,90% AHAP, 6,76% BNBA, 0,28% DPNS, dan 0,78% BFIN. Keywords: bearish , model indeks tunggal, portofolio, portofolio optimal", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 29", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 78, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 428, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewasa ini investasi merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Perkembangan dunia investasi juga ditandai dengan bertambahnya jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hingga saat ini mencapai 528 emiten yang terdaftar. Investasi, pada hakekatnya adalah komitmen atas sejumlah keuntungan di masa mendatang (Tandelilin 2001). Dalam aktivitasnya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk, yaitu investasi nyata dan investasi keuangan. Salah satu contoh investasi keuangan adalah saham. Saham merupakan salah satu aset berisiko tinggi dengan tingkat keuntungan di masa depan yang mengandung ketidakpastian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 428, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap investor yang melakukan investasi saham memiliki tujuan yang sama, yaitu mendapatkan capital gain maupun dividen yang setinggi-tingginya. Namun, harga saham memiliki fluktuasi tinggi yang dipengaruhi oleh kondisi perusahaan dan kondisi pasar. Sehingga investor menggunakan pendekatan portofolio dalam memilih investasi untuk meminimalkan risiko. Kondisi pasar saham dapat dilihat dari perkembangan return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun 2011-2015 yang dijelaskan pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 561, "width": 298, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Return IHSG Tahun 2011-2015 (Sumber: yahoo finance, 2015)", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 429, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 menunjukkan bahwa return IHSG pada tahun 2011-2015 mengalami pertumbuhan yang berfluktuatif. Pada tahun 2011, 2012, dan 2014, IHSG memberikan return positif. Ketika terjadi kecenderungan kenaikan IHSG maka kondisi tersebut menunjukkan pasar bullish. Kondisi pasar bullish juga dapat dilihat dari frekuensi perdagangan yang tinggi. Sedangkan, pada tahun 2013 dan 2015, IHSG memberikan return negatif. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pasar dalam kondisi bearish . Pada saat pasar dalam kondisi bearish, hampir semua saham mengalami penurunan harga yang menyebabkan kerugian bagi investor . Kondisi pasar bearish pada tahun 2015 yang berdampak langsung bagi penurunan frekuensi perdagangan saham, tentunya menimbulkan pertanyaan bagaimanakah portofolio saham optimal pada kondisi bearish . Tujuan dari penelitian adalah: (1) Mengidentifikasi saham-saham yang masih", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 355, "width": 356, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,00147 0,002293 -0,00026 0,004312 -0,00239 -0,003 -0,002 -0,001 0 0,001 0,002 0,003 0,004 0,005 2011 2012 2013 2014", "type": "Picture" }, { "left": 437, "top": 471, "width": 20, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015", "type": "Table" }, { "left": 279, "top": 540, "width": 50, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return IHSG", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berpotensi memberikan return positif pada kondisi pasar bearish ; (2) Menyeleksi saham untuk membuat portofolio optimal saham baru pada kondisi pasar bearish; (3) Membuat formulasi portofolio saham optimal baru pada kondisi pasar bearish .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 108, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "II. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 428, "height": 188, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari-Mei 2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang meliputi data saham tahun 2015 yang diperoleh dari laporan IDX Statistic , data harga saham penutupan mingguan yang terdaftar di BEI yang diunduh melalui website yahoo finance , data tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia yang diunduh melalui website Bank Indonesia, buku, jurnal, skripsi, dan bahan pustaka lainnya yang relevan. Penelitian ini menggunakan populasi seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan tahun 2015 berjumlah 528 emiten. Pemilihan sampel data dilakukan menggunakan metode non-probability sampling yaitu purposive sampling . Berikut kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel penelitian ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 427, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Saham perusahaan terdaftar dan aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2015", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 380, "width": 414, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat tiga kriteria saham aktif yang digunakan oleh BEI, yaitu aktif berdasarkan frekuensi transaksi, aktif berdasarkan nilai kapitalisasi pasar dan aktif berdasarkan volume perdagangan. Penelitian ini menggunakan kriteria aktif berdasarkan frekuensi transaksi dengan pertimbangan bahwa saham tersebut diminati banyak investor, sehingga mengurangi bias data. Kriteria aktif berdasarkan Surat Edaran BEJ Nomor SE-03 / BEJ II-I /1 /1994 adalah jika frekuensi perdagangannya minimal 75 kali selama tiga bulan atau 300 kali dalam setahun (Sukarno 2007).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 425, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Perusahaan selalu membagi dividen, tidak melakukan stock split , dan tidak delisting selama 2015", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 512, "width": 414, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dibatasi untuk perusahaan-perusahaan yang membagi dividen selama periode pengamatan, agar hasil penelitian dapat menjadi bahan pertimbangan bagi para investor jangka panjang yang tidak hanya mengharapkan return dalam bentuk capital gain saja tetapi juga dividen yield . Serta, perusahaan tidak melakukan s tock split dan keluar masuk bursa selama tahun 2015 untuk menghindari terjadinya perubahan harga saham yang drastis selama periode pengamatan dan ketidaklengkapan data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 272, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Nilai harapan return saham bernilai positif (E(Ri) > 0)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 630, "width": 415, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saham dengan nilai harapan return bernilai positif (E(Ri) > 0) akan dimasukkan dalam proses selanjutnya, sedangkan saham yang nilai harapan return- nya bernilai negati (E(Ri) < 0) tidak akan dimasukkan kedalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perhitungan pembentukan portofolio optimal dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Model Indeks Tunggal. Model ini memiliki dasar pemikiran yaitu harga dari suatu sekuritas berfluktuasi searah dengan indeks harga pasar. Penggunaan metode indeks tunggal didukung oleh penelitian - penelitian terdahulu seperti penelitian Septyanto dan Kertopati (2014), mengatakan bahwa perhitungan portofolio", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 31", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang paling efisien adalah menggunakan Single Index Model . Serta penelitian Dahlan et all (2013), menyarankan investor menggunakan Model Indeks Tunggal karena dapat memperoleh return ekspektasi tertentu dengan risiko yang paling rendah. Portofolio optimal ini nantinya dapat dijadikan rekomendasi dalam berinvestasi. Kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 395, "width": 128, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Kerangka pemikiran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 428, "height": 232, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka pemikiran pada Gambar 2 menjelaskan alur penelitian ini. Berawal dari melihat investasi yang merupakan suatu aktivitas yang tidak dapat dipisahkan dari dunia bisnis. Namun, keadaan pasar berfluktuasi setiap tahun, yang digambarkan dengan dua kondisi yaitu bullish dan bearish . Pasar bullish adalah suatu kondisi pasar dalam perdagangan saham, di mana perdagangan saham dalam keadaan ramai atau frekuensi perdagangan tinggi, ditandai dengan meningkatnya IHSG yang terus menerus dari waktu ke waktu, harga tertinggi yang baru selalu lebih tinggi dari harga tertinggi sebelumnya, dan harga terendah baru lebih tinggi dari harga terendah sebelumnya. Sedangkan pasar bearish adalah suatu kondisi pasar dalam perdagangan saham, di mana perdagangan saham dalam keadaan lesu atau frekuensi perdagangan rendah, ditandai dengan menurunnya IHSG secara bertahap dari waktu ke waktu, harga tertinggi terbaru lebih rendah dari harga tertinggi sebelumnya, harga terendah yang terbaru lebih rendah dari harga terendah sebelumya, spekulan yang lebih aktif, muncul sikap pesimis, harga mudah jatuh dan rebound sulit (Widoatmodjo 2012). Pada tahun 2015 saat kondisi pasar berubah menjadi bearish , tentunya menimbulkan asumsi perlu adanya penyusunan portofolio baru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 648, "width": 428, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini melakukam pengolahan data kuantitatif dibantu dengan program komputer, yaitu Microsoft Office Excel 2007. Berikut rumus perhitungan pada Model Indeks Tunggal yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 179, "width": 349, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Investor Investasi Saham Kondisi Bearish Kondisi Bullish Portofolio Optimal Rekomendasi Portofolio Optimal Kondisi Tahun 2015", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Rumus Perhitungan Model Indeks Tunggal", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 100, "width": 339, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus Keterangan Return merupakan tingkat pengembalian aktual/", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 125, "width": 204, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "realisasi. Return saham ini dihitung dengan rumus (Hartono 2014) :", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 113, "width": 287, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "……………………………………………..….......……(1) Ri = Return saham Pt", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 125, "width": 103, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Harga saham periode t", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 137, "width": 146, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pt – 1 = Harga saham periode t-1", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 189, "width": 204, "height": 104, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Expected return merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan mampu diterima oleh investor melalui suatu investasi untuk beberapa periode ke depannya. Rumus yang digunakan untuk perhitungan expected return adalah dengan rumus (Hartono 2014) : ( ) ∑ ……………………………………….............……..…(2)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 189, "width": 416, "height": 171, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E(Ri) = Tingkat pengembalian saham yang diharapkan Rij = Return saham i pada periode j N = Jumlah periode Risiko saham adalah perbedaan antara pengembalian yang diinginkan ( expected return ) dan realisasi pengembalian yang terjadi ( realized return ). Menentukan return pasar dengan rumus (Hartono 2014) :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 376, "width": 200, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ ( ) …………………………………........……(3)", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 301, "width": 203, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E(Ri) = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i Rij = Return saham i pada periode t N = Jumlah periode = Tingkat risiko saham", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 399, "width": 204, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Return pasar merupakan tingkat keuntungan pasar yang mampu diperoleh investor dari suatu investasi, dan return pasar pada investasi saham dapat dilihat pada IHSG yang mana merupakan suatu indikator yang mempengaruhi pergerakan harga saham di bursa efek indonesia. Return pasar dihitung dengan rumus (Hartono 2008) :", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 502, "width": 152, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "……………………….........………………..…(4)", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 399, "width": 203, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rm = Tingkat keuntungan pasar pada periode tertentu IHSGt = Nilai indeks penutupan pada periode tertentu", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 448, "width": 204, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IHSGt − 1 = Nilai indeks penutupan pada periode sebelumnya", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 524, "width": 204, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Expected market return merupakan tingkat keuntungan pasar yang diharapkan mampu diterima oleh investor dari suatu investasi untuk beberapa periode ke depannya. Tingkat pengembalian dihitung dengan rumus (Hartono 2008) :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 524, "width": 416, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ …………………………………………….........….…(5) = Tingkat keuntungan pasar pada periode tertentu = Tingkat keuntungan pasar yang diharapkan pada periode tertentu n = Jumlah periode", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 637, "width": 204, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Risiko pasar adalah selisih antara expected return dengan realized return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Hartono 2008) :", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 687, "width": 204, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ ( ) ………………………………………….…(6)", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 637, "width": 154, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Return pasar pada periode tertentu", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 647, "width": 201, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = Tingkat pengembalian yang diharap- kan pasar", "type": "List item" }, { "left": 304, "top": 674, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n", "type": "Table" }, { "left": 339, "top": 674, "width": 72, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Jumlah periode", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 686, "width": 88, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Tingkat risiko pasar", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 33", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 69, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lanjutan Tabel 1", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 100, "width": 253, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumus Keterangan", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 113, "width": 210, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beta merupakan suatu pengukur terhadap risiko sistematis dari suatu saham. Beta dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung kovarians antara return saham dan return saham. Kovarians antara return pasar dan return pasar dapat dihitung dengan rumus (Hartono 2014) :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 187, "width": 179, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ ( ( ))( ( )) ………………………..(7)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 207, "width": 210, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya beta dapat dihitung dengan (Hartono 2014):", "type": "Table" }, { "left": 125, "top": 233, "width": 175, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "………………………………………………………….…(8)", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 113, "width": 193, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Kovarian return saham i dan saham j = Return saham i periode ke-t = Return saham j periode ke-t ( ) = Expected return saham i ( ) = Expected return saham j n = Periode yang dilihat = Beta saham = Varian pasar", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 253, "width": 209, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alpha merupakan variabel yang tidak dipengaruhi oleh return pasar, dapat dihitung dengan rumus (Husnan 2005) :", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 253, "width": 405, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) ( ) ………………………………..…(9) = Alpha sekuritas ( ) = Expected return dari investasi saham i", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 275, "width": 133, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = Expected return pasar", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 308, "width": 210, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesalahan residu perlu diperhitungkan guna mengetahui besarnya risiko yang tidak sistematik yang terdapat didalam suatu perusahaan. Jadi varian kesalahan residu ini melihat seberapa besar tingkat error antara expected return dengan actual return yang terdapat pada masing-masing saham. Dapat dihitung dengan rumus (Husnan 2005) :", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 397, "width": 125, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "……………………………………….(10)", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 308, "width": 60, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Varian pasar", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 321, "width": 89, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Varian risiko saham", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 333, "width": 106, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Beta saham = Varian kesalahan residu", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 413, "width": 210, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Excess Return to Beta digunakan untuk mengukur kelebihan return relatif terhadap satu jenis risiko yang tidak dapat didiversifikasikan dengan ukuran beta. Dapat dihitung dengan rumus (Hartono 2014) : ( ) ( ) …………………………………………(11)", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 413, "width": 153, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Excess Return to Beta pada saham i", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 422, "width": 155, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = Expected return saham ke-i = Return aktiva bebas risiko = Beta saham ke-i", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 496, "width": 210, "height": 96, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cut off point merupakan sebuah titik pembatas return maksimal yang ingin diperoleh investor guna menghindari risiko pada investasi saham yakni fluktuasi harga saham. Sebelum melakukan perhitungan Cut off point terlebih dahulu harus diperhatikan perhitungan Alpha dan Beta pada saham tertentu, yang mana perhitungannya adalah sebagai berikut (Hartono, 2014) :", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 595, "width": 198, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ( ) ) …………………………………………....…(12)", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 622, "width": 175, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "………………………………………………………..…(13)", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 496, "width": 383, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ ∑ ………………………………………….…(14) = Batasan return minimal yang", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 509, "width": 155, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditentukan oleh investor dari tingkatfluktuasi harga saham", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 533, "width": 164, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Tingkat kelebihan abnormal return yang mampu diperoleh dari investasi saham", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 570, "width": 163, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Ukuran risiko sistematik yang ada didalam investasi saham", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 596, "width": 74, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Beta saham ke-i", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 608, "width": 124, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Varian dari kesalahan residu", "type": "List item" }, { "left": 309, "top": 618, "width": 181, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( ) = Expected return untuk saham ke-i = Return aktiva bebas risiko", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 347, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lanjutan Tabel 1 Rumus Keterangan", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 113, "width": 208, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perhitungan ini dilakukan untuk menentukan seberapa besar proporsi dana yang harus dialokasikan ke dalam suatu instrumen investasi, sehingga tujuan yang diharapkan oleh investor dapat tercapai. Dapat dihitung dengan rumus (Hartono 2014) :", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 191, "width": 179, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "∑ ………………………………………………..…(15)", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 113, "width": 416, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yang mana diperoleh melalui rumus sebagai berikut: ( ) ……………………………………(16) = Proporsi dana pada investasi saham ke-i K = Jumlah saham di portofolio optimal = Proporsi setiap saham terpilih = Beta sekuritas ke-i", "type": "Table" }, { "left": 341, "top": 174, "width": 166, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Varian dari kesalahan residu saham ke-i", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 198, "width": 165, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Excess Return to Beta pada saham i", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 210, "width": 167, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Nilai cut-off point yang merupakan nilai terbesar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 132, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. Hasil Dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 194, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.1. Gambaran Umum Objek Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 428, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang tercatat dalam Bursa Efek Indonesia selama tahun 2015. Jumlah emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar 528 emiten. Dalam melakukan penelitian, dilakukan teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan terhadap populasi yang memiliki kriteria tertentu yang telah disebutkan di awal. Berdasarkan kriteria pemilihan tersebut, diperoleh sampel sejumlah 38 saham perusahaan. Penelitian terdahulu yaitu Sukarno (2007) memperoleh sampel sejumlah 33 saham perusahaan, perbedaan jumlah dan jenis saham yang terjadi dengan penelitian yang dilakukan saat ini dikarenakan perbedaan kondisi, yaitu tahun 2015 mengalami kondisi bearish sedangkan penelitian Sukarno (2007) dilakukan saat kondisi bullish.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 428, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.2. Expected Return , Standar Deviasi dan Varian dari Masing-masing Saham Pembentukan portofolio didahului dengan menganalisis kinerja return dan risiko instrument investasi yang membentuk portofolio tersebut. Berikut ini adalah tabel expected return , standar deviasi dan varian dari masing-masing saham:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 397, "height": 182, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Expected return , STDEV dan Variance Mingguan Tahun 2015 No. Kode Saham E(Ri) STDev Variance 1 BISI 0,015669 0,104396 0,010898 2 RUIS 0,001007 0,031191 0,000973 3 INTP 0,00128 0,058581 0,003363 4 TOTO 0,013913 0,040764 0,001662 5 INAI 0,005931 0,049027 0,002404 6 DPNS 0,003086 0,061742 0,003812 7 TPIA 0,003152 0,023459 0,00055 8 BRNA 0,001226 0,023734 0,000567 9 INKP 0,000381 0,055912 0,003126 10 SMSM 0,000399 0,029017 0,000842 11 PBRX 0,003603 0,0055119 0,003038 12 SCCO 0,000372 0,024024 0,000577 13 ICBP 0,002057 0,043704 0,00191", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 35", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 397, "height": 341, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lanjutan Tabel 2 No. Kode Saham E(Ri) STDev Variance 14 MYOR 0,0082 0,055716 0,003104 15 HMSP 0,00931 0,045516 0,002072 16 UNVR 0,003221 0,037064 0,001374 17 LPKR 0,002012 0,062064 0,003852 18 PLIN 0,008851 0,128537 0,016522 19 PWON 0,001231 0,066786 0,00446 20 SMRA 0,003605 0,074988 0,005623 21 TLKM 0,002578 0,028832 0,016522 22 BBCA 0,001531 0,03848 0,001481 23 BBRI 0,000892 0,054775 0,003 24 BBTN 0,00253 0,044618 0,001991 25 BJBR 0,001741 0,05517 0,003044 26 BNBA 0,005481 0,034692 0,001204 27 BFIN 0,005886 0,05311 0,002821 28 AHAP 0,00476 0,084765 0,007185 29 AMAG 0,01313 0,074149 0,005498 30 AKRA 0,010194 0,040669 0,001654 31 UNTR 0,002452 0,06063 0,000225 32 LPPF 0,005462 0,044165 0,001951 33 ICON 0,006741 0,04029 0,001618 34 PANR 0,001805 0,040013 0,001601 35 PJAA 0,000679 0,060998 0,003646 36 EMTK 0,008888 0,083166 0,006917 37 SCMA 0,00129 0,051649 0,002668 38 ASGR 0,000447 0,033932 0,001128 Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 428, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 2 di atas terlihat saham yang memiliki expected return mingguan terbesar adalah TOTO dengan nilai return mingguan sebesar 0,013913 dan standar deviasi sebesar 0,040764. Sementara saham yang memiliki expected return mingguan terendah adalah INKP dengan nilai return mingguan sebesar 0,000381 dan standar deviasi sebesar 0,055912. Seluruh saham yang masuk ke dalam sampel adalah saham yang memiliki expected return positif, karena saham dengan expected return negatif berarti saham tersebut tidak menguntungkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 152, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.3. Kondisi Pasar Tahun 2015", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 428, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi pasar modal dapat diukur dengan menggunakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam penelitian yang dilakukan Hasan (2010), mengatakan bahwa return pasar yang digambarkan dengan IHSG berpengaruh positif dan signifikan terhadap return portofolio. Pada Tabel 3 berikut ini merupakan hasil perhitungan expected return pasar, standar deviasi dan varian mingguan yang dihitung dengan menggunakan data IHSG mingguan selama tahun 2015.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 324, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. E(Rm), STDev dan VARIANCE IHSG Keterangan IHSG E(Rm) -0,00223 STDev 0,024899 VARIANCE 0,00062", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 114, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 429, "height": 114, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 3 di atas dapat dilihat bahwa expected return pasar dan tingkat risiko mingguan periode tahun 2015 masing-masing sebesar -0,00223 dan 0,00062. Hal ini memberikan gambaran apabila investor menginvestasikan uangnya pada pasar modal, maka secara umum investor akan mendapat kerugian mingguan sebesar 0,223%. Namun, investor harus berani menanggung risiko mingguan ( VARIANCE ) sebesar 0,062%. Tingkat pengembalian bebas risiko ( risk free rate) didapat dengan menghitung rata-rata tertimbang dari suku bunga SBI bulanan tahun 2015 yang dipergunakan untuk menentukan portofolio optimal sebesar 0,1341%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.4. Alpha , Beta , Dan Variance Error Masing-masing Saham Alpha dihitung dengan rumus intercep . Beta dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linear model indeks tunggal rumus slope . Variance error diperoleh dari hasil perhitungan risiko Model Indeks Tunggal . Hasil perhitungan alpha, beta , dan variance error masing-masing saham dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 398, "height": 353, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Alpha, Beta dan Variance Error Saham No Kode Saham Alpha Beta Variance Error 1 BISI 0,018967 1,12277 0,010898 2 RUIS 0,00166 0,750615 0,000973 3 INTP 0,00553 1,408786 0,003363 4 TOTO 0,013457 0,213057 0,001662 5 INAI 0,005723 0,357065 0,002404 6 DPNS 0,002681 0,256295 0,003812 7 TPIA 0,003261 0,311389 0,00055 8 BRNA 0,000691 0,409175 0,000567 9 INKP 0,000947 0,783067 0,003126 10 SMSM 0,000392 0,548442 0,000842 11 PBRX 0,005053 0,579552 0,003038 12 SCCO 0,001083 0,081435 0,000577 13 ICBP 0,004546 1,074542 0,00191 14 MYOR 0,008912 0,547142 0,003104 15 HMSP 0,009925 0,455351 0,002072 16 UNVR 0,005097 0,803546 0,001374 17 LPKR 0,004867 1,422658 0,003852 18 PLIN 0,00867 0,576443 0,016522 19 PWON 0,005777 1,471027 0,00446 20 SMRA 0,008361 1,781153 0,005623 21 TLKM 0,004201 0,723421 0,016522 22 BBCA 0,00452 1,158022 0,001481 23 BBRI 0,005151 1,606967 0,003 24 BBTN 0,004178 1,366987 0,001991 25 BJBR 0,004571 1,269532 0,003044 26 BNBA 0,005575 0,451151 0,001204 27 BFIN 0,006376 0,694984 0,002821", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 37", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 88, "width": 381, "height": 132, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 AHAP 0,004903 0,354352 0,007185 29 AMAG 0,014063 0,800803 0,005498 30 AKRA 0,010266 0,906058 0,001654 31 UNTR 0,005789 1,242211 0,000225 32 LPPF 0,00785 1,176482 0,001951 33 ICON 0,006952 -0,11288 0,001618 34 PANR 0,003976 0,441045 0,001601 35 PJAA -4,2E-05 0,698092 0,003646 36 EMTK 0,009557 0,346216 0,006917 37 SCMA 0,00447 0,868313 0,002668 38 ASGR 0,001073 0,737324 0,001128", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 114, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 428, "height": 246, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 4 di atas terdapat nilai beta. Nilai beta menunjukkan tingkat sensitifitas suatu saham terhadap kondisi pasar secara umum. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nurjanah dan Rosita (2008), mengatakan bahwa beta saham mempunyai pengaruh yang positif terhadap tingkat imbal hasil saham. Normalnya, nilai koefisien beta adalah 1. Saham-saham dengan koefisien beta lebih besar dari 1 disebut saham agresif yang berarti bahwa gejolak pasar berpengaruh lurus terhadap arah gerakan tingkat keuntungan saham tersebut . Hasil perhitungan menunjukkan beberapa saham yang termasuk kategori agresif yaitu BISI, INTP, ICBP, SMRA, LPKR, PWON, BBCA, BBRI, BBTN, BJBR, UNTR dan LPPF, umumnya saham tersebut memiliki tingkat risiko yang relatif besar. Pada saham yang memiliki nilai beta lebih kecil dari 1 disebut saham defensif yang berarti saham tersebut memiliki tingkat risiko yang kecil dan tingkat pengembalian yang kecil juga. Hasil perhitungan menunjukkan beberapa saham yang termasuk kategori defensif yaitu RUIS, TOTO, INAI, DPNS, TPIA, BRNA, INKP, SMSM, PBRX, SCCO, MYOR, HMSP, UNVR, PLIN, TLKM, BNBA, BFIN, AHAP, AMAG, AKRA, PANR, PJAA, EMTK, SCMA, dan ASGR. Namun, ada saham dengan beta yang bernilai negatif yaitu saham ICON, hal tersebut berarti kenaikan perolehan pasar menyebabkan penurunan perolehan aset atau saham.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 188, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.5. Pembentukan Portofolio Optimal", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 428, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Portofolio yang optimal akan berisi aktiva-aktiva yang mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Tahapan untuk portofolio selanjutnya yaitu dengan menghitung nilai excess return to beta (ERB) dan nilai Ci masing-masing saham dan menentukan cut-of- point ( C*). Berikut ini pada Tabel 5 ditunjukkan saham kandidat portofolio.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 182, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Saham kandidat portofolio (ERB>Ci)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 614, "width": 375, "height": 132, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kode Saham ERB Ci 1 TOTO 0,059008978 0,000999 2 EMTK 0,021797243 0,001219 3 HMSP 0,01750141 0,002203 4 AMAG 0,014720964 0,003036 5 PLIN 0,013027471 0,003142 6 BISI 0,012760749 0,003731 7 INAI 0,012853797 0,00397 8 MYOR 0,012536467 0,004371 9 AKRA 0,009770881 0,005701 10 AHAP 0,009647622 0,005725", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 88, "width": 375, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 BNBA 0,009177146 0,005934 12 DPNS 0,006807465 0,005939 13 BFIN 0,006539655 0,005973", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 114, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 427, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini pada tabel 6 ditunjukkan saham non kandidat portofolio. Saham non kandidat portofolio memiliki nilai ERB lebih kecil dari nilai cut-of-rate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 201, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Saham Non Kandidat Portofolio (ERB<Ci)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 208, "width": 375, "height": 316, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kode Saham ERB Ci 1 TPIA 0,005815925 0,005965 2 PBRX 0,003903416 0,005897 3 LPPF 0,003502333 0,005279 4 UNVR 0,002339647 0,004929 5 TLKM 0,001710097 0,004426 6 SMRA 0,001270918 0,00406 7 PANR 0,001050923 0,004008 8 UNTR 0,000894539 0,005202 9 BBTN 0,00086984 0,003945 10 ICBP 0,000665738 0,003581 11 LPKR 0,000471613 0,003326 12 BJBR 0,000315082 0,003095 13 BBCA 0,000164214 0,002604 14 INTP -4,33539E-05 0,002419 15 PWON -7,50769E-05 0,002295 16 SCMA -5,93943E-05 0,002238 17 BBRI -0,000279568 0,001951 18 BRNA -0,000281865 0,001902 19 RUIS -0,000444529 0,00178 20 PJAA -0,000948603 0,001757 21 ASGR -0,001213254 0,001645 22 INKP -0,001226056 0,001611 23 SMSM -0,00171822 0,00153 24 SCCO -0,011898515 0,001522 25 ICON -0,047832508 0,001501", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 114, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 428, "height": 158, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada Tabel 5 dan 6 di atas bahwa nilai dari Ci yang terbesar berada pada angka 0,006539655 atau pada saham BFIN dengan ERB 0,005973. Cut off rate ini merupakan batasan saham-saham mana yang akan masuk kedalam portofolio. Sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas-sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB di titik Ci. Berdasarkan kriteria pemilihan tersebut didapatkan 13 saham yang memiliki nilai excess return to beta lebih besar dari cut off rate pada Tabel 5 yaitu saham TOTO, EMTK, HMSP, AMAG, PLIN, BISI, INAI, MYOR, AKRA, AHAP, BNBA, DPNS, dan BFIN. Kemudian dari 13 saham tersebut dilakukan perhitungan proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing-masing saham dalam portofolio optimal. Hasil perhitungan ditunjukkan pada Tabel 7 berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 39", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 375, "height": 170, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Proporsi dana saham pembentuk portofolio No Kode Saham Xi Wi 1 TOTO 6,917301 34,89% 2 EMTK 0,800685 4,03% 3 HMSP 2,701452 13,62% 4 AMAG 1,373391 6,92% 5 PLIN 0,249221 1,25% 6 BISI 0,753252 3,80% 7 INAI 1,056835 5,33% 8 MYOR 1,230328 6,20% 9 AKRA 3,004985 15,16% 10 AHAP 0,179567 0,90% 11 BNBA 1,341552 6,7682% 12 DPNS 0,05668 0,28%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 114, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 429, "height": 144, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 7 diatas, keseluruhan nilai Xi positif berarti kecenderungan kenaikan harga suatu saham lebih tinggi dibandingkan penurunannya sehingga layak untuk dimiliki karena akan memberikan keuntungan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa saham TOTO memiliki proporsi dana terbesar, yakni sebesar 34,89%. Kemudian setelahnya ada saham AKRA dengan proporsi sebesar 15,16% dan HMSP dengan proporsi sebesar 13,62%. Sedangkan proporsi terkecil ada pada saham DPNS yaitu sebesar 0,28%. Dapat disimpulkan bahwa ketika semakin besar kecenderungan harga saham tersebut naik maka semakin besar pula dana yang sebaiknya diinvestasikan. Tahapan selanjutnya adalah menghitung expected return , standar deviasi dan varian portofolio optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 415, "height": 181, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. E(Rp), STDev dan ERB portofolio Kode Saham E(Ri) STDev Wi BETA ERB TOTO 0,0139s13 0,040764 34,89% 0,074353 0,059009 EMTK 0,008888 0,083166 4,03% 0,013985 0,021797 HMSP 0,00931 0,045516 13,62% 0,06206 0,017501 AMAG 0,01313 0,074149 6,92% 0,055486 0,014721 PLIN 0,008851 0,128537 1,25% 0,007248 0,013027 BISI 0,015669 0,104396 3,80% 0,042668 0,012761 INAI 0,005931 0,049027 5,33% 0,019038 0,012854 MYOR 0,0082 0,055716 6,20% 0,033962 0,012536 AKRA 0,010194 0,040669 15,16% 0,137362 0,009771 AHAP 0,00476 0,084765 0,90% 0,00321 0,009648 BNBA 0,005481 0,034692 6,76% 0,030535 0,009177 DPNS 0,003086 0,061742 0,28% 0,000733 0,006807 BFIN 0,005886 0,05311 0,78% 0,005473 0,00654", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 114, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data diolah (2016)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 86, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 8, terbentuk portofolio optimal yang terdiri dari 13 saham kandidat pembentuk portofolio optimal yang terdiri dari saham TOTO, saham EMTK, saham HMSP, saham AMAG, saham PLIN, saham BISI, saham INAI, saham MYOR, saham AKRA, saham AHAP, saham BNBA, saham DPNS, dan saham BFIN. Portofolio optimal tersebut dengan memiliki Expected return portofolio E(Rp) sebesar 0,010047. Serta tingkat kemungkinan risiko (σp) sebesar 0,022006 dan STDev sebesar 0,000484.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 425, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik dari saham-saham pembentuk portofolio yaitu sebagian memiliki return yang tinggi dan sebagian lainnya memiliki karakterisitik tingkat risiko yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 158, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian-penelitian terdahulu menghasilkan saham-saham pembentuk portofolio yang berbeda. Hasil penelitian Sukarno (2007) menunjukkan bahwa saham- saham penyusun portofolio optimal saham di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2004- 2006 terdiri atas saham PGAS dan AALI. Perbedaan hasil penelitian dengan Sukarno (2007) disebabkan karena perbedaan kondisi pasar yang berbeda yaitu penelitian Sukarno dilaksanakan saat kondisi pasar bullish. Serta, penelitian Sasiang (2014) yang dilakukan pada kondisi bearish 2008 menghasilkan saham-saham penyusun portofolio optimal dengan objek Indeks LQ-45 yaitu saham BNII dan INKP. Dengan kondisi pasar yang sama juga dihasilkan perbedaan hasil penelitian dengan Sasiang, hal ini disebabkan oleh perbedaan objek penelitian yaitu Sasiang menggunakan objek penelitian Indeks LQ45 dan perbedaan teknik pengambilan sampel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 125, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III.6. Implikasi Manajerial", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 202, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2015 mengalami kondisi bearish sehingga terjadi perubahan asumsi risiko dan return pada penelitian-penelitian portofolio terdahulu. Implikasi manajerial pada penelitian ini adalah memberikan suatu rekomendasi portofolio saham optimal kepada investor pada saat kondisi pasar sedang melemah ( bearish) agar dapat dijadikan acuan dalam pemilihan alternatif investasi. Hal ini ditunjukkan dengan pembentukan kombinasi portofolio optimal yang mencerminkan saham-saham optimal melalui perhitungan Model Indeks Tunggal yang nantinya diharapkan memberikan tingkat expected return optimal dengan minimalisasi risiko. Pada pembentukan portofolio optimal terdapat pula perhitungan proporsi dana saham- saham optimal tersebut, sehingga investor dapat mengetahui persentase dana saham yang akan diinvestasikannya. Selain itu, peneliti menyarankan investor untuk memilih portofolio optimum dengan menggunakan strategi aktif metode indeks tunggal sebagai strategi Investasi, hal ini sangat membantu investor dalam pemilihan alternatif saham- saham optimal dalam berinvestasi dalam menghadapi kondisi bearish", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 77, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 429, "height": 187, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2015 saat kondisi pasar berubah menjadi bearish, terjadi perubahan asumsi risiko dan return pada penelitian-penelitian portofolio saham optimal terdahulu. Maka dari itu, penelitian ini mengidentifikasi, menyeleksi, dan membuat portofolio optimal baru dengan saham-saham yang masih berpotensi memberikan return positif pada kondisi pasar bearish. Penelitian menggunakan model indeks tunggal terhadap seluruh saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sejumlah 528 emiten. Kemudian, sample diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling dan menghasilkan 38 anggota sampel. Berdasarkan hasil analisis, menunjukkan hanya 13 saham yang mempunyai nilai excess return to beta lebih besar dari nilai cut off rate dan menjadi kandidat portofolio. Saham-saham pembentuk portofolio optimal yaitu: saham TOTO, saham EMTK, saham HMSP, saham AMAG, saham PLIN, saham BISI, saham INAI, saham MYOR, saham AKRA, saham AHAP, saham BNBA, saham DPNS, dan saham BFIN. Karakteristik dari saham-saham pembentuk", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 45, "width": 292, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal | 41", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "portofolio yaitu memiliki return yang tinggi seperti saham TOTO, AKRA, HMSP, AMAG, MYOR, EMTK, BISI, dan PLIN. Saham lainnya seperti BNBA, INAI, AHAP, BFIN, dan DPNS memiliki karakterisitik tingkat risiko yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 144, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis, proporsi dana komposisi saham pembentuk portofolio optimal adalah sebesar 34,89% untuk saham TOTO, 4,03% untuk saham EMTK, 13,62% untuk saham HMSP, 6,92% untuk saham AMAG, 1,25% untuk saham PLIN, 3,80% untuk saham BISI, 5,33% untuk saham INAI, 6,20% untuk saham MYOR, 15,16% untuk saham AKRA, 0,90% untuk saham AHAP, 6,76% untuk saham BNBA, 0,28% untuk saham DPNS, dan 0,78% untuk saham BFIN. Tiga belas portofolio optimal tersebut diharapkan mempunyai return sebesar E(Rp) = 0,010047 dan risiko yang harus dihadapi investor atas investasinya pada tujuh belas saham tersebut adalah (σp) = 0,022006. Nilai ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan risk free rate dari SBI yang bernilai 0,001341 dan return IHSG yaitu -0,0023.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 89, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[BI] Bank Indonesia. 2015. SBI Rate periode 2015. [Internet]. [Diunduh 18 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.bi.go.id.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[BEI] Bursa Efek Indonesia. 2015. IDX STATISTICS. [Internet]. [Diunduh 11 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.idx.co.id.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 428, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dahlan S et all . 2013. Penggunaan Single Index Model dalam Analisis Portofolio untuk Meminimumkan Risiko bagi Investor di Pasar Modal (Studi pada Saham Perusahaan yang Tercatat dalam Indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. Jurnal Administrasi Bisnis. 6(2):1-10.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hartono J. 2008. Teori Portofolio dan Analisis Investasi . Ed ke-5. Yogyakarta (ID) : BPFE. Hartono J. 2014. Teori dan Praktik Portofolio dengan Excel . Jakarta (ID): Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 428, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasan. 2010. Analisis Pengaruh Return Pasar dan Beberapa Variabel Makro Ekonomi terhadap Return Saham Individual dan Portofolio (Perbandingan Model Pasar, Model Makro-Ekonomi dan Gabungannya). Jurnal Ekonomi dan Bisnis. 5(9):97- 107.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Husnan S. 2005. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Ed: 4. Yogyakarta (ID): Penerbit dan Percetakan UPP STIM YKPN.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurjanah Y, Rosita SI. 2008. Pengaruh Beta Saham terhadap Tingkat Imbal Hasil Saham (Studi Kasus pada Lima Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ilmiah Kesatuan. 2(10):81-86.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sasiang DF. 2014. Analisis Perbandingan Kinerja Portofolio Optimal yang Dibentuk Menggunakan Single Index Model dan Multi Index Model dalam Kondisi Pasar Bullish dan Bearish . [tesis]. Jakarta (ID): Universitas Bina Nusantara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Septyanto D, Kertopati B. 2014. Analisis Strategi Optimalisasi Portofolio Saham LQ 45 (Pada Bursa efek Indonesia Tahun 2009-2011). Jurnal Finance and Banking . 16(2):140-56.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 429, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukarno M. 2007. Analisis Pembentukan Portofolio Optimal Saham Menggunakan Metode Single Index di Bursa Efek Jakarta . [tesis]. Semarang (ID): Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 45, "width": 295, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 | Putri RA, Purwanto Budi – Pembentukan Portofolio Saham Optimal", "type": "Page header" }, { "left": 229, "top": 784, "width": 140, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Manajemen dan Organisasi Vol VIII, No 1, April 2017", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tandelilin E. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio . Yogyakarta (ID): BPFE Yogyakarta. Widoatmojo S. 2012. Cara Sehat Investasi di Pasar Modal . Jakarta (ID): PT Elex Media Komputindo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 428, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yahoo Finance. 2015. Data historis harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI periode 2015. [Internet]. [Diunduh 11 Maret 2016]. Tersedia pada http://www.finance.yahoo.com.", "type": "List item" } ]
ae1b3f2e-9421-9184-e114-8479ceca2f39
https://ijc.ilearning.co/index.php/ATM/article/download/691/768
[ { "left": 85, "top": 58, "width": 176, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM, ​ Vol 1, No, 2, July 2017 e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 70, "width": 26, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■103", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 106, "width": 370, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System", "type": "Title" }, { "left": 88, "top": 188, "width": 422, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "M. Budi Djatmiko ​ 1 ​ ​ , Al Husain ​​ 2 ​ ​ , Giandari Maulani ​​ 3 ​ , ​ Leli Nirmalasari ​ ⁴ 1 ​ APTISI, Komplek RS. IMC Bintaro Jaya Sektor 9, Jl. Jombang Raya No.56, Jombang, Ciputat", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 212, "width": 335, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "2 ​ ​ STMIK Raharja, Jl. Jenderal Sudirman No. 40 Modern Cikokol Tangerang", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 224, "width": 389, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "3 ​ ​ Universitas Budi Luhur, ​ Jl. Ciledug Raya, Petukangan Utara, Jakarta Selatan ⁴ Universiti Utara Malaysia, ​ 41-3 Jalan Raja Muda Abd Aziz, Kuala Lumpur, Malaysia email : ​ [email protected] ​ , ​​ [email protected] ​ , ​ ​​ [email protected] ​ , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 297, "width": 41, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 426, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "In the economic activities of the company can not be separated from the name of the process of sales and purchases. Especially in the company's accounting system sales process does not escape become part of the system. That's because sales become vital to prosper the company's welfare. As a financial revenue source in the company the sales process must be analyzed and recorded in real time whether wherever and whenever. As an anticipatory action to reduce the crime of financial acts such as manipulation at the company so as not to cause big losses to the company and result in bankruptcy of the company. Use of Web Based Accounting Online System or commonly known WBAOS it can all be done easily. Starting from analyzing company sales to record sales. This is considered very effective if using an accounting system that is still offline and more efficient of course.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 186, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Keywords ​ : WBAOS, Sales, and Analysis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 72, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 477, "width": 426, "height": 119, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Economic activity in a company can not be separated from the activities of the sales and purchase transactions [1]. A stable sales process and a stable purchasing process will make a company's financial condition stable too. With the two processes can prosper and prosper a company, Sales activity is one of the main goals of the company [2]. Increased activity sales process can also increase the company's cash, thus covering the capital used [3]. In the accounting system sales process also did not escape the attention. This is because every sales process is recorded and remembered in the company's accounting system [4]. Because so many employees can manipulate, then no wonder the sales process of the company for personal gain [5]. Also by noting the sales process can monitor and analyze the sales that runs on a company.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 426, "height": 156, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "A good accounting system can record and analyze the sales process in real time, anywhere and anytime there is internet connection is the most important [6]. This is based on not every time an employee or a company's accountant is in the room, sometimes he joined a meeting by the director to leave the room he occupied. Centralized data as well as ease of access into the most important points within an organization [7]. But by using Web Based Accounting Online System accounting process can take place more efficiently and accurate in delivering information [8]. In terms of the effective benefits we can more quickly find information, because it can be accessed wherever and whenever the accountant is located [9]. For example, when in the meeting room with several clients and directors requested the latest financial records at that instant also the accountant can update it also in accordance with the data that entered in that second as well. purposes and needs always wants to rapid and accurate and make the director happy to get clients [10-12]. Sales processes that can be analyzed and recorded with WBAOS effectively and efficiently.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 23, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■104", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 58, "width": 195, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 426, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "The Sales Menu serves to record every sale transaction of goods or services in the form of invoice, delivery (E), ordering (E), and offer (E).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 425, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "To access this menu, click Sales on the vertical menu on the left. You will see the sales page as follows.", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 366, "width": 133, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 1. Display Menu Sales", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 127, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "2. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 402, "width": 426, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "The process of analyzing and recording company sales can be easily done using WBAOS. This is because the system that is online so that can be accessed anywhere and anytime with a good internet connection [13], here are some features that can be used to analyze and record sales:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 462, "width": 121, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Transaction Status", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 426, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Each invoice / shipment / order / offer has their respective status ie, Not Paid, Maturity, Full or Partial Paid. You can sort by that status with the following 3 criteria:", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 498, "width": 387, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "a. Unpaid Sales (in IDR) ​ : nominal click to sort transactions with the condition of the transaction has not been paid at all or has been partially paid and is due but partially payable for all periods;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM Vol. 1, No. 2, July 2017 : 103-115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 24, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 58, "width": 176, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 58, "width": 26, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■105", "type": "Page header" }, { "left": 208, "top": 94, "width": 182, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 2. Display Status of Unpaid Sales", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 118, "width": 383, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "b. Maturity Sale (in IDR): ​ sales that are already due either have been paid in part or have not been paid for all time periods. Click on sales numbers below this status and you will see a list of overdue sales;", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 356, "width": 199, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 3. Sales Status Display Maturity Date", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 425, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Repayment Received Last 30 Days (in IDR): ​ paid sales, partially or fully paid from the last 30 days to today's date (Today's Date). Click on a sales number below this status and you'll see a list of payments received in the last 30 days;", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 634, "width": 161, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 4. Last 30 Days Sales Views", "type": "Caption" }, { "left": 175, "top": 658, "width": 222, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "a. You will be taken to the sales list report page.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 763, "width": 402, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System (M. Budi Djatmiko)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 23, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■106", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 58, "width": 195, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 207, "top": 309, "width": 185, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 5. Display Menu List Sales Report", "type": "Caption" }, { "left": 92, "top": 333, "width": 143, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Creating Sales Charges", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 425, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "To create sales invoices, click Sales on the vertical menu on the left. Then, click \"+ Create New Sales\". On the sales added page, you can specify whether you will make a Sales, Booking or Offer invoice.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 408, "width": 252, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Filling in Customer Information and Transactions", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 583, "width": 243, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 6. Display of Customer Transaction Information", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 607, "width": 323, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Customer: Select customer from the option box or add a new customer (required);", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 631, "width": 322, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Email: This field will automatically populate according to the selected customer;", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 655, "width": 323, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Shipping Info: Check if items will be sent. Then you will fill in the address, date, manner, shipping cost and tracking number. The delivery function will appear after it is activated through the Settings menu> Sales tab and check 'Delivery'.", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 703, "width": 323, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Billing Address: This field will fill automatically after the customer is selected;", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 727, "width": 210, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Transaction Date: Choose your sales date;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM Vol. 1, No. 2, July 2017 : 103-115", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 304, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Table" }, { "left": 488, "top": 58, "width": 26, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■107", "type": "Page header" }, { "left": 188, "top": 94, "width": 323, "height": 119, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Due Date: This field will be filled in accordance with the terms of the selected payment. However, it can still be selected as desired; - Payment Terms: Choose the payment terms you want for this sale. The default payment terms available by the system are Cash on Delivery, Net 15, Net 30 and Net 60. The selected payment terms will affect the due date; - No Transaction: The transaction number will be given and sorted automatically by the system, but can be changed as desired. This transaction number will make it easier for you to track your transaction data.", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 214, "width": 323, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- No Customer Reference: Enter the customer reference number. For example, to record the subscriber's order number (optional);", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 238, "width": 323, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Tag: Select a transaction tag from the selection box or you can create a new tag. This tag will make it easier for you to read transaction reports grouped by tag.", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 274, "width": 323, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Warehouse: Choose from the warehouse which products you sell. You can also create new warehouses to group the products that exist in your company;", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 322, "width": 135, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Filling in Product Details", "type": "List item" }, { "left": 227, "top": 405, "width": 143, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 7. Product Detail Display", "type": "Picture" }, { "left": 211, "top": 429, "width": 300, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Price Includes Tax: Swipe this button to the right if the price of the product you are selling includes VAT. - Suppose the price of your product is Rp 100,000 (including VAT), then the unit price will automatically be calculated with the value of Rp 90.909.090909 and the tax value is Rp 9,090,909091.", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 501, "width": 299, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Product: Select the products sold from the selection box. If no, type the product name to add it to the product list;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 525, "width": 300, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Description: The description will be displayed automatically if you select the product from the selection box. You can change it if necessary;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 561, "width": 217, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Quantity: Enter the number of products sold;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 573, "width": 300, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Unit: Will appear automatically according to the selected product;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 597, "width": 300, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Unit Price: The unit price will be displayed according to the product you selected or you can also fill it as needed;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 621, "width": 299, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Discount Columns: Enter product discounts when the product you sell will be discounted;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 645, "width": 299, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Amount: This field is the sum of multiplication of quantity, unit price and discount and will be added automatically;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 670, "width": 299, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Tax: Select the tax that will apply for each product. If you have not yet, you can click + Add New to add new tax list. Tax may be as a cutter or nominal increase of the transaction by arranging it on the Other List> Taxes;", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 763, "width": 402, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System (M. Budi Djatmiko)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 23, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■108", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 58, "width": 195, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 94, "width": 154, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Fill in Additional Information", "type": "Section header" }, { "left": 197, "top": 242, "width": 204, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 8. Display Form Additional Information", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 266, "width": 300, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Message: ​ Enter additional information about the sales transaction you noted. This message will be printed on your sales invoice; - Memo: ​ Enter additional information about sales transactions that will appear on your sales report (not printed on invoices); - Attachment: ​ Click + Add File if there is a file to be attached;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 338, "width": 300, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Discount: ​ You can choose to enter a value or a discount percentage. You can also enter multiple discounts. For example, select% and type 50 + 20 in the discount field. The percentage of discounts that come up is the percentage of compound discount that is, 60%. This field will appear if it is activated via the Settings menu> Products Tab and ticks Discounts;", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 473, "width": 151, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 9. Display Add Discount", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 497, "width": 299, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Discounts Per Line: ​ Enter the percentage or discounted value provided. This field will appear after being activated via the Settings menu> Sales tab (if any);", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 533, "width": 300, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Cutting: ​ Click \"Enter Amount Cut\". Then, select the account that holds the withholding tax, for example: 21 Income-Fixed Asset account. Enter the percentage of withholding tax;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 569, "width": 299, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Advance: ​ Enter the money paid upfront (deposit). This advance will deduct the amount charged to your customers. If the deposit entered exceeds the bill, the rest will be a memo credit", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 641, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Saving completed sales.", "type": "List item" }, { "left": 227, "top": 653, "width": 284, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "When you're done, you'll see 2 function buttons below the form. Click \"Cancel\" to cancel the sales recording. To save new sales data, click \"Generate Sales\"; This button has 2 different options if you click the up arrow next to this button.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM Vol. 1, No. 2, July 2017 : 103-115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 24, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM", "type": "Page header" }, { "left": 213, "top": 58, "width": 176, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 58, "width": 26, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■109", "type": "Page header" }, { "left": 216, "top": 191, "width": 165, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 10. Display of Sales Option", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 215, "width": 319, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "If you choose \"Make Sales\", after your sales transaction is recorded, you will be directed to the Sales menu main page. If you choose \"Create & New\", you will be redirected to the page to record a new sale transaction after saving your previous sales data.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 275, "width": 116, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Make Sales Delivery", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 290, "width": 321, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "In this section, you will see an explanation of the sales delivery process.", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 302, "width": 97, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Delivery process,", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 314, "width": 87, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Make Delivery,", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 326, "width": 174, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Make Billing from Multiple Delivery", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 350, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Delivery process", "type": "Section header" }, { "left": 212, "top": 501, "width": 174, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 11. Delivery Process Flow View", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 426, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "The delivery process in Journal starts from Offers> Booking> Delivery> Billing. Before making delivery, you must make a reservation first. After that, your staff with welding roles (Stockist) can make delivery of sales orders that have been made.", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 597, "width": 85, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Make Delivery", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 609, "width": 319, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "If you have already made a sales order, you can create a delivery by following these steps:", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 633, "width": 135, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click the Sales menu; - Click the Sales Order tab;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 657, "width": 299, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click the booking number; - Scroll down and click Actions> Make Delivery. You will see the following page;", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 763, "width": 402, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System (M. Budi Djatmiko)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 23, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■110", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 58, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 195, "top": 248, "width": 209, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 12. Display Form Create Sales Delivery", "type": "Caption" }, { "left": 211, "top": 272, "width": 300, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- In the picture, it looks you made a shipment for 5 items out of a total of 10 items. This means you can make delivery with the same order number more than 1x.", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 308, "width": 208, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Shipping Date: Choose your delivery date;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 320, "width": 299, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Send Through: The contents of the shipping service you use (if any);", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 344, "width": 300, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Tracking No.: Fill in your freight shipment tracking number (if any);", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 369, "width": 299, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- No Transaction: This number will be assigned and sorted automatically by the system. But you can change it;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 393, "width": 300, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Quantity: Fill quantity of goods to be shipped. You can fill quantity quantity sent partially or wholly. For example, the number of your order is 10 while the shipped is 5 (partial). You can make billing for some of the items shipped by filling in the quantity quantity. Example: 5; - Shipping Fee: Fill your shipping cost;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 465, "width": 292, "height": 179, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click \"Create Sales Delivery\". You will see the following form; Figure 13. This Delivery States", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 658, "width": 300, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- This Delivery states that you have issued a statement to send some items to your customers. - To create a charge from your delivery, click \"Create Billing.\" Billing made is in accordance with the amount of goods that have been sent", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM Vol. 1, No. 2, July 2017 : 103-115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 24, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM", "type": "Table" }, { "left": 213, "top": 58, "width": 176, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 58, "width": 26, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■111", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 94, "width": 184, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Make Billing from Multiple Delivery", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 106, "width": 319, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "You can set up billing for each shipment or make 1 billing for multiple shipping. To create billing from some of your submissions:", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 130, "width": 118, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click the Sales menu;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 142, "width": 145, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click the Sales Delivery tab; - Click the shipping number;", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 166, "width": 299, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click \"Create Billing\" on the delivery page; - Then, select your shipping number on your billing invoice in the Delivery column;", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 344, "width": 133, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 14. Create Sales View", "type": "Picture" }, { "left": 211, "top": 368, "width": 164, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Insert deduction when available;", "type": "List item" }, { "left": 211, "top": 380, "width": 107, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- click \"Make a sale\".", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 416, "width": 129, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Creating a Sales Order", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 428, "width": 354, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "After obtaining orders (Purchase Order) from customers, then the company will generally document the sales order in the accounting records of the company [14-15].", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 476, "width": 265, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Making a sales order can be done by following these steps:", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 488, "width": 130, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Go to \"Sales\" menu;", "type": "Table" }, { "left": 175, "top": 500, "width": 206, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click on the \"+ Create New Sales\" button;", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 512, "width": 115, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Select \"Sales Order\";", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 524, "width": 335, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Next, you will be taken to the sales order form page. Complete all the necessary information on the form like the following example:", "type": "List item" }, { "left": 213, "top": 705, "width": 172, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 15. Display Create Sales Order", "type": "Caption" }, { "left": 112, "top": 763, "width": 402, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System (M. Budi Djatmiko)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 23, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■112", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 58, "width": 195, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 94, "width": 204, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- When done, click \"Create a Sales Order\".", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 106, "width": 191, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Similarly, a sales order form is formed.", "type": "List item" }, { "left": 192, "top": 284, "width": 214, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 16. Display Results Create Sales Orders", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 308, "width": 335, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- The sales order you made, has been listed on the \"Sales\" menu in the \"Sales Order\" tab as follows", "type": "List item" }, { "left": 216, "top": 520, "width": 164, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 17. Making New Reservations", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 544, "width": 336, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- In addition to making new reservations, you can also make sales orders based on the sales offer you have previously provided to those customers.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 592, "width": 110, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "● Make a Sales Offer", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 604, "width": 353, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "If you want to offer customers a bid on the product you sell, you can create a sales offer form through the following steps:", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 628, "width": 111, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Go to \"Sales\" menu;", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 640, "width": 171, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Click on the \"+ Create New Sales;", "type": "List item" }, { "left": 175, "top": 652, "width": 87, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- \"Offer of Sale\";", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM Vol. 1, No. 2, July 2017 : 103-115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 24, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM", "type": "Page header" }, { "left": 213, "top": 58, "width": 176, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 58, "width": 26, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■113", "type": "Page header" }, { "left": 196, "top": 191, "width": 205, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 18. Menu Display Create a Sales Offer", "type": "Caption" }, { "left": 175, "top": 215, "width": 336, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Next, you'll be taken to the sales offer form page. Complete all the necessary information on the form like the following example:", "type": "List item" }, { "left": 210, "top": 408, "width": 177, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 19. Display Create a Sales Offer", "type": "Caption" }, { "left": 175, "top": 432, "width": 335, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- After completing all the information, save your data by click \"Create a Sales Offer\" at the bottom right of the page.", "type": "List item" }, { "left": 197, "top": 661, "width": 204, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 20. Display of Sales Offer Charge Bills", "type": "Caption" }, { "left": 175, "top": 685, "width": 209, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- Such is the form of sales offer that formed.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 763, "width": 402, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System (M. Budi Djatmiko)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 23, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "■114", "type": "Page header" }, { "left": 319, "top": 58, "width": 195, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812", "type": "Page header" }, { "left": 198, "top": 260, "width": 202, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 21. Results View Create a Sales Offer", "type": "Caption" }, { "left": 175, "top": 284, "width": 335, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- The sales offer you have made has been listed on the \"Sales\" menu in the Sales Offer tab as follows:", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 432, "width": 197, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Figure 22. Display of Sale Offer Transaction", "type": "Caption" }, { "left": 175, "top": 456, "width": 335, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "- If the customer accepts the offer you have provided and makes a sales order, then you can continue recording on the ordering process", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 74, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "3. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 426, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Based on the discussion already described by the author. Sales is one of the most vital components along with purchasing. This is because the sale of the place where the entry of the coffers of a company's money. If the sales process of a company is not running or recorded properly then it can be messy and cause huge losses for the company. With WBAOS 2.0 (Web Based Accounting Online System) can facilitate the company to analyze and record the sales process that occurred. The company's sales analysis and records are useful for recording every corporate sales incident, because using the online system the process can be done anywhere and anytime with a good internet connection. So as not to cause significant losses to the company.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 54, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 425, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[1] ​ Handayani I, Warsito AB, Pangestu SA. PEMANFAATAN WEBSITE RAHARJA. AC. ID", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 648, "width": 405, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "SEBAGAI MEDIA INFORMASI DAN ​ UPLOAD ARTIKEL UNTUK NS-CCIT", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 661, "width": 321, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "MENGGUNAKAN FRAMEWORK YII. CCIT Journal. 2017;10(1):127-38.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 426, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[2] Rochmaw ​ ati R, Valeria V. Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Berbasis Komputer pada Perusahaan Kecil (Studi Kasus pada PT. Trust Technology). Jurnal Bisnis dan Manajemen. 2014;12(1):17-28.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 425, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[3] Rahardja U, Harahap EP, Pratiwi S. Pemanfaatan Mailchimp Sebagai Trend Penyebaran Informasi Pembayaran Bagi Mahasiswa Di Perguruan Tinggi. Technomedia Journal. 2018 Apr 22;2(2):38-51.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 186, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM Vol. 1, No. 2, July 2017 : 103-115", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 429, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "ATM e-ISSN: 2622-6804 p-ISSN: 2622-6812 ■115", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 426, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[4] Handayani I, Aini Q, Oktavyanti Y. Penggunaan RinfoCal Sebagai Aplikasi Pengingat (Reminder) Kegiatan Akademik Pada Perguruan Tinggi. CCIT Journal. 2015;9(1):13-26.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 118, "width": 426, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[5] Sulistyo W, Chandra DW. Desain Sistem Penyebaran Informasi yang Efisien ÿengan Memanfaatkan Teknologi Informasi di Pemerintah Kota Salatiga.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 142, "width": 425, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[6] Rahardja U, Aini Q, Enay N. Optimalisasi Dashboard pada Sistem Penilaian Sebagai Media Informasi di Perguruan Tinggi. Sisfotenika. 2017 Aug 21;7(2):167-76.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 425, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[7] Yusup M, Rahardja U, Oktaviani S. GO+ Dalam Menunjang Int+ Untuk Pengelolaan Data Cmb Pada Perguruan Tinggi. CCIT Journal. 2014;8(1):65-82.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 425, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[8] Tiara K, Nurhaeni T. Penerapan Viewboard GO+ Berbasis Yii Sebagai Media Monitoring Pembayaran Mahasiswa. Technomedia Journal. 2016 Dec 2;1(1):65-77.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 426, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[9] Tiara K, Nurhaeni T, Faradisa Y. PENERAPAN GO+ BERBASIS WEB UNTUK MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN LEMBAGA KEUANGAN MAHASISWA. Technomedia Journal. 2017 Mar 1;1(2):90-105.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 250, "width": 433, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[10] Rafika AS, Putri DI, Sanusi S. SISTEM PEMBAYARAN RINCIAN BIAYA KULIAH PADA PERGURUAN TINGGI RAHARJA MENGGUNAKAN GO+. CERITA Journal. 2017;3(1):64-74.", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 286, "width": 432, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[11] Suryana, E., Syafnidawati, S., & Aryani, D. (2017). Utilization Chart of Account For Effectiveness Company Cash Mapping On Web Based Accounting Online System 2.0. Aptisi Transactions of Management (ATM), 1(1), 27-33.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 322, "width": 433, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[12] Rahardja, U., Moein, A., & Lutfiani, N. Leadership, Competency, Working Motivation and Performance of High Private Education Lecturer with Institution Accreditation B: Area Kopertis IV Banten Province. ​ Man India ​ , ​ 97 ​ (24), 179-192.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 358, "width": 432, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[13] Yusup M, Rahardja U, Oktaviani S. GO+ Dalam Menunjang Int+ Untuk Pengelolaan Data Cmb Pada Perguruan Tinggi. CCIT Journal. 2014;8(1):65-82.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 382, "width": 432, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[14] Rahardja U, Handayani I, Firmansyah RA. Penerapan SPB Online Menggunakan Rinfo Transformation Pada Bagian Pengadaan Perguruan Tinggi. CogITo Smart Journal. 2016 Sep 18;2(1):69-81.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 418, "width": 432, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "[15] Sulistyo W, Chandra DW. Desain Sistem Penyebaran Informasi yang Efisien ÿengan Memanfaatkan Teknologi Informasi di Pemerintah Kota Salatiga.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 763, "width": 402, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 596, "page_height": 843, "text": "Analyze and Record a Series of Corporate Sales Transactions On Web Based Accounting Online System (M. Budi Djatmiko)", "type": "Text" } ]
41d95ebb-88fb-4ec1-9a5a-dcdf2aa03c7f
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/4373/3188
[ { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 3 Nomor 4 Tahun 2023 Page 7888-7897 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 101, "width": 282, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 147, "width": 352, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Pencapaian Nilai Akademis Mahasiswa Filsafat", "type": "Section header" }, { "left": 95, "top": 217, "width": 408, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jonatan Geraldo Retor 1 ✉ , Edwin Melky Lumingkewas 2 , Winda Novita Warouw 3", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 242, "width": 180, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Filsafat, Universitas Klabat", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 261, "width": 198, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 308, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 327, "width": 479, "height": 261, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai akademis merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan mahasiswa Filsafat, karena itu menjadi salah satu syarat kelulusan tamat di UNKLAB. Dalam mencapai nilai akademis yang diharapkan, para mahasiswa membutuhkan peran orang tua. Ketika orang tua mampu menunjukkan dan memberikan teladan yang baik terutama dalam praktik hidup mereka, memberikan lebih baik bagi mahasiswa. Faktor lain yang memberikan kontribusi bagi mahasiswa dalam mencapai nilai akademik adalah motivasi orang tua. Motivasi yang orang tua dapat berikan kepada mahasiswa untuk mencapai nilai akademis yang diharapkan. Adapun motivasi ini dapat berbentuk lisan (kata-kata), secara finansial, dalam bentuk penghargaan (reward) dan hukuman (punishment), pengembangan komunikasi dalam membangun hubungan yang baik, secara signifikan memberikan pengaruh positif dalam tercapainya nilai akademis mahasiswa Fakultas Filsafat. Berdasarkan hasil yang didapatkan dalam penelitian ini, motivasi orang tua memiliki hubungan yang kuat terhadap pencapaian nilai akademis yaitu sebesar 44.4%. Didapati juga motivasi orang tua memiliki pengaruh terhadap pencapaian nilai akademis dan pengaruhnya adalah positif. hasil selanjutnya pengaruh motivasi orang tua terhadap pencapaian nilai akademis adalah sebesar 5.6%.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 592, "width": 276, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Mahasiswa, motivasi orang tua, nilai akademis", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 42, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 472, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Academic achievement is something that cannot be separated from the life of Philosophy students, as it is one of the graduation requirements at UNKLAB. To attain the desired academic scores, students need the support of their parents. When parents can show and set a good example, especially in their daily lives, it benefits the students. Another factor contributing to students' academic success is parental motivation. The motivation parents provide to students to achieve the expected academic scores can take various forms, such as verbal encouragement, financial support, rewards, and punishments. Additionally, fostering good communication to build strong relationships significantly influences Philosophy students' academic achievements. Based on the results of this research, it is found that parental motivation has a strong relationship with academic achievement, accounting for 44.4%. Furthermore, parental motivation has a positive influence on academic achievement, with an additional impact of 5.6%.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 267, "width": 301, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keyword: Students, parental motivation, academic achievement", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 307, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 328, "width": 470, "height": 430, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai akademik ini sebenarnya merupakan hasil prestasi belajar mahasiswa. Pada hakekatnya, prestasi belajar merupakan pencerminan dari usaha belajar. Semakin baik usaha belajar yang dilakukan individu, maka semakin baik pula prestasi yang dicapai (Basri, 2012). Suharli (2011) menyatakan bahwa memiliki nilai akademis yang tinggi memberi peluang yang lebih besar dalam mencapai kesuksesan. Dengan mengembangkan serta mengoptimalkan nilai akademis, aan menjadi satu poin yang perlu dipertimbangkan untuk proses akomodasi pendidikan selanjutnya (Puspasari, 2011). Pencapaian nilai akademis mahasiswa dipengaruhi oleh aspek peranan keluarga atau dukungan orang tua (wali). Zulkarnain (2017) menyatakan bahwa orang tua memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan mendampingi anak-anaknya dalam belajar sehingga mereka mengetahui tahap pembelajarannya. Orang tua juga perlu menanamkan rasa suka terhadap ilmu pengetahuan pada anak-anak mereka dan membuat mereka tertarik untuk belajar dengan giat dan mencapai nilai terbaik mereka. Orang tua perlu terus memotivasi anak-anaknya untuk belajar dengan baik. Motivasi dapat menjadi suatu pendorong bagi anak, mengarahkan mereka untuk memiliki semangat belajar yang tinggi dan mencapai nilai akademik yang diharapkan. Sardiman (2018) menyatakan fungsi motivasi yaitu: pertama, mendorong manusia untuk berbuat. Kedua, menuntun arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai, dengan demikian motivasi dapat memberi arah, dan kegiatan harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. Ketiga, menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang serasi guna untuk mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 470, "height": 160, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh karena itu, peran orang tua dalam memotivasi anaknya sangat diperlukan. Pencapaian nilai akademis merupakan salah satu aspek penting bagi setiap mahasiswa agar dapat lulus dan ditamatkan dari perkuliahan. Buku Panduan Universitas Klabat menyatakan, untuk memenuhi kriteria diterima pada pendaftaran semester ke tiga adalah sekurang- kurangnya satu dari dua semester pertama mencapai akumulatif GPA 2.3. Pentingnya pencapaian nilai akademis dipertegas lagi oleh salah satu syarat mahasiswa UNKLAB dapat ditamatkan jika memenuhi indeks prestasi 2.30 untuk semua mata kuliah, 2.55 untuk mata kuliah major (keahlian) dan 2.55 untuk matakuliah minor (Universitas Klabat, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 469, "height": 244, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ervina & Rohayati (2020) menyatakan pendidikan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seseorang, karena melalui pendidikan seseorang dapat mencapai masa depan yang lebih baik. Adapun pendidikan memang tidak mudah untuk dicapai, tetapi harus melalui keseriusan dalam mencapainya. Begitu pula dalam mencapai nilai akademik yang tinggi, dibutuhkan keseriusan dalam mencapainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah nilai akademis masih sering terjadi di kalangan mahasiswa filsafat (Sarpan, 2019). Pendapat itu lebih dipertegas lagi dengan wawancara pada tanggal 30 November dan 2 Desember 2018 kepada beberapa dosen UNKLAB yang berpengalaman yang salah satunya menyatakan bahwa di kelas-kelas tertentu ada mahasiswa filsafat yang tidak lulus karena tidak memenuhi nilai akademis sesuai standar kelulusan. Selanjutnya dosen lain menyatakan di semua kelas pada setiap semester masalah tersebut terjadi, dan persentasenya mencapai 10% (Sarpan, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 470, "height": 161, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orang tua akan menjadi contoh bagi anak, anak biasanya akan menirukan apa saja yang dilakukan oleh orang tua. Jadi orang tua harus bisa memberikan keteladanan dan kebiasaan sehari-hari yang baik sehingga dapat dijadikan contoh bagi anaknya. Keteladanan dan kebiasaan yang baik itu, sebaiknya diberikan oleh orang tua sejak dari kanak-kanak karena hal itu dapat berpengaruh terhadap perkembangan jiwa mereka (Ariyani, 2016). Rakhmawati (2015) menyatakan orang tua merupakan cerminan yang bisa dilihat dan ditiru oleh anak-anaknya dalam keluarga. Anak-anak biasanya mewarisi kecenderungan dari orang tua mereka, dan meniru teladan hidup mereka (White, 1976).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 620, "width": 470, "height": 140, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hulu, Lase, & Ndaraha (2021) berpendapat para orang tua harus memberi anak-anak mereka bimbingan. Melgosa (2019) menuliskan bahwa, orang tua harus memberitahukan nilai-nilai dan tujuan kepada anak-anak mereka untuk membimbing mereka sepanjang hidup mereka, orang tua memiliki kewajiban moral untuk mempersiapkan anak-anak mereka menjadi yang berguna, memiliki prinsip dan nilai yang menguntungkan mereka dan juga masyarakat secara keseluruhan. Orang tua yang mempunyai komunikasi yang baik dengan anak dan mengawasi mereka dengan tepat dapat membantu mereka mengatasi", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 469, "height": 160, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tekanan akademik dan sosial. Selain itu, keluarga dapat memberikan dukungan emosional dan memotivasi mereka untuk menyelesaikan studinya. (Sullivan-Cosetti, Pescosolido & Martin, 2017). Beberapa bentuk pengawasan orang tua terhadap anaknya adalah selalu berkomunikasi dengan mereka, sehingga dapat tahu perkembangan mereka dengan baik dalam pergaulan dan lain sebagainya. Dengan terjalinnya komunikasi yang baik antara orang tua dan anak maka mereka tidak akan malu untuk menceritakan kepada orang tua bagaimana pergaulannya bersama teman-temannya. Dengan begitu orang tua bisa memberikan masukan, motivasi, dan nasihat yang berguna bagi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 469, "height": 389, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman & Rochayati (2018) berpendapat komunikasi orang tua dengan anaknya dalam kegiatan belajar sangat diperlukan, sebab komunikasi seperti itu dapat meningkatkan kualitas belajar anak. Komunikasi yang harmonis antara orang tua dengan anaknya adalah komunikasi yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk menyukseskan belajar anak sendiri. Pemberian motivasi dari orang tua, tidak harus dengan pemberian hadiah kepada mahasiswa, motivasi juga dapat diberikan melalui pemberian semangat dan dukungan dari orang terdekat. Memberikan pujian harus mengacu pada pencapaian atau usaha yang dilakukan mahasiswa, melalui kata-kata yang positif dan membantu. Dengan memberikan semangat secara lisan, orang terdekat membantu mahasiswa untuk merasa dihargai, termotivasi dan tetap bersemangat dalam menjalani kegiatan akademik maupun non-akademik. Hal ini juga membantu mahasiswa untuk membangun rasa percaya diri dan motivasi intrinsic yang kuat dalam dirinya (Matthews, 2017). Rosikum (2018) menyatakan pemberian penghargaan dapat membantu meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri anak dan juga merupakan alat untuk merangsang batin anak agar tetap pada prestasi atau pencapaian baik yang telah dicapai. Dalam dunia pendidikan, peran orang tua sangat dibutuhkan. Artinya, baik peran orang tua sebagai motivator yaitu memberikan motivasi kepada anak, maupun peran orang tua sebagai fasilitator yaitu memberikan fasilitas belajar bagi anak dan mendanai pendidikan anak (Meri, Rustiyarso, & Hidayah, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 600, "width": 469, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Orang tua dapat membantu anak mengembangkan bakat dan keterampilan, memberikan bimbingan dalam pemilihan karir yang tepat, dan membantu mereka mengatasi rintangan dan kesulitan yang mungkin terjadi dalam perjalanan menuju sukses. Dengan peran aktif orang tua, anak dapat mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, prestasi, kualitas diri, dan spiritualitas, yang akan membawa dampak positif dalam hidup mereka. (Ma’arif & Rofiq, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 724, "width": 469, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa masalah nilai akademis masih sering terjadi di kalangan mahasiswa filsafat (Sarpan, 2019). Pendapat itu lebih dipertegas lagi dengan", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 469, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "wawancara pada tanggal 30 November dan 2 Desember 2018 kepada beberapa dosen UNKLAB yang berpengalaman yang salah satunya menyatakan bahwa di kelas-kelas tertentu ada mahasiswa filsafat yang tidak lulus karena tidak memenuhi nilai akademis sesuai standar kelulusan. Selanjutnya dosen lain menyatakan di semua kelas pada setiap semester masalah tersebut terjadi, dan persentasenya mencapai 10% (Sarpan, 2019). Sehubungan dengan hasil penelitian yang disebutkan di atas dan berbagai macam faktor dalam pencapaian nilai akademis mahasiswa, maka dipandang perlu untuk meneliti seberapa besar dan pentingnya pengaruh motivasi dari orang tua menurut persepsi mahasiswa fakultas filsafat di zaman sekarang ini terhadap tercapainya nilai akademis yang mereka harapkan. Untuk alasan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 247, "width": 469, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk tercapainya nilai akademik mahasiswa dibutuhkan lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yaitu suatu tempat atau suasana (keadaan) yang mempengaruhi proses perubahan tingkah laku manusia (Mariyana, Nugraha, & Racmawati, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 330, "width": 114, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 350, "width": 470, "height": 202, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Desain ini digunakan untuk mengetahui pengaruh motivasi orang tua terhadap pencapaian nilai akademis mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Klabat. Alat ukur yang digunakan peneliti adalah skala likert. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan menggunakan Kuesioner online dengan Google Form. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur pengaruh motivasi orang tua terhadap pencapaian nilai akademis mahasiswa. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dari penelitian sebelumnya oleh Taogan (2021) dan Sarpan (2019), dimana peneliti sudah meminta izin secara langsung untuk menggunakan kuesioner dalam penelitian ini dan telah memodifikasi kuesioner tersebut sesuai kebutuhan peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 579, "width": 141, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 600, "width": 469, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjawab pertanyaan masalah yang pertama, bagian pertama yaitu apa persepsi mahasiswa Fakultas Filsafat tentang motivasi orang tua, peneliti menghitung data yang didapati sehingga hasilnya sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 662, "width": 39, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 682, "width": 217, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Variabel Motivasi Orang Tua Pertanyaan M SR IV Peran Orang Tua 3.34 Sangat setuju Sangat tinggi", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 190, "top": 40, "width": 84, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk-bentuk motivasi yang", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 40, "width": 217, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dapat diberikan oleh orang tua 2.90 Setuju Tinggi Hasil Keseluruhan 3.12 Sangat Setuju Sangat Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 186, "width": 469, "height": 202, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pada tabel 1, menunjukan bahwa peran orang tua mendapatkan hasil yang tertinggi (M = 3.12), dibandingkan dengan bentuk-bentuk motivasi yang dapat diberikan oleh orang tua yang adalah tinggi (M = 2.90). Faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga tercapainya apa yang diharapkan mahasiswa terlebih dalam mencapai nilai akademis yaitu melalui peran orang tua. Dimana ternyata orang tua mereka mampu melakukan tugas dan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, mempraktekkan sikap yang Rohani melalui rajin membaca Alkitab, berdoa serta pergi ke perkumpulan ibadah, selalu memberi nasihat, menjaga dan menghindari kata-kata yang tidak pantas dan kasar, dan selalu bertanya tentang perkembangan dalam kehidupan anak mereka.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 394, "width": 469, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan komponen-komponen pertanyaan yang ada pada kuesioner, mahasiswa Fakultas Filsafat banyak menjawab sangat setuju pada dimensi peran orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 435, "width": 469, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjawab pertanyaan masalah yang pertama bagian kedua yaitu apa persepsi mahasiswa Fakultas Filsafat tentang pencapaian nilai akademis, peneliti menghitung data yang didapati sehingga hasilnya sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 518, "width": 324, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Hasil Variabel Pencapaian Nilai Akademis Pertanyaan M SR IV Penilaian di Kelas 3.05 Sangat setuju Sangat tinggi Minat Belajar 2.97 Setuju Tinggi Pengetahuan/Kecerdasan 2.94 Setuju Tinggi Hasil Keseluruhan 2.99 Setuju Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 708, "width": 469, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 2 menunjukan bahwa penilaian di kelas mendapatkan hasil yang tertinggi (M = 3.05), sedangkan untuk minat belajar dan pengetahuan/kecerdasan hasilnya adalah tinggi (M = 2.97, M = 2.94).", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 470, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil data yang didapatkan menunjukkan bahwa para mahasiswa perlu lagi meningkatkan minat belajar serta pengetahuan mereka jika ingin tercapainya nilai akademis yang diinginkan didukung dengan motivasi yang orang tua berikan. Dengan peran aktif orang tua, minat belajar mahasiswa dapat ditingkatkan dan prestasi akademik dapat meningkat. (Ma’arif & Susilo, 2020) . Dengan peran aktif orang tua, anak dapat mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti pendidikan, prestasi, kualitas diri, dan spiritualitas, yang akan membawa dampak positif dalam hidup mereka. (Ma’arif & Rofiq, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 470, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Minat belajar merupakan aspek psikologi seseorang yang terwujud dalam beberapa gejala, antara lain: gairah, keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan perilaku melalui berbagai kegiatan yang melibatkan mencari pengetahuan dan pengalaman (Sirait, 2016) Berdasarkan komponen-komponen pernyataan yang ada pada kuesioner, mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Klabat lebih banyak menjawab sangat setuju pada dimensi penilaian di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 330, "width": 470, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjawab pernyataan masalah yang kedua yaitu apakah motivasi orang tua berpengaruh terhadap pencapaian nilai akademis Mahasiswa Fakultas Filsafat, peneliti menghitung data yang didapati sehingga hasilnya sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 392, "width": 41, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 412, "width": 455, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Pencapaian Nilai Akademis Mahasiswa Fakultas Filsafat.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 455, "width": 289, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Akademis R R 2 B Sig Motivasi Orang Tua .444 .056 .514 .000", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 539, "width": 470, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3 menunjukkan dari nilai yang dapat pada hasil R 2 menunjukkan kontribusi variabel (x) terhadap variabel (y) sebesar 5.6% jadi sisanya 94.4% adalah faktor lain dari luar penelitian ini. Kemudian nilai B dalam penelitian ini atau linear regresi menunjukkan arah pengaruh dari kedua variabel (x) dan (y), yaitu mengarah kearah positif atau negatif. Dan hasil nilai B variabel (x) terhadap variabel (y) adalah 0.514 atau positif, dimana semakin tinggi motivasi yang orang tua berikan maka pencapaian nilai akademis juga akan semakin tinggi/meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 685, "width": 469, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara motivasi orang tua terhadap pencapaian nilai akademis mahasiswa Fakultas Filsafat Universitas Klabat.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 280, "top": 39, "width": 60, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 470, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil yang didapati melalui pengolahan data, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa : motivasi orang tua memiliki hubungan yang kuat terhadap pencapaian nilai akademis yaitu sebesar 44.4%, memiliki pengaruh terhadap pencapaian nilai akademis dan pengaruhnya adalah positif, serta pengaruh motivasi orang tua terhadap pencapaian nilai akademis adalah sebesar 5.6%. Rekomendasi untuk mahasiswa diharapkan Melalui motivasi yang orang tua berikan dan belajar dengan tekun, kiranya membuat para mahasiswa dapat mempertahankan nilai akademik mereka. Serta dengan menjaga hubungan baik mereka dengan orang tua supaya dengan hal tersebut membuat mereka dapat mempertahankan nilai akademik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 247, "width": 470, "height": 368, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan anak dengan orang tuanya, mempunyai pengaruh dalam perkembangan si anak. Si anak yang merasakan adanya hubungan hangat dengan orang tuanya, merasa bahwa ia disayangi dan dilindungi serta mendapat perlakuan yang baik, biasanya akan mudah menerima dan mngikuti kebiasaan orang tuanya dan cenderung ke arah yang positif (Ruli, 2020). Rekomendasi untuk orang tua diharapkan Melalui penelitian ini para orang tua diharapkan agar lebih memperhatikan peran mereka serta dalam memberikan hal memberikan motivasi kepada mahasiswa. Dalam mencapai nilai akademis salah satunya diperlukan dorongan motivasi dari orang tua, karena berdasarkan hasil penelitian ini motivasi orang tua memiliki berpengaruh signifikan terhadap tercapainya nilai akademis. Rekomendasi yang dapat diberikan peneliti untuk institusi Pendidikan, khususnya Fakultas Filsafat di Universitas Klabat, Penelitian ini diharapkan agar Fakultas Filsafat dapat memperhatikan hubungan antara para mahasiswa dengan orang tua mereka. Hal ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa untuk meningkatkan kualitas hubungan yang baik dengan orang tua sehingga dengan demikian melalui peran orang tua dapat membantu mereka untuk mencapai nilai terbaik mereka. Yasni (2019) menyatakan semakin tinggi kemampuan intelegensi seseorang mahasiswa maka semakin besar peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan intelegensi seseorang mahasiswa maka semakin kecil peluangnya untuk meraih sukses", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 641, "width": 98, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 661, "width": 470, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ariyani, Y. D. (2016). Pentingnya Peran Orang Tua Terhadap Pendidkan Anak. Universitas Alma Ata Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 703, "width": 469, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basri, A. S. (2012). Prestasi Akademik Mahasiswa Ditinjau Dari Kemampuan Literasi Media. Jurnal Dakwah", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 744, "width": 469, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Carsel, H. S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Penelitian. Yogyakarta: Penebar", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 39, "width": 81, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 469, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ervina, L., & Rohayati, S. (2020). Pengaruh Pemahaman Perpajakan, Intensitas Pemberian Tugas Dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar Akuntansi Perpajakan Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Surabaya. Jurnal Pendidikan Akuntansi, 8.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 469, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hulu, L., Lase, D., & Ndraha, A. (2021). Upaya Orang Tua Menumbuhkan Minat Baca Anak pada Alkitab. Jurnal Ilmiah Teologi, Pendidikan, Sains, Humaniora dan Kebudayaan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 184, "width": 469, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma'arif, S., & Susilo, H. (2020). Parental Involvement and Student’s Learning Interest. Journal of Educational Sciences.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 226, "width": 469, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ma'arif, S., & Rofiq, A. (2020). Peran orang tua dalam meningkatkan prestasi belajar anak. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 470, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mariyana, R., Nugraha, A., & Racmawati, Y. (2018). Pengelolaan Lingkungan Belajar. Jakarta: Prenadamedia Group.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 308, "width": 470, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masturoh, I., & Anggita, N. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. kebayoran baru jakarta selatan: pusat pendidikan sumber daya manusia kesehatan badan penyumbang dan pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 371, "width": 469, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Matthews, D. (2017). The Value of Encouragement for College Students. Psychology Today. Retrieved from https://www.psychologytoday.com/us/blog/the-couch/201712/the- value-encouragement-college-students", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 433, "width": 469, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melgosa, J., & Melgosa, A. (2019). Pasangan Dalam Cinta. Bandung: Penerbit Advent Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 475, "width": 469, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meri, M., Rustiyarso, & Hidayah, R. A. (2022). Peran Orang Tua Dalam kelangsungan Pendidikan Anak Ke Perguruan Tinggi Di Desa Pancaroba. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 11.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 537, "width": 385, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspasari, A. (2011). Manajeman Strategi Karir Anak. Jakarta: PT. Gramedia.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 558, "width": 469, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman, M. Z., & Rochayati, N. (2018). Pengaruh Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar. Jurnal UMMAT.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 469, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rakhmawati, I. (2015). Peran Keluarga Dalam Pengasuhan Anak. Jurnal Bimbingan Konseling Islam.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 641, "width": 469, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rofiq, A., & Nihayah, I. (2018). Komunikasi Sebagai Modal Utama Orang Tua Dalam Pembentukan Kepribadian Anak. Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 683, "width": 469, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosikum, R. (2018). Pola Pendidikan Karakter Religius pada Anak melalui Peran Keluarga. Jurnal Pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 723, "width": 470, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruli, E. (2020). Tugas Dan Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak. Jurnal Edukasi Nonformal.", "type": "List item" }, { "left": 91, "top": 790, "width": 412, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Jonatan Geraldo Retor, Edwin Melky Lumingkewas, Winda Novita Warouw", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 414, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sardiman, A. (2018). Interaksi & Motivasi Belajar-Mengajar. Depok: Rajawali Pers.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 470, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarpan. (2019). Pengaruh Doa Pribadi Terhadap Pencapaian Nilai Akademis Mahasiswa Filsafat Universitas Klabat. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Klabat", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 101, "width": 470, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sirait, E. D. (2016). Pengaruh Minat Belajar Terhadap Pretasi Belajar Matematika. Jurnal Formatif.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 470, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sullivan-Cosetti, K., Pescosolido, B. A., & Martin, J. K. (2017). Parental Monitoring, And Adolescents' College Completion. Journal Of Marriage And Family.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 184, "width": 469, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Taogan, D. (2021). Pengaruh Motivasi Orang Tua Terhadap Partisipasi Orang Muda Dalam Acara-Acara Peribadatan di GMAHK Pioneer Lobu. Skripsi Fakultas Filsafat Universitas Klabat.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 246, "width": 469, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Klabat. (2011). Buku Panduan Universitas Klabat. Manado: Kantor Wakil Rektor Bidang Akademis.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 288, "width": 469, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yasni, H. (2019). Hubungan Motivasi Belajar Dan Kecerdasan Intelektual Dengan Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Tapaktuan. MaKMA.", "type": "List item" } ]
4b2415c3-d9f7-29db-aec4-3ce15cbe4035
https://lingua.soloclcs.org/index.php/lingua/article/download/643/581
[ { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 255, "top": 147, "width": 95, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Titiluri Tegger:", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 162, "width": 347, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aktualisasi Tradisi, Refleksi Jati Diri dan Strategi Konservasi", "type": "Section header" }, { "left": 191, "top": 189, "width": 214, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dina Fitria Hasanah 1 & Sony Sukmawan 2", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 205, "width": 296, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FIB Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 230, "width": 293, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected] & 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 272, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 285, "width": 393, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Tengger community coexists with cultural diversity. Titiluri presents to behold in maintaining cultural wealth. Focusing on what the ancestors have done, titiluri is a bridge in reducing the goodness that has existed since time immemorial. This study used a qualitative approach to the design of ethnography to describe titiluri role in maintaining society's culture Tengger. Through ethnographic design, a holistic description of folkloristic expression is embodied in expressions, speeches, symbolic behaviors that contain the philosophy of titiluri. Data were collected using observation and interviews. As a result, Titiluri is present in every aspect of the Tengger community. As a form of actualization of tradition, the titluri is shown to take place various traditional ceremonies until now as has been done by the ancestors. Besides, titiluri is present in the form of the Tengger community's identity, with inherent self- character, occupation, and dress characteristics. Titluri has the role of conserving the Tengger culture and becomes a principle in maintaining the nobility built by the ancestors so that it can save from the strong exposure of modernization.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 516, "width": 337, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : titiluri, tradition, tengger ancestors, cultural conservation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 554, "width": 108, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 567, "width": 428, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wong Tengger merupakan kelompok masyarakat yang bermukim di kawasan Bromo dengan alam yang subur dan budaya yang melimpah.Untuk menjaga keseimbangan dalam mempertahankan kekayaan tersebut, masyarakat Tengger menggerakkan titiluri sebagai pilar penguatnya. Titiluri merupakan suatu kebiasaan masyarakat Tengger yang didapatkan dari ajaran turun-temurun nenek moyang.Sesuatu yang di titiluri berupa tradisi, kegiatan keseharian, kegiatan kemasyarakatan, dan pekerjaan. Pendek kata, adat istiadatwarisan leleuhur di- titiluri secara konsistenoleh masyarakat pemangku adat Tengger. Masyarakat Tengger me- nitiluri segala hal baik dan luhur yang diturun temurunkan oleh leluhur.Mereka beranggapan bahwa leluhur telah memberi amanat sehingga wajib diikuti oleh generasi selanjutnya.Warsaa (2019) mengungkapkan bahwa masyarakat Jawa memahami titiluri sebagai mengikuti jejak para leluhur atau meneruskan agama, kepercayaan, dan adat istiadat nenek moyang", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secara turun-menurun.Hal ini berkenaan dengan keyakinan yang mereka anut secara turun-temurun yang terus dilanjutkan guna menanamkan nilai-nilai luhur yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 429, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Titiluri diwujudkan oleh masyarakat Tengger sebagai dasar dalam melakukan acara sakral yang berkenaan antara manusia dengan Sang Pencipta.Melakukan upacara, memakai atribut khas Tengger, serta menjalankan kewajiban-kewajiban termasuk dalam titiluri . Titiluri berasal dari bahasa Tengger, yaitu titi dan luri . Titi memiliki arti meniti atau niti’ dan luri artinya melestarikan. Mereka meyakini bahwa dengan mengikuti jejak leluhur, tanpa menghilangkan setiap tahapannya akan memudahkan pengharapan mereka sampai kepada Sang Pencipta dan dikabulkan. Sikap tersebut menunjukkan kepatuhan masyarakat Tengger terhadap jejak para leluhur dalam menjalankan tradisinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 429, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepatuhan dalam tradisi jawa dikenal dengan istilah manut . Terminologi pada ilmu psikologi sosialistilah manut bisa dikaitkan dengan sikap obedience , yaitu sikap patuh seseorang terhadap orang lain yang memiliki kekuatan lebih (Milgran dalam Sarwono & Meinarno, 2009). Baron dan Byrne (2005) dalam Adab dkk (2013:408) menyatakan bahwa sikap obedience akan terwujud apabila seseorang dihadapkan pada sebuah otoritas yang mampu menjadikannaya sebagai model untuk dipatuhi. Otoritas dengan model yang baik akan mewujudkan suatu kepatuhan yang bernilai positif, sedangkan otoritas dengan model yang buruk akan menciptakan kepatuhan yang negatif. Sikap obedience pada konsep Titiluri , ditunjukkan dengan kepatuhan suatu masyarakat terhadap para leluhur dalam meneruskan agama, kepercayaan, dan adat istiadat yang dijadikannya sebagai model otoritas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Otoritas pada konsep titiluri di kawasan Tengger tertuju pada leluhur, orang tua, orang yang dituakan atau dihormati, sehingga memiliki pengetahuan yang luas akan budaya dan dapat memberi teladan yang baik. Bentuk keteladanan dalam titiluri terdapat pada kepatuhan dalam tradisi, dimana tradisi Tengger yang sistematis dan berkala terus dijalankan tanpa absen untuk dirayakan. Masyarakat Tengger enggan meninggalkan kebaikan yang telah diajarkan oleh luluhur dalam perannya sebagai otoritas. Selain itu kegiatan sehari-hari turut dipengaruhi oleh keyakinan terhadap titiluri, sehingga membentuk kepribadian secara komunal. Hal tersebut sejalan dengan peran titiluri sebagai alat untuk konservasi budaya, dimana hal bak dijaga dan terus dilanjutkan guna menumbuhkan nilai luhur pada setiap masyarakat sampai kapanpun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 99, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejalan dengan pemaparan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini ialah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Bagaimanakah titiluri bergerak sebagai bentuk aktualisasi tradisi masyarakat Tengger?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 336, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Bagaimanakah titiluri menjadi jati diri dari masyarakat Tengger?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 370, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Bagaimanakah peran titiluri dalam strategi konservasi budaya Tengger?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 137, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 104, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.1 Tradisi Tengger", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tradisi menurut Myror Wemwr dalam Arliman (2018:179) merupakan kepercayaan dan praktik yang diturunkan dari masa lalu, dimana saat menafsirkan", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kembali masa lalu dan dikomparasikan dengan saat ini, tradisi telah berubah. Tradisi dipertahankan bukan sekedar mengikuti apa yang telah dilakukan pada zaman dahulu, namun mempertahankan keluhuran nilai untuk menjaga norma yang diajaga. Sutarto dalam Febriani dkk (2018:784) mengungkapkan bahwa Tengger merupakan pusaka saujana ( cultural landscape ) eksistensinya akan memberi sumbangan yang lebih berarti yang apabila dibina dan dikelola dengan benar, untuk dirinya dan juga bagi Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.2 Karakter Masyarakat Tengger", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 429, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakter dalam bahasa Indonesia ditujukan pada suatu tatanan sifat individu dan kolektif yang berbeda. Sedangkan karakter secara etimologis berarti suatu ciri moral atau mental secara keseluruhan atau sebagian pada suatu individu atau kelmpok individu berbeda dengan individu atau kelompok individu lainnya, atau ras suatu masyarakat (Hornby dkk dalam Effendi, 2015:177). Karakter terbentuk dari stimulus yang diberikan masyarakat hingga berpengaruh pada individu, dalam antropologi hal tersebut dengan kepribadian dasar ( basic personality ), begitu pula sebaliknya respon yang dimulai oleh individu yang kemudian saling mempengaruhi dan terbentuk kepribadian masyarakat secara umum ( general personality ). Proses saling mempengaruhi hingga kemudian menjadi ciri khas atau karakter pada masyarakat Tengger bersumber atau mengacu pada segala hal yang diturunkan dari leluhur (Sriwardhani, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.3 Konservasi Budaya", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 428, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konservasi merupakan sebuah istilah yang akrab didengar dalam ranah lingkungan, bagaimana budaya dapat dipahami sebagai bentuk sebuah konservasi merupakan pembahasan yang diulas lebih dalam. Konservasi memiliki pengertian sebuah usaha dalam menjaga, melestarikan, serta menerima suatu pembangunan atau perubahan (Rahman, 2012). Perubahan yang dimaksud adalah perubahan secara alami yang terseleksi, bukan yang praktis dan terjadi secara serta-merta. Dalam konteks budaya, konservasi merupakan upaya mengelola perubahan menuju pelestarian nilai dan warisan budaya yang lebih baik dan berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 74, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain atau model etnografi guna mendeskripsikan peran titiluri dalam menjaga dan mempertahankan kebudayaan masyarakat Tengger. Model etnografi berupaya mempelajari peristiwa kultural, yang menyajikan pandangan hidup subjek sebagai objek studi. Studi yang dimaksud berkaitan dengan bagaimana subjek berpikir, hidup, dan berperilaku (Endraswara, 2006:50). Model etnografi dipilih dalam penelitian kualitatif untuk menggambarkan secara detail wujud titiluri, yang sifatnya sebagai kepercayaan sekaligus karakter dari masyarakat Tengger sehingga mampu bergerak untuk melestarikan budaya. Budaya Tengger yang begitu banyak akhirnya terjamin keberlangsungannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 711, "width": 428, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data penelitian berupa ekspresi folkloristik yang terwujud dalam ungkapan, tuturan, atau ekspresi lisan (oral), tindak/gerak atau perilaku simbolik yang mengandung falsafah titiluri. Data penelitian diperoleh dari sumber data, yaitu masyarakat Tengger,", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "khususnya pelaku/penutur langsung, pegiat seni, atau pemangku tradisi, dalam hal ini dukun pandita, staf dukun pandita, kuncen, sesepuh desa, dan budayawan atau seniman, dan masyarakat kebanyakan. Secara spesifik lokus penelitan berada di Desa Tenggerwilayah di Kabupaten Pasuruan, Kecamatan Tosari.yakni desa Mororejo, Ngadiwono, Wanameta, dan Telagasari. Pemilihan beberapa lokasi dan narasumber dalam penelitian ini didasari atas pertimbangan pragmatis (bukan secara acak) yang mengaplikasikan titiluri pada kehidupan sehari-hari (bandingkan dengan Sudikan, 2001). Selanjutnya, data penelitian dikumpulkan dengan teknik wawancara tidak terstruktur dan observasi. Wawancara merupakan teknik pengumpulan data melalui komunikasi langsung antara peneliti terhadap responden yang dilakukan sesuai dengan tujuan penelitian secara sistematis (Arikonto, 2002:131 dalam Sultana & Gunayasa, 2019:113). Wawancara dibersamai dengan observasi dalam teknik pengumpulan data untuk melakukan pengamatan secara langsung objek penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 311, "width": 428, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data kemudian ditranskripsi dan dianalisis dalam tiga tahapan.Pertama, identifikasi data hasil wawancara dan pengamatan. Kedua, dilakukan klasifikasi data menjadi tiga hal yaitu, titiluri dalam konteks budaya, titiluri pada wujud karakteristik masyarakat Tengger, dan titiluri sebagai wujud penjagaan dan pelestarian. Ketiga, interpretasi terhadap data sehingga dapat dapat memberikan simpulan yang diyakini kebenarannya sesuai dengan apa yang terjadi dilapangan. Terakhir, pengujian validitas dan reliabilitas pada penelitian kualitatif disebut dengan pemeriksaan keabsahan data. Pada penelitian teknik yang digunakan adalah teknik triangulasi. Triangulasi berarti suatu teknik pemeriksaan keabsahan data yang dilakukan dengan cara memanfaatkan hal-hal (data) lain untuk pengecekan atau perbandingan data (Moleong, 2001:178). Data disahihkan melalui triangulasi teknik pengumpulan data, triangulasi sumber data, dan triangulasi teori.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.1 Titiluri Dalam Tradisi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 429, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara bahasa, tradisi merupakan adat kebiasaan turun-temurun dari nenek moyang yang masih dijalankan dalam masyarakat.Pengertian tersebut menunjukkan bahwa tradisi secara bahasa sejalan dengan konsep titiluri pada masyarakat Tengger. Tradisi dapat terbentuk dengan berlangsungnya sebuah proses kegiatan yang terus menerus dilakukan, sesuatu dapat dilakukan dengan adanya acuan atau konsep dari leluhur sebagai pelaku pertama. Tengger yang memiliki ratusan tradisi, menghidupkan titiluri pada setiap sendi kegiatannya guna menjaga tradisi tersebut ada dan terus terpelihara. Upacara di Tengger merupakan salah satu tradisi yang terus dijaga dengan nilai luhur yang diyakini.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 642, "width": 393, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Upacara dilakukan oleh masyarakat Tengger guna mendapat perlindungan dari segala macam bahaya. Upacara turut dilakukan sebagai bentuk penghormatan pada leluhur karena telah menurunkan serta mencontohkan hal-hal baik untuk di titiluri . Perwujudan rasa hormat ditunjukkan dengan adanya sesajen sebagai bentuk sesembahan.”", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 702, "width": 169, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Pak Kariadi, wawancara2 Juni 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 428, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dipahami bahwa upacara yang dilakukan oleh masyarakat Tengger lahir dan diteruskan untuk mewujudkan keselarasan dalam hidup. Keselarasan yang ingin", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diwujudkan adalah hidup tentrem ayem dalam bersosial, sehingga dalam upacara doa dipanjatkan guna dijauhkan hal-hal membahayakan serta agar dilindungi oleh para leluhur. Pada proses upacara terdapat ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi, sebagai perantara agar permohonan masyarakat dapat segera terwujud. Acara yang dilakukan oleh masyarakat Tengger memiliki tujuan dan terdapat nilai luhur. Acara tersebut dapat berupa ritual, kegiatan kebudayaan, kegiatan keagamaan, dan lainnya. Menyoroti titiluri pada setiap tradisi yang terdapat di Tengger, maka akan ditemukan satu konsep yang sama yaitu para leluhur sebagai otoritas dalam kepatuhan yang dilakukan oleh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 265, "width": 394, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Upacara yang berada di Tengger termasuk dalam titiluri , baik upacara yang dilakukan bersama-sama ataupun upacara secara individu atau perseorangan. Upacara yang sifatnya umum, mulai dari upacara pelaksanaanya setiap bulan, dalam setiap tahun empat kali, setiap tahun, lima tahun sekali disebut dengan titiluri . Upacara bari’an dilakukan setiap bulan guna menitiluri kegiatan yang dilakukan oleh leluhur jaman dahulu, sehingga wajib untuk dilakukan.Sehingga titiluri memiliki pengertian apa yang ada disuatu daerah dan wajib dilakukan.”", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 364, "width": 170, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Romo Keto, wawancara 3 Juni 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 428, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pelaksananya, upacaradi Tengger terbagi atas upacara yang dilakukan secara bersama-sama atau berbentuk komunal serta upacara yang dilakukan oleh individu atau secara pribadi. Salah satu upacara yang dilakukan serentak atau bersama-sama ialah unan-unan yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Unan-unan memiliki fungsi peran sebagai pengabsahan budaya serta sarana pendidikan (Sukmawan, 2020). Ritual ini merupakan bentuk kegiatan adat yang mengikuti ajaran leluhur guna menyempurnakan yang kurang supaya semesta berada dalam keseimbangan. Bentuk penghormatan pada leluhur disajikan secara variatif melalui aspek tahapan yang berurutan, penentuan tanggal pelaksaanaan, jenis dan kelengkapan sesaji, tempat pagelaran, ekspresi daras mantra, serta narasi verbal. Varian tersebut tentunya tidaklah sembarangan karena me- nitiluri adalah proses yang penuh kehati- hatian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 428, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu upacara yang sifatnya pribadi atau individu adalah slametan kelahiran. Otoritas tetua dalam kepatuhan tampak sebagaimana peran dukun alit pada slametan kelahiran di daerah Tengger. Slametan kelahiran diadakan oleh masyarakat Tengger guna menunjukkan syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas karunia telah diberikan anak. Ritual kelahiran yang dilakukan masyarakat Tengger mengandung nilai sosial yaitu hubungan manusia dengan manusia lainnya, nilai religius yang mengatur hubungan manusia terhadap Tuhan, serta pesan-pesan ekologis yaitu hubungan yang menunjukkan keselarasan manusia dengan alam semesta. Banyaknya nilai yang terkandung didalam ritual kelahiran menunjukkan bahwa terdapat kebaikan-kebaikan yang harus dijaga dan terus dipelihara oleh masyarakat Tengger. Oleh karena itu tradisi tersebut terus dilakukan secara turun-temurun, dari generasi ke generasi selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 704, "width": 428, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagi masyarakat pada umumnya, proses persalinan tidak bisa dilepaskan dari peran seorang bidan. Meskipun demikian, peran seorang dukun alit tidak dapat tergantikan. Masyarakat Tengger tetap memerlukan jasa dukun alit khususnya untuk perawatan pada masa pasca-melahirkan. Proses perawatan ibu dan jabang bayinya", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "masih mengandalkan keterampilan dukun alit. Peran penting dukun alit tidak hanya sebagai sosok yang membantu ibu hamil untuk melahirkan dan perawatan sesudah melahirkan, tetapi juga sebagi pelaku utama ritual saat atau sesudah kelahiran, serta perantara menghaturkan sajian atau sesajen kepada para leluhur dan Sang Hyang Widhi. Proses melahirkan dapat dilakukan oleh seluruh tenaga medis yang memiliki pengalaman dan pendidikan mengenai persalinan, namun ritual berupa penghaturan sesajen serta proses lainnya tentu tidak dapat dilakukan oleh sembarangan orang. Oleh kerana itu peran dukun alit sebagai otoritas dalam tradisi ritual kelahiran guna menjaga titiluri pada masyarakat Tengger tidak dapat digantikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 210, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.2 Titiluri Sebagai Jati Diri Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 428, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya budaya memiliki nilai-nilai yang senantiasa diwariskan, ditafsirkan dan dilaksanakan seiring dengan proses perubahan sosial kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan wujud eksistensi budaya yang diamalkan oleh masyarakat. Eksistensi budaya serta nilai-nilai luhur kebudayaan yang dimiliki Indonesia merupakan sarana dalam menanamkan karakter masyarakat, karakter pribadi atau yang bersifat privat maupun karakter terhadap publik. Geertz (1992:5) dalam Yunus (2013) menyebutkan bahwa kebudayaan adalah ‘pola dari pengertian-pengertian atau makna yang terjalin secara menyeluruh dalam simbol-simbol yang ditransmisikan secara historis, suatu sistem mengenai konsepsikonsepsi yang diwariskan dalam bentuk- bentuk simbolik yang dengan cara tersebut manusia berkomunikasi, melestarikan dan mengembangkan pengetahuan dan sikap mereka terhadap kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 429, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sikap terhadap kehidupan merupakan perwujudan dari karakter masyarakat dalam kesehariannya. Perwujudan titiluri dalam meneladani para leluhur di kawasan Tengger tidak berhenti pada ritual ataupun kegiatan semata, namun juga pembawaan masyarakatnya dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 500, "width": 393, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bentuk titiluri hampir pada seluruh aspek kehidupan, termasuk karakter dan kebiasaan pada orang Tengger. Karakter orang Tengger ialah apa adanya, meskipun tidak semuanya namun sebagian besar masyarakat Tengger memilih hidup apa adanya dan lugu. Lainnya ialah kegiatan bercocok tanam, di Tengger jarang sekali pendidikan anak- anaknya mengambil bidang pertanian namun hampir sebagian besar mengerti dan memahami cara bercocok tanam. Hal ini termasuk dalam titiluri . Titiluri ini sifatnya sambung-menyambung, dari buyut ke kakek, kakek ke bapak, bapak ke anak, dan seterusnya sehingga pelajaran dan ilmu itu sambung menyanggung.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 611, "width": 170, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Romo Keto, wawancara 3 Juni 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 429, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakter pribadi yang dicontohkan oleh para leluhur kemudian menjadi karakter pribadi pada masyarakat Tengger ialah sikap lugu, yang artinya jujur menjadi dasar dalam berperilaku. Sebuah perkataan yang diucapkan menunjukkan perilaku yang akan dilakukan secara benar tanpa ada perubahan meskipun akan mendapat pemakluman. Jujur merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap orang guna menjadi pribadi yang baik.Sikap luhur tersebut haruslah diteruskan atau titiluri guna mewujudkan masyarakat dengan kepribadian yang baik. Maka peran titiluri disini tidak hanya mewarisi tradisi yang sifatnya proses kegiatan, namun juga proses panjang dalam hidup yaitu kepribadian baik yang turut serta diikuti.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagaimana dipahami bahwa sebagian besar masyarakat Tengger memiliki profesi sebagai petani. Marianno (1993) dalam Surtato (2006) mengungkapkan bahwa masyarakat Tengger yang tinggal secara berkelompok di bukit yang dekat deangan lahan pertaniannya merupakan petani tangguh.Tanahnya yang subur menjadikan Tengger sebagai kawasan dengan komoditi sayur unggul. Mata pencaharian masyarakatnya 95% sebagai petani, sedangkan 5% berprofesi sebagai pedagang, usaha jasa, pegawai negeri, dan buruh.Mata pencaharian merupakan bagian dari kehidupan manusia yang menyangkut keberlangsungan hidupnya, hal ini terjadi akibat kebutuhan jasmani yang harus dipenuhi menurut Ratna (2011:400) dalam Irawan dkk (2015:139). Tanah gembur serta mayoritas bercocok tanam membuat masyarakatnya mahir sehingga saling menurunkan kemampuan dari buyut ke kakek, kakek ke bapak, bapak ke anak, dan seterusnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 428, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menariknya di Tenggerjika tanaman hasil panen ditumpuk di pinggir sawah atau lahan selama semalaman tidak akan hilang. Hal ini menunjukkan karakter jujur pada masyarakat Tengger sehingga tidak akan mengambil sesuatu yang bukan miliknya. Hal tersebut merupakan titiluri pada ranah sifat atau karakter. Watak seluruh masyarakat Tengger memang tidaklah sama persis, manusia bisa melakukan sesuatu yang buruk dengan mengikuti nafsu, namun dengan adanya titiluri pada masyarakat Tengger menjadi penjaga akan hal-hal buruk tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 403, "width": 385, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara berpakaian merupakan bagian dari titiluri , jika laki-laki menggunkan udeng bukanlah saat ini saja, namun sejak dahulu leluhur telah menggunakan udeng . Meskipun dalam penggunaannya tidak setiap hari namun pada setiap acara atau kegiatan di Tengger, dominan menggunakan udeng untuk laki-lakinya. Hal ini bukanlah karena suruhan atau perintah, didasari oleh perasaan dan kesadaran diri karena bagian dari titiluri yang harus diikuti. Apapun yang ada di Tengger merupakan bagian dari titiluri .", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 502, "width": 170, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Romo Keto, wawancara 3 Juni 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 428, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagian dari titiluri lainnya ialah ciri khas dalam berpakaian. Udeng merupakan ikat kepala khas Tengger yang digunakan oleh laki-laki. Pada saat berlangsung upacara atau tradisi udeng digunakan oleh sebagian besar laki-laki Tengger, hampir tidak ada yang akan meninggalkannya. Ciri khas pakaian yang dikenakan perempuan Tengger adalah jarik . Sesuatu yang dikenakan oleh masyarakat Tengger dipengaruhi oleh bagaimana leluhur terdahulu dalam penggunaannya, oleh karena itu ciri khas berpakaian termasuk dalam sesuatu yang di titiluri .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 228, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4.3 Peran Titiluri dalam Konservasi Budaya", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 428, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konservasi pada konteks budaya meruapakan pengelolaan perubahan alami pada budaya dalam upaya pelestarian keluhuran yang telah diwariskan. Terdapat empat nilai yang terkandung dalam konsep konservasi, yaitu menanam, memanfaatkan, melestarikan dan mempelajari (Rahman, 2012). Secara filosofis dalam keterkaitannya dengan budaya, tentu keempat hal tersebut dapat dimaknai dengan hal yang lebih mendalam dibandingkan konservasi pada bidang lingkungan. Konservasi budaya dengan empat poin utamanya turut termuat dalam konsep titiluri , secara terperinci akan dijelaskan pada pengertian berikut.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertama ialah menanamkan budaya.Menanam secara filosofis dapat dimaksudkan untuk meletakkan nilai-nilai fundamental dan luhur yang telah mengakar menjadi pedoman atau pandangan hidup dan dasar bagi sebuah bangsa (Rahman, 2012). Nilai-nilai luhur tersebut berawal dan berasal dari nilai-nilai luhur yang disepakati oleh rakyat penduduk wilayah tertentu, kemudian meluas dan disepakati oleh masyarakat dan bangsa. Dapat disimpulkan bahwa menanamkan budaya merupakan langkah awal dari lahirnya proses turun-temurun atau menurunkan budaya yang ada. Maka hal tersebut dapat juga disebut dengan mengajarkan suatu kepercayaan yang diyakini. Kegiatan belajar merupakan suatu proses yang tak boleh dihilangkan, karena dengan belajar suatu nilai luhur akan didapatkan sehingga pada proses selanjutnya tidak menemui kesesatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 429, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat upacara Karo yang merupakan hari raya bagi umat Hindu di Tengger, terdapat tari Sodoran sebagai pembuka. Tari Sodoran memiliki sejarah penciptaannya, yaitu nenek moyang bercerita menganai beberapa hal tabu yang ada dalam masyarakat. Penceritaan hal tabu bukanlah untuk mengumbar aib, namun sebagai pengingat pada generasi muda agar tidak terlena pada dunia yang fana atau sementara. Nilai pembelajaran seperti ini yang pada akhirnya menjadikan budaya patut untuk terus dilakukan, guna menamkan nilai luhur dari nenek moyang. Oleh karena itu tari Sodoran pada saat upacara Karo tidak mungkin ditinggalkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 429, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua adalah pemanfaatan budaya.Nilai yang disemai akan tumbuh menjadi pedoman, petunjuk, dan aturan dalam bertutur kata, berperilaku, dan berbuat dalam hidup dan berhubungan satu sama lain. Pada proses memanfaatkan budaya dapat disebut juga dengan pengaplikasian budaya yang telah dipelajari oleh suatu masyarakat di dalam daerahnya. Bentuk pelaksanaanya dapat berupa sebuah tingkah laku, kegiatan keagamaan, dan lain sebagainya. Pada konsep titiluri yang telah menguat di Tengger ditunjukkan dengan karakter masyarakat yang lugu, jujur dan hidup apa adanya. Meskipun dalam pelaksanaannya tidak semua orang berbuat demikian, namun mayoritas karakter baik tersebut melekat pada masyarakat Tengger sebagai buah hasil dari me- nitiluri apa yang diajarkan oleh leluhur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 428, "height": 93, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketiga adalah pelestarian budaya. Pelestarian sebagai kegiatan atau yang dilakukan secara terus menerus, terarah dan terpadu guna mewujudkan tujuan tertentu yang mencerminkan adanya sesuatu yang tetap dan abadi, bersifat dinamis, luwes, dan selektif (Nahak, 2019:71-72). Pelestarian budaya adalah upaya untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya, nilai tradisional dengan mengembangkan perwujudan yang bersifat dinamis, luwes dan selektif, serta menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah dan berkembang (Widjaja dalam Ranjabar, 2006:56).", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 614, "width": 393, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Dalam pelaksanaannya penuh kehati-hatian, karena jika tidak laksanakan ora ilok (tidak baik) . Nenek moyang telah melakukan hal itu maka wajib dilakukan oleh cucu atau keturunannya, oleh karena itu titiluri dipegang teguh oleh masyarakat Tengger. Terdapat beberapa acara yang wajib dilaksanakan, semuanya terlaksana dengan baik sampai sekarang di Tengger. Titiluri ditanamkan guna menjaga budaya agar tetap eksis dan tidak ditinggalkan. Banyak budaya yang wajib dilakukan dan harus dilestarikan oleh masyarakat Tengger.”", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 713, "width": 170, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Romo Keto, wawancara 3 Juni 2020)", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selaras dengan pengertian titiluri sebagai ‘meniti’ dan ‘melestarikan’, maka peran kuat keberadaan titiluri di tengah-tengah masyarakat Tengger adalah melestarikan segala budaya yang ada. Nilai melestarikan ini diharapkan mampu menumbuhkan daya tahan budaya terhadap tekanan-tekanan modernisasi yang terjadi. Modernitas merupakan tuntutan jaman yang harus diikuti, namun nilai luhur yang disampaikan nenek moyang tentu tidak boleh ditinggalkan guna menjaga keseimbangan alam. Titiluri menjadi pawang atas hujaman modernitas yang berada di Tengger guna menjaga nilai baik yang telah tercipta sejak dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakhir ialah mempelajari budaya kembali.Belajar dengan mempelajari warisan budaya sebagai nilai keempat dari konservasi adalah langkah yang bijak dan teruji, sebab belajar berarti juga membaca fenomena dan berzikir tentang keagungan. Belajar dari menanam tanaman, menyemai nilai; belajar cara memanfaatkan tanaman dan warisan budaya; belajar cara melestarikan tanaman dan warisan budaya akan diperoleh bagaimana konservasi dilaksanakan secara utuh dan berkesimbangan (Rahman, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 324, "width": 394, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Mengajarkan titiluri pada generasi selanjutnya melalui pemantapan oleh orang tua. Pemantapan disini dilakukan oleh orang tua sebagai pengingat agar terus melanjutkan berbagai titiluri . Secara umum seperti pembinaan yang sifatnya pengajaran justru di Tengger tidak ada. Orang tua masing-masing memberikan pengetahuan untuk melanjutkan budaya dan segala hal yang titiluri . Pembelajaran dari orang tua ke anak menjadi sarana menanamkan titiluri sehingga sedari kecil masyarakat telah meyakini titiluri itu sendiri yang kemudian dipegang teguh hingga besar. Keyakinan menjadi kunci dalam memegang erat kepercayaan.”", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 435, "width": 170, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Romo Keto, wawancara 3 Juni 2020)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 429, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran keluarga, khususnya orang tua, dibutuhkan guna mengajarkan kepada anak serta keturunannya nanti atas kekayaan budaya serta tradisi yang ada. Masyarakat Tengger memahami poin tersebut dengan baik sehingga setiap orang tua dapat memberikan contoh kepada anaknya. Contoh dilakukan dengan menunjukkan bahwa mereka masih dan terus mengikuti tradisi yang ada. Pengajaran terbaik adalah dengan praktik secara langsung sehingga anak dapat memahami budaya secara konsisten atas apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Begitulah cara titiluri dapat mengakar pada setiap individu masyarakat Tengger. Banyak fenomena alam dan kehidupan masa lalu yang tertulis dalam warisan budaya yang perlu menjadi pelajaran untuk menatap masa depan. Persoalannya, mampukah kita membuka rahasia tersebut untuk menjadi pertimbangan pemecahan lingkungan pada masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 79, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 429, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Titiluri menjiwai setiap sendi kehidupan masyarakat Tengger. Tidak hanya teraktualisasi dalam pelaksanaan berbagai upacara, titiluri juga hadir dalam bentuk jati diri masyarakat Tengger, dengan melekatnya karakter diri, pekerjaan, dan ciri khas berpakaian. Titiluri pada masyarakat Tengger menjadi sebuah prinsip yang dipegang teguh guna menjaga keberagaman budaya yang ada. Dengan mengikuti segala yang diajarkan oleh leluhur, kebajikan-kebajikan dialirkan secara tutun-temurun sehingga menjadi pegangan erat dalam menghadapi berbagai perubahan dalam tatanan kehidupan. Tengger saat ini telah dihuni pula oleh para pendatang, sehingga tidak", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 429, "height": 108, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sepenuhnya masyarakat Tengger asli. Masyarakat yang asli dari kawasan Tengger akan memegang teguh titiluri , karena jika tidak melaksanakannya mereka akan merasa takut. Meskipun telah berpindah keyakinan, titiluri tetap dilakukan dan tidak ditinggalkan. Masyarakat Tengger meyakini bahwa melakukan sesuatu yang tidak seharusnya akan mendatangkan rintangan-rintangan dalam hidup, baik permasalahan ekonomi, kesehatan, keselamatan maupunpermasalahan sosial. Oleh karena, titiluri wajib dilakukan dan dilestarikan. Keselarasan hidup diperjuangkan oleh masyarakat Tengger dengan memegang teguh titiluri dalam keseharian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 428, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Titiluri memiliki peran mengonservasi budaya Tengger dan menjadi prinsip dalam mempertahankan keluhuran yang dibangun oleh nenek moyang. Terpaan kuat modernisasi adalah tempaan hebat bagi pendewasaan tradisi Tengger. Tempan kemajuan jaman ini tentu menguntungkan bagi ketahanan budaya tengger menuju konservasi budaya secara berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 118, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 429, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adab, Gugus dkk. 2013. Bahagiakah Kalau Manut: Studi Kepatuhan pada Masyarakat Jawa. Jurnal: Universitas Muhammadiyah Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arliman, Laurensius. 2018. Hukum Adat Di Indonesia Dalam Pandangan Para Ahli Dan Konsep Pemberlakuannya di Indonesia . Jurnal Selat. Vol. 5, No. 2, Halaman 178-190. https://doi.org/10.31629/selat.v5i2.320 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 428, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendi, Nursyiwarwan. 2015. Pemahaman dan pembentukan Karakter Masyarakat :", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 455, "width": 400, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Realitas dan Pandangan Antropologi. Tingkap: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Sosial Budaya & Ekonomi . 11(2), 175-185. DOI: - . http://ejournal.unp.ac.id/index.php/tingkap/article/view/6204/4820 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Endraswara, Suwardi. 2006 Metodologi Penelitian Kebudayaan .Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 429, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febriani, R, P, Caesarilla Wahyu, dan Manda, MS. 2018. Slametan Tengger sebagai Mekanisme dalam Menjaga Tradisi dan Membangun Integrasi.Dalam Prosiding Industrial Research Workshop and National Seminar . 9, 784-789. DOI: https://doi.org/10.35313/irwns.v9i0.1150 .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 428, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irawan, Wawan; Mahyudi, Johan & Sukri, Muhammad. 2018.Unsur-Unsur Kebudayaan dalam TeksNggahi Dana pada Masyarakat Dompu: Suatu Pendekatan Arketipel Pragmatik. Lingua , 15(2): 131-146.DOI: 10.30957/lingua.v15i2.484.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong, L. R. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosda Karya. Nahak, Hildigardis M. I. 2019. Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 648, "width": 400, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Globalisasi. Online. Jurnal Sosiologi Nusantara .5 (1), 195-176.DOI", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 662, "width": 165, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 428, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rachman, Maman. 2012. Konservasi Nilai dan Warisan Budaya. Indonesian Journal of Conservation. 1 (1), 30-39. DOI : - . https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/ijc/article/view/2062 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ranjabar. Jacobus, 2006, Sistem Sosial Budaya Indonesia, Suatu Pengatar , Bandung: Ghalia Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 424, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarwono, S.W. dan Meinarno, E.A. 2009. Psikologi sosial . Jakarta: Salemba Humanika.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 131, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriwardhani, T. 2007. Aspek Ritual Dan Maknanya Dalam Peringatan Kasada Pada Masyarakat Tengger Jawa Timur . Jurnal Daring. http://www.academia.edu/download/51504479/Makna_Upacra_Kasada.pdf .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 387, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudikan, Setya Yuwana. 2001. Metode Penelitian Kebudayaan . Surabaya: Citra wacana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sultana, Rusdiawan dan Gunayasa, Ida Bagus Kade. 2019. Fungsi Cerita Rakyatsabuk Bidadari dalam Masyarakat Suku Sasak. Lingua. 16 (1), 109-112. DOI: 10.30957/lingua.v16i1.578.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sukmawan, Sony dkk. 2020. Dimensi Ekologi Folklor Unan-Unan Tengger. Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial . 11(1), 60-66. DOI: - . https://jiesjournal.com/index.php/jies/article/view/224 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutarto, Ayu. 2006. Sekilas Tentang Masyarakat Tengger . Makalah, Disajikan pada acara Pembekalan Jelajah Budaya 2006 yang diselenggarakan oleh Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warsaa, Yogi Widya Saka. 2019. Visualisasi Upacara Tawur Agung Kesanga dalam Film Dokumenter “Di Balik Awan Tengger .Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni . 4(1), 68-83. DOI: - . http://journal.isi.ac.id/index.php/invensi/article/view/2671 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 429, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yunus, Rasid. 2013. Transformasi Nilai-Nilai Budaya Lokal Sebagai Upaya Pembangunan Karakter Bangsa (Penelitian Studi Kasus Budaya Huyula Di Kota Gorontalo) . Tesis: Universitas Pendidikan Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 212, "top": 37, "width": 173, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LINGUA, Vol. 17, No. 2, September 2020 p-ISSN: 1979-9411; e-ISSN: 2442-238X", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 58, "width": 355, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Website: soloclcs.org ; Email: [email protected] Center of Language and Cultural Studies, Surakarta, Indonesia Hasanah, Fitria, Dina & Sukmawan, Sony. (2020). Titiluri Tegger: Aktualisasi Tradisi,", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 95, "width": 181, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refleksi Jari Diri dan Strategi Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 106, "width": 265, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingua (2020), 17(2): 157-168. DOI: 1 0.30957/lingua.v17i2.643.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 785, "width": 17, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168", "type": "Page footer" } ]
64716ecf-7d93-d0b6-fa18-d593a9c64c76
https://journal.umpr.ac.id/index.php/jsm/article/download/7739/4450
[ { "left": 371, "top": 39, "width": 168, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journal.umpalangkaraya.ac.id/index.php/jsm", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 654, "width": 96, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 226, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayam broiler atau yang sering dikenal sebagai ayam pedaging merupakan ayam hasil budidaya yang memiliki nilai ekonomi dengan ciri khas sebagai penghasil daging.(Mulyantini, 2011) Populasi Ayam ras pedaging tersebar hampir diseluruh wilayah Indonesia, hal ini", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 655, "width": 226, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menunjukkan bahwa usaha peternakan ayam broiler merupakan peluang pengembangan sektor peternakan. Perkembangan ayam ras pedaging mengalami peningkatan produksi dalam sepuluh tahun terakhir. Data tahun 2019 menunjukan populasi ayam pedaging di Indonesia mencapai 3.15 milyar ekor dengan pusat", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 88, "width": 251, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Logam Berat pada Ayam Broiler", "type": "Section header" }, { "left": 181, "top": 115, "width": 248, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heavy Metal Identification in Broiler Chickens", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 154, "width": 70, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resna Maulia 1*", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 172, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normila 2", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 210, "width": 95, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya,", "type": "Picture" }, { "left": 69, "top": 231, "width": 98, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Palangka Raya, Kalimantan", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 241, "width": 68, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tengah, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 274, "width": 109, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*email: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 154, "width": 41, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 173, "width": 471, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan logam berat seperti Timbal dan Kadmium pada daging ayam dapat mengindikasikan bahwa telah terjadi kontaminasi logam berat pada makanan terutama daging ayam. Pencemaran logam berat ini dapat bersifat bioakumulasi terhadap manusia karena manusia merupakan salah satu bagian dalam proses rantai makanan. Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui konsentrasi logam Timbal dan Kadmium pada ayam broiler di Kota Palangka Raya. Metode penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional study dengan sampel penelitian yaitu paha, dada dan hati ayam broiler yang dijual di beberapa tempat di Kota Palangka Raya. Sampel paha, dada dan hati ayam diukur menggunakan Spctrofotometer Serapan Atom di Laboratorium Kesehatan Daerah Banjarmasin Propinsi Kalimantan Selatan. Pengolahan dan analisis data disajikan secara deskriptif dengan membandingkan dengan standar baku mutu yang belaku seperti SNI No 7389 Tahun 2009. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Konsentrasi Timbal (Pb) pada paha, dada dan hati ayam yaitu 0,23 mg/kg; 0,18 mg/kg; dan < 0,002 mg/kg dan konsentrasi Kadmium (Cd) pada paha, dada dan hati ayam yaitu < 0.0015 mg/kg; < 0,0015 mg/kg; dan 0,21 mg/kg. Kesimpulan pada penelitian ini adalah Konsentrasi Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada paha, dada dan hati ayam memenuhi baku mutu berdasarkan SNI No 7389 Tahun 2009. Konsumen sebaiknya memperhatikan pola konsumen ayam broiler untuk menghindari kontaminasi logam berat sebagai efek dari bioakumulasi akibat proses rantai makanan. Kata Kunci: Timbal Kadmium Ayam Broiler", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 457, "width": 56, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Lead Cadmium Broiler Chickens", "type": "Table" }, { "left": 232, "top": 405, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 424, "width": 308, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The support of heavy metals such as Lead and Cadmium in chicken meat may indicate that there has been heavy metal contamination of the diet, especially chicken meat. This heavy metal pollution can be bioaccumulated to humans because humans are one part of the food chain process. The aim of this study was to find out the concentration of lead and cadmium metals in broiler chickens in Palangka Raya City. This research method uses a cross-sectional study design with research samples, thighs, breasts and broiler chicken livers sold in several places in Palangka Raya City. Samples of thighs, breasts and chicken livers were measured using an Atomic Absorption Spctrofotometer at the Banjarmasin Regional Health Laboratory of South Kalimantan Province. Data processing and analysis is presented descriptively by comparing with quality standards such as SNI No. 7389 of 2009. The results showed that the Concentration of Lead (Pb) in the thighs, breasts and liver was 0.23 mg / kg; 0.18 mg / kg; and < 0.002 mg / kg and the concentration of Cadmium (Cd) in the thighs breast, and liver was < 0.0015 mg/kg; < 0.0015 mg / kg; and 0.21 mg / kg. The conclusion in this study is that the Concentration of Lead (Pb) and Cadmium (Cd) in the thighs, breast, and chicken liver meets quality standards based on SNI No. 7389 of 2009. Consumers should pay attention to the patterns of broiler chicken consumers to avoid heavy metal contamination as an effect of bioaccumulation due to food chain processes", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 608, "width": 402, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "© 2024 The Authors. Published by Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. This is Open Access article under the CC-BY-SA License (http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/). DOI: https://doi.org/10.33084/jsm.v10i2.7739", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 230, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 10 No 2, Agustus 2024, Page 159 – 163", "type": "Page header" }, { "left": 413, "top": 28, "width": 128, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 16, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "produksi terbanyak berada di pulau Jawa yaitu Jawa Barat (25.37%), Jawa Tengah (19.01%) dan Jawa Timur (14.60%), sedangkan ayam ras yang berada di Kalimantan Tengah sebanyak 22.950.119 ekor dan populasi ayam broiler di Kota Palangka Raya sebanyak 3.000.000 ekor (Badan Pusat Statistik, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 226, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daging ayam merupakan sumber makanan yang penting bagi manusia karena memberikan kontribusi bagi pemecahan masalah permasalahan global dalam pemenuhan kebutuhan protein, asam amino essensial, mineral, vitamin dan zat gizi lainnya(Alturiqi & Albedair, 2012) . Sumber utama logam berat yang berada di dalam daging ayam adalah kontaminasi dari makanan dan air minum yang diberikan serta emisi dari kendaraan bermotor yang berada disekitar dan lingkungan yang tidak bersih (Ghimpe et al., 2014). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dada ayam broiler yang diberi pakan mengandung CdCl 2 .4H 2 O megandung Cd dan Pb, selain itu hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa terdapat logam Cd dan Pb pada dada, paha, hati dan usus ayam broiler yang dipelihara dengan kandang model panggung dan kandang litter (Dwiloka et al., 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 226, "height": 220, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitianmenunjukkan bahwa residu Timbal (Pb), Kadmium (Cd) yang berada pada daging ayam (dada, paha atas dan paha bawah) dan produk daging ayam yang telah diproses telah melebihi batas maksimal yang diperbolehkan untuk dikonsumsi(Veterinary & Journal, 2018). Berdasarkan uraian diatas adanya kandungan logam berat seperti timbal dan kadmium pada daging ayam dapat mengindikasikan bahwa telah terjadi kontaminasi logam berat pada makanan terutama daging ayam. Pencemaran logam berat ini dapat bersifat bioakumulasi terhadap manusia karena manusia merupakan salah satu bagian dalam proses rantai makanan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 697, "width": 226, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masyarakat yang sering mengkonsumsi daging ayam dapat beresiko terkena dampak pencemaran logam berat karena proses rantai makanan, oleh karena itu perlu dilakukan Identifikasi Logam Berat pada ayam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "broiler yang di konsumsi di Kota Palangka Raya sebagai upaya awal untuk melakukan pencegahan kontaminasi logam berat terhadap makanan dalam rangka mewujudkan keamanan pangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui konsentrasi timbal dan kadmium pada ayam broiler di Kota Palangka Raya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 197, "width": 85, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 223, "width": 226, "height": 221, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tradisional Pasar Besar, Pasar Subuh, Pasar Kahayan, Jalan Menteng dan Jalan G.Obos XII Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah yang menjual daging ayam broiler segar, sedangkan untuk Lokasi pengujian sampel dilakukan di Laboratorium Kesehatan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Maret s.d bulan Oktober 2021. Populasi pada penelitian ini yaitu ayam broiler yang dijual di Pasar Besar, Pasar Subuh, Pasar Kahayan, Jalan Menteng dan Jalan G.Obos XII Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah daging ayam broiler bagian paha, dada dan hati ayam.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 455, "width": 226, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah timbangan makan digital, kantong plastik, kotak sampel (toples), cooling box dan Spektofotometer Serapan Atom (SSA), sedangkan bahan yang digunakan adalah ayam, paha ayam, dada ayam, hati ayam dan es batu.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 548, "width": 226, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis timbal dan kadmium pada paha, dada dan hati ayam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 589, "width": 226, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satu ekor ayam broiler dipotong menjadi 4 bagian (2 bagian paha, 2 bagian dada dan hati ayam). Sampel (paha, dada dan hati) dimasukkan ke dalam kantong plastik dan disimpan di dalam toples. Sampel yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam cooling Box dengan menambahkan es batu agar suhu tetap terjaga. Sampel kemudian diukur menggunakan AAS untuk parameter logam timbal dan kadmium. Data yang diperolah disajikan dalam bentuk tabel dan narasi kemudian dijelaskan secara deskriptif dengan cara membandingkan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 27, "width": 308, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Resna Maulina, 2 nd Normila. 2024. Heavy Metal Identification in Broiler Chickens", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 802, "width": 16, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan standar baku mutu yang berlaku seperti SNI No 7389 Tahun 2009", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 153, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 153, "width": 226, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsentrasi Timbal (Pb) pada Paha ayam, Dada Ayam dan Hati Ayam di Kota Palangka Raya", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 226, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengukuran konsentrasi Timbal pada paha, dada dan hati ayam dilakukan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Hasil pengukuran timbal (Pb) pada paha, dada dan hati ayam dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 225, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel I . Konsentrasi Timbal (Pb) pada paha, dada dan hati ayam di Kota Palangka Raya Sampel Konsentrasi (mg/kg) Baku Mutu (mg/kg) Keterangan Paha 0,23 1,0 Memenuhi Syarat Dada 0, 18 1,0 Memenuhi Syarat Hati < 0,002 1,0 Memenuhi Syarat", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 423, "width": 226, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa konsentrasi timbal (Pb) dalam paha, dada dan hati adalah 0,23; 0,18; dan < 0,002. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut konsentrasi timbal pada paha, dada dan hati ayam telah memenuhi batas maksimum cemaran logam Timbal dalam pangan berdasarkan SNI No 7389 Tahun 2009 yaitu sebesar 1,0 mg/kg", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 226, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsentrasi Kadmium (Cd) pada paha ayam, dada ayam dan hati ayam di Kota Palangka Raya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 592, "width": 226, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsentrasi Kadmium (Cd) pada paha ayam, dada ayam dan hati ayam dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 225, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel II. Konsentrasi Kadmium (Cd) pada paha,", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 650, "width": 217, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dada dan hati ayam di Kota Palangka Raya Sampel Konsentrasi (mg/kg) Baku Mutu (mg/kg) Keterangan Paha < 0,0015 0,3 Memenuhi Syarat Dada < 0,0015 0,3 Memenuhi Syarat Hati 0,21 0,5 Memenuhi Syarat", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 70, "width": 226, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel II menunjukkan bahwa konsentrasi Kadmium (Cd) dalam paha, dada dan hati adalah < 0,0015; < 0,0015; dan 0,21. Berdasarkan hasil pengukuran tersebut konsentrasi timbal pada paha, dada dan hati ayam telah memenuhi batas maksimum cemaran logam berat Kadmium dalam pangan berdasarkan SNI No 7389 Tahun 2009.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 198, "width": 226, "height": 255, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi timbal pada paha lebih tinggi dibandingkan dengan bagian dada dan hati. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa konsentrasi timbal paling tinggi terdapat pada hati dibandingkan dengan bagian lain seperti ampela, paha atas dan dada(Elsharawy, 2018). Konsentrasi timbal yang tinggi pada jaringan ayam dapat dihubungkan dengan adanya polusi timbal di lingkungan akibat adanya bioakumulasi. Berdasarkan hasil penelitian menggambarkan bahwa timbal yang tersimpan dalam jaringan ayam akibat proses bioakumulasi seperti ginjal (1,360 ppm), hati (0,550 ppm), ovarian tissue (0, 320 ppm) dan otot atau daging (0,280 ppm) setelah diberikan pajanan timbal selama 9 hari(Trampel et al., 2003).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 465, "width": 226, "height": 290, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Logam Timbal (Pb) dianggap sebagai salah satu polutan lingkungan utama dan lebih sering menjadi penyebab keracunan pada ternak daripada senyawa yang lain. Pada umumnya, Pb dianggap sebagai mineral non essensial untuk ternak(Soeparno, 2011). Bioakumulasi timbal pada ayam dan tubuh manusi terutama pada hati dan tulang menyebabkan beberapa penyakit seperti irritability , kardiovaskuler, saraf, pergelangan tangan, anemia, atherosclerosis dan liver apoptosis . Jaringan saraf dan sistem adrenal merupakan sistem utama yang sensitif terhadap toksisitas timbal. Timbal merupakan logam berat yang mempunyai risiko tinggi pada rantai makanan dan menyebabkan dampak negatif bagi kesehatan manusia pada saat masuk dalam rantai makanan. Kontaminasi logam berat seperti timbal dapat bersumber dari sayuran, daging, buah, seafood, wine herbicides , pupuk kimia, yang dapat menghasilkan limbah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Surya Medika (JSM), Vol 10 No 2, Agustus 2024, Page 159 – 163", "type": "Page header" }, { "left": 413, "top": 28, "width": 128, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN: 2460-7266; e-ISSN: 2655-2051", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 802, "width": 16, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 226, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada tanah dan polusi pada lingkungan serta sebagai biological biomarker(Korish & Attia, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 111, "width": 226, "height": 447, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengukuran kadar Kadmium menunjukkan bahwa konsentrasi Kadmium paling tinggi terdapat pada hati dan paling rendah terdapat pada paha dan dada ayam. Salah satu sumber pencemar Cd adalah berasal dari knalpot, sehingga nilai Cd lebih tinggi dibandingkan Cu dan Pb(Sudarmaji, 2006). Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa konsentrasi logam berat pada hati, otot dan darah sangat bervariasi, konsentrasi tertinggi terdapat pada hati ayam dan terendah pada darah ayam. Akumulasi logam berat pada organ yang spesifik tidak dapat dihindarkan jika pakan yang dikonsumsi juga mengandung logam berat. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa pada beberapa bagian ayam local dan eksotik ( broiler, cockerel, layers dan local) di Kota Nsukka dan Enugu Nigeria, logam berat didapatkan dari pembakaran bahan bakar fosil, penggunaan pupuk anorganik, kotoran hewan dan grokimia(Okoye et al., 2011). Kontribusi pakan terhadap logam berat pada ayam sangat rendah, sedangkan kontribusi terbesar didapatkan dari polusi udara yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil. Berdasarkan hasil penelitian kandungan Cd pada ayam juga dipengaruhi oleh lama penjualan. Kadar logam Cd mengalami peningkatan sebesar 55% akibat lama penjualan selama tiga jam dibandingkan dengan 0 jam(Megabuana D R, Wulandari Z, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 226, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Toksisitas Cd menyebabkan kerusakan paru-paru termasuk induksi tumor paru-paru dan perubahan skeletal. Logam Cd relatif sulit diabsorpsi ke dalam tubuh, tetapi sekali terabsorpsi, Cd diekskresikan secara lambat, terakumulasi di dalam ginjal dan menyebabkan kerusakan renal. Disimpulkan bahwa level metal, termasuk Cd yang rendah pun dapat menyebabkan penyakit pada manusia(World Health Organization, 1996).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 69, "width": 79, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 95, "width": 226, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa konsentrasi Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada dada, paha dan hati ayam memenuhi syarat yang telah ditetapkan berdasarkan SNI No 7389 Tahun 2009. Konsumen sebaiknya memperhatikan pola konsumen ayam broiler untuk menghindari kontaminasi logam berat sebagai efek dari bioakumulasi akibat proses rantai makanan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 257, "width": 141, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 283, "width": 226, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi baik langsung maupun tidak langsung terhadap kegiatan penelitian ini , terutama kepada Politeknik Kesehatan Kemenkes Palangka Raya yang telah memberikan dukungan sehingga kegiatan penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 410, "width": 65, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 436, "width": 226, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alturiqi, A. S., & Albedair, L. A. 2012. Evaluation of some heavy metals in certain fish , meat and meat products in Saudi Arabian markets. The Egyptian Journal of Aquatic Research , 38 (1), 45–49. https://doi.org/10.1016/j.ejar.2012.08.003", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 511, "width": 226, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik. 2022. Produksi Daging Ayam Ras Pedaging menurut Provinsi. In Jakarta: Badan Pusat statistik .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 552, "width": 226, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dwiloka, B., Atmomarsono, U., Bintoro, V. P., & Setiani,", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 564, "width": 183, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. E. 2019. Peranan Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dalam Mengeliminasi Kandungan Cd dan Pb pada Dada Ayam Broiler. Jurnal Aplikasi Teknologi", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 610, "width": 184, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pangan , 7 (4), 163–167. https://doi.org/10.17728/jatp.2447", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 639, "width": 226, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elsharawy, N. T. M. 2018. Some Heavy Metals Residues in Chicken Meat and their Edible Offal in New Valley. 2nd Conference of Food Safety, Suez Canal University, Faculty of Veterinary Medicine , I (August), 53–60.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 704, "width": 225, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghimpe, O., Cristina, Ț , Furnaris, F., & Militaru, M. 2014. Evaluation of Heavy Metals", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 727, "width": 183, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contamination and Assessment of Mineral Nutrients in Poultry Liver Using Inductively", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 27, "width": 308, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 st Resna Maulina, 2 nd Normila. 2024. Heavy Metal Identification in Broiler Chickens", "type": "Page header" }, { "left": 525, "top": 802, "width": 16, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 70, "width": 183, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Coupled Plasma-Mass Spectrometry . 71 , 45–50. https://doi.org/10.7763/IPCBEE .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 225, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Korish, M. A., & Attia, Y. A. 2020. Evaluation of Heavy Metal Content in Feed , Litter , Meat , Meat Products , Liver , and Table Eggs of Chickens . 1–", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 134, "width": 161, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. https://doi.org/10.3390/ani10040727", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 226, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Megabuana D R, Wulandari Z, R. P. 2020. Identifikasi Kontaminasi Logam Berat pada Ayam Kuning Sukabumi di Bogor Utara . 22 (1), 119–124. https://doi.org/10.25077/jpi.22.1.119-", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 198, "width": 37, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "124.2020", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 225, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyantini, N. G. 2011. Produksi Ternak Unggas . Institue", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 227, "width": 87, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertanian Bogor Prss.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 226, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Okoye, C. O. B., Ibeto, C. N, & Ihedioha, J. N. 2011.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 256, "width": 183, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Heavy Metals Analysis of Local and Exotic Poultry Meat . June 2015 .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 225, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soeparno. 2011. Ilmu Nutrisi dan Gizi Daging . Gadjah Mada University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 225, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudarmaji, J. M. C. I. 2006. Sudarmaji, J.Mukono, Corie I.P.,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 326, "width": 169, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Toksikologi Logam Berat B3 . 2 (2), 129–143.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 226, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trampel, D. W., Imerman, P. M., Carson, T. L., Kinker, J. A., & Ensley, S. M. 2003. Lead contamination of chicken eggs and tissues from a small farm flock . 422 , 418–422.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 396, "width": 225, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Veterinary, B., & Journal, M. 2018. Heavy Metal Residues in chicken cuts up and processed chicken meat products . 473–483.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 226, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "World Health Organization. 1996. Trace elements in human nutrition and health World Health Organization. World Health Organization , 360. https://www.who.int/nutrition/publications/ micronutrients/9241561734/en/", "type": "Text" } ]
636e9976-fe1d-e02c-521c-b09fe637de0b
http://abdimasku.lppm.dinus.ac.id/index.php/jurnalabdimasku/article/download/377/162
[ { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 89, "width": 415, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberdayaan Serikat Pekerja dalam Keperdulian Sosial pada Masa Pandemik Covid-19", "type": "Title" }, { "left": 95, "top": 140, "width": 408, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ary Prasetyo 1 , Syaiful Badri Sofyan 2 , Dony Kurniawan 3, Heri Kiswanto 4 1, Jurusan Manajemen, Universitas Terbuka, 2, Jurusan Hukum, Universitas Batam, 3,4 Jurusan Hukum, Universitas Riau Kepulauan E-mail: 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 191, "width": 91, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 230, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 428, "height": 136, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solidaritas dan kepedulian sosial di internal serikat pekerja sudah tidak diragunakan lagi. Solidaritas dan keperdulian sosial tersebut perlu ditingkatkan untuk ekternal kemasyarakatan sehingga serikat pekerja selain bermafaat untuk anggota dan keluarganya juga bermanfaat untuk masyarakat terutama pada masa pandemik covid-19. Metode presentasi dihadapan para pengurus PUK, DPC dan DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau sangat membantu membangkitkan semangat kepedulian sosial mereka. Hasil dari kegiatan ini, anggota, pengurus PUK, DPC dan DPD F SP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau mampu menggalang sumbangan dengan nominal uang sebesar Rp. 17.601.000,- , 200kg beras dan pakaian layak pakai. Hasil pengupulan sumbangan tersebut disalukan untuk 2 panti asuhan yaitu Panti Asuhan Ya Bunaya yang berada di jembatan 4 Barelang kemudian dilanjutkan ke panti asuhan Qurrotul A’yun di Mega Legenda Batam..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 301, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: kepedulian Sosial, Pandemik Covid-19, Serikat Pekerja", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 420, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solidarity and social care within the workers are no longer used. Solidarity and social care need to be increased for the external community so that workers, besides being useful for their members and their families, are also beneficial for the community, especially during the Covid- 19 pandemic. The method of presentation in front of PUK administrators, DPC and DPD FSP LEM SPSI Riau Islands Province is very helpful in arousing their spirit of social care. As a result of this activity, members, administrators of PUK, DPC and DPD F SP LEM SPSI Riau Islands Province were able to raise donations with a nominal amount of Rp. 17.601.000, -, 200 kg of rice and clothes suitable for use. The results of the donation were donated to 2 orphanages, namely the Ya Bunaya Orphanage which is located at the 4 Barelang bridge, then trained at the Qurrotul A'yun orphanage at Mega Legenda Batam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 262, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Social Care, Covid-19 Pandemic, Trade Unions", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 597, "width": 122, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 622, "width": 439, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada awal bulan Maret 2020 pemerintah Indonesia mengumumkan adanya kasus Covid-19 pertamanya, oleh karena itu pemerintah memperlakukan kebijaksanaan social distancing, physical distancing bagi masyaraka. Selanjutkan dengan semakin meningkatnya kasus covid-19 yang ada di Indonesia, pemerintah juga memberlakukan kebijakan PSBB dibeberapa daerah, yang tentunya sebagian besar industry dilarang beroperasi sehingga dampak dari kebijakan tersebut dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan mata rantai pasokan akan terkena dampaknya juga, termasuk terganggunya produksi barang dan jasa [ 4 ] . Mewabahnya virus ini berdampak sangat luar biasa terhadap berbagai sektor usaha antara lain sektor seperti pariwisata, perekonomian, perdagangan UMKM serta investasi [ 2 ] .", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 431, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan dampak yang ditimbukan terhadap industri tentunya juga berdampak kepada serikat pekerja dan para anggotanya. serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh para pekerja baik di perusahaan maupun di luar perusahaan yang bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggungjawab guna memperjuangkan, membela, serta melindungi hak dan kepentingan pekerja serta tentunya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya keluarganya [1] . Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin, Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) merupakan salah satu organisasi buruh besar di Indonesia, dan mempunyai perwakilan di daerah salah satunya di provinsi Kepulauan Riau khususnya kota Batam dalam rangka melaksanakan kebijaksanaan program sosial, ekonomi dan kesejahteraan yang ada di AD ART organisasi serta dalam rangka memperingati HARPEKINDO dan HUT SPSI ke 48, mendorong para anggotanya untuk membantu sesama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 428, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para anggota perlu digerakan walaupun perekonomian mereka juga berdampak dengan adanya pandemik covid-19, akan tetapi masih banyak dari saudara-saudara atau masyarakat yang lebih susah terdapak pandemik covid-19. Kepemimpinan sebuah organisasi dapat memberikan sejumlah pelajaran penting bagi penangangan pandemi covid-19 salah satunya adalah dengan cara berempati dan menunjukkan kepedulian kepada seluruh lapisan masyarakat serta tidak sibuk untuk menyalahkan pihak lain [3] . Hal ini tentunya yang ingin dilakukan oleh para pimpinan DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau dan DPC FSP LEM SPSI Kota Batam.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 353, "width": 87, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 429, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode pelaksanaan pengabdian masyarakat pemberdayaan peran serikat pekerja dalam upaya kepedulian sosial pada masa pandemik covid-19, dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 92, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Tahap sosialisasi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 429, "width": 414, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap persiapan ini setelah melakukan diskusi internal, kami melakukan sosialisasi dengan melakukan presentasi dihadapan pengurus DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau bersama pengurus DPC FSP LEM SPSI Kota Batam dilanjutkan pembentukan panitia kegiatan bantuan sosial (Bansos).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 235, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Tahap pengumpulan batuan dan penentuan lokasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 492, "width": 414, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahap ini panitia kegiatan bantuan sosial (Bansos) melakukan pengumpulan bantuan berbentuk uang, bahan pokok dan pakaian layak pakai, yang dikumpulkan oleh para anggota, Pengurus Unit Kerja (PUK), Pengurus DPC dan Pengurus DPD FSP LEM SPSI di Provinsi Kepulauan Riau..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 123, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Tahap Penetuan Lokasi.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 556, "width": 414, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penentuan lokasi penerima bantuan, ditetapkan 2 panti asuhan penerima batuan yaitu: Panti Asuhan Ya Bunaya yang berada di jembatan 4 Barelang dan panti asuhan Qurrotul A’yun di Mega Legenda Batam", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 101, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Tahap Pelaksanaan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 606, "width": 414, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan bantuan sosial (Bansos) dilakukan bersamaan dengan peringatan Hari Pekerja Indonesia (HERPEKINDO) ke 48 dan juga hari ulang tahun Serikat Pekerja Indonesia (SPSI) ke 48. Pada tahap pelaksanaan seluruh peserta berkumpul di kantor DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau kemudian bersama-sama dengan menggunakan mobil komando FSP LEM SPSI dan kendaraan perserta lainnya menuju lokasi Panti Asuhan Ya Bunaya yang berada di jembatan 4 Barelang kemudian dilanjutkan ke panti asuhan Qurrotul A’yun di Mega Legenda Batam.", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 211, "top": 88, "width": 176, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 149, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Hasil Pengumpulan Bantuan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 128, "width": 414, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kegiatan bantuan sosial ini, dimulai dengan pengumpulan donatur dalam bentuk uang, bahan pokok dan pakaian layak pakai. Donasi dikumpulkan dari para anggota, Pengurus Unit Kerja (PUK), pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Federasi Serikat Pekerja Logam Elektronik dan Mesin Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (FSP LEM SPSI) Provinsi Kepulauan Riau khususnya Kota Batam. Hasil dari kegiatan ini terkumpul uang seperti tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 221, "width": 144, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Sumbangan Donatur Uang", "type": "Caption" }, { "left": 117, "top": 239, "width": 357, "height": 503, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO Asal Sumbangan Besar Sumbangan 1 Sumbangan Yolanda PUK SP LEM SPSI PT. MC Dermot-Batam Rp 100.000 2 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. NFB-Batam Rp 500.000 3 Sumbangan anggota PUK SP LEM SPSI PT Shimano-Batam Rp 100.000 4 Sumbangan Sauki PUK SP LEM SPSI PT Shimano-Batam Rp 100.000 5 Sumbangan Wahyu H PUK SP LEM SPSI PT Daiho-Batam Rp 100.000 6 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Batamec-Batam Rp 500.000 7 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT.Mc Dermoot-Batam Rp 2.000.000 8 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. NPCB-Batam Rp 500.000 9 Sumbangan Zacky PUK SP LEM SPSI Cladtek-Batam Rp 500.000 10 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Sanipak-Batam Rp 500.000 11 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Amtek-Batam Rp 300.000 12 Sumbangan Dony K. DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Rp 200.000 13 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT.Hydrill Indonesia-Batam Rp 300.000 14 Sumbangan Daniel DPC FSP LEM SPSI Kota Batam Rp 500.000 15 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Giken-Batam Rp 300.000 16 Sumbangan Ary Prasetyo DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Rp 301.000 17 Sumbangan Saharbani DPC FSP LEM SPSI Kota Batam Rp 100.000 18 Sumbangan Heri K. DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Rp 200.000 19 Sumbangan DPC FSP LEM SPSI Kota Batam Rp 3.500.000 20 Sumbangan PUK SP LEM SPSI Cladtek-Batam Rp 500.000 21 Sumbangan Anggota PUK SP Cladtek-Batam Rp 500.000 22 Sumbangan DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Rp 3.500.000 23 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT.Nexus-Batam Rp 200.000 24 Sumbangan anggota PUK SP LEM SPSI PT. Varta-Batam Rp 100.000 25 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. USP-Batam Rp 200.000 26 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Daiho-Batam Rp 400.000 27 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Varta-Batam Rp 500.000 28 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. UCPS-Batam Rp 350.000 29 Sumbangan anggota PUK SP LEM SPSI PT. USP-Batam Rp 100.000 30 Sumbangan Arnold DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Rp 500.000 31 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT. Teckwah-Batam Rp 150.000 TOTAL Rp 17.601.000", "type": "Table" }, { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 404, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan sumbangan yang berupa kebutuhan pokok dan pakaian layak pakai dari anggota FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau khususnya kota Batam dalam kegiatan Bantuan Sosial HARPEKINDO dan HUT SPSI Ke 48 sebagaimana tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 138, "width": 228, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Sumbangan Donatur Bahan Pokok dan Pakaian", "type": "Caption" }, { "left": 117, "top": 149, "width": 357, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NO Asal Sumbangan Besar Sumbangan 1 Sumbangan PUK SP LEM SPSI PT Shimano-Batam Beras 200kg 2 Sumbangan Saiful Badri S DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Pakaian 3 Sumbangan Ary Prasetyo DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Pakaian 4 Sumbangan Heri K. DPD FSP LEM SPSI Prov. Kepri Pakaian 5 Sumbangan PUK SP LEM SPSI Varta-Batam Pakaian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 127, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Pembahasan Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 276, "width": 414, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Satu hari sebelum pelaksanaan penyaluran, panitian melakukan pembelian bahan-bahan pokok tambahan yang sekirannya dibutuhkan di panti asuhan Ya-Bunaya dan panti asuhan Qurrotul A’yun. Sedangkan acara penyaluran bantuan dilakukan pada tanggal 21 Februari 2021 yang dimulai dengan persiapan di kantor DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulaan Riau yang beralamat di Ruko Mega Legenda 2 blok C2 No 21, Batam center, Baloi Permai, Batam Kota, Provinsi Kepulauan Riau.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 352, "width": 413, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada kegiatan Bansos HARPEKINDO dan HUT SPSI ke 48 in dimulai dengan melakukan perjalanan dari kantor DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau ke Panti Asuhan Ya Bunaya di jembatan 4 Barelang. Sesampainya di panti asuhan Ya Bunaya di sambut dengan hangat oleh pengurus panti asuhan Ya Bunya sebagaimana gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 582, "width": 251, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Suasana Acara Bansos di Panti Asuhan Ya Bunaya", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 428, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam acara tersebut dilakukan penyerahan bantuan uang tunai sebesar Rp 5.000.000, - yang diserahkan kepada pimpinan panti asuhan Ya Bunaya Uts Bro oleh ketua DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau Bung Syaiful Badri Sofyan, S.H. sebagaimana gambar 2 .", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 246, "width": 357, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Penyerahan Bantuan Uang Tunai Kepada Pimpinan Panti Asuhan Ya Bunaya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 269, "width": 392, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan penyerahan bantuan sembako dan pakaian layak pakai secara simbolis dilakkan oleh ketua DPC FSP LEM SPSI kota Batam yaitu Bung Margasurya Sastra sebagaimana gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 484, "width": 405, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Penyerahan Bantuan Sembako dan Pakaian Layak Pakai Kepada Pimpinan Panti Asuhan Ya Bunaya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 518, "width": 407, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam acara tersebut sebagai pengingat diserahkan juga sebuah plakat kegiatan yang dilakukan oleh ketua panitia kegiatan bantuan sosial memperingati HAPEKINDO dan HUT SPSI ke 48 yaitu Bung Ary Prasetyo, S.T., MM. sebagaimana gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 174, "top": 265, "width": 249, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Plakat Kepada Pimpinan Panti Asuhan Ya Bunaya", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 294, "width": 414, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah dari panti asuhan Ya Bunaya kegiatan dilanjutkan menuju panti asuhan yang kedua yaitu panti asuhan Qurrotul A’yun di Mega Legenda Batam. Pada kegiatan yang kedua tersebut, karena keterbatasan waktu penyerahan uang tunai sebesar Rp. 5.000.000,-, sembako, pakaian layak pakai dan plakat kegiatan dilakukan secara langsung oleg ketua DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau Bung Syaiful Badri Sofyan, S.H. sebagaimana gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 671, "width": 400, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Uang Tunai, Sembako, Pakaian Layak Pakai dan Plakat Kepada Pimpinan Panti Asuhan Qurrotul A’yun", "type": "Caption" }, { "left": 204, "top": 59, "width": 188, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdimasku, Vol. 5, No. 1, Januari 2022: 60-66", "type": "Page header" }, { "left": 293, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 211, "top": 88, "width": 176, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 266, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil kegiatan bantuan sosial ini diperoleh kesimpulan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 428, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dengan adanya presentasi dan ajakan untuk berbagi, Para anggota, pengurus PUK, DPC dan DPD FSP LEM SPSI di Propinsi Kepulauan Riau-khususnya kota Batam menjadi tergerak hatinya untuk berbagi ke sesama.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 428, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Para anggota, pengurus PUK, DPC dan DPD FSP LEM SPSI di Propinsi Kepulauan Riau- khususnya kota Batam mempunyai rasa solidaritas dan kemanusiaan yang tinggi pada masa pademik covid-19.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Para anggota, pengurus PUK, DPC dan DPD FSP LEM SPSI di Propinsi Kepulauan Riau- khususnya kota Batam sangat antusias sehingga mampu mengupulkan dana bantuan yang cukup besar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 176, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun ada beberapa saran antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kegiatan bantuan sosial ini perlu dilakukan secara berkelanjutan tidak hanya pada masa pandemik covid-19.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kegiatan bantuan sosial ini kalau bisa juga dilakukan di wilayah kepulauan Riau selain di kota Batam", "type": "List item" }, { "left": 235, "top": 338, "width": 126, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 428, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pengurus DPD FSP LEM SPSI Provinsi Kepulauan Riau, pengurus DPC FSP LEM SPSI Kota Batam, seluruh pengurus PUK dan seluruh anggota FSP LEM SPSI di Provinsi Kepulauan Riau yang sudah menyumbangkan sebagian hartanya untuk kelancaran acara bantuan sosial ini.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 427, "width": 100, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 410, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Arthawati, S. N. (2018). Peran Serikat Pekerja Dalam Mendorong Produktivitas Dan Peningkatan Kesejahteraan Para Pekerjapada PT Nippon Shokubai Indonesia-Cilegon Jurnal Tirtayasa EKONOMIKAVol. 13, No 1", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 425, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Azimah, R. N., Khasanah, I. N., Pratama, R., Azizah, Z., Febriantoro, W., Rifda, S., dan Purnomo, S.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 498, "width": 359, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2020). Analisis Dampak Covid-19 Terhadap Sosial Ekonomi Pedagang Di Pasar Klaten Danwonogiri, Jurnal E M P A T I: Jurnal Ilmu Kesejahteraan Sosial 9 (1 )", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 417, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Dewi, E. (2020) Gender, Kepemimpinan dan Kemanusiaan: Sebuah Refleksi Situasi Pandemi COVID-19. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional by Universitas Katolik Parahyangan DOI: https://doi.org/10.26593/jihi.v0i0.3863.85-88", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 414, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Yamali, F. R., dan Putri, R. N. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia Ekonomis: Journal of Economics and Business, 4(2) , hal. 384-388 . Publisher by Lembaga Penelitian dan", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 579, "width": 355, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Batanghari Jambi diakses melalui Website: http://ekonomis.unbari.ac.id, pada 06-03-2021", "type": "Text" } ]
396ab189-cb79-6ef1-d483-b20cdee87d69
https://journal.uad.ac.id/index.php/AdMathEdust/article/download/19324/9938
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 38, "width": 181, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.6 No.9 September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "464", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 74, "width": 427, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INCREASING MATHEMATICS LEARNING OUTCOMES USING REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION", "type": "Section header" }, { "left": 225, "top": 112, "width": 159, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eka Putri Nurjanah a , Edi Prajitno b", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 125, "width": 296, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan Jalan Ring Road Selatan, Tamanan, Banguntapan, Bantul Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 152, "width": 223, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a [email protected] , b [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 177, "width": 60, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 442, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The problem that underlies this research is the low value of learning outcomes of students, especially in class VII D. This study aims to improve the learning outcomes of students by using a realistic mathematics education approach to students of class VII D in State Junior High School (SMP Negeri) 2 Bambanglipuro even semester 2017 Academic Year / 2018. This study includes Classroom Action Research (CAR). The research was conducted in two cycles. Each cycle consists of two meetings. Data collection techniques used are interviews and tests. Data analysis used is data reduction, data presentation, conclusion, and verification. The indicator of the success of this study is the achievement of increased learning outcomes of students. Learning outcomes of students are obtained from the work of solving the description questions. This success is shown by students' learning outcomes achieving an average good category (≥ 61%). Based on the study results using a realistic mathematics education approach in the quadrilateral sub-topic, there is an increase in students' learning outcomes. This is evident from the first cycle test results to the second cycle test, which has increased by 1.76%. In the first cycle, the average test results of students were 42.47. In the second cycle, the average test results of students were 43.22. However, there has been an increase in learning outcomes but has not met the indicators of success.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 340, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Improvement, Learning Outcomes, Realistic mathematics education", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 87, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 443, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Education is the need of every human being in the World. Education is divided into two, namely formal education and non-formal education. Formal education activities are carried out in schools or formally. In contrast, non-formal education activities are carried out outside the school, such as in the community. Education is very important, so education is included in the primary needs group. Immediate needs were only clothing, food, and shelter. Now it turns into clothing, food, shelter, and education (Latief Sahidin and Dini Jamil, 2013, p.211). The development of Science, Technology, and Science (IPTEKS) is very rapid, especially in telecommunications and information (Mumun Syaban, 2008, p.57). The impact of science and technology development is that new information can be spread quickly throughout the World and false information or false news or hoaxes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 443, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It takes great effort to become a superior person in these changing and competitive circumstances. According to Anna Fauziah (2010, p.1), the ability that must be possessed to become a superior person is the ability to obtain, choose and process information, the ability to be able to think critically, systematically, logically, creatively, and the ability to work together effectively. This ability can be developed through the process of learning mathematics. Based on the explanation above, Mathematics can improve social thinking skills, especially students. Mathematics is studied at every level of formal education, from elementary schools to tertiary institutions. Mathematics is learned hierarchically and pays attention to individual learning abilities and the nature of mathematics itself. According to Latief Sahidin and Dini Jamil (2013, p.211), mathematics is the most challenging subject for students to learn. As a result of student, learning difficulties is a decrease in student learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 443, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of interviews and pretests, it needs an effort to improve student learning outcomes. The teacher is expected to be able to master the class so that learning runs effectively. An appropriate learning model is needed so that learning mathematics can improve student learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 38, "width": 181, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.6 No.9 September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "465", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 443, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Realistic Mathematics Education is an approach to learning mathematics. Differences in Realistic Mathematics Education with other mathematics education theories such as mechanistic, empiricism, and structuralistic. Realistic Mathematics Education has horizontal and vertical mathematical components (Treffers in Sutarto Hadi, 2005, p.21). Realistic Mathematics Education has stepped in its implementation, such as students understanding contextual problems to make meaning and make arguments that make sense. So, researchers will apply the Realistic Mathematics Education Approach (PMR). Researchers hope that by using the learning model approach, learning outcomes can improve.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 443, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Previously, researchers will describe research that is relevant to this study. The first, a study conducted by Maulana Aznar (2011) with the title Efforts to Improve Mathematics Learning Outcomes with the Indonesian Realistic Mathematics Approach (PMRI) in Class VII Semester II Students at SMPN 4 Banguntapan Academic Year 2010/2011. This study showed that students' mathematics learning outcomes experienced an increase in the average value in the first cycle of 67.59 (70.37%). In the second cycle, the average value was 84.81 (92.59%). Second, Herawati Sholekhah (2009) with the research title Improving Learning Outcomes with Indonesian Realistic Mathematics Education Class II SD 3 Bantul. Based on research results, the average test of student learning outcomes in the first cycle was 71.96 and in the second cycle was 81.83. Then the research conducted by Diyah Nurlia Astuti (2014) with the title The Implementation of the PMRI Approach and the 5E Learning Cycle Model to Improve Mathematics Learning Outcomes of Class III Students at SDN Tegalgondo 1 Malang. The average value in each cycle has increased. The first cycle of student learning completeness achieved 58.3% increased to 78.2% in the second cycle.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 443, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identification of the problems found is students not playing an active role in class. Students do not have a picture of the contextual problems provided. Students are accustomed to memorizing formulas. Students lack concentration in the learning process and lack of understanding of students towards the material being taught. This study aims to improve students' learning outcomes by using the Realistic Mathematics Education approach to grade VII students of SMP Negeri 2 Bambanglipuro Even Semester of the Academic Year 2017/2018.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 56, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 443, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is classroom action research (CAR). Classroom Action Research is defined as studying learning problems in the classroom through self-reflection to solve these problems by carrying out various planned actions in real situations and analyzing each treatment effect (Wina Sanjaya, 2012). According to E. Mulyasa (2013), Classroom Action Research attempts to examine a group of students' learning activities by providing an action that is deliberately raised. According to Suharsimi Arikunto (2017), Classroom Action Research is a series of three words, each of which can be explained as follows, (i) Research is an activity of observing an object using specific methods and methodological rules, (ii) Action is an activity that deliberately done with a specific purpose, and (iii) Class is a group of students who at the same time, learn the same thing from the same educator as well.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 443, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted on March 19, 2018, until April 6, 2018, in SMP Negeri 2 Bambanglipuro, Bantul Regency in the even semester of the Academic Year 2017/2018. SMP Negeri 2 Bambanglipuro is located in Bambanglipuro District, Bantul Regency, Yogyakarta Special Region Province. The subjects of this study were students of class VII D of SMP Negeri 2 Bambanglipuro. The study was conducted in two cycles. The study population was determined based on researchers' observations, where the learning outcomes of students were the lowest (Table 1). The subjects in this study were grade VII students of SMP Negeri 2 Bambanglipuro, Bantul Regency. This study's object is the process and learning outcomes through the Realistic Mathematics Education approach to improve student learning outcomes. The indicator of the success of this study is the achievement of increasing student learning outcomes. Student learning outcomes are obtained from the work of solving the problem description. This success is shown by students' learning outcomes reaching an average of good", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 38, "width": 181, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.6 No.9 September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "466", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 442, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "categories (≥ 61%). Data collection techniques used were tests and interviews. Data analysis techniques used are data reduction, data collection, conclusions, and verification.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 143, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 443, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted from March 19, 2018, until April 6, 2018. The results of the first cycle test had increased quite dramatically. Students' first cycle I test results can be seen in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 157, "width": 407, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Student Test Results in Cycle I The highest score 60 Lowest value 0 The average value of the test results 42,47 The number of students who reach the indicator of success 0 The number of students who have not yet reached the indicator of success 32 Qualification Enough", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 429, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of these tests, the study continued in the second cycle of action. Cycle II test results have increased. The test results of the second cycle of students can be seen in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 299, "width": 407, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Student Test Results in Cycle II The highest score 85 Lowest value 20 The average value of the test results 43,22 The number of students who reach the indicator of success 7 The number of students who have not yet reached the indicator of success 25 Qualification Enough", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 414, "width": 354, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Improved student learning outcomes from cycle I to cycle II can be seen in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 428, "width": 411, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Improved Learning Outcomes Cycle I 85 The highest score 60 20 Lowest value 0 43,22 The average value of the test results 42,47 7 The number of students who reach the indicator of success 0 25 The number of students who have not yet reached the indicator of success 32 85", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 555, "width": 442, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Overall from the results of cycle tests and interviews with teachers and students, it can be concluded that the use of a realistic mathematics education approach can be used as an effort to improve student learning outcomes in class VII D even semester of SMP Negeri 2 Bambanglipuro Bantul Regency in the academic year 2017/2018. The hypothesis of proven action.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 74, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 443, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the study results using a realistic mathematics education approach to the rectangular sub-subject, it can be concluded that there is an increase in student learning outcomes. This is evident from the first cycle test results to the second cycle test, which increased by 1.76%. In the first cycle, the average student test results were 42.47. In the second cycle, the average student test results were 43.22. However, there has been an increase in learning outcomes but have not met the indicators of success.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 708, "width": 443, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Realistic mathematics education used in learning mathematics has received positive responses from interested students, more enthusiastic and happy in learning mathematics to increase students' learning outcomes. This is evident from the results of the student interviews. Realistic mathematics education received good responses from grade VII D. Mathematics teacher because the teacher saw that", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 76, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-8199", "type": "Page header" }, { "left": 343, "top": 38, "width": 181, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AdMathEduSt Vol.6 No.9 September 2019", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "467", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "some students experienced an increase in learning outcomes. Students were more active in-class learning to create interactive learning. This is evident from the results of interviews with mathematics teachers in class VII D.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 76, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S., Suhardjono, Supardi. (2017). Penelitian Tindakan Kelas Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 443, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astuti, Diyah Nurlia. 2014. Penerapan Pendekatan PMRI dan Model Learning Cycle 5E untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Peserta Didik Kelas III SDN Tegalgondo 1 Malang. Skripsi. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 443, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aznar, Maulana. 2011. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) pada Siswa Kelas VIII Semester II di SMPN 4 Banguntapan Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauziah, Anna. (2010). Peningkatan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah Matematika Siswa SMP Melalui Stategi React. Forum Pendidikan, 10(1), 1-13.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 415, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadi, Sutarto. (2005). Pendidikan Matematika Realistik. Banjarmasin: Tulip Banjarmasin. Mulyasa, E. (2013). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 442, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sahidin, Latief.& Jamil, Dini. (2013). Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Presepsi Siswa Tentang Cara", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 324, "width": 404, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru Mengajar Terhadap Hasil Belajar Matematika. Jurnal Pendidikan Matematika, 04(2), 211- 222.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 391, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sanjaya, Wina. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 443, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sholekhah, Herawati. 2009. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika dengan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia di Kelas II SD 3 Bantul. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 442, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaban, Mumun. (2008). Menumbuhkan Daya Matematis Siswa. Educare Jurnal Pendidikan dan Budaya, 05(2), 57-65.", "type": "Text" } ]
045a3ce7-1e95-1ebc-7bad-7ee86fa42e73
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/3543/2526
[ { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 3 Nomor 4 Tahun 2023 Page 466-475 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 101, "width": 281, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 147, "width": 475, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengawasan Produk Bahan Makanan Beku ( Frozen Food) Yang Beredar Di Masa Pandemi Dan Sesudahnya Dalam Perspektif Hukum Perlindungan Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 216, "width": 381, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preisy C.J. Mokoagouw 1 ✉ , Wulanmas A.P.G. Frederik 2 , Ronny A. Maramis 3", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 241, "width": 373, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Studi Magister Ilmu Hukum, Universitas Sam Ratulangi Manado Email: [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 306, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 325, "width": 479, "height": 357, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tren makanan beku (frozen food) di kalangan masyarakat semakin meluaskarena gaya hidup masyarakat modern saat ini yang serba sibuk sehingga lebih memilih makanan yang praktis, cepat saji, dan sekaligus enak. Fenomena ini terlihat dengan banyaknya dijumpai makanan olahan yang berasal dari frozen food sejak masa pandemi hingga sesudahnya. Ketentuan izin edar bagi pelaku usaha didasarkan untuk melindungi masyarakat dari risiko produk pangan yang tidak aman, tidak bermutu, dan tidak bergizi agar tidak merugikan konsumen. Akan tetapi, masih terdapat beberapa konsumen yang tidak memperhatikan mengenai izin edar pangan, serta masih adanya pelaku usaha yang bersikap tidak bertanggung jawab dengan tidak mencantumkan izin edar produk pangan. Bentuk pengawasan terhadap makanan olahan ini, dipertanyakan pengawasannya karena menyangkut dengan perlindungan konsumen. Sehingga pada penelitian ini, berfokus pada Upaya pemerintah dalam mengawasi makanan olahan. Penelitian ini menitik beratkan pada Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Perlindungan Konsumen, Metode penelitian yang digunakan yakni metode pendekatan yuridis normative untuk menemukan Upaya pemerintah dalam mengawasi makanan olahan sehingga aman sampai pada konsumen atau masyarakat. Hasil penelitian menujukan Ijin edar makanan dan minuman beku merupakan kewenangan kementerian Kesehatan dan kementerian perdagangan dan semua kewenangan itu telah dilimpakan kepada BPOM untuk memeriksa produk makanan dan minuman beku yang layak diedarkan kepasar ditengah masa pandemi dan penegakan hukum harus dilakukan terhadap pelaku usaha produsen makanan dan minuman beku yang melanggar aturan dan standart mutu Kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 686, "width": 297, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Makanan Beku, Pandemi, Perlindungan Konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 278, "top": 39, "width": 42, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 479, "height": 318, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The trend of frozen food among the public is increasingly widespread due to the busy lifestyle of modern society, so they prefer food that is practical, fast and delicious at the same time. This phenomenon can be seen by the many processed foods found from frozen food since the pandemic period until after. Circulation permit provisions for business actors are based on protect the public from the risks of unsafe, low quality, and food products not nutritious so as not to harm consumers. However, there are still some consumers who do not pay attention to food distribution permits, and they still exist business actors who behave irresponsibly by not including a permit distribution of food products. This form of supervision of processed food is questionable because it concerns consumer protection. So that in this study, it focuses on government efforts to properly supervise processed food so that there are no complaints from consumers. This research focuses on Law No. 8 of 1999 concerning Consumer Protection. The research method used is a normative juridical approach to find government efforts in supervising processed food so that it is safe for consumers or the public. The research results show that Frozen food and beverage distribution permits are the authority of the Ministry of Health and the Ministry of Trade and all this authority has been delegated to BPOM to inspect frozen food and beverage products that are suitable for distribution to the market during a pandemic and law enforcement must be carried out against business actors or manufacturers of frozen food and beverages that violate health rules and quality standards.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 381, "width": 270, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Frozen Food, Pandemic, Consumer Protection.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 422, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 443, "width": 472, "height": 305, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makanan dan minuman merupakan hal penting bagi kehidupan manusia, dan merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga pemenuhannya merupakan hak asasi setiap rakyat Indonesia agar senantiasa tersedia cukup setiap waktu, aman, bermutu, bergizi dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Berbagai produk makanan beku olahan dan minuman import maupun buatan dalam negeri telah dipasarkan kepada konsumen melalui supermarket, retail, hotel, restoran hingga ke e-commerce. Konsumsi makanan dan minuman beku terus diminati masyarakat Indonesia sejak adanya COVID – 19 oada tahun 2020 dan melandai pada tahun 2022. Hak-hak konsumen termasuk makanan dan minuman beku sebagaimana yang diatur dalam Pasal 4 UUPK No 8 Tahun 1999 yakni hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak berbahaya dan tidak mengandung bakteri atau virus, hak untuk memilih makanan dan minuman yang terjamin kesehatannya tersebut sesuai dengan kondisi serta jaminan yang dijanjikan, penjual pelaku usaha produk pangan baik dalam iklan maupun secara langsung. Perlindungan konsumen terutama kesehatan konsumen dalam Pasal 8 ayat (1) a, pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 368, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "makanan dan minuman yang tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang-undangan Pangan dan kesehatan. UUPK tidak ditemukan ketentuan yang khusus menyebutkan bahwa untuk melindungi kesehatan konsumen, dan hanya menyebutkan kata keamanan dan keselamatan konsumen pada uraian tentang asas perlindungan konsumen dan hak konsumen, tanpa uraian lebih lanjut. Selain dalam Undang-undang Pangan, ketentuan perlin¬dungan kesehatan manusia melalui pengamanan makanan dan minuman juga diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 21. Undang-undang no 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa setiap makanan dan minuman hanya dapat diedarkan setelah mendapat da sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Persetujuan Pendaftaran izin edar tersebut diterbitkan berdasarkan hasil penilaian evaluasi keamanan, mutu, gizi, dan label pangan. Salah satu pangan yang wajib didaftarkan adalah pangan olahan. Izin edar diberikan pada produk pangan yang telah memenuhi standar kemanan dan mutu. Undang-Undang Perlindungan Konsumen menjamin adanya kepastian hukum dan juga pemberdayaan konsumen terhadap segala perolehan kebutuhan setiap masyarakat. Kerugian yang dialami akibat kurang kritisnya konsumen terhadap barang atau jasa yang ditawarkan tidak terlepas dari tingkat pendidikan yang rendah.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 433, "width": 114, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 471, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penulisan hukum ini adalah penelitian yuridis normatif yaitu suatu prosedur ilmiah untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dan sisi normatifnya yang objeknya adalah hukum terkait pengawasan produk bahan makanan beku dimasa pandemi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 537, "width": 471, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun pendekatan yang dipakai dalam peneltiian ini yakni Penelitian ini menggunakan pendekatan konseptual (conceptual approach) mengenai masalah- masalah perlindungan hukum terhadap konsumen yang menderita kerugian karena menkonsumsi produk bahan makanan dan minuman beku dengan menggunakan pendekatan perundang- undangan (statute approach) terutama Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dan Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 682, "width": 471, "height": 77, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian Hukum Normatif adalah metode yang digunakan dalam penelitian tentang pengawasan terhadap produk impor bahan makanan beku dimasa pandemi dalam perspektif hukum perlindungan konsumen. Penelitian hukum normatif ini focus pada kajian tertulis yakni menggunakan data sekunder seperti menggunakan peraturan perundang-", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "undangan, keputusan Pengadilan, teori hukum, asas-asas hukum, prinsip-prinsip hukum, dan dapat berupa hasil karya ilmiah para sarjana (doktrin).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 80, "width": 471, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di dalam penelitian hukum ini, dipergunakan jenis data sekunder, yang dari sudut kekuatan mengikatnya digolongkan kedalam beberapa sumber data, yaitu Bahan hukum primer berupa undang – undang, bahan hukum sekunder berupa hasil penelitian, buku, dokumen terkait penelitian yang berhubungan, dan bahan hukum tersier yakni kamus hukum dan artikel lainnya", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 205, "width": 141, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 226, "width": 471, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Regulasi Produk Bahan Makanan Beku terhadap keamanan Pangan di Masa Pandemi dan Sesudahnya dalam Perspektif Hukum Perlindungan Konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 472, "height": 451, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaturan mengenai ijin edar makananan beku terkait kewenangan kementrian Kesehatan dan perdangang sudah dilimpahkan kepada Balai Besar pengawasan obat dan makanan BPOM. makanan beku dan berbagai jenis makann dan minuman yang diedarkan yaitu Undang Undang Nomor 18 Tahun 2012 Tentang Pangan. Pengaturan khusus untuk makanan beku yang dijual kepasaran telah diitetapkan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 1999 Tentang Label dan iklan pangan Pasal 1 ayat (1) , menentukan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pengawasan mutu makanan dan minuman harus dilakukan mulai dari proses produksi pangan untuk diedarkan atau diperdagangkan harus memenuhi ketentuan tentang sanitasi pangan, bahan tambahan pangan, residu cemaran dan kemasan pangan. BPOM sebagai Badan Pengawas Obat dan Makanan merupakan Lembaga Negara Non Departemen dimana dalam melaksanakan tugasnya dikoordinasikan dengan Menteri Kesehatan sebagaimana yang tercantum dalam Pasal I Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2005 tentang Perubahan Keenam Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen. Dalam peraturan badan pengawas obat dan makanan nomor 27 tahun 2017 tentang pendaftaran pangan olahan pada Bab VII diatur mengenai izin edar pangan olahan dimana Izin Edar diterbitkan apabila berdasarkan hasil penilaian, data pendaftaran, dan data pendukung dinyatakan lengkap dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 724, "width": 472, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan BPOM di dalam pelaksanaan fungsinya bila dikaitkan dengan aturan-aturan hukum yang diatur dalam aturan Hukum Administrasi Negara adalah saling menunjang dan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 243, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkaitan, karena sebagai suatu organisasi, BPOM melakukan pembentukan peraturan- peraturan yang sifatnya penetapan (beschiking). Dimana dalam mengeluarkan sertifikasi obat dan makanan yang di registrasikan ke BPOM tentunya melalui proses yang sesuai dengan mekanisme dan sistem yang berlaku. Pengawasan merupakan suatu proses yang terus menerus yang dilaksanakan dengan jalan mengulangi secara teliti dan periodik. Jaminan tercapainya tujuan dengan mengetahui perbedaan-perbedaan antara rencana dan pelaksanaan dalam waktu yang tepat sehingga dapat diadakan perbaikan-perbaikan dengan segera dan mencegah berlarut-larutnya suatu kesalahan. Perlindungan konsumen merupakan tanggung jawab semua pihak yaitu pemerintah, pelaku usaha, organisasi konsumen dan konsumen itu sendiri. Tanpa adanya andil dari keempat unsur tersebut, sesuai dengan fungsinya masing-masing, maka tidaklah mudah mewujudkan kesejahteraan konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 309, "width": 471, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Tangung Jawab Pemerintah Dalam Melakukan Pengawasan Terhadap Pelaku Usaha Produk Bahan Makanan Beku yang Beredar di Masyarakat pada Masa Pandemi dan Sesudahnya dalam Perspektif Hukum Perlindungan Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 371, "width": 468, "height": 285, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai bentuk tangung jawab pemerintah dalam melindungi masyarakat dari peredaran makanan dan minuman beku yang membahayakan Kesehatan maka Pemerintah Republik Indonesia telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan, Peraturan Pemerintah tentang Keamanan, Mutu Dan Gizi Pangan, sebagai peraturan pelaksana merupakan bentuk pelaksanaan pengawasan makanan dan minuman beku.Undang- Undang Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan menyebutkan bahwa pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang di olah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan dan atau pembuatan makanan atau minuman. Pengawasan makanan dan minuman beku dilakukan pemerintah untuk melindunggi masyarakat Indonesia dari efek samping dari mengkonsumsi makanan beku yang dibawah mutu dan standar Kesehatan yang ditetapkan BPOM.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 661, "width": 471, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di masa pandemi ini, di mana semua sektor kehidupan terdampak, pada peredaran virus melalui makanan dan minuman tentunya pemenuhan hak atas pangan bagi masyarakat juga akan sangat besar dampaknya, bagi sebagian masyarakat Indonesia terutama masyarakat pada level ekonomi menengah ke bawah. Hal ini disebabkan karena adanya penutupan besar-besaran sejumlah toko, pabrik, tempat usaha dan sebagainya yang", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tentu saja berdampak pada kegiatan ekonomi di tengah masyarakat dan tentunya mengakibatkan banyak sejumlah orang yang terpaksa harus diberhentikan dari pekerjaanya atau kehilangan pekerjaan. Undang-undang tentang Perlindungan Konsumen dirumuskan dengan mengacu pada filosofi pembangunan nasional bahwa pembangunan nasional termasuk pembangunan hukum yang memberikan perlindungan terhadap konsumen adalah dalam rangka membangun manusia Indonesia seutuhnya yang berlandaskan pada falsafah kenegaraan Republik Indonesia yaitu dasar negara Pancasila dan konstitusi negara Undang-Undang Dasar 1945.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 472, "height": 388, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kajian tentang teori perlindungan konsumen dimulai dengan batasan pengertian konsumen dalam Undang-undang konsumen. Undang-undang No. 8 Tahun 1999 UUPK sangat menekankan pada pentingnya arti dari “konsumen”, yaitu dalam penjelasan Undang- undang Perlindungan Konsumen tersebut ditegaskan lagi bahwa:” Di dalam kepustakaan ekonomi dikenal istilah konsumen akhir dan konsumen antara. Konsumen akhir adalah pengguna atau pemanfaat akhir dari suatu produk, sedangkan konsumen antara adalah konsumen yang menggunakan suatu produk sebagai bagian dari proses produksi suatu produk lainnya. Konsumen pada prinsipnya adalah sebagai secara individual pemakai atau pengguna dari satu produk yang dihasilkan oleh pelaku usaha Konsumen (dari bahasa Inggris yaitu consumer, secara harafiah berarti “seseorang yang membeli barang atau menggunakan jasa”; atau “seseorang atau sesuatu perusahaan yang membeli barang tertentu atau menggunakan jasa tertentu”; juga “sesuatu atau seseorang yang menggunakan suatu persediaan atau sejumlah barang”. Kesewenang- wenangan produsen, akan mengakibatkan ketidakpastian hukum, oleh karena itu, agar segala upaya memberikan jaminan akan kepastian hukum, ukurannya secara kualitatif ditentukan dalam undang- undang perlindungan konsumen dan undang- undang lain yang berkaitan yang masih berlaku untuk memberikan perlindungan kepada konsumen baik dalam bidang hukum privat maupun publik. Dalam Guide¬lines for Consumer Protection Bagian II (General Principles), terdapat 6 (enam) kepentingan konsumen(legitimated needs) sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 599, "width": 395, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Perlindungan konsumen dari bahaya-bahaya terhadap kesehatan dan keamanannya;", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 641, "width": 387, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) promosi dan perlindungan dari kepentingan sosial ekonomi konsumen;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 661, "width": 413, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) tersedianya informasi yang memadai bagi konsumen agar mereka mampu melakukan pilihan yang tepat sesuai kehendak dan kebutuhan pribadi;", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 703, "width": 139, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) pendidikan konsumen;", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 724, "width": 258, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) tersedianya upaya ganti kerugian yang efektif;", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 744, "width": 468, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) kebebasan untuk membentuk organisasi konsumen atau organisasi lainnya yang relevan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 39, "width": 450, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan memberikan kesempatan kepada organisasi tersebut untuk menyuarakan pendapatnya dalam proses pengambilan keputusan yang menyangkut kepentingan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 101, "width": 450, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan ketahanan pangan baik sebelum era pandemic saat pandemic dan sesudah pandemic. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan (KUKP) 2010-2014 ini disusun sebagai penyempurnaan dari KUKP 2005- 2009 yang telah dijadikan referensi berharga oleh para perumus dan pelaksana kebijakan di lapangan, pelaku ekonomi dan masyarakat madani pada umumnya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 471, "height": 264, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah, nasional sepanjang waktu dan merata melalui pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal, teknologi inovatif dan peluang pasar, serta memperkuat ekonomi pedesaan dan mengentaskan masyarakat dari kemiskinan. KUKP 2010-2014 mempertimbangkan beberapa perubahan yang terjadi pada tingkat global seperti pergerakan harga-harga pangan strategis, baik sebagai dampak berantai dari kenaikan harga mi`nyak bumi dunia, sebagai dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global, maupun sebagai dampak dari krisis finansial global yang mempengaruhi daya beli konsumen miskin, terutama di negara-negara berkembang. Pada KUKP 2010-2014, secara esensial dapat dikatakan bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 475, "width": 471, "height": 284, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah masih sangat penting dalam mencapai ketahanan pangan, Pemerintah pusat menentukan arah kebijakan, strategi yang akan ditempuh, dan sasaran yang akan dicapai menuju tingkat ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Ketidakjelasan dan keterputusan antara hierarki level politis-strategis, organisasi, dan implementasi sangat mempengaruhi perjalanan serta kualitas ketahanan pangan, yang meliputi dimensi ketersediaan, aksesibilitas dan stabilitas harga, serta utilisasi produk pangan di Indonesia. Dengan adanya virus Corona berpengaruh pada kualitas makanan dan minuman inport lingkungan tentang dampak pemanasan global. Perubahan iklim bahkan telah dianggap sebagai salah satu kontributor pada laju eskalasi harga pangan dan pertanian saat ini, karena telah mengakibatkan gangguang besar pada sistem produksi pangan. Negara dapat dianggap lalai jika peran dan tanggung jawabnya dalam menjamin ketersediaan pangan yang aman dikonsumsi oleh warga. Dengan diberlakukannya Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 dan dirubah dengan Undang- Undang nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, merupakan sebuah langkah maju telah", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dicapai pemerintah untuk memberi perlindungan kepada konsumen dan juga produsen akan pangan yang sehat, aman dan halal. Dalam upaya penjabaran undang-undang tersebut, telah disusun Peraturan Pemerintah tentang Keamanan Pangan serta Label dan Iklan Pangan. Demikian juga Peraturan Pemerintah tentang Mutu dan Gizi Pangan serta Ketahanan Pangan.", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 163, "width": 59, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 184, "width": 472, "height": 285, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ijin edar makanan dan minuman beku merupakan kewenangan kementerian Kesehatan dan kementerian perdagangan dan semua kewenangan itu telah dilimpakan kepada BPOM untuk memeriksa satu produk makanan dan minuman beku yang layak diedarkan kepasar. Di Indonesia, pengujian kelayakan makanan dan minuman beku ada pada BPOM yang setelah diperiksa menerbitkan ijin edar. Ijin Edar makanan dan minuman beku (Frozen Food) diatur dalam berbagai peraturan yaitu Undang-Undang Perlindungan Konsumen Nomor 8 Tahun 1998, Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012, Undang- Undang Nomor 30 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, serta peraturan Teknis yaitu Peratutan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2004 Tentang BPOM, dan Peraturan Kepala BPOM Nomor 11 Tahun 2011 Tentang prosedur pengawasan peredaran Makanan dan Minuman yang beredar dan dijual bebas. Sedangkan Pada era Covid 19 muncul berbagai praturan teknis tentang protocol Kesehatan baik di tingkat Pusat maupun Daerah yang juga terkait dengan makanan beku, Pengawasan peredaran dilakukan secara langsung oleh BPOM yang diberi kewenangan untuk itu.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 475, "width": 472, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggungjawab pemerintah sangat penting terkait dengan menindak lanjuti temuaan temuan hasil penemuan BPOM terhadap makanan dan minuman beku yang berindikasi Virus Corona dan virus lainya. Tangung jawab pemerintah terkait dengan Tindakan mencabut ijin dan menghentikan kegiatan produksi makanan dan minuman beku yang berbahaya didukung dengan penerpan aaturan-aturan yang terkait dengan transparansi penindakan terhadap pelaku usaha penegakan hukum harus dilakukan terhadap pelaku usaha atau produsen makanan dan minuman beku yang melanggar aturan dan standart mutu Kesehatan. Unsur kepatuhan pelaku usaha dan penerapan sanksi dalam aturan harus tegas terhadap semua pihak yang terkait seperti produsen, distributor, penjual, pengedar dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 682, "width": 472, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa saran yang ditemukan dalam penelitian ini, yakni Pelaksanaan pengawasan peredaran Minuman dan makanan beku terfokus pada dua aspek yaitu ketidaktegasan peraturan dan kepatuhan pelaku usaha makanan dan minuman beku . Untuk mengantisipasi hal-hal tersebut, yang bisa mengancam kesehatan bahkan keselamatan", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 471, "height": 160, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "konsumen, maka harus segera dibuat peraturan yang baru yang isinya lebih tegas menegaskan bahwa pemerintah Kabupaten/Kota dalam mengeluarkan produk hukum daerah yang menindak pelaku usaha makanan dan minuman beku yang tidak patuh pada hukum. Selanjutnya, Kendala-kendala dalam pelaksanaan Pengawasan masyararakat harus segera diatasi dengan sosialisasi oleh Kementerian Dalam Negeri kepada pemerintah Kabupaten/Kota dalam membuat produk hukum daerah tentang standart Kesehatan makanan dan minuman beku yang beredar dipasaran. Agar supaya baik pengusaha sampai pelaku usaha yang ada pelosok desa dapat mematuhinya.", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 226, "width": 98, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 246, "width": 314, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar. 2006. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Depkes RI, Jakarta,", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 267, "width": 471, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmadi Miru, 2000, Prinsip-prinsip Perlindungan Hukum bagi Konsumen Indonesia,", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 288, "width": 347, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Disertasi), Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga, Surabaya,", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 309, "width": 471, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmadi Mirru dan Sutarman Yodo, 2004, Hukum Perlindungan Konsumen, Raja Grafindo Persada, Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 350, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuady Munir, 2002, Perbuatan Melawan Hukum Pendekatan Kontemporer, Citra Aditya Bakti, Bandung,", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 392, "width": 400, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muchsin. 2003. Perlindungan dan Kepastian Hukum bagi Investor di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 412, "width": 421, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Magister Ilmu Hukum Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 433, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad dan Alimin. 2004. Etika dan Perlindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam. BPFE. Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 475, "width": 471, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muthiah Aulia. 2018. Hukum Perlindungan Konsumen. Dimensi Hukum Positif dan Ekonomi Syariah. Pustaka Baru Press. Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 516, "width": 430, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nitisusastro H. Mulyadi, 2012. Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Kewirausahaan, Alfabeta, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 558, "width": 471, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putra Agung. 2005. Pengendalian dan Pengawasan Mutu Produk. Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang. Jawa Timur.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 599, "width": 384, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusyad Zakir. 2018. Hukum Perlindungan Konsumen, Setara Press. Malang.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 620, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan Bambang. Tanpa Tahun. Meningkatkan Citra Konsumen Indonesia yang Berkualitas. Universitas Airlangga. Surabaya.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 661, "width": 468, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sirait Midian. 2005. Pengaturan Tentang Makanan Daluwarsa. BPOM. Jakarta. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 703, "width": 471, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 744, "width": 471, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan Undang-undang Nomor 7 Tahun", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 790, "width": 389, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ Preisy C.J. Mokoagouw, Wulanmas A.P.G. Frederik, Ronny A. Maramis", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 39, "width": 142, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2014 tentang Perdagangan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 352, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 80, "width": 471, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pendaftaran Pangan Olahan Zoebir Rambal. 2006. Penerapan Standarisasi Produk dalam Hubungannya dengan Sistem Jaminan Mutu. Analisa Perdagangan Internasional. Jakarta.", "type": "Text" } ]
f113d306-aea1-6628-626f-679c490b6f9c
https://riset-iaid.net/index.php/TF/article/download/390/358
[ { "left": 57, "top": 29, "width": 164, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 45, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ISSN | 2086-5546", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 660, "width": 15, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 137, "top": 85, "width": 356, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "NILAI–NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KITAB KIFAYAT AL-ATQIYA", "type": "Section header" }, { "left": 204, "top": 131, "width": 110, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "RANDI RUDIANA NURZAMAN HUSNI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 405, "height": 409, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Abstract: Kifayat al-Atqiya is a book guide the work of scholars sufi ash bakri al-makki, took to any muslim to be the good to completely in view of Alloh and in the teach through a touch tasawuf manner. Who become the focus of this research is on value education character written in the book Kifayat al-Atqiya ash bakri al-makki. His study the formulation of the problem and the goal is to:1. Study characters who are in the book Kifayatul al-Atqiya ash bakri al- makki and 2. Implementation value of education characters who are in the book kifayat al-Atqiya ash bakri al makki with education islam contemporary. This study is the research study diving manual ( library research ). The writer trying to examine the values of education characters who are in the book Kifayat al-Atqiya Abu Bakri al-Makki. The techniques data collection by way of digging ingredients divining that koheren and relevant to the object discussion of the be assessed. As for the used is hermeneutik. While his analysis using the concept of heremeneutika Paul Ricoeur by the way to identify verse form using Kifayat al-Atqiya with the value of education character, to then interprete and understanding of the text ( textual exegesi ). The results of research conducted, be fruitless as follows: ( 1 ) Of the values of education of the characters in the book Kifayat al-Atqiya is taubat, qana’ah, zuhud, tawakal, sincere, uzlah, keep the time, The values of education character contained in the book “ Kifayat al-Atqiya ” in focus oriented coaching manners that are holistic which consists of manners to Allah Swt. ( habl min Allah ), and manners against other people ( habl min al-nas ), which includes a maintain oral from the conversation who hurt other people. All the values of education of the characters in the book “ Kifayat al-Atqiya ” reflect the character overall covering the dimensions of divinity and dimensions social. ( 2 ) Implementation of education values character in the book Kifayat al-Atqiya with the Islamic religion contemporary education is to use the approach, among others: The planting value, approach to cognitive development, the analysis of the value, the clarification value, the learning do.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 311, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keywords : Kifayat al-atqiya , education values, character educatio", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "18", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 76, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 101, "width": 405, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pendidikan pada dasarnya adalah transformasi pengetahuan ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan potensi manusia. Oleh karena itu pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu, ia tidak dibatasi tebalnya tembok sekolah dan sempitnya waktu belajar di kelas. Pendidikan berlangsung seumur hidup bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja manusia mau melaksanakan proses pendidikan. Dengan adanya pendidikan manusia akan sesuai dengan fitrahnya. Fitrah kehidupan manusia adalah menjalani kehidupan ini sesuai dengan aturan-aturan kehidupan yang telah ditetapkan oleh penciptanya, yaitu Allah Swt karena Dia yang paling mengetahui segalanya tentang makhluk ciptaan-Nya. Fitrah ini pula yang akan mengangkat harkat dan martabat manusia pada posisi yang seharusnya yaitu sebagai makhluk paling mulia yang diciptakan Allah Swt yang diantaranya dapat tetap terpelihara dengan didukung oleh keberhasilan suatu proses pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 304, "width": 408, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pendidikan sangat penting dalam mempengaruhi kehidupan manusia terutama dari anak anak menjadi generasi penerus bangsa ini. Dewasa ini, pendidikan di Indonesia semakin kehilangan ruhnya. Hal ini dipengaruhi oleh efek negatif kemajuan teknologi dan informatika yang semakin mudah diakses, tanpa disertakan mental dan moral yang berkualitas. Akibatnya masyarakat bangsa Indonesia dengan mudah menghilangkan nilai-nilai tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani, kepribadian mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 405, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kemajuan suatu bangsa terletak pada karakter yang dimiliki bangsa tersebut. Karakter merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan antara manusia dengan hewan. Manusia yang tidak berkarakter dikatakan sebagai manusia yang sudah melampui batas. Orang yang berkarakter kuat dan baik secara individual dan sosial ialah yang memiliki akhlak, moral dan budi pekerti yang baik. (Zubaedi, 2012: 1)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 405, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Krisis karakter dan watak anak saat ini adalah salah satunya terkait erat dengan semakin jauhnya pendidik dan peserta didik, orang tua dan anak dari pendidikan yang berlandaskan Al-Qur’an. dan tidak adanya harmoni di dalam keluarga. Masih banyak keluarga mengalami disorientasi, bukan hanya menghadapi limpahan materi atau sebaliknya kesulitan ekonomi tetapi penyebabnya karena serbuan globalisasi dan gaya hidup yang tidak selalu sesuai dengan nilai, moral dan agama, social budaya nasional maupun budaya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "19", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "local. Peran para pendidik dan lembaga pendidikan pun semakin berat dengan tantangan itu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 95, "width": 405, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dengan demikian, pendidikan karakter amatlah penting untuk membangun suatu bangsa yang besar, beradab, dan berperadaban. Ir. Soekarno menegaskan: “Bangsa ini harus dibangun dengan mendahulukan pembangunan karakter ( character building ) karena character building inilah yang akan menjadi bangsa yang besar, maju, dan jaya, serta bermartabat. Kalau character building ini tidak dilakukan, maka bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli. (Samani, muchlas dan Hariyanto, 2013: 1-2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 199, "width": 405, "height": 71, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pendidikan karakter dalam Islam berkiblat pada diri Nabi Muhammad saw. sebagai utusan dan nabi terahir. Nabi telah disetting oleh Allah sebagai hamba Allah yang paling sempurna. Nabi adalah suri tauladan ( uswatun hasanah ) yang sempurna. Dan dalam diri Nabi terdapat nilai-nilai karakter yang “agung”. Dalam Qur‟an surat Al- Qolam ayat 4 Allah berfirman:", "type": "Text" }, { "left": 385, "top": 275, "width": 75, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ٍميِظَع ٍقُلُخ ىلَعَل َكََّنِإَو", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 391, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (Q.S Al- Qolam : 4)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 335, "width": 405, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Permasalahan tentang pendidikan akhlak ternyata telah menjadi bahasan para intelektual muslim beratus-ratus tahun silam. Sayid Bakri al- Makki Ibnu Sayyid Muhammad Syatha ad-Dimyathi telah memaparkan permasalahan tentang akhlak tasawuf dalam karyanya, yang salah satunya diberi nama “ Kifayat al-Atqiya ”. Secara garis besar, sistematika pembahasan kitab ini mencakup tentang perjalan para wali menuju ma’rifat kepada Alloh SWT.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 407, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kitab “ Kifayat al-Atqiya ” adalah membahas pola kehidupan yang baik dan sesuai dengan ajaran agama Islam melalui sentuhan tasawuf dan akhlak. Kajian yang terdapat dalam kitab ini mengatur hubungan Manusia dengan Tuhan secara vertikal ( khalik ) maupun hubungan secara horisontal ( makhluk ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 243, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Biografi Singkat Syekh Sayid Bakri al-Makki .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 521, "width": 405, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kitab Kifayat al-Atqiya wa Minhaj al-Ashfiya yang lebih dikenal dengan sebutan al-Atqiya di tulis oleh Syaikh Abu Bakr bin Muhammad Syatha al- Dimyathi. Di dalam kitab ini terdapat dua buah syarh atas Manzhumah Hidayat al-Adzkiya ila Thariq al-Auliya. Metode penulisannya adalah sebelum menampilkan sekelompok nazham tertentu, beliau membuat uraian judul, definisi dan batasan mengenai tema. Setelah itu barulah disebutkan nazham dari Hidayat al-Adzkiya dan penjelasan akan maksud penulis manzhumah tersebut. Selanjutnya untuk teks tertentu beliau ulas tata bahasanya dalam irab .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "20", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Abu Bakr bin Muhammad Syatha al-Dimyathi dilahirkan pada tahun 1226H/1810M dan wafat tahun 1310H/1893M. Beliau merupakan seorang guru yang terkenal di Masjid al-Haram Makkah dan salah seorang murid al- ‘Allamah Sayyid Ahmad Zaini Dahlan Mufti al-Syafi’iyyah di Makkah al- Mukarramah pada zamannya. Ia berasal dari keluarga Syatha, yang terkenal dengan keilmuan dan ketaqwaannya. Namun ia tak sempat mengenal ayahnya, karena saat ia baru berusia tiga bulan, sang ayah, Sayyid Muhammad Zainal Abidin Syatha, berpulang ke rahmatullah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 181, "width": 405, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kitab yang pertama adalah Kifayat al-Atqiya wa Minhaj al-Ashfiya' beliau juga penulis kitab Hasyiyah Ianatuth Thalibin . Kitab kedua adalah Salalim al-Fudhala' karya Syaikh Muhammad Nawawi al- Bantani (w. 1314 H.). Kitab ini memuat beragam informasi teoritis dan praktis mengenai tasawwuf dan terapannya. Selain itu dilengkapi juga dengan kutipan Al-Quran, hadits, syair, dan pendapat para tokoh sufi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 271, "width": 191, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sistematika Kitab Kifayat al-Atqiya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 405, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kitab “ Kifayat al-Atqiya ”, atau nama lengkapnya: ءايفصلاا جاهنم و ءايقتلاا ةيافك adalah sebuah kitab syarah , atau kitab yang mengulas “kitab” lain. Dalam hal ini, kitab yang diulas bernama: ِءاَيِلْوَأْلا ِقْيِرَط ىَلِإ ِءاَيِكْذَأْلا ُةَياَدِه Kitab Hidayat al- Adzkiya ila Thariq al-Auliya , dari sisi gaya penulisan merupakan sebuah kitab yang berisi kumpulan nazham , yaitu tulisan atau karangan yang digubah dalam format yang mirip dengan pola penggubahan syi’ir. Sedangkan dari sisi isi atau konten, kitab ini berisi tentang adab-adab yang harus dimiliki oleh seseorang saat seseorang itu menempuh jalur tasawwuf untuk menjadi waliyullah .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 433, "width": 405, "height": 84, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Nazham Hidayat al-Adzkiya ila Thariq al-Auliya digubah oleh Syekh Zainudin bin Ali bin Ahmad asy-Syafi’i al-Malibari, yang lahir pada hari Kamis 12 Sya’ban tahun 872 atau 871 H dan meninggal dunia pada malam Jum’at tanggal 16 Sya’ban tahun 928 H. Beliau mulai menyibukkan diri untuk menyusun nazham ini, yang kesemuanya terdiri dari 188 baris, yang merupakan gubahan nazham yang sangat indah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 523, "width": 405, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berdasar ilmu Arudh , sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tentang pola-poa syi’ir dan hal-hal yang berkenaan dengan syi’ir lainnya, gubahan nazham Hidayatu Adzkiya ila Thariq al-Auliya mempergunakan Bahr Kamil , yaitu sebuah pola tembang syi’ir yang didasarkan pada nada: ْنُلِعاَفَتُم yang diulang sebanyak 6 kali untuk setiap barisnya. Jadi polanya adalah:", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 604, "width": 96, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ْنُلِعاَفَتُم ْنُلِعاَفَتُم ْنُلِعاَفَتُم ÷", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 604, "width": 57, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ْنُلِعاَفَتُم ْنُلِعاَفَتُم", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Text" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "21", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 329, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Dalam Kitab Kifat al-Atqiya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 405, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Nilai pendidikan karakter dalam kitab “ Kifayat al-Atqiya ” sudah bisa terdeteksi pada permulaan muqaddimah nya. Di sini, Abu Bakri Al-Makki memulai mengukir buah karyanya dengan terlebih dahulu memanjatkan pujian kepada Allah Swt sebagai sang Pencipta, dilanjutkan kemudian membaca salawat kepada Rasulullah Saw, para keluarga dan sahabat- sahabatnya. Hal ini menunjukkan kecintaan Abu Bakri Al-Makki terhadap Allah dan Rasul-Nya yang termanifestasi dalam awal karangannya, yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 205, "width": 389, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َاْل َح ْم ُد ِل ِهل ْلا ُمـ َوـ ِّف ِقـ ِل ْلُع َلا َح ْمـ ًدـ ُي ا َو ِفا ى ِب َّرُه ْلا ُمَت َك ِما َلا Dengan sanjungan yang membandingi sgala ni’matnya Marilah puja Allah pemberi taufiq hidayah ُث َّم َّصلا َل ُةا َع َل َّرلا ى ُس ْو ِل ْلا ُم ْص َط ف ى َو ْلا ِلا َم ْع َص ْـح ٍب َو ُتَب ٍعا ِو َلا Dan keluarga shabat pengikut kaum pinilih", "type": "Picture" }, { "left": 74, "top": 307, "width": 145, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Seiring rohmat salam untuk Rasul yang terpilih", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 405, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berikut akan disebutkan beberapa akhlak dalam kitab “ Kifayat al- Atqiya ” yang patut dijadikan pegangan dalam kehidupan sehari-hari untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 140, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Nilai Pendidikan Taubat", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 421, "width": 374, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ُاْط ُل ْب َم َتـ ًبا ِب ا َّنـلا َد َما ِة ُمْق ِلًع ا َوِب َعْز ِم َتْر ِك َّذلا ْن ِب ِفْي َم ْسا ا َتْق َبَل ا Bercita-cita tinggalkan dosa masa mendatang Pertama taubat, sesali dosa dan menghentikan َوَب َرـ َءا ًة ِم ْن ُك ِّلـ َح ِّق ْلا َدا ِم َوِل َهـ ِذِه ْلاَا ْر َك ِنا َف ْرا َع َو َك ِّمَل ا Itulah rukunnya taubat jaga dan sempurnakan", "type": "Picture" }, { "left": 86, "top": 542, "width": 165, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Bebaskan diri dari hak adam ini", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 557, "width": 41, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "lakukan", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 405, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dalam bahasa arab, kata taubat diambil dari huruf ta, wawu, dan ba‟, menunjukkan pada arti pulang ( al-ruju ‟) dan kembali ( al-audah ). Adapun maksud tobat kepada Allah adalah pulang kepadanya, kembali ke haribaannya, dan berdiri didepan pintu surgannya. (Qardhawi, 2000: 62)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "22", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Taubat secara bahasa artinya kembali. Secara istilah artinya kembali kepada Allah yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Menyerah diri pada-Nya dengan hati penuh penyesalan yang sungguh-sungguh. Yakni kesal, sedih, susah serta rasa tidak patut atas dosa-dosa yang pernah kita dilakukan sehingga menangis. Hati terasa pecah-pecah bila mengingati dosa-dosa yang dilakukan itu. Memohon agar Allah yang Maha Pengampun akan menerima taubat kita. Hati menyesal akan perbuatan dosa yang kita lakukan itu menjadikan anggota-anggota lahir (mata, telinga, kepala, kaki, tangan, kemaluan) tunduk dan patuh dengan syariat yang Allah telah tetapkan dan berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan-perbuatan itu kembali.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 405, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Bertaubat kepada Allah Swt, kata dasarnya tauban, taubatan, dan mataban. Maksudnya insyaf dari kemaksiatannya dan menyesalinya. Orang yang bertaubat disebut tabi’in. Allah menerima taubat nya, maksudnya Allah mengampuninya dan kembali memberikan karunia kepadanya. (Hasan, 2010: 383)", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 285, "width": 334, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Allah Swt berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-baqarah ayat 222 :", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 305, "width": 131, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َنيِرَِّهَطَتُمْلا َُّبِحُيَو َنيِباََّوََّتلا َُّبِحُي َهََّللا ََّنِإ", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 330, "width": 405, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri” (Al-Baqarah : 222).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 405, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menurut Abu Bakri Al-Makki dalam kitabnya Kifayat al-Atqiya , “ taubat adalah kembali dari sesuatu yang buruk menuju yang baik dalam pandangan syara` . (Al-Makki, tt: 14)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 412, "width": 405, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menurut Sahl bin Abdullah At Tasturi berkata: “taubat adalah menggantikan gerakan-gerakan yang tercela dengan gerakan-gerakan yang terpuji dan demikian itu tidak sempurna kecuali dengan menyendiri, diam, makan-makanan yang halal”. (Al-Ghazali, 2009:138)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 405, "height": 98, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menurut Abu Bakri Al-Makki perilaku dosa timbul dari dua jalan. (1) Berhubungan Dengan Allah. (2) Berhubungan dengan manusia. Syarat sah atau diterimanya Tobat. a) Harus menghentikan maksiat. b) Harus menyesal atas perbuatan yang telah terlanjur dilakukannya. c) Niat bersungguh- sungguh tidak akan mengulangi perbuatan itu kemali. d) Dan apabila dosa itu ada hubungannya dengan hak manusia maka taubatnya ditambah dengan syarat keempat. (Al-Makki, tt: 16)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 405, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Umpamanya seseorang pernah berbuat zalim kepada orang lain dengan lisan (menyakiti hati) atau dengan anggota tubuhnya (menyakiti fisik), hendaklah ia minta kehalalan atas kezalimannya itu kepada orang yang bersangkutan. Jika sudah memperoleh kehalalannya, sudah cukuplah itu sebagai tebusannya. Tetapi yang menyulitkan ialah, apabila orang yang dizalimi itu sudah meninggal dunia, atau ia sedang tidak ada, atau karena satu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Text" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "23", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "dan lain hal sehingga sukar meminta kehalalannya, maka dalam keadaan yang demikian selesailah sudah urusannya dan tentu saja tidak dapat disusuli melainkan dengan memperbanyak amalan shalihnya atau perbuatan baiknya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 109, "width": 405, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kemudian seorang yang berbuat dosa yang erat hubungannya dengan kekayaan yang diperolehnya, seperti ghasab (mengambil atau meminjam tanpa izin pemiliknya), penipuan dalam jual beli, mengurangi upah dari yang seharusnya di berikan atau makan uang upah itu, korupsi, mencuri dan lain sebagainya, maka orang itu harus meneliti baik-baik harta bendanya, untuk memisahkan mana harta bendanya yang halal dan mana pula yang haram. Kekayaannya yang haram hendaklah segera dimintakan kehalalannya kepada pemiliknya atau mengembalikannya kepada pemiliknya, dan kalau pemiliknya sudah tiada, hendaklah meneruskannya kepada para ahli warisnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 405, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sekiranya tidak dapat diketahui siapa yang menjadi pemiliknya, hendaklah harta benda (yang haram tadi) disedekahkan untuk kepentingan masyarakat umum. Dan sekiranya harta benda sudah bercampur demikian rupa antara yang halal dan yang haram, baiklah untuk mudahnya Sekiranya tidak dapat diketahui siapa yang menjadi pemiliknya, hendaklah harta benda (yang haram tadi) disedekahkan untuk kepentingan masyarakat umum. Dan sekiranya harta benda sudah bercampur demikian rupa antara yang halal dan yang haram, baiklah untuk mudahnya (An-Nawawi, 1956: 7)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 360, "width": 146, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Nilai Pendidikan Qana’ah", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 386, "width": 99, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َرِخاَفلْاَو ىَهَتْشُملْا ِكْرَتِب ْعَنْقاَو", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 386, "width": 85, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "اَلِزاَنـَمَو َسِباَلَمَو ٍمَعْطَم ْنِم", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 417, "width": 384, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "dan gengsi dari pakaian rumah juga makanan keduanya berqana’ah tinggalkan", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 431, "width": 61, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "kesenangan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 405, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qana’ah yaitu rela dengan sekedar keperluan berupa makan, minum, dan pakaian. Maka hendaklah ia merasa cukup sekadar yang paling sedikit dan dengan jenis yang kurang. Tangguhkan keinginan padanya hingga suatu hari atau hingga satu bulan agar dirinya tidak terlalu lama bersabar atas kefakiran. Hal itu mendorong pada ketamakan. Hal itu dapat mendorong pada ketamakan, meminta-minta dan merendahkan dirinya pada orang-orang kaya. (al-Makki, tt: 18)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 582, "width": 405, "height": 84, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Rasa cukup terhadap apa yang ada pada diri sendiri, merupakan ungkapan tentang kecukupan diri sehingga membuat seseorang tidak mengerahkan kemampuan dan potensinya untuk memperoleh sesuatu yang diinginkan dan disukainya. Suatu hal yang membuat seseorang kehilangan rasa lapar saat menghadapi sesuatu keinginan yang tidak dapat direalisasikan, atau suatu kebutuhan yang tidak mungkin dia penuhi. Dengan perasaan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "24", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "tersebut dia tidak perlu akan kebutuhan-kebutuhan yang orang lain mungkin sangat mendesak. (Fadhullah, 1995: 57)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 96, "width": 405, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Jadi orang yang memiliki sifat qana’ah akan merasa puas dengan yang diperolehnya dan menjadikan kenikmatan tersebut untuk menghindari dari hal-hal yang buruk, qana’ah juga menjadikan seseorang tidak sombong karena berfikir apa yang mereka dapat hanyalah titipan yang kapan saja bisa hilang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 405, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dikatakan pula bahwa qana’ah adalah awal dari ridha dengan rezeki yang dibagi oleh Allah SWT, dirasa cukup meskipun sedikit dan tidak mengejar kekayaan dengan cara meminta-minta dan mengemis terhadap manusia. (Abu Faris, 2005: 242) Qana’ah ialah menerima dengan cukup. Dalam qana’ah itu mengandung lima perkara:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 235, "width": 198, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Menerima dengan rela apa yang ada", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 255, "width": 356, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Memohonkan kepada Tuhan tambahan yang pantas, dan berusaha.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 275, "width": 257, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c. Menerima dengan sabar akan ketentuan Tuhan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 295, "width": 151, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "d. Bertawakal kepada Tuhan.", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 316, "width": 314, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "e. Tidak tertarik oleh tipu daya manusia. (Hamka, 1990: 231)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 405, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qana’ah , menerimanya dengan hati terhadap apa yang ada, meskipun sedikit, disertai sikap aktif, usaha. Ia adalah perbendaharaan yang tidak akan sirna. Karena orang yang qana’ah hatinya menerima kenyataan kaya itu bukan kaya harta, tetapi kayanya hati. Kaya raya dengan hati yang rakus, maka akan tersiksa dengan sikapnya itu. Dasar qana’ah ialah firman Allah SWT dalam Q.S al-Baqarah 2: 212.", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 426, "width": 285, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َمْوَي ْمُهَقْوَف اْوَقََّتا َنيِذََّلاَو اوُنَمآ َنيِذََّلا َنِم َنوُرَخْسَيَو اَيْنَُّدلا ُةاَيَحْلا اوُرَفَك َنيِذََّلِل َنَِّيُز ِةَماَيِقْلا", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 450, "width": 106, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ٍباَسِح ِرْيَغِب ُءاَشَي ْنَم ُقُزْرَي ُهََّللاَو", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 405, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang- orang yang bertakwa itu lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (Q.S al-Baqarah 2: 212)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 405, "height": 113, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qana’ah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan seseorang baik itu secara lahir maupun batin. Karena qana’ah mengajarkan untuk menerima dengan ikhlas apa yang ada ini menjadikan ketenangan batin, tidak tamak, selalu bersyukur dan tidak mudah putus asa karena apapun yang diberikan oleh Allah Swt baik itu kenikmatan maupun musibah akan datang silih berganti dan tidak ada yang tahu kapan keduanya itu akan datang dan pergi. Untuk itulah pentingnya seseorang memiliki sifat qana’ah agar dalam keadaan apapun selalu disertai rasa ketenangan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Text" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "25", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 168, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qana’ah juga sebaik-baiknya obat buat menghindarkan segala keraguan dalam hidup, dengan berikhtiar dan percaya pada takdir hingga yang tiada apapun bahaya yang datang, kita tidak syok dan ragu kita tidak lupa ketika berlaba, dan tidak cemas ketika rugi. Siapa yang tidak berperasaan qana’ah , artinya dia tidak percaya takdir. Tak sabar, taktawakal, mesti tak dapat tidak, pikirannya kacau, lekas marah, penyusah, dan bilamana beruntung lekas bangga. Dia lari dari yang ditakutinya, tetapi yang ditakuti itu berdiri dimuka pintu, sebagaimana orang yang takut mengingat-ingat barang yang di ingat-ingat, kian dicobanya melupakan teringat itu, kian teguh berdiri di ruang matanya. Maka banyaklah yang menjadi gila apabila jatuh miskin, sehingga masuk rumah sakit, banyak yang bunuh diri karena putus asa, tidak terbuka baginya jalan. (Hamka, 1990: 234)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 236, "width": 405, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qana’ah adalah gudang yang tidak akan habis. Sebab, qana’ah adalah kekayaan jiwa, dan kekayaan jiwa lebih mulia dari kekayaan harta. Kekayaan jiwa melahirkan sikap menjaga kehormatan diri dan menjaga kemuliaan diri tidak meminta kepada orang lain, sedangkan kekayaan harta dan tamak pada harta melahirkan kehinaan diri. Pemiliknya yang tamak itu bisa di haramkan dari taufik Allah Swt yang hanya di berikan kepada orang-orang yang qana’ah dan tidak mau meminta-minta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 135, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Nilai Pendidikan Zuhud", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 366, "width": 371, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َو ْزا َه ْد َو َذ َف ا ْق ُد َعَل َـقا ِة َقْل ِبـ َكا ِب ْلا َم ِلا َل َفا ْقـ ٌد َلُه َت ُك َﺃ ْع َقـ َلا Bukannya miskin tak punya harta pikirlah saja Ketiga zuhud adalah lepasnya hati kita", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 457, "width": 405, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Secara bahasa zuhud adalah ِةَبْغُّرلا ِفاَلِخ artinya “tidak tertarik terhadap sesuatu’’. Zahada fi al-dunya, berarti mengosongkan diri dari kesenangan dunia untuk ibadah. Orang yang melakukan zuhud disebut zahid, zuhdan atau zahidun. Zahidah jamaknya zuhdan yang artinya kecil atau sedikit. Hakikat zuhud yaitu", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 538, "width": 76, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َبْغُّرلا ُفاَرِصْنِا ُهُتَقْيِقَحَو", "type": "Picture" }, { "left": 278, "top": 538, "width": 106, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ُهْنِم ٌرْيَخ َوُه اَم ىلإ ئيَّشلا ِنَع ِة", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 405, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Membelokan ketertarikan terhadap sesuatu yang lebih baik. (Al-Makki, tt: 20)", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 597, "width": 403, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Zuhud digambarkan oleh al-Qur’an, surat al-Hadid (57):23 yang berbunyi :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 630, "width": 136, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "اَمِب اوُحَرْفَت لاَو ْمُكَتاَف اَم ىَلَع اْوَسْأَت لاْيَكِل", "type": "Text" }, { "left": 199, "top": 630, "width": 122, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ٍروُخَف ٍلاَتْخُم ََّلُك َُّبِحُي لا ُهََّللاَو ْمُكاَتآ", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "26", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 59, "top": 62, "width": 403, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "“(Kami jelaskan yang demikian itu ) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu , dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang telah diberikan-Nya kepadamu . Dan Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membangkang diri.” (Q.S al-Hadid: 23)", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 125, "width": 403, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berbicara tentang arti zuhud secara terminologis, maka tidak bisa dilepaskan dari dua hal. Pertama, zuhud sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari tasawuf. Kedua, zuhud sebagai moral (akhlak) Islam dan gerakan protes. Apabila tasawuf diartikan adanya kesadaran dan komunikasi langsung antara manusia dengan Tuhan sebagai perwujudan ihsan , maka zuhud merupakan suatu stasiun ( maqam ) menuju tercapainya “perjumpaan” atau ma‟rifat kepada-Nya. Dalam posisi ini menurut A. Mukti Ali, zuhud berarti menghindar dari berkehendak terhadap hal-hal yang bersifat duniawi atau masiwa Allah. (Syukur, 2000: 1)", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 257, "width": 403, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Penghindaran diri terhadap kemudahan dari kenikmatan duniawi semata karena dorongan keagamaan untuk membersihkan jiwa dari pengaruh dunia. Seorang asketik atau yang disebut dengan zahid itu, utamanya meneladani sikap mistik yang didasarkan pada teladan diri Nabi. Seorang zahid sering melaksanakan puasa dan melaksanakan shalat dan dhikir dalam rentan waktu yang lama di tengah malam. Tetapi hal-hal tersebut bukan merupakan aspek yang terpenting dalam tasawuf, melainkan yang terpenting adalah keprihatinan sikap batin. (Jumatoro dan Amin, 2012: 297)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 148, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4. Nilai Pendidikan Tawakal", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 402, "width": 362, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َوَت َو َّكَل ْن ُم َت َج َّرـ ًد ِف ا ْزر ى ِق َاك ِث َقـ ًة ِبَو ْع ِد َّرلا ِّب َﺃ ْك َرَم ُم َف ِّض َلا PD sajalah kan janji Alloh yang maha mulya Pasrah tawakal akan rizqi", "type": "Picture" }, { "left": 137, "top": 453, "width": 42, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "darinya", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 499, "width": 403, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Orang yang bertawakal kepada Allah SWT tidak akan berkeluh kesah dan gelisah. Ia akan selalu berada dalam ketenangan, ketentraman, dan kegembiraan. Jika ia memperoleh nikmat dan karunia dari Allah, ia akan bersyukur, dan jika tidak atau kemudian misalnya mendapat musibah, ia akan bersadar. Ia menyerahkan semua keputusan, bahkan dirinya sendiri kepada Allah SWT. Penyerahan diri itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dan semata-mata karena Allah SWT.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 603, "width": 403, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Keyakinan utama yang mendasari tawakal adalah keyakinan sepenuhnya akan kekuasaan akan kekuasaan dan kemahabesaran Allah Swt. Karena itulah tawakal merupakan bukti nyata dari tauhid. Didalam batin seseorang yang bertawakal tertanam imam yang kuat bahwa segala sesuatu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Text" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "27", "type": "Page header" }, { "left": 59, "top": 61, "width": 403, "height": 112, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "terletak ditangan Allah SWT dan berlaku atas ketentuan-Nya. Tidak seoarang pun dapat dapat berbuat dan menghasilkan sesuatu tanpa isin dan kehendak Allah Swt, baik berupa hal-hal yang memberikan manfaat atau mudarat dan menggembirakan atau mengecewakan. Sekalipun seluruh makhluk berusaha untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat kepadanya, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan izin Allah Swt. Demikian pula sebaliknya. Sekalipun mereka semua berkumpul untuk memudaratkannya, mereka tidak akan dapat melakukannya kecuali dengan izin Allah Swt.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 179, "width": 403, "height": 33, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tawakal berasal dari akar kata ةَلاَكِو (mewakilkan), menurut istilah ialah:", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 218, "width": 194, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "هَدْحَو ِّقَحلا لْيِكَوْلا ىَلَع ِبْلَقْلا ِداَمِتْعا ْنَع ٌةَرَابِع ُلَّكَوَّتلاَف", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 242, "width": 403, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berserah (kepada kehendak Tuhan), dengan segenap hati percaya kepada yang hak yaitu Allah SWT. (al-Makki, tt: 29-30)", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 277, "width": 301, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sikap tawakal kepada Allah terdapat empat macam, yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 297, "width": 405, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Tawakal kepada Allah dalam keadaan diri yang Istiqomah serta dituntun dengan petunjuk Allah, serta bertauhid kepada Allah secara murni, dan konsisten terhadap agama Allah baik secara lahir maupun batin, tanpa ada usaha untuk memberi pengaruh kepada orang lain, artinya sikap tawakal itu hanya bertujuan memperbaiki dirinya sendiri tanpa melihat pada orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 405, "height": 141, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Tawakal kepada Allah dalam keadaan diri yang istiqomah seperti disebutkan di atas, dan ditambah dengan tawakal kepada Allah SWT untuk menegakkan, memberantas bid’ah, memerangi orang-orang kafir dan munafik, serta memperhatikan kemaslahatan kaum muslim, memerintahkan kebaikan serta mencegah kemungkaran dan member pengaruh pada oaring lain untuk melakukan penyembahan hanya kepada Allah, ini adalah sikap tawakalnya para nabi dan sikap tawakal ini di wariskan oleh para ulama sesudah mereka, dan ini adalah sikap tawakal yang paling agung dan yang paling bermanfaat diantara sikap tawakal lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 405, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c. Tawakal kepada Allah dalam hal mendapatkan kebutuhan seorang hamba dalam urusan duniawi-nya atau untuk mencegah sesuatu yang tidak diingini berupa musibah atau bencana, seperti orang yang bertawakal untuk mendapatkan rezeki atau kesehatan atau istri atau anak-anak atau mendapatkan kemenangan terhadap musuhnya dan lain-lain seperti ini, sikap tawakal ini dapat mendatangkan kecukupan bagi dirinya dalam urusan dunia serta tidak disertai kecukupan urusan akhirat, kecuali jika ia meniatkan untuk meminta kecukupan akhirat dengan kecukupan dunia itu untuk taat kepada Allah Swt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "28", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "d. Tawakal kepada Allah dalam berbuat haram dan menghindari diri dari perintah Allah. (Ad-Dumaji, 2000: 125)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 96, "width": 135, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "5. Nilai Pendidikan Ikhlas", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 122, "width": 340, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َا ْخ ِل ْص َو َذ َﺃ ا ْن َلُتا ِرْي ُد ِب َط َعا ٍة ِاَّل َّتلا ا َقُّر َب ِم ْن ِا ِهل َك ِذ ْلا ى َكَل ا Selain Allah yang punya macamnya pemberian", "type": "Picture" }, { "left": 75, "top": 153, "width": 147, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ketujuh ikhlas beribadahlah jangan harapkan", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 218, "width": 258, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "اَهِّلُك ِتاَداَبِعْلا ُراَدَم ِهْيَلَع ىِذَّلا ِبْلَقْلا ِلاَمْعَا ْنِم ُمَظْعَاْلا ُنْكُّرلا َوُهَو ُصاَلْخِاْلا", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 242, "width": 104, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Unsur-unsur ikhlas:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 45, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Niat", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 405, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sesungguhnya Allah swt berfirman: “Dan janganlah kamu mengusir orang- orang yang menyeru Tuhannya di saat dan petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridhaan-Nya (QS 6: 52). Dan maka niat adalah menghendaki keridhaan-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 124, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Mengikhlaskan niat", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 365, "width": 405, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Nabi saw. Bersabda kepada Muadz, “Ikhlaskanlah amal, maka sedikit darinya mencukupimu”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 399, "width": 110, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Dapat dipercaya.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 405, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ia merupakan kesempurnaan ikhlas. Allah swt telah berfirman: Orang- orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah (QS 33: 23) (al-Ghazali, 2006: 215)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 467, "width": 405, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ketahuilah kiranya, bahwa setiap sesuatu itu tergambar bahwa dicampuri oleh yang lain. Maka apabila ia suci dari campuran dan bersih daripadanya, niscaya ia dinamakan: yang bersih ( khalish ), sedangkan sesuatu dinamakan perbuatan yang suci dan bersih itu adalah ikhlas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 530, "width": 405, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ikhlas memiliki tanda-tanda yang nampak pada kehidupan dan perilaku orang yang ikhlas. Hal itu bisa dilihat olehnya dan orang lain sebagaimana yang dijelaskan Faishal bin Ali Ba‟dani diantaranya yang paling jelas ialah:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 578, "width": 163, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Mengharapkan wajah Allah", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 405, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tanda terbesar orang-orang yang ikhlas ialah amal yang mereka kerjakan semata-mata mengharap wajah Allah. Mereka tidak bertujuan mencari rampasan perang, kehormatan, pujian,atau harta duniawi yang segera sirna. Firman Allah dalam surat Al-Kahf ayat 28:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "29", "type": "Page header" }, { "left": 242, "top": 61, "width": 217, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ُهَهْجَو َنوُديِرُي َِّيِشَعْلاَو ِةاَدَغْلاِب ْمُهََّبَر َنوُعْدَي َنيِذََّلا َعَم َكَسْفَن ْرِبْصاَو", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 405, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dan bersabarlah kamu (Muhammad) bersama orang-orang yang menyeru Tuhannya pada pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya” (Q.S Al-Kahf : 28).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 251, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Senang beramal secara sembunyi-sembunyi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 174, "width": 405, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Orang-orang yang ikhlas lebih serius di dalam merahasiakan amal shalih mereka dibandingkan selain mereka di dalam merahasiakan dosa. Mereka berharap akan memperoleh kebaikan tersebut di dalam hadist Sa‟ad R.a yang menyebutkan bahwa Allah mencintai seorang hamba yang bertakwa, kaya dan tersembunyi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 250, "width": 405, "height": 70, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hal yang seperti itu ialah petunjuk dan teladan nyata dari para salaf. Almaqdisi menulis, “orang-orang yang banyak berbuat baik tidak mencari popularitas, tidak ingin dikenal, dan tidak melakukan hal-hal yang membuat mereka terkenal. Jika hal itu terjadi lantaran dibukakan oleh Allah, sebisa mungkin mereka lari darinya. Mereka lebih memilih tidak dikenali.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 179, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Batin lebih baik daripada lahir", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 405, "height": 84, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Seorang ikhlas bukanlah menampakkan keshalihan dihadapan orang lain, lalu berbuat buruk saat ia hanya berdua dengan Allah. Seorang ikhlas ialah yang komitmen kepada dirinya sendiri. Ia selalu menginstropeksi diri seakan-akan selalu melihat Allah. Ia selalu merasa diawasi Allah saat sendirian maupun di tengah keramaian. Ia tidak pernah menolah-noleh dalam istiqamahnya. Inilah bentuk ibadah yang paling agung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 182, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4. Khawatir jika amalnya tertolak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 457, "width": 405, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sebanyak apa pun amalan yang yang telah dikerjakan orang yang ikhlas, ia masih saja diliputi kekhawatiran besar. Ia khawatir kalau amalnya ditolak dan tidak diterima. Sifat ini diterangkan Allah dalam surat Al-Mukminun ayat 60,", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 519, "width": 192, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َنوُعِجاَر ْمِهَِّبَر ىَلِإ ْمُهََّنَﺃ ٌةَلِجَو ْمُهُبوُلُقَو اْوَتآ اَم َنوُتْؤُي َنيِذََّلاَو", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 405, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "“Dan mereka yang memberikan apa yang telah mereka berikan (sedekah) dengan hati penuh rasa takut, (karena mereka tahu) bahwa Sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka” (Q.S Al- Mukminun : 60).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 405, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Yakni karena tahu bahwa mereka akan kembali kepada Tuhan untuk dihisab, Maka mereka khawatir kalau pemberian (sedekah-sedekah) yang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "30", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "mereka berikan, dan amal ibadah yang mereka kerjakan itu tidak diterima Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 96, "width": 242, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "5. Tidak menunggu-nunggu pujian orang lain", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 405, "height": 85, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ketika orang-orang yang ikhlas berbuat baik kepada sesama, ketika mereka berupaya meringankan beban dan kesedihan orang lain, mereka tidak memandang orang itu telah berhutang budi kepadanya atau merasa lebih utama dari orang tersebut. Sebab, mereka mengerjakan hal itu semata-mata karena taat kepada Allah dan ingin mendapat ridha-Nya (Al-Ba’dani, 2008: 65).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 405, "height": 113, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Jiwa adalah harta yang tiada ternilai mahalnya. Kesucian jiwa menyebabkan kejernihan diri, lahir dan batin. Itulah kekayaan sejati. Hidup kita adalah pertempuran dan perjuangan belaka. Mencari bahagia bukanlah dari luar diri tetapi dari dalam. Kebagiaan dari luar kerap kali hampa, palsu. Orang yang begini kerapkali ragu, syak, cemburu, putus harapan, sangat gembira ketika dihujani rahmat, kecewa saat ditimpa musibah dan bahaya. Semuanya tergantung dengan niat, hati yang bersih dan mengetahui hakikat seorang hamba.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 130, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "6. Nilai Pendidikan Uzlah", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 352, "width": 359, "height": 89, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َلَتا ْص َح َب ْن َم ْن َك َنا َا ْه َل ِب َط َلا ِة َوَت َس ُها ٍل ِف ِّدلا ى ْي ِن َذ َكا ُه َو ْلاَب َلا Peleceh pada agama itu musibah fatal", "type": "Picture" }, { "left": 62, "top": 413, "width": 173, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Uzlahlah jangan temani pembuat batal", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 453, "width": 405, "height": 56, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dalam tradisi sufi mengasingkan diri dalam kesendirian dan kesunyian untuk bertafakur dan taqarrub kepada Allah SWT. disebut dengan Uzlah . Abu Bakri al-Makki mengatakan kita harus menjauhi makhluk karena makhluk dapat menghantarkan diri lupa kepada Allah SWT. (al-Makki, tt: 38)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 405, "height": 113, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dengan demikian pengertian Uzlah secara bahasa adalah menyepi, menyendiri atau mengasingkan diri, pengasingan rohani. Sementara secara istilah khalwat diambil dari tradisi sufi yang berarti mengasingkan diri dalam kesendirian dan kesunyian untuk bertafakur dan taqarrub kepada Allah SWT. Atau menekankan suasana batin dalam kesendirian, keheningan, tidak bertemu dan berkomunikasi dengan siapa pun, kecuali Allah. Berzikir, berdoa dan beribadah, merenung, serta praktek-praktek asketis lainnya menjadi kegiatan terpenting dalam taqarrub kepada Allah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 405, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Uzlah ibarat sebuah tungku tukang besi, di mana besi dimasukkan ke dalam tungku pembakaran agar karat dan kotoran yang ada pada besi itu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Text" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "31", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 56, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "hangus terbakar. Hasilnya adalah besi yang putih bersih. Sama halnya dengan hati yang telah dibakar di tungku khalwat , maka hati akan menjadi putih bersinar dan mudah mendapatkan sinar Ilahi, serta terungkap pula rahasia ilmu yang tersembunyi di alam raya ini, sebagai anugrah besar dari Allah Swt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 123, "width": 405, "height": 155, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Untuk itu seorang salik harus bersunguh-sunguh menjalankan ‘ uzlah, meningalkan semua yang berbau duniawi, dan semata-mata mengharap wajah Allah dan ingin liqa’ (menjumpai) Allah Azza Wajalla . Kalau sudah demikian terbukalah cermin hati dari menerima sinar ilahi ( nurullah ) yang akan dipantulkan masuk ke dalam jiwanya. Maka tidak heranlah jika seorang Waliyullah dapat melihat dan menyingkap takbir-takbir yang semestinya dianggap shir (rahasia) oleh orang awam dan baginya adalah tampak nyata. Karena ia telah menyatu dengan Allah Azza wa Jalla , baik pendengaran, penglihatan, tangan dan kaki akan menjadi pendengaran, penglihatan, tangan dan kaki Allah Azza wa Jalla. Bahkan ia akan selalu dipenuhi dan dijaga ketika meminta sesuatu dan minta perlindungan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 405, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Seperti hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abi Hurairah berikut:", "type": "Text" }, { "left": 453, "top": 318, "width": 7, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َّنإ", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 318, "width": 357, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "للها لق نم ىداع يل اَّيلو دقف هتنذا برحلب بَّرقتامو َّيلا يدبع ئشب َّبحا َّيلا اَّمم هتضرتفا هيلع لازيلاو يدبع بَّرقتي َّيلا لفاوَّنلاب ىتح هبحا اذاف هتببحا تنك هعمس يذَّلا عمسي هب هرصبو يذَّلا رصبي هب هديو يذَّلا شطبي اهب هلجرو يذَّلا يشمي ،اهب نئلو ينلأس ،هَّنيطعلأ نئلو ينذاعتسا هَّنذيعلأ . هاور َّيراخبلا", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 405, "height": 154, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sesungguhnya Allah telah berfirman: Siapa saja yang memusuhi kekasih- Ku maka Aku benar-benar mengijinkan dia untuk diperangi, dan tidak ada sesuatu yang dilakukan oleh hamba-Ku untuk mendekati Aku yang lebih Aku cintai dari pada apa yang telah Aku wajibkan kepadanya, dan hamba-Ku tidak henti hentinya mendekati Aku dengan amalan sunah hinga Aku mencintainya, maka ketika Aku telah mencintainya maka Aku adalah pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, tangannya yang ia gunakan untuk memukul, kakinya yang ia gunakan untuk berjalan dan sekiranya ia meminta pada-Ku pasti akan Aku beri dan sekiranya ia minta perlindungan pasti akan Aku lindungi. (H.R. Bukhari). Nasirudin, 2010:7-8)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 184, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "7. Nilai Pendidikan Menjaga Waktu", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 566, "width": 338, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َو ْصا ِر ْف ِا َل َّطلا ى َعا ِتا َو ْقَت َك ُك َّلُه َل َت ا ْتُر َك ْن َو ْقًت ُس ا ًد ُم ى َت َسـ ِها َلا Jangan biarkan waktumu kosong tanpa ibadat", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 164, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ke sembilan pergunakan waktu untuk bertaat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 637, "width": 405, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Mengelola waktu berarti menata diri dan merupakan salah satu keunggulan dan kesuksesan. Oleh karena itu bimbingan untuk mendalami", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "32", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "masalah waktu adalah hal yang sangat penting dalam kehidupan keseharian. Persoalan waktu serta tingkat urgensinya dalam realitas, awalnya kecil dan terbatas. Akan tetapi, akan berkembang dan bergerak cepat, hingga menjadi hal nyata yang tidak mungkin dihindari atau diabaikan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 125, "width": 208, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Abu Bakri al-Makki Mengatakan (tt: 41)", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 144, "width": 290, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َكْيِنْعُي اَلاَم ُّلُك َو ِملاَكلا َلْوُضُف َكَرْتَت ْنَﺃ َو ِتاَعاَّطلا ىِف ُهَّلُك َكَتْقَو َفِّرَصُت ْنَﺃ َكْيَلَع ُبِجَي", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 405, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Seseorang diharuskan menjaga semua waktunya dengan dipakai melaksanakan ketaatan dan meninggalkan perkataan yang tidak ada manfaatnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 217, "width": 405, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau keadaan berada atau berlangsung. (Departemen Pendidikan Nasional, 2008: 1554) Lakein, ia mengatakan bahwa manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu merupakan salah satu sumber daya yang harus dikelola secara efektif dan efisien untuk menunjang aktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 405, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menurut Atkinson (1990: 35) aspek-aspek dalam manajemen waktu mencakup hal-hal berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 342, "width": 119, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Menetapkan tujuan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 405, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menetapkan tujuan dapat membantu individu untuk memfokuskan perhatian terhadap pekerjaan yang akan dijalankan, fokus terhadap tujuan dan sasaran yang hendak dicapai serta mampu merencanakan suatu pekerjaan dalam batasan waktu yang disediakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 424, "width": 120, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Menyusun prioritas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 405, "height": 84, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Menyusun prioritas perlu dilakukan mengingat waktu yang tersedia terbatas dan tidak semua pekerjaan memiliki nilai kepentingan yang sama. Urutan prioritas dibuat berdasarkan peringkat, yaitu dari prioritas terendah hingga pada prioritas tertinggi. Urutan prioritas ini dibuat dengan mempertimbangkan hal mana yang dirasa penting, mendesak, maupun vital yang harus dikerjakan terlebih dahulu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 405, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Suatu kegiatan tanpa perencanaan akan terkesan kurang persiapan dan peluang kegiatan terlaksana dengan sukses tidak maksimal. Masalah perencanaan waktu dalam pembelajaran harus diperhatikan dan dimanajemen dengan baik. Pendidikan memanajemen waktu hanya dapat dipelajari dari setiap individu dan pribadi dengan lebih mengenal diri sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 611, "width": 405, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dalam al-maqaashid asy-syar’iyyah (inti tujuan-tujuan syariah Islam) para ulama membaginya ke dalam tiga bagian, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Text" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "33", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 84, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1) Kebutuhan Inti atau Primer (adh-Dharuuriyyaat), adalah kebutuhan yang harus terpenuhi demi terwujudnya kebaikan dan kemaslahatan dunia dan akhirat. Jika kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, kebaikan dunia tidak terjamin keberlangsungannya. Contohnya: pokok-pokok tujuan syariat Islam (al-kulliyyaat al-khams), yaitu melindungi keselamatan agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 405, "height": 70, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2) Kebutuhan sekunder (al-Haajiyyaat), adalah hal-hal yang dibutuhkan manusia untuk mendatangkan kelapangan sekaligus untuk menghilangkan kesempitan hidup. Contohnya: adanya rukhsah dalam ibadah ketika muncul kondisi-kondisi yang menyulitkan seseorang untuk melakukan ibadah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 405, "height": 57, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3) Kebutuhan tersier (at-Taahsiinaat), adalah hal-hal yang dibutuhkan sebagai kelayakan, seperti akhlak al-karimah dan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Contohnya adalah syarat suci badan, pakaian, tempat dalam beribadah. (Jawwad, 2004: 154)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 405, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kebutuhan primer harus paling didahulukan di antara kebutuhan sekunder dan tersier. Jika tidak, maka akan terjadi gangguan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi prioritasnya . (Jawwad, 2004: 155-156)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 109, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Menyusun jadwal", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 358, "width": 405, "height": 71, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Aspek lainnya dalam manajemen waktu adalah membuat susunan jadwal. Jadwal merupakan daftar kegiatan yang akan dilaksanakan beserta urutan waktu dalam periode tertentu. Fungsi pembuatan jadwal adalah menghindari bentrokan kegiatan, menghindari kelupaan, dan mengurangi ketergesaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 100, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Bersikap asertif", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 405, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sikap asertif dapat diartikan sebagai sikap tegas untuk berkata \"Tidak\" atau menolak suatu permintaan atau tugas dari orang lain dengan cara positif tanpa harus merasa bersalah dan menjadi agresif.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 503, "width": 405, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c. Bersikap tegas, merupakan strategi yang diterapkan guna menghindari pelanggaran hak dan memastikan bahwa orang lain tidak mengurangi efektivitas penggunaan waktu.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 551, "width": 145, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "d. Menghindari penundaan", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 405, "height": 70, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Penundaan merupakan penangguhan suatu hal hingga terlambat dikerjakan. Penundaan dalam pelaksanaan tugas dapat menyebabkan ketidakberhasilan dalam menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, kemudian merusak jadwal kegiatan yang telah disusun secara apik serta mengganggu tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 647, "width": 208, "height": 15, "page_number": 17, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "e. Meminimalkan waktu yang terbuang", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "34", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 71, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pemborosan waktu mencakup segala kegiatan yang menyita waktu dan kurang memberikan manfaat yang maksimal. Hal tersebut sering menjadi penghalang bagi individu untuk mencapai keberhasilannya karena sering membuat individu menunda melakukan kegiatan yang penting. (Atkinson, 1990: 35)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 139, "width": 140, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "f. Kontrol terhadap waktu", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 405, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berhubungan dengan perasaan dapat mengatur waktu dan pengkontrolan terhadap hal-hal yang dapat mempengaruhi penggunaan waktu. (Therese, 1994, 381)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 207, "width": 355, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Karakteristik waktu dalam Al-Quran dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 328, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Waktu yang cepat berlalu, tertera dalam QS. An-Nazi‟at: 46.", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 247, "width": 149, "height": 16, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "اَهاَحُض ْوَﺃ ًةََّيِشَع لاِإ اوُثَبْلَي ْمَل اَهَنْوَرَي َمْوَي ْمُهََّنَأَك", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 272, "width": 405, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan- akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (QS. An-Nazi‟at: 46)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 230, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Tak dapat kembali dan tak dapat diganti", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 405, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Setiap detik, menit, jam, bahkan hari berlalu begitu cepat dan tidak akan pernah terganti.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 238, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c. Waktu adalah harta yang paling berharga", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 394, "width": 405, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Waktu bukan barang berharga seperti emas, namun ia jauh lebih berharga dari segala harta di dunia. (Qardhawi, 2014: 27)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 405, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Pentingnya waktu bagi kehidupan manusia menurut Al-Quran tertuang dalam (QS. Al-Furqan: 62).", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 462, "width": 230, "height": 16, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "اًروُكُش َداَرَﺃ ْوَﺃ َرََّكََّذَي ْنَﺃ َداَرَﺃ ْنَمِل ًةَفْلِخ َراَهََّنلاَو َلْيََّللا َلَعَج يِذََّلا َوُهَو", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 487, "width": 405, "height": 42, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin memgambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (QS. Al-Furqan: 62).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 405, "height": 56, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Allah SWT bahkan bersumpah dalam beberapa surah dalam Al-Quran dengan beberapa bagian dari waktu, seperti: waktu malam, siang, fajar, dhuha, ashar, dan sebagainya. Hal ini menandakan betapa pentingnya waktu bagi kehidupan manusia. Seperti dalam Q.S Al-Ashr : 1-2", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 597, "width": 98, "height": 16, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ٍرْسُخ يِفَل َناَسْنلإا ََّنِإ . ِرْصَعْلاَو", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 622, "width": 405, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Demi masa. Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian. (Q.S Al-Ashr : 1-2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "35", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 84, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Manajemen waktu juga termasuk salah satu bagian dari manajemen diri. Di dalam manajemen diri, terdapat istilah fiqih prioritas. Adapun yang dimaksud dengan fiqih prioritas adalah meletakkan segala sesuatu di posisi dan urutannya masing-masing, tidak mengakhirkan sesuatu yang seharusnya didahulukan ataupun sebaliknya, mendahulukan sesuatu yang seharusnya diakhirkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 151, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "8. Pendidikan Menjaga Lisan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 177, "width": 331, "height": 59, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "َوِب ِح ْف ِظ َع ْي ٍن َو ِّللا َس ِنا َو َس ِئا ِر ْلاـ َأ ْع َض اِء َج ِمْي ًعا َف ْجا َه َد ْن َلَتا ْك َسـ َلا Juga jagalah setiap sudut anggota badan", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 208, "width": 165, "height": 28, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Bersemangatlah untuk menjaga mata dan lisan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 248, "width": 405, "height": 84, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Manusia harus menyadari bahwa kesejahteraan dan kebahagiaan hidup merupakan sebuah tantangan, dan kebahagiaan ini bisa diraih apabila seseorang bias berkomunikasi dan bersosialisasi dalam lingkungan pergaulannya dengan baik. (Al-ghazali , 2007: 3) Salah satu factor terpenting untuk menjalin komunikasi yang baik dalam lingkungan pergaulan adalah dengan dengan menjauhi segala bentuk dari beragam bahaya lidah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 338, "width": 405, "height": 99, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Lidah (mulut) sebenarnya adalah salah satu anugrah Allah yang diberikan kepada manusia sebagai alat bantu menerjemah dan menyampaikan pengetahuan dan keimanan. Keimanan dan kekufuran seseorang tiada terang dan jelas selain dengan kesaksian lidah tersebut. Lidahlah yang menghubungkan manusia dengan manusia, yang memberi suara semua pikiran dan cita. Lidah dapat mempesona masyarakat dan massa, lidah juga bisa membuat orang yang merasa sedih menjadi senang dan riang gembira.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 405, "height": 127, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Namun dibalik keindahan tersebut, lidah merupakan anggota tubuh manusia yang paling durhaka kepada kepada sang Penciptanya. Fitnah lidah dapat menimbulkan banyak bencana, bisa menjadikan kerusakan dimuka bumi ini, lidah bisa membuat orang bersaudara menjadi berpisah, lidah bisa mengubah perkara benar menjadi salah dan juga sebaliknya, lidah bisa menjadikan ikatan persaudaraan menjadi permusuhan, lidah bisa mengubah perasaan sayang menjadi sebuah kebencian, lidah bisa menjadikan orang bersatu menjadi saling berpecah belah, lidah bisa membuat suasana damai menjadi berantakan dan berperang, bahkan mengakibatkan pembunuhan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 576, "width": 405, "height": 72, "page_number": 19, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kejahatan lidah merupakan sumber malapetaka bagi manusia, siapapun yang tidak bisa menjaga lidahnya untuk tidak bertutur-kata buruk maka siap- siaplah mendapati kerugian besar. Kerugian ini tidaklah perlu terjadi apabila kita bias merubah dan menjauhi dari berbicara yang tidak baik, karena semua kebiasaan buruk pada dasarnya bisa dirubah. ) Masyhur,1984 : 14 (", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "36", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 254, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Namun fakta dalam masyarakat perkataan buruk ini seakan akan menjadi sebuah trend yang banyak dilakukan oleh orang dewasa, remaja maupun oleh anak-anak yang masih kecil. Banyak remaja usia sekolah dikota metropolis surabaya ini dalam bertutur sapa dengan teman atau dengan orang yang lebih tua mereka tidak memiliki ahklak dalam bericara. Bahkan menurut pandangan penulis fakta yang terjadi dalam lingkungan masyarakat ketika mengungkapkan rasa kekesalan, banyak orang (bapak/ibu/remaja/bahkan anak kecil) sudah terbiasa memakai perkataan yang sangat kasar, keji bahkan terasa menyakitkan ditelinga. Perkataan yang tak pantas itu misalnya saja: maaf (dancuk /anjing/gatel atau perkataan lain). Padahal kata-kata tersebut menurut pandangan masyarakat khususnya orang-orang jawa (karena kita tinggal dijawa) mempunyai arti yang sangat kasar dan sangat jelek. Apalagi kalau kata-kata keji itu sampai menyakitkan hati orang lain, maka hukum menggunakannya adalah haram dan berdosa besar. Hal ini bila tidak segera kita cegah dan kita tangani, dimulai dari diri kita sendiri, lalu anak-anak dan istri kita, lingkungan disekitar kita maka akan jadi seperti apa akhlak berbicara (adap sopan santun dalam bertutur kata) para generasi muda dikemudian hari nanti.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 322, "width": 404, "height": 28, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Secara garis besar akhlak berbicara dalam lingkungan pergaulan seseorang dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 205, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Akhlak berbicara yang tepuji (mulia)", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 405, "height": 159, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sesungguhnya ahklak bicara yang bersifat terpuji ini bersumber dari hati yang suci dan jiwa yang bersih. Barangsiapa bisa melaksanakan akhlak-akhlak terpuji ini dalam lingkungan kehidupannya maka segala pertolongan Allah pasti akan menyertai orang tersebut. (Jauhari, 1999: 3 ( Adapun contoh dari akhlak mulia (terpuji) ini secara garis sudah dijelaskan oleh Al-Qur’an yaitu antara lain: a) Menyampaikan amanat, b) Selalu berharap kepada Allah, c) Menepati janji, d) Selalu berharap kepada Allah, e) Menepati janji, e) Suka bertaubat, f) Menjaga rahasia, g) Memiliki sifat malu, h) Suka bersyukur atas nikmat Allah, i) Menjaga kehormatan diri dengan meninggalkan perkataan yang tercela, j) Memaafkan orang yang punya salah, k) Berbuat bagus dalam segala tindakan dan perkataan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 541, "width": 216, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Akhlak berbicara yang buruk (tercela)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 561, "width": 405, "height": 103, "page_number": 20, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Akhlak berbicara yang buruk, salah dan tercela ini bersumber dari hati yang picik dan jiwa yang kotor. Syetan sangat senang bila manusia itu tidak memiliki ahklak atau sopan santun dalam berbicara. Dan sungguh celaka manusia yang tidak bisa meninggalkan akhlak buruk dan tercela inidalam kehidupannya, maka tunggulah segala azab dan balasan Allah pasti akan segera datang. (Jauhari, 1999: 3 ( Adapun macam-macam dari akhlak berbicara buruk ini antara lain: a) Sombong (Takabur) dan berbangga-banggaan, b)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 29, "width": 322, "height": 17, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Tsamratul Fikri | Vol. 13, No. 1. 2019", "type": "Page header" }, { "left": 449, "top": 31, "width": 12, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "37", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 61, "width": 405, "height": 84, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berprasangka buruk dan suka menghasud terhadap orang lain, c) Berdusta dalam berbicara, d) Menyebarluaskan kejelekan orang lain, e) Berbantah- bantahan dan Permusuhan, f) Mengingkit-ungkit kebaikan, g) Memanggil seseorang dengan nama julukan yang jelek, h) Mengejek, mencaci maki, dan mengolok-olok, i) Mengumpat, j) Melanggar janji, k) Mengadu domba, l) Suka marah-marah, m) Bertetika buruk dengan Allah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 69, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 405, "height": 42, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berdasarkan hasil kajian terhadap kitab Kifayat al-Atqiya maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : Nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab Kifayat al-Atqiya adalah 1) Taubat , 2) Qona’ah, 3) Zuhud,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 233, "width": 405, "height": 198, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4) Tawakal, 5) Ikhlas, 6) Uzlah, 7) Menjaga Waktu, 8) Menjaga Lisan. Nilai-nilai pedidikan karakter yang terkandung dalam kitab “ Kifayat al-Atqiya ” secara fokus berorientasi pada pembinaan akhlak yang bersifat holistik yakni terdiri dari akhlak kepada Allah Swt. ( habl min Allah ), yang tersimpul dalam akhlak seseorang yang harus memiliki sikap taubat dari kesalahan menjadi ketaatan, sikap qona’ah dengan menerima apa adanya, sikap zuhud dengan mengosongkan hati dari makhluk, sikap tawakal dengan pasrah terhadap qudrah dan irodah Allah SWT, sikap ikhlas dengan beramal karena Allah SWT, sikap uzlah dengan tidak bergaul dengan orang ma’siat , sikap menjaga waktu dengan menggunakan waktu untuk beribadah, dan akhlak terhadap orang lain ( habl min al-nas ), yang meliputi sikap menjaga lisan dari pembicaraan yang menyakiti orang lain. Seluruh nilai-nilai pendidikan karakter dalam kitab “ Kifayat al-Atqiya ” mencerminkan karakter secara keseluruhan yang mencakup dimensi ketuhanan dan dimensi sosial.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 457, "width": 105, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 477, "width": 405, "height": 28, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ad-Dumaji Abdullah Bin Umar. (2000). RahasiaTawakkal sebab dan Musabab , Terj. Kamaluddin Sa’diatulharamaini, Jakarta : Pustaka Azzam", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 511, "width": 405, "height": 28, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Al-ghozali . (2000) Afatul Lisan.terapi dan solusinya. (diterjemahkan oleh M.S. Ibnu Hasan). Surabaya : Amelia Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 545, "width": 405, "height": 42, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "al-“Ulyan, Hamd Bakr, (t.t) at-Tarbiyah wa at-Ta’lim fi ad-Daul al-Islamiyyah Khilala al-Qarn ar-Rabi` `Asyr min at-Taba’iyyah ila al-Ashalah . Kaira : Dar al-Anshar", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 593, "width": 403, "height": 28, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Al-Zantany Abdul-Hamid Al-Shaid. (1984). Ususut-Tarbiyah Al-Islamiyah fi As- Sunah An-Nabawiyah , Libiya-Tunis : Ad-Darul-Arabiyah Lil-Kitab.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 627, "width": 392, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Atkinson, (1990). Manajemen Waktu yang Efektif , Jakarta: Binarupa Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 15, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "38", "type": "Page header" }, { "left": 312, "top": 29, "width": 149, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "http://riset-iaid.net/index.php/TF", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 62, "width": 405, "height": 28, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Donna Jean Scanio, (2005). Character Education in the Clasroom, Bloomingtoon indiana , USA: Bloomington indiana.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 96, "width": 405, "height": 28, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hamdani, Hamid dan Beni Ahmad Sabeni. (2013). Pendidikan Karakter Pesfektif Islam . Bandung : CV Pustaka Setia.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 131, "width": 306, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hamka (1990), Tasawuf Modern , Jakarta: Pustaka Panjimas.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 402, "height": 34, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Masyhur, Kahar. (1984). Membina Moral dan Akhlak . Jakarta : PT. Rineka Cipta Naim, Ngainun. (2012). Character Building . Yogyakarta : Ar-Ruzz Media", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 191, "width": 296, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Nasirudin, (2010). Pendidikan Tasawuf , Semarang: Rasail.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 405, "height": 28, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qardhawi, Yusuf. (2014). Manajemen Waktu dalam Islam , Terj. Ma‟mun Abdul Aziz, Jakarta: Firdauss Pressindo.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 376, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Syukur, Amin. (2000) Zuhud di Abad Modern . Yogjakarta: Pustaka Pelajar .", "type": "Text" } ]
e34218f1-0d92-d979-6d78-fa301b5abd89
http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkpi/article/download/7560/6586
[ { "left": 527, "top": 784, "width": 17, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 811, "width": 223, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 757, "width": 201, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "___________________ Korespondensi penulis: e-mail: [email protected] Telp. +62 813-8243-4987 DOI: http://dx.doi.org/10.15578/jkpi.11.2.2019.101-111", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 86, "width": 245, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/jkpi e-mail:[email protected] JURNAL KEBIJAKANPERIKANAN INDONESIA Volume 11 Nomor 2 November 2019 p-ISSN: 1979-6366 e-ISSN: 2502-6550 Nomor Akreditasi Kementerian RISTEKDIKTI: 21/E/KPT/2018", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 61, "width": 459, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) ……..di Kabupaten Natuna (Prianto, E., et al)", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 171, "width": 451, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMANFAATAN IKAN NAPOLEON (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) MELALUI SISTEM PERIKANAN BUDIDAYA DI KABUPATEN NATUNA", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 213, "width": 428, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UTILIZATION OF NAPOLEON WRASSE (Cheilinus undulatus Rüppell 1835 )", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 227, "width": 344, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BASED ON AQUACULTURE SYSTEM IN NATUNA DISTRICT", "type": "Section header" }, { "left": 87, "top": 251, "width": 444, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eko Prianto* 2 , Reny Puspasari 1 , Dian Oktaviani 1 , Priyo Suharsono Sulaiman 1 dan Regi Fiji Anggawangsa 1", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 262, "width": 330, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Pusat Riset Perikanan, Gedung BRSDM KP II, Ancol Timur, Jakarta Utara 14430, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 272, "width": 373, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Dosen Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Riau, Kampus Bina Widya KM. 12,5, Simpang Baru, Kec. Tampan, Kota Pekanbaru, Riau 28293, Indonesia Teregistrasi I tanggal: 07 Februari 2019; Diterima setelah perbaikan tanggal: 06 September 2019;", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 301, "width": 144, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Disetujui terbit tanggal: 23 Januari 2020", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 321, "width": 41, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 343, "width": 399, "height": 202, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia merupakan salah satu daerah penyebaran dan pengekspor ikan napoleon ( Cheilinus undulatus Rüppell 1835) di dunia. Pemanfatan jenis ikan ini telah diatur baik ditingkat nasional yang dilindungi terbatas berdasarkan ukuran dan ditingkat internasional masuk di dalam daftar Appendiks II CITES. Salah satu kabupaten di Indonesia yang memiliki sumber daya ikan napoleon melimpah adalah Kabupaten Natuna. Pemanfaatan sumber daya ikan napoleon dengan cara membesarkan anakan yang ditangkap dari alam. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemanfaatan dan opsi pengelolaan sumber daya ikan napoleon di Kabupaten Natuna. Metodologi pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan studi literatur yang dianalisis secara deskriptif. Hasil sintesis menunjukkan, kegiatan pemanfaatan ikan napoleon di Kabupaten Natuna terdiri atas penangkapan benih di alam dan pembesaran di karamba. Kedua kegiatan tersebut merupakan sebagai rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan sehingga membentuk sistem perikanan budidaya. Hasil identifikasi terhadap kode sumber produksi hasil kegiatan budidaya ikan napoleon di Kabupaten Natuna sebagai penangkaran ( ranching /”R”). Oleh karena itu, volume kuota ekspor ikan napoleon dari Kabupaten Natuna diberikan di luar volume kuota yang selama ini berlaku. Pengembangan sistem budidaya tersebut harus mempertimbangkan prinsip kehati-hatian di dalam penangkapan anakan dari alam. Keadaan ini perlu dilakukan upaya pengelolaan yang tepat melalui: i) pembatasan ukuran anakan ikan yang ditangkap; ii) membentuk kawasan suaka perikanan; iii) restoking hasil budidaya ke alam; iv) pengendalian penangkapan dan v) pengembangan kelembagaan pemanfaat.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 559, "width": 360, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Cheilinus undulates; Kabupaten Natuna; kode sumber produksi; ranching", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 580, "width": 50, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 602, "width": 399, "height": 148, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia is one of the distribution regions and exporter country of napoleon fish (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) in the world. The utilization of this species has been regulated at the national level with limited protection based on size and at the international level included in the CITES Appendix II. Natuna waters are one of distribution area of napoleon fish in Indonesia, where it could be found in the high abundance. Utilization of napoleon resources by raising juvenile were captured from nature. The aim of this paper is to described the utilization activities and management options of napoleon in Natuna Regency. Data and information were collected through literature study then descriptively analized. Result showed that the sea ranching activity are divided into two main steps, there are catch of juvenile in nature and growing up the juvenile in cage. The both of these activities are as a series of activities that are inseparable part, so establish aquaculture system. Identification results to the source code of aquaculture activity production of napoleon in Natura Regency as a rancing/R. Therefore, the quota volume of napoleon export from Natuna regency is given outside the quota volume that has been in force. The development of the aquaculture system must consider the precautionary principle in the capturing juvenile from nature. To improve the", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 61, "width": 217, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J.Kebijak.Perikan.Ind. Vol.11 No.2 November 2019:", "type": "Page header" }, { "left": 61, "top": 786, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 807, "width": 223, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 86, "width": 399, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "management measures of napoleon fish in Natuna waters, the sea ranching activity is need to be combined with: i) limitation of fish size caught in nature, ii) develop napoleon fish sanctuary in nature to protect napoleon fish brooder, iii) restocking of sea ranched fish, iv) effort control, v) governance development of napoleon fish stake holder.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 140, "width": 368, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Cheilinus undulates; Kabupaten Natuna; kode sumber produksi; ranching", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 155, "width": 73, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 179, "width": 227, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ikan napoleon menjadi salah satu jenis ikan karang ekonomis penting dan termasuk ikan demersal (Romero & Injani, 2014) yang hidup di ekosistem terumbu karang perairan Indonesia. Negara tujuan utama ekspor yaitu Hongkong dan Tiongkok (Purnamasari, 2015). Nilai ekspor rata-rata ikan ini mencapai sekitar Rp. 475.000,- per kilogram (kg) sepanjang Maret 2017 hingga Agustus 2019 dengan rentang nilai ekspor antara Rp. 42.000,- hingga Rp.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 155, "width": 227, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.240.000,- per kg (Gambar 1). Nilai ini lebih besar dari nilai rata-rata ekspor ikan kerapu yaitu Rp. 119.000,- per kg (Rp. 100.000,- hingga Rp. 147.000,- per kg). Harga jual ikan napoleon yang dikategorikan pada ukuran super di kalangan nelayan berkisar Rp. 1.000.000,- per kg (Firdaus & Hafsaridewi, 2012). Ikan yang dikategorikan ukuran super memiliki harga jual paling tinggi. Sombo et al . (2017) menyatakan bahwa pengelompokan ukuran terdiri dari ukuran bawah (300 – 500 gram (g)), ukuran super (600 – 1200 g), dan ukuran atas/ up (> 1300 g).", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 481, "width": 429, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Nilai ekspor ikan napoleon, Cheilinus undulatus (sumber: BPS 2017; 2018; 2019). Figure 1. Export value of Napoleon wrasse, Cheilinus undulatus (source: BPS 2017; 2018; 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 509, "width": 227, "height": 153, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga tinggi menyebabkan tekanan penangkapan tinggi, sehingga berdampak pada populasi yang semakin hari semakin menurun. Kekhawatiran terhadap penurunan populasi ikan napoleon di alam akibat dari perdagangan internasional, maka pada tahun 2004 Conference of Parties (CoP) 13 CITES ( Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora ) menetapkan ikan napoleon masuk di dalam daftar Appendiks II. Indonesia telah meratifikasi CITES sejak tahun 1978 melalui Keputusan Presiden (Kepres) Nomor 43. Oleh karena itu, Indonesia wajib memenuhi ketentuan yang telah disepakati bersama di dalam konferensi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 677, "width": 227, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan ikan napoleon di Indonesia sudah berlangsung sejak tahun 1980-an. Regulasi terkait pemanfaatannya juga sudah ada sejak tahun 1995 dengan diterbitkannya Keputusan Menteri (Kepmen) Pertanian Nomor 375/Kpts/IK.250/95 tentang Larangan Penangkapan Ikan Napoleon Wrasse ( Cheilinus undulatus ) dan Keputusan Direktorat", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 509, "width": 227, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenderal (Dirjen) Perikanan Nomor HK.330/Dj.8259/ 95 tentang Ukuran, Lokasi, dan Tata Cara Penangkapan Ikan Napoleon Wrasse. Hal ini berarti upaya untuk menjaga populasi ikan napoleon di Indonesia sudah dilakukan, jauh sebelum statusnya ditetapkan sebagai Appendiks II CITES.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 593, "width": 227, "height": 165, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan kegiatan pemanfaatan ikan napoleon m enyebabkan pem erintah perlu memperbarui regulasi tersebut. Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai wakil pemerintah yang berwenang mengelola sumber daya ikan (SDI) pada tahun 2013 menerbitkan regulasi tentang perlindungan terbatas ikan napoleon. Regulasi tersebut diterbitkan dalam bentuk Keputusan Menteri (Kepmen) Kelautan dan Perikanan Nomor 37 tahun 2013 tentang Penetapan Status Perlindungan Terbatas Ikan napoleon ( Cheilinus undulatus ) (Rahman & Syam, 2015). Keputusan Menteri ini m enjadi dasar pemanfaatan ikan napoleon di Indonesia terkait ukuran yang boleh ditangkap dari alam, sedangkan terkait", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 61, "width": 33, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101-111", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 784, "width": 17, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 811, "width": 223, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 86, "width": 227, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan volume perdagangan internasional diatur melalui mekanisme kuota eskpor. Mekanisme kuota ini merupakan upaya pemerintah untuk mematuhi ketentuan yang telah disepakati pada CoP 13 tersebut. Ikan napoleon yang diperdagangkan selama ini berasal dari tangkapan di alam. Produksi ikan napoleon dipastikan berasal dari hasil tangkapan di alam yang ditampung sementara (rata-rata 1 – 4 minggu) di dalam keramba penampungan. Pola pemanfaatan napoleon seperti itu dapat ditemukan di sebagian besar", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 227, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perairan di Indonesia. Keadaan ini terjadi karena teknologi pembenihan ikan napoleon belum dapat menghasilkan benih secara massal. Data berdasarkan pembagian kuota tangkap dari tahun 2005 – 2019 menunjukkan bahwa teridentifikasi 12 provinsi yang dianggap sebagai daerah tangkapan ikan napoleon. Kuota nasional yang diberikan pada kurun waktu selalu mengalami penurunan mulai dari 8000 pada tahun 2005 hingga menjadi 2000 pada tahun 2012 sampai 2019 (Gambar 2).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 421, "width": 468, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Kuota ikan napoleon hasil tangkapan alam tahun 2005 – 2019 (sumber: SK Ditjen. KSDAE 2005- 2018).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 445, "width": 454, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 2. Quota for Napoleon wrasse from wild in 2005 – 2019 (source: SK Ditjen. KSDAE 2005-2018) .", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 460, "width": 227, "height": 297, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pem anfaatan ikan napoleon di Indonesia teridentifikasi hanya dua kabupaten yang menjual dari hasil pembesaran dari benih berukuran kurang dari 100 gram (g). Kedua kabupaten tersebut adalah Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas yang termasuk di dalam wilayah administrasi Provinsi Kepulauan Riau. Hal yang menarik perhatian dan menjadi permasalahan di kedua kabupaten ini ketika pemberlakuan moratorium ekspor ikan napoleon pada tahun 2015. Pola pemanfaatan ikan napoleon yang berdasarkan pada kem am puan nelayan dan pem budidaya lokal yang telah m am pu mengembangkan teknologi pembesaran ikan napoleon di dalam keramba selama 30-an tahun. Keadaan ini menjadi dasar bagi tim peneliti Pusat Riset Perikanan untuk melakukan kajian terkait dengan pemanfaatan ikan napoleon di Kabupaten Natuna pada tahun 2015. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi melalui observasi langsung, wawancara, dan studi literatur. Pengumpulan data dan informasi telah dilakukan di Kecamatan Sedanau yang merupakan pusat kegiatan pemanfaatan napoleon di Kabupaten Natuna. Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan pemanfaatan napoleon yang dijadikan dasar penentuan kode produk", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 460, "width": 227, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perdagangan ikan napoleon yang berasal dari perairan Natuna dan mengidentifikasi opsi pengelolaannya. Suatu organisme yang diperdagangkan yang diatur di CITES m em iliki kode tertentu yang mendeskripsikan kategori organisme tersebut berasal dari tangkapan alam ( wild /”W”) atau bukan (Lyons et al ., 2015). Hal tersebut akan mempengaruhi di dalam menentukan rekomendasi opsi pengelolaannya.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 568, "width": 227, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMANFAATAN IKAN NAPOLEON DI KABUPATEN NATUNA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 604, "width": 104, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sejarah Pemanfaatan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 628, "width": 227, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Padahal, bila dikaji lebih jauh pola perikanan napoleon di Kepulauan Riau memiliki keistimewaan dan keunikan yang tidak dijumpai di daerah lain di Indonesia bahkan di dunia. Khususnya, pola perikanan napoleon yang ada di perairan Kabupaten Kepulauan Anambas dan Natuna yang menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat disana. Hal itu digam barkan dari kem am puan nelayan dan pembudidaya lokal yang telah mengembangkan teknologi pembesaran ikan napoleon di dalam keramba jarring apung selama 30-an tahun.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 61, "width": 459, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) ……..di Kabupaten Natuna (Prianto, E., et al)", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 61, "width": 217, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J.Kebijak.Perikan.Ind. Vol.11 No.2 November 2019:", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 786, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 807, "width": 223, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 86, "width": 227, "height": 261, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan yang mereka miliki dapat disebut sebagai pengetahuan ekologi tradisional/lokal ( traditional/local ecological knowledge, TEK/LEK ). Masyarakat Natuna ( vernacullar name ) menyebut ikan napoleon dalam bahasa lokal dengan nama mengkait atau ketipas. Kedua nama tersebut memiliki makna yang berbeda jika dihubungkan etnotaksonomi. Sebutan mengkait ditujukan untuk morfologi ikan napoleon yang berukuran besar (> 3000 g) yang sudah memiliki warna tubuh biru kehijauan dengan bagian depan kepala mulai terlihat ada tonjolan. Sebutan ketipas ditujukan untuk ikan napoleon yang berukuran kecil (< 3000 g) dengan warna tubuh yang masih kecoklatan dan belum memiliki tonjolan di kepala. Pengetahuan ini juga dimiliki oleh nelayan di Kabupaten Kepulauan Anambas. Selain itu, hasil wawancara dengan nelayan di luar dua kabupaten tersebut diketahui bahwa hanya nelayan di Natuna dan Anambas yang mampu mengidentifikasi anakan ikan napoleon.dan habitatnya. Kegiatan pemeliharaan anakan ikan napoleon hingga berukuran layak jual berawal dari Anambas sekitar pertengahan 1980-an", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 86, "width": 227, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Soemodinoto et al., 2011). Selanjutnya, berkembang di Natuna yang telah dimulai sekitar awal 1990-an (Firdaus & Hafsaridewi, 2012). Benih diperoleh dari nelayan berukuran kurang dari 100 gram (0,9 – 5 cm) yang ditangkap dari alam. Selanjutnya, benih tersebut dibesarkan di dalam keramba selama 4–5 tahun untuk mencapai ukuran siap jual 600–800 gram (ukuran super) Pengangkutan ikan napoleon dilakukan melaluilaut bersama-samadengan jenisikanhiduplainnyayaitukerapu.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 206, "width": 155, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deskripsi Kegiatan Pemanfaatan", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 230, "width": 227, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan pemanfaatan ikan napoleon di Kabupaten Natuna merupakan perpaduan antara komponen perikanan tangkap dan komponen perikanan budidaya (Gambar 3). Perikanan tangkap digambarkan dari kegiatan penangkapan anakan ikan napoleon di alam, sedangkan perikanan budidaya digambarkan dari kegiatan pembesaran anakan ikan napoleon hingga berukuran layak jual. Selanjutnya, ikan yang sudah berukuran layak jual tersebut diekspor dengan tujuan utama adalah Hongkong.", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 488, "width": 355, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Rangkaian kegiatan pemanfaatan ikan napoleon di Kabupaten Natuna. Figure 3. Scheme of Napoleon wrasse utilization in Natuna Regency .", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 520, "width": 105, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penangkapan Anakan", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 544, "width": 227, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penangkapan anakan dilakukan oleh nelayan dengan cara sederhana. Pengetahuan lokal mereka sangat membantu untuk mendapatkan anakan. Mereka sangat mengenali habitat, perilaku, dan morfologi anakan ikan napoleon. Teknik penangkapan yang mereka lakukan berkembang berdasarkan pengetahuan tersebut. Alat tangkap yang digunakan sangat sederhana. Alat transportasi yang digunakan untuk ke lokasi penangkapan menggunakan perahu bermotor dan perahu tanpa motor (ukuran < 5 GT). Penangkapan anakan dilakukan dengan cara penyelaman (Gambar 4).", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 700, "width": 227, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagi nelayan merupakan hal yang mudah untuk mengenali anakan ikan napoleon yang bersembunyi di bawah naungan makroalga, bahkan nelayan juga mempunyai pengetahuan untuk membedakannya dengan anakan ikan jenis lain. Cara berenang anakan", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 520, "width": 227, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ikan napoleon sangat unik dan cara ini merupakan salah satu cara nelayan untuk membedakannya dengan anakan jenis ikan lainnya. Pergerakannya cukup lambat dan tidak seimbang dengan ekor cenderung naik ke arah atas. Suharti (2009) menyatakan bahwa anakan ikan napoleon ( postlarvae ) memiliki warna hitam dan putih serta memiliki sepasang garis hitam yang jelas di setiap matanya, m em anjang ke arah belakang. Anakan yang berukuran kurang dari 3 inchi tidak terlalu aktif berenang, sehingga mudah untuk ditangkap. Ketika makroalga yang menaungi disibakkan, anakan ikan ini akan berdiam diri sejenak lalu berenang perlahan menuju ke rimbunan makroalga terdekat lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 700, "width": 227, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara dan pengamatan langsung bahwa lokasi penangkapan anakan di Kabupaten Natuna antara lain adalah Pulau Sedanau, Pulau Tiga, dan Teluk Buton. Penangkapan anakan ikan napoleon dilakukan di dekat pantai ( inshore ) dengan kedalaman", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 61, "width": 33, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101-111", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 784, "width": 17, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 811, "width": 223, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 86, "width": 227, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1-2 m. Lokasi anakan paling banyak ditemui pada perairan yang ditumbuhi oleh makroalga yang diidentifikasi sebagai Sargasum spp. Anakan ikan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 227, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "napoleon berklamufase dengan makroalga, sehingga keberadaannya diperairan sangat sulit ditemukan bagi yang tidak terbiasa (Gambar 5).", "type": "Text" }, { "left": 123, "top": 355, "width": 373, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Penangkapan anakan ikan napoleon. (foto: Oktaviani et al ., 2015). Figure 4. Catching juvenile of Napoleon wrasse. (photograph: Oktaviani et al ., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 582, "width": 452, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Anakan ikan napoleon berklamufase di makroalga (foto: Oktaviani et al ., 2015). Figure 5. Juvenile of Napoleon wrasse clamufased in macroalgae. (photograph: Oktaviani et al ., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 615, "width": 227, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara dengan nelayan menyatakan bahwa ukuran anakan yang ditangkap terdiri dari tiga kelompok ukuran yaitu 1 cm, 2-7 cm, dan 7-10 cm. Nelayan mengistilahkan kelompok ukuran pertama sebagai ukuran biji beras. Kelompok ukuran kedua merupakan kelompok ukuran yang paling banyak ditangkap (Gambar 6). Hal ini dikarenakan kelompok ukuran kedua mudah ditangkap dibandingkan dengan kelompok ketiga. Keadaan ini disebabkan anakan kelompok ukuran kedua lebih banyak bernaung di makroalga dan berenangnya belum gesit seperti kelompok ukuran ketiga. Selain itu, tingkat kelolosan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 615, "width": 227, "height": 141, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hidup anakan kelompok ukuran kedua lebih tinggi dari pada kelompok ukuran satu. Syam et al . (2015) menyatakan bahwa anakan yang dipelihara selama enam bulan dengan ukuran kelompok kedua mempunyai tingkat kelolosan hidup ( survival rate /SR) sekitar 89%. Nelayan melakukan penangkapan mulai Agustus hingga Maret. Puncak musim penangkapan berlangsung pada bulan November dan Desember yang sebagian besar anakan pada kelompok ukuran kedua. Ukuran anakan yang ditangkap nelayan dipastikan tidak melanggar regulasi yang berlaku. Adapun ketentuan yang tercantum di dalam Kepmen", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 61, "width": 459, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) ……..di Kabupaten Natuna (Prianto, E., et al)", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 61, "width": 217, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J.Kebijak.Perikan.Ind. Vol.11 No.2 November 2019:", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 786, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 807, "width": 223, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 86, "width": 227, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KP Nomor 37 tahun 2013 menyatakan bahwa ukuran ikan napoleon yang boleh ditangkap dari alam adalah kurang dari 100 gram. Syam et al . (2015) menyatakan", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 86, "width": 227, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa anakan berukuran 3,4 – 9,2 cm mempunyai berat 0,9 – 14,0 g.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 294, "width": 467, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Anakan ikan napoleon berukuran 4,5-5 cm (2-2,5 g). (foto: Oktaviani et al. , 2015). Figure 6. Juvenile of Napoleon wrasse sized on 4.5-5.0 cm (2-2.5 g). (photograph: Oktaviani et al. , 2015).", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 326, "width": 60, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembesaran", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 350, "width": 227, "height": 141, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagian besar masyarakat Natuna berprofesi sebagai nelayan tangkap namun saat ini masyarakat sudah memulai usaha budidaya (Pigawati, 2005). Kegiatan perikanan budidaya di Kabupaten Natuna dilakukan dalam keramba baik itu keramba jaring apung (KJA) maupun keramba jaring tancap (KJT) (Hendrik, 2015). Jenis ik an yang dipelihara didominansi oleh kerapu dan ikan napoleon. Jenis kerapu yang dipelihara berasal dari anakan hasil pembenihan dan hasil tangkapan di alam. Anakan hasil pembenihan dikirim dari panti benih diluar Kabupaten Natuna. Semua anakan ikan napoleon", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 326, "width": 227, "height": 153, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dipelihara berasal dari hasil tangkapan alam di perairan Natuna. Hasil pengamatan 2015 hingga 2016 memperlihatkan bahwa keramba pemeliharaan ikan napoleon tersebar di tiga kecamatan yaitu Bunguran Barat, Serasan, dan Pulau Laut. Informasi yang didapatkan dari wawancara menyatakan bahwa anakan ikan napoleon di masing-masing kecamatan berasal dari perairan di sekitarnya. BPSPL Padang (2016) mencatat bahwa keramba pemeliharaan ikan napoleon tersebar di tujuh kecamatan. Jumlah keramba pemeliharaan ikan napoleon paling banyak berada di Kecamatan Bunguran Barat (85,3%) yang terkonsentrasi di sekitar Pulau Sedanau (Gambar 7).", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 648, "width": 468, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Sebaran keramba pemeliharaan ikan napoleon di Kabupaten Natuna (sumber data: BPSPL Padang, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 672, "width": 440, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 7. Cage distribution of Napoleon wrasse in Natuna Regency (source: BPSPL Padang, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 688, "width": 227, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemeliharaan anakan (2 – 7 cm) hingga mencapai ukuran layak jual (1000 g) membutuhkan waktu 4 sampai 5 tahun. Padat tebar masing-masing keramba berkisar antara 35 hingga 200 ekor. Selama masa pemeliharaan pakan yang diberikan berupa kepiting dan ikan. Kepiting diberikan untuk anakan hingga", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 688, "width": 227, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berukuran 15 cm dengan waktu pemeliharaan 1 tahun. Ikan rucah segar diberikan untuk ikan berukuran di atas 15 cm. Ikan rucah segar didapatkan dari hasil tangkapan nelayan di perairan Natuna. Umumnya, alat yang digunakan adalah bagan. Ikan yang dipelihara dibedakan berdasarkan ukuran tubuh dan lama", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 61, "width": 33, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101-111", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 784, "width": 17, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 811, "width": 223, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 86, "width": 227, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemeliharaan yang ditaruh di dalam keramba yang berbeda. Hal ini akan mempermudah ketika akan memilih ikan yang sudah siap untuk dijual. Saat itu, ikan napoleon yang boleh diperjualbelikan berukuran 1000 – 3000 g. Ukuran itu berdasarkan ketentuan yang tercantum di dalam Kepmen Nomor 37 tahun 2013. Jumlah ikan napoleon yang dipelihara dengan ukuran yang siap dijual dalam jangka waktu 3 tahun sekitar 54.000 ekor (Gambar 8). Semua ikan napoleon dijual dalam keadaan hidup.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 218, "width": 164, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi Kode Sumber Produksi", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 242, "width": 227, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Status ikan napoleon yang masuk di dalam Appendiks II CITES menyebabkan spesies ini menjadi perhatian di dalam mekanisme perdagangan internasional. Setiap spesies yang masuk di dalam appendiks memiliki kode sumber produksi. Umumnya, dikenal ada tiga macam kode sumber produksi suatu spesies, yaitu: a) “W” untuk wild (hasil tangkapan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 227, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alam); b) “R” untuk ranching (hasil pembesaran dari anakan yang ditangkap dari alam); dan c) “C” untuk captive breeding (hasil pembesaran anakan yang berasal dari pembenihan). Saat ini, semua ikan napoleon yang diperdagangkan dianggap sebagai hasil tangkapan langsung dari alam, sehingga dinyatakan sebagai spesies yang berkode “W ( wild )”.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 182, "width": 227, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan terhadap proses produksi ikan napoleon di Kabupaten Natuna mengindikasikan kode sistem produksi sebagai “R ( ranching )”. Lyons et al .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 218, "width": 32, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2015)", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 218, "width": 227, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "m enguraikan m ekanism e untuk mengidentifikasi atau menentukan kode sistem produksi dari suatu spesimen yang diuji. Mekanisme identifikasi dilakukan berdasarkan kesesuaian jawaban dari komponen pertanyaan diagram alir hingga didapatkan kode yang sesuai. Oleh karena itu, identifikasi dilakukan dengan memasukkan spesimen ikan napoleon yang berasal dari kegiatan perikanan di Kabupaten Natuna (Gambar 9).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 494, "width": 466, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Jumlah ikan napoleon yang dipelihara tahun 2016 (modifikasi dari data BPSPL Padang, 2016). Figure 8. Numbers of Napoleon wrasse was cultured on 2016 (data modified from BPSPL Padang, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 697, "width": 467, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan/ remarks : Kotak biru dan tanda panah garis tegas menunjukkan aliran jawaban untuk mengidentifikasi kegiatan pembudiyaan ikan napoleon di Kabupaten Natuna.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 719, "width": 468, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. Identifikasi kode sumber produksi ikan napoleon dari Kabupten Natuna. (dimodifikasi dari Lyons et al ., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 743, "width": 468, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 9. Identification of Napoleon wrasse utilization in Natuna Regency. (modified from Lyons et al., 2015).", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 61, "width": 459, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) ……..di Kabupaten Natuna (Prianto, E., et al)", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 61, "width": 217, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J.Kebijak.Perikan.Ind. Vol.11 No.2 November 2019:", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 786, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 807, "width": 223, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 86, "width": 227, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil pengamatan langsung memperlihatkan bahwa proses produksi ikan napoleon di Kabupaten Natuna sebagai hasil pembesaran anakan yang ditangkap dari alam. Alur identifikasi tersebut diuraikan berdasarkan jawaban setiap pertanyaan yang terdapat di dalam kotak pertanyaan. Kotak biru dan tanda panah dengan garis tegas hitam menunjukkan aliran jawaban untuk mengidentifikasi perikanan napoleon di Kabupaten Natuna. Hasil identifikasi diagram alir menunjukkan bahwa kegiatan perikanan napoleon di Kabupaten Natuna sebagai ranching , sehingga dapat diberikan kode sumber produksi sebagai “R”. Walaupun demikian, kita harus tetap mengingat bahwa status ikan napoleon adalah Appendiks II CITES, sehingga kegiatan ranching tetap terkait dengan non- detrimental finding (NDF) yang menjamin tidak ada gangguan terhadap populasinya di alam.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 302, "width": 227, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses penangkapan benih ikan napoleon di alam sampai dengan pembesaran di dalam karamba hingga mencapai ukuran siap jual, dikategorikan sebagai upaya “ ranching ”. Bagian ini menjadi dasar dalam menentukan bahwa produk ikan napoleon sebagai hasil “ ranching ”. Definisi ranching menurut CITES (2010) adalah pembesaran hewan dalam lingkungan terkontrol berasal dari telur atau benih yang diambil dari alam dimana hewan tersebut memiliki peluang yang sangat rendah untuk mencapai dewasa. Istilah ranching diterjemahkan sebagai pembesaran sebagai salah satu bentuk kegiatan penangkaran. Penjelasan tersebut tercantum di dalam Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar pada Pasal 18 Ayat 2.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 518, "width": 227, "height": 213, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini, kode sumber produksi ikan napoleon tersebut telah diterima secara legal oleh CITES yang berpusat di Jenewa (Swiss). Hal ini ditindaklanjuti dengan penerbitan Surat Keputusan (SK) oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya alam dan Ekosistem (Dirjen. KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Adapun SK tersebut berupa Keputusan Dirjen. KSDAE Nomor: SK.181/KSDAE/ SET/KSA.2/4/2017 tentang Kuota Penangkapan Jenis Ikan Napoleon ( Cheilinus undulatus ) Hasil Ranching di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas Provinsi Kepulauan Riau Periode Tahun 2017. Khusus Kabupaten Natuna kuota yang diberikan sebanyak 30.000 ekor berasal dari hasil ranching (pembesaran) dengan ketentuan berat individu adalah 1.000 – 3.000 g. Sejak penerbitan SK tersebut maka eskpor ikan napoleon hasil pembesaran dari Kabupaten Natuna dapat dilakukan secara legal.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 86, "width": 107, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UPAYA PENGELOLAAN", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 110, "width": 227, "height": 273, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Status ikan napoleon yang secara nasional sebagai jenis ikan yang dilindungi terbatas dan secara internasional termasuk di dalam Appendiks II CITES. Oleh karena itu, pemanfaatan ikan ini harus mengikuti ketentuan yang berlaku agar dapat menjamin keberlanjutan pemanfaatan dengan menjamin populasinya di alam. Tata cara pemanfatan jenis ikan dengan mempunyai status seperti ikan napoleon telah diatur dalam bentuk Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan Nomor 16 tahun 2018 tentang Pemanfaatan Jenis Ikan Yang Dilindungi Dan/Atau Jenis Ikan Yang Tercantum Dalam Appendiks Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna And Flora . Hasil budidaya ikan napoleon dari Kabupaten Natuna yang mempunyai kode sumber produksi sebagai ranching (R) juga telah diatur dalam bentuk Peraturan Direktorat Jenderal (Dirjen) Konservasi dan Sumber Daya Alam Ekosistem Nomor P.4/KSDAE/SET/KUM.1/9/2017. Peraturan Dirjen. KSDEA ini mengatur tentang Pedoman Tata Cara Pembuatan Buku Induk ( Studbook ) dan Buku Catatan Harian ( Logbook ) Penangkaran Tumbuhan Dan Atau Satwa Liar.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 398, "width": 227, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan adanya izin ekspor ke luar negeri secara legal, telah memberikan angin segar bagi masyarakat untuk mengembangkan budidaya ikan napoleon dengan tetap menjamin polulasinya di alam secara lestari. Oleh karena itu, dalam upaya menjaga kelestarian sumber daya ikan napoleon di Kabupaten Natuna perlu dilakukan opsi pengelolaan diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 494, "width": 227, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pembatasan ukuran benih ikan yang ditangkap", "type": "Section header" }, { "left": 302, "top": 530, "width": 227, "height": 189, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para nelayan dan pembudidaya di Kabupaten Natuna telah bersepakat untuk tidak menangkap anakan yang berukuran < 1 inchi. Kesepakatan ini berdasarkan pengalaman bahwa anakan berukuran < 1 inci bila dipelihara mengalami mortalitas yang tinggi (lebih dari 50%). Di Kabupaten Anambas pembatasan ukuran napoleon yang boleh ditangkap dialam berkisar antara 3-100 mm dan hanya diperuntukkan bagi kegiatan KJA (Syam et al ., 2014). Kesepakatan tersebut baru terbatas pada kesepakatan antar sesama nelayan dan pembudidaya saja serta kesepakatan ini belum berkekuatan hukum. Untuk mengatur penangkapan benih ikan napoleon secara berkesinambungan perlu dibuat perangkat hukum seperti peraturan daerah yang mengatur ukuran benih yang boleh ditangkap.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 61, "width": 33, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101-111", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 784, "width": 17, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 811, "width": 223, "height": 7, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 86, "width": 196, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Membentuk kawasan suaka perikanan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 110, "width": 227, "height": 249, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keberadaan kawasan konservasi perairan di Kabupaten Natuna memberikan peluang besar dalam rangka melindungi sumber daya ikan napoleon dan sumber daya ikan lainnya. Kawasan konservasi perairan daerah (KKPD) di Kabupaten Natuna yang ada saat ini terletak di Desa Kelarik Kecamatan Bunguran Utara (SK Bupati Nomor: 299 Tahun 2007) (Nikwati et al ., 2018). Namun demikian jumlah tersebut masih kurang jika dibandingkan dengan luas perairan laut Kabupaten Natuna. Untuk itu perlu dikembangkan pula KKPD di perairan lainnya. Menurut Li (2000) dengan adanya marine protected area (MPA) ancaman terhadap sumber daya ikan term asuk napoleon sem akin m enurun. Ini menunjukkan upaya konservasi memberikan dampak yang positif terhadap sumber daya ikan napoleon. Lokasi suaka perikanan yang disarankan merupakan daerah pantai yang ditutupi karang dan makroalga dengan lokasi pesisir pantai di Pulau Meraguk (Nikwati et al ., 2018), Pulau Sedanau dan Pulau Tiga (Kusumaningtyas et al ., 2014).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 374, "width": 179, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Restocking hasil budidaya ke alam", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 398, "width": 227, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjamin kelangsungan stok induk di alam perlu dilakukan restocking calon induk secara berk esinam bungan. Setiap nelayan yang memanfaatkan benih ikan napoleon dari alam dan membesarkannya hingga mencapai ukuran dewasa wajib melakukan restocking induk minimal sebanyak 10% dari total benih yang dipelihara dengan ukuran > 100 mm. Restocking calon induk dilakukan dengan harapan induk yang ditebar dapat memijah dan menjamin proses rekrutmen di alam secara alami.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 530, "width": 149, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengendalian penangkapan", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 554, "width": 227, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya penangkapan benih ikan napoleon masih menggunakan peralatan yang sederhana. Walaupun demikian, menangkap benih di alam sangat mudah dilakukan, sehingga dalam sehari rata-rata nelayan setidaknya mampu menangkap 5-10 ekor/hari. Harga benih ikan napoleon ukuran 1 inci sekitar Rp. 50.000/ ekor sedangkan 2 inci berkisar Rp. 70.000-120.00/ ekor. Harga tersebut cukup mahal menyebabkan banyak masyarakat yang mencari benih napoleon di alam. Agar penangkapan benih tidak terjadi secara berlebihan maka perlu adanya pengendalian penangkapan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 710, "width": 227, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penangkapan benih napoleon sebaiknya tidak dilakukan pada Januari-Februari karena pada periode", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 227, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut ukuran benih rata-rata 0,5-1 inci. Ukuran tersebut masih terlalu kecil, jika dipelihara tingkat mortalitasnya sangat tinggi. Jumlah benih yang ditangkap di alam seharus disesuaikan dengan kuota ekspor yang diberikan setiap tahunnya. Hasil penelitian Syam et al . (2015), dilaporkan tingkat kelulushidupan ikan napoleon yang diperlihara di karamba di Kabupaten Anambas mencapai 89 %. Dengan demikian jika kuota di Kabupaten Natuna sebesar 5.000/tahun, sebaiknya jumlah benih yang bisa dimanfaatkan dari alam tidak melebihi dari 6.000 ekor/tahun.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 242, "width": 211, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Pengembangan kelembagaan pemanfaat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 266, "width": 227, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menjamin pelaksanaan kegiatan ranching secara berkelanjutan, m aka perlu dibentuk kelembagaan pemanfaat berupa kelompok nelayan dan pembudidaya. Dengan adanya kelompok tersebut pembinaan khusus terkait mekanisme ranching lebih mudah dan tepat sasaran. Pembinaan khusus terkait mekanisme ranching langsung dibawah management authority CITES nasional sebagai pihak yang berwenang menangani CITES. Anggota kelompok nelayan terdiri nelayan penangkap benih napoleon, pengepul benih, dan pembudidaya napoleon.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 410, "width": 64, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 434, "width": 227, "height": 297, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan budidaya ikan napoleon di Kabupaten Natuna memperlihatkan bahwa kode sumber produksi ikan yang dihasilkan teridentifikasi sebagai ranching (kode “R”). Status ikan napoleon sebagai jenis ikan yang dilindungi secara terbatas dan termasuk dalam daftar Appendiks II CITES, maka harus memenuhi ketentuan yang sudah ditetapkan di dalam tata kelola pemanfaatannya. Pemanfaatan ikan napoleon melalui sistem budidaya di Kabupaten Natuna harus dapat menjamin kesehatan populasi ikan napoleon di alam. Sumber daya ikan napoleon di Kabupaten Natuna telah m em berikan m anfaat yang besar dan telah berlangsung lama, sehingga upaya pengelolaan secara lestari perlu dilakukan. Opsi pengelolaan dapat dilakukan melalui: i) pembatasan ukuran ikan yang ditangkap, ii) membentuk kawasan suaka perikanan, iii) restoking hasil budidaya ke alam, iv) pengendalian penangkapan, dan v) pengembangan kelembagaan pemanfaat. Selanjutnya, upaya untuk merumuskan kebijakan pengelolaan sumber daya ikan napoleon di Kabupaten Natuna perlu dilakukan pengumpulan data dasar secara komprehensif dan regular. Data dasar diperlukan meliputi sebaran benih, sebaran induk, kelimpahan induk dan kelimpahan benih di perairan Natuna.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 61, "width": 459, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) ……..di Kabupaten Natuna (Prianto, E., et al)", "type": "Page header" }, { "left": 61, "top": 61, "width": 217, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J.Kebijak.Perikan.Ind. Vol.11 No.2 November 2019:", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 786, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 183, "top": 807, "width": 223, "height": 7, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 61, "top": 86, "width": 73, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERSANTUNAN", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 110, "width": 227, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. Ngurah N. Wiadnyana atas kontribusinya dalam tulisan ini. Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan dengan Judul “Penyusunan Dokumen Sea ranching Ikan Napoleon ( Cheilinus undulatus Rüppell 1835) di Kabupaten Anambas dan Natuna” yang berasal dari DIPA Pusat Riset Perikanan Tahun 2015.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 206, "width": 87, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 230, "width": 227, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BPSPL (Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut) Pdang. (2016). http://bpsplpadang.kkp.go.id/ database-napoleon-bpspl-padang.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 278, "width": 227, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CITES (The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 302, "width": 213, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2010). Ranching and trade in ranched specimens of species transferred from Appendix I to Appendix II. Resolution Confence 11.16 (Revision. CoP15) : 4 hlm. https://cites.org/eng/res/11/11-16R15.php, 08 Januari 2016 pk. 10.20 WIB.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 374, "width": 227, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Firdaus, M., & Hafsaridewi, R. (2012). Nilai Ekonomi Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) Di Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Buletin Riset Sosek Kelautan dan Perikanan, 7(1): 1-5. DOI: http://dx.doi.org/10.15578/ marina.v7i1.4589", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 458, "width": 227, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendrik. (2015). Kajian Usaha Pembesaran Ikan Dalam Keramba Jaring Tancap (KJT) Di Kelurahan Sedanau Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna Provinsi Kepulauan Riau. Jurnal Perikananan dan Kelautan , 20(2): 29-37.", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 530, "width": 227, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumaningtyas, M. A., Bramawanto, R., Daulat, A., & Pranowo, W. S. (2014). Kualitas Perairan Natuna Pada Musim Transisi. Depik , 3(1):10-20.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 578, "width": 227, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Li, E. A. L. (2000). Optimum harvesting with marine reserves. North American Journal of Fisheries Management , 20, 882-896.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 626, "width": 227, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lyons J. A., Natusch, D. J. D., & Jenkins, R. W. G. (2015). Application of CITES Source Codes – Key 1. Guidance for use of CITES Source Code. IUCN. SC66 Doc. 41.1. Annex 4: 9 pages.", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 686, "width": 227, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nikmawati, N., Zulfikar, A., & Ulfah, F. (2018). Analisis Kawasan II sebagai Suaka Perikanan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kabupaten Natuna. jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity.../ 1.../pdf-nori.pdf. Di Unduh 28 Maret 2018.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 86, "width": 227, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oktaviani, D., Edrus, I. N., Syam, A. R., Tjahyo, D.W.H., Puspasari, R., Prianto, E., Anggawangsa, R & Sulaeman, P. S. (2015). Dokumen Sea Ranching Ikan Napoleon ( Cheilinus undulatus ) Di Kabupaten Kepulauan Anambas dan Natuna. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 158, "width": 29, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 hal.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 182, "width": 227, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pigawati, B. (2005). Identifikasi Potensi dan Pemetaan Sumberdaya Pesisir Pulau-Pulau Kecil dan Laut Kabupaten Natuna-Provinsi Kepulauan Riau. Ilmu Kelautan , 10(4): 229-236.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 242, "width": 227, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purnam asari, D. (2015). Dam pak Kebijakan Perlindungan Terbatas ‘Ukuran’ Terhadap Perdagangan Ikan Napoleon Dari Anambas Ke Hongkong Tahun 2013. Jurnal online mahasiswa FISIP, 2(1): 1-10.", "type": "Text" }, { "left": 302, "top": 314, "width": 227, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman, A & Syam, A. R. (2015). Pemetaan Sebaran dan Kelimpahan Ikan Napoleon ( Cheilinus undulates ) di Teluk Maumere, Kepulauan Sembilan dan Takabonerate. Jurnal Akuatika , VI(1):49-58.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 374, "width": 227, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Romero, F. G & Injani, A. S. (2014). Assessment of Humphead W rasse ( Cheilinus undulates ), Spawning Aggregations and Declaration of Marine Protected Area as Strategy for Enhancement of Wild Stocks. International Workshop on Resource Enhancement and Sustainable Aquaculture Practices in Southeast Asia 2014. Proceedings . P 103-120.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 482, "width": 227, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soemodinoto, A., Djunaedi, A., & Nur, J. M. (2011). Budidaya ikan napoleon oleh masyarakat di Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau: evolusi kegiatan, jejaring pembudidaya dan kelayakan usaha. Laporan Survei Sosial Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Anambas . Conservation International Indonesia, Jakarta : 26 hlm.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 578, "width": 227, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sombo H., Kamal, M. M., & Wardiatno, Y. (2017).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 590, "width": 213, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kondisi dan prioritas untuk mengendalikan pemanfaatan ikan napoleon ( Cheilinus undulatus, Rüppell, 1835 ) di Kabupaten Raja Ampat. J.Lit.Perikan.Ind, 23(3), 181-191. DOI: http:// dx.doi.org/10.15578/jppi.23.3.2017.181-191", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 662, "width": 227, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suharti, S. R. (2009). Ikan napoleon, Cheilinus undulatus , Ikan Karang Terbesar dari Family Labridae. Oseana. 34(3), 1-7.", "type": "List item" }, { "left": 302, "top": 710, "width": 227, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syam, A. R., & Mujiyanto. (2014). Kepadatan Ikan Napoleon ( Cheilinus undulatus ) di Perairan Sinjai dan Bone-Sulawesi Selatan. Jurnal Biologi Indonesia , 10(1), 39-45.", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 61, "width": 33, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "101-111", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 784, "width": 17, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 811, "width": 223, "height": 7, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2019, Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia (JKPI)", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 86, "width": 227, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syam, A. R., Tjahjo, D. W. H., Mujiyanto., Putri, M. R. A & Rudi, A. (2014). Penelitian Bahan Penetapan Status Perlidungan Jenis Ikan Napoleon ( Cheilinus undulatus ) di Perairan Anambas. Balai Penelitian Pemulihan dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Laporan Hasil Penelitian . 87 hal.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 86, "width": 227, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syam, A. R., Tjahjo, D. W. H., Mujiyanto., Putri, M. R. A., Romdon, S., Rudi, A., & Sarbini, R. (2015). Penelitian Bahan Penetapan Status Perlindungan Jenis Ikan Napoleon ( Cheilinus undulatus ) Di Kepulauan Anambas. Balai Penelitian Pemulihan Dan Konservasi Sumberdaya Ikan. Laporan Hasil Penelitian . 40 hal.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 61, "width": 459, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus Rüppell 1835) ……..di Kabupaten Natuna (Prianto, E., et al)", "type": "Text" } ]
1f7dca77-b6f1-ed66-6885-deb129f48a75
https://jurnal.sttekumene.ac.id/index.php/VoxDei/article/download/37/11
[ { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Footnote" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 367, "top": 63, "width": 144, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2657- 0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 74, "width": 188, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 1 | Nomor 2 | Desember 2020 | Hal 160-173 Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | STT Ekumene Jakarta https://jurnal.sttekumene.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 150, "width": 427, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAMPINGAN PASTORAL BAGI NARAPIDANA YANG AKAN BERAKHIR MASA TAHANAN (TINJAUAN ASPEK SOSIAL)", "type": "Title" }, { "left": 257, "top": 211, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 224, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STT Ekumene Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 235, "width": 223, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mal Artha Gading Lt. 3, Jl. Artha Gading Selatan No 1 Kelapa Gading, Jakarta Utara 14240 Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 425, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima tanggal: 11 Desember 2020 Dipublikasikan tanggal: 27 Desember 2020", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 328, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 428, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adanya stigma masyarakat terhadap mantan narapidana merupakan fenomena yang masih kerap terjadi ketika narapidana keluar dari Lembaga Pemasyarakatan. Penolakan kehadiran mereka membuat mantan narapidana enggan bersosialisasi dengan normal. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana peran Lembaga Pemasyarakatan Salemba dalam mempersiapkan narapidana menghadapi akhir masa tahanannya ditinjau dari aspek sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti datang ke Lembaga Pemasyarakatan Salemba untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan. Peneliti melakukan wawancara terhadap tiga narasumber, yaitu Pembina Kerohanian Kristen, beberapa narapidana Kristen yang telah mengikuti proses pendampingan di Lembaga Pemasyarakatan tersebut, dan yayasan YASINDO, dimana yayasan tersebut menerima mantan narapidana sebelum terhisap di masyarakat. Hasil dari penelitian ini, didapati aspek pembinaan sosial belum dapat menolong narapidana untuk kembali hidup di masyarakat luas. Kekuatiran atau ketakutan masih dimiliki oleh para narapidana yang akan selesai masa tahanannya. Hal ini dikarenakan kurangnya fasilitas waktu untuk mengikuti pembinaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 380, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Narapidana; Pendampingan Pastoral; Lembaga Pemasyarakatan; Sosial.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 569, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 425, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The existence of a community stigma against ex-convicts is a phenomenon that still often occurs when prisoners leave the correctional institution. Denial of their presence makes ex-inmates reluctant to socialize normally. This study intends to determine how the role of the Salemba Penitentiary in preparing prisoners to face the end of their detention in terms of social aspects. The method used in this research is qualitative. In conducting this research, researchers came to the Salemba Penitentiary to obtain the required data. Researchers conducted interviews with three sources, namely Christian Spiritual Guidance, several Christian prisoners who have participated in the assistance process at the Correctional Institution, and the YASINDO foundation, where the foundation accepts ex-convicts before being exploited in society. The results of this study, it was found that the aspect of social development has not been able to help inmates to return to life in the wider community.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Footnote" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 424, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prisoners who are about to finish their detention still have worry or fear. This is due to the lack of time facilities to participate in the coaching.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 335, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Prisoners; Pastoral Assistance; Correctional Institution; Social.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 173, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 425, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan sosial di Indonesia dapat dikatakan sedang mengalami kemunduran. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya tindakan masyarakat yang melawan hukum atau melakukan tindakan kriminalitas. Fenomena ini terjadi karena adanya pergeseran tatanan budaya, pengabaian atas nilai kejujuran, menipisnya akan budaya malu, disorientasi atas kehormatan, berkembangnya gaya hidup yang hedonisme, pengabaian hak-hak yang dimiliki oleh manusia, hilangnya akan kepercayaan kepada hukum, dan kepatuhan terhadap hukum yang makin merosot (Mawardi, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 428, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk menanggulangi tindak kejahatan tersebut adalah dengan memberikan sanksi bagi pelaku kejahatan. Sanksi tersebut tergantung dari putusan pengadilan terhadap kejahatan yang dilakukan. Upaya ini tentunya bukan bermaksud untuk membinasakan si pelaku kejahatan, namun bertujuan untuk memberi efek jera, membuat pelaku kejahatan belajar tertib hukum dan tidak mengulangi kejahatannya kembali. Upaya ini tidak terlepas dari adanya kegiatan pembinaan dalam Lembaga Pemasyarakatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 427, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika menjalani masa hukuman di Lembaga Pemasyarakatan, narapidana tidak hanya mengisi waktu mereka dengan menganggur dan menunggu masa tahanannya selesai. Ada serangkaian kegiatan yang diberikan oleh petugas penjara tersebut yang harus dilakukan oleh seluruh narapidana.(Sanusi, 2019) Salah satunya adalah para narapidana wajib mengikuti pembimbingan keterampilan. Pembimbingan tersebut dilakukan untuk membangkitkan semangat narapidana yang mentalnya pernah rusak, sehingga selepas dari penjara mereka memiliki keterampilan kerja dan tidak akan kembali ke profesi sebagai penjahat dan dapat kembali ke dalam lingkungan masyarakat menjadi warga yang baik dan bertanggung jawab (Astuti, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 425, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para narapidana yang telah bertahun-tahun berada dalam penjara, tentu sangat mengharapkan masa tahanannya cepat selesai. Ada sebuah kerinduan untuk berjumpa kembali dengan keluarga, kerabat, dan sebagainya yang telah lama tidak mereka jumpai ketika berada dalam penjara. Namun, ternyata para narapidana tersebut justru", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 373, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengalami kecemasan dan kegelisahan ketika masa tahanannya akan selesai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 419, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kecemasan dan kegelisahan tersebut adalah apakah setelah keluar dari penjara nanti, mereka akan diterima kembali dalam lingkungan keluarga dan masyarakat sekitar. Stigma apa yang masyarakat akan berikan kepada mereka sebagai mantan narapidana. Mereka takut apakah nanti mampu mencari pekerjaan atau membuka lapangan pekerjaan sendiri untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dengan riwayat pernah masuk penjara, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 423, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melihat fenomena yang terjadi tersebut, maka penelitian ini dilakukan untuk (1) mengetahui bagaimana peran Lembaga Pemasyarakatan Salemba Kelas IIA dalam mempersiapkan narapidana menghadapi akhir masa tahanan, (2) mengetahui peran pendampingan pastoral bagi narapidana yang akan berakhir masa tahanannya ditinjau dari aspek sosial.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 428, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data dalam penelitian ini bersifat interaktif dengan analisis data, pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data.(Zaluchu, 2020) Untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan, peneliti mendatangi langsung ke Lembaga Pemasyarakatan Salemba. Peneliti melakukan wawancara terhadap pembina narapidana Kristen untuk memperoleh informasi mengenai visi, misi, dan harapan Lembaga Pemasyarakatan tersebut terhadap narapidana Kristen. Peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa narapidana Kristen yang telah mengikuti proses pendampingan tersebut untuk mendapatkan hasil dari proses pendampingan yang telah dilaksanakan selama ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 420, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik wawancara tidak terstruktur. Kemudian, untuk melakukan validasi dan kredibilitas data, peneliti melakukan wawancara terhadap tiga sumber, yaitu Pembina Kerohanian Kristen, narapidana Kristen yang masih berada di Lembaga Pemasyarakatan Kristen, dan narapidana yang akan berakhir masa tahanannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 420, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lokasi yang peneliti gunakan untuk melakukan penelitian adalah Lembaga Pemasyarakatan Salemba kelas IIA yang beralamatkan di Jalan Percetakan Negara No. 88A, RT/RW 12/4, Rawasari, Cempaka Putih, Kota Jakarta Pusat, 10570. Dalam", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 410, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian ini, yang menjadi narasumber adalah Pembina Kristen, narapidana Kristen dan koordinator pembina Yayasan Anugrah Sejahtera Indonesia (YASINDO).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 415, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan penelitian ini, peneliti membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dari mulai melakukan pengamatan awal, proses penelitian, hingga penulisan laporan. Adapun waktu yang dibutuhkan peneliti dapat dilihat dalam tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 205, "width": 42, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 233, "width": 372, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Kegiatan Bulan Jan Feb Mar Apr Mei 1 Pengumpulan data (Observasi, Wawancara, Dokumentasi) ▼ ▼ ▼ 2 Analisa data ▼ ▼ ▼ 3 Penulisan laporan ▼", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 126, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 410, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral merupakan penggabungan dua kata yang mempunyai makna pelayanan, yaitu kata pendampingan dan kata pastoral (Van, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 424, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan merupakan kegiatan kemitraan, bahu-membahu, menemani, dan berbagi dengan tujuan saling menumbuhkan dan mengutuhkan (Van, 2017). Dalam mencapai keberhasilan dari proses pendampingan ini, orang yang didampingi atau konseli adalah pihak penentu. Artinya, berhasil atau tidaknya proses pendampingan tidak ditentukan oleh orang yang mendampingi atau konselor, melainkan orang yang didampingi tersebut.(Hendri Wijayatsih, 2011)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 419, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Engel dalam bukunya mengutip pendapat Kartadinata, menjelaskan bahwa pendampingan merupakan suatu proses pendidikan kepada individu untuk mencapai tingkat kemandirian dan perkembangan diri sepanjang hayat ( lifelong education ) (Engel, 2016). Karena pendampingan ini bersifat proses pendidikan, maka orang yang menjadi pendamping harus bersedia membimbing, merawat, memelihara, melindungi, menolong, dan memperbaiki relasi yang terputus dengan diri sendiri, orang lain, dan Allah. Hal ini berhubungan dengan fungsi pastoral yang lebih menunjukkan tugas bagi seorang gembala atau pendeta.(Nugroho, 2017; Sriulina, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 425, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clinebell berpendapat bahwa pendampingan pastoral merupakan suatu pelayanan pertolongan dan penyembuhan dari gereja, baik secara individu maupun kelompok sehingga dapat bertumbuh dalam proses kehidupannya di masyarakat (Engel, 2016). Dengan kata lain, pendampingan pastoral ini dilakukan secara sengaja terhadap anggota gereja yang sedang mengalami permasalahan atau pergumulan hidup. Dari beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendampingan pastoral merupakan bentuk pelayanan pastoral yang diberikan kepada seseorang yang sedang mengalami permasalahan dalam hidupnya, dengan harapan ia mampu memperbaiki hidupnya sendiri, hubungannya dengan Allah dan sesama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 424, "height": 238, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa kegunaan atau manfaat dari melakukan pendampingan pastoral, yaitu: Fungsi Membimbing ( Guiding ). Pembimbing melakukan bimbingan terhadap konseli dalam memilih atau mengambil sebuah keputusan, serta menginformasikan resiko atau kemungkinan yang akan terjadi berkaitan dengan keputusan yang akan diambil bagi kehidupannya di masa yang akan datang. Fungsi mendamaikan/memperbaiki hubungan ( Reconcilling ). Pada dasarnya manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan relasi atau hubungan dengan orang lain. Dan yang menjadi salah satu kebutuhan manusia adalah hidup dan merasa aman bersama dengan orang-orang yang dekat dengan dia, seperti suami/istri, anak-anak, mertua, menantu, dsb. Oleh karena itu, salah satu fungsi dari pendampingan pastoral dalam hal ini adalah berperan sebagai perantara untuk memperbaiki hubungan yang rusak dan terganggu (Van, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 421, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi menopang/menyokong ( Sustaining ). Fungsi ini sangat tepat ketika konselor diperhadapkan dengan konseli yang mengalami masalah krisis yang mendalam, seperti kehilangan, kematian orang yang dikasihi, dukacita, dsb. Topangan/sokongan berupa kehadiran dan sapaan yang meneduhkan dan terbuka, akan mengurangi penderitaan mereka (Van, 2017). Dengan adanya topangan atau sokongan yang diberikan, maka akan mengurangi penderitaan yang dialami oleh konseli. Fungsi menyembuhkan ( Healing ). Fungsi menyembuhkan disini sangat penting dilakukan kepada konseli yang mengalami tekanan emosi namun tidak pernah diungkapkan dengan kata-kata atau perasaan seperti menangis, dan sebagainya. Fungsi ini bertujuan untuk mengatasi kerusakan yang dialami seseorang dengan cara memperbaiki orang", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 403, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut menuju keutuhan dan membimbing orang tersebut mencapai keadaan yang lebih maju dari keadaan yang sebelumnya (Clebsch & Jaekle, 1994).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 418, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fungsi mengasuh ( Nurturing ). Fungsi ini membantu konselor dalam melihat kira-kira potensi apa saja yang dimiliki oleh konseli, sehingga menjadi kekuatan yang dapat digunakan untuk tetap melanjutkan kehidupannya. Artinya konselor menolong konseli untuk meninggalkan setiap permasalahan yang telah dialaminya dan menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Konselor perlu menolong konseli untuk berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 426, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan pendampingan, seorang konselor harus mengetahui tujuan dari pelayanan pendampingan pastoral terhadap orang yang didampinginya tersebut. Beberapa tujuan dari dilakukannya pendampingan pastoral terhadap konseli, yaitu (Wiryasaputra & Handayani, 2012): Berubah menuju pertumbuhan. Hal ini berarti konselor melakukan pendampingan pastoral secara berkesinambungan dengan tujuan untuk membimbing konseli menjadi agen perubahan, baik untuk dirinya sendiri maupun lingkungan sekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 420, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencapai pemahaman diri secara penuh dan utuh. Dengan pendampingan yang dilakukan konselor maka akan menolong konseli dalam memahami dirinya sendiri secara penuh dan utuh. Artinya, konseli dapat memahami akan apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan yang ada dalam dirinya. Selain itu, konseli akan mampu melihat setiap kesempatan dan tantangan yang ada sehingga membuat pemahaman dirinya dan semakin percaya diri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 427, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belajar berkomunikasi yang lebih sehat. Pendampingan yang dilakukan oleh konselor akan menolong konseli dalam menciptakan atau melakukan komunikasi yang baik dan sehat terhadap lingkungannya. Konseli yang memiliki permasalahan hidup, terutama berhubungan dengan sosial, akan sangat sulit untuk berkomunikasi dengan baik dan sehat. Oleh karena itu diperlukan pendampingan untuk melatih konseli tersebut secara formal dan terstruktur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 426, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berlatih tingkah laku baru yang lebih sehat. Dengan adanya pendampingan pastoral yang dilakukan, akan menolong konseli dalam mengubah tingkah lakunya yang buruk menjadi lebih sehat. Konselor dapat memberikan arahan dan bimbingan kepada konseli untuk mulai berlatih dan membiasakan tingkah laku yang baru, sehingga dapat diterima oleh lingkungan sekitar.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 421, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belajar mengungkapkan diri secara penuh dan utuh. Pendampingan pastoral akan menolong konseli untuk memahami dan menjadi dirinya sendiri secara penuh dan utuh. Konselor dapat membina konseli untuk mengungkapkan dan mengekspresikan akan apa yang menjadi keinginan, perasaan dan harapannya kedepan secara utuh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 426, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat bertahan. Dengan melakukan pendampingan pastoral, konselor dapat menguatkan konseli dalam menghadapi setiap tantangan hidup yang baru. Konselor membimbing konseli untuk menerima setiap keadaan dengan lapang dada dan mengatur kehidupannya kembali dengan kondisi yang baru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 425, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghilangkan gejala-gejala yang disfungsional. Dalam pendampingan pastoral yang dilakukan, konselor menolong konseli untuk menghilangkan atau menyembuhkan gejala-gejala yang mengganggu dan tidak sesuai dikarenakan masa krisis yang telah dialaminya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 125, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan Narapidana", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 422, "height": 199, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Istilah narapidana merupakan penggabungan dari dua kata, yaitu “nara” dan “pidana”. Ari Astuti mengutip penjelasan dari R.A. Koesnoen, kata “nara” tersebut berasal dari Bahasa sansekerta yang berarti kaum atau orang-orang; sedangkan kata “pidana” berasal dari bahasa Belanda, yaitu “Straf” (Astuti, 2011). Menurut Nawawi, narapidana adalah jenis sanksi pidana yang paling banyak ditetapkan dalam ketentuan KUHP (Ketentuan Undang-Undang Hukum Pidana), yang diteliti untuk membuat perumusan delik kejahatan (Barda Nawawi, 2010). Zainul Akhyar mengutip pendapat Simorangkir, menjelaskan bahwa narapidana adalah orang tahanan, orang yang ditahan di lembaga pemasyarakatan atau Rumah Tahanan Negara (Akhyar, Matnun, & Najibuddin, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 417, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa penjelasan tersebut, peneliti menyimpulkan narapidana adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan pelanggaran tindakan pidana sehingga mereka harus menerima konsekuensi yaitu kehilangan kemerdekaannya di dalam lembaga pemasyarakatan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 418, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seseorang bertindak melawan hukum selalu didasari oleh motivasi atau keinginan. Motivasi tersebut dibangun karena adanya dorongan dari faktor lingkungan yang membuat seseorang melakukan tindakan kriminal. Ada sepuluh macam kategori", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 422, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sosial budaya, yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan kriminal, yaitu (Sahrina, 2011) :Tegangan antara tradisionalisme dan westernisme, tegangan karena kemunafikan/hiperitisme, tegangan karena kesenjangan informasi internal antar kota dan desa, antar pemimpin dan rakyat, antar si kaya dan si miskin, tegangan karena proses pengambilan keputusan yang cenderung otoriter, tegangan karena sistem pendidikan yang ambivalen, tegangan karena dikotomi pengembangan kewiraswastaan pribumi dan multi nasional coorperation serta non pribumi, tegangan karena menipisnya kesadaran untuk membela kaum, tegangan karena gaya hidup konsumerisme versus terbatasnya modal, tegangan karena tidak kestabilan harga produksi masyarakat kecil, dan tegangan karena ketidakeimbangan antara sektor-sektor ekonomi dan sektor non-ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 427, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagi narapidana yang sudah selesai masa tahanannya di Lembaga Pemasyarakatan dan kembali ke lingkungan masyarakat luas, pada umumnya mereka menerima diskriminasi. Masyarakat meyakini bahwa setiap orang yang telah berbuat jahat, maka selamanya ia akan berbuat jahat yang berkepanjangan. Hal ini dapat mengakibatkan narapidana yang sudah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan tersebut, tidak mendapatkan tempat dalam berbagai kegiatan sosial dan kembali lagi ke pekerjaan lamanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 418, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menghadapi permasalahan tersebut, Lembaga Pemasyarakatan berusaha memberikan pembinaan atau pembimbingan kepada narapidana agar ketika mereka bebas, dapat diterima dalam lingkungan masyarakat. Pembinaan atau pembimbingan yang diberikan berupa pembinaan atau pembimbingan keterampilan. Pembinaan atau pembimbingan keterampilan diberikan dengan tujuan setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan narapidana dapat menjalani hidupnya dan diterima di tengah-tengah masyarakat dengan harapan tidak melakukan tindakan kriminal (Fitrianto, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 426, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai tahap eksekusi, lapas mempunyai kegiatan untuk melakukan pembinaan atau pembimbingan terhadap warga binaan narapidana; dimana kegiatan tersebut merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan dalam tata peradilan pidana (Asrmarawati, 2019.). Pembinaan atau pembimbingan yang dilakukan terhadap narapidana memiliki tujuan. Seperti yang dijelaskan oleh Laurensius Arliman dalam bukunya yang berjudul Hukum dan Kesadaran Masyarakat , pembinaan atau pembimbingan tersebut diberikan agar selama dan selesainya pembinaan atau", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 419, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembimbingan, para narapidana dapat berhasil memantapkan kembali harga diri dan kepercayaan dirinya serta bersikap optimis akan masa depannya, dapat memperoleh pengetahuan, minimal keterampilan untuk bekal mampu hidup mandiri dan berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan nasional, berhasil menjadi manusia yang patuh hukum yang tercermin pada sikap dan perilaku yang tertib, disiplin serta mampu menggalang rasa kesetiakawanan nasional, memiliki jiwa dan semangat pengabdian terhadap bangsa dan negara (Laurensius, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 420, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Pemasyarakatan Salemba kelas IIA memberikan pembimbingan keterampilan kepada para narapidana. Yusner menjelaskan bahwa dalam melakukan pembinaan keterampilan, Lembaga Pemasyarakatan juga mengadakan PKBM (Pendidikan Kegiatan Belajar Mengajar) yang ditujukan untuk narapidana dengan berstatus sebagai pelajar; dan juga BLK (Balai Latihan Kerja) yang bersifat pelatihan atau kursus keterampilan, seperti perkebunan, perikanan, melukis, komputer, mekanik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 427, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembimbingan keterampilan tersebut, diadakan setiap hari Senin-Jumat, pukul 09.00-11.00. Namun, ada beberapa narapidana yang dipaksa untuk mengikuti pembimbingan atau pembinaan keterampilan agar ketika selesai masa tahanannya, mereka sanggup bekerja di tempat kerja yang baru dan tidak kembali pada pekerjaannya yang lama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 385, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kegiatan Pemberdayaan Narapidana Untuk Melawan Stigma Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 423, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan sosial di Lembaga Pemasyarakatan Salemba IIA dilaksanakan dengan memberikan bekal beberapa keterampilan kepada narapidana. Dalam melaksanakan pembinaan keterampilan tersebut, Lembaga Pemasarakatan Salemba IIA mengadakan PKBM (Pendidikan Kegiatan Belajar Mengajar) dan BLK (Balai Latihan Kerja). PKBM tersebut diberikan kepada narapidana yang masih berstatus pelajar; sedangkan BLK diberikan kepada narapidana yang non-pelajar. Bentuk-bentuk pembinaan keterampilan yang diberikan, seperti: perkebunan, perikanan, melukis, kursus komputer, mekanik, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 426, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yusner Simbolon, S.H. sangat menekankan para narapidana Kristen untuk mengikuti pembinaan keterampilan karena menjadi bekal atau modal penting ketika mereka sudah selesai masa tahanannya dan hidup kembali di tengah-tengah masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 423, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun sudah diarahkan oleh Yusner untuk mengikuti pembinaan keterampilan, narapidana Kristen yang menjadi narasumber menjelaskan kepada peneliti bahwa tidak ada yang mengikuti pembinaan keterampilan tersebut. Ada beberapa alasan yang diberikan ketika peneliti menanyakan kepada narapidana, mengapa tidak mengikuti pembinaan keterampilan. Mereka menjelaskan bahwa dua jenis pembinaan tersebut berjalan di jam yang sama, yaitu pembinaan spiritual dengan pembinaan keterampilan. Para narapidana Kristen lebih memilih untuk mengikuti pembinaan spiritual. Kedua, kurangnya jumlah sarana di kelas pembinaan keterampilan membuat mereka harus bergantian dalam mengikuti pembinaan tersebut per enam bulan. Ketiga, dari jenis-jenis pembinaan keterampilan yang disediakan, tidak ada yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh beberapa narapidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 428, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun para narasumber tidak pernah mengikuti pembinaan keterampilan, namun mereka tetap memiliki perencanaan setelah selesai masa tahanan mereka. Dari beberapa mereka ada yang berencana untuk membuka toko kelontong, ada yang mau berwirausaha sesuai dengan keahlian atau keterampilan yang dimilikinya, ada yang ingin melanjutkan bisnis lamanya karena beberapa perlengkapan masih ada dirumahnya, dan ada juga yang menyatakan bahwa dia memiliki kerinduan untuk kuliah di STT karena ingin menjadi hamba Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 426, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah sekian lama mengikuti berbagai pembinaan, para narapidana yang akan selesai masa tahanannya masih memiliki kekuatiran atau ketakutan yang dirasakan. Ada beberapa hal yang mereka kuatirkan atau takutkan, yaitu pekerjaan apa yang harus dilakukannya; kedua, apakah nanti sanggup atau tidak dalam menghadapi godaan untuk kembali kepada pekerjaan yang lama; dan ketiga adalah apakah setiap pembelajaran atau pembinaan yang diberikan di Lembaga Pemasyarakatan IIA, masih bisa melakukannya atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut menunjukkan bahwa lamanya pembinaan yang telah dilalui tidak memberikan sebuah jaminan bahwa mereka akan siap menghadapi kenyataan kehidupan setelah selesai masa tahanannya. Secara mental dan spiritual, para narapidana yang akan selesai masa tahanannya tidak mengalami permasalahan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa perubahan karakter yang mereka alami dan kemampuan meresponi keberadaan dirinya di Lembaga Pemasyarakatan sebagai cara Tuhan dalam membuat dirinya bertobat. Pembinaan keterampilan diberikan untuk menolong narapidana yang", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 425, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "akan selesai masa tahanannya agar tidak mengalami diskriminasi dari masyarakat justru tidak memberikan pengaruh yang cukup signifikan. Hal ini dibuktikan dengan adanya rasa kekuatiran atau ketakutan dalam menghadapi berakhirnya masa tahanan. Dan penyebab dari ketakutan atau kekuatiran yang mereka alami adalah ketidaktahuan akan apa yang harus dilakukan atau dikerjakan untuk menyambung hidupnya. Namun, hal tersebut juga dipengaruhi oleh ketidakikutsertaan para narapidana terhadap pembinaan keterampilan yang diadakan karena jam berlangsung pembinaan keterampilan sama dengan pembinaan spiritual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 364, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pemberdayaan Narapidana Untuk Melawan Stigma Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 427, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diskriminasi dari masyarakat kepada mantan narapidana merupakan peristiwa yang umum. Hal ini dikarenakan masyarakat meyakini bahwa setiap orang yang telah berbuat jahat, maka selamanya ia akan berbuat jahat yang berkepanjangan. Hal ini dapat mengakibatkan narapidana yang sudah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan tersebut, tidak mendapatkan tempat dalam berbagai kegiatan sosial dan kembali lagi ke pekerjaan lamanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 405, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Pemasyarakatan harus berusaha memberikan pembinaan kepada narapidana agar ketika mereka bebas, dapat diterima dalam lingkungan masyarakat. Pembinaan yang diberikan berupa pembinaan keterampilan; dengan tujuan setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan narapidana dapat menjalani hidupnya dan diterima di tengah-tengah masyarakat dengan harapan tidak melakukan tindakan kriminal (Fitrianto, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 421, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembinaan keterampilan diberikan agar narapidana tidak kembali ke pekerjaan lama mereka setelah bebas dari Lembaga Pemasyarakatan. Pembimbingan ini sangat penting karena pada umumnya persoalan ekonomi seperti kemiskinan, penggangguran, dan sebagainya merupakan stimulus utama bagi seseorang melakukan tindakan pidana atau kejahatan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 423, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembimbingan atau penerimaan sosial di Lembaga Pemasyarakatan Salemba IIA dilaksanakan dengan memberikan bekal keterampilan kepada narapidana. Dalam melaksanakan pembinaan keterampilan tersebut, Lembaga Pemasarakatan Salemba IIA mengadakan PKBM (Pendidikan Kegiatan Belajar Mengajar) dan BLK (Balai Latihan Kerja). PKBM tersebut diberikan kepada narapidana yang masih berstatus pelajar;", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 396, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedangkan BLK diberikan kepada narapidana yang non-pelajar. Bentuk-bentuk pembinaan keterampilan yang diberikan, seperti: perkebunan, perikanan, melukis, kursus komputer, mekanik, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 426, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yusner Simbolon, S.H. sangat menekankan para narapidana Kristen untuk mengikuti pembinaan keterampilan karena menjadi bekal atau modal penting ketika mereka sudah selesai masa tahanannya dan hidup kembali di tengah-tengah masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 423, "height": 219, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun sudah diarahkan oleh Pak Yusner untuk mengikuti pembinaan keterampilan, narapidana Kristen yang menjadi narasumber menjelaskan kepada peneliti bahwa tidak ada yang mengikuti pembinaan keterampilan tersebut. Ada beberapa alasan yang diberikan ketika peneliti menanyakan kepada narapidana, mengapa tidak mengikuti pembinaan keterampilan. Mereka menjelaskan bahwa dua jenis pembinaan tersebut berjalan di jam yang sama, yaitu pembinaan spiritual dengan pembinaan keterampilan. Para narapidana Kristen lebih memilih untuk mengikuti pembinaan spiritual. Kedua, kurangnya jumlah sarana di kelas pembinaan keterampilan membuat mereka harus bergantian dalam mengikuti pembinaan tersebut per enam bulan. Ketiga, dari jenis-jenis pembinaan keterampilan yang disediakan, tidak ada yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh beberapa narapidana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 428, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun para narasumber tidak pernah mengikuti pembinaan keterampilan, namun mereka tetap memiliki perencanaan setelah selesai masa tahanan mereka. Dari beberapa mereka ada yang berencana untuk membuka toko kelontong, ada yang mau berwirausaha sesuai dengan keahlian atau keterampilan yang dimilikinya, ada yang ingin melanjutkan bisnis lamanya karena beberapa perlengkapan masih ada dirumahnya, dan ada juga yang menyatakan bahwa dia memiliki kerinduan untuk kuliah di STT karena ingin menjadi hamba Tuhan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 426, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah sekian lama mengikuti berbagai pembinaan, para narapidana yang akan selesai masa tahanannya masih memiliki kekuatiran atau ketakutan yang dirasakan. Ada beberapa hal yang mereka kuatirkan atau takutkan, yaitu pekerjaan apa yang harus dilakukannya; kedua, apakah nanti sanggup atau tidak dalam menghadapi godaan untuk kembali kepada pekerjaan yang lama; dan ketiga adalah apakah setiap pembelajaran atau pembinaan yang diberikan di Lembaga Pemasyarakatan IIA, masih bisa melakukannya atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 67, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 425, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan bahwa pembinaan keterampilan yang diberikan belum cukup membantu para narapidana yang akan selesai masa tahanannya, untuk siap menghadapi tantangan kehidupan di luar Lembaga Pemasyarakatan. Hal ini dibuktikan dengan adanya kekuatiran atau ketakutan yang masih dimiliki oleh para narapidana yang akan selesai masa tahanannya. Kekuatiran atau ketakutan yang dialami, seperti apa yang harus dilakukan setelah keluar dari Lembaga Pemasyarakatan nanti, sanggup atau tidaknya dalam menghadapi godaan untuk kembali pada pekerjaan yang lama, dan apakah setiap pembimbingan atau pembinaan yang telah diberikan masih dapat dilakukan atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 421, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ketidakikut sertaan para narapidana dalam pembimbingan atau pembinaan keterampilan dikarenakan jam berlangsungnya pembimbingan atau pembinaan keterampilan dengan pembimbingan spiritual dan kurangnya fasilitas yang ada untuk mendukung kegiatan pembimbingan tersebut. Karena kurangnya fasilitas tersebut, membuat para narapidana yang mau mengikuti pembimbingan atau pembinaan keterampilan tersebut harus bergantian per enam bulan sekali. Hal ini menyebabkan minat atau semangat dari narapidana menjadi berkurang, sehingga lebih memilih untuk mengikuti pembimbingan kerohanian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 132, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 519, "width": 423, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhyar, Z., Matnun, H., & Najibuddin, M. (2014). Persepsi Masyarakat Terhadap Mantan Narapidana di Desa Benua Jingah Kecamatan Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan , (Mantan Narapidana), 545– 557.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 403, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asrmarawati, T. (n.d.). Pidana dan Pembinaan Dalam Sistem Hukum di Indonesia .", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 622, "width": 123, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta: Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 380, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astuti, A. (2011). Pembinaan Mental Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 664, "width": 378, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wirogunan Yogyakarta. Citizenship , (Pembinaan Mental Narapidana), 29–45.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 404, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barda Nawawi, A. (2010). Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan Pidana Penjara . Yogyakarta: Genta Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 726, "width": 417, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Clebsch, W. A., & Jaekle, C. R. (1994). Pastoral Care in Historical Perspective . New", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 29, "width": 64, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alvin Koswanto:", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 41, "width": 274, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendampingan Pastoral Bagi Narapidana Yang Akan Berakhir Masa Tahanan (Tinjauan Aspek Sosial)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 416, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_______________________________________________________________________________________", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 277, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2020 | Jurnal Vox Dei | ISSN: 2657-0777 (print), 2723-2751 (online)", "type": "Page footer" }, { "left": 490, "top": 762, "width": 21, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 101, "width": 199, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tork: Rowman and Littlefield Publisher.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 424, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Engel. (2016). Pastoral dan Kebutuhan Dasar Konseling . Jakarta: BPK Gunung Mulia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 358, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitrianto, H. (2016). Pola Pemberdayaan Narapidana. Jurnal Equilibrium ,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 163, "width": 191, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Pemberdayaan Narapidana), 242–250.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 184, "width": 420, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hendri Wijayatsih. (2011). Pendampingan dan Konseling Pastoral. Gema Teologi . Laurensius, A. S. (2015). Penegakan Hukum dan Kesadaran Masyarakat . Yogyakarta:", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 225, "width": 61, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 421, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mawardi, D. R. (2015). Fungsi Hukum dalam Kehidupan Masyarakat. Jurnal Masalah- Masalah Hukum , (Fungsi hukum), 271–283.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 404, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nugroho, F. J. (2017). Pendampingan Pastoral Holistik: Sebuah Usulan Konseptual Pembinaan Warga Gereja. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 329, "width": 253, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warga Jemaat . https://doi.org/10.46445/ejti.v1i2.71", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 415, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahrina. (2011). Dampak Pembinaan atau Pembimbingan Keagamaan Terhadap Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Kabupaten Takalar . Universitas Islam Negeri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 372, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sanusi, A. (2019). Evaluasi Pelaksanaan Pembinaan Narapidana di Lembaga", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 433, "width": 289, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemasyarakatan Terbuka. Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum .", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 453, "width": 260, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.30641/kebijakan.2019.v13.123-138", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 416, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sriulina, I. (2017). Pendampingan Pastoral yang Memberdayakan Penyintas Sinabung yang Mengalami Trauma. Indonesian Journal of Theology .", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 515, "width": 172, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.46567/ijt.v4i2.40", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 344, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Van, B. (2017). Pendampingan Pastoral . Jakarta: BPK Gunung Mulia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 413, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wiryasaputra, T. S., & Handayani, R. (2012). Pengantar Konseling Pastoral. Asosiasi Konselor Pastoral Indonesia , 79–86.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 598, "width": 426, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaluchu, S. E. (2020). Strategi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Di Dalam Penelitian Agama. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili Dan Pembinaan Warga Jemaat , 4 (1), 28. https://doi.org/10.46445/ejti.v4i1.167", "type": "List item" } ]
4023f618-b795-5d2d-8bbe-ae9310cd49d7
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/Jurisprudentie/article/download/17594/10001
[ { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 240", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 113, "width": 398, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PELAKSANAAN SISTEM PEMASYARAKATAN DALAM UPAYA PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA TERHADAP WARGABINAAN", "type": "Section header" }, { "left": 339, "top": 174, "width": 191, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah Universitas Sawerigading Makassar Email [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 273, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 287, "width": 433, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Refer at Code/Law of No. 12 Year 1995 about System of correctional, in Section 14 arranging the problem of rights of assisted residents, as government officer punish officer of professional pemasyarakatan is a obligation to take care of and protect rights of assisted residents as its citizen of him. Rights of assisted residents as which is arranged in Section 14 represent the part of System of correctional applied at Institute of correctional. The inhibiting factor for the enforcement of human rights is the professionalism characteristic of the correctional officers themselves who come from different backgrounds such as education level, social status and economic level.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 414, "width": 257, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: System of correctional, assisted residents", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 444, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 457, "width": 433, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merujuk pada Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Sistem Pemasyarakatan, dalam Pasal 14 yang mengatur masalah hak-hak Wargabinaan, sebagai aparat hukum petugas pemasyarakatan yang profesional adalah suatu kewajiban untuk menjaga dan melindungi hak-hak Wargabinaan sebagai warga binaannya. Hak-hak Wargabinaan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 14 merupakan bagian dari Sistem Pemasyarakatan yang diterapkan pada Lembaga Pemasyarakatan. Adapun faktor penghambat penegakan HAM adalah ciri profesionalisme petugas pemasyarakatan itu sendiri yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda seperti tingkat pendidikan, status sosial, dan tingkat ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 600, "width": 270, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Sistem Pemasyarakatan, Warga binaan", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 241", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 111, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 125, "width": 433, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alam perjalanan kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari media informasi baik cetak maupun elektronik bahwa banyak terjadi suatu peristiwa-petistiwa tentang perlunya penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) baik dalam skala individual atau orang perorangan maupun dalam skala nasional dan internasional, terlebih-lebih lagi antara rakyat dengan penguasa (pemerintah). Kecenderungan pihak publik untuk menuntut terjadinya suatu penegakan HAM secara keseluruhan dalam arah dan konteks yang telah digariskan secara menglobal yaitu lahirnya", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 219, "width": 397, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Declaration of Human Rights (Deklarasi tentang Hak Asasi Manusia) pada tahun 1948”.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 253, "width": 433, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Persoalan perlindungan Hak Asasi Manusia dari waktu ke waktu tetap menjadi masalah pelik. Pelanggaran terhadap HAM tidak hanya dilakukan oleh penguasa terhadap rakyat, tetapi juga corak hubungan konfrontatif di antara manusia telah melecehkan prinsip HAM. Apalagi terus berlangsung kecenderungan eksploitasi manusia terhadap manusia lain . Kesadaran tentang pentingnya HAM sangat tergantung pada tingkat kemajuan masyarakat itu sendiri dalam mencermati serta melaksanakan kepentingan secara wajar tanpa melanggar batas-batas yang telah ditentukan supaya tidak mengganggu antara kepentingan yang satu dengan kepentingan yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 380, "width": 433, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HAM tidak mendapat perhatian serius jika masyarakat tidak mengerti apa yang menjadi hak dan kewajibannya . Dan untuk memecahkan masalah ini yang diperlukan adalah suatu pemahaman baru tentang HAM karena sesungguhnya penghormatan yang penuh pada HAM yang universal merupakan pengejawantahan yang paling kongkrit yang diberikan dan diatur dalam Pancasila sebagai suatu dokumen HAM walaupun di dalamnya terkandung suatu bagian pengertian tentang “ Peri kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila ke-2 Pancasila)”.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 491, "width": 433, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia sebagai Negara Hukum yang berlandaskan pada kemurnian Pancasila, HAM merupakan suatu rumusan yang penting untuk dikedepankan dalam menjunjung hak-hak setiap warga negara untuk perlindungan tiap-tiap kepentingan yang sangat mendasar sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa serta dijaga dan dilindungi dari apa yang telah diamanatkan-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 571, "width": 433, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harus diakui di berbagai tempat masih terdapat hal-hal yang kurang sesuai dengan yang diharapkan, jika demikian halnya maka persoalannya adalah masalah penegakan hukum atau Law Enforcement dari ketentuan yang ada di bidang HAM, yang menjadi tugas bersama untuk menerapkan dalam setiap sendi-sendi kehidupan baik bermasyarakat, berbangsa dan bernegara terlebih-lebih untuk aktivitas sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 650, "width": 433, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hak Asasi Manusia adalah suatu hal yang universal terhadap keberadaan manusia di muka bumi ini, maka sebagai negara yang besar dan menjunjung tinggi HAM telah banyak menunjukkan hal-hal positif terhadap perkembangan HAM melalui peraturan perundang-undangan yang dibarengi pada kemurnian Pancasila. Bahkan di dalam perlindungan pelaksanaan HAM, bangsa Indonesia memberikan perlindungan secara ketat terhadap para narapidana (Wargabinaan) yang sudah jelas-jelas sebagai eksekutor", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 122, "width": 54, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 242", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 111, "width": 390, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan pelaksana terjadinya pelecehan terhadap norma-norma hukum yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 127, "width": 436, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan merujuk pada standar aturan kemanusiaan internasional dan kemurnian asas Negara Indonesia yang mengedepankan kehormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan serta melihat bahwa wargabinaan sebagai seorang manusia mempunyai kebutuhan dasar dalam menjalani kehidupannya. Wargabinaan perlu mendapat perhatian, perbaikan dan kebebasan maka wajiblah menyediakan fungsi pemidanaan yang tidak lagi sekedar penjeraan dan balas dendam akan tetapi juga merupakan suatu usaha rehabilitasi dan integrasi sosial terhadap pelanggar-pelanggar hukum yang umum dikenal dengan Sistem Pemasyarakatan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 254, "width": 433, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian perlindungan terhadap hak-hak wargabinaan dengan tujuan untuk menghormati dan menjunjung tinggi harkat dan martabatnya sebagai mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa. Tidak terlepas dari apa yang telah dijelaskan, wargabinaan juga mempunyai hak yang sama seperti masyarakat pada umumnya hanya karena untuk sementara kemerdekaannya dicabut dengan perkataan lain sebahagian kemerdekaannya hilang sebagai wujud pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dilakukannya (sanksi).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 387, "width": 88, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 407, "width": 432, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan sebagai upaya penegakan HAM.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 438, "width": 433, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wargabinaan adalah sebagai seorang manusia yang merupakan bagian dari masyarakat umum, oleh karena sebahagian kemerdekaannya terenggut sebagai wujud sanksi atas pelecehan norma hukum yang dilakukan memiliki dan mempunyai hak yang sama dengan manusia pada umumnya. Wargabinaan sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa perlu dijaga harkat dan martabatnya, dihormati tanpa melecehkan hak- hak asasinya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 534, "width": 433, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara garis besar perbuatan yang mereka lakukan perlu pembinaan dan upaya reintegrasi yang tertera dalam Sistem Pemasyarakatan sebagai rangkaian pelaksanaan Hak Asasi Manusia setiap Wargabinaan terutama dalam bidang pendidikan dan pengajaran khususnya pada tingkat kesadaran berbangsa, bernegara dan bermasyarakat. Selain itu penerapan pembinaan mental dalam mewujudkan manusia yang bertanggung jawab dalam lingkungan kesehariannya kelak setelah menyatu dengan masyarakat umum.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 645, "width": 433, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkaian dari proses pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan diawali dengan memperoleh keterangan-keterangan yang detail tentang pihak-pihak yang terlibat langsung dalam pencapaian tujuan sistem tersebut yaitu petugas, Wargabinaan, pemerintah dan warga masyarakat. Dalam rangka penentuan langkah-langkah apa yang harus ditempuh ke depan untuk mengangkat hak-hak asasi setiap Wargabinaan, maka perlu dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 243", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 111, "width": 433, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Petugas pemasyarakatan selaku abdi negara dan abdi masyarakat serta sebagai aparat penegak hukum merupakan salah satu unsur yang sangat menentukan demi keberhasilan pencapaian tujuan pelaksanaan Sistem Pemasyarkatan. Petugas pemasyarakatan yang profesional adalah yang mengikuti dan memahami tanggung jawab yang diembannya dengan integritas yang tinggi karena pada dasarnya arah pelayanan, pengamanan, pembinaan dan bimbingan yang dilakukan adalah upaya bagaimana mengubah perilaku / tingkah laku Wargabinaan ke arah yang positif dan tidak merugikan masyarakat tanpa mengabaikan hak-hak asasinya sebagai seorang manusia.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 238, "width": 433, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merujuk pada Undang-Undang No. 12 Tahun 1995 tentang Sistem Pemasyarakatan, dalam Pasal 14 yang mengatur masalah hak-hak Wargabinaan, sebagai aparat hukum petugas pemasyarakatan yang profesional adalah suatu kewajiban untuk menjaga dan melindungi hak-hak. Wargabinaan sebagai warga binaannya. Hak-hak Wargabinaan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 14 merupakan bagian dari Sistem Pemasyarakatan yang diterapkan pada Lembaga Pemasyarakatan. Berikut ini secara rinci tentang penerapannya hak-hak terhadap Wargabinaan :", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 349, "width": 394, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Hak melakukan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing- masing.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 381, "width": 379, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hak melakukan ibadah adalah hak yang paling pokok karena merupakan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta. Dalam memenuhi hak ini di Lembaga Pemasyarakatan disediakan tempat-tempat ibadah yaitu 1 ( satu ) ruangan untuk mesjid dan 1 ( satu ) ruangan untuk gereja dengan dilengkapi fasilitas-fasilitas peribadahan.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 460, "width": 258, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Hak mendapatkan perawatan jasmani dan rohani.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 476, "width": 378, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam mempertahankan hidup dan kehidupan baik mental, fisik maupun batin, maka yang paling diperlukan oleh setiap individu adalah perawatan jasmani dan rohani, apalagi bagi Wargabinaan yang sangat memerlukan siraman-siraman rohani agar mentalnya tidak terganggu begitu pula keadaan fisik yang ruang lingkup geraknya amat sangat terbatas.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 555, "width": 243, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Hak mendapatkan pendidikan dan pengajaran.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 571, "width": 378, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kenyataan menunjukkan bahwa kurangnya pendidikan merupakan salah satu faktor pendorong timbulnya kejahatan. Mengantisipasi tuntutan jaman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, maka Lembaga Pemasyarakatan harusnya bekerjasama dengan Lembaga Perguruan Tinggi membuka Kejar Paket A, B dan C yang di koordinir oleh Staf Bimbingan Kemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 666, "width": 338, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Hak mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 682, "width": 378, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesehatan dan makanan adalah unsur pokok dalam mempertahankan hidup bagi setiap manusia, merupakan bagian dari hak asasi yang sangat penting yaitu hak untuk hidup sebagaimana yang telah dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 244", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 111, "width": 161, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Hak menyampaikan keluhan.", "type": "List item" }, { "left": 187, "top": 127, "width": 339, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wargabinaan berhak menyampaikan keluhan kepada Kepala", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 143, "width": 379, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Pemasyarakatan atas perlakuan dari petugas Lembaga Pemasyarakatan atau sesama Wargabinaan. Keluhan yang disampaikan benar-benar dirasakan mengganggu hak asasi atau hak-hak Wargabinaan.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 190, "width": 296, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Hak mendapatkan bahan bacaan dan siaran media massa.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 206, "width": 379, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan bacaandan siaran media massa adalah suatu kebutuhan dalam jaman modern ini untuk mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi dan juga merupakan bagian dari proses pengajaran yang secara langsung diberikan kepada Wargabinaan.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 270, "width": 197, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Hak menerima kunjungan / besukan.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 285, "width": 379, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wargabinaan berhak menerima kunjungan dari keluarga, teman, penasehat hukum dan lain-lain sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh Lembaga Pemasyarakatan. Dalam penerimaan kunjungan pengunjung harus mematuhi proses yang berlaku di Lembaga Pemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 349, "width": 141, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Hak mendapatkan remisi .", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 365, "width": 379, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wargabinaan berhak mendapatkan remisi apabila dalam menjalani masa pidananya berkelakuan baik. Dalam pemberian remisi diatur sesuai undang-undang yang berlaku.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 412, "width": 202, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i. Hak melaksanakan asimilasi dan cuti.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 428, "width": 379, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asimilasi adalah kerja luar dengan standar minimum sucurity yang diberikan kepada Wargabinaan yang telah menjalani pidananya selama ½ (seperdua ) masa program pembinaan. Cuti yang dimaksudkan, adalah Cuti Mengunjungi Keluarga (CMK ), dan Cuti Menjelang Bebas ( CMB ).", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 508, "width": 435, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Faktor-faktor penghambat pelaksanaan sistem pemasyarakatan dalam upaya penegakan HAM terhadap Wargabinaan di Lembaga Pemasyarakatan Undang-undang No. 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan secara jelas dan tegas mengatur hak-hak Wargabinaan di Lembaga Pemasyarakatan. Sekarang tinggal pelakasanaannya yang dibebankan kepada petugas-petugas pemasyarakatan yaitu Kepala Lembaga Pemasyarakatan beserta stafnya, Wargabinaan itu sendiri, masyarakat dan Pemerintah. Akan tetapi yang paling pokok adalah petugas pemasyarakatan. Beberapa upaya pelaksanaan sistem pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan dengan mengedepankan hak-hak Wargabinaan yaitu upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh Lembaga Pemasyarakatan sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 666, "width": 415, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Bekerjasama dengan Perguruan Tinggi maupun Lembaga Pendidikan lainnya dalam rangka pemberian pembinaan di bidang pengajaran / pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 698, "width": 415, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bekerjasama dengan LSM-LSM yang menangani bidang tertentu, baik itu di bidang kesehatan maupun di bidang pendalaman kebangsaan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 730, "width": 413, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Memberikan pendidikan-pendidikan dan pendalaman tentang fungsi", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 245", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 111, "width": 243, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemasyarakatan kepada petugas pemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 127, "width": 415, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Mengoptimalkan ruangan-ruangan yang ada untuk pendidikan keterampilan Wargabinaan walaupun sifatnya sangat sederhana.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 159, "width": 415, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Pada setiap tahun menunjuk 2 ( dua ) orang petugas dari anggota regu jaga mengikuti latihan pengamanan, dengan bekerjasama pihak kepolisian.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 190, "width": 415, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Meningkatkan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan dari luar untuk memakai tenaga Wargabinaan dalam membuka usaha-usaha berupa kerajinan tangan di Lembaga Pemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 238, "width": 414, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Mengintensifkan kinerja petugas pemasyarakatan yang jumlahnya sangat minim untuk standar Lembaga Pemasyarakatan", "type": "List item" }, { "left": 112, "top": 270, "width": 415, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Mengadakan pembersihan kamar-kamar dan lingkungan Lembaga Pemasyarakatan dengan mengerahkan tenaga Wargabinaan beserta petugas sebagai upaya peningkatan kesehatan di lingkungan Lembaga Pemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 317, "width": 433, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Penyediaan alat-alat hiburan bagi Wargabinaan di Lembaga Pemasyarakatan. Pelaksanaan sistem pemasyarakatan pada Lembaga Pemasyarakatan sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, mengingat bahwa Lembaga Pemasyarakatan menampung Wargabinaan dari latar belakang yang berbeda-beda, baik ditinjau dari jenis tindak pidana maupun tingkat pendidikan Wargabinaan. Hal ini sangat berpengaruh dalam pelaksanaan sistem tersebut, apalagi diperluas ke dalam penegakan HAM. Faktor yang paling menentukan dalam sistem ini adalah ciri profesionalisme petugas pemasyarakatan itu sendiri yang berasal dari latar belakang yang berbeda-beda seperti tingkat pendidikan, status sosial, dan tingkat ekonomi. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 476, "width": 170, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kualitas dan kuantitas petugas.", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 492, "width": 379, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Petugas selaku unsur yang berinteraksi langsung dengan Wargabinaan mempunyai peranan yang sangat menentukan.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 524, "width": 132, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sarana dan prasarana.", "type": "List item" }, { "left": 184, "top": 539, "width": 343, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekurangan sarana dan prasarana baik dalam jumlah maupun mutu,", "type": "List item" }, { "left": 148, "top": 555, "width": 379, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "telah menjadi salah satu rawannya keamanan dan ketertiban pada Lembaga Pemasyarakatan tersebut. Seperti halnya pemanfaatan ruangan-ruangan yang sifatnya sangat sederhana untuk ruangan keterampilan dengan ukuran yang sangat sempit dalam melakukan aktivitas dan ruang gerak. Dapat pula dilihat untuk kamar sel yang memerlukan fentilasi peredaran udara sangat minim untuk standar kesehatan. Dalam ruangan dapur sangat kurang alat-alat untuk keperluan memasak yang memungkinkan terjadinya keterlambatan dalam proses pembagaian jatah makanan. Kurang tersedianya kegiatan-kegiatan kerja yang dapat menyerap tenaga kerja dari Wargabinaan, menimbulkan tidak tersalurnya potensi yang dimiliki Wargabinaan menyebabkan ketidakbetahan dan kebosanan dalam menjalani masa pidananya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 246", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 111, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Anggaran.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 127, "width": 397, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah kepada Lembaga Pemasyarakatan merupakan masalah klasik. Hal ini terjadi karena tidak ada pendapatan yang berasal dari pihak Lembaga Pemasyarakatan, sehingga anggaran untuk proses sistem pemasyarakatan benar-benar murni berupa subsidi dari Pemerintah. Pendapatan Lembaga Pemasyarakatan sendiri hanya memperoleh penghasilan dari usaha-usaha mandiri dari Wargabinaan hasil-hasil usaha mandiri lainnya yang berupa hasil keterampilan terpaksa hanya digudangkan karena belum ada instansi atau perusahaan yang berminat terhadap hasil keterampilan Wargabinaan tersebut. Handy craft (hasil kerajinan tangan) dari Wargabinaan umumnya hanya diberikan kepada keluarga dan teman-teman yang datang membesuk, padahal untuk kegiatan-kegiatan ini dapat memberikan nilai tambah terhadap anggaran apabila dikelolah dalam skala besar.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 317, "width": 132, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Kesejahteraan petugas.", "type": "List item" }, { "left": 130, "top": 333, "width": 397, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Petugas Pemasyarakatan selaku abdi negara dan aparat penegak hukum memiliki tugas yang sangat besar dalam menghadapi pelanggar hukum dengan harus menjalankan Therapeutich procces dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan, dengan berhadapan langsung terhadap Wargabinaan adalah tugas yang penuh tantangan dan resiko yang tinggi. Tugas dan tanggung jawab yang begitu besar dan berat itu selayaknya diimbangi dengan tingkat kesejahteraan yang tinggi pula. Namun kenyataannya bahwa kesejahteraan petugas kurang memadai dan hal ini diakui oleh petugas pemasyarakatan. Oleh karena itu terkadang petugas pemasyarakatan tugas dan kewajibannya tidak lebih dari sekedar hanya menjalankan rutinitas belaka, dan tak jarang pula banyak petugas yang memiliki kegiatan sampingan dengan mencari pekerjaan lain di luar tugasnya sebagai petugas pemasyarakatan. Hal ini jelas besar pengaruhnya terhadap pelaksanaan proses sistem pemasyarakatan yang berlaku di Lembaga Pemasyarakatan.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 581, "width": 60, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 433, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lembaga Pemasyarakatan sebagai tempat pengasingan Wargabinaan dari masyarakat umum, juga sebagai tempat untuk membina dan membimbing para Wargabinaan selama menjalani masa pidananya dengan memperhatikan hak-haknya sebagai seorang yang terpenjara di Lembaga Pemasyarakatan agar setelah bebas tidak lagi melakukan tindakan yang melanggar hukum. Langkah-langkah yang telah ditempuh oleh pihak Lembaga Pemasyarakatan dalam pelaksanaan sistem pemasyarakatan sebagai upaya penegakan HAM meliputi penyediaan prasarana dan memanfaatkan segala fasilitas yang ada di Lembaga Pemasyarakatan dalam rangka mewujudkan standar- standar nilai kemanusiaan baik ditempat hunian maupun tempat aktivitas lainnya,", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 247", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 111, "width": 433, "height": 138, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menghormati segala norma-norma dan aturan yang berlaku pada setiap kegiatan sistem pemasyarakatan yang dianggap merupakan titik-titik rawan pelanggaran HAM terutama pada saat penerimaan, pendaftaran dan penempatan. Berupaya semaksimal mungkin dalam mengedepankan hak-hak Wargabinaan yang diatur dalam Pasal 14 ayat (1) UU No.12 Tahun 1995 yaitu hak melakukan ibadah sesuai dengan gama dan kepercayaannya, hak mendapatkan pendidikan / pengajaran, hak mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak, hak menyampaikan keluhan, hak mendapatkan perawatan rohani dan jasmani, hak mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti media massa lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 59, "width": 263, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan dalam Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia terhadap Wargabinaan", "type": "Page header" }, { "left": 404, "top": 59, "width": 148, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Raodiah", "type": "Page header" }, { "left": 257, "top": 753, "width": 270, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurisprudentie | Volume 7 Nomor 2 Desember 2020 248", "type": "Page footer" }, { "left": 253, "top": 111, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 129, "width": 428, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Masyhur Efendi, 1980. Tempat Hak-Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasiona/Nasional , Alumni. Bandung", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 159, "width": 432, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Achmad Ali, 1996. Menguak Tabir Hukum , Chandra Pratama. Jakarta Acmad Atmasasmita, 1979. Sistem Pemasyarakatan di Indonesia , Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, Bandung", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 207, "width": 398, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adi Sujadno, 2003. Negar a tanpa Penjara (Sebuah Renungan) , Montas. Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 225, "width": 432, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andi Hamzah, 1985. Sistem Pidana dan Pemidanaan Indonesia dari Retribusi Reformasi , Pradnya Paramita. Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 255, "width": 432, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anhar Gonggong, Andrea A. Harjana dan A. Agus Nugroho, 1995. Sejarah Pemikiran Hak-hak Asasi Manusia di Indonesia , Dwijayakarya. Jakarta Gunawan Setiardjo, A, 1993. Hak-hak Asasi Manusia Berdasarkan Idiologi Pancasila , Kanisiu. Yogyakarta", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 315, "width": 433, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hadi Setia Tunggal, 2000. Undang-Undang Pemasyarakatan berserta Peraturan Pelaksanaanya , Harvarindo. Jakarta Karyadi M. Soesilo R, 1986. KUHAP Dengan Penjelasan Resmi dan Komentar Cetakan Ketiga , Politeia. Bogor", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 376, "width": 428, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koesnoen R.A., 1961. Politik Penjara Nasional , Sumur. Bandung Masyhur Efendi, A, 1980. Tempat Hak-Hak Asasi Manusia dalam Hukum Internasiona/Nasional , Alumni. Bandung", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 424, "width": 353, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moeljatno, 2001. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana , Bina Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 442, "width": 37, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 460, "width": 398, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusuma Mulyana W. , 1981. Hukum dan Hak Asasi Manusia, Alumni. Bandung Adiwinata Saleh , 1992. Bahasa Hukum , Alumni. Bandung", "type": "Text" } ]
9ae1c592-afb6-1796-4e8c-15bc0286ec9c
http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta/article/download/1360/891
[ { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 102, "top": 121, "width": 410, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RANCANG BANGUN APLIKASI MANAJEMEN TUGAS AKHIR MAHASISWA PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA BERBASIS WEB DI UNIVERSITAS DIAN NUSANTARA – JAKARTA BARAT", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 232, "width": 177, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Saisa Abdullah, 2 Uus Rusmawan", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 260, "width": 444, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Dian Nusantara. Jl. Tanjung Duren Barat ll No.1 Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 298, "width": 334, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-mail: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 338, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 355, "width": 440, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada era digitalisasi dan perkembangan teknologi informasi, tugas akhir di Universitas Dian Nusantara menjadi penentu syarat kelulusan dalam pendidikan tinggi. Meskipun sistem informasi akademik atau disingkat SISKA membantu, ada kekurangan dalam manajemen tugas akhir. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan aplikasi manajemen tugas akhir berbasis web untuk Program Studi Teknik Informatika. Aplikasi ini memudahkan mahasiswa, dosen, dan koordinator program studi dalam memantau dan mengelola tugas akhir. Dengan fokus pada validasi prasyarat dan pemantauan progres, aplikasi ini diimplementasikan dengan metode waterfall. Tujuannya adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas manajemen tugas akhir. Penelitian ini memberikan solusi yang relevan dan berkelanjutan untuk meningkatkan pengalaman pendidikan tinggi di Universitas Dian Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 502, "width": 328, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Manajemen, Tugas akhir, Validasi prasyarat, Web, waterfall", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 531, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 548, "width": 440, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the era of digitization and the advancement of information technology, the final projects at Universitas Dian Nusantara have become a determinant of success in higher education. Although the academic information system SISKA Undira has been helpful, there are deficiencies in final project management. Therefore, this research proposes a web-based final project management application for the Computer Science Program. This application facilitates students, supervising professors, and program coordinators in monitoring and managing final projects. With a focus on prerequisite validation and progress monitoring, this application is implemented using the waterfall method. The goal aims to improve the end project management's efficacy and efficiency. This research provides a relevant and sustainable solution to improve the higher education experience at Universitas Dian Nusantara.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 695, "width": 355, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Management, Final Project, Precondition validation, Web, Waterfall", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 103, "width": 184, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Pendahuluan (or Introduction)", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 120, "width": 440, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemanfaatan teknologi informasi dan sistem informasi memungkinkan sebuah institusi pendidikan mengembangkan sebuah layanan akademik[1]. Di Universitas Dian Nusantara, Bagi mahasiswa yang menempuh pendidikan tinggi, tugas akhir merupakan salah satu syarat kelulusan dan berperan penting dalam menentukan prestasi akademik mahasiswa. Meskipun Universitas Dian Nusantara telah mengimplementasikan sistem informasi akademik atau disingkat SISKA untuk manajemen tugas akhir, manajemen tugas akhir yang ada terbatas dalam memberikan dukungan yang memadai bagi koordinator program studi, dosen dan mahasiswa dalam proses pengerjaan tugas akhir.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 225, "width": 440, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugas akhir merupakan karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar akademik dalam studinya[2]. Hasil dari tugas akhir yang dikerjakan menjadi salah satu kunci yang dapat menentukan kesuksesan dalam mengikuti perkuliahan di suatu program studi[3]. Oleh karena itu, aplikasi manajemen tugas akhir yang diusulkan memiliki relevansi yang tinggi dan keterkaitan objek penelitian yang jelas. penelitian ini mengusulkan aplikasi manajemen tugas akhir Program Studi Teknik Informatika, berbasis web. Dosen, koordinator program studi, dan mahasiswa akan menjadi pemangku kepentingan utama dalam penggunaan aplikasi ini, yang dirancang untuk memberikan kemudahan dalam pemantauan dan pengelolaan tugas akhir mahasiswa.Saat ini sistem manajemen informasi dikembangkan menggunakan platform berbasis mobile, desktop dan website[4]. Penelitian ini menggunakan metode SDLC (System Development Life Cycle) atau Waterfall, dan menggunakan metode pemrograman web yaitu Object Oriented Programming dengan Framework Codeigniter.[5]Aplikasi ini ditujukan bagi dosen, koordinator program studi, dan mahasiswa sebagai pemangku kepentingan utama, dengan tujuan memberikan kemudahan dalam pemantauan dan pengelolaan tugas akhir mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 242, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Tinjauan Literatur (or Literature Review)", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 449, "width": 440, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tugas akhir mahasiswa menjadi salah satu aspek penting dalam pendidikan tinggi, memainkan peran vital dalam menilai pemahaman dan penerapan ilmu yang diperoleh. Pemanfaatan sistem informasi dan teknologi informasi telah membuka jalan bagi pengembangan aplikasi manajemen tugas akhir yang memadai di berbagai institusi pendidikan. Namun, di Universitas Dian Nusantara, meskipun sistem informasi akademik (SISKA) telah diadopsi, manajemen tugas akhir masih menghadapi tantangan dalam memberikan dukungan yang memadai bagi koordinator program studi, dosen, dan mahasiswa. Tugas akhir tidak hanya merupakan indikator kesuksesan akademik, tetapi juga merupakan karya ilmiah yang mencerminkan pemahaman serta kontribusi mahasiswa terhadap bidang studi mereka. Oleh karena itu, keberhasilan pengelolaan tugas akhir di tingkat program studi, khususnya dalam bidang Teknik Informatika, memiliki pengaruh besar terhadap mutu pendidikan tinggi. Pengembangan aplikasi manajemen tugas akhir berbasis web menjadi solusi yang relevan mengingat kemudahan akses, keterjangkauan, dan efisiensi dalam pemantauan serta pengelolaan tugas akhir. Pada penelitian ini proses pengembangan perangkat lunak menggunakan metode Waterfall[6]. Model waterfall menjadi pilihan utama dalam merancang sistem ini, memungkinkan pendekatan yang terstruktur dan jelas dalam pengembangan aplikasi yang memenuhi kebutuhan stakeholder utama : mahasiswa, dosen, dan koordinator program studi. Oleh karena itu, penelitian ini mengusulkan implementasi aplikasi manajemen tugas akhir berbasis web yang diharapkan akan memberikan kontribusi signifikan terhadap efektivitas manajemen tugas akhir di Universitas Dian Nusantara, Jakarta Barat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 723, "width": 237, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Metode Penelitian (or Research Method)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 740, "width": 105, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Pengumpulan Data", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 102, "width": 440, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pengumpulan data meliputi observasi, wawancara, dan kuesioner. Observasi terhadap sistem manajemen tugas akhir Universitas Dian Nusantara mengungkapkan ketidakefisienan dalam pelacakan dan pemantauan tugas akhir mahasiswa, meskipun SISKA terintegrasi dalam proses akademik. Mahasiswa kesulitan memperoleh informasi detail tentang progres tugas akhir mereka. Wawancara dan kuesioner disebarkan kepada mahasiswa, dosen, dan koordinator program studi untuk memperoleh informasi lebih lanjut tentang permasalahan yang ada dan memperoleh perspektif mereka terkait penelitian yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 107, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Tahap Perancangan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 211, "width": 440, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam melakukan pengembangan sistem, saya menggunakan metode pengembangan sistem waterfall, karena penggunaan metode waterfall pengembangan sistem-nya dilakukan secara bertahap dan dokumentasi pengembangan sistem terorganisir karena setiap fase harus diselesaikan dengan lengkap sebelum melangkah ke fase berikutnya[7]. Model waterfall memberikan solusi dalam fase analisis, desain, implementasi, pengujian, dan support dalam siklus hidup perangkat lunak. Perancangan metode penelitian waterfall diawali dengan analisis kebutuhan. Tahap pertama melibatkan pembuatan Diagram Hubungan Entitas, perancangan database, dan penggunaan Bahasa Pemodelan Terpadu dalam proses desain. Tahap terakhir melibatkan pengujian untuk memastikan bahwa aplikasi web akhir memenuhi kebutuhan yang telah ditetapkan dan memberikan hasil yang diharapkan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 342, "width": 333, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut adalah tahapan pembuatan sistem menggunakan metode waterfall :", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 361, "width": 87, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tahap Analisis", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 378, "width": 440, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahap ini, kebutuhan yang diperlukan perihal pengembangan perangkat lunak di diskusikan dan ditetapkan, hal ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran detail mengenai perangkat lunak yang akan dikembangkan[8]. Analisis kebutuhan, mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara dan kuesioner dengan pihak terkait.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 429, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tahap Desain", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 445, "width": 440, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain aplikasi ini akan memanfaatkan use case diagram, activity diagram untuk merencanakan fitur aplikasi dan relasi tabel untuk efisien menyusun struktur penyimpanan data.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 471, "width": 111, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tahap Implementasi", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 487, "width": 440, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ini melibatkan pembangunan aplikasi berdasarkan desain yang telah disiapkan. Ini termasuk penulisan kode, integrasi komponen, dan pengembangan fitur.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 512, "width": 84, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Tahap Testing", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 529, "width": 440, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap ini merupakan tahap pengujian pada perangkat lunak atau aplikasi yang telah selesai dibangun, penulis menggunakan metode blackbox testing. Program diuji peneliti dengan menggunakan sistem yang telah dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 567, "width": 86, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Tahap Support", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 584, "width": 440, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melakukan perbaikan dan pembaharuan terhadap sistem setelah peluncuran resmi. Setelah peluncuran, dukungan dan pemeliharaan aplikasi dilakukan secara berkelanjutan. Ini melibatkan pembaruan, perbaikan bug, pemeliharaan keamanan, dan dukungan pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 274, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Hasil dan Pembahasan (or Results and Analysis)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 125, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1 Analisis Kebutuhan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 669, "width": 440, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan kebutuhan pada aplikasi ini terdiri dari kebutuhan perangkat lunak yang digunakan untuk pengembangan aplikasi berupa visual studio code sebagai code editor, XAMPP sebagai web server untuk menjalankan aplikasi pada lokal komputer, CodeIgniter sebagai framework untuk membangun sistem aplikasi yang menggunakan bahasa pemrograman PHP dan phpMyadmin sebagai server penyimpanan database. Selanjutnya untuk perangkat keras yang digunakan adalah berupa sebuah laptop dengan sistem operasi windows 10 intel processor core i3. Kebutuhan terakhir adalah kebutuhan pengguna aplikasi yaitu dengan cara menganalisa kebutuhan", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 102, "width": 440, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengguna mulai pada pengelolaan tugas akhir mahasiswa dari input data terkait mahasiswa, progres tugas akhir, hingga output informasi terkait pengajuan tugas akhir. Pengguna aplikasi termasuk mahasiswa yang memasukkan data tugas akhir dan dosen/koordinator yang melihat, memberi umpan balik, serta mengelola proses tugas akhir mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2 Desain Sistem", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 186, "width": 440, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini penulis juga menggunakan salah satu model perancangan sistem yaitu UML (Unified Modelling Language). UML adalah salah satu tool/model untuk merancang pengembangan software yang berbasis object-oriented. Desain sistem meliputi use case diagram, activity diagram , dan perancangan database . Berikut adalah uraian dan penjelasan dari desain sistem yang diterapkan pada aplikasi ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 121, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2.1 Use case diagram", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 282, "width": 440, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram use-case adalah diagram yang menampilkan actor, use case dan relasi di antara keduanya dalam sebuah sistem[9]. Berikut gambar use case diagram yang digunakan :", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 460, "width": 140, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Use Case Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 119, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2.2 Activity diagram", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 502, "width": 440, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Activity diagram adalah diagram yang menggambarkan logika prosedural, proses bisnis, alur kerja atau aktivitas, dan skenario dalam sebuah proses[10]. Berikut ini adalah activity diagram aplikasi manajemen tugas akhir mahasiswa berbasis web berdasarkan pengguna user mahasiswa, dosen dan koordinator program studi :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 189, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Activity diagram pengguna mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 743, "width": 231, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Activity diagram registrasi mahasiswa", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 310, "width": 268, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3 Activity diagram menu usulan judul proposal", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 520, "width": 216, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4 Activity diagram menu bimbingan", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 735, "width": 244, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 Activity diagram menu seminar proposal", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 165, "top": 293, "width": 266, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6 Activity diagram menu seminar akhir/ skripsi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 169, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Activity diagram pengguna dosen", "type": "List item" }, { "left": 165, "top": 532, "width": 265, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 Activity diagram menu usulan judul proposal", "type": "Caption" }, { "left": 191, "top": 740, "width": 213, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 Activity diagram menu bimbingan", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 176, "top": 247, "width": 244, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9 Activity diagram menu seminar proposal", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 453, "width": 275, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10 Activity diagram menu seminar akhir/ skripsi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 478, "width": 261, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Activity diagram pengguna Koordinator program studi", "type": "List item" }, { "left": 195, "top": 686, "width": 206, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11 Activity diagram menu fakultas", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "180", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 276, "width": 193, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12 Activity diagram menu prodi", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 487, "width": 195, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13 Activity diagram menu dosen", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 724, "width": 219, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14 Activity diagram menu mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "181", "type": "Page footer" }, { "left": 163, "top": 317, "width": 271, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15 Activity diagram menu usulan judul proposal", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 480, "width": 219, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 16 Activity diagram menu bimbingan", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "182", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 102, "width": 249, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 17 Activity diagram menu seminar proposal", "type": "Section header" }, { "left": 162, "top": 349, "width": 275, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 18 Activity diagram menu seminar akhir/ skripsi", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 117, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2.3 Desain Database", "type": "Section header" }, { "left": 219, "top": 651, "width": 160, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 19 Desain database sistem", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "183", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 103, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3 Implementasi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 119, "width": 141, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3.1 Pengguna Mahasiswa", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 136, "width": 139, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Form registrasi mahasiswa", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 152, "width": 440, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Form registrasi mahasiswa adalah halaman untuk mahasiswa mengisi data pada aplikasi sebelum dapat melakukan login. Sebelum login, mahasiswa harus mengisi data dan menunggu verifikasi oleh koordinator program studi.", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 353, "width": 196, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 20 Implementasi form registrasi", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 378, "width": 139, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tampilan login mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 394, "width": 440, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses login mahasiswa dimulai dengan mengisi NIM terlebih dahulu. Setelah mengisi NIM, sistem akan menampilkan data mahasiswa yang bersangkutan, dan mahasiswa dapat mengklik tombol 'Masuk' serta memasukkan kata sandi. Mahasiswa perlu mencatat bahwa setelah melakukan registrasi, mahasiswa harus menunggu email verifikasi dari Koordinator Program Studi sebelum dapat melakukan Masuk ke sistem.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 607, "width": 191, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 21 Implementasi tampilan login", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 111, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Usulan judul proposal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 661, "width": 440, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman usulan judul proposal adalah halaman yang disediakan bagi mahasiswa untuk mengajukan judul proposal kepada dosen dengan mengisi informasi seperti judul, memilih dosen pembimbing, dan menyertakan ringkasan singkat.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "184", "type": "Page footer" }, { "left": 180, "top": 223, "width": 271, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 22 Implementasi halaman Usulan judul proposal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 248, "width": 158, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Dashboard pengguna mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 265, "width": 440, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dashboard untuk mahasiswa menampilkan beberapa menu utama seperti usulan judul proposal, bimbingan, seminar proposal, dan seminar/skripsi, serta deadline untuk proposal.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 437, "width": 230, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 23 Implementasi Dashboard Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 63, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Bimbingan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 466, "width": 440, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman bimbingan adalah halaman yang disediakan bagi mahasiswa guna mengajukan sesi bimbingan kepada dosen pembimbing dengan melampirkan informasi seperti judul proposal, tanggal, isi, dan file proposal.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 652, "width": 218, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 24 Implementasi halaman bimbingan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 91, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Seminar proposal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 693, "width": 440, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman seminar proposal adalah halaman yang disediakan bagi mahasiswa untuk mengajukan seminar proposal dengan melampirkan informasi seperti judul proposal, tanggal, tempat, file persetujuan, file proposal, Surat Keputusan (SK) Pembimbing, dan bukti bimbingan.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "185", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 224, "width": 248, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 25 Implementasi halaman seminar proposal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 111, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Seminar akhir/ skripsi", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 265, "width": 440, "height": 48, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman seminar akhir/skripsi adalah halaman yang disediakan bagi mahasiswa untuk mengajukan seminar akhir dengan melampirkan informasi seperti memilih judul proposal, dosen pembimbing, dosen penguji, jadwal skripsi, persetujuan, file skripsi, SK pembimbing, dan bukti bimbingan.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 446, "width": 271, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 26 Implementasi halaman seminar akhir/ skripsi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 472, "width": 101, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3.2 Pengguna dosen", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 247, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tampilan login koordinator program studi dan dosen", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 505, "width": 440, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan Login Koordinator Program Studi & Dosen adalah halaman masuk (login page) khusus yang disediakan untuk Koordinator Program Studi dan Dosen. Halaman ini berfungsi sebagai pintu masuk ke sistem atau Dashboard (halaman beranda) yang mereka gunakan.", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 740, "width": 194, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 27 Implementasi tampilan login", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "186", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 135, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Dashboard pengguna dosen", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 144, "width": 440, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dashboard untuk pengguna dosen menampilkan beberapa menu utama seperti usulan judul proposal, bimbingan, seminar proposal, dan seminar/skripsi, serta grafik mahasiswa per prodi.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 322, "width": 218, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 28 Implementasi tampilan dashboard", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 111, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Usulan judul proposal", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 363, "width": 440, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman usulan judul proposal menampilkan informasi apakah seorang mahasiswa telah mengajukan judul proposal kepada dosen pembimbing dan dosen akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap usulan judul proposal.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 540, "width": 270, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 29 Implementasi halaman usulan judul proposal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 63, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bimbingan", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 582, "width": 440, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman bimbingan menampilkan informasi apakah seorang mahasiswa telah mengajukan bimbingan kepada dosen pembimbing dan dosen akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap bimbingan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 203, "top": 233, "width": 218, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 30 Implementasi halaman bimbingan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 259, "width": 92, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Seminar Proposal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 275, "width": 440, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman seminar proposal menampilkan informasi apakah mahasiswa telah mengajukan seminar proposal, dan menampilkan detail data seminar.", "type": "Text" }, { "left": 425, "top": 435, "width": 6, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 448, "width": 248, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 31 Implementasi halaman seminar proposal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 111, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Seminar akhir/ skripsi", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 503, "width": 440, "height": 35, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman seminar akhir/ skripsi menampilkan informasi apakah seorang mahasiswa telah mengajukan seminar akhir/ skripsi dan bila data lengkap, dosen akan memberikan persetujuan atau penolakan terhadap seminar akhir/ skripsi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 692, "width": 274, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 32 Implementasi halaman seminar akhir/ skripsi", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "188", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 201, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3.3 Pengguna koordinator program studi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 119, "width": 225, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Dashboard pengguna koordinator program studi", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 136, "width": 440, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dashboard untuk pengguna koordinator program studi menampilkan beberapa menu utama seperti Fakultas, Prodi, dosen, mahasiswa, usulan judul proposal, bimbingan, seminar proposal, seminar akhir/ skripsi dan pengaturan.", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 323, "width": 173, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 33 Implementasi dashboard", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 51, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Fakultas", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 365, "width": 440, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman fakultas menampilkan informasi tentang data fakultas, termasuk nama program studi, dekan fakultas, serta aksi yang memungkinkan untuk mengedit, dan menghapusnya.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 545, "width": 205, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 34 Implementasi halaman fakultas", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 557, "width": 38, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Prodi", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 574, "width": 440, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman prodi menampilkan informasi untuk menambah program studi dengan data seperti kode, nama, fakultas, ketua program studi, serta aksi yang memungkinkan untuk mengedit, dan menghapusnya.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 243, "width": 195, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 35 Implementasi halaman prodi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 268, "width": 42, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Dosen", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 285, "width": 440, "height": 35, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman dosen menampilkan informasi untuk membuat akun dosen dengan data seperti NIP, nama, nomor telepon, email, serta aksi yang memungkinkan untuk melihat data mahasiswa yang dibimbing, mengedit, dan menghapusnya.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 481, "width": 196, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 36 Implementasi halaman dosen", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 63, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 523, "width": 440, "height": 48, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman mahasiswa menampilkan informasi data mahasiswa yang telah mendaftar di aplikasi, mencakup NIM, nama, program studi, status verifikasi, usulan judul proposal, seminar proposal, seminar akhir/skripsi, serta aksi yang memungkinkan untuk melihat detail data mahasiswa, mengedit, dan menghapusnya.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 730, "width": 221, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 37 Implementasi halaman mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "190", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 111, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Usulan judul proposal", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 131, "width": 440, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman usulan judul proposal menampilkan informasi mahasiswa yang telah mengajukan judul proposal dengan data seperti NIM, nama, nama program studi, ringkasan judul, pembimbing, serta status persetujuan judul proposal (sudah disetujui/belum), dan juga aksi yang memungkinkan untuk mengedit dan menghapusnya.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 334, "width": 270, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 38 Implementasi halaman usulan judul proposal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 346, "width": 63, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Bimbingan", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 363, "width": 440, "height": 48, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman usulan judul proposal menampilkan informasi mengenai mahasiswa yang telah mengajukan bimbingan dengan data seperti nama mahasiswa, proposal, konten, waktu, bukti, serta aksi yang menampilkan status persetujuan bimbingan dari dosen pembimbing dan kaprodi (sudah disetujui/belum).", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 572, "width": 220, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 39 Implementasi halaman bimbingan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 92, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Seminar Proposal", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 614, "width": 440, "height": 61, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman seminar proposal menampilkan informasi mengenai mahasiswa yang telah mengajukan seminar proposal dengan data seperti NIM, nama mahasiswa, nama program studi, judul proposal, tanggal, tempat, persetujuan pembimbing, file proposal, SK pembimbing, bukti bimbingan, serta aksi yang menampilkan status persetujuan lanjutan (perbaikan) atau lanjutan (sempurna).", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "191", "type": "Page footer" }, { "left": 187, "top": 258, "width": 251, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 40 Implementasi halaman seminar proposal", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 111, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Seminar akhir/ skripsi", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 299, "width": 440, "height": 48, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tampilan halaman seminar akhir/skripsi menampilkan informasi tentang mahasiswa yang telah mengajukan seminar akhir/skripsi dengan data seperti judul skripsi, dosen pembimbing, dosen penguji, jadwal seminar, persetujuan dari pembimbing, file skripsi, Sk pembimbing, bukti bimbingan, serta aksi yang menampilkan status disetujui/tidak disetujui.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 500, "width": 274, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 41 Implementasi halaman seminar akhir/ skripsi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 525, "width": 51, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4 Testing", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 541, "width": 440, "height": 48, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian secara black box (interface) yaitu Pengujian perangkat lunak adalah cara untuk memeriksa apakah aplikasi berfungsi sebagaimana mestinya. Penulis menerapkan teknik black box testing untuk menguji perangkat lunak, dengan pengujian yang akan dilakukan untuk tiga hak akses: koordinator program studi, dosen, dan mahasiswa. Berikut adalah tabel pengujiannya:", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 609, "width": 261, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Black Box Testing Koordinator Program Studi", "type": "Section header" }, { "left": 238, "top": 621, "width": 121, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[Sumber: Peneliti (2023)]", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 647, "width": 443, "height": 100, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Skenario Output Kesimpul an 1 Koordinator Program Studi login melalui menu 'Login'. Koordinator Program Studi berhasil login dan masuk ke sistem. Berhasil 2 Setelah login sukses, diarahkan ke dashboard. Menampilkan layar dashboard dengan sukses. Berhasil 3 Membuat akun dosen melalui menu 'Dosen'. Menampilkan akun dosen yang sudah dibuat. Berhasil", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "192", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 102, "width": 443, "height": 639, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Verifikasi akun mahasiswa melalui menu 'Mahasiswa'. Memverifikasi akun mahasiswa berhasil. Berhasil 5 Cek data proposal melalui menu 'Usulan Judul Proposal'. Menampilkan data proposal mahasiswa yang disetujui atau ditolak oleh dosen. Berhasil 6 Melihat data bimbingan mahasiswa melalui menu 'Bimbingan'. Melihat data bimbingan mahasiswa di menu 'Bimbingan' dengan detail. Berhasil 7 Koordinator melihat data seminar proposal Menampilkan data mahasiswa yang telah mengajukan seminar proposal. Berhasil 8 Koordinator melihat data seminar akhir/skripsi Menampilkan data mahasiswa yang telah mengajukan seminar akhir/skripsi. Berhasil Tabel 2 Black Box Testing Dosen [Sumber: Peneliti (2023)] No Skenario Output Kesimpul an 1 Dosen login melalui menu 'Login'. Dosen berhasil login dan masuk ke sistem. Berhasil 2 Setelah login sukses, diarahkan ke dashboard. Menampilkan layar dashboard dengan sukses. Berhasil 3 Dosen melihat usulan judul proposal mahasiswa melalui menu 'Usulan Judul'. Menampilkan data dan status persetujuan judul proposal yang dibimbing oleh mahasiswa. Berhasil 4 Dosen Melihat data bimbingan mahasiswa melalui menu 'Bimbingan'. Menampilkan data bimbingan mahasiswa yang dibimbing. Berhasil 5 Dosen dapat melihat data seminar proposal mahasiswa melalui menu 'Seminar Proposal'. Menampilkan detail data seminar proposal. Berhasil 6 Dosen dapat melihat data seminar akhir/ skripsi mahasiswa melalui menu ' seminar akhir/ skripsi '. Menampilkan detail data seminar akhir/ skripsi. Berhasil Tabel 3 Black Box Testing Mahasiswa [Sumber: Peneliti (2023)] No Skenario Output Kesimpul an 1 Mahasiswa melakukan registrasi melalui Form 'Registrasi'. Menunggu email verifikasi dari Koordinator Program Studi. Berhasil 2 Menerima email verifikasi akun. Masuk ke menu login mahasiswa dengan input NIM, memasukkan password. Berhasil 3 Setelah login sukses, diarahkan ke dashboard. Menampilkan layar dashboard setelah login berhasil. Berhasil 4 Mahasiswa mengajukan usulan judul proposal dengan menginput data yang diperlukan. Menampilkan data usulan judul proposal setelah menginput data yang diperlukan. Berhasil", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "193", "type": "Page footer" }, { "left": 83, "top": 102, "width": 436, "height": 138, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Menunggu persetujuan usulan judul proposal. Judul proposal disetujui. Berhasil 6 Mahasiswa mengajukan bimbingan dengan menginput data yang diperlukan. Menampilkan data bimbingan setelah menginput data yang diperlukan. Berhasil 7 Mahasiswa mengajukan seminar Proposal dengan menginput data yang diperlukan. Menampilkan data seminar Proposal setelah mengisi informasi yang diperlukan. Berhasil 8 Mahasiswa mengajukan seminar akhir/skripsi dengan menginput data yang diperlukan. Menampilkan data seminar akhir/skripsi setelah mengisi informasi yang diperlukan. Berhasil", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 170, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Kesimpulan (or Conclusion)", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 286, "width": 440, "height": 99, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini berhasil membuat dan menerapkan aplikasi berbasis web untuk pengelolaan tugas akhir mahasiswa di Universitas Dian Nusantara program studi teknik informatika. Aplikasi ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam pengelolaan tugas akhir mahasiswa, serta memudahkan koordinator program studi, dosen, dan mahasiswa dalam memantau dan mengelola proses tugas akhir. Pengembangan aplikasi ini mengikuti model waterfall dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, studi lapangan, dan kajian literatur. Hasil pengujian menggunakan teknik pengujian black box testing menunjukkan kelancaran program ini dan memenuhi kebutuhan penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 392, "width": 440, "height": 73, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diharapkan bahwa aplikasi ini akan membantu meningkatkan kualitas pengelolaan tugas akhir bagi mahasiswa yang terdaftar di Universitas Dian Nusantara untuk program studi teknik informatika, serta memberikan dukungan yang lebih baik kepada dosen, koordinator program studi, dan mahasiswa dalam melaksanakan tugas akhir mereka. Aplikasi ini juga dapat menjadi contoh implementasi pengelolaan tugas akhir berbasis web yang relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan digitalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 49, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 455, "height": 50, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] D. Saputra, H. Haryani, A. Surniadari, M. Martias, and F. Akbar, “Sistem Informasi Bimbingan Tugas Akhir Mahasiswa Berbasis Website Menggunakan Metode Waterfall,” MATRIK J. Manajemen, Tek. Inform. dan Rekayasa Komput. , vol. 21, no. 2, pp. 403–416, 2022, doi: 10.30812/matrik.v21i2.1591.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 455, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] F. Felik, H. Priyanto, and H. Muhardi, “Sistem Informasi dan Monitoring Tugas Akhir Mahasiswa di Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura,” J. Sist. dan Teknol. Inf. , vol. 9, no. 3, p. 381, 2021, doi: 10.26418/justin.v9i3.44040.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 454, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] N. Renaningtias and D. Apriliani, “Penerapan Metode Prototype Pada Pengembangan Sistem Informasi Tugas Akhir Mahasiswa,” Rekursif J. Inform. , vol. 9, no. 1, 2021, doi: 10.33369/rekursif.v9i1.15772.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 454, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] N. A. B. Saputra and H. S. Purba, “Rancangan Sistem Manajemen Skripsi Berbasis Web Menggunakan Metode Rapid Application Development (RAD),” JURIKOM (Jurnal Ris. Komputer) , vol. 9, no. 5, p. 1621, 2022, doi: 10.30865/jurikom.v9i5.5012.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 454, "height": 37, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] A. F. N. Sihaloho and S. Sukata, “Rancang Bangun Sistem Informasi Manajemen Surat Masuk dan Keluar Pada Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Banyumas Berbasis Website,” J. Manajamen … , vol. 3, pp. 1–20, 2023.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 454, "height": 35, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] D. Purwaningtias, D. Risdiansyah, M. S. Maulana, and A. Sasongko, “Rancang Bangun Sistem Informasi Pemesanan Kue Kota Pontianak Menggunakan Metode Waterfall,” Build. Informatics, Technol. Sci. , vol. 3, no. 3, pp. 405–411, 2021, doi: 10.47065/bits.v3i3.1037.", "type": "List item" }, { "left": 139, "top": 53, "width": 173, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Informatika Jayakarta", "type": "Page header" }, { "left": 139, "top": 65, "width": 202, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 2, April 2024: halaman 173-194", "type": "Table" }, { "left": 433, "top": 52, "width": 69, "height": 20, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2746-5985 e-ISSN: 2797-0930", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 241, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.52362/jmijayakarta.v4i2.1360", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 781, "width": 399, "height": 23, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License . http://journal.stmikjayakarta.ac.id/index.php/JMIJayakarta", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 806, "width": 19, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "194", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 455, "height": 37, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] N. Husin, “Perancangan Sistem Informasi Akademik Berbasis Web pada SDN Jatisampurna X,” J. Esensi Infokom J. Esensi Sist. Inf. dan Sist. Komput. , vol. 3, no. 2, pp. 13–17, 2022, doi: 10.55886/infokom.v3i2.331.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 455, "height": 37, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] M. H. D. Adiartika and I. W. Supriana, “Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Tuas Akhir Program Studi Teknik Informatika Universitas Udayana,” JELIKU (Jurnal Elektron. Ilmu Komput. Udayana) , vol. 9, no. 1, p. 13, 2020, doi: 10.24843/jlk.2020.v09.i01.p02.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 454, "height": 37, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] D. A. Anjarwati and S. D. Asri, “Sistem Informasi Pelaporan Kerusakan Fasilitas Umum Di Terminal Berbasis Web,” Comput. Eng. Sci. Syst. J. , vol. 4, no. 2, p. 152, 2019, doi: 10.24114/cess.v4i2.13352.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 454, "height": 37, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] D. Harissa, N. K. Wahab, and B. Ariadi, “Rancang Bangun Sistem Informasi Pengajuan Judul Tugas Akhir Pada Amik ‘Tri Dharma’ Pekanbaru Berbasis Mobile Webview,” J. Intra Tech , vol. 7, no. 1, pp. 54–65, 2023.", "type": "List item" } ]
2094226c-6e56-5094-3f50-dd5f00279465
https://ejurnal.fapetkan.untad.ac.id/index.php/agrisains/article/download/35/51
[ { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "73", "type": "Page footer" }, { "left": 423, "top": 45, "width": 101, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 1412-3657", "type": "Table" }, { "left": 423, "top": 59, "width": 102, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2716-5078", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 48, "width": 173, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at: https://ejurnal.fapetkan.untad.ac.id/ index.php/agrisains", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 130, "width": 417, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH PEMBERIAN HAY DAUN KAYU JAWA ( Lannea coromandelica )", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 143, "width": 430, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, KONSUMSI BAHAN KERING RANSUM DAN EFISIENSI PENGGUNAAN RANSUM KAMBING KACANG", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 183, "width": 441, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Effect of Hay The Java Wood Leaves ( Lannea coromandelica ) on Weight Addition, Dry Material Consumption and Efficiency of Local Goat Feed", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 224, "width": 66, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira , Syahrir", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 243, "width": 341, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peternakan, Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia Jl. Soekarno Hatta Km. 9 Palu Sulawesi Tengah 94111", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 266, "width": 134, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 295, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 307, "width": 444, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan efisiensi pakan ternak kambing kacang yang diberi Hay Daun Kayu Jawa (Lannea coromandelica). Ternak yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 12 ekor kambing Kacang betina umur ±10 bulan dengan kisaran bobot badan antara 11,29 - 16,29 kg, yang ditempatkan dalam kandang individual yang berlantai kayu yang dibuat petak sebanyak 12 petak. Penelitian ini dilakukan uji perbandingan 2 perlakuan dengan analisis statistik Uji-T. Adapun perlakuan yang dicobakan adalah P1= Pemberian konsentrat tanpa hay daun kayu jawa, P2= Pemberian konsentrat + 0,5% hay daun kayu jawa. Peubah yang diamati adalah pertambahan bobot badan, konsumsi bahan kering ransum, dan efisiensi penggunaan ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian hay daun kayu jawa tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum, namun berpengaruh nyata terhadap konsumsi bahan kering ransum.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 452, "width": 350, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Hay daun kayu jawa, penambahan bobot badan, kambing Kacang.", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 484, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 496, "width": 444, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to determine the response of body weight gain, feed consumption, and feed efficiency of peanut goats given Javanese wood leaf hay (Lannea coromandelica). The livestock used in this study were 12 female local goats aged ±10 months with a body weight range of 11.29 - 16.29 kg, which were placed in individual cages with wooden floors made of 12 plots. This study conducted a comparison test of 2 treatments with a T-test statistical analysis. The treatments that were tried were P1 = Concentration without Java wood leaf hay, P2 = Concentrate + 0.5% Java wood leaf hay. The observed variables were body weight gain, dry matter consumption of rations, and efficiency of ration use. The results showed that the administration of Javanese wood leaf hay did not have a significant effect on body weight gain and the efficiency of the use of rations but significantly on the consumption of dry matter rations.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 629, "width": 292, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Javanese wood leaf hay, body weight gain, local goat.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 423, "top": 45, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 1412-3657", "type": "Table" }, { "left": 423, "top": 59, "width": 102, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-ISSN: 2716-5078", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 48, "width": 173, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at: https://ejurnal.fapetkan.untad.ac.id/ index.php/agrisains", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 143, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 171, "width": 444, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kambing merupakan ternak ruminansia kecil yang mudah dipelihara oleh masyarakat. Ada dua rumpun kambing yang sering dipelihara oleh masyarakat yaitu kambing kacang dan kambing peranakan etawa, Kedua rumpun kambing tersebut termasuk dalam kambing lokal Indonesia. Kambing mempunyai postur tubuh kecil merupakan ternak penghasil daging yang dapat memenuhi kebutuhan protein hewani, sebagaimana diketahui bahwa kambing dapat mengkonversi hijauan berserat kasar tinggi menjadi daging yang bergizi tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 267, "width": 444, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kayu Jawa ( Lannea coromandelica ) adalah tumbuhan yang dapat tumbuh secara liar dan biasanya dijadikan sebagai pagar oleh sebagian besarmasyarakat Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya masyarakat desa, kecamatan, dan kabupaten. Kayu jawa merupakan alternatif sumber hijauan pakan pada musim kering, tanaman tersebut sebelumnya lebih banyak dikenal dalam pembuatan pagar untuk pekarangan rumah. Daun Kayu Jawa dapat dijadikan sebagai bahan pakan karena masih mengandung nutrien yang dibutuhkan oleh ternak dan banyak ditemukan disekitar lingkungan, masih jarang dipergunakan untuk tujuan-tujuan lain yang bernilai ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 378, "width": 444, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemanfaatan daun kayu jawa selain berfungsi sebagai obat, dapat juga digunakan sebagai hijauan sumber serat. Berdasarkan hasil penelitian Fatmawati (2013) kecernaan bahan kering daun kayu jawa secara in sacco dalam bentuk segar sebesar 60.06% dan dalam bentuk kering sebesar 43,80%, kecernaan bahan organik dalam bentuk segar sebesar 59.12% dan dalam bentuk kering sebesar 44,17%. Daun kayu jawa ini memiliki tingkat produktivitas yang baik dan disukai oleh ternak sehingga menjadikan tanaman ini berpotensi untuk dijadikan sumber hijauan pakan.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 474, "width": 445, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Nitis et al . (1991) hay merupakan proses pengawetan hijauan dengan cara dikeringkan di bawah sinar matahari maupun menggunakan mesin pengering (dryer). Kandungan air hay sebesar 12-20%, agar hijauan pada saat disimpan sebagai hay tidak ditumbuhi jamur. Tujuan khusus pembuatan hay adalah agar tanaman hijauan (pada waktu panen yang berlebihan) dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu sehingga dapat mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 557, "width": 444, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertambahan bobot badan pada ternak dipengaruhi beberapa faktor penting dalam pertumbuhan antara lain breeding, feeding, dan tatalaksana (management). Ketiga faktor tersebut merupakan segitiga sama sisi yang harus diperhatikan keseimbangannya tetapi banyak peternak belum memperhatikan tiga faktor tersebut. Oleh karena itu, peternak banyak mengalami kerugian, salah satunya yaitu pertambahan bobot badan ternak yang sangat lambat. Pemanfaatan tehnologi pakan hijauan seperti hay daun kayu jawa diharapkan dapat mempertahankan kualitas daun kayu jawa untuk mencapai proporsi kenaikan pada bobot badan maka salah satu dengan upaya yang dilakukan adalah dengan memperbaiki pakan ternak kambing.", "type": "Text" }, { "left": 238, "top": 694, "width": 132, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 719, "width": 161, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 75, "width": 444, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilaksanakan di Kandang Percobaan milik CV. Prima BREED Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah yang berlangsung dari tanggal 24 November 2019 - 2 Februari 2020.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 158, "width": 93, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Materi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 171, "width": 444, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ternak yang digunakan dalam penelitian sebanyak 12 ekor kambing lokal betina umur 10 bulan dengan bobot badan antara 11,29 - 16,29 kg. Ternak tersebut milik CV. Prima BREED Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 226, "width": 444, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandang yang digunakan yaitu kandang panggung dengan atap seng, lantai papan, dinding dari papan yang berukuran 7 x 20 m. Kandang dibuat petak menjadi 12 petak dengan masing-masing ukuran 1,0 x 1,75 meter yang ditempati seekor kambing lokal betina percobaan. Setiap petak dilengkapi dengan bak pakan terbuat dari papan dan sebuah baskom untuk tempat minum. Tiga hari sebelum kandang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dan disemprot dengan Rodalon dengan tingkat pengenceran 15 cc per 10 liter, agar kandang terbebas dari kuman.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 323, "width": 444, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pakan yang diberikan selama penelitian terdiri dari konsentrat dan Panicum sarmentosum Roxburg (Roxb). Konsentrat yang digunakan terdiri dari campuran beberapa bahan berupa kacang kedele giling 10%, dedak padi 35%, dan jagung giling 55% serta hay daun kayu jawa sebagai perlakuan. Konsentrat diberikan pada jam 07.30 pagi sebanyak 1,0% dan hay daun kayu jawa sebanyak 1,0% dari bobot badan berdasarkan bahan kering, sedangkan Panicum sarmentosum Roxburg (Roxb) diberikan setelah konsentrat dan perlakuan habis terkonsumsi secara adlibitum.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 589, "width": 261, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedur Kerja Pembuatan Hay Daun Kayu Jawa", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 602, "width": 445, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daun kayu jawa yang diperoleh dari lahan perkebunan maupun pekarangan milik masyarakat, kemudian dicincang dan dikeringkan di dihamparkan diatas terpal hingga kering matahari. Setiap hari hamparan dibolak balik setiap 1-2 jam waktu pengeringan dilakukan beberapa hari hingga tercapai kadar air 20-30%, ditandai dengan warna hijau kekuning-kuningan. kemudian dilakukan analisis prosimat guna mengetahui kandungan gizinya. Hay daun kayu jawa siap diberikan kepada ternak percobaan yang dicampur dengan konsentrat.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 713, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 726, "width": 444, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dilakukam uji perbandingan antara dua perlakuan yang masing-masing diulang sebanyak 6 kali. Adapun perlakuan yang dicobakan adalah :", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 432, "width": 388, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Kandungan Gizi dan Komposisi Bahan Penyusun Konsentrat yang Digunakan", "type": "Picture" }, { "left": 87, "top": 445, "width": 426, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan Pakan Bahan Kering* Protein Kasar* Serat Kasar* Lemak Kasar* TDN** Kedelai Giling 92.13 31.35 9.73 11.65 61.00 Dedak Padi 88.83 14.24 19.72 2.41 62.30 Jagung Giling 90.23 14.06 3.35 5.80 86.74 Hay daun kayu jawa 87.24 15.06 16.53 3.19 67.45 Panicum sarmentosum 26.29 11.51 30.20 1.90 59.54", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 534, "width": 51, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 545, "width": 440, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Hasil analisis Laboratorium Nutrisi Pakan Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako Tahun 2019 (*)", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 556, "width": 228, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- TDN Dihitung berdasarkan petunjuk Hartadi dkk. (1993)", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 75, "width": 442, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P1= Pemberian konsentrat + Panicum sarmentosum Roxburg (Roxb) ad-libitum P2= Pemberian konsentrat 1,0% + 0,5% Hay daun kayu jawa + Panicum sarmentosum Roxburg (Roxb) ad-libitum", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 154, "width": 102, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 168, "width": 444, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertambahan bobot badan diperoleh dari hasil bagi selisih antara bobot badan akhir dan bobot badan awal, dalam lama waktu pengamatan. Penimbangan dilakukan setiap minggu, sebelum diberi pakan. Perhitungan mengacu pada rumus:", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 219, "width": 173, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2 1 2 ) / / ( T T W W hari ekor gram PBBH   ", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 269, "width": 62, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 283, "width": 257, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PBBH = Pertambahan bobot badan harian (gram) W1 = Bobot awal penimbangan", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 310, "width": 188, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "W2 = Bobot akhir penimbangan", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 324, "width": 444, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T2 - T1 = Selisih waktu (hari) antara penimbangan kedua dikurangi penimbangan pertama.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 364, "width": 444, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsumsi ransum berdasarkan bahan kering (gram) diperoleh dengan cara menghitung selisih antara jumlah pakan yang diberikan dengan jumlah pakan yang tersisa, kemudian dikali dengan hasil kadar bahan keringnya, yang dinyatakan dalam gram/ekor/hari.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 431, "width": 444, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efisiensi penggunaan ransum diperoleh dari hasil bagi pertambahan bobot badan harian dengan konsumsi bahan kering ransum, menggunakan rumus Crampton dan Harris (1969) yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 485, "width": 204, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ") / / ( ) / / ( hari ekor gram BK Konsumsi hari ekor gram PBB EPR ", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 533, "width": 71, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 546, "width": 444, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh dianalisis secara statistik sesuai dengan rancangan yang digunakan Analisis dari Uji-t dengan rumus sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 656, "width": 229, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : t = Respon pengamatan dari hasil penelitian", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 684, "width": 320, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Nilai tengah pemberian konsentrat tanpa hay daun kayu jawa", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 698, "width": 328, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Nilai tengah pemberian konsentrat + 0,5% hay daun kayu jawa", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 712, "width": 374, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Jumlah ulangan perlakuan pemberian konsentrat tanpa hay daun kayu jawa", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 726, "width": 388, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Jumlah ulangan perlakuan pemberian konsentrat + 0,5% hay daun kayu jawa", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 97, "top": 75, "width": 351, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Ragam perlakuan pemberian konsentrat tanpa hay daun kayu jawa = Ragam perlakuan pemberian konsentrat + 0,5% hay daun kayu jawa", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 158, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 186, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pertambahan Bobot Badan Harian", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 199, "width": 444, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata pertambahan bobot badan kambing kacang pada setiap perlakuan selama penelitian tertera pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 453, "width": 444, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis statistik uji-t menunjukkan bahwa pemanfaatan hay daun kayu jawa dalam konsentrat tidak memberikan perbedaan yang nyata terhadap pertambahan bobot badan harian kambing kacang. Pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap pertambahan bobot badan harian kambing kacang disebabkan oleh kecukupan zat gizi dari pakan untuk pertumbuhan kambing utamanya kandungan protein dan energi pakan. Thalib (2004) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan, maksudnya penilaian pertambahan bobot badan ternak sebanding dengan ransum yang dikonsumsi. Menurut National Research (2006) pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain total protein yang dikonsumsi setiap hari, jenis ternak, umur, keadaan genetis, lingkungan, kondisi setiap individu dan manajemen tatalaksana. Yustendi (2013) menyatakan bahwa pertambahan bobot badan ternak dipengaruhi oleh nilai nutrisi, palatabilitas pakan, umur, bangsa, jenis kelamin, konsumsi pakan dan kesehatan ternak.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 633, "width": 445, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cheeke (1999) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas pakan sangat mempengaruhi pertambahan bobot badan. Lemus dan Brown (2008) menjelaskan bahwa kebutuhan protein kasar untuk kambing adalah 10-14% dan TDN 60-65%. Hasil proximat dan susunan konsentrat yang diberikan adalah konsentrat mengandung protein 15,00% dan TDN 70,55 ; hay daun kayu jawa mengandung protein 15,06% dan TDN 67,45; Panicum sarmentosum mengandung protein 11,51 dan TDN 59,54. Berdasarkan pernyataan sebelumnya menunjukkan bahwa apabila kelebihan kandungan protein yang diberikan pada ternak ruminansia maka ternak tidak dapat memanfaatkan keseluruhan protein yang", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 236, "width": 409, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Rataan pertambahan bobot badan kambing pada setiap perlakuan selama penelitian (g/ekor/hari).", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 277, "width": 420, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulangan Perlakuan Tanpa hay daun kayu jawa Dengan hay daun kayu jawa 1 34,17 39,88 2 29,17 36,31 3 42,74 38,98 4 45,12 31,79 5 26,31 32,26 6 40,36 45,83 Rataan 36,31 37,50", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 75, "width": 444, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berlebihan sehingga kedua perlakuan tidak memberikan perbedaan pertumbuhan ternak kambing selama penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 166, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsumsi Bahan Kering Ransum", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 180, "width": 444, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata konsumsi bahan kering ransum kambing kacang pada setiap perlakuan selama penelitian tertera pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 444, "width": 444, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis statistik uji-t menunjukkan bahwa pemanfaatan hay daun kayu jawa dalam konsentrat memberikan perbedaan yang nyata terhadap konsumsi bahan kering ransum harian kambing kacang. Perbedaan yang nyata pada konsumsi bahan kering ransum kambing kacang disebabkan karEna adanya penambahan hay daun kayu jawa sebagai perlakuan. Parakkasi (1999) menyatakan bahwa tingkat perbedan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor ternak (bobot badan dan umur), tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan, dan palatabilitas. Arora (1989) menyatakan bahwa konsumsi makanan akan bertambah jika aliran makanan cepat atau jika diberikan makanan yang berdaya cerna tinggi serta ukuran-ukuran partikel yang kecil. Pernyataan diatas menunjukkan bahwa pemberian hay daun kayu jawa dapat lebih banyak dikonsumsi karena ukuran-ukuran partikelnya lebih kecil.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 608, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efisiensi Penggunan Ransum", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 622, "width": 444, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata efisiensi penggunan ransum kambing kacang pada setiapperlakuan selama penelitian tertetra pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 661, "width": 421, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Rata-rata efisiensi penggunaan ransum kambing kacang pada setiap perlakuan selama", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 222, "width": 426, "height": 588, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian Ulangan Perlakuan Tanpa hay daun kayu jawa Dengan hay daun kayu jawa 1 0,066 0,069 2 0,056 0,061 3 0,078 0,064 4 0,083 0,052 5 0,048 0,051 6 0,071 0,070 Rataan 0,067 0,061 Tabel 3. Rata-rata konsumsi bahan kering ransum kambing kacang selama penelitian (g/ekor/hari). Ulangan Perlakuan Tanpa hay daun kayu jawa Dengan hay daun kayu jawa 1 517,95 574,26 2 524,89 595,29 3 545,55 611,91 4 545,72 610,01 5 550,56 631,24 6 570,66 654,11 Rataan 542,55a 612,80b Keterangan : angka yang diikuti oleh huruf yang berbeda menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada taraf kepercayaan 95%. Ulangan Perlakuan Tanpa hay daun kayu jawa Dengan hay daun kayu jawa 1 34,17 39,88 2 29,17 36,31 3 42,74 38,98 4 45,12 31,79 5 26,31 32,26 6 40,36 45,83 Rataan 36,31 37,50", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 75, "width": 444, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efisiensi pakan merupakan nilai yang menggambarkan jumlah pakan yang dapat diubah menjadi satuan unit produk ternak. Rataan penggunan ransum memperlihatkan tidak terjadinya perbedaan antara perlakuan yang diberikan hay daun kayu jawa dengan yang tidak mendapatkan hay daun kayu jawa. Pemanfaatan hay daun kayu jawa tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertambahan bobot badan.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 144, "width": 444, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efesiensi penggunaan pakan dihitung sebagai nilai pertambahan bobot badan harian dibagi konsumsi pakan harian (Parakkasi, 1999). Simanihuruk dan Sirait (2010) menyatakan bahwa efisiensi penggunaan pakan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya: kualitas pakan, kemampuan ternak dalam mencerna bahan pakan, dan kecukupan nutrien pakan untuk hidup pokok. Tillman et al . (1998) menyatakan besarnya efisiensi ransum tergantung pada jumlah konsumsi bahan kering yang mampu memberikan pertambahan bobot badan.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 240, "width": 447, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efisiensi penggunaan ransum yang tidak berbeda diduga disebabkan oleh kandungan tanin yang terkandung pada daun kayu jawa. Mcsweeney et al . (2001) tanin merupakan polifenol yang reaktif dengan dinding sel bakteri dan enzim ekstraseluler yang diproduksi oleh bakteri. Hidayah (2016) interaksi ini akan menghambat transpor nutrien ke dalam sel sehingga menghambat pertumbuhan organisme. Penambahan tannin cenderung menurunkan kecernaan bahan pakan dan produksi VFA total melalui pengikatan protein oleh tanin sehingga sebagian protein menjadi tidak dapat didegradasi oleh mikroba rumen. Konsumsi ransum yang tinggi pada perlakuan penambahan hay daun kayu jawa tidak dimanfaatkan secara efisien untuk pertambahan bobot badan, sehingga efisiensi penggunaan ransum antar perlakuan sama.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 378, "width": 445, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Crampton dan Harris (1969) efisiensi penggunaan ransum merupakan perbandingan antara pertambahan bobot badan yang dihasilkan dengan jumlah bahan kering ransum yang dikonsumsi, semakin tinggi nilai efisiensi penggunaan ransum, akan semakin efisien pula penggunaan pakan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 434, "width": 447, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinho (2011) menyatakan tumbuhan kayu jawa yang berpotensi sebagai antibakteri umumnya memiliki metabolit sekunder seperti senyawa golongan flavonoid, alkaloid dan tanin. Jayanegara dan Sofyan (2008) menambahkan bahwa tanin dapat berikatan dengan dinding sel mikroorganisme dan dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme atau aktivitas enzim sehingga proses pencernaan pakan yang dibantu oleh mikroorganisme di dalam rumen tidak berjalan dengan baik, sehingga kedua perlakuan yang diberikan tidak berbeda nyata terhadap efisiensi pakan.", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 545, "width": 60, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 571, "width": 445, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian hay daun kayu jawa sebanyak 0,5% (dari bobot badan berdasarkan bahan kering) yang ditambah konsentrat sebanyak 1,0% (dari bobot badan berdasarkan bahan kering) dan panicum sarmentosum Roxb. secara ad libitum tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum, namun memberikan pengaruh terhadap konsumsi bahan kering ransum kambing kacang.", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 653, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 678, "width": 444, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arora, S. P. (1989). Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Gadjah Mada University Prees.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 706, "width": 397, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cheeke, P. R. (1999). Apllied Animal Nutrition Feeds and Feeding . Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 719, "width": 444, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Crampton, R.V., & Harris, L. E. (1969). Applied Animal Nutrition. W.H Freemen and Company.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 782, "width": 226, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafira & Syahrir / J. Agrisains 21 (2) 2020: 73-80", "type": "Page footer" }, { "left": 512, "top": 781, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 75, "width": 444, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fatmawati. (2013). The role of Nutrition And Feed In Supporting Self Sufficient in Animal Products,Food Safety And Human Welfere. In Prosiding Aini International Seminar In conjunction to 50 th Anniversary Faculty of Animals Science Andalas University .", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 130, "width": 445, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hartadi, H.S., Reksohadiprodjo., & Tillman, A. D. (1993). Tabel Komposisi Pakan untuk Indonesia . Gadjah Mada University Press.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 157, "width": 444, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayah, N. (2016). Pemanfaatan Senyawa metabolit Sekunder Tanaman (Tanin dan Saponin) dalam Mengurangi Emisi Metan Ternak Ruminansia. Jurnal Sains Peternakan Indonesia , 11(2), 89-98.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 199, "width": 444, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jayanegara, A., & Sofyan, A. (2008). Penentuan Aktifitas Biologis Tanin Beberapa Hijauan Secara In Vitro Menggunakan ‘Hohenheim Gas Test’ dengan Polietilen Glikol sebaigai Determinan. Media Peternakan . 31(1), 44-52.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 240, "width": 436, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinho, J., Arini, D. I. D., Halawane, J., Nurani, L., Halidah., Kafiar, Y., & Karundeng, M. C. (2011). Tumbuhan Obat Tradisional di Sulawesi Utara Jilid II . Balai Penelitian Kehutanan Manado.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 282, "width": 444, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lemus, R., & Brown, K. (2008). Feeding Small Ruminants: Developing a Grazing System for Sheep and Goats , Mississippi State University.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 309, "width": 445, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McSweeney, C., Palmer, S. B., Neill, D. M., Krause, D. O., & Me. (2001). Microbial interactions with tannins: nutrional consequences for ruminants. Anim. Feed , 81, 83-93.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 351, "width": 444, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "National Research Council. (2006). Nutrient Requirements of Small Ruminants (Sheep, Goats, Cervids, and New World Camelids) . National Academic Press. Nitis, I. M., Lana, K., Suama, M., Sukanten, W., & Puger, A.W. (1991). Gliricidia for goad feeds and feeding in the three stara forage system. Progess report to IDRC, Canada Udayana University, Faculty of Animal Husbandry, Denpasar.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 420, "width": 444, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parakkasi, A. (1999). Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia . Universitas Indonesia Press.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 447, "width": 444, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simanihuruk, K., & Sirat, J. (2010). Silase Kulit Buah Kopi Sebagai Pakan Dasar pada Kambing Boerka Sedang Tumbuh . Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner .", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 489, "width": 445, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thalib, A. (2004). Uji efektivitas saponin buah Sapindus rarak sebagai inhibitor metanogenesis secara in vitro pada sistem pencernaan rumen. JITV , 9(3), 164- 171 Tillman, D. A., Hartadi, S., Reksohadiprajdo., & Labdosoekojo, S. (1998). Ilmu Makanan Ternak Dasar . Gadjah Mada University Press.", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 544, "width": 444, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yustendi, D. (2013). Penambahan Tepung Daun Katuk (Saurupus androgynus L. merr dalam Ransum Kambing Jantan Peranakan Ettawa terhadap Konsumsi Pakan, Petambahan Berat Badan , Lingkar scrotum, dan Kualitas Spermatozoa. Tesis tidak diterbitkan. Aceh: Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.", "type": "List item" } ]
be46e313-d1fe-a0b3-afae-85f71cce0159
https://journal.uwks.ac.id/index.php/equilibrium/article/download/597/569
[ { "left": 432, "top": 30, "width": 95, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 1693-1378 e-ISSN 2598-9952", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 166, "width": 183, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 15, Nomor 1, April 2019", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 211, "width": 83, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 254, "width": 473, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE THRESHOLD OF HIGH TECHNOLOGY IN GLOBAL COMMERCE: LEVERAGING", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 268, "width": 341, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "THE ROLE OF HIGHER EDUCATION INSTITUTION (121-128) Ruswiati Suryasaputra", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 315, "width": 473, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN SUSTAINABILITY REPORT SEBAGAI VARIABEL MODERATING (129-144) Ade Irma Suryani Lating Sutjipto Ngumar Titik Mildawati", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 404, "width": 461, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DIMENSI KEPERILAKUAN PADA AKUNTANSI SUMBER DAYA MANUSIA (145-150) Andrianto", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 451, "width": 473, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PUBLIC SERVICE LEADERSHIP ORGANIZATION: WORK MOTIVATION AND WORK PRODUCTIVITY IN LIBRARY ORGANIZATION WITHIN ORGANIZATIONAL", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 479, "width": 216, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BEHAVIOR PERSPECTIVES (151-166) Bakhtiyar", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 526, "width": 473, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH UMUR DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP ROE (Return On Equity)” (Studi pada Perusahaan Jasa Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode 2011 – 2017) (167-176) Raston Listio", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 601, "width": 473, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EFEK MEDIASI JOB SATISFACTION PADA PENGARUH WORK ENGAGEMENT DAN CAREER MANAGEMENT TERHADAP INTENTION TO STAY PARA TENAGA PENGAJAR DI AKADEMI ATCKR (177-194) Silvester Sedu Kemie Sylvia Diana Purba", "type": "Text" }, { "left": 432, "top": 30, "width": 95, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN 1693-1378 e-ISSN 2598-9952", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 169, "width": 183, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 15, Nomor 1, April 2019", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 196, "width": 485, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Equilibrium , Jurnal Ekonomi-Manajemen-Akuntansi, terbit pertama kali tahun 2003, dengan frekuensi terbit 2 kali setahun pada bulan April dan Oktober. Jurnal ini memuat tulisan berupa artikel, hasil penelitian, dan kupasan (review) atau suntingan yang ada hubungannya dengan bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 267, "width": 89, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pimpinan Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 280, "width": 60, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kristiningsih Editor :", "type": "Picture" }, { "left": 154, "top": 318, "width": 290, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruswiati Suryasaputra, Ismanto Hadi S, Siti Djamilah, Ernawati Munadi, Tantri Bararoh, Sarah Yuliarini, Supriyati, Yessy Artanti, Titik Inayati Rica S. Wuryaningrum, Evawani.", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 381, "width": 172, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Section Editor: Wiwik Herawati, Ricky Angga Ariska", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 419, "width": 68, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Administrasi:", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 431, "width": 61, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agus Junaidi", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 457, "width": 70, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mitra Bestari:", "type": "Section header" }, { "left": 150, "top": 469, "width": 298, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bambang Budiarto, Universitas Surabaya Christina Whidya Utami, Universitas Ciputra Surabaya Fenika Wulani, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Gancar Candra Premananto, Universitas Airlangga Surabaya Iin Mayasari, Universitas Paramadina Jakarta Mohammad Nizarul Alim, Universitas Trunojoyo Madura Muhammad Madyan, Universitas Airlangga Surabaya Regina Niken Wilantari, Universitas Negeri Jember Trinandari Prasetyo Nugrahanti, STIE Perbanas Wahidahwati, STIESIA Yulia Indrawati, Universitas Negeri Jember Zuhrotun, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 632, "width": 159, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Publikasi dua kali dalam setahun April dan Oktober", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 675, "width": 78, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alamat Redaksi", "type": "Section header" }, { "left": 208, "top": 688, "width": 200, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Universitas Wijaya Kusuma Surabaya Jl. Dukuh Kupang XXV/54 Surabaya, 60225 Telepon (031) 5613231 Fax (031) 5613231", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 766, "width": 499, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Redaksi mengundang peminat/pemerhati bidang ekonomi, manajemen, dan akuntansi untuk mengirimkan tulisannya dengan memperhatikan PETUNJUK PENULISAN yang ada. Redaksi berhak mengedit naskah yang akan dimuat tanpa mengubah gagasan penulis.", "type": "Text" }, { "left": 218, "top": 63, "width": 163, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PETUNJUK PENULISAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 110, "width": 467, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Artikel memuat Judul, Nama penulis, Afiliasi, email, Abstrak, Pendahuluan, Landasan Teori, Pembahasan, Simpulan dan Daftar Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 151, "width": 467, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Artikel Hasil Penelitian memuat Judul, Nama Penulis, Afiliasi, email, Abstrak, Pendahuluan (Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Penelitian), Landasan Teori, Hipotesis (bila diperlukan), Metode Penelitian, Deskripsi Hasil Penelitian (Pembahasan), Simpulan, dan Saran / Implikasi (bila diperlukan) dan Daftar Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 220, "width": 467, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Naskah diketik pada kertas A4 dengan Spasi 1 ukuran font 11 Times New Roman. Untuk Artikel minimal 7 halaman, maksimal 16 halaman. Naskah diketik dalam program MS Word.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 276, "width": 467, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Untuk abstrak dilengkapi kata kunci yang diketik satu (1) spasi maksimal 200 kata. Kata Kunci adalah kata-kata pokok yang menggambarkan dasar pemikiran atau gagasan.", "type": "List item" } ]
e7e8efe8-8fc6-bd02-c8db-8899acc16eb7
https://journal.poltekparmakassar.ac.id/index.php/pusaka/article/download/84/59
[ { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 100, "top": 737, "width": 407, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 561, "top": 738, "width": 11, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 81, "width": 410, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Implementation of Standard Operating Procedures of Restaurant Services", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 94, "width": 166, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "in Developing English Material", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 119, "width": 108, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faradillah Saputri [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 142, "width": 426, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "English Language Education Study Program, Graduate Program, Muhammadiyah University of Makassar Andi Tenri Ampa [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 177, "width": 426, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "English Language Education Study Program, Graduate Program, Muhammadiyah University of Makassar Syamsiarna Nappu", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 200, "width": 142, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 211, "width": 426, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "English Language Education Study Program, Graduate Program, Muhammadiyah University of Makassar", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 234, "width": 198, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Corresponding E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 277, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 302, "width": 264, "height": 320, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research aims at finding out 1) the characteristics of Food and Beverage Service Management students of Makassar Tourism Polytechnic, 2) the students’ needs in English language for Food and Beverage Service based on Standard Operational Procedure, 3) the designed and developed English language materials based on Standard Operational Procedure for Food and Beverage Service Students, 4) the validity of the developed English Materials based on needs analysis of Standard Operational Procedure for Food and Beverage Service Students. This research applies Research and Development (R&D) method by using the ADDIE Model by taking 117 students of FBS Management department, Makassar Tourism Polytechnic as the respondents. The results of data analysis show that 1) The English competency level of the students of FBS Management department are mostly in the intermediate level (81.20%) 2) The language skills mostly needed by the students of FBS management department is speaking skill and they prefer to study English in the pair work or role play activity. In terms of the SOP of the restaurant services, the results have shown that all of the procedures for each SOP needed by the students of FBS as the English material for FBS Management department. 3) The English material which is designed and developed based on the need analysis of SOP restaurant services, 4) the results of the last validation for the designed and developed material indicate that the material is ready to be used. The quality of the developed materials is categorized as good material. Thus, it can be used as a main source to learn English Food and Beverage Service Management at Makassar Tourism Polytechnic", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 635, "width": 264, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KEY WORDS : Need analysis, ADDIE Model, Target Language, Standard Operating Procedure.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 673, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 696, "width": 264, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vocational school is a type of education that aims to help", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 277, "width": 264, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "students to work in the industrial sector after they graduated as stated in the act of National Education System No. 20 Year 2003 Article 15 about national education objectives. Judisseno (2008: 20) states that educational institutions are responsible for creating and supplying labor for industry. Therefore, educational institutions are required to provide human resources according to the needs of the industry. Thus, vocational school is related to the business world or the real-world situations, so the learning program in it is designed to give more portions to work practices.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 389, "width": 264, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "One of the vocational schools is Makassar Tourism Polytechnic as one of the six state higher educations of hotel and tourism in Indonesia under the Ministry of Tourism and Creative Economy. Now, it has three departments with eight study programs for both Diploma III and D IV Program. Food and Beverage Service or FBS Management is one of the study programs for the level of Diploma III program under the Hospitality department. The FBS study program applies the competence-based curriculum where the students should be competent not only in vocational knowledge but also in English skills in order to fulfill the workplace demand. According to the National Education Standards Agency (2006), English aims to make students proficiency in both written and spoken language to support their competence in a certain study program, so they can communicate by using English since if most of international and national companies need all their staffs to be able to speak and understand English well. Therefore, English subject is taught every semester (for six semesters, except when the students have an internship program for 1 semester) for the students of the FBS study program.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 631, "width": 264, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Since they will work in the hospitality industry, later FBS students should be able to speak English especially when they have to take orders in restaurants, but sometimes they cannot easily talk or express what they want to say so it can influence their performance. Nunan (1991) stated that as teachers, they should help their students by providing some strategies to", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 264, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "manage all communication to ensure that all students have fair and equitable opportunities to develop their interpersonal speaking and listening skills.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 116, "width": 264, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the explanations above, the researcher finds that students in FBS Management at Makassar Tourism Polytechnic are lacking performance in servicing guests by using English language. The researcher got this evidence from interviewing some students in the fifth semester who already did the internship program. The interview was conducted on July 3rd 2020 by a zoom meeting and the researcher found if the materials that they learned from campus do not match the materials. They only get some list of Standard Operational Procedure for serving guests but still lacks on conversation because the use of the textbook is only to provide some activities and its examples.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 265, "width": 264, "height": 205, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "As described on the evidence above, the researcher believes that developing English material based on Standard Operational Procedure can help the lecturer to relate subject materials to the real-world situations and also motivate the students to use their English competence and its application to their daily life. Polly (2009) found that developing materials could help students to achieve the objective of learning English based on what they need. Additionally, AT Ampa et al. (2013) stated that in developing materials, the writer should consider several factors, such as relevant subject of materials, attractiveness of format, accuracy of language level and learning objectives. Thus, the researcher conducts Research and Development (R&D) by adopting the ADDIE model. ADDIE is an acronym of Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation Based on the explanation above, the researcher is interested in conducting a research study which is entitled “Developing English Teaching Material for Food and Beverage Service Management Students of Makassar Tourism Polytechnic”", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 484, "width": 113, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 507, "width": 220, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Concepts of Developing English Teaching Material Definition of English Teaching Material", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 542, "width": 264, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tomlinson (2011) characterizes materials as anything which is utilized by instructors and students to work with the learning of a language. Materials could clearly be recordings, DVDs, messages, YouTube, word references, language structure books, exercise manuals or copied works out. They could likewise be papers, food bundles, photos, live discussions given by welcomed local speakers, guidelines given by an educator, assignments composed on cards or conversations between students. Thus, English teaching material is anything which is used by teachers to facilitate the learning of English language. It additionally can uphold understudy learning and increment understudy achievement. In a perfect world, it will be custom fitted to the substance where they're being utilized, to the understudies in whose class they are being utilized, and the educator.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 150, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Definition of Material Development", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 79, "width": 264, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Material development refers to a process of producing and using the materials for language learning including materials evaluation adaptation, design, production, exploitation and research (Tomlinson, 2012:143). As a practical undertaking it refers to anything which is done by writers, teachers or learners to provide sources of language input, to exploit those sources in ways which maximize the likelihood of intake and to stimulate purposeful output: in other word the supplying of information about and/or experience of the language in ways designed to promote language learning. Ideally the ‘two aspects of materials development are interactive in that the theoretical studies inform and are informed by the development and use of classroom materials’ (Tomlinson 2001: 66). Materials developers might write textbooks, tell stories, bring advertisements into the classroom, express an opinion, provide samples of language use or read a poem aloud. Whatever they do to provide input, they do so ideally in principled ways related to what they know about how languages can be effectively learned.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 297, "width": 264, "height": 170, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Developing materials for a language course or language program has some advantages compared with using the commercial course books. Richards (2001:261) puts four advantages of developing materials which are presented as follows; 1) Relevance, The materials will tend to be more relevant for students and institutional needs and reflects the local content, issues, and concerns, 2) Develop expertise, Developing materials benefit the other language course to improve their expertise, giving them a greater understanding of the characteristics of effective materials. 3) Reputation, It will show the commitment to the language teaching because of providing relevant, specialized, and contextualized materials for the students. 4) Flexibility, The produced materials can be revised or adapted as needed, giving them greater flexibility than a commercial course book.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 482, "width": 65, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Needs Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 493, "width": 264, "height": 193, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Briefly, objective and perceived needs are seen as derived by outsiders from facts, from what is known and can be verified, while subjective needs and felt needs are derived from insiders and corresponds to cognitive and affective factors (Dudley- Evans & John). Thus, ‘to be able to follow instructions accurately’ is an objective/perceived need. ‘To feel confident is a subjective/felt need. Similarly, product-oriented needs derive from the goal or target situation and process-oriented needs derive from the learning situation. These pairs can be seen as corresponding to a target situation analysis (TSA) and a learning situation analysis (LSA); a third piece of the jigsaw is what learners already know, a present situation analysis (PSA), from which we can deduce their lacks. Thus, a TSA includes objectives, perceived and product-oriented needs; LSA includes subjective, felt, and process-oriented needs; a PSA estimates strengths and weaknesses in language, skills, and learning experiences.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 700, "width": 264, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Similarly, Hutchinson & Waters (1987) identify target needs and learning needs. Target needs are ‘what the learner needs to do in", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 264, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "the target situation’ and learning needs are ‘what the learner needs to do in order to learn’ (p. 54). Target needs include necessities, lacks and wants. Necessities refer to ‘the type of needs determined by the demands of the target situation, that is, what the learner has to know in order to function effectively in the target situation’ (p. 55). Lacks refers to the gaps between the existing proficiency of the learner and the target proficiency, or the gaps between what the learner knows and the necessities (p. 56); and wants are described as ‘what the learners think they need’.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 194, "width": 264, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The framework proposed by Nunan (2004) for analysis of learning needs is the following:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 229, "width": 264, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Goals ‘Goals’ are the dubious, general expectations behind any learning task. They give a connection between the errand and the more extensive educational program.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 275, "width": 35, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Input", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 284, "width": 264, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "‘Input’ refers to the spoken, composed and visual information that students work with over the span of doing a job. Information can be given by an instructor, a course book or some other source. On the other hand, it very well may be created by the Information students themselves.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 344, "width": 264, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Procedures ‘Procedures’ indicates how students will really manage the information that shapes the take-off point for the learning task. In thinking about rules for task determination (and, in the following area, we will see what Assignment segments research needs to say on this matter), a few issues emerge like those as we experienced when thinking about input.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 424, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Teacher and learner roles", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 434, "width": 264, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "‘Role’ refers to the part that students and instructors are relied upon to play in completing learning errands just as the social and relational connections between the members.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 470, "width": 264, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Settings ‘Settings’ refers to the homeroom game plans indicated or inferred in the assignment. It likewise requires thought of whether the undertaking is to be done entirely or somewhat outside the homeroom. A wide scope of setups is conceivable in the open homeroom, albeit viable contemplations, for example, class size can constrain what is possible in practice.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 563, "width": 264, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Finally, as Allwright (1982, quoted in West, 1994) says the investigation of learners’ preferred learning styles and strategies gives us a picture of the learners’ conception of learning. The concepts of needs analysis which are applied in this research are based on the concepts offered by Hutchinson and Waters (1987) describe target needs and learning needs then it is modify to fill the purposes of this research.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 657, "width": 221, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Concept of Standard Operational Procedure (SOP) Definition of Standard Operational Procedure", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 692, "width": 264, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "According to Small Business Enterprise Center (SBEC) SOP is a procedure specific to the operation that describes the activities necessary to complete tasks in accordance with industry", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 268, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "regulations, provincial laws or even just the standards for running the industries. Any document that is a “how to” falls into the category of procedures. In a manufacturing environment, the most obvious example of an SOP is the step by step production line procedures used to make products as well train staff. An SOP, in fact, defines expected practices in all industries, where quality standards exist. SOPs play an important role in the small industries. SOPs are policies, procedures and standards industries need in the operations, marketing and administration disciplines within industries to ensure success. These can create:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 173, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● efficiencies, and therefore profitability", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 206, "width": 228, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● consistency and reliability in production and service", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 217, "width": 113, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● fewer errors in all areas", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 229, "width": 192, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● a way to resolve conflicts between partners", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 240, "width": 144, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● a healthy and safe environment", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 252, "width": 264, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● protection of employers in areas of potential liability and personnel", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 275, "width": 49, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● matters", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 286, "width": 264, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● a roadmap for how to resolve issues – and the removal of emotion from", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 309, "width": 264, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● troubleshooting – allowing needed focus on solving the problem", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 332, "width": 264, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● a first line of defense in any inspection, whether it be by a regulatory", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 355, "width": 264, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● body, a partner or potential partner, a client, or a firm conducting due", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 378, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● diligence for a possible purchase", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 390, "width": 222, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "● value added to the We should We ever wish to sell", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 413, "width": 264, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In other words Amit (2014) stated that Standard operating procedures Standard operating procedures are written, step-by- step instructions that describe how to perform a routine activity. Employees should complete them in the exact same way every time so that the industries can remain consistent.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 482, "width": 243, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Purposes of Standard Operational procedure (SOP)", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 505, "width": 264, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Some industries owners have a hard time grasping why standard operating procedures are necessary. They already trained their employees so why do they need a written document outlining the process as well. The purposes of having standard operating procedures can be described as follows: 1) SOPs can save time and money, 2) SOPs can provide consistency, 3) SOPs can improve communication, 4) SOPs allow We to hold employees accountable 5) SOPs can create a safer work environment", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 609, "width": 204, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Way to Write a Standard Operating Procedure", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 633, "width": 264, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Standard operating procedures require a lot of planning and preparation before we can even begin writing the document. Here are five steps to follow when creating the standard operating procedure; 1) Develop a list of the process, 2) Plan the process, 3) Talk with employees, 4) Write and review the process, 5) Maintain the process", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 264, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Profile of the study program of Food and Beverage Service (FBS) Management", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 102, "width": 264, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Makassar Tourism Polytechnic is one of the six Tourism higher education institutions in Indonesia under the Ministry of Tourism and Creative Economy. The six Tourism Polytechnics are in Bandung, Bali, Medan, Makassar, Palembang, and Lombok. Poltekpar Makassar itself was established for the first time on 18 September 1991 by the Minister of Tourism, Post and Telecommunication, Mr. Susilo Sudarman. So, Poltekpar Makassar has been operating for almost 20 years from now.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 206, "width": 264, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Food and Beverage Service (FBS) Management is one of the study programs which trains the students to be able to work professionally in the restaurant and in other food industries. FBS management is included in D-III program, so the students study for six semesters, five semesters study on campus and one semester in the industry for the internship program. In order to fulfill the demand of the workplaces, the curriculum applied in Poltekpar Makassar is Competence-Based curriculum which is revised regularly to meet the needs of the industries and it applies 30% for theory and 70% for practice. Therefore, the implementation of these curriculum forces the students to study more practical than theoretical. In order to apply this, theory week and practical week are scheduled in turns but in theory week, some subjects are still taught as the practical subjects.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 265, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The students of FBS Management are expected to master Restaurant Services Management from the low level to the top level, from operational level to managerial level in all outlets of the food industries. One important thing the students should master in the operational level is understanding and implementing the Standard Operating Procedures of handling the customers in the restaurant from the customers making a reservation until the customer leaves the restaurant. In the implementing the SOP of the Restaurant services, the written SOPs are provided and all the students are expected to apply these in their work when serving the customers in the restaurant. Some SOPs applied in the restaurant can be seen in the next part.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 528, "width": 264, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Standard Operational Procedure for Restaurant Services for FBS Management students", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 563, "width": 264, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Restaurant services have their own standard Operational procedure when serving the customer in the restaurant. The staff of the restaurant or the waiter or waitress should implement or apply the SOP of serving the customer in the restaurant in order to perform the standard outcomes of serving the customers in the restaurant. In order to apply for the SOP in the restaurant, besides needs vocational skill also needs English skill. It is because in the restaurant operation, communicative competence has a very important role. The restaurant staff could not apply the SOP of the restaurant services well if they are not able to communicate English well. Therefore, in applying the SOP in the restaurant, the restaurant staff or waiter/waiters should master in English.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 264, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SOP which is applied in the restaurant could be varied for each restaurant. The followings are the SOP for restaurant services starting from Handling the Reservation until Dealing with Payments (Leo, 2004)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 125, "width": 151, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Handling Reservation by Telephone", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 148, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The SOPs are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 160, "width": 263, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Say the name of the restaurant, greet the caller, and offer help", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 171, "width": 64, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Ask the day", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 183, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Ask the time", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 120, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Ask the number of people", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 206, "width": 72, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Ask the name", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 217, "width": 131, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Ask the spelling of the name", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 229, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Ask for Special request", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 240, "width": 193, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8) Summarize the booking and thank the caller", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 264, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seating the Guest and Taking Order", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 287, "width": 104, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The SOPs are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 298, "width": 133, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Great and welcome the guest", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 310, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Ask whether the guest has made a reservation", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 321, "width": 132, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Offer to take the guest’s coat", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 333, "width": 127, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Escort the guest to the table", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 344, "width": 121, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Ask if the table is all right", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 356, "width": 111, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Ask or offer a beverage", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 367, "width": 85, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Present the menu", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 379, "width": 189, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8) Give the guest time to look over the menus", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 390, "width": 264, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9) Inform the guest about the specialties of the day of food and drink being promoted", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 413, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10) Ask if the guest is ready to order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 425, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11) Take the order", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 436, "width": 153, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12) Suggest a drink after taking order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 448, "width": 140, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13) Repeat or summarize the order", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 459, "width": 157, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14) Ask the guest to wait for a moment", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 483, "width": 126, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Serving the Food to the Guest", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 506, "width": 106, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The SOPs are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 517, "width": 131, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Welcome and seat the guest", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 529, "width": 96, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Serve or pour water", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 139, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Present the menu and wine list", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 552, "width": 113, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Take the beverage order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 564, "width": 93, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Serve the beverage", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 575, "width": 175, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Ask the guest if they wish the appetizer", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 587, "width": 93, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Serve the appetizer", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 598, "width": 96, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8) Take the food order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 610, "width": 97, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9) Take the wine order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 621, "width": 131, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10) Remove the appetizer dishes", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 633, "width": 76, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11) Serve the wine", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 644, "width": 104, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12) Serve salad and bread", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 656, "width": 176, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13) Serve the entrée and its accompaniment", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 667, "width": 189, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14) Ask if everything as prepared satisfactorily", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 679, "width": 75, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15) Clear the table", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 690, "width": 105, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16) Take the dessert order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 701, "width": 84, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17) Serve the dessert", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 713, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18) Present the guest check", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 79, "width": 140, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Handling the Guest Payment", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 102, "width": 104, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The SOPs are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 114, "width": 134, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Present the bill on a bill tray", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 125, "width": 172, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Read out the amount to the customers", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 137, "width": 165, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Ask the customer how they will pay", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 148, "width": 254, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) If the customer wants to pay by card, thank the customer when they present with their card", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 171, "width": 118, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Indicate the type of card", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 183, "width": 223, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) Send the card and bill to the cashier for processing", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 194, "width": 196, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7) Present the bill and charge slip from cashier", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 206, "width": 226, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8) Ask the customer to sign on the bill and charge slip", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 217, "width": 166, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9) Verify the signature against the card", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 228, "width": 254, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10) Give the card, 1 st copy of the bill and charge slip to the customer", "type": "List item" }, { "left": 46, "top": 252, "width": 254, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11) Thank the customer again 9retuirn the other copy of the bill and charge slip to cashier)", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 286, "width": 267, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "All the stages in each SOP require communication verbally in order to apply the SOP itself. Therefore, the restaurant staff or waiter/waitress should master the expressions used in each step of the SOP so the implementation of SOPs can run successfully. According to AT Ampa, et all (2013) they state “the relevant subject of materials is decided according to learning needs which can be assessed by interview with the students or observation. Format of materials is selected according to volume of the subject, degree of complexity of messages, and language level which is to be set relevant to students’ lives. The accuracy of language includes the clear information, the grammatical sentences, and the language used effectively”. The expressions used in each step of SOPs will be developed in this present research based on the result of need analysis.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 459, "width": 68, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ADDIE Models", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 483, "width": 264, "height": 112, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ADDIE is a standard procedure and method used by instructional designers and training creators. The model’s phases include analysis, design, development, implementation, and evaluation. Each of the phases represents a dynamic and flexible standard for developing efficient training and performance support instruments (McIver, Fitzsimmons, & Flanagan, 2015). In the present era, ADDIE is considered the most commonly implemented model for instructional design. The five phases interconnect and interrelate, and the model can be adapted to all environments.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 609, "width": 88, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Phases of the Model", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 633, "width": 264, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The phases of the ADDIE model include: (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, and (5) Evaluation.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 681, "width": 171, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The advantages of learning the ADDIE", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 705, "width": 261, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Learning the ADDIE model will help the trainers and instructional designers provide more effective quality", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 67, "width": 243, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "designs, clearly defined learning objectives, structured and coherent content, measured and organized workload for educators and students, incorporated visualizations and media, and appropriate student activities and assessments that are linked to the targeted learning outcomes (Allen & Sites, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 136, "width": 261, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) The ADDIE model will enable the identification of the proper best practice design principles, followed by the implementation of the principles on a systematic basis. ADDIE is a very effective tool that facilitates the design, development, and growth of a large number of courses at a high standard (Dick & Carey, 2004).", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 205, "width": 262, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) The ADDIE model integrates the evaluation of learners’ needs, design, and development of training materials. In addition, and most significantly, an evaluation of the training program can be carried out by using processes that generate measurable and specific outcomes (Branch, 2010).", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 263, "width": 261, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) In highly technical industries, ADDIE contributes to the organization and implementation of training designs at the best location for engaging the most learners (Bamrara, 2018).", "type": "List item" }, { "left": 318, "top": 309, "width": 261, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) The ADDIE model can be flexibly adapted while completing the project requirements. In order to use the model more flexibly, it is critical to implement the following strategies: thinking non-linearly by considering different phases that can be implemented in parallel; best utilizing every outcome; and maintaining flexibility with the development of your innovative learning product. The flexibility of the ADDIE model encourages evaluation at every step and promotes evaluation and redesign at every stage. As a result, the designers will be able to ensure that processes become more adaptable to different changes and challenges (Morrison, Ross & Kemp, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 448, "width": 261, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6) The instructional design model of ADDIE provides designers with the structure and flexibility to achieve their analyzed objectives and motivations for the development and implementation of the curriculum. Therefore, the organizers will be able to provide the most effective and best learner-centered experience. The designers must thoroughly understand, from a neutral and unbiased perspective, the most suitable situation required to provide the training (Allen & Sites, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 565, "width": 106, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 589, "width": 73, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research Design", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 600, "width": 264, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research was classified into a Research and Development (R&D). The researcher used the ADDIE model which was adapted from Gagne et al. (2005) to Develop English Material Based on Standard Operational Procedure of Restaurant Services for Food and Beverage Service Management Students of Makassar Tourism Polytechnic. The ADDIE model was chosen because this model has efficient and organized parts starting with one stage then onto the next advance. The significant parts in the model ADDIE were the means of analysis, design, develop, implement and evaluate to work with the way toward creating English material.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 79, "width": 102, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Population and Sample", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 90, "width": 264, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The population of this research was the students of FBS Management in the academic year 2020/2021. It was consisted of 6 classes (Semester 2, class A and B, semester 4, class A and B, and semester 6, class A and B) with 192 students. The sample of this study was chosen by using purposive sampling technique where only the students who have worked or who have been working as the staff in the restaurant to serve the customers during the internship programs were taken as the sample. So, the sample of this study was the fourth and sixth semester students (class A and B) of FBS Management in the academic year of 2020/2021. There were 4 classes with 117 students.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 240, "width": 93, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research Instrument", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 252, "width": 264, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In order to collect data, the researcher used questionnaire as the instrument. There are two types of questionnaires in this research which were needs analysis questionnaire and expert judgments questionnaire.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 310, "width": 122, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Procedure of collecting data", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 321, "width": 264, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The procedure of conducting R & D in this research applied the ADDIE model that stages covers Analysis, design, develop, and implement or try out the draft while the testing or evaluation stages covered the field testing in the big classes. Developing the draft of the English Material course for FBS Management was based on the English needs of the students in the implementation of SOPs in restaurant services.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 402, "width": 264, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "However, due to the scope limitation in this present study, this research was limited just until the development stages. Implementation and Evaluation stages were not included in this present study. Therefore, the procedures of this research were as follows:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 471, "width": 64, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analyze stage", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 483, "width": 264, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this stage, collecting the data to be analyzed the English needs of the students based on the implementation of standard Operational procedure (SOPs) in the restaurant services.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 529, "width": 55, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Design stage", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 541, "width": 264, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this stage, designing the English teaching material based on the results of the analysis stage.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 576, "width": 60, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Develop stage", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 587, "width": 264, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this stage, developing English teaching material from the design stage based on the one SOPs as the prototype.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 622, "width": 93, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Formative Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 634, "width": 264, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this stage, the prototype validated by experts to find out if the materials were suitable with the students or not.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 669, "width": 123, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Technique of Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 680, "width": 266, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data will be collected from the questionnaire of needs analysis that will be gained by the students and the questionnaire that will be gained by an expert to know the validity of materials.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 123, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Need Analysis Questionnaire", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 79, "width": 264, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The needs analysis will be analyzed by using the frequency and the mean score. The highest frequency and percentage from the options of the questionnaire determined what kind of materials should be. The data are calculated using the following formula:", "type": "Text" }, { "left": 346, "top": 125, "width": 221, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P (%) : f / N(100) P: percentage N: total respondents f: frequency (Arikunto, 2005)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 182, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The expert judgment questionnaire", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 264, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "It consists of statements and responses in the form of Likert scale. It requested the respondent to demonstrate the strength from the statements. The reactions for each statement were estimated with a score 0 to 4. The statement of very much has four points, the statement of largely has three points, the statement of moderately has two points, the statement of slightly has one point and the statement of not at all has zero point for the purpose of quantifying the indicators by using the scale. The point values for :", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 306, "width": 262, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Then, at that point a bunch of models at the pointer level is set up utilizing the scoring standards adjusted from the ones set up by Sudiyono (2003). In the models, the scores along with their score range, subjective depiction, and follow up choice are given as displayed in the Table.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 376, "width": 258, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Score Score Range Qualitative Description Follow- up 4 3.1 – 4.0 Very Good No revision Needed 3 2.1 – 3.0 Good No revision needed 2 1.1 – 2.0 Sufficient Possible revision needed 1 0.1 – 1.0 Bad Revision Needed 0 0 Very Bad Replacement needed", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 518, "width": 145, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "FINDINGS AND DISCUSSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 40, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Findings", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 553, "width": 264, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data presented in this chapter covers the stages of research and development by using the ADDIE phases: analyze, design, develop, implement, and evaluate . However, in this present research the researcher only focused on the three main phases of the ADDIE phases; from analysis to development while implement and evaluation were conducted by doing the validation from the experts.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 645, "width": 210, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Characteristics of Food and Beverage Service Management Students", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 668, "width": 264, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "the researcher focuses on students’ profile as a sample of this research. It has 5 (five) data that shows if students have variety ages, level, gender, working experience, and English level which can affect to the result of students’ need analysis.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 65, "width": 177, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Students’ Needs in Learning English", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 79, "width": 264, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutchinson & Waters (1987) identify target needs and learning needs. Target needs are ‘what the learner needs to do in the target situation’ and learning needs are ‘what the learner needs to do in order to learn’. Target needs include necessities, lacks and wants. Necessities refer to ‘the type of needs determined by the demands of the target situation, that is, what the learner has to know in order to function effectively in the target situation’. Lacks refers to the gaps between the existing proficiency of the learner and the target proficiency, or the gaps between what the learner knows and the necessities; and wants are described as ‘what the learners think they need’.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 217, "width": 264, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The needs of the students in learning English that have been analyzed above can be concluded in the table", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 256, "width": 251, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Aspect Topic Most preferences Perce ntage Target need 1 Necessities Students’ Needs in language skills Speaking 81 2 Lacks Students’ difficulties in language skills Speaking 55.56 3 Wants Students’ wants in learning English Be able to communicate in English both in written and spoken fluently", "type": "Table" }, { "left": 48, "top": 424, "width": 246, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "49.57 Learning needs 6 Goals", "type": "Picture" }, { "left": 48, "top": 500, "width": 240, "height": 125, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The students’ purposes of learning English at the present Be able to express and respond in English language both in written and spoken 60 7", "type": "Table" }, { "left": 134, "top": 581, "width": 49, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The students’ purposes of", "type": "Picture" }, { "left": 48, "top": 610, "width": 246, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Learning English for their future career To get a good job 62 8 Input Material preferences Material : Handling Reservation by telephone Taking Order Mean Score : 3.75", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 67, "width": 249, "height": 638, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Handling Guest Complain 3.75 3.74 9 Procedures Speaking preferences activities Share opinion to discuss the topic about restaurant 37.61 10 Reading Preference Activities Read a short text related to restaurant service and paraphrase 38 11 Writing Preference Activities Write a text based on example by using own sentences 41 12 Vocabulary Preference Activities Identify new words and find its meaning in dictionary 32 13 Grammar Preference Activities Write a sentence according to the pattern properly 50 14 Listening preferences activities Listen to the dialogue and complete the text based on the dialogue 35.90 15 Setting classroom arrangements Pair work activity 34 16 Learner's Role the role of the learners Listener and Performer in the class 39 17 Lecturer's Role the role of the lecturer as motivator for the students in doing, as deliverer in every activity 47.9 Sources: the result of data analysis Score Statement 4 3", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 240, "width": 119, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 1 0 Very Much Largely Moderately Slightly Not at all", "type": "Picture" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 225, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Design the English Material Based on Needs Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 79, "width": 264, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The results of data elicited from the survey through questionnaires have been analyzed and put in the table to be described qualitatively. The results of the survey then are used to develop the course design of the English language for FBS Management students. In designing the course, the researcher applied the three stages used in the ADDIE model (analyze, design, develop). One of the basic assumptions of course design development is that the educational program should be based on an analysis of learner’s needs. The needs of the students in learning English have been analyzed in the previous part in this present study then the researcher design the course of the English for Intermediate level of the third semester students of Food and Beverage Service Management. The framework can be seen in the following table.", "type": "Text" }, { "left": 44, "top": 257, "width": 253, "height": 91, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wee k Unit / Topic Language Functions and Skills Gramma r Vocabulary Professio nal Practice I Unit I Handling Reservati on by Telephon e - Giving and understanding spellings.", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 295, "width": 89, "height": 71, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Taking down reservation - Confirmin g Reservation - Would in polite questions", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 295, "width": 127, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Could in polite request - Spelling systems - Words and expressions relating to restaurants - Role play - Make", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 322, "width": 256, "height": 137, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "conversati on as a receptioni st and as a customer II Unit II Welcomi ng and Seating the Guest - Asking about customers’ wishes - Polite responses to custome rs’", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 378, "width": 263, "height": 228, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "requ ests - - - - Role play Make conversati on as a waiter and a customer in the restaurant III Unit III Taking order - Taking order for the meals - Taking order for the drinks - Asking about Customers’ wishes - Making suggestion - Can/Coul d and", "type": "Table" }, { "left": 44, "top": 498, "width": 261, "height": 229, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Would in questions - How about ? For suggestio n - Section of a menu - Dishes in Menu - Words describing dishes - Small group discussio n - Role play Make conversati on as a waiter and a customer in the restaurant IV Unit IV Serving the Food - Understand customers’ opinions and wishes - Asking about customer’s wishes - I will for offers - Expressio ns of quantity - Adjective for praising - Names of accompanim ents", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 655, "width": 84, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Phrases for responding to - Small group discussio n", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 692, "width": 25, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Role play", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 710, "width": 36, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Make", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 67, "width": 255, "height": 266, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Meeting customers’ request - Not meeting customers’ requests customers’ request conversati on as a waiter and a customer in the restaurant V Unit V Explaini ng The Menu - Explaining the composition of menu - Explaining the preparation of food - Expressions for describing dishes - Compoun d nouns - Part Participle -Passive Forms - Countabl e & Uncounta ble - Expressio ns of quantity - Ingredients in the dishes - Adjective describing ingredients and dishes - Verb relating to preparation and cooking - Small group discussio n", "type": "Table" }, { "left": 543, "top": 197, "width": 36, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Role play Make conversati on as a waiter and a", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 289, "width": 255, "height": 145, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "customer in the restaurant VI Unit VI Handling Payment s - Explaining bills - Asking how customer want to pay - Meeting and not Meeting customer’s wishes about paying - Passive Form - Will be for polite questions - Could for polite request - Figure and Calculation - Items on a bill - Methods of payment - Small group discussio n", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 372, "width": 255, "height": 155, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Role play - Make conversati on as a waiter and a customer in the restaurant VII Unit VII Handling Order by Telephon e - Small group discussio n", "type": "Table" }, { "left": 543, "top": 520, "width": 42, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Role play Make conversati on as a waiter and a customer in the restaurant", "type": "Text" }, { "left": 322, "top": 640, "width": 115, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VIII Unit VIII Handling Complai nts - Apologizing - Asking about problems - Maintaining customers’", "type": "Table" }, { "left": 390, "top": 638, "width": 186, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "confidence - Offers of action - I’ll in offers of action - Have to and may not when stating regulation - Various phrases for performing the action offered - Small group discussio n", "type": "Table" }, { "left": 543, "top": 677, "width": 42, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Role play Make conversati on", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 67, "width": 188, "height": 72, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Explaining Regulation - Polite refusal s as a waiter and a customer in the restaurant", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 153, "width": 264, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The framework of the course design that has been developed addresses the distribution of content throughout stages of the working activities in the restaurant services based on Standard Operational Procedures.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 211, "width": 203, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Develop the Material Based on Needs Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 222, "width": 264, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Developing the course content is the main important part in the language instructional program after deciding the course goals and objectives and designing the course framework. In this study, only one unit of the course design was developed and then validated by the experts to produce the final draft as the prototype.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 303, "width": 264, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The guidelines of the developing the English materials of FBS Management Department students based on the needs analysis of the SOP are described below.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 349, "width": 221, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3The Framework of Developing the Material", "type": "Section header" }, { "left": 45, "top": 372, "width": 246, "height": 251, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Subject - English for Operational Restaurant Proficiency Level - Intermediate Department / Semester - FBS Management / 3 Topic - Handling Reservation By Telephone Language Functions and Skill - Giving and understanding spellings. - Taking down reservation - Confirming Reservation Grammar - Wh-questions - Would in polite questions - Could in polite request Vocabulary - Spelling systems - Words & expressions of restaurants Skills Focus - Speaking (55%) - Reading (6%) - Listening (37%) - Writing (2%) Professional Practice - Role play - Make conversation Activities - Pair Work / Role Plays (34%) - Small Group Discussion (26%) - Work Individually (25%) - Big Group Discussion (15%) Time - 2 x 50 minutes (1 meeting)", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 638, "width": 265, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The draft of the teaching materials about Handling Reservation by Telephone that has been designed and developed based on speaking skill then is going to be validated by the experts to be produced as the prototype for others units.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 696, "width": 250, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Validation of the English Material Based on Needs Analysis", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 264, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Before developing the teaching materials by taking several units", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 264, "height": 113, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "from the framework of course design, the framework was evaluated and validated by one of the senior English lecturers of Poltekpar Makassar, he is the head of the study program of FBS Management Department. The reasons for taking him as the validator of the framework of course design is besides he has been as the vocational lecturer in FBS Management Department, he has been also as the head of study program for more than 10 years. In addition, he worked in the restaurant for more than 10 years. Therefore, he is recognized as the expert in FBS management", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 194, "width": 264, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The result of the first expert reviewed the teaching material, they focused on framework of course design which it was used the checklist. Based on the responds of the expert, the framework of the course design for English material for FBS Management students were relevant to the students’ needs and level in terms of its topic, language functions and skills, grammar, vocabulary, and activities. There are some comments that has been made during the validation process as follows:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 286, "width": 264, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. The sequences of the unit content should be in a good order as the sequences are from general to specific, from easy to difficult, and from simple to complex.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 320, "width": 264, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. In developing the complete materials, the sequences should be taken into consideration to make it more relevant with the students’ needs.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 355, "width": 264, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. The use of word “can” need to be change in order to show the hospitality in restaurant.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 389, "width": 264, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The second expert reviewed the material on 4th June 2021. Both the experts have reviewed or validated the teaching materials in different times and places.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 436, "width": 248, "height": 101, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Content Average Score Description Follow up 1. Content 1.1 Are the unit contents relevant to the level and needs? 1.2 Do the materials cover a variety of topics and situations", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 540, "width": 84, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "appropriate to your level & need?", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 575, "width": 86, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.3 Are the units and topics arranged in a logical sequence?", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 471, "width": 254, "height": 239, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.4 Does the material give you an opportunity to practice more speaking and writing than listening and reading? 3.5 3.5 3.5 3.5 Very Good Very Good Very Good Very Good No Need Revision No Need Revision", "type": "Table" }, { "left": 533, "top": 575, "width": 41, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Need Revision", "type": "Text" }, { "left": 533, "top": 621, "width": 41, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Need Revision", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 41, "top": 68, "width": 254, "height": 55, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1.5 Do the materials use authentic text or dialogue? 3.0 Good No Need Revision 2. Vocabulary and Structure", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 126, "width": 86, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1 Are the language", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 137, "width": 73, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "functions, language focus and average number of new words appropriate to the students level and needs?", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 241, "width": 83, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2 Is there an attempt to bring in vocabulary relevant to the", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 287, "width": 67, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "students' needs?", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 310, "width": 54, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3 Is there a", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 114, "width": 241, "height": 239, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "vocabulary list at the end of the unit? 3.5 3.5 3.5 Very Good Very Good Very Good No Need Revision No Need Revision No Need Revision", "type": "Picture" }, { "left": 41, "top": 356, "width": 88, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.Activities/Exercise s/Tasks 3.1 Are the activities,", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 391, "width": 78, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "exercises and tasks interesting?", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 425, "width": 86, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2 Do the activities,", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 437, "width": 79, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "exercises, and tasks aim at developing fluency and accuracy?", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 495, "width": 82, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3 Do they provide opportunities for a real-world use of language in the workplace?", "type": "Table" }, { "left": 41, "top": 575, "width": 91, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.4 Are the situations appropriate to the learners’ level and needs?", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 633, "width": 86, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.5 Do the activities, exercises, and tasks", "type": "List item" }, { "left": 41, "top": 656, "width": 89, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "provide for varying learning arrangements like pair work, role play,", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 379, "width": 128, "height": 343, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "and working individually? 3.5", "type": "Table" }, { "left": 154, "top": 425, "width": 15, "height": 79, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.5 3.0", "type": "Picture" }, { "left": 154, "top": 575, "width": 15, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.5", "type": "Table" }, { "left": 154, "top": 633, "width": 15, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.5", "type": "Picture" }, { "left": 190, "top": 379, "width": 47, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Very Good", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 368, "width": 105, "height": 274, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Very Good Good Very Good Very Good No Need", "type": "Picture" }, { "left": 254, "top": 379, "width": 38, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Revision", "type": "Table" }, { "left": 254, "top": 425, "width": 41, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Need Revision No Need Revision", "type": "Picture" }, { "left": 254, "top": 79, "width": 320, "height": 574, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Need Revision No Need Revision 3.6 Are the activities, exercises, and tasks focused more on speaking and writing than reading and listening? 3.7 Do the activities, exercises, and tasks allow for : a. a creative use of language b. an integration of skills c. teacher’s initiative to modify the activities? 3.8 Are the instructions for the activities, exercises, and tasks simple and clear? 3.0 3.5 3.0 Good Very Good Good No Need Revision", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 171, "width": 254, "height": 528, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Need Revision No Need Revision 4. Supplementary/Sup portive Materials 4.1 Are there tapes for pronunciation practice or listening comprehension available? 4.2 Are there any other supplementary materials like sources of authentic materials available or recommended? 3.0 3.3 Good Very Good No Need Revision No Need Revision 5. Illustrations 5.1 Do the materials have illustration? 5.2 If they do, are the materials attractive and motivating? 2.5 3.0 Good Good No Need Revision No Need Revision", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 713, "width": 54, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Discussions", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 210, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Characteristics of Food and Beverage Service Management students", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 89, "width": 85, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a . The students’ age", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 103, "width": 264, "height": 59, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "There are 117 students who participated on this research. Thus, in Makassar Tourism of Polytechnic does not limit ages. Most of them are 21 years old (34%), and it indicated that most of them quite mature to work in FBS industries. b. The students’ gender", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 165, "width": 264, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mostly, students of FBS Management of Makassar Tourism Polytechnic are female (56%). c. The Students’ level", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 202, "width": 264, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The sample of this research is the students of FBS Management for the fourth and sixth semester because they have been done the internship program, so they know what the real situation of working in industry.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 250, "width": 150, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. The Students’ working experience", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 264, "width": 264, "height": 84, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The data showed that most students already have experiences in industry for less than 1 years (48%) it indicated that they work in industry when they were in internship program for 6 (six) months. Thus, most of the students who already done the internship program (sixth semester) said that they accepted to work in Hotel or Coffee Shop as a part time. e. The students’ English level", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 351, "width": 264, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the data, it showed that most students can speak English for some term situations.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 383, "width": 177, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Students’ Needs in Learning English", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 397, "width": 69, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Target needs", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 408, "width": 264, "height": 205, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the result of the questionnaire, for the necessities, the students thought that they need speaking. In addition, the result of expert judgements questionnaire that it suggested to provide speaking topic related to the current condition that can be used in the workplace. Thus, the researcher decided to make a topic in each united related to restaurant and daily like in restaurant. The first unit that have been developed was “Handling reservation by telephone”, the second unit was “Taking order”, and the third unit was “Handling guest complaint” The materials covered some language function and skill used in their daily life as restaurant staffs. Hence, they can use it in their later workplace. In terms of lacks, the students felt that their main difficulties skill is speaking. Considering to the result, the researcher put some dialogue activities. In terms of wants, the students want to be able to communicate in English both in written and spoken fluently. So, the researcher puts a controlled practice that can be help learners automatize the form of target language and this can be done orally or in the written form", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 627, "width": 82, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Learning Needs", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 639, "width": 40, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Goals", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 650, "width": 264, "height": 78, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The next part is learning needs. They covered some components as goals, input, procedure, setting, lecturer’s role, and learners’ role (Nunan, 2004). The first component is goals. From the needs analysis result, the students ’goal in learning English is to help the students in finding a later job and be able to express and respond in English language both in written and spoken. English and restaurant are two things that cannot be separated. To work", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 264, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "in restaurant service, the students need to have English speaking skill.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 102, "width": 38, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Input", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 113, "width": 264, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The second component of learning needs is input. The most material preferences that students expected are “Handling reservation by telephone”, “Taking order”, and “Handling guest complaint”. The researcher developed those materials.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 171, "width": 61, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Procedures", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 182, "width": 264, "height": 136, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The next component is procedure. The needs analysis result showed that the students preferred to share opinion to discuss the topic about restaurant in speaking preferences activities. In unit 1, this activity is appeared in part A (to start you off). In unit 3, this activity is appeared in part C activity 5 (controlled practice). In unit 8, this activity is appeared in part B activity 1 (Developing the topic). In writing preferences activities, the students prefer to write a text based on example by using own sentences. In unit 1, this activity is appeared in part B activity 3 (Developing the topic). In unit 3, this activity is appeared in part C activity 4 (controlled practice). In unit 8, this activity is appeared in part C activity 5 (controlled practice).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 332, "width": 264, "height": 182, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In vocabulary preference activities, most students prefer to identify new words and find its meaning in dictionary. In unit 1, this activity is appeared in part C activity 8 (controlled practice). In unit 3, this activity is appeared in part B activity 1 (developing the topic). In unit 8, this activity is appeared in part B activity 2 (developing the topic). In terms of grammar preference activities, most students prefer to write a sentence according to the pattern properly. In unit 1, this activity is appeared in part B activity 2 (developing the topic). In unit 3, this activity is appeared in part B activity 1,2 (developing the topic). In unit 8, this activity is appeared in part C activity 4, 5 (controlled practice). The last is listening preference activities, most of students prefer to listen to the dialogue and complete the text based on the dialogue. In unit 1, this activity is appeared in part C activity 5 (controlled practice). In unit 8, this activity is appeared in part B activity 3 (developing topic).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 527, "width": 264, "height": 193, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Setting setting which describes as the way to carry out the works (Nunan 2004). Based on the needs analysis result, it shows that most students interest to learn in pair work since by pairing the students based on their proficiency level, the learners will be less anxiety during speaking English. Phipps (1999:1) stated that working with a partner is much less intimidating than being singled out to answer in front of the class, and it brings realistic element into the classroom by simulation the natural conversational setting. Related to this opinion, Hill (2001: 206) said that the pair works presentation gave students’ opportunity to practice what they had been exposed to meaningfully. It is also revealed that pair work presentations were beneficial to help students enhanced their performance in speaking lessons. Thus, by using pair work can help the students to be more relaxed and enjoy expressing themselves because the students are readier to interact with their friend than with their teacher.", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 79, "width": 151, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Lecturer’s role and learner’s role.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 90, "width": 265, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In terms of lecturer’s role, the students wanted the lecturer acted as motivator and deliver in doing every activity. In terms of learners’ role, the students are preferred to be a listener and performer in each activity. It means that the lecturer should motivate the students and bring the students to participate in learning process.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 171, "width": 264, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Design and develop the English Material based on the results of Expert Validation", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 206, "width": 264, "height": 78, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "After conducting and analyzing the needs analysis, the next step was designing the course. In designing the course, the researcher applied the three stages used in the ADDIE model (analyze, design, develop). One of the basic assumptions of course design development is that the educational program should be based on an analysis of learner’s needs which focused on target needs and learning needs.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 298, "width": 264, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "After identifying the students’ needs in learning English, then the first step in course design development is planning goals and outcomes based on the needs. In designing the course, the term ‘aim’ or ‘goal’ refers to a description of the general purposes of a course and ‘objective’ refers to a more specific and concrete description of purposes. The purpose of aim statements was:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 378, "width": 264, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) To provide a clear definition of the purposes of a program b) To provide guidelines for teachers, learners, and material writers", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 413, "width": 167, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) To help provide a focus for instruction", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 424, "width": 260, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) To describe important and realizable changes in learning", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 447, "width": 266, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aims are very general statements of the goals of a program. In the curriculum 2017 for Food and Beverage Service Management Department, department, the aim of the program is: “The students have competencies to handle and manage the operation by using English in the Restaurant Services”", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 516, "width": 264, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Although this aim provides a clear description of the focus of the program, it still needs a more precise focus to program goals, which are often accompanied by statements of more specific purposes. These are known as objectives (they are also sometimes referred to as instructional objectives or teaching objectives). An objective refers to a statement of specific change which a program seeks to bring about and results from an analysis of the aim into its different components. Objectives generally have the following characteristics:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 632, "width": 264, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) They describe what the aim seeks to achieve in terms of smaller unit of learning", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 655, "width": 264, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) They provide a basis for the organization of teaching activities c) They describe learning in terms of observable behavior or performance.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 689, "width": 264, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The advantages of describing the aims of a course in terms of objectives are:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 712, "width": 264, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) They facilitate planning: once objectives have been agreed on,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 264, "height": 21, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "course planning, materials preparation, textbook selection, and related process can begin", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 90, "width": 264, "height": 67, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) They provide measurable outcomes and thus provide accountability: given the set of objectives, the success or failure of a program to teach the objectives can be measured c) They are prescriptive: they describe how planning should proceed and do away with subjective interpretations and personal opinions.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 171, "width": 264, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The following objectives are designed based on the needs and on the aims of the English for intermediate level of the third semester students of FBS management department. This research designed the course focus only for the students who are going to have job training or internship program in the fourth semester.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 240, "width": 54, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Course aim:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 251, "width": 264, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Students are able to understand and respond in English for intermediate level for purposes of restaurant services. Course Objectives:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 286, "width": 228, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Students are able to handle reservation by telephone", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 297, "width": 211, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Students are able to welcome and Seat the Guest", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 309, "width": 138, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Students are able to take order", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 320, "width": 157, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Students are able to serve the food", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 332, "width": 172, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e) Students are able to explain the menu", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 343, "width": 173, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f) Students are able to handle complaints", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 355, "width": 202, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g) Students are able to handle order by telephone", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 366, "width": 168, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "h) Students are able to handle payments.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 389, "width": 264, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "After that the researcher design the material and make it into framework which is consist of unit/topic, language functions and skill, grammar, vocabulary, and professional practice.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 435, "width": 264, "height": 79, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The framework of course design developed to guidelines to make it easy in developing materials. The draft of the teaching materials about Handling Reservation by Telephone, Taking Order, and Handling Customer Complain that has been designed and developed based on speaking skill then is going to be validated by the experts to be produced as the prototype for others unit.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 527, "width": 249, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Validation of the English Material Based on Need Analysis.", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 539, "width": 264, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "After the materials developed, the three units of the developed materials were considered as the first draft of the materials. The next step was conducting the materials evaluation which applied formative evaluation.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 597, "width": 264, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the responds of the expert, the framework of the course design for English material for FBS Management students seems to be relevant to the students’ needs and level in terms of its content or topic, vocabulary and structure, activities/exercise/tasks, supplementary materials, and illustrations. It showed that the result of content, the mean of the content was 3.4 (No need revision), the mean of vocabulary and structure was 3.5 (No need revision). Then, the mean of activities was 3.31 (No need revision), the mean of supplementary was 3.1 (No need revision), and the mean of illustrations was 2.75 (No need revision).", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "45", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 264, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Thus, there are some comments that has been made during the validation process as follows:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 102, "width": 264, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. The order of the contents must be in good order such as the from general to specific, from easy to difficult, and from simple to complex.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 136, "width": 264, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. the topics in each unit are relevant to the students’ needs and level.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 159, "width": 264, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. In developing complete teaching materials for each unit, the order must be considered so that they are more relevant to the needs of students.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 205, "width": 264, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on these comments, the developed teaching materials was revised in some parts and then reviewed again by the two experts. with the following comment:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 251, "width": 206, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Content : A good range of relevant topics", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 263, "width": 265, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Vocabulary and structure: A broad variety of new vocabulary", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 274, "width": 115, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Activities/exercise/task:", "type": "List item" }, { "left": 50, "top": 286, "width": 234, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- It would require careful monitoring by the teacher - Most instructions are clear", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 309, "width": 264, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Supplementary materials: The tape script is relevant with the students’ needs", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 332, "width": 156, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5) Illustrations: Excellent illustration", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 355, "width": 264, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "It can be concluded that the teaching materials that have been developed could be used in the classroom after doing a small revision based on the comments and suggestion.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 401, "width": 174, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "CONCLUSIONS AND SUGGESTIONS", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 424, "width": 50, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 435, "width": 264, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The aim of this research is to find out the target needs and the learning needs and to develop appropriate English Teaching Material Based on Standard Operational Procedure of Restaurant Services for Food and Beverage Service Management Students by using ADDIE Models.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 505, "width": 246, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The characteristics of Food and Beverage Service Students", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 527, "width": 264, "height": 56, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "all of them already have experience working in industry (48%) since they are in four (48%) and six (52%) semesters. Mostly they have intermediate English level (81.28%). In terms of ages, Tourism Polytechnic of Makassar does not determine it which cause some students are mostly 21 years old (34%).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 597, "width": 208, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The students’ needs in English language material", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 620, "width": 264, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the needs analysis, it can be concluded that the target needs are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 642, "width": 264, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. The students’ needs in language skill is speaking (81%). The second highest tendency is (16%) where the students’ needs is listening.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 682, "width": 264, "height": 46, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Most of the students (36.75%) consider that they get difficult in listening. However, the majority of the students (55.56%) consider that they have difficulties in speaking and use it for oral communication.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 68, "width": 264, "height": 46, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. The highest tendency of the respondents (49.57%) consider that they want to be able to communicate in English both in written and spoken fluently. The students (24.79%) also want to master the vocabulary of the restaurant well.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 128, "width": 264, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "in terms of learning needs, the students’ view about their learning needs is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 154, "width": 78, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. In terms of goal", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 165, "width": 262, "height": 147, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The students’ purposes of learning English at the present is to be able to express and respond in English language both in written and spoken (60%). Thus, the students’ purposes of learning English for their future career is to get a job (62%) b. Regarding the Input it has been found that all of the topics of English based on the SOP of the restaurant services are categorized very important ranged from 58% (Setting up the table) to 80% (handling guest complaints). In order to figure out the topics which are more needed by the students, the data then analyzed by using likert scale. Furthermore, it’s only 3 (three) units that has been developed as prototype", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 316, "width": 262, "height": 182, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Procedure most of the students admit that they prefer to share opinion to discuss the topic about restaurant (37.61) as speaking preference activities, in reading preference activities mostly prefer to read a short text related to restaurant service and paraphrase (38%), for writing preference most students prefer to write a text based on example by using own sentences (41%), in regard to vocabulary preference activities that majority (32%) prefer to identify new words and find its meaning in dictionary, mostly (50%) prefer to write a sentence according to the pattern properly as grammar preference activities, and the last is listening preference activities that show if most students (35.90) prefer to listen the dialogue and complete the text based on the dialogue. d. Setting", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 502, "width": 250, "height": 21, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The students are likely to work in pair activity (34%) in the classroom", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 525, "width": 262, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Lecturer’s role and learner’s role Mostly want to their teacher in the class as motivator for the students in doing every activity and it is accordance with the learner’s role which is most of students (39%) students want to be listener and performer in the class.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 600, "width": 264, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The designed and developed English language materials based on need analysis by using SOP for Food and Beverage Service Management Students of Makassar Tourism Polytechnic", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 647, "width": 264, "height": 78, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In order to develop appropriate English language materials for food and beverage service management students, the materials were developed by considering the theories and the analysis of the target needs and learning needs and it were revised through the result of evaluations. The product is designed and formulated into the guideline, first draft of the materials and final draft of the materials. The framework of design consists of unit or topic,", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "46", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 264, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "language functions and skills, grammar, vocabulary, and professional practice. The materials consist of three units, the topic of the unit is handling reservation by telephone, taking order, and handling complaints.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 125, "width": 247, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Validation of the English Material Based on Need Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 137, "width": 264, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the experts’ conclusion in product validation sheet, the results of the last validation for the designed and developed material indicate that the material is ready to be used.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 183, "width": 55, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suggestions", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 195, "width": 264, "height": 71, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The final result of this research is the prototype of English Teaching Material Based on Standard Operational Procedure of Restaurant Services for Food and Beverage Service Management Students of Makassar Tourism Polytechnic. It is expected to be beneficial for the English lecturer in Vocational High Schools, Campus, and other materials developers.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 281, "width": 264, "height": 71, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The first suggestion is related to the input of the materials. Based on the results of the needs analysis, the students of Food and Beverage Service Management want to have input texts that are related to their expertise. It is suggested to provide texts that contain current condition in restaurant and relevant vocabulary. The texts can be adopted or adapted from many sources.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 368, "width": 264, "height": 71, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The second suggestion is about the learning activity. The results of the student needs analysis and expert judgement show that the activities that the students want are various. It is suggested to provide relevant activities for each skill. The activities for the spoken section (listening & speaking) should be different from the activities for the written section (reading & writing).", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 455, "width": 264, "height": 84, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The third suggestion is concerned about the learners’ role and teacher’s role. The teaching and learning process can run well with the roles of both teacher and learner. From the results of the needs analysis, it is suggested to provide tasks which involve students to actively participate in the classroom discussion. The teacher also should be able to create an interesting environment of a teaching and learning process.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 550, "width": 70, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 36, "top": 563, "width": 264, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian . Jakarta: RinekaCipta.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 586, "width": 264, "height": 101, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Act of the Republic of Indonesia, 2003, National Education System, article 15 Allen, M., & Sites, R. 2012. Leaving ADDIE for SAM: An agile model for developing the best learning experiences . American Society for Training & Development. Amit. 2014. What is a Standard Operating Procedure (SOP) and How to Write It. Tallyfy, Anas Sudiyono. 2003 . Pengantar Evaluasi Pendidikan . Jakarta: Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 690, "width": 130, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Inc. Retrieved on 10", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 690, "width": 265, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2020 from https://tallyfy.com/standard-operating-procedure-sop/ Ampa, Andi Tenri; Muhammad Basri, D.; Andriani, Andi Arie.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 67, "width": 264, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The development of contextual learning materials for the English speaking skills. International Journal of Education and Research, 2013, 1.9: 1-10. Bamrara, A. 2018. Applying Addie model to evaluate faculty development program. Issues and Ideas in Education , 6(1), 11-28. doi:10.15415/iie.2018.61001", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 136, "width": 264, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berwick, R. 1989 . Needs Assessment in Language Programming: From Theory to Practice. In R. K. Johnson (Ed.), The Second Language Curriculum (pp. 48-62). Cambridge: Cambridge University Press.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 182, "width": 264, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Branch, R. 2010 . Instructional design: the ADDIE approach . Boston, MA: Springer US.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 205, "width": 263, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Brindley, G.P. 1984 Needs Analysis and Objective Setting in the. Adult Migrant Education Program Sydney , Australia : N.S.W. Adult Migrant Education Service.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 240, "width": 264, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "__________1989. The Role of Needs Analysis in Adult ESL Programme Design. In R. Johnson (Ed.), The Second", "type": "List item" }, { "left": 351, "top": 263, "width": 227, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Language Curriculum (pp. 43-78). Cambridge: Cambridge University Press.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 286, "width": 264, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chambers, F. 1980. A re-evaluation of needs analysis . ESP Journal , 1/1,pp. 25-33.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 309, "width": 263, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cunningsworth, A. 1995. Choosing Your Coursebook . Oxford Heineman.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 332, "width": 264, "height": 43, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Davis, A. 2013. Using instructional design principles to develop effective information literacy instruction: The ADDIE model. College & Research Libraries News , 74(4), 205- 207. doi:10.5860/crln.74.4.8934", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 378, "width": 264, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dick, W., & Carey, L. 2004. The systematic design of instruction (6th ed.). Allyn & Bacon.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 401, "width": 264, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dudley-Evans, T., & St John, M. 1998 . Developments in ESP A Multi-Disciplinary Approach . Cambridge Cambridge University Press.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 435, "width": 264, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Erwadi, 2004 . A Study on Effectiveness of Using Picture in Teaching Speaking at SLPTN 6 Pekanbaru, Pekanbaru: Unpublished Thesis", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 470, "width": 264, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gay, L., & Mills, G. 2006 . Educational research: Competency for analysis and applications (8th edition ). New Jersey:", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 493, "width": 97, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pearson Prentince Hall.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 505, "width": 264, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutchinson, T., & Waters, A. 1987. English for Specific Purposes A Learner-Centered Approach. Cambridge Cambridge University Press.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 539, "width": 264, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Judisseno,Rimsky K 2008. Jadilah Pribadi Yang Kompenten:Di tempat Kerja. Jakarta :Gramedia Pustaka Utama Keane, Leila. 1990. International Restaurant English . Prentice Hall International:UK Leo, Sutanto. 2004. English for Professional Waiters . PT Gramedia Pustaka Utama: Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 608, "width": 264, "height": 21, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Morrison, G., Ross, S., & Kemp, J. 2007. Designing Effective Instruction (5th ed.). Hoboken: John Wiley.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 631, "width": 264, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "McIver, D., Fitzsimmons, S., & Flanagan, D. 2015. Instructional design as knowledge management. Journal Of Management", "type": "List item" }, { "left": 429, "top": 654, "width": 149, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Education, 40(1), 47-75.", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 665, "width": 133, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "doi:10.1177/1052562915587583", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 677, "width": 264, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Munby, J. 1978 Communicative Syllabus Design . Cambridge Cambridge University Press.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 700, "width": 264, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nunan, D. 1991. Language Teaching Methodology: A textbook for teachers. United Kingdom: Prentice Hall", "type": "List item" }, { "left": 296, "top": 15, "width": 286, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka: Journal of Tourism, Hospitality, Travel and Business Event Volume 5, No.1 (2023) 33-47 ISSN 2656-1301 (Online) 2656-1336 (Print)", "type": "Page header" }, { "left": 102, "top": 747, "width": 407, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pusaka is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License", "type": "Page footer" }, { "left": 563, "top": 748, "width": 11, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 36, "top": 67, "width": 264, "height": 55, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "International (UK) Ltd. Nunan, David. 2004. Task-Based Language Teaching . Cambridge: Cambridge University Press Oragui, David. 2019. How to Write Effective Standard Operating Procedures (SOP). Helpjuice Inc . Retrieved on 10", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 138, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2020", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 125, "width": 264, "height": 193, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "from https://helpjuice.com/blog/standard-operating- procedure Polly, Y. M. E. 2009. Developing Writing Materials for the Students of the English Language Study Program of STKIP Santu Paulus Ruteng.(Thesis) . Disertasi dan Tesis Program Pascasarjana UM. Richard, J.C.2001 .Curriculum Development in Language Teaching. Cambridge,. UK: Cambridge University Press. Richterich, R. & J.J. Chancerel. 1977. Identifying the needs of adults learning a foreign language . Oxford: Prentice Hall. Robbinson, P 1991 ESP today. UK: Prentice Hall International ltd West, R. 1992. ESP-State of the art. Available at: www.man.ac.uk/CELSE/esp/west.htm", "type": "Text" } ]
8c85be81-c22d-15cb-e34e-4e94bb62868a
https://talenta.usu.ac.id/InJAR/article/download/8193/5720
[ { "left": 104, "top": 46, "width": 259, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022 | 75 – 84", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 68, "width": 96, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I n J A R", "type": "Title" }, { "left": 207, "top": 96, "width": 233, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 687, "width": 386, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "*Corresponding author at: Jl. Sultan Muhammad Mansyur Kb Gede 32 Ilir, Palembang 30145, Sumatera Selatan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 716, "width": 147, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-mail address: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 736, "width": 323, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Copyright © Indonesian Journal of Agricultural Research 2022 Published by Talenta Publisher p-ISSN: 2622-7681 | e-ISSN: 2615-5842 | DOI 10.32734/injar.v5i01.8193 Journal Homepage: https://talenta.usu.ac.id/InJAR", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 147, "width": 404, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Feasibility Analysis of Organic Rice (Oryza Sativa L) Farming in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 200, "width": 178, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lisna Oktarian* 1 and Melly Yanti", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 223, "width": 330, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Department of Agribusiness, Faculty of Agriculture, Sjakhyakirti University, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 244, "width": 349, "height": 161, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract. The community is currently running the Back to Nature movement. It is considered a response to today’s lifestyle activities that are considered unhealthy to cause various kinds of diseases. Organic rice farming in Sambirejo Village has been implemented since 2018, although not all farmers have cultivated organically in their farming. This research aims to determine the feasibility of organic rice farming and determine the impact of organic fertilizer on the organic rice production rate in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District. The research was carried out from February 2021 to June 2021. Locations were selected intentionally. The research method was in the form of a direct survey of organic rice farmers. For respondents, 30 farmers were taken using a simple random method. This research indicates that the average income earned by organic rice farmers is Rp5,703,254/Ha/planting season, with a proportion of R/C 1.65. Organic rice is feasible to cultivate when viewed from the proportion of R/C value that provides additional revenue for each additional revenue. Variable use of organic fertilizer has a positive, real and significant effect on increasing organic rice production, based on the result of calculated t value of 9.245 which is greater than t table. So that organic rice farming is very feasible for development in Sambirejo Village.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 416, "width": 262, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: feasibility analysis, organic rice farming, production rate", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 436, "width": 310, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Received 25 January 2022 | Revised 03 January 2023 | Accepted 06 January 2023", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 474, "width": 74, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 496, "width": 402, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The increasing need for human food will encourage agricultural people to increase productivity from plants and create diverse foods. Agricultural people do various ways to develop and increase the productivity of crops without thinking that the use of inorganic fertilizers and pesticides can bring changes that impact the soil ecosystem if used unwisely long-term. The use of inorganic fertilizers, which are generally high and unrelenting, can have a detrimental effect on the soil climate, thereby reducing the usability of horticultural land. So far, farmers have been using inorganic fertilizers continuously.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 632, "width": 402, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In developed countries, agricultural products that carry organic or non-chemical labels have higher selling prices because they are considered higher quality and safe for consumption by the", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "76", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 55, "width": 402, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "healthy lifestyle that is widely applied today [1]. Recently, people have returned to live the lifestyle of their ancestors. A healthy lifestyle with the theme \"Back to Nature\" is again loved as a lifestyle in various communities in developed countries. The movement with the theme of returning to nature is considered a response to today's lifestyle activities seen as an unhealthy lifestyle, so it is often a trigger for various types of diseases. This movement means that people need to be healthy and free from synthetic chemicals such as pesticides, chemicals, and hormones regulating plant growth [2].", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 191, "width": 402, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Given these conditions, agricultural people are trying to replace cultivation techniques that are safe for humans and the environment for both the short and long term. It is what encouraged the emergence of an organic cultivation technique. Organic cultivation is an effort to develop plants using materials derived from natural materials, which can be given through the soil or directly applied to plants without leaving a residue of harmful substances. Organic farming makes it possible to re-engage natural materials as a source of organic fertilizers. The use of organic fertilizers can improve land efficiency and reduce adverse consequences on soil biological systems. Organic fertilizers result from the decomposition of natural materials as living creature wastes that are decomposed by microorganisms, where the results can provide various kinds of nutrients needed by plants to meet their needs and development. From a health perspective, agricultural products labeled as organic are suitable for human consumption because they are free from harmful residues. In addition, products labeled as organic are also considered safe for the balance of the soil ecosystem [3].", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 434, "width": 402, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "As revealed by [4], the increasing public attention to the risks of various synthetic chemical compounds contained in agricultural products has made organic agricultural products more loved by the public. Several agricultural commodities have implemented organic agricultural crop cultivation, one of which is rice. Rice produced from the rice plant is the leading staple food for most Indonesian populations. The high nutritional content of organically cultivated rice is considered healthy food for humans. The bran that is not removed from organic rice makes this rice not look shiny, so organic rice has better fiber content and nutritional value. Likewise, the development of organic rice cultivation is not harmful to the ecosystem. It does not damage and pollute the environment with residues left by synthetic chemicals. It can naturally increase agricultural ecosystems' productivity level, and a balanced and sustainable ecosystem can be well maintained [5].", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 642, "width": 402, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "According to [6], the productivity of organic cultivation in the early stages will decrease but will increase in the long term, while the productivity of traditional cultivation will often decrease in the long term because the soil will lack organic matter, which causes poor nutrients. Apart from productivity issues, the fundamental difference between farming using organic and conventional cultivation systems is costs. The financing components used in organic and conventional", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "77", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 55, "width": 402, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cultivation systems are different. The production inputs used by the two cultivation systems are different, affecting the number of costs incurred.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 102, "width": 402, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of research [7] the average income of rice farming per hectare of organic farmers is higher than that of inorganic rice farmers. The average organic rice farming income is Rp21,930,504.42/ha, while the average inorganic rice farming income is only Rp14,679,377.09/ha. The feasibility level of organic rice farming is also more feasible than inorganic rice. The BEP of organic rice farming production is 1,173.40 kg/ha while the BEP of inorganic rice farming production is 2,431.68 kg/ha. The BEP for organic rice farming is Rp6,747,034.51/ha, while the BEP for inorganic rice farming is Rp10,699,395.05/ha. The R/C ratio of organic rice farming is 3.68 while the R/C ratio of inorganic rice farming is 2.18. So organic rice farming is feasible to be developed.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 274, "width": 402, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "According to [8] that the total profit from organic rice farming in Bareng Village, Bareng District MT I and MT II within one year is an average of Rp8,701,690. If detailed, the average total profit of MT I is Rp6,721,631, while the average total MT II Rp1,980,059 within one year. The results of the feasibility analysis (R/C Ratio) show that organic rice farming in Bareng Village, Bareng District is feasible. This can be seen from the comparison of total income with total costs which is greater than one, namely 1.374, so that organic rice farming in Bareng village is profitable and feasible to cultivate.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 410, "width": 402, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Food Independent Village program, commonly called Demapan, in Sambirejo Village with the primary objective of managing and optimally utilizing the available resources to empower the rural poor so that family and regional food self-reliance can be created. Organic rice farming in Sambirejo Village has been widely implemented starting around 2018, although not all rice farmers cultivate organically in their farming. Therefore, it is necessary to analyze the feasibility of organic rice farming and see how much influence the organic fertilizer used has on the organic rice production rate in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District.Describes research background, previous studies and research objectives, which is no more than 20 percent of the total page.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 574, "width": 54, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Methods", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 597, "width": 402, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research took place in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District. The determination of the research area was carried out intentionally, with the consideration that in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District, many farmers were carrying out organic rice cultivation, in addition to that the village was the target village for the Independent Food Village Program (DEMAPAN). This research was conducted from February 2021 to June 2021.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 697, "width": 402, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The method used in this study is a survey method, directly with organic rice farmers in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District. For sampling, a simple random method was used. Respondents", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "78", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 55, "width": 402, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "who became the sample in this study were 30 farmers from a total population of 50 organic rice farmers. In calculating the costs and income received by organic rice farmers, it can be done with a mathematical analysis as follows:", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 120, "width": 249, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑅 = 𝑄𝑥𝑃 (1) 𝐼 = 𝑇𝑅 − 𝑇𝐶 (2) 𝑇𝐶 = 𝑇𝐹𝐶 + 𝑇𝑉𝐶 (3)", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 208, "width": 402, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Description: R = Revenue (Rp/Ha/planting season); Q = Quantity (Kg/Ha/planting season); P = Price (Rp/Kg); I = Income (Rp/Ha/planting season); TC = Total Cost (Rp/Ha/planting season); TFC = Total Fixed Cost (Rp/Ha/planting season); TVC = Total Variable Cost (Rp/Ha/planting season).", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 291, "width": 402, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Furthermore, to calculate the feasibility level of organic rice farming, the R/C ratio analysis is used with the formula:", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 338, "width": 249, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑅 𝐶 = (4)", "type": "Formula" }, { "left": 106, "top": 373, "width": 33, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "When:", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 402, "width": 257, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R/C > 1: It means that organic rice farming is feasible to run", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 431, "width": 268, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R/C < 1: It means that organic rice farming is not feasible to run", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 460, "width": 402, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meanwhile, to see the effect of how large the amount of organic fertilizer is used on the production of organic rice farming, linear regression analysis was used using IBM SPSS Statistics 25 to produce the equation:", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 525, "width": 249, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑦 = 𝑎 + 𝑏 (5)", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 554, "width": 402, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Simple linear analysis was used to find the linear relationship between one independent variable (x) and the dependent variable (y). This analysis can estimate the value of the dependent variable resulting from the increase or decrease in the value of the independent variable, which will later clarify the direction of the relationship between the dependent variable and the independent variable, whether the direction is positive or negative. The t value that is greater than the t table indicates that the independent variable has a significant effect, whereas if the t value is smaller than the t table indicates that the independent variable has no significant effect.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "79", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 54, "width": 119, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 77, "width": 202, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1. Characteristics of Organic Rice Farmers", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 97, "width": 402, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The organic rice farmers who became respondents in this study had characteristics seen from their age, number of family members, education level, and land area owned by the farmers. The characteristics possessed by the sample farmers can indirectly determine the feasibility of the organic rice business.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 180, "width": 402, "height": 171, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Age is considered very influential on the strength or ability to do physical work related to the management of the farm. The productive age of the respondent farmers can provide physical strength when carrying out various activities in cultivating organic rice. Age above 60 years is considered less productive because the physical ability to manage their farm is decreases so that management becomes less than optimal. As seen in Table 1, the age of the farmers in this study who were respondents had varied ages, which were categorized into two age groups. The lowest age is 40, and the highest is 60 years. It can be concluded that all respondents in the study area are of the productive age. Most of the organic rice farmers are aged 40 to 50 years, with 19 people or around 63.3 percent of the total respondents. While in the age range of 51-60, 11 farmers have a percentage of 36.7 percent of the total number of respondents.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 370, "width": 402, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Organic rice farming is also indirectly influenced by the gender of the cultivators. Female farmers have lower physical abilities when compared to male farmers, so female farmers are considered less than optimal in managing their farms. The organic rice farmers who were the respondents were all male. Farm work for women farmers is only used as part-time work that helps husbands manage their farms.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 470, "width": 402, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "One of the factors that lead to success in managing their farm is the level of education. Organic rice farmers who become respondents have various levels of education. Farmers have various levels of education, starting from the elementary level to the high school level. Various new technological innovations can be easily absorbed by farmers who have a higher level of education to develop well. In this study, farmers were divided into three groups based on their level of education, namely elementary school graduates, junior high school graduates, and high school graduates. It is in line with research [9], which states a significant relationship between education level and rice production. Due to the existing processes in farming requires learning to be able to receive various information and existing innovations. The increase in rice production is influenced by the level of education owned by the farmer. The higher level of education, the easier it is to absorb information that can later be applied directly to rice farming.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 678, "width": 402, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on Table 1, respondents who have an education level of high school graduates are around 50 percent, with 15 people among all respondents. At the junior high school level, there are 12 farmers, with 40 percent of the total respondents. There are only three respondents with the", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "80", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 55, "width": 402, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "smallest percentage for elementary education level, which is 10 percent of the total number of respondents. It shows that the capital that farmers need to have is education. The knowledge and skills needed in all farming activities are needed to absorb various information and innovations.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 120, "width": 402, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The smallest part of society consisting of a husband, wife, and children or a father and son or mother and child is called a family. All those who are dependents of the head of the family and live under one roof in their daily lives who are involved in family economic activities, either directly or indirectly, are family members [10]. Various patterns of production and consumption of family members cause differences in production and income. The costs used for consumption will increase along with the number of family members, while in terms of labor allocated in farming, there will be more family members who can assist in doing farming so that there are opportunities to achieve high income.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 274, "width": 402, "height": 82, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1 shows that there are 4-7 people, the number of family members owned by organic rice farmers who are respondents, which are categorized into two groups. A total of 22 respondents had several family members ranging from 4 to 5 in the family, or many as 73.3 percent of the total respondents. Meanwhile, those who have family members from 6 to 7 people in one family are eight respondents or 26.7 percent.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 374, "width": 380, "height": 307, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 1 . Socio-Economic Characteristics in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District Variable Amount (Soul) Percentage (%) Age 19 63.3  40-50 11 36.7  51-60 30 100 Total Gender  Man 30 100  Woman 0 0 Total 30 100 Level of Education  Elementary School 3 10  Junior High School 12 40  Senior High School 15 50 Total 30 100 Number of families  4-5 22 73.3  6-7 8 26.7 Total 30 100 Land Area  0,5-1 12 40  1-2 18 60 Total 30 100", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 694, "width": 402, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The land owned by organic rice farmers is also a determining factor for how farmers will obtain much production from organic rice and how much income. Their land also influences farmers'", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "81", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 55, "width": 402, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "income for use in organic rice farming. In Indonesia, the area of farmland is a reference for grouping farmers based on their business scale. According to [11], there are three categories of the grouping farmers based on the area of land they have namely small-scale farmers with a land area of fewer than 0.5 hectares, medium-scale with an area of land owned ranging from 0.5 to 1 hectare, and wide-scale where the land owned by farmers for farming is more than 1 hectare. However, this definition does not apply to plantation crops because the land owned by farmers who cultivate plantation crops is more comprehensive than that of food crops and horticulture.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 191, "width": 402, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Respondents with land area owned ranging from 0.5 to 1 hectare there are 12 farmers where the percentage is 40 percent of the total number of respondents, while farmers who own land with an area of more than 1 hectare are 18 people, which means 60 percent of the total number of respondents. It shows that in Sambirejo Village, the scale of farming is in the middle to upper scale because the land owned is more than 0.5 ha.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 292, "width": 221, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2. Feasibility Analysis of Organic Rice Farming", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 312, "width": 402, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The feasibility analysis used to determine the feasibility of organic rice farming is by calculating the ratio between revenue and production costs. The results of organic rice farming costs calculation can be seen in Table 2. In one growing season, organic rice farming production in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District is 4,363 kilograms per hectare. The average income of organic rice farmers for one crop season is Rp. 14,877,000 - per hectare, where the selling price was Rp3,433 per kg. Meanwhile, the average production cost incurred by farmers in organic rice farming is Rp9,173,745 per hectare for one growing season. The income value can be calculated based on the average total revenue and the average production cost. In one growing season, the average income from organic rice farming in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District is Rp5,703,254 per hectare.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 502, "width": 402, "height": 100, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Achieving efficiency in farming requires a good management process, starting from planting preparation, fertilizer application, harvesting, and marketing of farm products. The maximum profit obtained by organic rice farmers from the farming they manage indicates that the farm is feasible to cultivate. In addition, the application of innovation is very supportive in carrying out farming so that production has increased, which has an impact on increasing the income of organic rice farmers.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 620, "width": 402, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The various inputs used in organic rice farming are the total production costs used in farming, including variable costs such as purchasing seeds, purchasing organic fertilizers, labor costs, and fixed costs such as the depreciation of equipment. The multiplication between the selling price and the amount of organic rice production is farm income. To determine the feasibility level of organic rice farming in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District, the Return cost ratio (R/C) method was used. Based on Table 2 shows that the value of the ratio between revenue and total production costs (R/C) is 1.65. The R/C value of more than 1 means that organic rice farming in", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "82", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 55, "width": 402, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sambirejo Village, Banyuasin 1 District is feasible. Because if there is an additional business capital of Rp1,000,000, the farmer will get an additional profit of Rp1,650,000. It shows that the more capital added, the more income obtained from the farm.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 120, "width": 384, "height": 130, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 2. Feasibility Analysis of Organic Rice Farming in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District No Description Amount 1 Production (Kg/Ha/planting season) 4,363 2 Selling Price (Rp/Kg) 3,433 3 Revenue (Rp/Ha/planting season) 14,877,000 4 Production Cost (Rp/Ha/planting season) 9,173,745 5 Income (Rp/Ha/planting season) 5,703,254 6 R/C 1.65", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 281, "width": 402, "height": 182, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The relationship between the use of fertilizers to the amount of organic rice production is presented in Table 3. The magnitude of the correlation value (R) is 0.868. Table 3 shows a relationship between fertilizer use (x) and the amount of production (y) of 0.868. The output results in table 3 show that the coefficient of determination obtained (R2) is 0.753. The coefficient value means that the effect of the variable amount of fertilizer (x) on the variable amount of production (y) is 75.3 percent, while 24.7 percent is explained by other variables that were not examined in this research. For a calculated t value of 9.245 with a significance level of 0.000 <0.05, the variable amount of organic fertilizer used has a significant effect on the amount of organic rice produced. It shows the variable amount of fertilizer used (x) on the variable amount of organic rice production produced (y).", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 481, "width": 362, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3 . The Relationship Between the Variables of the Amount of Production and the", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 493, "width": 379, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Amount of Fertilizer Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .868 a .753 .744 .55003", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 599, "width": 402, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on data processing using SPSS Statistics 25, the output results in table 4 can be made into a regression equation, the constant value (a) obtained is 2,693, which means that the variable value's consistency for rice production is 2,693. While the value of the regression coefficient (b) is 0.548, indicating that for every 1 percent addition of the amount of organic fertilizer used, the total production will increase by 2.693. The direction of the variable x on the variable y is positive, which is indicated by the positive coefficient value.", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 719, "width": 82, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "𝑦 = 2,693 + 0,548", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 718, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(6)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "83", "type": "Page header" }, { "left": 175, "top": 55, "width": 263, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 4. Determinant Coefficient of Simple Linear Regression", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 73, "width": 380, "height": 104, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.693 .283 9.524 .000 Amount of fertilizer .548 .059 .868 9.245 .000", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 197, "width": 402, "height": 148, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the feasibility analysis of farming, an R/C value of more than 1, which is equal to 1.65, indicates that organic rice farming is feasible to run. Because it will provide an additional receipt of 1.65. Meanwhile, after processing the data through IBM SPSS Statistics 25, it shows that the effect of using organic fertilizers is positive on increasing the amount of organic rice production and has a real and significant effect. So the increase in the level of organic rice production is influenced by the amount of organic fertilizer used. So that organic rice farming is feasible to be developed in Sambirejo Village, Banyuasin 1 District.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 374, "width": 65, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 396, "width": 402, "height": 297, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on the results of the farming feasibility study, the R/C value of 1.65 indicates that organic rice farming is feasible to run. Because it can provide additional receipts of Rp1.65 for every Rp1 added capital. Meanwhile, data processing through IBM SPSS Statistics 25 shows that the effect of organic fertilizer is positive on the increase in the amount of organic rice production. The R- square value of 0.753 means that organic fertilizers can explain the variable amount of production by 75.3 percent, while the remaining 24.7 percent is explained by other variables not analyzed in this research. Based on the calculated t value which is greater than the t table value, it means that the variable amount of organic fertilizer used has a significant effect on increasing the amount of organic rice production. By increasing the amount of organic fertilizer used according to the dosage, it will increase the amount of organic rice farming production. So the use of organic fertilizers affects increasing organic rice production. Therefore, it is necessary to conduct intensive counseling to farmers who have not applied to organic rice farming to switch to organic rice farming-counseling in the form of human resource development and strengthening the participation of farmers in farmer groups. Assistance in agricultural machinery, production inputs, and the latest, more practical technology is also needed to develop organic rice farming. In addition, it is necessary to open new land that has not been utilized so that the production of organic rice farming will also increase because organic rice farming is very feasible to run.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 34, "width": 229, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesian Journal of Agricultural Research Vol. 05, No. 01, 2022", "type": "Page header" }, { "left": 497, "top": 34, "width": 11, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "84", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 54, "width": 75, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 78, "width": 403, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] E. Gumbira and A. H. Intan, “Manajemen agribisnis,” Ghalia Indones. Jakarta , 2001.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 110, "width": 403, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] M. S. Sumarniasih, “Pertanian Organik dan Gaya Hidup Sehat,” Fak. Pertanian,", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 123, "width": 376, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Univ. Udayana. Diakses dari https//simdos. unud. ac.", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 136, "width": 377, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "id/uploads/file.../2a61f09d363594b03b331dcfbeb1f1ee. pdf pada tanggal , vol. 28, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 167, "width": 402, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] A. Andoko, Budidaya Padi Secara Organik . Jakarta: Penebar Swadaya, vol. 96, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 199, "width": 403, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] M. Khorniawati, “Produk pertanian organik di Indonesia: Tinjauan atas preferensi konsumen Indonesia terhadap produk pertanian organik lokal,” Competence J. Manag. Stud. , vol. 8, no. 2, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 243, "width": 403, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] R. Sutanto, Pertanian organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan . Kanisius, 2002.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 275, "width": 402, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] M. A. Heryanto, Y. Sukayat, and D. Supyandi, “Model perilaku petani dalam adopsi sistem usahatani padi organik: paradoks sosial-ekonomi-lingkungan,” Sosiohumaniora , vol. 18, no. 2, pp. 149–154, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 319, "width": 402, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] R. Renata, “Analisis Kelayakan Usahatani Padi Organik Dalam Upaya Peningkatan Pendapatan Petani (Studi Kasus di Kelurahan Cepokomulyo Kecamatan Kepanjen Kabupaten Malang).” Universitas Brawijaya, 2015.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 364, "width": 402, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] M. Nasirudin and S. N. Qomariyah, “Analisis Kelayakan Usahatani Padi Organik di Desa Bareng Kecamatan Bareng Kabupaten Jombang,” Exact Pap. Compil. , vol. 3, no. 2, pp. 325–332, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 409, "width": 402, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] K. M. Z. Basriwijaya and H. Pratomo, “hubungan karakteristik petani dengan produksi padi sawah di desa rambah tengah barat kecamatan rambah kabupaten rokan hulu,” in Prosiding Seminar Nasional Fakultas Pertanian UNS , 2017, vol. 1, no. 1, pp. 547–551.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 466, "width": 402, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] L. Aprilia, “Pengaruh Pendapatan Jumlah Anggota Keluarga dan Pendidikan Terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi pada Rumah Tangga Miskin Kecamatan Anak Ratu Aji Kabupaten Lampung Tengah).” UIN Raden Intan Lampung, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 524, "width": 402, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] M. Mandang, M. F. L. Sondakh, and O. E. H. Laoh, “Karakteristik Petani Berlahan Sempit di Desa Tolok Kecamatan Tompaso,” Agri-SosioEkonomi , vol. 16, no. 1, pp. 105–114, 2020.", "type": "List item" } ]
16bda01a-2a60-be09-28d1-70bb2d0da734
https://ejournal.kopertais4.or.id/susi/index.php/JK/article/download/3451/2440
[ { "left": 115, "top": 35, "width": 159, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keislaman", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 59, "width": 224, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p-ISSN : 2089-7413 and e-ISSN : 2722-7804", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 73, "width": 404, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published by Sekolah Tinggi Agama Islam Taruna Surabaya Jl. Kalirungkut Mejoyo I No. 2, Kec. Rungkut, Kota Surabaya, Jawa Timur 60293 Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "206", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 143, "width": 397, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK", "type": "Section header" }, { "left": 269, "top": 190, "width": 61, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sufratman", "type": "Section header" }, { "left": 211, "top": 204, "width": 173, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Darussalam Gontor Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 242, "width": 43, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 267, "width": 454, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan ini bertujuan untuk menguraikan urgensi moderasi beragama di Indonesia dalam perpektif filsafat. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa Indonesia adalah bangsa yang unik “homogenous society” dan “religions” sekaligus. Tetapi ketika mengelola keberagaman, Indonesia justeru mengalami “anomali” dan “krisis” yang akut. Fenomena “pertarungan” dan “kompetisi” yang bersifat sosiologis baik dalam bentuk ekstrimisme, intoleransi, perundungan, radikalisme, ujaran kebencian, hingga pada level terorisme nyatanya menyeruak di berbagai daerah, dan acap kali mengganggu stabilitas kehidupan harmonis masyarakat di tanah air. Berdasarkan pada metode interpretasi, dengan merujuk pada berbagai literatur baik berupa buku, jurnal, artikel dan tulisan lepas lainnya yang relefan dengan topik bahasan, dapat di simpulka bahwa moderasi bergama di Indonesia sangat diperlukan dan bahkan mendesak untuk dilakukan sebagai upaya untuk membangun kehidupan bersama yang lebih harmonis. Spirit moderasi beragama seperti toleransi, keadilan, dan keseimbangan adalah prasyarat yang tidak bisa di tawar-tawar oleh siapapun, melainkan harus di junjung tinggi dalam mengelola realitas kehidupan masyarakat majemuk di tanah air.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 276, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Moderasi Beragama, Keberagamaan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 485, "width": 49, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 454, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This simple article tries to describe the urgency of religious moderation in Indonesia from a philosophical perspective. It is undeniable that Indonesia is a unique nation with \"homogenous society\" and \"religions\" at the same time. But when it comes to managing diversity, Indonesia instead experiences acute “anomalies” and “crises”. The phenomenon of \"fight” and “competition\" which is sociological whether in the form of extremism, intolerance, bullying, radicalism, hate speech, to the level of terrorism, in fact, it has emerged in various regions. Based on the interpretation method, and by referring to various literatures in the form of books, journals, articles and other freelance writings that are relevant to the topic of discussion, it can be concluded that religious moderation in Indonesia is very necessary and even urgent to be done as an effort to build a more harmonious life together. The spirit of religious moderation such as tolerance, justice, and balance is a prerequisite that cannot be negotiated by anyone, and must be upheld in managing the reality of a pluralistic society in the homeland.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 255, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Religious Moderation, Diversity, Indonesian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 76, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terma “moderasai beragama” belakangan sedang ramai diperbincangkan di Indonesia baik pada tingkat pemerintah, lembaga pendidikan, universitas, hingga ke ruang-ruang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 452, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK – Sufratman", "type": "Page header" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "207", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 455, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "publik sebagai diskursus model tafsiran keberagaman dan keagamaan baru di tanah air. 1 Indonesia sebagai bangsa yang notabenenya unik “homogenous society” dan “religions” sekaligus, sedang mengalami disrupsi yang akut lantaran berhadapan dengan badai perubahan baik pada ranah ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, sosial budaya, keagamaan, politik, dan ekonomi yang kian sulit terbendungi. Menyeruaknya fenomena “pertarungan” dan “kompetisi” yang bersifat sosiologis, “clash of civilization” dalam kaca mata Samuel P. Huntington, 2 atau “kekerasan psikologis-kultural” (psychological violence) yang terjadi di tanah air baik dalam bentuk ekstrimisme (al-tatarruf al-amali), intoleransi, cyberbullying , perundungan, mutual distrust , radikalisme, ujaran kebencian, hingga pada level terorisme adalah fakta (hard fact) masyarakat dan bangsa Indonesia sedang mengalami disrupsi, disebut “cultural shock” dalam kaca mata Sosiologi, 3 atau “anomie” dalam istilah Emile Durkheim, 4 bisa juga disebut “anomali” dan “krisis” dalam Filsafat Ilmu, 5 serta “sick soul” 6 dan “ekstrinsik” 7 dalam diskursus Psikologi Agama, ketika mensikapi realitas kehidupan sosial-kemasyarakatan yang majemuk. Apa yang salah dalam sejarah perjalanan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 454, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lantaran rumit dan kompleksnya persoalan yang sedang di hadapi oleh masyarakat dan bangsa Indonesia sebagai mana tersebut di atas, maka moderasi beragama menjadi sangat penting diangkat dan bahkan mendesak untuk di lakukan dalam rangkan membangun wawasan keberagaman dan keagamaan yang lebih konperhensif, khususnya tentang entitas dan substansi sebuah agama yang hingga saat ini memang masih dianggap sangat urgen dan penting untuk membimbing kehidupan umat manusia baik untuk kehidupan peribadi, kelompok, komunitas, sosial, politik, maupun budaya penganutnya masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 41, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 480, "width": 455, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan artikel ini bersipat kepustakaan atau yang lebih populer dengan sebutan Library research . Menurut Moh. Nazir, bahwa Library research merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan penelaahan terhadap buku-buku, jurnal, artikel, makalah, dan tulisan- tulisan lepas lainnya yang dianggap relevan dengan topik pembahasan. 8 Oleh karena itu, bahan literatur-referensi yang telah terkumpulkan kemudian selanjutnya dianalisa secara filosofis untuk melihat esensi dan substansi dari moderasi beragama, lalu kemudian melihat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 454, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Diskusi tentang ini juga terjadi di level internasional. Baca M. Hashim Kamali dalam The Middle Path of Moderatioan in Islam: The Qur’anic Principle of Wasatiyah (Oxford: Oxford University Press, 2015) 2 Samuel P. Huntington, The Clash of Civilization and the Remaking of the World Order (New York: Library of Congress Cataloging in Publication Data, 1996)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 661, "width": 418, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Kalervo Oberg, Culture Shock, Presented to the Women’s Clib of Rio de Janeiro , Brazil, Agustus 3, 1954", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 673, "width": 407, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Emile Durkheim, De La Division Du Travail Social (Paris: Les Presses Universitaires de France, 1893)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 454, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions (London: University of Chicago Press, 1970), hlm. 169 6 William James, The Varienties of Religions Experience: A Study in Human Nature (New York: New American Library, 1958), hlm. 97-105", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 452, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Gordon W. Allport, “Religion and Prejudice” dalam Personality and Social Encounter: Selected Essays (Boston: Beacon Press, 1960), hlm. 67-257", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 759, "width": 315, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Moh. Nasir, Metodologi Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 23", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 35, "width": 297, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keislaman, Volume 5, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 547, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "208", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bagaimana urgensinya dalam merawat dan mengembangkan keanekaragaman masyarakat Indonesia. Dengan demikian metode yang dipergunakan adalah metode interpretasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 184, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Logika berpikir Moderasi Beragama", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 139, "width": 455, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ragam istilah yang digunakan oleh para cerdik-pandai, cendikiawan, intelektual, thinkers , dan researcher dunia internasional dalam menggambarkan cara pandang worldview (Inggris) , weltanschauung atau weltansicht (Jerman), kadang pula disebut dengan paradigm dan sikap keberagaman dan keagamaan di tengah keaneka ragaman masyarakat “global citizenship” seperti ingklusivisme, wasatiyyah , pluralisme, multikulturalisme, dan sekarang ini muncul istilah literasi lintas agama dan budaya, dan moderasi beragama. Karena keterbatasan waktu yang dimiliki, istilah-istilah atau branding tersebut tidak diuraikan secara keseluruhan dalam tulisan ini, melainkan hanya mengambil satu bentuk dari bagian terakhir yang disebutkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 292, "width": 455, "height": 216, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moderasi beragama secara etimologi (bahasa) merupakan gabungan dari dua anak suku kata yaitu; moderat dan agama . Kata moderat berasal dari bahasa Inggris; moderate , yang berarti: “to become or to make; become less intense, extreme, or violent” . Dari kata sifar moderate ini kemudian muncul kata benda berupa “moderasi”, atau dalam bahasa Inggris disebut “moderation”, dan dalam bahasa Yunani disebut “sophrosyne” yang artinya: “the avoidance of excess or extremes” , atau “the mean between vicious extremes” . Bisa juga di artikan sebagai; “self- control and sober reflection not unconditionally good”. Sementara kata “agama” , atau “religion” dalam bahasa Inggris, dan “al-din” dalam bahasa Arab, dapat dipahami sebagai; “the belief in a god or in a group of gods” , atau “an organized system of beliefs, ceremonies, and rules used to worship a god or a group of gods” . Dari kata dasar Agama itulah kemudian lahir kata kerja “beragama” , atau “ religious” dalam bahasa Inggris, dan “religios” dalam bahasa Jerman yang berarti; “relating to or bellieving in a religion” . Atas dasar semua ini maka kemudian diperkenalkanlah diktum religious moderation (moderasi beragama).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 455, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks keindonesiaan, pengertian di atas dapat memberikan pemahaman bahwa yang dimaksud dengan moderasi beragama adalah corak berpikir, bersikap, dan berperilaku keberagaman yang berupaya dengan sungguh sungguh untuk mendialogkan dan mengintegrasikan antara pemahaman keagamaan dan kearifan tradisi, kultur, budaya, dan habit of mind lokal Indonesia dalam tindakan praksis kehidupan sosial. Mengintegrasikan antara aspek “keimanan peribadi” dan “keimanan sosial” , antara “kesalehan privat” dan “kesalehan publik” , atau antara “hablun min Allah” dan “hablun min al-nas” sekaligus. Dengan lain ungkapan, moderasi beragama lebih menitik beratkan kepada aspek “kerohanian” dan “spiritualitas” dari pada terjebak pada logical fallacy yang “buta warna” keberagaman, menonjolkan aspek kepentingan dan kekuatan (power) kelompok dan golongan, madzhab, organisasi, dan sekte, serta kelembagaan dan institusi sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 455, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diletakkan dalam kerangka berpikir sebagai mana tersebut di atas, secara epistemologis-metodologi, moderasi beragama mengharuskan umat beragama dan masyarakat pada umumnya untuk berani membangun mentalitas, cara pandang, way of life , dan semangat baru, yang lebih inovatif, kreatif, terbuka, dan kritis dalam menjalani", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 452, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK – Sufratman", "type": "Section header" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "209", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 455, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kehidupan sehari-hari baik dalam kapasitasnya sebagai individu, kelompok, pimpinan organisasi, birokrat, pejabat negara, dan lain sebagainya. Pola pikir keagamaan baru yang dimaksud adalah yang lebih mementingkan otentisitas, genuonitas, orisinalitas, kematangan iman, ketulusan dan kejernihan berpikir dalam menerapkan nilai dasar keagamaan dalam kehidupan. Penting ditegaskan terlebih dahulu di sini bahwa spirit moderasi beragama sejatinya adalah tidak menginginkan adanya perubahan berpikir dan beragama secara radikal sebagaimana yang di konsepsikan oleh sosok Karl R. Popper dengan istilah “falsification” . 9 Melainkan menggeser (shif) sedikit metode dan pendekatan dalam memahami agama di dalam menjalani realitas kehidupan sosial bermasyarakat sebagaimana yang dipersepsikan oleh tokoh filosof sejarah ilmu pengetahuan, Thomas S. Khun dengan sebutan “shifting paradigm” . 10", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lewat perubahan iklim dalam metode dan pendekatan sosial-keagamaan seperti itu, maka, siapapun dan dengan latar belakang seperti apapun, orang akan dapat dengan mudah hidup bersama (to live together) , menerima pola berpikir, sikap, budaya, dan Agama yang berbeda, tampa bertendensi untuk meminggirkan, memusnahkan, dan merasa lebih superior dari orang lain (the others) . Apalagi berkeinginan secara agresif untuk menyerang, memperolok-olok, menghina, dan merebut, serta memindah keyakinan orang dari satu ke yang lainnya. Oleh karena itu, dalam konteks sosiologis-antropologis, moderasi beragama bermaksud menuntun seseorang untuk melakukan pilihan-pilihan rasional, membangun kepekaan (sensifitas) dalam mengelola kemajemukan di tengah-tengah badai tantangan kontemporer yang kian merembes merata masuk kedalam sendi-sendi kehidupan umat manusia. Dalam bahasa M. Arkoun, diperlukan kritik epistemologis yang tajam untuk memperoleh wawasan etika dari nas atau teks keagamaan (al-Quran, Bibel, Taurat, Injil, Weda, Tri Pitaka dan begitu seterusnya) yang lebih kritis-artikulatif, dan bukannya wawasan teologis-partikularistik in the old fashion . 11", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 217, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Struktur Fundamental Moderasi Beragama", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 454, "height": 148, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Derasnya hembusan angin moderasi beragama kedalam masyarakat di tanah air baik yang di sampaikan lewat media sosial elektronik seperti youtube, zoom, tv, facebook, whatsapp dalam bentuk seminar dan workshop, dan lain sebagainya maupun lewat media cetak seperti buku-buku, jurnal-jurnal, artikel, maupun tulisan lepas lainnya semakin menunjang populernya istilah moderasi beragama kedalam perbincangan kalangan masyarakat luas di manapun mereka berada. Terlebih lagi konsep ini diharapkan atau mungkin lebih tepatnya dengan diandaikan, bahwa moderasi beragama akan mampu menjadi antidote yang mujarab untuk dapat menjawab kegelisahan masyarakat terhadap nestapa sosial keberagaman yang semakin hari kian semakin menghawatirkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 454, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lantaran menggigitnya konsep moderasi beragama di tanah air, maka hampir semua kalangan masyarakat menyampaikan respon lewat berbagai macam versi (polyinterpretable)", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 735, "width": 305, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Karl R. Popper, The logic of scientific discovery (London: Routledge, 1992)", "type": "Footnote" }, { "left": 108, "top": 747, "width": 301, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Thomas S. Kuhn, The Structure of Scientific Revolutions …, hlm. 169 -170", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 759, "width": 418, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 M. Akoun, Tarikhiyyatu al-Fikri al-Araby al-Islamy (Bairut: Markat al-Inma al-Qaumy, 1986), hlm. 295", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 35, "width": 297, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keislaman, Volume 5, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 547, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "210", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 164, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dianggap cukup mewakili konteks wilayahnya masing-masing. Oleh karena alasan seperti itulah, dengan mengacu pada konteks sosiologis-antropologis, di sini akan dipetakan wilayah praktis moderasi beragama. Setidaknya ada 3 (tiga) fenomena dasar yang menjadi tulang punggung arus moderasi beragama. Meski ketiga fenomena ini tidak serta merta dapat menerangkan sepenuhnya alur moderasi beragama itu sendiri, melainkan di sana masih banyak ciri dan fenomena lain yang mungkin patut untuk dipertimbangkan juga. Tetapi sebagai bentuk usaha awal pemetaan wilayah praksis moderasi beragama, maka hanya terdapat 3 (tiga) kecendrungan saja yang hendak di angkat dan ungkapkan di sini. Adapun ketiga ciri dasar atau yang disebut struktur fundamental moderasi beragama dalam tema yang dimaksudkan di atas adalah; (1) toleransi, (2) keadilan, dan (3) keseimbangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 258, "width": 61, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Toleransi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 455, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Istilah “toleransi” atau “tolerance” dalam bahasa Inggris, dan “tolerantia” dalam bahasa Latin, serta disebut “tasamuh” dalam bahasa Arab adalah merupakan terma modern, baik dari segi etimologi (bahasa) maupun dari aspek kandungan yang melekat-menempel di dalamnya. Istilah ini akar kata dan sejarahnya berasal dari peradaban Barat dan Eropa modern yang muncul dalam konteks pengelamannya yang berbeda. Di dunia Barat, kata ini timbul sebagai respon terhadap kondisi politik, sosial, dan budaya masyarakatnya. Sementara dalam konteks Eropa munyeruak sebagai proyek inti dari revolusi bersar-besaran di Perancis. 12", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 412, "width": 455, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terlepas dari itu, toleransi dapat di maknai sebagai sifat atau sikap menenggang (menghargai, membiarkan, dan membolehkan) pendapat (pendirian, pandangan, keyakinan, kepercayaan, kebiasaan, dan adat istiadat) yang berbeda atau bertentangan dengan pandangannya sendiri. Bisa juga di maknai sebagai sikap sabar membiarkan seseorang menjalankan sesuatu yang diyakininya masing-masing. 13 Contoh yang paling sederhana untuk mengilustrasikan bagaimana gambaran toleransi misalnya, antara penganut Agama mayoritas (Islam, Kristen, Protestan, Katolik, Yahudi, Hindu, Budha, Aliran kepercayaan, Madzhab, dan begitu seterusnya) dalam satu daerah, wilayah, atau kampung dapat mengijinkan keberadaan penganut kepercayaan dan tradisi orang lain yang jumlah penganutnya lebih kecil (minoritas). 14 Di situ mereka bisa hidup berdampingan, saling memahami dan saling menghargai untuk hidup rukun satu sama lain, 15 bahkan dapat saling", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Sir Rhomas Walker, The Preaching of Islam: A History of Propagation of the Muslim Faith (New Delhi: Aryan Book International, 2002), hlm. 145-150", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 451, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Lihat dalam The New International Webster Comprehensive Dictionary Of The English Language (Chicago : Trident Press International, 1996), hlm. 1320.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 454, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Lihat misalnya dalam Ismail, Kerukunan Antarumat Beragama: Studi Ikatan Kewargaan dan Asosiasional pada Masyarakat Desa Pabuaran Kecematan Gunung Sindur Bogor , dalam Jurnal Penamas Vol. 34, No. 2, Juli-Desember 2021, hlm. 361-367", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Yusuf al-Qardhawi, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami (Qahirah : Maktabah Al-Wahbah, 1992), hlm. 53-55.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 452, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK – Sufratman", "type": "Page header" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "211", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bertukar pikiran, saling melengkapi, saling membangun kepercayaan sosial (social trust) dalam menjalankan kehidupan sosial kemasyarakatan. 16", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 454, "height": 147, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Secara teoretik, sekurang-kurangnya ada 6 (enam) sinyal kearah pembentukan sikap toleransi sebagai fundasi tindakan praksis dalam moderasi beragama, khususnya dalam kehidupan sosial di ruang publik. Pertama, mencoba melihat kebenaran yang ada di luar kepercayaan orang lain. Kedua, menonjolkan persamaan-persamaan yang ada di masing- masign kelompok dan golongan. Ketiga, memperkecil kemungkinan adanya perbedaan yang dimiliki oleh masing-masing kelompok. Keempat, memupuk kerjasama dan rasa persaudaraan. Kelima, menjauhi praktek serang-menyerang antar kelompok. 17 Keenam, meletakkan titik tekan pada hak asasi manusia, dan lebih memperioritaskan relasi yang harmonis antar kelompok untuk kesejahteraan bersama. 18", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keenam elemen tersebut adalah prasyarat cognitif-intelektual bagi seseorang atau kelompok jika hendak terjun memasuki diskusi dan praksis pada wilayah toleransi dalam konteks moderasi beragama. Tidak bisa tidak, menggunakan keenam hal tersebut adalah keniscayaan yang tidak bisa ditawar-tawar, terlebih jika di arahkan pada konteks masyarakat global.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 60, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Keadilan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 455, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ciri yang kedua adalah keadilan atau disebut Justice dalam bahasa Inggris, dan al-Adalah dalam bahasa Arab. Istilah keadilan berasal dari akar kata adil , atau al-Adl dalam bahasa Arab yang memiliki arti; tidak berat sebelah/tidak memihak, berpihak kepada kebenaran, sepatutnya/tidak sewenang-wenang. Apa bila dicermati secara seksama dalam al-Qur’an, term adl atau yang semakna dengannya ( al-Qist, al-Mizan, dan al-Wast ) ditemukan sekurang- kurangnya 28 kali di sebutkan, 19 dan umumnya menitik beratkan pada perbuatan moral. 20 Dalam bahasa Naquib al-Attas, keadilan adalah adab , yaitu; “the discipline of body, min, and soul” . 21 Bisa juga di maknai sebagai wisdom (kebijaksanaan), atau hikmah dalam bahasa arab, yang bagi Imam al-Ghazali, berarti; naluri kejiwaan seseorang yang dapat mengetahui baik dan buruk dalam segala perbuatan, 22 atau kebijaksanaan seseorang dalam meletakkan sesuatu pada tempatnya yang benar. 23 Hal serupa juga di utarakan oleh para filosof Yunani", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 454, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Lihat Mahmudin, dkk., Kohesi Sosial dan Keberagaman Agama: Studi Perbandingan Modal Sosial Sunda Wiwitan Kuningan dan Cimahi, Jawa Barat , dalam Jurnal Penamas, Vol. 34, No. 2, Juli-Desember 2021, hlm. 191", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 454, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Kevin Osborn, Tolerance (New York: The Rosen Publishing Group, 1993), hlm. 11 18 M. Amin Abdullah, Moderasi Beragama dalam Konteks Indonesia Berkemajuan , Makalah disampaikan dalam seminar nasional, Majelis Tarjih dan Tajdid, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 5 Desember 2020, hlm. 8", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 454, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Muhammad Fuad ‘Abd al -Baqiy, al-Mu’jam al-Mufahras li alfaz al-Qur’an al-Karim (Beirut: Dar al- Fikr, 1981), hlm. 448-449 20 Fazlur Rahman, Islam (Chicago: University of Chicago Press, 1979), hlm. 32-33 21 Syed Muhammad Naquib al-Attas, On Justice and The Nature of Man: A Connebtarry on Surah al-Nisa (4):58 and Surah al-Mu’minun (23):12-14 (Kuala Lumpur: Menara Takaful Malaysia, 2015), hlm. 14", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 735, "width": 210, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Imam al-Ghazali, Ihya Ulumuddin , Jilid III, hlm. 54", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Jamil Saliba, al-Mu’jam al-Falsafiy bi al-Faz al-Arabiyyah wa Inkliziyyah wa al-Latiniyyah , Jilid II (Beirut: Dar al-Saqafah, t.t.), hlm. 33", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 35, "width": 297, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keislaman, Volume 5, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 547, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "212", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "klasik seperti Plato dan Aristoteles, yang memandang keadilan sebagai keutamaan yang paling tinggi dan mulai yang dapat berimplikasi kepada yang lain. 24", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 454, "height": 181, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa persoalan keadilan memang telah menjadi buah perbincangan dalam sepanjang sejarah kehidupan manusia. Istilah keadilan tersebut bukan sekedar anak suku kata yang kering akan makna, melainkan syarat dengan makna dan nilai-nilai universal (kemanusiaan, persatuan, solidaritas, dan begitu seterusnya). Oleh karenanya, keadilan harus di hayati sebagai kesadaran, perasaan, dan perilaku seseorang untuk menegakkan kebenaran dalam kehidupan bersama (life together) menuju kesejahteraan bersama (society welfare) . Maka dari itu, keadilan tidak bisa dilepaskan sama sekali dari peran akal dan hati nurani seseorang ketika bertemu dan berhadapan dengan masyarakat luas. Munculnya sikap diskriminatif, hate speech , dan lunturnya nilai solidaritas kemanusiaan tidak lain karen disebabkan oleh kurang seimbangnya peran akal dan hati nurani.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 454, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keadilan dalam hidup bersosial dan bermasyarakat berarti memberikan peluang kepada orang, kelompok, dan golongan yang lain untuk dapat hidup berdamping secara damai dan bersahabat. Di sini, menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan (al- Karamah al-Insaniyyah) adalah sifat dasar dari keadilan. Perbedaan latar belakang agama, sukur, ras, golongan, budaya, bahasa dan lain sebagainya tidak menjadi beban penghalang bagi seseorang untuk tidak berbuat dan berlaku baik, serta adil kepada sesama.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 412, "width": 89, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Keseimbangan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keseimbangan atau yang di sebut al-mutawazan dalam klausul bahasa Arab, dan di istilahkan sebagai balance dalam bahasa Inggris, serta aequilibrium dalam bahasa Latin, dapat di maknai sebagai; mental steadiness or emotional stability, atau a calm mental state . Bisa juga di artikan dengan; to arrange, adjust, or proportional the parts of symmetrically , atau to be in a position where someone will stand without falling to either side . Atas dasar ini semua dapat di pahami secara langsung bahwa keseimbangan merupakan kondisi kehidupan dimana antara satu bagian dengan komponen yang lain saling berhubungan secara stabil, teratur, dan terintegrasi dengan harmonis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 455, "height": 148, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam diskusi ilmu-ilmu sosial kemanusiaan (social sciences) , khsusunya bidang sosiologi (sociological approach) dikenal prinsip (baca; narasi) bahwa syarat kehidupan suatu masyarakat adalah adanya keseimbangan diantara berbagai bagian-bagian komponen yang terdapat di dalamnya. Tokoh sosiolog (socius) perumus dan peletak dasar pandangan seperti ini adalah August Comte, Herbert Spencer, dan Emile Durkheim, yang kemudian di kembangkan oleh Talcott Parson, Robert King Merton, Willian Fielding Ogburn, dan Robert Morrison MacIver. Hal ini berbeda dengan teori konflik (conflict theory) yang pernah dipopulerkan oleh Thomas Hobbes, Karl Marx, dan Max Weber, kemudian di suarakan kembali oleh R. Dahrendorf, John Rex, dan D. Lockwood, beraggapan bahwa masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 747, "width": 454, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Ahmad Mahmud Subhi, al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islamiy (Mesir: Dar al- Ma’rifat, t.t.), hlm. 48", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 452, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK – Sufratman", "type": "Page header" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang berada dalam tingkatan berbeda-beda menjadi sumber terjadinya konflik antara satu sama lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 455, "height": 233, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keseimbangan dalam kehidupan beragama adalah keselarasan antara aspek jasmani dan ruhani, antara transenden dan imanen, antara profan dan sakral, atau antara normativitas dan historisitas dalam bahasa Amin Abdullah. 25 Maksudnya keseimbangan berarti kesadaran seseorang beragama untuk menyeimbangkan antara aspek doktrinal-teologis yang bersifat abstrak metafisis dengan asfek kehidupan sosial kultural yang bersifat pengalaman empiris, baik dalam bentuk berpikir, bertindak, dan berperilaku sehari-hari. Berpegang teguh pada keyakinan masing-masing memang menjadi suatu keniscayaan semua orang sebagai “hard core” dari keagamaan manusia, 26 namun dalam waktu yang bersamaan pula harus berani untuk menguji implikasi dan konsekuensi dari keyakinan dan keimanannya secara sosial dan budaya di ruang publik. Jika manusia beragama gagal menjaga keseimbangan ini, maka yang akan muncul kepermukaan adalah corak, sikap, periklaku, atau fenomena beragaman yang cenderung, dogmatik-fanatik (ta’assubiyyah) , sektarianisme akut (madzhabiyyah) , prasangka dan buruk sangka terhadap setiap golongan dan kelompok yang berbeda (karahiyyatu al- ghair) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 237, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keragaman Indonesia dan Moderasi Beragama", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 454, "height": 250, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apa yang telah diuraikan secara sederhana di atas sangat relevan dengan kebutuhan masyarakat dan bangsa Indonesia dalam merawat dan melestarikan kebhinekaan. Apa lagi sekarang Indonesia masuk pada abad ke 21 masih terasa pergerakan sosial-politik aliran keagamaan ekstrem di tanah air seperti Ikhwan al-Muslimun, Salafi-Wahabi, Hizbut Tahrir (HTI), Front Pembela Islam (PFI), termasuk pengaruh aliran keagamaan transnasional seperti Jam’ah Islamiyyah, Tanzim al-Jihad, al-Qaidah, dan Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) yang cenderung melahirkan kekerasan dan teror atas nama Agama. 27 Tentu masih segar dalam ingatan masyarakat Indonesia bagaimana peristiwa bom Bali 1 dan 2, bom Mariott, bom Sarina, dan seterusnya. Peristiwa yang paling terbaru adalah bom rumah ibadah umat kristiani di Surabaya dan Makassar. Seakan-akan orang yang beragama, dapat dengan bebas menggunakan agama dan kepercayaannya sebagai alat penghancur dan pembuhuh massal. 28 Realitas masyarakat di tanah air adalah majemuk, baik dari segi agama, madzhab, ras, suku, tradisi, seni, dan budaya, serta bahasa. Dari segi Agama sendiri dapat ditemukan ragam agama seperti Islam (Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU), Syiah, Ahmadiyyah, LDII, DI/TII, Islam Jamaah, Majelis Mujahid Indonesia, Mujahid Warsidi, Bahai, Darul Arqam, al-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 454, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 M. Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996), hlm. i-vii 26 Imre Lakatos, “Falsification and the Methodology of Scientific Research Programmes” , dalam Imre Lakatos dan Alan Musgrave (ed.), Criticism and the Growth of Knowledge , (Cambridge: Cambridge University Press, 1974), hlm. 135", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Roel Meijer (ed.), Global Salafism: Islam’s New Religious Movement (New York: Oxford University Press, 2014)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 454, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Martin E. Marty, Cultural Foundations of Ethnonationalism: The Role of Religion , dalam W. A. Van Horne (ed.), Global Convulsions: Race, Ethnicity and Nationalism at the End of the Twentieth Century (Albany: State University of New York Press, 1997), hlm. 115-130", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 35, "width": 297, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keislaman, Volume 5, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 547, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qiyadah a-Islamiyyah, dan lainnya), Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, dan bahkan ada kelompok kecil yang lain seperti Yahudi, Sikh, dan Bahai, serta aliran kepercayaan dan kebatinan yang lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 454, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika menengok dinamika kalender di Indonesia, khususnya dalam penentuan hari libur nasional, nampak dengan jelas di situ bagaimana Indonesia memperioritaskan kepada kebinekaan dari pada kenegaraan itu sendiri. Hari libur untuk memperingati hari raya keagamaan misalnya, Islam (Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad S.A.W, hari raya Idul Fitri, hari raya Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad S.A.W, Tahun Baru Islam), Kristen-Protenstan (hari raya Natal, hari raya Kenaikan Yesus, hari raya Paska, hari raya Pentakosta), Hindu (hari raya Nyepi), dan Budha (hari raya Waisak). Sementara hari libur untuk memperingati hari raya kenegaraan hanya ada 2 (dua) saja, yaitu hari Kemerdekaan RI. (17 Agustus) dan hari lahir Pancasila (1 Juni). Bila dibandingkan dengan Negara-negara lain yang ada di seluruh dunia, belum di temukan satu negara pun yang memiliki keunikan keberagaman seperti yang ada di Indonesia sampai sekarang ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 455, "height": 249, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak bisa dipungkiri bahwa keberagaman memang berpotensi untuk menjadi pemicu terjadinya pertengkaran, pertikaian, dan konflik antar kelompok dan golongan, 29 sebab di situ terbuka ruang untuk melakukan apa yang disebut sebagai “taqdis al-afkar” 30 atau klaim kebenaran (truth claim) 31 atas kepercayaan masing-masing kelompok. Karena itu, untuk merawat dan melestarikan keberagamaan dan kearifan lokal Indonesia (local wisdom) , dalam bahasa Paul Karl Feyerabend “Anything Goes” 32 sebagaiamana disebutkan di atas (min lawazim al-hayah) , tidak bisa tidak memang perlu mengarus-utamakan nilai-nilai dasar (life values) atau di sebut the primarcy of ethics (akhlak mulia) di ruang publik melalui pengelolaan rasa (zauq) , feeling of the people , dan manajemen hati nurani (al-qolbu) , atau dunia normatif-intersubjektif masyarakat seperti empati dan simpati, respectful manner , mutual trust , social responsibility , solidarity , dan collaboration untuk membangun kemaslahatan bersama (public good) , ketertiban umum (public order) , moralitas umum (public morality) , keselamatan bersama (public sofety) , kesehatan bersama (public health) , dan keharmonisan sosial (social harmony) . Manusia beragama memang harus ekstra hati-hati ketika hendak menyatakan pendapat dan mengeluarkan fatwa keagamaan di wilayah publik. 33", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 454, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setidaknya ada 10 (sepuluh) hal yang perlu untuk diperhatikan oleh setiap umat beragama ketika hendak membangun mentalitas keberagamaan yang lebih baik dan harmonis. Pertama , literasi multikultural-multireliji-multietnis. Kedua , mengenal identitas", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Steven I. Wilkinson (ed.), Religious Politics and Communal Violence (New Delhi: Oxford University Press, 2005), hlm. 1-20", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 453, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 M. Arkoun, al-Islam: al-Akhlaq wa al-Siyasah , terj. Hashim Saleh (Beirut: Markaz al- inma’ al -qaumy, 1990), hlm. 172-173.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 454, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 R. Scott Appleby, The Ambivalence of the Sacred: Religion, Violence and Reconciliation (Lanhan: Rowman and Littlefield Publisher, Inc., 2000), hlm. 282; Erich J. Sharpe, Comparative Religion: A History (La Salle: Open Court, 1986), hlm. 311-312.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 Paul Karl Feyerabend, Against Method: Outline of an Anarchistic Theory of Knowledge (Berkeley, 1987) 33 Khaled Aboe el-Fadl, Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority and Women (Oxford: Oneworld Publications, 2001)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 452, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK – Sufratman", "type": "Page header" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 455, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jamak dalam diri sendiri dan orang lain. Ketiga , menjauhi prejudice buruk sangka, saling mengenal dan kerjasama. Keempat , berpikir tinngkat tinggi, generasi tangguh, sabar, dan ulet. Kelima , keseimbagan antara scientific skills atau digital skill, dan humanistic thought atau emotional skill . Keenam , hindari moral monism. Ketujuh , tidak terjebak pada slogan “we have a religion ”, tetapi minus spiritualitas atau sebaliknya. Kedelapan , cinta allah dan cinta tetangga sekaligus (hubbu al-allah dan hubbu al-jaar) . Kesembilan , etika akhlaq mulia diatas teologi/metafisika. Kesepuluh , perbanyak ruang-ruang perjumpaan. 34", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 455, "height": 182, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari situ, umat beragama memang di tuntut secara smart untuk dapat membedakan secara kritis dan tajam antara “agama” dan “pemikiran keagamaan”, 35 atau istilah lain yang senada dengan ini disebut al-jauhar dan al-‘ardh (al-Farabi), form dan matter (Aristotel), al-tsabit dan al-mutahawwil (Adonis), al-qat’iy dan al-dzanniy (dalam khazanah fiqh dan ushul al-fiqh), dan essence dan manifestation (dalam Fenomenologi Agama). Pemikiran keagamaan maksudnya adalah penafsiran dan pemaknaan keagamaan yang dilakukan, dikonsepsikan, dipikirkan, disistematisasikan atau di ijtihad- kan oleh para tokoh agama (ulama, pimpinan, guru, dosen, kyai, ustadz, da’i, pendeta, pastor, bhiksu, pedanda, dan begitu seterusnya) yang bersipat relatif. Pada wilaya relatif ini bisa saja dimodifikasi sebagian atau keseluruhannya untuk menghadapi tantangan sosiologis di lapangan. Sementara agama adalah wilaya yang absolut, transcendental , tetap (al-tsawabit) , dan tidak dapat di ubah-ubah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 454, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua wilayah tersebut terkadang di campur adukkan, lantaran kurang bisa membedakan antara keduanya. Akibatnya masyarakat beragama terjebak pada wilayah absolutisme, dan kurang memperhatikan unsur kemanusiaan, kepentingan sosial, hak asasi manusia, ekonomi, politik, budaya dan kultural, dan termasuk kebangsaan (baca: keindonesiaan), yang dalam bahasa Jurgen Habermas disebutnya sebagai unsur “khowledge and human interest” 36 yang memang sangat penting dan mustahil untuk bisa terlepas begitu saja dari aktifitas kehidupan sosial setiap manusia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 69, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 455, "height": 148, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil kajian di atas dapat di simpulkan bahwa untuk merawar dan mengembangkan keberagamaan yang telah melekat kuat dalam kehidupan masyarakat dan bangsa Indonesia, tidak bisa tidak, memang sangat diperlukan dan bahkan dibutuhkan moderasi beragama sebagai model pemahaman keberagamaan dan keagmaan baru. Moderasi beragama adalah satu corak beragama dan bermasyarakat yang mampu menyatu padukan antara “keimanan peribadi” dengan “keimanan sosial” , atau antara “hablun min Allah” dan “hablun min al-nas” sekaligus. Maka dari itu, moderasi beragama menantang setiap orang dan masyarakat untuk melakukan pilihan-pilihan rasional, membangun kepekaan (sensifitas) dan mengelola perasaan serta hati nurani di tengah kemajemukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 698, "width": 453, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 M. Amin Abdullah, Multidisiplin, Interdisiplin & Transdisiplin: Metode Studi Agama & Studi Islam di Era Kontemporer (Yogyakarta: IB Pustaka, 2020), hlm. 239-261.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 Abdul Karim Soroush, “The Evolution and Devolution of Religious Knowledge” , dalam Charles Kuzman (ed.), Liberal Islam: A Sourcebook (New York: Oxford University Press, 1998), hlm. 6-245 36 Jurgen Habermas, Knowledge and Human Interest , terj. By. Jeremy J. Shapiro (Canada: Beacon Press, 1972)", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 35, "width": 297, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Keislaman, Volume 5, Nomor 2, September 2022", "type": "Page header" }, { "left": 547, "top": 795, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 85, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdullah, M. Amin, Multidisiplin, Interdisiplin & Transdisiplin: Metode Studi Agama & Studi Islam di Era Kontemporer (Yogyakarta: IB Pustaka, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_____________________, Moderasi Beragama dalam Konteks Indonesia Berkemajuan , Makalah disampaikan dalam seminar nasional, Majelis Tarjih dan Tajdid, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 5 Desember 2020", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "_____________________, Studi Agama Normativitas atau Historisitas (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1996)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 211, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‘Abd al-Baqiy, Muhammad, Fuad, al-Mu’jam al-Mufahras li alfaz al-Qur’an al-Karim (Beirut: Dar al-Fikr, 1981)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 455, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Appleby, R. Scott, The Ambivalence of the Sacred: Religion, Violence and Reconciliation (Lanhan: Rowman and Littlefield Publisher, Inc., 2000), hlm. 282; Erich J. Sharpe, Comparative Religion: A History (La Salle: Open Court, 1986)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allport, W. Gordon, “Religion and Prejudice” dalam Personality and Social Encounter: Selected Essays (Boston: Beacon Press, 1960), hlm. 67-257", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 207, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "al-Ghazali, Imam, Ihya Ulumuddin , Jilid III", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 454, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "al-Attas, Syed, Muhammad, Naquib, On Justice and The Nature of Man: A Connebtarry on Surah al-Nisa (4):58 and Surah al-Mu’minun (23):12-14 (Kuala Lumpur: Menara Takaful Malaysia, 2015)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 452, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arkoun, M., al-Islam: al-Akhlaq wa al-Siyasah , terj. Hashim Saleh (Beirut: Markaz al-inma’ al- qaumy, 1990)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 433, "width": 454, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "____________, Tarikhiyyatu al-Fikri al-Araby al-Islamy (Bairut: Markat al-Inma al-Qaumy, 1986) al-Qardhawi, Yusuf, Ghair al-Muslimin fii al-Mujtama’ Al-Islami (Qahirah: Maktabah Al- Wahbah, 1992)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 455, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Durkheim, Emile, De La Division Du Travail Social (Paris: Les Presses Universitaires de France, 1893)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 458, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "el-Fadl, Khaled, Aboe, Speaking in God’s Name: Islamic Law, Authority and Women (Oxford: Oneworld Publications, 2001)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 553, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feyerabend, Paul, Karl, Against Method: Outline of an Anarchistic Theory of Knowledge (Berkeley, 1987)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Habermas, Jurgen, Knowledge and Human Interest , terj. By. Jeremy J. Shapiro (Canada: Beacon Press, 1972)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Huntington, Samuel P., The Clash of Civilization and the Remaking of the World Order (New York: Library of Congress Cataloging in Publication Data, 1996)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 655, "width": 454, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ismail, Kerukunan Antarumat Beragama: Studi Ikatan Kewargaan dan Asosiasional pada Masyarakat Desa Pabuaran Kecematan Gunung Sindur Bogor , dalam Jurnal Penamas Vol. 34, No. 2, Juli-Desember 2021", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 706, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "James, William, The Varienties of Religions Experience: A Study in Human Nature (New York: New American Library, 1958)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 741, "width": 454, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kamali, M. Hashim, dalam The Middle Path of Moderatioan in Islam: The Qur’anic Principle of Wasatiyah (Oxford: Oxford University Press, 2015)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 35, "width": 452, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RELEVANSI MODERASI BERAGAMA DI TENGAH MASYARAKAT MAJEMUK – Sufratman", "type": "Section header" }, { "left": 30, "top": 794, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 76, "width": 454, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kuhn, S. Thomas, The Structure of Scientific Revolutions (London: University of Chicago Press,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 93, "width": 26, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1970)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 455, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lakatos, Imre, “Falsification and the Methodology of Scientific Research Programmes” , Imre Lakatos, Imre, (ed.), Criticism and the Growth of Knowledge , (Cambridge: Cambridge University Press, 1974)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 455, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marty, E. Martin, Cultural Foundations of Ethnonationalism: The Role of Religion , dalam W. A. Van Horne (ed.), Global Convulsions: Race, Ethnicity and Nationalism at the End of the Twentieth Century (Albany: State University of New York Press, 1997)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 454, "height": 45, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahmudin, dkk., Kohesi Sosial dan Keberagaman Agama: Studi Perbandingan Modal Sosial Sunda Wiwitan Kuningan dan Cimahi, Jawa Barat , dalam Jurnal Penamas, Vol. 34, No. 2, Juli- Desember 2021", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meijer, Roel, (ed.), Global Salafism: Islam’s New Religious Movement (New York: Oxford University Press, 2014)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 319, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasir, Moh., Metodologi Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 455, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oberg, Kalervo Culture Shock, Presented to the Women’s Clib of Rio de Janeiro , Brazil, Agustus 3, 1954", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 356, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Osborn, Kevin, Tolerance (New York: The Rosen Publishing Group, 1993) Popper R. Karl, The logic of scientific discovery (London: Routledge, 1992)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 329, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman, Fazlur, Islam (Chicago: University of Chicago Press, 1979)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 400, "width": 454, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saliba, Jamil, al-Mu’jam al-Falsafiy bi al-Faz al-Arabiyyah wa Inkliziyyah wa al-Latiniyyah , Jilid II (Beirut: Dar al-Saqafah, t.t.)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 455, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subhi, Ahmad, Mahmud, al-Falsafah al-Akhlaqiyyah fi al-Fikr al-Islamiy (Mesir: Dar al-Ma’rifat, t.t.)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 468, "width": 454, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soroush, Abdul Karim, “The Evolution and Devolution of Religious Knowledge” , dalam Charles Kuzman (ed.), Liberal Islam: A Sourcebook (New York: Oxford University Press, 1998)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 502, "width": 454, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The New International Webster Comprehensive Dictionary Of The English Language (Chicago : Trident Press International, 1996)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 454, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walker, Sir. Rhomas, The Preaching of Islam: A History of Propagation of the Muslim Faith (New Delhi: Aryan Book International, 2002)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 454, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilkinson, Steven I., (ed.), Religious Politics and Communal Violence (New Delhi: Oxford University Press, 2005)", "type": "List item" } ]
b8dd723a-5db4-8db7-01fa-b3e5ed4d258b
https://ejournal.pelitaindonesia.ac.id/ojs32/index.php/JOISIE/article/download/386/322
[ { "left": 96, "top": 74, "width": 414, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENERAPAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT TERNAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 102, "width": 402, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(STUDI KASUS : DINAS PETERNAKAN KABUPATEN DHARMASRAYA)", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 131, "width": 118, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Epri Yuldi 1) , Helly Andri 2)", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 143, "width": 279, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dharmas Indonesia, Koto Baru", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 154, "width": 298, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dharmas Indonesia, Sungai Rumbai email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 190, "width": 36, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 210, "width": 447, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kabupaten Dharmasraya merupakan daerah dengan budi daya ternak cukup menjanjikan. Banyak sekali hewan yang dapat dibudidayakan dengan cara berternak. Pemerintah Dharmasraya sangat mendudukung masyarakat untuk beternak. Namun permaslahan yang terjadi di lapangan, peternak seringkali mengalami kegagalan dalam beternak seperti terjangkit penyakit bahkan sampai pada kematian hewan ternak. Hal ini dikarenakan peternak tidak mengetahui penyakit ternak dan kurangnya sumber daya manusia yang ahli dalam bidang tersebut. Oleh karena itu, untuk menangani masalah ini dibuatlah sebuah aplikasi sistem yang dapat mendiagnosis penyakit ternak. Aplikasi perlu adanya sebuah sistem yang dapat mendiagnosa penyakit ternak. Sistem ini dibangun menggunakan model sekuensial linier yaitu analisis, desain, penjabaran dan penalaran. Pembuatan aplikasi sistem ini menggunakan metode forward chaining.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 376, "width": 333, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Sistem, Pakar, Komputerisasi, Ternak, Forward Chaining", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 416, "width": 94, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 432, "width": 207, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hewan ternak merupakan salah satu bentuk investasi manusia untuk mendapatkan penghasilan. Hewan ternak merupakan salah satu media untuk investasi yang baik karena hewan ternak dapat dikembangbiakkan dan hasil nya dapat dijual atau dikembangkan lagi untuk kemudian dijual dengan harga yang sesuai dengan modal untuk merawatnya sampai pantas untuk di jual. Perawatan yang diberikan kepada hewan ternak tidak dapat asal-asalan saja.Karena hewan ternak juga makhluk hidup, untuk itu diperlukan teknik yang tepat untuk merawat serta memelihara hewan ternak.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 615, "width": 207, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu hal yang sering mengganggu peternak hewan adalah tentang penyakit hewan ternak. Penyakit yang terdapat pada hewan ternak berbagai macam bentuk nya dan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar artinya bagi perternak bukan saja dapat menurunkan harga dari hewan ternak tersebut tetapi juga akan menimbulkan kerugian besar bagi peternak yaitu kematian dari hewan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 744, "width": 207, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hewan ternak merupakan salah satu bentuk investasi manusia untuk mendapatkan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 403, "width": 207, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penghasilan. Hewan ternak merupakan salah satu media untuk investasi yang baik karena hewan ternak dapat dikembangbiakkan dan hasil nya dapat dijual atau dikembangkan lagi untuk kemudian dijual dengan harga yang sesuai dengan modal untuk merawatnya sampai pantas untuk di jual. Perawatan yang diberikan kepada hewan ternak tidak dapat asal-asalan saja.Karena hewan ternak juga makhluk hidup, untuk itu diperlukan teknik yang tepat untuk merawat serta memelihara hewan ternak.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 572, "width": 128, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 588, "width": 210, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode Waterfall dalam melakukan perancangan sistem dan metode Inferensi Forward Chaining dalam melakukan pemecahan masalah yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 663, "width": 140, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Waterfall (Air Terjun)", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 673, "width": 207, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nama model ini sebenarnya adalah “ Linear Sequential Model ”. Model ini sering disebut dengan “ classic life cycle ” atau model waterfall. Model ini adalah model yang muncul pertama kali yaitu sekitar tahun 1970 sehingga sering dianggap kuno, tetapi merupakan model yang paling banyak dipakai", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 786, "width": 7, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 40, "width": 278, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JOISIE Journal Of Information System And Informatics Engineering Vol. 1, No.1 Juni 2017, Hlm 1-68", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 40, "width": 80, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p- ISSN: 2503-5304 e- ISSN: 2527-3116", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 73, "width": 207, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "didalam Software Engineering (SE) . Model ini melakukan pendekatan secara sistematis dan urut mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding , testing verification , dan maintenance . Disebut dengan waterfall karena tahap demi tahap yang dilalui harus menunggu selesainya tahap sebelumnya dan berjalan berurutan. Sebagai contoh tahap desain harus menunggu selesainya tahap sebelumnya yaitu tahap requirement.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 213, "width": 207, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waterfall Model adalah sebuah metode pengembangan software yang bersifat sekuensial dan terdiri dari 5 tahap yang saling terkait dan mempengaruhi seperti terlihat pada gambar berikut :", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 436, "width": 204, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : http://www.budihermawan.net/?tag=waterfall- model/", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 456, "width": 140, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar Pemodelan Waterfall", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 482, "width": 82, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Inferensi", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 495, "width": 207, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada 2 metode inferensi yang penting dalam system pakar yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 520, "width": 207, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Runut jauh( forward chaining ) dan runut balik( backward chaining ). Namun pada pembahasan kali ini sesuai dengan metode yang penulis pakai maka penulis hanya akan menjelaskan tentang runut jauh ( forward chaining ).", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 609, "width": 105, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Sistem Pakar", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 622, "width": 207, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem pakar adalah sebuah perangkat lunak komputer yang memiliki basis pengetahuan untuk domain tertentu dan menggunakan penalaran inferensi menyerupai seorang pakar dalam", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 691, "width": 108, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memecahkan masalah.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 719, "width": 114, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ciri-Ciri Sistem Pakar", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 730, "width": 207, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Arhami [ARH04], dalam pembuatan sistem pakar harus diketahui ciri-ciri dan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 73, "width": 206, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kategori masalah sistem pakar. Pada umumnya sistem pakar bersifat:", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 99, "width": 207, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Memiliki informasi yang handal, baik", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 112, "width": 190, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam menampilkan langkah-langkah antara maupun dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang proses penyelesaian.", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 162, "width": 207, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mudah dimodifikasi, yaitu dengan menambah atau menghapus suatu kemampuan dari basis pengetahuannya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 200, "width": 207, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 225, "width": 192, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Memiliki kemampuan untuk beradaptasi.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 253, "width": 124, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komponen Sistem Pakar", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 266, "width": 192, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Basis Pengetahuan ( Knowledge Base ) b. Mesin Inferensi (Inference Engine) c. Basis Data d. Antar Muka Pemakai", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 333, "width": 118, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelebihan Sistem Pakar", "type": "Section header" }, { "left": 334, "top": 345, "width": 193, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada beberapa kelebihan yang dapat diperoleh dari pembuatan sistem pakar menurut Arhami [ARH04], yaitu:", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 383, "width": 204, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Menjadikan pengetahuan dan nasihat lebih mudah didapat.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 408, "width": 188, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Meningkatkan output dan produktivitas.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 421, "width": 204, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Menyimpan kemampuan dan keahlian pakar.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 446, "width": 122, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Meningkatkan reabilitas.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 459, "width": 204, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Memberikan respons (jawaban) yang cepat.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 484, "width": 159, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Merupakan panduan yang cerdas.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 497, "width": 204, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "g. Dapat bekerja dengan informasi yang kurang lengkap dan mengandung ketidakpastian.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 535, "width": 201, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "h. Basis data cerdas, bahwa sistem pakar dapat digunakan untuk mengakses basis data dengan cara cerdas.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 586, "width": 157, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 603, "width": 207, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk memperoleh hasil yang efektif tentang penelitian sistem pakar dengan menggunakan metode forward chaingng yang akan diterapkan, maka peneliti merancang kerangka kerja. Adapun tahapan kerangka kerja sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 47, "width": 291, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuldi, Penerapan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ternak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining 9-12 10", "type": "Page header" }, { "left": 94, "top": 358, "width": 175, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar : Kerangka Kerja Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 395, "width": 61, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 407, "width": 207, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam merancang Sitem pakar pendiagnosaan penyakit ternak adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 446, "width": 173, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Mengidentifikasi User Requirement", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 459, "width": 185, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Sinkronisasi Database hewan ternak Dengan Database Sistem Pakar", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 486, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Scripting/Pemrograman", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 512, "width": 57, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemodelan", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 524, "width": 207, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan model UML membantu dalam memvisualisasi, menspesifikasikan, membangun, dan pendokumentasian dari sebuah sistem", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 575, "width": 207, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengembangan software berbasis OO ( Object-Oriented ). UML sendiri juga memberikan standar penulisan sebuah system blue print, yang meliputi konsep bisnis proses, penulisan kelas-kelas dalam bahasa program yang spesifik, skema database, dan komponen yang diperlukan dalam sistem pakar ini.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 112, "width": 85, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usecase Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 338, "top": 140, "width": 187, "height": 590, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Actor Regis tras i Login Berita Terbaru Manfaat Ternak Saran Perawatan Edit Profil Dampak Buruk About Us Penyakit ternak Logout Home Ayam Sapi Itik Kelinci Kambing Pilihan Hewan Class Diagram Statechart Diagram User Register Password User Register Password Login Pilihan Hewan Pertanyaan Hasil Collaboration Diagram User sistem 1: Akses dan register 2: Login Sukses 3. login 4. Pi;ihan Hewan 6. Jawaban 8. Input Foto 5. Pertanyaan 7. Hasil 9. Input Sukses", "type": "Picture" }, { "left": 80, "top": 81, "width": 22, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 83, "width": 151, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal JOISIE, Volume 1, Nomor 1, Juni 2017", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 87, "width": 90, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sequence Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 240, "width": 85, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Activity Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 637, "width": 63, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 652, "width": 204, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Perancangan system ini bertujuan untuk memberikan kemudahan kepada user unutuk dapat mengetahui tentang", "type": "List item" }, { "left": 101, "top": 690, "width": 186, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "klasifikasi penyakit ternak dan bahaya apa yang di timbulkan dari penyakit ternak tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 728, "width": 204, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Basis web yang di gunakan dalam peneraparan system ini bertujuan agar user selaku pengguna yang", "type": "List item" }, { "left": 341, "top": 73, "width": 186, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "membutuhkan banyak pengetahuan tentang penyakit ternak dapat secara leluasa pempergunakan nya tanpa di persulit sedikit pun", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 124, "width": 204, "height": 212, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pada jaman perkembangan Media informasi elektronik khusus nya internet yang semakin berkembang yang hampir di ketahui dan di pahami oleh sebagian besar masyarakat akan mempermudah untuk sebagi media penyampaian yang sangat baik karena pada umum nya masyarakat telah mengetahui bahwa internet merupakan pencarian informasi yang terbesar sehingga perancangan aplikasi ini berbasis Web sangat tepat 4. Tampilan sistem yang dirancang ini merupakan tampilan yang menarik dan mudah di pahami pemakaiannya sehingga pengguna dapat melakukan pengaksesan dengan mudah dan tidak merasa bingung untuk menggunakannya.", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 366, "width": 141, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 383, "width": 207, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terima Kasih kami ucapkan kepada seluruh pihak yang mendukung penelitian ini, baik secara materi maupun secara moril sehingga peneilitian ini dapat berjalan dengan semestinya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 464, "width": 108, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 477, "width": 193, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Flowler, martin, 2004, uml distilled 3th Ed, A Brief Guide to The Standart Object Modeling Language.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 515, "width": 82, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yogyakarta : Andi", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 528, "width": 207, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Hakim,Lukmanul,2008, Membongkar Trik", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 540, "width": 58, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahasia", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 553, "width": 185, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para Master Php. Yogyakarta : Toko", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 566, "width": 193, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media [3] Kusrini, 2008, Aplikasi Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi [4] Muchtar, Abdullah Braniah, 2009, Mewaspadai Penyakit Berbahaya Pada", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 629, "width": 106, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hewan dan Ternak.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 642, "width": 189, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta : Penebar Swadaya [5] Puji, Diar Oktavian, 2002, Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan Php. Yogyakarta : Mediakom", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 57, "width": 419, "height": 510, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Us er Sis tem Lihat dan aks es Regis ter bagi yang bel um Daftar Login Login s uks es Pil ihan Hewan Pertanyaan diagnos a penyakit ternak Jawab Diagnos a Has il Input Foto dan Ikl an Input Suks es View wibsite Register Login Hom e Get Penyakit Pilihan Hewan Pertanyaan Pilihan menu Edit Profil Save setting foto and iklan Display website Logout SISTEM USER Yuldi, Penerapan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Ternak Dengan Menggunakan Metode Forward Chaining 9-12 12", "type": "Picture" } ]
cc8a5124-71f0-0068-273b-2db24dc338ab
https://journal.untar.ac.id/index.php/koneksi/article/download/15464/9646
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syifa Nurhaliza, Farid Rusdi: Strategi Komunikasi Program Radio Pendidikan Sebagai Media Sumber Pembelajaran dan Informasi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 387, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi Komunikasi Program Radio Pendidikan Sebagai Media Sumber Pembelajaran dan Informasi", "type": "Title" }, { "left": 210, "top": 130, "width": 133, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syifa Nurhaliza 1 , Farid Rusdi 2*", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 156, "width": 256, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara, Jakarta Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 179, "width": 257, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Tarumanagara, Jakarta * Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 214, "width": 379, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masuk tanggal: 15-12-2021, revisi tanggal: 06-01-2022, diterima untuk diterbitkan tanggal:16-01-2022", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 268, "width": 414, "height": 250, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suara Edukasi AM is an educational radio broadcast that has been organized by the Center for Data and Information Technology of the Ministry of Education and Culture. Radio requires a special communication strategy so that the information broadcast every day can be received and easily accepted by listeners and provides benefits to the listeners, especially in the Covid- 19 pandemic situation. In the midst of many radio stations that are no longer active due to the existence of radio nowadays, many have been replaced by other, more modern mass media, but Suara Edukasi radio remains consistent and provides a lot of information about education and other entertainment. The purpose of the study was to identify and describe the planning, evaluation, management and challenges faced by Suara Edukasi radio in managing and providing information during the Covid-19 pandemic. In addition, it is also to describe the communication strategy carried out by Suara Edukasi educational radio in providing learning information, in order to retain and attract listeners in the midst of the Covid-19 pandemic through its broadcast program. This study will describe the stages of communication strategy described by Phil Jones. With a qualitative method research approach, the authors collect primary data with interviews and field observations. Then secondary data was obtained through websites, articles, and books. As a result, there are several challenges that must be faced by Suara Edukasi radio, but the radio can carry out the stages of communication strategy well, in order to achieve an organizational goal. At this time, communication strategies during the pandemic that have been defined and refined will continue to be used and developed.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 287, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: communication strategy, Covid-19, educational radio", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 561, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 588, "width": 414, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suara Edukasi AM adalah siaran radio pendidikan yang telah diselenggarakan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Radio membutuhkan strategi komunikasi khusus agar informasi yang disiarkan setiap harinya dapat diterima dan mudah diterima oleh pendengar dan memberi manfaat kepada para pendengarnya terutama dalam situasi pandemi Covid-19. Ditengah banyaknya stasiun radio yang sudah tidak aktif dikarenakan eksistensi radio pada masa sekarang sudah banyak tergantikan oleh media massa lainnya yang lebih modern, namun radio Suara Edukasi tetap konsisten dan tetap memberikan banyak informasi seputar pendidikan maupun hiburan lainnya. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan dari mulai proses perencanaan, evaluasi, pengelolaan dan tantangan yang dihadapi oleh radio Suara Edukasi dalam mengelola dan memberikan informasi pada masa pandemi Covid-19. Selain itu juga untuk mendeskripsikan strategi komunikasi yang dilakukan radio pendidikan Suara Edukasi dalam memberikan informasi pembelajaran, agar dapat mempertahankan dan menarik pendengar ditengah pandemi Covid- 19 melalui program siarannya. Penelitian ini akan memaparkan tahapan strategi komunikasi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 38, "width": 76, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 50, "width": 151, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 1, Maret 2022, Hal 76-84", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 414, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dipaparkan oleh Phill Jones. Dengan pendekatan penelitian metode kualitatif, penulis mengumpulkan data primer dengan wawancara dan observasi dilapangan. Kemudian data sekunder diperoleh melalui website , artikel, dan buku. Hasilnya, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh radio Suara Edukasi, namun radio tersebut dapat melakukan tahapan- tahapan strategi komunikasi dengan baik, demi tercapainya sebuah tujuan organisasi. Pada saat ini, strategi komunikasi selama pandemi yang sudah ditetapkan dan disempurnakan akan terus digunakan dan dikembangkan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 190, "width": 274, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Covid-19, radio pendidikan, strategi komunikasi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 217, "width": 86, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 245, "width": 414, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pandemi Covid-19 di Indonesia, memberikan dampak besar pada berbagai sektor kehidupan seperti ekonomi, sosial, budaya dan kesehatan, bahkan pada sektor pendidikan. Situasi pandemi mengharuskan pemerintah untuk menerapkan kebijakan work from home (WFH), agar masyarakat dapat beraktivitas dari rumah masing- masing. Dari sisi pandangan pendidikan, siswa diharuskan untuk belajar dari rumah. Dilansir dari laman Databoks.katadata.co.id bahwa 78% sekolah di Indonesia, masih menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Data tersebut bersumber dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 30 Maret 2021. Suara Edukasi AM adalah siaran radio pendidikan yang diselenggarakan Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, untuk menjadi siaran radio yang dapat digunakan sebagai media alternatif sumber belajar, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 410, "width": 414, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radio adalah salah satu jenis media massa elektronik yang tertua, dan sampai saat ini masih menjadi pilihan karena radio mengandung unsur musik, kata-kata, dan juga memiliki jangkauan paling luas karena kemampuannya menembus jarak dan waktu (Dominica et al., 2021). Eksistensi radio mulai mengalami penurunan akibat semakin banyaknya media yang lebih menarik seperti televisi, media online dan media lainnya. Hal tersebut menjadi tugas berat bagi pengelola radio untuk berusaha mempertahankan pendengar mereka sehingga tidak ditinggalkan begitu saja. Pada saat ini masih ada beberapa radio yang bertahan karena kemampuannya dalam beradaptasi dengan teknologi digital. Selain pendengar yang menyimak pesan dari gelombang elektromagnetik, kini hadir pendengar yang menyimak pesan melalui ponsel pintar mereka (Amiliani et al., 2020). Radio membutuhkan strategi komunikasi khusus, agar informasi yang disiarkan setiap harinya dapat diterima dan mudah dipahami oleh pendengar, serta bisa memberi manfaat kepada para pendengarnya.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 590, "width": 414, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi komunikasi adalah suatu panduan perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Effendy & Surjaman, 2011). Salah satu fungsi strategi komunikasi adalah menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, dan juga instruktif secara sistematik tepat sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal (Effendy, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 659, "width": 414, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi komunikasi ini penting untuk dilakukan, mengingat hingga saat ini masih banyak para pelajar serta tenaga pengajar atau guru yang masih melakukan aktivitas pembelajaran dari rumah dan mengajar dari rumah. Sehingga hal tersebut dapat menjadi peluang, untuk radio khususnya Suara Edukasi, agar pendengarnya semakin bertambah. Karena disaat pandemi seperti ini intensitas masyarakat untuk menyimak sebuah media semakin meningkat, serta kebutuhan informasi juga meningkat. Strategi komunikasi memiliki tiga tujuan utama, yaitu untuk", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syifa Nurhaliza, Farid Rusdi: Strategi Komunikasi Program Radio Pendidikan Sebagai Media Sumber Pembelajaran dan Informasi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 414, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengamankan pemahaman, untuk menetapkan penerimaan dan juga untuk memotivasi tindakan (Effendy, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 414, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam mencapai tujuan tersebut dibutuhkan berbagai tahapan strategi komunikasi yang efektif. Setiap tahap proses awal sampai akhir itu sangat penting karena proses tersebut akan mempengaruhi hasil akhirnya. Oleh karena itu organisasi harus memperhatikan proses demi proses atau tahapan. Teori tahapan strategi komunikasi yang dipaparkan oleh Phill Jones, dapat dilakukan oleh organisasi untuk mencapai sebuah tujuannya yaitu, (1) Analisis dan Perencanaan Strategis; (2) Desain Strategi dan Implementasi Perencanaan; (3) Pelaksanaan Strategi; (4) Tindak Lanjut dan Komitmen; (5) Menambahkan Strategi dan Pelacakan Hasil (Phil Jones, 2012). Tahapan strategi komunikasi tersebut dilakukan oleh radio Suara Edukasi dalam mencapai sebuah tujuannya pada masa pandemi Covid-19, mulai dari proses perencanaan, pengelolaan, evaluasi, dan tantangan yang dihadapi oleh radio Suara Edukasi dalam mengelola dan memberikan informasi pada masa pandemi Covid-19. Selain itu juga dalam memberikan informasi pembelajaran, agar dapat mempertahankan dan menarik pendengar ditengah pandemi Covid-19 melalui program siarannya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 414, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Definisi dari program siaran yaitu, satu bagian atau segmen dari isi siaran radio atau televisi secara keseluruhan. Sehingga dalam siaran keseluruhan terdapat beberapa program atau acara yang diudarakan, setiap program mempunyai slot waktu tertentu sesuai dengan durasi jenis programnya, contohnya seperti program jenis hiburan , berita dan informasi edukasi (Djamal et al., 2017). Dari gambaran yang telah dipaparkan, maka fokus masalah dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana proses perencanaan, evaluasi, pengelolaan dan mengetahui bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan radio Suara Edukasi AM dalam mempertahankan dan menarik pendengarnya pada saat pandemi Covid-19, dengan menggunakan teori tahapan strategi Phill Jones.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 475, "width": 114, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 414, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konstruktivis dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Selain itu metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus yang berfokus pada pengembangan deskripsi yang mendalam dan juga menganalisa suatu kasus atau fenomena (Creswell, 2013), untuk menyelesaikan masalah dan mendapatkan perkembangan dari masalah tersebut. Dalam metode pengumpulan data dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data dengan tiga cara yaitu, wawancara mendalam dengan tiga narasumber dari radio Suara Edukasi, observasi dan dokumentasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 613, "width": 415, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah radio Suara Edukasi, objek penelitian ini adalah sifat keadaan dari suatu benda dan orang atau individu yang menjadi pusat perhatian dan juga sasaran penelitian. Sifat keadaan yang dimaksud adalah kuantitas dan kualitas yang dapat berupa perilaku, pendapat, pandangan, kegaiatan, dan dapat juga berupa sebuah proses. Objek dari penelitian ini adalah strategi komunikasi program radio pendidikan sebagai media sumber pembelajaran dan informasi (studi di radio Suara Edukasi AM di tengah pandemi Covid-19).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 415, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun juga sumber data primer yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah Informan yaitu, orang yang diwawancarai. Informan kunci yang relevan dalam penelitian ini yaitu, dengan cara purposive sampling atau dengan cara sengaja. Pemilihan informan dengan teknik purposive sampling menghasilkan, Sub", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 38, "width": 76, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 50, "width": 151, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 1, Maret 2022, Hal 76-84", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 414, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koordinator Produksi Bahan Belajar Pusdatin Kemdikbudristek bagian dari pengkaji media naskah radio/audio sebagai informan kunci yang mengetahui secara keseluruhan tentang radio Suara Edukasi ini. Kemudian teknik berikutnya yang dipakai dalam penelitian ini adalah snowball sampling atau bola bergelinding. Dalam penelitian ini, nantinya informan kunci dari radio Suara Edukasi akan menunjuk informan lain yang mampu menjelaskan permasalahan yang akan diteliti ini. Pemilihan informan dengan teknik snowball sampling menghasilkan Sub Koordinator Pemanfaatan dan Pengendalian bagian dari Tim Leader (TL) penyiaran radio Suara Edukasi dan Penyiar atau Reporter radio Suara Edukasi. Selanjutnya adalah teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 254, "width": 165, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil Penemuan dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 281, "width": 414, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siaran radio pendidikan dengan nama radio Suara Edukasi, telah diselenggarakan oleh Pusat Data dan Teknologi Informasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusdatin) sejak bulan Januari 2009, berlokasi di Pusdatin Kemendikbud Jl. RE Martadinata KM 15,5 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Radio Suara Edukasi diselenggarakan untuk menjadi siaran radio yang bisa dijadikan sebagai, media alternatif sumber belajar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Nasional. Suara Edukasi sebagai sebuah media massa radio, sudah semestinya mempunyai sebuah profil untuk sebuah identitas. Profil radio Suara Edukasi meliputi beberapa hal, diantaranya yaitu segmentasi, positioning , t agline , dan lain-lain. Radio Suara Edukasi mempunyai tagline yaitu “Akrab dan Mencerdaskan” terlihat dari penyajian materi program siarannya yang kreatif dan edukatif. Program-program siaran yang dimiliki oleh radio Suara Edukasi diantaranya yaitu Sapa Edu, Ayo Belajar SD, Kita Perlu Tahu, Info Edu, Ayo Belajar SMP, EKSAKTA, dan Ayo Belajar SMK.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 475, "width": 403, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Wawancara Narasumber Nama & Jabatan Keterangan Narasumber utama (1) Abdul Majid, S.Pd (Pengkaji Media Naskah Radio atau Audio dan Sutradara Program Pembelajaran dalam Sub. Koordinator Produksi Bahan, Belajar berusia 48 tahun). Menjabat sejak tahun 2018 sampai sekarang, dan telah bergabung dengan Pusdatin sejak tahun 2004. Sebelum menjabat dalam unit Sub. Koordinator", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 552, "width": 403, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Produksi Bahan Belajar dan juga berpengalaman menjabat sebagai produser news TV Edukasi. Narasumber (2) Mira Maulia, S.Pd., M.Si. (Team Leader (TL) penyiaran Radio Suara Edukasi dalam Sub. Koordinator Pemanfaatan, berusia 38 tahun). Menjabat sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sebelum menjabat sebagai Tim Leader (TL) penyiaran Radio Suara Edukasi, beliau juga berpengalaman menjabat di bagian perancangan dan produksi konten pembelajaran di radio Suara Edukasi. Narasumber (3) Ade Agung Rachmadi. (Penyiar atau Reporter Radio Suara Edukasi, berusia 48 tahun). Menjabat sebagai penyiar di radio Suara Edukasi sejak tahun 2012. Selain itu juga selain menjabat sebagai penyiar, beliau mempunyai pengalaman", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 744, "width": 189, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjabat menjadi penulis naskah video dan audio", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syifa Nurhaliza, Farid Rusdi: Strategi Komunikasi Program Radio Pendidikan Sebagai Media Sumber Pembelajaran dan Informasi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 88, "width": 189, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendidikan di Radio Suara Edukasi dan Televisi Edukasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 127, "width": 180, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Pengolah Data oleh Peneliti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 155, "width": 414, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Strategi Komunikasi Pengelolaan Program Radio Suara Edukasi Di Tengah Pandemi COVID-19", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 414, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi komunikasi yang dilakukan radio Suara Edukasi berdasarkan situasi pandemi Covid-19. Pada saat keadaan banyak sekolah yang menerapkan sitem belajar jarak jauh atau belajar dari rumah, sehingga radio dapat menjadi media yang dapat memenuhi kebutuhan informasi dan sarana pembelajaran. Fenomena tersebut dapat menjadi momentum agar radio Suara Edukasi dapat menarik lebih banyak lagi pendengar dengan program-program siaran yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Proses perencanaan tersebut, juga dilakukan secara cepat dan menyesuaikan situasi pada saat pandemi melalui rapat menggunakan aplikasi Zoom Meeting dengan pimpinan serta tim internal. Hasil dari rancangannya yaitu, melakukan analisis kebutuhan dengan mewawancarai guru PAUD sampai SMA, Menambah program siaran radio, mengubah jadwal siaran dan materi dalam setiap program siaran lebih intens mengenai materi pendidikan, serta adanyan penambahan hari siaran di akhir pekan yaitu hari Sabtu dan Minggu dan diisi oleh program siaran hiburan. Itulah proses dari perencanaan hasil rancangan strategi komunikasi yang dilakukan oleh radio Suara Edukasi pada saat situasi pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 389, "width": 414, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada saat penerapan work from home , proses pengelolaan atau pelaksanaan siaran tetap dilakukan di studio dengan melakukan peraturan dari kantor yaitu melakukan sesuai dengan protokol kesehatan dan social distancing . Selain itu juga, radio Suara Edukasi menerapkan pembatasan karyawan kru siar yang berada di dalam studio yaitu hanya satu orang yang melakukan siaran. Namun pada saat awal pandemi kantor menerapkan WFH, penyiar melakukan siaran radio dari rumah dengan menggunakan device yang telah disediakan dari kantor. Pada saat awal pandemi narasumber tidak bisa datang langsung ke studio untuk melakukan siaran maka dari itu siaran dilakukan secara daring dengan melakukan siaran langsung menggunakan aplikasi sosial media Instagram dengan narasumber melalui akun instagram resmi @suara.edukasi dan juga disiarkan on-air di studio melalui website radio Suara Edukasi. Meskipun dilakukan dengan daring pendengar dapat mendengarkan program siaran pada saluran radio Suara Edukasi.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 583, "width": 360, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Aktivitas Pada Postingan Live Instagram Radio Suara Edukasi", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 749, "width": 152, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Dokumentasi Pribadi", "type": "Picture" }, { "left": 114, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 38, "width": 76, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 50, "width": 151, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 1, Maret 2022, Hal 76-84", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 414, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat dari aktivitas pada postingan live instagram radio Suara Edukasi, pengikut atau pendengar siaran langsung radio suara edukasi memberikan respon yang baik mengenai penggunaan live Instagram sebagai sarana siaran yang baru. Dengan menggunakan aplikasi sosial media Instagram, audiens dapat berinteraksi langsung antara penyiar dan narasumber melalui live chat pada saat live Instagram ataupun pada kolom komentar. Itulah proses pengelolaan atau pelaksanaan strategi yang telah direncanakan sebelumnya dan semua proses tersebut dapat dilakukan dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 185, "width": 414, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak terlalu banyak tantangan yang dihadapi oleh radio Suara Edukasi pada saat pandemi, namun tantangan- tantangan tersebut dapat diatasi dengan baik oleh radio Suara Edukasi. Beberapa tantangannya yaitu, pada saat penerapan bekerja dari rumah dengan daring, tim siar tidak ada di studio, hal tersebut dapat ditangani dengan oleh perusahaan dengan memfasilitasinya dengan perangkat yang diberikan kepada tim penyiar ketika bekerja dari rumah. Tantangan yang kedua adalah penyiar atau reporter yang dipindahkan dari program sebelumnya, harus dapat berdaptasi dan memperkaya wawasan dan pengetahuannya mengenai konten program baru, hal tersebut dapat diatasi dengan rapat rutin serta sosialisasi dan juga dengan bantuan para narasumber ahli dalam bidangnya yang diundang untuk mengisi acara siaran pada program radio Suara Edukasi. Itulah tantangan yang dihadapi oleh radio Suara Edukasi dalam melaksanakan strategi komunikasinya dalam mengelola program siarannya pada saat pandemi Covid-19.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 364, "width": 414, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam proses evaluasi, radio Suara Edukasi melakukan evaluasi untuk mengoreksi efektifitas penggunaan strategi komunikasi yang telah dilakukan pada saat pandemi Covid-19 pada program siarannya. Proses evaluasi tersebut dilakukan seacara rutin, sesuai dengan alur pengembangan program dengan cara preview ahli, lalu dilakukan uji coba prototipe (kelompok kecil / lapangan) setelah itu finalisasi. Dapat dilihat dari ringkasan statistik radio Suara Edukasi dibawah ini, dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 terjadi peningkatan pendengar streaming radio melalui kunjungan daftar website pada saat pandemi Covid-19 yaitu, pada tahun 2020 dan 2021.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 488, "width": 254, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Ringkasan Statistik Radio Suara Edukasi", "type": "Caption" }, { "left": 170, "top": 680, "width": 152, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Dokumentasi Pribadi", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 708, "width": 414, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan tersebut membuktikan bahwa strategi radio Suara Edukasi dalam memperbaharui dan menambah program siarannya, berdapak baik yaitu menarik lebih banyak perhatian pendengar. Dibandingkan pada saat sebelum pandemi, radio Suara Edukasi lebih dikenal oleh masyarakat pada saat pandemi Covid-19 dan dapat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syifa Nurhaliza, Farid Rusdi: Strategi Komunikasi Program Radio Pendidikan Sebagai Media Sumber Pembelajaran dan Informasi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 414, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjangkau lebih banyak lagi pendengarnya. Strategi komunikasi dalam mempertahankan dan menarik pendengar ditengah pandemi Covid-19 melalui program siaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 143, "width": 414, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi Komunikasi Dalam Mempertahankan Dan Menarik Pendengar Ditengah Pandemi COVID-19 Melalui Program Siaran", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 414, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi komunikasi yang dilakukan radio Suara Edukasi pada saat pandemi Covid-19 yaitu, melalui berbagai media informasi dan hiburan berbasis online , yaitu seperti Instagram dan Spotify. Radio Suara Edukasi juga menggunakan aplikasi aplikasi Spotify sebagai strategi komunikasi pada saat pandemi Covid-19. Pendistribusian konten radio lebih diperluas lagi melalui media sosial Youtube yang salah satunya adalah melalui podcast . Pendengar Radio Suara Edukasi dapat mendengarkan siaran program radio melalui podcast pada aplikasi Spotify dan dapat mengunduh podcast tersebut pada laman website resmi radio Suara Edukasi.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 295, "width": 338, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Data Statistik Bulanan Spotify Radio Suara Edukasi 2021", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 485, "width": 148, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Dokumentasi Pribadi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 414, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendengar radio Suara Edukasi pada saat ini sudah mengenal dan mulai menggunakan aplikasi Spotify untuk mendengarkan podcast radio Suara Edukasi. Dilihat dari statistik pada tahun 2021 pendengar podcast radio Suara Edukasi stabil, pada setiap bulannya dan terjadi peningkatan yang cukup besar pada bulan april 2021. Radio Suara Edukasi juga menjadi media partner program Belajar dari Rumah di TV Edukasi Kemendikbud yang bekerja sama dengan stasiun TVRI, sebagai strategi komunikasi pada saat pandemi Covid-19. Itulah beberapa media yang digunakan oleh radio Suara Edukasi sebagai strategi komunikasi dalam memberikan informasi pembelajaran, agar dapat mempertahankan dan menarik pendengar di tengah pandemi Covid-19 melalui program siaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 651, "width": 414, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil yang didapatkan oleh peneliti dari proses wawancara, observasi, dan juga dokumentasi yang kemudian dianalisis menggunakan teori yang relevan dengan data yang sudah dikumpulkan di lapangan. Tahap ini data yang sudah dianalisis kemudian akan memunculkan sebuah temuan, lalu dikonfirmasikan dengan perspektif teori yang digunakan dalam penelitian ini, apakah teori sesuai atau tidak. Teori tahapan strategi komunikasi yang dipaparkan oleh Phill Jones, dapat dilakukan oleh organisasi untuk mencapai tujuannya. Terdapat lima tahapan strategi komunikasi yang dipaparkan oleh Phill Jones untuk organisasi yang ingin mencapai tujuannya maka, tahap yang harus", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Koneksi", "type": "Page header" }, { "left": 451, "top": 38, "width": 76, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0785", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 50, "width": 151, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 6, No. 1, Maret 2022, Hal 76-84", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 88, "width": 414, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan dalam strategi komunikasinya yaitu yang sesuai dengan situasi dan kondisi organisasi tersebut serta melewati lima tahap yaitu, tahap analisis dan perencanaan strategis, desain strategi dan implemtasi perencanaan, pelaksanaan strategi, tindak lanjut dan komitmen, yang terakhir adalah menambahkan strategi dan pelacakan hasil. Lima tahapan tersebut harus dilakukan secara berurutan, sehingga hasil yang didapatkan akan maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 415, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Itulah hasil temuan peneliti, yang kemudian peneliti konfirmasikan kedalam teori tahapan strategi komunikasi Phill Jones yaitu, melakukan perencanaan ulang strategi komunikasi sesuai dengan situsi dan kondisi, pemanfaatan media sosial Instagram sebagai alat komunikasi efektif saat siaran pada masa pandemi Covid-19, media baru sebagai strategi komunikasi untuk mempertahankan dan menarik pendengar ditengah pandemi Covid-19 melalui program siaran.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 268, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 295, "width": 414, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Radio Suara Edukasi AM, sebagai media sumber pembelajaran dan informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat khususnya pelajar dan guru atau tenaga pendidik, mempunyai strategi komunikasi pada program siarannya. Strategi komunikasi radio Suara Edukasi pada saat pandemi Covid-19, dilakukan dari mulai proses perencanaan melalui rapat menggunakan aplikasi Zoom. Rapat dilakukan dengan tim internal radio Suara Edukasi untuk merancang design kegiatan siaran dan efisiensi selama pandemi Covid-19. Dengan menambah program siaran, mengubah waktu siaran pada programnya serta menggunakan media sosial Instagram sebagai strategi komunikasi yang baru ketika siaran bersama narasumber. Pada saat proses pelaksanaan atau pengelolaan radio Suara Edukasi, walaupun ada beberapa kendala yang harus dihadapi pada saat pandemi Covid-19, namun pengelolaan radio berjalan dengan baik sesuai dengan design atau rencana yang telah dibuat sebelumnnya.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 461, "width": 414, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya pada saat proses evaluasi, radio Suara Edukasi melakukan evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh 2 ahli media dari Pusdatin dan oleh ahli materi seperti dari guru atau dosen. Beberapa tantangan yang dihadapi oleh radio Suara Edukasi dapat diatasi dengan baik dan tantangan dan evaluasi tersebut dapat membuat radio Suara Edukasi semakin kreatif, informatif dan adaptif pada saat pandemi Covid- 19.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 544, "width": 414, "height": 190, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Strategi komunikasi yang dilakukan radio Suara Edukasi dalam mempertahankan dan menarik pendengarnya pada saat pandemi Covid-19 yaitu, melalui berbagai media informasi dan hiburan berbasis online , yaitu seperti Instagram dan podcast di aplikasi Spotify. Radio Suara Edukasi semakin dikenal oleh masyarakat, dengan penggunaan media sosial tersebut radio Suara Edukasi dapat menjangkau atau beradaptasi dengan pendengar radio Suara Edukasi di kalangan remaja. Selain itu Radio Suara Edukasi menjadi media partner program Belajar dari Rumah di TV Edukasi Kemendikbud yang bekerja sama dengan stasiun TVRI, sebagai strategi komunikasi pada saat pandemi Covid-19. Berbagai cara yang dilakukan oleh radio ini agar radio Suara Edukasi dapat mempertahankan pendengarnya dan dapat lebih dikenal lagi oleh masyarakat. Suara Edukasi melakukan tahapan-tahapan strategi komunikasi dengan baik, demi tercapainya sebuah tujuan organisasi. Pada saat ini, strategi komunikasi selama pandemi yang sudah ditetapkan dan disempurnakan akan terus digunakan dan dikembangkan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syifa Nurhaliza, Farid Rusdi: Strategi Komunikasi Program Radio Pendidikan Sebagai Media Sumber Pembelajaran dan Informasi", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 13, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 128, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 116, "width": 414, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara, narasumber, serta semua pihak yang turut membantu peneliti sehingga penelitian ini dapat diselesaikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 96, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 199, "width": 414, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amiliani, Y., Pawito, & Soedarmo. (2020). Pemanfaatan Peran Radio Ditengah Pandemi COVID-19 Di Surakarta . Prosiding Seminar Nasional Unimus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 226, "width": 421, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J. W. (2013). Qualitative Inquiry & Research Design Choosing among Five Approaches (3rd ed.). Thousand Oaks, CA SAGE Djamal Hidajanto, F., & Andi. (17 C.E.). Dasar-dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi (2nd ed.) . Prenada Media. Dominica, L., Fauziah, L., & Pramesti, A. I. (2021). Proses Pendirian Radio Komunitas Suara Edukasi oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Kulon Progo di Masa Pandemi Covid-19 . Jurnal Audiens , 2(2), 261–272.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 323, "width": 411, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effendy, O. U., & Surjaman, T. (2011). Ilmu komunikasi teori dan praktek. (1st ed.).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 337, "width": 105, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 351, "width": 414, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jayani Dwi Hadya. (2021). 78% Sekolah di Indonesia Masih Belajar Jarak Jauh | Databoks. Katadata. https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/04/01/78-sekolah-", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 392, "width": 363, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diindonesia-masih-belajar-jarak-jauh Phil Jones. (2012). Communicating Strategy . Ashgate Publishing Limited.", "type": "Text" } ]
aa7c28f5-063d-72bf-6d94-e865faae74d5
https://jurnalfuda.iainkediri.ac.id/index.php/mediakita/article/download/149/73
[ { "left": 73, "top": 72, "width": 453, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS WACANA KRITIS “CAKNUN ANTARA KPK DAN TEROR” DI CHANNEL YOUTUBE MATA NAJWA", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 107, "width": 88, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A‟yun Masfupah", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 128, "width": 448, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Pasca Sarjana Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 149, "width": 160, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 169, "width": 148, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 199, "width": 45, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 454, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to explain the discourse contained in the May 4, 2019 edition of Mata Najwa with the theme \"Cak Nun Between the KPK and Terror\", two years after the attack on Novel Baswedan. Emha Ainun Najib as Cak Nun at the event talked about the terror that befell Novel Baswedan. Cak Nun accused the alleged mastermind behind the attack of those who claimed he cared about the issue of anti-corruption. Novel said that the assault case against him would be difficult to reveal. This study uses Van Dijk's critical discourse analysis. Van Dijk's analysis of discourse suggests the need to look at context, such as the discourse in Mata Najwa \"Cak Nun Between the Corruption Eradication Commission and Terror\", it is necessary to look at Indonesia's political situation and the process of disclosing the terror case. The results showed that there were several discourses developed by Mata Najwa through these shows, namely the government was slow in uncovering the terror case that befell Novel Baswedan, this shows that democracy has not been fully implemented in Indonesia and the public cares about the KPK. The state structure institution, namely the KPK, should work with the community to help each other eradicate corruption cases in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 389, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Critical discourse analysis, Van Dijk, Mata Najwa, KPK, Corupption", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 415, "width": 41, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 454, "height": 176, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan wacana yang terdapat dalam program Mata Najwa edisi tanggal 04 Mei 2019 dengan tema “Cak Nun Antara KPK dan Teror”, dua tahun setelah penyerangan terhadap Novel Baswedan. Emha Ainun Najib alias Cak Nun pada acara tersebut berbicara tentang teror yang menimpa Novel Baswedan. Cak Nun menuding terduga dalang dibalik penyerangan tersebut adalah pihak-pihak yang mengklaim dirinya peduli terhadap isu anti korupsi. Novel mengatakan bahwa kasus penyerangan terhadapnya akan sulit diungkapkan. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis Van Dijk. Analisis wacana Van Dijk mengisyaratkan perlunya melihat konteks, seperti wacana dalam Mata Najwa “Cak Nun Antara KPK dan Teror” maka perlu dilihat situasi politik Indonesia dan proses pengungkapan kasus teror tersebut. Hasil penelitian menunjukkan terdapat beberapa wacana yang dibangun oleh Mata Najwa melalui tayangan tersebut, yaitu pemerintah lambat dalam mengungkap kasus teror yang menimpa Novel Baswedan, hal ini memperlihatkan belum terlaksana sepenuhnya demokrasi di Indonesia dan masyarakat peduli terhadap KPK. Seharusnya lembaga struktur negara yakni KPK bekerja sama dengan masyarakat guna saling membantu memberantas kasus korupsi di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 303, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Analisis wacana, Van Dijk, Mata Najwa, KPK, Korupsi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 688, "width": 101, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 457, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program Mata Najwa Edisi 11 April 2017 bertema \"Cak Nun Antara KPK dan Teror\". Tayangan ini muncul sebagai respon dari keterkejutan masyarakat karena pemberitaan penyerangan terhadap seorang penyidik komisi pemberantasan korupsi (KPK), Novel Baswedan. Penyerangan tersebut terjadi ketika Novel Baswedan dalam perjalanan pulang ke", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 455, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rumah setelah melaksanakan sholat subuh di masjid pukul 05.10 WIB. Tiba-tiba ada dua orang berbocengan dari arah berlawanan menyiram muka Novel dengan air keras. Tanggal 12 April 2017 Novel Baswedan diterbangkan ke Singapura untuk melakukan perawatan kemudian kembali ke tanah air sepuluh bulan kemudian tanggal 22 Februari 2018. Program Mata Najwa mengangkat tema ini berbarengan dengan munculnya pro dan kontra di masyarakat mengenai berbagai dugaan yang tidak segera mendapatkan kebenaran tentang siapa dalang penyerangan terhadap mantan penyidik KPK, Novel Baswedan..", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 458, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memperingati dua tahun setelah penyerangan tersebut, Mata Najwa membuat program diskusi bersama Novel Baswedan dan Emha Ainun Najib alias Caknun dengan judul “Cak Nun antara KPK dan Teror”. Pemilik channel Youtube Mata Najwa adalah Najwa Shihab, mantan pembawa acara berita di stasiun televisi Metro Tv. Setelah resmi mengundurkan diri dari Metro sejak Agustus 2017 lalu membuat Channel Youtube Mata Najwa yang kini mempunyai subscriber 2,4 juta. Video “Cak Nun antara KPK dan Teror” yang diupload pada 4 Mei 2019 sudah diputar sebanyak 1,2 juta kali.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 458, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian wacana memiliki tiga hal yang sentral yaitu teks, konteks, dan wacana (Eriyanto, 2012, p.9). Studi wacana ini memasukkan konteks, Karena berpengaruh pada produksi wacana. Dalam penelitian ini, wacana dalam Program Mata Najwa harus dilihat dengan konteks, seperti situasi politik khususnya dinamika perpolitikan dalam pemberantasan korupsi di Indonesia dan proses pengungkapan kasus teror terhadap penyidik KPK tersebut. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian bagaimana wacana yang dibangun oleh program Mata Najwa melalui diskusi “Cak Nun Antara KPK dan Teror”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 386, "width": 454, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa penelitian tentang wacana yang dibangun media telah dilakukan sebelumnya. Diantaraya penelitian Necla Mora tahun 2009 berjudul \"Orientalist Discourse in Media Texts\", \"A Media Discourse Analysis of Rasism in South African School\" oleh Corene de Wet pada tahun 2011, dan penelitian yang dilakukan oleh Virginia Lystiani berjudul \"Wacana Dalam Pemberitaan Mengenai RUU Keamanan Nasional oleh Harian Kompas\". Ketiga penelitian tersebut dilakukan pada pemberitaan media cetak. Penelitian-penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Theo van Leuween serta Terre Blache dan Durrkheim.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 455, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan ketiga penelitian di atas, penelitian ini melihat wacana yang dibangun dalam media televisi, khususnya dalam program Talk Show. Penelitian terhadap wacana dalam acara Talk Show sebelumnya ada yaitu \"Critical Discourse Analysis of Political TV Talk Shows of Pakistani Media\" oleh Hafiz Ahmed Bilal pada tahun 2012. Penelitian ini menggunakan analisis wacana kritis model Van Dijk namun tidak melakukan dimensi analisis kognisi sosial. Dalam penelitian mengenai wacana yang dibangun dalam program Mata Najwa \"Cak Nun dan Teror\" ini peneliti akan menggunakan ketiga dimensi analisis Van Dijk yaitu struktur teks, kognisi sosial, dan analisis sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 454, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis wacana adalah istilah umum yang sering dipakai dalam banyak ilmu dan mempunyai banyak pengertian. Dalam analisis wacana kritis, menurut Foucault wacana bukan sekedar rangkaian kata atau proporsi teks. Wacana membentuk seperangkat konstruksi tertentu yang membentuk realitas. Artinya, persepsi diri kita tentang sesuatu dibatasi oleh pandangan (dominan) yang mendifinisikan sesuatu ini benar dan yang lain tidak benar. Wacana membatasi kita untuk memandang suatu objek, objek akan tetap tetapi pandangan kita terhadap objek tersebut bisa berubah. Misalnya seperti komunikasi massa melalui televisi, penonton bukan dikontrol malalui fisik tetapi melalui wacana yang dibuat oleh tayangan televisi tersebut (labib Muttaqin, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 127, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 94, "width": 454, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis wacana kritis yang dikembangkan oleh Teun A. Van Dijk, atau sering disebut sebagai “kognisi sosial”. Maksudnya adalah wacana tidak cukup hanya berdasarkan analisis teksnya saja tetapi dilihat juga bagaimana teks itu diproduksi. Pendekatan kognitif mempunyai asumsi bahwa teks tidak mempunyai makna tetapi makna itu muncul ketika dipakai dalam bahasa atau lebih tepatnya kesadaran mental ketika memakai bahasa tersebut. Sebuah teks dihasilkan oleh kesadran, pengetahuan, prasangka, peristiwa, pendapat, dan ideologi. Berikut gambar model dari analisis wacana Van Dijk (Labib Muttaqin, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 321, "width": 126, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. Model Van Dijk", "type": "Section header" }, { "left": 262, "top": 335, "width": 73, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Eriyanto", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 454, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model yang dikembangkan Van Dijk meliputi struktur mikro (teks), struktur makro (konteks) dan struktur meso yang menghubungkan teks dan konteks, yaitu kognisi sosial (A. Munanjar, 2016). Teks melihat bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan tema tertentu. Dimensi kognisi sosial menunjukkan dua arti yaitu bagaimana teks itu diproduksi oleh wartawan atau media dan wartawan menyerap nilai-nilai yang disebarkan oleh masyarakat untuk membuat berita. Kemudian konteks sosial memperlajari bagaimana masyarakat menanggapi wacana yang dibangun oleh media", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 454, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Eriyanto (2016) Analisis Van Dijk membagi teknis analisis menjadi tiga dimensi yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 509, "width": 90, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Struktur Teks", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 522, "width": 419, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Topik Topik berita bisa disimpulkan apabila sudah selesei membaca, mendengar dan menonton berita tersebut. Menurut Van Dijk, wacana dibentuk dalam aturan umum. Teks tidak hanya didefinisikan tetapi bagian-bagian teks tersebut menunjukkan titik gagasan umum, setiap bagian saling mendukung.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 591, "width": 419, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Skematik Arti penting dari Skematik menurut Van Dijk adalah strategi wartawan untuk mendukung teori yang ingin disampaikan dengan mengurutkan bagian tertentu. Memberikan tekanan mana bagian yang didahulukan dan bagian mana yang dijadikan strategi menyembunyikan informasi penting. Teks atau wacana umumnya mempunyai alur yang menunjukkan susunan teks dan urutan teks hingga membentuk satu kesatuan.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 688, "width": 69, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Semantik", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 702, "width": 398, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam teks dapat dilihat dari berapa hal seperti latar, detil, maksud dan pra anggapan. Latar, detil dan maksud mempunyai hubungan dengan informasi mana yang mau ditekankan", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 257, "width": 79, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. interaksi sosial b. kognisi sosial a. Teks", "type": "Picture" }, { "left": 129, "top": 72, "width": 397, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedangkan elemen pra anggapan adalah pernyataan untuk mendukung makna suatu teks.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 114, "width": 64, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Sintaksis", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 127, "width": 398, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sintaksis berhubungan dengan bagaimana kalimat yang dipilih. Sintaksis dapat dilihat dari koherensi, pengingkaran, bentuk kalimat, dan kata ganti.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 169, "width": 58, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Stilistik", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 183, "width": 404, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Stilistik berhubungan dengan bagaimana pilihan kata yang digunakan dalam teks berita. Elemen stilistik dikenal dengan leksikon. Pada dasarnya leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata dari sekian banyak pilihan yang ada", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 238, "width": 56, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "f. Retoris", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 252, "width": 405, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retoris berhubungan dengan bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Retoris dapat dilihat dari penggunaan grafis, metafora serta ekspresi. Grafis melihat penggunaan grafik, gambar, atau tabel untuk mendukung arti penting suatu pesan. Elemen grafik memberikan efek kognitif,dalam arti ia mengontrol perhatian dan ketertarikan secara intensif dan menunjukkan bahwa informasi tersebut penting dan harus diperhatikan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 348, "width": 91, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kognisi Sosial", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 362, "width": 419, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kognisi sosial melihat bagaimana teks itu dibuat. Kognisi sosial adalah kesadaran mental wartwan membentuk teks tersebut. Gagasan Van Dijk tentang teks yang tidak mempunyai makna sendiri tetapi makna tersebut diberikan makna atas dasar proses kesadaran dari pemakaian bahasa. Wartawan bukan individu netral tetapi memiliki nilai, pengetahuan, pengalaman dan ideologi yang dipercaya.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 431, "width": 419, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Van Dijk peristiwa dapat dipahami berdasarkan skema atau struktur mental yang di dalamnya mencangkup cara memandang manusia, peranan sosial dan peristiwa. Digambarkan melalui skema/model berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 472, "width": 89, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Skema Person", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 486, "width": 369, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skema ini menggambarkan bagaimana seseorang menggambbarkan dan memandang orang lain. Misalnya bagaimana wartawan Islam memandangdanmemahami orang Kristen akan mempengaruhi teks berita yang ia tulis.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 555, "width": 76, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Skema Diri", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 569, "width": 369, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skema ini berhubungan dengan bagaimana diri sendiri dipandang, dipahami, dam digambarkan oleh seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 597, "width": 84, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Skema Peran", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 610, "width": 370, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skema ini berhubungan dengan bagaimana seseorang memandang dan menggambarkan peranan dan posisi yang ditempati seseorang dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 652, "width": 383, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Skema Peristiwa Skema ini barangkali paling banyak dipakai, karena hampir setiap hari kita selalu melihat dan mendengar peristiwa. Dan setiap peristiwa selalu ditafsirkan dan dimaknai dalam skema tertentu. Umumnya, skema peristiwa inilah yang paling banyak dipakai oleh wartawan.", "type": "List item" }, { "left": 157, "top": 721, "width": 369, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model sangat berkaitan dengan representasi sosial, yakni bagaimana pandangan, kepercayaan, dan prasangka yang berkembang dalam masyarrakat. Wartawan hidup di antara keyakinan dan pandangan", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 72, "width": 369, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat tersebut. Meskipun demikian, bagaimana keyakinan tersebut mempengaruhi wartawan akan dipengaruhi oleh pengalaman, memori, dan interpretasi wartawan.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 114, "width": 370, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi van Dijk, kognisi sosial terutama berhubungan dengan proses produksi berita. Produksi berita sebagian besar dan terutama terjadi dalam kognisi seorang wartawan.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 155, "width": 370, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu pertanyaan utama yang diajukan oleh van Dijk adalah bagaimana wartawan mendengar dan membaca peristiwa, bagaimana peristiwa tersebut dimengerti, dimaknai, dan ditampilkan dalam pikiran. Bagaimana peristiwa tersebut difokuskan, diseleksi, dan disimpulkan dalam keseluruhan proses produksi berita? Bagaimana informasi yang telah dipunyai dan dimiliki oleh wartawan tersebut dipakai dalam memproduksi berita.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 252, "width": 436, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Sosial Hal penting dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan makna untuk dipahami bersama, kekuasaan sosial diproduksi lewat praktek diskursus dan legimitasi. Menurut Van Dijk untuk menganalis masyarakat ada dua penting yaitu kekuasaan dan akses (Christo Rico Lado, 2014 ).", "type": "List item" }, { "left": 144, "top": 321, "width": 109, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Praktik kekuasaan", "type": "List item" }, { "left": 164, "top": 334, "width": 362, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik kekuasaan menurut Van Dijk adalah kepemilikan suatu kelompok yang mengontrol kelompok lain. Kekuasaan biasanya berdasar materi seperti uang, status dan pengetahuan. Kekuasaan tidak hanya diperoleh oleh kontrol fisik tetapi juga tindakan persuasif yang mempengaruhi kepercayaan sikap, dan pengetahuan. Wacana memberikan perhatian kepada dominasi. Dominasi direproduksi oleh memberikan kemudahan kepada satu kelompok dibanding kelompok lain. Memberikann perhatian proses legimitasi dalam bentuk kontrol pikiran.", "type": "List item" }, { "left": 144, "top": 445, "width": 382, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Akses mempengaruhi wacana Wacana memberikan perhatian khusu terhadap akses. Penggunaan akses oleh masing-masing kelompok dalam masyarakat. Kelompok elit memiliki akses lebih besar dibanding kelompok yang tidak berkuasa. Orang yang lebih berkuasa mempunyai kesempatan untuk mengakses media dan kesempatan untuk mempengaruhi kesadaran khalayak melalui topik dan isi wacana.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 148, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 563, "width": 90, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C.1. Paparan Data", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 454, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara skematik, data-data Mata Najwa “Cak Nun Antara KPK dan Teror” dapat disajikan menjadi tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 441, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu Segmen keterangan 00.00-01.50 Opening Kronologi penyerangan Novel Baswedan 02.28-04.11 Pembukaan oleh Novel baswedan Mata Najwa menjadikan pernyataan Novel Baswedan sebagai penyemangat kepada generasi muda untuk menegakkan hukum 05.17-07.10 Serangan terhadap pejabat KPK Mata Najwa mengatakan bahwa serangan kepada", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 443, "height": 221, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novel baswedan bukan serangan individu tetapi juga serangan kepada rakyat 07.45-12.51 Pendapat dan Do‟a Cak Nun untuk para pejabat KPK Mata Najwa menjadikan pendapat dan sikap Cak Nun menyikapi kasus teror kepada KPK ini sebagai contoh yang baik bagi masyarakat 18.30-19.33 Cak Nun mengatakan KPK sebagai pintu masuk Mata Najwa menjadikan pendapat Cak Nun sebagai masukan kepada KPK 27.00-30.05 Catatan Najwa Mata Najwa membacakan catatan Najwa untuk menggambarkan kasus teror KPK", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 454, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari data skematik di atas dari total 30 menit Mata Najwa “Cak Nun antara KPK dan Teror”, 15 menit fokus kepada bagaiaman kasus teror yang menimpa para pejabat KPK ini bukan hanya masalah individu tetapi masalah seluruh masyarakat Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 139, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C.2. Analisis dan Intepretasi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 454, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan data menunjukkan secara tematik episode Mata Najwa tanggal 04 Mei 2019 “Cak Nun Antara KPK dan Teror” bahwa kasus teror tersebut sudah saatnya diuangkap siapa dalang dibalik penyerangan kepada Novel Baswedan dan para pejabat pemberantas korupsi yang menerima teror serupa. Ada beberapa wacana yang dibangun oleh Mata Najwa melalui tayangan ini", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 449, "width": 294, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pemerintah lambat menangani kasus teror terhadap KPK", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 463, "width": 398, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudah dua tahun kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan tapi hingga kini pelaku dan dalang dibalik penyerangan tersebut belum terungkap. Novel Baswedan pun ragu kasus ini akan terungkap, seperti yang ia sampaikan kepada Najwa Shihab", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 526, "width": 346, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NS: “Apakah keyakinan yang sama masih bang Novel pegang bahwa ini tidak akan terungkap?”", "type": "List item" }, { "left": 180, "top": 562, "width": 347, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NB: “Begini mbak, semakin lama penyidikan dilakukan semakin sulit untuk diungkap. Kalau saya dulu bicara begitu, sekarang mestinya lebih sulit lagi. Walaupun saya melihat penyidik yang sekarang ini adalah penyidik pengganti bukan penyidik dari awal yang menangani.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 639, "width": 117, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NS: “Dan itu artinya?”", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 661, "width": 346, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NB: “Artinya mereka akan kesulitan karena tidak menangani dari awal”", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 696, "width": 398, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Najwa menanyakan keyakinan Novel Baswedan tentang kasus ini apakah masih yakin kasus ini tidak akan terungkap. Ternyata keyakinan Novel masih sama dari awal bahwa semakin lama penyidikan akan semakin sulit untuk diungkap. Ini terkesan bahwa pemerintah gagal dalam melindungi warganya padahal dikatakan dalam Undang-Undang Dasar Pasal 27 ayat (1) “Segala warga", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 72, "width": 397, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintah wajib menjunjung hukum dan pemerintah itu dengan tidak ada kecualinya.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 108, "width": 398, "height": 151, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cak Nun pun menyatakan bahwa ia sudah menjaga jarak dengan pemerintahan Indonesia sejak 22 Mei 1998, sehari setelah Soeharto turun. “ Reformasi saya tinggalkan, karena teman saya adalah Soeharto-Soeharto kecil yang ingin menjadi Soeharto juga”. Ia tidak mau ikut campur dengan dunia politik dan pemerintah karena menganggap banyak orang-orang yang ingin menjadi penguasa seperti Soeharto. Tetapi melalui acara Mata Najwa ini Cak Nun menyadari bahwa bangsa ini masih punya harapan untuk menegakkan keadilan, KPK harus dilindungi. “ Anak-anak muda KPK ini bertaruh nyawa demi kebersihan negara dari korupsi. Anak-anak muda KPK ini adalah orang-orang yang saya do’akan diberi Tuhan 3 macam perlindungan yaitu perlindungan intelijen, perlindungan kultural, dan perlindungan spiritual.”", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 268, "width": 281, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Demokrasi di Indonesia belum sepenuhnya dijalankan", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 281, "width": 400, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara Indonesia adalah negara demokrasi, yaitu kekuasaan tertinggi ada ditangan rakyat. Tetapi dalam praktiknya tidak demikian. Para penguasa yang mempunyai kedudukan tinggi yang memiliki hak istimewa mengatur negara ini. Seperti yang dikatakan Cak Nun pada menit ke 13.30", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 337, "width": 401, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ karena di Negara ini anda tidak dilindungi siapa-siapa. Orang Indonesia kuat dan hebat karena tidak ada perlindungan dari negara dan pemerintah. Pemerintah banyak mengancam pada penduduknya. Maka bangsa Indonesia adalah bangsa yang atngguh karena cari duit sendiri, berlindung sendiri.” Padahal sesungguhnya semua penguasa itu tidak berkuasa kepada anda sebagai rakyat biasa. Karena masih ada kekuasaan lebih tinggi di atas sana, presiden dipilih oleh rakyat maka presiden harus melindungi kesejahteraan rakyat bukan mengorbankan rakyatnya demi kepentingan politik. Contoh penyerangan terhadap Novel Baswedan sebagai anggota KPK ini adalah bukti bahwa ada orang-orang yang ingin memiliki kekuasaaan dengan cara apapun meskipun harus melukai orang lain. Dan hingga saat ini pelaku dan dalang dibaliknya belum terungkap, seperti kata Najwa Shihab kasus ini bukan masalah individu seperti dikatakan di menit ke 08.44", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 516, "width": 400, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Pelaku lapangan belum ditangkap, dalangnya belum ketahuan dan calon pelaku lapangan baru akan muncul. Efek sekarang sudah terasa, publik perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi dan dialami oleh pejabat KPK tanpa harus ditutupi.”", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 571, "width": 400, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti yang dikatakan pada pembuka acara, Najwa mengatakan bahwa Novel Baswedan bukan korban satu-satunya. Banyak aktivis yang mengalami penganiayaan. Jauh sebelum orde reformasi pejuang anti korupsi sudah ada, ada 115 kasus penyerangan tetapi sedikit kasus yang terungkap.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 626, "width": 418, "height": 69, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Masyarakat peduli dengan KPK Selama ini seolah-olah KPK bekerja sendiri untuk memberantas kasus korupsi yang ada di Indonesia. Masyarakat harus diajak peduli bahwa kasus korupsi adalah masalah bersama, harus saling mendukung. Kata Cak Nun KPK adalah pintu masuk seperti dijelaskan pada menit ke 10.31", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 695, "width": 397, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ KPK harus menjadi pintu masuk, perjuangan Novel Baswedan, perjuangan para penyidik KPK, perjuangan para kaum muda di KPK merupakan pelopor dari berubahnya Indonesia secara menyeluruh di masa depan. Saya mencintai anda semua. Saya mencintai Republik Indonesia”.", "type": "List item" }, { "left": 129, "top": 72, "width": 397, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Najwa juga mengatakan bahwa KPK gampang untuk dicintai dengan catatan masyarakat perlu tahu kalau KPK butuh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 100, "width": 398, "height": 178, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Publik perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi, pimpinan KPK harus menjadi orang terdepan keberpihakan yang menunjukkan pembelaan. Karena dengan cara itu cinta masyarakat kepada KPK bisa berlanjut. Bagaimana bisa mengekspresikan cinta kalau yang dicintai menutup diri bahkan tidak mau menunjukkan kelemahannya. Semoga cinta kita tidak bertepuk sebelah tangan.” Menurut Mata Najwa sebuah sistem yang rusak tidak bisa dibongkar hanya dengan satu atau dua kepal tangan tetapi oleh pergerakan banyak pihak. Tidak ada superhero yang mampu melakukannya sendiri, kita harus berjuang bersama. Melalui pembahasan kasus Novel Baswedan ini Mata Najwa ingin menggulirkan wacana sesuai konteks sosial saat ini agar masyarakat tetap ingat tentang pentingnya mengungkap siapa dalang dibalik kasus ini. Acara ini tidak hanya menyampaikan permasalahan tetapi menawarkan solusi kepada penonton, langkah apa yang harus diambil dan kontribusi apa yang bisa diberikan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 287, "width": 57, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Penutup", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 301, "width": 455, "height": 96, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti menggunakan teknik analisis wacana kritis model Van Dijk, menemukan 3 wacana yang ingin dibangun oleh Mata Najwa yaitu pemerintah lambat menangani kasus teror KPK, Demokrasi belum sepenuhnya dijalankan dan Masyarakat peduli dengan KPK. Mata Najwa tidak hanya kuat dalam membentuk wacana, namun juga sampai tahap pendefinisian dan penempatan peran masyarakat, peran pemerintah, peran KPK dan peran Najwa Shihab sendiri. Acara Mata Najwa tidak hanya menggulirkan wacana tetapi juga menjawab kebutuhan masyarakat akan suatu informasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 454, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk penelitian selanjutnya peneliti bisa mengembangkan model analisis wacana kritis supaya lebih efisien. Peneliti selanjutnya bisa meniliti dari perspektif yang berbeda misalnya bagaimana kemampuan bicara Najwa Shihab dalam menyampaikan argumennya sehingga narasumber bisa menjawab dengan jujur.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 74, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 507, "width": 417, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eriyanto.( 2012) Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media . yogyakarta: LkiS.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 382, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jaya, Denny Elvras & Dr. Hamdani M. Syam, MA, (2019) “ Analsisi Framing", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 556, "width": 420, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberitaan Kasus Korupsi E-KTP Oleh Setya Novanto di cnnindonesia.com dan viva.co.id” Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyah Vol 4 No.3 Agustus", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 455, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khasanah, Maulidia & Faris. (2018) “Analisis Wacana Kritis Van Dijk Pada Teks Berita Online Kasus Penyerangan Penidik KPK Novel Baswedan Pada Media Liputan6.com Periode 11 April 2017 Hingga 9 April 2018” Jurnal Heritage Universitas Yudharta Pasuruan Vol 6 No. 2 Juli.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 454, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lado, Christo Rico.(2014) “Analisis Wacana Kritis Program Mata Najwa „Balada Perda‟ Di Metro TV.” E-Komunikasi 2 (2) : 1–12.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 746, "width": 414, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munanjar, A. (2016) “Analisis Wacana Van Dijk Tentang Realitas Beda Agama Pada", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 72, "width": 235, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Film Cin(T)A.” Jurnal Komunikasi VII : 1–6.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 443, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muttaqin, Labib & Muhammad Edy Susanto. (2018) “Mengkaji Serangan Balik Koruptor Terhadap KPK dan Strategi Menghadapinya” Jurnal Integritas Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Vol 4 Nomor 1 Juni", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 454, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumata, Vience Mutiara & Santhy Verawati Elfrida, (2019) “Ideologi dan Kekuasaan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 192, "width": 419, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah Dibalik Wacana Tol Laut - Analsis Wacana Kritis Terhadap Materi Siaran DBU LPP RRI Sorong, 20 Otober 2017 ” Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik Vol 3 No. 2 Desember.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 262, "width": 450, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saldi, Isra. (2016), Legislasi yang Membunuh KPK, dalam Bunga Rampai Opini Guru Besar:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 283, "width": 256, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mepertahankan dan Memperkuat KPK, ICW, Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 455, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tolso, Andrew. (2006) Media Talk Spoken Discourse on TV and Radio ( Edinburgh:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 332, "width": 137, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edinburgh University Press)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 435, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.caknun.com/2019/dukungan-mbah-nun-dan-masyarakat-kepada-kpk-hari-ini- dan-seterusnya/", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 109, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://www.bphn.go.id", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 430, "width": 336, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/44493/uu-no-30-tahun-2002", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 354, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/1945/UUDTAHUN~1945UUD.HTM", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 450, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.tribunnews.com/nasional/2017/04/11/5-teror-yang-pernah-diterima-kpk-dari-air- keras-bom-hingga-santet", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 318, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.narasi.tv/catatan-najwa/cak-nun-antara-kpk-dan-teror", "type": "Text" } ]
12686ea9-f587-59ca-8b26-b7a3d9279764
https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/lisanuna/article/download/3470/2427
[ { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "294", "type": "Page footer" }, { "left": 275, "top": 149, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIBREH", "type": "Section header" }, { "left": 231, "top": 193, "width": 135, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qusaiyen, Khairul Azmi", "type": "Section header" }, { "left": 223, "top": 210, "width": 150, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 281, "width": 246, "height": 439, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAN MAN “t test ” “t table ” . ,", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "295", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 107, "width": 392, "height": 514, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2 MAN 3 4 5 1", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "296", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 429, "height": 532, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 7 . 8 9 10 11 12 6 Muhammad Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab , (Yogyakarta, Aswaja Pressindo),hal. 128", "type": "Picture" }, { "left": 468, "top": 664, "width": 7, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 9", "type": "Picture" }, { "left": 464, "top": 701, "width": 11, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 11 12", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "297", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 161, "width": 8, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 211, "width": 8, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " ", "type": "Text" }, { "left": 502, "top": 287, "width": 8, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "  ", "type": "Text" }, { "left": 503, "top": 609, "width": 7, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " ", "type": "Picture" }, { "left": 414, "top": 655, "width": 10, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Text" }, { "left": 503, "top": 681, "width": 7, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "298", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 85, "width": 7, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " ", "type": "Picture" }, { "left": 132, "top": 107, "width": 378, "height": 640, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14    15 16 17 18 19 20 21 14 17 18 19 21", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "299", "type": "Page footer" }, { "left": 130, "top": 313, "width": 356, "height": 435, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". 22 23 24 25 26 27 28 22 23 24 25 26 27 28", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "300", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 390, "height": 592, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 . 30 31 . ) . 32 33 34 29 30 31 32 https://ar.m.wikipidea.org>wiki", "type": "Picture" }, { "left": 464, "top": 719, "width": 8, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 34", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "301", "type": "Page footer" }, { "left": 170, "top": 107, "width": 276, "height": 254, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 36 37 38", "type": "Picture" }, { "left": 462, "top": 664, "width": 10, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 36 37 38", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "302", "type": "Page footer" }, { "left": 503, "top": 133, "width": 7, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "", "type": "Picture" }, { "left": 248, "top": 500, "width": 161, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Muhammad belajar pelajaran nahwu", "type": "Section header" }, { "left": 123, "top": 516, "width": 387, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " - 39 - - - buku itu bagus", "type": "Picture" }, { "left": 466, "top": 739, "width": 8, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 742, "width": 142, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://ar.wikiversity.org/wik i", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "303", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 107, "width": 428, "height": 585, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 41 quasi experiment true experiment 42 true experiment 43 (kelas kontrol) . (kelas experiment) . MAN Sibreh \" 44 . 41 Supardi, Penelitian Eksperimen di Bidang Pendidikan , (DKI Jakarta:2007), hal.1.", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 389, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Moh. Nazir, Metode Penelitian , (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hal.85-86", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 721, "width": 189, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". . 44", "type": "Formula" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "304", "type": "Page footer" }, { "left": 446, "top": 114, "width": 6, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "،", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "305", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "306", "type": "Page footer" }, { "left": 140, "top": 706, "width": 4, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "307", "type": "Page footer" }, { "left": 171, "top": 145, "width": 311, "height": 273, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MAN Sibreh MAN Sibreh MAN Sibreh > 68,1 MAN Sibreh", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "308", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 38, "width": 260, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Lisanuna, Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2017", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 767, "width": 19, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "309", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 429, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arsyad, Media Pembelajaran , (Jakarta: Rajawali Perss, 2014) Muhammad Khalilullah, Media Pembelajaran Bahasa Arab , (Yogyakarta, Aswaja Pressindo)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 263, "width": 318, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moh. Nazir, Metode Penelitian , (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 371, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supardi, Penelitian Eksperimen di Bidang Pendidikan , (DKI Jakarta:2007)", "type": "Text" } ]
3856e2b2-e63d-7231-af71-529140cd2bdd
https://jqph.org/index.php/JQPH/article/download/147/135
[ { "left": 79, "top": 41, "width": 436, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal for Quality in Public Health ISSN: 2614-4913 (Print), 2614-4921 (Online) Vol. 4, No. 1, November 2020, pp: 33-37 DOI: 10.30994/jqph.v4i1.147", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 279, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Website: http://strada.ac.id/jqph | Email: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 11, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 429, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water Boiling Celery Affects Blood Pressure in Elderly with Hypertension", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 165, "width": 136, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erni Tri Indarti 1 , Lexy Oktora Wilda 2 , Yiyin Nuvitasari 3", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 199, "width": 135, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Medical Surgycal Departement, STIKes Satria Bhakti Nganjuk, 2 Geriatri Departement, STIKes Satria Bhakti Nganjuk,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 245, "width": 137, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Student of STIKes Satria Bhakti Nganjuk", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 281, "width": 102, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 544, "width": 112, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received : October 5, 2020", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 567, "width": 131, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted : November 22, 2020", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 127, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published : November 30, 2020", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 166, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 191, "width": 300, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Backgroud One of the degenerative diseases that become a health problem in the world is hypertension. High blood pressure is commonly found in elderly patients. The cause of hypertension in the elderly is losing the elasticity of blood vessels.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 242, "width": 300, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purpose The purpose of this research to determine the influence of water boiling celery against blood pressure in the elderly with hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 280, "width": 300, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metods Design research using pre experiment with One group approach pre-post test design. Population of all elderly hypertension in Posyandu elderly Bruno village Ngliman Sawahan District Nganjuk with a total of 24 elderly. Held on 2-8 March 2020. Sample 24 respondents with Total Sampling. An independent variable is the boiling of celery water, and a blood pressure dependent variable using a sphygmomanometer. Analysis used the Wilcoxon Signed Rank test through the program SPSS version 16 with α = 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 394, "width": 300, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results The results of the study were obtained from 24 respondents of blood pressure in the elderly before being given the boiling water of celery nearly half the mild category, which is 11 respondents (46%). Blood pressure in the elderly after being given the boiling water of celery almost entirely mild category, which is 20 respondents (83.4%). The Wilcoxon Signed Rank test obtained p value 0.035 ≤ α = 0.05, Ha was accepted and there was an influence of water-giving celery for blood pressure in the elderly with hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 508, "width": 300, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Concluion In this case the boiling water of celery can make one of complementary therapies in lowering blood pressure, especially against the elderly. In addition to the water of celery decoction can be a non-pharmacological therapy, so that someone who is experiencing high blood pressure pain or hypertension does not necessarily depend on the drug in lowering high blood pressure.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 596, "width": 215, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Hypertension, celery leaves, elderly", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 621, "width": 172, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2020 IIK STRADA Indonesia All right reserved.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 454, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open-acces article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 86, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 716, "width": 454, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the degenerative diseases which is a health problem in the world is hypertension (Ganong, 2008). Many elderly people who try to lower their blood pressure use chemical anti- hypertensive drugs instead of using herbal remedies which are cheaper, easy to obtain, natural and safe. Herbal treatment with medicinal plants does require patience and the disease does not heal by", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 38, "width": 236, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water Boiling Celery Affects Blood Pressure in Elderly.....", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 161, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal for Quality in Public Health", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 11, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "consuming medicinal plants for just one or two days. In addition, the elderly feel that herbal treatments cannot be as fast as chemical drugs which can quickly lower their blood pressure (Arini, et al. 2005). Based on a preliminary study conducted by researchers by giving an interview on November 13, 2019, at the Posyandu for the Elderly Bruno, Ngliman Village, Sawahan District, Nganjuk Regency, it was shown that of the 15 elderly who suffer from hypertension, 10 elderly have never consumed herbal medicine, while 5 elderly who suffer from hypertension have consuming herbal medicine with avocado leaves, meniran leaves, gotu kola leaves.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 454, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Worldwide, nearly 1 billion people or about a quarter of the adult and elderly population have high blood pressure. This number tends to increase every year (Palmer, 2007). The World Health Organization (WHO) in 2013 the prevalence in Africa (46% of adults) while in America is the lowest prevalence, namely (35% of adults). According to the National Basic Health Survey (2013) the prevalence of hypertension in Indonesia at 35-44 years is 24.8%, 45-54 years old is 35.6%, 55-64 years old 45.9%, 65-74 years old 57.6% and over age75 years is 63.8%. The incidence of hypertension in Indonesia as much as 8.4% of the population, 69.5% aged > 75 years, 8.8% consume drugs, 32.3% do not routinely consume drugs by reason already feel healthy so that they tend to be severe hypertension because it does not avoid and do not know the risk factor, the prevalence of hypertension in the elderly in East Java is 25.8% (Riskesdas. 2018). Based on data from the Nganjuk District Health Office, the incidence of hypertension in 2019 was 19013 people. The highest number of hypertension patient visits from all puskesmas in Nganjuk Regency was at Sawahan Health Center with an average of 95 people per month in 2019 and the number of elderly hypertension patients (aged 60 years and over) averagely 95 patients per month. Meanwhile, the number of hypertensive elderly in Posyandu for Elderly Bruno, Ngliman Village, Sawahan District was 24 elderly.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 454, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "High blood pressure is commonly found in patients who are elderly (age). This is closely related to the aging process in a person. The cause of hypertension in the elderly is the occurrence of changes the elasticity of the aortic wall decreases, the heart valve thickens and becomes stiff, the ability to pump the heart decreases, loss of elasticity of blood vessels and increased peripheral vascular resistance (Laode, 2012). Structural and functional changes in the peripheral vascular system are responsible for blood pressure that occurs in the elderly. These changes include atherosclerosis, loss of elasticity of connective tissue and decreased relaxation of vascular smooth muscle. Consequently, the aorta and large arteries decrease their ability to accommodate the volume of blood pumped by the heart (volume stroke), resulting in decreased cardiac output and increased peripheral resistance (Brunner & Suddart, 2000 accessed by Wijaya & Putri, 2013). Hypertension must be controlled, because the longer the excessive pressure on the artery walls will result in damaging many vital organs in the body. The main places most affected by hypertension are the arteries, heart, brain, kidneys, and eyes (Suiraoka, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 454, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are two ways of treating hypertension, namely pharmacologically and non- pharmacologically. Pharmacologists using anthihypertensive drugs such as diuretics, adrenergic inhibitors, receptor blockers (ARBs), vasodilators that act directly on the central nervous system and non-pharmacological by losing weight in obese sufferers, a diet low in salt and fat, changing life habits, exercise regularly regular as well as complementary therapies and regular blood pressure control (Laode, 2012). Non-pharmacological treatment can also use herbal remedies because there are many types of medicinal plants that are much more effective in treating several types of diseases, including chronic diseases (Herbie, 2015). Herbal therapy is a natural ingredient or plant that can help with treatment. In patients with hypertension, herbal therapy can include garlic, celery, sweet starfruit, cucumber, lime, tomato and watermelon according to Sustrani et al (2005). Celery leaves are a type of herbal therapy for treating hypertension. Traditional Chinese society has long used celery to lower blood pressure. According to (Apriliano, 2012) giving celery boiled water has been practiced by the public for a long time because celery is said to contain Apigenin which can prevent narrowing of blood vessels and Phthalides which can relax artery muscles or relax blood vessels. This content regulates blood flow which allows blood vessels to dilate and reduces blood pressure. Therefore celery can be used as an alternative choice for non-pharmacological lowering of blood pressure. Celery is high in nutrients with vitamins A, B1, B2, B6 and vitamin C. In addition, celery is rich in potassium, folic acid, calcium, magnesium, iron, phosphorus, sodium and contains lots of essential amino acids (Afridah W, 2013) .", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 38, "width": 236, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water Boiling Celery Affects Blood Pressure in Elderly.....", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 161, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal for Quality in Public Health", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 11, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 66, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OBJECTIVE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 87, "width": 454, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The purpose of this research to determine the influence of water boiling celery against blood pressure in the elderly with hypertension.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 59, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 454, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research design used pre-experiment with One group pre-post test design approach. The population of all hypertensive elderly at Posyandu Elderly Bruno, Ngliman Village, Sawahan District, Nganjuk Regency with a total of 24 elderly. Held on March 2-8, 2020. Sample of 24 respondents with total sampling. The independent variable was the provision of celery boiled water, and the dependent variable was blood pressure using a sphygmomanometer. Measuring blood pressure using a sphygmomanometer (first day). Giving celery boiled water 2 x 100 cc (morning ± 10.00 and afternoon ± 16.00 hours) for 7 consecutive days. On the eight day, measure blood pressure using a sphygmomanometer. The analysis used the Wilcoxon Signed Rank test through the SPSS version 16 program with α = 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 56, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 277, "width": 170, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Characteristics Of Respondents", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 290, "width": 433, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Characteristics of respondents for age, gender, education, profetion, konsumsi Obat (n=24)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 316, "width": 294, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables F % Age 60-74 Years 75-90 Years >90 Years 14 10 0 58,33 41,67 0,00 Gender Man Woman 6 18 25,0 75,0 Education No school Elementary School Middle School High School College 4 18 2 0 0 16,67 75,00 8,33 0,00 0,00 Profetion Housewife Farmer No work 7 14 3 29,17 58,33 12,50 Drug consumption Yes No 22 2 91,67 8,33", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 595, "width": 159, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Blood Pressure in the Elderly", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 608, "width": 385, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Tabulation of the Effect of Giving Celery Boiled Water on Blood Pressure in the Elderly 2-8 March 2020 (n=24)", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 646, "width": 406, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pretest Posttest Hipertensi Frequency (ƒ) Persentation (%) Frequency (ƒ) Persentation (%) Light 11 45,83 20 83,33 Moderate 11 45,86 2 8,33 Weight 1 4,17 2 8,33", "type": "Table" }, { "left": 287, "top": 38, "width": 236, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water Boiling Celery Affects Blood Pressure in Elderly.....", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 161, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal for Quality in Public Health", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 11, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 75, "width": 374, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Very heavy 1 4,17 0 0 Total 24 100 24 100 Wilcoxon Signed Rank p value 0,035 ≤ α=0.05", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 70, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 142, "width": 454, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blood pressure is influenced by factors, namely age, stress, gender, and medication. Men have a higher risk of developing hypertension earlier. Men also have a higher risk of morbidity and mortality, some cardiovascular disease, whereas over the age of 50 years hypertension is more common in women. Smoking habits, being overweight are more likely to have higher blood pressure than those who are thin. In obese people, the heart will work harder to pump blood (Johnson et al, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 218, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, according to `(Mansjoer, 2008) men are generally more susceptible to hypertension than women. This may be because men have more factors that encourage hypertension such as stress, fatigue, and uncontrolled eating. In addition, hypertension in men occurs over the age of 31 years, while in women occurs at the age of 45 years (after menopause)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 454, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basically celery leaves contain a lot of diuretic compounds and are thought to be able to dilate blood vessels, help the kidneys remove excess fluid and salt from the body, so that reduced fluid in the blood will lower blood pressure and as a beta blocker that can slow down the heart rate and reduce the strength of contractions heart so that blood pressure is reduced (Fausi, 2018). Meanwhile, according to Bakri (2010) celery leaves lower blood pressure because they contain flovanoids which can function as anti-oxidants which can prevent oxidation of body cells. The higher the cell oxide in the body, the higher a person is to suffer from high blood pressure. The use of celery leaves as a non- pharmacological therapy and is a plant in Indonesia that has the potential to be used as medicine.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 454, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is consistent with research conducted by Dalimartha (2000), where the calculated Z value of systole blood pressure was -2.911 with a p-value of 0.004 in the hamlet of West Gogodalem with a percentage of 79.41.T his is because celery contains flavonoids, saponins, tannins 1% essential oil 0.033% flavor glucosides (apiin), apigenin, choline, lipase, asparagines, bitter substances, vitamins (A, B, and C) and alkaloids that can reduce levels of stress hormones in our blood. This of course allows the expansion of blood vessels, and also gives the blood more space, thereby reducing blood pressure. Celery is an herb that has been shown to lower blood pressure (Apriliano, 2012). According to Moghadam et al (2013), the community has been practicing celery for a long time, because celery leaves are said to contain Apigenin which prevents constriction of blood vessels and Phthalides which can relax artery muscles or relax blood vessels. This content regulates blood flow which allows blood vessels to dilate and reduces blood pressure. Therefore celery can be used as an alternative choice for lowering blood pressure", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 77, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 454, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water Boiling Celery Affects Blood Pressure In Elderly With Hypertension at Posyandu for Elderly Bruno, Ngliman Village, Sawahan District, Nganjuk Regency. The results of the Wilcoxon Signed Rank analysis test with p value 0.035 ≤ α (0.05).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 598, "width": 77, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 456, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afridah, W. (2013). Air Rebusan Seledri Menurunkan Tekanan Darah. Jurnal Unusa.ac.id , tgl 25 Mei 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 199, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apriliano (2012). Manfaat Seledri", "type": "Table" }, { "left": 286, "top": 636, "width": 87, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi Kesehatan", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 636, "width": 406, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tubuh. Retrieved from http://apriliano.blog.com/html.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 449, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arini, et al. (2005). Antihipertensi: Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran. Universitas Indonesia. 315-316. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 456, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bakri B., SJ Eichhorn. (2010). Elastic Coils: Deformation Mocromechanics of Coir and Celery Fibres.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 454, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cellulose 17 (1): 1-11 Dalimartha, S., 2004, Resep Tumbuhan Obat untuk Asam Urat, 1-2. Jakarta: Penebar Swadaya. Fausi, A. (2018). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada penderita Hipertensi . repo.stikesicme-jbg.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 750, "width": 359, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ganong, W. F. (2008). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 22. Jakarta: EGC.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 38, "width": 236, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Water Boiling Celery Affects Blood Pressure in Elderly.....", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 161, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal for Quality in Public Health", "type": "Page footer" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 11, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herbie, T. (2015). Kitab Tanaman Berkhasiat Obat. Yogyakarta: CV. Solusi Distribusi. Johnson, Feig, Nakagawa & Lozado.(2009).Pathogenesis of essential hypertension: historical paradigms and modern insights. J Hypertens March ; 26(3):381–391 . Laode, S. (2012). Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika. Mansjoer, A. dkk. (2008). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: FKUI Moghadam, Imenshahidi and Mohajerin. (2013). Antihypertensive effect of celery seed on rat blood pressure in chronic administration. Journal of Medicinal Food 16(6):558-563. Palmer A. W. B. (2007). Tekanan Darah Tinggi. Jakarta: Erlangga. Riskesdas Depkes. (2018). Riset Kesehatan Dasar . Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI Suiraoka, I. P. (2012). Penyakit Degeneratif. Denpasar: Nuha Medika. Sustrani., Lanny., et al (2005). Hipertensi. Jakarta: PT Garmedia Pustaka Utama WHO. (2013). About Cardiovascular diseases. World Health Organization. Geneva. Cited July 15 th 2014. Retrieved from : http://www.who.int/ cardiovascular_diseases/about_cvd/en/accessed on.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wijaya, A.S., Putri, Y. S. (2013). Keperawatan Medikal Bedah 1 (Keperawatan Dewasa). Yogyakar- ta: Nuha Medika.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 6, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" } ]
f3f6aa3d-cfb1-0867-a4a3-53b42fa3f6ea
https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce/article/download/15634/8635
[ { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 747, "width": 159, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 747, "width": 122, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 88, "width": 447, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Kecepatan Angin dan Luasan Upwelling Intensitas Kuat di Perairan Selatan Jawa Pada Kejadian La Nina 2010, Normal 2013 dan El Nino 2015", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 127, "width": 279, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Safitri Dwi Rahayu*, Heryoso Setiyono dan Elis Indrayanti", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 151, "width": 368, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Jl. Prof. H. Sudarto, SH, Tembalang, Semaran, Jawa Tengah 50275, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 223, "top": 174, "width": 151, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: *[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 200, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 484, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena u pwelling yang terjadi di Perairan Selatan Jawa selain dipengaruhi oleh angin muson juga sangat dipengaruhi oleh ENSO ( El Nino Southern Oscillation ) dan IOD ( Indian Dipole Mode ). Penelitian ini mengkaji lebih jauh tentang hubungan kecepatan angin dan luasan upwelling intensitas kuat di Perairan Selatan Jawa selama kejadian La Nina tahun 2010, Normal Tahun 2013 dan El Nino tahun 2015. Data yang digunakan meliputi data suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a dari citra MODIS, data angin dari ASCAT. Peta variasi upwelling serta nilai luasannya diperoleh dari pengolahan ArcGIS dan nilai rata-rata kecepatan angin bulanan diolah dengan IDL. Daerah upwelling intensitas kuat yang terluas pada kejadian La Nina terjadi di bulan Agustus sebesar 1.952 km² dengan kecepatan angin rata-rata bulanan sebesar 6,96 m/s. Sedangkan pada kejadian Normal dan El Nino terjadi di bulan September sebesar 14.432 km² dan 29.120 km² dengan kecepatan angin rata-rata bulanannya sebesar 6,55 m/s dan sebesar 6,15 m/s. Hasil korelasi kecepatan angin dengan luasan upwelling menunjukkan korelasi yang cukup tinggi pada kondisi La Nina dan Normal dengan nilai korelasi sebesar 0,58 dan 0,54. Kecepatan angin tidak terlalu mempengaruhi luasan upwelling pada kondisi El Nino dengan nilai korelasi yang sangat rendah sebesar 0,06.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 378, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Luas upwelling, Angin Muson, Perairan Selatan Jawa, La Nina, El Nino", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 400, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 437, "width": 482, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Relationship between Wind Speed and The Area of Strong Intensity Upwelling In The Southern Java Waters During the 2010 La Nina, 2013 Normal and 2015 El Nino Events", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 484, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upwelling in the Southern Java waters is directly controlled by monsoon winds and is also strongly influenced by ENSO (El Nino Southern Oscillation) and IOD (Indian Dipole Mode) . This study examines the relationship between wind speed and the area of strong intensity upwelling in the waters of Southern Java during the 2010 La Nina, 2013 Normal, and 2015 El Nino events . The data used are Sea Surface Temperature (SST) and chlorophyll-a from Aqua Modis level 3, and wind data from ASCAT. The area of strong intensity upwelling is obtained from ArcGIS processing and the average monthly wind speed is processed using IDL. The widest area of strong intensity upwelling during the La Nina event occurred in August at 1,952 km² with a monthly average wind speed of 6.96 m/s. Whereas Normal and El Nino events occurred in September at 14,432 km² and 29,120 km² with monthly average wind speeds of 6.55 m/s and 6.15 m/s. The correlation of wind speed and upwelling area showed a fairly high correlation in La Nina and Normal conditions with a correlation value of 0.58 and 0.54. Wind speed does not significantly affect the upwelling area during El Nino conditions with a very low correlation value of 0.06.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 614, "width": 391, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Upwelling area, Monsoon Wind, the Southern Java Waters, La Nina, El Nino", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 639, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 652, "width": 484, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena upwelling telah teridentifikasi di Perairan Selatan Jawa hingga Perairan Selatan Sumbawa (Susanto et al ., 2001, Kunarso et al ., 2011). Menurut Kunarso et al. (2005) menyatakan bahwa fenomena upwelling di Perairan Selatan Jawa berulang setiap tahun. Karakteristik upwelling di sepanjang Perairan Selatan NTT hingga Barat Sumatera terbagi menjadi 3 kriteria dengan dasar utama kisaran suhu permukaan laut dan klorofil-a yaitu upwelling dengan intensitas lemah, upwelling intensitas sedang dan upwelling intensitas kuat. Studi kasus di Selatan Jawa sampai Perairan Timor dibagi menjadi 4 kriteria yaitu upwelling", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 747, "width": 159, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 747, "width": 122, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "intensitas lemah dengan SPL > 2,73 dan klorofil-a < 0,36, upwelling intensitas sedang dengan 26,9 ≤ SPL ≤ 2,73 dan 0,36 ≤ Klorofil-a < 0,92, upwelling intensitas kuat dengan 26,5 ≤ SPL < 26,5 dan 0,92 ≤ Klorofil-a ≤ 1,48, dan upwelling intensitas sangat kuat dengan SPL < 26,5 dan Klorofil-a > 1,48 (Kunarso et al., 2020). Sistem monsun perairan Selatan Jawa dicirikan dengan pembalikan arah angin secara musiman yang menyebabkan pola pergerakan massa air yang berbeda. Bulan Desember-Maret bertiup angin muson barat laut sedangkan selama bulan Juni-Oktober bertiup angin muson tenggara. Selama muson barat laut, perairan Selatan Jawa mengalami downwelling, sebaliknya selama muson tenggara mengalami upwelling (Yoga et al., 2014). Menurut Kunarso et al. (2011), upwelling di perairan Selatan Jawa selain dipengaruhi oleh angin muson juga sangat dipengaruhi oleh ENSO ( El Nino Southern Oscillation ) dan IOD ( Indian Dipole Mode ) yang mempengaruhi perubahan suhu air laut selama terjadi fenomena El Nino dan La Nina sehingga berakibat mempengaruhi intensitas upwelling .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 485, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang upwelling di perairan Selatan Jawa telah banyak dilakukan diantaranya Martono (2017), meneliti karakteristik angin zonal selama upwelling di perairan Selatan Jawa pada kondisi normal dan ENSO. Sukresno et al.( 2018), meneliti analisis multilayer variabilitas upwelling di perairan Selatan Jawa. Atmadipoera et al. (2020), meneliti karakteristik upwelling di perairan Selatan Jawa selama La Nina kuat 2010 dan super El Nino 2015. Penelitian tentang luasan upwelling juga telah dilakukan oleh Kunarso et al. (2012), yaitu untuk mengetahui pengaruh variasi ENSO dan IOD pada variasi luasan daerah upwelling intensitas kuat namun belum mengkaji hubungannya dengan kecepatan angin. Menurut Susanto et al. (2001), angin merupakan penggerak utama upwelling di perairan Selatan Jawa. Oleh karena itu, pada penelitian ini akan meneliti hubungan kecepatan angin dengan luas upwelling intensitas kuat di perairan Selatan Jawa kemudian membandingkan selama kejadian La Nina 2010, Normal 2013 dan El Nino 2015. Hasil penelitian diharapkan menjadi tambahan informasi mengenai luasan upwelling di perairan Selatan Jawa yang mempengaruhi produktivitas perairan sehingga dapat dijadikan acuan titik lokasi dan waktu dalam penangkapan ikan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 126, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERI DAN METODE Area Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 416, "width": 477, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Area penelitian meliputi perairan Selatan Jawa pada koordinat 105.5° -114.3° BT dan 6° - 11° LS (Gambar. 1).", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 719, "width": 125, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Area Penelitian", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 747, "width": 159, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 747, "width": 122, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 85, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Materi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 484, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan data suhu permukaan laut (SPL) dan klorofil-a bulanan tahun 2010, 2013 dan 2015, diperoleh dari satelit Aqua MODIS level 3 dengan resolusi 4 km yang di download melalui situs https://oceancolor.gsfc.nasa.gov/. Menurut Kunarso et al. (2011), data citra Aqua MODIS cukup akurat dan sudah lazim digunakan secara internasional serta ekonomis karena bisa diakses secara gratis. Menurut Banjarnahor et al. (2020), citra Aqua MODIS level 3 merupakan produk data yang sudah mengalami proses pengolahan koreksi atmosferik. Koreksi atmosferik berfungsi menghilangkan hamburan cahaya yang sangat tinggi oleh komponen atmosfer.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 485, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data angin yang digunakan adalah data Advanced Scatterometer (ASCAT) dengan format Net Common Data File (NetCDF) dengan resolusi spasial 12.5 x 12.5 km. Data ASCAT yang digunakan merupakan data komponen u dan v angin per hari dari bulan Juni – November tahun 2010, 2013 dan 2015 yang diunduh dari https://resources.marine.copernicus.eu/. Masing-masing data diolah bulan Juni-November pada tahun 2010, 2013 dan 2015 berdasarkan pernyataan Susanto et al. (2001), upwelling di perairan Selatan Jawa umumnya terjadi pada musim timur (Juni-Agustus) dan peralihan II (September-November) di Selatan Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 85, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 290, "width": 295, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian terbagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 304, "width": 280, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengolahan Data Suhu Permukaan Laut dan Klorofil-a", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 317, "width": 485, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data klorofil-a dan suhu permukaan laut diolah menggunakan software SeaDAS dan ArcMap. Data bulanan klorofil-a dan suhu permukaan laut diekstrak dan dicropping sesuai daerah penelitian dengan menggunakan software SeaDAS. Langkah selanjutnya data klorofil-a dan suhu permukaan laut ditampilkan pada software ArcMap untuk dilakukan proses interpolasi guna mengetahui sebaran spasial konsentrasi klorofil-a dan suhu permukaan laut. Peta variasi intensitas upwelling yaitu upwelling intensitas sedang, kuat dan sangat kuat diperoleh dari overlay data SPL dan klorofil-a, upwelling intensitas lemah diabaikan dalam penelitian ini. Identifikasi intensitas upwelling pada penelitian ini berdasarkan pada kriteria Kunarso et al. (2020). Nilai luasan upwelling diperoleh dengan mengkalikan ukuran pixel citra dengan jumlah pixel upwelling intensitas kuat dan intensitas sangat kuat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 129, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengolahan Data Angin", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 452, "width": 485, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Angin diolah dengan bantuan software IDL yang tujuannya untuk melihat fenomena variabilitas luasan upwelling . Data awal yang tersedia dalam format *. nc diekstrak dengan menggunakan IDL kemudian disimpan dalam format *.sav agar mudah diolah untuk tahap selanjutnya. Hasil ekstrak kemudian dikompilasikan menjadi rata-rata bulanan. Hasil ekstrak kemudian dikompilasikan menjadi rata-rata bulanan. Komposit bulanan menggunakan persamaan yang dilakukan oleh Wirasatriya et al .(2017) :", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 518, "width": 126, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑥 ̄b ( 𝑥 , 𝑦 )= 1 𝑛 ∑ 𝑥𝑖 (𝑥, 𝑦, 𝑡) 𝑛 𝑖=1", "type": "Formula" }, { "left": 57, "top": 540, "width": 343, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan : 𝑥 ̄ 𝑏 ( 𝑥 , 𝑦 ) = Rata – rata bulanan 𝑥𝑖 ( 𝑥 , 𝑦 , 𝑡 ) = Data harian ke-i pada posisi bujur x, lintang y dan jam ke-t", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 223, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n = Jumlah total hari dalam 1 bulan 𝑖 = 1 = periode pengamatan hari ke-1", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 365, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Analisis Korelasi Luasan Upwelling Intensitas Kuat dan Kecepatan Angin", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 630, "width": 484, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Miftahuddin et al. (2021), Korelasi Pearson menghasilkan koefesien korelasi yang berfungsi untuk mengukur kekuatan hubungan linier antara dua variabel untuk mengetahui tingkat atau keeratan hubungan antara dua variabel. Besarnya nilai korelasi Pearson dapat dilihat pada persamaan :", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 668, "width": 160, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑟 = 𝑁(∑ 𝑋𝑌)−(∑ 𝑋 ∑ 𝑋𝑌) √(𝑁(∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋) 2 )−(𝑁(∑ 𝑌 2 )−(∑ 𝑌) 2 )", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 747, "width": 159, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 747, "width": 122, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 472, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana r adalah Pearson correlation coefficient, x merupakan variabel pertama dan y adalah variabel kedua. Sedangkan n adalah jumlah sampel.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 121, "width": 327, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai kekuatan korelasi antara 2 variabel diinterpretasikan pada Tabel 1 :", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 142, "width": 382, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Nilai Kekuatan korelasi Koefisien Korelasi ( r ) Interpretasi 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat kuat (Sumber: Miftahuddin et al ., 2021)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 282, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 294, "width": 334, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan Upwelling Intensitas Kuat pada Kejadian La Nina Tahun 2010", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 307, "width": 484, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variasi intensitas upwelling pada tahun 2010 saat kondisi La Nina seperti pada Gambar 2, menunjukkan bahwa upwelling hanya berlangsung selama 2 bulan di bulan Juli dan Agustus. Daerah upwelling hanya terjadi di Selatan Provinsi Jawa Timur dengan intensitas sedang yang lebih banyak dibandingkan upwelling intensitas kuatnya. Upwelling intensitas kuat terjadi sangat sedikit hanya seluas 1.424 km² di bulan Juli dan bulan Agustus seluas 1.952 km². Luasan upwelling dengan intensitas kuat terluas pada tahun 2010 terjadi di bulan Agustus.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 556, "width": 315, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Peta Variasi Upwelling Bulan Juni-November Tahun 2010", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 579, "width": 332, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan Upwelling Intensitas Kuat pada Kejadian Normal Tahun 2013", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 591, "width": 485, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2013 saat kondisi normal upwelling di Selatan Jawa berlangsung selama 4 bulan yaitu bulan Juli, Agustus, September dan Oktober dapat dilihat pada Gambar 3 . Upwelling pada kondisi Normal 2013 mulai terlihat di bulan Juli dengan intensitas yang sedang yang lebih luas dibandingkan upwelling intensitas kuat yang hanya seluas 1.824 km². Luasan daerah upwelling intensitas kuat di bulan Agustus meningkat seluas 8384 km² dan terus meningkat sampai puncaknya bulan September seluas 14.432 km² daerah upwelling terjadi sampai Selatan Provinsi Jawa barat dengan intensitas sedang dan upwelling intensitas sangat kuat pada Selatan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah kemudian menurun di bulan Oktober seluas 1.152 km². Upwelling pada kondisi Normal 2013 tidak terjadi di bulan Juni dan November.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 581, "width": 315, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Peta Variasi Upwelling Bulan Juni-November Tahun 2013", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 331, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan Upwelling Intensitas Kuat pada Kejadian El Nino Tahun 2015", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 616, "width": 485, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahun 2015 saat kondisi El Nino peta variasi upwelling secara bulanan pada bulan Juni-November di perairan Selatan Jawa ditunjukkan pada Gambar 4. Upwelling saat kondisi El Nino 2015 di Selatan Jawa berlangsung selama 6 bulan dengan luas upwelling intensitas kuat yang sangat luas. Luasan daerah upwelling intensitas kuat pada kondisi El Nino sangat jauh berbeda dibandingkan saat kondisi La Nina maupun Normal. Upwelling intensitas kuat di bulan Juni sudah terlihat pada Selatan Jawa Timur terjadi seluas 3.904 km² dan terus meningkat sampai bulan September. Daerah upwelling di bulan Juli, Agustus, September dan Oktober terjadi sampai Selatan Jawa Barat. Upwelling intensitas kuat di bulan Juli seluas 7.824 km², bulan Agustus seluas 14.864 km² dan puncaknya terjadi di bulan September terlihat bahwa hanya terjadi upwelling intensitas sangat kuat sepanjang Selatan Jawa Timur sampai Selatan Jawa Barat seluas 29.120 km². Bulan Oktober mulai menurun menjadi seluas 23.664 km² dan di bulan November hanya seluas 976 km².", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 142, "top": 586, "width": 315, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Peta Variasi Upwelling Bulan Juni-November Tahun 2015", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 621, "width": 313, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korelasi Luasan Upwelling Intensitas Kuat dan Kecepatan Angin", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 485, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecepatan angin rata-rata bulanan dengan luas upwelling intensitas kuat dianalisis menggunakan analasis korelasi menghasilkan nilai korelasi. Nilai kecepatan angin rata-rata bulanan, Luas upwelling intensitas kuat dan nilai korelasinya dapat dilihat pada Tabel 2. Perbandingan luas upwelling intensitas kuat nampak sangat signifikan pada kondisi La Nina 2010 dengan kondisi El Nino 2015. Luas daerah upwelling sangat sedikit pada kondisi La Nina sedangkan pada kondisi El Nino luas daerah upwelling intensitas kuat sangat luas. Hasil analisis korelasi antara kecepatan angin dengan luas upwelling intensitas kuat pada kondisi La Nina 2010 diperoleh nilai korelasi cukup tinggi sebesar 0,58. Nilai korelasi yang cukup tinggi sebesar 0,54 juga diperoleh pada kondisi Normal 2013, berdasarkan tabel interpretasi nilai korelasi pada Tabel 1 artinya", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 484, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecepatan angin cukup tinggi mempengaruhi luas upwelling intensitas kuat pada kondisi La-Nina dan Normal. Nilai korelasi yang sangat rendah sebesar 0.06 diperoleh pada kondisi El Nino 2015 yang artinya pada kondisi El Nino kecepatan angin tidak terlalu mempengaruhi luasan upwelling intensitas kuat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 475, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Nilai Analisis Korelasi Kecepatan Angin dengan Luas Upwelling Intensitas Kuat dan Sangat Kuat", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 150, "width": 465, "height": 253, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi Bulan Kecepatan Angin m/s 2 Luas (km 2 ) Upwelling Intensitas kuat dan Sangat Kuat Korelasi La Nina 2010 Juni 6,76 0 0,58 Juli 6,51 1,424 Agustus 7,38 1,952 September 5,63 0 Oktober 5,50 0 November 2,83 0 Normal 2013 Juni 2,19 0 0,54 Juli 7,97 1,824 Agustus 8,35 8,384 September 6,97 14,432 Oktober 5,87 1,152 November 2,93 0 El Nino 2015 Juni 7,30 3,904 0,06 Juli 7,00 7,824 Agustus 7,04 14,864 September 6,15 2,912 Oktober 5,90 23,664 November 4,49 976", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 65, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 439, "width": 485, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan daerah upwelling diidentifikasikan dengan menurunnya suhu yang bersamaan dengan meningkatnya klorofil secara signifikan. Metode pengindraan jauh dipilih karena untuk mengidentifikasi daerah upwelling dalam jangka waktu yang lama dan daerah yang luas lebih efektif. Upwelling yang terjadi di perairan Selatan Jawa merupakan coastal upwelling yang mana mekanismenya sangat dipengaruhi oleh adanya pergerakan angin dan gaya coriolis. Menurut Martono (2017), upwelling di sepanjang pantai selatan Jawa ini dibangkitkan oleh angin pasat tenggara di Samudera Hindia. Gesekan angin pasat tenggara ini mendorong massa air permukaan ke arah yang sama. Karena adanya pengaruh gaya Coriolis, maka terbentuk Transpor Ekman yang bergerak menjauhi pantai selatan Jawa. Kondisi ini menyebabkan adanya kekosongan massa air permukaan pantai sehingga terjadi kenaikan massa dari bawah menuju permukaan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 553, "width": 485, "height": 187, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2, 3 dan 4 memperlihatkan variabilitas intensitas upwelling di perairan Selatan Jawa pada kondisi La Nina tahun 2010, Normal tahun 2013 dan El Nino tahun 2015 selama bulan Juni-November. Warna biru menggambarkan upwelling intensitas sedang, warna hijau menggambarkan upwelling intensitas kuat, warna merah menggambarkan upwelling intensitas sangat kuat. Upwelling paling banyak dijumpai pada kondisi El Nino dan paling sedikit terjadi pada kondisi La Nina. Upwelling dijumpai di bulan Juli dan Agustus pada kondisi La Nina tahun 2010, kemudian pada kondisi Normal tahun 2013 dijumpai di bulan Juli-Oktober dan pada kondisi El Nino tahun 2015 upwelling dijumpai di bulan Juni-November. Hasil ini diperkuat dengan pernyataan Atmadipoera et al .(2020), perairan Selatan Jawa secara langsung dikontrol oleh angin muson musiman yang menghasilkan Ekman upwelling musiman selama periode Muson Tenggara. Intensitas upwelling ini dipengaruhi oleh peristiwa El Nino Southern Oscillation (ENSO) pada skala antartahunan. Upwelling intensitas kuat kondisi El Nino terjadi lebih lama dan lebih luas dibandingkan pada kondisi La Nina dan Normal. Perbandingan nilai luas daerah upwelling intensitas kuat di Selatan Jawa pada kondisi La Nina tahun 2010, Normal tahun 2013 dan El Nino tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2 . Hal ini sesuai dengan pernyataan Kunarso et al. (2012), variasi kasus ENSO dan IOD berpengaruh terhadap variabilitas luasan upwelling yang terjadi di perairan selatan Jawa hingga Timor.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daerah upwelling lebih sering dijumpai pada Selatan Provinsi Jawa Timur dengan intensitas yang lebih kuat dibandingkan di Selatan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Saat upwelling mengalami puncak di Bulan September pada kondisi Normal terbentuk upwelling intensitas sangat kuat di Selatan Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah sedangkan pada Selatan Provinsi Jawa Barat hanya dijumpai upwelling intensitas sedang. Upwelling intensitas sangat kuat dijumpai hingga ke Selatan Provinsi Jawa Barat pada kondisi El Nino di Bulan September. Saat fenomena upwelling berlangsung rata-rata angin bulanan berhembus pada kecepatan 5,5-7 m/s . Upwelling tidak dijumpai pada bulan Juni dan November kondisi Normal 2013 karena angin hanya berkisar 3 m/s tidak mampu membangkitkan upwelling . Hasil ini sesuai dengan pernyataan Martono (2017), angin zonal di atas perairan selatan Jawa dominan bergerak ke arah barat. Upwelling di mulai dari selatan Jawa Timur dan melebar ke arah barat. Intensitas upwelling di selatan Jawa Timur lebih kuat daripada Jawa Tengah dan Jawa Barat. Upwelling di perairan selatan Jawa terjadi ketika angin zonal bergerak ke barat dalam periode waktu lebih dari 2 bulan, kecepatan lebih besar dari 5,5 m/dt dan fluktuasi kecepatan angin kecil.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 484, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecepatan angin rata-rata bulanan pada Bulan Juni, September dan Oktober kondisi La Nina 2010 berkisar 5,5-6 m/s namun tidak dijumpai fenomena upwelling . Hal ini diduga pada bulan Juni,September dan Oktober kondisi La Nina terjadi peningkatan curah hujan sehingga upwelling tidak terbentuk meskipun kecepatan anginnya tinggi. Hasil ini diperkuat oleh pernyataan Nabilah et al. (2017), bahwa pada saat La Nina suhu permukaan laut di perairan Selatan Jawa cenderung hangat dan meningkatnya curah hujan. Kondisi La Nina dapat menyebabkan terjadinya penurunan kecepatan angin monsun di Indonesia, sehingga terjadi proses pendinginan karena percampuran massa air. Penurunan kecepatan angin dapat menyebabkan terjadinya penurunan klorofil-a dan peningkatan suhu permukaan laut di perairan Selatan Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 484, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecepatan angin rendah dibawah 5,5 m/s pada kondisi El Nino masih dijumpai upwelling intensitas kuat. Upwelling intensitas kuat dijumpai di Bulan November kondisi El Nino 2015 dengan kecepatan angin rata-rata bulanan sebesar 4,49 m/s. Hasil ini diperkuat oleh pernyataan Martono (2017), pada saat El Nino terjadi pelemahan angin pasat di Samudera Pasifik tropis sehingga terjadi pergeseran kolam hangat dari Samudera Pasifik barat ke timur. Pergeseran kolam hangat tersebut menyebabkan penurunan tinggi muka laut di perairan Indonesia termasuk selatan Jawa. Penurunan tinggi muka laut ini menyebabkan perubahan lapisan termoklin yang menipis di wilayah barat samudera Pasifik. Pengaruh dari pendangkalan lapisan termoklin di wilayah barat samudera Pasifik hingga sampai wilayah perairan Indonesia. Kondisi ini mengakibatkan massa air yang naik akibat upwelling berasal dari lapisan yang lebih dalam, sehingga suhu massa yang naik lebih dingin. Mekanisme ini yang menyebabkan pada saat El Nino intensitas upwelling lebih kuat daripada kondisi normal meskipun kecepatan angin zonalnya melemah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 480, "width": 485, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luasan daerah upwelling intensitas kuat pada kondisi La Nina puncak terluasnya di bulan Agustus sebesar 1.952 km² dengan kecepatan angin rata-rata bulanannya sebesar 6,96 m/s. Kondisi Normal dan El Nino puncak terluasnya di bulan September sebesar 14.432 km² dan 29.120 km² dengan kecepatan angin rata-rata bulanannya sebesar 6,55 m/s dan sebesar 6,15 m/s. Hal ini menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi luasan daerah upwelling di perairan Selatan Jawa tidak hanya dipengaruhi oleh angin saja. Menururt Kunarso et al. (2011), variabilitas suhu dan klorofil-a di perairan Selatan Jawa sangat tinggi. Hal ini karena perairan Selatan Jawa dipengaruhi oleh fenomena oseanografi-atmosfer, seperti El Nino Southern Oscilation (ENSO), IOD ( Indian Oscillation Dipole Mode), sistem arus permukaan laut, Arus Lintas Indonesia (Arlindo) dan pola pergerakan angin muson. Menurut Suhana (2018), kondisi perairan Selatan Jawa dipengaruhi oleh beberapa parameter oseanografi diantaranya sistem monsun, Indian Ocean Dipole (IOD), El Nino Southern Oscillation (ENSO), Arus Lintas Indonesia (ARLINDO), Arus Khatulistiwa Selatan (AKS), arus dari pantai barat Pulau Sumatera hingga gelombang kelvin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 485, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil korelasi antara kecepatan angin dengan luasan upwelling intensitas kuat menunjukkan korelasi yang cukup tinggi pada kondisi La Nina dan Normal dengan nilai korelasi sebesar 0,58 dan 0,54. Kecepatan angin tidak terlalu mempengaruhi luasan dari upwelling pada kondisi El Nino dengan nilai korelasi yang sangat rendah sebesar 0,06. Kecepatan angin rata-rata bulanan kondisi El Nino lebih rendah dibandingkan kondisi Normal namun upwelling lebih luas dibandingkan kondisi Normal sehingga pada kondisi El Nino kecepatan angin tidak terlalu mempengaruhi luasan upwelling . Hasil ini diperkuat oleh pernyataan Sukresno et al. (2018), intensitas upwelling dipengaruhi oleh ENSO. Pada saat terjadi El Nino maka upwelling mengalami peningkatan intensitas yang membawa massa air dingin dan nutrien ke permukaan sehingga SPL di selatan Jawa mengalami penurunan (-3℃), sedangkan konsentrasi klorofil-a mengalami peningkatan (1 mg/m 3 ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 484, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebaliknya pada saat terjadi La Nina maka intensitas upwelling mengalami pelemahan yang diikuti oleh peningkatan SPL (2°C) dan penurunan konsentrasi klorofil-a (-0,2 mg/ m³).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 125, "width": 77, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 485, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan kecepatan angin dengan luasan upwelling intensitas kuat di Perairan Selatan Jawa menunjukkan bahwa pada kejadian La Nina tahun 2010 kecepatan angin cukup tinggi mempengaruhi luasan upwelling dengan nilai korelasi sebesar 0,58. Kecepatan angin pada kejadian Normal tahun 2013 juga cukup tinggi mempengaruhi luasan upwelling dengan nilai korelasi sebesar 0,54. Sedangkan pada kejadian El Nino tahun 2015, kecepatan angin tidak terlalu mempengaruhi luasan upwelling dengan nilai korelasi yang sangat rendah sebesar 0,06.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 226, "width": 104, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 239, "width": 484, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atmadipoera, A. S., Jasmine, A. S., Purba, M., dan Kuswardani, A. R. T. D. 2020. Upwelling Characteristics In The Southern Java Waters During Strong La Nina 2010 And Super El Nino 2015. Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis , 12(1): 257-276.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 485, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjarnahor, H. P., Suprayogi, A., dan Bashit, N. 2020. Analisis Pengaruh Fenomena Upwelling Terhadap Jumlah Tangkapan Ikan Dengan Pengamatan Temporal Citra Aqua Modis (Studi Kasus: Selat Bali). Jurnal Geodesi Undip , 9(2): 91-101.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 318, "width": 484, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunarso, Ningsih, N. S., dan Supangat, A. 2005. Karakteristik Upwelling di Sepanjang Perairan Selatan NTT Hingga Barat Sumatera. Jurnal Ilmu Kelautan , 10(1): 17 – 23.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 345, "width": 485, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunarso, Hadi, S., Ningsih, N. S., dan Baskoro, M. S. 2011. Variabilitas Suhu dan Klorofil-a di Daerah Upwelling pada Variasi Kejadian ENSO dan IOD di Perairan Selatan Jawa sampai Timor. Jurnal Ilmu Kelautan, 16(3): 171-180.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 484, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunarso, Hadi, S., Ningsih, N. S., dan Baskoro, M. S. 2012. Variabilitas Luasan Upwelling Intensitas Kuat pada Variasi Kejadian ENSO dan IOD di Perairan Selatan Jawa Hingga Timor. Prosiding Seminar Nasional Kelautan: 102-113.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 427, "width": 485, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunarso, Hadi, S., Ningsih, N. S., dan Baskoro, M. S., Wirasatriya, A., dan Kuswardani, A. R. T. D. 2020. The Classification of Upwelling Indicators Base on Sea Surface Temperature, Chlorophyll-a and Upwelling Index, The Case Study in Southern Java to Timor Waters. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science: 1-12.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 482, "width": 484, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Martono. 2017. Karakteristik Angin Zonal Selama Upwelling Di Perairan Selatan Jawa Pada Kondisi Normal Dan Enso. Jurnal Meteorologi Dan Geofisika , 18(3): 125-132.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 509, "width": 485, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miftahuddin., Pratama, A., dan Setiawan, I. 2021. Aalisis Hubungan Antara Kelembaban Relatif Dengan Beberapa Variabel Iklim Dengan Pendekatan Korelasi Pearson Di Samudera Hindia. Jurnal Siger Matematika, 2(1): 25-33.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 550, "width": 485, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nabilah, F., Prasetyo, Y., dan Sukmono, A. 2017. Analisis Pengaruh Fenomena El Nino dan La Nina Terhadap Curah Hujan Tahun 1998-2016 Menggunakan Indikator ONI (Oceanic Nino Index) (Studi Kasus:Provinsi Jawa Barat). Jurnal Geodesi , 6(4): 402-412. NOAA Climate Prediction Center. 2015. El Nino Southern Oscillation.", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 605, "width": 326, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/precip/CWlink/MJO/enso.shtml", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 485, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwanti, I., Prasetyo, Y. dan Wijaya, A. P. 2017. Analisis Pola Persebaran Klorofil-a, Suhu Permukaan Laut, Dan Arah Angin Untuk Identifikasi Kawasan Upwelling Secara Temporal Tahun 2003-2016 (Studi Kasus : Laut Halmahera). Jurnal Geodesi , 6(4): 506-512.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 659, "width": 484, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suhana M. P. 2018. Karakteristik Sebaran Menegak dan Melintang Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 673, "width": 137, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinamika Maritim , 6(2): 9-11.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 686, "width": 484, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukresno, B., Jatisworo, D., dan Kusuma, D. W. 2018. Analisis Multilayer Variabilitas Upwelling Di Perairan Selatan Jawa. Jurnal Kelautan Nasonal , 1(1): 15-25.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 714, "width": 484, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto D, Gordon A L dan Zheng Q. 2001. Upwelling Along the Coast of Java and Sumatra and its Relation to ENSO. Geophysical Research Letter , 28(8): 1599-1602.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 38, "width": 487, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesian Journal of Oceanography (IJOCE) [February] [2023] Vol 05 No 01 : 07-17 ISSN:2714-8726", "type": "Page header" }, { "left": 67, "top": 756, "width": 159, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ijoce", "type": "Page footer" }, { "left": 403, "top": 756, "width": 122, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima/Received : 23-08-2022 Disetujui/Accepted : 16-02-2023", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 484, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yoga, R. B., Setyono, H., dan Harsono, G. 2014. Dinamika Upwelling Dan Downwelling Berdasarkan Variabilitas Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-A. Jurnal Oseanografi , 3(1): 57–66.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 115, "width": 485, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirasatriya, A., Setiawan, R. Y., dan Subardjo, P. 2017. The Effect of ENSO on the Variability of Chlorophyll- a and Sea Surface Temperature in the Maluku Sea. IEEE J. Sel. Top. Appl. Earth Obs. Remote Sensing, 10(12): 5513–5518.", "type": "Text" } ]
88f9eadd-3c55-80a4-5eb2-c76fa4d4d4fc
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/2835/1292
[ { "left": 72, "top": 46, "width": 274, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan Vol.15, 1 (March, 2023), pp. 15-24 ISSN: 2087-9490 EISSN: 2597-940X, DOI: 10.35445/alishlah.v15i1.2835", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 790, "width": 194, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 433, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 283, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto 1 , Vivi Puspita Sari 2 , Hidayat 3 1 Universitas Pasir Pengaraian, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 199, "width": 306, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Putera Indonesia YPTK, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 211, "width": 291, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Universitas Pasir Pengaraian, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 243, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 243, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 257, "width": 434, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Optimizing; Self-Efficacy; Teacher. The background of this research is the importance of teachers having self-efficacy in carrying out their duties. There are not many writings that specifically discuss this issue. The purpose of this study is to provide an overview of teachers’ self -efficacy by looking at the factors that influence it and the role of the principal in generating their self-efficacy. The research method used is a literature review method. The primary data sources are articles published in national and international journals from 2018 to 2022. The keywords in the article search were teacher “efikasi diri” and “self - efficacy”. The results of the study note that there are two factors that influence teacher self-efficacy, namely internal and external factors. The principal's effort in realizing teacher self-efficacy is the main one by implementing good communication.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 336, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 354, "width": 84, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 2022-09-27 Revised 2022-10-10 Accepted 2022-12-15", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 452, "width": 230, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under the CC BY-NC-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 506, "width": 98, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author:", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 518, "width": 271, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto Universitas Pasir Pengaraian, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 556, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 576, "width": 454, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quality education has become a necessity today. Therefore, it is necessary to improve the quality of education continuously. All determinants of the quality of education must be optimized. One of the factors is the teacher. The low quality of teachers is one of the factors that cause the low quality of education (Hardianto, 2018). Another factor is the lack of infrastructure and the weak quality of the curriculum.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 454, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teachers play an essential role in realizing educational goals. The primary purpose of education for students is to master the subject matter. Learning is said to be effective and optimal if the learning objectives can be achieved (Yunita & Hardianto, 2020). The ability of students to understand the subject matter is inseparable from the teacher's ability to deliver lessons. Therefore, specific skills are needed to become a professional teacher. In the Indonesian education system, teachers must have four competencies, namely pedagogic, professional, personality, and social competencies.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 724, "width": 454, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The four competencies above will be more effective when the teacher has high self-efficacy. Teachers with high self-efficacy tend to be more successful at work (Abusham, 2018; Mahmood, Mohamed, Mustafa, & Noor, 2021). Teacher self-efficacy is the teacher's belief in his ability to achieve", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the desired changes in student success (Göldag, 2020). Teachers who are not confident in their own abilities are unlikely to be able to succeed at work. Teacher self-efficacy is also able to improve student achievement (Anisah, Bowo, & Hidayat, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teachers in carrying out their duties should have high performance (Hardianto, 2019). To achieve high performance, high self-efficacy is needed. Teachers who have high self-efficacy will have high performance as well (Afrina, 2019; Aslamiyah, Lahmuddin, & Effendy, 2020; Pairi, Payangan & Hamid 2022). In addition to influencing teacher performance, self-efficacy also affects work ethic (Rahmawati & Sobri, 2021). Therefore, it is important for every teacher to have high self-efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 454, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teacher self-efficacy is also related to his teaching process (Yılmaz & Turan, 2020) . Teachers who have high self-efficacy will carry out learning better. A positive educational environment will also be created from teachers who have high self-efficacy (Koç, 2021). The higher the teacher's self-efficacy, the lower their level of fatigue (Syafrani, 2021). The teacher's self-efficacy makes it easier for them to manage the class and form student engagement (Eğinli & Solhi, 2021; Mulyani, Nasution & Prawiti, 2020). Based on the opinion above, it is known that high self-efficacy is necessary for teachers.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The new normal causes changes in all sectors of life, including education. Therefore, it is necessary to adapt the teacher in dealing with this new situation. The adaptability of teachers is important for schools to progress (Lacks & Watson, 2018). A simple example is the application of online learning. Teachers need self-efficacy in implementing online learning. Teachers who have taught online in the past have higher self-efficacy than teachers who have never implemented online learning (Szabo, Korodi, Szel, & Jagodics, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 344, "width": 454, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because teacher self-efficacy is so important, having a special reference that talks about it are important. There isn't much written about teacher self-efficacy at the moment. People talk more about self-efficacy in the business world or at a company. Because of this, the authors want to share ideas about teacher self-efficacy. This paper will give an overview of how important teacher self-efficacy is, what is being done to improve it, and what role school principals play in making teachers feel like they can do their jobs well. This research is helpful for teachers because it can help them feel better about themselves. This research is also helpful for principals because it shows them what can make teachers feel like they can do their jobs well.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 80, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 483, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses a library research method. Literature research is a series of activities related to library data collection, namely reading, recording and processing library materials from various sources (Khatibah, 2011) and (Zed, 2008). This research was conducted by collecting research articles that have been published in national and international journals using the keywords “efikasi diri guru” and self-efficacy. Articles collected are limited by the year of publication, which is from 2018 to 2022. Article searches are carried out using Google Scholar and Eric.go.id search engines.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 454, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data analysis was carried out with descriptive-critical methods, namely emphasizing the strength and analysis of data sources by relying on theories and concepts interpreted based on writings that lead to discussions (Bashori, Komariah, Nurlailisna, Habibi, & Istikomah, 2022). From the search results, 78 research articles were collected, consisting of 52 articles in international journals and 27 articles in national journals. All articles are grouped based on research objectives and analyzed to obtain conclusions.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 172, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 210, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 The Urgency of Self-Efficacy for A Teacher", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 702, "width": 454, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-efficacy is individuals' readiness and motivational, voluntary and social capacity to use solutions successfully and responsibly in various situations with the abilities and cognitive skills that individuals have learned to solve problems (Yılmaz & Turan, 2020) . Self-efficacy is a person's confidence in his ability to successfully carry out a job (Bandura, 1997). In relation to the teaching profession, teacher self-efficacy can be defined as the belief and confidence in a teacher, and his", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "expectations for student learning as a result of the teachings given (Özdemir, Şahin, & Öztürk, 2020) . From what has been said, it is clear that a teacher needs to have a lot of self-efficacy. Teachers who think they can do their jobs well will be able to teach better.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 454, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-efficacy is formed from information provided by four main sources, namely: (1) experiences of success and failure; (2) self-comparison with others; (3) verbal persuasion; and (4) physiological and affective conditions (Bandura, 1994). Teachers who are experienced in successfully carrying out activities will have high self-efficacy compared to teachers who have experienced failure. Teachers who see their friends succeed in carrying out a job also tend to have higher self-efficacy than teachers who see their friends fail. Teachers who are given verbal persuasion have higher self-efficacy than teachers who are not given verbal persuasion. Teachers with excellent physical and affective conditions also have better self-efficacy than teachers with less prime physical and affective conditions.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 454, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-efficacy can be measured based on three dimensions: the level of difficulty, generality and level of strength (Bandura, 1997). The dimension of difficulty level means the teacher's belief in his ability to overcome difficulties at different levels. There are teachers who are able to overcome high- level difficulties. There are also teachers who give up on facing ordinary difficulties. The generality dimension means the belief in the teacher in dealing with several varied situations. There are teachers whose self-efficacy is not limited to specific situations. The strength dimension means the teacher's confidence in his abilities. There are teachers who have a very high level of confidence in their abilities, there are also teachers who are less confident in their abilities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 454, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teacher self-efficacy is an important factor in learning because of the teacher's belief in his ability to organize and carry out the actions needed to achieve success in certain teaching tasks (Tschannen- Moran, M., & Hoy, 2001). Self-efficacy can review the extent to which individuals believe they can achieve their goals even if they have failed to do so in the past (Griffin & Moorhead, 2014). Teachers who have self-efficacy tend to be able to develop their professional abilities (Dupuis, Savick, & Fenster, 2020). The teacher's self-efficacy is able to improve his critical thinking skills (Aydin Gürler, 2021). Teachers who have self-efficacy also have better innovation abilities (Sunardi, Sunaryo, & Laihad, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 454, "height": 118, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teachers' self-efficacy influences their attitudes (Tezera & Bekele, 2021). Teachers' efficacy will increase job satisfaction (Demir, 2020; Göldag, 2020; Szabo et al., 2021; Tanjung, Arifudin, Sofyan, & Hendar, 2020; Turker & Kahraman, 2021). Teacher efficacy will increase commitment (Demir, 2020). Teacher efficacy can also increase motivation (Demir, 2020; Pairi et al., 2022). Meanwhile, other findings were put forward by Laily and Dewi, who stated that motivation affects teacher self-efficacy (Nurmalia & Setiyaningsih, 2020). Teacher self-efficacy affects work engagement (Demir, 2020; Mulyani et al., 2020; Nugroho & Savira, 2019; Tanurezal & Tumanggor, 2020). Teachers with high self-efficacy tend to have high OCB (Alshaikh & Bond, 2020). The opinion above shows the importance of self-efficacy for teachers. Without high self-efficacy, teachers cannot be able to realize educational goals.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 454, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teachers with high self-efficacy will be able to apply appropriate and varied learning strategies (Çakır, 2020) . A different opinion was expressed by Can & Dologlu, who stated that mastering teaching strategies from teachers would increase teacher self-efficacy (Can & Daloglu, 2021). The two opinions above show that the ability to master learning strategies and self-efficacy are two variables that mutually influence each other. The teacher's self-efficacy affects his teaching style (Sa’pang & Purbojo, 2020). Self-efficacy affects work effectiveness (Sartana, Entang, Patras, & Harijanto, 2020; Wati, Hidayat, & Muharam, 2022) and teaching creativity (Sudrajat, Setiyaningsih, & Sarimanah, 2020). Teachers who have high self-efficacy will be able to carry out learning better than teachers who have low self-efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 196, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Efforts to Improve Teacher Self-Efficacy", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 454, "height": 64, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seeing the importance of the role of self-efficacy in realizing educational goals, of course, it is important to make efforts to increase teacher self-efficacy. Teacher self-efficacy is influenced by two factors, namely internal and external factors (see figure 1) (Dos Santos, 2020). Internal factors are factors that come from within the teacher, while external factors are factors that come from outside the teacher. Both of these factors must be strived to always be improved.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal factors include teaching experience. Teaching experience is a determining factor for teacher self-efficacy (Akdogan, 2021; Can & Daloglu, 2021; Choi & Lee, 2020; Eğinli & Solhi, 2021 ; Infurna, Riter, & Schultz, 2018; Torabzadeh & Hashamdar, 2022; Tseeke, 2021). The more experienced a teacher is, the higher his self-efficacy. The efficacy of senior teachers is higher than that of junior teachers (Kamil, Jamin, Yusuf, & Harahap, 2021). Experienced teachers basically have experienced a lot of understanding of various teaching situations. With the experience of various kinds of problems in the classroom will be more able to be overcome them. With experience, teachers have higher self- confidence in carrying out their work.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 182, "width": 454, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another internal factor is reflective thinking. Reflective thinking affects teacher self-efficacy (Saracoglu, 2022). Reflective thinking is a person's mental activity to identify problems and solve problems using knowledge and experience related to the problems at hand (Sari, Noer, & Asmiati, 2020). The teacher's ability to think highly reflectively makes him have high self-efficacy. Teachers need to continuously improve their reflective thinking skills.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 454, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another internal factor is the attitude towards the profession. Attitudes towards the profession affect teacher self-efficacy (Alemayehu & Genene, 2019). Attitude towards the profession is the attitude of a teacher related to the benefits of the task, task execution, feeling happy about work, satisfied with work, hard work, and the desire to achieve success in his profession as a teacher (Por otu’o, Kairupan, & Wahongan, 2021). When teachers have a positive attitude towards their profession, their self-efficacy will increase. Conversely, when the teacher has a negative attitude towards his profession, his self- efficacy becomes low. Negative attitudes towards the profession, such as not being sincere in work and not being enthusiastic about work, will cause a decrease in work enthusiasm and low self-efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 454, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another internal factor is emotional intelligence. Emotional intelligence affects the self-efficacy of teachers (Debes, 2021; Wigati, 2018). Emotional intelligence is the individual's potential to master self- awareness, self-regulation, empathy, and social skills to realize success in work (Satriyono & Vitasmoro, 2018). Teachers who have emotional intelligence are of course able to control themselves better, so they have high self-efficacy. To improve self-efficacy, it is necessary to increase the emotional intelligence of the teacher.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 454, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The next internal factor is job satisfaction. Job satisfaction affects teacher self-efficacy (Infurna et al., 2018). Job satisfaction is an attitude that individuals have about their jobs. It results from their perceptions of their jobs based on factors of the work environment, such as the supervisor's style, policies, and procedures, workgroup affiliation, working conditions, and fringe benefits (Gibson, Ivancevich, Donnelly, & Konopaske, 2012). Teachers who are satisfied with their work will be more enthusiastic in their work and can improve their performance (Hardianto, 2018). To improve the self- efficacy of teachers, it is necessary to increase their job satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 454, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research findings show that the external factors that trigger teacher self-efficacy are the work climate and training programs. Work climate affects teacher self-efficacy (Reaves & Cozzens, 2018; Hesbol, 2019; Alemayehu & Genene, 2019; Lacks & Watson, 2018). The work climate in a school is a situation or atmosphere that arises because of the relationship between the principal and the teacher, the teacher and the teacher, the teacher and the student or the relationship between the student and the student which is the hallmark of the school that influences the teaching and learning process at school (Hadiyanto, 2004). When the work atmosphere is felt comfortable by the teacher, of course, it will cause the teacher's self-confidence to be able to carry out the work better.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another external factor that affects teacher self-efficacy is the training program. There are differences in the self-efficacy of teachers who receive the training program and those who do not (Colson, Xiang, & Smothers, 2021). The higher the quality of the training program provided, the higher the teacher's self-efficacy. The quality of the initial training program affects teacher self-efficacy (Alemayehu & Genene, 2019; Bozkur & Kaya, 2021; Dalimunthe, Dewi, & Faadhil, 2020; Nilasari, 2020; Weissblueth & Linder, 2020). In the education system in Indonesia, universities that produce prospective teachers have a program to provide field practice to schools. This debriefing program is deliberately given so that prospective teacher students are familiar with the school environment.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 453, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The training program is not only given to prospective teacher students. New teachers also need to be briefed or orientated so that they know the school rules. In addition to new teachers, training is also important for senior teachers. At least every year teachers are given one briefing/training. Advances in information technology that are increasingly fast make training for teachers must also be improved in quality and quantity.", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 408, "width": 205, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Efforts to Improve Teacher Self-Efficacy", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 265, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 The Principal’s Role in Improving Teacher Self -Efficacy", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 454, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The principal is a very important figure in the progress of education (Hardianto, Aida, & Sari, 2022). Principal leadership influences teacher self-efficacy (Özdemir et al., 2020; Flores, Fowler, & Posthuma, 2020; McBrayer, Akins, Blume, Cleveland, & Pannell, 2020; Karim, Rosminingsih, & ., 2020). Principals who give trust to teachers will make teachers more confident in carrying out their duties. The leadership applied by the principal is able to predict teacher self-efficacy (Akman, 2021). The role of the principal is important in generating teacher self-efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 454, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As explained in the previous section, teacher self-efficacy is important so that educational goals are achieved optimally. To realize teacher self-efficacy, the role of the principal as a trigger for teacher self-efficacy is important. The principal is very important to strengthen the self-efficacy of teachers (Demir, 2020). Principals who believe in teachers will lead to teacher self-efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 454, "height": 77, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In improving teacher self-efficacy, the principal's active involvement is needed. Every teacher activity needs to be considered by the principal, including making teaching preparations, carrying out classroom management and evaluating learning. Principals who actively monitor teachers' teaching behaviour will increase their self-efficacy (Reaves & Cozzens, 2018). The main thing that must be done by the principal to create teacher self-efficacy is to communicate well. The development of teacher self- efficacy by the principal can be done through communication (Özdemir et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 98, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 454, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-efficacy is important for teachers to be successful at work. Teachers with high self-efficacy will lead to a positive attitude at work. Teacher self-efficacy is influenced by internal and external factors. Internal factors that influence teacher self-efficacy are experience, reflective thinking, attitude towards the profession, emotional intelligence and job satisfaction. Meanwhile, external factors are the work", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 171, "width": 179, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Efforts to Improve Teacher Self-Efficacy", "type": "Caption" }, { "left": 101, "top": 210, "width": 379, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal External Reflective Thinking Attitude towards profession Emotional Intelligence Teaching Experience Job Satisfaction Training Programs Work Climate", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "climate and training programs. Principals can trigger teacher self-efficacy by paying attention to each teacher's activities and establishing good communication.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The implications of this research are expected to provide teachers with an understanding of the importance of having high self-efficacy. Teachers are expected to increase their emotional intelligence and reflective thinking so that their self-efficacy increases. Principals are also expected to be able to establish effective communication with teachers. The education office or government is also expected to provide training for both prospective teachers and teachers who have taught. The limitation of this research is that the research was conducted only by reviewing the results of previous studies without going directly into the field. Based on the results of the study, it is recommended that further researchers study more about teacher self-efficacy. Research the most suitable training model to improve teacher self-efficacy and examine the internal factors that influence teacher self-efficacy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgements: Thank you to all parties, especially Mr Ryan Prayogi Head of the Social Sciences Education Study Program at Universitas Pasir Pengaraian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 292, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conflicts of Interest: “The authors declare no conflict of interest.”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 302, "width": 68, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abusham, J. (2018). Do Something That Scares You Each Day: The Role of Self-Efficacy in Preparing School Leaders. Educational Leadership and Administration: Teaching and Program Development , 29 (1), 64 – 75.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afrina, D. (2019). Hubungan Kepemimpinan Instruksional Kepala Sekolah dan Efikasi Diri dengan Kinerja Mengajar Guru. Manajer Pendidikan Jurnal Ilmiah Manajemen Pendidikan Program Pascasarjana , 13 (2), 146 – 157.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akdogan, A. (2021). The Predictive Power of Emotional Intelligence on Self-Efficacy: A Case of Primary School Teachers. International Journal of Curriculum and Instruction , 13 (2), 1742 – 1755.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 454, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akman, Y. (2021). The Relationships among Teacher Leadership, Teacher Self-Efficacy and Teacher", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 443, "width": 430, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Performance. Kuramsal Eğitimbilim , 14 (4), 720 – 744. Retrieved from https://files.eric.ed.gov/fulltext/EJ1259672.pdf", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 470, "width": 454, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alemayehu, M. H., & Genene, A. (2019). Teacher Self-efficacy and Its Antecedents among Post Graduate Diploma in Teaching Trainees of Dilla University: Implications for Ethiopian Secondary School Teacher Education. Journal of Education, Society and Behavioural Science , 11 (2), 1 – 18. https://doi.org/10.9734/jesbs/2019/v31i430157", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alshaikh, A. M., & Bond, J. B. (2020). The Relationship between Principal Self-Efficacy and Organizational Citizenship Behavior of Teachers. International Dialogues on Education Journal , 6 (1),", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 551, "width": 187, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35 – 52. https://doi.org/10.53308/ide.v6i1.48", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 454, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisah, Bowo, F. A., & Hidayat, E. W. (2022). Peranan Efikasi Diri Guru Dalam Prestasi Belajar Siswa . 15 (April).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 591, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aslamiyah, S., Lahmuddin, & Effendy, S. (2020). Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru Sekolah Taman Kanak Kanak di Kecamatan Medan Area. Tabularasa: Jurnal Ilmiah Magister Psikologi , 2 (2), 143 – 152.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 632, "width": 454, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aydin Gürler, S. (2021). State of Prediction of The Critical Thinking Dispositions of Primary School Teacher Candidates Through Their Self-Efficacy for STEM Practices. Participatory Educational Research , 9 (3), 61 – 81. https://doi.org/10.17275/per.22.54.9.3 Bandura, A. (1994). Self-Efficacy In V. S. Ramachaudran (Ed.). In Encyclopedia of Human Behavior (pp.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 686, "width": 393, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "71 – 81). New York: Academic Press. Bandura, A. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: Freeman & Company.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 454, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bashori, B., Komariah, N., Nurlailisna, N., Habibi, S., & Istikomah, I. (2022). Conflict Management of Islamic Education Institutions in Indonesia: A Literature Review. Jurnal Pendidikan Progresif , 12 (2), 487 – 499. https://doi.org/10.23960/jpp.v12.i2.202208 Bozkur, B., & Kaya, A. (2021). Adaptation of The Consultation Self-Efficacy Scale into Turkish and", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 74, "width": 430, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investigation of The Consultation Self-Efficacy of School Counselors. Pegem Egitim ve Ogretim Dergisi , 11 (1), 49 – 96. https://doi.org/10.14527/PEGEGOG.2021.002", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Çakır, N. K. (2020). The Relation Between Self-Efficacy Beliefs Towards Science Teaching and Learning Strategies of Primary School Teacher Candidates. International Journal of Research in Education and Science , 6 (2), 347 – 360.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 142, "width": 454, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Can, S., & Daloglu, A. (2021). University Prep School Instructors’ Self -Efficacy Perceptions. Journal of Language and Linguistic Studies , 17 (1), 493 – 516. https://doi.org/10.17263/jlls.903485", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 454, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Choi, S., & Lee, S. W. (2020). Enhancing Teacher Self-Efficacy in Multicultural Classrooms and School Climate: The Role of Professional Development in Multicultural Education in the United States and South Korea. AERA Open , 6 (4), 233285842097357. https://doi.org/10.1177/2332858420973574 Colson, T., Xiang, Y., & Smothers, M. (2021). How Professional Development in Co-Teaching Impacts Self-Efficacy Among Rural High School Teachers. Rural Educator , 42 (1), 20 – 31. https://doi.org/10.35608/ruraled.v42i1.897", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 453, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalimunthe, H. A., Dewi, S. S., & Faadhil, F. (2020). Pelatihan Universal Design for Learning untuk Meningkatkan Efikasi Diri Guru Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu dalam Mengajar. Jurnal Diversita , 6 (1), 133 – 142. https://doi.org/10.31289/diversita.v6i1.3784", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 453, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debes, G. (2021). The Predictive Power of Emotional Intelligence on Self Efficacy: A Case of School Principals. International Online Journal of Education and Teaching (IOJET), 8 (1), 148 – 167.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demir, S. (2020). The Role of Self-Efficacy in Job Satisfaction, Organizational Commitment, Motivation and Job Involvement. Eurasian Journal of Educational Research , 2020 (85), 205 – 224. https://doi.org/10.14689/ejer.2020.85.10", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dos Santos, L. M. (2020). Self-Efficacy and Career Decision of Pre-Service Secondary School Teachers: A Phenomenological Analysis. International Journal of Instruction , 14 (1), 521 – 536. https://doi.org/10.29333/IJI.2021.14131A", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 454, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dupuis, J., Savick, S., & Fenster, M. (2020). Relationship Between Self-Efficacy Measured by the TSES Scale and Teacher Participation in PDS Activity. Professional Educator , 43 (1), 47 – 58.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eğinli, İ., & Solhi, M. (2021). The Impact of Practicum on Pre -Serv ice EFL Teachers’ Self -Efficacy Beliefs: First Step into Professionalism. Shanlax International Journal of Education , 9 (4), 223 – 235. https://doi.org/10.34293/education.v9i4.4135", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Flores, G., Fowler, D., & Posthuma, R. (2020). Educational Leadership, Leader-Member Exchange and Teacher Self-Efficacy. Journal of Global Education and Research , 4 (2), 140 – 153. https://doi.org/10.5038/2577-509x.4.2.1040", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 453, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gibson, J. L., Ivancevich, J. M., Donnelly, J. H., & Konopaske, R. (2012). Organizations: Behavior, Structure and Processes . New York: McGraw Hill.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Göldag, B. (2020). Investigation of Relationship Between High School Teachers’ Self -Efficacy Perceptions and Job Satisfaction. Cypriot Journal of Educational Sciences , 15 (6), 1464 – 1479. https://doi.org/10.18844/CJES.V15I6.5285", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 453, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Griffin, R. W., & Moorhead, G. (2014). Organizational Behavior: Managing People and Organizations.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 587, "width": 333, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In - . South Western: Cengage Learning. https://doi.org/10.1007/BF02121459", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hadiyanto. (2004). Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Asdi Mahasatya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 627, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto. (2018). Optimalisasi Kepuasan Kerja Guru. Kelola: Jurnal Manajemen Pendidikan , 5 (2). https://doi.org/10.24246/j.jk.2018.v5.i2.p190-195", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto. (2019). Meningkatkan perilaku kewargaan organisasi bagi guru dan tenaga kependidikan.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 668, "width": 92, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Idaarah , III (1), 45 – 53.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, H., Aida, W., & Sari, V. P. (2022). Factors Affecting and Affected by Principal Leadership Effectiveness: A Systematic Literature Review. Jurnal Pendidikan Progresif , 12 (3), 1008 – 1020. https://doi.org/10.23960/jpp.v12.i3.202202", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hesbol, K. (2019). Principal Self-Efficacy and Learning Organizations: Influencing School Improvement. International Journal of Educational Leadership Preparation , 14 (1), 33 – 51.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 749, "width": 454, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Infurna, C. J., Riter, D., & Schultz, S. (2018). Factors That Determine Preschool Teacher Self-Efficacy in", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 74, "width": 430, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "An Urban School District. International Electronic Journal of Elementary Education , 11 (1), 1 – 7. https://doi.org/10.26822/IEJEE.2018143929", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 101, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamil, D., Jamin, A., Yusuf, M., & Harahap, S. B. (2021). Efikasi Diri Guru SLTP Dalam Mengintegrasikan Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Karakter , 12 (2). https://doi.org/10.21831/jpka.v12i2.42310", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 142, "width": 454, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karim, M. A., Rosminingsih, E., & . S. (2020). Pengaruh Dimensi Kepemimpinan Instruksional Kepala", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 155, "width": 430, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Terhadap Efikasi Diri Guru. Inspiratif Pendidikan , 9 (2), 18.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 260, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.24252/ip.v9i2.14883 Khatibah. (2011). Penelitian Kepustakaan. Iqra , 5 (1), 36 – 39.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 196, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Koç, A. (2021). The Impact of Self-Efficacy Perceptions of Imam Hatip Secondary School Teachers on Students and Educational Environment. International Journal of Curriculum and Instruction , 13 (1), 169 – 182.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lacks, P., & Watson, S. B. (2018). The Relationship Between School Climate and Teacher Self-Efficacy in A Rural Virginia School System. School Leadership Review , 13 (1), 48 – 58.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 263, "width": 454, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mahmood, S., Mohamed, O., Mustafa, S. M. S., & Noor, Z. M. (2021). The Influence of Demographic Factors on Teacher-Written Feedback Self-Efficacy in Malaysian Secondary School Teachers. Journal of Language and Linguistic Studies , 17 (4), 2111 – 2122. https://doi.org/10.52462/jlls.152 McBrayer, J. S., Akins, C., Blume, A. G. de, Cleveland, R., & Pannell, S. (2020). Instructional Leadership", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 317, "width": 344, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Practices and School Leaders’ Self -Efficacy. School Leadership Review , 15 (1), 13.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 453, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mulyani, S., Nasution, E. S., & Pratiwi, I. W. (2020). Hubungan Efikasi Diri dan Keterikatan Kerja Guru Taman Kanak-Kanak. Jurnal Psikologi Pendidikan Dan Pengembangan SDM , 9 (1), 74 – 89.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilasari, K. E. (2020). Efektivitas Pelatihan Model-Model Pembelajaran Terhadap Efikasi Diri dan Kompetensi Pedagogik Guru. 1(1), 9 – 18.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nugroho, A. S., & Savira, S. I. (2019). Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Work Engagement Pada Guru yang Memiliki Sertifikasi di SMPN Kecamatan Nganjuk. Character: Jurnal Penelitian Psikologi , 06 (2), 1 – 4.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 454, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalia, L., & Setiyaningsih, D. (2020). Pengaruh Kompetensi Pedagogik & Motivasi Terhadap Efikasi Diri Guru SDN Gugus VI Palmerah Jakarta Barat. Holistika Jurnal Ilmiah PGSD , 4 (1), 45 – 52. Özdemir, G., Şahin, S., & Öztürk, N. (2020). Teachers’ Self -Efficacy Perceptions in Terms of School Principal’s Instructional Leadership Behaviours. International Journal of Progressive Education ,", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 479, "width": 230, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 (1), 25 – 40. https://doi.org/10.29329/ijpe.2020.228.3", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pairi, M., Payangan, O. R. & Hamid, N. (2022). Pengaruh Kompetensi Sosial Guru dan Efikasi Diri Siswa terhadap Kinerja Guru dengan Motivasi Belajar sebagai Variabel Intervening di UPT SMK Negeri 2 Gowa. 5(2).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 533, "width": 454, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Porotu’o, A. C., Kairupan, B. H. R., & Wahongan, G. J. P. (2021). Pengaruh Motivasi Kerj a dan Sikap Profesi Terhadap Kinerja Perawat di Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Umum GMIM Pancaran Kasih Manado Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening. JMBI UNSRAT (Jurnal Ilmiah Manajemen Bisnis Dan Inovasi Universitas Sam Ratulangi). , 8 (1), 567 – 580. https://doi.org/10.35794/jmbi.v8i2.32936", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 453, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmawati, D. R., & Sobri, A. Y. (2021). Pengaruh Budaya Organisasi Sekolah dan Efikasi Diri Guru terhadap Etos Kerja Guru. Jurnal Pembelajaran, Bimbingan, Dan Pengelolaan Pendidikan , 1 (6), 476 – 484. https://doi.org/10.17977/um065v1i62021p476-484", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reaves, S. J., & Cozzens, J. A. (2018). Teacher Perceptions of Climate, Motivation, and Self-Efficacy: Is There Really a Connection. Journal of Education and Training Studies , 6 (12), 48. https://doi.org/10.11114/jets.v6i12.3566", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sa’pang, A. W., & Purbojo, R . (2020). Efikasi Diri Guru, Pemahaman Tentang Karakter Siswa, dan Pemahaman Tentang Keterampilan Abad ke-21 Sebagai Prediktor Gaya Mengajar Tipe Fasilitator. Jurnal Psikologi Ulayat , 7 (2), 192 – 211. https://doi.org/10.24854/jpu108", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 722, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saracoglu, M. (2022). Reflective Thinking and Inquiry Skills As Predictors of Self- Efficacy in Teaching Mathematics. 80(1), 213 – 231.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 749, "width": 453, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, A. D., Noer, S. H., & Asmiati. (2020). Pengembangan Model Creative Problem Solving (CPS) untuk", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 74, "width": 376, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meningkatkan Kemampuan Berpikir reflektif Siswa. Jurnal Cendekia , 4 (2), 1115 – 1128.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sartana, F., Entang, M., Patras, Y. E., & Harijanto, S. (2020). Peningkatan Kreativitas Kerja Guru dengan Memperbaiki Budaya Organisasi dan Efikasi Diri. Jurnal Manajemen Pendidikan , 8 (1), 41 – 45. https://doi.org/10.33751/jmp.v8i1.1964 Satriyono, G., & Vitasmoro, P. (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kinerja Guru di SMP", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 142, "width": 430, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri 4 Kediri. Ekonika : Jurnal Ekonomi Universitas Kadiri , 3 (1), 31. https://doi.org/10.30737/ekonika.v3i1.104", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 169, "width": 454, "height": 90, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudrajat, A., Setiyaningsih, S., & Sarimanah, E. (2020). Peningkatan Kreativitas Guru Melalui Pengembangan Servant Leadership dan Efikasi Diri Guru Tetap Yayasan. Jurnal Manajemen Pendidikan , 8 (2), 70 – 73. https://doi.org/10.33751/jmp.v8i2.2756 Sunardi, S., Sunaryo, W., & Laihad, G. H. (2019). Peningkatan Keinovatifan Melalui Pengembangan Kepemimpinan Transformasional dan Efikasi Diri. Jurnal Manajemen Pendidikan , 7 (1), 740 – 747. https://doi.org/10.33751/jmp.v7i1.959 Syafrani, L. (2021). Iklim Sekolah, Efikasi Diri Dimoderisasi oleh Emosi terhadap Kelelahan Guru.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 263, "width": 231, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan , 3 (4), Hal. 1683-1689.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 276, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Szabo, E., Korodi, K., Szel, E., & Jagodics, B. (2021). Facing the Inevitable: The Effects of Coronavirus Disease Pandemic and Online Teaching on Teachers’ Self -Efficacy, Workload and Job Satisfaction. European Journal of Educational Research , 11 (1), 151 – 162.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanjung, R., Arifudin, O., Sofyan, Y., & Hendar. (2020). Pengaruh Penilaian Diri dan Efikasi Diri Terhadap Kepuasan Kerja Serta Implikasinya Terhadap Kinerja Guru. Jurnal Ilmiah Manajemen, Ekonomi Dan Akuntansi , 4 (1), 380 – 391.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanurezal, N., & Tumanggor, R. O. (2020). Hubungan Efikasi Diri Dengan Keterikatan Kerja Pada Guru Kelas di Sekolah Inklusi di Jakarta. Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni , 4 (2), 393. https://doi.org/10.24912/jmishumsen.v4i2.8635.2020", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 398, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tezera, D., & Bekele, G. (2021). Effect of Teachers’ Self -Efficacy on their Attitude towards the Implementation of Multicultural Education literacy in Harari Government Secondary Schools. International", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 425, "width": 33, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal", "type": "Table" }, { "left": 224, "top": 425, "width": 73, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of Education", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 425, "width": 209, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and Literacy Studies , 9 (1), 172.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 438, "width": 194, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.7575/aiac.ijels.v.9n.1p.172", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 453, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Torabzadeh, S., & Hashamdar, M. (2022). Exploring Differences in Novice and Experienced Teachers’", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 465, "width": 293, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Self-efficacy: A Mixed Methods Study. Mextesol Journal , 46 (1), 1 – 6.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 453, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tschannen-Moran, M., & Hoy, A. W. (2001). Teacher Efficacy: Capturing an Elusive Construct. Teaching and Teacher Education , 17 (7), 783 – 805.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tseeke, M. (2021). Teachers’ Perceived Self -Efficacy in Responding to The Needs of Learners With Visual Impairment in Lesotho. South African Journal of Education , 41 (2), 1 – 12. https://doi.org/10.15700/saje.v41ns2a1920", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 546, "width": 454, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Turker, Y., & Kahraman, U. (2021). School Climate and Self-Efficacy as Predictor of Job Satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 560, "width": 67, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14(4), 548 – 569.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wati, R., Hidayat, N., & Muharam, H. (2022). Peningkatan Efektivitas Sekolah Melalui Pengembangan Efikasi Diri Guru dan Iklim Sekolah. Jurnal Manajemen Pendidikan , 10 (1), 016 – 023. https://doi.org/10.33751/jmp.v10i1.5060", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 614, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weissblueth, E., & Linder, I. (2020). The Effects of Simulations in a Simulation Center on Principals’ Training and Professional Self-Efficacy. International Journal of Education Policy and Leadership , 16 (14). https://doi.org/10.22230/ijepl.2020v16n14a965", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 654, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wigati, T. W. (2018). Hubungan Kecerdasan Emosional dan Kompetensi Profesional dengan Efikasi Diri Guru SMP di Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM METRO , Vol. 3. No (1), 99 – 109.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yılmaz, D., & Turan, H. (2020). Self -Efficacy Beliefs of Pre-Service Teachers in Teaching First Reading and Writing and Mathematics. Participatory Educational Research , 7 (1), 257 – 270. https://doi.org/10.17275/per.20.15.7.1", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 735, "width": 454, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yunita, E., & Hardianto. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VII Smp N 3 Tambusai. Jurnal Pendidikan IPS , 01 (01), 54 – 65.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 357, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.30606/bjpi.v01i01.xxx Zed, M. (2008). Metodologi Penelitian Kepustakaan . Jakarta: Yayasan Obor, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 198, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan,Vol. 15, 1 (Marchl 2023): 15-24", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 45, "width": 29, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 of 24", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 798, "width": 397, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hardianto, Vivi Puspita Sari, Hidayat / Optimizing Teacher Self-Efficacy in Facing the New Normal: A Literature Review", "type": "Page footer" }, { "left": 220, "top": 74, "width": 158, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This page is intentionally left blank", "type": "Section header" } ]
119fcff8-9148-75d4-418f-dac5b071ee45
https://jurnal.usahid.ac.id/index.php/pariwisata/article/download/2059/968
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 88, "width": 408, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERAN SEKTOR PARWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI ASEAN 4 ( THAILAND, SINGAPORE, MALAYSIA, DAN INDONESIA )", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 149, "width": 409, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdillah Rafi Athallah 1 , Muhammad Sri Wahyudi Suliswanto 2 , Novi Primita Sari 3", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 165, "width": 317, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Prodi Ekonomi Pembangunan, Universitas Muhammadiyah Malang Jl. Raya Tlogomas No. 246, Malang, Jawa Timur Email Korespondensi : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 232, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 428, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sektor pariwisata adalah sektor yang memberikan kontribusi signifikan pada PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara, yang dapat menciptakan lapangan kerja, dan memberikan dampak positif pada sektor ekonomi lainnya. Sektor ini juga memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan perekonomian suatu negara, dapat dilihat melalui peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran pariwisata , dan sektor ekspor pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sektor pariwisata berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di 4 Negara ASEAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan menggunakan teknik olah data panel. Dan memperoleh hasil bahwa satu variabel ada yang berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Tetapi, dapat disimpulkan bahwa Pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata dalam bentuk pengeluaran wisatawan, jumlah kedatangan wisatawan, sektor ekspor pariwisata, serta sektor pendukung lainnya, memberikan stimulus yang kuat bagi pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, Sektor wisata juga memiliki efek multiplikator yang kuat terhadap perekonomian. Hal ini dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih luas dan meningkatkan kontribusi sektor wisata terhadap PDB suatu negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 428, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Pariwisata; Produk Domestik Bruto (PDB); Jumlah Kunjungan Wisatawan; Pengeluaran Pariwisata; Sektor Ekspor Pariwisata.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 516, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 428, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The tourism sector is a sector that makes a significant contribution to a country's GDP (Gross Domestic Product), which can create jobs, and have a positive impact on other economic sectors. This sector also has great potential to improve a country's economy, which can be seen through increasing the number of tourist visits, tourism expenditure and the tourism export sector. This research aims to find out whether the tourism sector has an influence on economic growth in 4 ASEAN countries. The method used in this research is a quantitative method and uses panel data processing techniques. And obtained the results that there is one variable that has a negative and insignificant effect on economic growth. However, it can be concluded that the income generated by tourism in the form of tourist expenditure, number of tourist arrivals, the tourism export sector, and other supporting sectors, provides a strong stimulus for economic growth. Not only that, the tourism sector also has a strong multiplier effect on the economy. This can encourage broader economic growth and increase the tourism sector's contribution to GDP.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 428, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Tourism; Gross Domestic Product (GDP); Number of Tourist Visits; Tourism Expenditure; Tourism Export Sector", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 428, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sektor pariwisata merupakan sektor yang cukup penting bagi banyak negara di dunia (Wijaya et al., 2023). Sektor ini memberikan kontribusi yang signifikan pada PDB (Produk Domestik Bruto) suatu negara, menciptakan lapangan kerja, dan memberikan dampak positif pada sektor ekonomi lainnya (Prayitno et al., 2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 169, "width": 428, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pariwisata juga merupakan salah satu sektor ekonomi yang berkembang pesat di seluruh dunia. Secara global, data United Nation World Tourism Organisation (UNWTO) menunjukkan kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia meningkat 6% pada tahun 2018 menjadi 1,4 miliar, peningkatan tersebut disumbang oleh timur tengah yang mengalami peningkatan sebesar 10% dan afrika sebesar 7%, sementara jumlah kedatangan ke asia pasifik dan eropa mengalami peningkatan sebesar 6% sejalan dengan rata-rata Negara di dunia. Berdasarkan tren saat ini, prospek ekonomi indeks keyakinan UNWOTO memperkirakan pertumbuhan besar 3% hngga 4% dalam kedatangan wisatawan internasional di seluruh dunia tahun 2019 ( UNWTO , 2018) Menurut TTCI tahun 2019 Indonesia adalah negara ke 4 dengan destinasi pariwisata terbanyak di ASEAN. Nomor 1 adalah singapura dengan peringkat 17 di dunia, Kedua adalah Malaysia dengan urutan 26 di dunia, kemudian Thailand di posisi ke-3 dengan peringkat 31 di dunia dan nomor 4 adalah Indonesia dengan peringkat 40 dari 140 negara. Yang dapat diartikan bahwa negara-negara ASEAN telah menjadi pusat pariwisata asing. (Wardhana et al., 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 428, "height": 259, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keempat negara di kawasan ASEAN yakni Thailand, Singapore, Malaysia, dan Indonesia memiliki wisata unggulan yang berbeda-beda. Thailand adalah negara dengan sejarah yang kaya dan beragam situs bersejarah serta atraksi untuk dijelajahi wisatawan. Wisata sejarah di Thailand memungkinkan pengunjung untuk mempelajari masa lalu negara tersebut dan merasakan warisan budayanya serta destinasi wisata sejarah Thailand menawarkan beragam pengalaman, mulai dari reruntuhan kuno hingga istana kerajaan, memberikan pengunjung kesempatan untuk mempelajari kekayaan warisan budaya dan sejarah negara tersebut (Basari & Rahman, 2023). Singapore terkenal akan artificial tourism karena mencerminkan kemampuan Singapura untuk menggabungkan alam dengan arsitektur dan teknologi inovatif, memberikan berbagai pengalaman dan hiburan kepada pengunjung (S Sochipem Zimik & Barman, 2022). Sementara itu, Indonesia dan Malaysia terkenal dengan eco tourismnya karena negara ini memiliki kekayaan alam dan keanekaragaman ekosistem yang luar biasa. Indonesia adalah rumah bagi beberapa ekosistem alam yang masih sangat terjaga, termasuk hutan hujan tropis, terumbu karang, savana, dan gunung berapi. Indonesia juga telah menerima pengakuan internasional karena keindahan alamnya, dan banyak orang dari seluruh dunia datang ke Indonesia untuk mengeksplorasi keindahan alamnya dan mendukung upaya konservasi. Ekowisata di Indonesia juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dan, pada saat yang sama, membantu melindungi warisan alam dan budaya negara ini (Sutiarso, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 428, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengkaji pengaruh sektor pariwisata terhadap PDB. Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Cetin & Okumus, 2018) di Turki menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja. Namun, sektor pariwisata juga memiliki dampak negatif pada lingkungan dan kebudayaan lokal. Banyaknya kunjungan wisatawan dapat meningkatkan polusi, kerusakan lingkungan, dan kehilangan kebudayaan lokal. Oleh karena itu, perlu adanya pengelolaan dan pengawasan yang baik dari pemerintah dan masyarakat lokal agar sektor pariwisata dapat memberikan dampak yang positif pada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan, kebudayaan lokal, dan sektor ekonomi lainnya. (Febrian & Suresti, 2020; Obot & Setyawan, 2017)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu teori yang terkait dengan hubungan pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi adalah \"Teori Siklus Pariwisata\" yang dikembangkan oleh Richard Butler. Teori ini menggambarkan pola siklus yang terjadi dalam industri pariwisata, yang terdiri dari empat fase utama: keberangkatan, pertumbuhan, stabilisasi, dan penurunan. Siklus ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk perubahan musiman, perubahan ekonomi global, dan kebijakan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Butler, fase pertumbuhan dalam siklus pariwisata dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu destinasi. Pada fase ini, terjadi peningkatan yang signifikan dalam jumlah wisatawan yang mengunjungi suatu tempat, yang menghasilkan dampak ekonomi positif melalui pendapatan yang dihasilkan dari sektor pariwisata. Peningkatan kunjungan wisatawan juga dapat mendorong pertumbuhan sektor-sektor terkait seperti perhotelan, restoran, transportasi, dan industri kreatif lokal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori ini juga menyimpulkan bahwa industri pariwisata rentan terhadap fluktuasi ekonomi dan perubahan lainnya. Oleh karena itu, manajemen yang bijaksana dalam pengembangan dan diversifikasi produk pariwisata serta manajemen risiko menjadi kunci untuk meminimalkan dampak negatif pada fase-fase siklus pariwisata. Dengan demikian, Teori Siklus Pariwisata yang dikembangkan oleh Richard Butler menyediakan kerangka kerja yang berguna untuk memahami bagaimana pertumbuhan industri pariwisata dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi suatu destinasi, sambil menyadari tantangan dan risiko yang terkait dengan siklus pariwisata.", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 558, "width": 207, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Jumlah kedatangan wisatawan.", "type": "Caption" }, { "left": 234, "top": 570, "width": 127, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: WorldBank OpenData", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah wisatawan yang datang dan penerimaan wisatawan asing juga menunjukkan kondisi sektor pariwisata yang cukup baik (Fotiadis et al., 2021). Dilihat dari grafik diatas, Malaysia mendapati peringkat 1 disusul dengan 3 Negara yang hampir seimbang. Salah satu cara untuk mengukur seberapa besar kontribusi sektor pariwisata terhadap suatu negara adalah dengan melihat seberapa banyak wisatawan yang datang dan berapa banyak yang diterima oleh satu pariwisata tersebut (Weiler & Black, 2015; Zulmi, 2018)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2019, Indonesia menerima 16,1 juta pengunjung asing, Singapura 19,1 juta, Malaysia 20,1 juta, dan Thailand 39,9 juta, menjadikannya pemimpin regional di bidang pariwisata. Ketiga negara ini menghasilkan 95,2 juta wisatawan yang datang pada tahun 2019, sehingga menghasilkan aktivitas ekonomi yang signifikan. Misalnya, di Indonesia, pariwisata menghasilkan devisa sebesar $16,9 miliar, sedangkan di Thailand, menghasilkan devisa sebesar $57,2 miliar (Anggarini, 2021). Namun pandemi COVID-", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 413, "width": 249, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 Kedatangan Wisatawan Tahun Thailand Singapura Indonesia", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 memberikan dampak yang signifikan terhadap industri pariwisata di negara-negara ASEAN (Larasati et al., 2021). Jumlah total kunjungan pengunjung ke ASEAN turun tajam dari 143,6 juta pada tahun 2019 menjadi hanya 26,2 juta pada tahun 2020, dan perekonomian pariwisata di kawasan tersebut terhenti total. Penurunan sektor pariwisata berdampak menular pada perdagangan jasa di ASEAN, dan mengakibatan pembatasan mobilitas yang berdampak negatif pada industri pariwisata dan perhotelan sejak Maret 2020 (George et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 390, "width": 209, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Jumlah Pengeluaran Wisatawan", "type": "Section header" }, { "left": 222, "top": 403, "width": 152, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: WorldBank OpenData", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 428, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sektor pengeluaran pariwisata juga memiliki peran signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Dilihat dari grafik diatas, Singapura mendapati peringkat 1 dengan jarak yang jauh, tetapi disusul dengan 3 Negara yang hampir seimbang. Ketika wisatawan berkunjung ke suatu wilayah, mereka tidak hanya memberikan kontribusi kepada industri pariwisata, tetapi juga mendukung sektor-sektor ekonomi lainnya (Arshad et al., 2018). Pengeluaran untuk akomodasi, makanan, transportasi, dan berbagai hiburan serta aktivitas lokal menciptakan dampak ekonomi positif yang terasa luas. Pendapatan dari sektor pariwisata membantu menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan bisnis lokal, dan memacu pembangunan infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung industri pariwisata. Selain itu, pengeluaran pariwisata juga berkontribusi pada pendapatan pajak, yang dapat digunakan oleh pemerintah untuk investasi dalam sektor-sektor lain seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur umum. Dengan memanfaatkan potensi pariwisata dengan bijak, akan dapat memperkuat perekonomian sambil mempertahankan pesona dan kekayaan alam yang menjadi daya tarik utama bagi para wisatawan (Astuti, 2018; Sundoro & Soeprapto, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 322, "width": 268, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19", "type": "Picture" }, { "left": 229, "top": 206, "width": 136, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengeluaran Wisatawan", "type": "Section header" }, { "left": 232, "top": 342, "width": 156, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahun Thailand Singapura", "type": "Picture" }, { "left": 232, "top": 359, "width": 92, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia Malaysia", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 236, "width": 239, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Data Olahan Pengeluaran Wisatawan.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 248, "width": 127, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: WorldBank OpenData", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 428, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di beberapa negara, sektor wisata menjadi kontributor utama terhadap perekonomian nasional. Pendapatan pariwisata dari total ekspor Mengacu pada persentase pendapatan yang diperoleh dari wisatawan asing yang berkunjung ke suatu negara terhadap total ekspor barang dan jasa. Penerimaan pariwisata mencakup pengeluaran wisatawan asing selama berada di negara tersebut, termasuk pembayaran kepada maskapai penerbangan nasional untuk transportasi internasional dan pembayaran lainnya untuk barang atau jasa yang diterima di negara tujuan (Happy, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 428, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerimaan pariwisata juga dapat mencakup pengeluaran wisatawan harian, kecuali jika pengeluaran tersebut cukup besar untuk dibedakan secara terpisah. Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh sektor wisata bukan hanya dalam bentuk devisa dari wisatawan mancanegara, tetapi juga dalam bentuk peningkatan produksi dan lapangan kerja di sektor-sektor terkait seperti transportasi, akomodasi, dan restoran (DEMİR, 2018; Thommandru et al., 2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 172, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Pariwisata Terhadap PDB", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 428, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut data World Tourism Organization (UNWTO), pada tahun 2019, total penerimaan dari pariwisata internasional mencapai US$1,5 triliun dan berkontribusi sebesar 7% terhadap perdagangan dunia. Selain itu, sektor wisata juga menyerap sekitar 1 dari 10 lapangan kerja di dunia, yang menunjukkan besarnya dampak ekonomi dari sektor ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 428, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pariwisata juga dapat memberikan kontribusi yang besar pada PDB suatu negara. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, sektor pariwisata di Indonesia memberikan kontribusi sebesar 4,02% pada PDB pada tahun 2019. Sektor pariwisata juga memiliki dampak yang luas dengan menimbulkan multiple effect pada sektor ekonomi (Pratt & Alizadeh, 2018). Sektor ini mempengaruhi permintaan akan barang dan jasa dari berbagai sektor, seperti sektor perhotelan, transportasi, makanan dan minuman, dan sektor ritel. Sebagai contoh, dengan adanya sektor pariwisata yang berkembang, permintaan akan produk-produk khas daerah meningkat dan membuka peluang bagi pengusaha lokal untuk meningkatkan produksi dan penjualan mereka (Yusri, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 134, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 428, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang digunakan untuk variabel dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari website World Bank. Teknik analisis data menggunakan regresi panel dengan bentuk persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 352, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LOG( 𝑌 ) = 𝛽 0 + 𝛽 1LOG( 𝑋 1) + 𝛽 2LOG( 𝑋 2) + 𝛽 3LOG( 𝑋 3)+ 𝑒𝑖𝑡 Dimana : 𝛽 0 = Intersep", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 324, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "𝛽 1, 𝛽 2, 𝛽 3, = Koefisien Y = pertumbuhan ekonomi 𝑋 1 = Jumlah Kedatangan Wisatawan 𝑋 2 = Pengeluaran Wisatawan 𝑋 3", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 304, "width": 526, "height": 398, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= Ekspor Pariwsata 𝑒 = Kesalahan pengganggu (standar error) Tabel 1. Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi Satuan 1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Wisatawan internasional yang masuk (pengunjung bermalam) adalah jumlah wisatawan yang melakukan perjalanan ke suatu negara selain negara tempat mereka bertempat tinggal biasa, tetapi di luar lingkungan biasanya, untuk jangka waktu tidak lebih dari 12 bulan dan yang tujuan utamanya berkunjung selain dari negara tersebut. Sumber dan metode pengumpulan kedatangan berbeda-beda di setiap negara. Dalam beberapa kasus, data diambil dari statistik perbatasan (kepolisian, imigrasi, dan sejenisnya) dan dilengkapi dengan survei perbatasan. Dalam kasus lain, data berasal dari perusahaan akomodasi pariwisata. Di beberapa negara, jumlah kedatangan dibatasi pada kedatangan melalui udara dan di negara lain, jumlah kedatangan dibatasi pada kedatangan yang menginap di hotel. US($) 2 Pengeluaran Wisatawan Penerimaan pariwisata internasional adalah pengeluaran pengunjung internasional, termasuk pembayaran kepada maskapai penerbangan nasional untuk transportasi internasional. Penerimaan ini mencakup pembayaran di muka lainnya yang dilakukan untuk barang atau jasa yang diterima di negara tujuan. US($) 3 Ekspor Pariwisata Penerimaan ini mencakup pembayaran di muka lainnya yang dilakukan untuk barang atau jasa yang diterima di negara tujuan. Bagian mereka dalam ekspor dihitung sebagai rasio terhadap ekspor barang dan jasa, yang mencakup seluruh transaksi antara penduduk suatu negara dan seluruh dunia yang melibatkan perubahan kepemilikan dari penduduk ke bukan penduduk atas barang dagangan umum, barang yang dikirim untuk diproses dan diperbaiki. Dalam presentase (%) 4 Produk Domestik Bruto PDB atas dasar harga pembeli adalah jumlah nilai tambah bruto seluruh produsen dalam perekonomian ditambah pajak produk dan dikurangi subsidi yang tidak termasuk dalam nilai produk. Hal ini dihitung tanpa melakukan pengurangan terhadap penyusutan aset yang dibuat atau untuk penipisan dan degradasi sumber daya alam.", "type": "Table" }, { "left": 524, "top": 673, "width": 30, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "US($)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 178, "top": 216, "width": 245, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Data Olahan Pariwisata terhadap PDB.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 429, "height": 121, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar diatas adalah hasil olahan dari data variabel yang diperoleh dari WorldBank Open Data kemudian di olah excel dalam bentuk maps dan hasilnya menunjukkan bahwa merebaknya sektor pariwisata berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di berbagai daerah. Semakin gelap warna yang ada di gambar menunjukkan pengaruh pariwisata terhadap PDB suatu Negara. Indonesia yang pertumbuhan ekonominya sangat dipengaruhi oleh sektor pariwasata, diikuti oleh negara lainnya. Perkembangan sektor pariwisata mendapat respon positif dari masyarakat Indonesia dan negara lainya karena telah mempermudah transaksi, menghemat waktu, dan meningkatkan kelengkapan layanan ekonomi yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 126, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Asumsi Klasik", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 424, "width": 205, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Normality, Multiko Test.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 447, "width": 170, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Prob. Normalitas 0,597816 Multikolinieritas 1000000 Sumber : Output Eviews 10.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 531, "width": 428, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Normalitas: Diketahui dari hasil pengujian menggunakan uji jarque-bera dan terlihat probabilitas diatas 0.05 yang berarti dapat dinyatakan bahwa model ini berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 428, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Multikolinieritas: Diketahui dari tabel diatas dengan pengujian multiko tidak tampak ada data diatas nilai angka 1, sehingga model tidak terdapat multikoliniertitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 130, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan model terbaik", "type": "Section header" }, { "left": 214, "top": 645, "width": 169, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Chow, Hausman.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 669, "width": 414, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGUJIAN EFFECT TEST PROB KETERANGAN UJI CHOW Cross-section Chi-square 0.0000 model fem lebih baik UJI HAUSMAN Cross-section Random 0.0000 model fem lebih baik Sumber : Output Eviews 10.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 78, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Chow", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 431, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dari hasil uji chow menggunakan model fixed effect diperoleh hasil 0.0000 yang menunjukan bahwa nilai tersebut berada dibawah 0.05 sehingga dapat diperoleh bahwa hasil uji model FEM lebih baik dari model CEM .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 95, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Hausman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 201, "width": 431, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pengujian dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai probabilitas dari hasil uji chow menggunakan model fixed effect diperoleh hasil 0.0000 yang menunjukan bahwa nilai tersebut berada dibawah 0.05 sehingga dapat diperoleh bahwa hasil uji model FEM lebih baik dari model REM . Dengan begitu setelah dilakukan 2 uji untuk menentukan model terbaik model FEM terpilih karena 2 uji telah membuktikan bahwa model FEM adalah model terbaik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 190, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji estimasi dari model terbaik", "type": "Text" }, { "left": 55, "top": 317, "width": 435, "height": 166, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil regresi menggunakan FEM. Variable Coefficient Std. error t-Statistic Prob. C 11,64202 2,019526 5,764729 0.0000 X1 1,223142 0,13755 7,03946 0.0000 X2 -0,152768 0,095921 -1,592657 0,1158 X3 -0,93716 0,200575 -4,680133 0.0000 Fixed Effect (Cross) INDONESIA-C 1,242447 MALAYSIA-C -0,626493 SINGAPURA-C -0,842362 THAILAND-C 0,226407", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 486, "width": 116, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber : Output Eviews 10.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 29, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji T", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Dapat diketahui nilai prob dari variabel jumlah kedatangan wisatawan diatas sebesar 0.0000 yang menandakan bahwa variabel X1 berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Dapat diketahui nilai prob dari variabel jumlah pengeluaran wisatawan diatas sebesar 0.1158 yang menandakan bahwa variabel X2 tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 428, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Dapat diketahui nilai prob dari variabel jumlah ekspor pariwisata diatas sebesar 0.0000 yang menandakan bahwa variabel X3 berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi", "type": "List item" }, { "left": 193, "top": 678, "width": 201, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil uji Adj. R-Square, Prob F. Adj. R-Squared 0.678927 Prob. (F-statistic) 0.000000 Sumber : Output Eviews 10 .", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 504, "top": 791, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 76, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adj. R-squared", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 428, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa R Square sebesar 0,678927 atau 67,89 %. Artinya, variable independent Jumlah Kedatangan Wisatawan, Jumlah Pengeluaran Wisatawan, dan Jumlah Ekspor Pariwisata secara simultan (Bersama-sama) berpengaruh terhadap variable dependen PDB sebesar 67,89 % . Sedangkan sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diuji dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 195, "width": 28, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji F", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 431, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan output tersebut dapat diketahui bahwa nilai F-statistik sebesar 0.000000 atau < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Jumlah Kedatangan Wisatawan (X1), Jumlah Pengeluaran Wisatawan (X2), dan Jumlah Ekspor Pariwisata (X3) berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi atau PDB (Y) di ASEAN 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 125, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cross Section per Negara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 313, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Indonesia : 11,64202 + 1, 242447 = 12,884467 Y = 12,884467*C + 1,223142X1 - 0,152768X2 - 0,93716X3", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 316, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Malaysia : 11,64202 - 0,626493 = 11,015527 Y = 11,015527*C + 1,223142X1 - 0,152768X2 - 0,93716X3", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 302, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Singapore : 11,64202 – 0,842362 = 10,799658 Y = 10,799658 + 1,223142X1 - 0,152768X2 - 0,93716X3", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 302, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "• Thailand : 11,64202 + 0,226407 = 11,868427 Y = 11,868427 + 1,223142X1 - 0,152768X2 - 0,93716X3", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 428, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan angka-angka tersebut, Indonesia memiliki konstituten terbesar dibandingkan Negara manapun, yang menunjukkan bahwa ketika jumlah kunjungan wisatawan, pengeluaran wisatawan, dan ekspor pariwisata meningkat maka pertumbuhan ekonomi juga ikut meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 68, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 520, "width": 372, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdsasarkan hasil analisis regresi panel, maka diperoleh persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 544, "width": 310, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LOG(Y) = 11,64202 + 1,223142X1 - 0,152768X2 - 0,93716X3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 237, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Jumlah Kedatangan Wisatawan terhadap PDB", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 588, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian dari Tabel 4, variabel kedatangan wisatawan 1.223142, koefisien regresi varaibel kedatangan wisatawan (X1) sebesar 1.223142. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif antara jumlah kedatangan wisatawan (X1) dengan pertumbuhan PDB (Y) sebesar 1.223142. Jika Jumlah Wisatawan (X1) naik sebesar 1% maka PDB akan naik sebesar 1.223142. Sedangkan jika jumlah wisatawan (X1) turun sebesar 1% maka PDB akan turun sebesar 1.223142.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini sejalan dengan peneliatan (Anggraeni, 2017), Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang diidentifikasi sebagai determinan kunjungan wisatawan internasional adalah PDB per kapita, rasio partisipasi pendidikan menengah bruto, dan angka harapan hidup. Selain itu, jumlah kedatangan wisatawan internasional mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi sesuai dengan hipotesis pertumbuhan ekonomi yang didorong oleh pariwisata (TLGH). Temuan ini", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 791, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan kesimpulan bahwa sektor pariwisata dapat dikembangkan sebagai upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 239, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Jumlah Pengeluaran Wisatawan terhadap PDB", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian dari Tabel 4, variabel pengeluaran wisatawan - 0.152768, koefisien regresi varaibel pengeluaran wisatawan (X2) sebesar -0.152768. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif antara pengeluaran wisatawan (X2) dengan pertumbuhan PDB (Y) sebesar -0.152768. Jika pengeluaran Wisatawan (X2) naik sebesar 1% maka PDB akan naik sebesar sebesar -0.152768. Sedangkan jika pengeluaran wisatawan (X2) turun sebesar 1% maka PDB akan turun sebesar 0. sebesar -0.152768.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 428, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut penelitian (AL-Tamimi, 2020; Karadag & Esener, 2017) memang ada beberapa hal yang membuat pengeluaran wisatawan berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi di suatu daerah, jika suatu daerah hanya mengandalkan pengeluaran wisatawan maka hal itu akan mengakibatkan dampak negative terhadap PDB per kapita di Negara tersebut, biasanya hal ini akan terjadi ke beberapa Negara berkembang. Penelitian dari (Webber et al., 2010) juga menghasilkan hal yang serupa, yakni pengeluaran pariwisata berpengaruh negative tetapi signifikan terhadap PDB, hal itu disebabkan jika beberapa negara mengalami krisis keuangan besar-besaran maka pengeluaran dari wisatawan akan berdampak negative terhadap PDB suatu negara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 256, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Jumlah Total Ekspor Sektor Wisata terhadap PDB", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 428, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengujian dari variabel ekpor pariwisata -0.938716, koefisien regresi varaibel ekspor pariwisata (X3) sebesar -0.938716. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif antara ekspor pariwisata (X3) dengan pertumbuhan PDB (Y) sebesar - 0.938716. Jika ekspor pariwisata (X3) naik sebesar 1% maka PDB akan naik sebesar - 0.938716. Sedangkan jika ekspor pariwisata (X3) turun sebesar 1% maka PDB akan turun sebesar -0.938716.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 121, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada sejumlah variabel yang dapat menyebabkannya. Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa ekspor sektor wisata dapat berdampak negatif pada PDB: Menurut (Zhang et al., 2022), Ketergantungan pada sektor wisata: Jika suatu negara sangat bergantung pada pendapatan dari sektor wisata, hal itu dapat berdampak negatif jika terpengaruh oleh perubahan dalam permintaan atau situasi global. Misalnya, permintaan terhadap wisatawan dapat menurun tajam dalam situasi ketidakstabilan politik, bencana alam di negara tersebut atau di negara-negara mitra ekspornya. Ini dapat mengakibatkan penurunan pendapatan dari sektor wisata dan pada gilirannya berdampak negatif pada pajak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketergantungan pada mata uang asing: Jika sektor wisata menghasilkan sebagian besar pendapatannya dalam mata uang asing, perubahan nilai tukar mata uang asing dapat berdampak negatif pada ekonomi domestik. Jika nilai mata uang lokal melemah terhadap mata uang asing, pendapatan dalam mata uang lokal akan menurun. dan hal ini akan mengurangi kontribusi sektor wisata terhadap PDB.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Leakages atau aliran keluar: Sektor pariwisata terjadi ketika sebagian dari pendapatan yang dihasilkan oleh pariwisata tidak berdampak langsung pada ekonomi domestik. Contohnya adalah banyak pengeluaran yang dilakukan oleh wisatawan, seperti membayar perusahaan penerbangan, hotel, atau perusahaan kartu kredit asing. Dampak langsung terhadap PDB akan berkurang jika leakages ini tinggi (Nizar, 2015; Yakup & Haryanto, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 791, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 87, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 428, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sektor pariwisata memiliki dampak yang menguntungkan terhadap total produk domestik (PDB) suatu negara. Namun, ada satu variabel yang berpengaruh negatif dan tidak signifikan yaitu variabel pengeluaran wisatawan(X2). Sedangkan variabel jumlah kunjungan wisatawan(X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, variabel ekspor pariwisata(X3) juga signifikan tetapi memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Diantara 4 negara yang digunakan, Indonesia adalah Negara yang paling dipengaruhi pertumbuhan ekonominya oleh sektor pariwisata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 428, "height": 80, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterbatasan dari penelitian saya yaitu meskipun data historis dapat memberikan wawasan yang berharga, mereka tidak dapat secara akurat memprediksi atau menjelaskan perubahan yang mungkin terjadi di masa depan. Dengan adanya pengaruh ekonomi global dan perubahan kondisi internal di setiap negara, hasil studi ini mungkin tidak selalu relevan atau dapat diandalkan untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 108, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam rangka memaksimalkan manfaat ekonomi dari sektor wisata terhadap PDB, penting untuk mengambil kebijakan yang mendukung pengembangan pariwisata yang berkelanjutan, investasi dalam infrastruktur dan pelatihan sumber daya manusia, promosi destinasi pariwisata, serta pengelolaan yang baik terhadap lingkungan dan budaya lokal. Dengan demikian, sektor wisata dapat menjadi salah satu motor penggerak pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan berkontribusi secara positif terhadap PDB suatu negara. Dan disarankan untuk peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami variabel lain pariwisata yang lebih mempengaruhi pertumbuhan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 113, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL-Tamimi, K. A. M. d. (2020). Impact of tourism sector on gross domestic product growth in Jordan. Research in World Economy , 11 (1), 106–114. https://doi.org/10.5430/rwe.v11n1p106", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 429, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anggarini, D. T. (2021). Upaya Pemulihan Industri Pariwisata Dalam Situasi Pandemi Covid -19. Jurnal Pariwisata , 8 (1), 22–31. https://doi.org/10.31294/par.v8i1.9809 Anggraeni, G. N. (2017). the Relationship Between Numbers of International Tourist Arrivals and Economic Growth in the Asean-8: Panel Data Approach. Journal of Developing Economies , 2 (1). https://doi.org/10.20473/jde.v2i1.5118", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 428, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arshad, M. I., Iqbal, M. A., & Shahbaz, M. (2018). Pakistan tourism industry and challenges: a review. Asia Pacific Journal of Tourism Research , 23 (2), 121–132. https://doi.org/10.1080/10941665.2017.1410192", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 428, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Astuti, N. N. S. (2018). Designing Bali tourism model through the implementation of tri hita karana and sad kertih values. International Journal of Linguistics, Literature and Culture . https://doi.org/10.21744/ijllc.v5n1.461", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 429, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Basari, L. M., & Rahman, A. (2023). Upaya Mengidentifikasi Kosakata Bahasa Melayu Khas di Pattani, Yala Thailand. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK) , 5 (1), 2907–2101.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 703, "width": 362, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/11270", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 717, "width": 428, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cetin, G., & Okumus, F. (2018). Experiencing local Turkish hospitality in Istanbul,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 731, "width": 405, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Turkey. International Journal of Culture, Tourism, and Hospitality Research , 12 (2), 223–237. https://doi.org/10.1108/IJCTHR-06-2017-0070", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 791, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DEMİR, O. (2018). Does High Tech Exports Really Matter for Economic Growth A", "type": "Section header" }, { "left": 109, "top": 102, "width": 404, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panel Approach for Upper Middle-Income Economies. AJIT-e: Online Academic Journal of Information Technology , 9 (31), 43–54. https://doi.org/10.5824/1309- 1581.2018.1.003.x", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 429, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Febrian, A. W., & Suresti, Y. (2020). Pengelolaan wisata kampung blekok sebagai upaya peningkatan ekonomi masyarakat berbasis community based tourism kabupaten situbondo. Jurnal Administrasi Bisnis , 9 (2), 139–148.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.14710/jab.v9i2.25308 Fotiadis, A., Polyzos, S., & Huan, T. C. T. C. (2021). The good, the bad and the ugly on COVID-19 tourism recovery. Annals of Tourism Research , 87 , 103117. https://doi.org/10.1016/j.annals.2020.103117", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 428, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "George, A., Li, C., Lim, J. Z., & Xie, T. (2020). Propagation of Epidemics’ Economic Impacts via Production Networks: The Cases of China and ASEAN during SARS and COVID-19. SSRN Electronic Journal . https://doi.org/10.2139/ssrn.3641263", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Happy, C. M. (2019). Pariwisata, Pengaruh Sektor-Sektor Penunjang 2011-2014,", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 295, "width": 397, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Penerimaan Pariwisata Di 82 Negara Pada Tahun. Calyptra , 8 (1), 1–12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 429, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karadag, Y., & Esener, S. C. (2017). Are the tourism led-growth and public expenditure strategies counteract in the long-run: Pressacademia , 4 (1), 25–36. https://doi.org/10.17261/pressacademia.2017.363", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Larasati, A. R., Suganda, D., & Endyana, C. (2021). Pariwisata Dan Lingkungan: Analisis Covid-19 Secara Global Dan Pengaruhnya Di Asean. Pariwisata Budaya: Jurnal Ilmiah Agama Dan Budaya , 6 (1), 20. https://doi.org/10.25078/pba.v6i1.1972", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 392, "width": 429, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nizar, M. A. (2015). Tourism Effect on Economic Growth in Indonesia. Munich Personal RePEc Archive (MPRA) , 7 (65628), 1–25. http://mpra.ub.uni-muenchen.de/65628/ Obot, F., & Setyawan, D. (2017). Implementasi Kebijakan Pemerintah Kota Batu Dalam Mewujudkan Kota Pariwisata Berkelanjutan Yang Berwawasan Lingkungan. Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik , 6 (3), 113. www.publikasi.unitri.ac.id", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 94, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratt, S., & Alizadeh, V. (2018). The economic impact of the lifting of sanctions on tourism in Iran: a computable general equilibrium analysis. In Current Issues in Tourism (Vol. 21, Issue 11). https://doi.org/10.1080/13683500.2017.1307329 Prayitno, A. R. D., Purwantoro, A., Astuti, N. W., & Haryanto, T. (2023). Analisis produktivitas pariwisata: Studi kasus pada beberapa negara berdasarkan perbedaan karakter wilayah. Jurnal Pendidikan Ekonomi (JUPE) , 11 (3), 304–312. https://doi.org/10.26740/jupe.v11n3.p304-312", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 429, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S Sochipem Zimik, T. A., & Barman, A. (2022). Cross-National State of Affairs on Performance of Tourists Attraction a Comparison Among India. Galaxy International Interdisciplinary Research Journal (Giirj) Issn (E) , 10 , 2347–6915. Sundoro, H. S., & Soeprapto, V. S. (2019). The Effect of Tourism Sectors on ASEAN Countries’ Economic Growth: Analysis Panel Regression . 180–184. https://doi.org/10.5220/0008490201800184", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 429, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutiarso, M. A. (2018). Pengembangan Pariwisata yang Berkelanjutan Melalui Ekowisata. Sekolah Tinggi Pariwisata Bali Internasional (STPBI) Denpasar-Bali , 1–11. https://www.researchgate.net/publication/327538432_PENGEMBANGAN_PARI WISATA_YANG_BERKELANJUTAN_MELALUI_EKOWISATA Thommandru, A., Espinoza-Maguiña, M., Ramirez-Asis, E., Ray, S., Naved, M., & Guzman-Avalos, M. (2023). Role of tourism and hospitality business in economic development. Materials Today: Proceedings , 80 , 2901–2904.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 431, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Industri Pariwisata e-ISSN : 2620-9322 Vol 6, No. 2, 2024", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 791, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 238, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.matpr.2021.07.059 UNWTO . (2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 429, "height": 107, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wardhana, A., H, M. S. G., Ekonomi, F., Padjadjaran, U., & Barat, J. (2019). DAMPAK SEKTOR PARIWISATA TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI ( TLG HIPOTESIS , STUDI KASUS : 8 NEGARA ASEAN ) PENDAHULUAN Sektor pariwisata merupakan kegiatan perjalanan individu atau kelompok yang menetap tidak lebih dari satu tahun yang bertujuan dengan kepent . 10 , 1193–1208. Webber, D., Buccellato, T., & White, S. (2010). The global recession and its impact on tourists’ spending in the UK. Economic and Labour Market Review , 4 (8), 65–73. https://doi.org/10.1057/elmr.2010.114", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 429, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Weiler, B., & Black, R. (2015). The changing face of the tour guide: One-way communicator to choreographer to co-creator of the tourist experience. Tourism Recreation Research , 40 (3), 364–378.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 267, "width": 236, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1080/02508281.2015.1083742", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wijaya, A., Fasa, H., Berliandaldo, M., Andriani, D., Prasetio, A., Strategis, B. K., Film, G., & Indonesia, P. (2023). IMPLIKASI PENERAPAN KEBIJAKAN GOLDEN VISA DALAM RANGKA . 22 (2), 159–175. https://doi.org/10.52352/jpar.v22i2.1117", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 429, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yakup, A. P., & Haryanto, T. (2021). Pengaruh Pariwisata terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Bina Ekonomi , 23 (2), 39–47. https://doi.org/10.26593/be.v23i2.3266.39-47 Yusri, A. Z. dan D. (2020). Pengelolaan Destinasi Pariwisata. In Jurnal Ilmu Pendidikan (Vol. 7, Issue 2).", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 392, "width": 398, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=OTQhEAAAQBAJ&oi=fnd&pg= PA37&dq=digitalisasi+surat+menyurat&ots=6aq1OMflLU&sig=rbfbjbnBzHIpbY 9vn1s-IdKqvsI", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 429, "height": 80, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zhang, X., Guo, W., & Bashir, M. B. (2022). Inclusive green growth and development of the high-quality tourism industry in China: The dependence on imports. Sustainable Production and Consumption , 29 , 57–78. https://doi.org/10.1016/j.spc.2021.09.023 Zulmi, F. (2018). Peranan Sektor Pariwisata Terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Provinsi Lampung. Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta , 1– 84.", "type": "List item" } ]
0dce0bfb-de8b-a88a-b3ac-2be0a7a0f053
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/17668/3151
[ { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D150", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 221, "width": 254, "height": 358, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak —Unit Cabang Timur Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Klaten dibagi menjadi 3 unit pelayanan Ibu Kota Kecamatan (IKK) dan mempunyai tingkat pelayanan yang masih rendah pada tahun 2015, yaitu Unit IKK Ceper 17,6%; Unit IKK Pedan 2,43%; dan Unit IKK Cawas 31,26% sehingga peningkatan persen pelayanan menjadi hal yang perlu dilakukan. Hal ini didukung dengan adanya penambahan debit produksi sebesar 50 liter/detik. Selain itu, jaringan distibusi belum dibentuk blok pelayanan sehingga sulit untuk mengontrol kehilangan air. Perencanaan ini dilakukan pembagian blok pelayanan menjadi 26 blok dan 5 tapping. Setelah itu dilakukan analisis kondisi eksiting. Hasil analisis kondisi eksisting menunjukkan kondisi hidrolika perpipaan kecuali kecepatan masih memenuhi kriteria, yaitu tekanan antara (15,43-59,99) m, kecepatan (0-0,91) m/detik, unit headloss (0-3,51) m/km. Kemudian dilakukan pengembangan jaringan yang dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap 1 meningkatkan persen pelayanan, sedangkan tahap 2 menambah daerah pelayanan baru. Blok pelayanan setelah pengembangan menjadi 29 blok dan 5 titik tapping. Kemudian analisis rencana pengembangan dilakukan dan menunjukkan bahwa kondisi hidrolika pipa untuk tekanan di jaringan distribusi IKK Cawas bernilai negatif. Hal ini dikarenakan unit headloss yang terjadi pada pipa dari reservoir menuju titik tapping pertama IKK Cawas sebesar 5,78 m/km dengan panjang pipa 14,35 km sehingga headloss sebesar 82,94 m menyebabkan tekanan menjadi -2,89 m. Permasalahan ini dapat diatasi dengan parallel pipa diameter 200 mm sepanjang 9 km. Parallel pipa tersebut mengakibatkan tekanan pada titik tapping pertama IKK Cawas menjadi 34,65 m dan titik tapping terjauh (blok 19) sebesar 16,34 m. Hasil analisis hidrolika, seperti unit headloss berada pada rentang (0-5,78) m/km, namun kecepatan masih ada yang di bawah 0,3 m/detik. Rencana anggaran biaya (RAB) yang dibutuhkan untuk melakukan pengembangan jaringan sebesar Rp 2.470.153,051.71.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 592, "width": 254, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci —Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten, Jaringan Distribusi, EPANET 2.0", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 633, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 649, "width": 255, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "nit Cabang Timur merupakan salah satu unit pelayanan PDAM Kabupaten Klaten dan dibagi menjadi 3 Unit Pelayanan IKK. Persen pelayanan pada tahun 2015 masih rendah, yaitu Unit IKK Ceper 17,6%; Unit IKK Pedan 2,43%; dan Unit IKK Cawas 31,26% [1]. Peningkatan persen pelayanan menjadi hal yang harus dilakukan mengingat pentingnya pemenuhan kebutuhan air untuk masyarakat. Hal", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 222, "width": 255, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ini didukung dengan adanya penambahan debit produksi air sebesar 50 liter/detik. Kondisi eksisting jaringan perlu diketahui sebagai pertimbangan perencanaan pengembangan. Selain itu jaringan distribusi Unit Cabang Timur masih belum berbentuk sistem zonasi sehingga menyulitkan pihak PDAM untuk mengontrol kehilangan air.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 314, "width": 136, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. METODE PERENCANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 330, "width": 245, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode perencanaan ditampilkan pada Gambar 1 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 370, "width": 135, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Survei Pendahuluan dan Informasi GAP Kondisi Ideal", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 394, "width": 164, "height": 270, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kondisi Realita Ide Studi Rumusan Masalah Tujuan Perijinan Studi Literatur Pengumpulan Data Analisis Data Kesimpulan dan Saran Data Primer Data Sekunder Aspek Teknis Aspek Finansial", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 676, "width": 107, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar. 1. Metode Perencanaan", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 698, "width": 242, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini merupakan penjelasan dari metode perencanaan:", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 715, "width": 159, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Survei Pendahuluan dan Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 730, "width": 244, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap ini merupakan pengamatan di PDAM Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 57, "width": 454, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten", "type": "Section header" }, { "left": 216, "top": 144, "width": 183, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ana Tri Lestari dan Hariwiko Indarjanto", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 157, "width": 429, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 182, "width": 234, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 648, "width": 27, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "U", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D151", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 53, "width": 254, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Klaten untuk mendapatkan gambaran dan informasi sehingga diketahui permasalahan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 84, "width": 55, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Ide Studi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 98, "width": 255, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan, didapatkan ide studi yaitu “Analisis dan Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih Unit Cabang Timur PDAM Kabupaten Klaten”.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 154, "width": 93, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Rumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 169, "width": 254, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rumusan masalah didapatkan dari permasalahan kondisi realita di Unit Cabang Timur.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 199, "width": 48, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Tujuan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 214, "width": 200, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan dibuat untuk menjawab rumusan masalah.", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 232, "width": 78, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Studi Literatur", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 244, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Studi literatur dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari materi yang mendukung dalam pelaksanaan tugas akhir ini berupa pustaka. Materi yang dipelajari dalam studi literatur ini antara lain sistem jaringan distribusi, bentuk jaringan distribusi, sistem distribusi air minum, pembagian blok pelayanan, pipa dan elemennya, proyeksi penduduk dan fasilitas, kebutuhan air dan fluktuasinya, hidrolika perpipaan, Quantum Geographic Information System (QGIS), dan Epanet 2.0.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 359, "width": 56, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Perijinan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 244, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perijinan dilakukan di PDAM Kabupaten Klaten untuk mendapatkan data PDAM, Bappeda Kabupaten Klaten untuk mendapatkan peta daerah perencanaan, dan Dinas Pekerjaaan Umum untuk mendapatkan standar harga.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 427, "width": 98, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "G. Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 244, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengumpulan data dibedakan menjadi 2, yaitu data primer (pengambilan data di lapangan) dan data sekunder berasal dari instansi terkait. Data diambil untuk mengetahui informasi masing-masing Unit IKK. Data primer yang diambil adalah konsumsi pelanggan per orang per hari. Sedangkan data sekunder yang diambil yaitu peta administrasi, peta jaringan distribusi beserta diameter pipa, panjang pipa distribusi, elevasi titik tapping, konsumsi air non domestik, jumlah penduduk terlayani, wilayah pelayanan, pertumbuhan pelanggan, jumlah penduduk dan fasilitas umum, pertumbuhan pelanggan tiap Unit IKK, kehilangan air, dan debit produksi air bersih.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 589, "width": 74, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H. Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 604, "width": 186, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis data dibagi menjadi dua aspek, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 615, "width": 68, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) Aspek teknis", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 625, "width": 254, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pembuatan model sistem jaringan induk dilakukan di software QGIS", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 649, "width": 134, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pembentukan blok pelayanan", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 664, "width": 240, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembentukan blok pelayanan merupakan salah satu upaya untuk mengontrol kehilangan air. Pembentukan blok pelayanan dilakukan di QGIS.", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 696, "width": 254, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Analisis jaringan distribusi eksisting menggunakan EPANET 2.0", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 53, "width": 240, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model sistem jaringan induk yang sudah dibuat di QGIS dimasukkan ke EPANET 2.0 untuk diraster. Kemudian memasukkan data-data yang dibutuhkan seperti panjang pipa, elevasi tiap node, debit tiap tapping, koefisien kekasaran pipa, serta faktor jam puncak. Hasil analisis berupa kondisi hidrolika perpipaan, seperti kecepatan pipa dan tekanan tiap node digunakan sebagai dasar rencana pengembangan jaringan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 144, "width": 145, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Analisis rencana pengembangan", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 159, "width": 240, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Periode perencanaan selama 10 tahun (2016-2026) dibagi menjadi 2 tahap, dimana tahap 1 meningkatkan persen pelayanan dan tahap 2 ditambah dengan daerah pelayanan. Pada analisis ini dihitung proyeksi penduduk, proyeksi fasilitas, proyeksi kebutuhan air, dan pembagian debit tiap blok. Kemudian dilakukan analisis menggunakan EPANET 2.0. Jika hasil analisis belum memenuhi kriteria yang ada, maka jaringan pipa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kriteria yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 265, "width": 81, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Aspek Finansial", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 277, "width": 241, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis finansial menghitung bill of quantity (BOQ) dan rencana anggaran biaya (RAB) sesuai standar harga daerah perencanaan.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 318, "width": 107, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. Kesimpulan dan Saran", "type": "Section header" }, { "left": 327, "top": 333, "width": 241, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesimpulan didapatkan dari hasil analisis data dan harus menjawab tujuan. Sedangkan saran dibuat agar memudahkan penyususnan perencanaan kedepan.", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 386, "width": 145, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 408, "width": 205, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Analisis Kondisi Eksisting Jaringan Distribusi", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 423, "width": 255, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Unit Cabang Timur dibagi menjadi 3 unit pelayanan untuk melayani 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Ceper, Kecamatan Pedan, Kecamatan Cawas, dan Kecamatan Trucuk. Sumber air berasal dari Mata Air Nila dengan debit 64,3 liter/detik dan sumur bor Ponggok 50 liter/detik. Sehingga debit total sebesar 114,3 liter/detik. Unit Cabang Timur melayani pelanggan domestik 6788 sambungan dan non domestik sebanyak 227 sambungan dengan sistem pengaliran gravitasi [2].", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 519, "width": 158, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Jaringan Induk dan Blok Pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 535, "width": 240, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis kondisi eksisting dimulai dengan membenahi sistem jaringan distribusi dengan cara membentuk jaringan induk kemudian membuat blok pelayanan sesuai jaringan induk (Gambar 2). Tappingan dari reservoir sebelah kiri merupakan pipa distribusi untuk IKK Ceper dan IKK Pedan, sedangkan sebelah kanan untuk IKK Cawas. Blok pelayanan yang dibentuk sebanyak 26 blok dan 5 tapping. Hal ini untuk memudahkan pembagian debit untuk analisis dan mengontrol kehilangan air saat diaplikasikan dilapangan. Unit IKK Ceper dan IKK Pedan dibagi menjadi 9 blok pelayanan, sedangkan IKK Cawas menjadi 20 blok dan 4 titik tapping (Tabel 2). Analisis dengan program EPANET 2.0 membutuhkan input data seperti debit tiap tapping pipa, terdiri dari data pemakaian air domestik dan non domestik yang didapatkan dari perhitungan, panjang pipa dan diameter pipa dari sistem informasi geografis, elevasi tiap node dari Google Earth,", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D152", "type": "Page header" }, { "left": 61, "top": 53, "width": 240, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan koefisien kekasaran pipa (c) tergantung jenis pipa yang digunakan. Pipa yang digunakan adalah jenis PVC, sehinga nilai c adalah 150 [3].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 410, "width": 190, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Jaringan Induk dan Pembagian Blok Pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 430, "width": 195, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pemakaian Air Domestik dan Non Domestik", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 446, "width": 240, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemakaian air domestik didapatkan dari pengamatan penggunaan air domestik 10 sambungan rumah (SR) dengan pelayanan kontinyu (24 jam). Berdasarkan hasil pengamatan tersebut, rata – rata pemakaian air sebesar 101,17 liter/orang.hari dan dibulatkan menjadi 100 liter/orang.hari. Sedangkan pemakaian air non domestik didapatkan dari pembacaan meter air oleh PDAM pada Bulan Maret 2016 yang ditunjukkan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 544, "width": 215, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Pemakaian Air Non Domestik Jenis Fasilitas Debit (Liter/hari) Industri 2064,20 RS 300,00 Puskesmas 1900,00 Sekolah 1013,64 Niaga 300,00 Tempat ibadah 906,57 Kantor 363,33  Pembagian Debit tiap Blok", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 678, "width": 240, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Badan Pusat Statistik tahun 2013, rata – rata anggota rumah tangga keempat kecamatan tersebut adalah 4 orang. Data tersebut digunakan untuk menghitung jumlah pemakaian air dalam 1 SR dengan cara mengkalikan dengan pemakaian air per orang per hari.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 53, "width": 216, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembagian debit tiap blok dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 431, "top": 65, "width": 30, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 349, "top": 75, "width": 173, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Debit Tiap Blok Pelayanan No Unit Pelayanan IKK Blok Debit (L/detik)", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 99, "width": 6, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Picture" }, { "left": 313, "top": 99, "width": 254, "height": 628, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cawas J-2 0,003 2 J-5 0,041 3 Blok 1 2,607 4 Blok 2 0,972 5 Blok 3 0,505 6 Blok 4 0,971 7 J-6 0,619 8 Blok 5 1,632 9 Blok 6 1,742 10 Blok 7 0,679 11 Blok 8 1,103 12 Blok 9 1,142 13 Blok 10 1,209 14 Blok 11 0,549 15 Blok 12 0,256 16 Blok 13 0,079 17 J-13 0,131 18 J-15 0,438 19 Blok 14 0,822 20 Blok 15 0,502 21 Blok 16 1,513 22 Blok 17 1,589 Sub jumlah 19,103 1 Ceper dan Pedan Blok 1 0,989 2 Blok 2 0,433 3 Blok 3 1,272 4 Blok 4 1,823 5 Blok 5 3,528 6 Blok 6 3,172 7 Blok 7 0,987 8 Blok 8 1,632 9 Blok 9 1,425 Sub jumlah 15,261 Jumlah 34,364  Analisis jaringan eksisting menggunakan EPANET 2.0 Sistem jaringan dan blok pelayanan yang telah dibuat sebelumnya, dimasukkan kedalam program EPANET 2.0 untuk diraster dan dimasukkan data berupa debit tiap blok, panjang pipa, elevasi tiap node, diameter pipa, dan koefisien kekasaran pipa. Kemudian dilakukan analisis menggunakan EPANET 2.0 untuk mengetahui kondisi hidrolika dan dibandingkan dengan kriteria. Sisa tekan yang diperbolehkan mempunyai rentang antara (10 – 70) m [4], sedangkan kecepatan pipa PVC antara (0,3 – 3) m/detik [5]. Hasil analisis kondisi eksisting (Gambar 3) menunjukkan bahwa hidrolika pipa berupa tekanan dan unit headloss memenuhi kriteria, yaitu untuk tekanan antara (15,43-59,99) m dan unit headloss (0-3,51) m/km. Akan tetapi kecepatan air dalam pipa beberapa masih berada di bawah 0,3 m/detik. Kecepatan aliran air berkisar antara (0- 0,91) m/detik.", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D153", "type": "Page header" }, { "left": 61, "top": 400, "width": 240, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Hasil Analisis Kondisi Eksisting Jaringan Menggunakan EPANET 2.0.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 427, "width": 200, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Rencana Pengembangan Jaringan Distribusi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 442, "width": 255, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merencanakan pengembangan jaringan perlu diketahui persen pelayanan eksisting yang digunakan sebagai data awal peningkatan persen pelayanan. Selain itu diperlukan proyeksi penduduk, proyeksi fasilitas, dan proyeksi kebutuhan air sehingga diketahui debit total yang harus tersedia di PDAM untuk melayani masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 513, "width": 93, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Proyeksi penduduk", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 529, "width": 240, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proyeksi penduduk digunakan untuk menghitung proyeksi kebutuhan air domestik. Proyeksi penduduk dapat dihitung menggunakan metode aritmatik, metode least square, atau metode geometrik. Metode yang dipilih merupakan metode dengan nilai koefisien korelasi (r) mendekati 1. Metode terpilih untuk menghitung proyeksi penduduk adalah metode geometrik dengan rumus sebagai berikut. Pn = Po x ( 1 + r ) dn. ……………..… …………..(1)", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 639, "width": 49, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimana :", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 651, "width": 141, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pn = Jumlah penduduk tahun n", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 663, "width": 202, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Po = Jumlah penduduk tahun dasar r = rata-rata pertambahan penduduk pertahun dn = periode waktu dalam tahun", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 696, "width": 87, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Proyeksi Fasilitas", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 711, "width": 240, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Proyeksi fasilitas digunakan untuk memproyeksikan kebutuhan air non domestik, dengan rumus sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 53, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fn = Pn/Po x Fo", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 71, "width": 218, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimana: Fn = jumlah fasilitas umum pada tahun akhir proyeksi Pn = Jumlah penduduk di akhir proyeksi", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 106, "width": 255, "height": 317, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fo = Jumlah fasilitas umum pada awal proyeksi Po = Jumlah penduduk di awal proyeksi  Proyeksi Kebutuhan Air Peningkatan persen pelayanan dilihat dari tren pertumbuhan pelanggan di masing-masing unit. Unit IKK Ceper direncanakan meningkat sebesar 0,8% pada tahap 1 dan menjadi 1% pada tahap 2 karena daerah tersebut merupakan sentra industri logam [6]; Unit IKK Pedan 0,5%; dan Unit IKK Cawas 2%. Daerah pelayanan baru terletak di Unit IKK Cawas dan direncanakan persen pelayanan awal sebesar 20% dengan peningkatan sebesar 2% tiap tahunnya. Kehilangan air di Unit IKK Ceper sebesar 26,2% dan direncanakan turun 0,7% tiap tahunnya agar tingkat kehilangan air memenuhi standar sebesar 20% [7]. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara air yang terbaca di tiap meter air dengan yang tercatat di rekening air kemudian dilakukan telusur pipa di blok pelayanan yang mengalami kehilangan air. Sedangkan 2 Unit IKK lainnya tidak dilakukan pengurangan kehilangan air karena sudah memenuhi kriteria. Akan tetapi kontrol kehilangan air tetap dilakukan dengan menghitung selisih air yang terdistribusi dan yang terbaca di rekening. Total debit yang harus tersedia di PDAM Kabupaten Klaten pada tahun 2026 sebesar 63 liter/detik. Debit eksisting air produksi Unit Cabang Timur masih memenuhi untuk mensuplai kebutuhan air sampai tahun 2026.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 424, "width": 168, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pembagian Debit tiap Blok Pelayanan", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 440, "width": 240, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjadi penambahan 3 blok pelayanan pada tahap 2, yaitu blok 18, 19, dan 20 (Gambar 4), sehingga blok pelayanan menjadi sebanyak 29 blok dan 5 tapping. Tabel 3 berikut adalah pembagian debit tiap blok pelayanan setelah pengembangan.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 501, "width": 209, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Pembagian Debit tiap Blok Pelayanan No Unit Pelayanan IKK Blok Debit 1 Cawas Cawas J-2 0,008 2 J-5 0,508 3 Blok 1 3,897 4 Blok 2 1,733 5 Blok 3 0,743 6 Blok 4 5,089 7 J-6 1,232 8 Blok 5 2,635 9 Blok 6 2,624 10 Blok 7 0,970 11 Blok 8 1,663 12 Blok 9 1,690 13 Blok 10 2,078 14 Blok 11 0,861 15 Blok 12 0,792 16 Blok 13 0,245", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D154", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 54, "width": 207, "height": 254, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 J-13 0,360 18 J-15 0,611 19 Blok 17 2,404 20 Blok 14 1,219 21 Blok 15 0,813 22 Blok 16 3,207 23 Blok 18 0,720 24 Blok 19 0,360 25 Blok 20 1,394 Sub jumlah 37,9 1 Ceper dan Pedan Blok 1 1,428 2 Blok 2 0,612 3 Blok 3 1,428 4 Blok 4 3,565 5 Blok 5 4,818 6 Blok 6 4,709 7 Blok 7 1,811 8 Blok 8 3,089 9 Blok 9 3,683 Sub jumlah 25,1 Jumlah 63,0", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 603, "width": 212, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Perhitungan Diameter Pipa Blok Pelayanan Baru", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 618, "width": 240, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diameter pipa dihitung dengan mengasumsikan kecepatan pada pipa dan dihitung menggunakan rumus sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 655, "width": 240, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Q = v × A........................................................................(2) A = 0,25 × π × D 2 .................................................(3)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 691, "width": 137, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimana: Q = debit air (m 3 /detik)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 705, "width": 166, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V = kecepatan aliran (m/detik)", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 716, "width": 165, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A = luas penampang pipa (m 2 ) D = diameter pipa (m)", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 53, "width": 254, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan perhitungan tersebut, didapatkan diameter pipa untuk blok 18 sebesar 50 mm dan blok 20 sebesar 75 mm.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 87, "width": 258, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Analisis Pengembangan Jaringan menggunakan EPANET", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 103, "width": 15, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.0", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 115, "width": 254, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis pengembangan jaringan ditunjukkan pada Gambar 5 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 550, "width": 254, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil analisis tersebut, pipa tapping dari reservoir menuju titik tapping pertama pelanggan IKK Cawas (Pipe 1) mempunyai unit headloss 5,78 m/km dan panjang pipa 14,35 km. Hal ini menyebabkan headloss yang besar, yaitu 82,942 m sehingga m tekanan pada titik tapping pertama (J-2) menjadi -2,89 m dan titik pelayanan terjauh (blok 19) sebesar -21,2 m.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 630, "width": 257, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Modifikasi Jaringan Pipa Permasalahan tekanan negatif pada titik tapping perlu dilakukan penyelesaian. Modifikasi jaringan dilakukan menggunakan bantuan EPANET 2.0. Berdasarkan analisis yang dilakukan, permasalahan tekanan negatif dapat diatasi dengan cara melakukan paralel pipa dengan diameter 200 mm sepanjang 9 km yang ditunjukkan dengan kode Pipe 7 (Gambar 6). Paralel pipa tersebut mengakibatkan tekanan pada titik tapping pertama IKK Cawas (J-2) menjadi 34,65", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 539, "width": 106, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Blok Pelayanan Baru", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 480, "width": 83, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Hasil Analisis Pengembangan Jaringan", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 24, "width": 333, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 543, "top": 24, "width": 25, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D155", "type": "Page header" }, { "left": 61, "top": 53, "width": 243, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "m dan titik tapping terjauh (blok 19) sebesar 16,34 m. Hasil analisis hidrolika, seperti unit headloss berada pada rentang (0-5,78) m/km, namun kecepatan masih ada yang di bawah 0,3 m/detik.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 468, "width": 198, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Hasil Analisis Modifikasi Pipa Jaringan Distribusi", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 484, "width": 150, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Rencana Anggaran Biaya (RAB)", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 499, "width": 254, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan RAB dibagi menjadi beberapa item pekerjaan (Tabel 4). Total biaya yang dikeluarkan untuk realisasi perencanaan sebesar Rp Rp2.470.153.015,71.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 533, "width": 240, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Rencana Anggaran Biaya No Item Pekerjaan Biaya 1 Penanaman pipa dan aksesoris Rp 2.238.757.631,28 2 Pekerjaan thrust block Rp 3.494.954,43 3 Pekerjaan detail junction Rp 227.900.430,00 Total Rp 2.470.153.015,71", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 634, "width": 148, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. KESIMPULAN/RINGKASAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 650, "width": 254, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Untuk mengontrol kehilangan air, Unit Cabang Timur dibagi 26 blok pelayanan dan 5 tapping untuk eksisting. Sedangkan setelah dilakukan pengembangan menjadi 29 blok dan 5 tapping.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 699, "width": 254, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Kondisi hidrolika jaringan distribusi air bersih eksisting Unit Pelayanan Cabang Timur memenuhi kriteria untuk tekanan dan headloss, sedangkan kecepatan pipa masih ada", "type": "List item" }, { "left": 327, "top": 53, "width": 240, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang berada dibawah 0,3 m/detik. Hal ini memungkinkan untuk dilakukan pengembangan jaringan.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 78, "width": 254, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. (1) Persen pelayanan pada tahun 2026 masing – masing unit Pelayanan IKK adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 100, "width": 77, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Ceper = 20,7%", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 112, "width": 72, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pedan = 6,7%", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 125, "width": 87, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Cawas = 54,7%", "type": "List item" }, { "left": 322, "top": 139, "width": 246, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2) Tapping dari reservoir sampai tapping pertama pelanggan IKK Cawas menunjukkan tekanan negatif karena headloss tinggi. Setelah dilakukan modifikasi berupa paralel pipa berdiameter 200 mm sepanjang 9 km, kondisi hidrolika memenuhi kriteria, kecuali kecepatan pipa masih ada yang berada dibawah 0,3 m/detik.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 228, "width": 116, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 244, "width": 254, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penulis mengucapkan terimakasih kepada Jurusan Teknik Lingkungan, PDAM Kabupaten Klaten, Bappeda Kabupaten Klaten, Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten, dan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Klaten yang telah membantu penulis dalam meyelesaikan penyusunan perencanaan.", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 324, "width": 90, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 313, "top": 339, "width": 254, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] PDAM Kabupaten Klaten. 2015. Laporan Bulan November 2015 Unit Cabang Timur . Klaten: PDAM Kabupaten Klaten.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 358, "width": 254, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] PDAM Kabupaten Klaten. 2016. Laporan Bulan Januari 2016 Unit Cabang Timur . Klaten: PDAM Kabupaten Klaten.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 377, "width": 254, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] Ram S, Gupta. 1989. Hydrology and Hidraulic System. London: Prentice Hall.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 396, "width": 255, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Trijoko, 2010. Unit Air Baku dalam Sistem Penyediaan Air Bersih.", "type": "List item" }, { "left": 331, "top": 405, "width": 76, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bandung: Graha Ilmu.", "type": "Text" }, { "left": 313, "top": 415, "width": 254, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] Kementerian Pekerjaan Umum. 2007. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 18 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Pengembangan Sistem penyediaan Air Minum . Jakarta: Kementrian PU.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 443, "width": 252, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] Badan Pusat Statistik Kabupaten Klaten. 2013. Statistik Industri Besar dan Sedang Tahun 2013 . Klaten: BPS Kabupaten Klaten.", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 464, "width": 254, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] Mangkoedihardjo S. dan Samudro, G. 2012. Evaluasi dan Perencanaan Kebutuhan Air Minum. Surabaya: Guna Widya.", "type": "List item" } ]
55fdad2b-b147-0702-af31-add462b8f69a
https://ejournal.uby.ac.id/index.php/jitu/article/download/187/76
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 218, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 38, "width": 70, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 139, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 49, "width": 11, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 789, "width": 136, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.36596/jitu.v4i1.187", "type": "Page footer" }, { "left": 311, "top": 789, "width": 213, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://ejournal.uby.ac.id/index.php/jitu [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 368, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 217, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad a,1, , Saiful Bahri b,2* , Dwi Kristiani a,3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 294, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Boyolali, Jl. Pandanaran No.405, Boyolali dan Kode Pos, Negara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 319, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b Fakultas Pertanian, Universitas Slamet Riyadi, Jl. Sumpah Pemuda No. 18 Kadipiro, Surakarta 57136, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 262, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected] *; 2 [email protected]; 3 [email protected] * Koresponsendi penulis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 76, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 443, "height": 259, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan adalah pengembangan potensi diri dalam hal intelektual, spiritual dan emosional. Pendidikan juga berperan membentuk mahasiswa yang berkarakter dan jujur. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang dalam proses menimba ilmu ataupun belajar dan terdaftar sedang menjalani pendidikan pada salah satu bentuk perguruan tinggi yang terdiri dari akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan universitas [1]. Dalam proses belajar mengajar dalam kelas, bukti kehadiran dosen dan mahasiswa dibuktikan dengan adanya lembar presensi atau daftar hadir yang ditandangani oleh mahasiswa dan dosen yang bersangkutan. Absensi adalah suatu pendataan kehadiran, bagian dari pelaporan aktifitas suatu institusi, atau komponen institusi itu sendiri yang berisi data-data kehadiran yang disusun dan diatur sedemikian rupa sehingga mudah untuk dicari dan dipergunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh pihak yang berkepentingan. Berdasarkan hasil observasi di Universitas Boyolali, masih ada masalah ketidakjujuran mahasiswa dalam proses pengisian daftar hadir. Beberapa indikator yang dapat dijadikan dasar untuk mengetahui mahasiswa yang berbohong antara lain perilaku mencontek, fenomena plagiasi dan budaya titip presensi. Absensi merupakan data yang sangat penting dalam setiap kegiatan, baik itu kegiatan perkuliahan maupun kegiatan perkantoran. Namun sering kali data-data absensi ini kurang diperhatikan. Perlu adanya sistem yang dapat menjawab permasalahan diatas yaitu sistem absensi berbasis mobile yang terintegrasi antara proses absensi dan proses rekapitulasi. Sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh [2] berhasil merancang dan membangun aplikasi sistem informasi monitoring absensi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta menggunakan teknologi NFC pada android dengan menggunakan aplikasi web memudahkan administrator untuk melakukan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 243, "width": 77, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 242, "width": 60, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 80, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history Menerima 25 Oktober 2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 71, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revisi 25 Januari 2020 Diterima 30 Januari 2020", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 272, "width": 63, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 294, "width": 293, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study is titled Application of Student Attendance Online with Smartphone. The research objective is to design, implement, and test student attendance applications automatically with a Smartphone at Boyolali University and produce an online attendance application to improve the learning process and reduce student cheating when attending attendance. The research methodology used is the Iconic process. The results achieved are online attendance applications to facilitate lecturers in making attendance reports and making it easier for students to attend", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 427, "width": 219, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA 4.0 license.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 340, "width": 37, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 25, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Android", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 34, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students Attendance", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 74, "width": 442, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegiatan monitoring evaluasi belajar mengajar dan pengelolaan data absensi kehadiran mahasiswa pada PBM di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 443, "height": 92, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan latarbelakang diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan yaitu Bagaimana membuat aplikasi kehadiran mahasiswa secara otomatis dengan smartphone di Universitas Boyolali? Sedangkan tujuan penelitiannya adalah untuk merancang, mengimplementasikan dan menguji aplikasi kehadiran mahasiswa secara otomatis dengan smartphone sehingga diharapkan dapat mempermudah Dosen dalam merekap presensi mahasiswa serta mengurangi tindakan mahasiswa yang melakukan kecurangan dengan melakukan titip absen kepada teman yang masuk kuliah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 98, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tinjauan Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 442, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian terdahulu oleh para peneliti lain yang meneliti kasus sejenis dijadikan sebagai bahan referensi. Beberapa penelitian terdahulu adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 442, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh [3] dengan judul Sistem Absensi Asisten Dosen Menggunakan Qr Code Scanner Berbasis Android Pada Program Studi Sistem Informasi Universitas Muria Kudus. Tujuan penelitian ini adalah untuk memudahkan para asisten Dosen melakukan absensi dan juga memudahkan laboran ketika melakukan rekapan bulanan. Selain itu Sistem Absensi Asisten Dosen digunakan untuk merekap jumlah kehadiran asisten Dosen dan juga merekap honor yang di dapat setiap asisten Dosen berdasarkan kehadiran asisten Dosen. Metode pengembangan menggunakan Model Waterfall, perancangan menggunakan UML, bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP dan Android dengan Database My SQL. Hasil rancang bangun ini adalah sebuah aplikasi berbasis Android dan web untuk Asisten Dosen Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 442, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh [2] berhasil merancang dan membangun aplikasi sistem informasi monitoring absensi mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta menggunakan teknologi NFC pada android dengan menggunakan aplikasi web. Sistem ini memudahkan administrator untuk melakukan kegiatan monitoring evaluasi belajar mengajar dan pengelolaan data absensi kehadiran mahasiswa pada proses belajar mengajar di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 442, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh [4] dengan judul Pengembangan Fungsi Pengajuan Cuti Karyawan pada Sistem Absensi Mobile. Tujuan yang ingin dicapai adalah karyawan dapat mengajukan cuti secara mandiri melalui perangkat mobilenya yang menggunakan minimal sistem operasi Android 4.x untuk dikombinasikan dengan sistem absensi berbasis GPS. Penelitian ini menggunakan metode pengembangan sistem dengan Extreme Programming. Hasil dari sistem absensi yang dikembangkan menunjukkan bahwa telepon pintar berbasis sistem operasi Android dapat digunakan untuk mengajukan cuti karyawan secara mandiri. Keberlanjutan dari sistem ini adalah pengembangan pula fasilitas login sistem yang lebih kredibel contohnya dengan menambahkan fasilitas pemindai data biometrik dari penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 442, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh [5] dengan judul “Sistem Presensi Mahasiswa Dengan Fingerprint Berbasis Website” ini bertujuan untuk menyingkat waktu pada saat proses pengambilan presensi. Selain itu, sistem akan mengurangi tingkat kecurangan mahasiswa terkait kehadiran mahasiswa. Dalam sistem ini, mahasiswa hanya akan diminta untuk mengunggah gambar sidik jarinya untuk menandai kehadiran mahasiswa. Pengembangan sistem ini menggunakan metode waterfall yang melibatkan integrasi dari berbagai teknologi open source berbasis website seperti MySQL, PHP dan Apache Web Server. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sistem ini dapat menyingkat waktu pada saat melakukan proses pengambilan presensi. Selain itu, mahasiswa juga tidak dapat lagi untuk melakukan kecurangan terkait kehadiran mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 442, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang pernah dilakukan oleh [6] dengan judul “Perancangan Sistem Absensi Online Menggunakan Android Guna Mempercepat Proses Kehadiran Karyawan Pada PT. Sintech Berkah Abadi”, mempunyai tujuan pembaharuan sistem yang baru agar berdampak sangat baik bagi perusahaan dilihat dari sisi efisien, efektif, dan cepat. Sistem absensi online digunakan untuk mempercepat absen melalui smartphone android yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi adalah pengumpulan data sistem yang berjalan, wawancara, observasi, analisa sistem yang diusulkan, serta metode prototipe dan testing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 99, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 442, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem ini adalah metode ICONIX Process. Pendekatan ICONIX Process didasarkan pada notasi use case . Proses ICONIX , seperti yang diperlihatkan dalam gambar 1, adalah pendekatan minimalis yang disederhanakan yang berfokus pada area yang terletak di antara penggunaan kasus dan kode. Pada penelitian ini peneliti memasukkan setiap langkah – langkah yang terdapat pada model ICONIX Process . Adapun langkah – langkahnya adalah : [7]", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 184, "width": 439, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Pemilihan kasus pada penelitian ini adalah membuat aplikasi kehadiran mahasiswa secara otomatis dengan smartphone di Universitas Boyolali", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 211, "width": 344, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Pengumpulan data, data yang digunakan adalah data presensi mahasiswa.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 226, "width": 439, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c) Analisis data, yang digunakan dari ICONIX Proses adalah : pembuatan functional requirement , domain model, use case behavioral requirement , menentukan Technical Architecture dan pembuatan sequence diagram .", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 266, "width": 439, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d) Perbaikan ( Refinement) Requirement review, Robustness Analysis, Preliminary Design Review dan Critical Design Review.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 293, "width": 407, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e) Penulisan laporan/dokumentasi merupakan hasil akhir yang berbentuk artikel penelitian", "type": "List item" }, { "left": 206, "top": 456, "width": 162, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Metode ICONIX Process", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 492, "width": 121, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 441, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan metode yang sudah ditetapkan dan tahapan dalam pengembangan sistem, maka hasilnya adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 442, "height": 119, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada langkah pertama menentukan functional requirement atau mendefinisikan kebutuhan fungsional yang diinginkan oleh pengguna. Untuk mendapatkan data-data kebutuhan tersebut maka dilakukan observasi di Universitas Boyolali Jalan Pandanaran no. 405 Boyolali dengan cara mengamati langsung proses presensi yang dilakukan mahasiswa ketika pelaksanaan pembelajaran oleh dosen. Selain itu juga melakukan wawancara dengan mengajukan pertanyaan kepada narasumber mengenai objek penelitian. Hasil obeservasi dan wawancara mendapatkan informasi berupa proses presensi yang masih konvensional dengan menggunakan buku presensi yang dibawa oleh dosen pengajar atau di titipkan di ruang fakultas. Serta berhasil mendapatkan contoh rekap presensi setiap semester oleh dosen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 666, "width": 442, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram Use case mendefinisikan behavioral requirements berdasarkan functional requirement (dan sumber lainnya) yang telah dibuat. Seperti pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut: Pada aplikasi presensi terdapat 3 aktor yaitu Admin, Mahasiswa dan Dosen. Proses yang dapat dilakukan oleh mahasiswa adalah login untuk dapat masuk ke aplikasi dan melakukan proses absensi. Proses yang dapat dilakukan oleh Dosen adalah login untuk masuk ke aplikasi, menampilkan data jadwal kuliah dan menampilkan hasil sari presensi mahasiswa. Sedangkan untuk admin dapat memberikan akses ke semua menu. Dalam hal ini admin memasukkan data matakuliah yang diambil mahasiswa berdasarkan KRS (Kartu Rencana Studi).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 230, "top": 235, "width": 189, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Activiti Diagram Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 275, "top": 271, "width": 133, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Use Case Diagram", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 296, "width": 443, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram aktivitas atau activity diagram menggambarkan aktivitas sistem, bukan apa yang dilakukan oleh aktor. Jadi aktivitas yang dapat dilakukan oleh sistem. Berdasarkan use case diagram dilakukan pembuatan activity diagram agar dapat menjelaskan alur aktivitas aktor terhadap sistem secara detail. Dalam hal ini akan dijelaskan activity diagram untuk mahasiswa dan dosen. Seperti pada Gambar 3 dapat dijelaskan bahwa pertama, mahasiswa melakukan login ke sistem presensi online kemudian memilih menu maka sistem akan menampilkan presensi dari mahasiswa. Mahasiswa harus mengisi kode yang diberikan dosen untuk dapat melakukan absensi. Selanjutnya sistem akan memproses dan menyimpan kedalam database.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 442, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Gambar 4 menjelaskan tentang activity diagram Dosen. Dosen melakukan login ke sistem lalu memilih jadwal untuk melihat jadwal matakuliah yang ada pada hari tersebut. Maka selanjutnya Dosen dapat melihat data mahasiswa yang telah melakukan presensi pada hari tersebut. Sedangkan untuk melihat laporan maka dosen dapat memilih menu laporan hasil presensi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 442, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagram sequence menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem (termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu yang tercantum. Gambaran sequence diagram Admin seperti pada Gambar 5, sequence diagram mahasiswa seperti Gambar 6 dan sequence diagram dosen seperti Gambar 7. Admin dapat mengakses semua menu yang terdapat di dalam aplikasi presensi, antara lain data dosen, data mahasiswa dan data matakuliah. Selain itu Admin juga dapat menambah, mengedit dan menghapus data-data dari mahasiswa maupun dosen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 442, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penjelasan untuk diagram sequence mahasiswa yang ditunjukkan pada Gambar 6 yaitu mahasiswa dapat mengakses halaman awal dari sistem selanjutnya memilih menu, data absensi, memilih matakuliah, mengisi tanggal absensi dan kode yang diberikan oleh dosen. Data absensi yang dimasukkan secara otomatis akan dikirim ke dosen. Penjelasan untuk Gambar 7 yaitu diagram sequence Dosen adalah Dosen mengakses aplikasi lalu akan ditampilkan halaman awal. Dosen memilih jadwal untuk melihat jadwal matakuliah yang diampu kemudian memilih data absensi untuk melihat mahasiswa yang sudah melakukan presensi pada matakuliah yang diikuti. Selanjutnya untuk dapat melihat rekapan presensi, Dosen memilih menu laporan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 387, "width": 185, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Activity Diagram Mahasiswa", "type": "Caption" }, { "left": 337, "top": 387, "width": 159, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Activity Diagram Dosen", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 687, "width": 170, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Sequence Diagram Admin", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 283, "width": 106, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 265, "top": 569, "width": 138, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Sequence Laporan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 443, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap akhir sebelum pembuatan perangkat lunak adalah melakukan perbaikan atau Critical Design Review . Pada tahap ini kembali melakukan review untuk memastikan bahwa tidak ada yang kurang pada sequence diagram. Memastikan bahwa setiap class yang ada telah memiliki atribut dan operasi yang didefinisikan secara lengkap (memiliki nama, tipe data, parameter, dan sebagainya). Pada tahap ini sudah lengkap dan dapat dilanjutkan ke tahap pembuatan perangkat lunak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 443, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah berikutnya adalah pembuatan aplikasi berdasarkan desain yang telah dibuat sebelumnya. Halaman login untuk bisa masuk kedalam sistem presensi, pengguna mengisi username dan password. Bila username atau password salah, sistem akan menampilkan informasi bahwa username atau password salah. Tampilan halaman home seperti pada Gambar 8. Tampilan Beranda admin merupakan halaman awal pada saat pengguna melakukan login sebagai admin, didalam halaman ini terdapat menu yang berisi data dosen, data mahasiswa, data matakuliah, proses krs, proses absensi, laporan absensi dan logout. Tampilan seperti pada Gambar 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 457, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 236, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Page header" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 426, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Tampilan Home Gambar 9. Tampilan Admin Gambar 10. Tampilan Dosen", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 442, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beranda dosen merupakan halaman awal pada saat pengguna melakukan login sebagai dosen, didalam halaman ini terdapat menu yang berisi data jadwal, data absensi dan logout . Tampilan seperti pada Gambar 10. Beranda mahasiswa merupakan halaman awal pada saat pengguna melakukan login sebagai mahasiswa, didalam halaman ini hanya terdapat data absensi untuk melakukan presensi dan logout . Tampilan seperti pada Gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 577, "width": 191, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Tampilan Beranda Mahasiswa", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 609, "width": 80, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 442, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan maka dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini telah berhasil merancang, mengimplementasikan, dan menguji aplikasi presensi online untuk proses pengajaran di Universitas Boyolali dan memudahkan dalam proses absensi dan perekapan absensi setiap semester. Kemudahan yang diberikan bagi mahasiswa dengan memanfaatkan androidnya dapat melakukan absensi pada saat mengikuti perkuliahan. Sedangkan bagi Dosen dapat langsung melihat dan mengetahui mahasiswa yang sudah melakukan absensi. Upaya pengembangan lebih lanjut disarankan untuk membuat pengelompokan matakuliah dari berbagai program studi di Universitas Boyolali dan perlunya pelatihan penggunaan aplikasi ini agar semua dosen dapat mengoperasikannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 40, "width": 70, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-ISSN 2620-5157", "type": "Page header" }, { "left": 197, "top": 40, "width": 218, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JITU : Journal Informatic Technology And Communication", "type": "Page header" }, { "left": 514, "top": 39, "width": 11, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 51, "width": 137, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 1, Januari 2020, pp. 34-41", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 789, "width": 320, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur Ahmad et.al (Aplikasi Kehadiran Mahasiswa Secara Otomatis Dengan Smartphone)", "type": "Page footer" }, { "left": 253, "top": 74, "width": 107, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 442, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terima kasih diberikan kepada Fakultas Ilmu Komputer Universitas Boyolali yang telah memberikan ijin untuk tempat penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 124, "width": 75, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 442, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Hartaji, Damar A. 2012. Motivasi Berprestasi Pada Mahasiswa yang Berkuliah Dengan Jurusan Pilihan Orangtua. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 431, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Indri Neforawati, Muhammad Irdam Fareza, Vida Juniarti. 2015 . Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Monitoring Absensi Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Menggunakan Teknologi Nfc Pada Android. Vol 14. No. 2 (2015). Jurnal Poli Teknologi.Politeknik Negeri Jakarta Http://Jurnal.Pnj.Ac.Id/Index.Php/Politeknologi/Issue/View/58", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 241, "width": 440, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Mukhamad Taqwa Nuddin Dan Diana Laily Fithri (2015) Melakukan Penelitian Dengan Judul Sistem Absensi Asisten Dosen Menggunakan Qr Code Scanner Berbasis Android Pada Program Studi Sistem Informasi Universitas Muria Kudus. Prosiding Snatif. https://jurnal.umk.ac.id/index.php/SNA/article/view/338", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 442, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Fransiskus Adi Kara.2016. Pengembangan Fungsi Pengajuan Cuti Karyawan pada Sistem Absensi Mobile.Vol 6 No 1. Jurnal SISFO. Departemen Sistem Informasi. Institute Teknologi Surabaya. http://is.its.ac.id/pubs/oajis/index.php/home/detail/1637/Pengembangan-Fungsi- Pengajuan-Cuti-Karyawan-pada-Sistem-Absensi-Mobile", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 442, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Wijayanto, Eko. 2017. Sistem Presensi Mahasiswa Dengan Fingerprint Berbasis Website. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 442, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[6] Husain, A., Prastian, A. H. A., & Ramadhan, A. (2017). Perancangan Sistem Absensi Online Menggunakan Android Guna Mempercepat Proses Kehadiran Karyawan Pada PT. Sintech Berkah Abadi. Technomedia Journal, 2(1), 105-116. https://doi.org/https://doi.org/1 0.33050/tmj.v2i1.319", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 442, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Ristyawan Aidina, Dwi Harini. 2019. Proses Iconix Dalam Analisa Rancangan Aplikasi Informasi Jadwal Dan Tugas Berbasis Android. Jurnal SIMETRIS, Vol. 10 No. 1 April 2019. Fakultas Teknik. Universitas Muria Kudus. https://jurnal.umk.ac.id/ index.php/simet/ article/view/2685/1650", "type": "List item" } ]
5371c881-3e65-7b1c-6c62-477100bc91c9
https://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAIC/article/download/3237/1498
[ { "left": 77, "top": 54, "width": 223, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Applied Informatics and Computing (JAIC) Vol.5, No.2, Desember 2021, pp. 109~116 e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 476, "top": 75, "width": 16, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "109", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 727, "width": 169, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://jurnal.polibatam.ac.id/index.php/JAIC", "type": "Text" }, { "left": 127, "top": 99, "width": 379, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbandingan Algoritma K-Means dan K-Medoids Untuk Pengelompokkan Data Obat dengan Silhouette Coefficient", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 154, "width": 379, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Riva Arsyad Farissa 1 , Rini Mayasari 2 , Yuyun Umaidah 3 1,2,3 Prodi Teknik Informatika Universitas Singaperbangsa Karawang [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 216, "width": 49, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article Info", "type": "Table" }, { "left": 227, "top": 216, "width": 53, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 233, "width": 462, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article history: Received 2021-08-07 Revised 2021-09-20 Accepted 2021-09-25 Perencanaan kebutuhan obat yang tidak efektif dan efisien menyebabkan masalah tentang tidak meratanya distribusi obat-obatan di setiap puskesmas. Dengan penggunaan data mining kebutuhan obat-obatan dapat dikendalikan agar tidak terjadi penumpukan stok serta kehabisan stok obat. Teknik clustering ini sangat cocok digunakan dalam perencanaan kebutuhan obat-obatan agar diketahui stok obat yang stabil dan tidak stabil. Metode yang akan digunakan untuk clustering data obat- obatan adalah algoritma K-Means dan K-Medoids . Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengelompokkan data obat-obatan di Puskesmas Karangsambung yang dapat digunakan sebagai referensi untuk perencanaan obat yang akan datang di puskesmas tersebut. Pengelompokkan data dibagi menjadi tiga yaitu lambat, sedang dan cepat. Hasil yang didapatkan yaitu kedua algoritma tersebut menunjukan bahwa algoritma K-Means mendapatkan hasil Silhouette Coefficient lebih tinggi yaitu sebesar 0,627 sedangkan K-Medoids sebesar 0,536 yang artinya hasil clustering K-Means lebih berkualitas dibandingkan K-Medoids . Dengan hasil dari pengelompokkan obat tersebut puskesmas dapat melakukan pemerataan stok obat agar tidak terdapat kelebihan dan kekurangan stok obat.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 293, "width": 83, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keyword: K-Means, K-Medoids, Silhouette Coefficient.", "type": "Picture" }, { "left": 339, "top": 444, "width": 203, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This is an open access article under the CC–BY-SA license.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 476, "width": 68, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. P ENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 490, "width": 233, "height": 194, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Puskesmas merupakan unit pelaksana fungsional yang berperan sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat partisipasi masyarakat bidang kesehatan dan pusat pelayanan kesehatan primer yang menyelenggarakan kegiatan secara komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan di suatu wilayah tertentu. Dalam proses pengadaan, bagian obat melakukan pengecekan deposit puskesmas, kemudian melihat tingkat fungsionalnya dengan sisa stok, tingkat kebutuhan dan kasus yang sering ditemukan. Kemudian petugas obat meminta barang-barang yang harus di stok ulang, untuk diteruskan ke bagian gudang obat. Sehubungan dengan semakin meningkatnya aktivitas medis khususnya di bagian obat- obatan, ditemukan beberapa permasalahan. Permasalahan yang ditemukan adalah tidak terkendalinya stok obat-obatan. Pengendalian obat adalah kegiatan untuk memastikan tercapainya tujuan yang diharapkan sesuai dengan strategi dan rencana yang telah dirumuskan, serta memastikan tidak terjadi kelebihan dan kekurangan obat [1]. Jika cara", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 470, "width": 232, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengelolaan obat dilakukan secara efektif, efisien dan rasional maka ketersediaan dan keterjangkauan obat akan terjamin [2].", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 492, "width": 233, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh sebab itu, setiap puskesmas harus memiliki sistem pengolahan data yang baik agar data-data yang dihasilkan dari penggunaan obat tersebut dapat berguna untuk dibuat menjadi sebuah laporan bulanan atau tahunan. Data ini tidak hanya digunakan sebagai arsip, tetapi juga dapat digunakan dan diolah menjadi informasi yang berguna untuk meningkatkan pelayanan kesehatan. Dengan dilakukannya pengelompokkan obat maka dapat dilakukan pemerataan stok obat-obatan di setiap puskesmas.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 589, "width": 233, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penerapan data mining di bidang kesehatan banyak dikemukakan peneliti, karena memiliki kemampuan mengekstrak data dalam jumlah besar untuk memperoleh informasi yang berguna [3]. Teknik data mining dapat digunakan secara luas di rumah sakit, klinik dan apotek oleh penyedia layanan kesehatan untuk memberikan layanan kesehatan yang lebih baik dan lebih terjangkau kepada pasien [4]. Penggunaan data mining ini dapat mengendalikan stok obat agar tidak terjadi penumpukan stok serta kehabisan stok", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 54, "width": 94, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 727, "width": 182, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC Vol. 5, No. 2, Desember 2021: 109 – 116", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 233, "height": 163, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "110 obat. Clustering adalah teknik pengelompokan record dalam database berdasarkan kondisi tertentu. Konsep dasar clustering adalah mengelompokkan beberapa objek ke dalam cluster , dimana cluster yang baik adalah cluster yang memiliki tingkat kemiripan yang tinggi antara objek-objek dalam cluster tersebut dan tingkat ketidaksamaan yang tinggi dengan objek cluster lainnya. Alasan penggunaan algoritma K-means dan K-medoids clustering ini dikarenakan algoritma ini memiliki akurasi yang cukup tinggi dan efisien dalam memproses obyek dalam jumlah besar. Selain itu kelebihan metode K-Means dan K-Medoids mempunyai sifat yang fleksibel karena user dapat menentukan jumlah cluster yang akan dibuat [5].", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 218, "width": 233, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian tentang perbandingan clustering k- means dan hierarchical clustering single linkage pada persediaan obat. Penelitian ini menganalisis tentang penggunaan obat sehingga dapat dilakukan perencanaan stok obat. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai evaluasi algoritma K-means sebesar 0.8014 dan HCC Single sebesar 0.8629 [6]. Penelitian lain tentang analisis K-medoids Clustering", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 282, "width": 233, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk mengelompokkan data imunisasi campak balita di Indonesia dengan 2 kali iterasi dengan hasil 3 cluster yakni cluster rendah sebanyak 2 provinsi cluster sedang sebanyak 30 provinsi dan cluster tinggi sebanyak 2 provinsi [7]. Penelitian lainnya yang berjudul Comparative Analysis of K-means and K-medoids Algorithm on IRIS Data mengenai perbandingan algoritma K-means dan K-medoids menggunakan dataset tanaman iris hasil yang diperoleh K-medoids lebih baik daripada K-means untuk akurasi pengelompokan terhadap kelas-kelas yang sebenarnya sehingga nilai K-means adalah 88,7% dan untuk K-medoids yaitu 92% [8].", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 412, "width": 233, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan melakukan pengelompokkan data obat berdasarkan jenis obat, pemasukan dan penggunaan obat. Dengan melakukan analisa data obat di Puskesmas Karangsambung, diharapkan Puskesmas Karangsambung dapat menentukan keputusan yang tepat dalam pengendalian stok obat. Berdasarkan dari akurasi dan nilai akhir yang baik dari metode yang digunakan pada penelitian sebelumnya, maka metode yang digunakan adalah metode cluster analysis menggunakan algoritma K- means dan K-medoids . Pemprosesan pada penelitian ini akan dilakukan dengan bantuan Bahasa pemprograman Python .", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 540, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 553, "width": 233, "height": 75, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode data mining yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross-Industry Standard Process for Data mining (CRISP-DM). CRISP-DM adalah framework data mining yang secara garis besar terdiri dari 6 alur proses yang dimulai dari pemahaman bisnis hingga penerapan pengetahuan [9]. Tahapan yang akan dilakukan dengan CRISP-DM seperti gambar 1 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 153, "width": 138, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Rancangan Penelitian CRISP-DM", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 170, "width": 232, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut ini adalah penjelasan dari tahapan metode CRISP-DM, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 192, "width": 115, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. Bussiness Understanding", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 203, "width": 233, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Business Understanding adalah tahapan pendefinisian masalah dan objektif dari data mining yang akan dilakukan. Pada fase ini dibutuhkan pemahaman terkait masalah dan tujuan yang akan diselesaikan oleh data mining.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 246, "width": 233, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Data Understanding Data Understanding adalah tahap pengumpulan koleksi data awal , dan melakukan proses pengenalan terhadap data tersebut dengan tujuan untuk lebih mengenal nature dari data yang akan dipakai", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 300, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Data Preparation", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 311, "width": 233, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aktivitas-aktivitas yang dilakukan pada fase ini meliputi pemilihan data yang akan digunakan untuk proses modelling, proses data preprocessing seperti mengatasi outlier, noisy data, inconsistent dan missing value yang ada dan data transformation, melakukan normalisasi data. Hasil dari tahap ini akan digunakan untuk proses modelling.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 376, "width": 233, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Modelling Tahap ini mengerjakan aktivitas terkait algoritma data mining yang akan digunakan . Berikut ini metode yang akan digunakan dalam tahap modelling yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 338, "top": 419, "width": 54, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) K-Means", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 430, "width": 233, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "K-means adalah sebuah algorima data mining unsupervised yang menggunakan centroid sebagai titik pusat dalam setiap cluster. K-means ialah algoritma yang tidak rumit, ukuran kesamaan berperan penting dalam proses clustering menggunakan K-Means [10]. Algoritma clustering K-means banyak digunakan karena algoritmanya yang sederhana dan konvergensi yang cepat. Namun, nilai K clustering perlu diberikan terlebih dahulu dan pilihan nilai K secara langsung mempengaruhi hasil konvergensi [11].Algoritma K-means merupakan algoritma yang diwakili oleh cluster yaitu centroid atau nilai rata-rata sebagai titik pusat cluster .", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 559, "width": 233, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) K-Medoids Algoritma PAM (Partitioning Around Medoid ) merupakan algoritma yang diwakili oleh cluster yaitu medoid. Algoritma ini lebih populer dengan sebutan Algoritma K-Medoids . Algoritma K-Medoids lebih baik daripada K-Means, karena pada K-Medoids kita menemukan k sebagai representasi objek untuk meminimalkan jumlah pertidaksamaan objek data, sedangkan pada K-Means kita menggunakan jumlah jarak Euclidean pada objek data [12]. Jika dibandingkan dengan algoritma K-Means perbedaan terletak pada titik pusat cluster, K-Means menggunakan nilai rata-rata (mean) sebagai pusat cluster sedangkan K-Medoids menggunakan sebuah", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 22, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC", "type": "Page header" }, { "left": 242, "top": 54, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 716, "width": 464, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbandingan Algoritma K-Means dan K-Medoids Untuk Pengelompokkan Data Obat dengan Silhouette Coefficient (Riva Arsyad Farissa, Rini Mayasari dan Yuyun Umaidah)", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 475, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "111 objek sebagai pusat cluster dan objek tersebut harus mewakili masing-masing dari cluster . E. Evaluation Pada tahap ini evaluasi yang digunakan yaitu Silhouette Coefficent yang berfungsi untuk menguji kualitas dari kluster lalu ditentukan keputusan apakah hasil data mining akan digunakan atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 152, "width": 233, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Silhouete Coefficient terletak pada rentang antara nilai -1 sampai 1. Rentang nilai tersebut digunakan untuk menunjukkan kedekatan kemiripan data yang dikelompokkan didalam suatu cluster . Jika nilai rata-rata Silhouette Coefficient mendekati nilai 1, maka cluster semakin baik. Sebaliknya jika nilai rata-rata Silhouette Coefficient mendekati -1, maka cluster tersebut tidak baik. Berikut kriteria pengukuran nilai Silhouette Coefficient [13] pada tabel I.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 250, "width": 111, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL I K RITERIA S ILHOUETTE C OEFFICIENT", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 334, "width": 67, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F. Deployment", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 345, "width": 232, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Deployment adalah tahapan penggunaan hasil dari proses data mining.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 376, "width": 138, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 389, "width": 233, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan berupa hasil clustering melalui proses CRISP-DM dengan menggunakan algoritma K-Means dan K-Medoids yang didukung oleh tools GoogleColab dengan bahasa pemprograman Python . A. Bussiness Understanding", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 443, "width": 233, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahapan ini diperlukan pemahaman tentang pentingnya pemanfaatan data distribusi obat, agar dapat digunakan untuk mengetahui pengelompokkan obat berdasarkan pengeluaran dan pemasukan obat yang akan diterapkan pada setiap puskesmas. Tujuan dalam penerapan data mining ini adalah agar setiap puskesmas mengetahui pengelompokkan obat mana saja yang termasuk obat lambat habis, sedang dan cepat habis. Dengan mengetahui pengelompokkan tersebut distribusi obat pada setiap puskesmas dapat terkendali.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 551, "width": 97, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B. Data Understanding", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 562, "width": 233, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang digunakan merupakan data Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang bersumber dari Puskesmas Karangsambung. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) merupakan suatu pngelolahan terhadap obat yang pemakaian, distribusi, tingkatan stok, kebutuhan obat dibatasi dengan tujuan agar pemakaian yang ada dapat terkendali dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 638, "width": 233, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data yang akan digunakan sebanyak 374 data dari bulan januari 2019 sampai dengan desember 2020. Data yang digunakan menggunakan format .xlsx (Excel). Atribut yang terdapat dalam data tersebut terdiri dari 8 atribut yaitu nama", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 77, "width": 232, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "obat, stok awal, penerimaan, persediaan, pemakaian, stok akhir, stok optimal dan permintaan. Terlihat pada gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 255, "width": 80, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Deskripsi Data", "type": "Caption" }, { "left": 321, "top": 272, "width": 86, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C. Data Preparation", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 283, "width": 233, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap ini hal pertama yang dilakukan adalah memilih atribut yang akan digunakan untuk proses modelling . Hal ini dilakukan karena atribut yang tidak berhubungan akan berpengaruh terhadap hasil dari modelling . Tahap ini dilakukan dengan cara menghapus atribut stok optimal dan permintaan, dikarenakan terdapat nilai yang tidak konsisten di dalam atribut tersebut. Berikut dari hasilnya dapat dilihat pada gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 389, "top": 531, "width": 95, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Hasil Data Selection", "type": "Caption" }, { "left": 321, "top": 548, "width": 233, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setelah memilih atribut yang akan digunakan untuk proses modelling tahap selanjutnya yaitu mengatasi missing value seperti menghapus kolom yang hilang dan menghapus data yang tidak relevan seperti data yang pada semua atributnya bernilai “0”. Hal ini dilakukan agar proses modelling mendapatkan hasil yang baik. Setelah proses ini dilakukan jumlah kolom berkurang dari 373 menjadi 198 kolom. Adapun hasil dari prosesnya dapat dilihat pada tabel II.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 277, "width": 188, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Silhouette Coefficient Kriteria Penilaian 0.7 < SC ≤ 1.0 Stronge Structure 0.5 < SC ≤ 0.7 Medium Structure 0.25 < SC ≤ 0.5 Weak Structure SC ≤ 0.25 No Structure", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 54, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 727, "width": 182, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC Vol. 5, No. 2, Desember 2021: 109 – 116", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "112", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 77, "width": 33, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL II", "type": "Section header" }, { "left": 137, "top": 86, "width": 109, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H ASIL M ENGATASI M ISSING V ALUE", "type": "Picture" }, { "left": 83, "top": 101, "width": 79, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Nama Obat Stok Awal", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 105, "width": 108, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penerimaan Persediaan Pemakaian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 222, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stok Akhir 0 Albendazol Tablet 400 Mg. 14500 6300 20800 12700 8100 1 Albendazol Suspens/5mli 200 Mg 0 568 568 0 568", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 179, "width": 225, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Alopurinol Tablet 100 Mg. 11400 3400 14800 3000 11800 … … … … … … … 195 Lidokain Jelly 2% Syringe'10 120 30 150 30 120 196 Bisakodil Tab 5 Mg 2440 300 2740 90 2650 197 Omeprazole Sodium 40 Mg Iv Inj 860 100 960 96 864", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 298, "width": 233, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap selanjutnya yaitu mengatasi outlier dengan cara menghapus outlier dengan perbandingan sebanyak 75 % data yang akan digunakan dan 25 % outlier dihapus dari data tersebut. Berikut merupakan cara mengatasi outlier dengan python .", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 363, "width": 199, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "for x in ['STOK AKHIR']: q75,q25 = np.percentile(X.loc[:,x],[75,25]) intr_qr = q75-q25 max = q75+(1.5*intr_qr) min = q25-(1.5*intr_qr) X.loc[X[x] < min,x] = np.nan X.loc[X[x] > max,x] = np.nan X = X.dropna(axis = 0 ) X.isnull(). sum ()", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 462, "width": 182, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasilnya dapat terlihat pada gambar berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 611, "width": 123, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4 Cek Outlier Atribut Stok Awal", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 214, "width": 132, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5 Cek Outlier Atribut Penerimaan", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 371, "width": 129, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6 Cek Outlier Atribut Persediaan", "type": "Picture" }, { "left": 373, "top": 528, "width": 127, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 7 Cek Outlier Atribut Pemakaian", "type": "Caption" }, { "left": 374, "top": 680, "width": 126, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 8 Cek Outlier Atribut Stok Akhir", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 22, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC", "type": "Page header" }, { "left": 242, "top": 54, "width": 76, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 716, "width": 464, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbandingan Algoritma K-Means dan K-Medoids Untuk Pengelompokkan Data Obat dengan Silhouette Coefficient (Riva Arsyad Farissa, Rini Mayasari dan Yuyun Umaidah)", "type": "Text" }, { "left": 538, "top": 54, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "113", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 77, "width": 233, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penghapusan outlier diperlukan karena outlier dapat menimbulkan hasil bias. Selain itu, hal ini berfungsi untuk mengatasi algoritma K-Means yang sensitif terhadap outlier . Hasil setelah penghapusan outlier jumlah data berkurang menjadi 163 kolom, terlihat pada tabel III.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 141, "width": 219, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL III H ASIL D ATASET S ETELAH M ENGATASI O UTLIER No Stok Awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Stok Akhir 0 0 568 568 0 568 1 11400 3400 14800 3000 11800 2 8827 1000 9827 42 9785 … … … … … … 160 120 30 150 30 120 161 2440 300 2740 90 2650 162 860 100 960 96 864", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 293, "width": 233, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap selanjutnya yaitu transformasi data dengan cara melakukan normalisasi pada data. Proses normalisasi yang akan digunakan yaitu menggunakan cara Min-Max. Min-Max adalah metode normalisasi dengan melakukan transformasi linier terhadap data asli. Adapun hasil dari normalisasi data dapat dilihat pada tabel IV.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 369, "width": 36, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL IV", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 377, "width": 217, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H ASIL N ORMALISASI M IN -M AX No Stok Awal Penerimaan Persediaan Pemakaian Stok Akhir 0 0 0.08875 0.017197 0 0.020505 1 0.408602 0.53125 0.451153 0.441696 0.425993 2 0.31638 0.15625 0.299518 0.006184 0.353249 … … … … … … 160 0.004301 0.004687 0.004452 0.004417 0.004332 161 0.087455 0.046875 0.083425 0.013251 0.095668 162 0.030824 0.015625 0.02915 0.014134 0.031191", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 522, "width": 71, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D. Modelling 1) K-Means", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 544, "width": 233, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk dapat melakukan pengelompokan data dengan K- Means perlu menentukan jumlah cluster yang diperlukan. Data obat tersebut akan dikelompokkan mejadi tiga cluster yaitu Pemakaian Obat Lambat, Sedang dan Cepat atau k=3. Pengelompokkan tiga cluster dilakukan agar diketahui obat mana saja yang stabil atau sedang dan tidak stabil. Jarak yang digunakan untuk menghitung jarak terpendek yaitu menggunakan Euclidean distance . Hasilnya terlihat sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 649, "width": 215, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KMeans(algorithm='auto', copy_x=True,init='random', max_iter=300, n_clusters=3, n_init=10, n_jobs=None, precompute_distances='auto', random_state=42, tol=0.0001, verbose=0)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 77, "width": 233, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya output dari program akan menampilkan centroid terakhir dan jumlah iterasi yang sudah di proses. Hasilnya seperti berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 127, "width": 232, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Centroid Iterasi Terakhir : [0.340654 0.2169895 0.3320222 0.2197143 0.3392551] [0.044107 0.0476691 0.0467031 0.0375174 0.0462389] [0.560367 0.7024739 0.6136749 0.7612877 0.5400511]", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 168, "width": 83, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumlah Iterasi : 6", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 193, "width": 233, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengelompokan iterasi terakhir tersebut yaitu 30 obat pada cluster 0, 121 obat pada cluster 1 dan 12 obat pada cluster 2. Gambar 10 bawah ini merupakan hasil visualisasi cluster dengan menggunakan algoritma K-Means .", "type": "Text" }, { "left": 377, "top": 364, "width": 121, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 9. Visualisasi Cluster K-Means", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 381, "width": 233, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya melakukan analisis terhadap 3 cluster tersebut untuk penentuan label obat cepat habis, sedang dan lambat habis yang dilakukan berdasarkan karakteristik jumlah data stok obat dalam setiap cluster. Gambar 11 dan tabel V di bawah ini merupakan perbandingan karakteristik setiap cluster berdasarkan rata-rata dari keseluruhan atribut yang di tampilkan dalam bentuk persentase.", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 475, "width": 192, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 10 Visualisasi Karakteristik Cluster K-Means 0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% Perbandingan Karakteristik Cluster K-Means", "type": "Picture" }, { "left": 381, "top": 594, "width": 121, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cluster 0 Cluster 1 Cluster 2", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 54, "width": 94, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 727, "width": 182, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC Vol. 5, No. 2, Desember 2021: 109 – 116", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "114", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 77, "width": 34, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL V", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 86, "width": 217, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P ERBANDINGAN K ARAKTERISTIK C LUSTER K-M EANS Stok Awal Penerima an Persedia an Pemakai an Stok Akhir Cluster 0 29.09% 4.25% 33.34% 4.57% 28.76% Cluster 1 26.71% 6.62% 33.33% 5.53% 27.80% Cluster 2 25.89% 7.44% 33.33% 8.56% 24.77%", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 182, "width": 233, "height": 140, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari perbandingan karakteristik tersebut, hal yang paling disoroti adalah perbedaan signifikan antara persentase rata- rata pemakaian dan stok akhir. Dalam penelitian ini pelabelan akan diambil dari selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yang artinya semakin besar selisih maka pemakaian obat akan semakin lambat habis begitu pula sebaliknya semakin kecil selisih maka pemakaian obat akan semakin cepat habis. Berikut ini adalah hasil dari analisis pelabelan clustering . a. Data obat cluster 0 dapat dikategorikan ke dalam cluster pemakaian obat lambat lambat. Hal ini dibuktikan dengan selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yaitu 24.19%.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 323, "width": 232, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Data obat cluster 1 dapat dikategorikan pemakaian obat sedang. Hal ini dibuktikan dengan selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yaitu 22.27%.", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 355, "width": 233, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Data obat cluster 2 dapat dikategorikan pemakaian obat cepat. Hal ini dibuktikan dengan selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yaitu 16.21%.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 395, "width": 61, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) K-Medoids", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 406, "width": 233, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk dapat melakukan pengelompokan data dengan K- Means perlu menentukan jumlah cluster yang diperlukan. Data obat tersebut akan dikelompokkan mejadi tiga cluster yaitu Pemakaian Obat Lambat, Sedang dan Cepat atau k=3. Pengelompokkan tiga cluster dilakukan agar diketahui obat mana saja yang stabil atau sedang dan tidak stabil. Jarak yang digunakan untuk menghitung jarak terpendek yaitu menggunakan Euclidean distance . Hasilnya seperti berikut.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 498, "width": 211, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kmedoids(init=’random’, n_cluster=3,random_state=42", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 513, "width": 232, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya output dari program akan menampilkan centroid terakhir dan jumlah iterasi yang sudah di proses. Hasilnya seperti berikut.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 554, "width": 232, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Medoid Iterasi Terakhir : [0.1996415 0.140625 0.1971581 0.1236749 0.2032491] [0.5232974 0.609375 0.5639712 0.6625441 0.5054151] [0.0164874 0.014062 0.0166483 0.0103062 0.0173285] Jumlah Iterasi : 3", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 608, "width": 232, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengelompokan iterasi terakhir tersebut yaitu 43 obat pada cluster 0, 20 obat pada cluster 1 dan 100 obat pada cluster 2. Gambar 14 merupakan hasil visualisasi cluster dengan menggunakan algoritma K-Medoids.", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 188, "width": 131, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 11. Visualisasi Cluster K-Medoids", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 205, "width": 233, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya melakukan analisis terhadap 3 cluster tersebut untuk penentuan label obat cepat habis, sedang dan lambat habis yang dilakukan berdasarkan karakteristik jumlah data stok obat dalam setiap cluster. Gambar 15 dan tabel VI di bawah ini merupakan perbandingan karakteristik setiap cluster berdasarkan rata-rata dari keseluruhan atribut yang di tampilkan dalam bentuk persentase.", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 428, "width": 127, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 12 Visualisasi Cluster K-Medoids", "type": "Text" }, { "left": 420, "top": 445, "width": 36, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TABEL VI", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 453, "width": 217, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P ERBANDINGAN K ARAKTERISTIK C LUSTER K-M EDOIDS Stok Awal Penerima an Persedia an Pemakai an Stok Akhir Cluster 0 27.64% 5.70% 33.34% 4.82% 28.51% Cluster 1 27.33% 6.01% 33.33% 7.22% 26.12% Cluster 2 27.60% 5.73% 33.33% 5.35% 27.98%", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 550, "width": 233, "height": 118, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari perbandingan karakteristik tersebut, hal yang paling disoroti adalah perbedaan signifikan antara persentase rata- rata pemakaian dan stok akhir. Dalam penelitian ini pelabelan akan diambil dari selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yang artinya semakin besar selisih maka pemakaian obat akan semakin lambat habis begitu pula sebaliknya semakin kecil selisih maka pemakaian obat akan semakin cepat habis. Berikut ini adalah hasil dari analisis pelabelan clustering . a. Data obat cluster 0 dapat dikategorikan ke dalam cluster pemakaian obat lambat lambat. Hal ini dibuktikan", "type": "Text" }, { "left": 328, "top": 297, "width": 194, "height": 64, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0.00% 10.00% 20.00% 30.00% 40.00% Perbandingan Karakteristik Cluster K-Medoids", "type": "Picture" }, { "left": 381, "top": 409, "width": 121, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cluster 0 Cluster 1 Cluster 2", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 22, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC", "type": "Page header" }, { "left": 242, "top": 54, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 89, "top": 716, "width": 464, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perbandingan Algoritma K-Means dan K-Medoids Untuk Pengelompokkan Data Obat dengan Silhouette Coefficient (Riva Arsyad Farissa, Rini Mayasari dan Yuyun Umaidah)", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 54, "width": 458, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "115 dengan selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yaitu 23.69%.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 98, "width": 233, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Data obat cluster 1 dapat dikategorikan pemakaian obat cepat. Hal ini dibuktikan dengan selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yaitu 18.90%.", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 131, "width": 232, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Data obat cluster 2 dapat dikategorikan pemakaian obat sedang. Hal ini dibuktikan dengan selisih antara rata-rata pemakaian dengan stok akhir yaitu 22.63%.", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 171, "width": 61, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E. Evaluation", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 181, "width": 233, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluation berguna untuk mengukur kualitas hasil clustering . Teknik yang digunakan yaitu Sillhouette Coefficient . Proses evaluasi Silhoutte dilakukan sesuai jumlah K dan setelah hasil perhitungan dari proses K-Means dan K- Medoids selesai. Berikut ini merupakan hasil dari perhitungan kualitas cluster dengan menggunakan nilai k = 3 dapat dilihat pada gambar 16.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 408, "width": 169, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 13. Visualisasi Silhouette Coefficient K-Means", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 425, "width": 233, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa hasil akurasi menggunakan metode K-Means dengan nilai k = 3 didapatkan Silhouette Index sebesar 0,627 termasuk ke dalam kriteria Medium Structure . Untuk hasil algoritma K-Medoids dapat dilihat pada gambar 17.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 629, "width": 173, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 14. Visualisasi Silhouette Coefficient K-Medoids", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 647, "width": 232, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan gambar diatas hasil evaluasi dengan menggunakan metode K-Medoids didapatkan Silhoette Index sebesar 0,536 termasuk dalam kriteria Medium Structure . F. Deployment", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 77, "width": 233, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tahap ini dilakukan proses pembuatan laporan hasil penelitian sehingga lebih mudah dipahami oleh orang awam dan sebagai bahan kajian untuk puskesmas dalam proses pengendalian obat. Gambar 18 merupakan persentase hasil dari cluster K-Means .", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 259, "width": 122, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 15. Hasil Deployment K-Means", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 276, "width": 233, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil cluster K-Means tersebut diketahui bahwa anggota data obat yang berada di cluster lambat habis sebanyak 19 % atau 30 obat, cluster sedang sebanyak 74 % atau 121 obat dan cluster cepat habis sebanyak 7 % atau 12 obat. Artinya penggunaan algoritma untuk K-Means didominasi oleh cluster sedang. Selanjutnya untuk algoritma K-Medoids dapat dilihat pada gambar 19.", "type": "Text" }, { "left": 373, "top": 488, "width": 128, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 16. Hasil Deployment K-Medoids", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 505, "width": 233, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil cluster K-Medoids tersebut diketahui bahwa anggota data obat yang berada di cluster lambat habis sebanyak 27 % atau 43 obat, cluster sedang sebanyak 61 % atau 100 obat dan cluster cepat habis sebanyak 12 % atau 20 obat. Artinya penggunaan algoritma untuk K-Medoids didominasi oleh cluster sedang.", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 579, "width": 63, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V. K ESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 592, "width": 233, "height": 96, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal antara metode K-Means dan K- Medoids clustering telah berhasil diimplementasikan untuk mengelompokkan obat lambat habis, sedang, dan obat cepat habis. Penggunaan metode K-Means dan K-Medoids clustering ini menggunakan nilai K = 3. Pelabelan dilakukan berdasarkan karakteristik jumlah data stok obat dalam setiap cluster . Penelitian ini dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman Python . Dari perhitungan Algoritma K-Means", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 149, "width": 133, "height": 329, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19% 74% 7% Persentase Cluster K-Means Lambat Habis Sedang Cepat Habis 27% 12% 61% Persentase Cluster K-Medoids Lambat Habis Cepat Habis Sedang", "type": "Picture" }, { "left": 400, "top": 54, "width": 94, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-ISSN: 2548-6861", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 727, "width": 182, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JAIC Vol. 5, No. 2, Desember 2021: 109 – 116", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 54, "width": 233, "height": 120, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "116 dan K-Medoids menghasilkan informasi baru berupa informasi pemakaian obat yang dibagi menjadi 3, yaitu Pemakaian obat cepat yaitu pemakaian obat yang dimana pemakaiannya membuat persediaan yang tersedia hampir habis dari analisis data mining menggunakan metode K- Means terdapat 12 obat dan K-Medoids terdapat 20 obat. Hasil tersebut dapat menjadi acuan rekomendasi puskesmas untuk lebih memperbanyak stock obat khusus nya pada pemakaian obat cepat.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 174, "width": 232, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemakaian obat sedang yaitu pemakaian obat yang dimana persediaannya masih normal dari analisis data mining menggunakan metode K-Means terdapat 121 obat dan K- Medoids terdapat 100 obat.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 218, "width": 232, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemakaian obat lambat yaitu pemakaian obat yang dimana pemakaiannya membuat tidak terlalu tinggi dan cenderung jarang digunakan dari analisis data mining menggunakan metode K-Means terdapat 30 obat dan K-Medoids terdapat 43 obat. Hasil tersebut dapat menjadi acuan rekomendasi puskesmas untuk tidak melakukan persediaan pada obat-obat tersebut dikarenakan obat yang masih tersedia banyak.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 293, "width": 233, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Evaluasi algoritma K-Means dan K-Medoids untuk pengelompokkan obat di puskesmas karangsambung dilakukan dengan menggunakan Silhouette Coefficient didapatkan hasil untuk K-Means sebesar 0.627 dan K- Medoids sebesar 0.536 sehingga dapat disimpulkan hasil cluster cukup baik dan masuk ke dalam kategori medium structure .", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 377, "width": 69, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "D AFTAR P USTAKA", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 400, "width": 232, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] J. J. Tinangon, F. Ekonomi, and J. Akuntansi, “Analisis Pengendalian Internal Atas Persediaan Obat Pada Organisasi Sektor Publik Di Puskesmas Bahu,” J. EMBA J. Ris. Ekon. Manajemen, Bisnis dan Akunt. , vol. 7, no. 3, pp. 3099–3108, 2019, doi: 10.35794/emba.v7i3.24062.", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 443, "width": 232, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] S. Chaira, E. Zaini, and T. Augia, “Drugs Management Evaluation at Community Health Centers in Pariaman City, Indonesia,” J. Sains Farm. Klin. , vol. 3, no. 1, pp. 35–41, 2016, [Online]. Available: http://jsfkonline.org/index.php/jsfk/article/view/97.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 77, "width": 233, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] M. Harahap, A. M. Husein, S. Aisyah, F. R. Lubis, and B. A. Wijaya, “Mining association rule based on the diseases population for recommendation of medicine need,” J. Phys. Conf. Ser. , vol. 1007, no. 1, pp. 0–11, 2018, doi: 10.1088/1742- 6596/1007/1/012017.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 120, "width": 232, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] Z. Ceylan, S. Gürsev, and S. Bulkan, “An Application of Data Mining in Individual Pension Savings and Investment System,” no. January, pp. 7–11, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 146, "width": 232, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] M. Mardalius, “Pemanfaatan Rapid Miner Studio 8.2 Untuk Pengelompokan Data Penjualan Aksesoris Menggunakan Algoritma K-Means,” Jurteksi , vol. 4, no. 2, pp. 123–132, 2018, doi: 10.33330/jurteksi.v4i2.36.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 181, "width": 233, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] R. D. Firdaus, T. G. Laksana, and R. D. Ramadhani, “Pengelompokan Data Persediaan Obat Menggunakan Perbandingan Metode K-Means Dengan Hierarchical Clustering Single Linkage,” J. Informatics, Inf. Syst. Softw. Eng. Appl. , vol. 2, no. 1, pp. 33–48, 2019, doi: 10.20895/inista.v2i1.87.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 224, "width": 232, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] S. Sundari, I. S. Damanik, A. P. Windarto, H. S. Tambunan, J. Jalaluddin, and A. Wanto, “Analisis K-Medoids Clustering Dalam Pengelompokkan Data Imunisasi Campak Balita di Indonesia,” Pros. Semin. Nas. Ris. Inf. Sci. , vol. 1, no. September, p. 687, 2019, doi: 10.30645/senaris.v1i0.75.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 267, "width": 233, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] P. Kumar and D. Sirohi, “Comparative analysis of FCM and HCM algorithm on Iris data set,” Int. J. Comput. Appl. , vol. 5, no. 2, pp. 33–37, 2010, doi: 10.5120/888-1261.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 293, "width": 233, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] A. Azevedo and M. F. Santos, “Kdd , Semma And Crisp-Dm : A Parallel Overview Ana Azevedo and M . F . Santos,” IADIS Eur. Conf. Data Min. , pp. 182–185, 2008, [Online]. Available: http://recipp.ipp.pt/handle/10400.22/136%0Ahttp://recipp.ipp.pt/b itstream/10400.22/136/3/KDD-CRISP-SEMMA.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 336, "width": 233, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] M. Robani and A. Widodo, “Algoritma K-Means Clustering Untuk Pengelompokan Ayat Al Quran Pada Terjemahan Bahasa Indonesia,” J. Sist. Inf. Bisnis , vol. 6, no. 2, p. 164, 2016, doi: 10.21456/vol6iss2pp164-176.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 371, "width": 232, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] C. Yuan and H. Yang, “Research on K-Value Selection Method of K-Means Clustering Algorithm,” J , vol. 2, no. 2, pp. 226–235, 2019, doi: 10.3390/j2020016.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 397, "width": 232, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12] D. Marlina, N. Lina, A. Fernando, and A. Ramadhan, “Implementasi Algoritma K-Medoids dan K-Means untuk Pengelompokkan Wilayah Sebaran Cacat pada Anak,” J. CoreIT J. Has. Penelit. Ilmu Komput. dan Teknol. Inf. , vol. 4, no. 2, p. 64, 2018, doi: 10.24014/coreit.v4i2.4498.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 440, "width": 233, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13] P. J. Rousseeuw, “Silhouettes: A graphical aid to the interpretation and validation of cluster analysis,” J. Comput. Appl. Math. , vol. 20, no. C, pp. 53–65, 1987, doi: 10.1016/0377-0427(87)90125-7.", "type": "List item" } ]
07e7dcdd-c764-7691-f28f-1263079f046a
https://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JTA/article/download/8671/3759
[ { "left": 295, "top": 779, "width": 7, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 70, "width": 440, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERANCANGAN STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR (SOP) PADA PROSES PRODUKSI FROZEN FOOD", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 132, "width": 285, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yaning Tri Hapsari 1 , Kurniawanti 2 1,2 Program Studi Teknik Industri, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas PGRI Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 170, "width": 129, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 430, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. SME Minanisa is an SME in the field of frozen food industry. The production process at UKM Minanisa does not yet have written standards or procedures. This allows the occurrence of work accidents and the large variety of products produced in the production process. The purpose of this service is to design a written document that describes the sequence of work steps in production activities (SOP). This service is carried out by interview and observation to the business location. The result of this dedication is the design of SOP which is expected to improve the production process to run better.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 211, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Frozen Food, SOP, Production Process", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 431, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. UKM Minanisa merupakan UKM yang bergerak di industri frozen food. Proses produksi pada UKM Minanisa belum memiliki standar atau prosedur yang tertulis. Hal ini memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja dan banyaknya variansi produk yang dihasilkan di proses produksi. Tujuan dari pengabdian ini adalah merancang suatu dokumen tertulis yang menjelaskan urutan langkah-langkah kerja dalam kegiatan produksi (SOP). Pengabdian ini dilaksanakan dengan wawancara dan observasi di lokasi usaha. Hasil pengabdian ini adalah rancangan SOP yang diharapkan dapat memperbaiki proses produksi berjalan lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 205, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Frozen Food, SOP, Proses Produksi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 254, "height": 349, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN Suatu perusahaan tidak terlepas dari aktivitas-aktivitas yang mendukung berlangsungnya perusahaan. Salah satu aktivitas perusahaan adalah kegiatan produksi. Kegiatan produksi perusahaan dapat berjalan dengan lancar jika karyawan yang bekerja mengikuti instruksi atau langkah-langkah produksi yang sudah ditetapkan dan dijelaskan oleh perusahaan. Penjelasan langkah produksi bisa dalam bentuk dokumen (tertulis) atau secara lisan (tidak tertulis). Standarisasi diartikan sebagai kegiatan yang memberikan solusi untuk aktivitas berulang untuk berbagai masalah disiplin ilmu termasuk sains dan ditujukan untuk mencapai tingkat urutan optimal dalam konteks tertentu (Manghani, 2011). Menurut Irawati dan Hardiastuti (2016), prosedur merupakan serangkaian urutan aktivitas yang terdiri dari langkah-langkah kegiatan yang dilakukan oleh manusia secara berulang dan seragam yang dibuat untuk dijalankan dengan keteraturan dan apabila dilanggar maka orang tersebut dianggap", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 420, "width": 237, "height": 349, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "telah menyalahi prosedur. Menurut Brodbeck (2002), “…procedures are defined as ‘organization design statements’ written by an organization for managing an aspect of a businesses operation or subsystem”. Definisi ini menyatakan bahwa prosedur merupakan pernyataan organisasi dalam mengelola bisnis atau subsistem. Prosedur yang baik membantu menstabilkan gaya kerja berbagai pekerja untuk mencapai tingkat kualitas yang sama terlepas dari siapa yang menjalankan fungsinya (Fitsimmons, 2012). Instruksi atau langkah tertulis yang mendokumentasikan kegiatan rutin atau aktivitas yang dilakukan berulang-ulang yang diterapkan di suatu organisasi atau perusahaan inilah yang disebut dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) (Lelieveld et al, 2005). Fungsi dari SOP agar aktivitas dalam perusahaan dapat berjalan secara konsisten sehingga kualitas produksi juga dapat terjaga. Beberapa manfaat dari adanya SOP adalah membantu menjamin kualitas dan konsistensi pelayanan, membantu mencegah kebingungan dalam melakukan", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 34, "width": 248, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Standar Operational Prosedur (SOP) pada … 9", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 238, "height": 262, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pekerjaan (role clarification), dan menjamin pekerjaan dilakukan dengan baik (Bhattacharya, 2015). Menurut Prasanna (2013), SOP membantu dalam implementasi dan pengerjaan suatu fungsi atau aktivitas tertentu supaya berjalan dengan efektif dan efisien. Penggunaan SOP diperlukan dalam berbagai bidang, termasuk dalam industi yang bergerak di bidang makanan. SOP merupakan komponen penting pada sistem keamanan makanan karena SOP dapat memastikan setiap aktivitas agar tetap konsisten setiap harinya. Selain itu, SOP dapat mempermudah dan memperlancar proses atau aktivitas sehingga dapat berjalan dengan aman dan terkendali (Brewton et al, 2011). SOP dapat mengurangi kesalahan kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 332, "width": 234, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan SOP juga dapat menjaga kualitas makanan, seperti penelitian Hesse, et al. (2017) yang menyatakan bahwa SOP memiliki dampak positif terhadap pendapatan produsen atau industri. Winata (2016) menggunakan SOP untuk mengatasi kualitas produk yang tidak terkontrol dengan baik pada perusahaan Chocolab.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 251, "height": 160, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian Ramadhan (2015) menghasilkan SOP (Standard Operating Procedure) berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pada karyawan bagian distribusi PT Unirama Duta Niaga Surabaya. Artinya, bahwa dengan adanya penerapan SOP yang baik dan sesuai kebutuhan perusahaan dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan produktivitas kerja karyawan karena SOP berisi prosedur kerja yang nantinya dilakukan dan dikerjakan oleh setiap karyawan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 608, "width": 238, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UKM Mina Nisa merupakan UKM yang bergerak di industri frozen food. Industri frozen food merupakan industri yang memproduksi makanan beku, seperti nugget, sosis, dan bakso. Proses produksi pada UKM Minanisa dengan mengikuti langkah-langkah yang sudah ditetapkan. Namun, langkah-langkah ini masih belum didokumentasikan secara tertulis. Walaupun kegiatan produksi masih dapat berlangsung dengan langkah-langkah atau prosedur yang belum tertulis, namun kegiatan produksi tidak dapat berjalan dengan konsisten", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 233, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan akan terjadi kesalahan yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 99, "width": 238, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu dokumen tertulis yang menjelaskan urutan langkah-langkah kerja dalam kegiatan produksi, atau yang disebut dengan SOP. Tujuan dari pengabdian ini adalah perancangan SOP pada proses produksi di UKM Mina Nisa. Pembuatan SOP di UKM Mina Nisa diharapkan dapat memperbaiki proses produksi menjadi lebih lancar serta mengurangi kesalahan dalam proses produksi. SOP juga dapat mengurangi variansi produk yang dihasilkan. Perancangan SOP harus dapat menjelaskan langkah-langkah aktivitas secara urut dan jelas sehingga dapat dipahami oleh seluruh orang dalam perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 331, "width": 138, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 346, "width": 267, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengabdian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2018. Sasaran dalam pengabdian ini adalah industri makanan yang memproduksi frozen food yaitu UKM Minanisa yang berlokasi di Yogyakarta. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dengan menggunakan metode interview/wawancara dan observasi lapangan yang bertujuan mencari informasi secara detail mengenai perusahaan, peristiwa-peristiwa yang terjadi, proses dan alur produksi sehingga dapat diketahui permasalahan mitra dan pemecahan masalah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 535, "width": 233, "height": 248, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alur kegiatan dimulai dari identifikasi masalah, analisis masalah dan solusi masalah. Alur kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat dilihat pada Gambar 1. a. Identifikasi masalah Identifikasi masalah dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan perusahaan, baik karyawan maupun pimpinan. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kendala atau masalah apa yang ada di perusahaan. Selain wawancara, pengabdi melihat secara langsung proses produksi dan kegiatan di perusahaan. b. Analisis masalah Setelah melakukan wawancara dan melihat kegiatan yang ada di perusahaan, pengabdi melakukan analisis terhadap masalah yang ada di perusahaan. Analisis ini bertujuan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 303, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 7, Nomor 1, Januari 2022, hlm. 8-14", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 228, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk memberikan solusi kepada perusahaan terkait masalah yang dihadapi mengenai kegiatan produksi.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 113, "width": 237, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Solusi masalah berdasarkan wawancara didapatkan bahwa kegiatan produksi yang berlangsung di perusahaan belum menerapkan SOP, sehingga", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 227, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengabdi mengusulkan solusi untuk merancang SOP. Perancangan SOP bertujuan agar kegiatan produksi berlangsung lebih konsisten, aman, dan terkendali. Selain itu, SOP dapat mengurangi kesalahan yang terjadi selama proses produksi sehingga kualitas produksi dapat lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 341, "width": 166, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Alur Kegiatan Pengabdian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 230, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan pengabdian ini dimulai dari wawancara pada bulan Februari 2018. Pengabdi melakukan wawancara secara langsung dengan pemilik dan karyawan dari UKM Minanisa. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan produk di UKM tersebut. UKM Minanisa mengasilkan produk", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 369, "width": 227, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "olahan ikan yang dibekukan atau yang disebut dengan frozen food. Produk yang dihasilkan sebagian besar merupakan hasil olahan ikan tuna. Pengabdi melakukan wawancara dengan pemilik mengenai proses pembuatan produk olahan tuna seperti cordon blu, kaki naga, nugget, dan otak- otak bandeng. Hasil produksi frozen food UKM Minanisa bisa dilihat pada Gambar 2.", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 620, "width": 216, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Produksi Frozen Food UKM Minanisa", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 648, "width": 233, "height": 132, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil wawancara diperoleh bahwa dalam proses pembuatan produk-produk tersebut ternyata belum ada aturan atau standar tertulis yang mengarahkan karyawan dalam membuat produk. Aturan atau standar ini sering disebut dengan standar operasional prosedur (SOP). Salah satu fungsi dari SOP antara lain mengurangi adanya variansi produk yang dihasilkan (ukuran produk, rasa, langkah", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 648, "width": 239, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengerjaan). Berdasarkan rumusan masalah tersebut, pengabdi mengusulkan untuk merancang SOP proses pembuatan produk frozen food di UKM Minanisa.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 706, "width": 227, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses pembuatan cordon blue, nugget, dan kaki naga dimulai dari tahap persiapan, dimana bahan baku yang digunakan adalah ikan tuna. Kemudian dipersiapkan bahan pendukung berupa tepung kanji, tepung terigu, tepung panir,", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 193, "width": 100, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identifikasi Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 255, "top": 236, "width": 83, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 279, "width": 100, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solusi: Perancangan", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 323, "width": 22, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SOP", "type": "Section header" }, { "left": 271, "top": 34, "width": 253, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Standar Operational Prosedur (SOP) pada … 11", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 231, "height": 233, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "telur, roti tawar, wortel, daun bawang dan daun pisang. Bumbu yang dihaluskan adalah bawang merah, bawang putih, ketumbar, jahe, sereh, dan merica. Peralatan masak yang digunakan antara lain kompor, panci, pisau, dan sendok pengaduk. Tahap selanjutnya yaitu siangi ikan tuna, pisahkan ikan tuna dari durinya, kemudian cuci hingga bersih. Ikan tuna yang sudah bersih lalu digiling dengan mesin penggiling. Setelah daging halus tambahkan garam dan bumbu halus, aduk hingga kalis dan kenyal. Adonan daging kemudian ditambahkan tepung terigu, tepung kanji, dan telur dengan perbandingan 1 kg daging tuna: 2 ons tepung terigu: 2 butir telur. Selanjutnya tambahkan potongan wortel dan daun bawang ke adonan daging.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 236, "height": 175, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Langkah berikutnya yaitu proses pembuatan cordon blue, nugget, dan kaki naga. Pada tahap pembentukan ini prosesnya berbeda untuk masing-masing produk. Pada proses pembuatan cordon blue, pementukan adonan dimulai dengan cara memipihkan roti tawar lalu diisi adonan. Kemudian digulung dan direkatkan dengan tepung kanji cair. Adonan berbentuk bulat memanjang, kemudian dibungkus dengan daun pisang dan dikukus selama 20 menit. Setelah dikukus, dinginkan dan lapisi dengan tepung kanji cair dan lapisi dengan tepung panir.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 477, "width": 232, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk proses pembentukan nugget, adonan dibentuk menjadi bulat memanjang kemudian dibungkus dengan daun pisang. Selanjutnya adonan yang sudah dibungkus, dikukus selama 30 menit. Setelah dikukus, nugget didinginkan dan dipotong sekitar 1 cm. Potongan nugget dilapisi dengan kanji cair, dan dilapisi dengan tepung panir.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 593, "width": 227, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan untuk proses pembentukan kaki naga, adonan dibentuk bulatan kecil dengan diameter sekitar 2 cm. Selanjutnya lapisi tepung", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 233, "height": 451, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "panir sebanyak dua kali, dan dilekatkan ke stick ice cream. Kaki naga dikukus selama 20 menit, setelah matang dinginkan dan lapisi dengan tepung kanji cair dan lapisi lagi dengan tepung panir. Setelah tahap pembentukan kaki naga, nugget, dan cordon blue, produk dikemas dengan mesin vakum kedap udara. Kemasan kaki naga, nugget, dan cordon blue disimpan dalam lemari pendigin (freezer). SOP proses produksi cordon blue, kaki naga, dan nugget yang pengabdi usulkan dapat dilihat pada Gambar 3. Pada proses pembuatan otak-otak bandeng, bahan utamanya adalah ikan bandeng. Bahan pendukung yang digunakan yaitu tepung kanji, tepung terigu, telur, daun pisang, wortel, dan daun bawang. Selanjutnya haluskan bawang putih, ketumbar, kunyit, dan garam. Peralatan masak yang perlu dipersiapkan antara lain kompor, panci, pisau, dan sendok pengaduk. Peralatan pendukung yang dibutuhkan antara lain mesin giling, plastik pengemas, dan mesin vakum. Ikan bandeng selanjutnya disiangi, pisahkan daging dari duri, kulit, dan tulangnya dan selanjutnya dicuci. Giling daging ikan bandeng dengan mesin penggiling kemudian tambahkan garam dan bumbu halus, aduk adonan hingga tercampur rata. Diamkan adonan selama 30 menit, dan selanjutnya tambahkan wortel dan daun bawang yang sudah dipotong kecil-kecil.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 521, "width": 227, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adonan kemudian dimasukkan ke kulit ikan, kemudian dipresto dengan dialasi daun pisang. Presto 1 kg ikan selama 90 menit, setelah masak dinginkan dan siap untuk dikemas dengan mesin vakum kedap udara. Kemasan otak-otak ikan di lemari pendingin (freezer). SOP proses pembuatan otak-otak bandeng dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 303, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 7, Nomor 1, Januari 2022, hlm. 8-14", "type": "Page header" }, { "left": 153, "top": 736, "width": 291, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. SOP Proses Pembuatan Cordon Blu, Nugget, Kaki Naga", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 34, "width": 253, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Standar Operational Prosedur (SOP) pada … 13", "type": "Page header" }, { "left": 179, "top": 687, "width": 236, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. SOP Proses Pembuatan Otak-otak Bandeng", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 710, "width": 229, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN Pengabdian ini menghasilkan rancangan SOP proses produksi cordon blu, nugget, kaki naga, dan otak-otak bandeng. Pemilik UKM Minanisa lebih memahami pentingnya SOP", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 710, "width": 235, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proses pembuatan produk frozen food. Pembuatan dan penggunaan SOP proses produksi pembuatan frozen food di UKM Minanisa diharapakan dapat membuat proses produksi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 34, "width": 303, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Jurnal Terapan Abdimas, Volume 7, Nomor 1, Januari 2022, hlm. 8-14", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 70, "width": 225, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berjalan lebih lancar dan mengurangi kesalahan dalam proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 235, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran untuk kegiatan pengabdian masyarakat selanjutnya adalah penerapan dan evaluasi penerapan SOP yang telah dirancang di UKM Minanisa. Evaluasi dari segi waktu proses produksi agar tercapai efektifitas kerja dan kemudahan serta kelancaran proses produksi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 135, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMAKASIH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 215, "width": 231, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terima kasih kepada UKM Minanisa yang telah bersedia menjadi mitra dalam pengabdian ini, sehingga pengabdian ini berjalan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 104, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 316, "width": 224, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bhattacharya, J. (2015). Guidance for Preparing Standard Operating Procedures (Sops). IOSR Journal Of Pharmacy, Vol. 5 No. 1, pp. 29-36.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 225, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brewton, O., Culbreth, T., & Groeger, H. (2011). Not Your Normal SOP: Prepare and Present Standard Operating Procedures Differently to Improve Quality and Compliance. Quality Progress: American Society for Quality.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 227, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brodbeck, P.W. (2002). Complexity Theory and Organization Procedure Design. Business Process Management Journal, Vol. 8, No. 4, pp 377-402.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 236, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitsimmons, G. (2012). The Policy/Procedure Manual, Part II: Procedures That Complement GoodPolicies, The Bottom Line, Vol. 25 Issue: 1, pp.13-15. Hesse, A, Bertulat, S., & Heuwieser, W. (2017). Survey of Work Processes on German Dairy Farms. Journal of Dairy Science, Vol. 100, No. 8.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 70, "width": 230, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irawati, R. & Hardiastuti, E.B.W. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 84, "width": 209, "height": 88, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) Proses Pembelian Bahan Baku, Proses Produksi dan Pengemasan pada Industri Jasa Boga (Studi Kasus pada PT. KSM Catering & Bakery Batam). Jurnal Akuntansi, Ekonomi dan Manajemen Bisnis,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 172, "width": 225, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 4, No. 2, 186-193. Lelieveld H.L.M., Mostert, M.A., & Holah, J.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 201, "width": 233, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2005). Handbook of Hygiene Control in the Food Industry. Cambridge: Woodhead Publishing Limited. Manghani, K. (2011), Quality Assurance: Importance Of Systems And Standard Operating Procedures. Perspectives in Clinical Research, Vol. 2, No. 1, 34-37.", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 302, "width": 233, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasanna, K. (2013). Standard Operating", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 317, "width": 202, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Procedures for Standalone Hotels. Research Journal of Management Sciences, Vol. 2(7), 1-9.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 361, "width": 233, "height": 160, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramadhan, A.M., Syaharudin, M., & Prajitiasari, E.D. (2015). Pengaruh Penerapan SOP (Standard Operating Procedure) dan Sistem Penghargaan (Reward System) Terhadap Produktivitas Kerja Pada Karyawan Bagian Distribusi PT Unirama Duta Niaga Surabaya. Artikel Ilmiah Mahasiswa, 1-5. Winata, S.V. (2016). Perancangan Standard Operating Procedure (SOP) Pada Chocolab. PERFORMA: Jurnal Manajemen dan Start- Up Bisnis, Vol. 1, No. 1, 77-86.", "type": "Text" } ]
491a30f5-eb17-ac5c-c1b8-49071f2f677d
https://ejournal.jatengprov.go.id/index.php/jurnaljateng/article/download/342/266
[ { "left": 205, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 428, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBUATAN ZAT WARNA ALAMI DARI BIJI KESUMBA DALAM BENTUK POWDER UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI BATIK DI JAWA TENGAH", "type": "Section header" }, { "left": 207, "top": 114, "width": 172, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paryanto dan Agus Purwanto LPPM UNS Surakarta email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 259, "top": 184, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 204, "width": 445, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Synthetic dyes are very practical to use and can lead to striking color on a colored product. This makes the synthetic dyes are often used in the food and beverage, pharmaceutical and textile. But the waste or residues of synthetic dyes can contaminate the environment than the use of synthetic dyes is often abused, such as the use of non synthetic food dyes in food products, thereby causing harm to consumers. Thus the natural dyes began to be reconsidered for use. Drawbacks of natural dyes extracted the natural dye is a liquid so it is not practical for long-term use. Dye is form in a liquid extract is dried into a powder by using a spray dryer.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 445, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Extract natural dyes from kesumba seeds, mahogany bark and secang wood in this final assignment dried using a spray dryer that has been modified. In a spray dryer using a nozzle extracts scattered granules form small particles, granules - granules of small particles are contacted directly by the hot air that will be formed powder.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 445, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Spray dryer consists of three main tools nozzle, dryer tank and cyclone. Nozzle is used to extract the dye waste so as to form granules of small particles. Tank made of stainless steel dryer that has a diameter of 14 cm, height 94 cm, the maximum volume of 16 liter and 13 liter effective volume. Cyclone acts as a filter / separator between the dye powders with gaseous reaction products has a diameter of 16 cm and 64 cm high. Other support tools in the form of a compressor, blow dryer, and heater.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 453, "width": 445, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Extract of mahogany and secang dye is obtained by solvent extraction to extract the water while the dye solvent kesumba extracted with 0.25% NaOH solution. Operation of the spray dryer by using semi-continuous system, with a continuous drying process in the tank while the bait into a maximum of 25 ml for each process with the average feed rate 0.13 ml / sec, can work well and can result in dye powder. Feed into the drying temperature to extract mahogany between 90-100 ° C, whereas for the extract of secang and kesumba between 100-110 ° C. This dye powder can then be used for dyeing textiles for dyeing cloth is batik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 569, "width": 59, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 211, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN Unesco telah memberikan", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 638, "width": 212, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengakuannya terhadap produk batik di Indonesia, dan pada awal bulan oktober 2011 telah diadakan pameran batik di Jakarta Convention Center di Jakarta yang diikuti oleh beberapa Negara, selain menteri perindustrian dan perdagangan", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 610, "width": 212, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyerahkan blue print kepada presiden yang isinya mengenai kurangnya infrastrukrur batik salah satunya adalah penyediaan pewarna batik yang alami. Zat warna", "type": "Table" }, { "left": 430, "top": 666, "width": 86, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sintetis dapat", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 679, "width": 212, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menimbulkan masalah bagi lingkungan juga berbahaya bagi kesehatan manusia dengan melihat dampak yang ditimbulkan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 523, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 212, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "oleh zat warna sintetis baik pada lingkungan maupun pada manusia, maka hal ini akan menyadarkan manusia untuk kembali menggunakan zat warna alam, salah satu sumber daya alam yang dapat dipakai adalah biji kesumba sebagai zat warna alami.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 170, "width": 212, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perkembangan industri pengolahan sandang, pangan, kosmetik, dan farmasi serta terbatasnya jumlah zat pewarna alami, menyebabkan penggunaan zat warna sintetik meningkat. Sejak ditemukannya zat pewarna sintetik sebagai pengganti pewarna alami maka penggunaan zat warna alami menurun, meskipun keberadaannya tidak menghilang sama sekali. Penggunaan zat pewarna sintetis memang terbukti lebih murah sehingga lebih menguntungkan dari segi ekonomi. Namun penggunaan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan, minuman dan pakaian (batik) dapat berdampak negatif yaitu menyebabkan toksik dan karsiogenik, karena kandungan logam berat yang berada dalam pewarna sintetik tidak dapat dihancurkan dalam sistem pencernaan manusia dan akan terakumulasi di dalam tubuh.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 460, "width": 212, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Oleh karenanya, penggunaan zat pewarna alami khususnya untuk batik atau tekstik (pakaian), sangat perlu digalakkan karena lebih aman dari segi kesehatan. Pilihan warnanya memang agak terbatas dibandingkan dengan pewarna sintetis, karena itu perlu dikembangkan berbagai penelitian untuk terus mencari zat pewarna alami dari berbagai bahan yang ada di alam. Tanaman yang mengandung zat pewarna alami yang banyak digunakan adalah biji kesumba/galenggem ( bixa orelana ). Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut, bagaimana membuat zat warna alami dari biji kesumba dalam bentuk bubuk ( powder ) menggunakan pengering ( spouted bed dryer ) ?", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 73, "width": 210, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan zat warna alami dari sumber- sumber hayati yang ada di Jawa Tengah terutama biji kesumba/galenggem ( bixa orelana ) dan mendapatkan zat warna alami dalam bentuk powder (bubuk).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 170, "width": 125, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 184, "width": 212, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang pernah dilakukan di Jurusan Teknik Kimia UNS adalah pembuatan zat warna dari kunyit secara batch dan packed bad sebagai penganti zat warna (kuning) makanan sintetis (Paryanto, 2007,2008), Pengambilan zat warna dari ketela ungu di daerah Tawangmangu dengan reaktor tangki berpengaduk", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 294, "width": 212, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Paryanto, 2008), Pengambilan zat warna (merah) dari kesumba didalam reaktor batch untuk mendapatkan koefisien transfer massa sebagai perancangan reactor dalam skala pilot plant (Paryanto, 2008), Adrian Nur, 2007, Mengektraksi zat warna alami tekstil dari biji buah pinang, dan juga melakukan ekstraksi dari daun jarak (hijau) sebagai pewarna pakaian, Pemekatan dan pembuatan zat warna dari kayu nangka juga dilakukan dengan hasil yang baik untuk pewarna tekstil (Endang Mastuti, 2008), Pembuatan zat warna tekstil dari kulit buah manggis (Endang Kwartiningsih, 2009), Pembuatan", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 515, "width": 212, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "oleoresin berkualitas pewarna dari biji galenggem (Bergas, STS., dkk, 2007), Pengambilan zat warna alami dari bunga rosella (Setyowardani, D, 2008),", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 570, "width": 212, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembuatan zat warna dari cincau hitam (Nunik SW, 2007).", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 598, "width": 212, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maraknya penggunaan zat warna pada era teknologi seperti saat ini menyebabkan banyaknya sintesis-sintesis zat warna agar dapat mengurangi kelemahan dari zat warna alami, antara lain tidak stabil (stabilitas pigmen rendah), seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan, konsentrasi pigmen rendah, keseragaman warna", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 212, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kurang baik dan spectrum warna tidak seluas pewarna sintetik. Sedangkan pewarna sintetik mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan lebih murah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 212, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pewarna sintetis mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, namun ternyata akhir-akhir ini banyak terjadi kasus keracunan akibat zat warna sintetik. Hal ini terjadi karena pada proses pembuatan zat pewarna sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 212, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada pembuatan zat pewarna sintetik sebelum mencapai produk akhir, harus melalui suatu senyawa antara yang berbahaya dan sering kali tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa- senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada. Contoh zat warna yang saat ini dilarang beredar di masyarakat adalah Rhodamin B dan Metanil Yellow .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 212, "height": 218, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pewarna alami, sebagaimana kita telah ketahui, banyak jenis tanaman dan hewan yang mempunyai warna-warna yang indah dan cemerlang. Pemakaian zat warna yang berasal dari tanaman dan hewan ini telah lama dilakukan oleh para pendahulu-pendahulu kita, misalnya daun pandan, daun suji, kunyit, biji kesumba dan sebagainya. Mioglobin dan hemoglobin ialah zat warna merah pada daging yang tersusun oleh protein globin dan heme yang mempunyai inti berupa zat besi. Heme merupakan senyawa yang terdiri atas dua bagian yaitu atom zat besi dan suatu cincin plana yang besar yaitu porfirin. Porfirin tersusun oleh empat", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 73, "width": 212, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "cincin pirol yang dihubungkan satu dengan lainnya dengan jembatan meten. Heme juga disebut feroprotoporfirin . Baik hemoglobin maupun mioglobin memiliki fungsi yang serupa yaitu berfungsi dalam transfer oksigen untuk keperluan metabolisme. Anthosianin dan anthoxanthin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada umumnya larut dalam air. Anthosianin tersusun oleh sebuah aglikon yang berupa anthosianidin yang teresterifikasi dengan molekul gula yang bisa satu atau lebih. Gula yang sering ditemukan adalah glukosa, ramnosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. Anthosianin yang mengandung satu", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 308, "width": 212, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "molekul gula disebut monosida, dua gula disebut diosida dan tiga gula disebut triosida.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 349, "width": 212, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat enam jenis anthosianidin yang sering terdapat dialam, yang penting untuk makanan yaitu pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin dan malvinidin. Semua anthosianidin merupakan derivatif dari struktur dasar kation flavilium. Pada molekul flavilium terjadi subsitusi dengan molekul OH dan Ome untuk membentuk anthosianidin. (Fitri, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 487, "width": 212, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesumba dikenal juga dengan nama kunyit jawa, galenggem, paparada, atau galuga. Biji kesumba berbentuk bulat atau seperti buah pir. Warna bijinya bergaris hijau yang terdapat dalam buah kotak berbulu. Biji ini terasa pahit ( Anonim, 2009b)", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 584, "width": 212, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemanfaatan biji kesumba saat ini masih terbatas, padahal dalam biji kesumba terdapat zat warna yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut menjadi zat warna alami. Zat warna alami pada biji buah kesumba dapat digunakan sebagai zat pewarna merah, misalnya seperti untuk lipstick juga dapat memberikan warna kuning seperti mentega dan keju karena", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 523, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 73, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dapat menghasilkan warna kuning alami (biksin). (Suryowinoto, 1997)", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 101, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesumba ini memiliki efek", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 115, "width": 212, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "farmakologis sebagai peluruh kencing, membersihkan panas, dan menetralkan racun. Sementara, sifat kimiawinya berasal dari zat kimia yang dikandung di dalamnya, contohnya saja, pada batang dan daun terdapat kandungan tannin, kalsium oksalat, saponin, dan lemak. Pada daun, akar, dan biji kesumba keling, terdapat kandungan antosianin, biksin, orelin, glukosid, zat samak, dan damar. ( Anonim, 2009b). Bixin dalam bentuk oleoresin diperoleh dari ekstraksi menggunakan pelarut organik, seperti acetone dengan panjang gelombang 470 nm dan hasil yang diperoleh dalam bentuk", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 215, "height": 231, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bubuk (Balaswamy,et al,2005), chloroform, dichloroetan dan pelarut CO 2 super kritis (Nobre, at al, 2006), propilen glycol, air, pelarut alkali seperti NaOH dan KOH (Shuhama, 2003). Bixin dalam bentuk serbuk diektrak dua kali (metose mysore) yang pertama menggunakan pelarut organic non polar, dan diikuti ekstraksi dengan pelarut organik polar (Balaswamy, at al, 2005). Ekstraksi secara mekanis yaitu dengan ball mill atau spouted bed (Massarani, 1998). Rao et al (2005) mempelajari pengaruh beberapa proses pemakaian bixin ( oil soluble dye ) terhadap kestabilan kualitas bixin dalam makanan dan kain.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 556, "width": 213, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembuatan zat warna alami dari kesumba dalam bentuk bubuk yang dilakukan dalam spouted bed dryer pada suhu 80 o C menggunakan pelarut basa NaOH mendapatkan ukuran partikel bubuk 60 mm (Shuhama, at al, 2002). Lyng SMO, at al, 2004. Melakukan penelitian", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 73, "width": 212, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kesumba dengan stabilisasi tes untuk menghasilkan bixin", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 87, "width": 211, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan alpha cyclodextrin .", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 128, "width": 167, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 142, "width": 212, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biji kesumba (bixa orellana) , dan menggunakan pelarut NaOH dan Ca(OH) 2 .", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 197, "width": 212, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat utama yang digunakan adalah ekstraktor zat warna alami, kompresor udara, tangki penyimpan hasil ekstrak, heater, dan spray dryer.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 266, "width": 83, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cara Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 280, "width": 212, "height": 370, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahap pembuatan zat warna (ekstraksi) Memecah buah kesumba, mengambil bijinya dan mengeringkannya, menimbang biji buah kesumba tersebut sebanyak x gram, memasukkan biji kesumba ke dalam ekstraktor, kemudian memasukkan pelarut NaOH dan Ca(OH) 2 dengan rasio berat biji per volume pelarut adalah 0,1 dan 0,3, menyalakan motor pengaduk dan menyalakan kompor, mengoprasikan ekstraktor selama 60 menit, Tahap Pemekatan (evaporasi) Memasukkan hasil ekstrasi tadi ke dalam panci untuk dipekatkan, pemekatan yang diinginkan 1/3 dari hasil ekstraksi tadi. Tahap pengeringan / pembuatan bubuk Hasil dari evaporasi tadi dimasukkan ke dalam tangki penyimpan hasil ekstrak, menyalakan heater umpan dan heater udara masuk, menyalakan kompresor angin dan mengatur tekanan dalam tangki penyimpan hingga 3,5 atm, menyalakan hair dryer, menunggu suhu Spray Dryer mencapai 120°C, membuka kran tangki penyimpan hasil esktrak untuk mengalirkan ke Spray Dryer, hasil berupa bubuk akan keluar melalui Cyclone.", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 239, "width": 299, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar. Alat Pembuat Powder Keterangan : 1. Kompresor udara 5. Hair dryer 2.Tangki penyimpanan hasil ekstrak 6. Spray dryer", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 294, "width": 249, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.Heater umpan 7. Cyclon", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 308, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.Heater udara masuk", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 349, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 351, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian disajikan dalam bentuk table dan grafik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 391, "width": 263, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Pengaruh variable konsentrasi umpan NaOH", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 405, "width": 404, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Waktu (menit) Konsentrasi 0,1M Konsentrasi 0,2M Konsentrasi 0,3M Konsentrasi 0,4M Konsentrasi 0,5M 1 60 5 5.4 5.9 6.5 6.1 2 90 5.7 6.1 6.2 7.0 6.9 3 120 6. 8 7.2 7.4 8.1 7.8 4 150 7.7 8.1 8.2 9.0 8.7 5 180 8.8 9.0 9.2 9.8 9.1", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 693, "width": 383, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 1. Waktu pengeringan terhadap Berat Zat Warna Alami yang dihasilkan berbagai konsentrasi NaOH", "type": "Caption" }, { "left": 185, "top": 514, "width": 260, "height": 163, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 2 4 6 8 10 12 0 50 100 150 200 B e ra t Z a t W a rn a ( g ra m ) Waktu (menit) Waktu vs Berat Zat Warna 0,1 M 0,2 M 0,3 M 0,4 M", "type": "Picture" }, { "left": 422, "top": 644, "width": 23, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0,5 M", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 523, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 73, "width": 404, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Pengaruh variable konsentrasi umpan Ca(OH) 2 No Waktu (menit) Konsentrasi 0,1M Konsentrasi 0,2M Konsentrasi 0,3M Konsentrasi 0,4M Konsentrasi 0,5M 1 60 4.1 4.3 4.4 4.2 4.0 2 90 4.9 5.1 5.2 4.8 4.7 3 120 5.7 5.9 6.1 5.4 5.1 4 150 6.3 6.5 7.0 6.1 5.8 5 180 6.9 7.1 7.7 6.6 6.3", "type": "Table" }, { "left": 132, "top": 225, "width": 400, "height": 379, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 2. Waktu pengeringan terhadap Berat Zat Warna Alami yang dihasilkan berbagai konsentrasi Ca(OH) 2 Tabel 3. Pengaruh variable suhu No Waktu (menit) Suhu 70 Suhu 80 Suhu 90 Suhu 100 Suhu 110 1 60 5.2 5.4 6.5 5.5 5.0 2 90 5.9 6.5 7.0 6.2 5.8 3 120 6.8 7.5 8.1 6.9 6.6 4 150 7.7 8.4 9.0 7.7 7.3 5 180 8.6 8.9 9.8 8.5 8.1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 50 100 150 200 B e ra t Z a t W a rn a A la m ( G ra m ) Waktu (menit) Waktu VS Berat Zat Warna 0,1 M 0,2 M 0,3 M 0,4 M 0,5 M", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "154", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 432, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Grafik 3. Waktu pengeringan terhadap Berat Zat Warna Alami yang dihasilkan berbagai Suhu Dari hasil percobaan yang telah dilakukan perbandingan bahan baku kesumba dengan berbagai jenis solven (pelarut) menghasilkan serbuk halus", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( powder ) sedangkan pelarut yang paling baik adalah pelarut NaOH yaitu menghasilkan serbuk sebanyak 9,8 gram pada konsentrasi 0,4M suhu 90 0 C.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 212, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Serbuk zat warna hasil dari pengeringan menggunakan spray dryer kemudian diaplikasikan untuk pewarnaan batik. Kain batik yang sudah di buat pola menggunakan malam dan siap di warna didapat dari industri batik Sido Mulyo Pasar Kliwon, Solo. Kain batik dicelup dengan larutan TRO yang berfungsi untuk membuka pori-pori pada serat kain. Setelah itu , kain batik diwarnai dengan serbuk zat warna dari ekstrak kesumba dengan cara melarutkan serbuk sebanyak 5 gram kedalam 250 ml air. Pencelupan dilakukan minimal 3 kali, setelah itu kain batik difiksasi dengan 3 macam larutan", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 329, "width": 212, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "fikser yaitu larutan kapur, larutan tawas dan larutan tunjung (Fe 2 SO 4 ).", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 370, "width": 158, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 304, "top": 384, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Kesimpulan Dari percobaan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan antara lain :", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 439, "width": 212, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Spray dryer telah berhasil menghasilkan serbuk pewarna alami dari biji kesumba, dan dari hasil percobaan yang telah dilakukan perbandingan bahan baku kesumba dengan berbagai jenis solven (pelarut) menghasilkan serbuk halus", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 522, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( powder ) sedangkan pelarut yang paling baik adalah pelarut NaOH menghasilkan serbuk sebanyak 9,8 gram pada konsentrasi 0,4M suhu 90 0 C.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 577, "width": 212, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Produksi per harinya jika proses berjalan selama 12 jam/hari maka menghasilkan zat pewarna alami sebanyak 1 kg, dengan harga jual per kgnya Rp. 500.000,- maka pengembalian modal selama 160 hari.", "type": "Text" }, { "left": 173, "top": 77, "width": 242, "height": 178, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 2 4 6 8 10 12 0 50 100 150 200 B e ra t Z a t W a rn a A la m i (G ra m ) Waktu (menit) Waktu VS Berat Zat Warna Alami 70 80 90 100 110", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 523, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "155", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 73, "width": 195, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar struktur kimia kesumba adalah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 204, "width": 90, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Rekomendasi", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 217, "width": 212, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Perlu dilakukan pembuatan peralatan proses dalam skala pilot plant guna menguji keandalan proses sebelum dilakukan dalam skala industri,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 272, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Kerjasama dengan bidang pertanian dan kehutanan guna menyediakan bahan baku pewarna alami,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 314, "width": 212, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Kerjasama dengan pihak cluster guna mengembangkan pembuatan pewarna alami dan pangsa pasar dengan industri batik dan lurik di Jawa Tengah,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 369, "width": 212, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Untuk perhitungan dalam skala pilot plan dengan modal tetap untuk pembelian mesin-mesin utama dan mesin pendukung sebesar Rp. 250.000.0000, harga bahan baku Rp.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 438, "width": 194, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10.000,-per kg, harga jual produk zat warna alami dalam bentuk powder sebesar Rp. 500.000,- per kg, maka diperoleh hasil analisa ekonomi, Break", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 203, "width": 194, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Even Point (BEP) = 54 %, Internal Rate of Return (IRR) = 27 % dan payback period 2 tahun, dari hasil analisa ekonomi tersebuat menunjukkan bahwa industri yang memproduksi zat warna alami dalam bentuk powder adalah mempunyai nilai komersial dan tergolong industry low risk.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 342, "width": 148, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 369, "width": 212, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Balitbang Jawa Tengah yang telah memberikan kesempatan dan pendanaan dalam melaksanakan penelitian ini dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 438, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kepada Masyarakat Universitas Sebelas Maret yang memberi kesempatan mengadakan kegiatan ini.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 521, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 548, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anonim, 2009b, “Biji Kesumba” , Harian Repubika, Jakarta Balaswamy K.,Rao P.G.P.,Satyarayanaya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 548, "width": 446, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A.,2006,”Stability Bixin in Annato Oleoresin and Dye Powder During Stirage”,Swiss Society of Food Science and Technology,LWT,39,pp.952-956. Bergas STS,dkk, 2007,”Pembuatan Oleoresin Berkualitas Pewarna dari Biji Galenggem”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Bernasconi, G., Gester, H., Stauble, H.,", "type": "Table" }, { "left": 369, "top": 590, "width": 176, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "and Schneiter, E.,1955,”Teknologi Kimia ” ,Jilid 2,Pradaya Paramita, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 631, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fitri, Z., 2009, “Pewarna Alami” , http://www.zarna.blogspot.com. Kwartiningsih E, 2009,”Pembuatan Zat", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 673, "width": 176, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Warna Alami Tekstil dari Kulit Manggis”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta.", "type": "Table" }, { "left": 205, "top": 746, "width": 309, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Litbang Provinsi Jawa Tengah, Vol.10 No.2 – Desember 2012", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 745, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 212, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mastuti E,dkk, 2008,”Pemekatan dan Pembuatan Zat Warna dari Kayu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 212, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nangka sebagai Pewarna Tekstil”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Nobre, B.P.,Mendes, R.L.,2006,”Supercritical Carbon Dioxide Extraction of Pigment from Bixa Orellana Seeds (Experiment and Modeling)”, Brazillian Journal of Chemical Engineering,Vol 23,No 2,pp. 151-", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 239, "width": 24, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "258.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 212, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nunik SW, 2007,”Mengekstraksi Zat Warna Alami dari Cincau Hitam”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 308, "width": 212, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nur A, 2007,”Mengekstraksi Zat Warna Alami Tekstil dari Biji Buah Pinang”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 363, "width": 212, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nur A, 2007,”Mengekstraksi Zat Warna Alami Tekstil dari Biji Jarak”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 212, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Paryanto,dkk,2007,”Pembuatan Zat Warna dari Kunyit Secara Batch Sebagai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 212, "height": 190, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengganti Pewarna Sintetis”,Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Paryanto,dkk,2008,”Pembuatan Zat Warna dari Kunyit Secara Packed Bed,”Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Paryanto,dkk,2008,”Pembuatan Zat Warna dari Ketela Ungu dari Tawangmangu Secara Batch,”Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Paryanto,dkk,2008,”Pembuatan Zat Warna dari Kesumba Secara", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 73, "width": 212, "height": 577, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Batch,”Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Paryanto,dkk, 2009,”Pembuatan Zat Warna Alami di dalam Ekstraktor untuk mendukung Industri Sandang Pangan dan Kosmetik”, Laporan Penelitian Hibah Strategis Nasional, Dikti-UNS, Surakarta. Paryanto, dkk, 2010,”Pembuatan Konsentrat Zat Warna Alami untuk Bahan Makanan dari Biji Kesumba dan Daun Pandan beserta Penerapannya”Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Paryanto,dkk,” Perbaikan Proses Produksi Pembuatan Zat Warna Alami dari Biji Kesumba” Laporan BPI Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Rao P.G.P.,Jyothirmayi T.,2005,”Effect of Processing on the Stability of Annato (Bixa Orellana L) Incorporated into some Food”,Swiss Society of Food Science and Technology,LWT,38,pp.779-784. Ritariata, 2010a, “Bixa-orellana-linn- kesumba”, http://ritariata.blogspot.com. Setyowardani D.A., 2008,”Pengambilan Zat Warna Alami dari Bunga Rosella”, Laporan Penelitian Teknik Kimia, UNS, Surakarta. Shuhama,IK,Aguiar,M.L.,2003,”Experime nt Production of Annato Powder in Spouted Bed Dryer”,Juornal Of Food Engineering,59,93-97. Suryowinoto, S. M. 1997, “Flora Eksotika, Tanaman Peneduh”, Kanisius Press: Yoyakarta. Winarno, F.G., 1997, “Kimia Pangan dan Gizi”, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,", "type": "Table" } ]