id
stringlengths
36
36
url
stringlengths
48
111
data
listlengths
0
6.3k
80393254-9f8d-e2fa-df81-39300b1c1cea
https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/best/article/download/6316/4957
[ { "left": 85, "top": 41, "width": 111, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol.6 No.1 Hal. 15-21", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 41, "width": 135, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (Print) : 2614 – 8064", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 58, "width": 48, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 57, "width": 138, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN (Online): 2654 – 4652", "type": "Page header" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 87, "width": 431, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 125, "width": 438, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anisya Agustina 1 , Hanifah Dinda Difanie.Sm 2 , Octavia Chotimah 3 , Sarah Yulinda 4 , Miftahul Khairani 5 , Indayana Febriani Tanjung 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 441, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Pendidikan Biologi, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 188, "width": 437, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] (1), [email protected] (2), [email protected] (3), [email protected] (4) [email protected] (5) [email protected] (6)", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 223, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 246, "width": 443, "height": 89, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempe berasal dari hasil fermentasi dari kacang kedelai yang merupakan primadona gizi dari sumber nabati. Pembuatan tempe dengan bahan baku kacang kedelai terkendala dengan tingginya harga kedelai serta berkurangnya produksi kedelai dalam negeri sehingga para pengrajin tempe harus memikirkan solusi dari masalah tersebut. Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe yang terletak di Kecamatan Sawit Seberang Kab. Langkat dengan menggunakan metode wawancara, obsevasi dan kajian pustaka. Melalui proses yang dilakukan dalam pembuatannya yaitu perendaman, penggilingan, pencucian, perebusan, pendinginan, peragian, pengemasan dan fermentasi. Kesimpulan bahwa dalam proses pembuatan tempe kedelai dan tempe kacang merah tidak terdapat perbedaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 271, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Fermentasi, Kacang Kedelai, Kacang Merah, Tempe .", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 372, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 395, "width": 443, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempe comes from fermented soybeans which are the prima donna of nutrition from vegetable sources. Making tempeh using soybeans as raw material is constrained by high soybean prices and reduced domestic soybean production, so tempe producers must think of a solution to this problem. This research was conducted in the tempe-making industry located in Sawit Seberang District, Kab. Langkat by using interviews, observation and literature review. Through the processes carried out in its manufacture, namely soaking, grinding, washing, boiling, cooling, fermentation, packaging and fermentation. The conclusion is that there is no difference in the process of making soybean tempeh and red bean tempeh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 244, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Fermentation, Soybeans, Red Beans, Tempeh . . .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 443, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina A, Dinda Difanie. Sm H, Chotimah O, Yulinda S, Khairani M, Febriani Tanjung I : Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 110, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 101, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Latar Belakang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 443, "height": 604, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang cukup populer dan telah membudaya di semua lapisan masyarakat, baik masyarakat perkotaan maupun pedesaan. Tempe mengandung vitamin, mineral, asam amino dan merupakan sumber protein nabati bermutu tinggi. Proses pembuatan tempe melalui tahap pengulitan dan perebusan biji kedelai hingga bersih dan lunak kemudian tahap selanjutnya adalah fermentasi kedelai dengan menumbuhkan jamur Rhizopus sp (Ratnaningsih, 2009). Fermentasi adalah reaksi penguraian senyawa dari bahan-bahan protein kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan menggunakan biokatalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Biokatalis yang digunakan adalah bakteri, yeast atau jamur. Fermentasi masuk kedalam dunia industri dimulai sejak awal 1900 dengan produksi dari enzim mikroba, asam organik dan yeast atau jamur (Riadi, 2007). Hasil olahan pangan industri fermentasi antara lain tape, kecap, oncom dan tempe. Pembuatan tempe dengan bahan baku kacang kedelai terkendala dengan tingginya harga kedelai serta berkurangnya produksi kedelai dalam negeri sehingga para pengrajin tempe harus memikirkan solusi dari masalah tersebut. Salah satunya dengan mencari alternatif bahan baku kacang kedelai sebagai bahan dasar pembuatan tempe. Dengan mengganti kacang kedelai menggunakan bahan kacang- kacangan lainnya, misalnya kacang merah, kacang toro, kacang tolo atau kacang turi. Tahapan pembuatan tempe meliputi perendaman, penggilingan, pencucian, perebusan, pendinginan, penambahan ragi, pengemasan dan fermentasi. Pada masingmasing tahapan memiliki tujuan yang berbeda-beda. Setiap tahapan akan memicu proses fermentasi yang terjadi pada tempe kedelai dan tempe kacang merah. Terdapat tiga faktor utama dalam proses pembuatan tempe, yaitu bahan dasar yang digunakan, mikroorganisme yang ditimbulkan, dan faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tempe, seperti pH, kelembaban, dan suhu. Menurut SNI 01-3144-1992, tempe kedelai adalah produk makanan hasil fermentasi biji kedelai oleh kapang tertentu, berbentuk padatan kompak dan berbau khas serta berwarna putih atau sedikit keabuabuan (Anonim, 2009a). Tempe adalah salah satu produk fermentasi. Bahan bakunya umumnya kedelai. Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu kedelai yang disebabkan oleh aktivitas enzim lipoksigenase. Jamur yang berperanan dalam proses fermentasi tersebut adalah Rhizopus oligosporus. Beberapa sifat penting Rhizopus oligosporus antara lain meliputi: aktivitas enzimatiknya, kemampuan menghasilkan antibiotika, biosintesa vitaminvitamin B, kebutuhannya akan senyawa sumber karbon dan nitrogen, perkecambahan spora, dan penetrasi miselia jamur tempe ke dalam jaringan biji kedelai (Widianarko dkk., 2000). Inokulum tempe merupakan inokulum spora kapang dan memegang peranan penting dalam pengolahan tempe karena dapat mempengaruhi mutu tempe yang dihasilkan. Jenis kapang yang memegang peranan utama dalam pembuatan tempe adalah Rhizopus oryzae dan Rhizopus oligosporus. Kapang-kapang lain yang terdapat pada tempe adalah R. stolonifer dan R. arrhizus (Rachman, 1989). Miselium R. oryzae jauh lebih panjang daripada R. oligosporus, sehingga tempe yang dihasilkan kelihatan lebih padat daripada menggunakan R. oligosporus. Akan tetapi, bila diutamakan peningkatan nilai gizi protein maka R. oligosporus memegang peranan terbesar. Hal ini karena selama proses fermentasi tempe R. oligosporus mensintesa enzim protease lebih banyak, sedangkan R. oryzae mensintesa enzim amylase lebih banyak. Oleh karena itu, sebaiknya dipakai keduanya dengan kadar R. oligosporus lebih banyak (1 : 2) (Rachman, 1989).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 443, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina A, Dinda Difanie. Sm H, Chotimah O, Yulinda S, Khairani M, Febriani Tanjung I : Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 127, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perumusan Masalah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 442, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana proses pembuatan tempe home industry berbahan dasar kedelai ( Glycine max L. Merr) di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 113, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tujuan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 442, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang proses pembuatan tempe home industry berbahan dasar kedelai ( Glycine max L. Merr) di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Manfaat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 442, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manfaat dari penelitian yang dilakukan ini adalah untuk memperoleh hasil mengenai proses pembuatan tempe home industry berbahan dasar kedelai ( Glycine max L. Merr) di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 77, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 442, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penulisan penelitian ini penulis melakukan penelitian langsung dan industri pembuatan tempe yang terletak di Kecamatan Sawit Seberang Kab. Langkat. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2022,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 442, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memperoleh data-data menyusun karya tulis ini penulis menggunakan beberapa metode penelitian yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Metode Wawancara", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 442, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Nazir (1988) Metode wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 110, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Metode Observasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 442, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Sutrisno Hadi (1986) Metode observasi adalah salah satu proses yang sangat kempleks, yang tersusun dari berbagai Proses biologis dan psikologis. Yang terpenting di antara keduanya ialah proses-proses ingatan dan pengamatan. Dalam metode ini penulis langsung mengadakan pengamatan dan penulisan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 138, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode Kajian Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 575, "width": 442, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Nazir (1988) Metode kajian pustaka adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 146, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Bahan dan Alat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 29, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 659, "width": 55, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompor Panci Baskom Lilin Korek api Sendok Tusuk gigi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 443, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina A, Dinda Difanie. Sm H, Chotimah O, Yulinda S, Khairani M, Febriani Tanjung I : Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 151, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan: Kedelai Tempe kering yang dihaluskan Daun pisang Plastik Air", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 114, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Prosedur Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 75, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur Kerja", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 217, "width": 230, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 231, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Setelah menuangkan kacang kedelai kedalam tempat, berilah air untuk merendam kacang selama semalaman.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 442, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Lalu setelah kacang kedelai direndam semalaman, rebuslah kacang kedelai sampai mendidih. Cara ini dilakukan agar kulit arinya lepas serta membuat kacang kedelai matang. (Mengelupas kulit kacang kedelai dapat dilakukan juga dengan cara meremas- remas kacang atau dengan menggunakan penyaring)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 442, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Setelah itu tiriskan kedelai lalu masukkan kembali kedalam panci dan masaklagi tanpa air. Fungsinya untuk mengeringkan kedelai, tapi hati-hati untuk terus diaduk agar tidak gosong.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Lalu taruhlah kacang kedelai ditempat yang lebar dan diangin-anginkan agar kedelai dingin dan cepat kering.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 383, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Untuk memberikan starter, setelah tempe dikeringkan selama seharian. Tumbuklah tempe sampai halus.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 442, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Setelah itu, bungkus kacang kedelai dengan plastik atau daun pisang sesuai selera. Jangan lupa untuk menusuk-nusukan plastik dengan tusuk gigi tiap permukaan kira-kira sebanyak 10 tusukan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 442, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8) Sesudah itu simpan di tempat datar dan harus ada sirkulasi udaranya. Lalu tempatkan ditempat yang tertutup selama kurang lebih 1-3 hari. Bisa memakai lemari dapur atau tempat apa saja asalkan hangat & tertutup.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 442, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9) Setelah 3 hari, tempe siap dipanen. Wujudnya semua permukaan tertutup lapisan putih yang berarti jamur/kapang tumbuh dengan semestinya. Kemudian sebagian diletakkan pada tempat yang gelap dan sebagian juga pada tempat terang untuk melihat perbedaan tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 139, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 442, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tempe merupakan makanan tradisional Indonesia yang dibuat melalui proses fermentasi dan banyak digemari bahkan sekarang sudah populer di dunia Barat. Tempe dapat dibuat dari berbagai macam bahan antara lain kedelai dan bungkil kacang namun bahan yang lebih umum digunakan oleh masyarakat adalah kedelai (Kasmidjo,1990). Pada dasarnya cara pembuatan tempe meliputi tahapan sortasi dan pembersihan biji, hidrasi atau fermentasi asam, penghilangan kulit, perebusan, penirisan, pendinginan, inokulasi dengan ragi tempe, pengemasan, inkubasi dan pengundukan hasil (Rahayu, 1988). Oleh karena itu, tempe juga sering disebut produk fermentasi sederhana yang berbahan dasar kacang- kacangan. Pada penelitian ini sampel yang digunakan merupakan tempe yang berbahan dasar kedelai. Tempe tersebut antaralain merupakan produksi dari Arema, Murni, Muchlar, Hadi, Kembar, Buchori, dan beberapa tempe yang tidak bermerk (pasar tradisional). Tempe-tempe tersebut mewakili tempe yang dikonsumsi masyarakat pada umumnya. Tempe-tempe tersebut merupakan sumberinokulum (fungi) dalam penelitian ini. Kualitas tempe sangat dipengaruhi oleh kualitas starter yang akan digunakan untuk inokulasinya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 443, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina A, Dinda Difanie. Sm H, Chotimah O, Yulinda S, Khairani M, Febriani Tanjung I : Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 443, "height": 535, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dikenal sebagai inokulum atau ragi tempe (Wipradnyadewi, et al., 2010). Starter tempe adalah bahan yang mengandung biakan jamur tempe dan berfungsi sebagai agensia pengubah kedelai rebus menjadi tempe melalui proses fermentasi yang menyebabkan kedelai berubah sifat/karakteristiknya menjadi tempe (Kasmidjo, 1990). Proses fermentasi tersebut dapat menghilangkan bau langu dari kedelai yang disebabkan oleh aktivitas enzim lipoksigenase (Wipradnyadewi, et al.,2010). Jamur yang sering digunakan dalam proses fermentasi pada tempe adalah genus Rhizopus antara lain Rhizopus oligosporusdan R. oryzae (Widianarko, 2002). R. oligosporus dieketahui sebagai inokulum yang bagus untuk membuat tempe karena mampu menghasilkan antibiotika, biosintesis vitamin-vitamin B yang merupakan manfaat yang dapat diperoleh setelah mengonsumsi tempe (Kasmidjo,1999., Wipradnyadewi, et al., 2010). Oleh karena itu, pemilihan inokulum penting untuk menentukan kualitas tempe. Hasil isolasi jamur dari berbagai merk tempe menunjukan bahwa inokulum yang digunakan merupakan anggota genus Rhizopus. Hal tersebut menunjukkan bahwa ragi yang digunakan oleh produsen tempe pada umumnya berasal dari genus Rhizopus seperti R. oligosporus dan R. oryzae, sesuai dengan penelitian Wipradnyadewi, et al., (2010). Akan tetapi, pada penelitian ini tidak ditemukan variasi spesies anggota genus Rhizopus karena dari berbagai merk tempe yang diteliti hanya ditemukan R. oligosporus (tabel 4.3) termasuk dari tempe gembos. Hal tersebut dimungkinkan karena inokulum berupa R. oligosporusmerupakan inokulum terbaik dalam proses pembuatan tempe (Kasmidjo,1999) dibandingkan dengan anggota genus Rhizopus yang lain seperti R. oryzae. Tekstur yang dimaksud merupakan morfologi kepadatan dari tempe yang diperoleh dari indera peraba. Berdasarkan pada jurnal yang berjudul (Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai (Glycine Max (L.) Merr) dan Kacang Merah (Phaseolus vulgaris L.) di Candiwesi, Salatiga) di hasil uji hedonik terhadap tekstur tempe kacang kedelai dan kacang merah menunjukkan bahwa dari 8 panelis yang memilih parameter tekstur dari tempe kacang kedelai dan tempe kacang merah sebanding, yaitu dengan ratarata 4,27 yang berarti panelis sangat menyukai tekstur dari tempe kedelai maupun tempe kacang merah. Hal ini dikarenakan alasan dari tempe kacang kedelai yang teksturnya halus dan empuk, sedangkan tekstur dari tempe kacang merah teksturnya keras. Tekstur keras pada tempe kacang merah ini disebabkan oleh biji kacang merah yang lebih besar dan keras dibanding dengan biji kedelai. Tempe kedelai membutuhkan waktu fermentasi selama 53 jam sedangkan tempe kacang merah 60 jam. Hal tersebut dapat diketahui bahwa tempe kedelai lebih cepat matang dibanding dengan tempe kacang merah. Hal ini disebabkan karena tempe kedelai memiliki biji yang lebih lunak jika dibanding dengan tempe kacang merah yang memiliki biji yang kasar, sehingga tempe kedelai lebih dapat menyerap hifa yang ada pada jamur yang menyebabkan tempe kedelai lebih cepat matang dibanding tempe kacang merah. Selama proses fermentasi berlangsung akan berlangsung juga proses hidrolisis yang disebabkan oleh pertumbuhan hifa pada jamur. Hifa tersebut akan menghasilkan enzim β glikosidase.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 108, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 442, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembuatan tempe kedelai dan tempe kacang merah tidak terdapat perbedaan. Adapun proses yang dilakukan yaitu perendaman, penggilingan, pencucian, perebusan, pendinginan, peragian, pengemasan dan fermentasi. Pada uji hedonik sederhana terhadap rasa, tempe kacang merah lebih tinggi diterima oleh panelis. Pada Uji hedonik sederhana terhadap tekstur, tempe kacang merah dan tempe kedelai memiliki kedudukan yang sama yang diterima oleh panelis. Pada Uji hedonik sederhana terhadap aroma tempe kedelai, lebih tinggi diterima oleh panelis. Sedangkan warna tempe sebelum dan setelah digoreng", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 443, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina A, Dinda Difanie. Sm H, Chotimah O, Yulinda S, Khairani M, Febriani Tanjung I : Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 442, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengalami perbedaan. Perbedaan ini disebabkan karena adanya aktivitas enzim yang dihasilkan oleh jamur yang berasal dari inokulum yang digunakan. Serta tempe kedelai lebih cepat matang (± 53 jam) dibanding dengan tempe kacang merah (± 60 jam)..", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 279, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adisarwanto,T. 2005. Kedelai. Penebar Swadaya. Jakarta Anonim. 2006. Karakteristik", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 175, "width": 263, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedelai Sebagai Bahan Pangan Fungsional.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 439, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eBookPangan.com.diakses tanggal 28 April 2019. Anonim. 2010. Standar Mutu Tempe Kedelai SNI 01-3144-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 216, "width": 392, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1992.http://agribisnis.deptan.go.id/layanan_info/view.php?file=STANDARD MUTU/Standard-NasionalIndonesia/SNI_Horti/Produk+olahan/SNI+01-3144++- 1992.pdf&folder=MUTU STANDARDISASI. diakses tanggal 28 April 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 442, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astuti NP., 2009. Sifat Organoleptik Tempe Kedelai Yang Dibungkus Plastik, Daun Pisang,dan Daun Jati. Prodi Gizi Diploma III Fakultas Ilmu Kesehatan UniversitasMuhammadiyah Surakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 442, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, E. L. 2009. Superfood: Yang Perlu Kita Ketahui Dari Produk Kedelai. “Chinese Natural Cures” – Henry C.Lu, “, The Soy Connection, Volume 10, nomor 4, “Soy, Vitamin E Alternatives for Hormone Treatment”-Prepared Food newsletter edisi 2 Desember 2002, Newest Research On Why You Should Avoid Soy, Sally Fallon dan Mary Enig, Ph.D http://griyalarasati.blogspot.com/2009/02/yang-perlu-kitaketahui- dariproduk. html. diakses tanggal 28 April 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haslina & E. Pratiwi. 1996. Manfaat Tempe Bagi Gizi dan Kesehatan Manusia. Sainteks Vol. III No. 4 September 2009", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 442, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hernawati, D., & Meylani, V. (2019). Variasi inokulum rhizopus sp. pada pembuatan tempe berbahan dasar kedelai dan bungkil kacang tanah. Jurnal Biologi Makassar , 4 (1), 58–67.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 443, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hudaya, S., dan Daradjat, S.S. 1982. Dasar-Dasar Pengawetan 2. Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan. Jakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 442, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kumalasari R, 2012. Pengaruh Konsentrasi Inokulum Terhadap Kualitas Tempe Kedelai (Glycine max (L.) Merr) Var. Grobogan. Fakultas Sains dan Matematika Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 443, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muchtadi, Tien R. 1997. Teknologi Proses Pengolahan Pangan. IPB Press. Bogor Mukhoyaroh H., 2015. Pengaruh Jenis Kedelai, Waktu dan Suhu Pemeraman Terhadap Kandungan Protein Tempe Kedelai. Florea Vol. 2 No. 2, Nopember 2015 (47-51) Pangestu, Regio. (2013). Klasifikasi Fungi: Divisi Zygomicotina Materi Biologi Kelas X SMA Lengkap", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 296, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purwoko, T. 2007. Fisiologi Mikroba . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 603, "width": 441, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rachman, A. 1989. Teknologi Fermentasi. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi IPB. Bogor", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 443, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahayu, K. (1988). Bahan Pengajaran Mikrobiologi Pangan . Yogyakarta: PAU Pangan dan Gizi Universitas Gadjah Mada.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 443, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rokhmah, L. N. 2008. Kajian Kadar Asam Fitat dan Kadar Protein Selama Pembuatan Tempe Kara Benguk (Mucuna Pruriens) dengan Variasi Pengecilan Ukuran dan Lama Fermentasi. Skripsi. Fakultas Pertanian UNS. Surakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 713, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusmono M dkk., 2016. BMP LUHT 4442 Pengolahan Hasil Pertanian. Penerbit Universitas Terbuka.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 741, "width": 443, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sardjono., B.H., dan Wibowo, D. 1999. Handout Teknologi Fermentasi. UGM Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 755, "width": 62, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 443, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustina A, Dinda Difanie. Sm H, Chotimah O, Yulinda S, Khairani M, Febriani Tanjung I : Proses Pembuatan Tempe Home Industry Berbahan Dasar Kedelai ( Glycine max L. Merr ) Di Kecamatan Sawit Seberang Kabupaten Langkat", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 795, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 442, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syarief, R. 1999. Wacana Tempe Indonesia. Universitas Katolik Widya Mandala Press. Surabaya. Standard Nasional Indonesia, SNI 3144:2015 tentang Tempe Kedelai.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 441, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahyudi, A. (2018). Pengaruh Variasi Suhu Ruang Inkubasi terhadap Waktu Pertumbuhan Rhizopus Oligosporus Pada Pembuatan Tempe Kedelai. Jurnal Agrium , 3 (1), 37–44.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 442, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widianarko, B. Rika P. dan Retnaningsih. 2000. Tempe, Makanan Populer dan Bergizi Tinggi. Seri Iptek Pangan Volume 1: Teknologi, Produk, Nutrisi dan Keamanan Pangan. Jurusan Teknologi Pangan. Unika Soegijapranata. Semarang", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 443, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wipradnyadewi, Putu Ari Shandi., Rahayu, Endang. S., dan Raharjo, Sri. (2010 ). Isolasi dan Identifikasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum Tempe . Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadja.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 414, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted Date Revised Date Decided Date Accepted to Publish 16 Desember 2022 18 Desember 2022 10 Januari 2023 Ya", "type": "Table" } ]
6c47dd1a-f3a1-602c-1767-5a81934c3e66
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/CERiMRE/article/download/23546/9560
[ { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 83, "top": 116, "width": 451, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Flow Rate Characteristics of CO Gas Emissions Using Simflow", "type": "Section header" }, { "left": 296, "top": 132, "width": 23, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 151, "width": 229, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Eka Febriyani 1,a and Nuroh Hidayati 1", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 174, "width": 453, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, University of Jember, Jalan Kalimantan No 37 Kampus Tegalboto Jember", "type": "Text" }, { "left": 242, "top": 205, "width": 131, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 471, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract. Carbon monoxide (CO) is a type of pollutant produced by industrial activities and is emitted through gas exhaust flues. Simulation activities are considered to provide a lot of information regarding the distribution of CO gas flow in the air. This paper will analyze the velocity and pressure distribution characteristics of CO gas to predict the accumulation of CO gas at various variations in the distribution distance of the gas. Simulation activities are carried out using SIMFLOW 3.1, a software capable of simulating fluid dynamics by emphasizing the ease of application. The simulation results show that the flow rate of CO gas is proportional to the amount of gas pressure generated at each distribution distance of the gas. The CO gas flow shows a fairly stable movement when identified at a distance of more than 30 m. This indicates that a mass of CO gas will be transmitted in the same amount over a distance of up to 70 m. The largest gas accumulation was obtained at a distance of 20 m from the source, which was indicated by the smallest gas flow velocity of 3.87 x 10 -3 m/s.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 191, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Simflow 3.1, Chimney, CO.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 413, "width": 67, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 431, "width": 471, "height": 289, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Carbon monoxide (CO) is the most abundant pollutant element compared to other pollutants in the atmosphere. Statistical data shows that the amount of CO gas has a percentage of 80% - 90% in the earth's surface area [1]. Environmental conditions much influence the distribution of CO in an area. Microorganisms can eliminate this distribution in the soil. Open land, which is rare nowadays, causes the amount of CO gas to increase. Carbon monoxide is a primary pollutant source. These pollutants play a role in global climate change, especially global warming. Carbon monoxide is a dangerous pollutant, which at high gas levels can cause death in humans. Carbon monoxide (CO), which is sucked into the lungs, will participate in blood circulation and will block the entry of oxygen that the body needs [2]. This can occur because CO gas is a metabolic poison, so it reacts metabolically with blood. Very high concentrations of CO gas can cause death [3]. As a result of carbon monoxide for health is not irritating but very dangerous/poisonous, it is called the \"silent killer\". CO gas is hazardous if inhaled by humans. It will replace the position of oxygen related to hemoglobin in the blood. CO gas reaction with hemoglobin is 200 times more dangerous than the reaction of oxygen with hemoglobin [4]. The flow characteristics of CO gas as fluid are essential to study to determine the extent of CO gas distribution in an area. We can make preventive efforts to analyze areas that are relatively safe from accumulated pollutant gases. The pattern of the distribution of pollutant gases is vital to explore so that the gas exhaust can release pollutant gas as high as possible. This is necessary so that pollutants do not easily contaminate the chimney area, which is close to the ground. Through a simulation activity, fluid flow characteristics can be developed without relatively high experimental costs. In this research, the fluid flow characteristics simulation will be performed under distance variations using the computational fluid dynamic (CFD) method. This CFD studies the prediction of fluid flow and heat transfer by solving mathematical equations. CFD", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 471, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "has been widely used in various problems related to fluid flow, one of which is dispersion [5]. Previous researchers have carried out the flow characteristics of the fluid (gas), which were analyzed in a certain gas channel. Using the ANSYS CFD FLUENT software, Fathoni (2018) analyzed circular pipes' fluid characteristics with turbulent flow types [6]. Mahan (2009) investigated the spread of SO 2 gas from stack emissions using Computational Fluid Dynamics (CFD) [7]. Based on research from Mahan, we will research the flow rate of CO gas and its characteristics. Fluid is a substance that cannot withstand the forces and shear stress applied to it in an equilibrium state. Fluid is elementary to follow the shape of space because the fluid resistance to deformation is minimal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 236, "width": 471, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In general, fluid can be divided into two, namely static and dynamic [8]. The fluid has several basic properties that can be used to differentiate between one type of fluid state and another. The different parameters include specific gravity, density, pressure, viscosity, and temperature [9]. Research on fluid flow in home industrial chimneys uses the CFD method using SIMFLOW 3.1 software. This research was conducted by varying the size of the pollutant distribution distance of CO gas in the chimney at a certain point. The results of this study are expected to provide additional lessons about the distribution of pollutants because in Indonesia, the model for simulating the spread of contaminants has not been widely used, while the need for the food or electricity industry is increasing, so there is a need for more studies on this research. In general, the fluid flow equation used in this simulation process is the Navier-Stokes equation, which includes the continuity equation and the momentum equation [10].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 111, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Continuity Equation", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 405, "width": 442, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( ) ( ) ( ) (1)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 275, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Momentum Equations Momentum towards the x-axis:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 464, "width": 415, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (2)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 275, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Momentum Equations Momentum towards the y-axis:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 471, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "( ) ( ) ( ) ( ) ( ) (3)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 101, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Research Methods", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 471, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This research was conducted to determine the characteristics of the velocity and pressure of CO gas in several distribution distances using the Computational Fluid Dynamic (CFD) method. The solutions of differential equations describing fluid flow are solved using SIMFLOW 3.1. The simulation process is divided into two stages, namely Pre-Processing and Processing. The Pre- Processing stage includes making geometry and meshing models, identifying the mesh's boundaries, and checking the mesh. The processing stage includes determining boundary conditions, determining computational methods and parameters, and running simulations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 362, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The input parameters used in the simulation process are given in Table 1.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 136, "top": 42, "width": 398, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546 Table 1. Parameter Input No Parameter Unit Quantity 1 Distance of x m (10-70) 2 Distance of y m 16 3 Distance of z m 24 4 Viscosity of CO m 2 /s 1.42 x 10 -5", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 471, "height": 68, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The geometry of the simulated gas source and distribution area is shown in Figure 2.1. The addition of blocks in the area around the head of the gas emission is intended to see in more detail the site to be analyzed. In this case, the length of the spread (x-axis) is varied, while the blocks' size in the y and z directions is fixed. The design of the pollutant distribution area is given in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 509, "width": 219, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1 Design of pollutant distribution area", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 534, "width": 471, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arrangements for the meshing process are made on the mesh beam by setting the size to the minimum and maximum values as the cells size in the initial mesh. We measure the division value in the direction (x, y, z) = (45, 20, 20). The next step is to determine the solver used in this simulation, namely pimple foam with a compressible flow and a transient time type. This selection is based on Mahan's research in 2009. The next step is to determine the boundary conditions to determine the conditions' character for each boundary. The Chimney_inlet boundary condition is set to be mass flow inlet with a constant flow rate of 10 m 3 /s and a pressure gradient of zero. The mass flow inlet is the area where the CO emission is released (the upper face of the stack). The second boundary condition, scalar type on Chimney_inlet, is changed to 1. This means that it can operate in the range 0-1. Value 1 indicates that the variable can operate 100%.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 471, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The inlet limit is set at the limit condition atmospheric inlet to define the flow current. The determination of the atmospheric inlet conditions also greatly affects the characteristics of the gas flow in the flue. These conditions establish a suitable inlet velocity profile for the atmospheric boundary layer. This profile is derived from the friction velocity, flow direction and vertical direction where, the flow direction is the direction that determines the value vector of the x-axis coordinate system. The vertical direction is a vector that defines the vertical axis parallel to the force of gravity.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 471, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The next step is setting the initial conditions by activating the initialize potential flow. Initialization is an initial estimate of the boundary conditions where we will start the calculation. This activation is performed to calculate the initial velocity and pressure by solving the potential flow problem before the actual simulation. This possible flow solution is much easier to obtain and can provide an excellent initial value of the velocity field. Before the time simulation process, the time step value is set to 0.001 with the last time limit of 200 s. This simulation uses time interval one by selecting the adjustable run time type to save data for each simulation time break.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 127, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 471, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The results obtained from this study are the value of flow rate (velocity) and CO gas pressure from several variations in the distribution distance as a function of time. Observations were made at 10 m intervals, starting from a distribution distance of 10 m to 70 m. The value of flow rate and pressure can be seen in Table 3.1. The flow velocity of CO gas was analyzed in three different flow directions, including the x (Ux), y (Uy), and z (Uz) directions.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 321, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analysis of velocity on variations in the distribution distance", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 481, "width": 471, "height": 97, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "By observing the velocity profile for each direction (Ux, Uy, and Uz) as a function of the distance x, it can be said that the velocity of CO gas in the x-direction has the smallest value. This shows that the CO particles are slow to move in the horizontal x-direction. The change in gas concentration is assumed to be small enough that CO gas can last long enough in the x- direction. Besides, it is interesting to note that at a distance of 20 m, CO gas always experiences a significant decrease in velocity throughout the observation time. In this case, the gas pressure factor is considered the main cause of the gas's characteristics.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 377, "width": 255, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 2. Flow rate of CO gas in the x direction (Ux)", "type": "Caption" }, { "left": 146, "top": 431, "width": 328, "height": 244, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 3. Flow rate of CO gas in the y direction (Uy) 2 4 6 8 10 12 14 0 20 40 60 80 Fl ow R ate (V el oci ty ) ( x 10 -3 ) m /s Distance (m) t=20 t=40 t=60 t=80", "type": "Picture" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 331, "width": 255, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 4. Flow rate of CO gas in the y direction (Uy)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 355, "width": 471, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In general, the velocity values on the x, y, and z axes have the same pattern. To find out the resultant velocity, a detailed calculation of the resultant velocity of CO gas is shown in Table 2. The CO gas flow rate profile at variations in gas movement mileage is presented in Figure 5. It can be seen that the pattern of the flow rate represented at 20 s, 40 s, 60 s, and 80 s has the same pattern even though the values are different.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 438, "width": 277, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 2. Resultant velocity at a distance of 10 m to 70 m", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 449, "width": 321, "height": 267, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Resultant of Velocity x 10 -3 (m/s) t (s) 10 m 20 m 30 m 40 m 50 m 60 m 70 m 0.39 8.46 6.33 27.28 27.27 14.16 27.28 27.28 10 14.25 8.69 14.15 14.25 27.28 14.25 14.16 20 8.54 5.88 8.54 8.54 8.52 8.54 8.52 30 8.53 5.23 8.53 8.53 8.52 8.53 8.52 40 7.90 4.17 7.93 7.92 7.93 8.53 7.93 50 8.67 4.04 8.65 8.65 8.65 8.66 8.65 60 9.99 3.87 10.24 10.19 10.19 10.19 10.19 70 12.51 7.91 12.51 12.51 12.53 12.51 12.53 80 13.47 9.59 13.47 13.41 13.47 13.47 13.47 90 14.76 10.03 14.76 14.76 14.79 14.76 15.54 100 16.45 10.55 16.45 16.63 16.45 16.50 15.50 110 16.95 11.26 17.52 17.38 22.46 17.38 17.52 120 17.48 11.65 17.46 17.48 17.52 17.48 17.54 130 17.71 10.63 17.69 17.73 17.73 17.71 17.69 140 17.25 10.63 17.25 17.25 17.25 17.25 17.17 150 15.68 10.59 15.68 15.60 15.68 15.68 15.68 160 17.52 10.93 17.47 17.57 17.47 18.50 17.47", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546 Resultant of Velocity x 10 -3 (m/s) t (s) 10 m 20 m 30 m 40 m 50 m 60 m 70 m 170 18.71 8.99 18.64 18.71 18.71 18.70 18.71 180 19.86 9.55 19.93 19.93 8.82 19.86 19.92 190 20.13 8.78 20.13 20.21 20.13 20.21 20.14 200 20.48 9.98 20.48 20.48 20.48 20.48 20.48", "type": "Table" }, { "left": 168, "top": 461, "width": 279, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 5. Profile of resultant velocity at distance variation", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 229, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pressure analysis over distance variations", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 471, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The value of CO gas pressure is observed at several different positions in the x-axis direction, namely at a distance of 10 m to 70 m. The simulation results show that the pressure data fluctuates over 200 seconds, which is depicted on the pressure vs. distance graph, for a specific time (Figure 3.5). The highest amplitude is obtained at a distance of 20 m. This corresponds to the amount of CO emitted. The longer the observation time and the farther the distance, the pressure decreases until it becomes a relatively stable state. The value of gas pressure indicates this at a relatively constant observation distance variation. CO gas pressure value data from several variations in the distribution distance is given in Table 3.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 636, "width": 325, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Table 3. pressure values at a distribution distance of 20 m to 70 m", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 647, "width": 366, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t (s) Gas Pressure of CO (10 -2 Pa) 10 m 20 m 30 m 40 m 50 m 60 m 70 m 0.39 5.90 2.01 4.80 4.80 4.80 4.80 4.80 10 2.00 1.00 2.01 2.00 2.00 2.00 2.01 20 1.71 1.59 1.71 1.70 1.71 1.71 1.71 30 1.86 1.84 1.86 1.85 1.86 1.85 1.86", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 124, "top": 42, "width": 410, "height": 297, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546 t (s) Gas Pressure of CO (10 -2 Pa) 10 m 20 m 30 m 40 m 50 m 60 m 70 m 40 2.10 1.62 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 50 2.27 2.25 2.27 2.26 2.27 2.26 2.27 60 2.72 2.44 2.71 2.72 2.72 2.72 2.72 70 2.82 2.36 2.82 2.82 2.83 2.82 2.83 80 2.91 2.82 2.91 2.87 2.87 2.87 2.87 90 3.36 3.36 3.36 3.36 3.38 3.36 3.38 100 3.24 3.19 3.38 3.25 3.23 3.26 3.66 110 3.35 3.39 3.39 3.37 3.37 3.37 3.39 120 3.37 2.36 3.38 3.37 3.37 3.37 3.37 130 2.98 2.97 3.40 3.00 3.00 2.97 2.93 140 2.98 3.00 3.00 2.99 2.98 3.00 3.00 150 3.12 3.08 2.95 3.08 3.10 3.11 3.10 160 3.31 3.28 3.24 3.27 3.24 3.49 3.24 170 3.60 3.57 3.58 3.59 3.60 3.57 3.60 180 3.73 3.71 3.73 3.71 3.71 3.70 3.71 190 3.33 3.32 3.33 3.32 3.33 3.37 3.32 200 3.44 3.34 3.44 3.43 3.44 3.44 3.44", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 556, "width": 293, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 6. Pressure variation profile as a function of distance", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 580, "width": 471, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Based on Figure 6., we can see that the pressure distribution of CO gas has almost the same characteristics as the gas velocity distribution. Therefore, changes in the velocity values that occur in the CO gas flow can be affected by the gas pressure state. The simulation results show that the higher the gas pressure, the greater the gas flow velocity produced. The resulting gas pressure at a distance of 30 to 70 m does not show much change. One of the causes of this situation is that the simulated CO gas characteristics are limited to incompressible gas conditions. The pressure state at 40 seconds, for the position of the gas as far as 20 m, does not show a significant change. The data obtained in this case is 0.5 x 10-2 Pa. In Figure 6 we can see that the pressure-distance relationship curve has the same shape as the velocity-", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 471, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "distance curve. Thus, the two parameters can be said to be correlated. Ni'am states that the gas pressure is directly proportional to the velocity of the gas produced [11]. The graph of the pressure to velocity relationship is shown in Figure 7.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 365, "width": 430, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 7. Relationship between pressure and resultant velocity at 80 s observation time.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 397, "width": 69, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 471, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The CO gas flow rate as a function of the distribution distance has the same distribution pattern for the entire observation time. The flowing movement is relatively stable after a distance of 30 m. The minimum pressure of CO gas is generated at a distance of 20 m, while at a distance of 30 m to 70 m, it does not show a large enough change. The amount of CO gas pressure is directly proportional to the magnitude of the velocity of the gas produced.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 130, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ACKNOWLEDGEMENTS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 471, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The Author thanks to LP2M Universitas Jember for providing research funding assistance through Hibah Keris 2018.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 62, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 583, "width": 471, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] S. Serkey, F. Jassen, S. Wallah, 2011, Tingkat Pencemaran Udara CO Akibat Lalu Lintas Dengan Model Prediksi Polusi Udara Skala Mikro , Jurnal Ilmiah Media Engineering, volume 1(2), page 119-120.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 472, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] Akmal, 2009, Dampak Gas CO terhadap Kesehatan , http://vhatal(Akmal): dampak gas CO terhadap kesehatan.htm, accessed on Januari 25, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 471, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] S. Benny, 2005, Telaah Studi AMDAL Pada Tahap Operasional Pabrik Peleburan Timah (Smelter) PT. Laba-Laba Multindo Pangkal Pinang-Bangka Belitung , Skripsi, Semarang, Fakultas Teknik UNISSULA.", "type": "List item" }, { "left": 300, "top": 738, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 141, "top": 33, "width": 223, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Computational and Experimental Research in Materials and Renewable Energy (CERiMRE)", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 42, "width": 393, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 3, Issue 2, page 58-67 eISSN : 2747-173X Submitted : August 9, 2020 Accepted : October 10, 2020 Online : November 24, 2020 doi : 10.19184/cerimre.v3i2.23546", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 110, "width": 471, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] M. Weaver, Lindell K, 2009, Carbon Monoxide Poisoning, The New England Journal of Medicine , 360, page 1217-25.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 471, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] T. W. Hubber, A. Bell, B. Schwarz W, 2006, Application Of CFD Simulations for Short- Range Atmospheric Dispersion Over Open Fields And Within Arrays of Buildings , Proceeding of the symposium at the 14th on the applications of air pollution meteorology, Atlanta, 30 Januari – 2 Februari.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 471, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] F. Fathoni, 2016, Studi Numerik Sudden Expansion Meso Combustor Pada Micro Power Generator , Skripsi, Jember, Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 471, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] M. Victor, 2009, Simulasi Penyebaran SO2 dari Emisi Cerobong Menggunakan Computational Fluid Dynamic (CFD) , Skripsi, Bogor, Institut Pertanian Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 471, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] F. Fadhili, 2016, Studi Numerik Studi Numerik Sudden Expansion Meso Combustor Pada Micro Power Generator , Skripsi, Jember, Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 349, "width": 471, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] A. A. Gazali, 2018, Analisa Aliran Fluida Menggunakan CFD Dengan Variabel Viscosity Pada Preproses Injeksi Molding , Skripsi, Jember, Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Jember.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 402, "width": 471, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] H. K. Versteeg, W. Malalasekera, 1995, An Introduction to Computational Fluid Dynamics The Finite Volume Method, New York, John Wiley & Sons.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 471, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11] A. G. Ni’am, 2009, Simulasi Dispersi Gas Polutan S02, H2S, dan CO Dengan Menggunakan Program Computational Fluid Dynamic (CFD) , Skripsi, Bogor, Institut Pertanian Bogor.", "type": "List item" } ]
c80057e6-dd90-827c-db3c-b38b9f1acc66
https://jurnal.polbangtanmanokwari.ac.id/index.php/jt/article/download/65/65
[ { "left": 45, "top": 51, "width": 79, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 2085-3823", "type": "Page header" }, { "left": 353, "top": 51, "width": 189, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Triton, Vol. 9, No. 1, Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 87, "width": 324, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NILAI EKONOMIS JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN SAPI", "type": "Title" }, { "left": 227, "top": 123, "width": 171, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johanes Amirrullah 1 , Agung Prabowo 2", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 136, "width": 253, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sumatera Selatan", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 148, "width": 233, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah Jln. Kolonel H. Burlian N0.83 Palembang email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 214, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 457, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya pakan merupakan faktor produksi yang terbesar dalam usaha ternak. Untuk meningkatkan efisiensi pakan perlu memanfaatkan limbah pertanian. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang masih dapat dimanfaatkan untuk pakan sapi. Jerami padi yang melimpah merupakan sumber pakan sapi yang cukup menjanjikan, namun kecernaan dan proteinnya rendah sehingga jerami padi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal. Tulisan ini bertujuan memberikan informasi tentang proporsi maksimal jerami padi dalam pakan sapi jantan sehingga pakan menjadi lebih menguntungkan. Bahan pakan yang digunakan untuk menyusun pakan, yaitu: jerami padi, rumput gajah, dedak halus padi, dan dolomit. Pakan disusun berdasarkan bobot badan 200 kg, 250 kg, dan 300 kg dengan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) untuk masing-masing bobot badan, yaitu: 0,0 kg, 0,1 kg, 0,2 kg, 0,3 kg, 0,4 kg, dan 0,5 kg. Penyusunan pakan dilakukan dengan cara coba-coba ( trial and error method ) dengan menggunakan aplikasi formulasi pakan sapi potong. Sebagai pedoman, proporsi jerami padi dibuat semaksimal mungkin sehingga pakan yang disusun diharapkan murah dan memenuhi kebutuhan gizi ternak. Proporsi jerami padi dalam pakan semakin rendah dengan bertambahnya target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi jantan. Proporsi Jerami padi 14,61% dalam pakan sapi jantan dengan bobot badan 200 kg dan target PBBH 0,5 kg memberikan perkiraan keuntungan terbesar (Rp 7.166,90). Perkiraan keuntungan lebih tinggi pada sapi dengan bobot badan lebih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 206, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Nilai ekonomis, Jerami padi, Sapi", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 473, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 459, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feed cost is the biggest factor of production in livestock business. To improve the efficiency of feed need to utilize agricultural waste. Rice straw is one of the agricultural waste that can still be used as cattle feed. Abundant rice straw is source of cattle feed that is quite promising, however digestibility and protein of rice straw are low so that rice straw can not be used as a single feed. This paper aims to provide information about the maximal proportion of rice straw in bull feed so that feed becomes more economical. Feed ingredients used to prepare the feed, namely: rice straw, elephant grass, fine rice bran, and dolomite. The feed is based on body weight of 200 kg, 250 kg, and 300 kg with average daily gain (ADG) target for each body weight: 0.0 kg, 0.1 kg, 0.2 kg, 0.3 kg, 0.4 kg, and 0.5 kg. Preparation of the feed is done by trial and error method by using the application of beef cattle feed formulation. The proportion of rice straw is made as much as possible so that the prepared feed is expected to be cheap and meet the nutritional needs of livestock. The proportion of rice straw in the feed is lower with increasing ADG target of cattle. The proportion of rice straw 14.61% in the cattle feed with 200 kg weight and the ADG target of 0.5 kg gives the biggest profit estimate (Rp 7,166.90). Higher profit estimate on cattle with lower body weight.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 217, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Economical value, Rice straw, Cattle", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 780, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 56, "top": 56, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 118, "top": 87, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 112, "width": 212, "height": 389, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan sapi. Pada saat panen padi, limbah tersebut banyak tersedia. Menurut Yunilas (2009), dalam satu kali panen, satu hektar sawah dapat menghasilkan jerami padi sebanyak 12-15 ton. Sementara itu menurut Hidayat dan Purnama (2005), satu hektar sawah dapat menghasilkan jerami padi berkisar 10-12 ton, yang dapat memenuhi kebutuhan 3 ekor sapi selama periode penggemukan. Selanjutnya Hidayat dan Purnama (2005) menyatakan bahwa pada daerah-daerah dengan areal persawahan yang luas, sangat berpeluang untuk pengembangan usaha sapi potong karena ketersedian jerami menjamin tercukupinya kebutuhan pakan selama musim kemarau. Dengan demikian, jerami padi cukup potensial sebagai bahan pakan ternak ruminansia, tetapi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal (Martawidjaja, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 212, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jerami padi yang melimpah merupakan sumber pakan ternak ruminansia yang cukup menjanjikan, namun karena kandungan proteinnya yang rendah serta tingginya silika dan lignin mengakibatkan rendahnya kecernaan pada ruminansia. Nilai gizi jerami padi dapat ditingkatkan dengan berbagai metode perlakuan, namun metode perlakuan tersebut tidak dapat mengubah jerami padi menjadi dapat memenuhi kebutuhan basal ternak sehingga jerami padi tidak dapat digunakan sebagai pakan tunggal (Yanuartono et al ., 2017). Menurut Hartadi et al . (1980),", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 757, "width": 186, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kandungan jerami padi 40% bahan kering", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 87, "width": 213, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(BK), 1,35 Mcal/kg metabolisme energy (ME),", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 106, "width": 213, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40% total digestible nutrient (TDN), 4,30%", "type": "List item" }, { "left": 301, "top": 125, "width": 212, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "protein kasar (PK), 0,11% kalsium (Ca), dan 0,04% fosfor (P). Mengingat kandungan gizinya yang rendah, maka sebagai pakan sapi, jerami padi harus diberikan dengan bahan pakan lain supaya sapi dapat berproduksi secara optimal. Dengan demikian, jerami padi mempunyai batas nilai ekonomis sebagai pakan sapi.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 277, "width": 213, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jerami padi jika digunakan sebagai pakan sebaiknya diberikan dalam bentuk pakan fermentasi. Dengan difermentasi, diharapkan gizi jerami padi tidak jauh berbeda dengan jerami padi pada saat masih dalam keadaan segar. Menurut Tabun et al . (2016), kualitas jerami padi dapat ditingkatkan dengan memberikan perlakuan fisik, kimia dan biologis. Perlakuan kimia dengan cara menambahkan urea ke dalam jerami, sedangkan cara biologis dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 485, "width": 213, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "fermentasi. Lama fermentasi berpengaruh terhadap komposisi kimia dan kecernaan jerami padi (Amin et al ., 2015). Fermentasi dengan MOL tidak mampu meningkatkan atau menurunkan nilai gizi secara keseluruhan (Kasmiran, 2011). Menurut Hidayat dan Purnama (2005), jerami padi fermentasi yang baik seperti dalam keadaan segar, yaitu memiliki tekstur yang lunak, warna coklat kekuning-kuningan dan memiliki aroma bau yang khas. Masa simpan jerami fermentasi yang baik antara 6 - 12 bulan. Jerami padi hasil fermentasi dengan menggunakan probion berpeluang sebagai pakan pengganti rumput gajah dan mampu mempertahankan konsumsi,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 56, "width": 443, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johanes Amirrullah, dan Agung Prabowo. Nilai Ekonomis Jerami Padi sebagai Pakan... 41", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 212, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kecernaan, pertambahan bobot hidup harian serta efisiensi penggunaan pakan sapi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 131, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simmental (Antonius, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 212, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tulisan ini bertujuan memberikan informasi tentang proporsi maksimal jerami padi dalam pakan sapi jantan sehingga pakan menjadi lebih menguntungkan. Dengan mengoptimalkan penggunaan jerami padi dalam pakan sapi, diharapkan keuntungan dari pemeliharaan sapi akan lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 87, "width": 121, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BAHAN DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 105, "width": 65, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan pakan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 124, "width": 212, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan pakan yang digunakan dalam menyusun pakan dapat dilihat dalam Tabel 1. Jerami padi merupakan bahan pakan yang berasal dari limbah tanaman padi. Mengingat kualitas jerami padi ini cukup rendah, maka dalam menyusun pakan diperlukan bahan pakan yang mempunyai kualitas lebih baik. Rumput gajah dan dedak halus padi merupakan bahan pakan yang mempunyai kandungan gizi lebih baik dibanding jerami padi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 333, "width": 207, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Bahan pakan dan kandungan gizinya", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 352, "width": 437, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan Gizi Bahan Pakan No. Bahan Pakan BK (%) ME (Mcal/kg) TDN (%) PK (%) Ca (%) P (%) 1. Jerami padi 40,0 1,35 40,00 4,30 0,11 0,04 2. Rumput gajah 20,0 2,07 57,00 10,10 0,45 0,25 3. Dedak halus padi 86,0 3,18 81,00 13,80 0,12 1,51 4. Dolomit 100,0 0,00 0,00 0,00 22,30 0,04", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 133, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Hartadi et al. (1980)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 130, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebutuhan gizi sapi jantan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 498, "width": 212, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebutuhan gizi sapi jantan menurut bobot badan dan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) dapat dilihat dalam Tabel 2. Tabel kebutuhan gizi ternak dalam menyusun pakan sangat diperlukan karena tabel tersebut digunakan sebagai dasar untuk memenuhi gizi pakan yang dibutuhkan ternak sesuai dengan status fisiologisnya. Untuk", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 479, "width": 212, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyusun pakan sapi, kebutuhan gizi pakan yang perlu diperhatikan antara lain: bahan kering (BK), energi metabolisme, total digestible nutrient ( TDN ), protein, kalsium (Ca), dan fosfor. Dalam menyusun pakan perlu memperhatikan jenis kelamin, umur, bobot badan, dan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sehingga pakan yang disusun sesuai dengan kebutuhan ternak.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 56, "width": 197, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "42 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 188, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Kebutuhan gizi pakan sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 441, "height": 327, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BB Target PBBH Gizi Pakan BK (kg) ME (Mcal) TDN (kg) PK (g) Ca (g) P (g) 200 kg 0,0 kg 3,70 6,30 1,80 285,00 6,00 6,00 0,1 kg 4,02 7,02 1,96 359,00 8,00 7,20 0,2 kg 4,34 7,74 2,12 433,00 10,00 8,40 0,3 kg 4,64 8,46 2,32 486,80 12,00 9,60 0,4 kg 4,92 9,18 2,56 520,40 14,00 10,80 0,5 kg 5,20 9,90 2,80 554,00 16,00 12,00 250 kg 0,0 kg 4,40 7,40 2,00 337,00 9,00 9,00 0,1 kg 4,76 8,25 2,24 415,80 10,20 9,40 0,2 kg 5,12 9,10 2,48 494,60 11,40 9,80 0,3 kg 5,48 9,94 2,72 551,80 12,80 10,80 0,4 kg 5,84 10,79 2,96 587,40 14,40 12,40 0,5 kg 6,20 11,64 3,20 623,00 16,00 14,00 300 kg 0,0 kg 5,00 8,50 2,40 385,00 10,00 10,00 0,1 kg 5,40 9,46 2,64 466,20 12,00 10,40 0,2 kg 5,80 10,42 2,88 547,40 14,00 10,80 0,3 kg 6,20 11,40 3,14 606,20 15,80 11,60 0,4 kg 6,60 12,40 3,42 642,60 17,40 12,80 0,5 kg 7,00 13,40 3,70 679,00 19,00 14,00 Sumber: Kearl (1982) BB : bobot badan TDN : total digestible nutrient PBBH : pertambahan bobot badan harian PK : protein kasar BK : bahan kering Ca : kalsium ME : metabolisme energy P : fosfor", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga bahan pakan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 212, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga bahan pakan yang digunakan dalam menyusun pakan dapat dilihat dalam Tabel 3. Harga bahan pakan yang paling murah adalah dolomit, namun penggunaannya hanya dalam jumlah sangat sedikit. Sementara itu harga bahan pakan yang paling mahal adalah", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 455, "width": 212, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dedak halus padi. Penggunaan dedak halus padi dalam pakan juga tidak banyak, tidak seperti jerami padi dan rumput gajah. Dalam menyusun pakan perlu memperhatikan harga bahan pakan dan ketersediaannya. Bahan pakan yang baik, yaitu harga murah, mudah didapat dan kandungan gizinya lengkap.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 607, "width": 393, "height": 79, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Harga bahan pakan No. Bahan Pakan Harga (Rp/kg) 1. Jerami padi 1 500,00 2. Rumput gajah 1 700,00 3. Dedak halus padi 1 2.000,00 4. Dolomit 2 450,00", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 694, "width": 84, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Anonimus (2017)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 69, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Aisyah (2017)", "type": "Footnote" }, { "left": 100, "top": 56, "width": 443, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johanes Amirrullah, dan Agung Prabowo. Nilai Ekonomis Jerami Padi sebagai Pakan... 43", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 92, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyusunan pakan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 212, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyusunan pakan dilakukan dengan cara coba-coba ( trial and error method ) dengan menggunakan aplikasi formulasi pakan sapi potong. Sebagai pedoman, proporsi jerami padi dibuat semaksimal mungkin sehingga pakan yang disusun diharapkan murah dan memenuhi kebutuhan gizi ternak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 64, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 212, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data proporsi jerami padi dianalisis dengan analisis variansi dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (Gaspersz,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 86, "width": 212, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1991). Analisis dilakukan dengan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 105, "width": 212, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menggunakan program IBM SPSS Statistics 24. Sementara itu analisis regresi digunakan untuk mengetahui hubungan antara target PBBH dengan proporsi jerami padi dalam pakan dan harga pakan.", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 213, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 239, "width": 92, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyusunan pakan", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 263, "width": 212, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penyusunan pakan berdasarkan bobot badan dan target PBBH sapi jantan dapat dilihat dalam Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 444, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil penyusunan pakan Target PBBH Jml Pakan Bahan Pakan Selisih antara kebutuhan gizi sapi jantan dan ketersedian gizi pakan BB JP", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 429, "width": 76, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RG DHP D", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 457, "height": 333, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JML BK ME TDN PK Ca P (kg) (%) (%) (%) (%) (%) (kg) (Mcal) (kg) (g) (g) (g) 200 kg 0,0 kg 11,500 46,08 47,83 6,09 0,00 100,00 0,12 0,75 0,16 0,34 1,96 6,60 0,1 kg 12,451 37,75 52,21 10,04 0,00 100,00 0,23 1,63 0,40 1,49 1,17 12,96 0,2 kg 14,200 23,94 64,79 11,27 0,00 100,00 0,24 2,28 0,59 1,21 1,40 17,47 0,3 kg 15,800 17,09 71,52 11,39 0,00 100,00 0,25 2,60 0,65 1,52 1,19 19,81 0,4 kg 16,401 15,85 71,95 12,19 0,01 100,00 0,20 2,58 0,59 0,04 0,03 21,45 0,5 kg 17,107 14,61 72,49 12,86 0,04 100,00 0,18 2,60 0,55 0,58 0,07 23,13 250 kg 0,0 kg 13,200 45,45 47,73 6,82 0,00 100,00 0,03 0,91 0,31 0,27 0,19 6,70 0,1 kg 13,601 36,76 51,47 11,76 0,01 100,00 0,02 1,73 0,47 1,49 0,13 15,60 0,2 kg 15,501 30,32 56,77 12,90 0,01 100,00 0,24 2,55 0,67 1,36 0,84 21,25 0,3 kg 16,951 20,65 66,07 13,27 0,01 100,00 0,10 2,74 0,68 1,67 1,34 24,52 0,4 kg 17,901 19,54 67,04 13,41 0,01 100,00 0,03 2,63 0,64 0,03 0,61 25,27 0,5 kg 19,201 16,67 69,78 13,54 0,01 100,00 0,00 2,75 0,65 11,29 0,35 26,92 300 kg 0,0 kg 15,500 41,94 51,61 6,45 0,00 100,00 0,06 1,06 0,25 7,08 1,04 7,92 0,1 kg 15,601 35,25 53,20 11,54 0,01 100,00 0,01 1,87 0,44 9,68 0,15 17,92 0,2 kg 16,807 32,73 53,55 13,68 0,04 100,00 0,19 2,57 0,63 1,96 0,41 24,36 0,3 kg 18,807 21,27 64,87 13,82 0,04 100,00 0,08 2,92 0,70 17,61 1,15 28,84 0,4 kg 19,707 20,80 64,95 14,21 0,04 100,00 0,02 2,77 0,65 18,78 0,34 30,55 0,5 kg 20,910 20,09 65,51 14,35 0,05 100,00 0,01 2,74 0,62 26,02 0,47 32,42 JP : jerami padi DHP : dedak halus padi RG : rumput gajah D : dolomit Proporsi jerami padi dalam pakan semakin turun dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan, sementara itu untuk rumput", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 751, "width": 203, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gajah dan dedak halus padi sebaliknya (Tabel", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 56, "width": 197, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 212, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4). Keadaan ini disebabkan karena kandungan gizi jerami padi lebih rendah dibanding rumput gajah dan dedak halus padi. Sementara itu kebutuhan gizi semakin meningkat dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 165, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proporsi jerami padi dalam pakan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 213, "width": 212, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proporsi jerami padi dalam pakan dari hasil penyusunan pakan berdasarkan bobot badan dan target PBBH dapat dilihat dalam Tabel 5. Dari hasil penyusunan pakan, proporsi jerami padi dalam pakan berbeda nyata (P<0,05) untuk target PBBH: 1). 0,0 kg", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 87, "width": 212, "height": 199, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan 0,1 kg, 0,2 kg, 0,3 kg, 0,4 kg, dan 0,5 kg, 2). 0,1 dengan 0,2 kg, 0,3 kg, 0,4 kg, dan 0,5 kg, dan 3). 0,2 kg dengan 0,3 kg, 0,4 kg, dan 0,5 kg. Rerata proporsi jerami padi untuk sapi jantan dengan target PBBH 0,0 kg adalah 44,49%. Proporsi ini sudah maksimal, jika dinaikkan akan menyebabkan pengurangan bobot badan. Sementara itu rerata proporsi jerami padi untuk sapi jantan dengan target PBBH 0,5 kg adalah 17,12%. Apabila proporsi ini dinaikkan, target PBBH 0,5 kg tidak akan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 295, "width": 442, "height": 158, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tercapai. Bobot Badan Target PBBH Sapi Jantan 0,0 kg 0,1 kg 0,2 kg 0,3 kg 0,4 kg 0,5 kg 200 kg 46,08 37,75 23,94 17,09 15,85 14,61 250 kg 45,45 36,76 30,32 20,65 19,54 16,67 300 kg 41,94 35,25 32,73 21,27 20,80 20,09 Rerata 44,49 a 36,59 b 29,00 c 19,67 d 18,73 d 17,12 d", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 375, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "abcd Superscript berbeda dalam baris yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 212, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara proporsi jerami padi dalam pakan dengan target PBBH sapi jantan dapat dilihat dalam Gambar 1. Terdapat hubungan yang kuat (R 2 = 0,902; R 2 = 0,939;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 215, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R 2 = 0,880) antara proporsi jerami padi dalam pakan dengan target PBBH sapi jantan. Proporsi jerami padi dalam pakan semakin rendah dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan. Keadaan ini disebabkan karena", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 488, "width": 212, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mencapai target PBBH sapi jantan yang lebih tinggi dibutuhkan kualitas pakan yang lebih baik. Seperti yang telah diketahui bahwa kualitas jerami padi lebih rendah dibanding rumput gajah dan dedak halus padi sehingga untuk menaikkan kualitas pakan proporsi rumput gajah dan dedak halus padi harus dinaikkan, sedangkan untuk proporsi jerami padi sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 346, "width": 417, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Proporsi jerami padi (%) dalam pakan untuk masing-masing target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 56, "width": 443, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johanes Amirrullah, dan Agung Prabowo. Nilai Ekonomis Jerami Padi sebagai Pakan... 45", "type": "Page header" }, { "left": 152, "top": 147, "width": 31, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50,00 45,00", "type": "Picture" }, { "left": 151, "top": 177, "width": 379, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40,00 35,00 30,00 25,00 20,00 y 15,00 10,00 5,00 0,00 Linear (BB 200 kg) Linear (BB 250 kg) 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 Target PBBH Sapi Jantan (kg)", "type": "Table" }, { "left": 174, "top": 351, "width": 277, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Hubungan antara proporsi jerami padi dalam pakan dengan target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 65, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga pakan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 212, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harga pakan hasil penyusunan pakan untuk masing-masing bobot badan dan target PBBH dapat dilihat dalam Tabel 6. Dari hasil penyusunan pakan terlihat bahwa harga pakan semakin tinggi dengan bertambahnya bobot badan dan target PBBH sapi jantan. Kondisi ini", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 402, "width": 212, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "disebabkan karena untuk mencapai bobot badan dan target PBBH yang lebih tinggi diperlukan pakan yang mempunyai kualitas lebih baik. Sementara itu untuk membuat pakan dengan kualitas yang lebih baik diperlukan biaya yang lebih besar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 359, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Harga pakan menurut bobot badan dan target PBBH sapi jantan (Rp/kg)", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 579, "width": 391, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Target PBBH Bobot Badan 200 kg 250 kg 300 kg 0,0 kg 686,96 697,73 700,00 0,1 kg 755,00 779,39 779,44 0,2 kg 798,59 807,07 812,35 0,3 kg 813,92 825,56 837,09 0,4 kg 826,78 833,31 843,01 0,5 kg 837,85 842,69 846,22", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 212, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara harga pakan dengan target PBBH sapi jantan dapat dilihat dalam Gambar 2. Terdapat hubungan yang kuat (R 2 =", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 193, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,805; R 2 = 0,807; R 2 = 0,863) antara harga", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 694, "width": 212, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pakan dan target PBBH sapi jantan. Harga pakan yang dibutuhkan semakin mahal dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan. Untuk mencapai target PBBH sapi jantan yang lebih", "type": "Text" }, { "left": 252, "top": 193, "width": 115, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "y = -46,874x + 40,399 R² = 0,9022", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 176, "width": 203, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= -65,686x + 42,308 R² = 0,8805 y = -58,637x + 42,891 R² = 0,9398 Prop or si J era m i P ad i (%)", "type": "Picture" }, { "left": 56, "top": 56, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "46 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 186, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tinggi diperlukan pakan yang mempunyai", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 211, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kualitas lebih baik, sedangkan untuk menyusun", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 87, "width": 191, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pakan yang mempunyai kualitas lebih baik diperlukan biaya lebih tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 162, "width": 378, "height": 123, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 8 Linear (BB 200 kg) 7", "type": "Picture" }, { "left": 128, "top": 272, "width": 379, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Linear (BB 250 kg) Linear (BB 300 kg) 6 -0,1 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 359, "width": 168, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Target PBBH Sapi Jantan (kg)", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 377, "width": 327, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Hubungan antara harga pakan dengan target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 415, "width": 112, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkiraan Keuntungan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 434, "width": 212, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkiraan keuntungan berdasarkan bobot badan dan target PBBH sapi jantan dapat dilihat dalam Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 386, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Perkiraan keuntungan berdasarkan bobot badan dan target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 163, "width": 449, "height": 597, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobot Badan Target PBBH Harga Bobot Hidup Sapi (Rp/kg) Harga Target PBBH (Rp) Biaya Pakan (Rp/hari) Perkiraan Keuntungan (Rp) 200 kg 0,0 kg 43.000,00 0,00 7.900,04 -7.900,04 0,1 kg 43.000,00 4.300,00 9.400,51 -5.100,51 0,2 kg 43.000,00 8.600,00 11.339,98 -2.739,98 0,3 kg 43.000,00 12.900,00 12.859,94 40,06 0,4 kg 43.000,00 17.200,00 13.560,02 3.639,98 0,5 kg 43.000,00 21.500,00 14.333,10 7.166,90 250 kg 0,0 kg 43.000,00 0,00 9.210,04 -9.210,04 0,1 kg 43.000,00 4.300,00 10.600,48 -6.300,48 0,2 kg 43.000,00 8.600,00 12.510,39 -3.910,39 0,3 kg 43.000,00 12.900,00 13.994,07 -1.094,07 0,4 kg 43.000,00 17.200,00 14.917,08 2.282,92 Har g a P akan (Rp /k g ) 0,00 y = 270,44x + 735,41", "type": "Table" }, { "left": 141, "top": 199, "width": 225, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R² = 0,8059 0,00 y = 258,59x + 732,98 R² = 0,8078 0,00 y = 281,46x + 716,15 R² = 0,8634 0,00", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 56, "width": 443, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johanes Amirrullah, dan Agung Prabowo. Nilai Ekonomis Jerami Padi sebagai Pakan... 47", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 87, "width": 449, "height": 152, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bobot Badan Target PBBH Harga Bobot Hidup Sapi (Rp/kg) Harga Target PBBH (Rp) Biaya Pakan (Rp/hari) Perkiraan Keuntungan (Rp) 0,5 kg 43.000,00 21.500,00 16.180,49 5.319,51 300 kg 0,0 kg 43.000,00 0,00 10.850,00 -10.850,00 0,1 kg 43.000,00 4.300,00 12.160,04 -7.860,04 0,2 kg 43.000,00 8.600,00 13.653,17 -5.053,17 0,3 kg 43.000,00 12.900,00 15.743,15 -2.843,15 0,4 kg 43.000,00 17.200,00 16.613,20 586,80 0,5 kg 43.000,00 21.500,00 17.694,46 3.805,54", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 212, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkiraan keuntungan semakin tinggi dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 212, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sementara itu perkiraan keuntungan semakin kecil dengan bertambahnya bobot badan. Hal ini disebabkan karena pakan yang dikonsumsi tidak hanya untuk menaikkan bobot badan, tetapi juga untuk mempertahan bobot badan sehingga sapi dengan bobot badan lebih tinggi membutuhkan pakan lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 212, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara perkiraan keuntungan dengan target PBBH sapi jantan dapat dilihat", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 256, "width": 212, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam Gambar 3. Terdapat hubungan yang kuat (R 2 = 0,996; R 2 = 0,997; R 2 = 0,993)", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 294, "width": 212, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antara perkiraan keuntungan dengan target PBBH sapi jantan. Perkiraan keuntungan semakin tinggi dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan. Hal ini disebabkan selisih harga pakan dan biaya pakan semakin rendah dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan (Gambar 4 dan 5).", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 493, "width": 46, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7.000,00", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 520, "width": 46, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5.000,00", "type": "List item" }, { "left": 132, "top": 546, "width": 46, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.000,00 1.000,00", "type": "Picture" }, { "left": 128, "top": 543, "width": 409, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "y = 29810x - 8268,2 R² = 0,9933 Linear (BB 200 kg) -1.000,00 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 -3.000,00 Linear (BB 250 kg) -5.000,00 -7.000,00 -9.000,00 y = 28918x - 9381,7 Linear (BB 300 kg) R² = 0,9974 y = 28808x - 10904", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 697, "width": 60, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R² = 0,9968", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 715, "width": 168, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Target PBBH Sapi Jantan (kg)", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 749, "width": 370, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Hubungan antara perkiraan keuntungan dengan target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 508, "width": 2, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pe rki ra an K eu n tun g an (Rp /k g )", "type": "Picture" }, { "left": 56, "top": 56, "width": 197, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 118, "width": 212, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara selisih harga pakan dengan target PBBH sapi jantan dapat dilihat dalam Gambar 4. Terdapat hubungan yang kuat (R 2 = 0,727; R 2 = 0,837; R 2 = 0,853)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 194, "width": 212, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "antara selisih harga pakan dengan target PBBH sapi jantan. Selisih harga pakan sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 118, "width": 212, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan target PBBH 0,4 kg dan 0,5 kg adalah yang terendah, sedangkan yang tertinggi antara 0,0 kg dan 0,1 kg. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan semakin rendah dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan.", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 272, "width": 31, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "90,00 80,00", "type": "Picture" }, { "left": 92, "top": 309, "width": 407, "height": 180, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "70,00 60,00 50,00 40,00 30,00 y = -16,449x + 78,339 R² = 0,727 y = -14,467x + 73,579 R² = 0,8375 Linear (BB 200 kg) Linear (BB 250 kg) 20,00 y = -17,945x + 83,079 Linear (BB 300 kg) 10,00 0,00 -10,00 -20,00", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 415, "width": 226, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R² = 0,853 0,0-0,1 0,1-0,2 0,2-0,3 0,3-0,4 0,4-0,5", "type": "Picture" }, { "left": 168, "top": 485, "width": 168, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Target PBBH Sapi Jantan (kg)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 511, "width": 358, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Hubungan antara selisih harga pakan dengan target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 548, "width": 212, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan antara selisih biaya pakan dengan target PBBH sapi jantan dapat dilihat dalam Gambar 5. Selisih biaya pakan cenderung menurun dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan. Selisih biaya pakan sapi jantan antara target PBBH 0,4 kg dan 0,5", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 548, "width": 212, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kg adalah yang terendah, sedangkan yang tertinggi antara 0,0 kg dan 0,1 kg (Gambar 5). Hal ini menunjukkan bahwa selisih biaya pakan semakin rendah dengan bertambahnya target PBBH sapi jantan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 2, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S el is ih Har g a P akan (Rp )", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 56, "width": 443, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Johanes Amirrullah, dan Agung Prabowo. Nilai Ekonomis Jerami Padi sebagai Pakan... 49", "type": "Page header" }, { "left": 103, "top": 121, "width": 46, "height": 118, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2.500,00 2.000,00 1.500,00 1.000,00", "type": "Picture" }, { "left": 113, "top": 172, "width": 411, "height": 138, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "y = -124,1x + 1766,4 R² = 0,3001 y = -108,06x + 1693,1 R² = 0,1342 Linear (BB 200 kg) Linear (BB 250 kg) Linear (BB 300 kg) 500,00 0,00 y = -269,42x + 2094,9", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 271, "width": 48, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R² = 0,64", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 311, "width": 227, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0,0-0,1 0,1-0,2 0,2-0,3 0,3-0,4 0,4-0,5", "type": "Table" }, { "left": 192, "top": 327, "width": 168, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Target PBBH Sapi Jantan (kg)", "type": "Section header" }, { "left": 134, "top": 364, "width": 358, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Hubungan antara selisih biaya pakan dengan target PBBH sapi jantan", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 428, "width": 77, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 212, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proporsi jerami padi dalam pakan semakin rendah dengan bertambahnya target pertambahan bobot badan harian (PBBH) sapi jantan. Proporsi Jerami padi 14,61% dalam pakan sapi jantan dengan bobot badan 200 kg dan target PBBH 0,5 kg memberikan perkiraan keuntungan terbesar (Rp 7.166,90). Perkiraan keuntungan lebih tinggi pada sapi dengan bobot badan lebih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 637, "width": 104, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 655, "width": 211, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aisyah, S. 2017. Daftar Harga Pupuk Terbaru 2017. http://www.hargaterbaruu.xyz/ 2016/11/daftar-harga-pupuk- terbaru.html [Diakses 8 September", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 706, "width": 28, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2017]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 212, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amin, M., S.D. Hasan, O. Yanuarianto, dan M. Iqbal. 2015. Pengaruh Lama Fermentasi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 427, "width": 429, "height": 333, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Kualitas Jerami Padi Amoniasi yang Ditambah Probiotik Bacillus Sp. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia 1 (1): 8-13. Anonimus. 2017. Sakadoci.com. http://www.sakadoci.com/2016/12/dafta r-harga-lengkap-bahan-baku-pakan.html [Diakses 20 September 2017]", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 528, "width": 212, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Antonius. 2009. Pemanfaatan Jerami Padi Fermentasi sebagai Subtitusi Rumput Gajah dalam Ransum Sapi. JITV 14 (4): 270-277.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 584, "width": 212, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaspersz, V. 1991. Teknik Analisis dalam", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 597, "width": 212, "height": 92, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian Percobaan. Tarsito, Bandung. Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, S. Lebdosukojo and A.D. Tillman. 1980. Tables of Feed Composition for Indonesia. The International Feedstuffs Institute, Utah Agricultural Experiment Station, Utah State University.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 692, "width": 212, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hidayat dan R.D. Purnama. 2005. Pemanfaatan", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 704, "width": 184, "height": 61, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jerami Padi Fermentasi sebagai Pakan Penggemukan Sapi PO di Kecamatan Banyu Resmi Kabupaten Garut. Prosiding Temu Teknis Nasional Tenaga Fungsional Pertanian.", "type": "Table" }, { "left": 97, "top": 142, "width": 2, "height": 144, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "S el is ih B iay a P akan (Rp )", "type": "Picture" }, { "left": 55, "top": 63, "width": 197, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50 Jurnal Triton, Vol.9, No.1, Juni 2018", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 212, "height": 92, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasmiran, A. 2011. Pengaruh Lama Fermentasi Jerami Padi dengan Mikroorganisme Lokal terhadap Kandungan Bahan Kering, Bahan Organik, dan Abu. Lentera 11 (1): 48- 52. Kearl, L.C.1982.Nutrien Requirement of", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 183, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruminant in Developing Countries.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 194, "width": 161, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utah State University, Logan, Utah.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 212, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Martawidjaja, M. 2003. Pemanfaatan Jerami Padi sebagai Pengganti Rumput untuk Ternak Ruminansia Kecil. Wartazoa 13 (3): 119-127.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 269, "width": 212, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabun, A.C., N.N. Toelle, R.W. Sir, dan C.L.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 416, "height": 231, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penu. 2016. Pemanfaatan Jerami Padi dan Putak sebagai Pakan Induk Sapi Bali di Kelompok Tani Kuinbes. Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan 1", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 99, "width": 52, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(1) : 32-29.", "type": "Text" }, { "left": 301, "top": 118, "width": 212, "height": 124, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yanuartono, H. Purnamaningsih, S. Indarjulianto, dan A. Nururrozi. 2017. Potensi jerami sebagai pakan ternak ruminansia. Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada. https://media.neliti.com/media/ publications/100423-ID-potensi-jerami- sebagai-pakan-ternak-rumi.pdf [Diakses 17 November 2017]", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 250, "width": 212, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yunilas. 2009. Bioteknologi Jerami Padi", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 263, "width": 184, "height": 48, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui Fermentasi sebagai Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Karya Ilmiah, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan.", "type": "Table" } ]
391a0666-330c-0cd8-731c-8d9f0f756c18
https://e-journal.unair.ac.id/JMTT/article/download/42345/24404
[ { "left": 391, "top": 26, "width": 156, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://e-journal.unair.ac.id/jmtt p -ISSN: 1979-3650 e -ISSN: 2548-2149", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 26, "width": 314, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOURNAL OF THEORETICAL AND APPLIED M ANAGEMENT", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 43, "width": 140, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 465, "height": 55, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Mediation Role of Review Helpfulness, Customers Trust, and Brand Attitude Towards Positive e- WOM and Purchase Intention in Cosmetic Shopping Experience", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 181, "width": 233, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Lulu Puspita Anggraini 1, Nurdin Sobari 1", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 195, "width": 388, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Department of Management, Faculty of Economics and Business, Universitas Indonesia, Depok, Indonesia Correspondence *:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 214, "width": 239, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Address: Jl. Salemba Raya No.4, Jakarta, Indonesia, 10430 | e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 48, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 255, "width": 485, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Objective: This study aims to examine the effectiveness of positive electronic word of mouth (e-WOM) in influencing the purchase intention of the cosmetic retailer and the role of review helpfulness, customers' trust in e-WOM, and the role of brand attitude as a mediator in the relationship. Design/Methods/Approach: This study adopts descriptive quantitative research methods. The populations are women who frequently buy cosmetic products and are selected using non-probability and purposive sampling techniques. The data collection used an online survey with 155 respondents. Afterward, Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) was used to test the hypotheses. Findings: Findings indicate that positive e-WOM has a positive and significant effect on review helpfulness. Review helpfulness also positively and significantly affects customers' trust in e-WOM and brand attitude. This study also found that customers' trust in e-WOM and brand attitude positively and significantly affected purchase intention. In addition, this study also found that review helpfulness has a positive and insignificant effect on purchase intention. Moreover, results suggest that review helpfulness, customers' trust in e-WOM, and brand attitude positively and significantly mediate the effect of positive e-WOM on purchase intention. Originality: This study contributes to the marketing literature by using the positive e-WOM variable to see its effect on review helpfulness, customers' trust in e-WOM, brand attitude, and purchase intention in the cosmetic retailing context.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 440, "width": 484, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Practical/Policy Implications: Given that positive e-WOM improves customers' purchase intention through review helpfulness, trust in e-WOM, and brand attitude, cosmetic retailers are recommended to encourage their customers to post a review on the retailers' websites or applications. In addition, Cosmetic retailers also recommend displaying the customers' reviews. Hence, the reviews may help other customers know about the products before buying.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 472, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Brand attitude, Customers trust on e-WOM, Positive e-WOM, Purchase intention, Review helpfulness. JEL Classification: M30, M31, M37", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 705, "width": 409, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: https://doi.org/10.20473/jmtt.v16i1.42345 Received: (January 8, 2023) Revised: (February 21, 2023; March 9, 2023) Accepted: (April 2, 2023) Published: (April 18, 2023) Copyright © 2023, The Author(s) Published by Universitas Airlangga , Department of Management, Faculty of Economics and Business This article is published under the Creative Commons Attribution 4.0 (CC-BY) International License. The full terms of this license may be seen at: https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 69, "width": 65, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Original Research", "type": "Page header" }, { "left": 389, "top": 69, "width": 100, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 16, No. 1, 2023", "type": "Page header" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 83, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 95, "width": 484, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Many factors can influence customers before buying or using a product or service. One is looking for various product or service information (Yang et al., 2019). This information search reduces customers' uncertainty about product or service quality (Yang et al., 2019). The information can be obtained through online reviews. An online review is an electronic word of mouth (e-WOM) that significantly impacts customers' purchase intention (Song et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 485, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A company must convey consistent information to make it easier for customers to understand the products sold (Solomon et al., 2018). According to Solomon et al. (2018), three marketing communication models can explain the process of delivering information to customers: one-to-one, one-to-many, and many-to-many. Currently, the many-to- many marketing communication model is rapidly growing. Many-to-many is a marketing communication model in which customers disseminate information about the product to other customers (Solomon et al., 2018). Converting information from one person to another is word of mouth (WOM). WOM is a form of marketing communication that is hard for companies to control (Solomon et al., 2018). However, WOM is the most important factor for customers in determining the products they want to buy (Solomon, 2019). In addition, information on WOM usually customers get from people they know. Thus, consumers will trust information from WOM more than information conveyed in other, more formal marketing channels (Solomon, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 484, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-WOM has developed significantly in consumer behavior (González-Rodríguez et al., 2016). E-WOM in the form of online review is important in facilitating information about products and the exchange of consumption experiences (Siering et al., 2018). EWOM in the form of online reviews can also help consumers to reduce the risk and uncertainty associated with their purchasing decisions (Xiang et al., 2018). Meanwhile, according to Hennig-Thurau et al. (2004), e- WOM is defined as all positive and negative statements about a product or service provided by potential customers, actual customers, or people who have previously been customers, delivered via the Internet and made available to many people and other institutions (Song et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 339, "width": 485, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Online customer reviews are the most effective e-WOM in marketing activities (Hu et al., 2014; Kudeshia & Kumar, 2017). Customers will be looking for information about the product before they buy it, and e-WOM in the form of online reviews is information that customers frequently search for (Ardyan & Sudyasjayanti, 2020). In addition, customers will trust the testimonials from people who have had experience with a product more than information from marketing communication activities of the product itself (Ardyan & Sudyasjayanti, 2020). According to Rao et al. (2021), e-WOM can also form the exchange of experience and information between individuals with common interests so that they can evaluate any information and think carefully before finally deciding to purchase.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 485, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Hu & Ha (2015), e-WOM is divided into four categories: (1) specialized e-WOM refers to reviews made by customers and posts on a website to compare or give ratings on a product, but the website does not sell products; (2) affiliated e-WOM refers to the customer reviews found on the retailer's website; (3) social e-WOM refers to any information related to a product shared by users of social networking sites, such as Instagram, Twitter, and others; (4) miscellaneous e-WOM refers to information about products shared on other social media platforms, such as blogs. Affiliated e-WOM is the second most preferred e-WOM in customers' online shopping decisions (Hu & Ha, 2015). In addition, before deciding to buy a cosmetic product, females aged 20-39, which were the same as Sociolla's target market, tend to consider affiliated e-WOM as a credible source of information (Hu & Ha, 2015). Thus, this study used affiliated e-WOM on an Indonesian cosmetic retailer's website and application, Sociolla.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 485, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses positive e-WOM to explain the overall content of the online review that will be examined. According to Rao et al. (2021), positive e-WOM can help customers with the same interest gain information about the product they want. Positive e-WOM in a website also allows people with the same preferences to build conversations. Thus, it allowed them to interact with other customers, share their experiences, discuss the products, create value for the product, and make a well-thought-out purchase decision by evaluating a large amount of information presented on the website (Sohn, 2014). Positive e-WOM also acts as a reference for customers, which can increase their familiarity with the product (Rao et al., 2021). According to Yang et al. (2019), e-WOM positively and significantly influence review helpfulness. EWOM acts as information that circulates from people who have information about a product to people who lack information (Yang et al., 2019). Then the dissemination of this information can make people who receive information feel helped and can influence their behavior (Yang et al., 2019). In addition, review helpfulness, known as the perceived usefulness of e-WOM, is also one of the best predictors of purchase intention (Ismagilova et al., 2020). According to Kunja et al. (2022) research, e-WOM had a direct and significant effect on purchase intention because e- WOM is user-generated content; thus, it can gain trustworthiness from the readers. Turulja & Činjarević's (2020) found that perceived helpfulness from online customer reviews (OCR) can affect trust and attitude so that it can bring out the intention of customers to do something. The context of this study is downloading a travel application. This research was inspired by Kudeshia & Kumar (2017), which stated that e-WOM significantly affected brand attitude and purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 721, "width": 485, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Those, as mentioned earlier, examined the effect of positive e-WOM influence review helpfulness, the effect of review helpfulness on trust and brand attitude, and the effect of brand attitude on purchase intention. However, limited studies have examined how positive e-WOM, review helpfulness, customers' trust in e-WOM, brand attitude, and purchase intention are connected. Therefore, this study intends to investigate whether positive e-WOM directly", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 36, "width": 351, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Theoretical and Applied Management | Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 485, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "influences customers' purchase intention when shopping for cosmetic products. Do review helpfulness, customer trust in e-WOM, and brand attitude mediate the relationship between positive e-WOM and purchase intention in shopping for cosmetic products?", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 106, "width": 485, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study contributes to the marketing literature by using the positive e-WOM variable to see its effect on review helpfulness, customers' trust in e-WOM, brand attitude, and purchase intention in cosmetic retailing. Furthermore, the findings of this study are expected to benefit the cosmetic industry to consider positive e-WOM as an important source of information to help consumers decide before buying a cosmetic product.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 152, "width": 484, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The following section contains a literature review of each variable used to build the hypotheses. Subsequently, the method section provides information about this research's quantitative method. Then, the results and discussion section explains the description of the hypotheses testing. At last, the conclusion section summarizes the study's results, implications, limitations, and suggestions for future research.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 266, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Literature Review and Hypotheses Development", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 238, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.1 Positive Electronic Word of Mouth (Positive E-WOM)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 249, "width": 485, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to González-Rodríguez et al. (2016), WOM can be delivered via the Internet, known as electronic word of mouth (e-WOM). Positive e-WOM is a positive statement by potential, actual, or former customers about a product available to many people on the Internet (Hennig-Thurau et al., 2004). According to Rao et al. (2021), positive e-WOM significantly influences purchase intention. With positive e-WOM, customers with the same interest can exchange their experiences and information. Thus, they can evaluate available information and think carefully before buying the product. Therefore, according to Rao et al. (2021), positive e-WOM must contain the following criteria: (1) can make customers sure to buy the products offered, (2) customers can see that the products offered to bring a good impression to the buyers, (3) can provide customers with helpful information about the products offered, and (4) can make customers confident to buy the products offered.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 485, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Review helpfulness refers to how e-WOM in online reviews can facilitate customers' purchase intention (Ren & Hong, 2019). With positive e-WOM, customers can be helped to make their choices through the experiences of others (Rao et al., 2021). Therefore, the following hypothesis is derived:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 389, "width": 251, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H1: Positive e-WOM positively influences review helpfulness.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 412, "width": 99, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.2 Review Helpfulness", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 485, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Ardyan & Sudyasjayanti (2020), customer trust in e-WOM is defined as customers' beliefs and expectations of e-WOM so that it can become a credible source of information for customers to make decisions. Therefore, trust is an important part of the online environment (Zainal et al., 2017; Ardyan & Sudyasjayanti, 2020). According to Ismagilova et al. (2020), the perceived usefulness of e-WOM also refers to review helpfulness. The strong influence of review helpfulness on purchase intention can be associated with the fact that online review is a way of peer- to-peer and non-commercial communication or a form of recommendation from an individual, where the interests of a brand do not drive information delivered. Thus, online reviews look more trustworthy than information conveyed directly by the brand itself (Lee et al., 2011; Turulja & Činjarević, 2020) . Therefore, the following hypothesis is derived: H2a: Review helpfulness positively affects customer trust in e-WOM.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 541, "width": 485, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand attitude is defined as the customer's overall evaluation of a brand (Olson and Mitchell, 2000; Turulja & Činjarević, 2020) . Brand attitude can also be defined as a customer's assessment of whether it is something that they like or dislike about stimuli associated with a brand (Murphy and Zajonc, 1993; Turulja & Činjarević, 2020) . According to Bigne et al. (2020), a review of helpfulness is the extent to which online reviews are considered valuable by customers in their decision-making process. A study conducted by Turulja & Činjarević (2020) explains that review helpfulness acts as informational cues that can affect a person's trust and attitude, which are cognitive and affective reactions, and in the end, can affect their purchase intention as behavioral intention (Jacoby, 2002; Turulja & Činjarević, 2020) . Thus, this study formulates the following hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 247, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H2b: Review helpfulness positively influences brand attitude.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 657, "width": 485, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purchase intention occurs when customers are interested in buying a product (Kotler & Armstrong, 2017). In their research, Turulja & Činjarević (2020) stated that online review helpfulness in the travel app usage context could increase trust and attitude and encourage a behavioral intention toward the product. The results of their research stated that online review helpfulness leads to higher trust and attitude, which further positively influences customer intentions in downloading travel apps. Therefore, the hypothesis is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 715, "width": 260, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H3: Review helpfulness positively influences purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 138, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.3 Customers' Trust in E-WOM", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 84, "width": 484, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A trusted e-WOM will help customers decide (López & Sicilia, 2014). A trusted e-WOM will also help customers reduce risk when they want to buy a product. The more trusted a source, the more it can encourage a positive attitude (Lunardo & Mbengue, 2013; Turulja & Činjarević, 2020) . In this study, researchers believe that when customers trust the product review, they will understand that the product had a good impression on the previous buyer. Therefore, the following hypothesis is derived:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 272, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H4: Better customer trust in e-WOM will increase brand attitude.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 485, "height": 81, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Customers who trust the information on e-WOM will be helped in purchasing decisions (Ardyan & Sudyasjayanti, 2020). According to Prasad et al. (2019), building customer trust is essential online. When consumers believe the information in e-WOM, their doubts and worries about online retailers will decrease because they already have enough information. Customers' desire to find alternative online retailers will also decrease (Prasad et al., 2019). Thus, the higher the trust of customers, the higher the purchase intention, and it will be easier for a company to retain customers (Prasad et al., 2019). Therefore, the following hypothesis is proposed: H5a: Customers' trust in e-WOM positively influences purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 79, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.4 Brand Attitude", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 270, "width": 485, "height": 117, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Ho et al. (2022), attitude is an essential factor influencing consumers' behavioral intention, including purchase intention, in online shopping. A study proves that when consumers have a positive attitude towards a brand, it will affect the goal purchase and their readiness to pay a premium price (Keller & Lehmann, 2006; Kudeshia & Kumar, 2017). It means consumer purchase intention will be high when their brand attitude towards a product is good (Summers et al., 2006; Kudeshia & Kumar, 2017). Kunja et al. (2022) study also stated that a positive brand attitude encourages customers to purchase a product. Marketers can leverage the customers' positive brand attitudes by creating strong consumer-brand relationships (Beerli & Martin, 2004; Kunja et al., 2022). It is because brand attitude results from customers' encounters with the brand. These encounters can be through direct experience or product-related information, which can be influenced by e-WOM (Kunja et al., 2022). Thus, this study formulates the following hypothesis:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 386, "width": 312, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H5b: Brand attitude positively and significantly influences purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 409, "width": 96, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.5 Purchase Intention", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 422, "width": 485, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Kotler & Armstrong (2017), before deciding to buy, customers will first look for information about a product, rank it, and form a purchase intention, meaning that interest begins to appear to buy the product. Information about a product can be obtained through various sources, and online review is one of them. According to Rao et al. (2021), positive e-WOM is also a factor that can influence purchase intention. Positive e-WOM allows individuals with the same interests to exchange experiences and information. This is considered more reliable and can make it easier for customers to evaluate any available information to think carefully before finally deciding to buy the products offered (Rao et al., 2021). Therefore, the following hypothesis is proposed:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 503, "width": 252, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H6: Positive EWOM positively influences purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 527, "width": 485, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Rao et al. (2021), during the information search phase, e-WOM's role is to assist customers in making choices about the products they want to buy. According to Turulja & Činjarević (2020) , review helpfulness obtained from the information on e-WOM can increase customers' trust in a product. Thus, customers can have a positive attitude and raise their interest in buying the product reviewed. According to Filieri et al. (2021), it is not easy to find useful information on online platforms; thus, e-WOM has to be mediated with review helpfulness to influence customers' purchase intention. In addition, Rao et al. (2021) research found that trust partially mediates the positive e- WOM and purchase intention indicating that positive e-WOM strengthens consumers' trust beliefs in a firm and increases their purchase intention. Kunja et al. (2022) study also claims that positive e-WOM associated with a product will lead to the positive evaluation of the brand, known as brand attitude, and subsequently to the strengthening of purchase intention. It has been confirmed empirically by Kudeshia and Kumar's (2017) study, which stated that brand attitude has a mediating role between e-WOM and purchase intention. Therefore, the following hypothesis is derived: H7: Review helpfulness, customer trust in e-WOM, and brand attitude positively mediate the relationship between positive e-WOM and purchase intention.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 689, "width": 170, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research model is shown in Figure 1.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 36, "width": 351, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Theoretical and Applied Management | Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 224, "width": 106, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Research Model", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 55, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Method", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 273, "width": 135, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1 Sample and Data Collection", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 485, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses the cosmetic industry as the research object because, according to Euromonitor International, the growth of the beauty market in Indonesia is the fastest in Asia. In the cosmetic industry, e-WOM is also widely used. There is much e-WOM about makeup and skincare on social media and websites. Sociolla was chosen as the main object of the research because there are online reviews from Sociolla's customers on their website and application. Sociolla is a cosmetic retailer with the highest number of website visitors since Q4 2019 (Putri & Devita, 2021). In addition, Sociolla has been in the top 5 most downloaded applications on Play Store and Appstore since Q4 2020 (Putri & Devita, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 355, "width": 485, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sample of this study is women who live in Indonesia, aged 18-32 years old, who frequently buy beauty products because people who frequently buy beauty products usually know Sociolla and have read reviews on the SOCO (Sociolla Connect) application or the Sociolla website. According to Hair Jr. et al. (2018), the number of samples to be collected to qualify is at least five times the number of indicators of the variables used in the study. There are 22 indicators in this study to represent all variables; thus, the number of samples needed is 110 samples. However, this study managed to collect up to 155 respondents. This study adopts a non-probability purposive sampling technique. The study used an online survey through Google Forms to collect the data. The survey was conducted in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetbek), Indonesia, from October 2022 until November 2022.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 108, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2 Questionnaire Design", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 472, "width": 484, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The questionnaire in this study consists of several sections. The first section consists of questions about the respondent's demographic, such as age, location, current job, and monthly income. The second section consists of several screening questions to ensure that the respondents are matched the sample criteria. The following sections of the questionnaire consist of questions related to indicators of the variables used in this study. Each research instrument is measured using Likert 5-point scale ranging from 1 to 5, which 1 indicates that the respondent strongly disagrees, 2 indicates that the respondent does not agree, 3 indicates that the respondent is neutral, 4 indicates that the respondent agrees, and 5 indicates that the respondent strongly agrees.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 553, "width": 484, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are five variables to be examined in this study. EWOM is the independent variable. While helpfulness reviews, customer trust, and brand attitude are the mediating variables. Purchase intention is the dependent variable. The variables operationalization in this study is shown in Table 1 below.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 153, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Variables Operationalization", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 622, "width": 417, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables Items Source Positive EWOM (EWOM) E-WOM1. Online reviews can make customers sure to buy the products Rao et al. (2021)", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 668, "width": 238, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-WOM2. Customers can see that the product in online reviews gives a good impression to the buyers", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 701, "width": 256, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-WOM3. Online reviews can provide customers with useful information about the products", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 734, "width": 252, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-WOM4. Online reviews can make customers confident to buy the products", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 424, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables Items Source Review Helpfulness (RH) RH1. Online reviews are useful for customers to make decisions Turulja & Činjarević (2020) RH2. Online reviews can help customers", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 141, "width": 222, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RH3. Online reviews can affect customer preferences", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 162, "width": 262, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RH4. Information in the online review contains positive aspects of the products sold", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 196, "width": 263, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RH5. Information in the online review contains negative aspects of the product sold", "type": "Table" }, { "left": 70, "top": 226, "width": 435, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Customers' Trust in EWOM (CT) CT1. Believe that the information on e-WOM is reliable. Ardyan & Sudyasjayanti (2020) CT2. Believe that the information on e-WOM is credible.", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 266, "width": 252, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CT3. Believe that the information on e-WOM does not have false claims.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 299, "width": 252, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CT4. Believe that the information on e-WOM is responsible.", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 321, "width": 250, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CT5. Believe that the information on e-WOM is competent.", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 339, "width": 439, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Attitude (BA) BA1. Customers have a positive image of the product reviewed Kudeshia & Kumar (2017) BA2. Make customers believe that the product reviewed has a good reputation", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 391, "width": 255, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BA3. Can make customers prefer products that are reviewed compared to other products that are not being reviewed", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 424, "width": 216, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BA4. Customers can well receive product reviewed", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 443, "width": 428, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Purchase Intention (PI) PI 1. Customers will buy the product reviewed if they have the opportunity Turulja & Činjarević (2020) PI 2. Customers are willing to buy the product reviewed soon", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 495, "width": 255, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PI 3. Customers will buy the product reviewed if they need it", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 516, "width": 250, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PI 4. Customers will buy the product reviewed in the future", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 546, "width": 72, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3 Data Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 560, "width": 485, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study employs the Partial Least Square – Structural Equation Modeling (PLS-SEM) to evaluate the research model. PLS-SEM is used to explain the relationship between several variables simultaneously. PLS-SEM consists of two models, the measurement model, which represents how the measured variables represent the construct, and the structural model, which shows how the constructs are related (Malhotra et al., 2017). PLS-SEM does not require goodness-of-fit standards. PLS-SEM tests the model based on the structural model's ability to predict endogenous constructs.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 642, "width": 126, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 104, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.1. Respondents' Profile", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 680, "width": 484, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research data were collected using a questionnaire distributed through social media. There are 155 respondents collected. The respondents' profile is presented in Table 2 below. The data in Table 2 shows that 52.30% of the respondents were women aged 23-27. As many as 76.10% of respondents live in Jabodetabek. Regarding the respondents' occupation, as many as 45.20% of respondents work as private employees. In addition, 23.90% of respondents have an income of 5.500.001 – 7.500.000 IDR.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 36, "width": 351, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Theoretical and Applied Management | Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 445, "height": 363, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Respondents Profile Description Frequency Percentage Age 18 - 22 years old 27 17.40% 23 - 27 years old 81 52.30% 28 - 32 years old 47 30.30% Domicile Jabodetabek 118 76.10% Outside Jabodetabek 37 23.90% Occupation College student 43 27.70% Private employee 70 45.20% BUMN employee 3 1.90% Civil servant 12 7.70% Entrepreneur 12 7.70% Freelancer 3 1.90% Housewives 12 7.70% Salary per month 1.500.000 - 3.500.000 IDR 27 17.40% 3.500.001 - 5.500.000 IDR 36 23.20% 5.500.001 - 7.500.000 IDR 37 23.90% 7.500.001 - 10.000.000 IDR 24 15.50% > 10.000.000 IDR 31 20.00%", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 108, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.2. Measurement Model", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 461, "width": 485, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The measurement model is assessed through confirmatory factor analysis (CFA) that tests convergent and discriminant validity. The convergent validity of the constructs is established through composite reliability (CR) and average variance extracted (AVE) values. Indicators of a variable can be declared valid if it has an AVE value and factor loading value of more than 0.5 (Hair Jr. et al., 2018). In addition, a variable can be declared reliable if it has Cronbach's Alpha value above 0.6 and a CR value above 0.7 (Malhotra et al., 2017). The result of validity testing is as follows:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 531, "width": 179, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Convergent Validity Testing Result", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 553, "width": 452, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables Indicators Factor Loading AVE Conclusion Cronbach's Alpha Composite Reliability Conclusion Positive E- WOM EWOM1 0.782 0.656 Valid 0.826 0.884 Reliable EWOM2 0.841 Valid EWOM3 0.787 Valid EWOM4 0.829 Valid Review Helpfulness RH1 0.822 0.587 Valid 0.823 0.876 Reliable RH2 0.723 Valid RH3 0.785 Valid RH4 0.783 Valid RH5 0.710 Valid", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page header" }, { "left": 63, "top": 74, "width": 453, "height": 283, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables Indicators Factor Loading AVE Conclusion Cronbach's Alpha Composite Reliability Conclusion Customers' Trust in E- WOM CT1 0.863 0.739 Valid 0.911 0.934 Reliable CT2 0.836 Valid CT3 0.892 Valid CT4 0.891 Valid CT5 0.814 Valid Brand Attitude BA1 0.805 0.638 Valid 0.809 0.875 Reliable BA2 0.831 Valid BA3 0.719 Valid BA4 0.833 Valid Purchase Intention PI1 0.839 0.590 Valid 0.76 0.849 Reliable PI2 0.784 Valid PI3 0.575 Valid PI4 0.842 Valid", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 374, "width": 484, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result shows that all the research indicators are valid because they have an AVE value and factor loading value of more than 0.5. All the research indicators are also reliable because they have Cronbach's Alpha value above 0.6 and a CR value above 0.7.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 182, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Discriminant Validity Testing Result", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 460, "height": 109, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Attitude Customers Trust EWOM Positive EWOM Purchase Intention Review Helpfulness Brand Attitude 0.799 Customers Trust EWOM 0.719 0.860 Positive EWOM 0.564 0.503 0.810 Purchase Intention 0.735 0.676 0.451 0.768 Review Helpfulness 0.555 0.506 0.730 0.523 0.766", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 485, "height": 59, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Hair et al. (2019), discriminant validity ensures that each indicator of the latent variable is not the same as that of other latent variables. The discriminant validity of a model can conclude as good if an indicator of the latent variable has a loading value greater than the loading value of the indicators on other latent variables. Discriminant validity can be done by looking at the test results of the Fornell-Larcker criteria. The results of the Fornell-Larcker criteria test above show that each variable has the highest value compared to others.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 634, "width": 91, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.3. Structural Model", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 647, "width": 485, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The structural model testing was carried out to evaluate the accuracy level of the research model formed through several variables and their indicators. Measure the accuracy of exogenous variables' effect on endogenous variables in a research model can be seen in the coefficient of determination (R 2 ) (Hair Jr. et al., 2018). In the 0-1 range, if the R 2 value is 0.75, then it can describe as a strong level of accuracy. If the R 2 value is 0.5, it can be described as a moderate level of accuracy, and the R 2 value of 0.25 has a low level of accuracy (Hair Jr. et al., 2018). Following are the results of the coefficient of determination testing on the structural model:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 716, "width": 484, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4 shows that the R2 value of the review helpfulness variable is 0.532, meaning that the exogenous variable, positive e-WOM, has a 53.2% contribution in influencing review helpfulness. Other variables outside the scope of the study determine the remaining 46.8%. Therefore, the influence contribution of exogenous variables to the helpfulness review in this study can be said to have a moderate level of accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 36, "width": 351, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Theoretical and Applied Management | Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 216, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Coefficient of Determination Testing Result", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 93, "width": 452, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variables Coefficient of Determination (R 2 ) Conclusion Review Helpfulness 0.532 Moderate level of accuracy Customers' Trust in E-WOM 0.256 Low level of accuracy Brand Attitude 0.566 Moderate level of accuracy Purchase Intention 0.599 Moderate level of accuracy", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 484, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The customer trust variable has an R 2 value of 0.256, meaning that exogenous variables such as positive e-WOM and reviews helpfulness have a 25.6% contribution in influencing customer trust. Other variables outside the scope of the study influence the remaining 74.4%. Therefore, the influence of contribution exogenous variables on customers' trust in e-WOM in this study can be categorized as a low level of accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 484, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The brand attitude variable has an R 2 value of 0.566, meaning that the exogenous variables in this study have a 56.6% contribution to influencing brand attitude. Other variables outside the scope of the study influence the remaining 43.4%. Therefore, the influence contribution of exogenous variables on brand attitude in this study can be said to have a moderate level of accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 278, "width": 486, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The R 2 value of the purchase intention variable is 0.599. That means that exogenous variables, namely positive e- WOM, review helpfulness, customers trust, and brand attitude, have contributed 59.9% to influencing purchase intention. Other variables outside the scope of the study influence the remaining 40.1%. Therefore, the contribution of the influence of exogenous variables on purchase intention in this study can be said to have a moderate level of accuracy.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 336, "width": 102, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.4. Hypotheses Testing", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 485, "height": 47, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypotheses testing can be seen from the value of the path coefficient, t-value, and p-values. The hypothesis can be accepted if it has a path coefficient value close to +1 (Hair Jr. et al., 2018), a t-value >1.645, and a p-value <0.05 (Lind et al., 2015). Based on the hypothesis testing result, from 9 hypotheses in this study, there are eight hypotheses accepted and one hypothesis rejected. Here are the details of the hypotheses testing result:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 407, "width": 146, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. Hypotheses Testing Result", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 429, "width": 440, "height": 302, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hypotheses Path Path Coefficient T-Value P-Value Conclusion H1 Positive EWOM → Review Helpfulness 0.730 10.220 0.000 Accepted H2a Review helpfulness → Customers Trust 0.506 7.443 0.000 Accepted H2b Review Helpfulness → Brand Attitude 0.256 3.031 0.003 Accepted H3 Review Helpfulness → Purchase Intention 0.181 1.695 0.091 Accepted H4 Customers' Trust in EWOM → Brand Attitude 0.590 8.934 0.000 Accepted H5a Customers' Trust in EWOM → Purchase Intention 0.285 2.816 0.005 Accepted H5b Brand Attitude → Purchase Intention 0.485 5.706 0.000 Accepted H6 Positive EWOM → Purchase Intention -0.098 0.966 0.334 Rejected H7 Positive EWOM → Review Helpfulness → Customers Trust in EWOM → Brand attitude → Purchase Intention 0.106 3.387 0.001 Accepted", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 484, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The hypotheses testing result in Table 6 shows that positive e-WOM on review helpfulness is positive and significant because the path coefficient value is 0.730 and the p-value is 0.000. It also can be seen that the review", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 485, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "helpfulness has a positive and significant influence on customer trust because it has a path coefficient value of 0.506 and a p-value of 0.000. Besides affecting customer trust, review helpfulness has a positive and significant effect on brand attitude because it has a path coefficient value of 0.256 and a p-value of 0.003. The results of the hypotheses testing show that the review helpfulness positively and insignificantly influences purchase intention because it has a path coefficient value of 0.181 and a p-value of 0.091.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 485, "height": 105, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It also can be seen that the customer's trust in e-WOM positively and significantly influences brand attitude because it has a path coefficient value of 0.590 and a p-value of 0.000. Besides influencing brand attitude, customers' trust in e-WOM has a positive and significant influence on purchase intention because it has a path coefficient value of 0.285 and a p-value of 0.005. The results of the hypothesis testing also show that the influence of brand attitude on purchase intention is positive and significant because it has a path coefficient value of 0.485 and a p-value of 0.000. It also shows that H6 is rejected because it has a path coefficient value of -0.098 and a p-value of 0.334. However, the mediation testing result shows that positive e-WOM positively and significantly affected purchase intention through other variables such as review helpfulness, brand attitude, and customer trust on e-WOM because it has a path coefficient value of 0.106 and a p-value of 0.001.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 245, "width": 64, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4.5. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 258, "width": 485, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study confirmed a relationship between positive e-WOM and purchase intention in the context of consumer shopping experience in a cosmetic retailer. This effect is mediated by review helpfulness, customers' trust in e-WOM, and brand attitude.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 292, "width": 485, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The hypothesis testing result shows that the effect of positive e-WOM on review helpfulness is positive and significant. This hypothesis supports Rao et al. (2021) research statement, which mentioned that e-WOM is an important factor in helping customers determine their choices through other people's experiences before buying a product. This hypothesis also aligns with Yang et al. (2019) finding, which stated that e-WOM is categorized as a signal that positively affects review helpfulness. It is also in line with Siering et al. (2018) finding that stated e-WOM has persuasive power, so it can provide certain information to customers and helps reduce information asymmetry.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 485, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The hypothesis testing result shows that review helpfulness positively and significantly influences customer trust. This hypothesis supports Turulja & Činjarević (2020) statement that there is a positive and significant positive helpfulness review effect on trust. It is because review helpfulness plays a role in providing information about the quality of a product. Thus, it reduces information asymmetry and uncertainty and makes customers believe the product is of good quality (Yang et al., 2019). Nguyen & Ha (2021) also finds that perceived usefulness is significantly associated with trust. Nguyen & Ha (2021) study stated that trust is one most important factors influencing e-commerce use. That is why customers' perceived usefulness can influence trust, which impacts the intention to use e-commerce. In addition, Khwaja et al. (2020) study stated that information usefulness is one of the core dimensions of e-WOM communications. Therefore, if the information on e-WOM is credible, it would be valuable to consider it as purchase intention influence (Khwaja et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 478, "width": 485, "height": 151, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besides affecting customer trust, review helpfulness positively and significantly affects brand attitude. This hypothesis, in line with Turulja & Činjarević (2020) , states that helpfulness reviews positively and significantly influence brand attitude. Review helpfulness makes customers believe and can create a positive brand attitude for them (Turulja & Činjarević, 2020) . According to Ho et al. (2022), perceived usefulness is an important construct connected to beliefs in the technology acceptance model (TAM). It assumes that beliefs about the product reviewed on e-WOM influence attitudes and, in turn, lead to purchase intention (Ho et al., 2022). This hypothesis also aligns with Tobias-Mamina et al. (2021) research which found that the perceived usefulness of e-WOM impacted consumers' attitudes towards the product reviewed, as consumers tend to develop positive attitudes towards e-WOM because they believe it is functional. It also supports Gebsombut & Ho's (2019) study that found perceived usefulness influences online shopping intention, which means that previous knowledge from online reviews can lead to the intention to use the product reviewed. In the context of this study, it means that after customers read the online reviews available on SOCO (Sociolla Connect) and the Sociolla website, they feel helped by the information provided and can generate a positive attitude toward the product reviewed.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 485, "height": 139, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the hypothesis testing show that the review helpfulness positively and insignificantly influences purchase intention. It supports Turulja & Činjarević's (2020) finding, which states that review helpfulness review indirectly and positively affects purchase intention through the trust mediation variable. Ismagilova et al. (2020) research also found that e-WOM influences customers' evaluation of products. When e-WOM is helpful, it significantly affects the customers' purchase intention. This hypothesis also follows the results of Nguyen Thi et al. (2022) findings, which found that perceived usefulness positively impacted repurchase intention. Perceived usefulness refers to how consumers believe the Internet will enhance their shopping experience (Nguyen Thi et al., 2022). Consumers' repurchase intention will be higher if they know the perceived usefulness of the online shopping experience. This hypothesis testing result also aligns with Aji et al.(2020) findings, which stated that perceived usefulness is a strong predictor of intentional behavior. In the context of this research, it means that after customers read online reviews on SOCO (Sociolla Connect) and the Sociolla website and feel helped by the reviews, customers also need to believe the reviews and have a positive attitude towards the product reviewed first before finally showing their interest to buy.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 36, "width": 351, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Theoretical and Applied Management | Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 485, "height": 116, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It also can be seen that the customer's trust in e-WOM positively and significantly influences brand attitude. This hypothesis supported Tang's (2019) finding, which states that customer trust positively and significantly influences brand attitude. In an uncertain environment, especially in e-commerce and another environment that adopts a technology, customer trust is an important factor affecting consumer attitudes toward products (Tang, 2019). According to Xiao et al. (2018), trust is the most important factor when customers evaluate the information on e-WOM. It is because digital media platforms potentially provide false information so easily. Thus, genuine information would be cherished more by the customers who use e-WOM as their source of information. Xiao et al. (2018) research also found that when customers trust credible information, they would have a positive attitude toward the brand reviewed. This hypothesis also aligns with De Veirman & Hudder's (2020) findings, which state that trusted e-WOM is related to a positive brand attitude, and customers are more likely to be persuaded to use the product.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 187, "width": 485, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besides influencing brand attitude, customers' trust in e-WOM also positively and significantly influences purchase intention. This hypothesis follows Rao et al.'s (2021) research, which states that consumer trust belief positively affects purchase intention. According to Rao et al. (2021), e-WOM can strengthen consumer beliefs in a brand and increase their purchase intention because e-WOM can reduce customer uncertainty about a product and increase their trust in the product. Customers who trust the information on e-WOM will also be assisted in purchasing decisions (Ardyan & Sudyasjayanti, 2020). This hypothesis is also reasonably consistent with Zhao et al. (2020) study, which believes that information in e-WOM forms a positive impression by reducing perceived risk and uncertainty in making purchase decisions.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 280, "width": 485, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the hypothesis testing also show that the influence of brand attitude on purchase intention is positive and significant. This hypothesis is the same as Kudeshia & Kumar's (2017) finding, which states that brand attitude positively and significantly influences purchase intention. It means customer purchase intention will be higher when they have a positive brand attitude towards a product (Summers et al., 2006; Kudeshia & Kumar, 2017). When customers have a positive attitude toward a product, they will be interested in making a purchase and will be ready to pay a higher price (Keller & Lehmann, 2006; Kudeshia & Kumar, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 349, "width": 485, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It also shows that positive e-WOM does not have a positive and significant direct effect on purchase intention. This result contradicts Kudeshia & Kumar's (2017) and Rao et al. (2021) findings, which state that e-WOM positively and significantly influences purchase intention. However, when viewed from the mediation testing results, the influence of e-WOM on purchase intention through review helpfulness, customers trust, and brand attitude has a path coefficient value of 0.106 and a p-value of 0.001. It means that in the context of a cosmetic shopping retailer, e-WOM in the form of an online review has no direct influence on purchase intention. The review helpfulness, customer trust, and brand attitude variable must mediate it. It means that customers need to feel helped and believe in the online review, so they have a positive brand attitude, thus their desire to buy the product reviewed arises.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 442, "width": 485, "height": 70, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result shows that the positive effect of e-WOM on purchase intention is mediated by review helpfulness, customer trust, and brand attitude variables. It supports the opinion of Rao et al. (2021), who said that e-WOM's role is to help customers, in the information search phase, to make choices about the products they want to buy. This hypothesis also supports Kudeshia & Kumar's (2017) study. It said that review helpfulness obtained from information on e-WOM increases customer confidence in a product. Thus, customers can have a positive attitude and raise their interest in buying the product reviewed.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 74, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 485, "height": 104, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study investigates the effect of positive e-WOM on purchase intention directly or indirectly through mediation variables such as review helpfulness, customers trust, and brand attitude. The findings indicate that positive e-WOM has a positive and significant influence on review helpfulness. The existence of positive e-WOM in the form of online reviews that provide information about a product will help customers understand the quality of the product reviewed. With positive e-WOM, customers can be helped to understand and choose the product to purchase. Moreover, the finding also indicates that the positive impact of positive e-WOM on purchase intention is mediated by review helpfulness, customer trust, and brand attitude variables. It means that in cosmetic shopping in the Sociolla context, positive e-WOM can make customers feel helped and increase customer confidence in a product. Thus, customers can have a positive attitude and show interest in buying the product reviewed.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 485, "height": 105, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The findings of this study bring several practical implications, such as: first, unlike the results of previous research, this study found that positive e-WOM does not directly affect purchase intention in the cosmetic shopping experience context. Mediating variables, such as review helpfulness, customer trust in e-WOM, and brand attitude, are needed for positive e-WOM to have a positive and significant effect on purchase intention. It means that positive e-WOM can be useful for increasing purchase intention if it can provide useful information for customers to feel helped. Thus, it can increase their trust in a product and create a positive brand attitude towards the product reviewed, increasing their intention to buy it. Second, this research deepens our understanding that to increase review helpfulness, customer trust, and a positive brand attitude from a customer; it is necessary to have e-WOM in the form of an online review that contains a positive review. Positive reviews can make customers understand a product's positive attributes and", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 71, "width": 484, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "advantages compared to other products, which can influence their preferences. Positive reviews are also beneficial for them to make choices and make purchasing decisions in the future.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 485, "height": 82, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, this study finds that positive e-WOM is an important variable influencing purchase intention through review helpfulness, customer trust, and brand attitude. Therefore, for the practical implications, this study suggests that Sociolla and other cosmetic retailers encourage their customers to give positive online reviews on their website and application after they shop. So that other customers who are interested or planning to buy the same product can get information about the product. Sociolla can also display positive online reviews on their application and website so that customers can feel helped, trust, and have a positive brand attitude towards the product reviewed. Thus, it can encourage their intention to buy the product.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 175, "width": 485, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There are some limitations in this study. First, this research only examines e-WOM on the Sociolla website and application. E-WOM on other channels is beyond the scope of the study. Future research can examine e-WOM from other channels, such as social media and e-commerce because as communication technology continues to improve daily, social media and e-commerce will always be a part of society's daily life to fulfill their needs (Dwivedi et al., 2021). Second, this study only took samples of women aged 18-32 who fit Sociolla's target market. Most respondents also live in Jabodetabek and have a profession as private employees. Therefore, future research may use other objects like cosmetic, fashion, or food and beverage retailers. Future research may also use other sample criteria and regions according to their chosen research object. Finally, the future researcher can extend the model using other e-WOM and purchase intention indicators. Future research also can bring the current model to other contexts, such as different brands or industries.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 303, "width": 107, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Author Contribution", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 316, "width": 444, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Author 1: conceptualization, writing original draft, data curation, formal analysis, investigation, methodology. Author 2: supervision, validation.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 351, "width": 102, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial Disclosure", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 476, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research received no specific grant from any funding agency in the public, commercial, or not-for-profit sectors.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 387, "width": 100, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conflict of Interest", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 400, "width": 394, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authors declare no potential conflicts of interest in this research authorship and publication.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 425, "width": 60, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 485, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aji, H. M., Berakon, I., & Md Husin, M. (2020). COVID-19 and e-wallet usage intention: A multigroup analysis between Indonesia and Malaysia. Cogent Business and Management , 7 (1). https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1804181 Ardyan, E., & Sudyasjayanti, C. (2020). The importance of customer trust toward ewom on customer behavior: The case of generation y in Indonesia. Jurnal Manajemen Dan Pemasaran Jasa , 13 (2), 213 – 226. https://doi.org/10.25105/jmpj.v13i2.6979", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 524, "width": 484, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bigne, E., Andreu, L., Perez, C., & Ruiz, C. (2020). Brand love is all around: loyalty behaviour, active and passive social media users. Current Issues in Tourism , 23 (13), 1613 – 1630. https://doi.org/10.1080/13683500.2019.1631760", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 555, "width": 484, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "De Veirman, M., & Hudders, L. (2020). Disclosing sponsored Instagram posts: the role of material connection with the brand and message-sidedness when disclosing covert advertising. International Journal of Advertising , 39 (1), 94 – 130. https://doi.org/10.1080/02650487.2019.1575108", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 485, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwivedi, Y. K., Ismagilova, E., Hughes, D. L., Carlson, J., Filieri, R., Jacobson, J., Jain, V., Karjaluoto, H., Kefi, H., Krishen, A. S., Kumar, V., Rahman, M. M., Raman, R., Rauschnabel, P. A., Rowley, J., Salo, J., Tran, G. A., & Wang, Y. (2021). Setting the future of digital and social media marketing research: Perspectives and research propositions.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 456, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Information Management, 59(June 2020), 102168. https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2020.102168", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 664, "width": 484, "height": 35, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Filieri, R., Galati, F., & Raguseo, E. (2021). The impact of service attributes and category on eWOM helpfulness: An investigation of extremely negative and positive ratings using latent semantic analytics and regression analysis. Computers in Human Behavior, 114(August 2020), 106527. https://doi.org/10.1016/j.chb.2020.106527", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 485, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gebsombut, N., & Ho, C. T. B. (2019). Drivers of social network adoption in post-travel phase: An empirical study in Thai tourists. Cogent Business and Management , 6 (1). https://doi.org/10.1080/23311975.2019.1702837", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 738, "width": 485, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "González-Rodríguez, M. R., Martínez-Torres, R., & Toral, S. (2016). Post-visit and pre-visit tourist destination image through eWOM sentiment analysis and perceived helpfulness. International Journal of Contemporary Hospitality", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 36, "width": 351, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Theoretical and Applied Management | Jurnal Manajemen Teori dan Terapan", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 321, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management , 28 (11), 2609 – 2627. https://doi.org/10.1108/IJCHM-02-2015-0057", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 90, "width": 484, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hair Jr., J. F., Black, W. C., Babin, B. J., & Anderson, R. E. (2018). Multivariate Data Analysis . Cengage. https://doi.org/10.1002/9781119409137.ch4", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 122, "width": 485, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hennig-Thurau, T., Gwinner, K. P., Walsh, G., & Gremler, D. D. (2004). Electronic word-of-mouth via consumer-opinion platforms: What motivates consumers to articulate themselves on the Internet? Journal of Interactive Marketing , 18 (1), 38 – 52. https://doi.org/10.1002/dir.10073", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 484, "height": 47, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ho, C., Liu, Y., & Chen, M. (2022). Antecedents and consequences of consumers' attitudes toward live streaming shopping : an application of the stimulus – organism – response paradigm Antecedents and consequences of consumers' application of the stimulus – organism – response. Cogent Business & Management , 9 (1). https://doi.org/10.1080/23311975.2022.2145673", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 485, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hu, X., & Ha, L. (2015). Which Form of Word-Of-Mouth is more important to Online Shoppers? A Comparative Study of WOM Use between General Population and College Students. Journal of Communication and Media Research ,", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 242, "width": 52, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 (2), 15 – 35.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 262, "width": 485, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hu, X., Ha, L., Mo, S., & Xu, Y. (2014). Who Are Fans of Facebook Fan Pages? an Electronic Word-of-Mouth Communication Perspective. International Journal of Cyber Society and Education , 7 (2), 125 – 146. https://doi.org/10.7903/ijcse.1156", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 305, "width": 485, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ismagilova, E., Slade, E. L., Rana, N. P., & Dwivedi, Y. K. (2020). The Effect of Electronic Word of Mouth Communications on Intention to Buy: A Meta-Analysis. Information Systems Frontiers , 22 (5), 1203 – 1226. https://doi.org/10.1007/s10796-019-09924-y", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 347, "width": 484, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khwaja, M. G., Mahmood, S., & Zaman, U. (2020). Examining the effects of ewom, trust inclination, and information adoption on purchase intentions in an accelerated digital marketing context. Information (Switzerland) , 11 (10), 1 – 12. https://doi.org/10.3390/info11100478", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 390, "width": 374, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, P., & Armstrong, G. (2017). Principles of Marketing, Seventeenth Edition. In Pearson .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 484, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kudeshia, C., & Kumar, A. (2017). Social eWOM: does it affect the brand attitude and purchase intention of brands? Management Research Review , 40 (3), 310 – 330. https://doi.org/10.1108/MRR-07-2015-0161", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 441, "width": 482, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kunja, S. R., Kumar, A., & Rao, B. (2022). Mediating role of hedonic and utilitarian brand attitude between eWOM and purchase intentions: a context of brand fan pages in Facebook. Young Consumers , 23 (1), 1 – 15. https://doi.org/10.1108/YC-11-2020-1261", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 484, "width": 484, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lind, D. A., Marchal, W. G., & Wathen, S. A. (2015). Statistical Techniques in Business and Economics Seventh Edition. In Journal of the Operational Research Society (Vol. 45, Issue 9). Mc Graw Hill Education. https://doi.org/10.1057/jors.1994.177", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 526, "width": 484, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "López, M., & Sicilia, M. (2014). eWOM as Source of Influence: The Impact of Participation in eWOM and Perceived Source Trustworthiness on Decision Making. Journal of Interactive Advertising , 14 (2), 86 – 97. https://doi.org/10.1080/15252019.2014.944288", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 485, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malhotra, N. K., Nunan, D., & Birks, D. F. (2017). Marketing Research An Applied Approach Fifth Edition. In Pearson . https://doi.org/10.4324/9781315890005", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 484, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nguyen, G. Do, & Ha, M. T. (2021). The role of user adaptation and trust in understanding continuance intention towards mobile shopping: An extended expectation-confirmation model. Cogent Business and Management , 8 (1). https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1980248", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 484, "height": 35, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nguyen Thi, B., Tran, T. L. A., Tran, T. T. H., Le, T. T., Tran, P. N. H., & Nguyen, M. H. (2022). Factors influencing continuance intention of online shopping of generation Y and Z during the new normal in Vietnam. Cogent Business and Management , 9 (1). https://doi.org/10.1080/23311975.2022.2143016", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 686, "width": 484, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasad, S., Garg, A., & Prasad, S. (2019). Purchase decision of generation Y in an online environment. Marketing Intelligence and Planning , 37 (4), 372 – 385. https://doi.org/10.1108/MIP-02-2018-0070", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 485, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri, Rifda Aufa & Devita, Vivin Dian. 2021. Iprice.co.id: Report: Peta Persaingan E-commerce Q3 2021. https://iprice.co.id/trend/insights/report-peta-persaingan-e-commerce-q3-2021/ (accessed on July, 9th 2022)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 748, "width": 485, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rao, K. S., Rao, B., & Acharyulu, G. V. R. K. (2021). Examining ePWOM-purchase intention link in Facebook brand fan", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 35, "width": 86, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggraini & Sobari", "type": "Page header" }, { "left": 528, "top": 35, "width": 11, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 456, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pages: Trust beliefs, value co-creation and brand image as mediators. IIMB Management Review , 33 (4), 309 – 321. https://doi.org/10.1016/j.iimb.2021.11.002", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 102, "width": 485, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ren, G., & Hong, T. (2019). Examining the relationship between specific negative emotions and the perceived helpfulness of online reviews. Information Processing and Management , 56 (4), 1425 – 1438. https://doi.org/10.1016/j.ipm.2018.04.003 Siering, M., Muntermann, J., & Rajagopalan, B. (2018). Explaining and predicting online review helpfulness: The role of content", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 156, "width": 107, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and reviewer-related", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 156, "width": 30, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "signals.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 456, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Decision Support Systems , 108 , 1 – 12. https://doi.org/10.1016/j.dss.2018.01.004", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 188, "width": 485, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sohn, D. (2014). Coping with information in social media: the effects of network structure and knowledge on perception of information value. Computers in Human Behavior 32, 145 – 151.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 219, "width": 484, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sparks, B.A., & Browning, V. (2011). The impact of online reviews on hotel booking intentions and perception of trust. Tourism Management", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 250, "width": 485, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solomon, M. R. (2018). Consumer Behavior Buying, Having, and Being Twelfth Edition (Vol. 27, Issue 23). Pearson Education Limited.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 425, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Solomon, M. R., Marshall, G. W., & Stuart, E. W. (2013). Marketing Real People, Real Choices Ninth Edition .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 485, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Song, B. L., Liew, C. Y., Sia, J. Y., & Gopal, K. (2021). Electronic word-of-mouth in travel social networking sites and young consumers' purchase intentions: an extended information adoption model. Young Consumers , 22 (4), 521 – 538. https://doi.org/10.1108/YC-03-2021-1288", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 485, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tang, A.K.Y. (2019). A systematic literature review and analysis on mobile apps in m-commerce: implications for future research. Electronic Commerce Research and Applications (Vol. 37). doi: 10.1016/j.elerap.2019.100885.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 375, "width": 485, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tobias-Mamina, R. J., Maziriri, E. T., & Kempen, E. (2021). Determinants of consumer-generated-content usage for apparel shopping: The moderating effect of gender. Cogent Business and Management , 8 (1). https://doi.org/10.1080/23311975.2021.1969766", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 418, "width": 484, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tur ulja, L., & Činjarević, M. (2020). How customer -driven and vendor-driven information cues shape a travel app user behaviour? Journal of Hospitality and Tourism Technology , 12 (4), 745 – 761. https://doi.org/10.1108/JHTT-02-2020- 0044", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 484, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xiang, L., Zheng, X., Zhang, K.Z. and Lee, M.K. (2018). Understanding consumers' continuance intention to contribute online reviews. Industrial Management & Data Systems , 118 (3), 22-40. https://doi.org/10.1108/IMDS-09-2016-0395", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 482, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xiao, M., Wang, R., & Chan-Olmsted, S. (2018). Factors affecting YouTube influencer marketing credibility: a heuristic-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 457, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "systematic model. Journal of Media Business Studies , 15 (3), 188 – 213. https://doi.org/10.1080/16522354.2018.1501146", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 534, "width": 485, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang, S., Zhou, Y., Yao, J., Chen, Y., & Wei, J. (2019). Understanding online review helpfulness in omnichannel retailing. Industrial Management and Data Systems , 119 (8), 1565 – 1580. https://doi.org/10.1108/IMDS-10-2018-0450 Zhao, Y., Wang, L., Tang, H., & Zhang, Y. (2020). Electronic word-of-mouth and consumer purchase intentions in social e-commerce. Electronic Commerce Research and Applications , 41 (April), 100980.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 184, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.1016/j.elerap.2020.100980", "type": "Text" } ]
cc6c477b-9c6f-c7db-6f5b-b39ed96a43b0
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/4806/2739
[ { "left": 85, "top": 748, "width": 43, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite:", "type": "Page footer" }, { "left": 176, "top": 748, "width": 331, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahajeng, Laretna Pranadian, Saraswati, Asri (2021) Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty. Syntax Literate: Jurnal", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 767, "width": 168, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ilmiah Indonesia, 6 (2). E-ISSN: 2548-1398 Published by: Ridwan Institute", "type": "Table" }, { "left": 198, "top": 102, "width": 305, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN : 2548-1398 Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 428, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS PENGARUH KETERLIBATAN SELEBRITAS DI INDUSTRI KOSMETIK AMERIKA DALAM STUDI KASUS RIHANNA DAN FENTY BEAUTY", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 221, "width": 235, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 379, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia, Jakarta, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 276, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 290, "width": 392, "height": 301, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selebritas memiliki kaitan erat dengan dunia kosmetik dan kecantikan. Mereka identik sebagai pengguna kosmetik, baik dalam profesinya maupun penampilannya di hadapan publik. Selebritas juga kerap ditampilkan untuk merepresentasikan sebuah produk kosmetik melalui kerja sama dengan merek yang telah ada. Dewasa ini, muncul fenomena baru di mana selebritas mulai beralih peran dan muncul mengusung merek kosmetik pribadinya. Hal ini memungkinkan seorang selebritas untuk lebih terlibat langsung dalam mempengaruhi industri kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah fenomena ini dengan mengangkat studi kasus Fenty Beauty dan Rihanna. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menganalisis pengaruh dari adanya keterlibatan Rihanna dalam Fenty Beauty. Penelitian ini menganalisis data berupa konten sosial media, kampanye, dan artikel berita untuk melihat bagaimana identitas dan reputasi Rihanna sebagai seorang selebritas mempengaruhi karakteristik dan penerimaan terhadap Fenty Beauty sebagai sebuah merek kosmetik. Hasil penelitian ini menemukan bahwa keterlibatan Rihanna berpengaruh positif terhadap minat publik terhadap kemunculan Fenty Beauty di industri kosmetik. Keterlibatan Rihanna turut berkontribusi membentuk Fenty Beauty sebagai merek yang inklusif sehingga ia dapat diterima dengan positif oleh pengguna kosmetik dari kalangan perempuan kulit hitam. Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa keterlibatan Rihanna membuat Fenty Beauty rentan terhadap dampak negatif akibat kontroversi yang muncul dari perilaku Rihanna sebagai seorang selebritas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 347, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : fenty beauty, rihanna, industri kosmetik amerika, celebrity entrepreneurship", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 662, "width": 392, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Celebrities have a close relationship with the world of cosmetics and beauty. They are identical as cosmetic users, both in their profession and appearance in public. Celebrities are also often shown to represent a cosmetic product through collaboration with existing brands. Today, a new phenomenon has emerged where celebrities are starting to switch roles and appear carrying their personal cosmetic brands. This allows a celebrity to be more directly involved in", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "657", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 392, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "influencing the cosmetic industry. This study aims to examine this phenomenon by adopting case studies of Fenty Beauty and Rihanna. This study uses a qualitative method to analyze the effect of Rihanna's involvement in Fenty Beauty. This study analyzes data in the form of social media content, campaigns, and news articles to see how Rihanna's identity and reputation as a celebrity affects the characteristics and acceptance of Fenty Beauty as a cosmetic brand. The results of this study found that Rihanna's involvement had a positive effect on public interest in the emergence of Fenty Beauty in the cosmetic industry. Rihanna's involvement has contributed to shaping Fenty Beauty as an inclusive brand so that it can be positively received by black female cosmetic users. However, this study also finds that Rihanna's involvement makes Fenty Beauty vulnerable to negative impacts due to the controversy that arises from Rihanna's behavior as a celebrity.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: fenty beauty, rihanna, american cosmetics industry, celebrity entrepreneurship", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 340, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received: 2021-10-20; Accepted: 2021-11-05; Published: 2021-11-20", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 68, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 429, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kosmetik identik dengan pengalaman hidup perempuan di ranah kecantikan. Praktik penggunaan kosmetik juga terus berkembang dan menjadi bagian penting yang tidak dapat dipisahkan dari gaya hidup perempuan modern (Creswell, 2012) . Perkembangan teknologi internet dan media sosial membuka jalan bagi munculnya beragam konten tentang kecantikan dan meningkatkan relevansi kosmetik dalam kehidupan perempuan masa kini. Seiring dengan situasi ini, industri kosmetik di Amerika juga terus mengalami perkembangan. Dewasa ini, salah satu fenomena menarik yang dapat dilihat adalah kemunculan berbagai merek kosmetik baru yang diprakarsai oleh selebritas. Sepanjang tahun 2016-2-2021, muncul 34 merek kosmetik baru yang didirikan oleh kalangan selebritas Amerika. Angka ini menunjukkan perkembangan yang signifikan jika dibandingkan dengan kondisi di tahun 1981-2015, di mana hanya ada 14 selebritas yang berkecimpung di industri kosmetik (Wischhover, 2021) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam sejarahnya, relasi selebritas dengan industri kosmetik umumnya terbatas dalam peran mereka sebagai model maupun duta dari sebuah merek kosmetik yang sudah ada. Namun saat ini, selebritas Amerika semakin banyak yang beralih peran dan menjalankan sekaligus mempromosikan merek miliknya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu merek kosmetik milik selebritas yang berhasil meraih kesuksesan adalah Fenty Beauty. Didirikan pada tahun 2017, Fenty Beauty adalah merek kosmetik yang diprakarsai oleh musisi Rihanna. Dalam perkembangannya, Fenty Beauty mampu meraih kesuksesan dalam waktu singkat. Di tahun pertama kemunculannya, Fenty Beauty meraup penghasilan hingga $570 juta dan dinobatkan satu dari 25 Best Inventions tahun 2017 versi majalah Time (Fetto, 2020) . Hingga saat ini, Fenty Beauty menjadi salah satu merek kosmetik yang diperhitungkan dalam industri kosmetik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "658", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amerika. Pada tahun 2021, Fenty Beauty tercatat sebagai merek kosmetik selebritas tersukses dan dengan perolehan keuntungan terbesar (Wray, 2021) . Sebagai merek yang diinisiasi oleh Rihanna, kesuksesan dan pencapaian Fenty Beauty ini dapat dibaca sebagai sebuah prestasi bagi Rihanna sendiri. Menurut Forbes, Fenty Beauty berkontribusi menjadikan Rihanna sebagai miliarder dan musisi perempuan terkaya di dunia di tahun 2021 (Berg, 2021) . Keberhasilan Fenty Beauty untuk masuk dan mengukuhkan diri sebagai pemain utama di industri kosmetik Amerika mencerminkan keberhasilan Rihanna dalam membangun merek kosmetiknya ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 215, "width": 428, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berangkat dari asumsi bahwa Rihanna memiliki andil dalam kesuksesan Fenty Beauty, penelitian ini akan menganalisis Fenty Beauty dalam konteksnya sebagai sebuah bisnis milik selebritas. Dengan menggunakan konsep celebrity entrepreneurship sebagai acuan, penelitian ini akan menjawab pertanyaan penelitian tentang apa bentuk nyata keterlibatan Rihanna dalam Fenty Beauty dan bagaimana keterlibatannya mempengaruhi Fenty Beauty sebagai sebuah merek kosmetik. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana asosiasi dengan seorang selebritas dapat mempengaruhi konstruksi identitas dan menentukan penerimaan publik terhadap sebuah merek kosmetik. Penelitian ini akan mengumpulkan data tertulis dan visual dari sumber- sumber daring untuk dianalisis dengan menggunakan konsep celebrity entrepreneurship. Hasil temuan akan digunakan untuk melihat bagaimana Rihanna memanfaatkan statusnya sebagai selebritas untuk membangun Fenty Beauty. Dengan mengangkat kasus ini, penelitian diharapkan dapat mejadi acuan dalam memahami kemunculan merek kosmetik selebritas di industri kosmetik Amerika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 429, "height": 202, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Penelitian ini mengacu pada definisi (Creswell, 2012) terkait studi kasus sebagai metode untuk menganalisis suatu fenomena secara mendalam dengan cara mengumpulkan dan menginterpretasi data secara ekstensif. Penelitian ini menggunakan model studi kasus tunggal yang fokus pada satu kasus yang berfungsi sebagai representasi dari suatu fenomena umum (Yin, 2003) . Dengan mempertimbangkan signifikansi Fenty Beauty dan Rihanna di industri kosmetik, kasus ini menjadi fokus penelitian karena diyakini dapat memberikan gambaran untuk memahami fenomena celebrity entrepreneurship di industri kosmetik Amerika. Penelitian ini akan menggunakan data primer berupa pernyataan langsung, video wawancara, iklan, maupun konten promosi yang diperoleh melalui situs dan media sosial resmi milik Rihanna dan Fenty Beauty. Data sekunder berupa artikel berita, jurnal, dan buku dari sumber-sumber lain yang relevan akan digunakan sebagai penunjang dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data yang telah dikumpulkan akan dilakukan dalam tiga tahapan. Pertama, penelitian ini akan meninjau identitas dan reputasi yang dibangun Rihanna sebagai seorang selebritas. Kedua, peran Rihanna dalam membangun dan menjalankan Fenty Beauty akan ditelaah untuk melihat involvement Rihanna dalam kapasitasnya sebagai celebrity entrepreneur. Ketiga, pengaruh keterlibatan Rihanna dalam Fenty", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "659", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beauty akan dipaparkan dengan melihat karakteristik dan penerimaan terhadap merek kosmetik ini. Temuan dalam penilitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pengaruh positif maupun negatif yang dapat muncul dari asosiasi seorang selebritas dengan sebuah merek kosmetik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 117, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 183, "width": 261, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identitas dan Reputasi Rihanna sebagai Selebritas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 428, "height": 345, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tinjauan terhadap Rihanna dalam kapasitasnya sebagai selebritas diperlukan untuk dapat mengidentifikasi pengaruh keterlibatannya dalam Fenty Beauty. Hal ini dapat dilihat dengan menelaah perjalan karier keartisan Rihanna. Sebelum berkecimpung di industri kosmetik, Rihanna telah lebih dulu populer karena kesuksesannya sebagai musisi di Amerika. Ia tercatat telah memenangkan Grammy sebanyak sembilan kali (Grammy, 2021) . Memulai karier menyanyi pada tahun 2005, hingga kini Rihanna telah merilis delapan album yang selalu sukses mendapat sertifikasi platinum. Sebagai musisi, Rihanna dikenal dengan puluhan lagunya yang populer di masyarakat. Ia tercatat sebagai musisi dengan jumlah lagu hits terbanyak kedua sepanjang masa di industri Amerika (Riaa, 2021) . Berbagai pencapaian ini menunjukkan bahwa Rihanna telah berhasil membangun karier sebagai musisi papan atas Amerika. Karyanya tidak saja digemari masyarakat, namun juga mendapat pengakuan dari industri musik. Kesuksesan Rihanna turut membuat dirinya populer di masyarakat, dibuktikan dengan munculnya kelompok penggemar setianya yang dikenal dengan sebutan “Navy”. Mereka dikenal memiliki dedikasi tinggi dalam mendukung Rihanna dan menjadi bagian penting dalam perjalanan karier keartisannya (Sastran, 2016) . Tidak ada organisasi tertentu yang menaungi para penggemar ini, namun eksistensi mereka kiranya dapat dibaca dari jumlah pengikut Rihanna di akun media sosial. Hingga saat ini, akun Instagram Rihanna memiliki 110 juta pengikut (Rihanna, n.d.-a), sementara akun Twitter miliknya memiliki 103,3 juta pengikut (Rihanna, n.d.- b). Jumlah pengikut yang banyak ini membuktikan status Rihanna sebagai selebritas yang populer di masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 429, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain dikenal karena kesuksesan karier bermusiknya, Rihanna juga identik dengan citranya sebagai selebritas yang dekat dengan dunia kosmetik dan kecantikan. Pada tahun 2013, Rihanna berkolaborasi dengan MAC Cosmetics untuk merilis empat koleksi kosmetik yang diberi nama Riri [Hearts] MAC (Conti & Naughton, 2013) . Antusiasme publik terhadap koleksi ini melebihi ekspektasi baik Rihanna maupun MAC, di mana produknya terjual habis hanya tiga jam setelah perilisannya (Mahlmeister, 2013) . Selanjutnya pada tahun 2014, Rihanna dan MAC Cosmetics kembali bekerjasama dengan merilis dua koleksi lipstik Viva Glam. Seluruh hasil penjualan dari koleksi ini didonasikan kepada yayasan amal yang berfokus pada penanganan isu HIV/AIDS di Amerika. Berhasil menjadi salah satu rilisan dengan penjualan terbaik, kolaborasi dengan Rihanna ini mengumpulkan donasi lebih dari $50 juta (MAC Cosmetics, 2015). Kesuksesan ini tidak dapat dilepaskan dari reputasi Rihanna sebagai ikon kecantikan di Amerika. Sepanjang karier keartisannya, Rihanna", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "660", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dikenal sebagai selebritas yang menyukai kosmetik. Dalam setiap penampilannya, ia kerap bereksperimen dengan gaya riasan yang beragam dan berubah-ubah, bahkan tidak jarang mengenakan riasan yang aneh dan terbilang tidak biasa. Rihanna dikenal seringkali tampil mengenakan lipstik dalam pilihan warna yang unik dan berani. Ia kerap mengundang pemberitaan karena muncul dengan lipstik yang berwarna mencolok seperti oranye dan merah terang, hingga warna-warna yang tidak umum seperti biru, hijau, dan hitam (Bryant, 2015) . Langkah Rihanna ini mencerminkan kegemarannya akan kosmetik. Keberanian dan kebebasannya dalam bereksperimen menunjukkan bahwa kosmetik tidak hanya ia jadikan sebagai instrumen untuk meningkatkan kecantikan namun juga untuk mengekspresikan kreativitasnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 429, "height": 503, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam perkembangannya, gaya berpenampilan juga kerap digunakan Rihanna untuk mengartikulasi identitas rasnya. Dalam kemunculannya di hadapan publik, Rihanna kerap tampil dengan gaya rambut yang khas orang kulit hitam. Dalam acara penghargaan American Music Awards, Rihanna menjadi pemberitaan karena tampil dengan doobie wrap, gaya tatanan rambut yang umumnya digunakan perempuan kulit hitam di dalam rumah untuk melindungi rambutnya sewaktu tidur (News, 2013) . Dengan mengenakan tatanan ini ke acara penghargaan bergengsi, Rihanna mempopulerkan doobie wrap sebagai sesuatu yang cantik dan elegan. Dalam acara penghargaan lainnya, Rihanna juga mengundang perhatian karena tampil mengenakan Fulani braids, gaya rambut yang berasal dari budaya suku Fula di Afrika Barat (Simeon, 2019). Tampil dengan gaya rambut khas kulit hitam ini juga ia lakukan dalam kapasitasnya sebagai aktor. Dalam film Ocean’s 8, Rihanna berinisiatif agar tokohnya ditampilkan dengan gaya rambut dreadlocks. Melalui hal ini, Rihanna menyatakan keinginannya untuk menunjukkan bahwa perempuan kulit hitam dengan gaya rambut seperti ini adalah perempuan yang cerdas, profesional, dan menawan (Underwood, 2018) . Langkah Rihanna ini dapat dilihat sebagai sebuah cerminan rasa bangga atas identitasnya sebagai perempuan kulit hitam. Hal ini menjadi signifikan, terutama ketika dikaitkan dengan stigma negatif yang melekat pada atribut fisik orang kulit hitam. Di Amerika, standar kecantikan dominan yang berorientasi pada tubuh kulit putih menempatkan tubuh kulit hitam sebagai sesuatu yang inferior. Akibatnya, fitur fisik yang khas orang kulit hitam cenderung dipersepsikan sebagai sebuah kekurangan dan sesuatu yang tidak cantik (Eley, 2017) ; (Hill, 2002) ; (Jha, 2016) . Hal ini juga berlaku pada tatanan rambut orang kulit hitam, yang kerap diidentikkan sebagai sesuatu yang tidak indah dan tidak pantas digunakan dalam situasi resmi. Pemaknaan negatif terhadap fisik orang kulit hitam ini tidak jarang membuat mereka menginternalisasi rasa malu dan tidak suka terhadap tubuhnya sendiri (Thompson & Keith, 2001) . Kemunculan Rihanna yang dengan bangga menampilkan ciri khasnya sebagai orang kulit hitam dapat dibaca sebagai bukti penolakannya terhadap pemaknaan negatif ini. Melalui penampilannya, ia menunjukkan bahwa penanda ras orang kulit hitam adalah sesuatu yang cantik dan patut diapresiasi. Langkah ini dapat dilihat sebagai upaya Rihanna memanfaatkan pengaruh yang dimilikinya sebagai selebritas untuk berkontribusi mengubah narasi dan stigma yang melekat pada tubuh kulit hitam.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "661", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 344, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepedulian Rihanna terhadap isu orang kulit hitam juga dapat dilihat dalam aktivismenya. Sebagai seorang selebritas, Rihanna dikenal kerap menggunakan pengaruhnya untuk menyoroti berbagai isu kemanusiaan. Hal ini dilakukan Rihanna dalam merespon gerakan Black Lives Matter sepanjang tahun 2020 silam (Rihanna, 2020). Melalui akun pribadinya, Rihanna secara vokal menyuarakan kesedihan dan kemarahannya terhadap aksi kekerasan oleh polisi kepada orang kulit hitam yang semakin marak. Ia turut menghimbau pada orang-orang non-kulit hitam di Amerika untuk “ pull up ” dan ikut berkontribusi dalam perjuangan orang kulit hitam (BETNetworks, 2020). Dalam kesempatan wawancara dengan media, Rihanna mengaku merasa punya kewajiban untuk ikut menyoroti dan memperjuangkan keadilan bagi sesamanya (Hirsch, 2020) . Komitmen ini turut direalisasikan Rihanna dengan melakukan aksi nyata untuk membantu komunitas kulit hitam di Amerika. Rihanna dikenal aktif terlibat dalam berbagai kegiatan kemanusiaan melalui lembaga non-profit miliknya, Clara Lionel Foundation (CLF). Sepanjang tahun 2020, CLF telah mendonasikan $11 juta kepada dua belas organisasi non-profit yang bergerak untuk memperjuangkan keadilan ras dan reformasi sistem peradilan di Amerika. Contohnya, CLF menyalurkan donasi kepada NAACP Legal Defense and Educational Fund untuk mendukung upaya organisasi ini dalam memperjuangkan reformasi lembaga kepolisian dan perjuangan hak pilih orang kulit hitam. (CLF, 2020). Melalui berbagai kegiatan aktivismenya ini, Rihanna telah menunjukkan keberpihakan dan komitmennya kepada perjuangan orang kulit hitam. Di saat yang sama, ia turut kembali menegaskan identitasnya sebagai bagian dari komunitas kulit hitam di Amerika.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 428, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pemaparan di bagian ini, dapat dilihat bahwa identitas dan reputasi Rihanna sebagai selebritas dibentuk oleh dua aspek utama. Pertama, ia adalah selebritas yang populer dan identik dengan ranah kecantikan. Kedua, Rihanna bangga dengan identitasnya sebagai perempuan kulit hitam dan menunjukkan komitmen untuk memberdayakan orang kulit hitam di Amerika. Kedua aspek ini dapat menjadi acuan dalam membaca pengaruh Rihanna di Fenty Beauty.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 222, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterlibatan Rihanna dalam Fenty Beauty", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 428, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rihanna memiliki kemampuan untuk mempengaruhi Fenty Beauty karena adanya involvement atau keterlibatan dirinya sebagai celebrity entrepreneur di merek kosmetik tersebut. Melalui keterlibatan ini, Rihanna tidak hanya dapat membentuk karakter dari Fenty Beauty, namun juga dapat mempengaruhi penerimaan publik terhadap merek kosmetik ini. Untuk melihat pengaruh Rihanna terhadap Fenty Beauty, maka perlu ditelaah lebih dulu bentuk-bentuk keterlibatan Rihanna dalam aspek tata kelola maupun aspek emosional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 301, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Entrepreneurial Involvement Rihanna dalam Fenty Beauty", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 428, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterlibatan Rihanna dapat dilihat dengan menelaah kewenangannya sebagai celebrity entrepreneur. Dalam situs resmi Fenty Beauty, Rihanna tercatat sebagai pendiri, pemilik, dan CEO dari merek kosmetik ini (Fenty Beauty, n.d.-a). Kontribusi Rihanna dalam mendirikan Fenty Beauty dapat dilihat sejak tahun 2016, ketika dirinya diberitakan menjalin kerja sama dengan perusahaan multinasional Louis Vuitton Moët", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "662", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hennessy (LVMH) untuk meluncurkan merek kosmetiknya (Born, 2016) . Meski didirikan melalui kerja sama dengan LVMH, Fenty Beauty tetap memiliki otonomi sebagai perusahaan yang berdiri sendiri. Hal ini ditegaskan dengan posisi Rihanna sebagai CEO, yang mengindikasikan bahwa sang selebritas memiliki wewenang dalam mengambil kebijakan dan menentukan bagaimana Fenty Beauty dijalankan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterlibatan Rihanna dalam menjalankan wewenangnya ini ditegaskan berulang kali dalam pernyataan di media. Contohnya, Rihanna mengaku terlibat dalam proses pembuatan maupun penentuan nama bagi setiap produk kosmetiknya (Long, 2017) . Selain itu, ia juga mengaku terlibat sebagai copywriter pada produk, situs, dan akun resmi Fenty Beauty. Meski memiliki tim yang bertugas menangani hal-hal semacam ini, Rihanna mengaku tetap terlibat langsung untuk memastikan agar Fenty Beauty tetap konsisten merefleksikan karakternya sebagai seorang selebritas (Hirsch, 2020) . Rihanna mengaku memiliki kebebasan penuh dalam mengatur semua aspek produksi Fenty Beauty, mulai dari menentukan produk apa yang akan dirilis hingga memilih kemasan produknya. Menurut Rihanna, ini adalah caranya untuk memastikan bahwa Fenty Beauty terus selaras dengan visi misinya (Lang, 2017) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pernyataan Rihanna turut ditunjang oleh video yang menunjukkan proses di balik layar Fenty Beauty. Dalam video ini, Rihanna nampak terlibat dalam berbagai rapat untuk merancang produk Fenty Beauty. Ia juga ditampilkan mencoba produk- produk prototipe Fenty Beauty langsung ke wajahnya sendiri untuk memberikan saran dan masukan terhadap kualitas produk tersebut. Rihanna juga ditampilkan terlibat langsung dalam proses pemotretan untuk kampanye Fenty Beauty dengan ikut merias para model yang ditampilkan (SephoraMex, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 428, "height": 328, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterlibatan Rihanna juga dapat diidentifikasi dalam penggunaan media sosial pribadinya untuk kepentingan Fenty Beauty. Dalam kapasitasnya sebagai celebrity entrepreneur, Rihanna kerap menggunakan akunnya untuk membagikan informasi penting mengenai merek kosmetik ini. Contohnya, informasi tentang ekspansi Fenty Beauty ke ritel kosmetik di Hong Kong dan Macau pada tahun 2019 dibagikan pertama kali oleh akun Twitter Rihanna (Rihanna, 2019). Informasi ini muncul lebih dulu di akun pribadi Rihanna, sementara akun resmi Fenty Beauty hanya mengutip ulang kicauan Rihanna tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Rihanna mengambil peran sebagai juru bicara utama dari merek kosmetik ini. Jumlah pengikut Rihanna yang lebih banyak dari akun resmi Fenty Beauty membuat informasi yang dibagikan dapat menjangkau lebih banyak orang dan cenderung mendapat lebih banyak respon dari pengguna media sosial. Hal ini menjadikan Rihanna sebagai penyampai informasi yang efektif untuk Fenty Beauty. Peran ini juga dijalankan Rihanna ketika Fenty Beauty merilis produk kosmetik baru. Contohnya pada tahun 2018, Rihanna mengunggah video dirinya menggunakan Body Lava, produk terbaru Fenty Beauty yang akan segera dirilis, pada akun Instagram pribadinya. Video ini dengan cepat menjadi viral hingga melahirkan tren #rihannachallenge di mana pengguna media sosial beramai-ramai mengunggah versi parodi dari video ini (Fenty Beauty, 2018). Popularitas video ini agaknya berhasil menumbuhkan rasa tertarik publik terhadap produk ini, menyebabkannya terjual habis kurang dari dua bulan sejak perilisannya. Dari contoh ini, dapat dilihat bahwa Rihanna memiliki potensi sebagai promotor yang efektif bagi Fenty Beauty. Sebagai selebritas, konten promosi yang diunggah di akun pribadinya dapat menarik minat para pengikutnya dan menumbuhkan ketertarikan pengguna kosmetik terhadap produk Fenty Beauty.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "663", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai bentuk entrepreneurial involvement Rihanna dapat dikaitkan dengan statusnya sebagai pemilik dari Fenty Beauty. Rihanna merupakan pemegang 50 persen saham Fenty Beauty yang saat ini diperkirakan bernilai $1,4 miliar. Kepemilikan Rihanna atas merek kosmetik ini membuatnya resmi menyandang status miliarder di tahun 2021, menjadikannya musisi perempuan terkaya di dunia menurut majalah Forbes (Berg, 2021). Informasi tentang kompensasi yang diterima Rihanna dari keterlibatannya dalam Fenty Beauty memberikan gambaran mengenai kepentingannya dalam merek kosmetik ini. Sebagai pemilik, reputasi dan kekayaan Rihanna sangat dipengaruhi oleh kesuksesan Fenty Beauty. Dengan kata lain, Rihanna memiliki kepentingan untuk terus memberikan yang terbaik bagi Fenty Beauty guna menjamin keberlangsungannya di industri kosmetik. Hal ini dapat dilakukan Rihanna dengan terlibat aktif menjalankan peran-perannya dalam aspek tata kelola di Fenty Beauty.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 273, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Emotional Involvement Rihanna dalam Fenty Beauty", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 429, "height": 274, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Rihanna, kosmetik dan kecantikan adalah hal yang personal bagi dirinya. Oleh karena itu, Rihanna menamai merek kosmetiknya dengan sesuatu yang personal pula, yaitu nama aslinya Robyn Rihanna Fenty (SephoraMex, 2017). Pernyataannya ini merepresentasikan bagaimana Rihanna menunjukkan emotional involvement dengan memposisikan Fenty Beauty sebagai bagian dari dirinya. Hal ini terus ditunjukkan Rihanna dengan dua cara, yang pertama adalah mengaitkan kecintaanya pada kosmetik sebagai motivasi dalam meluncurkan Fenty Beauty. Kepada majalah InStyle, Rihanna mengaku bahwa rasa sukanya pada kosmetik dimulai dari melihat ibunya berdandan (Brown, 2017) . Sang ibu juga orang yang pertama merias wajah Rihanna, dan momen ini diakuinya sebagai katalis yang menumbuhkan kecintaannya pada kosmetik hingga saat ini (Brown, 2017) . Bagi Rihanna, kosmetik telah menjadi bagian penting dalam rutinitas kesehariannya. Ketika ia harus tetap beraktivitas meski sedang dalam suasana hati yang kurang baik, kosmetik menjadi cara Rihanna untuk membuat dirinya kembali termotivasi (Brown, 2017) . Melalui pernyataannya ini, Rihanna memberi pemaknaan pada kosmetik sebagai sesuatu yang memiliki nilai sentimental bagi dirinya, baik karena kaitannya dengan sang ibu, maupun karena dampak positif yang muncul dari pemakaian kosmetik dalam kesehariannya. Melalui pembingkaian ini, Rihanna memunculkan kesan bahwa keterlibatannya dalam Fenty Beauty tidak berdasarkan motivasi mencari keuntungan semata namun karena Rihanna memang memiliki passion terhadap kosmetik dan kecantikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cara kedua yang dilakukan Rihanna adalah dengan mengaitkan Fenty Beauty pada pengalamannya sebagai perempuan kulit hitam. Dalam wawancaranya dengan media, Rihanna mengatakan bahwa pengalamannya mengenakan riasan sepanjang karier keartisannya membuatnya sadar bahwa perempuan berkulit gelap masih kerap kesulitan mencari produk kosmetik seperti alas bedak yang sesuai untuk warna kulitnya. Oleh karena itu, Rihanna merancang Fenty Beauty dengan produk kosmetik yang bisa dipakai oleh semua kalangan dengan warna kulit apa pun (Long, 2017) . Dari pernyataan ini, Rihanna memposisikan Fenty Beauty sebagai sesuatu yang muncul dari observasi dan pengalaman pribadinya sendiri sebagai seorang pengguna kosmetik. Rihanna menyoroti tentang keterbatasan warna dalam produk alas bedak, suatu kecenderungan yang memang marak terjadi di industri kosmetik Amerika. Sebelum Fenty Beauty, pelaku industri kosmetik cenderung jarang memproduksi kosmetik untuk perempuan kulit hitam. Mayoritas produk yang beredar di pasaran hanya tersedia dalam pilihan warna terang saja, membuat perempuan berkulit gelap kerap kesulitan mencari produk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "664", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang cocok untuk dirinya (Frisby, 2019) . Kondisi ini dipengaruhi standar kecantikan yang white-oriented, yang membuat perempuan kulit hitam kerap dikesampingkan dalam wacana kecantikan. Berangkat dari situasi ini, Rihanna membingkai Fenty Beauty sebagai sarana bagi dirinya untuk berkontribusi menanggulangi masalah ini. Langkah ini memberi kesan bahwa keterlibatan Rihanna dalam Fenty Beauty didorong oleh suatu motivasi mulia untuk membantu sesama perempuan kulit hitam yang selama ini terpinggirkan oleh industri kosmetik. Dari sini, Rihanna telah menegaskan kembali ikatan emosionalnya dengan Fenty Beauty.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai celebrity entrepreneur, Rihanna juga kerap menunjukkan rasa bangga dan sukanya terhadap produk Fenty Beauty. Ia secara eksklusif mengenakan produk Fenty Beauty dalam berbagai kemunculannya di hadapan publik. contohnya penampilan Rihanna di acara Met Gala pada bulan September 2021 (Fenty Beauty, 2021). Dalam acara ini, Rihanna hadir dalam kapasitasnya sebagai selebritas dan bukan entrepreneur. Oleh karena itu, langkahnya untuk secara eksklusif memilih menggunakan produk kosmetik Fenty Beauty mengindikasikan bahwa ia memang betul-betul menyukai ini karena ia tetap menggunakan produk Fenty Beauty di luar konten-konten promosi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rihanna juga kerap menunjukkan pemahamannya terhadap produk kosmetik Fenty Beauty. Hal ini dapat dilihat dalam serial Tutorial Tuesday with Rihanna di akun YouTube resmi Fenty Beauty (Fenty Beauty By Rihanna, 2020). Dalam video ini, Rihanna mendemonstrasikan bagaimna dirinya menggunakan produk Fenty Beauty untuk menciptakan berbagai gaya riasan. Ia juga membagikan sejumlah tips dalam mengaplikasikan produk kosmetiknya. Dari sini, familiaritas Rihanna dengan produk Fenty Beauty terbaca dari penguasaan dan pemahamannya terhadap kualitas, fungsi, dan potensi dari produknya. Hal ini menunjukkan bahwa ia memiliki dedikasi untuk tidak hanya memasarkan dan mempromosikan produk kosmetiknya, namun juga mempelajari dan mendalami produk-produknya tersebut untuk ia gunakan sendiri pula.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukti nyata emotional involvement Rihanna dapat dilihat dalam partisipasinya di acara kelas rias yang diadakan Fenty Beauty di Dubai pada tahun 2018 (Fenty Beauty By Rihanna, 2019). Dalam acara ini, Rihanna mampu menyampaikan berbagai penjelasan tentang produk kosmetik Fenty Beauty dengan sangat mendetail Ia juga menujukkan pemahaman yang tentang bagaimana cara mengaplikasikan setiap produk Fenty Beauty untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dalam kesempatan ini, Rihanna juga berbagi inspirasinya dalam mendesain tiap-tiap produk Fenty Beauty. Misalnya, ia berbagi bahwa produk alas bedak Fenty Beauty sengaja dibuat dengan formula yang tahan lama untuk mengakomodasi kebutuhannya sebagai musisi yang kerap tampil di atas panggung dan kerap disorot kamera. Selain itu, Rihanna juga kembali menempatkan sang ibu sebagai inspirasinya untuk Fenty Beauty. Produk dari Fenty Beauty dirancang untuk inklusif sehingga dapat mengakomodasi perempuan-perempuan berkulit gelap seperti ibunya. Dari contoh ini, dapat dibaca bagaimana upaya Rihanna untuk memberi elemen personal pada Fenty Beauty. Pengalaman dirinya dibingkai sebagai faktor yang secara langsung mempengaruhi karakteristik produk Fenty Beauty. Berbagai sikap yang ditunjukkan Rihanna ini menjadi bukti bahwa ia memiliki emotional involvement yang kuat dalam kapasitasnya sebagai celebrity entrepreneur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 289, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Keterlibatan Rihanna terhadap Fenty Beauty", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 428, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ditinjau dari aspek tata kelola maupun ikatan emosional, Rihanna terbilang memiliki keterlibatan yang signifikan dalam Fenty Beauty. Dari sini dapat diasumsikan bahwa reputasi dan identitas Rihanna sebagai selebritas turut berpengaruh dalam", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "665", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 204, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menentukan reputasi dan identitas Fenty Beauty. Hal ini dapat dibaca dengan melihat atensi publik terhadap kemunculan Fenty Beauty di tahun 2017. Empat puluh hari sejak perilisannya, Fenty Beauty tercatat meraup penjualan sebesar $100 juta. Produk kosmetiknya dengan cepat terjual habis, dan daftar tunggu untuk produk-produk tersebut terisi penuh hingga beberapa bulan berikutnya (Nnadi, 2018). Dalam bulan pertama perilisannya, berbagai konten video tentang Fenty Beauty telah ditonton sebanyak 132 juta kali di YouTube (Hall, 2017). Antusiasme publik terhadap kemunculan Fenty Beauty tidak dapat dipisahkan dari pengaruh popularitas Rihanna. Dalam berbagai pemberitaan, Fenty Beauty kerap disebut dengan embel-embel sebagai merek kosmetik milik Rihanna (Navarro, 2016) ; (Chung, 2017) . Keterlibatan Rihanna memberi dimensi lain pada merek kosmetik ini, sehingga Fenty Beauty tidak hanya disambut karena ia adalah merek kosmetik baru namun karena ia adalah merek kosmetik baru milik Rihanna. Bagi publik yang telah lebih dulu mengenal sosok Rihanna dan karyanya sebagai musisi, kemunculannya Fenty Beauty sebagai bisnis pertama sekaligus sebuah karya jenis baru dari Rihanna tentu mengundang ketertarikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 232, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Potensi ini agaknya turut disadari oleh Rihanna. Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram ketika Rihanna sedang menyapa penggemarnya dalam sebuah acara, salah satu penggemar bertanya apa merek highlighter yang ia gunakan saat itu. Rihanna menjawab bahwa ia mengenakan highlighter dari merek miliknya sendiri yang masih akan dirahasiakan (Rihstore, 2017). Respon Rihanna disambut dengan antusias, terutama karena ini adalah informasi pertama yang diberikan Rihanna maupun Fenty Beauty terkait produk kosmetik apa yang akan mereka luncurkan. Dari interaksi ini, dapat dilihat bagaimana Rihanna memanfaatkan perhatian publik pada dirinya untuk mempromosikan Fenty Beauty. Rihanna tidak hanya memupuk antusiasme dan rasa penasaran publik, namun juga mengarahkan perhatian terhadap Fenty Beauty kepada asosiasi dan keterlibatan dirinya dengan merek ini. Hal ini dilakukan dengan mengartikulasi keterlibatannya di Fenty Beauty. Ia membangun emotional involvement dengan mengenakan produknya sendiri, sekaligus menunjukkan entrepreneurial involvement dengan memposisikan diri sebagai otoritas yang berhak dan bisa membagikan informasi tentang Fenty Beauty. Langkah ini menegaskan kembali identitas Fenty Beauty sebagai merek kosmetik dari Rihanna dan memungkinkannya untuk memanfaatkan pengaruh popularitas Rihanna sebagai selebritas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 428, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Rihanna juga dapat dilihat dari identitas Fenty Beauty yang dikenal sebagai merek kosmetik yang inklusif. Rihanna membangun reputasi sebagai selebritas kulit hitam yang memiliki komitmen untuk memperjuangkan keadilan bagi komunitasnya. Keterlibatannya dalam Fenty Beauty juga dibingkai dengan pengalamannya sebagai perempuan kulit hitam. Fenty Beauty menjadi ekstensi dari identitasnya sebagai selebritas kulit hitam. Oleh karena itu, Fenty Beauty sebagai merek kosmetik juga dirancang untuk dapat merangkul perempuan kulit hitam yang selama ini kerap terabaikan di industri kosmetik. Hal ini dapat dilihat terutama dalam produk alas bedak yang dikeluarkan oleh Fenty Beauty. Dalam rilis pertamanya di tahun 2017, Fenty Beauty muncul mengusung produk alas bedak yang tersedia dalam 40 pilihan warna. Fenty Beauty kemudian lagi menambah varian warna ini hingga kini menjadi 50 pilihan warna (Fenty Beauty, n.d.-b). Varian warna dari produk alas bedak ini dibagi dalam lima kategori skintones atau spektrum warna kulit, yaitu light, light-medium, medium, medium-deep, dan deep, dengan masing-masing kategori menaungi 10 varian warna. Proporsi warna yang berimbang ini mencerminkan slogan “Beauty for All” yang diusung Fenty Beauty. Sebagai merek kosmetik, Fenty Beauty berkomitmen untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "666", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 218, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyediakan produk yang dapat digunakan oleh perempuan dari kalangan ras dan etnis manapun dan warna kulit apapun. Meski begitu, langkah ini menjadi signifikan khususnya bagi perempuan kulit hitam yang selama ini kerap kesulitan memperoleh produk kosmetik yang sesuai dengan warna kulit mereka. Dengan merilis pilihan warnanya secara proporsional, Fenty Beauty membawa pesan bahwa semua warna kulit adalah setara dan sama berharganya, termasuk warna kulit gelap. Selain dari varian warna, sistem penamaan yang digunakan Fenty Beauty untuk produk alas bedaknya ini juga mencerminkan komitmen inklusi. Produk alas bedak Fenty Beauty menggunakan kode angka untuk mewakili varian warnanya, contohnya #100 dan #255. Hal ini membedakan Fenty Beauty dari merek kosmetik lain yang kerap menunjukkan bias ras dalam sistem penamaan produk mereka. Contohnya, produk kosmetik untuk orang kulit hitam kerap dinamai dengan nama makanan hingga kata benda seperti “honey” dan “amber”, sementara produk berwarna terang dinamai “classic” dan “natural” (Prince, 2017). Dengan menggunakan kode angka dalam sistem penamaan produknya, Fenty Beauty telah menghindari praktik semacam ini yang berpotensi mengobjektifikasi perempuan kulit hitam dan menegaskan stigma negatif tentang warna kulit mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 428, "height": 439, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain melalui produknya, pengaruh Rihanna juga dapat dibaca dalam konten promosi Fenty Beauty. Merek kosmetik ini dikenal selalu menampilkan model dari berbagai latar belakang etnis dan ras dalam kontennya (Fenty Beauty, n.d.-c). Hal ini mencerminkan aktivisme Rihanna sebagai selebritas, karena dengan menampilkan model yang beragam Fenty Beauty telah meninggalkan standar kecantikan dominan yang mengidentikkan konsep cantik dengan tubuh kulit putih. Melalui representasi keberagaman ini, Fenty Beauty menyampaikan pesan bahwa perempuan dari kalangan ras dan etnis manapun bisa dan layak ditampilkan sebagai personifikasi gagasan kecantikan. Seperti halnya produk kosmetiknya, pesan inklusi yang digaungkan Fenty Beauty ini tidak dapat dipisahkan dari pengaruh identitas Rihanna sebagai perempuan kulit hitam dan reputasinya sebagai selebritas yang peduli pada isu kulit hitam. Keterlibatan Rihanna telah membentuk Fenty Beauty sebagai merek yang peka terhadap inklusi dan keberagaman, terutama kepada perempuan kulit hitam. Hal ini juga dapat dilihat dalam kecenderungan Fenty Beauty menampilkan beauty influencer kulit hitam dalam akun media sosialnya. Adapun dalam unggahan seperti ini, Fenty Beauty cenderung memuji dan meninggikan perempuan kulit hitam. Dalam unggahan yang menampilkan mereka, Fenty Beauty kerap menggunakan kata-kata positif dalam caption, seperti “goals”, “flawless” dan “perfection” (Fenty Beauty 2019b; Fenty Beauty 2019c; Fenty Beauty 2020a). Hal ini menegaskan bagaimana posisi Fenty Beauty sebagai sebuah merek kosmetik dalam melihat warna kulit gelap milik perempuan kulit hitam. Dalam narasi Fenty Beauty, kulit yang gelap dipandang sebagai suatu atribut fisik yang cantik, patut diapresiasi dan dibanggakan. Penggunaan produk kosmetik Fenty Beauty oleh para perempuan kulit hitam ini juga dibingkai sebagai sarana untuk meningkatkan kecantikan warna kulit mereka, dan bukan untuk mengubah sesuatu yang semula buruk menjadi cantik. Langkah Fenty Beauty ini sejalan dengan upaya yang dilakukan Rihanna dalam membentuk identitasnya sebagai selebritas. Ia dikenal kerap menunjukkan rasa bangganya sebagai perempuan kulit hitam, sekaligus aktif berupaya mengubah pemaknaan negatif yang melekat pada tubuh kulit hitam. Mengacu pada hal ini, narasi yang diusung Fenty Beauty ini dapat dibaca sebagai salah satu bentuk pengaruh Rihanna sebagai celebrity entrepreneur. Sebagai ekstensi dari sang selebritas, dapat dipahami mengapa Fenty Beauty kemudian turut mengadopsi semangat pemberdayaan kulit hitam yang sama dengan Rihanna.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "667", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 287, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komitmen inklusi yang ditunjukkan Fenty Beauty mendapat respon yang positif dari publik, terutama kalangan perempuan kulit hitam. Hal ini dapat dilihat contohnya dari respon aktor kulit hitam, Viola Davis (Muller, 2017). Davis, yang warna kulitnya berada di spektrum gelap, mengatakan bahwa ia akhirnya menemukan produk alas bedak yang sama persis dengan warna kulitnya. Berkat Fenty Beauty, ia tidak lagi harus menggabungkan sejumlah produk atau menggunakan produk yang warnanya tidak sesuai karena di pasaran tidak tersedia varian yang cocok untuk kulitnya. Davis mengatakan bahwa ia merasa berterimakasih terhadap merek kosmetik ini karena telah memperhatikan perempuan-perempuan dengan warna kulit seperti dirinya. Menurut Davis, ketiadaan produk kerap menimbulkan kesan bahwa ia dan perempuan lain seperti dirinya dilupakan oleh pelaku industri kosmetik, dan langkah Fenty Beauty ini menghapuskan kesan tersebut. Respon Davis ini menegaskan bahwa minimnya ketersediaan produk memang menjadi masalah, bahkan untuk artis sekelas Davis yang memiliki sumber daya maupun akses terhadap produk-produk kosmetik terbaik di pasaran. Langkah Fenty Beauty untuk muncul dengan produk yang inklusif berhasil mengisi kekosongan dalam industri kosmetik. Hal ini dibalas dengan antusiasme dari perempuan kulit hitam, dibuktikan dengan produk varian warna gelap yang dengan cepat terjual habis segera setelah perilisannya. Ini menunjukkan bahwa produk seperti ini memang dicari dan dibutuhkan oleh perempuan kulit hitam, dan keberhasilan Rihanna membaca hal ini menjadi kunci dari penerimaan positif Fenty Beauty di kalangan perempuan kulit hitam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 428, "height": 342, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, respon ini juga memberi gambaran arti penting Fenty Beauty bagi perempuan kulit hitam. Kemunculan Fenty Beauty dirayakan oleh perempuan kulit hitam yang sebelumnya terabaikan oleh industri kosmetik Amerika akibat adanya bias ras. Situasi ini yang membuat Fenty Beauty kemudian dimaknai secara personal. Kemunculan Fenty Beauty tidak hanya dilihat sebagai kemunculan sebuah merek kosmetik baru, namun juga sebagai penawar bagi berbagai dampak negatif yang mereka rasakan karena pengabaian industri kosmetik. Oleh perempuan kulit hitam, momentum kemunculan Fenty Beauty digunakan untuk membagikan cerita dan pengalamannya dengan kosmetik. Contohnya dapat dilihat dalam video Lily Yange yang diunggah ke YouTube (Lily Yange, 2017). Dalam video ini, Yange mengatakan bahwa kemunculan Fenty Beauty membuat ia akhirnya memiliki produk yang sama persis dengan warna kulitnya, dan apa yang dirasakannya saat ini “...you can’t put a price on that” (Lily Yange, 2017). Sebagai perempuan kulit hitam, Yange mengaku akhirnya dapat merasa cantik dan percaya diri mengenakan kosmetik karena kosmetik ini tidak mengubah penampilannya namun meningkatkan kecantikan alaminya. Pernyataan ini menunjukkan bahwa bagi perempuan berkulit gelap seperti Yange, produk inklusif Fenty Beauty telah dimaknai sebagai validasi bagi kecantikan perempuan kulit hitam. Fenty Beauty memberi ruang bagi mereka untuk merayakan kecantikan warna kulit mereka dengan menyediakan varian warna yang sesuai. Respon positif dari publik ini menunjukkan bahwa inklusi yang diusung Fenty Beauty diterima sebagai sesuatu yang organik. Hal ini ditunjang adanya keselarasan antara produk dan kampanye Fenty Beauty, dengan identitas Rihanna sebagai selebritas. Keterlibatan Rihanna membuat komitmen merek ini terkesan tulus, karena kemunculannya diinisiasi oleh selebritas dengan identitas dan reputasi seperti Rihanna. Dari sini dapat dibaca bagaimana pengaruh keterlibatan Rihanna membawa dampak yang positif terhadap penerimaan publik atas Fenty Beauty.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meski begitu, keterlibatan Rihanna juga berpotensi membawa pengaruh negatif terhadap Fenty Beauty. Sebagai sebuah merek kosmetik yang sangat dekat dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "668", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 246, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rihanna, Fenty Beauty rentan dengan berbagai dampak negatif yang mungkin muncul dari perubahan reputasi maupun citra Rihanna sebagai seorang selebritas. Hal ini dapat dilihat dalam terseretnya Fenty ke konflik Rihanna dengan Pemerintah India. Pada 2 Februari 2021, Rihanna dalam akun Twitter pribadinya membagikan artikel dari CNN tentang aksi demonstrasi masal petani di India dengan menuliskan “why aren’t we talking about this?! #FarmersProtest” (Rihanna, 2021). Dalam perkembangannya, cuitan Rihanna ini direspon keras oleh pemerintah India yang segera mengeluarkan kecaman terhadap selebritas yang dinilai mengancam persatuan negara dengan menyebarkan propaganda. Menyusul pernyataan ini, muncul sejumlah cuitan yang sama persis dari akun para selebritas India. Serangan personal terhadap Rihanna juga marak dilakukan melalui berbagai komentar negatif bernada rasis dan misoginis, baik di media sosial maupun di media nasional India (Pandey, 2021). Berselang tiga hari dari cuitan Rihanna ini, media daring India ramai memberitakan tentang pelaporan Fenty Beauty ke Komnas Anak oleh sebuah LSM di India. Fenty Beauty dituding memasok mika dari tambang di Jharkhand yang mempekerjakan buruh anak (The Federal, 2021). Penggunaan mika sebagai bahan baku kosmetik memang menjadi polemik karena mika non-sintetis mayoritas dipasok dari tambang-tambang di India yang marak mempekerjakan buruh anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 428, "height": 315, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mencuatnya isu ini turut mengundang perhatian dari publik Amerika. Sebagian kalangan melihat hal ini sebagai upaya pengalihan isu dari pemerintah India menyusul komentar Rihanna terkait isu demonstrasi petani yang sedang berlangsung. Dari penelusuran daring terhadap isu ini, mayoritas pemberitaan berasal dari situs berita India dengan isi konten yang serupa, dan hingga saat ini tidak ditemukan informasi mengenai kelanjutan kasus ini. Namun, sebagian kalangan yang mempercayai isu ini melihatnya sebagai bukti bahwa kesuksesan Fenty Beauty dan Rihanna diperoleh melalui eksploitasi (Sunjata, 2021). Dengan minimnya data dan informasi mengenai kasus ini, sulit untuk memastikan apakah pelaporan ini benar adanya atau merupakan pengalihan isu semata. Meski begitu, tuduhan yang dibebankan kepada Fenty Beauty ini merupakan sebuah perkara yang serius, terutama bagi sebuah merek kosmetik yang selama ini identik dengan reputasinya sebagai perusahaan yang memiliki kesadaran terhadap isu-isu kemanusiaan. Terlepas dari benar atau tidaknya tudingan ini, kasus ini mengilustrasikan bagaimana tindakan Rihanna sebagai selebritas dapat membawa pengaruh negatif pada Fenty Beauty. Melalui keterlibatannya, Rihanna telah memposisikan Fenty Beauty sebagai ekstensi dari sosok dirinya. Pengalaman, identitas, dan reputasinya berkontribusi membentuk Fenty Beauty, sementara popularitas dan pengaruhnya sebagai selebritas dimanfaatkan untuk membangun atensi terhadap Fenty Beauty. Akibatnya, baik Rihanna dan Fenty Beauty menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, Fenty Beauty berpotensi menjadi sasaran serangan oleh pihak yang berkonflik dengan Rihanna. Secara keseluruhan, kasus ini menunjukkan bahwa meleburnya identitas selebritas dengan entitas usaha dalam celebrity entrepreneurship juga dapat memunculkan konsekuensi negatif tersendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 65, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 428, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menyimpulkan bahwa keterlibatan Rihanna telah mempengaruhi identitas dan penerimaan terhadap Fenty Beauty. Reputasi dan popularitas Rihanna telah mendatangkan atensi bagi Fenty Beauty, sementara aktivisme dan identitas sebagai orang kulit hitam membentuk Fenty Beauty sebagai merek kosmetik yang inklusif. Hal ini dapat terjadi karena adanya keterlibatan emotional dan entrepreneurial", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "669", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dirinya dalam Fenty Beauty. Rihanna memberi elemen personal terhadap Fenty Beauty, sekaligus memposisikan diri sebagai representasi utama dari merek kosmetik ini. Hal ini membuat kemunculan Fenty Beauty terkesan lebih organik. Hal ini yang kemudian turut mempengaruhi munculnya penerimaan positif, terutama dari perempuan kulit hitam yang merasa terwakili oleh Fenty Beauty. Secara keseluruhan, keterlibatan Rihanna terbilang membawa pengaruh positif bagi Fenty Beauty. Meski begitu, keterikatan dengan Rihanna juga membuat Fenty Beauty rentan terhadap perubahan respon publik terhadap Rihanna sebagai selebritas. Kritik dan respon negatif terhadap Rihanna dapat membawa imbas terhadap reputasi Fenty Beauty sebagai sebuah merek kosmetik. Dari kasus Rihanna dan Fenty Beauty ini, dapat dilihat bahwa asosiasi selebritas dengan entitas bisnis dalam sebuah celebrity entrepreneurship memiliki sisi positif maupun negatif tersendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "670", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 116, "width": 84, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 429, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berg, Madeline. (2021). Fenty’s Fortune: Rihanna Is Now Officially A Billionaire .", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 157, "width": 401, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Retrieved from https://www.forbes.com/sites/maddieberg/2021/08/04/fentys- fortune-rihanna-is-now-officially-a-billionaire/?sh=14ec7fde7c96 Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 428, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Born, Pete. (2016). LVMH Signs Rihanna to Create a Makeup Brand . Retrieved from https://wwd.com/beauty-industry-news/color-cosmetics/lvmh-rihanna-makeup- brand-10409670/ Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 428, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Brown, Kahlana Barfield. (2017). Rihanna Reveals The Inspiration Behind Her Makeup", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 267, "width": 404, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Line—And How She Gets Her Skin to Glow . Retrieved from https://www.instyle.com/beauty/makeup/fenty-beauty-by-rihanna-interview Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 429, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bryant, Taylor. (2015). 14 Times Rihanna Made Us Want To Wear Rainbow Lipstick . Retrieved from https://www.refinery29.com/en-us/2015/09/93967/rihanna-best- colored-lipstick-looks#slide-2 Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 428, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Chung, Madelyn. (2017). Everything we Know About Rihanna’s Makeup Line (So Far) . Retrieved from https://fashionmagazine.com/beauty-grooming/fenty-beauty- rihanna/ Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 428, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conti, Samantha, & Naughton, Julie. (2013). MAC Joins Forces With Rihanna . Retrieved from https://wwd.com/beauty-industry-news/color-cosmetics/mac-joins- forces-with-rihanna-6780854/ Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 429, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, John W. (2012). Educational research: planning. Conducting, and Evaluating .", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 502, "width": 75, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Scholar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 429, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eley, Latasha N. (2017). Black body politics in college: Deconstructing colorism and hairism toward black women’s healing. In Color struck (pp. 77–122). Brill Sense.", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 557, "width": 75, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 429, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fetto, Funmi. (2020). How Fenty Beauty Changed The State Of Play In The Industry . Retrieved from https://www.vogue.co.uk/beauty/article/rihanna-fenty-beauty- diversity Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 429, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Frisby, Cynthia M. (2019). Black and Beautiful: A Content Analysis and Study of Colorism and Strides toward Inclusivity in the Cosmetic Industry. Advances in Journalism and Communication , 7 (02), 35. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 695, "width": 428, "height": 25, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grammy. (2021). Artist RIHANNA . Retrieved from https://www.grammy.com/grammys/artists/rihanna/5943 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 428, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hill, Mark E. (2002). Skin color and the perception of attractiveness among African", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 39, "width": 411, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pengaruh Keterlibatan Selebritas di Industri Kosmetik Amerika dalam Studi Kasus Rihanna dan Fenty Beauty", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 295, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue, No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 445, "top": 795, "width": 66, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "671", "type": "Page footer" }, { "left": 109, "top": 88, "width": 405, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Americans: Does gender make a difference? Social Psychology Quarterly , 77–91. Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hirsch, Afua. (2020). Rihanna Talks New Music, Fenty Skincare & Her Plans To Have “3 Or 4 Kids.” Retrieved from https://www.vogue.co.uk/news/article/rihanna- new-album-vogue-interview Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 428, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jha, Meeta Rani. (2016). The Global Beauty Industry: Colorism. Racism, and the National Body . Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 428, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lang, Cady. (2017). Rihanna on Building a Beauty Empire: 'I’m Going To Push the Boundaries in This Industry’ . Retrieved from https://time.com/5026366/rihanna- fenty-beauty-best-inventions-2017/ Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 428, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Long, April. (2017). The Totality: Rihanna . Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 295, "width": 380, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.elle.com/culture/celebrities/a12119568/rihanna-the-totality-cover- story-october-2017/ Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 429, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahlmeister, Chrissy. (2013). RIHANNA’S RIRI WOO MAC LIPSTICK SOLD OUT IN 3 HOURS . Retrieved from http://www.mtv.com/news/2518865/rihanna-riri-woo- mac-lipstick/ Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 428, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Navarro, Andrea. (2016). Rihanna’s Makeup Line Is Officially Happening . Retrieved from https://www.teenvogue.com/story/rihanna-fenty-beauty-makeup-line Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 447, "width": 428, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "News, Buzz Feed. (2013). An Ode To Rihanna And Her Doobie Wrap . Retrieved from https://www.buzzfeednews.com/article/tracyclayton/an-ode-to-rihanna-and-her- doobie-wrap#.xb24gvwmNA Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 426, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riaa. (2021). Top Artists (Digital Sales) . Retrieved from https://www.riaa.com/gold- platinum/?tab_active=top_tallies&ttt=TAS Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 428, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sastran, Rory. (2016). inside the rihanna navy: her most extreme super-fans speak out . Retrieved from https://i-d.vice.com/en_uk/article/xwxn73/inside-the-rihanna-navy- her-most-extreme-super-fans-speak-out Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 428, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Thompson, Maxine S., & Keith, Verna M. (2001). The blacker the berry: Gender, skin tone, self-esteem, and self-efficacy. Gender & Society , 15 (3), 336–357. Google Scholar", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 428, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Underwood, Khalea. (2018). The Deeper Meaning Behind Rihanna’s Locs In Ocean’s", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 668, "width": 402, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 . Retrieved from https://www.refinery29.com/en-us/2018/06/200723/rihanna- oceans-8-locs-hairstyle-meaning Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 429, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wischhover, Cheryl. (2021). Inside the Mysterious World of Celebrity Beauty Brands . Retrieved from https://www.allure.com/story/inside-celebrity-beauty-brands", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 737, "width": 75, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 212, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Laretna Pranadian Rahajeng, Asri Saraswati", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 18, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "672", "type": "Page footer" }, { "left": 193, "top": 795, "width": 319, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 6, Special Issue No. 2, Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 428, "height": 55, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wray, Julia. (2021). Rihanna’s Fenty Beauty named wealthiest celebrity beauty brand . Retrieved from https://www.cosmeticsbusiness.com/news/article_page/Rihannas_Fenty_Beauty_n amed_wealthiest_celebrity_beauty_brand/177659 Google Scholar", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 428, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yin, Robert K. (2003). Case study research design and methods third edition. Applied Social Research Methods Series , 5 . Google Scholar", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 242, "width": 96, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright holder:", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 256, "width": 362, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Eko Prasetyo, Ivan Anindito Arista, Rudi Hermawan, Erlanda Pane (2021)", "type": "Text" }, { "left": 239, "top": 282, "width": 121, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right:", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 296, "width": 196, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 323, "width": 154, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
3d82652e-d86b-fa23-db83-a0394d3a5c29
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/jed/article/download/5350/2167
[ { "left": 99, "top": 36, "width": 250, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED)", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 277, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 4, No. 2, December 2022 ISSN (PRINT): 2715-3118, ISSN (ONLINE): 2685-8258 DOI: https://doi.org/10.20414/jed.v4i2.5350", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 761, "width": 408, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED) is licensed under a Creative Commons Attribution- ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 111, "width": 364, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation: evidence from public companies in Sri Lanka", "type": "Section header" }, { "left": 247, "top": 182, "width": 104, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 198, "width": 282, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "South Eastern University of Sri Lanka, Oluvil, Sri Lanka Corresponding e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 263, "width": 52, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 282, "width": 410, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purpose — This research aims to examine the impact of board composition on shareholder wealth in line with the agency and resource dependency theory approach due to the poor corporate governance practices leading to investors' lack of confidence.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 329, "width": 410, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method — The study samples included companies listed on the Colombo Stock Exchange in Sri Lanka. The banks and financial institutions were excluded from this study. The study period consists of seven years, and a final sample of 175 companies was selected for the analysis. E-View 9 statistical software was used to test the association between Board composition-related variables and shareholder wealth.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 402, "width": 410, "height": 106, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Result — The findings revealed that board size, separate leadership structure, and proportion of non-executive directors on the Board positively influence shareholder wealth. At the same time, a separate leadership structure also tends to enhance the shareholder wealth of companies. It is noted that a large board and a higher proportion of non-executive directors on the Board would benefit shareholders, which supports the theoretical prediction of agency and resource dependency theories and the code of best practices on corporate governance in Sri Lanka. The result related to women's representation on the Board does not significantly influence shareholder wealth since the gender balance was not prioritized in Sri Lankan listed companies.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 516, "width": 410, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recommendation — The findings provide valuable information to professionals and policymakers to develop a framework for corporate governance systems. It is also advisable to consider the gender balance on board affairs. Corporate governance mechanisms are considered important factors in protecting shareholder interests at large.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 576, "width": 410, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Contribution — There were few studies in Sri Lanka that specifically examined corporate governance best practices and their impact on firm performance, but no single study directly addresses the shareholder wealth of listed companies in Sri Lanka. This study is intended to fill in this gap.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 636, "width": 410, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: corporate governance, shareholder wealth, board composition, Colombo Stock Exchange, agency theory, resource dependence theory", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 36, "width": 410, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation … Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Page header" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 189", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 88, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 411, "height": 240, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The concept of corporate governance has been considered globally after corporate failures like Enron and WorldCom ( Mustapha and Ahmad, 2011 ). Such failures and corporate scandals have raised serious concern among professionals and academics on the effectiveness of corporate governance in the corporate world. It has also become a debatable topic in Sri Lanka due to corporate failures such as Pramuka Bank, Seylan Bank, Golden and Key Finance Company. This raises a major concern about the implementation of effective corporate governance practices among the companies listed in Sri Lanka as well as in the global context. In the meantime, Sri Lanka-based companies continuously recorded higher performance and gradually increased their firm value ( Kalainathan and Vijayarani, 2014 ). However, despite having such remarkable achievements in the past, the current corporate governance practices, as studies revealed, are not aligned with the standard, and there is variation between the standard practices and existing practices of corporate governance in Sri Lankan companies ( Dissabandara, 2012 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 364, "width": 411, "height": 257, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The conflict-of-interest index reveals that investors are unhappy with their investments in Sri Lanka. Therefore, they focus more on their return on investment and the effectiveness of corporate governance practices in Sri Lanka. Due to the ownership concentration, the implementation of independent directors' system is much more challenging in Sri Lankan companies ( Senaratne and Gunaratne, 2008 ). Weerasinghe and Ajwad (2017) identified existing issues of corporate governance practices in Sri Lankan companies: corporate governance regulation and compliances are not prepared in consultation with stakeholders, and there is weakness in the assessment of the Board of directors periodically and weakness of regulatory framework. Gunathilake, Chandrakumara, and Zoysa (2011) pointed out that the reason for the weakness of the regulatory framework is that political interferences often affect the implementation of the regulation in the country. It also raises serious concern on to what extent the existing corporate governance mechanisms (board composition) influence maximizing shareholder wealth of companies listed in Sri Lanka in the context of the agency and resource dependency theory approach.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 629, "width": 411, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corporate governance aims to set up effective controlling systems to ensure the corporate objectives are achieved, such as maximizing profit and shareholder wealth ( Kiel and Nicholson, 2003 ). Corporate governance best practices were set up and implemented periodically to have effective controlling systems in the organization to attract investors and enhance the growth of companies as well as the economic growth of the country. Corporate governance standard is much more important to align the interest of managers and shareholders, which", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 190", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "resolves the conflict of interest. It also allowed the corporations to cut agency costs associated with ownership and control separation ( Dissabandara, 2012 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 411, "height": 127, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The corporate governance reforms process was carried out in Sri Lanka in the late 1990s. After that, in 1997, companies registered on the Colombo Stock Exchange in Sri Lanka accepted a voluntary code of corporate governance best practices to protect their shareholders' interests. A few years later, all companies listed on Colombo Stock Exchange followed a mandatory and voluntary code of best corporate governance practices. Then, they were adapted to mandatory compliance with corporate governance practice Rome 1 st April 2008 ( Senaratne and Gunaratne, 2008 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 267, "width": 411, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corporate governance practices in industrialized countries are distinct from those in underdeveloped nations. It is also suggested that corporate governance methods of Norwegian and Russian enterprises vary based on the political, economic, social, and technological backdrop ( Garanina and Kaikova, 2016 ). Dharmadasa, Gamage, and Herath (2014) state that corporate governance practices of companies in Sri Lanka also vary among the firms and industry. It is also pointed out that the research findings from the developed country will not apply to the developing market. Many corporate governance-related types of research were carried out in U.S and western countries' contexts ( Kiel and Nicholson, 2003 ). Little research focuses on shareholder wealth ( Azhagaiah and Priya, 2008 ; Boatright, 2010 ; Prempeh and Odartei-Mills, 2015 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 451, "width": 411, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There have been few studies contextualized in Sri Lanka that examine corporate governance best practices and their impact on firm performance ( Azeez, 2015 ), but no single study directly addresses the shareholder wealth in listed companies in Sri Lanka. The originality of this study is the inclusion of the knowledge concerning shareholder wealth maximization as proposed by the theories related to agency theory and resource dependency theory. This study also highlights the impact of gender diversity on shareholder wealth maximization, which adds more value to this research work in the Sri Lankan context.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 411, "height": 79, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The purpose of this study is to examine the impact of board composition, including board size, separate leadership structure, the proportion of non- executive directors on the Board, and the representation of women in the shareholder wealth creation of companies listed in Sri Lanka within the context of agency and resource dependency theory.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 191", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 120, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LITERATURE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 82, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agency theory", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 138, "width": 411, "height": 305, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The concept of corporate governance leading to maximizing shareholder wealth is backed by many theories like agency theory, resource dependence theory, and shareholder theory ( Means, 2017 ; Hillman and Dalziel, 2003 ; Smallman, 2004 ; Tse, 2011 ). Agency theory proposes the most effective corporate governance approaches to handle the inherent conflict of interest between managers and shareholders. It states that the Board of directors is responsible for protecting the interest of shareholders through maximizing shareholder wealth. It is pointed out that managers involve in wrong decision making which does not increase the wealth of the firm. Jensen and Meckling (1976) stated that it is thus important for the directors to observe the management action to mitigate the misappropriation of assets. Agency theory also proposes effective corporate governance mechanisms which will enhance the shareholder wealth of the firm. It is also proposed that the representation of non-executive directors on the Board should be more than the executive directors to monitor management actions ( Fama and Jensen, 1983 ). Kiel and Nicholson (2003) stated that there should be a separate leadership structure for the firm in which the Chairman of the Board must be independent of the Chief Executive Officer of companies to overcome bias in decision making. Agency theory predicts that if one person holds a dual role, then the interest of the shareholders will not be achieved.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 472, "width": 163, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resource dependency theory", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 494, "width": 411, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Resource dependence theory proposes corporate governance mechanisms similar to agency theory. It highlights that the Board of directors must exchange internal and external resources to achieve the objectives of the organization ( Hillman and Dalziel, 2003 ). It suggests that non-executive directors are represented from outside the organization and inform decision-making. Resource dependence theory also proposes that board diversity is the main concern of corporate governance mechanisms. It holds an argument that the Board of directors must consider the gender differences in set-up the Board ( Hillman, Cannella, and Harris, 2002 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 668, "width": 64, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hypothesis", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 690, "width": 59, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Board size", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 713, "width": 411, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Sri Lanka, listed companies must be governed by an effective board of directors who follow the code of best corporate governance practices. The", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 192", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "success or failure of the companies depends on the effective governance system. There were many arguments on board size and whether the company must have a smaller or larger board to govern the firm to reach its objectives. Florackis (2008) states that board size determines board effectiveness. Singh and Davidson (2003) further suggest concern on board size since it highly leads to board effectiveness to formulate strategies and monitor management action to protect the expectation of shareholders. Still, there is an ongoing argument among the researchers on whether small or large boards are effective in the corporate governance system, but research findings are inconclusive or inconsistent in this regard.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 261, "width": 411, "height": 289, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As far as theories are concerned, the agency theory recommends that the Board of directors should have a large number of directors to oversee resource utilization effectively. Resource dependence theory also argues similarly to agency theory that a larger number of boards of directors will have greater access to resources inside and outside firms which will then enhance the performance of the firm ( Kiel and Nicholson, 2003 ). Reddy and Locke (2014) stated that to balance the right talents and knowledge of directors, a larger board is preferable to a smaller board. On the other side of the argument, Florackis (2008) suggest having a smaller board that will be easy to coordinate, communicate, and make a decision. There are few studies focused on shareholder wealth maximization. Tchouassi and Nosseyamba (2011) conducted research from an African perspective and state that increasing the board size leads to maximizing shareholder wealth which is proof of all variables tested in the study. Prempeh and Odartei-Mills (2015) point out that board size does not significantly influence shareholder wealth measured with dividend yield but positively influences shareholder wealth measured with dividend per share as a proxy to shareholder wealth. Therefore, as suggested by the theories, the hypothesis of the study is:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 559, "width": 222, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 1 : Board size influences shareholder wealth", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 603, "width": 164, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Separate leadership structure", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 625, "width": 411, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The code of best practices on corporate governance emphasizes the need for listed firms in Sri Lanka to have strong leadership to address the conflict between management and shareholders. It further suggests separating the position of Chief Executive Officer (CEO) and Chairman of Board (COB) to balance the power and authority, which will enhance the power of decision making. Separating the roles of COB and CEO can improve board effectiveness while also reducing agency conflict ( Florackis, 2008; Gul et al., 2012 ). Similar to", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 193", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the code of best practices for corporate governance, agency theory recommends segregating the position.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 411, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kiel and Nicholson (2003) researched CEO duality and firm performance. They concluded that the majority of firms in their study would practice separating the position of COB and CEO, which lead to better board performance. They further suggest that CEO duality results in poor performance of firms. Gul et al. (2012) found a negative relationship between CEO duality and assets utilization ratios which result in influencing the decision-making of the Board and then lead to higher agency costs which will destroy shareholder wealth maximization. Prempeh and Odartei-Mills (2015) state that the results on the leadership structure of a listed firm and shareholder wealth maximization are inconclusive. Therefore, as suggested by agency theory, the hypothesis of the study is:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 300, "width": 332, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 2 : Separate leadership structure influences shareholder wealth", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 344, "width": 298, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The proportion of non-executive directors on the Board", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 366, "width": 411, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agency theory highlights the importance of including non-executive directors on the Board, which will bring information and resources to companies in creating sustainable advantage ( McKnight and Weir, 2009 ). The presence of a majority of non-executive directors on the Board would result in robust governance structures for monitoring management actions and making sound decisions ( Garanina and Kaikova, 2016 ; Florackis, 2008 ). Kiel and Nicholson (2003) state that a higher proportion of non-executive directors on the Board influences the enhancement of the performance of the firm. The board performance highly depends on board composition, including non-executive directors on the Board who will direct to maximize shareholder wealth.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 534, "width": 411, "height": 160, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "There is an argument against the representation of non-executive directors on the Board. Florackis (2008) stated that non-executive directors lack knowledge of a company's operations and lack the necessary skills to lead it. The study reveals that the representation of non-executive directors on the Board does not have any significant impact on firm value in the U.K. This implies that the independent director system does not ensure the adoption of objectives of the corporate governance system in maximizing shareholder wealth ( Prempeh and Odartei-Mills, 2015 ). Since the results related to corporate governance practices and their influence on shareholder wealth maximization are inconclusive ( Reddy and Locke, 2014 ), as suggested by agency theory, the hypothesis of the study is:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 702, "width": 379, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 3 : Proportion of non-executive directors on boards influences shareholder wealth", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 194", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 210, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Representation of women on the Board", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 411, "height": 256, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Women's representation in companies' affairs has been a debatable topic globally. There is an ongoing argument on their contribution and impact on the company's performance. Many corporations are undertaking women's representation in their companies' operations to enhance their performance. A study on women's participation in board performance shows that female directors have a direct and positive impact on companies' performance ( Guy, Niethammer, and Moline, 2011 ). It has been proved that shareholder wealth can be maximized through board diversity ( Carter et al., 2003 ). Gender diversity contributes to organizational success in many ways, such as enhancing innovation, leading to effective problem solving and leadership, and moving the company to a global level which enhances shareholder wealth. There are nations with quota systems for women's participation in company activities, although the percentage of female board members in Australia, France, Europe, Sweden, and Norway is 8.3%, 7.6%, 9.7%, 26.9%, and 44.2%, respectively. Tudawe (2010) remarks that participation of women in Sri Lankan companies is only 1% or less than one per cent.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 381, "width": 411, "height": 175, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agency theory and resource dependence theory promote board diversity among the firms, which would enhance firm value. Empirical pieces of evidence related to board diversity and firm performance leading to shareholder wealth are in- conclusive. Research findings reveal that there is no consistency or mixed results in the relationship between board diversity and firm value ( Carter et al., 2010 ). Contrary to popular opinion, few research studies support the thesis of agency theory that there is a positive correlation between the proportion of women on the Board and the value of the company ( Adams and Ferreira, 2009 ; Carter et al., 2003 ; Guy et al., 2011 ). It is noted that board diversity tends to allocate more resources and monitoring mechanisms of management actions and decision making. As suggested by the theory, the hypothesis of the study is:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 565, "width": 353, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H 4 : The proportion of women on board influences shareholder wealth", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 609, "width": 129, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conceptual framework", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 631, "width": 411, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agency theory proposes a way to create shareholder wealth through introducing corporate governance best practices in an organization. Shareholder wealth maximization primarily depends on the Board of directors ( Kiel and Nicholson, 2003 ). The Board of directors plays an important role in directing the organization to achieve its objectives. Agency theory proposes that having a higher proportion of independent directors on the Board is effective ( Fama and Jensen, 1983 ). Independent directors play a crucial role in providing information", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 195", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 143, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "to the company and scrutinizing the executive directors' decisions. Agency theory also addresses the importance of separating the position of CEO and COB, which will protect the interest of shareholders ( Kiel and Nicholson, 2003 ). The conceptual model of this study and development of the hypothesis is based on agency theory, resource dependency theory and previous works of literature. The conceptual framework below highlights the connection between corporate governance variables such as board size, separate leadership structure, the proportion of independent directors and women on the Board, and shareholder wealth.", "type": "Text" }, { "left": 228, "top": 557, "width": 142, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figure 1. Conceptual framework Source: the author (2022)", "type": "Caption" }, { "left": 94, "top": 612, "width": 117, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESEARCH METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 634, "width": 126, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variable measurement", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 657, "width": 411, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to analyze the influence of corporate governance mechanisms on shareholder wealth maximization in this study, board size is measured as the total number of directors on the Board ( Florackis, 2008 ; Garanina and Kaikova, 2016 ; Gul et al., 2012 ; Kiel and Nicholson, 2003 ; Prempeh and Odartei-Mills,", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 721, "width": 411, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015 ; Reddy and Locke, 2014 ). This study uses dummy variables for board", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 377, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Separate leadership structure Board size Leverage Firm size Proportion of non- executive directors on board Proportion of women on board Shareholder wealth Dividend per share Dividend yield Controling variables Agency theory and resource dependen cy theory", "type": "Picture" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 196", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 208, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "leadership structure. If combined with leadership, the position is coded '0'. If separated, it is coded '1'. In this study, non-executive and independent directors on the Board are determined by dividing the number of non-executive directors by the total number of directors ( Donaldson and Davis, 1991 ; Florackis, 2008 ; Gul et al., 2012 ; McKnight and Weir, 2009 ; Reddy and Locke, 2014 ). Women on Board are measured as the proportion of women's participation to the total number of board directors ( Carter et al., 2010 ; Guy et al., 2011 ). Shareholder wealth is measured in terms of dividend yield and dividend per share. The dividend yield is calculated by dividing the total dividends paid to shareholders by the market price of the shares. Dividend per share is the ratio of total dividends paid to the number of outstanding shares ( Chilosi and Damiani, 2007 ; Kyereboah-Coleman, 2007 ; Prempeh and Odartei-Mills, 2015 ; Tchouassi and Nosseyamba, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 332, "width": 135, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Population and samples", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 354, "width": 411, "height": 144, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The samples used in the study consisted of all public companies listed on the Colombo Stock Exchange. Financial institutions and banks are removed from the samples due to their unique ownership and management structure. The period of the study consists of seven years, from 2013 to 2019. The final samples consisted of 175 listed companies. Corporate governance practices were revised in 2003, 2007, and then 2013. During this period, many scholars have critiqued the corporate governance practices of Sri Lankan listed companies. Therefore, it was important to examine the effectiveness of the board structure in maximizing shareholder wealth after this period.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 528, "width": 229, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method of analysis and estimation model", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 550, "width": 411, "height": 144, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E-Views 9 statistical software was used to test the relationship between structure-related variables and shareholder wealth during the aforementioned period by using secondary data. The analysis includes descriptive statistics, Spearman's correlation, multiple regression analysis, stationary tests, and testing for multicollinearity, autocorrelation, and heterogeneity. The dataset of this study would be known as panel data or longitudinal data. There are various estimation techniques available to analyze panel data. However, this study focused on Fixed Effect/Random Effect panel regression. The model specifications of multiple regression of this study are as follows.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 197", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 307, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model 1 and 2 (shareholder wealth and board structure)", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 62, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fixed effect", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 138, "width": 411, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shareholder Wealth it = β oi + β 1 (SLS) it + β 2 (BSize) it + β 3 (NonEX) it + β 4 (WomB) it + β 5 (Lev) it + β 6 (FSize) it + υ it", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 176, "width": 74, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Random effect", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 198, "width": 411, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shareholder Wealth it = β o + β 1 (SLS) it + β 2 (BSize) it + β 3 (NonEX) it + β 4 (WomB) it + β 5 (Lev) it + β 6 (FSize) it + υ it", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 259, "width": 40, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Where:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 281, "width": 411, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shareholder Wealth = the dependent variables of the study; it represents dividend yield and dividend per share for firm i at period t as an alternative estimation. 0  = the constant term, i 0  = the y - intercept of firm i, β 1 – β 6 = the coefficients of the independent board composition related variables, i = listed firm , t= time or year, υ it = error term.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 395, "width": 167, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validity and reliability of data", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 417, "width": 411, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research relied on secondary data. The information was gathered from the company's audited annual report and the Colombo Stock Exchange's guidebook. The data are extremely reputable and accurate because they have been audited and published by companies listed on Colombo Stock Exchange.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 510, "width": 143, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 533, "width": 118, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Descriptive statistics", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 555, "width": 411, "height": 192, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The descriptive statistics pertinent to corporate governance practices and shareholder wealth are summarized in Table 1. The mean value of dividend per share is Rs. 4.208, which is declared annually by the companies listed on Colombo Stock Exchange in Sri Lanka. There is a huge variation in dividend declaration among companies, with the minimum value of Rs. 0.00, the maximum value of Rs. 75.00, and the standard deviation of dividend payment of companies was 9.705. It indicates that companies have a different type of dividend policy which has an impact on shareholders' wealth. The mean value of dividend yield was 0.032, which means that the investors are getting 3.2% of the return of investment annually. The maximum value of 76.5% and minimum value of 0.00% of dividend yield are recorded during the period. The standard deviation is recorded as 0.047, which implies a low variation of return on investment to the", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 198", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "shareholders. The average board size is eight directors, which are optimum number suggested by Jensen (1993) .", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 151, "width": 182, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Summary of descriptive statistics", "type": "Caption" }, { "left": 98, "top": 172, "width": 406, "height": 201, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "List of variables Mean Median Maximum Minimum Standard deviation Dependent variables Dividend per share (Rs.) 4.208 0.700 75.000 0.000 9.705 Dividend yield (Ratio) 0.032 0.024 0.765 0.000 0.047 Independent variables Board Size (Nos) 8.238 8.000 13.000 2.000 2.867 Separate leadership structure (%) 0.848 1.000 1.000 0.000 0.289 Non-executive directors (%) 0.476 0.423 1.000 0.000 0.243 Women on Boards (%) 0.075 0.000 0.556 0.000 0.171 Controlling variables Leverage (Ratio) 0.295 0.260 0.973 0.000 0.278 Firm size (Ln) 22.971 22.876 27.117 14.626 1.587 Source: the author (2022)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 403, "width": 411, "height": 240, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The minimum size of the Board of directors is reported as two, and the maximum number of directors was 15, which is similar to the recommendation of European and U.S codes for ideal board size. It is noted that 85% of the companies listed in Sri Lanka separated the position of CEO and Chairman of the Board, which is similar to the compliance of the code of best practices issued in 2013 (Section 1, Principal A.2). The proportionate of non-executive directors of listed companies in Sri Lanka is more than 2/3 of the total board size. It is reported that the composition of non-executive directors in the total board size is 47.6%. Additionally, it is proposed that companies must maintain gender balance in appointing the Board of directors, whereas it should be at least 35% of the total directors of the Board. The mean proportion of women participation on the Board was 7.5% which is less than the gender balance proposed by the experts. Other than the gender balance, the descriptive studies reveal that firms listed in Sri Lanka follow a code of best practices for developing corporate governance practices.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 674, "width": 177, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spearman's correlation analysis", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 696, "width": 411, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In order to test the relationship between Board structure-related variables and shareholder wealth of companies listed in Sri Lanka, Spearman's correlation", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 199", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 410, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "analysis was carried out in this study. The correlation matrix of the variables employed in this investigation is shown in Table 2.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 151, "width": 419, "height": 141, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Spearman's correlation analysis DPS DYD Board size Non-ExD WOB Leverage FSize DPS 1.0000 DYD 0.3517 1.0000 Board size -0.1468 0.1340 1.0000 Non-ExD -0.2132 0.1467 -0.1590 1.0000 WOB 0.1021 -0.0640 0.1302 -0.1425 1.0000 Leverage -0.1575 -0.0235 0.0456 0.0948 -0.1240 1.0000 FSize 0.0521 0.0477 0.2438 0.1231 -0.0246 0.2314 1.0000 Source: the author (2022)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 300, "width": 410, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: DPS: Dividend per share, DYD: Dividend yield, Non-ExD: Non-executive directors, WOB: Women on Board, FSize: Firm size", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 355, "width": 411, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "During the period of research, board size and the fraction of non-executive directors are inversely connected with dividend per share and favourably correlated with dividend yield. The result is reported as a weak correlation between the variables. The representation of women on the Board leads to a positive correlation with dividend per share and a negative correlation with dividend yield. It presents the unit root test suggested by Levin, Lin, and Chu (2002) to test the stationary of the data set. For all variables, the null of a unit is found to be rejected. At a 5% significant level, the LLC model confirmed that the variables are stationary.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 529, "width": 109, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regression analysis", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 551, "width": 411, "height": 176, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study consists of two models in which model 1 is designed to assess the influence of Board structure-related variables on dividend per share (proxy to shareholder wealth), and model 2 is designed to predict the impact of board structure on dividend yield. The Breusch-Pagan Lagrange Multiplier test is summarized to determine whether or not the data exhibits a panel effect. The results of the Chi-square test for both models are highly high and statistically significant (p-value 0.05) at the 5% level. Since both models are significant, it is considered that the data contain a panel effect. As part of the pre-test, Hausman's (1978) test is carried out in this study to determine whether the models are fixed or have random effects. The Chi-square value demonstrates that the fixed effect belongs to model 1, and the random effect applies to model 2.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 200", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 305, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The regression analysis is shown in Table 3. F-test in regression findings indicates that models 1 and 2 provide a superior fit to the data, as their overall F-tests are statistically significant at the 0.0000 and 0.0156 (less than 5 per cent) levels, respectively. R 2 in regression model 1 accounts for 89.26% of the effect in variables, whereas R 2 in regression model 2 accounts for 12.41% of the effect in dividend per share and dividend yield (a proxy for shareholder wealth), respectively. Durbin Watson statistics are employed in this study to examine the autocorrelation in the residuals from models 1 and 2. Since the statistics account for 1.8 for model 1 and 1.5 for model 2, the test results suggest that there is no cause for autocorrelation. Variance Inflation Factors (VIF) are tested to detect the multicollinearity between the variables. Model 1 has a VIF statistic of 3.716, whereas Model 2 has a VIF statistic of 1.235, indicating that there is no multicollinearity between independent variables in the regression model. The findings of the Wald test of joint significance demonstrate that the factors utilized in this study can be used to predict the outcomes. According to the results of residual heterogeneity, there is no heteroscedastic problem in regression modes l and 2, as revealed by the Breusch- Pagan- Godfrey test. Model 1's Theta (5.48) is lower than the chi-square test statistics of 15.61. (7d.f). Theta (6.17) is also less than the chi-square test results of 16.41 for model 2. (7d.f).", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 429, "width": 356, "height": 303, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "T able 3. Summary of regression analysis Explanatory variables Model 1 Model 2 Dividend per Share Dividend Yield Fixed Effect Random Effect Coefficient P. Value Coefficient P. Value C 1.4519 0.6372 0.0143 0.5614 Board size 0.0821 0.0275 0.0130 0.0363 Separate leadership 0.2773 0.0310 0.0121 0.0133 Non-executive director 1.4680 0.0049 0.0250 0.0185 Women on Board 2.1576 0.5277 -0.0241 0.2310 Leverage -0.8479 0.5623 0.0234 0.8380 D (Firm size) -0.1254 0.7526 0.0170* 0.0023 R-squared 0.8926 0.1241 Adjusted R-squared 0.6473 0.0278 S.E. of regression 4.453 0.1563 F-statistic 16.385* 2.494* Durbin-Watson stat 1.814 1.489 VIF 3.716 1.235 Wald test 656.464* 225.655* Number of firms 175 175", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 36, "width": 410, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation … Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Page header" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 201", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 95, "width": 380, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Number of observations 1050 1050 Source: the author (2022)", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 129, "width": 212, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Note: *5% significant level S.E: Standard error, VIF: Variance inflation factors", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 178, "width": 275, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Board size and its influence on shareholder wealth", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 200, "width": 411, "height": 176, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The regression results in table 3 show the positive relationship between board size and dividend per share, and dividend yield in models 1 and 2, respectively. It implies that a larger board boosts shareholder wealth in Sri Lankan public firms. With a value of 0.0821 (p = 0.0275 < 0.05), the correlation between board size and dividend per share is statistically significant. As for model 2, the relationship between board size and the dividend yield is also reported to be statistically significant with a coefficient of 0.0130 (p = 0.0363 < 0.05). Therefore, based on the significant relationship between board size and shareholder wealth in models 1 and 2, the null hypothesis of the first research hypothesis (H 1 ) is rejected, and it can be concluded that board size does bring benefits to listed companies in Sri Lanka to increase shareholder wealth.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 384, "width": 411, "height": 241, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The findings of the study related to board size and shareholder wealth of listed companies in Sri Lanka support the findings of previous research and the prediction of agency theory. Jensen and Meckling (1976) state that the Board of directors plays an important role and governs the function of the Board to monitor management action to enhance shareholder wealth. It can be achieved through the effectiveness of the Board and its size. Board size determines the shareholder wealth in which a larger board is preferable to maximize shareholder wealth where the experience and expertise of the directors will add value to the firm ( Floracking, 2008 ; Prempeh and Odartei-Mills, 2015 ; Singh and Davidson, 2003 ). The result of this study is consistent with the agency and resource dependence theories, which predict that a firm having a larger number of directors would be effective in enhancing shareholder wealth. Kiel and Nicholson (2003) state that to overcome the conflict of interest between management and shareholders, a bigger number of directors would be an effective corporate governance mechanism.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 633, "width": 411, "height": 111, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The finding of this study is, however, in contrast to the view of Kalainathan and Vijayarani (2014) and Dissabandra (2012), which criticized the Board of directors and their role in solving the agency problem of the companies. In addition, the evidence of the previous study reveals that the size of the Board does bring clear benefits to shareholders. It is noted in this study that the Board of directors can monitor the management action and solve agency problems of listed companies in Sri Lanka. It shows the real application of the agency and", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 202", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 46, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "resource dependency theories which led the policymakers and practitioners to follow the guidelines of the theories when planning the size of the Board in the future.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 170, "width": 380, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Separate leadership structure and its influence on shareholder wealth", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 192, "width": 411, "height": 192, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results indicate that separating the position of Chief Executive Officer (CEO) and Chairman of Board (COB) tends to increase the shareholder wealth of companies in Sri Lanka. It is reported that a positive relationship exists between separate leadership structure and dividend per share and dividend yield in models 1 and 2, respectively. The relationship between separate leadership structure and dividend per share is statistically significant, with a coefficient of 0.2773 (p = 0.0310 < 0.05). A significant relationship is also reported between separate leadership structure and dividend yield with a coefficient of 0.0121 (p = 0.0133 < 0.05). Since both models are statistically significant, the null hypothesis of the second research hypothesis (H 2 ) is rejected. Therefore, it proves that separate leadership structure influences maximizing shareholder wealth of listed companies in Sri Lanka.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 393, "width": 411, "height": 175, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The findings on the relationship between separate leadership structures and shareholder wealth are supported by agency and resource dependency theories as well as the code of best practice of corporate governance issued in Sri Lanka. Corporate governance theories suggest separating the position of CEO and COB to avoid the domination of the management on board function. It is observed that 85 per cent of listed firms in Sri Lanka have separate leadership structures that adhere to the code of corporate governance best practices issued to Sri Lankan companies. It is also in line with the suggestion given by Code (1992) and Jensen (1993) . This implies that the separate leadership structure does perform better due to the ability of the Chairman to determine strategies suited to the business environment.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 599, "width": 359, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Non-executive directors and their influence on shareholder wealth", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 621, "width": 411, "height": 127, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Statistical analysis of the relationship between non-executive directors and their influence on shareholder wealth reported significant results. The results show a positive relationship between non-executive directors on Board and dividend per share and dividend yield in models 1 and 2, respectively. The relationship between non-executive directors on the Board and dividend per share is significant, with a coefficient of 1.4680 (p = 0.0049 < 0.05). Also, the relationship between the representation of non-executive directors on the Board and the dividend yield is significant, with a coefficient of 0.0250 (p = 0.0185 < 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 36, "width": 410, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation … Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Page header" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 203", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 78, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "However, based on the significant relationship reported in both models (1 and 2), the null hypothesis of the third research hypothesis (H 3 ) is rejected. Therefore, there is evidence to accept the alternative hypothesis, which means that separate leadership structures influence the shareholder wealth of listed firms in Sri Lanka.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 180, "width": 411, "height": 176, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As far as shareholder wealth is concerned, the Board of listed companies should have a balance of executive and non-executive directors on the Board to take rational and moral decisions ( Kiel and Nicholson, 2003 ), which is based on the information and resources brought by the majority of non-executive directors to the board meetings ( McKnight and Weir, 2009 ). It is noted that the proportion of non-executive directors on the Board of listed companies in Sri Lanka is 48 per cent which is closer to the U.K. code of best practice of 49.5%. The code of best practice also suggests having non-executive directors 2/3 of the total board size. It is pointed out that a higher proportion of non-executive directors on the Board are more effective in monitoring management action to enhance shareholder wealth ( Florackis, 2008 ; Garanina and Kaikova, 2016 ).", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 364, "width": 411, "height": 192, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The evidence of this study supports the above arguments and as well as the prediction of agency theories which propose that the Board of directors should consist largely of non-executive directors to maximize shareholder wealth ( Fama and Jensen, 1983 ). Prior studies in this area reported that the majority of non- executive directors on the Board are considered important corporate governance mechanisms to maximize shareholder wealth ( Gul et al., 2012 ; Kiel and Nicholson, 2003 ; Reddy and Locke, 2014 ; Roudaki and Bhuiyan, 2015 ). Reddy and Locke (2014) further state that the proportion of non-executive directors influences shareholder wealth. It seems that non-executive directors have multiple skills required by the organization. This meant that the Board's independence ensured that listed firms in Sri Lanka followed good corporate governance practices to maximize shareholder wealth.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 587, "width": 324, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Women on Board and their influence on shareholder wealth", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 609, "width": 411, "height": 127, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The influence of women's representation on the Board on shareholder wealth of companies listed in Sri Lanka is reported as insignificant results in both models (1 and 2). The results of model 1 indicate a positive relationship between women's participation on Board and dividend per share, which is insignificant with a coefficient of 2.1576 (p = 0.5277 > 0.05). A negative relationship is reported in model 2, which is insignificant between women on board and dividend yield with a coefficient of -0.0241 (p = 0.2310 > 0.05). Therefore, based on the insignificant relationship between the variables, the null hypothesis of the", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 204", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 62, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "last research hypothesis (H 4 ) is not rejected. There is no evidence to accept the alternative hypothesis. It can be concluded that the participation of women on the Board does not influence on shareholder wealth of companies listed in Sri Lanka.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 164, "width": 411, "height": 176, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gender diversity has been considered the main concern to the economic participation of women in the workplace, which is proposed by resource dependency theory. Gender diversity develops a broader network and resource base in the workplace to manage the firm efficiently and effectively and assist the managers in taking decisions rationally ( Singh and Davidson, 2003 ). It has been noted that there is a trend of increasing women's participation in decision- making time ( Carter et al., 2003 ). Guy et al. (2011) found that women's participation on a company's Board has a direct impact on firm performance. The study reveals that shareholder wealth could be maximized through gender diversity. A diverse board tends to enhance shareholder wealth to resolve conflicts of interest.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 348, "width": 411, "height": 273, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study regarding women's participation on companies' boards are inconsistent with the theoretical expectation, which proposes a higher number of female representations on Board (diverse Board) that tends to protect the interest of shareholders. The findings of this study indicate that the proportion of women on the Board is not associated with shareholder wealth. The reason for this finding is the lowest ratio of (7.5 per cent) women representation on companies' boards in Sri Lanka which does not meet the theoretical expectation. Kanter (2008) states that female participation on Board must be at least 35% of the total board size. Compared to other countries, Adams and Ferreira (2009) report that the composition of female directors on companies' boards in Australia, France, Europe, Sweden, and Norway is 8.3%, 7.6%, 9.7%, 26.9%, and 44.2%, respectively. Garanina and Kaikova (2016) also report that proportion of female directors on the Board is 50% in Norway, 18% in the USA, and 10% in Russia. In Norway, there is a quota system implemented for women to take part in companies' boards which is the reason to have the higher proportion. This implies that there is room for the development of board diversity in listed firms in Sri Lanka.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 652, "width": 72, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 674, "width": 411, "height": 62, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study investigates the impact of Board composition-related variables on shareholder wealth of companies listed in Sri Lanka through the lens of agency and resource dependency theory. Corporate governance-related theories such as agency theory and resource dependency theory propose best practices on", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 205", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 127, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "corporate governance mechanisms to resolve agency problems. The companies listed in Sri Lanka were required to adopt corporate governance best practices to protect the interest of shareholders. Researchers pointed out that existing corporate governance practices in Sri Lanka are not up to the standard, and there is a weakness in companies' board function and leadership structure. In the meantime, it is noted that companies were progressing well, and the stock market was also well-performing. It raises serious questions about the protection of shareholder wealth in listed firms in Sri Lanka.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 229, "width": 411, "height": 224, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research studied the correlation between Board structure-related variables such as board size, separate leadership structure, the proportion of non- executive directors and women on the Board, and shareholder wealth. The findings indicate that board size, distinct leadership structure, and the number of non-executive directors on the Board affect shareholder wealth positively and considerably. It is noted that a larger board and a higher proportion of non- executive directors on the Board would be benefited, shareholders. A larger number of directors and a higher proportion of independent directors increase shareholder wealth which supports the theoretical prediction of agency and resource dependency theory, while a separate leadership structure also tends to enhance shareholder wealth of companies listed in Sri Lanka. The findings related to women's participation on boards do not have any significant influence on shareholder wealth. The reason for the insignificant relationship was that women were not given prominence in the business of the companies.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 462, "width": 411, "height": 208, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The evidence indicates that present corporate governance practices are consistent with agency and resource dependency theories and the Sri Lankan code of best practices for corporate governance. The Board structure-related variables are most important and tend to protect the best interest of shareholders. It informs the policymakers and practitioners on gender diversity in board affairs. It also provides useful information to develop a framework for the inclusion of more female directors in company affairs. Due to time constraints, this study did not include all corporate governance measures offered in codes of best practices and theories. This study focused on listed companies in Sri Lanka which cannot be generalized to non-listed companies or private companies. This study can be extended to non-listed companies and also to the bank and financial institutions which has unique ownership and governance structure in the future.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 206", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 74, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 116, "width": 410, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Adams, R. B., and Ferreira, D. (2009). Women in the boardroom and their impact on governance and performance. Journal of financial economics , 94 (2), 291-309. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 170, "width": 410, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Azeez, A. A. (2015). Corporate governance and firm performance: evidence from Sri Lanka. Journal of Finance , 3 (1), 180-189. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 410, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Azhagaiah, R., and Priya, S. N. (2008). The impact of dividend policy on shareholders' wealth. International Research Journal of Finance and Economics , 20 (3), 180-187. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 263, "width": 410, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Boatright, J. R. (2010). Finance ethics: Critical issues in theory and practice . John Wiley and Sons. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 302, "width": 410, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Carter, D. A., D'Souza, F., Simkins, B. J., and Simpson, W. G. (2010). The gender and ethnic diversity of U.S. boards and board committees and firm financial performance. Corporate Governance: An International", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 350, "width": 154, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review , 18 (5), 396-414. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 372, "width": 411, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Carter, D. A., Simkins, B. J., and Simpson, W. G. (2003). Corporate governance, board diversity, and firm value. Financial Review , 38 (1), 33-53.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 405, "width": 31, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 427, "width": 410, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Chilosi, A., and Damiani, M. (2007). Stakeholders Vs. Shareholders in corporate governance. Munich Personal RePEc Archive. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 465, "width": 411, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Code, C. (1992). The financial aspects of corporate governance. London: The Committee on the Financial Aspects of Corporate Governance and Gee and Co. Ltd . [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 520, "width": 410, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Dharmadasa, P., Gamage, P., and Herath, S.K. (2014). Corporate governance, board characteristics and firm performance: Evidence from Sri Lanka. Journal of South Asian Development, 21 (1), 7-31. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 574, "width": 410, "height": 63, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Dissabandara, D. B. P. H. (2012). How is the current view of Japanese corporate governance? A snapshot of the present corporate governance in Japan. Journal of the Graduate School of Business Administration, Chukyo University , 4 (6), 89-127. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 645, "width": 410, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Donaldson, L., and Davis, J. H. (1991). Stewardship theory or agency theory: CEO governance and shareholder returns. Australian Journal of Management , 16 (1), 49-64. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 700, "width": 410, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Fama, E. F., and Jensen, M. C. (1983). Separation of ownership and control. The journal of law and Economics , 26 (2), 301-325. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 207", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 411, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Florackis, C. (2008). Agency costs and corporate governance mechanisms: Evidence for U.K. firms. International Journal of Managerial Finance , 4 (1), 37-59. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 148, "width": 411, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Garanina, T., and Kaikova, E. (2016). Corporate governance mechanisms and agency costs: cross-country analysis. Corporate Governance , 16 (2), 347-360. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 203, "width": 410, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Gul, S., Sajid, M., Razzaq, N., and Afzal, F. (2012). Agency cost, corporate governance and ownership structure: the case of Pakistan. International Journal of Business and Social Science, 3(9), 268-277. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 257, "width": 410, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Gunathilake, W., Zoysa, A.D., and Chandrakumara, P.M.K.A. (2011). Corporate governance in Sri Lanka: the status quo. Global Research in Business and Economics, 97-117. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 312, "width": 410, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Guy, M. L., Niethammer, C., and Maline, A. (2011). Women on boards: a conversation with directors. Global corporate governance forum focus 9. The International Finance Corporation: World Bank . [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 366, "width": 410, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Hausman, J. A. (1978). Specification tests in econometrics. Econometrica: Journal of the econometric society , 1251-1271. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 405, "width": 410, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19. Hillman, A. J., and Dalziel, T. (2003). Boards of directors and firm performance: Integrating agency and resource dependence perspectives. Academy of Management Review , 28 (3), 383-396. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 459, "width": 410, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20. Hillman, A. J., Cannella Jr, A. A., and Harris, I. C. (2002). Women and racial minorities in the boardroom: How do directors differ? Journal of Management , 28 (6), 747-763. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 514, "width": 410, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21. Jensen, M. C. (1993). The modern industrial revolution, exit, and the failure of internal control systems. The Journal of Finance , 48 (3), 831-880. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 552, "width": 411, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. Jensen, M.C., and Meckling, W.H. (1976). Theory of firm: managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305-360. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 607, "width": 411, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Kalainathan, K., and Vijayarani, K. (2014). Corporate governance practices, issues and challenges in Sri Lanka. In Proceedings of the 2nd International Conference on Global Business, Economics, Finance and Social Sciences . [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 661, "width": 411, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24. Kanter, R. M. (2008). Men and women of the corporation: New edition . Basic books. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 700, "width": 410, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25. Kiel, G. C., and Nicholson, G. J. (2003). Board composition and corporate performance: How the Australian experience informs contrasting theories", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 36, "width": 94, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "M.S.A. Riyad Rooly", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 779, "width": 53, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 208", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 94, "width": 382, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of corporate governance. Corporate governance: an international review , 11 (3), 189-205. [ link ]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 411, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26. Kyereboah‐Coleman, A. (2007). Corporate governance and shareholder value maximization: An African perspective. African Development Review , 19 (2), 350-367. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 186, "width": 411, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27. Levin, A., Lin, C. F., and Chu, C. S. J. (2002). Unit root tests in panel data: asymptotic and finite-sample properties. Journal of Econometrics , 108 (1), 1-24. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 241, "width": 411, "height": 63, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28. McKnight, P. J., and Weir, C. (2009). Agency costs, corporate governance mechanisms and ownership structure in large U.K. publicly quoted companies: A panel data analysis. The quarterly review of economics and finance , 49 (2), 139-158. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 312, "width": 410, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29. Means, G. (2017). The modern corporation and private property . Routledge.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 328, "width": 31, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 350, "width": 411, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30. Mustapha, M., and Ahmad, A.C. (2011). Agency theory and managerial ownership: evidence from Malaysia. Managerial Auditing Journal. 26 (5), 419-436. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 405, "width": 411, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31. Prempeh, K. B., and Odartei-Mills, E. (2015). Corporate governance structure and shareholder wealth maximization. Perspectives of Innovations, Economics and Business , 15 (1), 1-31. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 459, "width": 410, "height": 47, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32. Reddy, K., and Locke, S. (2014). The relationship between ownership structures, capital structure and corporate governance practices. International Journal of Managerial Finance. 10 (4), 511-536. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 514, "width": 410, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33. Roudaki, J., and Bhuiyan, M.B.U. (2015). Interlocking directorship in New Zealand. Australian Accounting, Business and Finance Journal, 9 (3), 45-58.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 546, "width": 31, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 568, "width": 410, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34. Senaratne, S., and Gunaratne, P.S.M. (2008). Corporate governance development in Sri Lanka: Prospects and problem. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 607, "width": 410, "height": 46, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35. Singh, M., and Davidson III, W. N. (2003). Agency costs, ownership structure and corporate governance mechanisms. Journal of banking and finance , 27 (5), 793-816. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 661, "width": 411, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36. Smallman, C. (2004). Exploring theoretical paradigms in corporate governance. International Journal of Business Governance and Ethics , 1 (1),", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 694, "width": 66, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78-94. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 716, "width": 410, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37. Tchouassi, G., and Nosseyamba, B.O. (2011). Corporate governance and maximization of shareholder value: Theoretical analysis from Francophone", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 36, "width": 338, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The impact of board composition on shareholder wealth creation …", "type": "Page header" }, { "left": 95, "top": 52, "width": 410, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Enterprise and Development (JED), Vol. 4, No. 2, December 2022", "type": "Text" }, { "left": 452, "top": 778, "width": 55, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JED | 209", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 94, "width": 382, "height": 30, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "countries in Africa. Journal of Public Administration and Policy Research, 3 (6), 198-206. [ link ]", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 132, "width": 410, "height": 30, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38. Tse, T. (2011). Shareholder and stakeholder theory: After the financial crisis. Qualitative Research in Financial Markets , 3 (1), 51-63. [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 170, "width": 410, "height": 30, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39. Tudawe, S. (2010). No Women on Top: Is That News? Examining the 2010 Corporate Gender Gap Report. Daily Mirror. Colombo . [ link ]", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 209, "width": 410, "height": 46, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40. Weerasinghe, W. A. N. C. M., and Ajward, R. (2017). Issues of corporate governance practices in Sri Lanka: perceptions of professionals. C.A. Journal of Applied Research , 1 (1), 1-19. [ link ]", "type": "List item" } ]
a232b3f8-1ef7-d690-62db-246d79985da1
https://sjik.org/index.php/sjik/article/download/40/44
[ { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 87, "width": 359, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PELAYANAN PRIMA PEGAWAI DI RSUI ORPEHA TULUNGAGUNG", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 125, "width": 340, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Ali Sodik*, Sentot Imam Suprapto*, Dian Pangesti **,", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 150, "width": 175, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*STIKes Surya Mitra Husada Kediri ** RSUI ORPEHA Tulungagung", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 401, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The hospital has a primary function to serve the people who need health care , so hospitals should prepare for the demands of the people to obtain optimal health care by providing excellent service . The purpose of this study was to determine what factors are associated with the implementation of excellent service employees in RSUI ORPEHA Tulungagung. Design this was an observational study with cross-sectional, with a population of all existing employees in RSUI ORPEHA Tulungagung totaling 195 people. The sample is part of a population that met the inclusion criteria a number of 70 respondents. Techniques of data collection using questionnaires and observation using a checklist of excellent service implementation. Collected data is processed with statistical logistic regression with si gnificance α < 0.05. Based on the results of logistic regression statistical tests showed that the leadership factor (p = 0.001), factor employment status (p = 0.016) and motivational factors (p = 0.000) were factors associated with the implementation of the excellent service at the Islamic Hospital Tulungagung. Note also that the factor of employment status is the most dominant factor associated with excellent service with a value of p = 0.021 and odds ratio of 59.7.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 400, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of this study concluded the need for increased efforts management with all parties concerned, especially with regard to employment status factor, leadership and motivation to further improve the excellent service at the Islamic Hospital Tulungagung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 479, "width": 400, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : excellent service, Employe Characteristic, Organization Characteristic, Psychologycal Characteristic", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 543, "width": 195, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah sakit merupakan salah satu badan usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa yaitu kesehatan dan fungsi utamanya melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan, sehingga rumah sakit harus mempersiapkan tuntutan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal (Kalesaran, Jimmy E, 2011, Asrimurti. 2013). Tuntutan pelanggan terhadap berbagai aspek pelayanan di rumah sakit dirasakan semakin meningkat, antara lain tumbuhnya pasien dan pengunjung rumah sakit yang semakin kritis serta semakin tajamnya", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 517, "width": 194, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "persaingan bisnis rumah sakit di Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan semakin meningkatnya arus pasien yang berobat ke luar negeri (Lisa Ford, 2003, Permana & Hanna, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 593, "width": 194, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasien Indonesia yang berobat ke luar negeri setiap tahun terus meningkat. Pada tahun 2012 ada 600.000 warga Indonesia berobat ke luar negeri. Biaya yang mereka keluarkan mencapai 1,4 miliar dollar Amerika Serikat atau setara Rp 13,5 triliun. Jumlah ini menunjukkan peningkatan berarti dibandingkan dengan tahun 2006 yang berjumlah 315.000 orang berobat ke luar negeri dengan total pembelanjaan mencapai 500 juta dollar AS (setara Rp 4,8 triliun", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 194, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan nilai tukar saat ini). Singapura dan Malaysia masih menjadi tujuan utama turis kesehatan Indonesia (Ilyas Y, 2004, Candra, Asep, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 195, "height": 465, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masih tingginya jumlah pasien Indonesia yang berobat baik ke Singapura maupun Malaysia merupakan fenomena yang memprihatinkan. Hal ini menjadi salah satu bukti bahwa rumah sakit di Indonesia belum sepenuhnya dapat memberikan layanan terbaik kepada pasien. Selain itu penyebab pasien tidak datang lagi ke rumah sakit antara lain yaitu 1 % karena pasien meninggal, 3 % karena pasien pindah alamat, 5 % karena pasien dipengaruhi rekan/keluarga, 9 % karena kompetisi (harga), 14 % karena pasien kecewa dengan pelayanan dan 68 % karena perilaku / attitude pegawai yang memberikan layanan (Ahmad, Jamaludin, 2011). Salah satu solusi dalam meningkatkan daya saing rumah sakit adalah dengan melakukan tindakan nyata dalam meningkatkan pelayanan di rumah sakit baik yang bersifat medik maupun non medik, terutama yang bersifat Customer Oriented , yang salah satunya adalah bagaimana pegawai rumah sakit memberikan pelayanan prima kepada pasien dan keluarga sehingga dengan adanya pelayanan prima ini pasien maupun keluarga akan merasa puas dan nyaman dengan pelayanan yang diberikan, sehingga mereka akan menjadi sumber ”voice of mouth ” yang positif (Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003, Kalesaran, Jimmy E, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 195, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelayanan prima di rumah sakit dapat diterapkan apabila rumah sakit tersebut telah memiliki Standar Pelayanan serta ditunjang oleh pemberi layanan yang memiliki kualitas kinerja secara profesional (Kotler & Amstrong, 2002). Seorang pegawai dalam memberikan pelayanan prima kepada pasien ada beberapa faktor yang mempengaruhinya yaitu diantaranya motivasi, kepuasan kerja, tingkat stres, kondisi fisik pekerjaan,", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 194, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sistem kompensasi, desain pekerjaan dan aspek ekonomi. Selain itu, karakteristik pegawai juga mempengaruhi kinerja diantaranya umur, pendidikan dan masa kerja (Natshir, 2008). Yoga A, Tjandra (2004) menyatakan bahwa untuk mencapai kualitas pelayanan prima, yang perlu diperhatikan adalah aspek internal berupa menjaga penampilan, bersikap proaktif, kreatif dan bersemangat, mengelola waktu dengan baik serta tulus dalam melayani dan berempati. Selain itu juga memperhatikan aspek eksternal berupa lingkungan kerja rumah sakit.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 302, "width": 195, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan studi awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 5-7 Maret 2013 di RSUI ORPEHA Tulungagung, menunjukkan bahwa pegawai belum melakukan pelayanan prima secara maksimal. Hal ini diketahui dari adanya kritik dan saran yang masuk lewat kotak saran yang menyatakan bahwa petugas tidak ramah dalam melayani pasien. Selain itu juga dibuktikan dari pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam memberikan senyum, sapa, salam, sopan, santun dan doa serta SOP dalam berpenampilan. Menurut observasi peneliti terhadap 15", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 505, "width": 194, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pegawai, terdapat 10 pegawai yang dalam memberikan senyum, sapa, salam, sopan, santun dan doa tidak melaksanakannya sesuai protap, yaitu tidak memberi salam sambil membungkukkan sedikit badan sambil tersenyum dan posisi kedua tangan menyatu di depan dada seperti", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 604, "width": 197, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ sungkem” (bahasa Jawa). Sedangkan 5 pegawai lainnya telah melakukannya sesuai dengan protap. Peneliti juga melakukan observasi terhadap pelaksanaan SOP pegawai dalam berpenampilan yang dilakukan kepada 10 pegawai dan didapatkan 6 diantaranya", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 707, "width": 194, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menggunakan pakaian yang telah pudar warnanya, padahal menurut pihak manajemen RSUI ORPEHA Tulungagung, setiap 1 tahun sekali", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 197, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dibagikan kain baru untuk pembuatan seragam bagi setiap karyawannya. Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan kunjungan langsung ke salah satu unit kerja dan ditemukan kain baru untuk seragam bagi karyawan yang masih utuh bahkan tidak dibawa pulang. Menurut hasil wawancara peneliti dengan pegawai tersebut diperoleh jawaban bahwa kain tersebut belum dijahitkan dengan alasan baju yang lama masih bagus dan layak dipakai, walaupun kenyataannya baju tersebut telah berubah warna. Peneliti juga melakukan studi awal dari angka Bed Occupational", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 195, "height": 453, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rate (BOR) rumah sakit selama 3 tahun terakhir. Pada tahun 2010 diketahui BOR RSUI Orpeha Tulungagung mencapai 52,53% dan mengalami penurunan secara drastis pada tahun 2011 yaitu sebesar 43,03%, serta mulai mengalami peningkatan lagi pada tahun 2012 yaitu 48,01%. Jumlah kunjungan pasien, baik pasien umum, Jamkesmas maupun pasien asuransi kesehatan lainnya, di poliklinik rawat jalan pada tahun 2011 juga lebih sedikit bila dibandingkan tahun 2012, yaitu sebesar 11.430 kunjungan pada tahun 2011 yang terdiri 5.717 kasus baru dan 5.686 kasus lama. Pada tahun 2012 jumlah kunjungan mencapai 12.920 yang terdiri dari 6.528 kasus baru dan 6.392 kasus lama. Berdasarkan pengamatan peneliti, penurunan BOR tersebut terjadi akibat adanya fokus pelanggan pada fanatisme terhadap dokter yang dipercaya dan tidak mau dengan dokter yang lain, dimana pada tahun 2011 salah seorang dokter spesialis di RSUI Orpeha Tulungagung mengalami sakit dalam waktu yang lama dan mulai aktif lagi pada bulan Januari 2012. Adanya fanatisme pelanggan terhadap salah satu dokter tersebut merupakan suatu masalah bagi rumah sakit, karena rumah sakit memerlukan loyalitas dari pasien sebagai kekuatan", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 195, "height": 428, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organisasi, dan bila pelanggan hanya fanatisme terhadap salah satu dokter saja maka apabila suatu saat dokter tersebut berhalangan maka kondisi rumah sakit menjadi tidak stabil, BOR turun dan kunjungan jumlah pasien juga turun. Oleh karena itu diperlukan pelayanan prima pegawai dalam melayanai pelanggan. Dalam pelayanan prima mengutamakan kepuasan pelanggan dan dijelaskan bahwa pasien yang puas akan bercerita kepada 1-2 orang lainnya, sedangkan pasien yang tidak puas akan bercerita kepada 8-12 orang, ini tentunya merupakan marketing secara tidak langsung dari RSUI ORPEHA Tulungagung. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah adanya ancaman dari pesaing luar dimana di Tulungagung terdapat 10 rumah sakit lain selain RSUI Orpeha, yaitu 1 RSUD, 4 rumah sakit umum dan 4 rumah sakit khusus. Pelayanan prima yang dilakukan secara efektif penting untuk mewujudkan visi RSUI ORPEHA Tulungagung yaitu terwujudnya rumah sakit dengan pelayanan yang berkwalitas prima, aman dan Islami. Pada peneliti ini ingin mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di RSUI ORPEHA Tulungagung.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 530, "width": 118, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 555, "width": 195, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian analitik observasional yaitu peneliti berupaya mencari hubungan antara variabel dan menganalisa atau menguji hipotesis yang dirumuskan (Arikunto, 2006, Sugiyono, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 644, "width": 194, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional, yaitu melakukan pengukuran variabel dependent dan independent hanya satu kali tanpa melakukan follow up (Alimul, 2003. Notoatmodjo, 2005).", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 720, "width": 194, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari pegawai yang ada di", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 745, "width": 195, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Sakit Islam ORPEHA", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 195, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulungagung. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang dikehendaki peneliti ( Nursalam, 2003). Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang menggunakan skala Likert.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 201, "width": 194, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis multivariat yaitu untuk mengetahui hubungan antara semua variabel bebas secara bersama-sama dengan variabel terikat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 117, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN ANALISIS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 195, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis dengan uji regresi logistik sederhana didapatkan nilai Sig.(2-tailed) pada faktor umur p = 0,099 > 0,05, maka Ho diterima, pada faktor pendidikan p = 0,541 > 0,05, maka Ho diterima, pada faktor masa kerja p = 0,114 > 0,05, maka Ho diterima, pada faktor imbalan p= 0,553 > 0,05, maka Ho diterima, pada faktor pelatihan p= 0,562 > 0,05, maka Ho diterima, pada faktor kepemimpinan p = 0,001 < 0,05, maka Ho ditolak, pada faktor status kepegawaian p= 0,016 <", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 195, "height": 364, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,05, maka Ho ditolak dan pada faktor motivasi p= 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak (hasil uji statistik terlampir). Berdasarkan hasil uji statistik regresi logistik sederhana tersebut diketahui bahwa faktor kepemimpinan, status kepegawaian dan motivasi responden merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung. Hasil analisis dengan uji regresi logistik ganda didapatkan nilai Sig.(2- tailed) pada faktor kepemimpinan p = 0,016 < 0,05, maka Ho ditolak, pada faktor status kepegawaian p = 0,021 < 0,05, maka Ho ditolak, pada faktor motivasi p = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak. Dengan demikian pada uji secara serentak diketahui bahwa faktor kepemimpinan, status kepegawaian dan motivasi responden merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung Hasil uji regresi logistik ganda dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 479, "width": 368, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil uji regresi logistik ganda faktor-faktor yang berhubungan dengan pelayanan prima di RSU Islam Orpeha Tulungagung Tanggal 1-15 Juni 2013", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 530, "width": 366, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel OR p-value Confidence Interval 95% Batas bawah Batas atas Kepemimpinan : Kurang 1 - - - Baik 1,7 0,016 4,2 71,6 Status kepegawaian : Tetap 1 - - - Kontrak 59,7 0.021 13,01 269,03 Motivasi : Rendah 1 - - - Tinggi 0,3 0,000 0,8 16,3 N observasi = 70", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 686, "width": 126, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Log likelihood = 52,06 Nagelkerke R² = 62,8%", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 725, "width": 401, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 1 diatas didapatkan nilai Nagelkerke R 2 square sebesar 62,8%, hal ini menunjukkan bahwa 62,8% faktor yang", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 195, "height": 200, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung adalah faktor kepemimpinan, status kepegawaian dan motivasi responden dan sisanya sebesar 37,2% disebabkan oleh faktor lain. Tabel 1 juga menunjukkan faktor kepemimpinan di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung yang kurang memiliki kemungkinan pelayanan prima yang kurang pula 1,7 kali lebih besar dari pada kepemimpinan yang baik. Hubungan ini secara statistik signifikan (p =", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 290, "width": 195, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,016). Tabel 1 juga menunjukkan faktor status kepegawaian sebagai pegawai tetap memiliki kemungkinan melakukan pelayanan prima yang kurang 59,7 kali lebih besar dari pada responden yang memiliki status kepegawaian sebagai pegawai kontrak. Hubungan ini secara statistik signifikan (p = 0,021).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 195, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 juga menunjukkan faktor motivasi responden dimana motivasi yang rendah memiliki kemungkinan melakukan pelayanan prima yang kurang pula 0,3 kali lebih besar dari pada responden yang memiliki motivasi tinggi. Hubungan ini secara statistik signifikan (p = 0,000).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 195, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1 diketahui pula bahwa faktor status kepegawaian responden merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung yang ditunjukkan dengan nilai Odds Ratio yang paling besar yaitu 59,7 yang berarti bahwa status kepegawaian akan mempengaruhi 59,7 kali lebih besar dalam pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 682, "width": 110, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orpeha Tulungagung.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 707, "width": 82, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 732, "width": 194, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. F aktor-faktor Karakteristik", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 195, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai (Umur, Pendidikan, Masa Kerja dan Pelatihan). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 70 responden, sebagian besar responden berumur muda (<35 tahun) yaitu berjumlah 36 responden (51,4%).", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 176, "width": 194, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data tabulasi silang antara faktor umur dengan pelayanan prima diketahui dari 70 responden, sebagian besar responden melakukan pelayanan prima kurang baik dan dialami oleh responden yang berumur muda yaitu 23 responden (32,9%). Hasil analisis dengan uji regresi logistik sederhana didapatkan nilai Sig.(2- tailed) pada faktor umur p = 0,099 > 0,05, maka Ho diterima, yang berarti bahwa faktor umur tidak berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 378, "width": 195, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. F aktor Karakteristik Organisasi (Kepemimpinan, Status Kepegawaian dan Imbalan) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 70 responden, sebagian besar responden menyatakan", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 479, "width": 195, "height": 187, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa pimpinan di RSU Islam Tulungagung dalam melakukan pelayanan prima sebagian besar adalah kurang yaitu berjumlah 39 responden (55,7 %). Berdasarkan data tabulasi silang antara faktor kepemimpinan dengan pelayanan prima diketahui dari 70 responden, sebagian besar responden melakukan pelayanan prima kurang baik dan didukung oleh kepemimpinan yang kurang pula yaitu 28 responden (40,0%). Hasil analisis dengan uji regresi logistik sederhana didapatkan nilai", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 656, "width": 197, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sig.(2-tailed) pada faktor kepemimpinan p = 0,016 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa faktor kepemimpinan berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 732, "width": 70, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulungagung.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 195, "height": 554, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. F aktor Karakteristik Psikologi (Motivasi) Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa dari 70 responden, sebagian besar dari responden memiliki motivasi yang rendah dalam menjalankan pelayanan prima yaitu berjumlah 40 responden (57,1 %). Berdasarkan data tabulasi silang antara faktor motivasi dengan pelayanan prima diketahui dari 70 responden, sebagian besar responden melakukan pelayanan prima kurang baik dan dialami oleh responden yang memiliki motivasi yang rendah pula yaitu 33 responden (47,1%). Hasil analisis dengan uji regresi logistik sederhana didapatkan nilai Sig.(2- tailed) pada faktor motivasi p = 0,000 < 0,05, maka Ho ditolak, yang berarti bahwa faktor motivasi responden berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di Rumah Sakit Umum Islam Orpeha Tulungagung. 4. F aktor Paling Dominan yang Berhubungan dengan Pelaksanaan Pelayanan Prima Pegawai di RSU Islam Orpeha Tulungagung Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa dari delapan faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima yaitu faktor umur, pendidikan, masa kerja, pelatihan, status kepegawaian, kepemimpinan,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 644, "width": 195, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "imbalan dan motivasi, terdapat tiga faktor yang secara signifikan mempunyai hubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima di RSU Islam Orpeha Tulungagung, yaitu faktor status kepegawaian (p value=0,021), kepemimpinan (p value= 0,016), dan faktor motivasi (p value=0,000). Dari ketiga faktor yang", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 195, "height": 402, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima di RSU Islam Orpeha Tulungagung, terbukti faktor status kepegawaian merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima di RSU Islam Orpeha Tulungagung. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa status kepegawaian mempunyai hubungan terhadap pelaksanaan pelayanan prima di RSU Islam Orpeha Tulungagung, dimana sebagian besar responden mempunyai status kepegawaian sebagai pegawai kontrak dan justru pelayanan prima yang kurang baik dilakukan oleh responden yang mempunyai status kepegawaian sebagai pegawai tetap. Secara teori, seharusnya pegawai tetap mampu menunjukkan kinerja yang lebih bagus, termasuk dalam melakukan pelayanan prima. Akan tetapi kondisi ini di lapangan menyatakan yang sebaliknya, justru pegawai kontrak mampu menunjukkan kinerja yang lebih baik daripada pegawai tetap. Selain dibuktikan dari pelaksanaan pelayanan prima, juga bisa dilihat dari absensi pegawai, dimana pegawai kontrak lebih disiplin daripada pegawai tetap.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 492, "width": 195, "height": 263, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pegawai kontrak dalam suatu pekerjaannya terikat berdasarkan kesepakatan / perjanjian kerja sama. Hal tersebut menyebabkan pegawai kontrak selalu hati-hati dan berupaya bekerja sebaik mungkin mengikuti kebijakan-kebijakan yang ditetapkan agar terhindar dari teguran maupun peringatan yang mempengaruhi penilaian kerja yang berhubungan dengan apakah perjanjian kerjasama dilanjutkan atau dihentikan. Berbeda halnya dengan pegawai tetap, status kepegawaian yang tetap membuat pegawai merasa amanmeskipun pegawai tetap juga dilakukan pula penilaian penampilan pekerjaan. Penilaian penampilan pekerjaan terhadap pegawai tetap dipengaruhi pula dengan unsur subyektif dari pejabat lainnya. Penilaian yang kurang", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 195, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pun tidak membuat pegawai keluar dari pekerjaannya, melainkan dilakukan pembinaan dan penundaan kenaikan pangkat atau golongan. Hal tersebut bagi pegawai tetap masih dirasa aman.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 195, "height": 187, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada faktor kepemimpinan, selain diperlukan pemimpin yang “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, dan tut wuri handayani”, perlu diperhatikan pula karakter yang dimiliki pegawai. Karakter pegawai yang ada di RSU Islam Tulungagung adalah pegawai yang jika digerakkan baru bergerak aktif dan jika dibiarkan maka pegawai menjadi pasif. Oleh karena itu diperlukan keteladanan dan dorongan terus menerus dari pemimpin yang ada agar pegawai mau dan mampu untuk diajak memberikan pelayanan prima.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 353, "width": 195, "height": 402, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain status kepegawaian, kepemimpinan ada faktor motivasi yang berhubungan dengan pelayanan prima. Perasaan ikut memiliki tempat kerja bagi pegawai, baik pegawai tetap maupun pegawai kontrak juga memotivasi pegawai dalam melakukan pelayanan prima. Pegawai yang berwawasan ke depan tentang kelangsungan hidup rumah sakit, yang secara tidak langsung juga behubungan dengan kelangsungan hidup pegawainya, tentu akan termotivasi melakukan pelayanan prima. Karena kelangsungan rumah sakit pada pelanggan yang puas dengan pelayanan yang diterimanya. Kurangnya rasa memiliki atau ketidakpedulian terhadap kelangsungan rumah sakit menyebabkan pegawai tidak termotivasi dalam memberikan pelayanan prima. Bila menyadari hal tersebut, maka pegawai akan termotivasi melakukan pelayanan prima, karena motivasi merupakan hasil interaksi antara individu dan situasinya, setiap manusia mempunyai motivasi yang berbeda antara yang satu dengan yang lain dan dirumuskan sebagai perilaku yang ditujukan pada sasaran dan berkaitan dengan tingkat", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 87, "width": 195, "height": 289, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "usaha yang dilakukan oleh seseorang dalam mengejar sesuai tujuan berkaitan erat dengan kinerja. Dari ketiga faktor yang berhubungan dengan pelayanan prima di RSU Islam Tulungagung, yaitu faktor status kepegawaian, kepemimpinan dan motivasi, pada dasarnya ada keterikatan antara satu dengan yang lain, walaupun secara statistik terbukti faktor status kepegawaian merupakan faktor yang paling dominan. Tanpa membedakan status kepegawaian, pimpinan harus memberikan reward bagi yang melakukan pelayanan prima dan punishment bagi yang tidak melakukan pelayanan prima serta secara terus menerus membangun rasa memiliki agar termotivasiuntuk melaksanakan pelayanan prima guna kepentingan bersama yaitu bagi Rumah Sakit Umum Islam Tulungagung dan semua pegawainya.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 391, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 416, "width": 194, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Faktor karakteristik pegawai (umur,", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 429, "width": 177, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan, masa kerja dan pelatihan) tidak berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di RSUI ORPEHA", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 479, "width": 176, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulungagung, dengan nilai Sig.(2- tailed) pada faktor umur p = 0,099, pendidikan p = 0,541, masa kerja p = 0,114 dan pelatihan p = 0,562.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 543, "width": 195, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada faktor karakteristik organisasi yaitu kepemimpinan, status kepegawaian dan imbalan, terdapat 2 faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di RSUI ORPEHA Tulungagung, yaitu faktor kepemimpinan dengan nilai Sig.(2- tailed) p = 0,001, status kepegawaian dengan Sig.(2-tailed) p = 0,016. 3. Faktor karakteristik psikologi (motivasi) berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai di RSUI ORPEHA", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 87, "width": 177, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tulungagung dengan Sig.(2-tailed) p = 0,000.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 125, "width": 195, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Faktor status kepegawaian, faktor kepemimpinan dan faktor motivasi merupakan faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima, dimana faktor status kepegawaian merupakan faktor yang paling dominan yang berhubungan dengan pelaksanaan pelayanan prima pegawai, dengan hasil analisis uji regresi logistik ganda didapatkan nilai Sig.(2- tailed) pada faktor status kepegawaian p = 0,021 < 0,05 dan nilai odds ratio 59,7.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 105, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 340, "width": 181, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Admin. 2009. Pengertian Tujuan dan Manfaat Pelayanan Prima . Availble Form:", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 378, "width": 166, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://administrasidanmanajemen .blogspot.com/2009/01/pengertia n-tujuan-dan-manfaat- pelayanan.html. Acessed:2 Maret 2013.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 441, "width": 195, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad, Jamaludin, 2011. Pelayanan", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 454, "width": 167, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prima dalam Sistem Organisasi Rumah Sakit (Melayanai dengan Hati) . Availble Form: http://programbrsjhk2011umj.blog spot.com/2011/11/pelayanan- prima-dalam-sistem-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 195, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "organisasi.html. Acessed : 10 Maret 2013. Alimul. A. 2003. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah .", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 581, "width": 130, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta. Salemba Medika.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 593, "width": 195, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 195, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta : Rineka Cipta. Asrimurti. 2013. Pelayanan Prima Dalam Konteks Pelayanan Publik . Availble Form: http://arsimurti.blog.ugm.ac.id/20 13/01/18/pelayanan-prima- dalam-konteks-pelayanan-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 195, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "publik/. Acessed: 6 Maret 2013. Candra, Asep. 2013. 12 Ribu Pasien", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 720, "width": 167, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia Berobat ke Malaysia Setiap Tahun . Availble Form :", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 745, "width": 163, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://health.kompas.com/read/20", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 87, "width": 167, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12/09/12 /1627 1695/12.Ribu.Pasien.Indonesia.B erobat.ke.Malaysia.Setiap.Tahun. Acessed: 6 Maret 2013", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 138, "width": 194, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilyas Y, (2004). Perencanaan SDM", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 150, "width": 194, "height": 112, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rumah Sakit , Jakarta : FKM Universitas Indonesia, Kalesaran, Jimmy E. 2011. Pelayanan Prima (Excellent Service) di Rumah Sakit . Availble Form: http://idibalikpapankaltim.blogspo t.com/2011/09/pelayanan-prima- service-excellent-di.html. Acessed : 6 Maret 2013.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 264, "width": 194, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler & Amstrong, 2002. Dasar-dasar", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 277, "width": 195, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemasaran, Jilid I. Edisi Kesembilan. Jakarta : Penerbit PT. Indeks Gramedia. Lisa Ford. 2003. How to Provide Gold", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 327, "width": 167, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Standart Customer Service . The Bullet Proff Manager Series.", "type": "Table" }, { "left": 346, "top": 353, "width": 150, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Crestcom Trainer to the world.", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 365, "width": 195, "height": 314, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Natshir, SKM. 2008. Kinerja Perawat dalam Melaksanakan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit dan Faktor yang Mempengaruhi . Skripsi. Notoatmodjo. Soekidjo 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi . Jakarta : Rineka Cipta. Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan . Jakarta : Salemba Medika. Nurhasyim. 2004. Pengembangan Model Pelayanan Haji Departemen Agama Berdasarkan Prinsip Reinventing Government Yang Berorientasi Pada Pelanggan di Kabupaten Gresik . Tesis. Surabaya: Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga. Permana, Hanna. 2003. Tantangan yang dihadapi RS Daerah . Disampaikan pada kuliah umum", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 682, "width": 195, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program KARS UI, 9 Agustus 2003. Robbins. 2006. Perilaku Organisasi, Edisi 10 . Jakarta: Pren Hallindo.", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 779, "width": 9, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 195, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soedaryono, 2000. Tata Laksana Kantor . Jakarta. Wordpress.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 112, "width": 194, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono. (2008). Statistik Untuk Penelitia. Bandung: CV. Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 195, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutopo dan Suryanto, Adi. 2003. Pelayanan Prima . Jakarta:", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 163, "width": 158, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 188, "width": 195, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yoga A, Tjandra. 2004. Pelayanan Prima . Jotrnal MARSI, 2004, Vol", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 214, "width": 47, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V, 50-52.", "type": "Text" } ]
80d9d62c-061a-46e8-c333-24b033133d40
https://journal.uinjkt.ac.id/index.php/inprime/article/download/20256/9454
[ { "left": 108, "top": 35, "width": 280, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics,", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 48, "width": 250, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 3, No. 2 (2021), pp. 136 – 143, doi: 10.15408/inprime.v3i2.20256 p-ISSN 2686-5335, e-ISSN: 2716-2478", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 744, "width": 391, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted March 31 th , 2021, Revised November 5 th , 2021, Accepted for publication November 8 th , 2021. This is an open access article under CC-BY-SA license (https://creativecommons.org/licence/by-sa/4.0/)", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 161, "width": 148, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yudi Mahatma* and Ibnu Hadi", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 174, "width": 251, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Studi Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta Email: * [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 223, "width": 46, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 236, "width": 398, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volatility plays important role in options trading. In their seminal paper published in 1973, Black and Scholes assume that the stock price volatility, which is the underlying security volatility of a call option, is constant. But thereafter, researchers found that the return volatility was not constant but conditional to the information set available at the computation time. In this research, we improve a methodology to estimate volatility and interest rate using Ensemble Kalman Filter (EnKF). The price of call and put option used in the observation and the forecasting step of the EnKF algorithm computed using the solution of Black-Scholes PDE. The state-space used in this method is the augmented state space, which consists of static variables: volatility and interest rate, and dynamic variables: call and put option price. The numerical experiment shows that the EnKF algorithm is able to estimate accurately the estimated volatility and interest rates with an RMSE value of 0.0506.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 348, "width": 315, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: stochastic volatility; call option; put option; Ensemble Kalman Filter.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 379, "width": 43, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 392, "width": 398, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volatilitas adalah faktor penting dalam perdagangan suatu opsi. Dalam makalahnya yang dipublikasikan tahun 1973, Black dan Scholes mengasumsikan bahwa volatilitas harga saham, yang merupakan volatilitas sekuritas yang mendasari opsi beli, adalah konstan. Akan tetapi, para peneliti menemukan bahwa volatilitas pengembalian tidaklah konstan melainkan tergantung pada kumpulan informasi yang dapat digunakan pada saat perhitungan. Pada penelitian ini dikembangkan metodologi untuk mengestimasi volatilitas dan suku bunga menggunakan metode Ensembel Kalman Filter (EnKF) . Harga opsi beli dan opsi jual yang digunakan pada observasi dan pada tahap prakiraan pada algoritma EnKF dihitung menggunakan solusi persamaan Black-Scholes . Ruang keadaan yang digunakan adalah ruang keadaan yang diperluas yang terdiri dari variabel statis yaitu volatilitas dan suku bunga, dan variabel dinamis yaitu harga opsi beli dan harga opsi jual. Eksperimen numerik menunjukkan bahwa algoritma ENKF dapat secara akurat mengestimasi volatiltas dan suku bunga dengan RMSE 0.0506.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 504, "width": 283, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: volatilitas stokastik; opsi beli; opsi jual; Ensembel Kalman Filter.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 121, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 471, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volatility is a measure of the uncertainty of future stock price movements so that volatility analysis is an important factor in the consideration of buying or selling an option. An option is a contract that gives the holder the right to buy or sell an asset at a predetermined period at an agreed price so that options are the most flexible investment tool that allows an investor to control a large number of shares at a cost. which is much lower [1]. There are two types of options, namely, call options and put options. A call option provides the right to buy several assets while a put option provides the right to sell several assets.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 470, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Several models have been developed to analyze the price movement of options, one of which is the Black-Scholes model [2] expressed by the equation:", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 36, "width": 321, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stochastic Volatility Estimation of Stock Prices using the Ensemble Kalman Filter", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 277, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "137 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 218, "top": 93, "width": 325, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 2 2 2 1 0 2 V V V S rS rV t S S            (1)", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 87, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "where   ,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 471, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V V S t  is the option value for the stock price 0 S  at 0 , t T   r is the risk-free interest rate, and  is the volatility of the stock? In their paper, Fisher Black and Myron Scholes [2] assume that the volatility of the security underlying call options is constant. They then rely on unconditional volatility to formulate the equation. As is common practice today, they choose the standard deviation of stock returns as the empirical value of volatility. However, the researchers found that the volatility of returns is not constant but depends on the collection of information that can be used at the time of calculation. Several studies have been developed to estimate volatility. Racicot and Theoret [3] compared the volatility model based on the Kalman Filter with the stochastic volatility estimated by the GARCH model. The comparison results show that stochastic volatility is a better predictor than GARCH (1,1).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 471, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The GARCH method is also used by Ahmed and Suliman [4] to estimate the volatility of the return index on the Khartoum Stock Exchange (KSE). This index is modeled using the symmetric and taxymmetric GARCH models. The result is that the taxymmetric GARCH model shows better estimation results than the symmetric GARCH model. Elliott et al. [5] introduced a class of stochastic volatility models and developed a nonlinear filter with discrete-time to estimate hidden volatility based on observed returns. Burtnyak and Malytska [6] develop a method to forecast the option prices on assumption stochastic volatility. Kim et al. [7] forecast the volatility of nine leading cryptocurrencies using Bayesian Stochastic Volatility and several model GARCH, Nguyen et al. [8] estimate the stock return using a dynamic leverage stochastic volatility (DLSV) model, and Alghalith et al. [9] propose novel nonparametric estimators to estimate the stochastic volatility.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 471, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stochastic volatility is one of the most developed classes at present, this is due to the irrelevance of the assumption of constant volatility in the real world. Therefore, this study will develop a methodology to estimate volatility and interest rates using the Ensemble Kalman Filter (EnKF) method. Awashie [10] uses the EnKF method to estimate volatility and interest rates based on the Black-Scholes model. However, in his thesis, Awashie did not fully explain the methodology and state-space used to estimate volatility and interest rates so that methodological differences may occur even though the methods used are the same. In this study, the estimation of volatility and interest rates is carried out simultaneously using EnKF with an augmented state-space based on data on call and put options.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 87, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 227, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1. The Solution of Black-Scholes Equation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 585, "width": 472, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "These are assumptions that must be made to use the Black-Scholes equation (1) i.e. the option can only be exercised at the expiration date, as it is a European option, constant composition returns are normally distributed, volatility is known and constant, there are efficient markets, the risk-free rate is known and constant, no taxes or transaction costs, there are no dividends during the life of the option. Let   , C S t is the call option price. The appropriate boundary conditions for   , C S t are       , max , 0 C S T S T X   and   0, 0 C t  for every 0 t T   . For the large value of S , the   , C S t value will be approached to S . For these boundary conditions, the   , C S t function that fulfill equation (1) is", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 36, "width": 123, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yudi Mahatma and Ibnu Hadi", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 275, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "138 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 236, "top": 91, "width": 155, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "        1 2 , r T t", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 93, "width": 315, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "C S t SN d Xe N d     (2)", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 127, "width": 492, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "where   2 1 ln 2 S r T t X d T t                    , 2 1 d d T t     , and   2 2 1 2 i z d i N d e dz      is a standard normal distribution function. Function   , C S t satisfies the boundary conditions for the call option [1].", "type": "Formula" }, { "left": 83, "top": 208, "width": 461, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Let   , P S t is the put option. The boundary condition for   , P S t are  ", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 471, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    , max , 0 P S T X S T   and     0, r T t C t Xe    for every 0 t T   . For the large value of , S the   , P S t value will be approached to 0. For this boundary condition, the   , P S t function that fulfill equation (1)", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 295, "width": 178, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "        2 1 , r T t P S t Xe N d SN d   ", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 298, "width": 215, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "   . (3)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 462, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Function   , P S t satisfies the boundary conditions for the put option. The solution of equation (1) for V is", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 362, "width": 95, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      2 2 , r T t e V S t", "type": "Picture" }, { "left": 215, "top": 366, "width": 328, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S     , for   , V S t S  and   , rt V S t e  . (4)", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 414, "width": 471, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this study, the state equation at time k has two variables: static and dynamic. In general, static variables consist of parameters to be estimated, namely volatility ( v ) and interest rates ( r ), while dynamic variables consist of observations used, namely the price of the call option ( C ) that follows equation (2) and the price of the put option ( P ) that follows equation (3). The value of the static variable does not change during the iteration of the EnKF algorithm, so it is expressed 1 k k v v   for volatility and", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 487, "width": 471, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 k k r r   for interest rates, but the value of dynamic variables is always updated as long as the algorithm is run. Therefore   1 1 , k k k C f v r    and   1 1 , k k k P g v r    . Thus, a state-space can be formed as follows:", "type": "Formula" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 28, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "State:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 547, "width": 312, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 , 0 0 , ~ , , 0 0 k k k k k k k k k k k C f v r Q X N P g v r Q                                                         ", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 64, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Observation:", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 606, "width": 167, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 0 1 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 137, "top": 601, "width": 359, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ", with and ~ , 0 0 1 0 k k k k k k k k C R Y HX H N P R                                                  ", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 652, "width": 471, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "If we insert a static variable (the variable to be estimated) into this state-space, an expanded state space will be formed and this state space will then be used to estimate volatility and interest rates simultaneously based on the call option price ( C ) and the put option price ( P ). Therefore, the augmented state-space representation is:", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 36, "width": 321, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stochastic Volatility Estimation of Stock Prices using the Ensemble Kalman Filter", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 277, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "139 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 121, "width": 28, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "State:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 97, "width": 296, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 0 0 0 0 , ~ , , 0 0 , k k k k k k k k k k k k k k k v v r r Q X", "type": "Picture" }, { "left": 134, "top": 124, "width": 263, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N f v r C Q g v r", "type": "Picture" }, { "left": 135, "top": 94, "width": 164, "height": 69, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "P                ", "type": "Picture" }, { "left": 119, "top": 94, "width": 293, "height": 71, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                            ", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 64, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Observation:", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 179, "width": 375, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 2 0 0 0 1 0 0 , with and ~ , 0 0 0 0 1 0 k k k k k k k k C R", "type": "Picture" }, { "left": 137, "top": 188, "width": 311, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y HX H N P", "type": "Table" }, { "left": 507, "top": 197, "width": 7, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R", "type": "Table" }, { "left": 150, "top": 174, "width": 380, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                                                 ", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 225, "width": 471, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "where k  and k  are the model errors, while k  and k  are the observation errors, assuming that the model error and the observation error are independent of each other.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 75, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. RESULTS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 471, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The observation is generated using parameters 0.3 true v  and 0.01 true r  . The observation profile of the price of call options and put options used during the analysis stage is shown in Figure 1. The value S used to calculate the observed price for the call and put option is obtained using the equation", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 367, "width": 153, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      2 2 1 2 1 2 2 1 , t t t t Z S t S t e                ", "type": "Picture" }, { "left": 72, "top": 409, "width": 134, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "with 0.05   and 0.3   .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 593, "width": 417, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 1. The observation of put options price (left) and observation of call options price (right).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 471, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "The EnKF algorithm was carried out for 250 T  days with 250 observations and an ensemble size 𝑛 = 100 . When running the EnKF algorithm, the most common difficulty is guessing the distribution of the original ensemble. This guess can be greater or less than the actual parameter distribution. The initial ensemble distribution is generated from the normal distribution with the following parameters:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 448, "width": 442, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 50 100 150 200 250 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Time (days) C a ll O p ti o n ( in T h o u sa n d s) 0 50 100 150 200 250 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 Time (days) P u t O p ti o n ( in T h o u sa n d s)", "type": "Picture" }, { "left": 246, "top": 36, "width": 123, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yudi Mahatma and Ibnu Hadi", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 275, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "140 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 245, "top": 104, "width": 4, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0", "type": "Text" }, { "left": 215, "top": 122, "width": 35, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 93, "width": 227, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 0.7 0.6 0 0 0 0.03 0 0.1 0 0 ~ , 0.03 0 0 0.7 0 0.4 0 0 0 0.7 j j j j j v r X N C P                                                     ", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 471, "height": 152, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In the EnKF scheme, the forecasting stage is to estimate the values that exist in the state vector which will then be updated or the dynamic variable values will be updated using observations at the analysis stage. The use of observations at the analysis stage is called data assimilation. The values in this state vector will continue to be corrected using sequential observations until all observations are assimilated. The improvement in the estimated volatility value is shown in Figure 2 (left). This figure shows that the volatility will be estimated sequentially based on the match between the update of the call option price and the put option with the available observations. The same applies to the estimated interest rates shown in Figure 3 (left). In both figures, it can be seen that initially, the estimated parameter values are following the distribution in the initial ensemble, then these values will be updated by assimilating the observations at the analysis stage, and at the end of the iteration, the values of volatility and interest rates will approach the real values, namely, true v and true r .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 485, "width": 470, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 2. Estimation of volatility based on the observation of put and call options (left) and standard deviation of volatility estimates (right).", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 471, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figures 2 and 3 show a large variation in volatility and interest rates at the beginning of the iteration and then shrink after being corrected at the analysis stage. This improvement was caused by assimilating the two observations. From these two figures it can be seen that at the end of the iteration, the estimated volatility and interest rates are close to the real values, namely, true v and true r . This shows that the standard deviation will also have the same pattern, namely shrinking at the end of the iteration (figure 2 (right) and figure 3 (right)).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 350, "width": 434, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 50 100 150 200 250 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Time V o la ti li ty 0 50 100 150 200 250 0.44 0.46 0.48 0.5 0.52 0.54 0.56 0.58 Time S ta n d a sd d e vi a ti o n", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 36, "width": 321, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stochastic Volatility Estimation of Stock Prices using the Ensemble Kalman Filter", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 277, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "141 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 470, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 3. Estimation of interest rate based on the observation of put and call options (left), the standard deviation of interest rate estimates (right).", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 471, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 4. Update of call option value generated by EnKF vs observation (above), update of put option value generated by EnKF vs observation (below).", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 630, "width": 471, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Figure 4 (above) shows the compatibility of the call option price update (the estimated call option value generated by EnKF) with the available call option observation. From this figure, it can be seen that the update of the call option price is very close to the observation, but not the update of the put option value. Figure 4 (below) shows the compatibility of the call option price update with the available call option observation. The update of the put option value at the beginning of the iteration is quite far from the observation and becomes closer to the observation at the end of the iteration. To assess the merits of this value closeness, one simple formula that we can use is RMSE (Root Mean Square", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 100, "width": 423, "height": 483, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 50 100 150 200 250 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 Time In te r e st R a te 0 50 100 150 200 250 0.44 0.46 0.48 0.5 0.52 0.54 0.56 0.58 Time S ta n d a sd d e vi a ti o n 0 50 100 150 200 250 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Time C a ll O p ti o n Actual Price EnKF Estimation 0 50 100 150 200 250 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 Time P u t O p ti o n Actual Price EnKF Estimation", "type": "Picture" }, { "left": 246, "top": 36, "width": 123, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yudi Mahatma and Ibnu Hadi", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 275, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "142 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 92, "width": 471, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Error). The RMSE for the updated value of the observed call option is 0.0506 and the RMSE for the put option value is 41.4808. The RMSE value of the call option is higher than the RMSE value of the call option, this can be seen clearly from the two figures above.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 107, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 471, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "In this research, a methodology for estimating the value of volatility and interest rates simultaneously using the Ensemble Kalman Filter (EnKF) has been built based on the observation of the price of the call option and the put option. The price of the call and put options used in the observation and forecast stage in the EnKF algorithm are calculated using the Black-Scholes equation solution. The state-space used is an extended state space consisting of static variables and dynamic variables. The static variable consists of the estimated parameters, namely the volatility ( v ) and the interest rate ( r ), and the dynamic variable consists of the observations used, namely the call option price ( C ) and the put option price ( P ). Based on these two variables, the state vector that can be formed is   T k k k k k X v r C P  .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 471, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Numerical experiments are carried out to test the ability of the methodology that has been developed to estimate volatility and interest rates. Numerical experiments show that the EnKF algorithm can estimate accurately the estimated volatility and interest rates approaching the real value at the end of the iteration and the call option update value at the analysis stage approaches the purchase option observation value with an RMSE value of 0.0506. The update of the put option value at the beginning of the iteration is a bit far from observation and becomes closer at the end of the iteration so that the resulting RMSE is higher than the RMSE update of the call option, namely 41.4808. However, this does not reduce the robustness of the methodology that has been developed as an alternative methodology for estimating volatility and interest rates.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 85, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 487, "width": 466, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1] D. J. Higham, An Introduction to Financial Option Valuation, United Kingdom: Cambridge University Press, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 517, "width": 467, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2] F. Black and M. Scholes, \"The Pricing of Options and Corporate Liabilities,\" The Journal of Political Economy, vol. 81, no. 3, pp. 637-654, 1973.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 547, "width": 467, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3] F. E. Racicot and R. Theoret, \"Forecasting Stochastic Volatility using the Kalman Filter: An Application to Canadian Interest Rates and Price-Earnings Ratio, AESTIMATIO,\" The IEB International Journal of Finance, vol. 1, pp. 28-45, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 591, "width": 466, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4] A. E. Ahmed and S. Z. Suliman, \"Modelling Stock Market Volatility Using GARCH Models Evidence From Sudan,\" International Journal of Business and Social Science, vol. 2, no. 23, pp. 114- 128, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 634, "width": 467, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5] R. J. Elliot, T. K. Siu and E. S. Fung, \"Filtering a Nonlinear Stochastic Volatility Model,\" Nonlinear Dyn, vol. 67, pp. 1295-1313, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 664, "width": 467, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6] I. Burtnyak and A. Malytska, \"CEV Model with Stochastic Volatility,\" Journal of Vasyl Stefanyk Precarpathian National University, vol. 6, no. 3-4, pp. 22-28, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 145, "top": 36, "width": 321, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stochastic Volatility Estimation of Stock Prices using the Ensemble Kalman Filter", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 743, "width": 277, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "143 | InPrime: Indonesian Journal of Pure and Applied Mathematics", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 94, "width": 466, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7] J.-M. Kim, C. Jun and J. Lee, \"Forecasting the Volatility of the Cryptocurrency Market by GARCH and", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 107, "width": 120, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stochastic Volatility,\"", "type": "Table" }, { "left": 95, "top": 107, "width": 446, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mathematics, vol. 9, no. 1614, https://doi.org/10.3390/math9141614, 2021.", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 137, "width": 466, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8] K. Nguyen, T.-N. Nguyen and M.-N. Tran, \"A dynamic leverage stochastic volatility model,\" Applied Economics Letters, vol.", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 151, "width": 446, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DOI: 10.1080/13504851.2021.1983127,. https://doi.org/10.1080/13504851.2021.1983127, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 181, "width": 466, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9] M. Alghalith, C. Floros and K. Gkillas, \"Estimating Stochastic Volatility under the Assumption of Stochastic Volatility of Volatility,\" Risks, vol. 8, no. 35, doi:10.3390/risks8020035 , 2020.", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 211, "width": 466, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10] B. E. Awashie, Pricing Financial Options Using Ensemble Kalman Filter, Ghana: Master Thesis of Kwame Nkrumah University of Science and Technology, 2012.", "type": "List item" } ]
1654bba5-4a76-4e65-711a-c08aab61ae06
https://journalstkippgrisitubondo.ac.id/index.php/PKWU/article/download/106/84
[ { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 175, "top": 132, "width": 6, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*", "type": "Picture" }, { "left": 169, "top": 88, "width": 300, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KONFLIK PADA GRUP DISKUSI MAHASISWA SAAT PEMBELAJARAN JARAK JAUH", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 128, "width": 301, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "* Nurul Retno Nurwulan 1 , Annisa Nurhayati 2 , Maya Primeradama Yanti 3 , Rezky Aryani Putri 4 , Utari Trinita 5 ,", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 156, "width": 254, "height": 40, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putra Elnandha Varza 6 1,2,3,4,5,6 Universitas Sampoerna, Jakarta *e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 212, "width": 400, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract: all learning activities in indonesia during covid-19 pandemic are conducted through online remote learning. However, it does not change the nature of the learning activities because homework, group project, and exams still need to be done by the students. The group discussion is more difficult since all communications between members need to be done online. This study aimed to evaluate the prevalence of conflict in college students’ group discussions. A total of 100 college students was recruited in this study. Based on the analyses from the collected questionnaire, it can be seen that the incompetent group leader (p = 0.003), misunderstanding in online communication (p = 0.047), lack of group discussion (p = 0.001), and selfishness of the members (p = 0.001) significantly affect conflict the group discussion. To avoid the conflict, it is suggested that all members need to always attend the online discussion and actively participate in the discussion to minimize misunderstanding.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Conflict, covid-19, discussion group, remote learning", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 406, "width": 400, "height": 150, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak: Pembelajaran di indonesia selama pandemi covid-19 dilakukan secara jarak jauh dengan metode daring. Namun, hal ini tidak mengubah kegiatan di sekolah seperti pekerjaan rumah, tugas kelompok, ulangan, dan ujian semester yang tetap dilakukan. Pengerjaan tugas secara kelompok menjadi lebih susah dilakukan dikarenakan komunikasi antar anggota dilakukan secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi potensi terjadinya konflik pada grup diskusi mahasiswa. Sebanyak 100 mahasiswa program sarjana berpartisipasi dalam penelitian ini. Dari hasil analisis kuesioner yang diisi oleh mahasiswa, dapat dilihat bahwa ketua kelompok yang kurang kompeten (p = 0.003), kesalahpahaman dalam komunikasi secara daring (p = 0.047),kurangnya diskusi (p = 0.001), dan keegoisan anggota (p = 0.001) berpengaruh signifikan terhadap konflik pada grup diskusi. Untuk menghindari konflik yang terjadi, sebaiknya seluruh anggota grup harus selalu hadir dan berdiskusi secara aktif untuk mengurangi kesalahpahaman.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 314, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Konflik, Covid-19, grup diskusi, pembelajaran jarak jauh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 612, "width": 400, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk menekan penularan wabah COVID-19, seluruh kegiatan pembelajaran di Indonesia dilakukan secara jarak jauh dari mulai tingkat pendidikan anak usia dini hingga universitas (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020). Pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini pun dilakukan melalui media daring baik menggunakan pesan singkat, konferensi video, maupun aplikasi pembelajaran daring (Chen et al., 2020). Meskipun PJJ bermanfaat untuk menekan penularan wabah COVID-19, Berbagai macam dampak negatif terhadap efektivitas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembelajaran berpotensi untuk muncul. Umumnya siswa mengeluhkan kurang jelasnya materi pelajaran pada saat PJJ. Apabila dibiarkan, hal ini dapat menyebabkan performan sisiswa menurun dikarenakan bertambahnya stress akibat beban pelajaran (Nurwulan &Selamaj, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 400, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meskipun segala bentuk pembelajaran telah berubah yang tadinya di dalam ruangan kelas di sekolah menjadi daring, tidak ada perubahan dalam hal kewajiban siswa. Semua siswa dituntut untuk tetap mengerjakan pekerjaan rumah, tugas kelompok, ulangan, maupun ujian semester. Siswa harus mengumpulkan tugas- tugasnya kepada pengajar tanpa melebihi batas waktu yang telah ditentukan. Begitu pula dengan tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok, para siswa dituntut untuk tetap bekerja dengan teman sekelasnya dalam mengerjakan tugas yang terkadang cukup rumit. Walaupun tugas berkelompok memiliki tujuan yang baik, yaitu melatih siswa untuk bekerja dalam tim dan meningkatkan kemampuan interpersonalnya, pengerjaan tugas secara daring jauh berbeda dengan pengerjaan tugas yang dilakukan secara tatap muka", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 400, "height": 280, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam suatu kelompok yang ditentukan oleh pengajar, diskusi antar siswa tidak selalu berjalan dengan baik. Konflik antar anggota kelompok dalam mengambil keputusan maupun mengemukakan pendapat akan selalu ada. Hal umum yang biasanya terjadi dalam kelompok siswa adalah adanya anggota kelompok yang tidak mau mengerjakan tugas bagiannya atau ketua kelompok yang terlalu mendominasi dan memaksakan kehendak (Chang & Brickman, 2018).Keadaan ini akan diperburuk oleh kurangnya komunikasi, ketidakadilan dalam pembagian tugas, perlakuan yang berbeda pada anggota, kurangnya rasa tanggungjawab, dan keegoisan anggota kelompok (Baser et al., 2017). Ditambah lagi berbagai macam kendala seperti koneksi internet yang buruk maupun sulitnya menghubungi anggota kelompok lainnya membuat kerja sama tim menjadi semakin buruk dan berpotensi menyebabkan konflik antar anggota kelompok yang pada akhirnya dapat menyebabkan performansi tim menurun dan hubungan antar anggota akan menjadi buruk.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan masalah-masalah yang dipaparkan di atas, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penyebab terjadinya konflik antar siswa akibat pengerjaan tugas kelompok. Penelitian ini penting baik bagi siswa maupun pengajar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "agar dapat meminimalisir terjadinya konflik dalam tugas berkelompok di sekolah. Selain itu, masukan-masukan yang di dapatkan dari penelitian ini diharapkan dapat mengurangi potensi konflik antar anggota kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 150, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 401, "height": 197, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebanyak 100 (73 wanita, 27 laki-laki) mahasiswa program sarjana dengan rata-rata usia 19.28±1.01 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner pada Google Form untuk memastikan data dan respon dari mahasiswa terjamin kerahasiaannya. Kuesioner terdiri dari beberapa pertanyaan dalam bentuk skala Likert (sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju, sangat setuju), bentukya/tidak, bentuk beberapa pilihan ( multiple checklist ), dan essay . Pengolahan data kuesioner dilakukan dengan bantuan software SPSS. Kuesioner yang telah terkumpul diuji terlebih dahulu menggunakan uji normal, validitas, dan reliabilitas. Setelah diyakini bahwa data yang terkumpul dapat dipercaya, analisis dilakukan dengan menggunakan uji ANOVA.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 378, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 399, "width": 400, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari kuesioner yang terkumpul, 87% mahasiswa mengakui mengalami konflik dengan anggota tim pada tugas kelompok yang diberikan oleh dosen. Menariknya 35.6% mahasiswa mengaku mereka sering mengalami konflik dan 3.4% mengaku sering sekali mengalami konflik dengan anggota kelompok, bahkan sebelum metode PJJ dilakukan.Tabel 1 menunjukkan data deskriptif dari mahasiswa peserta penelitian ini. Adapun penyebab-penyebab timbulnya konflik dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok antara lain: 1) peran ketua kelompok; 2) komunikasi antar anggota; dan 3) kepribadian masing-masing anggota.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 400, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam suatu tugas kelompok, dibutuhkan seorang mahasiswa yang berperan sebagai ketua kelompok untuk memimpin grup dalam menyelesaikan tugas dengan baik. Ada kalanya seorang mahasiswa memiliki jiwa kepemimpinan yang baik, namun tidak jarang ada grup yang dipimpin oleh mahasiswa yang tidak berjiwa pemimpin namun mendominasi karena merasa paling pintar dibandingkan mahasiswa lainnya. Seorang pemimpin yang baik harus mampu memberikan inspirasi dan menjadi aspirasi dari anggotanya (Gunberg et al., 2018). Untuk kategori peran ketua kelompok, kami membagi menjadi beberapa factor yaitu kompetensi ketua kelompok, pemerataan pembagian tugas, dan perlakuan yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sama pada anggota kelompok. Hal menarik dari penemuan kami adalah hanya kompetensi ketua kelompok (p = 0.003) yang berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya konflik. Seorang ketua kelompok yang tidak kompeten cenderung menyebabkan timbulnya konflik dalam grup.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 400, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan untuk kategori komunikasi antar anggota, dimensi utama yang kami teliti adalah kesalahpahaman yang terjadi pada saat komunikasi secara daring, koneksi internet anggota kelompok yang buruk, dan kurangnya diskusi antar anggota kelompok. Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa kesalahpaham karena komunikasi secara daring (p = 0.047) dan kurangnya diskusi antar anggota kelompok (p = 0.001) berpengaruh secara signifikan terhadap timbulnya konflik. Menariknya adalah, koneksi internet yang buruk tidak mempengaruhi timbulnya konflik. Hal ini dikarenakan semua anggota kelompok saling memahami keterbatasan dari komunikasi secara daring. Namun, timbulnya konflik yang negative dapat diminimalisir apabila semua anggota kelompok mau berdiskusi secara aktif dan berusaha untuk menekan kesalahpahaman antar anggota. Apabila semua mahasiswa mampu menanggulangi konflik negatif, konflik yang terjadi termasuk dalam kategori fungsional yang justru akan mempererat hubungan antar mahasiswa dan meningkatkan performansi grup (Omisore& Abiodun, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 460, "width": 243, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Data Deskriptif Mahasiswa Peserta Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 480, "width": 351, "height": 262, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Atribut Kategori % 1. JenisKelamin Wanita Laki-laki 73 27 2. Usia 17 18 19 20 21 22 3 16 44 26 9 2 3. Fakultas Pendidikan Teknik Bisnis Psikologi Hukum Lainnya 6 57 8 2 2 25 4. Lama Kuliah <1tahun 1-2 tahun 2-3 tahun 3-4 tahun > 4 tahun 8 60 19 13 8", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 88, "width": 355, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No. Atribut Kategori % 5. Mengalami Konflik saat PJJ Ya Tidak 87 13 6. Seringnya Mengalami Konflik TidakPernah Pernah Kadang-kadang Sering SeringSekali 0 25.3 35.6 35.6 3.4", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 400, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya adalah kategori pengaruh kepribadian masing-masing anggota terhadap timbulnya konflik. Terdapat dua factor dalam kategori ini yaitu sifat anggota yang egois dan kurangnya rasa tanggungjawab. Dari hasil perhitungan kami, ternyata hanya sifat anggota yang egois yang menyebabkan timbulnya konflik (p = 0.001). Sedangkan kurangnya rasa tanggungjawab tidak mempengaruhi timbulnya konflik. Hal ini dimungkinkan karena meskipun anggota kelompok memiliki rasa tanggungjawab yang kurang, masih tetap dapat diingatkan oleh anggota kelompok lainnya. Ketidakcocokan kepribadian dalam suatu grup seperti adanya anggota yang egois dapat berpengaruh besar terhadap keberlangsungan grup itu sendiri (Ayub et al., 2017). Kepribadian setiap orang tidaklah sama dan apabila grup untuk mengerjakan tugas kelompok ditentukan oleh dosen, besar kemungkinan konflik negative akan terjadi. Misalnya saja apabila terdapat anggota kelompok yang berusaha mendominasi karena merasa lebih pintar atau lebih menguasai materi yang menjadi tugas kelompok (Pawirosumarto et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 525, "width": 400, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konflik dalam suatu grup adalahsuatuhal yang lumrah dan sering kali terjadi, terutama apabila grup tersebut terdiri dari orang-orang yang kurang dekat atau bahkan tidak saling mengenal sama sekali. Melakukan tugas dalam grup merupakan suatu bentuk latihan untuk mengasah kemampuan interpersonal mahasiswa dan kemampuan untuk bekerja dalam tim. Oleh karena itu, mahasiswa harus mampu memahami bahwa setiap anggota kelompok wajib meminimalisir konflik, memecahkan masalah yang menjadi konflik, maupun mengubah suatu konflik menjadi konflik yang fungsional yang dapat meningkatkan hubungan pertemanan dan performansi grup. Hal ini dikarenakan menghindari konflik bukanlah suatu jalan keluar yang baik mengingat kemungkinan terjadinya konflik akan selalu ada (Borg et al., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 259, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian terdahulu menemukan bahwa sering kali konflik tidak diselesaikan dan malah cenderung ditutupi untuk menghindari permusuhan dengan teman (Abbasi et al., 2017). Mahasiswa cenderung membiarkan temannya bersikap tidak menyenangkan seperti tidak mengerjakan tugas bagian mereka untuk menghindari perselisihan yang dapat menyebabkan tidak selesainya tugas pada grup diskusi tersebut. Namun, mereka kemudian melaporkan anggota kelompok yang tidak berkontribusi dalam pengerjaan tugas pada dosen setelah tugas dikumpulkan (Abbasi et al., 2017). Hal ini termasuk dalam bentuk menghindari konflik yang apabila dibiarkan akan terus berulang, meskipun ada kemungkinan mahasiswa yang dilaporkan tersebut merasa jera untuk mengulangi perbuatannya karena mendapatkan teguran maupun sanksi dari dosen. Permusuhan antar mahasiswa masih akan tetap terjadi apabila mahasiswa yang dilaporkan tersebut merasa tidak terima atas perlakuan anggota kelompok lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 400, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konflik antar anggota kelompok sebaiknya segera diselesaikan agar tidak menjadi berkepanjangan karena kemungkinan besarakan bertemu lagi dengan mahasiswa yang dianggap tidak bias bekerja sama tersebut di kemudian hari pada grup diskusi untuk mata kuliah lainnya. Terdapat beberapa langkah yang dapat ditempuh oleh suatu grup untuk menghindari konflik negatif dalam pengerjaan tugas antara lain: 1) kenali sikap dan emosi masing-masing; 2) jelaskan dengan rinci masalah yang terjadi dan utarakan niat positif untuk menyelesaikan masalah; 3) mendengar secara aktif dan berusaha mengerti anggota kelompok lainnya; 4) saling berbagi perspektif mengenai dampak dari konflik yang ada; 5) bekerja sama untuk menyelesaikan tugas berdasarkan rencana yang telah disusun bersama; dan 6) evaluasi perkembangan dari tugas secara berkala dan ekspresikan rasa terima kasih pada sesame anggota kelompok.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 67, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 626, "width": 401, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terlepas dari manfaat pembelajaran jarak jauh secara daring dalam menekan penularan wabah COVID-19, berbagai macam dampak negative dari system pembelajaran ini dirasakan oleh para mahasiswa. Hal ini dikarenakan meskipun metode pembelajaran sangat berbeda dengan metode luring, mahasiswa tetap dituntut untuk mengerjakan pekerjaan rumah, grup diskusi, ulangan, dan ujian semester seperti pada saat pembelajaran luring di kampus. Penelitian ini bertujuan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 400, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mengevaluasi potensi munculnya konflik pada mahasiswa saat dalam grup diskusi untuk mengerjakan tugas dari dosen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketidakkompetenan ketua kelompok, kesalahpahaman dalam komunikasi secara daring, kurangnya diskusi yang dilakukan dalam grup, dan sifat egois dari anggota kelompok menjadi pemicu utama dari timbulnya konflik antar anggota dalam grup diskusi. Konflik antar anggota dalam grup harus segera diselesaikan agar tidak berkepanjangan dikarenakan kemungkinan besar di kemudian hari harus bekerja sama dengan orang yang sama pada tugas dari mata kuliah lainnya. Adapun untuk meminimalisir konflik dapat dilakukan dengan menetapkan aturan bahwa seluruh anggota kelompok harus hadir pada saat berdiskusi secara daring dan seluruh anggota kelompok harus berpartisipasi secara aktif dalam diskusi agar tidak terjadi kesalahpahaman.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 115, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 400, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ayub, N., AlQuraishi, S. M., Al-Yafi, W. A., &Jehn, K. (2017). Personality Traits and Conflict Management Styles in Predicting Performance and Conflict. International Journal of Conflict Management, 28 (5), 671-694. Baser, D., Ozden, M. Y., &Karaarslan, H. (2017). Collaborative Project-Based Learning: An Integrative Science and Technological Education Project. Research in Science and Technological Education, 35 (2), 131-148. Borg, M., Kembro, J., Notander, J., Petersson, C., & Ohlsson, L. (2011). Conflict Management in Students Group – A Teacher’s Perspective in Higher Education. Högre Utbildning , 1 (2), 111-124. Chang, Y., & Brickman, P. (2018). When Group Work Doesn’t Work: Insights from Students. CBE – Life Sciences Education, 17 (3), 1-17. Grunberg, N. E., Barry, E. S., Callahan, C. W., Kleber, H. G., McManigle, J. E., & Schoomaker, E. B. (2018). A Conceptual Framework for Leader and Leadership Education and Development. International Journal of Leadership in Education , 22(5), 644-650", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 398, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurwulan, N. R., &Selamaj, G. (2020). Working University Students in Riau Archipelago: Dual Role and Depression. Jurnal Educative: Journal of Educational Studies, 5 (2), 123-135.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 399, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Omisore, B. O., Abiodun, A. R. (2014). Organizational Conflicts: Causes, Effects and Remedies. International Journal of Academic Research in Economics and Management Sciences, 3 (6), 118-137.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 647, "width": 399, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pawirosumarto, S., Sarjana, P. K., & Gunawan, R. (2017). The Effect of Work Environment, Leadership Style, and Organizational Culture towards Job Satisfaction and its Implication towards Employee Performance in Parador Hotels and Resorts, Indonesia. International Journal of Law and Management, 59 (6), 1337-1358.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 716, "width": 399, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Santosa, J., Karlina, E., &Suratriadi, P. (2020). Pengaruh Kulian melalui WhatsApps terhadap Kepuasan Mahasiswa D3 Manajemen Pajak", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 39, "width": 394, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan Volume 8 No. 2 Tahun 2021 ISSN: 2623-1964", "type": "Page header" }, { "left": 304, "top": 783, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 146, "top": 88, "width": 365, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Bina Sarana Informatika (USBI) Cabang Salemba 22 Jakarta. Jurnal Pendidikan dan Kewirausahaan, 8 (1), 1-19.", "type": "Text" } ]
af428a4e-534c-32ca-dd0d-c3a088823921
http://fishscientiae.ulm.ac.id/index.php/fs/article/download/25/23
[ { "left": 493, "top": 746, "width": 12, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 134, "width": 416, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "APLIKASI DATA CITRA SATELIT LANDSAT UNTUK PEMANTAUAN DINAMIKA PESISIR MUARA DAS BARITO DAN SEKITARNYA", "type": "Section header" }, { "left": 124, "top": 177, "width": 354, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "APPLICATION DATA IMAGE SATELLITE LANDSAT FOR THE MONITORING OF DYNAMICS COASTAL AREA", "type": "Section header" }, { "left": 214, "top": 207, "width": 172, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "OF ESTUARY DAS BARITO", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 233, "width": 105, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "1) Abdur Rahman", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 252, "width": 338, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "1) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Lambung Mangkurat E-Mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 304, "width": 67, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 332, "width": 419, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Telah terjadi terjadi kerusakan habitat lingkungan mangrove, abrasi dan akresi yang menyebabkan semakin tingginya muka air di sepanjang DAS Sungai Barito (DAS Martapura, DAS Alalak dan DAS Kuin), sebab erjadinya proses abrasi dan akresi yang terjadi di sepanjang garis pantai, terutama DAS Martapura, DAS Alalak dan DAS Kuin.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 404, "width": 419, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Klasifikasi pemanfaatan lahan dan konversinya serta perubahan pesisir berupa akresi dan abrasi di sepanjang pantai area penelitian di analisis dengan memanfaatkan informasi dari data citra satelit Landsat multi temporal yang di peroleh pada tanggal 29 Juni tahun 1985, dan 03 September 2006.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 462, "width": 419, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Dominasi pemanfaatan lahan berupa HPH, pertambangan dan pemukiman dengan konversi lahan pada hutan untuk pemanfaatan lain memberikan dampak erosi yang cukup besar dengan ditunjukannya wilayah pesisir yang mengalami peningkatan akresi terutama pada bagian muara sungai (delta). Tren perubahan yang terlihat pada kawasan pesisir di area penelitian selama 21 tahun adalah abrasi sebesar 294,55 m 2 di daerah Muara S. Martapura, 75,53 m 2 di sekitar muara S. Alalak. Dan perubahan Abrasi sebesar 177,42 m 2 , dan akresi sebesar 610,86 m2 di sekitar Muara S. Barito/Kuin).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 576, "width": 266, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Kata Kunci : Akresi, abrasi, citra landsat multitemporal", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 622, "width": 75, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 657, "width": 419, "height": 82, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Have happened happened damage of environmental habitat of mangrove, and abrasi of akresi causing its excelsior of face irrigate alongside DAS River of Barito (DAS Martapura, DAS Alalak and of DAS Kuin), because the happening of process of abrasi and of akresi that happened alongside coastline, especially DAS Martapura, DAS Alalak and DAS Kuin. Classification exploiting of farm and its conversion and also change of coastal area in the form of and akresi of abrasi", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 68, "width": 259, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Abdur Rahman : Aplikasi Data Citra Satelit Landsat.....", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 59, "width": 192, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Fish Scientiae, Volume 2 No. 3, Juni 2012,", "type": "Text" }, { "left": 493, "top": 746, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 94, "width": 419, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "alongside research area coast in analysis by exploiting information of satellite image data of Landsat temporal multi which in obtaining on 29 June year 1985, and 03 September 2006.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 137, "width": 422, "height": 98, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Domination exploiting of farm in the form of HPH, settlement and mining with farm conversion at forest for other exploiting give big enough erosion impact with regional and natural coastal area that make-up of akresi especially part of river estuary (delta). Seen Change Tren at coastal area in research area during 21 year was abrasi equal to 294,55 m 2 in Estuary area S. Martapura, 75,53 m 2 around estuary S. Alalak. And change of Abrasi equal to 177,42 m 2 , and akresi equal to 610,86 m 2 around Estuary S. Barito / kuin).", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 254, "width": 340, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Keyword : Up lands, Abration, Acretion, Landsat Multitemporal Image", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 281, "width": 104, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 324, "width": 196, "height": 389, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Telah terjadi terjadi kerusakan habitat lingkungan mangrove, abrasi dan akresi yang menyebabkan semakin tingginya muka air di sepanjang DAS Sungai Barito (DAS Martapura, DAS Alalak dan DAS Kuin). Kerusakan ini menimbulkan konflik/pertentangan pendapat yang terjadi di tingkat pemerintah, tingkat ilmuwan maupun tingkat pengusaha. Disatu pihak berasumsi bahwa kerusakan tersebut disebabkan oleh aktivitas yang ada di daerah atas ( upland ) seperti kegiatan penggundulan hutan, pabrik kayu, dan penambangan emas di daerah hulu. Pihak yang lain berasumsi bahwa kerusakan lingkungan tersebut disebabkan karena proses alamiah dimana air laut naik karena terjadinya proses abrasi dan akresi yang terjadi di sepanjang garis pantai, terutama", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 281, "width": 193, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "DAS Martapura, DAS Alalak dan DAS Kuin.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 319, "width": 193, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Untuk memecahkan per- masalahan yang terjadi Pemerintah Daerah dalam hal ini Pemerintah Kodya", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 376, "width": 199, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Banjarmasin melakukan pendekatan data secara cepat yang mampu menampilkan secara visual, dan terbarukan melalui suatu sistim pengolahan informasi tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 471, "width": 193, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Informasi yang diimbangi dengan pengolahan data, penyediaan data informasi yang bersifat kebumian bermanfaat dalam pembangunan di era Otonomi Daerah.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 566, "width": 194, "height": 143, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Selama ini ketersediaan data tersebut tidak cukup memadai dan tersedia. Diharapkan pengolahan data dengan menggunakan peng- inderaan jauh (SIG), merupakan data terbaru dan dapat menjawab problema lingkungan yang terjadi di sepanjang garis pantai Sungai", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 59, "width": 49, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "hal. 13-17", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 746, "width": 6, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "`", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 746, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 109, "width": 193, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Martapura, Sungai Alalak dan Sungai Kuin yang bermuara di DAS Barito.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 167, "width": 140, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 209, "width": 101, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Bahan dan Metode", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 235, "width": 193, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Data penelitian ini didapat dari Citra satelit Landsat/Aster, IKONOS, untuk 30 tahun terakhir mulai tahun 1983, tahun 1993 dan tahun 2006.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 310, "width": 193, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Data yang diperoleh Kemudian dianalisis dengan menggunaan Perangkat lunak pengolahan data yang digunakan adalah ; ENVI 4.0, Arc.GIS 9.1 dan Ms. Excel.", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 425, "width": 171, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 468, "width": 193, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Dinamika Klasifikasi peman- faatan lahan dan konversinya serta perubahan pesisir berupa akresi dan abrasi di sepanjang pantai area", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 109, "width": 194, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "penelitian di analisis dengan memanfaatkan informasi dari data citra satelit Landsat multi temporal yang di peroleh pada tanggal 29 Juni tahun 1985, dan 03 September 2006.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 204, "width": 194, "height": 313, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Dominasi pemanfaatan lahan berupa sawah, tambak, tegalan dan pemukiman diiringi dengan konversi lahan pada hutan untuk pemanfaatan lain memberikan dampak erosi yang cukup besar dengan ditunjukannya wilayah pesisir yang mengalami peningkatan akresi terutama pada bagian muara sungai (delta). Tren perubahan yang terlihat pada kawasan pesisir di area penelitian selama 22 tahun adalah abrasi yang terjadi cenderung berkurang dengan laju penurunan rata-rata per tahun 2,67 % dan akresi yang cenderung bertambah dengan laju kenaikan rata-rata per tahun 5,40 % .", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 65, "width": 259, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Abdur Rahman : Aplikasi Data Citra Satelit Landsat.....", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 59, "width": 192, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Fish Scientiae, Volume 2 No. 3, Juni 2012,", "type": "Page header" }, { "left": 493, "top": 746, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 315, "width": 419, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Citra Landsat MSS 118/062 Citra Landsat ETM 7+ 118/062 tanggal tanggal 29 Juni 1985", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 327, "width": 185, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "03 September 2006", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 353, "width": 419, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Gambar 1. Perubahan pesisir di area penelitian sejak Tahun 1985 sampai dengan Tahun 2006", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 399, "width": 171, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 441, "width": 65, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 464, "width": 193, "height": 200, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Dominasi pemanfaatan lahan berupa sawah, tambak, tegalan dan pemukiman diiringi dengan konversi lahan pada hutan untuk pemanfaatan lain memberikan dampak erosi yang cukup besar dengan ditunjukannya wilayah pesisir yang mengalami peningkatan akresi terutama pada bagian muara sungai (delta). Tren perubahan yang terlihat pada kawasan pesisir di area penelitian selama 22", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 389, "width": 193, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "tahun adalah abrasi yang terjadi cenderung berkurang dengan laju penurunan rata-rata per tahun 2,67 % dan akresi yang cenderung bertambah dengan laju kenaikan rata-rata per tahun 5,40 % .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 523, "width": 34, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 548, "width": 194, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Perlu melaksanakan penelitian lanjutan mengenai dampak akresi dan abrasi dengan memperhitungkan parameter-parameter laju erosi di daerah hulu tengah dan hilir Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 59, "width": 47, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "hal. 13-17", "type": "Page header" }, { "left": 90, "top": 746, "width": 6, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "`", "type": "Page footer" }, { "left": 493, "top": 746, "width": 12, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 109, "width": 123, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 136, "width": 413, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Asdak C,. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yokyakarta:Gajah Mada University Press", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 175, "width": 413, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Chen L.C and Rau J.Y,. (1998) Detection of shoreline change for tideland areas using multi-temporal satellite image. International journal of remote sensing, vol 19, no. 17.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 229, "width": 413, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Danoedoro, P., 1996. Pengolahan Citra Digital ; Teori dan Aplikasinya dalam Bidang Penginderaan Jauh. Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 283, "width": 413, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Rokhimin, 2002. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, Cetakan Pertama, PT. Pradnya Paramitha, Jakarta. 304 halaman.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 336, "width": 413, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Lilliesan. T.M dan Kiefer. R.W. 1990. Pengindraan Jauh dan Interprestasi Citra.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 349, "width": 279, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "(Terjemahan). Gajah Mada University Press. Yokyakarta", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 374, "width": 413, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Supriadi, D. 2000. Uplands Management. Cases of Cimanuk and Cisanggarung River Basin, makalah pada Linggarjati Environmental Meeting, 9-13", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 403, "width": 88, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "November 2000.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 64, "width": 259, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 814, "text": "Abdur Rahman : Aplikasi Data Citra Satelit Landsat.....", "type": "Page header" } ]
b6273706-28ec-3a55-c429-99c019fcaeee
https://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/download/18/8
[ { "left": 259, "top": 195, "width": 81, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTIKEL RISET", "type": "Section header" }, { "left": 144, "top": 206, "width": 311, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "URL artikel: http://jurnal.fkmumi.ac.id/index.php/woh/article/view/woh5208", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 230, "width": 377, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Determinan Pemakaian Alat Kontrasepsi Modern sebagai Strategi Dasar Pengembangan Strategi Promosi Kesehatan", "type": "Title" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 428, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Endah Kurniasih 1 , K Rizky Erwanto 2 , Thomas Aquino Erjinyuare Amigo 3 , Syahmida S Arsyad 4 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Program Sarjana Universitas Respati Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 306, "width": 327, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,3 Program Studi Profesi Ners, Program Profesi Universitas Respati Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 319, "width": 375, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN Email Penulis Korespondensi ( K ): [email protected] [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 368, "width": 67, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(085648058080)", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 388, "width": 57, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 413, "width": 457, "height": 183, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penurunan jumlah pemanfaatan kontrasepsi modern pada wanita usia subur berdampak pada peningkatan jumlah penduduk dan mempengaruhi kualitas sumber daya bangsa. Untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi modern perlu upaya strategis dalam promosi kesehatan di masyarakat yang lebih efektif . Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi determinan penggunaan alat kontrasepsi modern di perkotaan dan di perdesaan sebagai dasar pengembangan strategi pomosi kesehatan. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan menggunakan data SDKI 2017. Desain penelitian menggunakan cross sectional (potong lintang). Populasi penelitian ini adalah Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia dalam rentang (15-49 tahun) di DIY yang terdaftar dalam SDKI 2017 yang berjumlah 526 responden di perkotaan dan 126 responden di perdesaan. Jumlah persentase responden yang tidak menggunakan alat kotrasepsi sebanyak 64% responden di perkotaan dan 50.7% responden di daerah perdesaan. Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah analisa univariate, analisis bivariat menggunakan uji Chi-Square serta analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik. Faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern diperkotaan adalah pendidikan, paparan informasi dari televisi dan internet, diskusi tentang KB dengan bapak,sumber informasi dari dokter, perawat, bidan, apoteker, dan kesenian. Faktor yang berkaitan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern diperkotaan adalah pendidikan, paparan informasi dari televisi, diskusi tentang KB dengan bapak, paparan informasi dari televisi dan internet, diskusi tentang KB dengan bapak,sumber informasi dari apoteker.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 603, "width": 339, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Penggunaan kontrasepsi modern; perdesaan dan perkotaan; SDKI 2017", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 461, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 450, "top": 631, "width": 80, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history :", "type": "Section header" }, { "left": 328, "top": 650, "width": 199, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 22 Oktober 2021 Received in revised form 11 Desember 2021 Accepted 5 Februari 2022 Available online 25 April 2022", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 700, "width": 229, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "licensed by Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 91, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PUBLISHED BY :", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 653, "width": 226, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public Health Faculty Universitas Muslim Indonesia Address : Jl. Urip Sumoharjo Km. 5 (Kampus II UMI) Makassar, Sulawesi Selatan. Email : [email protected] , [email protected] Phone : +62 85397539583", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 778, "width": 455, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia 569", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "570", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 72, "width": 55, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 96, "width": 457, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The decline in the use of modern contraceptives among women of childbearing age has an impact on increasing the population and affecting the quality of the nation's resources. To increase the use of modern contraceptives, a more effective strategic effort in health promotion is needed in the community. The purpose of this study was to identify the determinants of the use of modern contraceptives in urban and rural areas as the basis for developing a health promotion strategy. This research is an analytical study using the 2017 IDHS data, which amounted to 526 respondents in urban areas and 126 respondents in rural areas. The percentage of respondents who do not use contraceptives is 64% of respondents in urban areas and 50.7% of respondents in rural areas. The study design was cross sectional (cross sectional). The population of this study were women of reproductive age aged in the range (15-49 years) in DIY who were registered in the 2017 IDHS. The analysis used in this research is univariate analysis and bivariate analysis using Chi-Square test and multivariate analysis using logistic regression. Factors related to the use of modern contraceptives in urban areas are education, exposure to information from television and the internet, discussions about family planning with fathers, sources of information from doctors, nurses, midwives, pharmacists, and the arts. Factors related to the use of modern contraceptives in cities are education, exposure to information from television, discussions about family planning with fathers, exposure to information from television and the internet, discussions about family planning with fathers, sources of information from pharmacists.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 293, "width": 311, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Use of modern contraception; rural and urban areas; 2017 IDHS", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 329, "width": 99, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 350, "width": 457, "height": 221, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan bahwa angka kelahiran total di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengalami peningkatan dari 1.8% (2007) menjadi 2.01% (2012) dan meningkat lagi ke angka 2.02% (2017) Angka tersebut di bawah angka nasional yaitu 2.4%. Penggunaan alat kontrasepsi modern mengalami penurunan dari 59.6% (SDKI 2012) menjadi 57.8% (SDKI 2017). Gambaran tersebut bukan menjadi indikator menunjukkan melemahnya program Keluarga Berencana (KB) di DIY, tetapi perlu ada strategi agar capaian Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dapat ditingkatan. Ketercapaian penggunaan alat kontrasepsi belum sesuai dengan target yang ditandai dengan pada tahun 2018 pencapaiannya 6.3% dari target 7.7% dan pada tahun 2019 hanya mencapai 368.572 peserta. Kepesertaan program keluarga berencana untuk pasangan usia subur berada di bawah target yang ditetapkan yaitu baru mencapai 69% dari target 73% 1-2 . Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa ada peserta KB yang putus pakai kontrasepsi ( Drop Out ) dan rendahnya keikutsertaan KB", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 456, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MKJP dan KB Pria. Kondisi lain yang dapat terjadi yaitu jika banyak Pasangan Usia Subur Drop Out maka akan memberikan dampak pada kejadian hamil semakin tinggi dan total kelahiran semakin banyak sehingga TFR tinggi 3.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 635, "width": 457, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Rencana Strategis BKKBN DIY 2015-2019, ada beberapa faktor yang mempengaruhi adanya cakupan program KB di masyarakat antara lain diketahui pengetahuan wanita berstatus kawin usia 15-49 tahun tentang alat kontrasepsi di DIY pada tahun 2007 sebanyak 100% dan mengalami penurunan menjadi 99.8% pada tahun 2012. Prevalensi pemakaian alat kontrasepsi ( Contraceptive Prevalence Rate ) di DIY pada tahun 2014 sebesar 80.06%. Namun kondisi tersebut mengalami fluktuatif sejak tahun 2010 yang disebabkan karena pengelolaan program KKBPK belum", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "571", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 456, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "stabil. Tahun 2016 angka pemakaian kontrasepsi di DIY mulai mengalami peningkatan dikarenakan program KB sudah di kelola dengan baik serta adanya integrase dengan beberapa program yang lain 2.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 457, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rencana strategis BKKBN (2020-2024) bertujuan menurunnya laju pertumbuhan penduduk, meningkatnya penggunaan alat kontrasepsi, menurunnya persentase kebutuhan menggunakan alat kontrasepsi yang tidak terpenuhi ( unmet need ), dan menurunnya angka kelahiran pada usia 15-19 tahun per 1000 Wanita Usia Subur serta menurunnya kehamilan yang tidak diinginkan pada Wanita Usia Subur. Pemerintah melakukan berbagai kegiatan melalui program keluarga berencana antara lain penyuluhan dan pembentukan kader di masyarakat, pola kemitraan dalam pemberian edukasi di masyarakat, memberikan kemudahan akses layanan, dan lain-lain 4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 457, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi modern perlu upaya strategis dalam promosi kesehatan di masyarakat yang lebih efektif. Peran promosi kesehatan melalui serangkaian program yaitu kunjungan rumah, pemberdayaan, kemitraan, serta pengorganisasian melalui kegiatan Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) termasuk didalamnya pelayanan keluarga berencana. Model Promosi kesehatan yang efektif dalam mempengaruhi keberhasilan peningkatan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat 5 . Hal ini sejalan dengan penelitian lain bahwa pendidikan dan promosi kesehatan penting untuk meningkatkan hasil pengetahuan ibu dan anak. Namun, strateginya harus dirancang khusus untuk setiap konteks dan karakteristik demografis dengan tujuan mengidentifikasi strategi promosi kesehatan yang ditargetkan dengan tujuan meningkatkan cakupan layanan kesehatan di tingkat perkotaan/ perdesaan 6 . Berdasarkan hal tersebut maka perlu upaya strategis untuk mengembangkan promosi kesehatan tentang pemakaian alat kontrasepsi di daerah perdesaan dan perkotaan berdasarkan data yang sudah didapatkan di SDKI 2017.", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 490, "width": 56, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 510, "width": 435, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan studi analitik dengan Survei Demografi dan Kesehatan (SDKI) 2017.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 457, "height": 145, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian metode cross sectional . Variabel independent dan dependen diobservasi pada waktu yang sama. Penelitian ini menggunakan raw data SDKI 2017 yang telah dilakukan pada tanggal 24 Juli sampai 30 September 2017. Sampel penelitian yang akan dilakukan adalah wanita usia subur yang terdaftar dalam SKDI 2017 yang tersedia dalam paket data set dengan kode V012 dan yang terbagi menjadi dua area yaitu di perdesaan dan perkotaan dengan kode V025. Uji bivariabel pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square dilakukan untuk mengetahui hubungan antar variabel bebas dengan variable terikat. Variabel dependen yang diukur adalah pendidikan, frekuensi paparan informasi, diskusi tentang KB dan sumber informasi KB.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "572", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 295, "top": 72, "width": 40, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 455, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur.", "type": "Section header" }, { "left": 81, "top": 130, "width": 438, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di perkotaan dan perdesaan selama 12 bulan terakhir", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 458, "height": 211, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Pendidikan Penggunaan alat kontrasepsi modern p value Tidak Ya f % f % Perkotaan Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 2 66.7 1 33.2 0.00 Pendidikan dasar 21 53.8 18 46.2 Pendidikan menengah 176 57.9 128 42.1 Pendidikan tinggi 138 76.7 42 23.3 Perdesaan Tingkat Pendidikan Tidak sekolah 1 100 0 0 0.05 Pendidikan dasar 12 40.0 18 60.0 Pendidikan menengah 39 48.8 41 51.3 Pendidikan tinggi 12 80 3 20", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 457, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 1, menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang siginifikan tingkat pendidikan responden di perkotaan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern ( p value = 0.00). Pada tabel tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan tingkat pendidikan responden di pedesaan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern ( p value = 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 456, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan frekuensi paparan informasi dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 482, "width": 436, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hubungan frekuensi paparan informasi dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 427, "height": 237, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pasangan usia subur di perkotaan dan perdesaan Frekuensi paparan informasi Penggunaan alat kontrasepsi modern p value Tidak Ya f % f % Perkotaan Frekuensi paparan informasi dari koran/majalah Tidak 77 62.1 47 37.9 0.077 Kurang dari sekali sepekan 135 60 90 40 Sepekan sekali 125 70.6 52 29.4 Frekuensi paparan informasi dari radio Tidak 84 60.4 55 39.6 0.519 Kurang dari sekali sepekan 148 66.4 75 33.6 Sepekan sekali 105 64 59 36 Frekuensi paparan informasi dari televisi Tidak 4 80 1 20 0.005 Kurang dari sekali sepekan 58 80.6 14 19.4 Sepekan sekali 275 61.2 174 38.8", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 733, "width": 185, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Frekuensi paparan informasi dari internet", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "573", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 424, "height": 287, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak 55 45.1 67 54.9 0.000 Kurang dari sekali sepekan 1 50 1 50 Sepekan sekali Setiap hari 12 269 54.5 70.8 10 111 45.5 29.2 Perdesaan Frekuensi paparan informasi dari koran/majalah 0.063 Tidak 25 40.3 37 59.7 Kurang dari sekali sepekan 30 62.5 18 37.5 Sepekan sekali 9 56.3 7 43.8 Frekuensi paparan informasi dari radio Tidak 24 45.3 29 54.7 0.157 Kurang dari sekali sepekan 28 62.2 17 37.8 Sepekan sekali 12 42.9 16 57.1 Frekuensi paparan informasi dari televisi Tidak 1 100 0 0 0.009 Kurang dari sekali sepekan 16 80 4 20 Sepekan sekali 47 44.8 58 55.2 Frekuensi paparan informasi dari internet Tidak 26 44.1 33 55.9 0.233 Kurang dari sekali sepekan 1 33.3 2 66.7 Sepekan sekali Setiap hari 2 35 33.3 60.3 4 23 66.7 39.7", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 457, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa tidak terdapat hubungan frekuensi paparan informasi melalui koran/majalah dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0,077). Respe3deronden yang terpapar informasi melalui koran/majalah banyak ditemui tidak menggunakan alat kontrasepsi modern (70.6%). Hal serupa juga pada responden di wilayah perdesaan tidak terdapat hubungan frekuensi paparan informasi melalui koran/majalah dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.063). Hasil tabulasi silang juga terlihat pada wilayah perdesaan, dengan frekuensi paparan informasi dari koran/majalah kurang dari satu kali sepekan banyak ditemui tidak menggunakan alat kontrasepsi modern (62.5%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 519, "width": 460, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 2 dijelaskan bahwa tidak terdapat hubungan adanya frekuensi paparan informasi melalui mendengarkan radio dengan penggunaan kontrasepsi modern baik di perkotaan ( p value 0.519) maupun di perdesaan ( p value 0.157). Untuk frekuensi paparan informasi media dengan melihat televisi terdapat hubungan dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.005). Hal yang sama juga terdapat hubungan frekuensi paparan informasi melalui televisi dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.009).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 633, "width": 457, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa terdapat hubungan frekuensi paparan informasi melalui internet dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.000). Hal berbeda terjadi pada responden di wilayah perdesaan yang tidak terdapat hubungan frekuensi paparan informasi melalui internet dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.233). Hasil tabulasi silang juga terlihat pada wilayah perdesaan, dengan frekuensi paparan informasi dari internet setiap hari banyak ditemui tidak menggunakan alat kontrasepsi modern (60.3%).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "574", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 455, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan diskusi tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 449, "height": 443, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hubungan diskusi tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di perkotaan dan perdesaan selama 6 bulan terakhir Diskusi tentang KB Penggunaan alat kontrasepsi modern p value Tidak Ya f % f % Perkotaan Diskusi tentang KB dengan teman, tetangga dan keluarga Tidak 204 65.8 106 34.2 0.320 Ya 133 61.6 83 38.4 Diskusi tentang KB dengan suami Tidak 171 67.3 83 32.7 0.133 Ya 166 61 106 39 Diskusi tentang KB dengan ibu Tidak 201 61.1 128 38.9 0.066 Ya 136 69 61 31 Diskusi tentang KB dengan bapak Tidak 207 80.5 50 19.5 0.000 Ya 130 48.3 139 51.7 Perdesaan Diskusi tentang KB dengan teman, tetangga dan keluarga Tidak 38 46.9 43 53.1 0.242 Ya 26 50.8 19 42.2 Diskusi tentang KB dengan suami Tidak 36 48.6 38 51.4 0.566 Ya 28 53.8 24 46.2 Diskusi tentang KB dengan ibu Tidak 48 51.6 45 48.4 0.757 Ya 16 48.5 17 51.5 Diskusi tentang KB dengan bapak Tidak 45 66.2 23 33.8 0.000 Ya 19 32.8 39 67.2", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 457, "height": 183, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada teman, tetangga, maupun keluarga dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.320). Tidak terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada suami dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.133). Tidak terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada ibu dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.066). Terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada bapak dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.000). Responden yang tidak pernah melakukan diskusi tentang KB dengan bapak didaerah perkotaan beresiko 4.427 kali lebih besar untuk tidak menggunakan alat kontrasepsi modern", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "575", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 456, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara sumber informasi kesehatan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 110, "width": 441, "height": 639, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hubungan antara sumber informasi kesehatan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur di perkotaan dan perdesaan selama 6 bulan terakhir Sumber Informasi Kesehatan Penggunaan alat kontrasepsi modern p value Tidak Ya f % f % Perkotaan Dokter Tidak 329 65 177 35 0.022 Ya 8 40 12 60 Perawat atau Bidan Tidak 314 62.5 188 37.5 0.001 Ya 23 95.8 1 4.2 Pemimpin desa/tokoh masyarakat Tidak 334 64.2 186 35.8 0.672 Ya 3 50 3 50 PKK/Kader desa Tidak 315 63.9 178 36.1 0.748 Ya 22 66.7 11 33.3 Apoteker Tidak 312 67.1 153 32.9 0.000 Ya 25 41 36 59 Mobil Unit penerangan KB Tidak 327 64.1 183 35.9 0.894 Ya 10 62.5 6 37.5 Kesenian Tidak 304 66.7 152 33.3 0.002 Ya 33 47.1 37 52.9 Perdesaan Dokter Tidak 59 53.6 51 46.4 0.094 Ya 5 31.3 11 68.8 Perawat atau Bidan Tidak 63 50.4 62 49.6 0,323 Ya 1 100 0 0 Pemimpin desa/tokoh masyarakat Tidak 64 51.2 61 48.8 0.492 Ya 0 0 1 100 PKK/Kader desa Tidak 61 51.7 57 48.3 0.437 Ya 3 37.5 5 62.5 Apoteker Tidak 58 54.7 48 45.3 0.043 Ya 6 30 14 70 Mobil Unit penerangan KB Tidak 61 51.3 58 48.7 0.666 Ya 3 42.9 4 57.1 Kesenian Tidak 51 54.8 42 45.2 0.127", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "576", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375 Ya 13 39.4 20 60.6", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 457, "height": 221, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 dijelaskan bahwa terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari dokter dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.022). Pada tabel diatas juga dijelaskan bahwa terdapat hubungan adanya sumber informasi kesehatan dari perawat/bidan dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.001). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari pemimpin desa/tokoh masyarakat dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.672). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari PKK/Kader desa dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.885). Terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari apoteker dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.000). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari mobil penerangan KB dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.894). Terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari kesenian dengan penggunaan kontrasepsi modern di perkotaan ( p value 0.002).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 457, "height": 221, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 juga dijelaskan bahwa tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari dokter dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.094). Tidak terdapat hubungan adanya sumber informasi kesehatan dari perawat/bidan dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.323). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari pemimpin desa/tokoh masyarakat dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.488). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari PKK/Kader desa dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.437). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari apoteker dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.043). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari mobil penerangan KB dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.666). Tidak terdapat hubungan antara sumber informasi kesehatan dari kesenian dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.127).", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 541, "width": 88, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 562, "width": 451, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 457, "height": 163, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang yang mempunyai pendidikan cenderung mempunyai perilaku hidup sehat 7 . Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pendidikan yang dimiliki oleh responden memberikan kontribusi dalam meningkatkan perilaku responden. Pendidikan yang semakin tinggi berarti seseorang melewati proses pendidikan yang panjang sehingga informasi yang didapatkan oleh seseorang semakin banyak. Hasil penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa pendidikan penting untuk membentuk pengetahuan seseorang. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden dapat berkontribusi terhadap pengetahuan tentang berbagai informasi terutama informasi tentang metode kontrasepsi modern. Hal tersebut dapat tergambar dari hasil penelitian yang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "577", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 457, "height": 221, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa 99.07% (646 responden) baik di perkotaan maupun di pedesaan responden mempunyai pengetahuan tentang metode kontrasepsi 8. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahuku bahwa pengetahuan memiliki hubungan kuat terhadap penggunaan alat kontrasepsi IUD pada wanita usia subur 9 . Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi wanita pasangan usia subur menggunakan KB IUD adalah pendidikan. Seseorang yang memiliki pendidikan tinggi, memiliki wawasan dan pikiran yang terbuka terhadap penggunaan kontrasepsi yang akan digunakan 9. Adanya persepsi yang salah tentang penggunaan alat kontrasepsi modern (IUD) sehingga orang tidak mau menggunakan alat kontarsepsi modern (IUD) 10 . Hal ini juga di dukung oleh peneliti lain bahwa ada pengaruh self efficacy terhadap penggunaan alat kontrasepsi seseorang. Self efficacy merupakan cara pandang seseorang terhadap suatu kejadian untuk mengambil keputusan menggunakan alat kontrasepsi. Seseorang yang memiliki self efficacy rendah, meyakini bahwa penggunaan alat kontrasepsi merupakan tindakan yang sia-sia 11 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 456, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan frekuensi paparan informasi dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 338, "width": 457, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paparan informasi yang digunakan oleh responden merupakan salah satu bentuk dari media promosi kesehatan. Media promosi kesehatan merupakan semua sarana atau upaya untuk memberikan informasi kesehatan baik melalui media cetak, elektronik (TV, radio, internet) dan media luar ruang sehingga pengetahuan dan perilaku tentang kesehatan dapat mengalami peningkatan 12 . Adanya frekuensi informasi dari setiap media yang digunakan diharapkan dalam meningkatkan khususnya penggunaan alat kontrasepsi modern baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 457, "height": 182, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya frekuensi melihat televisi memiliki hubungan dalam penggunaan alat kontrasepsi baik di perkotaan maupun perdesaan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya bahwa Iklan di televisi dapat mengubah pengetahuan, sikap, keyakinan positif serta adanya keinginan untuk menerapkan program KB di masa depan 13 . Penelitian ini juga dikuatkan dengan hasil kajian sebelumnya mengenai paparan iklan KB di televisi terbukti memiliki hubungan dengan perilaku ber- KB pada pasangan usia subur di Kota Semarang 14 . Ketika seseorang sudah tertarik dengan adanya media informasi yang diperoleh melalui televisi akan mempengaruhi pengetahuan, sikap dan bertindak terhadap penggunaan alat kontrasepsi modern baik di perkotaan maupun perdesaan. Strategi iklan tersebut dapat mempengaruhi sikap individu yang dapat membentuk emosi penonton sehingga seseorang dapat terikat dengan ide iklan tersebut 15 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 641, "width": 457, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan untuk jenis paparan informasi dari media lain seperti membaca koran/majalah, mendengarkan radio baik di perkotaan maupun perdesaan tidak memiliki hubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern. Sesuai dengan hasil penelitian lain bahwa tidak ada pengaruh yang siginifikan antara penerimaan informasi melalui media massa terhadap penerimaan program keluarga berencana karena seseorang harus meluangkan waktunya untuk membaca surat kabar 16 . Saat ini, kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat cepat, tidak hanya di daerah perkotaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "578", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 456, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "namun juga di daerah perdesaan. Internet sebagai media informasi untuk meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan. Hasil penelitian ini menunjukkan frekuensi penggunaan informasi dari internet bagi responden yang ditinggal di perdesaan tidak memiliki hubungan signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi modern sesuai dengan hasil penelitian. Sedangkan frekuensi penggunaan informasi dari internet bagi responden di perkotaan memiliki hubungan signifikan terhadap penggunaan alat kontrasepsi modern . Hal ini sesuai dengan hasil penelitian lain terbukti bahwa penggunaan internet di wilayah perkotaan memiliki pengaruh dalam peningkatan literasi keluarga yang lebih tinggi 17 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 455, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan diskusi tentang KB dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 243, "width": 457, "height": 144, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 3 juga dijelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada teman, tetangga, maupun keluarga dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.242). Tidak terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada suami dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.566). Tidak terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada ibu dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.757). Terdapat perbedaan adanya diskusi tentang KB yang dilakukan responden kepada bapak dengan penggunaan kontrasepsi modern di perdesaan ( p value 0.000).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 394, "width": 456, "height": 70, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 3 bahwa secara statistic tidak terdapat hubungan diskusi tentang KB dengan teman, tetangga, keluarga, suami dan ibu dengan penggunaan alat kontrasepsi di daerah perkotaan, namun berdasarkan nilai persentase bahwa responden yang tidak melakukan diskusi dengan teman, tetangga, keluarga, suami dan ibu lebih banyak yang tidak menggunakan alat kontrasepsi modern.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 456, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa responden mendapat dukungan suami namun tidak memilih Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dikarenakan kurangnya informasi dari suami terhadap pemilihan alat kontrasepsi yang akan digunakan 18 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 527, "width": 457, "height": 202, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya peran orang tua terutama bapak memberikan pengaruh besar terhadap keputusan responden untuk menggunakan alat kontrasepsi modern baik di perkotaan maupun di perdesaan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa terdapat hubungan antara peran gender terhadap keputusan dalam pengambilan penggunaan alat kontrasepsi 19 . Peran gender disini bisa sebagai suami atau juga peran orang tua yaitu ayah untuk memberikan dukungan kepada istri atau anaknya untuk menggunakan alat kontrasepsi modern. Keputusan orang tua terutama ayah memang penting karena ayah sebagai kepala keluarga atau pengambil keputusan di dalam keluarga. Dukungan ayah kepada anak akan memberikan harga diri (self esteem) yang lebih tinggi kepada anaknya 20 . Pada penelitian ini tampak bahwa responden yang mendapatkan dukungan oleh keluarga terutama ayah secara signifikan mampu menggunakan alat kontrasepsi modern dibandingkan yang tidak menggunakan alat kontrasepsi modern. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu bahwa penggunaan akseptor keluarga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "579", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 456, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berencana di pengaruhi oleh keyakinan diri (self efficacy). Self eficacy akan memberikan memberikan motivasi seseorang untuk menggunakan alat kontrasepsi 11 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 110, "width": 456, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara sumber informasi kesehatan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern pada pasangan usia subur", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 148, "width": 457, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya hubungan antara sumber informasi yang telah di dapatkan dari tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, bidan, dan apoteker dengan penggunaan alat kontrasepsi modern di perkotaan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 186, "width": 457, "height": 258, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga kesehatan tersebut memegang peran penting dalam memberikan edukasi kepada masyarakat di perkotaan. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa tenaga kesehatan berperan penting dalam meningkatkan penggunaan kontrasepsi IUD. Ibu yang tidak mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan beresiko 8 kali tidak menggunakan kontrasepsi IUD dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan 21 . Hal ini berbeda dengan responden yang berada di daerah perdesaan bahwa tidak ada hubungan sumber informasi dari tenaga kesehatan yaitu dokter, perawat, bidan terhadap penggunaan alat kontarsepsi modern. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga kesehatan di perdesaan lebih terbatas di bandingkan di daerah perkotaan. Selain jumlah tenaga kesehatan yang libih tersbatas di perdesaan, hal lain adalah adanya keterbatasan masyarakat perdesaan untuk datang ke tenaga tenaga kesehatan. Sesuai dengan penelitian sebelumnya bahwa perilaku masyarakat untuk datang ke tenaga kesehatan khususnya ke dokter dan bidan di perdesaan lebih rendah dibandingkan di daerah perkotaan 22 . Namun responden yang berasal dari perdesaan mendapatkan informasi kesehatan dari apoteker. Untuk itu peran apoteker sangat penting untuk memberikan informasi dan edukasi yang tepat bagi masyarakat 23 .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 457, "height": 125, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi yang didapatkan dari kesenian terhadap penggunaan kontrasepsi modern di masyarakat perkotaan. Salah satu kesenian yang dapat dijadikan media promosi kesehatan adalah film. Film sebagai media yang efektif yang dapat memberikan informasi kesehatan kepada masyarakat. Film memilliki konten atau isi pesan, adanya konflik dan alur cerita yang jelas, bahasa, durasi penanyangan serta tata artistic yang dikemas nyata untuk menarik dan menguatkan cerita serta penokohan yang ditampilkan di dalam cerita film tersebut 24 .", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 584, "width": 161, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 457, "height": 126, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian diatas disebutkan bahwa terdapat beberapa faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi pada Wanita Usia Subur di daerah perkotaan yaitu pendidikan, paparan informasi dari televisi dan internet, diskusi tentang KB dengan bapak,dan sumber informasi dari dokter, perawat, bidan, apoteker, dan kesenian. Sedangkan, faktor yang berhubungan dengan penggunaan alat kontrasepsi modern di daerah diperkotaan adalah pendidikan, paparan informasi dari televise, diskusi tentang KB dengan bapak, paparan informasi dari televisi dan internet, diskusi tentang KB dengan bapak, sumber informasi dari apoteker. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "580", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 72, "width": 456, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rujukan BKKBN sebagai strategi promosi kesehatan tentang pemakaian alat kontrasepsi modern di Daerah Istimewa Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 110, "width": 135, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 456, "height": 69, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim penulis mengucapkan terima kasih kepada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kependudukan BKKBN atas bantuan pendanaan untuk menunjang terlaksananya penelitian ini. Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan etik dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta (No 227.3/FIKES/PL/X/2020)", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 224, "width": 113, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 259, "width": 416, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. BAPPEDA. Jumlah peserta program KB aktif DIY 2016-2020. Published online 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perwakilan BKKBN DIY. Rencana Strategis Perwakilan BKKBN Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015-2019 . Vol. Perwakilan BKKBN DIY; 2018.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 307, "width": 394, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.bps.go.id/dynamictable/2018/05/18/1337/persentase-panjang-jalan-tol-yang- beroperasi-menurut-operatornya-2014.html", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 343, "width": 457, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Mufdlilah M, Aryekti K. Dukungan Suami Terhadap Kejadian Drop Out Bagi Akseptor Keluarga Berencana (Kb) Di Desa Dan Kota Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Musãwa J Stud Gend dan Islam . 2016;15(1):113. doi:10.14421/musawa.2016.151.113-124", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 456, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perwakilan BKKBN DIY. Menyongsong Wajah Baru Program KKBPK Menuju Tahapan Renstra BKKBN 2020 - 2024. In: Https://Www.Bkkbn.Go.Id/Detailpost/Menyongsong-Wajah- Baru-Program-Kkbpk-Menuju-Tahapan-Renstra-Bkkbn-2020-2024 .", "type": "List item" }, { "left": 450, "top": 416, "width": 78, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "; 2019.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 429, "width": 386, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.bkkbn.go.id/detailpost/menyongsong-wajah-baru-program-kkbpk-menuju- tahapan-renstra-bkkbn-2020-2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 456, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Sari IIK, Sulistyowati M. Analisis Promosi Kesehatan Di Puskesmas Kalijudan Terhadap Phbs Rumah Tangga Ibu Hamil. J PROMKES . 2017;3(2):159. doi:10.20473/jpk.v3.i2.2015.159-170", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 499, "width": 456, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Herval ÁM, Oliveira DPD, Gomes VE, Vargas AMD. Health education strategies targeting maternal and child health. Medicine (Baltimore) . 2019;98(26):e16174.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 524, "width": 163, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi:10.1097/md.0000000000016174", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Cowell AJ. The relationship between education and health behavior: Some empirical evidence. Health Econ . Published online 2006. doi:10.1002/hec.1019", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 456, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Chen E, Paterson LQ. Neighborhood, family, and subjective socioeconomic status: How do they relate to adolescent health? Heal Psychol . Published online 2006. doi:10.1037/0278- 6133.25.6.704", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 630, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Tampubolon IL, Crystandy M, Sikumbang FA. Keikutsertaan Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Penggunaan Kb IUD. Wind Heal J Kesehat . 2019;2(2):116-127.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 665, "width": 457, "height": 51, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Abdi A, Semarang H. Penggunaan Alat Kontrasepsi KB IUD pada Peserta KB non IUD di Kecamatan Pedurungan Kota Semarang. Pengguna Alat Kontrasepsi KB IUD pada Peserta KB non IUD di Kec Pedurungan Kota Semarang . 2010;5(2):164-175. doi:10.14710/jpki.5.2.164- 175", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 726, "width": 456, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Sulaiman U, Batara AS, Hamzah W, Nasruddin Syam. Korelasi Self efficacy terhadap", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 762, "width": 317, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muslim Indonesia", "type": "Page footer" }, { "left": 510, "top": 762, "width": 18, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "581", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 42, "width": 461, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Window of Health : Jurnal Kesehatan, Vol. 5 No. 2 (April, 2022) : 569-581 E-ISSN 2614-5375", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 72, "width": 424, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemakaian Alat Kontrasepsi pada Pasangan Usia Subur ( PUS ) di Kelurahan Tallo Kota Makassar. Wind Heal J Kesehat . 2018;1(4):373-381.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 107, "width": 456, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Kementerian Kesehatan. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan : Panduan Bagi Petugas Kesehatan Di Puskesmas . Vol. Kementerian Kesehatan; 2011.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 142, "width": 456, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Irwansyah I. Efek Iklan Televisi Program Keluarga Berencana. J Komun . 2017;8(1):12-24. https://journal.untar.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/45/49", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 178, "width": 456, "height": 50, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Putri PKD. Pengaruh Tingkat Pendidikan, Pengetahuan, Sikap dan Terpaan Iklan Layanan Masyarakat KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu di TV terhadap Perilaku KB pada Wanita atau Pria dalam Usia Subur. Interaksi . 2012;1(1):46-56. doi:10.14710/interaksi.1.1.46- 56", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 457, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Oberholzer R, de Kock D, Walker KM. Routes of persuasion utilised in the advertising appeals of the South African Revenue Service among taxpayers in Gauteng , South Africa. South African Bus Rev . 2008;12(2):23-48.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 456, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Sopacua Y. PENGARUH INFORMASI TERHADAP ADOPSI ALAT KB DI KALANGAN IBU RUMAH TANGGA PEDAGANG KAKI LIMA DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON. J Komun KAREBA . 2011;1(2):183-189.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 456, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Tarma, Oktaviani M. Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Literasi Keluarga. Perspekt Ilmu Pendidik . 2019;33(2):1-6. doi:10.21009/pip.332.1", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 457, "height": 51, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Setiasih S, Widjanarko B, Istiarti T. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKIP) pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS) di Kabupaten Kendal Tahun 2013. J Promosi Kesehat Indones . 2016;11(2):32. doi:10.14710/jpki.11.2.32-46", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 430, "width": 457, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Mallapiang F, Azriful, Jusriani R. Peran Gender Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Metode Kontrasepsi Di Puskesmas Pattallassang Kabupaten Gowa Tahun 2016. Sipakalebbi . 2020;4(1):289-305.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 478, "width": 456, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Ismi Isnani Kamila, Mukhlis. Perbedaan Harga Diri (Self Esteem) Remaja Ditinjau dari Keberadaan Ayah. J Psikol UIN Sultan Syarif Kasim Riau . 2013;9(Desember):100-112.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 457, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Pitriani R. Hubungan Pendidikan, Pengetahuan dan Peran Tenaga Kesehatan dengan Penggunaan Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD) di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat Inap Muara Fajar Pekanbaru. J Kesehat Komunitas . 2015;3(1):25-28.", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 551, "width": 154, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "doi:10.25311/keskom.vol3.iss1.97", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 574, "width": 456, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Pratiwi NL, Basuki H. Health seeking behavior dan aksesibilitas pelayanan keluarga berencana di Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat . 2014;17(1):45-53.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 609, "width": 457, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23. Firdaus FR, Naima FU, Santika W, et al. Identifikasi Pengetahuan Dan Persepsi Tentang Kontrasepsi Pada Generasi Z Di Surabaya. J Farm Komunitas . 2020;6(2):60. doi:10.20473/jfk.v6i2.21850", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 657, "width": 456, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24. Saleh YR, Arya IF, Afriandi I. Film yang Efektif Sebagai Media Promosi Kesehatan bagi Masyarakat. J Sist Kesehat . 2016;2(2):70-78. doi:10.24198/jsk.v2i2.11245", "type": "List item" } ]
dfce3354-3826-d387-f56b-9ab16f9bc55e
https://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/download/7450/3416
[ { "left": 149, "top": 36, "width": 201, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Equalita, Vol. 2 Issue 2, Desember 2020", "type": "Section header" }, { "left": 149, "top": 48, "width": 354, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Avaliable online at http://syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/equalita/article/view/7450", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 72, "width": 393, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterbitkan oleh Pusat Studi Gender dan Anak LP2M IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 793, "width": 205, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright @ 2020 Abu Bakar. Jurnal Equalita", "type": "Page footer" }, { "left": 127, "top": 124, "width": 373, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KELUARGA SEBAGAI PONDASI LINGKUNGAN PENDIDIKAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 424, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar * email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 104, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MAN 1 Kota Cirebon", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 245, "width": 144, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Received: 15 Oktober 2020", "type": "List item" }, { "left": 226, "top": 245, "width": 136, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Accepted: 26 November 2020", "type": "Table" }, { "left": 365, "top": 245, "width": 170, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Published online : 1 Desember 2020", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 53, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract:", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 456, "height": 204, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu yang cukup berperan besar yaitu lingkungan. Lingkungan akan memberi warna terhadap proses pendidikan anak. Dan lingkungan yang sangat utama adalah lingkungan keluarga dimana terjadi di dalamnya pendidikan keluarga. Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat merupakan wadah yang sangat penting karena menjadi tempat penanaman dasar-dasar tata kehidupan bagi seorang manusia. Keluarga merupakan wadah pendidkan karakter seseorang yang pertama dan utama. Yang menjadi permasalahan banyak terjadi peran orang tua dalam proses pendidikan dalam keluarga tidak menunjukkan pada pola pendidikan sebenarnya. Orang tua menyadarai bahwa pendidikan keluarga sangat penting tetapi pada prakteknya para orang tua tidak maksimal dalam menerapkannya. Bentuk pendidikan anak dalam keluarga diantara yaitu dengan cara; menanamkan ketauhidan,ketauladanan, saling menghormati sesama anggota keluarga, keharmonisan keluarga, kepercayaan kepada anak, perhatian orang tua terhadap anak, komunikasi yang demokratis serta mengapresiasi anak. Hal-hal tersebut merupakan proses pembentukan lingkungan keluarga yang mendukung dalam proses pendidikan anak, sehingga proses pendidikan anak akan lebih maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 229, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: lingkungan, pendidikan, keluarga, anak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 57, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 456, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One that plays a big role is the environment. The environment will give color to the child's education process. And the very main environment is the family environment where family education occurs. The family as the smallest group in society is a very important container because it becomes a place for planting the basics of life for a human being. Family is the first and foremost place for educating one's character. The problem is that the role of parents in the educational process in the family does not show the actual pattern of education. Parents realize that family education is very important but in practice parents are not maximal in implementing it. The form of children's education in the family is by way of; instilling monotheism, exemplary, mutual respect for fellow family members, family harmony, trust in children, parental attention to children, democratic communication and appreciation of children. These things are the process of forming a family environment that supports the process of children's education, so that the children's education process will be maximized.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 236, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: environment, education, family, children", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 234, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author, Email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 245, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 794, "width": 19, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 121, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 457, "height": 81, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan hati nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan-keterampilan) (Ihsan,2001).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 457, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menyempurnakan proses pendidikan, tentu saja tidak bisa berjalan dengan baik tanpa faktor-faktor atau unsur-unsur dari pendidkan itu sendiri. dalam aktivitas pendidikan, setidaknya ada enam faktor unsur pendidikan yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi, yakni ; tujuan pendidikan, pendidik, peserta didik, isi/ materi pendidikan, metode dan situasi lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 457, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan salah satu yang cukup berperan besar yaitu lingkungan. Lingkungan akan memberi warna terhadap proses pendidikan anak. Dan lingkungan yang sangat utama adalah lingkungan keluarga dimana terjadi di dalamnya pendidikan keluarga. Keluarga sebagai kelompok terkecil dalam masyarakat merupakan wadah yang sangat penting karena menjadi tempat penanaman dasar-dasar tata kehidupan bagi seorang manusia. Keluarga merupakan wadah pendidkan karakter seseorang yang pertama dan utama. Oleh karena itulah maka perlu kiranya dapat dibicarakan secara berkelanjutan dan mendalam tentang permasalahan ini, dan salah satu usaha tersebut adalah melalui makalah ini yang akan membahas tentang bagaimana peranannya dalam pendidikan Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 457, "height": 176, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fokus pembicaraan dalam makalah ini adalah kedudukan dan pengaruh keluarga dalam pendidikan dalam artian sejauh mana posisi keluarga sebagai lingkungan pendidikan. Tentu saja lebih difokuskan kepada kaitannya dengan pendidikan Islam. Hal tersebut tidaklah berlebihan karena pendidikan Islam merupakan pendidikan manusia paripurna, akal dan hati, jasmani dan rohani, serta sikap dan perbuatannya sehingga selalu mampu menghadapi berbagai situasi, baik masa damai maupun masa perang (Gani & Ahmad, 1980) atau dapat pula dikatakan bahwa pendidikan Islam merupakan pendidikan yang mengintegrasikan antara pendidikan iman dan pendidikan amal sehingga dapat diimplemetasikan dalam kehidupan individu dan masyarakat (Darajat, 1992).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 230, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 178, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 457, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana peran keluarga dalam proses pendidikan anak dan tujuan penelitian yaitu membahas peran keluarga dalam pendidikan anak secara deskriptif analitis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 163, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. RESULT AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 184, "width": 145, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Lingkungan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 460, "height": 114, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan merupakan semua makhluk yang berada dalam dalam alam (dunia ) ini, yang hidup (biotic) maupun yang tidak hidup (abiotik) yang mempengaruhi perilaku pertumbuhan dan perkembangan proses kehidupan manusia, termasuk kegiatan pendidikan. Lingkungan dalam arti luas mencakup iklim dan geografis, tempat tinggal, adat istiadat, pengetahuan, pendidikan dan alam. dengan kata lain lingkungan ialah segala sesuatu yang tampak dan terdapat dalam alam kehidupan yang senantiasa berkembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 456, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkunan hidup manusia terbagi menjadi dua macam, lingkungan alam dan lingkungan sosial. Sedangkan lingkungan pendidikan merupakan suatu keadaan atau beupa tempat yang memungkinkan terjadinya pendidikan. Karena pendidikan merypakan interaksi antar manusia, maka yang dimaksud dengan lingkungan pendidikan adalah suatu tempat dimana memungkinkan terjadinya suatu interaksi manusia dalam proses pendidikan dan untuk mencapai tujuan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 465, "width": 128, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengertian Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 457, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum keluarga biasa dipahami sebagai kelompok terkecil dalam masyarkat yang terdiri dari pasangan antara seorang laki-laki sebagai suami dan seorang perempuan sebagai istri yang kemudian melahirkan keturunan dan berjuang memberikan perlindungan kepada keturunannya dengan perjuangan yang tak pernah henti. Quraish Shihab mengartikan keluarga sebagai umat kecil yang memiliki pimpinan dan anggota, mempunyai tugas dan kerja serta hak dan kewajiban setiap anggotanya, yang merupakan tempat sekolah putra-putri untuk mempelajari siaft-sifat mulia, seorang bapak dan suami mempelajari siaft berani, ulet dan bertanggungjawab dalam rangka membela harga diri, keselamatan dan kebahagiaan keluarga, baik dalam kehidupan dunia maupun kelak di akhirat (Shihab, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 457, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan suatu lembaga yang menjadi kebutuhan alami manusia sehingga ia merupakan fitrah kemanusiaan, ia bukan semata-mata kebudayaan yang dapat diganti dengan bentuk lain sebagaimana produk-produk budaya yang ada, seperti model pakaian, musik maupun arsitektur. Semenjak manusia hidup di muka bumi sampai sekarang ini, keluarga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 245, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 794, "width": 19, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "145", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 456, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "meruapakan suatu lembaga yang bentuknya tetap, ada suami, istri dan anak keturunan dengan pendidikan yang mewarnai kehidupannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 101, "width": 448, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan lembaga paling efektif dalam usaha manusia untuk berkembang biak dan mewujudkan keturunan yang berkualitas sebagaimana difirmankan oleh Allah swt :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 451, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Wahai manusia takutlah kepada Tuhanmu yang telah mencipta kamu dari satu jiwa dan menciptakan pasanggannya dari jiwa yang sama, kemudian berkembanglah dari keduanya banyak (keturunan) baik laki-laki maupun perempuan, dan takutlah kepada Allah yang kamu sering meminta kepadaNya, dan juga takutlah kamu kepada (kesucian) rahim-rahim (tempat berkembangnya keturunanmu), sesungguhnya Allah itu selalu membimbing kalian semua”. (S.Q.S. An-Nisa (4) Ayat 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 457, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai lembaga pendidikan pertama yang dikenal manusia di kala ia lahir sehingga memberikan dasar sikap dan perilaku kehidupan, maka keluarga memainkan peranan penting dalam pembentukan karkater manusia dalam kehidupan selanjutnya. Keluarga merupakan jiwa masyarakat dan tulang punggungnya. Kesejahteraan lahir dan batin yang dinikmati oleh suatu bangsa, atau sebalaiknya , kebodohan dan keterbelakangannya merupakan cerminan dari keadaan keluarga-keluarga yang hidup pada masyarakat bangsa tersebut (Shihab, 1999). Oleh karena itulah maka sangat penting untuk diperhatikan dasar-dasar pemebentukan suatu keluarga dan proses pendididikan di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 457, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam sebagai agama yang sempurna sangat memperhatikan hal tersebut maka ia menetapkan norma-norma yang mengikat bagi setiap keluarga yang dibangun oleh para muslim dalam rangka membentuk manusia yang menyadari fungsinya sebagai khalifah dan sebagai hamba ( abid ) di muka bumi ini. Dengan demikian keluarga muslim dapat diartikan sebagai keluarga yang terikat dengan norma-norma Islam dan berusaha untuk menjalankan fungsi keluarga sesuai dengan norma-norma tersebut untuk menciptakan manusia yang sadar akan perannya di atas bumi ini (Rahmat, 1988).", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 563, "width": 177, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dasar Pembentukan Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 584, "width": 457, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana telah diketahui bahwa suatu keluarga dibentuk oleh pasangan seorang laki-laki dan seorang perempuan dalam ikatan perkawinan. Perkawinan tersebut merupakan hubungan suci yang terjalin antara keduanya dengan rukun-rukun dan syarat-syarat yang telah ditetapkan untuk keabsahannya (Langgulung, 1995).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 457, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk melangkah ke dalam jenjang perkawinan, setiap laki-laki dan perempuan harus memahami tujuan perkawinan sebagai awal pembentukan keluarga, adapun tujuan berkeluarga, menurut Islam, adalah berketurunan sebagaimana dalam S. al-Nisa ayat 1 dan mempersiapkan keturunan tersebut sebagai generasi manusia yang sadar akan fungsi kemanusiaannya di atas bumi, yaitu sebagai khalifah dan hamba Allah sebagaimana dalam firman Allah S. al-Baqarah (2) ayat 30:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "146", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 230, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 454, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: \"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.\" Mereka berkata: \"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?\" Tuhan berfirman: \"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 152, "width": 163, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan S. al-Dzariyat ayat (51): 56 :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 172, "width": 391, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 457, "height": 114, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itulah maka untuk melangkah ke dalam perkawinan, dasar pertimbangannya adalah tujuan tersebut. Adapun pertama kali yang dilakukan adalah memilih pasangan dengan kriteria yang dapat membantu tercapainya tujuan perkawinan tersebut. Kriteria yang utama yang diajarkan oleh Nabi adalah kualitas keagamaan yang mumpuni, sebagaimana rasul saw bersabda yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim danlainnya dari Abu Hurairah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 317, "width": 457, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Biasanya wanita itu dinikahi karena empat faktor alasan: hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya, Maka pilihlah yang memiliki ketaatan beragama, niscaya kamu tidak akan merugi”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 457, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasangan yang memiliki ketaatan agama akan dapat dengan mudah diajak untuk menciptakan keluarga yang bertujuan sebagaimana digariskan oleh Allah swt dan menjalankan norma-norma yang dituntunkan oleh Allah swt dan Rasul-Nya, maka patutlah bila pasangan tersebut mendapatkan kasih dan sayang sehingga kehidupan keluarga tersebut benar-benar dalam kondisi yang sakinah sebagaimana digambarkan oleh Allah swt dalam S. al-Rum (30) ayat 21 :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 457, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan surat al-A’raf (7) ayat 189 :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 454, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Dialah Yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: \"Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur.\"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 667, "width": 457, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kedua ayat tersebut juga dapat diambil suatu pemahaman bahwa suatu tujuan perkawinan yaitu mendapatkan generasi yang shlih hanya dapat dicapai apabila kondisi suatu keluarga dalam keadaan yang sakinah . Arti sakinah menurut Ibn Katsir adalah al-I’tilaf (Al-Shabuni, tt) yang mempunyai 11 arti, yaitu bersatu, berkumpul, rukun, akrab, bersahabat, intim, saling percaya, ramah tamah, jinak, sama-sama senang dan saling meredakan (Thalib, 1999). Dari", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 245, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 794, "width": 19, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 458, "height": 115, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengertian tersebut maka dapat diperoleh gambaran bahwa keluarga sakinah yang dikehendaki oleh fitrah manusia dan agama adalah terwujudnya suasana keluarga yang bersatu tujuan, selalu dapat berkumpul dengan baik, rukun dan akrab dalam kehidupan sehari- hari, penuh persahabatan, intim, saling menghargai, saling mempercayai dan bersikap saling ramah antara satu dengan yang lain sehingga tercipta suasana yang salaam (damai sejahtera) dan aman di tengah masyarakat yang dalam kondisi demikian pula.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 190, "width": 166, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pendidikan dalam Keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 208, "width": 457, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebenarnya, apabila dipandang secara lebih luas tugas mendidik itu dilimpahkan kepada siapa saja, setiap muslim mempunyai beban tanggung jawab untuk mendidik sesama muslim lainnya. Namun bila kita lihat secara skala prioritas, yang lebih bertanggunga jawab adalah orang tua, kemudian guru dan selanjutnya anggota masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 457, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari mereka anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 456, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada umumnya pendikan dalam keluarga itu, bukan berpangkal tolak dari kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan. Situasi pendidikan itu terwujud berkat adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 457, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang tua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya, terutama ibunya. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula menjadi temannya dan dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu, adalah pedoman berharga bagi anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 629, "width": 457, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karenanya tidak diragukan lagi, tanggung jawab pendidikan secara mendasar terpikul kepada orang tua. Mereka tidak bisa mengelakkan tanggung jawab itu karena telah merupakan amanat Allah SWT yang dibebankan kepada orang tua (Darajat).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 457, "height": 59, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, pertama-tama yang diperintahkan Allah SAW kepada Nabi dalam mengembangkan agama Islam adalah untuk mengajarkan agama itu kepada keluarganya, baru kemudian kepada masyarakat luas. Hal ini berarti bahwa,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "148", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 230, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 457, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendidikan keluarga harus lebih dahulu diperhatikan atau harus didahulukan daripada pendidikan masyarakat. Karena pendidikan masyarakat bertumpu kepada pendidikan keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 457, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian pula Islam memerintahkan agar para orang tua berlaku sebagai kepala dan pemimpin dalam keluarganya serta berkewajiban untuk memelihara keluarga dari api neraka. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat at-Tahrim [66] ayat 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 456, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamua dari api neraka… ”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 457, "height": 126, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggung jawab pendidikan terletak di tangan kedua orang tua dan tidak dapat dipikulkan kepada orang lain. Kecuali, apabila orang tua merasa tidak mampu melakukannya sendiri, maka bolehlah tanggung jawabnya itu diserahkan kepada orang lain, misalnya dengan cara disekolahkan (Ihsan, 2001). Namun demikian, penyerahan tanggung jawab ini tidak dilakukan secara mutlak, akan tetapi bersifat pelimpahan sementara dan tidak total.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 410, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggung jawab pendidikan yang menjadi tugas orang tua, sekurang- kurangnya harus dilaksanakan dalam rangka :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 421, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Memelihara dan membesarkan anak, yaitu untuk kelangsungan hidupnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 457, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melindungi dan menjamin kesamaan, baik jasmani maupun rohani dari berbagai gangguan penyakit dan dari penyelewengan kehidupan dari tujuan hidup yang sesuai dengan falsafat hidup dan agama yang dianutnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 457, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Memberi pengajaran dalam arti yang luas, sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan seluas dan setinggi mungkin yang dapat dicapainya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 457, "height": 148, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Membahagiakan anak baik dunia maupun akhirat (Darajat dalam Ihsan, 2001). Setelah terbentuk suatu keluarga yang diawali oleh perkawinan, maka tugas selanjutnya adalah usaha-usaha untuk mencapai tujuan perkawinan seperti tersebut di atas. Usaha tersebut berupa pendidikan yang berkualitas sesuai dengan ajaran Allah swt dan Rasulullah saw agar terhindar dari kehidupan yang nista dan sengsara baik di dunia apalagi diakhirat kelak, hal tersebut sebagaiaman dipahami darianjuran Allah swt dalam surat al-Tahrim ayat 6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 245, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 794, "width": 19, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "149", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 457, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun nilai-nilai pendidikan yang harus ditransformasikan dalam kehidupan anak-anak adalah sebagaimana dianjurkan oleh Allah swt melalui penggambaranNya tentang kisah Lukmanul Hakim yang menanamkan ajaran-ajaran kepada anaknya dalam surat Lukman (31) ayat 13 sampai dengan ayat 19 :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 138, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Ketauhidan (ayat 13) :", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 175, "width": 458, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: \"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar. \"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 457, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tauhid merupakan aqidah atau kepercayaan dasar agama- Allah, sehingga menjadi fondasi utama dalam kehidupan seseorang. Dengan aqidah yang kuat seseorang akan mampu mengendalikan diri sendiri, memiliki kepercayaan diri yang tinggi dan tangguh dalam setiap keadaan dan godaan, jangankan dari orang lain bahkan dari godaan orang tua sendiri pun ia mampu untuk mempertahankan keyakinan akan kebenaran, sebagaimana dijelaskan dalam ayat selanjutnya.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 387, "width": 438, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menghormati Orang Tua, bagaimanapun sifat, sikap dan tindakan mereka (ayat 14-15)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 437, "width": 457, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 457, "height": 101, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada- Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 457, "height": 126, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang tua sebagai tulang punggung keluarga, yang telah berkorban jiwa dan raga demi kehidupan sang anak patut mendapatkan penghormatan tertinggi setelah Allah swt , bagaimanapun sifat, sikap dan tindakan oran tuanya. Hal ini karena dengan kesadaran seseorang akan jasa yang diberikan oleh orang tua maka ia juga akan terbiasa menghargai jasa-jasa orang lain terhadap dirinya maka dengan demikian akan tumbuh sikap penghargaan dan penghormatan terhadap orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "150", "type": "Page footer" }, { "left": 309, "top": 781, "width": 230, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 328, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kejujuran terhadap diri sendiri karena Allah swt. (ayat 16)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 457, "height": 79, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luqman berkata): \"Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 457, "height": 126, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sikap jujur merupakan kunci tingginya harga diri seseorang, terutama jujur terhadap diri sendiri. Karena dengan kejujuran, ia akan terhindar dari sifat, sikap dan perbuatan yang berlawanan dengan perintah-perintah Allah swt yang cenderung merusak diri dan orang lain. Dengan sifat jujurnya tersebut ia meyakini bahwa walaupun tidak ada orang lain yang mengetahui kecurangannya maka allah swt maha mengetahui segala perbuatan yang ia lakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 345, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Menjaga kesalehan spiritual dan kesalehan sosial (ayat 17 –19)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 346, "width": 457, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 457, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18.” Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 457, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 457, "height": 125, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai seorang manusia yang berpotensi untuk melakukan kesalahan maka ia harus selalu menjaga dan memelihara keyakinannya terhadap Allah swt dengan melalui ibadah-ibadah seperti shalat, dan juga memelihara hubungan dengan orang lain dengan cara selalu menganjurkan kebaikan ( al-Ma’ruf ) dan mencegah kerusakan ( al-Munkar ), dengan tetap menjaga kerendah hatian diri, sadar akan keberadaan dirinya sebagai manusia yang penuh kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 457, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai-nilai pendidikan yang telah dijelaskan di atas kan tertanamkan kepada anak dengan baik dan maksimal hanya dengan usaha orang tua untuk mewujudkannya. Walau bagaimanapun juga, orang tua lah yang akan memberi dasar pendidikan kepada naknya, oleh karena itu, orang tua harus memposisikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 50, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abu Bakar", "type": "Page header" }, { "left": 96, "top": 794, "width": 245, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Equalita, Volume (2), Issue (2), Desember 2020", "type": "Page footer" }, { "left": 511, "top": 794, "width": 19, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "151", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 457, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diri sebagai pendidik yang paling ahli menurut anak-anaknya, setidaknya sebelum mereka bergaul dengan dunia luar. Dan disadari atau tidak keluarga akan mempengaruhi karakter anak, walaupun anak sudah bersentuhan dan menyatu dengan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 457, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai orang harus bisa menjadi tauladan yang baik, oleh karena itu karena posisi orang tua yang sedemikian penting, seharusnya orang tua memiliki kemampuan mendidik, memahami ilmu psikologi anak dan yang paling utama adalah akhlak dari orang tua sendiri. karena secara langsung atau tidak akan ditiru oleh anak, karena sebagai panutan dalam keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 105, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 457, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga merupakan Lingkungan pertama dan utama dalam pendidikan Islam, oleh karena itu keluarga harus bisa menjadi Lingkungan yang paling menentukan dan mewarnai dalam pendidikan, khususnya anak. Baik buruknya keluarga akan menentukan prospek pendidikan Islam bagi anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 457, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Orang tua sebagai ujung tombak pendidikan Islam dalam keluarga, hendaknya bisa menjadi tauladan yang baik, bisa membentuk anak dalam pembiasaan Pendidikan Islam, oleh karena itu secara pribadi orang tua harus menguasai ilmu pendidikan dan metode pendidikan Islam. Hal ini agar proses pendidikan yang utama dan pertama menjadi berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 507, "width": 85, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 457, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2001) Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Jakarta: Bulan Bintang,1995 Jalaluddin Rahmat, Islam Alternatif, Bandung: Mizan,1988 M. Quraish Shihab, “ Membumikan” alQur’an , Fungsi dan Peran Wahyu dalam Kehidupan Masyarakat, cet. 20, Bandung: Mizan,1999 Muhammad Ali al-Shabuni, Mukhtasar Tafsir Ibn Katsir , Beirut: Dar al-Qalam,tt., Jld.", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 623, "width": 14, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 457, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muhammad Thalib, Konsep Islami Pembinaan Keluarga Sakinah Penuh Berkah , Bandung: Irsyad Baitus Salam,1999", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 457, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusuf al-Qardlawi, Pendidikan Islam dan Madrasah al-Banna (Bustami A. Gani dan Zainal Abidin Ahmad, pent.), Jakarta: Bulan Bintang,1980", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 345, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam , Jakarta: Bumi Aksara,1992", "type": "List item" } ]
70811305-de46-8d9c-a8fa-38cef4978e4b
https://e-jurnal.pnl.ac.id/vokasi/article/download/4158/3336
[ { "left": 245, "top": 38, "width": 269, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Vokasi, Volume 7 Nomor 3, November 2023 p-ISSN : 2548-9410 (Cetak) | e-ISSN : 2548-4117 (Online) Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 17, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "262", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 70, "width": 398, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PEMETAAN PURA DESA LAN PUSEH , DESA ADAT TEGALLALANG KECAMATAN TEGALLALANG, KABUPATEN GIANYAR , BALI", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 108, "width": 346, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "I Gede Sastra Wibawa 1 , I Made Budiadi 2 , I Wayan Suasira 3 , I Ketut Sutapa 4*", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 138, "width": 210, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1,2,3,4* Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali,", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 155, "width": 163, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected],", "type": "Table" }, { "left": 234, "top": 166, "width": 138, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 178, "width": 121, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 187, "width": 133, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "* Email : [email protected],", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 225, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 236, "width": 338, "height": 228, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Meningkatnya kesadaran umat hindu, khususnya masyarakat desa Tegallalang untuk melakukan persembahyangan di pura- pura, sehingga jumlah memedek juga meningkat terutama pada saat piodalan, hal ini juga terjadi di Pura Desa Lan Puseh Desa Tegallalang . Peningkatan ini menyebabkan kenyamanan pada saat persembahyangan berkurang karena halaman /area mandala utama tidak begitu luas. Hal ini sudah lama menjadi pemikiran panitia pembangunan Pura Desa Lan Puseh Tegallalang . Oleh sebab itu, untuk menciptakan rasa kenyamanan dan keamanan dalam melakukan persembahyangan pada hari hari tertentu seperti hari piodalan, perlu dilakukan berbagai upaya untuk menciptakan rasa kenyamanan dalam melakukan persembahyangan, khususnya di Pura Desa Lan Puseh kecamatanTegallalang, kabupaten Gianyar, Bali . Tujuan kegiatan pengabdian adalah meningkatkan kenyamanan pemendek maka dilakukan penataan lingkungan pura., bahan proposal dalam mengajukan bantuan kepada pihak yang terkait dengan pembangunan pura. Metode kegaiatan pengabdian melalui kegiatan pengukuran, inventirasisasi terhadap prasarana pura dan duwe pura, membuat rencana anggaran biaya. Hasil kegiatan pengabdian ini adalah gambar hasil pengukuran, pemberian nama pada setiap pelinggih, dan melakukan inventarisasi terhadap duwe pura. Untuk itu panitia bendesa adat pembangunan pura meminta Tim Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M) Politeknik Negeri Bali untuk merencanakan pemetaan Pura", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 478, "width": 277, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Pemetaan, Pura Desa Lan Puseh Tegallalang , Gianyar", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 503, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 528, "width": 428, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gianyar merupakan kabupaten yang memiliki banyak potensi destinasi wisata mulai dari wisata alam, budaya, sepiritual dan wisata cabang lainnya. Hal tersebut menjadikan Kabupaten Gianyar terus berbenah dalam bidang penataan infrastruktur kotanya. Gianyar sangat strategis dalam hal lokasi, karena dilewati oleh masyarakat yang melintang dari Kabupaten Bangli, Klungkung, Denpasar serta Kabupaten Badung. Tidak sedikit desa yang berusaha memanfaatkan potensi wilayahnya dalam hal mengembangkan destinasi wisata. Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar pertahun 2018 terdapat 62 destinasi wisata yang tersebar setiap kecamatan di wilayah Kabupaten Gianyar. Desa Tegallalang merupakan salah satu bagian dari kecamatan Tegallalang yang memiliki destinasi wisata yang menarik. Tegallalang merupakan destinasi wisata alam yang telah ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Gianyar tertuang dalam Perda Kabupaten Gianyar no.16 Tahun 2012. Objek wisata terasering yang merupakan destinasi wisata alam tersebut bernama Ceking Ricee Terrace. Hamparan wisata alam persawahan dapat dinikmati para wisatawan yang melintas dari Ubud menuju Kintamai atau sebaliknya dengan wisata yang berkonsep ekowisata.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 721, "width": 428, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Posisi Desa Tegallalang sangat menguntungkan berkat adanya Ubud dan Kintamani, tidak dapat dhindari memang Ubud lebih dulu dapat menarik wisatawan untuk berkunjung. Keuntungan desa ini ialah dikarenakan berada diantara tujuan perjalanan wisatawan dari Ubud mampir di Tegallalang, kemudian melanjutkan perjalanan ke Kintamani atau objek lainnya. Secara ekologis Desa Tegallalang perlu meningkatkan pengalaman mengembangkan dan mengelola", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 237, "width": 64, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "History Artikel", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 248, "width": 71, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Received : Juli-2023; Reviewed: Agustus-2023; Accepted: September-2023; Published: November-2023 - 03-2022", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 269, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Vokasi, Volume 7 Nomor 3, November 2023 p-ISSN : 2548-9410 (Cetak) | e-ISSN : 2548-4117 (Online) Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "263", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 428, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "potensi persawahan dan perkebunan. Dengan Tegallalang menjadi destinasi wisata alam yang ditetapkan oleh pemerintah Kabupaten Gianyar tertuang dalam Perda Kabupaten Gianyar no.16 Tahun 2012, menjadikan masyarakat semakin memiliki tanggung jawab besar terhadap potensinya. Objek wisata terasering yang merupakan destinasi wisata alam tersebut bernama Ceking Ricee Terrace. Community Services Journal (CSJ), 5 (1) (2022),44 Konsep Pengembangan Desa Tegallalang Sebagai Kawasan Wisata Heritage di Gianyar CC-BY-SA4.0 License, Community Services Journal (CSJ), ISSN 2654-9360, E-ISSN 2654-9379 Gambar 1. PetaLokasi Desa Tegallalang Potensi yang telah dikembangkan dan dimanfaatkan ialah hanya pemandangan hamparan sawah yang sesungguhnya memiliki sekedar pemandangan. Terdapat aktifitas petani dengan kearifan lokalnya, aktivitas budaya yang berhubungan dengan pertanian seperti upacara biukukung yang dapat dijadikan pengalaman baru bagi pelaku wisata.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 225, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut sejalan dengan aspek-aspek penguatan lingkungan binaan heritage yang mengembangkan potensi alam serta memiliki ilmu muatan lokal yaitu bagaimana bertani secara tradisional. Kemudian telah diwarisi sistem irigasi yang disebut subak bagi masyarakat Bali khususnya Tegallalang kali ini.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 480, "width": 210, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Lokasi Desa Tegallalang , Gianyar", "type": "Caption" }, { "left": 84, "top": 505, "width": 428, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Politeknik Negeri Bali sebagai salah satu perguruan tinggi yang ada di pulau Bali harus mampu menterjemahkan masalah yang terdapat di lingkungannya baik sosial, budaya, ipteks dan sebagainya. Dengan demikian sebagai lembaga ilmiah harus mampu menghasilkan output tenaga ilmiah yang mampu menerapkan dan mengembangkan ipteks guna membantu masyarakat dalam memecahkan permasalahan yang ada. Salah satu cara yang dilakukan adalah dengan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilakukan dengan melakukan pemetaan lokasi.Meningkatnya kesadaran umat hindu, khususnya masyarakat desa Tegallalang untuk melakukan persembahyangan di pura- pura, sehingga jumlah memedek juga meningkat terutama pada saat piodalan, hal ini juga terjadi di Pura Desa Lan Puseh Desa Tegallalang .", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 632, "width": 431, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Peningkatan ini menyebabkan kenyamanan pada saat persembahyangan berkurang karena halaman /area mandala utama tidak begitu luas. Hal ini sudah lama menjadi pemikiran panitia pembangunan Pura Desa Lan Puseh Tegallalang . Untuk meningkatkan kenyamanan pemendek maka dilakukan penataan lingkungan pura.Solusinya dengan perencanaan penataan lingkungan di Pura Desa Lan Puseh Tegallalang , Gianyar . Sehingga diharapkan selesainya penataan perencanaan kawasan dan lingkungan pura dapat meningkatkan kenyamanan pemedek pura dalam melakukan persembahyangan.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 733, "width": 431, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sasaran utama kegiatan ini adalah penataan kawasan Pura Desa Lan Puseh Tegallallang . Kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan di lokasi mitra yang telah bersedia bekerjasama untuk kegiatan ini. Bentuk partipsipasi aktif dari masyarakat dan mitra sangat diharapkan sehingga dalam kegiatan penyuluhan dan sosialisasi diharapkan dihadiri oleh selain kelompok mitra juga", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 269, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Vokasi, Volume 7 Nomor 3, November 2023 p-ISSN : 2548-9410 (Cetak) | e-ISSN : 2548-4117 (Online) Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "264", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 428, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Diharapkan juga mitra bersedia mengikuti program ini selama beberapa bulan karena tim pelaksana kegiatan akan melakukan monitoring, supervisi dan pendampingan sehingga apa yang telah diberikan betul-betul bermanfaat bagi mitra pengepon Pura Desa lan Puseh Tegallalang.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 146, "width": 138, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "METODE PELAKSANAAN", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 170, "width": 370, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Adapun metode pelaksanaan pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah meliputi: a. Langkah-langkah Penyelesaian Masalah", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 194, "width": 411, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan mitra yang dimulai dari menggali informasi tentang permasalahan mitra serta mensosialisasikan maksud dan tujuan dari Program Pengabdian Kepada Masyarakat ini yang meliputi :", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 232, "width": 111, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a. Jadwal pelaksanaan.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 244, "width": 130, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Kapasitas tim pelaksana", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 256, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "c. Model pembiayaan,", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 268, "width": 308, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "d. Tata cara pelaksanaan Program Pengabdian Kepada Masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 280, "width": 382, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "e. Diskusi akan difokuskan kepada berbagai permasalahan yang dihadapi oleh mitra.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 293, "width": 238, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Metode Pendekatan untuk Menyelesaikan Masalah", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 305, "width": 405, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Metode pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan kegiatan yang disusun atas beberapa tahapan kerja untuk dapat memudahkan pelaksanaan dan evaluasinya. Tahapan-tahapan yang dimaksud sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 341, "width": 378, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a) Melakukan Pengukuran untu pemetaan wilayah menggunakan Total Station (TS)", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 354, "width": 309, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b) Melakukan inventarisasi terhadap prasarana pura dan duwe pura.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 366, "width": 201, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "c) Membuat rancangan gambar lokasi pura.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 378, "width": 214, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "d) Membuat Rencana Anggraran Biaya (RAB)", "type": "List item" }, { "left": 105, "top": 390, "width": 283, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Rencana kegiatan yang menunjukkan langkah-langkah solusi", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 403, "width": 395, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a. Survei ke mitra untuk mencari data data yabg berhubungan dengan duwe pura dan area pura.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 427, "width": 391, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Persiapan bahan dan peralatan penunjang untuk pembangunan gedung serbaguna dan bale banjar yang meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 451, "width": 101, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Total Station (TS)", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 463, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Rambu ukur", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 475, "width": 83, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Meteran ukur.", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 488, "width": 391, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "c. Pemantauan tim Internal P3M pada Lokasi Mitra sesuai proposal kegiatan yang dibiayai dari kontrak meliputi :", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 512, "width": 374, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Penyampaian Informasi Monitoring Internal oleh P3M Politeknik Negeri Bali dengan tim Pelaksana Kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 537, "width": 309, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Pelaksanaan Monitoring Internal oleh P3M PNB di Lokasi Mitra.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 550, "width": 421, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "c. Evaluasi Pelaksanaan Program dan Keberlanjutan Pemantauan dan Evaluasi Tim Pelaksana Program, tim Internal P3M PNB dan terhadap bantuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang disampaikan kepada Mitra.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 587, "width": 390, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Penyampaian adanya Tim Monev Internal P3M PNB untuk kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang dilaksanakan di Mitra.", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 612, "width": 388, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Program Pengabdian Kepada Masyarakat di lokasi Mitra", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 636, "width": 390, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Diskusi dan tanya jawab Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat dengan Mitra", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 661, "width": 429, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pemantauan dan Evaluasi Tim Pelaksana Program dari bantuan Program Pengabdian Kepada Masyarakat yang disampaikan kepada Mitra :", "type": "Text" }, { "left": 125, "top": 686, "width": 388, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Setelah Pelaksanaan dan Pemantauan serta evaluasi tim internal P3M PNB tetap melaksanakan pemantauan internal.", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 710, "width": 260, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Pembuatan Laporan akhir kegiatan oleh tim Pelaksana", "type": "List item" }, { "left": 127, "top": 722, "width": 388, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Seminar Hasil Kegiatan oleh tim Pelaksana di P3M PNB yang ditentukan secara tentatif.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 762, "width": 219, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "d. Partisipasi Mitra Dalam Pelaksanaan Program", "type": "List item" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 269, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Vokasi, Volume 7 Nomor 3, November 2023 p-ISSN : 2548-9410 (Cetak) | e-ISSN : 2548-4117 (Online) Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "265", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 428, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sasaran utama kegiatan ini adalah penataan kawasan Pura Dalem Jagaraga. Kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan di lokasi mitra yang telah bersedia bekerjasama untuk kegiatan ini. Bentuk partipsipasi aktif dari masyarakat dan mitra sangat diharapkan sehingga dalam kegiatan penyuluhan dan sosialisasi diharapkan dihadiri oleh selain kelompok mitra juga masyarakat di sekitar lokasi kegiatan. Diharapkan juga mitra bersedia mengikuti program ini selama beberapa bulan karena tim pelaksana kegiatan akan melakukan monitoring, supervisi dan pendampingan sehingga apa yang telah diberikan betul-betul bermanfaat bagi mitra.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 184, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 208, "width": 433, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Dilakukan penjajakan dan sosialisasi lokasi Pura Desa Lan Puseh Desa Tegallalang, selanjutnya mendiskudikan apa hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pemetaan Pura tersebut. Kegiatan sosialisasi dapat dilihat pada Gambar 2. Ketua mitra pengebadian pengempon Pura Desa lan Puseh dalam hal ini menjelaskan kondisi pura dan pentingnya penataan pura dilakukan untk menciptakan kenyamanan dalam melakukan persembahyangan", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 475, "width": 292, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Penerimaan oleh Bendesa Adat Tegallalang, Gianyar", "type": "Caption" }, { "left": 84, "top": 498, "width": 433, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya di lakukan pengukuran dengan memperhatikan petunjuk prajuru adat dan pengemong pura . Adapun pemetaan di lakukan dengan alat Total Station , pengukuran dilakukan dengan pengawasan dosen ilmu ukur tanah beserta teknisi dan mahasiswa agar hasil pengukuran tepat waktu dan akurat . Hasil pengukuran berupa Peta situasi Pura , di mana peta ini akan dijadikan dasar untuk pengembangan ke depannya sarana dan prasarana pura yang lebih lengkap. Kegiatan pengukuran dapat dilihat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 771, "width": 151, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 . Kegiatan Pengukuran", "type": "Page footer" }, { "left": 245, "top": 38, "width": 269, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Jurnal Vokasi, Volume 7 Nomor 3, November 2023 p-ISSN : 2548-9410 (Cetak) | e-ISSN : 2548-4117 (Online) Jurnal hasil-hasil Penerapan IPTEKS dan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 793, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "266", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 70, "width": 430, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Setelah selesai melakukan kegiatan pengukuran, dilakukan pengolahan data hasil pengukuran. Penglahan data dilakukan oleh dosen yang mengajar ilmu ukur tanan, dibantu perwakilan mahasiswa D3 Jurusan Teknik Sipil PNB. Hasil penggamabaran, dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 335, "width": 333, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Peta situasi Pura Desa Lan Puseh Tegallalang, Gianyar, Bali", "type": "Caption" }, { "left": 84, "top": 374, "width": 87, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 400, "width": 431, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat yang telah dilaksanakan di Desa Adat Tegallalang Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar . Hasil dari pengabdian ini gambar pemetaan Pura Desa Lan Puseh Tegallalang Gianyar dengan menggunakan alat ukur Total Station. Dari pelaksanaan kegiatan dapat memberikan pedoman dalam melakukan perencanaan dan penataan pura dimasa yang akan datang. Disamping itu sebagai bahan proposal dalam mengajukan bantuan kepada pihak yang terkait dengan pembangunan pura. Kegiatan pengabdian ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan semua pihak, dan juga dari tim pengabdian Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali sehingga pelaksanaan pengabdian ini berjalan dngan baik", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 527, "width": 101, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 552, "width": 412, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[1] Abidin, Hasanuddin Z DR ;Jones, Andrew MsurvSc,MBA dan Kahar ,JoenilProf.DR. 1995. SurveiD engan GPS . Jakarta : Pradnya Paramita.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 575, "width": 270, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[2] Frick,Heinz Ir. Ilmu dan Alat Ukur Tanah . 1979. Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 587, "width": 426, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[3] Kanisius Purworaharjo,Umaryono U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri B, Pengukuran Tinggi . Bandung. JurusanTeknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 610, "width": 426, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[4] Rinto Sasongko.Ir ,Imron Kuncoro.Ir, M.Suaib Reiza.Drs, Dwi Hari Subagio.BE, Medi Efendi. 1996. Petunjuk Praktikum Ukur Tanah 2 . Bandung : Pusat Pengembangan Pendidikan Politeknik.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 634, "width": 426, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[5] Sosrodarsono, Suyono dan Masayoshi Takasaki. 1981. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan . Jakarta : Pradnya Paramita.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 657, "width": 263, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "[6] Wongsotjitro, Soetomo.1977. Ilmu Ukur Tanah . Jakarta : Swada.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 694, "width": 6, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": ".", "type": "Text" } ]
35f12fca-9d9d-8cb0-1470-e696f081364e
https://e-journal.unair.ac.id/JD/article/download/12109/6985
[ { "left": 123, "top": 165, "width": 381, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KERJA ASING DALAM HAL PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA SEBELUM MASA KONTRAK BERAKHIR", "type": "Section header" }, { "left": 244, "top": 220, "width": 136, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky Meifilianti [email protected] Universitas Airlangga", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 270, "width": 38, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 284, "width": 401, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This thesis examines the form of legal protection against foreign employees who work in Indonesian companies. This legal protection is given when the company carriers out the termination before the contract period ends where the reason for termination of employment before the contract period ends beyond the provisions contained in Law Number 13 of 2003. Foreign employees can only be employed with a specified time which in a certain time work agreement cannot require a probationary period in the employment relationship between foreign employees and entrepreneur or employers. This thesis used the type of doctrinal research, normative juridical research. The results generated from this paper are to find out the legal consequences of employment termination by the company against foreign employees before the contract period expires and can find out the legal efforts that can be made by foreign employees to obtain their rights. This thesis refers to the Law which is related to the use of foreign employees in Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 404, "width": 400, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Foreign Employees; Legal Protection; Certain Time; Termination of Employment; Legal Work for Foreign Employees.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 438, "width": 42, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 452, "width": 403, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengkaji mengenai bentuk perlindungan hukum terhadap tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaan Indonesia, perlindungan hukum ini diberikan ketika perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja sebelum masa kontrak berakhir yang mana alasan pemutusan hubungan kerja sebelum masa kontrak berakhir tersebut di luar ketentuan yang ada dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Tenaga kerja asing hanya dapat dipekerjakan dengan waktu tertentu yang mana dalam perjanjian kerja waktu tertentu tidak dapat mensyaratkan adanya masa percobaan dalam hubungan kerja antara tenaga kerja asing dengan pengusaha atau pemberi kerja. Skripsi ini menggunakan tipe penelitian doctrinal research, yuridis normatif. Adapun hasil yang dihasilkan dari skripsi ini adalah untuk mengetahui akibat hukum pemutusan hubungan kerja yang dilakukan perusahaan terhadap tenaga kerja asing sebelum masa kontrak berakhir dan dapat mengetahui upaya hukum yang dapat dilakukan tenaga kerja asing untuk mendapatkan hak-haknya. Skripsi ini mengacu pada Undang-Undang yang berkaitan dengan penggunaan bagi tenaga kerja asing di Indonesia. Kata Kunci: Tenaga Kerja Asing; Perlindungan Hukum; Waktu Tertentu; Pemutusan Hubungan Kerja; Upaya Hukum Tenaga Kerja Asing.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 638, "width": 68, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 660, "width": 403, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakatnya memerlukan bantuan dari negara-negara lain. Sebagai negara berkembang, Indonesia tentu dihadapkan dengan keluar-masuknya tenaga kerja asing yang bekerja di suatu perusahaan Indonesia dengan harapan dapat membantu pembangunan serta", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 264, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi 221", "type": "Text" }, { "left": 233, "top": 109, "width": 157, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction", "type": "Section header" }, { "left": 265, "top": 140, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 152, "width": 333, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history: Submitted 2 December 2018; Accepted 6 January 2019; Available online 27 January 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "222", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 109, "width": 401, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan kepentingan nasional. Dalam pembangunan nasional diperlukan modal atau investasi, teknologi dan tenaga ahli asing karena pasar kerja dalam negeri belum sepenuhnya mampu menyediakan tenaga ahli baik secara kuantitas maupun kualitas. 1 Persoalan mengenai masuknya tenaga kerja asing tidak bisa dihindari karena berbagai macam faktor yang ada. Salah satunya adalah faktor globalisasi.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 217, "width": 403, "height": 297, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada era globalisasi menjadi suatu kenyataan yang harus dihadapi setiap negara, salah satunya negara Indonesia. Perkembangan dari faktor globalisasi juga mendorong terjadinya pergerakan tenaga kerja antara negara yang satu dengan negara yang lain. Terjadinya pergerakan tenaga kerja ini dapat dikarenakan oleh perusahaan-perusahaan yang telah melakukan investasi di suatu negara dan membutuhkan suatu pengawasan oleh pemilik perusahaan tersebut. Selain itu, untuk menjaga investasinya, pemilik perusahaan juga membutuhkan tenaga kerja yang memang sudah terampil dan berpengalaman di bidangnya untuk mengelola investastinya di negara tujuan. Dengan alasan kepentingan perusahaan, pemilik modal membawa beberapa tenaga kerja dari negara asalnya atau negara lain untuk dipekerjakan sebagai tenaga kerja asing di negara tujuan. 2 Adapun manfaat bagi negara Indonesia sendiri yang diperoleh dari pemilik perusahaan asing untuk membawa serta tenaga kerja asing adalah untuk mempercepat pembangunan ekonomi nasional.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 520, "width": 401, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampai saat ini maupun waktu yang akan datang, masih dimungkinkan adanya tenaga kerja asing yang ditempatkan di Indonesia. Hal ini dikarenakan kehadiran tenaga kerja asing memberikan berbagai macam dampak positif bagi Indonesia, antara lain sebagai berikut: 3", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 606, "width": 385, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Adanya keterampilan baru dengan alih teknologi yang dilakukan oleh tenaga kerja asing kepada tenaga kerja Indonesia;", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 675, "width": 400, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Departmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Pemahaman Pasal-Pasal Utama Un- dang-undang Ketenagakerjaan (UU No 13/2003) (Departmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2003). [13].", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 710, "width": 396, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Syahmardan, Jurnal Legislasi Indonesia (Direktoral Jenderal Peraturan Perundang-Undan- gan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2011). [500].", "type": "Footnote" }, { "left": 114, "top": 733, "width": 396, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Miranda S. Goeltom, ‘Kompetisi Profesi Dalam Era Globalisasi: Tantangan dan Kiat Indo- nesia’ (1997) 7 Jurnal Studi Indonesia. [16].", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "223", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 258, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Memiliki pengetahuan mengenai pasar luar negeri;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 131, "width": 390, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memiliki kemampuan bernegosiasi dengan pedagang di luar negeri terutama pada usaha kecil menengah yang umumnya kemampuan lobbying dan informasi yang dimiliki cenderung masih kurang.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 401, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun, meskipun tenaga kerja asing membawa berbagai macam dampak positif bagi Indonesia, terdapat pula dampak negatif, seperti:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 239, "width": 136, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hilangnya devisa negara;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 260, "width": 300, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kebudayaan dan sosial dapat diakses dengan berbagai cara;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 282, "width": 391, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hilangnya kesempatan kerja untuk tenaga kerja Indonesiaapabila alih pengetahuan dan keterampilan yang seharusnya diwujudkan dengan adanya Tenaga kerja asing tidak terpenuhi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 403, "height": 361, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penggunaan tenaga kerja asing, diperlukan adanya ketentuan dan persyaratan untuk membatasi maupun melindungi kepentingan negara maupun kepentingan tenaga kerja asing itu sendiri. Pengaturan mengenai tenaga kerja asing terdapat di Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (untuk selanjutnya disebut UU Ketenagakerjaan), Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan tenaga kerja asing, Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 40 Tahun 2012 tentang Jabatan-Jabatan Tertentu yang Dilarang Diduduki Tenaga kerja asing, Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 10 Tahun 2018 Tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga kerja asing, Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Visa dan Izin Tinggal Bagi Tenaga kerja asing. Tujuan pengaturan mengenai tenaga kerja asing ditinjau dari aspek hukum ketenagakerjaan, pada dasarnya adalah untuk menjamin dan memberikan kesempatan kerja yang layak bagi warga negara Indonesia di berbagai lapangan dan level. 4 Adanya pengaturan mengenai tenaga kerja asing bukan untuk mendiskriminasi, namun agar sebuah negara tetap mengutamakan tenaga kerja dalam negeri. Dengan adanya pengaturan ini dalam hal hubungan kerja, tenaga kerja asing di Indonesia hanya dapat menduduki jabatan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 402, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Dinamika dan Kajian Teori) (Ghalia Indonesia 2010). [111].", "type": "Footnote" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 389, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertentu dengan waktu tertentu sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 403, "height": 210, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga kerja asing perlu dilindungi dikarenakan tenaga kerja asing juga menguntungkan bagi tenaga kerja Indonesia dalam hal memberikan pengetahuan yang dimilikinya untuk dipelajari oleh tenaga kerja Indonesia, hal ini tentu membuat perekonomian di Indonesia semakin maju karena keahlian yang dimiliki tenaga kerja asing tersebut sejalan dengan ketentuan dalam Pasal 45 ayat (1) Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003. Perlindungan hukum terhadap tenaga kerja asing juga untuk mencegah pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha atau pemberi kerja. Tenaga kerja asing perlu diberikan perlindungan hukum yang sama dalam memperoleh perlakuan yang sama agar supaya tercapainya keadilan di negara Indonesia dan memastikan Indonesia aman bagi tenaga kerja asing.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 404, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perjanjian kerja dapat berakhir karena suatu tertentu sesuai dengan yang tercantum pada Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 yakni apabila pekerja meninggal dunia, berakhirnya jangka waktu, adanya putusan pengadilan, atau kejadian tertentu yang tercantum dalam hubungan kerja. Namun, dalam praktik sering terjadi pemutusan hubungan kerja sebelum masa kontrak berakhir dan tidak sesuai dengan waktu yang telah diperjanjikan dalam perjanjian kerja yang dibuat oleh para pihak sebelumnya, adapun perjanjian kerja berakhir tidak didasarkan pada Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 541, "width": 93, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 405, "height": 189, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tipe penelitian dalam penyusunan skripsi ini menggunakan penelitian doctrinal research, didasarkan pada metode penelitian yuridis normatif, yaitu pendekatan secara teoritis melalui studi kepustakaan dengan berpijak pada peraturan perundang-undangan yang ada yaitu Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan terutama yang mengatur tentang perlindungan terhadap tenaga kerja asing atas pelanggaran perjanjian kerja serta peraturan perundang-undangan lainnya yang mengatur tentang tenaga kerja asing, teori-teori atau pendapat ahli hukum yang berkaitan dengan materi penulisan yang akan dibahas. Sedangkan, tipe penelitian secara normatif maksudnya adalah untuk menguraikan norma-norma", "type": "List item" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "225", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 402, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam pasal-pasal yang ada. Dalam skripsi ini akan membahas tentang perlindungan hukum bagi tenaga kerja asing yang bekerja pada perusahaan di Indonesia yang mana tenaga kerja asing tersebut diberhentikan atau diputus hubungan kerjanya sebelum masa kontrak berakhir.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 217, "width": 400, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemutusan Hubungan Kerja Terhadap Tenaga kerja asing Sebelum Masa Kontrak Berakhir", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 404, "height": 340, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam buku “Pengantar Ekonomi Sumber daya Manusia” milik Payaman Simanjuntak, tenaga kerja diartikan sebagai penduduk yang sudah atau sedang bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan yang sedang melaksanakan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus urusan rumah tangga. Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja secara praktis menurutnya hanya dibedakan oleh batas umur/ usia Pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja secara praktis menurut Payaman Simanjuntak hanya dibedakan oleh batas umur/usia. 5 Sedangkan pengertian mengenai tenaga kerja asing sendiri diatur dalam Pasal 1 angka 13 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, yaitu: “tenaga kerja asing adalah warga negara asing pemegang visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia”. Menurut Budiono, penempatan tenaga kerja asing di Indonesia memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan profesional pada bidang-bidang tertentu yang belum dapat diisi oleh tenaga kerja dalam negeri. 6 Dengan adanya alasan tersebut, mempekerjakan Tenaga Kerja Asing tidak dapat dihindarkan, para pemberi kerja biasanya membutuhkan tenaga kerja yang mempunyai pengalaman bekerja dengan baik dan ahli dalam bidang pekerjaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 403, "height": 59, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan industrial antara pengusaha dengan pekerja/buruh, yang menjadi landasan hukum perikatannya adalah perjanjian kerja sebagaimana tercantum dalam Pasal 50 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 711, "width": 402, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Sedjun H Manulalang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia (Rineka Citra1998).[03].", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 734, "width": 368, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Budiono, Abdul Rachmat, Hukum Perburuhan Di Indonesia (Rajagrafindo Persada 1995).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 746, "width": 24, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[115].", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "226", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 404, "height": 167, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yaitu: “Hubungan kerja terjadi karena karena adanya perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh.” Dalam membuat suatu perjanjian kerja, tidak ada bentuk khusus yang dipersyaratkan oleh Undang-Undang. Sehingga, perjanjian kerja dapat dilakukan secara lisan, dengan surat pengangkatan oleh pihak majikan atau dibuat secara tertulis, yaitu surat perjanjian tersebut ditandatangani oleh kedua belah pihak. 7 Unsur-unsur dalam hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja/ buruh didasarkan pada perjanjian kerja yang diatur dalam Pasal 1 angka 15 Undang- Undang Ketenagakerjaan yaitu adanya suatu pekerjaan, perintah dan upah. 8", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 405, "height": 275, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk perjanjian kerja untuk tenaga kerja asing hanya dapat diadakan untuk jabatan dan waktu tertentu, hal ini dikarenakan adanya pengaturan dalam Undang- Undang Ketenagakerjaan pada Pasal 42 ayat (4). Jangka waktu bagi tenaga kerja asing untuk bekerja di wilayah Indonesia adalah didasarkan pada jangka waktu yang tercantum dalam perjanjian kerja atau perjanjian pekerjaan. Adapun jabatan tertentu yang dilarang diduduki diatur dalam Lampiran Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 40 Tahun 2012. Mengenai alasan adanya pembatasan jabatan tertentu yang tidak boleh diduduki oleh Tenaga Kerja Asing untuk mencegah adanya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya Tenaga Kerja Asing dilarang menduduki jabatan Direktur Personalia untuk mencegah adanya keberpihakan terhadap sesamanya sehingga menyebabkan tenaga kerja dalam negeri kesulitan untuk mencari pekerjaan. Sedangkan jabatan yang dapat diduduki oleh Tenaga Kerja Asing adalah sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 563, "width": 337, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kepmenakertrans Nomor 247 Tahun 2011 pada kategori konstruksi", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 577, "width": 341, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kepmenakertrans Nomor 462 Tahun 2012 pada kategori pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 592, "width": 386, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kepmenakertrans Nomor 463 Tahun 2012 pada kategori industri pengolahan golongan bahan kimia dan barang dari bahan kimia", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 620, "width": 386, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Kepmenakertrans Nomor 464 Tahun 2012 pada kategori perdagangan besar dan eceran serta reparasi mobil dan motor", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 649, "width": 388, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Kepmenakertrans Nomor 707 Tahun 2012 pada kategori transportasi dan pergudangan golongan pokok angkutan udara", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 678, "width": 386, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Kepmenakertrans Nomor 708 Tahun 2012 pada kategori kesenian, hiburan, rekreasi", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 735, "width": 327, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Lanny Ramli, Hukum Ketenagakerjaan (Airlangga University Press 2008).[24].", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 746, "width": 349, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi (Sinar Grafika 2009).[36].", "type": "Footnote" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 128, "top": 109, "width": 386, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Kepmenakertrans Nomor 354 Tahun 2013 pada kategori industri pengolahan golongan pokok industri minuman", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 138, "width": 389, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Kepmenakertrans Nomor 355 Tahun 2013 pada kategori pengadaan air, pengolahan sampah dan daur ulang, pembuangan dan pembersihan limbah", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 167, "width": 356, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Kepmenakertrans Nomor 356 Tahun 2013 pada kategori industri tekstil", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 181, "width": 386, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Kepmenakertrans Nomor 357 Tahun 2013 pada kategori industri pakaian jadi", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 196, "width": 373, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Kepmenakertrans Nomor 358 Tahun 2013 pada kategori industri makanan", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 210, "width": 389, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Kepmenakertrans Nomor 359 Tahun 2013 pada kategori industri pengolahan barang logam bukan mesin dan peralatannya", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 239, "width": 389, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Kepmenaker Nomor 12 Tahun 2015 pada kategori pertanian, kehutanan dan perikanan golongan peternakan", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 268, "width": 395, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Kepmenaker Nomor 13 Tahun 2015 pada kategori jasa persewaan, ketenagakerjaan, agen perjalanan dan penunjang usaha lainnya", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 296, "width": 392, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Kepmenaker Nomor 14 Tahun 2015 pada kategori pengolahan industri furnitur", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 325, "width": 390, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Kepmenaker Nomor 15 Tahun 2015 pada kategori industri pengolahan sub golongan industri alas kaki", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 354, "width": 388, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Kepmenaker Nomor 16 Tahun 2015 pada kategori penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 383, "width": 389, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Kepmenaker Nomor 17 Tahun 2015 pada kategori pengolahan sub golongan industri rokok dan cerutu", "type": "List item" }, { "left": 125, "top": 412, "width": 390, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Kepmenaker Nomor 26 Tahun 2015 pada kategori pengolahan sub industri gula", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 448, "width": 405, "height": 232, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing harus mempunyai persyaratan perizinan yang telah ditentukan dalam Undang-Undang yaitu pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing harus mempunyai Rencana Penggunaan Tenaga kerja asing (untuk selanjutnya disebut dengan RPTKA) yang disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk, hal ini sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 ayat (1) Undang-Undang Ketenagakerjaan. RPTKA memuat keterangan alasan menggunakan tenaga kerja asing, jabatan dan/atau kedudukan tenaga kerja asing dalam struktur organisasi perusahaan, jangka waktu penggunaan dan penunjukkan tenaga kerja warga negara Indoneia sebagai pendamping tenaga kerja asing yang dipekerjakan sebagaimana diatur dalam Pasal 43 ayat (2) Undang- Undang Ketenagakerjaan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 403, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain RPTKA, tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia juga wajib memiliki Vitas untuk bekerja. Vitas atau Visa Tinggal Terbatas menurut Perpres No. 20 Tahun 2018 pasal 1 angka 5 yaitu keterangan tertulis yang diberikan oleh", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "228", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 403, "height": 232, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pejabat yang berwenang memuat persetujuan bagi orang asing untuk melakukan perjalanan ke wilayah Indonesia dan menjadi dasar untuk pemberian Izin Tinggal Terbatas dalam rangka bekerja. Izin Tinggal Terbatas atau Itas merupakan salah satu syarat bagi tenaga kerja asing untuk dapat bekerja di Indonesia. Itas adalah izin yang diberikan kepada orang asing tertentu untuk berada dan tinggal di Wilayah Indonesia dalam jangka waktu tertentu untuk bekerja sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 6 Perpres 20 Tahun 2018. Dalam hal mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia, pemberi kerja wajib menunjuk tenaga kerja warga negara Indonesia sebagai pendamping, hal ini ditujukan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing seperti yang terdapat pada Pasal 45 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 403, "height": 210, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan kerja bagi tenaga kerja asing sendiri yang mana hanya dapat bekerja pada waktu tertentu saja tidak sama dengan ketentuan yang ada dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. Hal ini dikarenakan apabila dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu masa kerjanya dapat diadakan untuk paling lama 2 (dua) tahun dan hanya boleh diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu paling lama 1 (satu) tahun, kemudian dapat diperbaharui 1 (satu) kali dalam jangka waktu 2 (dua) tahun. Sedangkan, jangka waktu bagi tenaga kerja asing tidak didasarkan pada jangka waktu dalam Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, melainkan didasarkan pada jangka waktu yang tercantum dalam perjanjian kerja antara tenaga kerja asing dengan Pemberi Kerja.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 403, "height": 189, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya ketentuan pada Pasal 42 ayat (4) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 apabila dicermati secara hukum sama sekali tidak memberikan suatu pilihan bahwa tenaga kerja asing dapat dipekerjakan selain dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu, dengan kata lain adanya kata “hanya” dalam Pasal tersebut mengisyaratkan adanya “larangan” untuk mengikat tenaga kerja asing dalam Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu Hal ini berarti pengusaha atau pemberi kerja tidak dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak sebelum masa kontrak yang dibuat dalam perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh berakhir. Berdasarkan Pasal 61 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "229", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 243, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketenagakerjaan perjanjian kerja berakhir apabila:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 131, "width": 137, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pekerja meninggal dunia;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 145, "width": 222, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 160, "width": 393, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Adanya putusan pengadilan dan/atau putusan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrialyang telah mempunyai kekuatan hukum tetap; atau", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 203, "width": 390, "height": 45, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 402, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan disebutkan bahwa apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan atau berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja yang dibuat oleh kedua belah pihak. Selain membayar ganti rugi sebesar upah pekerja/buruh sampai berakhirnya kontrak kerja yang dibuat oleh keduanya, pemberi kerja yang memberhentikan tenaga kerja asing Sesuai dengan Pasal 48 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 wajib memulangkan kembali tenaga kerja asing ke negara asal setelah perjanjian berakhir.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 512, "width": 400, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya Hukum Bagi Tenaga kerja asing Yang Di PHK Sebelum Masa Kontrak Berakhir", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 556, "width": 404, "height": 188, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerja/buruh yang bekerja pada suatu perusahaan di Indonesia tentunya memiliki hak-hak yang harus dipenuhi dan dilindungi, begitu juga hak-hak bagi Tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Hak-hak bagi pekerja/buruh biasa disebut dengan hak normatif. Hak normatif sendiri adalah hak dasar yang didapatkan oleh pekerja/buruh dalam suatu hubungan kerja, dimana hak-hak tersebut dilindungi oleh peraturan perundang-undangan. Adapun hak-hak bagi tenaga kerja berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada umumnya adalah hak atas upah, hak atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan kesusuilaan serta perlakuan yang sama sesuai dengan harkat dan", "type": "List item" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "230", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 402, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "martabat manusia berdasarkan nilai-nilai agama. Adanya perlindungan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja untuk memberikan jaminan serta memberikan rasa aman bagi pekerja/buruh dalam melakukan pekerjaannya yang merupakan sesuatu yang sangat penting bagi pekerja/buruh. Hal ini berkaitan dengan banyaknya kasus meninggalnya pekerja/buruh yang setiap harinya mencapai rata-rata 6.000 orang atau 2,2 juta orang per tahun akibat sakit maupun kecelakaan yang diakibatkan dengan pekerjaan mereka. 9", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 402, "height": 340, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian mengenai jaminan sosial sendiri diatur dalam Pasal 1 angka 2 Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (untuk selanjutnya disebut Undang-Undang BPJS) yaitusebagai salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak. Selain upah sebagai hak yang harus diberikan kepada pekerja/buruh, hak jaminan keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan hak yang tidak kalah penting bagi pekerja/buruh, hal ini dimaksudkan untuk mencapai kesejahteraan atau kehidupan yang layak. BPJS terbagi menjadi 2 (dua) yaitu BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) Undang-Undang BPJS dan BPJS Ketenagakerjaan yang terdapat pada Pasal 6 ayat (2) Undang-Undang BPJS. Penyelenggaraan jaminan sosial dibawah BPJS Ketenagakerjaan didasarkan atas adanya prinsip kepersertaan yang bersifat wajib. Berdasarkan Pasal 14 Undang-Undang BPJS menyatakan bahwa setiap orang, termasuk orang asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, diwajibkan untuk menjadi peserta dalam program jaminan sosial. Dengan adanya ketentuan tersebut maka seluruh tenaga kerja termasuk Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia wajib menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 606, "width": 403, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hubungan kerja yang dibuat oleh tenaga kerja asing dengan pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing, betapapun harmonisnya suatu hubungan kerja yang dibuat antara pekera/buruh dengan pengusaha, perselisihan", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 746, "width": 349, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Rudi Suardi, System Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PPM 2005).[1].", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "231", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 401, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang terjadi tidak mudah untuk dihindari. 10 Berdasarkan Black’s Laws Dictionary,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 405, "height": 189, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dispute didefinisikan sebagai: “A conflict or controversy, especially one that has given rise to a particular lawsuit”. 11 Perselisihan timbul karena adanya ketidaksesuaian pendapat mengenai apa yang sudah diperjanjikan oleh kedua belah pihak. Hubungan kerja yang harmonis akan meminimalisir adanya pertentangan di tempat kerja. Dengan demikian, antara pengusaha dengan pekerja/buruh tidak akan ada rasa saling bermusuhan, yang ada adalah rasa saling menghormati, saling mengerti apa saja yang menjadi hak dan kewajibannya masing-masing, dan saling membantu meningkatkan nilai tambah dari suatu perusahaan tempatnya bekerja dalam menghadapi persaingan. 12", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 325, "width": 403, "height": 189, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi Tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia, segala sesuatu yang berkaitan dengan tenaga kerja asing, baik tindakan maupun perbuatan yang dilakukan selalu tunduk pada aturan yang berlaku di Indonesia. Sehingga segala peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia dapat menjadi perlindungan dan payung hukum bagi tenaga kerja asing, termasuk dalam penyelesaian perselisihan hubungan industrial. Mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial ini mengacu pada Undang-Undang No. 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial. Dalam Undang- Undang No. 2 tahun 2004 terdapat beberapa subjek dan objek terkait perselisihan hubungan industrial. Subjek dalam perselisihan hubungan industrial antara lain:", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 520, "width": 280, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pengusaha/gabungan pengusaha dengan pekerja/buruh;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 541, "width": 389, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pengusaha/gabungan pengusaha dengan serikat pekerja/gabungan serikat pekerja; dan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 584, "width": 359, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Serikat pekerja dengan serikat pekerja yang lain dalam satu perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 606, "width": 387, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan terkait dengan objek atau jenis perselisihan hubungan industrial,", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 628, "width": 372, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UU No. 2 tahun 2004 mengembangkan dan melembagakan 4 (empat) jenis", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 400, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 A. Uwiyono, Mekanisme Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Dikaitkan dengan Pola Hubungan Perburuhan (Studi Perbandingan antara Indonesia-Belanda) dalam Hukum dan Pemba- ngunan, Jakarta, No. 5 Tahun XXII Oktober 1992. h. 476.", "type": "Footnote" }, { "left": 142, "top": 723, "width": 368, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Bryan A. Garner-Editor in Chief, Blacks’s Laws Dictionary Seventh Edition (Minn 1999).", "type": "Footnote" }, { "left": 113, "top": 735, "width": 284, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[485]. 12 Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan (Sinar Grafika 2009).[24].", "type": "List item" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "232", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Page header" }, { "left": 142, "top": 109, "width": 189, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "perselisihan hubungan industrial, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 131, "width": 96, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perselisihan hak;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 145, "width": 137, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perselisihan kepentingan;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 160, "width": 208, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perselisihan pemutusan hubungan kerja;", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 174, "width": 353, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Perselisihan antar serikat pekerja/serikat buruh dalam satu perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 196, "width": 402, "height": 145, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan industrial terlebih dahulu harus melalui perundingan bipartite, kemudian apabila perundingan bipartite gagal, para pihak atau salah satu pihak dapat mengupayakan melalui upaya tripartrit melalui mediasi, konsiliasi dan arbitrase. Lebih lanjut apabila upaya di luar pengadilan sudah dilakukan namun masih belum mencapai kesepakatan antara para pihak, maka pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan gugatan ke pengadilan hubungan industrial pada Pengadilan Negeri tempat pekerja/buruh bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 347, "width": 404, "height": 210, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal penyelesaian perselisihan hubungan industrial pemutusan hubungan kerja terhadap tenaga kerja asing sebelum masa kontrak berakhir, pihak yang merasa dirugikan dapat terlebih dahulu mengupayakan penyelesaian di luar pengadilan. Para pihak yang bersengketa bermusyawarah dengan cara negoisasi untuk mencapai mufakat melalui perundingan bipartite. Apabila upaya bipartite gagal maka para pihak dapat mengupayakan penyelesaian perselisihan melalui upaya tripartit dengan mediasi atau konsiliasi. Jika upaya di luar pengadilan sudah dilakukan namun para pihak atau salah satu pihak merasa dirugikan haknya, maka para pihak atau salah satu pihak dapat mengajukan gugatan ke pengadilan hubungan industrial pada Pengadilan Negeri tempat pekerja/buruh bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 402, "height": 145, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkaitan dengan penyelesaian perselisihan mengenai pemutusan hubungan kerja, apabila putusan dari pengadilan hubungan industrial dirasa kurang tepat, maka pekerja/ buruh dalam hal ini tenaga kerja asing dapat mengajukan permohonan kasasi mengenai putusan dari pengadilan hubungan industrial tersebut. Pengadilan perselisihan hubungan industrial dapat memeriksa kembali sengketa tersebut pada peradilan yang lebih tinggi, karena persoalan pemutusan hubungan kerja merupakan persoalan yang sensitif dan kompleks dan berhubungan langsung dengan kelangsungan pendapatan seseorang. 13", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 734, "width": 397, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Dinamika dan Kajian Teori) (Ghalia In- donesia 2010). [185].", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "233", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 62, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 403, "height": 253, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga kerja asing di Indonesia tidak dapat melakukan pemutusan hubungan kerja atau pengakhiran hubungan kerja secara sepihak sebelum jangka waktu dalam perjanjian kerja yang dibuat tersebut berakhir. Dalam melakukan pemutusan hubungan kerja terlebih dahulu harus dirundingkan oleh kedua belah pihak mengenai alasan maupun pelaksanaan hak dan kewajiban bagi keduanya. Apabila perusahaan atau pemberi kerja melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap tenaga kerja asing maka pihak yang melakukan pemutusan hubungan kerja harus membayarkan ganti rugi sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu perjanjian kerja berakhir sebagaimana diatur dalam Pasal 62 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dan pember kerja wajib memulangkan tenaga kerja asing ke negara asalnya setelah perjanjian kerja antara kedua belah pihak berakhir, ketentuan ini terdapat pada Pasal 48 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 402, "height": 167, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tenaga kerja asing yang mendapatkan pemutusan hubungan kerja sebelum masa kontrak yang tercantum dalam perjanjian kerja berakhir, terhadap hal tersebut dapat dilakukan upaya hukum non litigasi maupun upaya hukum litigasi. Mekanisme penyelesaian perselisihan hubungan kerja terkait dengan perselisihan pemutusan hubungan kerja sesuai dengan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004, yaitu para pihak terlebih dahulu melakukan upaya hukum melalui perundingan bipartite antara kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan. Apabila perundingan bipartite gagal, para pihak dapat melakukan upaya tripartrit melalui mediasi atau konsiliasi.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 563, "width": 403, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila upaya tersebut telah dilakukan namun belum mencapai kesepakatan, maka pihak yang merasa dirugikan dapat mengajukan gugatan kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri tempat pekerja/buruh bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 649, "width": 75, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Da ftar Bacaan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 28, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 692, "width": 401, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Uwiyono, Mekanisme Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Dikaitkan dengan Pola Hubungan Perburuhan (Studi Perbandingan antara Indonesia Belanda) (dalam Hukum dan Pembangunan 1992).", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "234", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 70, "width": 198, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 273, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adrian Sutedi, Hukum Perburuhan (Sinar Grafika 2009).", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 138, "width": 403, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agusmidah, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (Dinamika dan Kajian Teori) (Ghalia Indonesia 2010).", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 181, "width": 385, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asri Wijayanti, Hukum Ketenagakerjaan Pasca Reformasi (Sinar Grafika 2009).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 400, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bryan A. Garner-Editor in Chief, Blacks’s Laws Dictionary Seventh Edition (Minn 1999).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 253, "width": 404, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Pemahaman Pasal-Pasal Utama Undang-undang Ketenagakerjaan (UU No 13/2003) (Departmen Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2003).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 311, "width": 401, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lanny Ramli, Hukum Ketenagakerjaan (Airlangga University Press 2008).Miranda S. Goeltom, ‘Kompetisi Profesi Dalam Era Globalisasi: Tantangan dan Kiat Indonesia’ (1997) 7 Jurnal Studi Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 400, "height": 45, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rudi Suardi, System Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (PPM 2005). Sedjun H Manulalang, Pokok-Pokok Hukum Ketenagakerjaan Di Indonesia (Rineka Citra 1998).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 395, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahmardan, Jurnal Legislasi Indonesia (Direktoral Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia 2011).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 34, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 401, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miranda S. Goeltom, ‘Kompetisi Profesi Dalam Era Globalisasi: Tantangan dan Kiat Indonesia’ (1997) 7 Jurnal Studi Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 548, "width": 114, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perundang-Undangan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 308, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 599, "width": 128, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Burgerlijk Wetboek (BW).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 628, "width": 409, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 685, "width": 405, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4356).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 404, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4456).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 167, "width": 401, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2 0 0 8 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 225, "width": 401, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5216).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 404, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5256).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 401, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 78 Tahun 2015 Tentang Pengupahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 426, "width": 417, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5309).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 498, "width": 405, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5714).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 405, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Pensiun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 155, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5715).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 405, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 Tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 156, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5716).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 400, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2018 Tentang Penggunaan Tenaga kerja asing (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 39).", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 70, "width": 18, "height": 16, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "235", "type": "Page header" }, { "left": 247, "top": 70, "width": 206, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanda Rizky : Perlindungan Hukum Bagi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 109, "width": 400, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 40 Tahun 2012 tentang Jabatan-Jabatan Tertentu yang dilarang diduduki Tenaga kerja asing.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 402, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga kerja asing (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 882).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 210, "width": 401, "height": 45, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2018 tentang Tata Cara Pemberian Visa dan Izin Tinggal Bagi Tenaga kerja asing.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 280, "width": 400, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HOW TO CITE : Nanda Rizky Meifilianti, ‘Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kerja Asing Dalam Hal Pemutusan Hubungan Kerja Sebelum Masa Kontrak Berakhir’ (2019) Vol. 2 No. 1 Jurist-Diction.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 70, "width": 255, "height": 16, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "236 Jurist-Diction: Vol. 2 No. 1, Januari 2019", "type": "Table" } ]
bcccefb8-a1e9-5f80-878c-184acce13a86
https://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy/article/download/4441/2344
[ { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 276", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 95, "width": 414, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepribadian ( Five Factor Model ) dan Psychological Distress pada Mahasiswa Penerima dan Bukan Penerima Beasiswa", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 140, "width": 299, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Natasya Julietta Rizky 1 , Christiana Hari Soetjiningsih 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 165, "width": 254, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 65, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article History:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 428, "height": 245, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Received 2021-11-09 Review 2021-12-11 Revised 2021-12-14 Accepted 2021-12-15 Published 2021-12-28 Abstract. Scholarship recipient students have various offers and a greater burden than scholarship recipient students. The demands of lectures can provide pressure that can trigger psychological pressure on students. Each individual is different in assessing the stress experienced depending on the personality. The purpose of the study was to examine the differences and the relationship between personality (five factor model) and psychological difficulties in recipients and non-scholarship recipients. Participants consisted of 40 recipient students and 40 non-scholar recipients. The research instrument used the NEO Five-Factor Inventory-3 scale and the Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) scale. The results of the comparison test show that there is no difference between recipients and non-scholarship recipients. The results of the correlation test show that there is a significant positive relationship between neuroticism and psychological distress, while extraversion and conscientiousness have a significant negative relationship with psychological distress. However, there is no significant relationship between openness to experience and agreeableness to psychological distress.", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 437, "width": 329, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Psychological distress; Five-factor models; Scholarship recipient; Not a scholarship recipient", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 476, "width": 329, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak. Mahasiswa penerima beasiswa memiliki berbagai tuntutan dan tanggungjawab lebih besar daripada mahasiswa bukan penerima beasiswa. Tuntutan perkuliahan bisa memberikan tekanan yang dapat memicu distress psikologis pada mahasiswa. Setiap individu berbeda dalam menilai stress yang dialami tergantung pada kepribadian. Tujuan penelitian menguji perbedaan dan hubungan kepribadian ( five factor model ) dengan distres psikologis pada mahasiswa penerima dan bukan penerima beasiswa. Partisipan terdiri dari 40 mahasiswa penerima dan 40 bukan penerima beasiswa. Instrumen penelitian menggunakan skala NEO Five-Factor", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 605, "width": 329, "height": 103, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inventory–3 dan skala Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25). Hasil uji komparasi menunjukkan tidak ada perbedaan pada penerima dan bukan penerima beasiswa. Hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan neurotisme dengan distres psikologis, sedangkan ekstraversi dan kehati-hatian memiliki hubungan negatif signifikan dengan distres psikologis. Namun tidak ada hubungan signifikan antara keterbukaan dan keramah-patutan dengan distress psikologis.", "type": "Table" }, { "left": 184, "top": 708, "width": 329, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Psychological distress; Five factor model; Penerima beasiswa; Bukan penerima beasiswa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 277", "type": "Page footer" }, { "left": 264, "top": 89, "width": 70, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 428, "height": 284, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan merupakan investasi dalam upaya membentuk sumber daya manusia berkualitas yang diharapkan mampu mengambil peran untuk pembangunan berbagai aspek kehidupan di suatu negara (Hapsari dkk., 2018). Sayangnya tidak semua masyarakat Indonesia dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Hal ini terjadi karena tingginya biaya pendidikan yang sulit dijangkau, khususnya bagi masyarakat dengan kondisi ekonomi rendah (Pasaribu, dalam Musabiq dkk., 2018). Oleh karena itu Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu untuk membiayai pendidikannya, dan beasiswa kepada mahasiswa yang mempunyai prestasi tinggi, baik kurikuler maupun ekstrakurikuler (Ramadhon, dkk. 2017). Beasiswa dapat diberikan oleh lembaga pemerintah, perusahaan, yayasan atau instansi lain contohnya Peningkatan Prestasi Akademik (PPA), Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM), beasiswa Bank Indonesia, beasiswa Yayasan Supersemar, beasiswa Sampoerna Foundation, dan masih banyak lagi (Wea & Adiwidjaja, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 206, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa yang menerima beasiswa dihadapkan dengan berbagai tuntutan dan tanggung jawab baik dari kampus maupun pihak yang memberikan beasiswa daripada mahasiswa biasa. Meskipun banyak keuntungan yang didapatkan dari beasiswa namun mahasiswa harus memenuhi persyaratan yang diberikan baik secara akademis dan non akademis. Apabila mahasiswa penerima beasiswa tidak memenuhi persyaratan tersebut maka mahasiswa yang bersangkutan akan mendapatkan surat peringatan dan pemberian bantuan beasiswa terancam tidak dilanjutkan (Musabiq dkk., 2018). Tuntutan dan tanggung jawab di setiap mahasiswa tidak selalu sama dan setiap mahasiswa juga berbeda dalam menghadapi dan menyikapi setiap tuntutan. Tuntutan tersebut, terkadang bisa membuat mahasiswa mengalami tekanan atau membuat mahasiswa merasa tertekan (Tarwiyah dkk., 2019). Tekanan tersebut dapat memicu stress pada mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 427, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Lazarus dan Folkman (1984) stres adalah keadaan dinamis pada hubungan antara individu dengan lingkungannya yang dievaluasi oleh seseorang sebagai tuntutan atau ketidakmampuan dalam menghadapi situasi yang membahayakan atau mengancam kesehatan. Stress dibagi menjadi dua eustress dan distres psikologis, dalam penelitian ini lebih berfokus pada distres psikologis. Menurut Horwitz dan Ridner (dalam Lábate, 2011) distres psikologis adalah paparan peristiwa stress yang mengancam kesehatan fisik atau mental, ketidakmampuan dalam mengatasi stress secara efektif dan perubahan emosi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 278", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dihasilkan dari coping yang tidak efektif. Sependapat dengan itu Mirowsky dan Ross (2003) menjelaskan distres psikologis adalah kondisi subjektif yang tidak menyenangkan dalam dua bentuk symptom utama dari depresi ( depression) dan kecemasan ( anxiety).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 427, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Depresi cenderung perasaan sedih, kehilangan semangat, kesepian, putus asa atau tidak berharga, sulit tidur, menangis. Kecemasan cenderung gelisah, khawatir, mudah tersinggung dan takut. Mahasiswa juga berisiko mengalami distres psikologis akibat semakin mahalnya biaya kuliah, meningkatnya tuntutan untuk dapat sukses secara akademik, serta tingginya persaingan untuk mendapatkan pekerjaan yang memadai setelah lulus kuliah (Geshica & Musabiq, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 428, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap individu berbeda dalam menilai stres (stress appraisal) yang dialaminya . Misalnya dalam kondisi sebanding, satu orang merespons dengan amarah, yang lain dengan depresi, yang lain cemas dan yang lain lagi merasa tertantang (Lazarus & Folkman, 1984). Trait kepribadian adalah salah satu faktor yang mempengaruhi distres dikarenakan trait kepribadian berhubungan dengan kecenderungan emosi individu (Matthews, dalam Azzahra, 2017). Menurut Nasyroh dan Wikansari (2017) five factor model atau model lima factor merupakan pendekatan konsisten untuk melihat dan menilai kepribadian dalam diri seseorang melalui analisis faktor kata sifat, dimana kelima faktor tersebut diantaranya adalah extraversion, agreeableness, openness to experience, neuroticism , dan conscientiousness.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 428, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori kepribadian Five factor model atau model lima faktor memiliki beberapa keunggulan yaitu dapat digunakan secara universal, sehingga relatif dapat diaplikasikan pada individu dengan budaya yang berbeda (McCrae & Costa. 2003) serta dapat digunakan dari usia anak-anak hingga dewasa (Thompson, dalam Utami dkk., 2018). Penjelasan lebih detail mengenai Five Factor Model dikemukakan oleh Costa dan McCrae, (1995) yaitu kumpulan domain dari beragam kecenderungan kognitif, afektif, dan perilaku spesifik yang dikelompokkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 428, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam lima domain neurotisme ( neuroticism) , ekstraversi ( extraversion) , keterbukaan ( openness to experience) , keramah-patutan ( agreeableness) , kehati-hatian (c onscientiousness) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 428, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Costa dan McCrae (dalam Widiger & Costa, 2013), Neurotisme ( neuroticism) mengacu pada tingkat penyesuaian emosional dan ketidakstabilan kronis. Neurotisme mengacu pada individu yang memiliki ide yang tidak realistis, keinginan berlebihan atau kesulitan untuk menoleransi rasa frustasi dan respons koping yang maladaptif. Ekstraversi ( extraversion) mengacu pada kuantitas dan intensitas interaksi antar pribadi, tingkat aktivitas, kebutuhan untuk stimulasi dan kapasitas untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 279", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 245, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kegembiraan. Individu yang ekstraversi cenderung mudah bergaul, aktif, banyak bicara, berorientasi pada orang, optimis, menyenangkan dan penyayang. Keterbukaan ( openness to experience) individu yang terbuka penuh dengan rasa ingin tahu, imajinatif, estetik, ingin menghibur dengan nilai-nilai yang tidak biasa. Keramah-patutan ( agreeableness) individu dengan keramah-patutan yang tinggi cenderung lembut, baik hati, percaya, pemaaf, membantu orang lain, kerendahan hati dalam menilai kepentingan diri, responsif dan empati. Sedangkan individu yang memiliki keramah-patutan rendah (disebut antagonis) cenderung sinis, kasar, curiga, tidak kooperatif dan mudah tersinggung serta dapat manipulatif, pendendam dan kejam. Terakhir kehati-hatian ( conscientiousness) cenderung terorganisir, dapat diandalkan, pekerja keras, mengarahkan diri sendiri, tepat waktu, ambisius, disiplin diri, dan gigih, sedangkan individu yang conscientiousness rendah cenderung tidak memiliki tujuan, tidak dapat diandalkan, malas, ceroboh, lalai, lalai dan hedonistik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 167, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan Geshica dan Musabiq (2017) menunjukkan perbedaan signifikan hanya terdapat pada trait kepribadian neuroticism dan openness ditinjau dari jenis kelamin. Selain itu terdapat hanya perbedaan signifikan pada trait kepribadian ekstraversion dan openness ditinjau dari responden yang mengisi kuesioner secara offline dan online. Dilanjutkan oleh penelitian yang sama tidak terdapat perbedaan skor distres psikologis ditinjau dari jenis kelamin, tetapi ada perbedaan skor distres psikologis ditinjau dari responden yang mengerjakan kuesioner secara offline dan online . Disisi lain peneliti belum menemukan penelitian yang membahas mengenai perbedaan five factor model dan psychological distress ditinjau dari penerima beasiswa dan bukan penerima beasisswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 226, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian yang dilakukan oleh Nikčević dkk., (2021) menunjukkan extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness berkorelasi negatif dengan distres psikologis serta neuroticism berkorelasi positif dengan distres psikologis. Berkorelasi positif artinya jika nilai extraversion, agreeableness, conscientiousness, dan openness tinggi maka nilai distres psikologis akan rendah, begitupun sebaliknya. Berkorelasi negatif artinya jika nilai neuroticism tinggi maka nilai distres psikologis juga tinggi, begitupun sebaliknya. Sedikit perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Geshica dan Musabiq (2017) didapatkan bahwa adanya hubungan negatif signifikan antara trait kepribadian extraversion, conscientiousness, dan hubungan positif signifikan antara neuroticism terhadap distres psikologis, serta tidak terdapat hubungan signifikan antara trait kepribadian openness dan agreeableness terhadap distres psikologis. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian Nouri dkk. (2019), dimana neuroticism yang lebih", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 280", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tinggi meningkatkan risiko psychological distress dan skor depresi. partisipan dengan skor extraversion yang lebih tinggi mengalami tingkat depresi yang lebih rendah dan risiko psychological distress yang lebih rendah. Selain itu, skor conscientiousness yang lebih tinggi meningkat secara signifikan, sementara agreeableness menurun skor psychological distress.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 428, "height": 322, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil wawacara dengan sebagian mahasiswa penerima dan bukan penerima beasiswa di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) didapatkan bahwa sebagian besar mahasiswa penerima beasiswa merasa terbantu dengan bantuan dana dari pemberi beasiswa. Namun ada tanggungjawab lain yang harus diikuti misalkan aktif di kampus dengan mengikuti kepanitiaan atau organisasi, mengikuti kegiatan yang diadakan pemberi beasiswa, nilai IPK tinggi. Hal tersebut cukup memberikan tekanan pada penerima beasiswa. Berbeda dengan mahasiswa bukan penerima beasiswa beban itu lebih banyak di tugas kuliah dan kepanitiaan atau organisasi. Berdasarkan fenomena tersebut, walaupun mahasiswa dihadapkan pada berbagai stressor, nyatanya tidak semua mahasiswa mengalami distres psikologis yang tinggi. Hal tersebut disebabkan karena tiap individu berbeda dalam menilai distres yang dialami tergantung pada trait kepribadian. Disisi lain peneliti belum menemukan penelitian tentang perbedaan five factor model dan psychological distress pada penerima beasiswa dan bukan penerima beasiswa. Oleh karena itu, peneliti tertarik dan bertujuan untuk meneliti perbedaan dan hubungan antara five factor model dan psychological distress pada mahasiswa penerima dan bukan penerima beasiswa sekaligus meneliti hubungan antara five factor model dengan psychological distress", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 527, "width": 40, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 81, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 428, "height": 72, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian komparasi dan korelasional, yang mana penelitian ini akan membandingkan dua varian kelompok untuk melihat ada tidaknya perbedaan dari tiap kelompok tersebut dan mengetahui hubungan kedua variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 148, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identitas Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 662, "width": 209, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel-variabel dalam penelitian ini yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 192, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Variabel bebas (X) : Five factor model", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 215, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Variabel terikat (Y) : Psychological distress", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 281", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 55, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partisipan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 428, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partisipan berjumlah 80 orang yang terdiri dari 40 mahasiswa penerima beasiswa dan 40 mahasiswa bukan penerima beasiswa. Karakteristik partisipan adalah masih menerima beasiswa dalam bentuk apapun dan mahasiswa aktif Fakultas Psikologi UKSW Salatiga, sedangkan untuk yang bukan penerima beasiswa mempunyai karakteristik mahasiswa aktif dan berasal dari angkatan 2020-2017 Fakultas Psikologi UKSW.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 104, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prosedur penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 428, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pengambilan data dilakukan dari tanggal 15 Juli 2021 sampai 24 Agustus 2021. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner dalam bentuk link gform s melalui email student dan whatsapp. Setelah data terkumpul dilanjutkan dengan analisis data menggunakan alat bantu IBM SPSS Statistic 23 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 155, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 428, "height": 207, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Instrumen penelitian terdiri dari dua skala psikologis. Untuk psychological distress menggunakan skala Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) yang dikembangkan di Universitas Johns Hopkins, skala ini berjumlah 25 item yang terdiri dari 10 item untuk anxiety dan 25 item untuk depression. Skala dibuat dalam skala Likert untuk alternatif jawaban yang dari 4 alternatif jawaban dari “sangat tidak sesuai” hingga “sangat sesuai”. Skala kedua untuk Five factor model menggunakan NEO Five-Factor Inventory – 3 yang merupakan versi pendek dari NEO-PI-R dibuat oleh Costa, P. T & McCrae, R.R. Jr yang berjumlah 60 item, dimana 12 item untuk neuroticism , 12 item untuk extraversion, 12 item untuk openness, 12 item untuk agreeableness dan 12 item untuk conscientiousness . Skala ini menggunakan skala Likert dan alternatif jawaban dari “sangat tidak setuju” hingga “sangat setuju”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 428, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validitas kedua skala menggunakan validitas isi dan dilakukan reviu oleh dosen pembimbing sebagai expert judgement. Analisis aitem dengan uji daya diskriminasi aitem menggunakan corrected item-total correlation dengan patokan r it > 0,25 dan uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach ( Azwar, 2028). Hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 205, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel1. Hasil Uji Daya Diskriminasi dan Reliabilitas", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 657, "width": 389, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dimensi r it Juml.aitem baik Realiabilitas Neurotisme 0,259-0,731 12 0,840 Ekstraversi 0,371-0,742 11 0,864 Keterbukaan 0,259-0,441 6 0,643 Keramah-patutan 0,356- 0,503 3 0,616 Kehati-hatian 0,282- 0,623 11 0,798 Distres psi 0,380- 0,734 24 0,932", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 282", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 107, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 75, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Komparasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 428, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis statistik untuk uji beda menggunakan independent sample t-test , dengan bantuan aplikasi SPSS ver. 23. Dapat dikatakan ada perbedaan bila memiliki nilai signifikansi (p< 0,05), dan tidak ada perbedaan bila memiliki nilai signifikansi (p>0,05). Sebelumnya dilakukan uji asumsi terlebih dahulu yaitu uji normalitas dan uji homogenitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 64, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Korelasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 428, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji korelasi menggunakan pearson correlation dengan alat bantu IBM SPSS Statistic 23 . Dapat dikatakan ada hubungan bila memiliki nilai signifikansi (p<0,05), sedangkan kedua variabel dapat dikatakan tidak ada hubungan bila memiliki nilai signifikansi (p>0,05). Sebelum uji korelasi terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yaitu normalitas dan linieritas.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 353, "width": 28, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 110, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambaran Partisipan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 428, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partisipan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu kelompok penerima beasiswa dan kelompok bukan penerima beasiswa. Kedua kelompok ini memiliki karakteristik yang sama yaitu mahasiswa aktif Fakultas Psikologi UKSW Salatiga. Pembedanya adalah kelompok A menerima beasiswa dan kelompok B tidak menerima beasiswa. Rata-rata partisipan menerima beasiswa dari luar kampus, misalnya dari Bidikmisi, perusahaan/instansi atau gereja. Untuk lebih detailnya dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 42, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 540, "width": 428, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambaran Partisipan Angkatan Jenis Kelamin Jenis Beasiswa 2017 2018 2019 2020 Laki-laki Perempuan Prestasi Rutin Luar A 4 18 14 4 5 35 6 14 20 B 9 13 9 9 5 35 - - - A= Penerima Beasiswa B= Bukan penerima beasiswa", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 96, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Deskriptif", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 427, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisa deskriptif dilakukan untuk melihat hasil penelitian berdasarkan rata-rata (mean), standart deviasi, nilai maksimal dan minimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 144, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Neurotisme ( neuroticism)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 427, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kategorisasi meunjukkan sebagian besar neurotisme pada penerima berada dikategori sedang (35%), sedangkan neurotisme pada bukan penerima beasiswa berada", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 283", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dikategori tinggi (37,5%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa ada perbedaan pada mahasiswa penerima dan bukan penerima beasiswa. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 426, "height": 326, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Kategorisasi Neurotisme ( neuroticism) Jenis Kategori Interval Jumlah Presentase Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 51,67 2 5% Tinggi 43,09 < x ≤ 51,67 9 22,5% Sedang 34,5 < x ≤ 43,09 14 35% Rendah 25,92 < x ≤ 34,5 13 32,5% Sangat rendah x < 25,92 2 5% SD= 8,59; M= 38,8 Bukan Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 55,02 2 5% Tinggi 46,64 < x ≤ 55,02 15 37,5% Sedang 38,25 < x ≤ 46,64 10 25% Rendah 29,87 < x ≤ 38,25 10 25% Sangat rendah x < 29,87 3 7,5% SD= 8,38; M= 42,45 Jumlah 80 2. Ekstraversi ( extraversion)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 428, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kategorisasi menunjukkan sebagian besar ekstraversi pada penerima berada dikategori sedang (47,5%), begitupun ekstraversi pada bukan penerima beasiswa berada dikategori sedang (45%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk dimensi ekstraversi baik penerima maupun bukan penerima berada di kategori sedang. Untuk lebih jelas lihat tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 426, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Kategorisasi Ekstraversi (extraversion) Jenis Kategori Interval Jumlah Presentase Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 50,4 4 10% Tinggi 41,98 < x ≤ 50,4 6 15% Sedang 33,56 < x ≤ 41,98 19 47,5% Rendah 25,14 < x ≤ 33,56 8 20% Sangat rendah x < 25,14 3 7,5% SD= 8,42; M= 37,775 Bukan Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 48,72 2 5% Tinggi 41,05 < x ≤ 48,72 11 27,5% Sedang 33,39 < x ≤ 41,05 18 45% Rendah 25,72 < x ≤ 33,39 5 12,5%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 284", "type": "Page footer" }, { "left": 180, "top": 89, "width": 314, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sangat rendah x < 25,72 4 10% SD= 7,67; M= 37,225 Jumlah 80", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 205, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Keterbukaan ( openness to experience)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 187, "width": 428, "height": 91, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kategorisasi menunjukkan sebagian besar keterbukaan pada penerima berada dikategori sedang sebesar 45%, sedangkan keterbukaan pada bukan penerima beasiswa mayoritas berada dikategori rendah sebesar 5,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk dimensi keterbukaan (openness to experience) baik penerima maupun bukan penerima berada di kategori sedang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 42, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 426, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategorisasi Keterbukaan (openness to experience) Jenis Kategori Interval Jumlah Presentase Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 27,7 3 7,5% Tinggi 23,16 < x ≤ 27,7 9 22,5% Sedang 18,63 < x ≤ 23,16 18 45% Rendah 14,09 < x ≤ 18,63 7 17,5% Sangat rendah x < 14,09 3 7,5% SD= 4,53; M= 20,9 Bukan Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 24,89 2 5% Tinggi 21,38 < x ≤ 24,89 6 15% Sedang 17,8 < x ≤ 21,38 22 55% Rendah 14,35 < x ≤ 17,86 8 20% Sangat rendah x < 14,35 2 5% SD= 3,51; M= 19,62 Jumlah 80", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 189, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Keramah-patutan ( agreeableness )", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 428, "height": 217, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil ketegorisasi menunjukkan dimensi keramah-patutan (agreeableness) sebagian besar pada penerima berada dikategori sedang sebesar 47,5% , sedangkan keramah- patutan pada bukan penerima beasiswa berada dikategori sedang sebesar 42,5%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk keramah-patutan baik penerima maupun bukan penerima sama berada pada kategori sedang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini: Tabel 6. Kategorisasi Keramah-patutan (agreeableness ) Jenis Kategori Interval Jumlah Presentase Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 12,54 2 5% Tinggi 10,16 < x ≤ 12,54 9 22,5% Sedang 7,78 < x ≤ 10,16 19 47,5% Rendah 5,4 < x ≤ 7,78 6 15% Sangat rendah x < 5,4 4 10% SD= 2,38; M= 8,97", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 285", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 414, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bukan Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 13,41 3 7,5% Tinggi 10,3 < x ≤ 13,41 7 17,5% Sedang 7,19 < x ≤ 10,3 17 42,5% Rendah 4,08 < x ≤ 7,19 10 25% Sangat rendah x < 4,08 3 7,5% SD= 3,11; M= 8,75 Jumlah 80 5. Kehati-hatian ( conscientiousness)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 428, "height": 311, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kategorisasi menunjukkan sebagian besar kehati-hatian ( conscientiousness) pada penerima berada dikategori sedang sebesar 40%, sedangkan kehati-hatian pada bukan penerima beasiswa berada dikategori sedang sebesar 45%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa untuk kehati-hatian baik penerima maupun bukan penerima tidak ada perbedaan sama berada di ketegori sedang. Untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini: Tabel 7. Kategorisasi Kehati-hatian ( conscientiousness) Jenis Kategori Interval Jumlah Presentase Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 48,6 3 7,5% Tinggi 42,23 < x ≤ 48,6 9 22,5% Sedang 35,86 < x ≤ 42,23 16 40% Rendah 29,49 < x ≤ 35,86 10 25% Sangat rendah x < 29,49 2 5% SD= 6,36; M= 39,05 Bukan Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 46,34 3 7,5% Tinggi 40,13 < x ≤ 46,34 7 17,5% Sedang 33,91 < x ≤ 40,13 18 45% Rendah 27,7 < x ≤ 33,91 9 22,5% Sangat rendah x < 27,7 3 7,5% SD= 6,21; M= 37,02 Jumlah 80", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 107, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Distress psikologi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 428, "height": 90, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kategorisasi menunjukkan sebagian besar distress psikologi pada penerima berada dikategori rendah sebesar 32,5%, sedangkan distress pada bukan penerima beasiswa berada dikategori sedang sebesar 35%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa adanya perbedaan kategori pada penerima dan bukan penerima beasiswa. Untuk lebih detailnya lihat tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 42, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 426, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategorisasi Distress Psikologi Jenis Kategori Interval Jumlah Presentase Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 72,26 4 10% Tinggi 57,85 < x ≤ 71,26 10 25% Sedang 43,44 < x ≤ 57,85 12 30%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 286", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 414, "height": 166, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rendah 29,03 < x ≤ 43,44 13 32,5% Sangat rendah x < 29,03 1 2,5% SD= 14,4; M= 50,65 Bukan Penerima Beasiswa Sangat tinggi x > 81,45 3 7,5% Tinggi 65,01 < x ≤ 81,45 10 25% Sedang 48,58 < x ≤ 65,01 14 35% Rendah 32,14 < x ≤ 48,58 10 25% Sangat rendah x < 32,14 3 7,5% SD= 16,43; M= 56,8 Jumlah 80 Analisis Data", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 56, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Asumsi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 92, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji Normalitas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 427, "height": 91, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan data hasil uji Kolmogorov-Smirnov neurotisme, ekstraversi, keramah- patutan, kehati-hatian dan distress data mendapatkan nilai sig. p>0,05, maka neurotisme, ekstraversi, keramah-patutan, kehati-hatian dan distress data berdistribusi normal (simetris). Untuk keterbukaan data tidak berdistribusi normal dikarenakan nilai sig. 0,04 < 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 397, "width": 84, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Uji linearitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 416, "width": 427, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil perhitungan uji linearitas didapatkan neurotisme (0,886), ekstraversi (0,209), keterbukaan (0,765), keramah-patutan (0,064), kehati-hatian (0,236) pada distress psikologi, maka ada hubungan yang linear secara signifikan antara Five factor model dan distress psikologi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 102, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Uji Homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 428, "height": 110, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan One-Way ANOVA. Data bersifat homogen apabila nilai signifikansi p>0.05. Berdasarkan data hasil uji One-Way ANOVA neurotisme (0,870), ekstraversi (0,919), keterbukaan (0,066), keramah-patutan (0,141), kehati-hatian (0,571) dan distress (0,664) mendapatkan nilai p>0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa setiap variabel dan dimensi pada penelitian ini data pada penelitian ini bersifat homogen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 67, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 89, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji Komparasi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 428, "height": 71, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji komparasi dilakukan untuk melihat ada tidaknya perbedaan antara Five factor model dan distress psikologi pada penerima beasiswa dan bukan penerima beasiswa. Untuk mengetahui hipotesis penelitian ini diterima atau ditolak maka perlu dilakukan uji hipotesis menggunakan t-test . Penelitian ini menggunakan uji t-test dengan independent", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 287", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 71, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sampel test untuk data berdistribusi normal (neurotisme, ekstraversi, keramah-patutan, kehati-hatian, distress), sedangkan untuk data tidak berdistribusi normal (keterbukaan) menggunakan uji Mann Whitney U Test, sehingga didapatkan data untuk masing-masing dimensi dan variabel sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 42, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 400, "height": 193, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Komparasi Independent Samples Test t df Sig (2-tailed) Mean Difference Neurotisme 1.924 78 .058 3.650 Ekstraversi -.305 78 .761 .550 Keramah-patutan .215 78 .831 .100 Kehati-hatian -1.440 78 .154 2.025 Distress psikologi 1.743 78 .085 6.150 Uji Mann Whitney U Test Mann-Whitney U Asymp. Sig. (2-tailed) Keterbukaan 667.000 .197 1. Neurotisme ( neuroticism)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 428, "height": 110, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji beda t-test menggunakan Uji Independent Sampel T-test , diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata antara penerima dan bukan penerima beasiswa sebesar 3,650. Disisi lain juga memaparkan nilai t (t hitung) sebesar 1,924 dengan nilai df (degree of freedom) adalah 78. Sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,058 > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerima dan bukan penerima beasiswa untuk dimensi neurotisme.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 136, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Ekstraversi ( extraversion)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 428, "height": 110, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji beda T-test menggunakan Uji Independent Sampel T-test , diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata antara penerima dan bukan penerima beasiswa sebesar 0,550. Disisi lain juga memaparkan nilai t (t hitung) sebesar -0,305 dengan nilai df (degree of freedom) adalah 78. Sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,761 > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerima dan bukan penerima beasiswa untuk dimensi ekstraversi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 191, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Keterbukaan ( openness to experience)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 427, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji beda T-test menggunakan Uji Mann Whitney U Test , diketahui bahwa nilai signifikansi yaitu 0,197 > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerima dan bukan penerima beasiswa untuk dimensi ketebukaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 175, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Keramah-patutan ( agreeableness )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 288", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 110, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji beda t-test menggunakan Uji Independent Sampel T-test , diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata antara penerima dan bukan penerima beasiswa sebesar 0,100. Disisi lain juga memaparkan nilai t (t hitung) sebesar 0,215 dengan nilai df (degree of freedom) adalah 78. Sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,831 > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerima dan bukan penerima beasiswa untuk dimensi keramah-patutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 164, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Kehati-hatian ( conscientiosness)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 428, "height": 110, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji beda T-test menggunakan Uji Independent Sampel T-test , diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata antara penerima dan bukan penerima beasiswa sebesar 2,025. Disisi lain juga memaparkan nilai t (t hitung) sebesar -1,440 dengan nilai df (degree of freedom) adalah 78. Sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,154 > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerima dan bukan penerima beasiswa untuk dimensi kehati-hatian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 118, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Psychological distress", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 110, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada tabel 9 hasil uji beda T-test menggunakan Uji Independent Sampel T-test , diketahui bahwa ada perbedaan rata-rata antara penerima dan bukan penerima beasiswa sebesar 6,150. Disisi lain juga memaparkan nilai t (t hitung) sebesar 1,743 dengan nilai df (degree of freedom) adalah 78. Sedangkan nilai signifikansi yaitu 0,085 > 0,05, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara penerima dan bukan penerima beasiswa untuk variabel distress.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 76, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Uji Korelasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 428, "height": 188, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk hubungan antara tiap dimensi yang ada di f ive factor model dan psychological distress menggunakan pearson correlation . Hasil perhitungan korelasi menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara neurotisme (neurotism) dan psychological distress (r=0,633, n=80, p<0,05), serta terdapat hubungan negatif signifikan antara ekstraversi (ekstraversion) dan psychological distress (r=-0,316, n=80, p<0,05), terdapat hubungan negatif signifikan antara kehati-hatian (consientiosness) dan psychological distress (r=-0,384, n=80, p<0,05). Sementara itu tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara keterbukaan (openness to experience) dan psychological distress (r=- 0,143, n= 80, p> 0,05), dan tidak terdapat hubungan negatif signifikan antara keramah- patutan (agreeableness) dan psychological distress (r=-0,200, n= 80, p> 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 48, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 386, "height": 39, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Uji Korelasi Five Factor Model Psychological Distress (r) Sig. N", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 289", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 90, "width": 388, "height": 97, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Neurotisme Ekstraversi Keterbukaan Keramah-patutan Kehati-hatian 0.633 -0,316 -0,143 -0,200 -0,384 0,000 0,004 0,206 0,075 0,000 80 80 80 80 80 Diskusi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 193, "width": 428, "height": 33, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan five factor model dan psychological distress pada penerima dan bukan penerima beasiswa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 428, "height": 110, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil uji beda dimana dimensi neuroticism nilai sig. 0,058 (p>0,05); extraversion nilai sig. 0,761 (p>0,05); openness to experience nilai sig. 0,197 (p>0,05); agreeableness nilai sig. 0,831 (p>0,05); conscientiousness nilai sig. 0,154 (p>0,05), artinya tidak adanya perbedaan antara dimensi kepribadian neurotisme (neuroticism) , ekstraversi (extraversion) , keterbukaan (opennes to experience) , keramah-patutan (agreeableness) , kehati-hatian (conscientiousness) pada penerima dan bukan penerima beasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 428, "height": 245, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Ningsah dan Kuncoro (2017) bahwa tidak ada perbedaan Five factor model (neuroticism, extraversion, opennes to experience, agreeableness, conscientiousness) pada wanita narapidana dan wanita non narapidana. Walau berbeda dalam setting partisipan tetapi masih menunjukkan hal yang sama, artinya tipe kepribadian Five factor model pada penerima dan bukan penerima beasiswa maupun wanita narapidana dan non narapidana sama. Hal tersebut didukung penelitian Steca dkk., (2018) yang dilakukan di Italia menunjukkan atlet yang paling sukses dalam olahraganya mendapat skor lebih tinggi daripada non-atlet di setiap dimensi Five factor model , kecuali keterbukaan (openness to experience), sementara atlet yang kurang sukses mendapat skor lebih tinggi daripada non-atlet hanya dalam ekstraversi (extraversion) dan keramah-patutan (agreeableness). Atlet yang lebih sukses menunjukkan keramah-patutan (agreeableness), kehati-hatian (consientiosness), dan neurotisme (neuroticism) yang lebih tinggi daripada atlet yang kurang sukses.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 428, "height": 149, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal tersebut juga berlaku untuk distress psikologis, dengan nilai sig. 0,085 (p>0,05), yang artinya tidak menunjukkan adanya perbedaan antara penerima dan bukan penerima beasiswa. Hal tersebut berbeda dengan tingkat distress yang dialami antara perempuan dan laki-laki. Mirowsky dan Ross (2003) menyatakan bahwa perempuan lebih rentan mengalami distress psikologis dibandingkan dengan laki-laki. Hasil penelitian Agustine dan Borualogo (2021) menunjukkan distress psikologis anak dan remaja perempuan lebih tinggi dibandingkan anak dan remaja laki-laki. Hal tersebut disebabkan oleh anak dan remaja perempuan dan laki-laki berbeda dalam cara menghayati dan mengekspresikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 290", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 427, "height": 90, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gangguan psikologis. Hal ini di dukung oleh penelitian Jatmika (2020) terdapat perbedaan psychological distress pada mahasiswa laki-laki dan perempuan, dikarenakan perempuan lebih mengandalkan social support daripada laki-laki yang menggunakan resiliensi dalam menghadapi stressor. Prevalensi psychological distress pada mahasiswi lebih tinggi (94,07%) dibandingkan mahasiswa (89,11%) (Zhang, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 428, "height": 361, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil kategorisasi menunjukan adanya perbedaan neurotisme ( neuroticism ) dan distress pada penerima dan bukan penerima beasiswa. Neuroticism penerima beasiswa berada di kategori sedang, sedangkan bukan penerima beasiswa berada di kategori tinggi. Individu yang tinggi pada dimensi neurotisme cenderung gugup, sensitif, tegang dan mudah cemas, sedangkan orang rendah dalam dimensi ini cenderung tenang dan santai (Friedman & Schustack, 2008). Untuk distress psikologis penerima beasiswa berada di kategori rendah sedangkan bukan penerima berada di kategori sedang. Penelitian yang didapatkan Geshica dan Musabiq (2017) dimana ketika nilai neurotisme tinggi maka nilai distress juga tinggi. Individu dengan neuroticism tinggi cenderung gugup, sensitif, tegang dan mudah cemas (Friedman & Schustack, 2008). Menurut McCrae dan Costa (dalam Feist et al., 2017) Neuroticism menggambarkan kerentanan terhadap emosi yang tidak menyenangkan seperti kemarahan, kecemasan, depresi, atau kerentanan. Kondisi saat ini di mana proses pembelajaran jarak jauh yang merupakan pengalaman baru bagi mahasiswa menyebabkan mahasiswa mengalami culture shock . Selain culture shock , beban belajar baik berupa beban tugas maupun beban jadwal perkuliahan yang padat juga menjadi faktor yang menyebabkan mahasiswa mengalami kecemasan (NurCita & Susantiningsih, 2020). Dalam perkuliahan banyak stressor yang muncul dan jenis stressor yang dimiliki mahasiswa berasal dari intrapersonal yaitu kondisi keuangan dan tanggung jawab di organisasi kampus (Musabiq & Karimah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 565, "width": 428, "height": 33, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan five factor model dan psychological distress pada penerima dan bukan penerima beasiswa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 428, "height": 149, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif signifikan pada trait kepribadian neurotisme (neuroticism) terhadap psychological distress , sedangkan ekstraversi (extraversion) dan kehati-hatian (conscientiousness) memiliki hubungan negatif signifikan dengan psychological distress . Namun tidak ada hubungan signifikan antara keterbukaan (opennes to experience) dan keramah-patutan (agreeableness) terhadap distress psikologis. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Geshica dan Musabiq (2017) dimana extraversion dan conscientiousness berhubungan negatif signifikan terhadap psychological distress . Sementara itu, neuroticism berhubungan positif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 291", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dan signifikan terhadap distres psikologis. Tidak ditemukan hubungan signifikan pada agreeableness dan openness terhadap psychological distress .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 427, "height": 109, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu dengan neurotisme cenderung menilai masalah secara negatif dengan emosi yang tidak menyenangkan seperti kemarahan, kecemasan, depresi, atau kerentanan (McCrae & Costa, dalam Feist dkk., 2017). Hal tersebut membuat individu dengan neurotisme tinggi rentan mengalami distress psikologis. Neurotisme menjadi faktor kerentanan untuk kecemasan kesehatan dan kecemasan umum dan gejala depresi (Nikčević dkk., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 428, "height": 110, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu dengan ekstraversi cenderung mudah bergaul, aktif, banyak bicara, berorientasi pada orang, optimis, menyenangkan dan penyayang (Costa & McCrae, dalam Widiger & Costa, 2013). Selain itu individu extraversion tinggi memiliki dukungan sosial yang memadai karena senang menjalin interaksi dengan individu lain dan penuh kasih sayang (Costa & McCrae, 1994). Hal ini membuat individu extraversion tinggi maka tingkat distres psikologis rendah, begitupun sebaliknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 428, "height": 148, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu dengan kehati-hatian (conscientiousness) cenderung terorganisir, dapat diandalkan, pekerja keras, mengarahkan diri sendiri, tepat waktu, ambisius, disiplin diri, dan gigih (Costa & McCrae, dalam Widiger & Costa, 2013). Oleh karena itu individu dengan conscientiousness akan mengorganisir masalah atau tekanan yang ia hadapi, misalnya tugas kuliah, organisasi, dll. Hal itu yang menyebabkan jika individu dengan conscientiousness tinggi cenderung memiliki tingkat psychological distress rendah. Namun hal ini berbeda dengan penelitian Musabiq dkk., (2021) dimana tidak ada hubungan antara conscientiousness dan distress psikologis pada dewasa muda suku Jawa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 148, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu dengan keterbukaan (openness to experience) cenderung memiliki rasa ingin tahu, imajinatif, estetik, ingin menghibur dengan nilai-nilai yang tidak biasa. Individu dengan openness tinggi lebih menyadari pemikiran, impuls, serta emosinya, sehingga mengalami emosi positif dan negatif sama intensnya, sehingga membuat arah hubungan openness dan distress psikologis berbeda-beda antar studi (Geshica & Musabiq, 2017). Dalam penelitian ini openness tidak memiliki hubungan signifikan dengan psychological distress, namun berbeda dengan penelitian Musabiq dkk., (2021) dimana terdapat hubungan positif signifikan antara openness dan distres psikologis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 670, "width": 428, "height": 71, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Individu dengan keramah-patutan (agreeableness) cenderung ramah, penolong, penurut, dan pemaaf (Costa & McCrae, 1994). Agreeableness secara negatif dan langsung berhubungan dengan kecemasan dan gejala depresi (Nikčević dkk., 2021). Individu dengan agreeableness tinggi maka tingkat distres psikologis akan rendah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 292", "type": "Page footer" }, { "left": 274, "top": 120, "width": 50, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 428, "height": 226, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simpulan penelitian yaitu tidak adanya perbedaan five factor model dan distress pada penerima dan bukan penerima beasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Satya Wacana. Tidak ada perbedaan dimensi neurotisme (neuroticism) antara penerima dan bukan penerima beasiswa. Hal tersebut juga diikuti oleh dimensi ekstraversi (extraversion), keterbukaan ( openness to experience ) , keramah-patutan ( agreeableness) , kehati-hatian ( conscientiousness) dan variabel distress yang menunjukkan tidak adanya perbedaan antara penerima dan bukan perima beasiswa. Selain itu, ditemukan hubungan positif signifikan pada neurotisme (neuroticism) terhadap psychological distress , sedangkan ekstraversi (extraversion) dan kehati-hatian (conscientiousness) memiliki hubungan negatif signifikan dengan distres psikologis. Namun tidak ada hubungan signifikan antara keterbukaan (opennes to experience) dan keramah-patutan (agreeableness) terhadap distress psikologis.", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 384, "width": 32, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 427, "height": 110, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini masih berfokus pada penerima beasiswa di lingkup Fakultas Psikologi, alangkah lebih baik jika penelitian yang sama atau serupa dilakukan pada lingkup yang lebih luas. Selain itu untuk penelitian selanjutnya dapat menambah data kualitatif agar data yang didapatkan semakin dalam dan kaya. Penelitian selanjutnya juga diharapkan menambah variabel yang bisa dibahas selain Five factor model dan distress dalam ranah penerima beasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 531, "width": 69, "height": 13, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepustakaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 427, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agustine, T. C., & Borualogo, I. (2021), Pengaruh distress psikologis terhadap resiliensi pada anak dan remaja saat pandemic Covid-19. Prosiding Psikologi, 7 (2), 257-262.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 427, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Azzahra, F. (2017). Pengaruh resiliensi terhadap distress psikologis pada mahasiswa. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 5 (1), 80-96.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 602, "width": 427, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baird, M. B., LeMaster, J. W., & Harding, A. (2016). Translation and cultural adaptation of the Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25) into Nepalese for use with bhutanese refugees. Online Journal of Cultural Competence in Nursing and Healthcare, 6 (1), 14- 30.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 428, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baird, B. M., & Skariah, E. (2016). Translating the Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL- 25) into Dinka, a South Sudanese tribal language. The International Journal for Translation & Interpreting Research, 8 (2), 96-109.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 427, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Costa, P. T., Jr., & McCrae, R. R. (1995). Domains and facets: hierarchical personality assessment using the revised NEO Personality Inventory. Journal of personality assessment , 64(1), 21-50.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 293", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gaol, N. T. L. (2016). Teori stres: stimulus, respons, dan transaksional. Buletin Psikologi, 24 (1), 1-11.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 427, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Feist, J., Feist, G. J., & Roberts, T. (2017). Teori kepribadian (edisi 8). Jakarta Selatan: Salemba Humanika.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 427, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Friedman, H. S & Schustack, M. W., (2008). Kepribadian teori klasik dan riset modern (edisi ketiga). Jakarta: Penerbit Eerlangga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 427, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Geshica, L., & Musabiq, S. A. (2017). Hubungan trait kepribadian dan distres psikologis pada mahasiswa: sebuah aplikasi dari Five Factor Model. Jurnal Psikologi Klinis Indonesia, 1(1), 5-17.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 427, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hapsari, D. T., Harini, & Nugroho, J. A. (2018). Pengaruh beasiswa PPA dan kebiasaan belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa FKIP UNS penerima beasiswa PPA Periode Januari – Juni 2017. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi, 4 (1), 1-15.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 244, "width": 427, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hutapea, C. D. A., & Mashoedi, S. F. (2019). Hubungan antara optimisme dan distres psikologis pada emerging adults miskin di DKI Jakarta. Mindset, 10 (2), 87 – 103.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 428, "height": 103, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jatmika, D. (2020). Hubungan antara psychological distress dan problematic internet use pada mahasiswa. Prosiding Seminar Nasional dan Call paper, 268-278. Lazarus, R. S., & Folkman, S. (1984). Stress, appraisal, and coping. New York: Springer. Lábate, L. (2011). Mental illnesses: understanding, prediction and control. Rijeka: InTech. McCrae, R. R., & Costa, P. T. (2008). Empirical and theoretical status of the five-factor model of personality traits. In The SAGE Handbook of Personality Theory and Assessment: Volume 1 - Personality Theories and Models (pp. 273-294). SAGE Publications Inc.. https://doi.org/10.4135/9781849200462.n13", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 427, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "McCrae, R. R., & Costa, P. T. (2003). Personality in adulthood: a five-factor theory perspective (ed. 2). New York: Guilford Press.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 428, "height": 25, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mirowsky, J., & Ross, C.E. (2003). Social causes of psychological distress . New York, USA: Aldine de Gruyter.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 428, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musabiq, S. A., Assyahidah, L. N., Sari, A., Dewi, H. U. K., & Erdiaputri, W. A. (2018). Stres, motivasi berprestasi, bersyukur, dan perceived social support: analisis optimisme pada mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi. Mediapsi, 4 (1), 22-35.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 427, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musabiq, S. A., & Karimah, I. (2018). Gambaran stress dan dampaknya pada mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 476, "width": 103, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Insight, 20 (2), 74-80.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 427, "height": 64, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Musabiq, S., Karimah, I., Geshica, L., Poerwandari, E., & Karimah. (2021). Tribe, personality, and psychological distress: relationship between personality trait and psychological distress in Young Adult Javanese Tribe. College Student Journal (55) 2, 219-230. Nasyroh, M., & Wikansari, R. (2017). Hubungan antara kepribadian (Five factor model model) dengan kinerja karyawan. Jurnal Ecopsy, 4 (1), 10-16.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 429, "height": 53, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nikčević, A. V., Marino, C., Kolubinski, D. C., Leach, D., & Spada, M. M. (2021). Modelling the contribution of the big five personality traits, health anxiety, and COVID-19 psychological distress to generalised anxiety and depressive symptoms during the COVID-19. Journal of Affective Disorders 279, 578-584. doi:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 609, "width": 197, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1016/j.jad.2020.10.053", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 427, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ningsah, K.R., & Kuncoro, J. (2017). Persepsi terharap perilaku tindak kiminal ditinjau dari kepribadian the big five & status hukum wanita narapinada & wanita non narapidana. Jurnal Psikologi Proyeksi, 12 (1), 27-34.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 39, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nouri, F., Feizi, A., Afshar, H., Keshteli, A.vH., & Adibi, P. (2019). How five-factor personality traits affect psychological distress and depression? results from a large population- based study. Psychological Studies, 64 (1), 59-69.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 697, "width": 428, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NurCita, B., & Susantiningsih, T. (2020). Dampak pembelajaran jarak jauh dan psysical distancing pada tingkat kecemasan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta. Journal of Borneo Holistic Health, 3 (1), 58- 68.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 37, "width": 251, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Philanthropy Journal of Psychology Vol 5 Nomor 2 (2021), 276-294 ISSN 2580-6076 (Print), ISSN 2580-8532 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 230, "top": 777, "width": 276, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://journals.usm.ac.id/index.php/philanthropy 294", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramadhon, R., Jaenudin, R., & Fatimah, S. (2017). Pengaruh beasiswa terhadap motivasi belajar mahasiswa pendidikan ekonomi Universitas Sriwijaya. Jurnal Provit, 4 (1), 203-213.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 128, "width": 428, "height": 51, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rizal, J. G., & Wedhaswary, I. D. (2020, Agustus 11). Pandemi Covid-19, apa saja dampak pada sektor ketenagakerjaan Indonesia. Kompas .com. https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid- 19-apa-saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 428, "height": 78, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Steca, P., Baretta, D., Andrea, G., D'Addario., & Monzani, D. (2018). Associations between personality, sports participation and athletic success. A comparison of Big Five in sporting and non-sporting adults. Personality and Individual Differences, 121(), 176– 183. doi: 10.1016/j.paid.2017.09.040 Tarwiyah, A., Mayasari, S., & Pratama, M. J. (2019). Identifikasi stressor akademik pada mahasiswa tahun ketiga. Jurnal Bimbingan Konseling 8 (1), 1-15.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 155, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami, S. A., Grasiaswaty, N., & Akmal, S. Z. (2018). Hubungan tipe kepribadian berdasarkan big five theory personality dengan kebimbangan karir pada Siswa SMA. Jurnal Psikogenesis, 6( 1), 11-18. Wea, A. G., & Adiwidjaja, I. (2018). Pengaruh beasiswa terhadap motivasi dan prestasi belajar mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 7 (1), 21-25. Widiger, T. A., & Costa, P. T., Jr. . (2013). Personality disorders and the five factor model of peronality (Ed. 3) . Washington, DC: American Psychological Association. Zhang, M., Zhang, J., Zhang, F., Zhang, L., Feng, D. (2018). Prevalence of psychological distress and the effects of resilience and perceived social support among Chinese college students: Does gender make a difference?. Psychiatry Research , 267, 409‐ 413. doi:10.1016/j.psychres.2018.06.038", "type": "List item" } ]
3e6ff0de-9ae6-ce53-87fc-dde4432a8aba
http://jurnal.kemendagri.go.id/index.php/jbp/article/download/1246/538
[ { "left": 396, "top": 39, "width": 156, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Home Affairs Governance", "type": "Page header" }, { "left": 178, "top": 78, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE", "type": "Section header" }, { "left": 538, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "213", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 212, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai & Sadat. (2022). Jurnal Bina Praja, 14(2), 213–224 https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 93, "width": 349, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 144, "width": 174, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herman Lawelai � 1 , Anwar Sadat � 2", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 160, "width": 263, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, 2 Department of Government Science, Universitas Muhammadiyah Buton", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 171, "width": 123, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "✉ [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 194, "width": 376, "height": 178, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Technological Advances encourage internet users on mobile phones or other communication tools to access or obtain information via social media, including conversations on social media on Twitter, about the implementation of Provincial special autonomy. This research method utilizes Twitter data crawled by the Drone Emprit Academic application with the keyword \" special autonomy of Papua.\" The study analyzed 170,641 mentions collected on Twitter with the tweet \"Special Autonomy for Papua.\" The results of this study show that the community's response to Papua's special autonomy from February 1, 2021, to February 1, 2022, was 170,641 mentions. The results of this study showed the public reaction to conversations related to Papuan special autonomy on Twitter that positive sentiment dominated with 124,181 (73 percent) mentions, followed by negative sentiment with 37,570 (22 percent) mentions, and neutral sentiment with 8,890 (5 percent) mentions. The results of this study contribute to understanding the dominant topic of Papua's special autonomy, which can be used as a reference by the government in supporting policies and improving service quality through Papua's special autonomy.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 386, "width": 293, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: special autonomy of Papua; positive sentiment; Twitter", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 198, "width": 73, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "� OPEN ACCESS", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 224, "width": 114, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citation: Lawelai, H., & Sadat, A. (2022). Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter. Jurnal Bina Praja, 14 (2), 213–224. https:// doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 266, "width": 63, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 30 May 2022", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 279, "width": 64, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted: 11 July 2022", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 292, "width": 73, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published: 12 August 2022", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 318, "width": 42, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© The Author(s)", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 347, "width": 99, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This work is licensed under a Creative", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 354, "width": 106, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Commons Attribution-NonCommercial- ShareAlike 4.0 International License .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "214", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 49, "width": 78, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL BINA PRAJA", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 83, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 102, "width": 376, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information and communication technology is developing rapidly and is proven to benefit social media users. Users can access the information only by using a mobile phone or other communication device connected to the internet. People of all ages and groups can easily access the internet to communicate and share information indefinitely, one of which is through social media, Twitter.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 162, "width": 376, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Viewed from one aspect, the existence of social media can benefit society. All levels of society can use social media to express themselves, one of which is through the delivery of thoughts in the form of criticism of the government. In addition to the public, government agencies are now actively adopting social media as one of their communication platforms. Two-way communication occurs on a limited basis, especially in regular discussions. Policy-based agencies use social media to convey information, so their engagement is very low. Although the agency allows comments from every follower on the Facebook page, there is no contact between the organization and the public. The agency appears to be more active in responding to messages via Twitter.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 282, "width": 376, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Twitter is one of the most popular social media networks used by people in Indonesia. Thus, social media facilitates the creation of a space where people can understand, share, and interactively negotiate the meaning of protest through dialogue, though data and information disseminated through social media such as Twitter can be regarded as untrustworthy because anyone with an account can disseminate information ( Lawelai et al., 2022 ). One of the topics of conversation on Twitter is the implementation of special autonomy in Papua.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 366, "width": 376, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Second Amendment to the 1945 Constitution makes special autonomy a formal feature of the constitutional structure in Indonesia. Special autonomy implies that a territory's rights, authorities, and obligations are recognized as different from the rights, authorities, and obligations of a territory. Special autonomy differs from special regions in its differences from other regions in special autonomy include differences in the scope of regional rights, authorities, and obligations, as well as patterns and proportions of relations between the central government and special regions.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 462, "width": 376, "height": 70, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Decentralization is one of the political choices to ensure the implementation of government in the regions. Throughout history, Indonesia has been looking for (and continues to seek) the perfect formula in local government administration, starting with establishing symmetrical or asymmetric decentralization. Given the diversity that occurs in each location, a certain strategy is needed to be able to meet the needs of each region proportionally.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 534, "width": 376, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia has adopted what is known as asymmetric decentralization, or unequal/ uniform decentralization for each region ( Sri Kusuma Dewi, 2021 ). The Papua region is an example of the implementation of asymmetric decentralization. Still, the problem is that the specific designation of the region is an asymmetrical framework, meaning significant efforts are intended to meet regional demands by addressing all elements based on regional needs. This suggests granting asymmetric decentralization to a region that will only meet occasional demands based on previous failures, especially the inability to implement symmetrical decentralization in another region.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 630, "width": 376, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The demand for reforms related to implementing the widest possible regional autonomy marked the beginning of implementing the principle of decentralization in Indonesia. This idea can be seen in the special autonomy policy in Papua Province. The status of special autonomy for Papua Province is legally based on Law Number 21 of 2001 concerning Special Autonomy for Papua Province. The central government is trying to build Papua like other regions. Due to this status determination, many privileges and special rights have been granted to Papuans, but they have not been implemented in practice ( Ayunda, 2021 ). This is due to government consistencies, especially regarding good governance. In addition, because great power as a cultural representation has not adequately reflected the Papuan people, many rights and", "type": "Text" }, { "left": 538, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "215", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 50, "width": 283, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 212, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai & Sadat. (2022). Jurnal Bina Praja, 14(2), 213–224 https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "opinions, as well as the voice of the Papuan people, have not been implemented correctly in Papua.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 109, "width": 376, "height": 154, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implement a comprehensive decentralization program to all regions in Indonesia but have also embraced a symmetric decentralization, especially in Aceh, Papua, and West Papua. This asymmetric decentralization approach delegates increased responsibility for certain tasks to their respective regions, which is further supported by the disbursement of special Autonomy transfer funds by the central government ( Budiratna & Qibthiyyah, 2020 ). Two decades of special autonomy in Papua have not yielded much in terms of public services ( Setiawan, 2022 ). Special Autonomy for Papua Province is a special power recognized and given to the province and the Papuan people to control and take care of themselves within the framework of the unitary state of the Republic of Indonesia ( Edyanto et al., 2021 ). Giving greater responsibility to the province and the Papuan people to organize governance and control the use of natural resources in Papua Province for the greatest prosperity of the Papuan people as part of the Indonesian people following laws and regulations.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 265, "width": 376, "height": 130, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since the enactment of special autonomy, it has not been able to effectively provide benefits to the Papuan people ( Amisim, 2017 ) even though Papua has very large natural resources and must be able to improve infrastructure and community welfare. One of the techniques to find various challenges related to the implementation of special autonomy is to conduct research to find solutions ( Iha, 2018 ). One of the problems in the implementation of Papua's special autonomy is education, due to adequate educational facilities and infrastructure, as well as the lack of teaching staff and educators who have not been able to improve the quality of education in Papua, in addition to the arguably challenging topography of Papua, and inadequate transportation facilities, as well as the ability to speak Indonesian as a means of communication between teachers and students ( Wenda et al., 2017 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 397, "width": 376, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the background above, the author is interested in conducting an in-depth investigation of interactions in cyberspace through Twitter. This investigation will look at emerging clusters or groups, important influencers or actors in each group, and sentiment analysis of all online talks. The information collected and evaluated relates to special autonomy in Papua. In this research, we first try to investigate how Twitter can be used to facilitate conversations about special autonomy in Papua and to influence the process of shaping public opinion. Second, we examine whether the politically important attitude expressed in the tweet reflects retweeting ability. We found out how the dynamic characteristics of the tweet, such as positive and negative sentiments related to Papua's special autonomy, affect the number of retweets. To that end, we studied Twitter's interactions with Papua's special autonomy during the research period.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 553, "width": 62, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Methods", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 571, "width": 376, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study uses qualitative descriptive methods with secondary data analysis with a social media approach, especially Twitter. Sentiment Analysis, as presented in Drone Emprit Academic, is used by the author. The Drone Emprit Academic website displays social media data and analyses several interesting social issues using Artificial Intelligence (AI). AI-based tools play an increasingly important role in the media, from smart tools that help researchers automatically analyze data through the tools they use ( Helberger et al., 2020 ). The author also searches for reputable articles through the Publish or Perish application to reference articles with the keyword Papua special autonomy from various perspectives.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 679, "width": 376, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study utilizes Twitter data crawled by Ismail Fahmi's application, Drone Emprit Academic. \"Papua Special Autonomy\" is a keyword used for the presentation of data. Drone Emprit Academic collected conversations from February 1, 2021, to February 1, 2022. Drone Emprit Academic obtained the data through the Twitter App Program Interface. To retrieve this data via APIs all, use the following methods: {\"id\":1104,\"name\":\"Papua", "type": "Text" }, { "left": 521, "top": 739, "width": 32, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Special", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "216", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 49, "width": 78, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL BINA PRAJA", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A u t o n o m y \",\" s t a r t _d a t e \" : \" 2 0 2 1 - 2 - 1 \",\" e n d _d a t e \" : \" 2 0 2 2 - 2 - 1 \",\" d a t a ” : {\"neg\":37570,\"pos\":124181,\"net\":8890}}", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 109, "width": 376, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The study examined all tweets processed and investigated public sentiment about \"Papua Special Autonomy\" (including mentions, retweets, and replies). The Drone Emprit Academic machine determines whether the main emotion is positive, negative, or neutral by analyzing Twitter word frequency and mood. The Drone Emprit Academic sensing algorithm was created using machine learning methods, and the results were interpreted using probabilistic classifiers ( Fahmi, 2017 ). Currently,", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 181, "width": 376, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Telecommunications service providers generate a lot of data records. A clear understanding of their customers is the key to the success of any institution. To analyze behavior and relationships between customers, network analysis is commonly used to detect influencers and shared communities on social media ( Werayawarangura et al., 2016 ). Network analysis is not a formal theory in sociology but rather a strategy to investigate social structures ( Otte & Rousseau, 2002 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 265, "width": 140, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 283, "width": 376, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During this study period, 170,641 mentions were collected on Twitter. Figure 1 shows that the most mentions were made on February 7, 2021, with 5,661 posts mentioning Papua special autonomy, and on April 18, 2021, there were 4,220 mentions.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 415, "width": 376, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 shows that the total mentions from February 2021 to February 2022, as many as 170,641 mentions talking about Papuan special autonomy. And the period from May 2021 to February 2022 talks about Papuan special autonomy under 2,000 mentions. Meanwhile, the period between March 2021 and April 2021 of special autonomy talks is above 2,000 mentions. The highest period was on February 7, 2021 (as many as 5,661) and in April 2021 (as many as 4,220 mentions) of talks on social media Twitter above 4,000 mentions. The various comments not only supported the implementation of special autonomy in Papua, but some refused. The supportive mentions that Papua's special autonomy is expected to improve the education sector, health services, and the economy of the Papuan people.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 535, "width": 376, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This follows the findings of research conducted by Murib that the special autonomy policy has encouraged growth in the field of education so that adequate educational facilities are available, ranging from elementary and junior high to high school. In addition, providing educational facilities increases the capacity and opportunity to be involved in school-age communities/get an acceptable level of education, increasing the degree of education. The special autonomy policy has encouraged growth in the health sector, resulting in a network of available health facilities, including Community Health Centers, Mobile Health Centers, and Malaria Control Health Centers (PHMC) ( Murib, 2016 ). Thus, the presence of health facilities and infrastructure increases the ability of the community to meet the demands of health services, thus impacting the degree of public health and family nutrition, especially for toddlers and pregnant and lactating women.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 679, "width": 376, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As for those opposed to the implementation of special autonomy in Papua, they are of the view that the policy has failed to be implemented. This follows the findings of Mustikawati & Maulana that education, health, and poverty alleviation conditions have not changed much before and after special autonomy. This progress is quite gradual compared to the amount of special autonomy money given each year. This is due to", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 361, "width": 117, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Trend of Total Mentions by Twitter During February 2021 to February 2022", "type": "Caption" }, { "left": 538, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "217", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 50, "width": 283, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 212, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai & Sadat. (2022). Jurnal Bina Praja, 14(2), 213–224 https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the ineffective and inefficient government institutional framework, as well as the low quality and quantity of available human resources ( Mustikawati & Maulana, 2020 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 229, "width": 376, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The sentiment trend is based on mentions on Twitter, as shown in Figure 2 and Figure 3 shows positive sentiment 124,181 (73 percent) mentions of dominating with comments that support the implementation of Papua's special autonomy, such as a comment that states that the implementation of Papua's special autonomy in the future will be more focused and clear-cut because it already has a Master Plan for the Acceleration of Development. Likewise, there are mentions that explain that through Special Autonomy and Infrastructure Development, the Government has succeeded in advancing and prospering Papua. There are also comments that state that the presence of Special Autonomy has had a significant impact on improvements for a better future, as in the education sector, many Papuan students have been financed from the Special Autonomy Fund. Then the convenience for indigenous Papuans who are recruited into state officials.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 373, "width": 376, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This was followed by negative sentiment with 37,570 (22 percent) mentions, such as comments stating that the Government Firmly Called Papua's Special Autonomy Fund Not Right on Target. There are also comments that explain Special Autonomy has been corrupted by corrupt Papuan officials. The proof is that PPATK found 80 suspicious transactions from Special Autonomy funds, the Police said there were 1.8 trillion potentials for corruption, and the BPK said the potential could be up to 5 trillion. Why not talk about this? If silent means we are allowing evil.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 457, "width": 376, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As for the neutral sentiment with 8,890 (5 percent) mentions which explain that to further develop Papua and improve the welfare of its people, since 2001, Special Autonomy has been made, namely a special status for Papuans Support IKN Nusantara. Likewise, there were netizens mentioning that special autonomy provided an opportunity for Papuans to develop their own area. 2022 Indonesia Forward.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 661, "width": 376, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Figure 2 . and Figure 3 , a trend based on the time shows that public sentiment is more positive than negative and neutral. In conversations with Special Autonomy about the development and welfare of communities in Papua, many people support the presence of special autonomy. This is based on the proses of the implementation of the special autonomy fund in the construction of livable houses has been put to good use, as evidenced by the realization of house buildings that the community has enjoyed ( Meiyenti & Jitmau, 2019 ). Although there are obstacles in the process of implementing special autonomy funds in housing development", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 188, "width": 82, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. The Trends of Sentiment by Twitter", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 605, "width": 106, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Total Mentions by Sentiment & Share of Voice by Sentiment", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "218", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 49, "width": 78, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL BINA PRAJA", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "programs, including the difficulty of customary land acquisition, weak financial management, and the number of wars that have caused in efficient delivery of material goods.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 121, "width": 376, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "People's economic development in the era of Papua's special autonomy seeks to encourage community involvement in various activities, especially economic growth. The existence of Special Regional Regulation No.18 of 2008 concerning People's Economy has offered a clear formula for improving the standard of living of indigenous Papuans, especially in developing themselves at the micro and macro levels ( Ariyanto, 2017 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 193, "width": 376, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The special autonomy fund for education and health has a favorable influence on the human development index, but the special autonomy fund for infrastructure and economic empowerment of the community does not. Furthermore, the infrastructure special autonomy fund directly impacts regional economic disparities. Meanwhile, the special autonomy fund for community economic empowerment has no real impact on regional economic disparities. Special autonomy financing factors in the fields of education, health, infrastructure, and community economic empowerment do not have a major effect on regional economic disparities if measured indirectly through HDI ( Tamberan et al., 2020 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 301, "width": 376, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Public sentiment towards the implementation of Papuan special autonomy is of a negative view, as found by Widjojo and Budiatri, that Papua's special autonomy has failed to achieve great progress both in the political and socio-economic fields. Provincial and district governments have also failed to shift the long-standing political impasse towel fare issues ( Widjojo & Budiatri, 2012 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 361, "width": 376, "height": 70, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, there are problems in the service process from the bureaucracy to the community. Bureaucratic performance ever runs following the established Standard Operating Procedures (SOP), but in practice, the bureaucracy is too convoluted in the service process, corrupt bureaucratic performance, and closed service systems, which results in failures in the implementation of special autonomy funds in Papua ( Korain et al., 2019 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 433, "width": 376, "height": 130, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "So far, the relationship between the central government and Papuans has been viewed negatively. Relations between the government and Papua are often characterized by violence in military and civilian activities. Violence is often used not because of hatred, but for the benefit of the Papuan people in power and in the name of the integrity of the Unitary State of the Republic of Indonesia ( Marit & Warami, 2018 ). Security strategies are seen as a rapid way to reduce the presence of other types of violent conflicts that cause casualties and material casualties. However, over time, effective security tactics can generate endless cycles of violence that fail to address the main causes of conflict. Papua, the Land of Tranquility, as discussed in the spirit of Papua's special autonomy, is still unable to instill a sense of security, comfort, and peace in the people who occupy the Land of Papua.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 565, "width": 376, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There has been little contact between the central government and the Papuan provincial government regarding the implementation of autonomy, which has negatively affected Papuan lawmakers ( Ardiyanti & Sudjono, 2018 ). Therefore, specific and in-depth discussions are needed to build a more horizontal and sustainable flow of communication between the central government and the Papua provincial government. This will have a far-reaching impact on the creation of reconciliation and peace in Papua. The central government must thoroughly explain and discuss the various issues raised by Papuan leaders.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 661, "width": 376, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Although there is a tendency to increase HDI in Papua and West Papua Provinces, the increase in HDI in the two provinces remains the lowest among the 34 provinces in Indonesia. Within 20 years of implementing special autonomy, there are still challenges, especially in managing special autonomy funds, which impact the slow growth of people's welfare. In addition, political elements often obstacles in money management are a separate task ( Junaedi & Suswanta, 2021 ). Likewise, the special autonomy provided can only buy a limited amount of road building materials, thereby reducing the amount of road infrastructure built in Papua and West Papua Provinces", "type": "Text" }, { "left": 538, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "219", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 50, "width": 283, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 212, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai & Sadat. (2022). Jurnal Bina Praja, 14(2), 213–224 https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Saktina & Khoirunnurrofik, 2022 ). Therefore, in the future, policies are needed that strictly regulate the audit of the performance of special autonomy funds in Papua and West Papua. This is because accountability is one of the main issues that hinder the successful implementation of special autonomy. Supervision must be carried out by taking a closer look at the real problems and situations in the regions ( Prabowo, 2020 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 157, "width": 376, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, government regulations are needed to guarantee freedom of expression as a fundamental human right while preventing the spread of hate speech. The involvement of law enforcement in the fight against that speech is essential, but it is not the only option ( Sadat et al., 2022 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 205, "width": 376, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One way for the public to provide information related to implementing Papua's special autonomy is to retweet the status so that other followers can see it. It shows that regardless of whether the message is positive, negative, or neutral. Table 1 lists the top ten tweets that were most retweeted.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 697, "width": 376, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Table 1 indicates that the classification procedure determines whether a tweet belongs to a positive class, which includes compliments, recommendations, feedback, and reflections of positive feelings such as satisfaction and joy. In contrast, the negative class consists of complaints, expressions of innuendo, criticism, and reflection of negative emotions such as anger, resentment, and disappointment.", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 263, "width": 14, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rank", "type": "Picture" }, { "left": 188, "top": 263, "width": 357, "height": 224, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "User Status Sentiment 1 @Dennysiregar7 Hebat, pak @jokowi. Hebat, pak Basuki. Trans Papua adalah urat nadi ekonomi Papua. Sebagian belum di aspal memang, tapi sdh terhubung. Tinggal Pemdanya yang bangun jalan Kabupaten, sdh siap dana otonomi khusus. Papua baru merasakan punya Presiden.. Positive 2 @Keeentanggoreng Apa bedanya ??? Ketika ada Perempuan muda Myanmar terbunuh, Semua Orang seperti Kehilangan ?!! Sejak dulu bahkan sejak Otsus lahir , perempuan Papua terus Berjuang !!!!! Tidak ada yang perduli tuh!!! Negative 3 @halimiskandarnu Rapat Kerja Panitia khusus RancanganUndang-Undang tentang perubahan kedua atas Undang-Undang nomor 21 tahun 2001 tentang otonomi khusus bagi Provinsi Papua. Positive 4 @Papua_Sonny Aki Maryam Bwefar: 1. 2011-12 berurusan dengan hokum karena korupsi dana otonomi khusus, 2. 2013 ngamuk2 di Fakfakkrntdkdptlelangproyek, 3. 2018 gagalcalonWabupMimikakrntdk memenuhisyarat, 3. gagalpemilulegislatif DPRRI 2019 krntdkdipilih orang papua. Yang gilaanakketiganya Negative 5 @polithings_id DPR RI telah mengesahjan Rancangan Undang-Undanv tentang perubahan kedua atas UU Nomor 21 tahun 2001 ttg Otonomi khusus bagi Provinsi Papua dalam Rapat Paripurna DPR RI yg ke-23. #Polithings #PolithingsIndonesia #OtsusPapua #PuanMaharani #HariPerdamaianSedunia Positive 6 @pengarang_sajak Kontribusi Freeport ke Indonesia sejak 1991-2014 = rata2 T per tahun.. Tahun 2021, pendapatan Freeport 40T..", "type": "Table" }, { "left": 274, "top": 495, "width": 77, "height": 6, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dana Otsus 2022 nanti 8.5T..", "type": "Picture" }, { "left": 186, "top": 466, "width": 356, "height": 213, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pajak Daerah buat sodara2 kira di Papua dr Freeport 8T.. Blm Dana Desa.. Dan 40% karyawan langsung di PTFI adalah masyarakat asli Papua.. Positive 7 @AlcintaM Ternyata mamanya Olva Alhamid ditangkap karena kasus Korupsi OTONOMI KHUSUS Papua di Timika. Mungkin karena ini Olva berusaha untuk memperbaiki nama Keluarganya di mata Indonesia. Positive 8 @PantauPapua Semua (Mayoritas) Orang Asli Papua mau Merdeka. Kami Orang Asli Papua menolak berlanjutnya Otsus dan juga menolak pemekaran provinsi yang ditawarkan oleh pemerintah kolonial Indonesia yang dampaknya hanya membawa penderitaan dan memperpanjang konflik di Tanah Papua. Merdeka Negative 9 @CNNIndonesia Komisi I DPR: Dana Otonomi Khusus Papua Tak Mengalir ke Rakyat, Macet di Atas Positive 10 @Mythicalforest Tidak perlu tinggal di Papua untuk mengetahui kalau negara selalu betindak represif dan rasis. Sudah berjilid-jilid AMP di luar Papua menggelar aksi damai penolakan OTSUS, anti-rasisme hingga pembebasan tahanan politik harus berakhir dengan penahanan akibat tuduhan makar. Negative", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 265, "width": 115, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Top 10 Most Retweeted", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "220", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 49, "width": 78, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL BINA PRAJA", "type": "Page header" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, neutral sentiment is more likely to be impartial or, in other words, sentence expressions that are neither positive nor negative.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 109, "width": 376, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In addition, this study found the Top 10 Hashtags accompanied by Positive, negative, or neutral sentiments related to implementing Papua's special autonomy. Content analysis is carried out by paying attention to the side of the most used hashtag by the side with hashtags. Twitter users often use hashtags denoted by the character \"#\" to emphasize the topic of uploads made ( Hidayatullah & Ma’arif, 2017 ).The use of the hashtags seeks to make it easier for readers to identify posts that address comparable themes.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 385, "width": 376, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the data in Table 2 shows ten hashtags with the highest number of mentions on Twitter. The first order is #PapuaIndonesia. This is because the Free Papua Organization (OPM) anniversary is commemorated on December 1. However, the rest of the world has recognized Papua as an integral part of Indonesia. Therefore, netizens also discussed Papua and one popular topic on Twitter is the hashtag #PapuaIndonesia. During the study period, there were 37,978 mentions of #PapuaIndonesia on Twitter. This call shows that netizens do not want Papua to be separated from Indonesia and will remain connected forever with the Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 493, "width": 376, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The second is #Papua, with 4,005 mentions on Twitter. Apart from its beauty, Papua is an area with prolonged conflicts that make netizens often mention Papua. Likewise, on July 13, 2021, Minister of Social Affairs Tri Rismaharini became a hot topic on Twitter after making controversial comments about the transfer of the Ministry of Social Affairs’ ASN to Papua, which was considered unfavorable. Tri Rismaharini was dissatisfied and reprimanded the Ministry of Social Affairs, officials.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 565, "width": 376, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The third, namely #OtonomikhususUntukPapuaSejahtera, experienced 2,377 mentions on Twitter. This hashtag began after President Joko Widodo had signed Law Number 2 of 2021 concerning Papua Special Autonomy which had previously been passed in the plenary meeting of the DPR. According to reports, Papua's special autonomy money will now be maximized for the welfare of Papuans. President Jokowi wants breakthrough, integrated, precise, targeted, and synergistic measures between ministries/agencies and local governments. Law number 21 of 2001 concerning Special Autonomy for Papua Province is the presentation of state recognition of Papua's decisions that are approaching the legal age of 20 years.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 673, "width": 376, "height": 70, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fourth is #ManfaatOtonomikhususBagiPapua. The Papuan people have reaped huge benefits from the Papua Special Autonomy Policy. The budget initiatives that have been implemented amount to IDR 126 trillion. This shows the Central Government's determination to accelerate Papua's growth in terms of human resources and infrastructure. Although there are still limitations, the existence of special autonomy has provided great benefits over the past 20 years, with a", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 204, "width": 9, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No.", "type": "Picture" }, { "left": 332, "top": 204, "width": 193, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hashtag Total", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 220, "width": 358, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 #PapuaIndonesia 37,978 2 #Papua 4,005 3 #OtonomikhususUntukPapuaSejahtera 2,377 4 #ManfaatOtonomkhususBagiPapua 1,932 5 #BaktikuNegerikuPapua 1,924 6 #Otonomikhusus 1,621 7 #OtonomikhususPapua 1,551 8 #OtonomikhususSejahterakanPapua 1,452 9 #OtonomikhususUntukKebaikan 1,438", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 362, "width": 7, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Picture" }, { "left": 211, "top": 362, "width": 54, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "#UsutLukasEnembe", "type": "Table" }, { "left": 531, "top": 362, "width": 16, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,368", "type": "Picture" }, { "left": 43, "top": 205, "width": 90, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Top 10 Hashtags", "type": "Caption" }, { "left": 538, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "221", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 50, "width": 283, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 212, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai & Sadat. (2022). Jurnal Bina Praja, 14(2), 213–224 https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "concentration in the fields of education, health, infrastructure, and community economic empowerment.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 109, "width": 376, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fifth is #BaktikuNegerikuPapua has become a popular hashtag after the initiative empowerment of Telkom's community, dubbed 'Baktiku Negeriku' has been running since 2019. This Corporate Social Responsibility (CSR) initiative aims to improve the quality of life of people in several rural areas in Indonesia, including Papua, by utilizing technology, community empowerment, and education. As a result, the hashtag #BaktikuNegerikuPapua became a conversation 1,924 times.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 181, "width": 376, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "#Otonomikhusus occupy the Sixth and Seventh hashtags with 1,621 mentions and #OtonomikhususPapua with 1,551 mentions. This started with community activist demonstrations and students who took to the streets expressing concern over Papua's special autonomy, which will end in 2021. The students encouraged the government and the House of Representatives to include local communities in amendments to Law Number 21 of 2001 concerning Special Autonomy for Papua Province. The bill is now included in the 2021 DPR national legislation program. Papua Special Autonomy is the recognition and granting of special jurisdiction to the Province of Papua, including the provinces resulting from the expansion of Papua Province. They are tasked with regulating and taking care of the interests of local communities at their initiative, based on Papuans' aspirations and basic rights.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 313, "width": 376, "height": 130, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The eighth hashtag, #OtonomikhususSejahterakanPapua, was mentioned in a conversation on Twitter with 1,452 mentions. This began during the discussion of changes to Law Number 21 of 2001 concerning Special Autonomy for Papua that would improve the quality of life of the Papuan people, especially indigenous peoples, because legal reform issues less without it. The visit of the House Committee in early May 2021 to capture and capture public expectations is mitigation related to the continuation of amendments to Law 21/2001. Amendments to the Papua Special Autonomy Law are expected to improve the quality of people's lives (welfare, justice, and equality). From the outset, there were differences of opinion and conflicts of interest between the central government and Papua over who the official institutions that updated this law were.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 445, "width": 376, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ninth hashtag is #OtonomikhususUntukKebaikan which was mentioned 1,438 times in a conversation on Twitter after support for government initiatives related to Special Autonomy Volume II in Papua because indigenous Papuans felt the superiority of special autonomy leadership. This is because special autonomy has helped many indigenous Papuans in meeting all their demands. \"Special autonomy has brought a lot of great progress to indigenous Papuans ranging from health services, education, and other supporting infrastructure development,\" said a native Papuan.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 529, "width": 376, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, the tenth-order hashtag is #UsutLukasEnembe which was mentioned 1,368 times in Twitter conversations. The hashtag #UsutLukasEnembe became one of the hot topics on social media Twitter. This time, the Governor of Papua has also been discussed in the virtual world of Twitter. There have been many rumors about him since netizens accused him of corruption. According to the latest.id, the hashtag #UsutLukasEnembe seems to contain a lot of identical tweets in which Lukas is again accused of being involved in a corruption case with special autonomy money. Netizens demanded that Lukas be immediately examined for his role in the corruption of the special autonomy fund, as mentioned by a citizen who said that he Immediately upheld justice in Papua. Investigate Lukas Enembe #UsutLukasEnembe", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 649, "width": 376, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Likewise, this study found positive and negative word cloud trends toward implementing Papua's special autonomy. The results of this word cloud describe review data in the form of values from terms of ten appear on Twitter that provides feedback. The higher the font size in the word cloud, the more often the topic being reviewed is discussed by Twitter users. The results of the word cloud are shown in Figure 4 . Figure 4 shows that there are words with positive and negative sentiments, and we can judge them. Therefore, it is important to identify and develop recommendations for future government policies.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "222", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 49, "width": 78, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL BINA PRAJA", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 193, "width": 376, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the policy recommendations for the management of Papuan special autonomy, as Augustine did the management of special autonomy funds for the education sector, which must focus on capital expenditure and direct public expenditure for the education sector in accordance with the mandate of the special autonomy law Government Regulation No. 5 of 2006, Special Regional Regulation No. 1 of 2007. Significant educational success can be obtained if the special autonomy fund is managed in accordance with the direct management model of capital expenditures ( Agustinus, 2011 ).", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 289, "width": 376, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is regional potential in the Papua region in the form of natural and human resources that have not been realized in the development of the education sector. So the next recommendation is to address the lack of teachers at various levels of education, the lack of improvement in teacher competence, the low welfare of teachers, inadequate supervision of educational development at all levels of education, the lack of community support, the limited support of educational facilities and infrastructure, schools of physical development that are greater than students, and the lack of coordination between centers ( Alfasisromarakap et al., 2021 ). Many Twitter accounts represent various interests that, when combined, form multi-actor dialogue abroad on Papua's special autonomy. The Stakeholder Map study was conducted to determine which categories of stakeholders were more engaged on Twitter. The focus is on Twitter account users, shown in Table 3 based on reach and number of users who had discussions based on sentiment during the study period.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 673, "width": 376, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 shows that the most dominating users, namely 15 433 individuals, are 90– 100. The most positive sentiment posts were found in the 50–70 range, with 2,591 Users and 39,813 positive comments. Likewise, negative sentiment posts are mainly in the range of 50–70, with 2,591 Users with a total of 9,977 negative comments.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 163, "width": 243, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Word Cloud Positive Word Cloud Negative", "type": "Picture" }, { "left": 43, "top": 158, "width": 283, "height": 304, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Word Cloud Range Users", "type": "Picture" }, { "left": 208, "top": 456, "width": 310, "height": 195, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Positive Negative (-100)-(-90) 5,129 0 5,964 (-90)-(-70) 17 24 182 (-70)-(-50) 155 187 643 (-50)-(-30) 382 638 1,329 (-30)-(-10) 238 1,022 1,481 (-10)-10 2,134 4,169 4,127 10-30 736 5,738 3,759 30-50 1,926 15,358 6,667 50-70 2,591 39,813 9,977 70-90 1,194 26,463 3,377 90-100 15,433 30,769 64 Total 29,935 124,181 37,570", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 457, "width": 91, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Stakeholder Map", "type": "Caption" }, { "left": 538, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "223", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 50, "width": 283, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trend Analysis of Positive Sentiment for Special Autonomy for Papua on Twitter", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 212, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai & Sadat. (2022). Jurnal Bina Praja, 14(2), 213–224 https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.213-224", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 75, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 102, "width": 376, "height": 214, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For two decades, the implementation of special autonomy in Papua has shown various responses from netizens. Most netizens support Papuan special autonomy and demand that the special autonomy run as well as possible, following applicable regulations. Decentralization shows a more promising welfare condition because Papua has huge natural resources and must be able to improve the infrastructure and welfare of the Papuan people. The analysis of conversations on Twitter social media from February 1, 2021, to February 1, 2022, regarding Special Autonomy in Papua resulted in 170,641 mentions. There was three times the highest conversation trend, namely on February 7, March 18, and April 10, 2021. The highest peak of conversation occurred on March 18, 2021. There were pros and cons of sentiment related to Special Autonomy in Papua; this virtual conversation was seen from positive and negative, as well as neutral. The results of this study showed the public reaction to conversations related to Papuan special autonomy on Twitter that positive sentiment dominated with 124,181 (73 percent) mentions, followed by negative sentiment with 37,570 (22 percent) mentions, and neutral sentiment with 8,890 (5 percent) mentions. The results of this study contribute to understanding the dominant topic of Papua's special autonomy, which can be used as a reference by the government in supporting policies and improving service quality through Papua's special autonomy.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 329, "width": 63, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgment", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 341, "width": 376, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author would like to express his deepest gratitude to the Universitas Muhammadiyah Buton, which has supported us in this study. We would also like to thank Ismail Fahmi with the Esprit Academic Drone Application in collaboration with the Islamic University of Indonesia for the open-source data on Papua's special autonomy used in this study.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 391, "width": 40, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 403, "width": 376, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agustinus, J. (2011). Kinerja Keuangan dan Akuntabilitas Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Sektor Pendidikan di Provinsi Papua. JAM: Jurnal Aplikasi Manajemen, 9 (4), 1304–1321. https:// jurnaljam.ub.ac.id/index.php/jam/article/view/1801", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 432, "width": 376, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alfasisromarakap, A., Ahman, A., Sunaryo, S., Achmad, A., Husen, H., & Astra, I. M. (2021). Hambatan dan Tantangan dalam Penyelenggaraan Pendidikan Dasar di Kabupaten Biak Numfor Provinsi Papua di Era Otonomi Khusus Papua. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran (JRPP), 4 (1), 141–153. https:// doi.org/10.31004/jrpp.v4i1.1870", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 470, "width": 376, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amisim, K. (2017). Persepsi Masyarakat dalam Pelaksanaan Otonomi Khusus Bidang Pendidikan di Distrik", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 480, "width": 362, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alama Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Politico: Jurnal Ilmu Politik, 6 (4). https://", "type": "List item" }, { "left": 191, "top": 489, "width": 210, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/12418", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 499, "width": 376, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ardiyanti, H., & Sudjono, I. R. (2018). The Impact of Communication on the Future of Reconciliation and Peacebuilding in Papua: Understanding the Meaning of Special Autonomy in Papuan Perceptions. Proceedings of the 1st International Conference on Recent Innovations , 1474–1481. https://doi.org/ 10.5220/0009930414741481", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 537, "width": 376, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ariyanto. (2017). Politik Hukum Ekonomi Kerakyatan Berbasis Orang Asli Papua dalam Konsep Otonomi Khusus Papua. Jurnal Hukum Sehasen, 2 (2), 67–96. https://jurnal.unived.ac.id/index.php/jhs/article/ view/412", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 566, "width": 376, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayunda, R. (2021). Dampak Rill Implementasi Status Otonomi Khusus di Provinsi Papua, Indonesia: Kajian Hukum Perspektif Good Governance. Jurnal Komunikasi Hukum, 7 (1), 387–402. https://doi.org/ 10.23887/jkh.v7i1.31765", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 595, "width": 376, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiratna, H., & Qibthiyyah, R. M. (2020). Evaluasi Atas Transfer Dana Otonomi Khusus di Aceh, Papua, dan Papua Barat. Jurnal Indonesia Sosial Sains, 1 (5), 402–414. https://doi.org/10.36418/jiss.v1i5.103", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 614, "width": 376, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edyanto, Agustang, A., Idkhan, A. M., & Rifdan. (2021). Implementasi Kebijakan Otonomi Khusus (Otsus) Papua. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan), 5(4), 1445–1451. https://doi.org/10.36312/ jisip.v5i4.2577", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 643, "width": 282, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahmi, I. (2017). Drone Emprit: Konsep dan Teknologi . Media Kernels Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 652, "width": 376, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Helberger, N., Van Drunen, M., Eskens, S., Bastian, M., & Moeller, J. (2020). A Freedom of Expression Perspective on AI in the Media – With a Special Focus on Editorial Decision Making on Social Media Platforms and in the News Media. European Journal of Law and Technology, 11 (3). https://ejlt.org/ index.php/ejlt/article/view/752", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 691, "width": 376, "height": 46, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hidayatullah, A. F., & Ma’arif, M. R. (2017). Pre-processing Tasks in Indonesian Twitter Messages. Journal of Physics: Conference Series, 801 (1), 012072. https://doi.org/10.1088/1742-6596/801/1/012072 Iha, C. (2018). Evaluasi Pelaksanaan Otonomi Khusus di Distrik Kayuni Kabupaten Fak-Fak Propinsi Papua Barat. Politico: Jurnal Ilmu Politik, 7 (1). https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/politico/article/view/ 16324", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 739, "width": 376, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junaedi, A., & Suswanta. (2021). Analisis Akuntabilitas Pengelolaan Dana Otonomi Khusus Papua. Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram, 7 (2), 183–199. https://doi.org/10.32666/tatasejuta.v7i2.209", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 785, "width": 14, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 49, "width": 78, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL BINA PRAJA", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 85, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korain, F., Kaunang, M., & Egetan, M. (2019). Implementasi Kebijakan Dana Otonomi Khusus Bidang Pendidikan di Kota Sorong Provinsi Papua Barat. Jurnal Administrasi Publik, 5 (86), 94–109. http:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/27635", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 114, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawelai, H., Sadat, A., & Suherman, A. (2022). Democracy and Freedom of Opinion in Social Media: Sentiment Analysis on Twitter. PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan, 10 (1), 40–48. https://doi.org/ 10.55678/prj.v10i1.585", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 142, "width": 376, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marit, E. L., & Warami, H. (2018). Wacana “Papua Tanah Damai” dalam Bingkai Otonomi Khusus Papua. Jurnal Ilmu Sosial, 16 (1), 41–46.", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 162, "width": 376, "height": 56, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meiyenti, I., & Jitmau, A. A. (2019). Optimalisasi Pelaksanaan Dana Otonomi Khusus dalam Program Pembangunan Rumah Layak Huni di Distrik Kuala Kencana Kabupaten Mimika Provinsi Papua. Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja, 45 (1), 71–84. https://doi.org/10.33701/jipwp.v45i1.318 Murib, D. (2016). Evaluasi Kebijakan Otonomi Khusus di Distrik Kuala Kencana Kabupaten Mimika Provinsi Papua: Studi tentang Peningkatan Kualitas SDM. Jurnal Administrasi Publik, 1 (36). http:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/JAP/article/view/11332", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 219, "width": 376, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustikawati, R., & Maulana, A. (2020). Provinsi Papua Sebelum dan Setelah 18 Tahun Pemberian Dana Otonomi Khusus. Jurnal Public Policy, 6 (2), 81–89. https://doi.org/10.35308/jpp.v6i2.2401", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 238, "width": 376, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Otte, E., & Rousseau, R. (2002). Social Network Analysis: A Powerful Strategy, Also for the Information", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 248, "width": 361, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sciences. Journal of Information Science, 28 (6), 441–453. https://doi.org/ 10.1177/016555150202800601", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 267, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prabowo, H. (2020). Regional Autonomy Oversight Models in Denmark and Zimbabwe and Alternative Regional Autonomy Oversight Model in Indonesia. Jurnal Bina Praja, 12 (1), 64–74. https://doi.org/ 10.21787/jbp.12.2020.64-74", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 296, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sadat, A., Lawelai, H., & Suherman, A. (2022). Sentiment Analysis on Social Media: Hate Speech to the Government on Twitter. PRAJA: Jurnal Ilmiah Pemerintahan, 10 (1), 69–76. https://doi.org/10.55678/ prj.v10i1.584", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 325, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saktina, R., & Khoirunnurrofik, K. (2022). The Effect of Geographical Conditions on the Role of the Special Autonomy Fund for the Availability of Road Infrastructure in Papua. Jurnal Bina Praja, 14 (1), 111–122. https://doi.org/10.21787/jbp.14.2022.111-122", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 354, "width": 376, "height": 46, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiawan, H. (2022). Reviewing the Prosperity Tracks After Two Decades of Special Autonomy for Papua. Soshum: Jurnal Sosial dan Humaniora, 12 (1), 13–23. https://doi.org/10.31940/soshum.v12i1.13-23 Sri Kusuma Dewi, N. L. P. G. (2021). Urgensi Kartu Dana Otonomi Khusus bagi Orang Asli Papua (Tinjauan Desentralisasi Asimetris di Indonesia). Aktual Justice, 6 (1), 101–120. https://doi.org/10.47329/ aktualjustice.v6i1.623", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 402, "width": 376, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tamberan, Y. W., Tawakal, M. A., Betaubun, S., Lamalewa, F., Kore, E. L. R., & Anwar, A. I. (2020). The Allocation of Special Autonomy Funds and Their Impact on Regional Economic Inequality in Papua Province. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 473 (1), 012031. https://doi.org/ 10.1088/1755-1315/473/1/012031", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 440, "width": 376, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wenda, I., Mamentu, M., & Potabuga, J. (2017). Analisis Penggunaan Dana Otonomi Khusus dalam Pelayanan Publik Bidang Pendidikan Kabupaten Lanny Jaya Provinsi Papua. Eksekutif, 2 (2). http:// ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jurnaleksekutif/article/view/18243", "type": "List item" }, { "left": 177, "top": 469, "width": 376, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Werayawarangura, N., Pungchaichan, T., & Vateekul, P. (2016). Social Network Analysis of Calling Data Records for Identifying Influencers and Communities. 2016 13th International Joint Conference on Computer Science and Software Engineering (JCSSE) , 1–6. https://doi.org/10.1109/ JCSSE.2016.7748864", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 507, "width": 376, "height": 18, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widjojo, M. S., & Budiatri, A. P. (2012). UU Otonomi Khusus bagi Papua: Masalah Legitimasi dan Kemauan Politik. Jurnal Penelitian Politik, 9 (1), 59–80. https://doi.org/10.14203/jpp.v9i1.449", "type": "Text" } ]
a356a374-af24-af8b-94f0-239df9e9acab
https://ejournal.raharja.ac.id/index.php/cices/article/download/2651/1606
[ { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 91, "width": 393, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Aplikasi Toko Thriftsans Berbasis Web Menggunakan PHP Dan MySQL", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 141, "width": 413, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indah Tri Handayani *1 , Kusuma Hati 2 , Muhammad Rio Pratama 3 1, 3 Program Studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma, 2 Program Studi Sistem Informasi STMIK Antar Bangsa E-mail: *1 [email protected] , 2 [email protected] ,", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 192, "width": 135, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 219, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 428, "height": 212, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thriftsans adalah toko pakaian yang menawarkan berbagai macam gaya pakaian. Toko Thriftsans memiliki pelanggan mulai dari kelas menengah hingga kelas atas, dengan rata-rata tiga puluh kunjungan pelanggan per hari. Saat ini sistem penjualan yang digunakan masih manual sehingga menimbulkan kendala bagi perusahaan antara lain pelaporan penjualan secara manual, kurangnya jangkauan pemasaran di sekitar area toko thriftsans, pelanggan kesulitan mendapatkan informasi produk terbaru dan kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelanggan baru, hal ini berdampak pada pendapatan perusahaan yang tidak meningkat. Maka dari itu dibuatlah website yang dapat memberikan kemudahan dalam menjual produk pakaian dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySQL sebagai databasenya. Website ini hanya berisi produk pakaian yang dijual oleh Thriftsans, riwayat pemasangan produk dan konfirmasi pembayaran menggunakan metode transfer. Website ini dapat diakses di www.thriftsans.thriftsans.xyz . Aplikasi ini dapat dijalankan pada browser dan dapat mempermudah pemilik usaha dalam memasarkan produk pakaian pada toko Thriftsans serta dapat mempermudah pelanggan dalam melakukan pembelian produk karena dapat menghemat waktu dan mempermudah pelanggan tanpa harus datang ke toko secara langsung, tentunya sangat membantu bagi pelanggan yang sibuk bekerja dan pada masa pandemi seperti saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 273, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci— Website, Pemesanan, PHP, MySQL, Thriftsans", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 485, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 428, "height": 187, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thriftsans is a clothing store that offers a wide variety of clothing styles. Thriftsans stores have customers ranging from the middle class to the upper class, with an average of thirty customer visits per day. Currently the sales system used is still manual, causing obstacles for the company including manual sales reporting, lack of marketing reach around the thriftsans store area, customers having difficulty getting the latest product information and lack of opportunity to get new customers, this has an impact on the company's revenue which not increasing. Therefore a website was created that can provide convenience in selling clothing products using the programming language PHP and MySQL as the database. This website only contains clothing products sold by Thriftsans, product installation history and payment confirmation using the transfer method. This website can be accessed at www.thriftsans.thriftsans.xyz. This application can be run on a browser and can make it easier for business owners to market clothing products at Thriftsans stores and can make it easier for customers to purchase products because it can save time and make it easier for customers without having to come to the store in person, of course it is very helpful for customers who are busy working and during a pandemic like today.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 257, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords— Website, Ordering, PHP, MYSQL, Thriftsans", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 248, "top": 89, "width": 101, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 428, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-Commerce merupakan bagian dari bisnis elektronik ( e-business ) yang segala aktivitasnya berhubungan dengan transaksi online melalui internet atau jaringan elektronik lainnya seperti transaksi perdagangan atau penjualan, perbankan dan penyedia jasa. Dengan kata lain, e-commerce adalah kegiatan jual beli barang, jasa atau pengiriman dana atau data menggunakan elektronik yang terhubung ke internet (Adoe et al., 2022). Teknologi populer ini juga semakin meningkat penggunanya. Tidak adanya batasan jarak dan waktu untuk mengakses informasi perdagangan dalam e-commerce telah memudahkan pengguna dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi jual beli melalui internet (Prasetio et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 428, "height": 237, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pengembangan bisnis toko Thriftsans dan memanfaatkan ide untuk mencoba sistem penjualan online dari barang Thriftsans . Platform yang akan dibuat adalah sebuah halaman yang memudahkan pembeli untuk memilih barang yang tersedia di toko Thriftsans . Pembeli tidak harus menanyakan stok barang yang di inginkan karena produk yang terdapat pada halaman adalah produk yang tersedia. Teknologi yang digunakan untuk membuat aplikasi berbasis web ini adalah Php dan Mysql . Toko Thriftsans merupakan badan usaha yang bergerak di bidang penjualan pakaian. Toko Thriftsans memiliki pelanggan mulai dari kelas menengah hingga kelas atas, dengan rata- rata tiga puluh kunjungan pelanggan per hari. Saat ini sistem penjualan yang digunakan masih manual sehingga menimbulkan kendala bagi perusahaan antara lain pelaporan penjualan secara manual, kurangnya jangkauan pemasaran di sekitar area toko thriftsans , pelanggan kesulitan mendapatkan informasi produk terbaru dan kurangnya kesempatan untuk mendapatkan pelanggan baru, hal ini berdampak pada pendapatan perusahaan yang tidak meningkat. Dimana ketahui media yang banyak digunakan saat ini adalah internet, sebagai media penjualan. Website memiliki multi fungsi yaitu tidak hanya sebagai tempat display produk tetapi semua informasi dapat dimasukan, oleh karena itu untuk menjawab permasalahan tersebut perlu diimplementasikan Aplikasi Penjualan Berbasis Web pada Toko Thriftsans yang dapat digunakan kapan saja dan dimana saja dengan menggunakan sistem pembayaran transfer melalui ATM.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 456, "width": 430, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa hasil penelitian mengenai Perancangan Aplikasi Penjualan Berbasis Web pada Branded Thrift Shop Pontianak yang dilakukan Aziz & Yanto (2018), hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan adalah sebuah sistem berbasis web untuk memenuhi kebutuhan penjualan konsumen secara cepat dan akurat serta dapat membantu memasarkan produk. Pembuatan Aplikasi Penjualan Berbasis Web Monja Store Menggunakan PHP dan Mysql oleh Noviana (2022) Berdasarkan hasil pengujian blackbox didapatkan bahwa setiap halaman yang ada pada sistem dapat berjalan dengan baik sesuai fungsi masing-masing. Hasil uji coba yang dilakukan pada sistem yang dibuat menyatakan bahwa halaman pada website dapat berjalan dengan baik dan optimal pada beberapa jenis web browser. Perancangan Aplikasi Toko Online Al-Ihsan Berbasis PHP & Mysql yang dilakukan oleh Rosyadi & Affandi (2019) bertujuan untuk membantu toko dalam hal pemasaran dan penjualan produk. Terdapat dua fungsi utama yang dimiliki dalam aplikasi ini. Yang pertama adalah member yang bisa memesan produk. Kedua yaitu administrator yang dapat mengelola data produk, mengelola pesanan, dan mendapatkan laporan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, Thriftsans membutuhkan aplikasi penjualan online berbasis web yang dapat memudahkan pembeli dalam berbelanja. Maka dalam hal tersebut dibuatlah penulisan ilmiah ini dengan judul “ PEMBUATAN APLIKASI TOKO THRIFTSANS BERBASIS WEB MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL ”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 89, "width": 131, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 428, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan adalah metode SDLC (System Development Life Circle). SDLC adalah perancnagan atau pengembangan perangkat lunak yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah secara efektif dan menghasilkan sistem yang berkualitas sesuai dengan keinginan pengguna atau sesuai tujuan perancangan sistem. SDLC memiliki tahapan-tahapan pengerjaan yang dilakukan oleh analis sistem dan programmer dalam membangun sebuah perangkat lunak yang dapat dilihat pada gambar 1 (Ahmad et al. 2022).", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 455, "width": 192, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Tahapan-Tahapan dalam SDLC", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika dilihat lebih dekat, ada banyak perbedaan pandangan pada tahap pengembangan sistem, seperti tahap penambahan atau tahap penguraian. Tapi itu semua tergantung kondisi dan kebutuhan. Jangan pernah terpaku pada pengembangan tahap tertentu. Pengembang dapat mengembangkan model untuk melakukan pengembangan sistem sesuai dengan yang dibutuhkan.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 569, "width": 155, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 595, "width": 197, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.1. Rancangan Struktur Navigasi User", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Struktur ini digunakan untuk pembuatan situs web e-commerce Thriftsans merupakan struktur navigasi campuran karena merupakan gabungan dari struktur navigasi hirarki dan non linear, kedua struktur yang ada dan di sebut struktur navigasi bebas. Keuntungan menggunakan struktur navigasi ini adalah dapat memberikan keterkaitan yang lebih baik. Pada struktur navigasi ini, user sebelum login dapat melihat home, keranjang, login, dan daftar. dapat dilihat pada gambar dibawah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 196, "top": 289, "width": 203, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Rancangan Struktur Navigasi User", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 204, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.2. Rancangan Struktur Navigasi Admin", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 339, "width": 428, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam struktur navigasi admin harus dilakukan login terlebih dahulu agar dapat bisa masuk ke menu Home admin, di dalam menu Home terdapat Home , Produk, Pembelian, Pelanggan, Laporan dan Logout . Struktur navigasi admin yang dibuat dapat dilihat pada gambar dibawah.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 574, "width": 215, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Rancangan Struktur Navigasi Admin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 171, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.3. Rancangan use case diagram", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 624, "width": 428, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3.3 dan 3.4 menjelaskan use case diagram yang ditujukan kepada admin dan user (pelanggan). Peran actor tersebut dapat diasumsikan sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 216, "top": 300, "width": 166, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Use Case Diagram admin", "type": "Caption" }, { "left": 219, "top": 649, "width": 156, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Use Case Diagram User", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skenario dari use case diagram ini, yaitu dimulai dari user melakukan daftar akun. Kemudian user masuk ke dalam website , selanjutnya checkout atau melakukan pemesanan dengan mengisi form pemesanan. Setelah melakukan transaksi, user harus upload bukti pembayaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika skenario dari use case diagram untuk admin, yaitu login sebagai admin agar bisa mengakses website . Selanjutnya, admin dapat mengelola data barang seperti menambah data", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 429, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "produk baru atau melakukan edit pada data yang sudah ada sebelumnya. Admin juga melakukan validasi pembayaran dengan mengontrol data konfirmasi pembayaran user yang diterima sistem.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 98, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3.4. Implementasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 428, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan pada tahap ini adalah menguji aplikasi yang telah dirancang menjalankannya dengan menggunakan web browser.", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 406, "width": 154, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Halaman Login Admin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 428, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman tersebut terdapat form untuk mengisi username dan password untuk dapat mengakses website", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 663, "width": 160, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Halaman Produk Admin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini terdapat beberapa informasi produk dimana admin dapat melakukan tambah, ubah, dan hapus suatu produk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 189, "top": 297, "width": 219, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Tampilan Halaman Pembelian Admin", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 428, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman ini terdapat beberapa informasi pembelian dimana admin bisa melihat detail pembelian serta melihat pembayaran dan mengkonfirmasinya.", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 572, "width": 174, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Halaman Pembelian Admin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 428, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman tersebut terdapat beberapa informasi pembelian dimana admin bisa melihat detail pembelian serta melihat pembayaran dan mengkonfirmasinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 206, "top": 291, "width": 186, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Tampilan Konfirmasi Admin", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 428, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar dibawah terdapat data pembayaran dan nomor resi pengiriman beserta status.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 567, "width": 170, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Halaman Laporan Admin", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada halaman tersebut admin dapat melihat beberapa laporan pembelian dimana bisa dimulai dari tanggal berapa sampai tanggal berapa.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 643, "width": 89, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 428, "height": 61, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi penjualan online pada toko Thriftsans dapat di implementasikan sebagai metode baru dalam suatu penjualan. Aplikasi penjualan toko Thriftsans berbasis web dimana dalam pengaksesan konten, pengguna hanya membutuhkan koneksi intenet untuk memasuki halaman website tersebut Untuk hasil dari aplikasi tersebut dapat diakses pada alamat website yaitu https://thriftsans.thriftsans.xyz/ .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 89, "width": 56, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 428, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran yang perlu dikembangkan untuk aplikasi ini adalah antara lain dapat menambahkan fitur chat dengan admin, selain itu, dapat ditambahkan fitur cancel untuk customer yang ingin membatalkan pesanannya dan untuk admin membatalkan pesanan bila produk yang dipesan tidak tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 190, "width": 100, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 427, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Vera Selvina Adoe, S.P., M.M., Marnida Yusfiana, S.Pd., M.Pd., Ayu Diana, S.Pi., M.P., Renny Lubis, S.T., M.M., & Muchsin Harahap, S.T., M.T. (2022). BUKU AJAR E- COMMERCE. Feniks Muda Sejahtera.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 266, "width": 425, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Prasetio, A., Ashoer, M., Hutahaean, J., & Simarmata, J. (2021). Konsep Dasar E- Commerce. Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 427, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Aziz, E.S.N., Yanto,, H. 2018. “Perancangan Aplikasi Penjualan Berbasis Web pada Branded Thrift Shop Pontianak”. Jurnal Enter, STMIK Pontianak.Vol.1", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 342, "width": 427, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Noviana, Rina. (2022). Pembuatan Aplikasi Penjualan Berbasis Web Monja Store Menggunakan PHP dan Mysql. JTS, Vol 1 No. 2", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 428, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Rosyadi, H.E., & Affandi, M.I. (2019). Perancangan Aplikasi Toko Online Al-Ihsan Berbasis PHP & Mysql. Seminar Nasional Sistem Informasi (SENASIF), 3(1), 2164 - 2169", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 428, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] Ahmad, N., Krisnanik, E., Rupilele, F. G. J., Muliawati, A., Syamsiyah, N., Kraugusteeliana, K., Cahyono, B. D., Sriyeni, Y., Kristanto, T., Irwanto, I., & Guntoro, G. (2022). ANALISA & PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERORIENTASI OBJEK. Penerbit Widina.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 428, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] A.S., Rosa., dan M. Shalahuddin, Rekayasa Perangkat Lunak . Informatika, Bandung, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 429, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Haviluddin, Memahami Penggunaan UML (Unified Modelling Language) . Jurnal Informatika Mulawarman Vol 6 No. 1 Februari, Samarinda, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 428, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] Hendini Ade. UML Modeling Of Sales And Stock Monitoring Information System Goods (Case Study: Distro ZHEZHA Pontianak, JOURNAL OF KHATULISTIWA INFORMATIKA . Pontianak. VOL. IV, NO. 2, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 428, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Kadir, Andi, Abdul. Dasar Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP , Yogyakarta, 2008", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] Riyanto. Membuat Sendiri Aplikasi E-Commerce dengan PHP & MySQL Menggunakan CodeIgniter & JQuery . Yogyakarta: Andi, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 428, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Sutopo, Ariesto Hadi, Pemrograman Flash dengan PHP dan MySQL , Graha Ilmu, Yogyakarta, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 355, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CICES ( Cyberpreneurship Innovative and Creative Exact and Social Science )", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 426, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.33050/cices.v9i1.2651 ISSN: 2356-5209 pp. 83~92 Online ISSN: 2655-3058", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 796, "width": 134, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 9 No. 1 – Februari 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 499, "top": 796, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 428, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] Arief, M.Rudianto. 2011. Pemrograman Web Dinamis Menggunakan PHP dan MySQL . Yogyakarta: Penerbit ANDI", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 428, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] Ary, Maxsi. 2014. MERANCANG & MEMBUAT WEBSITE . Bandung: Perpustakaan AMIK BSI", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 428, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] Oktavian, Diar Puji. 2010. Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP . Yogyakarta: Mediakom.", "type": "List item" } ]
a5f0de54-6b0f-15c6-9da5-0994a58e5c54
https://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/yuridika/article/download/4245/2495
[ { "left": 349, "top": 40, "width": 202, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2615-7586, E-ISSN: 2620-5556 Volume 6, (2), 2023", "type": "Page header" }, { "left": 246, "top": 66, "width": 304, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License http://publishing-widyagama.ac.id/ejournal-v2/index.php/yuridika/", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 788, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "281", "type": "Page footer" }, { "left": 215, "top": 112, "width": 802, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perjanjian Utang Piutang Yang Terdapat Klausula Memberatkan The Significanity of Academic Manuscripts Dignity on Legal Products Ahmad Fadly Haryadi 1 , Nurfaidah Said 2 , Marwah 3 Muhammad Ramadhana Alfaris 1 , Sulthon Miladiyanto 2", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 163, "width": 927, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Indonesia, [email protected] 2 Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Indonesia 3 Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Indonesia 1 Faculty of Law, Universitas Widya Gama, Malang, Indonesia, [email protected] 2 Faculty of Law, Universitas Widya Gama, Malang, Indonesia ABSTRACT", "type": "Table" }, { "left": 424, "top": 242, "width": 95, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MANUSCRIPT INFO", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 265, "width": 324, "height": 265, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Legal protection for debtors in debt agreements that contain burdensome clauses. This study aims to analyze the binding legal force of a debt agreement that contains onerous clauses. This research is normative juridical, by analyzing the applicable laws and regulations and other literature related to this research. The results of this study indicate that the contents of the debt agreement deed containing a burdensome clause on the debtor can be considered invalid and null and void by law. The act of agreement in providing guarantees in the form of land plot certificates is not accompanied by an APHT as stipulated in Law Number 4 of 1996 concerning Mortgage Rights on Land and Objects (UUHT) which makes pledging the land invalid and the creditor does not have the right to the collateral. In addition, the contents of the agreement have violated the provisions of the vervalbeding principle, namely in Article 6 of the agreement deed. But it does not necessarily delete the principal agreement and the debtor's obligation to pay off his debt to the creditor because based on the provisions of Article 1338 of the Civil Code, agreements made by the law, namely the legal terms of the agreement in Article 1320 of the Civil Code apply as a law for the parties who make it. Errors in doing the agreement deed so that there is a clause burdening the debtor makes the authentic deed of the agreement turn into a private act by the provisions of Law Number 30 of 2004 concerning the Position of Notary Public (UUJN).", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 265, "width": 92, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manuscript History: Received: 2022-12-02", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 308, "width": 53, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted: 2023-03-25", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 339, "width": 125, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Corresponding Author: Ahmad Fadly Haryadi, [email protected] Keywords : Legal protection; Debtor; Accounts Payable Agreement; Onerous Clause", "type": "Text" }, { "left": 424, "top": 464, "width": 114, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum is L icensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 517, "width": 422, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International License Layout Version: v.6.2023 Cite this paper Haryadi, A. F., Said, N., & Marwah. (2023). Perjanjian Utang Piutang Yang Terdapat Klausula Memberatkan. Widya Yuridika: Jurnal Hukum, 6 (2). doi:10.31328/wy.v6i2.4245", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 617, "width": 89, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 470, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perjanjian utang piutang atau biasa disebut dengan perjanjian pinjam meminjam atau perjanjian pinjam mengganti, yaitu perjanjian yang objeknya adalah barang yang habis karena pemakaian, sehingga barang yang dipinjam akan digunakan atau dihabiskan oleh pihak peminjam dan menggantinya dengan barang lain yang sejenis dan sama nilainya pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. 1 Utang piutang merupakan perjanjian antara pihak yang satu dengan pihak yang lainnya dan objek yang diperjanjikan biasanya adalah uang,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 747, "width": 457, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Ahmadi Miru dan Sakka Pati, Hukum Perjanjian, Penjelasan Makna Pasal-Pasal Perjanjian Bernama Dalam BW , UPT Unhas Press, hlm. 211.", "type": "Footnote" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "282", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dimana kedudukan pihak yang satu sebagai pihak yang memberikan pinjaman uang, sedangkan pihak yang lain adalah penerima pinjaman yang harus dikembalikan dalam kurun waktu yang telah disepakati oleh kedua pihak dalam perjanjian utang piutang. 2 Perjanjian utang piutang uang termasuk dalam jenis perjanjian pinjam meminjam sebagaimana yang diatur dalam Bab Ketiga Belas Buku Ketiga KUH Perdata. 3 Di zaman yang serba modern seperti sekarang, perjanjian utang piutang lebih banyak dilakukan secara tertulis baik dibuat dengan akta di bawah tangan maupun dibuat dengan akta Notaris. Akta perjanjian di bawah tangan yaitu perjanjian yang dibuat oleh para pihak itu sendiri dan ditandatangani bersama beserta tanda tangan saksi-saksinya. 4 Sedangkan perjanjian dengan akta Notaris adalah perjanjian yang dibuat di kantor Notaris yang didatangi oleh para pihak. Notaris adalah pejabat umum yang tugasnya membuat akta autentik, dimana Notaris yang akan mengeluarkan salinan akta yang berisi tentang perjanjian utang piutang sedangkan akta autentik yang asli disimpan oleh Notaris sebagai pegangan apabila akta yang diberikan kepada para pihak hilang, rusak atau musnah. 5", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 251, "width": 471, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Para pihak yang melakukan perjanjian utang piutang lazimnya dilandasi oleh suatu maksud atau tujuan tertentu yang dilandaskan pada kehendak masing-masing pihak dan kemudian dimuat dalam bentuk janji-janji antar pihak yang bersifat mengikat bagi kedua belah pihak yang melakukan perjanjian. Herlien Budiono menambahkan bahwa selain 3 tujuan dari perjanjian di atas terdapat tujuan perjanjian lainnnya (tujuan keempat) yaitu mencapai keseimbangan antara kepentingan sendiri dan kepentingan terkait dari pihak lawan yang diturunkan dari asas laras (harmoni) di dalam hukum adat. 6 Sedangkan menurut Soepomo tujuan keempat dari suatu perjanjian adalah mencapai keseimbangan, kepantasan atau sikap sosial tertentu yang mencerminkan rasa syukur atau kepuasan dan upaya secara sadar untuk menggapai peluang eksistensi immateriil ( immateriele zijnsmogelijkheid ). 7", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 415, "width": 471, "height": 166, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melakukan perbuatan hukum untuk suatu perjanjian utang piutang yang tertulis, khususnya perjanjian yang dibuat dalam bentuk akta autentik seharusnya memuat asas-asas yang berlaku dalam suatu perjanjian. Asas-asas tersebut diantaranya: (1) Asas kebebasan berkontrak, (2) Asas konsensualisme, (3) Asas pacta sunt servanda atau kepastian hukum, (4) Asas kepribadian dan (5) Asas untuk beritikad baik. Selain kelima asas yang berdasarkan teori ilmu hukum tersebut terdapat pula delapan asas hukum perikatan nasional lainnya yang harus dipenuhi dalam suatu perjanjian utang piutang khususnya dalam bentuk akta autentik dimana delapan asas ini merupakan hasil rumusan bersama berdasarkan kesepakatan nasional, yakni: asas kepercayaan, asas persamaan hukum, asas keseimbangan, asas kepastian hukum, asas kepatutan, asas kebiasaan, asas perlindungan dan asas moralitas. 8", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 629, "width": 357, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang , Kencana, Jakarta, 2014, hlm.9", "type": "Footnote" }, { "left": 83, "top": 641, "width": 29, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Ibid.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 654, "width": 65, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Ibid , hlm.18", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 667, "width": 469, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Ibid . 6 Herlien Budiono dan Tristam P. Moeliono, Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia: Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia , Citra Aditya Bakti, Bandung, 2006, hlm.310", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 719, "width": 470, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Jurnal Hukum dari Niru Anita Sinaga, Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian dalam Mewujudkan Tujuan Perjanjian , Binamulia Hukum, Vol. 7 No.2, Desember 2018, hlm.114", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 745, "width": 470, "height": 51, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Tesis Hukum oleh Desyana, Penerapan Asas Kepatutan dalam Perjanjian Asuransi (Studi Kasus Putusan No.434/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel. Antara PT. E.K. Prima Ekspor Indonesia dan PT. Chartis Insurance Indonesia Dahulu Bernama PT. Asuransi AIU Indonesia, Tbk.) , Universitas Indonesia, Jakarta, Januari 2013, hlm.4-5", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "283", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 471, "height": 257, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu contoh akta autentik perjanjian utang piutang yang diduga terdapat klausula yang memberatkan di dalamnya adalah Akta Perjanjian Utang Piutang Nomor XX tertanggal x-x-xxxx yang dibuat oleh salah satu Notaris di Kota X. 9 Akta perjanjian utang piutang ini mengikat para pihak, yakni Ny.L dan Bapak S sebagai debitor atau Pihak Pertama dan Bapak AI serta Bapak AW sebagai Pihak Kedua. Pada akta ini memuat tentang pinjaman uang oleh Pihak Pertama sebesar Rp. 450.000.000 (empat ratus lima puluh juta rupiah), jumlah uang tersebut oleh Pihak kedua telah diserahkan kepada Pihak Pertama yang mengakui telah menerimanya dengan betul dan lengkap dari Pihak Kedua sebelum penandatanganan akta ini dinyatakan pula sebagai kwitansi yang sah. Pasal 1 akta memuat jangka waktu 1 bulan terhitung sejak tanggal 29 Januari 2021 dan berakhir pada tanggal 28 Februari 2021. Pasal 2 akta memuat bunga yang harus dibayarkan sekaligus oleh Pihak Pertama pada saat berakhirnya perjanjian sebesar 50 juta sehingga jumlah keseluruhan dari utang yang harus dibayar oleh Pihak Pertama sebesar 500 juta rupiah sudah termasuk bunga yang dijelaskan dalam Pasal 2 di dalam akta tersebut. Pasal 2 akta pun memuat tentang jaminan yang diberikan oleh Pihak Pertama yaitu sebidang tanah yang di atasnya terdapat bangunan berupa kos-kosan sebagaimana diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 00xx/Kota seluas 950 M 2 terletak di Propinsi X, Kecamatan X, Kelurahan X.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 471, "height": 258, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasal 3 akta menjelaskan Pihak Pertama menyerahkan Sertifikat Hak Milik atas tanah yang dimilikinya kepada Pihak Kedua setelah ditandatanganinya akta ini. Apabila dalam jangka waktu 1 bulan Pihak Pertama belum bisa membayar hutang tersebut maka Pihak Kedua memberikan tambahan jangka waktu selama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal 28 Februari 2021 sampai dengan tanggal 28 Agustus 2021 dengan syarat setiap bulannya selama 6 (enam) bulan tersebut hasil dari usaha kos-kosan milik Pihak Pertama yang berdiri di atas tanah sertifikat tersebut diserahkan kepada Pihak Kedua setiap bulannya selama Pihak Pertama belum membayar. Pasal 6 pun menjelaskan lebih lanjut apabila Pihak Pertama belum membayar sesuai toleransi jangka waktu di atas (batas pembayaran tanggal 28 agustus 2021) maka Pihak Pertama bersedia mengalihkan hak kepemilikan sertifikat tanah tersebut kepada Pihak Kedua. Dalam hal ini Pihak Pertama bersedia kapanpun diperlukan untuk menghadap kepada pejabat yang berwenang Notaris/PPAT, meminta/membuat dan menandatangani Akta Jual Beli, surat-surat dan segala tindakan yang diperlukan untuk proses balik nama. Berdasarkan uraian akta perjanjian utang piutang di atas jelas bahwa akta tersebut dianggap menyimpang dan mengandung klausula-klausula yang memberatkan Pihak Pertama sebagai debitor yang dijelaskan dalam Pasal 2, Pasal 5 dan Pasal 6 di dalam akta perjanjian utang piutang No. XX tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 470, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu perjanjian utang piutang yang dibuat oleh para pihak harus seimbang artinya menghendaki para pihak untuk memenuhi dan melaksanakan perjanjian secara seimbang. 10 Jelas di dalam Akta Perjanjian Utang Piutang di atas justru memuat beberapa klausula yang memberatkan pihak debitor sehingga tidak tercapainya keseimbangan tersebut. Selain itu, isi dari akta perjanjian utang piutang tersebut tidak mengandung itikad baik di dalamnya, dimana itikad baik ini sangat erat kaitannya dengan kepatutan. 11 Secara otomatis, apabila", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 696, "width": 348, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Demi kepentingan yang bersangkutan, semua identitas akta disamarkan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 471, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Christopher Nicolas Cowandy, Kedudukan Hukum Perjanjian Utang-Piutangdi Balik Perjanjian Pengikatan Jual Beli , Jurnal Education and Development Vol. 9 No. 4, Institut Pendidikan Tapanuli, Nopember 2021, hlm.4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 748, "width": 470, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Septerina Ambarita, Analisis Yuridis Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Yang Dijadikan Dasar Hutang Piutang Oleh Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2848 K/Pdt/2017) , Fiat Iustitia: Jurnal Hukum Vol. 2 No. 2, Fakultas Hukum Universitas Katolik Santo Thomas Medan, Maret 2022, hlm. 256.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "284", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 42, "width": 470, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tidak terdapat itikad baik di dalam suatu perjanjian utang piutang karena memuat klausula yang memberatkan debitor maka perjanjian tersebut tidak memenuhi unsur kepatutan didalamnya. Klausula yang memberatkan debitor akan menimbulkan dampak yang merugikan bagi debitor di kemudian hari seperti yang terdapat dalam Akta Notaris Nomor XX tentang Perjanjian Utang Piutang tertanggal x-x-xxxx yang telah dideskripsikan di atas sehingga dapat memicu terjadinya penyalahgunaan keadaan dalam situasi tersebut. Penyalahgunaan yang dimaksud adalah menyangkut keadaan-keadaan yang terjadi karena perjanjian utang piutang, yaitu apabila salah satu pihak (kreditor) memanfaatkan keadaan dari pihak lain (debitor) sehingga memberatkan pihak lain sehingga menyebabkan kehendak yang disalahgunakan menjadi tidak bebas. 12 Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini berfokus pada apakah perjanjian yang memuat klausula memberatkan memiliki kekuatan mengikat bagi para pihak, serta upaya apa yang dapat dilakukan oleh pihak debitor atas perjanjian yang memuat klausula memberatkan", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 252, "width": 51, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 279, "width": 471, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat normatif. Tipe penulisan normatif adalah pendekatan masalah yang mempunyai maksud dan tujuan untuk mengkaji perundang-undangan dan peraturan yang berlaku, juga kajian teoritis dari literatur yang ada yang kemudian dihubungkan dengan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan yang dibahas di dalam penelitian. Penelitian normatif juga merupakan penelitian yang mencakup penelitian asas-asas hukum, sistematika hukum dan penelitian terhadap taraf sinkronisasi hukum.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 397, "width": 471, "height": 242, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan studi kasus, pendekatan perundang-undangan ( statute approach ) adalah pendekatan yang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani, 13 sementara pendekatan konseptual ( conceptual approach ), merupakan pendekatan yang beranjak dari pandangan dan doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum yang berkaitan dengan penelitian yakni konsep tentang klausula yang memberatkan dalam sebuah perjanjian utang piutang. Pemahaman akan pandangan- pandangan dan doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi. 14 Sedangkan studi kasus adalah pendekatan yang dilakukan dengan cara menelaah kasus yang berkaitan dengan materi penelitian sebagai referensi bagi suatu isu hukum yang terjadi di dalam masyarakat. 15 Dari bahan-bahan yang diperoleh, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis preskriptif yakni analisis yang bertujuan untuk memberikan argumentasi atau hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memberikan penilaian mengenai apa yang benar atau salah maupun seharusnya menurut hukum terhadap fakta atau peristiwa hukum dari penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 693, "width": 470, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Van Dunne, Diktat Kursus Hukum Perikatan III , Terjemahan Sudikno Mertokusumo, Yogyakarta, 1987 dalam Henry P. Panggabean, Penyalahgunaan Keadaan (Misbruik Van Omstandingheden) Sebagai Alasan Baru Untuk Pembatalan Perjanjian , Liberty, Yogyakarta, 2010, hlm.50 13 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, 2005, hlm. 93.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 758, "width": 73, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Ibid, hlm. 95.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 770, "width": 470, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris , Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010, hlm.190-191", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "285", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 70, "width": 370, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Klausula Yang Memberatkan dalam Akta Perjanjian Utang Piutang.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 112, "width": 470, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perjanjian utang piutang yang baik menurut peraturan yang berlaku di Indonesia salah satunya adalah perjanjian yang tidak memuat klausula yang memberatkan salah satu pihak atau bahkan memberatkan kedua pihak yang melakukan perjanjian. Asas keseimbangan dalam suatu perjanjian menghendaki para pihak yang terkait dapat memenuhi dan melaksanakan perjanjian dengan seimbang yakni debitor maupun kreditor menjalankan hak serta kewajiban mereka dilandasi dengan adanya itikad baik sehingga kedudukan antara keduanya menjadi seimbang. 16", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 470, "height": 120, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urgensi pengaturan kontrak atau perjanjian adalah untuk menjamin pertukaran kepentingan (hak dan kewajiban) yang dapat berlangsung secara proporsional bagi para pihak sehingga tercipta hubungan kontraktual yang adil dan saling menguntungkan bukan malah merugikan salah satu pihak atau bahkan pada akhirnya justru merugikan para pihak yang berkontrak. 17 Hal ini sesuai dengan pendapat Herlien Budiono bahwa tujuan diadakannya suatu perjanjian adalah untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan sendiri dan kepentingan terkait pihak lawan yang diturunkan dari asas laras (harmoni) di dalam hukum adat. 18", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 470, "height": 166, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini sesuai dengan pendapat Hakim Mason, Deare dan Gibs dalam kehendak yang disebabkan oleh unconscionable conduct , yakni: a) Salah satu pihak berada pada posisi yang benar-benar tidak mampu; b) dalam posisi yang tidak menguntungkan tersebut tidak memberikan kesempatan untuk membuat pertimbangan termasuk ke dalam pengertian kurangnya pemahaman tentang suatu dokumen; c) dimana salah satu pihak tidak mempunyai kemampuan untuk mempertimbangkan; d) hal tersebut diketahui oleh pihak lain; e) kesempatan tersebut digunakan secara tidak wajar oleh pihak lain untuk memperoleh keuntungan; f) perbuatan tersebut tidak sesuai dengan asas-asas itikad baik dan kewajaran. 19 Salah satu bentuk klausula yang memberatkan dalam perjanjian utang piutang yang sering terjadi erat kaitannya dengan jaminan hak kebendaan yang dijaminkan debitor kepada kreditor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 470, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada akta perjanjian utang piutang nomor XX tertanggal x-x-xxxx yang dibuat oleh Notaris di kota X telah memuat klausula yang memberatkan dan merugikan pihak debitor. Para pihak yang terikat pada perjanjian utang piutang tersebut adalah Ny.L dan Bapak S sebagai pihak debitor (pihak 1) dan Bapak AI serta Bapak AW sebagai pihak kreditor (pihak 2). Pada Pasal 1 dan 2 akta perjanjian menjelaskan bahwa Pihak 1 telah meminjam uang kepada Pihak 2 sebesar Rp 450.000.000 yang akan dikembalikan dalam jangka waktu 1 bulan terhitung dari tanggal 29 januari 2021 (dikembalikan pada tanggal 28 Februari 2021) serta bunga pinjaman yang harus dibayarkan sekaligus pada saat berakhirnya perjanjian sebesar Rp 50.000.000 sehingga jumlah keseluruhan dari utang yang harus dilunasi oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 470, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Marian Daru Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis , Alumni, Bandung, 1994, hlm.44 17 Agus Yudha Hernoko, Hukum Perjanjian Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersial, Kencana Prenamedia Group, Jakarta, 2010 , , hlm.6", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 748, "width": 288, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Herlien Budiono dan Tristam P. Moeliono, Loc. Cit , hlm.310", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 471, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Asra. Dikutip dalam Tesis Sutedjo Bomantoro, Implementasi Doktrin Penyalahgunaan Keadaan Dalam Perjanjian Dalam Praktek Peradilan , Tesis Fakutas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, 2004, hlm.73-74", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "286", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 42, "width": 470, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pihak 1 yakni sebesar Rp 500.000.000. Uang yang dipinjam oleh Pihak 1 rencananya akan digunakan untuk membiayai sebuah projek pengadaan obat-obatan di Puskesmas kota X.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 85, "width": 470, "height": 333, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syarat sahnya suatu perjanjian yang harus diperhatikan oleh para pihak berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata bahwa ada 4 syarat yang harus dipenuhi agar perjanjian sah menurut undang-undang. Syarat pertama, adanya kesepakatan diantara para pihak yang melakukan perjanjian sehingga terjalin kesesuaian kehendak sehingga mencapai suatu kesepakatan mengenai perjanjian yang akan dilakukan oleh para pihak. Pasal 1321 KUH Perdata menjelaskan bahwa tiada suatu persetujuan pun mempunyai kekuatan jika diberikan karena kekhilafan atau diperoleh dengan paksaan atau penipuan. Kecuali setelah wanprestasi para pihak dapat kembali bersepakat dalam perjanjian bahwa debitor menjual objek jaminan kepada kreditor, maka pengalihan hak milik tersebut tidak dilarang. 20 Menurut Subekti, kata sepakat merupakan apa yang dikehendaki oleh pihak yang satu juga dikehendaki oleh pihak lainnya, mereka menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik. 21 Suatu kesepakatan harus dianalisis lebih lanjut dengan menggunakan beberapa teori yang berkaitan untuk menentukan saat terjadinya kesepakatan antar pihak diantaranya teori kehendak, teori pernyataan dan teori kepercayaan. 22 Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa terdapat lima cara dalam menyesuaikan kehendak yang dinyatakan oleh para pihak, yaitu : 23 a) Bahasa yang sempurna dan tertulis; b) bahasa yang sempurna secara lisan; c) bahasa yang tidak sempurna asal diterima oleh pihak lawan; d) bahasa isyarat kausal dapat diterima oleh pihak lawannya; e) diam atau membisu, asalkan dapat dipahami atau diterima oleh pihak lawan. Syarat kedua, suatu perjanjian dikatakan sah menurut undang-undang apabila para pihak yang membuat perjanjian cakap menurut hukum. Pasal 1329 KUH Perdata menjelaskan bahwa tiap orang berwenang untuk membuat perjanjian kecuali ia dinyatakan tidak cakap untuk melakukan suatu perjanjian.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 431, "width": 471, "height": 166, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syarat ketiga, yaitu suatu hak tertentu. Artinya, objek dari perjanjian utang piutang harus mengenai sesuatu tertentu atau setidak-tidaknya dapat ditentukan atau dapat dinilai. 24 Pasal 1333 KUH Perdata menjelaskan bahwa suatu perjanjian harus mempunyai pokok berupa suatu barang yang sekurang-kurangnya dapat ditentukan jenisnya. Syarat terakhir yaitu mengenai suatu sebab atau causa yang halal. Yakni berkaitan dengan isi perjanjian yang tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang, moral dan ketertiban umum. Pasal 1335 KUH Perdata menjelaskan bahwa suatu perjanjian/persetujuan tanpa sebab atau dibuat berdasarkan suatu sebab yang palsu atau yang terlarang maka tidaklah memiliki kekuatan. Suatu sebab adalah terlarang, apabila sebab itu dilarang oleh undang- undang atau apabila sebab tersebut bertentangan dengan kesusilaan atau ketertiban umum. 25", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 610, "width": 470, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isi dari akta perjanjian utang piutang nomor XX tahun x-x-xxxx di atas menjelaskan bahwa benda yang dijadikan jaminan oleh Pihak 1 adalah sebidang tanah yang diatasnya", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 654, "width": 470, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Nurfaidah Said, Hukum Jaminan Fidusia Kajian Yuridis dan Filosofis Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 , Kretakupa Print, Makassar, 2010, hlm.104 21 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata , Cetakan ke-XXVIII, Intermasa, Jakarta, 2006, hlm.17", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 693, "width": 470, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Herlien Budiono, Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di Bidang Kenotariatan , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2013, hlm.76", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 719, "width": 470, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Muhammad Teguh Pangestu, Pokok-Pokok Hukum Kontrak , CV. Social Politic Genius, Makassar, 2019, hlm. 98", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 745, "width": 470, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 I Wayan Bandem, I Wayan Wisadnya, Timoteus Mordan, Akibat Hukum Perbuatan Wanprestasi Dalam Perjanjian Hutang-Piutang , Raad Kertha,: Vol. 03 No. 01, Universitas Mahendradatta, Pebruari-Juli 2020, hlm. 11.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 783, "width": 249, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Pasal 1337 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.", "type": "Page footer" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "287", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 471, "height": 348, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terdapat bangunan berupa kos-kosan yang diuraikan dalam Sertifikat Hak Milik Nomor 10xx/Kota seluas 950 M 2 terletak di Propinsi X, Kecamatan X, Kelurahan X dan disebutkan pada Pasal 2 akta perjanjian. Kemudian Pasal 5 menjelaskan apabila dalam jangka waktu 1 bulan Pihak 1 belum bisa membayar utang tersebut maka Pihak 2 memberikan tambahan jangka waktu pelunasan selama 6 bulan yakni sampai tanggal 28 agustus 2021 dengan syarat setiap bulannya selama 6 bulan tersebut hasil dari usaha kos-kosan milik Pihak 1 yang berdiri di atas tanah tersebut akan diserahkan kepada Pihak 2. Ketentuan dalam Pasal 5 tidak mendeskripsikan secara rinci hasil usaha kos-kosan setiap 6 bulan tersebut dibayarkan untuk mengurangi pokok utang piutang atau hanya bunga dari utang piutangnya saja. Tetapi berdasarkan informasi dari pihak debitor sebagai pemilik dari kos-kosan tersebut menyatakan bahwa hasil usaha diserahkan kepada pihak kreditor terhitung dari bulan pertama pada saat debitor belum mampu untuk membayar utang piutang hanya untuk membayarkan bunga dari utang piutang saja yang sebesar Rp. 50.000.000. Hasil penelitian mendapati, bahwa debitor yang menjelaskan usaha kos-kosannya memiliki lebih dari 10 kamar dengan 2 lantai di lokasi yang sangat strategis yaitu dekat dengan kampus sehingga kos-kosan tersebut selalu full booked . Jika kisaran hasil kos-kosan tersebut 15 juta per bulannya maka dikalikan dengan 7 bulan maka jumlahnya adalah 105 juta dan hal ini jelas telah melampaui besarnya jumlah bunga utang piutang yang dibebankan kepada debitor sesuai dengan isi akta perjanjian. Hal ini pun sudah menjelaskan keadaan yang tidak seimbang antara pihak kreditor dan pihak debitor dimana kreditor mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya yaitu didapatkan dari bunga yang ia dapatkan sebesar 3x lipat dari jumlah bunga yang seharusnya dan debitor menderita kerugian dan hal ini baru kita lihat dari ketentuan dalam salah satu pasal saja belum di pasal yang berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 471, "height": 196, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasal 5 dalam akta perjanjian utang piutang Nomor XX tanggal x-x-xxxx di kota X memuat bahwa bunga yang harus dia serahkan dengan cara memberikan hasil dari usahanya berupa kos-kosan nominalnya lebih besar dari jumlah bunga yang telah ditentukan yakni sebesar Rp 50.000.000. Jelas hal ini memberikan keuntungan bagi salah satu pihak saja dan untuk pihak yang lainnya menderita kerugian yang diakibatkan oleh klasula-klausula yang memberatkan dalam akta perjanjian tersebut. Selanjutnya Pasal 6 menjelaskan konsekuensi yang harus diterima oleh Pihak 1 apabila tidak dapat melunasi utangnya sesuai jangka waktu yang telah diberikan di tambah dengan tambahan waktu selama 6 bulan maka Pihak 1 bersedia mengalihkan hak kepemilikan sertifikat tanah tersebut kepada Pihak 2. 26 Proses balik nama tersebut akan dilakukan dengan menghadap kepada pejabat yang berwenang yakni Notaris/PPAT untuk membuat dan menandatangani Akta Jual Beli serta surat-surat yang diperlukan dalam proses balik nama kepemilikan atas tanah dan bangunan yang dijadikan jaminan oleh Pihak 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 470, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akta perjanjian utang piutang di atas memuat beberapa klausula yang memberatkan pihak debitor atau pihak 1 bahkan menimbulkan kerugian dikemudian hari apabila utang piutang tidak dapat dilunasi sesuai dengan jangka waktu yang telah disepakati. Beberapa klausula yang tidak sesuai sampai memuat hal-hal yang memberatkan debitor di antaranya klausula yang dijabarkan pada Pasal 2 tentang objek jaminan berupa tanah yang di atasnya berdiri sebuah kos-kosan yang masih aktif disewakan oleh Pihak 1. Jaminan berupa tanah beserta bangunan di atasnya itu dibuktikan dengan sertifikat hak milik Nomor 10xx/Kota tanpa disertai dengan APHT (Akta Pemberian Hak Tanggungan). Jika ingin menjadikan tanah sebagai objek jaminan dalam suatu perjanjian utang piutang maka seharusnya terdapat", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 787, "width": 70, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Ibid , Pasal 6.", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "288", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 42, "width": 470, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "APHT yang menyatakan tentang hak guna atas bangunan kos-kosan yang berdiri di atas tanah yang bersertifikat tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 85, "width": 471, "height": 150, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan keterangan yang diuraikan dalam Pasal 2 bahwa sebidang tanah yang dijadikan objek jaminan dalam akta perjanjian tersebut di atasnya berdiri usaha kos-kosan milik Pihak 1 yang masih aktif disewakan sampai saat akta perjanjian tersebut dibuat. Hak tanggungan yang dimaksud adalah hak jaminan atas tanah untuk pelunasan utang piutang tertentu, yang memberikan kedudukan diutamakan kepada kreditor tertentu terhadap kreditor-kreditor lain. 27 Hal ini memberikan hak istimewa kepada kreditor sebagaimana dijelaskan dalam Pasal 1134 KUH Perdata, dimana hak istimewa ini pun dibatasi sebatas nilai utang yang diperjanjikan antara debitor dan kreditor setelah diadakan eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan pada perjanjian utang piutang tersebut sebagai pengganti dari pelunasan utang yang tidak mampu ditunaikan oleh debitor. 28", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 249, "width": 471, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedudukan serta hak-hak kreditor sebagai pemegang jaminan baik berupa gadai, hipotek, hak tanggungan maupun fidusia yang dibatasi hanya sampai sejauh perlu untuk melindungi kepentingannya sebagai kreditor saja. 29 Hak tanggungan bukan merupakan perjanjian yang berdiri sendiri akan tetapi keberadaannya lahir karena adanya perjanjian lain yaitu perjanjian pokok. Pada butir 8 penjelasan umum UUHT menjelaskan bahwa tanggungan menurut sifatnya merupakan ikutan atau accesoir pada suatu piutang tertentu, yang didasarkan pada suatu perjanjian utang piutang seperti halnya akta perjanjian di atas atau perjanjian lain sehigga keberadaannya ditentukan oleh piutang yang dijamin pelunasannya.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 397, "width": 471, "height": 242, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akta perjanjian utang piutang yang menyertakan tanah sebagai benda yang dijaminkan oleh debitor sebagai pegangan kreditor apabila dikemudian hari debitor cacat janji seharusnya disertai APHT sesuai dengan peraturan yang dijelaskan dalam UUHT. 30 Benda yang dijaminkan dalam akta perjanjian nomor XX oleh pihak 1 yakni Ny. L dan Bapak S kepada kreditor atau pihak 2 seperti yang telah diuraikan dalam Pasal 2 akta perjanjian utang piutang tersebut mengikatkan diri dengan memberi jaminan berupa sertifikat hak milik sebidang tanah saja sedangkan APHT atas tanah tersebut tidak ada. Sehingga apabila terjadi cedera janji pihak kreditor tidak memiliki kekuatan hukum untuk mendapatkan hak istimewanya pada saat eksekusi jaminan berlangsung. Kemudian Pasal 5 dalam akta perjanjian di atas pun memuat klausula yang memberatkan debitor. Hal ini terlihat dari kewajiban demi kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pihak 1 dan pelunasan utang piutang dengan jangka waktu yang sangat singkat. Walaupun telah diberi tambahan waktu selama 6 bulan tetapi dengan persyaratan lain yakni menyerahkan pendapatan kos-kosan yang berdiri di atas tanah yang dijadikan jaminan oleh debitor kepada Pihak 2 dan pendapatan yang diambil alih oleh Pihak 2 dihitung untuk melunasi nilai bunga dari pinjaman tersebut yakni sebesar Rp 50.000.000. Hal ini jelas merugikan karena nilai penghasilan kos-kosan", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 667, "width": 470, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Penjelasan Atas Undang-Undang Nomor 4 tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda yang Berkaitan Dengan Tanah", "type": "Footnote" }, { "left": 43, "top": 693, "width": 470, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Marihot Janpieter Hutajulu, Kajian Yuridis Klausula Arbitrase Dalam Perkara Kepailitan , Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 2, Universitas Kristen Satya Wacana, April 2019, hlm. 182.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 732, "width": 469, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 J. Satrio, Parate Eksekusi Sebagai Sarana Mengatasi Kredit Macet, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1993, hlm.145.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 758, "width": 470, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 Claudia R. Tumbelaka, Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Dalam Eksekusi Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Atas Tanah , Lex Privatum: Vol. VIII No. 4, Universitas Sam Ratulangi, Oktober-Desember 2020, hlm. 250.", "type": "Footnote" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "289", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 470, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tersebut selama 6 bulan melebihi nilai bunga yang dibebani kepada Pihak 1. Pada kondisi ini sangat jelas bahwa Pihak 2 sebagai kreditor mendapatkan keuntungan lebih walaupun debitor belum bisa melunasi utang piutangnya selama 6 bulan karena kreditor tetap mendapatkan hasil dari pendapatan kos-kosan tersebut. Benda yang dijadikan jaminan dalam akta perjanjian utang piutang tidak begitu saja memberikan hak kepada pihak kreditor untuk dapat menikmati hasil dari benda yang dijadikan jaminan sesuai dengan ketentuan yang telah diatur dalam perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 470, "height": 257, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Akta Perjanjian Utang Piutang di atas secara jelas memuat beberapa klausula yang memberatkan pihak debitor sehingga tidak tercapainya keseimbangan tersebut. Selain itu, isi dari akta perjanjian utang piutang tersebut tidak mengandung itikad baik di dalamnya, dimana itikad baik ini sangat erat kaitannya dengan kepatutan. Dengan demikian, apabila tidak terdapat itikad baik di dalam suatu perjanjian utang piutang karena memuat klausula yang memberatkan debitor maka perjanjian tersebut tidak memenuhi unsur kepatutan didalamnya. Kemudian, konsekuensi yang harus dipenuhi apabila debitor atau pihak 1 tidak mampu melunasi utangnya sesuai jangka waktu yang telah ditentukan dalam isi perjanjian maka tanah yang dijaminkan oleh debitor akan beralih hak kepemilikan sertifikat tanah tersebut kepada pihak 2 atau kreditor seperti yang diuraikan dalam Pasal 6 akta perjanjian utang piutang nomor XX tersebut. Hal ini pun termasuk salah satu klausula yang memberatkan salah satu pihak (debitor). Selain itu, uraian dalam Pasal 6 jelas bertentangan dengan asas vervalbeding yang harus diperhatikan dalam membuat suatu perjanjian utang piutang. Suatu jaminan di dalam perjanjian berfungsi sebagai sarana perlindungan dan kepastian akan pelunasan utang oleh debitor, bukan sebagai pemindahan hak milik atas objek jaminan karena biasanya benda yang dijadikan jaminan bernilai lebih tinggi daripada nilai utang yang diberikan oleh pihak kreditor. 31", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 431, "width": 471, "height": 287, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asas vervalbeding dalam suatu perjanjian utang piutang adalah untuk memberikan perlindungan hukum bagi debitor tidak terkecuali Ny. L dan Bapak S dalam akta perjanjian utang piutang di atas, guna melindungi kepentingan mereka sebagai debitor serta benda yang dijadikan jaminan yang biasanya nilai dari benda tersebut melebihi nilai utang yang diperjanjikan. Hal ini telah diatur dalam Pasal 1154 KUH Perdata bahwa apabila debitor tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, maka kreditor tidak diperkenankan mengalihkan barang yang digadaikan tersebut menjadi miliknya. Kemudian diperkuat dengan Pasal 1178 KUH Perdata bahwa segala perjanjian yang menentukan bahwa kreditor diberi kuasa untuk menjadikan barang-barang yang dihipotekkan menjadi miliknya adalah batal demi hukum. Artinya, dalam berbagai macam perjanjian khususnya perjanjian utang piutang apabila debitor melakukan cacat janji atau wanprestasi terhadap perjanjian yang telah disepakati bersama maka kreditor dengan sendirinya menjadi pemilik benda yang dijadikan jaminan seperti halnya yang dijelaskan dalam Pasal 6 akta perjanjian utang piutang di atas secara nyata telah melanggar ketentuan dari asas vervalbeding sehingga perjanjian tersebut seharusnya batal demi hukum. Kreditor tidak secara langsung memiliki objek jaminan atau tanah yang telah diserahkan sertifikat hak miliknya kepada kreditor karena penguasaan atas tanah tersebut bukan berasal dari penyerahan dalam arti levering yang sebenarnya atau serta merta menjadi hak milik dari kreditor, tetapi tanah itu hanya sebagai jaminan atas pelunasan utang piutang yang diperoleh dari hasil eksekusi dari lembaga jaminan. 32", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 761, "width": 470, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Alifah Rana, Klausul Larangan Kepemilikan Objek Jaminan oleh Kreditor Apabila Debitor Wanprestasi , Jurist-Diction: Vol. 2 No. 4, Universitas Airlangga, Juli 2019, hlm.1169", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 787, "width": 310, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 Subekti, Hukum Perjanjian , PT. Intermasa, Jakarta, 1998, hlm.45", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "290", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 42, "width": 471, "height": 318, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepastian hukum dalam suatu perjanjian utang piutang sangat diperlukan demi terciptanya ketertiban, kepastian hukum serta keadilan di dalam perjanjian. 33 Hal ini sejalan dengan pemikiran Gustav Radbruch, yakni terdapat tiga nilai dasar dalam hukum yang meliputi keadilan (filosofi), kepastian hukum (juridis) dan kemanfaatan bagi masyarakat (sosiologis). 34 Kepastian hukum memberikan jaminan hukum bagi para pihak yang mengadakan perjanjian utang piutang apabila isi dari perjanjian tersebut terindikasi memuat klausula-klausula yang memberatkan salah satu pihak seperti halnya pada akta perjanjian utang piutang nomor XX tanggal x-x-xxxx di kota X. Jaminan hukum tersebut berupa peraturan perundang-undangan tertulis yang memiliki kekuatan hukum apabila dalam menjalankan perjanjian salah satu pihak melakukan wanprestasi atau cacat janji atau isi dari perjanjian yang tidak sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam KUH Perdata salah satunya adalah syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 KUH Perdata. Asas vervalbeding dalam jaminan kebendaan melarang pengalihan hak milik dari debitor kepada kreditor ketika perjanjian utang piutang lahir atau ketika debitor melakukan wanprestasi atas perjanjian yang telah disepakati bersama oleh kedua pihak. Adanya asas ini menjadi salah satu cara untuk melindungi debitor atas benda yang dijadikan objek jaminan yang bernilai lebih tinggi daripada nilai utang piutangnya. Apabila asas vervalbeding tidak diaplikasikan ke dalam perjanjian utang piutang, maka kemungkinan besar akan terjadi perpindahan hak milik atas objek jaminan kebendaan yang dilakukan tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan sehingga akan menimbulkan resiko ke depannya yang dapat merugikan debitor itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 373, "width": 470, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya Yang Dilakukan Oleh Debitor Atas Perjanjian Yang Memuat Klausula Memberatkan.", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 416, "width": 471, "height": 257, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perjanjian utang piutang dibuat berdasarkan kesepakatan antara dua belah pihak atau lebih yang memiliki kecakapan untuk bertindak demi hukum (pemenuhan syarat subjektif), untuk melakukan suatu prestasi yang tidak bertentangan dengan aturan hukum yang berlaku juga tidak melanggar kesusilaan, ketertiban umum, kepatutan serta kebiasaan yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat (pemenuhan syarat objektif). 35 Apabila terdapat klausula yang memberatkan di dalam perjanjian utang piutang seperti yang tercantum dalam akta Notaris perjanjian utang piutang nomor XX di kota X maka debitor sebagai pihak yang dirugikan harus melakukan upaya hukum untuk melindungi hak-haknya yang telah dirugikan oleh kreditor dalam perjanjian tersebut. Penyelesaian sengketa dalam hukum perdata merupakan salah satu alternatif upaya yang dapat dilakukan oleh para pihak untuk menyelesaikan konflik yang terjadi dan sebagai bentuk perlindungan terhadap hak serta kewajiban dari masing-masing pihak yang telah dilanggar sehingga memberatkan para pihak bahkan menimbulkan kerugian. Penyelesaian sengketa sebagai bentuk upaya yang dilakukan oleh debitor dari sebuah perjanjian yang memuat klausula yang merugikan dirinya dapat ditempuh melalui 2 jalur penyelesaian yakni jalur litigasi dan jalur non litigasi. 36 Jalur non litigasi merupakan jalur penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang didasarkan kepada hukum, dimana jalur ini digolongkan kepada penyelesaian yang", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 693, "width": 470, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 Ni Wayan Arika Cintya Angga Dewi, Akibat Hukum Penjamin Yang Melepaskan Hak Istimewa Dalam Perjanjian Penanggungan Yang Dibuat Secara Lisan , Jurnal Kertha Semaya, Vol. 8 No. 6, Universitas Udayana, Mei 2020, hlm. 938.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 732, "width": 326, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum , Alumni, Bandung, 1996,, hlm.13-17", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 745, "width": 411, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 Gunawan Widjaja, Jaminan dalam Perjanjian , PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2003, hlm.19", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 758, "width": 470, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 Syafrida, Alternatif Penyelesaian Sengketa Sebagai Solusi Mewujudkan Asas Pemeriksaan Perkara “Sederhana, Waktu Singkat dan Biaya Murah” , Salam: Jurnal Sosial & Budaya Syar’i Vol. 7 No.", "type": "Footnote" }, { "left": 43, "top": 783, "width": 372, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 2020, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hlm. 361.", "type": "Footnote" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "291", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 471, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berkualitas tinggi karena sengketa diselesaikan secara demikian akan dapat selesai tuntas tanpa meninggalkan sisa kebencian dan dendam. 37 Undang-Undang Arbitrase Nomor 30 tahun 1999 pada Pasal 1 angka 10 menjelaskan bahwa: “Al ternatif penyelesaian sengketa adalah lembaga penyelesaian sengketa atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi atau penilaian ahli.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 471, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyelesaian sengketa melalui jalur non litigasi merupakan alternatif penyelesaian yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia yang masih menjunjung tinggi adat istiadat serta rasa kekeluargaan dalam kehidupan mereka sehari-hari. 38 Penyelesaian sengketa dengan non litigasi merupakan penyelesaian sengketa melalui jalur negosiasi (musyawarah), mediasi, arbitrase dan konsiliasi. Penyelesaian sengketa non litigasi dapat dilaksanakan dengan beberapa metode penyelesaian seperti yang telah disebutkan di atas, yakni :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 223, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Penyelesaian sengketa dengan negosiasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 470, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yakni penyelesaian masalah melalui musyawarah mufakat untuk mencapai kata sepakat secara langsung antara pihak-pihak yang bersengketa dan hasilnya dapat diterima oleh para pihak yang berperkara. 39 Negosiasi dilakukan karena dua alasan, yaitu untuk mencari sesuatu yang baru yang tidak dapat dilakukannya sendiri dan untuk memecahkan perselisihan atau sengketa yang timbul antara para pihak. 40", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 471, "height": 90, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gunawan Wijaya dan Achmad Yani mengemukakan bahwa hasil kesepakatan dari negosiasi dilakukan secara tertulis sesuai dengan persetujuan antar pihak yang terkait maka selayaknya juga hasil negosiasi tersebut tidak dapat dibantah dengan alasan kekhilafan telah dirugikan. Hal ini mungkin saja terjadi dan dapat dibatalkan jika dapat dibuktikan telah terjadi kekhilafan baik mengenai orangnya atau kesepakatan yang telah diadakan atas dasar surat-surat yang kemudian dinyatakan palsu. 41", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 216, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Penyelesaian sengketa dengan mediasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 470, "height": 105, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mediasi merupakan proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan sebagai kelanjutan dari gagalnya negosiasi yang dilakukan para pihak yang bersengketa, dimana mediasi melibatkan orang lain atau pihak ketiga sebagai mediator. Pasal 6 ayat (3) UU Arbitrase menjelaskan bahwa dalam hal sengketa atau beda pendapat antara para pihak yang tidak dapat diselesaikan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak sengketa akan diselesaikan melalui bantuan seseorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator. 42 Mediator merupakan seseorang yang bersikap netral dan tidak bertindak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 470, "height": 64, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37 Dewi Tuti Muryati & Rini Heryanti, Pengaturan dan Mekanisme Penyelesaian Sengketa Nonlitigasi di Bidang Perdagangan , dalam Jurnal Hukum, Hari Sutra Disemadi & Mawarni, Perlindungan Perseroan Terbatas Atas Sengketa Utang Piutang Dengan Distributor Tanpa Perjanjian Kerjasama , Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol.9 No.3, Fakultas Hukum Universitas Internasional Batam, September 2021, hlm.591", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 470, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38 Supianto, Perdamaian (Dading) Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata , Jurnal Rechtens, Vol. 5, No. 1, Juni 2016, Fakultas Hukum Universitas Islam Jember, hlm. 36.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 470, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39 Gatot Soemartono, Arbitrase dan Mediasi di Indonesia , PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006. hlm.1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 470, "height": 65, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40 Ibid , hlm.2 41 Gunawan Wijaya & Achmad Yani, Hukum Arbitrase , PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2000, hlm.32 42 Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "292", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 42, "width": 471, "height": 75, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sebagai hakim serta tidak memiliki otoritas untuk menjatuhkan suatu putusan seperti halnya hakim dalam sebuah persidangan, membuat beberapa pilihan sebagai negosiasi yang nantinya dapat diterima oleh para pihak dan membuat para pihak untuk menentukan solusi terbaik terhadap sengketa yang terjadi, 43 mediator dapat berupa negara, organisasi atau individu.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 130, "width": 222, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Penyelesaian sengketa dengan arbitrase", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 156, "width": 471, "height": 60, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arbitrase merupakan lembaga peradilan oleh hakim partikelir/swasta ( particuliere rechtspraak ). 44 Pasal 1 Undang-Undang Arbitrase menjelaskan bahwa arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 225, "width": 471, "height": 136, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya lembaga arbitrase mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan lembaga peradilan, di antaranya: a) Dijamin kerahasiaan sengketa para pihak; b) Dapat dihindari kelambatan yang diakibatkan karena hal prosedur dan administrasi; c) Para pihak dapat memilih arbiter yang menurut keyakinannya mempunyai pengetahuan, pengalaman serta latar belakang yang cukup mengenai masalah yang disengketakan, jujur dan adil; d) Para pihak dapat memilih hukum apa yang akan diterapkan untuk menyelesaikan masalahnya serta proses dan tempat penyelenggaraan arbitrase; e) Putusan arbiter merupakan putusan yang mengikat para pihak dan dengan melalu prosedur sederhana saja ataupun langsung dapat dilaksanakan. 45", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 374, "width": 224, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Penyelesaian sengketa dengan konsiliasi", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 400, "width": 471, "height": 166, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsiliasi merupakan proses penyelesaian sengketa di luar pengadilan yang sistemnya sama dengan mediasi yakni melibatkan pihak ketiga sebagai mediator yang bersikap netral dan tidak memihak. Konsiliasi menyelesaikan sengketa melalui perundingan untuk membantu para pihak menemukan solusi atas sengketa yang mereka hadapi dan mencapai kesepakatan yang tidak merugikan para pihak. Perbedaan antara mediator dan konsiliator adalah, peran mediator disamping dapat melakukan hal-hal yang juga dilakukan oleh konsiliator juga bisa menyarankan solusi atau proposal penyelesaian sengketa sedangkan konsiliator tidak memilki kewenangan untuk melakukan hal tersebut. 46 Sama halnya dengan hasil dari mediasi, hasil konsiliasi pun harus dibuat secara tertulis dan ditandatangani bersama oleh para pihak yang kemudian harus didaftarkan di Pengadilan Negeri. Kesepakatan tersebut bersifat final dan mengikat bagi para pihak yang bersengketa.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 579, "width": 471, "height": 90, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain jalur non litigasi penyelesaian sengketa juga dapat dilakukan melalui jalur litigasi yaitu jalur penyelesaian sengketa yang dilakukan melalui pengadilan kemudian sengketa akan diperiksa oleh hakim pengadilan dalan suatu rangkaian persidangan. Penyelenggaraan pengadilan ini dapat dilaksanakan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Militer, Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh Mahkamah Konstitusi.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 706, "width": 469, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "43 Achmad Ali, Pengadilan dan Masyarakat , Hasanuddin University Press, Ujung Pandang, 1999, hlm.7", "type": "Footnote" }, { "left": 43, "top": 732, "width": 470, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "44 Hasanuddin Rahman, Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis : Contract Drafting , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hlm.340", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 758, "width": 470, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "45 Penjelasan umum Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase 46 Rosita, Alternatif Dalam Penyelesaian Sengketa (Litigasi dan Non Litigasi) , Al-Bayyinah : Journal of Islamic Law, Vol. VI No.2, hlm.109", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "293", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 42, "width": 470, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengadilan sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman memiliki tugas pokok untuk menerima, memeriksa serta mengadili serta menyelesaikan setiap sengketa yang diajukan kepadanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 471, "height": 211, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada perjanjian utang piutang dalam akta perjanjian nomor XX antara Ny. L dan Bapak S sebagai debitor dengan Bapak AI dan Bapak AW sebagai kreditor seharusnya melakukan mediasi untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan para pihak jika tidak ingin melakukan upaya hukum yang biasanya membutuhkan proses yang lama hingga putusan hakim dikeluarkan oleh Pengadilan Negeri. Karena setelah dikaji lebih lanjut isi dari perjanjian tersebut memuat klausula-klausula yang memberatkan pihak 2 atau debitor yang tanpa disadari oleh debitor telah menimbulkan kerugian bagi dirinya sendiri. Walaupun sebenarnya akta perjanjian tersebut tidak sah dikarenakan beberapa hal yang telah peneliti jelaskan sebelumnya. Klausula yang memberatkan tersebut disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dari debitor mengenai dasar-dasar yang seharusnya dipatuhi dan dilakukan dalam sebuah perjanjian apalagi perjanjian tersebut dibuat secara tertulis dan dibuat oleh Notaris. Selain itu, kepentingan yang juga mendesak debitor untuk segera menyetujui isi dari perjanjian tersebut tanpa mempertimbangkan kembali apa dampak yang akan diterima olehnya ketika janji tersebut tidak bisa terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 471, "height": 136, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait kedudukan seorang Notaris dalam penyelesaian sengketa perdata jika debitor melakukan upaya hukum melalui pengadilan atau litigasi, seorang Notaris dapat berkedudukan sebagai turut tergugat atau sebagai saksi di persidangan. Notaris bisa berbuat salah mengenai isi akta karena informasi yang salah dari para pihak, namun kesalahan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada Notaris karena isi dari akta sebelum ditandatangani oleh para pihak terlebih dahulu telah dikonfirmasi kepada para pihak. Pasal 84 UUJN menjelaskan mengenai bentuk-bentuk pelanggaran yang dilakukan oleh Notaris dapat mengakibatkan akta Notaris batal demi hukum atau hanya mempunyai kekuatan sebagai akta dibawah tangan saja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 471, "height": 136, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Landasan dilakukannya sebuah penyelesaian sengketa dengan jalur mediasi yaitu berlandaskan pada itikad baik dari para pihak pada saat melakukan perjanjian dan mediator memberikan penyelesaian tanpa harus melalui proses litigasi atau peradilan dan para pihak memperoleh manfaat yang saling menguntungkan. Proses litigasi ini biasanya memerlukan waktu dan biaya yang tidak sedikit tetapi melalui putusan hakim dalam persidangan tersebut memberikan kekuatan hukum tetap bagi debitor yang juga harus disertai dengan bukti nyata berupa akta autentik yang telah dibuat oleh Notaris nomor XX dimana aktaa perjanjian tersebut dengan jelas telah memuat klausula-klausula memberatkan debitor sehingga menyebabkan kerugian yang juga tidak sedikit bagi pihak debitor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 56, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 471, "height": 151, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akta perjanjian utang piutang Nomor XX yang dibuat oleh seorang Notaris di kota X tanggal x-x-xxxx dengan jelas telah melanggar ketentuan dalam perundang-undangan serta asas-asas perjanjian. Akta perjanjian dalam memberi jaminan berupa sertifikat sebidang tanah tidak disertai dengan APHT seperti ketentuan dalam UUHT yang menyebabkan menjaminkan tanah tersebut tidak sah dan kreditor tidak memiliki hak atas jaminan tersebut. Selain itu, isi perjanjian telah melanggar ketentuan dalam asas vervalbeding yakni pada Pasal 6 pada akta perjanjian. Tetapi tidak serta merta menghapus perjanjian pokok dan kewajiban debitor untuk melunasi utangnya kepada kreditor karena berdasarkan ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata perjanjian yang dibuat sesuai dengan undang-undang yakni syarat sahnya perjanjian pada Pasal 1320 KUH Perdata berlaku sebagai undang-undang bagi para", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "294", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 42, "width": 471, "height": 90, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pihak yang membuatnya. Kesalahan dalam pembuatan akta perjanjian sehingga terdapat klausula memberatkan debitor tersebut menjadikan akta autentik perjanjian berubah menjadi akta dibawah tangan sesuai dengan ketentuan dalam UUJN. Bagi para pihak baik kreditor maupun debitor seharusnya lebih teliti dan kritis saat membuat akta perjanjian dihadapan Notaris sebagai pejabat berwenang agar isi perjanjian tidak memuat klausula yang akan merugikan kedua belah pihak.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 145, "width": 470, "height": 181, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya hukum yang dapat dilakukan oleh debitor atas perjanjian yang memuat klausula memberatkan adalah dengan upaya hukum litigasi atau melalui pengadilan. Hal ini dapat dibuktikan dengan akta perjanjian utang piutang tersebut yang seharusnya dapat batal demi hukum karena tidak sesuai dengan ketentuan dalam KUH Perdata, Undang- Undang Hak Tanggungan dan juga telah melanggar asas vervalbeding yang seharusnya diperhatikan oleh para pihak serta Notaris pada saat membuat perjanjian. Dengan adanya putusan hakim sebagai hasil dari proses litigasi hak-hak debitor terlindungi karena putusan tersebut berkekuatan hukum harus ditaati oleh kreditor dan dapat dipaksakan dalam pelaksanannya. Selain upaya hukum litigasi, upaya lain yang dapat dilakukan oleh debitor adalah penyelesaian sengketa non litigasi yakni dengan jalur mediasi dengan menggunakan mediator untuk mencapai kesepakatan yang dapat memberikan keuntungan bagi masing- masing pihak.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 340, "width": 105, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 366, "width": 32, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Buku", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 392, "width": 470, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdurrasyid, Priyatna. (2002). Arbitrase & Alternatif Penyelesaian Sengketa : Suatu Pengantar , Fikahati Aneka, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 432, "width": 470, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, Achmad. (1999). Pengadilan dan Masyarakat , Hasanuddin University Press, Ujung Pandang.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 472, "width": 470, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, Achmad. (2004). Sosiologi Hukum : Kajian Empiris Terhadap Pengadilan , Badan Penerbit IBLAM, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 513, "width": 471, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiono, Herlien. (2013). Kumpulan Tulisan Hukum Perdata di BIdang Kenotariatan , Citra Aditya Bakti, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 553, "width": 470, "height": 42, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Budiono, Herlien. dan Tristam P. Moeliono. (2006). Asas Keseimbangan Bagi Hukum Perjanjian Indonesia: Hukum Perjanjian Berlandaskan Asas-Asas Wigati Indonesia , Citra Aditya Bakti, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 607, "width": 388, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daru Badrulzaman, Marian. (1994). Aneka Hukum Bisnis , Alumni, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 633, "width": 470, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fajar, Mukti. dan Yulianto Achmad. (2010). Dualisme Penelitian Hukum: Normatif dan Empiris , Pustaka Pelajar, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 673, "width": 354, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahmud Marzuki, Peter. (2005). Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 699, "width": 439, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mertokusumo, Sudikno. (1998). Hukum Acara Perdata Indonesia , Liberty, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 725, "width": 470, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Miru, Ahmadi., dan Sakka Pati. (2011). Hukum Perjanjian, Penjelasan Makna Pasal-Pasal Perjanjian Bernama Dalam BW , UPT Unhas Press.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 765, "width": 470, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Panggabean, Henry P. (2010). Penyalahgunaan Keadaan (Misbruik Van Omstandingheden) Sebagai Alasan Baru Untuk Pembatalan Perjanjian , Liberty, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 20, "width": 187, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 311, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "295", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 43, "width": 299, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahardjo, Satjipto. (1996). Ilmu Hukum , Alumni, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 470, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahman, Hasanuddin. (2003). Seri Keterampilan Merancang Kontrak Bisnis: Contract Drafting , PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 470, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Said, Nurfaidah. (2018). Hukum Jaminan Fidusia Kajian Yuridis dan Filosofis Undang-Undang No. 42 Tahun 1999 , Kretakupa Print, Makassar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 470, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Satrio, J. (1993). Parate Eksekusi Sebagai Sarana Mengatasi Kredit Macet , Citra Aditya Bhakti, Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 471, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soemartono, Gatot. (2006). Arbitrase dan Mediasi di Indonesia , PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 299, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subekti. (1998). Hukum Perjanjian , PT. Intermasa, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 255, "width": 434, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Subekti. (2006). Pokok-Pokok Hukum Perdata , Cetakan ke-XXVIII, Intermasa, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 470, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teguh Pangestu, Muhammad. (2019). Pokok-Pokok Hukum Kontrak , CV. Social Politic Genius, Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 411, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widjaja, Gunawan. (2003). Jaminan dalam Perjanjian , PT. Raja Grafindo, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 348, "width": 449, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widjaja, Gunawan. & Achmad Yani. (2000). Hukum Arbitrase , PT. Raja Grafindo, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 470, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yudha Hernoko, Agus. (2010). Hukum Perjanjian Asas Proposionalitas dalam Kontrak Komersial , Kencana Prenamedia Group, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 217, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 434, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( Burgerlijk Wetboek , Staatsblad 1847 No. 23).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 468, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda- Benda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 494, "width": 470, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang-Undang Nomor 30 tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 534, "width": 331, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 369, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 158, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL DAN KARYA ILMIAH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 470, "height": 56, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ambarita, Septerina. (2022). Analisis Yuridis Akta Perjanjian Pengikatan Jual Beli Yang Dijadikan Dasar Hutang Piutang Oleh Notaris (Studi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2848 K/Pdt/2017) , Fiat Iustitia: Jurnal Hukum Vol. 2 No. 2, Universitas Katolik Santo Thomas Medan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 471, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anita Sinaga, Niru. (2018). Peranan Asas-Asas Hukum Perjanjian dalam Mewujudkan Tujuan Perjanjian , Binamulia Hukum, Volume 7 Nomor 2.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 721, "width": 470, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bomantoro, Sutedjo. (2004). Implementasi Doktrin Penyalahgunaan Keadaan Dalam Perjanjian Dalam Praktek Peradilan , Tesis Fakutas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 20, "width": 183, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Widya Yuridika: Jurnal Hukum, Volume 6 (2) 2023", "type": "Page header" }, { "left": 268, "top": 812, "width": 19, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "296", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 43, "width": 470, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desyana. (2013). Penerapan Asas Kepatutan dalam Perjanjian Asuransi (Studi Kasus Putusan No.434/Pdt.G/2010/PN.Jkt.Sel. Antara PT. E.K. Prima Ekspor Indonesia dan PT. Chartis Insurance Indonesia Dahulu Bernama PT. Asuransi AIU Indonesia, Tbk.) , Tesis Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 111, "width": 470, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I Wayan Bandem, I Wayan Wisadnya, Timoteus Mordan. (2020). Akibat Hukum Perbuatan Wanprestasi Dalam Perjanjian Hutang-Piutang , Raad Kertha: Vol. 03 No. 01, Universitas Mahendradatta.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 165, "width": 470, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Janpieter Hutajulu, Marihot. (2019). Kajian Yuridis Klausula Arbitrase Dalam Perkara Kepailitan , Refleksi Hukum: Jurnal Ilmu Hukum Vol. 3 No. 2, Universitas Kristen Satya Wacana.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 219, "width": 470, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nicolas Cowandy. Christopher. (2021). Kedudukan Hukum Perjanjian Utang-Piutangdi Balik Perjanjian Pengikatan Jual Beli , Jurnal Education and Development: Vol. 9 No. 4, Institut Pendidikan Tapanuli.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 273, "width": 471, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ni Wayan Arika Cintya Angga Dewi. (2020). Akibat Hukum Penjamin Yang Melepaskan Hak Istimewa Dalam Perjanjian Penanggungan Yang Dibuat Secara Lisan , Jurnal Kertha Semaya, Vol. 8 No. 6, Universitas Udayana.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 328, "width": 470, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "R. Tumbelaka, Claudia. (2020). Perlindungan Hukum Bagi Kreditur Dalam Eksekusi Perjanjian Kredit Dengan Jaminan Hak Tanggungan Atas Tanah , Lex Privatum: Vol. VIII No. 4, Universitas Sam Ratulangi.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 382, "width": 470, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rana, Alifah. (2019). Klausul Larangan Kepemilikan Objek Jaminan oleh Kreditor Apabila Debitor Wanprestasi , Jurist-Diction: Volume 2 No. 4, Universitas Airlangga.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 422, "width": 467, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosita, R. (2017). Alternatif Dalam Penyelesaian Sengketa (Litigasi dan Non Litigasi) , Al- Bayyinah : Journal of Islamic Law, Volume VI Nomor 2.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 462, "width": 470, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supianto. (2016). Perdamaian (Dading) Sebagai Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata , Jurnal Rechtens, Vol. 5, No. 1 Juni. Fakultas Hukum Universitas Islam Jember.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 502, "width": 470, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sutra Disemadi, Hari. & Mawarni (2021). Perlindungan Perseroan Terbatas Atas Sengketa Utang Piutang Dengan Distributor Tanpa Perjanjian Kerjasama , Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha Vol.9 No.3, Universitas Internasional Batam.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 557, "width": 470, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syafrida. (2020). Alternatif Penyelesaian Sengketa Sebagai Solusi Mewujudkan Asas Pemeriksaan Perkara “Sederhana, Waktu Singkat dan Biaya Murah” , Salam: Jurnal Sosial & Budaya Syar ’ i Vol. 7 No. 2, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.", "type": "Text" } ]
b6f0ca84-4ccf-d40a-9c5f-8f9fa8896062
http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM/article/download/3668/2758
[ { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "867", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 129, "width": 352, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "EDUKASI ORAL HYGIENE PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 154, "width": 190, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ayu Afriani Panyuwa*, Sopia Della Tuapetel", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 165, "width": 473, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Kartini No. 11, Sidorejo, Salatiga, Jawa Tengah 50714, Indonesia *[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 214, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 473, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesehatan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah merupakan aspek penting dalam mendukung tumbuh kembang optimal. Edukasi oral hygiene pada anak perlu dilakukan sejak dini untuk membentuk kebiasaan baik dalam merawat kesehatan gigi dan mulut. Edukasi oral hygiene pada anak usia pra sekolah bertujuan untuk mengevaluasi dam meningkatkan pengetahuan anak usia pra sekolah mengenai oral hygiene. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah pembelajaran interaktif dalam bentuk ceramah dan demonstrasi yang dilakukan selama dua hari kepada 33 anak usia pra sekolah. Evaluasi pengetahuan dilakukan sebelum dan sesudah penyuluhan untuk mengukur perubahan tingkat pengetahuan anak mengenai pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Hasil tingkat pengetahuan sebelum penyuluhan dilakukan yaitu sebanyak 69.7% memiliki pemahaman yang tidak memadai tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut dan hanya 30.3% yang memiliki pengetahuan cukup atau baik. Setelah penyuluhan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat pengetahuan anak. Jumlah anak dengan tingkat pengetahuan sangat kurang dan kurang masing-masing menurun menjadi 21.2%, sementara jumlah anak dengan pengetahuan cukup meningkat menjadi 42.4%, dan yang memiliki pengetahuan baik meningkat menjadi 15.2%. Edukasi oral hygiene melalui metode pendekatan yang interaktif pada usia anak pra sekolah terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan anak usia pra sekolah tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: edukasi; oral hygiene; usia pra sekolah", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 471, "width": 333, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ORAL HYGIENE EDUCATION FOR PRESCHOOL CHILDREN", "type": "Section header" }, { "left": 274, "top": 498, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 512, "width": 477, "height": 161, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dental and oral health in preschool children is a crucial aspect of supporting optimal growth and development. Early oral hygiene education for children is necessary to establish good habits in maintaining dental and oral health. The aim of oral hygiene education for preschool children is to evaluate and improve their knowledge about oral hygiene. The community service method used was interactive learning in the form of lectures and demonstrations conducted over two days with 33 preschool children. Knowledge evaluation was carried out before and after the education to measure changes in the children’s understanding of the importance of maintaining oral health. The results showed that before the education, 69.7% had inadequate understanding of the importance of oral cleanliness, and only 30.3% had sufficient or good knowledge. After the education, there was a significant increase in the level of knowledge. The number of children with very poor and poor knowledge decreased to 21.2%, while the number of children with sufficient knowledge increased to 42.4%, and those with good knowledge increased to 15.2%. Oral hygiene education through an interactive approach has proven effective in enhancing preschool children's knowledge about the importance of maintaining dental and oral health.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 689, "width": 226, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: education; oral hygiene; preschool age", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 37, "width": 298, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 64, "width": 333, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 6 Nomor 3, September 2024 e-ISSN 2721-9747; p-ISSN 2715-6524 http://jurnal.globalhealthsciencegroup.com/index.php/JPM", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024 Global Health Science Group", "type": "Section header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "868", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 473, "height": 301, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesehatan gigi dan mulut adalah aspek vital dari kesehatan keseluruhan yang sangat mempengaruhi kualitas hidup seseorang, terutama pada anak-anak. Karies gigi, atau gigi berlubang, adalah penyakit kronis yang paling umum di kalangan anak-anak di seluruh dunia. Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi karies gigi pada anak usia sekolah berkisar antara 60-90%, dengan banyak kasus yang tidak mendapatkan perawatan yang memadai. Karies gigi pada anak-anak tidak hanya menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan, tetapi juga dapat mengganggu tidur, makan, berbicara, dan kemampuan belajar mereka (Corrêa- Faria et al., 2022) Anak usia pra sekolah merupakan kelompok yang sangat rentan terhadap masalah kesehatan gigi dan mulut. Pada anak usia pra sekolah, pembentukan kebiasaan menjaga kebersihan gigi dan mulut sangatlah penting karena kebiasaan ini akan terbawa hingga dewasa. Singla et al, menekankan bahwa perilaku kesehatan gigi yang baik, seperti menyikat gigi dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, menghindari makanan dan minuman manis, serta rutin memeriksakan gigi ke dokter, dapat mencegah berbagai masalah kesehatan gigi di kemudian hari (Singla et al., 2020).Edukasi tentang kesehatan gigi yang diberikan pada usia dini terbukti efektif dalam mengurangi prevalensi karies gigi (Moore et al., 2022). Namun, banyak orang tua dan pendidik yang kurang memahami pentingnya pendidikan kesehatan gigi dan bagaimana cara terbaik untuk menyampaikannya kepada anak-anak. Rasmia et al, menemukan bahwa kesadaran dan pengatahuan orang tua mengenai kesehatan gigi cukup memadai, namun sikap dan praktik mereka kurang kurang memada sehingga sehingga berimplikasi negatif pada kebiasaan kesehatan gigi anak-anak mereka (Rasmia M Huew et al., 2023). Oleh karena itu, diperlukan program edukasi yang dirancang khusus untuk anak usia pra sekolah guna meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai pentingnya kebersihan gigi dan mulut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 473, "height": 191, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor risiko karies dini pada anak prasekolah antara lain usia, pendidikan ibu yang rendah, pemberian makan yang tidak tepat, dan kebiasaan kebersihan mulut (Kshetrimayum et al., 2023). Urgensi dari kegiatan pengabdian masyarakat ini didasari oleh tingginya prevalensi karies gigi dan rendahnya tingkat pengetahuan serta kesadaran tentang kesehatan gigi di kalangan anak-anak dan orang tua. Selain itu, fasilitas kesehatan gigi yang terbatas dan kurangnya akses informasi yang memadai semakin memperburuk kondisi ini. Pendidikan kesehatan gigi yang efektif dan interaktif dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan ini. Atif et al menyatakan bahwa pendekatan edukatif yang interaktif dan menyenangkan dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap anak terhadap kesehatan gigi dan mulut (Atif et al., 2024)Rasionalisasi dari kegiatan ini adalah memberikan edukasi tentang kebersihan gigi dan mulut melalui metode yang interaktif dan menarik sehingga dapat membentuk kebiasaan menjaga kebersihan gigi yang baik sejak dini. Program ini juga bertujuan untuk melibatkan orang tua dan pendidik dalam upaya menjaga kesehatan gigi anak, mengingat dukungan dan peran aktif dari orang tua sangat penting dalam membentuk perilaku kesehatan anak (Kaushik & sood, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 473, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah utama yang ingin diatasi melalui kegiatan ini adalah rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya kebersihan gigi dan mulut pada anak usia pra sekolah dan orang tua. Banyak anak-anak yang belum memahami cara yang benar untuk menyikat gigi dan pentingnya melakukan pemeriksaan gigi secara rutin. Selain itu, kebiasaan mengkonsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi di kalangan anak-anak juga turut berkontribusi terhadap tingginya angka karies gigi (Ha et al., 2021). Program edukasi oral hygiene yang ditujukan pada anak usia pra sekolah merupakan inisiatif pengabdian masyarakat yang sangat relevan. Program ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024 Global Health Science Group", "type": "Section header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "869", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 472, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kebersihan gigi dan mulut, tetapi juga untuk mengajarkan teknik menyikat gigi yang benar dan memotivasi anak-anak agar menjaga kebersihan gigi mereka setiap hari. Oleh karena itu, perlunya kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul \"Edukasi Oral Hygiene pada Anak Usia Pra Sekolah\" dilaksanakan. Program ini dirancang untuk memberikan pengetahuan dasar tentang kebersihan gigi dan mulut, mengajarkan teknik menyikat gigi yang benar, dan memotivasi anak-anak untuk menjaga kebersihan gigi mereka setiap hari. Pendekatan yang interaktif dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan efektivitas program ini dan membentuk kebiasaan sehat yang berkelanjutan di kalangan anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 56, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 473, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di Taman Kanak-Kanak (TK) Laboratorium Kristen Satya Wacana Salatiga pada bulan Maret 2024 kepada anak usia pra sekolah dengan rata- rata usia 4 hingga 6 tahun yang berjumlah 33 anak. Program edukasi ini dilaksanakan selama 2 hari dengan menggunakan metode ceramah dan demonstrasi, yakni:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 267, "width": 157, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Hari Pertama (Ceramah) :", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 281, "width": 437, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan edukasi oral hygiene pada anak usia pra sekolah pada hari pertama, diawali dengan melakukan pre-test menggunakan kuesioner untuk mengukur pengetahuan anak terhadap kebersihan gigi dan mulut. Pengisian kuesioner didampingi oleh guru-guru TK dan fasilitator. Kemduan dilanjutkan dengan penyampaian materi edukasi mengenai pentingnya kebersihan gigi dan mulut, penyebab karies gigi, cara menjaga kesehatan gigi yang baik serta langkah-langkah menggosok gigi yang baik dan benar. Materi disampaikan menggunakan phantom gigi sebagai alat peraga, cerita bergambar, dan video edukatif. Diakhir materi, peserta diberikan kesempatan untuk bertanya dan berdiskusi dengan narasumber.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 405, "width": 159, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Hari Kedua (Demontrasi) :", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 419, "width": 437, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada hari kedua kegiatan edukasi oral hygiene pada anak usia pra sekolah, dilakukan demonstrasi dan latihan cara menyikat gigi yang benar pada masing-masing anak. Setiap anak diberi kesempatan untuk mempraktikkan cara menyikat gigi yang benar di bawah bimbingan instruktur. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan permainan dan kuis interaktif untuk meningkatkan pemahaman anak. Diakhir kegiatan pada hari kedua, ditutup dengan post test yaitu mengisi kembali lembar kuesioner pengetahuan anak terhadap kebersihan gigi dan mulut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 473, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan edukasi ini berjalan dengan efektif, didukung dengan guru-guru TK yang kooperatif dalam mendampingi dan mengarahkan anak-anak. Evaluasi dilakukan sebelum dan sesudah program edukasi melalui kuesioner yang mengukur pengetahuan anak terhadap kebersihan gigi dan mulut. Analisis data dilakukan menggunakan uji t berpasangan (paired t-test) untuk mengukur perbedaan pengetahuan yang signifikan antara sebelum dan sesudah intervensi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 599, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 613, "width": 473, "height": 93, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Edukasi oral hygiene (kebersihan gigi dan mulut) pada anak usia pra sekolah merupakan intervensi yang untuk membentuk kebiasaan sehat sejak dini. Pengabdian masyakarat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan anak-anak pra sekolah tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut melalui intervensi edukatif. Berikut adalah hasil Analisa data yang mencakup distribusi peserta berdasarkan usia dan jenis kelamin, distribusi pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan, serta hasil uji t berpasangan (paired t-test) untuk mengukur perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 123, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Global Health Science Group", "type": "Page header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "870", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 289, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik Peserta Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 374, "height": 88, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Distribusi peserta berdasarkan usia dan jenis kelamin Karakteristik f % Usia 4 – 5 tahun 12 36.4 5 – 6 tahun 21 63.6 Jenis Kelamin Laki – laki 15 45.5 Perempuan 18 54.5", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 180, "width": 473, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distribusi karakteristik peserta dalam pengabdian masyarakat ini menunjukkan variasi dalam usia dan jenis kelami anak-anak prasekolah yang terlibat dalam program edukasi oral hygiene. Berdasarkan data pada tabel 1 karakteristik distribusi usia menunjukkan bahwa anak-anak yang berpartisipasi sebagai peserta dalam PKM ini berusia 4 hingga 6 tahun, dengan mayoritas berusia 5-6 tahun (63.6%) dan usia antara 4 -5 tahun (36.4%). Distribusi ini menunjukkan bahwa program edukasi oral hygiene menjangkau kelompok usia yang berbeda dalam rentang prasekolah. Usia 5-6 tahun adalah masa penting dalam perkembangan anak, di mana mereka mulai memasuki tahap pendidikan formal seperti taman kanak-kanak dan memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik untuk memahami konsep kebersihan dan kesehatan. Hal ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa intervensi kesehatan gigi dan mulut yang berfokus pada kebersihan gigi dan mulut serta stimulasi anak menghasilkan peningkatan kebersihan mulut dan penurunan karies gigi pada anak usia 5-6 tahun (Engh et al., 2022). Hasil distribusi jenis kelamin pada tabel 1, menunjukkan bahwa peserta terdiri dari 45.5% laki-laki dan 54.5% perempuan. Proporsi ini relatif seimbang, meskipun terdapat sedikit lebih banyak anak perempuan dibandingkan anak laki-laki. Penelitian menunjukkan bahwa anak perempuan cenderung lebih responsif terhadap program edukasi kesehatan dan memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam kegiatan kesehatan sekolah dibandingkan dengan anak laki-laki (Gay et al., 2023). Perbedaan partisipasi ini mungkin disebabkan oleh perbedaan dalam minat, perilaku, dan respons terhadap intervensi edukatif antara anak laki-laki dan perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 649, "width": 320, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1 pengarahan hari pertama sebelum mengikuti peyuluhan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 677, "width": 472, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Studi ini konsisten dengan temuan penelitian sebelumnya yang menyatakan pentingnya edukasi kesehatan mulut pada anak usia dini. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Wambier et al, intervensi dini dalam kesehatan gigi dan mulut dapat mengurangi risiko masalah gigi di", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 123, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Global Health Science Group", "type": "Section header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "871", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 473, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kemudian hari (Wambier et al., 2023). Penelitian sebelumnya juga menyatakan kebijakan pencegahan dan promosi kesehatan mulut memiliki hubungan yang signifikan antara karies gigi dan kualitas hidup terkait kesehatan mulut pada anak-anak prasekolah (Pakkhesal et al., 2021). Selain itu, penelitian oleh Tamazoni et al, menekankan pentingnya intervensi kesehatan di sekolah, yang dapat memberikan dampak jangka panjang terhadap kesehatan anak (Tomazoni et al., 2019). Studi tersebut menemukan bahwa anak-anak yang mendapatkan pendidikan kesehatan di sekolah cenderung lebih sadar akan pentingnya kebersihan pribadi dan lebih mungkin untuk mengadopsi kebiasaan sehat.", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 364, "width": 345, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2 penyuluhan edukasi oral hygiene pada anak usia pra sekolah", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 299, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distribusi Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Penyuluhan", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 405, "width": 419, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Distribusi tingkat pengetahuan peserta sebelum dan sesudah penyuluhan Sebelum Sesudah f % f % Pengetahuan <40 (sangat kurang) 10 30.3 7 21.2 40 – 60 (kurang) 13 39.4 7 21.2 60 – 80 (cukup) 7 21.2 14 42.4 >80 (baik) 3 9.1 5 15.2", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 473, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program edukasi oral hygiene yang dilaksanakan pada anak usia pra sekolah menunjukkan perubahan yang signifikan dalam tingkat pengetahuan anak sebelum dan sesudah penyuluhan. Sebelum penyuluhan, terlihat bahwa sebelum penyuluhan, mayoritas anak memiliki tingkat pengetahuan yang rendah tentang kebersihan mulut. Sebanyak 69.7% (10 anak sangat kurang dan 13 anak kurang) menunjukkan bahwa sebagian besar anak memiliki pemahaman yang tidak memadai tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut. Hanya 30.3% yang memiliki pengetahuan cukup atau baik. Setelah penyuluhan, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat pengetahuan anak. Jumlah anak dengan tingkat pengetahuan sangat kurang dan kurang masing-masing menurun menjadi 21.2%, sementara jumlah anak dengan pengetahuan cukup meningkat menjadi 42.4%, dan yang memiliki pengetahuan baik meningkat menjadi 15.2%. Hasil ini menunjukkan bahwa program edukasi oral hygiene berhasil meningkatkan pengetahuan anak tentang pentingnya menjaga kebersihan mulut. Hasil pengabdian masyarakat yang dilakukan pada anak usia pra sekolah ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nurhayati dkk, bahwa pendidikan kesehatan kebersihan mulut pada anak usia dini dapat meningkatkan pemahaman tentanng perilaku hidup bersih dan sehat dan mampu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 123, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Global Health Science Group", "type": "Section header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "872", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 473, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mendemonstrasikan cara menyikat gigi dengan benar (Nurhayati et al., 2022). Penelitian oleh Michelle et al menunjukkan bahwa intervensi pendidikan kesehatan mulut pada anak-anak dapat secara signifikan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran mereka tentang kebersihan gigi dan mulut (Michelle Fernanda Cabrera et al., 2022). Studi ini juga menemukan bahwa anak-anak yang terlibat dalam program pendidikan kesehatan mulut cenderung menunjukkan peningkatan pemahaman tentang pentingnya menyikat gigi secara teratur dan menggunakan teknik yang benar untuk menjaga kesehatan mulut. Kemudian, Penelitian oleh Krol et al, menegaskan pentingnya edukasi kesehatan mulut yang diberikan sejak usia dini karena prevalensi karies gigi sebesar 40% pada anak usia 2 hingga 19 tahun (Krol & Whelan, 2023) . Studi tersebut menunjukkan bahwa anak-anak prasekolah yang menerima edukasi kesehatan mulut menunjukkan penurunan yang signifikan dalam kejadian karies gigi dan peningkatan dalam kebiasaan menjaga kebersihan mulut dibandingkan dengan anak-anak yang tidak menerima edukasi semacam itu.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 364, "width": 457, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Kegiatan demonstrasi oral hygiene dengan benar pada anak usia pra sekolah secara bergantian", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 473, "height": 246, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut penelitian oleh Podaneva et al, anak-anak prasekolah berada dalam tahap perkembangan kognitif yang kritis di mana mereka mampu memahami dan menginternalisasi informasi baru dengan lebih baik. Hal ini menjelaskan mengapa edukasi kesehatan mulut pada usia ini dapat memiliki dampak yang signifikan (Podaneva et al., 2021). Selain itu, penelitian Sinha et al, juga menekankan bahwa program pendidikan dan pelatihan kesehatan mulut yang terstruktur di sekolah menghasilkan peningkatan pemahaman terkait kesehatan mulut siswa sebesar 60,4% (Sinha et al., 2022). Didukung oleh penelitian Rosmalia dkk, membentuk kebiasan sehat untuk menjaga kebersihan gigi anak usia pra sekolah melalui edukasi dan praktik secara langsung (demontrasi) dapat meningkatkan pengetahuan anak pra sekolah untuk memiliki kebiasaan menyikat gigi secara rutin (Rosmalia et al., 2024). Program yang terstruktur membantu dalam pengulangan informasi dan praktik yang diperlukan untuk membentuk kebiasaan baik. Namun, selain program yang terstuktur dalam serangkaian pengabdian masyarakat edukasi oral hygiene , perlu memperhatikan dan membuat inovasi perubahan kebijakan di sekolah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Rahina pada anak usia pra sekolah bahwa perubahan kebijakan dengan menyediakan tempat untuk menyikat gigi, menetapkan satu hari tertentu sebagai hari menyikat gigi bersama, peran guru dalam memotivasi anak untuk menyikat gigi setelah jajan di sekolah dan melaporkan status kesehatan gigi anak kepada orang tua dapat mendukung untuk meningkatkan kesehatan gigi anak (Rahina, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 667, "width": 67, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 472, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program edukasi oral hygiene pada anak usia pra sekolah menunjukkan hasil yang positif dengan peningkatan signifikan dalam tingkat pengetahuan anak setelah penyuluhan. Penurunan jumlah anak dengan tingkat pengetahuan sangat kurang dan kurang, serta peningkatan jumlah anak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024 Global Health Science Group", "type": "Section header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "873", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 472, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan pengetahuan cukup dan baik, menunjukkan efektivitas intervensi ini. Hasil ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yang menekankan pentingnya edukasi kesehatan mulut sejak dini untuk membentuk kebiasaan sehat yang bertahan lama. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan tenaga kesehatan sangat diperlukan untuk membentuk kebiasaan sehat yang akan bermanfaat bagi kesehatan anak-anak di masa depan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 113, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 473, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Atif, M., Tewari, N., Saji, S., Srivastav, S., & Rahul, M. (2024). Effectiveness of various methods of educating children and adolescents for the maintenance of oral health: A systematic review of randomized controlled trials. International Journal of Paediatric Dentistry, 34(3), 229–245. https://doi.org/10.1111/ipd.13125", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 472, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Corrêa-Faria, P., Silva, K. C., & Costa, L. R. (2022). Impact of dental caries on oral health- related quality of life in children with dental behavior management problems. Brazilian Oral Research, 36. https://doi.org/10.1590/1807-3107bor-2022.vol36.0041", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 287, "width": 473, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Engh, M. S., Muhoozi, G. K. M., Ngari, M., Skaare, A. B., Westerberg, A. C., Iversen, P. O., Brusevold, I. J., & Atukunda, P. (2022). Long-Term Effects of a Randomized Maternal Education Trial in Rural Uganda: Implications for Child Oral Health. The American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 107(4), 939–947.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 342, "width": 187, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.4269/ajtmh.22-0248", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 473, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gay, C., Deyra, M., Berland, P., Gerbaud, L., & Pizon, F. (2023). Girl–boy differences in perceptions of health determinants and cancer: a more systemic view of girls as young as 6 years. Frontiers in Public Health, 11. https://doi.org/10.3389/fpubh.2023.1296949", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 473, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ha, D. H., Spencer, A. J., Moynihan, P., Thomson, W. M., & Do, L. G. (2021). Excess Risk of Dental Caries from Higher Free Sugars Intake Combined with Low Exposure to Water Fluoridation.", "type": "List item" }, { "left": 188, "top": 445, "width": 356, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Dental Research, 100(11), 1243–1250.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 459, "width": 218, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.1177/00220345211007747", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 480, "width": 473, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kaushik, M., & sood, S. (2023). A Systematic Review of Parents’ Knowledge of Children’s Oral Health. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.41485", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 473, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Krol, D. M., & Whelan, K. (2023). Maintaining and Improving the Oral Health of Young Children. Pediatrics, 151(1). https://doi.org/10.1542/peds.2022-060417", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 473, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kshetrimayum, N., Siluvai, S., Chaudhuri, P. K., Longkumar, T., Bennadi, D., & Lazar, V. R. (2023). Nutritional Status, Prevalence of Early Childhood Caries, and its Association among Preschool Children in Northeast India. Contemporary Clinical Dentistry, 14(4), 300–306. https://doi.org/10.4103/ccd.ccd_290_23", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 473, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Michelle Fernanda Cabrera, Jenny Fernanda Pillacela, Milton Fabricio Lafebre, Julieta Del Carmen Reinoso, & José Eduardo Ramón. (2022). Impact of an educational intervention on oral health in children aged 8 to 11 years. World Journal of Advanced Research and Reviews, 14(2), 510–514. https://doi.org/10.30574/wjarr.2022.14.2.0459", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 473, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moore, J., Bond, K., & Turner, L. W. (2022). Reducing Chronic Disease Risk through Positive Oral Health Practices: A Systematic Review of School-based Dental Health Programs.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 45, "width": 215, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Peduli Masyarakat, Volume 6 No 2, Juni 2024 Global Health Science Group", "type": "Section header" }, { "left": 524, "top": 753, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "874", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 445, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "American Journal of Health Education, 53(3), 133–141.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 236, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.1080/19325037.2022.2048749", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 111, "width": 473, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nurhayati, Andari, F. N., Padila, & Sartika, A. (2022). Peningkatan pengetahuan anak usia dini tentang kebersihan diri dan kesehatan mulut di Kota Bengkulu . Jurnal Pengabdian Masyarakat (JUPENGKES), 1(1), 30–34.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 473, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pakkhesal, M., Riyahi, E., Naghavi Alhosseini, A., Amdjadi, P., & Behnampour, N. (2021). Impact of dental caries on oral health related quality of life among preschool children: perceptions of parents. BMC Oral Health, 21(1), 68. https://doi.org/10.1186/s12903-021- 01396-4", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 473, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Podaneva, T. V., Sazonova, N. P., & Shaidurova, N. V. (2021). The development of cognitive activity of children in research activities. Vestnik of North-Ossetian State University, 2(2021), 156–165. https://doi.org/10.29025/1994-7720-2021-2-156-165", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 473, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahina, Y. (2019). The influence of dental health education with drama-method on kindergarten school policy-change in dental disease prevention. The 4th Bali Dental Science & Exhibition Balidence 2019, 161–167.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 331, "width": 473, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rasmia M Huew, Rogaia B Alaskandrani, Almuetasim B Farag, & Munya M Khalid. (2023). Influence of parental dental health knowledge and practices on their child’s oral health.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 359, "width": 445, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "GSC Advanced Research and Reviews, 16(3), 196–204.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 372, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.30574/gscarr.2023.16.3.0377", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 396, "width": 473, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rosmalia, D., Zulfikir, Fitri, Z., & Lakmawati, A. (2024). Membentuk Kebiasaan Sehat: Edukasi Gizi dan Kebersihan Gigi untuk Anak Pra Sekolah di Nagari Cingkaring. Jurnal Pengabdian Masyarakat Cendekia Jenius, 1(2), 30–36.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 448, "width": 473, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Singla, N., Acharya, S., Singla, R., & Nayak, P. (2020). The Impact of Lifestyles on Dental Caries of Adult Patients in Udupi District: A Cross-Sectional Study. Journal of International Society of Preventive and Community Dentistry, 10(2), 189. https://doi.org/10.4103/jispcd.JISPCD_293_19", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 513, "width": 473, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sinha, S., Pisulkar, S. G., Nimonkar, S., Dahihandekar, C., Purohit, H., & Belkhode, V. (2022). The Effect of Structured Education Training Program on Oral Health Awareness Among School-Going Children of Central India: A Cross-Sectional Study. Cureus. https://doi.org/10.7759/cureus.27161", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 578, "width": 473, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tomazoni, F., Vettore, M. V., Baker, S. R., & Ardenghi, T. M. (2019). Can a School-Based Intervention Improve the Oral Health-Related Quality of Life of Brazilian Children? JDR", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 606, "width": 445, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Clinical & Translational Research, 4(3), 229–238.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 619, "width": 212, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://doi.org/10.1177/2380084418816984", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 643, "width": 473, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wambier, A. Chibinski, L. Wambier, M. F. de Lima Navarro, & A. Banerjee. (2023). Minimum intervention oral care management of early childhood caries: a 17-year follow-up case report. European Journal of Pediatric Dentistry, 24(1), 20–29.", "type": "List item" } ]
cdd8dd6d-4c0c-c1f5-5e1f-088270d6141b
https://e-jurnal.unisda.ac.id/index.php/Humanis/article/download/1867/1233
[ { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 88, "width": 431, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENGARUH SALES PROMOSION DAN PERSONAL SELLING TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA UD. CIPTA KARYA ABADI LAMONGAN", "type": "Section header" }, { "left": 236, "top": 148, "width": 140, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rahayu Mufiyati 1 , Nawari 2", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 164, "width": 317, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fakultas Ekonomi Universitas Islam Darul ‘Ulum Lamongan E-mail : [email protected] E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 444, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT: UD. Cipta Karya abadi is a company engaged in trading household appliances. Its flagship product is the multipurpose pot CKA POT. Using special and unique concepts in the sales activities of superior products, namely by direct sales, by conducting promotions, introducing products and even directly practicing cooking demonstrations in front of prospective customers. The purpose of this research is to find out the effect of Sales Promotion and Personal Selling partially or simultaneously on Purchasing Decisions. The number of samples in this study were 98 respondents. While the sampling technique used in this study was simple random sampling technique. The data is analyzed using the SPSS program, Variable Sales Risk (X1) = 0,000 <0,05, Personal Selling Variable (X2) = 0,000 <0,05. From the equation above the variable significance of the price is smaller than 0.05, the significance of the Sales Promosion variable is smaller than 0.005 and the significance of the small Personal Selling variable is greater than 0.05, then the X1 variable has a positive effect on Y and X2 has a positive effect on variable Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 279, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Sales Promotion, Personal Selling, Purchasing Decisions", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 375, "width": 445, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK: UD. Cipta Karya abadi merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan alat-alat rumah tangga. Produk unggulannya yaitu panci serba guna CKA POT. Mengunkan konsep khusus dan unik dalam aktivitas penjualan produk-produk unggulannya, yakni dengan penjualan langsung, dengan cara melakukan promosi, memperkenalkan produk bahkan langsung praktek demo masak dihadapan calon konsumen. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Sales Promosion dan Personal Selling secara parsial maupun secara simultan terhadap Keputusan Pembelian. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 responden. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik accidental sampling. Data di analisis dengan menggunakan program SPSS, Variabel Sales Pomosion (X1) = 0,000< 0,05,Variabel Personal Selling (X2) = 0,000 < 0,05. Dari persamaan diatas signifikansi variabel harga lebih kecil dari 0,05, signifikansi variabel Sales Promosion lebih kecil dari 0,005 dan signifikansi variabel Personal Selling kecil besar dari 0,05, maka variabel X1 berpengaruh positif terhadap variabel Y dan variabel X2 berpengaruh positif terhadap variabel Y.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 521, "width": 292, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Sales Promosion, Personal Selling, Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 92, "top": 564, "width": 197, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Latar Belakang Perekonomian indonesia telah memasuki era globalisasi, dimana kemajuan teknologi yang semakin pesat dan adanya perdagangan bebas menyebabkan semakin ketatnya persaingan antar bisnis yang ada. Membuat perusahaan semakin dituntut agar bergerak lebih cepat dalam hal menarik konsumen, sehingga", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 550, "width": 197, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perusahaan yang menetapkan konsep pemasaran perlu mencermati perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembeliannya. Salah satunya dengan media promosi yang diberikan perusahaan dalam rangka menarik perhatian konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 674, "width": 196, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemilihan media promosi yang tepat dan akurat dapat menentukan", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 88, "width": 196, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keberhasilan suatu perusahaan dalam memasarkan produknya.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 101, "width": 197, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Promosi memerlukan lebih dari sekedar perkenalan", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 129, "width": 197, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keunggulan-keuggulan produk, dan harga yang menarik, serta membuatnya dapat terjangkau, akan tetapi kegiatan promosi dimaksutkan untuk dapat melakukan komunikasi dengan konsumen, memperkenalkan, membujuk, mempengaruhi dan mendorong konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 253, "width": 197, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sales promosion adalah salah satu kegiatan promosi untuk melakukan rangsangan kepada konsumen untuk melakukan pembelian. Menurut Kotler & keller (2016: 582) “Sales Promotion adalah insentif jangka pendek untuk mendorong percobaan atau pembelian produk atau layanan termasuk promosi pelanggan”.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 378, "width": 197, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Personal Selling merupakan aspek penjualan melalui proses komunikasi person-to-persen. Penerapan personal selling cenderung bervariasi antar perusahaan, tergantung pada sejumlah faktor, seperti karakteristik produk atau jasa yang dipasarkan (Trijono dan Chandra, 2012: 376).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 488, "width": 197, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "UD Cipta Karya Abadi merupakan distributor panci besar di indonesia yang sudah memiliki berbagai cabang di nusantara yang salah satunya terletak di lamongan. Produk yang diperjual belikan yaitu panci serba guna dengan merek CKA, barang yang dihasilkan merupakan produk sendiri untuk panic pot dan untuk produk panic lainnya dihasilkan melalui impor. Sistem", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 626, "width": 197, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penjualan yang dilakukan dengan tenaga-tenaga sales dan berbagai promosi yang diberikan dalam upaya menarik perhatian konsumen, seperti sales promotion, iklan, door to door dan ke instansi-instansi. Strategi penjualan", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 88, "width": 197, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang dilakukan dalam UD. Cipta Karya Abadi Lamongan untuk menarik keputusan pembelian konsumen yaitu sales promotion dan personal selling. Sehingga peran tenaga penjual sangat berpengaruh dalam memperkenalkan promosi yang diberikan perusahaan kepada konsumen agar melakukan keputusan pembelian.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 226, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Rumusan Masalah", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 239, "width": 197, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Apakah sales promotion", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 253, "width": 182, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan?", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 295, "width": 197, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Apakah personal selling berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan?", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 336, "width": 197, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Apakah sales promotion dan personal selling berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan?", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 392, "width": 113, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Tujuan Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 405, "width": 203, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Untuk mengetahui pengaruh sales promotion terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 460, "width": 204, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Untuk mengetahi pengaruh personal selling terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 516, "width": 203, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Untuk mengetahui apakah pengaruh sales promotion dan personal selling dapat mempengaruhi keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 599, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TINJAUN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 612, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Sales Promosion", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 626, "width": 182, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sales promotion merupakan salah satu dari bauran promosi atau yang biasa disebut promotion mix. Promotion mix adalah “startegi yang paling", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 681, "width": 185, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "baik merupakan dikombinasikan variabel periklanan", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 88, "width": 183, "height": 65, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan satu atau lebih, personal selling dan alat promosi lainnya yang semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan“.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 157, "width": 182, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalau iklan menawarkan alasan untuk membeli, promosi penjualan menawarkan insentif untuk mebeli. Promosi penjualan mencakup alat untuk promosi konsumen (sampel,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 226, "width": 182, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kupon, tawaran uang kembali, potongan harga, cinderamata, hadiah, hadiah", "type": "Table" }, { "left": 218, "top": 253, "width": 70, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berlangganan,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 267, "width": 182, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengujian gratis, garansi, promosi bersama, promosi silang, pajangan di tempat pembeliandan peragaan).", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 322, "width": 101, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Pesonal Selling", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 336, "width": 183, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Personal selling merupakan salah satu metode promosi untuk mencapai tujuan penjualan yaitu membantu konsumen melakukan keputusan pembelian. Dalam operasinya personal selling lebih fleksibel di bandingkan dengan yang lain. Sebab tenaga-tenaga penjual tersebut secara langsung mengetahui keinginan motif dan perilaku konsumen dan sekaligus dapat dilihat reaksi konsumen sehingga mereka langsung mengadakan penyesuaian seperlunya. Menurut Ali Hasan (2013: 604) “Penjualan personal (personal selling) adalah presentasi secara lisan dengan satu atau lebih calon konsumen dengan tujuan melakukan penjualan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 130, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Keputusan Pembelian", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 640, "width": 190, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan Pembelian adalah tahapan dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan melakukan pembelian produk, serta mengkonsumsinya (Suharno: 2010).", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 190, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan pembelian antara satu konsumen dengan yang lainnya berbeda-beda, menurut Schifman dan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 127, "width": 190, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kanuk (2008: 485) “Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 170, "width": 190, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Konsumen sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk pasti memiliki alternatif", "type": "Table" }, { "left": 491, "top": 198, "width": 39, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebagai", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 212, "width": 72, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pertimbangan.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 240, "width": 189, "height": 359, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Kerangka Konseptual Gambar 2.3.2 Kerangka Konseptual Keteragan Parsial Simultan e. Hipotesis H 1 = Sales Promotion", "type": "Picture" }, { "left": 362, "top": 602, "width": 149, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 644, "width": 171, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cabang Lamongan H 2 = Personal Selling berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 271, "width": 168, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SALES PROMOSION (XI) PERSONAL SELLING (X2) KEPUTUSAN PEMBELIAN (Y)", "type": "Picture" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 88, "width": 142, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pada UD. Cipta Karya Abadi Cabang Lamongan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 123, "width": 174, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H 3 = Sales Promotion dan Personal Selling berpengaruh secara bersama sama terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Cabang", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 192, "width": 54, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lamongan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 204, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 204, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kuantitatif. Menurut Sugiono (2017: 7) Metode penelitian kuantitatif yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positifisme,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 338, "width": 173, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Tempat dan Waktu Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 204, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini dilakukan di UD. Cipta Karya Abadi Cabang Lamaongan yang terletak di Jl. Raya Rowo Rejo Gang II, No 22, Babat Banaran, kab. Lamongan. Penelitian di lakukan selama 3 bulan bertahap.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 449, "width": 104, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Objek Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 463, "width": 182, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Objek penelitian adalah sifat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 204, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keadaan dari suatu benda, orang atau yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sifat keadaan dimaksud bisa berupa sifat, kuantitas dan kualitas yang bisa berupa prilaku, kegiatan, pendapat, pandangan penelitian, sikap pro-kontra, keadaan batin dan bisa juga berupa proses. Objek penelitian yang dikaji adalah sales promotion dan personal selling dalam mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada UD. Cipta Karya Abadi Cabang Lamongan.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 642, "width": 183, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 670, "width": 68, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Populasi", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 88, "width": 161, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Mohammad Hasyim (2012: 130) “Populasi adalah subjek yang akan diperlukan dalam penelitian dan akan diungkap gejala, kejadian ataupun datanya, sehingga akan diperoleh kesimpulan secara general dari pokok masalahnya. Berdasarkan dengan hal ini maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah konsumen pada UD. Cipta", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 253, "width": 150, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karya Abadi pada tahun 2018.", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 267, "width": 168, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Sampel Menurut Jusuf Soewadji (2012:131), Sampel adalah sebagian saja dari seluruh jumlah populasi, yang diambil dari populasi dengan cara yang sedemikian rupa sehingga dapat dianggap mewakili seluruh anggota populasi. Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin (Meutia Dewi, 2015:210):", "type": "Table" }, { "left": 419, "top": 544, "width": 35, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "n = 98", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 558, "width": 175, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan perhitungan diatas maka diperoleh jumlah sampel yang akan dijadikan responden sebanyak 98 konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 627, "width": 165, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e. Teknik Pengambilan Sampel", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 492, "width": 182, "height": 215, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling aksidental (Margono: 2014:126) menyatakan bahwa sampling aksidental adalah n = 7.760", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 504, "width": 84, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 +7.760(0,1) 2", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 88, "width": 183, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "teknik penentuan sampel berdasarkan spontanitas, artinya siapa saja secara tidak sengaja bertemu peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri-cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden).", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 198, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "f. Teknik Pengumpulan Data", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 212, "width": 71, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Observasi,", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 212, "width": 193, "height": 342, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yaitu metode pengambilan data dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang diselidiki (Sugiyono, 2013: 203). 2. Wawancara, Yaitu metode pengambilan data dengan melakukan tanya jawab langsung terhadap fenomena yang diselidiki (Sugiono, 2013: 194). 3. Dokumentasi, Yaitu mengumpulkan data dari perusahaan yang berupa dokumen tertulis oleh perusahaan (Sugiono, 2013: 193). 4. Kuisioner, Yaitu merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya, dalam penelitian ini kuisioner akan diberikan kepada pelanggan (Sugiono, 2013:199).", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 571, "width": 128, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "g. Metode Analisis Data", "type": "List item" }, { "left": 102, "top": 585, "width": 86, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Uji Validitas", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 598, "width": 178, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel. Nilai r hitung merupakan hasil dari hubungan jawaban responden kepada masing- masing pertanyaan atau pernyataan setiap variabel yang dianalisis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 695, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan program spss dan", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 88, "width": 175, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "outputnya. Juga merupaka salah satu alat yang digunakan untuk mengukur valid atau tidak valinya suatu kuesioner. Hasil Suatu kuesioner akan dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan dari apa yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2011:52).", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 226, "width": 91, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Uji Reabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 362, "top": 239, "width": 168, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Sugiyono (2017:354) reliabilitas adalah drajat konsistensi data dalam interval waktu tertentu. Pengujian reliabilitas yaitu membandingkan nilai alpha dengan nilai r product moment untuk menghasilkan data yang lebih besar dari angka kritis dalam tabel r product moment maka data tersebut relibel.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 392, "width": 186, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Uji Regresi Linier Berganda Berdasarkan metode penelitian dan untuk menjawab rumusan masalah yang ada, disini peneliti menggunakan statistik dengan perhitungan regresi linier berganda. Menganalisis dengan menggunakan SPSS yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 531, "width": 151, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dimana: Y = Keputusan Pembelian a = Konstanta b 1 = Koefisien regresi sales promotion b 2 = Koefisien regresi personal selling", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 627, "width": 105, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X 1 = Sales promotion X 2 = Personal selling", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 655, "width": 78, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e = standar eror", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 683, "width": 111, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Uji Asumsi Klasik", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 88, "width": 127, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Uji Heteroskedatistas", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 101, "width": 176, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji suatu model apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 321, "width": 93, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2009:105). b. Uji Normalitas", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 348, "width": 176, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Priyanto (2011:277) mengemukakan uju normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai residual terdistribusi secara normal atau tidak.", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 431, "width": 123, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Uji Multikolinieritas", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 445, "width": 175, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Multikolinearitas bertujuan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 176, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Karena model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen Uji Multikolinieritas dilakukan dengan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 642, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "melihat tolerance value atau", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 656, "width": 176, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan menggunakan Variance Inflation (VIF) dari hasil analisis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 683, "width": 141, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan menggunakan SPSS.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 102, "width": 131, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Uji Kelayakan Model", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 115, "width": 182, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Uji F Uji F digunakan untuk menentukan apakah secara serentak variabel independen mampu menjelaskan variabel dependen dengan baik atau apakah variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen secara bersama – sama. (Sugiyono, 2012:234).", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 252, "width": 185, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Koefisien Determinasi (R 2 ) Menurut Ghozali (2016:83) bahwa koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 350, "width": 94, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Uji Hipotensis", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 364, "width": 109, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Uji Persial (Uji T)", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 378, "width": 175, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji T atau ujin koefisien regresi secara persial digunakan untuk mengetahui apakah secara persial variabel independen berpengaruh atau tidak terhadap variabel dependen pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 (α- 0,05) jika tingkat signifikansi t > 0,05.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 516, "width": 40, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 516, "width": 204, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 543, "width": 106, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Hasil Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 557, "width": 86, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Uji Validitas", "type": "List item" }, { "left": 355, "top": 571, "width": 175, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan r hitung dan r tabel.", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 681, "width": 130, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel Hasil Uji Validitas", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 461, "width": 142, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Item r Hitung r Tabel", "type": "Picture" }, { "left": 90, "top": 473, "width": 185, "height": 69, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "X1.1 0,677 > 0, 197 Valid X1.2 0,587 > 0, 197 Valid X1.3 0,802 > 0,197 Valid X1.4 0,800 > 0, 197 Valid X1.5 0,814 > 0, 197 Valid X1.6 0,814 > 0, 197 Valid", "type": "Table" }, { "left": 87, "top": 192, "width": 192, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Item r Hitung r Tabel X2.1 0,757 > 0,197 Valid X2.2 0,358 > 0,197 Valid X2.3 0,548 > 0,197 Valid X2.4 0,610 > 0,197 Valid X2.5 0,376 > 0,197 Valid X2.6 0,537 > 0,197 Valid X2.7 0,447 > 0,197 Valid X2.8 0,548 > 0,197 Valid", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 141, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data Primer diolah", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 226, "width": 182, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari output diatas dijelaskan bahwa N = 98 pada signifikasi 5% diperoleh 0,197 (r tabel), bulir pertanyaan dikatakan valid jika r hitung > r tabel atau nilai p < 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 309, "width": 88, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Uji Reablitas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 322, "width": 183, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini mengunakan cronbach’s alpha. Kuisioner dapat dikatakan reliabel jika mempunyai alpha lebih dari 0,60.", "type": "Table" }, { "left": 130, "top": 419, "width": 135, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel Hasil Uji Reabilitas Variabel X1, X2,dan Y", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 483, "width": 201, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Analisis Regresi Linier Berganda Tabel Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 357, "width": 140, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer diolah", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 385, "width": 169, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y = 6.376 X 1 + (-0,329)X 2 + 1.056", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 399, "width": 175, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari persamaan tersebut diketahui bahwa koefisien regresi Sales promosion (b1) dan personal selling (b2) memiliki koefisien regresi positif. Hal tersebut menunjukkan bahwa Sales Promosion (X 1 ) dan Personal selling (X 2 ) memiliki pengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian (Y).", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 96, "width": 437, "height": 480, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Uji Asumsi Klasik a. Uji Heteroskedastisitas Item r Hitung r Tabel Y.1 0,925 > 0,197 Valid Y.2 0,886 > 0,197 Valid Y.3 0,677 0,197 Valid Y.4 0,925 > 0,197 Valid Y.5 0,541 > 0,197 Valid Y.6 0,925 > 0,197 Valid Y.7 0,429 > 0,197 Valid Y.8 0,553 > 0,197 Valid Variabel Cronbach ’s Alpha N of Items Keterangan Sales Promosion 0,835 6 Realibel Personal Selling 0,620 8 Realibel Keputusan Pembelian 0,879 8 Realibel", "type": "Table" }, { "left": 445, "top": 91, "width": 53, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients a", "type": "Picture" }, { "left": 348, "top": 105, "width": 106, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Unstanda rdized Coefficie nts Stan dardi zed Coef ficie nts", "type": "Table" }, { "left": 464, "top": 199, "width": 29, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T Si g.", "type": "Picture" }, { "left": 502, "top": 128, "width": 89, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Correlations Colline arity", "type": "Picture" }, { "left": 561, "top": 151, "width": 32, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Statistic s", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 176, "width": 249, "height": 165, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "B Std. Erro r Beta Zer o- ord er Pa rti al Pa rt Tol era nce VI F 1 (Const ant) 6.3 76 3.21 0 1. 98 7 .0 50 Sales Promos ion - .32 9 .082 -.326 - 4. 01 5 .0 00 .03 3 - .3 81 - .2 91 .79 6 1. 25 7 Person al Selling 1.0 56 .108 .794 9. 77 7 .0 00 .64 6 .7 08 .7 08 .79 6 1. 25 7", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 345, "width": 185, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 244, "width": 104, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data diolah", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 258, "width": 197, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar Hasil Uji Heteroskedastisitas", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 272, "width": 108, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Manggunakan SPSS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 157, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan melihat tampilan grafik Scaterplot dalam Gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa grafik aceterplot terlihat titik-titik menyebar, maka tidak terjadi atau bebas heteroskedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 382, "width": 93, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Uji Normalitas", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 541, "width": 106, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 555, "width": 174, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diolah Gambar Hasil Uji Normalitas Menggunakan Normal P-plot Dengan melihat tampilan grafik Normal P-plot of Reggresion Startdized Resudal dalam Gambar diatas maka dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan grafik tersebut menunjukkan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 88, "width": 155, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "regresi tidak menyalahi Asumsi Normalitas.", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 265, "width": 155, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar Hasil Uji Normalitas Menggunakan Histogram", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 301, "width": 104, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : Data diolah", "type": "Section header" }, { "left": 355, "top": 323, "width": 175, "height": 204, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari hasil yang terbentuk grfik histrogram dalam Gambar diatas maka dengan ini dapat diambil kesimpulan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal dan grafik tersebut menunjukkan bahwa regresi tidak menyalahi Asumsi Normalitas, jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini memenuhi syarat untuk menjadi model regresi yang baik karena merupakan model regresi yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 640, "width": 105, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Multikolinieritas", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 654, "width": 174, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel Hasil Uji Multikolinieritas", "type": "Text" }, { "left": 382, "top": 667, "width": 38, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients a", "type": "Picture" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 522, "top": 734, "width": 7, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 12, "top": 89, "width": 294, "height": 195, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Unstandardized Coefficients Standa rdized Coeffic ients T Sig. Correlations Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta T Sig. Zero- order Partial Part", "type": "Picture" }, { "left": 12, "top": 175, "width": 299, "height": 93, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tole ranc e VIF 1 (Const ant) 6.376 3.210 1.987 .050 Sales Promo sion -.329 .082 -.326 -4.015 .000 .033 -.381 -.291 .796 1.257 Person al Selling 1.056 .108 .794 9.777 .000 .646 .708 .708 .796 1.257", "type": "Table" }, { "left": 11, "top": 272, "width": 130, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 291, "width": 140, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer diolah", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 319, "width": 182, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Variabel Sales Promosion : 0,796", "type": "List item" }, { "left": 120, "top": 333, "width": 112, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "> 0,1 dan 1,257 < 10,0", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 347, "width": 183, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Variabel Personal Selling : 0,796 > 0,1 dan 1,257 < 10,0 Dari persamaan diatas tolerance lebih besar dari 0,1 dan VIF lebih kecil dari 10,0, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak terjadi multikolinieritas", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 457, "width": 43, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Uji F", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 191, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel Hasil Uji F mengunakan SPSS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 485, "width": 204, "height": 38, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 4.19 diatas dapat dilihat nilai F hitung sebesar 47,900 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 88, "width": 207, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "rendah dari taraf kesalahan 5% dan F tabel sebesar 3,947. Berdasarkan F hitung > F tabel yaitu 47,900 > 3,947, artinya H0 ditolak dan H1 diterima maka dapat ditarik kesimpulan bahwa variabel bebas X1 dan X2 (secara simultan) berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian (Y).", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 210, "width": 198, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Koefisien Determinasi (R 2 ) Tabel Hasil Uji Koefision Determinasi Mengunkan SPSS", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 267, "width": 140, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber : data primer diolah", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 281, "width": 182, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Diperoleh niali Adjusted R Square", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 456, "width": 182, "height": 80, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebesar 0,492 atau 49,2%. Pengaruh variabel sales promosion dan personal selling terhadap keputusan pembelian adalah 49,2%. Sedangkan sisanya (50,8%) dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 553, "width": 146, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Uji Hipotesis Tabel 4.7 Hasil Uji T", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 161, "width": 127, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Uji Kelayakan Model", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 525, "width": 123, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANOVA a Mode l", "type": "Picture" }, { "left": 50, "top": 543, "width": 213, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sum of Squar es df Mean Squar e F Sig . 1 Regress ion 729.2 48 2 364.6 24 47.9 00", "type": "Table" }, { "left": 56, "top": 600, "width": 206, "height": 84, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".00 0 b Residu al 723.1 61 9 5 7.612 Total 1452. 408 9 7", "type": "Table" }, { "left": 42, "top": 689, "width": 218, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dependent Variable: Keputusan Pembelian Predictors: (Constant), Personal Selling, Sales Promosion Sumber : Data primer diolah", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 309, "width": 159, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Summary b Mo del R R Squ are Adjus ted R", "type": "Picture" }, { "left": 371, "top": 332, "width": 153, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Squar e Std. Error of the Estim ate Change Statistics", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 344, "width": 246, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Durb in- Wats on R Squ are Cha nge F Cha nge df1 df2 Sig. F Cha nge 1 1 .709 a .5 02 . 4 9 2 2.759 . 5 0 2 47.9 00 2 95 . 0 0 0 1.91 6", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 430, "width": 207, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Predictors: (Constant), Personal Selling, Sales Promosion Dependent Variable: Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 517, "top": 734, "width": 12, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 149, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer diolah", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 301, "width": 189, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Variabel Sales Promosion = 0,000", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 315, "width": 34, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "< 0,05", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 329, "width": 190, "height": 149, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Variabel Personal Selling = 0,000 < 0,05 Dari persamaan diatas signifikansi variabel sales promosion lebih kecil dari 0,05 dan signifikansi variabel personal selling lebih kecil dari 0,005. Maka variabel X 1 berpengaruh positif terhadap variabel Y dan variabel X 2 berpengaruh positif terhadap variabel Y.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 89, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Pembahasan", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 508, "width": 190, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sales promosion dan personal selling terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan. Berikut ini penjelasan atas jawaban dari hipotesis penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 605, "width": 189, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh sales promosion berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 674, "width": 190, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi 0,000 dengan mengunakan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 88, "width": 189, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "batas nilai signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa sales promosion berpengaruh positif dan signifikan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 143, "width": 189, "height": 38, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 184, "width": 190, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh personal selling berpengaruh positif tan signifikan terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi Lamongan. Hal ini dibuktikan dengan nilai signifikasi 0,000 dengan mengunakan batas nilai signifikan 0,05, nilai signifikan tersebut lebih lebih kecil dari 0,05 yang berarti bahwa personal.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 336, "width": 140, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 333, "top": 350, "width": 67, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 348, "top": 364, "width": 182, "height": 259, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan oleh penulis diatas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1) Variabel sales promosion berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi lamaongan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05). 2) Variabel personal selling berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi lmaongan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifansi 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 626, "width": 175, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Variabel sales promosion dan personal selling berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian pada UD. Cipta Karya Abadi lmaongan. Hal ini dibuktikan dari nilai signifansi", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 111, "width": 201, "height": 169, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Stand ardiz ed Coeffi cients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Consta nt) 6.376 3.210 1.987 .050 Sales Promos ion -.329 .082 -.326 - 4.015 .000 Person al Selling 1.056 .108 .794 9.777 .000 a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian", "type": "Table" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 517, "top": 734, "width": 12, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 88, "width": 154, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 55, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Saran", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 143, "width": 183, "height": 494, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagai alat ukur dari pembahasan skripsi ini penulis dapat menyampaikan saran dengan harapan : 1) Bagi UD. Cipta Karya Abadi lamongan Dari hasil penelitian yang dilakukan, variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keputusan pembelian adalah personal selling. Diharapkan bagi pihak UD. Cipta Karya Abadi lamongan untuk tetap mempertahankan kualitas tenaga penjualanya karena hal tersebut memiliki pengaruh terhadap keputusan pembelian kosumen. Upaya yang sebaiknya dilakukan oleh perusahaan UD. Cipta Karya Abadi lmaongan adalah meningkatkan kualitas produk dan meningkatkan promosi penjualannya agar dapat menciptakan keputusan pembelian konsumen. 2) Peneliti Selanjutnya Untuk melengkapi hasil penelitian ini, sebaiknya penelitian serupa dengan sampel dan obyek yang berbeda agar memperoleh kesimpulan yang lebih lengkap dan dapat dipertanggung jawabkan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 113, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 445, "height": 618, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ade Candra Gunawan dan Febsri Susanti (2017). Pengaruh Bauran Pemasaran dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Maybelline di Kota Padang, Jurnal Ilmu Ekonomi KBP , Edisi 2017. Afaful Umah (2018). Pengaruh Advertising, Sales Promosion, Personal Selling, dan Publikasi", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 184, "width": 168, "height": 66, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Minat Nasabah Dalam Mengajukan Pembiayaan KPR IB Muamalah DI Bank Muamalah KC Surabaya . Skripsi . Fakultas Ekonomi, Universitas Islam", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 253, "width": 204, "height": 246, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sunan Ampel. Bori Damayanto dan Lili Andriani (2018). Pengauh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Produk, Jurnal Economic Education , Vol 2 No. 1 Edisi April 2018 Denta Purnama (2015). Pengaruh Personal Selling dan Sales Promosion Terhadap Keputusan Pembelian Laptop Lenovo di IT Galeri, Jurnal Manajemen Pemasaran, Edisi 30 Oktober 2018. Dian Yudhiarka dan Jony Oktavian Haryanto (2012). Pengaruh Personal Selling, Display, Promosi Penjualan Terhadap Kesadaran", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 502, "width": 175, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merek dan Intensi Membeli Pada Produk Kecantikan Pond,s, Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 529, "width": 175, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekonomi Bisnis , Vol.17 No.2, Edisi", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 543, "width": 204, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Agustus 2012. Jusuf Soewadji (2012). Pengantar metodelogi penelitian. Mitra Wacana Media, Jakarta. Kris Dipayanti (2018). Pengaruh Periklanan Sales Promosion Personal Selling dan Publicity Terhadap Keputusan PembelianProduk Aksesoris Mobil (Study Kasus Kilat Service Medan). Jurnal SMART,", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 681, "width": 88, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol.1 No. 48-52.", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 38, "width": 94, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Humanis Vol. 12 No. 1", "type": "Page header" }, { "left": 517, "top": 734, "width": 12, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 204, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Moh. Azus Shony Azar dan Pudyartono (2019). Modul SPSS, Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 204, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ekonomi, Universitas Islam Draul’ulum Lamongan. Novia Kusuma dan Yuliani Rachma (2018). Personal Selling sebagai Startegi Marketing Layanan Digital ICT, Jurnal Komunikasi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 204, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan Bisnis , Vol 5 No. 1 Edisi Maret 2018. Philip Kotler dan Kavin Lane Keller (2012). Manajemen pemasaran, Jilid 12, Edisi 2. PT Indeks,", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 267, "width": 40, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 204, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Rizky Ageng Kurniasih (2018). Pengaruh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 204, "height": 107, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sales Promotion Media Instagram WARDAH Beauty House Surabaya terhadap Keputusan Pembelian Konsumen, Skripsi , Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya. Sugiono (2017). Metode Penelitian", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 405, "width": 160, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kuantitatif, Kualitatif, Dan", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 419, "width": 160, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R&D, Cetakan kedua puluh", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 204, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lima. Alfabeta, Bandung. Silvia Sofyan (2017). Pengaruh Periklanan, Sales Promosion, Personal Selling dan Publicity", "type": "Table" }, { "left": 120, "top": 488, "width": 168, "height": 66, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terhadap Keputusan Pembelian Produk Aksesoris Mobil (Study Kasus Kilat Service Medan), Jurnal SMART, Vol.1 No.1 : 48- 52, 2017.", "type": "Text" } ]
0d44c6c1-b8e3-8a41-f08c-1be664dcbf87
https://jkw.psdr.lipi.go.id/index.php/jkw/article/download/133/131
[ { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 69, "top": 137, "width": 311, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s Netherlands Indies and Spanish Philippines", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 184, "width": 68, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali 2", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 223, "width": 33, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 97, "top": 247, "width": 268, "height": 300, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Artikel ini menjelaskan bagaimana agama berfungsi sebagai pembenar imperialisme dan antiimperialisme, dengan mengkaji kekuatan imperialis Belanda di Hindia Belanda dan imperialis Spanyol di Filipina pada abad XIX. Pemerintah Kolonial Belanda tidaklah seberhasil pemerintah kolonial Spanyol dalam menjadikan jajahan mereka menjadi bangsa seperti mereka, meskipun agama digunakan sebagai alat dominasi. Bagi Spanyol, agama Katolik menjadi bagian peradaban mereka, dan menjadi bagian penting proyek kolonialisme mereka, sedangkan bagi pemerintah kolonial Belanda, agama Kristen tidak menjadi bagian penting kolonialisme mereka (kenyataan sejarah yang menolak anggapan umum di Indonesia bahwa kolonialisme Belanda dan kristenisasi sangat berhubungan). Misionaris Spanyol di Filipina menguasai daerah koloni melalui metode-metode keagamaan dan kebudayaan, sedangkan pemerintah kolonial Belanda, dan misionaris dari Belanda, harus berurusan dengan masyarakat yang sudah memeluk Islam di daerah-daerah Indonesia. Pemerintah Belanda mengizinkan kristenisasi dalam beberapa kasus asalkan tidak mengganggu umat Islam dan tidak mengganggu kepentingan ekonomi mereka.Akibatnya, mayoritas Filipina menjadi Katolik, sedangkan mayoritas Hindia Belanda tidak menjadi Protestan. Di sisi lain, agama juga berfungsi sebagai kekuatan antiimperialisme,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 571, "width": 342, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1 This paper was presented in a Conference on “Empire and Imperial Control in Comparative Historical Perspective”, Department of History, Harvard University, Cambridge, Massachusetts, March 19-20, 2004.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 598, "width": 342, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "2 Assistant Professor at Religious Studies Department, & Southeast Asian Studies Program (SEATRIP), University of California, Riverside. He can be contacted at muhamad.ali@ucr. edu", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 202, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 1, No. 1, 2010, Hal. 119-140 © 2010 PSDR LIPI", "type": "Page header" }, { "left": 165, "top": 53, "width": 220, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "ISSN 021-4534-555", "type": "Page header" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 69, "width": 268, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "seperti dalam penggunaan pasyon bagi sebagian bangsa Filipina yang Katolik, dan jihad dan ratu adil bagi sebagian masyarakat Hindia Belanda yang muslim. Penafsiran terhadap agama masing-masing dipengaruhi oleh konteks kolonial. Agama mengalami lokalisasi atau pembumian sebelum ia menjadi alat perjuangan antikolonialisme. Agama menjadi sistem budaya simbolik dan praktikal yang mereka butuhkan ketika mereka perlukan. Dalam situasi dibawah imperialisme, agama menjadi alat yang kuat untuk mendukung ketidakpuasan dan harapan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 343, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kata kunci: agama, imperialisme, antiimperialisme, kolonialisme, Hindia Belanda", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 239, "width": 58, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 251, "width": 343, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Empires are created by conquest, and conquerors have always attempted to keep those they have conquered in subservience. This has been achieved by a mixture of simple force and some kind of ideology. It is also assumed that virtually those who live under imperial rule, would stand up against their conquerors (Pagden, 2001. xxi).This paper seeks to demonstrate how religion served to legitimize both imperial control and resistance to empire, by focusing on two imperial cases: the Dutch in the East Indies (today’s Indonesia) and the Spanish in the Philippines, during the nineteenth century, a period of both colonialism and resistance.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 343, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Colonial effects were not confined to areas of physical conquest alone (Stoler, 2002). Colonialism was more than just an economic and military expansion; it was cultural and religious too.The Dutch East Indies Company (VOC), a company with strong commercial motives, was not able to prevent Protestant missionaries from proselytizing in the colony. Spain, endorsing no separation of church and crown, was preoccupied with the catholicization of the natives, from the very beginning of colonization until the end.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 343, "height": 169, "page_number": 2, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "This paper suggests that comparatively speaking, the Dutch colonial in the East Indies were less successful than the Spanish in the Philippines in using religion as an instrument of imperial control because while the former was ambiguous in church-state relationship, the latter prioritized missionary activities over all others since the beginning. Therefore, the Spanish gained a more complete imperial control over the Philippines. This paper also argues that resistance should be understood in the context of colonial transformations resulting from changing colonial policies . The two cases of resistance, the Java War (1825-1830) and the Katipunan Revolution in 1896, represent not only local responses generated by the processes of imperialism but also sustained collective protests involving religious, millenarian leaders. This paper will demonstrate how religion became a crucial instrument of such resistance, although the driving factors were not purely religious.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 70, "width": 254, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Colonial Goals: Between Commercial and Religious", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 82, "width": 343, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "It is well-known among Dutch and Indonesian historians that the underlying motive for Dutch imperial expansion was economic in nature. Externally, the rivalry between European empires, notably Portugal, Spain, British, and French during the sixteenth century, forced Dutch capitalists to conquer the home of spices, the East Indies. Sea power, based on superior ship design and the development of artillery in sailing vassals, was the most decisive advantage of the VOC in the early centuries of its involvement in the East Indies (Th Sumartana, 1993, 1-2). As historian Albert Hima pointed out, it was the secular forces that enabled Dutch merchants of the seventeenth century to gain advantage over their competitors in foreign lands. In addition, the development of capitalism in Holland during the sixteenth and seventeenth centuries contributed to the motive of expansion. During these centuries, for example, Amsterdam, became a center for trade, transportation, and banking (Hima, 1941, 11).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 264, "width": 343, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Since the sixteenth century, the VOC had faced conflicts between the secular capitalists and the missionaries. In all the directives issued by the Dutch central government ( Staten Generaal ) and by the provincial governments (e.g. Staten van Holland ), there was not a single statement on religion. Although there was some tension between religious Orders and the government in the Netherlands, the government had decided not to endorse the union of Church and State (ibid, 27).The Federal Government was dominated by the entrepreneurs and capitalists who prioritized economic over religious zeal. Thus, the VOC initiated expansion into Asia, first and foremost represented the economic power of the capitalists, but later began to move toward the acquisition of political power. As the VOC entered the East Indies archipelago and found local and international rivalries, it had to maintain control and domination. It had to prevent the other Europeans from entering the archipelago economically and politically. Since the spice trade did not prove to be such a bonanza, the VOC turned to establishing a plantation colony in Java. After the founding of Batavia in the islands, the VOC continued to maintain control by claiming that it was the vassal of the indigenous Kingdom of Mataram which had previously dominated most areas in the archipelago (Adas, 1979, 4).For the VOC, Java was the most fertile island and over a period of about eighty years, commercial activity was dominated by VOC (Kumar, 1980, 43).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 343, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Spain, on the other hand, was a “theocracy” in the sense that Crown and Church supported each other de jure and de facto . Some historians have contended that Spain’s initial goals included establishing an entrepot in the Philippines for Chinese and Japanese trade, converting China and Japan to Christianity as well as the “heathen people” of the archipelago (later called the Philippines) to Christianity. Of the three goals only the last one, missionary ambition, proved realizable because the intervention of the Dutch ultimately", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "dashed to pieces Spanish interests in the Spice Islands, and the commercial and spiritual conquest of China and Japan was to prove a chimera (Phelan, 1967, 7,13-4). Spain seriously considered withdrawing from her involvement in the islands because the islands were far from Spain and did not yield the riches found in the New World. It was the Roman Catholic Church which insisted on Spain’s maintaining this colony in Asia. Although few Spanish settlers went to the Philippines, missionaries of the religious orders entered the islands in significant numbers. These missionaries saw in the islands a real opportunity for establishing a solid base of Catholicism in Asia (Deats, 1967, 14-5).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 200, "width": 343, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Although a small merchant oligarchy reaped good profits, the Spanish colonial government produced an annual deficit and the treasure of Mexico had to pay this deficit (Phelan, 3-4). More than any other single factor, a religious commitment kept the Spanish state in the economically profitless colony of the Philippines. Thus, the religious motivation for staying in the Philippines was much more important than the economic one. As Gregorio Zaide has argued, “even though in the pacification of the Philippines, missionaries and conquistadores worked side by side, economic wealth and political grandeur were to Spain secondary colonial aims.” (Zaide, 1957, 158- 9).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 343, "height": 224, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "From the very beginning of the conquest, the goals of Spain and of the Roman Church were inseparably linked. Soon after Captain Ferdinand Magellan arrived in Cebu on March 16 th , 1521, Cebu’s King Humabon was baptized on April 14 and mass baptism followed. Later that same day, “in the presence of Filipinos and Spaniards, Magellan solemnly planted a huge wooden cross on the summit of a hill overlooking the sea, and took the possession of the country in the name of Spain.”(Zaide, 115). It was in 1571 that Spain, under King Philip II, succeeded in firmly establishing her sovereignty through the efforts of Miguel Lopez de Legaspi. Legaspi was accompanied by a group of Augustinian missionaries who immediately began intensive missionary labor. Shortly afterward, in 1577, the Franciscans came to the islands. The Jesuits and Dominicans came in 58, and finally the Recollects arrived in 606. Through these five religious orders, Catholicism was firmly planted on Filipino soil due to the number of working missionaries and to the number of conversions. Although at first conversion was slow, with only one hundred baptisms during the first five years, by 622 there had presumably been over half a million baptisms (Deats, 15).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 343, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The above motives and goals had a significant impact on how the colonial government designed its colonial bureaucracy and policies. A major impact resulted from the use of religion as an instrument of control. The extent to which religion served to legitimize imperial control also depended on circumstances in the colonies, as shall be demonstrated in the following section.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 69, "width": 195, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Colonial Bureaucracy and Missionaries", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 343, "height": 195, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In his general account of the expansion of the West, Philip D. Curtin argued that it was primarily Europe’s administrative technology that enabled the colonial powers to control the colonies. Curtin further argued that imperial control was of little use to the colonial power unless it could administer the conquered territories cheaply and effectively in ways that suited imperial interests (Curtin, 2000, 32-4). But Curtin was only concerned with secular organization and understood imperial control merely in terms of economic cost- benefit calculation. It is true that in the case of the Dutch colonial bureaucracy in the East Indies, the secular (i.e. the commercial) government dominated and when the government eventually approved missionary activities in the colony, it did not regard religion as an indispensable instrument of imperial control. In the case of Spanish bureaucracy, however, secular and religious activities were closely intertwined and Spain didn’t pay as much attention to the cost of maintaining her armies as to her support for greater success of conversion.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 343, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Unlike the Spanish, the Dutch bureaucracy in the East Indies was formally secular in the sense that there is no union of church and state prevailed. The VOC was a government of merchants acting to promote mercantile interests. Religion was not a VOC priority. Thus, for example, Jan Pieterszoon Coen (1587-1629), the architect and administrator of Dutch power in the East Indies, after his arrival in the region in October 1613, wrote:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 365, "width": 279, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Should we try to make Christians of the Ternatanes or take what is ours by right from them even with force, if need be?... Say in reply that in the Moluccas at present religion should by all means be left alone. We must maintain our right to export cloves �� by force even �� but in respect to other matters we should turn a blind eye to a great deal (H.T. Colenbrander, 1934, 463. in Steenbrink, 1993, 61).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 455, "width": 343, "height": 130, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Coen’s main argument revolved around the perceived impossibility of any long-term cooperation with the Muslims. Coen did not explicitly support plans to convert the Muslims. The rare cases in which Coen speaks of spreading Christianity concerned mainly non-Islamic villages, the Christianization of which would help in the struggle with Islam. In most cases he prefers discussing the consolidation of Christianity. In 1627 Coen proposed a number of suggestions, “all of them contributing, that is, to the promotion of God’s Holy Word and crushing what is left of the infidel religion of the Moors there”. However, Coen was not responsible for any large-scale schemes for Christianizing the East Indies and certainly no concrete initiative (ibid).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 585, "width": 343, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Later, governor-general Van der Capellen (1816-26) still focused on economic and political controls. He was conservative in the sense that he moved towards complete government control of the economy, rather than", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "the opening up of Java to Western economic influence. He had planned to suppress the principalities of Yogyakarta and Surakarta and to abolish the post of regency ( bupati), but he did not succeed. He attempted to maintain the Dutch monopoly of key cash crops, such as coffee and sugar, and forbade Chinese and Europeans to trade freely while also prohibiting the continued lease of land to Europeans in the principalities in May 1823. By introducing these measures, he hoped to pave the way for complete government control of the economy and administration in Java (Knight, 2000; Carey, 1980, 61-3).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 172, "width": 343, "height": 260, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "It was not until 1855 that the government issued a law to legalize missionary activities in the colony under certain conditions. Moreover, “whenever the permission is found harmful, or its conditions not adhered to, the permission may be revoked by the Governor General” (Vandenbosch, 1944, 46-7). However, despite the fact that the government did not legalize missionary activities in the East Indies until 1855, Christian proselytizing occurred in the seventeenth century. The missionaries believed that they were obliged to spread their religion across regional boundaries. Hugo Grotius published a short summary of the Christian faith which he hoped would be a guide for sailors for their own spiritual salvation and for the dissemination of Christianity. The translation of the Bible into Malay language was actively pursued. The Malay text of the New Testament was first published in 688, and a translation of the entire Bible was finished in 734. A seminary was founded in Batavia in 1742 with a goal of educating evangelists for Java and Eastern region (Th. Sumartana , 2). Ministers in the Indies conducted services in Malay, because VOC settlements were polyglot communities in which Portuguese and Malay rather than Dutch were the lingua franca (Kilgour, 1935; Latouratte 1939, in Kipp, 1990, 25-6). A numbers of conversions to Christianity occurred only in isolated cases, including in Batavia, Ambon, Menado, and Timor (ibid ).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 432, "width": 343, "height": 195, "page_number": 6, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Especially during the nineteenth century, Muslims in the East Indies became more connected to the Middle East and this was seen as a threat to Dutch imperial dominance. The number of Muslim pilgrims to Mecca and that of Arab settlers in Java increased, resulting in a stronger Islamic identity among the Javanese leaders and society. In a Javanese chronicle Serat Centini, Islamic orthodoxy became part of the Javanese sense of cultural identity. External wars, such as the Crimean War (1854-56) between the Ottoman Turks and Russians, also caught the imagination of the Javanese. The fortunes of the Turkish armies were eagerly followed and each victory of the Turks was celebrated with prayers and offerings (Carey, 99). It was not until the nineteenth century that the Dutch governors had to deal with the “Islamic question”. There were two different positions that the Dutch colonial governors took. Some supported Christianization as a means of containing the development of Islam in the East Indies, whereas others did not see the need to convert the Muslims to Christianity and argued in favor of maintaining the", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 248, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "secular, economic character of the Dutch colonialism.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 343, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "For the supporters of Christianization, there were many reasons to pursue a mixture of political and religious goals, aimed at securing the region economically and politically, securing the spice monopoly in the peripheries and stopping or containing the spread of Islam (Hendrik E. Niemeijer, in Holtrop & Mcleod, 2000, 32-49). For a number of Christian Dutch scholars, such as van J.V.L. Gericke, N. Adriani, Alb.C.Kruyt, and Hendrik Kraemer, Christianization and colonialism constituted a mutual beneficial (Suminto, 1985,17-8).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 343, "height": 195, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In the nineteenth century, many Dutchmen, both at home and in the Indies, had great hopes of eliminating the influence of Islam by the rapid Christianization of the majority of Indonesians. These hopes were partly anchored in the widespread Western belief in the superiority of Christianity to Islam, and partly in the assumption that the syncretic nature of Indonesian Islam at the village level would render conversion to Christianity easier in Indonesia than elsewhere in Muslim lands. While not as closely allied with missionary enterprises as had been the Spanish government, Dutch government at times fell under strong pressure from religious parties in parliament. The Netherlands Constitution eventually allowed Christian missions, both Roman Catholic and Protestant, to operate in Indonesia, and missionary work in the colony was subsidized by public funds. According to historian Harry J. Benda, in spite of such governmental assistance, Christianity was able to spread only very slowly, and only among Indonesians living in areas which had not previously been Islamized (Benda, 1958, 19-20).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 343, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The most passionate promoter of Christianization was perhaps A.W.F. Idenburg (86-935, ruled 909-9), influenced by Abraham Kuyper (839- 1920), who promoted Christianization alongside with secular economic projects in the Indies. Idenburg connected the idea of the Netherlands as a Christian Power to its ‘moral calling’ in Indonesia. But Idenburg was not a missionary in the strict sense; he did not use his office for ecclesiastical activities. In fact, he repeatedly stated that according to him there was a clear distinction between church and missions on the one hand, and the state on the other hand (Pieter N. Holtrop, in Holtrop & Mcleod (eds), 2000, 142-56).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 343, "height": 130, "page_number": 7, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The most influential government adviser was Snouck Hurgronje (1857-1936), who disagreed with overt Christianization of local Muslims, but recognized the need to deal with the “Islamic question”. An expert on Islam and local languages, Snouck founded the Office for Native Affairs. In dealing with Islamic affairs, he appointed religious judges, the leaders and preachers of the main mosques and organized other Islamic matters (Karel Steenbrink, 1993,89). Snouck Hurgronje’s recommendations for an “Islamic policy” envisaged a division of Islam into a religious and a political sphere. With regard to the former, Snouck counseled in favor of toleration (spelled out in terms of neutrality vis-à-vis religious life), for pacification and for", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "stability. Suppression was to be stopped and no obstacles were to be placed on the pilgrimage to Mecca. In the political sphere, the Dutch were to distance themselves from religious affairs as long as they did not pose a political threat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 343, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Furthermore, according to Snouck, the application of the twin policies of tolerance and vigilance would go hand in hand with Dutch support for those social elements not under the sway of Islamic fanaticism: the adat chiefs and the priyayi- elites on Java (Benda, 23-4). Snouck stressed the importance of adat (customary law) institutions and the necessity of a close alliance between the colonial government and the priyayi elite in Java. At the same time, he recognized the limitations of the adat and its inability to withstand the pressures of Islam. He sought instead to facilitate the process of Westernization in Java by freeing the Javanese elite from “the narrow confines of the Islamic system” and by allowing them to participate fully in Dutch culture. This entailed an expansion of Dutch education and the opening of the colonial administration and politics to qualified Indonesians. Snouck thus hoped to steal a march on Islam in terms of modern development and to wean the bulk of religious leaders in Java away from Islamic militancy by governmental noninterference in specifically religious affairs. His hope that the priyayi elite could guide the process of Westernization and modernization in Java proved unrealistic. A few regent families did indeed enjoy the benefits of Western education but their links with the vast mass of the Javanese population had already been severed by the impacts of colonialism. Westernization merely heightened their isolation and ineffectiveness (Carey, 103).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 343, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Unlike the Dutch government, the Spanish crown, from the early days of conquest, officially supported missionary activities. The missionaries were occupied with secular and religious activities. Moreover, Spanish religious orders did not have to deal directly with the “Islamic question” in the northern Philippines, although they had to face Muslims’ resistance in the south.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 445, "width": 343, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "As the Spanish conquered Cebu, Luzon, and other islands, the Spanish government established colonial bureaucracy, complete with an army, navy, police, ecclesiastical administration, provincial administration, and municipal administration. In terms of ecclesiastical administration, the union of church and state which prevailed in Spain, was also practiced in the Philippines. The church was supported by taxation. The clergy drew their salaries from the state. The Spanish priests enjoyed great political power and prestige. Besides being the guardians of the Christian religion, they were the paladins of Spanish sovereignty in the Philippines.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 343, "height": 65, "page_number": 8, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The head of the religious administration was the Archbishop of Manila, who exercised general supervision and control over all religious affairs of the colony. He was appointed by the Pope upon recommendation of the King of Spain. Under him were the bishops, who were heads of their respective dioceses; and below these bishops were the parish priests, who were in charge", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 91, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "of the parishes. The priests usually had assistants called coadjutors, who were young priests. The Church exercised religious, political, and judicial functions. Its religious functions were the propagation and preservation of Christianity. Its political functions came out of its union with the State. All clergymen enjoyed political power and prestige. The judicial functions of the Church were discharged by the Archbishop’s Court and the Holy Inquisition (Zaide, 177-8).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 159, "width": 343, "height": 234, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In such system , the real authority in the Philippines towns was the parish priest, “the virtual ruler of the town”. The parish priest controlled the local elections, and usually the one elected to the office of gobernadorcillo (governor), was his protégé , or one who was his personal choice. Furthermore, he was also in charge of education, charities, social welfare, and other activities of the community. He was the inspector of taxation (tribute), the chief examiner of the bright pupils in the public schools, the arbiter of morals, and the censor of books, comedies, and dramas in the language of the country. He certified as to the character and civil status of the quinto (every fifth man drawn by lot to serve in the army). Finally, he was also the adviser of the municipal council. His recommendations on all matters affecting the town, were heeded by the provincial and central authorities. (Zaide, 132). “The padre,” wrote the traveler Dr. Jagor, “is frequently the only white man in his village, probably the only European for miles around. He becomes the representative not only of religion, but of the government; he is the oracle of the Indians, and his decisions in everything that concerns Europe and civilization are without appeal. His advice is asked in all important emergencies and he has no one whom he in his turn can consult.” (Jagor, 119, in Zaide, 132).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 343, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The King sent more and more friars of different religious orders to the Philippines at the request of those already residing in the Philippines. To prevent rivalry and conflict between these different orders, these orders were delegated to different towns (Virginia Benitez Licuanan and Jose Llavador Mira (eds), Book 5, 1991, 526). The King ordered the friars to construct the monasteries in various towns at the expense of Spain, but also asked the Filipino natives to contribute their labor for the construction of the buildings (The order of His Majesty, Antonio de Eraso, 13 May 1579, in Licuanan and Mira (eds), book 3, 1991, 317-8).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 343, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Since the early centuries of conquest, the Spanish missionaries had been busy converting local people. They were not only evangelizers but also linguists and philologists, masters of the Filipino vernaculars (Zaide, 147). Moreover, the missionaries also served as builders of roads, bridges, forts, irrigation dams, and other public works. For example, Frays Francisco Paula Marquez and Francisco Roxas were Agustinian builders of the road between Dagami and Tanauan. Father Antonio Sedeno, a Jesuit missionary-architect, built the first stone fortifications of Manila. The missionaries also introduced new plants and animals into the Philippines and taught the Filipinos new", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 39, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "industries and crafts. Dr. Laubach said, “Immense was their value to the Islands in the transfer of animals and plants to the Philippine from Spain and Mexico.” (Zaide, 191-2).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 343, "height": 247, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The missionary orders brought to the Philippines not only the Catholic faith, but also cultural contributions. Missionaries played a crucial role in various fields, including industries, education, printing, libraries and museums, social welfare, literature, music, science, and art. For example, Father Manuel Plaza contributed to Philippine economic progress by promoting the cultivation of bananas in Bohol. The missionaries founded schools and colleges. It is true that the early Spanish missionaries were responsible, to a certain extent, for the destruction of the ancient Filipino writings. But the Spanish education facilitated the Filipino assimilation to the Latin alphabet, the Spanish language and culture, together with the Christian religion. The early missionaries also converted their convents into “schools of art” and taught the Filipinos the rudiments of Western painting and sculpture. (ibid, 192-3). Religion was stressed in all school curricula. Other subjects were Spanish language, Spanish history, music, morality and classical studies. There were no courses in Philippine history and civics, Filipino culture, and national language (ibid, vol.2, 89-90). In short, the missionaries regarded themselves as ‘civilizing agents”. Hispanization rose to prominence in almost all aspect of social, political, and cultural life of the Filipino throughout the period from the sixteenth century to the nineteenth century.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 343, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "While the Catholic missionaries gave many contributions toward giving shape and direction to the building of the Philippines, the passing of years unfortunately also saw the church play an increasingly detrimental role in the islands. By the end of the nineteenth century the church, as represented by the religious orders, was seen by the local leaders of the Philippines as one of their enemies, and anticlericalism became one of the dominant factors in the Philippines Revolution. The following section will demonstrate how religion played a crucial role in resistance movements in the East Indies and the Philippines during the nineteenth century.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 295, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion and Resistance: Java War and Katipunan Revolution", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 343, "height": 130, "page_number": 10, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "As a result of European colonialism, new groups, ideas, objects, and organizational patterns were introduced into non-Western societies, where they altered and threatened the positions of previously established groups. As Michael Adas has argued, the theory of relative deprivation is well-suited to the comparative study of social protest and rebellion (Adas, 1979, 44). Dispute over land tenure had social, religious, and psychological implications that extended far beyond the obvious factors of production and subsistence (See Scott, 1976). The displacement of elite groups also had multifaceted effects as these groups had previously played economic, social, political and religious roles. Religion was all-pervasive, and in times of stress all men were warriors.", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Javanese peasants did not relate to their indigenous rulers in merely political ways; among other things the king functioned as administrator, military commander, custodian of Javanese culture, and mediator between the forces of cosmos and the terrestrial realm (Adas, 45-6).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 120, "width": 343, "height": 182, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "For three and a half centuries, Dutch colonialism created economic, political, and cultural transformation in different regions of the East Indies in varying degrees. In Java, the central place of Dutch control, such transformations were felt most acutely. The period from 1800 to the Java War (1825-30) was a turning point in the history of Java. Culturally and economically, the period witnessed a remarkable extension of European influence on Javanese society. Before the nineteenth century, contacts between Dutch officials and the local inhabitants had been mainly confined to the administrative elite. By the 820s, however, the impact of the colonial administration had begun to make itself felt at the village level, and nearly the whole Java had passed under the direct control of the colonial government. At the turn of the nineteenth century, Java was divided between areas administered directly by the Dutch East India Company and the two independent principalities of Yogyakarta and Surakarta in Central Java (Carey, 1980, 45-6).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 343, "height": 260, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Historians have proposed a number of reasons for Prince Dipanagara’s resistance to the Dutch. The reasons include economic hardship due to the heavy burden of taxes, rent system, forced labor, and land annexation by the Dutch government, political instability due to a threatening Dutch intervention in the Yogyakarta and Surakarta courts, leadership conflicts within the court, and the worsening position of the native elites (Steenbrink, 1984,17-8). Dutch historian Justus M. van der Kroer and Javanese historian Sagimun, shared the suggestion that the main reasons were political and economic, but they also pointed to religious factors. Prince Dipanagara saw how Islamic and traditional Javanese customs degenerated rapidly due to the Western influences. The declining adherence to Islamic and Javanese traditions and immorality at the court attributable to the influence of the Dutch, forced Dipanagara to the conviction that reform was imperative. The first step toward reform would be to purify Islam and its practices in Java and thus to eliminate the source of the crisis. Under these circumstances, Dipanagara proclaimed himself panatagama (religious leader) who combined the secular and the religious elements. The religious element was clearly evident; Islamic-mystical symbols were used before and during the war. Dipanagara prophesized from the Koran (Holy Scriptures) the evil that befalls the Dutch officials (van der Kroef, 949, 443,470; Sagimun M.D., 1960).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 343, "height": 65, "page_number": 11, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Prince Dipanagara was an Islamic-syncretic mystic. For his followers, Dipanagara represented an Islamic ascetic piety ( Ricklefs,1998,341-2). He was educated in Islamic law and Koran exegesis; one of his teachers made the pilgrimage to Mecca and others had lived for some period in the Holy City. At the same time, Dipanagara was encouraged to make pilgrimages to", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 143, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "various shrines and holy places associated with the Mataram Dynasty. Prince Dipanagara grew up in Yogyakarta, but mostly at the village of Tegalrejo where he obtained his Islamic education (Soekanto, 1959,15-6). Although he visited his family at the court, he was most of the time brought up to live apart from the court and established close contacts with the religious communities in the area. He often criticized the court when it fell under the influence of the Dutch, and his connections with important religious figures afforded him widespread local support during the early stages of the Java War (Carey, 63- 5). To Dipanagara, the colonial order posed challenges to indigenous ritual and religious order. The Dutch posed a threat to the rule of Muslim princes in Java.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 343, "height": 156, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "More than anything, religious, moral, and cultural crises eventually prodded Dipanagara and his adherents into open revolt. Western lifestyle, disrespect of Islamic law and tradition, and immorality were perceived as a threat to religious order. Thus, for example, Prince Dipanagara bitterly castigated a resident who merely “enjoyed eating and drinking and followed Dutch ways.” (ibid, 68). The number of local regents who had been Westernized greatly worried Dipanagara. Elements of the Western life-styles such as drinking and dress were strikingly threatening to the traditional and Islamic life-style of the Javanese Muslim community ( Steenbrink, 1984, 18). From this can be understood why Dipanagara was later seen to have represented as an Islamic-Javanese-nationalist resistance to Western civilization brought about by the Dutch in the East Indies (van der Kroef, 1949, 424).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 343, "height": 260, "page_number": 12, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The influence of religion played a crucial role in the course of the fighting, because the religious communities had suffered the same economic and social constraints as their contemporaries in the court towns and the countryside. The attitude of Christian Europeans, especially governmental civilian and military personnel, towards Javanese Muslims appeared disdainful and insulting. Government actions against respected religious teachers in Central Java aroused considerable local resentment. Moreover, the legal reforms by governor-generals were viewed by religious communities ( santri , students and kiyai, teacher) and even by the court elite as an unjustifiable infringement on the sovereignty of Javanese-Islamic law. The combination of these factors helped to reinforce a sense of common identity in the face of what the religious communities saw as ‘ religious persecution’ on the part of the European government (Carey, 1981, xlv-xlvi). In addition, the Sultan was regarded as the sole link between man and the cosmos, and as such essential for the maintenance of harmony between the heavenly and terrestrial realms. The advance of Dutch power threatened a potential separation of religious and political, sacred and secular authority. These distinctions were seen as alien to the community of believers ( ummat ). Thus, no group in Java resisted Dutch expansion more tenaciously that the Muslim scholars ( ulama ), teachers ( kiyai ), and those who made the pilgrimage to Mecca ( haji ). In Prince Dipanagara", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "11", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 145, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "these diverse groups found a patron and defender (Adas, 58). How did Dipanagara and his followers use religion to legitimize their resistance? They used Islamic symbols such as kafir to refer the infidels (i.e. the Dutch official). Of further interest is the fact that the Islam of Dipanagara and his followers was a localized, syncrectic Islam. The appeal and ability of Dipanagara to mobilize widespread support were rooted in his personality, revelations and millenarian visions. He proclaimed himself as Sultan and Ratu Paneteg Santagama (the King who stands as the supreme arbiter of religion). He dressed in the garb (turban) of a Muslim leader engaged in the holy war ( jihad or perang sabil)� His followers were surrounded by the gilded umbrellas, inscribed banners, and the pomp and ceremony befitting the entourage of a Javanese monarch (Adas, 143).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 343, "height": 97, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The factor which enhanced his support immeasurably was the widespread belief that he was the Javanese Messiah, the Ratu Adil, who would institute a rule of truth and plenty after a period of decline. This belief, probably derived in Java from a Hindu cycle, was expressed in Javanese literature in the recensions of the prophecies of the legendary King of Kediri, Prabu Jayabaya (Carey, 70). In his proclamations and pleas for support from the nobility and the general populace, Dipanagara emphasized his belief that he was the leader of a holy crusade to drive out the infidel Dutch from Java (Adas, 58-9, 97).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 308, "width": 343, "height": 181, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In his chronicle ( babad ) , Dipanagara describes the serious visions that was began when he was a young man. On several occasions, he was visited by such revered figures as the Goddess of the Southern Ocean ( Nyai Roro Kidul ) and the Muslim holymen ( walis ) to whom the conversion of Java to Islam was attributed. On these encounters, he learned great sufferings and struggles ahead and was told that he would someday become a King. He also records that he was addressed by many titles, including Erucakra (“Just King”), Lord of the Faith, and Khalif of the Prophet of God. These claims were widely accepted by both his noble and peasant followers as well as by Muslim religious figures who flocked to his cause. As befits a millenarian figure, Dipanagara’s early escapes and recovery from battle wounds convinced his followers that he was invincible and invulnerable (Adas, 99, 128). The Java war ended in 1830 with the capture of Dipanagara in Java. He was exiled to Sulawesi and died there. But his resistance to the Dutch was continued by his followers in Java and other places in the archipelago.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 488, "width": 343, "height": 97, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "In the Philippines, the story was somewhat different. Filipino revolution was closely tied to a system of belief adopted from Spain. Jose Rizal portrayed in Noli Me Tangere (published in Berlin in 1887) how Catholicism had been pervasive and the priests were important in local society. For example, one important character in the novel , named Ibarra, said: “I am Catholic and I keep pure the faith of my fathers.” (José Rizal, 1997, 172). But not unlike the Java war, resistance and revolution in the nineteenth century’s Philippines was largely religious in nature.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 343, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Economic, political, cultural, moral, and religious aspects were mixed. Increasing population, dissemination of the pasyon, the discrimination practiced by the Spanish clergy, rising rice prices, an economic recession,", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 455, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "an increasingly unfair tax burden, the Cuban revolution, and the growing incapacity of the Spanish bureaucracy, all helped to trigger resistance (Steinberg, 2000, 64). Yet, the peasant communities expressed their discontent against the Spanish regime through religious idioms. Popular movements were largely framed in religious rather than secular terms. It was not “aberration”, to use Reynaldo Ileto’s phrase, “but occasions in which hidden or unarticulated features of society reveal themselves.” Ileto argues that “the mass experience of Holy Week fundamentally shaped the style of peasant brotherhood and uprising.” In particular, the pasyon offered a language and a metaphor for expressing the suffering and hope within peasant society. Christ’s pasyon was an intensely personal and understandable experience for the Filipino, and a string of peasant leaders, such as Andres Bonafacio, who founded the Katipunan in 1892 (a Tagalog abbreviation for the Highest and Most Respectable Association of the Sons of the People) and led movements of both political and religious significance. Bonafacio’s retreat to the caves of Mount Tapusi during Holy Week, caves claimed to be those of the Tagalog folk hero Bernardo Carpio, was a symbolic act of vital importance. To the Katipunan, independence ( kalayaan ) and redemption were one (ibid., 58-63). Internal issues within the religious institutions also triggered hatred against the colonial Spanish. Tensions emerged between the regular clergy and Filipino clergy (Eliodoro G. Robles, 1969, 43-4). A number of political measures adopted by the Spanish clergy, resulted in creating or deepening an antagonism between the Spanish regular clergy and the native secular clergy which rapidly degenerated into a national and racial enmity. Together with the development of a native clergy were the visitation controversy and the secularization controversy (Horacio de la Costa, 1969, 103-4). The Council of Trent in 1564 mentioned that any priest serving a parish should be subject to the authority of the bishop. In addition, bishops and archbishops had the right to supervise parishes within their respective jurisdictions. Despite this ruling, however, the power of the Spanish religious orders was such that there was no way of implementing secularization (the replacing of a regular by a secular priest). The friars became powerful and irreplaceable in the Philippines. These later became crucial background of anticlericalism and nationalism in the Philippines during the nineteenth century. In 1890, Jose Rizal wrote to Ferdinand Blumentritt:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 534, "width": 283, "height": 90, "page_number": 14, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "I wanted to hit the friars, but since they used religion not only as a shield but as a weapon, protection, castle, fort, and armor, etc., I was forced to attack their false and superstitious religion to fight the enemy who hid behind it…God should not be utilized as a shield and protector of abuses, and there is less reason for religion to be used for this purpose. If the friars really had more respect for their religion they would not often use its sacred name or expose it to the most dangerous situations. What is", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 68, "width": 283, "height": 57, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "happening in the Philippines is terrible: they abuse the name of religion for a few pesos, preach it to enrich their properties, to seduce an innocent maid, to destroy an enemy, and to disturb the peace of a marriage or family, if not the honor of the wife (Epistolario Rizalino 1938, 528 in Majul, 1969, 159-60).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 135, "width": 343, "height": 247, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "The major dispute concerned the issue of canonical visitation and it developed into the issue of possession of the parishes. Later in the 19 th century, it acquired a racial and political color because the Filipino secular priests were denied the rights and privileges granted to the Spanish friars. The native priests increased in number and quality, in the sense that they are educated and well-trained. In many instances, they showed superiority, intellectually and morally, over the Spanish friars in charge of the parishes. Thus, for example, on June 27, 1864, the young Father Jose Burgos published in Manila a defense of the Filipino clergy entitled Manifesto to the Noble Spanish People which the Loyal Filipinos Address in Defense of Their Honor and Loyalty that Have Been Grievously Offended by the Newspaper “La Verdad” of Madrid� This was one example of how the Filipino clergy suffered injustices and racial discrimination. Out of this conflict, it developed a grievance against Spain, which became one of the causes of the propaganda reform movement (1872- 1892) and later of the Philippine Revolution of 1896. (Zaide, vol.2, 40-9). The martyrdom of Father Burgos, Gomez, and Zamora who were accused by the Spanish government to have fomented a revolt at the Cavite Mutiny in 1872, reinforced the growing grievances against Spain among the natives. This contributed to revolution (Steinberg, 83).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 343, "height": 182, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "How did Catholicism serve to legitimize the Philippine revolution? As it has been shown above, religious conversion was crucial to the consolidation of Spanish power in the Philippines. Catholicism affected in large measure the structuring of the patterns of authority and submission in the history of colonial society. It shaped as it solicited the terms of native surrender, just as in later years. It would lend itself to the formation of idioms of native resistance to colonial rule. For example, one of the Katipunan leaders ( Katipunero ), Genaro de los Reyes wrote the following: “For three generations, the Spaniards have been enslaving the Philippines. Now they are irritable a lot and they kill anyone who comes out in defense of reason. They came as conquerors, and along with the members of the religious orders, they trampled upon our lives and seized our properties. Using religion as a mean of deceiving the people, they appropriated our land and resources…” (in Santiago V. Alvarez, 992, 160).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 343, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religious language was now widely employed, in a way that the Spanish priests neither welcomed nor expected. Thus, for example, Emilio Jacinto, who was acclaimed by his people as the ‘brains of the Katipunan’, and the ‘Moses of the Filipino people’ wrote in his ‘ Ang Maling Pagsampalataya’ (False", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 80, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Belief), as follows:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 92, "width": 279, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "By false belief we wish to say a blind belief in what another say…. And they who do not practice any of its teachings of Christ, call themselves men of Christ?", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 135, "width": 279, "height": 135, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Christ said: love one another; you are all brothers and equal. And the love of those who call themselves Christians consists in defrauding and robbing their fellowmen, and equality and fraternity they practice by exploiting their similars (sic) and absconding with their wealth….He who wishes to call himself a disciple and man of Christ must imitate him in his humility, kindness, and love for his fellowmen….God is the father of humanity…hence the true respect and obedience to God consists in respect, love, and obedience to the dictates of reason, and to them we must just all our acts, words, and movements, because reason originates with God himself… (Ibid.,42-3; also Agoncillo, 1956, 16).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 280, "width": 343, "height": 273, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thousands were attracted to these teachings of the Katipunan. The harsh methods used by the friars, especially in the execution of Jose Rizal, only brought the people closer together and ensured the advent of a revolution. Religion and revolution were inextricably interwoven in this instance. On the side of Spain, the religious orders were aligned with those forces seeking to stop the revolution and preserve the status quo. On the side of the Philippines, the abuses practiced by the friars topped in the list of grievances that people articulated against the colonial power. Anticlericalism, strong in Latin America and Europe at that time, easily found its way to the Philippines where magnified religious abuses were rampant. While it was not the only rallying cry over the revolution, all other issues �� independence, equality, justice, freedom, and land reform �� they were related to the question of religion, because of the wide scope of the friars’ power and concomitant abuses. The religious orders remained aligned until the end with the forces of reaction that were stifling Philippine nationhood. As Emilio Aguinaldo, who became the first President of the Philippine Republic, said, “it is a widely known and notorious fact, recognized by all the foreigners who have studied Philippine affairs, that the primary causes of the Philippine revolution were the ecclesiastical corporations which, taking advantage of the corrupt Spanish government, have robbed the country, preventing progress and liberty.” (Report of the Philippine Commission, 1900, I, 130, in Deats, 1967, 41).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 553, "width": 343, "height": 65, "page_number": 16, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Despite of the fact that the majority of the Filipinos professed loyalty to the Church , the revolution was directed against the friars. Yet, as Richard Deats suggested, this anticlericalism was directed solely toward the foreign priests. The Filipino priests, who had not been in any position of power or prestige within the Church, did not suffer from the people’s anticlerical feelings. Three", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 195, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "of their Fathers, Burgos, Gomez, and Zamora, had been the first martyrs of the revolution (executed in 1872) and native priests felt the sting of racial discrimination by the foreigners (ibid., 42). This discrimination against the Filipino clergy was of primary concern, as it was the Filipino clergy that had attained a level of education which ought to have enabled them to take their place alongside their Spanish counterparts (John N. Schumacher, SJ, 1981, 31; John. N. Schumacher, SJ, 1991, 23-30). Moreover, the revolutionaries did not direct their movement against the Roman Catholic Church as such. The Spanish friars tried desperately to convince the people that efforts against the religious orders were actually rebellion against the Church. The revolutionary leaders however held that “they fought the friars and not the Church and that if the Church was endangered, the blame was to be laid on the friars who obstructed the formation of a Filipino clergy whose business was to see to it that the interests of the Church in the Philippines were protected.” (Deats, 1967, 42).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 343, "height": 130, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Reynaldo Ileto has persuasively demonstrated the persistence of an ideology of resistance based on Spanish-Christian notions of suffering and paradise. Ileto has shown how ideas of revolution and independence of the Katipunan were expressed in the idiom of the pasyon� Thus, as Ileto puts it, “the history of the Filipino people was seen in terms of lost Eden, the recovery of which demanded the people’s participation in the pasyon of Mother Country. Initiation rituals involved transformation of loób, a rebirth in the brotherhood, a passage from darkness to light. And paradise became kalayaan �� not only independence from Spain but enlightenment, prosperity, and true brotherhood.” (Ileto, 1998, 254).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 343, "height": 208, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Reynaldo Ileto further argued that the Spanish missionaries taught a mystified and ‘other worldly’ version of Christianity to indoctrinate and subdue the Filipino people for their Spanish overlords. However, Filipinos interpreted Christianity in terms of their own cultural practices and beliefs, rather than adopting the Spanish perspective. Filipinos were able to articulate in the language of Christianity a means for expressing their own values, ideals, and hopes for liberation from their colonial oppressors. As Vicente L. Rafael has argued, language played an important role in shaping the diversity of meanings pertaining to the Spanish friars and to the native Christian converts. Rafael emphasized the differences between Spanish and Tagalog ways of signifying that would problematize the former’s claims of power over the latter based on the translation of their language and the “conversion of their bodies and souls”. Rafael suggested that the Tagalog reception of colonial rule, as evidenced by their rapid conversion to Christianity, was premised on a sense of what it meant to submit to and negotiate with authority in ways that were considerably at odds with Spanish expectations (Rafael, 1984).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 343, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Although there was a common religious identity among the Spanish friars/priests and the native priests/people, each group had reinterpreted", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Christian ideas in its own way (Andaya, 2001, 59). An example of this is Isabelo de los Reyes Florentino’s book (1899, Madrid) entitled “The religion of the Katipunan which is the religion of the ancient Filipinos” (Isabelo de Los Reyes Florentino, 980). In this regard, the conflict between the colonizer and the colonized was powerful and deeply felt.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 343, "height": 78, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Thus, Filipinos used Catholicism to formulate resistance to Spanish colonialism. From the Spanish perspective, the pasyon was to discourage the natives from enriching and educating themselves to the point that they might constitute a threat to colonial rule. From the Filipino perspective, the pasyon was understood in the view of their own world, a world of suffering and hope, independence and redemption.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 225, "width": 60, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 343, "height": 156, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "This paper has attempted to demonstrate how religious identifications served to legitimize both imperial control and resistance to empire. This paper has demonstrated that during its colonial rule, especially in the nineteenth century, Dutch failed to make the East-Indies to be Dutch to a similar extent that the Spanish succeeded to make the Philippines Spanish. In both cases of colonialism, religion was a crucial instrument by which to maintain and strengthen domination over a colonized people. For the Spanish, Catholicism was part of their Hispanic civilization and therefore it needed to be part of their colonial projects. To be Hispanic was to be Catholic. By contrast, although Dutch missionaries were able to convert certain sections of the Indonesian population to Christianity, the Dutch government did not conceive proselytization to be a vital part of the colonial enterprise.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 343, "height": 169, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Spanish missionaries attempted to control the natives through various religious and cultural means, without any suspicions that the natives would use the religious teachings they acquired to resist colonial authority. Pasyon of Christ was the most influential teachings of the missionaries that the natives received and used it for their own purposes. Spanish missionaries managed to convert the majority of the natives they encountered and they maintained their control through ongoing Christianization. The Dutch, on the other hand, struggled to deal with an already Islamized Indonesia. The Spanish believed that Christianization and colonialism were inextricably linked, whereas the Dutch government only allowed missionaries to perform their duties on the condition that they did not threaten economic interests. The Spanish worked among people practicing local religions, while the Dutch missionaries faced an, at the time, antagonistic world religion.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 343, "height": 66, "page_number": 18, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Why was Spain more successful in using religion as an instrument of imperial control? As a theocratic state, the Spanish made Catholic missionary activity its priority, whereas the Dutch had to face internal debate at home over the legality of the Protestant missions abroad and did not surreptitiously support the missions until the late nineteenth century (although some", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "missionaries had decided to convert the Indies, despite government restrictions).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 343, "height": 106, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Moreover, in terms of bureaucracy, Spanish missionaries dealt with both religious and secular affairs, whereas the Dutch separated the two. Consequently, Spanish missionaries interacted directly with local people, while the Dutch largely interacted with the elite (regents and aristocrats). The extent of Christianization was wider and more popular in Spanish case than in that of the Dutch East Indies. Consequently, the Christianity impact on Indonesia was far less severe than was the case in the Philippines, partly because the Christian missions never received a similar level of state support.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 201, "width": 343, "height": 159, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Imperialism was accompanied by local resistance and in both cases, the colonized used religion, as they interpreted and localized it, to legitimize resistance to the colonials (See Reynaldo Ileto, 1999, 193-244). They interpreted religious symbols and teachings in their own way and used them as an instrument for their anticolonialism. The Javanese Muslims used Islamic symbols such as kafir (to be interpreted as infidel) and jihad (to be understood as holy war) as well as local Javanese idioms such as Panatagama (religious leadership) and Ratu adil (just rule). In a different way, the Filipino revolutionaries used the passion of Christ during the Holy Week and reinterpreted the teachings in the Bible to strengthen their sense of discontent and hope, love and reason, freedom and justice. Thus, religion became localized before it became an instrument of resistance to colonial powers.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 360, "width": 343, "height": 93, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion had become part of the natives’ worldview. They lived as they understood life through interactions with the outside world. Conversion entailed a plethora of adaptations of the new religion; resistance to colonialism was merely a facet. Moreover, religion constituted both abstract and practical cultural system on which man could depend on times of need. In regard of political, economic, and cultural crisis, religion became a powerful mean to legitimize discontent and hope. l", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 467, "width": 342, "height": 51, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "References Adas, Michael. 1979. Prophets of Rebellion: Millenarian Protest Movements against the European Colonial Order . Chapel Hill: The University of North Carolina Press,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 342, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Agoncillo, Teodoro A. 1956. The Revolt of the Masses: The Story of Bonifacio and the Katipunan . Quezon City: University of the Philippines.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 342, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Algadri, Hamid. 1984. C�Snouck Hurgronje: Politik Belanda terhadap Islam dan", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 557, "width": 191, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Keturunan Arab . Jakarta: Sinar Agape Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 570, "width": 343, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Alvarez, Santiago V. 1992. The Katipunan and the Revolution: Memoirs of a General with the Original Tagalog Text, trans. Paula Carolina S. Malay. Manila: Ateneo de Manila University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 343, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Andaya, Leonard Y. 2001. “Ethnicity in the Philippine Revolution” in", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 68, "width": 318, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Florentino Rodao & Felice Noelle Rodriguez (ed.). The Philippine Revolution of 1896: Ordinary Lives in Extraordinary Times . Manila: Eteneo de Manila University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 343, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Benda, Harry J. 1958. The Crescent and the Rising Sun: Indonesian Islam under the Japanese Occupation 1942-1945 . The Hague & Bandung: W.van Hoeve", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 133, "width": 18, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ltd.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 343, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Carey, P.B.R. 1980. “Aspects of Javanese History in the Nineteenth Century” in Harry Aveling (ed.). The Development of Indonesian Society: From the Coming of Islam to the Present Day . New York: St. Martin’s Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 185, "width": 343, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "________1981. Babad Dipanagara: An Account of the Outbreak of the Java War (1825-30): The Surakarta Court Version of the Babad Dipanagara . Kuala Lumpur: Arts Printing Works Sdn. Bhd.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 343, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Costa, Horacio de la. 1969. “The Development of the Native Clergy in the Philippines,” in Gerard H. Anderson (ed.). Studies in Philippines Church History . Ithaca & London: Cornell University Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 342, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Curtin, Philip D. 2000. The World and the West: The European Challenge and the Overseas Response in the Age of Empire . Cambridge: Cambridge University", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 289, "width": 26, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 342, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Deats, Richard L. 1967. Nationalism and Christianity in the Philippines (Dallas:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 315, "width": 166, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Southern Methodist University Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 328, "width": 343, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Florentino, Isabelo de Los Reyes. 1980. The religion of the Katipunan which is the religion of the ancient Filipinos , trans. by Anaelete de Roma. Manila:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 354, "width": 119, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "National History Institute.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 343, "height": 78, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Hima, Albert. 1942. The Dutch in the Far East: A History of the Dutch Commercial and Colonial Empire . Michigan: George Wahr Publishers. Holtrop, Pieter N. 2000. “The Governor a Missionary? Dutch Colonial Rule and Christianization during Idenburg’s Term of Office as Governor of Indonesia (1909-16)”, in Pieter N. Holtrop & Hugh Mcleod (eds). Missions and Missionaries . Woodbridge & Rochester: Ecclesiastical History Society", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 445, "width": 92, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "& The Boydell Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 343, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ileto, Reynaldo Clemena. 1998. Pasyon and Revolution: Popular Movements in the Philippines, 1840-1910, fifth edition. Manila: Ateneo de Manila University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 343, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "________1999. “Religion and Anti-Colonial Movements”, Nicholas Tarling (ed.). The Cambridge History of Southeast Asia, vol�III, from 1800 to the 1930s, . Cambridge: Cambridge University Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 343, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kipp, Rita Smith, The Early Years of A Dutch Colonial Mission: The Karo Field� Ann Arbor: The University of Michigan Press, 1990.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 343, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kroef, Justus M. van der. 1949. “Prince Diponegoro: Progenitor of Indonesian Nationalism”, The Far Eastern Quarterly , vol.8, No.4 (August)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 343, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Kumar, Ann. 1980. “Development in Four Societies over Sixteenth to Eighteenth Centuries“ in Harry Aveling (ed.). The Development of Indonesian Society:", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 36, "width": 272, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Religion, Imperialism, and Resistance in Nineteenth Century’s", "type": "Page header" }, { "left": 380, "top": 35, "width": 16, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 68, "width": 317, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "from the Coming of Islam to the Present Day . New York: St. Martin’s Press, 1980.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 94, "width": 342, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Licuanan, Virginia Benitez, and Jose Llavador Mira (eds). 1991. The Philippines Under Spain: A Compilation and Translation of Original Documents book V. Manila: National Trust for Historic and Cultural Preservation of the Philippines.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 343, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Lombard, Denys. 1990. Le Carrefour Javanais: Essai d’Histoire Globale, 3 volumes. Paris: Editions de l’Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales. Luhulima, C.P.F. 1971. Motip-motip Ekspansi Nederland dalam Abad Keenambelas� Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 198, "width": 343, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Majul, Cesar Adib. 1969. “Anticlericalism during the Reform Movement and the Philippine Revolution”, in Gerard H. Anderson (ed.). Studies in Philippines Church History , Ithaca & London: Cornell University Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 343, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "McKenna, Thomas M. 1998. Muslim Rulers and Rebels: Everyday Politics and Armed Separatism in the Southern Philippines . Berkeley, Los Angeles,", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 263, "width": 147, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "London: University of California.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 343, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "M.D., Sagimun. 1960. Pahlawan Dipanegara Berjuang . Jogyakarta: Departemen P.P & K.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 342, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Nadeau, Kathleen M. 2002. Liberation Theology in the Philippines: Faith in a Revolution . Westport: Praeger.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 328, "width": 343, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Niemeijer, Hendrik E. 2000. “Political Rivalry and Early Dutch Reformed Missions in Seventeenth-Century North-Sulawesi (Celebes)” in Pieter N. Holtrop & Hugh Mcleod (eds). Missions and Missionaries . Woodbridge &", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 343, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Rochester: Ecclesiastical History Society & The Boydell Press. Pagden, Anthony. 2001. Peoples and Empires: A Short History of European Migration, Exploration, and Conquest from Greece to the Present . London:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 406, "width": 106, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Weidenfeld & Nicolson.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 419, "width": 343, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Phelan, John Leddy. 1967. The Hispanization of the Philippines: Spanish Aims and Filipino Responses 1565-1700 . Madison, Milwaukee & London: The University of Wisconsin Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 458, "width": 342, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Rafael, Vicente Leuterio. 1984. Contracting Christianity: Conversions and Translations in Early Tagalog Colonial Society . Ph.D. thesis, Cornell University, August.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 497, "width": 343, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Ricklefs, M.C. 1998. The Seen and Unseen Worlds in Java, 1726-1749: History, Literature, and Islam in the Court of Pakubuwana II . Honolulu: University of Hawaii Press & Allen & Unwin.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 536, "width": 342, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Rizal, José. 1997. Noli Me Tangere (trans. Soledad Lacson-Locsin). Honolulu: University of Hawaii Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 562, "width": 342, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Robles, Eliodoro G. 1969. The Philippines in the Nineteenth Century . Quezon City: Malay Books Inc.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 342, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Scott, James C. 1976. The Moral Economy of the Peasant: Rebellion and Subsistence in Southeast Asia . New Haven & London: Yale University Press �", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 35, "width": 60, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Muhamad Ali", "type": "Page header" }, { "left": 56, "top": 34, "width": 16, "height": 14, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "10", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 68, "width": 343, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "SJ., John N. Schumacher. 1981. Revolutionary Clergy: The Filipino and the Nationalist Movement, 1850-1903 . Quezon City: Ateneo de Manila University Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 107, "width": 343, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "_________1991. The Making of a Nation: Essays on Nineteenth-Century Filipino Nationalism . Quezon City: Ateneo de Manila University Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 133, "width": 342, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Soekanto. 1959. Hubungan Diponegoro-Sentot . Jakarta: P.T. Soeroengan. Steenbrink, Karel A. 1984. Beberapa Aspek tentang Islam di Indonesia abad ke-XIX .", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 159, "width": 121, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Jakarta: P.T. Bulan Bintang.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 172, "width": 342, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "_________1993. Dutch Colonialism and Indonesian Islam: Contacts and Conflicts 1596-1950 (trans. by Jan Steenbrink & Henry Jansen ). Amsterdam: Rodopi.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 211, "width": 342, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Knight, G. Robert. 2000. Narratives of Colonialism: Sugar, Java, and the Dutch . Huntington: Nova Science Publishers, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 237, "width": 342, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Steinberg, David Joel. 2000. The Philippines: A Singular and A Plural Place .", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 250, "width": 157, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Boulder & Oxford: Westview Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 263, "width": 343, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Stoler , Ann Laura. 2002. Carnal Knowledge and Imperial Power: Race and Intimate in Colonial Rule . Berkeley, Los Angeles, Berkeley: University of California", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 289, "width": 31, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 302, "width": 343, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Sumartana, Th. 1993. Mission at the Crossroads: Indigenous Churches, European Missionaries, Islamic Association and Socio-Religious Change in Java 1812- 1936 . Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 342, "height": 39, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Suminto, Aqib. 1985. Politik Islam Hindia Belanda . Jakarta: LP3ES. Vandenbosch, Amry. 1944. The Dutch East Indies: Its Government, Problems, and Politics . Berkeley & Los Angeles: University of California Press.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 380, "width": 343, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 453, "page_height": 680, "text": "Zaide, Gregorio. 1957. Political and Cultural History of the Philippines, 2 volumes. Manila: Philippine Education Company.", "type": "Text" } ]
dee1a28a-dc0a-9f9b-dcb3-ebf528a61dd4
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/methodika/article/download/242/393
[ { "left": 166, "top": 38, "width": 355, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Jurnal METHODIKA, Vol. 6 No. 2 SEPTEMBER 2020 P-ISSN : 2442-7861 E-ISSN :2614-3143", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 630, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 66, "width": 409, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "MENDETEKSI SECARA OTOMATIS OBJEK GERAKAN BERDASARKAN GAUSSIAN MIXTURE MODEL MENGGUNAKAN APLIKASI MATLAB", "type": "Section header" }, { "left": 129, "top": 105, "width": 322, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Aldina Syahfaridzah, Adelia Kartika Panggabean, Nabila Ayu Ardiningsih", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 119, "width": 203, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Fakultas Teknik & Komputer, Universitas Harapan Medan, Medan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 145, "width": 395, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 174, "width": 57, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 198, "width": 459, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Automatically detects moving objects on a pedestrian video, each object will be detected by counting objects that appear at the beginning of the video based on a number. In detecting this object, the model used is the Gaussian Mixture Model whose performance is very effective if applied to any area that occurs in an object motion detected in the video. In this study, the Gaussian Mixture Model is used to model the background colors of each pixel. To facilitate the detection of this object, the Matlab 2016 application is also used, this application helps facilitate detection based on the size that will be adjusted according to the object to be detected.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 291, "width": 392, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Keywords: Detecting Moving Objects, Gaussian Mixture Model, Matlab 2016 Application.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 325, "width": 120, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 339, "width": 224, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Pada era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi terjadi sangat pesat terutama dibidang Multimedia, dimana masyarakat dituntut untuk mampu mengikuti perkembangan dari teknologi yang ada. Dengan memanfaatkan komputer untuk menggabungkan teks, video, audio, dengan menggunakan tool yang memungkinkan pemakai berinteraksi, berkomunikasi dan berkreasi (Hofstetter, 2001 isi mendeley). Teknologi sekarang menjadi kebutuhan dan dapat memberikan kemudahan pada penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 467, "width": 224, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Dalam mendeteksi sebuah objek menggunakan algoritma pengurangan latar belakang yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak objek yang terdeteksi dari suatu video dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan Gaussian Mixture Model dan Aplikasi Matlab dimana gerakan tersebut secara otomatis juga akan bergerak secara Slow Motion .", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 553, "width": 221, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gaussian Mixture Model adalah komponen fungsi Gaussian dalam menghasilkan Multi-Model Density yang terdiri dari threshold yang berdeda, dimana Model ini merupakan sebuah tipe Density Model . (Amaluddin, Muslim, & Naba, 2015) Menurut Stauffer dan Grimson, Gaussian Mixture Model", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 303, "width": 223, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "merupakan salah satu Model Statistik yang sangat populer dan paling sering digunakan pada kasus Adaptive Background Substraction di dalam video yang dapat beradaptasi dengan perubahan Background yang terjadi. (Parinduri, 2018) Aplikasi Matlab adalah bahasa pemrograman tingkat tinggi yang dapat digunakan untuk melakukan pengembangan algoritma, membuat aplikasi ataupun model dan dikhususkan untuk mengolah visualisasi, pemrograman dan komputasi numerik. Aplikasi matlab ini juga merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh MathWorks .", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 447, "width": 223, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Penelitian ini diambil dari kasus yang terdapat di Mathwork dan menguji coba nya dengan menggunakan objek yang berbeda dengan objek yang digunakan pada kasus tersebut atau pada kasus tersebut hanya menggantikan objek yang ada, yang pada pembuatan kasus ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dari contoh pada kasus sebelumnya dan m mendapatkan hasil yang lebih dari contoh pada kasus sebelumnya dan mendapatkan hasil yang lebih dimengerti.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 573, "width": 144, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "II. KAJIAN LITERATUR", "type": "Section header" }, { "left": 299, "top": 585, "width": 218, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Pada penelitian ini menggunakan indikator manfaat dari Gaussian Mixture Model , yang digunakan untuk mendeskripsikan piksel dan background.", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 38, "width": 355, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Jurnal METHODIKA, Vol. 6 No. 2 SEPTEMBER 2020 P-ISSN : 2442-7861 E-ISSN :2614-3143", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 630, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 59, "width": 220, "height": 227, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Hasil adaptasi dievaluasi dengan proses Standard Deviation, Weight, dan Means . Dimana semakin kuat penghalusan yang terjadi pada citra berarti menandakan semakin lebar distribusi kernel gaussian dan semakin besar nilai standar deviasi. Model ini juga menjadi suatu algoritma yang berfungsi dalam memodelkan distributor gaussian dengan berparameter variance dan mean . Variance merupakan ukuran dari pembesaran nilai pada set data, sedangkan Mean merupakan titik pusat dari distribusi gaussian . Untuk suatu set data Gaussian Mixture Model dapat memodelkannya lebih dari satu Gaussian dan dapat memodelkan set data yang ada menjadi sebuah fungsi probabilistik, hal tersebut merupakan salah satu kelebihan dari Gaussian Mixture Model . Gaussian Mixture Model adalah komponen fungsi Gaussian dalam menghasilkan Multi-Model Density yang terdiri dari threshold yang berdeda, dimana Gaussian Mixture Model ini merupakan sebuah tipe", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 289, "width": 225, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Density Model . Gaussian Mixture Model berhubungan dengan suatu piksel, setiap piksel mempunyai Gaussian Mixture Model nya masing- masing dan warna piksel yang didapat dari suatu inputan yang dihasilkan dari data yang telah dioalah.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 358, "width": 220, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gaussian Mixture Model ini adalah salah satu bagian dari metode Background Subtration , yang dimana model ini mampu menerima multimodal Background misalnya objek yang bergerak secara lambat, menghapus dan memperkenalkan objek dari suatu latar. Model-Model Gaussian Mixture Model terbentuk dalam data warna piksel berdasarkan dari waktu, maka Gaussian Mixture Model membentuk dua komponen utama, ialah Model Background dan Model foreground .", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 485, "width": 220, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Dengan nilai Threshold dari Background yang sudah ditentukan, Dimana Model Background adalah Model yang mencerminkan suatu latar dari area yang diamati dan Model Foreground adalah Model yang mencerminkan suatu objek dari area yang diamati. Berikut adalah contoh Model Background dan Foreground .", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 185, "width": 185, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 1. Contoh Model Distribusi Background", "type": "Caption" }, { "left": 312, "top": 328, "width": 185, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 2. Contoh Model Distribusi Foreground", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 350, "width": 221, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Pada tahapan pemilihan distribusi Background digunakan rumus :", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 398, "width": 69, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Keterangan : T = Batas Skala", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 433, "width": 153, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 445, "width": 219, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Model Gaussian Mixture Model , dimana manfaat dari Model Gaussian Mixture Model ini sebagai indikator dalam penelitian yang telah dibuat. Responden pada penelitian ini adalah semua objek bisa berupa manusia, benda dan objek lainnya yang bergerak dan terdeteksi dari video yang akan diteliti dengan menggunakan aplikasi matlab sebagai alat yang akan digunakan dalam penelitian dari objek yang berbeda dengan objek yang ada yang terdapat pada kasus sebenarnya. Dengan menggunakan tahapan Motion Detection sebuah citra yang tertangkap di dalam video akan digunakan sebagai bahan utama dalam suatu proses analisa.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 606, "width": 218, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Dalam melakukan penelitian ini selain berpedoman dengan kasus sebelumnya, penulis juga melakukan", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 38, "width": 355, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Jurnal METHODIKA, Vol. 6 No. 2 SEPTEMBER 2020 P-ISSN : 2442-7861 E-ISSN :2614-3143", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 630, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 59, "width": 220, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "metode untuk menambah wawasan yang akan dibuat dalam penelitian dimana tahapan tersebut merupakan tahapan teknik pengumpulan data. Pada tahapan ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan menyempurnakan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian yaitu dengan menggunakan dokumen tertulis dalam berbagai buku-buku dan juga referensi yang berkaitan dengan materi yang dibahas dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 174, "width": 174, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 185, "width": 220, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Pada tahapan ini dilakukan penyajian tentang hasil dari data-data uji coba yang telah dilakukan pendeteksian dan pelacakan dari video yang meliputi beberapa objek dan dalam tahapan ini akan dijelaskan secara singkat tentang beberapa tahapan pengujian dalam sistem. Pada tahapan kasus ini video yang akan dideteksi dan dilacak menggunakan format (*.mp4), dan akan lebih baik jika video yang digunakan tersebut memakai format (*.avi). A. Filter Gaussian Mixture Model", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 312, "width": 220, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Hasil yang diperoleh dari uji coba atau penelitian ini menunjukkan bahwa model ini adalah suatu metode yang memperlihatkan perubahan nilai piksel yang stabil terhadap gerakan yang berulang- ulang atau terhadap perubahan pencahayaan dari video yang di uji. Gaussian Mixture Model tidak selalu mendeteksi dengan akurat, Gaussian Mixture Model dapat mendeteksi atau dapat melakukan pelacakan pada semua objek yang bergerak.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 415, "width": 220, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Maka, jika hanya ada satu objek yang ingin di perhitungkan harus dipastikan video yang akan diuji tidak terdapat objek yang bergerak lainnya sehingga pada tahapan uji coba objek yang terdeteksi sesuai dengan target utama.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 609, "width": 147, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 3. Contoh Model Foreground", "type": "Caption" }, { "left": 299, "top": 59, "width": 218, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Dalam contoh model foreground ini terlihat ada satu objek yang akan di deteksi. Jika bentuk Foreground Mask yang terdeteksi dalam Gaussian Mixture Model terlihat lebih bagus atau lebih sempurna maka sedikit noise yang terjadi pada tahapan uji coba ini dikarenakan hasil dari video yang diuji tidak terdapat gangguan atau bayangan- bayangan dari objek lain yang bergerak, Gaussian Mixture Model tidak selalu dapat beradaptasi dengan baik pada perubahan Foreground atau lingkungan seperti gangguan dari bayangan- bayangan pada objek yang ada.B. Hasil Segmentasi", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 197, "width": 218, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Pada tahapan ini akan diketahui hasil dari objek yang telah diteliti, pada tahapan ini Gaussian Mixture Model dan Aplikasi Matlab akan mendeteksi atau melacak video dengan memperhitungkan jumlah objek yang bergerak di dalam video yang diuji. Berikut merupakan contoh hasil dari segmentasi yang dilakukan dengan beberapa objek.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 421, "width": 164, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 5. Hasil Segmentasi Pada Objek 1", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 586, "width": 187, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 6. Hasil Segmentasi Mask Pada Objek 1", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 38, "width": 355, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Jurnal METHODIKA, Vol. 6 No. 2 SEPTEMBER 2020 P-ISSN : 2442-7861 E-ISSN :2614-3143", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 630, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 182, "width": 164, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 7. Hasil Segmentasi Pada Objek 2", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 326, "width": 187, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gambar 8. Hasil Segmentasi Mask Pada Objek 2", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 348, "width": 220, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Dari gambar hasil segmentasi diatas terlihat bahwa ada dua objek bergerak yang terdeteksi atau terlacak dengan menggunakan algoritma pengurangan latar belakang dan berdasarkan oleh atau melalui Gaussian Mixture Model dan Aplikasi Matlab, yaitu pejalan kaki dan pesepeda. Terdapat latar belakang atau bingkai yang menghitung berapa jumlah objek yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 440, "width": 220, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Kesalahan pada pendeteksian dan pelacakan dapat diminimalisir menggunakan video dengan objek gerak yang lebih teratur dan lebih kompleks. Pada pendeteksian ini juga menggunakan operasi morfologi, yang bertujuan untuk mengurangi gerakan-gerakan yang sepertinya tidak perlu untuk dideteksi atau disegmentasi dan memperkecil bentuk dimensi pada objek agar sesuai ukurannya meskipun hasil segmentasi tidak menghilangkan noise sepenuhnya namun ini sedikit membantu membuat hasil segmentasi yang lebih sempurna.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 578, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 589, "width": 220, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi atau melakukan pelacakan dari sebuah objek menggunakan algoritma pengurangan latar belakang", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 59, "width": 218, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "yang bertujuan untuk mengetahui berapa banyak objek yang terdeteksi dari suatu video yang dapat dilakukan secara otomatis dengan menggunakan Gaussian Mixture Model dan Aplikasi Matlab. Penelitian ini diambil dari kasus yang terdapat di Mathwork dan menguji coba nya dengan menggunakan objek yang berbeda dengan objek yang digunakan pada kasus tersebut. Setiap objek bergerak yang terdeteksi akan dihitung jumlahnya menggunakan bingkai. Dari gambar hasil segmentasi diatas terlihat bahwa ada dua objek bergerak yang terdeteksi atau terlacak dengan menggunakan algoritma pengurangan latar belakang dan berdasarkan melalui Gaussian", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 220, "width": 218, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Mixture Model dan Aplikasi Matlab, yaitu pejalan kaki dan pesepeda.", "type": "Text" }, { "left": 299, "top": 243, "width": 218, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Saran bagi penelitian selanjutnya adalah diharapkan rumus penjabaran pada Gaussian Mixture Model lebih diperjelas, materi pendeteksian objek bergerak yang dilakukan", "type": "Table" }, { "left": 299, "top": 277, "width": 218, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "selanjutmya menggunakan jenis video yang berbeda dan diperjelas dengan kata-kata yang mudah dimengerti banyak kalangan.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 335, "width": 99, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 346, "width": 228, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[1]. Airlangga, U. (2019). PENGARUH PENERIMAAN SISTEM PEMBAYARAN E-CASH DENGAN MENGGUNAKAN TAM ( TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL ) TERHADAP INTENSITAS TRANSAKSI NON TUNAI Victor", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 404, "width": 152, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Jonathan Mahubessy . 3 (2), 160–165.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 427, "width": 228, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[2]. Amaluddin, F., Muslim, M., & Naba, A. (2015). Klasifikasi Kendaraan Menggunakan Gaussian Mixture Model (GMM) Dan Fuzzy Cluster K Means (FCM). Jurnal EECCIS , 9 (1), pp.19-24.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 485, "width": 228, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[3]. Ansari, R. D., Purnama, B., Si, S., & Sthevanie, F. (2014). Penerapan dan Analisis Sistem Penghitungan Orang Menggunakan Adaptive Gaussian Mixture Model dan Local Binary Pattern Implementation and Analysis of People Counting System Using Adaptive Gaussian Mixture Model and Local Binary Pattern. EProceeding of Engineering , 2 (2), 6008–6015.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 588, "width": 229, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[4]. Himawan, F., & Al Fatta, H. (2012). Pembuatan Video Klip “Terbang” Oleh “Flourescent Band” Dengan Menggunakan Teknik Stop Motion. Data", "type": "List item" }, { "left": 166, "top": 38, "width": 355, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Jurnal METHODIKA, Vol. 6 No. 2 SEPTEMBER 2020 P-ISSN : 2442-7861 E-ISSN :2614-3143", "type": "Page header" }, { "left": 508, "top": 630, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 211, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Manajemen Dan Teknologi Informasi (DASI) , 13 (4), 17.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 93, "width": 230, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[5]. Munawaroh, Y. F., & Salamah, I. (2018). Analisa Perbandingan Algoritma Histogram of Oriented", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 116, "width": 212, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Gradient ( HOG ) dan Gaussian Mixture Model ( GMM ) Dalam Mendeteksi Manusia . 251–255.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 230, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[6]. Parinduri, I. (2018). Model dan Simulasi Rangkaian RLC Menggunakan Aplikasi Matlab Metode Simulink.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 230, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[7]. Journal of Science and Social Research , 1 (1), 42–47.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 208, "width": 230, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[8]. Prakoso, D. H., Purnama, B., & Sthevanie, F. (2015). Penghitungan Orang dengan Metode Gaussian Mixture Model dan Human Presence Map Studi Kasus : Penghitungan Orang di dalam Kelas . 2 (1),", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 254, "width": 50, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "1562–1573.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 277, "width": 230, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "[9]. Putra, D. K., Iwut, I., & Atmaja, R. D. (2017). Simulasi Dan Analisis Speaker Recognition Menggunakan Metode Mel Frequency Cepstrum", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 312, "width": 212, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "Coefficient (mfcc) Dan Gaussian Mixture Model (gmm). EProceedings of Engineering , 4 (2), 1766–", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 335, "width": 128, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "1772. Retrieved", "type": "Table" }, { "left": 265, "top": 335, "width": 22, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "from", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 346, "width": 207, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 576, "page_height": 720, "text": "http://libraryeproceeding.telkomuniversity.ac.id/ind ex.php/engineering/article/view/487/460", "type": "Table" } ]
c30aff4a-d404-59dc-a2a2-7f8fb5162e82
https://ojs.cbn.ac.id/index.php/jukanti/article/download/561/262
[ { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 126", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 87, "width": 410, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERANCANGAN USER INTERFACE DAN USER EXPERIENCE FITUR DIGITAL BANKING JAGO LAST WISH MENGGUNAKAN DESIGN THINKING", "type": "Section header" }, { "left": 201, "top": 147, "width": 196, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tri Darma Krismanda a , Nina Setiyawati b", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 172, "width": 278, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a,b Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana, Jawa Tengah", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 195, "width": 247, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a [email protected] , b [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 222, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 234, "width": 457, "height": 238, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asuransi adalah salah satu jasa keuangan yang mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Keterlambatan asuransi dapat menimbulkan risiko kerugian finansial yang sebenarnya dapat dikelola dan diminimalkan untuk melindungi nyawa. Mengingat pentingnya asuransi, Bank Jago sebagai bank digital yang menjadi pionir dalam keuangan digital di Indonesia ingin menyediakan fitur Last Wish kepada pengguna sebagai layanan asuransi yang menitikberatkan pada UI/UX ( User Interface/User Experience ) agar tingkat penerimaan aplikasi ini tinggi di masyarakat. Proses perancangan UI/UX ini menggunakan metode design thinking yang menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah. Pada tahap pertama design thinking ( emphatise ), permasalahan yang dihadapi oleh Bank Jago mengenai asuransi didefinisikan dalam penelitian ini. Tahap define , penelitian ini menyatakan kebutuhan dan masalah pengguna yang dituliskan dalam Pain Point dan pertanyaan How Might We . Tahap ideate , penelitian ini mengklasifikasikan permasalahan yang ada dengan melalui beberapa proses seperti solution idea , affinity diagram dan prioritization idea . Pada tahap prototype , desain mockup yang sudah dibuat diberikan interaksi antar halaman mockup sehingga terbentuk prototype yang menyimulasikan bagaimana pengguna berinteraksi dengan desain yang telah dirancang. Kemudian, prototype ini diuji coba dengan metode usability testing kepada 5 responden yang dipilih berdasarkan kriteria responden yang merupakan seorang pegawai yang sudah memiliki asuransi dari kantor tempat bekerja. Hasil usability testing dari masing-masing responden dirata-rata yang kemudian dibandingkan dengan skala SEQ dan dapat disimpulkan bahwa desain prototype ini memiliki respon positif dari responden.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 327, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : User Experience, User Interface, Design Thinking, Asuransi", "type": "Text" }, { "left": 268, "top": 512, "width": 60, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 524, "width": 454, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Insurance is one of the financial services that recorded significant growth. Delay in insurance can pose a risk of financial loss which can be managed and minimized to protect lives. Given the importance of insurance, Bank Jago as a digital bank that is a pioneer in digital finance in Indonesia wants to provide the Last Wish feature to users as an insurance service that focuses on UI/UX (User Interface/User Experience) so that the acceptance rate of this application is high in the community. This UI/UX design process uses a design thinking method that provides a solution-based approach to solving problems. In the first stage of design thinking (emphatise), the problems faced by Bank Jago regarding insurance are defined in this study. Define stage, this research states user needs and problems which are written in Pain Point and How Might We question. The ideate stage, this research classifies the existing problems by going through several processes such as solution ideas, affinity diagrams and prioritization ideas. At the prototype stage, the mockup design that has been created is given interaction between mockup pages so that a prototype is formed that simulates how users interact with the design that has been designed. Then, this prototype was tested using the usability testing method to 5 respondents who were selected based on the criteria of the respondent who was an employee who already had insurance from the office where he worked. The results of usability testing from each respondent are averaged which is then compared with the SEQ scale and it can be concluded that this prototype design has a positive response from the respondents.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 751, "width": 324, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : User Experience, User Interface, Design Thinking, Insurance", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 127", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 98, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 117, "width": 229, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asuransi adalah salah satu jasa keuangan yang mencatatkan pertumbuhan yang signifikan [1], [2]. Banyaknya kebutuhan akan jasa asuransi makin dirasakan, baik oleh perorangan maupun dunia usaha di era modern saat ini. Oleh karena itu, sebuah rencana keuangan diperlukan untuk setiap individu. Untuk mencapai tujuan keuangan, seseorang perlu melakukan rencana keuangan [3]. Hal ini menunjukkan bahwa asuransi semakin dibutuhkan oleh masyarakat modern saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 269, "width": 229, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asuransi adalah instrumen penting dalam tata kehidupan rumah tangga, yang penting untuk menangani risiko kematian, risiko properti dan lain-lain [4]. Asuransi dalam bentuk kontrak yang menerima perlindungan finansial atau kompensasi dari perusahaan asuransi[5]. Ada berbagai jenis asuransi, antara lain asuransi jiwa, asuransi kesehatan, dan asuransi pendidikan [6].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 394, "width": 229, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asuransi dianggap penting karena membantu individu melindungi keluarga, kekayaan/harta benda, dan diri mereka sendiri dari risiko/kerugian finansial[7]. Asuransi adalah salah satu fondasi terpenting dari keuangan yang sehat. Keterlambatan asuransi dapat menimbulkan risiko kerugian finansial yang sebenarnya dapat dikelola dan diminimalkan untuk melindungi nyawa [8]. Data yang terdapat dalam World Insurance in 2010 yang dirilis oleh Swiss Re (2011) pun menyatakan bahwa Indonesia tergolong negara yang terpuruk dalam upaya pelindungan atau proteksi terhadap jiwa manusia. Indonesia berada di peringkat ke-11 dari 27 negara di Asia. Berkaitan dengan hal tersebut, penting untuk diperhatikan niat dalam membeli asuransi [9].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 642, "width": 229, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat pentingnya asuransi, Bank Jago (bank digital) menyediakan fitur Last Wish kepada pengguna sebagai layanan asuransi. Aplikasi Bank Jago merupakan aplikasi keuangan yang bekerja dengan prinsip life centric . Jago dirancang untuk menjadi pionir dalam keuangan digital di Indonesia dengan menyediakan solusi keuangan yang berpusat pada kehidupan. Tujuan Jago menjadi bank", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 98, "width": 201, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbasis teknologi yang terintegrasi dengan berbagai ekosistem digital Indonesia untuk memenuhi pangsa pasar ritel, UKM, dan mass market [10].", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 153, "width": 201, "height": 190, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini berfokus pada perancangan UI/UX ( User Interface/User Experience ) aplikasi mobile Bank Jago. UX design adalah tentang mengidentifikasi dan memecahkan masalah pengguna. UI design adalah tentang menciptakan antarmuka yang intuitif, estetis, dan interaktif [11]. Desain UI/UX ini dianggap penting karena penerimaan atau penolakan aplikasi sangat bergantung pada desain keseluruhan. Ini menunjukkan pentingnya UI/UX untuk keberhasilan proyek [12].", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 346, "width": 201, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses perancangan UI/UX ini menggunakan metode design thinking . Design Thinking adalah suatu metode yang mempertimbangkan kebutuhan pengguna akan inovasi yang diambil dari perangkat perancang untuk selanjutnya diintegrasikan ke dalam kebutuhan pengguna atau pengguna untuk dipadukan dengan teknologi tepat guna, sehingga menjadi produk bisnis yang baik karena dapat memberikan solusi yang efektif untuk masalah [13]. Design Thinking menyediakan pendekatan berbasis solusi untuk memecahkan masalah[14] sehingga cocok digunakan dalam metode penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 579, "width": 152, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 599, "width": 201, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini menggunakan metode Design Thinking", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 613, "width": 200, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang digambarkan pada gambar di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 714, "width": 200, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Metode Design Thinking [15] Tahapan ini diawali dengan perumusan atau tahap Empathise . Emphatise adalah pendekatan dengan melakukan penelitian", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 128", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 229, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "untuk mendapatkan pemahaman pribadi tentang kebutuhan pengguna [16]. Pada penelitian ini, emphatise dilakukan dengan cara melakukan secondary research yaitu dengan mencari mencari referensi pada sumber literasi online , dan membuat rangkuman pada sesi penjelasan dan tanya jawab terkait permasalahan yang dihadapi oleh Bank Jago. Berdasarkan secondary research tersebut, didapatkanlah data sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 219, "width": 202, "height": 212, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Secondary Research No Hasil Temuan Riset Sumber 1. Masyarakat kurang informasi dan pengetahuan tentang surat wasiat Bank Jago Challenge", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 303, "width": 202, "height": 301, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Partner [17] 2. Banyaknya waktu, biaya serta kerumitan proses pembuatan surat wasiat 3. Masyarakat berasumsi bahwa wasiat kurang penting 4. Masyarakat mempunyai stigma negatif dan tidak percaya dengan lembaga yang menawarkan jasa pembuatan wasiat 5. Banyak terjadi pembagian harta keluarga tidak sesuai dengan yang diamanatkan 6. Masyarakat belum memiliki perencanaan untuk masa depan", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 607, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Diperlukan sosialisasi", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 621, "width": 111, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "peran penting asuransi", "type": "Table" }, { "left": 80, "top": 634, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Diperlukan sosialisasi", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 648, "width": 134, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bagaimana cara kerja asuransi 9. Diperlukannya transparansi dan kejelasan perusahaan pengelola asuransi", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 201, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap berikutnya adalah define . Define dilakukan dengan menyatakan kebutuhan dan masalah pengguna [18]. Pada tahapan ini merupakan tahap dimana semua permasalahan yang dirasakan oleh pengguna dijabarkan, kemudian ditarik Pain Point dan dikerucutkan lagi menjadi How-Might We ( HMW ) yaitu proses klasifikasi detail permasalahan yang dihadapi oleh pengguna.", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 355, "width": 104, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Pain Point", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 378, "width": 201, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Gambar 2 merupakan Pain Point merupakan hasil pencarian permasalahan pada tahap Empathise yang kemudian akan dicarikan ide dan solusi berdasarkan permasalahan yang sudah berhasil dijabarkan, yang berguna untuk perancangan desain aplikasi mobile Bank Jago.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 640, "width": 124, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. How-Might We", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 659, "width": 201, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 di atas merupakan hasil dari proses How Might We atau mengubah suatu pernyataan menjadi pertanyaan. How Might We adalah aktivitas Design Thinking dimana peserta hanya mengulangi tantangan yang dikenal sebagai pertanyaan yang dimulai dengan “Bagaimana Kita Bisa” [19]. Melalui", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 129", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 229, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "proses How Might We, dihasilkan beberapa inti permasalahan yang sudah berhasil didapatkan. Dari Gambar 3 didefinikan HMW fitur Jago Last Wish, yaitu: ”membuat fitur yang membantu pengguna mendapatkan informasi dan memahami surat wasiat dengan mudah serta meningkatkan kepercayaan masyarakat pada asuransi”. Setelah mendapatkan pertanyaan tersebut, penulis akan mencari beberapa ide solusi untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pada How Might We tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 229, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap selanjutnya adalah ideate. Ideate adalah menantang asumsi dan menciptakan ide [18]. Tahapan ini dilakukan dengan mencari ide dan solusi dari permasalahan dari pengguna. Dari tahap ini memiliki hasil sebuah ide tertulis yang kemudian dijadikan sebagai beberapa fitur-fitur pada aplikasi mobile Bank Jago. Pada tahap Ideate ini juga akan dibuat user flow , wireframe dan UI style guide yang akan menjadi patokan dalam pembuatan desain dari fitur-fitur yang akan dibuat. Di dalam tahap ideate , terdapat beberapa proses seperti solution idea, affinity diagram dan prioritization idea .", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 553, "width": 204, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Solution Idea & Affinity Diagram", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 229, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solution idea dan affinity diagran diatas merupakan hasil ide dan solusi berdasarkan pertanyaan-pertanyaan pada HMW dan permasalahan pada tahap Empathise dan Define . Pada tahapan Ideate terdapat proses Idea Prioritization yang mengidentifikasi ide- ide yang memiliki potensi terbesar [20] . Beberapa ide dan solusi yang berhasil didapat, penulis kelompokkan menjadi beberapa bagian sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 710, "width": 90, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Fitur Transaksi", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 724, "width": 214, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada fitur transaksi terdapat 2 ide dan solusi sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 749, "width": 197, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat fitur transaksi pembayaran.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 72, "width": 186, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat fitur tentang update dan history keuangan pengguna.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 103, "width": 200, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Fitur Notifikasi Pada fitur notifikasi terdapat 1 ide dan solusi yaitu dengan membuat fitur notifikasi.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 158, "width": 200, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Fitur Data Pada fitur data terdapat 1 ide dan solusi yaitu dengan membuat fitur portofolio untuk dokumentasi data diri.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 227, "width": 200, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Fitur Asuransi Pada fitur asuransi terdapat 1 ide dan solusi yaitu dengan membuat fitur asuransi dimana pengguna dapat memilih asuransi dari pihak mana yang dibutuhkan dan juga terdapat promo asuransi.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 324, "width": 200, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Fitur Verifikasi Pada fitur verifikasi terdapat 2 ide dan solusi sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 362, "width": 187, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat barcode pada surat wasiat agar user bisa scan secara langsung.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 405, "width": 139, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat fitur verifikasi.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 422, "width": 93, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Fitur Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 436, "width": 200, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada fitur kesehatan terdapat 1 ide dan solusi yaitu dengan membuat fitur catatan kesehatan pengguna. 7. Fitur Wasiat Pada fitur wasiat terdapat 4 ide dan solusi sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 516, "width": 186, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat template wasiat sesuai kebutuhan user.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 544, "width": 186, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat fitur untuk menulis goal user apa yang akan dicapai nanti.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 573, "width": 187, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat fitur kategori dari surat wasiat yang ingin dibuat.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 601, "width": 187, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": " Membuat fitur tambahan untuk planning user.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 633, "width": 201, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari tahap ini, user flow, wireframe dan UI style guide telah dihasilkan. User flow adalah langkah-langkah yang dilakukan oleh pengguna melalui aplikasi untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu [21]. User flow dari setiap diagram akan menjadi patokan dalam pembuatan dan pengembangan fitur yang sedang dikerjakan.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 289, "top": 787, "width": 21, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 182, "width": 131, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. User Flow Login", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 200, "width": 229, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 adalah user flow yang menunjukkan fitur login yang bisa dilakukan oleh seorang pengguna pada aplikasi Bank Jago. User flow login dibuat berdasarkan algoritma login pada umumnya, yaitu mengisi email dan password ketika sudah memiliki akun yang teregistrasi. Jika belum punya akun, maka pengguna akan diarahkan ke halaman registrasi untuk mengisi beberapa data yang diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 391, "width": 141, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. User flow Asuransi", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 229, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6 adalah user flow yang menunjukkan fitur asuransi yang bisa dilakukan oleh seorang pengguna pada aplikasi Bank Jago. User flow asuransi dibuat berdasarkan proses bisnis asuransi yang ada di Bank Jago dimana pengguna bisa menambahkan asuransi dengan mengisi data yang diperlukan. Setelah itu, pengguna wajib membayar asuransi yang telah dibuat agar kedepannya pengguna dapat klaim asuransi.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 628, "width": 158, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. User flow Surat Wasiat", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 228, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7 adalah user flow yang menunjukkan fitur surat wasiat yang bisa dilakukan oleh seorang pengguna pada aplikasi Bank Jago. User flow surat wasiat memungkinkan pengguna agar dapat melakukan operasi CRUD ( Create, Read, Update, Delete ) surat wasiat.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 156, "width": 146, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. User flow Keuangan", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 174, "width": 201, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8 adalah user flow yang menunjukkan fitur keuangan yang bisa dilakukan oleh seorang pengguna pada aplikasi Bank Jago. User flow keuangan dibuat agar menampilkan daftar tagihan dan history tagihan dari pengguna. Dari halaman daftar tagihan, pengguna bisa melihat datanya dan melakukan pembayaran dengan memilih metode tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 357, "top": 420, "width": 139, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9. User flow Hiburan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 438, "width": 201, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9 adalah user flow yang menunjukkan fitur hiburan yang bisa dilakukan oleh seorang pengguna pada aplikasi Bank Jago. User flow fitur hiburan dibuat agar aplikasi Bank Jago memiliki daya tarik bagi masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 521, "width": 201, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengguna diberikan beberapa challenge yang berhadiahkan poin. Poin inilah yang digunakan oleh pengguna untuk ditukarkan menjadi hadiah yang disediakan Bank Jago. Wireframe merupakan sebuah kerangka untuk menata suatu komponen UI pada halaman aplikasi [22]. Tujuan dibuatnya wireframe adalah sebagai dasar fondasi peneliti dalam membangun prototipe aplikasi Bank Jago.", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 131", "type": "Page footer" }, { "left": 88, "top": 222, "width": 196, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 10. Wireframe login dan registrasi", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 390, "width": 168, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 11. Wireframe fitur asuransi", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 674, "width": 186, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 12. Wireframe fitur surat wasiat", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 229, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UI style guide merupakan bagian penting dari desain yang dapat digunakan sebagai panduan dalam mendesain antarmuka pengguna [23]. Berikut adalah UI style guide desain aplikasi Bank Jago:", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 199, "width": 121, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13. UI style guide", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 218, "width": 201, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 13 di atas merupakan UI style guide yang berisi beberapa aturan yang dibuat oleh penulis agar lebih konsisten dan lebih efisien dari segi waktu dalam perancangan prototype nantinya. Pemilihan warna, pemilihan icon , dan pemilihan font disesuaikan dan dibuat semirip mungkin dengan aplikasi Bank", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 328, "width": 201, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jago yang sudah ada. UI style guide berisi panduan implementasi khusus, referensi visual , dan prinsip desain yang berisi seperti button style , text field , dan card button.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 397, "width": 201, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap selanjutnya adalah prototipe dengan merancang prototipe berdasarkan rekomendasi ide solusi ke dalam bentuk rancangan antarmuka pengguna. Tahap terakhir adalah test yaitu dengan menguji dan mendemonstrasikan kepada pengguna. Tujuan dari tahap ini adalah untuk mendapatkan umpan balik pengguna.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 534, "width": 176, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 553, "width": 201, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah merancang wireframe, tahap design thinking selanjutnya adalah prototype. Tahap prototype dilakukan dengan membuat solusi untuk menyelidiki solusi utama yang dihasilkan dalam fase ideate [18]. Melalui tahap ini dihasilkan mockup sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 132", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 208, "width": 190, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 14. Tampilan login dan registrasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 229, "height": 107, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada proses login , sistem akan mengecek ke server apakah email dan password tersebut teregistrasi sebagai akun atau tidak. Jika sudah memiliki akun maka pengguna akan diarahkan ke halaman home . Jika belum memiliki akun maka pengguna akan disarankan untuk melakukan registrasi akun dengan mengisikan data diri yang diperlukan.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 654, "width": 164, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 15. Tampilan fitur asuransi", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 228, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui fitur asuransi, pengguna bisa menambahkan asuransi dengan mengisi data yang diperlukan demi pengajuan asuransi. Pengguna wajib membayar asuransi yang telah dibuat agar status asuransinya lunas. Fitur ini juga memungkinkan pengguna untuk klaim asuransi dengan mengisi form yang telah", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 200, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditentukan oleh Bank Jago. Selain itu, fitur ini juga terdapat penjelasan asuransi mengenai simulasi asuransi.", "type": "Text" }, { "left": 341, "top": 398, "width": 170, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 16. Tampilan fitur keuangan", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 417, "width": 201, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitur keuangan menampilkan daftar tagihan dan history tagihan dari pengguna. Dari halaman daftar tagihan,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 458, "width": 200, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengguna bisa melihat datanya dan melakukan pembayaran dengan memilih metode tertentu. Setelah pembayaran berhasil, tagihan akan muncul sebagai history tagihan yang sudah lunas.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 133", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 177, "width": 180, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 17. Tampilan fitur surat wasiat", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 195, "width": 229, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitur ini memungkinkan pengguna untuk membuat surat wasiat berdasarkan template dari Bank Jago ataupun membuat template sendiri. Surat wasiat yang akan dibuat memiliki dua jenis yaitu untuk sosial dan pribadi. Pengguna diwajibkan mengisi data sebagai isi dari surat wasiat yang meliputi detail pertanggungan biaya dan penerima wasiat. Di fitur ini, pengguna juga bisa melihat surat wasiat yang ada sekaligus mengeditnya. Fitur ini juga menyediakan perencanaan masa depan bagi pengguna dengan memberikan input beberapa data.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 517, "width": 163, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 18. Tampilan fitur hiburan", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 229, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fitur hiburan memungkinkan pengguna untuk mengerjakan beberapa challenge . Setelah berhasil menyelesaikan challenge , pengguna akan mendapatkan poin. Poin inilah yang digunakan oleh pengguna untuk ditukarkan menjadi hadiah yang disediakan Bank Jago. Pengguna juga dapat melihat history penukaran poin.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 229, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prototype aplikasi mobile Bank Jago dibangun dengan tool Figma. Setelah desain mockup diberikan interaksi antar halaman mockup sehingga terbentuk prototipe yang menyimulasikan bagaimana pengguna berinteraksi dengan desain yang telah dirancang [24].", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 742, "width": 229, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah prototipe selesai, dilakukan usability testing dengan 5 responden. Usability", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 75, "width": 203, "height": 121, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "testing adalah cara untuk melihat apakah pengguna dapat menggunakan aplikasi tanpa masalah, seberapa efisien dan efektif aplikasi membantu mereka mencapai tujuan mereka, dan apakah mereka senang dengan aplikasi yang mereka gunakan [25]. Pada proses usability testing, responden diminta melakukan beberapa task pada prototipe.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 199, "width": 203, "height": 107, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun kriteria responden adalah seorang pegawai yang sudah memiliki asuransi dari kantor tempat bekerja. Usability testing dilakukan guna mengetahui apakah pengguna puas dan memahami fitur Last Wish pada aplikasi Bank Jago. User Research dibagi menjadi 6 task :", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 309, "width": 200, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Pengguna diminta untuk menjalankan aplikasi dan melewati Onboarding pada aplikasi Jago Last Wish.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 357, "width": 201, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pengguna diarahkan untuk masuk pada halaman HOME . Jika sudah masuk pada halaman home , pengguna", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 398, "width": 186, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diminta untuk untuk Masuk ke menu Cek Kesehatan, kemudian pengguna diminta untuk memasukan data berat badan dan tinggi badan. Kemudian pengguna diminta untuk memilih penyakit yang sedang diderita.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 487, "width": 201, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Pengguna diminta untuk masuk ke fitur KEUANGAN , kemudian minta pengguna untuk masuk ke Analisis Pengeluaran, kemudian minta pengguna untuk download tagihan pada bulan November.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 576, "width": 201, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Pengguna diminta untuk kembali ke halaman KEUANGAN , kemudian pengguna diminta untuk melakukan pembayaran asuransi. Pengguna diminta untuk memilih asuransi jiwa dan melanjutkan pembayaran hingga selesai.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 678, "width": 201, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Setelah kembali ke menu HOME , pengguna diminta untuk masuk ke bagian NOTIFIKASI .", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 726, "width": 201, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Pengguna diminta untuk masuk ke halaman ASURANSI , pengguna diminta untuk memilih asuransi", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 134", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 75, "width": 214, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kesehatan, melakukan transaksi asuransi hingga selesai, kemudian masukan pemberkasan, hingga melakukan panggilan bersama notaris yang dipilih.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 229, "height": 149, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usability testing dilakukan dengan menggunakan metode SEQ ( Single Ease Question ). SEQ adalah salah satu metode pengujian yang digunakan untuk mengukur kemudahan yang dirasakan pengguna setelah menyelesaikan tugas yang diberikan [26]. SEQ terdiri dari satu pertanyaan dengan skala Likert 1 yang berarti sangat sulit sampai 7 yang berarti sangat mudah[27]. Berikut adalah hasil user research dengan metode SEQ ( Single Ease Question ) yang dimasukkan ke dalam Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 294, "width": 231, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil User Research Tiap Task Task Pertanyaan User Hasil Rata -rata 1 Seberapa tingkat kemudahan proses task ini?", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 343, "width": 114, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 1 7 6.9 User 2 6.5", "type": "Picture" }, { "left": 171, "top": 387, "width": 68, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 3 7", "type": "Formula" }, { "left": 69, "top": 408, "width": 170, "height": 110, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 4 7 User 5 7 2 Seberapa tingkat kemudahan proses task ini?", "type": "Table" }, { "left": 171, "top": 452, "width": 114, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 1 6.5 6.6 User 2 7", "type": "Picture" }, { "left": 69, "top": 495, "width": 174, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 3 6.5 User 4 6.5 User 5 6.5 3 Seberapa tingkat kemudahan proses task ini?", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 558, "width": 212, "height": 182, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 1 6 6 User 2 6 User 3 6 User 4 6 User 5 6 4 Seberapa tingkat kemudahan proses task ini? User 1 6 6 User 2 6 User 3 6 User 4 6", "type": "Formula" }, { "left": 323, "top": 77, "width": 216, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 5 6 5 Seberapa tingkat kemudahan proses task ini? User 1 7 6.8 User 2 7 User 3 6 User 4 7", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 181, "width": 170, "height": 87, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 5 7 6 Seberapa tingkat kemudahan proses task ini?", "type": "Table" }, { "left": 425, "top": 202, "width": 114, "height": 99, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "User 1 6 6.2 User 2 7 User 3 6 User 4 6 User 5 6", "type": "Formula" }, { "left": 326, "top": 330, "width": 200, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Melalui tiap task tersebut, didapatkanlah hasil berupa angka yang merupakan acuan tingkat penerimaan pengguna. Angka tersebut dibandingkan dengan skala SEQ.", "type": "Text" }, { "left": 371, "top": 460, "width": 110, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 19. Skala SEQ", "type": "Caption" }, { "left": 326, "top": 483, "width": 201, "height": 245, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dari SEQ keseluruhan dapat menjadi bahan evaluasi yang harapannya fitur yang diuji dapat memberikan kemudahan bagi pengguna sehingga meningkatkan loyalitas pengguna dan pengalaman yang baik. Dari skala tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2 bahwa rata-rata hasil berjarak di angka 6 hingga 7 yang jika dilihat dengan skala SEQ pada Gambar 19 mengindikasikan bahwa aplikasi ini mudah untuk digunakan. Dari Tabel 2 juga, dapat disimpulkan bahwa prototipe ini sudah sangat baik. Melalui wawancara, aplikasi ini mendapatkan beberapa feedback dari responden mengenai fitur dan tampilan. Semua responden memberikan penilaian yang baik terhadap desain aplikasi.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 135", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 102, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 229, "height": 287, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari seluruh tahapan pada metode design thinking , telah dihasilkan desain aplikasi mobile Bank Jago yang menitikberatkan pada fitur Last Wish . Design thinking adalah suatu metode yang mempertimbangkan kebutuhan pengguna dan kemudian diimplementasikan menjadi teknologi yang memenuhi kebutuhan pengguna . Metode design thinking bermanfaat dalam penelitian ini karena prototype yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan Bank Jago yaitu dengan membuat sebuah fitur Last Wish yang menekankan pada asuransi dan surat wasiat. Berdasarkan hasil testing yang telah dilakukan, desain aplikasi ini sudah cukup memenuhi kebutuhan pengguna dan mudah digunakan. Solusi tersebut akan membantu pengguna untuk memilih asuransi sesuai dengan kebutuhan dan anggaran/tujuan keuangan mereka sehingga dapat memudahkan pengguna untuk bersiap secara finansial untuk kejadian yang tidak terduga.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 116, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 225, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] W. P. Pratama, “Kinerja Kuartal I/2021 Industri Asuransi Umum Tokcer, Ini Pemicunya,” May 02, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 466, "width": 193, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://finansial.bisnis.com/read/202105 02/215/1389293/kinerja-kuartal-i2021- industri-asuransi-umum-tokcer-ini- pemicunya (accessed Jul. 02, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 206, "height": 41, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Otoritas Jasa Keuangan, “Statistik Asuransi April 2021,” Jakarta, May 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 562, "width": 213, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] G. v. Hallman and J. S. Rosenbloom, Personal Financial Planning . New", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 590, "width": 132, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "York: McGraw-Hill, 2003.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 604, "width": 225, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] A. Adisaputro, S. Suryoko, and H. Susanta Nugraha, “Pengaruh Premi Asuransi dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah Asuransi Pendidikan (Studi Kasus pada Asuransi", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 673, "width": 193, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor", "type": "Table" }, { "left": 104, "top": 684, "width": 155, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cabang Eksekutif Semarang ),”", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 700, "width": 54, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 215, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] J. Kagan, “Insurance,” Oct. 12, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 72, "width": 399, "height": 681, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.investopedia.com/terms/i/i nsurance.asp (accessed Jun. 11, 2022). [6] Manulife, “Kenali Jenis-Jenis", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 86, "width": 164, "height": 69, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asuransi untuk Kebutuhanmu.” https://www.manulife.co.id/id/arti kel/kenali-jenis-jenis-asuransi- untuk-kebutuhanmu.html (accessed Jun. 11, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 155, "width": 185, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[7] Prudential, “The Importance of Insurance.”", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 185, "width": 162, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.iciciprulife.com/insu", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 199, "width": 161, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rance/insurance-importance.html", "type": "Table" }, { "left": 358, "top": 213, "width": 124, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(accessed Jun. 11, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 224, "width": 200, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[8] Manulife, “Jangan Lagi Menunda, Inilah Mengapa Anda Perlu", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 252, "width": 164, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asuransi Jiwa dan Kesehatan”, Accessed: Jun. 11, 2022. [Online]. Available: https://www.manulife.co.id/id/arti kel/jangan-lagi-menunda-inilah- mengapa-anda-perlu-asuransi- jiwa-dan-kesehatan.html", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 351, "width": 199, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[9] N. Astri Pratiwi and Hartoyo, “Analisis Niat Beli Asuransi Jiwa pada Mahasiswa: Aplikasi Theory Of Planned Behavior,” Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen , vol. 7, pp. 58–66, Jan. 2014. [10] Bank Jago, “Tentang Jago.”", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 447, "width": 185, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[11] E. Lamprecht, “The Difference", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 461, "width": 167, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Between UX and UI Design – A Beginner’s Guide,” Jun. 07, 2022. https://careerfoundry.com/en/blog /ux-design/the-difference- between-ux-and-ui-design-a- laymans-guide/ (accessed Jun. 11, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 558, "width": 164, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[12] A. Kumar, “Why UI UX is", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 572, "width": 150, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Highly Crucial to a Successful Project.”", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 599, "width": 164, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.tricksmachine.com/2 019/08/why-ui-ux-highly-crucial- successful-project.html (accessed Jun. 11, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 654, "width": 193, "height": 53, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[13] M. Lutfi Lazuardi and I. Sukoco, “Design Thinking David Kelley Tim Brown: Otak Dibalik Penciptaan Aplikasi Gojek,”", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 710, "width": 163, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organum , vol. 2, pp. 1–11, 2019.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 723, "width": 158, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[14] Binus, “Design Thinking:", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 737, "width": 160, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengertian, Tahapan dan Contoh Penerapannya,” 2020.", "type": "List item" }, { "left": 81, "top": 10, "width": 261, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) Volume (5) No (2) Nopember 2022–eISSN : 2621- 1467", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 789, "width": 329, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi (JUKANTI) e-ISSN : 2621-1467", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 788, "width": 27, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "| 136", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 75, "width": 187, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://sis.binus.ac.id/2020/03/17/desig n-thinking-pengertian-tahapan-dan- contoh-penerapannya/ (accessed Apr. 28, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 225, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[15] R. F. Dam and T. Y. Siang, “Stage 2 in the Design Thinking Process: Define the Problem and Interpret the Results ,” 2020. https://www.interaction- design.org/literature/article/stage-2-in- the-design-thinking-process-define-the- problem-and-interpret-the-results (accessed Jul. 02, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 218, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[16] Interaction Design Foundation, “Emphatize.” https://www.interaction- design.org/literature/topics/empathize (accessed Jun. 27, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 211, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[17] Bank Jago, “UX Challenge - Bank Jago.” https://skilvul.com/challenges/bank- jago-ux-challenge (accessed Jun. 27,", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 351, "width": 34, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 225, "height": 81, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[18] R. F. Dam, “The 5 Stages in the Design Thinking Process ,” Jun. 06, 2022. https://www.interaction- design.org/literature/article/5-stages-in- the-design-thinking-process (accessed Jun. 27, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 447, "width": 228, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[19] Odell Keller, “The ‘HOW MIGHT WE’", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 459, "width": 184, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method.” https://www.odellkeller.com/the-how- might-we-method/ (accessed Jun. 27, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 516, "width": 221, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[20] J. Kylliäinen, “Idea Prioritization – How to Succeed?,” Dec. 14, 2018. https://www.viima.com/blog/idea- prioritization (accessed Jun. 27, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 227, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[21] Startup Studio Indonesia, “Apa Itu User Flow dan Apa Pentingnya Bagi Startup?,” Aug. 28, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 613, "width": 163, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://startupstudio.id/user-flow/ (accessed Jun. 27, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 641, "width": 209, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[22] Dicoding, “Apa itu Wireframe? Perbedaan Wireframe, Mockup, dan Prototype,” May 04, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 682, "width": 222, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://www.dicoding.com/blog/wirefra me-adalah/ (accessed Jun. 27, 2022). [23] R. Bahtiar, “Tahapan Membuat Style", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 721, "width": 173, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guidelines untuk Perancangan UI,”", "type": "List item" }, { "left": 104, "top": 737, "width": 193, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "May 31, 2022. https://techarea.co.id/tahapan-membuat-", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 75, "width": 152, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "style-guidelines-untuk- perancangan-ui/ (accessed Jun. 27, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 116, "width": 182, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[24] Binus, “Perbedaan Wireframe,", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 127, "width": 164, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mockup dan Prototype ,” Jan. 19,", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 144, "width": 30, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2018.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 157, "width": 162, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://sis.binus.ac.id/2018/01/19/ perbedaan-wireframe-mockup- dan-prototype/ (accessed Jul. 02, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 213, "width": 172, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[25] Binus, “Kenal Dekat dengan Usability Testing,” Aug. 09, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 254, "width": 161, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://socs.binus.ac.id/2018/08/0 9/kenal-dekat-dengan-usability- testing/ (accessed Jul. 02, 2022).", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 295, "width": 197, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[26] J. Sauro and J. R. Lewis, Quantifying the User Experience: Practical Statistics for User Research . Amsterdam: Elsevier,", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 351, "width": 30, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2012.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 364, "width": 176, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[27] F. I. Romadhanti and I. Aknuranda, “Evaluasi dan Perbaikan Desain Antarmuka", "type": "List item" }, { "left": 358, "top": 406, "width": 165, "height": 121, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengguna Sistem Informasi Musyawarah Masjid menggunakan Goal-Directed Design (GDD) (Studi Kasus : Masjid Ibnu Sina Jl.Veteran Malang),” Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer , vol. 4, pp. 3313–3321, Oct. 2020.", "type": "Text" } ]
a34f52d2-a90b-9225-fd4c-8412158e83a5
https://journal.upgris.ac.id/index.php/aksioma/article/download/13148/6289
[ { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "448", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 105, "width": 398, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa matematika universitas diponegoro pada evaluasi hasil belajar tahap pertama", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 162, "width": 360, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Alifia Vidia Pangesti, 2 Dheva Ufiz Aliyah, 3 Shinta Nur Alfiana,", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 176, "width": 305, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Muhammad Ikram Syah, 5 Muhammad Rizal Indrasta", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 195, "width": 241, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro email korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 228, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 240, "width": 371, "height": 265, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada masa pandemi Covid-19, banyak mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro mengalami kenaikan Indeks Prestasi (IP). Banyak faktor yang mempengaruhi dalam pencapaian indeks prestasi tersebut. Untuk itu, dilakukan penelitian analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa agar prestasi saat pandemi atau sesudah pandemi dapat dipertahankan maupun ditingkatkan. Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel dari mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro Tahun angkatan 2020. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan google form dan diperoleh sebanyak 105 responden. Data yang diambil dalam bentuk skala likert dari nilai 1 (sangat buruk) sampai dengan 5 (sangat baik). Seluruh data yang diperoleh memiliki nilai Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) di atas 2.5, maka data dikategorikan sudah memenuhi evaluasi tahap 1 berdasarkan Peraturan Akademik Universitas Diponegoro. Oleh karena itu, pengolahan analisis faktor dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan IPK di atas rata-rata dan IPK di bawah rata-rata untuk mengetahui lebih jelas faktor yang berpengaruh terhadap perolehan IPK. Pada hasil penelitian diperoleh bahwa nilai IPK mahasiswa Departemen Matematika Universitas Diponegoro angkatan 2020 dipengaruhi oleh empat faktor. Hasil penelitian untuk IPK di bawah rata-rata memiliki cumulative variance sebesar 68.62%, artinya dari keempat faktor tersebut dapat menjelaskan sebesar 68.62% dari keragaman faktor tersebut, sedangkan hasil penelitian IPK di atas rata-rata memiliki variance sebesar 72.04% dari keragaman faktor tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 515, "width": 247, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: analisis faktor; evaluasi; indeks prestasi", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 551, "width": 47, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 563, "width": 372, "height": 185, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "During the Covid-19 pandemic, many Diponegoro University Mathematics students experienced an increase in their Achievement Index (IP). Many factors influence the achievement of the achievement index. For this reason, research is carried out to analyze factors that affect student achievement index so that achievement during the pandemic or after the pandemic can be maintained or improved. The research was carried out by taking samples from Diponegoro University Mathematics students batch 2020. Sampling was carried out using google form and obtained as many as 105 respondents. The data is taken in the form of a Likert scale from a value of 1 (very bad) to 5 (very good). All data obtained have a Grade Point Average (GPA) above 2.5, so the data is categorized as having met the evaluation stage 1 based on the Diponegoro University Academic Regulations. Therefore, the processing of factor analysis was divided into two groups based on an above average GPA and a below average GPA to", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "449", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 105, "width": 371, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "more clearly determine the factors that influence the GPA acquisition. In the results of the study, it was found that the GPA of the Diponegoro University Mathematics Department students batch 2020 was influenced by four factors. The results of the research for a GPA below the average have a cumulative variance of 68.62%, meaning that these four factors can explain 68.62% of the diversity of these factors, while the results of the GPA research above the average have a variance of 72.04% of the diversity of these factors.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 220, "width": 280, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: factor analysis; evaluation, grade point average", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 105, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 429, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indeks prestasi (IP) merupakan nilai yang diberikan setelah mahasiswa menjalani proses belajar selama satu semester (Defiyanti, 2013). Indeks prestasi menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan mahasiswa dalam menempuh pendidikan di setiap semester dan untuk memantau serta mengevaluasi hasil belajar mahasiswa. Akumulasi dari indeks prestasi atau indeks prestasi kumulatif (IPK) akan menjadi salah satu pertimbangan dalam kelulusan dan pencarian kerja. Oleh karena itu, banyak mahasiswa berusaha untuk mendapatkan indeks prestasi setinggi mungkin. Sama halnya dengan mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 428, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada masa pandemi, banyak mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro mengalami kenaikan pada indeks prestasi mereka. Dari kenaikan indeks prestasi tersebut berpengaruh juga terhadap kenaikan IPK yang digunakan dalam evaluasi hasil belajar menurut Peraturan Akademik Universitas Diponegoro. Mahasiswa yang tidak dapat memenuhi ketentuan evaluasi tersebut dianggap tidak mampu mengikuti kegiatan akademik dan disarankan untuk mengajukan surat permohonan undur diri kepada Rektor melalui Dekan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 560, "width": 429, "height": 187, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak faktor yang mempengaruhi mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro dalam pencapaian indeks prestasi. Faktor tersebut dapat berupa faktor internal yang berasal dari individu maupun faktor eksternal yang berasal dari lingkungan individu tersebut. Pada penelitian Barokah (2018) dan Daely dkk (2013) membahas mengenai analisis faktor yang mempengaruhi indeks prestasi pada mahasiswa. Kedua penelitian tersebut dilaksanakan sebelum adanya pandemi Covid-19 di Indonesia yang baru muncul pada awal tahun 2020. Dari hal ini, peneliti ingin mengetahui ada atau tidaknya faktor berbeda yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa ketika pandemi yang dikhususkan pada mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro. Selain itu, peneliti juga ingin mengetahui faktor- faktor yang berpengaruh besar terhadap indeks prestasi sehingga pihak terkait dapat mempertahankan faktor-faktor yang dapat menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "450", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 429, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "indeks prestasi meningkat. Untuk itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa Aktif Matematika Universitas Diponegoro pada Evaluasi Hasil Belajar Tahap Pertama .”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 139, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 429, "height": 317, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif yang dilaksanakan selama 5 bulan, yaitu dari bulan April sampai Agustus 2022 dengan lokasi penelitian di Departemen Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang. Data yang digunakan merupakan data hasil survei kepada mahasiswa Departemen Matematika Universitas Diponegoro angkatan 2020. Survei tersebut dilakukan dengan membagikan formulir online google form berupa pengisian data-data mengenai nama, besaran Indeks Prestasi Kumulatif (IPK), dan responden mengisi pilihan dari nilai 1 (sangat buruk) sampai dengan 5 (sangat baik) untuk 14 variabel penelitian. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013:38). Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel jumlah SKS yang sudah diambil, jumlah jam belajar per minggu, fasilitas belajar, suasana dan kondisi belajar, kelengkapan kebutuhan belajar, penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah, motivasi belajar, ketepatan waktu dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas, keaktifan bertanya atau berinteraksi dalam kelas, kemampuan bersosialisasi, kesibukan lain di luar kuliah, keikutsertaan lomba, tingkat kreativitas, dan kualitas tidur. Data diambil berdasarkan simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 429, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pengambilan sampel melalui google form, terhimpun 105 responden. Variabel nilai IPK digunakan sebagai variabel dependen, sedangkan variabel lain digunakan sebagai variabel independent. Data hasil survei tersebut kemudian diolah menggunakan metode analisis faktor. Analisis faktor merupakan salah satu analisis multivariat yang dirancang untuk meneliti sifat hubungan antara variabel-variabel dalam satu perangkat tertentu yang pada dasarnya menunjukkan pola hubungan tertentu (Purwanto, 2018). Pengolahan data diawali dengan menggunakan software Microsoft Excel 2010, yaitu menghitung rata-rata nilai IPK, setelah itu membagi data berdasarkan nilai IPK di atas rata-rata dan nilai IPK di bawah rata-rata. Selanjutnya data diolah menggunakan software SPSS statistic 25.0 dengan langkah-langkah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "451", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 105, "width": 115, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 131, "width": 407, "height": 100, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Ghozali (2018), uji normalitas digunakan untuk mengetahui normal tidaknya data yang terdistribusi. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Pengujian normalitas data akan dilakukan dengan menggunakan metode grafik Normal P-P Plot, metode Kolmogorov-Smirnov test, dan metode Shapiro Wilk pada paket aplikasi SPSS, merupakan cara termudah untuk melihat residual normalitas.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 238, "width": 426, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penentuan Nilai KMO (Kaiser Mayer Olkin) dan Barlett’s Test of Sphericity", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 273, "width": 407, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequency, yaitu indeks yang membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan besarnya koefisien parsial. Angka yang dihasilkan oleh KMO Measure of Sampling Adequency harus lebih besar dari 0.50 supaya analisis faktor dapat diproses lebih lanjut. Bartlett's Test of Sphericity adalah tes yang digunakan untuk menguji interdependensi antara variabel-variabel yang menjadi indikator suatu faktor. Analisis ini bermaksud untuk menyatakan bahwa variabel-variabel yang dimaksud tidak berkorelasi satu dengan lainnya dalam populasi. Signifikansi dalam uji Bartlett's ini harus juga menunjukkan angka < 0.05 supaya analisis faktor dapat dilakukan (Santoso, 2012:13).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 438, "width": 332, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Penentuan MSA (Measure of Sampling Adequacy)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 458, "width": 407, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel hasil perhitungan anti-image correlation test menunjukkan sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a” yang menandakan angka MSA (Measure of Sampling Addequency) sebuah variabel. Apabila angka MSA sebuah variabel dibawah 0.5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan dan juga dilakukan pengulangan pemilihan variabel. (Santoso, 2012:13).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 551, "width": 425, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Penentuan Pengaruh antar Variabel yang Diteliti dengan Faktor yang Terbentuk", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 585, "width": 407, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan pengaruh antar variabel yang diteliti dengan faktor yang terbentuk menggunakan communalities. Communalities (komunalitis) menunjukkan seberapa besar keragaman variabel asal dan dapat menjelaskan minimal 50% keragaman data variabel asal. Semakin besar nilai Communalities maka semakin erat hubungan antara indikator- indikator yang diteliti dengan faktor yang terbentuk (Santoso, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 678, "width": 185, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Penentuan Jumlah Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 698, "width": 407, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan jumlah faktor menggunakan Total Variance Explained dan scree plot. Total Variance Explained menunjukkan jumlah varian yang berasosiasi dengan masing-masing faktor. Faktor yang mempunyai nilai eigen value lebih besar dari 1 dapat dimasukkan ke dalam model,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "452", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 105, "width": 407, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sedangkan jika nilai eigen value kurang dari 1 maka faktor tidak dapat dimasukkan ke dalam model (Santoso, 2012). Scree plot merupakan diagram yang menunjukkan bagaimana kecenderungan penurunan eigenvalues, dan dipakai untuk menentukan secara subjektif banyaknya faktor yang dapat dipakai (Margono, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 183, "width": 153, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Pembentukan Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 203, "width": 407, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembentukan faktor menggunakan Rotated Component Matrix/ Rotated component matrix menunjukkan distribusi variabel-variabel yang telah diekstrak kedalam faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loading setelah dilakukan proses rotasi. Nilai faktor loading dimungkinkan berubah setelah rotasi. Variabel yang memiliki faktor loadings ≤ 0.5 dianggap memiliki kontribusi yang lemah terhadap faktor yang terbentuk sehingga harus direduksi dari faktor yang dibentuknya (Santoso, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 429, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah data diolah, kemudian dilakukan interpretasi hasil. Di interpretasi hasil, dijelaskan mengenai faktor yang mempengaruhi indeks prestasi, evaluasi atau saran kepada pihak terkait, dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 382, "width": 161, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 429, "height": 173, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis faktor yang dibantu dengan aplikasi SPSS statistic 25.0. Seluruh data yang dijadikan sampel memiliki nilai IPK di atas 2.50 sehingga data dikategorikan sudah memenuhi evaluasi tahap 1 berdasarkan Peraturan Akademik Universitas Diponegoro Bab XII Pasal 36 Ayat 5. Oleh karena itu, analisis faktor dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan rata-rata IPK yaitu IPK di bawah rata-rata dan IPK di atas rata-rata untuk mengetahui lebih jelas faktor yang mempengaruhi perolehan IPK tersebut. Pengolahan data dimulai dengan menghitung rata-rata IPK menggunakan software Microsoft Excel 2010. Dari perhitungan tersebut, diperoleh rata-rata IPK sebesar 3.6171 sehingga analisis data dibagi dua yaitu data IPK di atas rata-rata dan data IPK di bawah rata-rata.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 177, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 611, "width": 408, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data IPK di bawah rata-rata terdapat sebanyak 45 data. Data tersebut dilakukan tiga kali iterasi. Pada iterasi pertama dilakukan penghapusan variabel jumlah SKS yang telah diambil dan ketepatan waktu dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas. Pada iterasi kedua dilakukan penghapusan variabel rata-rata jumlah jam belajar. Variabel- variabel tersebut dihapus karena memiliki nilai MSA < 0.5 sehingga variabel tidak layak untuk digunakan dalam analisis faktor ini. Berikut merupakan hasil dan pembahasan analisis faktor IPK di bawah rata-rata dari hasil iterasi ketiga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "453", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 105, "width": 121, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 125, "width": 408, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi suatu data, apakah data yang akan dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dapat dilakukan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-Wilk. Jika nilainya sig > 0.05, maka data berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 211, "width": 297, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Tests of Normality IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 244, "width": 314, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tests of Normality Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statist ic df Sig. Statist ic df Sig. Y 0.100 45 0.200 * 0.951 45 0.054", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 368, "width": 141, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Lilliefors Significance Correction", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 398, "width": 191, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*. This is a lower bound of the true significance.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 423, "width": 407, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 1, nilai sig pada metode Kolmogorov Smirnov sebesar 0.200 > 0.05 dan nilai sig pada Shapiro Wilk sebesar 0.054 > 0.05, artinya data berdistribusi normal sehingga analisis dapat dilanjutkan.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 481, "width": 408, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penentuan Nilai KMO (Kaiser Mayer Olkin) dan Barlett’s Test of Sphericity", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 516, "width": 408, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan nilai KMO (Kaiser Mayer Olkin) dan Barlett’s Test of Sphericity dilakukan untuk mengetahui bahwa variabel-variabel yang diteliti layak untuk digunakan dalam penelitian. Syarat suatu data dapat diproses menggunakan analisis faktor adalah nilai KMO > 0.50 dan nilai Sig Bartlett's Test of Sphericity < 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 594, "width": 407, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 menunjukkan nilai KMO sebesar 0.655 yang berarti bahwa nilainya > 0.5 dan Sig Bartlett's Test of Sphericity sebesar 0.000 yang berarti bahwa nilainya < 0.05 sehingga data telah memenuhi syarat analisis faktor dan data dapat dianalisis menggunakan proses analisis faktor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "454", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 105, "width": 368, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. KMO and Bartlett's Test untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Section header" }, { "left": 169, "top": 138, "width": 173, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling", "type": "Table" }, { "left": 169, "top": 150, "width": 46, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adequacy.", "type": "Text" }, { "left": 169, "top": 144, "width": 282, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.655 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 131.543", "type": "Table" }, { "left": 289, "top": 210, "width": 162, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Df 55 Sig.", "type": "Picture" }, { "left": 426, "top": 240, "width": 25, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0.000", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 286, "width": 331, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Penentuan MSA (Measure of Sampling Adequacy)", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 306, "width": 407, "height": 58, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan MSA (Measure of Sampling Adequacy) juga dilakukan untuk mengetahui kelayakan variabel-variabel yang diteliti. Syarat suatu variabel layak dipakai pada analisis faktor apabila nilai MSA variabelnya > 0.5.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 370, "width": 342, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Anti Image Matrices untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 395, "width": 407, "height": 319, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fasilitas belajar Suasana dan kondisi tempat belajar Kelengkapan kebutuhan belajar Penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah Motivasi belajar Keaktifan bertanya/ berinteraksi dalam kelas Kemampuan bersosialisasi Kesibukan lain di luar perkuliahan Keikutsertaan perlombaan Tingkat kreativitas Kualitas tidur Fasilitas belajar 0,395 -0,210 -0,220 -0,099 -0,044 0,131 -0,039 -0,012 -0,088 0,042 -0,097 Suasana dan kondisi tempat belajar -0,210 0,560 -0,050 0,077 0,029 -0,149 0,036 -0,006 0,175 -0,019 0,124 Kelengkapan kebutuhan belajar -0,220 -0,050 0,456 -0,098 -0,034 -0,089 0,045 0,043 0,078 -0,015 0,018 Penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah -0,099 0,077 -0,098 0,702 -0,066 -0,125 -0,075 -0,098 0,007 0,089 0,131 Motivasi belajar -0,044 0,029 -0,034 -0,066 0,681 -0,220 -0,104 0,080 -0,024 -0,063 -0,149 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas 0,131 -0,149 -0,089 -0,125 -0,220 0,625 -0,078 0,025 -0,202 -0,026 -0,032 Kemampuan bersosialisasi -0,039 0,036 0,045 -0,075 -0,104 -0,078 0,647 -0,173 0,004 -0,044 -0,037 Kesibukan lain di luar perkuliahan -0,012 -0,006 0,043 -0,098 0,080 0,025 -0,173 0,445 -0,039 -0,272 -0,031 Keikutsertaan perlombaan -0,088 0,175 0,078 0,007 -0,024 -0,202 0,004 -0,039 0,760 -0,069 0,152 Tingkat kreativitas 0,042 -0,019 -0,015 0,089 -0,063 -0,026 -0,044 -0,272 -0,069 0,479 -0,080 Kualitas tidur -0,097 0,124 0,018 0,131 -0,149 -0,032 -0,037 -0,031 0,152 -0,080 0,820 Fasilitas belajar 0.607 a -0,446 -0,519 -0,189 -0,084 0,264 -0,077 -0,028 -0,161 0,095 -0,170 Suasana dan kondisi tempat belajar -0,446 0.646 a -0,099 0,122 0,047 -0,251 0,060 -0,012 0,267 -0,037 0,183 Kelengkapan kebutuhan belajar -0,519 -0,099 0.729 a -0,174 -0,060 -0,166 0,084 0,095 0,132 -0,032 0,030 Penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah -0,189 0,122 -0,174 0.697 a -0,095 -0,189 -0,112 -0,176 0,009 0,153 0,173 Motivasi belajar -0,084 0,047 -0,060 -0,095 0.704 a -0,337 -0,156 0,145 -0,033 -0,110 -0,199 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas 0,264 -0,251 -0,166 -0,189 -0,337 0.577 a -0,123 0,048 -0,293 -0,048 -0,045 Kemampuan bersosialisasi -0,077 0,060 0,084 -0,112 -0,156 -0,123 0.796 a -0,322 0,006 -0,079 -0,050 Kesibukan lain di luar perkuliahan -0,028 -0,012 0,095 -0,176 0,145 0,048 -0,322 0.629 a -0,068 -0,589 -0,051 Keikutsertaan perlombaan -0,161 0,267 0,132 0,009 -0,033 -0,293 0,006 -0,068 0.575 a -0,114 0,192 Tingkat kreativitas 0,095 -0,037 -0,032 0,153 -0,110 -0,048 -0,079 -0,589 -0,114 0.668 a -0,128 Kualitas tidur -0,170 0,183 0,030 0,173 -0,199 -0,045 -0,050 -0,051 0,192 -0,128 0.511 a", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 387, "width": 259, "height": 335, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anti-image Matrices Anti-image Covariance Anti-image Correlation a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "455", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 105, "width": 407, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 3, diperoleh nilai MSA (Measure of Sampling Adequacy) dari semua variabel yang diolah memenuhi syarat nilai MSA > 0.5. Dengan melihat nilai MSA tersebut, maka semua variabel dapat digunakan untuk analisis faktor.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 168, "width": 408, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Penentuan Pengaruh antar Variabel yang Diteliti dengan Faktor yang Terbentuk", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 203, "width": 408, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan pengaruh antar variabel yang diteliti dengan faktor yang terbentuk pada penelitian ini adalah dengan melihat pada tabel Communalities tepatnya pada nilai ekstraksi. Syarat suatu variabel memiliki pengaruh ketelitian dengan faktor yang terbentuk adalah nilai ekstraksi > 0.5.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 281, "width": 315, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Communalities untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 317, "width": 293, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Initial Extraction Fasilitas belajar 1,000 0.764 Suasana dan kondisi tempat belajar 1,000 0.614 Kelengkapan kebutuhan belajar 1,000 0.730 Penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah 1,000 0.524 Motivasi belajar 1,000 0.725 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas 1,000 0.674 Kemampuan bersosialisasi 1,000 0.572 Kesibukan lain di luar perkuliahan 1,000 0.836 Keikutsertaan perlombaan 1,000 0.582 Tingkat kreativitas 1,000 0.727 Kualitas tidur 1,000 0.800", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 305, "width": 60, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Communalities", "type": "Picture" }, { "left": 162, "top": 456, "width": 185, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extraction Method: Principal Component Analysis.", "type": "Caption" }, { "left": 106, "top": 480, "width": 407, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 4, diperoleh semua variabel memiliki nilai extraction > 0.5 sehingga semua variabel dalam tabel dapat menjelaskan faktor.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 515, "width": 205, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Penentuan Jumlah Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 529, "width": 407, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan jumlah faktor pada penelitian ini menggunakan dua cara yaitu menggunakan nilai eigen value dan menggunakan scree plot.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 558, "width": 201, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Menggunakan Nilai Eigen", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 572, "width": 393, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor dikatakan terbentuk apabila faktor tersebut memiliki nilai Eigen >1 (Sitinjak dkk, 2017). Untuk mengetahui nilai eigen tersebut dapat dilihat pada tabel Total Variance Explained. Berdasarkan Tabel 5, diperoleh bahwa faktor yang memiliki nilai Eigen >1 sebanyak 4 faktor sehingga jumlah faktor untuk data IPK di bawah rata-rata yang optimal berdasarkan nilai eigen adalah 4 faktor. Pada faktor pertama dapat menjelaskan varian sebanyak 23.93%, faktor kedua menjelaskan varian sebanyak 23.789%, faktor ketiga menjelaskan varian sebanyak 11.186%, dan faktor keempat menjelaskan varian sebanyak 9.711%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "456", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 105, "width": 369, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Total Variance Explained untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 121, "width": 312, "height": 134, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 2.63 23.93 23.93 2.63 23.93 23.93 2.43 22.08 22.08 2 2.62 23.79 47.72 2.62 23.79 47.72 2.18 19.84 41.92 3 1.23 11.19 58.90 1.23 11.19 58.90 1.78 16.19 58.10 4 1.07 9.71 68.62 1.07 9.71 68.62 1.16 10.51 68.62 5 0.78 7.10 75.71 6 0.71 6.41 82.13 7 0.55 4.97 87.09 8 0.51 4.61 91.70 9 0.41 3.69 95.39 10 0.28 2.50 97.89 11 0.23 2.11 100.00 Total Variance Explained Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 130, "width": 141, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loadings Rotation Sums of Squared Loadings", "type": "Picture" }, { "left": 163, "top": 262, "width": 139, "height": 6, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extraction Method: Principal Component Analysis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 166, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menggunakan Scatterplot", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 301, "width": 393, "height": 58, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dikutip dari penelitian Shrestha (2021), Callet menyebutkan bahwa nilai eigen diplot sebagai titik dalam grafik, dan sebuah garis menghubungkan nilai-nilai yang berurutan. Ekstraksi faktor harus dihentikan pada titik di mana ada 'siku' atau perataan plot.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 598, "width": 301, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Scree Plot untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 627, "width": 393, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Gambar 1, dapat dilihat bahwa ‘siku’ terdapat pada ekstraksi faktor ketiga. Namun, pembentukan faktor akan ada sebanyak 4 faktor dengan mempertimbangkan nilai eigen value>1.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 684, "width": 173, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pembentukan Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 713, "width": 408, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses pembentukan faktor oleh indikator pembentuknya dapat dilihat dari hasil uji Rotated Component Matrix . Sebuah indikator dinyatakan berperan sebagai pembentuk faktor ditunjukkan oleh nilai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "457", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 105, "width": 408, "height": 71, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "loading factor tertinggi. (Sitinjak, 2017). Dengan menggunakan matriks rotasi diharapkan dapat merangkum data sehingga dapat mengidentifikasi faktor-faktor baru yang lebih mudah diinterpretasikan dengan memilih nilai loading factor dengan nilai lebih besar (>) atau sama dengan 0,5.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 183, "width": 383, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Rotated Component Matrix untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 232, "width": 316, "height": 152, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2 3 4 Fasilitas belajar 0.871 -0.008 0.055 0.052 Suasana dan kondisi tempat belajar 0.779 -0.072 -0.053 -0.004 Kelengkapan kebutuhan belajar 0.826 -0.124 0.177 0.026 Penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah 0.484 0.155 0.404 -0.320 Motivasi belajar 0.161 0.065 0.756 0.350 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas 0.108 0.111 0.805 -0.035 Kemampuan bersosialisasi 0.040 0.696 0.285 0.066 Kesibukan lain di luar perkuliahan -0.051 0.913 -0.011 -0.021 Keikutsertaan perlombaan -0.295 0.268 0.508 -0.406 Tingkat kreativitas -0.134 0.828 0.076 0.132 Kualitas tidur -0.033 0.213 0.118 0.860", "type": "Table" }, { "left": 248, "top": 205, "width": 170, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rotated Component Matrix a Component", "type": "Picture" }, { "left": 151, "top": 389, "width": 207, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 5 iterations.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 436, "width": 408, "height": 58, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pembentukan faktor pada tabel 6 , variabel “Penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah” memiliki nilai factor loading 0.484 < 0.5 sehingga tidak diikutkan dalam pembentukan fakto sehingga diperoleh sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 509, "width": 408, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 7, dapat disimpulkan bahwa untuk nilai IPK di bawah rata-rata ini ditentukan berdasarkan 4 faktor utama.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 552, "width": 360, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Faktor yang Terbentuk untuk IPK di Bawah Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 147, "top": 586, "width": 359, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 621, "width": 84, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Fasilitas belajar", "type": "Picture" }, { "left": 129, "top": 621, "width": 181, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Suasana dan kondisi tempat belajar c. Kelengkapan kebutuhan belajar a. Kemampuan bersosialisasi", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 655, "width": 89, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Kesibukan lain di luar perkuliahan", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 621, "width": 197, "height": 77, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Tingkat Kreativitas a. Motivasi belajar", "type": "Picture" }, { "left": 349, "top": 621, "width": 146, "height": 87, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Keaktifan bertanya/ berinteraksi dalam kelas c. Keikutsertaan perlombaan Kualitas tidur", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "458", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 429, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mempengaruhi perolehan IPK di bawah rata-rata pada mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro pada evaluasi belajar tahap pertama", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 154, "width": 128, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Faktor Pertama", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 174, "width": 393, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor pertama yang terbentuk terdiri atas fasilitas belajar, suasana dan kondisi tempat belajar, dan kelengkapan fasilitas belajar. Faktor ini memiliki nilai persentase varians sebesar 23.93%, artinya bahwa sebesar 23.93% perolehan IPK di bawah rata-rata dipengaruhi oleh faktor ini.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 252, "width": 117, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Faktor Kedua", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 273, "width": 392, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor kedua yang terbentuk terdiri atas kemampuan bersosialisasi, kesibukan lain selain kuliah, dan kreativitas. Faktor ini memiliki persentase varians sebesar 23.79%, artinya sebesar 23.79% perolehan IPK di bawah rata-rata dipengaruhi oleh faktor ini.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 337, "width": 117, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Faktor Ketiga", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 357, "width": 393, "height": 72, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor ketiga yang terbentuk terdiri atas motivasi belajar, keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas, dan keikutsertaan perlombaan. Faktor ini memiliki persentase varians sebesar 11.19%, artinya sebesar 11.19% perolehan IPK di bawah rata-rata dipengaruhi oleh faktor ini.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 435, "width": 131, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Faktor Keempat", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 456, "width": 392, "height": 42, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor keempat yang terbentuk yaitu kualitas tidur yang memiliki persentase varians sebesar 9.71%, artinya sebesar 9.71% perolehan IPK di bawah rata-rata dipengaruhi oleh kualitas tidur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 429, "height": 100, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cumulative variance merupakan penjumlahan dari varians yaitu 23.93% + 23.79% + 11.12% + 9.71% = 68.62%, artinya dari 4 faktor inti yang terbentuk dapat menjelaskan sebesar 68.62% dari keragaman faktor tersebut dan sebesar 31.38% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Faktor lain yang tidak diteliti namun kemungkinan memiliki pengaruh terhadap perolehan IPK di bawah rata-rata, antara lain emosional, dukungan orang tua, kesehatan, dan lain-lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 429, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data IPK di atas rata-rata terdapat sebanyak 60 data. Data tersebut dilakukan tiga kali iterasi. Pada iterasi pertama dilakukan penghapusan ketepatan waktu dalam pengerjaan dan pengumpulan tugas. Pada iterasi kedua dilakukan penghapusan variabel jumlah SKS yang telah diambil, penjelasan dosen dalam memberikan materi kuliah, dan tingkat kreativitas. Variabel-variabel tersebut dihapus karena memiliki nilai MSA < 0.5 sehingga variabel tidak layak untuk digunakan dalam analisis faktor ini. Berikut merupakan hasil dan pembahasan analisis faktor IPK di atas rata-rata dari hasil iterasi ketiga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "459", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 117, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 133, "width": 321, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Tests of Normality untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Section header" }, { "left": 263, "top": 166, "width": 70, "height": 7, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tests of Normality", "type": "Section header" }, { "left": 182, "top": 184, "width": 255, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Y 0.0 96 60 0.2 00 * 0.9 80 60 0.411", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 250, "width": 86, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Lilliefors Significance Correction", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 278, "width": 124, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*. This is a lower bound of the true significance.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 309, "width": 408, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 8, nilai sig pada metode Kolmogorov Smirnov sebesar 0.200 > 0.05 dan nilai sig pada Shapiro Wilk sebesar 0.411 > 0.05, artinya data berdistribusi normal sehingga analisis dapat dilanjutkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 429, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penentuan Nilai KMO (Kaiser Mayer Olkin) dan Barlett’s Test of Sphericity", "type": "Section header" }, { "left": 133, "top": 401, "width": 355, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. KMO and Bartlett's Test untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 435, "width": 232, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0.667 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi- Square 209.983 Df 91 Sig. 0.000", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 562, "width": 407, "height": 72, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9 menunjukkan nilai KMO sebesar 0.662 yang berarti bahwa nilainya > 0.5 dan Sig Bartlett's Test of Sphericity sebesar 0.000 yang berarti bahwa nilainya < 0.05 sehingga data telah memenuhi syarat analisis faktor dan data dapat dianalisis menggunakan proses analisis faktor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "460", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 328, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Penentuan MSA ( Measure of Sampling Adequacy )", "type": "Section header" }, { "left": 130, "top": 133, "width": 335, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Anti Image Matrices untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 161, "width": 23, "height": 5, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rata-rata", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 161, "width": 167, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jumlah jam belajar Fasilitas belajar Suasana dan kondisi tempat belajar Kelengkapan kebutuhan belajar Motivasi belajar Keaktifan bertanya/ berinteraksi dalam kelas", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 150, "width": 416, "height": 288, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemampuan bersosialisasi Kesibukan lain di luar perkuliahan Keikutsertaan perlombaan Kualitas tidur Rata-rata jumlah jam belajar 0,865 -0,066 0,019 0,008 -0,261 -0,001 0,004 0,036 0,009 0,059 Fasilitas belajar -0,066 0,430 -0,179 -0,206 -0,084 0,052 0,090 -0,036 0,037 0,063 Suasana dan kondisi tempat belajar 0,019 -0,179 0,441 -0,104 -0,017 -0,064 -0,126 0,085 -0,059 -0,064 Kelengkapan kebutuhan belajar 0,008 -0,206 -0,104 0,431 0,015 -0,006 -0,110 0,038 -0,028 -0,087 Motivasi belajar -0,261 -0,084 -0,017 0,015 0,844 -0,029 -0,027 0,016 -0,052 -0,014 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas -0,001 0,052 -0,064 -0,006 -0,029 0,703 -0,198 -0,025 -0,032 -0,182 Kemampuan bersosialisasi 0,004 0,090 -0,126 -0,110 -0,027 -0,198 0,470 -0,247 0,050 0,101 Kesibukan lain di luar perkuliahan 0,036 -0,036 0,085 0,038 0,016 -0,025 -0,247 0,575 -0,207 0,082 Keikutsertaan perlombaan 0,009 0,037 -0,059 -0,028 -0,052 -0,032 0,050 -0,207 0,746 0,219 Kualitas tidur 0,059 0,063 -0,064 -0,087 -0,014 -0,182 0,101 0,082 0,219 0,723 Rata-rata jumlah jam belajar 0.593 a -0,108 0,031 0,012 -0,305 -0,002 0,006 0,050 0,011 0,074 Fasilitas belajar -0,108 0.655 a -0,411 -0,478 -0,140 0,094 0,199 -0,073 0,066 0,114 Suasana dan kondisi tempat belajar 0,031 -0,411 0.748 a -0,238 -0,028 -0,115 -0,276 0,169 -0,102 -0,114 Kelengkapan kebutuhan belajar 0,012 -0,478 -0,238 0.742 a 0,025 -0,011 -0,245 0,076 -0,050 -0,155 Motivasi belajar -0,305 -0,140 -0,028 0,025 0.663 a -0,038 -0,043 0,024 -0,065 -0,018 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas -0,002 0,094 -0,115 -0,011 -0,038 0.679 a -0,344 -0,039 -0,044 -0,255 Kemampuan bersosialisasi 0,006 0,199 -0,276 -0,245 -0,043 -0,344 0.602 a -0,475 0,084 0,174 Kesibukan lain di luar perkuliahan 0,050 -0,073 0,169 0,076 0,024 -0,039 -0,475 0.602 a -0,316 0,127 Keikutsertaan perlombaan 0,011 0,066 -0,102 -0,050 -0,065 -0,044 0,084 -0,316 0.622 a 0,298 Kualitas tidur 0,074 0,114 -0,114 -0,155 -0,018 -0,255 0,174 0,127 0,298 0.567 a Anti-image Correlation a. Measures of Sampling Adequacy(MSA) Anti-image Matrices Anti-image Covariance", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 428, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 10, diperoleh nilai MSA dari semua variabel memenuhi syarat nilai MSA > 0.5. Dapat ditarik kesimpulan bahwa semua variabel dapat digunakan untuk analisis faktor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 426, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Penentuan Pengaruh antar Variabel yang Diteliti dengan Faktor yang Terbentuk", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 545, "width": 428, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Tabel 11, diperoleh semua variabel memiliki nilai extraction > 0.5 sehingga semua variabel dalam tabel dapat menjelaskan faktor.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "461", "type": "Page footer" }, { "left": 157, "top": 105, "width": 302, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 11 Communalities untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 135, "width": 298, "height": 129, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Initial Extraction Rata-rata jumlah jam belajar 1.000 0,685 Fasilitas belajar 1.000 0,815 Suasana dan kondisi tempat belajar 1.000 0,765 Kelengkapan kebutuhan belajar 1.000 0,784 Motivasi belajar 1.000 0,661 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas 1.000 0,762 Kemampuan bersosialisasi 1.000 0,748 Kesibukan lain di luar perkuliahan 1.000 0,703 Keikutsertaan perlombaan 1.000 0,581 Kualitas tidur 1.000 0,700", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 122, "width": 61, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Communalities", "type": "Picture" }, { "left": 159, "top": 268, "width": 195, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extraction Method: Principal Component Analysis.", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 187, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e. Penentuan Jumlah Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 321, "width": 407, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan jumlah faktor pada penelitian ini menggunakan dua cara yaitu menggunakan nilai eigen value dan menggunakan scree plot.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 364, "width": 168, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Menggunakan Nilai Eigen", "type": "Section header" }, { "left": 127, "top": 393, "width": 363, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 12 Total Variance Explained untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 190, "top": 455, "width": 49, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Total % of", "type": "Picture" }, { "left": 215, "top": 455, "width": 68, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variance Cumulative", "type": "Table" }, { "left": 261, "top": 455, "width": 78, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "% Total % of", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 455, "width": 345, "height": 114, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 2.776 27.764 27.764 2.776 27.764 27.764 2.339 23.388 23.388 2 1.964 19.637 47,400 1.964 19.637 47,400 1.777 17.765 41.153 3 1.404 14.044 61.445 1.404 14.044 61.445 1.732 17.323 58.476 4 1,060 10.595 72,040 1,060 10.595 72,040 1.356 13.564 72,040 5 0,679 6.792 78.832 6 0,622 6.223 85.055 7 0,526 5.258 90.313 8 0,393 3.934 94.247 9 0,343 3.432 97,680 10 0,232 2,320", "type": "Table" }, { "left": 143, "top": 425, "width": 214, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "100 Extraction Method: Principal Component Analysis. Total Variance Explained Component", "type": "Picture" }, { "left": 205, "top": 435, "width": 175, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 435, "width": 158, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loadings Rotation Sums of Squared", "type": "Picture" }, { "left": 424, "top": 444, "width": 28, "height": 7, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Loadings", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 598, "width": 393, "height": 100, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 12, diperoleh bahwa faktor yang memiliki nilai Eigen >1 sebanyak 4 faktor sehingga jumlah faktor untuk data IPK di atas rata-rata yang optimal berdasarkan nilai eigen adalah 4 faktor. Pada faktor pertama dapat menjelaskan varian sebanyak 27.764%, faktor kedua menjelaskan varian sebanyak 19.637%, faktor ketiga menjelaskan varian sebanyak 14.044%, dan faktor keempat menjelaskan varian sebanyak 10.595%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "462", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 105, "width": 161, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Menggunakan Scree Plot", "type": "Section header" }, { "left": 179, "top": 366, "width": 284, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2 Scree Plot untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Caption" }, { "left": 128, "top": 395, "width": 386, "height": 42, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan gambar 2 , dapat dilihat bahwa ‘siku’ terdapat pada ekstraksi faktor ketiga. Namun, pembentukan faktor akan ada sebanyak 4 faktor dengan mempertimbangkan nilai eigen value>1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 151, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "f. Pembentukan Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 481, "width": 373, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 13 Rotated Component Matrix untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 536, "width": 294, "height": 120, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 2 3 4 Rata-rata jumlah jam belajar 0,051 0,020 -0,069 0,823 Fasilitas belajar 0,878 0,018 -0,096 0,183 Suasana dan kondisi tempat belajar 0,835 -0,049 0,250 0,044 Kelengkapan kebutuhan belajar 0,865 -0,042 0,183 0,038 Motivasi belajar 0,135 0,023 0,092 0,796 Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas 0,091 -0,160 0,852 0,042 Kemampuan bersosialisasi 0,271 0,321 0,755 -0,010 Kesibukan lain di luar perkuliahan -0,061 0,660 0,511 -0,056 Keikutsertaan perlombaan 0,056 0,751 0,114 0,025 Kualitas tidur 0,107 -0,802 0,207 -0,055", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 682, "width": 131, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Rotation converged in 6 iterations.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 512, "width": 156, "height": 21, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rotated Component Matrix a Component", "type": "Picture" }, { "left": 161, "top": 659, "width": 195, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 705, "width": 428, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pembentukan faktor, variabel “Kualitas Tidur” memiliki nilai loading factor 0.207 < 0.5 tidak diikutkan dalam pembentukan faktor sehingga diperoleh sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "463", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 105, "width": 351, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 14 Faktor yang Terbentuk untuk IPK di Atas Rata-Rata", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 134, "width": 377, "height": 116, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 a. Fasilitas belajar b. Suasana dan kondisi tempat belajar c. Kelengkapan kebutuhan belajar", "type": "Picture" }, { "left": 199, "top": 150, "width": 94, "height": 45, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kesibukan lain di luar perkuliahan b. Keikutsertaan perlombaan", "type": "Table" }, { "left": 304, "top": 150, "width": 200, "height": 65, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas b. Kemampuan bersosialisasi a. Rata-rata jumlah jam belajar b. Motivasi belajar", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 429, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel 14, dapat disimpulkan bahwa untuk nilai IPK di atas rata-rata ini ditentukan berdasarkan 4 faktor utama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 429, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mempengaruhi perolehan IPK di atas rata-rata pada mahasiswa Departemen Matematika Universitas Diponegoro Angkatan 2020 pada evaluasi belajar tahap pertama", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 357, "width": 110, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Faktor Pertama", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 371, "width": 393, "height": 72, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor pertama yang terbentuk terdiri atas fasilitas belajar, suasana dan kondisi tempat belajar, dan kelengkapan kebutuhan belajar. Faktor ini memiliki nilai persentase varians sebesar 27.76%, artinya sebesar 27.76% perolehan IPK di atas rata-rata dipengaruhi oleh faktor ini.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 444, "width": 411, "height": 71, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Faktor Kedua Faktor kedua yang terbentuk terdiri atas kesibukan lain selain kuliah dan keikutsertaan perlombaan. Faktor ini memiliki persentase varians sebesar 19.64%, artinya sebesar 19.64% perolehan IPK di atas rata-rata dipengaruhi oleh faktor ini.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 516, "width": 236, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Faktor Ketiga Faktor ketiga yang terbentuk", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 530, "width": 393, "height": 72, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terdiri atas keaktifan bertanya/berinteraksi dalam kelas dan kemampuan bersosialisasi. Faktor ini memiliki persentase varians sebesar 14.04%, artinya sebesar 14.04% perolehan IPK di atas rata-rata dipengaruhi oleh faktor ini.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 602, "width": 113, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Faktor Keempat", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 617, "width": 393, "height": 57, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor keempat yang terbentuk terdiri atas rata-rata jumlah jam belajar dan motivasi belajar. Faktor ini memiliki persentase varians sebesar 10.06%. Hal ini dapat diartikan bahwa sebesar 10.06% perolehan IPK di atas rata-rata dipengaruhi oleh faktor keempat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 689, "width": 429, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cumulative variance merupakan penjumlahan dari varians yaitu 27.76% + 19.64% + 14.04% + 10.60% = 72.04%, artinya dari keempat faktor inti yang terbentuk dapat menjelaskan sebesar 72.04% dari keragaman", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "464", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 429, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "faktor tersebut dan sebesar 27.96% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 84, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "D. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 429, "height": 231, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa Matematika Universitas Diponegoro pada evaluasi hasil belajar tahap pertama. Faktor yang memiliki kontribusi besar yang mempengaruhi indeks prestasi tersebut, yaitu faktor pertama yang terdiri atas fasilitas belajar, suasana dan kondisi tempat belajar, dan kelengkapan kebutuhan belajar. Evaluasi tahap pertama dalam proses pembelajaran di Departemen Matematika Universitas Diponegoro, yaitu lebih memerhatikan fasilitas belajar, suasana dan kondisi tempat belajar, dan kelengkapan kebutuhan belajar karena hal tersebut menjadi faktor terbesar yang mempengaruhi perolehan IPK mahasiswa. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mencari tahu faktor-faktor lain yang belum diketahui tersebut, misalnya emosional, dukungan orang tua, kesehatan, dan lain-lain. Hasil penelitian ini juga memberikan saran bagi para pihak yang terlibat dengan mahasiswa Departemen Matematika Universitas Diponegoro untuk mengembangkan serta meningkatkan faktor- faktor yang mempengaruhi IPK mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 116, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "E. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 429, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Barokah, S. N. 2018. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa (Studi Kasus Pada Jurusan Administrasi Bisnis Politeknik Negeri Semarang). Admisi dan Bisnis , 19(1), 59-68.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 500, "width": 429, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daely, K., Sinulingga, U., & Manurung, A. 2013. Analisis Statistik Faktor- Faktor yang mempengaruhi indeks prestasi mahasiswa. Saintia Matematika , 1(5), 483-494.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 428, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Defiyanti, S. 2013. Analisis dan Prediksi Kinerja Mahasiswa Menggunakan Teknik Data Mining . Syntax: Jurnal Informatika, 2(01).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 429, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi Kesembilan. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 429, "height": 58, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Margono, G. 2013. The Development of Instrument for Measuring Attitudes toward Statistics Using Semantic Differential Scale. In 2nd International Seminar on Quality and Affordable Education (ISQAE 2013) (pp. 241-250).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 429, "height": 29, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwanto, D. 2018. Analisis Faktor: Konsep, Prosedur Uji dan Interpretasi. Jurnal Teknodik , 4(15), 153 – 169.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 57, "width": 314, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 69, "width": 139, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 13, No. 3 Desember 2022 e-ISSN 2579-7646", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 759, "width": 23, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "465", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 429, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Santoso, S. 2012. Analisis SPSS pada Statistik Parametrik . Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 429, "height": 71, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sitinjak, D. A., Suryawardani, G. A. O., & Wijayanti, P. U. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Menentukan Kepuasan Kerja dan Loyalitas Karyawan (Studi Kasus di Perusahaan Kopi PT Golden Kirrin Internasional, Kabupaten Badung). Jurnal Agribisnis dan Agrowisata (Journal of Agribusiness and Agritourism ), 378-386.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 429, "height": 58, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Shrestha, N. 2021. Factor analysis as a tool for survey analysis. American Journal of Applied Mathematics and Statistics , 9(1), 4-11. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabet", "type": "Text" } ]
57dccf74-bb01-b058-154a-f3beac639c19
https://journal.isi-padangpanjang.ac.id/index.php/Ekspresi/article/download/90/77
[ { "left": 153, "top": 78, "width": 324, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL EKSPRESI SENI", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 112, "width": 252, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 132, "width": 266, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 1412 – 1662 Volume 18, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 1- 179", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 775, "width": 6, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "i", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 163, "width": 382, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terbit dua kali setahun pada bulan Juni dan November. Pengelola Jurnal Ekspresi Seni merupakan sub-sistem LPPMPP Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang.", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 221, "width": 87, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penanggung Jawab", "type": "Section header" }, { "left": 242, "top": 235, "width": 143, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rektor ISI Padangpanjang Ketua LPPMPP ISI Padangpanjang Pengarah", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 276, "width": 173, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kepala Pusat Penerbitan ISI Padangpanjang", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 290, "width": 78, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketua Penyunting", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 304, "width": 393, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sahrul N Tim Penyunting Emridawati Yusfil Sri Yanto Adi Krishna Rajudin Penterjemah Eldiapma Syahdiza Redaktur Surherni Saaduddin Liza Asriana Tata Letak dan Desain Sampul Yoni Sudiani Web Jurnal Ilham Sugesti ______________________________________________.________________________________ _", "type": "Table" }, { "left": 138, "top": 580, "width": 351, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alamat Pengelola Jurnal Ekspresi Seni: LPPMPP ISI Padangpanjang Jalan Bahder Johan", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 594, "width": 324, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Padangpanjang 27128, Sumatera Barat; Telepon (0752) 82077 Fax. 82803; e-mail;", "type": "List item" }, { "left": 255, "top": 608, "width": 116, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Table" }, { "left": 200, "top": 636, "width": 226, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Catatan. Isi/Materi jurnal adalah tanggung jawab Penulis. Diterbitkan Oleh", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 664, "width": 187, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Institut Seni Indonesia (ISI) Padangpanjang", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 78, "width": 324, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL EKSPRESI SENI", "type": "Section header" }, { "left": 188, "top": 112, "width": 252, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 132, "width": 266, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN: 1412 – 1662 Volume 18, Nomor 1, Juni 2016, hlm. 1- 179", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 775, "width": 10, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ii", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 177, "width": 62, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR ISI", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 205, "width": 418, "height": 447, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENULIS JUDUL HALAMAN Tatang Rusmana Penciptaan Teater dan Perlindungan Hak Cipta 1 - 19 Ediantes Ritual Sebagai Sumber Penciptaan Film Basafa di Ulakan 20 – 38 Saaduddin Analisis Bentuk, Fungsi dan Makna Pertunjukan Teater Tanah Ibu Sutradara Syuhendri 39 – 61 Efrida Estetika Minangkabau dalam Gerak Tari Bujang Sambilan 62 – 77 Yan Stevenson Kaba Lareh Simawang Sebagai Konsep Dasar Penciptaan Tari Laki-laki 78 – 95 Kurniasih Zaitun Metode Jual Obat Tradisional Sebagai Konsep Penciptaan Teater Modern “Komplikasi” 96 – 112 Ranelis Rahmat Washington P Seni Kerajinan Batik Basurek di Bengkulu 113 – 130 Emri Lasuang Sebagai Sumber Penciptaan Tari Modern Lasuang Tatingga di Sumatera Barat 131 – 147 Hartati Tradisi Menari dalam Upacara Pernikahan Masyarakat Bengkulu Selatan 148 – 163 Nadya Fulzy Alam dan Adat Sebagai Sumber Estetika Lokal Kesenian Talempong Lagu Dendang 164 - 179 _______________________________________________________________________", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 401, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49/Dikti/Kep/2011 Tanggal 15 Juni 2011 Tentang Pedoman Akreditasi Terbitan Berkala Ilmiah. Jurnal Ekspresi Seni Terbitan Vol. 18, No. 1, Juni 2016 Memakaikan Pedoman Akreditasi Berkala Ilmiah Tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 119, "width": 398, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ALAM DAN ADAT SEBAGAI SUMBER ESTETIKA LOKAL KESENIAN TALEMPONG LAGU DENDANG", "type": "Section header" }, { "left": 279, "top": 206, "width": 68, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Nadya Fulzi", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 219, "width": 241, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Prodi Seni Karawitan-Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Padangpanjang (ISI) Jl. Bahder Johan-Padangpanjang-Sumatera Barat [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 301, "width": 59, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 314, "width": 371, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kesenian Talempong Lagu Dendang adalah kesenian tradisional khas Nagari Limbanang Kabupaten Limapuluh Kota. Sebagai sebuah objek seni yang estetis Talempong Lagu Dendang memiliki unsur-unsur estetis yang bersumber dari lingkungan sekitar tempat seni ini berasal. Peneltian ini bertujuan untuk menemukan hubungan antara karakteristik alam dan adat Nagari Limbanang dengan pembentukan konsep estetika lokal kesenian Talempong Lagu Dendang. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan estetika. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara, sedangkan analisis data dilakukan dengan cara mengkategorikan, menafsirkan dan menghubungkann data dengan teori yang relevan. Adapun teori yang digunakan adalah teori estetika dari Nyoman Kutha Ratna yang memandang estetika sebagai sesuatu yang mengandung makna keindahan, kebaikan, keutamaan dan kebajikan. Hasil dari penelitian ini berupa konsep estetika lokal yang tersirat dalam berbagai bahasa kiasan seperti: basilang, garitiak cando aia ilia, nada sisik/bungo dan donga- mandongakan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 503, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : alam, adat, estetika lokal.", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 542, "width": 59, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 128, "top": 554, "width": 374, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Talempong Lagu Dendang is a traditional art of Nagari Limbanang, Limapuluh Kota regency. As an aesthetic object, Talempong Lagu Dendang has some aesthetic’s elements which are originate from the environment where the art from. This research aims to find relation berween nature’s characteristic and Limbanang’s custom with local aesthetic concept of Talempong Lagu Dendang. This research used qualitative method with aesthetic approach. Datas collected with observation and interview, even the analysis of datas did with category, interprate and connecting datas with a theory. This research use an aesthetic’s theory by Nyoman Kutha Ratna. He thougnt that, the aesthetic means beauty, kindness, execelencess and virtuousness. The result of this research is a local aesthetic’s concept which reflects in some metaphores such as: basilang, garitiak cando aia ilia, nada sisik/bungo dan donga-mandongakan.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 706, "width": 191, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Keywords : nature, custom, local aesthetic.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 197, "height": 321, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kesenian Talempong Lagu Dendang berasal dari produk budaya masyarakat Nagari Limbanang Kecamatan Suliki Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Nama kesenian ini diambil dari repertoar lagu yang dibawakan, berupa melodi-melodi Saluang Dendang Darek berkarakter ritmis. Kemudian ditransformasikan ke seperangkat ensambel Talempong , terdiri dari enam buah Talempong dimainkan oleh tiga orang pemain (masing-masing memegang dua buah Talempong ) dan satu buah Gendang yang dimainkan oleh seorang pemain.", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 468, "width": 158, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Keunikan dari kesenian", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 194, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Talempong Lagu Dendang terletak pada penerapan teknik basilang atau teknik hocketing pada musik Barat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 194, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Teknik ini tidak ditemui pada kesenian Talempong lainnya di Minangkabau. Selain teknik basilang, masih ada beberapa unsur musikal dan prinsip- prinsip dasar permainan yang sangat spesifik Limbanang, seperti; ritme garitiak. nada sisik/bungo, dan donga- mandongakan. Seluruh elemen musikal dan non musikal ini memuat nilai-nilai keindahan dan berpadu", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "menjadikan kesenian Talempong Lagu Dendang sebagai sebuah kesenian yang bernilai estetis.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 178, "width": 193, "height": 198, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Adapun unsur-unsur musikal yang membentuk Talempong Lagu Dendang bersumber dari segala yang ada di lingkungan tempatnya berasal, baik itu ekologi, pola hidup masyarakat, nilai dan norma adat berikut seluruh kearifan lokal masyarakat pemiliknya. Inilah yang menjadi dasar pembentukan estetika lokal kesenian Talempong Lagu", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 385, "width": 193, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dendang yang membedakannya dengan kesenian Talempong lainnya di Minangkabau. Secara implisit unsur- unsur estetika lokal Limbanang itu tersirat dalam berbagai bahasa seperti; kiasan, pameo atau pepatah adat yang lazim ditemui dalam kehidupan masyarakat Limbanang.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 551, "width": 196, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hal tersebut, permasalahan yang diangkat dalam tulisan ini difokuskan pada bagaimana alam dan adat masyarakat Limbanang dapat menjadi sumber pembentukan estetika lokal kesenian Talempong Lagu Dendang. Tujuan dari tulisan ini, untuk mengungkap pengaruh alam dan adat terhadap terbentuknya konsep estetika lokal kesenian Talempong", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lagu Dendang Limbanang. Dalam menjawab persoalan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 194, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "tersebut, dipergunakan sebuah konsep estetika", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 193, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Nyoman Kutha Ratna menyatakan bahwa “estetika atau keindahan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 194, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "( beauty) mengandung makna", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 196, "height": 322, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "keindahan, kebaikan, keutamaan dan kebajikan” (2007:2). Konsep ini dianggap relevan dengan persoalan estetika lokal Talempong Lagu Dendang karena memandang estetika tidak hanya sebagai sebuah keindahan (benda indah) yang memiliki unsur, bentuk dan struktur kongkrit dan dapat ditangkap oleh panca indra, namun keindahan juga memiliki nilai abstrak berupa kebaikan, keutamaan dan kebajikan. Nilai abstrak ini bila dikontekstualkan dengan kehidupan masyarakat Limbanang, tercermin dalam hidup yang berguru pada alam dan falsafah adat.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 572, "width": 194, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Metodologi yang digunakan untuk menjawab persoalan penelitian ini adalah metodologi kualitatif dengan pendekatan estetika. Selain konsep utama di atas, penulis juga menggunakan konsep estetika yang dikemukakan oleh The Liang Gie dan Dharsono Sony Kartika sebagai pendukung. Menurut Bogdan dan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 632, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Taylor dalam Moleong menyatakan bahwa metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (2001:3). Berdasarkan metodologi penelitian kualitatif yang dikemukakan Moleong, maka penelitian estetika musikal Talempong Lagu Dendang dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu; pengumpulan data, pemeriksaan data dan analisis data. (Moleong, 2001:88). Proses pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara, pemeriksaan data dilakukan dengan triangulasi, pemeriksaan dengan rekan sejawat dan melalui kekuatan pengamatan. Khusus analisis data dilakukan secara mendalam dengan mengacu pada tahapan analisis yang ditawarkan oleh A. Michael Huberman dan Mattew B Miles dalam Norman K Denzin dan Yvona S. Lincoln (2009:596) yaitu, menginventarisasi pola-pola dan tema-tema tertentu, mengamati alasan logis dan rasional berdasarkan kemampuan intuitif, pengelompokan untuk menemukan jalur koneksinya, merumuskan metafora-metafora, perhitungan apa", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 193, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "yang terjadi di lapangan, proses", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 194, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "pemisahan variabel-variabel dari kelompok data, terus-menerus mengamati ulang data dari tingkat pertama ke kategori data yang lebih umum, merumuskan seperangkat data dengan serangkaian bukti logis, dan merumuskan koherensi teoritis dan konseptual. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan konsep dan teori yang relevan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 88, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 193, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Geografis Nagari Limbanang dan Adat Masyarakatnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 419, "width": 193, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Nagari Limbanang adalah tempat dilakukan", "type": "Table" }, { "left": 180, "top": 440, "width": 127, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "penelitian ini, yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 460, "width": 193, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "merupakan bagian administratif", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 481, "width": 193, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Suliki Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat. Nagari", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 522, "width": 194, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Limbanang terdiri dari enam Jorong , yaitu; Andiang, Ikua Parik, Penago,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 564, "width": 194, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Saut dan Limbanang Baruah . Topografi wilayah", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 584, "width": 194, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Limbanang bergelombang, terdiri dari daerah dataran dan bukit-bukit kecil. Daerah yang lebih tinggi berada di sebelah utara dan selatan, sedangkan di bagian tengah merupakan daerah datar yang sekaligus merupakan area terluas dari keseluruhan wilayah Limbanang.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 280, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Limbanang dialiri oleh sebuah sungai besar yaitu Batang Sinamar dan delapan anak sungai kecil. Sungai- sungai ini dijadikan secagai sarana penunjang kehidupan dan pusat aktivitas kehidupan masyarakat Limbanang. Areal pemukiman dan pertanian berada di sepanjang daerah aliran Batang Sinamar. Batang Sinamar ini tidak terlalu lebar, namun memiliki debit air cukup deras dikarenakan daerah Limbanang dekat dengan wilayah hulu sungai seperti terlihat di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 392, "top": 523, "width": 49, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gambar 1.", "type": "Section header" }, { "left": 327, "top": 534, "width": 178, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Salah Satu Anak Sungai Batang Sinamar Di Limbanang (Foto: Nadya Fulzi, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 590, "width": 154, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Batang Sinamar", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 611, "width": 193, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "digambarkan oleh masyarakat Limbanang dengan ungkapan", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 652, "width": 193, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dalamnyo ndak taukua , lebanyo ndak talangkahi (dalamnya tak terukur, lebarnya tak terlangkahi). Artinya meskipun kelihatannya kecil, namun karakter Batang Sinamar sulit diduga", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "sehingga butuh kehati-hatian saat menyeberanginya. Ungkapan kiasan tentang karakteristik Batang Sinamar ini, ternyata digunakan pula oleh masyarakat Limbanang untuk menggambarkan karakter umum", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 194, "height": 363, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "mereka yang sulit diduga . Masyarakat Limbanang memiliki makna-makna tersirat dibalik setiap perkataan dan sikap yang ditunjukkan. Kiasan lain yang juga sering digunakan untuk mewakili karakteristik Batang Sinamar ini adalah panuahnyo indak malimpah, kariangnyo indak babucak (penuhnya tidak sampai melimpah dan keringnya tidak sampai ke dasar) mengandungg makna bahwa Batang sinamar memiliki denit air yang cenderung stabil baik di musim hujan mapun di musim kemarau. Karakter sungai ini pun tercermin dalam karakter masyarakat Limbanang yang tenang, tidak mudah emosional dalam bersikap dan bertutur kata.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 194, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kondisi topografi daerah Limbanangpun, memiliki pengaruh terhadap", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 193, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "pembentukan karakter masyarakatnya. Kontur wilayah yang cenderung datar menjadikan akses menuju daerah ini sangat mudah, sehingga masyarakat Limbanang sering", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 196, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "bersentuhan dengan orang atau budaya lain di luar budaya lokalnya. Orang- orang Limbanang, umumnya memiliki sifat terbuka terhadap pada para pendatang. Secara eksplisit terlihat, dari sikap ramah-tamah yang mereka tunjukkan saat ada pendatang memasuki daerah mereka. Sifat ramah- tamah merupakan bagian dari nilai kesantunan dan keutamaan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 323, "width": 193, "height": 384, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Selain kesamaan yang merupakan karakter utama masyarakat Limbanang, dijumpai pula karakter- karakter khas masyarakat dimasing- masing Jorong sebagaimana terungkap dalam beberapa pameo yang digunakan oleh orang-orang dulu. Masyarakat Jorong Limbanang Baruah diibaratkan dengan istilah baragi kain . Artinya kain yang memiliki ragi (motif) yang indah sehingga menyenangkan bila dipandang. Makna yang tersirat dari istilah itu adalah orang Limbanang Baruah berusaha menampilkan atau memberikan yang terbaik dihadapan orang lain dalam situasi dan kondisi apapun, dan mereka cenderung berkata dan bersikap penuh kiasan.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 716, "width": 193, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Jorong Andiang dijuluki dengan istilah itiak tajun (itik", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 260, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "terjun). Ibarat sekumpulan itik yang akan terjun dari pematang sawah yang tinggi, mulanya akan terlihat ragu-ragu dan hanya akan berdiri atau berputar- putar di tepi pematang. Itik-itik ini baru akan terjun dari pematang bila sudah ada seekor yang memulai, barulah yang lain mau mengikuti. Artinya orang Andiang sulit memulai suatu pekerjaan yang sifatnya kelompok, namun jika sudah ada seseorang yang memulai maka yang lain dengan sendirinya akan mengikuti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 194, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Masyarakat Jorong Ikua Parik digambarkan sebagai bontiang aduan (kerbau aduan). Ini menyiratkan karakter masyarakatnya yang pemberani dan tegas. Mereka teguh dalam memegang prinsip dan aturan- aturan yang berlaku. Sikap tegas ini tidak berarti mereka adalah masyarakat yang anarkhis. Sebaliknya, jika perselisihan di antara mereka, maka mereka akan", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 592, "width": 87, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "memilih cara", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 194, "height": 135, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "musyawarah untuk menyelesaikannya. Masyarakat Jorong Penago digambarkan dengan istilah sandang bajak, artinya mereka adalah tipe pekerja keras. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat Jorong Penago yang menjadi petani sukses.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Adapun masyarakat Jorong Sauik digambarkan dengan istilah pakandangan Limbanang. Ini disebabkan karena daerah Sauik", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 199, "width": 193, "height": 301, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dulunya merupakan wilayah penggembalaan ternak orang-orang Limbanang. Karakter masyarakatnya sama dengan masyarakat Limbanang Baruah . Seluruh pameo masyarakat di atas sesungguhnya merefleksikan nilai- nilai keutamaan dan kebaikan yang diakui oleh masyarakatnya. Ukuran kebaikan itu adalah dari sudut pandang masyarakat Limbanang, karena apa yang baik menurut suatu masyarakat belum tentu baik menurut masyarakat lain. Ini nantinya akan menjadi salah satu kunci dalam menginterpretasi nilai estetika lokal dalam kesenian", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 509, "width": 148, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Talempong Lagu Dendang. Limbanang secara", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 530, "width": 193, "height": 218, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "adat merupakan bagian dari sebuah kelarasan yang disebut Lareh Koto Loweh . Kelarasan ini terdiri dari delapan nagari dengan Nagari Limbanang berposisi sebagai pintu gerbangnya. Limbanang memiliki struktur pemerintahan adat yang berbeda dibandingkan dengan tujuh nagari lainnya di kelarasan Koto Loweh. Pimpinan tertinggi di", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 156, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Limbanang adalah seorang niniak yang bergelar Dt. Majo Indo. Niniak merupakan orang yang dituakan, dan kedudukannya lebih tinggi dari panghulu . Selaku orang yang dituakan di Lareh Koto Loweh , niniak Majo Indo memiliki beberapa hak istimewa seperti:", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 282, "width": 166, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pertama, dalam membangun gelar Majo Indo ia tidak perlu mendapatkan persetujuan dari petinggi-petinggi adat lainnya.", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 337, "width": 166, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kedua, tidak ada petinggi adat yang berhak memasangkan deta ( destar ) di kepalanya, karena niniak Majo Indo merupakan niniak tertua di Luak Limopuluah", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 406, "width": 166, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Koto dan keberadaannya lebih dulu dari pada petinggi adat lainnya. Ketiga, bahwa gelar Majo Indo hanya boleh diwariskan kepada garis keturunannya yang keabsahannya terjamin secara adat. (Ahmad", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 502, "width": 132, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dawari Chatib, 2010 : 29).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 194, "height": 197, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dt. Majo Indo memiliki empat orang bawahan yang dijuluki Bosa Nagari (Besar Nagari ) atau Sondi Podek (Sendi Padat), yang masing- masing mengemban fungsi sebagai ajudan, juru bicara, bendahara dan panglima. Struktur pimpinan adat Limbanang selanjutnya disebut Datuak Ka Ampek Suku, Panghulu Andiko dan Dubalang Parik Paga .", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 467, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berlakunya sistem hirarkhis dalam struktur kepemimpinan adat Limbanang merupakan bukti bahwa nagari Limbanang dipengaruhi sistem kelarasan adat Koto Piliang. A.A Navis dalam buku Alam Takambang Jadi Guru menyatakan bahwa sistem kelarasan adat Koto Piliang dikiaskan dengan ungkapan adat bajanjang naiak, batanggo turun (berjenjang naik bertangga turun) (1986:56). Ibrahim Dt. Sanggoeno Dirajo dalam bukunya juga menjelaskan bahwa kelarasan Koto Piliang memiliki ciri kepemimpinan sebagaimana tercermin dari falsafahnya, kato surang gadang sagalonyo (kata sendiri besar segalanya) (2009:41). Artinya, pengambilan keputusan diprioritaskan pada pemegang pucuk pimpinan tertinggi, sementara pihak yang lebih rendah kedudukannya bertugas melaksanakan keputusan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 592, "width": 157, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada sisi lain, pelaksanaan adat", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 613, "width": 193, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Limbanang justru memperlihatkan ciri khas Bodi Caniago dimana musyawarah mufakat, serta pengambilan keputusan yang", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 696, "width": 193, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "berorientasi pada kepentingan umum menjadi ciri utamanya. Hal ini sebagaimana tercermin dalam falsafah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "adatnya: kato surang dibuleki, kato basamo kato mufakat (kata seorang dibulati, kata bersama kata mufakat). (Navis, 1986 :40). Falsafah adat ini aplikasinya terlihat dalam sistem pemerintahan adat Limbanang pada proses musyawarah dan mufakat, dimana setiap orang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 194, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "kebebasan berpendapat tanpa", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 194, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "membedakan hirarkhi mereka dalam adat. Dua sistem kelarasan yang berbeda ini, berjalan seiring di Limbanang tanpa menimbulkan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 385, "width": 193, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "konflik. Ini yang secara adat disebut “Adat Koto Piliang Langgam Bodi Caniago” .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 193, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Indikator adanya perpaduan antara sistem kelarasan adat Koto Piliang dan Bodi Caniago di nagari", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 194, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Limbanang, diperkuat dengan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 182, "height": 211, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "pernyataan Navis sebagai berikut ini: Diduga nagari-nagari yang menganut dua kelarasan itu disebut lareh (laras). Seperti di Luhak Agam, nagari-nagari yang menganut kedua sistem itu disebut lareh nan bunta (laras yang bulat), sedangkan Luhak Tanah Datar disebut lareh nan panjang (laras yang panjang). Makna kata bunta dan panjang itu dapat dipahamkan sebagai ungkapan yang sama artinya, yakni sesuatu yang berbentuk bulat dan yang berbentuk panjang", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 116, "width": 166, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "adalah suatu kesatuan yang utuh (1986:56).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 158, "width": 193, "height": 238, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pernyataan Navis ini senada dengan yang disampaikan salah satu pemuka adat nagari Limbanang, bahwa nagari Limbanang khususnya dan Lareh Koto Loweh umumnya memadukan dua bentuk kelarasan ini. Kata loweh berarti luas, maksudnya dapat menampung segala hal. Ini menyiratkan bahwa masyarakat nagari Limbanang adalah tipekal masyarakat yang terbuka, berpikiran luas, toleran dan saling menghargai perbedaan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 406, "width": 193, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kuatnya adat yang bercirikan musyawarah dan mufakat memberi pengaruh besar terhadap karakter masyarakat Limbanang. Jika ada sebuah masalah yang timbul dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Limbanang lebih suka menyelesaikannya dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 572, "width": 193, "height": 176, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "bermusyawarah dan bermufakat serta sedapat mungkin menghindari konflik. Melalui tradisi musyawarah dan mufakat inilah akhirnya terbentuk masyarakat Limbanang yang demokratis, saling menghargai dan toleransi satu sama lain. Contoh kecil dari sikap saling menghargai ini adalah sikap mau mendengarkan saran dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "pandangan orang lain tanpa membedakan status sosial dalam masyarakat. Itulah sebabnya di nagari ini tidak pernah terjadi pertikaian anarkhis seperti yang mungkin ditemui di nagari-nagari lain. Adat", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 194, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "musyawarah dan nilai saling menghargai telah menjadi nilai utama dalam masyarakat Limbanang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 194, "height": 384, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dari deskripsi di atas terlihat bahwa kondisi alam dan adat setempat merupakan faktor pembentuk karakter berikut nilai-nilai kebaikan, keutamaan dan kebajikan yang diyakini oleh masyarakat Limbanang. Nilai-nilai ini secara eksplisit tercermin melalui sikap tenang, terbuka, lugas di satu sisi namun memiliki makna-makna tersirat di sisi lain, suka bermusyawarah dan saling menghargai satu sama lain. Secara implisit nilai-nilai ini dijumpai dalam berbagai bahasa kiasan, ungkapan adat dan pameo masyarakat dan sekaligus menunjukkan konsep mereka tentang hal-hal yang dipandang baik, benar dan menjadi keutamaan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk konsep keindahan atau estetika.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Konsep Musikal Talempong Lagu Dendang di Nagari Limbanang.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 156, "width": 157, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kesenian Talempong Lagu", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 176, "width": 193, "height": 198, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dendang muncul pertama kali di Jorong Ikua Parik nagari Limbanang sekitar tahun 1950-an diciptakan oleh seniman tradisi yang bernama Yuhanir. Materi utama komposisi musik Talempong Lagu Dendang berasal dari permainan melodi-melodi lagu saluang dendang darek yang ditransformasikan permainannya ke dalam enam buah instrumen", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 363, "width": 193, "height": 114, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Talempong secara individual . Permainan individu ini kemudian mengalami pengembangan dari segi teknik permainan hingga akhirnya dapat dimainkan oleh tiga orang pemain.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 487, "width": 194, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ensambel Talempong Lagu Dendang terdiri dari enam buah Talempong dan satu buah gandang . Masing-masing pemain Talempong memegang dua buah Talempong yang berbeda nada dan tidak berurutan, sama seperti pada permainan Talempong Pacik . Pemain pertama memegang talempong bernada 2-4 disebut polong/induak/pangumpulan , pemain kedua memegang talempong bernada 1-3, disebut tongah , pemain ketiga memegang Talempong bernada", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 193, "height": 53, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "5-6 disebut tingkah sedangkan pemain gandang disebut tukang gandang seperti terlihat di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 321, "width": 49, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gambar 2.", "type": "Picture" }, { "left": 126, "top": 332, "width": 168, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Cara Bermain Talempong Lagu Dendang (Foto: Nadya Fulzi, 2012)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 376, "width": 194, "height": 363, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Teknik permainan Talempong Lagu Dendang sangat berbeda dengan Talempong Pacik , meskipun secara visual terlihat mirip. Seniman setempat menyebut teknik ini sebagai teknik basilang . Teknik basilang adalah teknik menghasilkan bunyi Talempong yang saling sambut-menyambut antara satu bagian dengan bagian lain. Artinya ketika seorang pemain memukul salah satu nada Talempong , maka pemain yang lain berhenti memukul dan menunggu giliran untuk memukul nada sesudahnya sesuai dengan ketukan nada-nada yang dimiliki oleh suatu melodi lagu. Hasil akhir dari proses ini berupa bangunan melodi dendang darek utuh yang", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "memiliki karakter berbeda dari melodi saluang dendang darek asli. Sebagai pembanding teknik hocketing ini juga ditemui pada permainan Angklung.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 199, "width": 194, "height": 156, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalam ilmu musik Barat, penerapan teknik basilang sebagaimana ditemukan pada Talempong Lagu Dendang dapat dianalogikan dengan teknik hocketing ( hocketing technic ). Menurut Willi Apel dalam Harvard Dictionary of Music menjelaskan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 365, "width": 193, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hocketing / Hocket (L. hoketus , oketus , ochetus ; F. hocquet , hoguet ; It.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 406, "width": 193, "height": 135, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ochetto ) adalah suatu perselang- selingan yang cepat dari dua (terkadang tiga) suara dengan nada- nada tunggal atau sekelompok nada pendek. Satu bagian akan berhenti ketika bagian yang lain berbunyi. (1972:389).", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 551, "width": 157, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalam sumber yang lain,", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 572, "width": 193, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lambertus Franco sebagaimana dikutip oleh Stanley Sadie menjelaskan", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 613, "width": 131, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hocketing sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 634, "width": 166, "height": 121, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hocketing dapat juga dihasilkan melalui pemotongan bunyi ataupun tanpa pemenggala …dan perselang-selingan kelompok- kelompok nada yang diberi tanda istirahat akan dilakukan perbagian dari bagian satu ke bagian yang lainnya; kadang dapat terjadi pertemuan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 116, "width": 166, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(perbenturan) dalam proses perselang-selingan tersebut, namun hal itu jarang", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 158, "width": 93, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "terjadi.(1980:306).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 181, "width": 194, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Seperti prinsip dasar teknik hocketing Barat, pada teknik basilang dalan membentuk melodi pun jarang terjadi perbenturan nada pada talempong polong dan tongah .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 285, "width": 194, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pengecualian adalah pada Talempong tingkah yang justru secara sengaja menghadirkan motif-motif tingkah ostinato ( yang disebut garitiak)", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 368, "width": 194, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "sepanjang melodi berlangsung, sehingga para seniman mngibaratkannya dengan ungkapan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 430, "width": 194, "height": 301, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "garitiak caando aia ilia (garitiak seperti air yang mengalir ). Ada prinsip permainan yang diacu oleh para seniman tradisi dalam memberikan nada garitiak ini yaitu dinamik nada garitiak tidak boleh terlalu keras sehingga akan menutupi bangunan melodi utama, namun juga tidak boleh terlalu pelan sehingga tertutup oleh melodi utama. Artinya, nada garitiak harus dimainkan dengan dinamik sedang dan stabil. Prinsip dinamik garitiak ini sebenarnya mengadaptasi karakteristik aliran Batang Sinamar yang diungkapkan dengan bahasa", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "kiasan panuahnyo indak malimpah, kariangnyo indak mambucak.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 158, "width": 193, "height": 238, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Selain memberikan garitiak, untuk memperindah melodi lagu para seniman juga memberikan improvisasi berupa nada-nada sisik (sisip) atau nada bungo (nada bunga). Kata sisip bermakna sesuatu yang berukuran kecil, yang diselipkan antara dua benda, sedangkan kata bungo bermakna sesuatu yang memperindah. Prinsip sisik/bungo dianalogikan dengan prinsip ornamentasi musik Barat seperti di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 420, "width": 166, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ornamentasi musikal berasal dari aksi spontan pemain, yang dalam menampilkan sebuah melodi tertulis atau tradisional, menambahi, mengembangkan", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 489, "width": 166, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "atau memvariasikan melodi itu melalui teknik improvisasinya sendiri. Figur-figur melodi yang lebih kurang klise/ stereotype ,", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 544, "width": 166, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dalam proses ornamentasi tersebut, yang telah diganti atau ditambahkan ke dalam nada-nada asli dari melodi tersebut itulah yang disebut sebagai ornamen. Salah satu bentuk ornamentasi itu adalah ornamentasi improvisasi, yaitu menyerahkan sepenuhnya pada improvisasi pemain. (Apel, 1972:629-631).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 696, "width": 193, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Permainan ritme gandang pada Talempong Lagu Dendang merupakan bagian dari komposisi musiknya,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "terutama berfungsi sebagai pemberi aksentuasi ritme dan pengiring dalam melengkapi melodi lagu. Kesan bunyi yang dihasilkan dari permainan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 199, "width": 193, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "gandang ini diibaratkan dengan istilah", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 220, "width": 194, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "gandang bak kacimpuang mandi", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 194, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(gendang seperti kecimpung mandi) .", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 261, "width": 193, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ungkapan kiasan yang digunakan oleh senuman setempat untuk", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 194, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "menggambarkan kesatuan bunyi antara Talempong dan gandang adalah ba ronguang bak talempong ba talun bak gandang di sinan bunyi mako tibo. Maknanya, dua unsur yang berbeda karakter ketika disatukan justru menghasilkan sesuatu yang baik (indah).", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 468, "width": 158, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalam menguasai teknik", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 194, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "basilang secara sempurna, terlebih dahulu harus memahami prinsip dasarnya yang diistilahkan sebagai donga-mandongakan. Prinsip donga- mandongakan (dengar-mendengarkan) maksudnya setiap pemain harus mendengarkan, menyimak dan memperhatikan permainan dari", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 654, "width": 194, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "rekannya. Disamping mendengar,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 675, "width": 193, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "setiap pemain dituntut mampu bersikap sabar dan mengendalikan emosi ketika bermain sehingga dapat membentuk lagu yang sempurna. Itulah sebagian", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 53, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dari unsur-unsur musik pembentuk estetika kesenian Talempong Lagu Dendang.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 199, "width": 193, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Alam dan Adat Sebagai Sumber", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 213, "width": 84, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Estetika Lokal.", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 239, "width": 45, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sebelum", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 239, "width": 193, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "membicarakan persoalan estetika lokal dari kesenian", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 280, "width": 193, "height": 321, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Talempong Lagu Dendang ada baiknya kita terlebih dahulu mengetahui apa yang dimaksud dengan estetika dan apa yang menjadi objek dalam estetika. Menurut The Liang Gie estetika merupakan cabang filsafat yang mempelajari tentang gejala keindahan pada alam dan seni (1997:17-18). Dalam hal ini Liang Gie ingin menegaskan bahwa keindahan alam juga merupakan ranah persoalan estetika. Alam dapat menjadi sumber inspirasi sekaligus dasar filosofi keindahan dari sebuah karya seni. Menurut Dharsono Sony Kartika menjelaskan tentang folosofi", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 611, "width": 193, "height": 135, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "keindahan bahwa, membicarakan persoalan estetika suatu benda seni berarti membicarakan keindahan dari suatu objek kongkrit sekaligus mengkaji juga tentang makna falsafi (sesuatu yang abstrak) dari objek tersebut (2007:3). Artinya, estetika", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "sebuah benda seni (termasuk", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 194, "height": 135, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Talempong Lagu Dendang ) tidak hanya terletak pada hal-hal yang bisa ditangkap panca indra seperti nada, melodi, dinamik, ritme, tempo, atau struktur lagu, namun juga membicarakan persoalan nilai dari karya tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 194, "height": 156, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kedua pandangan di atas, mengarahkan pengertian pada cakupan persoalan estetika secara umum. Akan tetapi jika membicarakan persoalan estetika lokal khususnya dalam konteks budaya, maka pemahaman mengenai estetika harus lebih diperluas sebagaimana pandangan Nyoman", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 194, "height": 177, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kutha Ratna bahwa estetika atau beauty mengandung makna keindahan, kebaikan, keutamaan dan kebajikan. (2007:2). Artinya cakupan persoalan estetika tidak hanya yang berhubungan dengan hal-hal inderawi saja, namun juga mencakup nilai-nilai ideal dalam masyarakat yang melatarbelakangi lahirnya seni tersebut. Nilai-nilai ideal", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 634, "width": 194, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ini yang kemudian diterjemahkan sebagai adat. Dalam Kamus Antropologi yang disusun oleh", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 696, "width": 193, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ariyono Suyono, adat diartikan sebagai sebuah kebiasaan yang meliputi antara lain nilai-nilai budaya, norma-norma", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "hokum dan aturan-aturan yang saling berkaitan dan kemudian menjadi suatu sistem atau peraturan tradisional. (1991:4).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 199, "width": 193, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Usaha mengungkap estetika lokal Talempong Lagu Dendang", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 254, "width": 193, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "melalui interpretasi berbagai bahasa kiasan lokal ,sebenarnya adalah usaha pengungkapan dari identitas pola masyarakat Limbanang. Identitas pola ini dijelaskan oleh Jakob Sumardjo sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 420, "width": 166, "height": 135, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Masalah identitas adalah masalah yang tersembunyi dalam begitu banyak tindakan dan karya-karya sebuah entitas. Cara berpikir itu kadang tidak disadari oleh pelakunya sendiri, karena itu muncul dari naluri atau instingnya. Dan naluri ini muncul dari ketidaksadaran karena adanya stimulus dari luar.", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 558, "width": 166, "height": 149, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kesadaran cara berpikir atau identitas baru diketahui setelah lahirnya wujud konkrit akibat cara berpikir tersebut. ... benda- benda memiliki struktur luar yang akan segera tampak, dan dari struktur itu akan terlihat hubungan unsur-usurnya yang hanya dapat dipahami dengan pola berpikir tertentu. (2010:31- 32).", "type": "Text" }, { "left": 356, "top": 723, "width": 110, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Musik Talempong", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 723, "width": 193, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lagu Dendang dikatakan indah ketika", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 177, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "beberapa atau keseluruhan ciri yang melekat pada objek menimbulkan rasa senang, puas, nyaman, selaras dan seimbang dengan lingkungan sekitar pada diri penikmatnya. Pemahaman tentang lingkungan sekitar dapat diartikan sebagai lingkungan alam, sosial, adat, spiritual dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 302, "width": 194, "height": 177, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gejala keindahan alam akan diserap oleh panca indra manusia, masuk ke dalam alam bawah sadar kemudian tertuang dalam berbagai bentuk aktivitas manusia, termasuk aktivitas berkesenian. Ini dapat menjelaskan bagaimana kondisi alam Limbanang dapat berpengaruh pada seniman Talempong Lagu Dendang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 194, "height": 259, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Yuhanir sebagai pencipta sekaligus pemain Talempong Lagu Dendang adalah seniman yang sejak lahir hingga dewasa hidup di daerah Limbanang yang dikelilingi sungai. Dengan sendirinya karakter sungai sangat melekat pada dirinya dan melekat pula pada karya senimya. Unsur-unsur musikal Talempong Lagu Dendang seperti garitiak cando aia ilia, dan konsep dinamik garitiak yang diibaratkan dengan istilah panuahnyo indak malimpah, kariangnyo indak", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 384, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "mambucak menunnjukkan bahwa konsep estetika musikal kesenian Talempong Lagu Dendang bersumber dari karakter alam Nagari Limbanang. Bunyi garitiak yang cando aia ilia sebenarnya mengadaptasi karakter aliran air Batang Sinamar yang cukup deras namun dengan suara riak yang tenang, sedangkan standar dinamik suara garitiak itu sendiri juga terinspirasi dengan kestabilan debit air Batang Sinamar ( panuahnyo indak malimpah, kariangnyo indak mambucak). Demikian juga dengan perumpamaan gandang bak kacimpuang mandi yang mengadaptasi kebiasaan orang Limbanang beraktivitas (mandi) di sungai. Selain karakter alam, nilai-nilai", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 509, "width": 194, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "kebaikan dan keutamaan hidup masyarakat Limbanang yang tersirat dalam adat Limbanang juga membentuk estetika lokal kesenian Talempong Lagu", "type": "Text" }, { "left": 463, "top": 592, "width": 47, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dendang.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 613, "width": 193, "height": 135, "page_number": 17, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sehubungan dengan teknik basilang sebagai dasar permainan Talempong Lagu Dendang, seniman tradisi menggambarkannya dengan ungkapan basilang kayu di tungku di sinan api mangko tibo. Ungkapan filosofi ini kerap digunakan dalam proses", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 218, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "musyawarah dan mufakat yang merupakan adat utama masyarakat Limbanang. Perbedaan pendapat yang diumpamakan seperti basilang kayu di tungku merupakan hal yang wajar dalam masyarakat Limbanang. Bukti nyatanya adalah pelaksanaan sistem kelarasan adat Koto Piliang dan Bodi Caniago dapat seiring sejalan di nagari ini, sehingga membawa kebaikan bagi semua orang ( disinan api mako tibo ).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 344, "width": 194, "height": 259, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Prinsip donga-mandongakan pada permainan Talempong Lagu Dendang juga ditemui pada adat musyawarah dan mufakat khas Limbanang. Ini terlihat dari kebiasaan masyarakat Limbanang yang saling menghargai pendapat satu sama lain tanpa membedakan status sosial dan hirarkhi dalam adat. Dalam tafsiran yang lebih luas ungkapan donga- mandongakan mengandung nilai toleransi, saling menghargai dan kesabaran.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 613, "width": 194, "height": 135, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Konsep sisik atau bungo dapat dianalogikan dengan nilai filosofi masyarakat Limbanang Baruah yaitu baragi kain. Ragi atau corak adalah ornamen pada kain yang membuat kain terlihat lebih indah. Sedangkan nada bungo adalah ornamentasi bunyi yang", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 115, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "juga bertujuan menjadikan melodi menjadi lebih indah. Demikianlah beberapa unsur estetika lokal kesenian Talempong Lagu Dendang yang bersumber dari alam dan adat Nagari Limbanang.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 254, "width": 60, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 320, "top": 275, "width": 193, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Ekologi alam Limbanang yang dikelilingi sungai-sungai telah", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 316, "width": 193, "height": 301, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "membentuk karakter ritme, melodi dan dinamik lagu Talempong Lagu Dendang . Bunyi dan bentuk visual alam yang dikelilingi sungai berikut seluruh peristiwa yang terjadi di sekitarnya diserap secara terus menerus oleh para seniman tradisi, terakumulasi dalam alam bawah sadar dan akhirnya membentuk konsep estetika lokal tentang bunyi yang indah, yaitu bunyi yang berasal dari alam dan selaras dengan alam. Secara umum orang Minangkabau mengistilahkannya dengan ungkapan alam takambang jadi guru (alam terkembang jadi guru).", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 627, "width": 193, "height": 114, "page_number": 18, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Selain dari alam, estetika lokal Talempong Lagu Dendang juga berasal dari nilai-nilai adat musyawarah dan mufakat. Sejak lama masyarakat Limbanang terbiasa menyelesaikan segala permasalahan yang timbul", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 197, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ekspresi Seni, Vol. 18, No. 1, Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 492, "top": 782, "width": 21, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 194, "height": 260, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dengan cara bermusyawarah dan bermufakat. Kebiasaan ini pada akhirnya menumbuhkan sikap saling menghargai dan toleransi satu sama lain. Sikap-sikap ini pula yang meresap dan diwarisi dalam diri para seniman Talempong Lagu Dendang, sehingga secara sadar atau tidak mereka telah mengadaptasinya ke dalam penamaan dari prinsip permainan ( donga- mandongakan ) dan teknik permainan ( basilang ) kesenian Talempong Lagu Dendang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 397, "width": 95, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "KEPUSTAKAAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 418, "width": 194, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Apel, Willi. 1972. Harvard Dictionary of Music. Massachussets: The Belknap Press of Harvard University Press.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 485, "width": 194, "height": 80, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Chatib, Ahmad Dawari. 2010. “ Adat Salingka Nagari Limbanang Bagian Soko, Pusoko, Sang Soko, Undang-undang Peraturan Adat, Caro Bamamak. Limbanang:", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 194, "height": 51, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kerapatan Adat Nagari. Denzin, Norman K. dan Yvona S. Lincoln. 2009. Handbook of", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 621, "width": 158, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Qualitative Research edisi Bahasa Indonesia. Terj. Dariyanto, dkk. Yogyakarta:", "type": "Table" }, { "left": 149, "top": 663, "width": 80, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pustaka Pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 116, "width": 193, "height": 118, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gie. The Liang. 1997. Filsafat Keindahan . Yogyakarta: PUBIB. Ibrahim. 2009. Tambo Alam Minangkabau. Bukittinggi: Kristal Multimedia. Kartika, Dharsono Sony. 2007.", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 237, "width": 157, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Estetika . Bandung: Rekayasa Sains.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 276, "width": 193, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Moleong, Lexy J. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.", "type": "Text" }, { "left": 320, "top": 330, "width": 193, "height": 131, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Navis, A.A. 1986. Alam Terkembang Jadi Guru. Adat dan Kebudayaan Minangkabau Jakarta: Grafitipers. Ratna, Nyoman Kutha. 2007. Estetika Sastra dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sadie, Stanley. 1980. The New Grove", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 464, "width": 157, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dictionary of Music and", "type": "Table" }, { "left": 356, "top": 478, "width": 157, "height": 25, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Musicians Vol. 8. London: Macmillan Publisher.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 517, "width": 193, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sumardjo, Jakob. 2010. Estetika", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 531, "width": 158, "height": 39, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Paradoks . Endang Caturwati (Ed). Bandung: Sunan Ambu Press, STSI Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 320, "top": 585, "width": 193, "height": 38, "page_number": 19, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Suyono, Ariyono. 1999. Kamus Antropologi. Jakarta: Akademika Press.", "type": "Table" }, { "left": 257, "top": 152, "width": 112, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Indeks Nama Penulis", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 166, "width": 304, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "JURNAL EKSPRESI SENI PERIODE TAHUN 2011-2016", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 179, "width": 214, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 13-18, No. 1 Juni dan No. 2 November", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 234, "width": 148, "height": 329, "page_number": 20, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Admawati, 15 Ahmad Bahrudin, 36 Alfalah. 1 Amir Razak, 91 Arga Budaya, 1, 162 Arnailis, 148 Asril Muchtar, 17 Asri MK, 70 Delfi Enida, 118 Dharminta Soeryana, 99 Durin, Anna, dkk., 1 Desi Susanti, 28, 12 Dewi Susanti, 56 Eriswan, 40 Ferawati, 29 Hartitom, 28 Hendrizal, 41 Ibnu Sina, 184 I Dewa Nyoman Supanida, 82 Imal Yakin, 127 Indra Jaya, 52 Izan Qomarats, 62 Khairunas, 141 Lazuardi, 50", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 234, "width": 174, "height": 315, "page_number": 20, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Leni Efendi, Yalesvita, dan Hasnah Sy, 76 Maryelliwati, 111 Meria Eliza, 150 Muhammad Zulfahmi, 70, 94 Nadya Fulzi, 184 Nofridayati, 86 Ninon Sofia, 46 Nursyirwan, 206 Rosmegawaty Tindaon, Rosta Minawati, 122 Roza Muliati, 191 Selvi Kasman, 163 Silfia Hanani, 175 Sriyanto, 225 Susandra Jaya, 220 Suharti, 102 Sulaiman Juned, 237 Wisnu Mintargo, dkk., 115 Wisuttipat, Manop, 202 Yuniarni, 249 Yurnalis, 265 Yusril, 136", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 188, "width": 318, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "JURNAL EKSPRESI SENI", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 222, "width": 249, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni", "type": "Title" }, { "left": 206, "top": 242, "width": 214, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ISSN: 1412 – 1662 Volume 18, Nomor 1, Juni 2016", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 298, "width": 269, "height": 25, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Redaksi Jurnal Ekspresi Seni Mengucapkan terimakasih kepada para Mitra Bebestari", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 367, "width": 342, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1. Dr. St. Hanggar Budi Prasetya (Institut Seni Indonesia Yogyakarta)", "type": "List item" }, { "left": 136, "top": 388, "width": 351, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2. Drs. Muhammad Takari. M.Hum. Ph.D (Universitas Sumatera Utara)", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 409, "width": 372, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3. Dr. Sri Rustiyanti, S.Sn., M.Sn (Institut Seni Budaya Indonesia Bandung)", "type": "List item" }, { "left": 259, "top": 147, "width": 109, "height": 13, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "EKSPRESI SENI", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 163, "width": 199, "height": 10, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Karya Seni", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 395, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Redaksi menerima naskah artikel jurnal dengan format penulisan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 205, "width": 385, "height": 59, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1. Jurnal Ekspresi Seni menerima sumbangan artikel berupa hasil penelitian atau penciptaan di bidang seni yang dilakukan dalam tiga tahun terakhir, dan belum pernah dipublikasikan di media lain dan bukan hasil dari plagiarisme.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 269, "width": 382, "height": 42, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2. Artikel ditulis menggunakan bahasa Indonesia dalam 15-20 hlm (termasuk gambar dan tabel), kertas A4, spasi 1.5, font times new roman 12 pt, dengan margin 4cm (atas)-3cm (kanan)-3cm (bawah)-4 cm (kiri).", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 316, "width": 381, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3. Judul artikel maksimal 12 kata ditulis menggunakan huruf kapital (22 pt); diikuti nama penulis, nama instansi, alamat dan email (11 pt).", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 348, "width": 382, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "4. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Inggris dan Indonesia) 100-150 kata dan diikuti kata kunci maksimal 5 kata (11 pt).", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 380, "width": 205, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "5. Sistematika penulisan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 396, "width": 345, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "a. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang, permasalahan, tujuan, landasan teori/penciptaan dan metode penelitian/penciptaan", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 427, "width": 345, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "b. Pembahasan terdiri atas beberapa sub bahasan dan diberi sub judul sesuai dengan sub bahasan.", "type": "List item" }, { "left": 167, "top": 459, "width": 345, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "c. Penutup mengemukakan jawaban terhadap permasalahan yang menjadi fokus bahasan.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 491, "width": 375, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "6. Referensi dianjurkan yang mutakhir ditulis di dalam teks, footnote hanya untuk menjelaskan istilah khusus.", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 523, "width": 343, "height": 153, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Contoh: Salah satu kebutuhan dalam pertunjukan tari adalah kebutuhan terhadap estetika atau sisi artistik. Kebutuhan artistik melahirkan sikap yang berbeda daripada pelahiran karya tari sebagai artikulasi kebudayaan (Erlinda, 2012:142). Atau: Mengenai pengembangan dan inovasi terhadap tari Minangkabau yang dilakukan oleh para seniman di kota Padang, Erlinda (2012:147-156) mengelompokkan hasilnya dalam dua bentuk utama, yakni (1) tari kreasi dan ciptaan baru; serta (2) tari eksperimen.", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 681, "width": 308, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "7. Kepustakaan harus berkaitan langsung dengan topik artikel. Contoh penulisan kepustakaan:", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 713, "width": 343, "height": 27, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Erlinda. 2012. Diskursus Tari Minangkabau di Kota Padang: Estetika, Ideologi dan Komunikasi . Padangpanjang: ISI", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 745, "width": 31, "height": 11, "page_number": 22, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Press.", "type": "Table" }, { "left": 170, "top": 147, "width": 343, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pramayoza, Dede. 2013(a). Dramaturgi Sandiwara: Potret Teater Populer dalam Masyarakat Poskolonial . Yogyakarta:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 178, "width": 343, "height": 43, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penerbit Ombak. _________. 2013(b). “Pementasan Teater sebagai Suatu Sistem Penandaan”, dalam Dewa Ruci: Jurnal Pengkajian &", "type": "Table" }, { "left": 221, "top": 226, "width": 255, "height": 11, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penciptaan Seni Vol. 8 No. 2. Surakarta: ISI Press.", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 242, "width": 342, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Simatupang, Lono. 2013. Pergelaran: Sebuah Mozaik Penelitian Seni Budaya . Yogyakarta: Jalasutra.", "type": "List item" }, { "left": 170, "top": 271, "width": 343, "height": 13, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Takari, Muhammad. 2010. “Tari dalam Konteks Budaya Melayu”,", "type": "List item" }, { "left": 221, "top": 290, "width": 292, "height": 26, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dalam Hajizar (Ed.), Komunikasi Tradisi dalam Realitas Seni Rumpun Melayu . Padangpanjang: Puslit & P2M ISI.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 321, "width": 375, "height": 27, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "8. Gambar atau foto dianjurkan mendukung teks dan disajikan dalam format JPEG.", "type": "List item" }, { "left": 126, "top": 379, "width": 374, "height": 24, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Artikel berbentuk soft copy dikirim kepada : Redaksi Jurnal Ekspresi Seni ISI Padangpanjang, Jln. Bahder Johan. Padangpanjang", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 408, "width": 271, "height": 22, "page_number": 23, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Artikel dalam bentuk soft copy dapat dikirim melalui e-mail: [email protected]", "type": "Text" } ]
d9451ab8-4806-2cc9-313c-2b2e9f3208d5
https://ejournal.um-sorong.ac.id/index.php/jq/article/download/244/131
[ { "left": 317, "top": 39, "width": 213, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-Journal Qalam: Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 5 No. 1 Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 120, "top": 116, "width": 372, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "INVESTIGASI DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA", "type": "Section header" }, { "left": 275, "top": 158, "width": 65, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nur Rahmah", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 178, "width": 227, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Palopo", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 199, "width": 173, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 241, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 388, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di Inggris istilah investigasi (penyelidikan) mulai muncul di kancah pembicaraan para guru sejak diterbitkannya laporan Cockcroft pada tahun 1982 yang menyatakan bahwa pengajaran matematika harus melibatkan aktivitas-aktivitas berikut: Eksposisi atau pemaparan guru (exsposition); Diskusi di antara siswa sendiri, ataupun antara siswa dengan guru (discussion); Kerja praktek (practical work); Pemantapan dan latihan pengerjaan soal (consolidation); Pemecahan masalah (problem solving); Penyelidikan (investigation). pemecahan masalah merupakan kegiatan memusat (convergent activity) dimana para siswa harus belajar mencari penyelesaian yang sudah jelas arahnya, sedangkan investigasi adalah suatu kegiatan menyebar (divergent activity) dimana para siswa lebih diberikan kesempatan untuk memikirkan, mengembangkan, dan menyelidiki hal-hal yang menarik yang mengusik rasa keingintahuan mereka", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 451, "width": 299, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords : Investigasi, Pembelajaran, Matematika template", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 445, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa cara untuk mengaktifkan siswa agar berfikir dan bernalar adalah dengan memberikan soal yang mengarah pada jawaban konvergen, divergen, dan penyelidikan (investigasi). Istilah investigasi sendiri lebih banyak muncul di Inggris Raya (United Kingdom) dan Australia bersamaan terbitnya laporan Cockroft. Tulisan singkat ini akan membahas tentang kegiatan yang disebut penyelidikan dan akan dibagi dalam beberapa bagian dan akan dimulai dengan membahas pengertian penyelidikan, terutama apa bedanya dengan pemecahan masalah, diikuti dengan contoh penyelidikan tentang lompat katak, dan akan diakhiri dengan pembahasan mengenai mengapa guru harus memfasilitasi siswanya untuk melakukan kegiatan penyelidikan ini.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 39, "width": 213, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-Journal Qalam: Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 5 No. 1 Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 138, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pengertian Penyelidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 445, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Evans (1987), di Inggris istilah investigasi (penyelidikan) mulai muncul di kancah pembicaraan para guru sejak diterbitkannya laporan Cockcroft pada tahun 1982 yang menyatakan bahwa pengajaran matematika harus melibatkan aktivitas-aktivitas berikut:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 240, "width": 233, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Eksposisi atau pemaparan guru (exsposition)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 261, "width": 398, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Diskusi di antara siswa sendiri, ataupun antara siswa dengan guru ( discussion)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 282, "width": 165, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Kerja praktek ( practical work)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 302, "width": 287, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Pemantapan dan latihan pengerjaan soal (consolidation)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 323, "width": 207, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Pemecahan masalah (problem solving)", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 344, "width": 154, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6. Penyelidikan (investigation)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 365, "width": 445, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masih menurut Evans (1987), jika di Inggris pemecahan masalah dibedakan dari penyelidikan, maka di AS kedua istilah tersebut tidak dibedakan, dalam arti penyelidikan dimasukkan ke lingkup kegiatan pemecahan masalah yang sejak tahun 1985 sudah menjadi agenda aksi para guru matematika untuk dilaksanakan berdasarkan rekomendasi NCTM, suatu organisasi para guru matematika di AS yang sangat disegani di seluruh dunia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 445, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lalu, apa beda antara pemecahan masalah dengan penyelidikan? Evan (1987) menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan kegiatan memusat (convergent activity) dimana para siswa harus belajar mencari penyelesaian yang sudah jelas arahnya, sedangkan investigasi adalah suatu kegiatan menyebar (divergent activity) dimana para siswa lebih diberikan kesempatan untuk memikirkan, mengembangkan, dan menyelidiki hal-hal yang menarik yang mengusik rasa keingintahuan mereka. Pada kegiatan ini investigasi, dapat saja terjadi, si A tertarik untuk menyelidiki x sedangkan si B berminat untuk menyelidiki bagian yang lain yaitu y . di samping itu, dapat saja si A hanya tertarik untuk menyelidiki bagian-bagian permukaannya saja, sedangkan si B dengan kemampuan berpikir yang sangat prima menyelidiki hal-hal tersebut secara mendalam dan terinci. Itulah sebabnya penyelidikan ini disebut juga suatu kegiatan terbuka dan tidak terbatas, karena kegiatan ini", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 39, "width": 213, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-Journal Qalam: Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 5 No. 1 Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 445, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sangat tergantung pada ketertarikan dan perbedaan kemampuan berpikir setiap siswa yang tentunya sangat berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 158, "width": 122, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Contoh Penyelidikan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 444, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh berikut akan menunjukkan perbedaan antara penyelidikan (investigation) dengan pemecahan masalah (problem solving). Penyelidikan ini disebut ‘lompat katak’, diama tiga batu putih dan tiga batu hitam yang mewakili dua jenis katak diletakkan di medan permainan seperti ini.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 323, "width": 325, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kedua jenis batu itu harus dipertukarkan tempatnya dengan aturan:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 344, "width": 441, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Batu putih hanya dapat digerakkan ke kanan dan batu hitam hanya dapat digerakkan ke kiri;", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 385, "width": 441, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Batu dapat digeser satu tempat ke tempat kosong di sebelahnya atau melompati satu batu yang erwarna lain ke satu tempat kosong berikutnya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 444, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada kegiatan pemecahan masalah, perintahnya dapat saja berupa pertanyaan seperti berikut:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 468, "width": 343, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Bagaimana cara menukar tempat 3 batu putih dan 3 batu hitam itu?", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 489, "width": 388, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Jika ada n batu putih dan n batu hitam, berapa langkah yang anda butuhkan?", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 510, "width": 445, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekali lagi, pada pemecahan masalah, hal-hal yang harus dilakukan sudah tertentu dan sudah terarah. Itulah sebabnya, Evans menyatakan bahwa pemecahan masalah merupakan kegiatan memusat. Namun, pada penyelidikan, perintahnya hanya ‘selidiki’, artinya siswa sendirilah yang harus memunculkan pertanyaan dan menentukan satu atau lebih aspek yang akan diselidiki. Itulah sebabnya Bastow, dkk (1986) menyatakan, ‘ Investigation is not just getting the right answers but asking the right questions”. Suatu proses penyelidikan dapat saja dimulai dari hal-hal yang sangat sederhana dan mudah. Alih-alih menggunakan 3 buah batu putih dan hitam, para siswa dapat saja menggunakan 1 batu putih dan hitam seperti tampak pada gambar di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 39, "width": 213, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-Journal Qalam: Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 5 No. 1 Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 445, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah pertama adalah menggeser batu putih yang ada di petak ke petak 2, diikuti dengan batu hitam melompati batu putih ke petak 1 dan diakhiri dengan menggeser yang sudah berada di petak 2 ke petak 3. Dengan bimbingan guru, data yang dapat diharapkan akan didapat siswa dari penyelidikan awal tadi adalah salah satu atau seluruh data berikut.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 220, "width": 339, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Dibutuhkan 3 langkah untuk memutar tempat kedua jenis batu itu;", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 240, "width": 441, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Ketiga langkah tersebut adalah menggeser – melompat – menggeser yang dapat dinotasikan dengan GLG (G = geser, L = lompat);", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 282, "width": 412, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Urutan warna batu yang digerakkan adalah putih-hitam-putih dengan notasi PHP.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 445, "height": 198, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan data di atas, seorang siswa dapat aja menduga bahwa untuk 2 batu putih dan hitam dibutuhkan 5 langkah yang terdiri atas GL-GLG, dengan urutan-urutan warna batu yang digerakkan adalah PHPHP (P = putih, H = hitam). Setelah diuji, kedua dugaan itu salah semua karena dibutuhkan 8 langkah dan bukan 5 langkah untuk saling menukar tempat kedua jenis batu itu, yang terdiri atas langkah-langkah GLGLL-GLG dengan urutan-urutan warna batu yang digerakkan adalah PHHPPHHP. Perhatikan pola menarik pada GLGLLGLG ataupun PHHPPHHP. Proses penyelidikan di atas dapat dilanjutkan dengan 3, 4, 5, …batu putih dan batu hitam untuk menemukan pola, menggeneralisasi, membuktikan, dan mengkomunikasikan proses dan hasil penyelidikan itu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 165, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Mengapa harus penyelidikan?", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 445, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pepatah Cina yang digunakan Kissane (1988) untuk menunjukkan pentingnya kegiatan penyelidikan ini dipelajari para siswa ketika duduk di bangku sekolah adalah “ A person given a fish is fed for a day”. A person taught to fish is fed for life”. Jelaslah bahwa dengan kegiatn penyelidikan ini, para siswa dilatih untuk tidak hanya menerima sesuatu yang sudah jadi layaknya diberi seekor ikan yang dapat dan tinggal dimakan selama sehari saja, namun mereka dilatih seperti layaknya belajar cara menangkap ikan tersebut sehingga ia bisa makan ikan selama hidupnya.", "type": "Text" }, { "left": 317, "top": 39, "width": 213, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-Journal Qalam: Jurnal Ilmu Kependidikan Vol. 5 No. 1 Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 445, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk itu, selama proses pembelajaran di kelas, para siswa harus mempelajari cara- cara menemukan teori sederhana selama duduk di bangku sekolah yang diharapkan akan berguna kelak di kemudian hari. Di era globalisasi dan teknologi maju seperti sekarang, para pemecah masalah tangguh dan penemu besar akan semakin dibutuhkan. Denganbelajar dan berlatih menyelidiki sejak dini diharapkan akan uncul penemu-penemu besar dari bumi ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 261, "width": 60, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 445, "height": 239, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyelidikan sangatlah penting untuk dipelajari siswa, sehingga kurikulum perlu menuntut pelaksanaan kegiatan itu selama proses pembelajaran. Namun harus diakui bahwa penyelidikan belum dapat terlaksana secara merata. Mungkin saja, tidak ada guru matematika yang melaksanakannya. Karenanya, ke depan ketika otonomi daerah sudah diberlakukan, sudah saatnya warga masyarakat menyadari akan pentingnya menyiapkan dan memperhitungkan segala sesuatunya secara bertahap, matang, dan terencana sebelum memasukkan suatu inovasi ataupun terobosan penting ke dalam dokumen resmi. Untuk itu, perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu, menyiapkan pedoman untuk guru dan bahan ajar untuk siswa, dan yang tidak kalah pentingnya adalah meng-UN-kan kegiatan baru tersebut. Hanya dengan cara seperti itulah, inovasi dan terobosan baru untuk mempercepat pencerdasan kehidupan bangsa ini dapat terlaksana sesuai dengan idaman dan cita-cita kita semua.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 49, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 445, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bastow, B. Hughes, J. Kissane, B. & Randall, R. (1984). 40. Investigational Works. Perth: MAWA.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 445, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "_________________. (1986). Another 20 Investigational Work. Perth: MAWA. Evans, J. (1987). Investigations, the state of the art. Mathematics in school. January, hal.27-30", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 444, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kissane, B.V. (1988). Mathematical investigation: Descriptions, Rationale, and Example. Mathematics Teacher 81 (7), pp 520-522. Mottershead, L. (1985). Investigations in Mathematics. Great Britain: Basil Blackwell.", "type": "Text" } ]
f58704a6-8c2f-cc5a-b64c-6e8d5547c2fd
https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JPBP/article/download/1717/1535
[ { "left": 117, "top": 78, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AQUASAINS", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 89, "width": 199, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) (Vol 6 No. 1 Tahun 2017)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 396, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INDICATION OF SEA WATER INTRUSION AS ONE OF THE IMPACT OF SEA LEVEL RISE (CASE STUDY OF TUBAN REGENCY)", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 103, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marita Ika Joesidawati 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 320, "width": 185, "height": 395, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ringkasan Dampak kenaikan permukaan air laut ( sea level rise /SLR) di pesisir Kabupaten Tuban diprediksi terbagi menjadi 3 kelompok yaitu kemunduran garis pantai, penggenangan, dan intrusi air laut. Untuk mengetahui gejala intrusi air laut yang terjadi di pesisir Kabupa- ten Tuban ini diperlukan pemetaan sebaran air tanah asin hingga payau. Penelitian dilakuk- an dengan mengambil air sampel pada 100 ti- tik di beberapa sumur gali maupun sumur bor yang tersebar pada akuifer dangkal dan dalam di 5 Kecamatan yang ada di kabupaten Tuban yang meliputi kecamatan Bancar, Tambakbo- yo, Jenu, Tuban dan Palang dengan jarak 200 -300 m dari garis pantai. Selanjutnya air sam- pel yang diambil dilakukan pengukuran Daya Hantar Listrik (DHL). Hasil nilai pengukuran DHL kemudian di bentuk peta sebaran nilai DHL untuk mengetahui klasifikasi tingkat ke- asinan air tanah yang ada di daerah pesisir Ka- bupaten Tuban. Selanjutnya sampel dianalisa di laboratorium untuk mengetahui kandungan ion Carbonat (CO 3 ), Bicarbonat (HCO 3 ), Kh- lorida (Cl). Indikasi adanya penyusupan air la- ut ditentukan berdasarkan nilai perbandingan kadar ion Khlorida (Cl) terhadap jumlah ion karbonat (HCO 3 − 1 + CO 3 − 2 ). Peta sebaran ni- lai DHL di Kabupaten Tuban antara 900-1500 (sifat air: air tawar) yaitu Kecamatan Bancar, Jenu, Tuban, sedangkan <1500 – 1800 (sifat air: air agak payau) yaitu Jenu, Tambakboyo, Bancar. Tingakt intrusi yang terjadi kategori", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 727, "width": 185, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 )Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe. E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 320, "width": 186, "height": 270, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedikit dan sedang yaitu hamper di 4 kecamat- an pantai (Bancar, Tambakboyo, Jenu, Palang) sedang kecamatan Tuban masih air tawar. Ni- lai DHL lebih dari 1500 µS/cm terdapat di em- pat kecamatan (Bancar, Tambakboyo, sebagi- an Jenu, dan palang). Wilayah tersebut memi- liki jarak dengan laut cukup dekat, namun pa- da beberapa tempat dilokasi tersebut juga ma- sih ditemukan kondisi air yang tidak asin. Da- erah sebaran air tanah agak payau menempa- ti akuifer berupa lempung pasiran yang meru- pakan endapan alluvial dengan permeabilitas umumnya rendah dan topografi permukaan ta- nah datar hingga landai, sehingga sangat rent- an terhadap intrusi air laut. Air tanah agak pa- yau didominasi oleh akuifer berupa pasir gam- pingan hingga lempung gampingan, namun se- bagian juga masih masuk ke dalam sistem aku- ifer endapan alluvial. Selain perbedaan sistem batuan penyusun akuifer jarak antara sumur de- ngan air laut juga menjadi salah satu faktor pe- nyebab perbedaan tingkat keasinan air tanah..", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 609, "width": 160, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords SLR, intrusi air laut, DHL,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 622, "width": 71, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Tuban", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 641, "width": 112, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received : 15 Agustus 2017", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 661, "width": 123, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted : 17 September 2017", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 707, "width": 77, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 738, "width": 186, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intrusi air laut adalah masalah lingkungan yang serius, karena 80% masyarakat yang tinggal di", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 13, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "544", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 91, "width": 80, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marita Ika Joesidawati 1", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 186, "height": 220, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sepanjang pantai memanfaatkan aquifer air ta- nah untuk persediaan air mereka. Dalam kon- disi alami siklus hidrologi akuifer pantai ini di- isi oleh air hujan;, dan air hujan mengalir ke arahnya lautan akan mencegah air asin untuk meresap daerah air tawar. Namun, eksploita- si berlebih dari akuifer pantai dapat mengaki- batkan penurunan kadar air tanah dan ini me- nyebabkan gangguan air asin yang parah. Di- namika intrusi air asin di akuifer pesisir dan perairannya serta hubungannya dengan aktifi- tas antropogenik merupakan hal yang perlu di- kaji mengingat gejala intrusi air laut sangat ber- pengaruh terhadap kebutuhan hidup masyara- kat pesisir. Kasus Intrusi air laut, dengan ting- kat keparahan dan kompleksitas yang bervari- asi belum terdokumentasi untuk wilayah Indo- nesia terutama di wilayah pesisir pantai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 190, "height": 133, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kenaikan muka air laut ( Sea Level Rise /SLR) menjadi salah satu faktor utama yang mempe- ngaruhi kondisi keseimbangan hidrodinamik da- ri garis aquifer dengan faktor alam (seperti pa- sang surut) dan faktor kegiatan manusia (se- perti penggunaan air tanah yang berlebih) Udda- meri et al., 2014; Werner et al., 2013. SLR ju- ga salah satu penyebab perubahan garis pantai karena kemunduran garis pantai (Joesidawati dan Suntoyo, 2017), erosi dan juga intrusi air laut (Nicholls, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 493, "width": 184, "height": 171, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penilaian kerentanan pesisir terhadap dampak kenaikan muka air laut menggunakan matrik CVI (SLR) (Joesidawati, 2017), dimana ma- triks menampilkan nilai indek kerentanan pe- sisir baik dari parameter fisik dan kegiatan ma- nusiadengan tujuan memprioritaskan dampak kenaikan muka laut, menghasilkan 3 kelom- pok yaitu kemunduran garis pantai, pengge- nangan, dan intrusi air laut, dengan nilai dam- pak 3.5 - 4 (rentan). Skala prioritas dampak kenaikan permukaan laut di lokasi penelitian menunjukkan akan adanya penggenangan (4), intrusi air laut (4) dan kemunduran garis pantai (3.5) seperti pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 184, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pesisir Kabupaten Tuban paling rentan terha- dap genangan (CVI = 4) berarti ada ancam- an kerusakan terhadap kehilangan tanah kare- na genangan dari erosi pantai.. Pengaruh pa- rameter kegiatan manusia dapat meningkatk- an kerentanan terhadap genangan akibat mun- durnya garis pantai dan tidak adanya perlin-", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 347, "width": 184, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Tingkat Pengaruh Parameter Fisik dan Ke- giatan Manusia Terhadap Dampak Sea Level Rise", "type": "Caption" }, { "left": 298, "top": 389, "width": 184, "height": 71, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dungan pantai (pada lokasi penelitian panjang struktrur pelindung pantai yang ada sepanjang 22.640 m atau sebesar 34% dari panjang pantai yang ada, dan panjang pelindung alami dalam hal ini panjang lokasi mangrove 9406 m dan lebar 294 m).", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 470, "width": 188, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemunduran garis pantai (CVI = 3.5) adalah masalah yang paling signifikan dari peisisir ka- bupaten Tuban. Sehingga rekayasa terhadap wi- layah pesisir sangatlah penting karena menun- jukkan rentan terhadap erosi pantai akibat ke- naikan permukaan laut. Sifat parameter fisik dari pesisir kabupaten Tuban akan meningkat karena adanya kegiatan manusia seperti ada- nya penambangan pasir, reklamasi pembangun- an dermaga. Pada Gambar 1. menunjukkan pe- ngaruh parameter fisik dan manusia sama-sama mempengaruhi kerentanan peisisir kabupaten Tuban.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 638, "width": 192, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber air tawar masyarakat pesisir Kabupa- ten Tuban berasal dari air tanah. Intrusi air laut ke air tanah menempati rangking ke dua (CVI=4) . Pengaruh masing-masing parameter terhadap intrusi air laut dapat dilihat pada Gambar 2. Untuk mengetahui besarnya gejala intrusi aki- bat SLR ini perlu dilakukan pengkajian secara mendalam tentang pemetakan sebaran air ta- nah asin hingga payau, baik pada akuifer dang- kal maupun akuifer dalam dan juga untuk meng-", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 92, "width": 141, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sea Intrusion as Impact of Sea Level Rise", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 92, "width": 13, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "545", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 118, "width": 240, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Matrik Besarnya Dampak Sea Level Rise di Lokasi Penelitian", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 572, "width": 2, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak P arameter Fisik", "type": "Picture" }, { "left": 122, "top": 151, "width": 14, "height": 519, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P arameter K egiatan Manusia T otal Nilai Inde x K erentanan T erendah CVI Dampak K elas Dampak No P arameter 1 2 3 4 5 T otal", "type": "Picture" }, { "left": 134, "top": 322, "width": 52, "height": 440, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No P arameter 1 2 3 4 5 T otal K emunduran Garis P antai (Erosi P antai)", "type": "Picture" }, { "left": 147, "top": 321, "width": 27, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Geomorfologi P antai 1 4 1 Penambang an pasir 1 1 2 K etinggian Permukaan T anah 1 5 2 Reklamasi pantai 1 1 3 Rata-rata T ungg ang pasut 1 5 4 Perlindung an Alami", "type": "Table" }, { "left": 172, "top": 321, "width": 39, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 5 4 T inggi Gelom bang Signifikan 1 1 4 Struktur Pelindung P antai 1 3 5 K enaikan Muka Air laut Relatif 1 5 6 Perubahan Garis P antai 1 5", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 156, "width": 39, "height": 595, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T otal 1 1 4 25 T otal 2 1 1 10 17,5 5 3,5 Rentan Penggenang an (Banjir R OB)", "type": "Picture" }, { "left": 234, "top": 321, "width": 15, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 K etinggian Permukaan T anah 1 5 Perlindung an Alami 1 5 2 Rata-rata T ungg ang pasut 1 5 Struktur Pelindung P antai", "type": "Table" }, { "left": 247, "top": 321, "width": 14, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 3 3 T inggi Gelom bang Signifikan 1", "type": "Table" }, { "left": 259, "top": 497, "width": 2, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Table" }, { "left": 272, "top": 497, "width": 2, "height": 171, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 K enaikan Muka Air laut Relatif 1 5", "type": "Picture" }, { "left": 284, "top": 156, "width": 46, "height": 597, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T otal 1 3 16 T otal 1 1 8 12 3 4 Rentan Intrusi Air laut pada Air T anah 1", "type": "Picture" }, { "left": 297, "top": 321, "width": 14, "height": 347, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Geomorfologi P antai 1 4 K onsumsi Air T anah 1 5 2 K etinggian", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 321, "width": 2, "height": 305, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permukaan T anah 1 5 Pola penggunaan lahan 1 3", "type": "Table" }, { "left": 322, "top": 497, "width": 14, "height": 171, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Rata-rata T ungg ang pasut 1 5 4 T inggi Gelom bang Signifikan 1", "type": "Table" }, { "left": 334, "top": 497, "width": 2, "height": 4, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 156, "width": 14, "height": 512, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 K enaikan Muka Air laut Relatif 1 5 T otal 1 1 3 20 T otal 1 1 8 14 3,5 4 Rentan", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 13, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "546", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 91, "width": 80, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marita Ika Joesidawati 1", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 198, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "etahui penyebab keasinan air tanah tersebut, sehingga Tujuan penelitian ini adalah untuk meng- etahui gejala intrusi air laut yang terjadi di pe- sisir Kabupaten Tuban sebagai dampak SLR.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 110, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERI DAN METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 236, "width": 184, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi penelitian adalah kawasan di sepanjang pantai Tuban terletak antara 111 o 30’ - 112 o 35’ BT dan antara 6 o 40’ - 7 o 18’ LS dengan pan- tai sepanjang 65 km yang terbentang dari Ba- rat ke Timur di 100 sumur bor /sumber pe- makaian air bersih masyarakat pesisir berasal dari air tanah dengan kedalaman minimal 25 m yang tersebar pada 5 Kecamatan yang ada di kabupaten Tuban yang meliputi kecamatan Bancar Tambakboyo, Jenu, Tuban dan Palang pada area sekitar 200-300 m dan ganis pantai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 184, "height": 258, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengambilan sampel air tanah dangkal pada akuifer bebas dan air tanah dalam pada akui- fer yang ddakukan pada bulan Oktober — No- vember 2015 di 100 titik pengamatan. Mela- kukan pengukuran elevasi muka air tanah un- tuk mengetahui arah aliran air tanah. Kedalam- an muka air tanah dangkal dilakukan pengu- kuran menggunakan water level reading pada sumur gali milik penduduk, sedangkan untuk muka air tanah dalam dilakukan pada sumur bor yang ada. Data elevasi muka air tanah di- dapatkan dan data elevasi permukaan tanah di- kurangi sehsih antara kedalaman permukaan air tanah dengan tinggi bibir sumur/casing dan pemukaan tanah. Berdasarkan data elevasi mu- ka air tanah, disusun arah aliran air tanah yaitu tegak lurus terhadap kontur elevasi muka air tanah. Sampel air tanah yang dianalisa hidro- kimia diambil dan lokasi yang sealiran dari da- rat ke arah laut di sepanjang pantai Kabupaten Tuban.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 185, "height": 110, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Air sampel yang diambil dilakukan pengukur- an Daya Hantar Listrik (DHL). Hasil nilai pe- ngukuran DHL kemudian di bentuk peta se- baran nilai DHL tersebut untuk mengetahui ki- asifikasi tingkat keasinan air tanah yang ada di daerah pesisir Kabupaten Tuban. Selanjutnya sampel dianalisa di laboratorium untuk meng- etahui kandungan Ion Carbonat (C0 3 ), Bicar- bonat (HCO 3 ), Khloñda (Cl). Indikasi adanya", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 117, "width": 184, "height": 58, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyusupan air laut ditentukan berdasarkan ni- lai perbandingan kadar ion Khlorda (Cl) terha- dap jumlah ion kaibonat (HCO3-1 + C0 3 − 2 ) (CHL, 2002). Adapun klasifikasi keasinan air tanah pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 185, "width": 184, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan antara tingkat penyusupan air laut dengan harga R (ratio khlorida – karbonat) di- rumuskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 231, "width": 184, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R = Cl − CO = 3 + HCO − 3 (1)", "type": "Formula" }, { "left": 298, "top": 262, "width": 202, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana, Cl − : konsentrasi ion khlorida (meq/liter); CO 3 = : konsentrasi ion carbonat (meq/liter); dan HCO 3 − : konsentrasi ion bicarbonat (meq/liter)", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 307, "width": 184, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam metode ini dinyatakan bahwa nilai per- bandingan ion khlorida terhadap karbonat (ni- lai R) menunjukkan tingkat intrusi yang telah terjadi (Sihwanto, 1991) sebagaimana tercan- tum pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 397, "width": 128, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 298, "top": 426, "width": 198, "height": 333, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Gambar 2 dan Tabel 4 maka da- pat diketahui bahwa pengaruh adanya intrusi juga dipengaruhi oleh kenaikan permukaan air laut. Hal ini terbukti bahwa intrusi air laut ke air tanah pada tingkat sedang terjadi pada daearah- daerah yang mengalami penggenangan dan ke- munduran pantai lebih panjang. Berdasarkan peta sebaran nilai DHL yang ada di wilayah Kabupaten Tuban terlihat bahwa air tanah agak payau pada akuifer dangkal di wilayah terse- but yaitu air tanah yang memiliki nilai DHL lebih dari 1500 µS/cm yang terdapat empat ke- camatan (Bancar, Tambakboyo, sebagian Jenu, dan palang). Wilayah tersebut memiliki jarak dengan laut cukup dekat, namun pada bebe- rapa tempat dilokasi tersebut juga masih di- temukan kondisi air yang tidak asin. Daerah sebaran air tanah agak payau menempati aku- ifer berupa lempung pasiran yang merupakan endapan alluvial dengan permeabilitas umum- nya rendah dan topografi permukaan tanah da- tar hingga landai, sehingga sangat rentan ter- hadap intrusi air laut. Air tanah agak payau di- dominasi oleh akuifer berupa pasir gampingan hingga lempung gampingan, namun sebagian juga masih masuk ke dalam sistem akuifer en- dapan alluvial. Selain perbedaan sistem batuan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 92, "width": 141, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sea Intrusion as Impact of Sea Level Rise", "type": "Page header" }, { "left": 498, "top": 92, "width": 13, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "547", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 118, "width": 132, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Klasifikasi Keasinan air tanah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 134, "width": 368, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sifat Air Tanah Daya Hantar Listrik Kadar Khlorida (µS/cm/cm) (mg/lt) Air Tawar < 1.500 < 500 Air Agak Payau 1.500 – 5.000 500 – 2.000 Air Payau 5.000 – 15.000 2.000 – 5.000 Air Asin 15.000 – 50.000 5.000 – 19.000 Rine (connate > 50.000 > 19.000", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 219, "width": 71, "height": 6, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Sihwanto, 1991", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 249, "width": 185, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Hubungan Nilai R dengan Tingkat Penyusup- an Air Laut", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 277, "width": 179, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai R Tingkat Penyusupan air Laut < 0,5 Air tanah tawar 0,5 - 1,3 Terjadi penyusupan air laut sedikit 1,3 - 2,8 Terjadi penyusupan air laut sedang 2,8 - 6,6 Terjadi penyusupan air laut agak tinggi 6,6 - 15,5 Terjadi penyusupan air laut tinggi 15,5 - 20 Air Laut", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 383, "width": 184, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penyusun akuifer jarak antara sumur dengan air laut juga menjadi salah satu faktor penye- bab perbedaan tingkat keasinan air tanah.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 53, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 478, "width": 189, "height": 184, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peta sebaran nilai DHL di Kabupaten Tuban antara 900-1500 (sifat air: air tawar) yaitu Ke- camatan Bancar, Jenu, Tuban, sedangkan <1500 – 1800 (sifat air: air agak payau) yaitu Jenu, Tambakboyo, Bancar. Tingakt intrusi yang ter- jadi kategori sedikit dan sedang yaitu hamper di 4 kecamatan pantai (Bancar, Tambakboyo, Jenu, Palang) sedang kecamatan Tuban masih air tawar. Nilai DHL lebih dari 1500 µS/cm terdapat di empat kecamatan (Bancar, Tambak- boyo, sebagian Jenu, dan palang). Wilayah ter- sebut memiliki jarak dengan laut cukup dekat, namun pada beberapa tempat dilokasi tersebut juga masih ditemukan kondisi air yang tidak asin.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 92, "width": 13, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "548", "type": "Page header" }, { "left": 401, "top": 91, "width": 80, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marita Ika Joesidawati 1", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 184, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2 Kondisi Intrusi Air Laut Lokasi Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 59, "top": 79, "width": 679, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "Sea Intrusion as Impact of Sea Level Rise 549", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 116, "width": 431, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "Tabel 4 Daya Hantar Listrik dan Tingkat Intusi Air Laut di Lokasi Penelitian (300 m dari pantai)", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 138, "width": 663, "height": 413, "page_number": 7, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "No x_utm y_utm Desa/ Kelurahan Pantai Kecamatan Pantai Daya Hantar Listrik Sifat_air Ion_Cl Ion_CO3 Ion_HCO3 Nilai_R Tingkat Intrusi Air Laut 1 590,526 9,248,478 Margosuko Bancar 1750 Air Agak Payau 1200 450 300 1.6 Terjadi penyusupan air laut sedang 2 589,709 9,248,732 Margosuko 1700 Air Agak Payau 1000 450 290 1.35 Terjadi penyusupan air laut sedang 3 588,812 9,249,113 Margosuko 1700 Air Agak Payau 1000 450 300 1.33 Terjadi penyusupan air laut sedang 4 587,732 9,249,804 Bancar 1000 Air Tawar 800 500 300 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 5 586,819 9,250,399 Bancar 1000 Air Tawar 800 450 300 1.07 Terjadi penyusupan air laut sedikit 6 586,200 9,250,455 Bancar 1000 Air Tawar 700 450 250 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 7 585,238 9,250,834 Bogorejo 1600 Air Agak Payau 1000 450 300 1.33 Terjadi penyusupan air laut sedang 8 583,726 9,251,080 Bogorejo 1600 Air Agak Payau 1200 400 300 1.71 Terjadi penyusupan air laut sedang 9 580,860 9,251,327 Bulu Meduro 1000 Air Tawar 500 450 300 0.67 Terjadi penyusupan air laut sedikit 10 581,511 9,251,327 Boncong 1000 Air Tawar 500 450 300 0.67 Terjadi penyusupan air laut sedikit 11 583,087 9,251,327 Boncong 1600 Air Agak Payau 1200 400 250 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 12 582,404 9,251,358 Boncong 1550 Air Agak Payau 1200 400 275 1.78 Terjadi penyusupan air laut sedang 13 584,642 9,251,358 Bogorejo 1600 Air Agak Payau 1200 400 300 1.71 Terjadi penyusupan air laut sedang 14 580,092 9,251,375 Banjarjo 1000 Air Tawar 500 400 300 0.71 Terjadi penyusupan air laut sedikit 15 579,496 9,251,526 Bulu Jowo 1600 Air Agak Payau 1000 350 300 1.54 Terjadi penyusupan air laut sedang 16 578,992 9,251,708 Sukolilo 1600 Air Agak Payau 1200 400 400 1.5 Terjadi penyusupan air laut sedang 17 577,849 9,252,164 Sukolilo 1600 Air Agak Payau 1200 400 300 1.71 Terjadi penyusupan air laut sedang 18 576,735 9,252,980 Sukolilo 1550 Air Agak Payau 1200 400 300 1.71 Terjadi penyusupan air laut sedang 19 615,574 9,239,229 Sugihwaras Jenu 1600 Air Agak Payau 1200 350 300 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 20 614,613 9,240,136 Sugihwaras 1550 Air Agak Payau 1200 350 300 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 21 613,657 9,241,205 Sugihwaras 1800 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 22 613,216 9,241,894 Sugihwaras 1700 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 23 612,684 9,242,708 Jenu 1655 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 24 612,152 9,243,442 Jenu 1800 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 25 611,580 9,244,236 Jenu 1800 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 26 611,394 9,244,839 Beji 1600 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 27 611,219 9,245,117 Beji 1700 Air Agak Payau 1200 350 300 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 28 611,124 9,245,513 Kaliuntu 1700 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 29 611,307 9,245,998 Kaliuntu 1600 Air Agak Payau 1200 350 300 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 30 610,822 9,246,466 Kaliuntu 1400 Air Tawar 700 355 295 1.08 Terjadi penyusupan air laut sedikit 31 610,259 9,247,291 Wadung 1400 Air Tawar 700 350 300 1.08 Terjadi penyusupan air laut sedikit 32 609,652 9,247,811 Wadung 1300 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 33 609,187 9,248,423 Wadung 1200 Air Tawar 750 400 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 34 608,822 9,249,014 Mentoso 1000 Air Tawar 750 350 350 1.07 Terjadi penyusupan air laut sedikit 35 599,059 9,249,256 Socorejo 1700 Air Agak Payau 1100 350 350 1.57 Terjadi penyusupan air laut sedang 36 599,761 9,249,518 Socorejo 1800 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 37 608,707 9,249,677 Mentoso 1200 Air Tawar 800 350 300 1.23 Terjadi penyusupan air laut sedikit 38 600,492 9,249,776 Socorejo 1800 Air Agak Payau 1350 300 255 2.43 Terjadi penyusupan air laut sedang", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 64, "width": 675, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "550 Marita Ika Joesidawati 1", "type": "Page header" }, { "left": 64, "top": 116, "width": 663, "height": 434, "page_number": 8, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "No x_utm y_utm Desa/ Kelurahan Pantai Kecamatan Pantai Daya Hantar Listrik Sifat_air Ion_Cl Ion_CO3 Ion_HCO3 Nilai_R Tingkat Intrusi Air Laut 39 600,972 9,249,978 Temaji 1750 Air Agak Payau 1300 300 300 2.17 Terjadi penyusupan air laut sedang 40 601,301 9,250,109 Temaji 1750 Air Agak Payau 1300 300 300 2.17 Terjadi penyusupan air laut sedang 41 608,540 9,250,292 Mentoso 1000 Air Tawar 700 300 300 1.17 Terjadi penyusupan air laut sedikit 42 601,774 9,250,347 Purworejo 1700 Air Agak Payau 1100 300 355 1.68 Terjadi penyusupan air laut sedang 43 602,111 9,250,494 Purworejo 1600 Air Agak Payau 1000 300 300 1.67 Terjadi penyusupan air laut sedang 44 608,330 9,250,804 Mentoso 1000 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 45 602,643 9,250,851 Tasikharjo 1550 Air Agak Payau 1200 350 350 1.71 Terjadi penyusupan air laut sedang 46 603,194 9,251,240 Tasikharjo 1000 Air Tawar 700 300 300 1.17 Terjadi penyusupan air laut sedikit 47 608,084 9,251,264 Mentoso 1000 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 48 603,758 9,251,645 Tasikharjo 1000 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 49 607,310 9,251,768 Remen 1000 Air Tawar 700 300 300 1.17 Terjadi penyusupan air laut sedikit 50 606,643 9,251,923 Remen 900 Air Tawar 500 350 350 0.71 Terjadi penyusupan air laut sedikit 51 604,218 9,252,010 Tasikharjo 1000 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 52 605,060 9,252,125 Tasikharjo 1000 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 53 605,893 9,252,137 Remen 900 Air Tawar 700 350 350 1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 54 630,850 9,235,393 Cepokorejo Palang 1800 Air Agak Payau 1300 355 300 1.98 Terjadi penyusupan air laut sedang 55 631,717 9,235,512 Ketambul 1600 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 56 630,582 9,235,579 Cepokorejo 1600 Air Agak Payau 1300 300 300 2.17 Terjadi penyusupan air laut sedang 57 632,260 9,235,608 Ketambul 1600 Air Agak Payau 1200 350 300 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 58 631,297 9,235,661 Ketambul 1800 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 59 630,125 9,236,396 Cepokorejo 1800 Air Agak Payau 1100 300 300 1.83 Terjadi penyusupan air laut sedang 60 629,910 9,236,698 Cepokorejo 1800 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 61 624,547 9,236,756 Gesikharjo 1600 Air Agak Payau 1300 355 290 2.02 Terjadi penyusupan air laut sedang 62 625,158 9,236,767 Gesikharjo 1600 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 63 626,090 9,236,846 Palang 1600 Air Agak Payau 1300 350 300 2 Terjadi penyusupan air laut sedang 64 623,772 9,236,891 Kradenan 1700 Air Agak Payau 1200 350 300 1.85 Terjadi penyusupan air laut sedang 65 629,326 9,236,907 Pliwetan 1800 Air Agak Payau 1250 350 300 1.92 Terjadi penyusupan air laut sedang 66 623,351 9,237,023 Kradenan 1400 Air Tawar 700 500 500 0.7 Terjadi penyusupan air laut sedikit 67 626,725 9,237,047 Glodog 1600 Air Agak Payau 1200 350 500 1.41 Terjadi penyusupan air laut sedang 68 629,111 9,237,142 Karangagung 1800 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 69 628,114 9,237,185 Karangagung 1800 Air Agak Payau 1100 500 500 1.1 Terjadi penyusupan air laut sedikit 70 628,653 9,237,195 Karangagung 1800 Air Agak Payau 1200 450 600 1.14 Terjadi penyusupan air laut sedikit 71 627,294 9,237,206 Glodog 1650 Air Agak Payau 1200 445 600 1.15 Terjadi penyusupan air laut sedikit 72 627,667 9,237,214 Leran Kulon 1800 Air Agak Payau 1300 500 550 1.24 Terjadi penyusupan air laut sedikit 73 622,954 9,237,227 Kradenan 1000 Air Tawar 500 500 500 0.5 Terjadi penyusupan air laut sedikit 74 619,652 9,237,447 Panyuran 1000 Air Tawar 500 450 500 0.53 Terjadi penyusupan air laut sedikit 75 622,375 9,237,449 Tasikmadu 1000 Air Tawar 500 500 600 0.45 Air Tanah Tawar 76 621,811 9,237,478 Tasikmadu 1000 Air Tawar 500 450 600 0.48 Air Tanah Tawar 77 621,295 9,237,523 Tasikmadu 1000 Air Tawar 500 500 550 0.48 Air Tanah Tawar 78 620,779 9,237,552 Panyuran 1000 Air Tawar 500 550 500 0.48 Air Tanah Tawar", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 79, "width": 679, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "Sea Intrusion as Impact of Sea Level Rise 551", "type": "Page header" }, { "left": 63, "top": 116, "width": 664, "height": 250, "page_number": 9, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "No x_utm y_utm Desa/ Kelurahan Pantai Kecamatan Pantai Daya Hantar Listrik Sifat_air Ion_Cl Ion_CO3 Ion_HCO3 Nilai_R Tingkat Intrusi Air Laut 79 620,057 9,237,555 Panyuran 1000 Air Tawar 500 600 500 0.45 Air Tanah Tawar 80 593,200 9,248,029 Tambakboyo Tambakboyo 1500 Air Agak Payau 1200 500 560 1.13 Terjadi penyusupan air laut sedikit 81 593,852 9,248,058 Kenanti 1600 Air Agak Payau 1200 500 350 1.41 Terjadi penyusupan air laut sedang 82 592,691 9,248,088 Pabeyan 1550 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 83 594,662 9,248,175 Sobontoro 1600 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 84 591,501 9,248,271 Gadon 1600 Air Agak Payau 1300 500 500 1.3 Terjadi penyusupan air laut sedikit 85 595,381 9,248,278 Sobontoro 1650 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 86 595,959 9,248,363 Sobontoro 1800 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 87 596,610 9,248,462 Merkawang 1600 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 88 596,289 9,248,474 Merkawang 1600 Air Agak Payau 1100 350 500 1.29 Terjadi penyusupan air laut sedikit 89 597,118 9,248,629 Glondonggede 1600 Air Agak Payau 1200 500 500 1.2 Terjadi penyusupan air laut sedikit 90 597,769 9,248,827 Glondonggede 1550 Air Agak Payau 500 500 500 0.5 Terjadi penyusupan air laut sedikit 91 598,452 9,249,069 Glondonggede 1600 Air Agak Payau 500 500 500 0.5 Terjadi penyusupan air laut sedikit 92 619,189 9,237,563 Sukolilo 1000 Air Tawar 500 500 400 0.56 Terjadi penyusupan air laut sedikit 93 618,851 9,237,637 Sukolilo 1000 Air Tawar 500 500 600 0.45 Air Tanah Tawar 94 618,417 9,237,650 Kelurahan Baturetno 1000 Air Tawar 500 500 550 0.48 Air Tanah Tawar 95 617,925 9,237,809 Sendangharjo 1000 Air Tawar 500 520 500 0.49 Air Tanah Tawar 96 617,528 9,237,854 Kutorejo 1000 Air Tawar 500 520 500 0.49 Air Tanah Tawar 97 617,753 9,238,015 Kutorejo 1000 Air Tawar 500 500 560 0.47 Air Tanah Tawar 98 617,107 9,238,037 Sidomulyo 1000 Air Tawar 500 500 575 0.47 Air Tanah Tawar 99 616,697 9,238,280 Kingking 1000 Air Tawar 500 550 500 0.48 Air Tanah Tawar 100 616,340 9,238,452 Kingking 1000 Air Tawar 500 550 500 0.48 Air Tanah Tawar", "type": "Table" }, { "left": 61, "top": 64, "width": 675, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 792, "page_height": 612, "text": "552 Marita Ika Joesidawati 1", "type": "Text" } ]
5e63ba97-52ec-33d5-4283-fbe2ebcba3f5
http://fishscientiae.ulm.ac.id/index.php/fs/article/download/210/184
[ { "left": 85, "top": 54, "width": 225, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Fish Scientiae, Volume 13 Nomor 1, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 82, "width": 413, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "TINGKAT PENCEMARAN PERAIRAN MENGGUNAKAN METODE INDEKS PENCEMARAN (IP) DI DANAU TAMIYANG, KECAMATAN KARANG INTAN, KABUPATEN BANJAR, KALIMANTAN SELATAN", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 141, "width": 407, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "WATER POLLUTION LEVEL USING THE POLLUTION INDEX (IP) METHOD IN TAMIYANG LAKE, KARANG INTAN SUB-DISTRICT,", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 175, "width": 269, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "BANJAR DISTRICT, SOUTH KALIMANTAN", "type": "Section header" }, { "left": 139, "top": 199, "width": 334, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Mastika Wati 1 , Suhaili Asmawi 2 , Dini Sofarini 3 , Yunandar 4", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 219, "width": 270, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "1,2,3,4) Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Jl. A. Yani, Km 36, Banjarbaru 70714 *Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 294, "width": 66, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 336, "width": 385, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Danau Tamiyang memiliki inlet berasal dari aliran Sungai Riam Kanan dan memiliki outlet yang berada di bendungan karang intan. Informasi terkait tingkat pencemaran perairan di Danau Tamiyang masih sangat minim dengan adanya berbagai aktivitas masyarakat yang diperkirakan menyebabkan penurunan kualitas air. Penelitian berlandaskan pada parameter kualitas air secara fisika dan kimia menggunakan tujuh parameter seperti suhu, TSS, pH, DO, BOD, COD, dan nitrat. Tingkat pencemaran perairan Danau Tamiyang berdasarkan metode indeks pencemaran (IP) pada semua stasiun termasuk kategori cemar ringan dengan nilai indeks berkisar antara 3,03- 4,37, yang diketahui bahwa parameter BOD adalah yang paling dominan menyebabkan pencemaran air. Hasil analisa menggunakan uji t pada taraf signifikan 0,05 terdapat parameter BOD yang menunjukkan nilai t hitung >t tabel , yang artinya terdapat perbedaan antara stasiun 1 dan 2, sedangkan di taraf signifikan 0,01 perbandingan nilai semua parameter pada kedua stasiun tidak berbeda nyata.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 501, "width": 314, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Kata kunci : Tingkat Pencemaran, Indeks Pencemaran, Uji t, Danau Tamiyang", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 539, "width": 74, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 580, "width": 385, "height": 154, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Lake Tamiyang has an inlet originating from the flow of the Riam Kanan River and has an outlet located at the diamond coral dam. Information related to the level of water pollution in Lake Tamiyang is still very minimal with various community activities that are thought to cause a decrease in water quality. The research was based on physical and chemical water quality parameters using seven parameters such as temperature, TSS, pH, DO, BOD, COD, and nitrate. The level of pollution of Lake Tamiyang waters based on the pollution index (IP) method at all stations is categorized as lightly polluted with index values ranging from 3.03-4.37, which is known that the BOD parameter is the most dominant cause of water pollution. The results of the analysis using the t test at a significant level of 0.05 there is a BOD parameter that shows the value of tcount>ttabel, which means there is a difference between stations 1 and 2, while at a significant level of 0.01 the comparison of the values of all parameters at the two stations is not significantly different.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 741, "width": 267, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Keyword : Pollution Level, Pollution Index, t-test, Tamiyang Lake", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 39, "width": 423, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Mastikawati dkk, Tingkat Pencemaran Perairan Menggunakan Metode Indeks …", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 135, "top": 79, "width": 104, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 205, "height": 384, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Danau Tamiyang berada di Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Danau Tamiyang terbentuk dari pembendungan Sungai Martapura mulai tahun 1987, memiliki luas sekitar 5 Ha dengan kedalaman ±12 meter yang terletak di Desa Mandikapau Kecamatan Karang Intan. Perairan Danau Tamiyang memiliki inlet yang berasal dari aliran Sungai Riam Kanan dan memiliki outlet yang berada di bendungan karang intan. Bendungan tersebut menjadi outlet dari perairan Danau Tamiyang, yang sekarang dijadikan sebagai objek wisata bendungan Karang Intan. Perairan Danau Tamiyang berasal dari perairan Danau Tamiyang yang dijadikan lokasi tambang galian (Haryati et al ., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 205, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Kondisi danau yang baik untuk keberadaan ikan yaitu tidak boleh melampaui baku mutu sesuai peruntukan yang sudah ditetapkan sebagai acuan kriteria baik atau menurunnya kualitas perairan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 204, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Diterapkan dalam mengantisipasi", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 633, "width": 102, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "ataupun upaya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 205, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "pengelolaan untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan. Aktivitas masyarakat yang banyak terdapat di Danau Tamiyang diantaranya pemukiman penduduk, budidaya karamba jaring apung (KJA),", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 205, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "objek wisata Danau Tamiyang, dan industri pertambangan batu gunung.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 120, "width": 205, "height": 549, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Dampak adanya berbagai aktivitas di wilayah Danau Tamiyang dapat menyebabkan penurunan kualitas air. Danau Tamiyang adalah daerah yang memiliki sentra budidaya ikan dengan sistem KJA, peningkatan budidaya KJA dapat menghasilkan limbah yang berasal dari kotoran ikan dan sisa pakan sehingga berpotensi mencemari lingkungan perairan (Nur, et al., 2020), berdasarkan survei lokasi terdapat sekitar 330 unit KJA di Danau Tamiyang. Perusahaan pertambangan batu gunung yang berada disekitar Kecamatan Karang Intan terdapat sekitar 20 perusahaan. Akibat penambangan tersebut, menimbulkan masalah baru seperti terbukanya lahan dengan kelerengan yang terjal yang memiliki limpasan ( run off ) ke perairan Danau Tamiyang (Jarwanto, 2021). Jumlah pengunjung objek wisata Danau Tamiyang rata-rata pada akhir pekan lebih dari 400 orang. Dilihat dari banyaknya pengunjung tersebut berpotensi menghasilkan limbah sehingga dapat menyebabkan penurunan kualitas perairan tersebut (Riyadh, et al ., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 679, "width": 205, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Penelitian berlandaskan pada parameter kualitas air secara fisika dan kimia menggunakan tujuh parameter seperti suhu, TSS, pH, DO, BOD, COD, dan nitrat. Informasi terkait tingkat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 225, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Fish Scientiae, Volume 13 Nomor 1, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "123", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 205, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "pencemaran perairan di Danau Tamiyang masih sangat minim. Adanya aktivitas masyarakat mulai dari pemukiman, budidaya KJA, wisata bahari dan pertamangan batu gunung yang berada disekitar Kecamatan Karang Intan diduga menyebabkan penurunan kualitas air di daerah tersebut. Ditinjau dari Danau Tamiyang yang memiliki peran sangat penting khususnya bagi masyarakat sekitar Kecamatan Karang Intan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengtahui tingkat pencemaran di Danau Tamiyang.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 408, "width": 145, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 82, "width": 106, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Waktu dan Tempat", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 104, "width": 203, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Lokasi Penelitian dilakukan di perairan Danau Tamiyang Kecamatan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 145, "width": 203, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Sedangkan", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 186, "width": 203, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "pengukuran parameter exsitu di Laboratorium Kualitas Air dan Hidro- Bioekologi Fakultas Perikanan dan Kelautan. Penelitian dilaksanakan dalam waktu 4 bulan tepatnya bulan Maret-Juni 2023, dimulai dari perencanaan, pelaksanaan penelitian, hingga pelaporan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 354, "width": 88, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 376, "width": 205, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Alat yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 459, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tabel 1.1. Alat dan Bahan Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 110, "top": 473, "width": 357, "height": 273, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "No. Alat Keterangan 1. Alat Tulis Menulis data hasil pengukuran 2. GPS Menentukan lokasi stasiun 3. Kamera Handphone Mendokumentasikan kegiatan selama penelitian 4. Botol sampel Wadah sampel air 5. Botol Winkler Pengukuran BOD 6. Cool box Menyimpan sampel 7. DO meter Meng ukur DO dan Suhu 8. pH Meter Mengukur pH Air 9. Erlenmeyer Mereaksikan larutan 10. Pipet Ukur Memindahkan cairan 11 Pipet Tetes Memindahkan reagent cair BOD 12. Gelas Ukur Mengukur volume larutan 13. Gelas Beaker Wadah aquades 14. Spektrofotometer Pengukuran TSS dan Nitrat 15. Kuvet Wadah sampel pengujian TSS dan Nitrat 16. Stirer Magnetic Titrasi Larutan 17. Buret Meneteskan reagent 18. Hot plate Memanaskan larutan dalam pengukuran COD 19. Sampel air Pengujian di laboratorium 20. Aquades Pelarut 21. Nitraver@ 5 Nitrate reagent Analisis Nitrat 22. Reagent BOD Analisis BOD 23. Reagent COD Analisis COD", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 750, "width": 135, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Sumber : Data Primer, 2023", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 39, "width": 423, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Mastikawati dkk, Tingkat Pencemaran Perairan Menggunakan Metode Indeks …", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 76, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 114, "width": 128, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Indeks Pencemaran (IP)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 205, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Penggunaan Metode indeks pencemaran dalam menentukan status mutu air di Danau Tamiyang mengacu pada KepMen LH No. 115 Tahun 2003 dan menggunakan baku mutu air kelas II menurut PP No. 22 Tahun 2021. Perhitungan IP diperoleh dengan persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 187, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "PI j = C i /L ij Adapun penentuan harga PI j diperoleh dari persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 102, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "PI j = √ ( 𝐶𝑖 𝐿𝑖𝑗 ) 𝑀 2 +( 𝐶𝑖 𝐿𝑖𝑗 ) 𝑅 2 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 65, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 205, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "PI j = Indeks pencemaran bagi peruntukan j C i = Konsentrasi parameter kualitas air (i) yang diperoleh dari hasil sampling L ij = Konsentrasi parameter kualitas air yang sesuai dengan baku mutu air (j) (C i /L ij ) R = Nilai rata-rata dari C i /L ij (C i /L ij ) M = Nilai maksimum dari C i /L ij", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 205, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Penggunaan metode IP dalam penelitian melalui nilai parameter kualitas air dapat langsung menghubungkan tingkat ketercemaran atau tidaknya perairan Danau Tamiyang yang dipakai untuk penggunaan kelas II. Hubungan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 205, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "nilai IP dengan pencemaran perairan dapat dilihat pada Tabel 1.2.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 120, "width": 205, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tabel 1.2. Hubungan Nilai IP dengan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 134, "width": 204, "height": 109, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Pencemaran Perairan No. Indeks Pencemaran (IP) Keterangan 1. 0 ≤ PI j ≤ 1,0 Kondisi baik 2. 1,0 < PI j ≤ 5,0 Cemar ringan 3. 5,0 < PI j ≤ 10 Cemar sedang 4. PI j > 10 Cemar berat Sumber : KepMen LH No.115 Tahun 2003", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 267, "width": 26, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 359, "top": 283, "width": 169, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Analisis data selanjutnya", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 303, "width": 205, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "menggunakan Uji t yang merupakan uji parametrik yang bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat pencemaran air berdasarkan variabel suhu, TSS, pH, DO, BOD, COD, dan nitrat pada dua stasiun berbeda yaitu stasiun 1 dan stasiun 2. Salah satu syarat uji t dapat dilakukan yaitu data yang diperoleh harus berdistribusi normal, sehingga diperlukan uji prasyarat hipotesis yaitu uji normalitas sebaran data untuk mengetahui data yang digunakan apakah berdistribusi nomal atau tidak. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorof- Smirnov.", "type": "Text" }, { "left": 359, "top": 614, "width": 82, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Hipotesis uji", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 614, "width": 205, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Kolmogorof- Smirnov yang digunakan sebagai berikut : H 0 = Berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 676, "width": 157, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "H 1 = Berdistribusi tidak normal.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 697, "width": 205, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan taraf signifikan (α) 0,05 dan 0,01 sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 225, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Fish Scientiae, Volume 13 Nomor 1, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 801, "width": 9, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 81, "width": 175, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "1. Jika D hitung < D tabel , maka terima H 0 tolak H 1 , atau berdistribusi normal.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 143, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "2. Jika D hitung > D tabel , maka terima", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 164, "width": 147, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "H 1 tolak H 0 , atau berdistribusi tidak normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 206, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Dasar pengambilan kesimpulan dari uji Kolmogorof-Smirnov adalah dengan membandingkan nilai D hitung dan D tabel .", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 292, "width": 113, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "D hitung = |Ft – Fs)|maks", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 205, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Uji normalitas Kolmogorof-Smirnov menggunakan persamaan :", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 337, "width": 41, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Z = 𝑋𝑖−𝑋 𝑆", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 197, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Keterangan : xi = Data penelitian X̅ = Rata-rata Z = Transformasi dari angka ke notasi pada distribusi normal S = Simpangan baku Ft = Probabilitas kumulatif normal Fs = Probabilitas kumulatif empiris", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 205, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Uji t yang digunakan pada penelitian yaitu paired sample t-test atau uji dua sampel berpasangan. Hipotesis yang digunakan pada penelitian yaitu: H 0 = Tidak terdapat perbedaan yang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 569, "width": 177, "height": 43, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "signifikan antara pengukuran tingkat pencemaran pada stasiun 1 dan stasiun 2", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 81, "width": 205, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "H 1 = Terdapat perbedaan yang signifikan antara pengukuran tingkat pencemaran pada stasiun 1 dan stasiun 2 Persyaratan pengambilan keputusan dilakukan dengan cara:", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 176, "width": 203, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "1. Jika t hitung < t tabel , maka terima H 0 tolak H 1 , atau nilai α > 0,05 dan 0,01.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 208, "width": 203, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "2. Jika t hitung > t tabel , maka terima H 1 tolak H 0 , atau nilai α < 0,05 dan 0,01.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 240, "width": 195, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Uji t mengguanakan persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 255, "width": 120, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "t = X̅ 1 −X̅ 2 √ S₁² n1 + S₂² n2 −2r ( S₁ √n₁ )( S₂ √n₂ )", "type": "Formula" }, { "left": 323, "top": 290, "width": 146, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Keterangan : t = Nilai t hitung n = Jumlah data r = Nilai korelasi antara X̅ 1 dan X̅ 2", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 334, "width": 149, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "X̅ 1 = Nilai rata-rata data stasiun 1 X̅ 2 = Nilai rata-rata data stasiun 2 S 1 = Simpangan baku data stasiun 1 S 2 = Simpangan baku data stasiun 2", "type": "Picture" }, { "left": 340, "top": 404, "width": 171, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 438, "width": 32, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 460, "width": 205, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Hasil analisa tujuh parameter kualitas air di Danau Tamiang pada stasiun 1 dan stasiun 2 ditinjau melalui kriteria kualitas air untuk kelas II berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Hasil pengamatan dan pengukuran dapat dilihat pada Tabel 1.3.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 622, "width": 325, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tabel 1.3. Hasil Analisis Parameter Kualitas Air Danau Tamiyang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 643, "width": 386, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "No. Parameter Sampling 1 Sampling 2 PP No. 22/2021 ST 1 ST 2 ST 1 ST 2 Kelas II 1. Suhu 29,1˚C 30,2 ˚C 28,9 ˚C 29 ˚C Dev 3 2. TSS 4 mg/l 1 mg/l 4 mg/l 4 mg/l 50 mg/l 3. pH 6,32 6,33 6,11 6,33 6-9 4. DO 2,3 mg/l* 2,2 mg/l* 2,7 mg/l* 2,2 mg/l* 4 mg/l 5. BOD 27 mg/l* 29,7 mg/l* 12,6 mg/l* 14,4 mg/l* 3 mg/l 6. COD 33,1 mg/l* 32,3 mg/l* 24 mg/l 23,5 mg/l 25 mg/l 7. Nitrat 0,01 mg/l 0,01 mg/l 0,4 mg/l 0,4 mg/l 10 mg/l", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 747, "width": 124, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Sumber: Data Primer, 2023", "type": "Footnote" }, { "left": 106, "top": 760, "width": 249, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Keterangan : *) Tidak memenuhi BMA PP No. 22/2021", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 39, "width": 423, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Mastikawati dkk, Tingkat Pencemaran Perairan Menggunakan Metode Indeks …", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 278, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tabel 1.4. Analisis perhitungan nilai Indeks Pencemaran", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 121, "width": 409, "height": 81, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "No. Stasiun Sampling ke-1 Sampling ke-2 Nilai IP Kategori Nilai IP Kategori 1. Stasiun 1 4,23 Cemar ringan 3,03 Cemar ringan 2. Stasiun 2 4,37 Cemar ringan 3,24 Cemar ringan Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 177, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tabel 1.5. Uji Kolmogorof-Smirnov", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 377, "width": 181, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 415, "width": 179, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tabel 1.6. Analisis Perhitungan Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 251, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "No. Parameter t hitung t tabel α(0,05) α(0,01) 1. Suhu 1,2 4,303 9,925 2. TSS 1 4,303 9,925 3. pH 1,095 4,303 9,925 4. DO 1,5 4,303 9,925 5. BOD 5 4,303 9,925 6. COD 0,16 4,303 9,925 7. Nitrat 0 4,303 9,925 Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 595, "width": 442, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.2. Nilai Parameter Suhu ( o C) Gambar 1.3. Nilai Parameter TSS (mg/l) 29.1 28.9 30.2 29 28 28.5 29 29.5 30 30.5 Sampling 1 Sampling 2 (˚ C ) Periode ST 1 ST 2 4 4 1 4 0 1 2 3 4 5 Sampling 1 Sampling 2 (m g/l ) Periode ST 1 ST 2", "type": "Picture" }, { "left": 91, "top": 249, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "No.", "type": "Picture" }, { "left": 95, "top": 249, "width": 360, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Parameter D hitung D tabel ST 1 ST 2 α(0,05) α(0,01) 1. Suhu 0,2602 0,2602 0,842 0,929 2. TSS 0,5 0,5 0,842 0,929 3. pH 0,2602 0,5 0,842 0,929 4. DO 0,2602 0,5 0,842 0,929 5. BOD 0,2602 0,2602 0,842 0,929 6. COD 0,2602 0,2602 0,842 0,929 7. Nitrat 0,2602 0,2602 0,842 0,929", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 225, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Fish Scientiae, Volume 13 Nomor 1, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 801, "width": 9, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 234, "width": 159, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.4. Nilai Parameter pH", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 407, "width": 195, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.5. Nilai Parameter DO (mg/l)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 580, "width": 203, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.6. Nilai Parameter BOD (mg/l)", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 753, "width": 203, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.7. Nilai Parameter COD (mg/l)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 210, "width": 255, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.8. Nilai Parameter Nitrat (mg/l) ncemaran", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 417, "width": 186, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Gambar 1.9. Nilai Indeks Pencemaran", "type": "Caption" }, { "left": 323, "top": 459, "width": 73, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 495, "width": 111, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Tingkat Pencemaran", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 515, "width": 205, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Penelitian terkait tingkat pencemaran air Danau Tamiyang ditinjau berdasarkan parameter kualitas air yang diijinkan melalui hasil analisis parameter fisik dan kimia yakni suhu, TSS, pH, DO, BOD, COD, dan nitrat. Berdasarkan parameter yang diukur, selanjutnya digunakan sebagai indikator pencemaran perairan Danau Tamiyang yang bersumber dari pemukiman penduduk, KJA, objek wisata, dan pertambangan batu gunung.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 85, "width": 203, "height": 644, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "6.32 6.11 6.33 6.33 6 6.1 6.2 6.3 6.4 Sampling 1 Sampling 2 Periode ST 1 ST 2 2.3 2.7 2.2 2.2 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Sampling 1 Sampling 2 (m g/l ) Periode ST 1 ST 2 0 10 20 30 40 Sampling 1 Sampling 2 (m g/l ) Periode ST 1 ST 2 0 10 20 30 40 Sampling 1 Sampling 2 (m g/l ) Periode ST 1 ST2", "type": "Picture" }, { "left": 333, "top": 85, "width": 188, "height": 300, "page_number": 7, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "0 0.2 0.4 0.6 Sampling 1 Sampling 2 (m g/l ) Periode ST 1 ST2 4.23 3.03 4.37 3.24 0 1 2 3 4 5 Sampling 1 Sampling 2 Interval ST 1 ST 2", "type": "Picture" }, { "left": 93, "top": 39, "width": 423, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Mastikawati dkk, Tingkat Pencemaran Perairan Menggunakan Metode Indeks …", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Kualitas Air", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 205, "height": 239, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Kualitas air adalah kondisi air yang menunjukkan kandungan organisme, energi, zat, atau komponen lain yang ada di perairan. Penelitian terkait kondisi air di Danau Tamiyang dinyatakan dengan parameter fisik dan kimia dalam menggambarkan kondisi perairan tersebut. Data kualitas air didapatkan dengan melakukan pengukuran di lokasi penelitian dan pengambilan sampel yang dilanjutkan dengan analisis di laboratorium.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 30, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Suhu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 401, "width": 205, "height": 363, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Suhu berdasarkan hasil pengukuran pada stasiun 1 dan 2 diketahui berkisar antara 28,9-30,3˚C. Perbandingan hasil pengukuran parameter suhu dengan baku mutu air kelas II berdasarkan peraturan yang digunakan yaitu deviasi 3 dari keadaan alamiah, maka kondisi perairan Danau Tamiyang ditinjau dari parameter suhu masih dalam batas baku mutu air sesuai peruntukannya. Pengamatan suhu pada kedua stasiun selama pengukuran di lapangan berada dalam kriteria suhu ideal untuk menunjang kehidupan organisme di dalamnya. Dimana pada stasiun pertama berupa adanya aktivtas pertambangan batu gunung dan untuk stasiun kedua berupa aktivitas KJA, objek wisata dan pemukiman.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 106, "width": 150, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Total Suspended Solid (TSS)", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 126, "width": 205, "height": 322, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Nilai total suspended solid (TSS) berdasarkan hasil analisa pada stasiun 1 dan 2 diketahui berkisar antara 1 - 4 mg/l. Hasil pengukuran nilai TSS ditinjau melalui baku mutu air kelas II berdasarkan peraturan yang digunakan yaitu 50 mg/l, sehingga diketehui kondisi perairan Danau Tamiyang dilihat dari parameter TSS masih di bawah baku mutu air sesuai peruntukannya. Rendahnya konsentrasi TSS kemungkinan disebabkan oleh masuknya partikel tanah dari air larian ke danau masih dalam ambang batas yang normal sehigga belum berpengaruh terhadap kualitas air danau (Sawitri dan Takandjandji, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 478, "width": 126, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Derajat Keasaman (pH)", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 498, "width": 205, "height": 260, "page_number": 8, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Nilai Derajat Keasaman (pH) yang diperoleh dari hasil analisa pada stasiun 1 dan 2 diketahui berkisar antara 6,11-6,33, maka kondisi perairan Danau Tamiyang ditinjau dari parameter pH masih ideal sesuai peruntukannya. pH < 5 dapat mengganggu produktivitas ekosistem perairan yang ditandai dengan penurunan rata-rata penguraian bahan organik dan terhambatnya fiksasi nitrogen. pH > 9 dapat membahayakan beberapa jenis ikan serta pH > 10 dan di bawah 4 sudah dapat mematikan ikan (Rahman, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 54, "width": 225, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Fish Scientiae, Volume 13 Nomor 1, Juni 2023", "type": "Page header" }, { "left": 519, "top": 801, "width": 9, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 121, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Oksigen Terlarut (DO)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 205, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Oksigen Terlarut ( Dissolved Oxygen ,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 149, "width": 205, "height": 405, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "DO) berdasarkan hasil pengukuran pada stasiun 1 dan 2 diketahui berkisar antara 2,2-2,7 mg/l. Rendahnya nilai DO pada penelitian dipengaruhi oleh faktor seperti kekeruhan, suhu, pergerakan massa air, serta masuknya limbah ke badan air. Semakin banyak limbah yang masuk ke badan air terutama bahan organik, menyebabkan kebutuhan oksigen terlarut yang digunakan oleh bakteri aerob dalam menguraikan bahan-bahan organik akan semakin meningkat. Kandungan DO sebanyak 2 mg/l pada dasarnya cukup untuk mendukung kehidupan organisme perairan secara normal. Terbukti dari banyaknya KJA yang terdapat di sepanjang danau tersebut. Namun, untuk mendukung kehidupan ikan yang baik diperlukan kadar oksigen terlarut minimal 4 mg/l (Mainassy, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 177, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Biological Oxygen Demand (BOD)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 205, "height": 177, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Nilai Biological Oxygen Demand (BOD) ditinjau dari hasil analisa berkisar antara 12,6 - 29,7 mg/l. Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai BOD di perairan Danau Tamiyang telah melebihi ambang batas baku mutu yang telah ditetapkan, milai tersebut menunjukkan telah terjadi pencemaran yang tinggi. Konsentrasi BOD yang tinggi", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 81, "width": 205, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "mengindikasikan bahwa jumlah kebutuhan DO oleh mikroorganisme pengurai untuk menguraikan bahan-bahan pencemar organik dalam air tersebut tinggi yang berarti dalam air sudah terjadi defisit oksigen sehingga dapat mengancam kehidupan biota air (Tatangindatu et al. , 2013).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 253, "width": 173, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Chemical Oxygen Demand (COD)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 273, "width": 205, "height": 488, "page_number": 9, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Chemical Oxygen Demand (COD) berdasarkan hasil pengukuran pada stasiun 1 dan 2 diketahui berkisar antara 23,5 - 33,1 mg/l. Meskipun konsentrasi COD pada stasiun 1 dan stasiun 2 cenderung mengalami penurunan, namun parameter COD pada kedua stasiun saat pengambilan sampel pertama memiliki kadar konsentrasi yang tinggi. Perbandingan nilai COD menurut peraturan telah ditetapkan yaitu 25 mg/l, sehingga diketahui kondisi perairan Danau Tamiyang ditinjau dari parameter COD pada kedua stasiun saat sampling ke- 1 telah melebihi ambang batas baku mutu. Tingginya nilai COD yang melebihi ketetapan baku mutu yang digunakan diperoleh dari sampling pertama di kedua stasiun pengamatan. Selain dimanfaatkan sebagai sektor budidaya KJA, pemukiman dan tempat wisata, di sekitar Danau Tamiyang juga terdapat pertambangan batu gunung, penggalian batu gunung dapat menyebabkan terbongkarnya", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 39, "width": 423, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Mastikawati dkk, Tingkat Pencemaran Perairan Menggunakan Metode Indeks …", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 787, "width": 21, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 79, "width": 205, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "mineral maupun zat-zat kimia yang terkandung di bumi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 67, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Nitrat (NO 3 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 147, "width": 205, "height": 363, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Nitrat (NO 3 ) dari hasil analisa seperti yang terdapat pada Tabel 1.3. diketahui berkisar antara 0,001 - 0,4 mg/l, menunjukkan kondisi perairan Danau Tamiyang ditinjau dari parameter nitrat tidak melebihi ambang batas baku mutu air yang digunakan. Sehingga kondisi perairan jika dilihat dari parameter nitrat masih optimum untuk pertumbuhan organisme perairan. Nitrat pada dasarnya tidak bersifat toksik, tetapi apabila kandungan nitrat di perairan lebih tinggi dari nilai maksimum yang ditetapkan dapat menyebabkan eutrofikasi. Kondisi nitrat di sekitar KJA cukup rendah diduga karena pemanfaatannya sebagai pakan alami fitoplankton dan ikan di luar jaring KJA.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 128, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Indeks Pencemaran (IP)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 205, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Hasil analisis pengukuran nilai indeks pencemaran (IP) pada stasiun 1 dan 2 menurut peraturan yang digunakan dengan kriteria baku mutu kelas II diperoleh nilai indeks pencemaran yaitu 1,0 < PI j ≤ 5,0 yang berarti kondisi perairan tersebut termasuk kategori cemar ringan. Berdasarkan analisis tersebut terdapat tiga parameter yaitu DO, BOD, dan COD yang memiliki nilai (C i /L ij ) M lebih dari 1, yang berarti ketiga parameter", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 79, "width": 205, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "tersebut paling berpotensi menyebabkan pencemaran, dengan parameter yang paling dominan menurunkan kualitas perairan adalah BOD. Nilai BOD yang paling tinggi melebihi baku mutu sesuai peruntukan kelas II, yang artinya mengindikasikan bahwa penyebab penurunan kualitas air di Danau Tamiyang paling banyak berasal dari BOD.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 271, "width": 29, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 292, "width": 205, "height": 466, "page_number": 10, "page_width": 609, "page_height": 847, "text": "Data kualitas air yang di analisa diketahui telah berdistribusi normal menggunakan uji normalitas Kolmogorof- Smirnov dimana D hitung < D tabel , sehingga dapat dilakukan uji t. Hasil analisis pada Tabel 1.5. mengenai perhitungan uji t yang digunakan untuk mengetahui perbandingan data kualitas air antar stasiun, yaitu stasiun 1 dan stasiun 2, terdapat dua taraf signifikan yang digunakan dalam interpretasi data. Analisa pada α 0,05 terdapat enam parameter seperti suhu, TSS, pH, DO, COD, dan nitrat menunjukkan nilai t hitung <t tabel , yang artinya hipotesis H 0 diterima dan H 1 ditolak, sehingga diketahui bahwa nilai parameter tersebut pada kedua stasiun tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Akan tetapi, untuk parameter BOD menunjukkan nilai yang berbeda dimana nilai t hitung >t tabel , yang berarti hipotesis H 0 ditolak dan H 1 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa nilai BOD stasiun 1 dan", "type": "Text" } ]
27b5cb93-b507-1937-4196-7af60d5f0029
https://ejournals.umn.ac.id/index.php/FSD/article/download/2807/1303
[ { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 142, "width": 407, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS ELEMEN DRAMATIS GAME PETUALANGAN SEBAGAI MEDIA PENYADARTAHUAN TERHADAP SATWA", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 252, "width": 408, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Game petualangan adalah salah satu genre game populer yang memungk- inkan pemain bersimulasi menjadi karakter tertentu yang dipandu melalui cerita dii- kuti dengan eksplorasi dan pemecahan teka-teki sebagai gameplay utamanya. Selain menyenangkan, menghibur dan menarik, game juga mampu menyampaikan konten serius seperti memberikan pembelajaran tertentu atau meningkatkan kesadaran pada fenomena sosial, termasuk edukasi dan kesadaran tentang keberadaan satwa. Pene- litian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi game petualangan sebagai media penyadartahuan terhadap isu perlindungan dan pelestarian satwa melalui penggu- naan elemen dramatis dalam fitur game petualangan. Terdapat dua game bertema satwa yang dipelajari dalam penelitian ini: Rhino Raid dan A Street Cat’s Tale. Dalam penelitian ini dilakukan analisis kedua game secara komparatif dalam bentuk kuali- tatif deskriptif yang dibedah dengan teori elemen dramatis pada metode Playcentric Approach. Hasil penelitian dan temuan diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk mengembangkan game sejenis yang dimanfaatkan sebagai media edukasi dan kesadaran terhadap satwa khususnya satwa langka Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 444, "width": 405, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: game petualangan; penyadartahuan; satwa; elemen dramatis; play- centric", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 507, "width": 410, "height": 145, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Adventure games are one of the popular game genres that allow the play- er to simulate being a specific character who is guided through the story followed by exploration and puzzle solving as the main gameplay. Besides being fun, entertaining, and interesting, games are also capable of delivering serious content such as teach- ing certain lessons or raising awareness of social phenomena, including education and awareness about the existence of animals. This study aims to identify the potential of adventure games as a medium for raising awareness on the issue of animal protection and conservation using dramatic elements in adventure game features. There are two animal themed games studied in this research: Rhino Raid and A Street Cat’s Tale. In this study, a comparative analysis of the two games was conducted in the form of descriptive qualitative, which was dissected with the theory of dramatic elements in the Playcentric Approach method. The research results and findings are expected to be", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 234, "width": 366, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diterima Oktober. 04, 2022; Direvisi November. 09, 2022; Disetujui November. 18, 2022", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 34, "width": 128, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual", "type": "Section header" }, { "left": 80, "top": 44, "width": 133, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol 15 No.2, Desember 2022 ISSN: 1979 - 0716, e-ISSN 2615-8124 Fakultas Seni dan Desain Universitas Multimedia Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 191, "width": 86, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Picture" }, { "left": 248, "top": 203, "width": 54, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Picture" }, { "left": 73, "top": 695, "width": 192, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Silviana Ginting adalah mahasiswi Magister Desain pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Te- knologi Bandung (ITB) Bandung.", "type": "Footnote" }, { "left": 73, "top": 736, "width": 186, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Irfansyah adalah pengajar pada Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (ITB) Bandung.", "type": "Footnote" }, { "left": 288, "top": 695, "width": 130, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 736, "width": 99, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-mail: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 33, "width": 161, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game Petualangan sebagai Media", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 236, "width": 90, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 259, "width": 202, "height": 227, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia kaya akan keanekarag- aman hayati. Meskipun demikian, ter- dapat spesies-spesies satwa yang ter- ancam punah yang perlu diperhatikan (Fatonawati, 2020). Beberapa cara telah dilakukan oleh lembaga-lembaga kon- servasi dalam misi penyadartahuan dan perlindungan satwa salah satunya ada- lah dengan memanfaatkan video game. Berkembangnya industri game menghad- irkan platform ideal untuk menjangkau jutaan pengguna. Selain menyenangkan dan menarik, video game dengan poten- sinya mampu menyampaikan konten se- rius seperti memberikan pembelajaran tertentu, meningkatkan kesadaran pada fenomena sosial atau mempromosikan perilaku yang berkelanjutan (Papoutsi &", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 486, "width": 65, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drigas, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 505, "width": 202, "height": 101, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adventure game adalah salah satu genre game populer yang memungkinkan pemain bersimulasi menjadi karakter ter- tentu dan berinteraksi dalam lingkungan permainan. Pemain dipandu melalui cer- ita diikuti dengan eksplorasi dan pemeca- han teka-teki atau misi fisik maupun men - tal sebagai gameplay utamanya (Moore,", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 606, "width": 202, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2016). Video game merupakan salah satu pendekatan menarik yang belum banyak dieksplorasi untuk dimanfaatkan sebagai media edukasi dan kesadaran terhadap satwa langka khususnya di Indonesia. Di sisi lain, pemanfaatan game telah dilir- ik oleh para pengembang di luar negeri untuk mengampanyekan penyelamatan", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 237, "width": 197, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "satwa. Beberapa contoh game yang men- gangkat tema satwa di antaranya game berjudul “Rhino Raid” yang mencerita- kan kisah Rad the Rhino dan usahanya untuk menyelamatkan spesiesnya dengan mengecoh para pemburu liar seperti terli- hat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 142, "width": 409, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "used as a basis for developing similar games that are used as a medium for education and awareness of animals, especially Indonesian endangered species.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 178, "width": 391, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: adventure games; animal awareness; dramatic elements; playcentric", "type": "Text" }, { "left": 431, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Text" }, { "left": 463, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Picture" }, { "left": 355, "top": 452, "width": 131, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Rhino Raid (Sumber: Flint Sky Interactive, 2013)", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 486, "width": 199, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Game ini memberikan pesan anti perburuan dan fakta tentang badak yang dikembangkan oleh Flint Sky Interactive yang bekerja sama dengan WWF (World Wide Fund) Afrika Selatan dalam meng- hadapi isu perburuan badak yang sema- kin meningkat di Afrika Selatan (Ricardo, 2013). Melalui pembelian aplikasi game seharga US$1,99 memberikan dukun- gan finansial untuk proyek badak WWF dan inisiatif menentang perburuan liar. Gameplay mengintegrasikan pesan agar pemain juga belajar lebih banyak tentang fakta seputar badak dan mitos di balik konsumsi cula badak di Afrika Selatan (Flint Sky Interactive, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 694, "width": 192, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Game lain yang mengangkat tema sat- wa adalah “A Street Cat’s Tale”, merupa- kan game bergenre simulasi - petualan-", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 143, "width": 201, "height": 265, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gan yang dikembangkan oleh Feemodev, developer sekaligus publisher asal Korea. Game ini mengisahkan anak kucing ya- tim piatu yang berjuang untuk bertahan hidup di jalanan kota yang sibuk. Segera setelah ditinggal ibunya yang mengala- mi kecelakaan di jalan, anak kucing itu mencoba yang terbaik untuk tetap hidup sendirian di lingkungan manusia. Pemain akan berperan sebagai kucing kecil untuk bertahan hidup, mencari makan untuk menjaga kestabilan bar HP dan Hungry, serta menjalani beberapa objective yang ada dalam game seperti membuat sebuah rumah, berkenalan dengan kucing lainnya dan juga manusia selama 13 hari sehingga si kucing kecil menjadi dewasa. Melalui game ini, pemain dapat bermain sekaligus belajar dan berempati terhadap sulitnya kehidupan kucing liar seperti terlihat pada Gambar 2 (CFK Official Franchise, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 143, "width": 83, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dunia permainan.", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 163, "width": 200, "height": 265, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vara dkk. (2009) mengungkapkan bahwa game petualangan menyajikan contoh kuat bagaimana sebuah cerita dapat mendorong pengalaman bermain melalui keterlibatan pemain dengan cer- ita. Game petualangan adalah video game yang digerakkan oleh cerita yang men- dorong eksplorasi dan memecahkan te- ka-teki. Interaksi utama dari game petua- langan didasarkan pada manipulasi objek dan navigasi spasial. Tantangan biasanya dihadirkan dalam bentuk teka-teki ber- sambung, yang terintegrasi dalam fiksi dunia. Fitur-fitur dalam adventure game mencakup cerita, pemecahan teka-teki, karakter pemain, manipulasi objek, ek- splorasi ruang, dan tindakan. Walaupun fitur tersebut dapat ditemukan dalam genre lain, hanya adventure game yang dapat mencakup semua fitur tersebut (Vara dkk., 2009).", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 435, "width": 199, "height": 139, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian sebelumnya, Senopra- bowo (2015) melakukan analisis game- play genre virtual pet hanya berfokus pada elemen formal dari teori playcentric. Padahal elemen dramatis pada game juga perlu diperhatikan. Penelitian terdahu- lu menyebutkan bahwa elemen dramatis tak terpisahkan dalam membangun game yang bersifat fisik dan pengalaman khu - susnya dalam game yang bersifat edukasi (Ahmad, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 580, "width": 200, "height": 152, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini dilakukan anal- isis elemen dramatis pada game dengan genre petualangan bertemakan hewan atau satwa yang telah eksis dan berhasil dimanfaatkan oleh pengembang game di luar negeri dalam misi untuk mengam- panyekan penyelamatan dan perlindun- gan satwa. Elemen dramatis dalam game dapat memberikan informasi sekaligus pengalaman emosional kepada pemain- nya melalui cerita yang disajikan. Pe- manfaatan game petualangan dengan el-", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 537, "width": 104, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. A Street Cat’s Tale", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 547, "width": 139, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber: CFK Official Franchise, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 571, "width": 202, "height": 164, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada dasarnya empati adalah kemam- puan memahami emosional personal lain dengan menempatkan diri dalam sebuah situasi atau perspektif lain. Penelitian ter- dahulu menunjukkan bahwa pemanfaatan elemen naratif secara maksimal dalam se- buah game dapat menciptakan pengala- man bermain yang lebih imersif (Dewi & Grahita, 2020). Saat pemain dapat mema- hami rangkaian naratif yang disajikan da- lam game, maka empati pemain terhadap karakter atau avatar terbentuk sehingga pemain secara emosional larut dalam", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 342, "top": 47, "width": 141, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 143, "width": 200, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "emen dramatisnya dapat menjadi sebuah pendekatan menarik dalam upaya pen- yadartahuan terhadap satwa atau fauna yang terancam punah di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 200, "width": 199, "height": 240, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewasa ini lembaga konservasi satwa di Indonesia melakukan upaya penyadar- tahuan kepada masyarakat melalui ke- giatan event maupun kampanye dengan media foto atau video yang disebarluas- kan melalui akun media sosial. Game pet- ualangan dapat menjadi media alternatif yang dapat digunakan dan dimanfaatkan oleh lembaga konservasi satwa di Indone- sia dalam fungsi menyebarluaskan infor- masi terkait perlindungan dan pelestari- an satwa langka yang lebih menarik dan menyenangkan kepada masyarakat seper- ti yang dilakukan oleh lembaga konservasi satwa di luar negeri yang berhasil meman- faatkan game petualangan dengan elemen dramatisnya sebagai alternatif media pen- yadartahuan satwa yang menarik dan ber- beda dari sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 447, "width": 203, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah un- tuk mengidentifikasi pemanfaatan ele - men dramatis dalam fitur game petualan - gan yang berguna untuk mengetahui dan memahami bagaimana elemen dramatis bekerja dalam sebuah game guna memba- ngun cerita dan meningkatkan intensitas perasaan emosional pemainnya. Melalui penelitian ini diharapkan dapat mem- berikan manfaat dalam mengembangkan game dengan pesan atau konten sejenis khususnya membangun game yang men- gangkat isu perlindungan dan pelestarian satwa Indonesia sebagai media penyadar- tahuan yang informatif, menarik dan menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 675, "width": 122, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 697, "width": 198, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini dilakukan dengan studi literatur terkait adventure game dan ele- men dramatis. Kemudian, dilakukan anal-", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 143, "width": 195, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "isis studi kasus terhadap dua game yakni game Rhino Raid dan A Street Cat’s Tale.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 168, "width": 194, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua game tersebut memiliki kesamaan tema yakni mengangkat cerita kehidupan satwa, memberikan edukasi dan kesada- ran akan keberadaan mereka melalui cer- ita dan konten yang disajikan.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 238, "width": 200, "height": 202, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis dilakukan dengan metode deskriptif komparatif untuk memband- ingkan fitur yang ada dalam game petu - alangan yang kemudian dibedah dengan teori elemen dramatis game oleh Ful- lerton. Dalam bukunya yang berjudul Game Design Workshop: A Playcentric Approach to Creating Innovative Games 4th Edition, Fullerton (2018) menjelas- kan setiap game memiliki struktur untuk dikenali, baik dari sisi experience, atau secara game keseluruhan. Salah satu cara untuk membuat sebuah game yang leb- ih menarik adalah dengan mempelajari bagaimana elemen-elemen dalam game bekerja untuk menciptakan keterlibatan.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 447, "width": 198, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elemen dramatis atau dramatic ele- ment belum tentu ditemukan dalam seti- ap game karena elemen ini berfokus pada cerita. Elemen dramatis dapat memicu emosi pemain dan menciptakan keter- libatan dengan game yang dimainkan, memberi konteks dan arti terhadap game dan pengalaman yang dibentuk. Struktur dalam elemen dramatis pada game, an- tara lain:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 580, "width": 200, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Challenge: challenge atau tan- tangan merupakan tugas yang dapat diselesaikan dan menarik pemain untuk bermain. Kemenarikan sebuah tantan- gan dalam game bersifat subjektif yakni dipengaruhi kemampuan pemain da- lam menyelesaikannya. Hal ini semakin diperkuat oleh Csikszenmihalyi dalam Fullerton (2008) menyatakan jika tanta- ngan dan kemampuan saling berhubun- gan membentuk frustrasi dan kebosanan menghasilkan pengalaman berupa capa-", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 48, "width": 141, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 431, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Table" }, { "left": 463, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 143, "width": 168, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ian dan kesenangan dalam bermain.", "type": "Table" }, { "left": 288, "top": 143, "width": 200, "height": 259, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "empathy. Agency berarti karakter sebagai fungsi praktikal yang merepresentasikan pemain dalam game, sedangkan empathy berarti potensi dari pemain dalam men- gem- bangkan ketertarikan emosional pada karakter atau avatarnya melalui tujuan, konsekuensi, dan objektif dalam game. 1. Story: story atau cerita merupa- kan elemen narasi pengembangan dari premis. Cerita dalam game dapat beru- pa latar belakang dan konteks dari suatu konflik, yang dapat memotivasi karak - ter untuk menyelesaikan misi dalam permainan. Penyampaian cerita dapat menggunakan komponen dari Storytell- ing Method, yakni cutscene and cinemat- ic, in-game event, dialogue, text, setting, maupun karakter (Brathwaite & Sch- reiber, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 409, "width": 198, "height": 189, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. World Building: world building atau dunia yang ingin dibangun merupa- kan struktur cerita yang terintegrasi ke dalam game melalui rancangan dunia fik - si yang logis bagi dunia karakter. Meran- cang dunia diawali dari latar lingkungan permainan (peta) dan sejarahnya sampai dengan mekanisme atau aturan yang ber- laku dalam dunia game. McDowell seper- ti dikutip Fullerton (2018) mengatakan bahwa karya desain yang imersif atau immersive design bekerja melalui desain dunia yang koheren dan memiliki logika interior, sejarah, geografi, permukaan dan metafora.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 605, "width": 200, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Dramatic Arc: Busur dramatis adalah bagaimana alur cerita dibangun dengan berbagai konflik bermakna agar menjaga pemain tetap termotivasi, ter- tantang, dan masuk kedalam emosi game melalui ketegangan yang didapatkan ke- tika telah menyelesaikan goals dalam game.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 307, "width": 56, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Flow", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 317, "width": 94, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber: Fullerton, 2008)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 343, "width": 200, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Play: play atau bermain merupa- kan kebebasan gerak pemain dalam suatu batasan struktur yang kaku yakni aturan dan prosedur dalam game. Collois dalam Fullerton (2008) membagi elemen ber- main menjadi empat tipe yang fundamen- tal, yaitu (1) agon atau tipe permainan kompetitif, (2) alea atau tipe permainan berbasis peluang, (3) mimicry atau tipe permainan peran, dan (4) ilinx atau tipe permainan persepsi atau vertigo.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 489, "width": 199, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Premise: premis atau konsep dasar dalam penciptaan elemen dramatis pada sistem permainan. Tanpa premis, game akan sulit dikenali, terutama jika game memiliki konsep yang terlalu abstrak yang dapat menyebabkan pemain sulit untuk terhanyut secara emosional dengan ele- men dramatis yang disajikan dalam game. Premise dapat melengkapi mekanik atau sistem permainan secara menarik dengan cerita sehingga pemain dapat terhubung dengan game secara emosional.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 647, "width": 201, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Character: karakter merupa- kan agen pemain dalam game. Melalui karakter dan tujuannya, Pemain dapat terhubung dengan cerita dan kejadian dalam game melalui karakter dan misin- ya. Karakter dalam sebuah game memi- liki dua pertimbangan, yakni agency dan", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 342, "top": 47, "width": 141, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 325, "top": 143, "width": 197, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pandang isometrik dan gaya visual pik- sel. Kedua game ini mewakili game pet- ualangan yang mengangkat tema satwa serta dimaksudkan untuk mendapatkan perbandingan yang dapat mewakili jenis game petualangan dari berbagai tampilan dan gaya visual. Berikut merupakan pen- jelasan pembahasannya:", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 143, "width": 301, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tantangan Video game pada umumnya bisa men- gubah dan memicu emosi melalui cerita, simulasi dan imersif yang disajikan. Vara dkk. (2009) menjelaskan game petualan- gan secara khusus memiliki 5 fitur utama yang dapat dimanfaatkan dalam member- ikan pesan pembelajaran sebagai berikut.", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 238, "width": 200, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Story-driven: Game petualangan memiliki cerita yang tidak dapat dipisah- kan dari gameplay.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 283, "width": 198, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Player-Character: Pemain menja- di pusat yang mengendalikan/bersimu- lasi sebagai karakter utama dalam dunia game.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 340, "width": 194, "height": 51, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Puzzle-solving: teka-teki yang ter- integrasi dalam lingkungan, dan pemeca- hannya merupakan bagian suatu peristi- wa dalam game.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 398, "width": 198, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Object Manipulation: mendorong pemain untuk menjelajahi dan mempela- jari cara kerja dunia game.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 443, "width": 199, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e. Exploration of space and action: membantu pemain mengetahui lebih ban- yak tentang kisah game, cara kerja dunia game, dan batasannya.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 520, "width": 153, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 542, "width": 201, "height": 190, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengetahui bagai- mana pen- erapan elemen dramatis pada adventure game dalam membangun sebuah cerita, peneliti melakukan analisis komparatif untuk menemukan persamaan dan per- bandingan dari elemen dramatis den- gan fitur yang terdapat dalam adventure game. Game yang dijadikan sampel untuk membedah elemen dramatis game ber- genre petualangan adalah Rhino Raid & A Street Cat’s Tale. Rhino Raid merupa- kan game petualangan dengan sudut pan- dang kamera side-view dan gaya visual vektor. Adapun A Street Cat’s Tale mer- upakan game petualangan dengan sudut", "type": "Text" }, { "left": 361, "top": 274, "width": 119, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Perbandingan Tantangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Caption" }, { "left": 325, "top": 546, "width": 201, "height": 189, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kedua game, tantangan yang diberikan identik dengan persoalan atau ancaman yang dihadapi oleh hewan di dunia nyata. Pada game Rhino Raid, pe- main ditantang untuk menghindari an- caman dan bahaya berupa pemburu dan aktivitasnya yang mengancam nyawa karakter utama yaitu seekor badak, dapat dilihat pada Gambar 4. Adapun pada game A Street Cat’s Tale pemain diberi- kan tantangan berupa ancaman yang di- hadapi seekor kucing di jalanan kota, be- rupa lalu lalang mobil, sulitnya mencari makanan sehat, hingga perlakuan buruk oleh manusia yang dapat menyebabkan", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 48, "width": 169, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Text" }, { "left": 431, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Table" }, { "left": 463, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 143, "width": 198, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kematian kucing tersebut seperti terlihat pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 143, "width": 53, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Premis", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 255, "width": 121, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Tantangan Rhino Raid (Sumber: TouchGameplay, 2013)", "type": "Caption" }, { "left": 108, "top": 418, "width": 125, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Intro A Street Cat’s Tale (Sumber: MetaControl, 2021)", "type": "Caption" }, { "left": 88, "top": 473, "width": 71, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Permainan", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 499, "width": 121, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Perbandingan Permainan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 632, "width": 200, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua game ini sama-sama memiliki tipe permainan mimicry atau permainan peran. Tipe permainan ini biasa ditemu- kan dalam game yang mengharuskan pe- mainnya bermain sebagai karakter atau avatar tertentu dalam game untuk kemu- dian berinteraksi dengan lingkungan per- mainan seperti dipaparkan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 165, "width": 113, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Perbandingan Premis (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Caption" }, { "left": 288, "top": 306, "width": 200, "height": 214, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masing-masing game memiliki kon- sep dasar cerita atau premis berkaitan dengan karakter dan tujuannya yang kemudian dikisahkan dalam sistem per- mainan atau tantangan yang dihadirkan seperti dipaparkan pada Tabel 3. Premis pada game A Street Cat’s Tale berfokus pada perjuangan bertahan hidup karak- ter sehingga mempengaruhi tantangan utamanya yakni untuk bertahan hidup seperti terlihat pada Gambar 7. Sedang- kan premis pada game Rhino Raid ber- fokus pada petualangan karakter yang melintasi sabana untuk mengusir pem- buru sehingga tantangan utamanya yakni menghindari ancaman dari para pembu- ru seperti terlihat pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 715, "width": 104, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Poster Rhino Raid (Sumber: Rhino Raid, 2013)", "type": "Caption" }, { "left": 321, "top": 33, "width": 162, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game Petualangan sebagai Media", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 143, "width": 401, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Karakter ti dengan merasakan pengalaman dan ancaman seperti apa yang dihadapi oleh karakter tersebut. Namun, terdapat pula perbedaan dari keduanya khususnya pada kedalaman cerita dan emosi yang dihasilkan. Pada game Rhino Raid, pe- main akan terfokus pada tantangan yang harus diselesaikan dengan cara mengh- indar, melompat, menyeruduk, ataupun berseluncur sehingga empati dihadir- kan melalui cuplikan adegan dan fakta unik pada loading screen seperti terlihat pada Gambar 8. Berbeda dengan game A", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 307, "width": 195, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Street Cat’s Tale yang mendalami empati melalui rangsangan emosional dari inter- aksi karakter dengan dunianya dapat dili- hat pada Gambar 9.", "type": "Text" }, { "left": 353, "top": 530, "width": 136, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Loading Screen Rhino Raid (Sumber: Rhino Raid, 2013)", "type": "Caption" }, { "left": 136, "top": 284, "width": 139, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Cuplikan A Street Cat’s Tale", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 294, "width": 113, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Picture" }, { "left": 150, "top": 351, "width": 114, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Perbandingan Karakter (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 672, "width": 402, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua game sama-sama merepre- sentasikan hewan sebagai karakter yang dimainkan pemain seperti dipaparkan pada Tabel 4. Dengan bermain sebagai karakter hewan, pemain dapat berempa- Gambar 9. Sistem Interaksi Karakter A Street Cat’s Tale (Sumber: MetaControl, 2021)", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 34, "width": 407, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media Penyadartahuan terhadap Satwa Silviana Ginting 1", "type": "Table" }, { "left": 463, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 143, "width": 396, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Cerita hat cuplikannya pada Gambar 10. Hal ini berbeda dengan Rhino Raid yang memi- liki alur cerita linear dengan satu ending yakni menyelamatkan pasangannya yang dapat dilihat cuplikannya pada Gambar", "type": "Table" }, { "left": 287, "top": 206, "width": 200, "height": 272, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Pada game Rhino Raid, cerita lebih banyak disajikan dalam bentuk narasi dan visual serta deskripsi fakta-fakta terkait badak dan perburuannya sehingga pe- main kurang mendapat keterikatan emo- sional dengan karakter karena gameplay lebih terfokus pada tantangan daripada cerita, seperti dipaparkan pada Tabel 5. Berbeda dengan A Street Cat’s Tale yang menghadirkan cerita tidak hanya dari cuplikan narasi, game ini juga member- ikan keterikatan emosional pemainnya melalui interaksi karakter dengan NPCs dan dunianya. Hal tersebut didukung dengan pencapaian berupa 11 alternatif ending yang hanya didapat pemain jika mereka dapat meningkatkan hubungan dengan NPCs tertentu hingga hari ke- 13 yang dapat dilihat cuplikannya pada Gambar 10. Hal ini berbeda dengan Rhino", "type": "Table" }, { "left": 287, "top": 477, "width": 199, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raid yang memiliki alur cerita linear den- gan satu ending yakni menyelamatkan pasangannya yang dapat dilihat cuplikan- nya pada Gambar 11.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 164, "width": 113, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Perbandingan Cerita (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Caption" }, { "left": 73, "top": 512, "width": 201, "height": 227, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada game Rhino Raid, cerita lebih banyak disajikan dalam bentuk narasi dan visual serta deskripsi fakta-fakta terkait badak dan perburuannya sehingga pe- main kurang mendapat keterikatan emo- sional dengan karakter karena gameplay lebih terfokus pada tantangan daripada cerita, seperti dipaparkan pada Tabel 5. Berbeda dengan A Street Cat’s Tale yang menghadirkan cerita tidak hanya dari cup- likan narasi, game ini juga memberikan keterikatan emosional pemainnya melalui interaksi karakter dengan NPCs dan dun- ianya. Hal tersebut didukung dengan pen- capaian berupa 11 alternatif ending yang hanya didapat pemain jika mereka dapat meningkatkan hubungan dengan NPCs tertentu hingga hari ke-13 yang dapat dili-", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 658, "width": 135, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Ending A Street Cat’s Tale (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 33, "width": 162, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game Petualangan sebagai Media", "type": "Page header" }, { "left": 314, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 508, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 309, "width": 48, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Dunia", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 143, "width": 197, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada A Street Cat’s Tale, pemain dapat lebih leluasa mengeksplor dan mempela- jari lebih jauh tentang dunia dalam game seperti terlihat pada Gambar 12 & 13.", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 275, "width": 362, "height": 390, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Ending Rhino Raid (Sumber: TouchGameplay, 2013) Gambar 12. Dunia Rhino Raid (Sumber: Rhino Raid, 2013) Tabel 6. Perbandingan Dunia (Sumber: Dokumentasi Pribadi) Kedua game sama-sama memiliki de- sain lingkungan berdasarkan dunia nyata seperti dipaparkan pada Tabel 6. Ketika mendesain dunia fiksi dalam game ber - dasarkan fakta di dunia nyata dapat mem- berikan suatu identitas, rasa familiar, dan kelogisan bagi pemain ketika mendalami peran sebagai karakter dalam game.", "type": "Picture" }, { "left": 110, "top": 671, "width": 200, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penggunaan sudut pandang kamera juga mempengaruhi peluang eksplorasi pemain dalam bermain. Pada game Rhino Raid, pemain akan lebih fokus pada tan- tangan yang harus dilewati. Sedangkan", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 458, "width": 131, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Dunia A Street Cat’s Tale (Sumber: MetaControl, 2021)", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 501, "width": 94, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Busur Dramatis", "type": "Section header" }, { "left": 352, "top": 522, "width": 137, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Perbandingan Busur Dramatis", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 531, "width": 113, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 48, "width": 141, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 431, "top": 34, "width": 83, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting", "type": "Section header" }, { "left": 514, "top": 35, "width": 3, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page header" }, { "left": 463, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 436, "width": 188, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 8. Hubungan antara Fitur dengan Elemen Dra- matis Game Petualangan (Sumber: Dokumentasi Pribadi)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 143, "width": 178, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua game memiliki perbedaan da-", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 156, "width": 200, "height": 139, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lam menyajikan konflik, penyelesaian dan capaian keberhasilannya seperti dapat di- lihat pada Tabel 7. Pada game Rhino Raid, pemain dituntut untuk menyelesaikan se- tiap level dengan tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Sedangkan pada A Street Cat’s Tale, pemain diberikan pilihan un- tuk menyelesaikan game melalui sistem multiple ending yang didapat melalui in- teraksi karakter dengan NPCs dan duni- anya.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 301, "width": 200, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari ketujuh elemen dramatis di atas memiliki keterkaitan terhadap fitur yang ada dalam game petualangan. Fitur da- lam game petualangan yakni Story-driv- en, Player-Character, Puzzle-Solving, Ob- ject Manipulation, Exploration of space and action (Vara et al., 2009). Hubungan keterkaitan antara fitur pada game petu - alangan dengan elemen dramatis sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 143, "width": 73, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tis dalam game.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 182, "width": 81, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 288, "top": 205, "width": 196, "height": 214, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari serangkaian analisis yang dilaku- kan pada dua game petualangan yang ber- beda gaya visual, sudut pandang kamera, dan karakter utama, ditemukan bagaima- na elemen dramatis bekerja dalam game petualangan khususnya dalam menyajik- an konten kesadaran dan wawasan terha- dap satwa. Dalam merancang game petu- alangan, desainer harus memperhatikan elemen dramatis yang tak mungkin terpi- sahkan dari struktur dan fitur utamanya. Meskipun menggunakan tampilan visual dua dimensi yang terbatas seperti vektor maupun piksel, pemain mampu teng- gelam secara emosional dengan permain- an hanya dengan memaksimalkan elemen dramatis dalam fitur game petualangan.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 426, "width": 198, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan yang perlu diperhati- kan dan dapat diaplikasikan ke dalam pengembangan game petualangan se- bagai media penyadartahuan satwa ada- lah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 496, "width": 196, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Tantangan dalam game diangkat dari persoalan atau ancaman yang diha- dapi oleh satwa di dunia nyata.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 541, "width": 198, "height": 146, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Permainan bertipe mimicry, yak- ni pemain harus bermain peran sebagai karakter atau avatar dalam game sehing- ga dapat berinteraksi dan bereksplorasi dengan dunia game. 3. Premis game berlandaskan cerita yang berkaitan dengan karakter utama permainan yakni satwa dan tujuannya yang kemudian dikisahkan dalam sistem permainan atau tantangan yang dihadir- kan.", "type": "Table" }, { "left": 288, "top": 693, "width": 197, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Karakter utama yang dimainkan pemain merupakan karakter satwa. Den- gan demikian, pemain dapat lebih berem-", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 647, "width": 198, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pemaparan pada Tabel 8, dapat disimpulkan bahwa fitur-fitur da - lam game petualangan disusun oleh ele- men-elemen dramatis. Hal tersebut mem- perkuat bahwa game petualangan adalah game yang erat kaitannya dengan struktur naratif melalui penerapan elemen drama-", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 342, "top": 47, "width": 141, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 509, "top": 789, "width": 14, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 143, "width": 199, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pati karena merasakan pengalaman dan ancaman dengan sudut pandang satwa itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 188, "width": 200, "height": 164, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Cerita dalam game dapat meng- gunakan alur linear atau alur bercabang tergantung premis dan tantangan yang ingin dikembangkan dalam game. Fak- ta-fakta unik terkait satwa dapat disajik- an melalui metode storytelling (cutscene, cinematic, event, dialogue, text, dsb). Na- mun, hal yang perlu diperhatikan agar pe- main merasa memiliki keterikatan secara emosional adalah bagaimana memban- gun sebuah cerita yang dapat mendorong pengalaman bermain melalui keterlibatan pemain dengan dunianya.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 359, "width": 199, "height": 176, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Mendesain dunia game berdasar- kan fakta yang ada di dunia nyata untuk memberikan identitas, rasa familiar, dan kelogisan bagi pemain ketika mendala- mi peran sebagai karakter dalam game. Hindari pemilihan sudut pandang kamera side-view jika menginginkan game yang lebih fokus pada pengalaman eksplorasi dunia yang tak terbatas. Gunakan per- spektif kamera yang luas atau memiliki karakteristik untuk memperlihatkan se- keliling lingkungan karakter dalam game, seperti: isometric-view; side-view; first person; atau third person.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 542, "width": 206, "height": 101, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Busur dramatis dalam game dirancang sedemikian rupa berdasarkan dinamika konflik yang ingin dibangun. Mendesain konflik merupakan bagian dari konsep keseluruhan rancangan cerita dan goals yang ingin dicapai oleh pemain ketika bermain dan menyelesaikan per- mainan.", "type": "Text" }, { "left": 110, "top": 650, "width": 204, "height": 88, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini jauh dari kata sem- purna dan untuk meningkatkan hasil temuan dibutuhkan penelitian lanjutan terkait penerapan elemen dramatis da- lam pengembangan game petualangan sebagai media penyadartahuan satwa langka Indonesia. Hal lain yang dapat", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 143, "width": 195, "height": 76, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikembangkan dari penelitian ini adalah bagaimana keberhasilan dari game petu- alangan tersebut dalam mengubah emosi, persepsi, kesadaran, hingga perilaku tar- get audiens terhadap konten cerita yang diangkat.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 245, "width": 144, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan Terima Kasih", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 268, "width": 198, "height": 63, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Pendidikan, Kebu- dayaan, Riset, dan Teknologi yang telah mendanai studi peneliti melalui Program Beasiswa Unggulan 2021.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 354, "width": 65, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 376, "width": 205, "height": 92, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad, A. (2021). Analisis Gim Edukasi Menggunakan Pendekatan Playcen- tric Approach. Jurnal Titik Imaji, 4(1), 65–75. http://journal. ubm.ac.id/in- dex.php/titik-imaji/ Brathwaite, B., & Schreiber, I. (2009). Challenges for game designers.", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 467, "width": 177, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Charles River Media, a part of Course Technology.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 498, "width": 194, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CFK Official Franchise. (2019). A Street", "type": "Text" }, { "left": 342, "top": 510, "width": 175, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cat’s Tale. https://store.steampow- ered.com/app/1140570/A_Street_ Cats_Tale/", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 553, "width": 199, "height": 152, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, N. P. M., & Grahita, B. (2020). Narrative Immersion dalam Visual Novel STEINS;GATE, Danganronpa: Trigger Happy Havoc, dan Phoenix Wright: Ace Attorney. Ultimart: Jur- nal Komunikasi Visual, 13(2), 7–14. https://doi.org/10.31937/ultimart. v13i2.1708 Fatonawati, H. (2020). Keanekaragaman Fauna Indonesia Bagian Barat (Asi- atis) Kelas VII SMP. https://gredu- pedia.id/media/buku/hanif/mobile/", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 704, "width": 192, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "index.html#p=13 Flint Sky Interactive. (2013). WWF Rhi-", "type": "Table" }, { "left": 110, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 110, "top": 34, "width": 407, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media Penyadartahuan terhadap Satwa Silviana Ginting 1", "type": "Table" }, { "left": 463, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 145, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. XV, No. 2 Desember 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 789, "width": 15, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 143, "width": 177, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "no Raid. www.flintsky.com/projects/ rhino-raid", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 174, "width": 194, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fullerton, T. (2008). Game Design Work- shop (2nd ed.). CRC Press. https:// doi.org/10.1201/b13172", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 217, "width": 197, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fullerton, T. (2018). Game Design Work- shop (4th ed.). A K Peters/CRC Press. https://doi.org/10.1201/b22309", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 260, "width": 199, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MetaControl. (2021). A Street Cat’s Tale - A Pouncethrough. https://steam- community.com/sharedfiles/filede- tails/?id=1860241616", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 315, "width": 197, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moore, M. (2016). Basics of Game Design. In Basics of Game Design. https://doi. org/10.1201/b10817", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 358, "width": 198, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Papoutsi, C., & Drigas, A. (2016). Games for Empathy for Social Impact. Inter- national Journal of Engineering Ped- agogy (IJEP), 6(4), 36. https://doi. org/10.3991/ijep.v6i4.6064", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 425, "width": 194, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhino Raid. (2013). https://www.face- book.com/PlayRhinoRaid/photos", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 456, "width": 197, "height": 49, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ricardo. (2013, March 20). Review Rhi- no Raid – Ayo selamatkan Badak dari Perburuan Liar. Tech In Asia.https:// id.techinasia.com/review-rhino-raid", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 511, "width": 194, "height": 61, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Senoprabowo, A. (2015). Analisis Game- play Game Genre Virtual Pet. ANDHA- RUPA: Jurnal Desain Komunikasi Vi- sual & Multimedia, 1(01). https://doi. org/10.33633/andharupa.v1i01.955", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 578, "width": 204, "height": 37, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TouchGameplay. (2013). WWF Rhino Raid - Universal - HD Gameplay Trail- er. https://youtu.be/3-3Om4wrokE", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 621, "width": 204, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vara, C. F., Murray, J., Bolter, J., Pearce, C., Montfort, N., & Nitsche, M. (2009). The Tribulations Of Adventure Games: Integrating Story Into Simulation Through Performance. Georgia Insti- tute of Technology.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 33, "width": 161, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Elemen Dramatis Game", "type": "Section header" }, { "left": 342, "top": 47, "width": 141, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Petualangan sebagai Media", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 62, "width": 169, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyadartahuan terhadap Satwa", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 34, "width": 86, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silviana Ginting 1", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 54, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfansyah 2", "type": "Text" } ]
45db5bdd-6fff-a47e-c482-c9aabb45ce66
https://iptek.its.ac.id/index.php/inferensi/article/download/14189/7042
[ { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 61, "width": 412, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor PDRB Menurut Pengeluaran Yang Mempengaruhi Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 170, "width": 250, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khaidarsyah 1* , Isma Muthahharah 2 , 1 Departemen Pendidikan Ekonomi, Univsesitas Patompo, Makasar, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 218, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Departemen Statistika, Universitas Patompo, Makassar, Indonesia *Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 466, "height": 139, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK ⎯ Analisis faktor dapat digunakan untuk melacak sektor Produk Domestik Regional Bruto yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2010 sampai 2021 contohnya pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga pada tahun 2010 yaitu 100 dan pada tahun 2021 naik menjadi 167 dan itu berlaku untuk semua komponen pengeluaran. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitaif. Data yang digunakan adalah data sekuler yang diperoleh dari pubikasi BPS Provinsi Sulawesi Selatan, dimana objek penelitian yaitu Produk Domestik Regional Bruto menurut pengeluaran dengan 8 sektor selama 12 tahun terakhir. Semua variabel komponen pengeluaran layak untuk dianalisis faktor karena sudah memenuhi uji kecukupan data dan uji kebebasan data, serta hanya terbentuk 1 faktor. Komponen pengeluaran dalam PDRB memiliki hubungan yang sangat kuat karena memiliki nilai > 0,5 yang dapat dikatakan bahwa Komponen Pengeluaran yang terdiri dari Komsumsi Rumah Tangga, Komsumsi LNPRT, Pengeluaran Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Inventori, Ekspor Luar Negeri, Impor Luar Negeri, Net Ekspor Antar Daerah berpengaruh pada Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Variabel yang paling dominan adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto karena memiliki nilai korelasi yang lebih besar diantara variabel lain.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 273, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci Analisis Faktor, PDRB. Pengeluaran, Pertumbuhan Ekonomi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 479, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT - Factor analysis can be used to track the Gross Regional Domestic Product sector that affects the rate of economic growth. Based on data obtained from the Central Statistics Agency of South Sulawesi Province, there was a significant increase from 2010 to 2021, for example, household consumption expenditure in 2010 was 100 and in 2021 it rose to 167 and that applies to all components of expenditure. This type of research uses a quantitative research approach. The data used is secular data obtained from the BPS publication of South Sulawesi Province, where the object of research is Gross Regional Domestic Product by expenditure with 8 sectors for the last 12 years, namely from 2010-2021. All expenditure component variables are eligible for factor analysis because they have met the data adequacy test and the data freedom test, and only 1 factor is formed. The expenditure component in GRDP has a very strong relationship because it has a value > 0.5 which can be said that the Expenditure Component consists of Household Consumption, LNPRT Consumption, Government Expenditure, Gross Fixed Capital Formation, Changes in Inventory, Foreign Exports, Foreign Imports , Inter-regional Net Exports affect the economic growth rate of South Sulawesi Province. The most dominant variable is Gross Fixed Capital Formation because it has a greater correlation value among other variables.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 290, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords Factor Analysis, GDRP, production component, Economic Growth.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 95, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 479, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistika merupakan serangkaian metode yang menjelaskan tentang bagaimana cara memberikan informasi tentang data. Analisis statistika yang memiliki lebih dari satu variabel disebut sebagai analisis multivariat. Analisis multivariat memiliki beberapa metode pengujian yaitu analisis diskiriminan, analisis faktor, analisis cluster, analisis komponen utama, tetapi yang akan di gunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor. Analisis faktor adalah analisis yang mempengaruhi beberapa variabel yang dapat menjelaskan hubungan antara berbagai indikator variabel independen yang diamati. Analisis faktor bertujuan untuk menguraikan bagian-bagian data yang mempunyai korelasi antara variabel dengan menjabarkan komponen yang disesuaian dengan variabel atau sektor data.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 479, "height": 130, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis faktor khususnya bertujuan mereduksi suatu data, sebagai contoh yang awalnya dari 10 variabel menjadi 6 variabel baru. Variabel yang diperoleh dari reduksi dapat disebut sebagai variabel yang sebagian besar pernyataan yang ada pada variabel asal [1]. Analisis faktor juga bisa diartikan sebagai tahap untuk menganalisis beberapa observasi dari segi interkorelasinya, untuk memutuskan apakah variasi-variasi yang terlihat dalam sejumlah kategori dasar memiliki jumlah yang lebih kecil daripada yang terlihat pada observasi [2].Pada dasarnya proses analisis faktor mencoba mendapatkan hubungan (interrelationship) antara beberapa variabel-variabel yang saling tak bebas satu dengan sejumlah kumpulan variabel yang lebih sedikit dari variabel sebelumnya. Analisis faktor ini mengukur variabel mana saja yang dianggap sesuai untuk digunakan dalam analisis lanjut. Uji ini dilakukan dengan memasukkan variabel-variabel yang ada, dimana variabel tersebut akan menghasilkan suatu output yang mendiskripsikan tujuan yang ingin dicapai [3]. Analisis faktor memiliki beberpa jenis dalam menganalisis variabel diantaranya yaitu R Factor Analysis, Q Factor Anylisis, Confirmatory Factor Anlysis, Exploratory Factor Analysis.", "type": "Text" }, { "left": 435, "top": 177, "width": 101, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received: 19 August 2022 Revised: 11 September 2022 Accepted: 19 September 2022", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 59, "width": 479, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Faktor menjelaskan variasi beberapa variabel awal dengan menggunakan faktor yang sedikit dan tidak terobservasi serta menganggap bahwa semua variabel awal dapat dikatakan sebagai kombinasi linear dari faktor- faktor yang dijumlahkan dengan suku variabel [4].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 95, "width": 479, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis faktor dapat digunakan untuk melacak sektor yang mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi berdasarkan dengan penelitian sebelumnya. Menurut [1] tentang analisis faktor Produk Domestik Regional Bruto yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kabupaten Brebes, dimana hasilnya yaitu ada 11 sektor yang berkembang cepat di Kabupaten Brebes dibanding dengan Provinsi Jawa Timur, setelah dilakukan uji asumsi hanya ada 9 variabel dan terdapat 3 sektor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Penelitian [5] tentang analisis faktor yang mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto Di Provinasi Jawa Barat Tahun 2015-2019, dengan hasil pengujian variabel tenaga kerja menyatakan bahwa terdapat pengaruh tidak signifikan terhadap PDRB Kabupaten dan Kota Jawa Barat dari tahun 2015 sampai 2019 dari nilai koefisien sebesar 5,539326 dan nilai probabilitas sebesar 0,1816. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan belum ada yang menganalisis tentang faktor dalam komponen pengeluaran di provinsi Sulawesi Selatan, tetapi yang dianalisis hanya tentang PDRB menurut lapangan usaha dari tahun 2010 sampai tahun 2015.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 229, "width": 479, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis faktor dapat digunakan untuk menganalisis Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah salah satu indikator yang digunakn sebagai pedoman untuk mendiskripsikan pertumbuhan ekonomi daerah pada periode tertentu [6]. Selain itu PDRB dapat digunakan sebagai bahan evaluasi kegiatan pembangunan ekonomi yang telah dilakukan pemerintah atau non pemerintah. PDRB dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran [7]. Komponen pengeluaran pertumbuhan PDRB meliputi Komsumsi Rumah Tangga, Komsumsi LNPRT, Komsumsi Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Inventori, Ekspor Luar Negeri, dan Net Ekspor Antar Daerah. Dari beberapa komponen tersebut merupakan faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan terjadi kenaikan yang cukup signifikan dari tahun 2010 sampai 2021 contohnya pengeluaran komsumsi rumah tangga pada tahun 2010 yaitu 100 dan pada tahun 2021 yaitu 167 itu berlaku untuk semua komponen pengeluaran. Komponen pengeluaran merupakan upaya yang harus dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekononomi [8]. Pertumbuhan ekonomi adalah keadaan dimana suatu negara harus menyediakan sejumlah barang ekonomi yang diperlukan oleh warganya. Kondisi tersebut akan tumbuh sesuai dengan perkembangan ekonomi serta penyesuain kelembagaan dan ideologi yang diperlukan [5].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 399, "width": 479, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari uraian diatas, maka akan dilakukan analisis faktor PDRB menurut komponen pengeluaran di provinsi Sulawesi Selatan, dengan harapan pemerintah dapat melihat komponen pengeluaran mana yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi dan dapat memajukan ekonomike arah yangi lebih baik pada tahun berikutnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 124, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 470, "width": 80, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Analisis Faktor", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 481, "width": 466, "height": 131, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis faktor adalah teknik analisis untuk memahami gejala. Tujuan utama dari teknik ini adalah untuk membagi informasi yang terkandung dalam sejumlah besar variabel menjadi kelompok faktor yang lebih kecil. Tujuan dari analisis faktor adalah untuk menekan banyaknya variabel dengan cara mengelompokkan menurut besarnya korelasi antar variabel, sehingga membentuk suatu kelompok variabel yang disebut faktor [9]. Analisis faktor melihat totalitas interaksi antar variabel daripada mengelompokkan variabel menjadi variabel bebas dan variabel terikat [4]. Analisis ini juga membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang relatif sedikit yang dapat digunakan untuk menjelaskan sejumlah besar variabel yang saling terkait. Oleh karena itu, variabel dalam satu faktor berkorelasi tinggi, tetapi berkorelasi relatif buruk dengan variabel dalam faktor lain. Setiap kelompok variabel mewakili struktur dasar yang disebut faktor. Untuk meningkatkan interpretasi faktor, ini harus dilakukan [10]. Variabel baru harus dapat memuat sebagian besar informasi yang terkandung dalam variabel asli, tetapi informasi yang hilang juga harus diminimalkan ketika meringkas variabel.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 615, "width": 465, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara matematis, analisis faktor mirip dengan regresi linear berganda yang dinyatakan sebagai kombinasi linier dari faktor yang mendasari. jumlah varian disumbangkan oleh variabel dengan variabel lainnya termasuk dalam analisis yang disebut kesamaan. Kovarians antara variabel yang diwakili untuk beberapa faktor perintah [3]. Model analisis faktor dapat dituliskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 663, "width": 216, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑋 𝑖 = 𝐵 𝑖1 𝐹 1 + 𝐵 𝑖2 𝐹 2 + +𝐵 𝑖3 𝐹 3 +. . . +𝐵 𝑖𝑗 𝐹 𝑗 + 𝑉 𝑖 𝜇 𝑖 (1)", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 676, "width": 465, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat dua asumsi sebelum melakukan analisis faktor, asumsi tersebut adalah identifikasi kecukupuan data Kebebasan antar variabel.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 700, "width": 101, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Uji Kecukupan Data", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 713, "width": 460, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecukupan data dapat diidentifikasi dengan nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dan Kaiser-Meyer- Olkin (KMO). Sekelompok data dinyatakan memenuhi syarat kecukupan untuk dianalisis faktor jka nila MSA dan KMO 0,05 Hipotesis: H_0: Ukuran data cukup untuk difaktorkan H_1: Ukuran data tidak cukup untuk difaktorkan", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 59, "width": 100, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistik uji ∑ ∑ 𝑟 𝑖𝑗 2 𝑝 𝑗=1 𝑝 𝑖=1 ∑ ∑ 𝑟 𝑖𝑗 2 𝑝 𝑗=1 +∑ ∑ 𝑎 𝑖𝑗 2 𝑝 𝑗=1 𝑝 𝑖=1 𝑝 𝑖=1", "type": "Picture" }, { "left": 287, "top": 79, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2)", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 99, "width": 209, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "i = 1, 2, 3, ..., p dan j = 1, 2, ..., p rij = Koefisien korelasi antara variabel i dan j aij = Koefisien korelasi parsial antara variabel i dan j", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 136, "width": 460, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apabila nilai KMO lebih besar dari 0,5 maka terima Ho sehingga dapat disimpulkan jumlah data telah cukup difaktorkan [11].", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 160, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Uji Kebebasan Antar Variabel", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 172, "width": 461, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Bartlett bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antar variabel dalam kasus multivariat. Jika variabel 𝑥 1 , 𝑥 2,…, 𝑥 𝑝 independent (bersifat saling bebas), maka matriks korelasi antar variabel sama dengan matriks identitas. Sehingga untuk menguji kebebasan antar variabel ini, uji Bartlett menyatakan hipotesis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 221, "width": 39, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H0 : R = I H1 : R ≠ I", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 257, "width": 124, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Statistik Uji : 𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 = − (𝑛 − 1 − 2𝑞+5 9 ) ln|𝑅|", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 271, "width": 13, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3)", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 286, "width": 466, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimana q adalah banyaknya variabel respon dan ln|R|adalah nilai-nilai determinan matriks korelasi dari masing-masing variabel respon. Tolak H0 jika 𝜒 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 2 > 𝜒 2 𝛼 1 2 𝑞 (𝑞−1) yang berarti terdapat korelasi antar variabel respon [12]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 190, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 479, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PDRB diartikan sebagai total nilai tambah yang dihasilakn oleh semua unit usaha dalam suatu wilayah tertentu atau total nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh semua unit kegaiatan ekonomi dalam suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Data PDRB dapat dihitung dengan tiga pendekatan yaitu [7]:", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 389, "width": 466, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Pendekatan Produksi, PDRB adalah tota nilai barang dan jasa akhir yang di hasilkan oleh semua init usaha ekonomi dalam suatu wilayah pada periode tertentu.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 414, "width": 465, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pendekatan Pengeluaran, total seluruh komponen permintaan akhir pada suatu daerah tertentu dalam jangka wulayah tertentu (biasanya 1 tahun)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 438, "width": 466, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Pendekatan pendapatan, PDRB adakah total semua balas jasa yang diterima oeh fakto-faktor produksi yang berpartispasi dalam proses produksi di suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 462, "width": 269, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan Pengeluaran memilki beberpa komponen diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 474, "width": 465, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Komsumsi Rumah, Konsumsi rumah tangga dalam perekonomian adalah Pendapatan yang dihasilkan oleh rumah tangga dari penggunaan Faktor produksinya dibagi menjadi empat kelompok: tanah, tenaga kerja, modal dan keterampilan kewirausahaan [13].", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 511, "width": 466, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Pengeluaran Pemerintah, Pengeluaran pemerintah merupakan nilai pengeluaran pemerintah yang digunakan untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk pendidikan dan fasilitas kesehatan, pengeluaran untuk pengadaan polisi dan tentara, pengeluaran untuk gaji pegawai negeri, dan pengeluaran untuk pembangunan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat [14].", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 559, "width": 466, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Komsumsi pengeluaran LNPRT adalah pengeluaran barang dan jasa oleh organisasi untuk pengadaan barang dan jasa yang ditujukan untuk melayani rumah tangga. Pengeluaran konsumsi LNPRT dikategorikan sebagai bagian dari pengeluaran konsumsi yang ditujukan untuk menjaga keberlangsungan kegiatan lembaga.", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 596, "width": 466, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Pembentukan modal tetap bruto adalah pengeluaran untuk barang modal tidak habis pakai dengan masa manfaat lebih dari satu tahun. Pembentukan modal tetap bruto meliputi bangunan perumahan dan non- perumahan, bangunan lain seperti jalan dan bandara, mesin dan peralatan. Investasi untuk keperluan militer tidak dicatat secara rinci tetapi diklasifikasikan sebagai konsumsi pemerintah (USD) [15].", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 644, "width": 466, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Inventori ialah persediaan benda( jadi ataupun separuh jadi) pada unit institusi yang tidak terpakai pada proses penciptaan ataupun belum berakhir diproses ataupun belum terjual, sebaliknya pergantian inventori merupakan selisih antara nilai inventori pada akhir periode pencatatan dengan nilai inventori pada dini periode pencatatan. Perubahan inventori menarangkan tentang pergantian posisi benda inventori yang dapat bermakna pertambahan (ciri positif) ataupun pengurangan( bertanda negatif)", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 705, "width": 466, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6) Ekspor dan Impor, Transaksi perdagangan antar- negara ini dicirikan lewat kegiatan yang bertentangan, apabila produk benda serta jasa dikirim ke luar negara( arus benda serta jasa dari unit residen pada unit non residen), kebalikannya diucap impor apabila produk tersebut masuk ke dalam daerah ekonomi dalam negeri( arus benda serta jasa dari unitnon residen pada unit residen). Konsep residen yang berkaitan dengan aktivitas ekspor danimpor sesuatu negeri meliputi transaksi ekonomi yang dicoba antara unit- unit institusiatau pelakon ekonomi sesuatu negeri dengan unit- unit ekonomi negeri lain", "type": "List item" }, { "left": 84, "top": 778, "width": 466, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7) Net ekspor antar daerah adalah selisih nilai ekspor dan impor Indonesia dalam waktu tertentu tertentu. Di", "type": "List item" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 98, "top": 59, "width": 451, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia nilai net ekspor juga dapat digunakan untuk melihat perkembangan aktivitas ekspor dan impor Indonesia [16].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 94, "width": 135, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Laju Pertumbuhan Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 105, "width": 465, "height": 143, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator terpenting dari suatu wilayah yang sedang berkembang. Jika pertumbuhan ekonomi semakin pesat maka pembangunan yang dilakukan berhasil. Untuk melihat kesehatan ekonomi suatu wilayah,dapat menggunakan data produk domestik bruto (PDRB) wilayah tersebut. Hasil pertumbuhan di satu sektor ekonomi memiliki implikasi tidak hanya untuk wilayah itu, tetapi juga untuk wilayah lain yang memiliki ikatan ekonomi dengan wilayah tempat pekerjaan pembangunan berlangsung [8]. Bertambah ataupun tidaknya laju perkembangan ekonomi bisa dilihat dari realisasi pembangunan yang sudah terlaksana. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses terdapatnya perubahan kondisi atau kondisi ekonomi dalam kurun waktu tertentu [17]. Pertumbuhan ekonomi bisa dikatakan tumbuh apabila pemasukan perkapita meningkat dan dapat mengelolah sumber energi alam dengan baik [18]. Pertumbuhan ekonomi diukur dengan melakukan perbandingan komponen yang bisa mewakili ekonomi suatu wilayah terhadap periode lebih dahulu. Hal tersebut menjadi acuan seberapa baik kinerja perekonomian dan pada akhirnya digunakan sebagai bahan evaluasi serta proses perencanaan dari penerapan aktivitas ekonomi pada sesuatu daerah [19].", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 130, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 82, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 297, "width": 465, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitaif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pemeriksaan tentang kasus sosial atas dasar pengujian teori beberapa variabel yang dikur dengan angka dan dianalisis dengan metode statistik dalam hal menetapkan apakah peryaataan teori tersebut benar atau tidak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 161, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Sumber Data dan Objek Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 356, "width": 465, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data yang digunakan adalah data sekuler yang diperoleh dari pubikasi BPS Provinsi Sulawesi Selatan, dimana objek penelitian yaitu Produk Domsetik Regional Bruto menurut pengeluaran dengan 8 sektor selama 12 tahun terakhir yaitu dari tahun 2010-2021.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 97, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 415, "width": 272, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun Variabel peneltian yang digunakan adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 427, "width": 171, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Komsumsi Rumah Tangga ( 𝑥 1 ) 2) Komsumsi LNPRT ( 𝑥 2 ) 3) Pengeluaran Pemerintah ( 𝑥 3 ) 4) Pembentukan Modal tetap Bruto ( 𝑥 4 ) 5) Perubahan Inventori ( 𝑥 5 ) 6) Ekspor Luar Negeri ( 𝑥 6 ) 7) Impor Luar Negeri ( 𝑥 7 ) 8) Net Ekspor Antar Daerah ( 𝑥 8 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 97, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Variabel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 547, "width": 350, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses dasar analisis faktor penyempurnaan meliputi langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 559, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Tentukan variabel yang akan dianalisis.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 571, "width": 415, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Variabel yang diidentifikasi dengan menggunakan uji Bartlett tentang sphericity dan ukuran MSA.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 584, "width": 452, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3) Proses inti dalam melakukan analisis faktor, mengektraksi satu atau lebih faktor dari variabel yang lolos uji variabel sebelumnya.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 608, "width": 452, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4) Lakukan prosedur rotasi faktor atau putar faktor yang sudah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel-variabel yang termasuk dalam faktor-faktor tertentu. Beberapa metode rotasi adalah rotasi ortogonal, yang memutar sumbu sebesar 90°, dan rotasi miring, yang memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus demikian.", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 656, "width": 451, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5) Menjelaskan faktor yang telah dibentuk, khususnya pemberian nama baru pada faktor yang dibentuk, yang harus dapat mewakili variabel-variabel anggota faktor tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 692, "width": 111, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 705, "width": 479, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menganalisis faktor Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasarkan komponen pengeluaran, maka langkah yang dilakukann adalah pengujian asumsi yaitu uji kecupukupan data dan uji kebebasan data, dimana uji kecukupan data menggunakan uji KMO dan uji kebebsan data menggunakan uji Bartlett”s yang hasilnya di tampilkan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "119", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 263, "top": 72, "width": 93, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Uji KMO and Bartlett", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 173, "width": 479, "height": 91, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Table 1 bertujuan untuk mengetahui kelayakan suatu variabel, apakah dapat diproses lebih lanjut menggunakan teknik analisis faktor atau tidak dengan melihat nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequency). Jika nilai KMO MSA> 0,05 maka tekhik analisis dapat dilanutkan. Berdsarkan output diatas diketahui nilai KMO MSA yaitu 0.755 > 0.05 dan nilai Bartlett’s Test of Sphericity (Sig.) 0.000 < 0.05, maka analisis faktor dalam penelitian ini dapat dilanjutkan karena sudah memenuhu uji kecukupan data dan uji kebebasan data. Selanjutnya untuk menentukan kuat atau tidaknya hubungan antar variabel dapat menggunakan Anti-Image Correlation yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 279, "width": 99, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Anti Image Correlation", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 485, "width": 474, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 2 dapat diketahui nilai Anti image Correlation semua variabel > 0,50, maka dapat dikatakan bahwa semua variabel memiliki hubungan antar variabel dan akan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui variabel mana saja yang lebih dominana dalam mempengaruhi laju pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya melakukukan proses inti yaitu mengektraksi sejumlah variabel yang ada, sehingga akan terbentuk satu atau lebih faktor", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 558, "width": 252, "height": 147, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Communalities Initial Extraction Konsumsi Rumah Tangga 1,000 0,982 Konsumsi LNPRT 1,000 0,984 Pengeluaran Pemerintah 1,000 0,982 Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,000 0,989 Perubahan Inventori 1,000 0,451 Ekspor Luar Negeri 1,000 0,940 Impor Luar Negeri 1,000 0,893 Net Ekspor Antar Daerah 1,000 0,864", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 725, "width": 474, "height": 64, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan kontribusi variabel yang diteliti terhadap faktor yang terbentuk. Dapat juga didefinisikan sebagai besaran varians (dalam persentase) suatu variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai communalities ini sama pengertiannya dengan nilai koefisien determinasi (pada model regresi). Misalnya nilai communalities variabel Konsumsi Rumah Tangga dan Pengeluaran Pemerintah yaitu 98,2%, ini berarti sebesar 98,2 % varians dari variabel Konsumsi Rumah Tangga dan", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 91, "width": 289, "height": 363, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0,755 Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square 200,648 Df 28 Sig. 0,000 Komponen Pengeluaran Anti Image Correlation Komsumsi Rumah Tangga 0,680 Komsumsi LNPRT 0,745 Pengeluaran Pemerintah 0,672 Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,785 Perubahan Inventori 0,890 Ekspor Luar Negeri 0,939 Impor Luar Negeri 0,663 Net Ekspor Antar Daerah 0,837", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "120", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 59, "width": 473, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengeluaran Pemerintah dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Begitupun untuk menjelaskan variabel yang lain. Semakin besar communalities suatu variabel, berarti semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk.", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 105, "width": 368, "height": 152, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 Total Variance Explained Component Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 7,084 88.544 88.544 7,084 88,544 88,544 2 0,601 7.506 96.051 3 0,179 2.233 98.284 4 0,099 1.240 99.524 5 .032 .396 99.920 6 .004 .055 99.975 7 .002 .023 99.998 8 .000 .002 100.000", "type": "Table" }, { "left": 76, "top": 274, "width": 476, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 4. menjelaskan tentang besarnya variansi yang dapat dijelaskan oleh faktor yang dianalisis (8 faktor yang di ekstrak). Jika terdapat total nilai eigenvalue yang nilainya < 1, faktor itu dinyatakan tidak dapat menjelaskan variabel dengan baik, sehingga tidak dimasukkan dalam pembentukan variabel. Berdasarkan nilai eigenvalue yang > 1 dibentuk 1 faktor dengan nilai 7,084. Dari 1 faktor dapat menjelaskan variansi dari 8 variabel sebesar 88,544 %. Angka ini termasuk tinggi karena menjelaskan lebih dari 50% variansi dari variabel. Selain dari tabel Total Varians yang menjelaskan dasar perhitungan dalam menetukan jumlah faktor juga dapat dilihat pada grafik:", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 556, "width": 72, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Screer plot", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 578, "width": 473, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai batas eigenvalues pembentuk faktor adalah 1: apabila > 1 berarti tidak terdapat variabel pembentuk faktor. Dari grafik diatas tampak 1 faktor yang terbentuk karena nilai eigenvalue > 1, maka sama dengan interprteasinya sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 623, "width": 234, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5 Component Matrix Component 1 Konsumsi Rumah Tangga 0,991 Konsumsi LNPRT 0,992 Pengeluaran Pemerintah 0,991 Pembentukan Modal Tetap Bruto 0,994 Perubahan Inventori 0,671 Ekspor Luar Negeri 0,969 Impor Luar Negeri 0,945 Net Ekspor Antar Daerah 0,929", "type": "Table" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 77, "width": 473, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Tabel 5 terlihat bahwa componenet matrix untuk semua variabel memiliki nilai yang lebih besar 0,5, maka dapat dikatakan bahwa 8 variabel memiliki hubungan yang kuat. Jika terdapat lebih dari 1 faktor dalam Rotated Component Matrix, maka Rotated Component Matrix akan dijalankan untuk menentukan variabel mana yang terdapat pada faktor a dan yang terdapat pada faktor b, dan seterusnya. Dimana hasilnya hanya ada 1 faktor saja, sehingga tidak diperlukan matriks komponen rotasi/rotasi faktor. Sehingga dapat dikatakan bahwa Komsumsi Rumah Tangga, Komsumsi LNPRT, Pengeluaran Pemerintah, Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Inventori, Ekspor Luar Negeri, Impor Luar Negeri, Net Ekspor Antar Daerah berpengaruh pada Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Komponen pengeluaran yang paling dominan adalah Pementukan Modal Tetap Bruto yang memiliki nilai dengan faktor 1 lebih besar dari variabel lainnya yaitu 0,994 yang menyatakan bahwa variabel tersebut memilki hubungan yang kuat terhadap laju pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Selatan Pada tahun 2010 sampai 2021.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 250, "width": 153, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 265, "width": 474, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua variabel komponen pengeluaran layak untuk dianalisis faktor karena sudah memenuhi uji kecukupan data dan uji kebebasan data, serta hanya terbentuk 1 faktor. Komponen pengeluaran dalam PDRB memiliki hubungan yang sangat kuat karena meminilki nilai 0,5 yang dapat dikatakan bahwa Komponen Pengeluaran yang terdiri dari Komsumsi Rumah Tangga, Komsumsi LNPRT, Pengeluaran Pemerintah,Pembentukan Modal Tetap Bruto, Perubahan Inventori, Ekspor Luar Negeri, Impor Luar Negeri, Net Ekspor Antar Daerah berpengaruh pada Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan. Variabel yang paling dominan adalah Pembentukan Modal Tetap Bruto karena memiliki nilai korelasi yang lebih besar diantara variabel lain.Dalam penelitian ini hanya mennggunakan pendekatan pengeluaran, maka dari itu deiperlukan pendekatan pendapatan dan pendekatan produksi untuk mengetahui apakah varaibel yang ada juga mepengaruhi laju pertumbuhan ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 386, "width": 63, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 410, "width": 479, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] P. I. Sofiyati and A. Agoestanto, “Analisis Faktor Produk Domestik Regional Bruto yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Br ebes,” Prism. Pros. Semin. Nas. Mat. , vol. 4, pp. 680 – 693, 2021, [Online]. Available: https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/prisma/.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 443, "width": 478, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] dan A. S. Dina Afriani, Kenti Yuliana, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Mahasiswa Memilh Program Atudi Di STKIP PGRI Banjarmasin,” Lentera J. Ilm. Keendidikan , vol. 15, pp. 45 – 56, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 476, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] P. Hendikawati, “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Indeks Prestasi Mahasiswa,” Kreano J. Mat. Kreat. , vol. 2, no. 1, pp. 27 – 35, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] A. Pau, P. S. Matematika, and U. N. Cendana, “Penerapan Analisis Faktor Dalam Memilih Susu Formula Untuk Ibu Hamil,” Differensial , vol. 02, no. 02, pp. 1 – 10, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Suci Yanti Agustinaa and S. Hadi, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Produk Domestik Regional Bruto Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2015- 2019,” J. Ilmua Ekon. , vol. 4, no. 2, pp. 339 – 353, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] H. Y. Dama et al. , “Pengaruh Produk Domestik Regional Bruto ( Pdrb) Terhadap Tingkat Kemiskinan Di Kota Manado (Tahun 2005- 2014),” J. Berk. Ilm. Efisiensi , vol. 16, no. 3, pp. 549 – 561, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 476, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] A. Mudji and W. Taripar, “Analisa Produk Domestik Bruto (PDRB) Kota Malang,” PANGRIPTA J. Ilm. , vol. 1, no. 1, pp. 35 – 46, 2018, [Online].", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 380, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available: https://jurnalpangripta.malangkota.go.id/index.php/PANGRIPTA/article/download/8/5.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] Keimas Suryo Buwono, “Analisis Faktor -faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi serta Kontribusinya terhadap Kesempatan Kerja di Kota Mojokerto,” J. Econ. Dev. Issues , vol. 5, no. 1, pp. 49 – 56, 2022, doi: 10.33005/jedi.v5i1.117.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 430, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] F. G. Becker et al. , Pedoman Praktis Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota , vol. 7, no. 1. 2015.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 615, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Kaharuddin, “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Pada Yayasan Sahabat Bunda Kota Makassar,” Forecast. J. Ilm. Ilmu Manaj. , vol. 2, no. 1, pp. 60 – 75, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] S. Erna Puspitasari, Moch. Abdul Mukid, “Perbandingan Analisis Faktor Klasik dan Analisis Faktor Robust UN tuk Data Inflasi Kelompok Bahan Makana di Jawa Tengah,” GAUSSIAN , vol. 3, pp. 343 – 352, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 478, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] H. Kartikasari, I. Zain, and K. Nuswantara, “Analisis Regresi Multivariat Terhadap Penilaian Listening , Structure , dan Reading Pada Nilai Tes EFL Mahasiswa ITS,” J. Sains dan Seni Pomits , vol. 3, no. 2, pp. 170 – 175, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 680, "width": 478, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] N. P. M. Alitasari and I. G. W. M. Yasa, “Pengeluaran Pemerintah dan Inflasi Terhadap Konsumsi Rumah Tangga Di Indonesia,” E-Journal EP Unud , vol. 10, no. 5, pp. 2130 – 2157, 201AD.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 478, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] A. Bakar, “Analisis Pengaruh Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dan Pengeluaran Pemerintah terhadap Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mimika,” J. Krit. , vol. 4, no. Nomor 2, pp. 16 – 39, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 723, "width": 478, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] M. Zahira Virtyani, D. I. Martha Hendrati, S.E., M.E., and K. Asmara, S.E., MM, “Analisis Pembentukan Modal Tetap Bruto, Investasi Asing Langsung, Dan Ekspor Terhadap Pendapatan Nasional Perkapita Indonesia (Dalam Menghindari Middle Income Trap),” Inov. Manaj. dan Kebijak. Publik , vol. 4, no. 1, p. 47, 2021, doi: 10.54980/imkp.v4i1.118.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 756, "width": 479, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] T. B. Anggraini and Y. Yefriza, “Nilai Tukar Rupiah Dan Net Ekspor Indonesia 2000 – 2017 (Granger Causality Test),” Converg. J. Econ. Dev. , vol. 1, no. 1, pp. 9 – 24, 2020, doi: 10.33369/convergence-jep.v1i1.10854.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 777, "width": 478, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] E. Widiaty and A. P. Nugroho, “Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perspektif Ekonomi Islam: Peran Inflasi, Pengeluaran", "type": "List item" }, { "left": 539, "top": 35, "width": 13, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page header" }, { "left": 326, "top": 813, "width": 223, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Department of Statistics, Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "Page footer" }, { "left": 8, "top": 8, "width": 490, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFERENSI , Vol. 5(2), September. 2022. ISSN: 0216-308X (Print) 2721-3862 (Online)", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 812, "width": 150, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.12962/j27213862.v5i2.14189", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 59, "width": 446, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemerintah, Hutang Luar Negeri dan Pembiayaan Syariah,” J. Ilm. Ekon. Islam , vol. 6, no. 2, p. 223, 2020, doi: 10.29040/jiei.v6i2.1043.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 80, "width": 478, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] J . Palindangan and A. Bakar, “Analisis Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Ekonomi Dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Terhadap Tingkat Pengangguran Di Kabupaten Mimika,” J. Krit. (Kebijakan, Riset, dan Inovasi) , vol. 5, no. 1, pp. 65 – 80, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 102, "width": 478, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] C. Woestho an d A. Sulistyowati, “Prioritas Pembangunan Daerah dan Pertumbuhan Ekonomi pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta,” J. STEI Ekon. , vol. 30, no. 01, pp. 20 – 32, 2021, doi: 10.36406/jemi.v30i01.357.", "type": "List item" }, { "left": 172, "top": 141, "width": 371, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2022 by the authors. This work is licensed under a Creative Commons Attribution- ShareAlike 4.0 International License ( http://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/ ).", "type": "Text" } ]
4ca8dfaf-cd96-c0c9-4508-b7f29cacc178
https://ojs3.unpatti.ac.id/index.php/triton/article/download/794/667
[ { "left": 304, "top": 54, "width": 235, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal TRITON Volume 14, Nomor 1, April 2018, hal. 1 – 9 1", "type": "Page header" }, { "left": 78, "top": 88, "width": 432, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGELOLAAN MANGROVE BERDASARKAN TIPE SUBSTRAT DI PERAIRAN NEGERI IHAMAHU PULAU SAPARUA", "type": "Section header" }, { "left": 125, "top": 148, "width": 338, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Mangrove Management Based on Type of The Substrate at Ihamahu Waters Saparua Island)", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 205, "width": 288, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yona A. Lewerissa * , M. Sangaji dan M. B. Latumahina", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 248, "width": 251, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Pattimura Jln. Mr. Chr. Soplanit Kampus Unpatti Poka - Ambon", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 281, "width": 113, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 414, "height": 276, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK : Mangrove merupakan salah satu dari tiga ekosistem penting yang memiliki berbagai manfaat dan fungsi baik fisik, ekologis maupun ekonomis. Tingginya aktifitas masyarakat di sekitar ekosistem mangrove di Negeri Ihamahu dapat mempengaruhi perkembangan mangrove, sehingga menyebabkan perubahan komposisi substrat yang berdampak pada tekanan pertumbuhan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tipe subsrat berdasarkan jenis-jenis mangrove, zonasi mangrove berdasarkan tipe substrat serta menganalisis strategi pengelolaan mangrove di perairan Negeri Ihamahu. Penelitian ini dilaksanakan di Negeri Ihamahu pada bulan Juli-September 2013 dengan menggunakan Metode Transek Garis. Metode pengambilan sampel substrat menggunakan boring. Hasil penelitian menunjukkan substrat yang paling dominan adalah lumpur pada famili Rhizophoraceae , pasir halus pada famili Rhizophoraceae , Avicenniaceae, dan Sonneratiaceae, sedangkan pasir sedang terdapat pada family Sonneratiaceae . Zonasi pada hutan mangrove di Negeri Ihamahu, yaitu pada zona yang paling dekat dengan laut ditumbuhi jenis A. alba dan S. alba . Zona tengah ditumbuhi jenis R.stylosa, R.apiculata dan R.mucronata , C.tagal, A.corniculatum, X.granatum dan B.gymorrhiza dan B.Parviflora , sedangkan zona yang dekat dengan darat ditumbuhi jenis Nypa fruticans . Empat Arahan pengelolaan mangrove berdasarkan tipe substrat yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan mangrove Negeri Ihamahu, Strategi pengelolaan mangrove berdasarkan hasil analisis pendapat pakar memperhitungkan tiga faktor utama yaitu¸ faktor ekologi, sosial, dan ekonomi, sedangkan penentuan terhadap pilihan strategi pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dengan menganalisis pendapat para pakar terhadap tiga pilihan yaitu ekosiwata, minawisata, dan lokasi penelitian atau studi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 610, "width": 296, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : pengelolaan, mangrove, substrat, Ihamahu, Saparua", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 414, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT : Mangrove is one of three important tropical ecosystem which has a range of benefits and either physical function, ecological, economical. The local community activities in the mangrove ecosystem can affect the development of Ihamahu’s mangrove, thus causing changes of the substrate composition which have resulted in mangrove growth. The aims of the study were to explain subsrate type based on the species of mangrove trees, mangrove zoning based on the type of the substrate and analyze the mangrove trategies management at Ihamahu waters.This study was conducted at Ihamahu waters, held in the July-September 2013 by using the Line Transect Method. Boring was used to collect substrate. The results showed that the most dominant substrate were mud (silt) for Rhizoporaceae, fine sand for Rhizoporaceae, Avicenniaceae and Sonneratiaceae while Medium sand for Sonneratiaceae. The closest Mangrove zone to the sea consisted of A. alba and S.alba . The middle zone with R.stylosa, R.apiculata, R.mucronata , C.tagal, A.corniculatum, X.granatum, B.gymorrhiza,", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 6, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 56, "width": 173, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan Mangrove Berdasarkan Tipe Substrat …", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 414, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B.Parviflora , and zoning close to the land was Nypa fruticans. There were four direction of mangrove management based on type of substrate which were suitable for growth and development of mangrove at Ihamahu waters. Mangrove strategies based on expert opinion analysis took into three main factors such as the ecology, social, and economic, thus the chosen of mangrove strategies management by analyzing the experts’s opinion against three alternatives such as ecotourism, marine fisheries tourism, and research site.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 176, "width": 292, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : management, mangrove, substrate, Ihamahu, Saparua", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 232, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 251, "width": 238, "height": 342, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove adalah tipe hutan yang khas terdapat di sepanjang pantai atau muara sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Mangrove tumbuh pada pantai-pantai yang terlindung atau pantai-pantai yang datar, biasanya di sepanjang sisi pulau yang terlindung dari angin atau di belakang terumbu karang di lepas pantai yang terlindung (Nontji, 1987; Nybakken, 1992). Secara ekologi, ekosistem mangrove berperan sebagai sistem penyangga kehidupan berbagai organisme akuatik maupun organisme teresterial (Kusmana, 1996), baik sebagai tempat mencari makan ( feeding ground ), tempat asuhan ( nursery ground ) maupun tempat berkembang biak ( spawning ground ) (Nybakken, 1992; Bengen 2004; Anwar dan Gunawan 2006; Giesen et al ., 2006). Menurut Saputra dkk ., (2016), karakteristik habitat hutan mangrove umumnya tumbuh pada daerah intertidal yang jenis tanahnya berlumpur, berlempung dan berpasir, daerahnya tergenang air secara berkala, baik setiap hari maupun yang hanya tergenang pada saat pasang purnama. Frekuensi genangan menentukan komposisi hutan mangrove.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 596, "width": 237, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove tumbuh optimal di wilayah pesisir yang memiliki muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur. Jenis pohon dan zonasi tumbuhan mangrove memiliki berbagai variasi pada lokasi yang berbeda, ditentukan oleh jenis tanah, kedalaman dan periode genangan, kadar garam dan daya tahan terhadap ombak serta arus (Nontji, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 707, "width": 239, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pulau Saparua dengan luas ±164 km 2 memiliki sumberdaya hutan bakau/mangrove yang cukup potensial. Kehadirannya memberikan andil yang besar", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 239, "width": 237, "height": 329, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagi produktivitas perairan sekitarnya seperti Teluk Tuhaha, Teluk Saparua dan Selat Saparua. Distribusi vegetasi bakau di Pulau Saparua secara umum terkonsentrasi pada tiga wilayah pesisir yaitu (1) pesisir pantai utara atau sepanjang pesisir Teluk Tuhaha meliputi Desa Kulor-Ihamahu sebesar 218,88 Ha (38,26%); (2) pesisir pantai selatan meliputi Teluk Haria, Teluk Saparua dan pesisir Haria pantai hingga Tiow seluas 105,12 Ha (18,38%), dan (3) wilayah pesisir pantai barat pulau khususnya pada pertuanan Desa Porto dengan luasan 248,04 Ha atau 43,36% (Waas dan Nababan, 2010). Negeri Ihamahu yang terletak di Teluk Tuhaha Pulau Saparua yang menjadi wilayah sebaran mangrove dengan vegetasi yang khas, namun tingginya aktifitas masyarakat di sekitar ekosistem mangrove dapat mempengaruhi perkembangan mangrove. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tipe substrat berdasarkan jenis-jenis mangrove, zonasi mangrove berdasarkan tipe substrat serta menganalisis strategi pengelolaan mangrove di perairan Negeri Ihamahu.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 584, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 604, "width": 237, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilakukan pada Juli-September 2013, di pesisir pantai Negeri Ihamahu, Teluk Tuhaha Kecamatan Saparua (Gambar 1). Pengambilan sampel dilakukan pada perairan pantai Negeri Ihamahu, dengan menggunakan metode transek garis dengan jarak antar transek 100 meter (Bengen, 2001). Metode pengambilan sampel substrat menggunakan boring yaitu pada tiap transek diambil sampel substrat (contoh sedimen) dengan menggunakan boring 15-25 cm.", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 54, "width": 235, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal TRITON Volume 14, Nomor 1, April 2018, hal. 1 – 9 3", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 356, "width": 150, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 43, "top": 394, "width": 237, "height": 356, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel substrat tiap spesies mangrove diambil pada transek dengan spesies tersebut dominan atau juga pada beberapa transek. Contoh sedimen tersebut kemudian dikeringkan dalam oven pada temperatur 110 0 C selama 24 jam, setelah kering diayak dengan menggunakan mesin penyaring otomatis yang bertingkat. Penggolongan ukuran butiran tanah mengikuti skala Wentworth (Morgan, 1958 dalam Yusron 1993). Pengamatan untuk penentuan zonasi mangrove dilakukan pada tiap transek. Analisis strategi pengelolaan mangrove di Negeri Ihamahu dilakukan dengan teknik wawancara kuisioner sedangkan metode analisis data untuk melihat prioritas strategi kebijakan pengelolaan menggunakan metode AHP ( Analytical Hierarchy Process ) yang mengacu pada Saaty (1993), untuk penentuan Expert Choice . Pengolahan data AHP menggunakan perangkat lunak Expert Choice 2000 . Expert yang dijadikan sebagai responden memilki kriteria; sudah lama melakukan aktifitas di lokasi penelitian, sudah lama menetap di lokasi penelitian, memiliki pemahaman tentang kondisi mangrove Ihamahu, dan memiliki keterkaitan dengan komunitas mangrove di", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 394, "width": 237, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri Ihamahu. Responden pada penelitian ini terdiri dari akademisi, masyarakat/nelayan, pemerintah desa, kewang, dan tokoh masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 476, "width": 158, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 496, "width": 237, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perairan pantai Negeri Ihamahu merupakan bagian dari perairan Teluk Tuhaha, Jazirah Hatawano Kecamatan", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 523, "width": 237, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saparua Kabupaten Maluku Tengah. Secara geografis, batas petuanan Negeri Ihamahu, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan Negeri Iha, sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda, sebelah Barat berbatasan dengan Laut Seram, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Negeri Mahu. Secara astronomis berada pada posisi 03˚50’4’’LS-03˚52’4’’LS dan 128˚68’5’’BT- 128˚69’2’’BT. Secara umum wilayah pesisir negeri Ihamahu memiliki tiga ekosistem utama yaitu mangrove, lamun dan terumbu karang. Berdasarkan hasil sampling pada 17 transek ditemukan 11 spesies mangrove pada perairan pantai Negeri", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 717, "width": 129, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ihamahu (Tabel 1).", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 187, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Pengelolaan Mangrove Berdasarkan Tipe Substrat …", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 88, "width": 371, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Komposisi Spesies Mangrove yang ditemukan di Perairan Negeri Ihamahu", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 109, "width": 416, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Familli Genus Spesies Myrcinaceae Aegiceras Aegiceras coniculatum Meliaceae Xylocarpus Xylocarpus granatum Aviceniaceae Avicenia Avicenia alba Palmae Nypa Nypa fruticans Rhizophoraceae Bruguiera Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera parviflora Ceriops Ceriops tagal Rhizophora Rhizophora apiculata Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Sonneratiaceae Sonneratia Sonneratia alba Tipe Substrat berdasarkan Spesies", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 294, "width": 56, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 307, "width": 237, "height": 260, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh, maka dominasi butiran substrat terbanyak adalah ukuran Silt (lumpur), diikuti ukuran Fine sand (pasir halus) dan Medium sand (pasir sedang). Spesies Avicennia alba didominasi oleh substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm dan substrat Granules (batu kerikil) dengan ukuran butiran 4 mm. Aegiceras corniculatum didominasi oleh substrat Medium sand (pasir sedang) dengan ukuran butiran 0,5 mm dan substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm. Nypa fruticans didominasi oleh substrat Silt (lumpur) dengan ukuran butiran 0,063 mm dan substrat Granules (batu kerikil) dengan ukuran butiran 4 mm. Xylocarpus granatum didominasi oleh substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm dan substrat Granules (batu kerikil) dengan ukuran butiran 4 mm.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 569, "width": 237, "height": 191, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sonneratia alba didominasi oleh substrat Medium sand (pasir sedang) dengan ukuran butiran 0,5 mm, substrat Fine sand (pasir halus ) dengan ukuran butiran 0,25 mm. dan substrat Very Fine sand (pasir sangat halus) dengan ukuran butiran 0,125 mm. Ceriops tagal didominasi oleh substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm, substrat Silt (lumpur) dengan ukuran butiran 0,063 mm dan substrat Very Fine sand (pasir sangat halus) dengan ukuran butiran 0,125 mm. Bruguiera parviflora didominasi oleh substrat Silt (lumpur) dengan ukuran butiran 0,063 mm, substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 280, "width": 237, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mm, substrat Medium sand (pasir sedang) dengan ukuran butiran 0,5 mm, substrat Granules (batu kerikil) dengan ukuran butiran 4 mm. Bruguiera gymnorrhiza didominasi oleh substrat Silt (lumpur) dengan ukuran 0,063 mm, substrat Medium sand (pasir sedang) dengan ukuran butiran 0,5 mm dan substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 390, "width": 237, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhizophora apiculata didominasi oleh substrat Silt (lumpur) dengan ukuran butiran 0,063 mm, substrat Very Fine sand (pasir sangat halus) dengan ukuran butiran 0,125 mm dan substrat Granules (batu kerikil) dengan ukuran butiran 4 mm, Rhizophora mucronata didominasi oleh substrat Silt (lumpur) dengan ukuran butiran 0,063 mm, substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm dan substrat Granules dengan ukuran butiran 4 mm, Rhizophora stylosa didominasi oleh substrat Silt (lumpur) dengan ukuran butiran 0,063 mm, substrat Fine sand (pasir halus) dengan ukuran butiran 0,25 mm dan substrat Medium sand (pasir sedang) dengan ukuran butiran 0,5 mm (Tabel 2).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 625, "width": 236, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zonasi Mangrove Berdasarkan Tipe Substrat", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 638, "width": 237, "height": 122, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vegetasi mangrove secara khas akan memperlihatkan adanya pola zonasi. Burt dan Williams (1981) menyatakan bahwa pola zonasi berkaitan erat dengan tipe tanah (lumpur, pasir atau gambut), keterbukaan terhadap hempasan gelombang, salinitas serta pengaruh pasang surut. Zonasi mangrove pada 17 transek di perairan Negeri Ihamahu dapat dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 54, "width": 235, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal TRITON Volume 14, Nomor 1, April 2018, hal. 1 – 9 5", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 97, "width": 273, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Analisis Persentase Dominasi Butiran Substrat", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 671, "width": 237, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada transek satu dan dua yaitu pada zona yang paling dekat dengan laut yang merupakan zona depan ditumbuhi Avicennia alba dengan substrat batu kerikil dan bagian tengah ke arah belakang (darat) diwakili oleh Sonneratia alba , dengan substrat pasir halus.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 671, "width": 237, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada transek tiga, zona depan yang ditumbuhi jenis Rhizophora stylosa dengan substrat berlumpur, sedangkan zona tengah sampai belakang merupakan zona campuran dari Sonneratia alba dan Rhizophora stylosa , dengan substrat pasir sedang.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 115, "width": 476, "height": 525, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transek Spesies 4 mm 2 mm 1 mm 0,5mm 0,25 mm 0,125 mm 0,063 mm Keterangan Tr1 Avicennia alba 29.12 10.01 6.24 20.08 29.58 1.54 1.32 Pasir halus, batu kerikil Tr2 Avicennia alba 21.76 9.94 6.56 19.44 27.01 10.47 2.56 Tr3 Soneratia alba 6.35 5.15 5.63 56.58 6.20 17.80 0.91 Pasir halus, pasir sedang, pasir sangat halus Tr11 Soneratia alba 10.17 7.53 5.19 20.96 49.14 2.95 1.63 Tr12 Soneratia alba 10.64 6.66 6.46 31.21 37.08 2.29 1.89 Tr4 Aegicera corniculatum 5.32 5.52 4.43 55.06 27.35 0.73 0.56 Pasir sedang, pasir halus Tr5 Ceriops tagal 4.77 3.25 3.33 15.88 20.11 5.99 26.17 Pasir halus, lumpur, pasir sangat halus, Tr6 Ceriops tagal 4.64 5.27 2.98 5.51 54.08 13.23 7.37 Tr5 Rhizophora apiculata 22.80 7.76 6.87 2.62 10.90 1.57 42.61 Lumpur, pasir sangat halus, batu kerikil Tr7 Rhizophora apiculata 12.56 10.04 6.03 1.04 2.36 26.44 40.21 Tr8 Rhizophora apiculata 12.19 7.30 5.55 3.62 9.41 4.04 54.32 Tr6 Rhizophora mucronata 14.73 8.99 3.67 5.67 1.11 12.66 55.67 Lumpur, pasir halus, batu kerikil Tr10 Rhizophora mucronata 3.92 7.84 7.19 13.33 33.59 7.06 17.91 Tr13 Rhizophora mucronata 2.12 13.16 1.75 12.24 28.61 11.22 23.28 Tr11 Rhizophora stylosa 17.70 12.35 7.60 1.92 22.70 2.00 31.39 Lumpur, pasir halus, pasir sedang Tr14 Rhizophora stylosa 11.87 8.53 5.30 23.39 38.02 6.80 3.57 Tr15 Rhizophora stylosa 2.61 10.46 6.24 25.80 11.80 2.36 39.46 Tr7 Bruguiera parviflora 10.54 4.64 3.75 6.79 6.16 4.02 63.30 Lumpur, pasir halus, pasir sedang, batu kerikil Tr8 Bruguiera parviflora 9.63 12.26 9.19 26.36 1.66 1.93 36.43 Tr9 Bruguiera parviflora 7.28 3.82 4.88 2.58 44.94 9.50 25.04 Tr9 Bruguiera gymnorrhiza 7.53 2.96 5.44 1.08 10.08 1.28 68.35 Lumpur, pasir sedang, pasir halus Tr9 Bruguiera gymnorrhiza 11.83 8.94 6.83 1.44 13.67 2.39 53.56 Tr12 Bruguiera gymnorrhiza 7.22 6.07 5.37 26.58 1.76 18.66 30.99 Tr16 Nypa fruticans 29.42 12.22 6.72 11.27 7.94 8.04 20.63 Lumpur, batu kerikil Tr17 Xylocarpus granatum 19.44 8.04 6.61 17.02 32.82 11.07 1.98 Pasir halus, batu kerikil", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 187, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Pengelolaan Mangrove Berdasarkan Tipe Substrat …", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 88, "width": 237, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pada transek empat yaitu pada zona depan ditumbuhi jenis Rhizophora stylosa dan Sonneratia alba dengan substrat berlumpur dan pasir halus, sedangkan zona yang berbatasan dengan darat ditumbuhi jenis Aegiceras corniculatum , dengan substrat pasir sedang.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 184, "width": 237, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pada transek lima, zona bagian depan terdiri dari campuran beberapa spesies yaitu Rhizophora stylosa, Rhizophora apiculata dan Sonneratia alba dengan substrat lumur, sedangkan zona tengah/yang lebih ke arah darat ditumbuhi Rhizophora stylosa , dengan substrat pasir halus.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 295, "width": 240, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Pada transek transek enam, zona depan merupakan zona campuran yang ditumbuhi jenis dari genus Rhizophora spp ( Rhizophora stylosa dan Rhizophora mucronata ) dengan substrat lumpur, sedangkan zona ke arah darat dari genus Sonneratia spp ( Sonneratia alba ) dan dari genus Ceriops spp ( Ceriops tagal), dengan substrat pasir halus.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 419, "width": 237, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pada transek tujuh, didapati zonasi depan ditumbuhi jenis Rhizophora apiculata dengan substrat pasir halus, dan zonasi ke arah darat oleh jenis Rhizophora stylosa dan Bruguiera parviflora dengan substrat lumpur.", "type": "List item" }, { "left": 43, "top": 502, "width": 237, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Pada transek delapan, zona yang paling dekat dengan laut yang ditumbuhi Rhizophora apiculata denga substrat pasir halus, sedangkan zona yang lebih ke arah darat ditumbuhi Bruguiera parviflora dan Bruguiera gymnorrhiza , dengan substrat lumpur.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 598, "width": 237, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Pada transek sembilan, didapati zonasi hutan mangrove, yaitu zona depan ditumbuhi Rhizophora", "type": "List item" }, { "left": 222, "top": 626, "width": 58, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mucronata ,", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 640, "width": 215, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhizophora apiculata dan Rhizophora stylosa dengan substrat lumpur, dan zona bagian belakang ke arah darat ditumbuhi Bruguiera gymnorrhiza dan Bruguiera parviflora ), dengan substrat berlumpur.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 709, "width": 237, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Pada transek sepuluh, zona yang paling dekat dengan laut atau zona terluar ditumbuhi Sonneratia alba dengan substrat pasir halus, zona tengah ditumbuhi Rhizophora stylosa dan Rhizophora", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 88, "width": 237, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mucronata dengan substrat pasir halus, dan zona yang lebih ke arah darat ditumbuhi Bruguiera gymnorrhiza dan Bruguiera parviflora , dengan substrat lumpur. 10. Pada transek sebelas, zona yang paling dekat dengan laut ditumbuhi Sonneratia alba dengan substrat pasir sedang, sedangkan zona yang lebih ke arah darat ditumbuhi Rhizophora stylosa dan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 212, "width": 216, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rhizophora mucronata , dengan substrat lumpur.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 240, "width": 237, "height": 93, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Pada transek dua belas, zona yang paling dekat dengan laut atau zona terluar ditumbuhi Sonneratia alba dengan substrat pasir sedang, sedangkan zona tengah ke arah darat ditumbuhi Rhizophora stylosa dan Bruguiera gymnorrhiza , dengan substrat lumpur.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 336, "width": 237, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Pada transek tiga belas, zona yang paling dekat dengan laut ditumbuhi Sonneratia alba dengan substrat pasir sedang, sedangkan zona tengah ke arah darat ditumbuhi Rhizophora mucronata dan Rhizophora stylosa , dengan substrat lumpur.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 237, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Pada transek empat belas, zona yang paling dekat dengan laut ditumbuhi Sonneratia alba dengan substrat lumpur, zona tengah ditumbuhi Rhizophora stylosa dan Bruguiera gymnorrhiza dengan substrat pasir kasar, zona yang dekat dengan darat ditumbuhi Aegiceras corniculatum , dengan substrat pasir kasar.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 543, "width": 237, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Pada transek lima belas, zona yang dekat dengan laut atau zona terluar ditumbuhi Sonneratia alba dan zona tengah ke arah darat ditumbuhi Rhizophora apiculata I dan Rhizophora stylosa , dengan substrat lumpur.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 626, "width": 237, "height": 107, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Pada transek enam belas dan tujuh belas, zonasi hutan mangrove, yaitu zona yang dekat dengan laut ditumbuhi Sonneratia alba dengan substrat pasir kasar, zona tengah ditumbuhi Rhizophora stylosa dengan substrat pasir kasar, dan zona yang dekat dengan darat ditumbuhi Nypa fruticans , dengan substrat lumpur.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 736, "width": 237, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan pada hutan mangrove di Negeri Ihamahu, didapati zonasi hutan mangrove yaitu pada zona", "type": "Text" }, { "left": 304, "top": 54, "width": 235, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal TRITON Volume 14, Nomor 1, April 2018, hal. 1 – 9 7", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 88, "width": 237, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang paling dekat dengan laut ditumbuhi jenis dari genus Avicennia (A.alba), genus Sonneratia (S.alba) , dan dari genus Rhizophora (R.stylosa dan R.apiculata) . Zona tengah ditumbuhi jenis dari genus Rhizophora (R.mucronata) , genus Ceriops (C.tagal), genus Aegiceras (A.corniculatum), genus Xylocarpus", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 184, "width": 237, "height": 287, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X.granatum) dan dari genus Bruguiera (B.gymorrhiza dan B.parviflora) , dan zona yang dekat dengan darat ditumbuhi jenis dari genus Nypa (N.fruticans) . Zonasi mangrove Negeri Ihamahu hampir sama dengan dengan zonasi yang dijelaskan Menurut Kusmana (1997) yaitu bahwa hutan mangrove dibagi menjadi lima bagian berdasarkan frekuensi air pasang, yaitu: zonasi yang terdekat dengan laut, akan didominasi oleh Avicennia spp dan Sonneratia spp yang tumbuh pada substrat lunak dengan kandungan organik yang tinggi. Zonasi ini sedikit lebih tinggi dan biasanya didominasi oleh B. cylindrica ; ke arah daratan lagi, zonasi yang didominasi oleh R. mucronata dan R. apiculata . Jenis R. mucronata lebih banyak dijumpai pada kondisi yang agak basah dan lumpur yang agak dalam. Pohon lain yang juga terdapat pada hutan ini mencakup B. parviflora, X. granatum dan hutan mangrove di belakang didominasi oleh B. gymnorrhiza .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 474, "width": 237, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arahan pengelolaan mangrove berdasarkan tipe substrat yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan mangrove. Berdasarkan kondisi tersebut maka beberapa arahan pengelolaan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Penanaman mangrove jenis Ceriops tagal pada transek 5 dan 6, Bruguiera parviflora dan Bruguiera gymorrhiza pada transek 7, 8, 9 dan 12 perlu dilakukan sebagai langkah perbaikan kondisi ekosistem mangrove dan meningkatkan kelestarian ketiga jenis mangrove tersebut di Negeri Ihamahu.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 640, "width": 237, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Ceriops tagal , Bruguiera parviflora dan Bruguiera gymorrhiza sebaiknya ditanam pada substrat yaitu pasir halus ( Fine sand ) dan lumpur ( Silt ) yang terdapat pada zona tengah/lebih ke arah darat.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 88, "width": 237, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Kegiatan konservasi mangrove hendaknya dapat melibatkan seluruh Stakeholders di Negeri Ihamahu.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 129, "width": 237, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Peningkatan pengawasan dan penegakan aturan terkait dengan aktivitas masyarakat yang berdampak pada komunitas mangrove.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 185, "width": 237, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Pengelolaan bagi Ekosistem", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 198, "width": 201, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangrove di Perairan Negeri Ihamahu", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 212, "width": 237, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis strategi pengelolaan didasarkan hasil kuisioner untuk menyerap aspirasi masyarakat negeri Ihamahu bagi pengelolaan mangrove yang berkelanjutan. Pendapat expert dinilai dengan memperhitungan tiga faktor utama bagi kelangsungan komunitas mangrove. Tiga faktor tersebut adalah faktor ekologi, sosial, dan ekonomi. Penilaian expert dilakukan terhadap parameter; kelestarian mangrove, kelestarian biota perairan, pendapatan masyarakat, dan kearifan lokal ( local wisdom ) tetap terjaga, sedangkan penentuan terhadap pilihan strategi pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dengan menganalisis pendapat para pakar terhadap tiga pilihan yaitu ekosiwata, minawisata, dan lokasi penelitian/studi.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 433, "width": 237, "height": 287, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor ekologi menjadi perhatian utama bagi keberlanjutan komunitas mangrove di Negeri Ihamahu (Gambar 2). Analisis expert menunjukan bahwa faktor ekologi memiliki nilai 0.540, disusul faktor ekonomi sebesar 0.297 dan faktor sosial sebesar 0.163. Kondisi ini menunjukan bahwa pengelolaan dan pemanfaatan mangrove di Negeri Ihamahu harus menempatkan faktor ekologi sebagai faktor utama dalam setiap aktivitas. Kenyataan ini menunjukan bahwa keberpihakan stakeholders di Ihamahu terhadap bentuk pemanfaatan komunitas mangrove, dimana masyarakat lebih menginginkan adanya suatu sistem pengelolaan mangrove yang berbasis pada faktor ekologi. Dengan demikian, apapun perencanaan pengembangan komunitas mangrove di Ihamahu ke depan selayaknya lebih mengutamakan kepentingan ekologi sebagai trigger bagi peningkatan ekonomi dan sekaligus perbaikan status sosial masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 54, "width": 187, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Pengelolaan Mangrove Berdasarkan Tipe Substrat …", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 224, "width": 188, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 2. Faktor Pengelolaan Mangrove", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 247, "width": 237, "height": 383, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan mangrove dengan mengutamakan kepentingan faktor ekologi sebagai dasar dalam melakukan rencana pengelolaan merupakan langkah yang bijaksana bagi keberlanjutan ekosistem mangrove. Terdapat tiga pilihan pengelolaan komunitas mangrove berbasis ekologi yaitu Minawisata, Ekowisata, Penelitian/Studi. Hasil analisis terhadap pilihan stakeholders bagi strategi pengelolaan komunitas mangrove Negeri Ihamahu ke depan, maka konsep ekowisata merupakan pilihan terbaik bagi keberlanjutan komunitas mangrove di Negeri Ihamahu dengan total bobot 0.413 (Gambar 3). Berdasarkan hasil analisis menunjukan pilihan masyarakat terhadap pengelolaan mangrove di Negeri Ihamahu dengan memperhitungkan faktor ekologi, sosial dan ekonomi, memiliki kecenderungan untuk menjadikan komunitas mangrove sebagai kawasan ekowisata. Dari data diatas terlihat bahwa pengelolaan mangrove berbasis ekowisata memiliki nilai sebesar 0.413, disusul oleh minawisata sebesar 0.327, dan lokasi penelitian/studi dengan nilai sebesar 0.260. Kenyataan ini menunjukan bahwa seluruh stakeholders pada kawasan mangrove di negeri Ihamahu menghendaki prioritas pengelolaan berbasis ekowisata.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 247, "width": 240, "height": 301, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis terhadap variabel yang dijadikan tolak ukur pengelolaan berbasis ekowisata, terlihat bahwa dari seluruh stakeholders ternyata kewang menghendaki variabel kelestarian mangrove hendaknya menjadi prioritas utama untuk pengelolaan berbasis ekowisata dengan bobot sebesar 0.439, disusul akademis sebesar 0,354, tokoh masyarakat sebesar 0.239, pemerintah desa sebesar 0.169, dan masyarakat/nelayan sebesar 0.167. Selanjutnya masyarakat nelayan menghendaki variabel yang utama untuk pengelolaan mangrove berbasis ekowisata adalah kelestarian biota perairan dengan bobot sebesar 0.313. Variabel kelestarian biota perairan menunjukkan masyarakat/nelayan menghendaki mangrove berbasis ekowisata sebesar 3.13, disusul kewang sebesar 0.187, tokoh masyarakat sebesar 0.168, akademis sebesar 0.161. Sementara itu, untuk variabel pendapatan masyarakat/nelayan dari stakeholders", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 537, "width": 237, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang dinilai menunjukkan pemerintah desa lebih menginginkan pengelolaan yang berbasis ekowisata hendaknya lebih berorientasi pada pendapatan masyarakat/nelayan dibanding dengan variabel lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 756, "width": 177, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar. 3. Faktor Strategi Pengelolaan", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 56, "width": 198, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Name: Analisis AHP Mangrove Iha Mahu", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 92, "width": 119, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priorities with respect to: Goal: Strategi Pengelolaan Mang...", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 142, "width": 147, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekologi .540 Sosial .163 Ekonomi .297", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 177, "width": 106, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inconsistency = 0.01 with 0 missing judgments.", "type": "Text" }, { "left": 444, "top": 14, "width": 42, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 1 of 1", "type": "Page header" }, { "left": 97, "top": 14, "width": 75, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9/1/2014 1:11:16 PM", "type": "Page header" }, { "left": 261, "top": 714, "width": 60, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masudin Sangaji", "type": "Picture" }, { "left": 196, "top": 494, "width": 196, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Name: Analisis AHP Mangrove Iha Mahu", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 546, "width": 90, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Priorities with respect to:", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 563, "width": 169, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Goal: Strategi Pengelolaan Mangrove di Ihamahu >Ekologi >Akademisi >Kelestarian mangrove", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 659, "width": 145, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minawisata .327 Ekowisata .413 Penelitian/studi .260 Inconsistency = 0.05", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 728, "width": 105, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "with 0 missing judgments.", "type": "Text" }, { "left": 446, "top": 433, "width": 41, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Page 1 of 1", "type": "Text" }, { "left": 101, "top": 433, "width": 75, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9/1/2014 1:29:38 PM", "type": "Text" }, { "left": 264, "top": 1449, "width": 59, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masudin Sangaji", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 54, "width": 235, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal TRITON Volume 14, Nomor 1, April 2018, hal. 1 – 9 9", "type": "Page header" }, { "left": 43, "top": 88, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 108, "width": 237, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 135, "width": 237, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Substrat yang paling dominan yang terdapat di perairan Negeri Ihamahu adalah lumpur ( Silt ) yang terdapat pada spesies dari famili Rhizophoraceae , pasir halus ( Fine Sand ) yang terdapat pada spesies dari famili Rhizophoraceae , family Avicenniaceae, family Sonneratiaceae, sedangkan pasir sedang ( Medium Sand ) yang terdapat pada spesies dari family Sonneratiaceae .", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 259, "width": 237, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Zonasi pada hutan mangrove di Negeri Ihamahu,yaitu pada zona yang paling dekat dengan laut ditumbuhi jenis dari genus Avicenia (Avicenia alba) dan genus Sonneratia (S.alba) . Zona tengah ditumbuhi jenis dari genus Rhizophora (R.stylosa, R.apiculata dan R.mucronata) , genus Ceriops (C.tagal), genus", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 356, "width": 218, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aegiceras (A.corniculatum), genus", "type": "Table" }, { "left": 222, "top": 370, "width": 58, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Xylocarpus", "type": "Table" }, { "left": 43, "top": 384, "width": 237, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X.granatum) dan dari genus Bruguiera (B.gymorrhiza dan B.Parviflora) , dan zona yang dekat dengan darat ditumbuhi jenis dari genus Nypa (Nypa fruticans) . 3. Empat Arahan pengelolaan mangrove", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 452, "width": 219, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan tipe substrat yang sesuai bagi pertumbuhan dan perkembangan mangrove Negeri Ihamahu.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 494, "width": 237, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Strategi pengelolaan mangrove berdasarkan hasil analisis pendapat pakar", "type": "List item" }, { "left": 61, "top": 521, "width": 221, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memperhitungkan tiga faktor utama yaitu¸ faktor ekologi, sosial, dan ekonomi, sedangkan penentuan terhadap pilihan strategi pengelolaan mangrove yang berkelanjutan dengan menganalisis pendapat para pakar terhadap tiga pilihan yaitu ekosiwata, minawisata, dan lokasi penelitian atau studi.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 660, "width": 113, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 43, "top": 679, "width": 237, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anwar, C., H. Gunawan. 2006. Peranan Ekologis dan Sosial Ekonomis Hutan Mangrove Dalam Mendukung Pembangunan Wilayah Pe sisir. Makalah Utama pada Ekspose Hasil-hasil Penelitian, Konservasi dan Rehabilitasi Sumberdaya Hutan. Padang.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 88, "width": 237, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bengen. D. G. 2001. Ekosistem dan Sumberdaya Pesisir dan Laut Serta Pengelolaan Secara Terpadu dan Berkelanjutan . Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Institut Pertanian Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 151, "width": 236, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bengen, D. G. 2004. Pedoman Teknis: Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Mangrove . PKSPL-IPB. Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 189, "width": 236, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Burt, J. S & W. T. Williams, 1981. Vegetational Relationship in the Mangrove of Tropical Australia. Marine Ecology – Progress Series, 4 : 349-359.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 239, "width": 237, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Giesen, W., S. Wulffraat, M. Zieren, L. Schoelten. 2006. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia . Penerjemah: Noor YR, Khazali M, Suryadiputra INN. Terjemahan dari: A Field Guide of Indonesian Mangrove. Wetlands International-Indonesia Programme, Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 315, "width": 237, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusmana, C. 1996. Nilai Ekologis Ekosistem Mangrove. Media Konservasi , 5(1):17-24. Kusmana, C. 1997. Ekologi dan Sumberdaya Ekosistem Mangrove . Makalah Pelatihan", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 366, "width": 208, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengelolaan Hutan Mangrove Lestari Angkatan I PKSPL. Institut Pertanian Bogor. Bogor.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 404, "width": 236, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nontji, A. 1987. Laut Nusantara . Penerbit Djambatan, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 429, "width": 236, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nontji, A. 2002. Laut Nusantara . Penerbit Djambatan, Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 454, "width": 237, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut: Suatu Pendekatan Ekologis . PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 492, "width": 237, "height": 61, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saaty, T. L. 1993. Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin, Proses Hirarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks . Seri manajemen no. 134. Jakarta. PT.Pustaka Binaman Pressindo.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 556, "width": 237, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saputra.S, Sugianto, Djufri, 2016. Sebaran Mangrove Sebelum Tsunami dan Sesudah Tsunami di kecamatan Kuta Raja Kota Banda Aceh. JESBIO V(1):23-29.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 606, "width": 237, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waas. H.J.D dan Nababan, B. 2010. Pemetaan Dan Analisis Index Vegetasi Mangrove Di Pulau Saparua, Maluku Tengah. E-Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan. (Online), 2(1):50-58.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 657, "width": 237, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yusron, E. 1993. Pengamatan Komunitas Teripang (Holothuroidea) di Tanjung Tiram, Teluk Ambon Bagian Dalam. Perairan Maluku dan Sekitarnya .", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 695, "width": 209, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balai Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Laut. Pusat Penelitian dan Pengembangan Oseanologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hal 67-72.", "type": "Text" } ]
bd90d484-b73c-025c-99d1-81121237923a
https://talenta.usu.ac.id/trophico/article/download/6046/3762
[ { "left": 396, "top": 21, "width": 145, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TROPHICO: Tropical Public Health Journal Volume 1, Nomor 1, Maret 2021", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 360, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan bidan tentang preeklamsia di Sumatera Utara", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 367, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge of midwives about preeclampsia in North Sumatera", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 156, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dodoh Khodijah 1* , Sarma Lumbanraja 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 135, "width": 380, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Jurusan Kebidanan, Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Medan, Medan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 455, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Departemen Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 168, "width": 243, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1* [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 456, "height": 206, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bidan memiliki peran penting dalam penanganan kasus kebidanan termasuk preeklamsia. Preeklamsia di Provinsi Sumatera Utara menyumbangkan 23,7% kematian ibu dan termasuk lima provinsi penyumbang AKI terbesar di Indonesia. Tenaga kesehatan pertama yang dikunjungi oleh ibu hamil adalah bidan. Pengetahuan bidan berpengaruh terhadap kualitas pelayanan kebidanan dan menjadi daya ungkit menurunkan AKI. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi pengetahuan bidan tentang preeklamsia di Provinsi Sumatera Utara. Rancangan penelitian menggunakan pendekatan survei. Sampel sebanyak 225 orang bidan yang bekerja di 88 kecamatan dari 28 Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner tertutup dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian adalah bidan mempunyai pengetahuan baik tentang preeklamsia (59,1%). Bidan mampu mendefinisikan preeklamsia (91,2%), eklamsia (97,8%), tetapi tidak mampu membedakan hipertensi kronis (79,1%). Hanya sedikit bidan yang tidak memahami cara melakukan deteksi dini preeklamsia (4,9%) dan melakukan pengukuran tekanan darah (18,2%). Bidan tidak memahami penyebab preeklamsia (50,7%), kurang mampu mengidentifikasi faktor risiko dengan kejadian preeklamsia (13,8%-47,1%), kurang tepat dalam menegakkan diagnosa (44,0%), kurang mengetahui gejala (31,1%-40,0%) kurang paham tentang pencegahan preeklamsia (37,3%-90,7%), tetapi hampir seluruh responden (94,2%) memahami MgSO 4 dalam mengatasi kejang eklamsia. Responden tidak mengetahui dampak preeklamsia terhadap terjadinya solusio plasenta (34,2%) dan penyakit jantung (43,1%). Kesimpulan penelitian adalah 59,1% bidan mempunyai pengetahuan baik tentang preeklamsia, meliputi definisi preeklamsia dan eklamsia, cara melakukan deteksi dini, cara mengukur tekanan darah, mendeteksi faktor risiko usia lebih 40 tahun dan ibu dengan riwayat preeklamsia, cara pemberian MgSO₄ , dampak preeklamsia menyebabkan solusio plasenta dan preeklamsi tidak dapat bersalin secara Asuhan Persalinan Normal (APN).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 434, "width": 190, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci: Pengetahuan, bidan, preeklamsia", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 456, "height": 216, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Midwives have an important role in the management of midwifery cases including preeclampsia. Preeclampsia in North Sumatra contributed 23,7% of maternal deaths and one of the five largest province contributing MMR in Indonesia.The first health worker visited by pregnant women was midwives.The knowledge of midwives has an effect on services quality and to reduce MMR.This research aims to describe midwives knowledge about preeclampsia in North Sumatra.The design of study used a survey.A sample of 225 midwives working in 88 subdistrics of 28 districts in North Sumatra.Data were collected using a closed questionnaire and analyzed descriptively.The results shows Midwives had good knowledge about preeclampsia (59,1%).Midwives were able to define preeclampsia (91,2%),eclampsia (97,8%),but were unable to distinguish chronic hypertension (79,1%).Only a few midwives were unable to understand how to do early detection of preeclampsia (4,9%) and measure blood pressure (18,2%).Midwives do not understand of preeclampsia causes (50,7%),less able to identify risk factors of preeclampsia (13,8%- 47,1%),less precise diagnosis (44,0%),lack of knowledge of symptoms (31,1%-40,0%) lack of understanding of prevention preeclampsia (37,3%-90,7%), but almost all respondents (94,2%) understood MgSO4 in overcoming eclampsia seizures.Respondents did not know the impact of preeclampsia on placental abruption (34,2%) and heart disease (43,1%).The conclusion is 59,1% midwives have good knowledge about preeclampsia, including definition of preeclampsia and eclampsia,how to do early detection,how to measure blood pressure,detect risk factors over 40 years of age and mothers with a history of preeclampsia,how to give MgSO₄,the impact of preeclampsia causes placental abruption and preeclampsia can not deliver under normal delivery care.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 191, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Knowledge, midwife, preeclampsia", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 733, "width": 68, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 733, "width": 420, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencapaian penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) masih jauh dari harapan. Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 305/100.000 KH, angka ini", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 21, "width": 145, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TROPHICO: Tropical Public Health Journal Volume 1, Nomor 1, Maret 2021", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 211, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015 sebesar 102/100.000 KH dan menuju target Nasional tahun 2024 sebesar 183/100.000 KH.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 212, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyebab utama AKI di Indonesia sampai pada tahun 2015 masih disebabkan oleh trias klasik yaitu perdarahan, preeklamsi, dan infeksi, dan terus terjadi kecenderungan peningkatan kasus pada preeklamsi. Data Kemenkes menunjukkan kasus kematian ibu akibat preeklamasi pada tahun 2015 sebesar 33,07%, lebih tinggi dibandingkan tahun 2010, yaitu 21,5% (Badan Pusat Statistik, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 212, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang menjadi sorotan global. Preeklamsia adalah terjadinya kenaikan tekanan darah ibu hamil yang sebelumnya mempunyai tekanan normal setelah usia kehamilan 20", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 287, "width": 39, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "minggu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 212, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Preeklamsia memengaruhi 5%-7% kehamilan dan bertanggung jawab terhadap lebih dari 70.000 kematian ibu dan 500.000 kematian janin di seluruh dunia setiap tahun, juga menjadi penyebab utama kematian ibu, morbiditas ibu yang parah, perawatan intensif ibu, operasi caesar, dan prematuritas (Rana et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 212, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya preeklamsia antara lain: status sosial ekonomi rendah, pola makan (diet rendah vitamin C dan E), akses yang buruk ke perawatan antenatal, riwayat hipertensi akibat kehamilan di masa lalu, kemiskinan yang parah, perilaku pencarian perawatan reproduksi yang buruk, kurangnya akses ke layanan ibu yang berkualitas dan tingkat pengetahuan yang rendah dari petugas layanan kesehatan (Olaoye et al., 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 212, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bidan merupakan unsur subsistem SDM kesehatan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden RI Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, yaitu sebagai pelaksana upaya kesehatan. Upaya kesehatan dalam paradigma sehat dipandang sebagai tindakan untuk menjaga dan meningkatkan derajat kesehatan individu maupun masyarakat. Bidan memiliki peran penting dalam perawatan kasus kebidanan termasuk penanganan kasus preeklamsia. Di Indonesia, peran bidan di pusat layanan perawatan primer adalah dapat menangani ibu hamil dengan kompetensi inti yang tertuang dalam area keterampilan klinis dalam praktek kebidanan, antara lain memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif dan berkualitas terhadap ibu pada masa kehamilan, persalinan dan nifas, melakukan identifikasi adanya masalah, skrining, edukasi dan konseling,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melakukan kolaborasi dengan profesi lain terkait masalah serta melaksanakan prosedur tata laksana awal kasus kegawatdaruratan dan rujukan (Kemenkes RI, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 110, "width": 212, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bidan dalam melakukan pekerjaannya sebagai pemberi pelayanan kebidanan harus memiliki pengetahuan yang diperlukan tentang kondisi khusus yang dapat dihindari selama kehamilan. Hal ini memungkinkan bidan untuk menilai, mendiagnosis dan mengelola ibu hamil secara efektif dan efisien dan memastikan kesehatan ibu dan janin dapat optimal (Stellenberg & Ngwekazi, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 224, "width": 176, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian India, oleh Harvey et al.,", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 236, "width": 212, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2004) menyatakan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan bidan tentang preeklamsia dan pengalaman bekerja terhadap kesiapan fasilitas dan kesiapsiagaan bidan untuk menangani perdarahan postpartum dan preeklamsia/eklamsia di fasilitas kesehatan umum dan swasta. Hal ini dimungkinkan meningkatkan keahlian seiring dengan lamanya bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 350, "width": 176, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus preeklamsia di Provinsi", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 363, "width": 212, "height": 212, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumatera Utara menyumbangkan 23,7% kematian ibu, dan termasuk dalam lima wilayah kontributor kematian terbesar di Indonesia. Diketahui tenaga kesehatan yang pertama dikunjungi oleh ibu hamil untuk memeriksakan kesehatannya adalah bidan. Dukungan dan asuhan kebidanan yang diberikan oleh bidan merupakan strategi yang paling tepat dalam meningkatkan kesehatan ibu dan bayi baru lahir (Yigzaw et al., 2015). Oleh karena itu, penatalaksaan preeklamsia yang tepat akan menentukan hasil kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Hal ini berkaitan erat dengan pengetahuan bidan. Studi tentang pengetahuan bidan di Provinsi Sumatera Utara belum pernah dilakukan, untuk itu penulis tertarik untuk mengkajinya.", "type": "List item" }, { "left": 416, "top": 589, "width": 40, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 613, "width": 212, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis penelitian ini bersifat deskriptif untuk menganalisis pengetahuan bidan tentang preeklamsia di Provinsi Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah semua bidan yang bekerja memberi pelayanan kebidanan di 88 kecamatan dan 28 kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Sampel berjumlah 225 orang. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive pada bulan Januari 2020.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 727, "width": 212, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data diambil secara langsung terhadap responden menggunakan kuesioner kemudian dianalisis dengan menggunakan distribusi frekuensi.", "type": "Text" }, { "left": 396, "top": 21, "width": 145, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TROPHICO: Tropical Public Health Journal Volume 1, Nomor 1, Maret 2021", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 59, "width": 28, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 210, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 menunjukkan distribusi karakteristik responden di Provinsi Sumatera Utara adalah mayoritas berumur 31-40 tahun (43,6%), disusul umur kurang 30 tahun (40,4%). Hampir seluruhnya berpendidikan Diploma 3 Kebidanan (97,3%). Sebesar 43,1% responden mempunyai pengalaman bekerja selama 4-10 tahun, bahkan 11,1% mencapai lebih dari 21 tahun. Apabila dilihat dari tempat bidan bekerja, sebesar 62,7% bidan bekerja di puskesmas dan 12,9% bekerja di rumah bersalin/BPM/klinik dan hanya sebesar 10,7% bidan yang telah mengikuti pelatihan kegawatdaruratan maternal neonatal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 187, "height": 378, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Distribusi Karakteristik Responden Karakteristik N % Umur Kurang 30 tahun 91 40,4 31-40 tahun 98 43,6 41-50 tahun 29 12,9 51-58 tahun 7 3,1 Pendidikan D1 1 0,4 D3 219 97,3 D4 4 1,8 S1 1 0,4 Lama Bekerja 0 tahun 8 3,6 1-3 tahun 51 22,7 4-10 tahun 97 43,1 11-20 tahun 44 19,6 >21 tahun 25 11,1 Tempat Bekerja Rumah Bersalin /BPM/Klinik 29 12,9 Puskesmas 141 62,7 RS 55 24,4 Pelatihan yang pernah diikuti APN 61 27,1 Gawat Darurat Maternal Neonatal 24 10,7 Contraceptive Up Date 6 2,7 Tidak Pernah 134 59,6", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 210, "height": 81, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 di bawah ini menunjukkan proporsi pengetahuan responden tentang preeklamsia di Provinsi Sumatera Utara. Responden yang mempunyai pengetahuan yang baik sebesar 59,1%, namun masih ditemukan responden yang mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebesar 6,7% .", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 211, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Distribusi Pengetahuan Responden tentang Preeklamsia di Provinsi Sumatera Utara Pengetahuan n % Baik 133 59,1 Cukup 77 34,2 Kurang 15 6,7 Total 225 100,0", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 164, "width": 211, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karakteristik pengetahuan responden tentang preeklamsia digambarkan dalam tabel berikut ini.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 213, "width": 34, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 225, "width": 211, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Distribusi Karakteristik Pengetahuan Responden tentang Preeklamsia di Provinsi Sumatera Utara", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 248, "width": 217, "height": 425, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Distribusi Karakteristik Pengetahuan Benar n (%) Salah n (%) Definisi preeklamsia 205 (91.1) 20 (8,8) Definisi hipertensi kronis 47 (20.9) 178 (79,1) Definisi eklamsia 220 (97,3) 5 (2,2) Deteksi dini preeklamsia 214 (95,1) 11 (4,9) Cara mengukur tekanan darah ibu hamil 184 (81,7) 41 (18,2) Penyebab preeklamsia 111 (49,3) 114 (50,7) Risiko preeklamsia Umur ibu hamil > 40 tahun 188 (83,6) 37 (16,4) Nullipara 119 (52,9) 106 (47,1) Jarak kehamilan > 10 tahun 122 (54,2) 103 (45,8) Obesitas 168 (74,7) 57 (25,3) Riwayat preeklamsia pada kehamilan sebelumnya 194 (86,2) 31 (13,8) Diagnosa preeklamsia 126 (56,0) 99 (44,0) Gejala preeklamsia Oedema kaki 135 (60,0) 90 (40,0) Nyeri epigastrium 155 (68,9) 70 (31,1) Pencegahan preeklamsia Kalsium 1 gram/hari 104 (46,2) 121 (53,8) Aspirin dosis rendah 141 (62,7) 84 (37,3) Mengurangi konsumsi garam 21 (9,3) 204 (90,7) Cara pemberian MgSO 4 212 (94,2) 13 (5,8) Dampak Preeklamsia Solusio placenta 148 (65,7) 77 (34,2) Penyakit jantung 128 (56,9) 97 (43,1) Proses persalinan peeklamsia tidak dapat dilakukan secara APN 188 (83,6) 37 (16,4) Hasil penelitian menunjukkan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 675, "width": 212, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "responden tidak dapat mendefinisikan preeklamsia dengan benar (8,8%), hipertensi kronis (79,1%), eklamsia (2,2%). Selanjutnya responden tidak dapat memahami cara melakukan deteksi dini preeklamsia (4,9%) dan melakukan pengukuran tekanan darah dengan benar (18,2%). Responden tidak memahami penyebab preeklamsia (50,7%),", "type": "Text" }, { "left": 396, "top": 21, "width": 145, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TROPHICO: Tropical Public Health Journal Volume 1, Nomor 1, Maret 2021", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kurang mampu mengidentifikasi faktor risiko dengan kejadian preeklamsi (13,8% sampai 47,1%), kurang tepat dalam menegakkan diagnosa (44,0%), kurang mengidentifikasi gejala (31,1% - 40%) kurang paham tentang pencegahan preeklamsia (37,3% - 90,7%), tetapi hampir seluruh responden (94,2%) mengetahui cara pemberian MgSO 4 dalam mengatasi kejang eklamsia. Responden tidak mengetahui dampak preeklamsia terhadap terjadinya solusio plasenta (34,2%) dan penyakit jantung (43,1%).", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 222, "width": 63, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 247, "width": 175, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengetahuan menurut Notoatmojo", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 212, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2010) adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek tertentu. Pengetahuan merupakan domain yang penting dalam terbentuknya perilaku. Pengetahuan ini juga sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Menurut Fondjo et al., (2019) pengetahuan yang memadai tentang suatu penyakit memberikan kontribusi besar untuk pencegahan, pengendalian dan pengelolaannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 411, "width": 212, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menemukan 59,1% bidan mempunyai pengetahuan yang baik tentang preeklamsia. Pengetahuan ini mempunyai dampak langsung terhadap kualitas pelayanan kegawatdaruratan maternal sekaligus menjadi daya ungkit untuk menurunkan AKI. Hasil penelitian ini hampir sama dengan hasil penelitian Indarti & Prasetyo (2019) di Jakarta, didapatkan 58% bidan mempunyai pengetahuan yang baik mengenai tatalaksana hipertensi dalam kehamilan. Pengetahuan ini dipengaruhi oleh lokasi praktik, adanya kunjungan dokter, jumlah pasien yang ditangani dan jumlah bidan yang praktik. Namun penelitian Yulianti (2013) menemukan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh dengan kinerja bidan. Untuk meningkatkan kinerja bidan, maka", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 212, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengetahuan harus diimbangi dengan keterampilan, motivasi, dan kepemimpinan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 212, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data menunjukkan sebanyak dua per tiga bidan bekerja di puskesmas, rumah bersalin, bidan praktik mandiri, dan klinik, selebihnya responden bekerja di RS. Hal ini mengindikasikan bahwa mayoritas responden bekerja di FKTP yang menuntut responden untuk melakukan praktik kebidanan secara mandiri dan harus mampu memikul tanggung jawab dan akuntabilitas untuk praktik tersebut", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 94, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "secara mandiri juga.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 72, "width": 212, "height": 187, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesenjangan ditemukan dalam penelitian ini di mana masih ditemukan responden tidak dapat membedakan berbagai kategori hipertensi dalam kehamilan, menilai dan melakukan deteksi dini preeklamsia. Ini menjadi penting karena tanda dan gejala preeklamsia pada awal kehamilan tidak menjadi keluhan ibu hamil, tetapi sebenarnya proses gangguan sudah terjadi dan muncul keluhan muncul seiring semakin besar usia kehamilan. Apabila bidan tidak dapat melakukan deteksi dini dengan benar, maka seringkali kasus preeklamsi ditemukan sudah terlambat dan dalam kondisi memburuk, bahkan menyebabkan kematian ibu dan janin.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 212, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model skrining preeklamsia telah dikembangkan di Inggris. Waktu optimal untuk skrining preeklamsia adalah pada usia trimester pertama antara 9 - 14 minggu usia kehamilan (Roberge et al., 2013). Penelitian (Lin & Su, 2017) menyatakan dengan ditemukannnya kasus preeklamsia secara cepat dan mendapat perawatan yang tepat pada usia kehamilan kurang dari 16 minggu akan menurunkan 20% risiko terjadinya onset dini preeklamsia. Hal sama juga terjadi pada janin, di mana risiko terjadinya intra uterine growth retardation berkurang lebih dari 80%.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 426, "width": 212, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mayoritas responden berlatar belakang pendidikan D3 Kebidanan dengan lama bekerja lebih dari 3 tahun, bahkan lebih dari 21 tahun. Ini mengindikasikan bidan sudah memiliki banyak pengalaman tentang pengelolaan kondisi kesehatan ibu dan bayi.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 212, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cash (1995) menyebutkan bahwa berdasarkan lima tahapan teori kompetensi dari pemula hingga menjadi ahli, seorang individu dianggap kompeten dengan pengalaman 2 - 3 tahun. Menurut teori ini sebagian besar responden seharusnya sudah kompeten, bahkan responden dengan pengalaman lebih dari 10 tahun dianggap sebagai ahli di bidangnya. Namun pada kenyataannya 40% masih terdapat responden yang mempunyai pengetahuan cukup bahkan kurang.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 641, "width": 212, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketidakmampuan ini ditunjukkan dengan 44,1% responden masih salah dalam mendiagnosa preeeklamsia. Berkisar 13,8% - 47,1% responden tidak mampu mengkaitkan preeklamsia dengan faktor risiko umur ibu >40 tahun, nullipara, obesitas, jarak kehamilan >10 tahun, dan mempunyai riwayat preeklamsia sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 742, "width": 211, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inkompetensi dalam penatalaksanaan gangguan hipertensi pada kehamilan juga ditunjukkan oleh Stellenberg & Ngwekazi", "type": "Text" }, { "left": 396, "top": 21, "width": 145, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TROPHICO: Tropical Public Health Journal Volume 1, Nomor 1, Maret 2021", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 212, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2016) bahwa bidan harus selalu siap dan sigap. Namun kesiapan mereka ditentukan oleh pengetahuan, keterampilan, dan ketersediaan sumber daya yang mereka miliki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 210, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Magnesium sulfat merupakan obat utama yang digunakan dalam pencegahan kejang eklamsi. Harganya yang murah dan aman bagi ibu dan janin membuat MgSO 4 menjadi obat pilihan yang direkomendasikan oleh WHO. Sebanyak 94,2% responden telah mengetahui cara pemberian MgSO 4, namun pengetahuan ini harus diimbangi oleh adanya sikap dan keterampilan dalam memberikan obat ini terhadap ibu hamil. Hasil penelitian Ramavhoya et al., (2019) di Afrika menunjukkan terjadi penurunan yang lambat pada kematian akibat preeklamsia. Hal ini dikaitkan dengan separuh dari bidan kurang kompeten dalam pemberian obat ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 286, "width": 210, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gangguan permiabilitas pembuluh darah secara umum terjadi pada preeklamsia. Preeklampsia merupakan suatu sindroma yang berhubungan dengan vasospasme, peningkatan resistensi pembuluh darah perifer yang mengakibatkan terjadinya hipertensi. Selanjutnya endotel juga mengalami kerusakan sehingga distribusi darah akan menyebabkan solusio plasenta, asfiksia janin dan lahir mati. Bagi ibu, apabila hipertensi ini tidak dikendalikan, maka berisiko terjadinya kejang eklamsi. Tidak hanya itu, beberapa tahun setelah itu ibu mempunyai risiko terkena gangguan jantung (Fox et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 463, "width": 174, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak seluruh responden", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 210, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengetahui tentang hal ini, terlihat dari responden yang mampu menjawab benar tentang dampak preeklamsia terhadap terjadinya solusio plasenta dan sakit jantung, yaitu 65% dan 66,9%. Sebagian responden juga beranggapan bahwa preeklamsi tidak berbahaya, dapat dilihat dari adanya tanggapan responden yang menyatakan bahwa ibu dengan preeklamsia dapat bersalin secara normal.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 606, "width": 60, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 212, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebesar 59,1% bidan mempunyai pengetahuan yang baik tentang preeklamsia, meliputi definisi preeklamsia dan eklamsia, cara melakukan deteksi dini, cara mengukur tekanan darah, mendeteksi faktor risiko usia lebih 40 tahun dan ibu dengan riwayat preeklamsia, cara pemberian MgSo4, dampak preeklamsia menyebabkan solusio plasenta dan preeklamsia tidak dapat bersalin secara Asuhan Persalinan Normal (APN).", "type": "Text" }, { "left": 397, "top": 59, "width": 77, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 84, "width": 212, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik. (2016). Profil Penduduk Indonesia Hasil Supas 2015. Jakarta Cash, K. (1995). Benner and expertise in nursing: a critique. International Journal of Nursing Studies . https://doi.org/", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 147, "width": 144, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10.1016/0020-7489(95)00011-3", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 160, "width": 212, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fondjo, L. A., Boamah, V. E., Fierti, A., Gyesi, D., & Owiredu, E. W. (2019). Knowledge of preeclampsia and its associated factors among pregnant women: A possible link to reduce related adverse outcomes. BMC Pregnancy and Childbirth https://doi.org/10.1186/s12884 -019- 2623-x Fox, R., Kitt, J., Leeson, P., Aye, C. Y. L., &", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 273, "width": 101, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lewandowski, A.", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 273, "width": 188, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J. (2019). Preeclampsia: Risk Factors, Diagnosis, Management, and the Cardiovascular Impact on the Offspring. Journal of Clinical Medicine . https://doi.org/10.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 337, "width": 83, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3390/jcm8101625", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 349, "width": 211, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Harvey, S. A., Ayabaca, P., Bucagu, M.,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 362, "width": 212, "height": 326, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Djibrina, S., Edson, W. N., Gbangbade, S., McCaw-Binns, A., & Burkhalter, B. R. (2004). Skilled birth attendant competence: An initial assessment in four countries, and implications for the Safe Motherhood movement. International Journal of Gynecology and Obstetrics . https://doi.org/10.1016/j.ijgo.2004.06.017 Indarti, J., & Prasetyo, S. (2019). Knowledge of Midwives as a Healthcare Provider About Hypertensive Disorders During Pregnancy. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology . https://doi. org/10.32771/inajog.v7i1.638 Kementerian Kesehatan RI. (2020). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 320 Tahun 2020 tentang Standar Profesi Bidan. Jakarta Lin, T. H., & Su, Y. N. (2017). Early Screening and Prevention of Preeclampsia. Journal of Medical Ultrasound . https://doi.org/10.1016/j. jmu.2015.01.001 Notoatmodjo,S., (2010). Ilmu perilaku kesehatan . Jakarta: Penerbit Rineka Cipta", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 691, "width": 211, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Olaoye, T., Oyerinde, O. O., Elebuji, O. J., &", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 703, "width": 187, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ologun, O. (2019). Knowledge,", "type": "List item" }, { "left": 354, "top": 716, "width": 188, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perception and Management of Pre- eclampsia among Health Care Providers in a Maternity Hospital. International Journal of MCH and AIDS (IJMA) .", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 767, "width": 151, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.21106/ijma.275", "type": "Table" }, { "left": 396, "top": 21, "width": 145, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TROPHICO: Tropical Public Health Journal Volume 1, Nomor 1, Maret 2021", "type": "Page header" }, { "left": 527, "top": 781, "width": 12, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 211, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramavhoya, I. T., Maputle, M. S., Lebese, R. T., Ramathuba, D. U., & Netshikweta, L. M. (2019). Managing hypertensive disorders during pregnancy in low resource settings. Hypertension in", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 123, "width": 188, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pregnancy . https://doi.org/10.1080/ 10641955.2019.1651333", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 211, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rana, S., Lemoine, E., Granger, J., &", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 160, "width": 187, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karumanchi, S. A. (2019). Preeclampsia: Pathophysiology, Challenges,", "type": "Table" }, { "left": 278, "top": 173, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 186, "width": 188, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perspectives. Circulation Research , 124 (7), 1094–1112. https://doi.org/10.", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 211, "width": 153, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1161/CIRCRESAHA.118.313276", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 212, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Roberge, S., Nicolaides, K. H., Demers, S.,", "type": "List item" }, { "left": 109, "top": 236, "width": 188, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Villa, P., & Bujold, E. (2013). Prevention of perinatal death and adverse perinatal outcome using low-dose aspirin: A meta- analysis. Ultrasound in Obstetrics and Gynecology . https://doi.org/10.1002/uog.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 300, "width": 30, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12421", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 312, "width": 211, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Stellenberg, E. L., & Ngwekazi, N. L. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 59, "width": 212, "height": 200, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Knowledge of midwives about hypertensive disorders during pregnancy in primary healthcare. African Journal of Primary Health Care and Family Medicine . https://doi.org/10.4102/phcfm. v8i1.899 Yigzaw, T., Ayalew, F., Kim, Y. M., Gelagay, M., Dejene, D., Gibson, H., Teshome, A., Broerse, J., & Stekelenburg, J. (2015). How well does pre-service education prepare midwives for practice: Competence assessment of midwifery students at the point of graduation in Ethiopia. BMC Medical Education . https://doi.org/10.1186/s12909-015-0410 -6", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 262, "width": 212, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yulianti, E. (2013). Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kinerja Bidan Puskesmas dalam Penanganan Ibu Hamil Risiko Tinggi di Kabupaten Pontianak Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Bidan", "type": "Text" } ]
48cb32b6-56b3-6a0d-1371-38eabbac3a64
http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah/article/download/2839/1562
[ { "left": 72, "top": 46, "width": 135, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 59, "width": 274, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 15, 2 (June, 2023), pp.1529-1537 ISSN: 2087-9490 EISSN: 2597-940X, DOI: 10.35445/alishlah.v15i2.2839", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 790, "width": 194, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://journal.staihubbulwathan.id/index.php/alishlah", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 115, "width": 455, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 163, "width": 271, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto 1 , Rosane Medriati 2 , Parwito 3 , Iwan Setiawan 4", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 177, "width": 289, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 189, "width": 299, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 201, "width": 273, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Universitas Ratu Samban, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 213, "width": 290, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 233, "width": 76, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ARTICLE INFO", "type": "Table" }, { "left": 239, "top": 233, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 247, "width": 434, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Blended learning; MOOC; PJBL The research aims to determine the needs of students for the PJBL-based blended learning model assisted by MOOC at universities. This type of research is survey research. The research was conducted at a university using a purposive sampling technique with a total of 46 student respondents who were representatives of semester 2, 4, 6, and 8 students. The data collection technique used a questionnaire developed from three aspects: the need for the blended learning model, the need for learning using the MOOC system, and the need for project-based learning. The results of this study indicate that students need a PJBL- based blended learning model using the MOOC system in universities. The results of this research can be used as a basis for development related to the MOOC-assisted project- based blended learning model in further research.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 326, "width": 63, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 344, "width": 84, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received 2022-10-18 Revised 2023-01-14 Accepted 2023-03-08", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 469, "width": 231, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open-access article under the CC BY-NC-SA license.", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 523, "width": 98, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Corresponding Author: Eko Risdianto", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 547, "width": 282, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Bengkulu, Bengkulu, Indonesia; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 108, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 592, "width": 454, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently, the world of education is growing and developing along with advances in technology and information. This development also affects the learning process in both the classroom and the classroom. The learning process takes place in each individual, so it was found that the learning process occurs because of the interaction between people who learn with messages packaged in certain mediums. The message can be in the form of a medium that is only used. It can also be deliberately designed to achieve certain goals. Therefore, learning can happen anytime, anywhere, with anything (Bgur et al., 2018). One of the learning concepts in accordance with these provisions is distance learning. Distance Learning has several types, one of which is a combined online mode (blended learning) (Muzakkir, Wibawa, Astutik, & Muhakkikin, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 714, "width": 454, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Blended Learning (BL) is part of the learning steps in higher education, not only for campus- based programs but also programs designed for distance learning as well as for learning communities and personal practice (Mardikaningsih & Kurniasari, 2019). The basic components of blended learning consist of face-to-face learning and online learning. Face-to-face learning emphasizes the", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1530 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "delivery of teaching materials carried out by lecturers to students in a classroom environment, while online learning is carried out virtually by utilizing technology, information and communication (Muwallidah, Sedyati, & Ani, 2018; Rizki & Daniamiseno, 2019). There are six elements for Blended Learning Planning and Implementation, namely, 1) leadership (Leadership), 2) professional development (Professional Development), 3) teaching (Teaching), 4) operations (Operations), 5) content (Content), and 6. ) technology (Technology) (Hamka & Vilmala, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 172, "width": 454, "height": 50, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In an effort to optimize the achievement of learning objectives in practical fields, especially during the pandemic, Blended learning is the right learning solution because this method provides an opportunity to integrate innovation and technology provided in the form of online learning (Rohendi, Ujeng, & Mulyati, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 216, "top": 354, "width": 187, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Illustration of Blended Learning", "type": "Caption" }, { "left": 367, "top": 368, "width": 159, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Wasito, Riswandi, & Herpratiwi, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 454, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "During the pandemic, the government has urged universities to implement blended learning and hybrid learning processes. One of these learnings can be done using the PjBL (Project Based Learning) method Project-Based Learning is a learning approach that provides conditions of positive interdependence between students (Baharuddin & Jumarniati, 2018). Through this model, students can work directly on learning projects according to the material or basic competencies to be taught (Sari, Musthafa, & Yusuf, 2021). The main advantages of this course are self-management, real project completion, working in a supportive environment, and getting students used to work in teams to build their leadership spirit (Sulistyorini & Anistyasari, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 454, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The characteristics of the Project-based Learning model include that students are faced with concrete problems, find solutions, and work on projects in teams to overcome these problems (Lailatunnahar, 2021; Lion, Ludang, & Jaya, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 629, "width": 255, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Characteristics of Project-Based Learning Model", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 454, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparing important questions related to a material topic to be studied, creating project plans, creating schedules, monitoring the implementation of project-based learning (PjBL), conducting assessments, and evaluating project-based learning are just some of the six steps necessary for a successful implementation, as stated by The George Lucas Educational Foundation (2005) in (Dinda & Sukma, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1531 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 208, "top": 301, "width": 201, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Project-Based Learning Model Steps", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 454, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The stages of the project-based learning model can be detailed as follows: a) Presentation of Problems, problems are asked in the form of questions. b) Making plans, teachers need to plan competency standards that will be reviewed when discussing problems. c) Compiling schedules, students must make project implementation schedules that are agreed upon with the teacher. Students propose the stages of project work by setting a reference that will be reported at each class meeting so that the project can be completed on time according to the previous plan. d) Monitoring the making of projects, the implementation of student work must be monitored and the process facilitated, at least in two stages carried out by students (Checkpoint). Teachers need to mentor the implementation of the process, and provide rubrics and instructions on what to do for each learning content. e) Conducting assessments, assessments are carried out authentically and teachers need to vary the types of assessments used. Project appraisal assesses a task that must be completed within a certain period of time. f) Evaluation is intended to provide opportunities for students to reflect on learning carried out individually and in groups (Negara, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 454, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to Thomas in (Candra, Elfizon, & Islami, 2019; Eliza, Syamsuarnis, Myori, & Hamdani, 2017), Project-based learning (PjBL) has several principles, which can be seen in the following figure.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 755, "width": 232, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Principles of Project Based Learning Model", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1532 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The principle of centrality argues that project work incorporates the essence of the curriculum, where students learn the essential concepts of knowledge through project work. The notion of driving/guiding questions, essentially project work that fo cuses on “questions/problems” that might help students to absorb the main concepts or principles of a given discipline. The idea of constructive research is a process that leads to achieving goals, involving inquiry, concept formulation and resolution. The principle of autonomy is described as the freedom of students in carrying out the learning process, meaning being free to make their own decisions, and being responsible. The principle of realistic (realism) suggests that the project is a real product, not as in school.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 208, "width": 454, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implementing online learning in the PjBL-based blended learning model can be done through the Massive Open Online Courses (MOOCs) system. MOOCs are an alternative model of distance learning (Utomo & Rosmansyah, 2020). MOOCs are one of the latest platforms at the higher education level, especially when the government orders learning at home due to the transmission of the Covid-19 pandemic (Awang, Ghani, Muhammud, Bakar, & Sulaiman, 2021). MOOCs are also said to be a form of technological innovation in the world of education today that brings fundamental changes in the method of studying (Syifa, 2022). The positive side of the existence of MOOCs is viewed from the provider aspect, namely: (a) online lectures are individual, provided for anyone with the aim of learning; (b) MOOCs platforms have been widely used, for example, EdX, Coursera, Udasity, Future Learn and so on; (c) the provider or producer of MOOCs learning materials is a university or organization (Mardina, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 454, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the description above, the researchers conducted a study with the aim of knowing student responses regarding their needs to the PjBL-based blended learning model using the MOOCs system in universities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 434, "width": 80, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 453, "width": 454, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This type of research is survey research. The research was conducted at a university with a research sample of 46 students who were representatives of semester 2, 4, 6, and 8 students. The data collection technique used a questionnaire which was developed from three aspects, namely the need for a blended learning model consisting of 6 statement items, needs to learn using the MOOC system which consists of 11 statement items, and the need for project-based learning which consists of 8 statement items. The statement developed is a positive statement with a modified Likert Scale with 4 answer choices, namely strongly agree, agree, disagree, and strongly disagree.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 560, "width": 172, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. FINDINGS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 454, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted by distributing questionnaires to 46 students who were representatives of university students semesters 2, 4, 6, and 8 at a university. The questionnaire consists of 25 statements whose results can be seen in the following table.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1533 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 433, "height": 428, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 . Results of Filling Out Needs Questionnaires by Students Item Number Number of Respondents who Answered in Each Answer Category Strongly agree Agree Disagree Strongly Disagree 1. 56.5% 30.4% 8.7% 4.3% 2. 52.2% 32.6% 13% 2.2% 3. 45.7% 50% 4.3% 0 4. 71.7% 21.7% 6.5% 0 5. 37% 30.4% 17.4% 15.2% 6. 71.7% 23.9% 4.3% 0 7. 58.7% 32.6% 8.7% 0 8. 60.9% 30.4% 4.3% 4.3% 9. 54.3% 39.1% 4.3% 2.2% 10. 58.7% 39.1% 2.2% 0 11. 56.5% 43.5 0 0 12. 73.9% 21.7% 4.3% 0 13. 45.7% 30.4% 15.2% 8.7% 14. 63% 37% 0 0 15. 69.6% 26.1% 4.3% 0 16. 54.3% 32.6% 6.5% 6.5% 17. 63% 21.7% 13% 2.2% 18. 39.1% 45.7% 10.9% 4.3% 19. 63% 34.8% 0 2.2% 20. 50% 43.5% 6.5% 0 21. 58.7% 34.8% 4.3% 2.2% 22. 50% 30.4% 13% 6.5% 23. 47.8% 37% 13% 2.2% 24. 60.9% 30.4% 6.5% 2.2% 25. 60.9% 32.6% 2.2% 4.3%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the table above, it can be seen that all statement items contained in the student needs questionnaire obtained the largest percentage of strongly agree answers. In graphical form, it can be seen in the following figure.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1534 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 123, "top": 308, "width": 350, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. Graph of the Results of Filling Out Needs Questionnaires by Students", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 454, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From figure 5 above, it can be seen that the blue field, which symbolizes the strongly agree category and the orange field which symbolizes the agree category is much wider than the gray or yellow field which is a symbol of the disagree and strongly disagree categories. This means that the majority of students in the category strongly agree or agree with the development PjBL-based blended learning model using the MOOC system in universities.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 454, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Student needs for the blended learning model are elaborated upon as follows: students prefer learning where the material is presented online and then discussed face-to-face; students prefer internet-based learning coupled with conventional learning; students desire learning that can be accessed both online and offline; students prefer learning that they can do independently through an online system, with the questions that arise later to be discussed through facsimile; and students prefer learning that can be accessed both online and offline. Students also feel that they show greater discipline while completing assignments and evaluations given by lecturers in the form of a programmed learning system followed by face-to-face (traditional) discussion.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 454, "height": 126, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the aspect of the need for project-based learning, it is stated that students like learning whose activities lead to producing a product that it is easier to remember. In project-based learning, students will find it easier to understand the work structure if it is explained through videos and students also prefer that group discussion activities are carried out directly in class. In terms of the characteristics of project-based learning, it is stated that students want learning that starts with essential questions or basic questions, students want learning that can help them design project plans, students want learning that can help them make a schedule or timeline for completing a project, students want learning where there is someone who monitors the progress of their project, and students want learning that can help them reflect or evaluate the investigation and its processes.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 454, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It has been argued that students are more motivated to learn content that is presented sequentially or structured, that students prefer learning environments where they can monitor their own learning progress, and that students prefer learning where they can use electronic devices like computers and cell phones to access the content at any time and from any location. Based on their responses to these three questions, students clearly indicate a desire for a PJBL-based blended learning approach utilising the MOOC system in higher education.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 732, "width": 454, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The project-based learning-based blended learning model is also called the project-based blended learning model, where the learning orientation emphasizes projects given to students through virtual (online) learning combined with theory conveyed during face-to-face learning", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1535 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 454, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Hasyim, 2020). The application of the Project Based Learning (PJBL) model is one of the priority programs in the current Merdeka Curriculum. With the development of the times and the acceleration of digitalization due to the pandemic, currently, the implementation of PJBL can be combined with Blended Learning to create a Project Based Blended Learning (PJB2L) model.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 454, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of a study conducted by Fahlevi (2022), the PJB2L Model is ideal for application to lectures, especially if it is designed to provide opportunities to learn to write scientific papers in the form of reports and posters. However, there are still a number of things that must be considered, such as the individual attitude of students which also often hinders communication between group members, then the wide variety of activities in some students because they are often involved in campus activities, internal and external organizations, and the presence of students who are studying chilli works.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 454, "height": 118, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Currently, there is a trending learning media that can accommodate the application of the blended learning model, namely Massive Open Online Courses (MOOC) (Jordan, 2014; Sumarsono, 2021). The advantages of MOOC are being able to use a data cloud framework, flexibility, easy to access, unlimited number of participants, user-focused learning, and use according to user needs (Darmi et al., 2022). In addition, the advantage of MOOC is that they are also equipped with interactive forums that make it easier for the community to interact between students and their instructors, professors or assistant professors. Realizing conditions like this, universities should immediately improve, perfecting the higher education system from upstream to downstream is an alternative to answering the challenges of the times (Hapsari, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 361, "width": 454, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The discussion above certainly supports the results of the research that a project-based learning- assisted blended learning model is indeed needed. The results of this research can be used as a basis for development related to the MOOC-assisted project-based blended learning model in further research.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 98, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 446, "width": 454, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research was carried out by collecting questionnaire data filled in by 46 respondents who were 2nd, 4th, 6th and 8th-semester students from a university. The results of the study show that students need a PJBL-based blended learning model using the MOOCs system in tertiary institutions. However, this research still has drawbacks, namely the research sample taken is too narrow, namely only from one university. Similar research can be done by taking a wider research sample. However, the results of this study can still be used as a basis for the development of further research.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 68, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 454, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Awang, A., Ghani, R. A., Muhammud, F. safura, Bakar, R. A., & Sulaiman, N. H. (2021). An Analysis Student Acceptance of Islamic Education through Interactive MOOC Learning during Covid-19 Pandemic. BITARA International Journal of Civilizational Studies and Human Sciences , 4 (4), 1 – 14. Baharuddin, M. R., & Jumarniati, J. (2018). Pola Interaksi Belajar Matematika Siswa Berkemampuan Awal Rendah dalam Pembelajaran Berbasis Proyek. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam , 6 (2), 149 – 156. https://doi.org/10.24256/jpmipa.v6i2.316", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 454, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banggur, M. D. V., Situmorang, R., & Rusmono, R. (2018). Pengembangan Pembelajaran Berbasis Blended Learning Pada Mata Pelajaran Etimologi Multimedia. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan , 20 (2), 152 – 165. https://doi.org/10.21009/jtp.v20i2.8629", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 453, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Candra, O., Elfizon, & Islami, S. (2019). Efektivitas Project based Learning pada Mata Kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri. JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro) , 4 (2), 19 – 24.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 707, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darmi, T., Anwar, F., & Mujtahid, I. M. (2022). Akselerasi pengembangan pembelajaran jarak jauh untuk", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 721, "width": 54, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 234, "top": 721, "width": 292, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BEMAS: Jurnal Bermasyarakat , 3 (1), 59 – 64.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 734, "width": 177, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.37373/bemas.v3i1.255", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 748, "width": 454, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinda, N. U., & Sukma, E. (2021). Analisis Langkah-Langkah Model Project Based Learning (PjBL)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1536 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 96, "top": 91, "width": 430, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli (Studi Literatur). Journal of Basic Education Studies , 4 (2), 44 – 62.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 118, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eliza, F., Syamsuarnis, S., Myori, D. E., & Hamdani, H. (2017). Project Based Learning in Lighting Instalations for Simple Buildings Course. INVOTEK: Jurnal Inovasi Vokasional Dan Teknologi ,", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 145, "width": 234, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 (1), 1 – 10. https://doi.org/10.24036/invotek.v17i1.13", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 158, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fahlevi, M. R. (2022). Kajian Project Based Blended Learning Sebagai Model Pembelajaran Pasca Pandemi dan Bentuk Implementasi Kurikulum Merdeka. Jurnal Sustainable , 5 (2), 230 – 249.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamka, D., & Vilmala, B. K. (2019). Pengembangan Perangkat Pembelajaran Blended Learning Melalui Aplikasi Google Classroom Untuk Peningkatan Kemandirian Belajar Mahasiswa. Journalof Education Informatic Technology and Science (JeITS) , 1 (2), 145 – 154.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hapsari, D. (2019). Tantangan Perpustakaan Perguruan Tinggi di Era Disrupsi. Jurnal Pustakaloka , 11 (1), 151 – 160. https://doi.org/10.21154/pustakaloka.v11i1.1599", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasyim, M. (2020). Pengembangan Multimedia Pembelajaran Statistika Berbasis ICT dengan Model Blended Project Based Learning. Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika , 4 (2), 1083 – 1097. https://doi.org/10.31004/cendekia.v4i2.339", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 453, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jordan, K. (2014). Initial trends in enrolment and completion of massive open online courses Massive Open Online Courses. International Review of Research in Open and Distance Learning , 15 (1), 133 – 160.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 334, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lailatunnahar, T. (2021). Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning Guna Meningkatkan Hasil Belajar IPA di Masa Pandemi Covid 19 pada Siswa Kelas VII.1 di SMP Negeri Binaan Khusus Kota Dumai. Jurnal Pendidikan Tambusai , 5 (1), 1084 – 1094.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lion, E., Ludang, Y., & Jaya, H. P. (2022). Edukasi Penerapan Pembelajaran Project Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Di Masa Pandemi Covid-19 Desa Telangkah. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat , 2 (1), 3635 – 3642.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardikaningsih, A., & Kurniasari, P. (2019). Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning (Syncronous vs Asyncronous) Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Madrosatuna: Journal of Islamic Elementary School , 3 (1), 27 – 36. https://doi.org/10.21070/madrosatuna.v3i1.1997", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardina, R. (2018). Artikel Inovasi Perpustakaan Melalui Moocs : Peluang Pustakawan Embedded Di Era Industri 4 . 0. Jurnal Perpustakaan Universitas Airlangga , 8 (1), 1 – 7.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 454, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muwallidah, M., Sedyati, R. N., & Ani, H. M. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kd Sistem Dan Alat Pembayaran Kelas X Ips Di Sman 2 Jember Tahun Pelajaran 2016/2017. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi Dan Ilmu Sosial , 11 (2), 140. https://doi.org/10.19184/jpe.v11i2.6461", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 536, "width": 454, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Muzakkir, M., Wibawa, R., Astutik, F., & Muhakkikin, M. (2018). Pengembangan Perangkat Model Blended Learning untuk Meningkatkan Efektivitas Penerapan Pendidikan Jarak Jauh di SMKN 2 Gerung. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian Dan Kajian Kepustakaan Di Bidang Pendidikan, Pengajaran Dan Pembelajaran , 4 (2). https://doi.org/10.33394/jk.v4i2.1126", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 454, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negara, I. M. A. D. (2020). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Proyek Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Teknik Pengambilan Gambar Siswa Kelas XII MM 1 SMK N 1 MAS UBUD Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Widyadari , 21 (1), 81 – 91. https://doi.org/10.5281/zenodo.3742515", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rizki, G. A. F., & Daniamiseno, A. G. (2019). Pengembangan model blended learning dengan pendekatan cooperative mata kuliah ilmu lingkungan. Jurnal Inovasi Teknologi Pendidikan , 6 (1),", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 671, "width": 203, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42 – 55. https://doi.org/10.21831/jitp.v6i1.15560", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 454, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rohendi, H., Ujeng, U., & Mulyati, L. (2020). Pengembangan Model Blended Learning Dalam Meningkatkan Learning Outcome Mahasiswa Di Lahan Praktik Klinik Keperawatan. Jurnal Ilmu Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 161, "top": 712, "width": 365, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bhakti Husada: Health Sciences Journal , 11 (2), 336 – 350.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 725, "width": 176, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.34305/jikbh.v11i2.205", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 454, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, R. A., Musthafa, B., & Yusuf, F. N. (2021). Persepsi Guru terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek di Sekolah Menengah Kejuruan. Jurnal Penelitian Pendidikan , 21 (2), 1 – 11.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 207, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Al-Ishlah: Jurnal Pendidikan, Vol. 15, 2 (June 2023): 1529-1537", "type": "Page header" }, { "left": 471, "top": 45, "width": 45, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1537 of 1537", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 787, "width": 453, "height": 19, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Eko Risdianto et al. / Requirements Analysis of the Development of Project Based Learning (PJBL)-based Blended Learning Model Assisted by MOOC", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 453, "height": 50, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.17509/jpp.v21i2.36972 Sulistyorini, L., & Anistyasari, Y. (2020). Studi Literatur Analisis Kelebihan dan Kekurangan LMS Terhadap Pembelajaran Berbasis Proyek pada Mata Pelajaran Pemrograman Web di SMK. IT- Edu: Jurnal Information Technology and Education , 5 (01), 171 – 181.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 145, "width": 454, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumarsono, S. (2021). Peran Massive Open Online Courses dalam Pendidikan Agama Islam di era digital. Ta ’ dibuna: Jurnal Pendidikan Islam , 10 (1), 28 – 44.", "type": "Table" }, { "left": 96, "top": 172, "width": 198, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.32832/tadibuna.v10i1.3451", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 454, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syifa, I. W. (2022). Solusi Pendidikan Islam terhadap aspek-aspek problematis pada MOOCs.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 199, "width": 404, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ta ’ dibuna: Jurnal Pendidikan Islam , 11 (1), 20 – 34. https://doi.org/10.32832/tadibuna.v11i1.6276", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 212, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utomo, R. G., & Rosmansyah, Y. (2020). Framework untuk Mendesain Sistem Massive Open Online Courses (MOOCs) untuk Universitas di Indonesia. Edsence: Jurnal Pendidikan Multimedia , 2 (2), 65 – 74. https://doi.org/10.17509/edsence.v2i2.29776", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 253, "width": 454, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wasito, N., Riswandi, & Herpratiwi. (2022). Pengembangan Model Diklat Blended Learning Untuk Peningkatan Kompetensi Pengelolaan PAUD di Balai Pengembangan PAUD Dan. Jurnal Wacana Akademika: Majalah Ilmiah Kependidikan , 6 (20), 49 – 58.", "type": "Text" } ]
c9360196-7227-ab3c-53e5-ceaf8dbe4aef
https://iocscience.org/ejournal/index.php/Fruitset/article/download/3809/2774
[ { "left": 213, "top": 51, "width": 186, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fruitset Sains, 11 (2) (2023) pp. 126-132", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 240, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: www.iocscience.org/ejournal/index.php/Fruitset", "type": "Page footer" }, { "left": 258, "top": 68, "width": 102, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published by: IOCSCIENCE", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 84, "width": 305, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fruitset Sains : Jurnal Pertanian Agroteknologi", "type": "Section header" }, { "left": 176, "top": 106, "width": 266, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: www.iocscience.org/ejournal/index.php/Fruitset", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 145, "width": 439, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DAUN KELOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SELADA (Lactuca sativa L.)", "type": "Text" }, { "left": 175, "top": 199, "width": 259, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yosefina R Y. Gandut 1* , Shirly S.Oematan 2 , Effy Roefaidah 3", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 211, "width": 323, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknolongi Universitas Nusa Cendana Kupang *Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 233, "width": 59, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "*korespondensi", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 258, "width": 31, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 268, "width": 444, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research was conducted at Penfui Village, District, Kupang City during Mei - Juli 2022. This study aimed to know the growth response and yields of lettuce caused by the difference concentration of moringa leaves liquid organic fertilizer (LOF) and the exact concetration of moringa leaves liquid organic fertilizer for lettuce. The method using in this research was Completely Randomized Design ( CRD). Five concentration of moringa leaves liquid organic fertilizer such as P0 : Without liquid organic fertilizer (control), P1 : 25% concentration of moringa leaves LOF, P2 : 50% concentration of moringa leaves LOF, P3 : 75% concentration of moringa leaves LOF, P4 : 100% concentration of moringa leaves LOF were the treatments with eight replications. The variabels that been observed in this research were the increase of plant height, numbers of leaves, gross fresh biomassa per plant (grams per plant), and fresh net biomassa per plant (grams/plant).. The result showed of difference concentration of moringa leaves LOF have a significant effect on lettuce growth and yields. The 50% concentration of moringa leaves LOF have the highest plant height, number of leaves, gross fresh biomassa plant and net biomassa per plant .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 170, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Moringa, leaf, POC, concentration", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 422, "width": 34, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 442, "height": 91, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini telah dilakukan di kelurahan Penfui, kota Kupang dan berlangsung dari bulan Mei hingga bulan Juli 2022. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dan 8 ulangan, perlakuan yang dicobakan adalah P0 : tanpa pupuk organik cair (kontrol), P1 : konsentasi POC daun kelor 25% , P2 : konsentrasi POC daun kelor 50%, P3 : konsentrasi POC daun kelor 75%, P4: konsentrasi POC daun kelor 100%. Variabel yang diamati adalah pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, bobot segar kotor dan bobot segar bersih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi pemberian pupuk organik cair (POC) berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. Konsentrasi POC daun kelor 50% dapat meningkatkan pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, bobot segar kotor dan bobot segar bersih tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 158, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : konsentrasi, POC, daun kelor", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 89, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 443, "height": 135, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selada merupakan sayuran daun yang berasal dari kawasan daerah beriklim sedang yang menyecar luas ke berbagai Negara. Selada memiliki peluang pasar yang cukup besar baik untuk memenuhi kebutuhan pasar domestic maupun internasional. Di Indonesia tingkat konsumsi masyarakat per kapita terhadap selada cukup tinggi. Sayuran selada dimafaatkan masyarakat sebagai hidangan pelengkap di restoran maupun hotel sehingga termasuk tanaman komersial yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi (Rukmana R, 1994).. Penggunaan pupuk organik dengan memanfaatkan beragam bahan organik yang tersedia atau sengaja diupayakan di lingkungan lahan kering, merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan. Dalam konteks penggunaan pupuk, maka salah satu cara yang dapat dilakukan adalah mengelola bahan organik yang dimaksud menjadi bentuk pupuk organik cair (POC).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 443, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pupuk organik cair (POC) merupakan pupuk organik nabati yang berasal dari tanaman umbi-umbian (batang dan daun), buah buahan, dan tanaman kacang- kacangan, dan beragam biomassa limbah pertanian di lingkungan pertanian lahan kering. Kandungan unsur hara", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 126, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "127 Jurnal Pertanian Agroteknologi", "type": "Page header" }, { "left": 241, "top": 64, "width": 184, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2302-9668 (Print), 2809-1183 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 62, "width": 9, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 117, "top": 784, "width": 410, "height": 18, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yosefina R Y. Gandut,-Pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk organik cair (poc) daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Selada (Lactuca sativa L.).", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 443, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada pupuk organik cair, relatif lengkap karena terdapat kandungan unsur hara mikro dan makro. Tanaman membutuhkan unsur hara mikro hanya dalam jumlah sedikit dan merupakan unsur hara esensial dimana unsur hara mikro ini harus ada dalam tanaman meskipun dibutuhkan dalam jumlah sedikit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 200, "width": 443, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pupuk organik cair berfungsi untuk memacu pertumbuhan dan perkembangan akar, batang dan daun, selain itu juga pupuk organik cair dapat merangsang pertumbuhan anakan, cabang, bunga dan buah sehingga akan meningkatkan produktifitas tanaman. Selain mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, POC juga banyak mengandung mikroorganisme yang mampu mendekomposisi bahan organik sehingga unsur hara lebih mudah tersedia untuk pertumbuhan tanaman. Aspek pemupukan menggunakan pupuk organik cair (POC) yang diberikan untuk tujuan pemupukan dalam aspek efektifitas atau tujuan dari pemupukan dan efisiensi atau jumlah dari pemupukan tindakan pemupukan; salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah aspek konsentrasi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 443, "height": 66, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelor merupakan tanaman yang memiliki unsure makro dan asam amino yang cukup lengkap. Senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid, dan terpenoid diketahui berfungsi sebagai antimikrobia yang dihasilkan oleh tanaman (Aguinaldo, 2004). Sel tidak dapat melakukan aktivitas hidup dan pertumbuhannya terhambat atau mati (Ajizah, 2004)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 393, "width": 443, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cairan daun kelor adalah bahan yang dapat membunuh mikroorganisme patogen pada tangan maupun sayuran (Djannah dan Desiyanto, 2013). Ekstrak daun kelor dapat digunakan untuk mempercepat pertumbuhan tanaman secara alami.Daun kelor diketahui mengandung senyawa fitokimia seperti flavonoid,saponin, dan tanin yang berperan sebagai antibakteri (Busani dkk., 2012) Menurut penelitian Kartika (2013) terdapat pengaruh pemberian pupuk organic cair daun kelor terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy. Konsentrasi menjelaskan tentang jumlah bahan pupuk yang dilarutkan dalam pelarut sebelum campuran tersebut diberikan ke tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk; 1).Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pupuk organik cair (POC)daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada. 2).Untuk mengetahui konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 118, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Bahan dan Metode", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 443, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaaan Faperta Undana , kelurahan. Penfui, berlangsung dari bulan Mei – Juli 2022.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal. Konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun kelor sebanyak 5 perlakuan yaitu : P0 : Tanpa Pupuk Organik Cair (Kontrol) , P1 : Konsentasi POC Daun Kelor 25% , P2 : Konsentrasi POC Daun Kelor 50%, P3 : Konsentrasi POC Daun Kelor 75%, dan P4: Konsentrasi POC Daun Kelor 100%. Setiap perlakuan dibuat dalam 8 ulangan, sehingga terdapat 40 polibag percobaan, Analisis data yang digunakan untuk mengetahui respons yang diamati terhadap perlakuan yang diberikan dilakukan Analisis Variance (ANOVA) dan apabila menunjukan beda nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 719, "width": 443, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah : pupuk kandang 1:1 kemudian ditimbang 2.5 kg untuk masing-masing perlakuan lalu dimasukan kedalam polibag ukuran 15 cm x 20 cm. Penanaman dilakukan dengan cara memasukan bibit selada sebanyak 1 bibit untuk setiap polibag. Aplikasi pupuk organic cair daun kelor dilakukan sesuai perlakuan dan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 43, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "128 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 64, "width": 184, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2302-9668 (Print), 2809-1183 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 242, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fruitset Sains, Vol.11, No. 2 Juni 2023: pp 126-132", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 442, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penyemprotannya dilakukan setiap minggu sekali .Selama penelitian berlangsung pengendalian gulma dan hama penyakit tidak menggunakan pestisida kimia. Tanaman selada dipanen setelah berumur 30 hari setelah pindah tanam dilakukan dengan cara mencabut tanaman sampai akar secara hati-hati agar bagian-bagian tanaman tidak rusak. Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman umur umur 2 MSPT dan 4 MSPT, jumlah daun umur 2 MSPT dan 4 MSPT, bobot segar kotor tanaman dan bobot segar bersih tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 443, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembuatan pupuk organic cair daun kelor memerlukan bahan antara lain 5 kg daun kelor, 10 L air cucian beras, 250 gram gula Jawa, 1 liter EM4 dan alat seperti ember, pengaduk, pisau serta alat penumbuk. Untuk cara pembuatannya yang pertama daun kelor dipotong kecil kecil lalu ditumbuk kemudian dimasukan kedalam ember.Selanjutnya dimasukan gula merah yang telah diiris dan air sisa cucian beras kemudian diaduk samai semua bahan tercampur dan dicampur dengan larutan EM4 dan embernya ditutup. Setiap 2 hari sekali ember dibuka dan diaduk, fermentasi selama 15 hari atau sudah berbau harum kemudian disaring dan disimpan dalam botol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 138, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil dan Pembahasan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 105, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengamatan Umum", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 443, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kandungan hara dan kriteria status hara dalam pupuk organik cair (POC)daun kelor, berdasarkan hasil analisis laboratorium di Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian Undana, Kupang, disajikan pada Tabel 4.1 berikut ini :", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 419, "width": 369, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Kandungan Hara POC Daun Kelor. Macam Kandungan Hara Tingkat Kandungan Hara (%) Kriteria Status Kandungan Hara Nitrogen 2,71 Rendah Fosfor 0,73 Sedang Kalium 3,43 Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 385, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis Pada Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian Undana 2022 Penggolongan Status Kandungan Hara Berdasarkan Kriteria Hardjowigno (2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 443, "height": 177, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis POC daun kelor seperti tertera dalam tabel 1 dapat dilihat bahwa, kandungan hara bervariasi. Kandungan N total tergolong rendah, status kandungan P total sedang dan tingkat kandungan K total tinggi. Di pulau Timor umumnya memiliki keadaan tingkat kesuburan tanah yang sangat rendah terutama tingkat ketersediaan hara N. Hal ini menyebabkan status hara N pada POC campuran kulit buah pisang dan daun kelor dari tanaman yang di tanam pada ekosistem lahan kering pulau Timor juga akan rendah, walaupun kandungan P total tanah di pulau Timor yang umumnya sedang sampai dengan tinggi, namun penyerapan hara N terbatas akibat status hara N yang rendah di pulau Timor menyebapkan penyerapan P pada daun kelor juga terbatas. Menurut Salisbury dan Ross (1995), penyerapan hara P oleh tanaman sangat tergantung pada penyerapan hara N. Hal ini menyebabkan status hara P pada POC daun kelor sedang. Kalium tidak menjadi unsur pembentukan bahan kering tanaman. Keberadaan dalam tanaman sangat tergantung pada status hara calsium dalam tanah. Kalium dalam tanah mediteran cukup tigggi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 696, "width": 445, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Kelor terhadap Pertambahan Tinggi Tanaman Selada.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 723, "width": 446, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan konsentrasi pemberian pupuk organik cair (POC) daun kelor, berpengaruh sangat nyata terhadap pertambahan tinggi tanaman selada. Rata- rata pertambahan tinggi tanaman disajikan pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 126, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "129 Jurnal Pertanian Agroteknologi", "type": "Page header" }, { "left": 241, "top": 64, "width": 184, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2302-9668 (Print), 2809-1183 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 62, "width": 9, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 117, "top": 784, "width": 410, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yosefina R Y. Gandut,-Pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk organik cair (poc) daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Selada (Lactuca sativa L.).", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 144, "width": 427, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Tinggi Tanaman Selada Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair (POC) Daun Kelor", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 445, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa perlakuan P3 dan P4 yakni pemberian konsentrasi POC daun kelor 75% dan 100% memberikan pertambahan tinggi tanaman selada yang lebih tinggi dan berbeda sangat nyata dengan perlakuan P0, P1, dan P3 Hal ini disebabkan karena POC daun kelor dengan konsentrasi 75% dan 100% menyediakan unsure hara yang optimal untuk proses penyerapan melalui stomata daun dan kandungan hara yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tanaman bagi perkembangan bagian-bagian tanaman termasuk akar dan batang yang lebih baik sehingga tanaman dapat menyerap air dan hara yang lebih banyak yang berasal dari media tanam selain yang bersumber utama dari penyemprotan konsentrasi POC melalui daun. Penyerapan hara dan air lebih baik, kemudian ditunjang pula dengan sumber hara yang dipenuhi dari penyemprotan POC melalui daun menyebabkan pembelahan sel apikal menjadi lebih cepat sehingga menghasilkan pertambahan tinggi tanaman yang lebih cepat pula.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 443, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlakuan P0 yakni tanpa pemberian POC daun kelor menyebabkan pertambahan tinggi tanaman selada yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena perlakuan P0 (kontrol) tanpa pemberian POC daun kelor tidak memberikan kontribusi hara apapun dari penyemprotan daun dan hanya mendapatkan pasokan hara dari media tanam yang digunakan bihan dalam larutan pupuk sehingga larutan pupuk yang disemprotkan melalui daun mengalami kendala dalam proses penyerapan melalui stomata akibat konsentrasi di luar sel daun yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi di dalam sel daun.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Kelor terhadap Pertambahan Jumlah daun Tanaman Selada", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan konsentrasi pemberian pupuk organik cair daun kelor berpengaruh nyata terhadap pertambahan jumlah daunder tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 630, "width": 416, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Rata-rata Pertambahan Jumlah Daun Tanaman Selada Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 171, "width": 431, "height": 582, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organik Cair (POC) Daun Kelor Perlakuan Jumlah Daun 2 MSPT Jumlag Daun 4 MSPT Pertambahan Jumlah daun P0: Tanpa POC daun kelor 3,08 5.06 1,98 a P1: Konsentrasi POC daun kelor 25% 3,12 5.37 2,25 b P2: Konsentrasi POC daun kelor 50% 3.09 6,62 3,53 c P3: Konsentrasi POC daun kelor 75% 3,86 7.85 3,99 c P4: Konsentrasi POC daun kelor 100% 3,75 6,24 2,49 b Perlakuan Tinggi tanaman 2 MSPT Tinggi tanaman 4 MSPT Pertambahan Tinggi tanaman P0: Tanpa POC daun kelor 7.56 11.87 4,31 a P1: Konsentrasi POC daun kelor 25% 8,92 14.83 5,91 ab P2: Konsentrasi POC daun kelor 50% 8.76 15.10 6,34 b P3: Konsentrasi POC daun kelor 75% 9.45 17.07 7,62 c P4: Konsentrasi POC daun kelor 100% 9.80 17.65 7,85 c", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 43, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "130 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 64, "width": 184, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2302-9668 (Print), 2809-1183 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 242, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fruitset Sains, Vol.11, No. 2 Juni 2023: pp 126-132", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 443, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pada tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat pertambahan jumlah daun yang berbeda pada perlakuan perbedaaan konsentrasi POC daun kelor. Pertambahan jumlah daun tertinggi dacapai pada perlakuan konsentrasi POC daun kelor 50% (P3) dan konsentrasi POC daun kelor 75%. Pemupukan POC daun kelor konsentrasi50% dan 75%, mampu mensuplai kebutuhan hara tanaman untuk tumbuh kembang daun tanaman selada. Jumlah daun yang relatif lebih banyak, menyebabkan luas organ fotosintesis yang lebih baik, sehingga suplai hara yang bersumber dari konsentrasi POC daun kelor tersebuat menyebabkan daun tanaman selada mendapatkann asupan unsur hara yang lebih besar dari pada bagian tanaman yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 442, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Dharna dkk (2005) pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pembelahan sel (peningkatan ukuran). Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktpr-faktor antara lain, faktor eksternal (iklim, tanah, dan biologis) dan faktor internal ( ketahanan tanaman, laju fotosintasi dan respirasi). Proses fotosintesis akan berjalan apabila daun cukup tersedia nutrisi dan faktor lingkungan terpenuhi. Notohadiprawiro dkk (2006) menagatakan bahwa unsure hara yang tersedia dalam keadaaan cukup untuk proses metabolism tanaman akan meningkatkan pembentukan protein, enzim, hormone dan karbohidrat sehingga proses pembelahan sel berlangsung dengan cepat. Krisnadi (2015) mengatakan bahwa ekstrak daun kelor kaya akan zeatin, sitokinin, askorbat, fenolik dan mineral seperti Ca, K dan Fe yang dapat mamacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Senyawa metabolit sekunder pada daun kelor tersebut memiliki sifat antibakteri. Flavonoid, saponin, tanin, dan polifenol menunjukkan aktivitas antioksidatif dan antimikrobia (Haki, 2009).Asam tanat digunakan sebagai pembanding karena memiliki gugus fenol, senyawa yang stabil, murni, dan lebih murah (Waterhouse, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 476, "width": 442, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Kelor terhadap Bobot Segar Kotor Tanaman Selada", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 504, "width": 445, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan konsentrasi pemberian pupuk organik cair (POC) daun kelor berpengaruh nyata terhadap bobot segar kotor tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 538, "width": 408, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Rata-rata Bobot Segar Kotor Daun Tanaman Selada Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 549, "width": 353, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Organik Cair (POC) Daun Kelor Perlakuan Bobot Segar Kotor Tanaman (gram) P0: Tanpa POC daun kelor 18,65 a P1: Konsentrasi POC daun kelor 25% 25,47 b P2: Konsentrasi POC daun kelor 50% 35,98 c P3: Konsentrasi POC daun kelor 75% 38.34 c P4: Konsentrasi POC daun kelor 100% 26,59 b", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 634, "width": 443, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pada tabel 4 menujukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun kelor 50% dan 75% menghasilkan bobot segar kotor tanaman selada tertinggi. Bobot segar kotor tanaman selada adalah bagian akar dan semua daun yang ada diatas permukaaan tanah. . Tingginya bobot segar kotor tanaman selada pada konsentrasi POC daun kelor 50% dan 75% ini sangat berkaitan erat dengan tingginya pertambahan jumlah daun pada perlakuan tersebut (tabel 2).Terdapat hubungan yang berbanding lurus antara bobot basah tanaman , jumlah daun serta tinggi tanaman. Semakin banyak jumlah daun maka bobot segar kotor tanaman semakin besar, begitu pula dengan tinggi tanaman, makin tinggi tanaman bobot basah juga semakin tinggi (Mursalim et al, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 126, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "131 Jurnal Pertanian Agroteknologi", "type": "Page header" }, { "left": 241, "top": 64, "width": 184, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2302-9668 (Print), 2809-1183 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 482, "top": 62, "width": 9, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "❒", "type": "Page header" }, { "left": 117, "top": 784, "width": 410, "height": 18, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yosefina R Y. Gandut,-Pengaruh perbedaan konsentrasi pupuk organik cair (poc) daun kelor terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman Selada (Lactuca sativa L.).", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 443, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rendahnya bobot segar kotor tanaman selada pada perlakuan konsentrasi POC daun kelor 100% sama dengan perlakuan POC daun kelor 50%, diduga karena komposisi unsure hara yang sangat rendah pada kosntrasi POC daun kelor 25% sedangkan pada konsentrasi POC daun kelor 100% diaanggap terlalu berlebihan unsure haranya.Komposisi dan kadar unsure hara makro dan mikro sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Salim et al (2003) menyatakan bahwa pemupukan tanaman yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kecukupan haranya akan mengakibatkan gangguan pada tanaman.Efek antibakteri senyawa tanin yaitu melalui reaksi dengan membran sel, menginaktivasi enzim, dan destruksi fungsi materi genetik (Masduki, 1996). Mekanisme kerjanya yaitu dengan mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak membran sitoplasma (Posangi dkk., 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 442, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Pemberian Konsentrasi Pupuk Organik Cair Daun Kelor terhadap Bobot SegarBersih tanaman selada", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil analisis ragam pengaruh perbedaan konsentrasi pemberian pupuk organik cair daun kelor berpengaruh nyata terhadap bobot segar bersih tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 358, "width": 438, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Rata-rata Bobot Segar Bersih tanaman Selada Pengaruh Perbedaan Konsentrasi Pupuk Organik Cair", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 370, "width": 354, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(POC) Daun Kelor Perlakuan Bobot Segar Bersih Tanaman (gram) P0: Tanpa POC daun kelor 15,62 a P1: Konsentrasi POC daun kelor 25% 22,18 b P2: Konsentrasi POC daun kelor 50% 32,87 c P3: Konsentrasi POC daun kelor 75% 33.21 c P4: Konsentrasi POC daun kelor 100% 23,12 b", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 443, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data pada tabel 4 menujukkan bahwa perlakuan konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun kelor 50% dan 75% menghasilkan bobot segar kotor tanaman selada tertinggi. Bobot segar kotor tanaman selada adalah bagian akar dan semua daun yang ada diatas permukaaan tanah. . Tingginya bobot segar kotor tanaman selada pada konsentrasi POC daun kelor 50% dan 75% ini sangat berkaitan erat dengan tingginya jumlah daun pada perlakuan tersebut (tabel 3).Terdapat hubungan yang berbanding lurus antara bobot basah tanaman , jumlah daun sertatinggi tanaman. Semakin banyak jumlah daun maka bobot segar kotor tanaman semakin besar, begitu pula dengan tinggi tanaman, makin tinggi tanaman bobot basah juga semakin tinggi (Mursalim et al, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 443, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rendahnya bobot segar kotor tanaman selada pada perlakuan konsentrasi POC daun kelor 100% sama dengan perlakuan POC daun kelor 50%, diduga karena komposisi unsure hara yang sangat rendah pada kosntrasi POC daun kelor 25% sedangkan pada konsentrasi POC daun kelor 100% diaanggap terlalu berlebihan unsure haranya.Komposisi dan kadar unsure hara makro dan mikro sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Salim et al (2003) menyatakan bahwa pemupukan tanaman yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kecukupan haranya akan mengakibatkan gangguan pada tanaman. Pertumbuhan tanaman yang lebih baik dapat tercapai apabila unsure hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman berada dalam bentuk tersedia, seimbang dan jumlah yang optimum.Senyawa saponin merupakan senyawa polar yang keberadaannya dalam tumbuhan dapat diekstraksi dengan pelarut polar maupun semipolar (Monalisa dan Dita, 2011).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 51, "width": 43, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "132 ❒", "type": "Page header" }, { "left": 255, "top": 64, "width": 184, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2302-9668 (Print), 2809-1183 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 790, "width": 242, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fruitset Sains, Vol.11, No. 2 Juni 2023: pp 126-132", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 165, "width": 443, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil analisis statistika dan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa konsentrasi pupuk organik cair (POC) daun kelor berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman selada, selain itu juga bahwa konsentrasi pupuk organic cair (POC) daun kelor 50% sudah dapat meningkatkan pertambahan tinggi tanaman, pertambahan jumlah daun, bobot segar kotor dan bobot segar bersih tanaman selada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 70, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Referensi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 267, "width": 443, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aguinaldo, A.M. 2007. Selected Zingiberaceae Species Exhibiting Inhibitory Activity Against Mycobacterium tuberculosis H37Rv: PhytochemicalProfile. The Garden’s 19 Bulletin, Singapore. Ajizah, A. 2004. Sensitivitas Salmonella thyphimurium terhadap ekstrak daun Psidium guajava L., Bioscientiae 1(1):8-31. Anwar S., Yulianty, E., Hakim, A., Fasya, A.G., Fauziyah, B., Muti’ah, R. 2014. Ujitoksisitas", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 336, "width": 276, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ekstrak aquades (suhu kamar) dan aquades panas (70°C) daun kelor", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 336, "width": 415, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Moringa oleifera Lamk.) terhadap larva udang Artemiasalina Leach. Jurnal Archemy 3(1): 84-92.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 371, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Busani, M., Julius, P.M., dan Voster, M. 2012. Antimikrobial activities of Moringa oleifera", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 359, "width": 46, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lam leaf", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 370, "width": 247, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "extract. African Journal of Biotechnology 11(11):2797-2802.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 366, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Djannah, S.N. dan Desiyanto,A.A. 2013. Efektivitas mencuci tangan menggunakan cairan", "type": "Text" }, { "left": 481, "top": 382, "width": 44, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembersih", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 393, "width": 268, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tangan antiseptik (Hand Sanitizer) terhadap jumlah angka kuman.", "type": "List item" }, { "left": 409, "top": 393, "width": 89, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesmas, 7(2):55-112.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 441, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dharma, W,Utami, Yuswanti H, dan Dharmawanti P. 2005. Buku Ajar Fisiologi Tumbuhan. Laboratorium Ekofisiologi Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Denpasar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haki, M. 2009Efek Ekstrak Daun Talok (Muntingia calabura L.) terhadap Aktivitas Enzim SGPT pada Mencit yang Diinduksi Karbon Tetraklorida. Skripsi S1, Fakultas Kedkteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 442, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Krisnadi A . 2015. Kelor Super Nutrisi. Blora. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Kartika, RD. 2013 Pengaruh pupuk Organik Cair Daun Kelor Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy Yang Ditanam Secara Hidroponik. Universitas Sriwijaya. Palembang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 497, "width": 442, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masduki. 1996. Efek Antibakteri Ekstrak Biji Pinang (Areca catechu) terhadap S.aureus dan E.coli. Cermin Dunia Kedokteran, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 441, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Monalisa dan Dita. 2011. Uji daya antibakteri ekstrak daun tapak liman (Elephantopus scaber L.) terhadap S.aureus dan Salmonella typhi. Jurnal Bioma IX(2):1-7.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 441, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Notohadiprawiro, Soeprapto, dan E. Susilowati, 2006. Pengelolaan Kesuburan Tanah dan Peningkatan Efisiensi Pemupukan. Yogyakarta. Ilmu Tanah. UGM.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 441, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Posangi, I., Posangi, J., dan Wuisan, J. 2012. Efek ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) pada kadar kolesterol total tikus wistar, Jurnal Biomedik37- 42.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 317, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rukmana R. 1994. Budidaya Tanaman Selada. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 442, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salim, A., Mustaha dan Suhardi, 2003. Acuan Rekomendasi Pemupukan Tanaman Sayur-sayuran. Paket Informasi tanaman Sayuran. Universitas Sriwijaya. Palembang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 441, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Waterhouse, A. 2002. Folin ciocalteau micro method for total phenol in wine. American Journal of Enology and Viticulture 28:1-3.", "type": "Text" } ]
c45b1401-a827-ddd0-51e5-c2474c50aa42
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/pharmacon/article/download/42906/41922
[ { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 776, "width": 8, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 88, "width": 454, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FORMULATION AND ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF TOOTHPASTE ETHYL ASETATE FRACTION OF LEILEM LEAVES (Clerodendrum minahassae L.) AGAINTS", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 121, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Streptococcus mutans", "type": "Section header" }, { "left": 66, "top": 171, "width": 465, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN PASTA GIGI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN LEILEM (Clerodendrum minahassae L.) TERHADAP BAKTERI", "type": "Section header" }, { "left": 243, "top": 204, "width": 111, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Streptococcus mutans", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 233, "width": 274, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anggun C. N. Egam 1) , Hosea J. Edy 1) , Surya S. Abdullah 1)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 248, "width": 455, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 272, "width": 139, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 325, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 344, "width": 485, "height": 137, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Leilem leaves (Clerodendrum minahassae L.) is one type of plant that can be used as an antibacterial because it contains active chemical compounds such as phenols, flavonoids, alkaloids, steroids, and terpenoids. This study aimed to formulate the ethyl acetate fraction of leilem leaves toothpaste that is physically good and to obtain the optimum toothpaste inhibition with dosage concentrations of 7.5%, 10%, and 12.5% against the growth of Streptococcus mutans bacteria. This research uses laboratory experimental method. The results showed that the ethyl acetate fraction toothpaste preparation filled the physical evaluation requirements, that is organoleptic, homogeneity, spreadability, adhesion and pH. The antibacterial activity testing of the leilem leaves fraction toothpaste showed that the average diameter for F1 was 9.75 mm, F2 was 11.75 mm, and F3 was 13.08 mm. Based on the results of the study, it can be concluded that all formulations of the ethyl acetate fraction of leilem leaves provide antibacterial activity and filled the requirements of the physical test of the preparation and the greatest antibacterial activity is at F3 of 13.08 mm with a dosage concentration of 12.5%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 336, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Leilem Leaves, Toothpaste, Antibacterial, Streptococcus Mutans", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 527, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 543, "width": 485, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun Leilem ( Clerodendrum minahassae L .) merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri karena mengandung senyawa kimia aktif seperti fenol, flavonoid, alkaloid, steroid, dan terpenoid. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan sediaan pasta gigi fraksi etil asetat daun leilem yang baik secara fisik serta mendapatkan daya hambat pasta gigi yang optimum dengan konsentrasi sediaan 7,5%, 10%, dan 12,5% terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus Mutans . Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sediaan pasta gigi fraksi etil asetat memenuhi persyaratan evaluasi fisik yaitu organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat dan pH. Pengujian aktivitas antibakteri pasta gigi fraksi daun leilem menunjukkan bahwa diameter rata-rata untuk F1 yaitu 9,75 mm, F2 yaitu 11,75 mm, dan F3 yaitu 13,08 mm. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa semua formula sediaan fraksi etil asetat daun leilem memberikan aktivitas antibakteri serta memenuhi persyaratan uji fisik sediaan dan aktivitas antibakteri yang paling besar yaitu pada F3 sebesar 13,08 mm dengan konsentrasi sediaan 12,5%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 707, "width": 349, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Daun Leilem, Pasta Gigi, Antibakteri, Streptococcus Mutans", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 100, "width": 226, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (2013), kasus karies gigi di Indonesia terjadi peningkatan. Pada tahun 2007, penderita karies gigi aktif meningkat sebesar 9,8% dari angka 43,4% menjadi 53,2%, sedangkan penderita pengalaman karies meningkat 5,1% dari angka 67,2% pada tahun 2007 dan naik menjadi 72,3% pada tahun 2013. Karies gigi yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus mutans dapat dicegah dengan bantuan tindakan mekanis maupun senyawa kimiawi seperti menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi. (Mason, 2000)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 226, "height": 339, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan alam yang dapat digunakan untuk mencegah karies gigi yaitu Tanaman leilem (Clerodendrum minahassae L.) yang merupakan salah satu jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai antibakteri (Bontjura S, 2015). Banyak dari genus ini digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai pengobatan secara turun temurun untuk mengobati berbagai macam penyakit karena tanaman ini mengandung senyawa kimia aktif seperti fenol, flavonoid, steroid, dan terpenoid (Shrivastava dan Patel, 2007). Senyawa aktif seperti flavonoid disintesis oleh tanaman sebagai sistem pertahanan dan dalam responsnya terhadap infeksi oleh mikroorganisme sehingga senyawa ini efektif sebagai senyawa antimikroba terhadap sejumlah mikroorganisme (Parubak dan Sulu, 2013). Berdasarkan penjelasan di atas penulis melakukan penelitian mengenai formulasi sediaan pasta gigi dengan menggunakan fraksi daun leilem (Clerodendrum minahassae L .) untuk memanfaatkan daun leilem (Clerodendrum minahassae L .) yang masih kurang diberdayakan dengan menjadikan sediaan pasta gigi herbal yang berkualitas, aman dan sehat sesuai dengan SNI sediaan pasta gigi serta dapat menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans di dalam mulut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 606, "width": 153, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 226, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 sampai dengan Juni 2022 di laboratorium Farmasi lanjut Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 682, "width": 162, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Sam Ratulangi Manado.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 77, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 720, "width": 23, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 733, "width": 226, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan adalah pH meter, alat-alat gelas (Pyrex), rotary evaporator , kaca arlogi, termometer, timbangan digital (Adam), autoklaf,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 226, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "batang pengaduk, cawan petri, inkubator, oven (Inforce), pingset, blender (Miyako), aluminium foil, hot plate (Nesco Lab), sentrifuge (Hettich Zentrifungen), laminar Air Flow (LAF) , ayakan, mistar berskala.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 164, "width": 33, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 176, "width": 226, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun leilem ( Clerodendrum minahassae L .) , bakteri streptococcus mutans, aquadest, etanol 96%, menthol, kalsium karbonat, natrium CMC, NaCL, natrium benzoat, sodium lauril sulfat, saccharin, sorbitol, media NA, Etil Asetat dan kontrol positif (Pasta Gigi Antibakteri Daun Sirih).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 265, "width": 102, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur Penelitian Pengambilan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 290, "width": 226, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel ini diambil di perkebunan Molas, Kecamatan Bunaken, Kota Manado. Setelah diambil dimasukkan dalam wadah yang sudah disiapkan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 86, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparasi Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 366, "width": 226, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daun leilem ( Clerodendrum minahassae L .) dibersihkan di bawah air mengalir sampai bersih, ditiriskan, lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 40°. Daun yang telah kering diblender kemudian disaring.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 442, "width": 48, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstraksi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 455, "width": 226, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Serbuk daun leilem ditimbang seberat 500 gram, dimasukan dalam wadah dan di tambahkan etanol 96% sebanyak 2500 ml lalu diaduk hingga homogen, tutup segera kemudian disimpan dalam ruangan yang terhindar dari cahaya matahari selama 3 hari sambil sesekali di aduk. Setelah direndam selama 3 hari, disaring dengan menggunakan kertas saring lalu diperoleh maserat 1 dan residu. Residu 1 dimaserasi kembali selama 2 hari dengan pelarut etanol 96% sebanyak 1500 ml. Setelah direndam selama 2 hari, disaring menggunakan kertas saring dan memperoleh maserat 2 dan debris 2. Kumpulan maserat yang diperoleh diuapkan dengan rotary vacum evaporator pada temperature 40 o C sampai memperoleh ekstrak kental.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 670, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fraksinasi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 682, "width": 226, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak kental daun leilem yang telah diperoleh, dimasukkan dalam gelas beker, lalu dilarutkan dengan aquadest. Setelah itu dimasukkan dalam corong pisah dan ditambahkan pelarut etil asetat kemudian dikocok hingga homogen. Dibiarkan beberapa saat hingga terbentuk lapisan air dan lapisan etil asetat,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 226, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian masing-masing ditampung dalam wadah yang terpisah. Lapisan air ditambahkan dengan pelarut etil asetat dan dikerjakan dengan perlakuan yang sama dengan prosedur sebelumnya, dan dilakukan sampai tiga kali replikasi. Untuk lapisan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 225, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "etil yang diperoleh kemudian dievaporasi hingga kering sehingga memperoleh fraksi daun leilem kemudian ditimbang. Untuk perbandingan antara aquadest, esktrak kental daun leilem dan juga pelarut etil asetat yaitu 10:1:10.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 239, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formulasi Sediaan Pasta Gigi Fraksi Daun Leilem", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 166, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Formula Sediaan Pasta Gigi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 434, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nama Bahan Fungsi Konsentrasi (% b/b) I II III Ekstrak Daun Leilem Bahan aktif 7,5 10 12,5 Na CMC Basis Pasta 0,375 0,375 0,375 Sorbitol Humectants 7,5 7,5 7,5 Mentol Pengaroma 0,125 0,125 0,125 Natrium benzoat Pengawet 0,125 0,125 0,125 Sodium Lauril Sulfat Surfaktan 0,25 0,25 0,25 Sodium Saccharin Pemanis 0,05 0,05 0,05 Kalsium Karbonat Abrasive 7,5 7,5 7,5 Aquades ad Pelarut 100 % 100 % 100 %", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 431, "width": 108, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan Pasta Gigi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 443, "width": 226, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menimbang bahan aktif fraksi daun leilem dengan variasi konsentrasi 7,5%, 10%, dan 12,5% dan bahan tambahan Na CMC, sorbitol, kalsium karbonat, natrium lauril sulfat, natrium benzoat, natrium sakarin, menthol dan aquadest. Kemudian Na CMC didispersikan dalam aquades panas. Mentol dilarutkan dalam aquadest, lalu ditambahkan sorbitol. Ditambahkan dispersi Na CMC, kalsium karbonat dan larutan natrium benzoat. Lalu ditambahkan fraksi daun leilem, kemudian ditambahkan Sodium Lauril sulfat dan saccharin kemudian diaduk sampai homogen.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 109, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Fisik Sediaan Uji Organoleptik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 633, "width": 226, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian dilakukan secara kualitatif dengan melihat bentuk, aroma dan warna dari sediaan pasta gigi. Sediaan dikatakan baik jika memenuhi standar nasional pasta gigi yaitu lembut, homogen, tidak ada gelembung udara, gumpalan dan partikel yang terpisah (Gratia dkk, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 722, "width": 82, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 734, "width": 226, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian dilakukan dengan cara pasta gigi dioleskan sebanyak 3 kali diambil dari 3 bagian yang berbeda yaitu bagian atas, tengah dan bawah", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 431, "width": 226, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada kaca objek kemudian dilakukan pengamatan visual apakah sediaan sudah homogen atau belum. Sediaan dikatakan baik jika memenuhi standar kualitas pasta gigi yang didasarkan SNI No.12- 3524-1995 yaitu homogen, tidak ada gelembung udara, gumpalan dan partikel yang terpisah (Gratia dkk, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 532, "width": 75, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Daya Sebar", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 545, "width": 226, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sampel seberat 1 g diletakan di antara 2 kaca. Lalu diberi beban sebesar 50 g di atas kaca dan diukur diameternya sebelum dan sesudah 1 menit pemberian beban. Beban 50 g ditambahkan dan ditunggu selama 1 menit. Lalu diukur kembali diameternya. Pengukuran diameter dilakukan pada 3 titik yang berbeda dan diambil rata - ratanya. Pasta gigi yang baik memiliki rentang daya sebar yang sesuai dengan sediaan pasta gigi pasaran yaitu sebesar 2,61 – 5,32 cm (Doko, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 671, "width": 75, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Daya Lekat", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 684, "width": 226, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sediaan pasta gigi sebanyak 0,25 g ditimbang dan diletakan pada kaca objek kemudian ditutup dengan kaca objek yang lain sampai tertutup sempurna. Beban seberat 1 kg diletakkan di atas kaca objek yang menutupi sediaan selama 5 menit. Kemudian beban sebesar 80 g digunakan untuk melepaskan objek gelas dari lekatan pasta gigi.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 226, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu yang digunakan untuk melepas kedua kaca objek kemudian diukur menggunakan stopwatch (Marchaban et al , 2017).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 35, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji pH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 151, "width": 226, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji dilakukan dengan cara mengukur sediaan secara langsung dengan menggunakan pH meter sebanyak 3 kali lalu diambil rata – ratanya. pH sediaan dikatakan baik jika memenuhi standar mutu pasta gigi berdasarkan SNI 8861:2020 yaitu sebesar 6 – 10.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 125, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Aktivitas Antibakteri Sterilisasi Alat dan Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 265, "width": 226, "height": 136, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sterilisasi dilakukan dengan cara yang sesuai terhadap masing-masing alat. Alat-alat yang disterilkan harus dalam keadaan bersih dan kering. Tabung reaksi, gelas ukur, erlenmeyer, cawan petri ditutup mulutnya dengan kapas lalu aluminium foil. Kemudian disterilkan dalam oven pada suhu 180 0 C, selama 2 jam. Medium pembenihan dan larutan NaCl distrerilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 0 C selama 30 menit. Pinset dan jarum ose disterilkan dengan cara dipijarkan pada nyala Bunsen (Afni, dkk, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 417, "width": 183, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembuatan medium nutrien agar (NA)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 226, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menimbang medium Nutrien Agar (NA) sebanyak 4 gram dilarutkan dalam 200 ml aquadest menggunakan erlenmeyer. Media dihomogenkan diatas penangas air sampai media Nutrien Agar benar-benar larut. Larutan tersebut kemudian disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121 0 C selama 30 menit. Disimpan pada lemari pendingin, dan dipanaskan Kembali ketika digunakan (Afni, dkk, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 90, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyiapan Bakteri", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 226, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Bakteri uji Streptococcus mutans dari biakan murni, diambil 1 ose lalu diinokulasikan dengan cara digoreskan pada medium Nutrien Agar (NA) miring. Setelah itu diinkubasi pada suhu 37 0 C selama 24 jam. Biakkan bakteri diambil dengan jarum ose steril lalu disuspensikan kedalam tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan NaCl 0,9% sampai didapat kekeruhan suspensi bakteri yang sama dengan kekeruhan standar Mc.Farland, ini berarti konsentrasi suspensi bakteri adalah 10 8 CFU/ml. Konsentrasi suspensi bakteri 10 8 CFU/ml yang digunakan pada pengujian aktivitas antibakteri (Afni, dkk, 2015)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 226, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi Fraksi Daun Leilem", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 226, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji daya antibakteri pada penelitian ini menggunakan metode difusi dengan cara sumuran. Prosedur yang dilakukan adalah menyiapkan medium Nutrien Agar (NA) yang telah disterilkan dalam autoklaf suhu 121 0 C selama 15 menit. Kemudian dalam keadaan masih hangat nutrien agar dituangkan pada 3 cawan petri steril berukuran 9 cm sebanyak 15 ml, lalu didiamkan hingga padat. Menyiapkan suspensi bakteri Streptococcus mutans yang telah diinokulasikan dalam NaCl 0,9%, lalu mencelupkan kapas steril ke dalam suspensi bakteri kemudian dioleskan pada medium NA (Afni, dkk, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 278, "width": 226, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membuat sumuran (lubang) pada medium nutrien agar menggunakan alat tips diameter 7 mm dengan jarak dari tepi cawan yaitu 2 cm, jarak antar sumur 3 cm, dan untuk kedalaman sumurnya 4 mm agar daerah pengamatan tidak bertumpu pada masing-masing cawan (Aseng dkk, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 226, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian menyiapkan sampel pasta gigi sebanyak 0,1 g pada variasi konsentrasi 7,5%, 10%, 12,5%, kontrol negatif dan kontrol positif. Pengujian dilakukan dengan cara memasukkan pasta gigi dengan berbagai konsentrasi masing- masing sebanyak 0,1 g ke dalam sumuran, kemudian cawan petri diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 0 C. Pengukuran menggunakan alat ukur mistar berskala dilakukan pada zona bening yang terbentuk disekeliling sumuran yang menunjukkan zona hambat pertumbuhan bakteri (Afni, dkk, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 518, "width": 145, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Ekstraksi dan Fraksinasi", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 226, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekstrak daun leilem sebanyak 500 gram diekstraksi dengan cara dingin yaitu metode maserasi. Metode maserasi dipilih karena cara pengerjaan sederhana, peralatan yang mudah di dapat dan tidak memerlukan alat khusus, biaya operasionalnya relatif rendah, tanpa pemanasan. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut Etanol 96% karena pelarut ini menyari hampir keseluruhan kandungan simplisia baik non polar, semi polar maupun polar (Anshori, dkk., 2009). Pelarut ini bersifat selektif, tidak beracun dan bersifat universal yang cocok untuk mengekstrak semua golongan senyawa metabolit sekunder (Kristanti dan Novi, 2008). Dari proses maserasi didapat maserat dan residu. Maserat yang didapatkan kemudian dievaporasi. Proses evaporasi bertujuan untuk mendapatkan ekstrak kental sampel dengan cara memisahkan pelarut", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 226, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan ekstrak melalui mendidihkan atau menguapkan pelarut pada suhu tertentu. Diperoleh ekstrak kental sebanyak 61,2 g. Rendemen yang diperoleh 12,24%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 138, "width": 226, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fraksinasi dilakukan untuk memisahkan zat cair dengan zat cair berdasarkan tingkat kepolarannya . Penggunaan pelarut etil asetat bertujuan untuk memisahkan seyawa golongan polifenol ataupun flavonoid (kusumaningtyas, dkk, 2008). Dari fraksinasi yang dilakukan, diperoleh hasil fraksi 8,2 g dan rendemen yang diperoleh yaitu 13,4%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 252, "width": 112, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Sediaan Fisik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 265, "width": 226, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji yang dilakukan pada penelitian ini yaitu uji organoleptik, uji homogenitas, uji daya lekat, uji daya sebar, dan uji pH. Uji evaluasi fisik sediaan pasta gigi dilakukan untuk mengetahui apakah sediaan sudah sesuai atau tidak dengan standar pasta gigi yang telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 366, "width": 83, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Organoleptik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 226, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji organoleptik pasta gigi yang diamati antara lain bentuk sediaan, warna dan aroma. Hasil dapat dilihat pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 143, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 445, "width": 208, "height": 190, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula Pengamatan Bentuk Sediaan Warna Bau F1 Semi Padat Hijau Tua Khas Daun Leilem F2 Semi Padat Hijau Tua Khas Daun Leilem F3 Semi Padat Hijau Tua Khas Daun Leilem", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 653, "width": 226, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian organoleptik pasta gigi fraksi etil asetat daun leilem menunjukkan memiliki warna hijau tua, beraroma khas daun leilem, dan bentuk sediaan semi padat. Warna dan bau yang dihasilkan merupakan hasil dari penambahan fraksi, tampak dari perubahan warna pasta gigi yang semula berwarna putih dan berbau menthol, setelah ditambahkan fraksi daun leilem menjadi berwarna hijau tua dan bau khas daun leilem.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 226, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semakin tinggi konsentrasi fraksi pada pasta gigi maka semakin kuat bau dan semakin pekat warna yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 138, "width": 82, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Homogenitas", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 151, "width": 226, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui proses pembuatan pasta gigi bahan aktif obat dengan bahan tambahan lainnya tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga pasta gigi yang dihasilkan mudah digunakan dan terdistribusi secara merata pada permukaan gigi (Masduqi, 2017). Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 265, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 281, "width": 123, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula Pengamatan F1 Homogen F2 Homogen F3 Homogen", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 381, "width": 226, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian homogenitas menunjukkan bahwa pasta gigi fraksi daun leilem memenuhi persyaratan homogenitas karena tidak adanya butir-butir kasar atau bahan-bahan yang masih menggumpal. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan yang dibuat sesuai dengan syarat homogenitas yaitu sediaan harus homogen, tidak ada gelembung udara, gumpalan dan partikel yang terpisah (Ditjen POM, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 508, "width": 75, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Daya Sebar", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 520, "width": 225, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji daya sebar sediaan pasta gigi dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan menyebar pasta gigi pada saat pemakaian. Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 584, "width": 137, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Daya Sebar", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 599, "width": 217, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula Pengamatan (cm) Rata- Rata±SD P1 P2 P3 F1 3,50 3,45 3,45 3,46±0,02 F2 3,40 3,45 3,30 3,38±0,07 F3 3,10 3,20 3,20 3,16±0,05", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 686, "width": 226, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pasta gigi yang baik memiliki rentang daya sebar yang sesuai dengan sediaan pasta gigi pasaran yaitu sebesar 2,61 – 5,32 cm. Daya sebar yang terlalu tinggi menunjukkan konsistensi pasta terlalu encer serta mudah hancur atau meluruh seperti lotion dan sulit diaplikasikan pada saat pemakaiannya (Doko, 2018). Hasil pengujian daya", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 226, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebar pasta gigi fraksi daun leilem memliki daya sebar dengan rata-rata 3,46 (F1), 3,38 (F2), dan 3,16 (F3), sehingga dapat disimpulkan bahwa sediaan pasta gigi fraksi daun leilem memenuhi persyaratan uji daya sebar.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 75, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Daya Lekat", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 226, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji daya lekat bertujuan untuk melihat kekuatan pasta gigi untuk melekat pada sikat dan permukaan gigi. Hasil uji daya lekat dapat dilihat pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 136, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Daya Lekat", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 253, "width": 214, "height": 142, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula Pengamatan (detik) Rata- Rata±SD P1 P2 P3 F1 1,50 1,55 1,52 1,52±0,02 F2 1,58 1,53 1,56 1,56±0,02 F3 1,57 1,59 1,62 1,59±0,02", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 421, "width": 226, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk nilai daya lekat tidak terdapat parameter yang pasti namun berdasarkan penelitian Bangun (2014), pasta gigi idealnya memiliki daya lekat 1 – 6 detik. Daya lekat yang tinggi menunjukkan konsistensi sediaan lebih padat, elastis dan mudah melekat pada sikat gigi akan tetapi memiliki penyebaran yang kurang baik. Sebaliknya, daya lekat yang rendah biasanya dimiliki pasta dengan konsistensi yang lebih encer dan tidak begitu melekat pada sikat gigi tetapi mampu menyebarkan bahan aktif dengan baik (Bangun, 2014; Doko, 2018). Hasil pengujian daya lekat sediaan pasta gigi fraksi daun leilem memiliki rata-rata yaitu 1,52 (F1), 1,56 (F2), dan 1,59 (F3), sehingga memenuhi syarat daya lekat sediaan pasta gigi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 623, "width": 35, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji pH", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 226, "height": 35, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji pH bertujuan untuk menguji kesesuaian derajat keasaman sediaan dengan mukosa mulut. Hasil uji pH dapa dilihat pada tabel 6.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 674, "width": 99, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Hasil Uji pH", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 689, "width": 211, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula Pengamatan Rata- Rata P1 P2 P3 F1 7,9 7,9 7,9 7,9±1,08 F2 7,9 7,9 7,9 7,9±1,08", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 89, "width": 191, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F3 7,9 8 8 8±0,05", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 122, "width": 229, "height": 301, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai pH pasta gigi yang baik ialah nilai yang termasuk pada rentang yang ditetapkan SNI 8861:2020 dan rentang pH yang dapat diterima mukosa mulut. pH pasta gigi yang baik menurut SNI ialah 6 – 10. Apabila pasta gigi dengan pH yang terlalu rendah dapat menyebabkan iritasi dan mempermudah pertumbuhan bakteri asidogenik yang hidup pada lingkungan asam seperti Streptococcus mutans dan Lactobacillus pada pH 4,5-5,5. Selain itu, apabila pH berada dibawah 5,5 akan berpotensi dapat menyebabkan terjadinya demineralisasi gigi dan kerusakan email gigi sehingga menyebabkan karies gigi (Widodo et al , 2015; Shetty et al 2013 dan Tanabe et al , 2013). Jika pasta gigi dengan pH yang terlalu tinggi maka dapat menekan pertumbuhan bakteri seperti Streptococcus mutans dan memungkinkan terjadinya remineralisasi gigi serta memperkuat lapisan enamel sehingga mencegah terjadinya karies gigi (Khamisli et al , 2019). Hasil pengujian pH seluruh sediaan pasta gigi fraksi daun leilem memenuhi persyaratan SNI 8861:2020 dengan rata-rata masing-masing sediaan yaitu 7,9 (F1), 7,9 (F2), dan 8 (F3).", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 438, "width": 121, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Aktivitas Antibakteri", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 451, "width": 226, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji aktivitas antibakteri sediaan pasa gigi fraksi daun leilem dilakukan untuk mengetahui konsentrasi sediaan yang paling besar dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Uji dilakukan 3 kali replikasi.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 527, "width": 179, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 676, "width": 226, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian aktivitas antibakteri dilakukan terhadap sediaan pasta gigi fraksi daun leilem dengan berbagai konsentrasi sebagai sampel uji, basis pasta gigi sebagai kontrol negatif, dan pasta gigi antibakteri daun sirih sebagai kontrol positif. Metode yang digunakan yaitu metode difusi dengan cara sumuran. Metode sumuran memiliki", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 547, "width": 116, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formula Replikasi (mm)", "type": "Picture" }, { "left": 333, "top": 555, "width": 205, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝒙 ̅ ± SD Ket. R1 R2 R3 K- 0 0 0 - - K+ 14,25 14,75 14 14,33±0,38 Kuat F1 9,25 10,25 9,75 9,75±0,50 Sedang F2 10,75 12,75 11,75 11,75±1,00 Kuat F3 12,75 14,25 12,25 13,08±1,04 Kuat", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 226, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kelebihan dibandingkan dengan metode lain seperti cakram, yaitu lebih mudah dalam pengukuran zona hambat yang terbentuk dan lebih sensitif. Hal ini dikarenakan sampel tidak hanya beraktivitas diatas media saja, tetapi juga sampai dibawah (Junanto dkk, 2008). Daya hambat menurut Davis dan Stout (1971) terbagi atas : sangat kuat (zona hambat > 20 mm), kuat (zona hambat 10-20 mm), sedang (zona hambat 5 10 mm) dan lemah (zona hambat <5 mm). Pengujian aktivitas antibakteri ditentukan berdasarkan diameter zona hambat disekitar pencadangan/sumuran media Nutrien Agar (NA).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 240, "width": 226, "height": 364, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengujian yang didapat dengan konsentrasi 7,5%, 10%, dan 12,5% menunjukan aktivitas antibakteri dengan adanya zona hambat disekitar sumuran. Diameter zona hambat disekitar sumuran diukur menggunakan mistar berskala dengan cara mengukur secara horizontal dan vertikal kemudian hasil yang didapatkan dikurangi diameter sumuran 7 mm. Pasta gigi fraksi daun leilem konsentrasi 7,5% memberikan daya hambat 9,75 mm yang dikategorikan memiliki daya hambat sedang, konsentrasi 10% memberikan daya hambat 11,75 mm dan konsentrasi 12,5% memberikan daya hambat 13,08 mm yang dikategorikan memiliki daya hambat yang kuat. Kontrol positif memberikan daya hambat 14,33 mm dan kontrol negatif tidak memberikan daya hambat karena menghasilkan zona hambat 0 mm. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa pasta gigi fraksi daun leilem dengan konsentrasi 7,5%, 10%, dan 12,5% bisa menghambat aktivitas bakteri Streptococcus mutans dengan menjadikan konsentrasi terbesar yaitu 12,5% dikarenakan pada konsentrasi tersebut memiliki daya hambat yang paling besar. Zona hambat yang terbentuk karena adanya senyawa antibakteri pada daun leilem fenol, terpenoid, steroid, alkaloid dan flavonoid. Dari hasil yang didapat menunjukkan semakin tinggi konsentrasi sediaan fraksi daun leilem maka semakin besar daya hambat yang dihasilkan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 619, "width": 77, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 226, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa fraksi daun leilem dapat diformulasikan menjadi sediaan pasta gigi herbal antibakteri yang sudah memenuhi syarat uji evaluasi fisik yang meliputi, pegujian organoleptik, homogenitas, daya sebar, daya lekat, dan pH.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 708, "width": 226, "height": 60, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sediaan pasta gigi herbal fraksi daun leilem memiliki aktivitas antibakteri pada bakteri Streptococcus Mutans , dimana sediaan pasta gigi yang paling baik yaitu pasta gigi dengan konsentrasi 12,5%.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 100, "width": 41, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 226, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan evaluasi fisik yang belum dilakukan yaitu uji viskositas dan pengujian stabilitas fisik sediaan untuk mengetahui mutu dari sediaan.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 176, "width": 104, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 189, "width": 226, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdullah, S. S., Djide N., Natsir, S. 2021. KLT Bioautografi Hasil Partisi Esktrak Etanol Herba Bandotan ( Ageratum conyzoides L.) terhadap Shigella dysentriae, Chem. Prog. 14(1) : 14-21.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 252, "width": 226, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afni, N., Said, N., & Yuliet, Y. (2015). Uji Aktivitas Antibakteri Pasta Gigi Ekstrak BijiPinang (Areca Catechu L.) Terhadap Streptococcus Mutans dan Staphylococcus Aureus . Jurnal Farmasi Galenika (Galenika Journal of Pharmacy) (e-Journal) , 1(1), 48- 58 .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 341, "width": 226, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aseng, Khotimah, S., Armyanti, I. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Infusa Daun Mangga Bacang ( Mangifera foetida L.) dan Infusa Lidah Buaya ( Aloe Vera L.) Terhadap Staphylococcus aureus . [Skripsi]. Fakultas Kedokteran, Pontianak. Badan Standarisasi Nasional. 2020. Standar Nasional Indonesia Pasta Gigi. SNI 8861:2020. Jakarta : Badan Standardisasi Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 226, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bangun, F. O. 2014. Pengaruh Peningkatan", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 480, "width": 198, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsentrasi Sorbitol dalam Sediaan Pasta Gigi Karbopol yang Mengandung Minyak Kayu Manis ( Cinnamomum burmanii ). [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 226, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bontjura, S., Waworuntu, O. A., Siagian, K. V.", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 556, "width": 198, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015. Uji Efek Antibakteri Ekstrak Daun Leilem ( Clerodendrum Minahassae L.) Terhadap Bakteri Streptococcus Mutans. Jurnal Ilmiah Farmasi. 4(4) : 99. Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 632, "width": 226, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doko, Kamelia Intany. 2018. Uji Aktivitas Antibiofilm terhadap Streptococcus mutans dan Optimasi CMC Na dan Sorbitol pada Formula Pasta Gigi Gel Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lmk.). [Skripsi]. Fakultas Farmasi USD, Yogyakarta.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 708, "width": 226, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Davis, W.W., & Stout, T. R. 1971. Disc Plate Methods of Microbiological Antibiotic Assay .Microbiology . 22(4): 659-665.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 746, "width": 225, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditjen POM, Depkes RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 45, "width": 456, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,", "type": "Section header" }, { "left": 372, "top": 58, "width": 167, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 12 Nomor 1, Februari 2023", "type": "Page header" }, { "left": 533, "top": 777, "width": 8, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 195, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 113, "width": 226, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edy, H., J., dan Marchaban, dan S. Wahyuno, dan A. E. Nugroho. 2016. Formulasi dan Uji Sterilitas Hidrogel Ekstrak Etanol Daun Tagetes erecta L. Pharmacon. 5(2): 9-16.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 164, "width": 225, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edy, H., J., dan Marchaban, dan S. Wahyuno, dan A. E. Nugroho. 2019. Pengujian Aktivitas", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 226, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Antibakteri Hidrogel Ekstrak Etanol Daun Tagetes erecta L. Jurnal MIPA. 8(3): 96-98. Edy, H., J., Parwanto, M. L. E. 2020. Aktivitas antimikroba dan potensi penyembuhan luka ekstrak tembelekan (Lantana camara Linn.). Jurnal Biomedika dan Kesehatan. 3(1) : 33 Gratia, B., Yamlean, P. V. Y., Mansauda, K. L. R. 2021. Formulasi Pasta Gigi Ekstrak Etanol Buah Pala (Myristica Fragrans Houtt.). Jurnal Ilmiah Farmasi. 10(3) : 969-970. Program Studi Farmasi FMIPA Universitas Sam Ratulangi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 341, "width": 226, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Junanto, T., Sutarno, dan Supriyadi. 2008. Aktivitas antimikroba ekstrak angsana (Pterocarpus indicus) terhadap Bacillus subtilis dan Klebsiella pneumoniae.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 391, "width": 226, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bioteknologi 5(2): 63-69 Kemenkes RI. 2013. Situasi Kesehatan gigi dan Mulut. Pusat Data dan Informasi. Jakarta : Indonesia. Legi, A.P., Edy, H.J., Abdullah , S. S., (2021), Formulasi Dan Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Sabun Cair Ekstrak Etanol Daun Sirsak ( Annona Muricata Linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus , Pharmacon, 10(3), 1058–1065.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 226, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mason, S. 2000. Dental Hygiene, dalam : Butler, H. (Ed.), Poucher’s Perfume, Cosmetics and Soap . Kliwe Academy Publishers,The", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 59, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Netherlands.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 226, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marchaban, Fudholi, A., Saifullah, T.N., Martien, R., Kuswahyuning, R., Bestari, A. N. 2017.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 225, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknologi Formulasi Sediaan Cair Semi Padat 3rd Edition . UGM Press, Yogyakarta. Mopangga, E., Yamlean, P. V. Y., & Abdullah, S. S. (2021). Formulasi Sediaan Sabun Mandi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 644, "width": 226, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Padat Ekstrak Etanol Daun Gedi ( Abelmoschus manihot L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus epidermidis . Pharmacon, 10(3), 1017–1024. Parubak, Apriani Sulu. 2013. Senyawa Flavonoid yang Bersifat Antibaktri dari Akway ( Drimys becariana. Gibbs). Chem. Prog. Vol. 6, No.1. Sinrang, V.N.S., Edy, H.J., Abdullah, S.S.,, (2022), Formulasi Sediaan Obat Kumur Ekstrak", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 88, "width": 198, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Etanol Biji Pinang ( Areca catechu L. ), Pharmacon, 11(1), 1342–1349.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 113, "width": 226, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shrivastava N, Patel T. 2007. Clerodendrum and Heathcare: an Overview. Medicinal and Aromatic Plant Science and Biotechnology. Gujarat : India", "type": "Text" } ]
dc489ac3-35b6-c271-dbdd-36c3bf1d790e
https://ejournals.umn.ac.id/index.php/IJNMT/article/download/2047/1117
[ { "left": 157, "top": 783, "width": 381, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021 57", "type": "Page footer" }, { "left": 454, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Page header" }, { "left": 114, "top": 91, "width": 401, "height": 77, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cyberbullying Sentiment Analysis with Word2Vec and One-Against-All Support Vector Machine", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 186, "width": 207, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lionel Reinhart Halim 1 , Alethea Suryadibrata 2", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 201, "width": 352, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2 Department of Informatics, Universitas Multimedia Nusantara, Tangerang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 212, "width": 218, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 237, "width": 113, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted on May 19, 2021 Approved on June 09, 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 220, "height": 310, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract —Depression and social anxiety are the two main negative impacts of cyberbullying. Unfortunately, a survey conducted by UNICEF on 3 rd September 2019 showed that 1 in 3 young people in 30 countries had been victims of cyberbullying. Sentiment analysis research will be conducted to detect a comment that contains cyberbullying. Dataset of cyberbullying is obtained from the Kaggle website, named, Toxic Comment Classification Challenge. The pre-processing process consists of 4 stages, namely comment generalization (convert text into lowercase and remove punctuation), tokenization, stop words removal, and lemmatization. Word Embedding will be used to conduct sentiment analysis by implementing Word2Vec. After that, One-Against-All (OAA) method with the Support Vector Machine (SVM) model will be used to make predictions in the form of multi labelling. The SVM model will go through a hyperparameter tuning process using Randomized Search CV. Then, evaluation will be carried out using Micro Averaged F1 Score to assess the prediction accuracy and Hamming Loss to assess the numbers of pairs of sample and label that are incorrectly classified. Implementation result of Word2Vec and OAA SVM model provide the best result for the data undergoing the process of pre-processing using comment generalization, tokenization, stop words removal, and lemmatization which is stored into 100 features in Word2Vec model. Micro Averaged F1 and Hamming Loss percentage that is produced by the tuned model is 83,40% and 15,13% respectively.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 220, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Index Terms —One-Against-All; multi labelling; sentiment analysis; Toxic Comment Classification Challenge; Word2Vec; word embedding", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 641, "width": 82, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. I NTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 291, "height": 112, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cyberbullying refers to bullying that uses electronic technology such as smartphones and the internet. A victim of cyberbullying may increase the risk of low self-esteem [1]. Low self-esteem can cause anxiety and depression [2]. These impacts are supported by the statistics provided by Broadband Search regarding mental health that comes from cyberbullying that depression and social anxiety are in the top 2 ranks [3]. Unfortunately, 1 out of 3 young people in 30 countries has been a victim", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 272, "width": 86, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "of cyberbullying [4].", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 289, "width": 220, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To prevent cyberbullying from happening, detection will be needed. This detection can be achieved by NLP technique which focuses on the interactions between computers and human (natural) languages to do text processing [5]. One of them is sentiment analysis with its ultimate task is to do emotion identification [6]. Sentiment analysis will be used by implementing the Word Embedding approach. This approach will represent words into a vector space and will be achieved by using Word2Vec with Continuous Bag-of-Words (CBoW) model architecture. This model will take words as input and generate vectors as outputs. By using Word2Vec, semantic relationships between words in a sentence can also be found [7]. Thus, Word2Vec has a great role in performing sentiment analysis.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 479, "width": 220, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Detection of cyberbullying will be done by using sentiment analysis from Word2Vec and implementing Multi-label Classification. There will be six classes that will be used, namely toxic, severe toxic, obscene, threat, insult, and identity hate. Support Vector Machine (SVM) model will be used to do classification as it is performed better in text processing [8]. Then, One-Against-All (OAA) strategy will be used to be able to implement Multi-label Classification on the SVM.", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 608, "width": 115, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. L ITERATURE R EVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 627, "width": 82, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Pre-processing", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 644, "width": 220, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pre-processing is an important step to transform text into a better form with the intention of preparing text for the next step. Pre-processing steps includes [9]:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 694, "width": 157, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Converting all letters to lower case", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 712, "width": 105, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Removing stop words", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 730, "width": 113, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Removing punctuations", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 748, "width": 206, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Converting text into its root forms (lemmatization)", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 382, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "58 IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 85, "width": 205, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Splitting the text into smaller pieces (tokenization)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 91, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Word Embedding", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 221, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Word embeddings are type of word representation in a form of a vector. This approach is widely used in the case of Information Retrieval (IR) and Natural Language Processing (NLP) because of its ability to capture semantic and syntactic information from a word, so that words containing similar meanings can be measured [10].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 230, "width": 63, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Word2Vec", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 221, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Word2Vec is one of the models used to implement Word Embedding. This model gets input from a collection of texts and generates a vector of the words. This vector can be used to find the proximity of each word in the vector space [11]. Thus, this model can check all the representation that has been learned and displays the closest word [12], as shown in Table I.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 357, "width": 34, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE I.", "type": "Table" }, { "left": 129, "top": 357, "width": 133, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "W ORD C OSINE D ISTANCE Word Distance spain 0.678515 belgium 0.665923 netherlands 0.652428 italy 0.633130 switzerland 0.622323 luxembourg 0.610033 portugal 0.577154 russia 0.571507 germany 0.563291 catalonia 0.534176", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 159, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Continuous Bag-of-Words(CBoW)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 221, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CBoW is Word2Vec model rchitectures to create word embedding. The function of this model architecture is to predict a word based on the surrounding words [13]. The network model of CBoW is shown in Fig. 1.", "type": "Text" }, { "left": 374, "top": 314, "width": 113, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 1. CBoW model architecture", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 339, "width": 147, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Support Vector Machine (SVM)", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 354, "width": 220, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Support vector machine (SVM) was introduced by Vapnik. The objective of this algorithm is to classify data points by using hyperplane or separator function between classes [14]. There are four hyperparameters used in this algorithm, such as:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 415, "width": 45, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kernel", "type": "List item" }, { "left": 350, "top": 436, "width": 192, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This parameter will affect the type of hyperplane that will be used to separate the data. The Linear kernel will use a linear hyperplane (straight lines as in 2-dimensional space). The Radial Basis Function (RBF) and Polynomial kernels will use a non-linear hyperplane. An illustration of the kernel can be seen in Fig. 2 [15].", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 630, "width": 204, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 2. Illustrations of Linear Kernel (left), Polynomial Kernel", "type": "Caption" }, { "left": 385, "top": 639, "width": 92, "height": 7, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(center), RBF Kernel (right)", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 657, "width": 207, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Regularization Parameter This parameter affects the margin", "type": "Table" }, { "left": 350, "top": 689, "width": 191, "height": 43, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maximization value. The smaller the value, the larger the margin that can be formed. On the other hand, the larger the value, the smaller the margin that will be formed [15].", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 783, "width": 381, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021 59", "type": "Page footer" }, { "left": 454, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 85, "width": 45, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Degree", "type": "List item" }, { "left": 114, "top": 106, "width": 191, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Degree is a parameter that will affect the flexibility of the hyperplane that is formed. The larger the value, the more flexible the boundary will be [16], as shown in Fig. 3.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 269, "width": 180, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 3. Illustrations of the differences of degree values", "type": "Caption" }, { "left": 100, "top": 286, "width": 48, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Gamma", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 306, "width": 192, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gamma determines how big and how far the influence of the training data sample is. If the value is small, then the result is far apart. The result of using different gamma values is shown in Fig. 4 [15].", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 453, "width": 182, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 4. Illustrations of the differences of gamma values", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 479, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. One-Against-All (OAA)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 496, "width": 221, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One-Against-All is a strategy to train samples to each available class. By doing this, a sample can obtain a binary value for each class and it can be known whether a class is part of the sample or not. OAA has higher accuracy value than One-Against- One and is more suitable for relatively small number of labels [17].", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 589, "width": 125, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. Micro Averaged F1 Score", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 221, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Micro Average F1 Score (Micro-f1) is a method to get the average of F1 score values. The Micro-f1 will be calculated as follows [18]:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 255, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1)    The is the precision value", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 220, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "calculated using micro averaged approach formulated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 753, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2)", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 99, "width": 220, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "And The is the recall value calculated", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 110, "width": 220, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "using micro averaged approach formulated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 139, "width": 206, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) The value of is the total class that is available.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 194, "width": 56, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The value of", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 194, "width": 220, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "is the number of true positives in class k. The value of is the number of false", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 220, "width": 220, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "positives in class k. The value of is the number of false negatives in class k.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 255, "width": 81, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. Hamming Loss", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 273, "width": 220, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamming Loss is a metric specifically designed for multi-class (also called multi label) learning [19]. This metric is used to calculate how many misclassified pairs of sample and label. The range of values generated by the Hamming Loss metric is between 0 to 1 or 0 to 100 in percentage.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 348, "width": 220, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Smaller value of this metric means better the classification model that has been created. The calculation is carried out using the following equation [20].", "type": "Text" }, { "left": 527, "top": 411, "width": 14, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(4)", "type": "Text" }, { "left": 402, "top": 443, "width": 60, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. M ETHOD", "type": "Picture" }, { "left": 321, "top": 464, "width": 52, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Dataset", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 478, "width": 220, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The dataset that will be used is the Toxic Comment Classification Challenge, available on the Kaggle Page [21]. This dataset is collected from Wikipedia page and has a focus to learn the negative behavior of online chatting. There are around 150.000 records for training data that is provided by this dataset. The dataset is divided into 6 classes, namely toxic, severe toxic, obscene, threat, insult, and identity hate. Fig. 5 shows the first two data in the dataset.", "type": "Text" }, { "left": 366, "top": 628, "width": 130, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 5. The first two data in the dataset", "type": "Caption" }, { "left": 321, "top": 654, "width": 89, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. System Overview", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 668, "width": 220, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The dataset file is in CSV format and will be retrieved in the first process. After retrieving dataset, it will go through pre-processing step. This step includes:", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 718, "width": 206, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Generalization, which is the process of converting text into lowercase and removes punctuation.", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 759, "width": 206, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Tokenization, which is the process to break a", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 382, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "60 IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 87, "width": 222, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "text into the smallest form without losing its meaning.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 114, "width": 205, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Stopwords Removal, which is the process to omit very common words to give more accurate result, such as „the‟, „a‟, „an‟, „in‟, etc.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 167, "width": 233, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatization, which is the process to change word into its root forms, for example, words „liked‟, „liking‟, „and „likes‟ will be change to „like‟.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 248, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After pre-processing, the dataset is trained to the Word2Vec model. We use CBoW model architecture since this model architecture is faster and considered as the best approach for the use of words that are not unique.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 221, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the process is done, we generalize the data distribution to avoid overfitting. After that, the generalized data will be prepared to be used by SVM. When the data is prepared, it will first pass through Hyperparameter Tuning and the best parameters from this process are used to predict. Finally, the prediction results will be evaluated using Micro Averaged F1 Score and Hamming Loss. Fig. 6 shows the system main flowchart.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 681, "width": 80, "height": 7, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 6. Main flowchart", "type": "Caption" }, { "left": 131, "top": 709, "width": 130, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. R ESULTS AND D ISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 221, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The experiment is performed with Google Colaboratory and Python version 3. We conducted 4 types of pre-processing as follows.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 762, "width": 110, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Words with stop words", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 85, "width": 123, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Words without stop words", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 103, "width": 161, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatized words with stop words", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 121, "width": 174, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatized words without stop words", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 142, "width": 220, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After pre-processing, each type is trained to the Word2Vec model twice, the first one is using 50 features and the second one is using 100 features. Eight types of Word2Vec models that will be generated are as follows.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 203, "width": 165, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Words with stop words + 50 features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 221, "width": 170, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Words with stop words + 100 features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 239, "width": 178, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Words without stop words + 50 features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 258, "width": 183, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Words without stop words + 100 features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 276, "width": 206, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatized words with stopwords + 50 features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 306, "width": 206, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatized words with stopwords + 100 features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 335, "width": 206, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatized words without stopwords + 50 Features", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 365, "width": 206, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Lemmatized words without stopwords + 100 Features", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 397, "width": 220, "height": 90, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We divided the data so that 70% of the data is for learning and 30% of the data is for testing. Before the training begin, we generalized the data distribution to avoid overfitting. The training data that have been prepared will be used to tune the OAA SVM model. The tuning process will look for the best combination of 3 types of parameters. The three types of parameters are as follows.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 493, "width": 206, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Regularization [0.001, 0.01, 0.1, 1, 10, 100, 1000]", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 522, "width": 133, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kernel [„linear‟, „rbf‟, poly‟]", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 541, "width": 76, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Degree [3,4,5]", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 561, "width": 220, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the tuning process, it is found that the best parameter configuration as follows.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 588, "width": 92, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Regularization = 1", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 606, "width": 74, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Kernel = RBF", "type": "List item" }, { "left": 335, "top": 624, "width": 62, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": " Degree = 3", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 645, "width": 220, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table II shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model with stop words and 50 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 80,77% and Hamming Loss percentage is 17,85%.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 720, "width": 229, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE II. P ERFORMANCE OF M ODEL WITH S TOP W ORDS + 50 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.74 0.78", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 783, "width": 381, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021 61", "type": "Page footer" }, { "left": 454, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Page header" }, { "left": 123, "top": 87, "width": 161, "height": 106, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Insult 0.75 0.86 Obscene 0.84 0.84 Severe Toxic 0.62 0.79 Threat 0.62 0.81 Toxic 0.95 0.90 Micro Average 0.78 0.84 Micro f1 0.8077 Hamming Loss 0.1785", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 204, "width": 221, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table III shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model with stop words and 100 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 81,29% and Hamming Loss percentage is 17,05%.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 279, "width": 227, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE III. P ERFORMANCE OF M ODEL WITH S TOP W ORDS + 100 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.80 0.78 Insult 0.74 0.86 Obscene 0.84 0.81 Severe Toxic 0.64 0.76 Threat 0.66 0.81 Toxic 0.95 0.90 Micro Average 0.80 0.83 Micro f1 0.8129 Hamming Loss 0.1705", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 445, "width": 221, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table IV shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model without stop words and 50 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 82,23% and Hamming Loss percentage is 16,23%.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 520, "width": 216, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE IV. P ERFORMANCE OF M ODEL WITHOUT S TOP W ORDS + 50 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.81 0.81 Insult 0.75 0.83 Obscene 0.87 0.86 Severe Toxic 0.66 0.80 Threat 0.64 0.81 Toxic 0.95 0.88 Micro Average 0.80 0.84 Micro f1 0.8223 Hamming Loss 0.1623", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 686, "width": 221, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table V shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model without stop words and 100 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 82,90% and Hamming Loss percentage is 15,51%.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 87, "width": 37, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE V.", "type": "Table" }, { "left": 359, "top": 87, "width": 180, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P ERFORMANCE OF M ODEL WITHOUT S TOP W ORDS + 100 W ORD 2V EC F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.81 0.81 Insult 0.75 0.82 Obscene 0.88 0.86 Severe Toxic 0.68 0.80 Threat 0.68 0.82 Toxic 0.95 0.89 Micro Average 0.82 0.84 Micro f1 0.8290 Hamming Loss 0.1551", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 253, "width": 220, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table VI shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model with lemmatized words, stop words and 50 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 80,73% and Hamming Loss percentage is 17,74%.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 328, "width": 203, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE VI. P ERFORMANCE OF M ODEL WITH L EMMATIZED W ORDS + S TOP W ORDS + 50 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.76 0.76 Insult 0.73 0.85 Obscene 0.82 0.82 Severe Toxic 0.64 0.80 Threat 0.65 0.82 Toxic 0.95 0.89 Micro Average 0.78 0.83 Micro f1 0.8073 Hamming Loss 0.1774", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 494, "width": 220, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table VII shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model with lemmatized words, stop words and 100 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 81,92% and Hamming Loss percentage is 16,45%.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 569, "width": 203, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE VII. P ERFORMANCE OF M ODEL WITH L EMMATIZED W ORDS + S TOP W ORDS + 100 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.79 0.79 Insult 0.76 0.86 Obscene 0.84 0.82 Severe Toxic 0.65 0.77 Threat 0.69 0.80 Toxic 0.95 0.90 Micro Average 0.80 0.84 Micro f1 0.8192 Hamming Loss 0.1645", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 735, "width": 220, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table VIII shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model with lemmatized words, without stop words and 50", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 382, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "62 IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 220, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 82,29% and Hamming Loss percentage is 16,28%.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 139, "width": 203, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE VIII. P ERFORMANCE OF M ODEL WITH L EMMATIZED W ORDS WITHOUT S TOP W ORDS + 50 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.79 0.79 Insult 0.75 0.84 Obscene 0.86 0.87 Severe Toxic 0.66 0.82 Threat 0.65 0.82 Toxic 0.95 0.89 Micro Average 0.80 0.85 Micro f1 0.8229 Hamming Loss 0.1628", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 305, "width": 221, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table IX shows precision, recall, micro average, micro f1, and Hamming Loss of the model with lemmatized words, without stop words and 100 features. From 650 testing data, the micro-f1 percentage is 83,40% and Hamming Loss percentage is 15,13%.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 392, "width": 203, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE IX. P ERFORMANCE OF M ODEL WITH L EMMATIZED W ORDS WITHOUT S TOP W ORDS + 100 F EATURES Category Precision Recall Identity Hate 0.81 0.83 Insult 0.76 0.82 Obscene 0.88 0.86 Severe Toxic 0.68 0.82 Threat 0.67 0.81 Toxic 0.96 0.90 Micro Average 0.82 0.85 Micro f1 0.8340 Hamming Loss 0.1513", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 221, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table X shows the overall performance for each classifier model. Micro-f1 metric requires high value to be considered as a good model and Hamming Loss metric requires low values to be considered as a good model. Table X also shows that the model which goes through lemmatization, without stop words, and with 100 features is the best model in this experiment. The Micro-f1 percentage is 83,40% and Hamming Loss percentage is 15,13%.", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 679, "width": 194, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TABLE X. O VERALL P ERFORMANCE FOR E ACH M ODEL", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 694, "width": 199, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Micro-f1 Hamming Loss With Stopwords + 50 features 80.77% 17.85% With Stopwords + 100 features 81.29% 17.05% Without Stopwords + 50 features 82.23% 16.23% Without Stopwords + 100 features 82.90% 15.51%", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 195, "height": 72, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lemmatize + With Stopwords + 50 features 80.73% 17.74% Lemmatize + With Stopwords + 100 features 81.92% 16.45% Lemmatize + Without Stopwords + 50 features 82.29% 16.28% Lemmatize + Without Stopwords + 100 features 83.40% 15.13%", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 168, "width": 220, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After getting the values of Micro-f1 and Hamming Loss from each model, we chose the best model for the prediction using OAA SVM. Fig. 7 shows predicting process to evaluate whether the comments “Your brain is now working, you are so idiot!” contain cyberbullying or not.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 272, "width": 88, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 7. Predicting process", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 297, "width": 220, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 8 shows the result of the pre-processing stage for generalization. In this process, there was a word conversion into lowercase and punctuation removal.", "type": "Text" }, { "left": 382, "top": 366, "width": 98, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 8. Generalization results", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 392, "width": 220, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The result of the pre-processing stage for stop words removal is shown in Fig. 9. Common words are removed in this process, such as “your”, “is”, “not”, “you”, “are”, and “so”.", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 476, "width": 123, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 9. Stop Words Removal Results", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 501, "width": 220, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 10 shows the result of the pre-processing stage for lemmatization. Words are changed into its root forms.", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 577, "width": 99, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 10. Lemmatization results", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 603, "width": 220, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After the pre-processing stage, data preparation is performed to be used by the SVM model as shown in Fig. 11. This preparation will average all words from the context, making it exactly has 100 features.", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 783, "width": 381, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021 63", "type": "Page footer" }, { "left": 454, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Page header" }, { "left": 153, "top": 214, "width": 84, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 11. Averaged vectors", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 221, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 12 shows the result of the prediction probability values. This probability can be used if there is a need to create own threshold.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 380, "width": 121, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 12. Prediction probability values", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 221, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 13 shows the result of prediction in text value. From this result, it can be concluded that the sentence “Your brain is not working, you are so idiot!” contains cyberbullying in the form of insult, obscene, and toxic.", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 570, "width": 104, "height": 7, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fig. 13. Prediction result in text", "type": "Caption" }, { "left": 118, "top": 597, "width": 158, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. C ONCLUSION AND F UTURE W ORK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 613, "width": 221, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the research that has been conducted, it can be concluded that the Word2Vec and OAA SVM methods can be implemented to carry out cyberbullying sentiment analysis. The most optimal model based on hyperparameter tuning is by using pre-processed words (lemmatized and without stop words) and 100 features in the Word2Vec model. Then, using Regularization value by 1, RBF Kernel, and Degree value by 3 in the OAA SVM model. Micro Averaged F1 and Hamming Loss percentage that is product by this tuned model is 83,40% and 15,13% respectively.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 87, "width": 220, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Since the prediction model that is used is still classifying labels independently, there is no relation between one label with another. The final result still in the form of a model. Therefore, a classifier model that can also determine the relationship between labels like Classifier Chains might be a consideration for future research.", "type": "Text" }, { "left": 404, "top": 182, "width": 65, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 321, "top": 195, "width": 218, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] J. W. Patchin and S. Hinduja, “Cyberbullying and Self- Esteem”. Journal of school health . 2013.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 216, "width": 220, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] J. F. Sowislo and U. orth, “Does low self-esteem predict depression and anxiety? A meta-analysis of longitudinal studies”. Psychological bulletin . 2013.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 248, "width": 220, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] 51 Critical Cyber Bullying Statistics in 2020, 2020, available at broadbandsearch.net/blog/cyber-bullying-statistics.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 269, "width": 220, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] UNICEF, UNICEF poll: More than a third of young people in 30 countries report being a victim of online bullying, 2019, available at https://www.unicef.org/press-releases/unicef-poll- more-third-young-people-30-countries-report-being-victim- online-bullying .", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 316, "width": 220, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] O. Oueslati, A. I. S. Khalil and H. Ounelli, “Sentiment Analysis for Helpful Review Prediction”. International Journal of Advanced Trends in Computer Science and Engineerning Vol.7, No.3, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 356, "width": 220, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] A. Rusli, A. Suryadibrata, S. B. Nusantara and J. C. Young, “A Comparison of Traditional Machine Learning Approaches for Supervised Feedback Classification in Bahasa Indonesia”. IJNMT (International Journal of New Media Technology) Vol.7, No.1, PP.28-32, 2020.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 403, "width": 220, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] J. C. Young and A. Rusli, “Review and Visualization of Facebook‟s FastText Pretrained Word Vector Model”. International Conference on Engineering, Science, and Industrial Applications (ICESI) PP.1-6, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 444, "width": 220, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] P. P. Sihombing, R. Jayadim E. Chandra and S. Liu, “Support Vector Machine-Based Hoax Detection on Indonesian Online News”. International Journal of Advanced Trends in Computer Science and Engineering Vol.9, No.4, 2020.", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 482, "width": 220, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] A. Esuli and F. Sebastiani, “Training Data Cleaning for Text Classification”. Conference on the Theory of Information Retrieval PP.29-41, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 512, "width": 220, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] Y. Liu, Z. Liu, T. S. Chua, M. Sun. “Topical Word Embeddings”. Twenty-Ninth AAAI Conference on Artificial Intelligence . 2015.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 544, "width": 220, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] S. Kadam, A. Gala, & P. Gehlot. Word Embedding Based Multinomial Naive Bayes Algorithm for Spam Filtering. 2018 Fourth International Conference on Computing Communication Control and Automation , 1-5, 2018.", "type": "Table" }, { "left": 321, "top": 583, "width": 220, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] Google, Google Code Archive – Long-term Storage for Google Code Project Hosting, 2013, available at https://code.google.com/archive/p/word2vec/", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 612, "width": 220, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] R. Zhao, K. Mao. “Fuzzy Bag-of-Words Model for Document Representation”. IEEE Transactions on Fuzzy Systems , 794- 804. 2017.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 642, "width": 220, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] C. Silva and B. Ribeiro, “The Importance of Stop Word Removal on Recall Values in Text Categorization”. Proceedings of the International Joint Conference on Neural Networks PP.1661-1666, 2003.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 683, "width": 220, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] F. Pedregosa, et al. “Scikit-learn: Machine Learning in Python”. Journal of Machine Learning Research , 2825-2830 vol. 12. 2011.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 713, "width": 220, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] A. Ben-Hur, C. S. Ong, S. Sonnenburg, B. Schölkopf and G. Rätsch. “Support Vector Machines and Kernels for Computational Biology”. PLoS Computational Biology . 2008.", "type": "List item" }, { "left": 321, "top": 741, "width": 220, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] K. Milgram, M. Cheriet and R. Sabourin, “One Against One or One Against All: Which One is Better for Handwriting Recognition with SVMs?”. 2006.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 782, "width": 382, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "64 IJNMT (International Journal of New Media Technology), Vol. 8, No. 1 | June 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 86, "top": 59, "width": 85, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2355-0082", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 220, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] V. V. Asch, “Macro and Micro-averaged Evaluation Measures”. Belgium: CLiPS Vol.49, 2013", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 220, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] M. Zhang and K. Zhang, “Multi-label Learning by Exploiting Label Dependency”. Proceedings of the 16 th ACM SIGKDD International Conference on Knowledge Discovery and Data Mining PP.999-1008, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 220, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] G. Tsoumakas and I. Vlahavas, “Random k-labelsets: An Ensemble Method for Multilabel Classification”. European Conference on Machine Learning PP.406-417, 2007", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 177, "width": 220, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] Kaggle, Toxic Comment Classification Challenge. Kaggle,", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 186, "width": 200, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018, available at https://www.kaggle.com/c/jigsaw-toxic- comment-classification-challenge/overview/timeline.", "type": "List item" } ]
3a11d7bc-631d-fb56-7555-072b2db18c38
https://ejournal.uika-bogor.ac.id/index.php/EDUCATE/article/download/13/3784
[ { "left": 185, "top": 30, "width": 242, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate", "type": "Section header" }, { "left": 183, "top": 87, "width": 229, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 112, "width": 282, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 7, No. 2, Juli 2022, hlm. 317-326 DOI: 10.32832/educate.v7i2.7851", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 702, "width": 349, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diserahkan : 22-07-2022 Disetujui : 25-07-2022. Dipublikasikan : 29-07-2022", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 720, "width": 421, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kutipan : Widiyanti, M., & Gatot, M. (2022). Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris Siswa SMP Negeri 1 Bojonggede . Educate: Jurnal Teknologi Pendidikan, 7(2), 327-337. doi: http://dx.doi.org/10.32832/educate.v7i2.7851", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 766, "width": 21, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "327", "type": "Page footer" }, { "left": 472, "top": 36, "width": 105, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2527-7677 E-ISSN 2614-8331", "type": "Page header" }, { "left": 77, "top": 133, "width": 446, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DAN KEMANDIRIAN TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA SMP NEGERI 1 BOJONGGEDE", "type": "Section header" }, { "left": 195, "top": 217, "width": 207, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marfie Widiyanti 1* , Masitowati Gatot 2", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 232, "width": 264, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Pascasarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 245, "width": 296, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1* [email protected], 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 273, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 286, "width": 454, "height": 237, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mewabahnya virus Covid-19, Perubahan Proses pembelajaran di Indonesia dan belahan dunia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah Mengeluarkan surat edaran No 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID-19 yaitu Proses belajar dari rumah dengan menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tujuan, metode dan hasil penelitian). Dengan menggunakan jejaring online dan Web. Sekolah-sekolah diseluruh dunia harus cepat beradaptasi dengan system digital untuk memfasilitasi proses pembelajaran jarak jauh. Seiring menurunnya laju penyebaran COVID-19, Pembelajaran Tatap Muka mulai dibuka dengan Ketentuan tetap menjaga protokol kesehatan dan siswa yang hadir hanya 50%. Pemberlakuan system tatap muka dan kombinasi daring berdampak pada menurunnya hasil belajar dan tingkat kemandirian belajar. Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran Problem Based learning dan kemandirian belajar siswa. Metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desain 2X2 faktorial. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan hasil belajar dan data kuesioner kemandirian. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa kelompok yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari yang dibelajarkan dengan model konvensional, terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirin, kelompok kemandirian tinggi lebih cocok dibelajarkan dengan model Pembelajaran Problem Based Learning siswa belajar lebih aktif, kreatif dan berinovasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 547, "width": 314, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : problem based learning, kemandirian, hasil belajar", "type": "Section header" }, { "left": 253, "top": 578, "width": 100, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 601, "width": 454, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di era globalisasi bahasa inggris menjadi elemen pendukung untuk kita bersosialisasi dengan orang asing di seluruh dunia. Hal ini terkait dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat, sehingga kapasitas diri kita pun harus senantiasa dikembangkan, salah satunya adalah kapasitas kemampuan kita dalam berbahasa inggris. Fungsi bahasa inggris tidak sekedar sebagai alat komunikasi tetapi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 70, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiyanti, Gatot", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 17, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "328", "type": "Page footer" }, { "left": 373, "top": 767, "width": 145, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate, Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahasa inggris juga sebagai pengantar dalam ilmu pengetahuan. Peran pemerintah dalam menyongsong era globalisasi, salah satunya dengan merancang kurikulum 2013 sebagai model pembelajaran abad ke-21. Didalamnya terdapat pergeseran pembelajaran dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu dari berbagai sumber belajar melampaui batas guru dan satuan pendidikan Pembelajaran bahasa inggris tingkat SMP disusun untuk meningkatkan kemampuan berbahasa inggris para siswa. Penyajian materi pelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis teks, baik lisan maupun tulisan dengan menempatkan bahasa Inggris sebagai sarana berkomunikasi, berfikir, dan mengolah rasa(Permendikbud No 24, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 455, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mewabahnya virus Covid-19, Perubahan Proses pembelajaran di Indonesia dan belahan dunia mengalami perubahan yang sangat signifikan. Untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, Pemerintah Mengeluarkan surat edaran No 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran COVID- 19 yaitu Proses belajar dari rumah dengan menggunakan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Dengan menggunakan jejaring online dan Web", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 455, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring menurunnya laju penyebaran COVID-19, Pemerintah mengeluarkan surat keputusan bersama SKB 4 mentri tentang Panduan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan. Pembelajaran tatap muka hanya dihadiri oleh 50% siswa dalam satu kelas. Pemberlakuan pembelajaran tersebut berdampak pada menurunnya hasil belajar dan tingkat kemandirian belajar siswa. Sebelum masa pandemi, hasil belajar yang siswa peroleh dari Penilaian Harian (PH) menunjukkan bahwa rata –rata siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 80% dalam satu kelas sedangkan dimasa pandemi, siswa yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 35% dalam satu kelas. Sebelum masa pandemi ketika diberi penugasan oleh guru, siswa yang mengumpukan tugas tepat pada waktunya adalah 75% sedangkan di masa pandemi, Siswa yang mengumpulkan tugas tepat pada waktunya adalah 25%. Hal ini membuktikan bahwa telah terjadi penurunan kemandirian belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 531, "width": 455, "height": 202, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data hasil belajar dan tingkat kemandirian siswa sebelum dan sesudah mewabahnya covid dapat disimpulkan terjadinya kesenjangan hasil belajar maupun kemandirian siswa. Dengan melihat kondisi dilapangan, telah terjadi kesenjangan perolehan hasil belajar dan kemandirian siswa, penulis tertarik untuk menelitinya. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar yang baik dan memenuhi ketuntasan minimal, dan meningkatkan kemandirian belajar siswa, dengan melakukan berbagai terobosan agar dapat menciptakan pembelajaran menjadi efektif, efesien dan menyenangkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut penulis merancang sebuah pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based Learning dan menggunakan metode diskusi dan tanya jawab. Penulis berharap dengan menggunakan model dan metode tersebut dapat meningkatkan kemandirian dan hasil belajar siswa. Siswa tidak hanya sebagai pendengar saja didalam kelas tetapi siswa berkontribusi aktif dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 29, "width": 456, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar …", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 149, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate , Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "329", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa inggris sebagai alat komunikasi baik secara lisan atau tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Jadi kemampuan berkomunikasi dalam arti yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami, manghasilkan teks lisan dan tulisan, yang direaslisasikan kedalam empat ketrampilan yaitu: Mendengarkan, membaca, berbicara, dan menulis. Keempat ketrampilan ini yang digunakan untuk menciptakan wacana dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 206, "width": 455, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar merupakan perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman sehingga terdapat perubahan tingkah laku pada dirinya. Menurut (Buston, 2003) memandang belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu dan individu dengan lingkungannya. Buston berpendapat bahwa unsur utama dalam belajar adalah terjadi perubahan pada seseorang. Perubahan tersebut menyangkut aspek kepribadian yang tercermin dari perubahan yang bersangkutan, yang tentu juga bersamaan dengan interaksinya dengan lingkungan dimana dia berada.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 321, "width": 455, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (Gredler,2011) belajar tidak sekedar terjadinya perubahan tetapi belajar adalah aspek penting bagi seseorang dalam kaitannya sebagai individu dan masyarakat. Ia menjelaskan bagaimana sebagai seorang individu, belajar akan membantunya untuk memperoleh berbagai kemampuan dan ketrampilan yang membuatnya “lengkap” atau “utuh” untuk menjadi seorang manusia. Adapun pentingnya belajar bagi masyarakat adalah untuk mewariskan nilai-nilai, budaya dan pengalaman. Selain itu belajar juga diperlukan untuk melakukan inovasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun peradaban.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 454, "height": 90, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Schunk, 2012) Belajar merupakan suatu aktivitas yang melibatkan perolehan dan pemodifikasian pengetahuan, ketrampilan, strategi, keyakinan, perbuatan dan tingkah laku. Dia menambahkan tak satupun pengertian belajar yang diterima disemua golongan, Akan tetapi setidaknya ada tiga rumusan yang dapat disebutkan sebagai inti dari belajar. Ketiga hal tersebut melibatkan adanya perubahan, Hasil belajar dapat bertahan sepanjang masa, dan belajar diperoleh dari hasil pengalaman.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 455, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar menurut pandangan behaviorisme adalah perubahan yang dapat diukur melalui respon tindakan yang dapat diukur. Menurut pandangan kontrukme yang menyebutkan bahwa belajar adalah mengkontruksi pengalaman sendiri. Berkaitan dengan [engertian belajar yaitu dengan menggunakan sebuah indikator yang disebut hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 634, "width": 454, "height": 75, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (omear hamalik, 2007) Hasil belajar adalah terjadi perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Hasil belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai seseorang siswa setelah mengalami proses belajar dalam mempelajari pelajaran tertentu (mudjiono dan Damayanti,2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 70, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiyanti, Gatot", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 17, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "330", "type": "Page footer" }, { "left": 373, "top": 767, "width": 145, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate, Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada hakekatnya hasil belajar adalah suatu perubahan prilaku yang dapat diamati dan dikur setelah melampaui proses belajar. perubahan prilaku mencangkup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 126, "width": 454, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan (Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2003) pengertian Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi seangkaian peristiwa dirancang, disusun sedemikian rupa untuk memengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne, 1977). Pembelajaran adalah suatu prosesyang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiridalam interaksi dengan lingkungannya (Mohamad, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 454, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran adalah membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.(Syaiful Sagala, 2009). Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar aktif, yang menekankan pada penyedian sumber belajar (Mudjiono dan Damiyanti, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 455, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Tan (2003) Pembelajaran based learning merupakan inovasi dalam pembelajaran karena dalam PBL kemampuan berfikir siswa betul-betul dioptimalisasikan melalui proses kerja kelompok atau tim yang sistematis, sehingga siswa dapat memberdayakan, mengasah, menguji, dan mengembangkan kemampuan berpikirnya secara berkesinambungan. Menurut Ali Mushon (2009, Hal.173), Problem based learning adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegritaskan pengetahuan baru. Pendapat tersebut didukung oleh Syahroni Ejin (2016) yang menyatakan bahwa Problem Based Learning adalah model pembelajaran dimana siswa dihadapkan pada masalah kehidupan nyata (kontektual) dari lingkungan sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep dan berfikir kritis siswa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 455, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (D.Boud. and G,felletii, 1997) Mengemukakan bahwa Problem based Learning adalah inovasi yang paling signifikan dalam pendidikan.(Margetson, 1994) Mengemukakan bahwa kurikulum PBL membantu untuk menigkatkan perkembangan ketrampilan belajar sepanjang hayat dalam pola pikir yang terbuka, reflektif, kritis, dan belajar aktif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 455, "height": 91, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian model pembelajaran Problem Based Learning adalah proses pembelajaran yang diawali dengan pemberian masalah yang terdapat didunia nyata untuk mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik secara optimal melalui proses kerja kelompok yang sistematik dari menalar, komunikasi, dan koneksi dalam memecahkan permasalahan sehingga akan mewujudkan peserta didik yang kritis dengan kreativitas yang tinggi dan memiliki ketrampilan berfikir yang tinggi pula.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 29, "width": 456, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar …", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 149, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate , Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "331", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Pembelajaran Problem Based Learning merupakan penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada Tan, 2000 (Rumana, Dr.2018)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 142, "width": 454, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik Model Pembelajaran problembased learning adalah sebagai berikut: 1. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 454, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di dunia nyata yang tidak terstruktur", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 224, "width": 391, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple perspective)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 455, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 280, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 454, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam, penggunaanya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses yang esensial dalam PBL.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 369, "width": 310, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 390, "width": 454, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Pengembangan ketrampilan inquiry dan pemecahan masalah serta pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari solusi dari sebuah permasalahan,", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 454, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Keterbukaan proses dalam PBL meliputi sitesis dan intergrasi dari sebuah proses belajar", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 438, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. PBL melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dalam proses belajar.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 452, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim dan Nur (2000:13) dan Ismail (2002:1) mengemukakan bahwa langkah- langkah pembelajaran Problem based Learning adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 553, "width": 348, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Langkah-langkah Pembelajaran Problem Based Learning", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 569, "width": 446, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indikator Tingkah Laku Guru 1 Orientasi siswa pada masalah Menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistic yang diperlukan, dan memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecaham masalah 2 Mengorganisasi siswa untuk belajar Membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut 3 Membimbing pengalaman individual/kelompok Mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiyanti, Gatot", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 17, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "332", "type": "Page footer" }, { "left": 373, "top": 767, "width": 145, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate, Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 73, "top": 76, "width": 442, "height": 108, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Indikator Tingkah Laku Guru 4 Mengembangkan dan menyajikan hasil karya Membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, dan membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya 5 Menganalisis dan mengevaluaasi proses pemecahan masalah Membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka dan proses yang mereka gunakan.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 455, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengertian kemandirian menurut Eddy Wibowo (1992:69) adalah sebagai tingkat perkembangan seseorang dimana dia mampu berdiri sendiri dan mengandalkan kemampuan dirinya sendiri dalam melakukan berbagai kegiatan dan menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya. Sedangkan kemandirian secara psikologis dan mentalis yaitu keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan dan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan dari orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang berkemampuan memikirkan dengan seksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dalam segi manfaat atau keuntungannya, maupun segi negative dan kerugian yang dialami (Hasan Basri 1993:53).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 455, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian pengetian kemandirian belajar menurut Haris Mujiman (2005:1) adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu komptensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibagun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 452, "width": 455, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut(Mudjiman, 2011) Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai sesuatu kompetensi guna mengatasi sesuatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Jadi melakukan aktivitaaas belajar menekankan bahwa individu peserta didik yang mengalami secara langsung dan bebas dari ketergantungan, tanpa harus dipaksa orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 455, "height": 75, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Surya (2003 114) Belajar mandiri adalah proses menggerakkan kekuatan atau dorongan dari dalam diri individu yang belajar untuk menggerakkan potensi dirinya mempeeelajari objek belajar tanpa ada tekanan atau pengaruh asing dari luar dirinya. Dengan demikian belajar mandiri lebih mengarah pada pembentukkan kemandirian dalam cara belajar (http://subliyanto.blogspot.com).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 455, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bele and Williams (1978) mendefinisikan belajar mandiri sebagai usaha individu peserta didik yang bersifat otonomis untuk mencapai kompetensi akademis tertentu. Dengan demikian dapat diambil pengertian bahwa Kemandirian Belajar adalah suatu prilaku atau keadaan yang dimiliki seseorang karena ada dorongan dalam dirinya tanpa tergantung orang lain. Agar menjadi siswa yang mandiri seseorang harus belajar, sehingga dapat dicapai kemandirian belajar. Berkaitan dengan hal tersebut, siswa dituntut untuk dapat mengatur dirinya sendiri untuk memulai dari caranya", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 29, "width": 456, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar …", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 149, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate , Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "333", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 455, "height": 42, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengerjakan pekerjaan rumah, menjawab soal-soal yang diajarkan guru, atau mengekplore pengetahuan untuk memecahkan permasalahan di dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 124, "width": 455, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian (1) Lingkungan. “Lingkungan merupakan faktor terpenting dalam membentuk nilai, kepribadian dan kebiasaan individu untuk mandiri dalam menghadapi berbagai masalah yang terjadi disekitar lingkungannya”. (M. hidayat, 2018: 10). Lingkungan keluarga (internal) dan masyarakat (eksternal) membentuk kepribadian seseorang termasuk kemandirian. (2) Pola Asuh. Peran dan pola asuh orangtua sangat berpengaruh dalam penanaman nilai-nilai kemandirian seseorang. (3) Pendidikan. Pendidikan memiliki sumbangan yang berarti dalam perkembangan terbentuknya kemandirian pada diri seseorang yakni (interaksi social). Interaksi social melatih untuk menyesuaikan diri dan bertanggungjawab atas apa yang dilakukan sehingga diharapkan seseorang mampu menyelesaikan masalah yang dihadapinya. (4)Intelegensi. Intelegensi merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap proes sikap, pengambilan keputusan, penyelesaian masalah serta penyesuaian diri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 337, "width": 455, "height": 106, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian pada hakekatnya kemandirian merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan segala sesuatu secara mandiri, baik yang terkait dengan aktivitas diri sendiri maupun aktivitas dalam kesehariannya, tanpa harus tergantung sepenuhnya pada orang lain. Dengan tingkat kemandirian yang tinggi seseorang lebih leluasa bergerak dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Kemandirian juga sangat erat terkait dengan kecerdasan sosial sehingga seseorang lebih percaya diri dalam mengambil keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 449, "width": 455, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dil akukan oleh Indri Anigraheni yang berjudul “Meta Analistik Model Pembelajaran Problem Based Learning” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan berfikir kritis di Sekolah Dasar. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode meta analisis, Hasil dari penelitiannya menunjukkan dengan menggunakan meodel Pembelajaran Problem Based Learning mampu meningkatkan kemampuan berfikir peserta didik mulai dari yang terendah 2,87% sampai yang tertinggi 33,56% dengan rata-rata 12,37%. Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah terletak pada model pembelajaran yang diterapkan pada peserta didik. Perbedaannya yaitu penelitian yang dilakukan sebelumnya untuk meningkatkan ketrampilan berfikir kritis di Sekolah Dasar sedangkan peneliti sendiri ingin meningkatkan Kemandirian belajar Peserta didik terhadap hasil belajar", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 454, "height": 109, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Finta Restu Darniati, yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Kemandirian terhadap hasil belajar Bahasa Inggris Siswa SMPS Galih Agung dan MTS Darul Arafah Deli Serdang Sumatra Utara”. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik yang dibelajarkan dengan strategi Picture and Picture dan hasil belajar bahasa Inggris yang dibelajarkan dengan Cooperative Script juga mengetahi hasil belajar bahasiswa yang memiliki tingkat kemandirian tinggi dan siswa yang tingkat kemandirian rendah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 70, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiyanti, Gatot", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 17, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "334", "type": "Page footer" }, { "left": 373, "top": 767, "width": 145, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate, Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 106, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti adalah sama sama mengukur Kemandirian Belajar Peserta didik. Sedangkan perbedaannya adalah dalam penerapan Model Pembelajaran. Model pembelajaran yang dipergunakan oleh peneliti terdahulu adalah strategi Picture and Picture dengan dibelajarkan menggunaan Cooperative Script, sedangkan saya menggunakan model Pembelajaran Problem Based Learning untuk meningkatkan Kemandirian belajar dan hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 204, "width": 155, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. Metodologi Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 228, "width": 455, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekperimen dengan disain 2X2 faktorial. Metode tersebut adalah untuk mengungkapkan terdapat tidaknya pengaruh antara Model pembelajaran Problem Based Learning dan Kemandirian belajar terhadap Hasil belajar siswa SMP Negeri 1 Bojonggede. Baik secara bersamaan atau secara individu. Disain penelitian 2X2 Faktorial dapat digambarkan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 338, "width": 275, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Desain Penelitian Eksperimen 2X2 Faktorial", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 455, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model (A) Problem based Learning Model Konvensional Total Kemandirian (B) Kemandirian Tinggi (B1) A1B1 A2B1 ∑ B 1 Kemandirian Rendah (B2) A1B2 A2B2 ∑ B 2 Jumlah ∑A 1 ∑A 2 A x B Keterangan : A = Model Pembelajaran B = Kemandirian A1B1 = Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa dengan Kemandirian tinggi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 618, "width": 454, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A1B2 = Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning pada siswa dengan Kemandirian rendah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 650, "width": 455, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A2B1 = Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvesional pada siswa dengan Kemandirian tinggi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 681, "width": 454, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A2B2 = Model pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvesional pada siswa dengan Kemandirian rendah", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 454, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "∑A 1 = Jumlah siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning", "type": "List item" }, { "left": 73, "top": 29, "width": 456, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar …", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 149, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate , Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "335", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 409, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "∑A 2 = Jumlah siswa yang dibelajarkan dengan model Konvensional ∑B 1", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 91, "width": 216, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= Jumlah siswa yang kemandirian tinggi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 296, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "∑B 2 = Jumlah siswa yang kemandirian rendah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 122, "width": 455, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A x B = Interasksi antara model pembelajaran dengan kemandirian siswa kelas IX SMP Negeri 1 ojonggede.", "type": "List item" }, { "left": 217, "top": 188, "width": 169, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 212, "width": 436, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian merupakan perolehan data yang diolah berdasarkan metode yang telah direncanakan yang kemudian dibahas dengan menyajikan hasil penelitian meliputi deskripsi data, pengujian persyaratan analisis, dan hasil pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis yang menggunakan ANAVA ( dua jalur ) diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 291, "width": 231, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Pertama", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 321, "width": 421, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fhitung Ftabel Signifikansi Batas Maksimum Signifikansi Kesimpulan 7.329 4,01 0,009 0,05 terdapat perbedaan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 393, "width": 452, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pengujian pertama diperoleh bahwa terdapat perbedaan model pembelajaran Problem Based Learning (A1) dan Model Konvensional (A2) terhadap hasil belajar.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 450, "width": 220, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis kedua", "type": "Section header" }, { "left": 94, "top": 476, "width": 416, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fhitung Ftabel Signifikansi Batas Maksimum Signifikansi Kesimpulan 7.798 4,01 0,001 0,05 Terdapat interaksi", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 450, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4 pada pengujian kedua diperoleh bahwa terdapat interaksi Interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirian terhadap hasil belajar bahasa Inggris.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 31, "width": 70, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiyanti, Gatot", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 17, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "336", "type": "Page footer" }, { "left": 373, "top": 767, "width": 145, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate, Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 349, "width": 440, "height": 91, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 5 pada pengujian ke tiga tampak bahwa nilai t hiyung sebesar 4,917 nilai t tabel dengan df 37-2 = 35 pada signifikansi 0,005 sebesar 2,030. Karena t hitung > t tabel atau 4,917 > 2,030 dapat disimpulkan terdapat perbedaan antara kelompok siswa kemandirian tinggi yang dibelajarkan dengan model Problem based Learning dan kelompok siswa kemandirian tinggi yang dibelajarkan dengan model konvensional terhadap hasil belajar siswa.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 445, "width": 440, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian hasil belajar kelompok siswa kemandirian tinggi yang dibelajarkan dengan model Problem based Learning lebih tinggi dibandingkan belajar kelompok siswa kemandirian tinggi yang dibelajarkan dengan model konvensional. Hal ini berarti kelompok siswa dengan kemandirian tinggi lebih cocok menggunakan model Problem based Learning.", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 542, "width": 104, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 566, "width": 455, "height": 169, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data simpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah Hasil belajar siswa IX SMP Negeri 1 Bojonggede secara keseluruhan yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran Problem Based Learning dengan kemandirian siswa terhadap hasil belajar mata pelajaran bahasa Inggris di kelas IX SMP Negeri 1 Bojonggede. Hasil belajar mata pelajarana bahasa Inngris pada siswa dengan kemandirian tinggi jika menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning lebih tinggi dari pada yang menggunakan model pembelajaran Konvensional. Hasil belajar mata pelajaran bahasa Inggris siswa kelas IX SMP Negeri 1 Bojonggede yang menggunakan model pembelajaran Problem", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 76, "width": 184, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Independent Samples Test", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 102, "width": 438, "height": 218, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference F Sig. t df Sig. (2- tailed) Mean Difference Std. Error Differenc e Lower Upper Hasil_Belaj ar Equal variances assumed 1.360 .251 4.917 37 .000 8.447 1.718 4.967 11.928 Equal variances not assumed 4.938 36.54 4 .000 8.447 1.711 4.980 11.915", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 29, "width": 456, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Dan Kemandirian Terhadap Hasil Belajar …", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 767, "width": 149, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educate , Vol. 7, No. 2, Juli, 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 502, "top": 767, "width": 19, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "337", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 454, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based Learning lebih rendah dari yang menggunakan model pembelajaran konvesional pada tingkat kemandirian rendah.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 124, "width": 121, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abidin Arief, Zainal. 2011. Media & Teknologi Pembelajaran Inovatif Perspektif Paradigma Baru dalam Pendidikan, Bogor: Penerbit Widya Sakti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basri, H. (1996). Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya. Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 223, "width": 322, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buston, W. . (2003). Psikologi Pendidikan. PT Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 247, "width": 257, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gagne, R. M. (1977). The Condition of learning.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 271, "width": 455, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gredler, M. . (2011). Learning and Instruction:Teori dan aplikasi (edisi keen). Kencana.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 295, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Margetson, D. (1994). Current Educational Reform and the Significance of Problem based Learning. Higher Educ.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 332, "width": 159, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendikbud no 24, (2016).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 356, "width": 455, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mohamad, S. (2014). Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran. Pustaka Bani Quraisy.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudjiman, H. (2011). Managemen Pelatihan Berbasis Belajar Mandiri. Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 418, "width": 397, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudjiono dan Damiyanti. (2014). Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 441, "width": 340, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "omear hamalik. (2007). Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusmana, Dr, M. P. (2018). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme guru (Ed,2). Rajawali Pers.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 503, "width": 455, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Schunk, D. ., & (2012). (n.d.). Learning theorities: An Aducational Perspective (Sixth).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 363, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syaiful Sagala. (2009). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faisal Suleang, Analisis Kemandirian Belajar siswa melalui pembelajaran Daring pada mata pelajaran Matematikan,Juni 2020.Vol.8 N0.1, hal 29-35", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 454, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aan Putra, Systematic Literatur RevieV: Kemandirian Belajar Siswa Pada Pembelajaran Daring,Mei 2021,Vol.02,No.02", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 454, "height": 41, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indri Anugraheni yang berjudul “Meta Analistik dan Model Pembelajaran Problem Based Learning dalam meningkatkan ketrampilan berfikir kritis di sekolah dasar. Vol 14.N0 1(2018)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 675, "width": 454, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Finta Restu Darniati” Pengaruh Strategi pembelajaran dan kemandirian terhadap belajar bahasa inggris siswa SMPS Galuh Agung dan MTS deli serdang Sumatra Utara” Vol 23, No 2 (2016)", "type": "List item" } ]
a42b1be6-361f-9167-436c-0c624402bf8b
https://ejournal.umm.ac.id/index.php/sospol/article/download/5729/5335
[]
316eadc0-9880-8294-88d2-928b462380ef
https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/download/22216/16318
[ { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 75, "width": 360, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "POLICY PERSPECTIVES OF MITIGATION AND RECOVERY DURING COVID-19 PANDEMIC: A NARRATIVE REVIEW", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 349, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perspektif Kebijakan Mitigasi dan Pemulihan Pandemi Covid-19: Tinjauan Pustaka Naratif", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 187, "width": 448, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Withanage Iresha Udayangani Jayawickrama 1 , Weerapperuma Kankanamge Wijaya Sarathchandra Kumarawansa 1 , Kapu Gamage Ravindra Vishwajith Pathirathna 1 , Adikari Mudiyanselage Pamila Sadeeka Adikari 1 , Yaddehige Jayanath Samarasinghe 1 1 Ministry of Health, Sri Lanka", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 232, "width": 231, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondence *: Address: Ministry of Health, Colombo, Sri Lanka | e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 48, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 449, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: The world is in the grip of an unprecedented novel COVID-19 pandemic. These have resulted in massive impacts on humans as well as on economies invariably. Hence, planning for a future pandemic is vital in minimizing deleterious effects.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 330, "width": 449, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aims: The current review aimed to derive common policy perspectives that are important in future planning of a pandemic. Methods: A narrative review was conducted by searching published articles from PubMed, Medline, Scopus, CINAHL, and Google Scholar. Forty-eight articles were selected for the review.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 358, "width": 449, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results: The policy perspectives derived under mitigation were rearranged into surveillance, epidemiology, and lab activities. The policy perspectives under recovery derived were related to economy, supply chain management, sustainable and green concept, and health system.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 449, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion: Understanding common policy perspectives is important in the mitigation and recovery planning of a pandemic with similar nature in the future. The spillover effects in response to the mitigation measures are deemed vital in planning mitigation and recovery measures for future pandemics. Global and regional resource sharing mechanisms are vital when a universal shortage of healthcare resources occurs.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 431, "width": 275, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : mitigation, pandemic management, policy perspectives, recovery", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 472, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 449, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar Belakang: Seluruh dunia menghadapi pandemi COVID-19 yang tidak menentu. Intervensi ini telah menimbulkan dampak yang besar bagi manusia dan perekonomian. Maka, perencanaan pandemi di masa yang akan datang sangat penting untuk meminimalisir dampak buruknya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 449, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan: Tinjauan ini bertujuan menghasilkan perspektif kebijakan umum yang penting untuk perencanaan pandemi di masa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 449, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode: Tinjauan naratif dilakukan dengan menelusuri artikel yang terbit di PubMed, Medline, Scopus, CINAHL, dan Google Scholar. Sebanyak 48 artikel dipilih untuk diulas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 559, "width": 449, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil: Perspektif kebijakan yang diturunkan terkait mitigasi meliputi pengawasan, epidemiologi, dan aktivitas laboratorium. Perspektif kebijakan berkaitan dengan pemulihan ekonomi, penanggulangan rantai pasok, konsep keberlanjutan dan ramah lingkungan, serta sistem kesehatan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 449, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan: Pemahaman mengenai perspektif kebijakan secara umum sangat penting untuk perencanaan mitigasi dan pemulihan pandemi dengan ciri-ciri serupa di masa yang akan datang. Dampak spillover yang berkaitan dengan langkah- langkah mitigasi dianggap penting untuk merencanakan langkah-langkah mitigasi dan pemulihan pandemi di masa yang akan datang. Mekanisme pembagian sumberdaya di tingkat regional dan global penting dilakukan saat sumberdaya pada pelayanan kesehatan tidak mencukupi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 642, "width": 288, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : mitigasi, pemulihan, penanggulangan pandemi, perspektif kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 120, "top": 688, "width": 346, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 Volume 9 No.2 2021 DOI: 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179 Received: (2020-09-24) Revised: (2021-06-07) Accepted: (2021-08-04) Published: (2021-11-28) Published by Universitas Airlangga in collaboration with Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) . This is an Open Access (OA) article distributed under the terms of the Creative Commons Attribution Share-Alike 4.0 International License", "type": "Footnote" }, { "left": 120, "top": 726, "width": 122, "height": 5, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/).", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 67, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 99, "width": 212, "height": 389, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the dawn of 2020, the world has faced an unprecedented threat of COVID- 19, a newly emergent virus that resulted in a pandemic COVID-19. It was originated in Wuhan, China at the end of 2019. It has spread across many continents, challenging the existing healthcare systems there (Tabish, 2020). COVID-19 has a gamut of impacts, quantifying the direct impact on human lives as of May 21st, 2020, with 5,016,171 confirmed cases and 328,471 deaths worldwide (John Hopkins University of Medicine, 2020). In response to the rising number of cases and deaths, non-pharmaceutical measures have been implemented globally in varying combinations since the therapeutics and vaccine are yet to be developed for this novel virus (S. Lai et al. , 2020). The world is grappling to curb the transmission of COVID-19 with concerted efforts, though certain characteristics of the virus have made measures more complicated. The long incubation period, high transmissibility, pre-symptomatic and asymptomatic cases that infect others, and knowledge gap due to the novelty of the virus are some of the factors that largely have contributed to the apparent deleterious effects of COVID-19 (Nunesvaz, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 212, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The nature of the virus, unavailability of preventive and treatment measures, direct and indirect massive impacts COVID-19 have emphasized the need for mitigation and recovery planning for such catastrophe in the future (Douglas et al. , 2020). Further, the relentless globalization and increasing global human interactions have profoundly influenced the transmission of infectious diseases potentially across distant countries, again highlighting the imperative need for national pandemic management planning (Wirth, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 668, "width": 212, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitigation mainly focuses on slowing the transmission, protecting the population and preventing the overwhelming healthcare system by executing mitigation measures at the individual level as well as at the community level (Nova Scotia Health Authority, 2020; Shearer et al. ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 757, "width": 212, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020). However, recovery measures have", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "been implemented primarily in an attempt to resume normal operations through a planned and coordinated approach (Nova Scotia Health Authority, 2020). The implementation of mitigation and recovery measures was supported with the relevant public health policies that have already been available, amended, or newly developed accordingly (The Organisation for Economic Co-operation", "type": "Text" }, { "left": 506, "top": 187, "width": 21, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 200, "width": 212, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Development, 2020). Nevertheless,", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 213, "width": 212, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "heterogeneity was evident in policy options implemented in response to COVID-19 across the countries, as well as across the sectors.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 263, "width": 213, "height": 377, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The fast and untenable spread, global scale, longer disease duration, and devastating direct and indirect impacts complicate the COVID-19 policymaking process (Weible et al. , 2020). In general, policymaking inexorably involves the trade-offs between social, political and ethical values, opinions, interests, and priorities (Verboom, Montgomery, and Bennett, 2016). However, the controversies, differences, and confusions observed in policy perspectives have spawned the need for pragmatic public health policies to be adopted during the COVID-19 pandemic and similar outbreaks to other potential pandemics (Weible et al. , 2020). Hence, this study took a chance to review the decisions and actions undertaken for mitigation and recovery measures during the COVID-19 pandemic and identify common policy perspectives for combatting the massive effects of other pandemics globally. According to the background of the issue, the present study aimed to review the current literature on mitigation and recovery responses during the COVID-19 pandemic and derive policy perspectives deemed imperative for the preparedness of a future pandemic with common nature.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 655, "width": 42, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 681, "width": 94, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Search", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 693, "width": 213, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The article search was performed on PubMed, MEDLINE, Scopus, and CINAHL. The period covered in the search was from January 2020 to May 2020. Review protocol has been used to make the process clear and consistent", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "thoroughly. Database search was done manually to the lists of identified articles. Besides, some primary articles within grey literature were also discovered in Google Scholar. Further, Google search was also used to identify the relevant documents from the government institutional websites to support the scope of interest and find preprint articles due to inadequacy of peer-reviewed literature at the moment of the data collection. Search strategies were finalized with the inputs of a research librarian (Supplementary material- Search Strategies). The search terms used were Response*,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 212, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitigation*, Recovery*, Rehabilitation*,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 263, "width": 212, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reconstruction*, Pandemic*, COVID-19, Coronavirus 2019, and SARS-CoV-2. Only articles including human subjects and in the English language were included in the study.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 339, "width": 152, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data extraction and analysis", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 352, "width": 212, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To identify whether articles and reports met the inclusion criteria, five review authors screened the titles, abstracts, and summaries of all retrieved records. These articles and reports were selected independently, and the results were discussed to decide on the final selection. After reading the full texts of all eligible articles and reports, a collective final decision was taken for each record. The selection process has been summarized in Figure 1", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 275, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The reports published with guidance in response to COVID-19 mitigation and recovery measures were also included in the review in addition to those found in the databases. Data extraction was also performed by all five reviewers independently in a structured format. Any disagreement among the reviewers was discussed after the completion of the data collection process. Initially, sub-themes were identified, and secondly, main themes were identified amalgamating the sub-themes by all of the authors via teleconferences. Then, the common policy perspectives were synthesized by amalgamating the main themes observed mainly under COVID-19 mitigation and recovery. The results were summarized and reported in a format adopted from the Influenza pandemic plan in the United States (U.S. Department of Health and Human Services (HHS), 2017).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 364, "width": 121, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 390, "width": 213, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A total of 48 articles were included in the fi nal review. The policy perspectives that were universally discussed during mitigation were rearranged as can be seen in Table 1. The policy perspectives under COVID-19 recovery generally conversed were related to economy, supply chain management, sustainable and green concept, and health system (Table 1).", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 748, "width": 157, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. The selection process", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 74, "width": 449, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Common Policy Perspectives in Mitigation and Recovery Phases. Phases Policy Perspectives 1. Surveillance, epidemiology and lab activity Ensure continuous supplies of laboratory test facilities, as well as need regional and international policies for laboratory testing and supply of resources (Walker et al. , 2020)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 141, "width": 445, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Need to explore long term course of the disease to understand the seasonal patterns, population herd immunity and zoonotic genome changes (World Health Organization, 2020) Need to consider epidemiological characteristics of the virus such as virulence, infectivity, R0 factors (World Health Organization, 2020) Need to concern enhanced sensitivity of global surveillance and response system, real-time tracking and alert system that is active both regionally and globally (Desjardins, Hohl and Delmelle, 2020). 2. Community mitigation measures Need principles of population categorization when resuming back to activities to reduce exposures (Lasry et al. , 2020).", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 281, "width": 340, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respect social and cultural values during policy development and funeral/burial/cremation guidelines (Crubézy and Telmon, 2020). Need a strong approach for multisector, multidisciplinary policy expressions due to the wide scopes of the disease (Chen, Cao, and Yang, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 344, "width": 340, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Consider political bureaucracy versus social freedom in the implementation of lockdown strategies (Radwanski and Semeniuk, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 382, "width": 340, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Consider human rights aspects of public health measures due to negative spillover effects (Shuja et al. , 2020) Consider smart containment and mitigation measures versus lockdown measures by taking into account context-specific factors (Ebrahim et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 445, "width": 340, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Need special attention for asymptomatic case management, considering up to 80% of the cases are asymptomatic Apply GIS and AI technology for public health measures and social cohesion (Drew et al. , 2020; Kamel Boulos and Geraghty, 2020) Need guidelines issued for public on the use of PPE (Wong et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 521, "width": 339, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apply mitigation measures for international travel (Ebrahim et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 546, "width": 340, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apply additional measures to prevent the disease transmission at workplaces (Anderson et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 94, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Medical countermeasure", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 431, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "s, diagnostic devices, vaccines, therapeutic, and respiratory devices Provide continuity of medical supply chains for the PPE, ventilators and laboratory testing equipment (Bruinen de Bruin et al. , 2020) Need alternative production sites for PPEs Need global monitoring mechanisms for supply chain Encourage national production of medical supplies (Bruinen de Bruin et al. , 2020; Heymann et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 445, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Healthcare system preparedness and response Need public-private partnership in service provision (Parodi and Liu, 2020)", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 724, "width": 340, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transform the health sector from patient-centred to community- centred principles. Important to identify barriers or facilitators and external effects (Nacoti et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "165", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 176, "top": 74, "width": 340, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transform leadership styles when cases surge, and need more autonomy for local and institutional level leaders (Hammer and Alley, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 112, "width": 340, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Need principles of population cohorting for resource allocation considering the disease and its epidemiology Put special concerns for on the provision of PPE and training, especially on CBRN and on screening and diagnostic facilities for healthcare staff (Australian Government, Department of Health, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 187, "width": 340, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Identify specific workforces, such as the number of health frontline staff and other non-health-military and key workers/volunteers with the appropriate knowledge skills and abilities (Shuja et al. , 2020) Reduce hospital burden and preparing hospitals for surge", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 240, "width": 340, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Create Innovative approaches for community triage and referral to healthcare institutions (Ayebare et al. , 2020; Lurie et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 266, "width": 445, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Invest in public health infrastructure (Walensky and Del Rio, 2020) 5. Communication and public outreach Need risk communication, unique features in risk communication, such as mighty real-time, electronic-based, and trustworthy risk communication by formal authorities (Heymann et al. , 2020; Igoe,", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 329, "width": 128, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020; Walker et al. , 2020)", "type": "List item" }, { "left": 176, "top": 342, "width": 292, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Place a special concern for vulnerable and high-risk groups", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 445, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Scientific infrastructure and preparedness Conduct research and development considering international collaboration, proactive planning and research allocation (Li et al. , 2020; Li, Liu, and Ge, 2020; Yip et al. , 2020)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 432, "width": 445, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Need domestic and international response policies, incident management and global partnerships and capacity building Seek for all opportunities for local, national, regional and global collaboration and funding (Simchi-Levi, Schmidt and Yehua, 2020) Consider the risk of developing political tension locally and regionally Need transparency and accountability in foreign aid management Have special legislation changes for ICT (Simchi-Levi, Schmidt and Yehua, 2020) 8. Policy intervention for economic recovery Apply microfinancing for Small and Medium Enterprises (SMEs) and self- employments Baker et al. , 2020", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 571, "width": 340, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Build strong coordination between donors and development partners Establish economic recovery along with social justice and decent works (Atkenson, 2020; Buheji et al. , 2020; Kohlscheen, Mojon and Rees, 2020; S. Baker et al. , 2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 445, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Provide grants and concessional loans to Low- and middle-income countries to give more debt relief for effectively kick-starting economic recovery (Loayza and Pennings, 2020) 9. Supply chain management of goods Focus on identifying exposure to risk associated with materials and suppliers, prioritizing and allocating resources effectively and investing in mitigation strategies (Armani et al. , 2020; Cundell et al. ,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 375, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020; Novak and Loy, 2020; Rowan and Laffey, 2020) 10.Investment on diagnostic,", "type": "Table" }, { "left": 176, "top": 739, "width": 338, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Speed up the development of diagnostics, vaccines and therapeutics", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 445, "height": 125, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "vaccine and medicine 11.Sustainable and green concept Boost the economies under sustainable green concept (Williams, 2017; Climate Action Tracker, 2020) 12.Recovery of mental health needs Fulfil mental health needs in frontline staff and vulnerable groups (J. Lai et al. , 2020; Zhang et al. , 2020).", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 445, "height": 254, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Build multisector coordination to provide effective services to improve mental health (Wang et al. , 2020) 13.Resuming routine health services Address the need of resuming routine health services (Tabish, 2020; Hunter et al. , 2020) 14.Health Promotion Highlight the need for detailed understanding some risk factors such as smoking and hypertension, shown to be linked with COVID-19 infection in China (Engin, Engin and Engin, 2020) 15.Infrastructure development Need to escalate the investments in acute care beds and public health capacity (World Health Organization, 2020) 16.Felicitation Give profound appreciation and due respect to the health workforce (Walensky and Del Rio, 2020) Policy perspectives for mitigation during the COVID-19 pandemic", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 459, "width": 212, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surveillance, epidemiology and lab activity", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 486, "width": 212, "height": 92, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Surveillance of epidemiological data is a core function in an outbreak investigation. It is necessary to have the correct information at the right time to make informed decisions and actions against the spread of an infectious disease (Nsubuga P, White ME, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 582, "width": 212, "height": 174, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Epidemiological characteristics of the COVID-19 such as virulence, infectivity, and basic reproduction number are several key indicators that facilitate decision making at the global and national levels. Enhanced sensitivity of global surveillance and response with real-time tracking and alert systems that are sensitive even for a single case is identified as a priority in the pandemic mitigation including COVID-19 mitigation (Madhav et al. , 2017; Desjardins, Hohl and Delmelle, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 420, "width": 213, "height": 106, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19 is anticipated to coexist with seasonal influenza and expected to result in a surge of cases with seasonal changes in temperate countries (World Health Organization, 2020). Hence, the need to explore the seasonal pattern of COVID-19, in the long run, is a concern in the preparedness of future epidemics.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 529, "width": 213, "height": 229, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature supported to derive the need for enhanced sensitivity of global surveillance and response system. Real-time tracking and alert system that is active both regionally and globally is one of the actions to prepare (Desjardins, Hohl and Delmelle, 2020). Epidemiological characteristics of the virus such as virulence, infectivity, R0 factors when making decisions at the central level during a pandemic shall be considered as well (World Health Organization, 2020). Another essential perspective summarized from the studies is the need to explore the long term course of the disease to understand the seasonal patterns, population herd immunity, and zoonotic genome changes (World Health Organization, 2020). It is broadly identified as", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a key policy response during the pandemic, where continuous supplies of laboratory test facilities need to be ensured, and regional and international policies for laboratory testing and supply of resources are required (Walker et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 212, "height": 146, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Further, the epidemiological factors and the assessment of the likelihood of infection are necessary for decision making related to laboratory testing due to the high transmissibility and the limited knowledge of the virus. The availability of regional and international policies for laboratory testing and measures to ensure the continuous supply of laboratory test facilities is recognized as key findings in the review (Walker et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 174, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community mitigation measures", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 212, "height": 215, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community mitigation measures are widely being used to curb the disease spread since there are no specific therapeutics and vaccines available at the moment. Community mitigation measures, e.g., social distancing, personal protective measures, and environmental surface hygiene, and others are commonly being used to slow the virus transmission (Lasry et al. , 2020). Technological development, nature of political bureaucracy, level of public compliance for advice and economic status of the country have significantly influenced the decision- making process in the selection of community measures.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 212, "height": 120, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The key policy perspectives that have been derived are smart containment and mitigation measures versus lockdown measures (Ebrahim et al. , 2020); application of technology for public health measures and social cohesion (World Health Organization, 2020); guidelines issued for the public on the use of Personal Protective Equipment (PPE)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 674, "width": 212, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Wong et al. , 2020); mitigation measures for international travel (Ebrahim et al. , 2020); consideration of human rights aspects for public health measures (Shuja et al. , 2020); consideration of political bureaucracy versus social freedom in implementing lockdown strategies", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 228, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Radwanski and Semeniuk, 2020); respecting social and cultural values during policy development (Crubézy and Telmon, 2020); a strong multisector approach (Chen, Cao, and Yang, 2020); and additional measures to prevent the disease at the workplace (Anderson et al. , 2020). Moreover, the articles suggest smart containment measures, i.e, effective personal and public hygiene measures, protection of the most vulnerable group to the disease, isolation of infected people, telephone triaging, and effective referral system, over the lockdown measures in controlling the disease spread, especially in developing countries (Ebrahim et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 306, "width": 215, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Political bureaucracy versus social freedom is debatable in the implementation of the lockdown strategies and deemed two sides of a coin (Radwanski and Semeniuk, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 212, "height": 174, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hence, the selection process of the mitigation measures in a particular locality could negatively impact the expected outcome. Maintenance of transparency and trust is essential in preserving a calm response to the public measures. The public compliance depends on social, ethnic, and cultural values during policy development. The need for evidence- based, culture and religion sensitive cremation guidelines has been discussed across many regions (Crubézy and Telmon, 2020).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 551, "width": 213, "height": 147, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the same time, extreme fear and uncertainty are brought by the pandemic (Melinda Smith, 2020), and the implementation of community mitigation measures could invariably result in negative spill over effects such as negative social behaviors, mental health issues, and others in the public, economy, political stability and social security, and become references for future planning of similar epidemics.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 702, "width": 213, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Involvement of military personnel and law enforcement authorities has been observed in some countries to maintain the community discipline during lockdown. Imposing emergency law has", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "created social tension in some communities and demanded protection of personal rights. Therefore, the protection of human rights along with adherence to community mitigation measures is highlighted as a future concern in pandemics like COVID-19 (Shuja et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 212, "height": 215, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The role of technological applications in disease prevention and mitigation is often discussed during the COVID-19 pandemic. GIS technology, artificial intelligence, and App-based intervention for contact tracing, patient care, and simulation exercises are novel perspectives to be incorporated into existing policies and practices (Drew et al. , 2020; Kamel Boulos and Geraghty, 2020). Hence, it is essential that the application of technological innovation is incorporated into future planning, which requires international organizations to carry the process, especially in developing countries.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 212, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19 cannot be tackled alone by the health authorities. A strong and synchronized multisector approach is required with multi-disciplinary policies as its impacts extend beyond the health sector in wider scopes (Chen, Cao, and Yang, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 213, "height": 201, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Further, special guidelines for activities at workplaces, public places, and schools, as well as local and international travel are identified as key policy perspectives to be addressed in mitigating future events in respective nature (Anderson et al. , 2020). Some guidelines such as the use of personal protective equipment (Melinda Smith, 2020), i.e., masks and gloves (Paul Glasziou and Mar, 2020) and disinfectant spraying on surfaces (Robert F., 2020) should be addressed early, and necessary guidelines should be available for similar events in the future.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 212, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the recovery phase, the public mobility can be restricted by clustering the population according to the last digit of their National identity card number (The Government Official News Portal, 2020)", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 132, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and by allowing only some clusters to attend the essential services when countries decide on releasing stringent measures in place. Such measures would prevent the resurgence of cases during the pandexit. It is also necessary to maintain the public health standards, i.e., number of passengers in public transport, in reducing exposures and minimizing the spread of the disease.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 224, "width": 212, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medical countermeasures: diagnostic devices, therapeutic, and respiratory devices", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 265, "width": 213, "height": 501, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "When a pandemic begins, it is essential to ensure the continuity of medical supply chains including PPE, ventilator, laboratory testing equipment, and reagents to respond to the surge and transmission phases in the community (Bruinen de Bruin et al. , 2020). Common policy perspectives include the continuity of medical supply chains, i.e., PPE, ventilators and laboratory testing equipment and reagents and regional coordination for critical care facilities/offshore Intensive Care Units. Others involve identification of alternative production sites for the production of PPEs, e.g., garment factories, global monitoring mechanism for supply chain. All of these policy perspectives could be considered for planning mitigation of potential pandemic in the future (Bruinen de Bruin et al. , 2020; Heymann et al. , 2020). Pre-pandemic planning should incorporate mitigation strategies to enhance critical care capacity by improving critical care facilities, i.e., ventilators, ICU beds, and ICU information system. Health systems that are well prepared to face the extreme surge in demand can only be resilient during COVID-19 or in similar pandemics. Regional coordination of critical care facilities and offshore ICU arrangements are alternative measures to be considered during the pandemic to lessen the overwhelming pressure on the health care systems. Besides, countries should consider all means to increase the", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 92, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "production and supply of protective equipment by identifying domestic manufacturing facilities or by converting other product lines such as textile sectors into PPE suppliers to countenance the unprecedented demand during the pandemic (Heymann et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 212, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Healthcare system preparedness and response", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 212, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Newly emergent pandemics like COVID-19 have the potential to place enormous strains on the health care system. Effective health system preparedness and response during a pandemic involve the engagement of the entire community and assert to face the increasing demand across all spectrums of care.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 215, "height": 201, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Success in response is strongly influenced by the extent to which such pandemics have been assessed in advance and prepared with mitigation measures. Innovative approaches for community triage and referral to healthcare institutions are essential to prioritize the care needs and allocate scarce resources fairly and transparently (Ayebare et al. , 2020; Lurie et al. , 2020). Moreover, a method such as the identification of population cohorts is indicated and recommended to optimize the resource allocation by considering the impacts of the deases on the population.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 538, "width": 212, "height": 92, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The common policy perspectives derived review the healthcare system preparedness and response from public- private partnership in providing services (Parodi and Liu, 2020), transforming health sector from patient-centred to community-centred focus (Nacoti et al. ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 633, "width": 212, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020) and leadership styles during the surge of cases (Hammer and Alley, 2020).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 212, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A special concern should be placed for frontline staff on the supply of PPE and the chance of training especially on CBRN and on screening and diagnostic facilities for healthcare staff to work quickly (Australian Government, Department of Health, 2020). Other policy perspective are essential to look at mental health", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 146, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "issues of frontline and key workers and the community (Shuja et al. , 2020), reduction of hospital burden and hospital preparedness for surge, and strategies to minimize mobility of cases/patients-aiming to release pressure from hospitals (Litton et al. , 2020). Moreover, other key perspectives in the policy making are not limited to innovative approaches for community triage and referral to healthcare institutions (Ayebare et al. ,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 224, "width": 213, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020; Lurie et al. , 2020) and investment in public health infrastructure (Walensky and Del Rio, 2020).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 265, "width": 213, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In general, the health care delivery system is focused on providing \"patient- centered care\", albeit, in pandemics, the attention is drawn towards \"community- centered care\". It lies beyond the reason that pandemic solutions are imperative for the entire population, rather than for an individual patient (Nacoti et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 212, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Therefore, policymakers need to pay attention to the barriers that arise during this transition phase and use the knowledge gained for future planning.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 429, "width": 213, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The intense dynamic nature of COVID-19 warrants the leaders who are responsible for efficient decision making which aligns with context specifications in responding to the COVID-19 pandemic.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 497, "width": 213, "height": 269, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The need for transformation of leadership styles provides more autonomy to local and institutional leaders to take more rational and timely decisions in cluster and community transmission phases due to the overwhelming demand on services (Hammer and Alley, 2020). Public-private partnership in service provision is widely encouraged to respond to care needs during the pandemic as the demand surpasses the available resources and capacities in the government sector (Parodi and Liu, 2020). The fact of skilled workforce shortage is commonly identified as an urgent need to be addressed during the crisis and soon after. Thus, regular and intensive training for all health care workers is essential to promote preparedness and effectiveness in crisis management. Health authorities", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 132, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "should maximize the competency of health care workers, especially the frontline staff by organizing \"bridge training programs\" to match the needs with specific contexts. To maintain a real-time database of the workforce with updated knowledge and skills, human resources need to be trained, and gaps in knowledge and skills are minimized. While a pool of volunteers are required during a crisis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 212, "height": 215, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The risks posed by COVID-19 involve the possibility of infection and deaths. The routine care for chronic diseases and other health needs are interrupted immensely due to the prolonged progression of COVID-19. Hence, the need for inventing new models of care to continue elective care and procedures is suggested. It would reduce the hospital burden and allow hospitals to prepare for surges. Alternatives like mobile clinics and labs, medication supply systems, homecare, and outreach care minimize the virus transmission and release pressure on hospitals (Litton et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 194, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication and public outreach", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 212, "height": 65, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication is vital between the government and public to raise their awareness of the current situation and to sensitize the public on their role in responding to the pandemic.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 538, "width": 212, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication between the government and public, and especially vulnerable groups is a key policy perspective identified from the previous studies (Heymann et al. , 2020; Igoe, 2020; Walker et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 212, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, special communication strategies should be available for vulnerable and high-risk groups, i.e., elderly, minority groups, indigenous groups, patients with comorbidities, and migrants to enhance their awareness of the importance of self-protection by practicing healthy behaviors and to guide them to seek for treatment. It is important to understand the needs of the groups who often face barriers in accessing", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 64, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "information, care, and community support and also who are at risk of confronting the secondary impacts of the pandemic in the future planning process (Heymann et al. , 2020; Igoe, 2020; Walker et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 155, "width": 213, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scientific infrastructure and preparedness", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 196, "width": 213, "height": 133, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research and development should be a vital strand of the government's strategies to mitigate COVID-19 especially as the vaccine and therapeutics development are concerned. These aspects take into account international collaboration, proactive planning and research allocation as key policy perspectives obtained (Li et al. , 2020; Li, Liu, and Ge, 2020; Yip et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 333, "width": 213, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As COVID-19 is a novel disease entity, it entails a variety of research to answer various questions related to it. The need for research and development for vaccines, viral genome studies, traditional medicine and diagnostics has arrived in a faster timeframe than normal one along with international collaboration, proactive planning, and sufficient resource allocation (Li et al. , 2020; Li, Liu and Ge, 2020; Yip et al. , 2020).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 497, "width": 212, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Domestic and international response, global partnerships, and capacity building", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 538, "width": 213, "height": 174, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The world is on the brink of public health, economic and humanitarian crises due to the newly emergent pandemic COVID-19. There is an urgent need for policies to show national and international solidarity and government resilience during crises due to the rapid transmission of the disease beyond the borders. A mechanism should be in place to monitor and manage foreign aids during the COVID-19 pandemic, especially in developing countries to demonstrate transparency and accountability.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 715, "width": 213, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The common policy perspectives derived from the review are seeking all opportunities for local, national, regional and global collaboration and funding;", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 213, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "strengthening the central and peripheral integrated care including municipal,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 212, "height": 324, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "provincial, territorial or indigenous jurisdictions; reducing the conflicts of policy implementation and enhancing the smooth running of public health measures; risk of developing political tension locally and regionally; policies for national and international solidarity/government resilience; foreign aid management (Simchi-Levi, Schmidt and Yehua, 2020) World leaders should collaborate and make concerted efforts to surmount the barriers and accelerate the development, production and equitable global access to essential health care needs and technologies (Simchi-Levi, Schmidt and Yehua, 2020). At this stage, everybody should contribute to minimizing health as well as socio-economic impacts of the pandemic by using the whole of government and society approaches. A collaboration across all sectors is paramount to reduce the conflicts of policy implementations and enhance the smooth execution of public health measures.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 212, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Policy perspectives during recovery of COVID-19", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 212, "height": 283, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In response to the COVID-19 pandemic, a huge spectrum of mitigation measures has been implemented by governments throughout the world. These measures have inevitably resulted in deleterious effects on many sectors notably on the economy (S. R. Baker et al. , 2020). Therefore, almost all nations affected by COVID 19 worldwide have taken immediate actions to recover their economic conditions on different scales. Besides, other common policy perspectives found are related to microfinancing for Small and Medium Enterprises (SME); financial support for low and middle-income countries; supply chain management; sustainability through green concept; recovery of mental health needs; resuming routine healthcare services; health promotion; health system infrastructure development, investment on", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diagnostic, vaccine and medicine; felicitation of healthcare workers.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 114, "width": 209, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Microfinancing for Small and Medium- sized Enterprises", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 142, "width": 213, "height": 256, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Microfinancing for Small and Medium Enterprises (SMEs) and self- employments is a vital urgent area of emphasis in recovery. Wage subsidies, income support to households, cash flow support to businesses, investment incentives, targeted measures for affected regions and industries are some of the principles commonly used by all nations. Further, it has been suggested that governments could transfer emergency health demand to workless households to limit poverty and destitution and keep demand stimulus measures to limit the collapse in the economic activities. However, it is believed that the economic recovery should go hand in hand with social justice and decent work (Atkenson, 2020; Buheji et al. , 2020; Kohlscheen,", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 401, "width": 212, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mojon and Rees, 2020; S. Baker et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 209, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Financial support for low- and middle- income countries", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 469, "width": 213, "height": 106, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Low- and middle-income countries need more debt relief, grants and concessional loans to effectively kick-start economic recovery. However, strong coordination between donors and development partners is the key to recover the economic downfall due to COVID 19 pandemic (Loayza and Pennings, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 592, "width": 142, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supply chain management", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 606, "width": 213, "height": 160, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Three different forms of the recovery have been highlighted depending on the length and the magnitude of the pandemic described in three different scenarios (Simchi-Levi, Schmidt and Yehua, 2020) Therefore, supply chain recovery and maintenance are key areas of the economic recovery that should focus on identifying exposures to risk associated with materials and suppliers, prioritize and allocate resources effectively and invest in mitigation strategies including booking", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 160, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "logistic capacity. Stakeholders should develop their business recovery plans by focusing on affected suppliers and estimating time for recovery, demand, products being affected, and ways of ramping-up with operational planning and sales. However, importantly, the workforce should resume economic activities in blocks with social distancing measures during the pandexit (Armani et al. , 2020; Cundell et al. , 2020; Novak and Loy, 2020; Rowan and Laffey, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 207, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sustainability through a green concept", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 212, "height": 214, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It has been alarmed that all nations will try to boost the economy during the recovery by using more and more organic fuel, which may exacerbate global warming albeit less during the pandemic. Alternatively, governments should boost the economy under a sustainable green concept with reduced greenhouse emissions, especially under alternative energy sources to prevent a similar outbreak in the future (Williams, 2017; Climate Action Tracker, 2020). Besides, high- and middle-income countries have already focused on supporting innovations and enhancing local manufacturing to fight against COVID-19.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 497, "width": 175, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery of mental health needs", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 510, "width": 212, "height": 188, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The need for prompt actions to support and uplift the mental health needs during the pandemic is a common concern during the recovery of this unprecedented event. It is evident that mental health needs are very significant as people start to rebuild lives and cope with the impacts of the pandemic on their communities and livelihoods. Youth, elderly, women, and migrant workers are identified as vulnerable groups to face negative psychological effects during and following the incident, and thus it is required to develop interventions (Qiu et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 702, "width": 212, "height": 64, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health care professionals in the frontline, caring for people with confirmed or suspected COVID-19, are vulnerable to mental health problems (J. Lai et al. , 2020; Zhang et al. , 2020). Implementing mental", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 187, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "health precautions parallel to the physical health precautions are essential, especially in low-income countries where scarcity of resources can cause some delays in detecting and managing mental health problems during pandemics. Apart from the mental health needs in health workers, it is required to build multisector coordination to provide effective services to improve the mental health of children (Wang et al. , 2020). Government, non- governmental organizations, community, schools and parents are the responsible partners in the process.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 278, "width": 179, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resuming routine health services", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 292, "width": 213, "height": 324, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "It is essential to resume the routine management of chronic diseases, such as diabetes, hypertension, cardiovascular diseases, cancer, and tuberculosis, etc. Such crises have brought many restrictions to the community healthcare- seeking patterns, notably among the vulnerable groups such as elderly with multi-morbidities. Since their movements have been restricted, it is necessary to re- establish regular follow-ups. According to UNICEF, the routine immunizations for kids have been interrupted due to the implementation of social distancing measures, forcing parents to skip the vaccinations (Tabish, 2020). A strong and proactive approach is required for healthcare staff COVID-19 testing during the recovery phase, and thus healthcare staff can return to work quickly. Moreover, the same approach also needs to be applied in the community to detect asymptomatic cases thus preventing a second wave (Hunter et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 633, "width": 95, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health Promotion", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 647, "width": 213, "height": 105, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We can take this catastrophe as an eye-opener to make changes in our behaviors at the individual and community levels. China is highlighting the need for detailed understanding of some risk factors such as smoking and hypertension, shown to be correlated with COVID-19 infection (Engin, Engin and Engin, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 146, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Infrastructure development", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 133, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The need for escalating the investments in acute care beds and public health capacity is identified to make the health system prepared for future incidents. The public health service system needs to be strengthened to address the future events, and the accessibility to health services needs to be improved (World Health Organization, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 212, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Investment in diagnostic, vaccine, and medicine", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 212, "height": 105, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The world has experienced the biggest public health threat in the form of economic recession after the Spanish flu pandemic in 1918. Scientists have been working at unprecedented speed to develop diagnostics, vaccines and therapeutics for this novel coronavirus (Liu et al. , 2020; Pandey et al. , 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 61, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Felicitation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 212, "height": 133, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profound appreciation and due respect to the health workforce who have dedicatedly worked to care for affected people are essential during the recovery (Walensky and Del Rio, 2020). Not only the health care workers but also other workforces such as military forces, food supply chain providers, and sanitary workers receive felicitation for the selfless work during the pandemic.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 551, "width": 69, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusions", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 579, "width": 212, "height": 187, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In conclusion, this study has identified common policy perspectives that are imperative for the planning of a future pandemic with similar potentials. A tradeoff between stringent and smart mitigation measures was highlighted while observing bureaucracy versus individual autonomy of compliance with the measures. The spillover effects in response to the mitigation measures are deemed vital in planning future pandemic mitigation and recovery strategies. It is essential to understand the long course of the disease to prepare the seasonal", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 212, "height": 119, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "variations and to assess the herd immunity of the society. Global and regional resource sharing mechanisms are vital when a universal shortage of healthcare resources occurs. Policy perspectives related to research and development are commonly identified for understanding novel pandemics and effective mitigation measures globally.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 210, "width": 80, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abbreviations", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 237, "width": 184, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19: Corona Virus Disease of", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 251, "width": 212, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019; SARS-CoV-2: Severe Acute", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 265, "width": 212, "height": 105, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Respiratory Syndrome Coronavirus 2; PPE: Personal Protective Equipment; CBRN: Chemical, Biological, Radiological and Nuclear; ICT: Information and Communication Technology; SME: Small and Medium Enterprise; ICU: Intensive Care Unit; UNICEF: United Nations International Children's Emergency Fund.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 387, "width": 69, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Declarations", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 415, "width": 212, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ethics Approval and Consent Participant", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 442, "width": 74, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Not Applicable", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 469, "width": 100, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conflict of Interest", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 483, "width": 212, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The authors declare that they have no conflicts of interest in this study.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 175, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Availability of Data and Materials", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 538, "width": 212, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data and materials can be provided upon request.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 579, "width": 120, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authors’ Contribution", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 592, "width": 213, "height": 79, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All authors were involved in conceptualizing the article and searching literature. WIUJ drafted the manuscript, and all authors involved in manuscript editing. All authors went through the final manuscript.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 688, "width": 97, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acknowledgment", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 702, "width": 74, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Not Applicable", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 62, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 212, "height": 78, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anderson RM. et al. (2020) ‘How will country-based mitigation measures influence the course of the {COVID}- 19 epidemic?’, The Lancet , 395(10228), pp. 931–934. DOI: 10.1016/S0140-6736(20)30567-5.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 212, "height": 51, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armani AM. et al. (2020) ‘Low-tech solutions for the COVID-19 supply chain crisis’, Nature Reviews Materials . Springer US. DOI:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 251, "width": 145, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1038/s41578-020-0205-1.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 212, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Atkenson A (2020) ‘What Will Be The Economic Impact of COVID-19 in the", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 306, "width": 184, "height": 37, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "US?’, NBER Working Paper Series , 53(9), pp. 1689–1699. DOI: 10.1017/CBO9781107415324.004.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 212, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Australian Government, Department of", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 374, "width": 184, "height": 133, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health (2020) Coronavirus advice for the health and aged care sector . Available at: https://www.health.gov.au/news/heal th-alerts/novel-coronavirus-2019- ncov-health-alert/coronavirus- COVID-19-advice-for-the-health- and-aged-care-sector#using- personal-protective-equipment-ppe (Accessed: 19 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 524, "width": 212, "height": 78, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ayebare RR. et al. (2020) ‘Adoption of COVID-19 triage strategies for low- income settings’, The Lancet Respiratory Medicine . Elsevier Ltd, 8(4), p. e22. DOI: 10.1016/S2213- 2600(20)30114-4.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 620, "width": 212, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baker S. et al. (2020) ‘COVID-Induced", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 633, "width": 184, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economic Uncertainty’, National Bureau of Economic Research . DOI: 10.3386/w26983.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 212, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baker SR. et al. (2020) ‘Covid Economics", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 702, "width": 184, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vetted and Real-Time Papers’,", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 715, "width": 117, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Covid Economics , 1(3).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 742, "width": 212, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bruinen de Bruin Y, Lequarre A-S, McCourt J, Clevestig P, Pigazzani F,", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 173, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zare Jeddi M, et al. Initial impacts of global risk mitigation measures taken during the combatting of the COVID-19 pandemic. Saf Sci [Internet]. 2020;128:104773. Available from: http://www.sciencedirect.com/scienc e/article/pii/S0925753520301703 Buheji M. et al. (2020) ‘The Extent of COVID-19 Pandemic Socio- Economic Impact on Global Poverty. A Global Integrative Multidisciplinary Review’, American Journal of", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 251, "width": 184, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Economics , 2020(4), pp. 213–224. DOI:", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 278, "width": 174, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.5923/j.economics.20201004.02.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 306, "width": 213, "height": 78, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chen Z, Cao C. and Yang G. (2020) ‘Coordinated multi-sectoral efforts needed to address the COVID-19 pandemic: lessons from China and the United States’, Global health research and policy . BioMed Central,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 388, "width": 181, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5, p. 22. DOI: 10.1186/s41256-020- 00150-7.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 429, "width": 213, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Climate Action Tracker (2020) ‘A", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 442, "width": 184, "height": 92, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "government roadmap for addressing the climate and post COVID-19 economic crises’, (April). Available at: https://climateactiontracker.org/docu ments/706/CAT_2020-04- 27_Briefing_COVID19_Apr2020.pdf.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 551, "width": 213, "height": 133, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Crubézy E. and Telmon N. (2020) ‘Pandemic-related excess mortality (COVID-19), public health measures and funerary rituals’, EClinicalMedicine . The Authors. Published by Elsevier Ltd., p. 100358. DOI: 10.1016/j.eclinm.2020.100358. Cundell AM. et al. (2020) ‘Controls To", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 688, "width": 46, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minimize", "type": "Table" }, { "left": 408, "top": 688, "width": 119, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disruption of the", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 702, "width": 184, "height": 64, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pharmaceutical Supply Chain During the COVID-19 Pandemic.’, PDA journal of pharmaceutical science and technology . DOI: 10.5731/pdajpst.2020.012021.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desjardins MR., Hohl A. and Delmelle EM.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 101, "width": 184, "height": 133, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020) ‘Rapid surveillance of COVID-19 in the United States using a prospective space-time scan statistic: Detecting and evaluating emerging clusters’, Applied geography (Sevenoaks, England) . 2020/04/08. The Authors. Published by Elsevier Ltd., 118, p. 102202. DOI: 10.1016/j.apgeog.2020.102202.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 251, "width": 212, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Douglas M. et al. (2020) ‘Mitigating the wider health effects of COVID-19 pandemic response’, BMJ , 369, p.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 292, "width": 173, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "m1557. DOI: 10.1136/BMJ.m1557.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 319, "width": 212, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Drew DA. et al. (2020) ‘Rapid implementation of mobile technology for real-time epidemiology of COVID-", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 360, "width": 184, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19’, Science (New York, N.Y.) .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 374, "width": 184, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "American Association for the Advancement of Science, p. eabc0473. DOI: 10.1126/science.abc0473.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 212, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ebrahim SH. et al. (2020) ‘COVID-19 and community mitigation strategies in a pandemic.’, {BMJ}", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 469, "width": 42, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Clinical", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 184, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research Ed.) , 368, p. m1066. doi:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 497, "width": 103, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1136/bmj.m1066.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 524, "width": 212, "height": 92, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Engin AB., Engin, E. D. and Engin, A. (2020) ‘Two important controversial risk factors in SARS-CoV-2 infection: Obesity and smoking’, Environmental toxicology and pharmacology . Elsevier B.V., 78, p. 103411.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 606, "width": 184, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.1016/j.etap.2020.103411.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 647, "width": 212, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hammer L. and Alley L. (2020) ‘Essential leadership skills during coronavirus pandemic’. Available at:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 688, "width": 184, "height": 64, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.fastcompany.com/90494 094/this-is-the-most-essential-skill- leaders-need-to-work-through-the- COVID-19-crisis (Accessed: 19 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Heymann DL. et al. (2020) ‘{COVID}-19: what is next for public health?’, The Lancet , 395(10224), pp. 542–545. DOI: 10.1016/S0140-", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 128, "width": 91, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6736(20)30374-3.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 156, "width": 213, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hunter E. et al. (2020) ‘First experience of COVID-19 screening of health-care workers in England’, The Lancet .", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 196, "width": 181, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elsevier Ltd, 395(10234), pp. e77– e78. DOI: 10.1016/S0140- 6736(20)30970-3.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 251, "width": 212, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Igoe KJ. (2020) ‘Developing Public Health", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 265, "width": 184, "height": 64, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Communication Strategies, and Combating Misinformation during COVID-19’. Available at: https://www.hsph.harvard.edu/ecpe/ public-health-communication-", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 333, "width": 184, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "strategies-COVID-19/ (Accessed: 19 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 374, "width": 212, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "John Hopkins University of Medicine", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 388, "width": 184, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020) COVID-19 Map , John", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 401, "width": 184, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hopkins University . Available at: https://coronavirus.jhu.edu/map.html (Accessed: 21 May 2020).", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 456, "width": 213, "height": 174, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kamel Boulos MN. and Geraghty EM. (2020) ‘Geographical tracking and mapping of coronavirus disease COVID-19/severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS- CoV-2) epidemic and associated events around the world: how 21st century GIS technologies are supporting the global fight against outbr’, International Journal of health geographics . BioMed Central, 19(1), p. 8. DOI: 10.1186/s12942-020- 00202-8.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 647, "width": 212, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kohlscheen E, Mojon B. and Rees D.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 661, "width": 184, "height": 51, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020) ‘The Macroeconomic Spillover Effects of the Pandemic on the Global Economy’, SSRN Electronic Journal , (4). DOI:", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 715, "width": 213, "height": 37, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.2139/ssrn.3569554. Lai J. et al. (2020) ‘Factors Associated", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 756, "width": 183, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "With Mental Health Outcomes", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 184, "height": 64, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Among Health Care Workers Exposed to Coronavirus Disease 2019’, JAMA network open . American Medical Association, 3(3), pp. e203976–e203976. DOI:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 142, "width": 179, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1001/jamanetworkopen.2020.397", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 156, "width": 12, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 212, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lai S. et al. (2020) ‘Effect of non- pharmaceutical interventions to contain COVID-19 in China.’, Nature .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 224, "width": 181, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Springer US. DOI: 10.1038/s41586-", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 237, "width": 62, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "020-2293-x.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 212, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lasry A. et al. (2020) ‘Timing of", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 278, "width": 184, "height": 51, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Community Mitigation and Changes in Reported COVID-19’, Morbidity and Mortality Weekly Report , 69(15), pp. 1–7.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 212, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Li H. et al. (2020) ‘Coronavirus disease", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 360, "width": 184, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2019 (COVID-19): current status and future perspectives’, International Journal of antimicrobial agents .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 401, "width": 184, "height": 65, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020/03/29. Elsevier B.V. and International Society of Chemotherapy., 55(5), p. 105951. DOI: 10.1016/j.ijantimicag.2020.105951.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 212, "height": 78, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Li H, Liu Z. and Ge J. (2020) ‘Scientific research progress of COVID- 19/SARS-CoV-2 in the first five months’, Journal of cellular and molecular medicine . John Wiley and Sons Inc., p. 10.1111/jcmm.15364.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 565, "width": 134, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.1111/jcmm.15364.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 212, "height": 55, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Litto, E. et al. (2020) ‘Surge capacity of intensive care units in case of acute increase in demand caused by COVID ‐ 19 in Australia’, The", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 654, "width": 184, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Medical Journal of Australia .", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 667, "width": 184, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020/04/19. John Wiley and Sons Inc., 212(10), pp. 463–467. DOI: 10.5694/mja2.50596.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 722, "width": 212, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Liu C. et al. (2020) ‘Research and Development on Therapeutic Agents and Vaccines for COVID-19 and", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 119, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Related Human Coronavirus Diseases’, ACS central science . 2020/03/12. American Chemical Society, 6(3), pp. 315–331. DOI: 10.1021/acscentsci.0c00272. Loayza NV and Pennings S. (2020) ‘Research & Policy Briefs Macroeconomic Policy in the Time of", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 196, "width": 184, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "COVID-19 : A Primer for Developing Countries’, (28).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 237, "width": 213, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lurie N. et al. (2020) ‘Developing COVID- 19 Vaccines at Pandemic Speed’,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 265, "width": 184, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "New England Journal of Medicine , pp. 1973–1975. DOI: 10.1056/nejmp2005630.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 319, "width": 213, "height": 92, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madhav N. et al. (2017) ‘Pandemics: risks, impacts, and mitigation’, in Jamison, D. T. et al. (eds) Disease control priorities: improving health and reducing poverty . 3rd edn. Washington ({DC}): The International Bank for Reconstruction and", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 415, "width": 184, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Development / The World Bank.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 429, "width": 181, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.1596/978-1-4648-0527- 1_ch17.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 469, "width": 213, "height": 65, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melinda Smith MALR. (2020) Coronavirus Anxiety: Coping with Stress, Fear, and Worry , HelpGuide . Available at: https://www.helpguide.org/articles/an xiety/coronavirus-anxiety.htm", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 538, "width": 131, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Accessed: 20 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 565, "width": 213, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nacoti M. et al. (2020) ‘At the Epicenter of", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 579, "width": 183, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the COVID-19 Pandemic and Humanitarian Crises in Italy: Changing Perspectives on", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 620, "width": 184, "height": 64, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparation and Mitigation’, Catalyst non-issue content , 1(2). Available at: https://catalyst.nejm.org/doi/abs/10.1 056/%7BCAT%7D.20.0080 (Accessed: 19 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 702, "width": 213, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nova Scotia Health Authority (2020) AT THE READY COVID-19 Planning and Response , Nova Scotia Health", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 742, "width": 183, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Authority . Available at: http://www.nshealth.ca/sites/nshealt", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "177", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 157, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "h.ca/files/nshas_COVID- 19_planning_and_response.pdf (Accessed: 24 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 128, "width": 212, "height": 65, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Novak JI. and Loy J. (2020) ‘A critical review of initial 3D printed products responding to COVID-19 health and supply chain challenges’, Emerald Open Research , 2, p. 24. DOI:", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 196, "width": 177, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.35241/emeraldopenres.13697.1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 224, "width": 212, "height": 64, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nsubuga P, White ME, T. S. (2006) Public Health Surveillance: A Tool for Targeting and Monitoring Interventions . 2nd edn. Edited by M. A. Jamison DT, Breman JG.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 292, "width": 184, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Washington (DC): The World Bank.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 306, "width": 184, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 175, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 333, "width": 59, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NBK11770.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 360, "width": 212, "height": 51, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nunes-vaz, R. (2020) ‘Visualising the doubling time of COVID-19 allows comparison of the success of containment measures’,", "type": "Text" }, { "left": 248, "top": 401, "width": 35, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Global", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 415, "width": 153, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Biosecurity , 1(March), pp. 1–4.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 212, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandey A. et al. (2020) ‘Potential therapeutic targets for combating SARS-CoV-2: Drug repurposing,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 184, "height": 37, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "clinical trials and recent advancements’, Life Sciences . Elsevier Inc., p. 117883. DOI:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 524, "width": 133, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1016/j.lfs.2020.117883.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 538, "width": 212, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Parodi SM. and Liu VX. (2020) ‘From", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 184, "height": 38, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Containment to Mitigation of {COVID}-19 in the {US}.’, The Journal of the American Medical", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 63, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Association .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 592, "width": 212, "height": 147, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.1001/jama.2020.3882. Paul G and Mar C. Del (2020) Should everyone be wearing face masks? It’s complicated , THE CONVERSATION . Available at: https://theconversation.com/should- everyone-be-wearing-face-masks- its-complicated-135548 (Accessed: 4 May 2020).", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 78, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Qiu J. et al. (2020) ‘A nationwide survey of psychological distress among Chinese people in the COVID-19 epidemic: implications and policy recommendations.’, General Psychiatry , 33(2), p. e100213. DOI:", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 156, "width": 152, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1136/gpsych-2020-100213.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 183, "width": 213, "height": 146, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radwanski A. and Semeniuk I. (2020) ‘What will Canada\\textquoterights Pandexit strategy look like? How officials are deciding when to lift coronavirus lockdowns’, The globe and mail . Available at: https://www.theglobeandmail.com/ca nada/article-what-will-canadas- pandexit-strategy-look-like-how- officials-are/ (Accessed: 19 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 347, "width": 213, "height": 51, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robert F. (2020) ‘Does disinfecting surfaces really prevent the spread of coronavirus?’, Science . DOI: doi:10.1126/science.abb7058.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 415, "width": 212, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rowan NJ. and Laffey JG. (2020)", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 429, "width": 183, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Challenges and solutions for", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 442, "width": 184, "height": 78, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "addressing critical shortage of supply chain for personal and protective equipment (PPE) arising from Coronavirus disease (COVID19) pandemic – Case study from the Republic of Ireland’,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 524, "width": 183, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Science of the Total Environment .", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 538, "width": 184, "height": 23, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Authors, 725, p. 138532. DOI: 10.1016/j.scitotenv.2020.138532.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 565, "width": 213, "height": 78, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shearer FM. et al. (2020) ‘Infectious disease pandemic planning and response: Incorporating decision analysis’, PLoS Medicine . Public Library of Science, 17(1), pp. e1003018–e1003018. DOI:", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 647, "width": 158, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1371/journal.pmed.1003018.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 674, "width": 212, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shuja KH. et al. (2020) ‘{COVID}-19", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 688, "width": 184, "height": 51, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandemic and Impending Global Mental Health Implications.’, Psychiatria Danubina , 32(1), pp. 32– 35. DOI: 10.24869/psyd.2020.32.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 160, "height": 22, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 212, "height": 119, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simchi-Levi, D, Schmidt, W. and Yehua, W. (2020) From Superstorms to Factory Fires: Managing Unpredictable Supply-Chain Disruptions , Harvard Business Review Home . Available at: https://hbr.org/2014/01/from- superstorms-to-factory-fires- managing-unpredictable-supply-", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 196, "width": 184, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "chain-disruptions (Accessed: 28 April 2020).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 212, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabish SA. (2020) ‘Calm before storm’,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 251, "width": 184, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International Journal of Science and Research (IJSR) , 9, pp. 175–179.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 278, "width": 163, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.21275/SR20403184133.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 212, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Government Official News Portal", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 319, "width": 184, "height": 133, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020) Permission to go out for essential requirements based on last digit of ID card , The Government Official News Portal . Colombo. Available at: https://news.lk/news/political-current- affairs/item/30036-permission-to-go- out-for-essential-requirements- based-on-last-digit-of-id-card (Accessed: 20 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 209, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Organisation for Economic Co-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 184, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "operation and Development (2020)", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 497, "width": 184, "height": 146, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Flattening the COVID-19 peak : Containment and mitigation policies Flattening the COVID-19 peak : Containment and mitigation policies’, (March), pp. 1–27. Available at: https://read.oecd- ilibrary.org/view/?ref=124_124999- yt5ggxirhc&title=Flattening_the_CO VID-19_peak- Containment_and_mitigation_policie s.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 661, "width": 212, "height": 51, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "U.S. Department of Health and Human Services (HHS) (2017) ‘Pandemic Influenza Plan - 2017 Update’, Office of the Assistant Secretary for", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 715, "width": 184, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Preparedness, HHS . Available at: https://www.cdc.gov/flu/pandemic- resources/pdf/pan-flu-report-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 756, "width": 61, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017v2.pdf.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 87, "width": 213, "height": 79, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Verboom B, Montgomery P. and Bennett S. (2016) ‘What factors affect evidence-informed policymaking in public health? Protocol for a systematic review of qualitative evidence using thematic synthesis’,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 169, "width": 184, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Systematic Reviews . Systematic", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 183, "width": 184, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Reviews, 5(1), pp. 1–9. DOI:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 196, "width": 145, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1186/s13643-016-0240-6.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 224, "width": 213, "height": 92, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walensky RP. and Del Rio C. (2020) ‘From Mitigation to Containment of the {COVID}-19 Pandemic: Putting the {SARS}-{CoV}-2 Genie Back in the Bottle.’, The Journal of the American Medical Association . DOI: 10.1001/jama.2020.6572.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 333, "width": 213, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Walker P. et al. (2020) ‘Report 12: The global impact of {COVID}-19 and strategies for mitigation and suppression’, Imperial College London . DOI: 10.25561/77735.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 415, "width": 213, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wang G. et al. (2020) ‘Mitigate the effects of home confinement on children during the COVID-19 outbreak’, The", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 456, "width": 184, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lancet , 395(10228), pp. 945–947.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 469, "width": 180, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.1016/S0140-", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 483, "width": 92, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6736(20)30547-X.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 510, "width": 213, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Weible CM. et al. (2020) ‘COVID-19 and the policy sciences: initial reactions and perspectives’, Policy Sciences . Springer US. DOI: 10.1007/s11077- 020-09381-4.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 592, "width": 213, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Williams (2017) ‘Transforming Economies and Generating Sustainable “Green” Economic Growth After the COVID- 19 Pandemic through General Collective Intelligence’, Journal of", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 661, "width": 183, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Chemical Information and Modeling ,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 674, "width": 184, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "53(9), pp. 1689–1699. DOI:", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 688, "width": 174, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1017/CBO9781107415324.004.", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 715, "width": 213, "height": 37, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirth T. (2018) ‘Globalization and infectious diseases’, Biodiversity and Evolution , (3), pp. 123–137. DOI:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 37, "width": 83, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literature Review", "type": "Page header" }, { "left": 367, "top": 39, "width": 159, "height": 22, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia p-ISSN 2303-3592, e-ISSN 2540-9301 10.20473/jaki.v9i2.2021.161-179", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 790, "width": 105, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recovery During Covid-19...", "type": "Page footer" }, { "left": 290, "top": 790, "width": 16, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "179", "type": "Page footer" }, { "left": 368, "top": 790, "width": 156, "height": 17, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jayawickrama, Kumarawansa, Pathirathna, Adikari, Samarasinghe", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 74, "width": 138, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10.1016/B978-1-78548-277- 9.50008-5.", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 115, "width": 212, "height": 78, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wong, VC. et al. (2020) ‘The role of community-wide wearing of face mask for control of coronavirus disease 2019 (COVID-19) epidemic due to SARS-CoV-2’, Journal of Infection , (January).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 210, "width": 212, "height": 92, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "World Health Organization (2020) Report of the {WHO}-China Joint Mission on Coronavirus Disease 2019 ({COVID}-19) . World Health Organization. Available at: https://www.who.int/docs/default- source/coronaviruse/who-china-joint-", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 306, "width": 181, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mission-on-COVID-19-final- report.pdf (Accessed: 19 May 2020).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 74, "width": 213, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yip CCY. et al. (2020) ‘Development of a Novel, Genome Subtraction-Derived,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 101, "width": 184, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARS-CoV-2-Specific COVID-19- nsp2 Real-Time RT-PCR Assay and Its Evaluation Using Clinical", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 142, "width": 184, "height": 37, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Specimens’, International journal of molecular sciences . MDPI, 21(7), p. 2574. DOI: 10.3390/ijms21072574.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 196, "width": 213, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zhang WR. et al. (2020) ‘Mental Health and Psychosocial Problems of Medical Health Workers during the COVID-19 Epidemic in China’, Psychotherapy and Psychosomatics ,", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 265, "width": 62, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "100053(45).", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 265, "width": 184, "height": 23, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.1159/000507639.", "type": "Table" } ]
a1459425-f8e5-a945-9c83-6239cd83190d
https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/LAN/article/download/6016/3846
[ { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 88, "width": 364, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM ACCELARATED", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 109, "width": 419, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB (EKSPRIMEN PADA SISWI KELAS VIII UNGGULAN MTS. SUMBER PAYUNG)", "type": "Section header" }, { "left": 257, "top": 181, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uyun Thayyibah", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 212, "width": 180, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Institut Agama Islam Negeri Madura", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 242, "width": 136, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 270, "width": 92, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ثحبلا صلختسم", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 295, "width": 429, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "بلاغ لقأ بلاطلا حبصي ام ا سامح اهملعتلا نأ نورعشيو ةيبرعلا ةغللا ملعتل ا ةثحابلا قبطت .مامتهلال ةريثم ريغو ةلمم TAI يف ذخأي يذلا ينواعتلا ملعتلا جذومن وهو ، ةقيرط ةيلاعف ىدم رابتخا ىلإ ثحبلا اذه فدهي و .ةفلتخلما بلاطلا تاردق رابتعلاا ( ةعراسلما قيرفلل تاميلعت سيردتلا TAI ملعتلا جئاتن نيسحت يف ) يف ةيبرعلا ةغللا", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 396, "width": 428, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "بنموس جندناغ جنوياب ربمس ةيملاسلإا ةطسوتلما ةسردلما فصلا تابلاطلل ةصاخ", "type": "Text" }, { "left": 451, "top": 421, "width": 59, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "بلاغ .نماثلا", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 421, "width": 429, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".بلاطلا ةكراشم مامأ قئاوع هجاوتو ةيبعش لقأ ةيبرعلا ةغللا نوكت ام ا ( ةعراستلما قيرفلا تاميلعت سيردتلا ةقيرط ةثحابلا مدختست TAI ةقيرط يهو ،) مدختسلما ثحبلا عونو .ةفلتخلما بلاطلا تاردق رابتعلاا يف ذخأت يتلا ينواعتلا سيردتلا رابتخلال ةدحاولا ةعومجلما ميمصت مادختساب ثحب ميمصت عم يبيرجت هبش ثحب وه لاط عيمج ةساردلا هذه يف قحبلا عمتجم ناك .يدعبلاو يلبقلا ا تاب", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 522, "width": 428, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "،نماثلا فصل يلامجإب 18 صخش", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 547, "width": 429, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "،ةقيرطلا قيبطت دعبو لبق بلاطلا ملعت جئاتن يف قورفلا ديدحتلو .ا رابتخا ثحابلا مدختسا spaired T-Test ةقيرطلا قيبطت ةيلاعف ىدم ديدحتلو", "type": "Text" }, { "left": 381, "top": 596, "width": 129, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "رابتخا مادختساب N-gain", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 296, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "طسوتم ىلع لوصحلا نم ةريبك ةدايز نع جئاتنلا تفشك .", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 622, "width": 429, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "تاجرد ٣٦ ، ٠٠ ( جئاتن رابتخلاا يلبقلا ) ىلإ ٧٠ ، ٠٧ ( طسوتم جئاتن رابتخلاا يدعبلا .) تبثأ خا رابت Paired T-Test", "type": "Picture" }, { "left": 143, "top": 647, "width": 224, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةميق تلصو ثيح و ،ةريبكلا قورفلا ةحص", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 647, "width": 428, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N-Gain ىلإ ٥٦ ، ٠٩", "type": "Picture" }, { "left": 82, "top": 671, "width": 429, "height": 74, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( ةعراستلما قيرفلا تاميلعت نأ ىلإ ريشي امم ،% TAI ملعت نيسحت يف ا ًدج لاعف ) ملعتلا جئاتن قيقحتل سيردتلا قرط رايتخا ةيمهأ ىلع جئاتنلا هذه دكؤت .ةيبرعلا ةغللا .ةيبرعلا ةغللا ميلعت يف لضفأ", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Text" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 85, "width": 396, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ةملكلا ةيحاتفلما ةيبرعلا ةغللا ملعت ،ملعتلا جئاتن ،ةعراستلما قيرفلا تاميلعت :", "type": "Section header" }, { "left": 277, "top": 137, "width": 45, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 428, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa sering kali menjadi kurang antusias terhadap pelajaran bahasa Arab dan merasa pelajaran tersebut membosankan dan tidak menarik. Stigma negatif ini terus berkembang di kalangan siswa, sehingga membuat proses pembelajaran bahasa Arab menjadi lebih sulit. Peneliti menerapkan TAI, model pembelajaran kooperatif yang mempertimbangkan beragam kemampuan siswa. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efektivitas Team Accelerated Instruction (TAI) dalam meningkatkan hasil pembelajaran bahasa Arab di MTs. Sumber Payung Ganding Sumenep, khususnya untuk siswa kelas delapan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian quasi experiment dengan rancangan penelitian menggunakan one group pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas 8 yang berjumlah 18 orang. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah penerapan metode peneliti menggunakan uji paired sample t test dan untuk mengetahui efektifitas penerapan metode menggunakn uji N-gain. Hasil temuan mengungkapkan peningkatan signifikan dari pemrolehan nilai rata-rata 36,00 (hasil pretest) menjadi 70,07 ( hasil nilai rata-rata postest). Uji T Sampel Berpasangan memvalidasi perbedaan signifikan, dengan Nilai N- Gain mencapai 56,09%, menunjukkan bahwa TAI cukup efektif dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Arab. Temuan ini menekankan pentingnya adaptasi pendekatan pembelajaran untuk mencapai hasil yang lebih baik dalam pembelajaran bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 374, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : team accelarated instruction, hasil belajar dan bahasa arab", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 443, "width": 114, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 428, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahasa Arab merupakan salah satu bidang studi di bawah naungan Kemendikbud (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia) dan Kemenag (Kementerian Agama Republik Indonesia). 1 Di Indonesia kurikulum nasional tidak hanya ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud). Namun Kemenag juga menyusun kurikulum yang memberikan kebijakan dalam bidang studi keagamaan, hal ini tidak terlepas dikarenakan penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam. Selain itu, eksistensi Bahasa Arab sebagai bahasa internasional dan ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 1973, menjadikannya penting untuk dipelajari baik oleh non muslim ataupun umat muslim sendiri untuk mendalami ajaran agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 724, "width": 428, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Khuroidah, Linda Ayu, And Saptian Diki Saputra. \"Implementasi Unsur-Unsur Penyusunan Kurikulum Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab Daring.\" Al Mi'yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban 5.1 (2022): 23-52.", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 429, "height": 280, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini, minat belajar siswa terhadap bahasa Arab semakin menurun, hal ini terlihat dari keadaan mereka yang cepat bosan dan malas saat mengikuti pembelajaran bahasa Arab. Terdapat banyak alasan mengapa mereka kurang berminat belajar bahasa Arab, pada umumnya mereka menganggap bahasa Arab lebih sulit dibandingkan dengan bahasa asing lain yang mereka pelajari. 2 Selain itu minat ini juga dipengaruhi oleh persepsi yang menganggap bahwa bahasa Arab tidak terlalu penting untuk kebutuhan masa depan. Minat belajar merupakan kekuatan yang dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk mencapai tujuan belajarnya. 3 Dengan kata lain minat belajar merujuk pada kecendrungan siswa untuk menaruh perhatian dan berusaha memahami materi pelajaran. Oleh karena itu, ketika minat tersebut hilang, siswa sering kali menjadi kurang antusias terhadap pelajaran bahasa Arab dan merasa pelajaran tersebut membosankan dan tidak menarik. Stigma negatif ini terus berkembang di kalangan siswa, sehingga membuat proses pembelajaran bahasa Arab menjadi lebih sulit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 388, "width": 428, "height": 239, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakta empiris diatas juga terjadi pada siswi unggulan Mts. Sumber Payung Ganding Sumenep, kurangnya antusiasme mereka untuk belajar bahasa Arab perlu mendapatkan perhatian yang besar. Pasalnya, mereka cendrung merasa ngantuk dan malas saat mengikuti pembelajaran bahasa Arab dan hal ini berpengaruh terhadap hasil belajar bahasa Arab mereka. Berdasarkan hasil pretest yang dilakukan oleh peneliti di peroleh hasiil rata rata 36,00. Untuk mengatasi problematika tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk mendorong minat siswa dalam belajar bahasa Arab .Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk membuat siswa tertarik dalam mempelajari bahasa Arab dan mungkin dapat meningkatkan hasil belajarnya adalah dengan menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang peneliti anggap tepat digunakan di Mts. Sumber Payung adalah pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 428, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Team accelarated Instruction merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif, tipe ini mengutamakan perbedaan kemampuan siswa di dalam kelas. Melalui", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 416, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Nurhasanah, M. (2021). Motivasi Belajar Bahasa Arab Pada Siswa SMK Muhmmadiyah 2 Ngawi. Al- Lubab: Jurnal Penelitian Pendidikan dan Keagamaan Islam, 7(1), 32-41.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 427, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Achru Andi, 2019. “Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran”. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Makassar.", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendekatan ini, siswa yang memiliki kemampuan unggul diharapkan dapat membantu memberikan pemahaman terhadap siswa yang memiliki kemampuan yang lebih rendah. 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tentang penerapan model pembelajaran ini banyak dikaji dalam lingkup pemecahan soal yang sifatnya numerik seperti riset yang dilakukan oleh Erlin Kusuma Ningrum, Agustina Sri Purnami, Sri Adi Widodo pada tahun 2017 dan juga Aniyatul Jaziroh, 2019 Gabariela Purnama Ningsi Dkk, 2023 dan Andi Rezky Amaliah, 2023 penerapan model ini dalam pembelajaran matematika dan kajian yang dilaksanakan oleh Dian Novianti Sitompul, 2022 dan Juhro Tunisa, 2022 juga riset Sutihermi pada tahun 2022. Dalam riset mereka mengimplementasikannya untuk meningkatkan hasil belajar akuntansi. Sementara pada penelitian ini, peneliti akan mengimplementasikan model TAI pada pembelajaran bahasa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 326, "width": 434, "height": 280, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat beberapa riset tentang penerapan model Team Acceralated Instruction dalam pembelajaran bahasa. Seperti risetnya Akmal pada tahun 2022 yang berjudul “Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Dompu Tahun Pembelajaran 2019/2020” dalam risetnya ia mengkaji bagaimana dampak penerapan TAI terhadap keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dan juga dampaknya terhadap peningkatan prestasi belajar Bahasa Inggris. Filipe da Costa Meneses juga mengkaji “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia”, dalam risetnya disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran TAI dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Indonesia peserta didik. Dengan demikian model pembelajaran TAI, dapat dijadikan salah satu alternatif sebagai model pembelajaran dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Arab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 429, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berbeda dengan penelitian sebelumnya pada penelitian ini, peneliti ingin menerapkan model TAI pada pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mengetahui sejauh mana Efektivitas Model Pembelajaran Team Accelarated Instruction dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab Pada Siswi Kelas VIII Unggulan Mts. Sumber Payung Ganding Sumenep.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 390, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Mutia, Intan. \"Penerapan Teknologi Komputasi Awan (Cloud Computing) Untuk Pembelajaran Mahasiswa Di Perguruan Tinggi.\" Faktor Exacta 9.3 (2016): 283-292.", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan manfaat dari penelitian ini, memberikan sumbangan ilmiah sebagai refrensi model pembelajaran dalam bahasa Arab untuk Sekolah Menengah Pertama.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 140, "width": 152, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 170, "width": 429, "height": 301, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian quasi experiment untuk melihat akibat dari suatu perlakuan dengan membandingkan hasil belajar dua kelompok kelas (independent class) atau dua kelompok waktu dengan kelas yang sama (dependent class) 5 . Penelitian ini menggunakan dua kelompok waktu yaitu kelompok eksperimen I (siswa sebelum penerapan metode Team Acceralated Instruction dalam pembelajaran bahasa Arab dan kelompok eksperimen II (siswa sesudah penerapan metode Team Acceralated Instruction dalam pembelajaran bahasa Arab). Jadi siswa pada kelompok eksperimen I sama dengan siswa pada kelompok eksperimen II, dengan kelompok waktu belajar yang berbeda. Jadi rancangan penelitian menggunakan one group pretest- postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 8 uggulan puteri Mts. Sumber Payung Ganding sumenep yang berjumlah 18 orang. Hal ini berdasarkan pertimbangan kelas ini Mengingat jumlah populasi < 100, maka semua anggota populasi dijadikan sampel. 6 Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil pretest yaitu untuk kelompok I dan dari hasil posttest yaitu untuk kelompok II. Data kemudian diolah dengan menggunakan software SPSS 19 7 dengan langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 491, "width": 382, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Menghitung rata-rata, median, nilai maksimum, nilai minimum dan standar deviasi (analisis deskriptif data sampel)", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 532, "width": 175, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Menguji normalitas data sampel", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 553, "width": 382, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Uji perbedaan rata-rata (menggunakan uji t-dependent atau uji paired sample t test) Kriteria pengujian yaitu jika p-value (nilai Sig pada output SPSS) < 0,05 (taraf nyata), maka terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum penerapan metode Team Acceralated Instruction. Sedangkan jika nilai p-value (Sig) ≥ 0,05, maka tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum penerapan metode Team Acceralated Instruction.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 388, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 427, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Arikunto, S Dan Jabar, C.S. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bandung: Alfabeta.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 406, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Andi. 2015. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 19. ISBN: 979-731-497-9. Semarang: Wahana Komputer Dan Andi", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 88, "width": 149, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Menghitung N-Gain Score", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 428, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika pada uji paired sample t test diperoleh terdapat perbedaan hasil belajar siswa sebelum penerapan metode Team Acceralated Instruction, maka dilanjutkan dengan menghitung skor Gain (uji N-gain) yaitu untuk mengetahui efektifitas penerapan metode Team Acceralated Instruction Rumus yang digunakan yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 210, "width": 164, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N Gain = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑖𝑑𝑒𝑎𝑙−𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 380, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: Skor ideal adalah nilai maksimal (tertinggi) yang dapat diperoleh.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 428, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategorisasi perolehan nilai N-gain score ditentukan berdasarkan nilai N-gain dalam bentuk persentase sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 333, "width": 239, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Kategori Tafsiran Efektivitas N-Gain", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 375, "width": 276, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persentase (%) Tafsiran", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 396, "width": 43, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "< 40, 00", "type": "Picture" }, { "left": 127, "top": 417, "width": 67, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40,00 - 55,99 56,00 - 75,00", "type": "Table" }, { "left": 127, "top": 458, "width": 40, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "> 75,00", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 406, "width": 67, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak Efektif", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 427, "width": 75, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurang Efektif Cukup Efektif Efektif", "type": "Picture" }, { "left": 103, "top": 521, "width": 193, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Hasil Penelitian dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 103, "top": 542, "width": 220, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Metode Team Accelarated Instruction", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 437, "height": 156, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode pembelajaran kooperatif tipe TAI (Teams Accelerated Instruction) dikembangkan oleh Robert E.Slavin. Nama model pembelajaran kooperatif ini awalnya adalah tai (team-assisted individualization), tetapi saat ini sekarang dikenal dengan model tai (team accelerated instruction). Terjemahan bebas dari istilah tai(team-assisted individualization) adalah bantuan individual dalam kelompok dengan karakteristik bahwa tanggung jawab belajar adalah para siswa. Oleh karena itu siswa harus membangun pengetahuan tidak menerima bentuk jadi dari guru.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 437, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembelajaran kooperatif tipe tai tipe team accelerated instruciton (tai) merupakan pembelajaran kooperatif khusus yang awalnya dirancang khusus untuk pelajaran matematika kelas 3-6 atau kelas yang lebih tinggi (yang belum siap untuk mata pelajaran aljabar lengkap). 8 Team Accelerated Instruction menggabungkan pembelajaran koopertif dengan pembelajaran individual. Team Accelerated Instruction adalah salah satu tipe model pembelajaran kooperatif dimana para siswa dengan kemampuan individualnya masingmasing bekerja sama di dalam kelompok kecil dengan kemampuan yang berbeda 9 atau dengan kata lain dasar pemikirannya adalah untuk mengadaptasikan pengajaran terhadap perbedaan individual berkaitan dengan kemampuan siswa maupun pencapaian prestasi siswa. Team Accelerated Instruction juga melihat siswa untuk bersosialisasi dengan baik, ditemukan adanya pengaruh positif hubungan dan sikap terhadap siswa yang terlambat secara akademis. Dengan membuat para siswa bekerja dalam tim-timsiswa dapat mengemban tanggung jawab, mengelola dan memeriksa secara rutin, saling membantu satu sama lain dalam menghadapi masalah, dan saling memberi dorongan untuk maju.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 407, "width": 321, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Team Accelarated Intuction menurut Robert. E Slavin 10 adalah:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 440, "width": 396, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) membuat kelompok heterogen dan diberikan bahan ajar berupa modul", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 470, "width": 401, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) siswa belajar secara berkelompok dengan dibantu oleh siswa pandai yang merupakan anggota kelompok, saling tukar jawaban, saling berbagi sehingga terjadi diskusi,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 542, "width": 294, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(3) penghargaan kelompok dan refleksi serta tes formatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 573, "width": 440, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belajar secara gotong royong atau secara kooperatif tipe tai betul-betul diharapkan akan sangat membantu bagi siswa yang memiliki kesenjangan intelektual. Dengan tai siswa belajar sesuai dengan kemampuan secara individual", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 643, "width": 427, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Ningrum, Erlin Kusuma, Agustina Sri Purnami, And Sri Adi Widodo. \"Eksperimentasi Team Accelerated Instruction Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa.\" JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) 1.2 (2017): 218-227.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 678, "width": 428, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Ningsi, Gabariela Purnama, Et Al. \"Model Pembelajaran Generatif Dalam Setting Team Accelerated Instruction (TAI) Ditinjau Dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.\" Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika 7.3 (2023): 2338-2348", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 712, "width": 428, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Da Costa Meneses, Filipe. \"Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia.\" Indonesian Journal Of Educational Development (IJED) 1.2 (2020): 199-209.", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 437, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tetapi tetap mereka akan memberi kontribusi bagi kelompok pada saat penilaian. Masing-masing anggota dalam kelompok memiliki tugas yang setara. Karena ada pembelajaran kooperatif keberhasilan kelompok sangat diperhatikan, maka siswa yang pandai ikut bertanggung jawab membantu temannya yang lemah dalam kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan keterampilannya, sedangkan siswa yang lemah akan terbantu dalam memahami permasalahan yang diselesaikan dalam kelompok tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 264, "width": 89, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hasil Belajar", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil adalah sesuatu yang menjadi akibat dari sebuah usaha untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan. Sedangkan kata belajar berarti usaha memperoleh kepandaian atau ilmu, atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 387, "width": 428, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk memberikan pengertian tentang hasil belajar maka akan diuraikan terlebih dahulu dari segi bahasa. Pengertian ini terdiri dari dua kata ‘hasil’ dan ‘belajar’. Dalam KBBI hasil memiliki beberapa arti: 1) Sesuatu yang diadakan oleh usaha, 2) pendapatan; perolehan; buah. Sedangkan belajar adalah perubahan tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman. 11 Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Sedangkan secara terminologis Nana Sudjana dalam bukunya mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya sebagai perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. 12", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 582, "width": 361, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut 13 :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 614, "width": 428, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 428, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud), Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, Cet. 4, 2007), H. 408 & 121.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 710, "width": 329, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Sugihartono, Dkk. 2017. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers. Hal 3.", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 428, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif rtipe Team Accelarated Instruction.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 212, "width": 358, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sementara Fungsi Hasil Belajar Hasil belajar antara lain sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 242, "width": 410, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Hasil belajar merupakan indikator dari kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 284, "width": 306, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Hasil belajar sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 305, "width": 410, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Hasil belajar sebagai bahan informasi pendidikan. Asumsinya adalah bahwa hasil belajar dapat dijadikan pedoman bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 387, "width": 410, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Hasil belajar merupakan indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu intitusi pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 449, "width": 410, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Eksperimentasi Metode Team Accelarated Instruction Dalam Pembelajaran Bahasa Arab", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 428, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini peneliti akan menerapkan Metode Team Accelarated Instruction Dalam Pembelajaran Bahasa Arab di kelas 8 MTs Unggulan Putri Sumber Payung Ganding Sumenep. Sebelum memulai pembelajaran menggunakan metode tersebut, peneliti harus menyiapkan beberapa hal, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 594, "width": 410, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peneliti Membuat soal pretest untuk materi bab pertama sebelum dilakukan eksprimen yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 635, "width": 410, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Selanjutnya peneliti Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan pokok bahasan mengenai materi bab kedua tentang Al-A’malul yaumiyah yang dikaitn dengan penerapkan metode team accelarated instruction.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 697, "width": 410, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peneliti menerapkan metode team accelarated instruction dalam pembelajaran bahasa arab selama 4 pertemuan.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 410, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Peneliti menyusun soal posttest terkait materi bab kedua tentang Al-A’malul yaumiyah yang terdiri dari 25 soal pilihan ganda.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 130, "width": 300, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Peneliti menguji hipotesis menggunakan uji Paired T Test", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 150, "width": 405, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Proses Pembelajaran Menggunakan Metode Team Accelarated Instruction", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 171, "width": 124, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Pertemuan pertama", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 428, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertemuan sebelum diterapkannya metode Team Accelarated Instruction, peneliti melakukan pretest berisi soal-soal pilihan ganda sebanyak 25 soal tentang materi A’malul Yaumiyah lis sa’ah dan meminta siswa untuk mengerjakannya sampai waktu jam pelajaran pada pertemuan itu habis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan pertama diterapkannya metode Team Accelarated Instruction, materi pertama berisi tentang teks qiro’ah tentang a’malul yaumiyah. Sebelum memulai pembelajaran, peneliti terlebih dahulu menjelaskan tentang tugas yang harus mereka laksanakan agar siswa bisa memahami pola pembelajaran dengan metode Team Accelarated Instruction tersebut dengan baik. Kemudian tepat pukul 10 menit setelah menjelaskan pola pembelajaran, peneliti mulai memproyeksikan langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 447, "width": 276, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Guru membaca teks qiro’ah tentang a’maul yaumiyah", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 470, "width": 237, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Siswa menirukan bacaan guru bersama-sama", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 491, "width": 410, "height": 52, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sesuai pilihan guru (di dalamnya terdapat siswa berkemampuan tinggi dan rendah)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 553, "width": 410, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Siswa saling menanyakan kosa kata yang belum dipahami dengan rekan kelompoknya", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 594, "width": 308, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Siswa menerjemahkan bersama dengan rekan kelompoknya", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 615, "width": 288, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Guru meminta siswa kembali ke tempat masing-masing", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 633, "width": 410, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Guru menunjuk siswa secara acak untuk menerjamahkan teks qiro’ah per kalimat", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 677, "width": 350, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Siswa lain memberi tanggapan hasil terjemahan siswa yang ditunjuk", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 698, "width": 144, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Guru memberi penguatan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 719, "width": 112, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Pertemuan kedua", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan kedua ini materi yang diajarkan berupa soal tadrib yang harus disesuaikan dengan teks bacaan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti mulai memproyeksikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 160, "width": 410, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sesuai pilihan guru (di dalamnya terdapat siswa berkemampuan tinggi dan rendah)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 222, "width": 410, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Guru memberi soal LKS sesuai teks bacaan pada pertemuan sebelumnya kepada siswa", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 264, "width": 393, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban yang diberikan oleh guru", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 284, "width": 260, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Siswa diminta kembali ke tempat masing-masing.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 305, "width": 410, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Guru memberi bola permainan lempar yang akan diiringi dengan nyanyian bahasa arab bersama dan akan berhenti sesuai intruksi guru.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 347, "width": 410, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Guru memerintahkan siswa yang dikenai bola permainan lempar untuk menjawab soal yang diberikan guru.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 388, "width": 274, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Siswa lain menanggapi jawaban siswa yang ditunjuk", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 409, "width": 144, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Guru memberi penguatan", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 429, "width": 112, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Pertemuan ketiga", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 428, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan ketiga ini materi yang diajarkan berupa mufrodat tentang a’malul yaumiyah dengan berbantuan media lauhatul bithoqoh. Peneliti mulai memproyeksikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 530, "width": 390, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Guru membaca mufrodat tentang a’malul yaumiyah lalu siswa mengikutinya", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 553, "width": 410, "height": 32, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Guru dan siswa membaca arti dari mufrodat yang dibaca sebelumnya secara bergantian dengan berulang-ulang.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 594, "width": 410, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sesuai pilihan guru (di dalamnya terdapat siswa berkemampuan tinggi dan rendah)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 657, "width": 410, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Guru meminta siswa untuk berbaris sesuai kelompoknya dan siswa yang berada dibarisan depan, mengambil bithoqah di lauhatul bithoqoh yang berisi mufrodat yang dipelajari.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 719, "width": 410, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Siswa menunjukkan kartu yang diambil kepada rekan kelompoknya dan rekan kelompoknya berdiskusi dan menjawabnya bersama-sama.", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 410, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Guru memberi skor penilaian di papan tulis terhadap kelompok yang menjawab benar dan mengurangi skor bagi kelompok yang menjawab salah.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 130, "width": 358, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Siswa dengan barisan kelompoknya melakukan ini sampai kartu habis", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 150, "width": 410, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Guru menentukan poin menjawab benar dari setiap kelompok dan menentukan pemenangnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 192, "width": 125, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Pertemuan keempat", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 429, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada pertemuan keempat ini materi yang diajarkan berupa soal berupa Multiple Coiche dan Essay tentang a’malul yaumiyah. Peneliti mulai memproyeksikan materi dengan langkah-langkah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 295, "width": 410, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Peserta didik diminta untuk membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 orang sesuai pilihan guru (di dalamnya terdapat siswa berkemampuan tinggi dan rendah)", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 357, "width": 381, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Guru memberi soal LKS berupa Multiple Coiche dan Essay kepada siswa", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 377, "width": 393, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Siswa secara berkelompok mendiskusikan jawaban yang diberikan oleh guru", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 398, "width": 410, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Guru meminta siswa berdiri dan membuat lingkaran dengan rekan kelompoknya", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 419, "width": 410, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Guru memberi bola permainan tendang (BPT) yang akan diiringi dengan nyanyian bahasa arab bersama dan akan berhenti sesuai intruksi guru.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 460, "width": 410, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Guru menunjuk satu siswa dari satu kelompok yang dikenai bola permainan tendang untuk menjawab soal yang diberikan guru begitupun seterusnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 501, "width": 410, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Guru memberi skor penilaian di papan tulis terhadap kelompok yang menjawab benar dan mengurangi skor bagi kelompok yang menjawab salah.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan pada pertemuan selanjutnya peneliti memberi soal posttest berisi soal-soal pilihan ganda sebanyak 25 soal tentang materi A’malul Yaumiyah dan meminta siswa untuk mengerjakannya sampai waktu jam pelajaran pada pertemuan itu habis.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 625, "width": 371, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Menggunakan", "type": "Section header" }, { "left": 121, "top": 646, "width": 199, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Team Accelarated Instruction", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 676, "width": 395, "height": 59, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Deskriptif hasilb belajar siswa Analisis Deskriptif Nilai Pretest Nilai Posttest Nilai Mininum 12,00 44,00", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 89, "width": 378, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Maksinum 96,00 100,00 Standart Deviasi Rata-rata Median Skewness 19,25 36,00 32,00 1,97 16,46 70,07 68,00 0,19", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 428, "height": 239, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil belajar materi bahasa Arab siswa kelas 8 MTs Unggulan Putri Sumber Payung Ganding Sumenep sebelum menerapakan metode Team Accelarated Instruction, dari hasil pretest memperoleh nilai terendah 12,00 dan nilai tertinggi 96,00 dengan nilai rata-rata kelas 36,00. Sedangkan hasil belajar materi bahasa Arab siswa setelah diterapkannya metode Team Accelarated Instruction, dari hasil posttest memperoleh nilai terendah 44,00 dan nilai tertinggi 100,00 dengan rata-rata 70,07. Nilai skewness (kemiringan) yang berada di antara rentang nilai -2 sampai dengan 2 baik nillai pretest maupun posttest menunjukkan bahwa secara deskriptif data hasil belajar mahasiswa memiliki distribusi normal. Dari hasil rekapitulasi nilai hasil pretest dan postest dapat disimpulkan bahwa hasil posttest setelah diterapkannya metode Team Accelarated Instruction menunjukkan peningkatan nilai yang lebih tinggi dibandingkan hasil pretest sebelum diterapkannya metode Team Accelarated Instruction.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 103, "top": 88, "width": 410, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Efektivitas Metode Team Accelarated Instruction Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Arab", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 428, "height": 301, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan melalui uji Paired Sampel T-Test pada tabel diatas didapatkan hasil nilai Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, hal ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara variable awal dan variable akhir. Ini menunjukkan terdapat pengaruh yang bermakna terhadap perbedaan perlakuan yang diberikan pada masing masing variable. Oleh karena itu, sebagaimana dasar pengambilan keputusan uji Paired Sampel T-Test di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ada perbedaan hasil belajar materi bahasa Arab siswa yang menggunakan metode Team Accelarated Instruction dalam proses pembelajaran. Karena terdapat perbedaan yang signifikan maka hipotesis penelitian dapat terjawab, yaitu “adanya korelasi positif antara penggunaan metode Team Accelarated Instruction dengan hasil belajar materi bahasa Arab siswa kelas 8 MTs Unggulan Putri Sumber Payung Ganding Sumenep. Selanjutnya berdasarkan N-gain Score diperoleh hasil persentase N-gain sebesar 56,09%. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran bahasa arab dengan menggunakan Metode Team Accelarated Instruction cukup efektif .", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 683, "width": 102, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 428, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) telah diujicobakan untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Arab pada siswi kelas VIII", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 239, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di MTs. Sumber Payung Ganding Sumenep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode TAI secara signifikan meningkatkan hasil belajar siswa dalam bahasa Arab. Terjadi peningkatan hasil belajar yang cukup efektif, dengan perolehan N-Gain Score sebesar 56,09%. Metode TAI, yang menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran individual, membantu siswa dengan kemampuan yang beragam untuk saling mendukung dan berkontribusi dalam proses belajar. Hasil penelitian ini memberikan sumbangan ilmiah dalam konteks pembelajaran bahasa Arab di Sekolah Menengah Pertama, menggarisbawahi bahwa penyesuaian pendekatan pembelajaran dengan kebutuhan siswa dapat memotivasi minat belajar dan meningkatkan hasil belajar mereka. Namun, perlu dicatat bahwa upaya-upaya lebih lanjut mungkin diperlukan untuk memperluas penggunaan metode TAI dalam berbagai mata pelajaran dan lingkungan pendidikan lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 377, "width": 113, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 428, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Achru Andi, 2019. “Pengembangan Minat Belajar Dalam Pembelajaran”. Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin Makassar. Makassar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 428, "height": 72, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akmal, Akmal. \"Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Di Kelas XI IPA 4 SMA Negeri 3 Dompu Tahun Pembelajaran 2019/2020.\" JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 5.1 (2022): 51-61.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amaliah, Andi Rezky. \"Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas Iv Sdn 259 Patimpeng Kecamatan Patimpeng Kabupaten Bone.\" (2023).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andi. 2015. Pengolahan Data Statistik Dengan SPSS 19. ISBN: 979-731-497-9.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 626, "width": 198, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semarang: Wahana Komputer Dan Andi", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 428, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S Dan Jabar, C.S. 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bandung: Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 698, "width": 428, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Da Costa Meneses, Filipe. \"Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page footer" }, { "left": 121, "top": 88, "width": 393, "height": 32, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia.\" Indonesian Journal Of Educational Development (IJED) 1.2 (2020): 199-209.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jaziroh, Aniyatul. \"Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Accelerated Instruction (Tai) Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dalam Pembelajaran Matematika Materi Pola Bilangan.\" Hipotenusa: Journal Of Mathematical Society 1.1 (2019): 27-32.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khuroidah, Linda Ayu, And Saptian Diki Saputra. \"Implementasi Unsur-Unsur Penyusunan Kurikulum Terhadap Pengembangan Kurikulum Pendidikan Bahasa Arab Daring.\" Al Mi'yar: Jurnal Ilmiah Pembelajaran Bahasa Arab Dan Kebahasaaraban 5.1 (2022): 23-52.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 428, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mutia, Intan. \"Penerapan Teknologi Komputasi Awan (Cloud Computing) Untuk Pembelajaran Mahasiswa Di Perguruan Tinggi.\" Faktor Exacta 9.3 (2016): 283- 292.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 428, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ningrum, Erlin Kusuma, Agustina Sri Purnami, And Sri Adi Widodo. \"Eksperimentasi Team Accelerated Instruction Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Ditinjau Dari Kemampuan Awal Siswa.\" JNPM (Jurnal Nasional Pendidikan Matematika) 1.2 (2017): 218-227.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 461, "width": 428, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ningsi, Gabariela Purnama, Et Al. \"Model Pembelajaran Generatif Dalam Setting Team Accelerated Instruction (TAI) Ditinjau Dari Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa.\" Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika 7.3 (2023): 2338-2348.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 544, "width": 428, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhasanah, Muwahidah. \"Motivasi Belajar Bahasa Arab Pada Siswa SMK Muhmmadiyah 2 Ngawi.\" Al-Lubab: Jurnal Penelitian Pendidikan Dan Keagamaan Islam 7.1 (2021): 32-41.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 428, "height": 93, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sitompul, Dian Novianti. \"Pengaruh Pembelajaran Akuntansi Dengan Model Pembelajaran Team Accelerated Instruction (TAI) Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Swasta Al-Washliyah 3 Medan Tahun Ajaran 2022/2023.\" LIABILITIES (JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI) 5.3 (2022): 23-29.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 348, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugihartono, Dkk. 2017. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Pers.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 31, "width": 231, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisan An Nathiq: Jurnal Bahasa dan Pendidikan Bahasa Arab Vol 6 No 1 Mei 2024", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 37, "width": 93, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN:2721-0766 e-ISSN:2716-1668", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 782, "width": 14, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 93, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutihermi, Sutihermi. \"Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Team Accelerated Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Tahap-Tahap Proses Pencatatan Transaksi Perusahaan Jasa Siswa Kelas X Ak. 2 SMK Negeri 1 Dumai Tahun Ajara.\" Jurnal Ilmiah Wahana Pendidikan 8.21 (2022): 638-647.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tim Penyusun Pusat Bahasa (Mendikbud), Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, Ed. 3, Cet. 4, 2007), H. 408 & 121.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 428, "height": 52, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tunisa, Juhro. \"Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Team Accelerated Instruction Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa SMA.\" Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha 14.2 (2022): 321-329.", "type": "Text" } ]
b0c85d8b-5c9a-4e93-b597-7c6659d74934
https://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/download/92298/7129
[ { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B90", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 224, "width": 255, "height": 312, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak —Sistem distribusi tenaga listrik semakin berkembang yang ditandai dengan meningkatnya permintaan energi listrik. Terlebih lagi, keberadaan pembangkit listrik dengan sumber terbarukan semakin berkembang dan meluas. Pada kenyataannya, nilai beban dan pembangkitan sumber energi terbarukan selalu berubah. Semakin meningkatnya permintaan energi listrik serta nilai beban yang selalu berubah menyebabkan permasalahan seperti kerugian daya dan penurunan tegangan. Permasalahan ini dapat diselesaikan dengan melakukan rekonfigurasi dinamis yang memperhatikan energi terbarukan dan dinamika perubahan beban. Rekonfigurasi dinamis dilakukan pada jaringan distribusi radial 20 kV ULP Teluk Betung kota Bandar Lampung dengan metode Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) untuk mengurangi kerugian daya dan meningkatkan nilai tegangan pada jaringan distribusi. Metode Newton-Raphson digunakan sebagai metode aliran daya pada studi rekonfigurasi dinamis ini. Berdasarkan hasil simulasi dan analisis pada sistem distribusi yang terjadi gangguan pemutusan saluran dan terpasang sistem PV, setelah dilakukan rekonfigurasi dinamis pada sistem distribusi didapatkan bahwa dalam waktu 24 jam terjadi pengurangan kerugian daya aktif adalah sebesar 47,001% dan pengurangan kerugian daya reaktif adalah sebesar 46,866%. Nilai tegangan rata-rata pada sistem distribusi dalam 24 jam adalah sebesar 0, 98947 p.u dan dengan nilai tegangan minimum adalah sebesar 0,95444 p.u. Dari hasil simulasi dan analisis, rekonfigurasi dinamis dengan metode BPSO mampu meningkatkan nilai tegangan dan menurunkan kerugian daya pada sistem distribusi yang terjadi gangguan saluran dan terpasang sistem PV.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 547, "width": 255, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci — Binary Particle Swarm Optimization (BPSO), Pengurangan Kerugian Daya, Peningkatan Profil Tegangan, Photovoltaic , Rekonfigurasi Jaringan Dinamis, Sistem Distribusi.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 607, "width": 91, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 622, "width": 256, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ERKEMBANGAN sosial ekonomi yang cepat menyebabkan kebutuhan energi listrik oleh konsumen terutama di sektor industri dan komersial pada sisi distribusi semakin meningkat [1]. Peningkatan kebutuhan energi listrik mengakibatkan peningkatan arus yang akan meningkatkan kerugian daya dan drop tegangan pada jaringan. Kerugian daya dipengaruhi oleh arus resistansi dan reaktansi penyulang [2]. Selain itu, permasalahan lain yang mungkin terjadi adalah gangguan pada saluran, seperti saluran putus karena short circuit , fenomena alam atau sistem yang abnormal. Semakin banyaknya renewable energy (RE), misalnya photovoltaic (PV), yang pembangkitannya tidak menentu di jaringan distribusi juga menjadi tantangan karena dapat", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 601, "width": 252, "height": 97, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi karakteristik penyulang [3]. Oleh karena pentingnya jaringan distribusi, maka PT PLN (Persero) sebagai penyedia jasa listrik di Indonesia harus selalu menjaga kualitas jaringan distribusi. Salah satu solusi untuk menyelesaikan permasalahan kerugian daya dan drop tegangan dengan mempertimbangkan RE yang keluaran dayanya bervariasi adalah dengan rekonfigurasi dinamis jaringan distribusi [4].", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 697, "width": 251, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian mengenai rekonfigurasi jaringan distribusi telah berhasil menyelesaikan permasalahan pada sistem distribusi, seperti perbaikan profil tegangan, perbaikan kerugian daya, dan juga untuk menaikkan indeks stabilitas tegangan [5-7]. Pengembangan rekonfigurasi jaringan distribusi dengan interval pernah dianalisis untuk menurunkan kerugian daya [8]. Pada penelitian sebelumnya, telah dilakukan studi", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 48, "width": 481, "height": 115, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rekonfigurasi Dinamis Jaring Distribusi Radial 20 kV Teluk Betung untuk Meningkatkan Profil Tegangan dengan Mempertimbangkan Gangguan Saluran dan Injeksi Renewable Energy", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 171, "width": 336, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fachri Azca Haidar Fayumi, Dimas Fajar Uman Putra, dan Ni Ketut Aryani Departemen Teknik Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 614, "width": 23, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P", "type": "Picture" }, { "left": 314, "top": 344, "width": 155, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Jenis kurva beban harian residensial.", "type": "Text" }, { "left": 314, "top": 468, "width": 153, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Jenis kurva beban harian komersial.", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 582, "width": 151, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Jenis kurva beban harian industrial.", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B91", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 434, "width": 247, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rekonfigurasi jaringan distribusi radial 20 kV Teluk Betung, namun hanya memperhatikan kondisi tertentu. Oleh karena itu, akan dilakukan pengembangan berupa studi rekonfigurasi dinamis jaringan distribusi radial 20 kV Teluk Betung yang memperhatikan dinamika beban dan pembangkitan PV serta gangguan saluran [9].", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 525, "width": 84, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. DASAR TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 541, "width": 155, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Sistem Jaringan Distribusi Radial", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 555, "width": 252, "height": 97, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik yang berfungsi menyalurkan energi listrik ke konsumen [10]. Terdapat 2 jenis jaringan distribusi, yaitu : jaringan distribusi tegangan menengah (JDTM) dengan tegangan 6 kV atau 20 kV dan jaringan distribusi tegangan rendah (JDTR) dengan tegangan 220 V atau 380 V [11]. Pada jaringan distribusi, topologi yang biasa digunakan adalah topologi radial karena lebih ekonomis [6].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 658, "width": 155, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Ssitem Jaringan Distribusi Radial", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 672, "width": 250, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cahaya matahari dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan Photovoltaic (PV) [12]. PV sering dipasang di perumahan atau berupa PV farm yang secara khusus terhubung dengan jaringan distribusi. Salah satu tantangan PV di jaringan distribusi adalah intermitensi daya PV yang menyebabkan fluktuasi tegangan [13]. Daya keluaran PV dipengaruhi oleh nilai insolasi matahari dan suhu modul PV. Nilai daya keluaran PV dapat dihitung melalui persamaan berikut [12]:", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 581, "width": 207, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃 = 𝑀𝑀 �𝑃𝑃 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 × 𝐺𝐺 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 𝐺𝐺 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 + � 1 + 𝑘𝑘 ( 𝑇𝑇 𝑐𝑐 − 𝑇𝑇 𝑟𝑟 ) �� (1)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 609, "width": 144, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan keterangan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 621, "width": 223, "height": 64, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑃 𝑃𝑃𝑃𝑃 : daya keluaran PV 𝑃𝑃 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 : daya keluaran maksimal PV pada STC (W) 𝑀𝑀 : jumlah modul PV 𝑘𝑘 : koefisien suhu (%/°C) 𝐺𝐺 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐺𝐺", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 670, "width": 236, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": nilai insolasi matahari sebenarnya (W/m 2 ) 𝐺𝐺 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆 : nilai insolasi matahari pada STC (1000 W/m 2 ) 𝑇𝑇 𝑐𝑐 : nilai suhu pada modul PV (°C) 𝑇𝑇 𝑟𝑟 : nilai suhu referensi (°C)", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 725, "width": 103, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Analisis Aliran Daya", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 740, "width": 247, "height": 37, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis aliran daya atau disebut juga Load Flow menjadi dasar dari desain dan analisis sistem tenaga listrik. Melalui analisis ini, parameter dalam sistem tenaga dapat dianalisis", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 171, "width": 117, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Data pembangkittan PV.", "type": "Caption" }, { "left": 56, "top": 417, "width": 137, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Urutan pelaksanaan penelitian.", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 210, "width": 163, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Hasil rekonfigurasi sebelum gangguan.", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 385, "width": 151, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Hasil rekonfigurasi saat gangguan. .", "type": "Caption" }, { "left": 314, "top": 554, "width": 159, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Hasil rekonfigurasi setelah gangguan.", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B92", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 319, "width": 254, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14]. Terdapat beberapa metode yang dapat digunakan, salah satunya adalah Newton-Raphson. Melalui metode ini, arus dan daya kompleks yang mengalir dapat dihitung menggunakan persamaan berikut [14]:", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 373, "width": 144, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝐼 𝑖𝑖 = ∑ 𝑌𝑌 𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑉𝑉 𝑖𝑖 𝑛𝑛 𝑖𝑖=1 (2)", "type": "Formula" }, { "left": 148, "top": 393, "width": 145, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑃 𝑖𝑖 − 𝑗𝑗𝑄𝑄 𝑖𝑖 = 𝑉𝑉 𝑖𝑖 ∗ 𝐼𝐼 𝑖𝑖 (3)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 411, "width": 250, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan memasukkan persamaan (2) ke dalam persamaan (3) dan mengubah dalam bentuk polar, maka diperoleh persamaan sebagai berikut [14]:", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 454, "width": 201, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑃𝑃 𝑖𝑖 − 𝑗𝑗𝑄𝑄 𝑖𝑖 = | 𝑉𝑉 𝑖𝑖 | ∠−𝛿𝛿 𝑖𝑖 ∑ �𝑌𝑌 𝑖𝑖𝑖𝑖 ��𝑉𝑉 𝑖𝑖 � 𝑛𝑛 𝑖𝑖=1 ∠𝜃𝜃 𝑖𝑖𝑖𝑖 + 𝛿𝛿 𝑖𝑖 (4) 𝑃𝑃 𝑖𝑖 = ∑ | 𝑉𝑉 𝑖𝑖 | �𝑉𝑉 𝑖𝑖 ��𝑌𝑌 𝑖𝑖𝑖𝑖 � cos ( 𝜃𝜃 𝑖𝑖𝑖𝑖 −𝛿𝛿 𝑖𝑖 + 𝛿𝛿 𝑖𝑖 ) 𝑛𝑛 𝑖𝑖=1 (5)", "type": "Formula" }, { "left": 95, "top": 496, "width": 198, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑄𝑄 𝑖𝑖 = − ∑ | 𝑉𝑉 𝑖𝑖 | �𝑉𝑉 𝑖𝑖 ��𝑌𝑌 𝑖𝑖𝑖𝑖 � sin �𝜃𝜃 𝑖𝑖𝑖𝑖 −𝛿𝛿 𝑖𝑖 + 𝛿𝛿 𝑖𝑖 � 𝑛𝑛 𝑖𝑖=1 (6)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 515, "width": 249, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persamaan (5) dan (6) adalah persamaan non-linier dari daya aktif dan reaktif. Lalu dilakukan ekspansi sehingga menghasilkan matriks Jacobian pada persamaan (7). Maka dapat diperoleh nilai perkiraan tegangan pada bus i pada setiap iterasi k tertulis pada persamaan (8) [14] :", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 581, "width": 171, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "�Δ𝑃𝑃 Δ𝑄𝑄� = �𝐽𝐽 1 𝐽𝐽 2 𝐽𝐽 3 𝐽𝐽 4 � � Δ𝛿𝛿 Δ | 𝑉𝑉 | � (7)", "type": "Formula" }, { "left": 47, "top": 611, "width": 246, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "�𝑉𝑉 𝑖𝑖 ( 𝑘𝑘+1 ) � = �𝑉𝑉 𝑖𝑖 ( 𝑘𝑘 ) � + Δ�𝑉𝑉 𝑖𝑖 ( 𝑘𝑘 ) � (8) dengan keterangan sebagai berikut:", "type": "Formula" }, { "left": 52, "top": 645, "width": 5, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝐼 𝑖𝑖", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 644, "width": 190, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": arus yang mengalir pada saluran 𝑖𝑖 𝑌𝑌 𝑖𝑖𝑖𝑖 : admitansi antara bus 𝑖𝑖 dengan bus 𝑗𝑗", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 670, "width": 134, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉𝑉 𝑖𝑖 : tegangan pada bus 𝑖𝑖 Δ𝑃𝑃 : perubahan daya aktif", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 695, "width": 175, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐽𝐽 : matriks Jacobian Δ | 𝑉𝑉 | : perubahan magnitude tegangan 𝑉𝑉 𝑖𝑖 ( 𝑘𝑘 ) : tegangan pada iterasi 𝑘𝑘 𝑃𝑃 𝑖𝑖", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 735, "width": 142, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": daya aktif menuju bus 𝑖𝑖 𝑄𝑄 𝑖𝑖", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 747, "width": 149, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": daya reaktif menuju bus 𝑖𝑖 𝛿𝛿 𝑖𝑖 : sudut delta tegangan Δ𝑄𝑄", "type": "Table" }, { "left": 94, "top": 772, "width": 99, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": perubahan daya reaktif", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 316, "width": 176, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Δ𝛿𝛿 : perubahan sudut delta tegangan", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 329, "width": 158, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉𝑉 𝑖𝑖 ( 𝑘𝑘+1 ) : tegangan pada iterasi 𝑘𝑘 + 1", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 350, "width": 250, "height": 76, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Rekonfigurasi Dinamis Jaringan Distribusi Rekonfigurasi jaringan distribusi berfungsi mengubah kondisi open/closed dari tie-switch untuk mengatur ulang topologi penyulang distribusi. Rekonfigurasi jaringan mampu memperbaiki kondisi sistem distribusi [15]. Struktur jaringan juga harus dijaga agar tetap radial.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 425, "width": 251, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat dua jenis rekonfigurasi yaitu rekonfigurasi statis yang berfokus pada waktu tertentu dan dinamis yang memperhatikan perubahan beban dan pembangkitan RE pada jaringan distribusi [16]. Rekonfigurasi dinamis sangat penting karena keberadaan RE yang semakin banyak pada jaringan distribusi saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 503, "width": 205, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Binary Partticle Swarm Opttimization (BPSO)", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 518, "width": 254, "height": 182, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Algoritma PSO terinspirasi dari sekawanan hewan yang bergerak secara abstrak namun dapat menuju tempat yang paling optimal [17]. Terdapat individu yang memiliki nilai posisi dan kecepatan yang selalu berubah di setiap iterasinya [5]. Nilai Pbest akan dibandingkan dengan nilai Gbest dan dipilih nilai paling optimal untuk menjadi acuan [7]. Salah satu variasi PSO adalah Binary Particle Swarm Optimization (BPSO) yang cocok digunakan untuk permasalahan optimasi yang bersifat diskrit. Pada algoritma BPSO domain dari ruang pencarian PSO diubah menjadi domain biner. Proses pengubahan juga diterapkan pada rentang kecepatan serta posisi. Pada rekonfigurasi jaringan distribusi, individu yang bernilai “1” menandakan switch yang terbuka, sedangkan yang bernilai “0” menandakan switch yang tertutup [18].", "type": "Text" }, { "left": 321, "top": 717, "width": 214, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODOLOGI DAN PEMODELAN SISTEM", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 732, "width": 75, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Metode BPSO", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 747, "width": 250, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menerapkan metode BPSO dengan fungsi sigmoid yang menyebabkan hasil output menjadi biner. Loop atau ruang pencarian ditentukan terlebih dahulu. Ruang", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 166, "width": 170, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Perbandingan kerugian daya sistem aktif.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 298, "width": 180, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Perbandingan kerugian daya sistem reaktif.", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 166, "width": 170, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Perbandingan tegangan sistem rata-rata.", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 298, "width": 174, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Perbandingan tegangan sistem minimum.", "type": "Caption" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B93", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 377, "width": 247, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pencarian merupakan loop yang tersusun atas saluran lama dan saluran baru. Di dalam setiap loop akan didapatkan posisi tie switch yang merupakan solusi paling optimal. Data Parameter BPSO dittunjukkan pada Tabel 1 [19].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 425, "width": 249, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Swarm dengan nilai fitness terbaik akan menjadi nilai acuan yang akan disimpan dalam variabel Pbest untuk nilai fitness terbaik dalam setiap swarm dan variabel Gbest untuk nilai fitness terbaik dari keseluruhan swarm . Pergerakan setiap partikel sesuai dengan persamaan berikut:", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 494, "width": 246, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉𝑉 𝑖𝑖𝑟𝑟+1 = 𝑤𝑤 × 𝑉𝑉 𝑖𝑖𝑟𝑟 + 𝑐𝑐 1 × 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 × �𝑃𝑃 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝑋𝑋 𝑖𝑖𝑟𝑟 � + 𝑐𝑐 2 × 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 × �𝐺𝐺 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖 − 𝑋𝑋 𝑖𝑖𝑟𝑟 � (9)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 528, "width": 236, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑠𝑠 ( 𝑣𝑣 𝑖𝑖𝑟𝑟+1 ) = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑝𝑝 𝑖𝑖 1+𝑏𝑏 −𝑣𝑣𝑖𝑖𝑖𝑖+1 (10)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 236, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑋𝑋 𝑖𝑖𝑟𝑟+1 = 𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑝𝑝 𝑖𝑖 �𝑠𝑠 ( 𝑣𝑣 𝑖𝑖𝑟𝑟+1 ) � (11)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 572, "width": 235, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑤𝑤 = 𝑤𝑤 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − ( 𝑤𝑤 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 − 𝑤𝑤 𝑚𝑚𝑖𝑖𝑛𝑛 ) × � 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑏𝑏𝑟𝑟 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑖𝑖𝑡𝑡𝑏𝑏𝑟𝑟 � (12)", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 596, "width": 144, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan keterangan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 609, "width": 12, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑋𝑋 𝑖𝑖𝑟𝑟", "type": "Text" }, { "left": 97, "top": 608, "width": 105, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": posisi individu sekarang", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 620, "width": 167, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑉𝑉 𝑖𝑖𝑟𝑟 : kecepatan individu sekarang", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 632, "width": 204, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑋𝑋 𝑖𝑖𝑟𝑟+1 : posisi individu iterasi selanjutnya 𝑉𝑉 𝑖𝑖𝑟𝑟+1 : kecepatan individu iterasi selanjutnya 𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟𝑟 : nilai random antara 0 – 1 𝑤𝑤 : nilai inersia 𝑤𝑤 𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 : nilai inersia maksimal 𝑠𝑠 : fungsi sigmoid 𝑐𝑐 1 : konstanta cognitive 𝑐𝑐 2", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 718, "width": 168, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": konstanta social acceleration 𝑃𝑃 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖 : posisi terbaik dari individu", "type": "Text" }, { "left": 52, "top": 746, "width": 27, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐺𝐺 𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑏𝑡𝑡 𝑖𝑖𝑖𝑖", "type": "Table" }, { "left": 52, "top": 745, "width": 161, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": posisi terbaik dari populasi 𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑟𝑟 : iterasi saat ini max 𝑖𝑖𝑡𝑡𝑏𝑏𝑟𝑟 : nilai iterasi maksimal", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 369, "width": 136, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑤𝑤 𝑚𝑚𝑖𝑖𝑛𝑛 : nilai inersia minimal", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 381, "width": 123, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑙𝑝𝑝 𝑖𝑖 : panjang loop ke-i", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 400, "width": 81, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Fungsi Objektif", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 414, "width": 256, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi objektif yang digunakan adalah untuk meminimalkan rugi-kerugian daya.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 444, "width": 167, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐹𝐹 = min( ∑ 𝐼𝐼 𝑘𝑘 2 × 𝑅𝑅 𝑘𝑘 𝑀𝑀 𝑘𝑘=1 ) (13)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 463, "width": 82, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Fungsi Batasan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 477, "width": 255, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fungsi batasan yang digunakan adalah batasan keseimbangan daya aktif, radialitas, dan nilai tegangan. a) Keseimbangan daya aktif", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 520, "width": 212, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "∑ 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖𝑟𝑟 𝑖𝑖 𝐿𝐿 𝑖𝑖=1 = ∑ 𝑃𝑃𝑙𝑙𝑙𝑙𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑘𝑘 + ∑ 𝑃𝑃𝑙𝑙𝑙𝑙𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑙𝑙 𝐼𝐼 𝑙𝑙=1 𝑀𝑀 𝑘𝑘=1 (14)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 540, "width": 85, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b) Radialitas sistem", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 558, "width": 246, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "∑ 𝑆𝑆 𝑘𝑘 = 1 𝑀𝑀 𝑘𝑘=1 (15) c) Tegangan setiap bus", "type": "Formula" }, { "left": 399, "top": 595, "width": 152, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.9 ≤ 𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑠𝑠 𝑖𝑖 ≤ 1.05 (16)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 613, "width": 144, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan keterangan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 310, "top": 625, "width": 112, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐹𝐹 : fungsi objektif 𝑀𝑀 : jumlah saluran", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 650, "width": 201, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝐼𝐼 𝑘𝑘 : arus yang mengalir pada saluran ke- 𝑘𝑘 𝑅𝑅 𝑘𝑘 : nilai resistansi saluran ke- 𝑘𝑘 𝐿𝐿", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 674, "width": 202, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": jumlah bus generator 𝑀𝑀 : jumlah saluran 𝑁𝑁 : jumlah bus beban 𝑃𝑃𝑃𝑃𝑖𝑖𝑟𝑟 𝑖𝑖 : daya aktif pada generator ke- 𝑗𝑗 𝑃𝑃𝑙𝑙𝑙𝑙𝑠𝑠𝑠𝑠 𝑘𝑘 : kerugian daya aktif pada saluran ke- 𝑘𝑘 𝑃𝑃𝑙𝑙𝑙𝑙𝑟𝑟𝑟𝑟 𝑙𝑙 : beban aktif pada bus beban ke- 𝑙𝑙", "type": "Table" }, { "left": 310, "top": 749, "width": 182, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "𝑆𝑆 𝑘𝑘 : kondisi switch pada saluran ke- 𝑘𝑘 𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑉𝑠𝑠 𝑖𝑖", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 762, "width": 121, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": besar tegangan pada bus ke- 𝑖𝑖", "type": "Picture" }, { "left": 154, "top": 60, "width": 28, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1.", "type": "Picture" }, { "left": 60, "top": 70, "width": 178, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data parameter BPSO Parameter Nilai Iterasi 200 W max 0.9 W min", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 109, "width": 175, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0.4 C1 2.0 C2 2.0 Tabel 2.", "type": "Picture" }, { "left": 60, "top": 158, "width": 216, "height": 208, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data generator bus sistem N O Nama Gardu Induk V (p.u) MVA 1 Teluk Betung #1 (Trafo 1) 1.0 100 2 Teluk Betung #2 (Trafo 2) 1.0 100 Tabel 3. Data saluran N O Jenis Kabel Ukuran kabel (mm 2 ) R (Ω/km) X (Ω/km) 1 A3C 150 0,21 0,37357 Tabel 4. Data rencana saluran baru dan eksisting Nama Dari bus Ke bus Status l (km) R (Ω/km) X (Ω/km) S82 34 52 Eksisting 0.1 0.005 0.009 S83 38 76 Eksisting 0.1 0.005 0.009 S84 42 64 Baru 0.41 0.022 0.038 S85 30 79 Baru 0.305 0.016 0.028 S86 8 19 Baru 0.207 0.011 0.019 S87 22 54 Baru 0.209 0.011 0.019", "type": "Table" }, { "left": 414, "top": 61, "width": 28, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5.", "type": "Picture" }, { "left": 373, "top": 71, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data loop pencarian rekonfigurasi", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 82, "width": 17, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L OOP", "type": "Picture" }, { "left": 327, "top": 82, "width": 152, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saluran 1 S36, S38, S39, S40, S60, S61, S62, S84", "type": "Picture" }, { "left": 320, "top": 101, "width": 215, "height": 256, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 S25, S26, S27, S28, S75, S76, S77, S85 3 S1, S2, S3, S4, S5, S6, S14, S15, S16, S17, S86 4 S29, S30, S31, S32, S44, S45, S46, S47, S48, S49, S50, S82 5 S34, S35, S37, S65, S66, S67, S68, S69, S70, S71, S72, S73, S74, S83 6 S14, S15, S16, S18, S19, S20, S51, S52, S87 Tabel 6. Hasil simulasi sebelum gangguan Kondisi Sebelum Gangguan Sebelum Rekonfigurasi Setelah Rekonfigurasi Tie switch S84 S85 S86 S82 S83 S87 S39 S85 S6 S82 S34 S87 Kerugian daya aktif total 864,078 kW 635,283 kW Pengurangan kerugian daya aktif - 26,478% Kerugian daya reaktif total 1530,024 kVAR 1126,467 kVAR Pengurangan kerugian daya reaktif - 26,376% Tegangan rata-rata sistem dalam 24 jam 0,98861 p.u 0,99183 p.u Tegangan minimum sistem dalam 24 jam 0,96470 p.u (Bus 15 – Jam ke-8) 0,97237 p.u (Bus 61 – Jam ke-8)", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B94", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 404, "width": 101, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. Data Generatur Bus", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 419, "width": 246, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data dari Gardu Induk Teluk Betung yang digunakan disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 449, "width": 73, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. Data Saluran", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 463, "width": 246, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saluran pada ULP Teluk Betung menggunakan jenis kabel A3C dengan data saluran ang disajikan pada Tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 494, "width": 125, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. Data Kurva Beban Harian", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 508, "width": 249, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat tiga jenis kurva beban harian. Kurva beban harian dibutuhkan untuk memperoleh detail beban setiap jam. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1, Gambar 2, dan Gambar 3 [20].", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 562, "width": 156, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "G. Sistem Jaringan Distribusi Radial", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 577, "width": 161, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Menentukan Rencana Saluran Baru", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 591, "width": 247, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar saluran baru yang direncanakan ditunjukkan pada Tabel 4.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 621, "width": 191, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2) Menentukan Ruang Pencarian pada Sistem", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 636, "width": 246, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat enam loop pencarian yang disajikan pada Tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 666, "width": 79, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "H. Pemodelan PV", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 680, "width": 249, "height": 110, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arah aliran arus beban searah dengan aliran daya karena beban menyerap daya aktif dan reaktif. Apabila terdapat DG, maka arah aliran daya akan berlawanan. PV dimodelkan sebagai beban negatif dengan unity power factor [21]. Nilai kapasitas PV bergantung pada luas area pemasangannya. Berdasarkan pertimbangan teknis dan ekonomi diperoleh perbandingan daya terbangkit PV terhadap luas area adalah sebesar 3:20. Grafik pembangkitan PV dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 404, "width": 99, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. Urutan Pelaksanaan", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 419, "width": 254, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diagram alir urutan pelaksanaan penelitian studi rekonfigurasi dinamis jaringan distribusi 20 kV Teluk Betung disajikan pada Gambar 5.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 473, "width": 194, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 488, "width": 247, "height": 50, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sistem yang akan dianalisis merupakan sistem distribusi Teluk Betung tanpa menggunakan GI Tarahan. Pada sistem ini terdapat 83 bus beban dan terpasang 3 buah sistem PV. Pada sistem ini juga, terdapat gangguan pemutusan saluran.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 537, "width": 251, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelum dilakukan rekonfigurasi, tie switch yang terbuka adalah S84, S85, S86, S82, S83 dan S87. Saat sebelum gangguan, konfigurasi ini menghasilkan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 864,078 kW dan 1530,024 kVAR, dengan tegangan rata-rata dan minimum sistem sebesar 0,98861 p.u dan 0,96470 p.u. Saat gangguan terjadi, menghasilkan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 3057,748 kW dan 5401,214 kVAR, dengan tegangan rata-rata dan minimum sistem sebesar 0,97638 p.u dan 0,26578 p.u. Saat setelah gangguan, menghasilkan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 2133,917 kW dan 1530,024 kVAR, dengan tegangan rata-rata dan minimum sistem sebesar 0,98861 p.u dan 0,96470 p.u. Hasil simulasi sebelum gangguan terdapat pada Tabel 6, untuk hasil simulasi saat gangguan terdapat pada Tabel 7, sedangkan hasil simulasi setelah gangguan disajikan pada Tabel 8.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 730, "width": 246, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah rekonfigurasi, konfigurasi tie switch yang terbuka pada sistem berubah tiga kali, yaitu sebelum gangguan (01.00–08.00), saat gangguan (09.00–13.00), dan setelah gangguan (14.00–24.00). Tie switch yang terbuka sebelum gangguan adalah S39, S85, S6, S82, S34 dan S87 seperti pada", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 54, "width": 467, "height": 333, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 7. Hasil simulasi saat gangguan Kondisi Saat Gangguan Sebelum Rekonfigurasi Setelah Rekonfigurasi Tie switch S84 S85 S86 S82 S83 S87 S39 S85 S6 S50 S34 S20 Kerugian daya aktif total 3057,748 kW 928,350 kW Pengurangan kerugian daya aktif - 69,639% Kerugian daya reaktif total 5401,214 kVAR 1645,017 kVAR Pengurangan kerugian daya reaktif - 69,544% Tegangan rata-rata sistem dalam 24 jam 0,97638 p.u 0,98717 p.u Tegangan minimum sistem dalam 24 jam 0,26578 p.u (Bus 22 – Jam ke-11) 0,95444 p.u (Bus 61 – Jam ke-13) Tabel 8. Hasil simulasi setelah gangguan Kondisi Setelah Gangguan Sebelum Rekonfigurasi Setelah Rekonfigurasi Tie switch S84 S85 S86 S82 S83 S87 S39 S85 S6 S82 S35 S52 Kerugian daya aktif total 2133,917 kW 1645,827 kW Pengurangan kerugian daya aktif - 22,873% Kerugian daya reaktif total 1530,024 kVAR 1126,467 kVAR Pengurangan kerugian daya reaktif - 26,376% Tegangan rata-rata sistem dalam 24 jam 0,98861 p.u 0,99183 p.u Tegangan minimum sistem dalam 24 jam 0,96470 p.u (Bus 15 – Jam ke-14) 0,97237 p.u (Bus 61 – Jam ke-14) Tabel 9. Hasil simulasi dalam 24 jam Kondisi Setelah Gangguan Sebelum Rekonfigurasi Setelah Rekonfigurasi Kerugian daya aktif total 6055,743 kW 3209,460 kW Pengurangan kerugian daya aktif - 47,001% Kerugian daya reaktif total 10713,819 kVAR 5692,665 kVAR Pengurangan kerugian daya reaktif - 46,866% Tegangan rata-rata sistem dalam 24 jam 0,98417 p.u 0,98947 p.u Tegangan minimum sistem dalam 24 jam 0,26578 p.u (Bus 22 – Jam ke-11) 0,95444 p.u (Bus 61 – Jam ke-13)", "type": "Table" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B95", "type": "Page header" }, { "left": 47, "top": 49, "width": 250, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gambar 6. Nilai kerugian daya aktif dan reaktif sistem menjadi 635,283 kW dan 1126,467 kVAR. Pengurangan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 26,478% dan 26,376%. Hasil rekonfigurasi menyebabkan tegangan rata- rata dan minimum sistem menjadi 0,99183 p.u dan 0,97237 p.u. Hasil simulasi dalam 24 jam disajikan pada Tabel 9.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 122, "width": 250, "height": 134, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah rekonfigurasi, konfigurasi tie switch yang terbuka pada sistem berubah tiga kali, yaitu sebelum gangguan (01.00–08.00), saat gangguan (09.00–13.00), dan setelah gangguan (14.00–24.00). Tie switch yang terbuka sebelum gangguan adalah S39, S85, S6, S82, S34 dan S87 seperti pada gambar 6. Nilai kerugian daya aktif dan reaktif sistem menjadi 635,283 kW dan 1126,467 kVAR. Pengurangan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 26,478% dan 26,376%. Hasil rekonfigurasi menyebabkan tegangan rata- rata dan minimum sistem menjadi 0,99183 p.u dan 0,97237 p.u.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 255, "width": 252, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tie switch yang terbuka saat gangguan adalah S39, S85, S6, S50, S34, dan S20 seperti pada Gambar 7. Nilai kerugian daya aktif dan reaktif sistem menjadi 928,350 kW dan 1645,017 kVAR. Pengurangan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 69,639%. dan 69,544% Hasil rekonfigurasi menyebabkan tegangan rata-rata dan minimum sistem menjadi 0,98717 p.u dan 0,95444 p.u. Terdapat dua pasang switching event antara sebelum dan saat gangguan.", "type": "Text" }, { "left": 47, "top": 351, "width": 252, "height": 207, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tie switch yang terbuka setelah gangguan adalah S39, S85, S6, S82, S35, dan S52 seperti pada Gambar 8. Nilai kerugian daya aktif dan reaktif sistem menjadi 1645,827 kW dan 1126,467 kVAR. Pengurangan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 22,873%. dan 26,376% Hasil rekonfigurasi menyebabkan tegangan rata-rata dan minimum sistem menjadi 0,99183 p.u dan 0,97237 p.u. Terdapat tiga pasang switching event antara saat dan setelah gangguan. Grafik perbandingan kerugian daya dan keadaan tegangan pada kondisi 4 dapat dilihat pada Gambar 9, Gambar 10, Gambar 11, dan Gambar 12. Garis merah pada grafik menunjukkan keadaan sistem distribusi sebelum dilakukan rekonfigurasi dinamis, sedangkapn garis biru pada grafik menunjukkan keadaan sistem distribusi setelah dilakukan rekonfigurasi dinamis Secara total, terjadi penurunan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 47,001% dan 46,866% dengan tegangan rata-rata dan minimum 0,98947 p.u dan 0,95444 p.u.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 575, "width": 84, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 47, "top": 590, "width": 259, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil simulasi dan analisis, maka dapat ditarik kesimpulan: (1) PV dapat membantu suplai daya gardu induk, sehingga dapat menurunkan kerugian daya dan meningkatkan tegangan. (2) Kerugian daya dan drop tegangan akan meningkat pada penyulang yang mendapat tambahan beban. Kerugian daya dan drop tegangan akan berkurang pada penyulang yang berkurang bebannya. (3) Hasil simulasi menunjukkan ketika sistem distribusi dilakukan rekonfigurasi dinamis, maka terjadi pengurangan kerugian daya aktif dan reaktif sebesar 47,001% dan 46,866% dengan tegangan rata-rata dan minimum adalah sebesar 0,95444 p.u dan 0,98947 p.u secara berurutan. (4) Bus beban dengan saluran yang terkena gangguan pemutusan harus disuplai oleh penyulang lain.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 49, "width": 91, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 65, "width": 246, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] G. Canzhi, B. Zhejing, and Y. Wenjun, “Dynamic reconfiguration of distribution network with PV generation prediction based on credibility theory,” in 2016 Chinese Control and Decision Conference (CCDC) , May 2016, pp. 1224–1229. doi: 10.1109/CCDC.2016.7531171.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 102, "width": 247, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] A. A. Firdaus, O. Penangsang, A. Soeprijanto, and D. F. U. Putra,", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 111, "width": 232, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Menggunakan Binary Particle Swarm Optimization untuk Menaikkan Nilai Indeks Stabilitas Tegangan,” in Prosiding SNaPP , 2014, pp. 491–498.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 139, "width": 246, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] J. Olamaei, T. Niknam, and G. Gharehpetian, “Application of particle swarm optimization for distribution feeder reconfiguration considering distributed generators,” Applied Mathematics and Computation , vol. 201, no. 1–2, pp. 575–586, Jul. 2008, doi: 10.1016/j.amc.2007.12.053.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 175, "width": 247, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] J. Zhan, W. Liu, C. Y. Chung, and J. Yang, “Switch opening and exchange method for stochastic distribution network reconfiguration,” IEEE Transactions on Smart Grid , vol. 11, no. 4, pp. 2995–3007, Jul. 2020, doi: 10.1109/TSG.2020.2974922.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 212, "width": 247, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] V. J. Shetty, R. B. Magadum, and S. G. Ankaliki, “Distribution system Network Reconfiguration for Voltage Profile Improvement and Loss Reduction Using BPSO,” in 2019 2nd International Conference on Power and Embedded Drive Control (ICPEDC) , Aug. 2019, pp. 454– 457. doi: 10.1109/ICPEDC47771.2019.9036534.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 258, "width": 246, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] J. Kartoni and E. Ervianto, “Analisa rekonfigurasi pembebanan untuk mengurangi rugi-rugi daya pada saluran distribusi 20 kV,” Jom FTEKNIK , vol. 3, no. 2, pp. 1–10, 2016,", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 286, "width": 247, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] O. Zebua and I. M. Ginarsa, “Rekonfigurasi jaringan distribusi untuk meminimisasi rugi-rugi pada penyulang kabut di gardu induk teluk betung menggunakan metode binary particle swarm optimization (BPSO),” JURNAL NASIONAL TEKNIK ELEKTRO , vol. 5, no. 1, pp. 110–117, Mar. 2016, doi: 10.20449/jnte.v5i1.198.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 332, "width": 250, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] X. Geng, H. Niu, J. Chen, and B. Li, “Study on Dynamic Reconfiguration of Distribution Network Considering Distribution Generation,” MATEC Web of Conferences , vol. 100, p. 04008, Mar. 2017, doi: 10.1051/matecconf/201710004008.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 369, "width": 246, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] A. I. Pramudya, Rekonfigurasi Jaringan Distribusi Radial 20 kV ULP Teluk Betung Kota Bandar Lampung Menggunakan Metode Modified Particle Swarm Optimization (MPSO) untuk Mengurangi Rugi-Rugi Daya pada Jaringan Distribusi , Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 2021.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 415, "width": 248, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] P. Mangera and D. Hardiantono, “analisis rugi tegangan jaringan distribusi 20 kv pada PT. PLN (persero) cabang Merauke,” Jurnal MJEME , vol. 1, no. 2, pp. 61–69, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 442, "width": 247, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] R. Syahputra, Transmisi dan Distribusi Tenaga Listrik . Yogyakarta: LP3M UMY, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 461, "width": 254, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] R. S. Wibowo, K. R. Firmansyah, N. K. Aryani, and A. Soeprijanto, “Dynamic Economic Dispatch of Hybrid Microgrid with Energy Storage Using Quadratic Programming,” in 2016 IEEE Region 10 Conference (TENCON) , Nov. 2016, pp. 667–670. doi: 10.1109/TENCON.2016.7848086.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 507, "width": 257, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] M. M. Begovic, I. Kim, D. Novosel, J. R. Aguero, and A. Rohatgi, “Integration of Photovoltaic Distributed Generation in the Power Distribution Grid,” in 2012 45th Hawaii International Conference on System Sciences , Jan. 2012, pp. 1977–1986. doi: 10.1109/HICSS.2012.335.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 553, "width": 236, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[14] H. Saadat, Power System Analysis . New York: McGraw-Hill, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 562, "width": 247, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[15] L. Xu, R. Cheng, Z. He, J. Xiao, and H. Luo, “Dynamic reconfiguration of distribution network containing distributed generation,” in 2016 9th International Symposium on Computational Intelligence and Design (ISCID) , Dec. 2016, pp. 3–7. doi: 10.1109/ISCID.2016.1010.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 599, "width": 250, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[16] S. Hamid-Oudjana, M. Mosbah, R. Zine, and S. Arif, “Optimum Dynamic Network Reconfiguration in Smart Grid Considering Photovoltaic Source,” in International Conference in Artificial Intelligence in Renewable Energetic Systems , 2019, vol. 102, pp. 557– 565. doi: 10.1007/978-3-030-37207-1_59.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 645, "width": 260, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[17] J. Kennedy and R. Eberhart, “Particle Swarm Optimization,” in Proceedings of ICNN’95 - International Conference on Neural Networks , 1995, vol. 4, pp. 1942–1948. doi: 10.1109/ICNN.1995.488968.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 681, "width": 249, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[18] A. A. Abou El-Ela, R. A. El-Sehiemy, and N. K. El-Ayaat, “Multi- objective Binary Particle Swarm Optimization Algorithm for Optimal Distribution System Reconfiguration,” in 2019 21st International Middle East Power Systems Conference (MEPCON) , Dec. 2019, pp. 435–440. doi: 10.1109/MEPCON47431.2019.9008170.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 727, "width": 249, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[19] R. Poli, J. Kennedy, and T. Blackwell, “Particle swarm optimization,” Swarm Intelligence , vol. 1, no. 1, pp. 33–57, Oct. 2007, doi: 10.1007/s11721-007-0002-0.", "type": "List item" }, { "left": 305, "top": 755, "width": 241, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[20] W. Sheng, K. Liu, H. Pei, Y. Li, D. Jia, and Y. Diao, “A fast reactive", "type": "List item" }, { "left": 47, "top": 20, "width": 337, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL TEKNIK ITS Vol. 11, No. 2, (2022) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print)", "type": "Page header" }, { "left": 532, "top": 21, "width": 19, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B96", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 50, "width": 229, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "power optimization in distribution network based on large random matrix theory and data analysis,” Applied Sciences (Switzerland) , vol. 6, no. 6, 2016, doi: 10.3390/app6060158.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 50, "width": 252, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[21] M. A. Cohen and D. S. Callaway, “Effects of distributed PV generation on California’s distribution system, Part 1: Engineering simulations,” Solar Energy , vol. 128, pp. 126–138, Apr. 2016, doi: 10.1016/j.solener.2016.01.002.", "type": "List item" } ]
a332d37e-568e-71d0-b63b-41eda82224d2
https://journals.ums.ac.id/index.php/jiti/article/download/635/375
[ { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "166", "type": "Page footer" }, { "left": 132, "top": 78, "width": 346, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MODEL PERAMALAN KONSUMSI BAHAN BAKAR JENIS PREMIUM DI INDONESIA DENGAN REGRESI LINIER BERGANDA", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 144, "width": 227, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Farizal 1 , Amar Rachman 2 dan Hadi Al Rasyid 3", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 173, "width": 309, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Energy consumption forecasting, especially premium, is an integral part of energy management. Premium is a type of energy that receives government subsidy. Unfortunately, premium forecastings being performed have considerable high error resulting difficulties on reaching planned subsidy target and exploding the amount. In this study forecasting was conducted using multilinear regression (MLR) method with ten candidate predictor variables. The result shows that only four variables which are inflation, selling price disparity between pertamanx and premium, economic growth rate, and the number of car, dictate premium consumption. Analsys on the MLR model indicates that the model has a considerable low error with the mean absolute percentage error (MAPE) of 5.18%. The model has been used to predict 2013 primium consumption with 1.05% of error. The model predicted that 2013 premium consumption was 29.56 million kiloliter, while the reality was 29.26 million kiloliter.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 336, "width": 308, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: forecasting model, energy consumption, subsidized fuel, multiple linear regression .", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 372, "width": 87, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 386, "width": 390, "height": 100, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Indonesia resmi menjadi negara pengimpor minyak sejak tahun 2004. Hal ini dikarenakan menurunnya tingkat produksi minyak disatu sisi sementara disisi lainnya tingkat konsumsi minyak terus meningkat. Salah satu produk bahan bakar minyak (BBM) yang paling krusial adalah premium. Premium merupakan satu dari tiga produk bahan bakar bersubsidi yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Berdasarkan data BPH migas, konsumsi BBM jenis ini selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal ini berbeda dengan dua jenis produk BBM bersubsidi lainnya yang memiliki kecenderungan turun sebagaimana yang ditunjukkan pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 489, "width": 390, "height": 62, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Meski premium merupakan kebutuhan bahan bakar yang paling banyak dikonsumsi di Indonesia penangganan masalah permintaan belum berubah secara berarti. Ini terlihat dari perbedaan yang cukup besar antara estimasi penggunaan premium yang diberikan pemerintah setiap tahunnya dengan realisasi konsumsinya. Gambar 2 memperlihatkan gap yang cukup besar dan relatif konstan antara prediksi", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 582, "width": 264, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Departement Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia,", "type": "Footnote" }, { "left": 144, "top": 594, "width": 314, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TREC ( Tropical Renewable Energy Center ), Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424 E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 633, "width": 264, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 Departement Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok 16424 E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 674, "width": 264, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Departement Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Kampus Baru UI Depok 16424 E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 717, "width": 284, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Naskah diterima: 24 Nop 2014, direvisi:15 Des 2014, disetujui: 20 Des 2014", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 223, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 2, Des 2014", "type": "Page header" }, { "left": 434, "top": 42, "width": 66, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 1412-6869", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "167", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 77, "width": 390, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pemerintah dan realisasi di lapangan. Dari tahun 2007-2012 terdapat rata-rata perbedaan sebesar 9.44%.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 290, "width": 369, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 0. Perbandingan konsumsi BBM bersubsidi premium, minyak tanah dan solar di Indonesia", "type": "Caption" }, { "left": 136, "top": 488, "width": 340, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Perbedaan estimasi alokasi pemerintah dan realiasi konsumsi premium", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 505, "width": 390, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan memberikan alternatif teknik estimasi konsumsi premium yang lebih baik dari yang ada (digunakan) selama ini yang ditunjukkan dengan tingkat kesalahan estimasi yang lebih rendah. Untuk tujuan tersebut digunakan metode regresi linier berganda. Dengan teknik yang lebih baik ini diharapkan akan membantu pemerintah dalam merencanakan besarnya subsidi yang yang dianggarkan pada anggaran pendaptan dan belanja negera (APBN) setiap tahunnya dan kebijakan subsidi dan pembangunan yang lebih tepat.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 607, "width": 147, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 626, "width": 390, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model regresi linier berganda (Multi-Linear Regression, MLR) adalah model yang menggambarkan hubungan satu variabel tergantung (dependent variable) terhadap dua atau lebih variabel penduga (predictor variables). Model regresi linear berganda dipresentasikan dengan persamaan umum berikut (Vining, 1998; Walpole, dkk, 2007):", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 688, "width": 326, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "= + + e …(1)", "type": "Picture" }, { "left": 139, "top": 129, "width": 331, "height": 324, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Premium Minyak Mentah Solar - 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000 30,000,000 2007 2008 2009", "type": "Picture" }, { "left": 270, "top": 441, "width": 188, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2010 2011 2012 Estimasi Realisasi", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 389, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Farizal, dkk./Model Peramalan Konsumsi Bahan Bakar..…./ JITI, 13(2),Des 2014, pp.(166-176)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "168", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 77, "width": 390, "height": 153, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimana a adalah nilai titik potong model pada sumbu Y, yaitu nilai dari variabel yang akan diprediksi ketika semua X-nya nol. X i , dimana i =2 hingga k, adalah variabel penduga yang banyaknya dua atau lebih. Variabel penduga juga biasa juga disebut variabel bebas (independent variable). i adalah index yang menunjukkan jumlah variabel bebas yang digunakan untuk mengestimasi nilai Y. Bila i = 1, maka MLR berubah menjadi regresi linier sederhana. b j adalah jumlah perubahan Y, ketika nilai X j tertentu bertambah satu, dan nilai dari variabel penduga lainnya dijaga konstan. e adalah variabel residu yang menyatakan selisih antara Y yang sebenarnya (real data) dengan nilai taksirannya. Faktor residu menjelaskan pengaruh faktor-faktor lain yang tidak termasuk dalam persamaan regresi. Dengan kata lain, jika dalam suatu model tidak termasuk suatu faktor yang dapat menjelaskan persamaan tersebut, maka pengaruh faktor tersebut dapat dijelaskan melalui faktor kesalahan.", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 233, "width": 278, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MLR dapat digunakan untuk berbagai keperluan diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 246, "width": 390, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. menaksir nilai rata-rata dari variabel tergantung berdasarkan nilai-nilai variabel penduga yang digunakan", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 272, "width": 295, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. menguji hipotesis tentang sifat ketergantungan antar variabel.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 285, "width": 390, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. memprediksi atau meramalkan nilai rata-rata dari variabel tergantung berdasarkan nilai variabel bebas yang berada diluar rentang sampel", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 311, "width": 390, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. mengetahui tingkat kontribusi (tingkat pengaruh) masing-masing variable bebas terhadap variable yang diestimasi.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 337, "width": 390, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk menilai apakah model regresi yang dihasilkan merupakan model yang paling representatif dari data yang ada, dilakukan pengujian dan analisis sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 376, "width": 106, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Uji multikolinearitas", "type": "Section header" }, { "left": 131, "top": 389, "width": 369, "height": 166, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji multikolinearitas adalah untuk melihat ada atau tidaknya korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas yang digunakan pada sebuah MRL model. Uji ini pada hakekatnya merupakan mekanisme untuk memilih variabel-variabel yang menjadi predictor X i . Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. MLR mensyaratkan tidak adanya hubungan antar variable predictor yang digunakan. Bila dua atau lebih variabel bebas memiliki keterkaitan, maka kontribusi variabel tersebut dalam menduga variabel tergantung akan berlipat. Alat statistik yang sering dipergunakan untuk menguji gangguan multikolinearitas adalah variance inflation factor (VIF), korelasi pearson antara variabel-variabel bebas, atau eigen values dan condition index (CI). Dalam penelitian ini untuk mengetahui ada-tidaknya korelasi antar variabel prediktor digunakan VIF dengan rumus (2).", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 567, "width": 296, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VIF = – …( 2)", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 598, "width": 369, "height": 62, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika nilai VIF adalah 1, hal ini mengindikasikan tidak ada korelasi yang signifikan antar variabel panduga. Sebaliknya VIF > 1 mengindikasikan bahwa ada korelasi antar variabel penduga. Nilai VIF = 5 – 10 berarti salah satu variabel prediktor kolinear dengan variabel bebas lain secara moderat. Bila nilai VIF ≥ 10 hubungan kolinear yang terja di bersifat kuat (Vining, 1998).", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 663, "width": 369, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kolinearitas harus dihilangkan bila hal terebut mucul. Cara untuk mengatasi multikolinearitas diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 689, "width": 366, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Mengganti atau mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi yang tinggi.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 223, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 2, Des 2014", "type": "Page header" }, { "left": 434, "top": 42, "width": 66, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 1412-6869", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "169", "type": "Page footer" }, { "left": 134, "top": 77, "width": 179, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Menambah jumlah observasi (data).", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 90, "width": 366, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Mentransformasikan data ke dalam bentuk lain, misalnya logaritma natural, akar kuadrat atau bentuk first difference delta.", "type": "List item" }, { "left": 134, "top": 116, "width": 355, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Menggunakan model yang lebih advance seperti metode regresi bayessian.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 129, "width": 97, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Uji model regrasi", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 142, "width": 370, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji model regresi dilakukan untuk mengecek signifikansi pengaruh variabel- variabel prediktor yang digunakan pada model MLR terhadap nilai variable tergantung yang akan diprediksi. Uji model regresi ini akan menentukan apakah variable prediktor benar mempengaruhi variabel tergantung atau sebaliknya variable tersebut tidak berpengaruh secara signifikan. Untuk itu uji ini dilakukan dengan dua cara yaitu: uji serentak dan uji individu.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 220, "width": 96, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Uji serentak F test", "type": "List item" }, { "left": 151, "top": 233, "width": 349, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji serentak merupakan uji terhadap nilai-nilai koefisien regresi b i secara bersamaan dengan hipotesis statement sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 259, "width": 350, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H 0 : β 1 = β 2 =....= β p = 0 vs H 1 : m inimal ada satu β yang tidak sama dengan nol Pernyataan H 0 berarti model MLR yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk mempredisi variabel tergantung, sedangkan pernyataan alternatif H 1 berarti sebaliknya yaitu model MLR dapat digunakan untuk mengestimasi variabel tergantung.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 337, "width": 350, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji statistik yang dipakai untuk melakukan uji serentak ini adalah F statistik dengan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan antara F statistik dan F tabel . Jika F statistik ≤ F tabel , maka H 0 diterima. Sebaliknya jika F statistik ≥ F tabel , maka H 0 ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 392, "width": 68, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Uji individu", "type": "List item" }, { "left": 151, "top": 405, "width": 350, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika hasil pada uji serentak menunjukkan bahwa H 0 diterima artinya variabel prediktor tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel tergantung, maka diperlukan uji individu dengan hipotesa: H 0 : β i = 0 vs H 1 : β i ≠ 0. Uji individu ini dilakukan untuk masing -masing prediktor i. Alat uji pengujian ini adalah t statistik dengan kriteria pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan antara t statistik dan t tabel . Jika t statistik ≤ t tabel , maka H 0 diterima. Sebaliknya jika t statistik ≥ t tabel , maka H 0 ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 493, "width": 389, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Analisis terhadap Koefisien Determinasi R 2 dan R 2 adj R 2 menunjukkan proporsi dari total variability yang dapat dijelaskan oleh model MLR yang diperoleh. Nilai R 2 berkisar antara 0 sampai dengan 1. Jika model yang diperoleh sangat sesuai dengan data yang ada (artinya variabilitas totalnya kecil), maka R 2 akan mendekati 1. Sebaliknya bila model memiliki kecocokan yang rendah dengan data yang ada maka R 2 akan mendekati 0. Secara umum nilai R 2 > 0.9 mengindikasikan model yang bagus. Nilai R 2 dihitung melalui rumus di bawah", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 608, "width": 322, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R 2 = ′ ′ ′ … (3)", "type": "Formula" }, { "left": 111, "top": 639, "width": 389, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "R 2 adj adalah harga koefisien determinasi R 2 yang dinormalisasi. Interpretasi nilai R 2 adj adalah sama dengan R 2 . d) Uji residual Karena model regresi yang dibentuk didasarkan pada pendekatan", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 693, "width": 369, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "meminimumkan jumlah kuadrat error, maka residual (sisa) yang dalam hal ini dianggap sebagai kesalahan dalam memprediksi harus memenuhi asumsi IID", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 389, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Farizal, dkk./Model Peramalan Konsumsi Bahan Bakar..…./ JITI, 13(2),Des 2014, pp.(166-176)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "170", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 77, "width": 369, "height": 88, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yaitu identik (memiliki varian yang konstan), independen (saling bebas dan tidak ada autokorelasi antar residual), dan berdistribusi normal. Uji residual dapat dilakukan dengan menggunakan scatter plot. Hasil scatter plot yang acak menunjukkan bahwa model regresi memenuhi syarat IID. Sebaliknya scatter plot yang menunjukkan pola tertentu seperti dua mangkok (double bowl), corong (funnel), dan lembah (curvature) menunjukkan data tidak memenuhi syarat IID yang berarti model MLR kurang tepat untuk digunakan.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 174, "width": 390, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kualitas model peramalan yang dihasilkan ditentukan dengan sejauh mana perbedaan (error) estimasi yang dihasilkan terhadap data riel yang ada. Semakin kecil perbedaannya semakin baik peramalan tersebut. Error dari peramalan dapat dilihat dari nilai MSE dan/atau MAPE dengan menggunakan rumus berikut:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 226, "width": 255, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Rerata kuadrat kesalahan (Mean Square Error MSE)", "type": "List item" }, { "left": 124, "top": 239, "width": 376, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MSE dihitung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode peramalan. MSE dihitung dengan menggunakan rumus berikut:", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 276, "width": 3, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "     ", "type": "Picture" }, { "left": 146, "top": 276, "width": 332, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "          n F A MSE n k t t 0 2 ) ( … (4)", "type": "Formula" }, { "left": 124, "top": 327, "width": 377, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimana A t adalah data aktual, F t adalah nilai hasil ramalan, dan n adalah jumlah data", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 353, "width": 390, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Rerata persentase kesalahan absolute (Mean Absolute Percentage Error MAPE). MAPE merupakan cara perhitungan dengan melakukan perbandingan presentase perbedaan nilai rata-rata absolut antara nilai peramalan dengan nilai aktual. Secara matematis MAPE dinyatakan sebagai berikut:", "type": "List item" }, { "left": 146, "top": 403, "width": 115, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                          n i t t t A A F n MAPE 1 1", "type": "Formula" }, { "left": 451, "top": 422, "width": 27, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "… (5)", "type": "Formula" }, { "left": 111, "top": 446, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 460, "width": 146, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penentuan Variabel Prediktor", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 478, "width": 390, "height": 101, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel prediktor pada penelitian ini ditentukan dengan cara menggabungkan dua motode yaitu studi literature dan wawancara terhadap expert yang bergerak dalam bidang BBM. Umumnya indikator ekonomi yaitu gross national product (GNP) dan/atau gross domestic product (GDP) digunakan sebagai parameter dalam memprediksi konsumsi energi (Sözen dan Arcaklioglu, 2007; Jinke, dkk, 2008; Ozturk dan Acaravci, 2010). Tetapi mengingat MLR mampu memilah variabel yang saling terkait (variabel yang memiliki kolinearitas), para peneliti menambahkan faktor lain dalam model mereka.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 582, "width": 390, "height": 140, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan MLR untuk meramal kebutuhan energi telah banyak dilakukan oleh peneliti di berbagai penjuru. Di Italy, Bianco, dkk (2009) menggunakan data historis konsumsi listrik, GDP, GDP perkapita dan jumlah populasi sebagai variabel bebas dalam meramal konsumsi energi listrik Itali hingga tahun 2040. Kankal, dkk (2010) memprediksi konsumsi energy. Turki dengan menggunakan empat variabel predictor yaitu GDP, jumlah populasi, export dan import, serta tenaga kerja. Chui, dkk (2009) menggunakan prediktor ekonomi, demograpi dan iklim dalam mengestimasi kebutuhan listrik yang digunakan untuk perencanaan sistim energi. Sedangkan di New Zealand, Mohamed dan Bodger (2005) menggunakan metode MLR ini untuk memprediksi konsumsi energi listrik hingga tahun 2015 dengan menggunakan 3 variabel prediktor yaitu GDP, populasi dan harga jual rata-rata listrik.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 223, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 2, Des 2014", "type": "Page header" }, { "left": 434, "top": 42, "width": 66, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 1412-6869", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "171", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 77, "width": 390, "height": 88, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan prediktor GDP, jumlah populasi, jumlah ekspor dan impor juga dilakukan oleh Geem dan Roper (2009) dalam mengestimasi permintaan energi di Korea Selatan. Dari studi literatur yang dilakukan terlihat bahwa para peneliti menggunakan variabel prediktor GDP dan jumlah populasi ditambah variabel yang berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya seperti iklim, harga jual energi, tenaga kerja. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan juga metode knowledge acquisition kepada pakar yang terkait langsung dengan konsumsi premium.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 168, "width": 390, "height": 192, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara umum knowledge acquisition dari para expert dapat dilakukan dengan dua teknik yaitu dengan cara diskusi (expert group discussion EGD) dan metode Delphi (Delphi method DM). Group discussion adalah suatu proses diskusi yang melibatkan para pakar (ahli) untuk mengidentifikasi masalah, analisis penyebab masalah, menentukan cara-cara penyelesaian masalah, dan mengusulkan berbagai alternatif pemecahan masalah dengan mempertimbangkan sumber daya yang tersedia. Dalam diskusi pakar tersebut terjadi curah pendapat (brainstorming) diantara para peserta dalam upaya memenuhi tujuan diskusi. Mereka mengutarakan pendapatnya sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Berbeda dengan EGD, pada DM pakar yang terlibat tidak berkumpul pada satu forum tetapi mereka ditanyakan satu persatu oleh pewawancara baik secara langsung atau melalui telepon. Wawancara yang dilakukan umumnya lebih dari dua putaran hingga didapatkan konsensus dari para pakar yang terlibat. Mengingat output informasi yang ingin diperoleh tidak mengharuskan informasi tersebut ditentukan prioritasnya maka metode diskusi sudah mencukupi.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 363, "width": 390, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini, diskusi dengan expert untuk mendapatkan masukan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi premium dilakukan dengan menggunakan wawancara semi terbuka. Hasil wawancara dengan para pakar dari BPH Migas dan INDEF didapatkan 10 variabel prediktor yang mempengaruhi konsumsi premium yaitu: GDP, jumlah penduduk, jumlah mobil, jumlah motor, jumlah kendaraan angkutan umum, inflasi, selisih harga jual pertamax dan premium, pertumbuhan ekononi, infrastruktur (dalam hal ini panjang jalan raya), dan jumlah subsidi", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 467, "width": 389, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mendapatkan model MLR dengan menggunakan sepuluh prediktor disebut diatas digunakan data historikal selama 12 tahun yaitu data dari tahun 2001 hingga 2012. Data-data yang telah dikumpulkan disajikan pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 519, "width": 135, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model MLR yang diperoleh", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 532, "width": 390, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan alat bantu software SPSS 20 untuk memperoleh model MLR. Untuk itu, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan uji multi kolinearitas. Kolinearitas adalah hal yang tidak diingini dalam MLR modeling. Nilai VIF yang menunjukkan adanya kolinearitas antar variabel bebasnya disajikan pada Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 597, "width": 390, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 2, terlihat hampir seluruh variabel memiliki multikolinearitas dari satu variabel dengan variabel yang lain. Untuk itu beberapa variabel yang memiliki VIF sangat tinggi dihapus untuk menghilangkan kolinearitas. Tabel 3 menyajikan variable-variabel dan nilai VIF yang memenuhi syarat model MLR yang ditandai dengan nilai VIF dari masing-masing variabel kurang dari 10.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 662, "width": 389, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari Tabel 3, diatas dapat disimpulkan bahwa variabel prediktor yang akan digunakan pada model MLR adalah jumlah mobil, inflasi, disparitas harga pertamax - premium, dan pertumbuhan ekonomi. MLR yang diperoleh adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 701, "width": 244, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Y = 11,114 – 0,075X 1 + 1,387X 2 – 0,275X 3 + 1,190X 4", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 389, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Farizal, dkk./Model Peramalan Konsumsi Bahan Bakar..…./ JITI, 13(2),Des 2014, pp.(166-176)", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "172", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 77, "width": 390, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dalam hal ini Y adalah prediksi jumlah konsumsi premium, X 1 adalah inflasi, X 2 adalah perbedaan harga pertamax dan premium, X 3 adalah pertumbuhan ekonomi, dan X 4 adalah jumlah mobil. Dari persamaan tersebut, dapat dilihat pengaruh ke 4 koefisien regresi pada konsumsi premium.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 146, "width": 160, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Data input untuk model MLR", "type": "Caption" }, { "left": 140, "top": 164, "width": 332, "height": 346, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun GDP (triliun Rp) Jumlah Mobil (Juta unit) Jumlah Motor (Juta Unit) Angkutan Umum (Juta Unit) Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) 2001 1.440 3,13 15,28 57,40 208,65 2002 1.505 3,34 17,00 61,25 212,00 2003 1.577 3,72 19,98 68,26 215,28 2004 1.657 4,16 23,06 73,91 217,85 2005 1.751 4,94 28,53 135,94 220,92 2006 1.847 5,89 32,53 149,78 223,57 2007 1.964 6,68 41,96 195,75 226,26 2008 2.082 7,28 47,68 209,49 228,97 2009 2.179 7,70 52,77 210,03 231,72 2010 2.314 8,66 61,08 228,79 234,50 2011 2.465 9,54 68,84 261,27 242,35 2012 2.618 9,89 70,52 283,50 255,59 Tahun Inflasi (%) Disparitas Harga Pertamax Premium (ribuan Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) Infrastruktur Jalan (Ribu km) Jumlah Subsidi (triliun Rp) 2001 12,55 0,58 3,50 361,01 63,20 2002 10,03 0,59 4,40 368,36 31,10 2003 5,06 0,49 4,90 370,52 30,00 2004 6,40 0,74 5,10 372,63 72,80 2005 17,11 1,69 5,70 391,01 95,50 2006 6,60 1,11 5,50 393,79 64,20 2007 6,59 1,43 6,30 421,54 91,00 2008 11,06 3,04 6,40 437,76 134,00 2009 2,78 2,00 4,50 476,34 99,90 2010 6,96 2,13 6,10 487,31 82,40 2011 3,79 4,08 6,50 496,61 129,72 2012 4,30 5,08 6,23 505,00 211,90", "type": "Table" }, { "left": 161, "top": 542, "width": 289, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2. Nilai VIF Variabel Prediktor (sebelum uji multikolinearitas)", "type": "Caption" }, { "left": 222, "top": 560, "width": 163, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel Nilai VIF Jumlah penduduk 248 Inflasi 3 Disparitas harga 29 Jumlah Subsidi 16 Infrastruktur 222 Pertumbuhan Ekonomi 10 Jumlah Mobil 1.086 Jumlah motor 48 Jumlah mobil umum 1.475 GDP 27.004", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 223, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 2, Des 2014", "type": "Page header" }, { "left": 434, "top": 42, "width": 66, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 1412-6869", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "173", "type": "Page footer" }, { "left": 164, "top": 77, "width": 283, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Nilai VIF Variabel Prediktor (setelah uji multi kolinearitas)", "type": "Caption" }, { "left": 222, "top": 95, "width": 162, "height": 51, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel Prediktor Nilai VIF Jumlah Mobil 8,862 Inflasi 1,721 Disparitas Harga 5,433 Pertumbuhan Ekonomi 2,468", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 163, "width": 390, "height": 114, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari keempat variabel tersebut, variabel disparitas harga pertamax dan premium dan jumlah mobil memberikan kontribusi positif terhadap konsumsi premium. Artinya semakin besar perbedaan harga pertamax premium dan semakin banyak jumlah mobil akan semakin besar konsumsi premium. Sebaliknya kontribusi variabel pertumbuhan ekonomi dan inflasi adalah negatif yang berarti semakin baik ekonomi akan mengakibatkan berkurangnya konsumsi premium. Hasil ini adalah logis dan sesuai dengan realita dilapangan. Ketika harga pertamax tinggi (naik) sedangkan harga premium tetap banyak konsumer pertamax yang pindah membeli premium.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 293, "width": 91, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Serentak F-test", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 306, "width": 389, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji serentak terhadap model MLR yang diperoleh dilakukan dengan menyusun hipotesis statement sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 332, "width": 385, "height": 90, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H 0 : Model MLR yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk mempredisi tingkat konsumsi premium (dalam bahasa symbol: H 0 : β 1 = β 2 = β 3 = β 4 = 0) vs H 1 : Model MLR yang diperoleh dapat digunakan untuk mempredisi tingkat konsumsi premium (H 1 : sedikitnya satu dari β 1 , β 2 , β 3 , β 4 ≠ 0) Pengambilan keputusan:  Nilai F sttistik = 45,779 (lihat Tabel 4 Tabel ANOVA)", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 421, "width": 156, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Nilai F Tabel dari Tabel F adalah:", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 438, "width": 389, "height": 76, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "F Tabel = F {(1-a) (dk pembilang =m)(dk penyebut = n-m-1)} dengan m = 4, n = 12, a = 0,05, dk penyebut = 12-4-1 = 7 maka F Tabel = F {(1-0,05)(7,4)} = 6,09  Kesimpulan: F statistik ≥ F tabel , maka H 0 ditolak (reject H 0 ), artinya model MLR yang diperoleh secara statistik dapat digunakan untuk memprediksi konsumsi premium. Karena H 0 ditolak, maka tidak perlu dilakukan uji hipotesis individual.", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 526, "width": 123, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Analysis of Variance", "type": "Caption" }, { "left": 141, "top": 544, "width": 317, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Sum of Squares df Mean Square F Sig Regression 238.07 4 59.51 45,77 0,000 Residual 9.101 7 1,300 Total 247.171 11", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 633, "width": 390, "height": 75, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain menggunakan nilai F, kesimpulan uji serentak juga dapat menggunakan nilai Significant P-value yaitu sebesar 0,000. Nilai P-value ini lebih kecil dari α = 0,05, sehingga kesimpulannya konsisten dengan F-test yaitu menolak H 0 . Dengan hasil ini dapat disimpulkan bahwa inflasi, perbedaan harga pertamax dan premium, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah mobil secara meyakinkan dapat dipakai untuk memprediksi konsumsi premium.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 389, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Farizal, dkk./Model Peramalan Konsumsi Bahan Bakar..…./ JITI, 13(2),Des 2014, pp.(166-176)", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "174", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 75, "width": 166, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Koefisien Determinasi R 2 dan R 2 adj", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 93, "width": 390, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5 adalah hasil running SPSS untuk nilai koefisien determinasi R 2 dan R 2 adj . Nilai R 2 dan R 2 adj masing-masing adalah 96.3% dan 94.2%. Hal ini menunjukkan bahwa model MLR yang diperoleh dapat menjelaskan sekitar 96,3% dari total variasi terhadap kinerja konsumsi premium. Nilai ini cukup tinggi yang menunjukkan bahwa model yang terbentuk mencukupi untuk digunakan memprediksi konsumsi premium.", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 179, "width": 276, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5. Model Summary Model R R 2 Adj. R 2 Std. Error of Y Durbin- Watson 1 0,981 0,963 0,942 1,14022 1,276", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 248, "width": 390, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Autokorelasi ini dilakukan dengan menghitung nilai Durbin-Watson dari model yang diperoleh lalu dibandingkan dengan nilai dL dan dU dari Durbin-Watson significant tabel. Seperti tertera pada tabel 5, nilai Durbin-Watson dari model ini adalah sebesar 1,276 dan nilai dL dan dU dari significant tabel masing-masing adalah sebesar 0.512 dan 2.177. Nilai dL < dw < dU sehingga tidak bisa dipastikan (inconclusive) bahwa ada atau tidaknya autokorelasi model ini.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 339, "width": 59, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uji Residual", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 352, "width": 390, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Scatter plot seperti yang disajikan pada Gambar 3 menunjukkan gambaran pola yang acak dan sebaliknya tidak menunjukkan adanya pola-pola tertentu seperti double bowl, funnel, atau curvature sehingga dapat disimpulkan bahwa data memenuhi persyaratan IIN (identic, independent, normal).", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 613, "width": 217, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Scatter plot dari studentized residual", "type": "Caption" }, { "left": 111, "top": 632, "width": 390, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan hasil uji seperti yang dijelaskan di atas maka dapat disimpulkan bahwa model MRL: Y = 11,114 – 0,075X 1 + 1,387X 2 – 0,275X 3 + 1,190X 4 merupakan model yang valid untuk digunakan memprediksi konsumsi premium. Untuk itu perlu diketahui tingkat error dalam memprediksi variabel tergantung Y dengan menghitung MAPE.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 710, "width": 152, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perhitungan Error Model MLR", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 223, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Teknik Industri, Vol. 13, No. 2, Des 2014", "type": "Page header" }, { "left": 434, "top": 42, "width": 66, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ISSN 1412-6869", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 77, "width": 390, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6 menunjukkan bahwa dalam model regresi linear yang didapat mempunyai nilai MAPE sebesar 5,18% persen. Hal ini menandakan bahwa model MLR mempunyai nilai rata-rata persentase error selama meramal konsumsi BBM premium di Indonesia sebesar 5,18% persen sepanjang tahun 2001 hingga 2012. Nilai ini jauh lebih baik dari hasil peramalan yag dilakukan oleh pemerintah dengan rata- rata persentase error hingga 11%.", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 160, "width": 139, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. MAPE dari Model MLR", "type": "Caption" }, { "left": 182, "top": 178, "width": 249, "height": 161, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tahun Konsumsi BBM Aktual (x10 6 KL) Konsumsi BBM MLR (x10 6 KL) Persentase Error 2001 13,07 12,08 8% 2002 13,63 13,36 2% 2003 14,65 14,64 0% 2004 16,42 15,92 3% 2005 17,48 17,20 2% 2006 16,81 18,48 10% 2007 17,65 19,76 12% 2008 19,52 21,04 8% 2009 21,18 22,32 5% 2010 22,93 23,60 3% 2011 25,52 24,88 3% 2012 28,26 26,16 7% MAPE 5,18%", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 356, "width": 389, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peramalan konsumsi premium untuk 5 tahun ke depan dengan menggunakan model MLR yang telah ditemukan disajikan pada Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 387, "width": 233, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7 Prediksi Konsumsi Premium untuk Lima Tahun", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 405, "width": 334, "height": 84, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "No Tahun Inflasi (%) Disparitas Harga BBM (Ribu Rp) Pertumbuhan Ekonomi (%) Jumlah Mobil (x10 6 Unit) Konsumsi Premium (x10 6 KL) 1 2013 3,91% 5,8 6,73% 10,57 29,56 2 2014 3,31% 6,2 6,93% 11,23 30,99 3 2015 2,72% 6,7 7,13% 11,90 32,41 4 2016 2,13% 7,2 7,33% 12,56 33,83 5 2017 1,53% 7,6 7,53% 13,23 35,25", "type": "Table" }, { "left": 111, "top": 506, "width": 390, "height": 101, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari tabel 7 diatas didapatkan bahwa estimasi jumlah konsumsi premium di Indonesia dari tahun 2013-2017 secara berturut-turut adalah 29.56 juta kiloliter (KL), 30.99 juta KL, 32.41 juta KL, 33.81 juta KL, dan 35.83 juta KL. Pada kenyataannya berdasarkan data yang dirilis Pertamina pada tahun 2013, Pertamina sebagai penyalur tunggal premium telah menyalurkan premium sebanyak 29.26 juta KL. Ini berarti hasil prediksi dengan menggunakan model MLR yang telah dikembangkan memiliki perbedaan sebesar 0.31 juta KL atau sebesar 1.05% dari realitas yang sesungguhnya terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 623, "width": 77, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 636, "width": 390, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan sepuluh kandidat variabel predictor diperoloeh model MLR yaitu Y = 11,114 – 0,075X 1 + 1,387X 2 – 0,275X 3 + 1,190X 4 . Dari model tersebut diperoleh empat variable yang berpengaruh pada jumlah konsumsi premium yaitu inflasi, disparitas harga pertamax dan premium, pertumbuhan ekonomi, dan jumlah mobil. Dari keempat variabel tersebut, disparitas harga pertamax terhadap premium adalah variabel yang paling mempengaruhi jumlah konsumsi premium, diikuti jumlah mobil. Sedangkan variabel inflasi dan pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh negatif.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 42, "width": 389, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Farizal, dkk./Model Peramalan Konsumsi Bahan Bakar..…./ JITI, 13(2),Des 2014, pp.(166-176)", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 735, "width": 17, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 111, "top": 77, "width": 389, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model MLR tersebut telah digunakan untuk mengestimasi konsumsi premium di tahun 2013 dengan error 1.05% terhadap realitas yang terjadi.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 114, "width": 79, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 127, "width": 390, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bianco, V; Manca, O.; and Nardini, S. 2009. Electricity consumption forecasting in Italy using linear regression models. Energy, Vol. 34, pp: 1413-1421. Chui, F.; Elkamel, A.; Surit, R.; Croiset, E.; dan Douglas, P.L. 2009. Long-term electricity demand forecasting for power system planning using economic, demographic, and climatic variables. European Journal of Industrial Engineering, Vol. 3, pp: 277-304.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 205, "width": 390, "height": 62, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Geem, Z.W. and W.E. Roper (2009). Energy demand estimation of South Korea using artificial neural network. Energy Policy, Vol. 37, pp.: 4049-4054 Jinke, L.; Huang, S.; and Dianming, G. 2008. Causality relationship between coal consumption and GDP: difference of major OECD and non-OECD countries. Applied Energy, Vol. 85, pp.: 421-429", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 270, "width": 390, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kankal, M.; Akpinar, A.; Komurcu, M.I.; and Ozsahin, T.S. 2011. Modeling and forecasting of Turkey’s energy consumption using socio -economic and demographic variables. Applied Energy, Vol. 88, pp.:1927-1939", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 309, "width": 390, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mohamed, Z.; and Bodger, P. 2005. Forecasting electricity consumption in New Zealand using economic and demographic variables. Energy, Vol. 30, pp.: 1833-1843.", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 348, "width": 390, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ozturk, I. and Acaravci, A. 2010. The casual relationship between energy consumption and GDP in Albania, Bulgaria, Hungary, and Romania: evidence from ARDL bound testing approach. Applied Energy, Vol. 87, pp.: 1938-1943", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 387, "width": 390, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sözen, A. and Arcaklioglu, E. 2007. Prediction of net energy consumption based on economic indicators (GNP and GDP) in Turkey. Energy Policy, Vol. 35, pp.: 4981-4992", "type": "List item" }, { "left": 111, "top": 426, "width": 390, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suganti, L.; and Samuel, A.A. 2012. Energi models for demand forecasting-A review. Renewable and Sustainable Energi reviews, Vol. 16, pp.: 1223-1240. Vining, G.G. 1998. Statistical Methods for Engineers. Duxbury Press. Pacific Grove, CA Walpole, R.E.; Myers, R.H.; Myers, S.L.; and Ye, K. 2007. Probability and Statistics for Engineers & Scientists. Pearson Prentice Hall. Upper Saddle River, NJ", "type": "Text" } ]
0b29baf2-987a-bc3f-2eab-01248ef8ab7c
https://jurnal.uns.ac.id/inkuiri/article/download/80289/45388
[ { "left": 122, "top": 49, "width": 149, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA", "type": "Page header" }, { "left": 122, "top": 61, "width": 135, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 13, Number 1, 2024 pp. 36-41 P-ISSN: 2252-7893 | E-ISSN: 2615-7489 DOI: 10.20961/inkuiri.v13i1.80289", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 796, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 130, "width": 457, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementing Science Creativity in Junior High School Students Using A Pirporsal Learning Model on Energy Resources", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 202, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lela Nurika 1 , Kiki Septaria 2* , Sri Setyannigsih 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 190, "width": 432, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Department of Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Universitas Islam Lamongan, Jl. Veteran No. 53A, Lamongan 62211, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 271, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 [email protected], 2* [email protected], 3 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 244, "width": 67, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 229, "top": 256, "width": 298, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "It is vital to foster scientific creativity in Indonesian students as a result of a combination of project-based learning, simulations, and group discussions for students who wish to find innovative solutions to challenges. The purpose of this study is to determine if the proposal learning model can improve students' scientific creative skills in the field of electrical energy. This pre-experimental study used a one-group pretest- posttest design and was conducted at state junior high schools with a sample of 60 students from a student population of 176. Data gathering methods include observation and tests, and data analysis methods include learning implementation, N test -Gain, and t-test with the assistance of SPSS version 27 software. The findings of this study show that the pirposal learning model is implemented with an average observation score in the favorable category, then there is a significant influence between the pirposal model on students' scientific creativity with a t test significance value of 0.000, and there was an increase in the ngain test in the high category.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 456, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 476, "width": 456, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Science learning is a learning bundled in which natural events are studied scientifically. Science learning may produce goods, skills, and even scientific attitudes as a result of examining a natural phenomenon. The science learning process necessitates a mix of procedures and abilities, one of which may be achieved through the use of already defined learning techniques, learning models, and even learning methods by a teacher. Science education covers a wide range of natural phenomena and current concerns that are relevant to someone. The worldwide issue that is now being explored is the absence of students' creative talents in developing new scientific ideas or critical views about diverse situations (Diniya et al, 2021). In overall, Indonesian students' scientific inventiveness talents remain below average, with a score of less than 100. Students' comprehension of scientific creativity is also still unsuitable due to a lack of innovative talents; therefore, students are less able to critically produce new ideas (Riwayani et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 607, "width": 456, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In reality, via the deployment of student-centered learning methods, students' scientific creativity may be nurtured from an early age, particularly in science topics that demand creative solutions to solve issues in nature that have an influence on human existence. Based on observations made during the learning process in class VII at State Junior High School (SMPN) 1 Sugio on August 23, 2023, learning is teacher-centered since instructors impart more theory than pupils who dig out knowledge to develop concepts. Aside from that, observations on the achievement of results (mid-semester exams and final semester exams) from science learning were made, and it was discovered that students in classes 7A, 7B, 7C, 7D, 7E, 7F, and 7G in science subjects were still below the minimum requirements expected by the teacher, specifically 75, where the average student score in this subject is below 60. This suggests that students’ cognitive capacities and capabilities in science disciplines are not at their peak. The results of the Daily Tests (UH) for class 8 semester 1 students in the previous year, specifically 2021, likewise revealed that their achievements were still below par. Several Basic Competencies (KD) in electrical energy material demand extra attention, such as creating", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 93, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 117, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article history: Received 8 November, 2023 Revised 27 December, 2023 Accepted 29 January, 2024 Published online 28 February, 2024", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 325, "width": 39, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 124, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Scientific Creativity; Pirposal; Energy Resourse; Science Education", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 408, "width": 143, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is an open access article under the CC BY-SA license. Copyright © 2024 by Author. Published by Universitas Sebelas Maret.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 237, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA | 13, No. 1 (2024), pp. 36-41", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 35, "width": 151, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2987-3568 | E-ISSN: 2987-3541", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 796, "width": 142, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L. Nurika, K. Septaria, S. Setyannigsih", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 796, "width": 11, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "works or models that employ electrical energy. Observations of the behavior of science teachers at this school were also made in this study, where there were deficiencies in the use of strategies used by teachers in carrying out the learning process, resulting in students not being able to be active independently in learning and developing their knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 140, "width": 456, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The pirposal learning model is one of several learning models that have been designed to improve student conduct. The Pirporsal Learning paradigm is a learning paradigm that involves firsthand observation or investigation in order to present and ask questions about a scientific event and to conclude or make ideas (Wells j 2012). The Pirporsal learning paradigm necessitates a STEM approach that includes reflection, research, and communication (Nurizzati, 2019). The pirposal learning paradigm is ideal for developing students' scientific creativity, especially while studying electrical energy. Students in this proposed learning model would be directed to conduct direct observations or research, allowing them to create questions based on their views and then deduce conclusions or make recommendations relating to scientific phenomena. This technique is also predicted to increase the development of scientific capabilities, such as process skills, creative and critical thinking abilities, and instilling scientific qualities in students, in the framework of integrated science learning. (Devi, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 285, "width": 456, "height": 76, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This recommended learning model is expected to be able to develop students' scientific creativity, where scientific creativity is defined as a person's ability to produce, create, and provide new ideas in the face of problems, and something new can be in the form of objects, ideas, ideas, models, strategies, and so on that can be useful or valuable to themselves and others (Ismaniar & Hazizah, 2018). Scientific Creativity Indicators Using various indications and explaining the indicators of creative thought in depth, such as flexibility, fluidity, originality, and Elaboration.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 364, "width": 456, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ". According to earlier study that is pertinent to this research, research from Rohimatul Misni (2022) shows that media loss sections that apply the stem method can boost student creativity. According to Nuraini (2020), there is an improvement in knowledge of electrical power material during the learning process as a result of greater learning on Energy and Electrical Power material utilizing the STEM approach. Based on the concerns outlined above, study into the implementation of the pirposal learning model and its influence on the development of students' scientific creativity, particularly in the context of electrical energy material, is required. It is envisaged that the findings of this study would contribute to boosting students' scientific creativity in comprehending electrical energy material. Students will be better aware of the need of using electrical energy in the context of household and environmental demands as a result of this.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 58, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 514, "width": 456, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is a quantitative study that employs a pre-experimental design technique with a one-group pretest- posttest design. This study was conducted at Sugio 1 State Junior High School, with a population of 176 students in class VII and a sample size of 60 students. It involved two classes, namely classes 7A and 7B, with a total of 60 students. This study was carried out during the even semester of the 2022/2023 school year, from February to March 2023. In this study, data was collected using observation, cognitive tests, and creativity tests, as well as research tools in the form of learning implementation observation sheets and cognitive and scientific creativity test sheets.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 456, "height": 89, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Methods for data analysis are utilized in this investigation, which will later be obtained from the results of this research and analyzed again using learning implementation, n-gain test, and t-test analysis techniques, which will begin with a data suitability test by two experts, namely a language expert and an expert. The content and percentage will be computed, as will the percentage of feasibility tests have passed. The verification of test data and other data gathered throughout the research will entail assessing learning implementation using a Likert scale developed from Segening et al. (2022). The collected data will next be evaluated using the N-gain and t tests in SPSS version 27.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 237, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA | 13, No. 1 (2024), pp. 36-41", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 35, "width": 151, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2987-3568 | E-ISSN: 2987-3541", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 796, "width": 11, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "38", "type": "Page footer" }, { "left": 285, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementing Science Creativity in Junior High School Students …", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 143, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. FINDING AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 113, "width": 111, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1. Validation Outcomes", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 456, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The research instruments were validated by experts, with the Learning Implementation Plan receiving a score of 67.5% in the good category, the LKPD receiving a score of 79.5% in the good category, the cognitive sheet receiving a score of 85% in the Very good category, the Observation Sheet receiving a score of 71.5% in the Good category, and the Creativity Test scoring 82% in the Very Good category.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 123, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2. Finding out Application", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 216, "width": 456, "height": 50, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The implementation of the Pirposal learning model was examined using an observation sheet instrument and two observers. Evaluation of implementation occurs throughout the learning process, from start to finish, and includes various observed features that have been stated in the observation sheet. Table 1.1 shows the average assessment of this learning's application.", "type": "Text" }, { "left": 192, "top": 277, "width": 198, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. Average Learning Implementation Observed aspects Assessment Percentage Score Predicate O1 O2 Introduction 75 75 75 Good Core 85 85 85 Very good Closing 75 75 75 Good", "type": "Table" }, { "left": 236, "top": 374, "width": 139, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "O1= Observer 1, O2= Observer 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 400, "width": 456, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1.1 illustrates that the mean score for the evaluation of learning implementation using the Pirporsal learning model is 75 for the introduction section, 85 for the core section, and 75 for the concluding section. Overall, the average evaluation of learning implementation using the Pirporsal learning model is 78, which is in the very good category. The graph below contains extra details regarding the typical realization of Pirporsal in this course.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 456, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to table 1, the average performance of the learning process using the pirposal model is 78, indicating that learning implementation is in the good category. Obtaining strong criteria for this learning implies that students engage in active learning and do not rely on the instructor as the primary source of knowledge, but instead rely on other sources such as looking for their own data, talks with friends, and others. Constructivist learning theory states that students' knowledge may be built by getting information little by little and compiling it themselves, but students are also aided by the instructor in obtaining the necessary information.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 558, "width": 456, "height": 63, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teachers in learning evaluate all student learning activities during the learning process in order to assess the acquisition of knowledge or skills given in accordance with learning objectives. This enables instructors to discover and provide specific examples of how to apply learning theories to the information that will be provided to students at each level of learning (Valentino, 2022). Excellent learning may lead to a growth in students' cognitive abilities and soft skills, but learning must be based on student actions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 456, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Students' creativity was tested using pre-tests and posters in this study, in addition to the execution of the learning concept. The following table shows the results of a t-test analysis using SPSS software version 27:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 237, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA | 13, No. 1 (2024), pp. 36-41", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 35, "width": 151, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2987-3568 | E-ISSN: 2987-3541", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 796, "width": 142, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L. Nurika, K. Septaria, S. Setyannigsih", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 796, "width": 11, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "39", "type": "Page footer" }, { "left": 166, "top": 88, "width": 267, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Paired Sample Test of Class A Science Creativity T-test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 418, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paired Differences t df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 PRE TEST – POST TEST -22.667 22.561 4.119 -31.091 -14.242 -5.503 29 .000", "type": "Table" }, { "left": 172, "top": 220, "width": 255, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Paired Sample Test T-test Science Creativity Class B", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 233, "width": 414, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paired Differences t df Sig. (2- tailed) Mean Std. Deviation Std. Error Mean 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Pair 1 PRE TEST – POST TEST -20.633 20.178 3.684 -28.169 -13.099 -5.601 29 .000", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 456, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to tables 2 and 3, the pirposal learning paradigm may considerably improve students' scientific creativity in classes A and B. The pirposal syntax, which continues to involve pupils in receiving knowledge through the actions carried out, has an impact on learning (Morgan, 2022). Problem identification, ideation, investigation, prospective solution, optimization, solution evaluation, changes, and learnt consequences are the syntax used in the proposal (Henze, 2021). Students may enhance their creativity through the ideation process, which involves brainstorming for ideas linked to energy transformations and energy sources that cannot be swiftly refreshed in order for life's energy demands to be addressed.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 447, "width": 456, "height": 89, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Following that, in the potential solution phase, students will explore for alternate alternatives that allow them to rapidly achieve green energy without polluting the environment (Erlina,, 2022). Following that, the ideas and solution possibilities will be explored, assessed, and one will be picked to identify the best alternative solution to employ in energy conversion (Dewi, 2019). Students will talk with other students and the teacher's function as a bridge and guide throughout learning so that students have greater flexibility in thinking and looking for knowledge (Rosidah, 2021). In addition to the T test, N-gain testing was performed to measure the growth in students' creative ability in each class, as shown in the table below:", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 548, "width": 268, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. N-Gain Results for Class A Students' Science Creativity", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 561, "width": 381, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N MINIMUM MAXIMUM Mean Std. Deviation N-GAIN SCORE N-GAIN PERSEN Valid N (listwise) 30 -67 .97 .376258 .44027 30 -66.67 96.67 37.6155 44.02731 30", "type": "Table" }, { "left": 167, "top": 637, "width": 265, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. N-gain Results for Class B Students' Science Creativity", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 650, "width": 373, "height": 50, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "N MINIMUM MAXIMUM Mean Std. Deviation N-GAIN SCORE N-GAIN PERSEN Valid N (listwise) 30 -14.00 23.20 8.9347 9.81945 30 -1400.00 2320.00 893.4667 981.94479", "type": "Table" }, { "left": 177, "top": 693, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 721, "width": 456, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tables 4 and 5 show the results of the N-Gain test for classes A and B, which were 0.3 and 0.7 with medium and high criteria, respectively. There is an increase and difference in the increase in scientific creativity that occurs because class A has obstacles that have an impact on increasing scientific creativity, such as implementation being hampered because students are taking school exams, whereas class B does not have", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 237, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA | 13, No. 1 (2024), pp. 36-41", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 35, "width": 151, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2987-3568 | E-ISSN: 2987-3541", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 796, "width": 11, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "40", "type": "Page footer" }, { "left": 285, "top": 796, "width": 239, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementing Science Creativity in Junior High School Students …", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 456, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "problems because the exam schedule is different. Student innovation is mostly encouraged in the proposal model syntax, particularly in the research phase (Prasetyo, 2021). Students will be educated to ask questions, examine, and study materials relevant to energy sources in the syntax of this research phase using STEM integration-based learning (Cahyani, 2020). The inquiry tries to gather new information that can be built into science via scientific phases.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 456, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The acquisition of new information happens because, during the learning process, students are given the flexibility to voice their thoughts and engage in debates with other students based on the knowledge they have gained in everyday life from other students. Students are encouraged to assess problems in their surroundings and collaborate to identify acceptable solutions (Umam, 2021). This technique allows students to participate in conversations and obtain real-world experience through experiments or instances that are relevant to or in everyday life, which they may use immediately throughout the learning process (Zahroh, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 258, "width": 211, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. CONCLUSIONS AND RECOMMENDATIONS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 456, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The study's findings indicate that learning utilizing the pirposal learning model has a substantial effect on students' scientific creativity as measured by the paired sample t test, as well as an increase in students' scientific creativity as measured by the N-Gain test. This growth in creativity can be noticed in students in classes A and B; however, there are variances in the amount of progress, which may be attributed to various impediments; still, there is still an increase.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 355, "width": 71, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 374, "width": 456, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cahyani, A. E. M., Mayasari, T., & Sasono, M. (2020). Efektivitas e-modul project based learning berintegrasi stem terhadap kreativitas siswa smk. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika, 4(1), 15.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 406, "width": 456, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Campbel, (2017) Mengembangkan Kreativitas Siswa dan Dasar- dasar Ilmu Pendidikan, Yogyakarta: Jurnal Pendidikan, 19(1).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 456, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Devi, P.K., Herliani, E., Setiawan, P., Yanuar, Y., Karyana, S. (2018). STEM Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan SEAMEO Regional Center for QITEP in science.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 456, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, S., & Kelana, J. B. (2019). Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif IPA Siswa Sekolah Dasar Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning. COLLASE (Creative of Learning Students Elementary Education), 2(6), 235-239.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 454, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diniati et,al (2021) Isu global yang tengah diperbincangkan saat ini, Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(1), 45- 53.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 549, "width": 456, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Erlina, N., Warpala, I. W. S., & Juniartina, P. P. (2022). Pengembangan Alat Peraga 3D berbasis Eco-Friendly melalui Project Based Online Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Ilmiah Calon Guru IPA. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Sains Indonesia (JPPSI) , 5 (2), 177-186.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 456, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Henze, I., & de Vries, M. J. (2021). Design-Based Concept Learning: An Introduction. In Design-Based Concept Learning in Science and Technology Education (pp. 3-13). Brill.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 456, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ifni Oktiani, (2017). Kreativitas guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik, MI Nurul Amin Wanantirta Paguyangan Brebes Doi: https://doi.org/10.24090/jk.v5i2.1939", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 456, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nitaoktifa (2021) Strategi agar siswa lebih aktif dalam mengembangkan pengetahuan secara mandiri, PT. Aku pintar Indonesia. Gren Slipi Tower Jl.S. Parmaan kav 22-24 Jakarta Barat.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 691, "width": 456, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nur izzati et.al, (2019) pengenalan pendekatan STEM sebagai inovasi pembelajaran era revolusi industry", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 705, "width": 140, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ",Jurnal Anugerah 01,02,( 84-118)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 724, "width": 456, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Morgan, C. E. (2022). Technological and Engineering Design Based Learning: Supporting Graphical Device Comprehension Instruction at the Upper Elementary School Level (Doctoral dissertation, Virginia Tech).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 237, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INKUIRI: Jurnal Pendidikan IPA | 13, No. 1 (2024), pp. 36-41", "type": "Page header" }, { "left": 376, "top": 35, "width": 151, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "P-ISSN: 2987-3568 | E-ISSN: 2987-3541", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 796, "width": 142, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "L. Nurika, K. Septaria, S. Setyannigsih", "type": "Page footer" }, { "left": 516, "top": 796, "width": 11, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "41", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 456, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurainieni, (2020). Upaya Meningkatkan Kreativitas Siswa pada Pembelajaran Ipa Berbasis STEM (Sciences, Technology, Eginnering, and Mathematics) Pada Materi Energi dan Daya Listrik . Jurnal ilmiah, 1(9),1-10", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 133, "width": 456, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Naswir, M., Haryanto, H., Wati,F. (2017). Analisis Keterlaksanaan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Materi Sifat Koligatif Larutan Dan Pengaruhnya Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatifitas Siswa Kelas Xii Ipa Sma Islam Al-Falah Kota Jambi . Journal of The Indonesian Societyof Integrated Chemistry , 9 (2),43 – 51.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 457, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prasetyo, T. I., Handayani, N., Zulfa, A. R., & Alifah, L. N. (2021, March). Development of learning tools based on pirposal model on respiratory and excretion systems materials. In AIP Conference Proceedings (Vol. 2330, No. 1). AIP Publishing.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 238, "width": 456, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Riwayani, R., Perdana, R., Sari, R., Jumadi, J. & Kuswanto, H. (2019). Analisis Kemampu Argumentasi Ilmiah Siswa pada Materi Energi: Problem-based Learning Berbantuan Edu-Media Simulation. Jurnal Inovasi Pendidikan IPA, 5(1), 45-53.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 283, "width": 456, "height": 50, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rohimatul Misni (2022) Meningkatkan Kreatifitas Melalui Metode STEM Berbasis LOOSE PARTS. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Lampung: Jurnal Pendidikan, 2(2) 56-64Sri wahyuni (2022) Meningkatkan Hasil Belajar dan Kreativitas Siswa Dengan Model Pembelajara PICTURE and PICTURE Pada Tema Energi dan Perubahannya, Journal of Mandalika Literature , 3, No.1 245-342,", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 456, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rosidah, A., & Kurino, Y. D. (2021). Pengaruh Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Pada Mata Pelajaran IPA. Jurnal Pendidikan Dan Konseling (JPDK), 3(2), 150-156.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 387, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Segening et al., (2022) kemampuan komposisi kimia, semarang: Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan,7(2): 512- 518", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 420, "width": 456, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tri mulyani (2019) Pada pembelajaran IPA berbasis STEM, salah satu karakteristik yang harus terlihat dalam proses pembelajaran adalah proses desain rekayasa atau Engineering Desain Process (EDP).", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 456, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Umam, H. I., & Jiddiyyah, S. H. (2021). Pengaruh Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Keterampilan Berpikir Kreatif Ilmiah Sebagai Salah Satu Keterampilan Abad 21. Jurnal Basicedu , 5 (1), 350-356.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 456, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wells, J. & Ernst, J. (2012/2015) Pendidikan STEM integratif. Virginia Tech: Ciptakan Masa Depan, Sekolah Pendidikan. Diperoleh dari www.soe.vt.edu/istemed .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 456, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Valentino, (2022) mengidentifikasi serta contoh konkret tentang bagaimana cara penerapan teori pembelajaran yang dapat diterapkan pada materi yang akan disampaikan kepada siswa pada setiap tahapan pembelajaran, journal.uin-susica.ac.id., 4(2), 221-228.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 562, "width": 454, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuniarti,Widayaningsih, (2018) Pendidikan kimia jurnal ilmu Pendidikan sosial, sains dan humaniora. journal.uin-susica.ac.id., 4(2), 221-228.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 456, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zahro, U. S., Ellianawati, E., & Wahyuni, S. (2019). Pembelajaran inkuiri terbimbing untuk melatih kreativitas dan keterampilan berpikir ilmiah siswa. UPEJ Unnes Physics Education Journal, 8(1), 1-7.", "type": "List item" } ]
047fd363-5630-0e47-b999-b5922c9a3912
http://journal.unhas.ac.id/index.php/jmsk/article/download/3328/1868
[ { "left": 108, "top": 84, "width": 154, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 4, No.2, 66-75, Januari 2008", "type": "Text" }, { "left": 202, "top": 115, "width": 249, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model Dengan Tundaan Waktu", "type": "Title" }, { "left": 272, "top": 143, "width": 104, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha ", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 186, "width": 38, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 198, "width": 390, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada tulisan ini dibahas model matematika yang melibatkan tundaan waktu, termasuk bagaimana munculnya tundaan waktu dalam suatu model dan urgensinya dilibatkan dalam model. Selanjutnya diberikan beberapa model yang melibatkan tundaan waktu. Beberapa metode yang biasa digunakan untuk menyelesaikan model dengan tundaan waktu, dan metode- metode yang digunakan dalam menganalisis kestabilan titik keseimbangan suatu model dengan tundaan waktu juga diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 126, "top": 280, "width": 292, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : margin tundaan waktu, kestabilan, tundaan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 322, "width": 97, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 345, "width": 435, "height": 127, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang melibatkan turunan-turunan dari satu atau beberapa fungsi yang tidak diketahui. Persamaan diferensial biasa hanya melibatkan suatu fungsi yang tidak diketahui dan turunan-turunannya yang semuanya dievaluasi pada saat yang sama, yaitu pada saat t . Jenis yang lebih umum dari persamaan diferensial, yang biasa disebut persamaan diferensial fungsional, adalah suatu fungsi yang tidak diketahui yang muncul dengan berbagai argumen yang berbeda. Sebagai contoh; ) 2 ( 3 ) ( '    t x t x , ) 1 ( ) 3 / ( ) ( ) ( ' '     t x t x t x t x , ) 1 ( ) 1 ( ) ( ) ( 2 '     t x t t x t x t x , atau dalam bentuk ) ( sin 3 ) 1 ( ) ( ) ( ' ' \" t x t x t x t x      . Persamaan diferensial ini juga biasa disebut sebagai persamaan diferensial dengan deviasi argumen.", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 475, "width": 435, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suatu jenis persamaan diferensial fungsional yang sederhana dan mungkin lebih sering muncul dalam persoalan nyata adalah persamaan diferensial tunda (atau persamaan diferensial dengan argumen yang diperlambat). Hal ini berarti bahwa persamaan yang menyatakan beberapa turunan dari x pada waktu t , terhadap x dan turunan-turunannya yang lebih rendah pada waktu t , dan pada beberapa waktu sebelumnya. Contoh pertama dan keempat termasuk dalam jenis ini.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 538, "width": 435, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model-model sederhana dalam bentuk persamaan diferensial atau sistem persamaan diferensial yang sering dijumpai, pada umumnya tidak melibatkan tundaan waktu. Sebagai contoh, model pertumbuhan populasi logistik ) ( ) ( ) ( 2 ' t bx t ax t x   , model gerak", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 580, "width": 435, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ) ( ) ( ) ( ' \"    t kx t bx t mx , dan masih banyak lagi contoh model-model dalam bidang lain yang serupa tetapi tidak melibatkan tundaan waktu.", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 612, "width": 435, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tundaan waktu ( time delay atau time lag ) penting dalam pemodelan masalah nyata sebab keputusan biasanya dibuat berdasarkan informasi pada keadaan sebelumnya. Haberman (1998) menyatakan bahwa hal ini penting untuk dipertimbangkan dalam memodel pertumbuhan populasi karena laju pertumbuhan populasi tidak hanya bergantung pada jumlah populasi pada waktu sekarang t tetapi juga bergantung pada jumlah populasi pada waktu sebelumnya atau pada", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 695, "width": 357, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Staf Pengajar pada Jurusan Matematika, FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 713, "width": 165, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "e-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 98, "width": 435, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "waktu ) (   t . Sebagai contoh, laju pertumbuhan populasi manusia pada saat sekarang bergantung pada jumlah populasi 9 bulan yang lalu sebab seorang ibu membutuhkan waktu 9 bulan untuk melahirkan anak. Jadi sebenarnya jumlah populasi manusia bergantung pada kapan seorang ibu positif hamil. Contoh lain, sejumlah telur ikan memerlukan waktu beberapa hari untuk menjadi larva dan untuk menjadi ikan dewasa. Dalam sistem kontrol, output suatu sistem bergantung pada input dan obyek yang masuk dalam input perlu beberapa saat untuk menjadi suatu output.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 194, "width": 435, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu model yang melibatkan tundaan waktu adalah model pertumbuhan populasi Australian sheep-blowfly (Barnes & Fulford, 2002). Forys & Czochra (2003) memodifikasi model logistik tunda untuk memodel pertumbuhan tumor dan sangat mungkin untuk mempertimbangkan tipe-tipe persamaan diferensial tunda yang lain untuk memodel pertumbuhan tumor (Kowalczyk & Forys, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 275, "width": 207, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Model dengan Tundaan Waktu", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 302, "width": 227, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1 Model Logistik dengan Tundaan Waktu", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 322, "width": 234, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model pertumbuhan populasi logistik diberikan oleh", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 333, "width": 108, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "        K t x t rx dt t dx ) ( 1 ) ( ) (", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 369, "width": 339, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan r dan K adalah konstanta positif. Model di atas dapat ditulis sebagai", "type": "Text" }, { "left": 186, "top": 380, "width": 95, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "        K t x r dt t x t dx ) ( 1 ) ( ) (", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 416, "width": 435, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang menyatakan rata-rata laju pertumbuhan populasi pada waktu t yang bergantung kepada jumlah populasi pada waktu t .", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 441, "width": 435, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalau diperhatikan lebih jauh mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi rata-rata laju perubahan populasi, maka akan terlihat kenyataan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi adalah jumlah populasi pada beberapa waktu yang lalu. Ini disebabkan karena jumlah populasi sekarang tidak serta merta mempengaruhi laju pertumbahan populasi, namun memerlukan beberapa saat untuk memberikan respon pada laju pertumbuhan populasi. Rata-rata laju pertumbuhan populasi sebenarnya bergantung pada ) ( 1   t x , ) ( 2   t x , ) ( 3   t x , dan seterusnya, dengan  , , , 3 2 1    merupakan konstanta positif.", "type": "Formula" }, { "left": 153, "top": 539, "width": 386, "height": 32, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hutchinson dalam May (1974) mengusulkan untuk mengganti bentuk        K t x ) ( 1", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 572, "width": 416, "height": 34, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan bentuk         K t x ) ( 1  pada model pertumbuhan populasi logistik, sehingga diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 606, "width": 434, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "         K t x r dt t x t dx ) ( 1 ) ( ) (  Bentuk         K t x ) ( 1  pada model terakhir ini menyatakan suatu mekanisme yang bergantung pada pengaruh jumlah populasi sebelumnya yang memerlukan  unit waktu untuk merespon perubahan pada rata-rata laju perubahan jumlah populasi. Selanjutnya model di atas dapat ditulis sebagai", "type": "Formula" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "68", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 99, "width": 124, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "         K t x t rx dt t dx ) ( 1 ) ( ) ( ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 136, "width": 266, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang dikenal sebagai model logistik dengan tundaan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 149, "width": 316, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bentuk umum dari model logistik dengan tundaan waktu di atas adalah", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 166, "width": 150, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "           ) ( ) ( ) ( 1 j n j j t x b r t x dt t dx ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 202, "width": 436, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan r , j b , j  ( n j , , 2 , 1   ) adalah konstanta positif. Bentuk umum ini masih mempunyai varian-varian yang lain (Gopalsamy, 1992).", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 257, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2 Sistem Kontrol", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 278, "width": 435, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suatu sistem yang melibatkan kontrol feedback tentunya akan selalu melibatkan tundaan waktu. Ini disebabkan karena diperlukan beberapa saat untuk merespon informasi yang diterima dan kemudian memberikan reaksi.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 315, "width": 435, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjau suatu sistem gerak yang dibangun oleh persamaan diferensial linear homogen orde dua dengan koefisien konstanta positif", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 345, "width": 130, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ) ( ) ( ) ( ' \"    t kx t bx t mx .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 371, "width": 434, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penurunan rumus untuk mendapatkan persamaan gerak di atas dapat dilihat pada Haberman (1998) atau pada Kaplan & Glass (1995).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 397, "width": 435, "height": 89, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Solusi dari persamaan di atas dengan syarat awal ) ( 0 t x dan ) ( 0 ' t x adalah suatu fungsi yang meluruh secara eksponesial menuju ke nol. Misalkan solusi persamaan diklasifikasikan berdasarkan nilai koefisien damping b . Dalam kasus mk b 4 2  ( underdamped ), solusi beroskilasi dan juga menuju ke nol, mk b 4 2  ( overdamped ) solusi tidak beroskilasi tetapi menuju ke nol secara eksponesial, dan mk b 4 2  ( critically damped ) solusi menuju ke nol lebih cepat dalam kasus ini.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 489, "width": 435, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam kasus sistem fisik di dalam laboratoirum, nilai b dapat dengan mudah diubah dan dinaikkan. Jika sistem gerak yang ditinjau adalah gerak kapal di atas gelombang, kasus Minorsky, dan x adalah sudut kemiringan dari posisi normal ke atas, maka seharusnya dipikirkan bagaimana cara mengubah nilai b . Mungkin perlu diperkenalkan suatu tangki yang secara parsial diisi air pada kedua sisi kapal, dan mungkin perlu dirancang servomekanis untuk memompa air dari satu tangki ke tangki yang lain sebagai usaha untuk menetralkan goyangan kapal.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 565, "width": 435, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harapannya, ini akan memunculkan suatu bentuk yang lain yang proporsional dengan ) ( ' t x pada persamaan diferensial di atas, katakan ) ( ' t qx . Dengan demikian akan dipertimbangkan persamaan", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 618, "width": 169, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ) ( ) ( ) ( ) ( ' ' \"     t kx t qx t bx t mx .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 644, "width": 435, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Namun perlu diperhatikan bahwa servomekanis tidak dapat merespon secara serta merta. Dengan itu, persamaan di atas diubah menjadi", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 673, "width": 435, "height": 51, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ) ( ) ( ) ( ) ( ' ' \"      t kx t qx t bx t mx  . Sistem kontrol memerlukan waktu 0   untuk merespon dan seterusnya, sehingga bentuk kontrol tersebut proporsional dengan kecepatan pada waktu sebelumnya,   t .", "type": "Formula" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "69", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 102, "width": 435, "height": 162, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Banyak fenomena yang telah diketahui yang melibatkan laju perubahan keadaan pada suatu waktu t yang ditentukan tidak hanya oleh keadaan sekarang, tetapi juga ditentukan oleh keadaan sebelumnya. Sebagai contoh, dalam mekanika meliputi viskoelastisitas, model gerak, kontrol gerak pada benda kaku, model pengkristalan polimer, peregangan filamen polimer. Juga pada fenomena dalam fisika meliputi dinamika oskilator, dinamika yang bersifat relatif, reaktor nuklir, distribusi jaringan, aliran panas dalam material. Contoh lain, model dengan tundaan waktu pada masalah teknikal meliputi proses penggilingan dan pemotongan, tundaan dengan teknologi, proses stabilisasi kapal, proses chasing mobil. Dalam biologi, contohnya meliputi model evolusi satu spesies, interaksi dua spesies, model dinamika populasi untuk interaksi n spesies, koeksistensi mikro organisma yang bersaing, masalah kontrol dalam ekologi, masalah kontrol dalam mikro biologi. Sedangkan dalam kedokteran meliputi model kadar gula dalam darah, kemoterapi kanker, model epidemi HIV, dan masih banyak lagi pada bidang lainnya (Kolmanovskii & Myshkis, 1992).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 291, "width": 284, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Metode untuk Persamaan Diferensial Tunda", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 314, "width": 435, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak seperti pada persamaan diferensial biasa, masih sangat sedikit metode-metode yang telah ditemukan untuk menyelesaikan persamaan diferensial tunda. Metode yang adapun hanya terbatas untuk menyelesaikan kasus-kasus tertentu. Sebagai contoh, persamaan diferensial tunda ) ( ) ( '     t x t x . Jika 2    , maka solusinya adalah", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 357, "width": 156, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ") sin( ) cos( ) ( 2 1 t c t c t x   dengan", "type": "Formula" }, { "left": 110, "top": 392, "width": 224, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 c dan 2 c adalah konstanta sebarang. Tetapi jika", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 380, "width": 434, "height": 46, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2   k  untuk k bilangan bulat positif, maka solusi yang diperoleh tidak lagi dalam kelas", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 412, "width": 126, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ") sin( ) cos( ) ( 2 1 t c t c t x   .", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 445, "width": 175, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.1. Solusi Analitik (Metode Step)", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 465, "width": 306, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah nilai awal untuk persamaan diferensial tunda ditulis sebagai", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 481, "width": 199, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "         . ), ( ) ( ), ( , ), ( , ( ) ( 0 0 1 t t t t x t t t y t x t f t x n     ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 527, "width": 368, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya, akan ditinjau suatu masalah nilai awal yang sederhana sebagai berikut", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 537, "width": 143, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "            . 0 , : ), ( ) ( 0 ), ( ) (     t t x t t x t x ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 582, "width": 319, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masalah nilai awal ini dapat diselesaikan secara eksplisit seperti berikut", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 593, "width": 176, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "       t ds s t x 0 1 1 ) ( ) ( untuk    , 0  t ,", "type": "Picture" }, { "left": 182, "top": 630, "width": 207, "height": 75, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 0 1 1 2 ) ( ) ( ds ds s t x t s          untuk     2 ,  t ,        t s s ds ds ds s t x    ", "type": "Formula" }, { "left": 188, "top": 674, "width": 306, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  2 3 2 0 1 1 3 2 ) ( ) ( untuk     4 , 2  t , dan seterusnya.", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 709, "width": 434, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode ini dikenal sebagai metode Step karena solusi diperoleh step demi step sesuai dengan interval dimana fungsi awal yang diberikan didefinisikan.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "70", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 114, "width": 119, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh 1 . Tinjau masalah nilai awal", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 137, "width": 106, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "            . 0 , 1 , 1 ) (", "type": "Picture" }, { "left": 188, "top": 139, "width": 108, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 ), 1 ( ) ( t t x t t x t x ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 175, "width": 435, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan diketahuinya fungsi awal yang terdefinisi pada interval   0 , 1  maka pada interval   1 , 0 persamaan diferensial tunda di atas dapat ditulis sebagai 1 ) (   t x  , dan selanjutnya diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 208, "width": 435, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "solusi 1 ) (    t t x . Pada interval   2 , 1 diperoleh ) 1 ( ) (     t t x  dengan solusi 2 1 2 1 ) ( 2    t t t x . Proses ini dapat diteruskan sebanyak interval waktu yang diinginkan. Mudah dilihat bahwa solusi yang diperoleh adalah suatu polinomial dengan orde yang membesar dengan bertambahnya interval yang diberikan, serta pada ujung-ujung interval solusinya secara umum tidak licin.", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 328, "width": 112, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.2. Metode Lyapunov", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 348, "width": 435, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis persamaan karakteristik untuk persamaan diferensial linear tunda maupun pada sistem persamaan diferensial tunda kadang sulit dilakukan, meskipun persamaan atau sistem persamaan hanya mengandung satu atau dua nilai tunda. Tidak seperti pada persamaan diferensial linear tanpa tunda, kriteria Routh-Hurwitz sudah cukup untuk mengalisis persamaan karakteristik dan selanjutnya jenis kestabilan titik keseimbangan dari persamaan diferensial atau sistem persamaan diferensial dapat ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 424, "width": 435, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kesulitan ini dapat diatasi dengan menggunakan metode fungsional Lyapunov, untuk mendapatkan syarat cukup kestabilan dan ketidakstabilan titik keseimbangan dari persamaan diferensial tunda dengan cara yang sama pada metode kedua Lyapunov untuk persamaan diferensial biasa.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 474, "width": 160, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjau persamaan diferensial tunda", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 485, "width": 397, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ") , ( ) ( t x t f t x   (1) dimana n C f  ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 509, "width": 435, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  : adalah suatu fungsi kontinu, dan 0 ) 0 , (  t f . Misalkan     C V : adalah suatu fungsi yang kontinu, dan ) , (   x adalah solusi dari (1) yang melalui ) , (   , maka", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 561, "width": 227, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ) , ( )) , ( , , ( 1 lim ) , ( 0    t V t x h t V h t V V h t h         .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 587, "width": 273, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Didefinisikan C x t  , seperti   0 , ), ( ) ( r t x x t    ", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 584, "width": 435, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "   , dengan     n b a C C   , , adalah ruang Banach dari fungsi kontinu yang memetakan interval   b a , ke dalam n  , n  adalah ruang Euclidian real dimensi n .", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 655, "width": 128, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teorema 1. (Kuang, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 666, "width": 437, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Misalkan      : ) ( ), ( ), ( s w s v s u adalah fungsi yang kontinu dan tidak turun, 0 ) (  s u , 0 ) (  s v untuk 0  s , dan 0 ) 0 ( ) 0 ( ) 0 (    w v u . Maka pernyataan berikut adalah benar : (i) Jika terdapat suatu fungsi     C V : sedemikian sehingga", "type": "Table" }, { "left": 181, "top": 708, "width": 119, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "       v t V u   ) , ( ) 0 (", "type": "Table" }, { "left": 301, "top": 719, "width": 6, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ",", "type": "Formula" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "71", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 94, "width": 93, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    D w t V   ) , (  ,", "type": "Picture" }, { "left": 144, "top": 118, "width": 160, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "maka 0  x stabil secara seragam.", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 137, "width": 153, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(ii) Jika, pada (i) ditambahkan", "type": "List item" }, { "left": 144, "top": 133, "width": 399, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    ) ( lim s u s , maka solusi dari (1) terbatas secara seragam (yaitu, untuk sebarang 0   terdapat suatu 0 ) (      sedemikian sehingga, untuk setiap    , C   ,    maka berlaku     ) )( , ( t x untuk setiap   t .)", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 199, "width": 426, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(iii) Jika, pada (i) ditambahkan 0 ) (  s w untuk 0  s , maka 0  x stabil secara asimptot dan seragam.", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 244, "width": 117, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lemma 2. (Kuang, 1993).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 253, "width": 435, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Misalkan ) ( t a , ) ( t b terdiferensial, dan misalkan ) (   adalah fungsi dengan variasi total terbatas sedemikian sehingga", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 269, "width": 219, "height": 134, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 ) ( ) 0 (       . Maka )), ( ( ) ( )) ( ( ) ( ) ( ) ( ) ( t b x t b t a x t a d x dt d t a t b              0 ), ( ) ( ) (     t x t x d t x dt d                0 0 ) ( ) ( ) ( ) ( ) (         d t x t x d ds s x dt d t t", "type": "Picture" }, { "left": 403, "top": 379, "width": 6, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ".", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 419, "width": 46, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh 2.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 432, "width": 160, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjau persamaan diferensial tunda", "type": "Text" }, { "left": 182, "top": 445, "width": 113, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ") ( ) ( ) ( t ax t x c t x", "type": "Picture" }, { "left": 183, "top": 440, "width": 120, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "       ,", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 464, "width": 435, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dengan 1  c dan 0  a . Untuk persamaan di atas, diperoleh ) ( ) 0 (        c D yang stabil", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 484, "width": 435, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "karena 1  c . Karena ) ( t x  bergantung pada ) (   t x  , suatu fungsi dalam bentuk )) ( ( t x V akan mempunyai turunannya V  yang meliputi ) ( t x dan ) (   t x  . Hal ini ternyata sangat kompleks untuk menentukan tanda dari V  . Untuk membuang bentuk ) (   t x  , maka akan dicobakan", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 538, "width": 246, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  2 2 1 ) ( ) ( ) ( ) (      t cx t x Dx Dx V t t dan diperoleh   . ) ( ) ( 2 ) ( 2 )) ( ( ) ( ) ( 2 2 1           t x t acx t ax t ax t cx t x V ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 600, "width": 290, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menggunakan Lemma 2, maka disarankan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 614, "width": 157, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "    t t t t ds s x ac Dx x V  ) ( ) ( ) ( 2 2 2 .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 651, "width": 88, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sehingga diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 661, "width": 282, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "  ). ( ) 1 ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( 2 ) ( 2 ) ( 2 2 2 2 2 2 2 t x c a t cx t x a t x ac t x ac t x t acx t ax x V t                 ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 697, "width": 435, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagian (iii) dari Teorema 1 dipenuhi oleh ) ( t x V , dan disimpulkan bahwa solusi trivial stabil global secara asimptot dan seragam.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "72", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 119, "width": 425, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3.3. Penentuan Margin Tundaan Waktu untuk Kestabilan dan Ketidakstabilan", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 138, "width": 435, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suatu model yang merupakan persamaan diferensial tunda dengan titik keseimbangan yang stabil jika nilai waktu tundanya sama dengan nol juga akan tetap stabil jika waktu tundanya positif dan nilainya dekat dengan nol. Hal ini terjadi karena fungsi karakteristiknya bergantung pada waktu tunda. Pada kasus yang demikian, maka analisis yang biasanya dilakukan adalah menentukan suatu nilai waktu tunda yang merupakan nilai margin kestabilan dan setelah nilai margin tersebut kondisi berubah menjadi tidak stabil.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 214, "width": 307, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sekarang mari kita tinjau kestabilan persamaan deferensial-diferensi", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 226, "width": 146, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "        0 1 0 0         k t y a t y j n j q k kj n", "type": "Picture" }, { "left": 331, "top": 238, "width": 175, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". (2)", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 262, "width": 435, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Koefisien kj a , q k , , 1 , 0   , 1 , , 1 , 0   n j  adalah konstanta real, dan 0   adalah parameter tundaan waktu. Kondisi kestabilan dari (2) dapat ditentukan dari persamaan karakteristiknya, sebagai contoh dapat dilihat pada Barnett (1983), Chen (1994), Gu & Lee (1989), dan Hale et al. (1985).", "type": "Formula" }, { "left": 108, "top": 335, "width": 147, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teorema 3. (Chen et al. , 1995).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 345, "width": 370, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anggap bahwa persamaan (2) stabil untuk 0   . Misalkan , 0 :  n H I T n  : , dan                 qj j qj j j q qj j a a a a a a H        0 0 0 : 2 1 , 1 ,                  j j q j q j j j j a a a a a a T 0 , 2 , 1 0 1 0 0 0 0 :        ,", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 436, "width": 213, "height": 64, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimana 1 , , 1 , 0   n j  ,                    T j j T j j j j i j j T i H i H i T i", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 468, "width": 254, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "U : , dimana n j , , 1 , 0   .", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 503, "width": 110, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lebih lanjut, definisikan", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 515, "width": 227, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                    1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 : n n n n U U U U U U I I U        .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 585, "width": 337, "height": 19, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka,     jika   0     R U  atau     0    R U  . Misalkan juga", "type": "Picture" }, { "left": 182, "top": 607, "width": 191, "height": 72, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                           s a s a s a s F q 1 1 0 0 0 0 1 0 :", "type": "Picture" }, { "left": 236, "top": 608, "width": 114, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "       ", "type": "Formula" }, { "left": 375, "top": 638, "width": 8, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ",", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 672, "width": 167, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      s a diag s G q 1 1 :   .", "type": "Picture" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "73", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 97, "width": 185, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka jika       0 ,       D i G i F k", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 97, "width": 435, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "k  untuk setiap        R U k  0 ,     . Dalam kasus persamaan (2) stabil untuk setiap      , 0 . Jika tidak demikian, maka", "type": "Formula" }, { "left": 182, "top": 135, "width": 77, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "k k nq k        2 1 min ,", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 167, "width": 435, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dimana        R U k  0 dan      2 , 0 k memenuhi relasi       k k i i G i F e k       , .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 185, "width": 335, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Persamaan (2) stabil untuk setiap       , 0 dan tidak stabil pada     .", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 223, "width": 435, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teorema 3 digunakan untuk menganalisis dan menentukan margin tundaan waktu. Dari teorema di atas diketahui bahwa pada     titik keseimbangan kehilangan kestabilan dan bifurkasi Hopf mungkin terjadi pada titik tersebut (Hale, 1977).", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 277, "width": 48, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh 3 .", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 290, "width": 160, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tinjau persamaan diferensial tunda", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 299, "width": 278, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ". 0 ) ( 26059 . 1 ) ( 10299 . 0 ) 2 ( 36427 . 0 ) ( 06953 . 0 ) ( 11893 . 0 ) (             t y t y t y t y t y t y", "type": "Picture" }, { "left": 186, "top": 300, "width": 115, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "   ", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 341, "width": 337, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merujuk pada Teorema 3, maka dari persamaan diferensial tunda diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 163, "top": 351, "width": 106, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "        3643 . 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 146, "top": 351, "width": 400, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0695 . 0 3643 . 0 0 H ,        0 0 2606 . 1 0 1 H ,           1189 . 0 0695 . 0 0 1189 . 0 0 T dan          1030 . 0 2606 . 1 0", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 391, "width": 138, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1030 . 0 1 T .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 431, "width": 102, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 162, "top": 442, "width": 222, "height": 72, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                     1189 . 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 181, "top": 463, "width": 198, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3643 . 0 0695 . 0 0695 . 0 1189 . 0 0 3643 . 0 3643 . 0 0", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 445, "width": 248, "height": 117, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1189 . 0 0695 . 0 0695 . 0 3643 . 0 0 1189 . 0 0 U ,    ", "type": "Picture" }, { "left": 384, "top": 519, "width": 4, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " ", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 518, "width": 237, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "           i i i i i i i i U 1030 . 0 0 0 2606 . 1", "type": "Picture" }, { "left": 153, "top": 514, "width": 411, "height": 175, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2606 . 1 1030 . 0 0 0 0 0 1030 . 0 2606 . 1 2606 . 1 0 0 1030 . 0 1 ,                  1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 2 U            ", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 569, "width": 419, "height": 120, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                           i i i i i i i i U 103 . 0 0 0 261 . 1 119 . 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 182, "top": 663, "width": 373, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "364 . 0 070 . 0 261 . 1 103 . 0 0", "type": "Table" }, { "left": 178, "top": 647, "width": 365, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0 070 . 0 119 . 0 0 364 . 0 0 0 103 . 0 261 . 1 364 . 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 182, "top": 571, "width": 369, "height": 85, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "119 . 0 070 . 0 261 . 1 0 0 103 . 0 070 . 0 364 . 0 0 119 . 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0", "type": "Picture" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "74", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 104, "width": 333, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan menggunakan Maple, diperoleh dua nilai eigen real yang positif", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 99, "width": 430, "height": 70, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "59 0.53938142 1   dan 84 0.43640773 2   . Untuk 59 0.53938142 1   , diperoleh            i i i F 67994 . 0 06953 . 0 05555 . 0 40986 . 0 1 0 1 1  dan", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 174, "width": 24, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " ", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 170, "width": 77, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "      ", "type": "Picture" }, { "left": 145, "top": 173, "width": 123, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "36427 . 0 0 0 1 1 1  i G .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 207, "width": 102, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 217, "width": 351, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                 36427 . 0", "type": "Picture" }, { "left": 252, "top": 240, "width": 194, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "67994 . 0 06953 . 0 05555 . 0 40986 . 0", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 222, "width": 414, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 ) ( ) ( 1 1 1 1 i i i G i F , dan    , 9083 . 0 4182 . 0 ) ( ), ( 1 1 1 1 i i G i F        i 9583 . 0 6091 . 0  .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 271, "width": 435, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai egien yang pertama berada pada D  tetapi yang kedua tidak berada pada D  . Dengan demikian   0 ) ( ), ( 1 1 1 1       D i G i F  , dan diperoleh 002296476 . 2 1   . Lebih lanjut diperoleh 712208801 . 3 1   . Sedangkan untuk 84 0.43640773 2   , diperoleh            i i i F 55013 . 0 06953 . 0 04495 . 0 30938 . 0 1 0 2 2  dan", "type": "Table" }, { "left": 145, "top": 357, "width": 130, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "            36427 . 0 0 0 1 2 2 i G .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 400, "width": 102, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya diperoleh", "type": "Text" }, { "left": 166, "top": 410, "width": 353, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "                 36427 . 0", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 414, "width": 345, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "55013 . 0 06953 . 0 04495 . 0 30938 . 0 1 ) ( ) ( 2 2 2 2 i i i G i F dan    , 7358 . 0 4418 . 0 ) ( ), ( 2 2 2 2 i i G i F        i 7744 . 0 6327 . 0  .", "type": "Picture" }, { "left": 108, "top": 462, "width": 435, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai eigen yang pertama tidak berada pada D  , tetapi yang kedua berada pada D  . Oleh karena itu   0 ) ( ), ( 2 2 2 2       D i G i F  , dan diperoleh 8858175195 . 0 2   . Lebih lanjut diperoleh 0297933337 . 2 2   , dan margin tundaan waktunya adalah 2     . Dengan demikian disimpulkan bahwa titik keseimbangan trivial stabil untuk", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 510, "width": 435, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "0297933337 . 2 0    . Metode yang lain yang biasa juga digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial tunda adalah dengan melakukan pendekatan dan mengubahnya dalam bentuk persamaan diferensi. Selanjutnya, analisis kestabilannya juga dengan menggunakan persamaan karakteristik dan nilai eigen. Metode numerik biasanya hanya digunakan untuk memplot kurva solusi persamaan diferensial. Metode numerik yang biasa digunakan adalah metode Runge-Kutta untuk persamaan diferensial tunda. DDE solver pada software Matlab dapat digunakan untuk memplot kurva solusi untuk persamaan diferensial tunda maupun sistem persamaan diferensial tunda dengan beberapa nilai waktu tunda yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 648, "width": 93, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 672, "width": 435, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam memodelkan suatu masalah real yang melibatkan waktu, seyogyanya faktor tundaan waktu juga dipertimbangkan dalam proses pemodelan. Hal ini disebabkan karena banyak keputusan-keputusan yang diambil sekarang sebenarnya tidak lepas informasi atau kejadian yang telah terjadi sebelumnya. Dengan melibatkan tundaan waktu dalam model, maka model tersebut lebih mendekati fenomena yang sebenarnya.", "type": "Text" }, { "left": 528, "top": 39, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "75", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 53, "width": 96, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syamsuddin Toaha", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 102, "width": 435, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Metode yang digunakan untuk menganalisis model dengan tundaan waktu berbeda dengan metode yang digunakan untuk model tanpa tundaan waktu. Analisis untuk model dengan tundaan waktu biasanya lebih kompleks dan masih sangat sedikit metode yang telah ditemukan. Simulasi numerik biasanya digunakan untuk menyelesaikan model dengan tundaan waktu yang kompleks, dan fasilitas yang ada pada software MATLAB dewasa ini, dapat membantu untuk memplotkan kurva solusi dari model dengan tundaan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 206, "width": 95, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 223, "width": 435, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[1]. B. Barnes dan G.R. Fulford, 2002, “ Mathematical modelling with case studies”, New York: Taylor & Francis Inc.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 252, "width": 420, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[2]. S. Barnett, 1983, “ Polynomial and Linear Control Systems”, New York: Marcel Dekker.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 269, "width": 435, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[3]. J. Chen, 1994, “ On computing the maximal delay intervals for stability of delay systems”, Proc. American Control Conference . pp 1934-1938.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 300, "width": 434, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[4]. J. Chen, G. Gu dan C.N. Nett, 1995, ” A new method for computing delay margins for stability of linear delay systems ”, Systems & Control Letters 26:107-117.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 327, "width": 435, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[5]. U. Forys, dan A.M. Czochra, 2003, ” Logistic equations in tumour growth modeling”, Int. J. Appl. Math. Comput. Sci . 13(3):317-325.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 358, "width": 435, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[6]. K. Gopalsamy, 1992, “ Stability and oscillations in delay differential equations of population dynamics”, Netherlands: Kluwer Academic Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 386, "width": 432, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[7]. G. Gu dan E.B. Lee, 1989, “ Stability testing of time delay systems”, Automatica 35:777- 780.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 417, "width": 435, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[8]. R. Haberman, 1998, “ Mathematical Models: Mechanical Vibrations, Population Dynamics, and Traffic Flow ”, Philadelphia: SIAM.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 444, "width": 432, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[9]. J.K. Hale, 1977, “ Theory of functional differential equations”, Heidelberg: Springer- Verlag.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 473, "width": 438, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[10]. J.K. Hale, E.F. Infante and F.S.P. Tsen, 1985, “ Stability in linear delay equations ”, Journal of Math. Anal. App . 105:533-555.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 503, "width": 435, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[11]. D. Kaplan dan L. Glass, 1995, ” Understanding Nonlinear Dynamics”, Springer-Verlag, New York.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 532, "width": 435, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[12]. V. Kolmanovskii dan A. Myshkis, 1992, “ Applied theory of functional differential equations”, Dordrecht, The Netherlands: Kluwer Academic Publishers.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 561, "width": 434, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[13]. R. Kowalczyk dan U. Forys, 2002, “ Qualitative analysis on the initial value problem to the logistic equation with delay” , Math. Comp. Model 35(1-2): 1-13.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 591, "width": 435, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[14]. Y. Kuang, 1993, “ Delay differential equations with application in population dynamics”, New York: Academic Press.", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 619, "width": 424, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[15] R.M. May, 1974, “ Stability and c omplexity of model ecosystems ”, Princeton, New Jersey: Princeton University Press.", "type": "List item" } ]
922dfa64-1ce4-63aa-ef62-f323673965c3
https://journal.uir.ac.id/index.php/althariqah/article/download/3003/1664
[ { "left": 72, "top": 35, "width": 235, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.25299/al-thariqah.2019.vol4(1).3003", "type": "Page header" }, { "left": 445, "top": 40, "width": 79, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 761, "width": 386, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 4, No. 1, Januari - Juni 2019 Received: 06 April 2019; Accepted 14 April 2019; Published 27 April 2019", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 790, "width": 234, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 72, "width": 425, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone", "type": "Title" }, { "left": 190, "top": 156, "width": 218, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfan Paizal, Arifuddin Siraj, Sitti Mania", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 185, "width": 402, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Indonesia Jl. H.M. Yasin Limpo No. 36 Semata-Gowa, Tlp. 0411-1500365, Kodepos 92114 Email: [email protected] , [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 261, "width": 456, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: This research strive to present relationship of leadership style of headmaster with teachers’ performance. This research aims to: 1) describe the reality of leadership style of headmaster; 2) describe the reality of teachers’ performance; and 3) examine the correlation between leadership style of headmaster and teachers’ performance at Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone. This research is a quantitative by ex post facto method. Instrument used is a questionarre than analyzed by using product moment correlation. This research indicate that: 1) leadership style of headmaster including the good category with percentage of 82,25%; 2) teachers’ performance including the high category with percentage of 84,21%; and 3) the correlation between leadership style of headmaster and teachers’ performance indicate a positive correlation with correlation coefficient value at 0,292.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 344, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Leadership Style, Headmaster and Teachers’ Performance", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 456, "width": 454, "height": 208, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Penelitian ini berupaya untuk menyajikan bagaimana hubungan gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan realitas gaya kepemimpinan kepala madrasah; 2) mendeskripsikan realitas kinerja guru; dani 3) menguji korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru di Madrasah Aliyahi Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode ex post facto . Instrumen yang digunakan adalah angket, kemudian dianalisis menggunakan analisis korelasi product moment. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) gaya kepemimpinan kepala madrasah berada pada kategori baik dengan persentase sebesar 82,25%; 2) kinerja guru berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 84,21%; dan 3) korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru menunjukkan korelasi positifi yang berada pada tingkat hubungan rendah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,292", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 676, "width": 351, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Kepala Madrasah dan Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 89, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 218, "height": 338, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan merupakan suatu sistem dan proses yang melibatkan berbagai berbagai komponen. Adapun komponen tersebut i meliputi komponen tujuan, pendidik, peserta didik, alat, lingkungan, kurikulum, dan evaluasi. Komponen yang satu dengan komponen i yang i lainnya saling kerjasama dalam mencapai suatu tujuan (Bukhari Umar, 2011: 5). Lulusan yang bermutu di dalam setiap madrasah sangat dipengaruhi oleh setiap mutu kegiatan pelaksanaan pembelajaran, sedangkan mutu kegiatan pembelajaran sangat ditentukan oleh berbagai faktor, di antaranya input peserta didik, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana-prasarana, dana, manajemen, dan lingkungan yang saling berkaitan satu sama lain (Hery Widyatano, 204: 7). Oleh karena itu, kerja sama yang baik sangat diperlukan agar komponen yang ada di dalam lembaga pendidikan tersebut dapat menciptakan lulusan yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 218, "height": 225, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Output lembaga pendidikan Islam yang merupakan kinerja lembaga pendidikan adalah prestasi lembaga pendidikan Islam itu sendiri yang dihasilkan dari hasil proses lembaga. Kinerja dalam lembaga pendidikan Islami dapat diukur dari kualitas efektivitas, produktivitas, efisiensi, inovasi, kualitas kehidupan kerja, serta moral kerjanya yang tetap pada nilai etika al-Qur’an. Hal tersebut sesui ajaran Islami bahwa manusia didorong untuk bekerja secara optimal dan komitmen terhadap proses dan hasil kerja (Baharuddin dan Umiarso, 2012: 262), sebagaimana firman Allah swt. dalam QS al-Sajadah/32: 7.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 218, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ". “Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan yang memulai penciptaan manusia dari tanah” (Kementerian Agama RI, 2014: 416).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 197, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah swt. telah menjelaskan kepada manusia, khususnya umat Islam bahwa mutu lembaga pendidikan Islam yang secara khusus dipandang i bermutu i jika i mampu i melahirkan i keunggulan akademik dan nonakademik i pada i peserta i didik i yang i dinyatakan i lulus i dari i jenjang i pendidikan i atau penyelesaian i program i studi dengan nilai yang sangat memuaskan, serta memiliki kemampuan kognitif, keterampilan, dan emosional yang seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 269, "width": 218, "height": 239, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlaksananya pendidikan yang bermutu sangat ditentukan oleh guru- guru yang bermutu pula, yaitu guru yang dapat melaksanakan tugasnya secara memadai (Supardi, 2015: 92). Salah satu yang menjadi indikator dalam suatu bangsa ditentukan oleh tingkat sumber daya manusia, sementara indikator sumber daya manusia ditentukan oleh tingkat pendidikan sumber daya manusia itu sendiri. Dengan demikian, semakin tinggi sumber daya manusia, semakin baik tingkat pendidikannya, demikian pula sebaliknya. Oleh karena itu, indikator tersebut sangat ditentukan oleh kinerja guru dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 508, "width": 218, "height": 253, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ukuran kinerja guru dapat terlihat dari rasa tanggung jawab dalam menjalankan amanah profesi yang diemban dan rasa tanggung jawab moral yang ada dipundaknya. Semua itu akan terlihat pada kepatuhan dan loyalitas dalam menjalankan tugas keguruan di dalam kelas dan di luar kelas (Sri Setiyati, 2014: 201). Uhar Suhar Saputra dalam Engkay Karweti mengatakan bahwa kinerja guru pada dasarnya merupakan suatu unjuk kerja yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya sebaga pendidik (Uhar Suharsaputra, 2014: 77). Sebagaimana diketahu bahwa kinerja guru merupakan hasil kerja guru yang ditunjukkan dalam melaksanakan tugas, peran dan tanggung jawab", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 155, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan kepada kecakapan serta pengalaman dan kesungguhannya. Namun, dalam hal ini kinerja guru yang berhubungan dengan tugasnya dalam mengajar. Secara ideal, guru yang diharapkan adalah guru yang memliki kemampuan mewujudkan kinerja yang dapat melaksanakan fungsi dan peranannya secara optimal. Perwujudan fungsi dan perannya secara optmal tersebut", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 213, "width": 54, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tercermin", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 213, "width": 219, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melalui keunggulannya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 218, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam mengajar, hubungan dengan peserta didik, hubungan sesama rekan profesi, dan keterampilan profesionalnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 219, "height": 478, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja guru sebagaimana yang telah dikemukakan, yaitu berhubungan dengan tugas guru sebagai pengajar di madrasah. Kinerja guru yang baik tentunya tergambar pada penampilan kemampuan akademik maupun kemampuan non akademik. Artinya, guru mampu mengelola prosesi pembelajaran di dalam kelas dan mendidik peserta didik di luar kelas dengan sebaik-baiknya demi mencapai hasil belajar yang maksimal. Kemampuan guru yang banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar, yaitu merencanakan program pembelajaran, melaksanakan dan mengelola proses pembelajaran, serta menilai kemajuan proses pembelajaran (Aan Hasanah, 2012: 17). Kinerja harus ditunjukkan guru pada saat membuat perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan sampai melakukan evaluasi pembelajaran itu sendiri. Namun, seorang guru tidak akan sanggup untuk menunjukkan suatu kinerjanya pada saat melaksanakan tugasnya sebagai tenaga pendidik sehingga memerlukan faktor pendukung yang ada di dalam lingkungan madrasah itu sendiri, seperti gaya kepemimpinan kepala madrasah. Gaya kepemimpinan kepala madrasah yang baik akan tercipta hubungan yang baik dan akan memberikan pengaruh terhadap kinerja guru dalam menjalankan tugasnya", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai pendidik di suatu madrasah. Kepemimpinan sebagai kemampuan seseorang atau pemimpin, untuk mempengaruhi perilaku orang lain menurut keinginan-keinginannya dalam suatu keadaan tertentu (Geoger R. Teryy, 2010, 192).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 171, "width": 218, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam perspektif manajemen, paradigma kepemimpinan yang sekarang ini telah mengalami suatu perubahan, dalam melakukan reformasi dan perubahan demokratis telah terlihat secara jelas dalam kehidupan ini. Artinya, setiap pemimpin dituntut untuk selalu menyesuaikan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 269, "width": 218, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pola perilaku kepemimpinannya dengan situasi dan kondisi yang selalu berubah.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 311, "width": 218, "height": 352, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan gaya kepemimpinan lebih menekankan pada perilaku seorangi pemimpin, baikitu perilaku kerja maupun perilakui hubungan. Perilaku kerja memfasilitasi tercapainya tujuan dengan membantu anggota kelompok mencapai tujuannya, sedangkan perilaku hubungan membantu bawahan untuk tetap merasa nyaman, baik dengan dirinya, dengan orang lain, maupun dengan situasi tempat mereka berada. Gaya kepemimpinan ini bertujuan menjelaskan bagaimana pemimpin dapat mengkombinasikan kedua jenis perilaku ini (kerja dan hubungan) guna memengaruhi bawahan dalam upayanya mencapai tujuan madrasah (Poppy Ruliana, 2016: 137- 138). Penelitian lainnya menunjukkan bahwa ada hubungan langsung antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja madrasah. Hal ini juga mengindikasikan bahwa efektif gaya kepemimpinan kepala madrasah, semakin baik pula kinerja madrasah tersebut (Abdul Kadim Masaong, 2011: 155).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 663, "width": 218, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala madrasah pada dasarnya dapat dengan mudah untuk meningkatkan komponen-komponen yang ada di dalam madrasah jika gaya kepemimpinan yang digunakan sudah tepat dan sesuai dengan kondisi yang dihadapi. Intinya adalah kepala madrasah", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 492, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "harus berusaha agar dapat memberikan motivasi kepada warga madrasah dengan berbagai gaya, situasi kepemimpinan, serta berusaha untuk dapat menciptakan suasana kerja madrasah yang memungkinkan seluruh warga madrasah dapat termotivasi untuk bekerja sesuai dengan tujuan pendidikan yang diharapkan, maka dari itu kinerja kepala madrasah hendaknya selalu ditingkatkan. Terdapat berbagai penelitian terkait dengan gaya kepemimpinan kepala madrasah yang dapat meningkatkan kinerja guru lembaga pendidikan, misalnya adalah penelitian Sri Setiyati (2014: 200) tentang pengaruh kepemimpinan kepala madrasah, motivasi kerja, dan budaya madrasah terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Gunung Kidul. Hasil penelitiannya membuktikan bahwa ketiga variabel independen tersebut berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru di SMK Negeri 1 Gunung Kidul dengan nilai koefisien korelasi 0,288. Penelitian Edianto (2017: xii) tentang hubungan antara manajemen kepala madrasah dan iklim madrasah dengan efektivitas kinerja guru di SD Negeri Bontokamase Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif dan signifikan manajemen kepala madrasah dan iklim madrasah dengan efektivitas kinerja guru dengan nilai koefisien korelasi 0,445.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 564, "width": 218, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone menurut pengamatan sementara (observasi awal) masih ada beberapa guru yang tidak membuat (RPP) sebelum memulai pembelajaran serta jarang membuat program kerja tahunan. Hal ini diduga ada hubungannya dengan gaya kepemimpinan kepala madrasah. Mencermati fenomena tersebut maka kiranya perlu lebih lanjut untuk meneliti tentang hubungan gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja gurudi Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 100, "width": 218, "height": 113, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini lebih mengfokuskan pada realitas gaya kepemimpinan kepala madrasah, realitas kinerja guru, serta korelasinya antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco’e Kabupaten Bone.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 199, "width": 218, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun tujuan penelitian ini, yaitu untuk mendeskripsikan realitas gaya kepemimpinan kepala madrasah, mendeskripsikan kinerja guru, dan menguji tingkat korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco’e Kabupaten Bone.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 353, "width": 122, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LANDASAN TEORETIS", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 367, "width": 218, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Konsep seorang", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 396, "width": 218, "height": 309, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dari kekuasaan yang mengproyeksikan diri dalam bentuk sikap memimpin, tingkah laku, dan sifat kegiatan pemimpin yang dikembangkan dalam lembaga pendidikannya akan mempengaruhi situasi kerja, semangat kerja anggota, sifat hubungan kemanusiaan di antara sesamanya, dan akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang mungkin dapat dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut (Abdul Azis Wahab, 2011: 34) Oleh karena itu, dalami melaksanakan fungsi kepemimpinani maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Apabila aktivitas tersebut dipilah-pilah, maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan pola masing- masing. Gaya kepemimpinan tersebut merupakan pondasi dasar dari tipe kepemimpinan yang ditonjolkan oleh pemimpin.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 705, "width": 38, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepala", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 705, "width": 53, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "madrasah", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 705, "width": 218, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam menjalankan tugas sehari-hari tidak terlepas dari gaya kepemimpinan yang diterapkan. Oleh karena itu, sebagai", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 219, "height": 281, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemimpin pendidikan perlu memahami tentang keefektifan kepemimpinan. Sehingga salah satu tinjauan tentang gaya kepemimpinan yang dapat di terapkan di madrasah adalah gaya kepemimpinan yang berorientasi padai tugas dan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada manusia. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas adalah gaya kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada struktur tugas, penyusunan rencana kerja, penetapan polaorganisasi, metode kerja dan prosedur pencapaian tujuan. Sedangkan gaya kepemimpinan yangi berorientasi pada hubungan manusia adalah kepemimpinan yang lebih menaruh perhatian pada kepercayaan, kehangatan antara pemimpin dan anggota (Abdul Kadim Masaong, 2011: 163).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 218, "height": 169, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan uraian tentang dua perilaku seorang pemimpin mengandung makna bahwa seorangi pemimpin dapat membantu organisasi mencapai tujuannya lewat duaperilaku, yaitu perhatian pada tugas ataupun pada hal- hal yang telah direncanakan untuk diselesaikan oleh organisasi (perilaku tugas), serta perhatian kepada orang- orang dan unsur-unsur organisasi yang memengaruhi mereka (perilaku hubungan).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 218, "height": 42, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu madrasah akan berhasil ataui gagal sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 550, "width": 46, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lembaga", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 550, "width": 218, "height": 127, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "itu. Kepemimpinan yangi baik adalah suatu kepemimpinan yang menunjukkan kombinasi antara hubungan pemimpin dengan anggota yang baik dengan tugas- tugas yang teratur dan terstruktur. Pada dasarnya kepemimpinan yang efektif dapat diklasifikasikan menjadi sebagai berikut; (Syaiful Sagala, 2008: 152).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 677, "width": 218, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Gaya memberitahu ini diterapkan jika anak buah dalam tingkat kematangan rendah, dan memerlukan petunjuk serta pengawasan yang jelas. Gaya ini sering disebut sebagai mendikte karena pemimpin dituntut untuk", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 72, "width": 200, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatakan apa, bagaimana, kapan, dan di mana tugas dilakukan. Gaya ini menekankan pada tugas, sedangkan hubungan", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 114, "width": 199, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hanya dilakukan sekedarnya saja.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 142, "width": 218, "height": 211, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Gaya menjual ini diterapkan apabila kondisi para bawahan dalam taraf rendah sampa moderat. Mereka telahi memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas, tetapi belum didukung oleh kemampuan yang memadai. Gaya ini biasanya disebut sebagai gaya menjual, karena pemimpin selalu memberikan petunjuk yang banyak. Dalam tingkat kematangan bawahan seperti ini diperlukan tugas sertai hubungan yang tinggi agar dapat memelihara dan meningkatkan kemauan yang telah dimiliki.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 353, "width": 218, "height": 211, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Gaya melibatkan diri ini diterapkan apabila tingkat kematangan bawahan berapa pada taraf kematangan moderat sampai tinggi. Mereka mempunyai kemampuan, tetapi kurang memiliki kemauan kerja dan kepercayaan diri. Gaya ini sering disebut sebaga mengikuti sertakan diri, karena pemimpini dan bawahan bersama-sama berperan di dalam proses pengambilan keputusan. Dalam kematangan seperti ini, upaya tugas tidak diperlukan, namun upaya hubungan perlu ditingkatkan dengan membuka komunikasi dua arah.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 564, "width": 218, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Gaya mendelegasikan ini diterapkan jika kemampuan dan kemauan para bawahan telah tinggi. Gaya ini biasanya disebut sebagai gaya mendelegasikan, karena bawahan dibiarkan melaksanakan kegiatan sendiri, melalui pengawasan umum. Hal ini biasanya dilakukan jika bawahan tingkat kedewasaannya yang tinggi. Dalam tingkat kematangan seperti ini hanya perlukan sekedarnya saja, demikian pula dengan hubungan kepada bawahan (E. Mulyasana, 2015: 116). Sehingga dapat dipahami bahwa", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 72, "width": 200, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam gaya kepemimpinan yang tersebut pada dasarnya menjelaskan tentang tiga dimensi kepemimpinan antara lain seperti, perilaku tugas, perilaku hubungan dan yang terakhir adalah kematangan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 219, "height": 451, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menentukan gaya kepemimpinan yangi cocok pada situasi dan kondisi yang dihadapi, seorang manajer pertama kali harus menetapkan taraf kematangan individual atau kelompoki dalami hubungannyai dengan tugasi spesifiki yangi dimintaii pemimpin untukmerekai selesaikan. Oleh karena itu, hendaknya pemimpin dalam hal ini kepala madrasah jika kematangan bawahan rendah harus memakai gaya yangi banyak mengarahkani kepada bawahannya. Meskipun perilaku hubungan rendah tidaklah berarti bahwa pemimpin tidak bersahabat atau tidak dapat bersifat informal terhadap madrasah yang dikelola, tetapi ketika memberikan pengawasan kepada madrasah tersebut perlu lebih banyak waktu untuk mengarahkan mengena apa yang akan dilakukan, bagaimana, dan dimana dibandingkan dengan memberikan dukungan dan penguatan yangi bersifat sosial emosional. Apabila dengan cara tersebut tampak kematangan para bawahan meningkat, segera perilaku hubungan diperbesar, dengan demikian, titik berati gaya kepemimpinan akan bergerak dari gaya satu (tugas tinggi dani hubungan rendah) ke gaya dua (tugas tinggi dan hubungan tinggi) (B. Siswanto, 2010: 168-169).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 218, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seorang pemimpin yang baik mampui mengembangkan kompetens dan komiten dari pengikutnya sehingga mereka termotivasi diri sendiri dari pada bergantung padaorang lain untuk diarahkan atau dibimbing. Menurut Hersey dalam Ahmad Susanto mengatakan bahwa tingginya kinerja pemimpin menciptakan harapan yang realitas akan tingginya kinerja pengikut. Sebaliknya jika rendahnya harapan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pemimpin mengakibatkan rendahnya kinerja pengikut, sehingga untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi dan komitmen para pengikutnya pemimpin harus mampu mengkombinasikan dari empat gaya kepemimpinan yang efektif tersebut (Ahmad Susanto, 2016: 86).", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 185, "width": 218, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemimpin yang berhasil haruslah memilikii sifat kepribadian seperti stamina fisik, kecerdasan dan kearifan dalam bertindak, kemauan menerima tanggung jawab, kompeten dalam menjalankan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 255, "width": 218, "height": 225, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tugas, memahami kebutuhan pengikutnya, memiliki keterampilan dalami berhubungan dengan orang lain, kebutuhan untuk berprestasi, mampu memotivasi dan memberikan semangat, mampu memecahkan masalah, meyakinkan, memiliki kapasitas untuk menang, memiliki kapasitas untuk mengelola, memutuskan, menentukan atau memiliki fleksibilitas (Veithzal Rivai Zainal, dkk., 2013). Artinya pemimpin yang dapat menjadi teladan yang baik untuk menuju perubahan dalam suatu organisasi atau madrasah, sebagaimana firman Allah SWT. dalam Q.S. Al-Nahl ayat 16 : 120.", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 502, "width": 3, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 519, "width": 218, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapati dijadikan teladan lag patuh kepadai Allah dani hanif. dan sekali-kali bukanlah dia termasuki orang- orang yang mempersekutukani (Tuhan). (Kementerian Agama RI, 2014: 504).” Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah SWT. telah menjelaskan kepada semua manusia khususnya umat Islam tentang pemimpin yang berhasil memiliki karakteristik sifat dan keterampilan tertentu. Cirinya antara lain dapat beradaptasi dengan situasi dan kondisi, peka terhadap lingkungan sosial, berorientasi pada hasil, tegas, dapat bekerja sama, meyakinkan, mandiri, dan mampu memengaruhi orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan keterampilan yang harus dimiliki oleh pemimpin antara lain cerdas, terampil secara konseptual, kreatif, memiliki pengetahuan terhadap tugas kelompok, mampu mengorganisir, mampu memengaruhi, meyakinkan dan memiliki keterampilan sosial.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 92, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 191, "width": 98, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja guru", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 191, "width": 218, "height": 225, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan kemampuan seorangi guru dalam melaksanakan tugas pembelajaran di madrasah dan bertanggung jawab atas pesertai didik di bawah bimbingannya dengan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, kinerja guru dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menunjukkan kemampuan seorang guru dalam menjalankan tugasnya di madrasah serta menggambarkan adanya suatu perbuatan yangi ditampilkan guru dalam melakukan aktivitas pembelajaran, sebagaimana Allah SWT. berfirman dalam Q.S. Al-Ahqaf ayat 19, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 437, "width": 3, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 218, "height": 296, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dan setiap orang memperoleh tingkatan yang sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan, dan agar Allah mencukupkan balasan perbuatan mereka, dan mereka tidak dirugikan” (Kementerian Agama RI, 2014: 504). Mereka yang taat dan durhaka itu akan memperoleh ganjaran yang berbeda-beda di surga dan neraka agar menjadi jelas buat semua keadilan Allah balasan dalam saat yang sama pun, bahkan yang taat diberi ganjaran yang berlipat ganda (M. Quraish Shihab, 2009: 412-413). Berdasarkan ayat tersebut dapat dipahami bahwa Allah swt. telah menjelaskan kepada semua manusia khususnya umat Islam dapat pahami bahwa setiap orang mengerjakan sesuatu akan mendapatkan apa yang mereka dapatkan, artinya apa yang ditanam itulah yang akan didapat. Setiap orang akan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendapatkan balasan atas apa yang mereka kerjakan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 100, "width": 218, "height": 338, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja guru akan menjadi optimal bila diintegrasikan dengan komponen madrasah, baik kepemimpinan kepala madrasah, budaya madrasah, motivasi kerja guru, dan karyawan maupun anak didik. Adapun Faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu kepemimpinan, fasilitas kerja, harapan, dan kepercayaan personalia madrasah. Dengani demikian, tampak bahwa kepemimpinan kepala madrasah dan fasilitas kerja akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Dengan kata lain, kepemimpinan kepala madrasah berpengaruh terhadap kinerja guru (Ester Malik, Kamal Bustomi, 2011: 11). Oleh karena itu, salah satu upaya dalam meningkatkan kinerja guru adalah dengan memberikan motivasi terhadap guru yang berupa penghargaan, baik berupa materi maupun nonmateri sebagai bentuk apresiasi kepala madrasah terhadap hasil kerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 438, "width": 218, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sehingga ini akan menjadi sebuah dorongan guru untuk bekerja secara profesional dengan meningkatkan kompetensinya.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 494, "width": 218, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kompetensi guru di Indonesia telah dikembangkan pula oleh Proyek dan Kebudayaan Guru (P3G) Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Ali", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 550, "width": 218, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mudlofir, 2014: 74-75). Untuk keperluan analisis tugas sebagai pengajar, kompetensi kinerja profesi keguruan dalam penampilan aktual dalam proses pembelajaran minimal memiliki empat kemampuan, yakni kemampuan:", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 635, "width": 206, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Merencanakan proses pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 649, "width": 218, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Melaksanakan, dan mengelola proses pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 677, "width": 185, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Menilai kemajuan pembelajaran", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 691, "width": 170, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Menguasaii bahani pelajaran.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 705, "width": 218, "height": 56, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kinerja guru dapat terlihat jelas melalui prestasi peserta didik. Kinerja guru yangi baik akan menghasilkan prestasi belajar peserta didik yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 211, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Murgantroyd dan Morgani dalam Supardi mengemukakan terdapat indikator kinerja guru akan tampak dalam hal kepuasan peserta didik dan orangtua peserta didik, prestasi belajar peserta didik, perilaku sosial dan kehadiran guru. Dengan demikian, jelaslah bahwa menilai dan memahami kinerja guru tidak terlepas daripeserta didik sebaga subjek didik dan tingkat prestasi belajar yang dicapai peserta didik merupakan gambaran kinerja guru sebagai perencanaan dan pengelola pembelajaran atau administrator kelas (Supardi, 2013: 105).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 283, "width": 218, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peningkatan kinerja guru dapat tercapai apabila kepala madarsah sebagai pemimpin menggeser fokus tanggung jawab dari operasional manajerial kepada pengajar. Hal tersebut senada yang dikatakan oleh Chang dalam bukunya Ahmad Susanto (2016: 86) bahwa guru merupakan salah satu faktor penentu tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 219, "height": 253, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan sangat ditentukan oleh sejauh mana kesiapan guru dalam mempersiapkan peserta didiknya melalui kegiatan pembelajaran. Namun demikian, posisi strategi guru untuki meningkatkan mutui hasil pendidikan sangat dipengaruhi oleh kemampuan profesional mengajarnya. Kepala madrasah sebagai pemimpin dalam meningkatkan mutu pembelajaran di madrasahnya akan mencurahkan sebagaian besarwaktunya bagi pengembangan guru. Jika guru telah mendapatkan perhatian yang lebih dalam kegiatan pengajaran yang dilakukannya, maka hal itu akan meningkatkan kinerja, khususnya kinerja dalam mengajar (Ahmad Susanto, 2016: 89).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 218, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara terhadapa rumusan masalah dalam penelitian yang masih berdasar pada teori, belum didasarkan pada fakta empiris. Hipotesis yang digunakan meruapakan hipotesis asosiatif yang", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu “Terdapat korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone.”", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 185, "width": 153, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 199, "width": 218, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode ex post facto. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data untuk menentukan hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2013: 166).Penelitian dilaksanakan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone. Penelitian ini berlokasikan di Jln. Pendidikan No. 2 Desa Ujung Kecamatan Dua Bocco’e Kabupaten Bone Provinsi Sulawesi Selatan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 396, "width": 218, "height": 365, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan penelitian ini dilihat dari perspektif metodologis adalah pendekatan positivistic (Sitti Mania, 2013: 45). Pendekatan ini merupakan metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah- kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis (Sugiyono, 2016: 7). Penelitian ini menggunakan pendekatan positivistik dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan keilmuan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologis dan psikologis. Pendekatan sosiologis sangat diperlukan dalam penelitian ini sebab peneliti akan menggunakan angket sebagai alat untuk mendapatkan data yang perlukan. Dalam angket tersebut peneliti telah menuangkan beberapa aspek sosial karena ada keterkaitannya dengan variabel-variabel penelitian ini. Pendekatan psikologi ini juga akan membantu peneliti untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini sebab dalam angket yang akan diberikan kepada guru sebagai responden juga akan dituangkan beberapa aspek psikologi", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "atau mengenai kejiwaan, karena psikologi ini juga memiliki hubungan dengan variabel-variabel dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 219, "height": 310, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun yang menjadi populasi penelitian ini, yaitu seluruh guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone sebanyak 28 orang guru yang terdiri dari 18 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Adapun teknik dalam penentuan sampel penelitian ini dilakukan dengan menggunakan i sampel i jenuh, i yaitu teknik i penentuan i sampel i bila i semua i anggota i populasi i digunakan i sebagai i sampel. i Hal i ini dilakukan i bila i jumlah i populasi i relatif i kecil, i kurang i dari i 30 i orang, i atau i penelitian i yang ingin i membuat i generalisasi i dengan i kesalahan i yang i sangat i kecil(Sugiyono, 2016: 85). Oleh karena itu, sampel dalam penelitian ini adalah semua guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone yang berjumlah 28 orang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 424, "width": 218, "height": 140, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teknik pengumpulan data dalam penelitian merupakan langkah yang sangat strategis, sebab tujuan utama dalam melakukan penelitian adalah memperoleh data. Sehingga teknik pengumpulan yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa angket. Angket disusun berdasarkan indikator dari setiap dimensi variabel penelitian ini kemudian diedarkan kepada seluruh guru", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 197, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone. Teknik pengelolaan dan analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik scoring, penyajian data dalam bentuk distribusi frekuensi dan perhitungan rata-rata mean score yang diinterpretasikan ke dalam kategori yang telah ditentukan. Adapun pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment yang hasilnya dinterpretasikan ke dalam nilai koefisien korelasi yang telah ditentukan", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 283, "width": 107, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 297, "width": 65, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Realitas", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 297, "width": 218, "height": 253, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco’e Kabupaten Bone Rata-rata tanggapan responden diinterpretasikan pada pedoman konversi nilai dengan ketentuan: Jumlah pernyataan = 20; jumlah alternatif jawaban = 5 (berdasarkan skala Likert); skor maksimal setiap item = 5 sehingga skor kriterium (ideal) = 20 x 5 = 100 dan skor minimum setiap item = 1 sehingga skor terendah yang mungkin diperoleh = 20 x 1 = 20. Dengan demikian, range = 100 – 20 = 80 dan interval kelas = 80 / 5 = 16 sehingga dapat dibuat tabel seperti berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 572, "width": 362, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Interpretasi Kategori Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 416, "height": 168, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interval Kategori Frekuensi Persentase 20 – 36 Sangat tidak baik 0 0% 37 – 52 Tidak baik 0 0% 53 – 68 Sedang 1 3,57% 69 – 84 Baik 20 71,43% 85 – 100 Sangat baik 7 25% Jumlah - 28 100% Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata tanggapan dari", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 727, "width": 218, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "28 responden yang sebesar 82,25 berada pada interval 69 – 84 yang menandakan bahwa gaya kepemimpinan kepala", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 42, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "madrasah termasuk dalam kategori baik dengan jumlah frekuensi sebanyak 20 orang dan persentase sebesar 71,43%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 218, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah skor total (sum) juga dapat diinterpretasikan ke dalam garis kontinum dengan ketentuan: Jumlah item pernyataan = 20, jumlah alternatif", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jawaban = 5 dan jumlah responden = 28 sehingga jumlah skor total kriterium (ideal) = 20 x 5 x 28 = 2.800 dan jumlah skor total terendah yang mungkin diperoleh = 20 x 1 x 28 = 560. Ketentuan tersebut dapat digambarkan pada garis kontinum berikut:", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 250, "width": 446, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Interpretasi Kategori Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah Berdasarkan", "type": "Section header" }, { "left": 100, "top": 266, "width": 246, "height": 33, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Garis Kontinum Berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 285, "width": 219, "height": 99, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "garis kontinum tersebut dapat diketahui bahwa jumlah skor total perolehan yang sebesar 2.303 berada pada daerah baik. Dengan demikian, gaya kepemimpinan kepala madrasah = 2.303 / 2800 = 0,8225 atau 82,25%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 384, "width": 218, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Realitas Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco’e Kabupaten Bone", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 218, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rata-rata tanggapan responden diinterpretasikan pada pedoman konversi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 279, "width": 218, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "nilai dengan ketentuan: Jumlah pernyataan = 20; jumlah alternatif jawaban = 5 (berdasarkan skala Likert); skor maksimal setiap item = 5 sehingga skor kriterium (ideal) = 20 x 5 = 100 dan skor minimum setiap item = 1 sehingga skor terendah yang mungkin diperoleh = 20 x 1 = 20. Dengan demikian, range = 100 – 20 = 80 dan interval kelas = 80 / 5 = 16 sehingga dapat dibuat tabel konversi nilai sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 477, "width": 231, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Interpretasi Kategori Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 375, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Interval Kategori Frekuensi Persentase 20 – 36 Sangat rendah 0 0% 37 – 52 Rendah 0 0% 53 – 68 Sedang 0 0% 69 – 84 Tinggi 19 67,86% 85 – 100 Sangat tinggi 9 32,14% Jumlah - 28 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 218, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata tanggapan dari 28 responden yang sebesar 84,21 berada pada interval 69 – 84 yang menandakan bahwa kinerja guru termasuk dalam kategori tinggi dengan jumlah frekuensi sebanyak 19 orang dan persentase sebesar 67,86%.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 649, "width": 218, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jumlah skor total (sum) iklim madrasah juga dapat diinterpretasikan ke dalam garis kontinum dengan ketentuan: Jumlah item pernyataan = 20, jumlah alternatif jawaban = 5 dan jumlah responden = 28 sehingga jumlah skor total kriterium (ideal) = 20 x 5 x 28 = 2.800 dan jumlah skor total terendah", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 184, "width": 411, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik 560 1.120 1.680 2.240 2.800 Sangat tidak baik Tidak baik Sedang", "type": "Table" }, { "left": 474, "top": 210, "width": 35, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat baik", "type": "Table" }, { "left": 404, "top": 210, "width": 30, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2.303", "type": "Picture" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang mungkin diperoleh = 20 x 1 x 28 = 560.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 86, "width": 122, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketentuan tersebut", "type": "Table" }, { "left": 259, "top": 86, "width": 32, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 72, "width": 449, "height": 117, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digambarkan pada garis kontinum berikut: Gambar 2 Interpretasi Kategori Kinerja Guru Berdasarkan Garis Kontinum Tinggi 560 1.120 1.680 2.240 2.800 Sangat rendah Rendah Sedang Sangat tinggi 2.358", "type": "Table" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 72, "width": 68, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 219, "height": 113, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "garis kontinum tersebut dapat diketahui bahwa jumlah skor total perolehan yang sebesar 2.358 berada pada daerah tinggi sehingga kinerja guru termasuk kondusif karena mendekati kriteria yang ditetapkan. Dengan demikian, kinerja guru = 2.358 / 2.800 = 0,8421 atau 84,21%.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 219, "height": 239, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kec. Dua Bocco’e Kab. Bone Hubungan dan tingkat hubungan antara variabel X (gaya kepemimpinan kepala madrasah) dengan Y (kinerja guru) di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone dapat diketahui dengan menggunakan analisis korelasi product moment .Analisis korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah (X 1 ) dengan kinerja guru (Y) dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment berikut:", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 469, "width": 34, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 218, "height": 70, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh nilai korelasi product moment antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru sebesar 0,292.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 716, "width": 81, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 730, "width": 65, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Realitas", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 730, "width": 201, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah di Madrasah", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 113, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Ke. Dua Bocco’e Kab. Bone Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata tanggapan dari 28 responden terkait gaya kepemimpinan kepala madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 185, "width": 218, "height": 140, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabupaten Bone sebesar 82,25. Berdasarkan konversi nilai yang dilakukan, mean score atau rata-rata tanggapan tersebut berada pada interval 69–84 yang mengindikasikan bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah termasuk pada kategori baik dengan jumlah frekuensi sebanyak 20 orang dan persentase sebesar 71,43%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 325, "width": 218, "height": 268, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa jumlah skor total perolehan = 2.303. Hasil interpretasi dengan menggunakan garis kontinum menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone berada pada daerah baik karena nilai jumlah skor total = 2.303 mendekati kriteria yang ditetapkan. Nilai persentase gaya kepemimpinan kepala madrasah berdasarkan hasil analisis = 2.303 / 2.800 = 0,8225, lebih jelas dapat dilihat pada gambar 1. Dengan demikian, realitas gaya kepemimpinan kepala madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone 82,25%.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 593, "width": 218, "height": 168, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone dapat dikatan baik berdasarkan hasil dari pengisian angket oleh guru, dari tanggapan mereka rata mengganggap bahwa gaya kepemimpin kepala madarsanya itu sudah baik, sehingga sesuai dengan apa yang telah dikemukakan oleh Abdul Kadim Masaong dan Arfan A. Timole (2011, 161) yang", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 239, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengatakan bahwa kepemimpinan yang dilakukan oleh kepala madrasah dalam rangkan menggerakkan warga madrasah agar berbuat sesuatu untuk mewujudkan program kerja yang telah dirumuskan, sehingga keberhasilan kepala madrasah tergantung dari bagaimana kemampuan dasar pemimpinnya dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai kepemimpinan yang baik. Artinya kepala madrasah Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone telah menjalankan fungsinya sebagai mestinya sehingga rata-rata tanggapan dari responden yang menganggap bahwa gaya kepemimpinan yang terapkan leh kepala madrasah sudah baik dan benar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 219, "height": 450, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari hasil analisis angket yang menujukkan bahwa gaya kepemimpina kepala madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e beada pada kategori baik, artinya dari sekian jumlah pernyataan angket tersebut sekitar 20 dari 2 dimensi yaitu, perilaku kerja dan perilaku hubungan menunjukkan bahwa dimensi perilaku kerja lebih tinggi sekornya dibandingkan dengan dimensi perilaku hubungan, sehingga gaya kepemimpinan kepala madrasah tidak dapat mencapi kategori sangat baik, karena masih ada beberapa indikator belum terpenuhi secara sempurna. Dari kedua dimensi gaya kepemimpinan kepala madrasah dari hasil di lapangan menunjukka masing- masing dimensi masih belum optimal, karena jawaban dari 28 responden terkait dimensi perilaku hubungan dari indikator seperti “kepala madrasah tidak pernah konflik dengan warga madrasah” yang memiliki skor yang sedikit rendah, sedangkan perilaku kerja dari indikator seperti “kepala madrasah tidak termotivasi untuk membuat orang lain merasa senang kepadanya” juga memiliki skor yang sedikit rendah, meskipun masing-masing memiliki kekurangan akan tetapi perilaku kerja sedikit tinggi", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 155, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dari pada perilaku hubungan. Sehingga boleh jadi ini yang menjadi dasar kenapa gaya kepemimpinan kepala madraah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e berada pada kategori baik, bukan pada kategori sangat baik, sedang, tidak baik, dan sangat tidak baik, karena masih ada sedikit indikator gaya kepemimpinan kepala madrasah belum maksimal diterapkan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 227, "width": 218, "height": 132, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Realitas Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kec. Dua Bocco’e Kab. Bone Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata tanggapan dari 28 responden terkait kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 345, "width": 218, "height": 141, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bone sebesar 84,21. Berdasarkankonversi nilai yang dilakukan, mean score atau rata-rata tanggapan responden tersebut berada pada angka interval 69–84 yang mengindikasikan bahwa kinerja guru termasuk pada kategori tinggi dengan jumlah frekuensi sebanyak 19 orang dan persentase sebesar 67,86%, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 486, "width": 218, "height": 253, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil analisis deskriptif juga menunjukkan bahwa jumlah skor total perolehan = 2.358. Hasil interpretasi dengan menggunakan garis kontinum menunjukkan bahwa kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone berada pada daerah tinggi karena nilai jumlah skor total = 2.358 mendekati kriteria yang ditetapkan. Nilai persentase kinerja guru berdasarkan hasil analisis = 2.358 / 2.800 = 0,8421, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2. Dengan demikian, realitas kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone 84,21% dari kriteria yang ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 739, "width": 218, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari hasil penelitian yang menujukkan bahwa kinerja guru di", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 218, "height": 281, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Bone dapat dikategorikan tinggi, sehingga hal ini sesuai dengan pendapat Abd. Wahab dan Umiarso (2011: 122) yang mengatakan bahwa indikator kinerja guru itu sendiri dapat dilihat dari bagaimana seorang guru memiliki kemampuan dalam merencanakan dan mempersiapakan pembelajaran, penguasaan materi ajar, penguasaan terhadap metode yang akan digunakan, pemberian tugas-tugas kepada peserta didik, kemampuan dalam mengelolah kelas dengan baik dan benar, serta kemampuan dalam melakuakn sebuah penilaian dan evaluasi dari proses pembelajaran yang dilakukannya. Artinya kinerja guru yang tinggi akan terlihat jelas bila mana indikator-indikator tersebut dapt terpenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 218, "height": 296, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam bukunya Ahmad Susantu (2016: 89) yang menjelaskan bahwa kepala madrasah sebagai pemimpin dalam hal meningkatkan mutu pembelajaran akan memberikan perhatian besar dalam pengembanagan guru. Jika guru telah mendapatkan perhatian besar dalam hal kegiatan pembelajaran, maka hal tersebut akan memicu pada peningkatan kinerja, khususnya kinerja guru dalam pembelajaran. Sehingga tidak heran jika kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone berada pada kategori tinggi, sehingga inilah yang menjadi dasar kenapa kinerja guru di madrasah tersebut tingga, karena kepemimpinan kepala madrasah tersebut memberkan perhatian penuh kepada guru terkait pengembangan guru itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 219, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terlepas dari apa yang dilakukan seorang guru yang memiliki kinerja yang tinggi juga tidak kalah pentingnya di lihat dari Output- nya ataupun prestasi peserta didiknya. Sebagaimana yang telah dikemukan oleh Supardi (2016: 55-556) yang mengatakn bahwa kinerja seorang guru dapat dilihat dari keluar madrasah", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 211, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ataupun produk madrasah itu sendiri. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan peserta didik yang berprestasi. Sebagaimana yang diketahui bahwa peserta didik Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone seringkali mendapatkan sebuah kesempatan untuk menlajutkan studi S1 di berbagai perguruan tinggi yang terbaik, baik itu di dalam negeri maupun diluar negeri dengan menggunakan jalur undangan. Sehingga tidak heran jika peserta didik mereka mendapatkan jalur undangan itu, karena gurunya memiliki kinerja yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 283, "width": 218, "height": 394, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan dari hasil analisis angket yang menujukkan bahwa kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e dapat dikategorikan tinggi, artinya dari sekian jumlah pernyataan angket tersebut sekitar 20 dari 6 dimensi yaitu, perencanaan pembelajaran, penguasaan bahan materi, penguasaan metode dan strategi, pemberian tugas, pengelolaan kelas, penilaian dan evaluasi pembelajaran. Dari keseluruhan dimensi kinerja guru faktanya dilapangan dari analisis pernyataan angket masih ada belum maksimal. Contohnya dari dimensi penguasaan metode dan strategi dari indikator “sebelum pembelajaran dimulai, saya terlebih dahulu tidak menarik perhatian peserta didik”, dan dimensi penilaian dan evaluasi dari indikator “saya memperlihatkan jenis-jenis penilaian yang saya akangunakan kepada peserta didik”. Sehingga inilah yang menjadi dasar mengapa kinerja guru berada dikategori tinggi, bukan sangat tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah, karena masih adan sedikit indikator yang belum maksimal diperlihatkan oleh guru.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 677, "width": 218, "height": 70, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Kec. Dua Bocco’e Kab. Bone", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 219, "height": 225, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al- Ikhlas Ujung Kecamatan Dua Bocco'e Kabupaten Bone berdasarkan hasil analisis korelasi product moment diperoleh nilai rx 1 y sebesar 0,292. Angka indeks korelasi product moment tersebut menunjukkan korelasi positif karena mengikuti garis lurus yang ditandai dengan peningkatan nilai pada variabel gaya kepemimpinan kepala madrasah (X 1 ) diikuti dengan peningkatan nilai pada variabel kinerja guru (Y) sehingga memiliki hubungan linear yang searah meskipun terlihat lemah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 218, "height": 98, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat korelasi antara gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru yang diperoleh jika dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi,angka 0,292 berada pada interval 0,20 – 0,399, sebagaimana tercantum pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 399, "width": 201, "height": 113, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nilai Interval Koefisien Tingkat Korelasi 0,292 0,00 – 0,199 0,20 – 0,399 0,40 – 0,599 0,60 – 0, 799 0,80 – 1,000 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 502, "width": 57, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangat Kuat", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 219, "height": 38, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4.10 Interpretasi Koefisien Korelasi Gaya Kepemimpinan Kepala Madrasah dengan Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 561, "width": 218, "height": 196, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel i interpretasi i koefisien i korelasi i tersebut i menunjukkan i bahwa i hubungan i antara i gayakepemimpinan i kepala i madrasah i dengan i kinerja i guru i berada i pada i tingkat i hubungan i yangrendah. i Hasil i penelitian i ini i sejalan i dengan i penelitian i yang i dilakukan i oleh i Hagi i EkaGusman i (2014: i 299-300) i yang i juga i menemukan i bahwa i gaya i kepemimpinan i kepalamadrasah i memiliki i hubungan i yang i rendah i dengan i kinerja i guru, i bahkan i hasil i korelasiyang i ditemukannya i lebih i", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 309, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "rendah, i yaitu i 0,25. i Lebih i lanjut, i penelitian i ini i juga i sejalandengan i penelitian i Sri i Setiyati i (2014: i 205) i yang i menunjukkan i adanya i hubungan i yangrendah i antara i gaya i kepemimpinan i kepala i madrasah i dengan i kinerja i guru i dengan i nilaikoefisien i korelasi i 0,288. i Meskipun i demikian, i kinerja i guru i ada i hubungannya i dengan i gayakepemimpinan i kepala i madrasah i sehingga i gaya i kepemimpinan i kepala i madrasah i perluterus i ditingkatkan i agar i kinerja i guru i juga i dapat i meningkat. i Dengan i demikian, i terdapatkorelasi i antara i gaya i kepemimpinan i kepala i madrasah i dengan i kinerja i guru i di i MadrasahAliyah i Pondok i Pesantren i Al- Ikhlas i Ujung i Kecamatan i Dua i Bocco'e i Kabupaten i Bonedapat i diterima i atau i terbukti i kebenarannya i meskipun i tingkat i hubungannya i rendah.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 382, "width": 221, "height": 365, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian tersebut memberiakn sebuah kesimpulan bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru memiliki sebuah hubungan meskipun hubungan tidak terlalu kuat, akan tetapi tetap masih ada hubungannya yaitu rendah. Hal ini sesui apa yang telah disampaikan oleh Ester Malik dan Kamal Bustomi (2014: 100) dalam jurnalnya yang di dalamnya mengatakn bahwa kinerja guru akan optimal bila diintegrasikan dengan beberapa komponen yang ada di dalam madrasah itu sendiri. Salah satunya ialah kepemimpina kepala madarsah. Pada dasarnya ada beberapa yang dapat memengaruhi kinerja guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pendidik, salah satunya ialah kepemimpinan kepala madrasah. Sehingga akan terlihat jelas bahwa gaya kepemimpinan kepala madrasah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru. Dengan demikian, gaya kepemimpina dan fasilitas yang ada di madrasah sangat berpengaruh pada kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 54, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 86, "width": 90, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kesimpulan", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 100, "width": 46, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Gaya", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 100, "width": 183, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepemimpinan Kepala Madrasah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Boneberada pada kategori baik dengan persentase sebesar", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 171, "width": 182, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82,25% dari kriteria yang ditetapkan.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 199, "width": 200, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 255, "width": 182, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84,21% dari kriteria yang ditetapkan.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 283, "width": 200, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Korelasi gaya kepemimpinan kepala madrasah dengan kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 325, "width": 182, "height": 71, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pesantren Al-Ikhlas Ujung Bone menunjukkan korelasi positif meskipun tingkat hubungannya rendah dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,292.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 132, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Implikasi Penelitian", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 418, "width": 201, "height": 140, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Kepala madrasah diharapkan dapat terus berupaya untuk memaksimalkan gaya kepemimpinan yang diterapkannya serta berupaya untuk terus menciptakan iklim yang kondusif agar warga madrasah merasa nyaman dalam melaksanakan tugasnya masing- masing.", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 558, "width": 74, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Guru-guru", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 558, "width": 183, "height": 99, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "di madrasah diharapkan dapat agar dapat berupaya untuk terus mengembangkan kemampuannya dalam proses pembelajaran serta diharapakan dapat ikut membantu untuk", "type": "Table" }, { "left": 108, "top": 643, "width": 183, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menciptakan iklim madrasah yang kondusif.[]", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 104, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR RUJUKAN", "type": "Section header" }, { "left": 308, "top": 100, "width": 218, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baharuddin, dan Umiarso. Kepemimpinan Pendidikan Islam: Teori dan Praktik. Cet. I; Yogyakarta: Ar-Ruzuzz Media, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 156, "width": 218, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gusman, Hagi Eka. \"Hubungan Gaya", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 171, "width": 197, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru di SMP N", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 199, "width": 197, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Palembayan Kabupaten", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 213, "width": 197, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agam.\" Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan 2.1 (2014): 293-301.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 241, "width": 218, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, Aan. Pengembangan Profesi Guru. Cet. I; Bandung: Pustaka Setia, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 283, "width": 218, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irianto, Agus. Statistik; Konsep Dasar, Aplikasi, dan Pengembangannya . Cet. VII; Jakarta: Kencana, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 325, "width": 218, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karweti, Engkay. \"Pengaruh kemampuan manajerial kepala sekolah dan faktor yang mempengaruhi motivasi kerja terhadap kinerja guru SLB di Kabupaten Subang.\" Jurnal Penelitian Pendidikan 11.2 (2010): 77-89.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 410, "width": 218, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kementerian Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya . Cet. X; Bandung: Mikraj Khazanah Ilmu, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 452, "width": 218, "height": 56, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mania, Sitti. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial . Cet. I; Makassar: Alauddin University Press, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 508, "width": 218, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manik, Ester, and Kamal Bustomi.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 522, "width": 197, "height": 42, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\"Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Organisasi Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 564, "width": 197, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru Pada SMP Negeri 3 Rancaekek.\" Jurnal Ekonomi, Bisnis &", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 593, "width": 193, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Entrepreneurship 5.2 (2011): 97-107.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 607, "width": 218, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masaong, Abdul Kadimdan Arfan A.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 621, "width": 197, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tilome. Kepemimpinan Berbasis Multiple Interlligence: Strategi Kecerdasan Intelektual, Emosional dan Spiritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang. Cet. II;", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 691, "width": 218, "height": 70, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: Alfabeta, 2011. Mavianti. ”Hubungan antara Komunikasi Interpersonal Atasan-Bawahan dan Persepsi Terhadap Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah", "type": "Table" }, { "left": 292, "top": 795, "width": 14, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 219, "height": 155, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan Kepuasan Kerja Guru SMA Muhammadiyah 2 Tanjung Sari Medan.” Jurnal Agama dan Pendidikan Islam, 10.1 (2018): 93-116. Mudlofir, Ali. Pendidikan Profesional: Konsep , Strategi dan Aplikasinya dalam Peningkatan Mutu Pendidikandi di Indonesia. Cet. III; Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2014. Mulyasa, E.. Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 227, "width": 199, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cet. XV; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 219, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruliana, Poppy. Komunikasi Organisasi: Teori dan Studi Kasus. Cet. II; Jakarta: RajaGrafindo Pers, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 218, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2008.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 339, "width": 219, "height": 113, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiyati, Sri. \"Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah, motivasi Kerja, dan budaya sekolah terhadap kinerja guru.\" Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 22.2 (2014): 200-206. Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian al- Qur’an. Cet.V; Jakarta: LenteraHati,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 452, "width": 32, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2009.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 219, "height": 112, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswanto, B. Pengantar Manajemen Cet. VI; Jakarta: Bumi Aksara, 2010. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Cet. XXI; Bandung: Alfabeta, 2016. Sukardi, Metode Penelitian Pendidikan. Cet. XII; Jakarta: BumiAksara, 2013. Supardi. Kinerja Guru . Cet. III; Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 579, "width": 106, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rajawali Pers, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 219, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supardi. Sekolah Efektif: Konsep Dasar dan Praktiknya. Cet. I; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 218, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto, Ahmad. Manajemen Peningkatan Kinerga Guru: Kosep, Strategi, dan Implementasi, Jakarta: Kencana, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 72, "width": 218, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teryy, George R.. Principles of Management, Terj. G.A. Ticoalu, Jakarta: Bumi Aksara, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 114, "width": 218, "height": 71, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umar, Bukhari. Ilmu Pendidikan Islam. Cet. II; Batusangkar: Amzah, 2011. Wahab, Abdul Azis. Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Cet. II; Alfabeta: Bandung, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 185, "width": 218, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widyatono, Herry. Pengembangan Kurikulum di Era Otonomi Daerah. Cet. I Jakarta: Bumi Aksara, 2014.", "type": "Table" }, { "left": 308, "top": 227, "width": 28, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulk,", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 227, "width": 197, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gary. Kepemimpinan dalam Organisasi, Edisi Ketujuh Seri Bahasa Indonesia. Jakarta: Indeks, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 308, "top": 269, "width": 218, "height": 42, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zainal, Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin. Islamic Leadership: Membangun Super Leadership Melalui Kecerdasan", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 311, "width": 197, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Spiritual. Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2013.", "type": "List item" }, { "left": 308, "top": 339, "width": 218, "height": 57, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zainal, Veithzal Rivai, dkk. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Edisi Keempat. Cet. XII: Jakarta: Rajawali Pers, 2017.", "type": "List item" } ]
c3f5cfa3-ee58-1c23-0670-dd0b89fbbcc7
https://jse.rezkimedia.org/index.php/jse/article/download/170/48
[ { "left": 289, "top": 798, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "176", "type": "Page footer" }, { "left": 317, "top": 769, "width": 181, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is an open access article under CC-BY-SA license.", "type": "Page footer" }, { "left": 197, "top": 52, "width": 190, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Science and Education (JSE)", "type": "Section header" }, { "left": 234, "top": 65, "width": 118, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 3, No. 2, 2022, 176-183", "type": "Text" }, { "left": 236, "top": 82, "width": 112, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: 10.56003/jse.v3i2.170 ISSN: 2745-5351", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 114, "width": 401, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creating a circuit training model to improve the agility of seven-year-olds", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 154, "width": 399, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tatok Sugiarto 1 , Arief Darmawan 2 *, Zihan Novitasari 3 , Nadia Milkhatun Nadlifah 4 , Primita Nur Mazzidah 5 1,2,3,4,5 Universitas Negeri Malang, Jl. Semarang No 5, Malang City, East Java Province, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 194, "width": 433, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected] Received: 22 September 2022 Accepted: 15 November 2022 Published: 20 December 2022", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 485, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: : The objective of this study is to create an efficient circuit training model for 7-year-old kids. Research and development from borg and gall are the research methods used. There are 24 variations as a result of this research and development. Four training posts were developed by researchers, each of which tries to train one or two aspects of physical fitness. Strength, Endurance, Muscular Power, Speed, Flexibility, Agility, Coordination, and Balance are the 10 elements of physical fitness. Following a review of the literature on the characteristics of children aged 7 years, the researchers only created 4 posts, each of which may train one to two physical fitness components. On elementary school pupils in grade 1, this circuit training model's development and research were tested. The test results can be correctly implemented. Following the phases of study and development, it has been determined that this model can be used in schools.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 356, "width": 201, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: development; circuit training; agility.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 408, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to cite: Sugiarto, T., Darmawan, A., Novitasari, Z., Nadlifah, N. M., & Mazzidah, P. N. (2022). Creating a circuit training model to improve the agility of seven-year-olds.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 352, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Science and Education (JSE) , 3(2): 176-183.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 148, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.56003/jse.v3i2.170", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 447, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 466, "width": 485, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Particularly for kids who have specific hobbies or special aptitude in sports, maintaining a good physical state should start early. This is because the body's performance will be significantly impacted by the physical component. The stimulation of learning by physical activity has a positive effect on cognitive function. Physical activity is positively correlated with IQ, verbal, memory, and numeracy skills as well as perceptual ability.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 560, "width": 485, "height": 181, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cardiovascular endurance, muscular endurance, balance, flexibility, speed, stamina, agility, muscle explosiveness, coordination, and accuracy are some of the physical requirements that must be met (Yuliandra et al., 2020) . The development of a child's motor skills must begin at a young age, with infants being taught to hold and lift items, raise their arms and legs, and other tasks. When children reach school age, which is between the ages of 6 and 13, their development is most significant and progressive since at that point they start to explore a lot of their play environment and the outside world, including school. Children learn by playing during playgroups and PAUD, as can be shown. When a child is 7 years old, they are growing, learning, and developing. This age is also known as the active era, when kids are actively exploring the environment. Children at this age are curious and actively engage in unfamiliar activities in order to learn through hands-on experience.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 51, "width": 443, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiarto, Darmawan, Novitasari, Nadlifah, & Mazzidah – Creating a circuit training model … 177", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Health and exercise Physical education classes are among the most popular courses among students since they take place outdoors of a traditional classroom setting or on a playing field, allowing students to play and exercise while also learning and developing new skills. However, if a teacher does not offer physical education lectures well, what happens is that students become bored, and because of boredom, the material cannot be channelled effectively. Educators who comprehend the evolution of education and the curriculum's materials are said to provide excellent education, according to the adage \"Quality education is also produced by quality teachers”.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 221, "width": 485, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "National education aims to develop students' potential to become human beings who believe in and fear God Almighty, have a noble character, are healthy, knowledgeable, capable, creative, be independent, and become a democratic and responsible citizen. National education serves to develop capabilities and shape dignified national behaviour and civilization (article 3 of Law Number 20 of 2003) (Pratiwi & Kristanto, 2015) . Physical education is an essential component of education, thus this researcher, who plans to teach in the future, is interested in developing creative teaching or play materials to develop the motor skills of 7- year-old kids that can be used in and outside of the classroom.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 353, "width": 485, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Children's first need is to play. Children can be creative and energetic through play, which will help their development progress. All youngsters should enjoy and benefit from their education. Playing games or learning while playing can both include learning. Playing is a learning activity that doesn't require an end goal but is a fulfilling process that can promote kid development success (Baiti, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 429, "width": 485, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One kind of game that can be created to improve kids' motor abilities is a circuit game. The circuit game is made up of a number of activity posts, and each post contains a game that helps develop kids' motor abilities. Each activity or post advances activities that include components of activities that are modified to the degree of development success. Circuit games will accelerate children's motor development because those activities are the focus of each article. Due to the interdependence of each component of development, other aspects are indirectly promoted as well. Additionally, this circuit will encourage the child's mindset to become more patterned and directed. It is best to play this circuit game outside. Children can have their motor skills developed without exerting too much effort through this circuit game (Paramitha & Supiati, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 600, "width": 485, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The ability to shift course while retaining speed and managing the direction and position of one's body is known as agility. Individual or group games can be played using this circuit training methodology that is focused on games (relay at each post). Cooperative learning includes team games, which can enhance a variety of abilities, including motivation to acquire motor skills, learning outcomes, learning attitudes, and critical thinking, social, creative, and problem-solving abilities. In addition, team games allow students to demonstrate their skills to the utmost and put in a lot of effort to win, according to studies, making them a memorable training model. Consequently, the circuit model may be the best way to improve learning results", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 412, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "178 Journal of Science and Education (JSE) , Vol. 3, No. 2, Special Issue 2022, pp. 176-183", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 484, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and student motivation in PJOK disciplines (Luo et al., 2020) . From here, the author hopes to modify the game's circuit design into an exercise that will improve the agility of 7-year-old kids.", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 138, "width": 53, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 157, "width": 485, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The goal of the research was to identify and create a useful circuit model product. The process of creating involves making an effort to extract originality from previously created inventions that have been modified to meet the demands, goals, and tools of a time that is simultaneously testing the veracity of information (Riyanto & Hatmawan, 2020) . The researcher decided to apply Borg and Gall's research steps in the development procedure for this study. 20 to 40 kids 7 years old will be used as research participants by the researchers. Researchers employ Borg & Gall's Research and Development stages, which are listed below, to make research simple, systematic, and routinely carried out.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 485, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Stages of Research and Development research by Borg & Gall Research and data collecting are the first steps in the process, which start with an examination of the issues and requirements for training models for 7-year-old children. So that students or youngsters are not bored and joyful while engaging in the learning or practise process, modifications are done to generate fresh varieties of educational materials. Since the sources and training media used have a significant impact on students' development, an analysis of the most frequently used learning resources and training media by elementary school physical education, sports, and health subject teachers for grade 1 elementary school students is also necessary at this stage. The researcher will create product designs that are simple to grasp and adaptable to changing situations and needs if the learning medium is insufficient.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 669, "width": 485, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the second stage, activity concepts were created that were organised in training models or modified training models that were established in response to the needs of children between the ages of 7 and 12. If you employ different versions, you will still attain the same aims and outcomes since modifications are made while still keeping in mind the learning objectives. The researchers developed a circuit training model to train the motor skills of children aged 7 as a means of learning and teaching at school or as a way of playing", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 306, "width": 380, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research and information Planning Develop preliminary Preliminary field testing Operational product revision Main field testing Main product revision Operational field testing", "type": "Table" }, { "left": 115, "top": 446, "width": 162, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Final revision Dissemination &", "type": "Picture" }, { "left": 206, "top": 459, "width": 62, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "implementation", "type": "Table" }, { "left": 98, "top": 51, "width": 443, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiarto, Darmawan, Novitasari, Nadlifah, & Mazzidah – Creating a circuit training model … 179", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "children at home after assessing the issues and needs of students. The researchers created a number of game circuits during the planning stage, each with four posts.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 485, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The initial product's preparation is the third stage. Currently, the researcher has created a product design that includes information about the product's benefits, functions, and implementation guidelines. The first step in creating an initial product that will be tested in a small field is initial product preparation. Initial product concepts are tested in short field tests on delicate subjects. In a modest field trial, 10 elementary school pupils in the first grade or 7-year-old children will be invited to play and practise their motor skills using this training paradigm. While 30 kids in all participated in the large group trial. These phases are helpful in determining whether the circuit model's configuration can affect the agility of 7-year-old children.", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 265, "width": 150, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 284, "width": 485, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A 7-year-old child is the topic of this study and development, which includes multiple gaming posts. Students are required to finish the prepared activities in each post. Additionally, there are numerous types of circuits in this circuit training system so that every student or youngster can face unique difficulties while working toward the same objective. Four training stations will be developed by researchers, each of which will train one or more aspects of physical fitness. There are 10 components of physical fitness, namely Strength, Endurance, Muscular Power, Speed, Flexibility, Agility, Coordination, and Balance.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 398, "width": 484, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 posts for making circuit models, 1 post can be used to train some of these components of physical fitness. Like the example below:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 435, "width": 180, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Circuit 1 has several posts including:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 454, "width": 471, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Balance training: walking on a 10-meter block, b) Explosive power and ankle strength training: playing the traditional game of airplane crank, c) Accuracy training: throwing the ball into the basket with a distance of 4 meters for 30 seconds, d) Muscle endurance training: creeping 8-meter winding track, e) Flexibility exercise: walking backward over the bar at the subject's average chest level, f) Speed, agility and cardiovascular training: shuttle run moving the hoop in the mat and returning it to all forms.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 180, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Circuit 2 has several posts including:", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 568, "width": 485, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Balance exercises: standing by lifting one leg for 10 seconds, b) Explosive power and ankle strength exercises: going up and down stairs two feet for 30 seconds, c) Accuracy exercises: reaction to touching an object 5 times, d) Muscle endurance exercises: lunge position during 10 seconds, e) Flexibility exercises: sitting in an upright body position, legs straight ahead and hands trying to touch the feet for a count of 2 x 8, f) Speed, agility and cardiovascular exercises: zig-zag running 5 Kun then back 3. Circuit 3 has several posts including:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 471, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Balance training: airplane attitude for 10 seconds, b) Explosive power and ankle strength training: jump right-left with a distance of 20-30 cm for 30 seconds, c) Accuracy training: kick the ball into the goal 5 times, d) Muscle endurance training: playing depending on “monkey bar for kids”, e) Flexibility", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 412, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "180 Journal of Science and Education (JSE) , Vol. 3, No. 2, Special Issue 2022, pp. 176-183", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 470, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "exercises: kiss the knees while sitting with a count of 2x8, f) Speed, agility and cardiovascular exercises: run to form the number 8 3 times.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 180, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Circuit 4 has several posts including:", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 145, "width": 471, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a) Balance training: playing the trampoline for 30 seconds, b) Explosive power and ankle strength training: plyometric left foot 5 times and right foot 5 times, c) Accuracy training: throwing arrows at the target 5 times, d) Muscle endurance training: playing climbing spider webs up and down, e) Flexibility exercises: kiss the knees for 10 seconds while standing, f) Speed, agility and cardiovascular exercises: use shadow badminton with a running axis in the middle and utilize 3 shuttlecocks to be moved to the right, left and back then put it back to the front.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 267, "width": 485, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Small and large group trials which aim to determine the feasibility of the product and find out the advantages and disadvantages that need to be improved. Researchers have high hopes for this training method so that it can have a visible impact on the motor development of children aged 7 years. Therefore choosing 10 components of physical fitness as a measure of the value of motor training. The results of the small test and large test can be described in table 1 below:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 361, "width": 380, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Description of The Results of Small Group Trials and Large Group Trials", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 376, "width": 475, "height": 182, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Model Small & Large Test No Model Small & Large Test 1 SG 1 Variation 1 Worthy 13 SG 3 Variation 1 Worthy 2 SG 1 Variation 2 Worthy 14 SG 3 Variation 2 Worthy 3 SG 1 Variation 3 Worthy 15 SG 3 Variation 3 Worthy 4 SG 1 Variation 4 Worthy 16 SG 3 Variation 4 Worthy 5 SG 1 Variation 5 Worthy 17 SG 3 Variation 5 Worthy 6 SG 1 Variation 6 Worthy 18 SG 3 Variation 6 Worthy 7 SG 2 Variation 1 Worthy 19 SG 4 Variation 1 Worthy 8 SG 2 Variation 2 Worthy 20 SG 4 Variation 2 Worthy 9 SG 2 Variation 3 Worthy 21 SG 4 Variation 3 Worthy 10 SG 2 Variation 4 Worthy 22 SG 4 Variation 4 Worthy 11 SG 2 Variation 5 Worthy 23 SG 4 Variation 5 Worthy 12 SG 2 Variation 6 Worthy 24 SG 4 Variation 6 Worthy", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 567, "width": 485, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results above show that the small test and large tests can be carried out properly so that the product can be said to be feasible. After carrying out the large test the researcher carried out the 8th step, namely the effectiveness test. This test uses The One-Shot case Study, which means that there is only one group that is given treatment and then given a post-test. Design of the study this use the One-Shot case Study. As the design could see on a table under this:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 662, "width": 418, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Design Study Subject Treatment Test 1 Group X Q Information: X : Treatment", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 746, "width": 190, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Q : Tests after given (Treatments)", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 51, "width": 443, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiarto, Darmawan, Novitasari, Nadlifah, & Mazzidah – Creating a circuit training model … 181", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The motor ability test is only taken for balance. The test norms took from Arnheim and Sinclair. The steps are as follows: Kun is placed 1.5 meters by forming a straight line. On the \"yes\" signal, the children must run as fast as they can in a zig-zag pattern around the cone that the child has passed for 20 seconds. For running over a cone-shaped obstacle course and back again, the child receives 8 points.", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 164, "width": 212, "height": 201, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Agility Test Values Name Agility Run Name Agility Run 1 21 13 27 2 22 14 28 3 22 15 28 4 19 16 28 5 32 17 30 6 32 18 33 7 28 19 32 8 28 20 32 9 29 Amount 559 10 30 Average 28 11 28 Max Value 32 12 30 Min Value 19", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 382, "width": 484, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the agility test can be seen in table 3 above. There are 20 children involved. The maximum value is 32. The minimum value is 19 and the average is 28. The data in figure 3 of the agility run graph can be seen below (Figure 2).", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 576, "width": 123, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Agility Run Graph", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 601, "width": 485, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The final test data acquisition can be seen in detail once the test has been run using SPSS. The significance level (p) 0.05 is shown by the data sign (2-tailed) value of 0.00. The results after applying a circuit training model demonstrate a good level of relevance, it may be said. Table 4 displays the outcomes of the calculations made using the full version of SPSS.", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 677, "width": 139, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. One-Sample Statistics", "type": "Text" }, { "left": 150, "top": 698, "width": 300, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "N Means Std. Deviation std. Error Means Agility Run 20 27.9500 4.00625 .89582", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 54, "width": 412, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "182 Journal of Science and Education (JSE) , Vol. 3, No. 2, Special Issue 2022, pp. 176-183", "type": "Page header" }, { "left": 225, "top": 95, "width": 148, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 6. One Sample Test Result", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 113, "width": 355, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TestValue = 20 t df Sig. (2- tailed) Mean Differenc es 95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper Agility Run 8,875 19 .000 7.95000 6.0750 9.8250", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 224, "width": 485, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the table above, detailed data can be seen. Obtained final test data, then the data using SPSS is shown in the table. This shows that the significance level is (p) <0.05. So, it can be concluded that the results after being given a circuit training model show a significant increase.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 485, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "After getting the results of the next research to the discussion stage. The results of this study indicate that the significance level is (p) < 0.05. So, the results of the study showed a significant increase. This is in line with the results of research from Sonchans et al. (2017) that circuit training programs increase muscle strength, agility, and cardiovascular endurance (Sonchan et al., 2017) . So that the study of the research can be used as a guide to improve physical fitness.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 376, "width": 485, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, the results of research from Malar & Maniazhagu showed that agility performance increased significantly during six weeks of training. period for circuit training combined with agility speed training and circuit training combined with jumping rope training (Malar & Maniazhagu, 2022) . The results of the study from Raj & Maniazhagu showed that upper body muscle endurance performance increased significantly during the six-week training period for circuit training combined with speed agility quickens and circuit training combined with jump rope exercises (Raj & Maniazhagu, 2022). The two selected exercise interventions, namely circuit training combined with speed agility quickens exercises and circuit training combined with jump rope exercises, produced the same effect on muscle endurance in the upper body run (Jadhav, 2020 ; Mitra et al., 2016) .", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 559, "width": 77, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 578, "width": 484, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On elementary school pupils in grade 1, this circuit training model's development and research were tested. The test results can be used effectively. Significant findings from the efficacy test indicate that this strategy can be used in classrooms. Researchers have suggested that a control group is required for evaluating effectiveness in order to see how the outcomes differ.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 666, "width": 74, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 685, "width": 484, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baiti, N. (2020). Desain Pengelolaan Lingkungan Bermain Dalam. Jurnal Pendidikan Islam Anak Usia Dini , 3 , 98–106.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 716, "width": 485, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadhav, R. (2020). Effect of Fartlek Training on Speed and Endurance Among Athletes. International Journal of Multidisciplinary Educational Research , 9 (12), 123–129.", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 51, "width": 443, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sugiarto, Darmawan, Novitasari, Nadlifah, & Mazzidah – Creating a circuit training model … 183", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 88, "width": 485, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Luo, Y. J., Lin, M. L., Hsu, C. H., Liao, C. C., & Kao, C. C. (2020). The effects of team-game-tournaments application towards learning motivation and motor skills in college physical education. Sustainability (Switzerland) , 12 (15), 1–12. https://doi.org/10.3390/su12156147", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 132, "width": 485, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Malar, S., & Maniazhagu, D. (2022). Effect of Circuit Training Combined with Speed Agility Quickness Drills and Jump Rope Drills on Agility. Asian Journal of Applied Science and Technology (AJAST) ,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 245, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 (1), 111-121. https://doi.org/10.38177/ajast.2022.6113", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 484, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mitra, S., Kumar Diswar, S., Mitra Ast Professor, S., Shiv Kumar Diswar, C., & Choudhary, S. (2016). Comparative effect of SAQ and circuit training programme on selected physical fitness variables of school level basketball players. International Journal of Physical Education, Sports and Health , 3 (5), 247–250. https://www.researchgate.net/publication/343181210", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 232, "width": 485, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paramitha, M. V. A., & Supiati, V. (2020). Efektifitas Permainan Sirkuit Dalam Menstimulus Kemampuan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 209, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Motorik Halus Anak Usia Dini.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 457, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Golden Age , 4 (02), 443–450. https://doi.org/10.29408/jga.v4i02.2615", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 485, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pratiwi, Y., & Kristanto, M. (2015). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Keseimbangan Tubuh Anak Melalui Permainan Tradisonal Engklek Di Kelompok B Tunas Rimba II Tahun Ajaran 2014/2015. Jurnal Penelitian PAUDIA , 18–39.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 320, "width": 484, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Raj, D. S. L., & Maniazhagu, D. D. (2022). Effect of Circuit Training Combined with Speed Agility Quickness Drills and Jump Rope Drills on Upperbody Muscular Endurance. Journal of Advances in Sports and Physical Education , 5 (2), 24–30. https://doi.org/10.36348/jaspe.2022.v05i02.003", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 484, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto, S., & Hatmawan, A. A. (2020). Metode Riset Penelitian Kuantitatif Penelitian Di Bidang Manajemen, Teknik Pendidikan dan Eksperimen (1st ed.). CV Budi Utama.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 395, "width": 485, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sonchan, W., Moungmee, P., & Sootmongkol, A. (2017). The Effects of a Circuit Training Program on Muscle Strength Agility Anaerobic Performance and Cardiovascular Endurance. International Journal of Sport and Health Sciences , 11 (4), 176–179. https://www.researchgate.net/publication/334535073 Yuliandra, R., Nugroho, R. A., & Gumantan, A. (2020). The Effect of Circuit Train-ing Method on Leg Muscle Explosive Power. Journal of Physical Education , 9 (3), 157–161.", "type": "Text" } ]
4d3ec74c-3fbb-7dfc-9139-ca53ccb742c0
http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/odj/article/download/13679/6204
[ { "left": 59, "top": 38, "width": 337, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "119 ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 74, "width": 463, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANTIBACTERIAL EFFECT OF NANNOCHLOROPSIS OCULATA AS ROOT CANAL STERILIZATION MATERIAL ON STREPTOCOCCUS MUTANS BIOFILM", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 126, "width": 258, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diana Soesilo*, Sinta Puspita*, Phebe Fedora Christabel**", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 241, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 275, "width": 348, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Background: Streptococcus mutans in the most frequent microbiota that causes pulp necrosis because of caries. The microorganism that is colonized and embedded in the biofilm matrix is resistant to antimicrobials compared to planktonic cells. Root canal sterilization materials must have good biocompatibility with tissues. Nannochloropsis oculata is an algae that contains various compounds such as terpenoids, alkaloids, and flavonoids that have potential as antibacterial and antioxidant and can be used as alternative to root canal sterilization.", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 367, "width": 348, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Method: This research was true experimental laboratory research with post- test only control group design. The antibacterial potential of Nannochloropsis oculata was tested using the biofilm method, divided into 5 groups. The control group was: K- (aquadest), K+ (calcium hydroxide), and the treatment group was given Nannochloropsis oculata: P1 (0.625%), P2 (1.25%), and P3 (2.5 %). Congo Red method test was to determine the formation of biofilm that shows black strains on agar. While biofilm test with Microtiter Plate Assay to measure the value of biofilm that were inhibited in Optical Density (OD) value in the ELISA Reader. The lower the value, the more biofilm inhibited, with OD value, inhibition percentage could counted", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 482, "width": 348, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Result: The result of all treatment groups were increasing in percentage inhibition value shows inhibition in biofilm growth (p <0.05).", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 505, "width": 348, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion: Nannochloropsis oculata had an antibacterial effect on the biofilm of Streptococcus mutans", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 556, "width": 76, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "BACKGROUND", "type": "Section header" }, { "left": 54, "top": 573, "width": 229, "height": 95, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pulp necrosis requires root canal treatment, which is dental treatment by removing the entire pulp tissue, both in the pulp chamber and root canal 1 . Root canal treatment can be divided into three stages, biomechanical preparation of root canals, disinfection and obturation.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 677, "width": 229, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The most frequent microbiota that causes pulp necrosis because of caries encountered is Streptococcus mutans (S. Mutans) . This microorganism produces organic acids, especially lactic acid by fermenting carbohydrates on the", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 556, "width": 230, "height": 199, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "surface of the teeth and make a decrease in salivary pH below 5.5 which will result demineralization of the tooth surface and dental caries will formed 2 . Biofilm are colonies of microorganisms that consist of cells from various kinds of bacteria that attach to one another on the surface of the teeth in irreversible form 3 . The formation of biofilm is a defense mechanism for bacteria to stay alive in environmental conditions in the oral cavity and is not easily attacked by the immune response of the host or drugs 4 . This formation process occurs through several phases, which are the formation of", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 143, "width": 363, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Department of Conservative Dentistry, Dentistry Faculty, Universitas Hang Tuah ** Student of Dentistry Faculty, Universitas Hang Tuah", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 178, "width": 229, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Correspondence: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 243, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 263, "width": 112, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Streptococcus mutans biofilm, Nannochloropsis oculata, Antibacterial,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 87, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Calcium Hydroxide", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 40, "width": 145, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soesilo/ Puspita/ Christabel 120", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 787, "width": 264, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 229, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pellicles on the surface of the tooth, the beginning of attachment of bacteria, bacterial colonization, maturation, and release of biofilm cells 5 . The formation of biofilm can be influenced by several things such as pH levels, nutrients, and host defense 6 .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 187, "width": 229, "height": 337, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Calcium hydroxide is the first choice intracanal medicament and is commercially available as a paste or pure powder mixed with water or saline to make a paste of the desired consistency. The characteristics of calcium hydroxide are having a high pH (12) by working synergistically with sodium hypochlorite to degrade pulp tissue, broad-spectrum antimicrobial agents, prolonged anti-microbial effect to control the serous exudate. Disadvantages of calcium hydroxide is it can weaken dentin if left in the root canal for a long period of time 7 . The highest antimicrobial effect of calcium hydroxide and the lowest toxicity is at a concentration of 60% 8 . One of the requirements for materials used in dentistry should be non-toxic, not irritating and must have biocompatibility properties or the material produced must not have a detrimental effect on the biological environment both locally and systemically. Ideally, a root canal sterilization material must have", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 515, "width": 229, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "good biocompatibility with", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 532, "width": 229, "height": 61, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the tissue. This biocompatibility includes the degree of cytotoxicity, mutagenicity, and carcinogenicity in addition to having antimicrobial properties 9 .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 609, "width": 229, "height": 147, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Algae is rich in fatty acid-derived compounds, oxylipin, which functions as an antibacterial for pathogenic bacteria 10 . Oxylipin is a secondary metabolite product that has antibacterial properties, besides that, marine algae are also rich in flavonoid compounds which have antimicrobial benefits by damaging bacterial cell walls 11,12 . Nannochloropsis oculata microalgae is an algae that contains various compounds such as", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 230, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terpenoids, alkaloids, and flavonoids that have potential as antibacterial and antioxidant 13 . Previous studies conducted by Revianti and Parisihni, showed that the extract of Nannochloropsis oculata had a toxicity effect at concentrations above 2.5% and did not show a toxicity effect at concentrations below 2.5% 14 .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 196, "width": 229, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on this data, the researcher wants to develop a research on the antibacterial power of green microalgae Nannochloropsis oculata on the biofilm of the bacterium Streptococcus mutans which is included in the bacteria that causes dental caries disease which can cause pulp death.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 325, "width": 125, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MATERIAL AND METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 342, "width": 230, "height": 268, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted based on approval from the Research Ethics Commission of the Faculty of Dentistry, Hang Tuah University with number EC/006/KEPK-FKGUHT/VII/2019. This type of research was a true experimental laboratory research. The groups were divided into 5, which were the negative control group ( S. mutans 0.1mL + 0.1 mL distilled water (K-), the first positive control group ( S. mutans 0.1mL + 60% calcium hydroxide (K +), the treatment group that was given Nannochloropsis oculata with a concentration of 0.625 % 0.1 mL (P1), the treatment group given Nannochloropsis oculata with a concentration of 1.25% 0.1 mL (P2), and the treatment group given Nannochloropsis oculata with a concentration of 2.5% 0.1 mL (P3).", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 618, "width": 229, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The materials used in this research were suspension of Streptococcus mutans , BHIB, Congo red agar, green microalgae Nannochloropsis oculata with concentrations of 0.625%, 1.25%, and 2.5%, calcium hydroxide 60%, crystal violet 0.1%, Tween 80 concentration of 2%, and sterile distilled water.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 739, "width": 230, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Streptococcus mutans bacteria were cultured in liquid BHI media which had been", "type": "Text" }, { "left": 59, "top": 38, "width": 457, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "121 ANTIBACTERIAL EFFECT OF NANNOCHLOROPSIS OCULATA AS ROOT CANAL STERILIZATION MATERIAL ON STREPTOCOCCUS MUTANS BIOFILM", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 787, "width": 264, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 78, "width": 229, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "incubated for 2x24 hours in an anaerobic atmosphere. Then making suspension of Streptococcus mutans bacteria in the BHIB turbidity was synchronized with the 0.5 Mc Farland standard.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 147, "width": 229, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of making green microalgae Nannochloropsis oculata for a concentration of 2.5% was obtained by weighing the microalgae powder of Nannochloropsis oculata as much as 0.5 mg and then dissolving it in 20 mL of distilled water. A 1.25% concentration was obtained from 0.25 mg of Nannochloropsis oculata powder dissolved in 20 mL of distilled water. The concentration of 0.625% Nannochloropsis oculata was obtained from 0.125 mg of Nannochloropsis oculata powder dissolved in 20 mL of distilled water.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 336, "width": 229, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A qualitative test to detect biofilm formation was carried out using the Congo red agar method. Streptococcus mutans bacteria were rubbed on Congo red agar and incubated for 48 hours at 37 o C in an anaerobic atmosphere. Check the plate after 48 hours, if a black colony is formed then it showed a strain of bacteria that produces biofilm. However, if the colony was red, the strain does not produce biofilm.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 492, "width": 229, "height": 268, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Quantitative test for biofilm formation using the microtiter plate assay method. Suspension of Streptococcus mutans which was equalized with 0.5 Mc Farland solution was diluted to 1: 100 0.1 mL of Streptococcus mutans culture and then put into 96-well rounded bottom plastic tissue culture plates (microtiter plates) and incubated overnight at 37 o C. Green microalgae Nannochloropsis oculata with concentrations of 0.625%, 1.25%, and 2.5% were applied to each 96-well round-bottomed plastic tissue culture plate (microtiter plate) then incubated overnight at 37 o C. The contents of each 96-well round-bottomed plastic tissue culture plate (microtiter plate) were removed and washed 3 times with 0.2 mL phosphate-buffered saline using a micropipette. Biofilm microorganisms attached to", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 78, "width": 229, "height": 198, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the 96-well round-bottomed plastic tissue culture plate (microtiter plate) were painted with crystal violet and rinsed using distilled water and then dried. Quantitative analysis of biofilm formation was done by adding Tween 80, 2% concentration in every 96-well round-bottomed plastic tissue culture plate (microtiter plate). Optical density (OD) measurements were carried out using ELISA Reader with a wavelength of 570 nm. Low OD values indicate the presence of antibacterial power at each concentration of green microalgae Nannochloropsis oculata.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 230, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The percentage of inhibition was the inhibition of Nannochloropsis oculata to the growth of Streptococcus mutans bacteria calculated by the formula:", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 405, "width": 43, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULT", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 423, "width": 229, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research data were analyzed descriptively to obtain an overview of the distribution and summation of data in order to clarify the presentation of results. Table 1 showed the average percentage value of Streptococcus mutans biofilm inhibition .", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 363, "width": 212, "height": 317, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. The mean value of Streptococcus DE Mean SD K (-) .1233 .00519 K (+) .2548 .01976 P1 .2899 .05793 P2 .2821 .04188 P3 .2708 .02774 %Inhibition = 1-(OD K(-) - OD P) / OD K (-) x 100%", "type": "Table" }, { "left": 394, "top": 40, "width": 145, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soesilo/ Puspita/ Christabel 122", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 787, "width": 264, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 192, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Graphic 1. Graphic average percentage of Streptococcus mutans biofilm inhibition", "type": "Caption" }, { "left": 54, "top": 273, "width": 229, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information: K(-) (Aquadest); K(+) (Kalsium Hidroksida 60%); P1 ( Nannochloropsis oculata 0.625%); P2 ( Nannochloropsis oculata 1.25%); P3", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 325, "width": 148, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Nannochloropsis oculata 2.5%).", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 342, "width": 229, "height": 164, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the average graph of the percentage of inhibition of Streptococcus mutans biofilm, the lowest percentage of aquades inhibition, and in the treatment group, the average percentage of inhibition in Nannochloropsis oculata was 0.625% (P1) highest compared to the other treatment groups. The presence of antibacterial power against the formation of Streptococcus mutans bacterial biofilm was characterized by an increase in the percentage inhibition value.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 514, "width": 229, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the LSD test result, it was known that there were significant differences in the percentage value of biofilm inhibition in the negative control group to the positive control group and the treatment groups P1, P2 and P3. This was evidenced by the significance value of each group, which is p <0.05. There was no significant difference in the percentage value of biofilm in the group K (+) against P1, P2, P3 (p> 0.05).", "type": "Text" }, { "left": 372, "top": 328, "width": 113, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. LSD Test Result", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 362, "width": 101, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information: *p<0,05", "type": "Caption" }, { "left": 315, "top": 397, "width": 65, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 414, "width": 229, "height": 182, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Streptococcus mutans is a gram-positive cariogenic bacterium, facultative anaerobic 15 , non- motile, round in shape, arranged like a chain and does not form spores, grows optimally at temperatures around 18 ℃ - 40 ℃ diameter 0.7 - 09 µm 16 . In this research, bacterial Streptococcus mutans biofilm was checked quantitatively method with Congo red agar. The results showed that the black colonies that proved the strains of Streptococcus mutans had the ability to form biofilm.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 612, "width": 230, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research used biofilm method because biofilm had a more complex structure than bacterial colonies that do not form biofilm. Biofilm was a collection of bacteria that attaches to a surface and is embedded in the polysaccharide extracellular matrix to protect bacteria from external influences so that they were not easily detached 17 . Extracellular Polymeric Substance (EPS) also caused antimicrobial resistance from biofilm by", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 143, "width": 25, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,1233", "type": "List item" }, { "left": 56, "top": 90, "width": 179, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,2548 0,2899 0,2821 0,2708 0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 K (-) K (+) P1 P2", "type": "Picture" }, { "left": 226, "top": 199, "width": 9, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P3", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 86, "width": 210, "height": 199, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Group K (-) K1 (+) P1 P2 P3 K(-) 0.000* 0.018 * 0.003 * 0.000 * K1(+) 0.134 0.239 0.486 P1 0.732 0.405 P2 0.620 P3", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 38, "width": 457, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "123 ANTIBACTERIAL EFFECT OF NANNOCHLOROPSIS OCULATA AS ROOT CANAL STERILIZATION MATERIAL ON STREPTOCOCCUS MUTANS BIOFILM", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 787, "width": 264, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 78, "width": 229, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "inhibiting the transport of antibiotics through biofilm 18 . This formation process occured through several phases, which were the formation of pellicles, the beginning of bacterial attachment, bacterial colonization, maturation, and release of biofilm cells 5 .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 189, "width": 229, "height": 164, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nannochloropsis oculata was one of the green microalgae that had potential as an antibacterial and antioxidant 13 . Nannochloropsis oculata contains secondary metabolites which were active components that act as antibacterial. The secondary metabolite produced was generally used as an antibacterial 19 . Secondary metabolites in green microalgae Nannochloropsis oculata which were contained alkaloids, terpenoids, and flavonoids 20 .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 362, "width": 229, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research used Nannochloropsis oculata in whole form so that all antibacterial components are still present in the powder used. Nannochloropsis oculata powder had been tested quantitatively on alkaloid and flavonoid components performed by the AlCl3 Spectrophotometry method (λ = 415 nm) for determination of flavonoid levels and colorimetric methods, Bromocresol Green reagents (λ = 430 nm) for determination of alkaloid levels. The results obtained were 0.30% w/w flavonoids and 0.05% w/w alkaloids.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 564, "width": 193, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There were limitations in this research,", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 581, "width": 229, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nannochloropsis oculata which was used was still in whole form. The antibacterial component in Nannochloropsis oculata was still mixed so that it cannot be ascertained that the specific antibacterial component plays a role in inhibiting the formation of biofilm. Although quantitative tests had been carried out, but only on the flavonoid and alkaloid components. There were other antibacterial components in Nannochloropsis oculata which played a role in inhibiting the formation of biofilm, but in this research quantitative testing could not be", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 78, "width": 229, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "done. This research used Nannochloropsis oculata powder whose particles were still coarse, it was estimated that this affected the material in penetrating bacterial cell walls which caused the process of inhibiting the growth of Streptococcus mutans bacteria that had not worked optimally. That provided an opportunity for materials to be explored further.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 228, "width": 229, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was conducted to see the antibacterial power of Nannochloropsis oculata solution to the bacterial biofilm of Streptococcus mutans .", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 279, "width": 229, "height": 165, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The antibacterial power of Nannochloropsis oculata microalgae in inhibiting biofilm was seen from the difference in the average percentage of inhibition. The results showed that the positive control group with calcium hydroxide 60% had antibacterial power that had a significant effect, whereas in the treatment group P1 (concentration 0.625%) had the most influential antibacterial power compared to the treatment group with a concentration of 1.25% or 2.5 %.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 452, "width": 230, "height": 302, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In all treatment groups ( Nannochloropsis oculata solution) 0.625% (P1), 1.25% (P2) and 2.5% (P3) there were increases in the percentage value of inhibition of the concentration of Nannochloropsis oculata solution which showed increases in antibacterial power in inhibiting the formation of Streptococcus mutans biofilm. Nannochloropsis oculata 0.625% (P1) solution group had the highest percentage of inhibition compared to other concentrations which meant that Nannochloropsis oculata with a concentration of 0.625% had been effective to inhibit the formation of bacterial biofilm. Based on previous research conducted by Revianti and Parisihni, it was shown that the extract of Nannochloropsis oculata was not toxic to fibroblast stem cells with concentrations below 2.5% and showed toxicity effects at concentrations above 2.5% 14 .", "type": "Text" }, { "left": 394, "top": 40, "width": 145, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soesilo/ Puspita/ Christabel 124", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 787, "width": 264, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 75, "width": 229, "height": 113, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the negative control group (distilled water) the lowest percentage of inhibition was obtained compared to the positive control group and the treatment group. This showed that there is no inhibited Streptococcus mutans biofilm. Distilled water did not contain antibacterial compounds so it did not affect the growth of Streptococcus mutans .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 196, "width": 229, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The positive control group with calcium hydroxide had a more influential result in significantly inhibiting the formation of Streptococcus mutans biofilm. Calcium hydroxide is a material with a strong base with a pH of 12-13. Calcium hydroxide is the most common medicinal ingredient used today. This material was used as a medicinal material during endodontic therapy visits and has very good antibacterial properties. The antibacterial properties of calcium hydroxide are caused by the decomposition of Ca 2+ and OH - ions.", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 386, "width": 229, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The lethal effect of hydroxyl ions was that it can damage bacterial cytoplasmic membranes, denaturated proteins and damage bacterial DNA 21 . Calcium hydroxide and 2.5%", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 455, "width": 229, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nannochloropsis oculata solution had an influential antibacterial power and could equally inhibit the formation of biofilm, but the results of research have Nannochloropsis oculata a higher percentage of inhibition. The content of alkaloids and flavonoids in Nannochloropsis oculata could inhibit DNA and cell walls in bacteria 22 .", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 576, "width": 229, "height": 164, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The negative control group (Aquadest) showed a significant difference with the positive control of calcium hydroxide and the treatment group of Nannochloropsis oculata solution 0.625% (P1), 1.25% (P2), and 2.5% (P3). In the positive control group calcium hydroxide and the treatment of Nannochloropsis oculata solution 0.625% (P1) did not show any difference in the value of OD biofilm with the treatment group solution of Nannochloropsis oculata 1.25% (P2) and", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 748, "width": 228, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nannochloropsis oculata 2.5% (P3), as evidenced", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 75, "width": 230, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "by the value of OD biofilm with the treatment group solution of Nannochloropsis oculata 1.25% (P2) and Nannochloropsis oculata 2.5% (P3). group significance was p> 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 144, "width": 230, "height": 182, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The difference in the concentration of Nannochloropsis oculata 's solution affected the amount of antibacterial content in the solution. In the solution of Nannochloropsis oculata the concentration of 0.625% (P1) and 1.25% (P2) might have almost the same antibacterial content so that it did not show significant differences to inhibit the formation of Streptococcus mutans biofilm. This showed that both had the same effectiveness in inhibiting the bacterium Streptococcus mutans biofilm.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 351, "width": 70, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 368, "width": 229, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nannochloropsis oculata had an antibacterial power against the biofilm of the bacterium Streptococcus mutans with an effective concentration of 0.625% which had almost the same antibacterial power as calcium hydroxide.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 472, "width": 122, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONFLICT OF INTEREST", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 489, "width": 210, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "There is no conflict of interest between authors", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 524, "width": 112, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ACKNOWLEDGEMENT", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 541, "width": 229, "height": 44, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The author would like to give this acknowledgement to Hang Tuah University Surabaya which has funded this research", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 610, "width": 71, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 315, "top": 627, "width": 229, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Grossman L I, Oliet S, Rio CED. 2014. Endodontics in Practice, Walters Kluwer Health Publishers. New Delhi", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 662, "width": 229, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Adhani R, Sukmana B.I, Suhartono E. 2015. Effect pH on Deminerslization Dental Erosion. International Journal of Chemical Engineering and Applications. vol 6, no. 2. h. 138-141", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 708, "width": 229, "height": 43, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Purbowati, R. 2018. Hubungan Biofilm dengan Infeksi : Implikasi pada Kesehatan Masyarakat dan Strategi Mengontrolnya. Jurnal Ilmiah Kedokteran, 5(1) : 1-14", "type": "List item" }, { "left": 59, "top": 38, "width": 457, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "125 ANTIBACTERIAL EFFECT OF NANNOCHLOROPSIS OCULATA AS ROOT CANAL STERILIZATION MATERIAL ON STREPTOCOCCUS MUTANS BIOFILM", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 787, "width": 264, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ODONTO Dental Journal. Volume 8. Nomor 2. Desember 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 78, "width": 229, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Peng X, Ekanayaka SA, McClellan SA, Barrett RP, Vistien K, Hazlett LD, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 101, "width": 208, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Characterization of Three Ocular Clinical isolates of P. aeruginosa: Viability, Biofilm Formation, Adherence, Infectivity, and Effects of Glycyrrhizin. MDPI Journal Patogens 6(4): 1-17", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 158, "width": 229, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Vasudevan R, 2017. Dental Plaques: Microbial Community of the Oral Cavity. Journal of Microbiology & Experimentation 4(1): 1-9", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 193, "width": 228, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Oilo M, Bakken V, 2015. Biofilm and Dental Materials. MDPI Materials 8: 2887-2900", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 216, "width": 229, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Garg, N and Garg, A. 2013. Textbook of Endodontics. 3 rd ed. Jaypee Brothers Medical Publishers. New Delhi. P. 210-230", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 250, "width": 229, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Febrianita, E, Hadriyanto, W, Kristanti Y. 2016. Perbedaan Daya Anti Bakteri Siler Saluran Akar Berbahan Dasar Seng Oksid Eugenol, Resin Epoksi dan Mineral Trioxide Aggregate Terhadap Enterococcus faecalis . J. Ked Gi, vol 7. no. 2, April 2016. h. 41-47", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 319, "width": 228, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Shanon Patel & Justin J. Barnes 2016. Prinsip Endodontik. Edisi Kedua. EGC, hal. 51-94", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 342, "width": 229, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Perez MJ, Falque E, Dominguez H, 2016. Antimicrobial Action of Compounds from Marine Seaweed. MDPI Marine Drugs 14(3): 1-38", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 388, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Putri IA, Parisihni K, Wedarti YR, 2013. The", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 400, "width": 207, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inhibition Effect Of Nannocloropsis oculata Extract Toward The Mixed Periodontopathogen Bacteria .", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 434, "width": 229, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Saifudin A, Raharjo S, Eso A, 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Rumput Laut ( Kappaphycus alvarezii) pada Berbagai Tingkat Konsentrasi terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans . Medula 3(1): 185-191", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 503, "width": 229, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Agustini NWS, Afriastini M, Maulida Y, 2014. Potensi Asam Lemak Dari Mikroalga Nannochloropsis sp Sebagai Antioksidan dan Antibakteri. Seminar Nasional Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.", "type": "Table" }, { "left": 54, "top": 561, "width": 229, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14. Revianti S, Parisihni K, 2013. In Vitro Cytotoxicty Investigation of Nannochloropsis oculata Extractto Human Gingival Fibroblast Stem Cells. Surabaya: Programe Book and", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 607, "width": 208, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstracts at International Seminar Dental Expo 2 nd Dentisphere Faculty of Dentistry Hang Tuah University", "type": "Text" }, { "left": 54, "top": 641, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Handini, AD. 2013. Perbedaan Topikal Aplikasi", "type": "List item" }, { "left": 54, "top": 653, "width": 229, "height": 101, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahan Casein Phospopeptide-Amorphous Calcium Phospate (CPP-ACP) dan Bahan Sodium Fluoride Terhadap Jumlah Koloni Streptococcus mutans pada Saliva Anak Usia 6-12 Tahun. Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. H. 15-16 16. Samaranayake, 2011. Essential Microbiology for Dentistry. 4 th Ed. Addison Churchil Livingstone, p 275-283.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 78, "width": 229, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Nield-Gehrig&Willman. 2011. Foundations of Periodontics for the Dental Hygienist. 3 rd Ed. Lippincott Williams and Wilkins Hal. 68-69; 87- 88; 97; 101-122", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 124, "width": 229, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Homenta H, 2016. Infeksi Biofilm Bakterial.", "type": "Text" }, { "left": 315, "top": 135, "width": 229, "height": 44, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal e-Biomedik (eBm), 4(1): 1-11 19. Yanuhar U, 2016. Mikroalga laut Nannochloropsis oculata. Malang: UB Press pp 6-7", "type": "Table" }, { "left": 315, "top": 181, "width": 230, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Sani RN, Nisa FC, Andriani RD, Maligan JM, 2014. Analisis Rendemen dan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Mikroalga Laut Tetraselmis chuii . Jurnal Pangan dan Agroindustri 2(2): 121-126.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 239, "width": 229, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Mohammadi Z, Shalavi S, and Yazdizadeh, M. 2012. Antimicrobial Activity of Calcium Hydroxide in Endodontics : A Review. Chonnam Medical Journal, 48. 133-140.", "type": "List item" }, { "left": 315, "top": 285, "width": 229, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. Kartika GRA, Andayani S, Soelistyowati, 2016. Potensi Ekstrak Daun Binahong ( Anredera cordifolia ) Sebagai Penghambat Bakteri Vibrio harveyi . Journal of Marine and Aquatic Sciences, 2(2): 49-53.", "type": "List item" } ]
4f405930-09d5-9eab-9fee-06d88c925fea
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/article/download/11274/5280
[ { "left": 143, "top": 42, "width": 338, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Available online at: http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/terampil/index", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 60, "width": 384, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil: Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, 8 (2), 2021, 149 – 160", "type": "Page header" }, { "left": 153, "top": 797, "width": 320, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 96, "width": 448, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Buku Cerita Anak Berbasis Nilai Karakter Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air untuk Peserta Didik Kelas IV SD/MI", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 136, "width": 241, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti 1 , Putri Maesaturofiqoh 1* , Ahmad Sodiq 1", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 149, "width": 397, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Intan, Lampung, Indonesia *Corresponding Author . E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 204, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 456, "height": 251, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilatar belakangi oleh keterbatasan buku bacaan sebagai implementasi penanaman nilai karakter dan belum adanya pengembangan buku cerita anak berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengembangkan buku cerita anak berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanha air. Penelitian ini adalah penelitian Research and development dengan model pengembangan 4D yaitu pendefinisian (Define), Perencanaan (Design), Pengembangan (Develop) dan penyebaran (Dessiminate). Validasi kelayakan dilaksanakan oleh tim validator yang terdiri dari dua ahli bahasa, dua ahli materi, dua ahli media dan pengguna. Uji lapangan terdiri dari uji skala kecil yang terdiri dari 54 peserta didik (31 peserta didik kelas IV SDIT Ulul Albab Banjar Agung Lampung Selatan dan 23 peserta didik MI Terpadu Muhammadiah Bandar Lampung). Sedangkan uji skala besar terdiri dari 112 peserta didik yaitu 63 peserta didik kelas IV SDIT Ulul Albab Banjar Agung Lampung Selatan dan 49 peserta didik kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung. Berdasarkan hasil validasi ahli media mendapatkan persentase rata-rata 93.5% dengan kriteria “Sangat Layak”. Hasil validasi ahli bahasa mendapatkan persentase 78.5% dengan kriteria “Layak”. Hasil validasi ahli materi mendapatkan persentase 82.25% dengan kriteria “Sangat Layak”. Hasil respon penilaian pendidik mendapatkan hasil akhir dengan persentase 84% dengan kriteria “Sangat Layak”. Kemudian hasil uji coba skala kecil peserta didik mendapatkan persentase rata-rata 88% dengan kriteria “Sangat Layak” dan hasil uji coba skala besar peserta didik mendaptkan hasil persentase 87% dengan kriteria “Sangat Layak”. Dapat disimpulkan bahwa Buku Cerita Anak Berbasis Nilai Karakter Semangat Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Untuk Peserta Didik Kelas IV SD/MI dapat digunakan sebagai bahan ajar.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 315, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : Buku Cerita, Semangat Kebangsaan dan Cinta Tanah Air.", "type": "Text" }, { "left": 293, "top": 494, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 456, "height": 276, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is motivated by the limitations of reading books as an implementation of character values cultivation and the absence of developing children's story books based on character values, the spirit of nationalism and love for the homeland. Elementary school age children should be given an alternative to instill the character values of the spirit of nationalism and love for the homeland in the form of story books based on these character values, from the development carried out in this research it is hoped that it will restore national values and a sense of love for the homeland. This study uses a 4D development model, namely Defining, Designing, Developing and Dessiminating. Feasibility validation was carried out by a validator team consisting of two linguists, two material experts, two media experts and two educators. The field test consisted of a small-scale test consisting of 54 students (31 students of class IV SDIT Ulul Albab Banjar Agung South Lampung and 23 students of MI Terpadu Muhammadiah Bandar Lampung). While the large-scale test consisted of 112 students, namely 63 students of class IV SDIT Ulul Albab Banjar Agung South Lampung and 49 students of class IV MI Integrated Muhammadiyah Bandar Lampung. Based on the results of the validation of media experts, the average percentage is 93.5% with the \"Very Eligible\" criteria. The results of the validation of linguists get a percentage of 78.5% with the criteria \"Fair\". The results of material expert validation get a percentage of 82.25% with the \"Very Eligible\" criteria. The results of the educator's assessment response get the final result with a percentage of 84% with the \"Very Eligible\" criteria. Then the results of small-scale trials of students get an average percentage of 88% with the criteria of \"Very Eligible\" and the results of large-scale trials of students get the percentage results of 87% with the criteria of \"Very Eligible\". It can be concluded that Children's Storybooks Based on Character Values of National Spirit and Love for the Homeland for Grade IV SD/MI Students can be used as teaching materials.", "type": "Text" }, { "left": 206, "top": 45, "width": 215, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 150 Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Page header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 300, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Storybooks, National Spirit and Love for the Homeland.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 120, "width": 96, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 459, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penanaman pendidikan karakter merupakan suatu kebutuhan untuk tuntunan didalam memberikan budi pekerti atau moral yang baik. Pendidikan budi pekerti atau karakter sejalan dengan istilah yang diperkenalkan oleh Ernest Renand bahwa nation and character building merupakan pembangunan karakter dan bangsa. bangsa adalah suatu solidaritas besar yang terbentuk karena adanya kesadaran akan pentingnya berkorban dan hidup bersama-sama ditengah perbedaan. Sedagkan karakter dimaksudkan sebagai kekuatan moral yang baik. Pendidikan karakter menjadi isu hangat terhitung mulai dari berlakunya pendidikan karakter secara nasional di semua jenjang pendidikan diawali dari tingkat sekolah dasar. Dalam berbagai forum ilmiah banyak dibahas dan didiskusikan tentang pendidikan karakter. ( Priyatna, 2017 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 457, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan karakter sebagai bentuk upaya yang dirancang secara sengaja untuk memperbaiki karakter peserta didik ( Akhwan, 2014 ; Utami, 2019 ). Salah satu tujuan dari pendidikan karakter adalah untuk mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius. Dengan demikian pendidikan dapat menciptakan generasi muda yang berkarakter baik. ( McMillan & Schumacher, 2001 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 361, "width": 457, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revitalisasi pendidikan karakter sudah selayaknya bahkan seharusnya masuk dalam sebuah desain kurikulum pembelajaran di tingkat satuan pendidikan, sehingga pendidikan bangsa ini tidak kehilangan ruh dari hakikat tujuan yang sebenarnya seperti yang diamanatkan UUD 45 pasal 31 ayat 3 yang berbunyi: “pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta ahlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang” ( Fajarini, 2014 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 456, "height": 38, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan karakter memiliki kedudukan yang penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat an-nahl ayat 80:", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 510, "width": 384, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ِيْغَبْلا َو ِرَكنُمْلا َو ءاَشْحَفْلا ِنَع ىَهْنَي َو ىَب ْرُقْلا يِذ ءاَتيِإ َو ِناَسْحِلإا َو ِلْدَعْلاِب ُرُمْأَي َ هاللّ َّنِإ ْمُكُظِعَي نو ُرَّكَذَت ْمُكَّلَعَل", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 538, "width": 457, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya: “sesungguhnya Allah menyuruh (kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan. Member kepada kaum kerabat dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia emmberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pengajaran ini)”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 460, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Usia dini merupakan fase kehidupan dimana individu mengalami peningkatan secara signifikan dalam perkembangannya. Perkembangan anak usia dini meliputi berbagai aspek, yaitu: nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik dan seni. Pendidkan karakter harus mendominasi pendidikan dasar, untuk tingkat SD pendidikan karakter dan budi pekerti itu porsinya 70%, dan untuk tingkat SMP sebanyak 60% ( Yusuf, 2012 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 457, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setiap orang menyukai cerita, tidak peduli orang dewasa atau anak-anak. Bahkan, pada sebagian orang kebutuhan akan cerita merupakan sesuatu yang harus terpenuhi sebagaimana kebutuhan hidup yang lain seperti halnya makan dan minum. Membaca, mendengar, atau melihat dan mendengar cerita (seperti dapat diperoleh dari televisi), merupakan sebuah kenikmatan sendiri yang juga menuntut untuk dipenuhi., terutama pemenuhan kebutuhan rasa ingin tahu. Sebagai sebuah karya sastra, cerita fiksi mesti", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 151", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menampilkan cerita, dan cerita tentang misteri kehidupan tersebut dapat dipandang sebagai aspek isi.Firman Allah SWT Q.S Yusuf ayat 111:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 182, "width": 457, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artinya: sungguh, pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang yang mempunyai akal. (Al-Qur’an) itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, tetapi membenarkan (kitab-kitan) yang sebelumnya, menjelaskan segala sesuatu dan (sebagai) petunjuk dan rahmat bagi orang-orang beriman.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 457, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia hidup dibekali rasa ingin tahu terhadap segala sesuatu yang dapat dipandang sebagai misteri tentang dunia, termasuk di dalamnya misteri tentang kehidupan. Misteri tentang kehidupan ini yang banyak menjadi inspirasi cerita fiksi baik fiksi anak maupun fiksi dewasa . dengan membaca dan menikmati cerita fiksi, tidak saja anak-anak, kita, memperoleh kenikmatan cerita dan pemenuhan rasa ingin tahu melainkan juga secara tidak langsung belajar tentang kehidupan, kehidupan yang secara sengaja dikreasi dan didialogkan kepada anak-anak. Kenikmatan kebutuhan batiniyah tersebut, yang oleh Aristoteles disebut sebagai katarsis, antara lain diperoleh lewat terpenuhinya sebagian harapan kita tentang alur cerita, misalnya dimenangkannya oleh tokoh baik dan sebaliknya dihukumnya tokoh jahat. Hal itu akan menyebabkan anak-anak, kita, merasa lega dan puas ( Bandura, 1978 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 457, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di dalam cerita yang demikian itulah, antara lain terletak kandungan aspek moral dalam sastra anak, juga sastra dewasa, baik yang diungkap secara langsung maupun tidak langsung. Katarsis dalam konteks cerita pada hakikatnya juga mengandung suatu ajaran moral, atau bahkan disinilah letak moral utama cerita itu, yaitu tokoh yang tidak baik mesti dikalahkan, dan tokoh yang baik mesti dimenangkan. Dalam cerita anak hal tersebut bersifat krusial karena anak sedang pada tahap mencari jati diri, mencari contoh model kehidupan, yang sedikit banyak contoh-contoh model tokoh cerita itu akan ditiru dalam kehidupan nyata ( Banks et al., 2019 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 457, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penulis dapat menanamkan nilai karakter di dalam cerita yang mereka buat, nilai karakter yang baik untuk ditiru pembacanya yang merupakan anak-anak. Karakter merupakan kualitas mental dan moral, kekuatan moral, nama atau reputasi, dalam kamus psikologi karakter adalah kepribadian yang ditinjau dari titik tolak etis dan moral, misalnya kejujuran seseorang yang mempunyai kaitan dengan sifat-sifat yang relative tetap ( Cahyaningrum et al., 2017 ; Jalil, 2016 ). Karakter juga merupakan sikap dan tindakan dengan nilai-nilai moral yang ideal seolah-olah sudah mulai terbentuk di dalam diri individu masing-masing sebagai kebiasaan, karakter merupakan sesuatu yang dibangun melalui proses interaksi yang tidak mudah dilakukan ( Sakti, 2017 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 457, "height": 107, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak pada usia sekolah dasar (usia 7 sampai 12 tahun) masih berada pada tahap oprasional konkret. Mereka belum dapat melakukan abstraksi. Mereka masih akrab dengan pengalaman konkret serta persepsi langsung. Atas dasar ini pemanfaatan bahan ajar menjadi sebuah kebutuhan. Dengan bahan ajar, pemahaman anak semakin baik. Sebaliknya, tanpa bahan ajar mengakibatkan pemahaman anak juga kurang baik pula ( Alperi, 2019 ). Oleh karena itu, cerita anak merupakan bahan ajar yang tepat, karena dalam sebuah cerita Penulis dapat menanamkan nilai karakter di dalam cerita yang mereka buat, nilai karakter yang baik untuk ditiru pembacanya yang merupakan anak-anak ( Daud et al., 2021 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 457, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini nilai karakter yang ditanamkan adalah nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Nilai karakter semangat kebangsaan merupakan cara berpikir, bertindak, berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara atas kepentingan diri sendiri dan kelompok. Sedangkan nilai karakter cinta tanah air merupakan sikap atau", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 152", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tindakan yang menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosialm budaya, ekonomi dan politik bangsa ( Banks, 2015 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 457, "height": 204, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara yang telah peneliti lakukan dengan wali kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung dan kelas IV SDIT Banjar Agung Lampung Selatan, pendidik menyampaikan bahwa bahan ajar yang pendidik gunakan dalam kegiatan pembelajaran hanya sebatas bahan ajar dari pemerintah yang isinya materi pokok yang memuat beberapa nilai-nilai karakter seperti tanggung jawab, jujur, disiplin, mandiri, dan hamper tidak ditemukannya pengaitan tentang nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Sementara Permasalahan anak-anak usia sekolah dasar saat ini dapat dilihat dari sikap anak-anak yang lebih hafal lagu-lagu girlband Korea blackpink DDU-DU- DDU-DU dan How You Like That atau lagu-lagu dari boyband BTS dibandingkan dengan lagu kebangsaan nasional, penggunaan produk luar negeri hampir merajalela hampir disemua elemen masyarakat termasuk anak-anak usia Sekolah Dasar dengan mudah terpengaruh. Mereka lebih bangga menggunakan gaya pakaian ala korea dan jepang dari pada pakaian tradisional Indonesia. Dan dari kemajuan teknologi seperti saat ini dengan mudahnya keluar masuk budaya luar menyebabkan terkikisnya nilai-nilai kebangsaan yang berakibat kurangnya semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air pada peserta didik ( Solari, 2014 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 459, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak penelitian serupa terkait pengembangan buku cerita anak ( Dharma, 2019 ; Lubis & Dasopang, 2020 ; Pratiwi, 2017 ; Tarigan, 2019 ). Namun belum ditemukan penelitian yang mengembangkan buku cerita anak berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air untuk anak sekolah dasar kelas IV yang dalam penerapannya akan ditanamkan nilai karakter dalam menumbuhkan cara berfikir, bertindak, serta berwawasan khususnya dalam kepentingan bangsa dan negara. Melalui buku cerita anak, peserta didik khususnya tingkat sekolah dasar lebih dapat memahami dan menerima materi yang terdapat didalam buku dengan baik. Hal ini mendorong peneliti untuk mengembangkan buku cerita anak berbasis semangat kebangsaan dan cinta tanah air untuk peserta didik kelas IV SD/MI.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 471, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 457, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian dan pengembangan ini menggunakan prosedur dengan langkah yang mengacu pada langkah-langkah penelitian 4D yang dikembangkan oleh S. Thiagarajan, Dorothy Semmel, dan Melvyn I. Langkah-langkah penelitian dan pengembangan disingkat dengan 4D, yang merupakan perpanjangan dari Define, Design, Development and Dissemination.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 158, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 457, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Pendefinisian ( Define ), Tahap pendefinisian ini mencakup fakta dan serangkaian kebutuhan dalam pembelajaran kelas IV. Dalam tahap define (pendefinisian) dibagi menjadi beberapa langkah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 457, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis awal ini dilakukan melalui pra penelitian dengan cara wawancara terhadap tenaga pendidik kelas IV di SDIT Ulul Albab Banjar Agung Lampung Selatan danMI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung sertamelakukan observasi terhadap peserta didik. Hasil dari wawancara dengan tenaga pendidik kelas IV diperoleh bahwa kemajuan teknologi seperti saat ini, dengan mudahnya keluar masuk budaya luar yang berakibat terkikisnya nilai- nilai semangat kebangsaan dan rasa cinta tanah air pada peserta didik.Anak-anak usia Sekolah Dasar harusnya diberikan alternative untuk menanamkan kedua nilai karakter tersebut. sehingga perlu dikembangkan sebuah buku bacaan yang dapat menumbuhkan nilai karakter cinta tanah air dan semangat kebangsaan ( Putri, 2018 ).", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 153", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Peserta Didik, Anak pada usia sekolah dasar (usia 7 sampai 12 tahun) masih berada pada tahap oprasional konkret. Mereka belum dapat melakukan abstraksi. Mereka masih akrab dengan pengalaman konkret serta persepsi langsung. Atas dasar ini pemanfaatan bahan ajar menjadi sebuah kebutuhan. Dengan bahan ajar, pemahaman anak semakin baik. Oleh karena itu, cerita anak merupakan bahan ajar yang tepat, karena dalam sebuah cerita Penulis dapat menanamkan nilai karakter di dalam cerita yang mereka buat, nilai karakter yang baik untuk ditiru pembacanya yang merupakan anak-anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 456, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Konsep, Pengembangan bahan ajar buku cerita anak berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air untuk peserta didik kelas IV SD/MI bertujuan untuk membantu peserta didik dalam menumbuhkan nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 456, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Tugas, Pada tahap analisi ini peneliti melakukan analisis kompetensi dasar lalu menentukan tema sebuah cerita yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini akan membantu dalam menetapkan bentuk dan format produk bahan ajar buku cerita.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 445, "width": 199, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1 . Penentuan Tema Bahan Ajar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 457, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Spesifikasi Tujuan Pembelajaran, Perumusan tujuan pembelajaran berguna untuk merangkum hasil dari analisis konsep dan analisis tugas untuk menentukan perilaku objek penelitian. Kumpulan objek tersebut menjadi dasar untuk menyusun tes dan merancang perangkat pembelajaran yang kemudian di integrasikan ke dalam materi perangkat pembelajaran yang akan digunakan oleh peneliti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 457, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Langkah selanjutnya adalah mendesain produk awal yang telah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik yang didesain lebih menarik. Desain awal bahan ajar buku cerita anak berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air untuk peserta didik kelas IV SD/MI adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 771, "width": 185, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Desain Awal Buku Cerita", "type": "Page footer" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 154", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 457, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap pengembangan ( Development ), pada tahap validasi para ahli, rancangan produk yang telah dibuat akan diberi penilaian oleh para ahli. validasi dilakukan oleh ahli media, ahli bahasa dan ahli materi yang hasilnya nanti berupa penilaian, masukan dan saran berdasarkan dari produk yang telah dibuat. terdapat dua ahli media yang akan memberikan penilaian terhadap produk ini hasil validasi ahli media. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan produk bahan ajar buku cerita bergambar beserta angket lembar penilaian yang di isi oleh dosen ahli media. Penilaian ahli media meliputi desain sampul dan kesesuaian isi.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 212, "width": 428, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 . Data hasil validasi/ penilaian ahli media Indikator penilaian Validator I Validator II Presentase Kriteria Desain sampul 95% 75% 96% Sangat Layak Kesesuaian isi 97% 85% 91% Sangat Layak Jumlah persentase 93.5% Kriteria Sangat Layak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 456, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan validasi ahli media dalam validasi aspek desain sampul memperoleh 95% dari validator I dan 75% dari validator II dengan jumlah persentase 96% kriteria sangat layak. selanjutnya aspek kesesuaian isi memperoleh 97% dari validator I dan 85% dari validator II dengan presentase 91% kriteria sangat layak dan dapat diuji cobakan. Adapun diagram hasil validasi ahli media sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 532, "width": 153, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3 . validasi ahli media", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 458, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil validasi ahli bahasa, penilaian ini dilakukan dengan memberikan produk bahan ajar buku cerita bergambar beserta angket lembar penilaian yang di isi oleh dosen ahli bahasa.", "type": "Text" }, { "left": 188, "top": 600, "width": 251, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 . Hasil pengolahan data validasi ahli bahasa", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 615, "width": 398, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator Penilaian Validator I Validator II Presentase Kriteria Bahasa 77% 80% 78.5% Layak Jumlah persentase 78.5% kriteria Layak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 694, "width": 457, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan validasi ahli bahasa dalam validasi aspek bahasa memperoleh 77% dari validator I dan 80% dari validator II dengan jumlah persentase 78,5% kriteria layak. Adapun diagram hasil validasi ahli media sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 400, "width": 223, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "0% 20% 40% 60% 80% 100% 120% Desain Sampul Kesesuaian Isi Validator I Validator II", "type": "Picture" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 155", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 263, "width": 161, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Validasi ahli Bahasa", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 291, "width": 456, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil validasi ahli materi, Penilaian ini dilakukan dengan memberikan produk bahan ajar buku cerita bergambar beserta angket lembar penilaian yang di isi oleh dosen atau pendidik ahli bahasa.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 346, "width": 250, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil pengolahan data validasi ahli materi", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 360, "width": 406, "height": 91, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator penilaian Validator I Validator II Presentase Kriteria Kurikulum 80% 86% 83% Sangat Layak Isi 80% 87.5% 83.75% Sangat Layak Penyajian 80% 80% 80% Layak Jumlah persentase 82.25% Kriteria Sangat Layak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 457, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan validasi ahli materi dalam validasi aspek kurikulum memperoleh 80% dari validator I dan 86% dari validator II dengan jumlah persentase 83% kriteria sangat layak. Aspek isi memperoleh 80% dari validator I dan 87,5% dari validator II dengan presentase 83,75% kriteria sangat layak, Selanjutnya aspek penyajian memperoleh 80% dari validator I dan 80% dari validator II dengan persentase 80% kriteria layak. jumlah persentase validasi ahli materi memperoleh 82,25% dengan kriteria sangat layak dan dapat diuji cobakan. Adapun diagram hasil validasi ahli materi sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 235, "top": 772, "width": 156, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5 . Validasi ahli materi", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 92, "width": 265, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "75% 76% 77% 78% 79% 80% 81% Bahasa Series 1 Series 2", "type": "Picture" }, { "left": 179, "top": 582, "width": 261, "height": 180, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76% 78% 80% 82% 84% 86% 88% 90% Kurikulum Isi Penyajian Series 1 Series 2 Column1", "type": "Picture" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 156", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 456, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Revisi Validasi, setelah desain produk divalidasi melalui penilaian dari ahli media, ahli bahas dan ahli materi. Peneliti melakukan revisi terhadap desain produk yang dikembangkan berdasarkan masukan-masukan dari para ahli tersebut. Adapun saran atau masukan untuk perbaikan atau revisi produk sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 171, "width": 277, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebelum direvisi Setelah direvisi", "type": "Table" }, { "left": 137, "top": 358, "width": 370, "height": 267, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6 . Validasi ahli media sebelum dan sesudah revisi Sebelum direvisi Setelah direvisi Saran dan masukan dari validator ahli bahasa yaitu perbaikan pada pemilihan diksi dan penggunaan ejaan Perbaikan pada pemilihan diksi dan penggunaan ejaan Gambar 7 . Validasi Ahli Bahasa Sebelum Dan Sesudah Revisi Sebelum revisi Setelah direvisi", "type": "Table" }, { "left": 139, "top": 748, "width": 371, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saran dan masukan dari ahli materi adalah memasukan cerita pahlawan Perbaikan mengikuti saran dari ahli materi", "type": "Table" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 157", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 139, "top": 89, "width": 173, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "nasional dari Lampung Radin Intan", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 103, "width": 305, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8 . Validasi Ahli Materi Sebelum Dan Sesudah Revisi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 456, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Respon Pendidik, penilaian ini dilakukan untuk melihat respon pendidik dengan memberikan bahan ajar buku cerita beserta angket lembar penilaian yang diisi oleh pendidik.", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 168, "width": 403, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4 . Hasil Penilaian Pendidik Indikator penilaian Pendidik I Pendidik II Presentase Kriteria Isi 80% 86% 83% Sangat Layak Tampilan 80% 90% 88.8% Sangat Layak Bahasa 80% 80% 80% Layak Jumlah persentase 84% Kriteria Sangat Layak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 459, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan penilaian dari pendidik aspek isi memperoleh 80% dari validator I dan 86% dari validator II dengan jumlah persentase 83% kriteria sangat layak. Aspek tampilan memperoleh 80% dari pendidik I dan 90% dari pendidik II dengan presentase 88.8% kriteria sangat layak, Selanjutnya aspek bahasa memperoleh 80% dari pendidik I dan 80% dari pendidik II dengan persentase 80% kriteria layak. Jumlah persentase penilaian respon pendidik memperoleh 84% dengan kriteria sangat layak dan dapat diuji cobakan. Adapun diagram hasil penilaian dari pendidik sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 537, "width": 219, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 9 . Hasil Penilaian Respon Pendidik", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 456, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penilaian Respon Peserta Didik, uji coba lapangan terhadap bahan ajar buku cerita bergambar dilakukan pada peserta didik kelas IV MI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung. uji coba dilakukan dengan 2 tahap, yaitu uji kelompok kecil (uji coba terbatas) dan uji kelompok besar (uji coba luas) dilakukan di kedua sekolah tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 457, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji coba kelompok kecil bertujuan untuk menguji kemenarikan produk, dilakukan dengan 31 peserta didik dari kelas IV A SDIT Ulul Albab dan 23 peserta didik dari kelas IV A MI Terpadu Muhammadiyah Bandar Lampung. Berikut ini tabel hasil uji coba skala kecil yang dilakukan dilapangan.", "type": "Text" }, { "left": 172, "top": 688, "width": 278, "height": 81, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5 . Hasil Pengolahan Data Uji Coba Skala Kecil Aspek Persentase Kriteria Tampilan media 89.50% Sangat layak Kualitas isi 88% Sangat layak Jumlah presentase 88% kriteria", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 402, "width": 248, "height": 367, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sangat layak 75% 80% 85% 90% 95% Isi Tampilan Bahasa Validator I Validator II", "type": "Picture" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 158", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 456, "height": 80, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penilaian hasil uji coba skala kecil yang dilakukan pada 31 peserta didik kelas IV SDIT Ulul Albab Banjar Agung Lampung Selatan dan 23 peserta didik MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampungmaka diperoleh hasil presentase dalam aspek tampilan media 89.50% dengan kriteria sangat layak, aspek kualitas isi memperoleh presentase 88% dengan kriteria sangat layak. Jumlah keseluruhan presentase memperoleh 88% dengan kriteria sangat layak ( Mansur, 2018 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 456, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Coba Skala Besar (Uji Coba Lapangan), Setelah melakukan uji skala kecil dan telah memperoleh hasil layak/baik maka selanjutnya adalah melakukan uji skala besar. Uji skala besar dilaksanakan didua sekolah yaitu 63 peserta didik kelas IV B dan IV C SDIT Ulul Albab Banjar Agung Lampung Selatan dan 49 peserta didik kelas IV B dan IV C MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung. Uji skala besar dilakukan secara tatap muka disekolah. Berikut ini merupakan tabel hasil uji coba skala besar yang dilaksanakan di dua sekolah. Berikut ini adalah tabel hasil uji coba skala besar yang dilakukan di lapangan.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 279, "width": 311, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6 . Hasil Pengolahan Data Uji Coba Skala Besar Aspek Persentase Kriteria Tampilan media 89% Sangat layak Kualitas isi 86% Sangat layak Jumlah presentase 87% Kriteria Sangat layak", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 457, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penilaian hasil uji coba skala besar yang dilakukan pada 63 peserta didik kelas IV B dan IV C di SDIT Ulul Albab Banjar Agung Lampung Selatan dan 49 peserta didik kelas IV B dan IV C di MI Terpadu Muhammadiyah Sukarame Bandar Lampung, maka diperoleh hasil presentase dalam aspek tampilan media 89% dengan kriteria sangat layak, aspek kualitas isi memperoleh presentase 86% dengan kriteria sangat layak. Jumlah keseluruhan presentase memperoleh 87% dengan kriteria sangat layak ( Wuryandani et al., 2014 ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 474, "width": 457, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Revisi Produk, pada tahap ini, bahan ajar buku cerita berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air telah diperbaiki pada tahap perbaikan oleh validator. sehingga hasil dari revisi adalah produk buku cerita berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air dengan direvisi. bahan ajar buku cerita tekah selesai dikembangkan dan telah diuji kelayakan sehingga buku cerita berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air untuk peserta didik kelas IV dapat digunakan sebagai bahan ajar di Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 570, "width": 457, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Penyebaran ( Disseminate ), tahapan akhir dari penelitian ini yaitu penyebaran produk buku cerita yang sudah diteliti dan dikembangkan. tujuan dari tahapan ini adalah penyebarluasan produk yang sudah dikembangkan yaitu bahan ajar berupa buku cerita anak berbasis nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air untuk peserta didik kelas IV SD/MI.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 140, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 457, "height": 93, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian dan pengembangan ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) Penelitian pengembangan ini menggunakan model 4D yaitu pendefinisian (Define), Perencanaan (Design), Pengembangan (Develop) dan penyebaran (Dessiminate), (2) Hasil Kelayakan Buku Cerita Anak Berbasis Nilai Karakter Semangat Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Untuk Peserta Didik Kelas IV SD/MI validasi ahli media mendapatkan persentase ratarata 93.5% dengan kriteria “ Sangat Layak”. Hasil validasi ahli bahasa mendapatkan persentase 78.5% dengan kriteria “Layak”. Hasil validasi ahli materi", "type": "Text" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 159", "type": "Section header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 457, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendapatkan persentase rata-rata 82.25% dengan kriteria sangat layak, dan (3) Hasil Respon Pendidik dan Peserta didik terhadap Buku Cerita Anak Berbasis Nilai Karakter Semangat Kebangsaan Dan Cinta Tanah Air Untuk Peserta Didik Kelas IV SD/MI hasil respon penilaian dengan pendidik mendapatkan hasil 84% dengan kriteria “sangat layak”. Hasil uji coba peserta didik skala kecil mendapatkan persentase 88% dengan kriteria “sangat layak” dan hasil uji coba peserta didik skala besar mendapatkan hasil persentase 87% dengan kriteria “sangat layak”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 185, "width": 457, "height": 93, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan buku cerita anak yang dikembangkan hanya focus pada nilai karakter semangat kebangsaan dan cinta tanah air, harapannya penelitian selanjutnya bisa mengembangkan pada aspek nilai karakter yang lain sesuai dengan pendapat kemendikbud bahwa nilai karakter terdiri dari 18 karakter seperti : religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif/bersahabat, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 113, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 457, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Akhwan, M. (2014). Pendidikan karakter: Konsep dan Implementasinya Dalam Pembelajaran di Sekolah/Madrasah. El-Tarbawi , 8 (1), 61–67.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 457, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alperi, M. (2019). Peran Bahan Ajar Digital Sigil Dalam Mempersiapkan Kemandirian Belajar Peserta Didik. Jurnal Teknodik , 99–110. Bandura, A. (1978). Social Learning Theory of Aggression. Journal of Communication , 28 (3), 12–29.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 457, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banks, J. A. (2015). Multicultural Education. In International Encyclopedia of the Social & Behavioral Sciences: Second Edition . Banks, J. A., & Banks, C. A. M. (2019). Multicultural education: Issues and perspectives . John Wiley & Sons.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 457, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cahyaningrum, E. S., Sudaryanti, S., & Purwanto, N. A. (2017). Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini Melalui Pembiasaan dan Keteladanan. Jurnal Pendidikan Anak , 6 (2), 203–213.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 457, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daud, M., Psi, S., Siswanti, D. N., & Jalal, N. M. (2021). Buku Ajar Psikologi Perkembangan Anak . Prenada Media.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 542, "width": 456, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dharma, I. M. A. (2019). Pengembangan Buku Cerita Anak Bergambar Dengan Insersi Budaya Lokal Bali Terhadap Minat Baca Dan Sikap Siswa Kelas V Sd Kurikulum 2013. Journal for Lesson and Learning Studies , 2 (1), 53–63.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 456, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan Lokal Dalam Pendidikan Karakter. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal , 1 (2), 123-130.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 611, "width": 457, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jalil, A. (2016). Karakter Pendidikan untuk Membentuk Pendidikan Karakter. Nadwa: Jurnal Pendidikan Islam , 6 (2), 175–194.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 457, "height": 39, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lubis, A. H., & Dasopang, M. D. (2020). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Berbasis Augmented Reality untuk Mengakomodasi Generasi Z. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan , 5 (6), 780–791.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 457, "height": 52, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mansur, R. (2018). Lingkungan Yang Mendidik Sebagai Wahana Pembentukan Karakter Anak, Fakultas Agama Islam, Universitas Islam Malang. Riset.Unisma.Ac.Id . McMillan, J. H., & Schumacher, S. (2001). Research In Education: A Conceptual Introduction (5th Edition) . Longman.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 735, "width": 457, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pratiwi, N. (2017). Pengembangan Buku Cerita Anak Dengan Menginsersi Budaya Lokal Dalam Tema Kegemaranku Untuk Kelas I Sekolah Dasar. Jurnal Imiah Pendidikan Dan Pembelajaran , 1 (3), 185-195.", "type": "List item" }, { "left": 244, "top": 45, "width": 138, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terampil, 8 (2), 2021 - 160", "type": "Page header" }, { "left": 206, "top": 59, "width": 215, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Yuli Yanti, Putri Maesaturofiqoh, Ahmad Sodiq", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 811, "width": 320, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright © 2021, Terampil, Print ISSN: 2355-1925, Online ISSN: 2589-8915", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 457, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Priyatna, M. (2017). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal. Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam , 5 (10), 1311-1336.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 116, "width": 454, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putri, D. P. (2018). Pendidikan Karakter Pada Anak Sekolah Dasar Di Era Digital. AR- RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar , 2 (1), 37-50.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sakti, B. P. (2017). Indikator Pengembangan Karakter Siswa Sekolah Dasar. Magistra Unwidha Klaten , 30 , 1-7.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solari, E. (2014). Longitudinal Prediction Of 1st and 2nd Grade English Oral Reading Fluency In ELL. Journal of Adolescence , 74 (4), 274–283.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 198, "width": 457, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tarigan, N. T. (2019). Pengembangan Buku Cerita Bergambar Untuk Meningkatkan Minat Baca Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Curere , 2 (2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 456, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utami, S. W. (2019). Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Kedisiplinan Siswa.", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 240, "width": 157, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Pendidikan , 4 (1), 63–66.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 254, "width": 457, "height": 38, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wuryandani, W., Maftuh, B., . S., & Budimansyah, D. (2014). Pendidikan Karakter Disiplin Di Sekolah Dasar. Jurnal Cakrawala Pendidikan , 2 (2), 286-195. Yusuf, S. (2012). Psikologi Perkembangan dan Remaja. Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" } ]
3248cda6-0bb0-d560-9b22-230c5ef05a8d
https://journal.untar.ac.id/index.php/prologia/article/download/3721/2160
[ { "left": 113, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lukas Pujianto, Sinta Paramita: Hambatan Rebranding Boyband Dragonboyz dalam Industri Musik di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "415", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 88, "width": 406, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hambatan Rebranding Boyband Dragonboyz dalam Industri Musik di Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 194, "top": 147, "width": 255, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lukas Pujianto, Sinta Paramita [email protected] , [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 182, "width": 218, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Tarumanagara", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 205, "width": 43, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 230, "width": 414, "height": 124, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research is about rebranding boyband Dragoboyz obstacles in Indonesia’s music industry. Rebranding is efforts made by a company or institution to totally change or renew a brand that has been there before to get better again. This condition is done by Dragonboyz as a boyband to have better and positive image than before in people’s mind who loves musics, specially who loves boyband. But in the process of rebranding there are obstacles that stopped the rebranding process of Dragonboyz boyband. Conclusion from this research are obstacles to the rebranding process of Dragonboyz boy band can happen in Indonesia’s music industry. This research uses qualitative descriptive method and cases studies. The subject for this research is Dragonboyz boyband. The Object from this rsearch is Rebranding obstacle in Indonesia’s music.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 369, "width": 284, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Dragonboyz, Music Industry, Obstacle, Rebranding,", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 395, "width": 44, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 420, "width": 415, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini berjudul, hambatan rebranding boyband Dragonboyz dalam industri musik di Indonesia. Perubahan merek ( rebranding ) yaitu merupakan upaya yang dilakukan oleh suatu perusahaan atau lembaga untukn merubah total atau memperbaharui kembali sebuah brand yang telah ada sebelumnya agar kembali menjadi lebih baik. Kondisi inilah yang dilakukan oleh sebuah grup boyband Dragonboyz yaitu untuk memperbaiki citra atau nama brand nya sendiri sehingga kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya dan tercipta kembali citra positif yang baru dibenak para penikmat musik yang ada terutama pada kalangan pecinta boyband. Namun pada tahap rebranding terdapat hambatan yang mempengaruhi proses rebranding tersebut yang membuat terhentinya proses rebranding boyband Dragonboyz akibat hambatan-hambatan yang dialami selama proses berlangsung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah mengetahui hambatan apa yan timbul dan bagaimana hambatan pada proses rebranding boyband Dragonboyz dalam industri musik itu bisa terjadi, dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif, dan jenis studi kasus. Subjek penelitian pada skripsi ini adalah boyband Dragonboyz. Sedangkan objek penelitian pada skripsi ini adalah hambatan rebranding dalam Industri musik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 299, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Dragonboyz, Hambatan, Industri Musik, Rebranding.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 661, "width": 86, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 688, "width": 414, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan industri musik di Indonesia saat ini dinilai semakin bertumbuh dan berkembang sepanjang tahun 2017 hingga tahun 2018 saat ini. Tidak hanya pada musik pop yang selalu menjadi bagian dari penikmat musik di Indonesia kini genre lain pun mulai mengeluarkan kekuatannya masing-masing pada industri musik di Indonesia dan mulai menarik perhatian para penikmat musik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prologia", "type": "Page header" }, { "left": 396, "top": 38, "width": 89, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0777", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 185, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2, No. 2, Desember 2018, Hal 415 – 421", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "416", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 414, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu jenis musik yang saat ini tengah menjadi perhatian pecinta musik di Indonesia adalah musik K-Pop, aliran musik yang berasal dari Korea Selatan ini sudah mewabah di Indonesia terutama boyband dan girlband yang berasal dari negeri ginseng tersebut semakin meluas dan dinikmati oleh semua kalangan masyarakat pun menyukai boyband dan girlband yang berasal dari Korea Selatan, korea memang berhasil mencipatakan market baru yang kuat sehingga boyband dan girlband menjadi ciri khas industri musik yang ada disana dan berhasil menarik perhatian di berbagai negara.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 414, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keberhasilan industri musik korea selatan ternyata dapat terlihat dari kesuksesannya mereka menarik perhatian penggemar musik K-Pop yang kini hampir ada di beberapa negara termasuk Indonesia sendiri dapat terlihat dari para penggemar boyband dan girlband di Indonesia semakin banyak. Kehadiran boyband dan girlband Korea tersebut membuat industri musik Indonesia pun mencoba mengikuti jejak mereka dengan membuat segmen baru dalam industri musik di Indonesia dengan menghadirkan boyband dan girlband dari Indonesia sendiri. Salah satu boyband yang pernah hadir di Indonesia sendiri adalah boyband Dragonboyz. Boyband Dragonboyz sebelumnya sudah terbentuk pada tahun 2011 dengan beranggotakan lima personel yang berasal dari kota Bandung. Dimana terbentuknya boyband Dragonboyz ini melalui tahap audisi yang dilakukan langsung oleh Sunnu (Matta Band) yang juga sebagai produser dan pembentuk dari boyband Dragonboyz sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 414, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti yang publik ketahui, bahwa masyarakat di Indonesia pada umumnya memiliki image dan persepsi mengenai boyband dan girlband yang ada di Indonesia saat ini hanya merupakan sekumpulan anak perempuan atau laki-laki yang hanya menjual penampilan dan dance mereka, tanpa mereka bisa bernyanyi. Kurangnya pemahaman publik terhadap penyusunan strategi yang ada, seringkali membuat publik menganggap remeh atau memandang secara sebelah mata mengenai keberadaan boyband dan girlband yang ada di dalam industri musik Indonesia pada saat itu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 488, "width": 414, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena itu rebranding yang akan dilakukan boyband Dragonboyz diharapkan dapat memberikan nuansa baru dalam industri musik Indonesia serta dapat diterima oleh publik dan penikmat musik saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 412, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka dari itu, penulis melakukan penelitian mengenai “Hambatan Rebranding Boyband Dragonboyz dalam Industri Musik di Indonesia” Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teori yaitu; Komunikasi Pemasaran", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 585, "width": 414, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Kotler dan Keller (2009: 510) Komunikasi pemasaran merupakan salah satu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan konsumen baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap produk dan merek yang dijual. Untuk berkomunikasi secara efektif, pemasar perlu memahami sembilan unsur-unsur fundamental yang mendasari komunikasi yang efektif yang melibatkan: (1) sender , (2) encoding , (3) message , (4) media , (5) decoding , (6) receiver , (7) response , (8) feedback , dan (9) noise . Pihak yang berperan dalam komunikasi adalah sender dan receiver . Message dan media merupakan dua alat komunikasi yang utama. Terdapat empat fungsi komunikasi yang utama adalah encoding, decoding, response , dan feedback , dan yang terakhir adalah noise .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lukas Pujianto, Sinta Paramita: Hambatan Rebranding Boyband Dragonboyz dalam Industri Musik di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "417", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 415, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sender merupakan peran yang mengirmkan pesan kepada tujuan sasaran dan bertujuan untuk mengembangkan tujuan komunikasi. Encoding adalah proses komunikator atau pengirim pesan ( sender) mengirimkan pesan dan tujuan komunikasi kepada penerima atau receiver . Message adalah pesan yang akan disampaikan oleh sender kepada receiver . Media merupakan sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan. Decoding adalah proses untuk memahami atau proses penerjemahan kembali pesan yang tealh diterima melalui media. Receiver adalah seseorang yang menerima pesan atau bisa disebut sebagai komunikan. Response adalah tanggapan dari receiver akan suatu pesan. Feedback adalah umpan balik dari suatu proses komunikasi.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 226, "width": 415, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat delapan bauran komunikasi pemasaran, di antaranya iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung, pemasaran interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, penjualan personal. Kesemuanya adalah sarana untuk menyampaikan sesuatu melalui media Kotler dan Keller (2009: 174).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 281, "width": 59, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rebranding", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 415, "height": 192, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kotler dan Keller (2009: 276) Brand sebagai simbol untuk membedakan suatu merek dari produk atau jasa yang diberikan agar dapat mengetahui masing-masing brand yang keluarkan dan dapat dibedakan satu sama lain . Branding menurut Kotler dan Keller (2009: 278) adalah kegiatan memperkenalkan suatu barang atau jasa, dan memberikan kesan perbedaan antara barang dan jasa tersebut dengan cara memberikan nama dan elemn-elemen yang berbeda. dalam branding ini diharapkan dapat mengatur sesuatu yang lebih baik. Rebranding merupakan suatu metode, strategi dan cara yang digunakan untuk memperkenalkan kembali suatu brand . Aplikasi strategi rebranding telah meluas, terutama dalam dua kategori pokok: (1) Manajemen merek strategik, yang memfokuskan brand valuation pada audiens internal berupa penyediaan alat dan proses untuk mengelola dan meningkatkan nilai ekonomik merek; dan (2) Transaksi finansial, menyangkut fasilitasi berbagai transaksi suatu brand dengan pihak-pihak eksternal (Tjiptono, 2011).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 490, "width": 415, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tevi and Otubanjo (2013:89) American Marketing Association (AMA) , Muzellec et al mendefinisikan rebranding sebagai sebuah nama, simbol, istilah serta gambaran tertentu yang dibentuk untuk membangun kembali brand ataupun merek dengan tujuan untuk membedakan posisi perusahaan yang baru di benak masyarakat, para pemangku kepentingan, dan pesaing.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 559, "width": 415, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor dilakukannya rebranding dilatarbelakangi oleh faktor internal, diantaranya adanya perubahan struktur serta kepemilikan perusahaan, adanya keinginan terhadap peningkatan merek suatu perusahaan akibat reputasi yang buruk atau menurun di mata masyarakat lewat pembenahan dalam perusahaan, mempersatukan perusahaan di belakang salah satu merek lainnya, membentuk kembali dan juga menanamkan visi, misi dan nilai yang baru terhadap merek agar dapat lebih mewakili pelayanan dari perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 655, "width": 414, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor dilakukan rebranding juga dapat akibat merger dengan perusahaan lain, akuisisi, citra merek yang sudah kuno, atau ingin menunjukkan citra suatu kegiatan tanggung jawab sosial kepada masyarakat. Sedangkan faktor eksternal dilakukannya rebranding dilatarbelakangi oleh persepsi dari masyarakat tentang perusahaan, lingkungan bisnis yang semakin kompetitif, serta adanya penurunan kinerja dari perusahaan akibat dari perubahan kondisi ekonomi, sosial dan hukum.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 738, "width": 415, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses rebranding menurut Goi and Goi (2011:447) terbagi menjadi empat langkah berikut : (1) Mengidentifikasi alasan-alasan perusahaan untuk melakukan", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prologia", "type": "Page header" }, { "left": 396, "top": 38, "width": 89, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0777", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 185, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2, No. 2, Desember 2018, Hal 415 – 421", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "418", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 89, "width": 414, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "rebranding. (2) Mengevaluasi kekurangan dari merek awal. (3) Mengidentifikasi tujuan dilakukannya rebranding. (4) Mengendalikan dan mengawasi keterlibatan tim dalam manajemen kegiatan rebranding .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 133, "width": 414, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan perusahaan untuk melakukan rebranding adalah memperbaiki serta meningkatkan citra dan membentuk suatu identitas baru bagi perusahaan. Dalam proses rebranding , perlu meningkatkan keterlibatan karyawan internal serta para pemegang kepentingan eksternal dalam pembentukan citra.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 283, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahapan dari proses rebranding terdiri dari 4 tahap, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 203, "width": 400, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Repositioning : pemberian makna atau posisi baru pada sebuah merek ( brand ) yang sudah ada, diantaranya dengan cara memperbaiki produk atau jasa yang ditawarkan tanpa mengubah nama dari brand atau merek.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 400, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Renaming : mengacu pada tindakan perusahaan membuat nama baru yang dipilih dan diadopsi untuk digunakan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 400, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Redesign : inti dari filosofi perusahaan serta atribut utama dari produk atau merek yang digambarkan ke dalam sebuah simbol.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 400, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Relaunching : cara perusahaan untuk mengkomunikasikan kembali brand atau merek yang baru pada para stakeholder .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 414, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Ruslan hambatan komunikasi merupakan sesuatu hal yang menghalangi penerima menerima pesan. Terdapat empat bentuk hambatan komunikasi yaitu hambatan fisik ( Physical Barriers ), hambatan fisiologis ( Physiological Barriers ), hambatan psikologis ( Psychological Barriers ), dan hambatan semantik ( Semantic Barriers ) (2008: h. 9-10).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 411, "width": 110, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 414, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh penulis bertujuan untuk mengetahui hambatan rebranding boyband Dragonboyz dalam industri musik di Indonesia. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif secara deskriptif. Menurut Robert C. Bogdan dan Steven J. Taylor dalam buku Moleong menjelaskan metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Bogdan dan Taylor, dalam Moleong, 2012: 4).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 535, "width": 414, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendekatan metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Fokus dari studi kasus adalah mengembangkan deskripsi mendalam dan menganalisa satu atau beberapa kasus (Creswell, 2013). Menurut Maxfield (1930), definisi dari studi kasus adalah penelitian tentang status subjek penelitian yang berkenan dengan suatu fase spesifik atau khas dari keseluruhan personalitas.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 604, "width": 414, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong dalam bukunya mendeskripsikan subjek penelitian adalah orang pada latar penelitian untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2012: 132). Berdasarkan pengertian tersebut subjek penelitian penulis adalah Boyband Dragonboyz.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 414, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono dalam bukunya menjelaskan bahwa objek penelitian merupakan atribut atau sifat dari orang. Objek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011: 20). Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah hambatan di dalam Industri musik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lukas Pujianto, Sinta Paramita: Hambatan Rebranding Boyband Dragonboyz dalam Industri Musik di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "419", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 88, "width": 415, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini data-data yang diperlukan penulis diperoleh berdasarkan metode pengumpulan data dengan cara-cara sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 115, "width": 400, "height": 80, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Wawancara : Berdasarkan pemaparan di atas, penulis melakukan wawancara dengan beberapa narasumber di antaranya meliputi produser musik yang sudah paham dan mengerti kondisi musik yang ada di Indonesia serta salah satu musisi yang pernah terjun langsung di industri musik di Indonesia, sebagai produser musik, personel boyband Dragonboyz, dan penikmat musik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 198, "width": 399, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Observasi : Dalam hal ini penulis melakukan observasi melalui pengamatan yang penulis lihat dan juga mendengar secara langsung di tempat penelitian dan berdasarkan pendapat, penilaian, perasaan, harapan, serta respons narasumber yang berkaitan dengan pengalamannya terhadap objek penelitian yaitu Hambatan di dalam Industri Musik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 267, "width": 400, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Studi Kepustakaan : Dalam penelitian ini penulis memanfaatkan buku-buku bacaan yang berkaitan dengan teori Ilmu Komunikasi, masalah penelitian yang sesuai dengan penelitian, serta metode penelitian sebagai sumber data dan landasan teori yang mendukung penelitian ini.", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 322, "width": 399, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Penelusuran Data Online : Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber online sebagai data pendukung atau tambahan untuk kebutuhan informasi penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 415, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data: Menurut Bodgan & Biklen dalam Moleong (2006:248) mendifinisikan analisis data kualitatif adalah analisis yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi sebuah satuan yang dapat dikelola, mencari dan menemukan pola, memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari. Sedangkan menurut Seidel dalam Moleong (2006: 248) analisis data kualitatif prosesnya berjalan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 460, "width": 378, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mencatat dari hasil lapangan, dalam hal ini diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 488, "width": 378, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mengumpulkan, memilah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, serta membuat indeksnya.", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 516, "width": 378, "height": 38, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Berpikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 557, "width": 414, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pendapat diatas, maka rencana teknik analisis data yang dilakukan peneliti adalah:", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 585, "width": 263, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Mentranskrip hasil wawancara yang telah direkam", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 598, "width": 375, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Mengumpulkan, memilah-milah, dan mengklasifikasi hasil dari wawancara", "type": "List item" }, { "left": 152, "top": 626, "width": 375, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Melakukan pemeriksaan data yang didapat, melakukan pengecekkan atas hasil yang telah didapat dan melakukan interpretasi hasil wawancara sehingga peneliti mendapatkan hasil penelitian.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 681, "width": 154, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Hasil Temuan dan Diskusi", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 415, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam prosesnya dapat disimpulkan, hasil dari rebranding harus menimbulkan dampak positif terhadap boyband Dragonboyz, serta brand image yang akan terbentuk haruslah secara matang dipersiapkan sebaik mungkin, mulai dari dukungan secara moral, materi, dan sebagainya. Proses yang harus terorganisir dengan baik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 36, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prologia", "type": "Page header" }, { "left": 396, "top": 38, "width": 89, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EISSN 2598-0777", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 50, "width": 185, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 2, No. 2, Desember 2018, Hal 415 – 421", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "420", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 414, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan tujuan yang jelas dan satu visi dan misi dari masing-masing anggota boyband, tidak bias dipungkiri kehadiran boyband di era tahun 2011 sangatlah menggebrak panggung hiburan musik tanah air, namun disayangkan penulis menyimpulkan hanya bersifat tren atau sementara hingga pada tahun 2015 boyband mulai mengalami kemunduran yang drastis. Masing-masing dari personel boyband mulai keluar dari grupnya masing-masing yang membuat boyband di Indonesia terus berkurang sampai saat ini, dibutuhkan kesiapan yang matang secara mental agar boyband di Indonesia dapat bertahan dan menarik perhatian para penggemar boyband Korea yang justru lebih banyak digemari di Indonesia di banding boyband Indonesia sendiri. Timbulnya perbedaan visi dan misi yang dihadapi masing-masing personel diakibatkan adanya hambatan-hambatan yang mulai muncul di antaranya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 239, "width": 400, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Anggota boyband Dragonboyz yang mulai berkurang, yang sebelumnya terdiri dari lima personel kini berkurang dua orang, sehingga saat ini tersisa tiga orang.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 400, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pembagian fee yang didapat oleh setiap personel kurang sesuai dengan yang diperkirakan oleh masing-masing personel. Seperti penghasilan dari on air yang hanya dibayar dengan ongkos transportasi. Namun pengeluaran yang dikeluarkan oleh masing-masing personel dirasa kurang sesuai dengan penghasilan yang selama ini didapat oleh Dragonboyz.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 350, "width": 400, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Kurangnya dukungan dari managemen terhadap rebranding yang akan dilakukan oleh Dragonboyz sendiri, perlunya kerja sama antara Dragonboyz dan managemen dalam melakukan rebranding ini. d. Berkurangnya peminat boyband dan girlband di Indonesia. Peminat di", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 414, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia sendiri lebih banyak menyukai genre dangdut, dan lebih banyak penggemar Kpop dibanding penggemar boyband Indonesia sendiri. Dan pada pada penelitian ini penulis menemukan kekuatan pada boyband ini diantaranya:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 399, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kekompakan dalam dance mereka yang dari awal terbentuk sudah terlihat kekompakannya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 400, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Konsep baru yang dimiliki oleh boyband Dragonboyz berbeda dengan konsep Dragonboyz di awal debut.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 516, "width": 147, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelemahan pada boyband ini:", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 529, "width": 161, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Kurangnya niat untuk latihan", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 543, "width": 194, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Memiliki kesibukan masing-masing", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 417, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun penulis melihat adanya kesempatan yang baik bagi Dragonboyz untuk melakukan rebranding . Kurangnya peminat musik boyband yang jauh dibanding sebelumnya merupakan ancaman yang harus dihadapi boyband Dragonboyz.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 612, "width": 69, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 640, "width": 414, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan dengan rumusan masalah pada bab I bahwa terjawab sudah bahwa hambatan rebranding boyband Dragonboyz dalam Industri musik Indonesia adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 681, "width": 396, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Genre musik boyband dan girlband sangat terbatas untuk bisa di terima di Indonesia. Hal ini merupakan hambatan yahng paling utama pada kasus ini, karena di Indonesia sendiri musik atau genre yang paling digemari adalah musik atau genre dangdut dan grup band.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 736, "width": 396, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Sulitnya kembali menyatukan visi dan misi dari masing-masing personel boyband Dragonboyz. Perbedaan dari setiap visi dan misi dari masing-masing", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 413, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lukas Pujianto, Sinta Paramita: Hambatan Rebranding Boyband Dragonboyz dalam Industri Musik di Indonesia", "type": "Page header" }, { "left": 510, "top": 797, "width": 18, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "421", "type": "Page footer" }, { "left": 149, "top": 88, "width": 378, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "personil boyband Dragonboyz juga merupakan salah satu hal yang menjadi hambatan untuk boyband Dragonboyz melakukan rebranding kembali pada industri musik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 129, "width": 397, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Industri yang musiman dan hanya mengikuti tren. Kemunculan boyband di Indonesia pada tahun 2011 lalu adalah awal dimulainya kejayaan boyband dan Girlband pada industri musik di Indonesia, salah satu faktor penyebabnya juga disaat musik K-Pop (Korean Pop) tengah melonjak dan mulai masuk ke Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 198, "width": 397, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Sulitnya menyamakan atau mengikuti kualitas boyband di Indonesia dengan Boyaband yang berasal dari Korea selatan. Dalam hal ini tidak dapat dipungkiri konsep yang dimiliki oleh boyband yang berasal dari Korea Selatan jauh lebih unik dan menarik dari konsep yang disuguhkan oleh boyband yang ada di Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 267, "width": 396, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Penulis menyimpulkan bahwa hambatan rebranding boyband Dragonboyz dalam industri musik di Indonesia terjadi karena mulai berkurangnya penikmat musik boyband Indonesia sendiri yang tergeser oleh para penggemar musik K-Pop yang ada di Indonesia. Selain itu hall ini pun terjadi karena genre musik lain seperti dangdut yang sudah menjadi ciri khas dan memiliki penggemar lebih banyak di Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 126, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Ucapan Terimakasih", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 415, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terimakasih ditunjukan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Orang tua dan narasumber serta kepada teman-teman yang telah memberikan dukungan secara spiritual dan materil.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 447, "width": 112, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 474, "width": 414, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bogdan dan Taylor. (2012). Prosedur Penelitian. Dalam Moleong, Pendekatan Kualitatif . Jakarta: Rineka Cipta.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 502, "width": 415, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Creswell, J.W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, edisi ketiga. Yogyakarta: Pustaka pelajar.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 527, "width": 436, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Goi, CL dan Goi, MT, (2011). Review on Models and Reasons of Rebranding, International Conference on Social Science and Humanity . Singapore : Vol.5 Kotler dan Keller. (2009). Manajemen Pemasaran. Jilid I. Edisi ke 13. Jakarta: Erlangga", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 582, "width": 415, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 610, "width": 414, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ruslan,Rosady. (2008). Manajemen Public Relatoins & Media Komunikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 635, "width": 415, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D . Bandung: Afabeta", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 663, "width": 415, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tevi, AC dan Otubanjo, O. (2013). Understanding Corporate Rebranding: An Evolution Theory Perspective, International Journal of Marketing Studies . Vol.5, No.3", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 704, "width": 415, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tjiptono, Fandy. (2011). Manajemen dan Strategi Merek . Yogyakarta : Andi Offset Press.", "type": "List item" } ]
5cc7be08-a08b-28c7-abe7-f36f6656d8a0
https://ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKESLING/article/download/4446/1856
[ { "left": 181, "top": 46, "width": 205, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 46, "width": 14, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "41", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 175, "width": 440, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Kapasitas Penjerapan Debu Daun Tabebuya", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 196, "width": 470, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( Tabebuia rosea ), Bauhinia ( Bauhinia purpurea ), dan Angsana ( Pterocarpus sp.)", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 244, "width": 200, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tania Gustin 1* , Alfred Jansen Sutrisno 2", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 276, "width": 457, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 308, "width": 395, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 344, "width": 53, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel Info:", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 342, "width": 71, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A b s t r a c t", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 360, "width": 473, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Received March 14, 2024 Accepted May 17, 2024 Available online May 20, 2024 Air pollution is a serious environmental problem caused by human activities. Plants have an important role in overcoming air pollution with their ability to absorb dust and harmful gases, in addition to producing oxygen. The study aims to analyze the dust absorption capacity of three types of plants, namely Tabebuya ( Tabebuia rosea ), Bauhinia ( Bauhinia purpurea ), and Angsana ( Pterocarpus sp.). The study is descriptive, carried out in Salatiga City, in October 2023. Three types of plants (Tabebuya, Bauhinia, and Angsana) which are directly adjacent to the main road were selected purposively, two trees each. From each tree (n=6), the leaves that were in the lowest position and directly facing the road were taken. Then, dust absorption capacity was measured (gravimetry method) and analysis of daily particle absorption capacity was carried out. The study results showed that the dust adsorption capacity of Tabebuya was 1.713 grams/m2 (sample 1) and 5.553 grams/m2 (sample 2). In Angsana it was 0.096 gram/m2 (sample 1) and 1.270 gram/m2 (sample 2). Meanwhile, the dust adsorption capacity of Bauhinia is -2.279 grams/m2 (sample 1) and -1.334 grams/m2 (sample 2). The ability of plants to absorb dust is related to the shape and surface texture of the leaves. Of the three types of plants examined, Tabebuya has the highest daily dust absorption capacity, followed by Angsana and Bauhinia. Based on its ability to absorb dust,", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 520, "width": 251, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabebuya has the potential to be used as an alternative greening plant.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 452, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword:", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 467, "width": 83, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dust; Adsorption; Tree; Pollution; Greening;", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 489, "width": 34, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabebuya", "type": "Picture" }, { "left": 63, "top": 550, "width": 49, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci:", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 565, "width": 81, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debu; Jerapan; Pohon; Polusi; Penghijauan; Tabebuya", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 657, "width": 56, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ruwa Jurai: Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 666, "width": 105, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Lingkungan is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 694, "width": 65, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "International License.", "type": "Table" }, { "left": 191, "top": 537, "width": 345, "height": 180, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Polusi udara merupakan masalah lingkungan serius yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Tanaman memiliki peran penting dalam mengatasi polusi udara dengan kemampuannya menjerap debu dan gas berbahaya, selain menghasilkan oksigen. Penelitian bertujuan menganalisis kapasitas jerapan debu dari tiga jenis tanaman, yaitu Tabebuya ( Tabebuia rosea ), Bauhinia ( Bauhinia purpurea ), dan Angsana ( Pterocarpus sp.). Penelitian bersifat deskriptif, dilaksanakan di Kota Salatiga, pada bulan Oktober 2023. Tiga jenis tanaman (Tabebuya, Bauhinia, dan Angsana) yang berbatasan langsung dengan jalan raya dipilih secara purposive, masing-masing dua pohon. Dari setiap pohon (n=6), diambil daun yang berada di posisi paling bawah dan langsung berhadapan dengan jalan raya. Selanjutnya dilakukan pengukuran kapasitas jerapan debu (metode gravimetry) dan analisis kapasitas absorpsi partikel harian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas jerapan debu Tabebuya sebesar 1,713 gram/m 2 (sampel 1) dan 5,553 gram/m 2 (sampel 2). Pada Angsana 0,096 gram/m 2 (sampel 1) dan 1,270 gram/m 2 (sampel 2). Sedangkan kapasitas jerapan debu pada Bauhinia sebesar -2,279 gram/m 2 (sampel 1) dan -1,334 gram/m 2 (sampel 2). Kemampuan tanaman menjerap debu berkaitan dengan bentuk dan tekstur permukaan daun. Dari tiga jenis tanaman yang diperiksa, Tabebuya memiliki kapasitas penjerapan debu harian tertinggi, diikuti oleh Angsana dan Bauhinia. Berdasarkan kemampuannya menjerap debu, Tabebuya potensial digunakan sebagai alternatif tanaman penghijauan.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 728, "width": 454, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "⁎ Corresponding author: Tania Gustin Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga, Jawa Tengah, Indonesia. Email: [email protected]", "type": "Footnote" }, { "left": 181, "top": 37, "width": 205, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 37, "width": 14, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "42", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 72, "width": 83, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 89, "width": 236, "height": 279, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Debu merupakan salah satu bentuk polusi udara yang memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Debu mengandung partikel kecil <100 µm yang dapat menyebabkan iritasi kronis pada sistem pernapasan (Maradjabessy et al., 2021). Debu dapat berasal dari berbagai sumber, termasuk transportasi, industri, pertanian, dan konstruksi. Menghirup debu dapat menyebabkan gangguan pernafasan, gangguan kesehatan paru-paru bahkan gangguan jantung (Sunaryo & Rhomadhoni, 2021). Menurut laporan Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (EPA), debu dapat mengandung berbagai zat berbahaya seperti logam berat dan bahan kimia yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan serius (Cheng et al., 2018; Tan et al., 2016). Karena itu, diperlukan identifikasi dan implementasi solusi yang tepat guna untuk menyelesaikan permasalahan yang teridentifikasi secara efektif dan berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 369, "width": 236, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman dapat menjadi salah satu solusi untuk mengatasi masalah polusi debu di udara, selain meningkatkan oksigen dan kehijauan lingkungan. Tanaman dapat bertindak sebagai penyaring dan menetralkan polutan udara, sehingga dapat digunakan sebagai bio-indikator pemantauan pencemaran udara dan oksigen efektif yang penting bagi makhluk hidup (Hakim et al., 2017). Pengendalian polusi udara dari tanaman bisa dilakukan melalui dua langkah, yaitu penyerapan (absorpsi) dan penjerapan (adsorpsi) (Azzahro et al., 2019). Tanaman efektif dalam membersihkan polutan di udara, bagian tanaman yang berperan menyerap dan menjerap polutan berada di daun.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 564, "width": 236, "height": 181, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanaman yang tumbuh di dekat sumber pencemar udara dapat mengurangi dampak negatif pencemaran udara terhadap masyarakat yang berada di sekitarnya (Hardiyanti et al., 2021). Efektivitas tanaman dalam mengurangi pencemaran udara ditentukan oleh jenis vegetasi. Sedangkan sifat dan struktur permukaan daun menentukan kemampuannya dalam mengurangi polusi udara (Hasna Salsabila et al., 2020). Selain itu, struktur yang ditunjukkan oleh tata letak dan kombinasi pohon, semak juga sangat menentukan efektivitas pengurangan polutan oleh tanaman (Syahadat et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 746, "width": 236, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pohon merupakan salah satu tanaman yang dapat menjerap polutan debu. Pohon berperan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 72, "width": 236, "height": 209, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam menyerap partikel debu yang melayang di udara, termasuk yang berasal dari limbah rumah tangga dan emisi kendaraan bermotor (Pratama & Sutrisno, 2022). Menurut Afrizal et al. (2022), pohon yang memiliki kapasitas jerapan debu terbaik berdasarkan bentuk tajuknya adalah pohon ketapang kencana, beringin, asam londo, kedondong, saga, kiara payung, angsana dan pohon mahoni. Hasil penelitian Sutrisno et al. (2020) mendapatkan pohon Spathodea memiliki kemampuan menjerap debu dengan kapasitas antara 0,041 gram/m 2 hingga 0,043 gram/m 2 per hari, sementara pohon Nyamplung memiliki kapasitas jerapan debu sekitar 0,023 gram/m 2 hingga 0,025 gram/m 2 per hari.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 282, "width": 236, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil-hasil penelitian sebelumnya telah membuktikan bahwa pohon memiliki kemampuan untuk membersihkan udara dengan menjerap debu. Jenis pohon yang telah diidentifikasi memiliki kapasitas jerapan debu terbaik, antara lain ketapang kencana, beringin, dan asam londo. Namun, belum terdapat penelitian yang secara spesifik menilai kemampuan jerapan debu Tabebuya, Bauhinia, dan Angsana. Penelitian bertujuan menganalisis kapasitas jerapan debu dari tiga jenis tanaman, yaitu Tabebuya, Bauhinia, dan Angsana. Diharapkan hasil penelitian menjadi masukan dalam pemilihan jenis tanaman penghijauan perkotaan.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 489, "width": 46, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 506, "width": 264, "height": 223, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian bersifat deskriptif, dilaksanakan di Kota Salatiga, pada bulan Oktober 2023. Sedangkan analisis sampel dilakukan di Laboratorium Benih Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana. Tiga jenis tanaman yang dianalisis adalah yaitu Tabebuia rosea DC. (Lamiales: Bignoniaceae), Bauhinia purpurea L. (Fabales: Fabaceae), dan Pterocarpus sp. (Fabales: Fabaceae). Pemilihan sampel dilakukan secara purposive, (Gambar 1) yaitu: 1) memilih dua pohon yang berbatasan langsung dengan jalan raya; 2) dari setiap pohon (n=6), diambil dua sampel daun yang berada di posisi paling bawah dan langsung berhadapan dengan jalan raya. Sehingga total sampel daun yang digunakan dalam penelitian sebanyak 12 sampel.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 730, "width": 236, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alat yang digunakan selama penelitian antara lain gunting pruning , pengait ranting, gunting, plastik klip, gelas beaker, timbangan analitik, kuas,", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 37, "width": 205, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 37, "width": 14, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "43", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 72, "width": 236, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oven, dan software i-daun. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel daun tiga jenis tanaman dan akuades.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 114, "width": 5, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 296, "width": 211, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel daun (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2024).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 338, "width": 236, "height": 167, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlakuan sampel dilakukan dengan cara menimbang gelas beaker kosong dengan neraca analitik untuk mendapatkan berat awal. Menimbang 10 gram sampel daun (setiap jenis tanaman) dan dimasukkan ke dalam gelas beaker. Seluruh sampel dicuci berulang di dalam gelas beaker dengan akuades agar seluruh partikel yang terjerap pada permukaan daun terlarut dalam akuades. Sampel daun yang telah dicuci dihitung luas permukaannya menggunakan software i-daun. Gelas beaker yang berisi residu partikel selanjutnya diuapkan di dalam oven (80 °C) selama 2 x 24 jam,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 72, "width": 236, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemudian ditimbang untuk mendapatkan berat akhir.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 100, "width": 236, "height": 41, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis data mengikuti Sutrisno et al. (2020), yaitu menghitung kapasitas daun menjerap debu dan kapasitas adsorpsi partikel harian.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 156, "width": 164, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kapasitas daun menjerap debu (C)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 182, "width": 231, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= 𝑊𝑏 −𝑊𝑎 𝐴 (1)", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 214, "width": 192, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kapasitas jerapan partikel harian (P)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 240, "width": 231, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "= ( 𝑃 𝑛 − 𝑃 (𝑛−1) 𝑛−1 ) 𝑥 𝑑 (2)", "type": "Formula" }, { "left": 305, "top": 273, "width": 264, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dimana, C= Kapasitas daun menjerap debu (g/cm 2 ); W a = berat beaker awal (g); W b = berat beaker awal dan debu (g); A= luas permukaan daun (m 2 ); P = kapasitas jerapan/adsorpsi partikel harian (g/m 2 /hari); n = banyaknya pengamatan; P (n-1) = sampel kapasitas adsorpsi partikel pada (n-1); dan d = interval sampling.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 382, "width": 33, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 399, "width": 236, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengukuran luas daun merupakan hasil pertama yang penting diketahui dalam menghitung kapasitas tanaman dalam menjerap debu. Menurut Gunawan et al. (2021), semakin luas permukaan daun, maka semakin tinggi potensinya untuk menjerap debu. Pengukuran menggunakan software i-daun , dilakukan terhadap seluruh sampel daun (n=12).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 528, "width": 218, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Berat debu dan luas permukaan daun", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 546, "width": 457, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Pohon A-1 A-2 W a W b W-1 W a W b W-2 Tabebuya-1 0,04 0,04 107,43 107,44 0,01 100,57 100,59 0,02 Tabebuya-2 0,04 0,04 104,49 104,5 0,01 104,32 104,35 0,03 Bauhnia-1 0,06 0,08 93,74 93,76 0,02 107,25 107,26 0,01 Bauhnia-2 0,07 0,07 89,49 89,51 0,02 103,39 103,4 0,01 Angsana-1 0,06 0,06 92,92 92,94 0,02 93,16 93,18 0,02 Angsana-2 0,05 0,06 95,63 95,65 0,02 102,18 102,21 0,03", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 648, "width": 509, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: A-1= Luas permukaan daun sampling pertama (m 2 ); A-2= Luas permukaan daun sampling kedua (m 2 ); W a = Berat beaker awal (gram); W b = Berat beaker akhir (gram); W-1= Berat debu sampling pertama (gram); W-2= Berat debu sampling kedua (gram)", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 699, "width": 483, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pengukuran luas daun (Tabel 1) menunjukkan bahwa luas permukaan daun Tabebuya-1 dan Tabebuya-2 adalah 0,04 m 2 , baik pada sampling pertama maupun sampling kedua. Luas permukaan daun Bauhnia-1 adalah 0,06 m 2 dan 0,08 m 2 , sedangkan pada Bauhnia-2 sebesar 0,07 m 2 untuk sampling pertama maupun sampling kedua. Hasil pengukuran luas permukaan daun Angsana-1 adalah 0,06 m 2 sampling pertama maupun sampling kedua, sedangkan pada", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 37, "width": 205, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 37, "width": 14, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "44", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 72, "width": 258, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Angsana-2 adalah 0,05 m 2 dan 0,06 m 2 . Hasil pindai luas permukaan daun menggunakan software i-daun terlihat pada Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 114, "width": 236, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berat debu yang terjerap pada permukaan dihitung berdasarkan selisih antara berat gelas beaker kosong dan berat gelas beaker setelah pencucian daun. Hasil pengukuran (Tabel 1)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 72, "width": 236, "height": 83, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan bahwa berat debu pada sampling pertama berkisar antara 0,01 sampai 0,02 gram. Sedangkan pada sampling kedua berkisar antara 0,01 gram hingga 0,03 gram, terendah pada daun Bauhnia dan tertinggi pada daun Tabebuya-2 dan Angsana-2.", "type": "Text" }, { "left": 81, "top": 451, "width": 433, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Hasil pindai luas daun menggunakan software i-daun : daun Tabebuya 0,04 m 2 (a), daun Bauhinia-2 0,06 m 2 (b), daun Bauhinia 0,08 m 2 (c), daun Bauhinia 0,07 m 2 (d), daun Angsana 0,06 m 2 (e), dan daun Angsana 0,05 m 2 (f). (Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023)", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 511, "width": 236, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa setiap jenis pohon memiliki kapasitas jerapan debu yang berbeda-beda. Pada pengambilan sampel pertama, kapasitas jerapan debu terendah sebesar 0,229 g/m 2 (Tabebuya-2) dan tertinggi sebesar", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 510, "width": 236, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,389 g/m 2 (Angsana-2). Sedangkan pada pengambilan sampel kedua, kapasitas jerapan debu terendah sebesar 0,117 g/m 2 (Bauhnia-1) dan tertinggi sebesar 0,785 g/m 2 (Tabebuya-1).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 597, "width": 407, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kapasitas daun menjerap debu dan Kapasitas jerapan partikel harian Jenis Pohon C-1 C-2 P Tabebuya-1 0,248 0,420 1,713 Tabebuya-2 0,229 0,785 5,553 Bauhnia-1 0,345 0,117 -2,279 Bauhnia-2 0,271 0,138 -1,334 Angsana-1 0,315 0,324 0,096 Angsana-2 0,389 0,516 1,270", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 714, "width": 482, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: C-1= Kapasitas daun menjerap debu sampling pertama (g/m 2 ); C-2= Kapasitas daun menjerap debu sampling kedua (g/m 2 ); P= Kapasitas adsorpsi partikel harian (g/m 2 /hari)", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 37, "width": 205, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 37, "width": 14, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "45", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 72, "width": 236, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari Tabel 2 terlihat bahwa kapasitas jerapan partikel harian tertinggi pada daun Tabebuya-2 (5,553 gram/m 2 ), diikuti oleh Tabebuya-1 (1,713 gram/m 2 ). Sedangkan kapasitas jerapan partikel harian terkecil pada daun Bauhnia-1 (-2,279 gram/m 2 ), diikuti oleh Bauhnia-2 (-1,134 gram/m 2 ). Sementara, kapasitas jerapan partikel harian daun Angsana adalah 1,270 gram/m 2 (Agsana-2) dan 0,096 gram/m 2 (Angsana-1).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 210, "width": 76, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 230, "width": 236, "height": 97, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian mendapatkan bahwa luas daun masing-masing jenis tanaman berbeda. Hal ini dikarenakan setiap jenis tanaman memiliki bentuk daun yang berbeda (Latifa, 2015). Daun Tabebuya memiliki bentuk agak lonjong dan memiliki tekstur daun yang agak kasar. Daun Bauhinia memiliki bentuk daun menyerupai sayap kupu-kupu dan", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 72, "width": 236, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada bagian pangkal membulat ganda. Permukaan daun Bauhinia memiliki permukaan daun kasap dan licin pada bagian bawah. Sedangkan daun Angsana berbentuk oval dengan permukaan daun licin (Gambar 3).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 142, "width": 236, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil penelitian diketahui bahwa kemampuan daun dalam menjerap debu pada setiap jenis pohon berbeda, terlihat dari hasil pengukuran kapasitas jerapan partikel harian. Kapasitas jerapan partikel harian tertinggi pada daun Tabebuya, diikuti oleh Angsana dan Bauhinia. Pada pohon Bauhinia hasil jerapan debu bernilai negatif, hal ini kemungkinan terjadi pelepasan debu dari permukaan daun. Menurut Effendy et al. (2017), nilai negatif kemungkinan disebabkan oleh penguapan air dari daun, mengingat sampel daun tidak segera ditimbang setelah diambil dari lokasi pengamatan.", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 525, "width": 467, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) (b) (c) Gambar 3. Bentuk daun Tabebuya (a), Bauhinia (b), Angsana (c) Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2023.", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 570, "width": 236, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor lain seperti karakteristik daun pada tanaman dapat mempengaruhi jumlah debu yang menempel (Taufiq et al., 2021). Seperti halnya pada hasil jerapan debu pohon Bauhinia yang dapat dipengaruhi oleh permukaan daun yang licin pada bagian bawahnya. Hasil penelitian Gunawan et al. (2021) menjelaskan bahwa debu lebih mudah menempel pada daun dengan permukaan yang kasar dibandingkan dengan daun yang halus, karena partikel debu dapat terikat lebih kuat pada permukaan daun yang tidak rata. Dalam pula menurut Limbong et al. (2021), daun yang memiliki permukaan yang kasar diyakini memiliki kemampuan yang efektif dalam menjerap debu", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 570, "width": 236, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menempel di permukaan daunnya. Jumlah partikel debu yang terdapat pada permukaan daun dapat meningkat sejalan dengan tingkat kasarnya permukaan daun tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 625, "width": 236, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahriyani & Yuwono (2014) menjelaskan bahwa tanaman yang efektif dalam menangkap partikel debu adalah tanaman yang memiliki daun yang dilapisi dengan trikoma, bersisik, dan memiliki tekstur kasar. Sementara Rahmadhani et al. (2019) menambahkan bahwa permukaan daun yang berbulu dan bertrikoma mampu menjerap debu lebih banyak daripada permukaan daun yang tidak berbulu dan bertrikoma. Debu yang tersebar di", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 37, "width": 205, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 37, "width": 14, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "46", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 58, "top": 72, "width": 236, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "udara dapat menempel pada bulu dan trikoma yang terletak pada permukaan daun.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 100, "width": 236, "height": 83, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan kadar debu diduga disebabkan oleh beberapa faktor, yakni faktor lingkungan (suhu udara, kelembapan, intensitas cahaya, kecepatan angin, intensitas zat pencemar udara) dan jarak tanaman dengan sumber pencemar (Hutagalung et al., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 184, "width": 236, "height": 250, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbedaan dalam tingkat konsentrasi debu dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Menurut Gunawan et al. (2021), faktor internal yang memengaruhi jumlah debu yang menempel pada daun mencakup ukuran daun, kondisi kesehatan dan fisik daun, serta persentase penutupan tajuk pohon. Sedangkan faktor eksternal menurut Damanik (2014) antara lain keberadaan sumber pencemar, jarak antara sumber pencemar, kondisi iklim, dan kondisi tanah di sekitar area penelitian. Selain itu, jumlah hujan juga memiliki potensi untuk memengaruhi jumlah debu yang menempel pada permukaan daun, karena adanya proses pencucian daun yang terjadi selama hujan. Menurut Suad et al. (2017), penurunan jumlah debu yang menempel pada permukaan daun dapat terjadi akibat hujan pada saat pengambilan sampel.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 447, "width": 57, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 464, "width": 267, "height": 139, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian mendapatkan bahwa daun Tabebuya memiliki kemampuan penjerapan partikel harian tertinggi, yaitu 5,553 gram/m 2 pada pohon Tabebuya-2 dan 1,713 gram/m 2 pada pohon Tabebuya-1. Sedangkan tanaman dengan kapasitas jerapan partikel terkecil adalah pohon Bauhinia-1 (-2,279 gram/m 2 ) dan Bauhinia-2 (-1,334 gram/m 2 ). Dari ketiga jenis tanaman tersebut, maka Tabebuya disarankan untuk menjadi tanaman penghijauan perkotaan.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 616, "width": 94, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 633, "width": 229, "height": 133, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afrizal, M. S., Simanjuntak, B. H., & Sutrisno, A. J. (2022). Penilaian Fungsi Pohon Tepi Jalan Diponegoro Kota Salatiga Dalam Menjerap Debu. Agrifor , 21 (2), 303. https://doi.org/10.31293/agrifor.v21i2.6187 Azzahro, F., Yulfiah, & Anjarwati. (2019). Penentuan Hasil Evaluasi Pemilihan Spesies Pabrik Semen Berdasarkan Karakteristik Morfologi. Journal of Research and Technology, Vol. , 5 (2), 89 – 99. Cheng, Z., Chen, L.-J., Li, H.-H., Lin, J.-Q., Yang, Z.-B.,", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 72, "width": 232, "height": 239, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yang, Y.-X., Xu, X.-X., Xian, J.-R., Shao, J.-R., & Zhu, X.-M. (2018). Characteristics and health risk assessment of heavy metals exposure via household dust from urban area in Chengdu, China. Science of The Total Environment , 619 – 620 , 621 – 629. https://doi.org/10.1016/j.scitotenv.2017.11.144 Damanik, F. (2014). Kajian Komposisi Jalur Hijau Jalan di Kota Yogyakarta Terhadap Penjerapan Polutan Timbal (Pb). Planta Tropika: Journal of Agro Science , 2 (2), 81 – 89. https://doi.org/10.18196/pt.2014.027.81-89 Effendy, S., Suchesdian, N. Z., & Qayim, I. (2017). Ability of Ornamental Plants in Adsorbing Dust from Vehicles (Case Study: Bumi Serpong Damai). Agromet , 31 (1), 22. https://doi.org/10.29244/j.agromet.31.1.22-30 Gunawan, S., Karyati, K., & Syafrudin, M. (2021).", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 312, "width": 233, "height": 172, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kandungan Polutan Pada Daun Angsana (Pterocarpus indicus Willd.) di Kota Samarinda. Jurnal Riset Pembangunan , 3 (2), 46 – 54. https://doi.org/10.36087/jrp.v3i2.72 Hakim, L., Putra, P. T., & Zahratu, A. L. (2017). Efektifitas Jalur Hijau Dalam Mengurangi Polusi Udara Oleh Kendaraan Bermotor. NALARs , 16 (1), 91. https://doi.org/10.24853/nalars.16.1.91-100 Hardiyanti YM, Sabriani, Hamriati, Logo W., Wenda S., A. (2021). Kemampuan Tutupan Vegetasi RTH Dalam Menyerap Emisi Polusi Udara Sektor Transportasi di Pusat Industri Kota Makassar. Jurnal Holan , 1 (1), 14 – 18.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 485, "width": 218, "height": 79, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasna Salsabila, S., Nugrahani, P., & Santoso, J. (2020). Toleransi Tanaman Lanskap Terhadap Pencemaran Udara di Kota Sidoarjo. Jurnal Lanskap Indonesia , 12 (2), 73 – 78. https://doi.org/10.29244/jli.v12i2.32533 Hutagalung, A. N., Delvian, & Elfiati, D. (2016).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 565, "width": 208, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Kualitas Pohon di 5 Jalur Hijau Kota Pematangsiantar (Tree Quality Analysis on Five Green Belt in Pematangsiantar). Peronema Forestry Science Journal , 5 (1), 10 – 18.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 618, "width": 229, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latifa, R. (2015). Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan Hutan Kota Di Kota Malang. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi 2015, Yang Diselenggarakan Oleh Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Tema: “Peran Biologi Dan Pendidikan Biologi Dalam Menyiapkan Generasi Unggul Dan Berdaya Saing Global”, Malang, 21 , 1976 , 667 – 676. Limbong, Y., Karyati, K., & Syafrudin, M. (2021). Kandungan Beberapa Polutan Dan Kadar Debu Pada Daun Ketapang (Terminalia catappa L.) di", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 37, "width": 205, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI: http://dx.doi.org/10.26630/rj.v18i1.4446", "type": "Page header" }, { "left": 520, "top": 37, "width": 14, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "47", "type": "Page header" }, { "left": 106, "top": 788, "width": 387, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gustin, Tania/Ruwa Jurai: Jurnal Kesehatan Lingkungan/Volume 18, Number 1, 2024 (page 41-47)", "type": "Page footer" }, { "left": 76, "top": 72, "width": 192, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur.", "type": "Text" }, { "left": 76, "top": 86, "width": 104, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perennial , 17 (2), 55 – 61.", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 99, "width": 235, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maradjabessy, F. A., Yuniarti, Y., & Adji, H. W. (2021). Scoping Review: Efek Debu terhadap Fungsi Paru Pekerja. Jurnal Integrasi Kesehatan & Sains , 3 (1), 80 – 85. https://doi.org/10.29313/jiks.v3i1.7358 Pratama, D. K., & Sutrisno, A. J. (2022). Kemampuan pohon trembesi (samanea saman) , jabon (neolamarckia cadamba) , dan akasia (acacia mangium) dalam menjerap debu pada taman bendosari salatiga. Agrotech Research Journal , 3 (1), 19 – 22. https://doi.org/10.36596/arj.v3i1.703 Rahmadhani, S., Yuwono, S. B., Setiawan, A., &", "type": "Text" }, { "left": 58, "top": 259, "width": 225, "height": 225, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banuwa, I. S. (2019). Pemilihan Jenis Pohon Menjerap Debu Di Median Jalan Kota Bandar Lampung. Jurnal Belantara , 2 (2), 134 – 141. https://doi.org/10.29303/jbl.v2i2.181 Suad, L. M., Suryadarma, I., & Suhartini, S. (2017). Eksistensi Dan Distribusi Beringin (Ficus spp.) Sebagai Mitigasi Pencemaran Udara di Kota Yogyakarta. Kingdom (The Journal of Biological Studies) , 6 (3), 165 – 173. https://doi.org/10.21831/kingdom.v6i3.6814 Sunaryo, M., & Rhomadhoni, M. N. (2021). Analisis Kadar Debu Respirabel Terhadap Keluhan Kesehatan Pada Pekerja. Jurnal Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa , 8 (2), 63. https://doi.org/10.29406/jkmk.v8i2.2480 Sutrisno, A. J., Diandasari, G., & Rahmandari, A. V. (2020). Kapasitas Pohon Nyamplung", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 198, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Calophyllum Inophyllum L.) dan Pohon Spathodea (Spathodea Campanulata) Dalam Menjerap Debu. Jurnal Planologi , 17 (1), 88. https://doi.org/10.30659/jpsa.v17i1.5197", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 126, "width": 234, "height": 92, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syahadat, R. M., Hasibuan, M. S. R., Lutfilah, S. N., Jannah, M., Faradilla, E., Dewi, H., & Nasrullah, N. (2020). Kapasitas Penjerapan Polutan Partikel pada Tanaman Spathodea campanulata, Swietenia mahagoni, & Maniltoa grandiflora. IKRA- ITH TEKNOLOGI : Jurnal Sains & Teknologi , 4 (2), 28 – 34.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 219, "width": 229, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tan, S. Y., Praveena, S. M., Abidin, E. Z., & Cheema, M. S. (2016). A review of heavy metals in indoor dust and its human health-risk implications. Reviews on Environmental Health , 31 (4), 447 – 456. https://doi.org/10.1515/reveh-2016-0026 Taufiq, A., Yuliza, S., Alponsin, & Syam, Z. (2021). Pengaruh Pencemaran Debu Semen Pada Struktur Dan Fungsi Daun Beberapa Jenis Tanaman Berdaun Lebar. Bio-Lectura , 8 (1), 17 – 28. https://doi.org/10.31849/bl.v8i1.6354 Zahriyani, P., & Yuwono, A. S. (2014). Absorption Capacity of CO2 , NO2 , and Dustfall Emission from Transportation , Industry , and Livestock Sectors in Bogor City by Bogor Botanical Garden. ARPN Journal Science and Technology , 4 (6), 379 – 387.", "type": "Text" } ]
24b275ae-5595-467a-1a6e-3a9867b2441e
https://journal2.um.ac.id/index.php/edcomtech/article/download/5823/3021
[ { "left": 69, "top": 776, "width": 147, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "144 || Edcomtech Volume 3, Nomor 2, 2018", "type": "Page footer" } ]
4479d47a-e69d-1e15-b0a7-5140df9c19a1
https://j-innovative.org/index.php/Innovative/article/download/10712/7723
[ { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 39, "width": 254, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "INNOVATIVE: Journal Of Social Science Research Volume 4 Nomor 3 Tahun 2024 Page 7391-7400 E-ISSN 2807-4238 and P-ISSN 2807-4246", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 101, "width": 281, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Website: https://j-innovative.org/index.php/Innovative", "type": "Text" }, { "left": 56, "top": 147, "width": 488, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Peran Media Alternatif Dalam Diplomasi Digital: Studi Tentang Penggunaan Blog Dan Podcast Sebagai Sarana Diplomasi Oleh Negara Negara Berkembang", "type": "Text" }, { "left": 210, "top": 217, "width": 178, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Riza Faisal Khalid 1 ✉ , Khoirul Amin 2", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 242, "width": 369, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hubungan Internasional, Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur Email: [email protected] 1 ✉", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 308, "width": 39, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 327, "width": 494, "height": 261, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini membahas peran media alternatif, khususnya blog dan podcast, dalam diplomasi digital oleh negara-negara berkembang. Diplomasi digital merupakan fenomena yang semakin penting dalam era informasi saat ini, di mana media digital seperti blog dan podcast menjadi sarana komunikasi utama. Studi ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana negara-negara berkembang memanfaatkan blog dan podcast sebagai sarana diplomasi untuk mencapai tujuan mereka. Melalui pendekatan kualitatif dan metode studi literatur, artikel ini menganalisis strategi-strategi yang digunakan oleh negara-negara berkembang dalam menggunakan media alternatif ini, serta dampaknya terhadap citra internasional mereka. Hasil studi menunjukkan bahwa blog dan podcast memainkan peran khusus dalam diplomasi digital dengan menyediakan platform untuk menyebarkan informasi, membangun jaringan, dan mendorong dialog dengan audiens global. Strategi-strategi efektif dalam penggunaan media alternatif juga diidentifikasi, termasuk pembuatan konten yang relevan, keterbukaan terhadap kritik, keterlibatan masyarakat, dan pengawasan dan evaluasi yang berkelanjutan. Artikel ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana negara-negara berkembang dapat memanfaatkan media alternatif dalam diplomasi digital untuk memperkuat citra mereka di panggung internasional.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 593, "width": 428, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Diplomasi Digital; Media Alternatif; Blog; Podcast; Negara-negara Berkembang", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 285, "top": 39, "width": 42, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 58, "width": 494, "height": 224, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "This research discusses the role of alternative media, particularly blogs and podcasts, in digital diplomacy by developing countries. Digital diplomacy has become increasingly important in the current information age, where digital media such as blogs and podcasts have become primary communication channels. This study aims to explore how developing countries utilize blogs and podcasts as diplomatic tools to achieve their goals. Through a qualitative approach and literature review method, this article analyzes the strategies used by developing countries in utilizing these alternative media, as well as their impact on their international image. The study findings indicate that blogs and podcasts play a specific role in digital diplomacy by providing platforms for disseminating information, building networks, and fostering dialogue with global audiences. Effective strategies in using alternative media are also identified, including creating relevant content, openness to criticism, community engagement, and ongoing monitoring and evaluation. This article provides valuable insights into how developing countries can leverage alternative media in digital diplomacy to strengthen their image on the international stage.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 286, "width": 380, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Keyword: Digital Diplomacy; Alternative Media; Blog; Podcast; Developing Countries", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 326, "width": 87, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 346, "width": 462, "height": 327, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Di era informasi saat ini, media digital seperti blog dan podcast telah berkembang menjadi sarana komunikasi yang penting. Kecepatan, jangkauan, dan kemudahan akses yang mereka tawarkan membuka peluang baru bagi negara-negara untuk berkomunikasi langsung dengan audiens global tanpa perantara media tradisional. Keberadaan dan pertumbuhan media digital inilah yang memicu kebutuhan untuk mempelajari pengaruhnya terhadap diplomasi. Media digital berasal dari kombinasi kata “media” dan “digital.” Kata “media” berasal dari kata Latin “medium” yang menunjukkan perantara atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan, mengirim, atau mentransmisikan sesuatu. Di sisi lain, “Digital” berakar dari kata Yunani “digitus” yang berarti jari atau angka. Namun dalam penggunaan kontemporer, digital terutama dikaitkan dengan Internet. Media digital merupakan gabungan dari berbagai format media, termasuk teks, gambar (baik vektor atau bitmap), grafis, suara, animasi, video, interaktivitas, di antara lain, yang telah dikemas menjadi file digital melalui komputerisasi. File ini dimanfaatkan untuk menyampaikan atau mentransmisikan pesan kepada publik. Pada dasarnya, media digital adalah integrasi kompleks dari data atau media yang dirancang untuk menyajikan informasi dengan cara yang lebih menarik (Munir, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 678, "width": 462, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Diplomasi tradisional, yang cenderung bersifat eksklusif dan tertutup, saat ini telah bertransformasi menjadi lebih inklusif dan transparan dengan adanya diplomasi digital. Ini mencerminkan pergeseran dalam cara negara berinteraksi antara satu sama lain dan dengan publik. Salah satu metode pelaksanaan diplomasi publik yang memiliki potensi", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 462, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "untuk menanamkan citra positif di antara komunitas internasional adalah melalui media podcast (Iqbal, 2018; Wangke, 2021). Apple menggambarkan podcast sebagai episode dari sebuah program yang dapat diakses melalui internet. Selain rekaman asli dalam format audio atau video, podcast juga dapat mencakup rekaman siaran televisi, acara radio, kuliah, pertunjukan, dan lain-lain. Selain itu, konten siaran audio ini menawarkan keuntungan bagi audiensnya, menyajikan metode untuk menikmati konten menarik dari seluruh dunia tanpa biaya. Sebaliknya, bagi pembuat podcast, layanan ini terbukti sebagai sarana yang efektif untuk menjangkau basis pendengar yang luas (Septarina, 2021; Hutabarat, 2020). Permulaan podcast dapat ditelusuri kembali ke tahun 2004, diinisiasi oleh Adam Curry dan Dave Winer yang mengembangkan sebuah program bernama iPodder, memfasilitasi pengunduhan siaran radio ke iPod milik Apple. Pengembangan ini memicu era podcasting, is tilah yang berasal dari gabungan ‘Pod’ dari iPod dan ‘cast’ dari broadcast (Pradana, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 309, "width": 462, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Selain podcast, media alternatif lain yang dapat digunakan dalam diplomasi digital adalah blog. Blog yang merupakan kependekan dari kata “weblog,” adalah jenis situs web yang biasanya dikembangkan dan dikelola oleh individu atau kelompok kecil. Situs ini umumnya dioperasikan melalui aplikasi online atau platform hosting yang dirancang untuk memudahkan pengguna dalam mempublikasikan konten. Platform-platform ini tidak hanya menyediakan antarmuka yang intuitif untuk penulisan dan penyuntingan entri, tetapi juga menawarkan berbagai pilihan personalisasi dan pengaturan privasi. Blog memberikan kemudahan bagi penggunanya untuk melakukan publikasi online secara instan, memungkinkan informasi atau pemikiran yang ditulis segera tersedia bagi pembaca dari seluruh dunia. Selain itu, blog juga mendorong interaktivitas, di mana pembaca dapat dengan mudah memberikan tanggapan atau umpan balik melalui fitur komentar yang tersedia, sehingga menciptakan sebuah dialog yang dinamis antara penulis dan audiensnya (Kartini dkk, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 579, "width": 462, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pertanyaan tentang bagaimana media sosial memfasilitasi dialog antar-negara belum mendapatkan perhatian yang memadai. Selain itu, terdapat kekurangan studi empiris mengenai isu ini, meskipun ada peningkatan fokus kebijakan terhadap diplomasi digital. Dua pertanyaan muncul dalam konteks ini. Pertanyaan pertama berkaitan dengan efikasi media sosial dalam memupuk kepercayaan interpersonal di antara mitra diplomasi. Pertanyaan kedua menanyakan apakah media ini dapat berfungsi sebagai platform yang efektif untuk dialog ketika diplomasi tatap muka tradisional menemui kesulitan. Memahami variabel media sosial yang semakin menonjol dan kuat, namun sebagian besar belum dijelajahi, sebagai alat dalam praktik diplomasi memberikan wawasan mengenai", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 462, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "pertanyaan yang sering diajukan tentang cara-cara diplomatik memberikan perubahan di luar sekedar mempertahankan status quo dalam tatanan internasional (Duncombe, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 81, "width": 462, "height": 305, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki dan memahami lebih dalam tentang bagaimana blog dan podcast berperan dalam diplomasi digital yang dilakukan oleh negara-negara berkembang. Penelitian ini bertujuan pertama untuk mengidentifikasi peranan khusus yang dimiliki blog dan podcast dalam konteks diplomasi digital, khususnya bagaimana dua medium digital ini digunakan oleh negara-negara berkembang dalam upaya-upaya diplomasi mereka. Lebih lanjut, penelitian ini berusaha untuk menganalisis strategi-strategi yang diterapkan oleh negara-negara berkembang dalam memanfaatkan blog dan podcast untuk mencapai tujuan diplomasi mereka. Hal ini mencakup penggunaan konten, target audiens, dan cara-cara penyebaran informasi yang efektif melalui kedua platform tersebut. Terakhir, tujuan penelitian ini juga mencakup penilaian terhadap efektivitas blog dan podcast sebagai alat dalam diplomasi digital dan bagaimana penggunaannya dapat berpengaruh terhadap citra internasional negara-negara berkembang. Melalui analisis ini, diharapkan dapat diperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai kontribusi blog dan podcast dalam mencapai tujuan diplomasi digital dan dalam meningkatkan citra negara di panggung internasional.", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 413, "width": 114, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 434, "width": 463, "height": 284, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi literatur. Metode literatur melibatkan pengkajian, penelaahan, dan analisis kritis terhadap sumber-sumber tertulis, seperti buku, jurnal ilmiah, artikel, laporan penelitian, dan dokumen lain yang relevan dengan topik penelitian. Metode ini memungkinkan peneliti untuk mengumpulkan informasi yang ekstensif dan mendalam tentang topik yang diteliti tanpa harus mengumpulkan data primer secara langsung dari responden atau subjek penelitian. Hal ini sangat berguna terutama jika peneliti dihadapkan pada keterbatasan akses, waktu, atau sumber daya. Dengan menggunakan metode literatur, peneliti dapat mengidentifikasi pola, tren, dan hubungan dalam literatur yang ada, serta mengidentifikasi celah dalam pengetahuan yang dapat ditangani dalam penelitian. Proses ini tidak hanya memperkaya pemahaman teoretis peneliti tentang topik yang diteliti tetapi juga memberikan landasan kuat untuk pembahasan dan penarikan kesimpulan. Selain itu, analisis literatur memungkinkan peneliti untuk membangun argumentasi dan mempertajam fokus penelitian berdasarkan bukti dan wawasan dari karya-karya terdahulu.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 240, "top": 39, "width": 141, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 304, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Peranan Khusus Blog dan Podcast dalam Diplomasi Digital", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 81, "width": 462, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Blog dan podcast memberikan platform yang sangat efektif bagi negara-negara berkembang untuk mempromosikan citra positif, mengklarifikasi mispersepsi, dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang kebijakan, budaya, dan isu-isu penting mereka kepada audiens global tanpa perantara media tradisional (Antasari, 2017). Dengan menggunakan konten-konten ini, negara-negara tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang diri mereka sendiri, serta meningkatkan kesadaran global tentang isu-isu yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 226, "width": 462, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dengan blog, negara-negara berkembang dapat memposting artikel-artikel yang menjelaskan kebijakan, budaya, dan isu-isu penting mereka, serta memberikan informasi yang akurat dan up-to-date tentang perkembangan mereka. Hal ini memungkinkan audiens global untuk memahami lebih baik tentang negara-negara tersebut dan mengurangi mispersepsi yang dapat berbahaya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 330, "width": 462, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dengan blog, negara-negara berkembang dapat memposting artikel-artikel yang menjelaskan kebijakan, budaya, dan isu-isu penting mereka, serta memberikan informasi yang akurat dan up-to-date tentang perkembangan mereka. Hal ini memungkinkan audiens global untuk memahami lebih baik tentang negara-negara tersebut dan mengurangi mispersepsi yang dapat berbahaya.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 434, "width": 462, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Sementara itu, podcast memberikan platform yang lebih interaktif dan dinamis untuk negara-negara berkembang untuk berbagi informasi dan cerita tentang diri mereka sendiri. Podcast dapat berupa wawancara dengan pemimpin negara, peneliti, atau masyarakat sipil yang memiliki pengalaman dan pengetahuan tentang isu-isu yang dihadapi negara tersebut. Hal ini memungkinkan audiens global untuk mendengar cerita- cerita yang lebih personal dan mendalam tentang negara-negara tersebut, serta meningkatkan kesadaran dan empati terhadap isu-isu yang mereka hadapi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 579, "width": 462, "height": 139, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan blog dan podcast, negara-negara berkembang dapat meningkatkan kesadaran global tentang diri mereka sendiri dan isu-isu yang mereka hadapi, serta meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kerja sama dan kooperasi antar negara untuk menyelesaikan isu-isu global. Oleh karena itu, blog dan podcast menjadi platform yang sangat penting bagi negara-negara berkembang untuk mempromosikan citra positif, mengklarifikasi mispersepsi, dan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 296, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Strategi yang Efektif dalam Penggunaan Media Alternatif", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 60, "width": 462, "height": 77, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dalam era digital yang sangat dinamis, penggunaan media alternatif telah menjadi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam berbagai isu sosial dan politik. Berbagai strategi telah terbukti efektif dalam memaksimalkan manfaat dari media alternatif ini.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 462, "height": 56, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pertama, konten yang relevan dan berisi memainkan peran kunci dalam menarik minat masyarakat. Konten yang dikemas dengan informasi yang akurat dan jelas mampu meningkatkan kesadaran dan merangsang partisipasi aktif dalam diskusi serta debat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 462, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Kedua, keterbukaan dan transparansi adalah kunci untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap media alternatif. Ketika media tersebut membuka diri terhadap kritik dan saran, serta memberikan informasi secara jelas dan transparan, maka kepercayaan masyarakat terhadapnya akan meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 288, "width": 462, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Ketiga, keterlibatan masyarakat adalah landasan untuk kesuksesan media alternatif. Melibatkan masyarakat dalam proses pengembangan konten dan pengambilan keputusan tidak hanya meningkatkan kesadaran, tetapi juga menciptakan rasa memiliki di antara audiens.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 371, "width": 462, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya, koordinasi dengan organisasi lain yang memiliki tujuan yang sama dapat memperluas dampak dari media alternatif. Dengan bersinergi, media tersebut dapat mengatasi keterbatasan sumber daya dan meningkatkan jangkauan pesan yang ingin disampaikan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 454, "width": 462, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penggunaan teknologi yang tepat juga memberikan dorongan signifikan. Melalui pemanfaatan social media, email, dan aplikasi lainnya, media alternatif dapat menjangkau lebih banyak orang dan mengirimkan pesan-pesan yang lebih efektif. Selain itu, pengembangan keterampilan dalam penggunaan media alternatif menjadi hal yang krusial. Keterampilan seperti editing, writing, dan desain membantu dalam menciptakan konten yang berkualitas dan menarik perhatian.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 579, "width": 462, "height": 119, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pengawasan dan evaluasi secara berkala juga penting untuk memastikan efektivitas media alternatif. Dengan melakukan evaluasi terhadap kinerja dan respons masyarakat, media alternatif dapat terus mengembangkan diri untuk lebih baik. Terbuka terhadap kritik dan saran serta memanfaatkan berbagai jenis media seperti video, gambar, dan audio juga merupakan strategi yang efektif dalam meningkatkan partisipasi dan memperluas jangkauan.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 724, "width": 462, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Terakhir, pengembangan jaringan dengan organisasi dan individu yang memiliki visi dan misi serupa menjadi langkah yang tak bisa diabaikan. Dengan bekerja sama, media", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 462, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "alternatif dapat menjadi kekuatan yang lebih besar dalam menghadapi tantangan sosial dan politik. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas, media alternatif dapat menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam berbagai isu sosial dan politik.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 462, "height": 243, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Evaluasi Terhadap Efektivitas Media Alternatif sebagai Sarana Diplomasi Evaluasi terhadap efektivitas media alternatif sebagai sarana diplomasi merupakan langkah penting untuk menentukan keberhasilan dan dampak dari upaya diplomasi digital yang dilakukan oleh negara-negara berkembang. Evaluasi harus mencakup sejauh mana media alternatif membantu negara-negara berkembang mencapai tujuan-tujuan diplomasi mereka. Evaluasi juga harus mempertimbangkan relevansi konten yang disampaikan melalui media alternatif dengan kebutuhan dan minat audiens target. Konten yang relevan memiliki potensi untuk lebih efektif menjangkau dan memengaruhi pemirsa, sehingga meningkatkan keefektifan diplomasi. Keterlibatan masyarakat dalam bentuk komentar, like, share, atau interaksi lainnya dapat menjadi indikator penting untuk mengukur efektivitas media alternatif. Semakin tinggi tingkat keterlibatan, semakin besar dampak diplomasi yang dapat dicapai.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 392, "width": 462, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pengaruh terhadap Citra Internasional: Evaluasi juga harus memperhitungkan bagaimana penggunaan media alternatif mempengaruhi citra internasional negara- negara berkembang. Evaluasi harus dapat mengukur hasil konkret dari penggunaan media alternatif, seperti peningkatan jumlah pengikut atau subscriber, peningkatan jumlah share atau retweet, atau perubahan dalam pandangan masyarakat internasional terhadap negara tersebut. Penting untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas biaya dari penggunaan media alternatif sebagai sarana diplomasi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 537, "width": 463, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pemantauan dan Evaluasi Berkelanjutan: Evaluasi harus dilakukan secara berkelanjutan untuk memantau perkembangan dan merespons perubahan yang terjadi dalam lingkungan digital dan kebutuhan diplomasi. Ini memungkinkan negara-negara berkembang untuk terus memperbaiki dan meningkatkan strategi media alternatif mereka.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 620, "width": 462, "height": 140, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (2018), menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Dalam konteks diplomasi digital, penelitian ini dapat dihubungkan dengan bagaimana negara-negara berkembang dapat menggunakan teknologi digital untuk meningkatkan interaksi dan komunikasi antarbangsa. Contohnya, penggunaan blog dan podcast dapat membantu negara-negara berkembang dalam berbagi informasi dan ide-ide dengan negara lain secara lebih efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 462, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian Pratikno (2023) menunjukkan bagaimana aktivitas media online dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas isi tulisan mahasiswa. Dalam konteks diplomasi digital, penelitian ini dapat dihubungkan dengan bagaimana negara-negara berkembang dapat menggunakan media digital untuk meningkatkan kemampuan berbahasa dan keterampilan komunikasi antarbangsa. Contohnya, penggunaan blog dan podcast dapat membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dan keterampilan komunikasi antarbangsa melalui penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa internasional.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 205, "width": 462, "height": 140, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian Elfiana dan Farkhan (2019) menunjukkan bagaimana koherensi dalam wacana tulis dapat mempengaruhi kualitas isi tulisan. Dalam konteks diplomasi digital, penelitian ini dapat dihubungkan dengan bagaimana negara-negara berkembang dapat menggunakan koherensi dalam wacana tulis untuk meningkatkan kualitas isi tulisan dan komunikasi antarbangsa. Contohnya, penggunaan blog dan podcast dapat membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan kualitas isi tulisan dan komunikasi antarbangsa dengan menggunakan koherensi yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 351, "width": 462, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian Salam dan Kho (2023), menunjukkan bagaimana manajemen pemasaran virtual dapat mempengaruhi penjualan produk UMKM. Dalam konteks diplomasi digital, penelitian ini dapat dihubungkan dengan bagaimana negara-negara berkembang dapat menggunakan manajemen pemasaran virtual untuk meningkatkan penjualan produk dan layanan mereka secara global. Contohnya, penggunaan blog dan podcast dapat membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan penjualan produk dan layanan mereka secara global dengan menggunakan manajemen pemasaran virtual yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 517, "width": 462, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian Elvlyn dan Marhaen (2022), menunjukkan bagaimana undang-undang cipta kerja dapat mempengaruhi digitalisasi UMKM. Dalam konteks diplomasi digital, penelitian ini dapat dihubungkan dengan bagaimana negara-negara berkembang dapat menggunakan undang-undang cipta kerja untuk meningkatkan digitalisasi UMKM dan meningkatkan kemampuan berbagi informasi dan ide-ide secara global. Contohnya, penggunaan blog dan podcast dapat membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan digitalisasi UMKM dan meningkatkan kemampuan berbagi informasi dan ide-ide secara global dengan menggunakan undang-undang cipta kerja yang efektif.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 683, "width": 462, "height": 77, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Dari hasil penelitian-penelitian tersebut, diketahui bahwa penggunaan teknologi digital dalam diplomasi dan komunikasi antarbangsa menunjukkan bagaimana teknologi digital dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi, komunikasi, dan kemampuan berbagi informasi dan ide-ide secara global. Dalam konteks diplomasi digital, penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 462, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "blog dan podcast dapat membantu negara-negara berkembang dalam meningkatkan kemampuan berbagi informasi dan ide-ide secara global dan meningkatkan kemampuan berbahasa dan keterampilan komunikasi antarbangsa.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 122, "width": 59, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 143, "width": 463, "height": 285, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menyoroti beberapa temuan penting. Pertama, blog dan podcast memainkan peran khusus dalam diplomasi digital dengan menyediakan platform untuk menyebarkan informasi yang relevan, membangun jaringan, mendorong dialog, dan menjangkau audiens yang luas. Kedua, strategi yang efektif dalam penggunaan media alternatif meliputi pembuatan konten yang relevan dan berisi, keterbukaan terhadap kritik dan saran, keterlibatan masyarakat, koordinasi dengan organisasi lain, penggunaan teknologi yang tepat, pengembangan keterampilan, pengawasan dan evaluasi, dan pembukaan untuk kritik dan saran. Secara keseluuhan, media alternatif khususnya blog dan podcast memiliki potensi besar sebagai sarana diplomasi bagi negara-negara berkembang. Namun, untuk memanfaatkan potensi ini secara optimal, diperlukan strategi yang efektif, keterlibatan aktif, dan evaluasi yang berkelanjutan. Dengan demikian, negara- negara berkembang dapat memperkuat citra mereka di panggung internasional dan mempromosikan kepentingan nasional mereka dengan lebih efektif melalui penggunaan media alternatif dalam diplomasi digital.", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 453, "width": 98, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 473, "width": 468, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Antasari, I. W. (2017). Membuat Website/blog profesional sebagai sarana penyebaran informasi sekolah. Media pustakawan, 24(2), 25-30.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 515, "width": 468, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Elfiana, A., & Farkhan, M. (2019). Relasi Koherensi Wacana Tulis: Studi Kasus Pada Editorial Koran The Jakarta Post. Buletin Al-Turas.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 556, "width": 468, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Elvlyn, E., & Marhaen, D. (2022). Pengaruh Undang-Undang Cipta Kerja Terhadap Digitalisasi UMKM Di Tengah Pandemi. JUSTISI.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 598, "width": 468, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Hutabarat, P. M. (2020). Pengembangan podcast sebagai media suplemen pembelajaran berbasis digital pada Perguruan Tinggi. Jurnal Sosial Humaniora Terapan, 2(2), 11.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 639, "width": 468, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Iqbal, M. (2018, December). Diplomasi Digital: Strategi dan Aktor Baru dalam Kebijakan Politik Luar Negeri. In Seminar Nasional Ilmu Komunikasi Politik 2018 (Vol. 1).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 681, "width": 468, "height": 57, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Pratikno, H. (2023). Aktivitas Penggunaan Media Digital terhadap Kemampuan dan Keterampilan Berbahasa Mahasiswa. Hortatori : Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 193, "top": 791, "width": 209, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Copyright @ Riza Faisal Khalid, Khoirul Amin", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 39, "width": 468, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Salam, R.A., & Kho, A. (2023). Pengaruh Manajemen Pemasaran Virtual Terhadap Produk UMKM. Jurnal MENTARI: Manajemen, Pendidikan dan Teknologi Informasi.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 80, "width": 469, "height": 57, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Septarina, N. (2021). Studi Fenomenologi Penggunaan Podcast Sebagai Media Sarana Informasi Pada Prokopim Kota Bandung (Doctoral dissertation, PERPUSTAKAAN PASCASARJANA).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 142, "width": 469, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 842, "text": "Wangke, H. (2021). Diplomasi digital dan kebijakan luar negeri Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.", "type": "List item" } ]
064f5a3b-e88a-546c-3203-094b6daf6f2c
http://jofar.afi.ac.id/index.php/jofar/article/download/27/27
[ { "left": 72, "top": 39, "width": 242, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Fisik Gel Ekstrak Daun Wungu..(Wijaya & Utami)", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "16", "type": "Page header" }, { "left": 81, "top": 76, "width": 433, "height": 45, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "UJI FISIK SEDIAAN GEL DENGAN EKSTRAK DAUN WUNGU (Graptophyllum pictum (L) Griff) DENGAN KOMBINASI HUMEKTAN PROPILEN GLIKOL DAN GLISERIN", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 139, "width": 349, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PHYSICAL STABILITY TEST OF GEL WITH WUNGU LEAVES", "type": "Section header" }, { "left": 118, "top": 139, "width": 395, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "(Graptophyllum pictum (L) Griff) EXTRACT PROPILEN GLIKOL AND GLYCERIN COMBINATION AS HUMECTANT", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 213, "width": 331, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Andi Wijaya, Linggar Wulan Utami Program Studi Diploma III Farmasi (DIII) Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta e-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 296, "width": 53, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 313, "width": 451, "height": 79, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Latar Belakang : Daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) terbukti efektif sebagai penyembuh luka sehingga perlu dikembangkan suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan penggunaannya. Salah satu sediaan farmasi yang banyak dikenal masyarakat adalah sediaan gel. Gel memiliki kemampuan penyebaran yang baik, memberikan rasa dingin, dan mudah dicuci dengan air. Namun, penambahan ekstrak ke dalam suatu sediaan gel diketahui dapat mempengaruhi stabilitas fisik sediaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 389, "width": 451, "height": 104, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Metode : Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental untuk menguji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L.) Griff). Hasil dan Kesimpulan : Formulasi sediaan gel dengan kandungan ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) stabil selama 30 hari. Gel ekstrak daun wungu homogen pada bentuk, warna, rasa, dan bau dengan ditunjukkan pada warna yang merata dan mudah dioleskan. Sediaan memiliki pH 6, dengan daya lekat 2 detik, dan uji daya sebar 5,5 cm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) dapat dibuat sediaan farmasi dalam bentuk gel yang memenuhi syarat uji stabilitas fisik sediaan gel.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 252, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kata kunci : ekstrak daun wungu, gel, uji stabilitas fisik.", "type": "Text" }, { "left": 267, "top": 532, "width": 60, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 549, "width": 451, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Background : Wungu leaves (Graptophyllum pictum (L) Griff) proved effectively as wound healing so it pharmaceutical product need to be developed to increase the usage. One of the pharmaceutical product which widely known to the public is gel . Gel have a good dispersion ability, provides a sense of cold, and easily washed with water. But, adding extract into a gel is known to affect the physical stability of this product.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 451, "height": 104, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Methods : This research is experimental research for testing the physical stability of gel with wungu leaves (Graptophyllum pictum (L) Griff) extract. Results and Conclusion : The formula gel with wungu leaves (Graptophyllum pictum (L) Griff) extract stable for 30 days. Gel with wungu leaves (graptophyllum pictum (L) Griff) extract homogen in form, color, taste, and odor are shown in a uniform and easy to apply color. The product has ph of 6, with two- second adhesion, and 5.5 cm scatter test. So, it can be concluded that wungu leaves (graptophyllum pictum (L.) griff) extract can be prepared pharmaceutical product in gel which meet the requirements of physical stability test of gel", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 728, "width": 269, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Keywords : wungu leaves extract, gel, physical stability test.", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 39, "width": 165, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "AKFARINDO Vol. 3 No. 1 2018: 16-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "17", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 71, "width": 85, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 90, "width": 451, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Penggunaan tumbuhan sebagai obat tradisional perlu dikembangkan. Sebagian besar obat tradisional yang berasal dari tumbuhan dapat berupa akar, kulit, batang, kayu, daun, bunga, atau biji. Salah satu tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) (Pidada & Listijani, 2009). Secara empiris, daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) digunakan dalam pengobatan luka, bengkak, borok, bisul, dan penyakit kulit lainnya (Sumarny, dkk., 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 451, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Beberapa penelitian tentang efektivitas ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) telah dilakukan. Penelitian tentang khasiat daun wungu sebagai penyembuh luka dilakukan oleh Andiyani, dkk (2015). Pengujian efektivitas ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) terhadap luka dengan diameter 1,5 cm pada punggung tikus selama 2 kali sehari terbukti efektif pada konsentrasi 10% dan 15%. Penelitian tentang khasiat daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) sebagai anti bakteri telah dilakukan oleh Proboseno (2011). Ekstrak etanol daun wungu terbukti memiliki aktivitas terhadap bakteri S.aureus dengan kadar hambat minimum pada konsentrasi 0,00375 mg/mL.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 451, "height": 53, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan penelitian di atas, maka perlu dikembangkan suatu sediaan farmasi untuk meningkatkan penggunaannya. Salah satu sediaan farmasi yang mudah dalam penggunaannya yaitu gel. Pemilihan sediaan gel karena sediaan gel membentuk lapisan film, memberikan rasa dingin di kulit, mudah mengering, dan mudah dicuci (Voigt, 1994).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 451, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Kestabilan merupakan suatu hal yang harus diperhatikan dalam membuat suatu sediaan farmasi. Pemberian ekstrak ke dalam sediaan gel diketahui dapat mempengaruhi stabilitas fisik sediaan tersebut (Fujiastuti & Nining, 2015). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang stabilitas fisik sediaan gel yang mengandung ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) , uji stabilitas fisik meliputi pengujian organoleptis, uji pH, uji daya rekat, dan uji daya sebar (Fujiastuti & Nining, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 412, "width": 120, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 451, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Bahan dan Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain, timbangan analitik (OHAUS), neraca 2 lengan (OHAUS), pisau, oven (Memmert), blender (Airlux), ayakan, baskom, sendok stainless steel, toples kaca, pengaduk elektrik, corong, gelas ukur, kain flannel, cawan porselen , rotary evaporator (Heidolph), waterbath, magnetic stirrer , pot salep, rak tabung, tabung reaksi, pipet tetes, penjepit kayu, kompor listrik (Maspion), bunsen, pipet hematokrit, dan pinset.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 451, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain simplisia daun wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) , etanol 95%, kapas, KOH 0,5 N, HCl 1 %, pereaksi dragendorf, pereaksi mayer, asam asetat glasial, toluen, etanol 70%, aquadest, FeCl 3 1%, NaCl 2%, gelatin 1 %, HCl pekat, logam Mg, olive oil, asam asetat anhidrat, asam sulfat pekat, kloroform, HCl 2 M, serbuk NaCl, HCl 0,2 M, pereaksi wagner, methanol, CMC-Na, propilenglikol, gliserin, metil paraben, dan kertas pH indikator universal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 609, "width": 93, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Prosedur Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 127, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Determinasi tumbuhan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 647, "width": 451, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Determinasi daun wungu dilakukan di Laboratorium Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Ahmad Dahlan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 112, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "2. Penyiapan simplisia", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 451, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Daun yang telah dipanen ditimbang pada neraca 2 lengan, kemudian di sortasi basah. Daun yang telah di sortasi lalu dicuci di bawah air mengalir dalam waktu singkat dan dikeringkan di dalam oven pada suhu 60 O C selama 24 jam. Daun yang telah kering diserbuk menggunakan blender. Bila perlu dilakukan pengayakan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 242, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Fisik Gel Ekstrak Daun Wungu..(Wijaya & Utami)", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "18", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 107, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Skrining Fitokimia", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 89, "width": 451, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Skrining fitokimia yang dilakukan meliputi skrining fitokimia serbuk simplisia daun wungu dan ekstrak etanol daun wungu. Pengujian pada skrining fitokimia serbuk simplisia daun wungu meliputi uji pendahuluan, uji polifenol, uji tanin, dan uji saponin. Pengujian pada skrining fitokimia ekstrak etanol daun wungu sendiri meliputi uji fenolik, uji flavonoid, uji steroid, uji saponin, uji terpenoid, dan uji alkaloid. Semua uji pada skrining fitokimia mengacu pada uji menurut Harborne (1986).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 66, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "4. Ekstraksi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 179, "width": 451, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sebanyak 100 gram serbuk simplisia diremaserasi dengan etanol 95% masing-masing 300 ml. Maserat pertama dan kedua dijadikan satu kemudian diuapkan. Penguapan menggunakan rotary evaporator dan dikentalkan di atas penangas air hingga terbentuk ekstrak kental. Ekstrak yang didapat dihitung rendemennya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 88, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "5. Pembuatan gel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 255, "width": 451, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gel dibuat dengan cara melarutkan ekstrak etanol daun wungu dalam sebagian aquadest, kemudian dipanaskan pada suhu 50 O C di atas waterbath. CMC-Na dan sisa aquadest dipanaskan di atas magnetic stirrer dengan kecepatan 400rpm dan suhu 70 O C, tambahkan metil paraben sampai larut. Propilenglikol dan gliserin dicampur terlebih dahulu dalam beaker glass kemudian ditambahkan pada campuran CMC-Na dan metil paraben. Ekstrak yang sudah dicairkan ditambahkan terakhir pada campuran. Semua bahan diaduk menggunakan pengaduk elektrik di atas magnetic stirer . Campuran diaduk sampai terbentuk gel yang stabil (Sayuti, 2015). Komposisi praformula gel ekstrak etanol daun wungu ditampilkan pada tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 450, "height": 204, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel I. Komposisi formula gel ekstrak etanol daun wungu Bahan Konsentrasi (% b/v) Manfaat Ekstrak daun wungu 10 Zat aktif CMC-Na 3 Gelling agent Propilenglikol 15 Humektan Gliserin 10 Humektan Metil paraben 0,25 Pengawet Aquadest ad 100 Pembawa (Sayuti, 2015) 6. Uji stabilitas fisik gel", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 107, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "a. Uji organoleptic", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 423, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gel dioleskan pada 3 bagian, atas, tengah, dan bawah dari kaca transparan. Pengujian dilakukan dibawah cahaya (Sayuti, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 312, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "b. Uji pH Gel ekstrak etanol di cek pH nya menggunakan pH stik (Widia, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 663, "width": 451, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "c. Uji daya lekat Gel ekstrak etanol ditimbang 0,2 gram dan diletakkan diantara 2 object glass kemudian ditekan dengan beban 1 kg di atasnya dan dibiarkan 5 menit, setelah itu object glass diletakkan pada alat uji daya lekat dan dilepas beban seberat 80 gram, catat waktu dimana kedua object glass terlepas (Widia, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 39, "width": 165, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "AKFARINDO Vol. 3 No. 1 2018: 16-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "19", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 8, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "d.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 71, "width": 63, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji daya sebar", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 83, "width": 451, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Gel ekstrak etanol ditimbang 0,5 gram dan diletakkan ditengah kaca bulat yang diberi millimeter block , ditimbang dahulu kaca yang satunya, letakkan kaca tersebut di atas massa salep dan dibiarkan 1 menit. Diameter penyebaran diukur pada setiap penambahan beban tiap 1 menit 50 gram (Widia, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 134, "width": 141, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 154, "width": 141, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "1. Determinasi Tanaman", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 429, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil determinasi dapat diperoleh kepastian bahwa simplisia yang digunakan untuk penelitian adalah jenis daun wungu dengan nama ilmiah Graptophyllum pictum (L) Griff. 2. Pembuatan Simplisia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 205, "width": 451, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sebanyak 2 kg daun wungu segar dibagi menjadi 4 bagian. Masing-masing bagian dikeringkan dalam oven suhu 60 o C selama 24 jam. Hasil pengeringan didapat daun wungu kering sebanyak 365,5 gram.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 245, "width": 451, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tahapan selanjutnya adalah penyerbukan menggunakan blender. Hasil penyerbukan didapat berat serbuk simplisia daun wungu dengan berat 364,945 gram. Susut pengeringan simplisia daun wungu sebanyak 18,275 %. Serbuk simplisia daun wungu ini kemudian diayak dengan menggunakan ayakan dengan ukuran mesh 30 (Tjahjani, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 310, "width": 63, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "3. Ekstraksi", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 451, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Metode ekstraksi yang dilakukan yaitu metode maserasi bertingkat atau remaserasi. Metode remaserasi dipilih dengan tujuan supaya zat aktif yang terambil lebih banyak. Pada penelitian lain, rendemen ekstrak etanol daun wungu yang diperoleh dengan metode maserasi sebanyak 22,13 % (Pratiwi, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 451, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Serbuk daun wungu sebanyak 100,03 gram di remaserasi dengan total etanol 96% sebanyak 600 ml di dalam bejana maserasi. Total jumlah maserat 530 ml diuapkan di rotary evaporator dan di kentalkan di atas penangas air hingga terbentuk ekstrak kental. Ekstrak yang di dapat sebanyak 30,10 gram. Rendemen yang diperoleh sebanyak 30,09 %.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 107, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "4. Skrining Fitokimia", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 405, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Hasil uji fitokimia serbuk simplisa ditampilkan pada table 2, dan ekstrak etanol daun wungu ditampilkan pada tabel 3.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 500, "width": 389, "height": 225, "page_number": 4, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel II. Hasil uji fitokimia serbuk simplisia daun wungu NO Pengujian Pustaka Hasil Keterangan 1 Uji Pendahuluan Warna larutan kuning sampai merah. Warna lebih intensif setelah ditambah KOH (Harborne, 1986) + Warna larutan kuning intensif setelah penambahan KOH 2 Uji Polifenol Warna larutan hijau biru + Warna larutan hijau kebiruan 3 Uji Tanin Terjadinya endapan + Terbentuk endapan 4 Uji Saponin Terbentuk buih setinggi ≥ 3 cm dari permukaan cairan + Terbentuk buih", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 242, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Fisik Gel Ekstrak Daun Wungu..(Wijaya & Utami)", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "20", "type": "Page header" }, { "left": 166, "top": 71, "width": 264, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel III. Hasil uji fitokimia ekstrak etanol daun wungu", "type": "Section header" }, { "left": 101, "top": 93, "width": 451, "height": 329, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "No Pengujian Pustaka Hasil Keterangan 1 Uji Fenolik Terbentuknya larutan berwarna hijau, merah, ungu, atau hitam (Harborne, 1986). + Larutan berwarna hijau 2 Uji Flavonoid Terbentuk larutan pink atau merah magenta dalam waktu 3 menit (Harborne, 1986). + Warna larutan merah muda 3 Uji Steroid Terjadi perubahan warna larutan dari violet menjadi hijau atau biru (Harborne, 1986). + Warna larutan hijau kebiruan 4 Uji Saponin Terbentuk emulsi stabil (Harborne, 1986). + Terbentuk larutan kental dengan buih 5 Uji Terpenoid Terbentuknya larutan berwarna coklat kemerahan pada lapisan dalam larutan (Harborne, 1986). + Larutan berwarna coklat kemerahan 6 Uji Alkaloid Terbentuknya endapan pada penambahan reagen mayer dan wagner (Harborne, 1986). + Terbentuk endapan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 439, "width": 91, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "5. Pembuatan Gel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 465, "width": 451, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pembuatan sediaan gel ekstrak daun wungu dibuat dengan cara mencampurkan larutan ekstrak etanol daun wungu kedalam basis gel yang dikehendaki. Pengawet ditambahkan terakhir pada pembuatan gel. Pembuatan gel dilakukan di atas hot plate dengan diaduk menggunakan pengaduk elektrik. Gel yang didapat sebanyak 98,70 gram.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 515, "width": 451, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Ekstrak daun wungu sebagai zat aktif. CMC- Na berfungsi sebagai gelling agent . CMC-Na dipilih sebagai gelling agent dalam sediaan gel ekstrak daun wungu karena CMC-Na memiliki stabilitas yang baik pada suasana asam dan basa pada rentang pH 2-10. Metil paraben berfungsi sebagai pengawet karena sediaan gel memiliki kandungan air tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kontaminasi mikroba (Sayuti, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 579, "width": 451, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Propilenglikol dan gliserin berfungsi sebagai humektan yang akan menjaga kestabilan sediaan. Propilenglikol sebagai humektan akan mempertahankan kandungan air dalam sediaan sehingga sifat fisik dan stabilitas sediaan selama penyimpanan dapat dipertahankan. Propilenglikol memiliki stabilitas yang baik pada pH 3-6. Bagian yang sangat berpengaruh terhadap kualitas fisik dari sediaan gel adalah gelling agent dan humektan. G elling agent akan membentuk jaringan struktural yang merupakan faktor yang sangat penting dalam sistem gel. Humektan menjaga kestabilan sediaan gel dengan cara mengabsorbsi lembab dan mengurangi penguapan air dari sediaan (Sayuti, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 693, "width": 124, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "6. Uji Stabilitas Fisik Gel", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 713, "width": 451, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji stabilitas fisik sediaan gel dilakukan untuk menjamin sediaan tetap dalam sifat dan kondisi yang sama selama penyimpanan. Pengujian stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun wungu ini meliputi uji organoleptis, uji pH, uji daya lekat, dan uji daya sebar (Fujiastuti, 2015). Hasil", "type": "Text" }, { "left": 365, "top": 39, "width": 160, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "AKFARINDO Vol. 3 No.1 2018: 16-22", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "21", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 451, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "uji stabilitas fisik gel ditampilkan pada tabel 4, sedangkan hasil yang diperoleh dari uji daya sebar ditampilkan pada tabel 5.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 112, "width": 280, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tabel IV. Hasil uji stabilitas fisik sediaan gel ekstrak daun wungu", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 137, "width": 438, "height": 287, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "No Pengujian Pustaka Hasil 1 Uji organoleptis Susunan yang homogen, ditunjukkan dengan tidak adanya butiran kasar pada sediaan, bau, rasa, dan warna yang merata, (Sayuti, 2015) Konsistensi lunak, kenyal, warna hijau merata, bau dan rasa khas dari ekstrak. 2 Uji pH Dalam interval pH 4,5 sampai 6,5 (Sayuti, 2015). pH 6 3 Uji daya lekat Lebih dari 1 detik (Afianti & Mimiek, 2015). 2 detik 4 Uji daya sebar Berkisar pada diameter 5-7cm (Sayuti, 2015) Diameter 5,5 cm Tabel V. Hasil uji daya sebar gel ekstrak daun wungu No Pengujian menit ke Diameter hasil uji (cm) 1 0 3 cm 2 1 4 cm 3 2 4,5 cm 4 3 5 cm 5 4 5,2 cm 6 5 5,5 cm", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 451, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tujuan uji organoleptis ini untuk mengetahui apakah bahan-bahan dalam formulasi tersebut tercampur merata atau tidak. Uji organoleptis meliputi tampilan gel yang berupa bentuk, rasa, warna, dan bau sediaan gel (Sayuti, 2015). Hasil uji organoleptis menunjukkan bahwa sediaan gel mempunyai konsistensi lunak dan kenyal, berwarna hijau, dan adanya penambahan ekstrak daun wungu menyebabkan adanya bau khas pada sediaan gel. Sediaan memiliki warna yang merata, bau yang merata, dan tidak adanya butiran kasar pada sediaan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 451, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji pH bertujuan untuk mengetahui keamanan suatu sediaan, terutama sediaan topikal. Idealnya sediaan topikal mempunyai nilai pH yang sama dengan pH kulit agar tidak terjadi iritasi pada permukaan kulit (Afianti & Mimiek, 2015). Rentang pH sediaan yang memenuhi kriteria pH kulit yaitu dalam interval 4,5 sampai 6,5 (Sayuti, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 451, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Data hasil uji pH sediaan gel ekstrak etanolik daun wungu menunjukkan nilai pH 6, berarti bahwa ekstrak daun wungu bersifat asam. Nilai pH pada sediaan gel ekstrak daun wungu masuk dalam rentang pH normal kulit manusia, yaitu pH 4,5-6,5 (Tranggono, 2007), sehingga sediaan gel masih dapat dikatakan baik dalam hal kenyamanan saat diaplikasikan pada kulit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 610, "width": 451, "height": 65, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui kemampuan gel melekat pada kulit dalam waktu tertentu, sehingga gel dapat berfungsi secara maksimal dalam hal penghantaran obat. Tidak ada persyaratan khusus mengenai daya lekat sediaan semipadat, namun sebaiknya daya lekat sediaan semipadat adalah lebih dari 1 detik (Afianti & Mimiek, 2015). Hasil yang didapat pada uji daya lekat menunjukkan sediaan gel memiliki waktu melekat selama 2 detik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 451, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Daya sebar gel dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel menyebar pada daerah pemakaian jika dioleskan pada kulit. Hal ini untuk menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada kulit (Afianti & Mimiek, 2015). Hasil daya sebar sediaan gel yang masuk dalam standar SNI adalah antara 5,54 cm – 6,08 cm. Daya sebar gel yang baik untuk penggunaan topikal berkisar pada diameter 5-7 cm (Sayuti, 2015). Hasil yang didapat pada uji daya sebar adalah sediaan gel memiliki daya sebar pada diameter 5,5 cm, hal ini menunjukkan bahwa bahwa sediaan gel memiliki daya penyebaran yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 39, "width": 242, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Uji Fisik Gel Ekstrak Daun Wungu..(Wijaya & Utami)", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 794, "width": 160, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Journal homepage: http://jofar.afi.ac.id", "type": "Page footer" }, { "left": 514, "top": 40, "width": 10, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "22", "type": "Page header" }, { "left": 260, "top": 82, "width": 74, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 102, "width": 451, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Ekstrak daun wungu (Graptophyllum pictum (L) griff) dapat dibuat sediaan farmasi dalam bentuk gel yang memenuhi persyaratan uji stabilitas fisik sediaan gel dengan hasil sediaan homogen dalam bentuk, warna, rasa, dan bau sediaan pada uji organoleptis. Sediaan memiliki pH 6 dengan daya lekat 2 detik, dan daya sebar 5,5 cm.", "type": "Text" }, { "left": 247, "top": 165, "width": 101, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 190, "width": 451, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Afianti, H.P., Mimiek, M., 2015, Pengaruh Variasi Kadar Gelling Agent HPMC Terhadap Sifat Fisik dan Aktivitas Antibakteri Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Daun Kemangi (Ocimum basilicum L. forma citratum Back.), Majalah Farmaseutik, Vol.11 No.2, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 451, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Andiyani, R., Umi Y., dan Dina M., 2015, Uji Efektivitas Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum pictum l.Griff) Sebagai Penyembuh Luka , Universitas Islam Bandung, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 277, "width": 451, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Fujiastuti, T. dan Nining, S., 2015, Sifat Fisik dan Daya Iritasi Gel Ekstrak Etanol Herba Pegagan (Centella asiatica L.) Dengan Variasi Jenis Gelling Agent, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 327, "width": 451, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Harborne, J.B., 1996. Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisa Tumbuhan, ITB, Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 364, "width": 451, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pidada, I.B. R. dan Listijani., 2009, Peranan Ekstrak Daun Wungu (Graptophyllum pictum (l.) Griff) Untuk Menghambat Atrofi Kelenjar Mammae Mencit Betina Ovariektomi, Universitas Airlangga, Surabaya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 414, "width": 451, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pratiwi, E., 2010, Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi Dan Reperkolasi Dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide Dari Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.F.) Nees) , Institut Pertanian Bogor, Bogor.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 464, "width": 451, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Proboseno, S., 2011, Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Wungu (Graptophyllum pictum (l.) Griff) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus, Universitas Jember, Jember.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 451, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sayuti, N.A., 2015, Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Gel Ekstrak Daun Ketepeng Cina (Casia alata L.), Poltekkes Kemenkes Surakarta, Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 539, "width": 451, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Sumarny, R., Yuliandini, dan Melly R., 2013, Efek Antiinflamasi dan Anti-Diare Ekstrak Etanol Herba Meniran (Phylanthus niruri L.) dan Daun Ungu (Graptophyllum pictum l.Griff) , Universitas Pancasila Jakarta, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 589, "width": 441, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Tjahjani, N.P., 2015, Efektivitas Ekstrak Daun Ungu Untuk Menurunkan Kadar TNFα dan NO, Universitas Diponegoro, Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 626, "width": 348, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmas i, UGM Press, Yogyakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 651, "width": 451, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Widia, W., 2012, Formulasi Sediaan Gel Ekstrak Etanol Daun Lidah Buaya (Aloe Vera (L.) Webb) Sebagai Anti Jerawat dengan Basis Sodium Alginate dan Aktivitas Antibakterinya Terhadap Staphylococucus epidermidis , Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 701, "width": 451, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 596, "page_height": 842, "text": "Pratiwi, E., 2010, Perbandingan Metode Maserasi, Remaserasi, Perkolasi Dan Reperkolasi Dalam Ekstraksi Senyawa Aktif Andrographolide Dari Tanaman Sambiloto (Andrographis Paniculata (Burm.F.) Nees) , Institut Pertanian Bogor, Bogor.", "type": "Text" } ]
d395f971-c1e5-cf33-cf1e-50ae304a304c
https://jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/download/14602/9784
[ { "left": 90, "top": 749, "width": 431, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "How to cite: Warni, & Basiya, R. (2024). Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik. Syntax Literate . (9)3. http://dx.doi.org/10.36418/syntax- literate.v9i3 E-ISSN: 2548-1398", "type": "Table" }, { "left": 219, "top": 81, "width": 294, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia p–ISSN: 2541-0849 e-ISSN: 2548-1398", "type": "Text" }, { "left": 219, "top": 109, "width": 128, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 428, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH EFIKASI DIRI DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DIMODERASI SUPERVISI AKADEMIK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 132, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni 1 , Robertus Basiya 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 292, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Stikubank, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia 1,2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 322, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Email: [email protected] 1 , [email protected] 2", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 246, "width": 407, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh efikasi diri dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru dimoderasi supervisi akademik. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplanatori. Populasi penelitian adalah guru SMK Negeri Program Keahlian Bisnis Manajemen se-kota Semarang. Teknis analisis data menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efikasi diri dan motivasi berprestasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja guru, supervisi akademik berpengaruh positif terhadap kinerja guru, supervisi akademik memoderasi pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru, dan supervisi akademik tidak memoderasi pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 371, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Efikasi Diri, Motivasi Berprestasi, Kinerja Guru, Supervisi Akademik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 41, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 385, "width": 407, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research aims to examine the influence of self-efficacy and achievement motivation on teacher performance moderated by academic supervision. This type of research is explanatory research. The research population was State Vocational School teachers with the Business Management Skills Program in Semarang. The data analysis technique uses multiple linear regression. The research results show that self-efficacy and achievement motivation do not have a positive effect on teacher performance, academic supervision has a positive effect on teacher performance, academic supervision moderates the effect of self- efficacy on teacher performance, and academic supervision does not moderate the effect of achievement motivation on teacher performance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 499, "width": 427, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Self-Efficacy, Achievement Motivation, Teacher Performance, Academic Supervision", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 68, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 553, "width": 428, "height": 110, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, misalnya dengan menerbitkan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen. Pemerintah juga mengeluarkan berbagai kebijakan untuk pembaharuan pendidikan melalui pengucuran tunjangan profesi guru, penerapan kurikulum merdeka, dan sebagainya. Dalam amanat isi Alenia IV Pembukaan UUD 1945 yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional Bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan Bangsa, demi menghadapi persaiangan yang semakin kompetitip dan terbuka dalam era globalisasi saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 663, "width": 428, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tanggung jawab paling utama seorang guru adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu bagi peserta didik sehingga menumbuhkan minat untuk belajar. Guru tidak hanya sebagai", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1899", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembangkit semangat pesert didik untuk belajar tetapi yang lebih penting adalah mengajar untuk mentransfer ilmu dan teknologi kepada peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 428, "height": 137, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspek kompetensi guru yang masih sangat kurang dalam menjalankan tugasnya, mengakibatkan tujuan pendidikan belum tercapai (Allen & Friedman, 2010). Menurut Baqi (2019) menyampaikan upaya pembaharuan pendidikan di Indonesia lebih bersifat pemenuhan akreditasi atau kepentingan manajemen sekolah, dan kurang tertuju pada upaya pemberdayaan guru sebagai insan pendidikan. Di jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Pada dasarnya ada tiga tugas guru sebagai profesi yaitu mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan, melatih berarti mengembangkan keterampilan peserta didik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 431, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru tidak hanya dituntut untuk mampu menjadikan pembelajaran sebagai ajang pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik. Keyakinan akan rasa mampu sebagai efikasi (self efficacy) yaitu sebuah konstruk psikologis yang menggambarkan keyakinan diri seseorang atas kapabilitasnya sendiri untuk mengorganisasi dan memutuskan langkah-langkah yang diperlukan dalam mencapai tujuan tertentu (Allison et al., 2001). Efikasi guru berarti keyakinan diri guru atas kapabilitas untuk mengorganisasi dan memutukan langkah-langkah yang diperlukan agar berhasil memenuhi suatu tugas kegiatan pembelajaran dan pendidikan dalam konteks tertentu (Busthomi, 2018). Kinerja mempunyai arti sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja.UU No. 20 tahun 2003 dan UU no. 14 tahun 2005 telah memberikan pengertian bahwa kinerja guru berada dalam rumusan menjalankan tugas utama dan menunaikan beban kerja, serta mewujudkan kompetensi dalam mengemban tanggungjawab untuk memajukan pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 428, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinerja merupakan hasil kerja yang erat hubungannya dengan tujuan organisasi seperti kualitas, efisiensi, dan kriteria keefektifan lain yang tercapai selama periode tertentu melalui usaha yang membutuhkan kemampuan, ketrampilan dan pengalaman (Dewi, 2015). Perilaku kinerja yang rendah biasanya ditunjukkan bolos kerja, terlambat mengajar, tugas-tugas yang tertunda, kurangnya komunikasi dan kerjasama dengan atasan dan teman sejawat, untuk masa depan. Pendidikan merupakan wadah mencerdaskan anak-anak bangsa sebab melalui pendidikan tercipta sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi perkembangan zaman yang semakin maju sebaimana diamanatkan dalam undang-undang dasar 1945.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 428, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efikasi diri dalam menjalankan perilaku tertentu atau mencapai tujuan tertentu kurang maksimal, Supervisi akademik untuk membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang tidak dilakukan secara terus-menerus dan berkesinambungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 428, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan supervisi akademik yaitu: membantu guru mengembangkan kompetensinya, mengembangkan kurikulum, mengembangkan kelompok kerja guru, membimbing penelitian tindakan kelas Glickman et al (1981). Sejalan dengan Penelitian Alsaleh (2017), Nurhamidah (2014) dan Ketut Sukarma (2013) yang menunjukkan bahwa supervisi akademik meningkatkan kinerja guru. Karena adanya perbedaan penelituan (research gap) oleh beberapa ahli maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang “Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Mengajar di moderasi Supervisi Akademik” terutama berkaitan dengan perannya dalam memoderasi pengaruh variabel Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1900", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 105, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hipotesis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 428, "height": 96, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guna lebih memberikan arahan atau pedoman yang jelas dalam melakukan penelitian sehingga benar-benar mampu membahas permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka perlu adanya perumusan hipotesis. Oleh karena itu, untuk menganalisis permasalahan maka dikemukakan hipotesis yang merupakan pernyataan sementara yang perlu diuji kebenarannya. Sesuai latar belakang masalah, perumusan masalah, dan telaah pustaka seperti yang telah diuraikan di atas, maka hipotesis yang akan dikembangkan pada penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 234, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 428, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efikasi diri didefinisikan pula sebagai keyakinan seseorang berkaitan dengan kemampuannya mewujudkan kinerja melalui tahapan – tahapan yang dirancang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi tindakannya terhadap segala peristiwa dalam kehidupannya. Efikasi diri menentukan bagaimana seseorang merasa (feel), berpikir (think), memotivasi (motivate) dirinya dan bagaimana berperilaku (behave). Penghujung dari efikasi diri ditentukan oleh perilaku individu yang akan ditampilkan secara berulang dan seberapa lama dia mampu berupaya secara berkesinambungan dalam menghadapi segala permasalahan (Stephen & Judge, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Tschanmen–Moran dan Woolfolk Hoy (2001) efikasi diri guru meliputi keyakinan dalam manajemen kelas, keyakinan dalam instruksional, dan keyakinan dalam keterlibatan siswa. Keyakinan dalam manajemen kelas mengacu pada keyakinan atas kemampuan dirinya menerapkan disiplin dalam kelas. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Saraswathi (2019), Desiana (2013) dan Maclellan (2015) bahwa dengan adanya Efikasi Diri maka seseorang yang bisa mengendalikan dirinya dalam mencapai tujuan. Tetapi hal ini tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Ngayomi (2018) bahwa Efikasi Diri tidak memberikan pengaruh terhadap kinerja seseorang. Sehingga hipotesis dalam penelitian ini adalah :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 291, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1: Efikasi Diri berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 277, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 428, "height": 248, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haryanti (2017) Motivasi berprestasi adalah dorongan dari luar maupun dalam diri seseorang untuk bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang berkualitas dengan usaha-usaha profesional dan terukur dan bersaing dengan positif serta selalu ingin berprestasi. Motivasi berprestasi adalah dorongan dari luar maupun dalam diri seseorang untuk bekerja dengan baik dan menghasilkan kinerja yang berkualitas dengan usaha- usaha profesional dan terukur dan bersaing dengan positif serta ingin selalu berprestasi dengan indikator bekerja karena ingin hasil yang baik dan berkualitas, bersaing dengan positif, dan selalu ingin berprestasi. Salah satu kebutuhan yang diusulkan oleh McClelland yaitu kebutuhan berprestasi. Teori dari McClelland memfokuskan pada tiga macam kebutuhan, yaitu: prestasi (acheivement), kekuatan (power), dan hubungan (affiliation). Pada penelitian ini memfokuskan pada motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi dapat mempengaruhi kinerja karena tanpa motivasi berprestasi guru akan mengalami kesulitan dalam memberikan tingkat kinerja yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat sardiman dalam Marlyana (2023) bahwa beberapa fungsi motivasi yaitu: mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah, perbuatan, menyeleksi perbuatan, pendorong usaha, dan pencapaian prestasi. Berdasarkan uraian tersebut maka jika guru melaksanakan tugas mempunyau motivasi berprestasi akan mempengaruhi kinerjanya. Penelitian pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru pernah diteliti Suwedana", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1901", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2013) dan Damayanti dan Yuliejantiningsih (2021) menemukan bahwa Motivasi Berprestasi berpengaruh terhadap Kinerja Guru. Sehingga hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 340, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2: Motivasi Berprestasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 271, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Supervisi Akademik terhadap Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 165, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Glickman (1981) mengemukakan bahwa supervisi pengajaran adalah serangkaian kegiatan yang membantu guru mengembangkan kemampuan mereka untuk mengelola proses belajar mengajar untuk pencapaian tujuan pengajaran. Supervisi yang baik harus mampu membuat para guru semakin kompeten yaitu menguasai kompetensi baik kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, maupun profesional. Adapun tiga tujuan pengawasan akademik: (1) membantu guru mengembangkan kemampuan profesional mereka dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab utama mereka yang menerapkan pembelajaran pendidikan, (2) meningkatkan kualitas pembelajaran melalui pemantauan dan meneliti kegiatan pengajaran dan pembelajaran proses di sekolah, sehingga pembelajaran tujuan dapat dicapai, (3) mendorong guru untuk menggunakan semua kemampuan mereka dalam melaksanakan pembelajaran, mendorong guru sehingga mereka memiliki perhatian yang tulus terhadap tugas dan tanggung jawab profesi mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori ini sejalan dengan penelitian-penelitian sebelumnya seperti Aldaihani (2017) dan Handayanih (2023) yang menemukan bahwa supervisi akademik berpengaruh positif terhadap kinerja guru. Berdasarkan uraian dan berbagai penelitian tersebut, maka penulis mengajukan hipotesis yang ketiga dalam penelitian ini adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 330, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3: Supervisi akademik berpengaruh positif terhadap Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 397, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik memoderasi pengaruh Efikasi Diri terhadap Kinerja Guru.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 428, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Makawimbang (2011) menjelaskan dalam praktek supervisi pendidikan dikenal beberapa model supervisi pendidikan yang diimplementasikan oleh supervisor (pengawas sekolah) dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap model supervisi memiliki karakteristik, oleh karena itu penggunaan model supervisi dalam pelaksanaanan tugas kepengawasan tentunya ada yang sesuai dengan sasaran yang akan disupervisi (compatible) sehingga pelaksanaan supervisi dapat berlangsung secara efektif dan efesien dan ada pula yang tidak sesuai dengan kondisi sasaran (uncompatible) sehingga pelaksanaaan supervisi kurang berjalan sesuai dengan harapan. Kinerja adalah unjuk kerja yang secara kualitas dan kuantitas di capai seorang Pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Florensia (2012) menyatakan bahwa efikasi diri perpengaruh positif terhadap kinerja guru. Dengan Efikasi diri yang tinggi seorang grur akan selalu yakin mampu menjalankan tugasnya dengan baik dan menghadapi berbagai tantangan. Berdasarakan kajian teori diatas dapat diajukan suatu hipotesis yang akan diteliti sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 402, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H4: Supervisi Akademik memoderasi pengaruh Efikasi Diri terhadap Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 428, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik memoderasi pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi mempunyai peran penting dalam proses pembelajaran untuk mendapatkan hasil akademik yang lebih baik (Prabowo et al., 2023), karena dengan motivasi ini seseorang akan memiliki energi untuk bergerak, dan mampu mempertahankannya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sesorang dengan memiliki motivasi umumnya akan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1902", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mampu menyelesaikan tujuan yang inin dicapainya walaupun di dalam perjalanan mendapatkan tujuan tersebut, dia akan menghadapi rintangan yang tidak sedikit. Dengan demikian motivasi motivasi erat kaitannya dengan perilaku, bahkan menurut teori pembelajaran perilkau konsep motivasi berkaitan erat dengan prinsip bahwa perilaku yang telah dikuatkan pada masa lalu lebih munkin diulangi daripada perilaku yang telah dikuatkan pada masa lalu lebih munkin diulangi daripada perilaku yang belum dikuatkan atau yang telah dihukum.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uraian tentang profesi dan kompetensi guru, menjadi jelas bahwa pekerjaan/jabatan guru adalah sebagai profesi yang layak mendapatkan penghargaan, baik finansial maupun non finansial. Sehingga dari uraian di atas dapat diajukan suatu hipotesis yang akan diteliti sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H5 : Supervisi Akademik memoderasi pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 93, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian Jenis Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 428, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yang bertujuan untuk menjelaskan dan memperkuat teori atau hipotesis dengan mengumpulkan data kualitatif seperti kesadaran, persepsi, dan perilaku seseorang. Objek penelitian dalam ini adalah guru-guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang. Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 71, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini pengumpulan data primer diperoleh langsung dari responden, yaitu guru-guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 142, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 428, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik pengumpulan data dengan survei yang menggunakan instrumen kuesioner (angket) yang di sebarkan secara langsung kepada guru-guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang sebagai responden.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 111, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik analisis data digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari responden. Analisis data ini meliputi deskriptif responden, deskriptif variabel, uji instrumen penelitian (uji validitas, reliabilitas, dan normalitas), uji heteroskedastisitas, uji fit model (uji F), koefisien determinasi (R-Square), dan uji hipotesis parsial (uji t).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis data yang berbeda, seperti uji validitas, reliabilitas, normalitas, heteroskedastisitas, fit model, koefisien determinasi, dan uji hipotesis parsial. Hasil penelitian ini akan membantu dalam mengembangkan pemahaman tentang pengaruh dan dampak kebijakan pelatihan guru terhadap kinerja guru dan, secara keseluruhan, pada kualitas pendidikan di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 137, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan Uji Kelayakan Instrumen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 68, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Validitas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji validitas digunakan untuk menguji apakah kuesioner yang diujikan kepada responden itu valid atau tidak. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan analisis factor. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan kuesioner", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1903", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 429, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mampu mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2016). Sedangkan apabila nilai KMO and Bartlett’s Test lebih dari 0,50, maka kecukupan sampel terpenuhi. Hasil pengujuan validitas masing-masing variabel penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 165, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Validitas Variabel Efikasi Diri", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 150, "width": 362, "height": 327, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Uji Validitas Variabel Efikasi Diri (X1) Variabel KMO Sig. Indikator Load-factor Keterangan Efikasi Diri (X 1 ) 0,787 0,000 X 1.1 0,733 Valid X 1.2 0,715 Valid X 1.3 0,703 Valid X 1.4 0,543 Valid X 1.5 0,573 Valid X 1.6 0,572 Valid X 1.7 0,601 Valid X 1.8 0,556 Valid X 1.9 0,586 Valid X 1.10 0,635 Valid X 1.11 0,583 Valid X 1.12 0,594 Valid X 1.13 0,636 Valid X 1.14 0,565 Valid X 1.15 0,481 Valid X 1.16 0,484 Valid X 1.17 0,554 Valid X 1.18 0,585 Valid X 1.19 0,540 Valid X 1.20 0,650 Valid X 1.21 0,657 Valid X 1.22 0,724 Valid X 1.23 0,658 Valid Sumber: Data IBM SPSS Statistic 26 Lampiran 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 431, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 1 tersebut, hasil uji validitas variabel kompetensi profesional diperoleh nilai KMO and Bartlett’s Test sebesar 0,787 dimana lebih dari 0,5 dengan nilai signifikansi 0,000 (KMO 0,787 > 0,5) sehingga kecukupan populasi terpenuhi. Sedangkan nilai loading factor lebih besar dari 0,4 ( loading factor > 0,4), sehingga dinyatakan semua indikator variabel valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 574, "width": 212, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 588, "width": 300, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Validitas Variabel Motivasi Berprestasi (X2)", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 601, "width": 358, "height": 150, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel KMO Sig . Indikator Load-factor Keterangan Motivasi Berprestasi (X 2 ) 0,776 0,000 X 2.1 0,603 Valid X 2.2 0,531 Valid X 2.4 0,438 Valid X 2.5 0,524 Valid X 2.6 0,462 Vald X 2.7 0,657 Valid X 2.8 0,577 Valid X 2.9 0,635 Valid X 2.10 0,755 Valid X 2.11 0,719 Valid X 2.12 0,745 Valid", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1904", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 82, "width": 354, "height": 50, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel KMO Sig . Indikator Load-factor Keterangan X 2.13 0,781 Valid X 2.14 0,674 Valid Sumber: Data SPSS Statistic 26 Lampiran 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 145, "width": 428, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 2 tersebut, hasil uji validitas variabel kompetensi pedagogik diperoleh nilai KMO and Bartlett’s Test sebesar 0,776 lebih besar dari 0,5 dengan nilai signifikansi 0,000 (KMO 0,776 > 0,5), sehingga kecukupan sampel terpenuhi. Sedangkan nilai loading factor lebih besar dari 0,4 ( loading factor > 0,4), sehingga dinyatakan semua indikator variabel valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 210, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 241, "width": 357, "height": 145, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Uji Validitas Variabel Supervisi Akademik (Z) Variabel KMO Sig. Indikator Load-factor Keterangan Supervisi Akademik (Z) 0,717 0,000 Z.1 0,776 Valid Z.2 0,710 Valid Z.3 0,747 Valid Z.4 0,659 Valid Z.5 0,597 Valid Z.6 0,656 Valid Z.7 0,658 Valid Z.8 0,699 Valid Z.9 0,568 Valid Sumber: Data SPSS Statistic 26 Lampiran 4", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 400, "width": 429, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 4 tersebut, hasil uji validitas variabel supervisi skademik diperoleh nilai KMO and Bartlett’s Test sebesar 0,717 lebih besar dari 0,5 dengan nilai signifikansi 0,000 (KMO 0,717 > 0,5), sehingga kecukupan sampel terpenuhi. Sedangkan nilai loading factor lebih besar dari 0,4 ( loading factor > 0,4), sehingga dinyatakan semua indikator variabel valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 483, "width": 195, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Validitas Variabel Kinerja Guru (Y)", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 496, "width": 358, "height": 239, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Guru (Y) Variabel KMO Sig . Indikator Load-factor Keterangan Kinerja Guru (Y) 0,829 0,000 Y.1 0,806 Valid Y.2 0,704 Valid Y.3 0,693 Valid Y.4 0,704 Valid Y.5 0,624 Valid Y.6 0,865 Valid Y.7 0,718 Valid Y.8 0,722 Valid Y.9 0,721 Valid Y.10 0,610 Valid Y.12 0,815 Valid Y.13 0,757 Valid Y.14 0,688 Valid Y.15 0,629 Valid Y.16 0,768 Valid Y.17 0,865 Valid Sumber: Data SPSS Statistic 26 Lampiran 4", "type": "Table" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1905", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 68, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 5 tersebut, hasil uji validitas variabel supervisi skademik diperoleh nilai KMO and Bartlett’s Test sebesar 0, 829 lebih besar dari 0,5 dengan nilai signifikansi 0,000 (KMO 0, 829 > 0,5), sehingga kecukupan sampel terpenuhi. Sedangkan nilai loading factor lebih besar dari 0,4 ( loading factor > 0,4), sehingga dinyatakan semua indikator variabel valid dan dapat digunakan sebagai alat ukur variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 74, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Reabilitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 428, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suatu penelitian dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pengukuran terhadap suatu kelompok dengan subyek yang sama akan menghasilkan hasil yang sama. Pengujian reliabilitas setiap variabel dilakukan dengan Cronbach Alpha Coeficient dengan menggunakan sofware SPSS 26. Data yang diperoleh akan dapat reliabel apabila nilai Cronbach Alpha lebih besar atau sama dengan 0,7 (Ghozali, 2016). Hasil pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 275, "width": 144, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Uji Reliabilitas", "type": "Caption" }, { "left": 111, "top": 288, "width": 369, "height": 464, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Cronbach Alpha Variabel Indikator Cronbach Alpha Indikator Keterangan Efikasi Diri (X 1 ) 0,919 X 1.1 0,915 Reliabel X 1.2 0,914 Reliabel X 1.3 0,914 Reliabel X 1.4 0,917 Reliabel X 1.5 0,917 Reliabel X 1.6 0,917 Reliabel X 1.7 0,916 Reliabel X 1.8 0,917 Reliabel X 1.9 0,916 Reliabel X 1.10 0,915 Reliabel X 1.11 0,916 Reliabel X 1.12 0,916 Reliabel X 1.13 0,915 Reliabel X 1.14 0,916 Reliabel X 1.15 0,918 Reliabel X 1.16 0,918 Reliabel X 1.17 0,916 Reliabel X 1.18 0,916 Reliabel X 1.19 0,917 Reliabel X 1.20 0,916 Reliabel X 1.21 0,916 Reliabel X 1.22 0,915 Reliabel X 1.23 0,916 Reliabel X 1.24 0,919 Reliabel Motivasi Berprestasi (X 2 ) 0,867 X 2.1 0,858 Reliabel X 2.2 0,859 Reliabel X 2.3 0,867 Reliabel X 2.4 0,865 Reliabel X 2.5 0,863 Reliabel X 2.6 0,863 Reliabel X 2.7 0,854 Reliabel X 2.8 0,860 Reliabel X 2.9 0,858 Reliabel X 2.10 0,851 Reliabel X 2.11 0,855 Reliabel", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1906", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 82, "width": 367, "height": 414, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Variabel Cronbach Alpha Variabel Indikator Cronbach Alpha Indikator Keterangan X 2.12 0,853 Reliabel X 2.13 0,851 Reliabel X 2.14 0,856 Reliabel X 2.15 0,868 Reliabel Supervisi Akademik (Z) 0,849 Z.1 0,826 Reliabel Z.2 0,834 Reliabel Z.3 0,829 Reliabel Z.4 0,835 Reliabel Z.5 0,839 Reliabel Z.6 0,831 Reliabel Z.7 0,834 Reliabel Z.8 0,830 Reliabel Z.9 0,843 Reliabel Kinerja Guru (Y) 0,938 Y.1 0,932 Reliabel Y.2 0,935 Reliabel Y.3 0,835 Reliabel Y.4 0,835 Reliabel Y.5 0,936 Reliabel Y.6 0,931 Reliabel Y.7 0,934 Reliabel Y.8 0,934 Reliabel Y.9 0,934 Reliabel Y.10 0,937 Reliabel Y.11 0,942 Reliabel Y.12 0,932 Reliabel Y.13 0,934 Reliabel Y.14 0,935 Reliabel Y.15 0,936 Reliabel Y.16 0,933 Reliabel Y.17 0,931 Reliabel Sumber: Data SPSS Statistic 26 Lampiran 5", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 428, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 6 tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai Cronbach Alpha (α) variabel efikasi diri sebesar 0,919, variabel motivasi berprestasi 0,867, variabel supervisi akademik sebesar 0,849, dan variabel kinerja guru sebesar 0,938. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai Cronbach Alpha (α) lebih besar dari 0,7, maka instrumen semua variabel dinyatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat pengukuran dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 80, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Normalitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 82, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Uji One-Sample Kolmogorov- Sminov (1- Sample KS). Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2016). Uji statistik ini digunakan untuk menguji normalitas residual adalah Uji Kologorov – Sminov (K – S). Understandardized Residual berdistribusi normal apabila Asymp. sig . > 0,05, sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1907", "type": "Page footer" }, { "left": 207, "top": 81, "width": 178, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 107, "width": 307, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Unstandardized Residual N 84 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation .58014738 Most Extreme Differences Absolute .151 Positive .076 Negative -.151 Kolmogorov-Smirnov Z 1.385 Asymp. Sig. (2-tailed) .043 a. Test distribution is Normal.", "type": "Table" }, { "left": 144, "top": 242, "width": 104, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Calculated from data.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 254, "width": 222, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data IBM SPSS Statistic 26 Lampiran 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 279, "width": 429, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 7 tersebut, besarnya nilai Asymp. sig. (2-tailed) sebesar 0,43. Hal tersebut berarti data residual terdistribusi mendekati normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 117, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Heteroskedastisitas", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 429, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian asumsi ini untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan Uji Glejser – Test . Variabel independen yang signifikan pada Alpha 5% maka dapat dipastikan bahwa variabel independen berhubungan erat dengan residual. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan meregresikan seluruh variabel terhadap absolute residual sebagai variabel dependennya.", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 417, "width": 319, "height": 125, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Hasil Uji Heteroskedastisitas Model Sig. 1 (Constant) .000 Efikasi Diri .302 Motivasi Berprestasi .257 Supervisi Akademik .001 MODERATE1 .001 MODERATE2 .227 Sumber: Data IBM SPSS Statistic 26 Lampiran 7", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 68, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dapat dilihat pada Tabel 8 tersebut bahwa variabel independen yaitu variabel efikasi diri, variabel motivasi berprestasi dan moderate2, bebas dari masalah heteroskedastisitas yaitu ditunjukkan dengan sig. > 0,05. Sedangkan variabel supervisi akademik dan variabel moderate1 nilai sig. lebih kecil dari 0,05 sehingga dua variabel ini ada heteroskedastisitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 70, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Fit Model", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 425, "height": 27, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Fit Model menggunakan Uji F dan Nilai Koefisien Determinasi. Hasil Uji F dan Koefisien Determinasi dapat disajikan dalam Tabel 9 berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1908", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 175, "top": 81, "width": 271, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Hasil Uji Fit Model Uji F Koefisien Determinasi (R 2 ) F hitung = 22,059 Sig. = 0,0000 Adjusted R Square = 0,560", "type": "Table" }, { "left": 186, "top": 133, "width": 222, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data IBM SPSS Statistic 26 Lampiran 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 159, "width": 431, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 9 tersebut, dapat diketahui bahwa hasil uji F menunjukkan nilai F hitung sebesar 22,059 dengan tingkat signifikansi 0,000 (< 0,05) artinya variabel efikasi diri, variabel motivasi berprestasi, variabel supervisi akademik, moderasi 1, dan moderasi 2, secara simultan berpengaruh terhadap variabel kinerja guru. Hal ini berarti Uji Fit Model yang digunakan dinyatakan memenuhi goodness of fit .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 227, "width": 428, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nilai Koefisien Determinasi (R 2 ) dapat dilihat dari besarnya nilai Adjusted R- Square sebesar 0,560 (56%). Hal ini berarti bahwa variasi dari semua variabel efikasi diri, motivasi berprestasi, supervisi akademik, moderasi 1, moderasi 2 mampu menjelaskan variasi variabel kinerja guru sebesar 56% sedangkan sisanya yaitu 44 % dijelaskan oleh variabel lain di luar model.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 310, "width": 169, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Regresi Linier Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 27, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan menggunakan teknik quasi moderasi interaksi, maka hasilnya dapat diketahui pada Tabel 10 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 361, "height": 125, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Uji Hipotesis Model Standardized Coefficients t Sig. Beta 1 (Constant) -1.868 .066 Efikasi Diri -.036 -.284 .777 Motivasi Berprestasi -.110 -.884 .379 Supervisi Akademik .718 8.453 .000 MODERATE1 .221 2.102 .039 MODERATE2 .023 .221 .826 a. Dependent Variable: Kinerja Guru", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 491, "width": 207, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Data IBM SPSS Statistic 26 Lampiran 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 428, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari Tabel 10 dapat dituliskan persamaan regresinya sebagai berikut: Y = 036X 1 - 110 X 2 + 718Z + 221X 1 Z + 023X 2 Z +e Persamaan regresi ini kemudian dapat digunakan sebagai analisis untuk menjawab lima hipotesis sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 103, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji Hipotesis (Uji t)", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 428, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Uji hipotesis (Uji t) digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara parsial terhadap variabel terikatnya. Uji parsial ini dapat dilihat dari Tabel 10 . Jika nilai yang dihasilkan lebih kecil dari taraf signifikansi yang digunakan (α = 0,05), maka hipotesis diterima, dan sebaliknya jika lebih besar dari (α = 0,05), maka hipotesis ditolak. Adapun analisis lima hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: Efikasi Diri Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Guru (H 1 ) Berdasarkan Tabel 4.20 yang menunjukkan bahwa nilai Standardized Beta Coefficients efikasi diri bernilai positif sebesar 0,036 dan nilai signifikansi s ig =0,777 lebih besar dari α = 0,05, artinya bahwa efikasi diri tidak berpengaruh terhadap kinerja guru, sehingga hipotesis1 ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1909", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi Berprestasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Guru (H 2 ) Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa nilai Standardized Beta Coefficients motivasi berprestasi bernilai positif sebesar 0,110 dan nilai signifikansi sig. = 0,379 lebih besar dari α = 0,05, artinya bahwa Motovasi berprestasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja guru, sehingga hipotesis 2 ditolak", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 150, "width": 428, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik Berpengaruh Positif Dan Signifikan Terhadap Kinerja Guru (H 3 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 178, "width": 428, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan nilai Standardized Beta Coefficients variabel supervisi akademik sebesar 0,718 dan nilai signifikansi sig. = 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, artinya bahwa supervisi akademik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru, sehingga hipotesisi 3 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik Memoderasi Pengaruh Efikasi Diri terhadap Kinerja Guru (H 4 ) Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan bahwa Standardized Beta Coefficients variabel moderate 1 0,221 dan nilai signifikansi sig. = 0, 039 lebih kecil dari α = 0,05, artinya bahwa supervisi akademik dapat memoderasi positif pengaruh Efikasi Diri terhadap kinerja guru, sehingga hipotesis 4 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 302, "width": 428, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik Memoderasi Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru (H 5 )", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 10 menunjukkan nilai Standardized Beta Coefficients variabel moderate 2 0,023 dan nilai signifikansi s ig. = 0,826 lebih besar dari α = 0,05, artinya bahwa supervisi akademik tidak memoderasi positif pengaruh kompetensi pedagogik terhadap kinerja guru, sehingga hipotesis 5 ditolak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 68, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 431, "height": 248, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kompetensi Efikasi Diri Tidak Berpengaruh Positif Terhadap Kinerja Guru Efikasi diri pada diri guru berpengaruh pada ketahanan guru dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi, tindakan yang dilakukan, kegigihan serta kecenderungan dalam memilih dan mencapai tujuan yang akan dicapai. Bandura (2013) mengatakan bahwa keyakinan akan seluruh kemampuan ini meliputi efikasi diri, kemampuan menyesuaikan diri, kapasitas kognitif, kecerdasan dan kapasitas bertindak pada situasi yang penuh dengan tekanan. Efikasi diri dapat mendorong kinerja seseorang dalam berbagai bidang termasuk minat berwirausaha, dalam membuka suatu usaha diperlukan keyakinan diri ( self-efficacy ) terhadap kemampuannya agar usahanya dapat berhasil. Penelitian ini dari segi usia dan masa kerja guru sudah mempunyai pengalaman dan kemampuan untuk dapat mengembangkan diri untuk dapat meningkatkan kinerjanya sehingga guru dapat menerapkan dalam proses pembelajaran dengan menjelaskan topik pokok mata pelajaran yang diampu bahkan kepada peserta didik dengan tingkat pemahaman rendah, guru sudah dapat mensukseskan penggunaan metode pembelajaran yang disepakati atau disetujui untuk digunakan pada kurikulum di sekolah, guru sudah mampu mengelola pembelajaran tanpa memandang pengelompokannya, guru mampu mengelola pembelajaran walaupun terjadi perubahan kurikulum, guru dapat mengajar dengan baik walaupun diminta menggunakan metode yang tidak menjadi pilihannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 428, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Handayani (2023) dan Sabila (2022) yang mengatakan efikasi diri tidak berpengaruh terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 326, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Motivasi Berprestasi Tidak Berpengaruh Terhadap Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 428, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Mc. Clelland (1987) menyatakan bahwa motivasi berprestasi merupakan suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang untuk", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1910", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 165, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bisa berusaha mencapai suatu standar atau ukuran keunggulan tertentu. Ukuran keunggulan didapat dengan acuan prestasi orang lain, akan tetapi juga dapat digunakan untuk membandingkan prestasi yang dibuat sebelumnya. Motivasi kerja tidak menjamin kinerja seseorang, motivasi berprestasi bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja seseorang (Pasimanjeku, 2003). Penelitian ini apabila dilihat dari segi usia, masa kerja, sertifikasi guru dan keaktifan guru dalam mengikuti diklat yang diselenggaran di sekolah maupun dinas guru sudah mempunyai kemampuan, dorongan untuk dapat meningkatkan kinerjanya. Hasil prestasi kerja yang dihasilkan oleh guru selalu mendapatkan pujian dan apresiasi dari kepala sekolah, pemberian penghargaan bagi guru dapat meningkatkan kinerja guru, guru memiliki peluang dan kesempatan untuk mengembangkan ketrampilan dan kemampuan terkait dengan tugas-tugasnya, tenaga yang dikeluarkan semata-mata untuk menunjang hasil kerja yang maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dari Handayani (2023) dan Sabila (2022) yang mengatakan motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap kinerja guru namun sejalan dengan penelitian Ramlan (2022) bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 406, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik Perpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Kinerja Guru", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 247, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut pendapat Aldaihani (2017) menyatakan bahwa landasan dari sistem pendidikan apapun yang harus diberikan banyak kesempatan untuk pertumbuhan dan pengambangan profesional dan pengawasan sebagai profesi pengajaran. Berarti semakin berkualitas supervisi akademik yang dilakukan kepada guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang semakin tinggi kinerja guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang. Begitupun sebaliknya, semakin tidak optimal supervisi akademik yang lakukan kepada guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang semakin rendah pula kinerja guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang. Pembinaan dan penilaian serta pengawasan secara berkesinambungan dan efektif yang dilakukan kepala sekolah secara langsung akan dapat meningkatkan kinerja guru. Keadaan ini dapat menciptakan iklim yang kondusif yang mendukung terciptanya peningkatan kinerja guru. Hal lain dari kepala Sekolah dalam menyusuan capaian pembelajaran (CP) yang merupakan persiapan guru sebelum mengajar juga dapat mendukung kinerja guru. Guru dapat mempersiapkan pembelajaran yang matang makan akan menghasilkan proses belajar mengajar yang berkualitas. Pengawasan (supervisi) diartikan untuk peningkatan praktik instruksioanl dan dapat berkontribusi secara signifikan terhadapat pengembangan profesioanal guru dengan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 578, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Aldaihani (2017), Ramadhan (2017), Purbasari (2015), Fatkhurokhim (2016), dan beberapa peneliti lainnya yang menemukan bahwa supervisi akademik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 428, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik Memoderasi Efikasi Diri Terhadap Kinerja Guru SMK Bisnis dan managemen di Kota Semarang", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi akademik memoderasi pengaruh efikasi diri terhadap kinerja guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang. Supervisi Akademik mempunyai nilai yang tinggi terhadap kinerja tinggi sehingga dapat memperkuat kinerja guru. Hal ini dikarenakan kemampuan yang dimiliki kepala sekolah dalam melakukan supervisi kepada guru, kepala sekolah dapat mensosialisasikan jadwal supervisi akademik kepada", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1911", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "guru guru, kepala sekolah menyajikan hasil supervisi sebelumnya, kepala sekolah dalam melakukan supervisi akademik memperhatikan karakteristik guru. Supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah dan bisa dilakukan oleh pengawas berkaitan legalisasi bisa mendorong efikasi diri dan bisa meningkatkan kinerja.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sugeng (2021) dimana supervisi akademik berpengaruh tidak memoderasi efikasi diri terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi Akademik Tidak Memoderasi Pengaruh Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru.", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 219, "width": 428, "height": 234, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supervisi akademik tidak memoderasi pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru SMK Negeri Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang. Menurut Anwar (2021) seseorang yang mempunyai motivasi berprestasi tinggi akan akan berusaha berbuat sesuatu yang menjadi tugasnya, berusaha menjadi lebih baik dibanding dengan orang lain, mencari umpan balik hal yang telah dilakukan atau dikerjakan, memiliki tanggungjawab pribadi, memilih resiko yang sedang karena dengan resiko yang sedang berarti akan memiliki peluang untuk memperbaiki sebuah kegagalan dan mencapai keberhasilan yang lebih baik. Supervisi yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja guru belum tentu dapat memperkuat motivasi berprestasi guru dalam meningkatkan kinerjanya. Karena dalam penelitian ini apabila dilihat dari segi umur, masa kerja sertifikasi guru dan keaktifan mengikuti diklat guru sudah mempunyai kemampuan dan dorongan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah selalu memberikan apresiasi kepada guru yang mempunyai prestasi. Dalam penelitian ini motivasi berprestasi pada diri guru sudah melekat pada dirinya sehingga walaupun tidak di supervisi kinerja guru sudah meningkat. Penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Jumali (2023) supervisi akademik memoderasi pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 65, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 428, "height": 138, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; (1) efikasi Diri tidak berpengaruh positif terhadap kinerja guru guru SMK Negeri Program Keahlian Bisnis Manajemen Se-Kota Semarang, (2) motivasi berprestasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja guru SMK Negeri Program Keahlian Bisnis Manajemen Se-Kota Semarang, (3) supervisi akademik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK Negeri Program Keahlian Bisnis Manajemen Se- Kota Semarang, (4) supervisi akademik memoderasi positif efikasi diri terhadap kinerja guru SMK Negeri Program Keahlian Bisnis Manajemen Se-Kota Semarang, dan (5) supervisi akademik tidak memoderasi motivasi berprestasi terhadap kinerja guru SMK Negeri Program Keahlian Bisnis Manajemen Se-Kota Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 257, "top": 647, "width": 84, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "BIBLIOGRAFI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 428, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aldaihani, S. G. (2017). Synergy among School and District Leaders in the Application of Quality Standards in Kuwaiti Public Schools. Journal of Education and Practice ,", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 702, "width": 74, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 (14), 97–104.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 716, "width": 428, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allen, K. N., & Friedman, B. D. (2010). Affective learning: A taxonomy for teaching social work values. Journal of Social Work Values and Ethics , 7 (2), 1–12.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 36, "width": 115, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warni, Robertus Basiya", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 24, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1912", "type": "Page footer" }, { "left": 304, "top": 792, "width": 209, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3, March 2023", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 81, "width": 428, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allison, B. J., Voss, R. S., & Dryer, S. (2001). Student classroom and career success: The role of organizational citizenship behavior. Journal of Education for Business , 76 (5), 282–288.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 428, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alsaleh, A., Alabdulhadi, M., & Alrwaished, N. (2017). Impact of peer coaching strategy on pre-service teachers’ professional development growth in Kuwait. International Journal of Educational Research , 86 , 36–49.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwar, R. N., & Umar, M. (2021). Motivasi Guru Dalam Bekerja Perspektif Islam.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 178, "width": 400, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Paedagoria: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Kependidikan , 12 (2), 296–302.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 428, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandura, A. (2013). Self-Efficacy: The Foundation of Agency1. In Control of human behavior, mental processes, and consciousness (pp. 16–30). Psychology Press.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baqi, M. H. (2019). Pengaruh Kompetensi Profesional Terhadap Kinerja Guru SMP Muhammadiyah Parakan Pamulang . Fakultas Agama Islam. Busthomi, Y. (2018). Modal Utama Agar Menjadi Guru Favorit Bagi Peserta Didiknya. Jurnal Annaba’STIT Muhammadiyah Paciran , 4 (1), 2–16.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 428, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Damayanti, A. P., Yuliejantiningsih, Y., & Maulia, D. (2021). Interaksi Sosial Teman Sebaya Terhadap Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan , 5 (2), 163–167.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 330, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, T. A. (2015). Pengaruh profesionalisme guru dan motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomi SMA se-Kota Malang. Jurnal Pendidikan Ekonomi UM Metro , 3 (1),", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 357, "width": 36, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24–35.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 428, "height": 68, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fatkhurokhim, H. (2016). Pengaruh Pelaksanaan Supervisi Pendidikan terhadap kinerja guru di sekolah dasar. Basic Education , 5 (33), 3–114. Florensia, M. A. (2012). Pengaruh Tekanan Anggaran Waktu dan Sikap Skeptisme Profesional Auditor Terhadap Keberhasilan dalam Mendeteksi Kecurangan . Program Studi Akuntansi FEB-UKSW.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 428, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis multivariete dengan program IBM SPSS 23 (Edisi 8). Cetakan Ke VIII. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro , 96 . Glickman, C. D. (1981). Developmental supervision: Alternative practices for helping teachers improve instruction . ERIC.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 428, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayanih, M., Lian, B., & Juliansyah, M. (2023). Pengaruh Supervisi Akademik dan Motivasi Kepala Sekolah terhadap Disiplin Kerja Guru SMP Negeri. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan , 6 (6), 3917–3923.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 537, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haryanti, T. (2017). Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SMK Tunas Pemuda. Research and Development Journal of Education , 4 (1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 564, "width": 428, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumali, J., Yuliejantiningsih, Y., & Haryati, T. (2023). Pengaruh Supervisi Akademik Kepala Sekolah Motivasi Kerja dan Disiplin Kerja terhadap Mutu Sekolah Dasar. Jurnal Inovasi Pembelajaran Di Sekolah , 4 (2), 315–325.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 428, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusumawati, E. (2023). Kepemimpinan digital dalam pendidikan: Sebuah analisis bibliometrik. Journal of Education and Teaching (JET) , 4 (2), 252-260.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makawimbang, J. H. (2011). Supervisi dan peningkatan mutu pendidikan. Bandung: Alfabeta .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 429, "height": 82, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marliana, W., Heryadi, D., & Nugraha, F. (2023). Analisis Motivasi Siswa dalam Belajar Tatap Muka (Penelitian Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 4 Cibunigelis). Bhinneka: Jurnal Bintang Pendidikan Dan Bahasa , 1 (3), 134–155. McClelland, D. C. (1987). Human motivation . Cup Archive. Nurhamidah, S., Dantes, N., & Lasmawan, M. P. P. I. W. (2014). Upaya Peningkatan Pengelolaan Proses Pembelajaran Melalui Pendampingan Pada Implementasi", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 36, "width": 405, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengaruh Efikasi Diri dan Motivasi Berprestasi Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Akademik", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 792, "width": 219, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Syntax Literate , Vol. 9, No. 3 Maret 2024", "type": "Page footer" }, { "left": 481, "top": 792, "width": 27, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1913", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 81, "width": 400, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kurikulum 2013 Terhadap Guru–Guru Kelas I Dan Kelas Iv Sd Di Kecamatan Denpasar Barat. Tesis, Singaraja: Prodi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Pen . Ganesha University of Education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 123, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasimanjeku, A. (2003). Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru-guru SLTP Negeri 3 Getasan Kabupaten Semarang . Tesis (tidak dipublikasikan). Salatiga: PPS Magister Manajemen Pendidikan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 164, "width": 428, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prabowo, R. A., Hita, I. P. A. D., Lubis, F. M., Patimah, S., Eskawida, E., & Siska, S. (2023). Pengaruh Motivasi Terhadap Hasil Belajar Dribbling Permainan Bola Basket. Journal on Education , 5 (4), 12648–12658.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 428, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purbasari, M. (2015). Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja mengajar guru di sekolah dasar. Journal of Elementary Education , 4 (1), 46–52.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 428, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramadhan, A. (2017). Pengaruh pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah dan supervisi kepala sekolah terhadap kinerja guru SMK Negeri di Kabupaten Majene. Journal of Educational Science and Technology , 3 (2), 136–144.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 429, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ramlan, R., & Isroani, F. (2022). Supervisi Akademik Kepala Madrasah Terhadap Optimalisasi Tugas Dan Fungsi Guru. Khatulistiwa: Jurnal Pendidikan Dan Sosial Humaniora , 2 (1), 123–132.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 428, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sabila, H., & Jabar, C. S. A. (2022). Pengaruh Kepemimpinan Guru, Motivasi Kerja, Dan Efikasi Diri Terhadap Kinerja Guru Di Era Pandemi COVID-19. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, Dan Pengembangan , 7 (9), 379–387.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 429, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Stephen, R., & Judge, T. A. (2015). Perilaku organisasi. Penerbit Salemba Empat, Jakarta .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 385, "width": 428, "height": 82, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sugeng, S. (2021). Pengaruh Kedisiplinan Dan Efikasi Guru Terhadap Kinerja Guru Dimoderasi Supervisi Kepala Sekolah DiKabupaten Jepara. Manajerial: Jurnal Inovasi Manajemen Dan Supervisi Pendidikan , 1 (3), 232–243. Sukarma, K., Dantes, N., & Sutama, M. P. P. I. M. (2013). Pengaruh Implementasi Supervisi Klinis Terhadap Etos Kerja Dan Keterampilan Mengelola Pembelajaran Pada Para Guru SD Se-kecamatan Buleleng . Ganesha University of Education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 468, "width": 429, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Suwedana, S., Natajaya, N., & Sunu, I. G. K. A. (2013). Kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, Dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Guru (Studi Tentang Persepsi Para Guru Smk Negeri 1 Bangli). Jurnal Administrasi Pendidikan UNDIKSHA , 4 (1), 74860.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 523, "width": 428, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tschannen-Moran, M., & Hoy, A. W. (2001). Teacher efficacy: Capturing an elusive construct. Teaching and Teacher Education , 17 (7), 783–805.", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 580, "width": 104, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Copyright holder: Nama Author (2024)", "type": "Text" }, { "left": 203, "top": 621, "width": 196, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "First publication right: Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 224, "top": 661, "width": 151, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This article is licensed under:", "type": "Text" } ]
5716f8ca-75f0-d9ec-217b-468b9dad0059
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/juara/article/download/25/13
[ { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 224, "top": 112, "width": 149, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUARA : Jurnal Olahraga 2 (1) (2016)", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 127, "width": 161, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JUARA : Jurnal Olahraga", "type": "Title" }, { "left": 98, "top": 170, "width": 402, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP HASIL SMASH PADA EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 210, "width": 144, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan 1 Gilang Ramadan 2", "type": "Text" }, { "left": 197, "top": 225, "width": 201, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "STKIP Muhammadiyah Kuningan email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 428, "height": 288, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini di latarbelakangi oleh permasalah kemampuan pada atlet atau siswa ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung mempunyai kemampuan tolakan pada teknik dasar smash bolavoli masih rendah. Padahal untuk mencapai sebuah pukulan yang maksimal sehingga pukulan dapat di arahkan ke sasaran lapangan lawan itu bisa terarah, maka teknik dasar smash bolavoli dibutuhkan kemampuan tolakan yang tinggi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung. Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan eksperimen, pre eksperimental menggunakan desaign penelitian grup design pre test-post test.Populasi dalam penelitian ini siswa ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung 17, teknik sampel yang diterapkan dalam penelitian ini total sampeling yang artinya populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 17. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tes smash, sebelum dilakukan tes siswa diberikan treatment atau Latihan Plyometric, tujuan latihan ini dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet yang di berikan oleh pelatih, yang merupakan perpaduan latihan kecepatan dan kekuatan. Perpaduan antara kecepatan dan kekuatan merupakan perwujudan dari daya ledak otot mekanisme latihanya yaitu meloncati paralon dan melakukan smash dan di kombinasikan dengan latihan abc runing. Terdapat pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung, hal ini di buktikan dari hasil statistik uji t Dari perhitungan kedua data pre test dan post test yang di dapat t hitung 3,89 dan dengan n 17 dan taraf nyata 0,05, dari daftar tabel yang di lampirkan di dapat t tabel 2,11. Jika dibandingkan, dapat dilihat nilai t hitung (3,89 > 2,11) t tabel maka H O ditolak. Dengan ditolaknya H O disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 594, "width": 228, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Latihan, Plyometric, Bolavoli, Smash.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 621, "width": 40, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 428, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research was based on the background of the problem of the ability of male volleyball extracurricular athletes or students in Luragung 1 Public High School to have a low repulsion ability on the basic technique of smash volleyball. In fact, to achieve a maximum blow so that the blow can be directed at the opponent's target field can be directed, then the basic technique of smash volleyball requires a high repulsion ability. The purpose of this study was to determine the effect of plyometric training on smash results on male volleyball extracurricular activities at Luragung 1 Public High School. The method of this research is quantitative method with experimental, pre experimental using desaign research group design pre-post test. Population in this study male volleyball extracurricular students in 17 Luragung Public High School 17,", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the sample technique applied in this study is total sampling which means population is made the sample is 17. Instruments used in the smash test, before the test is done the student is given a treatment or Plyometric Exercise, the purpose of this exercise is done intentionally to improve the ability of the athlete given by the coach, which is a combination of speed and strength training. The combination of speed and strength is the embodiment of the muscle explosive power of the training mechanism, which is jumping paralon and doing a smash and combined with abc runing exercises. There is the effect of plyometric training on smash results in volleyball games on male volleyball extracurricular activities at Luragung 1 Public High School, this is evidenced from the results of t test statistics. From the second calculation the pre test and post test data obtained t count 3.89 and with n 17 and a significant level of 0.05, from the list of tables attached to t table 2.11. When compared, it can be seen the value of t count (3.89> 2.11) t table so HO is rejected. By rejecting HO, it was concluded that there was an effect of plyometric training on the smash results of male volleyball extracurricular activities at Luragung 1 Public High School.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 303, "width": 222, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Exercise, Plyometric, Bolavoli, Smash", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 198, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga sebagai aktivitas fisik atau jasmani dapat memberikan kepuasankepada pelakunya sebagai kebutuhan individu. Begitu besar peran olahragaterhadap kehidupan manusia, sehinga olahraga dapat dijadikan sebagai saranauntuk sarana pendidikan olahraga dan kesehatan olahraga, rekreasi, prestasi bahkan sebagai suatu kebudayan. Pendidikan olahraga dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkian perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta emosional.", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 625, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 198, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jasmani memperlakukan anak sebagai sebuah kesatuan utuh, makhluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seorang yang terpisah kualitas fisik dan mentalnya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 720, "width": 197, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permainan bolavoli adalahPermaina pada awal ide dasarnya adalah permainan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 340, "width": 198, "height": 390, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memantul-mantulkan bola ( to volly ) oleh tangan atau lengan dari dua regu yang bermain di atas lapangan yang mempunyai ukuran-ukuran tertentu. Untuk masing- masing regu, lapangan di bagi dua sama besar oleh net atau tali yang di bentangkan di atas lapangan dengan ukuran ketinggian ter tentu. Satu orang tidak boleh memantulkan bola dua kali secara berturut- turut dan satu regu dapat memainkan bola maksimal tiga kali sentuhan di lapangan sendiri dan berusaha menjatuhkan bola di lapangan lawan atau mematikan bola di pihak lawan. Permainan di mulai dengan pukulan servis dari daerah servis . Peraturan dasar yang di gunakan adalah bola harus di pantulkan tangan, lengan, atau bagian depan badan dan anggota badan. Bola harus di sebrangkan ke lapangan lawan melalui atas net. Keterampilan permaianan bolavoli teknik dasar yaitu: servis, passing , umpan,", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 739, "width": 136, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "smash, bendungan, dan receve.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 276, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang- cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk meraih prestasi, dari mulai tingkat daerah, nasional, serta internasional, mempunyai syarat memiliki tingkat kebugaran dan harus memiliki keterampilan pada salah satu cabang olahraga yang ditekuninya tentunya diatas rata-rata non atle.Seperti yang tercantum pada (UU Nomber 3 Tahun 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional) Olahraga Prestasi adalah olahraga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 198, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjengjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolragaan. Olahraga prestasi dapat dicapai dengan persiapan yang matang dan memerlukan proses yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 198, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor teknik dasar dalam olahraga juga bisa jadi pengaruh terhadap suatu keberhasilan untuk mencapai prestasi, teknik dasar yang dimaksud adalah teknik dasar permainan bolavoli khususnya di teknik smash karena teknik dasar smash merupakan salah satu teknik dasar serangan dalam permaiana bolavoli yang dilakukan di atas dekat atau jauh dari net. Adapun rangkaian gerakan smash yang kompleks, yaitu: langkah persiapan atau", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "awalan, Tolakan atau lompatan, memukul bola saat melayang di udara dan mendarat.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 125, "width": 198, "height": 580, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga prestasi adalahkegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang- cabang olahraga. Atlet yang menekuni salah satu cabang tertentu untuk meraih prestasi, dari mulai tingkat daerah, nasional, serta internasional, mempunyai syarat memiliki tingkat kebugaran dan harus memiliki keterampilan pada salah satu cabang olahraga yang ditekuninya tentunya diatas rata-rata non atle, sedankan dalam penelitian ini yang diteliti olahraga permain bolavoli. Pemecahan masalah prestasi olahraga khususnya bolavoli harus ditinjau dari ilmu pengetahuan agar mencapai sasaran tertentu yaitu pencapaian prestasi. Dalam usaha pencapaian prestasi maksimal sebenarnya ada beberapa faktor Pencapaian prestasi olahraga yaitu aspek fisik, aspek teknik, aspek taktik, aspek mental. Faktor fisik yaitu yang berkaitan dengan struktur, postur dan kemampuan motorik yang ditentukan secara genetik merupakan salah satu faktor penentu prestasi yang terdiri dari beberapa komponen dasar yaitu:kekuatan ( strength ), kecepatan ( speed ), kelentukan ( flexibility ), kelincahan( agility ), daya tahan ( endurance ), daya ledak ( explosive power ), keseimbangan( balance ), koordinasi", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 714, "width": 197, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "( coordination ) Kemampuan motorik manusia yangkomplek ini dapat", "type": "Table" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 197, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ditingkatkan sesuai dengan kekhususan cabang olahragamasing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 198, "height": 352, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemain bolavoli yang baik diperlukan dukungan kemampuan fisik yang baik.Misalnya dalam teknik dasar smash merupakan salah satu teknik dasar serangan dalam permaiana bolavoli yang dilakukan di atas dekat atau jauh net. yang mempunyai rangkaian garak yang kompleks, yaitu: langkah persiapan atau awalan, Tolakan atau lompatan, memukul bola saat melayang di udara dan mendarat. Pencapaian prestasi olahraga bolavoli yang optimal diperlukan latihan-latihan yang benar, kontinyu dan teratur serta pemecahan masalah prestasiolahraga yang baik pula. Hal ini disebabkan apabila dalam latihan kurang benar, dan tidak direncanakan terlebih dahulu maka jalannya latihan kurang sempurna dan prestasi olahraga bolavoli tidak maksimal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 486, "width": 170, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan observasi dan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 197, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengamatan pada tanggal 03 sampai dengan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 198, "height": 219, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "26 April 2016 permasalahan dalam penelitian ini bahwapada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung merupakan salah satu sekolah yang mengikuti kompetisi antar sekolah tingkat SMA/MA/SMK di Semua pemainnya merupakan anggota pelajar SMA Negeri 1 Luragung. Tempat yang digunakan untuk berlatih adalah lapangan SMANegeri 1 Luragung. Sebelum diadakan penelitian, peneliti mengamati langsung dilapangan. Para pemain bolavoli Ekstrakurikuler", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 198, "height": 656, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bolavoli putra di SMANegeri 1 Luragung mempunyai kemampuan yang berbeda-beda antara pemain satu dengan pemain yang lainnya, yaitu mengenai kemampuan tolakan di bagian teknik dasar smash masih rendah. Hal ini terlihat pada saat latihan maupun pertandingan ada pemain yang memiliki kemampuan tolakan masih rendah, ada juga pemain yang memiliki kemampuan tolakan yang tinggi. Apablia di rata-ratakan hasil kemampuan tolakan pada teknik dasar smash bolavoli para pemain Ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung memiliki kemampuan tolakan masih rendah. Padahal untuk mencapai sebuah pukulan yang maksimal sehingga pukulan dapat di arahkan ke sasaran lapangan lawan itu bisa terarah, maka teknik dasar smash bolavoli dibutuhkan kemampuan tolakan yang tinggi. Para pemain Ekstrakurikuler bolavoli putra di SMANegeri 1 Luragung dalam permainan belum dapat memaksimalkan dan memanfaatkan Kemampuan tolakan yang tinggi dalam teknik dasar smash , padahal fungsi kemampuan tolakan dalam teknik dasar smash sangat besarmanfaatnya, karena salah satu aspek yang menunjang keberhasilan untuk mencapai sebuah pukulan yang maksimal sehingga pukulan dapat di arahkan ke sasaran lapangan lawan yang kosong itu dan terarah, maka teknik dasa smash bolavoli dibutuhkan kemampuan tolakan yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu pencapaian prestasi", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 106, "width": 198, "height": 276, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "olahraga bolavoli memerlukan berbagai pertimbangan,perhitungan dan analisis yang cermat mengenai faktor-faktor yang menunjangprestasi bolavoli yang telah disebutkan di atas. Faktor-faktor penentu dan penunjang keberhasilan smash tersebut dapat dijadikan dasar dalam menyusun programlatihan. Salah satu progaram latihan. Chu (1992:1) bahwa plyometric adalah “latihan yang dilakukan dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan perpaduan latihan kecepatan dan kekuatan. Perpaduan antara kecepatan dan kekuatan merupakan perwujudan dari daya ledak otot”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 198, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengingat pentingnya peranan latihan didalam meningkatkan prestasi, untuk itu akan diteliti mengenai “Pengaruh Latihan Plyometric Terhadap Hasil Smash Dalam Permainan Bolavoli Pada Ekstrakurikuler Bolavoli Putra di", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 118, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMANegeri 1 Luragung”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 49, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 197, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif jadi kuantitatif sering dinamakan metode tradisional, metode kuantitatif sering dinamakan sebagai metode baru, karena metode ini sudah cukup lama digunakan metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik menurut Sugiyono (2015:13).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 714, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian adalah cara yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 733, "width": 48, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 733, "width": 104, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "oleh peneliti", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 198, "height": 314, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalammengumpulkan data penelitiannya. Sedangkan menurut Sugiyono (2015:3) penelitian adalah merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut terdapat empat hal yangperlu dipahami lebih lanjut yaitu: cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.Penelitian itu merupakan cara ilmiah, berarti penelitian itu didasarkan padaciri-ciri keilmuan yaitu: rasional, empiris dan sistematis. Menurut sugiyono (2015:107) “mengatakan metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 410, "width": 198, "height": 257, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pre- eksperimental yang menurut Arikunto (2013:123) mengatakan “sering dipandang sebagai eksperimen tidak sebenarnya” di sebut demikian karena eksperimen jenis ini belum memenuhi persyaratan seperti eksperimen yang dikatakan ilmiah mengikuti peraturan-peraturan tertentu. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian pre- eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari suatu perlakuan atau treatment .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 676, "width": 197, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mempermudah langkah- langkah yang harus dilakukan dalam penelitian, diperlukan desain yang dijadikan pegangan agar penelitian tidak keluar dari", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ketentuan yang sudah ditetapkan, sehingga tujuan atau hasil yang diinginkan akan sesuai dengan harapan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, penulis dalam", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian ini, menggunakan eksperimen design menurut Arikunto (2013:124) yaitu Pretest-Posttest Grup Design .", "type": "Text" }, { "left": 227, "top": 272, "width": 142, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 108, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 198, "height": 313, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tes awal dan akhir ( pre test post test ) adalah tes yang dilaksanakan sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Tes yang digunakan adalah keterampilan smash yaitu tes yang di lakukan dengan cara testee berada dalam daerah serang atau bebas di lapangan permainan, bola dilambungkan atau di umpan dekat atas jaring ke arah testee , dengan atau tanpa awalan, testee meloncat dan memukul bola melampaui atas jaring ke dalam lapangan di seberangnya dimana terdapat sasaran dengan angka-angka, stopwatch dijalankan pada waktu bola tersentuh oleh tangan testee , dan di hentikan pada saat bola menyentuh lantai, tes ini di lakukan 5 kali pengulangan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 198, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pretest yang dilakukan pada awal latihan dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakulikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung. Dari hasil pengolahan data tes awal", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 297, "width": 198, "height": 313, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengetahui keterampilan smash dalam permainan bolavoli, hasil data pre test memiliki kemampuan awal yang masih rendah dalam keterampilan smash dalam permainan bolavoli. hasil dari Pre test (tes awal) dengan tes smash dari sebelum di berikan treatmet dan kemudian setelah selesai dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : pre test diperoleh jumlah nilai 850 nilai rata–rata 50, simpangan baku 7,29, nilai tertinggi 63,69 dan nilai terendah adalah 39,56.Hasil post test yang dilakukan pada akhirlatihan dapat dijadikan alat ukur untuk mengetahui keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakulikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung hasil.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 197, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengolahan data tes akhir keterampilan smash dalam permainan bolavoli, hasil data dengan memiliki kemampuan akhir yang meningkatdalam keterampilan smash dalam permainan bolavoli. Hasil posttest keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 276, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakulikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung hasil data post test setelah latihan plyometric memperoleh nilaihasil jumlah nilai 981,33, nilai rata-rata 57, simpangan baku 7,3516232, nilai tertinggi 67,28, dan nilai terendah 43,79. 1. Analisis Uji Normalitas Data Salah satu persyaratan dalam analisis kuantitatif adalah terpenuhinya asumsi kenormalan terhadap distribusi data yang akan dianalisis uji perbedaan rata-rata dari prê test dan post test terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap data pre test dan post test yang telah dikumpulkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 198, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dari perhitungan data pre test di dapat post test di dapat L hitung 0,077. dengan n 17 dan taraf nyata 0,05, dari daptar tabel yang di lampirkan di dapat L tabel 0,206 yang lebih basar dari post test (L hitung < L tabel ) maka dari L hitung dapat disimpulkan berdistribusi “normal”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 198, "height": 200, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis uji homogenitas Hasil perhitungan uji homogenitas dengan menentukan nilai hitung pre test dan post test keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakulikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung hasil data pre test dan post test sebelum dan sesudah latihan plyometric . Menentukan nilai F dari tabel dengan taraf nyata 0,01 akan dicari F 0.05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 200, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(16/16) sebagai berikut : F tabel : F 0.05 (16 / 16 ) =", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,33 F hitung < F tabel = 1,17 <2,33. Dengan demikian kedua varian homogen.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 125, "width": 98, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pengujian hipotsis", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 197, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apakah Terdapat PengaruhLatihan Plyometric Terhadap Hasil Smash Dalam Permainan Bolavoli Pada Ekstrakurikuler", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 201, "width": 197, "height": 428, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bolavoli Putra Di SMA Negeri 1 Luragung? Untuk mengetahui pengaruhlatihan selanjutnya dilakukan uji hipotesis dan hasilnya menunjukkan bahwa terdapat pengaruh latihan plyometric tehadap hasil smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung pada taraf kepercayaan (α) 0,05. dengan penghitungan dari uji statistik data pre test dan post test hasil tes smash pada peserta ekstrakurikuler bola voli putra dengan uji t. Untuk melihat deskriptif persentasi data uji t. Dari perhitungan kedua data pre test dan post test yang di dapat t hitung 3,89 dan dengan n 17 dan taraf nyata 0,05, dari daftar tabel yang di lampirkan di dapat t tabel 2,11. Jika dibandingkan, dapat dilihat nilai t hitung (3,89 > 2,11) t tabel maka H O ditolak. Dengan ditolaknya H O disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 638, "width": 197, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil peningkatan antara pre test dan post test", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 676, "width": 198, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil peningkatan jumlah nilai akhir antara pretest dan posttest keterampilan smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Negeri 1 Luragung hasil pre test dan posttest sebelum dan sesudah latihan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 125, "width": 198, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "plyometric .Adapun hasil peningkatan dari pre test dan post test dengan tes smash dari sebelum dan sesudah di berikan treantatmet dan kemudian setelah selesai dilakukan, maka didapatkan hasil sebagai berikut : pre test diperoleh jumlah nilai akhir 850,00 , post test diperoleh jumlah akhir 998,97, hasil dari peningkatan pre test dan post test 0,85, hasil dari peningkatan% pre test dan post test 85,08%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 198, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung. Maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 198, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terdapat Pengaruh Latihan Plyometric Terhadap Hasil Smash Dalam Permainan Bolavoli Pada Ekstrakurikuler Bolavoli Putra Di SMA Negeri 1 Luragung. Mengapa latihan plyometric berpengaruh terhadap hasil smash karena merupakan metode yang paling efektif untuk mengembangkan kemampuan explosive power . Ketika otot ditarik, itu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 198, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengembangkan kekuatan elastis. Ini bukan proses metabolisme, itu adalah murni fisik. Latihan plyometric adalah salah satu bentuk latihan yang sangat baik untuk membantu meningkatkan eksplosip power .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 197, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahkan bisa menjadi latihan yang bermanfaat untuk meningkatkan tolakan", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 197, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tertinggi dalam gerak dasar smash karena dalam teknik dasar smash tolakan tertinggi sangat dibutuhkan agar mengarahkan sebuah pukulan bisa terarahkan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 182, "width": 200, "height": 219, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal diatas di buktikan berdasarkan dari hasil statistik uji t Dari perhitungan kedua data pre test dan post test yang di dapat t hitung 3,89 dan dengan n 17 dan taraf nyata 0,05, dari daftar tabel yang di lampirkan di dapat t tabel 2,11. Jika dibandingkan, dapat dilihat nilai t hitung (3,89> 2,11) t tabel maka H O ditolak. Dengan ditolaknya H O disimpulkan bahwa terdapat pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 410, "width": 61, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 429, "width": 197, "height": 181, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengolahan data pengaruh latihan plyometric terhadap hasil smash dalam permainan bolavoli pada ekstrakurikuler bolavoli putra di SMA Negeri 1 Luragung. Maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut:“Terdapat Pengaruh Latihan Plyometric Terhadap Hasil Smash Dalam Permainan Bolavoli Pada Ekstrakurikuler Bolavoli Putra Di SMA Negeri 1 Luragung”.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 104, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 638, "width": 197, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adhri .2010. pendidikan olahraga dan kesehatan di sekolah dasar . Jakarta :", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 676, "width": 62, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pustaka Setia", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 695, "width": 197, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali Maksum .2012. Metode Penelitian Dalam Olahraga . Surabaya : Unesa University Press", "type": "Text" }, { "left": 289, "top": 782, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 198, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amung Mamun .2001. Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bolavoli. Depertemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah. Anung .2013. ” Pengaruh Latihan", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 218, "width": 169, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Plyometric ” Hurdle Hopping” dan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 237, "width": 169, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "”Depth Jumps ” terhadap loncatan Atlet Bolavoli Pervas Seleman .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 198, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Negeri Semarang Arikunto .2013. Prosedur Penelitian (Satu Pendekatan Praktik). Jakarta: PT Rineka Cipta. Dieter Beutelstalhl .2013. Belajar Bermain Bola Voli . Bandung : CV Pionir Jaya Feri Kurniawan .2013. Buku Pintar", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 410, "width": 173, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan Olahraga. Jakarta: PT.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 429, "width": 198, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laskar Aksara. Harsono .1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologi Dalam Coaching . Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 203, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RJ xxi Heriyanto .2011. “ Pengaruh Latihan Squat Jump Terhadap Akurasi Smash Dalam Permainan Bolavoli Pada Siswa Kelas VII SMP Negri 1 Mandirancan Kabupaten Kuningan .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 110, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Majalengka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 197, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Husdarta .2011. Manajemen Pendidikan Jasmani . Bandung : Alfabeta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 198, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Irfan Rizka Zaniari .2011. “Pengaruh Latihan Plyometric dan Standing Jump Terhadap Teknik Hand spring", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 87, "width": 169, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Atlet Senam Artistik Persani Gunung Kidul” . Universitas Negeri Semarang.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 144, "width": 197, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardiana .2009. Pendidikan Jasmani Dan Olahraga . Bandung alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 182, "width": 197, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurhasan .2001. Tes Dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani (Perinsip-Perinsip Dan Penrapanya) .", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 239, "width": 169, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Direktorat Jendral Olahraga,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 258, "width": 53, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas.", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 277, "width": 197, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuril Ahmadi .2007. Panduan Olahraga Bolavoli . Solo:Era Pustaka Utama.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 315, "width": 197, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sajoto .2005. Peningkatan Dan Pembinaan", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 334, "width": 169, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekuatan Kondisi Fisik Dalam", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 197, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Olahraga. Semarang : PT prize Sudjana .2013. Metoda Statistika. Bandung :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 391, "width": 197, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT. Tarsito Bandung Sugiyono .2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 448, "width": 140, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitatif). Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 467, "width": 197, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suharno.2005. Ilmu Kepelatihan Olahraga .", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 486, "width": 110, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: PT. Kristus", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 505, "width": 197, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suherman .2007. Jasmani Olahraga Dan Kesehatan . Depok : CV ARYA", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 543, "width": 33, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DUTA", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 562, "width": 197, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukadiyanto .2002. Pengantar Teori Dan Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 600, "width": 78, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": POK FIK UNY", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 619, "width": 197, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Toto Subroto .2010. Modul Permainan", "type": "List item" }, { "left": 344, "top": 638, "width": 169, "height": 51, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bolavoli . Bandung : Fakultas Pendidikan Ol ahraga Dan Kesehatan UPI", "type": "Table" } ]
f1010d3b-f3e0-a53f-0e8a-e166bb2bb077
https://e-journals.unmul.ac.id/index.php/JParadigma/article/download/1888/1432
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 386, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa Anggraeiny, Rena Noviera, Mahmudah, Urgensi Penyelenggaraan dan Pelatihan Bagi Pegawai ......", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 796, "width": 10, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 88, "width": 395, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "URGENSI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BAGI PEGAWAI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR", "type": "Section header" }, { "left": 190, "top": 134, "width": 215, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa Anggraeiny 1 , Rena Noviera 2 , Mahmudah 3", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 147, "width": 255, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Unmul", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 159, "width": 283, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2,3, Mahasiswa Program Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Unmul Alamat Korespondensi : [email protected].", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 198, "width": 342, "height": 144, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract: Education and training is a necessity and is part of efforts to develop human resources as well as one solution to solving problems that occur in an organization, bureaucracy or government agency. Especially for the East Kalimantan Provincial Personnel Agency which has the main task of carrying out the preparation and implementation of staffing policies at the government level at the provincial level, then the development of employees through education and training is a necessity. This study found that education and training had been carried out for employees of the East Kalimantan Provincial Personnel Agency by presenting good instructors with good material, but the methods applied in training were still not appropriate. So that the goals and objectives of education and training are still not optimally achieved as expected, and require improvements related to the updating of the learning mehod.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 345, "width": 143, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: education and training.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 370, "width": 342, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Pendidikan dan pelatihan adalah suatu keharusan dan merupakan bagian dari upaya pengembangan sumberdaya manusia sekaligus sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam suatu organisasi, birokrasi ataupun instansi pemerintah. Khususnya bagi Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur yang memiliki tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan kepegawaian pada lingkup pemerintahan di tingkat provinsi, maka pengembangan pegawai melalui pendidikan dan pelatihan merupakan suatu kebutuhan. Penelitian ini menemukan bahwa pendidikan dan pelatihan telah terselenggara bagi pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur dengan menghadirkan para instruktur yang baik dengan materi yang baik pula, namun metode yang diterapkan dalam diklat masih kurang sesuai. Sehingga sasaran dan tujuan pendidikan dan pelatihan tersebut masih belum tercapai secara optimal sebagaimana yang diharapkan, dan memerlukan pembenahan yang terkait dengan kemutahiran metode pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 541, "width": 159, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : pendidikan dan pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 69, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 428, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potret pegawai pemerintah di Indonesia sekarang ini sering berkisar pada rendahnya profesionalisme, tingkat kesejahteraan yang belum memadai, distribusi dan komposisi yang belum ideal, penempatan dalam jabatan yang belum didasarkan pada kompetensi, penilaian kinerja yang belum objektif, kenaikan pangkat yang belum didasarkan pada prestasi kerja, budaya kerja dan etos kerja yang masih rendah serta penerapan peraturan disiplin yang tidak dilaksanakan secara konsisten.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 671, "width": 428, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat hal tersebut, pegawai pemerintah sebagai sumberdaya manusia (SDM) adalah orang-orang dalam organisasi yang mempunyai peranan sentral dan merupakan penentu sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan di dalam organisasi itu sendiri. Tanpa SDM yang profesional, sasaran kerja tidak dapat dicapai walaupun ditunjang dengan sarana dan prasarana yang baik. Oleh karena itu, suatu organisasi harus memiliki SDM dengan kemampuan yang sesuai strategi, kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 169, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Paradigma, Vol. 7 No. 2, Agustus 2018", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 38, "width": 105, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2252-4266 E-ISSN: 2615-3394", "type": "Page header" }, { "left": 310, "top": 796, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan program kerja yang telah ditetapkan organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Dimana tujuan dan sasaran organisasi akan tercapai, jika organisasi terus berusaha meningkatkan kinerja pegawai .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 428, "height": 275, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan terhadap ketersediaan pegawai yang cakap dan terampil bagi instansi pemerintahan begitu jelas dan nyata dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik. Sedangkan kebutuhan keterampilan di instansi pemerintahan dalam rangka penyelenggaraan pelayanan masyarakat tidak begitu jelas. Salah satu upaya yang dapat dilakukan instansi pemerintah untuk meningkatkan kualitas pegawai dari instansi pemerintah tersebut adalah dengan melakukan pendidikan dan pelatihan. Nasution (2003:18) mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses, teknik dan metode belajar mengajar dengan maksud mentransfer suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya sedangkan pelatihan adalah suatu proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik dan metode guna meningkatkan keterampilan dan kemampuan kerja seseorang. Selain itu Samsudin (2006:110) mengatakan bahwa pelatihan merupakan bagian dari pendidikan. Pelatihan bersifat spesifik, praktis, dan segera. Spesifik berarti pelatihan berhubungan dengan bidang pekerjaan yang dilakukan. Praktis dan segera berarti yang sudah dilatihkan dapat dipraktikkan. Umumnya pelatihan dapat di maksudkan untuk memperbaiki penguasaan berbagai keterampilan kerja dalam waktu yang relatif singkat. Suatu pelatihan berupaya untuk menyiapkan para pegawai untuk melakukan pekerjaan yang dihadapi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 428, "height": 144, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada lingkungan birokrasi atau instansi pemerintah, pendidikan dan pelatihan adalah suatu keharusan dan merupakan bagian dari upaya pengembangan sumberdaya manusia sekaligus sebagai salah satu solusi untuk memecahkan masalah yang terjadi dalam suatu organisasi. Pendidikan dan pelatihan pada instansi pemerintah, tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk melaksanakan tugas PNS, bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS sesuai dengan kebutuhan instansi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 129, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seiring dengan perkembangan organisasi maka kebutuhan pendidikan dan pelatihan baik diklat fungsional maupun teknis sangat mendesak selain untuk mengisi jabatan juga dalam rangka memenuhi tuntutan persyaratan pekerjaan dan pelayanan masyarakat. Tantangan yang perlu menjadi perhatian selanjutnya terarah pada bagaimana sumberdaya manusia (pegawai) untuk mampu memenuhi harapan perkembangan organisasi sebagaimana misi yang telah ditentukan. Maka diperlukan adanya keseimbangan antara orientasi organisasi yang akan dituju dengan kinerja yang seharusnya dieksiskan oleh pegawai dalam mewujudkan pengembangan organisasi yang optimal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 56, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, maka adanya pendidikan dan pelatihan dalam suatu instansi atau organisasi dapat memungkinkan terjadinya peningkatan prestasi kerja yang dikarenakan para pegawai telah memiliki modal atau kemampuan yang cukup untuk mencapai tujuan instansi atau organisasinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 386, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa Anggraeiny, Rena Noviera, Mahmudah, Urgensi Penyelenggaraan dan Pelatihan Bagi Pegawai ......", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 796, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur sebagai sebuah instansi pemerintahan yang memiliki peran dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan kepegawaian di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Melihat hal tersebut, pegawai Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Timur tentu membutuhkan pendidikan dan pelatihan dalam melaksanakan tugas-tugas dan juga untuk menyamakan persepsi terhadap peraturan-peraturan atau kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan beban tugas masing-masing, sehingga diharapkan dalam mengemban tugasnya tidak lagi menemui permasalahan atau kendala yang berarti.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 428, "height": 85, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengkaji penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang telah diberikan bagi pegawai BKD Provinsi Kalimantan TImur, untuk menganalisis hambatan maupun kelemahan yang masih ditemukan dalam rangka memenuhi kebutuhan urgensi pengembangan sumberdaya manusia pada institusi pemerintahan tersebut, mengingat peran dan kedudukan pentingnya dalam menunjang pemerintahan daerah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 81, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kerangka Teori", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 428, "height": 129, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelangsungan hidup suatu organisasi atau instansi pemerintah bukan semata-mata ditentukan oleh sumberdaya yang tersedia saja. Akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas dan pengalaman kerja sumberdaya manusia yang sangat berperan merencanakan, melaksanakan, serta mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Untuk itu berbagai keahlian, keterampilan dan kesempatan harus dibekalkan kepada sumberdaya manusia sesuai kemampuan biologis dan rohaninya. Gomes (dalam Fathoni, 2006:143) mendefinisikan Sumberdaya Manusia merupakan satu diantara sumberdaya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 428, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan dan pelatihan memberikan berbagai manfaat, baik kepada instansi pemerintahan maupun kepada pegawai itu sendiri. Bagi pegawai, pelatihan memberi manfaat seperti tambahan pengetahuan, keterampilan kerja, peningkatan prestasi kerja dan sebagainya. Sedangkan bagi instansi pemerintahan mereka juga memperoleh manfaat lebih seperti terjaganya stabilitas instansi dan pegawainya. Salah satu indikator manusia berkualitas adalah mempunyai prestasi kerja tinggi. Prestasi kerja ini sangat diperlukan oleh berbagai lembaga-lembaga pemerintahan maupun swasta. Pegawai atau karyawan yang memiliki prestasi kerja tinggi akan selalu sadar secara penuh mengenai tanggungjawabnya. Tuntutan akan prestasi pegawai yang tinggi memang sudah menjadi bagian dari semua instansi pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 428, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ranupandoyo (dalam Suwatno, 2014:70) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan untuk memperbaiki kemampuan kerja, membantu karyawan dalam memahami suatu pengetahuan praktis dan penerapannya guna meningkatkan kemampuan, keterampilan dan sikap yang diperlukam oleh organisasi dalam mencapai tujuan. Pendidikan dan pelatihan merupakan aktivitas yang tidak dapat ditinggalkan dalam suatu instansi pemerintah. Instansi tersebut perlu melaksanakan hal tersebut bagi pegawainya, baik pegawai lama, maupun pegawai baru guna mencapai tujuan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 169, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Paradigma, Vol. 7 No. 2, Agustus 2018", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 38, "width": 105, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2252-4266 E-ISSN: 2615-3394", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 796, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 144, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Steers (dalam Sutrisno, 2009:169) mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah pengembangan kemampuan kerja bukan saja untuk penanganan pekerjaan pada saat itu tetapi juga untuk pekerjaan-pekerjaan yang memerlukan tenaga mereka di masa mendatang. Syamsudin (2008:18) mengatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah suatu proses dari pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan terus menerus bagi suatu organisasi agar karyawan yang mengikuti diklat mampu mengembangkan karir dan aktivitas kerjanya di dalam mengembangkan, memperbaiki perilaku kerja pegawai mempersiapkan pegawai untuk menduduki jabatan yang lebih rumit dan sulit serta mempersiapkan tenaga untuk mengembangkan aktivitas kerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 428, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil, tujuan pendidikan dan pelatihan bagi Pegawai Negeri Sipil yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 278, "width": 414, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan dan sikap untuk dapat melaksanakan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika pegawai negeri sipil sesuai dengan kebutuhan instansi.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 413, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menciptakan aparatur yang mampu berperan sebagai pembaharu dan perekat persatuan dan kesatuan bangsa.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 352, "width": 413, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Memantapkan sikap dan semangat pengabdian yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 381, "width": 413, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir dalam melaksanakan tugas pemerintahan umum dan pembangunan demi terwujudnya kepemerintahan yang baik.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 428, "height": 85, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terkait dengan urgansi pendidikan dan pelatihan bagi suatu birokrasi atau instansi pemerintah, efisiensi organisasi manapun tergantung secara langsung pada bagaimana baiknya para anggota dilatih. Pegawai baru biasanya memerlukan sedikit pelatihan sebelum mereka memulai pekerjaannya, pegawai lama juga memerlukan pelatihan untuk tetap siap menghadapi tuntunan pekerjaan sekarang dan perlu mempersiapkan diri untuk pemindahan dan kenaikan pangkat.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 527, "width": 100, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 542, "width": 429, "height": 188, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dalam penelitian ini dikaji pada kombinasi indikator-indikator pendidikan dan pelatihan menurut Mangkunegara (2009:47) yang meliputi instruktur, peserta, materi, metode, tujuan dan sasaran, dengan menurut Rivai (2005:224) yang meliputi materi, metode, pelatih (instruktur), peserta, sarana dan evaluasi diklat. Lokasi penelitian adalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur, sehingga informan Penelitian adalah unsur pimpinan dan para pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur. Teknik pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara terhadap informan terkait dengan pendidikan dan pelatihan yang telah dijalani oleh para pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur. Studi dokumen juga dilakukan terhadap sumber-sumber data sekunder untuk memperoleh data yang relevan. Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan alat analisis model interaktif yang dikemukakan oleh Milles, Huberman dan Saldana (2014:31-33).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 386, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa Anggraeiny, Rena Noviera, Mahmudah, Urgensi Penyelenggaraan dan Pelatihan Bagi Pegawai ......", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 796, "width": 10, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 88, "width": 114, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 84, "top": 102, "width": 313, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan bagi Pegawai BKD", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 173, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada era otonomi daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah melaksanakan penataan organisasi Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang tercermin dalam Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2001 yaitu dengan dibentuknya Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Provinsi Kalimantan Timur sebagai salah satu lembaga perangkat daerah Provinsi Kalimantan Timur dan menempatkan fungsi manajemen kepegawaian yang semula dilaksanakan Biro Kepegawaian pada Sekretariat Daerah, dialihkan kepada lembaga tersendiri yang melaksanakan fungsi manajemen kepegawaian secara otonom, yaitu Badan Kepegawaian Daerah (BKD). BKD Provinsi adalah Perangkat Daerah yang merupakan unsur penunjang Pemerintah Provinsi Kaltim dalam bidang Kepegawaian yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanan kebijakan daerah bidang kepegawaian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 428, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang telah dijalani oleh pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur, diketahui bahwa instruktur diklat dapat dikategorikan sebagai instruktur yang baik sebab mumpuni di bidangnya karena memiliki kompetensi yang sesuai dengan jenis diklat yang dilaksanakan, sehingga di dalam penyampaian materi instruktur memiliki keahlian yang dapat memudahkan para peserta dalam memahami materi diklat. Sejumlah jawaban yang diberikan oleh informan dari pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain diketahui bahwa instruktur memiliki kompetensi keilmuan yang baik sehingga menguasai materi diklat, kemampuan komunikasinya pun baik, bersifat terbuka terhadap pertanyaan maupun saran dan masukan dari peserta,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 428, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya terkait aspek materi diklat diketahui dapat dikategorikan sebagai materi yang baik karena sesuai dengan keperluan pekerjaan serta manfaatnya sesuai dengan kebutuhan tugas pokok dan fungsi masing-masing pegawai. Sejumlah jawaban yang diberikan oleh informan dari pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain diketahui bahwa materi yang diberikan pada saat diklat sesuai dengan bidang kerja mereka, mudah dipahami, berbeda tergantung dengan jenis diklatnya, dan bermanfaat bagi mereka karena materi diklat dapat menjadi pedoman bagi pelaksanaan pekerjaan mereka di unit kerjanya masing-masing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 428, "height": 144, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kemudian terkait aspek metode, dapat diketahui bahwa metode diklat termasuk dalam kategori kurang baik. Sebab instruktur mempergunakan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan pelaksanaan teknis pekerjaan para pegawai di unit kerjanya, walaupun materi diklat yang diberikan sudah sesuai dan mudah dipahami oleh para peserta diklat. Sejumlah jawaban yang diberikan oleh informan dari pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur yang pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan, antara lain diketahui bahwa metode pembelajaran yang diterapkan oleh instruktur cenderung membosankan, kurang interaktif dan kurang kreatif, sehingga dinilai oleh peserta diklat kurang berkesuaian dengan kebutuhan dan perkembangan masa kini.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 169, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Paradigma, Vol. 7 No. 2, Agustus 2018", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 38, "width": 105, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2252-4266 E-ISSN: 2615-3394", "type": "Page header" }, { "left": 310, "top": 796, "width": 11, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 114, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikutnya terkait aspek sarana dan prasarana atau fasilitas diklat, dapat diketahui termasuk dalam kategori baik. Sebab sarana dan prasarana diklat yang tersedia bagi pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur yang menjadi peserta diklat telah tersedia dengan baik sehingga mendukung kelancaran penyelenggaraan diklat. Adapun sarana dan prasarana atau fasilitas diklat yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk kepada setiap fasilitas yang dibutuhkan untuk mendukung berlangsungnya pendidikan dan pelatihan seperti ruangan, alat tulis kantor, alat peraga, konsumsi, dukungan keuangan, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 428, "height": 144, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengulas hasil temuan tersebut, peneliti mengutip pendapat Mangkunegara (2009:47) yang menyatakan bahwa mengingat pelatih umumnya berorientasi pada peningkatan skill, maka para pelatih yang dipilih untuk memberikan materi benar- benar memiliki kualifikasi yang memadai sesuai bidangnya, personal dan kompeten. Selain itu, pendidikan instruktur pun harus benar-benar baik untuk melakukan pendidikan dan pelatihan. Sedangkan metode akan lebih menjamin berlangsungnya kegiatan pendidikan dan pelatihan yang efektif apabila sesuai dengan jenis dan komponen peserta pelatihan. Materi atau kurikulum yang sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi pun harus update agar peserta dapat memahami masalah yang terjadi pada kondisi sekarang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 428, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagaimana Rivai (2005:224) menyatakan bahwa sesuai dengan materi pendidikan dan pelatihan yang diberikan, maka ditentukanlah metode atau cara penyajian yang paling tepat. Penentuan atau pemilihan metode pendidikan dan pelatihan tersebut didasarkan atas materi yang akan disajikan. Penentuan pelatih atau instruktur diklat pun harus didasarkan pada keahlian dan kemampuannya untuk mentransformasikan keahlian tersebut pada peserta pendidikan dan pelatihan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 428, "height": 188, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indikator-indikator pendidikan dan pelatihan di dalam penyelenggaraannya harus saling mendukung satu sama lain dan berkesesuaian. Siagian (2004:225) menyatakan bahwa pendidikan dan pelatihan adalah keseluruhan proses, teknik dan metode belajar mengajar dalam rangka mengalihkan suatu pengetahuan dari seseorang kepada orang lain sesuai dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya . Maka keberhasilan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai terletak pada kesatuan dan kesinambungan aspek-aspek diklat tersebut. Sehingga apabila salah satu aspek masih mengandung kelemahan, maka tujuan atau sasaran pelaksanaan pendidikan dan pelatihan belum dapat tercapai secara optimal. Terkait temuan di dalam penelitian ini maka pendidikan dan pelatihan telah terselenggara dengan menghadirkan para instruktur yang baik dengan materi dan dukungan sarana dan prasarana diklat yang baik pula, namun metode yang diterapkan dalam diklat masih kurang sesuai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 428, "height": 100, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, sasaran dan tujuan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur masih belum tercapai secara optimal. Temuan semacam ini, memerlukan pembenahan di masa yang akan datang dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan lainnya, baik bagi peserta yang sama maupun bagi peserta yang berbeda. Seperti yang dikemukakan oleh Robinson (dalam Atmodiwirio, 2002:37) bahwa pendidikan dan pelatihan adalah proses kegiatan pembelajaran antara pengalaman untuk mengembangkan pola perilaku seseorang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 386, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosa Anggraeiny, Rena Noviera, Mahmudah, Urgensi Penyelenggaraan dan Pelatihan Bagi Pegawai ......", "type": "Page header" }, { "left": 294, "top": 796, "width": 10, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam bidang pengetahuan, keterampilan dan sikap untuk mencapai standar kerja yang diharapkan. Dengan mendapatkan program tersebut maka pegawai akan dapat meningkatkan prestasi kerjanya sehingga standar yang diharapkan instansi tercapai. Jadi dalam hal ini hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dapat diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 428, "height": 71, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maka daripada itulah, penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan perlu lebih dioptimalkan agar program pendidikan dan pelatihan tersebut bermanfaat bagi peningkatan prestasi kerja pegawai, khususnya di BKD Provinsi Kalimantan Timur yang memang memiliki tugas pokok yang terkait dengan kebijakan kepegawaian di lingkungan Provinsi Kalimantan Timur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 156, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dan Rekomendasi", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 428, "height": 231, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sasaran dan tujuan pendidikan dan pelatihan bagi pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur masih belum tercapai secara optimal sebagaimana yang diharapkan, sebab pendidikan dan pelatihan telah terselenggara dengan menghadirkan para instruktur yang baik dengan materi dan dukungan sarana dan prasarana diklat yang baik pula, namun metode yang diterapkan dalam diklat masih kurang sesuai. Metode penyampaian materi oleh instruktur sudah seharusnya mengalami pembaharuan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihadapi dalam tantangan kerja birokrasi atau instansi pemerintah. Berdasarkan temuan tersebut, maka peneliti merekomendasikan kepada penyelenggara pendidikan dan pelatihan bagi pegawai secara umum, maupun bagi pegawai BKD Provinsi Kalimantan Timur secara khusus, para instruktur yang mampu menyesuaikan metode pembelajaran yang interaktif kepada para peserta diklat, tidak monoton dan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan wawasan masa kini. Metode pembelajaran yang dipergunakan oleh instruktur memiliki pengaruh yang kuat terhadap keberhasilan bagi peserta dalam memahami materi diklat yang diikuti dan akan diterapkan pada unit kerjanya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 81, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 428, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fathoni, H. Abdurrahmat. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia .", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 542, "width": 111, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rineka Cipta. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mangkunegara, Anwar Prabu. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia . Remaja Rosda Karya. Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 428, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Milles, Matthew B., A. Michael Huberman dan Johnny Saldana. 2014. Qualitative Data Analysis, A Methods Sourcebook. Third Edition. SAGE Publications Inc. Arizona, USA.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 343, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nasution, Mulia, 2003. Manajemen Personalia . Djambatan. Bandung.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 427, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi . PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 703, "width": 419, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samsudin, Sadili, 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia . Pustaka Setia. Bandung. Siagian, Sondang P. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia . Bumi Aksara. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 38, "width": 169, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Paradigma, Vol. 7 No. 2, Agustus 2018", "type": "Page header" }, { "left": 409, "top": 38, "width": 105, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN: 2252-4266 E-ISSN: 2615-3394", "type": "Page header" }, { "left": 309, "top": 796, "width": 13, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 428, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sutrisno, 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia . Kencana Prenada Media Group. Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 428, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suwatno, 2014. Manajemen SDM dalam Organisasi Publik dan Bisnis . Alfabeta.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 132, "width": 51, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung.", "type": "Text" } ]
659b6a78-5897-b50d-8bb5-523376aaa0cb
https://jurnal.ppjb-sip.org/index.php/jpdr/article/download/794/352
[ { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 79, "width": 259, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Pragmatics and Discourse Research", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 95, "width": 222, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.51817/jpdr.v4i1.774 | Vol 4 No 01 (2024) (78-89) ©2024 PPJB-SIP. All rights reserved (2828-4755)", "type": "Text" }, { "left": 370, "top": 113, "width": 159, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://jurnal.ppjb-sip.org/index.php/jpdr/index", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 166, "width": 485, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Exploring the Role of Tattoo Discourse in Matotonan Village: Mentawai Tattoo Batik as an Effort to Preserve Tradition in Mentawai", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 209, "width": 142, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfa 1* , Rahmat Sewa Suraya 2", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 231, "width": 324, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Universitas PGRI Sumatera Barat, Padang, Sumatera Barat, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 243, "width": 281, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 270, "width": 93, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A R T I C L E I N F O", "type": "Section header" }, { "left": 335, "top": 270, "width": 66, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A B S T R A C T", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 310, "width": 118, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article history: Received 12 December 2023 Revised 24 January 2024 Accepted 12 February 2024", "type": "Table" }, { "left": 202, "top": 297, "width": 333, "height": 267, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the remote islands of North Pagai, South Pagai, Sipora, and Siberut, the ancient art of tattooing is on the verge of extinction. However, amidst this cultural decline, a unique endeavor emerges in the heart of Mentawai: the preservation of tattoos through the intricate art of Mentawai tattoo batik. This qualitative ethnographic study delves into the depths dicourse of Mentawai tattoo batik, illuminating its significance in the preservation of Mentawai's rich tattoo heritage. Through meticulous observations across the four islands of Mentawai and in-depth interviews with tattoo owners, particularly the revered Sikerei who lead the sacred Lia rituals, this research uncovers the profound narrative woven within each tattoo motif. In Matotonan Village, once vibrant with tattoo culture, youth no longer hold tattoos in high regard, risking the loss of this ancient tradition. Yet, amidst this cultural shift, Mentawai elders embark on a noble mission: to immortalize the sacred symbols of their ancestors by transferring Mentawai tattoo motifs onto clothing. This symbolic gesture not only safeguards the legacy of Mentawai tattoos but also ensures their transmission to future generations. For the Mentawai people, tattoos transcend mere body art; they embody the sacred connection between humanity and the natural world of Mentawai. As efforts to preserve these timeless symbols gain momentum, batik adorned with Mentawai tattoo motifs emerges as a beacon of hope, igniting a revival of cultural pride and heritage in the heart of Mentawai. Through the production of tattoo motif batik as a burgeoning home industry, the legacy of Mentawai tattoos finds new life, promising to endure for generations to come.", "type": "Text" }, { "left": 440, "top": 565, "width": 95, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "©2024 PPJB-SIP. All rights reserved", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 383, "width": 118, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Tattoo, Discourse, Tradition, Heritage, Mentawai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 596, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 609, "width": 467, "height": 92, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In West Sumatra province there are the Minangkabau and Mentawai tribes. These two ethnicities have extraordinary uniqueness. in Minangkabau women have equal rights from an economic and socio- cultural perspective (Zulfa, 2023). Likewise, Mentawai women have the same rights and this causes a transfer of knowledge and a transfer of values within the umma as a place where extended families live in Siberut. Why Siberut? because only the island of Siberut has a rich tradition and culture that still exists. Apart from the rich traditions and culture in Mentawai, there is something even more interesting here, namely Mentawai's extraordinary tourism.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 138, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 * Corresponding author: Email addresses: [email protected] (Zulfa)", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 758, "width": 100, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.51817/jpdr.v4i1.794", "type": "Footnote" }, { "left": 57, "top": 764, "width": 133, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "© 2024 PPJB-SIP. All rights reserved ( 2828-4755 )", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 63, "top": 59, "width": 467, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia was discovered as a world-class surfing spot in the early 1990s. This has given rise to the rapid development of the tourism industry. So far, world surfing has been controlled by foreign countries. But now Indonesia has a surfing spot, namely the Mentawai Islands. For 50 years, surfing exploration, and ideal media representation, this quiet surfing wave and high level of adventure was the only place in Mentawai (Ponting: 2005). Tourism areas such as Mentawai require language and culture courses to be designed based on the needs of tourists and travelers which are adapted to the situation and conditions related to experiences and memories (Rahmat, 2023). Developing cultural tourism in Mentawai requires a study of the relationship between traditions, and tourism English, Mentawai traditions and tourism English positively encourage tourists to revisit Mentawai. This is a tourism destination (Rina, 2021). Cultural traditions and the use of English are important elements that must be developed for Mentawai cultural tourism. especially the tattoo tradition of the Mentawai people.", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 207, "width": 467, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mentawai, located in the fore arc area east of the Mentawai Islands; minimum length of 600 km (Diamen: 1992). The Mentawai Islands, a pocket of cultural richness located in the middle of the Indonesian archipelago, consists of four main islands: North Pagai, South Pagai, Sipora and Siberut. This pristine area is not only famous for its stunning natural scenery but also for its deep cultural heritage, which is deeply rooted in the indigenous traditions of its people. Among the various cultural practices that constitute Mentawai identity, the art of tattooing has a highly respected status, because it functions as a real expression of ancestral wisdom and a sense of shared belonging (Media Indonesia, 2021). For centuries, tattoos have been an integral aspect of Mentawai life, symbolizing rites of passage, social status, and spiritual connection. At the heart of preserving and preserving this ancient tradition are Sikerei and Lia. One of the traditional rituals in the Mentawai Islands is the lia Pullaggajat which is endangered. This lia is in the Mentawai region, South Siberut. Lia Pullaggajat To prevent disaster, the residents of Matotonan village carry out an annual cleaning ritual in this village (Zulfa, 2023). This ritual honors elders who are respected as guardians of Mentawai customs and rituals, namely Sikerei (Yulia, 2018). As carriers of sacred knowledge and guardians of cultural heritage, Sikerei plays an important role in passing on the cultural meaning of tattoos to the younger generation.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 408, "width": 473, "height": 118, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In ethnographic theory, it is relevant to the development of ritual behavior in society, providing insight into often implicit ideas and thoughts that can only be understood through a symbolic examination of the data. Regarding the importance of these rituals, Shefold states that: 'our starting point is the assumption that rituals do not merely enact and give shape to everyday ideas and institutions. For those who participate in it, everyday life and ritual life stand in a dialectical relationship: traditional responses to existing circumstances periodically give rise to forms of expression of critical reflection. This symbolically replaces everyday existence with alternative possibilities and ultimately the two modes of existence complement each other, representing an all-encompassing order' (p. 665). A complete summary of this work in English can be found in category index 105, p. 665-672 text (Reimer, 1988).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 529, "width": 473, "height": 145, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "However, amidst the winds of modernization and globalization, contemporary Mentawai society grapples with the erosion of traditional values and practices. Observations reveal a concerning trend among the younger Mentawai generation, characterized by a diminishing interest in assuming the revered mantle of the Sikerei (Zulfa et al., 2023). This generational shift underscores the precarious state of traditional tattooing practices in Mentawai, as the dwindling number of Sikerei threatens the continuity of this ancient art form. The decline in traditional tattooing among the Mentawai people raises poignant questions about cultural preservation and identity. In the face of rapid societal changes and external influences, there is an urgent need to safeguard and revitalize Mentawai cultural heritage, including the art of tattooing. Understanding the socio-cultural dynamics underlying this phenomenon is essential for devising effective strategies to address the challenges confronting traditional tattooing practices in Mentawai.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 677, "width": 473, "height": 91, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The decline in traditional tattooing practices among the Mentawai people serves as a poignant reminder of the fragility of cultural heritage in the face of modernization and societal change. Mentawai tattoos, known locally as \"titi,\" are not merely superficial adornments but repositories of profound cultural significance and ancestral wisdom (Rossa, 2022). Embedded within the intricate motifs and symbols etched onto the skin are centuries-old narratives of identity, spirituality, and community belonging. The intricate art of Mentawai tattooing transcends mere aesthetic expression; it is a living testament to the rich tapestry of Mentawai culture and tradition. Each tattoo motif, meticulously crafted by skilled artisans,", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 473, "height": 38, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "serves as a visual ode to the values and beliefs cherished by the Mentawai people (Yulia, 2019). From depictions of flora and fauna to symbols of natural balance and spiritual connection, Mentawai tattoos encapsulate the essence of indigenous wisdom and reverence for the natural world.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 473, "height": 213, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the heart of Mentawai tattooing tradition lies the figure of the Sikerei, revered elders endowed with the sacred duty of preserving and transmitting cultural knowledge (Yulia, 2018). As custodians of Mentawai customs and rituals, the Sikerei play a pivotal role in ensuring the continuity of tattooing practices and the preservation of cultural heritage. However, the dwindling number of Sikerei signals a looming threat to the vitality of Mentawai tattooing, necessitating urgent action to safeguard this intangible cultural treasure. The resurgence of interest in Mentawai tattoo batik, a contemporary adaptation of traditional tattoo motifs onto clothing, offers a glimmer of hope amidst the encroaching shadows of cultural loss. By integrating tattoo motifs into textiles, artisans and community members alike are actively engaged in revitalizing and reimagining traditional practices for a modern audience. This innovative approach not only ensures the preservation of tattooing traditions but also fosters cultural pride and economic empowerment within the Mentawai community. In essence, the decline in traditional tattooing practices among the Mentawai people serves as a clarion call for concerted efforts to safeguard and celebrate indigenous cultural heritage. By recognizing the intrinsic value of Mentawai tattoos as more than mere body art, we can honor the enduring legacy of ancestral wisdom and communal resilience embodied within each intricate design. Through collaborative initiatives and community-led initiatives, we can ensure that the vibrant tapestry of Mentawai culture continues to flourish for generations to come.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 473, "height": 159, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the rich Mentawai culture, tattoos have long been revered as symbols of identity, spirituality and communal belonging. However, the evolving discourse around tattoos reflects broader changes in societal attitudes and values. Once considered a marker of social status and cultural affiliation, tattoos now have diverse roles, including personal expression, individuality, and aesthetic preferences (Olong, 2006). This transformation of discourse around tattoos reflects broader changes in Mentawai society, where traditional customs intersect with contemporary influences. As globalization and modernization exert their influence on remote island communities such as Mentawai, the younger generation is increasingly exposed to diverse cultural perspectives and global trends. Therefore, tattoos are no longer only seen from the perspective of tradition and cultural heritage, but are also considered as an expression of personal identity and style. Including the Islamic religion with its teachings, and other formal religions, they are considered sasareu (outsiders). Body tattooing and the prohibition on consuming wild boar as part of Islamic rules are Sasareu rules which are contrary to Arat Mentawai (Delfi, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 475, "width": 473, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, the emergence of tattooing as a form of artistic expression and self-expression reflects the democratization of tattoo culture, transcending traditional boundaries of gender, age, and social status. In Mentawai, as elsewhere, tattoos have become a means of asserting autonomy and agency over one's body, challenging conventional notions of beauty and conformity. However, alongside these shifts in perception, traditional tattooing practices remain deeply rooted in Mentawai's cultural fabric, serving as enduring symbols of ancestral wisdom and spiritual connection. The symbiotic relationship between tradition and modernity is evident in the adaptation of traditional tattoo motifs onto contemporary mediums, such as clothing and accessories, reflecting a dynamic fusion of the old and the new.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 473, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In navigating this evolving landscape of tattoo culture, it is essential to recognize the diversity of perspectives and experiences that shape individual attitudes towards tattoos. While some may embrace tattoos as a form of self-expression and empowerment, others may adhere to traditional beliefs and customs surrounding tattooing. By engaging in open dialogue and fostering mutual respect for differing viewpoints, Mentawai society can honor its rich cultural heritage while embracing the complexities of modernity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 473, "height": 105, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amidst the rapid transformations reshaping Mentawai society, the preservation of traditional tattoo traditions stands as a poignant testament to the resilience of cultural heritage in the face of change. In Matotonan Village, nestled within the heart of Mentawai's archipelago, the convergence of tradition and innovation takes center stage in efforts to safeguard the legacy of Mentawai tattooing practices. At the forefront of this endeavor is the adaptation of traditional tattoo motifs into batik, a centuries-old textile art form renowned for its intricate patterns and vibrant colors (Nurmalinda & Zulfa, 2024). This creative fusion of traditional craftsmanship with contemporary design exemplifies the adaptive spirit of Mentawai culture, where age-old traditions are reimagined to resonate with modern sensibilities. By transposing", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 473, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "iconic tattoo motifs onto batik fabrics, artisans in Matotonan Village breathe new life into ancient symbols, infusing them with fresh vitality and relevance for present and future generations.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 86, "width": 473, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, this innovative approach not only ensures the preservation of Mentawai tattoo traditions but also democratizes access to cultural heritage, transcending geographical and generational boundaries. Through the medium of batik, Mentawai cultural identity is woven into the fabric of everyday life, enriching the tapestry of global cultural diversity with its vibrant hues and intricate designs. Yet, amidst the celebration of cultural revival, it is essential to recognize the nuanced discourse surrounding tattooing practices in Mentawai society. Beyond mere aesthetic expression, tattoos serve as repositories of cultural memory, embodying ancestral wisdom and spiritual connection. As such, understanding the socio-cultural, historical, and artistic dimensions of Mentawai tattoo traditions is paramount in navigating the complexities of cultural preservation in the modern age.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 473, "height": 64, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Through rigorous research and scholarly inquiry, this study endeavors to unravel the intricate layers of meaning embedded within Mentawai tattoo discourse, shedding light on the transformative potential of cultural preservation efforts in Matotonan Village and beyond. By engaging with the voices and perspectives of local communities, this research aims to amplify marginalized narratives and foster a deeper appreciation for the enduring legacy of Mentawai cultural heritage .", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 287, "width": 48, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Method", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 301, "width": 485, "height": 145, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The research methodology employed in this study aligns with qualitative research principles, as outlined by Moleong (2017), emphasizing an ethnographic approach and oral tradition methodology. To comprehensively investigate Mentawai tattoo traditions, the author conducted fieldwork across four islands within the Mentawai archipelago. While observations were conducted on all four islands, particular emphasis was placed on Siberut Island due to its significant presence of Sikerei, revered ritual performers adorned with traditional tattoos. In-depth observations were conducted on Siberut Island, providing rich insights into the cultural significance and practice of tattooing among the Mentawai community. The author engaged in immersive interviews with Sikerei from Matotonan village, located in the South Siberut district, to capture their perspectives on tattooing practices and the preservation of cultural heritage. Additionally, documentation studies were undertaken to document the experiences and narratives of Sikerei and community members invested in upholding Mentawai tattoo traditions.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 448, "width": 485, "height": 105, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upon gathering data from fieldwork and interviews, the author proceeded with a systematic approach to data analysis. This involved data reduction, where the collected information was condensed and synthesized to address the research objectives effectively. Subsequently, the data were meticulously presented and analyzed to draw meaningful conclusions regarding the role of tattoo discourse in Matotonan Village and its implications for cultural preservation efforts in Mentawai. Overall, the methodological framework employed in this study facilitated a comprehensive exploration of Mentawai tattoo traditions, allowing for a nuanced understanding of the cultural, social, and historical dimensions underpinning tattoo discourse in Matotonan Village and beyond.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 569, "width": 44, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 . Result", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 485, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In earlier times, tattoos held profound significance within Mentawai culture, serving as vital markers of rites of passage and social identity. Rooted deeply in tradition, tattooing was a sacred ceremony performed by skilled artisans known as Sipatiti, symbolizing the transition from childhood to adulthood. However, the advent of globalization has reshaped the landscape of tattoo culture, propelling it from the confines of local tradition to a global phenomenon (Olong, 2006). Previously confined to specific social groups and imbued with ritualistic meanings, tattoos have now permeated mainstream culture, shedding their exclusivity and embracing diverse interpretations. No longer bound by traditional symbolism, tattoos have emerged as potent symbols of individuality and style, transcending cultural boundaries and societal norms. This shift from ritualistic to pop culture underscores a broader societal shift towards self-expression and personal identity (Olong, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 485, "height": 51, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As tattoos have transitioned from sacred symbols to fashion statements, they have undergone a remarkable evolution in both form and function. What was once a cultural marker with deep spiritual significance has transformed into a canvas for artistic expression, encompassing a myriad of designs and styles reflective of contemporary aesthetics. From traditional motifs to avant-garde imagery, tattoos have", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 485, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "become a medium for self-expression and creativity, catering to a diverse array of tastes and preferences (Olong, 2006). Yet, amidst this evolution, the essence of tattoo culture remains deeply rooted in cultural heritage and tradition. While the outward appearance of tattoos may have changed, their underlying significance as markers of identity and personal narrative endures. In Mentawai, where tattooing has been a revered tradition for generations, the cultural significance of tattoos transcends mere fashion trends, serving as tangible links to the past and guardians of cultural memory (Olong, 2006). In essence, the evolution of tattoo culture reflects the dynamic interplay between tradition and modernity, tradition and innovation. As tattoos continue to evolve and adapt to changing societal norms, they serve as potent symbols of cultural resilience and adaptation, bridging past and present, tradition and contemporary expression. In Mentawai and beyond, the legacy of tattoo culture endures as a testament to the enduring power of human creativity and cultural expression.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 207, "width": 485, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Mentawai, a region steeped in rich cultural heritage, the time-honored tradition of tattooing faces a formidable challenge: dwindling interest among the younger generation. As the winds of modernization sweep through the archipelago, traditional customs and practices, including tattooing, find themselves at a crossroads. Despite concerted efforts to safeguard these cherished traditions, the allure of contemporary lifestyles and external influences pose significant threats to the preservation of Mentawai tattoo culture. One notable consequence of this cultural shift is the gradual disappearance of skilled practitioners, known as Sikerei, who have long been the custodians of Mentawai tattooing. With only a fraction of the population still actively practicing the art of tattooing, the vibrant tapestry of Mentawai tattoo culture is in danger of unraveling (Ady Rosa, 2022). The decline in tattooing can be traced back to government interventions dating as far back as 1957, when prohibitions were imposed on certain animist practices, including traditional tattooing rituals. These restrictions, coupled with the imposition of mainstream religions, have contributed to the erosion of traditional cultural practices and values.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 485, "height": 145, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Despite these challenges, the resilience of Mentawai tattoo culture endures. Efforts to document and perpetuate these ancient traditions persist, driven by a recognition of their cultural significance and historical legacy (Ady Rosa, 2022). Through initiatives such as the adaptation of tattoo motifs into batik clothing, the essence of Mentawai tattoo culture continues to find new expressions, bridging the past with the present. However, the road ahead remains fraught with uncertainty, as the forces of modernization and globalization continue to exert their influence on traditional ways of life. In the face of these challenges, it becomes increasingly vital to reaffirm the value of traditional knowledge and cultural heritage. By celebrating and preserving Mentawai tattoo culture, not only do we honor the legacy of our ancestors, but we also enrich the cultural tapestry of our shared humanity. Through collaborative efforts between local communities, scholars, and cultural advocates, we can work towards ensuring that the flame of Mentawai tattoo culture continues to burn bright, illuminating the path for generations to come.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 485, "height": 146, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The intricate tattoo motifs adorning the hands and feet of Sikerei, traditional elders of the Mentawai tribe, serve as captivating visual narratives, each symbolizing a unique facet of Mentawai cultural heritage. These tattoos, meticulously etched into the skin, represent a profound connection to ancestral traditions and spiritual beliefs, embodying centuries-old wisdom and cultural significance. On the hands of the Sikerei, the tattoo motifs form a striking tableau, depicting sacred symbols and geometric patterns that speak to the spiritual journey and rites of passage undergone by these revered figures. Each line and curve tells a story, weaving together elements of nature, folklore, and ritualistic practices passed down through generations. Similarly, the tattoos adorning the feet of the Sikerei are imbued with deep symbolic meaning, serving as a testament to their role as guardians of Mentawai cultural heritage. These intricate designs, often depicting motifs inspired by the natural world, such as flora and fauna indigenous to the Mentawai Islands, evoke a sense of reverence and connection to the land.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 663, "width": 484, "height": 51, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "As guardians of traditional knowledge and cultural practices, the Sikerei carry the weight of their ancestors' legacy upon their skin, their tattoos serving as a visual testament to the resilience and endurance of Mentawai culture. Through these intricate designs, the Sikerei bridge the gap between past and present, embodying the timeless spirit of Mentawai cultural heritage for future generations to behold and cherish.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 414, "width": 345, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Tattoo Motifs on Sikerei's Hands and Feet (Source: Zulfa Document)", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 438, "width": 485, "height": 185, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The image captures a distinctive tattoo motif, emblematic of the rich cultural heritage of the Mentawai tribe. This particular motif, characterized by its intricate patterns and symbolic significance, holds a revered place in Mentawai tradition and is poised to be transformed into Mentawai batik tattoo — a testament to the enduring legacy of Mentawai tattooing practices. Displayed on the arm of Sikerei Stevanus in Matotonan village, this tattoo motif exemplifies the artistry and spiritual depth inherent in Mentawai tattoo culture. Each line and curve of the design carries profound meaning, reflecting the interconnectedness of nature, spirituality, and community within Mentawai society. As an embodiment of ancestral wisdom and cultural identity, the tattoo motif on Sikerei Stevanus's arm serves as a visual reminder of the traditions and values passed down through generations. Its presence on his skin signifies his role as a custodian of Mentawai heritage, entrusted with preserving and perpetuating the cultural practices of his ancestors. Through the meticulous artistry of Mentawai tattooing, this motif transcends mere decoration, offering a window into the collective consciousness of the Mentawai people. Its transfer to cloth in the form of Mentawai batik tattoo not only ensures its preservation for future generations but also celebrates its significance as a symbol of resilience, identity, and cultural continuity in the face of modernization and change.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 485, "height": 145, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The specific tattoo design adorning the arm of a Sikerei, or traditional shaman, within the Mentawai community. This tattoo motif holds profound cultural and spiritual significance, serving as a visual representation of the individual's connection to Mentawai traditions and ancestral heritage. In the accompanying image, the tattoo motif on the Sikerei's arm is depicted with intricate detail and precision, showcasing the artistry and craftsmanship characteristic of Mentawai tattooing practices. The design comprises a series of symbolic elements, each carrying its own meaning rooted in Mentawai cosmology and belief systems. The motifs etched onto the Sikerei's arm may include representations of flora, fauna, celestial bodies, and sacred symbols, all intricately woven together to form a cohesive narrative that speaks to the individual's role within Mentawai society. These tattoos often serve as markers of identity, indicating the wearer's status, lineage, and spiritual authority within the community. Furthermore, the placement of the tattoo on the arm holds significance within Mentawai culture, symbolizing strength, protection, and spiritual", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 485, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "empowerment. As the Sikerei performs sacred rituals and mediates between the human and spirit worlds, the tattoo on their arm serves as a conduit for spiritual energy and ancestral guidance. Overall, the tattoo motive on the Sikerei's arm represents more than just a decorative design; it encapsulates centuries of tradition, wisdom, and cultural heritage passed down through generations. Through its intricate details and symbolic imagery, this tattoo motif embodies the essence of Mentawai identity and spirituality, serving as a visual testament to the enduring legacy of Mentawai tattooing practices.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 445, "width": 298, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Tattoo Motive on Sikerei's Arm (Source: Zulfa Document)", "type": "Caption" }, { "left": 63, "top": 468, "width": 479, "height": 132, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The images presented above showcase a diverse array of tattoo motifs traditionally worn by individuals within the Mentawai community. These intricate designs, meticulously crafted and steeped in cultural significance, serve as a visual testament to the rich heritage of Mentawai tattooing practices. However, in light of contemporary challenges and changing cultural dynamics, there arises a pressing need to preserve and safeguard these timeless traditions for future generations. One innovative approach to this preservation effort is the translation of these tattoo motifs into Mentawai batik, a textile art form synonymous with Indonesian culture. By transferring these intricate tattoo designs onto cloth, artisans can immortalize the essence of Mentawai tattooing in a tangible and enduring medium. The resulting Mentawai batik not only pays homage to the ancient art of tattooing but also serves as a poignant reminder of Mentawai cultural identity and resilience in the face of modernization.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 602, "width": 486, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The process of translating tattoo motifs into Mentawai batik involves careful attention to detail and a deep understanding of traditional symbolism. Artisans meticulously replicate each intricate line and pattern, ensuring that the essence and integrity of the original tattoo design are faithfully preserved. Through this meticulous craftsmanship, Mentawai batik emerges as a vibrant tapestry of cultural heritage, bridging the gap between past and present, tradition and innovation. Moreover, Mentawai batik serves as a tangible link to the ancestral wisdom and spiritual beliefs embedded within these timeless tattoo motifs. Each batik motif carries with it a rich tapestry of meanings and narratives, reflecting the interconnectedness of Mentawai culture with the natural world and spiritual realms. As such, the preservation of these motifs through Mentawai batik represents not only an aesthetic endeavor but also a profound act of cultural stewardship and reverence. In essence, the creation of Mentawai batik from tattoo motifs represents a holistic effort to safeguard and celebrate Mentawai cultural heritage. By transforming ephemeral body art into enduring textile masterpieces, artisans ensure that the legacy of Mentawai tattooing lives on, inspiring future generations to cherish and honor their cultural roots. Through Mentawai batik, the spirit of tattooing", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 486, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "transcends time and space, weaving a narrative of resilience, identity, and cultural pride for generations to come.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 61, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 113, "width": 479, "height": 131, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The disappearance of traditional tattooing practices in Sioban village, Mentawai Islands district, reflects broader challenges facing the preservation of Mentawai cultural heritage. Rituals and practices associated with Sikerei, traditional tattoo practitioners, have gradually faded away in Sioban, signaling the loss of a once-vibrant cultural tradition. Despite the decline of tattooing in the village, efforts to preserve Mentawai tattoo traditions persist, driven by the local government's proactive measures (Yulia et al., 2018). In response to the dwindling tattoo tradition, the Sioban village government has implemented various strategies to safeguard Mentawai cultural heritage. Firstly, the government has initiated Mentawai tattoo batik training programs, providing local artisans with the necessary skills to translate traditional tattoo motifs into batik textiles. These training initiatives aim to revive interest in Mentawai tattooing practices and promote the continuation of this ancient art form.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 479, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Additionally, the government serves as a facilitator for tattoo batik groups, supporting the development of home industries focused on producing Mentawai batik. By fostering collaboration between artisans and providing logistical support, the government creates opportunities for economic empowerment while preserving cultural traditions. Furthermore, the government acts as a mediator in securing funding from the Mentawai District Government to sustain cultural initiatives. Through strategic partnerships and advocacy efforts, the local government seeks to allocate resources towards the preservation of Mentawai tattoo traditions, recognizing their intrinsic value to the community's cultural identity.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 479, "height": 105, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In parallel, the cultural community in Sioban village plays a vital role in supporting preservation efforts. Through active participation in cultural festivals and engagement with traditional practices, community members contribute to the transmission of cultural knowledge and values across generations. However, despite these concerted efforts, challenges persist in preserving Mentawai tattoo traditions. Modernization and shifting societal values pose significant obstacles to the continuation of traditional practices, while a lack of interest among the younger generation further compounds the issue. The reluctance of youth to engage with traditional tattooing practices reflects broader trends of cultural disconnection and the erosion of intergenerational knowledge transmission.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 479, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Addressing these challenges requires a multifaceted approach that combines cultural education, community engagement, and policy support. By fostering greater awareness and appreciation for Mentawai cultural heritage and providing avenues for youth involvement, stakeholders can work towards revitalizing tattoo traditions and ensuring their enduring legacy in Mentawai society. In the Sipora area there are already batik tattoos made by the PKK women's group. The motives they created include:", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 757, "width": 268, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Combined Tattoo Motifs (Source: Zulfa Document)", "type": "Caption" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 67, "top": 59, "width": 468, "height": 145, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The showcased batik tattoo motif, characterized by intricate flora and plant designs, exemplifies the creative fusion of traditional Mentawai tattoo motifs with the artistry of batik textiles. Produced by a collective of mothers in Sido Makmur village, located in the Sipora region of Mentawai, this particular motif reflects the ingenuity and craftsmanship of local artisans. Through their collaborative efforts, these artisans have transformed traditional tattoo motifs into visually captivating patterns that adorn batik fabrics. The incorporation of flora and plant imagery in the batik tattoo motif signifies a deep-rooted connection to nature, a central aspect of Mentawai cultural identity. In Mentawai society, the natural environment holds profound significance, serving as a source of spiritual inspiration and cultural symbolism. By integrating botanical elements into the batik tattoo motif, artisans pay homage to the rich biodiversity of the Mentawai Islands and celebrate the symbiotic relationship between humans and nature.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 207, "width": 468, "height": 118, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beyond its aesthetic appeal, the batik tattoo motif carries layers of meaning and cultural significance. Each botanical motif may hold symbolic associations, representing concepts such as growth, renewal, and resilience. Moreover, the production of batik textiles with tattoo motifs serves as a form of cultural preservation, ensuring the continuity of Mentawai tattoo traditions in the face of modernization and cultural change. In addition to floral motifs, Mentawai batik tattoo designs encompass a diverse array of patterns and symbols, each with its own unique narrative and cultural context. These motifs may draw inspiration from traditional Mentawai tattoo designs, such as animal figures, geometric patterns, and ancestral symbols. Through the reinterpretation of these motifs in the medium of batik, artisans reinterpret and adapt ancient tattooing practices to suit contemporary artistic sensibilities.", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 327, "width": 468, "height": 65, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The proliferation of batik tattoo motifs reflects a broader trend of innovation and adaptation within Mentawai cultural expression. As artisans explore new techniques and materials, they breathe new life into age-old traditions, ensuring their relevance and resonance in modern times. By embracing the intersection of tradition and innovation, Mentawai communities uphold their cultural heritage while embracing opportunities for creative expression and economic empowerment.", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 609, "width": 271, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4 . Jaraik Tattoo Motiv Batik (Source: Zulfa Document)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 632, "width": 479, "height": 145, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Jaraik motif represents another significant endeavor in the preservation of Mentawai tattoo traditions through the art of batik. This motif, prominently featured in batik tattoo designs, exemplifies the meticulous craftsmanship and cultural significance embedded within Mentawai artistic expression. Produced by local artisans as part of a burgeoning home industry, the Jaraik motif serves as both a means of cultural preservation and economic empowerment for the community. Through the production of batik textiles adorned with Jaraik motifs, artisans contribute to the conservation of Mentawai tattoo traditions while simultaneously generating income for themselves and their families. This home industry not only sustains traditional artistic practices but also provides opportunities for socio-economic development within the local community. By fostering entrepreneurship and skill development, the batik tattoo motif home industry empowers individuals to harness their creative talents and cultural heritage for sustainable livelihoods.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 479, "height": 145, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moreover, the promotion of batik tattoo motifs on a national and international scale holds the potential to elevate Mentawai cultural identity and heritage onto the global stage. By showcasing the unique artistry and symbolism of Mentawai tattoos through batik textiles, artisans introduce audiences worldwide to the rich cultural tapestry of the Mentawai Islands. Through exhibitions, trade fairs, and collaborations with cultural institutions, the batik tattoo motif industry can foster greater appreciation and recognition for Mentawai cultural heritage beyond local borders. In essence, the production of batik textiles featuring Jaraik motifs represents a multifaceted effort to preserve, promote, and celebrate Mentawai tattoo traditions. By marrying traditional tattoo motifs with the versatile medium of batik, artisans bridge the gap between past and present, tradition and innovation. In doing so, they not only safeguard the legacy of Mentawai tattoos for future generations but also cultivate a renewed sense of pride and identity within the community.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 220, "width": 63, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 63, "top": 233, "width": 479, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The extinction of traditional tattoo practices in various regions of Mentawai has posed a significant challenge to the preservation of this cultural heritage. However, amidst this decline, the initiative to translate tattoo motifs into batik textiles emerges as a promising avenue for inheritance and cultural continuity. By adapting traditional tattoo designs into batik, artisans endeavor to safeguard the legacy of Mentawai tattoos and ensure their transmission to future generations. This research underscores the significance of Mentawai tattoo batik as a tangible means of preserving and perpetuating tattoo traditions in Mentawai. Through a qualitative ethnographic approach and oral tradition, this research delves into the intricate process of creating Mentawai tattoo batik and its cultural significance. Interviews with tattoo owners, particularly Sikerei, the custodians of Mentawai rituals, shed light on the sacred nature of tattoos within Mentawai society. The transfer of tattoo motifs onto clothing symbolizes a deliberate effort to immortalize these sacred symbols and ensure their inheritance by younger Mentawai generations.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 381, "width": 480, "height": 145, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, the integration of tattoo motifs into batik textiles not only preserves traditional art forms but also revitalizes cultural practices within the community. The sacred connection between tattoos and the flora and fauna of Mentawai reflects the deeply rooted cultural beliefs and spiritual significance attributed to these symbols. By perpetuating these motifs through batik, artisans pay homage to Mentawai cultural heritage while adapting to contemporary modes of expression. In conclusion, the discourse surrounding Mentawai tattoo batik exemplifies the transformative power of culture in preserving and enhancing traditional practices. Through creative adaptation and innovation, Mentawai artisans strive to ensure the survival and evolution of tattoo traditions, transcending the limitations of time and societal change. The preservation of these sacred symbols not only honors the legacy of Mentawai ancestors but also fosters a sense of identity and belonging within the community, ensuring that the rich cultural heritage of Mentawai endures for generations to come.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 154, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Declaration of Conflicting Interest", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 556, "width": 480, "height": 172, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We affirm that there are no conflicts of interest that could influence the impartiality, honesty, or interpretation of the study's results. We voluntarily acknowledge that no financial, personal, or professional affiliations could unfairly impact the conduct or reporting of this study. Our research was conducted ethically and with genuine intentions, free from any external influences seeking to provide monetary or other support for the study's outcomes. Every aspect of the investigation, data analysis, and decision- making process was carried out independently, without interference from any parties that could sway the results. Moreover, we emphasize that this study adhered to all relevant laws, guidelines, and standards within the scientific field. We are committed to maintaining academic integrity and professionalism throughout the inquiry, ensuring that readers receive accurate and reliable information. Consequently, we are confident that this investigation was conducted openly and honestly, without any conflicts of interest that could compromise the trustworthiness or integrity of its findings. Our goal is for this research to contribute to the advancement of knowledge in related disciplines. We are available to provide further clarification or information if necessary.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 53, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 478, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ady Rosa, (2022), Tato Mentawai Tertua di Dunia, Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kepulauan Mentawai. CV Visigraf.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 99, "width": 477, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Delfi, M. (2013). Islam and Arat Sabulungan in Mentawai. Al-Jami'ah: Journal of Islamic Studies , 51 (2), 475- 499.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 126, "width": 479, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diament, M., Harjono, H., Karta, K., Deplus, C., Dahrin, D., Zen Jr, M. T., ... & Malod, J. (1992). Mentawai fault zone off Sumatra: A new key to the geodynamics of western Indonesia. Geology , 20 (3), 259- 262.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 166, "width": 477, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hatib Abdul Kadir Olong (2006), Tato, Jakarta: Lkis Pelangi Aksara, hlm 83-84. Lexy J. Moleong. 2017, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Jakarta: Rosda Karya Bandung. Nurmalinda dan Zulfa, (2024), Analysis of the Enculturation of Mentawai Cultural Values in Elementary", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 207, "width": 447, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "School 02 Matotonan, South Siberut Subdistrict, Mentawai Islands District, West Sumatra Province, Indonesia. International Journal of Social Science and Human Research, Vol. 7 Januari 2024. https://ijsshr.in/v7i1/41.php . Hlm.311-317.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 247, "width": 479, "height": 65, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurmalinda dan Zulfa, (2024), Enculturation of Malay Cultural Learning in Local Wisdom Values in Higher Education . International Journal of Arts and Social Science , Vol. 7 Januari 2024. https://www.ijassjournal.com/2024/V7I1/4146663855.pdf . Hlm. 81-87. Ponting, J., McDonald, M., & Wearing, S. (2005). De-constructing wonderland: Surfing tourism in the Mentawai Islands, Indonesia. Loisir et societe/Society and Leisure , 28 (1), 141-162.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 314, "width": 479, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahmat, W., Fitriyah, R., Zulfa, Z., Riza, A., Afrinda, P. D., Fitri, R., ... & Endila, W. (2023). Learning Foreign Language Towards Its Media and Identity To Motivate Students Personal Growth. Studies in Media and Communication , 11 (7), 197-207.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 354, "width": 479, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rina, N. (2021). Tradition, cultural contact and English for tourism: the case of Mentawai,", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 368, "width": 479, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia. Heliyon , 7 (6). Schefold, R. (1988). Lia: Das grosse Ritual auf den Mentawai-Inseln (Indonesien) . D. Reimer. Towner, N. (2016). Community participation and emerging surfing tourism destinations: A case study of the Mentawai Islands. Journal of Sport & Tourism , 20 (1), 1-19.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 422, "width": 479, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triadi, T. (2019). Proses Perkawinan Menurut Hukum Adatdi Kepulauan Mentawai Di Sebelum Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Ensiklopedia Of Journal , 1 (2).", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 479, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Whittaker, D. J. (2006). A conservation action plan for the Mentawai primates. Primate conservation , 2006 (20), 95-105.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 489, "width": 479, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulia, R. (2019, January). Education Values of Arat Sabulungan Tradition in Matotonan Mentawai. In 1st International Conference on Innovation in Education (ICoIE 2018) (pp. 178-181). Atlantis Press. https://scholar.google.com/citations?view_op=view_citation&hl=id&user=bTfBPH8AAAAJ&c itation_for_view=bTfBPH8AAAAJ:4fGpz3EwCPoC .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 542, "width": 479, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulia, R., Zulfa, K., & Naldi, H. (2019, August). Desa Sioban Tato Tradition Policy in Preservation in Mentawai. In International Conference on Education, Language, and Society. https://pdfs. semanticscholar. org/303c/45e480df2b11819a924ea0275612565105d8. pdf .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 583, "width": 479, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yulia, R., Zulfa, Z., & Naldi, H. (2018). Improving the government policy on the Arat Sabulungan tradition in Mentawai islands. TAWARIKH , 10 (1), 59-74.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 479, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfa (2021), Ritual Liat Pullaggajat di Mentawai, Media Indonesia, Terbit tanggal 19 September 2021. https://mediaindonesia.com/weekend/433660/ritual-liat-pulaggajat-di-mentawai", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 636, "width": 479, "height": 65, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfa, dkk, (2023), Melayu Culture Learning Model With Value Clarification Approach for Internalization and Character Building, Vol. 6 Issue 11. International Journal of Arts and Social Science https://www.ijassjournal.com/2023/V6I11/4146663699.pdf . hlm. 113-118 . Zulfa, Z., Yulia, R., Husnita, L., & Meldawati, M. (2023). How to Discourse on Character Education Values in the Pullagajat Liat Tradition in Mentawai, Indonesia. Journal of Pragmatics and Discourse Research ,", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 703, "width": 362, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 (1), 81-92. https://jurnal.ppjb-sip.org/index.php/jpdr/article/viewFile/618/202 .", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 717, "width": 479, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfa, Z., Husnita, L., & Kaksim, K. (2016). The Empowerment of Gold Miners Woman in Minangkabau to Support Household Economy. MIMBAR: Jurnal Sosial dan Pembangunan , 32 (1), 187-193.", "type": "List item" }, { "left": 292, "top": 781, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 78, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "About the author", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 72, "width": 474, "height": 78, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zulfa, Zulfa, is a lecturer in the History education study program at the Faculty of Social and Humanities, PGRI University, West Sumatra. He has been a lecturer and researcher in History and Culture since he became a lecturer in 1999 until now. E-mail: [email protected] Rahmat Sewa Suraya, is a lecturer in the oral traditions study program at FIB Haluoleo University Kendari, Southeast Sulawesi. The author is a teacher and researcher on the study of oral traditions in Southeast Sulawesi and Mentawai. Email: [email protected]", "type": "Text" } ]
7c754536-878e-2592-28b7-49f683dc5d01
https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika/article/download/1889/1262
[ { "left": 85, "top": 35, "width": 286, "height": 66, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I S L A M I K A Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 192, "top": 782, "width": 213, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022; 273-288 https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/islamika", "type": "Page footer" }, { "left": 426, "top": 41, "width": 72, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p-ISSN : 2656-5382 e-ISSN : 2656-0224", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 74, "width": 76, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terindeks : SINTA 5, Crossref, Garuda, Moraref, Google", "type": "Text" }, { "left": 426, "top": 88, "width": 55, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Scholar, dan lain-lain.", "type": "Picture" }, { "left": 102, "top": 138, "width": 395, "height": 63, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ANALISIS PERAN AYAH DAN IBU DALAM MENGAJARKAN PENDIDIKAN SEKSUAL KEPADA ANAK SEBAGAI USAHA PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL TERHADAP ANAK DI DESA TELAGA MURNI", "type": "Section header" }, { "left": 158, "top": 232, "width": 279, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah 1 ; Oyoh Bariah 2 ; Achmad Junaedi Sitika 3", "type": "Text" }, { "left": 168, "top": 248, "width": 263, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Singaperbangsa Karwang [email protected] ; [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 348, "width": 46, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 114, "top": 375, "width": 371, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Violence against children is a disgraceful act committed by adults or adults at the age and thought below children, thus preventing children from fulfilling their sexual needs. The impact of sexual violence on children in the form of physical, psychological and psychosocial children. Sexual violence against children does not only occur in the public sphere but can also occur in the family sphere. Families are diverse in society in which there are people such as mothers, fathers, and children who have different roles. Sexual education in the family is intended to foster a child's attitude of vigilance when the density of children begins to enter the community. This writing aims to show the extent to which the family plays a role in providing sexual education to children. In this paper, the descriptive qualitative method with analytical techniques uses data reduction techniques, data presentation and finally drawing conclusions. The results of this study indicate that each level of time or age of sexual education given to children is different, such as at the childhood level the provision of sexual education can be in the form of directions to recognize body organs and teach cleansing, but in language that is easily understood by children at their age. The level of adolescent sexual education that is not appropriate should be in accordance with the type and for adult level children, sexual education is more directed at giving direction or advice to go to a new life when the time comes.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 565, "width": 256, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Sexual Education in the Family ; The Role of Parents", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 428, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Kekerasan seksual terhadap anak merupakan suatu perbuatan tercela yang di lakukan oleh orang dewasa atau orang yang secara usia dan pemikiran di bawah anak, sehingga mempergunakan anak untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Dampak yang diberikan dari kekerasan sekusal kepada anak dalam bentuk fisik, sikologis dan psikososial anak. Kekerasan seksual terhadap anak terjadi tidak hanya dalam ranah publik tetapi juga dapat terjadi di dalam ranah keluarga. Keluarga ialah lingkup terkecil di masyarakat yang didalamnya terdapat beberapa orang diantaranya yaitu ibu, ayah serta dan anak-anaknya yang memiliki peran yang berbeda. Pendidikan seksual dalam keluarga di maksudkan untuk menumbuhkan sikap kewaspadaan anak ketikan padaatnya anak mulai memasuki lingkungan masyarakat. Penulisan ini bertujuan untuk menunjukan sejauhmana keluarga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "274", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berperan dalam memberikan pendidikan seskual terhadap anak dalam penulisan kali ini peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data atau display data dan terakhir penarikan sebuah kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa setiap pada jenjang masa atau usia pendidikan seksual yang di berikan kepada anak berbeda-beda seperti pada jenjang kanak-kanak pemberian pendidikans seksual dapat berupa arahan mengenal organ tubuh dan mengajarkan bersuci, namun dengan bahasa yang mudah di mudah di pahami oleh anak di usinya. Unutk jenjang remaja pendidikan seskual yang diberikan lebih kearah bagaimana seharusnya bergaul atau berteman terutama dengan lawan jenis dan untuk anak jenjang dewasa pendidikan sesksual lebih kearah pemberian arahan atau nasehat untuk menuju kepada kehidupan barunya ketika saatnya tiba seperti kehidupan rumah tangga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 214, "width": 305, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Pendidikan Seksual dalam Keluarga; Peran Ayah dan Ibu", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 299, "width": 101, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 431, "height": 298, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekerasan seksual kepada anak telah menjadi isu yang tengah hangat diperbincangkan baik itu dikalangan masyarakat Indonesia maupun mancan Negara. Kekerasan seksual sebagai bentuk ancaman yang serius dan nyata yang tengah melanda masyarakat Indonesia. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) mencatat, laporan kekerasan terhadap wanita dan anak semakin tinggi pada kurun saat 3 tahun terakhir. Angka laporan perkara kekerasan terhadap anak tercatat semakin tinggi menurut 11.057 dalam tahun 2019, 11.278 perkara dalam 2020 dan sebagai 14.517 perkara dalam 2021. Untuk jumlah korban kekerasan terhadap anak jua semakin tinggi menurut 12.285 dalam 2019, 12.425 tahun 2020 dan sebagai 15.972 pada tahun 2021. Sementara itu, nomor laporan perkara kekerasan terhadap wanita semakin tinggi menurut 8.864 perkara dalam tahun 2019, 8.686 dalam tahun 2020 dan sebagai 10.247 perkara dalam tahun 2021. Jumlah korban kekerasan terhadap wanita jua semakin tinggi menurut 8.947 orang dalam tahun 2019, 8.763 dalam tahun 2020 kemudian sebagai 10.368 perkara dalam tahun 2021. Dari data tadi pertanda bahwa kekerasan yg terjadi dalam anak terbanyak merupakan kekerasan seksual sedangkan dalam wanita merupakan kekerasan fisik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 428, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekerasan seksual yang dilakukan pada anak bukan hanya di ruang publik bahkan di lingkungan yang tidak pernah terduga yakni lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan yang memang seharunya sebagai rumah untuk anak memproleh rasa aman kini menjadi tempat untuk mereka mendapatkan acaman. Kekerasan seksual terhadap anak yang terjadi baru-baru ini memberikan warna suram di kencana dunia pendidikan, ironisinya lagi pelaku", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "275", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kekerasan seksual tidak jauh dari orang terdekat yang di percayai sebagai saudara atau bahkan orang tua serta tenaga pendidik di dalam lembaga pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum, konsep pelecehan seksual anak adalah hubungan anak dalam segala bentuk aktivitas seksual yang terjadi sebelum anak mencapai batas usia yang ditentukan oleh undang-undang negara atau hubungan yang melibatkan orang dewasa. Menggunakan anak di bawah umur untuk kepuasan seksual atau aktivitas seksual. Suatu bentuk perbuatan seksual terhadap anak seperti mencium alat kelamin anak, mempertontonkan video atau benda yang dianggap pornografi, memperkosa anak dan sejenisnya di luar batas kesusilaan, ditambah unsur pemaksaan. Undang-Undang Perlindungan Anak membatasi apa yang dimaksud dengan anak di bawah usia 18 tahun, termasuk anak dalam kandungan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 298, "width": 428, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harlock membagi kerentanan kehidupan manusia pada masa pasca-Natal menjadi beberapa tahap, antara lain masa bayi (lahir-2 minggu), masa bayi (2 minggu-2 bulan), masa bayi (2-6 tahun), masa kanak-kanak akhir (6-10 tahun). atau 12 tahun), pubertas (10 atau 12 tahun - 13 atau 14 tahun), remaja (13 atau 14 tahun - 18 tahun), dewasa (18 tahun) -40 tahun), paruh baya (40 tahun - 60 tahun) dan usia tua (60 tahun ke atas).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 404, "width": 428, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak dalam padangan Islam berada dalam posisi yang kontroversial yakni anak berada dalam sisi yang negatif dan sisi positif. Anak dalam posisi negatif dilihat dari anak yang memiliki fitrah suci, anak sebagai musuh, anak sebagai cobaan sebagaimana Al-Qurán surat Al-Anfal ayat 28 yang artinya berbunyi “Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah ada pahala yang besar”. Sedangkan anak dari segi positifnya dari sudut pandang Islam adalah anak yang jahat atau keren, anak sebagai hamba bukanlah penyembah berhala, anak untuk menjadi orang yang sopan anak adalah orang yang suka berbuat baik, Seorang anak adalah orang yang bertakwa dan seorang anak adalah orang yang beriman (Ahmad, 2009:147).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 428, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua pandangan anak menurut Islam, baik positif maupun negatif, tidak lepas dari peran orang tua dalam memberikan pendidik bagi anak-anaknya, seperti dalam hadits Nabi Shallallahu 'Alaihi wa sallam oleh Abu Hurairah yang diriwayatkan dari Abu Hurairah. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda \"Setiap anak dilahirkan dalam fitrah kecuali orang tuanya menjadikannya seorang Yahudi, Nasrani atau Majusi\". Kedua orang tua memiliki peran penting dalam mendidik dan melindungi anak agar anak berkembang menjadi pribadi yang memiliki nilai-nilai positif yang dapat menjauhi sifat-sifat negatif yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "276", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat merugikan dirinya sendiri, bagi orang-orang di sekitarnya atau bahkan bagi lingkungannya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang. Tentunya lingkungan pendidikan pertama yang dilihat anak untuk menanamkan nilai-nilai pada anak adalah lingkungan keluarga, kemudian lingkungan sekolah, dan terakhir lingkungan masyarakat. Peran lingkungan sangat mempengaruhi pembentukan dan persepsi kepribadian seseorang. Namun nyatanya, ada hal-hal yang tidak pernah terpikirkan atau diharapkan terjadi di lingkungan pendidikan itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seperti halnya lingkungan keluarga sebagai lingkup terkecil dari masyarakat, sangat penting dalam pembinaan suatu masyarakat berbangsa dan bernegara. Jika semua keluarga hidup bersama dalam damai dan kebahagiaan, maka masyarakat dari keluarga bahagia secara otomatis akan damai dan tentram. Peran orang tua dalam lingkungan keluarga adalah mengasuh, mengamalkan disiplin dan akhlak, serta hidup mandiri. (Hamalik, 2011:194).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 428, "height": 278, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Namun hal yang mengejutkan dan tidak pernah terbayangkan terjadi di indonesia, banyak berita-berita tersebar di media sosial akhir-akhir ini yang menarik iba dari pendengar maupun pembacanya yaitu kasus kekerasan seksual seperti inses yang terjadi dimana seorang ayah yang tega mencabuli dan memperkosa anak kandungnya sendiri. Jenis kekerasan seksual incest adalah hubungan seksual antara orang-orang yang memiliki hubungan darah atau kerabat dekat dan dianggap sebagai pelanggaran adat, hukum, dan agama. Seperti yang di kutip dari detikNews (Yogi Ernes: 2022) kasus dimana seorang anak berumur 11 tahun asal cengkareng Jawa Barat menjadi kobar pencabulan, yang menjadi pelakunya adalah pamannya sendiri serta teman ayahnya. Ini merupakan sebagian dari kasus yang ada dunia maya maupun yang sudah melapor kepada pihak yang berwajib. Hal ini membuktikan krisis arti pentinya peran orang tua yang sesungguhnya terhadap anak yang merupakan sebuah anugrah atau titipan dan suatu bentuk kepercayaan dari sang maha kuasa kepada mereka yang disebut sebagai orang tua yang diberikan tanggung jawab untuk memberikan cinta dan kasih sayang serta pendidikan kepada anaknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 428, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dari kasus yang telah di beritakan di atas hal ini menunjukan adanya ketimpangan antara kenyataan dan pemahaman, dimana orang tua mempunyai peran yang mulia dan berwibawa kini mereka seakan-akan hanya mengetahui tanpa menelaah dan memahami makna yang terkandung dalam nama yang di sandangankan sebagai orang tua memiliki tanggung jawab untuk sebuah nama tersebut. Oknum yang mengatas namakan dirinya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "277", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sebagai orang tua bukan memaikan perannya dengan baik hal ini malah memainkan keduduknya hanya demi memuaskan nafsu batinya sesaat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 116, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dinas pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bekasi mencatat satu tahun terkhir pada tahun 2021 terdapat 208 kasus yang terjadi di 12 kecamatan yang ada di kota bekasi. Dari 12 kecamatan di kota bekasi kekerasan terhadap perempuan paling banyak terjadi di daerah Bekasi Timur dan bekasi Utara. Hal ini menunjukan sungguh miris masa kanak-kanak indonesia yang seharusnya diwarnai dengan kasih sayang dan perlindungan namun hanya siksaan dan ancaman yang didapatkan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belum lagi timbulnya akibat dari kekerasan seksual kepada korban, Gaskil dan Perry menuturkan salah satu akibat dari kekerasan seksual akan mempengaruhi pada pertumbuhan fisik, psikologi dan perkembangan psikososial. Hal ini juga mengakibatkan mulai dari stres, depresi, trauma, kegelisahan, berfikir untuk bunuh diri, ganggunan makan dan isolasi sosial atau menjauhkan diri dari lingkungan sosialnya yang memberikan dampak berkepanjangan sampai dengan dewasa (Mega Ade Nugrahmi, 2022: 193).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 384, "width": 428, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian lain, kekerasan seksual berdampak besar pada kehidupan anak. Di antara efek tersebut, seperti kecemasan, perilaku agresif, paranoia, gangguan stres pasca trauma, depresi, upaya bunuh diri, gangguan gangguan, harga diri rendah, iritasi penyalahgunaan zat, nyeri dan trauma genital, perilaku menyimpang lainnya, ketakutan besar bertemu orang, gangguan tidur, agresi, penarikan diri dari lingkungan sosial, dan penurunan prestasi belajar (Adi, 2017: 70). Penilaian dampak yang dirasakan anak, mempengaruhi psikis anak itu sendiri, mulai dari stres, depresi, menarik diri dari lingkungan sosial bahkan bunuh diri, itu di luar batas kemampuan anak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 428, "height": 155, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, perlu adanya pengetahuan pendidikan seks anak, idealnya terlebih dahulu diberikan oleh orang tua sebagai pendidik pertama di lingkungan rumah. Pendidikan seks yang diberikan orang tua kepada anaknya dapat berupa pengajaran tentang peran gender, dimana jika anak laki-laki maka anak diajarkan bagaimana berperilaku seperti laki- laki dan perempuan, diajarkan untuk bergaul dengan lawan jenis. Oleh karena itu, mereka sadar akan perilaku yang tergolong atau termasuk pelecehan seksual. Namun, tidak semua orang tua mau terbuka dengan anak-anaknya saat membicarakan masalah di bidang seksual. (Adi, 2017: 71).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 428, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika keluarga tidak mengambil tanggung jawab dalam meberikan pendidikan seks terhadap anak maka besar kemungkinan anak akan mencari tahu hal tersebut melalui", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "278", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber-sumber informasi yang tidak jelas ke absahannya misal dari temannya, internet atau media seperti filem atau video diatas 18 tahun keatas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 58, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 181, "width": 428, "height": 196, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model matematis, statistik atau komputer. Penelitian ini berjenis kualitatif deskritif. Dimana metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk memberikan gambaran dan analisis hasil penelitian yang akan dijadikan sebagai dokumen untuk menarik kesimpulan dengan cakupan yang lebih luas. Dalam teknik pengumpulan data digunakan wawancara tidak terstruktur dengan jenis pertanyaan menggunakan informan terbuka atau wawancara informan. Subyek penelitian dari penelitian ini adalah orang tua yang anaknya berada pada rentang usia pertama anak, remaja dan dewasa. Teknik analisis menggunakan teknik reduksi data, penyajian data atau visualisasi data, dan pada akhirnya penarikan kesimpulan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 158, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 31, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 464, "width": 102, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan seksual", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 428, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ricard J. Gelles, pelecehan seksual adalah perbuatan yang disengaja yang dapat menimbulkan kerugian atau kerugian bagi seorang anak, baik secara fisik maupun psikis. Menurut pendapat lain, kekerasan seksual terhadap anak menurut International Organization of Tourism for Child Prostitusi in Asia (ECPAT) Internasional adalah hubungan atau interaksi antara seorang anak dengan orang tua atau orang dewasa, orang asing atau saudara sedarah dimana anak tersebut digunakan sebagai objek untuk melayani kebutuhan seksual cabul pelaku.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 116, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain mengatakan dari hasil wawacara oleh orang tua bernama Ibu Mufliha yang memiliki tiga orang anak, “kekerasan seksual pada anak merupakan perbuatan kurang bagus serta tidak terpuji, karena dengan adanya kekerasan seksual pada anak akan berdampak pada masa depannya” tutur ibu 3 orang anak dalam memandang kekerasan seksual. Pendapat yang sama juga di katakan oleh Ibu Anissa yang memiliki seorang anak yang sudah dewasa, tuturnya mengatakan bahwa “kekerasan seksual adalah suatu perbuatan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "279", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang jelek dimana di lakukan oleh orang dewasa yang tengah setres atau terdapat masalah sehingga untuk mencari kesenangannya dengan memberi makan nafsunya dan meluapkan keinginanya tersebut kelingkungan sekitar”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jadi dapat di tarik kesimpulan kekerasan seksual pada anak ialah suatu perlakuan di lihat dari kacamata manapun merupakan perbuata yang sangat tidak terpuji yang didalamnya terdapat unsur pemaksaan, terlebih lagi yang menjadi korba adalah anak yang secara usia maupun pikiran jauh dari kata dewasa dan akan memberikan dampak yang dapat merusak fisik serta metal korban yang tidak lain adalah seorang anak dengan usia yang belum matang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 428, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, kekerasan seksual harus dicegah bagaimanapun caranya, salah satunya dengan menggalakkan pendidikan seks. Pendidikan seks atau disebut juga pendidikan seks adalah pendidikan tentang kesehatan indera reproduksi. Pendidikan seks sama dengan menggunakan penjelasan anatomi fisiologis seks manusia, bahaya penyakit kelamin, dan sebagainya. Pendidikan seks itu sendiri bertujuan agar seseorang dapat mengetahui arti, fungsi dan tujuan seks, sehingga membantu mereka untuk mengalokasikan kebutuhan seksualnya secara tepat dari waktu ke waktu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 428, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, juga bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang kondisi sosial yang sehat dan risiko yang muncul dalam masalah seksual. Melalui pendidikan seks ini diharapkan anak mampu melindungi diri dan terlindungi dari bahaya pelecehan seksual, anak di bawah umur lebih bertanggung jawab dalam penggunaan dan pengendalian hasrat seksualnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks dapat mencegah perilaku seks bebas, kehamilan tidak diinginkan (KTD), aborsi, pelecehan seksual atau pemerkosaan, dan mencegah penularan HIV atau AIDS tanpa frekuensi di Indonesia terus meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 428, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam pendidikan seks, ada perbedaan antara instruksi seks dan pendidikan seks. Indikasi seksual adalah penjelasan tentang anatomi dan psikologi seks, seperti tumbuhnya rambut di ketiak dan kurang lebih pada alat kelamin, serta proses reproduksi untuk mempertahankan seks. Ini termasuk pembentukan keluarga dan indra kontrasepsi dalam kontrasepsi. Pada saat yang sama, pendidikan seks mencakup etika, moral, fisiologis, ekonomi dan bidang pengetahuan lain yang diperlukan bagi seseorang untuk mengetahui bahwa dia adalah individu seksual dan untuk memiliki interaksi yang baik di antara mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 718, "width": 428, "height": 34, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pria dan wanita secara naluriah merasakan hubungan. Jika emosi ini tidak dapat dikendalikan dan diatur oleh berbagai norma, hubungan liar dapat muncul dan ketenaran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "280", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "manusia dapat menjadi makhluk paling mulia, bukan makhluk terburuk. Oleh karena itu, Islam sangat memperhatikan pemenuhan kebutuhan biologis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Inilah, sebagaimana ditegaskan Ayip Syafruddin, pendidikan seks dalam Islam merupakan bagian integral dari pendidikan iman, akhlak, dan ibadah. Dimasukkannya pendidikan seks dari ketiga faktor di atas membuat arah pendidikan seks menjadi tidak jelas. Tergantung pada tujuan awalnya, mungkin ada hamburan atau bahkan gangguan. Karena pendidikan seks yang berlandaskan unsur keimanan, ibadah dan akhlak hanya ada dari hawa nafsu manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 257, "width": 428, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam Islam, pendidikan seks terkait dengan moralitas. Artinya, menurut pendidikan akhlak, pendidikan seks perlu berpedoman pada syarat-syarat Allah SWT. Karena hanya Allah yang paling mengetahui tentang manusia yang diciptakannya dan berpedoman pada Sunnah Nabi Muhammad SAW. Dalam kaitannya dengan pendidikan agama, hubungan dengan pendidikan seks adalah untuk memberikan pedoman kepada individu tentang apa yang boleh dan apa yang dilarang. Ibadah pada dasarnya merupakan wujud ketaatan manusia kepada Allah SWT dengan menjalankan syariat untuk mencapai kebahagiaannya. Oleh karena itu, pendidikan seks tanpa rahmat pendidikan ibadah tidak memadai. Karena melalui penggunaan pendidikan ibadah, diketahui hubungan kita dengan Allah, Rasul, dan sesama manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 346, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran Orang Tua memberikan pendidikan sesksual dalam keluarga", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 136, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga yang merupakan suatu unit terkecil utama bagi seorang anak. Sebelum anak masuk kedalam lingkungan sekitar terlebih dahulu anak berkenalan dengan linkungan keluarga. Pengalaman atau bekal pendidikan yang diperoleh di lingkungan rumah akan berdampak besar bagi tumbuh kembang anak di masa depan. Keluarga adalah pendidikan pertama yang dirasakan anak. Keluarga disebut pendidikan pertama karena termasuk orang tua. Orang tua adalah pendidik pertama bagi anaknya, karena dari orang tua anak mendapat pemagangan atau pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 662, "width": 428, "height": 95, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap anak memiliki motivasi serta kemampuan dalam meniru apa yang menjadi cerminannya. Dengan ini anak dapat melakukan segala hal yang di lakukan ayah dan ibunya. Maka dangan ini ayah dan ibu seharusnya mampu menjadi roll model untuk buah hatinya. Karena anak akan mendengar dan melihat sehingga menjadi bahan tiruan untuknya tanpa mempertimbangkan segala hal yang baik maupun buruk. Oleh karenanya orang tua harus", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "281", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memiliki tingkat kekawatiran yang tinggi untuk anak-anaknya. Berawal dari meniru tersebut watak anak akan terbentuk di kemudian hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 130, "width": 428, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkembangan fisik, mental dan spiritual seorang anak menjadi perhatian penting bagi orang tua di era globalisasi yang ditandai dengan banyak perubahan nilai-nilai kehidupan. Pendidikan yang paling utama bagi anak muslim adalah pendidikan muslim. Pendidikan keluarga Islami adalah pendidikan berdasarkan prinsip-prinsip agama Islam yang diamalkan dalam keluarga, bertujuan melatih anak menjadi pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan bermartabat. serta pemahaman dan pengalaman nilai-nilai agama dalam kehidupan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 428, "height": 35, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggung jawab yang besar orang tua untuk dapat mendidik anaknya menjadi pribadi yang baik tertuang dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Tahrim ayat 6 yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 323, "width": 334, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ُْكِْيِلْهَاَو ْ ُكِ َسُفْهَا آْوُق اْوُنَمٓا َنْيِ ذلَّا اَ هيَُّٓٓيٰ ُْم َهَمَا ٓاَم َ ّّٰٓا َ ْو ُوْصَع ذَ غهاَا ِد غ َاظِل غ َة كَ ِٕٓلَم اَ ْهََلَل ُ َااَاِجّْاَو ُ اذَّا اَهُهْوُقذو ا ا َار َ ْو ُهَمْؤُع اَم َ ْوُلَصْفَعَو", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 344, "width": 428, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "\" Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S At-Tahrim: 6)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 430, "width": 428, "height": 136, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hal tanggung jawab orang tua, orang tua tidak dapat dipisahkan dari perannya sebagai pendidik pertama keluarga. Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membimbing dan mengembangkan kemandirian anak. Bentuk bimbingan orang tua bagi anaknya dalam meningkatkan kemandirian antara lain membuat pilihan yang jujur, pujian atau penghargaan, dukungan, komunikasi dan dialog yang baik, selain memberikan contoh untuk memecahkan suatu masalah, memahami anak dan membiasakannya (Ahmad Susanto, 2017: 59)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 428, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendapat lain menjelaskan peran masing-masing individu sebagai suami sekaligus ayah, yang merupakan pencari nafkah keluarga, pendidik, pelindung dan penjamin keamanan seperti kepala keluarga, anggota keluarga, anggota kelompok sosial dan anggota. dari lingkungan. masyarakat. seperti dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi:", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 663, "width": 428, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ُّْوَمّْا َلََلَو ۗ َ َلا َضذهّا ذ ِتِهع ْ َا َهاَاَا ْنَمِّ ِ ْيَْلِم َكَ ِ ْيَّْْوَح ذنُهَه ََ ْوَا َنْص ِضْهُي ُت ٓ ِلِاَوّْاَو ََ ِۗف ْو ُهْصَمّْ ِبِ ذنُ ُتَُو ْسِكَو ذنُهُق ْزِا َٗلَ ِهْو غه ْوُّْوَم َََو اَهِ َلِ َوِبۢ غ َ ِلِاَو ذإا َضُت ََ ۚ اَهَص ْسُو ذَِا غسْفَه ُفذ َكَُت", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 684, "width": 214, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َحاَنُج َاظَف ٍاُوا َشَتَو اَمُ ْنِّْم ٍضاَهَت ْنَع َا َوِف اَهاَاَا ْ ِاَف ۚ َ ِلِٓذ ُلْثِم ِثِااَوّْا َلََلَو ٖهِ َلِ َوِب ٗذلَ", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 684, "width": 214, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "َت ْ َا ْ هُّْهَاَا ْ ِاَوۗ اَمِ ْهََلَل ِۗف ْو ُهْصَمّْ ِبِ ْ ُتِْيَتٓا ٓاذم ْ ُتِْمذل َس اَذِا ْ ُكِْيَلَل َحاَنُج َاظَف ْ ُكَُه ََ ْوَا آْوُص ِضَْتَ ْس", "type": "Table" }, { "left": 403, "top": 705, "width": 107, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "غْي ِوَب َ ْوُلَمْصَت اَمِب َ ّّٰٓا ذ َا آْوُمَلْلاَو َ ّّٰٓا اوُقذتاَو", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "282", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 176, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 428, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu seseorang istri yg sekaligus sebagai bunda mempunyai kiprah yaitu mengasuh kelurga, pendidik bagi anak-anaknya, pelindung dan menjadi suatu grup menurut kiprah sosialnya. Disisilain seseorang bunda pula bisa berperan menjadi pencari nafkah tambahan bagi keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 155, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan definisi peran yang telah diuraikan di atas, masing-masing ayah dan ibu memiliki peran, namun keduanya memiliki peran yang sama bagi anak-anaknya, yaitu mendidik dan melindungi. Sebagai bagian dari proses parenting, orang tua harus memiliki konsep atau pandangan untuk mewujudkan keinginannya untuk membesarkan anak dengan kualitas dan karakter yang baik. Berikut beberapa konsep parenting, antara lain (1) memberikan pendidikan tauhid, (2) mengajarkan sopan santun dan etika, (3) menjalankan ibadah, (4) bersikap lembut terhadap anak dan tegas bila perlu, (5) berlaku adil terhadap anak dan (6) pengasuhan terhadap kesejahteraan anak baik fisik maupun mental.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 525, "width": 428, "height": 116, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peran orang tua dalam mendidik anaknya sangatlah penting, karena keluarga adalah yang pertama mendidik anak, tempat mereka tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, perlunya menanamkan pendidikan Islam kepada anak sejak dini merupakan langkah terbaik, karena sebagai orang tua muslim, mereka memiliki kewajiban untuk menjaga dan melindungi anak-anaknya dari apa yang menyebabkan mereka terjerumus ke dalam api bumi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 652, "width": 428, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain pendidikan karakter pada anak, pendidikan seks pada anak juga sangat penting. Pengajaran pendidikan seks diperlukan agar anak-anak tidak melakukan kesalahan dalam pendekatan mereka. Pendidikan seks harus diberikan kepada anak sedini mungkin, mulai usia 3-4 tahun hingga remaja. Pendidikan seks untuk anak prasekolah sangat berbeda dengan pendidikan seks untuk remaja. Pendidikan anak usia dini lebih banyak memberikan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "283", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gambaran biologis tentang seks dan organ reproduksi, masalah relasional, seksualitas, kesehatan reproduksi dan penyakit menular seksual, sedangkan Untuk balita, pendidikan lebih pada pengenalan seks dan pengenalan anatomi tubuh sederhana. Dampak pendidikan seks akan utuh jika disesuaikan dengan orang tua agar anak mengerti dan tidak salah paham terhadap sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 428, "height": 440, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara umum pendidikan seks dalam Islam terbagi menjadi beberapa tahap, yang pertama adalah tahap persiapan. Tahap persiapan dimulai ketika anak belum dewasa, bentuk pendidikannya adalah (1) pemisahan tempat tidur, (2) Isti `dzan (meminta izin), ini merupakan bentuk toleransi, misalnya memasuki kamar anak. orang tua kecuali tiga waktu, yaitu waktu shalat subuh. pada siang hari dan setelah Isya. (3) Thaharah (penyucian) berarti bahwa seorang anak yang telah mencapai pubertas meskipun ia belum menstruasi untuk anak perempuan dan belum memimpikan jimâ (basah) untuk laki-laki, orang harus mengajarinya dua hal ini sekaligus. tentang pengaturan tata cara mencuci saat seseorang tinggal kejadian. Haid pertama bagi wanita dan mimpi beruap bagi pria merupakan pengalaman yang tidak menyenangkan, apalagi jika mereka belum pernah mendengar laporan sebelumnya dari orang tua dan guru di sekolah. Orang tua atau guru harus dapat memberikan informasi sejelas mungkin tentang perkembangan dan proses yang terjadi pada anak, selain itu harus dijelaskan bahwa menstruasi dan mimpi buruk merupakan indikasi kematangan seksual anak. Jeroan. Oleh karena itu, sejak dini anak harus dibiasakan untuk menjaga kebersihan dan kesucian indera seksualnya, serta perlu juga menghilangkan resiko yang mungkin timbul karena lalai menjaga inderanya. Seorang anak yang telah menerima pedagogi menstruasi dan mimpi beruap tidak akan panik ketika saatnya tiba untuk mengalaminya sendiri, dan dia akan keluar darinya dengan tenang. Selanjutnya, mereka juga memahami cara menyucikan diri dan amalan ibadah yang dilarang sebelum menyucikan diri. Islam tidak melarang orang tua untuk memantau perubahan psikologis dan seksual yang terjadi pada anak-anaknya, sehingga orang tua dapat membantu mendidik mereka dengan cara yang tenang dan alami.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 428, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahap kedua, yaitu tahap remaja Ketika anak memasuki masa remaja, mereka mulai memikul beban hukum Syariah (taklf). Saat ini, remaja perlu mulai fokus membuat hukum dan menegakkannya, apakah itu halal, haram, permisif atau makruh. Mengenai pendidikan seks, hukum syariat terkait hubungan laki-laki dan perempuan harus dikomunikasikan oleh orang tua atau melalui pendidikan dengan bahasa yang mudah dipahami oleh remaja, disertai penjelasan ilmiah, agar dapat diterima oleh remaja. Pada tahap ini dapat dilakukan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "284", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "khitanan, menjelaskan kepada anak tentang pola pergaulan antara laki-laki dan perempuan, seperti menunjukan mahram, mendidik mereka untuk selalu berhati-hati, mendidik mereka untuk tidak bekerja sendiri-sendiri dan mendidik mereka untuk berpakaian sopan dan untuk melindungi alat kelamin mereka. Dan informasi tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan amoralitas seksual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 428, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fase ketiga , fase dewasa dimana anak memiliki kesiapan baik fisk maupun mental untuk melangsungkan pernikahan. Hakikatnya pernikahan adalah suatu upuya yang dilakukan untuk menyalurkan nafsu seksual dengan cara yang halal atau dibenarkan dalam norma dan nilai-nilai agama. Apalagi perkawinan merupakan salah satu cara untuk mempererat dan mempererat tali persaudaraan dengan keturunan yang baik, asalkan mereka dididik dengan baik sehingga tumbuh menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada ayah dan ibu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 318, "width": 428, "height": 135, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan seksual untuk pertama kalinya di berikan oleh ayah dan ibu, mengingat bahwa ayah dan ibu adalah pengajar pertama untuk anaknya. wawancara dengan Ibu Mufliha bahwasannya ia memberikan pendidikan seksual kepada anak-anaknya sejak di usia awal anak-anak. Beliau menuturkan “pemberian pendidikan seksual dalam keluarga seperti tidak memberitahu anggota badan yang tidak boleh di pegang oleh yang bukan mukhromnya serta tidak berpengangan atau bersentuhan dengan orang yang beda jenisnya atau yang bukan muhrimnya”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 428, "height": 216, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai ibu dari tiga orang anak yang usianya berbeda, dimana katakan dua orang anaknya berada di fase awal kanak-kanak serta satu orang anaknya yang sudah di fase remaja maka dapat di pastikan dalam memberikan pendidikan seksual sangat berbeda. Hasil wawacara beliau menuturkan “sedangkan anak yang berumur 4 tahun serta 8 tahun keduanya adalah laki-laki, tentunya saya akan memberikan suatu gambaran tetang tubuh mana yang tidak boleh di sentuh dan tentunya hal tersebut terkait dengan mengajarkan sopan santu kepada anak saya, sedangkan untuk anak saya yang berumur 12 tahun yang bisa di sebut sebagai anak remaja pendidikan seksual tentu berbeda dimana untuk anak saya yang remaja ini seorang perempuan saya mulai mengajarkan atau memberi gambaran tentang reproduksi wanita dan memberitahukan hal yang tidak boleh di lakukan dengan lawan jenis”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 428, "height": 55, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beliau juga menuturkan bahwa tantangan mengajarkan pendidikan seksual kepada anaknya melalui penjelasan mengenai pengertian yang sangat jelas kepada anaknya agar mereka mengerti apa yang dimaksudkan oleh ayah dan ibunya “sebagai orang tua saya", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "285", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan pengertian yang kongkrit bahwasannya jika hal-hal tersebut dilakukan akan berakibat tidak baik dan Allah SWT pasti akan membenci perlakukan seperti itu” penuturan beliau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 151, "width": 428, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lain halnya dengan ibu anissa yang memiliki anak yang memang berada di fase menginjak dewasa penuturan beliau dari wawacara yang telah di lakukan “saya memberikan pendidikan seksual kepada anak saya yang memang sudah dewasa yang juga kebetulan seorang wanita jadi harus lebih ekstra penjagaannya dengan cara menjaga daerah yang memang sensitif serta memberi nasehat-nasehat bagaimana harusnya bersikap kepada seseorang yang memang bukan mahromnya atau kepada lawan jenis”.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 277, "width": 428, "height": 236, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat dari hasil wawancara dari kedua narasumber yang memang memiliki anak yang berbeda-beda jenjang usianya membuktikan bahwa pendidikan seksual sangan penting untuk anak terutama di berikan oleh keluarga. Selain itu dalam setiap jenjang usia pendidikan seksual yang di berikan oleh keluarga sangatlah beragam misalnya untuk usia awal anak-anak orang tua memberikan pendidikan seksual dengan memberi tahu anggota badan yang dapat di pegang dan tidak, secara garis besar lebih bersifat mengajarkan kepada sopan santun. Untuk anak yang jenjang usia terbilang remaja orang tua memberitahukan mengenai sitem reproduksi karena di fase-fase ini anak sudah mulai mengalami menstruasi untuk anak perempuan dan mimpi basa untuk anak laki-laki. Sedangkan untuk anak yang dewasa lebih kepada kewaspadaan orang tua kepada anaknya terutama anak perempuan untuk menjaga diri dalam bergaul dimana menasehati agar jangan mau disetuh-sentuh oleh yang bukan mahromnya sebelum kata ijab kabul di lantunkan dalam kata lain sudah halal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 551, "width": 68, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 576, "width": 428, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya peran orang tua dalam mendidik anaknya tentang seks, memahami apa yang boleh dan tidak boleh berdasarkan aturan, norma dan nilai yang berlaku dalam agama maupun dalam masyarakat. Seperti hasil wawacara dengan Ibu Mufliha “penting sekali pendidikan seksual untuk anak-anak karena dengan kita memberikan penguatan tentang seksual kepada anak-anak mereka akan lebih berhati-hati dalam begaul dan menjaga dirinya baik dilingkungan rumah, sekolah maupun masyarakat” tutur beliau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "286", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berikut ini ada beberapa upaya dalam memberikan pendidikan seksual dalam keluarga untuk pencegahan kekerasan seksual antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 130, "width": 299, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Membantu anak-anak membawa kenyamanan untuk tubuh.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 151, "width": 419, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Berikan pelukan dan belaian pada anak agar dapat merasakan kasih sayang orang tua dengan tulus.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 191, "width": 419, "height": 55, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Membantu anak memahami perbedaan perilaku yang bisa dan tidak bisa terjadi di depan umum, seperti harus berpakaian di kamar mandi atau kamar tidur setelah mandi.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 252, "width": 270, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Ajari anak perbedaan anatomi tubuh pria dan wanita.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 272, "width": 419, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Jelaskan proses perkembangan, seperti kehamilan dan persalinan, dalam kalimat yang paling sederhana dalam bahasa yang dimengerti anak.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 313, "width": 419, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Memberikan pemahaman tentang fungsi normal organ tubuh untuk menghindari perasaan malu dan bersalah tentang bentuk dan fungsi tubuh.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 353, "width": 419, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Ajari anak dengan nama yang benar dari setiap bagian tubuh dengan menyebutkan fungsinya.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 394, "width": 419, "height": 34, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Bantu anak-anak mereka memahami konsep pribadi dan ajari mereka bahwa berbicara tentang seks itu pribadi.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 434, "width": 419, "height": 35, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Berikan dukungan dan suasana yang kondusif bagi anak-anak untuk bersedia berkontribusi bersama orang tua mereka dalam setiap pertanyaan tentang seks.", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 475, "width": 419, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10. Membiasakan pakaian yang sesuai gender dalam kehidupan sehari-hari dan dalam berdoa akan membantu anak-anak memahami dan menghormati bagian tubuh mereka dengan lebih baik.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 561, "width": 428, "height": 75, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam hadits yang yang artinya “perintahkanlah anak-anak kalian untuk melakukan shalat saat mereka berumur tujuh tahun, pukullah mereka jika tidak melaksanakan shalat saat mereka telah berumur sepuluh tahun, dan pisahkanlah tempat tidur diantara mereka” (HR. Abu Daud).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 225, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 795, "width": 120, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 4, Nomor 3, Juli 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 485, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "287", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 84, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 428, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pentingnya peran orang tua kepada anaknya untuk menciptakan suatu hubungan yang harmonis dalam keluarga. Selain dari pada pendidikan karakter pendidikan seksual juga di diperlukan agar anak memiliki tameng atau kewaspadan ketika anak mulai mengenal dunia luar. Adapun pemberian pendidikan seksual dalam lingkungan keluarga memilik tingkatan yang berbeda berdasarkan jenjang masa diantarnya:", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 217, "width": 410, "height": 176, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada tingkat anak, pendidikan seks terutama tentang mengetahui organ tubuh mana yang dapat terpengaruh dan tidak, pemisahan dua tempat tidur diajarkan kepada anak-anak sejak usia paling muda, yaitu sekitar 2-7 tahun, mengingat anak pada usia ini memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan tantangan pendidikan seks pada usia ini adalah penjelasannya harus dalam bahasa yang dapat dimengerti atau sesuai dengan usia anak.. Selain itu pendidikan seksual dalam bentuk membekali anak bagimana caranya bersuci dengan benar sesuai dengan syariat agama agar ketika sudah menginjak remaja anak tidak kaget dan sudah paham caranya. Jadi intinya pendidikan seksual untuk anak-anak dia jarkan lebih kepada sopan santun.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 401, "width": 410, "height": 155, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Untuk anak remaja, pemberian pendidikan seksualnya di berikan dalam bentuk bagaimana seharusnya anak laki-laki berperan sesuai dengan nilai-nilai dan norma- norma yang berlaku di dalam agama dan masyarakat, untuk anak perempuan di ajarkan bagaimana seharusnya bergaul dengan lawan jenis serta informasi-informasi mengenai batasan-batasan dalam bergaul dan memberitahu mana perbuatan yang sudah termasuk kedalam pelecehan seksual. Hal ini dimaksudkan karena pada usia remaja seorang anak sudah memikirkan segala sesuatu yang berkaitan dengan tidakannya yang akan memberikan dampak untuk hidupnya.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 563, "width": 410, "height": 136, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Untuk anak dewasa, pemberian pendidikan seksual biasa bukan berupa perintah atau larang lagi tetapi lebih kepada nasehat-nasehat untuk menjalankan kehidupan selanjutnya seperti mencari pekerjaan yang halal serta pemilihan calon pendamping hidup. Hal ini dilakukan karena ketika dewasa seorang anak sudah mengetahui mana yang baik dan buruk serta masalah yang di hadapin pasti semakin besar dari sini peran orang tua bermain dalam memberikan arahan dan petunjuk kepada anaknya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 35, "width": 227, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Devi Rahmi Fuadah; Oyoh Bariah; Achmad Junaedi Sitika", "type": "Page header" }, { "left": 307, "top": 795, "width": 204, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISLAMIKA : Jurnal Keislaman dan Ilmu Pendidikan", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 794, "width": 20, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "288", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 110, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 428, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adi, E. P. (2017). Gambaran Pemahaman Anak Usia Sekolah Dasar Tentang Pendidikan Seksual Dalam Upaya Pencegahan Kekerasan Seksual Pada Anak. The Indonesia Journal Of Health Science Vol.9 No.1 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 156, "width": 429, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmad, Z. (2009). Perlindungan Anak Dalam Perspektif Islam. ISLAMICA Vol.4 No.1 ,", "type": "List item" }, { "left": 121, "top": 169, "width": 23, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "147.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 385, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arief, A. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Pers.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 206, "width": 428, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desmita. (2009). Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Panduan Bagi Orang Tua dan Guru dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, smp, dan SMA . Bandung: Remaja Rosdakarya. Erna Muchlis, S. (2022). Peran Pendidikan Seksual \"Sex Education\" Anak Usia Dini Sebagai Upaya Preventif Atas Tindakan Pidana Seksual. Alauddin Law Development Journal (Aldev) Vol.4 No.1 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 428, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Erzad, A. M. (2017 ). Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak Sejak Dini di Lingkungan Keluarga. Journal Iainkudus .", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 322, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 377, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Herry Noer Aly, M. (2003). Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 353, "width": 356, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khodijah, D. (2014). Pesikologi Pendidikan. Jakarta: Pt.Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 429, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madani, Y. (2003). Pendidikan Seks Untuk Anak Dalam Islam Panduan Bagi Ulama Guru dan Kalangan Lain. Jakarta : Pustaka Zahra.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 403, "width": 428, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mega Ade Nugrahmi, K. M. (2022). Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Kejadian Pelecehan Seksual. Jurnal Menara Medika Vol. 4 No.2 , 193.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 435, "width": 429, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Miqdad, A. A. (1997). Pendidkan Seks Bagi Remaja Menurut Hukum Islam. Yogyakarta: Mitra Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 384, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nawangsari, D. (2015). Urgensi Pendidikan Seks Dalam Islam. Tadris Vol.10 No.1 .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 486, "width": 428, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Noviana, I. (2015). Kekerasan Seksual Terhadap Anak:Dampak Dan Penanganannya Child Sexual Abuse: Impactand Hending Sosio Informa. Sosio Informa , 15.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 428, "height": 27, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P, K. (2016). Studi Deskriptif Mengenai Pendidikan Seks Pada Anak Usia Dini Dari Perpektif Pendidik PAUD. Jakarta: INSIGHT.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 550, "width": 323, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Syafruddin, y. (1991). Islam dan Pendidikan Seks. Solo: Pustaka Mantiq.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 406, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tafsir, A. (2001). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.", "type": "Text" } ]
3403b585-0312-9026-e16e-fdb580c90466
https://jurnal.yudharta.ac.id/v2/index.php/AGROMIX/article/download/2849/2119
[ { "left": 173, "top": 30, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "AGROMIX, Volume 13 Nomor 1 (2022), Halaman 74-78", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 804, "width": 215, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lisensi : Creative Commons Attribution 4.0 International License. (CC-BY)", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 11, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "74", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 166, "width": 483, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh lama penyimpanan dan jenis kemasan terhadap viabilitas benih rekalsitran pala (Myristica fragrans Hout)", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 215, "width": 482, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Effect of storage time and type of packaging on viability of recalcitrant nutmeg (Myristica fragrans Hout) seeds", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 253, "width": 342, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yudhi Arie Priyanto 1 , Abdul Qadir 1 , M.R. Suhartanto 1 , Melati 2 , Ristina Siti Sundari 3*", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 266, "width": 235, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Ilmu dan Teknologi Benih, IPB University, Jl. Dramaga Bogor, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 168, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Balittro, Kementrian Pertanian, Jl.Bogor, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 285, "width": 150, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Universitas Perjuangan Tasikmalaya *Email korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 320, "width": 322, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT Article history Received : January 6, 2022 Accepted : March 25, 2022 Published : March 31, 2022 Keyword Nutmeg seeds; storability; viability", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 346, "width": 346, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction: Nutmeg seeds are recalcitrant seeds that cannot be stored for long periods of time. The quality of nutmeg seed rapidly declines so that it can affect the productivity of both the seed and its production. This study aims to determine the effect of the storage period and the type of packaging for the storage of nutmeg seeds. Method: This study used a factorial complete block design with the type of packaging factor in several storage periods. Treatment Types of Packaging (K) consisted of four types, namely plastic standing pouch packaging with a size of 14 x 20 cm with a thickness of 0.10 mm (K1), plastic sack packaging which was converted to a size of 17 x 21 cm with a thickness of 0.10 mm (K2), a burlap sack packaging which was converted to a size of 14.5 x 20 cm thickness 0,20 mm (K3), and a rectangular jar measuring 12 x 19 cm thickness 0,20 mm (K4). The storage period was carried out for 12 days (P1), 18 days (P2) and 24 days (P3). The experiment was carried out in room conditions with an average temperature of 28.910C and RH 61.17%. Result: The results showed that storage of nutmeg seeds for 12 days in plastic standing pouch packaging was able to maintain the viability of nutmeg seeds. Storage like this produces seeds with germination capacity (56.25%), moisture content (48.42%), respiration rate (32.35 mmCO2/kg/hour), growth speed (10.5%/etmal), vigor index (9.73) and seed germination capacity. 55.00. Conclusion: Nutmeg seeds should be sown immediately after download. However, with certain storage techniques, nutmeg seeds can still survive with good quality at 12 days of storage in standing pouch packaging with zeolite.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 542, "width": 320, "height": 93, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK Riwayat artikel Dikirim : 6 Januari, 2022 Disetujui : 25 Maret, 2022 Diterbitkan : 31 Maret, 2022 Kata kunci Benih pala; daya simpan; viabilitas", "type": "Table" }, { "left": 190, "top": 563, "width": 346, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendahuluan: Benih pala merupakan benih rekalsitran yang tidak tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama. Kualitas benih pala cepat menurun sehingga dapat mempengaruhi produktifitas baik dari benihnya maupun dari produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh periode simpan dan jenis kemasan terhadap viabilitas benih rekasitran pala. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap faktorial dengan faktor jenis kemasan dalam beberapa periode simpan. Perlakuan Jenis Kemasan (K) terdiri dari empat jenis yaitu kemasan plastik klip ukuran 14 x 20 cm dengan ketebalan 0,10 mm (K 1 ), kemasan karung plastik yang dikonversi ke ukuran 17 x 21 cm ketebalan 0,10 mm (K 2 ), kemasan karung goni yang dikonversi ke ukuran 14,5 x 20 cm ketebalan 0,20 mm (K 3 ), dan toples segiempat ukuran 12 x 19 cm ketebalan 0,20 mm (K 4 ). Periode simpan dilakukan selama 12 hari (P1), 18 hari (P2) dan 24 hari (P3). Percobaan dilakukan di dalam kondisi kamar dengan rata-rata suhu 28,91 0 C dan RH 61,17%. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan benih pala selama 12 hari dalam kemasan plastik klip mampu mempertahankan viabilitas benih pala. Penyimpanan seperti ini menghasilkan benih dengan daya berkecambah (56,25%), kadar air (48,42%), laju respirasi (32,35 mmCO 2 /kg/jam), kecepatan tumbuh (10,05 %/etmal), indeks vigor (9,73) dan daya tumbuh tumbuh benih 55.00. Kesimpulan: Benih pala sebaiknya dibibitkan langsung setelah diunduh. Namun demikian dengan teknik penyimpanan tertentu benih pala masih bisa bertahan dengan kualitas yang baik pada penyimpanan 12 hari dalam kemasan klip yang diberi zeolit", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 760, "width": 471, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sitasi: Priyanto, Y. A., Qadir, A., Suhartanto, M., Nazar, M., & Sundari, R. S. (2022). Pengaruh lama penyimpanan dan jenis kemasan terhadap viabilitas benih rekalsitran pala (Myristica fragrans Hout). Agromix, 13 (1), 74-78. https://doi.org/10.35891/agx.v13i1.2849", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 38, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundari dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 28, "width": 128, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 13 Nomor 1 (2022), Halaman 74-78", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "75", "type": "Page footer" }, { "left": 265, "top": 59, "width": 68, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 484, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pala ( Myristica fragrans Houtt.) merupakan komoditas rempah unggulan Indonesia. Pala merupakan komoditas yang berharga sangat tinggi di pasar dunia. Indonesia merupakan sentra produksi pala dunia yang mempunyai lahan paling luas (44,11%) diikuti oleh India (26,67%), Guatemala 19,48% dan negara lainnya (9,74%). Lahan pala yang produktif di Indonesia hanya (28,77%), sedangkan India (24,84%), Nepal (5,36%), dan negara lainnya (8,77%) (Rosyali, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 144, "width": 484, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hampir semua bagian tanaman pala dapat dimanfaatkan (Rosyali, 2016). Bagian utama yang dimanfaatkan dari buah pala yaitu daging buah 83,3%, fuli 3,22%, tempurung biji 3,94% dan biji 9,54% (Kementan RI, 2015). Biji dan buah pala umumnya digunakan dalam industri farmasi sebagai antifungi kosmetik (Choudhary dkk., 2000; Sipahelut dkk., 2019), kuliner dan kebutuhan rumah tangga karena memiliki banyak manfaat untuk tubuh manusia, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka produksi tanaman pala harus terus dikembangkan (Kementan RI, 2015). Pengembangan pala memiliki prospek yang baik jika sesuai dengan biofisik, sosial masyarakat, pasar dan kebijakan pemerintah (Fauziyah dkk., 2016). Tanaman pala juga cocok dijadikan tanaman dan multiguna (Arrizqiyani dkk., 2017; Nanlohy & Semuel, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 242, "width": 484, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbanyakan tanaman pala umumnya dilakukan secara generatif melalui biji (benih) (Kaihatu dkk., 2021; Rostiana dkk., 2021). Benih pala tergolong benih rekalsitran yang memiliki daya simpan lebih singkat dibanding benih ortodoks. Benih rekalsitran bersifat tidak tahan terhadap pengeringan (suhu yang tinggi), dan tidak dapat disimpan lama, hanya berkisar 2 minggu (Umarani dkk., 2015). Penggunaan benih pala yang telah masak fisiologis dapat meningkatkan viabilitas (Hasanah, 2002; Latue dkk., 2019). Saat masak fisiologi ditandai dengan biji bewarna hitam kecokelatan, permukaan kulit mengkilap dan daya berkecambah di alam sekitar 35% (Mente dkk., 2020). Pada kondisi demikian maka benih dengan cepat mengalami deteriorasi sehingga viabilitasnya menurun (Sutopo, 2002). Viabilitas benih pala menurun dengan cepat setelah dipanen (Sangadji & Manuhutu, 2017). Benih pala membutuhkan waktu perkecambahan minimal 2 bulan (Mente dkk., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 352, "width": 487, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode penyimpanan dalam kondisi ruang simpan tertentu serta jenis kemasan yang optimum diharapkan dapat mempertahankan viabilitas benih. Penyimpanan benih pala pada umumnya dilakukan oleh petani dengan wadah kayu atau karung goni, benih sebelumnya direndam dalam larutan pestisida selama 24 jam, lalu dikering-anginkan, kemudian disimpan di gudang dengan penyimpanan terbuka. Penyimpanan benih rekalsitran umumnya memerlukan kisaran suhu 4 0 - 20 0 C tergantung pada spesiesnya dengan kondisi ruang berkelembaban tinggi (RH 70 – 90%) (Tambunsaribu dkk., 2017). Kadar air awal yang aman untuk penyimpanan benih pala adalah sekitar sekitar 35-40% (Tanjung dkk., 2016). Benih rekalsitran khususnya pala memerlukan penanganan khusus dan tepat untuk mempertahankan mutunya (walters, 2013). Dengan demikian perlu dilakukan penelitian pengemasan benih pala dengan tujuan untuk mempertahankan viabilitasnya selama penyimpanan untuk mendapatkan jenis kemasan yang dapat mempertahankan viabilitas benih pala yang disimpan di beberapa periode simpan.", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 486, "width": 41, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 510, "width": 484, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peralatan yang dibutuhkan pada penelitian ini diantaranya: nampan, baskom, keranjang, alat tulis, stikel label, plastik label, stik es krim, potray, semprotan, alat penyiram tanaman, ember, timbangan, digital, cawan, karung plastik, karung goni, standing pouch, tempat plastik segiempat bertutup, cosmotektor, topeles, gelas ukur besar dan lain lain. Benih pala yang dipilih adalah benih yang dipanen langsung dari penangkar benih, diunduh dan dipisahkan biji dari daging buahnya saat itu juga. Benih yang masih berlapis fuli sebagai salah satu variable penelitian langsung di bawa ke Laboratorium Benih IPB untuk diberi perlakuan penelitian. Media tanam: pasir steril, kompos dan zeolite. Penelitian ini di laksanakan di laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih dan di Rumah Kaca IPB University, Dramaga Bogor dari bulan Juni 2019 – Januari 2020.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 608, "width": 484, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode explorartive eksperimental dengan rancangan acak lengkap faktorial. Faktor pertama adalah Jenis Kemasan (K) yang terdiri dari empat jenis yaitu plastik klip ukuran 14 x 20 cm dengan ketebalan 0,10 mm (K 1 ), karung plastik ukuran 17 cm x 21 cm dengan ketebalan 0,10 mm (K 2 ), karung goni ukuran 14,5 m x 20 cm ketebalan 0,20 mm (K 3 ), dan toples plastik segiempat ukuran 12 m x 19 cm ketebalan 0,20 mm (K 4 ). Faktor kedua adalah periode simpan dilakukan selama 12 hari (P1), 18 hari (P2) dan 24 hari (P3) pada kondisi suhu kamar dengan rata-rata suhu 28,91 0 C dan RH 61,17. Kombinasi perlakuan kemasan dan periode simpan yang diulang tiga kali sehingga memiliki 36 satuan percobaan. Peubah pengamatan sebagai tolok ukur viabilitas benih pala yaitu daya berkecambah, kadar air, laju respirasi, kecepatan tumbuh, indeks vigor benih (ISTA, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 706, "width": 484, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis ragam terhadap perlakuan kemasan tersarang dalam ruang simpan dilakukan dengan menggunakan uji F (ANOVA), yaitu untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Apabila menunjukkan perbedaan nyata maka untuk mengetahui pengaruh perlakuan masing-masing dilanjutkan dengan uji beda menggunakan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α = 0,05 (Gaspersz, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 38, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundari dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 28, "width": 128, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 13 Nomor 1 (2022), Halaman 74-78", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 244, "top": 59, "width": 110, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 484, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa lama penyimpanan dan jenis kemasan berpengaruh nyata terhadap Daya Berkecambah, Kecepatan Tumbuh, Indeks Vigor Benih berpengaruh sangat nyata terhadap kadar air dan laju respirasi benih.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 125, "width": 110, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daya berkecambah benih", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 142, "width": 484, "height": 83, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daya berkecambah benih sebelum disimpan adalah 62,5%. Tabel 1 menunjukkan bahwa untuk menghasilkan benih pala dengan daya berkecambah yang tinggi dapat dilakukan hingga 12 hari saja. Penyimpanan lebih lama hanya menghasilkan daya kecambah benih yang lebih rendah. Kemasan yang digunakan terbaik untuk penyimpanan tersebut adalah plastik klip. Meskipun demikian, penggunaan kantung plastik atau toples segi empat juga mempunyai manfaat daya berkecambah yang sama. Sementara penggunaan karung goni tidak disarankan karena menghasilkan daya kecambah benih yang nyata lebih rendah. Karung goni tidak disarankan untuk menjadi wadah penyimpanan benih pala lebih lama, hal ini dimungkinkan karena berlubang dan udara mudah menyerap ke bagian biji pala.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 227, "width": 484, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benih pala di hutan Halmahera memiliki daya kecambah hanya 35% (Mente dkk., 2020) dan daya berkecambahnya hanya 10%-20% (Sangadji & Manuhutu, 2017). Sebaliknya, ada yang bisa mencapai 96,66% (Dharma dkk., 2015). Hal ini menunjukkan belum seragamnya kualitas benih pala yang ditunjukkan dengan daya berkecambah yang sangat bervariasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 276, "width": 450, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Daya berkecambah benih pala yang disimpan pada kondisi kamar dengan beberapa jenis kemasan (%)", "type": "Text" }, { "left": 63, "top": 289, "width": 455, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kemasan Periode Simpan 12 hari (P 1 ) 18 hari (P 2 ) 24 hari (P 3 ) Plastik Klip (K 1 ) 56,25 ±0,21 c 31,25±0,25 b 22,58±0,68 b Karung Plastik (K 2 ) 45,83 ±0,29 bc 18,75±0,25 ab 18,75±0,50 ab Karung goni (K 3 ) 12,42±0,11 a 6,17±0,1 a 6,08±0,18 a toples segi empat (K 4 ) 33,33±1,44 b 29,17±0,17 b 7,75±0,18 a", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 486, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 81, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecepatan tumbuh", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 410, "width": 484, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4 menunjukkan bahwa untuk menghasilkan benih pala dengan kecepatan tumbuh yang tinggi dapat dilakukan hingga 12 sampai 18 hari yang disimpan dalam plastic klip. Penyimpanan selama 12 hari dalam toples segiempat juga menunjukkan kecepatan tumbuh pala yang baik walaupun lebih rendah jika disimpan dalam plastic klip. Penyimpanan lebih lama hanya menghasilkan kecepatan tumbuh benih yang lebih rendah. Kemasan yang digunakan terbaik untuk penyimpanan tersebut adalah plastik klip. Meskipun demikian, penggunaan kantung plastik atau toples segi empat juga mempunyai manfaat kecepatan tumbuh yang sama. Sementara penggunaan karung goni tidak disarankan karena menghasilkan kecepatan tumbuh benih yang nyata lebih rendah.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 501, "width": 477, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Kecepatan tumbuh benih pala yang disimpan pada kondisi kamar dengan beberapa jenis kemasan (%/etmal)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 514, "width": 456, "height": 72, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kemasan Periode Simpan 12 hari (P 1 ) 18 hari (P 2 ) 24 hari (P 3 ) Plastik Klip (K 1 ) 10,05±0,50 c 10,00± 0,50 c 2,33 ±0,33 a Karung Plastik (K 2 ) 4,45±0,45 ab 1,33 ±0,19 ab 3,00 ±1,00 ab Karung goni (K 3 ) 4,36±0,36 ab 2,67± 0,17 a 0,00 ±0,00 a toples segiempat (K 4 ) 8,14±1,14 bc 2,19±0,15 ab 0,33 ±0,10 a", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 588, "width": 486, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 618, "width": 78, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indeks vigor benih", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 484, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6 menunjukkan bahwa untuk menghasilkan benih pala dengan indeks vigor benih yang tinggi dapat dilakukan hingga 12 hari saja. Penyimpanan lebih lama hanya menghasilkan indeks vigor benih yang lebih rendah. Kemasan yang digunakan terbaik untuk penyimpanan tersebut adalah plastik klip. Meskipun demikian, penggunaan kantung plastik atau toples segi empat juga mempunyai manfaat indeks vigor yang sama. Sementara penggunaan karung goni tidak disarankan karena menghasilkan indeks vigor benih yang nyata lebih rendah. Indeks vigor merupakan salah satu faktor penentu viabilitas benih. Benih pala memiliki vigor yang rendah merupakan akibat dari deteriorasi karena masa penyimpanan ataupun luka mekanis (Mente dkk., 2020). Indeks vigor yang tinggi bisa menunjukkan benih berkecambah lebih cepat (Tanjung dkk., 2016). Viabilitas benih dapat dipertahankan dalam penyimpanan selama 12 hari dengan jenis kemasan plastik klip yang diindikasikan oleh indeks vigor yang tertinggi (9,73) berbanding lurus dengan daya kecambah, laju respirasi, kadar air, kecepatan tumbuh dan daya tumbuh. Pada penyimpanan yang lebih lama (18 hari dan 24 hari) cenderung menjadi tidak viabel. Indeks vigor terendah terjadi pada semua periode simpan yang dikemas dalam karung goni.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 38, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundari dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 28, "width": 128, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 13 Nomor 1 (2022), Halaman 74-78", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 406, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Indeks vigor benih pala yang disimpan pada kondisi kamar dengan beberapa jenis kemasan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 71, "width": 456, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kemasan Periode Simpan 12 hari (P 1 ) 18 hari (P 2 ) 24 hari (P 3 ) Plastik Klip (K 1 ) 9,73 ± 1,26 c 4,17 ±0,10 b 3,13 ±a 0,13 b Karung Plastik (K 2 ) 4,96 ± 0,05 b 1,96 ±0,10 ab 2,41 ± 0,10 ab Karung goni (K 3 ) 1,52 ± 0,45 a 0,48 ± 1,20 a 0,70 ± 0,10 a toples segiempat (K 4 ) 6,67±0,85 bc 4,16 ± 0,90b 0,76 ± 0,20a", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 146, "width": 486, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf α = 0,05", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 176, "width": 42, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kadar air", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 193, "width": 484, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada periode simpan 12 hari memiliki kadar air berturut-turut 48,42%, 36,83%, 42,81% dan 28,07% jika disimpan pada plastik klip kemasan karung plastik, karung goni dan toples segiempat. Kondisi ini masih merupakan kondisi kadar air yang aman untuk penyimpanan. Kadar air benih paling aman berkisar 35% - 45% untuk penyimpanan (Firnando, 2016). Kadar air benih cepat menurun jika benih pala disimpan lama (Firnando, 2016). Pada penyimpanan selama 18 hari dan 24 kadar air menjadi lebih rendah kecuali pada kemasan toples segiempat, penguapan sangat rendah karena kemasan tertutup walaupun berada di kondisi kamar. Kecepatan tumbuh benih pala yang disimpan 15 hari pada kadar air 26-29% adalah 4,68% etmal -1 . Pada kadar air 21-24% kecepatan tumbuh menurun menjadi 3,94 %/etmal. Kadar air yang masih aman pada penelitian ini yaitu pada kemasan karung plastic, karung goni dan toples segiempat dalam periode simpan selama 12 hari. Pada kemasan plastic klip menjadi tidak aman karena kadar airnya di atas 45% dan periode simpan 18 dan 24 hari kadar airnya pada kisaran yang tidak aman yaitu di bawah 35% dan di atas 45%.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 332, "width": 408, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Kadar air benih pala yang disimpan pada kondisi kamar dengan beberapa jenis kemasan (%)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 345, "width": 458, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kemasan Periode Simpan 12 hari (P 1 ) 18 hari (P 2 ) 24 hari (P 3 ) Plastik Klip (K 1 ) 48,42±1,00 c 45,52 ± 0,52 b 45,51 ± 0,51 b Karung Plastik (K 2 ) 36,83 ± 0,83 a 27,03 ± 0,03 a 32,95 ± 0,80a Karung goni (K 3 ) 38,07 ± 0,07 a 19,74 ± 0,74 a 26,08 ± 0,08 a toples segi empat (K 4 ) 42,81 ± 1,00 b 47,36 ± 0,36 bc 47,48 ± 0,48 bc", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 420, "width": 486, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 484, "height": 59, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benih rekalsitran yang disimpan mengalami penurunan kecepatan tumbuh, karena bila kadar airnya menurun dapat mengganggu proses metabolism benih (Tanjung dkk., 2016) begitu . Kemasan plastik klip pada penyimpanan 12 hari dapat membantu mempertahankan kadar air benih sehingga dapat mempertahankan daya berkecambah (56.25%), kecepatan tumbuh dan daya tumbuh serta indek vigor benih. Penyimpanan lebih aman bagus saat masih dalam cangkang (Dharmaputra dkk., 2018). Pada penelitian ini benih pala disimpan masih dalam cangkang.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 515, "width": 57, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju respirasi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 532, "width": 484, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Laju respirasi merupakan salah satu tolok ukur viabilitas benih. Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh faktor internal ataupun eksternal (Tanjung dkk., 2016). Faktor internal diantaranya umur panen, ukuran buah, pelapis alami dan jenis jaringan. Sedangkan factor eksternal adalah suhu, etilen, komposisi gas (O2 dan CO2) dan kerusakan mekanis (Tanjung dkk., 2016). Laju respirasi dapat dipertahankan selama 18 hari dalam kemasan plastik klip. Karung goni merupakan kemasan yang jelek untuk penyimpanan benih pala dan benih yang disimpan dalam karung goni memiliki laju respirasi terendah dan daya kecambah yang rendah pula (Tabel 3). Viabilitas benih meningkat dengan meningkatnya respirasi benih (Tanjung dkk., 2016). Laju respirasi meningkat dengan meningkatnya konsentrasi oksigen dan menurunnya konsentrasi karbondioksida (Tanjung dkk., 2016).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 635, "width": 481, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Laju respirasi benih pala yang disimpan pada kondisi kamar dengan beberapa jenis kemasan (mg CO 2 /kg/jam)", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 648, "width": 459, "height": 72, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kemasan Periode Simpan 12 hari (P 1 ) 18 hari (P 2 ) 24 hari (P 3 ) Plastik Klip (K 1 ) 29,21± 0,10 b 41,78 ± 0,78c 29,21 ± 0,21b Karung Plastik (K 2 ) 26,91± 0,80 ab 17,44 ± 0,11a 26,91 ±0,91ab Karung goni (K 3 ) 15,22 ±0,22 a 10,66 ± 0,4a 15,22 ± 0,22a toples segiempat (K 4 ) 32,35 ± 0,35bc 22,33 ± 0,22ab 32,35 ± 0,35bc", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 722, "width": 486, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keterangan: angka yang diikuti huruf yang sama dalam kolom yang sama tidak berbeda nyata pada uji Duncan taraf α = 0,05.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 28, "width": 38, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sundari dkk.", "type": "Page header" }, { "left": 411, "top": 28, "width": 128, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 13 Nomor 1 (2022), Halaman 74-78", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 804, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 270, "top": 59, "width": 57, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 83, "width": 484, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesimpulan dari penelitian ini adalah benih pala yang disimpan selama 12 hari dalam kemasan plastik klip masih mampu mempertahankan viabilitasnya terutama terhadap daya berkecambah benih yang mencapai 56,25%, kadar air dapat dipertahankan sebesar 48,42% sehingga dapat memperlambat deterioasi karena penguapan, laju respirasi bisa dipertahankan sebesar 41,78 mmCO 2 /kg/jam, pada periode simpan 18 hari. kecep atan tumbuh (10,05 %/etmal), indeks vigor mencapai 9,73. Viabilitas benih pala semakin rendah jika disimpan selama 18 dan 24 hari. Karung goni merupakan jenis kemasan yang tidak bagus untuk mempertahankan viabilitas benih selama penyimpanan.", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 181, "width": 77, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 205, "width": 484, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arrizqiyani, T., Sonjaya, N., & Asty, A. (2017). Optimalisasi potensi tanaman pala sebagai antibakteri escherichia coli menggunakan metode ekstraksi. In Prosiding Seminar Nasional , September , 375–382. Choudhary, M. I., Farooq, A., Ahmed, A., Iqbal, M. Z., Demirci, B., & Başer, K. (2000). Antifungal activities and essential oil constituents of some spices from Pakistan . Dharma, S., Sakka Samudin, A., & Eka, I. P. (2015). Perkecambahan benih pala (Myristica fragrans Houtt.) dengan metode skarifikasi dan perendaman ZPT alami [Thesis]. Tadulako University.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 279, "width": 484, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharmaputra, O. S., Sunjaya, S., Retnowati, I., & Nurfadila, N. (2018). Keanekaragaman serangga hama pala (Myristica fragrans) dan tingkat kerusakannya di penyimpanan. Jurnal Entomologi Indonesia , 15 (2), 57–44. https:// doi.org/10.5994/jei.15.2.51", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 315, "width": 484, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fauziyah, E., Kuswantoro, D. P., & Sanudin. (2016). Prospek pengembangan pala (Myristica fragrans Houtt) di hutan rakyat. Jurnal Ilmu Kehutanan , 9 (1), 32-39. https://doi.org/10.22146/jik.10182 Firnando, R. (2016). Pengaruh lama pengeringan dan penyimpanan terhadap viabilitas dan vigor benih pala (Myristica fragrans houtt) [Thesis]. Universitas Andalas..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 364, "width": 484, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasanah, M. (2002). Peran mutu fisiologik benih dan pengembangan industri benih tanaman industri. Jurnal Litbang Pertanian , 21 (3), 84–91.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 388, "width": 484, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kaihatu, S., Pesireron, M., Ohorella, I., Senewe, R. E., Waas, E. D., & Gaffar, A. (2021). Effect of natural male and female (sex ratio) on nutmeg (Myristica fragrans) production on Maluku. E3S Web of Conferences , 306 . Latue, P. C., Rampe, H. L., & Rumondor, M. (2019). Uji pematahan dormansi menggunakan asam sulfat berdasarkan viabilitas dan vigor benih pala (Myristica fragrans Houtt.). Jurnal Ilmiah Sains , 19 (1), 13–21.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 484, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mente, S. La, Buamona, R., Nur, M., Salam, Riyadi, S., Irmayanti, L., & Nurhikmah. (2020). Morfologi benih dan perkecambahan pala (Myristica fragrans houtt) sebagai sumber benih di hutan Rakyat, Pulau Bacan Halmahera. EnviroScience , 16 (1), 140–147.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 474, "width": 484, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nanlohy, F. N., & Semuel, M. Y. (2020). Nutmeg (Myristica fragrans) Of North Minahasa Molecular Entication Based on chloroplast DNA of matK gene. Indonesian Biodiversity Journal , 1 (1), 60–69.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 484, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rostiana, O., Arlianti, T., Purwiyanti, S., & Ruhnayat, A. (2021). Selected nutmeg parent trees from nutmeg population in Bogor: Their fruit yield, essential oil content, and morphological characteristics. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science , 762 (1), 012053.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 535, "width": 484, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rosyali, D. R. (2016). Identifikasi sifat fisik, mekanik dan morfologi buah pala (Myristica fragrans houtt.) dari desa batu keramat kecamatan kota agung kabupaten tanggamus selama penyimpanan [Thesis], Universitas Lampung.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 559, "width": 484, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sangadji, S., & Manuhutu, L. S. (2017). Penggunaan media pada perkecambahan dan pertumbuhan benih tanaman pala (Myristica fragrans HOUTT). In Prosiding Seminar Nasional & CFP I IDRI , 74–78. https://doi.org/10.31227 /osf.io/th6q5", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 596, "width": 484, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sipahelut, S. G., Patty, J. A., Patty, Z., Kastanja, A. Y., & Lekahena, V. N. J. (2019). The antibacterial and antifungal activity of essential oil derived from the flesh of nutmeg fruit. EurAsian Journal of BioSciences , 13 (1), 93–98. Tambunsaribu, D. W., Anwar, S., & Lukiwati, D. R. (2017). Viabilitas benih dan pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L) pada beberapa lenis media simpan dan tingkat kelembaban. Journal of Agro Complex , 1 (3), 135–142. https://doi.org/10.14710/joac.1.3.135-142 Tanjung, M., Widajati, E., & Suwarno, F. C. (2016). Penggunaaan zeolit untuk mempertahankan viabilitas benih pala (Myristica fragrans Houtt) selama di penyimpanan. Buletin Agrohorti , 4 (2), 202–209.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 681, "width": 484, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Umarani, R., Aadhavan, E. K., & Faisal, M. M. (2015). Understanding poor storage potential of recalcitrant seeds. Current science , 2023–2034.", "type": "Text" } ]
ac7b3afc-6c5b-14b1-af2b-7edfc86a648b
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/article/download/20955/6572
[ { "left": 85, "top": 27, "width": 447, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, March 2024, 14(1), 223-238 http://dx.doi.org/10.30998/formatif.v14i1.20955 p-ISSN: 2088-351X e-ISSN: 2502-5457 Accredited (S2) by Ministry of Research and Technology of Indonesia No. 148/M/KPT/2020 Available online at https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Formatif/index", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 105, "width": 391, "height": 51, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bibliometric and Network Analysis: Case Based Learning Model Based on Statistica Preneurship to Strengthen Data Analysis Ability and Resilience of Mathematics Students", "type": "Section header" }, { "left": 187, "top": 179, "width": 252, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bunga Mardhotillah (*) , Kamid, Nizlel Huda, Zurweni", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 191, "width": 162, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Universitas Jambi, Jambi, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 230, "width": 36, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 140, "top": 251, "width": 361, "height": 188, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Educators present complex cases as realistic problem scenarios relevant to the topic studied in case- based learning. Case-based learning provides an opportunity to analyze content by introducing core knowledge domains and encouraging students to search for other domains relevant to the problem given in the case. The learning theory underlying this research is constructivist. Learning Model Development can be interpreted as developing new learning models or modifying existing ones. The development of new learning models aims to increase the effectiveness and efficiency of the learning process. Statistica Preneurship, as one of the integration factors in this research, is used with the consideration that statistics is an essential and valuable science in various fields, such as economics, society, education, health, technology, or the environment. Statistics can help in making rational and data-based decisions. Statistics can also help in developing more advanced and innovative science and technology. Entrepreneurship education can be evaluated using various methods and indicators, such as knowledge or skills tests, attitude or behavior surveys, product or service portfolios, or case studies of success or failure. The evaluation results can be used to develop entrepreneurship education sustainably. Another integration factor in this research is student resilience. A key aspect of student resilience is the perception of academic stress and coping strategies. This study also found that problem-focused coping, emotion-focused coping, and social support were positively related to academic resilience while problem-solving dealing in the form of avoidance was negatively related to academic resilience.", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 447, "width": 358, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Case Based Learning, Data Analysis Ability, Student Creativity, Student Resilience, (*) Corresponding Author: [email protected]", "type": "Table" }, { "left": 140, "top": 499, "width": 360, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "How to Cite: Mardhotillah, B., Kamid, K., Huda, N., & Zurweni, Z. (2024). Bibliometric and network analysis: case-based learning model based on a statistical partnership to strengthen mathematics students' data analysis ability and resilience. Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, 14(1), 223-238. http://dx.doi.org/10.30998/formatif.v14i1.20955", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 566, "width": 91, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 591, "width": 402, "height": 142, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The development of case-based learning is an exciting topic to study and research, as can be seen from the bibliometric results for research with the theme of case-based learning model development, as presented in Figure 1. Some relevant research includes The Effect of Applying Case Based Learning Methods on Motivation Learning and Student Learning Results (Wospakrik, 2020). This research aims to analyze the effect of applying the CBL learning method on student learning motivation and learning outcomes. The research results show that the CBL method effectively develops students' knowledge and motivation in learning and obtaining better learning outcomes. Furthermore, Wahyuni et al. (2020) examined the effectiveness of developing case-based learning-oriented modules to improve high school students' critical thinking skills. This research aims to develop and validate a CBL-oriented Physics learning module to improve high school students' critical", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 224 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 400, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "thinking skills. The research results show that the CBL module improves students' critical thinking skills.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 402, "height": 167, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Another relevant research is the development of case-based learning e-modules using analogies to improve scientific literacy skills. This research aims to analyze the characteristics of a CBL-based physics module using analogies to improve students' scientific literacy skills. The research results show that the CBL module improves students' scientific literacy skills (Chanifah, 2021). In line with the results of this research, other research explains that CBL is a constructivist learning approach where the problems are presented in case-based learning. In CBL, educators present complex cases in realistic problem scenarios relevant to the material being studied. During mathematics learning that applies CBL, students must actively integrate many sources of information in the context and try to solve cases based on previous experience and knowledge. Case-based learning provides an opportunity to analyze content by first introducing core knowledge domains and encouraging students to look for other domains relevant to the problem given in this case.", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 507, "width": 367, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Vosviewer Visualization Research Development of Case Based Learning", "type": "Section header" }, { "left": 295, "top": 520, "width": 36, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Models", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 545, "width": 402, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Figure 1, there are two large clusters in case-based learning development research. Cluster 1 is descriptive research, model development research, student abilities, and mathematics education research, which also uses case-based learning. Cluster 2 is inferential research involving populations and samples, for example, classroom action research, lesson plans, learning documentation, applied research, student-centered learning research, learning effectiveness research, and several other research focuses.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 59, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 671, "width": 402, "height": 79, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research using bibliometric methods can also reveal that very few research results are not cited after a decade of publication in popular radiology journals in the United States; considering that citations reflect research impact, research results show that these journals have worked well at selecting meaningful research results. Therefore, researchers hope to consider these characteristics (Rosenkrantz et al., 2019). Katharina Fellnhofer (2019) examined 1,773 articles published from 1975 - 2014, and found a taxonomy scheme for", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 225 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 400, "height": 91, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "entrepreneurship education research using bibliometric methods with eight clusters: (1) Education social and policy-based entrepreneurship, (2) \"Human capital studies related to entrepreneurship, (3) Organizational entrepreneurial education, (4) Triple helix, (5) Redesign and evaluation entrepreneurship education initiatives, (6) e*ntrepreneurship learning, (7) impact studies entrepreneurship education and (8) environment-related opportunities for entrepreneurship education in organizational level. This research uses the bibliographic coupling analysis method and Network Analysis using Isingsampler.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 403, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bibliographic coupling analysis is different from direct citation analysis and produces a taxonomy. It will reveal what scientists are working on as the field of research changes from year to year due to researchers making discoveries and diverting their attention to various research problems. Bibliographic coupling analysis is a method for grouping technical and scientific documents, facilitating the provision of scientific information, and retrieving documents (Sidiq, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 295, "width": 135, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS & DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 320, "width": 33, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 345, "width": 402, "height": 230, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Some learning theories that educators popularly use are contextual, behavioristic, constructivist, and cognitivist learning theories. (1) Contextual Learning Theory, this theory emphasizes the importance of context in the learning process. According to this theory, learning occurs when students can relate new knowledge to everyday experiences. Research shows that a contextual learning approach can improve students' understanding and motivate them to learn. (Yanti, 2022). (2) Behavioristic Learning Theory emphasizes the environment's role in shaping human behavior. According to this theory, human behavior is influenced by learning experiences obtained from the surrounding environment. Research shows a behavioristic learning approach can improve students' problem-solving skills and strengthen desired behavior (Abidin, 2022). (3) Constructivist Learning Theory emphasizes students' active role in the learning process. According to this theory, students must construct knowledge through direct experience and reflection. Research shows that a constructivist learning approach can improve students' understanding and motivate them to learn. (Suryana, 2022; Ngadino dkk., 2021). (4) Cognitivistic Learning Theory, this theory emphasizes the role of information processing in the learning process. According to this theory, students must process new information in a way that is meaningful to them in order to remember it well. Research shows that a cognitive learning approach can improve students' understanding and motivate them to learn (Ni'amah, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 403, "height": 179, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A learning model is a framework that provides a systematic description for implementing learning to help students learn with specific goals to be achieved. The learning model is a general description but focuses on specific objectives (Kusumawati, 2023). The learning model has a unique characteristic, namely the existence of a systematic pattern or plan. Learning models have four unique characteristics that differentiate them from strategies, methods, or procedures. These characteristics include the following: The learning model is a logical theoretical rationale prepared by its creators or developers. A learning model is a plan or pattern used as a guide in carrying out learning in class or tutorials. A learning model is a conceptual framework that describes systematic procedures for organizing a learning system to achieve specific learning goals and functions as a guide for learning designers and teachers in planning and implementing learning activities. Nowadays, 21st-century learning models have been widely studied because of their perceived usefulness in improving the quality of students' learning. Learning models can be divided into several types: cooperative learning models, inquiry learning models,", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 226 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 401, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "problem/case-based learning models, project-based learning models, and so on (Albina, 2022; Handayani, 2023).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 403, "height": 104, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning models have been widely researched in the last ten years; per the Mendeley Database, 2014, there were 3232 studies related to Learning Models; likewise, in 2015 and 2016, there were 4338 and 5869 related studies, respectively. Learning Models were also the theme of 8113 studies in 2017, 9871 in 2018, 12334 studies in 2019, and 13643 studies with the theme of Learning Models in 2020. Meanwhile, in 2021, 2022, and 2023, respectively, there were 14098, 14053, and 3870 studies on Learning Models. Visualization of research related to the Learning Model can be seen in the following Vosviewer output.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 459, "width": 403, "height": 192, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. Bibliometric Visualization Research Theme Learning Model Based on Figure 2, two large learning research groups can be grouped. Cluster 1 is learning research in general, and Cluster 2 is research related to machine learning, deep learning, and deep learning models. Learning Model Development can be interpreted as developing new learning models or modifying existing ones. The development of new learning models aims to increase the effectiveness and efficiency of the learning process. Case-based learning is a model emphasizing case-solving as the center of learning activities. Students are allowed to identify cases and find solutions to these problems. Research with the theme Case Based Learning (CBL) has been widely carried out from year to year; according to information on www.mendeley.com, in 2016, there were 8991 studies related to CBL; in 2017, 2018, and 2019, there were 12083, 17605, respectively. , and 18609 studies on CBL themes. Moreover, in 2020, 2021, 2022, and 2023, respectively, there were 19,174, 22,860, 23,985, and 12,105 studies related to CBL, which can be visualized in the results of the bibliometric analysis using VosViewer.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 227 -", "type": "Page footer" }, { "left": 118, "top": 278, "width": 389, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Vosviewer visualization of the relationship between research themes and case- based learning", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 316, "width": 403, "height": 103, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Figure 3, there are five large clusters in research related to case-based learning. Cluster 1 is research on floor augmentation, applied research, teaching research, problems in learning, etc. Cluster 2 is research on communities, practical research, development research, etc. Cluster 3 is research related to Covid 19, analysis of student needs, perception research, experience-based learning research, research in schools, interactions in research, etc. Cluster 4 is research related to case studies, contextual learning, learning with game techniques/methods, use of the web for learning, rollaway learning, etc. Cluster 5 is reasoning in case-based learning.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 417, "width": 404, "height": 318, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The learning method that can be used in mathematics education in statistics lectures is the case method. The case method is a learning method that uses real or fictional cases as material for discussion and analysis. The case method can help students develop critical, creative, and communicative thinking skills in solving statistical problems. The case method is a learning method that uses real or fictional cases as material for discussion and analysis. A case is a story or description of a situation or problem in a particular context. Cases can come from various fields of science, such as business, law, medicine, education, etc. Cases can be simple or complex, structured or unstructured, open or closed. In the case method, students act as active learners who must study cases independently or in groups, identify the problems, look for additional information relevant to the case, analyze data related to the case, and formulate alternative solutions to the problems. The problem is to choose the best solution based on specific criteria and present the results of their analysis and solution orally or in writing. Lecturers act as facilitators who provide cases to students, guiding questions to help students understand the cases, providing feedback and suggestions, and evaluating the learning process and outcomes. The case method has several characteristics that differentiate it from other learning methods. Some of these characteristics are: (1) Focusing on real or fictional cases relevant to the learning material. (2) Using an inductive approach requires students to discover statistical principles or concepts from the given case. (3) Using a collaborative approach that requires students to work together in groups to analyze cases and find solutions. (4) Using a reflective approach that requires students to reflect on the process and results of their learning. (5) Using an interactive approach that requires students to discuss the cases given with lecturers and fellow students. (6) Using an integrative approach that requires students to integrate statistical knowledge and skills with other fields of science related to the case.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 228 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 406, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The case method has several advantages that can improve the quality of mathematics education in statistics courses. These advantages include: (1) Increasing students' motivation and interest in statistics because the cases given are engaging, meaningful, and relevant to real life. (2) Improve understanding and mastery of statistical concepts because students must apply these concepts in solving the given cases. (3) Improve students' critical, creative, and communicative thinking skills in solving statistical problems because students must identify, analyze, and present these problems systematically and logically. (4) Improve students' teamwork abilities and social skills because students must work together in groups to analyze cases and find solutions. (5) Students' independent and lifelong learning abilities must be increased because students must seek additional information relevant to the case and develop a reflective attitude towards their learning process and results.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 514, "width": 402, "height": 230, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. Vosviewer Visualization for Case Method Research Themes Based on Figure 4, there are four research clusters related to case method research. Cluster 1 is section method, particular case method, modeling research, data-based research, etc. Cluster 2 consists of problem-based methods, annual case research, numerical case methods, and case books. Cluster 3 is in the form of time series cases, case number research, etc. Cluster 4 consists of qualitative research, casework, case method, mixed method, case study research, etc. Case-based learning (CBL) is a learning method that uses real or fictional cases for discussion and analysis. CBL is a form of problem-based learning (PBL), which requires students to solve problems using relevant knowledge and skills. CBL has several advantages, such as increasing student motivation, understanding, critical thinking skills, teamwork, and independent learning. However, CBL also has several disadvantages, requiring more time, preparation, skills, and support than conventional learning methods. To overcome these shortcomings, several modifications can be made to the CBL. CBL modification is developing or adjusting CBL according to conditions, needs, and learning objectives. CBL modifications can be made to various aspects, such as source, type, structure, or case process. CBL modifications aim to increase the effectiveness and efficiency of CBL in achieving the expected learning outcomes.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 229 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 405, "height": 306, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Some examples of CBL modifications in mathematics education are (1) Modification of case sources. The case source is the origin or background of the case used in CBL. The source of cases can be internal or external. Internal case sources are cases created by lecturers or students themselves. External case sources are cases taken from other sources, such as books, journals, the internet, or mass media. Case sources can be modified by combining internal and external case sources so that cases become more varied, engaging, and relevant to the learning context. (2) Modification of case types. Case type is the form or case format used in CBL. Case types can be written or multimedia. The type of written case is a case that is presented in the form of text, images, tables, graphs, or formulas. Multimedia case types are cases presented in the form of audio, video, animation, or simulation. Modifying case types can be done by replacing or adding written cases with multimedia cases, making the cases more stimulating to students' senses of sight and hearing. (3) Modification of case structure. Case structure is the arrangement or components of cases used in CBL. Case structure can be structured or unstructured. A structured case structure is a case that has clear and complete components, such as background, problem, data, solution, and evaluation. An unstructured case structure is a case with less clear and complete components, so it requires explanation or additional information from the lecturer or other sources. Modifications to the case structure can be made by changing the level of the case structure so that the case becomes more appropriate to the student's level of ability and independence. (4) Modification of the case process. The case process is the stages or activities carried out in CBL. The case process can include several stages, such as case presentation, group discussion, class discussion, presentation of results, and evaluation. Case process modifications can be made by changing each stage's sequence, duration, or method to make the process more flexible, efficient, or effective.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 706, "width": 370, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. Vosviewer Visualization for Case-Based Learning Modification Research Themes", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 230 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 405, "height": 141, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on Figure 5, in 2016 - 2021, CBL and CBL modification are closely related to research on teaching techniques, peer review and peer assessment, problem-based learning, inquiry method, learning outcomes, learning impact, reinforcement, etc. Conversely, Statistics is a science that studies how to collect, analyze, and present data systematically and objectively. Statistics can be used to test hypotheses, make estimates, or provide recommendations based on data. Statistics consists of two main branches, namely descriptive statistics and inferential statistics. Descriptive statistics is a branch of statistics that aims to present and summarize data in the form of tables, graphs, or measures of concentration and distribution. Descriptive statistics can describe data characteristics, such as mean, median, mode, standard deviation, quartiles, percentiles, or correlation coefficients.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 414, "width": 408, "height": 167, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. Vosviewer Visualization of Research with the Statistics in Education Theme Figure 6 shows the relationship between statistics in education and various other research, such as influence analysis, significant effect (effect size), data analysis, sampling techniques, development research, relations, integration, conditions, formation, mechanisms, etc.6Inferential statistics is a branch of statistics that aims to make conclusions or generalizations about populations based on sample data. Inferential statistics can provide information about the level of confidence or significance of the conclusion or generalization, such as confidence intervals, p values, t-tests, F tests, chi-square tests, or analysis of variance. Statistics is an important and useful science in various fields, such as economics, society, education, health, technology, and the environment. Statistics can help in making rational and data-based decisions. Statistics can also help in developing more advanced and innovative science and technology.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 579, "width": 404, "height": 166, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Entrepreneurship is creating, developing, and managing a business by exploiting opportunities, facing challenges, and overcoming risks (Dharma, 2019). Entrepreneurship is essential to improve community welfare, reduce unemployment, and encourage economic growth. Therefore, entrepreneurship needs to be instilled early, including among university students. One study program that has excellent potential for developing entrepreneurship is mathematics. Mathematics is a science that studies abstract concepts, logic, and order, and it can be applied in various fields. Mathematics students have advantages in terms of analytical, creative, innovative, and problem-solving skills, which can be utilized for entrepreneurship. However, not all mathematics students are interested in and motivated to become entrepreneurs. Many factors influence entrepreneurial attitudes and behavior among mathematics students, such as curriculum, environment, culture, and entrepreneurship education. Entrepreneurship education is a learning process that aims to form and develop entrepreneurial competence in individuals. Entrepreneurship education", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 231 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 405, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "in higher education can be carried out through various activities, such as entrepreneurship courses, entrepreneurship internships, business work courses, business consulting, new entrepreneur incubators, student creativity programs, and student entrepreneurship programs.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 473, "width": 405, "height": 280, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. Vosviewer Visualization Results for Entrepreneurship Research Themes Figure 7 shows the relationship between entrepreneurship and entrepreneurship education, research, innovation, and entrepreneurship. Entrepreneurship education among university mathematics students faces several challenges, including (1) Lack of curriculum suitability to entrepreneurial needs. Mathematics curricula in universities tend to be theoretical and academic, so they do not provide enough space for entrepreneurial development. Existing entrepreneurship courses are still general and optional, so they do not attract the interest of mathematics students. The mathematics curriculum also pays little attention to cross-disciplinary aspects relevant to business, such as economics, management, law, and psychology. (2) Lack of environmental support and entrepreneurial culture. Universities' entrepreneurial environment and culture are still not conducive to fostering interest and motivation in mathematics students to become entrepreneurs. Factors that influence the entrepreneurial environment and culture include the vision and mission of higher education, academic policies and regulations, supporting resources and facilities, internal and external networks, collaboration, and social values and norms. (3) Lack of quality and quantity of entrepreneurship educators. Entrepreneurship educators are people involved in the entrepreneurial learning process, such as lecturers, instructors, mentors, guest speakers, or role models. Entrepreneurship educators must have pedagogical, professional, social, and personal competencies based on entrepreneurial learning characteristics. However, the quality and quantity of entrepreneurship educators in universities are still inadequate. Many entrepreneurship educators do not have an", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 232 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 403, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "educational background or entrepreneurial experience relevant to mathematics. (4) Lack of evaluation and development of entrepreneurship education. Evaluation of entrepreneurship education is the process of measuring and assessing the effectiveness and impact of entrepreneurship education on the entrepreneurial competence of mathematics students. Entrepreneurship education can be evaluated using various methods and indicators, such as knowledge or skills tests, attitude or behavior surveys, product or service portfolios, or case studies of success or failure. The evaluation results can be used to develop entrepreneurship education sustainably.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 490, "width": 295, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8. Vosviewer Visualization Research Data Analysis Theme", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 516, "width": 403, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8 shows several clusters in the research analysis. Cluster 1 is content analysis, theoretical research, data analysis, research approach, and exploratory analysis. Cluster 2 is statistical analysis and application. In cluster 3, several related research themes are data analysis, principal component analysis, and data envelopment analysis. Data analysis skills are one aspect of critical thinking skills, the primary goal of mathematics education. Data analysis skills include collecting, processing, interpreting, and presenting data systematically and logically. Data analysis capabilities can be improved by applying appropriate learning models, such as case-based learning, which is expected to improve students' learning competencies, including data analysis abilities, because this model can stimulate students' cognitive, affective, and psychomotor activities. Other factors that can influence students' data analysis abilities are learning independence and the use of information and communication technology (ICT).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 667, "width": 403, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Student resilience is the ability to overcome and adapt to complex events or problems that occur in life. It is the result of the strength that exists within an individual so that he is able to adapt to unpleasant conditions. According to Fitriani (2022), resilience is the human ability or capacity possessed by a person, group, or society that enables them to face, prevent, minimize, and even eliminate the detrimental impacts of unpleasant", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 233 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 402, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "conditions or even change miserable living conditions. It becomes a natural thing to overcome.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 463, "width": 397, "height": 15, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9. Vosviewer Visualization of Research with the Theme of Resilience (Resilience)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 488, "width": 404, "height": 154, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9 shows the relationship between the resilience research theme and concepts, systems and development, and research papers related to resilience. Resilience has several underlying aspects: meaningful life, perseverance, equanimity, self-reliance, and existential aloneness (Cajada, 2023). Meaningful life (purpose) is the awareness that life has a goal to be achieved, which requires effort to achieve this goal. Perseverance is an attitude of surviving in the face of challenging conditions or situations that are being faced. Equanimity is the perception held by individuals related to life experiences. Individuals can see the perspective of events they have experienced so that they focus more on the positive rather than the negative things about the difficult situations they experience. Self-reliance is a person's ability to be independent in making decisions and acting in challenging situations. Existential aloneness is a person's ability to feel comfortable with themselves and not depend on other people.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 234 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 365, "width": 402, "height": 154, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 10. Vosviewer Visualization of Research with the Theme of Student Resilience Figure 10 shows the relationship between student resilience and relationships, study, development, intervention, etc. One way to increase student resilience is through intervention programs that target specific aspects of resilience, such as self-regulation, optimism, social support, and problem-solving skills. A literature review by Radhamani and Kalaivani (2021) examined 30 studies on academic resilience interventions among students at national and international levels. The review found that most interventions effectively improved students' academic resilience and achievement. The review also identified several common characteristics of successful interventions, such as using multiple components, involving multiple stakeholders, applying interactive methods, and providing adequate services.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 529, "width": 52, "height": 15, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 554, "width": 401, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Research that links case-based learning and resilience over the last ten years has included 154 studies in 2023, 218 studies in 2022, 2365 studies in 2021, 1002 studies in 2020, 1203 studies in 2019, and 754 studies—109, 111, and 112 studies in 2018, 2017, 2016, and 2015, respectively. Bibliometric analysis using VosViewer has shortcomings in the form of descriptive or qualitative analysis. To overcome this deficiency, it needs to be equipped with other network analyses, one of which is Isingsampler. The following are network analysis assisted by JASP software.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 235 -", "type": "Page footer" }, { "left": 126, "top": 311, "width": 375, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 11. The Relationship between CBL and Mathematics Student Resilience with Statistics (Preneurship et al.)", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 349, "width": 403, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 11 above shows that bibliometrically, according to network analysis, aspects related to learning, such as case-based learning and resilience of mathematics students, are closely related to statistical aspects, such as partnership statistics, stochastic processes, and data analysis.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 412, "width": 365, "height": 127, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Centrality measures per variable Variable Network Betweenness Closeness Strength Expected influence Case_based_Learning -0.447 -0.447 -0.447 1.789 -0.447 -0.431 -0.495 -0.431 1.788 -0.431 -0.576 -0.007 -0.576 1.734 -0.576 0.671 -1.565 0.671 -0.448 0.671 Statistics_Preneurship Stochastics_Process Math_Student_Resilience Data_Analysis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 551, "width": 402, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 above explains each variable's central size (research theme) as the size between objects in the variable, closest size, strength, and expected influence.", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 589, "width": 193, "height": 116, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Clustering measures per variable Variable Network Onnela Zhang Case_based_Learning -0.525 0.519 Statistics_Preneurship -0.194 0.215 Stochastics_Process -0.525 0.519 Math_Student_Resilience 1.770 -1.773 Data_Analysis -0.525 0.519", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 716, "width": 400, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2 shows the clustering size of each variable based on the Onnela and Zhang network (Generalizations of the clustering coefficient to weighted complex networks).", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 236 -", "type": "Page footer" }, { "left": 114, "top": 106, "width": 399, "height": 178, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Weights matrix Variable Network Case_based Learning Statistics Preneurship Stochastics Process Math Student Resilience Data Analysis Case-based Learning 0.000 44.861 51.899 83.799 51.899 Statistics Preneurship 44.861 0.000 44.861 -136.086 44.861 Stochastics Process 51.899 44.861 0.000 83.799 51.899 Math Student Resilience 83.799 -136.086 83.799 0.000 83.799 Data Analysis 51.899 44.861 51.899 83.799 0.000", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 298, "width": 404, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3 above shows the weight of the relationship between variables (research themes) in network analysis. The relationship between CBL research themes and Preneurship Statistics is worth 44,861, between CBL and Stochastic Processes is worth 51,899, between CBL and Mathematics Student Resilience is worth 83,799, and between CBL and Data Analysis is worth 51,899. The weight between Preneurship Statistics and Mathematics Student Resilience is very high. It has a negative value, worth -136,086, and a positive and high weight, according to network analysis, between the research theme of data analysis and mathematics student resilience, which is worth 83,799.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 424, "width": 77, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUSION", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 449, "width": 404, "height": 256, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Learning Model Development can be interpreted as developing new learning models or modifying existing ones. The development of new learning models aims to increase the effectiveness and efficiency of the learning process. Case-based learning is a model emphasizing case-solving as the center of learning activities. Students are allowed to identify cases and find solutions to these cases. Data analysis skills are one aspect of critical thinking skills, the primary goal of mathematics education. Data analysis skills include collecting, processing, interpreting, and presenting data systematically and logically. Data analysis capabilities can be improved by applying appropriate learning models, such as case-based learning, which is expected to improve students' learning competencies, including data analysis abilities, because this model can stimulate students' cognitive, affective, and psychomotor activities. According to network analysis, aspects related to case-based learning and the resilience of mathematics students are closely related to statistical aspects in partnership statistics, stochastic processes, and data analysis. The relationship between CBL research themes and Preneurship Statistics is worth 44,861, between CBL and Stochastic Processes is worth 51,899, between CBL and Mathematics Student Resilience is worth 83,799, and between CBL and Data Analysis is worth 51,899. The weight between Preneurship Statistics and Mathematics Student Resilience is very high. It has a negative value, worth -136,086, and a positive and high weight, according to network analysis, between the research theme of data analysis and mathematics student resilience, which is worth 83,799.", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 237 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 77, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 130, "width": 400, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abidin, A. M. (2022). Penerapan teori belajar behaviorisme dalam pembelajaran (studi pada anak). An Nisa’, 15 (1), 1–8.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 403, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Albina, dkk. (2022). Model Pembelajaran di Abad ke 21 . Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 181, "width": 402, "height": 104, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bahri, A., Palennari, M., Hardianto, Muharni, A., & Arifuddin, M. (2021). Problem-based learning to develop students’ character in the biology classroom. Asia Pacific Forum on Science Learning and Teaching, 20 (2), 1 – 15. Cajada, L., Stephenson, Z., Bishopp, D. (2023). Exploring the psychometric properties of the resilience scale. Adversity and Resilience Science, 4 : pp. 245 – 257. Chanifah, N., Hanafi, Y., Mahfud, C., & Samsudin, A. (2021). Designing a spirituality- based Islamic education framework for young Muslim generations: A case study from two Indonesian universities. Higher Education Pedagogies, 6 (1), 195-211.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 282, "width": 400, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharma, Surya. (2019). Bahan Ajar Fleksibel: Kewirausahaan . Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen PMPTK", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 406, "height": 92, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dharmayanti, N. P. I. (2023). Penerapan model case based learning (CBL) untuk mengembangkan critical thinking skill siswa dalam pembelajaran geografi di SMA Negeri 1 Kuta Utara. Jurnal Pendidikan Geografi Undiksha, 10 (3), 291 – 301. Fendrik, M., Marsigit, dan Wangid, M., N. (2020). Analysis of Riau Traditional game- based ethnomathematics in developing mathematical connection skills of elementary school students. elementary education online, 19 (3), 1605 – 1618. Fitri, S. F. N. (2021). Problematika kualitas pendidikan di Indonesia. Jurnal Pendidikan", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 396, "width": 133, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tembusai, 5 (1), 1617 – 1620.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 409, "width": 402, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hamid, M. A., Ramadhani, R., Juliana, M., Safitri, M., Munsarif, M., Jamaludin & Simamara, J. (2020). Media Pembelajaran . Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 434, "width": 400, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Handayani, P. H., Marbun, S., & Novitri, D. M. (2023). 21 st century learning: 4C skills in case method and team-based project learning. Elementary School Journal, 13 (2),", "type": "Text" }, { "left": 149, "top": 459, "width": 52, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "181 – 193.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 472, "width": 404, "height": 142, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusumawati, A., & Prapanca, A. (2023). Pengembangan media pembelajaran berbasis website dengan model pembelajaran project based learning pada mata pelajaran dasar - dasar teknik jaringan komputer dan telekomunikasi di SMKN 7 Surabaya. IT-Edu: Jurnal Information Technology and Education, 8 (1), 137-146. Kuswoyo, R., Dur, S., Cipta, H. (2023). Penerapan proses stokastik markov chain dalam pengendalian persediaan produksi kelapa sawit di perkebunan Nusantara IV Sumatera Utara. G-Tech: Jurnal Teknologi Terapan, 7 (2), 429 – 438. Ngadino, S., Kamid, & Syaiful. (2021). Pengembangan modul program linear berbasis konstruktivisme untuk siswa prakerin. Edu-Sains 10 (2), 21 – 26. Ni’amah, K., & Hafidzulloh, S. M. (2021). Teori pembelajaran kognitivistik dan aplikasinya dalam pendidikan islam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr,", "type": "List item" }, { "left": 149, "top": 611, "width": 79, "height": 15, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 (2), 204 – 217.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 624, "width": 406, "height": 116, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Radhamani, K., & Kalaivani, D. (2021). Academic resilience among students: A review of the literature. International Journal of Research and Review, 8 (6), 360 – 369. Rahmi, M., Usman, & Subianto, M. (2020). First-grade junior high school students’ mathematical connection ability. Journal of Physics: Conference Series, 1460 (1). Rosenkrantz, A. B., Chung, R. and Duszak, R. (2019). Uncited research articles in popular United States general radiology journals. Academic Radiology, 26 (2), 282-285. Sari, P. A. (2021). Kemampuan argumentasi siswa yang belajar menggunakan argumentation based learning, problem based learning, dan argumentative problem based learning pada materi hidrolisis garam.", "type": "List item" }, { "left": 153, "top": 27, "width": 319, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mardhotillah et al. / Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA 14(1), 223-238", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 780, "width": 32, "height": 15, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 238 -", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 105, "width": 402, "height": 116, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Skute, I. (2019). Opening The Black Box of Academic Entrepreneurship: A Bibliometric Analysis . Springer: Scientometrics. Suryana, E., Lestari, A., Harto, K. (2022). Teori pemrosesan informasi dan implikasi dalam pembelajaran. Jurnal Ilmiah Mandala Education (JIME), 8 (3), 1853 – 1862. Wahyuni, V. E. (2020). Metode demonstrasi problem based learning untuk peningkatan keterampilan menulis teks prosedur. Jurnal Ilmiah WUNY, 2 (1), 101 – 115. Wibawa, G. Y. S. (2020). Jaminan hak konstitusional peserta didik untuk mendapatkan pendidikan yang layak dalam menjalani pembelajaran dalam jaringan di masa pandemi Covid 19. PINTU (Pusat Penjaminan Mutu), 1 (1), 36 – 45.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 219, "width": 403, "height": 53, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widyastuti, A., Panggabean, S., Kristianto, S.S., Rahmat, T., Purba, S., Khalik, M. F., Sari, M., Ritonga, M., Simarmata, J., Haruna, N. H., Recard, M., Meirista, E., & Chamidah, D. (2022). Media dan Multimedia Pembelajaran . Medan: Yayasan Kita Menulis.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 270, "width": 403, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wospakrik, F., Sundari, S., & Musharyanti, L. (2020). Pengaruh penerapan metode pembelajaran case based learning terhadap motivasi dan hasil belajar mahasiswa. Journal Health of Studies 4 (1), 30 – 37.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 307, "width": 404, "height": 41, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yanti, W., Taufik, M., & Yandari, I, A, V. (2022). Pengembangan media pembelajaran majalah pintar edukatif IPS pada peserta didik kelas IV. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 11 (4), 1055-1062.", "type": "List item" } ]
f13f73c2-205b-63ad-13fc-ec61f929a0be
https://tatakota.ub.ac.id/index.php/tatakota/article/download/372/283
[ { "left": 157, "top": 806, "width": 239, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 533, "top": 806, "width": 11, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "47", "type": "Page footer" }, { "left": 347, "top": 29, "width": 152, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JURNAL TATA KOTA DAN DAERAH Vol. 14 No. 2 (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 354, "top": 50, "width": 145, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "p ISSN 2338-168X – E ISSN 2686-5742", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 78, "width": 407, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PERENCANAAN ANGKUTAN PEMADU MODA BANDARA BALI UTARA- KABUPATEN BULELENG", "type": "Section header" }, { "left": 135, "top": 111, "width": 357, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INTEGRATED BULELENG DISTRICT - NORTH BALI AIRPORT MODES TRANSPORTATION PLANNING", "type": "Section header" }, { "left": 166, "top": 140, "width": 293, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walida Magfiroh Burkani *1 , Dessy Angga Afrianti 2 , Sabrina Handayani 3", "type": "Text" }, { "left": 144, "top": 157, "width": 336, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarjana Terapan Transportasi Darat, Politeknik Transportasi Darat Indonesia-STTD", "type": "Text" }, { "left": 189, "top": 171, "width": 248, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jl Raya Setu Km 3,5 Cibitung, Bekasi, Jawa Barat, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 185, "width": 174, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "e-mail * : [email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 211, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 229, "width": 452, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bandara Bali Utara merupakan salah satu simpul transportasi yang sedang direncanakan di Provinsi Bali. Bandara ini nantinya akan menjadi bandara penyangga untuk Bandara Ngurah Rai di Kabupaten Badung, selain itu Bandara Bali Utara akan menjadi solusi untuk permasalahan kepadatan di Bali Selatan dan juga menjadi pembangkit perekonomian Bali Utara. Namun hingga saat ini belum terdapat layanan angkutan di Kabupaten Buleleng yang dapat melayani potensi permintaan penumpang Bandara Bali Utara. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar permintaan potensial, konsep operasional, tarif angkutan, dan skenario implementasi operasional dari angkutan pemadu moda di Bandara Bali Utara. Dari hasil analisis yang telah dilakukan didapat jumlah potensial demand tahun dasar sebesar 4.541 orang/hari, berdasarkan lokasi potensial demand tersebut ditentukan satu rute rencana angkutan pemadu moda, yaitu Terminal Banyuasri-Bandara Bali Utara dengan jumlah armada yang akan beroperasi yaitu 28 bus sedang dengan headway sebesar 10 menit. Biaya operasional kendaraan diestimasikan mencapai Rp.335 per bus-km sehingga tarif rencana yang dibebankan kepada penumpang adalah Rp.27.000. Berdasarkan analisis potensial demand di Kabupaten Buleleng, maka ditentukan 4 titik halte, yaitu Halte Pantai Lovina, Terminal Seririt, Halte Celukan Bawang, dan Halte Gerokgak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 420, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : potensial demand, kinerja operasional, biaya operasional kendaraan, tarif, implementasi operasional.", "type": "Text" }, { "left": 285, "top": 423, "width": 54, "height": 7, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 452, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "North Bali Airport is one of transportation nodes that are being planned in Bali Province. This airport will become a buffer airport for Ngurah Rai Airport in Badung Regency, in addition North Bali Airport will be a solution to the problem of overcrowding in South Bali and also a powerhouse for North Bali's economy. However, to this days there are no transportation service in Buleleng Regency that can serve the potential demand for North Bali Airport. This study was conducted to determine how much potential demand, operational concepts, vehicel operating cost, and operational implementation scenarios of integrated mode transportation at North Bali Airport. From the analysis that has been carried out, it is found that the number of potential demand on base year is 4,541 people/day, based on the location of the potential demand, there will be one route determined for the integrated mode of transportation, namely Banyuasri Terminal -North Bali Airport Terminal, this route will be serve by 28 fleets of medium buses with 10 minutes headway. Vehicle operating costs are estimated at Rp. 335 per bus-km so that the planned fare charged to passengers is Rp. 27,000. Based on the analysis of potential demand in Buleleng Regency, there were 4 bus stops determined, namely Lovina Beach, Seririt Terminal, Celukan Bawang, and Gerokgak.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 441, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: potential demand, operational concepts, vehicle operating cost, fare, operational implementation.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 91, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 223, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tingginya jumlah aktifitas pergerakan di Bandara I Gusti Ngurah Rai yang terletak di Kabupaten Badung dan berdekatan dengan Ibu Kota Provinsi, yaitu Kota Denpasar juga menjadi salah satu permasalahan yang berdampak terhadap kondisi perekonomian dan juga transportasi yang", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 753, "width": 209, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Naskah diterima : September 2021 Naskah disetujui : Agustus 2022 DOI : https://doi.org/10.21776/ub.takoda.2022.014.02.1", "type": "Footnote" }, { "left": 319, "top": 631, "width": 222, "height": 99, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "terkonsentrasi di satu Kawasan. Bandara Bali Utara merupakan salah satu simpul transportasi yang sedang direncanakan di Provinsi Bali. Bandara ini nantinya akan menjadi bandara penyangga untuk Bandara Ngurah Rai di Kabupaten Badung, selain itu Bandara Bali Utara akan menjadi solusi untuk permasalahan kepadatan di Bali Selatan dan juga menjadi", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 286, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Bandara Bali Utara-Kabupaten Buleleng", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 805, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 805, "width": 239, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 223, "height": 251, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pembangkit perekonomian Bali Utara. Proyek Bandara Bali Utara sampai saat ini masih pada tahap pra-konstruksi sehingga belum ada sarana transportasi publik yang secara khusus melayani penumpang di bandara tersebut. Permasalah diatas termasuk dalam permasalahan terkait sistem transportasi di Kabupaten Buleleng. Melalui penelitian dengan tujuan, antara lain; Mengetahui karakteristik dan jumlah permintaan aktual dan potensial angkutan pemadu moda di Bandara Bali Utara; Merencanakan jaringan rute dan kinerja operasional yang akan diterapkan di Bandara Bali Utara; Menghitung Biaya Operasional dari angkutan pemadu moda Bandara Bali Utara serta menetapkan tarif bagi penumpang; dan Memberikan implementasi pengoperasian sarana dan prasarana angkutan pemadu moda di Bandara Bali Utara. Empat poin tujuan di atas diharapkan dapat menjadi solusi pemecahan masalah transportasi yang ada di Kabupaten Buleleng.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 318, "width": 223, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun sistem transportasi dapat dipahami dengan dua jenis pendekatan, yaitu pendekatan transportasi makro dan pendekatan transportasi mikro sebagai pemecahan dari sistem transportasi makro menjadi beberapa bagian yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain (Ofyar Tamin, 2008). Dalam sistem transportasi tentunya terdapat permintaan transportasi dari konsumen yang berkaitan erat dengan pertimbangan pelayanan yang akan konsumen dapatkan dari jasa transportasi tersebut (Adisasmita, 2010). Kualitas jasa transportasi harus disediakan secara efektif dan efisien dengan beberapa indikator, antara lain; lancar, aman, cukup, frekuensi, teratur, bertanggung jawab, murah dan nyaman. Dalam analisis permintaan transportasi digunakan data hasil survei dengan metode stated preference terhadap penumpang pesawat dan juga jarak lokasi demand dengan Bandara Bali Utara.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 565, "width": 223, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angkutan pemadu moda Berdasarkan PM 15/2019 pasal 17 ayat (3) disebutkan bahwa simpul transportasi (Bandar udara, Pelabuhan, atau Stasiun) yang menjadi titik asal dan tujuan dari Trayek dapat difungsikan sebagai Trayek pemadu moda yang dilakukan dengan beberapa pertimbangan, antara lain: a) Perkiraan permintaan angkutan dari dan ke simpul transportasi menuju kota di dalam wilayah provinsi paling singkat 5 (lima) tahun; dan b) Peran simpul transportasi sebagai simpul nasional atau simpul wilayah. Pada pasal 68 ayat (1) dan ayat (2) juga dijelaskan terkait perizinan pengoperasian angkutan pemadu moda, dimana pemohon izin penyelenggara angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum dalam trayek", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 59, "width": 222, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "harus melakukan kerja sama dengan otoritas atau badan pengelola yang terdiri dari bandar udara, stasiun kereta api atau Pelabuhan.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 103, "width": 222, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemilihan moda merupakan pemodelan dalam menentukan pembebanan perjalanan untuk mengetahui jumlah (proporsi) orang maupun barang yang akan menggunakan berbagai moda transportasi untuk berpindah dari satu titik ke titik lainnya dengan beberapa maksud perjalanan tertentu. Pemlihan moda dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dikelompokkan dalam tiga faktor utama (Ofyar Tamin, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 223, "width": 222, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun Kinerja Angkutan Umum menurut Warpani 2002 didefinisikan sebagai hasil kerja dari angkutan umum yang beroperasi untuk melayani berbagai kegiatan masyarakat dalam melakukan aktifitas. Besar kinerja operasi atau tingkat pelayanan pada sistem angkutan umum biasanya dilihat dari beberapa indikator. Beberapa indikator dalam kinerja operasional angkutan umum antara lain: rute/trayek, jenis armada, jumlah armada dan penjadwalan. Pada penelitian ini Biaya Operasional Kendaraan dihitung dengan menggunakan metode SK Dirjen Perhubungan Darat No. 687/2002. Dimana komponen Biaya Operasional dibagi menjadi dua, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung yang kemudian nantinya dijadikan dasar dalam penentuan tarif angkutan.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 451, "width": 52, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 475, "width": 222, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Buleleng, namun untuk cakupan lokasi penelitian untuk pelaksanaan survei wawancara berlokasi di Bandara Ngurah Rai sebagai Bandara", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 525, "width": 222, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembanding. Untuk waktu pelaksanaan penelitian dimulai dari kegiatan pengamatan lapangan pada bulan Desember 2020, dilanjutkan dengan pelaksanaan survei wawancara penumpang pada bulan April-Mei 2021 dan dilanjutkan proses pengolahan data pada bulan Juni-Juli 2021.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 608, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengumpulan Data", "type": "Section header" }, { "left": 291, "top": 626, "width": 223, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Survei primer dan survei sekunder merupakan metode pengumpulan data dalam penelitian ini. Peneliti melakukan observasi langsung ke wilayah studi untuk pengumpulan data primer lapangan sedangkan untuk pelaksanaan wawancara terhadap responden dilakukan dengan menyebarkan kuisioner online yang berkaitan dengan karakteristik penumpang dan preferensi penggunaan moda oleh penumpang.", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 30, "width": 252, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walida Magfiroh Burkani, Dessy Angga Afrianti, Sabrina Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 797, "width": 240, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 60, "width": 151, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi dan Sampel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 78, "width": 223, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pengumpulan data primer peneliti menentukan populasi dari total penumpang harian rata rata yang ada di Bandara I Gusti Ngurah Rai pada tahun 2019 (data sebelum pandemi) yang berjumlah 65.027 penumpang/hari (PT.Angkasa Pura I Bali, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 50, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sampling", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 223, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan formula Slovin, yang tertera pada persamaan berikut (Roy Parto Purba, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 139, "top": 226, "width": 125, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= ( ) (1)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 251, "width": 57, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 149, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi e : Tingkat kesalahan (5%)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 313, "width": 223, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perhitungan dengan formula diatas dapat diketahui jumlah total responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 790 penumpang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 197, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Jumlah Sampel Wawancara Penumpang", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 399, "width": 222, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Jenis Populasi (Pnp/Hari) Sampel 1 Penumpang Naik Pesawat 32.590 395 2 Penumpang Turun Pesawat 32.473 395 Total 65.027 790 Sumber: Analisis, 2021", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 76, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik Analisis", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 223, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknik analisis dalam penelitian ini diawali dengan analisis penentuan jumlah permintaan potensial yang kemudian digunakan untuk menetukan konsep operasional angkutan pemadu moda, yaitu: rute, jumlah dan jenis kendaraan, jadwal, BOK, dan tarif yang nantinya akan dibebankan kepada penumpang dan implementasi operasional angkutan pemadu moda saat beroperasi nantinya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 607, "width": 144, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 131, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Penentuan Demand", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 223, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil perhitungan keseluruhan demand di Kabupaten Buleleng maka berdasarkan hasil survei wawancara asal tujuan penumpang dapat ditentukan besar jumlah permintaan aktual dan potensi penumpang sehingga didapatkan jumlah permintaan potensial angkutan pemadu moda. Permintaan aktual dan potensi penumpang tersebut kemudian dikalkulasikan sehingga didapat jumal potensial demand pada tahun dasar dan tahun rencana.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 223, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penentuan Potential Demand dilakukan Berdasarkan data hasil survei terhadap Penumpang Bandara Ngurah Rai yang berasal dari Kabupaten Buleleng khususnya yang berasal dari zona-zona yang memiliki jarak tempuh lebih cepat menuju Bandara Bali Utara jika dibandingkan dengan jarak menuju Bandara Ngurah Rai yang juga dilewati oleh trayek Angkutan Kota. Perjalanan pada zona tersebut kemudian dikelompokkan sebagai zona potensi permintaan yang selanjutnya dilakukan survey stated preference untuk mengetahui jumlah potential demand yang bersedia pindah menggunakan angkutan pemadu moda. Kemudian jumlah permintaan aktual dijumlahkan dengan jumlah potensi permintaan yang bersedia berpindah menggunakan angkutan pemadu moda dan dikalkulasikan menjadi jumlah potential demand pada tahun dasar yaitu tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 312, "width": 222, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Permintaan Potensial Angkutan Pemadu Moda (Tahun 2019)", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 347, "width": 201, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Jenis Permintaan Jumlah 1 Penumpang Aktual 1.658 2 Potensi Penumpang 2.883 Jumlah Potential Demand 4.541", "type": "Table" }, { "left": 320, "top": 385, "width": 77, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis, 2021", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 401, "width": 222, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jumlah permintaan potensial angkutan pemadu moda Bandara Bali Utara tahun 2019 yaitu 4.541 penumpang/hari.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 457, "width": 222, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya untuk penentuan potential demand pada tahun rencana yaitu tahun 2025 dilakukan perhitungan dengan formula compounding factor berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 514, "width": 182, "height": 87, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "= (1 + ) (2) Dimana: Pt = Jumlah data tahun rencana Po = Jumlah data tahun dasar i = Laju pertumbuhan (%) n = Tahun Rencana", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 609, "width": 222, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sehingga setelah perhitungan didapat data jumlah penumpang pada table berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 646, "width": 222, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Proyeksi Permintaan Potensial Angkutan Pemadu Moda (Tahun 2025)", "type": "Text" }, { "left": 333, "top": 682, "width": 195, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No Jenis Permintaan Jumlah 1 Penumpang Aktual 3.707 2 Potensi Penumpang 2025 6.829 Jumlah Potential Demand 2025 10.536", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 720, "width": 77, "height": 7, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis, 2021", "type": "Footnote" }, { "left": 319, "top": 736, "width": 223, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan perhitungan dengan formula compounding factor diatas dapat disimpulkan bahwa proyeksi penumpang aktual pada 2025", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 286, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Bandara Bali Utara-Kabupaten Buleleng", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 805, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 805, "width": 239, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 59, "width": 223, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mencapai 3.707 orang/hari, sedangkan proyeksi potensi penumpang pada tahun 2025 mencapai 6.829 orang/perhari. Sehingga jumlah proyeksi demand potensial pada tahun 2025 untuk angkutan pemadu moda sebesar 10.536 orang/hari.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 129, "width": 222, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Operasional Angkutan Pemadu Moda", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 59, "width": 222, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan lokasi permintaan potensial Kabupaten Buleleng dan beberapa indikator lain seperti Pola Tata Guna Lahan; Pola pergerakan penumpang Angkutan Umum; Kepadatan penduduk; Daerah pelayanan; Karakteristik & kondisi jaringan jalan, maka ditentukanlah rute angkutan pemadu moda pada gambar dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 439, "width": 227, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Peta Rute Rencana Angkutan Pemadu Moda", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 462, "width": 223, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehingga berdasarkan beberapa faktor diatas dan hasil pembebanan ruas jalan dengan bantuan software Visum serta lokasi daerah potensi demand, maka dapat disimpulkan bahwa rute rencana terpilih yang menghubungkan Bandara Bali Utara dengan daerah potensi demand adalah Terminal Banyuasri - Jl. Singaraja Gilimanuk - Jl Seririt Singaraja - Jl Raya Singaraja", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 462, "width": 222, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Terminal Seririt - Jalan Singaraja Gilimanuk - Bandara Bali Utara. Rute tersebut memiliki jarak 81 km dengan estimasi waktu tempuh normal 1 jam 51 menit pada kondisi lalu lintas normal.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 519, "width": 223, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan rute rencana tersebut kemudian dapat dilakukan perhitungan jumlah armada bus sedang pada tabel dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 570, "width": 321, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Estimasi Permintaan Potensial Angkutan Pemadu Moda (Tahun 2019)", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 593, "width": 375, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rute Penumpang Aktual (org/hari) Potensi Penumpang (org/hari) Total Penumpang (org/hari) 50 % Demand (org/hari) Terminal Banyuasri-Bandara Bali Utara 1658 2883 4541 2270 Sumber: Analisis, 2021", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 664, "width": 252, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Perhitungan Jumlah Armada Angkuta Pemadu Moda", "type": "Caption" }, { "left": 92, "top": 688, "width": 374, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rute Waktu Sirkulasi (menit) Headway (menit) Kapasitas Angkutan (orang) Faktor ketersediaan Kendaraan Jumlah Armada Terminal Banyuasri-Bandara Bali Utara 278 15 30 100 % 19 unit Sumber: Analisis, 2021", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 753, "width": 456, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jumlah armada akan bertambah apabila tingkat isian/load factor melebihi 100%. Dalam perhitungan kelayakan kinerja operasional, digunakan asumsi jumlah penumpang berangkat", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 30, "width": 252, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walida Magfiroh Burkani, Dessy Angga Afrianti, Sabrina Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 797, "width": 240, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 223, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dari Terminal Banyuasri 50% dari total demand potensial sedangkan 50% demand potensial lainnya berangkat dari titik terminal di Bandara", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 59, "width": 223, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bali Utara, maka dihitung jumlah armada yang dibutuhkan berdasarkan tingkat isian/ load factor sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 109, "width": 242, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Perhitungan Load Factor Angkutan Pemadu Moda", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 133, "width": 426, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rute Jumlah Armada Jumlah Seat Jumlah Rit Kapasitas Angkutan Jumlah Penumpang 50% Demand Load Factor a b c d=axbxc e f=e/dx100% Terminal Banyuasri- Bandara Bali Utara 19 unit 30 3,23 1800 2270 126 %", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 77, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis, 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 223, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seperti yang ditampilkan Tabel diatas tingkat isian/ load factor mencapai 126% sehingga perlu penambahan jumlah armada. Jumlah armada", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 205, "width": 222, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "yang dibutuhkan berdasarkan tingkat isian/ load factor dapat dilihat pada Tabel berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 301, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 7. Perhitungan Jumlah Kendaraan Operasi Berdasarkan Load Factor", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 273, "width": 443, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rute Jumlah Armada Jumlah Seat Jumlah Rit Kapasitas Angkutan Jumlah Penumpang 50% Demand Load Factor a b c d=axbxc e f=e/dx100% Terminal Banyuasri- Bandara Bali Utara 28 unit 30 3,21 2700 2270 84 % Sumber: Analisis, 2021 Berikut rekapitulasi rencana kinerja operasi angkutan pemadu moda berdasarkan jumlah", "type": "Table" }, { "left": 319, "top": 345, "width": 222, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "permintaan potensial pada tahun dasar (tahun 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 258, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 8. Rekapitulasi Kinerja Operasi Angkutan Pemadu Moda", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 444, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rute RTT (menit) Headway (menit) Frekuensi (kend/jam) Jumlah Seat Jumlah Armada Terminal Banyuasri-Bandara Bali Utara 278 10 6 30 28 unit Sumber: Analisis, 2021", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 459, "width": 222, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan estimasi operasional bandara yang akan dimulai pada tahun 2025, maka diperlukan perhitungan kinerja operasional sesuai dengan kebutuhan demand pada tahun tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 459, "width": 222, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berikut ini merupakan perhitungan kinerja operasional tahun dasar terhadap jumlah kebutuhan demand pada tahun rencana.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 516, "width": 361, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 9. Perhitungan Jumlah Kendaraan Operasi Berdasarkan Load Factor (Tahun 2025)", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 540, "width": 426, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rute Jumlah Armada Jumlah Seat Jumlah Rit Kapasitas Angkutan Jumlah Penumpang 50% Demand Load Factor a b c d=axbxc e f=e/dx100% Terminal Banyuasri- Bandara Bali Utara 28 unit 30 3,21 2700 5268 195%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 596, "width": 77, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis, 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 223, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan tabel diatas diketahui load factor dengan jumlah armada 28 unit mencapai 195% dikarenakan terjadinya pertumbuhan potensi penumpang pada tahun 2025. Dengan jumlah armada 28 unit akan terjadi lonjakan penumpang dimana armada yang tersedia tidak akan mampu menampung seluruh permintaan penumpang sehingga terjadi kepadatan yang tinggi pada unit armada dan akan berdampak terhadap kenyamanan serta keselamatan penumpang angkutan. Terdapat beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mengatasi", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 612, "width": 222, "height": 136, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lonjakan penumpang pada tahun rencana, antara lain dengan penambahan jumlah armada, penambahan jam operasi angkutan, dan juga penggantian armada dengan jenis bus besar sehingga dalam satu rit dapat mengangkut penumpang dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk alternatif penambahan jumlah armada dan penggantian jenis armada dilakukan dengan analisis jumlah penumpang potensial pada tahun rencana , waktu tempuh angkutan, jumlah rit, dan frekuensi angkutan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 286, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Bandara Bali Utara-Kabupaten Buleleng", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 805, "width": 12, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 805, "width": 239, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 60, "width": 146, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Biaya Operasional Kendaraan", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 84, "width": 216, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 10. Rekapitulasi Biaya Operasi Kendaraan Angkutan Pemadu Moda", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 123, "width": 206, "height": 159, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekapitulasi Biaya Per Bus Km Rute Terminal- Bandara 1. Biaya Langsung (Rp) A. Penyusutan 387 B. Bunga Modal 145 C. Biaya Awak Kendaraan 152 D. Biaya Bbm 1.030 E. Biaya Ban 435 F. Biaya Pemeliharaan Kendaraan 597 G. Biaya Terminal 86 H. Biaya Pkb (Stnk) 12 I. Kir 1 J. Asuransi 61 2.906 2. Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung 4.130 Bok Per Bus Km 7.036 Sumber: Analisis, 2021", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 291, "width": 299, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 11. Rekapitulasi Biaya Operasi Kendaraan Angkutan Pemadu Moda", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 313, "width": 439, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode kapasitas (Org) LF (%) Km- Tempuh/Rit BOK Bus/Km BOK Pnp/ Km BOK 10% Tarif BEP Tarif Angkutan SK.687/AJ.206/DRJ D/2002 30 70% 162 Km Rp 7.036 Rp335 Rp33,5 Rp27.171 Rp27.000", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 362, "width": 77, "height": 7, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumber: Analisis, 2021", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 379, "width": 130, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 223, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan lokasi kantong penumpang dari demand potensial pada trayek angkutan pemadu moda tersebut ditetapkan 4 titik sebagai lokasi naik turun penumpang, antara lain sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 460, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Halte pantai lovina;", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 473, "width": 89, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Terminal seririt;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 120, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Halte celukan bawang;", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 498, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Halte gerogkak", "type": "List item" }, { "left": 291, "top": 378, "width": 222, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam implementasi operasional angkutan pemadu moda nantinya, operator akan membuat suatu aplikasi berbasis website yang ditujukan kepada calon penumpang. Aplikasi ini akan dinamai “BALI-U” yang nantinya akan dilengkapi berbagai fitur canggih yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk kebutuhan masyarakat modern akan system informasi yang baik dan mudah diakses.", "type": "Text" }, { "left": 154, "top": 626, "width": 259, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Usulan Desain Terminal Keberangkatan Penumpang", "type": "Caption" }, { "left": 193, "top": 756, "width": 183, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Usulan Desain Halte Penumpang", "type": "Caption" }, { "left": 288, "top": 30, "width": 252, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Walida Magfiroh Burkani, Dessy Angga Afrianti, Sabrina Handayani", "type": "Page header" }, { "left": 170, "top": 797, "width": 240, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 529, "top": 797, "width": 12, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 233, "top": 283, "width": 160, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Prototype Aplikasi bali.U", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 77, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 222, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Berdasarkan hasil analisis data survei wawancara penumpang, diperoleh total permintaan potensial (Potensial demand ) penumpang dari dan menuju Bandara Bali Utara pada tahun dasar (2019) sebesar 4.541 orang/hari, sedangkan pada tahun rencana (2025) sebesar 10.536 orang/hari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 222, "height": 150, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Rute rencana yang diusulkan adalah diawali dari Terminal Banyuasri- Jl. Singaraja Gilimanuk-Jl Seririt Singaraja-Jl Raya Singaraja- Terminal Seririt-Jalan Singaraja Gilimanuk- Bandara Bali Utara. Rute tersebut memiliki jarak 81 km dengan estimasi waktu tempuh normal 120 menit pada kondisi lalu lintas normal. Armada yang diusulkan untuk melayani demand potensial pada tahun dasar (2019) adalah bus sedang dengan jenis trayek cabang. Total jumlah armada 28 unit dengan kapasitas 30 seat dan headway 10 menit sesuai dengan demand potensial yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 222, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. BOK/Penumpang-km adalah sebesar Rp 335 sehingga tarif rencana yang dibebankan adalah sebesar Rp 27.000 per penumpang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 627, "width": 222, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Terdapat 4 titik halte pada trayek ini, yaitu: Halte Pantai Lovina, Terminal seririt, Halte Celukan Bawang, dan Halte Gerogkak. Untuk manajamen system informasi akan dibuat aplikasi berbasis web, yaitu bali-U untuk memudahkan informasi kepada penumpang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 135, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 222, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ucapan terima kasih ditujukan kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Buleleng yang telah membantu dan memfasilitasi pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 306, "width": 222, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penelitian ini. Diucapkan juga terima kasih kepada seluruh instansi yang telah menyediakan data yang dibutuhkna dalam penelitian ini. Untuk artikel berbasis penelitian setidaknya dapat disertakan sumber pendanaan penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 382, "width": 55, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 406, "width": 222, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abraham Lucky G et al. 2020. Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Di Stasiun Madiun. Bekasi: Politeknik Transportasi Darat", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 444, "width": 223, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia-STTD. Devianti, Sherly. 2019. Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Di Bandara H.A.S. Hanandjoedin. Semesta Teknika, 22(1), 11- 20. doi: 10.18196/st.221232. Dr.Ardiansyah.M.Si. 2015. Manajemen", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 532, "width": 204, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Transportasi dalam Kajian Teori. Jakarta: Fakultas Ilmu sosial dan Ilmu Politik Universitas Prof. Dr. Moestopo Beragama.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 576, "width": 222, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Handayani, S., Afrianti, D. A., & Suryandari, M.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 589, "width": 204, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021. Implementasi Kebijakan Angkutan Umum di DKI Jakarta. Jurnal Teknologi Transportasi Dan Logistik, 2(1), 19-28. https://doi.org/10.52920/jttl.v2i`1.30.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 645, "width": 222, "height": 99, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. 2002. Surat Keputusan Dirjen perhubungan Darat Nomor SK.687/AJ.206/DRJP/2002 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggraan Angkutan Penumpang Umum Di wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap Dan Teratur. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Darat.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 752, "width": 222, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 765, "width": 204, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2015. Peraturan Menteri Nomor 15 Tahun", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 30, "width": 286, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perencanaan Angkutan Pemadu Moda Bandara Bali Utara-Kabupaten Buleleng", "type": "Page header" }, { "left": 62, "top": 805, "width": 12, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 168, "top": 805, "width": 238, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 14 No. 2 December 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 75, "top": 59, "width": 204, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2019 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan 2019. Jakarta: Menteri Perhubungan Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 103, "width": 222, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah Daerah Provinsi Bali. 2020. Alternatif", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 116, "width": 204, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan Bandara Bali Utara Di", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 129, "width": 204, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumberkelampok. Bali: Pemerintah Daerah Provinsi Bali.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 160, "width": 222, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purba, Roy Parto. 2017. Pengaruh Citra Perusahaan Terhadap Loyalitas Pelanggan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 59, "width": 204, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Studi Kasus PT. Bintang Utara Perwakilan Dolok Sanggul). Pekanbaru: Universitas Riau.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 90, "width": 222, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tamin, Ofyar Z. 2008. Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi. Bandung: Penerbit ITB.", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 135, "width": 222, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Warpani, Suwardjoko. P. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. Bandung: Penerbit ITB", "type": "List item" } ]
19bb0e05-c088-1a09-d237-603369e02590
https://bapin-ismki.e-journal.id/jimki/article/download/183/97
[ { "left": 499, "top": 784, "width": 11, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "76", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 136, "top": 104, "width": 78, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "TINJAUAN", "type": "Section header" }, { "left": 138, "top": 88, "width": 361, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PUSTAKA Efektivitas, Dosis, dan Pertimbangan Penggunaan Aspirin Jangka Panjang Sebagai Agen Kemopreventif Kanker Kolorektal", "type": "Table" }, { "left": 293, "top": 162, "width": 160, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bella Stevanny 1 , Arindi Maretzka 1", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 185, "width": 255, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Sriwijaya, Palembang, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 237, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 400, "height": 96, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan : Kanker kolorektal merupakan kanker paling umum ketiga untuk laki-laki dan paling umum kedua untuk perempuan dengan 1,65 juta kasus baru dan hampir 835.000 kematian di seluruh dunia pada tahun 2015. Tingginya insiden dan angka kematian menunjukkan krusialnya upaya pencegahan kanker kolorektal. Aspirin sudah banyak diselidiki sebagai agen pencegahan kanker kolorektal. Meski demikian, Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kemenkes RI mengikuti pedoman American Cancer Society tidak merekomendasikan penggunaannya karena efektivitas, dosis yang tepat, dan potensi toksik yang belum diketahui secara pasti.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 354, "width": 400, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode : Artikel ini dibuat dengan metode telaah pustaka sistematis dari jurnal online dan buku. Sumber pustaka diperoleh dari basis data online ScienceDirect, EBSCO Host, Proquest, dan PubMed. Setelah penyaringan dan pemilihan literatur dengan kriteria inklusi, analisis dan sintesis dibuat dari studi-studi ilmiah yang terpilih.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 404, "width": 400, "height": 71, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan : Penggunaan aspirin efektif menurunkan risiko kanker kolorektal hingga 29% dengan memengaruhi jalur neoplastik dalam karsinogenesisnya. Aspirin sebagai kemopreventif diberikan pada pasien usia 50-69 tahun dengan risiko tinggi kanker kolorektal dengan dosis optimal 75-325 mg/hari sebanyak 2-7 kali/minggu selama minimal 5 tahun. Penggunaan jangka panjang dengan dosis tersebut tidak menjadi masalah karena aspirin mudah didapatkan dan relatif murah serta memiliki efek samping minimal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 479, "width": 400, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan : Aspirin dapat digunakan sebagai agen kemopreventif primer dan sekunder kanker kolorektal yang efektif, murah, dan mudah didapat dengan efek samping minimal.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 515, "width": 341, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: agen kemopreventif, aspirin, dosis, efektivitas, kanker kolorektal", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 550, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 573, "width": 400, "height": 83, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction: Colorectal cancer is the third most common cancer in men and second in women with 1,65 million new cases dan about 835.000 deaths worldwide in 2015. High prevalence and mortality rate point out the cruciality of colorectal cancer prevention. Aspirin have been widely investigated as preventive agent of colorectal cancer. However, Komite Penanggulangan Kanker Nasional Kemenkes RI following American Cancer Society guideline does not recommend its use because the effectivity, appropiate dosage, and potential harms have not yet known for certain.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 659, "width": 400, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method: This article was made using systematic literature review method from online journals and textbooks. Literatures were obtained from online databases ScienceDirect, EBSCO Host, Proquest, and PubMed. After filtering and selecting literatures with inclusion criteria, analysis and synthesis were made from selected scientific studies.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 709, "width": 400, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Discussion: Aspirin is effective in decreasing colorectal cancer risk up to 29% by affecting neoplastic pathways in the carcinogenesis. Aspirin as chemopreventive agent is administered to 50-69years-old patients with high risk of colorectal cancer with an optimal dose of 75-325 mg/day 2-7 times/week for at least 5 years. Long-term use with the", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 784, "width": 11, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "77", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 400, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mentioned dose is not a problem as aspirin is easily obtained and relatively cheap, as well as has minimal side effect", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 112, "width": 399, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion: Aspirin can be use as primary and secondary chemopreventive agent of colorectal cancer that is effective, cheap, and easily obtained with minimal side effect.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 148, "width": 363, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: aspirin, chemopreventive agent, colorectal cancer, dosage, effectivity", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 171, "width": 108, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 194, "width": 184, "height": 194, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2015, kanker kolorektal atau Colorectal Cancer (CRC) adalah kanker paling umum ketiga untuk laki-laki dan paling umum kedua untuk perempuan dengan 1,65 juta kasus baru dan hampir 835.000 kematian di seluruh dunia. [1] Insiden dan angka mortalitas CRC berbeda-beda di setiap negara. Data WHO tahun 2014 menunjukkan bahkan CRC merupakan kanker paling umum kedua untuk laki-laki dan paling umum ketiga untuk perempuan di Indonesia dengan angka mortalitas tertinggi keempat di antara semua jenis kanker. [2] Tingginya insiden dan angka mortalitas akibat CRC ini menunjukkan pentingnya usaha pencegahan CRC.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 390, "width": 184, "height": 288, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain melakukan skrining dengan Faecal Occult Blood Testing (FOBT) serta colonoscopy atau flexible sigmoidoscopy , kemoprevensi sudah banyak diselidiki sebagai agen pencegahan demi menurunkan angka kematian akibat CRC. [3] Konsumsi aspirin sebagai usaha pencegahan primer maupun sekunder CRC sudah banyak diteliti. Komite Penanggulangan Kanker Nasional menegaskan bahwa American Cancer Society (ACS) belum merekomendasikan penggunaan aspirin sebagai upaya pencegahan kanker karena potensi efek samping pendarahan saluran cerna. American Cancer Society tidak merekomendasikan obat-obat atau suplemen apapun untuk mencegah CRC karena efektivitas, dosis yang tepat, dan potensi toksik yang belum diketahui secara pasti. [4] Namun, dalam hal ini, ACS juga tidak menentang penggunaannya. [5]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 690, "width": 184, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel ini akan menganalisis dan merangkum beberapa studi ilmiah mengenai efektivitas, dosis optimal, dan keamanan penggunaan aspirin sebagai agen kemopreventif CRC. Dengan", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 171, "width": 183, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "demikian, diharapkan studi ini menjadi dasar penelitian selanjutnya agar di kemudian hari pemberian aspirin terhadap pasien berisiko tinggi CRC dapat diterapkan secara luas di praktik sehari-hari guna menurunkan insiden dan angka kematian akibat CRC khususnya di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 290, "width": 60, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODE", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 313, "width": 183, "height": 121, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel ini dibuat dengan metode telaah pustaka sistematis ( systematic literature review ) dari jurnal online dan textbook . Penulis melakukan pencarian literatur jurnal melalui basis data online dengan repositori besar untuk studi bidang kedokteran yaitu ScienceDirect, EBSCO Host, Proquest, dan PubMed dengan kata kunci aspirin, CRC prevention , chemoprevention , dosage ,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 126, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "serta cyclooxygenase-2", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 437, "width": 184, "height": 183, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "inhibitor . Penyaringan dan pemilihan literatur dilakukan dengan kriteria inklusi yaitu artikel ilmiah berbahasa inggris yang dipublikasikan 6 tahun terakhir, membahas seputar pengunaan aspirin dalam pencegahan kanker kolerektal, serta dapat diakses secara menyeluruh ( full text ). Selanjutnya, penulis mengkaji kembali daftar referensi dari artikel terpilih untuk menemukan studi relevan lainnya. Penulis kemudian menganalisis dan membuat sintesis dari bab pembahasan dan diskusi studi-studi ilmiah yang telah terpilih.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "78", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 108, "width": 89, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 106, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Kanker Kolorektal", "type": "Section header" }, { "left": 120, "top": 383, "width": 168, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Letak Kanker Kolorektal. [6]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 407, "width": 184, "height": 92, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kanker kolorektal timbul akibat abnormalitas pembelahan dan apoptosis sel yang terjadi di bagian ujung saluran cerna yakni kolon atau rektum. [6] Patogenesis CRC dihubungkan dengan inflamasi lokal di usus. Sel-sel radang dan sitokin bertanggung jawab terhadap karsinogenesis sel kolorektal. [7]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 503, "width": 183, "height": 33, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di antaranya, prostaglandin diketahui sebagai faktor ketahanan, proliferasi, dan invasi sel-sel CRC. [8]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 568, "width": 59, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Aspirin", "type": "Picture" }, { "left": 125, "top": 670, "width": 157, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Struktur Kimia Aspirin. [9]", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 703, "width": 152, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspirin ( acetylsalicylic acid )", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 715, "width": 183, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah obat berusia lebih dari 100 tahun yang luas digunakan karena sifat", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan antiplateletnya. [10]", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 120, "width": 183, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspirin masuk dalam golongan NSAIDs ( Non-Steroid Antiinflammatory", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 145, "width": 184, "height": 183, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Drugs ), coxibs ( COX-2 inhibitors ), nonopioid analgesics , dan antiplatelet agents . Aspirin menghambat aktivitas enzim cylcooxigenase (COX) sehingga menghambat biosintesis prostaglandin E2 (PGE2) dan tromboksan A2. Durasi kerjanya 4-6 jam. [11-12] 3.3 Pedoman Terbaru Pemberian Aspirin sebagai Agen Kemopreventif Kanker Kolorektal Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Kolorektal yang dikeluarkan Komite Penanggulangan", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 332, "width": 184, "height": 397, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kanker Nasional (KPKN) Kemenkes RI tahun 2017 mencantumkan penggunaan aspirin dan NSAID secara teratur dan jangka panjang untuk menurunkan risiko CRC sebagai rekomendasi tingkat B (berdasar bukti level II: uji klinis tidak terandomisasi). KPKN menegaskan bahwa American Cancer Society (ACS) belum merekomendasikan penggunaan obat-obat tersebut sebagai upaya pencegahan kanker karena potensi efek samping pendarahan saluran cerna. Lebih tepatnya, ACS tidak merekomendasikan obat-obat atau suplemen apapun untuk mencegah CRC karena efektivitas, dosis yang tepat, dan potensi toksik yang belum diketahui secara pasti. Namun, dalam hal ini, ACS juga tidak menentang penggunaannya. [4] Di sisi lain, American Gastroenterological Association and the National Comprehensive Care Network sejak tahun 2015 membatasi rekomendasi penggunaan aspirin ini kepada pasien dengan risiko tinggi CRC. [13] Di tahun 2016, U. S. Preventive Services Task Force (USPSTF) mengeluarkan guideline baru mengenai penggunaan aspirin utnuk mencegah CRC dan penyakit kardiovaskular", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 733, "width": 183, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Lampiran 1). Pemberian aspirin dosis rendah sebagai kemoprevensi primer", "type": "List item" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 184, "height": 399, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "CRC sekaligus penyakit kardiovaskular direkomendasikan pada pasien dewasa usia 50-59 tahun dengan syarat: memiliki risiko ≥10% penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun, tidak ada peningkatan risiko pendarahan, punya ekspentasi hidup minimal 10 tahun, dan bersedia mengonsumsi aspirin setidaknya selama 10 tahun. Pemberian aspirin ini masuk ke rekomendasi kelas B, artinya USPSTF menyarankan pemberian aspirin ini dengan tingkat kepastian sedang hingga tinggi bahwa lebih besar untung dari pada bahaya pemberian obat. Untuk pasien usia 60-69 tahun, pemberian aspirin masuk ke rekomendasi kelas C dengan tingkat kepastian sedang sehingga aspirin hanya diberikan selektif pada pasien tertentu. Syarat tambahan pemberiannya adalah pasien berkenan memandang keuntungan pemakaian aspirin dibandingkan potensi bahaya penggunaan jangka panjangnya. Belum ada rekomendasi pemberian aspirin untuk pasien usia <50 tahun maupun >70 tahun karena kurangnya kurangnya bukti valid dari studi ilmiah untuk mendukungnya. [5] 3.4 Efektivitas dan Mekanisme Aspirin sebagai Agen Kemopreventif Kanker Kolorektal Studi kohort dilakukan oleh", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 489, "width": 184, "height": 147, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Soriano, Gabarro, dan Rodriguez tahun 2017 terhadap 109.426 pasien yang mengonsumsi aspirin dosis rendah dengan kriteria eksklusi riwayat penyakit kardiovaskular dan konsumsi aspirin atau obat antikanker sebelumnya dengan kelompok kontrol 154.056 pasien yang tidak mengonsumsi aspirin. Dilakukan follow- up selama 5 tahun terhadap kedua kelompok. Hasilnya terdapat penurunan insiden CRC pada kelompok yang diberikan aspirin kecuali pada kelompok usia ≥80 tahun. [14]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 638, "width": 184, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemakaian reguler aspirin dihubungkan dengan turunnya risiko CRC", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 661, "width": 184, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dibandingkan pemakaian nonreguler dengan prevalensi 28% banding 38%. Selain itu, data dari studi observasional dan Randomized Clinical Trials (RCTs) dari tahun 1950 hingga 2011 menunjukkan konsumsi aspirin juga dapat menurunkan risiko jangka", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "panjang CRC serta mencegah metastasis jauh dari kanker kolorektal. [15] Aspirin juga efektif digunakan setelah diagnosis CRC sebagai terapi adjuvan yakni agen preventif sekunder yang menurunkan angka kekambuhan dan mortalitas di stadium awal CRC (stadium I dan II). [16] Dengan demikian, aspirin dapat berperan sebagai agen kemopreventif ataupun kemoterapeutik melawan CRC.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 214, "width": 183, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspirin dapat mencegah CRC dengan memengaruhi beberapa jalur neoplastik dalam karsinogenesis CRC.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 251, "width": 183, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Efektivitasnya sebagai agen kemopreventif CRC dapat diukur dengan beberapa biomarker. [17]", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 296, "width": 183, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran aspirin sebagai agen kemopreventif CRC dimediasi oleh inhibisi COX-2. Overekspresi enzim", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 334, "width": 184, "height": 195, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Cyclooxigenase 2 (COX-2) atau Prostaglandin Endoperoxide Synthase 2 (PTGS-2) terjadi saat adenoma berkembang menjadi CRC. [18] COX-2 mengkatalisis produksi PGE2 menyebabkan induksi proliferasi, migrasi dan invasi, angiogenesis, resistensi terhadap apoptosis, serta imunitas dalam tumor (Lampiran 2). [17,19] PGE2 menstimulasi jalur Wnt/β-catenin melalui aktivasi G protein –dependent signaling pathway saat PGE2 berikatan dengan reseptor EP2. Aktivasi jalur Wnt/β- catenin menstimulasi cyclin D dan c-myc yang berperan dalam pertumbuhan sel kanker di CRC. [20-21]", "type": "Table" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "80", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 87, "width": 165, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Mekanisme Kerja Aspirin", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 100, "width": 174, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Mencegah CRC melalui Inhibisi Jal ur Wnt/β-catenin. [20-23]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 153, "width": 183, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "COX-2 terdeteksi di sebagian besar pasien CRC dan dihubungkan dengan ukuran tumor lebih besar dan invasi lebih dalam ke dalam jaringan.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 203, "width": 184, "height": 33, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun, tidak semua CRC mengekspresikan COX-2 dan menghasilkan PGE2. [24-25] Pada CRC", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 240, "width": 184, "height": 96, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dengan COX-2 rendah ini peran kemopreventif aspirin masih ada. Hal ini disebabkan karena selain mekanisme inihibisi COX-2, beberapa studi juga menunjukkan mekanisme lain yang mendukung aspirin sebagai agen kemopreventif CRC. Aspirin menginhibisi protein phosphatase 2A (PP2A),", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 337, "width": 183, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyebabkan peningkatan forforilasi β- catenin sehingga juga menurunkan aktivitas jalur Wnt/β-catenin. [23]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 384, "width": 183, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsentrasi aspirin yang tinggi juga menginduksi apoptosis melalui 15- lipoxygenase -1 pada sel CRC HT-29. [25]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 422, "width": 184, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspirin juga menyebabkan upregulation dari sex-determining region Y-box 7 (SOX-7) melalui kaskade p38/MAPK sehingga menghambat pertumbuhan sel CRC SW480. Aspirin juga menstimulasi apoptosis dan menurunkan viabilitas sel kanker CRC dengan menginduksi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 509, "width": 184, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sekresi Transforming Growth Factor (TGF)- β1 oleh sel CT26. Hal ini juga menyebabkan down-regulation dari Bcl2, caspase 3, dan caspase 8. [26]", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 566, "width": 184, "height": 71, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Downregulation terhadap jalur signaling IL-6-Signal Transducer and Activator of Transcription (STAT)3 serta faktor transkripsi Special protei n (Sp)1, Sp3, Sp4, dan produk-produknya, aktivasi p38/ Mitogen-Activated Protein", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 641, "width": 184, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kinase (MAPK), induksi autofagi sel kanker, dan inihibisi aktivasi Nuclear Factor(NF)- κB juga merupakan mekanisme aspirin dalam menurunkan risiko CRC. [26]", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5 Dosis, Frekuensi, dan Durasi Konsumsi Aspirin sebagai Agen", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 110, "width": 183, "height": 194, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemopreventif Kanker Kolorektal Meta-analisis dari 12 studi cohort tahun 1990 sampai 2012 oleh Ye et al menunjukkan bahwa konsumsi aspirin dapat menurunkan risiko kanker kolorektal sekitar 20-26%. Penggunaan aspirin dengan dosis rendah (<75 mg/hari) hanya menurunkan risiko CRC kurang dari 10%. Konsumsi aspirin 1x325 mg/hari menurunkan 20% risiko CRC, sedangkan dosis ganda 2x325 mg/hari mampu menurunkan 26% risiko CRC. Dengan hasil yang relatif tidak berbeda jauh, penggunaan dosis tinggi aspirin sebagai agen kemopreventif CRC perlu dipertimbangkan lagi. Selain tidak", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 308, "width": 183, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "cost-effective , aspirin dosis tinggi meningkatnya risiko komplikasi perdarahan saluran cerna. [27]", "type": "Table" }, { "left": 343, "top": 353, "width": 169, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hubungan Dosis Aspirin dengan Penurunan Risiko CRC. [27] Dosis (mg/hari) Penurunan Risiko CRC <1x75 10% 1x325 20% 2x325 26%", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 450, "width": 183, "height": 133, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Studi ini sesuai dengan studi kohort oleh Rodriguez et al di tahun 2017 terhadap 340.672 pasien berusia 40-89 tahun yang di follow-up selama 12 tahun di mana pemberian aspirin dosis rendah (75 mg/hari) efektif menurunkan insiden CRC. Aspirin dosis hingga empat kali lebih besar (300 mg/hari) dengan tidak menunjukkan peningkatan manfaat signifikan dan justru meningkatkan risiko pendarahan saluran cerna. [28]", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 615, "width": 183, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Angka Kejadian CRC dengan Dosis dan Durasi Pemakaian Berbeda. [28]", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 638, "width": 190, "height": 100, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daily Dose Low- dose aspirin use Controls N = 10,000 n (%) Cases N = 3033 n (%) RR (95% CI) 75 mg 4128 (41.3) 1137 (37.5) 0.66 (0.60 –0.73) 150 mg 402 (4.0) 107 (3.5) 0.62 (0.50 –0.78) 300 mg 32 (0.3) 11 (0.4) 0.82 (0.41 –1.64)", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 740, "width": 61, "height": 7, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Duration of use", "type": "Picture" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "81", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 124, "top": 87, "width": 178, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "< 1 year 1430 (14.3) 433 (14.3) 0.72 (0.63 –0.82) 1-5 years 2370 (23.7) 632 (20.8) 0.64 (0.57 –0.72) ≥ 5 years 762 (7.6) 190 (6.3) 0.61 (0.51 –0.73)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 163, "width": 184, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semakin lama durasi konsumsi aspirin, semakin berkurang risiko CRC. Penggunaan aspirin jangka panjang ≥5 tahun namun dengan dosis rendah direkomendasikan. [27-30] USPSTF merekomendasikan penggunaan selama minimal 10 tahun. [5]", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 258, "width": 184, "height": 71, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsumsi aspirin frekuensi rendah (2-7 kali seminggu) menunjukkan lebih banyak penurunan risiko CRC semakin sering konsumsi, namun konsumsi frekuensi tinggi (>7 kali seminggu) tidak menunjukkan perbedaan berarti. 27", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 341, "width": 184, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosis, frekuensi, dan durasi optimal aspirin sebagai kemopreventif CRC adalah dosis rendah 75-325 mg/hari dengan frekuensi 2-7", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 391, "width": 183, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kali/minggu selama minimal 5 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 403, "width": 184, "height": 271, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsumsi aspirin dengan dosis tersebut tidak dipengaruhi jenis kelamin serta dapat sekaligus sebagai pencegahan sekunder penyakit kardiovaskular. [27-29] 3.6 Subjek Pemberian Aspirin sebagai Agen Kemopreventif Kanker Kolorektal Guideline USPSTF menyebutkan bahwa aspirin direkomendasikan untuk mencegah CRC dengan beberapa syarat, salah satunya memiliki risiko ≥10% penyakit kardiovaskular dalam 10 tahun berdasarkan usia, jenis kelamin, ras, profil lipid dan tekanan darah, DM, rokok, serta konsumsi obat. Perhitungan perkiraan risiko dapat dilakukan dengan mudah dengan mengisi data secara online di website American College of Cardiology ASCVD Risk Estimator Plus . [31]", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 676, "width": 184, "height": 78, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian aspirin sebagai agen kemopreventif juga dipertimbangkan pada pasien dengan risiko tinggi kanker kolorektal secara genetik maupun lingkungan. CRC secara Age-Specific Relative incidence (ASRi) lebih tinggi pada pria (20,6 tiap 100.000 individu) dari", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada wanita (14,3 tiap 100.000 individu). Mayoritas pasien dengan kanker", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 110, "width": 183, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sporadik memiliki usia >50 tahun, dengan tiga perempat pasien tidak memiliki riwayat keluarga. [32]", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 145, "width": 183, "height": 170, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meski begitu, sebanyak 15-20% pasien CRC memiliki anggota keluarga dengan riwayat CRC. Di sebagian besar populasi barat, risiko seseorang untuk mengidap CRC adalah sekitar 3-5%. Risiko naik menjadi dua kali lipat apabila terdapat anggota keluarga tingkat pertama seperti adik, kakak, atau orangtua yang terdiagnosis CRC pada usia 50-70 tahun. Risiko menjadi tiga kali lipat apabila CRC didiagnosis di usia lebih muda (kurang dari 50 tahun). Risiko akan jauh meningkat pada individu yang memiliki ≥2 anggota keluarga yang menderita CRC. [32]", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 317, "width": 184, "height": 193, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sindrom Lynch atau sindrom Hereditary Non-Polyposis Colorectal Cancer (HNPCC) adalah sindrom CRC herediter paling umum. Sindrom CRC herediter paling umum kedua adalah Familial Adenomatous Polyposis (FAP). Banyak pasien dengan FAP mengalami adenoma kolorektal dan berlanjut menjadi CRC di usia muda. Sindrom CRC herediter lainnya adalah poliposis. Selain itu, kolitis kronis akibat Inflammatory Bowel Disease (IBD) juga berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya CRC. [32] 3.7 Pertimbangan Pemberian Aspirin sebagai Agen Kemopreventif", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 513, "width": 150, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kanker Kolorektal di Indonesia", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 524, "width": 183, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian aspirin sebagai agen kemopreventif CRC di Indonesia sangat mungkin diterapkan. Selain harganya yang terjangkau, aspirin merupakan obat rumah tangga yang lazim dan sangat mudah didapat tanpa resep (obat bebas). Penggunaan jangka panjang aspirin juga tidak menyebabkan toleransi maupun adiksi. [33]", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 628, "width": 183, "height": 55, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal utama yang menyebabkan KPKN dan ACS tidak merekomendasikan penggunaan jangka panjang aspirin sebagai agen kemopreventif CRC adalah risiko", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 685, "width": 183, "height": 67, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendarahan saluran cerna. Studi kohort oleh Huang, et al terhadap 87.680 wanita pengguna aspirin jangka panjang menunjukkan bahkan risiko pendarahan saluran cerna sangat bergantung dengan dosis pemberian, dengan risiko terbesar", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "82", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 184, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada konsumsi >14 tablet 325 mg/minggu. Di sisi lain, peningkatan durasi konsumsi aspirin tidak", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 184, "height": 78, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan risiko pendarahan secara signifikan setelah dilakukan penyesuaian dosis. [34] Maka dari itu, penggunaan aspirin dosis panjang dengan minimal effective dose dapat diterapkan utnuk menghindari risiko pendarahan saluran cerna.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 184, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elwood dan Morgan bahkan menuliskan bahwa bahaya pendarahan pada penggunaan aspirin dosis rendah dan jangka panjang itu terlalu dilebih- lebihkan dibandingkan dengan manfaatnya mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular. Pernyataan ini didukung data telaah sistematis mereka di tahun 2016 bahwa meskipun ada peningkatan signifikan risiko pendarahan saluran cerna karena penggunaan aspirin, tidak ada bukti sahih adanya peningkatan pendarahan saluran cerna yang fatal. Risiko substantif penggunaan aspirin jangka panjang adalah 1", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 375, "width": 184, "height": 135, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kematian dan 1 stroke yang terjadi tiap 1000 penggunaan aspirin selama 10 tahun. [35] Keputusan pemberian aspirin jangka panjang sebagai agen kemopreventif CRC harus mempertimbangkan keuntungan dan potensi bahaya penggunaannya. Untuk itu, selain pertimbangan matang dari dokter berdasarkan guideline dan studi terbaru, keputusan pasienlah yang menjadi dasar utama pemberian resep.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 110, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dokter berkewajiban", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 184, "height": 43, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjelaskan semua keuntungan dan kerugian yang mungkin didapat dari konsumsi aspirin jangka panjang.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 570, "width": 83, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 593, "width": 184, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspirin dikenal masyarakat luas sebagai obat dengan beragam khasiat, murah, dan mudah didapatkan. Aspirin juga efektif digunakan sebagai agen kemopreventif primer dan sekunder yang menurunkan insiden dan angka", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 662, "width": 184, "height": 90, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mortalitas akibat kanker kolorektal. Aspirin sebagai agen kemopreventif diberikan pada pasien usia 50-69 tahun dengan risiko tinggi kanker kolorektal dengan dosis rendah 75-325 mg/hari sebanyak 2-7 kali/minggu selama minimal 5 tahun. Risiko pendarahan saluran cerna akibat penggunaan jangka", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "panjang aspirin dapat diminimalisasi dengan pemberian dosis efektif terkecil ( minimal effective dose ).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 133, "width": 95, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 327, "top": 156, "width": 186, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Global Burden of Disease Cancer Collaboration, et al. “Global,", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 179, "width": 183, "height": 193, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regional, and National Cancer Incidence, Mortality, Years of Life Lost, Years Lived With Disability, and Disability-Adjusted Life-years for 32 Cancer Groups, 1990 to 2015: A Systematic Analysis for the Global Burden of Disease Study”. JAMA Oncol . 3:4 (2017): 524-8. 2. \"Indonesia: Estimated Age- Standardised Incidence and Mortality Rates: Both Sexes\". GLOBOCAN 2012: Estimated Cancer Incidence, Mortality, and Prevalence Worldwide in 2012 . 2012. WHO. 6 Juni 2018. < http://globocan.iarc.fr/Pages/fact_s heets_population.aspx >", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 373, "width": 183, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Cooper, K., et al. “Chemoprevention of Colorectal Cancer: Systematic", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 396, "width": 166, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Review and Economic Evaluation”. Health Technol Assess . 14:31", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 419, "width": 184, "height": 287, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2010): 1 –206. 4. A Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Kanker Kolorektal . Oleh Ibrahim Basir, et al. Juli 2017. 12 Agustus 2018. < http://kanker.kemkes.go.id/guidelin es/PNPKkolorektal.pdf >. 5. \"Final Recommendation Statement Aspirin Use to Prevent Cardiovascular Disease and Colorectal Cancer: Preventive Medication\". U.S. Preventive Services Task Force . 2016. 12 Agustus 2018. < https://www.uspreventiveservicesta skforce.org/Page/Document/Recom mendationStatementFinal/aspirin-to- prevent-cardiovascular-disease-and- cancer#table-of-contents >. 6. American Cancer Society. Colorectal Cancer Facts & Figures 2017-2019 . Atlanta: American Cancer Society, 2017.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 707, "width": 183, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Landskron, G., et al. “Chronic", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 720, "width": 166, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inflammation and Cytokines in the Tumor Micr oenvironment.” J Immunol Res . (2014): 149185.", "type": "Table" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 183, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Menter, D. G. dan Dubois, R. N.. “Prostaglandins in Cancer Cell Adhesion, Migration, and Invasion”.", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 122, "width": 135, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Int J Cell Biol . 723419 (2012).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 184, "height": 92, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. “Acetylsalicylic Acid”. Drugbank. 2018. 8 Juni 2018. https://www.drugbank.ca/drugs/DB0 0945 10. Ugurlucan, M., et al. “Aspirin: From a Historical Perspective. Recent Pat Cardiovasc Drug Discov . 7:1 (2012): 71-6.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 225, "width": 183, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Boutaud, O. \"Inhibition of the Biosynthesis of Prostaglandin E2 By Low-Dose Aspirin: Implications for Adenocarcinoma", "type": "List item" }, { "left": 131, "top": 260, "width": 166, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metastasis\". Cancer Prev Res (Phila) . 9:11", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 283, "width": 71, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2016): 855-65.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 292, "width": 184, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. “Aspirin”. MIMS (The Monthly Index of Medical Specialities). 2018. 8 Juni 2018. http://www.mims.com/", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 329, "width": 184, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "indonesia/drug/info/aspirin?mtype=g eneric 13. Chubak, J., et al. \"Aspirin Use for the Prevention of Colorectal Cancer: An Updated Systematic Evidence Review for the U.S. Preventive Services Task Force\". Evidence Synthesis . 133 (2015).", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 421, "width": 184, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Soriano, L. C., Gabarro, M. S., dan Rodriguez, L. A. G. \"Incidence of colorectal cancer in new users and non-users of low-dose aspirin without existing cardiovascular disease: A cohort study using The Health Improvement Network\". Int J Cardiol . 248 (2017): 378 –81.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 513, "width": 183, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Algra, A. M. dan Rothwell, P. M.. “Effects of Regular Aspirin on Long-", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 536, "width": 166, "height": 43, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Term Cancer Incidence and Metastasis: a Systematic Comparison of Evidence from Observational Studies versus", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 580, "width": 165, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Randomised Trials”. Lancet Oncol . 13:5 (2012): 518 –27.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 184, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Soon, S. S., et al. \"Cost- Effectiveness of Aspirin Adjuvant Therapy in Early Stage Colorectal Cancer in Older Patients\". PLoS One . 9:9 (2014): e107866.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 662, "width": 184, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Drew, D. A., et al. \"ASPirin Intervention for the REDuction of Colorectal Cancer Risk (ASPIRED): a Study Protocol for a Randomized Controlled Trial\". Trials . 18:1 (2017): 50.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 730, "width": 183, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Dixon, D. A., et al. “Chapter 2: Mechanistic Aspects of COX-2", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 87, "width": 166, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Expression in Colorectal Neoplasia.” Recent results Cancer", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 108, "width": 183, "height": 161, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Res. 191 (2013): 7 –37. 19. “The Crosstalk of PTGS2 and EGF Signaling Pathways in Colorectal Cancer - Scientific Figure”. Research Gate . 2018. 11 Agustus 2018. < https://www.researchgate.net/The- crosstalk-between-COX-2-and-EGF- signaling-pathway-in- CRC_fig1_258429924 >. 20. Jang, K. Y., et al. “Expression of Cyclin D1 is Associated with β- Catenin Expression and Correlates with Good Prognosis in Colorectal Adenocarcinoma”.", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 260, "width": 165, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Translational Oncology . 5:5 (2012):370 –8.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 281, "width": 183, "height": 57, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21. Wang, Q ., et al. “Deptor Is a Novel Target of Wnt/β-Catenin/c-Myc and Contributes to Colorectal Cancer Cell Growth”. Cancer Res. 78:12 (2018): 3163 –75.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 338, "width": 183, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22. Gong, A. dan Huang, S. “FoxM1 and Wntβ-Catenin Signaling in Glioma Stem Cells.” Cancer research . 72:22", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 373, "width": 79, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2012): 5658 –62.", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 386, "width": 183, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23. Dovizio, M., et al. \"Mechanistic and Pharmacological Issues of Aspirin as an Anticancer Agent\". Pharmaceuticals . 5:12 (2012): 1346 –", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 432, "width": 184, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "71. 24. Qin, Z. Y., et al. “Cyclooxygenase-2 expression and Its Association With Vascular Endothelial Growth Factor, Microvessel Density and Clinicopathologic Characteristics of Colorectal Carcinoma”. Bangladesh", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 511, "width": 142, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "J Pharmacol . 11 (2016): 110 –5.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 522, "width": 183, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25. Rao, C.V., et al. “Lipoxygenase and Cyclooxygenase Pathways and Colorectal Cancer Prevention.” Current Colorectal Cancer Reports. 8:4 (2012): 316 – 24. 26. Wang, Y., et al. \"TGF-ß1 Mediates The Effects of Aspirin on Colonic Tumor Cell Proliferation and Apoptosis\". Oncol Lett. 15:4 (2018): 5908 –9.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 649, "width": 184, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27. Ye, X., et al. \"Dose –Risk and Duration –Risk Relationships between Aspirin and Colorectal Cancer: A Meta-Analysis of", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 697, "width": 165, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published Cohort Studies\". PLoS", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 708, "width": 117, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "One . 8:2 (2013): e57578.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 720, "width": 183, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28. Rodriguez, L. A. G., et al. \"New Use of Low-Dose Aspirin and Risk of Colorectal Cancer by Stage at", "type": "List item" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 131, "top": 85, "width": 165, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diagnosis: A Nested Case –Control", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 99, "width": 166, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Study in UK General Practice. BMC Cancer . 17 (2017): 637.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 122, "width": 184, "height": 66, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29. Algra, A. M. dan Rothwell, P. M.. “Effects of Regular Aspirin on Long- Term Cancer Incidence and Metastasis: a Systematic Comparison of Evidence from Observational Studies Versus", "type": "Table" }, { "left": 131, "top": 189, "width": 163, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Randomised Trials”. Lancet Oncol. 13:5 (2012): 518 –27.", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 214, "width": 184, "height": 43, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30. Garcia-Albeniz, X., and Chan, A.T. “Aspirin for the Prevention of Colorectal Cancer.” Best Pract Res Clin Gastroenterol . 25 (2012): 461 –", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 260, "width": 184, "height": 89, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "72. 31. 31 D \"Atherosclerotic Cardiovascular Disease (ASCVD) Risk Estimator Plus\". American College of Cardiology. 2018. 12 Agustus 2018. < http://tools.acc.org/ASCVD-Risk Estimator-Plus/#!/calculate/ estimate/ >.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 87, "width": 183, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32. Kuipers, E.J., et al. \"Colorectal Cancer\". Nat Rev Dis Primers . 1", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 110, "width": 65, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2015):15065.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 122, "width": 183, "height": 78, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33. Gilman, A. G.. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi, Ed. 10, Vol. 2. Penerjemah Tim Alih Bahasa Sekolah Farmasi ITB. Jakarta: EGC, 2012. Terjemahan dari Goodman & Gilman’s the Pharmacological Basis of Therapeutics, 10 th Ed , 2001. 675 –", "type": "Text" }, { "left": 348, "top": 202, "width": 11, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 212, "width": 183, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34. Huang, E. S., et al. “Long Term Use", "type": "List item" }, { "left": 348, "top": 225, "width": 165, "height": 44, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "of Aspirin and the Risk of Gastrointestinal Bleeding.” The American Journal Of Medicine . 124:5 (2011): 426 –33.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 269, "width": 183, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35. Elwood, P. C., et al. “Systematic Review and Meta-Analysis of", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 294, "width": 165, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Randomised Trials to Ascertain Fatal Gastrointestinal Bleeding Events Attributable to Preventive Low-Dose", "type": "Table" }, { "left": 348, "top": 329, "width": 165, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aspirin: No Evidence of Increased Risk.” PLoS One . 11:11 (2016): e0166166.", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 56, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "LAMPIRAN", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 111, "width": 389, "height": 611, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Population Recommendation Grade Adults aged 50 to 59 years with a ≥10% 10-year CVD risk The USPSTF recommends initiating low-dose aspirin use for the primary prevention of cardiovascular disease (CVD) and colorectal cancer (CRC) in adults aged 50 to 59 years who have a 10% or greater 10-year CVD risk, are not at increased risk for bleeding, have a life expectancy of at least 10 years, and are willing to take low-dose aspirin daily for at least 10 years. B Adults aged 60 to 69 years with a ≥10% 10-year CVD risk The decision to initiate low-dose aspirin use for the primary prevention of CVD and CRC in adults aged 60 to 69 years who have a 10% or greater 10-year CVD risk should be an individual one. Persons who are not at increased risk for bleeding, have a life expectancy of at least 10 years, and are willing to take low-dose aspirin daily for at least 10 years are more likely to benefit. Persons who place a higher value on the potential benefits than the potential harms may choose to initiate low-dose aspirin. C Adults younger than 50 years The current evidence is insufficient to assess the balance of benefits and harms of initiating aspirin use for the primary prevention of CVD and CRC in adults younger than 50 years. I Adults aged 70 years or older The current evidence is insufficient to assess the balance of benefits and harms of initiating aspirin use for the primary prevention of CVD and CRC in adults aged 70 years or older. I Grade Definition Suggestions for Practice A The USPSTF recommends the service. There is high certainty that the net benefit is substantial. Offer or provide this service. B The USPSTF recommends the service. There is high certainty that the net benefit is moderate or there is moderate certainty that the net benefit is moderate to substantial. Offer or provide this service. C The USPSTF recommends selectively offering or providing this service to individual patients based on professional judgment and patient preferences. There is at least moderate certainty that the net benefit is small. Offer or provide this service for selected patients depending on individual circumstances. D The USPSTF recommends against the service. There is moderate or high certainty that the service has no net benefit or that the harms outweigh the benefits. Discourage the use of this service. I State ment The USPSTF concludes that the current evidence is insufficient to assess the balance of benefits and harms of the service. Evidence is lacking, of poor quality, or conflicting, and the balance of benefits and harms cannot be determined. Read the clinical considerations section of USPSTF Recommendation Statement. If the service is offered, patients", "type": "Table" }, { "left": 359, "top": 690, "width": 145, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "should understand the uncertainty about the balance of benefits and harms.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 725, "width": 403, "height": 21, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lampiran 1. USPSTF Final Recommendation Statement Aspirin Use to Prevent Cardiovascular Disease and Colorectal Cancer: Preventive Medication. [5]", "type": "Text" }, { "left": 499, "top": 783, "width": 11, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 151, "top": 796, "width": 159, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "JIMKI Volume 6 No.2 | Mei- September 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 416, "width": 400, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lampiran 2. Mekanisme Aspirin dalam Pencegahan CRC melalui Inihibisi COX-2 dan Penurunan Produksi PGE 2 ( COX-Dependent Mechanism ). [19]", "type": "Text" } ]
c0ab8134-5f87-3b97-1a4a-72088a4fa681
https://journal.ipm2kpe.or.id/index.php/JOTING/article/download/7850/4816
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 137, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Journal of Telenursing (JOTING)", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 50, "width": 216, "height": 44, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 5, Nomor 2, Juli-Desember 2023 e-ISSN: 2684-8988 p-ISSN: 2684-8996 DOI : https://doi.org/10.31539/joting.v5i2.7850", "type": "Text" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3578", "type": "Page footer" }, { "left": 147, "top": 109, "width": 327, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STUDI KOMPARATIF METODE DISCHARGE PLANNING PADA SELF CARE KLIEN STROKE ISCHEMIC", "type": "Section header" }, { "left": 102, "top": 147, "width": 406, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nusanta Tarigan¹, Iin Inayah², Gunawan Irianto 3 , Asep Setiawan 4 , Chong Mei Chan 5", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 161, "width": 197, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Universitas Jenderal Achmad Yani 1,2,3,4,5", "type": "Text" }, { "left": 231, "top": 175, "width": 148, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[email protected] 1", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 206, "width": 58, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 234, "width": 448, "height": 273, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan discharge planning pada self care klien stroke ischemic di RS Advent dan RSUD Al Ihsan Bandung. Metode yang digunkan adalah quasi-experiment dengan pretest-postest with control group design . Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Hasil penelitin menunjukkan bahwa Gambaran Self Care Behaviour sebelum dan sesudah discharge planning di RS Advent yaitu terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM, dengan nilai p-value 0.01 < 0,05, dan Gambaran Self Care Behaviour sebelum dan sesudah discharge planning di RS Al. Ihsan Bandung, Terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning menggunakan leaflet dengan p-value 0,01 < 0,05. Selanjutnya, Gambaran Self Care Management sebelum dan sesudah discharge planning di RS Advent, terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning di RS. Advent menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM dengan nilai p-value 0.01< 0,05 dan tidak terdapat pengaruh intervensi Discharge planning di RS. Al Ihsan menggunakan Leaflet dengan nilai p-value 0.71 > 0,05. Simpulan dalam penelitian ini ada pengaruh sebelum dan sesudah dilaksanakan discharge planning terhadap self care behaviour di RS. Advent dan RS. Al Ihsan, dan Ada pengaruh sebelum dan sesudah dilaksanakan discharge planning terhadap self care management di RS. Advent namun tidak ada pengaruh sebelum dan sesudah dilaksanakan discharge planning terhadap self care management di RS. Al Ihsan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 347, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci : Discharge Planning , Self Care, Self Management, Stroke", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 552, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 442, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This study aims to determine the effect of implementing discharge planning on self-care for ischemic stroke clients at Advent Hospital and Al Ihsan Hospital, Bandung. The method used is quasi-experiment with pretest-posttest with control group design. The sampling technique uses purposive sampling. The results of the research show that the description of Self Care Behavior before and after discharge planning at the Adventist Hospital is that there is an influence of Discharge Planning intervention using flip sheets (audio visual video) and using ROM training tools, with a p-value of 0.01 < 0.05, and Self Description Care Behavior before and after discharge planning at Al Hospital. Ihsan Bandung, There is an effect of Discharge Planning intervention using leaflets with a p-value of 0.01 < 0.05.", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3579", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 443, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Furthermore, the description of Self Care Management before and after discharge planning at the Adventist Hospital shows the influence of the Discharge Planning intervention at the Hospital. Advent used a flip sheet (audio-visual video) and used a ROM training tool with a p-value of 0.01 < 0.05 and there was no effect of Discharge planning intervention in the hospital. Al Ihsan used Leaflet with a p-value of 0.71 > 0.05. The conclusion in this research is that there is an influence before and after discharge planning on self-care behavior in hospitals. Adventist and RS. Al Ihsan, and There is an influence before and after discharge planning is implemented on self-care management in hospitals. Advent but there is no influence before and after discharge planning on self-care management in hospitals. Al Ihsan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 240, "width": 332, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Discharge Planning, Self Care, Self Management, Stroke", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 445, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stroke masih menjadi salah satu masalah utama kesehatan, bukan hanya di Indonesia tetapi di dunia. Penyakit stroke merupakan penyebab kematian kedua serta penyebab disabilitas ketiga di dunia. Stroke berdasarkan World Health Organization (WHO) adalah suatu keadaan di mana ditemukan tanda klinis yang berkembang dengan cepat berupa defisit neurologic fokal serta global, yang dapat memberat berlangsung lama selama 24 jam atau lebih dan atau bisa mengakibatkan kematian, tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vascular. Selain itu, penyakit stroke juga merupakan faktor penyebab dimensia dan depresi. Stroke merupakan penyakit serebrovaskular dan penyebab utama kematian (Ismatika & Soleha, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 445, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stroke terjadi jika pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau pecah yang dapat mengakibatkan sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel/jaringan. Stroke adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan perubahan fungsi neurologis yang disebabkan oleh adanya gangguan suplai darah ke otak. Hal ini mengakibatkan terputusnya pasokan oksigen serta nutrisi, sehingga terjadi kerusakan pada jaringan otak. Ada dua jenis stroke yaitu stroke iskemik dan stroke perdarahan. Insiden stroke iskemik lebih kurang sekitar 83 %, stroke perdarahan berkisar 17% dari kasus kejadian stroke (Akbar et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 445, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Prevalensi stroke di Amerika Serikat merupakan penyebab utama kecacatan orang dewasa jangka panjang dan penyebab kematian nomor lima dengan 795.000 peristiwa setiap tahun. Diperkirakan akan meningkat prevalensi stroke oleh 3,4 juta orang antara tahun 2012 dan 2030 4 . Prevalensi penyakit stroke tertinggi di dunia adalah China dengan prevalensi stroke 69,6%, perdarahan intraserebral 23,8%, perdarahan subarachnoid 4,4%, dan tipe yang tidak ditentukan 2,1%, dengan hipertensi 88%, merokok 48%, dan penggunaan alkohol 44% (Wang et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 445, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), 2018 yang dilakukan oleh Badan Penelitian serta Pengembangan Kesehatan mengatakan bahwa prevalensi stroke di Indonesia naik menjadi 7% di tahun 2013 menjadi 10,9% pada tahun 2018. Jika melihat trend saat ini, diperkirakan akan terus semakin meningkat hingga mencapai 23,3 juta kematian di tahun 2030. Provinsi Kalimantan Timur ialah provinsi yang paling tinggi terkena stroke dengan angka 14,7% serta disusul oleh provinsi di Yogyakarta sebesar 14,6% sedangkan provinsi Kalimantan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3580", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 445, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selatan menduduki peringkat ke 6 pada tahun 2018 dengan angka 12,7% permil pada usia >15 tahun. Prevalensi penyakit Stroke berdasarkan Diagnosis Dokter pada penduduk usia >15 menurut Provinsi tahun 2018, Jawa Barat menduduki peringkat 12 (Dua belas) sebanyak 11,4 % (Riskesda, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 445, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu masalah yang paling sering dihadapi oleh penderita stroke adalah ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang disebabkan oleh karena kelemahan anggota tubuh. Beberapa permasalahan yang sering ditemukan pada klien pasca stroke diantaranya adalah kelemahan tangan dan kaki yang membuat kesulitan bergerak, kehilangan sensasi, kesulitan berbicara atau memahami pembicaraan orang lain serta mengalami kesulitan atau tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti mandi, berpakaian, ke kamar mandi, berjalan serta menyiapkan makanan (Sriadi et al., 2020). Hemiplegia ditimbulkan akibat rusaknya jaringan otak, dimana hemiplegi bisa mengakibatkan kelemahaan anggota tubuh atau tidak dapat menggerakkan otot di salah satu sisi tubuh akibat kerusakan jaringan otak, sehingga gagal memenuhi kebutuhan fisik secara mandiri dalam melakukan perawatan diri sendiri (Dwi Sulistyowatia et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 445, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain itu serangan stroke juga bisa menyebabkan kematian. Walaupun tidak semua pasien yang mengalami stroke berujung kepada kematian, tetapi data dari Stroke Association menyatakan bahwa stroke merupakan penyebab disabilitas terbanyak oleh sebab lebih dari 50% pasien pasca stroke mengalami disabilitas. Disabilitas pada pasien stroke ditandai dengan penurunan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari- hari (Budi et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 378, "width": 445, "height": 148, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penyakit stroke dapat juga menyebabkan kecacatan permanen yang dapat mempengaruhi produktivitas penderitanya. Selain berdampak terhadap ekonomi dan sosial masyarakat, penyakit stroke juga menambah beban pembiayaan kesehatan. Berdasarkan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan terjadi kenaikan total pembiayaan pelayanan penyakit katastropik dalam Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2016 sampai 2018 kurang lebih 4 triliun rupiah. Penyakit stroke adalah salah satu penyakit stroke dengan biaya tertinggi, menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar 2,56 triliun pada tahun 2018. Jumlah pasien stroke meningkat setiap tahunnya, sehingga biaya pelayanan kesehatannya semakin meningkat. Penyakit stroke adalah salah satu penyakit katastropik yang perlu mendapat perhatian serius karena berdampak besar terhadap perkembangan sosio-ekonomi Negara (Budi et al., 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 529, "width": 445, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasien stroke sangat membutuhkan bantuan khusus dalam melakukan suatu aktivitas terlebih lagi pada pasien yang baru saja keluar dari rumah sakit, dibutuhkan peran perawat serta keluarga atau orang terdekat pasien yang mempunyai pengetahuan tentang penyakit, cara penanganan serta perawatan pasien jangka panjang supaya bisa mengajarkan atau menginformasikan kepada keluarga pasien, sehingga mereka siap untuk melakukan perawatan jangka panjang kepada pasien stroke dirumah (Arianti et al., 2019). Kesiapan keluarga sangatlah penting dalam merawat pasien di rumah sebab perlu dukungan dari keluarga tetapi tidak semua keluarga memiliki pengetahuan yang cukup dan membuat mereka tidak siap dalam merawat pasien di rumah (Basit, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 448, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perencanaan pemulangan ( discharge planning ) pasien telah menjadi hal yang sangat penting dalam sistem pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Tujuannya adalah untuk meningkatkan koordinasi layanan dari rumah sakit ke masyarakat, untuk memastikan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3581", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 442, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pemulangan pasien dengan lancar, dan mempersingkat rawat inap serta menurunkan re- admission (Chen et al., 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 115, "width": 445, "height": 163, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa penelitian sebelum terkait discharge planning sudah dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Arianti et al (2019) yang meneliti pengaruh discharge planning dengan pendekatan family centered nursing terhadap kualitas hidup pasien stroke, menggunakan Desain penelitian quasi experimental, non equivalent, control group pre test dan post test design, hasilnya, pentig bagi perawat agar dapat memberikan disharge planning dengan baik pada keluarga pasien dalam memberikan dukungan keluarga terhadap pasien pasca perawatan stroke, selain itu disharge planning juga diberikan pada pasien untuk dapat meningkatkan motivasi dan semangat hidup yang tinggi, penelitian lainnya. Meskipun memiliki persamaan metode penelitian, namun pada penelitian ini, peneliti memfokuskan pada kemampuan self care pasien, perbedaan lainnya yaitu penggunaan dan pembandingan 2 metode discharge planning, dan perbandingan intervensi di dua rumah sakit yang berbeda.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 445, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil wawancara peneliti tanggal 05 Juni 2022 terhadap 5 (Lima) orang pasien stroke Infark yang sudah dipulangkan tentang pelaksanaan discharge planning menyatakan bahwa informasi yang telah didapatkan adalah cara minum obat dan informasi kontrol ulang, jadwal rehabilitasi fisioterapi serta perubahan gaya hidup yang harus dilakukan. Pendidikan kesehatan diberikan dengan sangat terbatas tidak dijelaskan dengan menggunakan format pendidikan kesehatan yang memadai. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti Studi Komparatif Metode Discharge Planning pada Self Care Klien Stroke Ischemic di RS Advent dan RSUD Al Ihsan Bandung, adapun tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penerapan discharge pla.nning pada self care klien stroke ischemic di RS Advent dan RSUD Al Ihsan Bandung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 134, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 446, "width": 443, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain quasi- experiment dengan pretest-postest with control group design. Populasi adalah semua pasien stroke iskemik yang sedang dirawat di Rumah sakit Advent Bandung, jumlah populasi. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 68 responden terbagi atas 34 responden kelompok intervensi dan 34 respon kelompok kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 442, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat pengumpulan data dengan kuesioner. Kedua kelompok penelitian dilakukan uji homogenitas sebelum diberikan intervensi. Kelompok yang memiliki data homogen dan normal dilakukan Uji Paired sampel T Test untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Kemudian dilakukan uji Unpaired Sampel T Test untuk menguji data posttest kedua kelompok intervensi dan kontrol.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 171, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL PENELITIAN Karakteristik Umum Responden", "type": "Section header" }, { "left": 171, "top": 637, "width": 268, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Karakteristik Responden RS. ADVENT RS.AL IHSAN N % N % Umur", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3582", "type": "Page footer" }, { "left": 171, "top": 87, "width": 255, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewasa awal 0 0 2 5,9 % Dewasa akhir 2 5,9% 0 0% Lansia awal 9 26,5 % 10 29,4% Lansia akhir 18 52,9% 17 50% Manula 5 14,7% 5 14,7 % TOTAL 34 100% 34 100%", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 157, "width": 124, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer, 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 445, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan table 1. diketahui bahwa dari 68 responden hampir setengah dari responden berada di lansia akhir yaitu berumur 56-65 tahun sebanyak yaitu 35 responden.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 221, "width": 35, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.", "type": "Table" }, { "left": 159, "top": 233, "width": 298, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 256, "width": 290, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik Responden RS. ADVENT RS.AL IHSAN N % N % Jenis Kelamin Perempuan 10 29,4% 12 35,3% Laki-laki 24 70,6% 22 64,7% Total 34 100% 34 100%", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 327, "width": 139, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer, 2023", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 352, "width": 308, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan Karakteristik Responden RS. ADVENT RS.AL IHSAN N % N % Pendidikan Tidak Sekolah - - 1 2,9% SD 5 14,7% 12 35,3% SMP 11 32,4% 17 50,0% SMA 12 35,5% - - D3 3 8,8% - - S1 3 8,8% 4 11,8% Total 34 100% 34 100%", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 504, "width": 132, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer, 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 445, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa dari 68 responden sebagian besar dari responden yaitu 28 responden berpendidikan terakhir SMP.", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 568, "width": 312, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Penyakit penyerta", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 603, "width": 55, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik", "type": "Picture" }, { "left": 121, "top": 603, "width": 345, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Responden RS. ADVENT RS.AL IHSAN N % N % Diabetes Mellitus 10 29,4% 7 20% Hipertensi 8 23,5% 10 29,4% Hipertensi & diabetes 7 20,6% 12 35,3% Tidak hipertensi & Tidak DM 9 26,5% 5 14,7% TOTAL 34 100% 34 100% Sumber: Data primer, 2023", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3583", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 445, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa dari 68 responden sebagian besar dari responden memiliki penyakit penyerta hipertensi sebanyak 18 responden.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 140, "width": 38, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 5.", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 152, "width": 321, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Kebiasaan Merokok", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 175, "width": 257, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Karakteristik Responden RS. ADVENT RS.AL IHSAN N % N % Merokok Ya 21 61,8 % 22 64,7 % Tidak 13 38,2 % 12 35,3 % Total 34 100 % 34 100 %", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 246, "width": 114, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data primer, 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 445, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa dari 68 responden sebagian besar dari responden memiliki kebiasaan merokok sebanyak 43 responden.", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 310, "width": 293, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 6. Hasil analisis Pengaruh Discharge Planning pada variabel Index Barthel", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 345, "width": 424, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Variabel Kelompok N Mean + SD P Value Selisih Mean Keterangan Pre-test Post-test Index Barthel RS. Advent 34 14.29 ± 3.215 15.79 ± 2.98 0,01 1.5 Ada Pengaruh RS. Al Ihsan 34 14,02 ± 2,50 17,35 ± 1,97 0,01 3.3 Ada Pengaruh Sumber: Data Primer", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 445, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel diatas menunjukkan gambaran Indeks Barthel antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM yang dilakukan di RS. Advent. Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai index barthel antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai peningkatan sebesar 1,5, dengan nilai p value sebesar 0,01 yang berarti terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 445, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Indeks Barthel antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi leaflet di RS. Al Ihsan. Dari Tabel diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai index barthel antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai peningkatan sebesar 3,3, dengan nilai p value sebesar 0,01 yang berarti terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning menggunakan leaflet (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 617, "width": 35, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 7.", "type": "Text" }, { "left": 105, "top": 628, "width": 406, "height": 68, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis Pengaruh Discharge Planning pada Variabel Manajemen Stroke Variabel Kelompok N Mean + SD P Value Selisih Mean Keterangan Pretest Posttest Manajemen Stroke RS. Advent 34 54.68 ± 8.04 49.06 ± 5.17 0.01 -5.6 Ada Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3584", "type": "Page footer" }, { "left": 177, "top": 88, "width": 330, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RS. Al Ihsan 34 55.91 ± 10.45 57.15 ± 16.43 0.71 1.2 Tidak ada Pengaruh", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 111, "width": 122, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Data Primer 2023", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 137, "width": 445, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel menunjukkan gambaran manajemen stroke antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi lembar balik (video audio visual) dan menggunkan alat melatih ROM yang dilakukan di RS. Advent. Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi penurunan nilai manajemen stroke antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai penurunan sebesar 5,6, dengan nilai p value sebesar 0,01 yang berarti terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 228, "width": 445, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Manajemen Stroke antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi Leaflet di RS. Al Ihsan. Dari tabel diatas terlihat bahwa terjadi peningkatan nilai manajemen stroke antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai peningkatan sebesar 1,2, dengan nilai p value sebesar 0,7 yang berarti tidak terdapat pengaruh intervensi Discharge planning menggunakan Leaflet (p>0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 192, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN Gambaran Karakteristik Responden", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 347, "width": 445, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mayoritas responden dalam penelitian ini berkategori lansia akhir. Umur secara fisiologis berhubungan dengan kejadian stroke. Semakin tua umur seseorang maka semakin besar resiko yang dimiliki untuk terkena stroke. Insiden stroke akan meningkat secara eksponensial menjadi dua hingga tiga kali lipat setiap dekade diatas usia 50 tahun. Peningkatan kejadian stroke berulang yang seiring dengan peningkatan umur, berkaitan dengan terjadianya penuaan sel. Seiring dengan bertambahnya usia, maka fungsi tubuh secara menyeluruh juga mengalami kemunduran terutama yang terkait dengan fleksibilitas pembuluh darah (Nurlan, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 452, "width": 448, "height": 129, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki. Dari hasil penelitian bahwa dari dua variabel yang diteliti (umur dan jenis kelamin) hanya variabel umur yang menunjukkan adanya hubungan dengan kejadian stroke berulang. Perbedaan insidensi penyakit menurut jenis kelamin dapat timbul karena bentuk anatomis yang berbeda serta fisiologis dan sistem hormonal yang berbeda. Selain itu, karakteristik jenis kelamin juga berhubungan dengan sifat keterpaparan dan kerentanan terhadap penyakit tertentu. Pada kasus stroke, pria ditengarai lebih berisiko untuk mengalami stroke dibandingkan wanita. Hal ini disebabkan pria lebih bebanyak yang melakukan perilaku yang berisiko terhadap kesehatan seperti merokok, konsumsi alkohol dan lainnya (Nurlan, 2020) .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 583, "width": 445, "height": 103, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari penelitian ini tergambar bahwa mayoritas responden memiliki penyakit penyerta yaitu diabetes mellitus dan hipertensi. Sejalan dengan penelitian lain yang menyebutkan bahwa beberapa faktor resiko yang paling penting adalah hipertensi, merokok, dislipidemia, diabetes melitus, obesitas, dan penyakit jantung. Salah satu upaya untuk menurunkan tingkat kejadian stroke dengan melakukan pencegahan sejak dini pada pasien stroke sangatlah penting, baik sebelum maupun sesudah terjadi serangan. Pencegahan penyakit stroke terdiri dari pencegahan primer dan sekunder sehingga masyarakat dapat terhindar dari serangan stroke. Selain itu, riwayat hipertensi dapat merusak arteri keseluruh tubuh dan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3585", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 445, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengakibatkan pecahnya pembuluh darah dan mengakibatkan sumbataan pada ateri diotak (Mutiarasari, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 127, "width": 445, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Self Care Behaviour sebelum dan sesudah discharge planning di RS Advent dan RS Al. Ihsan Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 445, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian bivariat menggambarkan bahwa pemberian intervensi discharge planning baik menggunakan menggunakan media edukasi lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM di RS. Advent maupun menggunakan leaflet di RS. Al Ihsan memiliki pengaruh terhadap self care pada pasien stroke ischemic .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 445, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil analisis menggambarkan Indeks Barthel antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM yang dilakukan di RS. Advent bahwa terjadi peningkatan nilai index barthel antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai peningkatan sebesar 1,5, dengan nilai p value sebesar 0,01 yang berarti terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM (p<0,05). Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan (Leniwia et al., 2019) Terdapat perbedaan pengaruh yang bermakna Aktivitas Fungsional sebelum dan sesudah intervensi ROM (Leniwia et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 445, "height": 64, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Indeks Barthel antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi Leaflet di RS. Al Ihsan. bahwa terjadi peningkatan nilai index barthel antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai peningkatan sebesar 3,3, dengan nilai p value sebesar 0,01 yang berarti terdapat pengaruh intervensi discharge Planning menggunakan Leaflet (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 389, "width": 445, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian diatas sejalan dengan penelitian yang dilakukan Ward-Wiley & Hornor, 2020 bahwa discharge planning efektif terhadap perubahan aktifitas, kualitas hidup, motivasi, dukungan keluarga dan pengetahuan pasien stroke.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 445, "height": 50, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian yang dilakukan (Amrun & Malik, 2022), menyebutkan bahwa metode leaflet efektif meningkatkan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan teknik massage pada pasien stroke dengan bedrest di RSU Anutapura Palu (Amrun & Malik, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 481, "width": 448, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan media Audiovisual sebagai salah satu inovasi terbaru dalam pelaksanaan pemberian edukasi yang dapat digunakan oleh tenaga kesehatan dinilai sangat efektif untuk meningkatkan pengetahuan, terutama pengetahuan keluarga tentang kesehatan, salah satunya pengetahuan keluarga tentang cara melakukan latihan ROM (Dewi, 2014). Selain audiovisual, metode leaflet efektif meningkatkan kemampuan keluarga dalam melakukan perawatan teknik massage pada pasien stroke dengan bedrest di RSU Anutapura Palu (Amrun & Malik, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 586, "width": 445, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Self Care Management sebelum dan sesudah discharge planning di RS Advent dan RS Al. Ihsan Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 445, "height": 89, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Manajemen Stroke antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi lembar balik (video audio visual) dan menggunkan alat melatih ROM yang dilakukan di RS. Advent terjadi penurunan nilai manajemen stroke antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai penurunan sebesar 5,6, dengan nilai p value sebesar 0,01 yang berarti terdapat pengaruh intervensi discharge planning menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM (p<0,05). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arianti et al., 2019", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3586", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 445, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahwa tidak ada perbedaan kualitas hidup sesudah pada kelompok kontrol dan sesudah pada kelompok intervensi pasien stroke iskemik (Arianti et al., 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 445, "height": 64, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ROM merupakan salah satu intervensi keperawatan yang penting dilakukan untuk meningkatkan kekuatan otot klien agar segera pulih dengan cepat agar klien dapat menjalani kebutuhan sehari-hari dengan maksimal, sehingga kemampuan klien dalam perawatan diri lebih baik. kebutuhan perawatan diri dan peningkatan instansi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien untuk dapat beraktivitas secara mandiri (Nurdini, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 179, "width": 445, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambaran Manajemen Stroke antara sebelum dan setelah diberi intervensi Discharge Planning menggunakan media edukasi leaflet di RS. Al Ihsan bahwa terjadi peningkatan nilai manajemen stroke antara sebelum dan setelah pemberian intervensi dengan nilai peningkatan sebesar 1,2, dengan nilai p value sebesar 0,7 yang berarti tidak terdapat pengaruh intervensi discharge planning menggunakan Leaflet (p<0,05).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 245, "width": 445, "height": 76, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menujang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup responden mempunyai tindakan negatif disebabkan karena pendidikan yang rendah sehingga kurang mampu untuk memperoleh informasi tentang kesehatan yang menajdi dasar untuk melakukan tindakan. Pemberian health education mempengaruhi pengetahuan dalam penatalaksanaan stroke (Taher et al., 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 445, "height": 103, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam penelitian ini mayoritas responden berpendidikan terakhir SMP, hal ini dapat mempengaruhi tingkat pemahaman responden terhadap edukasi yang diberikan. Pendidikan adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang, termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi. Pada hasil penelitian ini, didapatkan data pendidikan responden dikatakan cukup. Pengetahuan dipengaruhi oleh pendidikan formal, dimana diharapkan dengan pendidikan tinggi, maka akan semakin luas pula pengetahuannya (Ngurah, 2016).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 445, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Faktor lain yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, antara lain pengalaman dan kondisi individu seperti intelegensia, daya tangkap, daya ingat, motivasi, dan sebagainya yang tidak selalu sejalan dengan usia seseorang (Willrefereniams et al., 2013). Oleh sebab itu, indikator untuk sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni sikap terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana pendapat seseorang terhadap gejala, penyebab, cara pencegahan dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 67, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 533, "width": 445, "height": 116, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning di Rs. Advent menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM, dengan nilai p- value 0.01 < 0,05 dan terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning di Rs. Al Ihsan menggunakan leaflet dengan p-value 0,01 < 0,05 Gambaran Self Care Management sebelum dan sesudah discharge planning di RS Advent dan RS Al. Ihsan Bandung, dan terdapat pengaruh intervensi Discharge Planning di RS. Advent menggunakan lembar balik (video audio visual) dan menggunakan alat melatih ROM dengan nilai p-value 0.01< 0,05, namun tidak terdapat pengaruh intervensi Discharge planning di RS. Al Ihsan menggunakan Leaflet dengan nilai p-value 0.71 > 0,05", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 445, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penderita Pascastroke perlu melakukan pengaturan dan manajemen diri dalam menghadapi kesulitan selama menderita stroke, karena dengan banyaknya usaha yang harus", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3587", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 445, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dilakukan untuk pemulihan stroke, tanpa melakukan pengaturan diri yang baik hal itu akan sulit berjalan dengan seimbang, maka sangat diperlukan self-management yang baik untuk menciptakan kualitas hidup yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 113, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 445, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Akbar, F., Saputra, H. W., Maulaya, A. K., Hidayat, M. F., & Rahmaddeni, R. (2022). Implementasi Algoritma Decision Tree C4.5 dan Support Vector Regression untuk Prediksi Penyakit Stroke. MALCOM: Indonesian Journal of Machine Learning and Computer Science , 2 (2), 61–67. https://doi.org/10.57152/malcom.v2i2.426", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 445, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ahmil, A., Amrun, I. D., Malik, S. A., & Junaidi, J. (2021). Efektivitas Metode Leaflet terhadap Kemampuan Keluarga dalam Melakukan Perawatan Teknik Massage pada Pasien Stroke dengan Bedrest di RSU Anutapura Palu. Jurnal Kolaboratif Sains , 4 (11), 566-572. https://doi.org/10.56338/jks.v4i11.1981", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 258, "width": 445, "height": 102, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arianti, D., Novera, M., & Restipa, L. (2019). Pengaruh Discharge Planning dengan Pendekatan Family Centered Nursing terhadap Kualitas Hidup Pasien Stroke. Jurnal Keperawatan Abdurrab , 2 (2), 11–18. https://doi.org/10.36341/jka.v2i2.536 Basit, M., & Rahmayani, D. (2017, December). The Quality of Life of Post-Stroke Patients at the Nerve Clinic of Ulin General Hospital in Banjarmasin. in 2nd Sari Mulia International Conference on Health and Sciences 2017 (SMICHS 2017)–One Health to Address the Problem of Tropical Infectious Diseases In Indonesia (pp. 667-674). Atlantis Press. https:// doi.org/10.2991/smichs-17.2017.83", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 363, "width": 445, "height": 89, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Budi, H., Bahar, I., & Sasmita, H. (2020). Faktor Risiko Stroke pada Usia Produktif di Rumah Sakit Stroke Nasional (RSSN) Bukit Tinggi. Jurnal Persatuan Perawat Nasional Indonesia (JPPNI) , 3 (3), 129. https://doi.org/10.32419/jppni.v3i3.163 Chen, H., Hara, Y., Horita, N., Saigusa, Y., & Kaneko, T. (2021). An Early Screening Tool for Discharge Planning Shortened Length of Hospital Stay for Elderly Patients with Community-Acquired Pneumonia. Clinical Interventions in Aging , 16 , 443–450. https://doi.org/10.2147/CIA.S296390", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 454, "width": 319, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewi, S. R. (2014). Buku ajar keperawatan gerontik . Deepublish.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 445, "height": 51, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dwi Sulistyowatia, Yoani M. V. B. Atyb, & Angela M. Gatumc. (2020). Hubungan Self Efficacy dengan Perilaku Self Care (dengan Pendekatan Teori Orem) Pasien Stroke di Poli Saraf RSUD Prof. Dr. W.Z.Johannes Kupang. CHM-K Applied Scientifics Journal , 3 (3), 70–75. http://cyber-chmk.net/ojs/index.php/sains/article/view/815/314", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 445, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Forrest, J. B. (2006). Epidemiology and Quality of Life. Journal of Reproductive Medicine for the Obstetrician and Gynecologist , 51 (3), 227–233. https://www.hindawi.com/journals/srt/2018/3238165/", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 559, "width": 445, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ismatika, I., & Soleha, U. (2018). Hubungan Self Efficacy dengan Perilaku Self Care Pasien Pasca Stroke di Rumah Sakit Islam Surabaya. Journal of Health Sciences , 10 (2), 139–148. https://doi.org/10.33086/jhs.v10i2.140", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 599, "width": 445, "height": 50, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Leniwia, H., Prabawati, D., & Hary Susilo, W. (2019). Pengaruh Latihan Range of Motion (Rom) terhadap Perubahan Aktivitas Fungsional Pada Pasien Stroke Rawat Inap di RSU UKI Jakarta. Universitas Muhamadiyah Tangerang , 4 (2), 72–77. https://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/article/view/2504", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 445, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mutiarasari, D. (2019). Ischemic Stroke: Symptoms, Risk Factors, and Prevention. Jurnal Ilmiah Kedokteran Medika Tandulako , 1 (1), 60–73.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 677, "width": 445, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.php/MedikaTadulako/article/view/12337 Ngurah, A. A. K. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kunjungan", "type": "Text" }, { "left": 300, "top": 38, "width": 230, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2023. Journal of Telenursing (JOTING) 5 (2) 3578-3588", "type": "Page header" }, { "left": 296, "top": 735, "width": 23, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3588", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 87, "width": 417, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat terhadap Pemanfaatan Pelayanan Posyandu di Desa Pemecutan Kelod Kecamatan Denpasar Barat. Jurnal Dunia Kesehatan , 5 (2), 29–39. https://media.neliti.com/media/publications/76442-ID-faktor-faktor-yang- mempengaruhi-perilaku.pdf", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 140, "width": 445, "height": 50, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nurdini, R. (2017). Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) terhadap Tingkat Kemandirian Pasien Stroke Non Hemoragik (SNH) Stadium Recovery di RSUD dr Chasbullah AM Kota Bekasi. Jurnal Kesehatan Bhakti Husada , 3 . http://www.e- journal.akperakbid-bhaktihusada.ac.id/index.php/jurnal/article/view/56", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 192, "width": 445, "height": 129, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nurlan, F. (2020). Analisis Survival Stroke Berulang Menurut Umur dan Jenis Kelamin Pasien Stroke di Kota Makassar. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI) , 3 (2), 155–161. https://doi.org/10.56338/mppki.v3i2.1086 Riskesda, R. K. D. (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018 . http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop_20 18/Hasil Riskesdas 2018.pdf Sriadi, Sukarni, & Ligita, T. (2020). Kemandirian Aktivitas Hidup Sehari-Hari bagi Pasien Pasca Stroke : Studi Literatur, Jurnal Proners , 12 (4), 1–13. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmkeperawatanFK", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 445, "height": 51, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Taher, R., Ali, S., & Bugis, H. (2022). Pengaruh Health Education Dengan Media Audio Visual terhadap Tindakan Masyarakat dalam Melakukan Pertolongan Pertama pada Pasien Stroke. Jurnal Ilmiah Keperawatan dan Kebidanan Holistic Care , 6 (1), 43-52. https://doi.org/10.54184/jikkhc.v6i1.229", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 376, "width": 445, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wang, W., Jiang, B., Sun, H., Ru, X., Sun, D., Wang, L., Wang, L., Jiang, Y., Li, Y., Wang, Y., Chen, Z., Wu, S., Zhang, Y., Wang, D., Wang, Y., & Feigin, V. L. (2017). Prevalence, Incidence, and Mortality of Stroke in China: Results from a Nationwide Population-Based Survey of 480 687 Adults. Circulation , 135 (8), 759–771. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.116.025250", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 441, "width": 445, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Williams, B., Myerson, J., & Hale, S. (2013). Individual Differences, Intelligence, and Behavior Analysis. Journal of the Experimental Analysis of Behavior , Volume", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 467, "width": 379, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "90 (Issue 2), 219–231. https://doi.org/https://doi.org/10.1901/jeab.2008.90-219", "type": "Text" } ]
acb31839-a3a6-5dbe-51a9-d906d20aaa67
https://journal.moestopo.ac.id/index.php/wacana/article/download/721/462
[ { "left": 294, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 358, "top": 30, "width": 195, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Print ISSN:1412-7873; Online ISSN: 2598-7402", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 80, "width": 443, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGEMBANGAN MODEL LITERASI DAN INFORMASI BERBASIS PANCASILA DALAM MENANGKAL HOAKS", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 125, "width": 223, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini", "type": "Section header" }, { "left": 193, "top": 151, "width": 223, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ilmu Komunikasi, Universitas Brawijaya, Malang. [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 189, "width": 279, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diajukan: 16-03-2019; Direview: 06-05-2019; Diterima: 24-06-2019;", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 228, "width": 38, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 241, "width": 499, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hoax is false information that can cause feelings of fear or misperception. Hoaxes, hatespeech and cyberbullyingare distributed by Social Media and Instant Messaging that tend to beprovocative. Ironically, not a few people who without thinking directly shared information and even reproduce the information without considering the impact caused after. In 2006 hoax spreaders site amounted to 800 thousand. A strong message in the media can instill audiences. Movement of media literacy emerged as a form of concern for the influence of the media that is more harmful to society. The lack of media literacy in our society leads to the superficiality of knowledge in social media. In accordance with the government movement that has been pioneered, which is against the hoaxes using the values of Pancasila, this research with a practical approach, seeks to develop different media literacy models in analyzing hoax in news on social media.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 367, "width": 250, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Against Hoax, Digital Literacy, Social Media", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 393, "width": 499, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak Fenomena “ Hoax ” atau berita palsu yang dapat menyebabkan perasaan takut, kecemasan, terancam, atau salah persepsi di masyarakat. Hal ini dikarenakan hoax dan hate speech yang terjadi di dunia digital seringkali mengandung unsur SARA, provokatif dan bombastis. Ironisnya menurut Polri di Indonesia pada tahun 2017 terdapat 40 ribu berita hoax yang tersebar di media sosial (tribunnews.com). Kurangnya literasi media dalam masyarakat kita mengarah pada kedangkalan pengetahuan di media sosial. Sesuai dengan gerakan pemerintah yang telah dirintis, yaitu melawan hoax menggunakan nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika, penelitian ini dengan pendekatan praktis, berupaya mengembangkan model literasi media yang berbeda dalam menganalisis informasi salah ( hoax ) dalam berita di media sosial. Melalui pengembangan model tinjauan literasi media sebagai pendekatan yang memberdayakan pengguna media sosial (warganet), diasumsikan bahwa warganet akan lebih mampu membangun muatan positif dalam memanfaatkan media sosial.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 544, "width": 261, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: Melawan Hoax , Literasi Digital, Media Sosial", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 584, "width": 245, "height": 173, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN P ada era perkembangan teknologi komunikasi, informasi menjadi sangat mudah tersebar secara cepat dan diterima khalayak luas. Era Teknologi Komunikasi salah satunya ditandai dengan berkembangnya internet. Bahkan saat ini internet tidak lagi haya menjadi platform yang digunakan untuk mencari informasi, internet saat ini juga sebagai media aktualisasi diri melalui berbagai platform media sosial. Media sosial merupakan bagian dari internet yang dimanfaatkan guna membangun jaringan, dan berkomunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 584, "width": 245, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial menurut Howard dan Parks dalam Alif, Triartanto, Hardian, Kurniawan, & Suryanto (2018) diungkapkan sebagai media yang memiliki tiga bagian utama. Bagian-bagian tersebut adalah infrastruktur informasi dan alat yang digunakan untuk melakukan produksi dan distribusi konten media, konten atau isi media yang berbentuk pesan pesan digital, dan yang terakhir adalah individu pengguna dan pelaku produksi konten media. Pelaku media sosial dapat berupa perusahaan, komunitas, bahkan individu.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 743, "width": 231, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media sosial menjadi sangat dekat dengan", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 224, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 101 - 111", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 81, "width": 245, "height": 203, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kehidupan masyarakat Indonesia sebab media sosial memiliki kemampuan untuk meniadakan keterbatas ruang dan waktu. Batasan-batasan dimensional maupun geografis tidak lagi menghalangi dan waktu untuk mengalirkan dan menyebarkan informasi akan lebih cepat dari sebelumnya. Media sosial juga menghadirkan interaktivitas yang tidak diperoleh dari media- media mainstream sebelumnya. Hal ini didukung dengan perkembangan smartphone yang membuat pengguna internet tidak lagi hanya dapat menggunakan internet pada satu tempat. Sehingga mobilitas dan interaktivitas pengguna internet otomatis semakin meningkat.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 283, "width": 245, "height": 376, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Asosiasi Jasa Internet Indonesia dalam (Prasetya, 2018) pengguna internet di Indonesia mencapai 137 juta pengguna. Pengguna internet di Indonesia didominasi oleh pengguna media sosial, hingga Indonesia disebut sebagi “ Negara Twitter” dan “Negara Facebook” . Hal tersebut menunjukkan bahwa internet dan media sosial telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Indonesia. Media termasuk media sosial memiliki peran untuk menyebarkan informasi dan menjadi media penghubung antara kejadian dengan pengetahuan masyarakat. Kondisi ini menjadikan masyarakat pengguna internet lebih mudah dan lebih cepat dalam memperoleh informasi. Informasi yang diperoleh dari media sosial yang sangat banyak menjadikan informasi tersebut terkadang sulit untuk diketahui sumber dan kebenaran informasinya. Kondisi meluapnya informasi di media sosial juga masih kurang diimbangi dengan peningkatan daya kritis dan pengembangan logika yang baik oleh pengguna media sosial. Hal ini juga sangat disayangkan karena kemudian dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mempengaruhi warga lewat informasi yang disebarkannya demi kepentingan pribadi maupun golongan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 657, "width": 245, "height": 103, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena ini dikenal dengan sebutan “ Hoax” atau kabar bohong yang dapat menimbulkan perasaan takut, gelisah, terancam, ataupun persepsi yang salah pada masyarakat. Berita palsu ( hoax ) adalah artikel berita yang sengaja dibuat untuk menyesatkan pembaca. Ada dua motivasi utama yang menyebabkan beredarnya berita palsu.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 81, "width": 245, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama adalah uang, artikel berita seolah- olah menjadi virus di media sosial yang dapat menarik pendapatan iklan yang signifikan saat pengguna mengeklik situs aslinya.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 139, "width": 245, "height": 402, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi di media sosial mengalir bagaikan bola salju, dan d alam situasi seperti ini ternyata banyak pengguna media sosial yang tidak mampu memilah mana in formasi yang benar dan yang palsu. Hal ini berlangsung khususnya pada kondisi politik tertentu, misalnya pada saat Pemilu, Pilpres dan pada masa Pilkada serentak di beberapa wilayah di Indonesia, dimana terdapat indikasi adanya persaingan politik dan kampanye hitam yang juga dilakukan melalui media sosial. Penyebaran Hoax dalam kondisi ini sering kali menggunakan sentimen identitas yang bermuara pada hujatan dan kebencian, yang pada akhirnya akan mengikis konsep tentang kebinekaan yang ikut dibentuk melalui media sosial. Agar terlepas dari kondisi ini, maka pengguna med ia sos ial harus berdaya dan melek media. Melek media merupakan suatu tindakan yang dilakukan sebagai suatu bentuk keterampilan untuk memahami informasi yang diperoleh dari berbagai macam media(Alif, Triartanto, Hardian, Kurniawan, & Suryanto, 2018). Gerakan melek media muncul sebagai bentuk kekhawatiran akan pengaruh media yang lebih berdampak buruk bagi masyarakat yang dibentuk melalui media sosial. Sebab, minimnya literasi media pada masyarakat kita akan mengakibatkan kedangkalan pengetahuan dalam bersosial media. Agar terlepas dari kondisi ini, maka Minimnya literasi media pada masyarakat kita mengakibatkan kedangkalan pen getahuan dalam bersosial media.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 541, "width": 245, "height": 213, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu penelitian ini memiliki rumusan masalah yaitu bagaimana melawan hoax berdasarkan nilai-nilai kebhinekaan dan Pancasila. Hal ini selaras dengan tujuan pengabdian masyarakat ini yaitu memberikan edukasi dan literasi media untuk melawan hoax yang dikemas sesuai seni dan kebudayaan masyarakat. Dalam penelitian ini terdapat dua lingkup kemitraan, pertama adalah mitra primer dan mitra sekunder. Mitra primer meliputi Pemerintah Kota Malang, Polres Malang (unit penanganan cyber crime ) dan Kementrian Kominfo dan mitra sekunder warga Kelurahan R ampal Celaket dan SMP Negeri Kota Mal ang. Kegiatan edukasi ini akan mengemas kegiatan literasi media internet kepada masyarakat melalui", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 34, "width": 261, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini, Pengembangan Model Literasi Dan..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 245, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pendekatan budaya sebagai upaya literasi media internet kepada masyarakat. Talkshow akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan berbasis local wisdom , yakni memanfaatkan budaya cangkrukan yang akrab dengan masyarakat serta hiburan-hiburan tradisional untuk mengemas isu hoax agar lebih menarik dan mudah diterima oleh masyarakat. Target dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat menjadi paham materi yang disampaikan pemateri yaitu bahaya dan cara pemilahan dari berita-berita yang ada disekitarnya. Masyarakat menjadi lebih peduli terhadap berita-berita yang mereka peroleh melalui media internet, sehingga membentuk pemahaman tentang pentingnya menyeleksi berita yang didapatkan melalui media internet.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 326, "width": 188, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATUR DAN METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 340, "width": 245, "height": 420, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi atau berita adalah hal yang sangat mudah didapatkan saat ini, baik melalui media massa maupun platform di internet seperti website ataupun sosial media. Informasi menjadi sangat mudah tersebar secara cepat dan diterima khalayak luas. Hal ini dimanfaatkan oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mempengaruhi warga lewat informasi yang disebarkannya demi kepentingan pribadi maupun golongan. Fenomena ini dikenal dengan sebutan “ Hoax ” atau kabar bohong yang dapat menimbulkan perasaan takut, gelisah, terancam, ataupun persepsi yang salah padamasyarakat. Menu rut Clifford Irving (2006, p.34) secara singkat informasi hoax adalah informasi yang tidak benar. Dalam Cambridge dictionary, kata hoax sendiri berarti tipuan atau lelucon. Kegiatan menipu, trik penipuan, rencana penipuan disebut dengan hoax . Kemudian, situs hoaxes.org dalam konteks budaya mengarahkan pengertian hoax sebagai aktivitas menipu: “Ketika koran sengaja mencetak cerita palsu, kita menyebutnya hoax . Kita juga menggambarkannya sebagai aksi publisitas yang menyesatkan, ancaman bom palsu, penipuan ilmiah, penipuan bisnis, dan klaim politik palsu sebagai hoax ”. Dalam Bahasa sederhana hoax atau berita bohong merupakan berita informasi yang tidak benar atau tidak terverifikasi kebenarannya yang bertujuan untuk membuat masyarakat atau penerima informasi", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 245, "height": 146, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi salah paham akan suatu informasi(Tania, et al., 2017). Oleh karena itu, dalam pengabdian masyarakat ini dipilih istilah “informasi hoax ” sebagai salah satu konsep pengabdian masyarakat. Pemilihan istilah ini didasarkan pada pengertian dasar kata hoax itu sendiri (tipuan), dan bentuknya yang berupa informasi ketika disebarkan (sebagai objek). Dengan demikian “informasi hoax ”, yang dimaksud dalam penelitian ini adalah “informasi tipuan”.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 225, "width": 245, "height": 434, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut David Harley dalam buku Common Hoaxes and Chain Letters (2008), ada beberapa aturan praktis yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi hoax secara umum. Pertama, informasi hoax biasanya memiliki karakteristik surat berantai dengan menyertakan kalimat seperti “Sebarkan ini ke semua orang yang Anda tahu, jika tidak, sesuatu yang tidak menyenangkan akan terjadi”. Kedua, informasi hoax biasanya tidak menyertakan tanggal kejadian atau tidak memiliki tanggal yang realistis atau bisa diverifikasi, misalnya “kemarin” atau “dikeluarkan oleh...” pernyataan-pernyataan yang tidak menunjukkan sebuah kejelasan. Kemudian yang ketiga, informasi hoax biasanya tidak memiliki tanggal kadaluwarsa pada peringatan informasi, meskipun sebenarnya kehadiran tanggal tersebut juga tidak akan membuktikan apa-apa, tetapi dapat menimbulkan efek keresahan yang berkepanjangan. Keempat, tidak ada organisasi yang dapat diidentifikasi yang dikutip sebagai sumber informasi atau menyertakan organisasi tetapi biasanya tidak terkait dengan informasi. Ciri-ciri hoax juga diungkapkan olehAlif, Triartanto, Hardian, Kurniawan, & Suryanto(2018)Bahwa berita bohong atau hoax pada umumnya akan menyerang hal-hal paling sentimen dan paling sensitif di masyarakat. Beberapa diantaranya adalah melalui penyebaran rasa takut dan krisis yang terjadi di masyarakat yang terus berulang dan tak kunjung selesai.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 657, "width": 245, "height": 103, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakta hoax di tahun 2016 menurut Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan situs penyebar hoax berjumlah 800 ribu (dalam detik.com). Sedangkan menurut Polri di Indonesia, Awi Setyono menyatakan bahwa pada tahun 2017 terdapat 40 ribu berita hoax yang tersebar di media sosial (tribunnews.com). Media", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 224, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 101 - 111", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 81, "width": 245, "height": 131, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sosial dan aplikasi Instant Messaging menjadi salah satu media favorit penyebaran Hoax. Salah satu faktor penyebab suburnya hoax di Indoneisia adalah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berkumpul dan bercerita. Namun sayangnya cerita dan informasi yang disampaikan tidak dipedulikan kebenaranya. Budaya kolektivisme ini masih melekat di masyarakat tanpa adanya pengembangan data yang disampaikan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 211, "width": 245, "height": 405, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Juliani (2017) hoax memiliki beberpa jenis bentuk, diantaranya adalah fake news . Fake news merupakan berita yang diungkapkan dengan tujuan untuk mengganti berita asli. Sehingga fake news ini digunakan untuk memalsukan kebenaran informasi dari masyarakat. Bentuk lain dari hoax adalah clickbait . Clickbait atau tautan jebakan seringkali digunakan pada media sosial dengan manamilkan judul yang menarik namun berisi konten yang tidak memiliki kesinambungan dengan judul. Clickbait juga dapat berupa konten yang tidak disertai dengan fakta dan data. Bentuk ketiga dari hoax adalah bias konfirmasi atau kencendurungan pengguna untuk langsung melakukan interpretasi pada suatu fenomena yang baru saja terjadi walaupun belum disertai dengan fakta yang jelas. Misinformation merupakan bentuk informasi yang tidak akurat dan memang memiliki tujuan untuk menipu pengguna atau pembaca informasi. Bentuk hoax yang lain adalah post-truth yang merupakan informasi yang disebarkan setelah kejadian dengan memanfaatkan emosi masyarakat. Sehingga kepercayaan terhadap informasi lebih mengandalkan emosi walaupun tidak disertai dengan fakta. Bentuk terakhir dari hoax adalah propaganda. Propaganda adalah aktivitas penyebaran informasi yang digunakan untuk mempengaruhi opini publik.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 614, "width": 245, "height": 146, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian besar warganet di Indonesia memiliki kecenderungan berlomba-lomba melemparkan isu dan ingin dianggap yang pertama. Keinginan masyarakat menjadi yang pertaman untuk menyebarkan informasi menjadikan penyebaran hoax menjadi semakin meluas. Hal ini juga menjadikan hoax menjadi salah satu ancaman yang nyata bagi masyarakat Indonesia. Hoax juga dapat berdampak pada dekonstruksi konsep kebhinekaan dan menyebabkan perpecahan bangsa. Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 81, "width": 245, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disebabkan banyaknya berita bohong (hoax) yang menyinggung perbedaan suku, agama, dan ras (SARA). Pada umumnya informasi megenai SARA akan beredar pada fenomena-fenomena sosial dan politik (Tania, et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 153, "width": 245, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecenderungan masyarakat untuk berbagi informasi dengan cepat dan menjadi yang pertama nampak dalam pengiriman pesan melalui aplikasi WhatsApp, Facebook, Twitter, dan aplikasi media social lainnya. Dalam konteks semacam itu, kini pemerintah harus berfokus pada ‘hulu’ persebaran informasi palsu itu, dan bukan hanya melakukan pembatasan atau pemblokiran, melainkan lebih kepada bagaimana mengembangkan literasi masyarakat. Masyarakat diharapkan lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Misalnya, memastikan terlebih dahulu akurasi konten yang akan dibagikan, mengklarifikasi kebenarannya, memastikan manfaatnya, baru kemudian menyebarkannya.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 369, "width": 245, "height": 391, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "James W Potter (2008) mendefinisikan literasi media sebagai satu perangkat perspektif dimana kita secara aktif memberdayakan diri kita sendiri dalam menafsirkan pesan-pesan yang kita terima dan bagaimana cara mengantisipasinya. Literasi juga dapat dipahami sebagai suatu rangkaian gerakan melek media yang bertujuan untuk meningkatkan kontrol pada individu terhadap berbagai media yang digunakan dalam melakukan pengiriman dan penerimaan pesan(Alif, Triartanto, Hardian, Kurniawan, & Suryanto, 2018). Literasi media adalah pendidikan yang mengajari khalayak media agar memiliki kemampuan menganalisis pesan media, memahami bahwa media memiliki tujuan komersial/bisnis dan politik sehingga mereka mampu bertanggungjawab dan memberikan respon yang benar ketika berhadapan dengan media (Rochimah & Junaedi, 2013, p. 28). Pentingnya literasi media bagi masyarakat, agar mereka aktif, cerdas, peka dan kritis dalam mengamati fenomena pemberitaan media saat ini.Sejak kemudahan berinteraksi disediakan oleh teknologi informasi komunikasi, kedudukan manusia terhadap pesan yang dibawa media berubah, tidak hanya sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen dan distributor. Kedudukan sebagai produsen dan distributor sekaligus idealnya", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 34, "width": 261, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini, Pengembangan Model Literasi Dan..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 245, "height": 391, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan laju informasi. Dengan massifnya informasi menerpa seseorang, seharusnya manusia sebagai individu merdeka mampu mengontrol pesan atau informasi yang menerpa. Menurut Ana Nadya Abrar (2003), khalayak adalah pengontrol pesan. Lebih lanjut Abrar menegaskan bahwa pemakaian teknologi komunikasi selalu melahirkan perubahan sosial dalam masyarakat; pemakaian komputer untuk komunikasi telah menyebabkan orang lebih percaya pada informasi yang ada di komputer daripada kenyataan yang sebenarnya. Ketika mencari informasi di internet, mereka menciptakan alasan untuk mencari informasi yang baru lagi dan lagi. Mereka menyerahkan sebagian, bahkan seluruh, otoritas diri mereka pada internet. Seorang individu pengguna teknologi komunikasi harus tahu persis apakah kelak perilakunya baik dan responnya proporsional. Dengan melek terhadap informasi yang dibawa teknologi komunikasi, manusia akan memiliki otoritas dirinya, dan tidak akan terombangambing oleh ketidakpastian informasi yang saat ini banyak beredar. Seorang pengguna yang melek media akan berupaya memberi reaksi dan menilai suatu pesan media dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab (Zamroni & Sukiratnasari, 2011, p. 84).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 470, "width": 245, "height": 261, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Masyarakat pada dasarnya merupakan “sasaran” media massa, oleh karena itu masyarakat harus peka dan memiliki tingkat pemahaman yang baik terhadap pemberitaan media. Karena dengan melalui media literasi membuat masyarakat menjadi kritis, peka terhadap informasi media massa, serta mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas intelektual masyarakat itu sendiri. Dasar dari media literasi adalah aktivitas yang menekankan aspek edukasi di kalangan masyarakat agar mereka tahu bagaimana mengakses, memilih program yang bermanfaat dan sesuai kebutuhan yang ada. Selain itu menurut Rahadi (2017) masyarakat juga diharapkan dapat lebih bijak dengan melihat sumber dan akurasi informasi sebelum membagikan informasi. Beberapa cara diantaranya adalah dengan memastikan kebenaran, kebermanfaatan, dan sumber informasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 729, "width": 245, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi media mimiliki sifat multi-dimensional (Alif, Triartanto, Hardian, Kurniawan, & Suryanto,", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 245, "height": 232, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2018). Manusia memiliki struktur dimensi kognitif, emosional, estetik, dan moral. Dimensi kognitif digunakan pada informasi yang berkaitan dengan penemuan fakta. Dimensi emosional berperan dalam menangani perasaan. Dimensi estetik berhubungan dengan apresiasi terhadap informasi pesan yang diperoleh. Sedangkan dimensi moral berkaitan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Literasi media dapat dilakukan dengan memadukan dimensi-dimensi yang dimiliki oleh manusia agar dapat lebih terserap. Pada pengabdian masyarakat ini memadukan dimensi kognitif dengan meningkatkan pengetahuan masyarakat serta dimensi moral. Sehingga literasi media yang disampaikan akan disesuaikan dengan nilai-nilai kebhinekaan yang ada di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 312, "width": 245, "height": 260, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi media dapat dilakukan dengan mengenai ciri-ciri berita hoax. Berita hoax dapat diidentifikasi sebab berita hoax kerap mengandung judul yang provokatif. Judul yang provokatif ini digunakan untuk membangun emosi masyarakat untuk membuka informasi tersebut. Berita hoax juga kerap berasal dari situs-situ dengan nama yang mirip dengan situs berita yang telah dianggap kredibel. Selain itu berita hoax tidak disertai dengan fakta dan data pendukung sehingga hanya berupa opini-opini penulis. Hoax juga kerap menggunakan foto yang menipu dan bukan diambil secara langsung. Foto ini digunakan sebagai ilustrasi agar informasi lebih dipercaya walaupun foto dan isi berita terkadang tidak memiliki kesinambungan. Ciri yang terakhir adalah hoax pada umumnya disebarkan oleh platform atau situs yang baru dan tidak memiliki sumber yang jelas(Juliani, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 571, "width": 245, "height": 131, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi media juga dapat dilakukan dengan mengembangkan kemampuan pengguna dalam beberapa hal diantaranya adalah mengembangkan kemampuan menggunakan media, mengembangkan kemampuan interpretasi, mempertimbangkan budaya, mengembangkan kemampuan berinteraksi dan berjejaring(Riyanto & Hastuti, 2017). Hal ini akan membantu masyarakat dalam menjelajah dan mengonsumsi media massa maupun media sosial.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 700, "width": 245, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembahasan kajian mengenai literasi media dalam kajian ini adalah dengan cara mempraktikkan suatu model literasi media yang didasari oleh nilai-nilai keragaman masyarakat Indonesia yang", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 224, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 101 - 111", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 81, "width": 245, "height": 635, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkebhinnekaan (mengutamakan toleransi dan persatuan bangsa) dalam menganalisis informasi palsu ( hoax ) khususnya yang dimuat dalam berita media sosial dan dibagikan atau tersebar melalui media sosial. Upaya untuk mempromosikan nilai- nilai dan karakter kebhinnekaan ini memberi panduan bagaimana masyarakat dapat menjalankan kehidupan berbangsa yang harmonis. Dengan kata lain, menghindarkan saling caci, saling hujat, saling tuduh, bahkan saling meliyankan atau mengkafirkan. Melalui karakter kebhinnekaan akan lahir bentuk kerjasama lintas keragaman dalam membangun bangsa dan negara Indonesia. Menurut Pasal 4 UU RI No.11 tahun 2016 (edisi revisi) mengenai Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik dilaksanakan dengan tujuan untuk: Mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik; Membuka kesempatan seluas- luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan di bidang penggunaan dan pemanfaatan Teknologi Informasi seoptimal mungkin dan bertanggung jawab; Dan memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi. Minimnya ruang dialog secara akademis yang bisa dipertanggung jawabkan mengakibatkan dialog bebas tanpa etika di sosial media, minimnya literasi media pada warga kita mengakibatkan kedangkalan pengetahuan dalam bersosial media, jika waktu luang masyarakat kita masih minim dengan membaca maka penyebaran dan penerimaan berita hoax akan semakin meningkat. Konteks Pengabdian masyarakat ini akan berbasis literasi digital dan berupaya untuk membuat dialog terbuka namun tetap terarah sehingga edukasi mengenai hoax dan literasi tersampaikan dengan baik. Selain itu pengabdian masyarakat ini akan disesuaikan dengan konteks sosial dan budaya di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 729, "width": 245, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metodologi Pendekatan kualitatif merupakan penelitian", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 81, "width": 245, "height": 376, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang bertujuan memahami suatu fenomena yang dialami oleh subjek secara holistic melalui metode ilmiah (Moleong, 2014, p. 7). Metode kualitatif yang bertujuan menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Pendekatan kualitatif merupakan tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung dari pengamatan pada manusia, baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2014, p. 7) mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Jenis metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus intrinsik ( intrinsic case studies ). Pendekatan kualitatif dipilih sebab data berupa teks dianggap lebih mampu menggambarkan suatu fenomena lebih lebih rinci dibandingkan dengan data berupa simbol dan angka. Menurut John W. Creswell (2015) studi kasus merupakan strategi penyelidikan, dimana peneliti mengekplorasi dan memahami secara mendalam terhadap sebagian atau keseluruhan dari program, acara, aktivitas, maupun proses.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 470, "width": 135, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TEMUAN DAN DISKUSI", "type": "Section header" }, { "left": 297, "top": 484, "width": 245, "height": 261, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini memiliki dua lingkup kemitraan, pertama adalah mitra primer dan mitra sekunder. Mitra Primer merupakan pihak yang memiliki kepentingan dalam penyampaian program kerja terkait dengan penanggulangan Hoax yang tersebar di masyarakat. Pihak yang menjadi mitra primer adalah Pemerintah Kota Malang bersama dengan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) Kota Malang. Pemerintah Kota Malang, Polres Malang (unit penanganan cyber crime ) dan Kementrian Kominfo menjadi mitra primer karena pihak-pihak tersebut memiliki kepentingan sebagai komunikator dalam penyampaian pesan-pesan melalui program sosialisasi penanggulangan berita Hoax yang akan dirumuskan bekerjasama dengan tim pengabdian masyarakat (mulai dari perencanaan pesan hingga pemilihan media/ media decision ).", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 744, "width": 231, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedangkan mitra sekunder pada kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "107", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 34, "width": 261, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini, Pengembangan Model Literasi Dan..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 245, "height": 290, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengabdian masyarakat ini adalah warga Kelurahan Rampal Celaket dan SMP Negeri 16 Kota Malang. Alasan tim pengabdian masyarakat memilih warga Kelurahan Rampal Celaket sebagai mitra sekunder adalah mayoritras warganya sudah menggunakan internet secara aktif, baik untuk berkomunikasi secara personal maupun dalam konteks komunitas sehingga kemungkinan untuk bersinggungan dengan berita-berita hoax yang muncul khususnya di media internet sangat besar. Selain itu, tim pengabdian masyarakat juga akan bekerjasama dengan SMP Negeri 16 Kota Malang untuk kegiatan tahap selanjutnya. Hal ini dipilih karena pelajar SMP memiliki rentang usia pengguna internet tertinggi yakni sebagai pengguna internet muda. Untuk itu dibutuhkan pendampingan literasi median internet yang berkaitan dengan isu-isu pemberitaan hoax dan bagaimana menyikapi hal tersebut bersama dengan mitra primer/mitra utama melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 369, "width": 245, "height": 304, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konten dari program talkshow ini yakni membahas seputar berita yang tidak jelas kebenarannya atau biasa disebut dengan Hoax . Acara ini akan dikemas secara santai namun tetap mengutamakn edukasi yang akan disampaikan pada masyarakat. Materi yang dibahas berupa kasus-kasus yang pernah terjadi, peraturan tentang penyebaran berita, literasi media, serta pencegahan terhadap berita-berita hoax yang ada di sekitar masyarakat. Talkshow akan dikemas secara serius tetapi tetap santai dengan bahasa santai yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat, bisa juga diselingi dengan hal lucu yang dilontarkan oleh moderator. Diharapkan penonton menjadi lebih santai sehingga dapat menerima materi dengan lebih mudah pula. Target utama pada acara ini adalah mencerdaskan masyarakat dalam menanggapi berita hoax yang tersebar di berbagai media khususnya pada new media seperti internet. Berikut adalah pembagian konten yang akan dijelaskan oleh pemateri:", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 671, "width": 245, "height": 89, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kasus hoax yang sudah terjadi serta dampaknya, contoh kasus tentang berita-berita hoax yang pernah beredar akan ditampilkan sebagai bentuk sosialisasi informasi yang akan dibedakan kriteria kontennya dengan berita-berita yang sifatnya fakta. Gambaran umum tentang kasus hoax ini", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 245, "height": 59, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akan disampaikan oleh perwakilan dari pemerintah kota malang atau dari Kementrian Kominfo yang memiliki program sejalan dengan kegiatan pengabdian masyarakat tim pelaksana.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 139, "width": 245, "height": 217, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan penyebaran berita di new media (internet) atau UU ITE. Tim dari Polres Kota Malang khususnya unit penanggulangan cyber crime akan memberikan materi tentang dampak dan sanksi hukum terkait memproduksi dan menyebar luaskan berita hoax kepada khalayak luas. Pada kegiatan ini, masyarakat tidak hanya diharapkan untuk mempu menyeleksi mana berita yang hoax dan tidak, tetapi juga diharapkan mampu menyikapi dengan bijak untuk tidak menyebarkan atau membuat konten hoax di media internet setelah mengetahui dampaknya dari sudut pandang hukum yaitu sesuai dengan Undang- Undang Informasi dan Transaksi Elektronik yang berlaku di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 355, "width": 245, "height": 117, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Literasi media internet. Tim Pengabdian Masyarakat akan memberikan materi terkait dengan literasi media internet kepada masyarakat, khususnya bagaimana cara memanfaatkan media internet dengan bijak. Tim pengabdian masyarakat akan diwakili oleh Isma Adila, MA selaku dosen dengan bidang keilmuan Kajian Media pada Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 470, "width": 245, "height": 290, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan kegiatan yang telah kami lakukan, dapat diperoleh bentuk model pengelolaan literasi yang bisa diterapkan di lingkungan masyarakat (gambar 1). Model linterasi terhadap informasi palsu atau hoax diawali dengan proses penyusunan komponen-komponen informasi yang berkaitan dengan bentuk hoax . Bentuk-bentuk hoax seperti contoh hoax , maksud hoax , dan jenis-jenis hoax yang tersebar di masyarakat. Selain itu juga meliputi informasi mengenai dampak yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari, pengalaman, serta gagasan- gagasan penting lainnya berkaitan dengan konteks dan latar belakang komunikator dan komunikan. Komponen pesan tersebut kemudian disampaikan dalam peranan beberapa penyebar informasi yaitu formal actors , media, dan non-formal actors . Pada kegiatan ini, Formal actor diklasifikasikan sebagai lembaga-lembaga pemerintahan yang memiliki peran dalam membangun landasan penanggulangan berita palsu atau hoax . Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 34, "width": 224, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 101 - 111", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 509, "width": 245, "height": 247, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diwujudkan dalam pengabdian masyarakat ini dengan melibatkan mitra pimer. Mitra Primer yang bekerjasama dengan kami merupakan formal actor yang terdiri dari Pemerintah (kementrian maupun dinas-dinas terkait dengan persebaran informasi dan pelayanan masyarakat (seperti: pemerintah daerah, Kementrian Komunikasi dan Informasi, dll), lembaga pendidikan (seperti: Universitas, sekolah menengah tingkat pertama (SMP) maupun Sekolah Menengah lanjutan (SMA dan SMK), dll), serta lembaga social masyarakat (seperti kepolisian, TNI, PKK, dll). Masing-masing dari formal actors berperan sebagai komunikator dalam proses literasi masyarakat terhadap informasi palsu. Caranya dimulai dari menentukan regulasi hukum, memberikan sosialisasi nilai melalui system pendidikan formal, serta forum-forum yang", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 509, "width": 245, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dikemas secara formal atau resmi diberikan khusus kepada masyarakat tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 538, "width": 245, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain memanfaatkan peranan komunikator secara formal, kegiatan literasi juga perlu memanfaatkan media. Sebab, media juga dituntut untuk membangun kepercayaan masyarakat melalui kriteria informasi yang berkualitas agar masyarakat dapat menyeleksi informasi yang mereka terima dan memahami jenis perbedaannya dengan berita palsu atau hoax yang mudah menyebar. Selain itu, media juga dituntuk untuk mampu menjaga konsistensi informasi serta menjalankan fungsi pengawalan dan control terhadap informasi yang beredar di masyarakat. Dalam konteks ini, semua bentuk media dapat melakukan control terhadap konten dan konteks dari masing-masing informasi, baik itu yang beredar di media cetak, radio,", "type": "Text" }, { "left": 255, "top": 143, "width": 57, "height": 18, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Informasi", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 146, "width": 485, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gagasan Pengalaman Non-formal actors Regulasi hukum Formal actors Media Persebaran informasi Keluarga Pendidikan formal Lembaga sosial masyarakat Lembaga pendidikan Pemerintah Tokoh masyarakat/ public figure Komunitas", "type": "Picture" }, { "left": 151, "top": 94, "width": 279, "height": 361, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Forum-forum resmi di masyarakat Mengawasi dan mengontrol kualitas informasi Menyampaikan kriteria kualitas informasi konsistensi kualitas informasi Pemanfaatan forum kreatif Pendekatan kebudayaan Pendidikan keluarga Pendekatan keagamaan Bentuk Dampak", "type": "Picture" }, { "left": 192, "top": 474, "width": 219, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Model Literasi Berbasis Informasi Sumber: Hasil olahahan penulis, 2018", "type": "Caption" }, { "left": 294, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 261, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini, Pengembangan Model Literasi Dan..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 212, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "televisi,dan media internet pada khususnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 96, "width": 245, "height": 289, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Seluruh komponen diatas tidak dapat bekerja secara optimal apabila tidak melibatkan non- formal actors. Secara tidak langsung, kami mengklasifikasikan non-formal actors melalui mitra sekunder yang telah kami pilih. Non-formal actors yang paling dekat untuk dilibatkan dalam literasi hoax adalah keluarga. Keluarga merupakan ruang intearksi paling inti dari proses persebaran informasi. Agar mampu menjangkau audiens keluarga yang tepat sasaran, maka pendekatan budaya dan keagamaan dapan menjadi strategi yang bisa dimanfaatkan. Melalui talkshow yang menyajikan pendidikan informatif dengan kemasan konten budaya lokal, masyarakat tertarik dan semakin memahami bagaimana cara agar tidak termakan oleh berita palsu atau hoax . Tidak hanya pendekatan kebudayaan, pendekatan secara keagamaan juga dapat menjadi alternative pengemas konten edukatif untuk mendidik masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 384, "width": 245, "height": 232, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kegiatan yang kami lakukan, untuk menjangkau masyarakat yang rentang usianya lebih muda, maka dapat dilakukan pendidikan terhadap literasi informasi palsu pada forum-forum kreatif anak muda seperti komunitas seni, karang taruna, dan lain sebagainya untuk melakukan komunikasi dengan audiens-audiens yang lebih muda atau seusianya. Hal ini diharapkan agar proses penyampaian pesan menjadi lebih efektif. Keseimbangan partisipasi dari berbagai komponen masyarakat pada model diatas dapat menjadi acuan bagaimana penerapan pendidikan yang tepat untuk pencegahan persebaran informasi palsu atau hoax . Dalam pengembangannya, kekuatan konten dan komunikatorlah yang memiliki peranan penting dalam proses literasi informasi.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 628, "width": 67, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 643, "width": 245, "height": 117, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peristiwa penyebaran berita hoax yang sedang marak terjadi di Indonesia menyebabkan keresahan di masyarakat. Hal ini dapat disikapi oleh para pengguna media sosial agar menjadi warganet yang cerdas dan lebih selektif serta berhati-hati akan segala berita atau pun informasi yang tersebar. Diharapkan pula untuk tidak langsung percaya dari berita atau informasi yang diterima. Cari tahu", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 245, "height": 261, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "darimana sumber berita tersebut dan menggali informasi lebih jauh dari berita atau informasi yang didapat. Jangan mudah terprovokasi dengan menyebarluaskan kembali berita atau informasi yang belum jelas benar atau tidaknya. Jadilah pengguna media sosial serta masyarakat Indonesia yang cerdas. Pemerintah diharapkan lebih cepat lagi merespon hoax yang beredar di masyarakat sehingga dapat meminimalisasi kegaduhan atau keresahan yang terjadi di masyarakat dan Pemerintah harus lebih giat lagi mensosialisasikan UU ITE agar masyarakat lebih paham lagi cara menggunakan media sosial dan internet dengan cerdas dan bijaksana dan kiraya media sosail dan internet digunakan untuk kebaikan hidup dan membaikkan kehidupan. Dan masih diperlukakan penelitian yang lebih lanjut mengenai penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 340, "width": 245, "height": 333, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Target dari kegiatan pengabdian ini adalah masyarakat tercerdaskan dalam hal yang disampaikan pemateri yaitu bahaya dan cara pemilahan dari berita-berita yang ada disekitarnya. Masyarakat menjadi lebih peduli terhadap berita-berita yang mereka peroleh melalui media internet, sehingga membentuk pemahaman tentang pentingnya menyeleksi berita yang didapatkan melalui media internet. Berdasarkan kegiatan tersebut, tim pengabdian masyrakan akan memberikan media rancangan berupa booklet tentang literasi hoax sebagai panduan dengan konten informasi yang memiliki beberpa tujuan diantaranya adalah membuat warga Malang menjadi peka dan kritis terhadap berita-berita yang ada disekitarnya. Selain itu juga bertujuan membuat masyarakat Malang paham akan pentingnya memilah informasi yang didapat dari berbagai sumber dan sadar akan bahaya yang diakibatkan dari berita yang belum tentu kebenarannya atau berita hoax . Tujuan yang terakhir adalah membuat masyarakat mengerti apa sanksi dari membuat serta penyebaran dari berita hoax .", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 672, "width": 245, "height": 88, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ujaran kebencian kian meningkat jumlahnya di ranah online. Bagi masyarakat Indonesia yang plural dampak atas persebaran hoax dan ujaran kebencian sungguh mengkhawatirkan. Dengan menggunakan model literasi media sebagaimana yang dikaji dalam studi ini, kita dapat menilai", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 783, "width": 18, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 43, "top": 32, "width": 224, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "WACANA, Volume 18 No. 1, Juni 2019, hlm. 101 - 111", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 81, "width": 245, "height": 362, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akurasi dari suatu berita apakah itu palsu ( hoax ) atau tidak dengan membandingkan dengan berbagai sumber berita lainnya. Kasus-kasus yang sudah terjadi sebagai akibat dari menyebarnya hoax dan ujaran kebencian seharusnya dapat menjadi pelajaran berharga. Jalan yang ditempuh dalam mengatasi persebaran hoax dan ujaran kebencian misalnya dilakukan oleh pemerintah dengan pendekatan struktural melalui regulasi. Selain itu, upaya kultural melalui peningkatan kemampuan literasi media menjadi suatu kebutuhan relevan untuk segera dilakukan dalam rangka mengembangkan keberdayaan netizen dalam merespon merebaknya pesan-pesan kebencian di ranah online terutama melalui media sosial. Netizen yang memiliki kemampuan literasi media cukup tinggi, tak hanya sadar pada etika berkomunikasi saja tetapi juga memiliki keterampilan kosntruktif dalam menerima, memproduksi dan membagikan muatan informasi (berita). Melalui model literasi dan edukasi yang dikembangkan ini, informasi dari berbagai peristiwa di belahan bumi mana pun dengan dinamika seperti apa pun tidak lagi ditelan mentah-mentah, melainkan dapat melalui penyaringan atau filter.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 441, "width": 245, "height": 203, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyikapan secara bijaksana atas berbagai informasi yang beredar, pentingnya kesadaran atas pemanfaatan media sosial yang bisa menghadirkan rasa damai, rasa aman, serta keselamatan di tengah- tengah masyarakat menjadi suatu pesan moral yang penting dalam mengembangkan literasi media bagi publik di Indonesia yang masyarakatnya beragam. Masyarakat sebaiknya menyelidiki benar atau tidak informasi yang akan dibagikannya. Jika tidak benar, apalagi memuat fitnah, hingga anjuran kekerasan, maka informasi itu tak perlu disebarkan. Kalau sumber tidak jelas, tidak terverifikasi, tidak masuk akal dan tidak bermanfaat, maka tidak usah disebarkan.", "type": "Text" }, { "left": 43, "top": 643, "width": 245, "height": 117, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di sisi lain, media massa mainstream termasuk media berita online , diharapkan tetap mengedepankan kompetensi dan independensi, sekalipun media tersebut berafiliasi dengan kepentingan politik atau ekonomi tertentu. Media boleh saja diperjualbelikan, pemilik silih berganti, tetapi news room harus dipimpin orang yang kompeten dan bermoral dalam mengabdi kepada", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 81, "width": 245, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "publik luas. Gerakan literasi media menawarkan solusi dalam rangka menghadapi perkembangan new media termasuk media sosial agar terbentuk keseimbangan terutama dalam harmoni di dalam masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 167, "width": 111, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 297, "top": 182, "width": 245, "height": 131, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abrar, Ana Nadya. 2003. Teknologi Komunikasi: Perspektif Ilmu Komunikasi . Yogyakarta: LESFI. Alif, M. I., Triartanto, A. Y., Hardian, A., Kurniawan, F., & Suryanto, A. D. (2018). Literasi Media dalam menanggulangi berita hoax (Studi pada pelajar SMKN 4 Bekasi dan Mahasiswa AKOM BSI, Jakarta). Jurnal Abdimas BSI, 1 (3), 416-423.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 311, "width": 245, "height": 146, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armstrong, S. 2008. Information Literacy: Navigating & Evaluating Today’s Media (Second Edition) . USA: Shell Education Art, Silverblatt. 1995. Media Literacy: Key To Interprenting Media Massages . USA: Preager Creech, K. C. 2007. Electronic Media Law and Regulation . Amsterdam, Boston, New York, Paris, Singapore, Sydney, Tokyo, London: Focal Press.", "type": "List item" }, { "left": 297, "top": 456, "width": 245, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Creswell, John W. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset: Memilih Diantara Lima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "List item" }, { "left": 297, "top": 499, "width": 245, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harley, David. 2008. Common Hoaxes and Chain Letters .San Diego : ESSET, LLC Irving, Clifford and Joe Barrett.2006. The Hoax. Great Britain: Ashland, Or. Blackstone Audio", "type": "List item" }, { "left": 297, "top": 571, "width": 245, "height": 16, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Juliani, R. 2017. Media sosial rama sosial vs hoax.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 585, "width": 245, "height": 74, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Attanzir, 8 (2), 136-149. Mazdalifah. 2011. Mengembangkan Literasi Media di Perguruan Tinggi . In D. Herlina, Gerakan Literasi Media Indonesia. Yogyakarta: Rumah Sinema.", "type": "List item" }, { "left": 297, "top": 657, "width": 245, "height": 103, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. J. 2014. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Prasetya, A. B. 2018. Pengembangan Komunikasi Publik dan pariwisata berbasis internet pada website dinas pariwisata pemerintah kota malang. Wacana, 17 (2), 135-142.", "type": "List item" }, { "left": 295, "top": 783, "width": 17, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 292, "top": 33, "width": 261, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Isma Adila, Wayan Weda, Dian Tamitiadini, Pengembangan Model Literasi Dan..", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 81, "width": 245, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Potter, W. James. 2008. Media Literacy 4th Edition . University of California, Santa Barbara. Los Angeles : Sage Publications.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 124, "width": 245, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahadi, D. R. 2017. Perilaku pengguna dan informasi Hoax di media sosial. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 5 (1), 58-", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 168, "width": 15, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "70.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 182, "width": 245, "height": 102, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riyanto, B., & Hastuti, N. H. 2017. Literasi media digital mahasiswa surakarta dalam mensikapi hoax di media sosial. Transformasi, 1 (33), 27-33. Rochimah, Nur dan Junaedi, Fajar. 2013. Tips Memilih Program Televisi, Internet, Dan Media Massa Yang Tepat Bagi Anak .", "type": "List item" }, { "left": 311, "top": 81, "width": 245, "height": 31, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penerbit: Mata Padi Presindo. Yogyakarta. Tania, L., Marindra, G., Melissa, Alviyani, V.,", "type": "Text" }, { "left": 311, "top": 110, "width": 245, "height": 131, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Risty, I., & Risalina. 2017. Anti hoax campaign: Research based. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 6 (2), 116-126. Zamroni, M., & Sukiratnasari. 2011. KPID DIY Membumikan Literasi Media Bagi Masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta . In D. Herlina, Gerakan Literasi Media Indonesia. Yogyakarta: Rumah Sinema.", "type": "Text" } ]
41696448-6884-31f2-9e6b-1b6aa0fb0f1e
http://journal.iaincurup.ac.id/index.php/alfalah/article/download/2521/1207
[ { "left": 450, "top": 666, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 144, "width": 305, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Implementation of Qawa'id Al-Fiqhiyyah Mazhab Hambali in Islamic Economic", "type": "Section header" }, { "left": 180, "top": 183, "width": 156, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hendrianto 1 Hasan bisri 2 1 Institut Agama Islam Negeri Curup", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 207, "width": 361, "height": 125, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2 Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Jati, Bandung [email protected] 1 [email protected] 2 ARTICLE INFO ABSTRACT Purpose : This research aims to provide knowledge about qawa'id al-fiqhiyyah Hambali sect thought and its application in sharia economic law seen of the four popular rules of jurisprudence", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 339, "width": 247, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Design/Method/Approach : This research is library research, using documentation data collection techniques, and data analysis using content analysis", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 378, "width": 247, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Findings: Results showed that qawaid fiqiyyah dissect Hambali's for bidden right speed before the time, over the main push of the lift, badal (substitute) is positioned mubdal (replaced), and the latter considered common practice, while rare, and there is no law to him. The fourth method is able to address the problem Kulli (general), and in particular the problems of legal jurisprudence of Islam among the modern economy, which in this case study can not be separated from AL Quran and Hadits.", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 486, "width": 246, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Originality/Values : The main contribution of this research is to fill the gap in how the implementation of qawa'id al- fiqhiyyah mazhab hambali in Islamic economic law.", "type": "Text" }, { "left": 297, "top": 560, "width": 142, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "©2021 Al-Falah. All Right Reserved", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 288, "width": 87, "height": 81, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Article History: Received: 2021-02-18 Revised: 2021-04-14 Accepted: 2021-06-22 Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 375, "width": 94, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Implementation, Qawa'id Al-Fiqhiyyah, Economic, Islamic", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 415, "width": 62, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Paper Type: Research Paper", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 69, "width": 279, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Content Lists Available at Directory of Open Access Journals (DOAJ)", "type": "Text" }, { "left": 109, "top": 82, "width": 239, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Al-Falah: Journal of Islamic Economics", "type": "Section header" }, { "left": 82, "top": 99, "width": 292, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Journal Homepage: http://www.journal.iaincurup.ac.id/index/alfalah", "type": "Text" }, { "left": 158, "top": 112, "width": 140, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "DOI: 10.29240/alfalah.v6i1.2521", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 35, "width": 322, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "~ Hendrianto & Hasan Bisri: Implementation of Qawa'id Al-Fiqhiyyah Mazhab Hambali in Islamic Economic ~", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 665, "width": 323, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "62 Al-Falah: Journal of Islamic Economics| Vol. 6, No. 1 Tahun 2021 |ISBN: 2548-2343 (p), 2548-3102 (e)", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 674, "width": 7, "height": 6, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 103, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 377, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qawa'id al-fiqhiyyah is very important to learn for Muslims, especially the jurists, so that they really master the jurisprudence and apply the appropriate Islamic law. The scholars who gave birth to many knowledge qawa'id al- fiqhiyyah are known as the imams of the four sects, namely, Hanafi, Hambali, Maliki, and Syafi'i. The four imams of the sect have been recognized by the world for their understanding of fiqh. The main key to understanding fiqh of course lies in the support of understanding the method of qawa'id al-fiqhiyyah. 1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 377, "height": 95, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "From the explanation of qawa'id al-fiqhiyyah, it can be known that it is very important in Islamic law. In the Qur'an and Hadith there are those who explain the problem of furu ' (debate) or verses that explain in jawami' al-kalim, and the last is the problem of the experience of scholars in the field, especially the problem of muamalah known many problems among scholars fuqaha. Finally, the scholars try to find a solution to the problem of muamalah to be applied in accordance with the Islamic economy.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 306, "width": 377, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Thus, the scholars of jurists present a precise and quick solution to respond to existing problems, especially the problems encountered by the imams of the sect, especially Imam Hambali. He was known as a jurist and mastered the science of qawa'id al-fiqhiyyah. In answering the questions of society is not difficult for him, and has been able to issue many methods of fiqh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 379, "width": 377, "height": 41, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qawa'id al-fiqhiyyah Imam Hambali is very much to be applied especially in his 4 (four) books. The author chooses four things that are popular in today's society to discuss. The four things are:", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 426, "width": 121, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "لبق هل حيبأ ام وا هقح لجعت نم .1", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 449, "width": 80, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "عفرلا نم لهسأ عنلما .2", "type": "Text" }, { "left": 271, "top": 472, "width": 177, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "همكح ينبيو هدسم دسيو لدبلما ماقم لدبلا مىقي .3", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 495, "width": 122, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "هل مكح لا ردانلاو بلاغلاب ةربعلا .4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 377, "height": 68, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "These four methods are able to answer the questions in Islamic economics that are emerging in everyday life today. Human life seems to be simplified with technology, especially the problem of muamalah which in this case sharia economy, for example shopping no longer walks to the market because there are convenient applications such as grab, lazada, shopee and", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 376, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1 Prawitra Thalib, ‘Pengaplikasian Qowaid Fiqhiyyah Dalam Hukum Islam Kontemporer’, Yuridika , 31.1 (2016), 54 <https://doi.org/10.20473/ydk.v31i1.1958>.", "type": "Footnote" }, { "left": 450, "top": 666, "width": 12, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "63", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 84, "width": 377, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "others. For this question of course requires sophisticated answers as well. 2 To answer the sophisticated question there is a new rule that also answers it, in this case qawa'id al-fiqhiyyah which is more appropriate to provide a solution.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 123, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Theoretical Foundation", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 69, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Biography of", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 171, "width": 377, "height": 108, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Imam Ahmad bin Hambal is known as a mujtahid who has great ability in matters of Islamic law, because he is an expert in the field of hadith and jurisprudence. His full name is Abu Abdillah Ahmad bin Muhammad ibn Hanbal ibn Hilal ibn Asad al- Syaibaniy al-Bagdady. He was more often called Ahmad ibn Hambal. Ahmad bin Hambal's name was attributed to his grandfather, because his grandfather was more famous than his parents. He came from the Arab descent of Bani Syaibah from the Rabi'ah Adnaniyah Tribe. 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 284, "width": 186, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Definition of Qawa'id Al-Fiqhiyyah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 377, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qawa'id Al-Fiqhiyyah is a provision of kulli (general) that can be applied to know the law of partial issues, such as \"Al-Yaqin La Yuzalu Bi Al-Syak\" (Belief can not be removed with doubt), meaning that if Muslims believe that the bank interest is the same as riba and in the sharia economy it is considered haram, it means that all Muslims acknowledge that interest or riba is haram in the Islamic economy. 4", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 391, "width": 377, "height": 95, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "According to Musthafa az-Zarqa, qawa'id al-fiqhiyyah is something that is the basis in determining the law that is universal and simple can also be said to be in the form of rules that contain Islamic sharia law for the event of various circumstances. So qawa'id al-fiqhiyyah is to give a law on issues that are universal in nature so that it can be used as a basis of reference to determine the law on the issue of Islamic law is used in the face of sophisticated life and change has entered the digital era.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 491, "width": 172, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Importance of Qawaid Fiqhiyyah", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 540, "width": 377, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2 Syafaruddin Munthe, ‘Jurnal EduTech Vol . 4 No . 2 September 2018 ISSN : 2442-6024 Jurnal EduTech Vol . 4 No . 2 September 2018 ISSN : 2442-6024’, Jurnal EduTech , 4.2 (2018), 74–80. 3 Inventori Kecerdasan and Pelbagai Ikep, ‘Ahmad Bin Hambal (Pemikiran Fikih Dan Ushul Fikihnya) Oleh’, 6.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 597, "width": 377, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4 Ali Geno Berutu, ‘Qawa ’ id fiqhiyyah asasiyyah qawa ’ id fiqhiyyah asasiyyah Makalah Di Presentasikan Pada Mata Kuliah : ISSUES IN CONTEMPORARY USUL FIQH Oleh : Dosen Pengampu : Prof. Dr. Said Aqil Al-Munawwar , MA . Beserta Tim Dosen Disusun Oleh : Ali Geno Berutu’, December, 2019 <https://doi.org/10.13140/RG.2.2.15419.57121>.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 35, "width": 322, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "~ Hendrianto & Hasan Bisri: Implementation of Qawa'id Al-Fiqhiyyah Mazhab Hambali in Islamic Economic ~", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 665, "width": 323, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "64 Al-Falah: Journal of Islamic Economics| Vol. 6, No. 1 Tahun 2021 |ISBN: 2548-2343 (p), 2548-3102 (e)", "type": "Page footer" }, { "left": 380, "top": 674, "width": 7, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "64", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 377, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qawa'id Al-Fiqhiyyah is a very important thing in facing the current era because it formulates the arguments furu' to determine the method of istinbat legal in sharia economy. The scholars give jurisprudence without escaping the understanding of qawa'id al-fiqhiyyah. Imam Al-Qarrafi gave the basis of the discipline of science is the mastery of qawa'id al-fiqhiyyah number two after the science of ushul fiqh. 5", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 172, "width": 377, "height": 95, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Method of fiqhiyyah or easier qawa'id al-fiqhiyyah According to the jurists, the, is to make it for the mujtahids to give laws that continue to grow today, especially seeing the people's economy as a problem until now such as buying and selling transactions have used various technology models to be practiced in daily activities, this shows modern forms of transactions that did not exist in the past, whether such as whastsapp, facebook, instagram and others.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 273, "width": 377, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "For that it is necessary to see the importance of qawa'id al-fiqhiyyah to answer all the changes of the challenges of the future. The limitations of the law in the Qur'an and Hadith make it difficult for lawyers to find solutions to the most sophisticated contemporary questions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 377, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "As for the importance expressed by Ali Ahmad An Nadwi in his book al qawa'id al-fiqhiyyah in answering the challenges of the times change for the future is: 6", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 379, "width": 370, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "1. Qawa'id al-fiqhiyyah easier to dominate Islamic Jurisprudence Jurists solutions in Islamic jurisprudence makes it easy to understand through method fiqhiyyah by which the problems of fiqh never trailed in life man. Sometimes problems are found that appear and are difficult to solve well, especially the problem of furu ' in the sharia economy.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 453, "width": 356, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "In everyday life, there are many questions of furu ', especially on the issue of sharia economics, which always requires all the easy and quick answers in responding to the problems of sophisticated economic law today, especially among the mujtahids who master sharia economic law.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 513, "width": 370, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2. Qawa'id al-fiqhiyyah helps maintain and master the questions that are much debated", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 576, "width": 377, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "5 Abbas Sofwan, ‘Interelasi Qowaid Usul Dan Fiqhiyah Sebagai Sebagai Landasan Hukum Islam Yang Universal’, Legitima: Jurnal Hukum Keluarga Islam , 1.1 (2018), 1–19 <https://doi.org/10.33367/legitima.v1i1.640>.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 377, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "6 S Hilal, ‘Urgensi Qawâ ’Id Al-Fiqhiyyah Dalam Pengembangan Ekonomi Islam’, Al- ’Adalah , 5, 2011, 1–12 <http://ejournal.iainradenintan.ac.id/index.php/adalah/", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 72, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "article/view/25>.", "type": "Text" }, { "left": 450, "top": 666, "width": 12, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "65", "type": "Page footer" }, { "left": 92, "top": 85, "width": 356, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The questions that are debated are usually muamalah problems. In order to avoid the debate leading to an unwanted direction in Islam, it is necessary to make the rule as a way to present the law. Presenting the law includes taking care of the problems faced by the community; especially the community needs a quick and accurate answer to solve the problems faced, so as not to confuse the public in obtaining the law.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 172, "width": 370, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "3. Facilitate jurists in bringing the analogy (ilhaq closer) and takhrij know the laws that have not been explained in jurisprudence.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 205, "width": 356, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Fiqh scholars (jurists) are known as people who know or can use their minds in answering the problems faced by society. Conveniently, when the presence of al-fiqhiyyah qawa'id jurists can use the of reason logic to know the legal issues in an era of Islamic economic present and future.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 265, "width": 246, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "4. Make it easier for people to discuss jurisprudence", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 285, "width": 356, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The issue of jurisprudence that will never be lost in the activities of muamalah, dividing or mapping parts of the law, by separating the different issues and summarizing them in one particular proposition. Many propositions faced among the ummah with the presence of qawa'id al- fiqhiyyah provide facilities in issuing and resolving various issues, especially sharia economic issues that require many forms of change in the current era, of course with the presence of qawa'id al-fiqhiyyah provide facilities in mapping new issues to be given legal provisions.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 399, "width": 190, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "5. Summarizing the problems in a bond", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 418, "width": 356, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Qawa'id al-fiqhiyyah can summarize when there are questions that he faces to be given a quick and accurate answer so that the welfare of the ummah is facing various problems. So it can be known that qawa'id al-fiqhiyyah in addition to providing convenience for jurists in determining the law also includes providing great benefits in answering the issues of furu ', especially in muamalah activities that are in the sharia economy.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 504, "width": 237, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The books of the Rules of Fiqh of the Hanbali 7", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 525, "width": 370, "height": 68, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a. Al-Qawa'id al-Nuraniyah al-Fiqhiyah School, written by Ibn Taymiyyah (661-728 H). His full name is Imam Taqiyuddin Abu Abbas Ahmad bin Abd al-Halim bin Abd al-Salam bin Abdullah bin Taimiyah. In his discussion, Ibn Taymiyyah mentioned Qawaid and Dhawabith. Similarly in his book of jurisprudence, al-Fatawa.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 621, "width": 348, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "7 Roberto Hernandez Sampieri, ‘Konsekuensi Perbedaan Fikih Terhadap Kaidah Fikih’,", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 19, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "634.", "type": "Footnote" }, { "left": 124, "top": 35, "width": 322, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "~ Hendrianto & Hasan Bisri: Implementation of Qawa'id Al-Fiqhiyyah Mazhab Hambali in Islamic Economic ~", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 665, "width": 323, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "66 Al-Falah: Journal of Islamic Economics| Vol. 6, No. 1 Tahun 2021 |ISBN: 2548-2343 (p), 2548-3102 (e)", "type": "Page footer" }, { "left": 380, "top": 674, "width": 7, "height": 6, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "66", "type": "Page footer" }, { "left": 78, "top": 85, "width": 370, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "b. Al-Qawaid al-Fiqhiyah, by Ibn Qadhi al-Jabal (d. 771 H), full name Ahmad bin al-Hasan bin Abdullah", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 118, "width": 370, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "c. Taqrir al-Qawaid wa Tahrir al-Fawaid, by Bin Raja al-Rahman bin Syihab bin Ahmad bin Abi Ahmad Raja Ini this Fook there Ara 160 rules.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 151, "width": 370, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "d. Al-Qawai'd al-Kulliyah wa al-Dhawabith al-Fiqhiyah, by Ibn Abd al-Hadi (d. 990 H) his full name is Yusuf bin Hasan bin Ahmad bin Ahmad bin 'Abd al-Hadi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 198, "width": 66, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "METHODS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 217, "width": 377, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The study in this study is a library research, by taking data from secondary data that is, documentation related to qawa'id al-fiqhiyyah which is more popular by Imam Hambali. Data sources in the form of scientific articles and books. To analyze the data, researchers use content analysis that is to analyze all written data sources related to the problem of qawa'id al-fiqhiyyah, and then describe the popular qawa'id al-fiqhiyyah from Imam Hambali by looking at studies on sharia economic law.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 165, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 337, "width": 377, "height": 109, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The existence of qawa'id al-fiqhiyyah in determining the law is an activity that must be applied in daily life to implement the teachings of Islamic law in accordance with the demands of Islamic law. While the application in qawa'id al- fiqhiyyah in the activity of obtaining the value of worship in God is not detached with the existence of a conscience that feels wholeheartedly has really applied the existing Islamic law. Qawa'id al-fiqhiyyah imam Hambali is very much to be applied, but in this case the author discusses four famous methods applied. The four qawa'id al-fiqhiyyah are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 451, "width": 244, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Forbidden to Accelerate the Right before Time.", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 471, "width": 14, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "معف", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 471, "width": 342, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "هقح وا ام حيبأ هل لبق هتقو ىلع هجو مّرمح بقوع نامرحب Meaning: Whoever accelerates his rights or allows before the due time will be given an illegal sanction of something is an", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 523, "width": 377, "height": 42, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "It act done in a hasty manner in obtaining a right is an act that is considered impolite and unethical, because such an act seems hasty, while not yet which is right for him. 8 In doing something it is not recommended to be in", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 610, "width": 377, "height": 33, "page_number": 6, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "8 Aprilia Mardiastuti, ‘Syariat Makan Dan Minum Dalam Islam: Kajian Terhadap Fenomena Standing Party Pada Pesta Pernikahan (Walīmatul ‘Ursy)’, Jurnal Living Hadis , 1.1 (2016), 151 <https://doi.org/10.14421/livinghadis.2016.1072>.", "type": "Footnote" }, { "left": 450, "top": 666, "width": 12, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "67", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 377, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "a hurry, even if the human habit is in a hurry, as Allah says below: Meaning: \"Man has been made (habitual) in a hurry\". 9", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 118, "width": 377, "height": 82, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Acts that are hated by God are usually acts that use something more in hurry, but the way many do not pay attention to its halal and even some deliberately apply it in an illegal way. For example, in the contemporary case, when Muslims want to perform Hajj that is not the right time for him to leave, but he wants to leave by lobbying the panitia , so that it can be accelerated to leave. Such an act is forbidden in Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 205, "width": 377, "height": 55, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "So whoever takes the right before the appointed time is an act that is forbidden in Islamic law, because such an act is a reprehensible act. Therefore, Muslims should stay away from deeds that follow the syara', including reprehensible deeds.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 142, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "More Rejecting than Lifting", "type": "Text" }, { "left": 368, "top": 285, "width": 77, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "عنًنا عفرنا ٍي مهسأ", "type": "Section header" }, { "left": 106, "top": 304, "width": 192, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Meaning: Rejecting is better than lifting", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 324, "width": 377, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Regarding the above method shows that it is necessary to reject acts that cause harm to him self, because rejecting is better than accepting. Provide an umbrella before the rain, provide an umbrella before the rain means prevent it from raining when we are on the road. 10", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 377, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Islam is a religion that always reminds people to be more careful in accepting something, so that in the future there is no mistake in the action taken. Human actions are sometimes done a lot without being based on the method of jurisprudence and can be fatal or careless without thinking about the consequences later on.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 457, "width": 377, "height": 95, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "For that, it is necessary to reject evil in all actions so that the action does not cause harm to him self. In acting may later regret and lose. For example, in the contemporary case, it is forbidden for Muslims to take debts in conventional banks, the ban has been agreed upon by the scholars, so leaving debts in conventional banks is better than accepting them. So rejecting an act that results in a loss is better than accepting it. Therefore it is better to stay away from what is called harm, so that there will be no regrets later.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 610, "width": 348, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "9 ‘Departemen Agama RI, Al-Quran & Terjemahnya (Jakarta: PT. Intermasa, 1992), h.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 621, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "452’.", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 632, "width": 268, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "10 Trained Entrepreneur, ‘Sedia Payung Sebelum Hujan’, 2013, 1–20.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 35, "width": 322, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "~ Hendrianto & Hasan Bisri: Implementation of Qawa'id Al-Fiqhiyyah Mazhab Hambali in Islamic Economic ~", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 665, "width": 323, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "68 Al-Falah: Journal of Islamic Economics| Vol. 6, No. 1 Tahun 2021 |ISBN: 2548-2343 (p), 2548-3102 (e)", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 674, "width": 7, "height": 6, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "68", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 240, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Badal (Parts) is Positioned Mubdal (Replaced)", "type": "Section header" }, { "left": 278, "top": 105, "width": 144, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "وىقي لدبنا واقي لدبًنا دسيو هدسي", "type": "Picture" }, { "left": 250, "top": 105, "width": 195, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ينبيو وًكح", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 124, "width": 342, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "That Substitute is positioned on a Pagani, standing in place and law established the legal substituted", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 157, "width": 377, "height": 82, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "This method shows the position of the substitute position similar to the one it replaced, not there is a difference between them. The replaced position indicates the successor's ability to represent the one being replaced. The replacement ability can occupy the same as the replacement is seen as appropriate, and the replacement ability to be applied in accordance with the required conditions. It is also described other methods are:", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 244, "width": 180, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "وىقي لدبنا واقي لدبًنا ٍكنو لا راصي وينإ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 264, "width": 377, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Occupy Substitute Positions Replaced; But Not Conducted except Substitute Execution (Worship) The Substituted Hindered This is a principle that was popular among scholars.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 311, "width": 377, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The above method also explains that the position replaced must be the same to the successor, for example the matter is obligatory then the successor follows the obligatory matter so that the successor is also obligatory, if the matter is in the form of sunnah then the successor also belongs to the sunnah . 11", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 365, "width": 344, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Among the arguments underlying this rule is the word of Allah Almighty", "type": "Text" }, { "left": 431, "top": 384, "width": 14, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ٌإو", "type": "Text" }, { "left": 278, "top": 384, "width": 146, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ىتنك ىضري وأ ىهع رفس وأ ءاج", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 377, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "And if you are ill or on the way or return from the place of defecation (toilet) or touch a woman, then you do not get water, then bertayamumlah with good soil (clean); wipe your face and hands with the soil. Allâh does not want to make it difficult for you, but He wants to purify you. [al-Mâidah / 5: 6]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 464, "width": 378, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The above verse explains that Allah commands to replace water as a tool to purify from light defilement, meaning water is a matter that is obligatory to purify, especially in performing ablution ' when wanting shalat , but if the water not found then the obligatory matter must be replaced with tayamum (purified with soil or dust). Similarly, for example, the contemporary case in a matter in the Islamic Financial Institutions when the leader gives his representative to attend the monthly meeting, a position that represents the same as the leader of the Islamic Financial Institutions at the meeting. Similarly, the Prophet sallallahu 'alaihi wa sallam :", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 348, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ديعصنا بيطنا ءىضو ىهسًنا ٌإو ىن دجي ءاًنا 11 Zakirun Pohan And Sekolah, ‘Urgensi Kaidah Fikih Dalam Reaktualisasi Hukum", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 348, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Islam’, 2554, 147–67 <Http://Library1.Nida.Ac.Th/Termpaper6/Sd/2554/19755.Pdf>.", "type": "Text" }, { "left": 450, "top": 666, "width": 12, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "69", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 377, "height": 41, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Holy Dust is a tool for Muslim ablutions although he did not get water for ten years. If he has found water then he should be pious to Allah and touch the water to his skin. 12", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 132, "width": 377, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "So the above Hadith that reinforce soil or dust must be replaced for purification if not Menem not the water. 13 This means that one should not perform shalat when performing ablution other than water or soil (dust). When performing shworshipalat without using water or dust, then the act is not valid in Islam, even get the reward of sins that he received by him. Therefore, this method shows the correct replacement position and in accordance with Islamic law, so that the application of the replacement position really does not blame the law.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 246, "width": 367, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Considering common habits, while those who rarely have no law for him", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 265, "width": 121, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "ون ىكح لا رداننا و بناغناب ةربعنا", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 285, "width": 342, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Meaning: Those who count habits while those who rarely have no law for him the.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 377, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Practice of habit is an activity that is integrated with humans and sometimes difficult to leave, when left feels less in an activity, such as buying and selling conditions puberty but it is a lot of children who are accustomed to buying or selling, especially on snacks", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 378, "width": 377, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "When custom made by repeated and over in the same shape, it is considered good practice and does not blame Islamic law, then it is considered as law, while acts that are unusual or rarely done are not classified as legal considerations. 14", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 377, "height": 108, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Customary habits are done in good ways or do not blame Islamic law. For example, in contemporary cases, the practice in the West Semantic Region of the practice of inheritance distribution is given in greater numbers to daughters, because daughters are given the authority to live with their parents. This means that daughters are more important in taking care of their parents. So the habit is taken into account if the habit is good for the local community then it can be used as a consideration into law in implementing sharia economic activities.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 610, "width": 40, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "12 Berutu.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 621, "width": 47, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "13 Sampieri.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 632, "width": 217, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "14 ‘Mengangkat-Hukum-Kebiasaan-Dalam-Isalm-s.Pdf’.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 35, "width": 322, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "~ Hendrianto & Hasan Bisri: Implementation of Qawa'id Al-Fiqhiyyah Mazhab Hambali in Islamic Economic ~", "type": "Page header" }, { "left": 55, "top": 665, "width": 323, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "70 Al-Falah: Journal of Islamic Economics| Vol. 6, No. 1 Tahun 2021 |ISBN: 2548-2343 (p), 2548-3102 (e)", "type": "Text" }, { "left": 380, "top": 674, "width": 7, "height": 6, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "70", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 85, "width": 92, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "CONCLUSIONS", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 105, "width": 377, "height": 81, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "The above description can be concluded that qawa'id al-fiqhiyyah is a study that discusses the sciences of law in general (broad) so that it can be applied in everyday life. The same goes for the current situation. In the fourth qawa'id al-fiqhiyyah by Imam Hambali answering the question of sharia economic law, it is clear that the ability to answer the question of kulli (general) makes it easier to understand fiqh, especially Islamic economic law. ■", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 192, "width": 89, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "REFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 377, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berutu, Ali Geno, 'qawaid fiqhiyyah asasiyah qawaid fiqhiyyah asasiyyah Paper Presented at the Course: issues in contemporary usul fiqh By: Lecturer: Prof. Dr. Said Aqil Al-Munawwar, MA. With the Lecturer Team Compiled By: Ali Geno", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 248, "width": 328, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Berutu', December, 2019 <https://doi.org/10.13140/RG.2.2.15419.57121>", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 261, "width": 261, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Entrepreneur, 2013, Trained,' Ready Umbrella Before Rain ',", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 273, "width": 374, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Hilal, S,' Urgency Qawâ 'Id Al-Fiqhiyyah in Islamic Economic Development', Al-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 285, "width": 349, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "'Adalah, 5, 2011, 1–12 <http://ejournal.iainradenintan.ac.id/ index.php/adalah/article/view/25>", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 377, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Intelligence, Inventory, and Various Ikep, 'Ahmad Bin Hambal (Fiqh Thought and", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 322, "width": 80, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ushul Fiqh) By', 6", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 335, "width": 377, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Mardiastuti, Aprilia, 'Syariat Eating And Drinking In Islam: A Study Of The Standing", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 347, "width": 349, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Party Phenomenon At The Wedding Party (Walīmatul' Ursy)', Journal of Living Hadith, 1.1 (2016), 151 <https://doi.org/10.14421/livinghadis.2016.1072>'", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 372, "width": 161, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Lifting -Laws-Habits-In-Isalm-s.Pdf '", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 384, "width": 377, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Ministry of Religion RI, 1992, Al-Quran & Translate, Jakarta: PT. Intermasa Mukti, 2019, Beta Pujangga,' Prophet Yusuf's Food Resilience Strategies An Analysis", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 409, "width": 348, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Study Of Prophet Yusuf's Food Resilience System In The Quran Surat Yusuf Ayat: 46-49 ', Journal of Translation and Thought Development Islam, 16.1", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 434, "width": 377, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sampieri, Roberto Hernandez, 'Consequences of Differences in Fiqh to the Rules of", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 446, "width": 377, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Fiqh', Siregar, Ramadhan Syahmedi, 'Habits (`Adah) in Perpekto of Islamic Law ', FITRAH: Journal of the Study of Islamic Sciences, 1.2 (2016), 257", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 194, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "<https://doi.org/10.24952/fitrah.v1i2.318>", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 377, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Sofwan, Abbas,' Interaction of Qowaid Propositions and Fiqh as a Basis Universal", "type": "Picture" }, { "left": 99, "top": 508, "width": 349, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Islamic Law ', Legitima: Journal of Islamic Family Law, 1.1 (2018), 1–19", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 520, "width": 204, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "<https://doi.org/10.33367/legitima.v1i1.640>", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 533, "width": 377, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Syafaruddin Munthe,' 2018, EduTech Journal Vol. 4 No. 2 September 2018 ISSN:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 545, "width": 349, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "2442-6024 EduTech Journal Vol. 4 No. 2 September 2018 ISSN: 2442-6024 ', EduTech Journal, 4.2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 570, "width": 377, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 516, "page_height": 728, "text": "Talib, Prawitra,' The Application of Qawaid Fiqhiyyah in Contemporary Islamic Law ', Yuridika, 31.1 (2016), 54 <https: // doi. org / 10.20473 / ydk.v31i1.1958>figure captions", "type": "Text" } ]
7de35a42-d8ef-5aae-cf9f-6c28f8e62700
https://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar/article/download/2188/1812
[ { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "83", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 322, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 151, "width": 60, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 164, "width": 201, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Institut Agama Islam Negeri Surakarta, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 204, "width": 35, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 217, "width": 368, "height": 194, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Kehadiran UU No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi menjadi angin segar bagi PTKI, karena penyelenggaraan pendidikannya mendapat pengakuan secara konstitusional. Namun demikian, basis konstitusional ini masih menyisakan banyak persoalan, salah satunya dilihat dari perspektif epistemologi integrasi-interkoneksi yang telah menjadikan al-Qur’an dan Hadis sebagai core values bagi keilmuan Islam. Tulisan ini dengan analisis isi menemukan bahwa epistemologi keilmuan integrasi-interkoneksi merupakan gagasan Prof. M. Amin Abdullah yang berusaha memadukan dan mengaitkan antara “ilmu” dan “agama”, yang tergambar dalam model Jaring Laba-Laba. Tujuh wilayah rumpun ilmu agama Islam, sebagaimana tertera dalam UU No. 12/2012 mendapat legitimasi al-Qur’an melalui sebaran berbagai ayatnya dalam bentuk pemetaan. Ketujuh bidang rumpun ilmu agama Islam ini posisinya masih berada dalam Lingkar Lapis Dua dalam epistemologi integrasi-interkoneksi model Jaring Laba-Laba. Dengan demikian,tujuh bidang rumpun ilmu agama Islam dalam UU No. 12/2012 ini tidak cukup relevan dengan semangat perubahan dari IAIN ke UIN yang menghendaki adanya peningkatan lapisan dari Lapis Dua ke Lapis Tiga dalam model Jaring Laba-Laba.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 429, "width": 368, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Kata Kunci : Pemetaan Ayat-ayat al-Qur’an, Rumpun Ilmu Agama, Pendidikan Tinggi Islam, Integrasi-Interkoneksi.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 469, "width": 371, "height": 141, "page_number": 1, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Al-Qur’an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan. Sejauh mana keabsahan ilmu harus diukur, maka pernyataan al-Qur’an bisa menjadi standarnya. Menurut Mulyadhi Kartanegara, al-Qur’an adalah buku induk ilmu pengetahuan, di mana tidak ada satu perkara apapun yang terlewatkan. Semuanya telah ter cover di dalam al-Qur’an, baik yang mengatur hubungan manusia dengan Allah ( h}abl min Alla>h ), hubungan manusia dengan sesama manusia ( h}abl min an-Na>s ), ataupun hubungan manusia dengan alam dan lingkungan (Kartanegara, 2006, hal. 119). Firman Allah dalam Q.S. al-An’am: 38 jelas menyebutkan bahwa Allah tidak mengalpakan sesuatu apapun dalam al-Qur’an, termasuk terkait dengan ilmu", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "84", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "pengetahuan. Dengan ayat ini, al-Qur’an dapat menjadi sumber inspirasi bagi lahirnya beragam ilmu pengetahuan, baik ilmu-ilmu sosial, ilmu-ilmu budaya dan humaniora, ilmu-ilmu alam, terutama ilmu-ilmu agama.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 131, "width": 369, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Lebih lanjut, Achmad Baiquni (1997, hal. 17) menegaskan bahwa “Sebenarnya segala ilmu yang diperlukan manusia itu tersedia di dalam al-Qur’an”. Ayat rujukan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan tidak dimiliki oleh agama ataupun kebudayaan lain. Hal ini mengindikasikan betapa penting ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia. Sekaligus juga membuktikan betapa tingginya kedudukan sains dan ilmu pengetauan dalam al-Qur’an. Dalam konteks ini, al-Qur’an telah memerintahkan kepada manusia untuk selalu mendayagunakan potensi akal, pengamatan, pendengaran dengan semaksimal mungkin (Hasan, 2005, hal. 288), sehingga melahirkan beragam ilmu pengetahuan yang berguna bagi kehidupan manusia itu sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 277, "width": 368, "height": 184, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Universalitas ajaran Islam ditunjukkan oleh al-Qur’an dengan sangat jelas. Al-Qur’an berisi konsep tentang tuhan, penciptaan, manusia dari berbagai aspeknya, alam dan jagad raya, dan keselamatan. Siapa sebenarnya Tuhan itu dijelaskan oleh al-Qur’an. Demikian pula penciptaan, yaitu penciptaan jagad raya ini dan juga penciptaan manusia. Selanjutnya, berbagai makhluk, seperti manusia, malaikat dan jin dijelaskan oleh kitab suci. Al-Qur’an juga menjelaskan tentang alam, seperti bumi, matahari, bulan, langit, laut, api, udara, tumbuh-tumbuhan, hewan dan lain-lain. Selain itu, al-Qur’an juga berbicara tentang keselamatan manusia dan alam. Keselamatan itu dalam perspektif yang sempurna, yaitu baik di dunia dan akhirat. Islam sesungguhnya bukan sebatas memberi petunjuk tentang bagaimana menjalankan ritual, melainkan juga berbicara soal ilmu pengetahuan, manusia unggul, keadilan dan juga petunjuk agar bekerja secara profesional. Dengan demikian, Islam itu bukan sebatas agama, tetapi juga peradaban.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 466, "width": 369, "height": 141, "page_number": 2, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Namun, pada saat al-Qur’an sebagai sumber ajaran Islam memiliki nilai universalitas yang kosmopolitan, tapi pada kenyataannya, kajian Islam di perguruan tinggi Islam masih memiliki keterbatasan. Keterbatasan kajian Islam di semua perguruan tinggi Islam di Indonesia terletak pada keterbatasan wilayah kajian, yang paling banyak adalah hanya memiliki lima fakultas, yaitu ilmu ushuluddin, syari’ah, tarbiyah, dakwah, dan adab. Demikian pula, pelajaran agama Islam mulai dari tingkat dasar, baik di madrasah, di pesantren dan juga di sekolah umum, hanya diformat menjadi pelajaran tauhid, fiqh, akhlak dan tasawwuf, tarikh, dan bahasa arab. Pelajaran selain itu bukan digolongkan sebagai bagian dari pelajaran agama Islam. Dalam konteks ini, Islam hanya dipahami sebagai agama, bukan peradaban,", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "85", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 369, "height": 126, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "sehingga tak jarang terjadi pemahaman keilmuan yang dikotomik, antara ilmu umum dan ilmu agama. Akan tetapi, manakala Islam dipahami sebagai agama dan sekaligus peradaban, maka kajian Islam harus diperluas, dan kelembagaannya pun diubah menjadi bentuk universitas. Kebijakan ini dimaksudkan agar institusi pendidikan tinggi Islam tidak justru memberikan gambaran bahwa Islam itu hanya terbatas. Islam tidak hanya menyangkut persoalan kelahiran, pernikahan, berbagai macam ritual, dan kematian (Suprayogo, 2013). Perubahan pemahaman kajian Islam inilah yang pada gilirannya melahirkan dan mengubah STAIN/IAIN menjadi UIN di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 219, "width": 368, "height": 184, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Lahirnya Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi ini kiranya telah menjadi ”angin segar” bagi dunia PTKI di Indonesia, karena dengan UU ini, status PTKI di Indonesia menjadi jelas keberadaannya, yaitu memiliki basis konstitusional, yang setara dengan perguruan-perguruan tinggi umum. Pasal 10 UU ini dengan tegas menyebutkan bahwa agama merupakan salah satu rumpun ilmu pengetahuan bagi perguruan tinggi di Indonesia. Sejumlah PTKIN, baik STAIN, IAIN ataupun UIN, serta 600-ratusan PTKIS, dengan sendirinya dapat menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan menjadikan rumpun ilmu agama sebagai bahan kajiannya. Tidak dapat dibayangkan apabila Pasal 10 UU ini tidak mencantumkan ilmu agama sebagai salah satu rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi. Tentunya seluruh PTKI baik negeri maupun swasta dapat dibubarkan, karena tidak memiliki basis legalitas-konstitusional dalam penyelenggaraannya (Suharto, 2014, hal. 3).", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 408, "width": 333, "height": 125, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Di dalam penjelasan pasal 10 UU Pendidikan Tinggi disebutkan bahwa: ”Rumpun ilmu agama merupakan rumpun ilmu pengetahuan yang mengkaji keyakinan tentang ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci agama, antara lain ilmu ushuluddin, ilmu syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, filsafat dan pemikiran Islam, ekonomi Islam, ilmu pendidikan agama Hindu, ilmu penerangan agama Hindu, filsafat agama Hindu, ilmu pendidikan agama Budha, ilmu penerangan agama Budha, filsafat agama Budha, ilmu pendidikan agama Kristen, ilmu pendidikan agama Katholik, teologi, misiologi, konseling pastoral, dan ilmu pendidikan agama Khong Hu Cu”.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 551, "width": 368, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Dari penjelasan UU Pendidikan Tinggi di atas dapat diketahui bahwa wilayah kajian Islam di PTAI tidak lebih dari sekadar mengkaji keyakinan tentang ketuhanan atau ketauhidan serta teks-teks suci agama, antara lain ilmu ushuluddin, ilmu syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, filsafat dan pemikiran Islam,", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "86", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "ekonomi Islam. Jadi, berdasarkan UU PT, ada tujuh wilayah kajian atau fakultas yang menjadi garapan PTKI di Indonesia, yaitu: (1) fakultas ushuluddin, (2) fakultas syariah, (3) fakultas adab, (4) fakultas dakwah, (5) fakultas tarbiyah, (6) fakultas filsafat dan pemikiran Islam, dan (7) fakultas ekonomi Islam.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 146, "width": 368, "height": 170, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Namun demikian, basis legalitas-konstitusional itu kiranya masih menyisakan banyak persoalan, yang salah satunya dapat dilihat dari perspektif epistemologi integrasi-interkoneksi. Sebagaimana diketahui, berdirinya UIN sejak 2002 (UIN Jakarta) tidak lain karena mengusung paradigma keilmuan integrasi- interkoneksi. Di dalam paradigma ini, sebagaimana terlihat dalam sejarah keilmuan Islam Klasik, ilmu agama (Islam) dipandang sebagai basis dan ruh bagi seluruh keilmuan Islam yang ada. Epistemologi keilmuan yang dikembangkan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, misalnya yang mengembangkan paradigma integrasi- interkoneksi, yang oleh M. Amin Abdullah (2006, hal. 101-111) disebut dengan ”Jaring Laba-Laba Keilmuan Teo-antroposentris-Integralistik”, jelas sekali menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai core values segala keilmuan yang dikembangkannya.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 320, "width": 369, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pada konteks itu, kiranya telah terjadi realitas kebijakan yang paradoks. Satu sisi, rumpun ilmu agama yang dalam pasal 10 UU PT setara dan sebanding dengan rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan rumpun ilmu terapan, merupakan ”angin segar” bagi penyelenggaraan pendidikan oleh PTKI, yaitu sebagai basis konstitusionalnya, tapi pada sisi yang lain hal ini menjadi problem epsitemologis ketika vis-a-vis dengan epistemologi integrasi-interkoneksi. Dari problem epistemologis inilah kiranya perlu dilakukan kajian serius dan mendalam mengenai keberadaan rumpun ilmu agama dalam UU PT dengan melihatnya dari perspektif epistemologi integrasi- interkoneksi.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 466, "width": 368, "height": 112, "page_number": 4, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Kajian ini diharapkan memiliki dua kontribusi; praktis dan akademis. Secara praktis, kajian ini dapat menjadi masukan bagi Pemerintah dan DPR terkait produk UU yang disusunnya sebagai sebuah kebijakan, apakah UU No. 12/2012 yang telah disahkan itu bernilai implementatif, dapat diterapkan dalam konteks PTKI di Indonesia. Sedangkan secara akademis penelitian ini merupakan aktivitas ilmiah dalam rangka mengembangkan paradigma keilmuan Islam yang berbasis integrasi-interkoneksi, yang menjadi basis bagi penyelenggaraan PTKI di Indonesia dewasa ini.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "87", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 293, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Paradigma Integrasi-Interkoneksi Model Amin Abdullah", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 101, "width": 369, "height": 216, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Dengan visi ”Unggul dan terkemuka dalam pemaduan dan pengembangan studi keislaman dan keilmuan bagi peradaban” (Kalijaga, 2013), UIN Sunan Kalijaga memiliki core values , yang salah satunya adalah epistemologi keilmuan “integrasi-interkoneksi”, yaitu adanya sistem keterpaduan dalam pengembangan akademik, manajemen, kemahasiswaan, kerjasama, dan entrepreneurship (Kalijaga, 2013). Paradigma ini merupakan gagasan Prof. M. Amin Abdullah ketika menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga. Menurut Amin Abdullah, j ika selama ini terdapat sekat-sekat yang sangat tajam antara “ilmu” dan “agama” di mana keduanya seolah menjadi entitas yang berdiri sendiri dan tidak bisa dipertemukan, mempunyai wilayah sendiri baik dari segi objek-formal-material, metode penelitian, kriteria kebenaran, peran yang dimainkan oleh ilmuwan hingga institusi penyelenggaranya, maka tawaran paradigma integratif-interkoneksi berupaya mengurangi ketegangan-ketegangan tersebut tanpa meleburkan satu sama lain tetapi berusaha mendekatkan dan mengaitkannya sehingga menjadi “bertegus sapa” satu sama lain (Abdullah, 2006, hal. 92-93).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 322, "width": 368, "height": 170, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Adanya dikotomi itu telah berimplikasi pada model pendidikan di Indonesia yang memisahkan antara kedua jenis keilmuan ini. Ilmu-ilmu sekuler dikembangkan di perguruan tinggi umum sementara ilmu-ilmu agama dikembangkan di perguruan tingga agama. Perkembangan ilmu-ilmu sekuler yang dikembangkan oleh perguruan tinggi umum berjalan seolah tercerabut dari nilai- nilai akar moral dan etik kehidupan manusia, sementara itu perkembangan ilmu agama yang dikembangkan oleh perguruan tinggi agama hanya menekankan pada teks-teks Islam normatif, sehingga dirasa kurang menjawab tantangan zaman. Jarak yang cukup jauh ini kemudian menjadikan kedua bidang keilmuan ini mengalami proses pertumbuhan yang tidak sehat serta membawa dampak negatif bagi pertumbuhan dan perkembangan kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik dan keagamaan di Indonesia (Abdullah, 2006, hal. 92-94).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 496, "width": 368, "height": 98, "page_number": 5, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Paradigma integratif-interkonektif yang ditawarkan Amin Abdullah ini merupakan jawaban dari berbagai persoalan di atas. Integrasi dan interkoneksi antar berbagai disiplin ilmu, baik dari keilmuan sekuler maupun keilmuan agama, akan menjadikan keduanya saling terkait satu sama lain, “bertegur sapa”, saling mengisi kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Dengan demikian, ilmu agama (baca ilmu keislaman) tidak lagi hanya berkutat pada teks-teks klasik, tetapi juga menyentuh pada ilmu-ilmu sosial kontemporer.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "88", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Dalam paradigma itu, tiga wilayah pokok dalam ilmu pengetahuan, yakni natural sciences , social sciences dan humanities (Abdullah, 2006, hal. 370) tidak lagi berdiri sendiri, tetapi akan saling terkait satu dengan lainnya. Ketiganya juga akan menjadi semakin cair meski tidak akan menyatukan ketiganya, tetapi paling tidak akan ada lagi superioritas dan inferioritas dalam keilmuan. Tidak ada lagi klaim kebenaran ilmu pengetahuan, sehingga dengan paradigma ini para ilmuwan yang menekuni keilmuan ini juga akan mempunya sikap dan cara berfikir yang berbeda dari sebelumnya.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 204, "width": 368, "height": 112, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "H{ad}a>rah al-’Ilm (budaya ilmu), yaitu ilmu-ilmu empiris yang menghasilkan, seperti sains, teknologi dan ilmu-ilmu yang terkait dengan realitas, tidak lagi berdiri sendiri, tetapi juga bersentuhan dengan H{ad}a>rah al-Falsafah , sehingga tetap memperhatikan etika emansipatoris. Begitu juga sebaliknya, H{ad}a>rah al-Falsafah (budaya filsafat) akan terasa kering dan gersang jika tidak terkait dengan isu-isu keagamaan yang termuat dalam budaya teks ( H{ad}a>rah al- Nas{s} ), lebih-lebih jika menjauh dari problem-problem yang ditimbulkan dan dihadapi oleh H{ad}a>rah al-’Ilm (Abdullah, 2006, hal. 402-403).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 320, "width": 368, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Berikut dikemukakan skema epistemologi integrasi-interkoneksi di antara ketiga wilayah keilmuan Islam (Abdullah, 2006, hal. 405):", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 514, "width": 368, "height": 97, "page_number": 6, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Dengan model integrasi di atas, maka ada tiga wilayah keilmuan, yaitu H{ad}a>rah al-Nas{s} , H{ad}a>rah al-’Ilm dan H{ad}a>rah al-Falsafah . Ketiganya harus terintegrasi-terkoneksi. H{ad}a>rah al-Nas{s} melahirkan ilmu- ilmu normatif yang tekstual (fiqh, kalam, tasawuf, tafsir, hadis, falsafah, dan lughah). H{ad}a>rah al-’Ilm melahirkan ilmu-ilmu empiris (sains dan teknologi). H{ad}a>rah al-Falsafah melahirkan ilmu-ilmu rasional (filsafat dan budaya). Tiga dimensi pengembangan wilayah keilmuan di atas bertujuan untuk mempertemukan", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "89", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "kembali ilmu-ilmu modern dengan ilmu-ilmu keislmanan secara integratif- interkonektif. Paradigma integratif-interkonektif dalam ilmu keislaman tampak dalam “Jaring Laba-Laba Keilmuan” sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 214, "width": 96, "height": 81, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "QUR’AN & SUNNAH (1) (2) (3) PH EN OME NO LO GY (4) PO LIT IC S/C IV IL SO CIE TY G EN D ER IS SU ES (5)", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 324, "width": 368, "height": 170, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Jaring Laba-Laba di atas menunjukkan bahwa aktivitas keilmuan di Perguruan Tinggi Agama, khususnya IAIN dan STAIN di seluruh tanah air hanya terfokus dan terbatas pada jalur Lingkar Lapis Satu dan jalur Lingkar Lapis Dua, yang terdiri atas Kalam, Falsafah, Tasawuf, Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir, dan Lughah. Itupun boleh disebut hanya terbatas pada ruang gerak humaniora klasik. IAIN pada umumnya belum mampu memasuki diskusi ilmu-ilmu sosial dan humanities kontemporer seperti tergambar pada jalur Lingkar Tiga (Antropologi, Sosiologi, Psikologi, Filsafat dengan berbagai pendekatan yang ditawarkannya). Akibatnya, terjadi jurang wawasan keislaman yang tidak terjembatani antara ilmu- ilmu keislaman klasik dan ilmu-ilmu keislaman baru yang telah memanfaatkan analisis ilmu-ilmu sosial dan humaniora kontemporer (Abdullah, 2006, hal. 107- 108).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 499, "width": 368, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Sementara itu, isu-isu sosial, politik, ekonomi, keagamaan, militer, gender, lingkungan hidup, ilmu-ilmu sosial, humanities kontemporer pasca modern, seperti yang tergambar pada jalur Lingkar Lapis Tiga hampir-hampir tidak tersentuh oleh kajian keislaman di tanah air, khususnya di IAIN dan STAIN. Ungkapan seperti “to be religious today is to be interreligious” terasa masih sangat absurd dan unthinkable , bahkan mustahil untuk dipikirkan bagi tradisi keilmuan Lingkar Lapis Dua, meskipun era globalisasi-informasi memaksa manusia beragama era sekarang untuk berpikir demikian (Abdullah, 2006, hal. 109).", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "90", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 169, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Mencermati paradigma integrasi-interkoneksi Jaring Laba-Laba “Amin Abdullah” dapat dikatakan bahwa paradigma ini terinspirasi oleh kitab suci al- Qur’an. Al-Qur’an adalah contoh konkrit dari paradigma keilmuan integrasi- interkoneksi, dalam artian yang sesungguhnya. Di dalam al-Qur’an, semua sumber pengetahuan begitu terintegrasi dan terinterkoneksi dengan sangat baik. Setiap informasi ayat yang disampaikan di dalamnya terkandung nilai filosofis, etis, strategis, historis juga metodologis yang saling terintegrasi. Adanya munasabah surat dengan surat, ayat dengan surat, ayat dengan ayat dan bahkan akhir surat dengan awal surat, membuktikan bahwa al-Qur’an secara keseluruhan adalah satu kesatuan bangunan “keilmuan” yang di dalamnya sudah terintegrasi berbagai nilai, pendekatan juga strateginya. Di sinilah letak pentingnya memahami ayat-ayat al- Qur’an tidak boleh sepotong, tapi harus utuh dan terpadu.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 262, "width": 369, "height": 97, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Penyusunan al-Qur’an telah menggunakan dasar-dasar pengetahuan atau metode keilmuan. Hal ini merupakan penjelasan secara tidak langsung bahwa susunan surat-surat maupun ayat-ayat di dalam surat, sudah menggunakan sistematika keilmuan. Artinya, al-Qur’an bukan sekedar merupakan kumpulan surat-surat dan ayat-ayat, yang kemudian dikumpulkan menjadi satu. Tetapi lebih daripada itu, semua komponen-komponen tersebut, satu sama lainnya saling berinteraksi atau berhubungan sehingga menjadi satu kesatuan informasi yang utuh.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 379, "width": 318, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 394, "width": 368, "height": 54, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan ini dibuat berdasarkan kerangka rumpun ilmu agama bagi PTKI sebagaimana disebutkan dalam UUPT. Ketika UU ini menyebut tujuh ranah keilmuan, maka di sini dipaparkan enam ranah keilmuan, karena ilmu ushuluddin dan pemikiran Islam dijadikan dalam satu ranah keilmuan berbentuk fakultas.", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 453, "width": 349, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "No Keilmuan Sub-Ranah Tema 1 Ilmu Ushuluddin dan Pemikiran Islam Filsafat Agama 1) Fitrah beragama manusia, terdapat di dalam Q.S. 30: 30:", "type": "Table" }, { "left": 277, "top": 493, "width": 155, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "2) Manusia sebagai khalifah, terdapat", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 506, "width": 233, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "di dalam Q.S. 2: 30; 27: 62; 35: 39; dan 38: 26. 3) Manusia makhluk berpikir dan berakal, di antaranya terdapat di dalam Q.S. 2: 164; 16: 11-12; 3: 190-191; 88: 17-20, dan 2: 164. Perbandingan Agama 1) Kebenaran agama Islam, terdapat dalam Q.S. 3: 19 dan 85.", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "91", "type": "Page footer" }, { "left": 201, "top": 88, "width": 236, "height": 221, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "2) Kebebasan beragama, di antaranya terdapat dalam Q.S. 18: 29 dan 109: 1-3. 3) Kesamaan agama para nabi, di antaranya terdapat dalam Q.S. 23; 52 dan 3: 64. 4) Ilmuwan yang memikirkan agamanya, terdapat di dalam Q.S. 39: 9. Ilmu al-Qur'an dan Tafsir 1) Al-Qur’an sebagai wahyu Allah, diturunkan melalui Jibril, kepada Nabi Muhammad, di antaranya terdapat di dalam Q.S. 10: 37; 16: 102; 26: 193; 69: 40; 81: 19; 36: 69; 69: 41 dan 6: 19. 2) Fungsi dan kedudukan al-Qur’an sebagai al-z}ikr , al-kita>b dan al-", "type": "Table" }, { "left": 289, "top": 313, "width": 135, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "furqa>n , di antaranya terdapat di", "type": "Table" }, { "left": 82, "top": 326, "width": 353, "height": 107, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "dalam Q.S. 15: 19; 15: 1; dan 25: 1. 3) Al-Qur’an diturunkan pada bulan Ramadan secara berangsur-angsur, terdapat di dalam Q.S. 2: 185; 17: 106 dan 76: 23. 2 Ilmu Syariah Al-Ahwal al- Syakhshiyyah 1) Perintah nikah, terdapat di dalam Q.S. 4: 3. 2) Hukum perceraian, terdapat", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 437, "width": 162, "height": 63, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "di dalam Q.S. 2: 227 dan 4: 19. 3) Hak dan kewajiban suami isteri, terdapat di dalam Q.S. 2: 233; 4: 34; 65: 6-7.", "type": "Table" }, { "left": 275, "top": 505, "width": 145, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "4) Hukum waris, terdapat di dalam", "type": "List item" }, { "left": 201, "top": 520, "width": 223, "height": 77, "page_number": 9, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Q.S. 33: 6; 4: 176; 4: 7-12. 5) Hukum wasiat, terdapat di dalam Q.S. 2: 180; 2: 240 dan 5: 106. Perbandingan Mazhab 1) Setiap umat mempunyai manasik berbeda-beda, terdapat di dalam Q.S. 22: 67.", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 10, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 10, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "92", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 88, "width": 356, "height": 488, "page_number": 10, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "2) Perbedaan cara dan jalan untuk berlomba dalam kebaikan, terdapat di dalam Q.S. 5: 58. Jinayah Siyasah 1) Pidana Islam, seperti mencuri, membunuh, meminum khamr, berjudi, berzina, menuduh berzina dan lain-lain, di antaranya terdapat di dalam Q.S. 5: 38; 4; 92-93; 2: 178-179; 2: 219; 5: 90-91; 4: 15; 4: 24; dan 24: 4. 2) Politik Islam, seperti dasar-dasar pemerintahan semisal amanah dan adil, musyawarah, makar, masyarakat multikultural dan lain- lain, di antaranya terdapat di dalam Q.S. 4: 58; 3: 159; 14: 46; 16: 26 dan 49: 13. Muamalah 1) Transaksi jual beli dan riba, terdapat di dalam Q.S. 2: 275. 2) Jaminan, pinjaman, hutang-piutang dan musyarakah, terdapat di dalam Q.S. 2: 245; 2: 280 dan 2: 282-283. 3 Ilmu Adab Bahasa dan Sastra Arab 1) Al-Qur’an diturunkan dalam Bahasa Arab, terdapat di dalam Q.S. 12: 2 dan 43: 3. 2) Sastra al-Qur’an tidak ada yang menandinginya, terdapat di dalam Q.S. 2: 23-24; 10: 38 dan 11: 13. Sejarah dan Kebudayaan Islam 1) Sejarah kejayaan dan kehancuran datang silih bergiliran, terdapat dalam Q.S. 3: 140. 2) Hikmah dan pelajaran dari sejarah masa lalu, terdapat di dalam Q.S. 20: 99; 18: 13; dan 12: 109-111. Perpustakaan dan Informasi Islam 1) Berlaku adil terhadap pemustaka yang mencari informasi, tanpa membeda-bedakan ras, agama,", "type": "Table" }, { "left": 289, "top": 580, "width": 138, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "status sosial, ekonomi, politik dan jender, kecuali ditentukan oleh", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 11, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 11, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "93", "type": "Page footer" }, { "left": 289, "top": 88, "width": 147, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "undang-undang yang berlaku. Islam mengajarkan bahwa keadilan harus ditegakkan untuk semua manusia, terdapat di dalam Q.S. 4: 135 dan 5:", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 141, "width": 356, "height": 446, "page_number": 11, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "8. 2) Pustakawan tidak bertanggung jawab atas informasi yang diperoleh pemustaka. Hal ini karena setiap manusia bertangung jawab atas segala apa yang dikerjakannya, terdapat di dalam Q.S. 53: 38-40. 3) Pustakawan melindungi kerahasiaan informasi yang dicari pemustaka. Pustakawan adalah seorang yang amanah, pandai menjaga rahasia orang lain, terdapat di dalam Q.S. 8: 27. 4) Kebenaran informasi perlu diteliti ulang dan diceksilang, terdapat di dalam Q.S. 49: 6. 4 Ilmu Dakwah Komunikasi dan Penyiaran Islam 1) Proses pewahyuan al-Qur’an sebagai bentuk komunikasi, terdapat di dalam Q.S. 42: 51. 2) Tiga kelompok manusia dalam menyikapi komunikasi al-Qur’an, terdapat di dalam Q.S. 35: 32. 3) Al-Qur’an adalah bentuk komunikasi kata-kata yang berat dan sebagai perkataan terbaik, terdapat di dalam Q.S. 73: 5 dan 39: 23. Bimbingan dan Konseling Islam 1) Jiwa berangsur dewasa sesuai perkembangan jasmani, terdapat di dalam Q.S. 22: 5. 2) Jiwa termasuk urusan Allah, terdapat di dalam Q.S. 17: 85. 3) Beruntung manusia yang mensucikan jiwanya, terdapat di dalam Q.S. 87:", "type": "Table" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 12, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 12, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "94", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 88, "width": 357, "height": 513, "page_number": 12, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "4) Mengikuti bimbingan Allah akan bahagia, terdapat di dalam Q.S. 2: 5. 5) Berzikir mengingat Allah membuat hati menjadi tenang, terdapat di dalam Q.S. 13: 28. Pengembangan Masyarakat Islam 1) Perubahan masyarakat terjadi karena masyarakat itu sendiri, terdapat di dalam Q.S. 13: 13 dan 8: 54. 2) Perubahan masyarakat terjadi mengikuti sunnatullah, terdapat di dalam Q.S. 35: 43 dan 48: 23. 3) Masyarakat Islam sebagai masyarakat terbaik, terdapat di dalam Q.S. 3: 110 Manajemen Dakwah 1) Islam sebagai agama dakwah, terdapat di dalam Q.S. 3: 104. 2) Kesatuan dakwah para nabi, terdapat di dalam Q.S. 21: 92. 3) Misi dakwah adalah menyebarkan nilai-nilai Islam yang luhur, dari hidup yang menyesatkan menuju hidup yang menyelamatkan, terdapat di dalam Q.S. 10: 25. 4) Tugas dakwah Muhammad, terdapat di dalam Q.S. 7: 157. 5) Strategi dakwah, terdapat di dalam Q.S. 16: 125. 5 Ilmu Tarbiyah Pendidikan Agama Islam 1) Tujuan pendidikan Islam adalah ibadah dalam segala aspek kehidupan, terdapat dalam 51: 56. 2) Allah adalah pendidik bagi Muhammad sehingga memiliki akhlak yang agung, terdapat dalam Q.S. 68: 4. 3) Model interaksi guru dan murid, terdapat di dalam Q.S. 18: 60-82. 4) Membaca dan menulis sebagai aktivitas belajar, terdapat dalam Q.S. 95: 1-5.", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 13, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "95", "type": "Page footer" }, { "left": 82, "top": 88, "width": 356, "height": 433, "page_number": 13, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "5) Pendidikan harus memperhatikan fitrah manusia, terdapat di dalam Q.S. 30: 30. Pendidikan Bahasa Arab 1) Bahasa Arab adalah bahasa al- Qur’an, terdapat di dalam Q.S. 12: 2 dan 43: 3. 2) Nabi diutus dengan bahasa kaumnya di dalam memberikan ajarannya, terdapat di dalam Q.S. 14: 4. 3) Bahasa Arab sebagai pengantar dalam memberikan peringatan kepada umatnya, terdapat di dalam Q.S. 26: 194-195. 6 Ekonomi Islam Ekonomi Syariah 1) Kepemilikan sebagai asas pemanfaatan benda untuk kepentingan manusia, terdapat di dalam Q.S. 24: 33 dan 57: 7. 2) Distribusi kekayaan untuk menjamin pemenuhan kebutuhan masyarakat, terdapat di dalam Q.S. 59: 7. 3) Larangan penimbunan harta kekayaan, terdapat di dalam Q.S. 9: 34. Perbankan Syariah 1) Menghindari sistem bunga yang berkonotasi riba, terdapat di dalam Q.S. 4: 29 dan 3: 130. 2) Menggunakan prinsip mudharabah (bagi hasil dengan tugas masing- masing), terdapat di dalam Q.S. 73: 20. 3) Prinsip musyarakah (kerjasama), terdapat di dalam Q.S. 4: 12.", "type": "Table" }, { "left": 77, "top": 541, "width": 368, "height": 54, "page_number": 13, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Demikian, ranah keilmuan PTKI sesungguhnya sudah diberi isyarat dan dan petunjuknya dari ayat-ayat al-Qur’an. Pemberian ayat ini meski terkesan “dipaksakan”, tapi ini merupakan bentuk tafsir al-Qur’an terhadap rumpun ilmu agama yang terdapat dalam UU Pendidikan Tinggi. Sekaligus hal ini merupakan", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "96", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "langkah ilmiah untuk memantapkan rumpun ilmu agama yang keberadaannya sangat urgen, yaitu sebagai basis konstitusional bagi dunia PTKI di Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 130, "width": 234, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 143, "width": 115, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "1. Legitimasi al-Qur’an", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 158, "width": 368, "height": 126, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Berdasarkan paparan di atas, tampak bahwa wilayah-wilayah pengetahuan yang terdapat dalam rumpun ilmu agama Islam, sebagaimana tertera dalam UU No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, kiranya telah mendapat legitimasi al-Qur’an melalui sebaran berbagai ayatnya. Fakultas-fakultas keilmuan, dengan demikian, selain mendapat legitimasi konstitusional, yaitu mendapat basis keilmuannya berdasarkan UU No. 12/2012, juga mendapat justifikasi sebagai sebuah wilayah kajian berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an. Legitimasi al-Qur’an ini keberadaannya menjadi penting, karena menjadi dasar pijakan untuk melakukan pengembangan program studi-program studi yang ada di bawahnya.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 289, "width": 368, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Sebagai perbandingan, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dalam kaitan itu pernah melakukan pembidangan terhadap wilayah-wilayah yang merupakan bagian dari kajian studi Islam ke dalam delapan pembidangan, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 332, "width": 347, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "a. Sumber ajaran Islam, terdiri atas 1) Ilmu-ilmu Al-Qur’an; 2) Ilmu Tafsir; dan 3) Ilmu Hadis", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 361, "width": 347, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "b. Pemikiran dasar Islam, terdiri atas 1) Ilmu Tauhid/Kalam; 2) Filsafat Islam/Tasawwuf; dan 3) Perbandingan Agama", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 390, "width": 347, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "c. Hukum Islam dan Pranata Sosial, terdiri atas 1) Ushul Fiqh; 2) Fiqh Islam;", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 405, "width": 209, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "3) Pranata Sosial; dan 4) Ilmu Falak dan Hisab", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 420, "width": 347, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "d. Sejarah dan peradaban Islam, terdiri atas:1) Sejarah Islam; dam 2) Peradaban Islam", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 449, "width": 344, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "e. Bahasa dan sastra Islam, terdiri atas: 1) Bahasa Arab; dan 2) Sastra Arab", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 463, "width": 347, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "f. Pendidikan Islam, terdiri atas: 1) Pendidikan dan Pengajaran Islam; dan 2) Ilmu Jiwa Islam", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 492, "width": 210, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "g. Dakwah Islam, terdiri atas: Dakwah Islam", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 507, "width": 347, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "h. Perkembangan modern/pembaharuan dalam Islam, terdiri atas: 1) Bidang sumber ajaran Islam; 2) bidang pemikiran dasar Islam; 3) bidang fiqh dan pranata sosial; 4) bidang sejarah dan peradaban Islam; 5) bidang bahasa dan satra Islam; 6) bidang pendidikan Islam; dan 7) bidang dakwah Islam", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 565, "width": 123, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "(Minhaji, 2004, hal. xi-xii).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 580, "width": 368, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Dari perbandingan itu tampak bahwa pembidangan ilmu-ilmu keislaman menurut LIPI yang dicanangkan sejak 30 dekade yang lalu, kiranya tidak jauh", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "97", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 141, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "berbeda dengan rumpun ilmu agama Islam yang menjadi konten UU No. 12/2012 sekarang ini. Yang terjadi dalam UU No. 12/2012 menyangkut rumpun ilmu agama Islam adalah perubahan nama atau istilah, yaitu disesuaikan dengan istilah-istilah dalam studi Islam. Sebagai contoh, bidang pemikiran dasar Islam (LIPI) dirubah dalam UU No. 12/2012 menjadi ilmu ushuluddin, bidang hukum Islam dan pranata sosial (LIPI) dirubah dalam menjadi ilmu syariah, atau bidang pendidikan Islam (LIPI) dirubah dalam UU No. 12/2012 menjadi ilmu tarbiyah. Dengan demikian, wilayah kajian rumpun ilmu agama Islam dalam UU No. 12/2012 kiranya hanya merupakan perubahan terminologi bagi nomenklatur keilmuan yang digunakan dalam studi Islam menurut UU No. 12/2012.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 233, "width": 368, "height": 185, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Padahal, menurut Akh. Minhaji, studi Islam dengan delapan pembidangan sebagaimana yang ditawarkan LIPI tersebut, dilakukan dalam rangka perubahan dari PTAIN ke IAIN, sehingga didesain masih mengikuti corak dan pola Universitas Al-Azhar, Mesir (Minhaji, 2004, hal. x). Dalam rangka perubahan dari IAIN ke UIN, pembidangan bidang studi-studi Islam oleh LIPI seperti ini sudah tidak memadai lagi. Ia perlu dimodifikasi, bahkan dirombak sama sekali. Hal ini karena sarjana Islam mendatang dituntut bukan lagi mengusung pendapat-pendapat ulama tempo doeloe . Ya, mereka tetap memerlukan ilmu-ilmu klasik, tetapi ilmu-ilmu ini dipahami secara benar untuk kemudian diterjemahkan ke dalam konteks kekinian dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan kontemporer. Ditambah lagi, studi Islam konvensional seperti ini sudah tidak lagi sesuai dengan era globalisasi, yang ditandai melalui dunia tanpa batas yang merupakan hasil dari revolusi teknologi informasi (Minhaji, 2004, hal. xiii-xiv).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 435, "width": 279, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "2. Rumpun Ilmu Agama Islam menurut “Jaring Laba-Laba”", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 451, "width": 368, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Studi Islam sejatinya merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari pengembangan kualitas intelektual kaum Muslim. Studi Islam dalam maknanya yang paling luas adalah masalah intelektual itu sendiri. Studi Islam yang mengabaikan dimensi intelektual ini akan melahirkan kemandulan dan kebangkrutan intelektualisme di kalangan Muslim (Maarif, 1997, hal. 34). Oleh karena itu, menurut Syafii Maarif, untuk dapat mencapai peningkatan kualitas profesi, seorang Muslim yang melakukan studi Islam harus dapat mendalami bidang spesialisasinya dan disiplin-disiplin terkait yang menjadi keahliannya. Akan tetapi, untuk dapat mengembangkan visi intelektual, seorang ilmuan Muslim harus menerobos batas-batas disiplin yang digelutinya. Dia harus dapat menggumuli agama, filsafat, sejarah, sastra dan wacana-wacana intelektual lainnya. Tanpa", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "98", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "bantuan komponen ilmu-ilmu ini, visi intelektual studi Islam akan terpasung oleh spesialisasi bidang yang digelutinya (Maarif, 1997, hal. 37).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 117, "width": 369, "height": 213, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Era modernitas telah menyimpan dan menyisakan banyak persoalan yang begitu kompleks. Kompleksitas persoalan-persoalan ini telah sedemikian rupa merembes masuk dan menyentuh seluruh relung-relung kehidupan manusia, termasuk wilayah pemikiran keagamaan (Abdullah, 2000, hal. 20). Dalam konteks ini, kaum agamawan dituntut untuk dapat menyelesaikan persoalan-persoalan itu dan sekaligus meresponinya dengan arif dan bijaksana. Pemikiran keislaman ( Islamic thought ) oleh karenanya sudah tidak lagi berbicara tentang tipologi pemikiran Islam klasik antara Sunni-Syi’ah atau Salaf-Khalaf. Lebih dari itu, menurut Hassan Hanafi, pemikiran keislaman telah mengalami shifting dari wilayah pemikiran yang dulunya hanya memikirkan persoalan-persoalan “teologi” (ketuhanan) klasik, menuju paradigma pemikiran yang lebih menelaah dan mengkaji secara serius persoalan-persoalan “kemanusiaan” (antropologi) (Abdullah, 1997, hal. 43). Atau dalam bahasa M.M. Sharif (1976, hal. 15), setiap studi Islam harus dikombinasikan dengan kajian humaniora, ilmu-ilmu sosial, dan ilmu kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 335, "width": 369, "height": 184, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Ketujuh rumpun ilmu agama Islam sebagaimana dalam UU No. 12/2012, dilihat dari terminologi yang digunakan, kiranya masih berada dalam jalur Lingkar Lapis Dua dalam wilayah epistemologi integrasi-interkoneksi model “jaring laba- laba”. Di dalam epistemologi integrasi-interkoneksi model “jaring laba-laba”, Lingkar Lapis Dua adalah mencakup Kalam, Falsafah, Tasawuf, Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir, dan Lughah. Lingkar Lapis Kedua ini jangkauannya masih berkutat pada H{ad}a>rah al-Nas{s} , yaitu budaya teks yang melahirkan ilmu-ilmu normatif yang tekstual seperti fiqh, kalam, tasawuf, tafsir, hadis, falsafah, dan lughah. Dengan demikian, bidang-bidang pengetahuan dalam rumpun ilmu agama Islam dalam UU No. 12/2012, pada hakikatnya tidak relevan dengan semangat perubahan dari IAIN ke UIN yang menghendaki adanya peningkatan lapisan dalam “Jaring laba-laba” dari Lapis Dua ke Lapis Tiga melalui epistemologi integrasi- interkoneksi.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 539, "width": 257, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "3. Rumpun Ilmu Agama: Tidak Implementatif bagi UIN", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 553, "width": 368, "height": 54, "page_number": 16, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Meskipun rumpun ilmu agama dalam UU No. 12/2012 mendapat legitimasi dan justifikasi dari al-Qur’an, namun jika dilihat dari nomenklatur kefakultasan yang ada di UIN, maka dapat dikatakan bahwa wilayah keilmuan dalam rumpun ilmu agama Islam sebagaimana disebutkan dalam UU No. 12/2012 bersifat tidak", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 254, "top": 639, "width": 14, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "99", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "imlpementatif. Lihat misalnya beberapa fakultas yang ada di UIN. UIN Sunan Kalijaga misalnya telah menerapkan nomenklatur fakultasnya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 117, "width": 347, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "a. Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, meliputi prodi: 1) Bahasa dan Sastra Arab; 2) Sejarah dan Kebudayaan Islam; 3) Perpustakaan dan Informasi Islam; dan 4) Sastra Inggris", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 160, "width": 347, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "b. Fakultas Dakwah dan Komunikasi, meliputi prodi: 1) Komunikasi dan Penyiaran Islam; 2) Bimbingan dan Konseling Islam; 3) Pengembangan Masyarakat Islam; 4) Manajemen Dakwah; dan 5) Ilmu Kesejahteraan", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 204, "width": 30, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Sosial", "type": "Text" }, { "left": 98, "top": 219, "width": 347, "height": 53, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "c. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, meliputi prodi: 1) Pendidikan Agama Islam; 2) Pendidikan Bahasa Arab; 3) Manajemen Pendidikan Islam; 4) Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah; dan 5) Pendidikan Guru Raudhatul Athfal", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 277, "width": 347, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "d. Fakultas Syari'ah dan Hukum, meliputi prodi: 1) Al-Ahwal al- Syakhsyiyyah; 2) Perbandingan Madzhab dan Hukum; 3) Jinayah Siyasah; 4) Muamalat; 5) Keuangan Islam; dan 6) Ilmu Hukum", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 320, "width": 347, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "e. Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, meliputi prodi: 1) Filsafat Agama; 2) Perbandingan Agama; 3) Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir; dan 4) Sosiologi Agama", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 364, "width": 347, "height": 39, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "f. Fakultas Sains dan Teknologi, meliputi prodi: 1) Matematika; 2) Fisika; 3) Kimia; 4) Biologi; 4) Teknik Informatika; 5) Teknik Industri; 6) Pendidikan Matematika; 7) Pendidikan Kimia; 8) Pendidikan Biologi; dan", "type": "List item" }, { "left": 119, "top": 408, "width": 94, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "9) Pendidikan Fisika", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 422, "width": 347, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "g. Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, meliputi prodi: 1) Psikologi; 2) Sosiologi; dan 3) Ilmu Komunikasi", "type": "List item" }, { "left": 98, "top": 451, "width": 347, "height": 25, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "h. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, meliputi prodi: 1) Ekonomi Syariah; dan 2) Perbankan Syariah", "type": "List item" }, { "left": 77, "top": 480, "width": 368, "height": 127, "page_number": 17, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Kedelapan fakultas yang ada di UIN Sunan Kalijaga di atas kiranya telah mengikuti pola epistemologi integrasi-interkoneksi model “Jaring laba-laba”. Hal ini berbeda dengan wilayah keilmuan dalam rumpun ilmu agama Islam sebagaimana dalam UU No. 12/2012 yang dipandang masih belum mencerminkan epsitemologi ini, yaitu masih menyebutnya dengan ilmu ushuluddin, ilmu syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah dan ilmu ekonomi Islam, tanpa menyertakan “ilmu umum”nya di belakang ilmu-ilmu ini. Dengan demikian, ada semacam missmach antara realitas UIN dengan konten hukum dalam rumpun ilmu agama menurut UU No. 12/2012. Pada konteks inilah UU ini, utamanya terkait dengan", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 639, "width": 19, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "100", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 369, "height": 111, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "keberadaan keilmuan Islam PTAI di Indonesia, dapat dikatakan tidak implementatif. Padahal, menurut UU No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- Undangan pasal 5 dinyatakan bahwa salah satu asas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik adalah “dapat dilaksankan”. Bagaimana mungkin rumpun ilmu agama Islam dalam UU No. 12/2012 itu dapat dilaksanakan dan bersifat implementatif, apabila materi UU ini secara konseptual belum bersesuaian dengan realitas PTKI, termasuk UIN, yang menghendaki penerapan paradigma integrasi-interkoneksi?", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 219, "width": 65, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 232, "width": 368, "height": 126, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Berdasarkan paparan data pada pembahasan terdahulu, tulisan ini dapat disimpulkan bahwa paradigma keilmuan “integrasi-interkoneksi” merupakan gagasan Prof. M. Amin Abdullah ketika menjadi Rektor UIN Sunan Kalijaga. J ika selama ini terdapat sekat-sekat yang sangat tajam antara “ilmu” dan “agama” di mana keduanya seolah menjadi entitas yang berdiri sendiri dan tidak bisa dipertemukan, maka tawaran paradigma integratif-interkoneksi berupaya mengurangi ketegangan-ketegangan tersebut, tanpa meleburkan satu sama lain, tetapi berusaha mendekatkan dan mengaitkannya sehingga menjadi “bertegus sapa” satu sama lain, yaitu melalu model integrasi keilmuan ”Jaring Laba-Laba”.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 363, "width": 368, "height": 228, "page_number": 18, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Ketujuh wilayah rumpun ilmu agama Islam, sebagaimana tertera dalam UU No. 12/2012 tentang Pendidikan Tinggi, yaitu ilmu ushuluddin, ilmu syariah, ilmu adab, ilmu dakwah, ilmu tarbiyah, pemikiran Islam, dan ilmu ekonomi Islam, kiranya telah mendapat legitimasi al-Qur’an melalui sebaran berbagai ayatnya dalam bentuk pemetaan, sebagai sebuah wilayah kajian berdasarkan ayat-ayat al- Qur’an. Ketujuh rumpun ilmu agama Islam ini, dilihat dari terminologi yang digunakan, kiranya masih berada dalam jalur Lingkar Lapis Dua dalam wilayah epistemologi integrasi-interkoneksi model “Jaring Laba-Laba”. Di dalam epistemologi integrasi-interkoneksi model “jaring laba-laba” ini, Lingkar Lapis Dua adalah mencakup Kalam, Falsafah, Tasawuf, Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir, dan Lughah. Dengan demikian, tujuh bidang rumpun ilmu agama Islam dalam UU No. 12/2012 pada hakikatnya tidak relevan dengan semangat perubahan dari IAIN ke UIN yang menghendaki adanya peningkatan lapisan dalam “Jaring laba-laba” dari Lapis Dua ke Lapis Tiga melalui paradigma integrasi-interkoneksi. Pada sisi yang lain, jika dilihat dari nomenklatur kefakultasan yang ada di UIN, maka dapat dikatakan bahwa tujuh bidang keilmuan rumpun ilmu agama Islam itu tidaklah", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 51, "width": 53, "height": 8, "page_number": 19, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 276, "top": 61, "width": 168, "height": 18, "page_number": 19, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "p-ISSN: 1412-1697; e-ISSN: 2477-3816 http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/intizar", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 19, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 639, "width": 19, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "101", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 368, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "implementatif, karena ada semacam missmach antara realitas UIN dengan konten hukum dalam rumpun ilmu agama menurut UU No. 12/2012.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 117, "width": 368, "height": 199, "page_number": 19, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Dengan temuan-temuan di atas, tulisan ini memberikan rekomendasi bahwa kajian ini baru sebatas mengkaji pemetaan ayat-ayat al-Quran tentang rumpun ilmu agama sebagaimana tertera dalam UU No. 12/2012. Kajian semacam ini mengesankan kentalnya normativitas Islam. Untuk itu, tulisan ini memerlukan kajian lanjutan yang lebih menekankan historisitas Islam, misalnya melihat ayat- ayat al-Quran itu berdasarkan sistem kefakultasan di UIN-UIN, yang sudah membuka fakultas-fakultas umum, sehingga kajian dengan tema ini semakin bersifat holistik dan komprehensif. Selain itu, pemerintah dan DPR dapat melakukan tinjauan ulang atas materi hukum mengenai rumpun ilmu agama, khususnya Islam, dalam UU No. 12/2012, karena hanya membagi kajian keislaman dalam enam bidang wilayah keilmuan, padahal realitas di UIN-UIN yang di Indonesia menunjukkan perkembangan yang lebih positif, yaitu dengan membuka lebih dari enam bidang kajian, seperti fakultas kedokteran, fakultas sosial humaniora serta dan sains dan teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 391, "top": 48, "width": 53, "height": 8, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Toto Suharto", "type": "Page header" }, { "left": 221, "top": 58, "width": 224, "height": 19, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Pemetaan Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Rumpun Ilmu Agama dalam Perspektif Paradigma Integrasi-Interkoneksi", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 628, "width": 147, "height": 9, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Intizar, Volume 24, Nomor 1, 2018", "type": "Page footer" }, { "left": 251, "top": 639, "width": 19, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "102", "type": "Page footer" }, { "left": 77, "top": 88, "width": 75, "height": 10, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 77, "top": 102, "width": 369, "height": 187, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Abdullah, M. A. (1997). Falsafah Kalam di Era Postmodernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Abdullah, M. A. (2000). Dinamika Islam Kultural: Pemetaan Atas Wacana Keislaman Kontemporer. Bandung: Mizan. Abdullah, M. A. (2006). Islamic Studeis di Perguruan Tinggi: Pendekatan Integratif-Interkonektif . Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baiquni, A. (1997). Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: Dana Bakhti Prima Yasa. Hasan, M. T. (2005). Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman. Jakarta: Lantabora Press. Kalijaga, U. S. (2013, Desember 12). Visi & dan Misi . Retrieved from UIN Sunan Kalijaga: http://uin-suka.ac.id/index.php/page/universitas/2 Kartanegara, M. (2006). Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam. Jakarta: Baitul Ihsan. Maarif, A. S. (1997). Islam: Kekuatan Doktrin dan Kegamangan Umat. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 292, "width": 368, "height": 61, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Minhaji, A. (2004). Transformasi IAIN Menuju UIN: Sebuah Pengantar. In M. A. Abdullah, Integrasi Sains-Islam: Mempertemukan Epistemologi Islam dan Sains. Yogyakarta: Pilar Religia-SUKA Press. Sharif, M. M. (1976). Islamic and Educational Studies. Lahore: Muhammad Ashraf Darr.", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 355, "width": 368, "height": 99, "page_number": 20, "page_width": 499, "page_height": 708, "text": "Suharto, T. (2014). Studi Islam di Era Multikultural: Respons UIN terhadap Kebijakan Rumpun Ilmu Agama. 14th Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Balikpapan: Diktis Kementerian Agama RI. Suprayogo, I. (2013, Desember 10). Paradigma Wider-Mandate dalam Pengembangan PTAIN . Retrieved from UIN Malang: http://uin- malang.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=3406%3 Aparadigma-wider-mandate-dalam-pengembangan- ptain&catid=25%3Aartikel-rektor&Itemid=4", "type": "Text" } ]
14f78276-f4a0-4f91-8738-5d360a3783e7
https://ejurnal.ung.ac.id/index.php/JL/article/download/11147/3486
[ { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 107 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 105, "top": 166, "width": 389, "height": 52, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "GRANTING CLEMENCY TO NARCOTICS CONVICTS: OVERVIEW FROM THE POLITICAL PERSPECTIVE OF INDONESIAN CRIMINAL LAW", "type": "Section header" }, { "left": 245, "top": 228, "width": 108, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irlan Puluhulawa", "type": "Section header" }, { "left": 172, "top": 242, "width": 254, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faculty of Law, Gorontalo State University Jl. Jend. Sudirman No. 6 Gorontalo City, Indonesia Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 285, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 297, "width": 454, "height": 206, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research aims to examine the granting of clemency by the president to convicts of narcotics cases in the perspective of legal politics. In Law No. 22 of 2002 concerning Clemency, it does not specifically explain the category of crimes that can or cannot be granted clemency. Also, the Clemency Law does not specify the reasons that can be used by the applicant. There are two main problems in this study, namely (1) What is the mechanism for granting clemency to narcotics convicts? and (2) How is the legal politics of granting clemency by the president to convicts of narcotics cases in the future? This study uses a normative research method with a statutory approach, an analytical and legal conceptual approach, and a case approach. Based on this research, it can be concluded that the mechanism for granting clemency to narcotics convicts based on Law No. 22 of 2002 concerning clemency is the same as the mechanism for granting clemency in general or there is no special classification for certain crimes. Then the researcher recommends to revise the clemency law by adding the classification of extraordinary crimes in this case drugs as an exception from granting clemency. Then the consideration of the Supreme Court must take precedence in the clemency application process before appealing to the president.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 511, "width": 247, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Clemency; Drugs; Legal Politics", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 108 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 84, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 96, "width": 215, "height": 46, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narcotics, is the biggest crime in the world and an enemy of all countries. Indonesia which has", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 455, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "who offered clemency, there were 128 requests for clemency related to narcotics cases but only 19 were granted by the President. 3 Narcotics Convicts Who Get Clemency ratified the United Nations Convention Agants Licit Traffic In Narcotic Drugs And Psychotropic Substances through Law Number 7 of 1997 as amended by Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics. In the convention, the crime of drug trafficking, narcotics and psychotropic substances is labeled as a serious crime. 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 306, "width": 215, "height": 338, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The author sees that the increase in narcotics convicts in Indonesia is a form of the fact that Indonesia is in a state of narcotics emergency. Unfortunately, narcotics convicts always rely on clemency requests to the president, which is part of the convict's right to seek forgiveness from the president as head of state. 2 The regime of the Sixth President of the Republic of Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, has granted clemency or pardon to two death row convicts for narcotics cases, namely Deni Setia Maharwan and Merika Pranola alias Ola. The clemency made their sentence to life imprisonment. According to Amir Syamsudin, from 2004 to 2012, of the 869 convicts", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 668, "width": 214, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 I Komang Gede Arimbawa et.al, Hukuman Mati Terkait Kejahatan Narkotika Dalam Prespektif Hukum Internasional , Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali, 2015. Hlm 3", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 727, "width": 214, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 https://www.voaindonesia.com/a/grasi- untuk-terpidana-narkotika-atas-", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 458, "width": 215, "height": 192, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In addition to the names above, 10 minors were sentenced to two to four years in prison whose identities are difficult to find International network drug lord. 4 The author considers that the president's policy of granting clemency is constitutional. On the other hand, this is a policy that considers human factors. However, it is necessary to review that law enforcement against narcotics cases", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 670, "width": 183, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "alasan-kemanusiaan/1527260.html , diakses pada tanggal 7 Januari 2018", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 693, "width": 35, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Ibid", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 705, "width": 208, "height": 47, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 https://investor.id/archive/presiden- kabulkan-19-dari-128-permohonan- grasi-narkoba , diakses pada tanggal 5 Maret 2021.", "type": "Text" }, { "left": 318, "top": 154, "width": 211, "height": 296, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Name Case Clemency Schapelle Leigh Corby (WNA) Smuggling of marijuana weighing 4.2 kg to Bali on October 8, 2004. 5 years sentence cut from 20 years to 15 years Deni Setia Maharwan (WNI) International network drug lord The death penalty is a life sentence Merika Pranola (WNI) International network drug lord The death penalty is a life sentence Peter Achim Franz Groobmann Possession of marijuana weighing 4.9 grams 2 years sentence cut from 5 years", "type": "Table" }, { "left": 463, "top": 438, "width": 55, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "to 3 years", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 109 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "is a serious matter and requires extraordinary handling. Narcotics have hit the joints of people's lives, especially the younger generation. If the punishment for narcotics criminals is always tolerated based on humanity, then millions of victims of narcotics trafficking will continue to be a spectacle without strict law enforcement from the government.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 249, "width": 215, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The author thinks that although narcotics convicts seek refuge based on human rights to apply for clemency to the president, they cannot deny the human rights of other people who are victims of narcotics trafficking.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 215, "height": 321, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The author also understands that the clemency policy is the prerogative of the president. In other words, the president has a subjective assessment in granting clemency. The President's legal footing is only on his power as head of state as regulated in the 1945 Constitution. While sociologically, the president has no other legal basis to reject the clemency petition submitted by narcotics convicts. Therefore, a legal policy model is needed for the President in considering granting clemency to convicts of narcotics crimes. The urgency of the legal policy model will be the basis for the president to reject the clemency application submitted by narcotics convicts.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 687, "width": 115, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Research Problem", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the background description, the formulation of the problem in this paper is, first, how is the mechanism for granting clemency to narcotics convicts and second, How is the legal politics of granting clemency by the president to convicts of narcotics cases in the future?", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 217, "width": 51, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 233, "width": 215, "height": 144, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The writing uses a normative juridical legal writing type, namely writing that is carried out by tracing positive law and documents related to the focus of the problem being studied. by using the writing approach, namely: the statute approach and the conceptual approach. 5", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 387, "width": 141, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Result and Discussion", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 409, "width": 215, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Legal Politics of Granting Clemency by the President to Convicts in Narcotics Cases", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 464, "width": 215, "height": 224, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As the author has explained in previous chapters, the focus of this writing lies on granting pardons which in this case is a consequence of the rule of law in maintaining justice and so that all regulations and decisions have a basic foundation. In the amendments to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia, the tendency of the president's authority and power to be too strong was attempted to be limited. For example in Article 14 paragraph (1) of the", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 717, "width": 214, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Marzuki Peter Mahmud. 2016. Penelitian Hukum . Jakarta : Kencana Prenada Media Grup.hlm. 26", "type": "Footnote" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 110 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amendment to the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia states that \"the President grants clemency and rehabilitation by taking into account the considerations of the Supreme Court. 6", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 215, "height": 240, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The issue of clemency then becomes crucial when faced with a crime that is classified as an Extraordinary Crime, one of which is a case related to narcotics as the core of the problem topic in this writing. The issue of clemency itself has become a problem in the middle of 2003 until now. Therefore, the basis for consideration of granting clemency to narcotics convicts will be presented in this writing as a description of giving clemency for narcotics convicts in the perspective of legal politics.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 215, "height": 208, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Current cases of drug abuse not only be the enemy of Indonesia alone, but almost all countries in the world are struggling and trying to eradicate the spread of narcotics for the future development of the country. However, it is undeniable that narcotics have now been transformed into a business area that offers huge profits. Therefore, narcotics as a crime with a broad dimension is very wary of in the international world.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 657, "width": 214, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Jimly Assiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme , dalam R. Bagus Irawan, Hak Konstitusional Presiden", "type": "List item" }, { "left": 86, "top": 692, "width": 200, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Memberikan Grasi Dan Penerapannya Di Republik Indonesia , Jurnal Ilmiah Hukum De’Jure, Vol.1 No.", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 727, "width": 123, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Tahun 2016. Hlm 366.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "At the 5th United Nations congress held in Geneva in 1975, it discussed several dimensions of crime, including:: 7", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 136, "width": 187, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Crime as Business , namely a form of crime that aims to obtain material benefits through activities in the field of business (business) or industry, which are generally carried out in an organized manner and carried out by those who have a prominent position in society.", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 314, "width": 187, "height": 63, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Transnational and international acts of violence that can be called acts of \"terrorism\".", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 379, "width": 187, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Crimes related to moving places, for example regarding passport and visa violations, prostitution, and so on. Problems related to refugees include the diversion of aid and espionage.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 509, "width": 215, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problem of drug abuse itself has very broad and complex dimensions, both from a medical, psychiatry, mental health, and psychosocial point of view. Observing the development of drug trafficking among teenagers is very worrying. Therefore, in carrying out", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 658, "width": 214, "height": 94, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Brada Nawawi Arief, Masalah Penegakkan Hukum Pidana Terhadap Tindak Pidana Ekonomi dan Lingkungan Hidup , Makalah yang disajikan dalam Penataran Hukum Pidana Angkatan IV yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Unsud di Purwokerto pada tanggal 25 Maret-10 April 1990.", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 111 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 192, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the legal process for narcotics convicts, it must be carried out based on strict regulations and not selective considering that narcotics crimes can potentially become the three dimensions of crime as described in the 5th UN Congress, namely Crime As A Business, Terrorism, and crimes related to resettlement, for example regarding passport and visa violations, prostitution and so on.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 215, "height": 192, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In Indonesia itself, in the investigation of narcotics crimes, the prosecution and examination in a court of criminal acts of Narcotics refer to the provisions of the criminal procedural law as stipulated in the Criminal Procedure Code (UU RI No. Law Number 35 of 2009 concerning Narcotics in Article 75 which states that investigators from the National Narcotics Agency are authorized: 8", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 460, "width": 187, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Investigate the truth of the report and information regarding the abuse and illicit trafficking of Narcotics and Narcotics Precursor;", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 557, "width": 187, "height": 79, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Examine people or corporations suspected of committing abuse and illicit trafficking of Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 638, "width": 187, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Calling people to be heard as witnesses;", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 214, "height": 47, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Tim Penyusun Modul Badan Diklat Kejaksaan R.I., Pendidikan Dan Pelatihan Pembentukan Jaksa 2019 “ MODUL", "type": "Table" }, { "left": 157, "top": 739, "width": 127, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "NARKOTIKA” Badan", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 71, "width": 187, "height": 95, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Order to stop people suspected of abusing and illicit Narcotics and Narcotics Prekrusors and check the suspect's identification card;", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 168, "width": 187, "height": 63, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Examine, search, and confiscate evidence of criminal acts in the abuse and illicit traffic of", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 233, "width": 165, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 266, "width": 187, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Checking letters and/or other documents regarding the abuse and illicit traffic of Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 347, "width": 187, "height": 78, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Arrest and detain people suspected of abuse and illicit trafficking of Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 428, "width": 187, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Interdicting the illicit traffic of Narcotics and Narcotics Precursors in all areas of national jurisdiction;", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 493, "width": 187, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Conduct wiretapping related to the abuse and illicit traffic of Narcotics and Narcotics Precursors after there is sufficient initial evidence;", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 590, "width": 187, "height": 62, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Carry out covert purchase investigation techniques and delivery under supervision;", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 655, "width": 187, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Destroying Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 705, "width": 187, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia 2019. Hlm 30-31.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 112 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 71, "width": 187, "height": 47, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Perform Urine tests, blood tests, hair tests, deoxyribonucleic acid", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 120, "width": 165, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(DNA) tests, and/or other body parts tests;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 152, "width": 187, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Taking fingerprints and photographing suspects;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 185, "width": 186, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. Scan people, goods, animals and plants;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 187, "height": 127, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Open and inspect every item sent by post and other means of communication that are suspected of having a relationship with the abuse and illicit traffic of Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 347, "width": 187, "height": 46, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Sealing the confiscated Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 395, "width": 187, "height": 63, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17. Conduct laboratory tests on samples and evidence of Narcotics and Narcotics Precursors;", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 460, "width": 187, "height": 209, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18. Request the assistance of experts needed in connection with the task of investigating the abuse and illicit traffic of Narcotics and Narcotics Precursors; and 19. Stop the investigation if there is insufficient evidence of the alleged abuse and illicit trafficking of Narcotics and Narcotics Precursors.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 671, "width": 214, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on data from a survey by the National Narcotics Agency (BNN)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 214, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Kejahatan Narkoba, http://www.psb/psma.org/content/blo g/3531-kejahatan-narkoba , diakses", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 370, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "related to drug use, there were 921,695 people, or about 4.7 percent of the total students and students in Indonesia who were users of these items. In addition, drug cases occur in various circles, not only ordinary people, but also among celebrities, officials, and representatives of the people. In 2010 urine tests on several echelons I – III regional officials conducted by the Government of South Sumatra in collaboration with the Provincial Narcotics Agency found 15 people suspected of being drug users. Meanwhile, the Central Java Corruption, Collusion, and Nepotism Investigation and Eradication Committee (KP2KKN) noted that from 2010 to early February 2011, six DPRD members throughout Central Java were involved in drug abuse cases. 9", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 444, "width": 215, "height": 257, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the world drug trade map, Indonesia's position has changed from a transit country to a destination country for illegal drug trafficking. Geographically, Indonesia's location is very strategic because it is between two continents, Asia and Australia, and two oceans, namely the Pacific Ocean and the Indonesian Ocean. The nature of being the largest archipelagic country (17,508 islands) with the longest coastline and borders is very likely to be a target area for the largest opium producers in Asia: Golden Triangle", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 717, "width": 178, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tanggal 08 Maret 2021, Pukul 03.22 WITA.", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 113 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "from Laos, Thailand, and Myanmar; Golden", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 87, "width": 54, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Crescent", "type": "Table" }, { "left": 207, "top": 87, "width": 80, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "from Iran,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 215, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Afghanistan, Pakistan, and Latin America, especially Peru, Bolivia, Colombia, the shift in chemical- based drug production is believed to make China currently the largest supplier and controller of the drug business in Indonesia. 10", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 217, "width": 215, "height": 370, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In an international convention that began with the efforts of the League of Nations (United Nations) in 1909 in Shanghai, China by holding a conference on the illicit trafficking of drugs, then in the trial of the Opium Commission (Opium Commission) by producing the first treaty on drug control, namely the International Opium Convention (International Convention on Opium) in The Hague Netherlands in 1912, which regulates the sale of 4 types of narcotics, namely: Opium, Heroin, Morfin, and Kokain, and not forbid it. The regulation also does not include the regulation of synthetic narcotics. This is intended to protect the economic interests of the Netherlands in cooperation with the German pharmaceutical industry. Furthermore, conventions under the auspices of the United", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 633, "width": 214, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 (Simanungkalit 2011) dalam V.L Sinta Herindrasti, Drug-Free ASEAN 2025 :", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 657, "width": 201, "height": 70, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tantangan Indonesia Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba , Jurnal Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia, Vol.7 No.1 Tahun 2018. Hlm 21.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 727, "width": 215, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Tim Penyusun Modul Badan Diklat Kejaksaan R.I 2019. Loc.Cit. Hlm 5", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nations (UN) earn the following points: 11", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 104, "width": 187, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Single Convention on", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 120, "width": 165, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narcotic Drugs, in 1961, which was later amended by Protocol Amending the Single", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 168, "width": 165, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Convention on Narcotic Drugs, 1961 (1971", "type": "Table" }, { "left": 362, "top": 201, "width": 165, "height": 46, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Protocol on Amendment to the Single Convention on Narcotic Drugs 1961) 12", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 250, "width": 215, "height": 321, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Convention on Psychotropic Substance , 1971, which was held in Vienna from January 11 to February 21, 1971, began to pioneer the policy of prohibiting the abuse of psychotropic substances which resulted in a list of psychotropic substances into 4 (four) groups that are subject to international supervision. 13 In this convention, the exception of punishment for psychotropic abusers, believed to be changing imprisonment to treatment, education, aftercare, and social reintegration, the convention as a whole contains the following points:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 574, "width": 187, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) The people of nations and countries in the world need", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 635, "width": 214, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Undang-Undang Republik Indonesia", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 646, "width": 200, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nomor 8 Tahun 1976 Tentang Pengesahan Konvensi Tunggal", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 670, "width": 200, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narkotika 1961 Beserta Protokol Yang Mengubahnya.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 693, "width": 215, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1996 Tentang Tentang Pengesahan Convention On Psychotropic Substance 1971 (Konvensi Psikotropika", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 740, "width": 32, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1971)", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 114 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 115, "top": 71, "width": 172, "height": 63, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "to give priority to the problem of eradicating the illicit trafficking of Narcotics and Psychotropics.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 136, "width": 187, "height": 79, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Eradication of illicit trafficking of Narcotics and Psychotropics is a problem for all countries that need to be handled together as well.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 187, "height": 192, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) The provisions stipulated in the 1961 Single Narcotics Convention, the 1972 Protocol on Amendments to the 1961 Single Narcotics Convention, and the 1971 Psychotropic Convention, need to be emphasized and perfected as a legal means to prevent and eradicate the illicit trafficking of Narcotics and Psychotropics.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 412, "width": 187, "height": 46, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) The need to strengthen and improve legal facilities that are more effective in the", "type": "List item" }, { "left": 115, "top": 460, "width": 172, "height": 111, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "context of international cooperation in the criminal field to eradicate transnational crime organizations in the illicit trafficking of Narcotics and Psychotropics.", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 574, "width": 187, "height": 78, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) In 1972 an amendment was made to The Single Convention on Narcotic Drugs 1961 Geneva with the 1972 Protocol.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 655, "width": 187, "height": 62, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) United Nations Convention Against Illicit Traffic in Drughs and Psychotropic Substances , 1988", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 720, "width": 214, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In a policy process, the implementation of legal politics,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "especially in criminal law, is essentially", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 87, "width": 214, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "gradual policy enforcement;", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 120, "width": 187, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. The formulation stage, namely the stage of enforcement/implementati on of abstract criminal law politics by the legislature. This stage is often referred to as the legislative policy stage.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 250, "width": 187, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. The application stage, namely the stage of applying the politics of criminal law by law enforcers, from the police to the courts. This second stage is often called the judicial policy stage.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 379, "width": 185, "height": 127, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Execution stage, namely the stage of the concrete implementation of criminal law politics by criminal implementing officers. This stage is often called the executive-administrative policy stage.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 509, "width": 215, "height": 159, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The three efforts are a manifestation of a rational effort that is planned to achieve certain goals and clearly must take the form of a network of activities that are the embodiment of national policies. As for the revision of the clemency law, as the author meant earlier, it will be carried out by considering the following things, among others:", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 671, "width": 214, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a) Perspective on the rule of law In terms of granting clemency,", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 703, "width": 215, "height": 47, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the process of enforcing justice always clashes with the concept of the rule of law, this must be studied", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 115 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 435, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "more deeply, considering the rights This prerogative attached to the president in the judicial field slightly collides with the main feature of the rule of law. As a state of law (Rechtstaat), Indonesia must have a definite guarantee for the implementation of judicial power that is independent and free from the influence of other powers to enforce law and justice. As a country that adheres to constitutionalism, all actions must be based on the constitution and applicable laws, not on unlimited authority and power (absolutism). 14 Even though Article 14 of the 1945 Constitution paragraphs 1 and 2 states that in granting clemency, the president must pay attention to the balance between the Supreme Court and the House of Representatives for amnesty and abolition, this still does not make the president's prerogative rights any longer absolute. This is because the nature of the", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 492, "width": 56, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Supreme", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 492, "width": 215, "height": 111, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Court's considerations is only used as reference material by the President in making decisions, while the authority to make decisions is still entirely in the hands of the President.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 214, "height": 46, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b) Classification of Narcotics Crime Forms in Granting Clemency", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 680, "width": 214, "height": 59, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Yuvina Arsieta, Sakit Berkepanjangan Sebagai Hak Untuk Mengajukan Grasi Berdasarkan Alasan Kemanusiaan Dan Keadilan , Skripsi, Universitas Airlangga, Surabaya, 2016. Hlm 4.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Before the author discusses the classification of forms of narcotics crime, first, the author will describe the types of narcotics based on the ingredients of manufacture which can be divided into three, namely:", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 168, "width": 187, "height": 338, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Natural narcotics Substances and drugs can be used directly as narcotics without the need for a fermentation process, isolation, and other processes first because they can be used directly with a few simple processes. These natural ingredients generally should not be used for direct medical therapy because it is too risky. Examples of natural narcotics are marijuana, a shrub with leaves resembling cassava leaves, and hairy, the number of fingers is always odd, namely 5,7,9. This plant grows a lot in several areas in Indonesia, such as Aceh and North Sumatra. 15", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 509, "width": 187, "height": 143, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Synthetic Narcotics This type of narcotics requires a synthetic process for medical purposes and writing as a pain reliever/analgesic. This synthetic type of drug effect is worse than natural narcotics such as marijuana. Examples such as", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 681, "width": 215, "height": 71, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Etri Ahinta Devi Rambe, Analisa Narkoba Jenis Morfin, Amfetamin, dan THC (Tetrahidrokannabinol) Menggunakan Strip Test , Tugas Akhir Program Studi D3 Kimia, Universitas Sumatera Utara, 2017. Hlm 6.", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 116 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 71, "width": 186, "height": 47, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "amphetamines, methadone, dextropropacacifen, dexamfetamine, and so on.", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 120, "width": 165, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Depressants: make the user fall asleep or unconscious.", "type": "Table" }, { "left": 122, "top": 168, "width": 165, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Stimulants: make the wearer excited in work activities and the body feels fresher.", "type": "List item" }, { "left": 122, "top": 233, "width": 165, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Hallucinogens: can make the wearer hallucinate which changes feelings and thoughts.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 298, "width": 186, "height": 305, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Semi-synthetic Narcotics Namely, substances/drugs produced by isolation, extraction, and so on such as heroin in the form of putau powder, heroin has a high potential to cause dependence. Its use is dissolved in water and then injected into a vein or inhaled through the nose after being burned. Next is morphine, which is a derivative of opium that is made by mixing poppy tree sap with other chemicals. Next is codeine which is useful for suppressing cough (antitussive) and pain relief (analgesic). 16", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 215, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "While the types of narcotics when viewed from the classification can be divided into three, namely:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 655, "width": 187, "height": 46, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Narcotics Group I Can only be used to develop science; not used in therapy.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 214, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 http://repository.usu.ac.id/bitstream/h andle/123456789/23785/Chapter%20I I.pdf?sequence=4&isAllowed=y diakses", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 71, "width": 187, "height": 63, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "High potential for dependence. Example: opium, opium, jicing, jicingko, coca (leaves and plants) cocaine, marijuana.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 136, "width": 131, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Narcotics Group II", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 152, "width": 187, "height": 111, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In this second group, narcotics are efficacious for treatment as a last resort and can be used in therapy and/or science. High potential for dependence. Example: morphine.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 266, "width": 187, "height": 78, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Narcotics Group III Class 3 narcotics are efficacious for treatment, can be used in therapy and or develop knowledge.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 330, "width": 187, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mild potential causes dependence.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 363, "width": 186, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Example: Acetyl", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 379, "width": 149, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dihydrocodeine, codeine.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 395, "width": 215, "height": 306, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on this, in determining sanctions, one must pay attention to the classification of crimes, for example, the death penalty. One other strong reason why the death penalty is still in effect is because drug criminals, especially drug dealers or drug dealers, can massively damage the character of the nation's generation of children into drug addicts who can affect their physical and mental health. Therefore, drug crime is considered an extraordinary crime (Extra Ordinary Crime). And the resolution of the case is also with an extraordinary approach. Even though the enforcement of severe law enforcement to the death", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 717, "width": 199, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pada tanggal 12 Maret 2021. Pukul 00.01 WITA", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 117 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 192, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penalty is intensively carried out and is expected to deter drug traffickers, the fact is that drug trafficking and trafficking are also increasing. It is recognized that drug crime is a category of crime in the drug trafficking industry which is part of the group of activities of transnational criminal organizations (Activities of Transnational Criminal Organization). 17", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 215, "height": 386, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The development of narcotics in Indonesia is none other than the existence of international organized crime from abroad. Criminal law itself views drug users as victims of criminal acts. This shows that the legal construction built in the formulation of Law No. 35 of 2009 is that addicts and victims of narcotics abuse are given action sanctions (medical rehabilitation and social rehabilitation), while narcotics abusers who are not addicts are given criminal sanctions. The parameters of victims of narcotics abuse in Law No. 35 of 2009 are too narrow and difficult to prove by the suspect/defendant. Law enforcement officials use other regulations to determine the parameters of victims of narcotics abuse. These parameters are the condition of being caught red- handed, found evidence of narcotics", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 215, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 (Sudarto 1987) dalam Abd. Aziz Hasibuan,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 681, "width": 200, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narkoba dan Penanggulangannya , Jurnal Ilmiah", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 705, "width": 200, "height": 35, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bidang Pendidikan, Vol. 11, No.1, 2017, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Banten. Hlm 33.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 127, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "for one day use, positive for using narcotics, and there is no evidence of involvement in illicit drug trafficking.. 18 Because the parameters of being a victim of narcotics abuse are too narrow, the criminalization factor will be difficult to direct.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 201, "width": 215, "height": 435, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the perspective of victimology, especially regarding the typology of victims, there are several opinions of legal experts regarding victims of drug abuse. Viewed from the perspective of the level of involvement of the victim in the occurrence of a crime, the definition of a victim of drug abuse is included in the typology of False Victims, namely the perpetrator who becomes a victim because of himself. Referring to the perspective of the victim's responsibility, there are self-victimizing victims, namely perpetrators who become victims because of crimes they commit themselves. It is often declared a victimless crime. However, this view forms the basis for the premise that there is no victimless crime. All or every crime involves 2 (two) things, namely the criminal and the victim. Examples of self-victimizing victims are drug addicts, alcoholism, homosexuality, and gambling. This means that the full responsibility", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 671, "width": 214, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 (Arianti 2018) dalam Roni Gunawan Raja Gukguk dan Nyoman Serikat Putra Jaya,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 697, "width": 200, "height": 55, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tindak Pidana Narkotikaa Sebagai Transnasional Organized Crime , Jurnal Pembangunan Hukum Indonesia, Vol. 1 No.3 Tahun 2019, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro. Hlm 338.", "type": "Footnote" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 118 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 214, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lies with the perpetrator, who is also the victim. 19", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 215, "height": 580, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "On the other hand, the President and the Ministry of Law and Human Rights on various occasions said that they would tighten the granting of remissions, especially for crimes classified as extraordinary crimes, namely corruption, money laundering, terrorism, and narcotics. It is strange because on the one hand the President and the Ministry of Law and Human Rights are tightening against such crimes because they greatly affect human life, but instead, the president grants clemency to drug convicts. For example, President Susilo Bambang Yudhoyono's pardon for Corby has caused criticism from the public and even from the National Narcotics Agency. This is because BNN was assigned to carry out presidential instructions (Inpres) Number 12 of 2011 concerning the Implementation of National Policies and Strategies for the Prevention and Eradication of Drug Abuse and Illicit Trafficking in 2011-2015 which proclaimed 2014 as the year of saving drug users which is estimated to be higher. 20 In granting clemency to the convict Corby, the Supreme Court considered three things that were recommended to the President to later become the basis for granting clemency, namely:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 214, "height": 47, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 (Didik M. Arief Mansur dan Elistaris Gultom) dalam Parasian Simanungkalit Dewan, Model Pemidanaan Ynag Ideal Bagi Korban Pengguna Narkoba Di", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 241, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1). The convict Corby was severely depressed and needed to be accompanied by a psychiatrist; 2). The convict Corby, who until he was sentenced, still felt innocent because the narcotics found were inserted by an unknown person; 3). The Australian police do not have a record of Corby's disability related to Narcotics, and in fact, the president's decision to grant pardons to narcotics convicts weakens the function and duty of the National Narcotics Agency and the public in eradicating drugs.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 314, "width": 215, "height": 111, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, during the time of President Joko Widodo at the beginning of his reign, he made a breakthrough by refusing the clemency of 64 people sentenced to death for drug cases, there were 8 death convicts executed", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 428, "width": 215, "height": 224, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "simultaneously after a long controversy, appeals, pardons, and international pressure on President Joko Widodo. Meanwhile, a Filipino woman, Mary Jane Veloso, was not executed. A French death row inmate, Serge Atlaoui, has also temporarily escaped the firing squad because he is still applying for a judicial review. Currently, the third stage of executions is still in the preparation process, there are 43 death row convicts in drug and premeditated murder cases who", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 705, "width": 199, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia , Jurnal Yustisia, Vol. 1 No.3,", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 717, "width": 75, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2012. Hlm 82.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 729, "width": 174, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 Weka Novia Muda. Op.Cit . Hlm 8.", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 119 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 214, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "have been on the waiting list for the certainty of execution. 21", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 104, "width": 215, "height": 273, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "From the two leadership examples above, it can be concluded that the minimum standard for granting clemency is still abstract or purely due to the generosity of the President with the consideration of the Supreme Court through general considerations of granting clemency as described in the first problem formulation without priority benchmarks and standard classifications of extra crime acts. Ordinary crimes that deserve or do not deserve clemency are seen from the effects of crimes committed by ignoring the general causes of granting clemency.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 215, "height": 225, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "For comparison, in the United States state of Texas possession of 2 to 4 ounces of marijuana is classified as a class A crime which is the worst type of offense and can result in a sentence of up to one year in county jail and/or a fine of up to $4,000, or up to 2 years of supervision. community (probationary period) or three years with an extension. 22 Even during the administration of President Donald Trump said in a speech at the White House, that the United States", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 621, "width": 215, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Andi Nurhaerurrijal Amin, Eksistensi", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 633, "width": 201, "height": 59, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grasi Sebagai Bentuk Upaya Hukum Terhadap Proses Pelaksanaan Pemidanaan ,Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015. Hlm 8", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 692, "width": 164, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Ivan Sadana Tarigan,", "type": "List item" }, { "left": 252, "top": 692, "width": 34, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajian", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 704, "width": 200, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan Hukum Pidana Tentang", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 715, "width": 200, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem Penuntutan Perkara Pidana Menurut Sistem Peradilan Pidana", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 739, "width": 198, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia Dan Amerika Serikat , Skripsi,", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 71, "width": 214, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Department of Justice would seek the death penalty for drug dealers. 23", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 104, "width": 215, "height": 208, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In the Philippines, President Duterte has carried out extrajudicial killing/unlawful killing which, according to the Philippine police chief, has killed more than 1,500 people in a police operation against drugs known as the \"war on drugs\". 24 which President Rodrigo Duterte had previously planned for September 15, 2016, he said that he would soon reveal the final list of drug dealers which he said contained more than 1,000 names.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 314, "width": 215, "height": 290, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Meanwhile, in Indonesia, one of the inmates of the Cilegon Correctional Institution, M. Adam, was sentenced to death but was annulled by the Supreme Court which made his sentence 20 years. Even though the total wealth that he has generated through the narcotics business has reached Rp. 12.5 Trillion spread across Batam, Riau Islands with assets of Rp. 28.3 billion consisting of 19 cars, 8 boats, 2 luxury houses, 1 shophouse, 1 plot of land covering an area of 144 square meters, and gold bullion weighing approximately 2,817 grams along with various jewelry and cash worth Rp.935,000 .000. M.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 623, "width": 200, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2018. Hlm 85", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 646, "width": 214, "height": 36, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 https://www.bbc.com/indonesia/dunia- 43466874 , diakses pada tanggal 13 Maret 2021. Pukul 03.30 WITA", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 681, "width": 214, "height": 71, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Fivi Fajar Iryana dan Handoko Leksono, Analisis Kebijakan Presiden Duterte Melakukan Extrajuducial Killing Dalam Memberantas Narkoba Di Filipina Berdasarkan Statuta Roma 1988 , Belli ac Pacis, Vol.4 No.1, 2018. Hlm 44", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 120 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 79, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adam also has several assets operating in Jakarta such as car showrooms, travel, sea transportation businesses, and cash flows that spread to 14 countries. 25", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 152, "width": 215, "height": 338, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The author focuses on the case examples above, is the handling of narcotics cases if they have been transformed into the dimensions of Crime as Business as contained in the 5th United Nations (United Nation) congress in 1975, whose forms of crime are aimed at obtaining material benefits through activities in the field of business. business (business) or industry, which are generally carried out in an organized manner and carried out by those who have respected positions in society, so that they can be excluded from granting clemency in narcotics cases. In this case, the author focuses on convicts whose qualifications are following Article 114 of the Narcotics Law Paragraph 2 which states that:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 493, "width": 187, "height": 208, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ in the case of the act of offering for sale, selling, buying, being an intermediary in buying and selling, exchanging, delivering, or receiving Narcotics Category I as referred to in paragraph (1) which in the form of plants weighs more than 1 (one) kilogram or exceeds five tree trunks or in the form of non- plants weighing 5 (five) grams, the perpetrator is sentenced to death, life imprisonment, or a", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 715, "width": 211, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 https://regional.kompas.com/read/2019 /08/30/11053381/kekayaan-bandar- narkoba-capai-rp-125-triliun-dari-", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 71, "width": 186, "height": 79, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "minimum sentence of 6 (six) years and a maximum of 20 (twenty) years and a maximum fine as referred to in paragraph (1) plus 1/3 (one third).", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 158, "width": 215, "height": 257, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This is, to limit the intervention of the executive in the judicial field and also as a tangible manifestation of the fight against Narcotics which has transformed into a wide and large business network with various influential people in it, which is indeed the case of the Indonesian market that has become a target for drug trafficking in the market. international. Another dimension of crime that can arise from the development of the narcotics business is crimes related to moving places, for example regarding passport and visa violations.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 418, "width": 215, "height": 224, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The legal spirit in the Narcotics Law is stated, that Narcotics crime has been transnational, carried out with a high modus operandi, advanced technology, supported by an extensive network of organizations, and has caused many victims, especially among the nation's young generation which is very dangerous to live. society, nation, and state. Opportunities are vulnerable to interference, especially narcotics that are transnational between countries", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 717, "width": 179, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bisnis-itu , diakses pada tanggal 13 Maret 2021, Pukul 03.19 WITA", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 121 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 47, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "where their citizens are perpetrators of crimes in other countries. 26 c) Supreme Court", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 120, "width": 97, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "considerations", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 215, "height": 305, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Concerning granting clemency, the position and role of the Supreme Court as regulated in Article 35 of the Law. Number 5 of 2004 concerning changes to the status of the Act. Number 14 of 1985 concerning the Supreme Court, has the authority to give legal considerations to the President in applications for clemency and rehabilitation. In addition, it can also provide legal considerations or advice to state institutions and other government agencies. with the participation of the Supreme Court in the consideration of granting clemency, it gives an indication of limitations on the authority of the president. 27", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 215, "height": 224, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "As for the presidential authority which is formulated into the Constitution, it covers the scope of authority that is executive or to administer based on the Basic Law (to govern based on the constitution). The legislative authority or to regulate public or public interest (to regulate public affairs based on the law and the constitution). Judicial authority in the context of recovery related to court decisions, namely reducing sentences, granting pardons, or", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 692, "width": 215, "height": 47, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Husin Wattimena, Pemberian Dan Pencabutan Grasi Prespektif Hukum Islam , Jurnal Tahkim, Vol. XI No. 2, 2015. Hlm 54.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 94, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Ibid. Hlm 62-63.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 144, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "eliminating claims related to court authority. Then the diplomatic authority, namely carrying out communications with other countries, and the last is administrative authority to appoint and dismiss people in state positions and state administration positions. 28", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 217, "width": 215, "height": 451, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The term prerogative itself can be interpreted as an exclusive or special right or power that is in a body or official because it occupies an official position. Clemency is not a form of intervention by the President in court decisions because it does not eliminate the guilt and also does not constitute a rehabilitation of the convict. This right is exclusive so that it is referred to as a prerogative and therefore the considerations of the Supreme Court and the balance of the House of Representatives in granting amnesty and abolition are not binding, but in a procedure, for granting clemency it must still be passed because of the authority of the Supreme Court to participate in the granting of clemency. considering requests for clemency as mandated in the constitution and increasing the role of the judiciary and legislative bodies in carrying out checks and balances, but not reducing the power of the President. 29", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 693, "width": 207, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 http://www.hukumonline.com , diakses pada tanggal 12 Maret 2021. Pukul 20.04 WITA.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 729, "width": 213, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29 Dermawani Siregar, Analisis Kewenangan Presiden Dalam Pemberian", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 122 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 305, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Regarding the President's authority in granting pardons, it is called the judicial authority of the president or also called the consultative power. Given that clemency is related to various fundamental aspects, such as human rights, as well as legal certainty, the granting of clemency must be carried out carefully and selectively by taking into account the principles of justice, humanity, and the interests of the nation and state. Although the Supreme Court's considerations are not binding, at least the president must place the considerations of the Supreme Court as the main basis or main reference in garage considerations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 215, "height": 208, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The reasons for the need for the president to pay attention to the considerations of the Supreme Court in granting clemency and rehabilitation are first, clemency and rehabilitation are judicial processes and are usually given to people who have already undergone the process, while amnesty and abolition are more political. Both clemency and rehabilitation are more individual, while amnesty and abolition are mass. 30", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 590, "width": 214, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In terms of considering granting clemency, a judicial power,", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 645, "width": 200, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grasi Terhadap Tindak Pidana Narkotika , 2012. Hlm 10", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 215, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30 Ni’matul Huda, Hukum Tata Begara Indonesia , PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2011. Hlm 102", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 214, "height": 47, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31 Mahmud Mulyadi, Politik Hukum Pidana , Bahan-bahan Kuliah Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Sumatera Utara: 2011. Hlm 6.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 338, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "especially the Supreme Court and the elements in it, must prioritize the application of responsive law by judges. Bismar Siregar argues that if a judge has a conscience of justice, then he can make a fair decision. Law enforcement against crimes in Indonesia where the government as the organizer of state life needs to provide protection and public welfare. 31 According to Bismar, there are still many judges' decisions that have not relieved the public. The problem is, they are not consistent with the concept of justice. Therefore, Bismar reminded again, \"The law is only a means\", 32 but the main goal is the realization of justice, he has the principle \"Justice is worth much higher than the law\".", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 412, "width": 215, "height": 208, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The consideration of granting clemency must be based on theories of justice. As stated by Theo Huijbers who cites Aristotle's theory of justice, one of which is justice in the field of legal interpretation. Since the law is general, it does not cover all concrete issues, the judge must interpret it as if he was involved in the concrete event. According to Aristotle, judges must have an epikiea, which is \"a sense of what is proper\" 33", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 646, "width": 215, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32 Henry Arianto, Hukum Responsif Dan Penegakan Hukum Di Indonesia , Lex Jurnalica, Vol.7 No.2, 2010. Hlm 120.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 681, "width": 214, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33 Hyronimus Rhiti, Filsafat Hukum Edisi", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 693, "width": 200, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lengkap (Dari Klasik ke Postmodernisme) , Ctk. Kelima,", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 717, "width": 200, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2015. Hlm 241.", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 123 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 192, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In addition, in granting clemency considerations, the substance of the crime itself should be considered. As the theory of punishment put forward by Van Bemmelen, he thinks by not seeing the crime solely as a punishment, but as a form of goal that people want to achieve with an institution. There are three main ideas about the goals to be achieved with a punishment, namely:: 34", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 266, "width": 187, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. To improve the personality of the villain himself", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 298, "width": 187, "height": 46, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. To make people become deterrent to commit crimes and", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 215, "height": 95, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Making certain criminals incapable of committing other crimes, namely criminals Punishment is the last resort in imposing sanctions against", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 444, "width": 215, "height": 192, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "criminals. The state in imposing a criminal must guarantee individual independence and keep the human person respected. Therefore, punishment must have a purpose and function that can maintain the balance of the individual with the interests of the community to achieve mutual prosperity. Theories in sentencing as the basis for justification and the purpose of sentencing consist of: 35", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 683, "width": 214, "height": 68, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34 (Lamintang 1988) dalam Noor Sidharta, LAPORAN HASIL PENELITIAN “Syarat Pemberian Grasi Dalam Prespektif Hukum Konstitusi” , Kepaniteraan Dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2016. Hlm 21.", "type": "Footnote" }, { "left": 340, "top": 71, "width": 187, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Absolute Theory or Revenge Theory", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 104, "width": 165, "height": 159, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The main purpose of the crime is to satisfy the demands of justice (to satisfy the claims of justice), while other beneficial effects are secondary, so according to him, the punishment imposed is solely to seek justice by retaliating.", "type": "Table" }, { "left": 344, "top": 266, "width": 154, "height": 30, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Relative Theory or Goal Theory", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 298, "width": 164, "height": 127, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "( Utilitarian/doeltheorieen ) According to this theory, the imposition of a crime is not just for retaliation or retaliation. Retaliation itself has no value but only as a means of protecting the interests of society.", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 428, "width": 187, "height": 208, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Combined Theory This combined theory tries to combine the concepts adopted by absolute theory and relativity theory. So it can be concluded that the purpose of punishment is that in addition to imposing a crime, it must be a deterrent, it must also provide protection and education to the community and the convict.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 685, "width": 215, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35 (Titik Suharti) dalam Laelly Marlina Padmawati, Tinjauan Yuridis Pemberian Grasi Dalam Kajian Pidana Terkait Efek Jera Pemidanaan , Jurnal Recidive, Vol. 2 No 3, 2013. Hlm 305", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 124 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 354, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In applying for the pardon, the author cites the experience of Yusril Iza Mahendra while serving as Minister of Law and Human Rights, he once rejected the French President's request to grant clemency related to drug trafficking cases committed by 14 French citizens who were sentenced to death. He thinks that the granting of clemency should be passed by submitting a request for clemency submitted through the Minister of Justice, the Attorney General, and the Supreme Court, then to the president. 36 So that with this method, the quality of the clemency decision can be guaranteed more justice and follow the principle of retaliation rather than submitting the decision to grant clemency directly to the president.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 428, "width": 215, "height": 256, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "According to Stahl's theory, the principle of revenge is following the will of God Almighty. The principle of eternal justice requires that the punishment be imposed on everyone who has committed a crime. Stahl further stated that the state is a real arrangement of God on earth, which because of the commission of a crime has polluted its basic principles. To enforce its authority, the state must take measures against such acts, namely by eliminating the criminal or making the criminal feel suffering, where suffering itself is not a goal, but only", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 704, "width": 214, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36 Untung Dwi Hananto, Kekuasaan", "type": "Footnote" }, { "left": 86, "top": 715, "width": 201, "height": 24, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Presiden Dalam Pemberian Grasi Menurut UUD 1945 , MMH, Jilid 42, No.2,", "type": "Table" }, { "left": 86, "top": 739, "width": 104, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "April 2013. Hlm 193", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 47, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a means of to make the criminals feel the consequences of their actions. 37", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 120, "width": 73, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 136, "width": 215, "height": 548, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The problem of granting clemency to narcotics criminals which is a major crime and has a broad and sustainable impact, researchers base criminal law on the conception of community protection. Furthermore, criminal sanctions must be matched with the need to protect and maintain the maintenance, protection, and other interests in society. Therefore, the researcher presents an update or revision to the law on clemency. In addition, the consideration of the Supreme Court to the President and also some redefinition of the dimensions of narcotics crime as a special limitation through several stages of the process without reducing the dignity of the prerogative of the president. The revision of the pardon law as intended by the researcher will be carried out by considering: Perspective on the rule of law, classification of forms of narcotics crime in granting pardons, in this case handling narcotics cases if they have been transformed into the dimensions of Crime as Business as contained in the congress. The 5th United Nations (United Nations) in 1975, to be exempt from granting clemency in narcotics cases. In this", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 705, "width": 214, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37 Noor Sidharta, LAPORAN HASIL", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 717, "width": 200, "height": 35, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENELITIAN “Syarat Pemberian Grasi Dalam Prespektif Hukum Konstitusi” . Ibid. Hlm 23", "type": "List item" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 125 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 95, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "case, the researcher focuses on convicts whose qualifications are following Article 114 of the Narcotics Law Paragraph 2, and the last one is the basis for the Supreme Court's deliberations.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 115, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Recommendation", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 197, "width": 215, "height": 321, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "In-Law Number 22 of 2002 concerning Clemency, it must contain specifications for certain dimensions of crime, especially for Extra Ordinary Crime, with the dimensions of crime that have expanded, lasted for a very long time, brought wealth to the perpetrator, threatened the safety of a generation, as well as national security. . As well as other laws and regulations relating to clemency and narcotics, there should be specific standards that regulate the mechanism and qualifications of any case for which pardon or clemency can be granted, as well as specific and specific criteria that form the basis for granting clemency.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 64, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reference", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 554, "width": 40, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Books", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 215, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Asshidiqie Jimly, Konstitusi dan Konstitusionalisme, (Jakarta :", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 215, "height": 79, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekjen dan Kepanitraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006). Bonger W.A, Pengantar TentangKriminologi , Ghalia", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 694, "width": 152, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia, Jakarta, 1977", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Marzuki Peter Mahmud. Penelitian Hukum , (Prenada Media,", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 104, "width": 87, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jakarta, 2005)", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 120, "width": 215, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mulyadi Mahmud, Politik Hukum Pidana , Bahan-bahan Kuliah Fakultas Hukum Universitas", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 168, "width": 187, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumatera Utara, Sumatera", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 185, "width": 79, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Utara: 2011.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 201, "width": 215, "height": 46, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nasution Muhammad Syukri Albani, Hukum Dalam Pendekatan Filsafat , Ctk.", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 249, "width": 187, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua, Kencana, Jakarta,", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 266, "width": 215, "height": 95, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2017. Siregar Dermawani, Analisis Kewenangan Presiden Dalam Pemberian Grasi Terhadap Tindak Pidana Narkotika , 2012.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 363, "width": 215, "height": 111, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tim Penyusun Modul Badan Diklat Kejaksaan R.I., Pendidikan Dan Pelatihan Pembentukan Jaksa 2019 “ MODUL NARKOTIKA” Badan Pendidikan Dan Pelatihan Kejaksaan Republik Indonesia 2019.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 482, "width": 215, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journals, Theses, Thesis and", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 504, "width": 104, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Related Articles", "type": "Section header" }, { "left": 312, "top": 531, "width": 215, "height": 111, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Amin Andi Nurhaerurrijal, Eksistensi Grasi Sebagai Bentuk Upaya Hukum Terhadap Proses Pelaksanaan Pemidanaan ,Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Hasanuddin, Makassar, 2015.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 644, "width": 215, "height": 47, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arianto Henry, Hukum Responsif Dan Penegakan Hukum Di Indonesia , Lex Jurnalica, Vol.7", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 693, "width": 215, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "No.2, 2010. Arief Brada Nawawi, Masalah", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 725, "width": 167, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penegakkan Hukum Pidana", "type": "Table" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 126 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 71, "width": 187, "height": 95, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Tindak Pidana Ekonomi dan Lingkungan Hidup , Makalah yang disajikan dalam Penataran Hukum Pidana Angkatan IV yang diselenggarakan oleh Fakultas", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 215, "height": 128, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum Unsud di Purwokerto pada tanggal 25 Maret-10 April 1990. Arsieta Yuvina, Sakit Berkepanjangan Sebagai Hak Untuk Mengajukan Grasi Berdasarkan Alasan Kemanusiaan Dan Keadilan ,", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 298, "width": 186, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Skripsi, Universitas Airlangga,", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 314, "width": 98, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surabaya, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 331, "width": 215, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Arimbawa I Komang Gede et.al,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 347, "width": 60, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukuman", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 215, "height": 127, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mati Terkait Kejahatan Narkotika Dalam Prespektif Hukum Internasional , Fakultas Hukum Universitas Udayana, Bali, 2015. Basri Hasan, Kewenangan Konstitusional (HAK Prerogatif)", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 476, "width": 187, "height": 63, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Presiden Dalam Memberikan Grasi Kepada Terpidana Atas Kasus Narkoba , Pakuan Law Riview, Vol.5 No.1, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 215, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dermawan Anda Handika Putra,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 557, "width": 134, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Pemberian", "type": "List item" }, { "left": 253, "top": 557, "width": 33, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grasi", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 574, "width": 186, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Terpidana Narkotika (Studi Kasus Schapelle Leigh Corby) . 2015.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 215, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewan Parasian Simanungkalit,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 638, "width": 187, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Model Pemidanaan Ynag Ideal Bagi Korban Pengguna Narkoba Di Indonesia , Jurnal Yustisia,", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 687, "width": 111, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 1 No.3, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 703, "width": 215, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gukguk Roni Gunawan Raja dan Jaya Nyoman Serikat Putra,", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 736, "width": 161, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tindak Pidana Narkotikaa", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 71, "width": 187, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai Transnasional Organized Crime , Jurnal Pembangunan Hukum", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 120, "width": 186, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia, Vol. 1 No.3 Tahun 2019.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 152, "width": 215, "height": 47, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hananto Untung Dwi, Kekuasaan Presiden Dalam Pemberian Grasi Menurut UUD 1945 ,", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 201, "width": 187, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MMH, Jilid 42, No.2, April", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 217, "width": 37, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2013.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 233, "width": 215, "height": 95, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasibuan Aziz, Narkoba dan Penanggulangannya , Jurnal Ilmiah Bidang Pendidikan, Vol. 11, No.1, 2017, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Banten.", "type": "Table" }, { "left": 312, "top": 331, "width": 214, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Herindrasti V.L Sinta, Drug-Free ASEAN 2025 : Tantangan Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 363, "width": 215, "height": 127, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Penanggulangan Penyalahgunaan Narkoba , Jurnal Hubungan Internasional, Universitas Kristen Indonesia, Vol.7 No.1 Tahun 2018. Hikmawati Puteri, Analisis", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 493, "width": 186, "height": 46, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap Sanksi Pidana Bagi Pengguna Narkotika , Jurnal Negara Hukum, Vol. 2 No.2,", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 541, "width": 215, "height": 95, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2011. Irawan R. Bagus, Hak Konstitusional Presiden Dalam Memberikan Grasi Dan Penerapannya Di Republik Indonesia , Jurnal Ilmiah", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 638, "width": 187, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum De’Jure, Vol.1 No. 2 Tahun 2016.", "type": "List item" }, { "left": 312, "top": 671, "width": 215, "height": 79, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Iryana Fivi Fajar dan Leksono Handoko, Analisis Kebijakan Presiden Duterte Melakukan Extrajuducial Killing Dalam Memberantas Narkoba Di", "type": "Text" }, { "left": 384, "top": 770, "width": 168, "height": 11, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Page 127 V o l . 1 4 N o . 2", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 71, "width": 215, "height": 144, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Filipina Berdasarkan Statuta Roma 1988 , Belli ac Pacis, Vol.4 No.1, 2018. Padmawati Laelly Marlina, Tinjauan Yuridis Pemberian Grasi Dalam Kajian Pidana Terkait Efek Jera Pemidanaan , Jurnal Recidive, Vol. 2 No 3, 2013. Rambe Etri Ahinta Devi, Analisa", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 217, "width": 186, "height": 30, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Narkoba Jenis Morfin, Amfetamin, dan THC", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 249, "width": 141, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(Tetrahidrokannabinol)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 215, "height": 111, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menggunakan Strip Test , Tugas Akhir Program Studi D3 Kimia, Universitas Sumatera Utara, 2017. Rhiti Hyronimus, Filsafat Hukum Edisi Lengkap (Dari Klasik ke Postmodernisme) , Ctk. Kelima,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 379, "width": 215, "height": 79, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Atma Jaya, Yogyakarta, 2015. Sharifudin, Pelaksanaan Politik Hukum Pidana Dalam Penegakan Hukum Pidana di", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 460, "width": 215, "height": 79, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia , Jurnal Hukum Pro Justitia, Vol. 27 No 2, Oktober 2010. Sidharta Noor, LAPORAN HASIL PENELITIAN “Syarat Pemberian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 541, "width": 215, "height": 95, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Grasi Dalam Prespektif Hukum Konstitusi” , Kepaniteraan Dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, 2016. Tarigan Ivan Sadana, Kajian", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 638, "width": 186, "height": 14, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbandingan Hukum Pidana", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 655, "width": 187, "height": 94, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentang Sistem Penuntutan Perkara Pidana Menurut Sistem Peradilan Pidana Indonesia Dan Amerika Serikat , Skripsi, Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 2018.", "type": "Text" }, { "left": 312, "top": 71, "width": 215, "height": 63, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wattimena Husin, Pemberian Dan Pencabutan Grasi Prespektif Hukum Islam , Jurnal Tahkim, Vol. XI No. 2, 2015.", "type": "Text" } ]
4da573e7-e1a8-1201-3133-28bd911e1d39
https://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/kamaya/article/download/280/273
[ { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 123", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 159, "width": 344, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Guru Rupaka Daalam Menanamkan Ajaran Agama Hindu Dalam Keluarga Di Kota Surakarta", "type": "Text" }, { "left": 286, "top": 200, "width": 26, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Oleh", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 221, "width": 87, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Putu Budiadnya", "type": "Section header" }, { "left": 173, "top": 242, "width": 252, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sekolah Tinggi Hindu Dharma Klaten Jawa Tengah [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 304, "width": 44, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 324, "width": 318, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The role of Guru Rupaka is very much needed in the process of religious learning. Aside from being a driver for children and youth in learning Hinduism, Guru Rupaka is an example or example for children and youth in everyday life. Therefore, the role of the teacher seems to be very important in its development.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 428, "width": 318, "height": 342, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Today's era with the characteristics of progress in the field of science and technology, realized or not has shifted the role of Guru Rupaka or parents in providing education to their children. In the past before television was known, the tradition of telling bedtime stories that conveyed moral teachings and religious ethics can still be found, but lately this tradition has increasingly disappeared, even though the role of Guru Rupaka or parents to supplement religious education obtained at formal schools is needed . Realizing that there have been changes in current conditions and situations with unavoidable impacts, the education of Hinduism in the family is very important in order to fortify and develop children's morals. This shows that the role of Guru Rupaka is very important in instilling the teachings of Hindu religion in the family. The role of the Guru Rupaka in instilling the teachings of Hinduism in the family is problematic mapping of various aspects referring to the theory of relativity and electricity which functionally can provide guidance to see", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 324, "width": 121, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diterima : 11 Desember 2018 Direvisi : 15 Maret 2019 Diterbitkan : 30 Mei 2019", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 397, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci :", "type": "Text" }, { "left": 395, "top": 418, "width": 106, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru Rupaka, Ajaran Agama Hindu.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 124", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 67, "width": 318, "height": 466, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "the problem in more focus to dissect this problem used theories namely: 1) Educational theory, 2) Convergence Theory. To achieve these objectives, adequate and relevant data is needed. In rigkas the findings obtained are summed up in the following points: 1 The function of religious education in the family is as follows, Planting the value of Hindu religious teachings that can be used as a way of life in achieving prosperity and happiness of life (Moksartham Jagadhita) 2) Guru Rupaka have a very big responsibility in giving direction to the development of the child's soul. Guru Rupaka must provide guidance to children by establishing their first education at home, then sending them to school on time. After the time to get married, Guru Rupaka is obliged to marry off her children. 3) Parents who can give appreciation and receive children in the family can prevent children from behaving aggressively, the integrity of the family makes children feel and understand the direction and guidance of their parents even though they are not physically present in front of him. So parents who are democratic, give awards and praise to their children will prevent children from behaving that are not in accordance with moral values. 4) The purpose of planting Hindu teachings in the family is to create a child who is supernatural and has responsibility and holds fast to the teachings of dharma.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 564, "width": 42, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 584, "width": 321, "height": 177, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peranan Guru Rupaka sangat diperlukan dalam proses pembelajaran agama. Selain sebagai pendorong bagi anak dan pemuda dalam pembelajaran agama Hindu, Guru Rupaka merupakan suri tuladan atau contoh bagi anak-anak dan pemuda pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu maka peranan Guru Rupaka dipandang sangat penting dalam perkembangannya. Era dewasa ini dengan ciri kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, di sadari maupun tidak telah menggeser peran guru rupaka atau orang tua dalam memberikan pendidikan kepada", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 125", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 67, "width": 318, "height": 694, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anak-anaknya. Pada masa lalu sebelum dikenal media televisi, tradisi bercerita sebelum tidur yang menyampaikan ajaran-ajaran moral dan etika agama masih dapat dijumpai, namun belakangan ini tradisi ini semakin menghilang, padahal peranan guru rupaka atau orang tua untuk melengkapi pendidikan agama yang diperoleh disekolah formal sangatlah dibutuhkan. Menyadari telah terjadi perubahan kondisi dan situasi saat ini dengan dampaknya yang tidak dapat dihindarkan, maka pendidikan Agama Hindu dalam keluarga sangatlah penting guna membentengi dan membangun moral anak. Hal ini menunjukkan bahwa peran Guru Rupaka sangat peting dalam menanamkan ajaran agama hindu di dalam keluarga. Peran Guru rupaka dlam menanamkan ajaran Agama Hindu di dalam keluarga pemetaan problematik atas berbagai aspek mengacu pada teori yang relepan dan elektik yang secara fungsional dapat memberi tuntunan untuk melihat persoalan secara lebih fokus untuk membedah masalah ini digunakan teori yakni : 1) Teori pendidikan, 2) Teori Konvergensi. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan data yang memadai dan relevan. Secara rigkas temuan yang diperoleh disimpulkan kedalam beberapa pokok pikiran sebagai berikut : 1 Fungsi Pendidikan Agama di dalam keluarga adalah sebagai berikut, Penanaman nila- nilai ajaran agama hindu yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan hidup (Moksartham Jagadhita) 2) Guru rupaka memiliki tanggung jawab yang sangat besar dalam memberi arahan perkembangan jiwa anak. Guru rupaka wajib memberikan bimbingan kepada anak dengan cara memantapkan pendidikan pertama dirumah, kemudian menyekolahkan mereka pada waktunya. Setelah tiba waktunya untuk menikah maka Guru Rupaka wajib menikahkan putra- putrinya. 3) Orang tua yang dapat memberikan penghargaan dan menerima anak dalam keluarga dapat mencegah anak untuk berperilaku agresif, keutuhan keluarga membuat anak merasakan dan memahami arahan dan bimbingan orang tua walaupun", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 126", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 67, "width": 318, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mereka tidak hadir secara fisik dihadapannya. Jadi orang tua yang demokratis, memberikan penghargaan dan pujian terhadap anaknya akan mencegah anak untuk berperilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai moral. 4) Tujuan penanaman ajaran agama Hindu dalam keluarga adalah untuk mewujudkan anak yang suputra dan mempunyai tanggung jawab serta berpegang teguh pada ajaran dharma.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 235, "width": 71, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 457, "height": 156, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan dewasa ini demikian pesat. Perkembangan teknologi dan informasi demikian deras sehingga batas antar negara yang satu dengan yang lainnya seakan-akan tidak ada lagi. Dalam hal ini arus pertukaran budaya dan ilmu pengetahuan pun semakin cepat. Budaya-budaya barat saat ini telah mendominasi budaya negara-negara yang berkembang seperti Indonesia. Budaya-budaya asing terkadang kurang sesuai dengan norma dan budaya lokalpun terus mengalir masuk ke Indonesia. Untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi merupakan kewajiban dan tanggung jawap kita seluruhnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 422, "width": 457, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menghadapi situasi yang demikian pendidikan yang berkualitas sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia yang cerdas dan bermoral dalam era globalisasi dewasa ini. Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam pembangunan sumber daya manusia. Oleh karena itu pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokatis serta bertanggung jawab. (Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.2003).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 587, "width": 457, "height": 115, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari diskripsi tujuan pendidikan nasional tersebut dalam upaya membangun sumber daya manusia pertama-tama yang sebagai landasan adalah pembangunan srada dan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Dengan kata lain peserta didik diharapkan mempunyai kecerdasan spiritual. Hal kedua yang dituju adalah sehat, berilmu, cakap dan kreatif.Berikutnya yang tidak kalah penting adalah terbentuknya manusia yang mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 711, "width": 456, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tidak boleh dilupakan dalam tujuan pendidikan itu justru apa yang ingin dicapai yaitu berkembangnya potensi dari peserta didik. Pendidikan tidak akan sempurna kalau hanya menjadikan peserta didik menjadi cerdas serta cakap namun memiliki sifat yang egois, tidak", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 127", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 456, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bisa bergaul dan tidak bertanggung jawab karena emosionalnya tidak terbina dengan baik apalagi tidak memiliki landasan sradha yang memadai. Demikian halnya yang terjadi di kalangan masyarakat di Kota Surakarta. Dampak dari globalisasi yang saat ini terjadi juga mempengaruhi pola kehidupan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 457, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini ditandai dengan gaya kehidupan masyarakat terutama para generasi muda yang lebih sering mencontoh gaya-gaya kehidupan bangsa-bangsa barat. Gaya-gaya kehidupan yang mencontoh gaya-gaya barat bisa dilihat dari cara berpakaian, tata susila dan norma masyarakat yang mulai terlupakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 232, "width": 457, "height": 197, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini juga terjadi pada masyarakat hindu yang ada diwilayah Kota Surakarta terutama pemuda dan anak-anak. Hal ini bisa dilihat dengan pola hidup mereka yang serba berlebihan dan terkesan tidak cocok dengan norma kesopanan yang ada di kalangan masyarakat setempat. Suatu contoh yang sering terjadi gadis remaja saat mereka keluar rumah mereka mengunakan pakaian yang kurang sopan. Dan ada beberapa pemuda yang mengkonsumi minuman keras. Hal ini mungkin dikarenakan adanya kemauan mereka untuk menjadi seperti yang di idolakan mereka yang mereka kenal melalui media-media masa dan dipengaruhi faktor lingkungan dimana mereka bergaul. Melihat situ situasi yang saat ini maka pendidikan moral sangat diperlukan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidikan keagamaan Hindu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 457, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Generasi muda dan anak-anak merupakan generasi yang sangat penting bagi agama Hindu. Hal ini dikarenakan karena generasi muda dan anak-anak adalah generasi penerus dari umat Hindu yang terdapat di daerah tersebut. Oleh karena itu generasi muda dan anak-anak sangat menentukan keberadaan Agama Hindu. Oleh karena itu pembinaan kepada generasi penerus Hindu sangatlah penting sekali. Proses pembelajaran pembelajaran agama Hindu pada anak-anak dilakukan secara formal disekolah dan non formal di pasraman-pasraman.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 456, "height": 115, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan non formal agama Hindu di Kota Surakarta di adakan di pasraman Indraprasta yaitu pasraman yang terdapat di pura Indraprasta. Kegiatan pembelajaran dipasraman dilaksanakan setiap hari minggu. Namun kegiatan pembelajaran dipasraman masih tersendat-sendat karena beberapa permasalahan diantaranya yaitu media pembelajaran yang sangat minim, biaya operasional yang tidak ada dan antusias belajar siswa pasraman yang masih kurang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 457, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peranan Guru Rupaka sangat diperlukan dalam proses pembelajaran agama. Selain sebagai pendorong bagi anak dan pemuda dalam pembelajaran agama Hindu, Guru Rupaka merupakan suri tuladan atau contoh bagi anak-anak dan pemuda pada kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu maka peranan Guru Rupaka dipandang sangat penting dalam", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 128", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 456, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perkembangannya. Namun dalam kesehariannya Guru Rupaka masih belum mampu untuk membimbing anak-anak mereka. Ini dibuktikan dengan peranan beliau sebagai pendorong semangat belajar anak-anak untuk belajar masih belum berjalan dan peranan Guru Rupaka sebagai pendidik moral anak masih belum dilaksanakan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 457, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu kondisi geografis di Kota Surakarta sangatlah mempengaruhi pola pikir dan kehidupan masyarakat yang sebagian besar adalah masyarakat agraris yang berpendidikan sekolah dasar tersebut. Masyarakat masih memandang sebelah mata pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya terutama pendidikan moral agama. Banyak masyarakat Hindu yang menyuruh anak-anak mereka untuk ikut membantu bekerja diladang ketika hari minggu dan hari libur, padahal setiap hari minggu seharusnya anak-anak datang ke pasraman-pasraman untuk belajar ilmu-ilmu keagamaan Hindu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 456, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlu disadari Guru Rupaka merupakan pusat kehidupan jasmani dan rohani anak, sebagai perantara pengenalan anak dengan lingkungan sekitarnya dan mempunyai pengaruh besar pembentukan kepribadian pada anak. Dengan demikian hendaknya para orang tua harus melaksanaan konsep moral dan etika yang baik karena anak biasanya akan mencontoh prilaku yang dilakukan oleh para orang tua.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 457, "height": 363, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Era dewasa ini dengan ciri kemajuan dalam bidang ilmu dan teknologi, di sadari maupun tidak telah menggeser peran guru rupaka atau orang tua dalam memberikan pendidikan kepada anak-anaknya. Pada masa lalu sebelum dikenal media televisi, tradisi bercerita sebelum tidur yang menyampaikan ajaran-ajaran moral dan etika agama masih dapat dijumpai, namun belakangan ini tradisi ini semakin menghilang, padahal peranan guru rupaka atau orang tua untuk melengkapi pendidikan agama yang diperoleh disekolah formal sangatlah dibutuhkan. Guru Rupaka adalah Orang tua kita di rumah. Orang tua adalah orang yang harus berperan menanamkan nilai-nilai yang pertama dan utama sejak anak baru dilahirkan hingga dia menjadi dewasa. Orang tua hendaknya jangan melempar seluruhnya tanggung jawabnya kepada guru di sekolah. Karena nilai-nilai yang ditanamkan di rumah menjadi bekal untuk dibawa keluar rumah dalam berinteraksi dengan orang lain di masyarakat. Bagaimana berhadapan dengan orang yang lebih tua, bagaiman sopan santun, bagaimana bertutur kata yang benar dan baik. Kini dapat dirasakan nilai-nilai seperti ini jarang sekali menjadi perhatian orang tua terutama di kota besar, karena orang tua masing- masing terpenjara karena mengejar material untuk kebutuhan hidup. Dalam hal ini diperlukan mendisain ulang pengelolaan waktunya untuk si anak. Anak membutuhkan perhatian dan petunjuk dari orang tua yang mana boleh dan tidak boleh. Yang mana yang benar dan tidak benar. Juga sangat diperlukan nasehat-nasehat, pitutur dan pengertian-pengertian yang minim", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 129", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sekali diperolehnya dari guru lain selain guru rupaka. Peran Guru rupaka/orang tua di rumah dengan metode dongeng, cerita-cerita yang mengandung petuah dan nilai-nilai luhur sehingga cenderung diminati oleh seorang anak yang belum dewasa, yang mana metode dongeng ini jarang sekali dipraktekan oleh orang tua sekarang ini. Melalui cerita, anak mendapatkan nilai- nilai kebenaran, pengetahuan dan perbendaharan kata, contoh-contoh kebajikan (Dharma) yang harus dijunjung tinggi, nilai kejujuran, toleransi, kerjasama, tolong menolong dan masih banyak lagi. Orang tua sudah seharusnya tidak lagi menyalahkan guru disekolah tetapi mengevaluasi kembali dan mengambil peran masing-masing sebagai salah satu Catur Sinangguh Guru, yang harus menjadi. Menyadari telah terjadi perubahan kondisi dan situasi saat ini dengan dampaknya yang tidak dapat dihindarkan, maka pendidikan Agama Hindu dalam keluarga sangatlah penting guna membentengi dan membangun moral anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 45, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 457, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Kualitatif adalah pendekatan yang bersifat menguraikan dan sudah jelas tidak dapat memberikan. Penyajian analisis data dapat dilakukan dengan cara formal (dalam bentuk bagan, table, gambar, gambar grafik dan lainnya) dan dapat pula dilakukan dengan cara informal yaitu dengan naratif, deskriftif dan gabungan antara formal dan non formal. (Tim Penyusun, 2009 : 16), Adapun penyajian hasil analisis data dari penelitian ini yaitu menggunakan metode deskriftif dengan memaparkan hasil sesuai objek yang diteliti atau sesuai dengan realita. Adapun hasil analisis data ini akan dipaparkan peneliti secara lebih rinci sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 501, "width": 435, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Peran Guru Rupaka dalam menanamkan ajaran agama Hindu antara lain sebagai guru pertama dan utama dalam kehidupan anak, membina kesehatan anak, melaksanakan srada dan bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 563, "width": 435, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penanaman ajaran Agama Hindu dilakukan sejak anak dalam masa kandungan, saat anak lahir hingga anak menjadi dewasa secara fisik maupun mental.", "type": "List item" }, { "left": 92, "top": 605, "width": 435, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Manfaat penanaman ajaran Agama Hindu dalam keluarga adalah mewujudkan anak yang suputra serta membentuk keluarga yang bahagia sejahtera. Tujuan ajaran agama hindu yaitu untuk mewujudkan Jagadhita dan moksa.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 71, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 457, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam buku Upadesa agama Hindu dijelaskan, kata agama sebenarnya dari bahasa sansekerta yang terdiri dari kata, A dan Gam. A berarti tidak dan Gam berarti pergi. Jadi agama berarti tidak pergi, tetep ditempat, langgeng, diwariskan secara turun temurun. Dalam", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 130", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "jiwa kerohaniannya agama itu adalah dharma dan kebenaran abadi yang mencakup seluruh jaman kehidupan (way of life). Hindu merupakan salah satu agama yang ada di dunia yang memiliki latar belakang sejarah yang sangat unik. Agama Hindu merupakan agama yang tertua di dunia. Dalam buku pengantar agama Hindu untuk perguruan tinggi dijelaskan bahwa kata agama Hindu berasal dari bahasa yunani yaitu Hydros atau Hidos sebagai nama untuk menyebutkan kebudayaan atau agama yang berkembang di lembah sungai Shindu, Hydros berarti air, dalam Weda air berarti tirtha. Sehingga agama hindu di Bali berarti agama tirtha karena dalam setiap pelaksanaan kegitan ritualnya selalu menggunakan tirtha (air). Tirtha berarti pula suci.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 457, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari pengertian tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa pendidikan agama Hindu adalah suatu pendidikan melalui ajaran agama hindu dengan tujuan untuk meningkatkan Sradha dan Bakti anak terhadap Ida Sang Hyang Widhi Wasa, meningkatkan kecerdasan, ketrampilan dalam menjalankan ajaran Agama, mempertinggi budi perkerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 457, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat (1996: 23-24), menyebutkan bahwa pendidikan agama Hindu memberikan tuntunan dalam menempuh kehidupan dan mendidik masyarakat, bagaimana hendaknya berpendirian berbuat atau bertingkah laku supaya tidak bertentangan dengan ajaran Dharma, Etika dan Ajaran Agama Hindu. Agama dapat menyempurnakan manusia dalam meningkatkan hidup baik secara material mapun spiritual. Pendidikan agama Hindu merupakan kaidah-kaidah atau norma-norma yang menuntun manusia untuk selalu berbuat baik demi tercapainya hidup rukun secara damai dan membentuk manusia yang serta selalu astiti Bakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dengan penuh pengabdian dan penghormatan yang sesuai dengan ajaran agama Hindu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 457, "height": 176, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat disimak bahwa pendidikan agama Hindu adalah penerapan ajaran-ajaran suci yang diwahyukan oleh Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang kekal dan abadi serta mengandung petunjuk-petunjuk tentang peerbuatn baik yang patut dilaksanakan oleh umat Hindu dan menghindari perbuatan yang tercala dan menjauhkan diri dari perbuatan yang melanggar norma-norma keagamaan sehingga tercapai kesempurnaan hidup jasmani dan rohani. Pendidikan agama di dalam keluarga memiliki tujuan untuk menumbuh kembagkan dan meningkatkan sradha dan bhakti anak kehadapan Brahman pemberian, pemupukan, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama, sehingga terbentuk anak yang dharmikadan mampu mengujudkan cita-cita luhur berdasarkan Moksartham Jagadhita.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 131", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 212, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pola Penenanam ajaran Agama Hindu", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 456, "height": 115, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penananam ajaran agama Hindu yang baik dalam keluarga akan menjadi pondasi yang kokoh dalam membentuk watak anak agar memiliki srada dan bakti yang nantinya akan mempengaruhi tingkah lakunya agar tidak terjerumus terhadap pergaulan yang tidak baik. Upaya penerapan tersebut dapat dilakukan sebelum anak lahir sampai anak menjadi dewasa. Adapun upaya penerapan yang dilakukan dalam memberikan pendidikan agama hindu dalam keluarga yaitu :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 456, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Penanaman Ajaran Agama Hindu Saat Anak Dalam Kandungan (Prenatal Education)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 253, "width": 457, "height": 176, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama masa kehamilan seorang ibu harus selalu memperhatikan kesehatannya agar janin (anak) yang ada didalam kandungan agar dapat tumbuh dengan normal tanpa gangguan. Hal ini disebabkan karena kesehatan ibu secara jasmani dan rohani sangat bepengaruh pada kesehatan bayi ketika lahir. Salah satu cara yang baik untuk menjaga kesehatan ibu adalah memakan makanan yang sehat. Keadaan jiwa sang ibu juga sangat mempengaruhi janin (anak) yang dikandungnya, maka sangatlah penting bantuan orang-orang yang ada disekitar calon ibu untuk turun menjaga dan membantu terciptanya suasana yang harmonis dan tenang. Karena apapun aktivitas dan prilaku orang-orang disekitarnya akan mempengaruhi kejiwaan calon ibu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 457, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perlu di pahami bahwa selama ibu mengandung maka ia harus senantiasa berusaha untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang berlandaskan dharma karena hal ini juga akan mempengaruhi pembentukan karakter bawaan pada bayi. Sangat baik jika selama seorang ibu mengandung selalu berpegang teguh pada ajaran Tri Kaya Parisudha dalam kehidupannya. Tentang Tri Kaya Parisudha dalam Sarasamuccaya disebutkan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 543, "width": 421, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Apan ikang kinantahwan ikang wwang, kolahanya, kangenangenanya, kocapanya, yajuga bwat umalap ikang wwang, jejek katahwan irika wing, matangnyan ikang hayu atika ngabhyasan, ring kaya, wak, manah", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 605, "width": 104, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(sarasamuccaya, 77)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 626, "width": 67, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terjemahan :", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 646, "width": 421, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebab orang dikenal adalah karena perbuatannya, pikirannya, ucapan-ucapannya : hal oleh karena itu hendaklah yang baik itu dibiasakan dalam laksana, perkataan dan pikiran. (Kadjeng, 2006 :43)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 457, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jadi dengan menggunakan pedoman Tri Kaya Parisuda dalam hidupnya maka seorang ibu akan selalu menjaga kesucian dirinya. Dengan pikiran yang baik, ucapan yang baik dan", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 132", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 456, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perbuatan yang baik maka akan memberikan dampak yang baik bagi kejiwaan ibu dan tadi telah di sebutkan bahwa keadaan jiwa sang ibu akan mempengaruhi janin yang dikandungnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 456, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sehubungan pembentukan watak serta kepribadian anak dalam agama Hindu telah mengajarkan upacara-upacara suci sesuai dengan perkembangan janin dalam kandungan ibu. Tujuan upacara ini adalah untuk mendoakan kesehatan, keselamatan, perkembangan intelektual yang baik pada si bayi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 456, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun salah satu upacara penyucian saat ibu mengandung adalah upacara tujuh bulanan (dijawa). Upacara ini dilakukan saat kandungan berusia tujuh bulan. Tujuan upacara tujuh bulanan ini adalah untuk memohon kepada Ida Sang Hyang Widhi agar janin yang berumur tujuh bulan ini bisa menjadi bayi yang sempurna, selamat dan tumbuh menjadi anak yang suputra.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 457, "height": 260, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kitap suci agama hindu disebutkan tentang tugas dan kewajiban seorang ibu yang sedang hamil serta mengenai perbuatan seorang ibu yang sedang hamil yang dapat berpengaruh terhadap janin. Terkait hal itu dalam Padma Purana dinyatakan sebagai berikut : “seorang wanita dalam keadaan hamil dilarang duduk diatas lesung, dilarang menduduki tongkat, sebuah alu atau lumbing. Ia tidak boleh mandi disungai, jangan sampai mentalnya terganggu. Ia tidak boleh menggaruk tanah dengan kukunya, tidak boleh bemalas- malasan dengan tidur terus,tidak boleh menahan terlalu lama jika ingin membuang kotoran. Ia tidak boleh bertengkar dengan keluarga, tidak boleh memotong anggota badannya. Ia tidak boleh membiarkan rambutnya terurai dan selalu menjaga kesucian diri, ketika tidur tidak boleh telungkup, ia tidak boleh mengucapkan kata-kata yang tidak membawa kebahagiaan pada yang mendengarnya. Ia tidak boleh tertawa berlebihan. Hendaknya sesalu sibuk dengan perbuatan yang baik.Menghormati mertua dan mengharapkan suaminya bahagia”. (Titip, 2006 : 66-67)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 457, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seorang calon ibu hendaknya selalu menerapkan ajaran Tri Kaya Parisudha yaitu berpikir yang baik, berkata dan berbuat yang baik. Semua perbuatan yang akan dikerjakan haruslah pekerjaan yang baik dan harus selalu berusaha untuk menjaga kesuciannya. Selalu bersikap sopan santun, berbicara yang lembut dan jujur. Karena bayi yang ada di dalam kandungan sebenarnya telah mampu untuk merekam getaran getaran dari luar. Bayi dalam kandungan mampu merekam getaran getaran kasih sayang ibunya, getaran kebencian dan yang lain. Jadi sangatlah penting seorang ibu menjaga pikiran, ucapan dan perbuatan agar selalu berlandaskan dharma karena hal itu akan berpengaruh kepada janin/bayi yang ada didalam kandungannya.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 133", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain hal hal diatas seorang ibu yang sedang hamil diusahakan rajin mendengar dongeng-dongeng tentang dharma, cerita kehidupan orang suci, kata-kata yang bijaksana dan sering-sering membaca Pustaka suci. Ibu yang sedang hamil juga harus senantiasa rajin bersembahyang dan selalu berpikir tentang tuhan. Berdasarkan penjelasan diatas maka bisa diketahui bahwa pendidikan anak telah dimulai sejak bayi masih berada didalam kandungan. Pendidikan agama Hindu hendaknya telah ditanamkan sejak bayi masih ada didalam kandungan sampai anak lahir hingga menjadi manusia yang dewasa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 212, "width": 319, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Penanaman Ajaran Agama Hindu Anak Berusia 0-5 Tahun", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 232, "width": 456, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasih sayang yang terjalin dalam keluarga akan membuat rasa nyaman dalam keluarga. Keharmonisan dalam suatu keluarga akan membawa terjalinnya rasa pengertian akan tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota keluarga. Dengan lahirnya anak yang merupakan hasil curahan kasih sayang Guru Rupaka harus selalu dijaga dan dipelihara dengan sebaik-baiknya. Kesehatan mental dan fisik anak harus selalu mejadi perhatian yang serius untuk mendukung perkembangan kejiwaan anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 457, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dasar komunikasi antara Guru Rupaka dan anak adalah kasih sayang. Melalui komunikasi maka akan terjadi suatu dialog yang baik, dalam hal ini anak akan memperoleh informasi dan pengetahuan yang bermanfaat bagi dirinya. Dituntut pengorbanan dari ibu dan bapak, dari keluarga dan lingkungan, untuk membina dan menambah pertumbuhn dan perkembangan janin (bayi dalam kandungan) dengan bersikap ramah kepada si calon ibu agar kelak lahir manusia yang sempurna lahir batin”", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 457, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Memperhatikan konsep diatas, dari fase ini sebenarnya orang tua sudah melaksanakan pendidikan nilai-nilai agama. Mulai dari pola makan, si ibu sebaiknya makan makanan yang sehat, berpikir yang tenang, bersikap selalu gembira, bertindak penuh kebijaksanaan, menghindari perbuatan yang menyimpang dari dharma, amat besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohani si janin. Demikian pula si suami dia harus berkorban menjaga perasaan istri agar selalu bahagia dan bergembira. Seorang suami ada yang berperilaku tidak potong rambut selama istri hamil, kenapa?, mungkin salah satunya agar tidak dilirik gadis lain saat ibu berjuang menjaga kehamilan sang janin.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 457, "height": 115, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kedua orang tua melakukan pengorbanan yang tulus untuk menjaga kesehatan si janin, setelah si janin berumur sampai 6 bulan, ibu dan ayah serta keluarga si janin melakukan upacara manusa yadnya yaitu melaksanakan pacara pegedong-gedongan, sebagai ucapan rasa sukur dan terima kasih kepada Tuhan atas waranugraha-Nya, karena si janin sudah makin kokoh bersarang di dalam kundha-kacupu-manik (rahin = uterus) si ibu. Dibutuhkan pengorbanan dan keiklasan dari ibu dan ayah untuk selalu berbuat dharma, membina", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 134", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 456, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan yang mendukung ketenangan dan kedamaian hati si ibu. Itulah yadnya yang dilakukan selama kehamilan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 457, "height": 197, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setelah si janin cukup umurnya di dalam kandungan, akhirnya dengan pengorbanan yang cukup besar dari seorang ibu lahirlah ia kedunia, untuk menyambut kelahirannya, orang tua melakukan pengorbanan yang bersfat rohani, dibuatlah upacara dengan upakaranya berupa “dapetan”, berupa sesajen untuk memohon keselamatan dan kerahayuan si bayi yang baru lahir. Empat unsur yang lahir bersama bayi, yaitu lamong, yeh-nyom,roh (darah), dan ari-ari, dianggap sebagai saudara bayi disebut catur nyama (empat saudara). Sebagai rasa syukur untuk menanam ari-ari dibuatkan upacara lengkap dengan upakaranya, keluarga mengaturkan sembah bakti kehadapan Tuhan Yang Maha Esa atas karunianya seorang bayi yang nantinya akan selalu siap menjunjung dharma untuk kehidupan yang jagadhita. Usia 0-1 tahun adalam masa anak untuk belajar menggerakan badan dan menghayati obyek yang ada disekitarnya.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 457, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Upaya-upaya untuk memelihara dan mendidik anak harus dibarengi dengan upacara- upacara suci memohon waranugraha Ida Sang Hyang Widhi untuk keselamatan dan kesentosaan sang anak. Adapun upacara yang yang diadakan untuk anak yang berusia 0-1 tahun yang dilaksanakan umat Hindu di Kota Surakarta antara lain sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 398, "width": 439, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Upacara Sepasaran biasanya dilaksanakan 8 atau 9 hari setelah bayi lahir atau ketika putusnya tali pusar bayi. Biasanya saat upacara ini kepala sang bayi di gundul. Bertujuan memohon keselamatan bagi sang bayi agar terhindar dari hal-hal yang buruk.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 481, "width": 438, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Upacara otonan biasanya dilaksanakan saat bayi berumur 36 hari. Biasanya dilakukan sukuran berupa among-among bagi sang bayi. Tujuannya adalah agar sang bayi seger waras (kesehatan) dan panjang umur", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 543, "width": 439, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Upacara Telon-telon dilaksanakansaat bayi berumur tiga neton atau 108 hari. Tujuannya adalah agar kelak bayi mendapatkan kesehatan dan menjadi anak yang suputra.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 605, "width": 439, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Upacara Piton-piton dilaksanakan saat bayi berusia 252 hari. Tujuannya adalah mendapatkan kesehatan jasmani dan rohani.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 646, "width": 439, "height": 73, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Upacara Setahunan dilaksanakan pada saat anak berusia satu tahun. Bertujuan untuk memohon agar anak cepat dewasa, sehat, cerdas dan berbudi luhur. Biasanya juga diadakan Among-among dalam tradisi jawa.(Dra. Nukning Sri Rahayu, M.Si 17 Oktober 2014)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 729, "width": 457, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk membentuk anak yang suputra maka diperlukan usaha dari berbagai pihak khususnya Guru Rupaka. Pada saat anak berusia 1-5 tahun merupakan masa-masa anak untuk", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 135", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "belajar menggerakkan anggota badan, belajar berbicara, mengenal anggota keluarga dan mengenal lingkungan sekitar. Penerapan dasar berdisiplin tentang pola makan, minum, mandi, tidur, tata cara sembahyang, tata cara berbicara, tata cara berbuat yang baik dan tata cara beretika yang benar perlu ditanamkan sedini mungkin.anak pada usia 1-5 tahun.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 457, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada anak yang berusia 1-5 tahun harus mendapatkan pengawasan yang baik. Karena tanpa pengawasan yang baik maka pengaruh buruk dari lingkungan yang bersifat merusak akan masuk kedalam diri anak. Guru rupaka juga harus selalu mengawasi perubahan kejiwaan anak dengan cara mengamati perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Guru rupaka harus selalu memupuk dan mengembangkan pola kehidupan yang baik dan benar sesuai dengan ajaran agama Hindu dan member nasehat yang bersifat membangun jiwa anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 457, "height": 155, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut pendapat I Wayan Puja Astawa (wawancara 18 Oktober 2014) menyatakan : Pada saat anak berumur 1-5 tahun kita harus memperlakukan anak seperti raja. Ia harus selalu kita berikan cinta kasih yang sangat dalam. Jangan di biarkan anak itu merasa hidup sendiri agar anak merasakan kedekatan antara dia dengan orang tuanya. Ketika si anak akan tidur maka kita setidaknya meluangkan waktu untuk memberikan cerita-cerita yang berhubungan dengan keagamaan. Cerita yang mengandung ajran moral. Dan pada saat ini juga kita harus mengajak anak sering bersembahyang misalnya Tri Sandya, sehingga anak akan memiliki jiwa Hindu", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 457, "height": 115, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk mananamkan nilai-nilai keagamaan pada anak dapat dilakukan dengan menyisipkan cerita-cerita atau dongeng yang bernafaskan keagamaanyang didalamnya terdapat nilai etika (susila) dan ketuhanan. Melalui dongeng yang diberikan maka anak akan belajar memahami nilai-nilai, norma-norma yang ada pada masyarakat. Cerita-cerita dapat diberikan pada saat anak menjelang tidur, namun cerita yang diberikan haruslah cerita yang baik untuk perkembangan kepribadian anak misalnya Purana dan Itihasa.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 456, "height": 136, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan mendidik anak untuk berdoa dan Tri Sandya merupakan hal yang sederhana untuk mendidik anak terhadap yang yang positif. Dengan berdoa anak akan menyatakan ketakutan, kecemasan, harapan, kekewatiran dan kebutuhannya kepada Ida Sang Hyang Widhi. Tak boleh terlupakan bahwa Guru rupaka harus mengajarkan tentang Hukum Karma Phala, karena ajaran ini akan memberikan pengetahuan pada anak bahwa semua perbuatan yang dilakukan akan menyebabkan akibat atau hukuman yang setimpal. Sehingga anak akan takut untuk berbuat kesalahan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 708, "width": 457, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Guru rupaka harus aktif dalam kegiatan mendidik anak-anaknya karena peranan guru rupaka dan pengaruh lingkungan akan memberikan dampak bagi perkembangan kejiwaan", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 136", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "anak. Dan jika anak mulai berkelakuan yang menyimpang maka ini menandakan ada kesalahan guru rupaka dalam mengarahkan perkembangan anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 325, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Penanaman Ajaran Agama Hindu Anak Berusia 5-12 Tahun", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 457, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebiasaan hidup yang sehat dan baik harus dilatihkan kepada anak sejak usia dini. Guru rupaka harus melatih anak agar bangun pagi, berdoa, mandi, sarapan, membuat PR, pergi kesekolah. Guru rupaka harus pandai mengatur dan membagi waktunya untuk anak karena guru rupaka memiliki peranan yang penting bagi perkembangan anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 457, "height": 177, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Untuk membiasakan anak berprilaku yang baik maka guru rupaka harus senantiasa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari. Seperti apapun prilaku orang tua maka baik disadari maupun tidak maka anak akan mencontohnya atau mengikutinya. Jadi seorang Guru Rupaka merupakan tokoh panutan bagi anak. Untuk melatih tanggung jawab dan disiplin anak itu merupakan kewajiban bagi Guru Rupaka, hal itu bisa dilakukan misalnya sebelum Guru Rupaka berangkat bekerja mereka harus meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang dengan anak agar setelah pulang sekolah mereka melakukan kewajibannya mengerjakan PR. Dengan memberikan nasehat-nasehat maka secara perlahan rasa disiplin dan tanggung jawab sang anak akan tumbuh.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 457, "height": 156, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada umumnya anak yang berusia 5 tahun keatas telah mendapatkan pendidikan yang formal. Meskipun anak telah mendapatkan pendidikan yang formal peranan Guru Rupaka juga masih sangat penting. Anak mendapatkan pendidikan formal disekolah dan mendapatkan pendidikan tentang budi pekerti dirumah. Maka sangatlah penting hubungan yang baik antara Guru Rupaka dengan guru pengajian disekolah. Sehingga misalnya ada hal-hal negatif yang dilakukan anak disekolah maka guru pengajian dapat melaporkan kepada Guru Rupaka dan guru rupaka akan memberikan nasehat-nasehat kepada anaknya. Jadi kerja sama antara lembaga sekolah dengan keluarga sangatlah penting untuk perkembangan pendidikan anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 456, "height": 74, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada usia ini Guru Rupaka harus senantiasa memberikan dorongan semangat untuk belajar, meraih prestasi di sekolah, dan anak dimasukkan ke sekolah minggu (pasraman). Dan orang tua harus mendorong agar anak rajin baik ke sekolah maupun ke pasraman. (wawancara Wayan Puja Astawa, 18 Oktober 2014)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 457, "height": 94, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mendidik anak agar cerdas merupakan salah satu tujuan dari pendidikan. Namun kecerdasan tanpa budi pekerti yang baik akan menyebabkan anak manjadi sombong dan takabur. Maka karena itu kecerdasan dan budi pekerti haruslah seimbang. Dalam ajaran agama Hindu masa anak menuntut ilmu disebut dengan masa Brahmacari. Pada masa Brahmacari ini adalah masa yang menjadi dasar pembentukan karakter dan pola kehidupan", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 137", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bagi anak yang akan digunakan untuk memasuki jenjang-jenjang berikutnya dalam Catur Asrama. Ilmu pengetahuan akan bermanfaat jika dilandasi oleh dharma.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 331, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Penanaman Ajaran Agama Hindu Anak Berusia 12-21 Tahun", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 129, "width": 457, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada usia 12-21 tahun merupakan masa yang sangat rawan dan kritis. Dimana pada usia 12-21 tahun pada umumnya anak yang normal akan mengalami masa puber dan goncangan jiwa. Pada usia ini merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa. Hal ini menyebabkan emosi anak tidak stabil akibat perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya dan lingkungan. Perubahan fisik ditandai dengan matangnya alat-alat fital. Pada wanita ditandai dengan payu dara, pinggul semakin membesar dan mengalami mentruasi. Sedangkan pada laki-laki ditandai dengan perubahan suara. Dalam menghadapi ini fungsi agama sangatlah penting bagi anak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 456, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masa puber merupakan masa pembentukan kepribadian dan sikap. Pada masa ini mereka akan mengalami suatu gejolak rohani akibat adanya pengaruh pengaruh dari lingkungan baik yang bersifat positif maupun negatif. Semua pengaruh yang mereka dapatkan dari luar akan mereka terima maka oleh karena itu perhatian guru rupaka pada anak di usia ini sangatlah penting. Pada masa ini biasanya anak berusaha ingin mandiri dan mencari jati diri.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 457, "height": 156, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam masa ini peranan Guru Rupaka dalam mengarahkan anak sangat penting sekali. Guru Rupaka harus memperhatikan pola pergaulan dari anak-anaknya. Mereka sangat terpengaruh oleh lingkungan disekitarnya. Adanya teknologi-teknologi modern misalnya televisi, radio, hp, internet dan sebagainya sangat mempengaruhi pola bersikap anak pada masa-masa ini. Pada masa-masa puber biasanya anak akan bersikap seperti yang mereka idolakan misalnya gaya rambut para artis, cara berpakaian, cara berbicara, bersikap dan sebagainya. Jadi sangatlah penting peranan guru rupaka untuk mengarahkan dan membimbing anak-anaknya agar tidak terjerumus kepada hal-hal buruk akibat pengaru lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 457, "height": 198, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada anak berusia 12-21 biasanya anak akan mencari teman sebanyak-banyaknya. Mereka berdiskusi, berbagi pengalaman dan sebagainya. Maka guru rupaka harus memposisikan diri mereka menjadi teman yang baik bagi anak. Guru rupaka harus selalu berusaha berkomunikasi yang baik kepada anak dan menunjukan kasih sayang kepada anak, sehingga akan membuat anak yakin serta membuka diri jika ia mengalami kesulitan. Guru rupaka harus berhati-hati bersikap jika anak mengalami suatu kesalahan, jangan memarahinya karena akan sangat berpengaruh pada kondisi psikis anak pada usia ini, tetapi memberi nasehat yang baik bahwa yang dilakukan itu keliru. Pada masa ini guru rupaka juga harus mengajak anak untuk melaksanakan ajaran agama misalnya bersembahyang, beryadnya sesa, berbuat baik, berkata-kata jujur dan sebagainya. Memberikan nilai-nilai keagamaan sangat", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 138", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 456, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penting pada usia ini untuk memberikan benteng mental bagi anak dari pengaruh negatif lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 108, "width": 457, "height": 177, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penanaman nilai-nilai moral dalam keluarga memerlukan cara atau metode pendidikan moral. Untuk menanamkan nilai pengetahuan moral kepada anak, orang tua dapat melakukan pengajaran atau dialog secara terbuka, kemudian penanaman nilai-nilai perasaan moral melalui pemberian contoh atau teladan orang tua, selanjutnya melalui control orang tua dapat mengevaluasi tindakan moral anak-anaknya. Seperti dikemukakan oleh KI Hajar Dewantara (1962) dalam mengembangkan pendidikan atas dasar sistem among, menyusun alat-alat pendidikan, berupa (1) pemberian contoh (teladan); (2) pembiasaan; (3) pengajaran; (4) perintah, paksaan dan hukuman; (5) laku ( self-discipline ), dan (6) pengalaman lahir dan batin ( nglakoni, ngrasa, beleaving ) (dalam Shochib,1998:29).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 457, "height": 115, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian Atmadja (2002:4-5) mengemukakan bahwa penanaman aspek nonkognitif di lingkungan keluarga mutlak memerlukan metode, paling tidak ada empat metode yakni: belajar sambil bermain, belajar sambil bercerita, belajar sambil bernyanyi, dan belajar sambil bekerja. Orang tua dapat menyisipkan nilai-nilai moral melalui permainan, cerita, nyanyian, dan pekerjaan, sehingga anak-anak dengan mudah memahami dan menyerap nilai-nilai moral sehingga dapat menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 457, "height": 322, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ada sejumlah studi yang telah menegaskan bahwa keluarga adalah faktor penentu utama bagi sosialisasi anak-anak. Studi Syamsul Arifin dan Imam Hambali (1994:54) membuktikan bahwa kenakalan remaja di wilayah Jawa Timur disebabkan oleh kondisi keluarga yang negative, seperti ketegangan keluarga, tingkat otoritas orang tua, dan mislkinnya teladan keagamaan. Di antara ketiga faktor tersebut, faktor dominan adalah kemiskinannya dalam teladan kegamaan dari orang tua. Temuan tersebut didukung hasil studi: Lutfi (1991:80); Nur Hidayan (1992:85, dan 1993:87); dan Nur Hidayah dkk (1994:80) terhadap anak SMU di Kodya malang yang menyatakan bahwa penyebab utama remaja berperilaku agresif adalah pola sikap orang tua terhadap anaknya. Orang tua yang bersikap otoriter dan yang memberikan kebebassan penuh menjadi pendorong bagi anak untuk berperilaku agresif. Orang tua yang bersikap demokratis dan terampil menangani emosi akan memiliki anak yang pandai bergaul, kurang bentrok dengan orang tua, pandai menangani gejolak emosi, dan sering tidak marah (Mayer, 2000:4). Lebih jauh, Mayer & Salovey (2000b), dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa anak-anak yang mempunyai orang tua yang terampil mengendalikan emosi akan menunjukkan anak-anak yang lebih sntai, disukai oleh teman-teman, pandai bergaul dan lebih berkonsentrasi dengan baik dan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 139", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 135, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farrington (1988:87-90) dari hasil penelitiannya menyatakan bahwa sikap orang tua yang kassar dank eras, perilaku orang tua uyang menyimpang, dinginnya hubungan antara anak dengan orang tua dan antara ayah dan ibu, orang tua yang bercerai, dan ekonomi lemah menjadi pendorong utama anak untuk berperilaku agresif. Penelitian Ningsih (2004:126), menemukan bahwa pola asuh orang tua yang otoriter, permisif dan demokratis mempunyai hubungan yang signifikan dengan pengambilan keputusan dalam pergaulan sehari-hari baik di rumah, di sekolah, maupun masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 456, "height": 136, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikasi hasil penelitian Lutfi (1991:80); Nur Hidayah (1993:85 dan 1994:87) dan Nur Hidayah dkk (1995:90) adalah bahwa dalam pola asuh dan sikap orang tua yang demokratis menjadikan adanya komunikasi yang dialogis antara anak dan orang tua dan adanya kehangatan yang membuat anak remaja merasa diterima oleh orang tua sehingga ada pertautan perasaan. Oleh sebab itu, anak remaja yang merasa diterima oleh orang tua memungkinkan mereka untuk memahami, menerima, dan menginternalisasi “pesan” nilai moral yang diupayakan untuk diapresiasikan berdasarkan kata hati.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 356, "width": 457, "height": 136, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan tersebut sangat relevan pada pendidikan dalam menumbuhkan kesadaran pada anak dan remaja untuk selalu melaksanakan ajaran agama Hindu dengan baik. Yang ditandai anak dan remaja ikut berpartisipasi dalam persembahyangan-persembahyangan keagamaan Hindu di desa.Kesadaran tersebut tidak terlepas dari bimbingan guru rupaka, tokoh masyarakat dan guru pengajian. Hal yang terpenting adalah Guru Rupaka selalu menyempatkan diri untuk membagi waktunya untuk anak dan membimbingnya hingga menjadi anak yang suputra.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 501, "width": 457, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penerapan dari lingkungan pendidikan sangat mempengaruhi anak. Lingkungan yang konduksif dan sikap kebiasaan Guru Rupaka yang teladan, beriman dan baik sangat diharapkan dalam membentuk anak yang suputra. Sebaliknya jika anak diarahkan dan diperlihatkan kepada hal yang negatif maka anak akan cenderung memiliki kebiasaan yang buruk, peranan Guru Rupaka sangat penting untuk mengarahkan dalam hal ini.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 228, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Tujuan penanaman ajaran agama Hindu", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 646, "width": 456, "height": 94, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Agar anak memiliki kepribadian yang seutuhnya, anak agar menyadari akan kesejatian dirinya (self realizing). Apa yang dikatakan sebagai pendidikan dewasa ini adalah apa yang masih tertinggal pada diri kita setelah semuanya terlupakan. Jadi apa yang masih tertinggal setelah semuanya terlupakan? Watak yang baik. Tanpa watak atau budi pekerti yang baik, pendidikan tidak ada gunanya (Vishvanath, 1997:5).", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 140", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 456, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pembentukan karakter yang baik pada anak sebagaimana Bhagawan Sri Sathya Sai Baba (2000:5) menyatakan :", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 108, "width": 223, "height": 73, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan pengetahuan adalah kearifan Tujuan peradaban adalah kesempurnaan Tujuan kebijaksanaan adalah kebebasan dan Tujuan pendidikan adalah karakter yang baik", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 457, "height": 114, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan Agama Hindu sesungguhnya terkandung dalam ajaran Catur Purusa Artha yaitu empat tujuan hidup umat Hindu. Antara lain Dharma, Artha, Kama dan Moksa. Untuk mencapai artha dan kama maka hendaknya dharmalah yang dicari terlebih dahulu sebagai landasan untuk meraih artha dan kama. Setelah semua itu tercapai barulah menapaki ke jenjang Wanaprastha untuk melepaskan diri dari ikatan duniawi dan akhirnya mencapai tujuan akhir yaitu moksartham jagadhita ya ca iti dharma.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 315, "width": 457, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan pendidikan agama Hindu telah dirumuskan oleh Parisada Hindu Dharma Indonesia Pusat melalui seminar kesatuan tafsir (1985) terhadap aspek-aspek agama Hindu (Titib, 2002: 18), sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 377, "width": 442, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Menanamkan ajaran agama Hindu menjadi keyakinan dan landasan segenap kegiatan umat Hindu dalam semua perikehidupannya.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 442, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Ajaran agama Hindu mengarahkan pertumbuhan tata kemasyarakatan umat Hindu hingga serasi dengan Pancasila, dasar negara Republik Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 442, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Menyerasikan dan menyeimbangkan pelaksanaan bagian-bagian ajaran agama Hindu dalam masyarakat antara tatwa , susila dan upacara.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 501, "width": 333, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Untuk mengembangkan hidup rukun antar umat berbagai agama.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 388, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Peran Pendidikan Agama Hindu dalam Membentuk Kepribadian Anak .", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 456, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Inti ajaran agama Hindu terdiri dari bagian yang disebut dengan Tri Kerangka Agama Hindu. Tri Kerangka Agama Hindu itu sendiri dibagi menjadi 3 bagian antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 605, "width": 102, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Tattwa (filsafat)", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 626, "width": 85, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Susila (etika)", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 646, "width": 100, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Upacara (ritual)", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 457, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari ketiga kerangka tersebut, dapat dikembangkan menjadi beberapa ajaran agama Hindu yang kemudian diaplikasikan kedalam sebuah praktek upakara atau simbol-simbol yang mencerminkan makna dari ajaran agama tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 141", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 457, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jika diibaratkan tattwa itu adalah kepala, susila adalah hati, upacara adalah tangan dan kaki agama. Dapat juga diandaikan sebagai sebuah telor, sarinya adalah tatwa, putih telornya adalah susila dan kulitnya adalah upacara. Telor ini akan busuk jika satu dari bagian ini tidak sempurna. Maka dari itu, ketiga kerangka ini haruslah seimbang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 457, "height": 115, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak tattwa yang mampu membuat seseorang menjadi berubah kearah yang lebih positif bila saja seseorang itu mampu memaknai tattwa tersebut dan mampu disesuaikan dengan kehidupan yang sekarang. Contoh yang sehari-hari kita dengar yaitu ucapan Om Swastyastu. Andai saja ucapan ini dapat dipahami dan dimaknai oleh seorang siswa, pastinya akan ada suatu anugrah, berkah dan timbulnya aura positif dari ucapan yang sangat dalam tattwanya (filsafatnya).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 457, "height": 155, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Om merupakan aksara suci untuk Sang Hyang Widhi Wasa, Swastyastu berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya semoga selalu berada dalam keadaan yang baik atas karunia Hyang Widhi. Sungguh luar biasa makna dibalik kata yang sederhana di atas. Tapi seakan-akan orang-orang atau khususnya para anak, hanya sekedar mengucapkannya sebagai salam saja tanpa mengetahui makna dibalik kata-kata tersebut. Sama halnya dengan mengucapkan mantram-mantram suci ketika bersembahyang. Bila diucapkan dengan sungguh pasti akan timbul suatu getaran sehingga persembahyangan tersebut akan terasa sangat hikmat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 460, "width": 65, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 456, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan pemaparan dan analisis mengenai peran Guru Rupaka dalam menanamkan pendidikan agama Hindu di Kota Surakarta, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 543, "width": 456, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Peran Guru Rupaka dalam menanamkan ajaran agama Hindu pada anak antara lain sebagai guru pertama dan utama dalam kehidupan anak, membina kesehatan anak, melaksanakan Yadnya, melaksanakan Srada dan Bakti.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 605, "width": 456, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Penanaman ajaran agama Hindu harus dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan, anak lahir sampai menjadi dewasa secara fisik maupun mental. Pelaksanaan penanaman ajaran agama hindu dilakukan dengan melaksanakan yadnya dan petuah-petuah yang mendidik anak sesuai dengan ajaran agama Hindu.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 688, "width": 456, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Tujuan menanamkan ajaran agama Hindu dalam keluarga adalah untuk membentuk anak yang suputra serta untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera. Tujuan penanaman ajaran agama Hindu yaitu mewujudkan Jagadhita dan moksa.", "type": "List item" }, { "left": 390, "top": 778, "width": 124, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Volume 2 Nomor 2 (2019) 142", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 67, "width": 84, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 456, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmdi, H.Abu dan Ubhiyati,Nur.2001. ilmu pendidikan. Jakarta :Rineka Cipta. Ahmdi, H.Abu dan Sholeh, Munawar. 2005. Phisikologi perkembangan. Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 129, "width": 75, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": ": Rineka Cipta", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 149, "width": 456, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awanita , Made 2008. Membentuk Kepribadian Anak Dalam Kandungan Persefectif.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 170, "width": 100, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Surabaya : Paramita", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 191, "width": 393, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 211, "width": 457, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Departemen Pendidikan Nasional, 2003, Undang-Undang Republik Indonesia No.20 Th.2003,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 232, "width": 414, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depertemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 274, "width": 313, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darmayasa. 1992. Canakya Niti Sastra. Jakarta : Hanuman Sakti", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 350, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jalaludin, 2001. Phisikologi Agama. Jakarta : PT Raja Grafindo Perkasa Hurlock, Elizabeth B. Phisikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 336, "width": 457, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kajeng, I Nyoman. Dkk. 2006. Sarasamuccaya. Denpasar, Pemerintahan Provinsi Bali pengadaan Buku Penuntun Agama Hindu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 377, "width": 342, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PGAH 6 THN Singaraja. 1971. Niti Castra. Singaraja : P GAH 6 THN", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 398, "width": 456, "height": 31, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wibawa, Made Aripta. 2005. Siapakan yang di sebut Guru. Denpasar : PT Warna Komunikasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 439, "width": 457, "height": 32, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wiana, I Ketut. 1997. Cara Belajar Agama Hindu Yang Baik. Denpasar : Yayasan Dharma Naradha.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 481, "width": 437, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zainal Aqib. 2002. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran. Surabaya : Insan Cendikia", "type": "Text" } ]
370335da-137a-6871-917b-1c50de1c62dd
https://jurnal.um-palembang.ac.id/bearing/article/download/5493/3230
[ { "left": 85, "top": 776, "width": 122, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL 07, NO. 04, DESEMBER 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 776, "width": 16, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "185", "type": "Page footer" }, { "left": 119, "top": 60, "width": 361, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENGARUH PENAMBAHAN SERAT POLYPROPYLENE TERHADAP KUAT TEKAN FOAM CONCRETE", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 101, "width": 162, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teddy Irawan 1,* , Herri Purwanto 2", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 126, "width": 312, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palembang", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 139, "width": 340, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas PGRI Palembang *E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 279, "top": 195, "width": 37, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 213, "width": 428, "height": 80, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lightweight concrete has a specific gravity of 400 - 1,600 kg/m 3 so it has a lower weight than normal concrete. One type of lightweight concrete is foam concrete which is formed by adding air to the concrete mixture. The compressive strength of foam concrete is still very low. With the addition of polypropylene fibers can increase the compressive strength of the concrete. The value of the compressive strength of foam concrete with a mixture of 0% polypropylene fiber shows a value of 2.85 MPa. The addition of 0.2% fiber showed a value of 7.77 MPa. The percentage of 0.4% polyoropylene fiber has a compressive strength of 8.38 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 307, "width": 280, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Foam Concrete, Fibre, Polypropylene Fibre, Kuat Tekan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 121, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 379, "width": 207, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Richard and Ramli (2013) menjelaskan dalam penelitiannya dimana foamed concrete baik untuk digunakan di dunia konstruksi. Hal tersebut berkaitan dengan emisi karbondioksida yang dikeluarkan dari pembuatan semen yang 5% emisi tersebut berasal dari dunia konstruksi.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 480, "width": 207, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarje dan Autade (2014 ) menjelaskan dalam penelitiannya mendorong penggunaan beton ringan dalam dunia konstruksi karena dapat mengurangi berat bangunan yang berpengaruh terhadap gempa. Dengan demikian akan menciptakan bekurangnya resiko bangunan terhadap gempa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 207, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moon, dkk. (2015) menyebutkan bahwa beton ringan memiliki berat jenis sebesar 400 - 1.600 kg/m 3 sehingga memiliki berat yang lebih rendah dari pada beton normal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 207, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karthikeyan (2015) menyebutkan bahwa Foam concrete dapat digunakan untuk mengurangi berat bangunan sehingga menciptakan bangunan tahan gempa.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 352, "width": 94, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jenis Beton Ringan", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 373, "width": 208, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Moon, dkk. (2015) beton ringan memiliki tiga jenis yaitu Autoclaved Aerated Concrete (AAC), Non Autoclave Concrete (NAAC), Foamed Concrete (NAAC).", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 437, "width": 93, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat Polypropylene", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 458, "width": 208, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awang, dkk. (2013) menjelaskan dalam penelitiannya dengan adanya penambahan serat kenaf dan polypropylene menyebabkan adanya peningkatan kuat lentur dari foamed concrete .", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 535, "width": 208, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awang dan Ahmad (2014) menjelaskan dalam penelitiannya menggunakan berbagai macam serat yaitu serat AR glass , kenaf, serat baja,", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 573, "width": 207, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "polypropylene , kelapa sawit, penggunaan berbagai macam serat tersebut menunjukan bahwa serat AR glass memberikan nilai kuat lentur terkecil dibandingkan dengan serat yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 650, "width": 207, "height": 73, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hamad (2014) menyebutkan bahwa Aluminium powder dimasukan sekitar 0,2% - 0,5% dari berat semen. Bahan baku yang baik untuk beton Autoclaved aerated concrete adalah bahan halus seperti silika, pasir kuarsa, kapur, semen dan bubuk aluminium.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 122, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL 07, NO. 04, DESEMBER 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 776, "width": 16, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "186", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 179, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dawood dan Hamad (2013)", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 207, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjelaskan dalam penelitiannya dengan menggunakan serat kaca dapat meningkatkan kuat tekan 56,6%, kuat lentur 50% dan kuat tarik belah 46% dibandingkan dengan foamed concrete yang tidak ditambah serat kaca. Penambahan serat kaca berkisar 0,6%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 207, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mydin, dkk. (2012) menjelaskan dalam penelitiannya tambahan serat kelapa dan polypropylene dengan rasio 1:33 dari volume yang dilarutkan dalam air untuk foam concrete dan dengan perbandingan air semen rasio 0,45. Perbandingan semen dengan pasir 1 : 1,5. Jenis foaming agent yang digunakan adalah jenis cair.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 120, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 168, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Material pembentuk Foam concrete", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 207, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Material pembentuk foam concrete terdiri dari semen, pasir, air, foaming agent , dan juga boleh ditambahkan fly ash sebagai subtitusi semen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 34, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semen", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 417, "width": 207, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semen yang digunakan adalah semen tipe I yang banyak beredar di pasaran dari PT. Semen Baturaja. Semen yang digunakan dapat dilihat Gambar 1.", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 639, "width": 93, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Semen Tipe I", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 231, "width": 100, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Fly ash tipe F", "type": "Caption" }, { "left": 306, "top": 270, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Air", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 292, "width": 207, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Air untuk campuran foam concrete adalah air bersih di Universitas Sriwijaya Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 351, "width": 27, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasir", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 372, "width": 207, "height": 35, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pasir yang digunakan berasal dari daerah Tanjung Raja Sumatera Selatan dan dapat dilhat pada Gambar 3.", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 571, "width": 67, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Pasir", "type": "Caption" }, { "left": 306, "top": 610, "width": 93, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat Polypropylene", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 631, "width": 207, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Serat Polypropylene yang digunakan adalah serat yang diproduksi oleh PT. SIKA dan memiliki panjang 12 mm yang dapat dilihat pada Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 122, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL 07, NO. 04, DESEMBER 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 776, "width": 16, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "187", "type": "Page footer" }, { "left": 129, "top": 221, "width": 116, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Serat Polypropylene", "type": "Caption" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 74, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Foaming Agent", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 282, "width": 207, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Foaming agent yang digunakan adalah berbentuk Cair. Gambar 5 adalah foaming agent .", "type": "Text" }, { "left": 138, "top": 479, "width": 98, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Foaming agent", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 518, "width": 138, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat Pembuat Foam Concrete", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 539, "width": 207, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat untuk pembuatan foam concrete terdiri dari pengaduk mixer molen , timbangan digital, gelas ukur, alat slump flow, vicat apparatus , tabung salju, kompresor, mesin uji kuat tekan beton.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 132, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian di Laboratorium", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 645, "width": 207, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian yang dilakukan adalah pengujian material berupa agregat halus, pengujian sifat bahan fly ash .", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 59, "width": 120, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Pembuatan Foam", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 81, "width": 207, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Foam dibuat dengan mengacu pada beberapa penelitian sebelumnya. Tabung salju dan kompresor angin digunakan untuk membuat foam. Perbandingan antara air dan foaming agent adalah sebesar 1 berbanding 30.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 144, "width": 207, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tekanan kompresor yang digunakan adalah sebesar 35 psi.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 191, "width": 160, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap Pembuatan Foam Concrete", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 212, "width": 208, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahap pembuatan foam concrete adalah dengan mempersiapkan bahan serta menimbang bahan tersebut sesuai dengan campuran yang telah ada. Alat pengaduk dibersihkan dan cetakan silinder ukuran diameter 100 mm dan tinggi 200 mm dibersihkan dan diberi oli.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 313, "width": 207, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selanjutnya adalah dengan mencampurkan semen dan fly ash sampai homogen kemudian ditambahkan pasir. Kemudian air dimasukan hingga campuran rata dan masukan serat polypropylene.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 384, "width": 207, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terakhir masukan foam kecampuran mortar tersebut lalu aduk hingga rata kemudian masukan kedalam cetakan yang sudah dibersihkan dan diberi oli agar tidak lengket.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 456, "width": 124, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perawatan Foam Concrete", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 477, "width": 208, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perawatan foam concrete dilakukan setelah campuran yang dicetak dilepas setalah 24 jam. Perawatan dilakukan foam concrete dengan diletakan pada ruangan dengan suhu 23°C.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 569, "width": 180, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian Kuat Tekan Foam Concrete", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 591, "width": 208, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengujian kuat tekan dengan menggunakan alat Universal Testing Machine . Benda uji silinder diberi tekanan sampai mengalami keretakan.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 669, "width": 125, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Campuran Foam Concrete", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 691, "width": 207, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode ACI 523.3R-3 (1998) digunakan untuk menentukan campuran foam concrete dan dengan menggunakan trial sebelum pengujian.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 122, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL 07, NO. 04, DESEMBER 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 776, "width": 16, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "188", "type": "Page footer" }, { "left": 133, "top": 58, "width": 111, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Komposisi campuran", "type": "Section header" }, { "left": 88, "top": 82, "width": 203, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A B C D E F G H FC0-0 0 0 408 45,34 453,39 500 204,02", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 24, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FCP0,2-", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 206, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 0,2 12 408 45,34 453,39 500 204,02 FCP0,4- 12 0,4 12 408 45,34 453,395 500 204,02", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 141, "width": 191, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keterangan : A : Kode, B : Persentase serat, C : Panjang serat, D : Semen, E : Fly Ash , F : Pasir, G : Foam , H : Air.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 199, "width": 186, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 226, "width": 207, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2 yang menunjukan adanya kenaikan nilai kuat tekan foam concrete dengan", "type": "Table" }, { "left": 193, "top": 251, "width": 99, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "penambahan serat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 68, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "polypropylene .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 289, "width": 206, "height": 148, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil kuat tekan dengan penambahan serat polypropylene Kode % Serat Panjang Serat (mm) Kuat Tekan (Mpa) FC0-0 0 0 2,85 FCP0,2-12 0,2 12 7,77 FCP0,4-12 0,4 12 8,38 Nilai kuat tekan foam concrete dengan campuran 0% serat polypropylene", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 440, "width": 207, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menunjukan nilai 2,85 MPa. Penambahan serat 0,2% menunjukan nilai 7,77 MPa. Persentase serat polyoropylene 0,4% kuat tekannya 8,38 MPa. Kenaikan Kuat Tekan foam concrete dengan penambahan serat polypropylene dapat dilihat pada Gambar 6.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 632, "width": 206, "height": 18, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Pengaruh serat polypropylene terhadap kuat tekan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 679, "width": 112, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 706, "width": 207, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil Pengujian foam concrete akibat penambahan serat polypropylene mengalami kenaikan dengan penambahan sebesar 0,2% dan 0,4%. Pada penambahan serat", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 59, "width": 207, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "polypropylene 0% kuat tekan foam concrete adalah sebesar 2,85 MPa. Penambahan serat polypropylene sebesar 0,2% menujukan kuat tekan sebesar 7,77 MPa. Penambahan serat polypropylene 0,4% kuat tekan yang didapat sebesar 8,38 MPa.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 161, "width": 72, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 188, "width": 209, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ACI 523.3R-93, 1998. Guide for Cellular Above 50 pcf,and for Aggregate Concretes Above 50 pcf with Compressive Strength sLess Than 2500 psi. ACI Commie 523. USA: American Concrete Institute .", "type": "Table" }, { "left": 305, "top": 277, "width": 209, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awang, Hanizam., Mydin, Othuman Md Azree., & Ahmad, M. H. (2013). Mechanical and Durability Properties of Fibre Lightweight Foamed Concrete . ISSN 1991-8178.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 348, "width": 208, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Awang, Hanizam., & Ahmad, Muhammad Hafiz. (2014). Durability Properties of Foamed Concrete with FiberInclusion.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 386, "width": 209, "height": 307, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Scholarly and Scientific Research & Innovation 8(3) 2014. Dawood, Eethar Thanon, & Hamad, Ali Jihad. (2013). Effect of Glass Fibre on Tensile Strength of High Performance Lightweight Famed Concrete (HPLWFC) . International Journal of Enchaced Reseach in Science Technology and Engineering . Hamad, Ali J.(2014). Material, Production, Properties and Application of Aerated Lightweight Concrete: Review. International Journal of Material Sciences and Engineering . Karthikeyan, S. (2015). Mechanical Properties of Foam Concrete . International Journal of Earth Sciences and Engineering . Moon, Mr. Ashish S., Varghese, Valsoon & Waghmare, S.S. (2015). Foam Concrete Can Be Used for Sustainable Construction as a Building Material.", "type": "Table" }, { "left": 335, "top": 696, "width": 178, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "International Journal for Scientific Reseach & Development .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 729, "width": 209, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mydin Md Azree Othuman & Roosli, Ruhizal.", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 742, "width": 178, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2012). Prediction of Elevated", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 776, "width": 122, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "VOL 07, NO. 04, DESEMBER 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 497, "top": 776, "width": 16, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "189", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 59, "width": 179, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Temperature Flexural Strength of Lighweight Foamed Concrete Strengthened with Polypropylene Fibre", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 97, "width": 145, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "and Fly Ash . ISSN : 2222-1719.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 118, "width": 208, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Richard, Alonge O., & Ramli, Mahyuddin.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 179, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2013). Experimental Production of Sustainable Lightweight Foamed", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 156, "width": 179, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Concrete . British Journal of Applied Science and Technology.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 189, "width": 209, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sarje, H.K., & Autade, A. S.(2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 202, "width": 179, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Consequences of Protein Based Foaming Agent on Lightweight", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 227, "width": 179, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Concrete. International Journal of Recent Technology and Engineering .", "type": "Text" } ]
d78cd629-cfac-66e2-dc7f-926ea4ac0b1f
https://ejournal.staindirundeng.ac.id/index.php/tanzir/article/download/75/54
[ { "left": 85, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 297, "top": 786, "width": 15, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "175", "type": "Page footer" }, { "left": 192, "top": 74, "width": 225, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAKWAH KULTURAL DI TANOH GAYO", "type": "Section header" }, { "left": 274, "top": 102, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ali Mustafa", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 127, "width": 287, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Gajah Putih Takengon", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 141, "width": 156, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 45, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 186, "width": 439, "height": 140, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research reviewed the existence of cultural da’wah in the spread of Islam in Gayo land of middle Aceh within the historical perspective. This research found that the model and apporach of da’wah cultural in gayonesse people in middle Aceh are not in line with islamic value. In this approach, the terms, deeds and cultural equipments used are genuinely parts of Gayo culture. Yet, islamic values were inserted in this approach. This approach made Islam easy to be eccepted by gayonesse who are previously animism. Moreover, the support of sarak opat as opinion leader made the spreading of islam easier and firm in every daily aspects of gayo people. As the result, the acculturation between culture and religion occured which makes the gayo culture identycal with the values of islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 334, "width": 238, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keyword: Cultural da’wah , Islam, Gayo Culture", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 360, "width": 37, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺺﺨﻠﻤﻟا", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 386, "width": 442, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﮫﯿﺸﺗأ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﻲﻓ ﻮﯾﺎﻏ تﺎﻌﻔﺗﺮﻣ ﻲﻓ مﻼﺳﻹا ﺮﺸﻧ ﺔﯿﻠﻤﻋ ﻲﻓ ﺔﯿﻓﺎﻘﺜﻟا ﺔﯿﻋاﺪﻟا دﻮﺟو لﺎﻘﻤﻟا اﺬھ لوﺎﻨﺘﯾ ﺔﯿﺨﯾرﺎﺘﻟا ﺔﯿﺣﺎﻨﻟا ﻦﻣ ﮫﯿﺸﺗأ ﺔﻈﻓﺎﺤﻣ ،ﻰﻄﺳﻮﻟا . ﻲﻓ ﺔﯿﻓﺎﻘﺜﻟا ةﻮﻋﺪﻟا جذﻮﻤﻧ نأ ﺔﺳارﺪﻟا هﺬھ تﺪﺟوو", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 419, "width": 442, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/ ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا ﺔﻓﺎﻘﺜﻟا باﺮﺘﻗا ﻊﻣ ﻞﻌﻔﺗ ﻰﻄﺳﻮﻟا ﮫﯿﺸﺗآ ﺔﻘﻄﻨﻣ ﻲﻓ ﻮﯾﺎﻏ ﻊﻤﺘﺠﻣ ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا ﻲﺳﺎﺴﯿﻧﻮﯾﺎﻏ", "type": "List item" }, { "left": 443, "top": 435, "width": 82, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﻤﻠﺳﻷا ﺔﻓﺎﻘﺛ ﺖﺴﯿﻟ", "type": "Text" }, { "left": 439, "top": 439, "width": 4, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 435, "width": 443, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "سﻮﻘﻄﻟا ﻲﻓ ﺔﻣﺪﺨﺘﺴﻤﻟا تاودﻷاو لﺎﻌﻓﻷا ﺔﯿﻓﺮﻌﻟا تﺎﺤﻠﻄﺼﻤﻟا نﺈﻓ ،ﺞﮭﻨﻟا اﺬھ ﻲﻓ ﺎﮭﯿﻓ ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا ﻢﯿﻟﺎﻌﺘﻟاو ﻢﯿﻘﻟا جاردإ ﻢﺘﯾ ﻦﻜﻟو ،ﺔﺘﺤﺑ يﺎﻏ تﺎﻓﺎﻘﺛ ﻲھ", "type": "List item" }, { "left": 215, "top": 455, "width": 4, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 451, "width": 443, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺖﻗو ﻲﻓ ىدأ يﺬﻟا ﺞﮭﻨﻟا اﺬھ ا ﻮﯾﺎﻏ سﺎﻨﻟا ﻞﺒﻗ ﻦﻣ ﺔﻟﻮﮭﺴﺑ ﺔﻟﻮﺒﻘﻣ مﻼﺳﻹا ﻰﻟإ ﻖﺣﻻ", "type": "List item" }, { "left": 82, "top": 467, "width": 442, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".ﺔﯿﺣاورﻷاو تﺎﻛﺮﺤﻟا عﺎﺒﺗأ ﻞﺻأ ﻦﯾﺬﻟ ﻲﻓ هﺰﯾﺰﻌﺗو مﻼﺳﻹا لﻮﺧد ﻂﯿﺴﺒﺗ ﻦﻣ ﺪﯾﺰﻣ يأﺮﻟا ﺲﯿﺋﺮﻛ كارﺎﺳ تﺎﺑوأ ﻢﻋد نﺈﻓ ،ﻚﻟذ ﻰﻟإ ﺔﻓﺎﺿﻹﺎﺑو ﻮﯾﺎﻏ ﻊﻤﺘﺠﻣ ﻦﻣ ةﺎﯿﺤﻟا ﺐﻧاﻮﺟ ﻊﯿﻤﺟ .", "type": "Text" }, { "left": 82, "top": 499, "width": 284, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﻢﯿﻘﻠﻟ ﺔﻓداﺮﻣ ﻮﯾﺎﻏ ﺔﻓﺎﻘﺛ ﻞﻌﺠﺗ ﺔﯿﻨﯾﺪﻟاو تﺎﻓﺎﻘﺜﻟا كﺎﻨھ ،ﻚﻟﺬﻟ ﺔﺠﯿﺘﻧو", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 515, "width": 241, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ﺔﯿﻣﻼﺳﻹا . : ҒƄljǛƃǝǚ ғ ǛƺƶƲƵǚ DŽ ƝӨƵǚ DŽ ljǛƣ ҒƧǛƬҝǃ Ʒǡƃǟǚǃ ҒNJ ƧǛƬҢƵǚ", "type": "Picture" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 114, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 610, "width": 187, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanoh Gayo adalah wilayah Provinsi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 215, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aceh bagian tengah yang didiami oleh Suku Gayo. Wilayah tradisional suku Gayo meliputi Kabupaten Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues. Selain itu suku Gayo juga mendiami sebagian wilayah di Aceh Tenggara, Aceh Tamiang, dan Aceh Timur. Menurut sejarahnya, suku Gayo adalah bagian dari Melayu Tua yang datang dari Hindia Belanda ke Nusantara pada", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 584, "width": 215, "height": 90, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gelombang pertama sebelum Masehi. Mereka menetap di pantai utara dan timur Aceh serta sepanjang daerah aliran Sungai Jambo Aye, Perlak, Kuala Simpang, Wih Jernih dan hulu Sungai Peusangan yang berada di daerah Lut Tawar, Takengon. 1", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 679, "width": 215, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketut Wiradyana, seorang peneliti dari Badan Arkeologi Medan, menjelaskan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 210, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Mahmud Ibrahim, Mujahid Dataran Tinggi Gayo (Takengon: Yayasan Maqamam mahmuda, 2007), h. 1, 9.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 283, "top": 784, "width": 241, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8, Nomor 2. Juli - Desember 2017 ……… 176 ..", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 215, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa masyarakat Gayo sudah mengenal sistem kepercayaan atau religi sejak masa prasejarah. Di situs Ujung Karang", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 135, "width": 215, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecamatan Kebayakan Aceh Tengah,", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 215, "height": 154, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wiradnyana menemukan bukti adanya penguburan yang disertai bekal kubur berupa wadah berbahan tanah liat (gerabah) dan mata panah berbahan batu dan juga wadah yang di anyam. Adanya bekal kubur tersebut memberikan gambaran akan adanya kepercayaan terhadap kehidupan lain selain kehidupan di alam dunia. Sehingga, jenazah diberikan bekal kubur agar di dalam perjalanan ke alam lain tidak terganggu. 2", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 216, "height": 233, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Temuan arkeologis di atas menguatkan keyakinan bahwa sebelum Islam masuk ke wilayah Gayo, masyarakat Gayo masih meyakini kepercayaan animisme. Ketika agama Islam masuk ke Perlak pada abad pertama Hijriah dan berkembang pesat, animisme yang dipercaya oleh masyarakat Gayo berangsur- angsur hilang dan beralih pada kepercayaan Islam. Kepercayaan animisme yang mereka yakini dan adat istiadat yang mereka pegang teguh turun temurun sejak berabad-abad sebelum Islam, berangsur-angsur diubah dan disesuaikan dengan nilai dan norma ajaran Islam. 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 215, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Oleh karena itu, tulisan ini menelusuri dan mengulas model dakwah kultural dalam proses penyebaran Islam di Dataran Tinggi Gayo yang difokuskan pada Kabupaten", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 211, "height": 83, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Ketut Wiradnyana dan Taufiqurrahman Setiawan, Gayo Merangkai Identitas (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2011), h. 124. Berdasarkan uji karbon, jejak-jejak kerangka yang ditemukan di Ujung Karang dan Mendale berusia 8430 tahun yang lalu. Baca http://lintasgayo.co/2014/07/11/arkeolog-tanoh-gayo- sudah-dihuni-manusia-8430-tahun-lalu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 205, "height": 44, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3 Mahmud Ibrahim dan AR. Hakim Aman Pinan, Syariat dan Adat Gayo , Jilid 2(Takengon: Yayasan Maqamammahmudah, Cetakan Keempat, 2010), h. 1.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 88, "width": 216, "height": 122, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aceh Tengah. Suku Gayo di wilayah ini dinilai sebagai suku Gayo yang pertama kali mendiami wilayah dataran tinggi Aceh. Proposisi tersebut didasarkan pada penemuan fosil manusia purba yang terdapat pada situs Loyang Mendale Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah sebagaimana telah disinggung di awal.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 227, "width": 215, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. DIALEKTIKA AGAMA DAN BUDAYA LOKAL", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 266, "width": 216, "height": 376, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dialektika antara agama dan budaya lokal terkadang dapat menjadi sebuah ketegangan. Kerena seni tradisi, budaya lokal, atau adat istiadat sering dianggap tidak sejalan dengan agama sebagai ajaran ilahiah yang bersifat absolut. Selanjutnya, timbul keresahan bahwa ketegangan antara agama dengan budaya lokal berakibat pada pudarnya nilai-nilai kearifan lokal. Heny Gustini Nuraeni dan Muhammad Alfan menjelaskan bahwa, secara lebih luas, sebenarnya dialektika agama dan budaya lokal atau seni tradisi tersebut dapat dilihat dalam perspektif sejarah agama-agama besar dunia: Kristen, Hindu, termasuk Islam, karena dalam penyebarannya selalu berhadapan dengan keragaman budaya lokal setempat, setrategi dakwah yang digunakannya sering mengakomodasi budaya lokal kemudian memberi spirit keagamaannya. Dengan demikian, agama dapat memberikan warna (spirit) pada kebudayaan, sedangkan kebudayaan memberi kekayaan terhadap agama. 4", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 655, "width": 215, "height": 59, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagai sebuah kenyataan sejarah, agama dan kebudayaan dapat saling mempengaruhi karena keduanya terdapat nilai dan simbol. Agama adalah simbol yang", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 729, "width": 209, "height": 33, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 Heny Gustini Nuraeni dan Muhammad Alfan, Studi Budaya di Indonesia (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 98.", "type": "Text" }, { "left": 456, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 249, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".. 177 ………. . Ali Mustafa | Dakwah Kultural Di Tanoh Gayo", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 215, "height": 233, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melambangkan nilai ketaatan kepada Tuhan. Kebudayaan juga mengandung nilai dan simbol supaya manusia bisa hidup di dalamnya. Agama memerlukan sistem simbol. Dengan kata lain, agama memerlukan kebudayaan agama. Akan tetapi, keduanya perlu dibedakan. Agama adalah sesuatu yang final, universal, abadi (parennial), dan tidak mengenal perubahan (absolut), sedang kebudayaan bersifat partikular, relatif, dan temporer. Agama tanpa kebudayaan memang dapat berkembang sebagai agama pribadi, tetapi tanpa kebudayaan, agama sebagai kolektivitas, tidak akan mendapat tempat. 5", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 215, "height": 217, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kuntowijoyo menyebutkan bahwa interaksi antara agama dan kebudayaan dapat terjadi sebagai berikut. Pertama, agama memengaruhi kebudayaan dalam pembentukannya, nilainya adalah agama, tetapi simbolnya adalah kebudayaan. Contohnya, bagaimana shalat memengaruhi bangunan. Kedua, agama dapat memengaruhi simbol agama. Dalam hal ini, kebudayaan Indonesia memengaruhi Islam dengan pesantren dan kiai yang berasal dari padepokan dan hajar. Ketiga, kebudayaan dapat menggantikan sistem nilai dan simbol agama. 6", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 215, "height": 106, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agama dan kebudayaan mempunyai dua persamaan, yaitu keduanya adalah sistem nilai dan sistem simbol dan keduanya mudah sekali terancam setiap kali ada perubahan. Agama dalam perspektif ilmu- ilmu sosial adalah sistem nilai yang memuat sejumlah konsepsi mengenai konstruksi", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 206, "height": 45, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5 Kuntowijoyo, Muslim Tanpa Masjid, Esai- Esai Agama, Budaya, dan Politik dalam Bingkai Strukturalisme Transendental (Bandung: Mizan, 2001), h. 196.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 751, "width": 58, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6 Ibid ., h. 195.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 88, "width": 216, "height": 138, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "realitas, yang berperan besara dalam menjelaskan struktur tata normatif dan tata sosial serta memahamkan dan menafsirkan dunia sekitar. Sementara seni tradisi merupakan ekspresi cipta, karya, dan karsa manusia (dalam masyarakat tertentu) yang berisi nilai-nilai dan pesan-pesan religiusitas, wawasan filosofis, dan kearifan lokal. 7", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 239, "width": 215, "height": 312, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Baik agama maupun kebudayaan, sama-sama memberikan wawasan dan cara pandang dalam menyikapi kehidupan agar sesuai dengan kehendak Tuhan dan kemanusiannya. Misalnya, dalam menyambut anak yang baru lahir, agama memberikan wawasan untuk melaksanakan akikah sebagai penebusan (rahinah) anak tersebut sementara kebudayaan, yang dikemas dalam marhabaan dan bacaan barjanji, memberikan wawasan dan cara pandangn lain, tetapi memiliki tujuan yang sama, yaitu mendoakan kesalehan anak yang baru lahir agar sesuai dengan harapan ketuhanan dan kemanusiaan. Demikian juga, dalam upcara tahlilan, baik agama maupun budaya lokal dalam tahlilan sama-sama saling memberikan wawasan dan cara pandang dalam menyikapi orang yang meninggal. 8", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 568, "width": 215, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. DAKWAH KULTURAL DALAM PROSES MASUKNYA ISLAM DI TANOH GAYO", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 619, "width": 215, "height": 59, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Mahmud Ibrahim, masuk dan berkembangnya Islam kedataran tinggi Gayo dibawa oleh pemimpin dan ulama dari Kerajaan Perlak. Kerajaan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 667, "width": 216, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perlak diresmikan menjadi kerajaan Islam pada", "type": "Table" }, { "left": 309, "top": 721, "width": 186, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7 Heny Gustini Nuraeni dan Muhammad Alfan,", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 732, "width": 57, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi… , h. 99.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 751, "width": 25, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8 Ibid .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 283, "top": 784, "width": 241, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8, Nomor 2. Juli - Desember 2017 ……… 178 ..", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 215, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tahun 225 H (840 M) dengan sultan pertama Sayid Maulana Aziz Syah yang berasal dari Arab kabilah Quraisy. 9 Pada tahun 375-395 H (986-1006 M), Kerajaan Sriwijaya menyerang Kerajaan Perlak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 151, "width": 215, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang menyebabkan seorang pemimpin bernama", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 216, "height": 106, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merah Malik Ishaq hijrah kehulu Sungai Jamer – salah satu anak Sungai Jambo-Aye dan membangun sebuah kerajaan, kemudian tempat itu diberi nama Isaq yang diambil dari namanya, Ishaq. 10 Merah Malik Ishaq memiliki anak tunggal bernama Merah Mersa yang kemudian memimpin", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 215, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat di lembah Danau Lut Tawar", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 310, "width": 216, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Takengon. Merah Mersa ini memiliki beberapa anak dan cucu yang kemudian menjadi pemimpin sekaligus “pengawal” Islam di Tanoh Gayo dan berbagai wilayah Aceh lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 389, "width": 179, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ajaran Islam secara", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 216, "height": 217, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkesinambungan didakwahkan ke Dataran Tinggi Gayo melalui Kerajaan Lingga oleh ulama Kerajaan Perlak. 11 Pada tahun 181 H atau 808 M, oleh Ahmad Syarif memimpin pertama pelaksanaanajaran Islam dalam Kerajaan Islam Lingga. 12 Ketika Kerajaan Perlak dipimpin oleh Sultan Machdum Alaidin Malik Mahmud Syah (memerintah 402-450 H atau 1012-1059 M), beliau mengirim seorang ulama bernama Syech Sirajuddin, yang kemudian bergelar Chik Serule, untuk mendidik dan memimpin pelaksanaan ajaran Islam di Kerajaan Lingga. 13", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 627, "width": 216, "height": 27, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim menjelaskan bahwa Islam masuk dengan mudah diterima oleh", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 675, "width": 55, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9 Ibid ., h. 20.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 694, "width": 51, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10 Ibid ., h. 1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 713, "width": 28, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11 Ibid .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 732, "width": 56, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Ibid ., h. 19.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 752, "width": 56, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13 Ibid . , h. 20.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 88, "width": 216, "height": 155, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "masyarakat Gayo pada waktu itu. Menurutnya, hal demikian sedikitnya dipengaruhi oleh dua faktor. Faktor pertama adalah ajaran Islam lebih masuk akal bagi masyarakat Gayo dibandingkan ajaran animis. Ibrahim menuturkan, “secara rasio mungkin animis inikan dengan Islam jauh sekali (berbeda) sehingga (Islam) lebih cepat diterima, menurut sejarah (ada) seratus da’i datang langsung dari Mekkah”. 14", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 246, "width": 213, "height": 250, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adapun factor kedua adalah system dakwah yang dilakukan ketika Islam masuk cukup baik. Ibrahim menuturkan, “…saya kira system dakwah mereka (penyebar Islam, pen.) bagus betul, artinya mudah diterima oleh tingkatan pemikiran waktu itu”. 15 Lebih lanjut Ibrahim menjelaskan bahwa proses internalisasi Islam pada masyarakat Gayo tidak dilakukan secara frontal dengan cara menghapuskan adat atau budaya yang telah ada kendatipun berbau animisme. Akan tetapi, proses tersebut dilakukan dengan mengakomodasi praktek budaya yang ada kemudian secara perlahan menyisipkan nilai-nilai Islam di dalamnya.", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 508, "width": 177, "height": 138, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebelumnya sudah ada buda yaitu, waktu animis sudah ada, waktu masuk Islam, kira-kira abad yang ke sebelas. Itu disesuaikan, disesuaikan adat atau budaya sama dengan ajaran agama itu tadi. Jadi umumnya, di Indonesia itu sebenarnya sudah padu antara budaya dengan Islam. 16", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 690, "width": 209, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Mahmud Ibrahim, Sejarawan Gayo dan Tokoh Agama Kabupaten Aceh Tengah, wawancara di Takengon pada tanggal 08 Oktober 2016.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 731, "width": 27, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15 Ibid", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 750, "width": 29, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 456, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 249, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".. 179 ………. . Ali Mustafa | Dakwah Kultural Di Tanoh Gayo", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 213, "height": 201, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyisipan nilai-nilai Islam itu, masih menurut Ibrahim, dilakukan dalam berbagai aspek budaya Gayo seperti pada seni didong, seni ukir, dan cerita rakyat, sehingga budaya animism berangsur-angsur hilang. 17 Pada seni kerrawang Gayo misalnya, pada awalnya ukiran-ukiran tersebut merupakan wujud pengagungan masyarakat Gayo terhadap alam semesta. Namun ketika Islam datang, ukiran-ukiran tersebut dimaknai sebagai ayat-ayat kauniyah dari Allah sebagai bukti kekuasaan-Nya. 18", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 294, "width": 216, "height": 249, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikianlah proses masuk dan bercampurnya Islam dengan budaya Gayo. Berdasarkan uraian data di atas, maka jelaslah bahwa bentuk dakwah yang dilakukan dalam menyebarkan Islam di Tanoh Gayo umumnya menggunakan pendekatan cultural atau akomodatif. Dengan model dakwah akomodatif, para ulama/da’i yang dating kedataran tinggi Gayo mengadopsi kebudayaan local secara selektif. Sistem sosial, kesenian, dan pemerintahan yang pas tidak diubah, termasuk adat istiadat, banyak yang dikembangkan dalam perspektif Islam. Hal itu memungkinkan budaya Gayo tetap beragama,", "type": "Text" }, { "left": 143, "top": 532, "width": 143, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "walaupun Islam telah", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 548, "width": 185, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyatukan wilayah itu secara agama.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 215, "height": 154, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada kenyataannya, kalangan ulama/da’i yang mendakwahkan Islam ke dataran tinggi Gayo telah berhasil mengintegrasikan antara ke-Islam-an dan ke-Gayo-an, sehingga budaya yang ada di daerah ini telah dianggap sesuai dengan nilai Islam. Hal ini karena Islam menyangkut nilai-nilai dan norma, bukan selera atau ideologi, apalagi adat. Oleh karena itu, jika nilai Islam dianggap sesuai dengan adat", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 730, "width": 29, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17 Ibid.", "type": "Footnote" }, { "left": 71, "top": 750, "width": 28, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Ibid .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 88, "width": 215, "height": 90, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "setempat, tidak perlu diubah sesuai dengan selera, adat, atau ideologi Arab. Jika itu dilakukan akan timbul kegoncangan budaya, sementara mengisi nilai Islam ke dalam struktur budaya yang ada jauh lebih efektif daripada mengganti kebudayaan.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 191, "width": 215, "height": 328, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jika menilik kepada sejarah dakwah Islam, sebenarnya dakwah dengan cara akomodatif seperti di atas juga telah dipraktekkan oleh Rasul ketika berdakwah kepada masyarakat non-muslim Madinah. Ketika Nabi hijrah ke Madinah, masyarakat Madinah menyambut dengan iringan gendang dan tetabuhan sambil menyanyikan thala’al badru ‘alaina dan seterusnya yang kemudian dalam kahazanah budaya Islam dikenal dengan Salawat Badar. Beliau selanjutnya dengan serta merta menggunakan tradisi Arab untuk mengembangkan Islam. Hal-hal yang diakomodir Rasul dari masyarakat Madinah di kala itu antara lain terlihat pada beberapa poin yang tercantum dalam piagam Madinah seperti tentang persatuan umat, hak asasi manusia, persaudaraan dan kerukunan umat beragama, serta persatuan sebagai warga negara. 19", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 536, "width": 215, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D. SARAK OPAT SEBAGAI OPINION LEADER", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 574, "width": 215, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain model dakwah yang akomodatif, keberhasilan dakwah Islam masuk ke dalam sendi-sendi budaya Gayo juga dikarenakan dakwah tersebut melibatkan tokoh-tokoh yang memegang pengaruh dalam masyarakat yaitu Merah (raja), Imem (ulama/da’i), dan Petue (cerdik pandai, tokoh masyarakat). Hal ini dapat dilihat manakala ketiga unsure tersebut", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 727, "width": 210, "height": 34, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19 Azhar, “Eksistensi Dakwah Rasul Pada Masyarakat Non Muslim Madinah”, dalam Jurnal An- Nadwah Vol. XI No.1, Januari-Juni 2006, h. 70-71.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 283, "top": 784, "width": 241, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8, Nomor 2. Juli - Desember 2017 ……… 180 ..", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 215, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berpadu dalam merumuskan 45 pasal adat di Negeri Kerajaan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 216, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingga. Tokoh-tokoh tersebut dalam budaya masyarakat Gayo merupakan unsure sarakopat 20 yang hingga sekarang masih didengar dan diikuti perintah, perilaku, dan pendapatnya dalam tatanan masyarakat Gayo. Hal ini dapat dilihat pada isi pasal itu sendiri yang menyatakan bahwa,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 239, "width": 180, "height": 169, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampung musarak, nenggeri mureje. Sarak opat, pintu opat. Reje musuket sipet, penggawe (imem) muperlu sunet, petue musidik sasat, rayat genap mufakat (Kampung ada wilayahnya, negeri ada rajanya. Negeri dipimpin oleh empat unsur pemerintahan. Reje menegakkan keadilan, Imem memimpin amal fardu dan sunat, Petue meneliti keadaan masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 397, "width": 17, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 410, "width": 119, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rakyatgenap mufakat). 21", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 437, "width": 215, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam istilah komunikasi, posisi orang-orang tersebut dinamakan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 508, "width": 210, "height": 223, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Sarak opat adalah empat unsur kepemimpinan masyarakat yang berkewajiban menjaga atau memelihara harkat dan martabat masyarakat yang mereka pimpin. Adapun keempat unsur Sarak Opat tersebut adalah Reje (tokoh pemerintahan), Imem (tokoh agama), Petue (tokoh adat, cerdik pandai), dan Rayat (rakyat, masyarakat biasa). Dalam masyarakat Gayo, Sarak Opat ada di setiap kampung. Namun, melihat perkembangan pemerintahan dan kemasyarakatan, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tengah menempuh kebijaksanaan untuk membentuk lembaga adat Sarak Opat secara berjenjang selaras dengan tingkatan atau jenjang pemerintahan, yaitu Sarak Opat Kabupaten, Kecamatan, dan Desa/Kelurahan (Kampung). Hal tersebut berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Aceh Tengah, Tanggal 5 Maret 1992 Nomor: 045/12/SK/92 Tentang Lembaga Adat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 740, "width": 184, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21 Edet Nenggeri Linge Pasal 2, lihat Mahmud Ibrahim, Jilid 2, h. 7-8.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 85, "width": 216, "height": 299, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "opinion leader 22 . Opinion leader inilah yang kemudian menentukan atau mempengaruhi pendapat masyarakat secara kolektif. Untuk mengubah tradisi masyarakat dengan karakteristik yang demikian, biasanya cukup mengubah para opinion leader baru kemudian dari merekalah perubahan secara menyeluruh terjadi. Homans menyatakan bahwa seseorang yang memiliki status sosial tinggi (pemimpin pendapat) akan senantiasa memelihara nilai-nilai serta norma kelompoknya sebagai syarat minimal dalam mempertahankan statusnya. Sementara dalam kenyataannya, orang berpengaruh ini dapat menjadi pendukung inovasi atau sebaliknya, menjadi penentang. Opinion leader berperan sebagai model di mana perilakunya (baik mendukung atau menentang) diikuti oleh para pengikutnya. 23", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 401, "width": 215, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "E. EFEK DAKWAH: AKULTURASI ISLAM DAN BUDAYA GAYO", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 439, "width": 216, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melihat kenyataan yang ada, efek dari dakwah kultural yang dilakukan para penyebar Islam di Tanoh Gayo adalah berpadunya nilai-nilai Islam dan budaya Gayo. Tampaknya perpaduan Islam dan budaya lokal di Kabupaten Aceh Tengah cenderung menggunakan pendekatan kulturisasi atau pribumisasi Islam dibanding pendekatan Islamisasi kultur. Dalam hal ini, istilah-istilah, perbuatan dan peralatan yang", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 620, "width": 213, "height": 103, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Istilah opinion leader sebagai sumber informasi dan pengambil keputusan dicetuskan pertama kali oleh Lazarsfeld sebagai hasil penelitiannya yang memperkenalkan “Model Komunikasi Dua Tahap”.Nurudin menjelaskan bahwa opinion leader adalah mereka yang memiliki otoritas yang tinggi dan yang menentukan sikap dan perilaku pengikutnya. Lihat Nurudin, SistemKomunikasi Indonesia (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2004), h. 154.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 732, "width": 214, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "23 Eduard Depari, Andrews Mac dan Collin, Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan (Jakarta: Gajah Mada University Press , 1988), h. 104.", "type": "Text" }, { "left": 456, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 782, "width": 249, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".. 181 ………. . Ali Mustafa | Dakwah Kultural Di Tanoh Gayo", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 216, "height": 201, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "digunakan dalam adat adalah murni budaya. Dalam upacara kelahiran, misalnya, istilah yang digunakan masyarakat untuk menyebut ritual ini adalah sinte turunmani, murni budaya. Dalam upacara perkawinan dan kematian, istilah yang digunakan sintemungerje dan sinte mate. Namun, nilai- nilai dan prinsip Islam amat kental disisipkan dalamnya, seperti penyembelihan hewan akikah dalam turun mani, ijab kabul dan mahar dalam mungerje, serta pelaksanaan fardu kifayah dalam sinte mate. 24", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 215, "height": 154, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian, ritus-ritus budaya tersebut semua pada level penampakannya (appearence) adalah simbol-simbol budaya namun merupakan pengungkapan atas nilai- nilai Islam sebagaimana yang diyakini oleh pelakunya.Bila dilakukan analisis lebih lanjut, percampuran antara Islam dan ritual- ritual yang ada pada masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah setidaknya dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk. 25", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 469, "width": 215, "height": 185, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pertama, percampuran nilai Islam dengan benda adat.Pada bentuk ini, benda- benda yang telah digunakan sebagai perlengkapan adat sebelum Islam masuk kemudian diberi pemaknaan secara islami. Penggunaan kelapa pada upacara kelahiran dan daun celala pada upacara perkawinan, misalnya, pada mulanya benda-benda tersebut memiliki makna adat sendiri, namun ketika Islam masuk pemaknaan benda dikaitkan sebagai simbol-simbol yang bernuansa islami.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 698, "width": 204, "height": 45, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "24 Ali Mustafa dan Rahmat Hidayat, Islam Gayo: Akulturasi Islam dan Budaya Lokal di Kabupaten Aceh Tengah (Laporan Penelitian Diktis Kemenag RI, 2016), h. 176-177.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 751, "width": 28, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "25 Ibid .", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 88, "width": 215, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kedua, percampuran nilai Islam dengan perbuatan adat. Akulturasi pada bentuk ini adalah pemaknaan perilaku adat sebagai simbol nilai yang bernuansa Islam. Misalnya, perbuatan ritual semah tunggel dalam prosesi adat perkawinan, kemudian diberi makna sebagai bentuk penghormatan istri kepada suami sebagaimana itu didasarkan pada ajaran Islam.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 239, "width": 215, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketiga, percampuran ajaran Islam dengan perbuatan adat. Pada bentuk yang terakhir ini, perilaku adat merupakan perbuatan yang diadopsi atau didasarkan pada ajaran Islam. Contohnya adalah prosesi ijab kabul pada upacara pernikahan dan menyembelih hewan pada upacara kelahiran.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 374, "width": 215, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya tiga bentuk perpaduan Islam dengan budaya lokal tersebut di atas kemudian menjadikan nilai-nilai Islam tetap terpelihara dalam sistem sosial masyarakat Gayo di Kabupaten Aceh Tengah tanpa menghilangkan identitas budaya yang merupakan warisan nenek moyang (muyang datu).", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 513, "width": 78, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "F. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 309, "top": 536, "width": 216, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Islam dengan mudah diterima oleh masyarakat Gayo yang semula penganut animisme dikarenakan dua faktor, yaitu proses dakwah cultural dan dukungan sarakopat. Dakwah cultural dilakukan dengan pendekatan kulturisasi/gayonisasi Islam bukan islamisasi kultur, yakni penyisipan nilai-nilai dan ajaran Islam ke dalam aspek-aspek budaya masyarakat. Dukungan sarakopat sebagai opinion leader semakin mempermudah dan memperkuat masuknya Islam ke dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat Gayo. Sebagai akibatnya, terjadi akulturasi budaya dan", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 69, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2085 255X", "type": "Page header" }, { "left": 283, "top": 784, "width": 241, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 8, Nomor 2. Juli - Desember 2017 ……… 182 ..", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 215, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "agama yang menjadikan budaya Gayo identik dengan nilai-nilai Islam.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 145, "width": 104, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR BACAAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 169, "width": 215, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amin, M. Darori. Islam dan Kebudayaan Jawa. Yogyakarta: Gama Media, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 218, "width": 215, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Azhar. “Eksistensi Dakwah Rasul Pada Masyarakat Non Muslim Madinah”,", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 263, "width": 180, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam Jurnal An-Nadwah Vol. XI", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 284, "width": 118, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No.1, Januari-Juni 2006.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depari, Edward, Andrews Mac dan Collin.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 328, "width": 180, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peranan Komunikasi Massa dalam Pembangunan. Jakarta: Gajah Mada University Press, 1988.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hurgronje, C. Snouck. Gayo: Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 401, "width": 180, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan Kebudayaannya Awal Abad ke- 20, terj. Hatta Hasan Aman Asnah.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 442, "width": 139, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Balai Pustaka, 1996.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 471, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim, Mahmud.Mujahid Dataran Tinggi", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 492, "width": 112, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gayo. Takengon:", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 492, "width": 41, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayasan", "type": "Table" }, { "left": 106, "top": 512, "width": 139, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Maqamammah- muda, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 541, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ibrahim, Mahmud dan A.R. Hakim Aman", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 558, "width": 180, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pinan. Syari’at dan Adat -Istiadat,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 583, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jilid I. Takengon, Aceh Tengah:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 603, "width": 176, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayasan Maqamammahmuda, 2002.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 216, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "----------------. Syari’at dan Adat -Istiadat,", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 653, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jilid II. Takengon, Aceh Tengah:", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 673, "width": 176, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayasan Maqamammahmuda, 2010.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 84, "width": 216, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "----------------. Syari’at dan Adat -Istiadat,", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 108, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jilid III. Takengon, Aceh Tengah:", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 129, "width": 176, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yayasan Maqamammahmuda, 2005.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 158, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jafar, Ny.A.S. Upacara Adat Pengantin", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 179, "width": 179, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gayo. Aceh Tengah: Depdikbud", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 199, "width": 97, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aceh Tengah, 1983.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 228, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melalatoa, M. J. Kebudayaan Gayo. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 249, "width": 98, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Balai Pustaka, 1982.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 277, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mustafa, Ali dan Rahmat Hidayat.Islam", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 298, "width": 180, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gayo: Akulturasi Islam dan Budaya Lokal di Kabupaten Aceh Tengah. Laporan Penelitian Diktis Kemenag RI, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 389, "width": 132, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurudin.SistemKomunikasi", "type": "Section header" }, { "left": 344, "top": 404, "width": 180, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Indonesia.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 442, "width": 216, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Paeni, Mukhlis. Riak di Laut Tawar.", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 462, "width": 180, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia kerjasama dengan Gadjah Mada University Press, 2003.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 532, "width": 216, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tantawi, Isma dan Bunyamin S. Pilar Pilar kebudayaan Gayo Lues. Medan:", "type": "Text" }, { "left": 345, "top": 574, "width": 85, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "USU Press, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 602, "width": 215, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wahid, Abdurrahman. Pergulatan Negara,", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 617, "width": 180, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agama, dan Kebudayaan. Jakarta: Desantara, 2001.", "type": "Text" } ]
01c42bd4-6846-db60-bcd6-944761e2789e
https://profesionalmudacendekia.com/index.php/jbmr/article/download/852/372
[ { "left": 80, "top": 746, "width": 379, "height": 60, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Journal of Business and Management Review Vol. 4 No. 10 2023 Page 754-770 DOI: 10.47153/jbmr410.8522023 Coresponding Author Email address: [email protected]", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 145, "width": 429, "height": 56, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The Influence of Perceived Risk and Perceived Benefits on Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending Mediated by Trust in Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 143, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elang Satriaputra Purnama 1 *,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 231, "width": 87, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nanang Suryadi 2 ,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 249, "width": 54, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andarwati 3", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 268, "width": 453, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1,2,3 Departement of Master Management, Faculty of Economic and Business, University of Brawijaya,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 286, "width": 127, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "East Java, Malang, Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 305, "width": 192, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ARTICLE INFO ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 325, "width": 460, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study explores the impact of perceived risk and benefits on the continuance intention to adopt fintech P2P lending platforms in Indonesia, with trust considered as a mediating factor. As the fintech sector rapidly expands, comprehending the determinants of user retention becomes imperative for sustained growth and consumer protection, overseen by regulatory bodies like Otoritas Jasa Keuangan (OJK). A diverse group of 105 participants was surveyed, ensuring representation across age, gender, region, and occupation. Structural Equation Modeling (SEM) was employed for data analysis. Results indicated that perceived risk significantly negatively influenced the continuance intention to adopt fintech P2P lending, while perceived benefits exhibited a robust positive effect. Trust was identified as a partial mediator between perceived risk, perceived benefits, and continuance intention. This research contributes valuable insights for fintech P2P lending platforms, providing considerations for effective company management. It also serves as input for companies aiming to enhance user continuance intention by maintaining and augmenting trust, a pivotal factor in bridging perceived risk and benefits with the adoption of fintech. ISSN: 2723-1097 Keywords:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 389, "width": 99, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perceived risk; perceived benefit; trust; continuance intention; fintech p2p lending.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 538, "width": 78, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 568, "width": 457, "height": 169, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The rapid advancement of information technology has significantly transformed various aspects of life, particularly in how businesses conducted. Information technology has revolutionized markets, industries, and the very essence of transactions. However, at its core, fundamental economic principles still hold true, with a business's success determined by sales volume and the ease of conducting sales. E-commerce has emerged as a significant component of the rapidly growing e- business landscape. Data from the Global Web Index indicates that 96% of internet users in Indonesia engaged in product searches and transactions on e-commerce platforms, with an average transaction value of around US$89 in 2019 (Pusparisa, 2019) .", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "755 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 151, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The surge in online transactions, particularly the popularity of ‘ paylater ’ methods, has led to the emergence of P2P lending startups such as Akulaku, Kredivo, and many more. However, challenges exist, including illegal P2P lending practices characterized by high interest rates and intimidating debt collection methods. Nonetheless, the P2P lending industry in Indonesia has seen significant growth, with an increasing number of borrowers and loan disbursements. The research also discusses the role of perceived risk and perceived benefits in users' intentions to continue using P2P lending platforms. There is a gap in existing research on these factors, and trust is proposed as a mediating variable to explore their influence on continuance intention.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 246, "width": 456, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The proliferation of P2P lending providers in Indonesia has brought both advantages and challenges. Illegal practices, including high interest rates and intimidating debt collection methods have been reported. In January 2023, the Investment Alert Task Force uncovered entities offering unauthorized investments and unlicensed online loans, leading to a total of 4,482 closed illegal online lending platforms since 2018 (Aprillia, 2021) . Personal data misuse and theft are the most common risk associated with illegal lending practices.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 372, "width": 457, "height": 134, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Furthermore, legal P2P lending platforms like AdaKami have faced scrutiny due to allegations of improper debt collection practices, leading to customer self-harm incidents. This includes fictitious online food orders used to intimidate debtors, coupled with high-interest rates and service fees. The Indonesian Joint Financing Fintech Association expelled PT Indo Tekno Nusantara for its involvement in serving illegal P2P lending practices. Despite these issues, the Financial Services Authority reported significant growth in the P2P lending industry, with rising borrower numbers and loan disbursements.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 515, "width": 457, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The adoption of P2P lending services is not merely a function of technological availability but is heavily influenced by psychological factors. The Theory of Planned Behavior posits that behavioral intentions, preceding actual behavior, are a function of attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control (Ajzen, 1985) . In the context of FinTech, these attitudes are shaped by perceived risks, which include but are not limited to privacy concerns, the potential for financial loss, and fraud (Ajzen & Fishbein, 1980) . Perceived risk plays a significant role in users' adoption of Fintech services. It is essential for service providers and Fintech platforms to mitigate risks and provide clear assurances to thrive and grow (Nurlaily et al., 2021) . Trust is proposed as a mediating variable to examine its role in the relationship between perceived risk and perceived benefits on continuance intention.", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "756 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To address research gaps, the author suggests introducing variable Trust, as it plays a pivotal role in influencing perceived benefits and reducing perceived risk. Research findings show inconsistencies in the relationship between perceived risk and perceived benefits on continuance intention. Trust is essential in building user confidence and reducing perceived risk while maximizing the benefits of using the service (Ryu, 2018) .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 198, "width": 110, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literature Review", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 228, "width": 456, "height": 117, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This research builds upon the Theory of Planned Behavior, incorporating perceived risk, benefits, trust, and continuance intention as its central theoretical components, supported by various previous studies. Developed by Ajzen (1985, 1991) , this theory explores human behavior in uncertain environments, such as the evolving fintech P2P lending space. It extends beyond the Theory of Reasoned Action, Technology Acceptance Model, and Innovation Diffusion Theory to predict behavior based on individual intentions, attitudes, subjective norms, and perceived behavioral control.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 354, "width": 456, "height": 151, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intention is a factor that determines the success of an implemented system. This is seen from whether the user accepts or refuses to use the new system. According to Davis (1989) , continuity intention or intention to reuse is an interest in continuing to participate or take part in taking a role in a particular system. In this research, the researcher adopted the concept of intention to use from previous research, where the researcher concluded that the intention to reuse fintech peer to peer lending or continuance intention to adopt fintech p2p lending refers to the perception of an individual's willingness to carry out repeated behavior in using products from Fintech P2P lending.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 513, "width": 457, "height": 151, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A positive belief in using fintech services will also increase perceived benefits, whereas a negative belief will increase perceived risk for users of the service (Ryu, 2018) . According to Haqqi and Suzianti (2020) , the perceived benefits factor functions to determine user continuance intention to adopt and trust, which can reduce perceived risk and significantly influence user adoption intention. In this research, the researcher adopted the concept of perceived trust from previous research, where the researcher concluded that the trust in the use of Fintech P2P lending refers to the level of user trust in the application regarding the quality and reliability of the service in protecting the user's data.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 672, "width": 456, "height": 31, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk in fintech, as outlined by Sijabat (2019) and Haqqi & Suzianti (2020) , involves potential negative outcomes like financial loss and privacy breaches. It", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "757 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "includes various types of risks: financial, legal, security, and operational, highlighting the uncertainties associated with online transactions.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 125, "width": 456, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This concept, defined by Andryanto (2016) and Mascarenhas et al. (2021) , refers to the user-perceived advantages of fintech services, such as economic gains, transactional ease, and convenience, balancing these against the costs involved in fintech adoption.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 198, "width": 457, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trust in fintech, as defined by Januar & Mirza (2021) and Robbins (2001 ), is crucial for customer confidence in service reliability and data security. It encompasses integrity, competence, consistency, loyalty, and openness, playing a significant role in fostering long-term customer relationships.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 272, "width": 457, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This concept, as discussed by Farah et al. (2018) and Alkhwaldi et al. (2022) , focuses on the sustained interest in fintech P2P lending. It's influenced by factors like repurchase intention and loyalty, indicative of user satisfaction and trust in the fintech services.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 350, "width": 85, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived Risk", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 377, "width": 457, "height": 151, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk in the Fintech context is a user's belief about the potential negative uncertainty of adopting Fintech services (Haqqi and Suzianti, 2020) . According to Lin et al. (2020) despite the advantages brought by digital financial services, including convenience, speed, ease of use, and freedom from space limitations, this can also bring risks, such as personal data leakage, theft of KTP numbers and cellphone numbers by hackers. This prompts individuals to reconsider their intention to adopt a digital financial service driven by the risks perceived by consumers. According to Diana and Leon (2020) , the indicators of the risk variable in the context of financial technology are financial risk, legal risk, operational risk, and security risk.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 542, "width": 456, "height": 31, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H1 : Perceived risk has significant effect on continuance intention to adopt fintech p2p lending", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 581, "width": 259, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H3 : Perceived risk has significant effect on trust", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 608, "width": 96, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived Benefit", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 635, "width": 457, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The advantage for consumers in utilizing Fintech products or services lies in the extent of the benefits or satisfaction derived from them. This value is tangible through the company's proficiency in delivering prompt, secure, and efficient financial transaction services, thereby simplifying access to services that were previously challenging for consumers to attain. According to Andryanto (2016) , defined perceived benefits as a", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "758 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 457, "height": 82, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "level where a user believes that by using the product or service offered they will feel the benefits they get from using the product or service. Perceived benefits are based on what they receive and what they sacrifice for peer to peer lending Fintech products. According to Mascarenhas et al. (2021) indicators of perceived benefits include economic benefits, seamless transactions, and convenience.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 181, "width": 456, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H2 : Perceived benefit has significant effect on continuance intention to adopt fintech p2p lending", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 221, "width": 275, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H4 : Perceived benefit has significant effect on trust", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 248, "width": 29, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trust", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 274, "width": 457, "height": 134, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Consumer trust in the realm of utilizing Fintech products or services encompasses a belief and a sense of security that users experience with the services they engage. This entails consumers' confidence in the company's ability to uphold the confidentiality of their personal data, safeguard their financial transactions, and deliver reliable and secure services. Januar and Mirza (2021) define trust as an idea related to confidence, hope, reliability, dependability, integrity and capacity of an entity. According to Robbins (2001) Trust has dimensions, including integrity, competence, consistency, loyalty, and openness.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 422, "width": 457, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H5 : Trust has significant effect on continuance intention to adopt fintech p2p lending H6 : The effect of perceived risk on continuance intention to adopt fintech p2p lending is mediated by trust", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 483, "width": 456, "height": 31, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "H7 : The effect of perceived benefit on continuance intention to adopt fintech p2p lending is mediated by trust", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 527, "width": 295, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 554, "width": 457, "height": 151, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intention is a factor that determines the success of an implemented system. This is seen from whether the user accepts or refuses to use the new system. Farah et al. (2018) stated that behavioral intentions tend to mediate the relationship between behavioral variables and the actual implementation of the behavior itself, thereby causing intentions to accurately predict future actions. According to Davis (1989) , continuity intention or intention to reuse is an interest in continuing to participate or take part in taking a role in a particular system. According to Alkhwaldi et al. (2022) dimensions for continuous intention to adopt fintech p2p lending are repurchase intention and loyalty intentions.", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "759 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 85, "width": 50, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Method", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 115, "width": 157, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sample and Data Collection", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 140, "width": 456, "height": 89, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Participants were selected using a stratified sampling technique, ensuring a representative sample of users of Indonesian FinTech peer-to-peer (P2P) lending services. Inclusion criteria for the study comprised individuals who had utilized P2P lending platforms at least once in the past six months. The survey recruited a total of 105 participants, ensuring a diverse demographic representation in terms of age, gender, and occupation.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 239, "width": 78, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Measurement", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 264, "width": 456, "height": 117, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk was measured using a multidimensional scale encompassing financial, operational, and privacy risks. The assessment of perceived benefits involved items related to convenience, cost savings, and transaction speed. Trustworthiness was evaluated based on the credibility of the platform, security of transactions, and past positive experiences. Continuance intention was measured by considering the likelihood of future use and the recommendation of the service. All items were rated on a Likert scale ranging from strongly disagree to strongly agree.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 396, "width": 136, "height": 15, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Result and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 426, "width": 160, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Validity and Reliability Test", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 451, "width": 456, "height": 58, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of the questionnaires which have been distributed to fintech p2p lending users are described in the Table 1. The data shows that 67,62% respondents age were ranging from 18-25 years old, 47,62% is students, 48,57% comes from east java, and female:male ratio of 59,05% : 40,95%.", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 520, "width": 407, "height": 188, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 1. The Characteristic Of The Respondents Criteria Classification Number (People) Percentage (%) Sex Male 43 40.95 Female 62 59.05 Age 18 - 25 years old 71 67.62 26 - 35 years old 31 29.52 36 - 45 years old 3 2.86 Region Banten 3 2.86 DIY 3 2.86 DKI Jakarta 12 11.43 West Java 10 9.52", "type": "Table" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "760 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 86, "width": 380, "height": 237, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Central Java 9 8.57 East Java 51 48.57 South Kalimantan 1 0.95 East Kalimantan 3 2.86 North Kalimantan 3 2.86 Riau 3 2.86 South Sulawesi 3 2.86 North Sumatra 4 3.81 Occupation Professor Assistant 1 0.95 Gojek Drivers 1 0.95 Freelancers 3 2.86 Housewife 6 5.71 Student 50 47.62 Government Employees 1 0.95 Private Employees 38 36.19 Self-Employed 5 4.76", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 329, "width": 456, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Reliability test was performed to examine the internal consistency of the data. Commonly, it uses Cronbach Alpha coefficient to determine the value. The Cronbach Alpha Coefficient has to be above or at 0.7 in order to attain a meaningful internal consistency or reliable value. The value at over 0.7 is considered acceptable, while the lower portion indicates a poor value. Turning to the results in Table 2 the Cronbach’s Alpha shows the perceived risk, perceived benefits, trust and continuance intention to adopt fintech p2p lending indicators are greater than 0.70. this value shows that the variable indicators used are valid.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 448, "width": 456, "height": 164, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Evaluation of the measurement model with square root of average variance extracted is to compare the AVE root value with the correlation between constructs. If the AVE root value is higher than the correlation value between the constructs, then good discriminant validity is achieved. Additionally, an AVE value greater than 0.5 is highly recommended. The AVE value for the four constructs is greater than 0.5, so it can be concluded that the evaluation measurement model has good discriminant validity. Apart from construct validity testing, construct reliability testing was also carried out which was measured by criteria tests, namely composite reliability and Cronbach alpha from the indicator block that measured the construct. A construct is declared reliable if the composite reliability and Cronbach alpha values are above 0.70. So it can be concluded that the construct has good reliability.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 623, "width": 381, "height": 97, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 2. Validity and Reliability Test Cronbach's Alpha Composite Reliability AVE X1 0.928 0.943 0.736 X2 0.913 0.932 0.696 Y 0.908 0.936 0.786 Z 0.948 0.959 0.795", "type": "Table" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "761 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 100, "width": 85, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hypotesis Test", "type": "Section header" }, { "left": 235, "top": 387, "width": 143, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Figures 1. Research Model", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 411, "width": 456, "height": 119, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The direct influence test aims to answer the research hypothesis with the criteria that if the value of the t-statistic > t-table (1.960) or p-value < 0.05 then there is an influence. The results in table 3 shows that the first hypothesis showing relationship between the variable Perceived Risk (X1) and Continuance Intention to Adopt Fintech (Y) shows a path coefficient value of -0.178 with a t value of 2.246 with a p value of 0.025. This value is greater than the t table (1.960) or p value <0.05. These results mean that Perceived Risk has a negative and significant influence on Continuance Intention to Adopt Fintech. This means that Hypothesis 1 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 531, "width": 456, "height": 88, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of testing the second hypothesis show that the relationship between the variable Perceived Benefits (X2) and Continuance Intention to Adopt Fintech (Y) shows a path coefficient value of 0.348 with a t value of . This value is greater than the t table (1.960) or p value <0.05. These results mean that Perceived Benefits have a positive and significant influence on Continuance Intention to Adopt Fintech. This means that Hypothesis 2 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 620, "width": 457, "height": 74, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of testing the third hypothesis show that the relationship between the variables Perceived Risk (X1) and Trust (Z) shows a path coefficient value of -0.315 with a t value of 3.826. This value is greater than the t table (1.960) or p value <0.05. The direction of influence of Perceived Risk (X1) with Trust (Z) is negative, meaning that if Perceived Risk (X1) is lower it will result in an increase in Trust (Z). This result", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "762 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "means that Perceived Risk has a negative and significant influence on Trust. This means that Hypothesis 3 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 115, "width": 457, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of testing the fourth hypothesis show that the relationship between the variables Perceived Benefits (X2) and Trust (Z) shows a path coefficient value of 0.480 with a t value of 5.288. This value is greater than the t table (1.960). These results mean that Perceived Benefits have a positive and significant influence on Trust. This means that Hypothesis 4 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 190, "width": 456, "height": 74, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of testing the fifth hypothesis show that the relationship between the variable Trust (Z) and Continuance Intention to Adopt Fintech (Y) shows a path coefficient value of 0.490 with a t value of 5.136. This value is greater than the t table (1.960). These results mean that Trust has a positive and significant influence on Continuance Intention to Adopt Fintech. This means that Hypothesis 5 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 275, "width": 432, "height": 157, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 3. Direct Influences Test Results Hypotesis Variabel Relationship Origina l Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values Explanatio n 1 X1 -> Y -0.178 2.246 0.025 Significant 2 X2 -> Y 0.348 4.084 0.000 Significant 3 X1 -> Z -0.315 3.826 0.000 Significant 4 X2 -> Z 0.480 5.288 0.000 Significant 5 Z -> Y 0.490 5.136 0.000 Significant", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 438, "width": 457, "height": 208, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "To find out the indirect effect of the independent variable on the Continuance Intention to Adopt Fintech variable through Trust using Sobel calculations, it can be seen in Table 4, the results of testing the sixth hypothesis show that the relationship between the Perceived Risk variable and Continuance Intention to Adopt Fintech (Y) through Trust shows an indirect path coefficient value of -0.155 with a t value of 3.031. This value is greater than the t table (1.960). These results mean that Trust has a significant influence in bridging Perceived Risk to Continuance Intention to Adopt Fintech. This means that Hypothesis 6 is accepted. The results of testing the seventh hypothesis show that the relationship between the Perceived Benefits variable and Continuance Intention to Adopt Fintech (Y) through Trust shows an indirect path coefficient value of 0.235 with a t value of 3.500. This value is greater than the t table (1.960). These results mean that Trust has a significant influence in bridging Perceived Benefits to Continuance Intention to Adopt Fintech. This means that Hypothesis 7 is accepted.", "type": "Text" }, { "left": 200, "top": 657, "width": 289, "height": 53, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 4. Indirect Influences Test Results Original Sample (O) T Statistics (|O/STDEV|) P Values", "type": "Table" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "763 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 86, "width": 446, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "X1 -> Z -> Y -0.155 3.031 0.003 X2 -> Z -> Y 0.235 3.500 0.001", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 121, "width": 411, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Overall the SEM calculation results can be seen in table 5 and it is found that:", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 136, "width": 456, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. The Perceived Risk variable has a significant influence on the Trust variable and has a significant influence on Continuance Intention to Adopt Fintech.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 166, "width": 456, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. The Perceived Benefits variable has a significant influence on the Trust and Continuance Intention to Adopt Fintech variables.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 195, "width": 456, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. The Trust variable mediates significantly between the Perceived Risk and Perceived Benefits variables on the Continuance Intention to Adopt Fintech variable.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 248, "width": 456, "height": 59, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trust is included in the variables that partially mediate the relationship between Perceived Risk and Perceived Benefits variables on Continuance Intention to Adopt Fintech, because the Perceived Risk and Perceived Benefits variables have a significant direct influence on Continuance Intention to Adopt Fintech.", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 318, "width": 342, "height": 145, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Table 5. Recapitulation of PLS-SEM Results Variable Relationships Coefficient path t p-value X1 -> Y -0.178 2.246 0.025 X2 -> Y 0.348 4.084 0.000 X1 -> Z -0.315 3.826 0.000 X2 -> Z 0.480 5.288 0.000 Z -> Y 0.490 5.136 0.000 X1 -> Z -> Y -0.155 3.031 0.003 X2 -> Z -> Y 0.235 3.500 0.001", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 469, "width": 449, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Perceived Risk on Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 488, "width": 457, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Perceived Risk variable has a positive influence on Continuance Intention to Adopt Fintech, showing that the path coefficient value is -0.178. The negative direction of the relationship indicates that the lower the Perceived Risk, the Continuance Intention to Adopt Fintech will also increase. SEM PLS results prove that H1 is accepted. The conclusion that can be drawn is that the Perceived Risk variable has a significant effect on the Continuance Intention to Adopt Fintech variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 598, "width": 456, "height": 118, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this research support research conducted by Diana and Leon (2020) which shows that there is an influence between perceived risk and continuance intention of fintech payments; Seannery and Gui (2021) and Setyadi et al. (2020) which states that there is a significantly positive influence between perceived risk and continuance intention; and Ryu (2018) who stated that there is a negative influence between perceived risk and continuance intention. It can be concluded that the lower the negative direction of perceived risk, the more continuous intention to adopt fintech p2p lending can increase.", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "764 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 85, "width": 456, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Perceived Benefits on Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 125, "width": 456, "height": 103, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Perceived Benefits variable has a positive influence on Continuance Intention to Adopt Fintech, showing that the path coefficient value is 0.348. The positive direction of the relationship shows that the higher the Perceived Benefits, the Continuance Intention to Adopt Fintech will also increase. SEM PLS results prove that H2 is accepted. The conclusion that can be drawn is that the Perceived Benefits variable has a significant effect on the Continuance Intention to Adopt Fintech variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 229, "width": 457, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study support research conducted by Lim et al. (2021) which shows that e-commerce continuity intention can be significantly influenced by perceived benefits; Setyadi et al. (2020) ; Diana and Leon (2020) ; Nurlaily et al. (2021) ; and Ryu (2018) also found the same results where a significant positive influence was found between the perceived benefits variable and continued intention to adopt fintech p2p lending. Apart from that, research conducted by Januar and Mirza (2021) also states that the presence of large perceived benefits will also increase the intention to use peer to peer lending applications. As with attitudes and behavioral control that can be felt by users of this service, they are interconnected with perceived benefits, where perceived benefits are a factor that can influence continued intention to adopt fintech p2p lending using TPB (Theory of Planned Behavior).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 403, "width": 180, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Perceived Risk on Trust", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 427, "width": 456, "height": 89, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Perceived Risk variable has a negative influence on Trust, showing that the path coefficient value is -0.315. The negative direction of the relationship indicates that the smaller the Perceived Risk, the Trust will also increase. SEM PLS results prove that H3 is accepted. The conclusion that can be drawn is that the Perceived Risk variable has a significant effect on the Trust variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 517, "width": 457, "height": 133, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The results of this study support the results of research also conducted by Gupta et al. (2023) ; Dewi et al (2021) ; and Ali et al. (2021) which shows that there is an influence between perceived risk and trust. Apart from that, the results of this study are also supported by Park et al. (2018) and Sari (2022) where in these findings it was found that perceived risk had a negative influence on trust. The direction of the negative relationship in this research shows that the smaller the perceived risk felt by consumers, the more trust will increase, where perceived risk will be a consideration for users whether they can trust the services provided by the fintech p2p lending platform.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 661, "width": 200, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Perceived Benefits on Trust", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 686, "width": 456, "height": 29, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Perceived Benefits variable has a negative influence on Trust, showing", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "765 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "that the path coefficient value is 0.480. The positive direction of the relationship shows that the higher the Perceived Benefits, the Trust will also increase. SEM PLS results prove that H4 is accepted. The conclusion that can be drawn is that the Perceived Benefits variable has a significant effect on the Trust variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 145, "width": 457, "height": 149, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived benefits influence trust. The results of this research are supported by research conducted by Sari (2022) ; Park et al. (2018) ; Ali et al. (2021) ; and Qomariah et al (2023) where these studies found a significantly positive influence between the relationship between perceived benefits and trust. Additionally, Gupta et al. (2023) found that perceived benefits have a significantly positive influence on digital rupee adoption. If users of Fintech P2P Lending products do not know the benefits or only get information regarding the risks in using the product, but know the value along with the risks by trusting that the service provider will minimize the risks and maximize the value of using the product, this will result in reuse of the services provided. by Fintech P2P Lending service providers.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 304, "width": 391, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Trust on Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 329, "width": 457, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Trust variable has a positive influence on Continuance Intention to Adopt Fintech, showing that the path coefficient value is 0.490. The positive direction of the relationship shows that the better the Trust, the Continuance Intention to Adopt Fintech will also increase. SEM PLS results prove that H5 is accepted. The conclusion that can be drawn is that the Trust variable has a significant effect on the Continuance Intention to Adopt Fintech variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 433, "width": 456, "height": 134, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trust influences continued intention to adopt fintech p2p lending. The results of this research are supported based on the findings found in the research of Natasia et al. (2021) found that trust is a factor that influences continued intention to use DANA, with factors that influence it including mobility, customization, security and reputation. Research conducted by Puspitasari et al. (2022) , Angelina et al. (2021) , and Seannery and Gui (2021) found that there is a significantly positive influence between trust and continuance intention. Apart from that, based on the results of research conducted by Sasongko et al. (2021) found that trust has a strong influence on continued intention to use e-money applications.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 577, "width": 456, "height": 29, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Perceived Risk on Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending Mediated by Trust", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 616, "width": 457, "height": 89, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Perceived Risk variable has a positive influence on Continuance Intention to Adopt Fintech through Trust, showing that the path coefficient value is -0.155. The negative direction of the relationship shows that the better the Trust, the higher the mediation between Perceived Risk and Continuance Intention to Adopt Fintech will also increase. SEM PLS results prove that H0 is accepted. The conclusion that can be", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "766 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "drawn is that the Trust variable can mediate significantly between the Perceived Risk variable and the Continuance Intention to Adopt Fintech variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 115, "width": 457, "height": 134, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk mediated by trust influences continuity of intention to adopt fintech p2p lending. The results of this research support research conducted by Rahmayanti and Rahyuda (2020) stating that the perceived risk of GoPay users will have a significant influence if it is mediated by trust. Research conducted by Park et. al (2018) stated that trust mediates the relationship between perceived risk and intention to use which is also supported by research conducted by Mustika and Puspita (2020) and Ali et al. (2021) . Perceived risk will have an impact on a user's trust and will continue to whether or not they reuse fintech p2p lending services which are in line with the TPB (Theory of Planned Behavior).", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 259, "width": 456, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effect of Perceived Risk on Continuance Intention to Adopt Fintech P2P Lending Mediated by Trust", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 299, "width": 456, "height": 118, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Based on the results of statistical analysis using the SEM PLS method, it can be seen that the Perceived Benefits variable has a positive influence on Continuance Intention to Adopt Fintech through Trust, showing that the path coefficient value is 0.235. The positive direction of the relationship shows that the better the Trust, the higher the mediation between Perceived Benefits and Continuance Intention to Adopt Fintech will also increase. SEM PLS results prove that H0 is accepted. The conclusion that can be drawn is that the Trust variable can mediate significantly between the Perceived Benefits variable and the Continuance Intention to Adopt Fintech variable.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 418, "width": 457, "height": 148, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived benefits mediated by trust influence continued intention to adopt fintech p2p lending. The results of this research have supported the research of Park et al. (2018) found that trust mediates the relationship between perceived benefits and intention to use m-payment, which states that trust in m-payment will increase a consumer's intention to use this service when the consumer feels the benefits of using m-payment itself, which is also supported by research conducted by Ali et al. (2021) . Perceived benefits are one of the most important things in creating trust for users or consumers, where when users feel the perceived benefits, they will believe in the services they receive and will make a decision to reuse the products or services provided by the fintech p2p lending pla tform.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 577, "width": 71, "height": 15, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 607, "width": 456, "height": 100, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk influences continued intention to adopt fintech p2p lending. These results mean that the lower the level of risk perceived by fintech p2p lending users, the higher the level of service reuse from fintech p2p lending. Perceived benefits influence continued intention to adopt fintech p2p lending. These results mean that the higher the level of benefits that can be felt by users of fintech p2p lending services, the more continuance intention to adopt fintech p2p lending will also increase.", "type": "Text" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "767 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 82, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk influences trust. These results mean that the lower the level of risk perceived by consumers, the greater the trust held by users of fintech p2p lending services. Perceived benefits influence trust. These results mean that the higher the benefits felt by consumers, the greater the user's sense of trust in the fintech p2p lending platform.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 171, "width": 456, "height": 49, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Trust influences continuity of intention to adopt fintech p2p lending. These results mean that the higher the level of trust, the more continuous intention to adopt fintech p2p lending will also increase.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 223, "width": 456, "height": 100, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perceived risk mediated by trust influences continuance intention to adopt fintech p2p lending. These results mean that the better the trust, the higher the mediation between perceived risk and continued intention to adopt fintech p2p lending. Perceived benefits mediated by trust influence continuance intention to adopt fintech p2p lending. These results mean that the higher the trust, the higher the mediation between perceived benefits and continuance intention to adopt fintech p2p lending.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 326, "width": 457, "height": 99, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The contribution of this research is expected to be consideration and information for fintech p2p lending platforms in realizing more effective and efficient company management and also as input for companies to help and increase user continuance intention of their services by maintaining and increasing trust, because trust has a significant influence in bridging perceived risk and perceived benefits with continuance intention to adopt fintech.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 434, "width": 68, "height": 15, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 465, "width": 367, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ajzen, I. 1985. From Intentions to Actions: A Theory of Planned Behavior .", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 485, "width": 457, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ajzen, I. F., and Fishbein, M. M. 1980. Understanding Attitude and Predicting Social Behavior . Englewood Cliffs, NJ", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 519, "width": 457, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ali, M., Raza, S. A., Khamis, B., Puah, C. H., and Amin, H. (2021). How perceived risk, benefit and trust determine user Fintech adoption: a new dimension for Islamic finance . Foresight, 23 (4), 403 – 420. https://doi.org/10.1108/FS-09-2020-0095", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 569, "width": 456, "height": 59, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alkhwaldi, A. F., Alharasis, E. E., Shehadeh, M., Abu-AlSondos, I. A., Oudat, M. S., & Bani Atta, A. A. 2022. Towards an understanding of FinTech users’ adoption: Intention and e-loyalty post-COVID-19 from a developing country perspective. Sustainability, 14(19), 12616", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 634, "width": 456, "height": 44, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Andryanto, R. (2016). Pengaruh Kepercayaan, Persepsi Manfaat, Dan Persepsi Kemudahan Penggunaan Terhadap Minat Beli Di Toko Online (Studi Empiris Yang Dilakukan Pada Olx.Co.Id Di Yogyakarta).", "type": "List item" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "768 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 456, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Angelina, Kurniadi, E., Hendityasari , G. & Mariani, M.B.A, D. M. (2021). Analysis Factors Affecting Lenders Intention In P2p Lending Platform Using Utaut2 Model. TURCOMAT, 12(3) 3527 – 3537", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 135, "width": 456, "height": 29, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aprilia, S. 2021. Permasalahan Financial Technology Ilegal di Indonesia. Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 170, "width": 456, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Davis, F. 1989. Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, and User Acceptance of", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 185, "width": 435, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information Technology. MIS Quarterly, 13, 319-340.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 200, "width": 176, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.2307/249008", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 220, "width": 456, "height": 59, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dewi, Gisella & Joshua, Leonard & Ikhsan, Ridho & Yuniarty, Yuniarty & Kurnia, Rini & Susilo, Andrianto. (2021). Perceived Risk and Trust in Adoption E-Wallet: The Role of Perceived Usefulness and Ease of Use. 120-124. 10.1109/ICIMTech53080.2021.9535033.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 285, "width": 457, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Diana, N., and Leon, F. M. (2020). Factors Affecting Continuance Intention of FinTech Payment among Millennials in Jakarta . European Journal of Business and Management Research , 5 (4). https://doi.org/10.24018/ejbmr.2020.5.4.444", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 334, "width": 457, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Farah, M. F., Hasni, M. J. S., and Abbas, A. K. 2018. Mobile-banking adoption: empirical evidence from the banking sector in Pakistan. International Journal of Bank Marketing", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 384, "width": 456, "height": 43, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gupta, S., Pandey, D. K., El Ammari, A., and Sahu, G. P. (2023). Do perceived risks and benefits impact trust and willingness to adopt CBDCs? Research in International Business and Finance, 66 . https://doi.org/10.1016/j.ribaf.2023.101993", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 433, "width": 456, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Haqqi, F. R., and Suzianti, A. 2020. Exploring risk and benefit factors affecting user adoption intention of Fintech in Indonesia. In Proceedings of the 3rd Asia Pacific Conference on Research in Industrial and Systems Engineering (pp. 13-18).", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 483, "width": 457, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Januar, A., and Mirza, M. M. 2021. Behavior Analysis of Using Fintech Peer-to-Peer (P2P) Lending Applications in DKI Jakarta with Intention of Using It as an Intervening Variable. The International Journal of Business & Management, 9(2)", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 533, "width": 457, "height": 73, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lim, S. C., Ying Pan, X., Lim, S. P., Kang Lee, C., Tan, J. S., and Theam Lim, J. (2021). Factors Influencing Continuance Intention of Ecommerce among SMEs in Northern Region of Malaysia . Proceedings - International Conference on Computer and Information Sciences: Sustaining Tomorrow with Digital Innovation, ICCOINS 2021 , 53 – 58. https://doi.org/10.1109/ICCOINS49721.2021.9497163", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 612, "width": 456, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lin, W. R., Lin, C. Y., and Ding, Y. H. 2020. Factors affecting the behavioral intention to adopt mobile payment: An empirical study in Taiwan. Mathematics, 8(10), 1 – 19.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 662, "width": 457, "height": 44, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mascarenhas, A. B., Perpétuo, C. K., Barrote, E. B., and Perides, M. P. (2021). The influence of perceptions of risks and benefits on the continuity of use of fintech services . BBR. Brazilian Business Review, 18, 1-21.", "type": "List item" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "769 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 457, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mustika, N., and Puspita, R. E. (2021). Analysis Of Factors Influencing The Intention To Use Bank Syariah Indonesia Mobile Banking With Trust As Mediation . Dinar : Jurnal Ekonomi Dan Keuangan Islam, 7 (2), 14 – 35. https://doi.org/10.21107/dinar.v7i2.9995", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 150, "width": 457, "height": 73, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Natasia, S. R., Putra, M. G. L., Kirsan, A. S., and Salsabila, R. (2021). Analysis of Factors on Continuance Intention in Mobile Payment DANA Using Structural Equation Modeling. 2021 4th International Seminar on Research of Information Technology and Intelligent Systems, ISRITI 2021, 269 – 274. https://doi.org/10.1109/ISRITI54043.2021.9702790", "type": "Table" }, { "left": 78, "top": 229, "width": 457, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nurlaily, F., Aini, K., and Asmoro, P. S. (n.d.). What Determines Generation Z Continuance Intention of Fintech? The Moderating Effect of Gender . https://www.pewsocialtrends.org,", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 279, "width": 457, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Park, J., Amendah, E., Lee, Y., and Hyun, H. (2018). M-payment service: Interplay of perceived risk, benefit, and trust in service adoption . Human Factors and Ergonomics In Manufacturing, 29(1), 31 – 43. https://doi.org/10.1002/hfm.20750", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 329, "width": 456, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pusparisa, Y., dan Fitra, S. 2019. 96% pengguna internet di Indonesia pernah menggunakan e-commerce. katadata. co. id, 1-1", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 364, "width": 457, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puspitasari, I., Utami, F., and Raharjana, I. K. (2022). Determinants of Continuance Intention to Use Mutual Fund Investment Apps: The Changing of User Behavior during the Pandemic Crisis. Proceedings of the 2022 IEEE International Conference on Behavioural and Social Computing , BESC 2022.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 423, "width": 271, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "https://doi.org/10.1109/BESC57393.2022.9995170", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 443, "width": 457, "height": 58, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Qomariah, N., Widowati, R., and Asri, P. (2023). Exploring the Link between Trust and Perceived Benefits in Online Purchasing during COVID-19 Tegowati* Manajemen, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya, Indonesia. https://doi.org/10.21070/jbmp.v9vi1", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 507, "width": 456, "height": 43, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rahmayanti, P. L. D., and Rahyuda, I. K. (2020). The Role of Trust in Mediating The Effect of Perceived Risk and Subjective Norm on Continuous Usage Intention on Gopay Users In Denpasar . Russian Journal of Agricultural and Socio-Economic Sciences, 108(12),", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 265, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "69 – 80. https://doi.org/10.18551/rjoas.2020-12.09", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 571, "width": 423, "height": 14, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Robbins, Stephen P. (2001). Organizational Behavior , Tenth Edition, Prentice Hall", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 591, "width": 457, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ryu, H. S. (2018). What makes users willing or hesitant to use Fintech?: the moderating effect of user type . Industrial Management and Data Systems, 118(3), 541 – 569. https://doi.org/10.1108/IMDS-07-2017-0325", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 641, "width": 456, "height": 29, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sari, H. C. (2022). The Impact of Perceived Risk, Perceived Benefit, and Trust on Customer Intention To Use Tokopedia Apps. Jurnal Bisnis Strategi, 31(2), 145 – 159.", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 676, "width": 457, "height": 44, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sasongko, D. T., Handayani, P. W., and Satria, R. (2021). Analysis of factors affecting continuance use intention of the electronic money application in Indonesia. Procedia Computer Science, 197, 42 – 50. https://doi.org/10.1016/j.procs.2021.12.116", "type": "List item" }, { "left": 472, "top": 729, "width": 56, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "770 | P a g e", "type": "Page footer" }, { "left": 181, "top": 754, "width": 353, "height": 40, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Article's contents are provided on a Attribution-Non Commercial 4.0 Creative commons license. To see the complete license contents, please visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 86, "width": 457, "height": 43, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Seannery, G., and Gui, A. (2021). Mobile Payment Continuance Usage Intention in Indonesia. 2021 25th International Conference on Information Technology, IT 2021. https://doi.org/10.1109/IT51528.2021.9390115", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 135, "width": 457, "height": 44, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Setyadi, E. V., Suarly, R., Handoko, R., Ali, A., Bisnis, S., Ekonomi, D., dan Prasetiya Mulya, U. (n.d.). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Continuance Intention dari Pengguna pada Layanan M-Payment (Studi Kasus Go-Pay) .", "type": "List item" }, { "left": 78, "top": 185, "width": 453, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sijabat, R. 2020. Analysis of e-government services: A study of the adoption of electronic tax filing in Indonesia. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 23(3), 179-197", "type": "Text" } ]
01247f71-5eec-b7ed-f158-cb31132f5377
https://newinera.com/index.php/JournalLaMultiapp/article/download/552/478
[ { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 182, "top": 58, "width": 288, "height": 31, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JOURNAL LA MULTIAPP", "type": "Section header" }, { "left": 371, "top": 109, "width": 157, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VOL. 03, ISSUE 01 (001-007), 2022 DOI: 10.37899/journallamultiapp.v3i1.552", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 286, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doppler Effect and Acoustic Trails of Neutrinos", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 171, "width": 138, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Askold Sergeevich Belyakov 1", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 333, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 Institute Physics of Earth Russian Academy of Sciences, Moscow, Russia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 209, "width": 239, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "*Corresponding Author: Askold Sergeevich Belyakov Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 236, "width": 116, "height": 68, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Article Info Article history: Received 3 February 2022 Received in revised form 25 February 2022 Accepted 28 February 2022", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 320, "width": 46, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords:", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 331, "width": 107, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Doppler Effect Acoustic Trails Neutrinos Magnetoelastic Geophone Borehole Biological Interference Electrical Interference", "type": "Table" }, { "left": 233, "top": 236, "width": 40, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 233, "top": 249, "width": 289, "height": 239, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the monitoring mode, signals averaged over 1 minute were recorded in four one-third octave bands: 30, 160, 500 and 1200 Hz. Sometimes, audio signals were recorded using a computer sound card. These signals had varied and surprising forms, but there was no technical capability to record them in monitoring mode. This opportunity appeared in California in 2015. In the period from 2015 to 2017, in the SAFOD pilot well in California at a depth of 1000 m with coordinates 35.974257 N, - 120.552076 W, seismological surveys were carried out for the first time using the innovative MIG-3V geophone with a wide band in the infrasonic and sound frequency ranges and in the amplitude range of more than 240 dB. In August 2016, a similar geophone for the same purpose was installed in the VGS well with coordinates 56.967017 N, 43.720605 E to a depth of 1400 m. Digital data in the automatic monitoring mode was recorded continuously every 0.1 ms. Analysis of the data obtained in the SAFOD well (more than 4 TB) showed that, along with seismic signals, there are acoustic traces in the data, which have never been observed in the wells before. Similar tracks were observed in the VGS well. Acoustic trails similar in shape and frequency are observed in the aquatic environment of lakes and Oceans when searching for acoustic trails from high-energy cosmic particles, in particular, with the help of acoustic neutrino detectors.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 501, "width": 68, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Introduction", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 520, "width": 454, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The main goal of the study is to show a wide range of specialists the possibility of studying high-energy cosmic particles not only in water or ice, but also in rocks, using the existing numerous wells. And to identify traces of cosmic particles against the background of seismic and electrical interference, the Doppler Effect can be used.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 454, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "K. Doppler in 1842 discovered that the frequency of acoustic radiation observed by the receiver becomes higher when the source approaches the receiver and less when the source is removed from the receiver. If the source and receiver of the sound do not move relative to each other, then the Doppler Effect is not observed (Dingle, 1960). This means that it is possible to use the Doppler Effect to identify the acoustic traces of neutrinos, the \"fragments\" of which move at high speed relative to the receiver, in contrast to acoustic signals from biological sources or interference from electrical networks and devices. Both those and other sources of acoustic or electrical noise either do not move, or their speed is low for the Doppler effect to be noticeable (Vandenbroucke et al., 2005; Timlelt et al., 2017).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 125, "top": 207, "width": 348, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. View of fragments (1 ms) of hydrophone tracks with acoustic events .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 227, "width": 454, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1 shows a diamond-like event “A” with an average frequency of about 29 kHz, which was recorded by an array of hydrophones located in a deep sea channel near the Bahamas at coordinates 24 ° 30´ N and 77 ° 40´ W. Frequency of the event from beginning to end, it increases markedly, which is typical for sounds of animal origin, but signs of the Doppler Effect are not observed. Therefore, it can be assumed that the frequency changes in the source itself, and the event is not associated with neutrinos. The second event “B” is multipolar with an average frequency of about 9 kHz and a noticeable decrease in frequency in the second half of the event has signs of the Doppler Effect (Wolf , 1990).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 454, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2 shows short (2 ms) fragments of three orthogonal components (X, Y, and Z) of the minute track of the device installed on the second floor of a wooden building in a dense urban environment. The event in Figure 2 has significant amplitudes in all three directions with an apparent frequency of 16.6 kHz. It is preceded and accompanied by oscillations with significantly lower amplitudes and an apparent frequency of 25 kHz. The waveform is similar to a \"diamond\", but the Doppler Effect is not observed. Most likely, this is a signal from a stationary electromagnetic source, especially since air and underground power networks and devices are located in the immediate vicinity of the receiver.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 691, "width": 431, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2. View of fragments (0.00202 s) of minute tracks of two horizontal (X, Y) and vertical (Z) channels (from top to bottom) with 100 kHz digitization", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 48, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Methods", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 454, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recently, the scientific community has been discussing the possibility of detecting neutrino traces not only in water or ice, but also in the solid medium of the earth's crust (Trzaska et al., 2019). Figure 3 shows the result of comparing bipolar pulses generated by ultra-high energy particles: in rock - A (red line) and in water - B (blue line). Judging by the figure, it can be seen that the signal amplitude in the rock is an order of magnitude higher than the signal amplitude in water, and the frequency is three times higher. Such a “gift of nature” must be used, especially since the innovative technology for measuring high-frequency acoustic signals in harsh environments with amplitudes of up to 10e-15 m and in less detail has been developed and passed long tests.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 204, "width": 454, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The proposed method for detecting and identifying acoustic traces in wells became possible only after the creation of an innovative Magnetoelastic Inertial Geophone (MIG-3W), which measures the amplitudes of the orthogonal components of the displacement acceleration velocity vector (“jerk of velocity”) in rigid media. The created geophone has an amplitude- frequency characteristic similar to an electrodynamic geophone, but differs from the latter in that its mechanical resonance can reach several thousand Hertz, up to which the sensitivity grows at a rate of 60 dB per decade of frequency increase.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 480, "width": 451, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. View of a track with a duration of 200 μs, on which bipolar pulses are combined in rock A - (red line) and in water - B (blue line)", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 514, "width": 454, "height": 135, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "At the end of 2015, a MIG-3V geophone was placed in the SAFOD well with coordinates 35.974257 N and -120.552076 W at a depth of 1000 m and continuous monitoring of seismoacoustic emissions and earthquakes began. In August 2016, a similar geophone for the same purpose was installed in the VGS well with coordinates 56.967017 N, 43.720605 E to a depth of 1400 m. In the data from both wells, in addition to seismic signals as a \"by-product\", acoustic tracks similar to neutrino tracks were found, which are given in numerous publications on acoustic neutrino detectors (Belyakov, 2017). In boreholes, signals similar to “diamond” tracks have an apparent frequency of about 5 kHz. Basically, these are from 10 to 12 oscillations with smoothly increasing and smoothly decreasing amplitudes, which can be identified using the Doppler Effect as neutrino tracks", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 658, "width": 120, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Results and Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 454, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4 shows two minute tracks recorded in the SAFOD well in California at a depth of 1000 m with a high-resolution vector geophone in amplitude and frequency and an analog-to-digital recording system with a sampling rate of 10 kHz. The top track is the horizontal direction, the bottom track is vertical. On both tracks, the maximum amplitudes of “diamond” events reach 150 mV horizontally and 300 mV vertically, with background amplitudes of 20 and 40 mV,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "respectively. If we look at the given tracks in more detail, we can find other similar events with lower amplitudes.", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 331, "width": 327, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 4. View of the minute track of the vertical and horizontal channels", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 350, "width": 454, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In a more detailed time scale, a fragment of this picture is shown in Figure 5. In a detailed examination of short fragments of horizontal and vertical tracks, the amplitude in the horizontal track is close to 150 mV. In addition, in the vertical - up to 300 mV. In addition, the Doppler Effect is quite clearly observed: when approaching, the frequency is high, and when moving away, the frequency is low. Figure 5 shows this with the naked eye.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 667, "width": 453, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 5. View of a fragment on a large scale (0.0047 s) of a minute track of the vertical (bottom) and horizontal (top) channels.", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 699, "width": 454, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Traces of the same shape as in Figure 5 are called \"diamond\". In this case, they have a frequency of 3750 Hz when approaching the registration point, and a frequency of 3438 Hz when moving away from it. Everything is as with the Doppler Effect. Such traces in wells are common, but not massively. There are other similar traces, the frequency of which does not change. This is mainly electromagnetic interference and should be ignored.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure six shows a one-minute track of a vertical channel at a depth of 1000 m, where a lot of bipolar events are observed. Unfortunately, the instability of the zero level of the horizontal channel registration system did not allow showing it.", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 344, "width": 387, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 6. View of the minute track of the vertical channel with a mass of bipolar events", "type": "Caption" }, { "left": 118, "top": 606, "width": 362, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 7. View of a fragment (0.019 s) of the minute track of the vertical channel.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 625, "width": 454, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Figure 7, for the example of two half-waves of a bipolar pulse, the amplitudes of which are about 150 mV, it can be seen that the Doppler Effect for this case is expressed as a decrease in the apparent frequency at the receiver by 15 Hz after the source has passed through the receiver and moved away from it.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 297, "width": 410, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 8. View of the minute track of the vertical channel with a series of unipolar impulses.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 316, "width": 454, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In Figure 8, at a distance of 25.5 s from the origin, two pulses were detected side by side: normal and inverse, which are shown on a larger scale in Figure 9. An inverted bipolar pulse is rare. It is very difficult to search for it in a large mass of ordinary events in manual mode.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 606, "width": 450, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 9. View of a fragment (0.2088 s) of the minute track of the amplitudes of the vertical channel - A and the rate of change of the amplitudes - B.", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 638, "width": 454, "height": 80, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Track A shows the amplitude values of the pulses: about 170 mV for the positive pulse U and about 130 mV for the negative (inverted) - I. In addition, the rate of rise and fall of the amplitudes in physical units is shown. Track B shows the rate of rise and fall of the pulse amplitudes, calculated programmatically in arbitrary units. As you can see, both normal and inverted pulses have slew rates significantly higher than the fall rates, which can be caused by the movement of the signal source.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 727, "width": 454, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The original results shown in the previous chapter were obtained for the first time in world practice. This is due to the fact that these results were obtained by an innovative device, the characteristics of which are unknown to a wide range of scientists studying the flows of high-", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 783, "width": 356, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2716-3865 (Print), 2721-1290 (Online) Copyright © 2022, Journal La Multiapp, Under the license CC BY-SA 4.0", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 783, "width": 8, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 54, "width": 454, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "energy cosmic particles. The fact is that the innovative fourth-generation MIG-3V geophones were manufactured in a pilot batch in small quantities in 1989-1990 and sold to Japan, Italy, Greece and the former Yugoslavia, but nothing is known about the fate of these devices. It is only known that in New Delhi, Republic of India, a geophone was installed at the Kamla Nehru Ridge observatory in a specially drilled well with a depth of 100 m and was continuously monitored from 2007 to 2010. Unique results were obtained on fluctuations of acoustic noise, synchronized with the rising and setting of the Sun (Belyakov, 2019). To our great regret, the signal registration system was focused on recording slow processes and could not record the flux of cosmic particles, although very large resources are spent on such studies in many countries (Landgrebe, 2003). For this, underwater and underground structures of a huge scale have already been built and are continuing to be built, which indicates the great importance of research carried out in this direction", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 63, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 454, "height": 204, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alternative studies in shallow and deep wells will significantly expand the possibilities of studying cosmic particles. This is facilitated by the fact that a huge number of wells have already been drilled on all the Continents and many islands of the Earth, most of which are not used for their intended purpose. If desired, some of them can be used to create \"neutrino\" observatories, the cost of which will be incomparably less than the cost of marine and mainland observatories. Experiences of creating such observatories that have been operating in an autonomous mode for years have already been taken on the example of the SAFOD well in California, USA, in which more than four TB of digital information has already been received from a depth of 1000 m and which is waiting for its researcher. The second well is VGS in the Russian Federation. Its depth is more than 5000 m, and the geophone is installed at a depth of 1400 m in open space (without a casing). At a distance of 60 m to the South in a satellite borehole (SS), a similar geophone is installed at a depth of 553 m, also in an open rock space. On the basis of these two wells, the Institute of Physics of the Earth and the Institute of Applied Physics of the Academy of Sciences of the Russian Federation created a Geoacoustic Observatory with an equipped infrastructure.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 59, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "References", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 476, "width": 454, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belyakov, A. (2017). Acoustic traces in the upper part of the Earth's crust. International Journal of Geophysics and Geochemistry , 4 (3), 23-29.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 510, "width": 454, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Belyakov. A. (2019). Vector measurement of acoustic waves . LAMBERT Academic Publishing . Dingle, H. (1960). The doppler effect and the foundations of physics (i). The British Journal for the Philosophy of Science , 11 (41), 11-31.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 565, "width": 455, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Landgrebe, D. A. (2003). Signal theory methods in multispectral remote sensing (Vol. 24). John Wiley & Sons.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 597, "width": 455, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Timlelt, H., Remram, Y., & Belouchrani, A. (2017). Closed-form solution to motion parameter estimation of an acoustic source exploiting Doppler effect. Digital Signal Processing , 63 , 35-43.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 454, "height": 41, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Trzaska, W. H., Loo, K., Enqvist, T., Joutsenvaara, J., Kuusiniemi, P., & Slupecki, M. (2019). Acoustic detection of neutrinos in bedrock. In EPJ Web of Conferences (Vol. 216, p. 04009). EDP Sciences.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 691, "width": 451, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vandenbroucke, J., Gratta, G., & Lehtinen, N. (2005). Experimental study of acoustic ultra- high-energy neutrino detection. The Astrophysical Journal , 621 (1), 301.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 728, "width": 454, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wolf, T. G. (1990). Remote sensing of ionospheric effects associated with lightning using very low frequency radio signals (Doctoral dissertation, Stanford University).", "type": "Text" } ]
08196869-144a-2a42-3459-bf1f40e0946d
https://ejournal.uksw.edu/kelola/article/download/582/388
[ { "left": 71, "top": 57, "width": 26, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kelola", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 69, "width": 451, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pendidikan Magister Manajemen Pendidikan ISSN 2443-0544 FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 104, "width": 98, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 463, "top": 104, "width": 59, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halaman: 1-14", "type": "Table" }, { "left": 294, "top": 782, "width": 6, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 122, "width": 384, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "EVALUASI PROGRAM AKSELERASI DI SMP NEGERI KOTA AMBON", "type": "Section header" }, { "left": 227, "top": 149, "width": 147, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "David Tuhurima Universitas Patimura Ambon [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 207, "width": 3, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ".", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 244, "width": 63, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 257, "width": 454, "height": 369, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is aimed to evaluate acceleration program in SMP Negeri 6 Ambon which is include four components such as: (1) Context (2) Input (3) Process, and (4) Product . This is an evaluative research using descriptive analysis. This research informants are principals, vice- principals, program coordinators, teachers, school committees, parents, and students accelerated program. Research sites in SMP Negeri 6 Ambon. The data is collected using interview, observation and documentation study techniques. For the data validation, this research used triangulation of sources and techniques. The results shows that, from context, the implementation of the acceleration program is a school’s initiative as an effort to address the needs and provide the education services for special smart learners (IQ  130) as well as the effectiveness of school facilities and infrastructure utilization. From the point of input including: (a) the program policy, the school has permission from the department as the juridical basis for accelerated program implementation, and (b) planning program: recruitment of learners are in accordance with the criteria, curriculum acceleration program already differentiated, educators (teachers) already meets the qualifications and criteria as teacher in class acceleration, infrastructure and financing program is sufficient to support the accelerated program. In terms of Process, acceleration program in SMP Negeri 6 Ambon has been implemented in accordance with the planning program, although there are still some shortcomings and obstacles. Recruitment of learners already implemented, curriculum adjustments will only be visible on the implementation of the teaching and learning activities, educators (teachers) are still there who do not meet the qualifications and criteria as a teacher in class acceleration, infrastructure is not sufficient to support an accelerated program of activities, and financing programs that is still lacking. The implementation of the teaching and learning process in an accelerated program carried out on a daily basis according to the effective education calendar prepared by the school. The obstacles in the implementation of the accelerated program associated with government policy on the closure of the accelerated program. Product of the implementation of an accelerated program at SMP Negeri 6 Ambon that learners can complete their education exactly two years, passed 100%, and is accepted in favorite high school, both public and private.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 623, "width": 453, "height": 84, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thus, the implementation of accelerated program at SMP Negeri 6 Ambon should be continued but with improvements. For the further service, the school is suggested to improve the service toward accelerated program learners with providing the needs related to the implementation of the program, and for the education department, related to the monitoring, supervision, and evaluation toward the implementation of accelerated program, especially in SMP Negeri 6 Ambon.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 319, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Accelerated Program, Evaluation Program, CIPP Model.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 93, "width": 97, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 120, "width": 454, "height": 157, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akselerasi atau percepatan belajar merupakan salah satu penanganan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan kecepatan yang lebih tinggi dari rata- rata anak seusianya atau belajar pada usia yang lebih muda dari umumnya dengan stimulasi belajar yang disesuaikan dengan kecepatan belajar siswa (Colangelo, 1991; Feldhusen, 1995; Pressey, 1949 dalam Winanti dkk, 2007). Hal ini berarti siswa yang memiliki kecerdasan yang sangat tinggi dapat mempelajari berbagai topik yang seharusnya diberikan kepada siswa di kelas yang lebih tinggi. Jadi akselerasi lebih berfokus pada kecepatan dalam belajar, bukan pada kedalaman ataupun keluasan dalam belajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 288, "width": 454, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam program percepatan belajar untuk SD, SLTP, dan SMU yang dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000, akselerasi didefinisikan sebagai salah satu bentuk pelayanan pendidikan yang diberikan bagi siswa dengan kecerdasan dan kemampuan luar biasa untuk dapat menyelesaikan pendidikan lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, sehingga mereka dapat menyelesaikan pendidikan formalnya dalam waktu yang lebih singkat atau pada usia yang lebih muda (Direktorat PSLB, 2010).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 453, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Program akselerasi di Indonesia telah dilaksanakan mulai tahun 2002 di beberapa sekolah. Namun, dalam implementasinya, menurut Dwi Astutik (2012) program akselerasi yang selama ini berjalan hanyalah sebuah praktek komodifikasi dalam dunia pendidikan. Praktek komodifikasi yang selama ini selalu dianggap wajar sebagai uang sumbangan suka rela kepada sekolah cenderung mendorong masyarakat untuk melakukan persaingan secara terbuka untuk memasukkan anak dalam kelas akselerasi. Keadaan demikian mendorong akselerasi dalam implementasinya tidak berjalan sesuai dengan tujuan dan sasaran.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 563, "width": 454, "height": 178, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permasalahan tersebut diatas diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hawadi dkk (1998 dalam Haryanto dan Pujaningsih, 2008) pada 20 SMA unggulan di 16 provinsi, menyimpulkan bahwa: implementasi pelayanan pendidikan khusus bagi anak berbakat intelektual di sekolah mengalami beberapa hambatan, antara lain: Pertama , program akselerasi yang merupakan salah satu cara pelayanan anak berbakat intelektual ternyata tidak tepat sasaran. Program percepatan belajar (akselerasi) tidak cukup memberikan dampak positif pada siswa berbakat untuk mengembangkan potensi intelektualnya yang tinggi karena jumlah siswa yang tergolong memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa hanya 9,7%. Dari temuan tersebut berarti sebagian besar siswa (92,3%) yang mengikuti program akselerasi bukan merupakan anak", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 56, "width": 299, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri Kota Ambon | David Tuhurima", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 454, "height": 178, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berbakat intelektual tinggi. Kedua , tidak semua sekolah disiapkan untuk melayani anak berbakat intelektual. guru yang mengajar pada program akselerasi saja tidak disiapkan untuk mengajar siswa berbakat intelektual. Ketiga , tidak semua sekolah memahami prosedur identifikasi anak berbakat intelektual. Menurut Sri Utari (2014), hasil survey yang dilakukan pada tahun 2010 terhadap sekolah unggulan di Kota Yogyakarta menunjukkan tidak semua siswa di kelas Cerdas Istimewa (CI) adalah siswa CI (berdasarkan tes psikologi), tidak ada seleksi khusus guru CI, dan diferensiasi kurikulum masih sebatas diferensiasi waktu. Keadaan tersebut cukup memberikan gambaran bahwa siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa memerlukan perhatian yang serius.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 453, "height": 199, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suchman (1961 dalam Arikunto dan Safruddin, 2014) memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Definisi lain dikemukakan oleh Worthen dan Sanders (1973 dalam Arikunto dan Safruddin, 2014), kedua ahli tersebut mengatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu; dalam mencari sesuatu tersebut juga termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu program, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. Stufflebeam (1971 dalam Arikunto dan Safruddin, 2014) mengatakan bahwa evaluasi merupakan penggambaran, pencarian, dan pemberian informasi yang sangat bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 485, "width": 454, "height": 259, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Ira Mendasari (2013) dalam penelitiannya tentang studi evaluasi efektivitas program akselerasi menemukan bahwa program akselerasi SMP Negeri 1 Argamakmur berada pada posisi efektif karena program akselerasi ini sudah sesuai dengan kriteria yang terdapat dalam pedoman penyelenggaraan pendidikan untuk peserta didik cerdas istimewa dari Depdiknas Direktorat PSLB Tahun 2009. Hasil penelitian tersebut dikuatkan oleh penelitian Citra Ceria (2011), dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan Program Akselerasi di SMA Negeri 1 Banjarmasin”, menemukan bahwa: (1) Animo masyarakat cukup tinggi terhadap program akselerasi dan dalam hal partisipasi pun sudah cukup baik; (2) Dari segi input, kompetensi guru sudah sesuai dengan kriteria yang diinginkan dan telah mencapai 87,5%. Dari segi karakteristik siswa, yang diterima pada program ini telah mencapai 85,7% sesuai standar yang berlaku. Untuk sarana dan prasarana kelas program akselerasi sudah memenuhi pencapaian yang sangat baik yaitu 100%. Kurikulum yang digunakan untuk program akselerasi ini adalah kurikulum nasional yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan sesuai dengan karakteristik siswa yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 454, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kemampuan dan kecerdasan luar biasa. (3) Dari segi proses, Proses Belajar Mengajar (aktivitas guru dan siswa) sudah menunjukkan hal yang baik dengan pencapaian 100%. Untuk strategi pembelajaran pun sudah mencapai 100%. Namun untuk pengelolaan program hanya mencapai 50% karena tidak adanya Job Description untuk masing-masing anggota pengurus program. (4) Dari segi produk, prestasi akademik menunjukkan hasil yang sangat baik karena setiap tahunnya selalu menghasilkan 100% kelulusan dengan nilai rata-rata di atas standar. Namun dari segi prestasi non akademik baru mencapai 33,3% karena siswa program ini hanya sedikit yang mengikuti lomba- lomba ekstrakurikuler.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 453, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian di atas memberikan gambaran bahwa penyelenggaraan program akselerasi belum sepenuhnya dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian, kegiatan evaluasi sangat penting dilaksanakan dalam rangka perbaikan dan peningkatan kualitas layanan penyelenggaraan program akselerasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 454, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana context, input, process, dan product program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon?. Sedangkan, tujuannya adalah untuk mengevaluasi context, input, process, dan product program kelas akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi mengenai evaluasi program akselerasi, dan dapat digunakan oleh sekolah sebagai data ilmiah dalam membuat keputusan untuk perbaikan program di masa datang, serta dapat berguna sebagai saran untuk perbaikan dalam implementasi kebijakan pendidikan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 136, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 522, "width": 454, "height": 158, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian evaluasi dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Model evaluasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah model CIPP. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 6 Ambon. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, koordinator program akselerasi, petugas tata usaha, guru, siswa akselerasi, komite sekolah, dan orang tua. Teknik pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu teknik analisa data kualitatif yang dideskripsikan dengan reduksi data, display data, dan kesimpulan/verifikasi data. Uji keabsahan data dengan triangulasi sumber dan teknik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 690, "width": 236, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 716, "width": 322, "height": 17, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Evaluasi Context Program Akselerasi SMP Negeri 6 Ambon", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 56, "width": 299, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri Kota Ambon | David Tuhurima", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 453, "height": 138, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Latar belakang dilaksanakannya program ini adalah pemahaman bahwa siswa yang memiliki bakat akademik luar biasa pada dasarnya dapat menguasai pelajaran lebih cepat daripada siswa pada umumnya. Temuan penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon merupakan inisiatif sekolah. Hal ini merupakan implementasi dari Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Bab IV pasal 5 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan bahwa “warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan layanan khusus”.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 236, "width": 454, "height": 322, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon bertujuan untuk menjawab kebutuhan dan memberikan pelayanan kepada peserta didik cerdas istimewa (IQ  130), serta untuk mengefektifkan penggunaan sarana dan prasarana yang telah ada karena sebelum menyelenggarakan program akselerasi, SMP Negeri 6 Ambon juga sudah menyelenggarakan program Moving Class. Kondisi tersebut sesuai dengan yang tercantum dalam Depdiknas (2009) bahwa penyelenggaraan program akselerasi mempunyai maksud dan tujuan untuk memberikan kesempatan bagi peserta didik cerdas istimewa untuk mengikuti pendidikan sesuai dengan potensi kecerdasan yang dimilikinya. Selain itu juga, adanya dukungan yang sangat baik dari masyarakat terhadap penyelenggaraan program akselerasi. Dimana, program tersebut juga merupakan upaya sekolah untuk menjawab kebutuhan masyarakat dalam hal pemberian pelayanan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Temuan penelitian ini senada dengan yang diungkapkan oleh Widiastono (2004) yang menyatakan bahwa dukungan stakeholders (masyarakat/komite/warga sekolah/dan praktisi pendidikan) akan memberikan pertimbangan dalam penentuan pelaksanaan kebijakan pendidikan akselerasi di sekolah. Partisipasi stakeholders diharapkan dengan suka rela memberikan perhatian, pengorbanan, dan kerja sama untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program akselerasi pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 567, "width": 310, "height": 17, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Evaluasi Input Program Akselerasi SMP Negeri 6 Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 594, "width": 454, "height": 158, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Negeri 6 Ambon memiliki kapasitas dan status selaku Sekolah Standar Nasional terbaik di Provinsi Maluku, menyelenggarakan program kelas akselerasi sebagai implementasi kebijakan program pendidikan perihal pemenuhan kebutuhan pendidikan bagi peserta didik cerdas istimewa. Dalam penyelenggaraannya, sekolah berpedoman pada Surat Keputusan Direktur Pembinaan Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus Pendidikan Dasar Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 1033/C4/KU/2014 tentang pemberian bantuan sosial operasional PK LK, inklusi, CI BI, Braille, dan UKS/ruang terapi pendidikan dasar tahun 2014.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 454, "height": 684, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan program akselerasi SMP Negeri 6 Ambon dilakukan terhadap komponen- komponen program akselerasi yang saling berhubungan dalam menunjang kelancaran penyelenggaraannya, yaitu: (1) Rekrutmen peserta didik: temuan penelitian menunjukkan bahwa proses rekrutmen peserta didik program akselerasi dimulai pada saat penerimaan peserta didik baru. Selanjutnya, melakukan seleksi administrasi, tes akademis, dan tes psikologis. Sebagaimana teori Renzulli & Reis (Solangelo dalam Semiawan, 2007) bahwa prosedur identifikasi anak berbakat dalam Model Pengayaan Sekolah ( Schoolwide Enrichment Model – SEM) terdiri dari enam langkah yaitu: nominasi berdasarkan tes, nominasi guru, alternatif lainnya yang bisa merupakan nominasi teman sebaya, nominasi orang tua atau nominasi diri, maupun tes kreativitas, nominasi khusus yang merupakan review terakhir dari mereka yang sebelumnya tidak terlibat dalam nominasi-nominasi tersebut, nominasi informasi tindakan ( action information ), serta proses nominasi sebagaimana dilakukan oleh guru berdasarkan pesan informasi tindakan (PIT); (2) Kurikulum program akselerasi: perencanaan kurikulum yang dilakukan pada program akselerasi SMP Negeri 6 Ambon berdasarkan hasil temuan penelitian sudah memenuhi ketentuan yang ada, yaitu kurikulum KTSP yang di diferensiasi. Hasil temuan penelitian ini didukung oleh pernyataan dari Mukhtar dkk (2007) menyatakan bahwa kurikulum yang dipergunakan dalam program akselerasi adalah kurikulum nasional yang sudah distandarisasi, namun hendaknya diimprovisasi alokasi waktunya sesuai dengan tuntutan belajar siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan, serta motivasi belajar yang lebih tinggi; (3) Tenaga pendidik (guru): temuan penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih guru yang mengajar di program akselerasi ditentukan oleh kepala sekolah sesuai dengan kriteria bagi guru program akselerasi. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Marland (1972) yang menyatakan bahwa tenaga pendidik akselerasi harus mempunyai keunggulan tertentu, baik dari segi penguasaan materi pelajaran, metode pengajaran, maupun komitmen dalam melaksanakan tugas, karena para siswa yang mereka hadapi adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kecerdasan yang luar biasa; (4) Sarana dan prasarana: fasilitas yang disediakan pihak sekolah sudah cukup memadai dan memenuhi ketentuan yang ada untuk penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon. Lingkungan belajar di kelas akselerasi seperti ini juga memenuhi kaidah yang disampaikan oleh Mujiman (2006), agar kegiatan belajar dapat berlangsung efektif, di setiap lingkungan perlu penyediaan sumber informasi, narasumber, dan adanya suasana yang kondusif bagi berlangsungnya kegiatan belajar. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai, maka akan mampu mendukung dalam penyelenggaraan program akselerasi; (5) Pembiayaan: pembiayaan untuk penyelenggaraan program akselerasi bersumber dari pemerintah (dana BOS) dan sumbangan berupa iuran tetap dari orang tua peserta didik setiap bulan. Hal ini selaras dengan pendapat Levin (1987 dalam", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 56, "width": 299, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri Kota Ambon | David Tuhurima", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 454, "height": 77, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fattah, 2008), pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumberdaya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah di berbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 174, "width": 334, "height": 17, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Evaluasi Process Program Akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 453, "height": 158, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon diawali dengan persiapan penyelenggaraan program. Pihak sekolah menyiapkan berbagai sumber daya program yang mendukung terselenggaranya program akselerasi, meliputi: kesiapan guru yang memenuhi syarat rata-rata pendidikannya lulusan S1, sarana dan prasarana belajar yang memadai, dan lain sebagainya. Langkah selanjutnya sekolah membuat rencana program akselerasi disusun dengan baik dalam bentuk proposal yang memuat profil sekolah dan diajukan kepada dinas pendidikan kota, provinsi, dan pemerintah pusat dengan tujuan mendapatkan izin penyelenggaraan program akselerasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 369, "width": 453, "height": 138, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mekanisme penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon mengikuti alur sebagai berikut: (1) sekolah menyusun proposal permohonan penyelenggaraan kepada Dinas Pendidikan Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Direktorat PLB yang dilengkapi dengan profil sekolah, (2) Dinas Pendidikan Kota melakukan observasi dan supervisi ke sekolah, (3) hasil observasi dan supervisi itu menjadi dasar rekomendasi ke Dinas Provinsi, (4) Dinas Provinsi melakukan observasi dan supervisi ke sekolah, dan (5) Dinas Provinsi menerbitkan SK Penetapan sebagai sekolah penyelenggara program akselerasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 517, "width": 454, "height": 198, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ditinjau dari bentuk penyelenggaraannya, program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon menggunakan model ”Kelas Khusus”, yaitu: peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar dalam kelas khusus. Dalam artian bahwa ruang belajar untuk kelas akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon disendirikan. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Widiastono (2004) yang menyatakan bahwa model kelas khusus akselerasi adalah kelas yang dibuat untuk kelompok peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan istimewa dalam satuan pendidikan reguler pada jenjang dasar dan menengah tanpa membaur dengan peserta didik reguler lainnya. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Mukhtar dkk (2007), pembinaan siswa-siswa yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa secara kolektif (kelompok) diberi kesempatan secara khusus sesuai dengan potensi yang mereka miliki ke dalam kelas khusus.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 454, "height": 219, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mengoptimalkan penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon, maka kepala sekolah telah membentuk tim penyelenggara program akselerasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan program akselerasi tidak dirangkap oleh kepala sekolah. Artinya, kepala sekolah berdasarkan mekanisme yang ada, telah menetapkan ketua koordinator program akselerasi tersendiri, dengan tugas utama mengelola program akselerasi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Argyris (1978) yang menyatakan bahwa struktur organisasi merupakan seperangkat hubungan yang efektif antara orang-orang dalam organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu, dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran tertentu. Menurut Nawawi (1996), penempatan personel pada unit kerja dan posisi yang tepat sesuai dengan kemampuan pendidikan dan pengalamannya memiliki pengaruh yang kuat terhadap pencapaian keberhasilan tujuan suatu organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 454, "height": 441, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan merupakan bentuk konkrit dari apa yang telah direncanakan sebelumnya, meliputi: (1) Rekrutmen peserta didik: penerimaan peserta didik baru setiap tahun ajaran baru, yang dimulai pada bulan Juni. Berdasarkan perencanaan, tiap kelas ditempati oleh 20 orang peserta didik. Namun, dalam pelaksanaannya, jumlah peserta didik yang mengikuti program akselerasi setiap tahun rata-rata berjumlah 25 orang peserta didik. Pelaksanaan seleksi peserta didik sudah dilakukan sesuai dengan yang direncanakan, yaitu dengan melakukan tiga tahapan, tes potensial akademik, psikotes, dan kesehatan. Proses seleksi untuk menjadi peserta didik kelas akselerasi dilakukan secara objektif, akuntabel (dapat dipercaya), dan transparan, Hal tersebut sesuai dengan pendapat Widiastono (2004) yang menyatakan bahwa masukan ( input, intake ) siswa di seleksi secara ketat dengan menggunakan kriteria tertentu dan prosedur yang dapat dipertanggung-jawabkan; (2) Kurikulum: kurikulum kelas akselerasi pada dasarnya sama dengan kurikulum kelas reguler, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan muatan lokal, perbedaannya kurikulum tersebut dalam pengembangannya harus dideferensiasikan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa. Sehingga, lama waktu belajar di SMP untuk kelas akselerasi selama dua tahun sedangkan bagi kelas reguler adalah tiga tahun. Temuan penelitian ini didukung oleh pernyataan dari Ward (1980) yang menyatakan bahwa sekolah penyelenggara pendidikan akselerasi bagi peserta didik yang memiliki kemampuan istimewa dan bakat istimewa ( giftend and talented ) harus berhadapan dengan tuntutan proses pengembangan kurikulum diferensiasi; (3) rekrutmen dan pembinaan tenaga pendidik (guru): tidak dijumpai adanya penerapan seleksi secara khusus yang dilakukan oleh pihak sekolah dalam memilih guru yang mengajar pada kelas akselerasi. Pemilihan guru program akselerasi sepenuhnya ditentukan oleh kepala sekolah dengan pertimbangan, antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 56, "width": 299, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri Kota Ambon | David Tuhurima", "type": "Page header" }, { "left": 295, "top": 761, "width": 6, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 454, "height": 624, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "guru yang sudah senior, memenuhi standar kompetensi, dan mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan. Hal ini selaras dengan Direktorat PSLB (2010) bahwa pendidikan khusus yang diselenggarakan bagi siswa CI hendaknya dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa dan diampu oleh guru yang kompeten. Selanjutnya, Guru-guru yang di rekrut untuk program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon diharuskan untuk mengikuti diklat dan workshop. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kompetensi dan kualitas mengajar guru sehingga mampu memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa. Hal ini selaras dengan pendapat yang dikemukakan oleh Lubis (dalam Rena Putri, 2005) bahwa guru yang mengajar program akselerasi adalah guru-guru biasa yang juga mengajar program reguler, hanya saja sebelumnya guru-guru tersebut telah dipersiapkan dalam suatu lokakarya dan workshop sehingga memiliki pemahaman dan ketrampilan untuk memberikan pengajaran bagi siswa akselerasi; (4) ketersediaan sarana dan prasarana: sarana dan prasarana di SMP Negeri 6 Ambon yang disediakan untuk peserta didik akselerasi pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan peserta didik reguler. Sarana dan prasarana yang dimiliki SMP Negeri 6 Ambon sudah cukup lengkap dan memadai, hanya saja jumlah ruangannya terbatas, misalnya laboratorium. Saat ini kondisi sarana dan prasarana dalam kondisi baik. Ruang kelas akselerasi juga sudah cukup nyaman karena sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang tidak dimiliki oleh kelas reguler. Hal tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh Hawadi (2004) bahwa sarana dan prasarana program akselerasi hampir sama dengan program reguler, tetapi kualitasnya lebih ditingkatkan; (5) pembiayaan program: pembiayaan untuk program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon sampai saat ini masih menjadi permasalahan karena subsidi dari pemerintah masih belum mencukupi. Sumber dana untuk program akselerasi berasal dari Pemerintah Pusat yaitu berupa dana BOS dan orang tua peserta didik. Berkaitan dengan sumber biaya pendidikan, Nicholas Barr (2005) menyatakan “If it is not possible to rely wholly on public funding, it is necessary to bring in private finance-but in ways that do not deter students from poor backgrounds” . Artinya jika tidak memungkinkan menggantungkan sepenuhnya pada subsidi pemerintah, diperlukan kemampuan dalam menyerap dana masyarakat (SPP), akan tetapi jangan sampai membebani peserta didik dari latar belakang keluarga yang tidak mampu. Sumber pendanaan sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 46 ayat 1 dan Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 pasal 2 bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 722, "width": 453, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pembelajaran program akselerasi secara umum telah diatur dalam kalender pendidikan program akselerasi SMP Negeri 6 Ambon. Bentuk kegiatan pembelajaran di kelas", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 761, "width": 12, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 454, "height": 259, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akselerasi menggunakan kurikulum KTSP dengan pendekatan dan strategi pembelajaran yang dikemas sedemikian rupa sehingga materi yang mestinya diberikan dalam waktu enam bulan harus dapat diselesaikan dalam waktu empat bulan per semester. Kunci keberhasilan guru dalam memberikan pengajaran di program akselerasi terletak pada kemampuan guru untuk melakukan analisis materi pelajaran dengan kalender pendidikan. Temuan ini sejalan dengan pendapat beberapa orang pakar diantaranya menurut Meier (2000) menyatakan bahwa untuk mendesain pembelajaran percepatan harus memperhatikan prinsip aktivitas, artinya para peserta didik belajar banyak dari pengalaman aktif dibandingkan apabila mereka mempelajari dari presentasi. Kemudian menurut Mukhtar dkk (2007) menyatakan bahwa pembelajaran akselerasi bersifat responsif terhadap perubahan dan berupaya menciptakan program pembelajaran yang fleksibel dan bertujuan untuk mengadakan perbaikan secara kontinu. Sedangkan menurut Colin (1997) dengan metode percepatan belajar ini seorang siswa dapat belajar secara menyenangkan, dan mereka dapat menciptakan suatu pembelajaran yang sukses dan menyenangkan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 454, "height": 320, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SMP Negeri 6 Ambon sebagai sekolah penyelenggara program akselerasi, memiliki tantangan dalam menyelenggarakan program akselerasi kedepan, karena adanya kebijakan pemerintah tentang penutupan program akselerasi. Kalaupun program akselerasi dihentikan atau diganti dengan menggunakan sistem SKS, sekolah tetap tidak mempermasalahkan hal tersebut sepanjang program atau sistem yang baru tersebut bisa mengakomodir potensi yang dimiliki peserta didik. Namun, hal ini tidak sesuai dengan kehadiran layanan cerdas istimewa yang secara khusus memang dirancang untuk siswa dengan keunikan tersendiri karena keunggulan kemampuannya, keunggulan CI maupun kecepatan belajar sehingga walaupun hadir misalnya sistem SKS tidaklah tergoyahkan karena layanan CI digunakan untuk layanan khusus. Sistem SKS hanya merupakan sistem sajian kurikulum yang juga ditawarkan dalam layanan CI yang dinamakan dengan grade skipping maupun credit examination . Jauh sebelum sistem SKS muncul pada sekolah telah ada sistem semacam SKS yang dipergunakan dalam layanan CI dan tidak menghilangkan layanan CI itu sendiri. Hakikat grade skipping adalah membolehkan siswa di bawahnya mengikuti kelas di atasnya untuk mata pelajaran tertentu (Van Tassel Baska, 2005 dalam Supriyanto, 2012). Dengan demikian, kehadiran sistem SKS tidak ada pengaruhnya terhadap keberadaan layanan CI.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 322, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Evaluasi Product Program Akselerasi SMP Negeri 6 Ambon", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 699, "width": 453, "height": 56, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil pencapaian program akselerasi yang telah berjalan di SMP Negeri 6 Ambon sudah cukup memuaskan. Program akselerasi telah meluluskan siswanya 100% dan alumni program akselerasi diterima di SMA favorit, baik negeri maupun swasta. Namun, hal ini bertolak belakang", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 56, "width": 299, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri Kota Ambon | David Tuhurima", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 761, "width": 12, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 453, "height": 158, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan pendapat dari Supriyanto (2012) bahwa pencapaian nilai dalam ujian nasional yang tinggi bagi siswa cerdas istimewa sebenarnya akan tercapai dengan sendirinya, sebab siswa cerdas istimewa yang memiliki IQ tinggi akan terlalu mudah mengerjakan soal ujian yang sejatinya merupakan materi ujian yang bobot dan tingkat kesulitannya jauh di bawah kemampuannya, sebab materi ujian nasional merupakan materi untuk anak normal yang IQ nya sekitar 100. Dampak program akselerasi untuk masa depan, yaitu: output program mampu bersaing dengan peserta didik dari sekolah lain, ini menunjukkan bahwa ada nilai tambah yang diperoleh sekolah dari program akselerasi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 256, "width": 138, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 453, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan mengenai Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon, maka dapat disimpulkan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 329, "width": 453, "height": 79, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada evaluasi context , penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon merupakan inisiatif sekolah sebagai upaya untuk menjawab kebutuhan dan memberikan pelayanan pendidikan kepada peserta didik cerdas istimewa (IQ  130) serta mengefektifkan pemanfaatan sarana dan prasarana sekolah.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 454, "height": 16, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Penyelenggaraan progran akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon dilihat dari input yang meliputi:", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 438, "width": 436, "height": 57, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a) kebijakan penyelenggaraan program; dan (b) perencanaan program: rekrutmen peserta didik, kurikulum program akselerasi, tenaga pendidik, sarana prasarana, dan pembiayaan, sudah memadai.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 505, "width": 454, "height": 198, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dari segi Process , penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon telah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan program, walaupun masih terdapat beberapa kekurangan dan kendala. Rekrutmen peserta didik sudah dilaksanakan dengan baik, penyesuaian kurikulum hanya akan terlihat pada implementasi dalam KBM, tenaga pendidik (guru) masih ada yang belum memenuhi kualifikasi dan kriteria sebagai pengajar di kelas akselerasi, sarana prasarana belum cukup menunjang kegiatan program akselerasi, dan pembiayaan program yang dirasa masih kurang. Pelaksanaan proses belajar mengajar pada program akselerasi dilaksanakan setiap hari efektif sesuai dengan kalender pendidikan yang disusun oleh sekolah. Adanya hambatan dalam penyelenggaraan program akselerasi terkait dengan kebijakan pemerintah tentang penutupan program akselerasi.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 761, "width": 12, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 454, "height": 57, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Product dari penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon, yaitu: peserta didik dapat menyelesaikan pendidikannya tepat dua tahun, lulus 100%, dan diterima di SMA favorit, baik negeri maupun swasta yang berkualitas di Kota Ambon.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 140, "width": 454, "height": 198, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, maka saran yang dapat diberikan dalam penyelenggaraan program akselerasi di SMP Negeri 6 Ambon, yaitu: sekolah harus lebih intensif melakukan kerja sama dengan pihak lain untuk mendapatkan bantuan dana dalam mendukung penyelenggaraan program, sekolah perlu menyiapkan sarana dan prasarana yang belum dimiliki, dalam hal ini laboratorium bahasa sehingga hal ini tidak lagi menjadi kendala dalam proses pembelajaran di sekolah, dan untuk memberikan pelayanan yang baik kepada peserta didik, maka sekolah juga perlu meningkatkan kualitas guru program akselerasi salah satunya dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk studi lanjut S1/S2. Bagi Dinas terkait perlu melakukan monitoring, supervisi, dan evaluasi terhadap penyelenggaraan program akselerasi, khususnya di SMP Negeri 6 Ambon.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 348, "width": 107, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 368, "width": 453, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ahmadi, dkk. 2011. Pembelajaran Akselerasi: Analisis Teori dan Praktik serta Pengaruhnya Terhadap Mekanisme Pembelajaran dalam Kelas Akselerasi. Jakarta: Prestasi Pustaka.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 409, "width": 453, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Argyris, C., & Schon, D.A. 1978. Organzational Learning: A Theory of Action Perspective. London: Addison Wesley Publishing Company.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 449, "width": 453, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, Suharsimi dan Safruddin, Cepi A.B,. 2014. Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Toeritis Praktis Bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan , Edisi: Kedua . Jakarta: Bumi Aksara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 490, "width": 453, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arini, Estiastuti. 2008. “Manajemen Pembelajaran Program Akselerasi (Studi Kasus di SD Negeri Sompok Semarang)”, Tesis , Semarang: Universitas Negeri Semarang.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 531, "width": 453, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Citra Ceria. 2011. “Evaluasi Pelaksanaan Program Akselerasi di SMA Negeri 1 Banjarmasin”,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 544, "width": 181, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tesis . Universitas Lambung Mangkurat.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 453, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Colangelo N, dkk. 2010. “Guidelines for Developing an Academic Acceleration Policy”, Journal of Advanced Academics Vol. 21 (2), pp. 180-203.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 453, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Colin, R. & Malcolm, J.N. 1997. Accelerated Learning for the 21st Century; The Six-step Plan to Unlock Your Master Mind . New York: Delacorte Press.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 652, "width": 453, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas. 2003. Pedoman Penyelenggaraan Program Percepatan Belajar SD, SMP, dan SMA: Suatu Model Pelayanan Pendidikan Bagi Peserta Didik Yang Memiliki Potensi Kecerdasan dan Bakat Istimewa. Jakarta: Balitbang Diknas.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 706, "width": 454, "height": 43, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Depdiknas. 2009. Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Peserta Didik Cerdas Istimewa. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa.", "type": "List item" }, { "left": 226, "top": 56, "width": 299, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi Program Akselerasi di SMP Negeri Kota Ambon | David Tuhurima", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 761, "width": 12, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 101, "width": 454, "height": 44, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Direktorat PSLB. 2010. Panduan Guru dan Orang Tua Pendidikan Cerdas Istimewa . Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 453, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Astutik. 2013. “Evaluasi Program Akselerasi di SMAN 1 Karanganyar Tahun Ajaran 2012/2013”, Jurnal Ilmiah Program Studi Sosiologi-Antropologi, Vol. 3, No.1.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 196, "width": 453, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fattah, Nanang. 2008. “Pembiayaan Pendidikan: Landasan Teori dan Studi Empiris”. Jurnal, Pendidikan Dasar, No. 9.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 237, "width": 454, "height": 29, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryanto & Pujiningsih. 2008. “Pelayanan Pendidikan Anak Berbakat Intelektual di Sekolah Dasar”, Prosiding Konaspi VI , Universitas Pendidikan Ganesha", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 441, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hawadi, Akbar Reni. 2004. Akselerasi: A-Z Informasi Program Percepatan Belajar . Jakarta: Grasindo.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 304, "width": 453, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ira Mendasari. 2013. “Efektivitas Program Akselerasi (Studi Evaluatif di SMP Negeri 1 Argamakmur)”, Tesis . Universitas Bengkulu.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 344, "width": 454, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marland. 1972. Education of The Gifted and Talented . Washington: U.S. Government Printting Office.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 385, "width": 453, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marni Serepinah. 2013. “Kebermaknaan Evaluasi Program Pendidikan”, Jurnal Pendidikan Penabur No. 20, Tahun ke -12.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 425, "width": 454, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meier, Dave. 2000. The Accelerated Learning Handbook: A Creative Guide to Designing and Delivering Faster, More Effective Training Programs . New York: The McGraw-Hill Companies,Inc.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 466, "width": 273, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mujiman, Haris. 2006. Belajar Mandiri . Surakarta: LPP UNS", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 493, "width": 432, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mukhtar, dkk. 2007. Pendidikan Anak Bangsa Pendidikan Untuk Semua . Jakarta: Nimas Multima.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 520, "width": 307, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nawawi, H. 1996. Administrasi Pendidikan . Jakarta: Gunung Agung.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 365, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Tentang Pendanaan Pendidikan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 574, "width": 454, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MI).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 628, "width": 454, "height": 43, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rena Putri, Diah Sekar Ayu, dkk. 2005. “Perbedaan Sosialisasi Antara Siswa Kelas Akselerasi dan Kelas Reguler Dalam Lingkungan Pergaulan di Sekolah”. Humanitas: Indonesian Psychological Journal Vol. 2 No.1, pp. 28-40 .", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 682, "width": 362, "height": 16, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semiawan, Conny. 2007. Perspektif Pendidikan Anak Berbakat . Jakarta: Grasindo", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 453, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sri Utari. 2014. “Menjadikan Program CI (Cerdas Istimewa) sebagai Program Unggulan di DIY”, http://pendidikandiy.go.id", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 57, "width": 192, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Kelola, Vol. 3, No. 1, Januari-Juni 2016", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 761, "width": 12, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 73, "width": 453, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Supriyanto, Eko. 2012. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Cerdas Istimewa . Yogyakarta: Pustaka Pelajar.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 114, "width": 453, "height": 29, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 154, "width": 325, "height": 16, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ward, V.S. 1980. Differential Education for the Gifted . California: Ventura.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 453, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widiastono, Harry. 2004. “Sistem Percepatan Kelas (Akselerasi) Bagi Siswa yang Memiliki Kemampuan dan kecerdasan Luar Biasa”. http://www.depdiknas.go.id.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 221, "width": 453, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widoyoko, Eko Putro. 2013. Evaluasi Program Pembelajaran: Panduan Praktis Bagi Pendidik dan Calon Pendidik . Yogyakarta: Pustaka Pelajar", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 262, "width": 454, "height": 30, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Winanti S, dkk. 2007. “Gambaran Kecerdasan Emosional Siswa Berbakat di Kelas Akselerasi SMA di Jakarta”, Jurnal Psikologi Vol. 5 No. 1, Juni, pp. 30-61.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 406, "height": 17, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Wirawan. 2012. Evaluasi: Teori, Model, Standar, Aplikasi, dan Profesi . Jakarta: Rajawali Pers.", "type": "Text" } ]
0608a804-ee48-b9d3-95e5-c802691ae005
https://e-journal.akesrustida.ac.id/index.php/jikr/article/download/168/141
[ { "left": 166, "top": 113, "width": 295, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA| Page : 159 – 164", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 128, "width": 304, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 09 No. 02 Juli 2022 | p-ISSN2356-2528; e-ISSN 2620-9640", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 158, "width": 397, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES PADA IBU PRIMIPARA", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 197, "width": 111, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rima Nur Khasanah 1", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 213, "width": 278, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected] (Corresponding Author ) Pendidikan Profesi Bidan STIKES Banyuwangi Erlin Novitasari 2", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 255, "width": 272, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected] Program Studi Sarjana Kebidanan STIKES Banyuwangi N.G.A.N Oka Widowati 3", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 296, "width": 272, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Email : [email protected] Program Studi Sarjana Kebidanan STIKES Banyuwangi", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 336, "width": 61, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 364, "width": 400, "height": 314, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Postpartum blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan, biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitar dua hari hinggasepuluh hari sejak kelahiran bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan suami dengan kejadian post partum blues di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka, Desa gendoh, kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2021. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021 hingga Januari 2022 di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi. Metode penelitian adalah Analitik dengan desain Cross Sectional. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2021 - Januari 2022. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu post partum yang berkunjung dan memeriksakan di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka. Teknik pengambilan sampel berjumlah 25 orang ibu post partum. Berdasarkan out put test statistics uji statistik nonparametrik menggunakanuji Chi-square dengan SPSS diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000, maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang artinya ada hubungan dukungan suamidengan kejadian Post Partum Blues pada ibu primipara di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2021. Setelah dilakukan uji korelasi didapatkan nilai pearson Chi-square value sebesar 20,833 yang artinya ada pengaruh dukungan suami terhadap post partum pada ibu primipara kuat dan karena nilanya positif maka pengaruhnya searah. Dukungan suami dan peran petugas kesehatan sangat dibutuhkan oleh para ibu dalam mengahadapi persalinan, dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat ibu mampu melewati masa-masa berat persalinan sehingga angka kejadiandepresi pada ibu bersalin dapat ditekan", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 693, "width": 303, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci: Dukungan Suami, Post Partum , Post Partum Blues", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 285, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami Dengan Post Partum Blues................ Rima Nur Khasanah, Erlin Novitasari & N.G.A.N Oka Widowati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 779, "width": 333, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160 | Vol. 09 No. 02 Juli 2022 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 93, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 185, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kehamilan dan persalinan merupakan peristiwa yang normal terjadi dalam hidup, akan tetapi banyak ibu yang mengalami stress karena disebabkan oleh perubahan perasaan yang dialami ibu saat hamilsehingga sulit menerima kehadiran bayinya. Selain itu ibu yang mengalami stress atau disebut dengan Post Partum Blues, juga disebabkan karena ibu tidak mengetahui pengelolaan psikologis yang normal, perubahan emosi, dan penyesuaian yang merupakan bagian dari proses kehamilan, persalinan danpascanatal. Post Partum Blues merupakan kesedihan atau kemurungan setelah melahirkan,", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 392, "width": 184, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "biasanya hanya muncul sementara waktu yakni sekitardua hari hingga dua minggu sejak kelahiran bayi. Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan- bulan pertama setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun psikologi (Dewi, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 530, "width": 185, "height": 112, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan suami adalah sikap-sikap penuh pengertian yang ditunjukkan dalam bentuk kerja sama yang positif, yang diberikan suami. Disebutkan pula bahwa dukungan suami adalah dukungan psikologisdan nyata yang diberikan suami kepada istri sebagai orang pertama dan utama sebelum pihak lain. Dukungan sosial (suami)", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 645, "width": 184, "height": 108, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merupakan salah satu bentuk interaksi social yang di dalamnya terdapat hubungan yang saling memberi dan menerima bantuan yang bersifat nyata, bantuan tersebut akan menempatkan individu-individu yang terlibat dalam sistem sosial yang pada akhirnya akan dapat", "type": "List item" }, { "left": 330, "top": 144, "width": 184, "height": 466, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "memberikan cinta, perhatian maupun sense of attachment baik pada keluarga sosial maupun pasangan (Ingela, 2009). Pots partum blues adalah keadaan depresi ringan dan sepintas yang umumnya terjadi dalam minngu pertama atau lebih sesudah melahirkan. Post partum blues, maternity blues atau baby bluesmerupakan gangguan mood/efek ringan sementara yang terjadi pada hari pertama sampai hari ke 10 setelah persalinan ditandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian, ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur. Post partum blues adalah perubahan mood pada ibu post partum yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan tetapi seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat post partum dan memuncak antara hari kelima dan ke-14 post partum yang di tandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa. Post partum blues adalah periode pendek kelabilan emosi sementara yang ditandai dengan mudah menangis, iritabilitas, rasa letih, mudah marah, cemas dan sedih biasanya terjadi menjelang akhir minggu pasca partum (Rini, 2008).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 627, "width": 134, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 641, "width": 184, "height": 93, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Penelitiannya adalah Analitik Korelasional yang bertujuan untuk menggambarkan hubungan antara dua variabel atau lebih, yaitu erat atau tidaknya hubungan, arah hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 723, "width": 184, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan Desain Penelitian atau", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 285, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami Dengan Post Partum Blues................ Rima Nur Khasanah, Erlin Novitasari & N.G.A.N Oka Widowati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 779, "width": 333, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "161 | Vol. 09 No. 02 Juli 2022 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 530, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rancangan Penelitian adalah Cross Sectional dimana peneliti melakukan observasi satu kali saja dan pengukuran variabel dependen dan independen pada saat pemeriksaan atau pengkajian data. Instrument pada penelitian ini menggunakan kuisioner. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2021 sampai dengan Januari 2022. Pada penelitian ini peneliti memberikan kuesioner kepada responden yang mengalami post partum blues, dimana yang akan dihubungkan dengan dukungan suami pada saat post partum dan lalu hasil data penelitian dianalisis menggunakan uji Chi Square. HASIL Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Variabel Frekue nsi Perse ntase Pendidikan (%) Rendah (SD-SMP) 12 48 Tinggi (SMA-Sarjana) 13 52 Total 25 100 Umur <20 tahun 19 64 20-35 tahun 6 20 >25 tahun 5 16 Total 30 100 Pekerjaan IRT 29 96 Karyawan 2 4 Total 30 100 Berdasarkan data di atas rata- rata pendidikan tinggi (SMA-", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 649, "width": 184, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarjana) sejumlah 13 responden (52%), umur kurang dari 20 tahun sejumlah 19 (64%), pekerjaan IRT sejumlah 29 (96%).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 400, "height": 627, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Variabel Frek uensi Persentase (%) Cara Persalinan Normal 30 100 SC 0 0 Total 30 100 Dukungan Fisik Sering 2 12 Kadang 22 72 Sangat Jarang 26 16 Total 30 100 Dukungan Emosional Sering 3 9 Kadang 21 69 Sangat Jarang 6 22 Total 30 100 Berdasarkan data di atas variabel cara persalinan 30 responden secara normal, dukungan fisik rata-rata sangat jarang sejumlah 26 (16%), dukungan emosional kadang sejumlah 21 responden (69%).", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 428, "width": 147, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Hasil uji chi- square", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 441, "width": 182, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Value df Asymptotic Significance (2-sided) Pearson Chi- Square 20.833 a 3 .000 Likelihood Ratio 21.201 3 .000 Linear-by- Linear Association 11.440 1 .01 N of Valid Cases 25", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 581, "width": 184, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan out put test statistik uji statistik nonparametrik menggunakan uji Chi- square dengan SPSS diperoleh nilai Asymp. Sig. (2- tailed) 0,000,", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 636, "width": 184, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang artinya ada hubungan dukungan suami dengan kejadian Post Partum Blues pada ibu primipara di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 732, "width": 183, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN Berdasarakan hasil analisis", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 285, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami Dengan Post Partum Blues................ Rima Nur Khasanah, Erlin Novitasari & N.G.A.N Oka Widowati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 779, "width": 333, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "162 | Vol. 09 No. 02 Juli 2022 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bivariat didapat hasil uji statistik Chi-square diperoleh nilai p adalah", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 144, "width": 184, "height": 370, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0,000 berarti nilai p value 0,005 menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan kejadian Post Partum Blues . Suami cenderung membiarkan istrinya melakukan hal semuanya sendiri setelah ibu melahirkan, terkadang suami tidak memahami bagaimana perannya kepada ibu post partum, ini dikarenakan suami tidak mengetahui bahwa ibu juga perlu dukungan saat ibu membutuhkan dukungan suami. Keadaan ini disebabkan oleh perubahan perasaan ibu yang masih sulit menerima perannya. Dimana ibu post partum akan cenderung menjadi orang yang sensitif, sehingga dibutuhkan adanya pengertian, dukungan perhatian dari pihak suami ataupun keluarga.Dukungan dan perhatian dari suami yang tinggi / baik akan menjadi dukungan yang positif bagi ibu post partum / ibu nifas supaya tidak terjadi Post Partum Blues . Hasil penelitian ini sejalan (5), uji statistik diperoleh p-value 0,000", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 517, "width": 184, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang berarti p a0,05 (Ho ditolak dan Ha diterima), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna bahwa rata-rata ibu post partum rendah / kurang mendapatkan dukungan suami.", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 600, "width": 184, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa ibu post partum yang rendah /", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 641, "width": 184, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kurang mendapatkan dukungan suami mengalami Post partum Blues sebanyak 5 orang (20%) dan ibu yang mendapatkan dukungan suami tinggi / baik sebanyak 20 orang (80%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti dapat disimpulkan adanya hubungan yang", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 116, "width": 184, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "signifikan antara dukungan suami dengan kejadian Post Partum Blues , sebanyak 5 orang (20%). Hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,000, berarti dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan kejadian Post Partum Blues.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 226, "width": 184, "height": 246, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut (21) ibu post partum dikatakan Post Partum Blues , ketika ibu post partum mengalami perubahan mood Ibu post partum sangat membutuhkan dukungan dan perhatian dari suami untuk membantu ibu dalam mendapatkan kepercayaan diri dan harga diri sebagai seorang istri. Dukungan suami yang diberikan pada ibu post partum dalam bentuk kerjasama yang baik, serta memberikan dukungan moral dan emosional. Dengan perhatian suami membuat istri juga merasa lebih yakin, bahwa ia tidak saja tepat menjadi istri, tetapi istri juga akan bahagia menjadi ibu bagi anak yang dilahirkannya (39).", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 475, "width": 184, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut asumsi peneliti, Post Partum Blues berpengaruh pada dukungan suami karena faktor terbesar terjadinya Post Partum Blues. Yang mendapatkan dukungan suami baik, secara emosional, suport, penghargaan relatif tidak menunjukkan gejala Post Partum Blues, sedangkan yang kurang mendapatkan dukungan suami relatif mengalami gejala Post partum Blues.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 627, "width": 184, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian (30) di Kota Semarang menunjukkan 44% ibu yang tidak mendapatkan dukungan suami mengalami postpartum blues dan 56% ibu yang mendapatkan dukungan suami tidak mengalami postpartum blues. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Misrawati, L. W dan Utami tahun 2014 di RSUD", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 285, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami Dengan Post Partum Blues................ Rima Nur Khasanah, Erlin Novitasari & N.G.A.N Oka Widowati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 779, "width": 333, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "163 | Vol. 09 No. 02 Juli 2022 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arifin Ahmad Pekanbaru angka kejadian postpartum blues sekitar 16,7%.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 157, "width": 205, "height": 591, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa ibu post partum yang memiliki dukungan suami rendah sebanyak 5 orang (20%) dan yang mendapatkan dukungan suami tinggi sebanyak 20 orang (80%). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa masih ada ibu post partum yang rendah / kurang mendapatkan dukungan suami. ibu bersalin dengan post partum depression sebanyak 18 responden sering mengalami depresi atau sebanyak 72%, 3 orang responden (12%) kadang-kadang responden lainnya (4%) tidak pernah mengalami depresi. Post partum blues adalah perubahan mood pada ibu post partum yang terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan tetapi seringkali terjadi pada hari ketiga atau keempat post partum dan memuncak antara hari kelima dan ke-14 post partum yangdi tandai dengan tangisan singkat, perasaan kesepian atau ditolak, cemas, bingung, gelisah, letih, pelupa dan tidak dapat tidur. Ibu post partum sangat membutuhkan dukungan dan perhatian dari suami untuk membantu ibu dalam mendapatkan kepercayaan diri dan harga diri sebagai seorang istri. Dukungan suami yang diberikan pada ibu post partum dalam bentuk kerjasama yang baik, serta memberikan dukungan moral dan emosional. Dengan perhatian suami membuat istri juga merasa lebih yakin, bahwa ia tidak saja tepat menjadi istri, tetapi istri juga akan bahagia menjadi ibu bagi anak yang dilahirkannya.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 130, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 157, "width": 184, "height": 205, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan mengenai Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Post Partum Blues Pada Ibu Primipara Di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Tahun 2021. Hampir seluruh ibu bersalin di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka, Desa Gendoh, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi mendapatkan dukungan dari suami yakni dengan prevalensi 80 %.", "type": "Table" }, { "left": 330, "top": 364, "width": 184, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian besar ibu bersalin sering mengalami depression blues yakni dengan prevalensi 72%. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan kejadian Post Partum Blues di Praktik Mandiri Bidan Agung Oka, Desa Gendoh.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 475, "width": 44, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 502, "width": 184, "height": 108, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada penelitian ini masih terdapat beberapa kekurangan. Hal pokok yang menjadi saran kedepannya dalam melakukan pemantauan pelaksanaan dukungan suami dengan baik. serta memperdalam faktor- faktor lainyang menyebabkan postpartum.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 627, "width": 72, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 640, "width": 183, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bobak.2005.Keperawatan Maternitas.Edisi Empat. Jakarta : EGC.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 678, "width": 183, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewi, Vivi nanylia dan Sunarsih, Tri. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 716, "width": 184, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salemba Medika. Jakarta Enkrin Waspodo. 2008. Pendekatan Psikiatri pada Depresi Pasca", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 38, "width": 285, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dukungan Suami Dengan Post Partum Blues................ Rima Nur Khasanah, Erlin Novitasari & N.G.A.N Oka Widowati", "type": "Page header" }, { "left": 113, "top": 779, "width": 333, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "164 | Vol. 09 No. 02 Juli 2022 | JURNAL ILMIAH KESEHATAN RUSTIDA", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 184, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Partus. Jakarta : Yayasan Kesehatan Jiwa : Dharmawangsa. Fatimah.2008. Hubungan Dukungan Suami Dengan Kejadian Post Partum Blues Pada Ibu Primipara Di Ruang Bougenville RSUD Tugurejo Semarang. Artikel Riset Keperawatan. Semarang : Universitas Diponegoro Fitriyani dkk. 2015. Hubungan", "type": "Table" }, { "left": 142, "top": 282, "width": 155, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengetahuan Ibu Post Partum Dengan Syndrome Baby Blues Pada Hari 1-7 Post Partum.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 116, "width": 401, "height": 342, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fitrah, Alifia dkk. 2017. Hubungan Dukungan Suami Terhadap Kejadian Post Partum Blues Di Wilayah Kerja Puskesmas Payung Sekaki Kota Pekan Baru. Jurnal Ibudan Anak. Vol 5 No. 1. Tahun 2017. Hutagol, E,T.2010. Efektifitas Intervensi Edukasi Pada depresi Post Partum Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia : Depok, Jakarta Ingela. 2009. Pendekatan Consultation- Liaison Psychiatry pada Penatalaksanaan Depresi Pasca Bersalin. Jiwa- Indonesian Psychiatric Quarterly Mansur.2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika Marmi. 2017. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas “ Peuperium care”. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Murbiah. 2016. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Post Partum Blues Di Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang. Jurnal Muswill Ipemi. Notoatmodjo, 2018, Metodelogi Penelitian Kesehatan , Jakarta: Rineka Cipta", "type": "Table" } ]
9bee4446-db25-7917-e154-d6f2959751dc
https://ejurnal.undana.ac.id/index.php/LJCH/article/download/5060/4182
[ { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 51, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "223", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 80, "width": 411, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relationship Between Parenting Patterns and Food Intake with The Nutritional Status of The Toddlers in Tena Teke Community Health", "type": "Text" }, { "left": 277, "top": 113, "width": 41, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Center", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 141, "width": 289, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Veronika Bili 1* , Marselinus Laga Nur 2 , Yoseph Kenjam 3", "type": "Text" }, { "left": 164, "top": 166, "width": 267, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, 2, 3 Public Health Faculty, University of Nusa Cendana", "type": "Text" }, { "left": 270, "top": 195, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 454, "height": 174, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nutritional problems in children under five are still a major public health problem, especially in Indonesia. Toddlers who are malnourished in Southwest Sumba Regency in 2017 amounted to 907 cases(9,4 %); in 2018 increased to 939 cases(9,8 %)and in 2019 decreased to 348 cases(4,2%). At the Tena Teke Community Health Center, with the nutritional status of toddlers, there were 53 cases, increasing to 55 cases in 2018 and 2019, decreasing to 36 cases. The decline is known to prevent cases of malnutrition, but the figure is still quite high. This study aimed to analyze the relationship between parenting patterns and food intake with the nutritional status of children under five in the working area of the Tena Teke Health Center. This type of research used analytical survey research methods. The research design used was a case-control study. Case samples were 37 people, and control samples were 37 people. The results showed that all the variables studied, namely feeding practices (OR = 34,105), personal hygiene practices (OR = 11,963), food preparation and storage (OR = 6,286), energy intake (0R= 0,221), and protein intake (OR= 17,188) associated with the nutritional status of toddlers. Toddlers' mothers should regularly attend Posyandu and actively seek information related to toddler growth.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 399, "width": 244, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: food intake, nutritional status, toddler", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 438, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 462, "width": 222, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status gizi merupakan suatu ukuran keseimbangan antara kebutuhan zat gizi dengan dukungan proses pertumbuhan fisik dan perkembangan otak pada seorang balita dan dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu asupan pangan, akses pangan, dan juga kesehatan lingkungan dalam masyarakat. (1)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 559, "width": 222, "height": 121, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Status gizi pada balita menjadi hal yang penting diketahui oleh setiap orang tua. Berdasarkan fakta, dampak negatif balita kurang gizi pada masa emas bersifat irreversible dan dapat mempengaruhi perkembangan otak anak dan bahkan memiliki daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terserang berbagai penyakit. (2)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 110, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding author: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 466, "width": 222, "height": 177, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 menyatakan bahwa persentase status gizi buruk dan gizi kurang pada balita usia 0-59 bulan sebesar 3,8% dan 13,8%. (3) Hasil data survey status gizi pada tahun 2020 menunjukkan bahwa ada 58.425 (1,3%) balita dengan berat badan sangat kurang dan 248.407 (5,4%) balita dengan berat badan kurang dari total 49% masalah gizi yang terjadi pada balita. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan Provinsi dengan persentase tertinggi gizi buruk dan gizi kurang pada balita yaitu 42,6%. (4)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 645, "width": 222, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Provinsi NTT tahun 2017 mengenai kasus status gizi menurut tingkat kabupaten menunjukkan bahwa Kabupaten Sumba Barat Daya menempati urutan ke-4 dari 22 Kabupaten dengan jumlah kasus status gizi kurang dan gizi buruk pada balita yaitu sebanyak 285 kasus di Puskesmas Palla Kabupaten Sumba Barat Daya . (5)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 51, "width": 19, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "224", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 222, "height": 287, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil pengambilan data awal diketahui bahwa balita yang mengalami gizi kurang di Kabupaten Sumba Barat Daya pada tahun 2017 berjumlah 907 (9,4%) kasus, pada tahun 2018 meningkat menjadi 939 (9,8%) kasus dan pada tahun 2019 menurun menjadi 348 (4,2%) kasus. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya melaporkan bahwa pada tahun 2017, Puskesmas Tena Teke memiliki jumlah kasus gizi kurang sebanyak 53 kasus, kemudian mengalami penurunan menjadi 36 kasus pada tahun 2018 dan pada tahun 2019 meningkat lagi menjadi menjadi 55 kasus. Walaupun kasusnya menurun, masalah status gizi pada balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat sehingga perlu dilakukan penanganan lebih serius Di Puskesmas Palla Kabupaten Sumba Barat Daya. (5)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 370, "width": 222, "height": 149, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Kementerian Kesehatan, ada tiga indikator yang menjadi dasar untuk menentukan status gizi pada balita yaitu berat badan terhadap umur balita, tinggi badan terhadap umur balita, dan berat badan terhadap tinggi badan balita. (6) Pemenuhan gizi merupakan hak yang wajib dilakukan orang tua untuk menghasilkan regenerasi yang lebih sehat, cerdas, dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian balita. (7)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 522, "width": 225, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keadaan gizi balita meliputi proses penyediaan dan penggunaan gizi untuk pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, dan aktivitas. Masalah gizi yang merupakan masalah kesehatan masyarakat, dipengaruhi beberapa faktor antara lain penyakit infeksi, praktek pemberian makan, konsumsi makanan, higiene sanitasi, asupan gizi, tingkat pendapatan keluarga, jumlah anggota keluarga, tingkat pengetahuan ibu tentang gizi, pelayanan kesehatan, dan personal hygiene. (8) Selain itu status gizi juga dapat dipengaruhi oleh praktik pola asuh gizi yang dilakukan dalam rumah tangga yang diwujudkan dengan tersedianya pangan dan perawatan kesehatan untuk bisa menjaga kelangsungan hidup, pertumbuhan dan perkembangan status gizi balita. Pola", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 80, "width": 221, "height": 52, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengasuhan anak berupa sikap perilaku ibu dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makan, merawat, kebersihan, memberikan kasih sayang dan sebagainya. (8)", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 135, "width": 221, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan pola asuh dan asupan makanan dengan status gizi balita di Puskesmas Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya.", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 232, "width": 56, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 305, "top": 255, "width": 222, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain studi kasus kontrol ( case control). Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya pada bulan April hingga September tahun 2021. Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi 2 kelompok yaitu populasi kasus adalah balita yang mengalami gizi kurang yang berjumlah 37 balita dan populasi kontrol adalah balita yang tidak mengalami gizi kurang yang berjumlah 891 balita. Sampel penelitian ini adalah balita berumur 6-59 bulan berjumlah 74 orang yang terdiri dari 37 sampel kasus balita gizi kurang dan tercatat di Puskesmas dan 37 sampel kontrol balita tidak dengan gizi kurang. Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling .", "type": "Text" }, { "left": 305, "top": 518, "width": 222, "height": 245, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengumpulan data variabel penelitian menggunakan wawancara dengan instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data yang dikumpulkan adalah berupa karakteristik responden, pola asuh yang mencakup praktik pemberian makan, praktik personal hygiene , persiapan dan penyimpanan makanan dan asupan makan yang mencakup asupan energi dan asupan protein. Data yang telah dikumpulkan kemudian dilakukan analisis menggunakan uji chi-square untuk melihat hubungan dengan bantuan aplikasi SPSS 19 dengan derajat kemaknaan α=0,05 . Hasil dalam penelitian ditampilkan dalam tabel dan narasi disesuaikan dengan variabel penelitian. Penelitian ini sudah lolos ujian kaji etik Fakultas Kesehatan Masyarakat dengan Nomor", "type": "Text" }, { "left": 443, "top": 752, "width": 80, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2020226-KEPK.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 51, "width": 19, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "225", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 40, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 106, "width": 107, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisis Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 455, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 Hubungan Praktik Pemberian Makan, Praktik Personal Hygiene , Persiapan dan Penyimpanan Makanan, Asupan Energi, Asupan Protein Dengan Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tena Teke Kabupaten Sumba Barat Daya Tahun 2021", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 181, "width": 434, "height": 320, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel Status GiziBalita Total p-value OR Kasus Kontrol n % n % N % Praktik Pemberian Makan Kurang 36 97,3 19 51,4 55 74,3 0,000 34,105 Baik 1 2,7 18 48,6 19 25,7 Total 37 100 37 100 74 100 Praktik Personal Hygiene Kurang 34 91,9 18 48,6 52 70,3 0,000 11,963 Baik 3 8,1 19 51,4 22 29,7 Total 37 100 37 100 74 100 Persiapan dan Penyimpanan Makanan Kurang 33 89,2 21 56,8 54 73,0 0,002 6,286 Baik 4 10,8 16 43,2 20 27,0 Total 37 100 37 100 74 100 Asupan Energi Kurang 18 48,6 30 81,1 48 64,9 0,003 0,221 Cukup 19 51,4 7 18,9 26 35,1 Total 37 100 37 100 74 100 Asupan Protein Kurang 33 89,2 12 32,4 45 60,8 0,000 17,188 Cukup 4 10,8 25 67,6 29 39,2 Total 37 100 37 100 74 100", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 224, "height": 245, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden kelompok kasus memiliki praktek pemberian makan kategori kurang (97,3%) sedangkan proporsi praktik pemberian makan pada kelompok kontrol hampir seimbang antara kategori kurang (51,4%) dan baik (48,6%). Menurut praktik personal hygiene , hampir seluruh responden kelompok kasus berada pada kategori praktik yang kurang (91,9%). Kecenderungan berbeda ditemukan pada kelompok kontrol. Perbandingan proporsi antara praktik personal hygiene yang kurang dan baik hampir seimbang (masing-masing 48,6% dan 51,4%). Terkait persiapan dan penyimpanan makanan, mayoritas responden kelompok kasus berada pada kategori kurang (89,2%). Kecenderungan yang sama juga ditemukan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 519, "width": 224, "height": 190, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pada kelompok kontrol. Sebagian besar respondennya memiliki persiapan dan penyimpanan makanan yang kurang baik (56,8%). Menurut asupan energi, sebagian besar responden kelompok kasus memiliki asupan energi cukup (51,4%). Sebaliknya, mayoritas responden pada kelompok kontrol memiliki asupan energi kurang (81,1%). Menurut asupan protein, mayoritas responden kelompok kasus memiliki asupan protein kurang (89,2%). Sebaliknya, sebagian besar responden pada kelompok kontrol memiliki asupan protein cukup (67,6%).", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 712, "width": 224, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan antara praktek pemberian makan, praktik personal hygiene, persiapan dan penyimpanan makanan, asupan energi,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 51, "width": 19, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "226", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 224, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan asupan protein dengan status gizi balita (masing-masing p-value =0,000; 0,000; 0,002; 0,003, dan 0,000). Berdasarkan nilai OR, balita dengan praktik pemberian makan kurang berisiko 34,105 kali mengalami masalah status gizi. Selain itu, balita dengan praktik personal hygiene kurang berisiko 11,963 kali mengalami masalah status gizi. Balita dengan persiapan dan penyimpanan makanan yang kurang berisiko 6,286 kali mengalami masalah status gizi. Balita dengan asupan energi cukup berisiko 0,221 kali lebih kecil mengalami masalah status gizi. Selain itu, balita dengan asupan protein kurang berisiko 17,188 kali mengalami masalah status gizi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 315, "width": 91, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 338, "width": 223, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Praktik Pemberian Makan dengan Status Gizi Balita", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 380, "width": 224, "height": 287, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara variabel praktik pemberian makan dengan status gizi balita di Wilayah kerja Puskesmas Tena Teke, Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Balita dengan praktik pemberian makan yang kurang berisiko 34,105 kali memiliki status gizi kurang, dalam sebuah keluarga, praktik ibu dalam pemberian makan merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang pada balita. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ada hubungan antara praktik pemberian makan dengan kejadian status gizi balita di Desa Joho Kecamatan Mojolaban Sukoharjo. Berdasarkan penelitian tersebut pemberian makan anak yang kurang baik dari keluarga terutama ibu dapat menyebabkan anak lebih suka jajan diluar dan anak mengalami kekurangan asupan gizi. (9)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 670, "width": 223, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktik pemberian makan adalah perwujudkan sikap dalam memberikan makanan yang bergizi kepada anak. (10)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 711, "width": 223, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden kurang memperhatikan akan kandungan gizi pada makanan yang diberikan kepada balita. Makanan yang diberikan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 80, "width": 224, "height": 190, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kepada balita hanya untuk memberi rasa kenyang tanpa memiliki kandungan gizi yang cukup untuk pertumbuhan balita. Keadaan gizi kurang atau buruk akan berdampak pada proses keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan anak serta dapat mengganggu keadaaan kesehatan pada anak dan berisiko terjadinya penyakit infeksi. (11) Hasil penelitian menegaskan perlunya ibu mempraktikkan pemberian makanan yang memiliki kandungan gizi yang tinggi pada balita. Pemberian makanan yang bergizi dapat dilakukan mulai saat ibu hamil sampai anak balita.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 287, "width": 224, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Praktik Personal Hygiene dengan Status Gizi Balita", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 328, "width": 224, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara praktik personal hygiene dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Balita yang memiliki personal hygiene kurang berisiko 11,963 kali memiliki status gizi kurang dibandingkan dengan balita dengan personal hygiene baik. Penelitian yang dilakukan di Kota Semarang sejalan dengan hasil penelitian ini, dimana ada hubungan antara praktik personal hygiene dengan status gizi balita. (12)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 508, "width": 224, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Personal hygiene merupakan tindakan seseorang untuk memelihara kesehatan dan kebersihan diri dalam memperoleh kesejahteraan psikologi dan fisik. ( 13 ) Praktik personal hygiene dan sanitasi yang dimaksud dalam penelitian ini terkait dengan penyelenggaraan makanan, yaitu faktor kebersihan pejamah makanan mulai dari persiapan makanan hingga penyajian makanan. Praktek personal hygiene makanan dapat dilakukan sehari-hari dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang makanan dan kebersihan sarana makan serta kesehatan pada diri. Personal hygiene yang buruk untuk mencegah penyakit infeksi merupakan salah satu penyebab langsung buruknya status gizi balita. Penelitian ini menemukan bahwa balita dengan personal hygiene yang kurang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 51, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "227", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 224, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sangat berisiko untuk terkena penyakit berbasis lingkungan seperti diare. Akibatnya, balita susah untuk mengonsumsi makanan dan kehilangan banyak cairan yang pada akhirnya akan membuat balita tersebut mengalami kurang gizi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa ada hubungan antara praktik personal hygiene dengan status gizi balita di Pondok Pesantren AL-Uswah Semarang. (14)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 224, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini mengonfirmasi perlunya ibu memiliki memperhatikan personal hygiene dengan baik, mulai dari membersihkan diri, cuci tangan dan bahkan menjaga sanitasi dalam dan luar rumah. Praktik personal hygiene yang baik dapat menghindarkan balita dari risiko penyakit infeksi yang pada akhirnya dapat mempengaruhi status gizi balita.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 223, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Persiapan dan Penyimpanan Makanan dengan Status Gizi Balita", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 405, "width": 224, "height": 288, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara persiapan dan penyimpanan makanan dengan status gizi di wilayah kerja Puskesmas Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Ibu dengan persiapan dan penyimpanan makanan kategori kurang berisiko 6,286 kali mempunyai balita dengan status gizi kurang dibandingkan ibu yang mempersiapkan dan menyimpan makanan dengan baik. Penelitian ini menemukan bahwa sebagian besar responden tidak menjaga kebersihan makanan dan tidak memproses makanan dengan baik dan benar serta tidak menyimpan makanan dengan baik. Akibatnya, makanan yang akan dikonsumsi balita rentan terkontaminasi kuman penyebab penyakit yang akan meningkatkan risiko balita terhadap penyakit infeksi. Balita yang mengalami penyakit infeksi rentan mengalami kurang gizi. (15)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 695, "width": 224, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proses persiapan dan bagaimana menyimpan makanan dengan baik harus diperhatikan dalam upaya peningkatan asupan gizi yang baik. Kandungan gizi dari makanan adalah salah satu faktor yang", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 80, "width": 224, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mempengaruhi pemenuhan asupan gizi. Penyimpanan dan persiapan makanan adalah faktor yang berhubungan dengan status gizi balita secara tidak langsung. Keluarga yang belum melakukan persiapan dan penyimpanan makanan dengan baik untuk mempertahankan kandungan gizi terhadap makanan akan memberikan makan yang kurang baik pada anak dan pastinya mempengaruhi kualitas gizi dalam makanan. (16)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 232, "width": 224, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumya bahwa status gizi balita dipengaruhi oleh asupan makanan yang beraneka ragam dan terdapat hubungan yang signifikan antara variabel persiapan dan penyimpanan makan dengan kejadian status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Lamper Tengah Kota Semarang. (17) Penelitian ini merekomendasikan perlunya perhatian khusus ibu dalam mempersiapkan makanan dan menyimpan makanan pada tempat yang kondisi kebersihannya baik dan jauh dari risiko masuknya kuman dan bakteri. Makanan yang sudah terkontaminasi berisiko menularkan penyakit infeksi yang berdampak negatif pada status gizi balita.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 466, "width": 223, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Asupan Energi dengan Status Gizi Balita", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 504, "width": 224, "height": 121, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan energi dengan status gizi balita di Wilayah Kerja Puskesmas Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Balita dengan asupan energi baik berisiko 0,221 kali lebih rendah mengalami status gizi kurang dibandingkan balita yang mempunyai asupan energi yang kurang.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 628, "width": 226, "height": 135, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian, sebagian besar responden menyatakan bahwa makanan sehari-hari tidak memenuhi kualitas dan kuantitas kebutuhan makanan, karena makanan yang disediakan hanya seadanya saja (seperti ubi jalar, keladi, pisang, nasi jagung). Hal ini dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan gizi ibu yang akan berdampak langsung pada tingkat kecukupan asupan zat gizi yang dikonsumsi balita dan pada", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 51, "width": 19, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "228", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 80, "width": 224, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "akhirnya berpengaruh pada status gizi balita. Jenis makanan bervariasi dan cukup nilai gizinya sangat penting bagi balita untuk menghindari balita dari kekurangan gizi. Balita dengan asupan energi yang rendah berisiko mengalami gizi kurang dibandingkan balita yang memiliki tingkat asupan energi yang cukup. Hal ini disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat terutama dari total energi yang berhubungan langsung dengan pertumbuhan anak. (18)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 246, "width": 224, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya membuktikan bahwa terdapat hubungan antara asupan energi dengan kejadian status gizi kurang pada anak balita, dimana balita gizi kurang memiliki tingkat asupan energi, protein dan lemak lebih rendah dibandingkan dengan balita gizi baik di wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Semarang. (19) Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian lainnya yang menunjukkan adanya hubungan antara asupan energi dengan kejadian status gizi balita. (20)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 223, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Asupan Protein dengan Status Gizi Balita", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 463, "width": 224, "height": 162, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tena Teke Kecamatan Wewewa Selatan Kabupaten Sumba Barat Daya. Balita dengan asupan protein kurang berisiko 17,188 kali mengalami status gizi kurang dibandingkan dengan balita yang mempunyai asupan protein yang baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa ada hubungan antara asupan protein dengan status gizi balita. (21)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 628, "width": 224, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menemukan bahwa sebagian besar responden pada kelompok kasus memiliki balita dengan asupan protein yang kurang. Penyebab asupan protein yang kurang adalah perilaku ibu yang memberikan makanan seadanya kepada balita dengan anggapan yang penting balita kenyang, tanpa melihat kandungan gizi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan balita. Protein berperan terhadap regenerasi dan", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 80, "width": 224, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pertumbuhan jaringan dan juga imunitas tubuh. Jika asupan protein balita rendah, maka sistem imun tubuh menurun sehingga balita mudah terkena penyakit infeksi yang berakibat pada status gizi anak tidak normal. Kebutuhan protein merupakan salah satu kandungan gizi yang penting dalam mendukung perkembangan otak anak sehingga anak memiliki kecerdasan yang baik dan berkembang sesuai dengan seharusnya. (22)", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 246, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 269, "width": 224, "height": 205, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan antara praktik pemberian makan, praktik personal hygiene , persiapan dan penyimpanan makanan, asupan energi dan asupan protein dengan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Tena Teke Kabupaten Sumba Barat Daya. Ibu yang memiliki balita perlu secara aktif dan teratur mengunjungi fasilitas kesehatan dan mengikuti pelayanan posyandu serta mencari informasi mengenai status gizi anak melalui penyuluhan oleh tenaga kesehatan dan konseling gizi agar dapat melakukan tindakan yang tepat dalam pencapaian status gizi baik pada anak balita.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 490, "width": 155, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KONFLIK KEPENTINGAN", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 514, "width": 223, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel ini sudah dipastikan tidak memiliki konflik kepentingan, kolaboratif, atau kepentingan lainnya dengan pihak manapun.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 583, "width": 151, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UCAPAN TERIMA KASIH", "type": "Section header" }, { "left": 303, "top": 607, "width": 223, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ucapan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, pimpinan dan seluruh petugas kesehatan serta semua responden yang telah berpartisipasi dalam melakukan penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 303, "top": 689, "width": 72, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 713, "width": 220, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Utami NH, Mubasyiroh R. Masalah Gizi Balita dan Hubungannya dengan Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat. Penelit Gizi dan Makanan (The Journal", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 487, "top": 51, "width": 19, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "229", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 202, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nutr Food Res. 2019 Nov;42(1):1–10. https://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/in dex.php/pgm/article/view/2416.", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 121, "width": 220, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Riskesdas NTT 2018 [Internet]. Jakarta; 2018. Available from: https://www.litbang.kemkes.go.id/lapora n-riset-kesehatan-dasar-riskesdas/.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 190, "width": 221, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Profil Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017 [Internet]. Kota Kupang; 2017. Available from: https://farmalkes.kemkes.go.id/ufaqs/din as-kesehatan-provinsi-nusa-tenggara- timur/.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 287, "width": 220, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Bili A, Jutomo L, Boeky DLA. Media Kesehatan Masyarakat Di Puskesmas", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 315, "width": 202, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palla Kabupaten Sumba Barat Daya Media Kesehatan Masyarakat. 2020.https://ejurnal.undana.ac.id/index.p hp/MKM/article/download/2929/2074/", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 370, "width": 220, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Manumbalang ST, Rompas S, Bataha YB. Hubungan Pola Asuh dengan Status Gizi Pada Anak di Taman Kanak-Kanak Kecamatan Pulutan Kabupaten Talaud. J Keperawatan.2017;5(2).https://ejournal.u nsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/16", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 453, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "845", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 466, "width": 220, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Dinas Kesehatan Provinsi NTT. Profil", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 480, "width": 202, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 494, "width": 203, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Timur Tahun 2017 [Internet]. Kota Kupang; 2017. Available from: https://farmalkes.kemkes.go.id/ufaqs/din as-kesehatan-provinsi-nusa-tenggara- timur/.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 563, "width": 220, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Dinas Kesehatan Kabupaten SBD. Profil Kesehatan Kabupaten Sumba Barat Daya [Internet]. Waitabula; 2020. Available from: https://www.dinkessbd.com/.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 618, "width": 152, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Kemeterian Kesehatan", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 618, "width": 202, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Republik Indonesia. Buku Saku Pemantauan Status Gizi Tahun 2017 [Internet]. Buku Saku. Jakarta: Litbangkes RI; 2017.", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 673, "width": 198, "height": 39, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available from: http://r2kn.litbang.kemkes.go.id/ha ndle/123456789/75294.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 715, "width": 220, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "9. Soetardjo S. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 742, "width": 76, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PustakaUtama;", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 756, "width": 194, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2011.https://opac.perpusnas.go.id/Detail", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 80, "width": 221, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Opac.aspx?id=1160660 10. Masni H. Peran Pola Asuh Demokratis Orangtua Terhadap Pengembangan Potensi Diri dan Kreativitas Siswa. J Imiah Univ Batanghari Jambi. 2017;17(1).http://ji.unbari.ac.id/index.ph", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 163, "width": 124, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "p/ilmiah/article/view/104", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 177, "width": 221, "height": 93, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "11. Utami N, Mubasyiroh R. Masalah Gizi Balita dan Hubungannya dengan Indeks Pembanguanan Kesehatan Masyarakat. Penelit Gizi dan Makananan [Internet]. 2019;42(1):1–10. Available from: http://ejournal2.litbang.kemkes.go.id/ind ex.php/pgm/article/view/2416.", "type": "List item" }, { "left": 306, "top": 273, "width": 220, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12. Fatmawati S, Rosidi A, Handarsar E.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 287, "width": 202, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku Higiene Pengolah Makanan Berdasarkan Pengetahuan Tentang", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 315, "width": 202, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Higiene Mengolah Makanan Dalam Penyelenggaraan Makanan Di Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar Jawa Tengah. J Gizi. 2013;2(2):30– 7.https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jg izi/article/view/1032", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 397, "width": 220, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "13. Perdani ZP, Hasan R, Nurhasanah N. Hubungan Praktik Pemberian Makan dengan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun di Pos Gizi Desa Tegal Kunir Lor Mauk. J JKFT. 2017 Mar;1(2):9.http://jurnal.umt.ac.id/index.p hp/jkft/article/view/59 14. Nuzul Azhim Ashsiddiq. Penyakit Infeksi dan Pola Makan dengan Kejadian Status Gizi Kurang berdasarkan BB / U pada Balita Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Sepenggal", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 563, "width": 202, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyakit Infeksi dan Pola Makan dengan Kejadian Status Gizi Kurang", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 590, "width": 202, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan BB / U pada Balita U.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 604, "width": 196, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2015;https://www.neliti.com/id/publicati ons/286575/penyakit-infeksi-dan-pola- makan-dengan-kejadian-status-gizi- kurang-berdasarkan-b", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 659, "width": 220, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "15. Sholicha I. Hubungan Status Gizi dengan Perkembangan Kognitif pada Anak Balita di Daerah Endemi Down Syndrome.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 701, "width": 200, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2017;8(2):147– 57.https://media.neliti.com/media/public ations/137623-ID-none.pdf", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 742, "width": 220, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16. Sahalessy RKF, Kapantow NH, Mayulu N. Hubungan Antara Asupan Energi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 197, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lontar: Journal of Community Health September 2022 Vol. 4 (No. 3): p. 223 – 230", "type": "Page header" }, { "left": 488, "top": 51, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "230", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 88, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "eISSN 2685-2438", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 780, "width": 366, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bili et al. https://doi.org/10.35508/ljch", "type": "Page footer" }, { "left": 93, "top": 80, "width": 202, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan Status Gizi Batita Umur 1-3 Tahun di Desa Mopusi Kecamatan. 2015.https://ejournal.unsrat.ac.id/index.p hp/ebiomedik/article/view/9362", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 135, "width": 220, "height": 66, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "17. Uce L. Pengaruh Asupan Makanan Terhadap Kualitas Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia Dini. :79–92. https://jurnal.arraniry.ac.id/index.php/bu nayya/article/view/6810", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 204, "width": 220, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18. Nurhayati R. Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang; 2019. https://ikm.unnes.ac.id/", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 259, "width": 220, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "19. Perdani ZP, Hasan R. Hubungan Praktik Pemberian Makan dengan Status Gizi Anak Usia 3- 5 Tahun di Pos Gizi Desa Tegal Kunir Lor Mauk. JKFT. 2016. http://jurnal.umt.ac.id/index.php/jkft/arti cle/view/59", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 342, "width": 220, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20. Setyawati;, Vilda Ana Veria ZF. Status Hubungan Antara Asupan Protein, Besi, dan Seng dengan Gizi pada Anak Balita Gizi Buruk di Wilayah Kerja Dinas", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 80, "width": 202, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kesehatan Kota Semarang. J Visikes. 2012.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 108, "width": 196, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://publikasi.dinus.ac.id/index.php/vi sikes/article/download/663/456", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 135, "width": 223, "height": 108, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "21. Fitri1; L, Ritawani E, Yollanda Mentiana. Hubungan Asupan Energi dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun Kota Pekanbaru. J Endur Kaji Ilm Probl Kesehat. 2020;5(3):591– 7. http://ejournal.lldikti10.id/index.php/end urance/article/viewFile/5334/1956", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 246, "width": 220, "height": 135, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22. M. Nuzul Azhim Ash Siddiq. Penyakit Infeksi dan Pola Makan dengan Kejadian Status Gizi Kurang Berdasarkan BB/U pada Balita Usia 6-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Tanah Sepenggal. 2015;8–8. https://www.neliti.com/id/publications/2 86575/penyakit-infeksi-dan-pola-makan- dengan-kejadian-status-gizi-kurang- berdasarkan-b", "type": "Text" } ]
eee61bbf-fc5b-14f0-85ed-9b3efd2aca12
https://jurnal.unismuhpalu.ac.id/index.php/MPPKI/article/download/562/456
[ { "left": 37, "top": 808, "width": 289, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 22, "width": 148, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MPPKI (Mei, 2019) 88-92 Vol. 2. No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 810, "width": 150, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 259, "top": 105, "width": 303, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Indonesian Journal of Health Promotion", "type": "Section header" }, { "left": 434, "top": 39, "width": 140, "height": 43, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MPPKI", "type": "Page header" }, { "left": 233, "top": 84, "width": 329, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 456, "top": 131, "width": 95, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Open Access", "type": "Section header" }, { "left": 50, "top": 131, "width": 117, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Artikel Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 48, "top": 173, "width": 503, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan Paritas Dan Anemia Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) Pada Ibu Bersalin Di RSUD Panembahan Senopati Bantul", "type": "Title" }, { "left": 45, "top": 224, "width": 507, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Relationship Between Parity And Anemia With Premature Rupture Of Membrans (PROM) Incidence On Mother’s Delivery In The Regional Public Hospital Of", "type": "Text" }, { "left": 213, "top": 258, "width": 171, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Panembahan Senopati Bantul", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 291, "width": 203, "height": 33, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faridha Natsir 1 , Rismayana 2 , Evi Wahyuntari 3 Akademi Kebidanan Graha Ananda Palu Email : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 361, "width": 38, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 371, "width": 520, "height": 138, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketuban pecah dini atau premature rufture of membran (PROM) pecahnya ketuban sebelum adanya tanda persalinan, pecahnya ketuban sebelum adanya inpartu dengan pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan paritas dan anemia dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Desain penelitian yang digunakan adalah survey analitik dengan pendekatan Retrospektif dengan metode case control, pengumpulan data dimulai dari efek atau akibat yang mungkin terjadi kemudian diketahui penyebabnya atau variabel dan membandingkan kelompok kasus dan control secara yang diambil secara random sampling. Ana- lisis bivariate yaitu chi square. Hasil analisis didapatkan yang mengalami KPD sebanyak 60 orang (60.0%) sedangkan paritas berisiko 24 orang (40.0%), dan anemia berisiko 26 orang (43.3%), hubungan kejadian anemia dan paritas dengan ketuban pecah dini, hasil uji statistic chi square dalam penelitian ini di peroleh nilai p-value sebesar 0.011 dan 0.001 ( p-value < 0.05) OR 2.765 dan 0.286. Sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dan anemia dengan ketuban pecah dini (KPD) di RSUD Panembahan Senopati Bantul. Diharapkan bagi ibu hamil disarankan untuk secara teratur melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan dan meminum tablet tambah darah secara teratur untuk mencegah komplikasi kehamilan akibat dari anemia yang sa- lah satunya adalah ketuban pecah dini, dan disarankan menikah pada usia reproduktif (20-35 tahun).", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 520, "width": 206, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci : Anemia, Ibu Bersalin, KPD, Paritas", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 577, "width": 34, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 41, "top": 587, "width": 518, "height": 117, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Premature rupture of membranes (PROM) is rupture of the membranes before birth signs, rupture of membranes before inpar- tum with opening in primiparous less than 3 cm and in multiparous less than 5 cm. The study aims to investigate the relation- ship between parity with premature rupture of membranes incidence on mother’s delivery in the Regional Public Hospital of Panembahan Senopati Bantul. This is analytical survey study with case control approach. Data collection consisted of collect- ing effects that might occur, finding out causes or variables, and comparing groups of cases and control retrospectively, thus it could be used in finding out risk factors (parity and anemia) on PROM. Bivariate analysis used chi square. The result of statisti- cal test was 60 (60%) women with PROM, 24 (40%) women with parity risk, and 26 (43.3%) women with anemia risk. Besides, the relationship between anemia and parity with PROM was shown by p=0.011 and 0.001 (p-value< 0.05), OR 2.765 and 0.286. it is expected that pregnant women will regulary conduct ANC examinations during pregnant and take blood added tablets reg- ularly to prevent pregnancy complications due to anemia, one of which is premature rufture of membranes, it is also recom- mended to get married at reproductive age (20-35 years).", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 715, "width": 217, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Anemia, KPD, Mother’s Delivery, Parity", "type": "Text" }, { "left": 41, "top": 39, "width": 119, "height": 19, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2597 – 6052", "type": "Section header" }, { "left": 542, "top": 17, "width": 17, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "89", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 808, "width": 289, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 22, "width": 148, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MPPKI (Mei, 2019) 88-92 Vol. 2. No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 810, "width": 150, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 56, "width": 86, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 74, "width": 519, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ketuban pecah dini atau premature rufture of membran (PROM) adalah pecahnya ketuban sebelum adanya tanda persalinan [1], sedangkan menurut Mochtar atau karena pecahnya ketuban sebelum adanya inpartu dengan pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan pada multipara kurang dari 5 cm, yang disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intrauterine kedua faktor tersebut [2].", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 145, "width": 519, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, angka kematian ibu menunjukkan ke- naikan dari 228 di tahun 2007 menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup di tahun 2012 [3]. Angka ini masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga ASEAN. Berdasarkan data dari kementerian kesehatan RI, kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (27,1%) dan infeksi (7,3%).", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 233, "width": 519, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Salah satu penyebab infeksi adalah kejadian ketuban pecah dini yang tidak mendapat penanganan segera. Ketu- ban pecah dini (KPD) termasuk komplikasi kebidanan selama kehamilan, komplikasi kematian pada ibu dan janin. Cakupan penanganan komplikasi secara nasional pada tahun 2013 ialah 73,31 % (Kemenkes, 2014). Menurut WHO pada tahun 2012 kejadian ketuban pecah dini (KPD) berkisar 5-10 % dari semua kelahiran. KPD preterm terjadi 1% dari semua kehamilan dan 70 % kasus KPD terjadi pada kehamilan aterm. Adapun pada kasus 30 % KPD merupakan penyebab kelahiran premature[4].", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 338, "width": 519, "height": 65, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data SDKI (2012) adanya tiga penyebab utama adalah perdarahan, pre-eklamsi dan infeksi. Se- dangkan Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi DIY pada tahun 2011 sebesar 56/100.000 kelahiran hidup, tahun 2012 menurun menjadi 40/100.000 kelahiran hidup namun pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 46/100.000 ke- lahiran hidup [5].", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 408, "width": 519, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anemia merupakan masalah gizi yang mempengaruhi jutaan tetap menjadi tantangan besar bagi kesehatan. Ane- mia ibu dikaitkan dengan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk resiko keguguran, kelahiran mati, prematuritas dan berat badan rendah.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 461, "width": 519, "height": 100, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penyebab utama kematian ibu dan bayi rata-rata disebabkan pendarahan, hipertensi saat kehamilan, pernikahan usia muda infeksi akibat ketuban pecah dini, ketuban pecah dini masih belum diketahui dan tidak dapat ditentukan secara pasti, maka usaha preventif tidak dapat dilakukan kecuali dalam usaha menekan infeksi. Kemungkinan yang men- jadi faktor predisposisi adalah infeksi, keadaan sosial ekonomi, overdistensi uterus, serviks inkompeten, kelaina letak janin, paritas, anemia, riwayat ketuban pecah dini pada kehamilan sebelumnya, merokok selama kehamilan, usia ibu dan riwayat hubungan seksual [6].", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 567, "width": 519, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul, hasil observasi awal pa- da register persalinan pada bulan Januari sampai November 2017 didapatkan 1901 ibu bersalin , diantaranya 60 re- sponden yang mengalami ketuban pecah dini, dan 60 responden yang tidak mengalami ketuban pecah dini, maka penu- lis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan paritas dan anemia dengan kejadian ketuban pecah dini (KPD) pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 672, "width": 43, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 690, "width": 519, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan rancangan studi kasus control pendekatan retrospektif . Populasi dalam penelitian ini adalah hasil studi dokumentasi yang diambil dari rekam medik tentang data ibu bersalin tahun 2017 yang mengalami ketuban pecah dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu sejumlah 60 kasus ibu mengalami KPD dan 60 ibu yang tidak mengalami KPD, dari 1901 seluruh ibu bersalin normal. Sampel dalam penelitian ini mengambil seluruh jumlah yang terdapat pada", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 17, "width": 17, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "90", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 808, "width": 289, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 22, "width": 148, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MPPKI (Mei, 2019) 88-92 Vol. 2. No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 810, "width": 150, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 57, "width": 41, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "populasi.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 92, "width": 30, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 110, "width": 519, "height": 47, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji chi square untuk menentukan hubungan Paritas dan ane- mia dengan kejadian ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul 2017 dapat diketahui pada tabel di bawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 163, "width": 329, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hubungan Paritas dan Anemia dengan kejadian ketuban pecah dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul 2017", "type": "Text" }, { "left": 46, "top": 339, "width": 149, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Data Rekam Medik, 2017", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 357, "width": 520, "height": 100, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 menunjukkan bahwa berdasarkan kategori paritas berisiko sebanyak 24 responden (40.0%) dan tidak berisiko sebanyak 36 responden (60.0%) tapi berisiko mengalami ketuban pecah dini, sedangkan yang mengalami ane- mia sebanyak 26 responden (43.3%), tidak anemia sebanyak 34 responden (56.7%) dan mengalami ketuban pecah dini. Berdasarkan uji statistic menggunakan Chi Square didapatkan nilai p-value sebesar 0.011, value ≤ α (α = 0,05), dan koefisiensi korelasi sebesar 2,765 sehingga dapat disimpulkan Ha diterima Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan anemia dengan ketuban pecah dini di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 480, "width": 68, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 42, "top": 497, "width": 278, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hubungan paritas dengan Kejadian Ketuban pecah dini", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 517, "width": 498, "height": 170, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada hubungan antara paritas dengan kejadian KPD, analisis data menggunakan Chi Square didapatkan p value (0,001) lebih kecil dari α (0,05) dan koefisiensi korelasi sebesar 0,286 sehingga dapat disimpulkan yang artinya ada hubungan antara paritas dengan kejadian KPD. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori manuaba (2010) yang menyatakan bahwa paritas merupakan faktor penyebab terjadinya ketuban pecah dini, dan menurut Morgan & Hamilton (2009), paritas meru- pakan salah satu faktor yang mengakibatkan ketuban pecah dini karena peningkatan paritas yang memungkinkan kerusakan serviks selama proses kelahiran sebelumnya. Hal ini bukan disebabkan aktivitas uterus melainkan kelemahan intrinsik uterus yang disebabkan oleh trauma sebelumnya pada servik khususnya pada tindakan riwayat persalinan pervaginam, dilatasi serviks, kuretase. Selain itu susunan serviks pada multipara lebih banyak serabut saraf daripada jaringan ikat dibanding serviks normal.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 693, "width": 498, "height": 82, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rusaknya jaringan serviks tersebut maka kemungkinan otot dasar dari uterus meregang. Proses pere- gangan terjadi secara mekanis yang merangsang beberapa faktor di selaput ketuban seperti prostaglandin E2 dan interleukin-8. Hal-hal tersebut akan menyebabkan terganggunya kesimbangan proses sintesis dan degradasi matriks ektraseluler yang akhirnya menyebabkan ketuban pecah. Aktivitas kehamilan multiple, pengaruh hormone dan infeksi dapat berperan sebagian.", "type": "Text" }, { "left": 48, "top": 190, "width": 441, "height": 143, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variabel KPD berisiko KPD tidak berisiko P value OR n % n % Paritas 0.001 0.286 Berisiko 24 40.0 42 70.0 Tidak Berisiko 36 60.0 18 30.0 Anemia 0.011 2.765 Anemia 26 43.3 13 21.7 Tidak Anemia 34 56.7 47 78.3", "type": "Table" }, { "left": 542, "top": 17, "width": 17, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "91", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 808, "width": 289, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 22, "width": 148, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MPPKI (Mei, 2019) 88-92 Vol. 2. No. 2", "type": "Page header" }, { "left": 407, "top": 810, "width": 150, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 57, "width": 498, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian menurut Merti demiarti (2016), mengatakan Berdasarkan data ibu bersalin dengan KPD di RSU PKU Muhammadiyah Bantul tahun 2016 sebagian besar memiliki paritas 2-3 (multipara) sebanyak 68 orang (80,0%) yang terdiri dari 11 orang (12,95) pada kehamilan preterm dan 57 orang (67,1%) pada kehamilan aterm [7]. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Sari (2014), yang menyatakan bahwa kejadian KPD di Puskesmas Balongsari Surabaya tahun 2013 lebih banyak terjadi pada paritas multipara (31,17 %) [8].", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 145, "width": 498, "height": 118, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal ini didukung juga oleh penelitian Rahmawati (2015), yang dilakukan di RSUD Sunan Kalijaga Demak, yang menyebutkan faktor paritas lebih banyak terjadi yaitu kelompok multipara sebanyak 48 % yang dapat mempengaruhi terjadinya ketuban pecah dini [9]. Menurut Nugroho (2010) penyebab ketuban pecah dini salah satunya multigravida, karena pada multigravida kanalis servikalis selalu terbuka oleh karena melahirkan lebih dari 1 kali. Sedangkan pada kelainan letak menjadi salah satu faktor predisposisi ketuban pecah dini karena pada letak sungsang tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan ter- hadap membran bagian bawah [10].", "type": "Text" }, { "left": 42, "top": 268, "width": 281, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Hubungan Anemia dengan Kejadian Ketuban pecah dini", "type": "Section header" }, { "left": 60, "top": 287, "width": 498, "height": 153, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa anemia pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul meliputi, ibu yang mengalami anemia sebanyak 39 orang (32.5 %) dan ibu yang mengalami tidak anemia sebanyak 81 orang (67.5 %). Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil uji chi square menunjukan nilai p-value sebesar 0.011 nilai hasil uji ini untuk menentukan ada tidaknya hubungan. Maka taraf signifikansi α lebih besar dari 0,05 (0,011 > 0,05) maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan Ho ditolak berarti ada hubungan antara paritas dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2017. Teori dari Man- uaba (2010) menyatakan bahwa anemia selama kehamilan menyebabkan ibu hamil tidak begitu mampu menghada- pi kehilangan darah dan membuatnya rentan terhadap infeksi. Anemia juga mengakibatkan hipoksia fetal dan per- salinan premature yang berbahaya bagi ibu dan janin.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 446, "width": 498, "height": 47, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya anemia akan menghambat janin menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, serta kemampuan metabo- lisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim akan terganggu. Penyebab kepada ibu secara langsung adalah terjadinya ketuban pecah akibat anemia pada masa kehamilan.", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 498, "width": 498, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan teori Manuaba (2007) di atas bahwa komplikasi yang disebabkan anemia pada ibu hamil dapat membahayakan ibu dan bayi, sehingga dapat meningkatkan angka kesakitan dan kematian [11]. Anemia sela- ma kehamilan sebagian besar disebabkan karena kekurangan besi (anemia defisiensi besi) karena unsurnya besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi atau karena terlampau banyaknya besi keluar dalam tubuh [12].", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 569, "width": 498, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sesuai dengan teori Cunningham (2009) Wanita hamil dengan anemia menyebabkan daya tahan tubuh dan suplai nutrisi ke janin menjadi berkurang. Kadar hemoglobin yang rendah memungkinkan wanita hamil mudah mengalami infeksi. Defisiensi nutrisi dapat mempengaruhi respon tubuh terhadap infeksi dan kekuatan membrane kolagen, abnormalitas struktur kolagen dan perubahan matriks ekstraseluler. Anemia mempengaruhi kekuatan re- spon tubuh terhadap infeksi dan fungsi imun yang mengakibatkan penurunan kemampuan sel [13].", "type": "Text" }, { "left": 60, "top": 657, "width": 496, "height": 65, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mekanisme infeksi akan menganggu proses kolagenolitik sehingga terjadi gangguan keseimbangan anta- ra produksi matrix metalloproteinase (MMP) yaitu enzim yang diproduksi oleh matriks ekstra ekstraseluler terma- suk kolagen dan tissue inhibitor of metalloproteinase (TIMP) yaitu yang menghambat produksi MMP. Selaput ketu- ban akan memberikan respon terhadap inflamasi sehingga menjadi tipis dan mudah pecah.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 745, "width": 120, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN DAN SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 74, "top": 762, "width": 481, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan analisis data yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan adanya hubungan yang signifikan anta-", "type": "Text" }, { "left": 542, "top": 17, "width": 17, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "92", "type": "Page header" }, { "left": 37, "top": 808, "width": 289, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Published By: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 22, "width": 148, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MPPKI (Mei, 2019) 88-92 Vol. 2. No. 2", "type": "Text" }, { "left": 407, "top": 810, "width": 150, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Copyright © 2018 MPPKI. All rights reserved", "type": "Page footer" }, { "left": 39, "top": 57, "width": 519, "height": 65, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ra anemia dan paritas dengan ketuban pecah dini pada ibu bersalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2017, dengan hasil uji chi square didapatkan p-value sebesar 0.011 < 0.05 pada anemia, dan hasil koefisiensi korelasi 2.765 dan pada paritas uji chi square didapatkan p-value sebesar 0.001 < 0.05 dan hasil koefisiensi korelasi 0.286 sehingga dapat disimpulkan Ha diterima Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan paritas dan anemia dengan ketuban pecah dini.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 127, "width": 519, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagi ibu hamil disarankan untuk secara teratur melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan dan meminum tablet tambah darah secara teratur untuk mencegah komplikasi kehamilan akibat dari anemia yang salah satunya adalah ketuban pecah dini.", "type": "Text" }, { "left": 39, "top": 198, "width": 87, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 39, "top": 215, "width": 497, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] P. M. Duff, “Praterm Premature (Prelabor) Rufture Of Membrane,” Uptodate , 2017. [Online]. Available: http:// www.uptodate.com/contens/preterm-premature-prelabor-rufture-of-membranes#H450395235 .", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 251, "width": 502, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] R. Mochtar, Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi, Ed. 3, Jilid I , 3rd ed. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 286, "width": 426, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] BPS, “Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012,” Badan Pusat Statistik , 2013.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 303, "width": 341, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] WHO, “Trends in Maternal Mortality,” World Health Organization , 2015.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 321, "width": 511, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Departemen Kesehatan Republik Indonesia, “Profil Dinas Kesehatan Provinsi D.I.Yogyakarta Tahun 2015,” Jakar- ta, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 356, "width": 516, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[6] T. Nugroho, OBSYN Obstetri dan Ginekologi untuk Mahasiswa Kebidanan dan Keperawatan . Yogyakarta: Nuha Med- ika, 2012.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 391, "width": 507, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[7] M. Demiarti and S. Suharni, “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KETUBAN PECAH DINI DI RSU PKU MU- HAMMADIYAH BANTUL TAHUN 2016,” Universitas’ Aisyiyah Yogyakarta, 2017.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 426, "width": 517, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[8] E. K. Sari and H. Juaria, “Paritas dan Kelainan Letak Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini,” Kebidanan , vol. 3, no. 1, 2018.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 462, "width": 513, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[9] I. Rahmawati and L. Mustaghfiroh, “Gambaran Paritas Ibu Bersalin Terhadap Kejadian KPD di RSUD Sunan Kalija- ga Demak,” J. Kesehat. dan Budaya , vol. 8, no. 01, 2016.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 497, "width": 499, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[10] T. Nugroho, Kasus Emergency Kebidanan untuk Kebidanan dan Keperawatan . Yogyakarta: Nuha Medika, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 514, "width": 377, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[11] I. A. C. Manuaba, Pengantar Kuliah Obstetri . Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2007.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 532, "width": 433, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[12] H. Wikjosastro, Ilmu Kebidanan . Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 39, "top": 549, "width": 330, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[13] F. G. Cunningham, et al, Obstetri Williams , 23rd ed. Jakarta: ECG, 2012.", "type": "List item" } ]
dfff8afa-9f0a-0e26-ad2f-f92ed301efd6
https://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/article/download/1258/1143
[ { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "124", "type": "Page footer" }, { "left": 60, "top": 88, "width": 495, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran Matematika Menggunakan Alat Peraga Kepada Orang Tua Murid Dalam Rangka Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah .", "type": "Section header" }, { "left": 113, "top": 131, "width": 404, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yosefin Rianita Hadiyanti 1) , Dewi Kristika Findia Ning Tyas 2) 1,2 Program Studi Pendidikan Matematika, FKIP, Universitas Cenderawasih Email: [email protected] 1) , [email protected] 2)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 189, "width": 502, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: . pembelajaran matematika menggunakan alat peraga kepada orang tua murid dalam rangka membantu menyelesaikan pekerjaan rumah dilakukan berdasarkan hasil observasi di lapangan ditemui sebagian besar orang tua mengalami kendala dalam membantu anak menyelesaikan PR dikarenakan pengetahuan, dan materi pelajaran anak yang semakin kompleks setelah diberlakukannnya kurikulum 13. Dalam kurikulum 13 anak dituntut aktif, kreatif dan inovatif dalam berbagai hal sehingga peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anak mengerjakan PR. Mata pelajaran yang dianggap sulit bagi orang tua adalah matematika. Adapun materi yang diambil yaitu perkalian, pembagian, dan akar pangkat tiga. Strategi yang dilakukan agar membantu orang tua memahami konsep matematika yang memiliki objek kajian yang abstrak dengan menggunakan alat peraga camplung dan lingkaran kubik. Teknik yang digunakan dalam penyampaian melalui ceramah, diskusi dan demonstrasi alat peraga. Adapun langkah-langkahnya: 1) menyampaikan materi prasyarat, 2) menyampaikan materi menggunakan alat peraga, selama penyampaian memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya, 3) Orang tua menggunakan alat peraga dalam menyelesaikan soal, 4) memberikan angket balikan untuk melihat keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Adapun hasil angket diperoleh: 1) semua orang tua memahami materi yang disampaikan, 2) dapat menggunakan alat peraga, 3) kegiatan yang diberikan memberikan manfaat bagi orang tua dalam mendampingi anak mengerjakan PR.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 437, "width": 249, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: alat peraga, camplung, lingkaran kubik", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 96, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 492, "width": 234, "height": 232, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengikuti perkembangan zaman, pendidikanpun melakukan perubahan diantaranya melalui perubahan kurikulum. Saat ini kurikulum yang berlaku adalah kurikulum 2013. Salah satu keunggulan dari kurikulum 2013 yaitu mendorong siswa untuk lebih aktif karena kurikulum 2013 didesain secara khusus agar siswa lebih inovatif dan kreatif di dalam berbagai hal. Namun, hal tersebut tanpa disadari menjadi beban tersendiri bagi orang tua siswa. Secara tidak langsung orang tua harus ikut berpartisipasi terutama ketika anak mendapat pekerjaan rumah (PR) atau belajar di rumah. Sebagai orang tua yang harus mendampingi anak untuk belajar/mengerjakan PR di rumah harus mempunyai dasar/bekal sehingga dapat membantu anak dalam", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 465, "width": 234, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "belajar/mengerjakan PR. Jika kita hitung jumlah waktu anak lebih banyak di rumah dibandingkan waktunya di sekolah, sehingga peran orang tua sangat penting dalam pendidikan anak. Bisa dibayangkan jika orang tua tidak memahami konsep dasar suatu materi tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 561, "width": 235, "height": 163, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu mata pelajaran yang membutuhkan pemahaman konsep dan menjadi mata pelajaran yang dianggap susah oleh anak- anak adalah mata pelajaran matematika. Matematika pada jenjang Sekolah Dasar (SD) memegang peranan penting sebagai dasar untuk jenjang selanjutnya. Matematika sendiri memiliki objek yang abstrak. Menurut Soejadi (2001) keabstrakan matematika karena objek dasarnya abstrak, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan operasi. Sedangkan menurut Santrock (2001) siswa sekolah dasar yang umurnya", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "125", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 87, "width": 234, "height": 359, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berkisar antara 6 atau 7 tahun sampai 12 tahun, berada pada operasi konkret yang cenderung berpikir konkret, rasional dan objektif dalam memahami suatu situasi. Bisa dibayakan jika pada saat anak-anak mengalami kesulitan mengerjakan PR matematika kemudian orang tua salah/tidak tahu maka akan menyesatkan pemahaman anak. Contohnya pada materi perkalian dan pembagian, anak mendapat PR 4 x 3 = . . . + . . .+ . . . + . . . = . . . . Soal tersebut sangat sederhana, namun jika orang tua tidak tau konsep dasar perkalian yang merupakan penjumlahan berulang bisa berbahaya. Orang tua tau hasil dari 4 x 3 = 12, namun tidak banyak orang tua yang tau bahwa 4 x 3 = 3 + 3 + 3 + 3. Kemudian untuk pembagian 15:5 = . . .- . . .- . . . = . . . . untuk pembagian konsepnya adalah pengurangan berulang. Kasus lainnya misalkan anak mendapat PR menentukan √ , orang tua dapat menentukan hasilnya dengan menggunakan kalkulator, sedangkan saat ujian anak-anak tidak diijinkan untuk menggunakan kalkulator, sehingga orang tua harus tahu bagaimana menentukan akar pangkat tiga bilangan dengan nilai besar tanpa kalkulator.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 449, "width": 234, "height": 273, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu strategi yang dapat dilakukan agar dapat membantu orang tua siswa memahami konsep matematika yang memiliki objek kajian yang abstrak sehingga dapat membantu anaknya mengerjakan PR adalah dengan menggunakan alat peraga. Menurut Joko Iswadji (dalam Pujiati, 2004) alat peraga matematika adalah seperangkat benda kongkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan prinsip-prinsip dalam matematika. Ruseffendi (1992) menyatakan bahwa alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Telah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa peran alat peraga dapat membantu dalam memahami konsep matematika yang abstrak. Dengan alat peraga, akan lebih mudah memahami konsep yang dipelajari, karena pembelajaran melibatkan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 87, "width": 234, "height": 80, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "aktivitas fisik dan mental, dengan kegiatan melihat, meraba dan memanipulasi alat peraga. Penggunaan alat peraga yang tepat dapat mengoptimalkan fungsi panca indra dan memingkinkan terwujudnya kebermaknaan dalam pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 170, "width": 235, "height": 204, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Orang tua yang menjadi sasaran kegiatan pengabdian adalah orang tua siswa SDN Inpres 1 Arso 1 dengan alasan: 1) berdasarkan hasil wawancara dengan paguyupan kelas bahwa orang tua mengalami kesulitan saat membantu anak-anak mengerjakan PR, 2) SDN Inpres 1 merupakan sekolah induk yang tertua di wilayah Arso, 3) jumlah siswa paling banyak se wilayah Arso, 4) belum pernah menerima kegiatan pelatihan alat peraga. Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan pengabdian dengan judul “Pembelajaran Matematika Menggunakan Alat Peraga kepada Orang Tua Murid dalam Rangka Membantu Menyelesaikan Pekerjaan Rumah”.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 391, "width": 189, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PELAKSANAAN Mitra Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 433, "width": 234, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ini dilakukan kepada orang tua murid SDN Inpres 1 Arso 1 dengan pertimbangan 1) berdasarkan hasil wawancara dengan paguyupan kelas bahwa orang tua mengalami kesulitan saat membantu anak-anak mengerjakan PR, 2) SDN Inpres 1 merupakan sekolah induk yang tertua di wilayah Arso, 3) jumlah siswa paling banyak se wilayah Arso, 4) belum pernah menerima kegiatan pelatihan alat peraga.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 571, "width": 234, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan dan alat Peraga Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 598, "width": 56, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cangplung", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 724, "width": 109, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Cangplung", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "126", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 234, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Alat dan Bahan Alat : palu, paku, meteran, pensil, gergaji dan spidol Bahan : tripleks, kayu, lem, cat, white board, kelereng, pegangan laci.", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 154, "width": 98, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Cara membuat :", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 167, "width": 135, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Siapkan alat dan bahan.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 182, "width": 216, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Buat rangka dari kayu dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 20 cm sebanyak 2 buah (untuk atas dan bawah).", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 224, "width": 216, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Potong tripleks dengan panjang 50 cm dan lebar 20 cm sebanyak 2 buah dan potong tripleks lagi dengan ukuran panjang 20 cm dan lebar 15 cm sebanyak 2 buah.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 294, "width": 216, "height": 57, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Tempelkan tripleks yang sudah dipotong-potong pada rangka yang sudah dibuat tadi sehingga membentuk balok.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 350, "width": 216, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Kemudian buat 10 lubang pada permukaan tripleks bagian atas balok.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 379, "width": 216, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Buat laci pada balok tersebut dan pasang pegangan laci agar mudah membuka laci.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 421, "width": 216, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Buatlah latar. Potong tripleks dengan panjang 50 cm dan lebar 35 cm kemudian tempel pada bagian belakang balok.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 477, "width": 216, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Siapkan white board dan potong sebanyak 10 buah susuai ukuran.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 506, "width": 151, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Susun mendatar pada latar.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 520, "width": 216, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Beri cat pada seluruh permukaan tripleks agar terlihat menarik.", "type": "List item" }, { "left": 75, "top": 552, "width": 85, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lingkaran Kubik", "type": "List item" }, { "left": 133, "top": 705, "width": 139, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Lingkaran Kubik", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 716, "width": 96, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Alat dan Bahan", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 87, "width": 234, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alat : Gergaji, Meteran, Gunting, Pisau cutter, Kuas, Palu, Printer, Spidol", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 115, "width": 234, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bahan : Tripleks, Paku tripleks, Paku tindis,", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 129, "width": 220, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cat, Lakban, Lem, Plastic bening, Kertas HVS, Kertas , whiteboard  Cara Membuat Papan landasan", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 181, "width": 235, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Potong tripleks dengan ukuran 61 cm x 61 cm untuk landasan papan.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 210, "width": 235, "height": 70, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Potong 2 tripleks lainnya dengan ukuran 5 cm x 20 cm sebagai kaki penyangga bagian samping dan 2 tripleks lainnya lagi dengan ukuran 5 cm x 61 cm sebagai kaki penyangga bagian depan", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 280, "width": 235, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Potong tripleks tipis dengan bentuk lingkaran berdiameter 21 cm.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 308, "width": 234, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Potong tripleks tebal dengan ukuran 61 cm x 21 cm sebagai alas papan landasan.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 337, "width": 235, "height": 97, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Dengan menggunakan paku tripleks, tripleks-tripleks yang telah dipotong disusun dan direkatkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga terbentuk seperti yang diinginkan kemudian dilakukan pengecetan untuk membuat alat peraga terlihat semakin menarik.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 451, "width": 39, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tulisan", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 462, "width": 235, "height": 56, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Potong papan tripleks yang ukurannya tipis dengan ukuran 17cm x 6cm, 41cm x 5cm, 34cm x 5cm, 18cm x 5 cm, dan ukuran 18cm x 3 cm.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 518, "width": 238, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Cetak tulisan-tulisan yang akan ditempelkan pada alat peraga dengan menggunakan kertas HVS berwarna biru dan merah muda.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 560, "width": 235, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Tempelkan kertas judul yang sudah dicetak pada tripleks yang sudah di potong tersebut dan melapisinya dengan plastik bening.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 602, "width": 235, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pasang judul alat peraga yang telah dibuat pada papan lingkaran dengan menempelkannya menggunakan paku tindis.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 645, "width": 235, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Cetak tulisan-tulisan bilangan kubik yang berbentuk lingkaran pada kertas HVS.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 673, "width": 235, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Tempelkan kertas tersebut pada papan lingkaran kemudian melapisinya dengan plastik bening.", "type": "List item" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 85, "width": 234, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Pasang lingkaran kubik yang terdiri dari puluhan dan satuan pada papan lingkaran tersebut dengan menggunakan paku tripleks dengan posisi di bawah judul alat peraga.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 144, "width": 200, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagian-Bagian Alat Peraga Lingkaran", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 158, "width": 36, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kubik", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 171, "width": 81, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Papan Landasan", "type": "Text" }, { "left": 61, "top": 535, "width": 176, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penggunaan alat peraga Kegiatan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 549, "width": 172, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengabdian Kepada Masyarakat Cangplung  Cara penggunaan", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 590, "width": 89, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh perkalian:", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 601, "width": 157, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Siapkan spidol dan kelereng", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 616, "width": 221, "height": 70, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Kemudian susun/tulis angka pada white board yang sudah tertempel di latar sesuai dengan pertanyaan yang diajukan sehingga membentuk penjumlahan berulang.", "type": "List item" }, { "left": 70, "top": 686, "width": 221, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Misalkan contoh pertanyaan adalah 2 3 = 3 + 3 maka tulis angka pada white board pertama angka 3 dan pada white", "type": "List item" }, { "left": 356, "top": 87, "width": 203, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "board kedua angka 3 juga sesuai dengan contoh pertanyaannya.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 112, "width": 234, "height": 43, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Masukkan kelereng kedalam lubang sesuai dengan jumlah angka yang terdapat pada latar.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 155, "width": 235, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Tarik laci untuk mengetahui hasil dari perkalian dengan menghitung jumlah kelereng yang telah dimasukkan tadi.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 213, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh pembagian :", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 224, "width": 160, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Siapkan spidol dan kelereng.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 239, "width": 230, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Misalkan contoh pertanyaannya 6 : 2 =. . . => 6–2–2–2= 0 maka ambil kelereng sebanyak 6 buah, dan masukkan 2 buah kelereng ke dalam lubang pertama, 2 buah kelereng lagi kedalam lubang kedua, dan 2 buah kelereng pada lubang ketiga. Sampai semua kelereng yang sudah diambil habis.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 337, "width": 230, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Beri tanda centang pada white board setelah memasukkan kelereng pada setiap lubang.", "type": "List item" }, { "left": 329, "top": 379, "width": 230, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Hitung banyaknya centang pada white board untuk mengetahui hasil dari pembagian.", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 424, "width": 212, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lingkaran Kubik Cara Menggunakan Alat Peraga Perhatikan pasangan-pasangan bilangan asli dalam “lingkaran kubik”", "type": "Table" }, { "left": 333, "top": 477, "width": 225, "height": 96, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Untuk menentukan hasil akar pangkat tiga dari bilangan kubik satuan, puluhan, dan ratusan cukup melihat lingkaran satuan pada alat peraga. Hasil akar pangkat tiga dari bilangan kubik tersebut adalah angka yang dipangkatkan tiga yang sama dengan bilangan kubik tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 333, "top": 576, "width": 42, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh:", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 588, "width": 62, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " √ = ...", "type": "List item" }, { "left": 360, "top": 605, "width": 198, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 adalah bilangan kubik satuan. Pada “lingkaran satuan”, angka 8 menunjuk pada 2 3 . Maka: √", "type": "Text" }, { "left": 339, "top": 647, "width": 69, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " √ = ...", "type": "List item" }, { "left": 352, "top": 664, "width": 207, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "64 adalah bilangan kubik puluhan. Pada “lingkaran satuan”, angka 64 menunjuk pada 4 3 . Maka: √  √ = ...", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 106, "top": 87, "width": 185, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "512 adalah bilangan kubik ratusan. Pada “lingkaran satuan”, angka 512 menunjuk pada 8 3 . Maka: √", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 128, "width": 234, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Untuk bilangan kubik lebih dari ratusan, kita harus memperhatikan pasangan- pasangan bilangan pada lingkaran puluhan dan lingkaran satuan pada “lingkaran kubik”.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 197, "width": 228, "height": 15, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Perhatikan bilangan kubik yang diberikan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 212, "width": 234, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Abaikan tiga angka dari belakang pada bilangan kubik tersebut. Perhatikan angka yang tersisa dengan memperhatikan nilai tempat. Posisikan angka yang tersisa diantara dua bilangan kubik pada lingkaran puluhan. Ambil bilangan kubik yang lebih kecil dan lihat pasangannya. Kemudian tuliskan hasilnya pada tempat yang disediakan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 337, "width": 234, "height": 111, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": " Perhatikan angka satuan pada bilangan kubik. Cari angka satuan bilangan kubik pada lingkaran satuan yang sama dengan angka satuan bilangan kubik yang akan dihitung hasilnya. Pasangan dari angka satuan tersebut merupakan angka satuan dari hasil akar pangkat tiga bilangan kubik yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 451, "width": 77, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Contoh:  √ = ...", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 480, "width": 208, "height": 109, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Abaikan tiga angka dari belakang maka angka yang tersisa dibaca 3.000. Perhatikan lingkaran puluhan. Angka 3.000 terletak pada bilangan kubik 1.000 dan 8.000. Pilih angka yang lebih kecil yaitu 1.000. Angka 1.000 menunjuk pada 10 3 maka tuliskan angka 10 pada tempat yang disediakan,", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 591, "width": 208, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Angka satuan dari 3.375 adalah 5. Perhatikan bilangan kubik pada", "type": "List item" }, { "left": 97, "top": 619, "width": 194, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lingkaran satuan. Bilangan kubik yang satuannya juga adalah 5 yaitu 125. Angka 125 menunjuk pada 5 3 maka tuliskan angka 5 pada tempat yang disediakan.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 688, "width": 109, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Hitung 10 + 5 = 15", "type": "List item" }, { "left": 74, "top": 704, "width": 158, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka hasil dari √ .  √ = ...", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 87, "width": 207, "height": 81, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Abaikan tiga angka dari belakang maka angka yang tersisa dibaca 24.000. Perhatikan lingkaran puluhan. Angka 24.000 terletak pada bilangan kubik 8.000 dan 27.000. Pilih angka yang lebih kecil yaitu 8.000. Angka", "type": "Text" }, { "left": 369, "top": 168, "width": 190, "height": 41, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8.000 menunjuk pada 20 3 maka tuliskan angka 20 pada tempat yang disediakan,", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 211, "width": 171, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Angka satuan dari adalah 9. Perhatikan bilangan kubik pada lingkaran satuan. Bilangan kubik yang", "type": "Table" }, { "left": 405, "top": 267, "width": 153, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "satuannya juga adalah 9 yaitu 729. Angka 729 menunjuk pada 9 3 maka tuliskan angka 9 pada tempat yang disediakan.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 322, "width": 113, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "- Hitung 20 + 9 = 29", "type": "List item" }, { "left": 387, "top": 338, "width": 122, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maka hasil dari √", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 353, "width": 230, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengumpulan dan interpretasi Data Untuk melihat apakah peserta dapat menggunakan alat peraga dan memahami materi yang diberikan, peserta diminta mengisi angket, jika 75% peserta dapat menggunakan alat peraga dan memahami materi yang diberikan maka kegiatan pengabdian kepada masyarakat dianggap berhasil.", "type": "Text" }, { "left": 329, "top": 477, "width": 186, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Kegiatan Pengabdian Kepada", "type": "Section header" }, { "left": 356, "top": 505, "width": 203, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat Kegiatan Pengabdian Kepada", "type": "Table" }, { "left": 329, "top": 532, "width": 230, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masyarakat ini dilakukan kepada orang tua murid SDN Inpres 1 Arso 1. Dalam melakukan pembelajaran alat peraga dan tulis disiapkan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 676, "width": 207, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. alat peraga, spidol dan whiteboard", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 702, "width": 212, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Materi pertama yang disampaikan adalah perkalian dengan menggunakan alat", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 87, "width": 212, "height": 232, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peraga camplung. Dalam mempelajari materi perkalian harus menguasai materi penjumlahnan, untuk itu pamteri sebelumnya memastikan apakah semua orang tua memahami materi penjumlahan. Semua orang tua memahami materi penjumlahan. Sebelum menggunakan alat peraga camplung, pemateri bertanya “ 2x3 = . . .”, semua orang tua menjawab 2x3= 6. Pemateri selanjutnya bertanya arti dari “2x3 = 2 +2 +2 atau 2x3= 3+3?”, sebanyak 14 orang yang menjawab salah. Pemateri kemudian menjelaskan materi perkalian dan memberikan contoh dengan menggunakan camplung. Selama menyampaikan materi dan memperagakan alat", "type": "Table" }, { "left": 119, "top": 308, "width": 99, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peraga pemateri", "type": "Text" }, { "left": 237, "top": 308, "width": 54, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "meberikan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 322, "width": 212, "height": 163, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kesempatan kepada orang tua untuk bertanya. Semua orang tua tau hasil perkalian, namun tidak memahami konsep perkalian, dimana perkalian merupakan penjumlahan berulang. Setelah orang tua memahami penggunakan alat peraga camplung, pemateri memberikan soal, dimana orang tua mengerjakannnya dengan menggunakan alat peraga. Semua orang tua dapat menggunakan alat peraga camplung dan menjawab soal dengan benar.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 590, "width": 212, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4. Memperagakan alat peraga camplung", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 617, "width": 212, "height": 39, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Materi kedua yang disampaikan adalah pembagian, masih dengan alat peraga yang sama yaitu camplung.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 659, "width": 212, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pemateri memastikan semua orang tua memahami materi pengurangan. Semua orang tua memahami materi pengurangan, selanjutnya pemateri menyampaikan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 714, "width": 212, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "materi pembagian dengan menggunakan", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 87, "width": 212, "height": 191, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "alat peraga camplung. Selama penyampaian materi dan memperagakan alat peraga pemateri memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya. Untuk menmastikan apakah orang tua memahami amteri dan dapat menggunakan alat peraga camplung, pemateri meminta orang tua mengerjakan soal dengan menggunakan alat peraga camplung. Semua orang tua sudah memahami konsep pembagian, dimana pembagian adalah pengurangan berulang dan dapat menggunakan camplung dalam menjawab soal pemabgian yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 380, "width": 212, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 5. Orang tua menggunakan alat peraga", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 408, "width": 212, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Materi terakhir yang disampaikan adalah akar pangkat tiga dari suatu bilangan. Untuk dapat menguasai materi akar pangkat tiga dari suatu bilangan, orang tua harus memahami materi perkalian dan bilangan berpangkat tiga. Semua orang tua memahami materi perkalian yang sudah dijelaskan sebelumnya dan bialangn berpangkat tiga. Pemateri bertanya kepada orang “ √ ”, semua orang tua menjawab benar. Selanjutnya pemateri bertanya “ √", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 578, "width": 215, "height": 151, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“ sebagian bersar orang tua menjawab benar. Pemateri melanjutkan pertanyaan selanjutnya “ √ “, semua orang tua tidak bisa menjawab. Beberapa orang tua mengatakan untuk menjawab akar pangkat tiga dari suatu bilangan yang besar mereka menggunakan kalkulator. Pemaeri kemudian memperkenalkan alat peraga lingkaran kubik, dan menjelaskan bagaimana cara penggunakaannya. Kemudian memberikan", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 87, "width": 212, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "beberapa contoh soal akar pangkat tiga dari suatu bilangan yang besar dengan menggunakan alat peraga lingkaran kubik. Selama menjelaskan dan memperagakan alat peraga lingkaran kubik, pemateri memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya. Setelah oraang tua memahami, pemateri memberikan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 198, "width": 212, "height": 38, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kesempatan kepada orang tua untuk menggunakan alat peraga lingkaran kubik dalam mengerjakan soal yang diberikan.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 441, "width": 212, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 6. Mempraktekkan alat peraga lingkaran kubik Diakhir pertemuan, pemateri mengingatkan kembali materi dan", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 496, "width": 212, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penggunaan alat peraga yang telah disampaikan. Kemudian, memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bentanya. Tidak ada oaring tua yang bertanya diakhir kegiatan.", "type": "List item" }, { "left": 79, "top": 565, "width": 212, "height": 163, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Untuk mengukur apakah orang tua memahami dan dapat menggunakan alat peraga yang telah dijelaskan, pemateri memberikan angket balikan untuk diisi semua orang tua yang telah menerima materi. Hasil angket menunjukkan semua orang tua memahami materi yang disampaikan, dapat menggunakan alat peraga camplung dan lingkar kubik serta kegiatan yang diberikan memberikan manfaat dalam rangka membantu menyelesaikan PR anak.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 101, "width": 181, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembahasan Kegiatan Pengabdian", "type": "Section header" }, { "left": 347, "top": 115, "width": 212, "height": 342, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kepada Masyarakat Pembelajaran matematika menggunakan alat peraga kepada orang tua murid dalam rangka membantu menyelesaikan pekerjaan rumah diawali dengan menyampaikan materi prasyarat, hal tersebut dilakukan agar orang tua mudah memahami materi yang disampaikan nantinya, hal ini sesuai dengan hasil penelitian Anita, P. P., Nursalam, & Sri, S., (2014) bahwa terdapat pengaruh antara penguasaan materi prasyarat terhadap hasil belajar matematika. Semua orang tua memahami materi prasyarat, selanjutnya adalah menyampaikan materi dengan menggunakan alat peraga. Strategi tersebut dilakukan agar dapat membantu orang tua siswa memahami konsep matematika yang memiliki objek kajian yang abstrak, hal tersebut senada dengan Ruseffendi (1992) menyatakan bahwa alat peraga adalah alat untuk menerangkan atau mewujudkan konsep matematika.", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 460, "width": 212, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam menyampaikan materi dengan menggunakan alat peraga, orang tua diberikan kesempatan untuk bertanya. Semua orang tua mengikutinya dengan baik, terlihat dari keseriusan dalam memperhatikan penjelasan, aktif bertanya, dan dapat menggunakan alat peraga. Hal tersebut diperkuat dengan hasil angket balikan yang diisi semua orang tua setelah mengikuti kegiatan. Hasil angket menunjukkan semua orang tua memahami materi yang disampaikan, dapat menggunakan alat peraga camplung dan lingkar kubik serta Kegiatan yang diberikan memberikan manfaat dalam rangka membantu menyelesaikan PR anak.", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 695, "width": 203, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dampak Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 38, "width": 249, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education http://ejournal.mandalanursa.org/index.php/JIME/index", "type": "Page header" }, { "left": 361, "top": 39, "width": 175, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Vol. 5. No. 2. Oktober 2019 p-ISSN: 2442-9511 e-ISSN: 2656-5862", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 745, "width": 163, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Ilmiah Mandala Education", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 745, "width": 24, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 87, "width": 212, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dampak dari diadakannya kegiatan", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 101, "width": 212, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengabdian kepada masyarakat yaitu 1) semua orang tua memahami materi yang disampaikan, 2) dapat menggunakan alat peraga, 3) kegiatan yang diberikan memberikan manfaat bagi orang tua dalam mendampingi anak mengerjakan PR.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 212, "width": 67, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 225, "width": 212, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembelajaran Matematika Menggunakan Alat Peraga kepada Orang Tua Murid dalam Rangka Membantu Menyelesaikan", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 267, "width": 212, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pekerjaan Rumah langkah-langkahnya 1) menyampaikan materi prasyarat, 2)", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 294, "width": 212, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyampaikan materi menggunakan alat peraga, selama penyampaian memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya, 3) Orang tua menggunakan alat peraga dalam menyelesaikan soal, 4) memberikan angket balikan untuk melihat keberhasilan kegiatan yang dilakukan. Adapun hasil angket diperoleh: 1) semua orang tua memahami materi yang disampaikan, 2) dapat menggunakan alat peraga, 3) kegiatan yang diberikan memberikan manfaat bagi orang tua dalam mendampingi anak mengerjakan PR.", "type": "Text" }, { "left": 78, "top": 474, "width": 113, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 58, "top": 488, "width": 233, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anita, P. P., Nursalam, & Sri, S. (2014). Pengaruh Penguasaan Materi Prasyarat Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Sinjai Timur.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 543, "width": 202, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jurnal Matematika dan Pembelajarannya.", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 557, "width": 232, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asma, N. 2005. Stretegi Belajar Mengajar", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 571, "width": 163, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Matematika . Jakarta: Pustekkom.", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 584, "width": 233, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Djamarah, S. B, Zain, A. 2006. Strategi Belajar", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 598, "width": 166, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 612, "width": 230, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hamalik, O. 2001. Proses Belajar Mengajar.", "type": "List item" }, { "left": 58, "top": 626, "width": 232, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jakarta : Bumi Aksara. Pujiati. 2004. Penggunaan Alat Peraga dalam Pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 653, "width": 202, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Matematika SMP. Yokyakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah", "type": "Table" }, { "left": 58, "top": 695, "width": 233, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ruseffendi, E.T. 1992. Pendidikan Matematika", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 709, "width": 202, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Jakarta:Departemen Pendidikan dan", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 87, "width": 234, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebudayaan Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Pendidikan Tinggi. Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga Sri Subarinah. 2006. Inovasi Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar. Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 170, "width": 234, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Depdiknas Sundayana, H. 2015. Media Dan Alat Peraga Dalam pembelajaran Matematika. Jakarta: Alfabeta", "type": "Table" } ]
c46a5388-c890-d9f6-5a7f-f30bcc893c31
https://publikasi.mercubuana.ac.id/index.php/jtm/article/download/13861/4933
[ { "left": 85, "top": 31, "width": 247, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 31, "width": 18, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "158", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 803, "width": 84, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 456, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "STUDI KINERJA PEMANFAATAN MODUL SURYA PADA MESIN PEMOTONG NANAS BERBASIS AKTUATOR PNEUMATIK", "type": "Section header" }, { "left": 142, "top": 119, "width": 343, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rafil Arizona 1 , Shandy Kurniadi 2 , Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Islamic Universitas Islam Riau E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 165, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 188, "width": 457, "height": 170, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Modul surya yang dikomersialisasikan saat ini sangat mampu menjadi penyuplai sumber energi listrik utama pada setiap peralatan maupun mesin yang ada. Salah satu mesin yang dapat disuplai dengan modul surya sebagai sumber energi listrik utamanya yaitu mesin pemotong nanas berbasis pneumatik. selama ini, masyarakat menggunakan beberapa peralatan untuk bisa menghasilkan daging nanas dengan alat yang terpisah, sehingga proses tersebut tidak efisien dan membutuhkan banyak tenaga manusia. Tujuan penelitian ini yaitu memanfatkan modul surya sebagai sumber energi listrik utama pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik dan membuat sebuah teknologi pascapanen yang aman, efisien dan hemat listrik ketika digunakan oleh masyarakat atau para pekerja dibidang pengolahan nanas. Metodologi penelitian pada penelitian ini yaitu melakukan studi literatur, persiapan alat dan bahan, pembuatan mesin pemotong nanas, pengujian kinerja modul surya pada mesin pemotong nanas, pengambilan data, pengolahan data. Kinerja modul surya tertinggi di peroleh pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 120 menit tahap ke 7 dengan nilai efisiensi (η) yang dihasilkan yaitu 7,95%, daya keluaran (Pout) sebesar 30,58watt, Fill Factor sebesar 0,84, daya maksimum (Pmax) sebesar 36,41 watt, arus hubung singakat (Isc) sebesar 4,9 ampere dan untuk nilai arus hubung singkat sebesar 7,43 volt.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 372, "width": 335, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Aktuator Pneumatik, Modul Surya, Teknologi Pascapanen", "type": "Section header" }, { "left": 284, "top": 395, "width": 58, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 418, "width": 456, "height": 159, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Commercialized solar modules are currently very capable of supplying the main source of electrical energy for every existing equipment or machine. One of the machines that can be supplied with solar modules as the main source of electrical energy is a pneumatic-based pineapple cutting machine. So far, people use several tools to produce pineapple meat with separate tools, so the process is inefficient and requires a lot of manpower. The purpose of this research is to take advantage of solar modules as the main source of electrical energy in pneumatic actuator-based pineapple cutting machines and to create a postharvest technology that is safe, efficient, and saves electricity when used by the community or workers in the pineapple processing sector. The research methodology in this study is conducting a literature study, preparing tools and materials, making pineapple cutting machines, testing the performance of solar modules on pineapple cutting machines, data collection, data processing. The highest solar module performance was obtained in the fourth Test with a test time of 120 minutes for the 7th stage with an efficiency value (η) of 7.95%, output power (Pout) of 30.58 watts, Fill Factor of 0.84, the maximum power (Pmax) is 36.41 watts, the short circuit current (Isc) is 4.9 amperes and the short-circuit current value is 7.43 volts.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 321, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Pneumatic Actuator, Postharvest Technology, Solar Module", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 97, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 223, "height": 128, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu sumber energi terbarukan yang sangat masif, popuer dan fleksibel penggunaannya di era ini yaitu modul surya, modul surya merupakan sebuah peralatan yang dapat mengkonversi cahaya matahari menjadi energi listrik melalui efek photovoltaic (Tira, Natsir and Putranto, 2020). Modul surya yang dikomersialisasikan saat ini sangat mampu menjadi penyuplai sumber energi listrik utama pada setiap peralatan maupun mesin yang ada", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 631, "width": 223, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "baik dengan menggunakan sistem individu maupun kombinasi paralel dengan 2 jenis sumber listrik yang berbeda (Hybrid) (Septiady et al. , 2018)", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 697, "width": 223, "height": 75, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu mesin yang dapat disuplai dengan modul surya sebagai sumber energi listrik utamanya yaitu mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik, meskipun teknologi-teknologi mesin pemotong di dunia ini sudah terbilang canggih dengan didukung oleh teknologi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "159", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 222, "height": 128, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "automatisasi, tetap saja sampai saat ini kajian penelitian ilmiah yang terkait dengan integrasi antara energi terbarukan dan mesin pemotong nanas masih sangatlah kurang, sampai saat ini kemajuan teknologi pascapanen di Indonesia sangat tidak berkembang, padahal energi terbarukan seperti modul surya sangat berpotensi untuk dapat di aplikasikan sebagai sumber energi pada peralatan yang masih di operasikan secara manual.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 223, "height": 234, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Beberapa penelitian terbaru terkait mesin pemotong nanas yaitu (Fernando, 2013) melakukan rancang bangun alat pengupas kulit nanas dengan sistem press manual, alat ini dirancang untuk mengupas kulit nanas dengan metode pengupasan semi mekanis dimana pengoperasian alat menggunakan tenaga manusia. Alat ini mempunyai dimensi panjang cm, 30 lebar cm dan tinggi 54 cm, Alat pengupas kulit nanas sistem press manual ini memiliki tiga komponen utama yaitu rangka alat, ring mata pisau, dan tuas penekan mata pisau. Selain itu, alat ini juga dilengkapi dengan pegas dengan diameter 1,4 cm dengan panjang 10 cm berfungsi untuk mengembalikan ring mata pisau dan tuas penekan kembali ke posisi semula. Holding (gagang penahan) berfungsi untuk penahan mata pisau.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 443, "width": 223, "height": 208, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemudian (Noersalim, Munir and Rohanah, 2015) melakukan penelitian, berupa inovasi dari peralatan yang sebelumnya telah diteliti oleh (Fernando, 2013) yaitu dengan merancang sebuah mesin pengupas kulit nanas. Mesin pengupas kulit nanas adalah mesin yang dirancang untuk mengupas kulit nanas dengan metode pengupasan kulit nanas secara mekanis dimana pengoperasian alat dilakukan oleh operator manusia dan pengupasan kulit buah nanas menggunakan tenaga mesin dari motor listrik. Mesin pengupas kulit nanas ini memiliki dimensi panjang 41 cm, lebar 41 cm, dan tinggi 55 cm. Pada penelitian ini sumber energi listrik yang digunakan untuk menggerakkan motor listrik masih menggunakan listrik AC.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 668, "width": 223, "height": 115, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tahun 2015 (Arifin and Adiwibowo, 2015) melakukan rancang bangun mesin pengupas kulit dan pemotong hati nanas semi otomatis, Mesin pengupas kulit dan pemotong hati nanas beroperasi pada saat motor listrik dialiri arus listrik, sehingga poros pada motor listrik akan bergerak dan gerakan poros diteruskan ke pulley. Pulley yang berputar menggerakkan sabuk v-belt, sabuk v-belt juga akan menggerakkan pulley. Mesin", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 73, "width": 223, "height": 327, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengupas kulit dan pemotong hati nanas dapat memotong 1 buah selama 6 detik dan mendapatkan hasil potongan yang baik, sehingga layak untuk digunakan pada UKM-UKM terutama pada UKM keripik dan selai nanas. Tetap pada seluruh penelitian ini sumber energi listrik yang digunakan bersumber hanya pada listrik PLN yaitu arus AC. Dari hasil studi literatur yang telah dilakukan, seluruh penelitian yang berfokus pada pengoperasian mesin pemotong nanas saat ini masih menggunakan listrik konvensional (AC), penelitian ini penting dilakukan untuk mengetahui potensi pemanafaatan sumber energi listrik berbasis modul surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik, dengan melakukan analisa studi kinerja modul surya terhadap mesin pemotong nanas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja modul surya pada saat modul surya berperan sebagai sumber energi utama pada mesin pemotong nanas, harapannya dengan adanya penelitian ini distribusi integrasi sumber daya energi terbarukan dapat merata hingga mencakup pada mesin- mesin pertanian pascapanen yang dapat digunakan oleh masyarakat secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 415, "width": 162, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. METODOLOGI PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 438, "width": 223, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Islam Riau. Penelitian berlangsung selama 7 hari, 1 Oktober s/d 7 Oktober 2021. Metode penelitian yang digunakan yaitu experimental laboratory, diuji kinerja modul surya dengan cara mengaktifkan mesin pemotong nanas, dengan interval waktu sebesar 30, 60, 90, 112 menit. Pada penelitian ini mesin pemotong nanas berbasis aktuator berperan sebagai beban (load) pada modul surya. Untuk bahan dan peralatan yang digunakan pada penelitian yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 610, "width": 34, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. Alat", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 623, "width": 223, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alat yang digunakan sesuai dengan hasil rancangan berupa: modul surya 100 Wp, filter udara compressor pneumatik, aki kering, pisau pemotong nanas, aktuator pneumatik bertenaga angin, kompresor DC, tabung kompresor, automatic control compressor , baterai 12 volt, pneumatic valve control , modul stepdown 12 A, filter udara kompressor pneumatik, selang dan kran/katup kompresor, rangkaian listrik yang terhubung dengan solar cell sebagai sumber daya, multimeter, pyranometer, photometer.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "160", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 46, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. Bahan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 100, "width": 223, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bahan-bahan yang digunakan adalah nanas, besi hollow , kemudian beberapa bahan habis pakai seperti, kabel pelangi khusus penyambung komponen elektronik, lem, isolasi dan kabel listrik.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 223, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun alur penelitian pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 510, "width": 154, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1. Diagram Alir Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 120, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. Rancangan Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 549, "width": 223, "height": 181, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rancangan ini mengadopsi beberapa peralatan yang biasa digunakan dalam pengupasan dan pemotongan dengan mempertimbangkan tingkat sumber energi yang digunakan, produktivitas, efisiensi, efektivitas, praktis untuk digunakan, dan juga safety bagi para pekerjanya. Hal ini tentu saja dapat memberikan rasa nyaman, efisien dan kemudahan dalam melakukan pengolahan nanas oleh para pekerja yang mengolah nanas. Berikut adalah sistematik dan desain rancangan konseptual dari mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik yang terintegrasi dengan modul surya sebagai sumber daya utamanya.", "type": "Text" }, { "left": 330, "top": 351, "width": 201, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 2. Mesin Pemotong Nanas Berbasis", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 364, "width": 222, "height": 88, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aktuator Pnemumatik C. Prosedur Pengujian Adapun prosedur pengujian pada penelitian pemanfaatan modul surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik yaitu sebagai berikut:", "type": "Table" }, { "left": 340, "top": 457, "width": 201, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Pengujian I Modul Surya Terhadap Variasi Waktu Kerja Mesin Pemotong Nanas Selama 30 Menit", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 496, "width": 173, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengujian 1 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 menit pertama", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 536, "width": 201, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Pengujian II Modul Surya Terhadap Variasi Waktu Kerja Mesin Pemotong Nanas Selama 60 Menit", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 576, "width": 173, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengujian 2 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit pertama", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 615, "width": 173, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengujian 3 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit kedua", "type": "List item" }, { "left": 340, "top": 655, "width": 201, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Pengujian Modul Surya Terhadap Variasi Waktu Kerja Mesin Pemotong Nanas Selama 90 Menit", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 695, "width": 173, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengujian 4 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit pertama", "type": "List item" }, { "left": 369, "top": 734, "width": 173, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengujian 5 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit kedua", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "161", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 73, "width": 180, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengujian 6 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit ke", "type": "Text" }, { "left": 142, "top": 100, "width": 8, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 113, "width": 208, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Pengujian Modul Surya Terhadap Variasi Waktu Kerja Mesin Pemotong Nanas Selama 112 Menit", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 152, "width": 180, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Pengujian 7 Modul Surya pada mesin", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 166, "width": 166, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemotong nanas selama 30 Menit pertama", "type": "Table" }, { "left": 128, "top": 192, "width": 180, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Pengujian 8 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit kedua", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 232, "width": 180, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Pengujian 9 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30 Menit ketiga", "type": "List item" }, { "left": 128, "top": 272, "width": 180, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. Pengujian 10 Modul Surya pada mesin pemotong nanas selama 30", "type": "List item" }, { "left": 142, "top": 298, "width": 68, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menit keempat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 336, "width": 155, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 359, "width": 222, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.1 Analisa Kinerja Parameter Voc (Tegangan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 370, "width": 222, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rangkaian Terbuka) Modul Surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 223, "height": 193, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat efek penambahan modul surya pada mesin pemotong nanas terhadap tegangan rangkaian terbuka (Voc). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Voc terbesar yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan yaitu 8,53 Volt dan nilai terendah Voc dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan yaitu 4,43 Volt. Hal tersebut dapat dilihat secara detail pada tabel 1 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 762, "width": 181, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1. Hasil Pengujian Parameter Voc", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 73, "width": 223, "height": 102, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 4.1, untuk paramater Voc yaitu tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan oleh solar cell mengalami peningkatan yang linear seiring dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari pada saat dilakukannya pengujian. Peningkatan nilai parameter Voc disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar 4.1 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 400, "width": 220, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 3. Grafik Hasil Parameter Voc pada mesin pemotong nanas", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 435, "width": 223, "height": 326, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 3 diatas menunjukkan bahwa tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan tiap masing-masing waktu pengujian memiliki nilai yang berbeda - beda, terlihat bahwa peningkatan intensitas sinar matahari menunjukkan hasil yang signifikan terhadap Voc, dengan semakin tingginya intenasitas sinar matahari, nilai Voc justru semakin meningkat. Itu dibuktikan dengan nilai tegangan rangkaian terbuka (Voc) tertinggi yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan yaitu 8,53 Volt dan nilai terendah Voc dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan yaitu 4,43 Volt. Hal ini disebabkan karena Voc merupakan tegangan rangkaian terbuka yang nilainya hanya dapat dicari tanpa menggunakan beban yang masuk ke modul surya, pada pengujian Voc, semua beban diputus, sehingga nilai tegangan rangkaian terbuka akan linear dengan tingginya tingkat intensitas sinar", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "162", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 222, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "matahari, ini bertujuan untuk mengukur tegangan sesungguhnya yang di dapat oleh modul surya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 222, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.2 Analisa Kinerja Parameter Isc (Arus Hubung", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 124, "width": 222, "height": 21, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Singkat) Modul Surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 223, "height": 207, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat efek penambahan modul surya pada mesin pemotong nanas terhadap arus hubung singkat (Isc). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Isc terbesar yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai arus hubung singkat (Isc) yang dihasilkan yaitu 5,0 ampere dan nilai terendah Isc dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai arus hubung singkat (Isc) yang dihasilkan yaitu 2,4 ampere. Hal tersebut dapat dilihat secara detail pada tabel 2 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 531, "width": 176, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2. Hasil Pengujian Parameter Isc", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 556, "width": 222, "height": 102, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 2, untuk paramater Isc yaitu arus hubung singkat (Isc) yang dihasilkan oleh solar cell mengalami peningkatan yang linear seiring dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari pada saat dilakukannya pengujian. Peningkatan nilai parameter Isc disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 315, "width": 199, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 4. Grafik Hasil Parameter Isc pada mesin pemotong nanas", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 350, "width": 223, "height": 339, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 4 diatas menunjukkan bahwa arus hubung singkat (Isc) yang dihasilkan tiap masing-masing waktu pengujian memiliki nilai yang berbeda - beda, terlihat bahwa peningkatan intensitas sinar matahari menunjukkan hasil yang signifikan terhadap Isc, dengan semakin tingginya intenasitas sinar matahari, nilai Isc justru semakin meningkat. Itu dibuktikan dengan nilai arus hubung singkat (Isc) tertinggi yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai arus hubung singkat (Isc) yang dihasilkan yaitu 5,0 ampere dan nilai terendah Isc dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai tegangan rangkaian terbuka (Voc) yang dihasilkan yaitu 2,4 ampere. Hal ini disebabkan karena arus hubung singkat berfungsi untuk mengetahui seberapa besar arus murni yang dimiliki oleh modul surya, sehingga dengan itu arus yang di dapat oleh modul surya dapat menjadi tolok ukur bagi para pengguna untuk mengetahui arus sebenarnya yg dikeluarkan oleh modul surya ketika mengalami fluktuasi intensitas sinar matahari.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "163", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 223, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.3 Analisa Kinerja Parameter Pmax (Daya Maksimum) Modul Surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 134, "width": 223, "height": 207, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat efek penambahan modul surya pada mesin pemotong nanas terhadap daya maksimum (Pmax). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Pmax terbesar yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai daya maksimal (Pmax) yang dihasilkan yaitu 42,65 watt dan nilai terendah Pmax dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai daya maksimal (Pmax) yang dihasilkan yaitu 10,63 Volt. Hal tersebut dapat dilihat secara detail pada tabel 3 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 532, "width": 189, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 3. Hasil Pengujian Parameter Pmax", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 222, "height": 101, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 3, untuk paramater Pmax yaitu daya maksimum (Pmax) yang dihasilkan oleh solar cell mengalami peningkatan yang linear seiring dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari pada saat dilakukannya pengujian. Peningkatan nilai parameter Pmax disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 273, "width": 212, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 5. Grafik Hasil Parameter Pmax pada mesin pemotong nanas", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 319, "width": 223, "height": 393, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 5 diatas menunjukkan bahwa daya maksimum (Pmax) yang dihasilkan tiap masing-masing waktu pengujian memiliki nilai yang berbeda - beda, terlihat bahwa peningkatan intensitas sinar matahari menunjukkan hasil yang signifikan terhadap Pmax, dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari, nilai Pmax justru semakin meningkat. Itu dibuktikan dengan nilai daya maksimum (Pmax) tertinggi yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai daya maksimum (Pmax) yang dihasilkan yaitu 42, 65 watt dan nilai terendah Pmax dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai daya maksimum (Pmax) yang dihasilkan yaitu 10,63 watt. Pmax dihasilkan oleh arus dan tegangan yang diberi beban berupa kompresor dengan daya 60 watt. Sehingga akibat beban yang diberikan pada modul surya menyebabkan tegangan dan arus menjadi turun, dimana turunnya arus dan tegangan tersebut di sebabkan karena arus dan tegangan modul surya ketika berada pada kondisi terbuka (tanpa beban) arus dan tegangan tersebut menyuplai daya ke kompresor, dan menyebabkan arus dan tegangan akhir yang ada pada modul surya menjadi berkurang.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "164", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 222, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.4 Analisa Kinerja Parameter FF (Fill Factor) Modul Surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 223, "height": 194, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat efek penambahan modul surya pada mesin pemotong nanas terhadap tegangan rangkaian terbuka (Voc). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Voc terbesar yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 4 dengan nilai FF yang dihasilkan yaitu 0,85 dan nilai terendah FF dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai FF yang dihasilkan yaitu 0,69. Hal tersebut dapat dilihat secara detail pada tabel 4 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 541, "width": 176, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 4. Hasil Pengujian Parameter FF", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 566, "width": 223, "height": 102, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 4, untuk paramater FF yaitu fill factor yang dihasilkan oleh solar cell mengalami peningkatan yang cukup konstan dan signifikan, seiring dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari pada saat dilakukannya pengujian. Peningkatan nilai parameter FF disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 284, "width": 198, "height": 21, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 6. Grafik Hasil Parameter FF pada mesin pemotong nanas", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 319, "width": 223, "height": 327, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 6 diatas menunjukkan bahwa Fill Factor (FF) yang dihasilkan tiap masing-masing waktu pengujian memiliki nilai yang berbeda - beda, terlihat bahwa peningkatan intensitas sinar matahari menunjukkan hasil yang signifikan dan konstan terhadap FF, dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari, nilai FF tidak menunjukkan kenaikan yang signifikan, melainkan nilai FF dari awal pengujian cenderung memiliki kenaikan dan penurunan yang konstan, meskipun intensitas sinar matahari mengalami penurunan dan kenaikan di setiap pengujian, hasil yang di dapatkan adalah bahwa FF tidak terlalu terpengaruh pada kenaikan dan penurunan intensitas sinar matahari. Itu dibuktikan dengan nilai fill factor (FF) tertinggi yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 4 dengan nilai fill factor (FF) yang dihasilkan yaitu 0,85 dan nilai terendah FF dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai fill factor (FF) yang dihasilkan yaitu 0,69.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 661, "width": 223, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.5 Analisa Kinerja Parameter Pout (Daya Keluaran) Modul Surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 709, "width": 223, "height": 75, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat efek penambahan modul surya pada mesin pemotong nanas terhadap daya keluaran (Pout). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Pout terbesar yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "165", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 223, "height": 128, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai daya keluaran (Pout) yang dihasilkan yaitu 34,90 watt dan nilai terendah Voc dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai daya keluaran (Pout) yang dihasilkan yaitu 7,33 watt. Hal tersebut dapat dilihat secara detail pada tabel 5 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 102, "top": 423, "width": 184, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 5. Hasil Pengujian Parameter Pout", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 448, "width": 222, "height": 102, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 5, untuk paramater Pout yaitu daya keluaran (Pout) yang dihasilkan oleh modul surya mengalami peningkatan yang linear seiring dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari pada saat dilakukannya pengujian. Peningkatan nilai parameter Pout disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 763, "width": 207, "height": 21, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 7. Grafik Hasil Parameter Pout pada mesin pemotong nanas", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 73, "width": 223, "height": 234, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 7 diatas menunjukkan bahwa daya keluaran (Pout) yang dihasilkan tiap masing- masing waktu pengujian memiliki nilai yang berbeda - beda, terlihat bahwa peningkatan intensitas sinar matahari menunjukkan hasil yang signifikan terhadap Pout, dengan semakin tingginya intensitas sinar matahari, nilai Pout justru semakin meningkat. Itu dibuktikan dengan nilai daya keluaran (Pout) tertinggi yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke III dengan waktu pengujian 90 menit tahap ke 6 dengan nilai daya keluaran (Pout) yang dihasilkan yaitu 34,90 watt dan nilai terendah Pout dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai daya keluaran (Pout) yang dihasilkan yaitu 7,33 watt.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 323, "width": 223, "height": 32, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3.6 Analisa Kinerja Parameter Efisiensi Modul Surya pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 369, "width": 223, "height": 194, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa terdapat efek penambahan modul surya pada mesin pemotong nanas terhadap efisiensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai efisiensi terbesar yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 120 menit tahap ke 7 dengan nilai efisiensi (η) yang dihasilkan yaitu 7,95% dan nilai terendah efisiensi dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai efisiensi (η) yang dihasilkan yaitu 3,84%. Hal tersebut dapat dilihat secara detail pada tabel 6 dibawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 336, "top": 770, "width": 184, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 6. Hasil Pengujian Parameter Pout", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "166", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 71, "width": 223, "height": 104, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada tabel 6, untuk paramater efisiensi (η) yaitu yang dihasilkan oleh modul surya mengalami hasil yang cukup fluktuatif, peningkatan intensitas sinar matahari tidak serta merta menunjukkan peningkatan pada nilai efisiensi yang dihasilkan oleh modul surya.. hasil fluktuatif nilai parameter efisiensi disajikan dalam bentuk grafik yang dapat dilihat pada gambar berikut.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 423, "width": 223, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 8. Grafik Hasil Parameter Efisiensi pada mesin pemotong nanas", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 458, "width": 223, "height": 233, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari gambar 8 diatas menunjukkan bahwa efisiensi (η) yang dihasilkan tiap masing-masing waktu pengujian memiliki nilai yang berbeda - beda, terlihat bahwa peningkatan intensitas sinar matahari tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap kenaikan efisiensi, melainkan selama waktu pengujian nilai efisiensi yang dihasilkan cenderung fluktuatif, Itu dibuktikan dengan nilai daya efisiensi ( η) tertinggi yang dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 120 menit tahap ke 7 dengan nilai efisiensi (η) yang dihasilkan yaitu 7,95%. dan nilai terendah efisiensi dihasilkan oleh modul surya pada mesin pemotong nanas yaitu ada pada pengujian ke I dengan waktu pengujian 30 menit tahap ke 1 dengan nilai efisiensi (η) yang dihasilkan yaitu 3,84%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 707, "width": 79, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 222, "height": 49, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Setelah dilakukannya pengujian dengan memanfaatkan modul surya sebagai sumber energi listrik utama pada mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik, maka", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 73, "width": 222, "height": 181, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa selama mesin pemotong nanas berbasis aktuator pnematik di hidupkan, mesin pemotong nanas bekerja secara optimal dengan tanpa adanya kendala, modul surya yang menjadi sumber energi listrik utama mampu menyuplai daya listrik dengan maksimal, sehingga pada setiap pengujian, aktuator pneumatik yang menjadi poros penggerak mata pisau pemotong nanas bekerja secara maksimal dalam mengupas dan memotong buah nanas. 2. Uji kinerja modul surya dan analisa yang dilakukan menunjukkan bahwa ada", "type": "Text" }, { "left": 340, "top": 258, "width": 202, "height": 261, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengaruh penambahan modul surya pada mesin pemotong terhadap kinerja modul surya. Kinerja modul surya tertinggi di peroleh pada pengujian ke IV dengan waktu pengujian 120 menit tahap ke 7 dengan nilai efisiensi (η) yang dihasilkan yaitu 7,95%, daya keluaran (Pout) sebesar 30,58watt, Fill Factor sebesar 0,84, daya maksimum (Pmax) sebesar 36,41 watt, arus hubung singakat (Isc) sebesar 4,9 ampere dan untuk nilai arus hubung singkat sebesar 7,43 volt. dimana semakin tinggi intensitas sinar matahari, dan kerja mesin pemotong nanas yang semakin lama, maka kinerja modul surya cenderung menjadi semakin lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai-nilai parameter kinerja dari modul surya , yang nilainya bervariasi tergantung dari intensitas matahari dan lamanya waktu yang dibutuhkan pada saat mesin pemotong nanas bekerja.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 524, "width": 215, "height": 129, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Akhir dari penelitian ini yaitu menghasilkan sebuah teknologi pascapanen yang mampu membantu meringankan tugas para pekerja dibidang pengolahan nanas, sehingga dengan hadirnya mesin pemotong nanas berbasis aktuator pneumatik ini mampu menjadi teknologi unggulan yang aman, efisien da hemat listrik di dalam setiap proses pengolahan nanas menjadi produk olahan nanas siap jual.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 676, "width": 95, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 319, "top": 699, "width": 222, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[1] Arifin, M. and Adiwibowo, P. H. (2015) ‘Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Dan Pemotong Hati Nanas Semi Otomatis’,", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 732, "width": 96, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jrm , 2(3), pp. 10 –15.", "type": "Text" }, { "left": 319, "top": 755, "width": 222, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[2] Fernando, F. (2013) ‘( Studi Kasus : UD Berkat Bersama ) Oleh : ( Studi Kasus : UD", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 39, "width": 247, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Teknik Mesin: Vol. 10, No. 3, Oktober 2021", "type": "Page header" }, { "left": 521, "top": 39, "width": 18, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "167", "type": "Page header" }, { "left": 458, "top": 795, "width": 84, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN 2549-2888", "type": "Page footer" }, { "left": 113, "top": 71, "width": 86, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkat Bersama )’.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 223, "height": 44, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[3] Noersalim, Y., Munir, A. P. and Rohanah, A. (2015) ‘Rancang Bangun Mesin Pengupas Kulit Nanas’, Jurnal Rekayasa Pangan dan Pertanian , 3(2), pp. 152 –156.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 154, "width": 223, "height": 32, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[4] Septiady, R. K. D. et al. (2018) ‘https://jurnal.umpp.ac.id/index.php/cahaya_ bagaskara/index’, 3(1), pp. 1–5.", "type": "List item" }, { "left": 319, "top": 85, "width": 223, "height": 43, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[5] Tira, H. S., Natsir, A. and Putranto, T. (2020) ‘Kinerja modul surya melalui variasi solar collector dan kecepatan angin’, Dinamika Mesin , 10(1), pp. 25 –32.", "type": "List item" } ]
2d5ae300-3f97-25d9-3bd0-b2eeb4dc28c9
http://mapindo.ejurnal.info/index.php/manajemen_pelayanan_hotel/article/download/175/103
[ { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "368", "type": "Page footer" }, { "left": 84, "top": 104, "width": 431, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "THE EFFECT OF FOOD QUALITY ON GUEST SATISFACTION OF IBIS ARCADIA JAKARTA HOTEL", "type": "Section header" }, { "left": 148, "top": 162, "width": 317, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Putri Indriani 1 , Rizki Nurul Nugraha 2 , Putri Aulia Ardani 3", "type": "Text" }, { "left": 198, "top": 176, "width": 199, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "National University, South Jakarta 1,2,3", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 190, "width": 449, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 276, "top": 228, "width": 43, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 239, "width": 382, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study was conducted to determine the effect of food quality on consumer satisfaction at the Ibis Arcadia Hotel. This study used quantitative methods with a total of 44 respondents. This analysis technique uses a simple regression technique and has Variable X for Food Quality and Variable Y for Consumer Satisfaction. The data collection method in this study used a questionnaire that was measured on a Likert scale. The instrument tests in this study are validity tests, reliability tests, and classical assumption tests (normality tests and linearity tests). For data analysis techniques using simple regression analysis. Test the hypothesis using the t-test. The results showed that food quality has a significant influence on the satisfaction of Ibis Arcadia Jakarta hotel guests.", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 366, "width": 247, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Food quality, Customer Satisfaction, Hotel", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 405, "width": 90, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 418, "width": 212, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the facilities that need to be built to support the tourism industry is accommodation facilities made in the form of buildings commonly known as hotels. This company has a fairly important role in the world of tourism. Therefore, the existence of the hotel must be of higher quality to meet the needs of customers who come to stay and use the hotel facilities.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 554, "width": 212, "height": 160, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A hotel is a type of accommodation that provides accommodation services as well as dining and other services. As one of the companies engaged in the service industry with the main goal of creating customer satisfaction and generating profits for hotels, the main requirement is professionalism in improving the quality of human resources according to their field of expertise, which is the main key. The success factor of the hotel in achieving its goals.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 718, "width": 212, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "One of the departments that play an important role in advancing the hospitality industry is the food and beverage industry. The assessment of", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 405, "width": 212, "height": 86, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "hoteliers is much different from before which was based solely on the accommodation (rooms) they had as the only source of income from hotels, and hoteliers now see the great potential of the food and beverage division as an alternative source of hotel income.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 493, "width": 212, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this case, we usually know that the food or drinks sold in hotels have a fairly expensive market value. In terms of food and drink, this raises many questions from the public why the price of food and drinks in hotels can be so high. According to some people who have tasted the food in the hotel and of course, some people who work in the hotel say that what makes the price of food in the hotel expensive is the care and atmosphere of the hotel provided by the hotel, as well as the quality of the ingredients used in making the food.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 671, "width": 212, "height": 98, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Satisfaction with hotel services is supported by many factors, such as hospitality, courtesy, security, comfort, facilities, location, and hotel services. One of the factors that are often used as a standard for assessing customer satisfaction comes from the food served by restaurants. Processing and serving", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "369", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "food to guests well is a plus for the hotel itself, therefore in the process of processing and serving it should be well as well and pay attention to the cleanliness of the processing area and the food itself.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 163, "width": 212, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This article will discuss what can support the quality of food at the Ibis Arcadia hotel. Therefore, the purpose of this study was made to find out how influential the quality of food is on the satisfaction of Ibis Arcadia Jakarta hotel guests.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 119, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "LITERATURE REVIEW Food Quality", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 212, "height": 201, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to the results of a survey from the central bureau of statistics, the second largest expenditure of foreign tourists is used for eating and drinking purposes 17.66% after accommodation (Ruastiti, 2019). The quality of food is very important for all founders of food trading companies such as hotels. This quality characteristic is obtained from the food received by the consumer. The quality of food plays an important role in making decisions. This suggests that as consumers buy and the quality of food improves, so do their purchasing decisions.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 212, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Hotchkiss, 2012) Food quality is a characteristic of food that is acceptable to consumers, in this case, it includes size, shape, color, consistency, texture, and taste. According to (Andreas Tanuel Adinugraha, 2015) broadly", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 571, "width": 212, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "speaking the factors affecting the quality of food are as follows:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 212, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Color The colors of the foodstuffs must be combined to make them look attractive because the color is very helpful in the appetite of consumers.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 212, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Appearance Food should look attractive when on the plate. This is an important factor. The freshness and cleanliness of the food served will affect the appearance of the food and whether or not it is good to enjoy.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 748, "width": 65, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Portions", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 87, "width": 194, "height": 74, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In each serving of food, a standard portion has been determined called standard portion size. Standard portion size is defined as the number of items that must be presented each time the item is ordered.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 163, "width": 212, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Shape The form of food plays an important role in the attractiveness of the eyes. Interesting forms of food can be obtained using cutting various kinds of fruits or vegetables so that they have an unusual shape. 5. Temperature", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 265, "width": 194, "height": 48, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Consumers like the temperature variations obtained from one food to another because the temperature can also affect the taste.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 315, "width": 212, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Texture The texture of food is very diverse, for example, the food is smooth or not, soft or hard, liquid or solid. The texture is also influenced by the degree of doneness of the food.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 391, "width": 56, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Aroma", "type": "List item" }, { "left": 334, "top": 404, "width": 194, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aromas can affect foods having an appeal to enjoy. Aroma-giving substances can come from fresh ingredients or extracts from natural ingredients, such as essential oils and vanilla, or synthetic ingredients.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 480, "width": 212, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8. Taste The taste of food plays an important role in a restaurant or restaurant. It will be a distinctive feature for customers on consumers.", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 556, "width": 120, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Customer Satisfaction", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 568, "width": 212, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Philip Kotler, 2007) States that \"Satisfaction is a person's feeling of pleasure or disappointment that arises after comparing the performance (results) of the product thought of against the expected performance\". According to (Fandy Tjiptono, 2011) Consumer satisfaction is a situation shown by consumers when they realize that their needs and desires are by what is expected and fulfilled properly. Meanwhile, according to (Bachtiar, 2011) Consumer satisfaction is a positive feeling of consumers related to products or services while using or after using services or products.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "370", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 212, "height": 99, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(V. Zeithaml, 2009) states that satisfaction can be interpreted as an evaluation by consumers of a product or service with the assumption that what it receives is following what is needed and expected Consumer satisfaction indicators according to (V Zeithaml, 2006) broadly among others:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 201, "width": 71, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Fulfillment", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 214, "width": 194, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A feeling of pleasure will one's need has been met or according to expectations, satisfaction can also be linked with another type of feeling, depending on the specific context.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 212, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Pleasure The feeling of consumers who feel happy or related to a sense of happiness about what is received.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 212, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Ambivalence A unique experience felt by consumers", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 353, "width": 194, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "where when there is a mixture of positive and negative experiences associated with the product or service.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 404, "width": 51, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METHOD", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 416, "width": 212, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research uses quantitative research", "type": "Table" }, { "left": 135, "top": 430, "width": 48, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "methods.", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 430, "width": 52, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According", "type": "Table" }, { "left": 271, "top": 430, "width": 12, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "to", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 444, "width": 212, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Sugiyono, 2018) quantitative data is a research method based on positivistic (concrete data), research data in the form of numbers that will be measured using statistics as a calculation test tool, related to the problem under study to produce a conclusion. The data obtained in this study were obtained by distributing questionnaires. Variable X is food quality and Variable Y is Consumer Satisfaction. Therefore, this study was conducted so that researchers can analyze the effect of food quality on consumer satisfaction.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 634, "width": 155, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Data Analysis Techniques", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 78, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Validity Test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 672, "width": 212, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The validity test carried out is a test of the validity of the item or question item which aims to test whether each item of the statement has been revealing the variables to be researched. According to (Arikunto, 2006) The formula used for the validity test is the correlation formula", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "proposed by Pearson, known as the product-moment correlation formula.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 125, "width": 90, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Reliability Test", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 138, "width": 212, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The reliability test aims to measure a questionnaire that is an indicator of variables. A questionnaire is said to be Reliable if the answer from a person to a statement is consistent or stable over time (Ghozali, 2009). According to (Arikunto, 2006) reliability tests can be carried out using the Alpha-Cronbach technique.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 265, "width": 86, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Normality Test", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 277, "width": 212, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The normality test is used to find out whether data follows a normal distribution, using the Kolmogorov-Smirnov test method. With the following conditions (Ghozali, 2009) :", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 353, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Residual is normally distributed if the significance value > 0.05", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 378, "width": 212, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Residual is not normally distributed if the significance value < 0.05", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 416, "width": 84, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Linearity Test", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 429, "width": 212, "height": 73, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "According to (Susanto, 2015) linearity tests can be used to find out whether a variable bound to a free variable has a linear relationship or not significantly. The linearity test can be done through the test of linearity.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 518, "width": 153, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simple Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 543, "width": 212, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simple Linear Regression is a Statistical Method that serves to test the extent of the causal relationship between the Causal Factor Variable (X) to the Consequent Variable. The Causal Factor is generally denoted by X or also known as predictor while the consequence variable is denoted by Y or also known as Response. Simple Linear Regression or often abbreviated as SLR (Simple Linear Regression) is also one of the Statistical Methods used in production to forecast or predict quality characteristics and quantities.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 745, "width": 156, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESULTS AND DISCUSSION", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Page header" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "371", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 87, "width": 186, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Validity test and Reliability test", "type": "Section header" }, { "left": 107, "top": 113, "width": 80, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Validity test", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 138, "width": 204, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Validity testing is carried out to determine whether or not a questionnaire is valid from each of these variables. The validity test has been carried out in this study is shown in the following table:", "type": "Text" }, { "left": 122, "top": 214, "width": 109, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1 . Validity Test", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 241, "width": 212, "height": 357, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Variable r- count r- table description X1 0.721 0.297 VALID X2 0.617 0.297 VALID X3 0.805 0.297 VALID X4 0.533 0.297 VALID X5 0.652 0.297 VALID X6 0.826 0.297 VALID X7 0.820 0.297 VALID X8 0.892 0.297 VALID X9 0.807 0.297 VALID Y1 0.816 0.297 VALID Y2 0.778 0.297 VALID Y3 0.880 0.297 VALID Y4 0.593 0.297 VALID Source: Data Processing (2022) From the results of the validity test in the table above, the questionnaire containing these two variables there are 13 questionnaires have been filled out by 44 respondents in this study. One way to be able to find out which questionnaires are valid and invalid, we have to find out the r", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 88, "width": 212, "height": 121, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "table first. The formula of r table is df = N-2 in this study N= 44, so 44 -2 = 42 so r table = 0.297. From the results of the validity calculation in the table above, it can be seen that the r count is greater than r in the table for each variable greater than 0.297. Then all the instruments in this study are said to be valid.", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 226, "width": 103, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Reliability Test", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 253, "width": 209, "height": 78, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Reliability Test Variable Cronbach’s Alpha Food Quality (X) 0.901 Customer Satisfaction (Y) 0.769", "type": "Table" }, { "left": 342, "top": 335, "width": 160, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source: Data Processing (2022)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 360, "width": 212, "height": 61, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From table 2 it is known that the value of alpha Cronbach for all variables is greater than 0.60. From the previously mentioned provisions, all variables used for research are reliable or reliable.", "type": "Text" }, { "left": 334, "top": 436, "width": 164, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Classical Assumption Test", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 449, "width": 212, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This test aims to minimize the number of errors contained in the research data due to deviations that occurred before the hypothesis test (Ghozali, 2009)", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 512, "width": 84, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Normality Test", "type": "List item" }, { "left": 316, "top": 525, "width": 212, "height": 60, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To assess the distribution of the residual value of the data. Using the Shapiro Wilk test, because the sample data <50. The distribution of data is normal if the significance value > 0.05", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 613, "width": 117, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Normality Test", "type": "Section header" }, { "left": 249, "top": 646, "width": 96, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tests of Normality", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 668, "width": 444, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Unstandardized Residual .158 44 .007 .954 44 .075", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 719, "width": 169, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Lilliefors Significance Correction", "type": "Text" }, { "left": 217, "top": 739, "width": 163, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processing (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "372", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 211, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on table 3, the signification value was obtained using the Shapiro Wilk test, because the sample data was <50.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 211, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Obtained results of 0.075 or >0.05 thus it can be concluded that the data are normally distributed.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 128, "width": 79, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- Linearity Test", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 147, "width": 300, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The data is said to be linear if the significance value is >0.05", "type": "Text" }, { "left": 243, "top": 172, "width": 112, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Linearity Test", "type": "Text" }, { "left": 249, "top": 205, "width": 96, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tests of Normality", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 227, "width": 444, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic df Sig. Statistic df Sig. Unstandardized Residual .158 44 .007 .954 44 .075", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 278, "width": 169, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Lilliefors Significance Correction", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 298, "width": 438, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processing (2022) Based on table 4, the signification value using Shapiro-Wilk was obtained, because the sample data was <50. Obtained results of 0.075 or >0.05 thus it can be concluded that the data is linear", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 380, "width": 153, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Simple Regression Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 217, "top": 412, "width": 182, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 5. Simple Regression Analysis", "type": "Picture" }, { "left": 89, "top": 449, "width": 435, "height": 252, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .487 a .237 .219 .601 a. Predictors: (Constant), Food Quality Source : Data Processing (2022) R square = 0.237 indicates that the relationship of food quality has a 23.7% effect on consumer satisfaction. The other 76.3% were affected by other variables or variables that were not tested. Table 6 ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Model 1 Regression 4.707 1 4.707 13.024 .001 b Residual 15.179 42 .361 Total 19.886 43 Total", "type": "Table" }, { "left": 92, "top": 710, "width": 226, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Customer Satisfaction", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 727, "width": 191, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Predictors: (Constant), Food Quality", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 740, "width": 163, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processing (2022)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "373", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 87, "width": 193, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Significance value = 0.01 < 0.05 which means regression model based on", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 87, "width": 438, "height": 154, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "research data = significant and meets the linearity criteria. Table 7 Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5.562 3.630 1.532 .133 Food Quality .341 .095 .487 3.609 .001", "type": "Table" }, { "left": 89, "top": 245, "width": 244, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Dependent Variable: Customer Satisfaction", "type": "Section header" }, { "left": 226, "top": 265, "width": 163, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processing (2022)", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 211, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The obtained regression equation model is Y = 5.562 + 0.341 X", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 333, "width": 211, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the table above, the value of the t- test result was obtained, where the food quality variable (X) obtained t count of", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 283, "width": 211, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3,609 with the signification value of 0.001. The statistical value of the test is greater than the t table (3,609>1,681) or the signification value is smaller than α = 0.05, so it is concluded that the food quality variable (X) has a significant influence on the consumer satisfaction variable.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 393, "width": 66, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CLOSING Conclusion", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 212, "height": 60, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the analysis carried out, in a study entitled \"The Effect of Food Quality on Guest Satisfaction of Ibis Arcadia Jakarta Hotel\" it can be concluded that:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 494, "width": 212, "height": 49, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(1) Food Quality Has an Effect of 23.7% on Consumer Satisfaction. The other 76.3% were affected by other variables or variables that were not tested.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 545, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2) The results showed that the Food Quality variable had a significant influence", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 393, "width": 212, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "on the satisfaction of Ibis Arcadia Jakarta hotel consumers.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 431, "width": 98, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Recommendation", "type": "Section header" }, { "left": 316, "top": 457, "width": 212, "height": 111, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "For Ibis Arcadia Jakarta Hotel, it is expected to pay attention to the quality of the food produced considering that consumers will pay attention to the shape, texture, appearance, and taste in choosing a food product that they will consume so that they can continue to provide good service to Ibis Arcadia Jakarta hotel consumers", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 583, "width": 71, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "REFERENCE", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 210, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andreas Tanuel Adinugraha, S. M. (2015).", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 608, "width": 149, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisa Pengaruh Kualitas Makanan dan Persepsi Harga", "type": "Table" }, { "left": 107, "top": 634, "width": 157, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Terhadap kepuasan Konsumen", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 646, "width": 125, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "D'Cost Surabaya . Jurnal", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 659, "width": 204, "height": 99, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hospitality dan Manajemen Jasa , 643-655. Anisatul Auliya, D. N. (2016). Pengaruh Hygiene Pengolahan Makanan Terhadap Kualitas Makanan di Hotel Aston Rasuna Jakarta. Jurnal Hospitality dan Pariwisata , 216-225.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 583, "width": 210, "height": 175, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik . Jakarta: PT Rineka Cipta . Bachtiar. (2011). Analisa Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Mahasiswa dalam memilih Politeknik Sawunggalih Aji Purworejo. Dinamika Sosial Ekonomi Vol 7 No. 1 . Fandy Tjiptono, G. C. (2011). Service Quality & Satisfaction Edisi Ketiga . Yogyakarta: Andi Offset . Ghozali, L. (2009). Aplikasi analisi multivariate dengan program", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 38, "width": 437, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Manajemen Pelayanan Hotel Akademi Komunitas Manajemen Perhotelan Indonesia (Indriani, Nugraha, Ardani, halaman 368-374) Vol 6, No 2 Edisi Desember 2022", "type": "Text" }, { "left": 507, "top": 781, "width": 21, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "374", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 87, "width": 209, "height": 238, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SPSS, Edisi Keempat. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro . Hotchkiss, N. &. (2012). Food Science(5th edition) . New York: Chapman and Hall. Philip Kotler, K. L. (2007). Manajemen Pemasaran. Edisi Kedua Belas. Jilid 1. Jakarta : Indeks. Rosihan, S. M. (2018). Pengaruh Citra Merek dan Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan (Studi pada Pengunjung Ubud Hotel & Cottages Malang). Sarjana thesis, Universitas Brawijaya . Ruastiti, N. M. (2019). Pengetahuan Pariwisata Bali. Aseni. S.Arikunto. (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik . Jakarta : PT Rineka Cipta .", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 328, "width": 211, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samsul Huda, J. N. (2015). UPAYA FOOD", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 340, "width": 172, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "& BAVERAGE PRODUCT DALAM", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 353, "width": 127, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MENINGKATKAN. Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 366, "width": 187, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kahsanah Ilmu , 45-55. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 87, "width": 211, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Susanto, S. d. (2015). Cara Mudah Belajar SPSS & Lisrel Teori dan Aplikasi untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Alfabeta .", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 138, "width": 194, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "T. Prasetyo Hadi Atmoko, H. K. (2017).", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 151, "width": 141, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Profesionalisme Chef dalam", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 163, "width": 155, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengolahan dan Meningkatkan", "type": "Table" }, { "left": 316, "top": 176, "width": 188, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas Makanan di Cavinton Hotel Yogyakarta. Jurnal Khasanah Ilmu , 60-69. V Zeithaml, M. B. (2006). McGraw-Hill International Editon.", "type": "Text" }, { "left": 316, "top": 239, "width": 207, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. Zeithaml, M. B. (2009). Service Marketing. McGraw-Hill International Edition. Wuntu, C. R. (t.thn.). Pengaruh Cita Rasa dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada Rumah Makan Warung Sidik Kota Batu). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB .", "type": "Text" } ]
ceef3a96-74d5-728d-4747-26dc0d8594a9
http://ji.unbari.ac.id/index.php/ilmiah/article/download/3661/1880
[ { "left": 70, "top": 39, "width": 269, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi", "type": "Section header" }, { "left": 70, "top": 54, "width": 254, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lembaga Penellitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Vol 23, No 3 (2023): Oktober, 3231-3237 DOI: 10.33087/jiubj.v23i3.3661", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 38, "width": 166, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "e-ISSN : 2549-4236, p-ISSN : 1411-8939", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3231", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 107, "width": 421, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi", "type": "Section header" }, { "left": 111, "top": 125, "width": 381, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Title" }, { "left": 204, "top": 173, "width": 187, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani, Tri Widarmanti", "type": "Section header" }, { "left": 78, "top": 187, "width": 442, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prodi Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom Correspondence: [email protected], @telkomuniversity.ac.id", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 454, "height": 182, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak. Perkembangan teknologi dan informasi pada revolusi industry 4.0 berdampak pada jumlah pengguna internet yang terus meningkat. Media sosial menjadi tempat untuk menyampaikan opini, membagikan dan menerima informasi dalam waktu cepat sehingga menghasilkan User Generated Content (UGC). Tidak hanya individu saja, perusahaan menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan pelanggannya dengan tujuan memahami posisi perusahaan di mata pelanggan. Melalui brand positioning di media sosial, perusahaan dapat membandingkannya dengan perusahaan kompetitor untuk mengukur keunggulan bersaing mereka di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui brand positioning dan competitive advantage pada top brand aplikasi transportasi online di Indonesia yaitu Go-Jek dan Grab melalui Twitter. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah mixed method . Penelitian ini memperoleh data melalui crawling data pada Twitter dengan menggunakan software RStudio versi 4.2.2. Data yang diolah pada penelitian ini adalah UGC berupa tweets dengan kata kunci “goride” dan “grabbike” yang merupakan salah satu produk dari masing-masing brand transportasi online. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan sejak tanggal 1 November 2022 sampai 30 November 2022. Kemudian data diolah menggunakan sentiment analysis dan visualiasi teksnya menggunakan Wordcloud untuk menganalisa topik apa yang sering dibicarakan oleh pengguna masing-masing aplikasi transportasi online. Hasilnya menunjukan posisi serta keunggulan dan kekurangan dari masing-masing aplikasi transportasi online.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 417, "width": 430, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : brand positioning, competitive advantage, user generated content, sentiment analysis, twitter.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 440, "width": 454, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract. The development of technology and information in the industrial revolution 4.0 an impact on the increasing number of internet users. Social media is a place to express opinions, share and receive information in a short time to produce User Generated Content (UGC). Not only individuals, but companies also use social media to interact with their customers to understand the company's position in the eyes of customers. Through brand positioning on social media, companies can compare with competing companies to measure their competitive advantage on social media. This study aims to determine the brand positioning and competitive advantage of the top brands of online transportation applications in Indonesia, namely Go-Jek and Grab via Twitter. The method used in this research is a mixed method. This study obtained data through crawling data on Twitter using RStudio version 4.2.2 software. The data processed in this study is UGC in the form of tweets with the keywords \"goride\" and \"grabbike\" which are products of each online transportation brand. Data collection in this study was carried out from November 1 2022 to November 30, 2022. Then the data was processed using sentiment analysis and text visualization using Wordcloud to analyze what topics are frequently discussed by users. The results show the position as well as the advantages and disadvantages of each online transportation application.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 612, "width": 424, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : brand positioning, competitive advantage, user generated content, sentiment analysis, twitter", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 637, "width": 88, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 649, "width": 219, "height": 111, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi dan informasi berkembang sangat pesat akibat arus revolusi industri 4.0 yang meningkatkan pengguna internet terus bertumbuh setiap tahunnya. Berdasarkan hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun 2021-2022 bahwa jumlah pengguna internet meningkat sebesar 210,03 juta pengguna dengan tingkat penetrasi", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 637, "width": 219, "height": 123, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "77,02% (APJII, 2022). Media sosial dapat digunakan oleh siapa saja untuk berperan dalam memberi kontribusi atau feedback secara terbuka, memberi informasi, dan memberi komentar dalam waktu yang cepat dan tidak terbatas dengan bantuan internet. Beberapa perusahaan jasa transportasi online melakukan interaksi dengan pelanggannya melalui akun resmi di media sosial Twitter. Aplikasi jasa transportasi online di Indonesia saat ini sudah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani dan Tri Widarmanti, Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3232", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mulai bermunculan dan berdasarkan Hasil Laporan Survei APJII 2022 menyatakan bahwa terdapat 2 aplikasi layanan transportasi online yang sering digunakan oleh masyarakat yaitu Go-Jek dan Grab.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 219, "height": 250, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gojek dan Grab memang menjadi aplikasi transportasi online yang popular dikalangan masyarakat karena dapat membantu kebutuhan sehari-hari untuk berangkat ke tempat tujuan seperti para pelajar atau mahasiswa, pekerja kantoran, ibu rumah tangga, dan lain sebagainya yang tidak bisa mengendarai sepeda motor, mereka dapat memanfaatkan salah satu produk dari Gojek yaitu Go-Ride dan dari Grab yaitu Grab Bike. Go-Ride dan Grab Bike memang biasa digunakan di kota-kota besar karena simpel, mudah, nyaman, dan dapat menjadi andalan ketika sedang dikejar waktu serta dapat menghindari kemacetan dengan mencari jalan pintas. Kedua produk aplikasi transportasi online ini memang hampir serupa, tetapi keduanya tetap mimiliki sedikit perbedaan mulai dari harga, promo, hingga fitur yang ditawarkan agar bisa menarik konsumen lebih banyak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 219, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Twitter menjadi salah satu tempat untuk pengguna Go-Ride dan Grab Bike menyalurkan keluhan dan komplain atas peristiwa yang dialaminya ke akun resmi @gojekindonesia dan @grabid, entah karena akunnya terkena softbanned yang menyebabkan tidak bisa mengklaim voucher, hingga maps aplikasi yang tidak presisi yang menyebabkan driver nyasar dan konsumen harus menunggu lama. Melalui Twitter perusahaan jasa transportasi online dapat memahami perilaku konsumen dan pesaingnya serta brand positioning mereka di mata pelanggan. Band positioning dapat mempengaruhi keunggulan kompetitif perusahaan untuk jangka waktu yang panjang sehingga penting bagi perusahaan memahami potensial posisi yang memungkinkan agar mendapatkan posisi yang lebih unggul di pasar yanag persaingannya semakin kompetitif.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 644, "width": 85, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tinjauan Literatur Pemasaran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 669, "width": 219, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut buku Manajemen Pemasaran karangan Kotler dan Keller (2009) pemasaran merupakan fungsi organisasi untuk mengkomunikasikan dan memberikan nilai kepada pelanggan dalam mengelola hubungan jangka pendek dan jangka panjang. Pemasaran merupakan proses perusahaan dalam menbentuk nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 219, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan pelanggan yang kuat untuk mendapatkan timbal balik dari pelanggan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 113, "width": 90, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku Konsumen", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 125, "width": 220, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku konsumen adalah proses yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi untuk mencari, mendapatkan, menyeleksi, membeli, menggunakan, dan mengevaluasi suatu barang atau jasa dengan dengan melakukan pertimbangan sebelum membeli atau menggunakan dilihat dari segi harga, kualitas, fungsi, keunikan, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka (Firmansyah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 264, "width": 41, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Persepsi", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 277, "width": 220, "height": 175, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2014), Persepsi adalah proses yang digunakan oleh satu individu untuk mengumpulkan, mengolah, dan menuliskan informasi yang ada setelah menciptakan gambaran yang bermakna. Menurut Firmansyah (2018), terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi persepsi konsumen yaitu: Penilaian konsumen terhadap suatu produk dilihat dari persepsinya karena setiap orang dapat memberikan persepsi yang berbeda terhadap produk yang sama sesuai dengan kebutuhan, keinginan, nilai dan pengalaman yang dirasakan (Firmansyah, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 467, "width": 91, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strategi Pemasaran", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 479, "width": 220, "height": 150, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pemasaran memiliki strategi khusus untuk memasuki pasar yang ditargetkan dengan menentukan posisi dan bauran pemasaran. Strategi Pemasaran adalah sebuah konsep yang menguraikan ekspektasi perusahaan untuk menangani dampak dari berbagai macam aktivitas pemasaran pada permintaan produk di pasar yang akan dimasuki (Kotler & Armstrong, 2014). Terdapat tiga langkah dalam merancang strategi pemasaran, diantaranya: Segmenting, Targeting, dan Positioning (Kotler & Armstrong, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 644, "width": 61, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand/Merek", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 657, "width": 219, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Philip Kotler & Gary Armstrong (2014), merek adalah nama, simbol, tanda, rancangan, atau kombinasi yang berfungsi untuk membedakan satu produk dengan produk lainnya sehingga berbeda dengan pembeli atau pemilik usaha. Merek tidak hanya memiliki nama dan logo; sebaliknya, ia juga memiliki cerita dan koneksi yang dikembangkan berdasarkan persepsi pengguna serta saran yang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani dan Tri Widarmanti, Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3233", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diberikan kepada mereka setiap kali mereka berkomunikasi dengan merek tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 219, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand Positioning Menurut Kotler (2003) Brand", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 219, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Positioning adalah tindakan yang dilakukan perusahaan dalam merancang penawaran dan menciptakan citra perusahaan yang berbeda dari para pesaingnya dan mendapatkan tempat khusus dalam benak pelanggan. Perusahaan perlu memposisikan merek mereka dengan jelas di benak pelanggan dengan menetapkan visi dan misi apa yang akan dilakukan oleh merek tersebut, karena janji yang ditawarkan oleh perusahaan harus dapat dirasakan oleh pelanggan (Kotler & Gary Armstrong, 2014) Untuk mengeksplorasi pemosisian merek, perusahaan dapat membangun peta pemosisian perseptual, yang menunjukkan persepsi konsumen tentang merek mereka dengan merek pesaing (Kotler & Armstrong, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 105, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competitive Adventage", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 219, "height": 250, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (2014), keunggulan kompetitif adalah keunggulan yang dimiliki penjual atas pembeli dengan menawarkan nilai yang lebih menguntungkan pembeli dibandingkan dengan apa yang ditawarkan penjual, baik dari titik harga yang lebih tinggi atau dengan memberikan lebih banyak manfaat untuk titik harga yang lebih tinggi. Untuk membangun hubungan yang menguntungkan dengan audiens sasaran, bisnis harus memahami kebutuhan pelanggannya dan menawarkan harga yang lebih tinggi daripada yang digunakan dalam pesaing. Karena perusahaan memiliki pemahaman yang jelas tentang perbedaan dan posisinya sebagai penyedia layanan pelanggan berkualitas tinggi, itu telah membentuk keunggulan kompetitif. Namun, jika bisnis hanya menawarkan janji kosong kepada pelanggan, posisi yang dijelaskan di atas tidak akan bertahan lama .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 619, "width": 219, "height": 149, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "User Generated Content (UGC) User Generated Content (UGC) atau Konten Buatan Pengguna adalah segala bentuk konten yang dibuat oleh pengguna secara sukarela pada sebuah platform media sosial seperti: blog, chat, diskusi, forum, gambar digital, podcast, post, tweet, wiki, video, dan audio (Marie-Francine et al., 2014) Selama konten tersebut dihasilkan oleh pengguna online dalam situs publik dan konten tersebut dapat diakses oleh sekelompok orang, maka dinamakan User Generated Content (UGC)", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 75, "width": 219, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Marie-Francine et al., 2014). UGC yang berisi sebuah ulasan dan opini dapat menjadi sumber informasi dan aset yang berharga bagi pelaku bisnis (Saif et al, 2016) karena informasi dari UGC dapat mengidentifikasi apa yang dipikirkan konsumen terhadap produk atau layanan sebuah merek (Marie-Francine et al., 2014). UGC digunakan untuk mengekstraksi dan memvisualisasikan hubungan komparatif antara produk dari ulasan pelanggan dengan janji yang ditawarkan oleh perusahaan .", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 226, "width": 43, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Big Data", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 239, "width": 219, "height": 200, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Provost dan Fawcett (2013), big data merupakan kumpulan data yang jauh lebih besar dari sistem pengolahan data tradisional dan membutuhkan teknologi baru untuk teknik pengolahan data. Big Data mengacu pada kumpulan data yang besar, tidak terstruktur, dan tidak dapat diandalkan ketika perangkat lunak pengolah data tradisional digunakan, seperti saat melakukan pengumpulan data, analisis, analisis, analisis, analisis, transfer, kueri, enkripsi, dan meringkas operasi. Big Data memiliki tiga komponen yang menjadi indikator kunci untuk membandingkannya dengan data konvensional: volume (jumlah data yang relatif besar), kecepatan (aliran data yang relatif cepat), dan variasi (beragam jenis data).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 454, "width": 56, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Text Mining", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 467, "width": 220, "height": 187, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Feldman & Sanger (2007), text mining adalah satu-satunya teknik yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan dan mengekstraksi informasi dari sejumlah besar data linguistik dengan menggunakan alat analisis. Penambangan teks digunakan untuk memilah-milah data tekstual yang tidak terstruktur, menangkap informasi, memperoleh informasi, dan menyajikan informasi. Text mining dapat berupa artikel, buku, dan media sosial (Xiaojun, 2011). Penambangan teks mengubah format data yang ada menjadi lebih terstruktur untuk mengidentifikasi tiang dengan riasan dan mengubahnya menjadi pengetahuan baru (IBM, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 669, "width": 84, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sentiment Analysis", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 682, "width": 220, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sentiment analysis, kadang-kadang dikenal sebagai \"penambangan pendapat,\" adalah studi komputer yang mengidentifikasi dan mengklasifikasikan pendapat, perasaan, dan emosi orang lain dalam hubungannya dengan entitas tertentu yang terkandung dalam teks (Liu, 2012). Analisis sentimen dilakukan secara", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani dan Tri Widarmanti, Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3234", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mendalam terhadap user-generated content seperti ulasan, masukan, dan user-generated content dari media sosial. Analisis sentimen diperlukan karena pembaca secara alami akan mencari situs web yang relevan, mengevaluasinya, dan mengumpulkan pendapat mereka untuk menentukan apakah teks yang dibaca itu positif, negatif, atau netral (Liu, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 54, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 219, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini menggunakan metode penelitian campuran (mixed method) yang menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif. Menurut Sekaran et al (2020) metode campuran adalah mengindentifikasi masalah yang berhubungan dengan perilaku sosial dengan cara mengumpulkan dan nganalisis data kuantitatif dan data kualitatif sebagai jawaban atas pertanyaan penelitian, serta mengintegrasikan dua bentuk data untuk menghasilkan wawasan atau pemahaman yang baru dan lebih lengkap.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 366, "width": 219, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tahapan dalam pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 391, "width": 219, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Identifikasi Masalah: Peneliti melakukan identifikasi fenomena brand positioning jasa transportasi online seperti yang telah dijelaskan di pendahuluan.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 159, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Menentukan Tujuan Penelitian:", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 454, "width": 201, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Untuk mengetahui opini konsumen berdasarkan data UGC terhadap Go- Ride dan Grab Bike di media sosial Twitter.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 505, "width": 202, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Untuk mengetahui posisi merek (brand positioning) Go-Ride dan Grab Bike di media sosial Twitter.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 543, "width": 202, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Untuk mengetahui produk jasa transportasi online yang lebih unggul dilihat sentimen pengguna di media sosial Twitter.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 593, "width": 219, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Studi Literatur: peneliti melakukan studi literatur mengenai Pemasaran, Perilaku Konsumen, Persepsi, Strategi Pemasaran, Brand/ Merek,", "type": "List item" }, { "left": 180, "top": 631, "width": 30, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand", "type": "Table" }, { "left": 235, "top": 631, "width": 56, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Positioning,", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 644, "width": 201, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Competitive Advantage, User Generated", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 75, "width": 201, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Content (UGC), Big Data, Text Mining, Sentiment Analysis .", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 100, "width": 220, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pengumpulan Data: Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengumpulkan data sekunder dengan cara crawling data di media sosial Twitter menggunakan kata kunci “goride” dan “grabbike” menggunakan software RStudio versi 4.2.2", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 176, "width": 219, "height": 124, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan data primer dengan melakukan wawancara kepada pengguna Go-Ride dan Grab Bike. 5. Pengolahan Data: Peneliti melakukan cleaning data menggunakan Microsoft Excel 2019. Setelah itu untuk menganalisis sentimennya, peneliti melakukan 4 tahapan pre-processing text, yaitu: lowercase coversion, tokenization, stopword removal dan stemming.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 302, "width": 219, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6. Analisis Data: Mengidentifikasi percakapan/opini mengenai brand", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 328, "width": 201, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "positioning jasa transportasi online Go-Jek dan Grab dengan melakukan Sentiment Analysis untuk mengukur opini konsumen, setelah itu melihat competitive advantage dan membandingkan antara Go-jek dan Grab ini berdasarkan persepsi konsumen. Identifikasi sentiment analysis dilakukan menggunakan Google Colabolatory dengan bahasa pemograman Python. . Kemudian penulis melakukan wawancara kepada narasumber untuk menentukan brand positioning dan competitive advantage berdasarkan dimensinya dan akan", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 492, "width": 201, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disesuaikan dengan wordcloud pada setiap pada setiap sentiment Go-Ride dan Grab Bike. Kemudian untuk competitive advantage penulis melakukan presentase berdasarkan frekuensi pada wordcloud yang sudah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 568, "width": 219, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7. Hasil dan Kesimpulan: Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, lalu akan memberikan saran untuk penelitian selanjutnya.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 631, "width": 40, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani dan Tri Widarmanti, Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3235", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 181, "width": 93, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: data olahan", "type": "Section header" }, { "left": 274, "top": 194, "width": 51, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 206, "width": 280, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Sentiment dari Aplikasi Transportasi Online", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 232, "width": 219, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil sentiment analysis yang telah dilakukan peneliti, maka hasilnya menunjukan jumlah angka yang berbeda pada masing-masing aplikasi transportasi online yaitu pada jumlah sentiment negative, positive, dan neutral. Hasil tersebut didapat melalui konten yang diekspresikan dalam bentuk User", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 320, "width": 219, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Generated Content (UGC) . Gambar 1 menunjukan perbandingan sentiment dari aplikasi transportasi online . Hasilnya menunjukan persentase sentiment negative lebih unggul Gojek 11,03% dengan persentase sebesar 50,98% dan Grab dengan persentase sebesar", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 232, "width": 219, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "39,95%, berarti lebih banyak pelanggan yang memberikan opini negatif terhadap Gojek dibanding kepada Grab. Lalu persentase pada sentiment positive, Gojek lebih unggul 0,97% dengan persentase sebesar sebesar 31,64% dan Grab sebesar 30,67%, berarti lebih banyak pelanggan yang memberikan opini positif terhadap Gojek dibanding kepada Grab. Kemudian persentase sentiment neutral lebih unggul Grab 12% dengan persentase sebesar 29,38% dan Gojek dengan persentase sebesar 17, 38%.", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 409, "width": 38, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1", "type": "Section header" }, { "left": 76, "top": 422, "width": 408, "height": 45, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Brand Positioning Aplikasi Transportasi Online Dimensi Brand Positioning Keyword pada Gojek Keyword pada Grab Value “mahal”, “lelet”, “softbanned”, “baik”, “cepet”, “cashback”", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 445, "width": 432, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“mahal”, “error”, “maps”, “baik”, “cepet”, “promo” Uniqueness “fitur” “motor” Credibility “cancel”, “konfirmasi” “cancel”, “konfirmasi” Sumber: data olahan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 518, "width": 219, "height": 175, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1 menunjukan perbandingan brand positioning yang telah dikategorikan berdasarkan dimensi value, uniqueness, dan credibility . Pada dimensi value kata kunci yang sama-sama dimiliki oleh Gojek dan Grab yaitu “mahal”, “baik”, dan “cepet” yang berarti dua aplikasi transportasi online ini memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggan dan bisa menjadi alternatif yang diandalkan karena bisa mengantar dengan cepat, tetapi untuk masalah harga, Gojek dan Grab memiliki harga yang mahal di mata pelanggan. Berikut perbandingan Gojek dan Grab pada opini negatif di dimensi value, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 696, "width": 219, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Beberapa driver Go Ride di mata pelanggan terlalu lelet dalam mengendarai motor, selain itu banyak pelanggan yang merasakan akunnya terkena softbanned dikarenakan banyak kode promo yang tidak bisa di redeem.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 518, "width": 220, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pelanggan Grab merasa bahwa aplikasi sering error dan tidak muncul notifikasi , lalu pelanggan merasa maps pada aplikasi Grab kurang luas jangkauannya karena titik lokasi pelanggan tidak terdeteksi oleh aplikasi, dua hal ini menyebabkan sering terjadinya miskomunikasi antara pelanggan dan driver.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 620, "width": 219, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Gojek dan Grab pada opini positif di dimensi value, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 645, "width": 219, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Walaupun pelanggan merasa harga yang ditawarkan oleh Gojek mahal, tetapi Gojek tetap memberikan penawaran berupa promo di setiap hari selasa dan cashback jika pelanggan membayar menggunakan Gopay, hal ini dapat menguntungkan pelanggan karena ongkos perjalanan menjadi lebih hemat.", "type": "List item" }, { "left": 307, "top": 746, "width": 219, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Grab pun sama seperti Gojek, jika Gojek menawarkan cashback yang menguntungkan", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani dan Tri Widarmanti, Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3236", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 75, "width": 201, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk pelanggannya, Grab menawarkan promo menarik setiap harinya kepada pelanggan tetapi promo tersebut digunakan pada kota dan jam tertentu dengan memberikan kode promo yang mudah untuk di redeem oleh penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 219, "height": 85, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya pada dimensi uniqueness, Gojek dan Grab memiliki keunikan masing- masing untuk menarik perhatian pelanggannya. Jika Gojek menawarkan fitur untuk mengubah lokasi disaat pertengahan perjalanan untuk memudahkan pelanggannya, Grab pun menawarkan berbagai jenis motor yang bisa", "type": "Text" }, { "left": 280, "top": 75, "width": 247, "height": 187, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "disesuaikan dengan kebutuhan pelanggannya. Gojek dan Grab berusaha untuk membuat para pelanggannya nyaman dengan layanan yang diberikannya. Terakhir, pada dimensi credibility Gojek dan Grab memiliki kata kunci yang sama yaitu “cancel” dan “konfirmasi”. Yang berarti, dua hal ini perlu diperbaiki oleh Gojek dan Grab agar driver memiliki etika yang lebih baik dengan tidak seenaknya dalam meminta atau melakukan pembatalan orderan kepada pelanggan dan selalu melakukan konfirmasi terlebih dahulu jika ada sesuatu yang membutuhkan persetujuan dari pihak pelanggan. Tabel 2", "type": "Text" }, { "left": 141, "top": 264, "width": 317, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perbandingan Competitive Advantage Aplikasi Transportasi Online", "type": "Section header" }, { "left": 61, "top": 278, "width": 476, "height": 461, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dimensi Keyword Gojek Sentiment Persentase Keyword Grab Sentiment Persentase Price Mahal Negatif 58,96% Mahal Negatif 52,24% Quality Ramah Positif 31,52% Nyasar Negatif 29,68% Delivery Dependability Cancel Negatif 22,36% Konfirmasi Negatif 23,32% Sumber: data olahan Tabel 2 menunjukan keyword pada masing-masing aplikasi transportasi online berdasarkan dimensi competitive advantage. Pada dimensi price Gojek dan Grab memiliki kata kunci “mahal” dengan label sentiment yang sama-sama negatif dan nilai yang lebih unggul ada pada Gojek dengan persentase sebesar 58,96% dan Grab dengan persentase sebesar 52,24%. Yang berarti pada dimensi price yang lebih unggul adalah Grab karena menawarkan harga yang lebih murah dibandingkan Gojek. Lalu, pada dimensi quality Gojek memiliki kata kunci “ramah” dengan label sentiment positif dan memiliki persentase sebesar 31,52% sedangkan Grab memiliki kata kunci “nyasar” dengan label sentiment negatif dan memiliki persentase sebesar 29,68%, yang berarti pada dimensi quality Gojek lebih unggul dibandingkan Grab. Pada dimensi delivery dependability , Gojek dan Grab memiliki kata kunci yang sama-sama dari label sentiment negatif, dimana Gojek memiliki kata kunci “cancel” dengan persentase sebesar 22,36% dan Grab memiliki kata kunci “konfirmasi” dengan persentase sebesar 23,32%. Karena keduanya memiliki kata kunci dari label sentiment negatif, berarti hubungan antara pelanggan dengan driver lebih baik pada aplikasi Gojek dibanding Grab, maka dari itu pada dimensi delivery dependability Gojek lebih unggul dibandingkan Grab.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 350, "width": 219, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN Kesimpulan dalam penelitian", "type": "Table" }, { "left": 307, "top": 375, "width": 220, "height": 326, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berdasarkan hasil Sentiment Analysis , label sentiment positif pada aplikasi Go-Ride lebih tinggi presentasenya dibanding Grab Bike. Tetapi Go-Ride dan grab Bike sama-sama didominasi oleh sentiment negatif dibanding sentiment positif yang isinya berupa komplain dan keluhan pengguna Go-Ride dan Grab Bike mengenai harga, pelayanan, dan aplikasi error . Lalu pada brand sentiment negatif pada aplikasi Gojek dan Grab terkenal dengan harganya yang mahal dan driver yang seringkali membatalkan pesanan dari pelanggan. Lalu untuk brand positioning posisi Gojek dan Grab di mata pelanggan sama-sama memiliki harga yang mahal tetapi tetapi tetap memberikan pelayanan yang baik dan menjadi aplikasi yang dapat diandalkan untuk mengantar pelanggan dengan cepat. competitive advantage pada aplikasi transportasi online, Go-Ride dapat dikatakan lebih unggul dibanding Grab Bike, karena pada analisis tersebut menyatakan bahwa Go-Ride unggul pada dimensi Quality dengan sentiment positif sedangkan Grab Bike tidak ada yang unggul dari seluruh dimensi dikarenakan seluruh dimensi pada Grab Bike menunjukan sentiment negatif.", "type": "Text" }, { "left": 307, "top": 717, "width": 104, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 307, "top": 729, "width": 219, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Armstrong, G., Opresnik, M. O., & Kotler, P. 2020. Principles of Marketing . Pearson.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 38, "width": 454, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mufrihah Fitriyani dan Tri Widarmanti, Brand Positioning untuk Keunggulan Bersaing pada Aplikasi Transportasi Online Menggunakan Sentiment Analysis (Studi pada: Go-Jek dan Grab)", "type": "Page header" }, { "left": 501, "top": 797, "width": 25, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3237", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 219, "height": 212, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Data Indonesia. 2022. APJII: Pengguna Internet Indonesia Tembus 210 Juta pada 2022. https://dataindonesia.id/digital/detail/apji i-pengguna-internet-indonesia-tembus- 210-juta-pada-2022 Feldman, R., & Sanger, J. 2007. The text mining handbook : advanced approaches in analyzing unstructured data . Cambridge University Press. Firmansyah, M. A. 2018. Perilaku Konsumen (Sikap dan Pemasaran). Kotler, P. 2003. Marketing Management . Prentice Hall. Kotler, P., & Keller, K. L. 2009. Marketing Management . Pearson Prentice Hall. Liu, B. 2012. Sentiment analysis and opinion mining . Springer.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 219, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marie-Francine Moens, Juanzi Li, & Tat-Seng Chua. 2014. Mining User Generated Content .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 219, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Philip Kotler, & Gary Armstrong. 2014. Principles of Marketing 18 th Ed. Pearson Education Limited. Provost, F., & Fawcett, T. 2013. Data Science and its Relationship to Big Data and Data-Driven Decision Making. Big Data , 1 (1), 51–59.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 219, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saif, H., He, Y., Fernandez, M., & Alani, H. 2016. Contextual semantics for sentiment", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 442, "width": 121, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "analysis of Twitter.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 219, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Information Processing & Management , 52 (1) Sekaran Uma, & Bougie Roger. 2020. Research Methods for Business: A Skill Building Approach 8th Edition . www.wileypluslearningspace.com", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 219, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IBM. 2020, What is Text Mining? . IBM.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 219, "height": 73, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved November 30, 2022, from https://www.ibm.com/cloud/learn/text- mining Xiaojun, Z. 2011. Michael W. Berry and Jacob Kogan (eds.): Text Mining: Applications and Theory. Information Retrieval ,", "type": "Text" }, { "left": 107, "top": 619, "width": 76, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 (2), 208–211.", "type": "Text" } ]
de243bf3-4177-15ec-c5d8-fe2d8590a8d0
https://journal.ubm.ac.id/index.php/psibernetika/article/download/487/459
[ { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 95, "top": 136, "width": 408, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK “X” DI BANDUNG", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 188, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Akira", "type": "Text" }, { "left": 263, "top": 208, "width": 71, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Devi Jatmika", "type": "Section header" }, { "left": 267, "top": 250, "width": 64, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 280, "width": 439, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "According to Indonesia population statistic, birth rate is getting increased along the year. Thus, public health area need improvement especially hospitals for mother and child. Nurses in the hospitals play important role in serving patients, they have to work in morning or night shift. Based on interview to some nurse at “LM” mother and child hospital in Bandungl, they admitted that the number of patients are getting increased and nurses have to over work and helped their colleagues because the lack of human resources. The willingness to act extra role of their job called organization citizenship behavior (OCB). The aim of this research is to find the OCB among nurses in “LM” nurses. A quantitative descriptive research was conducted. Questionnaire was created based organization citizenship behavior theory by Organ (2006). The result revealed OCB of nurses in “LM” hospitals 32.48% were in low level. In details, four dimensions were in low level: altruism (45.30%), sportsmanship (47.01%), civic virtue (47.01%) and conscientiousness (31.62%). Meanwhile, courtesy was in moderate level (49.57%). Job characteristics that different among nurses and quality of workload should be the factor to explore more in OCB future research.", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 498, "width": 372, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Keywords: Organizational Citizenship Behavior, work performance, nurses", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 521, "width": 135, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "A. LATAR BELAKANG", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 542, "width": 454, "height": 197, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam bentuk pelayanan kesehatan saat ini menjadi prioritas utama program kesehatan dari pemerintah. Upaya untuk menjawab tuntutan pelayanan kesehatan yang lebih baik adalah melalui pendirian rumah sakit. Pelayanan kesehatan diadakan untuk menunjang pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat. Salah satu program kesehatan pemerintah yaitu untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak dikarenakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam mewujudkan pertumbuhan dan perkembangan sejak dalam kandungan, bayi, anak dan remaja yang baik adalah sumber daya manusia yang berkualitas (Riauterkini.com, 2013). Menurut Dinas Kependudukan tahun 2000-2025 yang menunjukkan bahwa untuk Indonesia secara umum, jumlah penduduk akan mengalami peningkatan dari 205,1 juta di tahun 2000 menjadi 273,1 juta di tahun 2025. Dari", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 454, "height": 260, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "hal tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya kita membutuhkan adanya fasilitas dan sarana yang dapat melayani kelahiran yang akan terjadi. Salah satu fasilitas tersebut diwujudkan dalam bentuk sebuah Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) yang khusus menangani ibu hamil, bersalin dan bayi baru lahir, sampai anak hingga menjadi dewasa. Pelayanan RSIA mencakup pelayanan kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan administrasi meliputi pendaftaran pasien, pencatatan rekam medik pasien dan pembayaran. Pelayanan kesehatan itu sendiri meliputi pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik dan pelayanan asuhan keperawatan. Pelayanan tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan dan unit rawat inap. Agar dapat menghasilkan pelayanan kesehatan yang optimal, diperlukan pengaturan sedemikian rupa sehingga RSIA mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki dengan berdaya guna dan berhasil guna (Ilyas dalam Rahayu 2009). RSIA harus memiliki sumber daya manusia yang profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan (Rahayu, 2009) .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 454, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "RSIA “LM” yang berlokasi di Bandung pada awal mulanya adalah hanya sebuah klinik sangat sederhana dengan kamar bersalin tanpa dilengkapi dengan peralatan canggih dan fasilitas modern. Saat itu, persalinan kebanyakan ditolong oleh pendiri sekaligus pemilik sendiri, pendiri klinik yang namanya juga dipakai untuk menamai klinik ini. Seiring dengan tuntutan jaman dan demi meningkatkan pelayanan kepada para pasien, maka pada awal tahun 2010 klinik tersebut memulai pembangunan gedung rumah sakit yang lebih modern dan megah, yang saat ini sudah mencapai tahap penyelesaian dan berganti nama menjadi RSIA “LM”. Setelah pembangunan gedung baru ini, maka kapasitas RSIA “LM” bertambah, jenis pelayanan semakin bervariasi, sarana dan prasarana semakin modern, dilengkapi pula dengan suasana yang bersahabat dengan wanita dan anak-anak (Profil Rumah Sakit “LM”, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 592, "width": 454, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Direktur Operasional Rumah Sakit “LM” mengatakan bahwa sebagai salah satu RSIA yang berupaya meningkatkan pelayanan kesehatan untuk ibu dan anak di Bandung dan sekitarnya secara optimal, RSIA “LM” memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit Ibu Anak yang paling dipercaya oleh masyarakat Bandung dan sekitarnya dengan menyediakan pelayanan yang komprehensif dan berkualitas bagi ibu dan anak”. RSIA “LM” juga memiliki misi “Menyediakan pelayanan kesehatan bagi ibu dan anak yang dapat diandalkan sehingga secara bermakna membantu menurunkan angka kematian bayi dan angka kematian ibu, dengan cara: memberikan pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif yang berkualitas untuk", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 53, "width": 118, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 74, "top": 69, "width": 88, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PSIBERNETIKA", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 454, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ibu dan anak termasuk tumbuh kembang anak; memberikan pelayanan yang bersahabat, aman dan nyaman terhadap wanita dan anak”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 155, "width": 454, "height": 221, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pemilik dari RSIA “LM” mengungkapkan bahwa kelebihan-kelebihan RSIA “LM” dari segi kelengkapan fasilitas membuat semakin banyak masyarakat yang mempercayakan layanan kesehatan ibu dan anak kepada RSIA “LM”. Hal ini ditinjau dari jumlah pasien yang datang semakin hari semakin meningkat baik pasien yang melahirkan maupun yang datang untuk memeriksakan kesehatan serta perkembangan anaknya ke klinik tumbuh kembang, yaitu sebesar 23,44%/tahun. Selain itu, berdasarkan hasil evaluasi yang diperoleh dari angket kepuasan konsumen yang diisi oleh pasien dan keluarga pasien, RSIA “X” dianggap sudah mampu memberikan pelayanan kesehatan secara professional sehingga mereka merasa nyaman untuk datang ke RSIA “X”, bahkan menjadi pelanggan setia dari RSIA “X”. Mereka berpendapat bahwa selain tempat yang bersih dan nyaman, juga pelayanan yang diberikan oleh tenaga medisnya dapat menjawab seluruh kebutuhan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 454, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Di antara semua tenaga yang bekerja di RSIA, perawat merupakan salah satu komponen penting dan strategis dalam pelaksanaan layanan kesehatan. Perawat berada di garis depan bagi keberhasilan suatu RSIA dalam memberikan pelayanan kesehatan. Perawat juga merupakan faktor penentu bagi mutu pelayanan dan citra Rumah Sakit (Depkes, 1999). Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit, sehingga mutu pelayanan kesehatan Rumah Sakit juga ditentukan oleh mutu pelayanan keperawatan (Depkes, 1999). Perawat memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan kebutuhan pasien.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 454, "height": 176, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Menurut Kepala Bidang Keperawatan RSIA “X”, seluruh uraian tugas yang dicantumkan telah dilakukan oleh seluruh perawat pelaksana dengan cukup optimal. Meskipun demikian, Kepala Bidang Keperawatan RSIA “X” menjelaskan bahwa masih terdapat beberapa masalah yang sering terjadi di RSIA “X”, terutama yang berkaitan dengan kinerja keperawatan. Jumlah perawat pada RSIA “X” secara keseluruhan adalah 120 perawat. Akan tetapi, berdasarkan hasil survey dari RSIA X mengenai data peningkatan jumlah pasien yang telah dilakukan jika dilihat dari jumlah pasien yang semakin hari semakin meningkat maka kebutuhan tenaga keperawatan RSIA “X” masih kurang. Kondisi ini yang menyebabkan para perawat dilakukan rotasi untuk mengantisipasi kurangnya tenaga", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 454, "height": 32, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "keperawatan, perawat dari instalasi lain atau shift lain membantu melayani kebutuhan pasien sehingga terkadang banyak perawat harus kerja lebih.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tugas keperawatan yang padat dan banyak resiko, disertai dengan masih kurangnya tenaga perawat di RSIA “X”, maka dapat dikatakan bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan lebih optimal, perawat tidak hanya melakukan pekerjaan sesuai dengan uraian tugas yang telah ditetapkan dalam SOP ( Standard Operational Procedure ) tetapi perawat juga memerlukan Organizational Citizenship Behavior (OCB). OCB adalah perilaku individu yang dilakukan atas kehendaknya sendiri meskipun tidak tercantum dalam uraian tugas, dan tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward , yang pada umumnya dapat meningkatkan fungsi organisasi secara efektif dan efisien (Organ, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 454, "height": 197, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Menurut Organ (2006), OCB terdiri dari lima dimensi: (1) altruism , yaitu perilaku sukarela pada karyawan yang memiliki efek membantu orang lain yang spesifik dengan masalah organisasional yang relevan, (2) courtesy , yaitu perilaku sukarela dalam diri setiap individu untuk mencegah timbulnya masalah dengan orang lain sehubungan dengan pekerjaannya, (3) sportsmanship , yaitu keinginan dari karyawan untuk mentolerir kekurangan dari kondisi ideal tanpa mengeluh, (4) civic virtue , yaitu perilaku pada bagian dari individu yang menunjukkan bahwa ia / dia bertanggung jawab berpartisipasi dalam, terlibat dalam, atau prihatin dengan kehidupan perusahaan, (5) conscientiousness , yaitu perilaku sukarela pada diri karyawan untuk melampaui persyaratan minimum peran organisasi di bidang kehadiran, mematuhi aturan dan peraturan, mengambil istirahat, dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 454, "height": 176, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Wawancara awal dilakukan kepada sembilan orang perawat yang mewakili masing- masing divisi dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tugas-tugas, tanggung jawab, dan masalah-masalah yang dialami oleh para perawat. Menurut lima dari sembilan orang perawat mengatakan bahwa kurangnya tenaga perawat membuat kebutuhan pasien menjadi kurang dapat terlayani secara optimal. Dalam menjalankan tugas keperawatannya, mereka merasa kewalahan ketika mereka harus kerja ekstra terutama apabila mereka harus bekerja di instalasi yang tidak sesuai dengan keahliannya. Seperti halnya ada seorang perawat yang berlatar belakang pendidikan ilmu keperawatan untuk menangani pasien dewasa tapi saat dibutuhkan maka ia harus membantu merawat pasien bayi baru lahir. Kondisi ini yang", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 65, "width": 118, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 81, "width": 88, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PSIBERNETIKA", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 454, "height": 53, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "membuatnya jadi bekerja tidak optimal karena takut melakukan kesalahan apalagi jika pada saat itu dalam satu instalasi hanya terdapat empat hingga lima perawat yang sedang bertugas dan ada beberapa perawat senior yang sedang cuti.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 178, "width": 454, "height": 198, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lebih lanjut lagi uraian pekerjaan yang mereka dapat dari koordinator pada pelaksanaannya tidaklah sesuai. Mereka banyak melakukan pekerjaan di luar uraian pekerjaan, tergantung dari kebutuhan RSIA saat itu sehingga mereka merasakan adanya beban kerja yang berlebih. Padatnya beban kerja membuat 3 orang perawat mengeluh, terlebih jika terdapat pasien yang tidak sabar dan minta dilayani secara cepat, sedangkan perawat pada saat yang sama harus melayani pasien lainnya. Kondisi ini terkadang membuat perawat jadi terkena marah kepala bidang keperawatan apabila terdapat laporan dari pasien mengenai kinerja perawat yang lamban padahal sebetulnya perawat yang ada sedang melayani pasien lain. Keluhan tersebut berdampak pada kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan pada pasien maupun keluarga pasien.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 454, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Menurut dua dari sembilan perawat mengatakan bahwa mereka merasa kesal dan terbebani, apabila ada rekan kerjanya yang bekerja kurang inisiatif di saat banyaknya pasien yang datang ke RSIA. Sehingga mereka harus menangani seluruh pekerjaan yang ada, sehingga mereka harus inisiatif menangani pekerjaan rekan dengan cara membantu keluarga pasien yang terlihat kesulitan menggunakan fasilitas Rumah Sakit, membantu memberikan penjelasan pada pasien saat pasien mengalami kesulitan dalam menentukan tindakan apa yang harus dilakukan, dan kemana mereka harus berobat tanpa diminta terlebih dahulu sehingga membuat pasien dan keluarganya merasa lebih nyaman.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 454, "height": 176, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kepala bidang keperawatan mengatakan bahwa salah satu hal penting yang mendukung terciptanya pelayanan keperawatan yang optimal adalah terciptanya suasana saling mendukung dan empati antar perawat. Sebanyak 100% perawat berusaha untuk saling memahami situasi, kondisi, dan karakteristik rekan kerja satu dengan yang lain, meningkatkan komunikasi agar tidak terjadi kesalahpahaman, dan membangun rasa kekeluargaan dengan sesama rekan kerja agar dapat membina hubungan yang baik. Para perawat menyadari bahwa hubungan yang baik dengan rekan kerja dapat mempererat kerja sama antar perawat dalam melayani seluruh pasien dengan keterbatasan tenaga keperawatan yang ada.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 454, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Fenomena mengenai OCB sangat menarik untuk diteliti karena tidak semua pekerja dapat memunculkan perilaku OCB . Perawat yang melakukan OCB dapat memberikan pelayanan yang optimal pada pasien beserta keluarga pasien meskipun jumlah perawat terbatas dan beban kerja mereka menjadi berlebihan. Berdasarkan fenomena yang terjadi di lapangan, maka peneliti tertarik untuk mengetahui gambaran mengenai OCB terhadap perawat di RSIA “LM” berdasarkan kelima dimensi OCB serta dengan mengetahui gambaran OCB pada perawat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 303, "width": 147, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "B. TUJUAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 323, "width": 454, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada perawat di RSIA “LM” di Bandung.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 125, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "C. TINJAUAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 406, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Organizational Citizenship Behavior", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 427, "width": 454, "height": 176, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Menurut Podsakoff (Organ, 2006) Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku individu yang dilakukan atas kehendaknya sendiri meskipun tidak tercantum dalam uraian tugas, dan tidak berkaitan secara langsung atau eksplisit dengan sistem reward (imbalan), yang pada umumnya dapat meningkatkan fungsi organisasi secara efektif dan efisien. Menurut Organ dan Konovsky (Sahrah, 2010), Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah perilaku prososial atau tindakan ekstra yang melebihi deskripsi peran yang ditetapkan suatu organisasi. Sedangkan menurut Triyanto dan Santosa (2009) Organizational Citizenship Behavior (OCB) adalah suatu perilaku sukarela yang tampak dan dapat diamati yang didasari oleh suatu motif/nilai yang dominan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 613, "width": 454, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dimensi Organizational Citizenship Behavior (OCB) menurut Organ (2006), antara lain :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 664, "width": 436, "height": 32, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "a. Altruism , yaitu perilaku sukarela pada karyawan yang memiliki efek membantu orang lain yang spesifik dengan masalah organisasional yang relevan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 706, "width": 435, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "b. Courtesy , yaitu perilaku sukarela dalam diri setiap individu untuk mencegah timbulnya masalah dengan orang lain sehubungan dengan pekerjaannya", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 62, "width": 118, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 77, "width": 88, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PSIBERNETIKA", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 116, "width": 436, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "c. Sportsmanship , yaitu keinginan dari karyawan untuk mentolerir kekurangan dari kondisi ideal tanpa mengeluh", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 158, "width": 436, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "d. Civic virtue , yaitu yaitu perilaku pada bagian dari individu yang menunjukkan bahwa ia / dia bertanggung jawab berpartisipasi dalam, terlibat dalam, atau prihatin dengan kehidupan perusahaan", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 220, "width": 436, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "e. C onscientiousness , yaitu perilaku sukarela pada diri karyawan untuk melampaui persyaratan minimum peran organisasi di bidang kehadiran, mematuhi aturan dan peraturan, mengambil istirahat, dan sebagainya", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 292, "width": 454, "height": 31, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Faktor-faktor yang mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior (OCB) menurut Organ (2006) :", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 343, "width": 179, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "a. Faktor Internal yang terdiri dari:", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 364, "width": 418, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1. Morale adalah motivasi dasar yang dapat tercermin dalam sikap kerja karyawan dalam organisasi. Morale menggabungkan aspek-aspek sikap kerja, yaitu leader consideration, fairness, satisfaction dan affective commitment. Leader consideration merupakan pertimbangan dari pemimpin terhadap kinerja seseorang. Apabila pemimpin dapat memberikan reward pada bawahan secara tepat dan objektif, maka akan timbul perasaan telah diperlakukan adil ( fairness ), dan akhirnya akan menimbulkan kepuasan baik pada pekerjaan maupun atasannya ( satisfaction ). Timbulnya kepuasan kerja akan membuat tenaga kerja memiliki affective commitment. Affective commitment mengarah pada keterikatan emosional, identifikasi, dan juga keterlibatan seseorang terhadap organisasi (Organ, 2006).", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 592, "width": 418, "height": 52, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2. Personality . Faktor-faktor didalam big five personalities menurut McCrae & Costa (2001, dalam Mastuti 2005) yang terdiri dari openness to experience, neuroticism, extraversion, agreeableness, dan conscientiousness.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 654, "width": 101, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "b. Faktor Eksternal", "type": "List item" }, { "left": 108, "top": 674, "width": 418, "height": 74, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Faktor eksternal meliputi: 1). Karakteristik tugas yang memiliki karakteristik task autonomy, task identity, task variety (routinization), task significance, task interdependence, task feedback, intrinsically satisfying tasks , dan goal interdependence ; 2). Karakteristik kelompok yang meliputi group cohesiveness, team", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 108, "top": 116, "width": 418, "height": 156, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "member exchange, group potency, dan perceived team support ; 3). Karakteristik pemimpin dimana pemimpin yang mengutamakan tugas akan lebih mementingkan teknis kerja, tugas dan berorientasi pada hasil kerja. Sedangkan pemimpin yang mempunyai hubungan yang berkualitas tinggi dengan anggotanya, seperti mengembangkan mutual trust, support dan loyality ; 4) Karakteristik organisasi yang meliputi organizational formalization and inflexibility dan perceived organizational support, distance between the employee and others in the organization dan organizational constraints (Organ, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 292, "width": 152, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "D. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 75, "top": 312, "width": 451, "height": 115, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Metode dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif yang merupakan suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mengetahui suatu gejala atau peristiwa dengan melakukan penjajakan gejala tersebut secara lebih luas dan lebih terperinci (Nazir, 2005). Gambaran OCB yang dimiliki oleh perawat di RSIA “X” Bandung diukur melalui penilaian terhadap perawat pada dimensi OCB yang meliputi altruism, conscientiousness, sportmanship, courtesy, civic virtue .", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 437, "width": 449, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Populasi pada penelitian ini adalah perawat pada RSIA X yang berjumlah 120 orang perawat. Adapun kriteria populasi adalah perawat di seluruh divisi keperawatan yang merupakan karyawan tetap di RSIA “X”. Teknik sampling yang digunakan peneliti adalah sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menggunakan seluruh jumlah dari populasi (Nazir, 2005).", "type": "Text" }, { "left": 77, "top": 540, "width": 449, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Instrumen dalam penelitian adalah kuesioner yang dibuat sendiri oleh peneliti dengan validitas isi. Kuesioner disusun berdasarkan teori komponen-komponen Organizational Citizenship Behavior menurut Organ (2006). Kuesioner berisikan 28 butir aitem valid dengan realibilitas sebesar 0.907.", "type": "Text" }, { "left": 87, "top": 56, "width": 118, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015 PSIBERNETIKA", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 116, "width": 54, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "E. HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 137, "width": 454, "height": 94, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dari 120 responden diperoleh kuesioner yang kembali sebanyak 117. Hasil uji validitas dan realibilitas kepada 117 perawat RSIA “LM” diperoleh rentang validitas 0.206- 0.701. Uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov diperoleh sig p: 0.09, oleh karena p > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Uji analisa deskriptif dilakukan dengan membagi skor OCB dengan persentil 25, 50, 75.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 250, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Gambaran OCB pada perawat RSIA “LM”", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 374, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kategori OCB Norma Jumlah Persen (%) Sangat rendah < 82 19 16.24% Rendah 83-86 38 32.48% Sedang 87-92 29 24.79% Tinggi 93-110 30 25.64% Sangat tinggi 111 1 0.85% Total 117 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 392, "width": 454, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil, didaptkan data bahwa OCB pada perawat RSIA “LM” pada kategori sangat rendah sebanyak 19 perawat (16.24%), rendah sebanyak 38 perawat (32.48%), sedang sebanyak 29 perawat (24.79%), kategori tinggi sebanyak 30 perawat (25.64%) dan sangat tinggi sebanyak 1 orang (0.85%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 498, "width": 272, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Gambaran OCB berdasarkan Dimensi Altruism", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 374, "height": 95, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kategori OCB Norma Jumlah Persen (%) Sangat rendah < 14 5 4.27% Rendah 15-16 53 45.30% Sedang 17 26 22.22% Tinggi 18-19 23 19.66% Sangat tinggi 20 10 8.55% Total 117 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 635, "width": 454, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada perawat RSIA “LM” memiliki altruism kategori sangat rendah sebanyak 5 perawat (4.27%), rendah 53 perawat (45.30%), sedang 26 (22.22%), sedang 26 perawat (22.22%), tinggi 23 perawat (19.66) dan sangat tinggi (8.55%).", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 229, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Gambaran OCB berdasarkan Dimensi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 105, "width": 374, "height": 123, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Courtesy Kategori OCB Norma Jumlah Persen (%) Sangat rendah < 13 6 4.27% Rendah 14 23 19.66% Sedang 15-16 58 49.57% Tinggi 17-19 28 23.93% Sangat tinggi 20 2 1.71% Total 117 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 454, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dari data menunjukkan bahwa sebanyak 6 perawat (4.27%) RSIA “LM” yang berada pada kategori courtesy sangat rendah, 23 perawat (19.66%) berada pada ketegori rendah, 58 perawat berada pada kategori sedang (49.57%), 28 perawat berada pada kategori tinggi (23.93%), 2 perawat berada pada kategori sangat tinggi (1.71%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 345, "width": 374, "height": 119, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Gambaran OCB berdasarkan Dimensi Sportsmanship Kategori OCB Norma Jumlah Persen (%) Sangat rendah < 19 18 15.38% Rendah 20 26 22.22% Sedang 21 38 32.48% Tinggi 22-26 32 27.35% Sangat tinggi 27 3 2.56% Total 117 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 454, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dari data di atas diketahui sebanyak 18 perawat (15.38%) berada pada kategori dimensi sportsmanship sangat rendah, 26 perawat (22.22%) berada pada kategori rendah, 38 perawat berada pada kategori sedang (32.48%), 32 perawat berada pada kategori tinggi (27.35%) dan 3 perawat berada pada kategori sangat tinggi (27.35%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 581, "width": 284, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Gambaran OCB berdasarkan Dimensi civic virtue", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 605, "width": 374, "height": 95, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kategori OCB Norma Jumlah Persen (%) Sangat rendah < 20 11 9.40% Rendah 21 55 47.01% Sedang 22 20 17.09% Tinggi 23-27 28 23.93% Sangat tinggi 28 3 2.56% Total 117 100%", "type": "Table" }, { "left": 84, "top": 60, "width": 118, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015", "type": "Text" }, { "left": 84, "top": 76, "width": 88, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PSIBERNETIKA", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 454, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada perawat RSIA ”LM” memiliki kategori civic virtue sangat rendah sebanyak 11 perawat (9.4%), kategori rendah sebanyak 55 perawat (47.01%), kategori sedang 20 perawat (17.09%), kategori tinggi sebanyak 28 perawat (23.93%) dan sangat tinggi sebanyak 3 perawat (2.56%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 374, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Gambaran OCB berdasarkan Dimensi C onscientiousness Kategori OCB Norma Jumlah Persen (%) Sangat rendah < 11 7 5.98% Rendah 12 37 31.62% Sedang 13 32 27.35% Tinggi 14-15 30 25.64% Sangat tinggi 16 11 9.4% Total 117 100%", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 360, "width": 454, "height": 75, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada perawat RSIA “LM” yang berada dalam kategori sangat rendah sebanyak 7 perawat (5.98%), kategori rendah sebanyak 37 perawat (31.62%), kategori sedang sebanyak 32 perawat (27.35%), kategori tinggi sebanyak 30 perawat (25.64%), dan kategori sangat tinggi sebanyak 11 perawat (9.4%).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 124, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "E. PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 486, "width": 454, "height": 239, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dari hasil pengolahan data statistik dapat disimpulkan bahwa perawat RSIA “LM berada pada kategori OCB cenderung rendah. Dari hasil wawancara pada 9 orang perawat, diketahui bahwa perawat RSIA “LM” dalam setiap divisinya memiliki beban kerja secara kualitas dan kuantitas berbeda. Sebagai contoh, perawat pada divisi perawatan intensif yang menangani pasien gawat darurat memiliki kualitas beban kerja yang tinggi dan seorang perawat dapat menangani 1-3 orang. Sedangkan perawat di divisi rawat jalan memiliki karakteristik pekerjaan yang lebih terstruktur dibandingkan perawat di ruang intensif. Hal lainnya, pasien menginginkan pelayanan optimal dan ramah di saat perawat harus menangani pasien yang banyak secara bersamaan. Sehingga, tingkat OCB perawat yang cenderung rendah dapat dipengaruhi oleh karakteristik pekerjaan dimana penilaian perawat mengenai sejauh mana beban tugas harus diselesaikan ( task identity ) dan beban dari segi banyaknya tugas-tugas yang perlu diselesaikan oleh perawat (task variety) (Organ, 2006).", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 454, "height": 197, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Selain itu, pada dimensi altruism dari perawat RSIA “LM” tergolong rendah. Altruism (Organ, 2006) dalam dimensi OCB merupakan perilaku sukarela pada karyawan yang memiliki efek membantu orang lain yang spesifik dengan masalah organisasional yang relevan, tanpa mengharapkan imbalan rewards, dan bertujuan agar fungsi organisasi lebih efektif dan efisien. Menurut Batson (2007) altruism merupakan hasil dari perilaku “penolong” yang semakin meningkat, semakin tinggi level kepercayaan dan kesadaran moral, meningkatnya kolaborasi dan perasaan memiliki sebagai “kita” atau kolektif. Perilaku altruistik hendaknya didorong agar meningkatkan tingkat kesadaran bagi seluruh anggota organisasi dan semakin memahami secara mendalam selain tanggung jawab pribadi adanya saling kebergantungan dalam suatu kesatuan organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 454, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Selain itu, hasil juga menunjukkan aspek conscientiousness karyawan yang cenderung rendah. Conscientiousness (Organ, 2006) merupakan perilaku sukarela pada diri karyawan untuk melampaui persyaratan minimum peran organisasi di bidang kehadiran, mematuhi aturan dan peraturan, mengambil istirahat, dan sebagainya. Sanson et. al (dalam Islam, Ahmad, Ahmed dan Mohammad, 2012) menyebutkan individu dengan conscientiousness tinggi akan memutuskan tetap di organisasi lebih lama walaupun tidak ada benefit tambahan ketika bekerja dibandingkan individu dengan conscientiousness rendah. Studi oleh Ladd dan Henry (dalam Islam, et.al, 2012) menemukan evaluasi dari supervisor/ atasan yang objektif atas kinerja karyawan menentukan altruism dan conscientiousness .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 454, "height": 219, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Aspek lainnya yaitu civic virtue yang cenderung rendah pada perawat. Perilaku civic virtue merupakan keterlibatan dan tanggungjawab dari karyawan untuk berpartisipasi dan perduli dengan kehidupan perusahaan. Sebagai contoh, hasil wawancara pada sembilan perawat, menyatakan bahwa mereka cenderung berpartisipasi untuk ikut serta dalam pelatihan karena terpaksa takut akan sanksi surat peringatan dari RSIA “LM”. Dari contoh tersebut menunjukkan adanya faktor yang mempengaruhi keinginan karyawan untuk terlibat dalam kegiatan yang memajukan organisasi. Redman dan Snape (dalam Bukhari, 2008) menyebutkan bahwa civic virtue diprediksikan oleh komitmen terhadap konsumen dan rekan kerja. Lebih lanjut lagi, jika karyawan mengidentifikasikan dirinya dengan kuat pada organisasi, maka barulah mereka bersedia untu mengeluarkan usaha lebih untuk meningkatkan produktivitas.", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 76, "width": 118, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015", "type": "Text" }, { "left": 80, "top": 92, "width": 88, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PSIBERNETIKA", "type": "Section header" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 454, "height": 158, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada dimensi sportsmanship dan courtesy perawat RSIA “LM” cenderung sedang. Hal ini menunjukkan kecenderungan perawat untuk tidak mengeluh mengenai hal-hal tidak kecil dan kehendak untuk mengatasi masalah dengan rekan kerja terlihat dalam perilaku bekerja sehari-hari. Dari hasil wawancara tambahan pada sembilan orang perawat, mereka memaklumi kekurangan tenaga kerja pada RSIA “LM” karena rumah sakit yang baru direnovasi dan jumlah pasien yang semakin meningkat. Sehingga, mereka berusaha memahami kondisi dan karakteristik rekan kerja dengan cara meningkatkan komunikasi dan membangun rasa kekeluargaan dengan rekan kerja.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 103, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "F. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 454, "height": 96, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Gambaran OCB pada perawat RSIA “LM”, Bandung menunjukkan bahwa secara umum cenderung rendah. Dimensi altruism, conscientiousness dan civic virtue merupakan aspek yang berada pada kategori rendah sedangkan aspek sportsmanship dan courtesy cenderung sedang. Kecenderungan OCB perawat yang rendah dapat menjadi perhatian untuk pihak rumah sakit.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 80, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "G. SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 454, "height": 136, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Saran bagi penelitian selanjutnya adalah agar dapat menghubungkan variabel lainnya seperti komitmen karyawan, nilai-nilai yang dirasakan karyawan dan hubungan dengan atasan-bawahan sehingga dapat diketahui sejauh mana faktor-faktor lannya mempengaruhi organizational citizenship behavior pada karyawan. Saran bagi RSIA “LM” adalah untuk memperkuat hubungan antara pihak organisasi - karyawan dengan pembinaan komunikasi yang menekankan hubungan untuk mengetahui masalah-masalah yang berkaitan dengan karakteristik pekerjaan, kepuasan, beban kerja, dan penilaian mereka terhadap organisasi.", "type": "Text" }, { "left": 292, "top": 757, "width": 14, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 260, "top": 137, "width": 113, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 168, "width": 454, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Bukhari, Z. (2008). Key antecedents of Organizational Citizenship Behavior (OCB) in the banking sector in Pakistan. International Journal of Business and Management, 3 (12), 106-115.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 230, "width": 454, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Islam, T., Ahmad, Z., Ahmed, I., & Mohamma, S. K. (2012). Key factors of organizational citizenship behavior in the banking sector of Pakistan . African Journal of Business Management, 6 (9), 3296-3302.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 292, "width": 417, "height": 31, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Organ, D.W., Podsakoff, P.M., & Mackenzie, S.B. (2006). Organiational Citizenship Behavior . California : Sage Publication.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 343, "width": 308, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 374, "width": 454, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Riau Terkini. (2013, 28 Nov 2013). Pemprov Riau Prioritaskan Kesehatan Ibu dan Anak.", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 387, "width": 335, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Diambil dari http://www.riauterkini.com/adventorial.php?arr=67211 .", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 415, "width": 454, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Departemen Kesehatan RI. (1999). Pedoman Uraian Tugas Tenaga Keperawatan di Rumah Sakit. Cetakan Kedua. Jakarta : Depkes RI.Dirjen Pelayanan Medik.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 332, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sahrah, A. (2010). Organizational Citizenship Behavior Ditinjau dari", "type": "Section header" }, { "left": 108, "top": 470, "width": 418, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kepuasan kerja dan jenis kelamin para perawat rumah sakit . Jurnal Psikologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Diakses dari http://fpsi.mercubuana- yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/alin_kepuasan-kerja.pdf", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 454, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Rahayu, Sri. (2009). Pengembangan model Sistem Rumah Sakit pada Instalasi Radiologi Rawat Jalan untuk Mendukung Evaluasi Pelayanan di Rumah Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Tesis s2 Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat. Diambil dari http://www.scribd.com/doc/58009718/17/Definisi-Rumah-Sakit", "type": "List item" }, { "left": 80, "top": 71, "width": 118, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Vol. 8 No. 1 April 2015", "type": "Page header" }, { "left": 80, "top": 86, "width": 88, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PSIBERNETIKA", "type": "Section header" } ]
96d88d59-078b-7dad-f854-36cf8768e46a
https://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/komunika/article/download/11379/5391
[ { "left": 85, "top": 787, "width": 376, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Article History: Received: 07-02-2022 Accepted: 15-06- 2022 Published: 20-06-2022", "type": "Page footer" }, { "left": 400, "top": 13, "width": 114, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "KOMUNIKA Volume V No I (2022) e-ISSN: 2615-5206 p-ISSN: 2615-112x", "type": "Text" }, { "left": 179, "top": 74, "width": 331, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/komunika", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 110, "width": 412, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PESAN DAKWAH DALAM LAGU “YA ASYIQOL MUSTHOFA” COVER VERSI NISSA SABYAN (ANALISIS SEMIOTIK FERDINAND DE SAUSSURE)", "type": "Title" }, { "left": 271, "top": 180, "width": 72, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Alwanul Fikri", "type": "Section header" }, { "left": 228, "top": 206, "width": 158, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 220, "width": 433, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jl. Laksda Adisucipto, Papringan, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 264, "width": 162, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 283, "top": 294, "width": 48, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 306, "width": 443, "height": 166, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "This study will reveal the meaning of the message of da’wah in the song “Ya Asyiqol Musthofa” which is covered by the Sabyan Gambus with music teacher Ferdinand de Saussure. This song was composed by Achmad Mushoffa, a vocalist of the Hadroh Al- Mubarok group from Kudus. In this paper, the research method used is Ferdinand de Saussure semiotic analysis. Saussure theory reveals that signs essentially have interrelated elements, namely between markers, signs and meanings to be conveyed to their listeners. The lyrics of the song Ya Asyiqol Musthofa contain the longing of the people for the figure of the Prophet Muhammad SAW. This can be seen from the title of the song “ Ya Asyiqol Musthofa '' which means “O longing for the prophet”. In the process of semiotic analysis, the author tries to relate the meaning of the lyrics of the song “Ya Asyiqol Musthofa” with the message of da’wah contained in it. The results of this study indicate that in each stanza of this lyrics of the song Ya Asyiqol Musthofa there is a meaning that is interconnected between stanzas, both verse one and well.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 473, "width": 316, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Keyword: Da’wah Messages, Song Lyrics, Ya Asyiqol Musthofa", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 503, "width": 41, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 443, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini akan mengungkap makna pesan dakwah dalam lagu “Ya Asyiqol Musthofa” yang di cover oleh Grup Musik Sabyan Gambus dengan menggunakan analisis semiotik Ferdinand de Saussure. Achmad Mushoffa, seorang vokalis Grup Hadroh Al-Mubarok yang berasal dari Kudus merupakan penulis lagu ini. Dalam tulisan ini metode penelitian yang digunakan adalah analisis semiotika Ferdinand de Saussure. Teori Saussure mengungkapkan bahwa tanda pada hakikatnya mempunyai unsur saling keterkaitan yaitu antara penanda, pertanda maupun makna yang ingin disampaikan kepada para pendengarnya. Lirik Lagu Ya Asyiqol Musthofa berisikan tentang sebuah kerinduan umat kepada sosok Nabi Muhammad SAW. Hal tersebut dapat ditinjau dari judul lagu nya “Ya Asyiqol Musthofa” yang memiliki makna “wahai perindu Nabi”. Dalam proses analisis semiotik ini, penulis mencoba merelevansikan makna dari lirik lagu “Ya Asyiqol Musthofa” dengan pesan dakwah apa yang terdapat di dalamnya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam setiap bait lirik lagu “Ya Asyiqol Musthofa” terdapat makna yang memiliki saling keterhubungan antara bait, baik bait satu maupun dengan bait selanjutnya. Kata Kunci: Pesan Dakwah, Lirik Lagu, Ya Asyiqol Musthofa", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "108", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 88, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 102, "width": 443, "height": 113, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada hakikatnya Islam merupakan agama dakwah atau bisa dikatakan sebagai sebuah agama yang tercipta melalui latihan dakwah yang dijalankan oleh pemeluknya dari zaman Nabi terdahulu hingga pada zaman sekarang. Dakwah merupakan suatu cara dalam menyampaikan ajaran-ajaran Islam yang didasari dengan penuh niat dengan bertujuan atau bermaksud untuk menjalankan ajaran agama tersebut dengan sungguh-sungguh dengan terus berlatih untuk berdakwah dan tidak akan berhenti atau selesai sampai kapanpun. Hal ini dapat dimaknai bahwa pada dasarnya tidak ada keyakinan atau indikasi yang terdapat pada kerangka manusia. 1", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 443, "height": 200, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Islam sebagai sebuah agama yang secara sepintas dapat memberikan dan menjamin kesejahteraan pada umatnya, dalam upaya perkembangannya membutuhkan pada pegiat dakwah, terlepas dari apakah meninggalkan ulama, mubaligh, dai, dan lain- lain. Sebagai salah upaya menyebarkan serta memperkenalkan Islam melalui seorang da’i, dibutuhkan berbagai potensi dalam upaya membantu menyampaikan dakwahnya, agar pesan atau amanat dalam dakwah tersebut dapat diakui dan dirasakan oleh mad'u (penerima dakwah). Urgensi dari adanya dakwah adalah untuk mengarahkan dan menggerakkan mad’u (masyarakat) kepada kehidupan yang baik, Islami, lebih ungguh, dan mencapai kesejahteraan baik secara lahiriah maupun secara batiniah. 2 Tujuan dan motivasi dari dakwah mempunyai semua karakteristik, hal ini relevan dengan definisi dan makna dari komunikasi yang memberikan keyakinan, terutama menyesuaikan dan memahami kondisi dan keadaan orang lain. Penyesuaian di sini tidak hanya perubahan yang bersifat sementara, tetapi lebih kepada perubahan yang mendasar terkait dalam pandangan kesadaran maupun keyakinan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 443, "height": 84, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sedangkan definisi dan makna dari dakwah pada hakikatnya merupakan proses penyampaian ajaran-ajaran Islam pada wilayah atau daerah lokal yang lebih lebih luas cakupannya. Apabila ditinjau dari latar belakang sejarah maupun dari substansi, dakwah dapat dimaknai sebagai suatu gerakan maupun karya dalam rangka mengubah manusia baik secara individual maupun masyarakat pada suatu keadaan yang lebih baik. 3 Firman Allah SWT pada surah An-Nahl ayat 125:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 526, "width": 442, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "ُمَلْعَا َوُه َو ٖهِلْيِبَس ْنَع َّلَض ْنَمِب ُمَلْعَا َوُه َكَّب َر َّنِا ُُۗنَسْحَا َيِه ْيِتَّلاِب ْمُهْلِداَج َو ِةَنَسَحْلا ِةَظِع ْوَمْلا َو ِةَمْك ِحْلاِب َكِ ب َر ِلْيِبَس ىٰلِا ُعْدُا نْيِدَتْهُمْلاِب – ١٢٥ “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang yang mendapat petunjuk.” 4", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 401, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1 Ghazali M. Bahri, Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997).", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 276, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2 Didin Hafiduddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani, 2000).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 244, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3 M Munir, Manajemen Dakwah (Jakarta: Kencana, 2009).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 141, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "4 Al-Qur’an Surat An-Nahl Ayat 125", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "109", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 69, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Inti pokok dalam kegiatan berdakwah adalah untuk merubah manusia pada suatu kondisi yang lebih baik untuk memperbaiki keadaan. Dakwah menuntut perubahan pada hal yang positif untuk itu diperlukan rancangan dan kesiapan yang lebih hati-hati, tepat dan juga terpadu. Dakwah memiliki kapasitas untuk menyambut individu menuju jalan Allah dengan memasukkan berbagai bagian kehidupan, untuk menyebarkan agama Islam.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 443, "height": 113, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Saat ini banyak cara berceramah dengan memanfaatkan berbagai sumber media yang telah tersedia, salah satunya dengan memasuki dunia hiburan, tidak sedikit artis yang berceramah lewat musik seperti Opick, Ustadz Jefri Al-Bukhori, Sulis, Hadad Alwi dan lain sebagainya. Pada zaman seperti saat ini, musik Indonesia telah mengalami kemajuan pesat, dimana banyak artis muda baru mulai bekerja di dunia hiburan. Salah satu artis muda kelahiran tahun 1999 tepatnya pada tanggal 23 Mei yang diberi nama Khoirunnisa atau disebut juga Nissa Sabyan adalah artis gambus yang merupakan individu dari Sabyan Gambus Music sebagai vokalis.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 443, "height": 172, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Group musik ini (Sabyan Gambus) mulai terkenal dalam lingkup masyarakat karena setiap masuknya mengusung lagu dengan tema Islami dan doa kepada nabi, dengan cara menyanyikan (cover) atau karya-karya baru. Anggota dari grup musik Sabyan Gambus terdiri dari Khoirunnisa atau sering disebut Nissa sebagai Vokalis , Anisa Rahman sebagai Vocal kedua, Ayus sebagai pianis, Kamal memegang kendang, Tebe sebagai pemain Biola dan Sofwan bertindak sebagai Mc. Group Sabyan Gambus telah menjadi sensasi di dunia maya (viral) karena setiap kali mereka mengirimkan video, umumnya menjadi topik pembicaraan, penonton yang datang berjuta-juta bahkan ratusan juta dari Indonesia maupun dari luar negeri. Tampil secara tak terduga, salah satu band yang berasal dari Jakarta ini membawakan tema-tema musik yang berasal dari Timur Tengah. Melalui aransemen yang sering tampil dengan gaya kekinian, memperkenalkan musik gambus yang unik dan luar biasa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 455, "width": 443, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kumpulan lagu dari Grup musik Sabyan Gambus Yang Paling Populer di Antaranya, Assalamualaika ya Rasulullah, Qomarun, Ya Thoiba, Ahmad Ya Habibi, Ya Asyiqol Musthofa, Rahman Ya Rahman, Ya Habibal Qolbi, Ya Maulana, Deen Assalam dan masih banyak yang lainnya. Pada zaman sekarang, musik dalam komunikasi media massa sangat dikenal luas, hal ini dikarenakan musik merupakan salah media yang produktif dalam membawa dan menyampaikan suatu pesan. Musik merupakan kerangka kontrol media komunikasi yang diteliti oleh orang-orang dan terus berkreasi sesuai perkembangan zaman, ilmu pengetahuan, inovasi dan juga budaya. Seiring dengan kemajuan zaman dakwah juga dapat ditularkan melalui musik yang sangat penting untuk media komunikasi. Musik dapat menjadi wahana seseorang untuk menyampaikan dakwah.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 443, "height": 84, "page_number": 3, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Melalui musik atau nada, seorang musisi dapat membuat cara untuk mengklarifikasi, melibatkan, serta mengungkapkan berbagai pengalaman hidup kepada orang lain. Musik merupakan metode bagi seniman, hal ini senada dengan ungkapan kata- kata merupakan metode bagi penulis lirik untuk mengkomunikasikan kebutuhan mereka. Alasan penulis memilih melodi “Ya Asyiqol Musthofa” dibanding lagu lainnya karena musik dan lagunya yang menarik untuk didengar. Untuk sebagai alat komunikasi dapat", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "110", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "menyampaikan pesan dakwah dengan lebih mengena di benak masyarakat Indonesia yang majemuk.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 443, "height": 98, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang sedang penulis kaji adalah sebagai berikut, penelitian dengan judul Model Komunikasi Dakwah Milenial Di Youtube Pada Lagu Aisyah Istri Rasulullah yang ditulis oleh Mansur Hidayat. Hasil penelitian dalam tulisan ini menunjukkan bahwa terdapat empat faktor penentu model dakwah milenial pada lagu Aisyah Istri Rasulullah Di Youtube, yakni kekuatan pada karakter penyanyi, lirik lagu, tampilan visual dalam video, serta audiens sebagai penentu diterima atau tidaknya pesan dakwah dalam lagu tersebut. 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 443, "height": 127, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian selanjutnya ditulis oleh Mega Cynthia dengan judul Pesan Dakwah dan Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu “Sebujur Bangkai” Rhoma Irama”. Hasil dari penelitian tersebut berdasarkan pesan dakwah adalah menyarankan agar para aktivis dakwah yang hendak berdakwah bisa menggunakan beragam jenis gaya bahasa langsung tidaknya makna baik retorik maupun kiasan untuk menegaskan pesan yang disampaikan, mendetailkan pesan dengan ungkapan yang indah, sampai menasehati dengan cara yang halus lewat sindiran yang baik sehingga pendengar selaku mad'u dapat memberikan feedback yang positif. Selain itu calon dai pun dalam menyampaikan pesan dakwahnya lewat lirik lagu dapat menggunakan berbagai bentuk pesan dakwah. 6", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 352, "width": 443, "height": 171, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian ketiga ditulis oleh Adib Al-Falah, Singgih Kuswardono, dan Retno Purnama Irawati dengan judul Semiotika Dalam Lirik Lagu ‘AL BARQ AL YAMANI’ Oleh Nissa Sabyan Dan Adam Ali. Hasil dari penelitian tersebut adalah keseluruhan bait dari awal hingga akhir menunjukkan makna yang berkesinambungan. Lirik lagu Al Barq Al Yamani (kilat Yaman) bercerita tentang kerinduan dan keinginan seseorang (penulis) kepada sang kekasih, Nabi Muhammad SAW. Sebuah penggambaran rasa rindu untuk berjumpa dan harapan untuk berada di sisinya. Kerinduan merupakan buah dari cinta. Rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW yang melahirkan kerinduan untuk berjumpa dan berada di sisinya. Kemudian Pada bagian bait terakhir (syair Tala ῾al badru ῾alaynā) mengandung pesan dan makna ajakan untuk bersyukur atas nikmat iman dan islam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai sang penyeru dan utusan Allah SWT. Karena beliaulah, zaman terang benderang bisa tercapai. 7", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 443, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian keempat ditulis oleh Muhamad Hosen, Rakhmad Saiful Ramadhani dengan judul Pesan Religi Pada Lirik Lagu Cinta (Analisis Semiotika Riffaterre Pada Lagu Populer Karya Grup Band Letto). Hasil dari penelitian tersebut adalah Pesan-pesan religi tersebut, diantaranya: Pertama adalah pemahaman akan adanya kekuatan gaib atau", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 601, "width": 437, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "5 Mansur Hidayat, “Model Komunikasi Dakwah Milenial Di Youtube Pada Lagu Aisyah Istri Rasulullah,” At Tabsyir 7.2 (2020): 264–86, http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/449.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 421, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "6 Mega Cynthia, “Pesan Dakwah Dan Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu ‘Sebujur Bangkai’ Rhoma Irama,” Inteleksia Journal 2.1 (2020): 107–26, http://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index/php/inteleksia/article/download/62/36.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 422, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "7 Adib Al-Falah, Singgih Kuswardono, and Retno Purnama Irawati, “Semiotika Dalam Lirik Lagu ‘AL BARQ AL YAMANI’ Oleh Nissa Sabyan Dan Adam Ali,” Journal Of Arabic Learning and Teaching 10.1 (2021): 59–73, http://journal.unnes.ac.id/sju/imdex.php/laa/article/download/51936/20312.", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "111", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "mengenai eksistensi Tuhan terhadap alam semesta yang diciptakan, terkhusus terhadap manusia . Kedua tentang keyakinan akan adanya kekuatan gaib atau yang bisa diartikan keimanan. Ketiga mengenai bentuk respons emosional seorang hamba pada Tuhan yang berupa rasa cinta, kasih, sayang dan kerinduan kepada Tuhannya. Keempat , mengenai pemahaman akan adanya sesuatu yang suci di dunia ini. 8", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 443, "height": 157, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Penelitian selanjutnya ditulis oleh Nurul Muslimatin, Eric Dwi Rufianto dengan judul Stil istika Dakwah Pada Lirik Lagu “Kebesaran-Mu” ST-12. Hasil dari penelitian tersebut adalah salah satu faktor kunci yang harus diperhatikan dalam membawakan pesan dakwah melalui lagu agar efektif mencapai tujuan terletak pada pengaturan atau permainan fonologi, pengaturan susunan, dan pilihan diksi yang digunakan dalam setiap lirik dan bait. Karena persajakan yang mengandung keindahan, irama yang disampaikan, pilihan diksi yang tepat membuat aspek psikologis pendengar ikut terbawa dengan nada dan suasana lagu tersebut. Sehingga, dengan seperti itu pesan dakwah yang disampaikan akan bisa mudah terinternalisasi dengan baik oleh mad’uw. Oleh karena itu, seluruh komponen unsur stilistika harus mampu disusun dengan teratur, sejalan dengan pesan dakwah yang ingin disampaikan melalui lagu. 9", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 322, "width": 443, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Perbedaan penelitian ini dengan beberapa penelitian di atas adalah mengkaji lebih dalam mengenai pesan dakwah dalam lagu Ya Asyiqol Musthofa dengan menggunakan model analisis semiotik oleh Ferdinand De Saussure. Penelitian ini berfokus pada paradigma baru pada lirik lagu Ya Asyiqol Musthofa kemudian dianalisis menggunakan analisis semiotik Ferdinand De Saussure untuk mengetahui isi pesan dakwah yang tersirat dalam lagu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 410, "width": 443, "height": 84, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini adalah analisis kualitatif. Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah adalah pendekatan kualitatif yang di mana dalam pelaksanaannya melalui tahapan pemaknaan teks, daripada mengkategorikan. Sedangkan untuk pengumpulan data dilakukan melalui research dokumen dari data penelitian, kemudian data-data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan pendekatan struktur Ferdinand De Sausure.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 514, "width": 91, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1. Semiotika", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 528, "width": 443, "height": 83, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Semiotika merupakan suatu strategi penyelidikan atau ilmu dalam, rangka memusatkan perhatian pada tanda-tanda. Sedangkan tanda bermakna sebagai alat yang dipergunakan dengan harapan dapat memperoleh jalan yang akan dituju dalam kehidupan dunia ini, di tengah kehidupan manusia. Dalam istilah Bathes Semiology , semiotika pada hakikatnya perlu memfokuskan pada bagaimana manusia dalam memaknai berbagai hal. Memaknai ( to signify ) tidak dapat diartikan sebagai korespondensi ( to communicate ). Signifikansi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 437, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "8 Muhamed Hosen and Rakhmad Saiful Ramadhani, “Pesan Religi Pada Lirik Lagu Cinta (Analisis Semiotika Riffaterre Pada Lagu Populer Karya Grup Band Letto),” Pawitra Komunika 1.1 (2020): 1–18, http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/download/723/397.", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 675, "width": 429, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "9 Nurul Muslimatin and Eric Dwi Rufianto, “Stilistika Dakwah Pada Lirik Lagu ‘Kebesaran-Mu’-ST12,” Al-I’Lam Journal 5.1 (2021): 85–100, http://journal.ummat.ac.id/index.php/jail/article/download/5187/3058.", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "112", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 442, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "menyiratkan bahwa objek tidak hanya menyampaikan data, dalam hal ini objek yang ingin disampaikan, tetapi juga terdiri dari kerangka kerja. 10", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 443, "height": 215, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Semiotika adalah studi tentang tanda dan simbol. Kebiasaan semiotik memasukkan hipotesis primer, khususnya yang berkaitan dengan bagaimana tanda-tanda menangani objek, pikiran, keadaan, perasaan, kondisi, serta hal-hal yang ada diluar diri. Study ini tidak hanya sekedar memberikan metode yang paling efektif untuk berkonsentrasi pada korespondensi tetapi juga sangat mempengaruhi hampir semua bagian dari hipotesis korespondensi. 11 Semiotika atau semiologi adalah ilmu yang membicarakan atau memusatkan perhatian pada pentingnya suatu tanda. 12 Semiotika bermaksud menemukan implikasi yang terkandung dalam suatu tanda atau implikasi tersebut dengan tujuan agar terwujud cara komunikator mengembangkan pesan. Ide tidak dicirikan sejauh filosofi atau sistem kepercayaan. Ide penting ini tidak dapat dipisahkan menurut sudut pandang atau kualitas filosofis tertentu seperti halnya ide-ide sosial yang merupakan domain penalaran individu di mana symbol itu dibuat. Kode sosial yang merupakan salah satu variabel dalam perkembangan makna dalam sebuah citra adalah suatu bagian yang penting dalam rangka mengetahui perkembangan pesan yang terdapat dalam sebuah tanda. Perkembangan makna ini selanjutnya menjadi alasan penyusunan ideologi pada suatu tanda. 13", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 335, "width": 443, "height": 203, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Makna dibalik kata “Semiotika” begitu kompleks sehingga bahasa tidak menjadi masalah. Maka kehadiran dari budaya yang penuh akan nilai dan standar dari segala bentuk petunjuknya, tidak dapat diabaikan begitu saja. Hal-hal yang perlu menjadi perhatian dalam rangka melakukan penyelidikan bahwa tanda merupakan kesepakatan dari tanda yang tidak bisa dibiarkan begitu saja. Mereka membutuhkan bantuan yang tetap penting. Sebuah tanda tanpa makna hanyalah sebuah objek yang tidak ada hubungannya dengan apapun. Kebanyakan orang hanya akan melihat dan memahami bahwa itu merupakan suatu obyek praktis yang tidak penting, tidak dapat diberikan. Ini karena orang memiliki gambaran tentang objek, peristiwa, dan pentingnya peristiwa tersebut, yang dimulai dengan gagasan persepsi. Dengan kemampuan untuk membayangkan dan merekam ingatan di otak, orang dapat memahami berbagai jenis peristiwa yang terjadi di sekitar mereka. Gagasan berpikir tentang individu yang mempergunakan tanda dan membawanya pada makna dan arti tertentu atau implikasinya kepada seseorang tentang obyek yang disinggung oleh tanda. 14", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 558, "width": 219, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2. Pesan Dalam Komunikasi Religius", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 442, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Makna Dalam pemakaian sehari-hari, kata makna digunakan dalam berbagai bidang maupun konteks pembicaraan. Apakah pengertian khusus kata makna tersebut serta perbedaannya dengan ide, misalnya, tidak begitu diperhatikan. Sebab itu, sudah sewajarnya bila makna juga dijajarkan pengertiannya dengan arti. Berbagai pengertian itu begitu saja disejajarkan dengan kata makna karena keberadaannya memang tidak pernah", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 649, "width": 320, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "10 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 335, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "11 Morissan, Teori Komunikasi Individu Hingga Massa (Jakarta: Kencana, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 413, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "12 Budi Prasetya Arif, Analisis Semiotika Film Dan Komunikasi (Malang: Intrans Publishing, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 46, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "13 Ibid , h. 5", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 64, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "14 Ibid, h. 16-17", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "113", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 442, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dikenali secara cermat dan dipilahkan secara tepat. Kata makna sebagian istilah mengacu pada pengertian yang sangat luas.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 113, "width": 443, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Signifikansi pesan dicirikan sebagai bahasa dan termasuk pada alat khusus yang vital bagi orang-orang. Sebagai makhluk sosial yang memiliki kemampuan esensial untuk berbicara satu sama lain, hal tersebut dapat dipahami sebagai makna, yaitu pesan yang didapatkan dari interaksi hubungan yang benar-benar dicari sebagai makna korespondensi. Sebagai komponen yang unik, bahasa terus-menerus dipecah dan dikonsentrasikan pada penggunaan metodologi yang berbeda, termasuk pendekatan kepentingan. Semantik adalah bagian dari etimologi yang mengatur dengan kepentingan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 216, "width": 443, "height": 157, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Mansur Pateda berpendapat bahwa ungkapan \"makna\" adalah istilah yang membingungkan. Dalam kamus linguistik kata semantik adalah makna penting menyiratkan tujuan pembicara, dampak penggunaan bahasa dalam pemanfaatan wawasan, Sikap manusia atau kumpulan cara tentang memanfaatkan lambang atau simbol. Ferdinand de Saussure mengungkapkan bahwa bahasa terdiri dari kumpulan bunyi atau penanda (significant) dan makna atau tanda yang dikonotasikan (signifie) dan gagasan yang ada pada tanda semantik. Aminudin berpendapat bahwa signifikansi merupakan relevansi antara dialek dan bahasa yang tidak dikenal yang biasanya diselesaikan oleh klien bahasa sehingga mereka dapat melihat satu sama lain. Komunikasi keagamaan adalah komunikasi yang memuat berita-berita yang bermanfaat, penyambutan amar ma'ruf nahi munkar yang dapat disampaikan secara lisan atau direkam dalam bentuk hard copy.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 146, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3. Komunikasi Dakwah", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 443, "height": 171, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Heath and Bryant mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan komunikasi didefinisikan sebagai proses maupun seperangkat aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat secara bersamaan dan terikat oleh simbol yang kemudian terciptalah sebuah interaksi. Dalam berkomunikasi kegiatan yang dilakukan adalah pertukaran gagasan, berlangsungnya proses informasi serta proses saling memberikan makna atau pesan dari pengirim dan juga penerima pesan. 15 Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami yang dimaksud dengan komunikasi pada dasarnya dijadikan sebagai alat oleh individu dengan individu lainya, bahkan dalam komunitas yang lebih besar seperti masyarakat dalam rangka menjalin silaturahmi, relasi serta interaksi antar sosial. Penyampai dan penerima informasi akan saling berbagi pesan, persepsi, dan respon melalui symbol maupun lambang yang mempunyai makna agar tercapainya sebuah tujuan dengan harapan komunikasi yang diinginkan akan berjalan dengan efektif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 581, "width": 443, "height": 83, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kegiatan dakwah, merupakan bagian dari komunikasi karena dalam kegiatan dakwah tersebut terdapat proses penyampain pesan dari seorang da’i kepada ( mad’u ) penerima pesan. Sebagai alat komunikasi, dakwah hendaknya dirancang dengan sebaik mungkin dan dilakukan secara strategis seperti halnya komunikasi yang efektif dengan tetap memperhatikan efek dari komunikan. Sukses atau tidak dalam kegiatan dakwah tergantung pada bagaimana jalannya proses komunikasi yang dilakukan oleh pelaku", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 415, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "15 S Ma’arif Bambang, Komunikasi Dakwah, Paradigma Untuk Aksi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "114", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 442, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "dakwah antara penyampai maupun penerima pesan. Dengan demikian, hal ini perlu untuk diperhatikan serta meninjau dalam pelaksanaan kegiatan dakwah. Secara teori sebagai sebuah ilmu, teori komunikasi akan berkontribusi dalam menyusun kegiatan dakwah agar lebih terlaksana dengan efisien, sehingga pesan dan nilai Islam yang merupakan materi dakwah dapat tersampaikan dan membawa dampak pada perubahan sikap mad’u menuju arah yang diharapkan, sesuai dengan tujuan kehidupan dalam Islam yaitu untuk mencapai dan memperoleh kebahagiaan dunia serta akhirat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 190, "width": 443, "height": 172, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Secara definitif, komunikasi dakwah adalah proses retoris yang bersifat persuasif yang dilakukan oleh para da’I sebagai komunikator dakwah dalam rangka menyampaikan pesan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai keagamaan, baik yang berbentuk verbal maupun non verbal kepada para pendengar dengan harapan dapat memperoleh kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat. 16 Buku Komunikasi Pendekatan Praktis hasil karya Romli, menjelaskan bahwa komunikasi dakwah diartikan sebagai ”sebuah proses menyampaikan informasi tentang Islam dengan tujuan mempengaruhi komunikan diantaranya: objek dakwah, dan mad’u agar dapat mengilmui, mengimani, mengamalkan, menyebarluaskan, serta dapat membela ajaran Islam atau komunikasi yang di dalam pelaksanaanya melibatkan pesan atau amanat serta aktor dakwah, atau yang berhubungan dengan ajaran Islam dan bagaimana mengamalkan ajaran tersebut dalam kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 366, "width": 442, "height": 99, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sebagai suatu kerangka berpikir, komunikasi dakwah bagi para pelaku dakwah menunjukkan kejelasan dan kefokusan arah pada sasaran objek yang dituju pada komunikasi dakwah. Oleh sebab itu, dalam komunikasi dakwah akan selalu berhubungan dengan pembahasan mengenai komponen yang menghubungkannya, baik itu komponen inti maupun penunjang. Komponen inti tersebut meliputi: dai, mad'u, pesan, dan strategi (metode). Sedangkan untuk komponen penunjang meliputi: ekonomi, organisasi, budaya, kebijakan pemerintah, sosial,serta dukungan dari masyarakat. 17", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 443, "height": 84, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Komunikasi Dakwah dapat dimaknai juga sebagai salah satu upaya yang dilakukan oleh komunikator dalam mengkomunikasikan dan menarwakan pesan serta makna dakwah yang terdapat di dalam Al-Qur'an dan Hadist kepada seluruh umatnya atau khalayak ramai dengan tujuan agar mereka dapat mengetahui, menghayati, memahami, serta mengamalkan pesan tersebut di kehidupan sehari-hari dan menjadikan Al- Qur’an dan Hadist sebagai petunjuk dalam menjalani kehidupan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 134, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "4. Dakwah Melalui Musik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 587, "width": 443, "height": 83, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dakwah adalah suatu proses mempengaruhi serta mendorong manusia menuju al- Islam yang dilaksanakan secara lisan (dakwah bi al-lisan ) maupun tulisan tulisan ( bi al- qalam ), perilaku (dakwah bi al-hal ) atau aksi sosial Islam ( bi ahsan al-amal ), dan mengelola serta mengajak ( bi al-isan, bi al-qalam, dan bi al-hal ) yang diorganisir dalam bentuk lembaga keIslaman sebagai bentuk dari lembaga dakwah yang di dalam lembaga tersebut terdapat proses sistematisasi tindakan, mengsingkronisasikan, mengkoordinasikan, serta", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 42, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "16 Ibid , h. 3", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 44, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "17 Ibid , h. 7", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "115", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 442, "height": 55, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "mengintegrasikan berbagai program kegiatan dengan memanfaatkan sumbeir daya serta waktu yang telah diberikan dalam rangka mencapai tujuan dari dakwah Islam itu sendiri. Apabila diartikan dengan sederhana, kegiatan dakwah dapat dilaksanakan melalui lisan ( bi ahsan al-qawl ) dan perilaku ( biahsan al- a’mal ). 18", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 443, "height": 98, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "M. Arifin menjelaskan dakwah sebagai suatu kegiatan yang memiliki makna dan berisi seruan (ajakan) yang dilakukan baik secara tulisan, perilaku dan lain-lain yang yang dijalankan penuh kesadaran dan terencana dalam rangka memberikan pengaruh pada orang lain, baik mempengaruhi individual maupun kelompok, supaya muncul kesadaran dalam diri mereka melalui pengertian, penghayatan, serta sikap mengamalkan nilai-nilai dalam ajaran agama sebagai sebuah pesan ( Massage) diberikan kepada mereka tanpa ada unsur pemaksaan. 19", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 249, "width": 443, "height": 83, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur dan merdu yang tercipta dari alat musik atau suara manusia. Musik biasanya mengandung unsur ritme, melodi, harmoni, dan warna bunyi. 20 Musik adalah bunyi yang diatur menjadi pola yang dapat menyenangkan telinga kita atau mengkomunikasikan perasaan atau suasana hati. Musik mempunyai ritme, melodi, dan harmoni yang memberikan kedalaman dan memungkinkan penggunaan beberapa instrumen atau bunyi-bunyian. 21", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 443, "height": 245, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Musik merupakan sebuah seni yang memiliki berbagai macam suara. Musik tidak hanya serta merta berisi tentang kegiatan instrumental, melainkan juga kegiatan vokal. Musik tidak hanya sekedar diatonic (do-re-mi), tetapi juga seni bunyi dengan sistem yang mana pun. Dari hal tersebutlah kemudian muncul berbagai music seperti music tradisional, musik daerah, music modern, folk dan serta music kontemporer. 22 Lagu religi terdapat syair-syair yang merupakan sebuah karya sastra yang banyak disukai masyarakat. Hal itu tersebut disebabkan karena syair-syair lagu tersebut memiliki daya tarik tersendiri baik dari segi bahasa, subjek dan penyusunan kalimat maupun rangkaian musiknya. Proses menyampaikan pesan dakwah yang dilakukan melalui media musik di Indonesia pada kenyataannya bukanlah suatu hal yang baru, musik muncul jauh sebelum Wali songo ada di Tanah Jawa telah menyebarluaskan agama Islam melalui musik. Musik cukup memberikan pengaruh dalam kehidupan seseorang, kebanyakan orang senang mendengarkan musik, baik saat senang maupun saat sedih. Semuanya tergantung pada yang didengarkan, ketika orang tersebut mendengarkan suatu musik yang baik, maka secara tidak langsung jiwanya juga akan tertanam sesuatu hal yang baik. Begitu pun musik juga mampu menggerakkan dan memotivasi orang untuk beragama serta mendekatkan diri kepada Tuhan-Nya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 430, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "18 Hajir Tajiri AS, Enjang, Suatu Pendekatan Teologis & Filosofis (Bandung: Widya Padjadjaran, 2009).", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 412, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "19 Tata Sukayat, Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi ’Asyarah (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 650, "width": 426, "height": 24, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "20 Gretchen Larsen, Rob Lawson, and Sarah Todd, “‘The Symbolic Consumption of Music,’” Journal Of Marketing Management 26 (2010): 671–85.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 439, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "21 David Carlessa and Kitrina Douglas, “‘What’s in a Song? How Songs Contribute to the Communication of Social Science Research,’” British Journal of Guidance & Counselling 39.5 (2011): 439–54.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 299, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "22 Masduki, Menjadi Broadcaster Profesional (Yogyakarta: LKiS, 2005).", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "116", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 128, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdakwah dengan menggunakan metode kesenian merupakan suatu hal yang yang harus dilakukan karena sudah menjadi sebuah keperluan yang mendesak saat sekarang, karena apabila berdakwah dengan menggunakan musik selain memberikan makna amar ma'ruf nahi munkar, tetapi juga dapat membentuk intuisi umat. Apabila dakwah yang dilakukan dengan membuat musik semakin populer, maka banyak kelebihan dan keuntungan yang didapat tidak hanya sekedar beramar ma'ruf nahi munkar, tetapi juga sebagai bentuk kegiatan mengolah rasa atau mengolah kalbu. Baik bagi para pendakwah atau bagi para pendengarnya. Kegiatan mengolah kalbu tersebut dapat memberikan kualitas nurani yang baik. 23", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 443, "height": 127, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Berdakwah melalui media musik merupakan cara yang sangat efektif mengingat setiap orang tidak lepas dari namakan musik. Musik merupakan bagian dari kehidupan. Musik juga bisa mengubah suasana hati seseorang, dari sedih menjadi bahagia begitu juga sebaliknya. Musik universal yaitu dapat diterima di setiap kalangan, dari muda hingga tua, laki-laki maupun perempuan semua menyukai musik. Semua itu merupakan sebuah lahan yang sangat penting ini untuk menyampaikan pesan dakwah melalui musik. Untuk mendengarkan ceramah atau khotbah itu hanya orang-orang tertentu yang bisa mendengarkannya, tetapi melalui musik pesan-pesan dakwah akan didengar oleh semua orang tidak memandang usia, suku bangsa, atau agama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 92, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "5. Lirik Lagu", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 443, "height": 260, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lirik lagu dimaknai sebagai ungkapan (ekspresi) seseorang terhadap apa yang mereka lihat, mereka dengar, maupun mereka alami. Ketika mengekspresikan pengalamanya, seorang penyair akan memainkan kata-kata bahasa dengan tujuan untuk mendapatkan daya tarik dari pendengar dengan kekhasan yang dimiliki syair maupun liriknya. Permainan bahasa yang dimaksud adalah permainan yang dilakukan pada gaya bahasa, vokal, maupun dengan menyimpang beberapa arti kata yang kemudian dikuatkan dengan menggunakan notasi musik dan melodi yang direlevansikan dengan daya tarik dan kekhasan yang terdapat pada lirik lagu sehingga dengan hal ini pendengar akan semakin terbawa dan tersentuh dengan apa yang dipikirkan dan disampaikan oleh pengarangnya. Lirik lagu dapat juga dimaknai sebagai untaian puisi. Menurut Jan Van Luksemburg lirik lagu adalah sebuah teks puisi yang di dalamnya tidak sekedar meliputi jenis-jenis sastra saja tetapi juga terdapat kata-kata pepatah, iklan, pesan, semboyan mengenai politik, doa- doa dan juga syair-syair lagu pop. 24 Pada dasarnya lagu terbentuk dari ikatan unsur yang terjadi antara unsur musik dengan syair atau lirik lagu dan keduanya merupakan bagian dari komunikasi massa. Lagu dapat dimaknai sebagai bentuk dari proses komunikasi karena melalui lagu penyanyi dapat menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media massa dalam jumlah yang besar. Ketika membahas tentang media komunikasi berupa lagu, yang diperluas melalui sinyal, citra ( image ), symbol, drama,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 674, "width": 348, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "23 Acep Aripudin, Dakwah Antarbudaya (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012).", "type": "Footnote" }, { "left": 85, "top": 687, "width": 416, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "24 Rahmat Hidayat, “Analisis Semiotik Makna Motivasi Pada Lirik Lagu ‘Laskar Pelagi’Karya Nidji,” Jurnal Ilmu Komunikasi 2 (2014).", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "117", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "suara, kesenian tari, kesastraan, musik, komedi dan kesenangan kelompok maupun individu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 50, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 146, "width": 443, "height": 128, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada sebuah penelitian, metode memiliki peranan penting, karena melalui metode tersebut peneliti akan menemukan dan memperoleh data yang diharapkan. Metode yang terdapat pada tulisan ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu sebuah metode penelitian yang di dalamnya tidak ada menggunakan penghitungan, melainkan berbentuk rangkaian kata yang dideskripsikan. 25 Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang lirik lagu yang dinyanyikan oleh Nissa Sabyan pada judul lagu \"Ya Asyiqol Musthofa\" . Dalam metode penelitian ini, penulis menggunakan metode Semiotika yaitu sebuah metode analisis dengan menggunakan tanda. Metode Semiotika yang ada dalam tulisan ini adalah Semiotika pemikiran dari Ferdinand De Saussure.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 278, "width": 443, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lirik lagu yang menjadi objek yang dianalisis dari penelitian ini adalah lirik Ya Asyiqol Musthofa yang di cover oleh Nissa Sabyan. Penelitian ini terfokus pada arti dari lirik lagu pada bait pertama wahai perindu nabi , kemudian bait ketujuh bukit shafa , dan bait ke delapan tentang isra ' mi'raj .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 337, "width": 442, "height": 83, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalam rangka mempermudah penelitian, penulis menggunakan metode analisis serta metode pengkajian. Analisis data yang digunakan adalah analisis yang dikembangkan oleh Ferdinand De Saussure. Melalui analisis semiotic tersebut peneliti akan diberikan kemudahan dalam mendefinisikan, menelaah makna-makna yang terdapat dari lirik Lagu Ya Asyiqol Musthofa Yang di Populerkan oleh Nissa Sabyan. Tahapan dalam menganalisis data pada penelitian ini yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 425, "width": 442, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "1. Mengapresiasi objek yang diteliti, dengan cara fokus pada alur cerita agar penulis dapat memahami pesan atau amanat apa yang akan disampaikan oleh penyanyi kepada para pendengar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 443, "height": 69, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2. Membagi objek penelitian, secara keseluruhan lirik lagu dibagi menjadi per bait untuk lebih mencermati tanda apa saja yang digunakan oleh penyayi dalam menyampaikan pesan pada objek penelitian. Ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah memahami dalam arti simbol yang mewakili pesan yang ingin disampaikan oleh penyanyi.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 443, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3. Menganalisis makna tanda-tanda dari pemahaman peneliti menggunakan analisis semiotika untuk menemukan signifier dan signified.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 572, "width": 443, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "4. Mengkombinasikan temuan tanggal yang didapatkan kemudian meninjau tanda-tanda, dan tetap dianalisis sesuai dengan keadaan sosial saat lagu itu dibuat.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 601, "width": 421, "height": 54, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini analisis yang dilakukan dengan mengklasifikasikan (mengelompokkan) beberapa bait, yang kemudian selanjutnya bait-bait lagu tersebut dianalisis dengan memakai teori semiotika oleh Ferdinand De Saussure. Teori model oleh Saussure lebih difokuskan langsung pada tanda yang dituju.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 699, "width": 384, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "25 Lexy J Moeleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002).", "type": "Footnote" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "118", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 445, "height": 99, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Langkah selanjutnya peneliti menginterpretasikan data dengan mengelompokkan secara semua lirik lagu ke dalam beberapa bait dan kemudian dengan menggunakan teori semiotika dari saussure setiap baitnya akan dilakukan analisis, di mana ada unsur yaitu penanda ( signifier ) dan petanda ( signified ). Kedua unsur tersebut akan dipisahkan peneliti dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam menginterpretasi lirik lagu “ Ya Asyiqol Musthofa ” yang kemudian dihubungkan dengan realitas sosial ketika pencipta menciptakan lagu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 202, "width": 137, "height": 8, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lirik Lagu Ya Asyiqol Musthofa", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 212, "width": 442, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lirik Lagu ”Ya Asyiqol Musthofa” yang di cover oleh Nissa Sabyan dipublikasikan pada tanggal 6 April 2018. Adapun lirik lagunya sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 201, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "HASIL PENELITIAN 1. Analisis Lirik Ya Asyiqol Musthofa", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 445, "height": 83, "page_number": 12, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tahap awal yang dilakukan penulis dengan menganalisis bait pertama dan kedua pada tanda Ya Asyiqol Musthofa mempunyai makna wahai perindu nabi yang di mana kode penanda (signifier) mengungkapkan mimik, bentuk setiap ekspresi dari penyanyi yang sangat merindukan Nabi Muhammad SAW. Kemudian penanda ( signified ) untuk mendeskripsikan serta menjelaskan makna dari wahai perindu nabi yang terdapat pada lagu Ya Asyiqol Musthofa . Signified wahai perindu nabi yaitu berbicara mengenai kerinduan", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "119", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 443, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "umat nabi Muhammad SAW kepada junjungannya. Secara signification kata wahai perindu nabi dikaitkan dan dihubungkan dengan penanda berikut ini:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 28, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Bait I", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 132, "width": 324, "height": 129, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Aspek Penanda Aspek Petanda Yaa ‘aasyiqol musthofaa, absyir binailil munaa Yaa ‘aasyiqol musthofaa, absyir binailil munaa Artinya: (Wahai perindu nabi berbahagialah dengan penuh harapan, Wahai perindu nabi berbahagialah dengan penuh harapan)", "type": "Table" }, { "left": 298, "top": 154, "width": 228, "height": 93, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada bait ini penyanyi ingin mengutarakan pesan tentang rasa rindu para umat terhadap Nabi Muhammad SAW. Pada lagu tersebut, para pendengar disapa melalui penyebutan “wahai perindu Nabi” seakan-akan lagu ya asyiqol musthofa terkhusus untuk mereka (umat) yang rindu pada rasulullah SAW dan diharapkan agar bergembiralah dengan penuh harapan untuk mendapatkan junjungan safaat kelak dihari akhir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 130, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Lirik Shofaa", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 309, "width": 443, "height": 98, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada bait ketujuh tanda Shofaa yang memiliki arti Bukit Shofaa. Pada bait ketujuh tanda Shofaa yang merupakan tempat pertama kalinya Nabi Muhammad SAW berdakwah secara terbuka. Kode-kode signifier kasih sayang, yang nabi muhammad berikan kepada kaum quraisy dan peneakanan nada yang dilakukan oleh penyanyi menunjukkan cinta hendaknya senangtiasa ada dalam kehidupan bermasyarakat. Makna ( Signification) dari cinta yang harmonis, bahagia serta saling kasih dan sayang. Makna dari kata cinta dapat dijelaskan sebagai berikut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 412, "width": 39, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Bait VII", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 427, "width": 275, "height": 8, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Aspek Penanda Aspek Petanda", "type": "Table" }, { "left": 112, "top": 449, "width": 160, "height": 45, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Qod rooqo kaa sush-shofaa, shofaa Ash-shofaa, wa thooba wafdul hanaa Qod rooqo kaa sush-shofaa, wa thooba wafdul hanaa", "type": "Text" }, { "left": 112, "top": 512, "width": 150, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Artinya: (Telah bersinar sanjungan di bukit shofa dan bahagialah golongan yang memiliki nasab Telah beirisinar sanjungan di bukit shofa dan bahagialah golongan yang memiliki nasab)", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 450, "width": 224, "height": 105, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada bait ini menceritakan bahwa Bukit Shofaa merupakan tempat pertama kali nabi Muhammad SAW berdakwah secara terbuka. Disana (Bukit Shofaa) nabi mengumpulkan seluruh kaum kerabat yangdekat dengannya yang tinggal antara kaum kafir Quraisy untuktaat, beriman serta bertakwa kepada Allah SWT. Melalui cinta serta kasih sayang, nabi Muhammad SAW memberikan dakwah secara terbuka kepada kaum kafir Quraisy", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 231, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "3. Analisis Lirik Qod Faaza Lammaartaqoo", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 615, "width": 443, "height": 83, "page_number": 13, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kode-kode pada lirik Qod Faaza Lammaartaqoo memiliki arti nabi yang memiliki keberuntungan saat naik isra’ mi’raj . Penanda signifier menceritakan tentang perjalanan yang dilakukan nabi muhammad SAW untuk menerima perintah dalam melaksanakan sholat 5 waktu atau lebih sering dikenal dengan isra’ mi’raj . Petanda signified kita mestinya dapat memetik hikmah untuk menjalankan sholat signification dari keberuntungan perjalanan berikut adalah:", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "120", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 42, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Bait VIII", "type": "Section header" }, { "left": 159, "top": 102, "width": 271, "height": 8, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Aspek Penanda Aspek Petanda", "type": "Table" }, { "left": 118, "top": 125, "width": 148, "height": 32, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Thoohalladzii billiqoo, qod faaza lammaa-rtaqoo Qod faaza lammaa- rtaqoo…", "type": "Text" }, { "left": 118, "top": 161, "width": 149, "height": 57, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Thoohalladzii billiqoo, qod faaza lammaa-rtaqoo Artinya Nabi yang dengan pertemuan ( isra’ ) ia mendapat keberuntungan", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 220, "width": 63, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "saatnaik ( mi’raj )", "type": "Text" }, { "left": 291, "top": 125, "width": 231, "height": 93, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada bait ini menceritakan perjalanan yangg dilakukan nabi muhammad SAW ( isra’ mi’raj ) yang mana nabi beserta malaikat jibril menemui Allah SWT ke langit untuk memperoleh wahyu untuk menjalankan sholat 5 waktu. Kita mestinya dapat memetik hikmah dari peristiwa isra’ mi’raj bahwa shalat mempunyai arti penting dan merupakan sebuah sarana dalam mengingat Tuhan secara langsung", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 82, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 272, "width": 443, "height": 129, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Dalam tulisan ini,lagu yang akan dianalisis dan diteliti adalah lagu dengan judul “ Ya Asyiqol Musthofa ”, yang merupakan salah satu lagu dari album cover Nissa Sabyan dan anggota yang lainnya. pada grup penyanyi “Sabyan Gambus” terdapat pesan yang ingin diberikan yaitu tentang dakwah kisah para perindu nabi Muhammad atas junjungannya dan kisah perjalanan na bi Muhammad SAW. Pemaknaan bait pertama dalam lagu “ Ya Asyiqol Musthofa ” dan bait kedua terdapat penekanan antar bait karena bait tersebut diulangi lagi pada bait ke dua. Bait-bait tersebut mencoba untuk menyampaikan dan memberitahuan pesan kepada umat manusia untuk selalu rindu terhadap sosok baginda besar kita Nabi Muhammad SAW.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 406, "width": 443, "height": 113, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lirik lagu Ya Asyiqol Musthofa yang dinyanyikan Nissa Sabyan Bersama Grup musik Sabyan Gambus terdapat makna yang dalam. Bahkan ada pula kisah sejarah Islam yang tersirat di dalamnya. Lagu Ya Asyiqol Musthofa yang mengusung lirik berisi kerinduan dan dilantunkan dengan apik oleh Nissa Sabyan. Kerinduan yang dimaksud adalah rasa rindu terhadap nabi Muhammad SAW. Lagu ini diambil dari judul lagu Ya Asyiqol Musthofa yang memiliki arti \"wahai perindu Nabi\". Tetapi bukan perasaan rindu semata yang dibahas dalam lirik lagu Ya Asyiqol Musthofa, akan tetapi perasaan rindu mendalam akan junjungannya kelak dihari akhir yang selalu dirindukan dan dinantikan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 524, "width": 443, "height": 112, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sebelumnya telah disinggung bahwa lirik lagu yang dibawakan oleh Nissa Sabyan dengan judul Ya Asyiqol Musthofa ini membahas tentang rindu yang dirasakan umat pada nabi Muhammad SAW. Pada lagu tersebut juga, para penerima pesan (pendengar) dihimbau dengan penyebutan \"wahai perindu Nabi\". Tak hanya itu pada lagu tersebut juga mengisyaratkan tentang kisah perjalanan Nabi Muhammad dalam peristiwa Isra Mi’raj yang dicantumkan dalam lirik lagu. Melalui perjalanan tersebut bersama malaikat Jibril, rasul bertemu dengan Allah SWT untuk memperoleh wahyu dan membawa perintah tentang sholat 5 waktu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 641, "width": 442, "height": 54, "page_number": 14, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Melalui lirik lagu Ya Asyiqol Musthofa tersebut, pelajaran yang dapat kita ambil adalah tentang pentingnya melaksanakan sholat, serta sebagai sarana untuk meingingat Tuhan melalui salat berhadapan langsung kepada-Nya. Demikianlah makna dari setiap lirik dalam lagu tersebut. Akan tetapi, dalam lirik Lagu Ya Asyiqol Musthofa yang dibawakan Nissa", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "121", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 443, "height": 27, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Sabyan tersebut tidak hanya membawa makna tentang Isra’ Mi’raj tetapi juga tentang mengenai bukit Shafaa yang diulang dan ditekankan beberapa kali dalam liriknya.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 117, "width": 443, "height": 98, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Tempat pertama kali Rasulullah SAW berdakwah secara terbuka adalah di bukit Shafaa. Di tempat tersebut Rasulullah mengumpulkan seluruh kerabat terdekat di kalangan kaum kafir Quraisy dan mengajak mereka untuk berdakwah kepada Allah Swt. Imam Bukhari bahwa Ibnu Abbas pernah berkata, \"Datang kepada Nabi sekelompok kaum Quraisy dan berkata:\" Mintalah pada Tuhanmu untuk menjadikan bukit Shafaa ini emas untuk kami, dan hal ini akan membuat kami percaya. \"Apakah kalian akan melakukannya\"? Timpal Rasulullah. Lalu mereka menjawab: \"Iya\". \"", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 220, "width": 443, "height": 142, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Kata Ibnu Abbas,\" Setelah itu Nabi memohon agar datanglah Malaikat Jibril sambil berkata, 'Sesungguhnya Tuhanmu memberi salam: Jika aku menginginkannya, maka akan dijadikannya bukit Shafaa itu buat mereka. Dan barang siapa dari mereka ingkari setelah itu, maka Aku akan menyiksanya dengan siksa yang belum pernah Aku timpakan kepada seluruh alam raya ini. Dan jika Aku menghendaki, niscaya Aku berikan bagi mereka pintu taubat dan rahmat. 'Lalu Nabi menjawab:' Aku ingin pintu taubat dan rahmat'. Namun tidak seluruhnya kaum kerabat yang ikut berkumpul di bukit Shafaa tersebut percaya kepada Nabi. Bahkan Abu Lahab yang merupakan paman dari nabi sendiri tidak menerima, mencibir, bahkan melemparkan batu pada Rasulullah tanpa sedikitpun merasa bersalah. Kejadian ini juga menjadi salah satu penyebab turunnya surat Al-Lahab 1-5.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 380, "width": 61, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 390, "width": 443, "height": 115, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Setelah dilakukan penelitian dan penganalisisan pada lagu “ Ya Asyiqol Musthofa ” menggunakan metode analisis semiotik dengan pisau teori Saussure, beberapa kesimpulan dari penelitian ini yaitu: Bait pertama dalam lirik Ya Asyiqol Musthofa itu sendiri memiliki pesan yaitu para perindu nabi yang dimaksud perindu nabi disini bukan sekedar rindu biasa, akan tetapi pada lagu tersebut, para pendengar (penerima pesan) dipanggil dengan “wahai perindu Nabi” seakan-akan lagu ya asyiqol musthofa terkhusus untuk para umat yang rindu akan kehadiran Rasulullah SAW dan mereka berharap untuk mendapatkan kegembiraan agar bisa mendapatkan junjungan syafaat nabi Muhammad SAW.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 509, "width": 446, "height": 99, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Lirik Shafaa pada bait ketujuh memiliki makna pesan dakwah yang tersirat yakni Pada bait ini menceritakan bahwa Bukit shafaa merupakan tempat pertama kali Nabi Muhammad SAW berdakwah secara terbuka. Disana nabi mengumpulkan kerabat dekatnya yang tinggal di antara kaum kafir Quraisy dan menyeru mereka untuk beriman dan menyembah kepada Allah SWT karena sesungguhnya tidak ada satupun Tuhan yang dapat disembah kecuali Allah SWT. Dengan cinta dan kasih sayangnya Nabi Muhammad memberikan dakwah secara terbuka kepada kaum kafir Quraisy.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 443, "height": 84, "page_number": 15, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pada bait kedelapan lirik Qod faaza lammaartaqoo memiliki makna dakwah yakni kisah perjalanan Nabi Muhammad SAW (Isra Mi’raj) juga dimasukkan ke dalam lirik lagu. Pokok dari perjalanan tersebut adalah malaikat Jibril bersama Rasul bertemu berhadapan dengan Allah SWT untuk mendapatkan wahyu berupa perintah shalat 5 waktu. Sebagai umat Islam hendaknya kita mengambil nilai dan pelajaran bahwa shalat sangat penting untuk dilaksanakan karena melalui shalat mereka dapat mengingat Tuhan secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 509, "top": 714, "width": 17, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "122", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 725, "width": 436, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Pesan Dakwah Dalam Lagu “Ya Asyiqol Musthofa” Cover Versi Nissa Sabyan (Analisis Semiotik Ferdinand De Saussure)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 749, "width": 207, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "(Alwanul Fikri) KOMUNIKA VOL. 5 NO. 1 Juni 2022 pp. 107-122", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 87, "width": 442, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Itulah beberapa pesan yang ada dalam lirik lagu berbahasa Arab yang dibawakan oleh Nissa Sabyan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 104, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 439, "height": 38, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Al- Falah, Adib, Singgih Kuswardono, and Retno Purnama Irawati. “Semiotika Dalam Lirik Lagu ‘AL BARQ AL YAMANI’ Oleh Nissa Sabyan Dan Adam Ali.” Journal Of Arabic Learning and Teaching 10.1 (2021): 59 –73.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 185, "width": 365, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "http://journal.unnes.ac.id/sju/imdex.php/laa/article/download/51936/20312.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 197, "width": 440, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Arif, Budi Prasetya. Analisis Semiotika Film Dan Komunikasi . Malang: Intrans Publishing, 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 223, "width": 439, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Aripudin, Acep. Dakwah Antarbudaya . Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012. AS, Enjang, Hajir Tajiri. Suatu Pendekatan Teologis & Filosofis . Bandung: Widya Padjadjaran, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 259, "width": 439, "height": 25, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Bambang, S Ma’arif. Komunikasi Dakwah, Paradigma Untuk Aksi . Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 285, "width": 440, "height": 37, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Carlessa, David, and Ki trina Douglas. “‘What’s in a Song? How Songs Contribute to the Communication of Social Science Research.’” British Journal of Guidance & Counselling 39.5 (2011): 439 –54.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 323, "width": 439, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Cynthia, Mega. “Pesan Dakwah Dan Gaya Bahasa Pada Lirik Lagu ‘Sebujur Bangkai’", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 336, "width": 403, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Rhoma I rama.” Inteleksia Journal 2.1 (2020): 107 –26.", "type": "Table" }, { "left": 121, "top": 351, "width": 374, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "http://inteleksia.stidalhadid.ac.id/index/php/inteleksia/article/download/62/36.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 364, "width": 310, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hafiduddin, Didin. Dakwah Aktual . Jakarta: Gema Insani, 2000.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 374, "width": 439, "height": 63, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hidayat, Mansur. “Model Komunikasi Dakwah Milenial Di Youtube Pada Lagu Aisyah Istri Rasulullah.” At Tabsyir 7.2 (2020): 264 –86. http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/komunikasi/article/view/449. Hidayat, Rahmat. “Analisis Semiotik Makna Motivasi Pada Lirik Lagu ‘Laskar Pelagi’Karya Nidji.” Jurnal Ilmu Komunikasi 2 (2014).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 440, "height": 51, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Hosen, Muhamed, and Rakhmad Saiful Ramadhani. “Pesan Religi Pada Lirik Lagu Cinta (Analisis Semiotika Riffaterre Pada Lagu Populer Karya Grup Band Letto).” Pawitra Komunika 1.1 (2020): 1 –18. http://ejurnal.unim.ac.id/index.php/pawitrakomunika/article/download/723/397.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 439, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Larsen, Gretchen, Rob Lawson, and Sarah Todd. “‘The Symbolic Consumption of Music.’”", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 502, "width": 268, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Journal Of Marketing Management 26 (2010): 671 –85.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 517, "width": 440, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "M. Bahri, Ghazali. Dakwah Komunikatif Membangun Kerangka Dasar Ilmu Komunikasi Dakwah . Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1997.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 436, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Masduki. Menjadi Broadcaster Profesional . Yogyakarta: LKiS, 2005. Moeleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Morissan. Teori Komunikasi Individu Hingga Massa . Jakarta: Kencana, 2013. Munir, M. Manajemen Dakwah . Jakarta: Kencana, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 592, "width": 440, "height": 76, "page_number": 16, "page_width": 594, "page_height": 841, "text": "Muslimatin, Nurul, and Eric Dwi Rufianto. “Stilistika Dakwah Pada Lirik Lagu ‘Kebesaran Mu’-ST12.” Al- I’Lam Journal 5.1 (2021): 85 –100. http://journal.ummat.ac.id/index.php/jail/article/download/5187/3058. Sobur, Alex. Semiotika Komunikasi . Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013. Sukayat, Tata. Ilmu Dakwah: Perspektif Filsafat Mabadi ’Asyarah . Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2015.", "type": "Text" } ]
c6ade383-6644-e75b-202b-a7a195bf53b1
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/paramurobi/article/download/6496/3129
[ { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 132", "type": "Page footer" }, { "left": 89, "top": 88, "width": 434, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ANALISIS KEBIJAKAN PROGRAM KAMPUS MERDEKA DARI KEKERASAN SEKSUAL DI PERGURUAN TINGGI INDONESIA", "type": "Section header" }, { "left": 86, "top": 116, "width": 440, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf.", "type": "Text" }, { "left": 128, "top": 143, "width": 356, "height": 53, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Email: [email protected],[email protected], [email protected], [email protected], [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 260, "width": 42, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 279, "width": 465, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penelitian ini bertujuan mengkaji tentang kebijakan program kampus merdeka dari kekerasasn seksual di perguruan tinggi Indonesia. Adapun metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi pustaka. Sumber data yang diperoleh dari tulisan ini berupa jurnal, buku, artikel, serta dokuman yang lain yang memiliki relevansi dengan objek yang diteliti. Penulis melakukan analisis konten terhadap data secara kritis yang merujuk kepada Pancasila maupun Undang-undang sehingga dapat memperoleh sebuah kesimpulan. Hasil dari penelitian ini ialah kebijakan kampus merdeka terhadap kekerasan seksual memiliki suatu problematika dalam pembuatan kebijakan, dikarenakan ada pasal yang terkesan malah melegalkan perzinahan. Dampak dari kekerasan seksual korban kekerasan seksual bisa mengalami gangguan psikologis, gangguan emosional, gangguan perilaku, atau gangguan kognitif adalah kemungkinan manifestasi dari kondisi ini. Gangguan emosi yang dimaksud berdampak buruk pada suasana hati dan merupakan emosi yang goyah. Perilaku korban kemudian dapat berkembang menjadi kebiasaan negatif tambahan, termasuk kelesuan ekstrim, yang merupakan tanda masalah perilaku.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 483, "width": 254, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: Kampus Merdeka, Kekerasan Seksual", "type": "Section header" }, { "left": 283, "top": 523, "width": 48, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 547, "width": 471, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This study aims to examine the policy of the free campus program from sexual violence in Indonesian universities. The method used is a qualitative method with a literature study approach. The data sources obtained from this paper are journals, books, articles, and other documents that have relevance to the object under study. The author conducts content analysis of the data critically referring to Pancasila and the Law so as to obtain a conclusion. The result of this study is that the independent campus policy on sexual violence has a problem in policy making, because there are articles that seem to legalize adultery. The impact of sexual violence on victims of sexual violence can experience psychological disorders, emotional disorders, behavioral disorders, or cognitive disorders are possible manifestations of this condition. The emotional disturbance in question adversely affects mood and is an unstable emotion. The victim's behavior can then develop into additional negative habits, including extreme lethargy, which is a sign of behavioral problems.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 709, "width": 254, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: Independent Campus, Sexual Violence", "type": "Section header" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 133", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 88, "width": 127, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "A. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 119, "width": 185, "height": 321, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekerasan seksual telah lama menjadi subjek diskusi di masyarakat. dengan adanya kebijakan program kampus merdeka dari kekerasan seksual dapat mencegah kekerasan seksual di perguruan tinggi. Nadiem Makarim memberikan tanggapan mengenai kekerasan seksual di perguruan tinggi beliau mengatakan “Pendidikan tinggi di Indonesia dianggap sebagai tahapan penting dalam pengembangan individu, oleh karena itu penting bagi setiap perguruan tinggi untuk memastikan kebebasannya dari segala bentuk kekerasan dan menciptakan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 450, "width": 184, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan yang kondusif bagi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 471, "width": 185, "height": 31, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mahasiswa untuk mengaktualisasikan potensi mereka”.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 519, "width": 185, "height": 156, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maka dari itu mekanisme pelaksanaan program kampus merdeka mangusahakan terbentuknya peraturan perundangan yang menangani permasalahan kekerasan seksual di kampus, seperti dalam pasal 1 Permendikbud tentang pencegahan dan/atau penanganan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 714, "width": 157, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Kemendikbudristek. (2021). Kampus", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 728, "width": 161, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merdeka dari Kekerasan Seksual . 9–25.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 218, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kekerasan seksual (Permen PPKS) yang berbunyi, Kekerasan seksual didefinisikan sebagai tindakan merendahkan, menghina, atau melecehkan tubuh seseorang tanpa kesetaraan kekuasaan dan gender. Ini dapat menyebabkan penderitaan fisik dan mental, mengganggu kesehatan reproduksi, dan menghalangi seseorang untuk mengejar pendidikan tinggi dengan aman dan efektif. 1", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 323, "width": 185, "height": 363, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun kendala serta dampak dari kebijakan kampus merdeka terhadap kekerasan seksual, dampak dari program kampus merdeka dari kekerasan seksual ialah dapat optimalnya seluruh potensi dari mahasiswa serta kondunsifnya lingkungan kampus dari segala bentuk kekerasan seksual. Kendala yang dihadapi dari kebijakan kampus merdeka dari kekerasan seksual ialah sulitnya membuktikan bahwasanya ada kasus kekerasan seksual, serta belum adanya peraturan hukum yang dapat menangani kekerasan seksual di kampus. Tujuan dari peraturan Menteri tentang pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 134", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 52, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perguruan tinggi ialah dapat memenuhi hak pendidikan setiap warga negara. 2", "type": "Text" }, { "left": 135, "top": 157, "width": 53, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perbedaan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 157, "width": 185, "height": 487, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pandangan terhadap suatu kebijakan pasti ada baik itu yang pro maupun kontra, namun sebagai bagian dari warga negara yang akan menjalangkan sebuah kebijakan tentu setiap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah perlu adanya pengkajian serta akibat apa yang akan ditimbulkan jikalau kebijakan itu dibuat. erdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Kebijakan Program Kampus Merdeka Dari Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi Indonesia”. Serta membahas mengenai mekanisme pelaksanaan program kampus merdeka terhadap kekerasan seksual dan kendala serta dampak apa saja dari pelaksanaan kebijakan kampus merdeka terhadap kekerasan seksual. sehingga diharapkan dijadikan evaluasi bersama dalam perbaikan pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 190, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Kemendikbudristek. (2021). Kampus Merdeka dari Kekerasan Seksual . 9–25.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 705, "width": 183, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Arwildayanto, Dr. Arifin Suking, W. T. S.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 718, "width": 165, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2018). Analisis Kebijakan Pemerintah .", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 177, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia dimasa yang akan datang.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 136, "width": 189, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "B. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 351, "top": 167, "width": 162, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Pendidikan", "type": "Section header" }, { "left": 351, "top": 198, "width": 185, "height": 322, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan atau biasa disebut dengan policy seringkali diartikan dengan suatu aturan, program, politik, keputusan serta rencana strategis. Ditelusuri lebih mendalam banyak ahli maupun akademisi turut serta memiliki perspektif yang sangat beragam tentang kebijakan sebagai proses pengambilan keputusan. Menurut Koontz dan Donnell kebijakan ialah pernyataan atau pemahaman umum yang mempedomani pemikiran dalam mengambil keputusan yang memiliki esensi batas-batas tertentu dalam mengambil suatu keputusan. 3", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 529, "width": 185, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Baik itu kebijakan yang dibuat oleh pemerintah, dunia usaha, instansi atau organisasi yang berorientasi profit maupun masyarakat nonprofit pada umumnya, kebijakan selalu menjadi polemik yang tidak berhenti", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 135", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 69, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "diperebutkan.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 508, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selalu aktif memperdebatkan kebijakan, termasuk yang berlaku bagi organisasi maupun yang tidak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami terlebih dahulu konsep kebijakan sebelum beralih ke pembahasan analisis kebijakan publik. Hal ini diperlukan karena maraknya penggunaan istilah- istilah dan konsep-konsep yang berkaitan dengan kebijakan, yang akan menimbulkan berbagai sudut pandang dalam memahami konsep kebijakan. 4 Kebijakan harus dapat mengandalkan asumsi perilaku karena kebijakan adalah jenis hipotesis yang didasarkan pada teori dan proposisi kausal. Hal ini penting agar kebijakan dapat meramalkan kondisi, menyatukan estimasi keberhasilan yang akan dicapai dengan metode untuk mengatasi potensi kegagalan, dan selalu mendorong masyarakat untuk mengambil tindakan. 5", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 606, "width": 184, "height": 52, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan publik di bidang pendidikan dapat dicirikan sebagai suatu pilihan yang dibuat bersama", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 679, "width": 190, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 Kusnandar, ‘Analisis Kebijakan Publik’, Analis Kebijakan Publik , 2001, 165.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 190, "height": 34, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Aminuddin Bakry, ‘Kebijakan Publik Sebagai Kebijakan Publik’, Jurnal MEDTEK , 2 (2010), 78.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 259, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "oleh pemerintah dan pelaku dari luar dengan mempertimbangkan variabel- variabel yang mempengaruhi dilaksanakan atau tidaknya di bidang pendidikan bagi seluruh warga negara. Kurikulum, alokasi anggaran untuk pendidikan, perekrutan tenaga kependidikan, penyediaan fasilitas pendidikan, dan kebijakan publik lainnya yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pendidikan merupakan bidang kebijakan pendidikan. 6", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 357, "width": 185, "height": 301, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena penekanan pada kebijaksanaan dari faktor emosional dan irasional dalam pengambilan keputusan, maka kebijakan tidak serta merta bersumber dari pertimbangan akal manusia, meskipun jelas manusia lebih dominan dalam memilih pilihan kebijakan. Sebaliknya, ada kemungkinan bahwa pada saat mereka diciptakan, rasionalitas belum tercapai atau bersifat intuitif. Jika dipahami, kebijakan pendidikan adalah seperangkat pedoman yang dimiliki dan digunakan oleh pemerintah untuk mewujudkan", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 680, "width": 190, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Solichin, ‘Imlementasi Kebijakan Pendidikan Dan Peran Birokrasi’, Jurnal Studi Islam , 6.2 (2015), 148.", "type": "Footnote" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 136", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 184, "height": 94, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pendidikan yang selaras dengan nilai- nilai dan mencapai tujuan yang diinginkan. Pedoman ini mencakup politik, anggaran, pemberdayaan, tata kelola, dan topik lainnya. 7", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 192, "width": 185, "height": 425, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lebih banyak individu yang terlibat dalam implementasi suatu kebijakan daripada di tahap pengembangan atau sebelumnya, baik dari segi tenaga kerja maupun sumber daya organisasi. Proses pengembangan kebijakan melibatkan interaksi dengan implementasi kebijakan. sebagai penggunaan interaksi antara tujuan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Implementasi adalah kapasitas untuk membangun hubungan baru antara rantai sebab dan akibat yang menghubungkan kegiatan dengan tujuan. Sebagai aturan umum, agar implementasi kebijakan berhasil, ada tiga syarat yang harus dipenuhi. Keakuratan kebijakan adalah yang utama. Validitas kebijakan ini ditentukan oleh seberapa banyak", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 648, "width": 188, "height": 58, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 F. N Irwan I, Ichsan and Gistituati, ‘Analisis Kebijakan Pendidikan Terkait Implementasi Pembelajaran Pada Masa Darurat Covid 19’, Jurnal Manajemen Pendidikan , 9.2 (2021), 89 <https://doi.org/10.33751/jmp.v9i2.4238>.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 715, "width": 184, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Elih Yuliah. (2557). Implementasi Kebijakan", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 728, "width": 90, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan The", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 184, "height": 52, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pengetahuan yang tersedia saat ini dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada. 8", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 171, "width": 96, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampus Merdeka", "type": "Section header" }, { "left": 387, "top": 192, "width": 149, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampus Merdeka ini", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 212, "width": 185, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "merupakan inisiatif anyar dari Kementerian Pendidikan dan", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 254, "width": 184, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebudayaan di bawah arahan Nadiem", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 274, "width": 185, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwar Karim. Merupakan kebijakan pembelajaran yang diurai agar perguruan tinggi menjadi lebih otonom dengan tujuan mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih otonom dengan budaya belajar yang lebih inovatif, tidak restriktif, dan sesuai dengan kebutuhan masing- masing perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 461, "width": 185, "height": 156, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun dasar hukum dari kebijakan perubahan ini dilandasi dengan peraturan setingkat Menteri yakni, Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang standar Nasional Pendidikan Tinggi, Permendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Perubahan Perguruan Tinggi Negeri", "type": "Text" }, { "left": 376, "top": 650, "width": 159, "height": 32, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementation of Educational Policies. Jurnal At-Tadbir: Media Hukum Dan Pendidikan , 4 (1), 88–100.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 137", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 184, "height": 52, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum, Permendikbud Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 150, "width": 184, "height": 53, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program Studi dan Perguruan Tinggi, Permendikbud Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penerimaan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 212, "width": 185, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa Baru Program Sarjana pada Perguruan Tinggi Negeri, Permendikbud Nomor 7 Tahun 2020 tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 316, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Negeri, dan Pendirian, Perubahan,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 336, "width": 184, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pencabutan Izin Perguruan Tinggi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 355, "width": 41, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Swasta. 9", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 378, "width": 185, "height": 280, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerangka kebijakan program kampus otonom sesuai dengan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Perguruan tinggi, fakultas program studi, dan setiap komponen perguruan tinggi semuanya berperan dalam pelaksanaan peraturan perundang- undangan (PT). Setiap perguruan tinggi berkewajiban untuk mendukung hak-hak mahasiswa, baik hak tersebut dimanfaatkan maupun tidak. Mahasiswa dapat mengikuti mata kuliah Satuan Kredit Semester", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 688, "width": 176, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Kemendikbud, & Tohir, M. (2020). Merdeka belajar: Kampus merdeka.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 713, "width": 170, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kemendikbud , 1–19. https://osf.io/sv8wq/", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 184, "height": 177, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(SKS) pada program studi yang terpisah pada perguruan tinggi yang sama selama satu semester setara dengan 20 sks, atau maksimal dua semester setara dengan 40 sks. Universitas harus membuat resource untuk daftar mata kuliah yang dapat diambil oleh mahasiswa dari semua program studi. 10", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 274, "width": 185, "height": 384, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gagasan kampus belajar merdeka dikembangkan saat ini sebagai bagian dari peran pemerintah dalam reformasi pendidikan. Salah satu gagasan ini adalah untuk memungkinkan fleksibilitas selama tiga semester untuk terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan interaksi sosial dan pengalaman belajar sambil menghindari penggunaan teknologi, dan tiga semester ini dihabiskan di luar program akademik. Hal ini dilakukan agar mampu menghasilkan lulusan perguruan tinggi yang terbaik, yang akan berperan sebagai agen perubahan yang paling kuat dalam kemajuan peradaban. Gagasan kampus otonom berfungsi sebagai kerangka utama untuk kegiatan, yang", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 680, "width": 190, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 R. Sudaryanto, S., Widayati, W., & Amalia, ‘Konsep Merdeka Belajar- Kampus Merdeka Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Bahasa (Dan Sastra) Indonesia’, Jurnal Bahasa , 9.2 (2020), 79–93.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 138", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 115, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meliputi mahasiswa, magang, dukungan instruksional di unit pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, usaha kewirausahaan, proyek mandiri, dan kuliah tentang tema dunia nyata. 11", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 223, "width": 185, "height": 218, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Program studi harus melalui tahapan keberhasilan program yang sesuai dengan kebutuhan kampus dan tuntutan stakeholders sebagai bagian dari inovasi program kampus mandiri. Pelacakan lulusan program studi sangat penting di awal agar kualitas program dapat dinilai dan penyesuaian dapat dilakukan berdasarkan hasil program. Langkah selanjutnya adalah memetakan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 451, "width": 185, "height": 197, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kebutuhan program akademik, kesempatan kerja, kebutuhan industri di daerah, dan kebutuhan keilmuan di era milenial. Menempatkan hasil analisis kebutuhan dari tahap tiga tahap sebelumnya ke dalam urutan prioritas. Prodi mengumpulkan data dan memetakan bahan ajar sesuai tuntutan universitas dan industri 4.0 pada tahap keempat. Tahap lima", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 680, "width": 190, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 R Industri, ‘KONSEP KAMPUS", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 693, "width": 190, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MERDEKA BELAJAR DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ARTIKEL HISTORY’, Journal of Islamic Education , 1.1 (2020), 141.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 301, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meliputi pembuatan mata kuliah yang lebih baik atau mata kuliah baru, memasukkan keterampilan 4.0 baru ke dalam mata kuliah program studi saat ini, dan menghilangkan mata kuliah yang tidak berkaitan dengan kurikulum independen yang telah disepakati bersama oleh kampus, program studi, dan mahasiswa kebutuhan dalam pendidikan. Untuk melaksanakan kurikulum mandiri, program juga harus memiliki model pembelajaran yang sudah terbentuk, serta keterampilan khusus dan umum. 12", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 399, "width": 185, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Namun demikian, pelaksanaan strategi ini tidak dapat dipisahkan dari beberapa persoalan yang sedang dihadapi oleh civitas akademika perguruan tinggi Indonesia pada umumnya. Beberapa perguruan tinggi telah menerbitkan kredit sesuai dengan arah kebijakan MBKM dalam hal desain kurikulum dan metode penyajian kredit. Banyak perguruan tinggi masih mengalami kesulitan mencari cara untuk mengintegrasikan hasil pembelajaran", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 680, "width": 190, "height": 57, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Q. Y Alawi, D., Sumpena, A., Supiana, S., & Zaqiah, ‘Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca Pandemi Covid-19’, Jurnal Ilmu Pendidikan , 4.4 (2022), 5863.", "type": "Footnote" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 139", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MBKM yang diinginkan ke dalam kurikulum saat ini. Beberapa mahasiswa baru telah menerima beberapa bentuk saran dari perguruan tinggi untuk mengikuti kegiatan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 192, "width": 184, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MBKM, yang menunjukkan kesediaan instruktur pembimbing.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 233, "width": 185, "height": 446, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai langkah awal yang krusial dalam menerapkan strategi ini, beberapa lembaga pendidikan telah berupaya merancang kurikulum yang tersedia biaya kegiatan dipandang sebagai kendala oleh sebagian besar mahasiswa, dan masalah pendanaan program MBKM dianggap sebagai perhatian utama PTN dan PTS dalam melaksanakan kebijakan tersebut. Konsekuensi kebijakan mereka, pada gilirannya, dapat memengaruhi minat dan partisipasi siswa dalam program- program ini. Pada hakikatnya kurikulum MBKM dibuat untuk membantu siswa berpikir kritis, mandiri dan kreatif. Keberhasilan kebijakan dalam mempromosikan minat dan visibilitas tujuh keterlibatan siswa akan menentukan bagaimana kapasitas ini dikembangkan. Tujuan utama", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 190, "height": 34, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 M Darajatun, R. M., & Ramdhany, ‘Pengaruh Implementasi Kebijakan Kampus Merdeka Terhadap Minat Dan Keterlibatan", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 184, "height": 52, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kebijakan Kampus Mandiri adalah mendorong mahasiswa untuk mengambil kelas di luar kampus. 13", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 171, "width": 142, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Konsep Kekerasan Seksual", "type": "Section header" }, { "left": 351, "top": 199, "width": 185, "height": 259, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam naskah Rancangan Undang-Undangtentang Penghapusan Kekerasan Seksual yang dipaparkan oleh Komnas Perempuan, konsep kekerasan seksual didefinisikan sebagai tindakan yang merendahkan, menghina, menyerang, atau melakukan tindakan lain terhadap tubuh yang terkait dengan keinginan seksual seseorang, serta fungsi reproduksinya, dengan cara yang paksa dan bertentangan dengan kehendak individu tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 478, "width": 185, "height": 197, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Komnas Perempuan, ada 15 jenis kekerasan seksual, antara lain perkosaan, eksploitasi seksual, kawin paksa, termasuk cerai gantung, perbudakan seksual, prostitusi paksa, kehamilan paksa, sterilisasi paksa, aborsi paksa, penyiksaan seksual, hukuman tidak manusiawi, dan adat. praktik hukuman yang bernuansa seksual. Gagasan patriarki terungkap", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 703, "width": 190, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahasiswa’, Journal of Business Management Education , 6.3 (2021), 11.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 140", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dalam gagasan bahwa kehadiran laki- laki atau ayah merupakan fenomena yang menentukan perkembangan struktur keluarga yang bermanfaat. Dalam paham patriarki, di mana struktur sosial memaksa dan menekan perang, laki-laki menjadi krusial untuk menjadi pendamping", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 254, "width": 59, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perempuan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 284, "width": 185, "height": 156, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini dimaksudkan agar laki- laki dapat mempertahankan kontrol mereka untuk menerima kehormatan, penghargaan, dan otoritas melalui peningkatan pandangan gender tentang bagaimana laki-laki dan perempuan berbeda dalam cara-cara tertentu. Menurut prinsip ini,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 450, "width": 185, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sosiologi berpendapat bahwa patriarki dan keberadaan gender saling terkait.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 492, "width": 185, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mengingat hubungan antara masyarakat patriarki dan gender,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 533, "width": 185, "height": 62, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seringkali mengarah pada kekerasan terhadap perempuan. 14 Dalam tinjauan literatur", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 605, "width": 184, "height": 52, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengenai pandangan terhadap kekerasan seksual, beberapa tokoh, termasuk", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 646, "width": 184, "height": 32, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Poerwandari, mengemukakan perspektif mereka.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 190, "height": 34, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 R. Elindawati, ‘Perspektif Feminis Dalam Kasus Perempuan Sebagai Korban Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi’, Jurnal Kajian", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 487, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Poerwandari, kekerasan seksual diartikan sebagai rangkaian tindakan yang mengakibatkan perlakuan atau gangguan seksual, yang meliputi tetapi tidak terbatas pada sentuhan fisik, ciuman, atau tindakan lain yang tidak dikehendaki oleh korban. Lebih lanjut, tindakan kekerasan seksual juga mencakup pemaksaan korban untuk menonton materi pornografi, berpartisipasi dalam lelucon seksual, serta menerima komentar yang merendahkan dan menghina, semuanya dengan maksud untuk memaksa korban untuk melakukan hubungan seksual tanpa persetujuannya, baik dengan atau tanpa kekerasan fisik. Hal ini juga mencakup pemaksaan korban untuk terlibat dalam aktivitas seksual yang tidak diinginkan atau yang dapat menimbulkan kerugian atau cedera pada korban.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 595, "width": 185, "height": 73, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Siscac dan Moningka berpendapat bahwa pelecehan seksual pada masa kanak-kanak merupakan kejadian yang signifikan karena", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 705, "width": 190, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perempuan, Gender Dan Agama , 15.2 (2021), 181.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 141", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 184, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berdampak buruk bagi kehidupan korban setelah dewasa. Setiap tahun, ada lebih banyak kasus kekerasan seksual terhadap anak muda.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 181, "width": 185, "height": 384, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sedangkan menurut Mboiek dan Stanko, kekerasan seksual adalah suatu perbuatan yang biasanya dilakukan oleh laki-laki terhadap perempuan dalam bidang kelamin yang dibenci oleh perempuan karena membuat mereka merasa direndahkan, namun jika perbuatan tersebut ditolak ada kemungkinan mereka akan menderita. hasil negatif lainnya. Suhanjati menyatakan bahwa tidak hanya dari segi hukum tetapi juga dari segi sosial dan budaya, seseorang dianggap sebagai korban kekerasan apabila mengalami luka fisik, luka atau kekerasan psikis, trauma emosional, atau keduanya. Kerugian harta benda juga bisa terjadi selain jenis rasa sakit lainnya. 15", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 584, "width": 185, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Semuanya bermuara pada kekerasan seksual, menurut Terry Lawson khususnya setiap tindakan yang melibatkan kontak seksual yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 692, "width": 190, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 M. A Fu’ady, ‘Dinamika Psikologis", "type": "Footnote" }, { "left": 99, "top": 705, "width": 191, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekerasan Seksual: Sebuah Studi Fenomenologi.’, Jurnal Psikologi Dan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 728, "width": 135, "height": 9, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Psikologi Islam , 8.2 (2011), 191.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 425, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dipaksakan dengan orang lain, kontak seksual yang dipaksakan dengan cara yang tidak sesuai atau tidak diinginkan, dan kontak seksual yang dipaksakan dengan orang lain untuk keuntungan uang atau tujuan tertentu. Sedangkan hurah kekerasan seksual dapat berupa pemaksaan melihat, memperlihatkan anatomi seksual, dan menampilkan pornografi, dapat juga berupa oral-genital, genital- genital, genital-rektal, hand-genital, hand- rectal, dan hand-rectal. dada. Pelecehan seksual Menurut Tobach, perkosaan adalah jenis kekerasan seksual tertentu, yaitu penetrasi seksual tanpa persetujuan atau paksaan, yang disertai dengan kekerasan fisik. Pemerkosaan biasanya disertai dengan tekanan psikologis atau fisik. 16", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 523, "width": 185, "height": 135, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelecehan seksual sering terjadi dan terus-menerus, meskipun hanya sedikit orang yang menyadarinya atau peka terhadap dampaknya. Meskipun data mengungkapkan bahwa kekerasan seksual memiliki efek yang sangat", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 692, "width": 188, "height": 45, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 D Probosiwi, R., & Bahransyaf, ‘Pedofilia Dan Kekerasan Seksual: Masalah Dan Perlindungan Terhadap Anak’, Sosio Informa , 1.1 (2015), 29.", "type": "Footnote" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 142", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 259, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mendalam, menyakitkan, dan kadang- kadang seumur hidup pada korbannya, sering kali dipandang hanya sebagai kejahatan melawan demensia. Dalam kasus yang jarang terjadi, kekerasan seksual bahkan dapat menginspirasi korban untuk bunuh diri. Kekerasan seksual, seperti pemerkosaan, dianggap sebagai pelanggaran norma kesusilaan, dan negara sendiri mendukung gagasan bahwa itu adalah kejahatan terhadap kesusilaan saja dalam KUHP.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 357, "width": 185, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Klasifikasi ini tidak hanya meremehkan beratnya kejahatan yang dilakukan, tetapi juga menumbuhkan gagasan bahwa kekerasan seksual hanyalah masalah moral.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 461, "width": 185, "height": 114, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengalaman perempuan yang telah mengalami kekerasan seksual menyoroti dampak merusak yang dapat menghancurkan keutuhan hidup korban, bahkan dapat membuat mereka merasa tak mampu", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 585, "width": 185, "height": 94, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melanjutkan hidup. Dampak ini kemudian berkontribusi pada meningkatnya jumlah kasus kekerasan seksual yang tidak ditangani secara hukum, melainkan", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 184, "height": 34, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 M. Purwanti, A., & Zalianti, ‘Strategi Penyelesaian Tindak Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Ruu", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 301, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dicoba diselesaikan melalui upaya mediasi di luar proses peradilan. Dapat dipahami bahwa kekerasan seksual benar-benar membahayakan masa depan negara dan merupakan standar hidup generasi mendatang. Salah satu kendala utama dalam upaya korban untuk memperoleh haknya terhadap kebenaran, keadilan, pemulihan, serta pemenuhan rasa keadilan, dan janji bahwa perbuatan tersebut tidak akan terulang kembali adalah ciri khas kekerasan seksual yang selalu dikaitkan dengan wacana moralitas. 17", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 419, "width": 191, "height": 53, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mekanisme Pelaksanaan Kebijakan Program Kampus merdeka Terhadap Kekerasan Seksual.", "type": "Text" }, { "left": 387, "top": 482, "width": 154, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan (policy) biasanya", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 502, "width": 191, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "digunakan untuk memilih dan menyoroti keputusan yang paling krusial untuk meningkatkan baik fungsi organisasi publik maupun swasta. Kebijakan harus tanpa nuansa atau implikasi yang terkait dengan kata \"politis,\" yang sering dianggap menyiratkan keberpihakan berdasarkan kepentingan pribadi. Kebijakan suatu", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 703, "width": 187, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekerasan Seksual.’, Jurnal Masalah Hukum , 47.2 (2018), 138.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 143", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 191, "height": 259, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ketentuan dapat diterapkan dan ditunjukkan oleh perilaku yang dapat diulang dan konsisten baik dari pihak yang membuat maupun pihak yang menetapkannya (mereka yang menegakkan kebijakan). Kebijakan publik adalah kumpulan keputusan (termasuk keputusan untuk tidak berbuat apa-apa) yang dibuat oleh organisasi dan pejabat pemerintah yang kurang lebih berhubungan. 18 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 357, "width": 190, "height": 301, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Nadiem Anwar Makarim, telah mengumumkan kebijakan \"Kampus Merdeka\". Kebijakan ini bertujuan untuk memperkuat keterampilan keras dan lunak para lulusan, sehingga mereka lebih siap dan relevan dengan tuntutan zaman. Selain itu, kebijakan ini bertujuan untuk mempersiapkan lulusan sebagai calon pemimpin bangsa yang unggul dan berkarisma. Diharapkan jalur fleksibel dalam program pembelajaran eksperiensial akan memungkinkan siswa untuk memaksimalkan potensi mereka sesuai dengan minat dan keterampilan", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 705, "width": 189, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Suaib, M. R. (2016). Pengantar Kebijakan Publik .", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 190, "height": 32, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mereka. Deskripsi kualitatif adalah jenis penelitian ini. 19", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 129, "width": 191, "height": 115, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Salah satu kebijakan Mendikbud adalah Kampus Merdeka. Kampus Merdeka dibangun dengan dua gagasan utama. Yang pertama adalah gagasan belajar mandiri menyiratkan kebebasan intelektual. Nadiem", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 233, "width": 191, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Makarim berpendapat, akademisilah yang harus memulai proses pembebasan pemikiran. Pandangan seperti ini harus dipandang sebagai upaya menghentikan perubahan proses belajar mengajar di lembaga pendidikan, termasuk sekolah menengah dan sekolah dasar. Kedua, gagasan belajar mandiri dilakukan melalui kampus mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 471, "width": 185, "height": 198, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampus Merdeka upaya untuk membuang kekangan dan bergerak lebih leluasa, hak belajar selama tiga semester di luar program studi itulah yang dimaksud dengan kampus mandiri. Siswa harus memiliki pilihan untuk mengambil atau tidak mengambil kursus di luar selama dua semester, atau setara dengan 40 kredit, di perguruan tinggi. Selain itu,", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 705, "width": 177, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Sudaryanto, S., Widayati, W., & Amalia.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 144", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 218, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "selama satu semester, mahasiswa dapat memperoleh SKS di program studi lain di kampus. PTN bebas menjadi PTN BH dan BLU (Badan Layanan Umum) (Satuan Kerja) (Lembaga Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum). Baik perguruan tinggi negeri maupun swasta memiliki otonomi dalam pendidikan tinggi, dan sada skema untuk akreditasi ulang otomatis. 20", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 326, "width": 160, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada Umumnya, Kekerasan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 347, "width": 185, "height": 301, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "seksual dianggap sebagai kekerasan berbasis gender, yang didefinisikan sebagai tindakan yang menyebabkan kerusakan atau penderitaan pada kesejahteraan tubuh, seksual, mental, atau psikologis seseorang. Menurut feminisme, dasar kekerasan seksual adalah sudut pandang pelakunya, yang dibentuk oleh konsepsi stereotip tentang apa artinya menjadi seorang perempuan. Perempuan seringkali dipandang sebagai anggota dari jenis kelamin kedua dan warga negara kelas dua, baik secara sengaja maupun tidak sengaja. Hal ini menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 669, "width": 183, "height": 68, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 I Simatupang, E., & Yuhertiana, ‘Merdeka Belajar Kampus Merdeka Terhadap Perubahan Paradigma Pembelajaran Pada Pendidikan Tinggi: Sebuah Tinjauan Literatur’, Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Ekonomi , 2.2 (2021), 30–38.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 239, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "bahwa masih ada isu ketidaksetaraan gender yang berkontribusi pada konstruksi sosiokultural perempuan yang khas, khususnya dalam kaitannya dengan tubuh dan seksualitas mereka. Kekerasan seksual tidak terbatas pada tindakan kekerasan fisik; itu juga dapat berupa pelecehan budaya dan struktural tidak langsung terhadap perempuan sebagai akibat dari stereotip gender yang negatif. 21", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 368, "width": 190, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kendala dan dampak dari prlaksanaan Kebijakan Kampus Merdeka Terhadap Kekerasan Seksual.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 451, "width": 191, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perguruan tinggi dan lembaga pendidikan lainnya adalah tempat di mana siswa dapat belajar dan menemukan minat dan bakat mereka.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 533, "width": 191, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampus berfungsi sebagai pusat pendidikan serta kegiatan ekstrakurikuler yang membantu mahasiswa mengembangkan", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 616, "width": 191, "height": 32, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "keterampilan keras dan lunak serta mendapatkan pengalaman dalam", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 669, "width": 185, "height": 33, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 A. Sumintak, & Idi, ‘Analisis Relasi Kuasa Michel Foucault : Studi Kasus Fenomena Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi’,", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 705, "width": 185, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Intelektualita: Keislaman, Sosial, Dan Sains , 11.1 (2022), 55.", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 145", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 190, "height": 73, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "berbagai kegiatan kampus. Kampus juga dapat berfungsi sebagai hub untuk aliansi atau gerakan yang menghasilkan perubahan kampus.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 171, "width": 190, "height": 52, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampus berkembang menjadi tempat belajar dan juga membantu penghuninya", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 212, "width": 191, "height": 53, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "mengembangkan kemampuannya dengan menjadi salah satu tempat melanjutkan pendidikan. 22", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 190, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Karena adanya hak asasi manusia, maka sudah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa untuk menyuarakan pendapatnya. Siapa pun dapat mengajukan argumen, apakah mereka yakin itu valid atau tidak valid.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 419, "width": 191, "height": 218, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komentar yang hanya berasal dari pria yang dapat diterima dengan mudah tidak lagi dapat diterima; ini sama dengan kecemburuan gender, yang mendahului era feminisme. sedemikian rupa sehingga publik yang lebih luas sekarang menerima dan percaya pada hak-hak gender. Di kampus, insiden kekerasan seksual berlipat ganda dan meningkat, membuat banyak korban enggan untuk", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 668, "width": 187, "height": 69, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 N. A. Ayu, ‘Optimalisasi Hak Asasi Manusia Dan Hukum Gender Pasca Terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 191, "height": 135, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melapor dan mengungkapkan apa yang terjadi, mereka khawatir tentang tekanan dari kampus dan reputasi buruk dan inilah yang mengakibatkan salah satu kendala dalam penanggulanan kekerasan seksual di perguruan tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 233, "width": 191, "height": 239, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mereka khawatir tentang tekanan dari kampus dan reputasi buruk. Pada tahun 2020, ada 955 kasus kekerasan seksual yang dilaporkan terjadi di ruang publik dan privat, menurut Komnas Perempuan. Banyak dari mereka berasal dari lembaga pendidikan, sehingga semakin mempersulit korban mendapatkan keadilan karena dinamika kekuasaan yang muncul dalam kasus-kasus kekerasan seksual. 23", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 482, "width": 191, "height": 155, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dampak kekerasan seksual baik anak-anak maupun orang dewasa sering mengalami efek traumatis akibat kekerasan seksual. Namun, karena pengecualian kejadian kekerasan seksual yang dilaporkan, kasus kekerasan seksual seringkali tidak dilaporkan. Terutama lebih sulit ketika", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 667, "width": 188, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lingkungan Perguruan Tinggi’, Jurnal Kajian Hukum Dan Studi Islam , 4.2 (2022), 126.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 691, "width": 30, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Ayu.", "type": "Footnote" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 146", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 191, "height": 94, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kekerasan seksual terhadap anak-anak terlibat karena korban muda tidak mengakui diri mereka sebagai korban. Karena mereka sulit mempercayai orang lain, korban cenderung", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 192, "width": 191, "height": 259, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyembunyikan pengalaman mereka dengan kekerasan seksual. Anak-anak juga cenderung enggan untuk melaporkan kekerasan seksual karena mereka takut hal itu akan berakibat lebih buruk, mereka merasa malu untuk membicarakan kejadian tersebut, mereka percaya bahwa kejadian tersebut adalah akibat kesalahan mereka sendiri, dan mereka percaya bahwa kejadian tersebut membuat mereka terlihat buruk. 24 Kekerasan seksual bisa", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 461, "width": 185, "height": 218, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyebabkan masalah kesehatan mental pada korban. Ini bisa berupa gangguan emosi, perubahan perilaku, atau kesulitan berpikir. Gangguan emosi bisa membuat korban merasa sedih atau marah terus-menerus. Perilaku mereka mungkin juga berubah menjadi negatif, seperti menjadi malas. Gangguan kognitif bisa membuat korban kesulitan berkonsentrasi atau memproses", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 703, "width": 178, "height": 34, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Noviana, ‘Kekerasan Seksual Terhadap Anak: Dampak Dan Penanganannya’, Sosio Informa , 1.1 (2015), 13.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 185, "height": 52, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi dengan baik. Mereka sering melamun dan memiliki pikiran kosong atau perilaku serupa lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 150, "width": 185, "height": 32, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Populasi umum tidak mempertimbangkan bagaimana", "type": "Table" }, { "left": 351, "top": 192, "width": 185, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tindakan kekerasan mempengaruhi orang secara psikologis.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 233, "width": 185, "height": 446, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ketika jiwa korban terkena dampaknya, cara pandang mereka berangsur- angsur bergeser dan berdampak pada berbagai hal. Dimulai dari cara pandang terhadap sesuatu, kestabilan emosi rentan terhadap kerentanan, bahkan depresi. Dampak psikologis tersebut adalah salah satu manifestasi dari gangguan stres pascatrauma, di mana trauma tersebut memiliki efek yang signifikan pada individu, khususnya menimbulkan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan sebagai hasil dari kilas balik otak terhadap pengalaman kekerasan masa lalu. Saat menghadapi situasi yang mirip dengan kekerasan yang mereka alami sebelumnya, beberapa individu yang mengalami trauma cenderung merasa khawatir, gelisah, dan bahkan ketakutan. Karena ini merupakan", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 147", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 52, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "salah satu dampak psikologis yang timbul dari kekerasan seksual, hal ini sulit untuk dihindari. 25", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 150, "width": 185, "height": 446, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kerugian psikologis merupakan efek samping yang paling sering dialami oleh korban kekerasan seksual. Perempuan dan perempuan korban kekerasan seksual laki-laki ditemukan menderita efek psikologis jangka panjang dari trauma pelecehan seksual masa kanak-kanak. Segera setelah serangan seksual, korban mungkin mengalami gejala psikologis jangka pendek seperti keputusasaan, lekas marah, ketidakstabilan emosi, kelegaan, dan kesepian. Dampak psikologis jangka panjang antara lain masalah disfungsi seksual, gangguan seksual, depresi berat, kecemasan yang tidak terkendali, ketakutan, ketidakharmonisan yang berlebihan, agresi, dan perilaku antisosial, serta melakukan kekerasan seksual sebagai pembalasan dan memiliki pikiran untuk bunuh diri. 26", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 626, "width": 115, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "C. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 680, "width": 190, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Z. D. Anindya, A., Dewi, Y. I. S., & Oentari,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 691, "width": 191, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‘Dampak Psikologis Dan Upaya Penanggulangan Kekerasan Seksual Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 714, "width": 190, "height": 23, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perempuan’, Terapan Informatik Nusantara , 1.23 (2020), 137.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 191, "height": 301, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan publik dalam bidang pendidikan dapat digambarkan sebagai keputusan yang diambil bersama oleh pemerintah dan pihak luar dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi terselenggaranya atau tidaknya pendidikan bagi seluruh penduduk. Kebijakan tidak selalu bersumber dari pertimbangan akal manusia, sekalipun jelas bahwa manusia lebih menonjol dalam pengambilan keputusan kebijakan, karena perhatian terhadap keahlian dari variabel emosional dan irasional dalam pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 399, "width": 191, "height": 259, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan Kampus merdeka di bawah kepemimpinan Nadiem Anwar Karim, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi ujung tombak program anyar ini. Merupakan kebijakan pembelajaran yang dirobohkan untuk memberikan otonomi lebih kepada perguruan tinggi dengan maksud mengubah paradigma pendidikan menjadi lebih otonom dengan budaya belajar yang lebih inovatif, tidak restriktif, dan sejalan dengan tuntutan masing-masing", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 680, "width": 190, "height": 57, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 R Rini, ‘Dampak Psikologis Jangka Panjang Kekerasan Seksual Anak (Komparasi Faktor: Pelaku, Tipe, Cara, Keterbukaan Dan Dukungan Sosial’, Jurnal Sosial Dan Humaniora , 4.3 (2020), 1.", "type": "Footnote" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 148", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 191, "height": 156, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "perguruan tinggi. . Kekerasan seksual dalam ranah pendidikan merupakan salah satu kebijakan kementerian dalam kebijakan kampus mandiri, dan Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi menjadi landasan hukum perubahan kebijakan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 254, "width": 191, "height": 466, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun kendala dari kampus merdeka dari kekerasan seksual ialah hak Asasi Manusia telah membiasakan mahasiswa untuk mengekspresikan pikiran mereka secara bebas. Apakah menurut mereka argumen mereka masuk akal atau tidak, semua orang dapat membuatnya. Kecemburuan gender yang melahirkan era feminisme sama dengan pesan yang hanya bisa datang dari laki-laki yang mudah dipahami. Sedemikian rupa sehingga kesetaraan gender sekarang diterima dan diyakini oleh khalayak yang lebih luas. Kendala yang lain dalam penanggulanan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi ialah sering kali kampus lebih memetingkan citra kampus dari pada kasus kekerasan seksual, sangat banyak pihak kampus mengintimidasi korban kekerasan seksual agar tidak membongkar kasusnya ke khalayak media karena", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 88, "width": 191, "height": 32, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ditakutkan dapat merusak citra kampus.", "type": "Text" }, { "left": 351, "top": 140, "width": 185, "height": 591, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dampak akibat kekerasan yang mereka lihat, korban kekerasan seksual bisa mengalami gangguan psikologis. Gangguan emosional, gangguan perilaku, atau gangguan kognitif adalah kemungkinan manifestasi dari kondisi ini. Gangguan emosi yang dimaksud berdampak buruk pada suasana hati dan merupakan emosi yang goyah. Perilaku korban kemudian dapat berkembang menjadi kebiasaan negatif tambahan, termasuk kelesuan ekstrim, yang merupakan tanda masalah perilaku. Gangguan stres pasca-trauma adalah hasil dari efek psikologis. Ketika trauma cukup parah untuk berdampak pada orang tersebut, hal itu terutama dapat menyebabkan kecemasan dan teror yang berlebihan karena otak secara tidak sengaja mengingat peristiwa kekerasan di masa lalu. Beberapa orang yang mengalami trauma akan mengalami kekhawatiran, kecemasan, dan bahkan mungkin ketakutan ketika menghadapi kejadian yang menyerupai sifat kekerasan mereka. Tidak mungkin dihentikan karena ini", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 149", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 88, "width": 185, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "adalah salah satu dampak psikologis dari kekerasan seksual.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 156, "width": 110, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 176, "width": 219, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alawi, D., Sumpena, A., Supiana, S., &", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 194, "width": 195, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaqiah, Q. Y, ‘Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka Pasca Pandemi Covid-19’, Jurnal Ilmu Pendidikan , 4.4 (2022), 5863", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 277, "width": 219, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aminuddin Bakry, ‘Kebijakan Publik", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 298, "width": 194, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagai Kebijakan Publik’, Jurnal MEDTEK , 2 (2010), 78", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 342, "width": 219, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anindya, A., Dewi, Y. I. S., & Oentari, Z. D.,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 360, "width": 195, "height": 34, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‘Dampak Psikologis Dan Upaya Penanggulangan Kekerasan Seksual", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 401, "width": 49, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terhadap", "type": "Table" }, { "left": 71, "top": 401, "width": 219, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perempuan’, Terapan Informatik Nusantara , 1.23 (2020), 137 Ayu, N. A., ‘Optimalisasi Hak Asasi", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 466, "width": 195, "height": 135, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manusia Dan Hukum Gender Pasca Terbitnya Peraturan Menteri Pendidikan Kebudayaan Dan Teknologi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2021 Tentang Pencegahan Dan Penanganan Kekerasan Seksual Di Lingkungan Perguruan Tinggi’, Jurnal Kajian", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 611, "width": 195, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum Dan Studi Islam , 4.2 (2022), 126", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 632, "width": 219, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darajatun, R. M., & Ramdhany, M,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 650, "width": 195, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‘Pengaruh Implementasi Kebijakan", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 673, "width": 195, "height": 52, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kampus Merdeka Terhadap Minat Dan Keterlibatan Mahasiswa’, Journal of Business Management Education , 6.3", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 88, "width": 53, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "(2021), 11", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 106, "width": 219, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elindawati, R., ‘Perspektif Feminis Dalam", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 129, "width": 219, "height": 136, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kasus Perempuan Sebagai Korban Kekerasan Seksual Di Perguruan Tinggi’, Jurnal Kajian Perempuan, Gender Dan Agama , 15.2 (2021), 181 Fu’ady, M. A, ‘Dinamika Psikologis Kekerasan Seksual: Sebuah Studi Fenomenologi.’, Jurnal Psikologi Dan", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 274, "width": 219, "height": 32, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Psikologi Islam , 8.2 (2011), 191 Industri, R, ‘KONSEP KAMPUS", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 316, "width": 194, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MERDEKA BELAJAR DI ERA", "type": "Section header" }, { "left": 347, "top": 336, "width": 195, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "REVOLUSI INDUSTRI 4.0 ARTIKEL", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 355, "width": 194, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HISTORY’, Journal of Islamic", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 378, "width": 133, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Education , 1.1 (2020), 141", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 396, "width": 219, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Irwan I, Ichsan, F. N, and Gistituati, ‘Analisis", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 419, "width": 52, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kebijakan", "type": "Table" }, { "left": 423, "top": 419, "width": 57, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan", "type": "Text" }, { "left": 504, "top": 419, "width": 37, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terkait", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 440, "width": 195, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi Pembelajaran Pada Masa", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 458, "width": 195, "height": 55, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Darurat Covid 19’, Jurnal Manajemen Pendidikan , 9.2 (2021), 89 <https://doi.org/10.33751/jmp.v9i2.423", "type": "Table" }, { "left": 347, "top": 523, "width": 16, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8>", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 541, "width": 219, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kusnandar, ‘Analisis Kebijakan Publik’,", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 564, "width": 219, "height": 31, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analis Kebijakan Publik , 2001, 165 Noviana, ‘Kekerasan Seksual Terhadap", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 603, "width": 195, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anak: Dampak Dan Penanganannya’,", "type": "List item" }, { "left": 347, "top": 626, "width": 145, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sosio Informa , 1.1 (2015), 13", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 645, "width": 219, "height": 75, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Probosiwi, R., & Bahransyaf, D, ‘Pedofilia Dan Kekerasan Seksual: Masalah Dan Perlindungan Terhadap Anak’, Sosio Informa , 1.1 (2015), 29", "type": "Text" }, { "left": 256, "top": 39, "width": 286, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi: Volume 7, Nomor 1, Januari-Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 82, "top": 756, "width": 460, "height": 26, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Paramurobi : p-ISSN: 2615-5680 e-ISSN: 2657-2222 | Nia Juwita Purnika Sari, Kiki Ayu Hermawati, Muhammad Fikri Rizqi Akbar, Irhas Sabililhaq, Muhamad Hani Yusuf", "type": "Page footer" }, { "left": 326, "top": 784, "width": 215, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Analisis Kebijakan Program Kampus... | 150", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 86, "width": 219, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Purwanti, A., & Zalianti, M., ‘Strategi", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 109, "width": 195, "height": 52, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyelesaian Tindak Kekerasan Seksual Terhadap Perempuan Dan Anak Melalui Ruu Kekerasan Seksual.’, Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 171, "width": 168, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Masalah Hukum , 47.2 (2018), 138", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 189, "width": 219, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rini, R, ‘Dampak Psikologis Jangka Panjang", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 212, "width": 195, "height": 53, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kekerasan Seksual Anak (Komparasi Faktor: Pelaku, Tipe, Cara, Keterbukaan Dan Dukungan Sosial’, Jurnal Sosial", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 274, "width": 150, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dan Humaniora , 4.3 (2020), 1", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 293, "width": 211, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Simatupang, E., & Yuhertiana, I, ‘Merdeka", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 316, "width": 176, "height": 73, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belajar Kampus Merdeka Terhadap Perubahan Paradigma Pembelajaran Pada Pendidikan Tinggi: Sebuah Tinjauan Literatur’, Jurnal Bisnis,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 399, "width": 191, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Manajemen, Dan Ekonomi , 2.2 (2021),", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 419, "width": 33, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30–38", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 438, "width": 165, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Solichin, ‘Imlementasi Kebijakan", "type": "List item" }, { "left": 95, "top": 458, "width": 165, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendidikan Dan Peran Birokrasi’,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 482, "width": 172, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Studi Islam , 6.2 (2015), 148", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 502, "width": 217, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sudaryanto, S., Widayati, W., & Amalia, R.,", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 520, "width": 174, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "‘Konsep Merdeka Belajar- Kampus", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 544, "width": 165, "height": 31, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Merdeka Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Bahasa (Dan Sastra)", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 582, "width": 189, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesia’, Jurnal Bahasa , 9.2 (2020),", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 606, "width": 33, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "79–93", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 624, "width": 213, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sumintak, & Idi, A., ‘Analisis Relasi Kuasa", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 645, "width": 148, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Michel Foucault : Studi Kasus", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 668, "width": 162, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Fenomena Kekerasan Seksual Di", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 686, "width": 128, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perguruan Tinggi’, Jurnal", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 709, "width": 187, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Intelektualita: Keislaman, Sosial, Dan", "type": "Text" }, { "left": 347, "top": 88, "width": 106, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sains , 11.1 (2022), 55", "type": "Text" } ]
85d7319b-7940-7f92-767f-3fba08ca0c8d
https://e-journal.unair.ac.id/JESTT/article/download/3335/2378
[ { "left": 72, "top": 709, "width": 455, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Jurnal ini merupakan bagian dari skripsi Windiya Saputri, NIM : 041211431172, yang diuji pada 9 Februari 2016", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 744, "width": 17, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "127", "type": "Page footer" }, { "left": 101, "top": 72, "width": 410, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN", "type": "Section header" }, { "left": 73, "top": 90, "width": 466, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX JII) 1)", "type": "Text" }, { "left": 269, "top": 128, "width": 75, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Windiya Saputri", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 140, "width": 389, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 265, "top": 177, "width": 81, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Leo Herlambang", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 189, "width": 385, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Departemen Ekonomi Syariah- Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 281, "top": 225, "width": 50, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ABSTRACT :", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 240, "width": 468, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Government-related announcement is one of the determinants that potentially affect capital market. This research aims to see the reaction of stock market to Yuan Devaluation on August, 11 2015. The market reaction in this study is indicated by the presence of abnormal retun and abnormal trading volume activty. The approach taken in this research is the quantitative approach with event study method by using one sample t-test and paired sample t-test analysist. The variables in this research are Yuan Devaluation, AAR, and AATVA. The issuers observed in this research are stock listed on JII during the period of study. Results showed that stock listed on JII reacted to Yuan Devaluation, that is showed by significant results both in the AAR and AATVA, which means Yuan Devaluation bears valuable information for investor. Keywords: Yuan Devaluation, Abnormal Return, Abnormal Trading Volume Acitivity, Event Study", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 375, "width": 90, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 393, "width": 173, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investasi selain bernuansa", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 412, "width": 209, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengetahuan juga bernuansa spiritual (Huda dan Nasution, 2007:17), sehingga aspek syariah dalam berinvestasi harus diperhatikan. Berdasarkan pada konsep ini, maka diperlukan instrumen investasi yang sesuai syariah, meliputi karakteristik produk dan mekanisme transaksinya.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 540, "width": 209, "height": 49, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Instrumen investasi yang sesuai dengan syariah ini ditampung dalam industri keuangan Islam yang", "type": "Table" }, { "left": 79, "top": 577, "width": 209, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berkembang dengan pesat beberapa tahun terakhir.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 614, "width": 209, "height": 85, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Asia berkontribusi cukup besar dalam perkembangan industri keuangan Islam ini, dengan mewakili pangsa ketiga setelah Negara-negara di kawasan Arab Teluk (GCC) dan Negara di wilayah Timur", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 393, "width": 209, "height": 178, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tengah dan Afrika Utara (MENA) (IFSB, 2014:7), meskipun sebagian negara di kawasan Asia ini tidak menerapkan keuangan Islam secara menyeluruh, sehingga negara di kawasan Asia cukup potensial dalam mengembangkan industri keuangan Islam, seperti Malaysia dan Indonesia. Negara di kawasan Asia ini menerapkan dual sistem keuangan, yaitu ribawi dan syariah.", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 577, "width": 209, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saham syariah merupakan salah satu instrumen favorit di ranah industri keuangan Islam, ditunjukkan dengan banyak dikembangkannya indeks syariah sebagai benchmark investasi berbasis syariah di pasar modal. Asia sebagai wilayah yang dinilai potensial dalam", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "128", "type": "Page footer" }, { "left": 79, "top": 73, "width": 209, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengembangkan keuangan Islam juga mengembangkan indeks saham syariah, yaitu MSCI India Index, FTSE Bursa Malaysia EMAS Shariah Index, dan Jakarta Islamic Index.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 164, "width": 209, "height": 196, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JII merupakan benchmark saham syariah di Indonesia yang baru beberapa tahun dikembangkan. Meskipun demikian, perkembangan indeks ini menunjukkan kinerja yang positif dan signifikan, yaitu selalu meningkat dari tahun 2009 hingga tahun 2015 di kuartal pertama, namun kemudian mengalami penurunan di kuartal kedua tahun 2015. Berikut adalah kapitalisasi pasar JII selama 6 tahun terakhir.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 367, "width": 190, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1. Kapitalisasi Pasar Jakarta Islamic Index (miliar Rupiah)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 568, "width": 206, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Laporan Triwulanan OJK (2015:85)", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 586, "width": 209, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Performa JII jika dilihat dari perkembangan harga indeksnya selama tiga tahun terakhir menunjukkan performa yang fluktuatif yang cenderung menurun. Pada kuartal pertama di tahun 2013 hingga kuartal pertama tahun 2014", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 73, "width": 209, "height": 30, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "performa JII menurun, kemudian di kuartal pertama tahun 2015", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 91, "width": 209, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengalami peningkatan. Di sepanjang tahun 2015 performa JII terus berfluktuasi, tetapi masih menunjukkan performa menurun, yaitu hanya meningkat sekali di kuartal ketiga dan pada kuartal berikutnya terus menunjukkan penurunan performanya dan akhirnya di akhir tahun 2015 menurun ke level 584. Berikut adalah grafik", "type": "Text" }, { "left": 331, "top": 256, "width": 190, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "performa JII selama tiga tahun terakhir.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 412, "width": 216, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber:www.finance.yahoo.com, 2015", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 430, "width": 38, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(diolah)", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 448, "width": 140, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 1. Performa JII Tahun 2013-2015", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 479, "width": 216, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kinerja saham dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah faktor sosial, ekononomi-politik (Usman, 1990:166). Faktor tersebut dapat berupa pengumuman- pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah ( Goverment - Related", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 590, "width": 216, "height": 67, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Announcements ), salah satunya adalah devaluasi Yuan yang diumumkan People’s Bank of China (PBOC) pada 11 Agustus 2015.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "129", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reuters diperoleh dari www.reuters.com pada tanggal 14", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 109, "width": 184, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2015 menyatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 216, "height": 147, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Harga saham di bursa-bursa dunia pada pertengahan Agustus 2015 lebih rendah dibanding sebelumnya, yaitu MSCI World Index turun 0,4% dan saham Eropa memiliki minggu terburuk dalam pekan keenam, yaitu jatuh 2,9%.“ Selain itu, IMF ( International Monetary Funds ) diperoleh dari www.forex.imf.com pada tanggal 14", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 281, "width": 182, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2015 menyatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 299, "width": 216, "height": 110, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Saham-saham di bursa Asia juga mengalami penurunan, di antaranya IHSG melemah hingga lebih dari 2%, sementara indeks Malaysia FTSE Bursa Malaysia KLCI melemah hampir 1%.“ Dengan demikian, pasar saham telah menyerap tindakan mengejutkan pemerintah Cina.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 205, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: www.investing.com, 2016 (diolah)", "type": "Text" }, { "left": 75, "top": 592, "width": 210, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 2. Performa JII dan Perkembangan Kurs Yuan, rupiah, dan Dolar AS di Sekitar Tanggal Pengumuman Devaluasi Yuan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 653, "width": 216, "height": 49, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar di atas merupakan pergerakan JII sebagai salah satu indeks syariah yang juga terkena dampak dari", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 343, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengumuman tersebut disertai dengan pergerakan kurs Yuan terhadap Rupah, Yuan terhadap Dolar, dan Rupiah terhadap dolar. Pada saat pengumuman devaluasi Yuan terhadap dolar Amerika pada 11 Agustus 2015, yaitu hampir menyentuh level 2% dari 6,2096/USD menjadi 6,3248/USD juga mengakibatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar melemah, yaitu dari 13.549/USD menjadi 13.600/USD. Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika ini terus berlanjut di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan, yaitu hingga t+10 setelah pengumuman devaluai Yuan menyentuh level 14.112,5/USD. Yuan tidak hanya melemah terhadap dolar Amerika, tetapi juga melemah terhadap Rupiah, yaitu pada saat tanggal pengumuman melemah sekitar", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 404, "width": 216, "height": 122, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1,7%, yaitu sehari sebelum pengumuman menyentuh level 2213,14/CNY dan saat pengumuman melemah ke level 2173,85/CNY. Sehari setelah pengumuman devaluasi Yuan, JII turun dari level 628,83 ke level 607,75. Performa JII sepuluh", "type": "Table" }, { "left": 469, "top": 514, "width": 71, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hari setelah", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 532, "width": 216, "height": 104, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengumuman devaluasi Yuan juga fluktuatif dengan rata-rata menurun. JII sempat bangkit saat t+2, namun kembali menurun di hari berikutnya dan terus mengalami penurunan hingga t+8. JII sempat bangkit pada t+9 namun kembali turun pada t+10.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 643, "width": 216, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan fenomena tersebut terdapat pengaruh dari peristiwa politik- ekonomi bertaraf Internasional, yaitu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "130", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengumuman devaluasi Yuan terhadap reaksi pasar saham.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 109, "width": 188, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Sebagai representasi dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman, maka di sekitar pengumuman tersebut akan terdapat abnormal return (pendapatan tak normal)” (Tandelilin, 2010:223).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 216, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selain abnormal return , reaksi pasar juga dapat ditunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 201, "width": 19, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dari", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 216, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "volume perdagangan saham, yaitu Trading Volume Activity (TVA) (Husnan, dkk, 1996:111-112).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 216, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, rumusan masalah dalam peneltitan ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 216, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Apakah terdapat reaksi pasar saham yang ditunjukkan dengan variabel AAR atas devaluasi Yuan pada saham yang tercatat di JII?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 385, "width": 216, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Apakah terdapat reaksi pasar saham yang ditunjukkan dengan variabel AATVA atas devaluasi Yuan pada saham yang tercatat di JII?", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 459, "width": 216, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis adanya reaksi pasar yang ditunjukkan variabel AAR sekitar tanggal peristiwa devaluasi Yuan dan variabel AATVA sebelum dan setelahdevalausi Yuanpada saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 606, "width": 105, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "II. LANDASAN TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 216, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Ryandono (2009:145) pasar modal dalam artian sempit adalah pasar yang disiapkan untuk", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 679, "width": 216, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memperdagangkan saham dan surat", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 140, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "berharga lainnya melalui jasa perantara pedagang efek. Urgensi investasi secara Islami telah mempengaruhi perkembangan dari pasar modal. Beberapa tahun terakhir, muncul konsep pasar modal yang mekanisme perdagangannya harus sesuai dengan syariah. Menurut DSN MUI NO. 40 tahun 2003:", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 220, "width": 188, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Pelaksanaan transaksi harus", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 232, "width": 216, "height": 251, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dilakukan menurut prinsip kehati- hatian serta tidak diperbolehkan melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya mengandung unsur dharar, gharar, riba, maysir, risywah, maksiat, dan kezhaliman .” Adapun saham syariah merupakan salah satu instrumen favorit di pasar modal syariah, meskipun banyak ulama dan fuqaha yang berselisih akan kebolehan dari jual beli saham ini. Satrio (2005) dalam Huda dan Nasution (2007:66) menyatakan bahwa fatwa-fatwa ulama kontemporer tentang jual beli saham semakin memperkuat landasan akan bolehnya jual beli saham.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 489, "width": 216, "height": 141, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harga saham berfluktuasi seiring dengan perubahan-perubahan jumlah permintan dan penawaran terhadap saham tersbut. Harga saham dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial, ekonomi, dan politik (Usman, 1990:166), yang dapat diwijudkan dengan pengumuman. Foster (1986:377) dalam Hartono (2013:551)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 637, "width": 216, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyatakan salah satu pengumuman tersebut adalah pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "131", "type": "Page footer" }, { "left": 122, "top": 73, "width": 66, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasar akan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 159, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menyerap dan mengevaluasi informasi yang baru asuk ke pasar, sehingga akan terbentuk harga keseimbangan baru. Hal ini sesuai dengan konsep pasar efisien. Tandelilin (2010:219) mendefinikan pasar yang efisien adalah pasar di mana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 238, "width": 188, "height": 122, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Fama (1970) mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga efficient market hypothesis (EMH), yaitu efisien dalam bentuk lemah (semua informasi di masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk sekarang), efisien dalam bentuk setengah kuat (harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 348, "width": 188, "height": 123, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "informasi historis ditambah dengan semua informasi yang dipublikasikan), dan efisien dalam bentuk kuat (harga pasar saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis ditambah semua informasi yang dipublikasikan ditambah dan informasi yang tidak dipublikasikan) (Tandelilin, 2010:223).", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 471, "width": 216, "height": 30, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Fatwa DSN MUI No. 40 tahun 2003 menyatakan bahwa:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 508, "width": 216, "height": 153, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Harga pasar dari efek syariah harus mencerminkan nilai valuasi kondisi yang sesungguhnya dari aset yang menjadi dasar penerbitan efek tersebut dan/atau sesuai dengan mekanisme pasar yang teratur, wajar, dan efisien serta tidak direkayasa.” Sehingga dapat diketahui bahwa pasar efisien yang Islami adalah pasar di mana harga mencerminkan informasi yang ada di pasar.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 667, "width": 188, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Sebagai representasi dari reaksi pasar terhadap suatu pengumuman, maka di sekitar pengumuman", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 214, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tersebut akan terdapat abnormal return (Tandelilin, 2010:223) Selain abnormal return , reaksi pasar juga dapat ditunjukkan dari volume perdagangan saham, yaitu Trading Volume Activity (TVA). Menurut Husnan, dkk (1996:111-112) “Trading Volume Activity saham dapat digunakan untuk melihat apakah investor secara individu menilai suatu peristiwa sebagai suatu yang informatif, dalam arti, apakah informasi tersebut akan membuat keputusan investasi yang berbeda dari keputusan investasi normal”.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 287, "width": 216, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu pengumuman yang berhubungan dengan pemerintah yang belakangan mengguncang pasar saham adalah devalausi Yuan. Bloomberg diperoleh dari www.bloomberg.com pada tanggal 12 September 2015 menyatakan bahwa Bank Sentral Cina mendevaluasi mata uang lebih dari 1,8% pada 11 Agustus 2015. Latar belakang devaluasi ini adalah ekspor Cina yang menurun serta adanya kepentingan pemerintah", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 471, "width": 216, "height": 49, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cina untuk Internasionalisasi Yuan (LPS,2015:6-7). Berdasarkan", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 508, "width": 217, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "latar belakang, rumusan masalah, dan landasan teori yang telah dipaparkan, maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan beberapa hipotesis, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 600, "width": 216, "height": 67, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1: Terdapat Average Abnormal Return (AAR) yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan pada saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 673, "width": 15, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H2:", "type": "Text" }, { "left": 358, "top": 673, "width": 44, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat", "type": "Table" }, { "left": 422, "top": 673, "width": 56, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perbedaan", "type": "Text" }, { "left": 498, "top": 673, "width": 42, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Average", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 692, "width": 216, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abnormal Trading Volume Activity (AATVA)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "132", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman devaluasi Yuan pada saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 216, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 145, "top": 339, "width": 70, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 3. Model Analisis", "type": "Text" }, { "left": 68, "top": 369, "width": 119, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 388, "width": 118, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDEKATAN PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 406, "width": 173, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini menggunakan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 425, "width": 216, "height": 104, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "rancangan penelitian berdasarkan metode kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang mengkuantitatifkan data dan menerapkan satu bentuk analisis untuk menerima atau menolak hipotesis (Anshori dan Iswati, 2009:13).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 535, "width": 157, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 553, "width": 183, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. AAR ( Average abnormal return ) Pendapatan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 572, "width": 217, "height": 122, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "abnormal rata-rata merupakan rata-rata dari abnormal return seluruh saham pada hari tertentu selama periode uji, yaitu rata-rata selisih dari pendapatan aktual saham dengan pendapatan saham yang diharapkan pada hari tertentu selama periode uji. Average", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abnormal Return dihitung menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 108, "width": 215, "height": 20, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AARt = ∑ ஺ோ௧ ௡ ...................................................(3.1)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 133, "width": 63, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 151, "width": 216, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AARt : rata-rata abnormal return pada", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 169, "width": 216, "height": 288, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "periode ke-t ARt : abnormal return saham pada periode peristiwa ke-t n : jumlah sampel/jumlah emiten yang diamati 2. AATVA ( Average Abnormal Trading Volume Activity ) Volume perdagangan abnormal rata-rata, merupakan rata-rata dari Abnormal Trading Volume Activity seluruh saham pada hari tertentu selama periode uji, yaitu rata-rata selisih dari volume perdagangan rata-rata aktual saham dengan volume perdagangan rata-rata saham yang diharapkan pada hari tertentu selama periode uji.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 445, "width": 216, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abnormal Trading Volume Activity dapat dihitung", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 482, "width": 184, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggunakan rumus sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 501, "width": 216, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ATVAt = Actual TVAt – expected TVAt", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 519, "width": 206, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "..….............................................................(3.2) Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 556, "width": 216, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ATVAt : volume perdagangan abnormal yang terjadi pada hari ke-t", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 592, "width": 216, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Actual TVAt : volume perdagangan yang terjadi pada hari ke-t", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 629, "width": 216, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Expected TVAt : volume perdagangan yang diharapkan pada hari ke-t", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 666, "width": 216, "height": 31, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun AATVA dapat dihitung dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "133", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 72, "width": 215, "height": 20, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AATVAt = ∑ ஺்௏஺௧ ௡ .........................................(3.3)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 96, "width": 63, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 168, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AATVAt : rata-rata Abnormal", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 114, "width": 216, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trading Volume Activity pada periode ke-t ATVAt : Abnormal Trading Volume Activity saham pada periode peristiwa ke-t N : jumlah sampel/jumlah emiten yang diamati", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 225, "width": 216, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Devaluasi Yuan pada tanggal 11 Agustus 2015", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 262, "width": 216, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu determinan yang dapat mempengaruhi", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 280, "width": 127, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kinerja saham adalah", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 298, "width": 43, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peristiwa", "type": "Text" }, { "left": 134, "top": 298, "width": 28, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "politik", "type": "Table" }, { "left": 182, "top": 298, "width": 45, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ekonomi.", "type": "Text" }, { "left": 246, "top": 298, "width": 42, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peristiwa", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 216, "height": 306, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengumuman devaluasi Yuan terhadap dolar Amerika merupakan salah satu gejolak politik ekonomi yang diduga dapat mempengaruhi keputusan investor dalam melakukan investasi. Pengumuman ini berimplikasi pada reaksi pasar yang positif maupun negatif tergantung pada bagaimana para investor menangkap informasi tersebut sebagai berita baik atau buruk. Peristiwa pengumuman devaluasi Yuan terhadap dollar Amerika oleh Pemerintah Cina merupakan event date dalam event study ini. Variabel ini merupakan acuan pengukuran variabel lainnya dimana harga saham dan trading volume saham saat event date dinyatakan dalam t-0.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 629, "width": 119, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "JENIS DAN SUMBER DATA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 648, "width": 216, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sekunder dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 109, "width": 216, "height": 123, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Data tanggal pengumuman devaluasi Yuan dan daftar saham yang tercatat di JII pada periode pengamatan. Data tanggal pengumuman digunakan sebagai patokan ( event date ) dalam penelitian (t0), sedangkan data saham yang tercatat di JII digunakan sebagai", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 220, "width": 216, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sampel dalam penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 256, "width": 216, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Data harga saham penutupan harian selama periode pengamatan, yaitu harga saham syariah yang tercatat di JII dan harga pasar (JII). Data tersebut digunakan untuk menghitung average abnormal", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 348, "width": 31, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "return .", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 367, "width": 216, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Data volume perdagangan saham syariah yang listing di JII serta jumlah total saham tercatat di BEI. Data tersebut digunakan untuk menghitung Abnormal Trading Volume Activity .", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 458, "width": 106, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TEKNIK ANALISIS DATA", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 477, "width": 216, "height": 104, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Mengidentifikasi bentuk, efek, dan waktu peristiwa (i) peristiwa apa yang memiliki nilai informasi, (ii) apakah nilai informasi peristiwa memiliki efek negative atau positif terhadap return tak normal perusahaan tertentu; dan (iii) bilamana peristiwa terjadi atau", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 587, "width": 53, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dipublikasi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 606, "width": 216, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Menentukan rentang waktu studi", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 624, "width": 216, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "peristiwa termasuk periode estimasi dan periode peristiwa. Periode estimasi (T-n-e hingga", "type": "Text" }, { "left": 375, "top": 661, "width": 68, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "T-n) adalah", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 661, "width": 216, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "periode yang digunakan untuk meramalkan return", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "134", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 122, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "harapan pada periode peristiwa. Periode peristiwa (T-n hingga T+n) adalah metode di seputar peristiwa (T0) yang digunakan untuk menguji perubahan return tak normal. (Catatan: asumsi jumlah interval waktu adalah sama untuk waktu sebelum dan sesudah peristiwa, yaitu sebanyak n)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 216, "height": 270, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Periode uji dalam penelitian ini dilakukan selama 121 hari perdagangan ( trading days ) yaitu 100 hari periode estimasi ( estimation period ) dan 21 hari periode pengamatan ( event windows ) yang terdiri atas 10 hari sebelum peristiwa (t- 10), hari peristiwa (t0), serta 10 hari setelah peristiwa (t+10) pengumuman devaluasi Yuan terhadap dollar Amerika pada 11 Agustus 2015 oleh pemerintah Cina. 3. Menentukan metode penyesuaian return yang digunakan untuk menghitung return tak normal. Terdapat tiga metode yang secara luas digunakan dalam penelitian studi peristiwa.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 477, "width": 216, "height": 86, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(i) Model-model statistika: terdapat dua model penyesuaian yang paling umum digunakan, yaitu: model disesuaikan rata- rata ( mean adjusted model ) dan model pasar ( market model ).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 569, "width": 216, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(ii) Model disesuaikan dengan pasar ( market adjusted model )", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 216, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(iii)Model-model ekonomika ( economic models ). Terdapat dua model yang secara luas digunakan., yaitu Capital Assets Pricing Model dan Arbritage Pricing Theory .", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 103, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model (model pasar), Hal ini dikarenakan penelitian ini menggunakan periode estimasi. Penelitian ini mengamati perubahan harga saham yang ditunjukkan dengan adanya", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 183, "width": 216, "height": 30, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "abnormal return di sekitar tanggal pengumuman", "type": "Table" }, { "left": 412, "top": 201, "width": 47, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "devaluasi", "type": "Text" }, { "left": 477, "top": 201, "width": 25, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yuan", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 201, "width": 217, "height": 67, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan perbedaan tingkat Trading Volume Activity (TVA) sebelum dan sesudah pengumuman devaluasi Yuan.", "type": "Text" }, { "left": 406, "top": 335, "width": 53, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gambar 4.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 354, "width": 216, "height": 195, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Periode Estimasi dan Periode Pengamatan 4. Menghitung return tak normal di sekitar periode peristwa (beberapa waktu sebelum dan sesudah pengumuman peristiwa terjadi). Return tak normal adalah return actual di sekitar periode peristiwa dikurangi return harapan atau prediksian pada periode tersebut berdasarkan metode yang ditetapkan dalam poin 3. RTNit = Rit – E(Rit)......................................(3.4) Dalam hal ini :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 556, "width": 216, "height": 49, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RTNit : return tak normal saham i pada periode t Rit : return actual saham i pada periode", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 611, "width": 3, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 629, "width": 216, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E(Rit) : return harapan atau return prediksian.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 666, "width": 216, "height": 31, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun abnormal return dihitung dengan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "135", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 73, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(i) Menghitung", "type": "Text" }, { "left": 161, "top": 73, "width": 32, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Actual", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 48, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Return saham individual (Rit) selama waktu pengamatan dengan menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 129, "width": 68, "height": 16, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ri,t = ൤ ௉೔ , ೟ି ௉೔ , ೟షభ", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 140, "width": 19, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "௉೔ , ೟షభ", "type": "Text" }, { "left": 140, "top": 132, "width": 148, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "൨ …….....................................(3.5)", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 156, "width": 63, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 174, "width": 216, "height": 104, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ri,t : Return actual saham i periode t Pi,t : Harga saham i periode t Pi,t-1: Harga saham i periode t-1 (ii) Menghitung return pasar harian selama periode pengamatan dengan menggunakan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 284, "width": 79, "height": 21, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RMi,t = ቂ ௃ூூ೟ି ௃ூூ , ೟షభ ௃ூூ೟షభ", "type": "Text" }, { "left": 151, "top": 286, "width": 135, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ቃ ………........................…(3.6)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 310, "width": 63, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 216, "height": 141, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "RMt : Return pasar pada periode t JIIt : Jakarta Islamic Index pada periode t JIIt-1: Jakarta Islamic Index pada periode t-1 (iii) Menghitung Expected Return dengan menggunakan model pasar ( market model ). Model ini memprediksi E(Ri,t) berdasarkan hasil estimasi model pasar selama", "type": "Text" }, { "left": 129, "top": 457, "width": 38, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "periode", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 457, "width": 216, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "estimasi dengan persamaan sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 493, "width": 216, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "E( ܴ ௜ ., ௧ ) = ∝ ௜ + ߚ ௜ . ܴ ௠ , ௧ + ߝ ௜ , ௧ ….................…(3.7) Keterangan : E(Ri,t) : Return ekspektasi saham i pada periode estimasi ke-t", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 216, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Αi : intercept untuk saham i Βi : Koefisien slope yang merupakan Beta dari saham i Rm,t : Return indeks pasar pada periode estimasi ke-t", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 219, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "εi,t : Kesalahan residu saham i pada periode estimasi ke-t", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 171, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(iv) Menghitung abnormal return :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 91, "width": 213, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ARi,t = Ri,t – E(Ri,t)…………........................(3.8) Keterangan :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 128, "width": 216, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ARi,t : Return tak normal ( abnormal return ) saham i pada periode t Ri,t : Return riil saham i periode t E [Ri,t] : Return ekspektasi saham i periode t", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 201, "width": 216, "height": 31, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Menghitung rata-rata abnormal return :", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 237, "width": 215, "height": 20, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AARt = ∑ ஺ோ೟ ௡ ...................................................(3.9)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 262, "width": 216, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan : AARt : Rata-rata abnormal return pada periode ke-t Art : Abnormal return saham pada periode peristiwa ke-t", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 353, "width": 216, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N : Jumlah sampel/emiten yang diamati 6. Menghitung Kesalahan Standar Estimasi (KSE) berdasarkan rata-rata return periode estimasi dengan persamaan :", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 429, "width": 215, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KSE = ට ∑ ( ோ೔ , ೟ି Ř ) ೟మ ೟స೟భ ௧భି Ř ଶ .......................................(3.10)", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 458, "width": 61, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 476, "width": 216, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "KSEi : Kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i Ri,t : Return Sekuritas ke-i hari ke-t selama periode estimasi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 550, "width": 216, "height": 85, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ř : Rata-rata return sekuritas ke-i selama periode estimasi t1 : Jumlah hari di periode estimasi, yaitu hari ke-t-110 sampai dengan hari ke t-10 7. Menghitung Standardized Abnormal", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 641, "width": 136, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Return (SAR) dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 659, "width": 214, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARi,t = ஺ோ೔ , ೟ ௄ௌா೔ ................................................(3.11)", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 683, "width": 215, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARt= ∑ ௌ஺ோ೔ , ೟ ೙ ೔ √ ௡ ...............,,,,,,,,,,,,,,,,,,............(3.12)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "136", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 61, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 216, "height": 104, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARi,t : Return tak normal standardisasi sekuritas ke-i untuk hari ke-t pada periode pengamatan SARt : Return tak normal standardisasi portofolio untuk hari ke-t pada periode pengamatan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 216, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "N : Jumlah sampel/jumlah emiten yang diamati", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 216, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8. Menghitung Actual Trading Volume Activity :", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 296, "width": 73, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9. Menghitung", "type": "Table" }, { "left": 153, "top": 296, "width": 135, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Expected Trading Volume", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 314, "width": 39, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Activity :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 359, "width": 216, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10.Menghitung Abnormal Trading Volume Activity :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 216, "height": 49, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abnormal TVAt = actual TVAt – expected TVAt.....................................................(3.15) Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 451, "width": 73, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abnormal TVAt", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 451, "width": 43, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": ": Volume", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 469, "width": 211, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perdagangan abnormal yang terjadi pada hari ke-t", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 506, "width": 215, "height": 31, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Actual TVAt : Volume perdagangan yang terjadi pada hari ke-t", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 543, "width": 216, "height": 141, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Expected TVAt : Volume perdagangan yang diharapkan hari ke-t 11.Melakukan uji-t untuk data average abnormal return harian selama periode pengamatan. Uji one sample t-test digunakan untuk melihat signifikansi average abnormal return selama periode pengamatan dari perusahaan yang listing", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "di JII. Langkah-langkah dalam uji-t adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 109, "width": 216, "height": 86, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Merumuskan Hipotesis terhadap AARt H0.1 : AARt = 0 : terdapat average abnormal return (AAR) yang tidak signifikan di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 201, "width": 216, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H0.2 : AARt ≠ 0 : terdapat average abnormal return (AAR) yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 275, "width": 218, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Menentukan tingkat signifikansi (α) = 5%", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 312, "width": 216, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Melakukan pengujian AAR dengan uji sample t-test dengan persamaan:", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 347, "width": 37, "height": 15, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t = ஺஺ோ೟", "type": "List item" }, { "left": 339, "top": 350, "width": 200, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ௌௗ೟ / √ ௡ .....................................................(3.16)", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 372, "width": 73, "height": 18, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ܵ ଶ = ௡ ∑ ௫೔మି ( ∑ ௫೔ ) మ", "type": "Formula" }, { "left": 357, "top": 377, "width": 183, "height": 17, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "௡ି ( ௡ିଵ ) .........................................(3.17)", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 400, "width": 61, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 417, "width": 89, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ܵ ଶ : Varians sampel", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 437, "width": 216, "height": 67, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S: Standar deviasi sampel xi: Besarnya data tiap sampel n:Jumlah sampel/jumlah emiten yang diamati", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 510, "width": 115, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Kriteria pengujian:", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 529, "width": 216, "height": 177, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H0.1 diterima apabila tvalue ≥ (α) = 5% H0.2 diterima apabila tvalue < (α) = 5% 12.Melakukan uji paired sample t-test untuk data Average Abnormal Trading Volume Activity dengan tujuan melihat signifikansi Abnormal Trading Volume Activity perdagangan saham selama periode pengamatan dari perusahaan yang listing di JII. Langkah-langkah dalam uji paired sample t-test sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "137", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Merumuskan hipotesis terhadap ATVAt H1.1 : AATVAt = 0 (terdapat perbedaan average Abnormal Trading Volume Activity yang tidak signifikan sebelum dan sesudah pengumuman devaluasi Yuan)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 219, "height": 68, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1.2 : AATVAt ≠ 0 (terdapat perbedaan average Abnormal Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman devaluasi Yuan).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 238, "width": 216, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Menentukan tingkat signifikansi ( ∝) =", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 256, "width": 13, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5%", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 275, "width": 216, "height": 49, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Melakukan pengujian ATVA dengan uji paired sample t-test dengan persamaan:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 215, "height": 21, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "t = ஺்௏஺೟ ௌ೟ / √ ௡ ......................................................(3.18)", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 355, "width": 61, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 373, "width": 216, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "St: Standar deviasi AATVA saham pada periode ke-t", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 410, "width": 216, "height": 48, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "n: Jumlah emiten yang diamati Besarnya standar deviasi dihitung dengan rumus:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 466, "width": 215, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S = √ ܵ ଶ .......................................................(3.19)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 484, "width": 216, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ܵ ଶ = ௡ ∑ ௫೔మି ( ∑ ௫೔ ) మ ௡ି ( ௡ିଵ ) .........................................(3.20)", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 511, "width": 61, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keterangan:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 529, "width": 216, "height": 86, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ܵ ଶ : Varians sampel S : Standar deviasi sampel Xi : Besarnya data tiap sampel N : Jumlah sampel/jumlah emiten yang diamati", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 622, "width": 120, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d. Kriteria Pengujian", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 640, "width": 190, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1.1 diterima apabila tvalue ≥ (α) = 5%", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 659, "width": 191, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "H1.2 diterima apabila tvalue < (α) = 5%", "type": "List item" }, { "left": 66, "top": 677, "width": 148, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 72, "width": 190, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STATISTIK DESKRIPTIF ABNORMAL RETURN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 91, "width": 216, "height": 67, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abnormal Return negatif terjadi sebanyak 7 (tujuh) kali sebelum pengumuman dan 8 (delapan) kali setelah pengumuman devaluasi Yuan. Pada t-10", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 164, "width": 217, "height": 399, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "hingga t-7 pasar bereaksi negatif, selanjutnya pada t-5 hingga t-4 pasar bereaksi positif. Namun, reaksi negatif kembali ditunjukkan oleh pasar pada t-3 hingga t+1. Pasar sempat bereaksi positif kembali pada t+2, namun kembali bereaksi negatif pada hari berikutnya hingga t+9, yang akhirnya pada t+10 pasar kembali bereaksi positif. Abnormal Return negatif yang cukup besar terjadi pada t+1, t+4, t+6, dan t+8. Pada t+6 terjadi Abnormal Return negatif yang paling besar yaitu sebesar - 0,00785. Abnormal return positif yang cukup besar terjadi pada t-5 dan t+2. Pada t-5 terjadi Abnormal Return positif yang paling besar, yaitu sebesar 0,00654. Nilai rata-rata Abnormal Return yang terendah didominasi Vale Indonesia Tbk. (INCO) dan nilai rata- rata Abnormal Return yang tertinggi didominasi oleh Adaro Energi Tbk. (ADRO), United Tractors Tbk. (UNTR), dan Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 569, "width": 216, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "STATISTIK DESKRIPTIF ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 606, "width": 216, "height": 85, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan hanya terjadi dua kali rata- rata Abnormal Trading Volume Activity negatif, yaitu pada t+1 dan t+6, sedangkan Abnormal Trading Volume Activity positif", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "138", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 177, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terjadi selama 19 hari. Adapun berturut- turut, rata-rata Abnormal Trading Volume Activity positif adalah pada t-10, t-9, t-8, t-7, t-6, t-5, t-4, t-3, t-2, t-1 , t0, t+1, t+2, t+3, t+4, t+5, t+6, t+7, t+8, t+9, dan t+10. Nilai rata- rata Abnormal Trading Volume Activity yang terendah didominasi Unilever Indonesia Tbk. (UNVR) dan nilai rata-rata Abnormal Trading Volume Activity yang tertinggi didominasi oleh Sawit Sumbermas Sarana Tbk. (SSMS).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 42, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 256, "width": 216, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "AVERAGE ABNORMAL RETURN EMITEN JII PADA PERIODE PENGAMATAN", "type": "Section header" }, { "left": 161, "top": 293, "width": 37, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 2.", "type": "Text" }, { "left": 79, "top": 312, "width": 202, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil Uji Statistik Average Abnormal Return", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 330, "width": 88, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "One Sample t-Test", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 555, "width": 182, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah)", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 573, "width": 219, "height": 123, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan hasil uji tersebut, dapat diketahui bahwa selama 21 hari pengamatan, yaitu t-10 sampai dengan t+10 mayoritas data memiliki nilai probabilitas yang lebih besar dari (α) = 5% atau 0,05. Namun, meskipun demikian pasar JII menunjukkan reaksi pasar dengan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 103, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "adanya AAR yang signifikan, yaitu pada t+6 dengan probabilitas kurang dari 0,05 yaitu sebesar 0,018. Dengan demikian terdapat reaksi pasar atas pengumuman devaluasi Yuan dengan variabel AAR tersebut, sehingga H1 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 183, "width": 217, "height": 214, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reaksi pasar yang ditunjukkan dengan variabel AAR ini adalah reaksi negatif. Hal tersebut ditunjukkan dengan AAR negarif yang mendominasi perhitungan AAR harian, yang berarti bahwa nilai pengembalian aktual lebih rendah daripada nilai pengembalian yang diharapkan. Meskipun demikian, pada beberapa spot waktu pasar juga bereaksi positif, dengn ditunjukkan AAR positih, sehingga terdapat indikasi investor mengevaluasi kembali informasi yang", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 404, "width": 216, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terkandung dalam peristiwa devaluasi Yuan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 440, "width": 216, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS AVERAGAE ABNORMAL TRADING", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 458, "width": 216, "height": 31, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "VOLUME ACTIVITY EMITEN JII PADA PERIODE PENGAMATAN", "type": "Text" }, { "left": 327, "top": 495, "width": 209, "height": 24, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 3. Hasil Uji Statistik Average Abnormal Trading", "type": "Text" }, { "left": 344, "top": 520, "width": 176, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume Activity Paired sample t-Test", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 628, "width": 182, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (diolah) Hasil", "type": "Text" }, { "left": 410, "top": 646, "width": 69, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penghitungan", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 646, "width": 216, "height": 49, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tersebut menunjukkan bahwa AATVA selama 10 hari sebelum peristiwa pengumuman devaluasi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "139", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yuan (t-10 sampai dengan t-1) diperoleh sebesar 0,000191359,", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 216, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "atau terjadi perdagangan saham oleh emiten sebesar 0,019% dari seluruh saham yang ada. sedangkan AATVA selama 10 hari setelah peristiwa pengumuman devaluasi Yuan (t+1 sampai dengan t+10) diperoleh sebesar 0,000109095 atau 0,0109095% dari seluruh saham yang ada. Sehingga, terdapat perbedaan AATVA sebelum dan setelah pengumuman devaluasi Yuan.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 275, "width": 173, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil pengujian perbedaan", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 216, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Average Abnormal Trading Volume Activity", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 122, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "saham JII sebelum", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 312, "width": 216, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan setelah pengumuman", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 330, "width": 216, "height": 86, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "devaluasi Yuan secara statistik diperoleh t = 2,324 dengan signifikansi sebesar 0,045 atau berada di bawah 0,05. Hal ini berarti terdapat perbedaan signifikan pada Abnormal", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 422, "width": 216, "height": 177, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Trading Volume Activity (AATVA) saham JII sebelum dan setelah pengumuman devaluasi Yuan. Adanya perbedaan yang signifikan dengan proksi Trading Volume Activity ini menunjukkan bahwa pasar JII bereaksi atas pengumuman devaluasi Yuan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebelum dan setelah pengumuman devaluasi Yuan terdapat perubahan reaksi perdagangan saham yang signifikan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 151, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dengan demikian, H2 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 624, "width": 217, "height": 67, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reaksi pasar yang ditunjukkan dengan variabel AATVA ini adalah reaksi positif, karena AATVA positif mendominasi perhitungan AATVA yang dilakukan selama", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 103, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 hari trading days . Terjadi perdagangan saham yang begitu besar, sehingga likuiditas saham secara umum baik dibandingkan dengan jumlah saham tercatat terhadap total perdagangan yang ada di pasar.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 183, "width": 67, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 324, "top": 201, "width": 216, "height": 141, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pengujian hipotesis yang dilakukan terhadap AAR dengan uji one sample t-test menunjukkan bahwa di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan terdapat AAR yang signifikan, yaitu pada t+6 dengan probabilitas yang kurang dari 0,05. Dengan demikian, terdapat reaksi pasar negatif yang ditunjukkan dengan variabel AAR.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 348, "width": 217, "height": 31, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hasil penelitian terhadap AATVA dengan uji paired sample t-test", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 385, "width": 65, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menunjukkan", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 385, "width": 135, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahwa pasar bereaksi", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 404, "width": 216, "height": 214, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terhadap pengumuman devaluasi Yuan yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan yang signifikan atas variabel AATVA sebelum dan setelah pengumuman devaluasi Yuan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa probabilitas data bernilai kurang dari 0,05, yaitu sebesar 0,45 serta nilai t hitung yang berada di daerah penolakan Ho. Dengan demikian, pasar bereaksi signifikan atas pengumuman devaluasi Yuan oleh PBOC pada 11 Agustus 2015.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 624, "width": 173, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nilai AATVA yang berfluktuasi", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 643, "width": 216, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebelum dan setelah pengumuman", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 661, "width": 46, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "devaluasi", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 661, "width": 216, "height": 30, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yuan menunjukkan bahwa adanya market shock. Aktivitas", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "140", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 103, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perdagangan meningkat. Investor bereaksi terhadap pengumuman devaluasi Yuan yang mengakibatkan adanya perbedaan likuiditas perdagangan yang signifikan, yang diakibatkan oleh kegiatan jual beli saham yang besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 216, "height": 141, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Secara keseluruhan pasar bereaksi terhadap pengumuman devaluasi Yuan ini. Devalusi Yuan pada tanggal 11 Agustus 2015 ini dilakukan oleh PBOC sebagai langkah untuk mendongkrak ekspor yang menurun tajam dan adanya kepentingan pemerintah Cina untuk Internasionalisasi Yuan.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 330, "width": 173, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kebijkaan ini ternyata", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 216, "height": 251, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempengaruhi aktivitas saham di bursa- bursa dunia, ditunjukkan dengan rata-rata kinerja yang menurun. Hal tersebut disebabkan oleh kedudukan Cina sebagai negara eksportir terbesar ketiga dunia, di bawah Zona Euro dan AS, sehingga kebijakan pemerintahnya menjadi perhatian dunia Internasional. Kebijakan ini pada akhirnya akan mempengaruhi kebijakan moneter negara lain, sepeti penetapan suku bunga dan kurs, yang berpengaruh terhadap iklim investasi di pasar keuangan sebagai satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari perekonomian.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 216, "height": 49, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hal tersebut berkaitan dengan kandungan informasi dari pengumuman devaluasi", "type": "Text" }, { "left": 132, "top": 643, "width": 156, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yuan. Fama (1970) dalam", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 196, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hartono (2013:548) menyatakan bahwa", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 679, "width": 188, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Salah satu jenis informasi yang dipublikasikan dapat berupa informasi", "type": "Text" }, { "left": 352, "top": 73, "width": 188, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang dipublikasikan yang", "type": "Table" }, { "left": 352, "top": 85, "width": 188, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mempengaruhi harga-harga sekuritas semua perusahaan yang terdaftar di pasar saham.”", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 122, "width": 216, "height": 140, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi ini dapat berupa peraturan pemerintah atau peraturan dari regulator yang berdampak ke semua perusahaan emiten. Devaluasi Yuan sebagai peristiwa politik-ekonomi Internasional mengandung informasi yang dapat mempengaruhi investor dalam hal menentukan keputusan investasinya.", "type": "Text" }, { "left": 367, "top": 269, "width": 173, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harga keseimbangan akan", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 287, "width": 216, "height": 122, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terbentuk setelah investor sudah menilai dampak dari informasi tersebut (Tandelilin, 2010:219). Dampak dari hal tersebut tercermin dari reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya Average Abnormal Return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 397, "width": 216, "height": 215, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dan perbedaan Average Abnormal Trading Volume Activity yang signifikan sebelum dan setelah pengumuman devaluasi Yuan. Hal ini sesuai dengan hipotesis pasar efisien setengah kuat, yaitu harga yang terbentuk di pasar tercermin dari informasi historis dan informasi yang dipublikasikan. Dengan kata lain, informasi yang terkandung dalam peristiwa devaluasi Yuan dapat diterima oleh pasar secara merata, yang ditunjukkan dengan adanya reaksi pasar.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 618, "width": 216, "height": 67, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Informasi yang merata tersebut sesuai dengan konsep pasar efisien dalam Islam, sebagaimana Hadits Rasulullah SAW. sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "141", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 122, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Dulu kami pernah menyambut para pedagang dari luar, lalu kami membeli makanan milik mereka. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas melarang kami untuk melakukan jual beli semacam itu dan membiarkan mereka sampai di pasar dan berjualan makanan disana” (HR.Bukhari No. 2166). Rasulullah melarang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 183, "width": 216, "height": 141, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menghadang seseorang sebelum masuk pasar, dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih, dengan adanya asimetri informasi. Informasi yang ada harus diterima dengan merata oleh pelaku pasar agar harga yang terbentuk benar-benar mencerminkan kondisi yang ada di pasar.", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 330, "width": 72, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "V. SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 348, "width": 216, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Terdapat reaksi pasar atas devaluasi", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 367, "width": 216, "height": 177, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yuan pada 11 Agustus 2015 dengan variabel Average Abnormal Return (AAR). Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji one sample t-test atas AAR, yaitu terdapat AAR yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman devaluasi Yuan, yaitu pada t+6 dengan probabilitas sebesar 0,018. Secara umum, pasar bereaksi negatif dengan adanya AAR negatif, yang berarti pengembalian aktual", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 532, "width": 23, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lebih", "type": "Table" }, { "left": 266, "top": 532, "width": 22, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kecil", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 551, "width": 216, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dibandingan pengembalian yang diharapkan.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 587, "width": 216, "height": 104, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Terdapat reaksi pasar atas devaluasi Yuan pada 11 Agustus 2015 dengan variabel Average Trading Volume Activity (AATVA). Hal ini ditunjukkan dengan hasil uji paired sample t-test atas AATVA, yaitu terdapat perbedaan AATVA yang signifikan", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 122, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sebelum dan setelah pengumuman devaluasi Yuan, dengan probalilitas sebesar 0,045. Di sisi likuiditas, secara umum pasar bereaksi positif dengan ditunjukkan dengan dominasi AATVA positif, yang artinya likuiditas (volume perdagangan) selama pengamatan cukup besar.", "type": "Text" }, { "left": 360, "top": 201, "width": 71, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saran yang", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 201, "width": 216, "height": 31, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 238, "width": 72, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Bagi emiten", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 256, "width": 216, "height": 86, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Emiten diharapkan mampu menentukan kebijakan yang tepat dalam menghadapi marketshock, dengan harapan kebijakan tersebut mampu menjaga likuiditasnya di pasar.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 348, "width": 75, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Bagi investor", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 367, "width": 216, "height": 177, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Investor harus tepat dalam mengelola informasi yang kemungkinan berpengaruh terhadap kinerja portofolio investasinya, agar pasar tetap berjalan secara efisien. Bagi investor yang menanamkan modalnya pada sekuritas berbasis syariah, khususnya saham syariah harus menciptakan pasar efisien, yaitu dengan mengelola informasi dengan tepat dengan merata dan efisiennya suatu informasi.", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 551, "width": 215, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Bagi pemerintah dan lembaga terkait Pemerintah diharapkan mampu", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 587, "width": 216, "height": 49, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "memberikan insentifnya terkait dengan adanya marketshock , sehingga tidak ada kepanikan yang berlebihan", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 624, "width": 25, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 643, "width": 216, "height": 48, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dikhawatirkan dapat menurunkan kinerja pasar modal. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah harus melakukan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "142", "type": "Page footer" }, { "left": 54, "top": 73, "width": 234, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "koordinasi dengan lembaga terkait untuk mencegah anomali yang mungkin terjadi. 4. Bagi peneliti yang akan datang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 128, "width": 216, "height": 177, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak semua informasi merupakan informasi yang berharga, sehingga tidak semua peristiwa dapat dijadikan sebagai variabel dalam event study, sehingga peneliti yang akan datang diharapkan melakukan studi pendahuluan sebelum ingin meneliti dampak dari sebuah event terhadap kinerja pasar modal. Selain itu, sebaiknya peneliti yang akan datang menambah variabel yang dapat mengukur reaksi pasar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 82, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 216, "height": 123, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Qur’an Anshori, Muslich dan Sri Iswati. 2009. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kuantitatif . Surabaya: Airlangga University Press. Departemen Agama RI. 2004. Mushaf Al- Qur’an dan Terjemahan Revisi tahun 2004 . Jakarta: DEPAG RI.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 497, "width": 216, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewan Syariah Nasional. 2003. Fatwa DSN No: 40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 571, "width": 203, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(online) (www.dsnmui.or.id, diakses pada 22 September 2015).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 607, "width": 216, "height": 31, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hadits Shahih Bukhari, (Online), (www.shirathal-mustaqim.org,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 203, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diakses pada 16 Januari 2015).", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 73, "width": 216, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hartono, Jogiyanto. 2013. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedelapan.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 109, "width": 87, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yogyakarta: BPFE.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 128, "width": 216, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution.", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 146, "width": 203, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2007. Investasi pada Pasar Modal Syariah . Jakarta: Kencana.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 183, "width": 216, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Husnan, Suad dkk. 1996. Dasar-Dasar Teori Portofolio & Analisis Sekuritas . Yogyakarta: UPP STM YKPN.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 238, "width": 216, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Islamic Financial Service Board . 2014. Islamic Financial Service Industry Stability Report .", "type": "Text" }, { "left": 337, "top": 275, "width": 203, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Malaysia: Bank Negara Malaysia (Online), (http://www.ifsb.org, diakses pada 1 Oktober 2015).", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 330, "width": 216, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Judiseno, Rimsky K. 2005. Sistem Moneter dan Perbankan di Indonesia . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 367, "width": 216, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gramedia Pustaka Utama. Lembaga Penjamin Simpanan. 2015.", "type": "Table" }, { "left": 337, "top": 404, "width": 203, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Laporan Perekonomian dan Perbankan . Jakarta: Lembaga Penjamin Simpanan (Online) (http://www.lps.go.id).", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 459, "width": 216, "height": 85, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ryandono, Muhamad Nafik H. 2009. Bursa Efek & Investasi Syariah . Jakarta: Serambi. Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi . Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius.", "type": "List item" }, { "left": 324, "top": 551, "width": 217, "height": 48, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Usman, Marzuki. 1990. ABC Pasar Modal Indonesia . Jakarta: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia.", "type": "Table" }, { "left": 324, "top": 606, "width": 42, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Website:", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 624, "width": 216, "height": 49, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.bbc.com diakses pada 14 November 2015 www.bi.go.id diakses pada 18 Januari 2016", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 36, "width": 453, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Saputri, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 2 Februari 2016: 127-143; DAMPAK DEVALUASI YUAN PADA 11 AGUSTUS 2015 TERHADAP ABNOMAL RETURN DAN ABNORMAL TRADING VOLUME ACTIVITY", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 46, "width": 438, "height": 20, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SAHAM YANG TERCATAT DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) 1", "type": "Page header" }, { "left": 298, "top": 732, "width": 17, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "143", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 216, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "www.bloomberg.com diakses pada 12", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 91, "width": 216, "height": 67, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2015 www.finance.yahoo.com diakses pada 14 September 2015 www.forex.imf.comdiakses pada 14", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 216, "height": 86, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2015 www.ifsb.org diakses pada 7 Oktober 2015 www.investing.comdiaksespada 18 Januari 2016 www.reuters.com diakses pada 14", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 256, "width": 79, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "September 2015", "type": "Text" } ]
9f5a3be7-3b2b-9ba6-af47-f2d2afe12b48
https://journal.ittelkom-pwt.ac.id/index.php/inista/article/download/29/30
[ { "left": 83, "top": 80, "width": 408, "height": 17, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "OPEN ACCESS J. O F INISTA, V OL . 1, N O . 2, PP .001-008, MEI 2019 E-ISSN : 2622-8106 DOI: 10.20895/ INISTA . V 1 I 2", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 114, "width": 393, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal of Informatics, Information System, Software Engineering and Applications", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 159, "width": 387, "height": 108, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENERAPAN EMERGENCY SYSTEM BERBASIS MOBILE (STUDY KASUS INSTITUT TEKNOLOGI TELKOM PURWOKERTO)", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 277, "width": 178, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aditya Wijayanto #1 , Fahrudin Mukti W *2", "type": "Text" }, { "left": 130, "top": 300, "width": 335, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "# Fakultas Teknologi Industri dan Informatika, Institut Teknologi Telkom Purwokerto", "type": "List item" }, { "left": 181, "top": 312, "width": 234, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jl. D.I Panjaitan 128 Purwokerto, Jawa Tengah, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 327, "width": 135, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 338, "width": 106, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 250, "top": 361, "width": 95, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Accepted on May 14, 2019", "type": "Text" }, { "left": 282, "top": 384, "width": 31, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 124, "top": 395, "width": 347, "height": 171, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keamanan kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto merupakan salah satu faktor utama di dalam terciptanya kenyamanan dan keamanan. Emergency condition merupakan persoalan yang berdampak langsung pada aspek pelayanan, bahkan Emergency condition bersinggungan langsung dengan keselamatan diantaranya: kesehatan, kecelakaan, dan perilaku sosial. Keamanan selama berkegiatan di kawasan kampus Institut Teknologi Telkom Purwokerto menjadi perhatian utama. Untuk mengantisipasi tindak kriminalitas, antara lain pencurian, dengan inovasi teknologi terinspirasi dari Aplikasi Panic Button yang telah digunakan pihak kepolisian. Penelitian ini bertujuan bagaimana menggunakan teknologi smartphone android sebagai cara menekan tindak kriminalitas dan masalah-masalah keamanan yang ada di Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Dengan pembuatan aplikasi berbasis Android ini pihak keamanan kampus dapat memonitoring keamanan lingkungan kampusnya secara lebih efisien dan menciptakan rasa aman kepada seluruh civitas akademika di Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Aplikasi keamanan kampus ini berbasis mobile yang memiliki sistem operasi android, terdapat aplikasi yang diinstall pada keamanan kampus dan aplikasi yang diinstall oleh civitas akademika Institut Tenologi Telkom Purwokerto. Ketika terjadi tindak kriminalitas dan pihak keamanan kampus dapat segera memberikan respon menuju tempat lokasi terjadinya kriminalitas dengan cepat dan tepat.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 580, "width": 216, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Emergency, System, Mobile, Keamanan, Kampus", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 609, "width": 91, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 629, "width": 430, "height": 70, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ituasi darurat (emergency condition) adalah situasi yang memerlukan tanggapan yang harus disampaikan dengan kecepatan yang sesuai dengan kebutuhan kondisi tersebut. Emergency condition terkadang tidak berbanding lurus dengan pemberian respon yang diperlukan untuk menanggulanginya. Hal seperti ini sering terjadi pada kota – kota besar, tempat keramaian, bahkan di area kampus khusunya IT Telkom Purwokerto, terutama daerah atau tempat yang tidak mempunyai pelayanan akses pendukung jaringan komunikasi yang baik dalam infrastrukturnya [1].", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 627, "width": 16, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "S", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 99, "width": 430, "height": 106, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Emergency condition merupakan persoalan yang berdampak langsung pada aspek pelayanan, bahkan Emergency condition bersinggungan langsung dengan keselamatan, diantaranya : kesehatan, kecelakaan, dan perlilaku sosial [2]. Tingkat respon Emergency condition yang rendah dapat menghambat seluruh aktivitas baik perkuliahan jika di kampus, bahkan perekonomian maupun aspek lainnya. Banyak orang mulai sadar akan bahaya di sekitar yang bisa datang tanpa diduga dan aplikasi untuk menangani situasi tersebut memang dibutuhkan. Maka dari itu kita perlu mempersiapkan diri dengan cara membawa alat perlindungan diri atau semacamnya. Salah satu cara adalah dengan memanfaatkan teknologi yang sudah melekat dengan kehidupan masyarakat saat ini yaitu Smartphone. Smartphone saat ini telah dilengkapi macam – macam aplikasi yang dapat digunakan untuk berbagai macam kegunaan dan dapat dengan mudah diunduh oleh penggunanya.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 216, "width": 430, "height": 117, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penulis mencoba untuk memberikan solusi menyelesaikan masalah keamanan menggunakan teknologi informasi, untuk memonitor secara langsung keamanan di lingkungan kampus dapat berjalan dengan baik. Menggunakan aplikasi berbasis android diharapkan adanya tindakan respon secara cepat dari pihak keamanan kampus sehingga terciptanya keamanan di lingkungan Insitut Teknologi Telkom Purwokerto. Menggunakan android studio sebagai software untuk membuat sebuah prototype aplikasi berbasis android yang dapat digunakan para civitas akademika seperti pegawai, dosen mapupun mahasiswa dengan mudah menggunakan aplikasi yang ada pada smarphone mereka masing-masing. Tombol Bantuan Keamanan Institut Teknologi Telkom Purwokerto adalah aplikasi berbasis Android yang dirancang untuk merespon secara cepat apabila terjadi gangguan keamanan di lingkungan kampus. Aplikasi ini mendukung terciptanya keamanan kampus yang lebih kondusif.", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 363, "width": 106, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "II. TINJAUAN PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 401, "width": 430, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi Emergency System dibuat sebagai salah satu cara persiapan menghadapi bahaya yang senantiasa bisa datang, dengan cara aplikasi sewaktu – waktu diaktifkan tanpa perlu melihat layar dan bisa melakukan serangkaian proses termasuk mengirimkan sms, menitikberatkan pada pencegahan kriminalitas [3]. Aplikasi Automatic Emergency System, menyelesaikan permasalahan masih lambannya respon system pelayanan public di Kota Tangerang terhadap masyarakat yang mengalami keadaan darurat atau keadaan yang memerlukan penanganan secara cepat, seperti sakit, kecelakaan dan kebakaran. Menitikberatkan pada kecepatan pemberian informasi kepada pihak – pihak yang terkait, seperti rumah sakit, kepolisian, dan pemadam kebakaran [1].", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 498, "width": 430, "height": 88, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi android dengan layanan berbasis lokasi (Location Based Service Aplication) yang memungkinkan pengguna untuk mengakses peta perjalanan posisi entity secara realtime, serta inovasi penggunaan Threat Button untuk mengirimkan notifikasi kepada sesama pengguna aplikasi. Menitikberatkan pada pemberian informasi secara real time tentang lokasi pengguna aplikasi dan pemberian informasi kepada sesama pengguna aplikasi [4]. Dari hal tersebut di atas dapat dilakukan sebuah penelitian tentang penerapan Emergency System berbasis Mobile yang dapat diterapkan di lingkungan Institut Teknologi Telkom, masih banyaknya permasalahan yang memerlukan bantuan pihak lain dalam penyelesaian masalah, namun masih belum adanya jalur komunikasi yang tepat.", "type": "Text" }, { "left": 241, "top": 615, "width": 114, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 646, "width": 430, "height": 69, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian Research and Development (R & D). Metode penelitian ini digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan mengkaji keefektifan produk tersebut. Research and Development merupakan suatu proses atau langkah – langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras seperti buku, tetapi dapat juga berupa perangkat lunak atau program komputer, model pendidikan, pembelajaran atau pelatihan [5].", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3", "type": "Text" }, { "left": 245, "top": 397, "width": 115, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Metode Penelitian", "type": "Caption" }, { "left": 83, "top": 437, "width": 90, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Analisis Kebutuhan", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 461, "width": 369, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Kebutuhan Fungsional Aplikasi mampu mengirimkan pesan Emergency, jenis gangguan, dan lokasi pengiriman pesan", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 497, "width": 160, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Kebutuhan Non Fungsional Analisis Perangkat Keras atau Hardware", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 533, "width": 182, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Analisis Perangkat Keras atau Hardware", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 546, "width": 180, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Unit Hp dengan spesifikasi sebagai berikut :", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 558, "width": 48, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Prosesor", "type": "List item" }, { "left": 190, "top": 558, "width": 46, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Quad-core", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 570, "width": 111, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Memori RAM : 2 GB", "type": "Table" }, { "left": 103, "top": 582, "width": 156, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "c. Battery Capacity : 3000-3999 mAh", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 594, "width": 161, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "d. Sistem Operasi : Android 8.0 Oreo", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 618, "width": 178, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Perangkat Lunak atau Software", "type": "List item" }, { "left": 118, "top": 630, "width": 265, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perangkat lunak (Software) yang digunakan adalah sebagai berikut :", "type": "Text" }, { "left": 103, "top": 642, "width": 142, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "a. Sistem Operasi : Windows 8.0", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 654, "width": 150, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "b. Software Lainnya: Andorid Studio", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 678, "width": 134, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Analisis Pengguna atau User", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 690, "width": 412, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "User terdiri dari Security bagian keamanan dan Civitas Akademik Institut Teknologi Telkom Purwokerto.", "type": "Text" }, { "left": 225, "top": 107, "width": 165, "height": 263, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi Literatur Analisa Kebutuhan Rancangan Aplikasi Android Produksi Aplikasi Pengujian Terbatas Revisi Akhir dan Penyusunan Laporan Laporan Akhir Validasi Aplikasi Valid Fix UML Antar Muka Tidak Valid Belum Fix", "type": "Picture" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 99, "width": 88, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Use Case Diagram", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 111, "width": 417, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada Use Case diagram, aplikasi tombol bantuan kampus ini memiliki 2 pengguna yaitu civitas akademika dan tim emergency system, lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 2, dibawah ini:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 147, "width": 417, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1 menjelaskan bahwa Civitas Akademik dan Tim Emergency System mempunyai tugas utama terdiri dari:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 172, "width": 236, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Hak akses untuk melakukan login ke webserver aplikasi", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 184, "width": 223, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Melakukan isi data input keterangan dan input lokasi", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 196, "width": 281, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Tim Emergency System menerima pesan alert dari civitas akademik", "type": "List item" }, { "left": 156, "top": 460, "width": 300, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Use Case Diagram Civitas Akademik dan Tim Emergency System", "type": "Caption" }, { "left": 100, "top": 496, "width": 88, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Squence Diagram", "type": "Caption" }, { "left": 191, "top": 712, "width": 213, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Squence Diagram Login Emergency System", "type": "Caption" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 340, "width": 277, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Squence Diagram Menjalankan Aplikasi Emergency System", "type": "Caption" }, { "left": 137, "top": 604, "width": 335, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Squence Diagram mengecek notifikasi Aplikasi Emergency System", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "6", "type": "Text" }, { "left": 230, "top": 99, "width": 136, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "IV. HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 122, "width": 417, "height": 21, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5 adalah halaman tampilan login aplikasi Emergency System. Untuk dapat menggunakan fitur tombol bantuan user diharuskan login terlebih dahulu, selanjutnya user akan dibawa ke halaman utama.", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 390, "width": 231, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Halaman Login Apliasi Emergency System", "type": "Caption" }, { "left": 178, "top": 663, "width": 240, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Halaman Utama Aplikasi Emergency System", "type": "Caption" }, { "left": 83, "top": 684, "width": 430, "height": 37, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi tombol Emergency System pada Gambar 6 dapat diakses dengan menekan gambar merah dan memiliki tanda seru. Aplikasi akan menampilkan halaman berisi Team Emergency system yang dituju, keterangan dan lokasi seperti yang terdapat pada Gambar 7.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "7", "type": "Text" }, { "left": 167, "top": 347, "width": 262, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Halaman Buat Alarm Aplikasi Emergency System", "type": "Caption" }, { "left": 83, "top": 368, "width": 430, "height": 37, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7 adalah untuk membuat Alarm dengan memasukkan team yang akan dihubungi, keterangan tentang kebutuhan atau kendala yang dihadapi, dan memasukkan lokasi atau tempat user berada.", "type": "Text" }, { "left": 180, "top": 518, "width": 244, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Halaman Menerima Pesan Emergency System", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 539, "width": 417, "height": 33, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8 merupakan tampilan menerima pesan yang telah dikirimkan oleh user, pada HP security, IT Support, dan Teknisi akan keluar notifikasi seperti alarm. Alarm tidak akan berhenti sampai bagian security, IT Support, dan Teknisi membuka aplikasi Emergency System", "type": "Text" }, { "left": 260, "top": 598, "width": 74, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "V. KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 621, "width": 417, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan telah dihasilkan Emergency system Institut Teknologi Telkom Purwokerto untuk menjaga lingkungan kampus yang kondusif dari segi keamanan dan kegiatan belajar mengajar. Emergency System ini juga memudahkan bagi Tim Emergency System dalam merespon adanya tindakan kejahatan ataupun hal – hal yang mengganggu keberlangsungan kegiatan belajar mengajar.", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 688, "width": 417, "height": 32, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Aplikasi ini kedepannya terdapat fitur – fitur tambahan seperti tersinkronisasi dengan aplikasi bantuan yang dimiliki pihak kepolisian. Perlu adanya perbaikan pada database server agar lebih stabil. Perlu adanya pengujian aplikasi agar terlihat bug dan error pada Aplikasi Emergency System.", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 72, "width": 277, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ADITYA WIJAYANTO E T . A L . / J. OF INISTA. 2019, 1 (2): 01-08 Penerapan Emergency System Berbasis Mobile (Study Kasus Institut Teknologi Telkom Purwokerto)", "type": "Text" }, { "left": 505, "top": 79, "width": 3, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "8", "type": "Picture" }, { "left": 273, "top": 110, "width": 50, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "R EFERENCES", "type": "Section header" }, { "left": 83, "top": 132, "width": 379, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[1] Henderi, dkk., 2016. Rancang Bangun Automatic Emergency System Berbasis Mobile. Tangerang : STMIK Raharja", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 141, "width": 430, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[2] Rahmawati, H, 2014. Bencana di Indonesia dan Pergeseran Paradigma Penanggungan Bencana. [Online].Availabe at: http://tarjih.muhammadiyah.or.id/muhfile/tarjih/download/PenguranganResiko Bencana_Rahmawati.pdf.[Accessed 22 Februari 2016].", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 168, "width": 430, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[3] Purnomo, Rizky., Richard, Beeh, Y., 2016, Perancangan Aplikasi Emergency Button berbasis Android. Salatiga:Universitas Kristen Satya Wacana", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 186, "width": 430, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[4] Rahman Kautsar Alvin, dkk., 2016, Partmaps : Penerapan Teknologi Location Based Service dan Threat Button pada Aplikasi Android. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember", "type": "List item" }, { "left": 83, "top": 204, "width": 430, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[5] Jati Setyadi H., 2018. Aplikasi Tombol Bantuan Keamanan Kampus Universitas Mulawarman Samarinda Berbasis Mobile Android.", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 213, "width": 152, "height": 7, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Samarinda: Universitas Mulawarman Samarinda", "type": "Text" } ]
90091be4-b972-7e86-8231-19e66c3c957e
https://journal.trunojoyo.ac.id/jsmb/article/download/9140/5377
[ { "left": 286, "top": 63, "width": 150, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "JSMB Vol. 7 (2) 2020 hlm. 152-160", "type": "Page header" }, { "left": 262, "top": 76, "width": 199, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis http://journal.trunojoyo.ac.id/jsmb", "type": "Title" }, { "left": 290, "top": 780, "width": 15, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "152", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 149, "width": 401, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Pendidikan Kewirausahaan Dan Internal Locus Of Control Terhadap Intensi Kewirausahaan", "type": "Title" }, { "left": 107, "top": 183, "width": 385, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Studi pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur)", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 240, "width": 181, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kustini ¹, Annesya Dhyta Ayuni ²", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 270, "width": 254, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 283, "width": 251, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 69, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INFO ARTIKEL", "type": "Table" }, { "left": 224, "top": 314, "width": 39, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 332, "width": 428, "height": 157, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sejarah Artikel: Diterima : 2020 Diperbaiki : 2020 Disetujui : 2020 This study aims to measure the influence of entrepreneurship education and internal locus of control on the entrepreneurship intention. The population of the study was 544 students of class 2016 in Faculty of Economics and Business Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” East Java. The sample was 99 students that are calculated using Slovin techniques. The data collection technique used a quantitative method with technique analysis of Structural Equation Model – Partial Least Square (SEM-PLS). The results of study reveal that entrepreneurship education has a contribution to entrepreneurship intention, and internal locus of control has a contribution to students’ entrepreneurship intention. Thus, it can be concluded that entrepreneurship education that combines theory and practice make grow of entrepreneurship intention. Keywords : entrepreneurship education,", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 399, "width": 179, "height": 104, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "internal locus of control, entrepreneurship intention Abstraks", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 428, "height": 186, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: pendidikan kewirausahaan, internal locus of control, intensi kewirausahaan Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh pendidikan kewirausahaan dan internal locus of control terhadap intensi kewirausahaan. Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur berjumlah 544 orang dengan jumlah sampel sebanyak 99 orang yang dihitung menggunakan teknik slovin. Pengumpulan data menggunakan metode kuantitatif dengan teknik analisis Structural Equation Model - Partial Least Square (SEM-PLS). Hasil pengkajian mengungkapkan bahwa pendidikan kewirausahaan memiliki kontribusi terhadap intensi kewirausahaan dan internal locus of control memiliki kontribusi terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa. Sehingga diperoleh kesimpulan bahwa pendidikan kewirausahaan yang memadukan antara teori dan praktik akan menumbuhkan intensi kewirusahaan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 23, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DOI:", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 693, "width": 126, "height": 32, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Korespondensi: Nama: Kustini Email: [email protected]", "type": "Caption" }, { "left": 390, "top": 695, "width": 104, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2355-9643 (Print)", "type": "Picture" }, { "left": 390, "top": 706, "width": 107, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN: 2460-3775 (on-line)", "type": "Table" }, { "left": 220, "top": 36, "width": 158, "height": 25, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis Vol. 7 (2) 2020 hlm. 152-160", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 15, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "153", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 97, "width": 85, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 207, "height": 173, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dewasa ini, revolusi industri terus berkembang. Perkembangan yang terjadi ini juga harus diimbangi dengan pengembangan kualitas sumber daya manusianya. Di era yang menuntut mobilitas tenaga kerja bebas lintas negara dapat menjadi suatu ancaman bagi sumber daya manusia yang tidak memiliki keterampilan. Menguktip dari World Economi Forum (2018), sumber daya manusia (SDM) harus memiliki tiga kemampuan tertinggi dalam menghadapi super smart society yakni penyelesaian masalah yang kompleks, pemikiran yang kritis, dan kreatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 284, "width": 206, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada era saat ini, perbaikan dan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM) harus diutamakan.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 321, "width": 207, "height": 148, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengingat revolusi industri 4.0 menuntut mobilitas tenaga kerja bebas lintas negara. Hal tersebut menjadi suatu ancaman bagi tenaga kerja lokal, terlebih bagi yang tidak memiliki keterampilan. Selain itu, keberadaan TKA (Tenaga Kerja Asing) jika tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja maka dapat menciptakan peluang pengangguran. Dalam menyikapi fenomena tersebut, sesuai dengan program pemerintah yaitu mengatasi pengangguran, meningkatkan ketersediaan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 457, "width": 207, "height": 199, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "lapangan pekerjaan dan meningkatkan peluang usaha dengan mengoptimalkan potensi sumber daya manusia (SDM). Berwirausaha adalah salah satu upaya alternatif yang dinilai dapat meminimalisir permasalahan yang ada. Dengan menjadi seorang wirausaha, secara tidak langsung telah membuka lapangan pekerjaan baru dan menambah kesempatan pekerjaan. Dengan begitu dapat menekan angka tingkat pengangguran secara nasional. Saat ini kurikulum institusi pendidikan salah satunya yaitu perguruan tinggi, telah terdapat pendidikan kewirausahaan sebagai mata kuliah wajib yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 644, "width": 37, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 644, "width": 209, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "adanya pendidikan kewirausahaan diharapkan dapat menambah pengetahuan mahasiswa mendorong mereka untuk berwirausaha baik sebelum ataupun setelah mereka lulus kuliah. Suhartati dan Sirine (2011), mengemukakan bahwa salah satu faktor promotor berkembangnya kewirausahaan pada suatu wilayah adalah peran universitas dalam", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 207, "height": 62, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pengelolaan pendidikan kewirausahaan. Selain itu, Drucker (1985) (dalam Bharanti dkk, 2012) berpendapat bahwa kewirausahaan dapat dibina dan dibentuk melalui pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 135, "width": 207, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kewirausahaan. Diharapkan dengan pendekatan tersebut mampu membangun motivasi, sikap dan intensi kewirausahaan terhadap mahasiswa. Menurut Lestari dan Wijaya (2012), pendidikan kewirausahaan sebagai landasan berwirausaha juga membentuk sikap, perilaku dan pola pikir seseorang wirausaha. Sikap, perilaku dan pola pikir itu yang akan mempengaruhi intensi kewirausahaan pada seseorang.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 272, "width": 207, "height": 49, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian oleh Rembulan & Fensi (2018), Chen, et. al (2010 menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan dapat meningkatkan intensi", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 309, "width": 207, "height": 186, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kewirausahaan. Walaupun demikian, beberapa penelitian ditemukan bahwa pendidikan kewirausahaan tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha sebagaimana beberapa penelitian berikut ini: Pratana dan Margunani (2019), Zulianto, dkk (2014), Kusmintarti, dkk (2017), Bharanti, dkk (2012). Dari hasil penelitian tersebut bahwa peran pendidikan kewirausahaan dalam proses pembentukan wirausaha masih ada terjadi research gap maka penelitian ini dipandang perlu dilakukan untuk mengkolaborasi dan meluaskan hubungan kedua konstruk tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 496, "width": 207, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam upaya ingin mengetahui tingkat intensi kewirausahaan mahasiswa, survey awal yang terlah dilakukan terhadap mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis menunjukkan hasil bahwa pendidikan kewirausahaan terindikasi memberikan dampak pada intensi kewiraushaan mahasiswa. Pada tabel 1 menunjukkan dari 60 kuesioner yang disebar 85% memiliki minat berwirausaha setelah lulus.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 675, "width": 206, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain dipengaruhi oleh pendidikan kewirausahaan, menurut beberapa penelitian menunjukkan bahwa intensi kewirausahaan juga dipengaruhi oleh locus of control. Juanda, dkk (2019) menyatakan bahwa faktor kepribadian dinilai sebagai salah satu pengukur intensi kewirausahaan pada", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 36, "width": 288, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Pendidikan Kewirausahaan Dan Internal Locus Of … Annesya Dhyta Ayuni, Kustini kustini", "type": "Section header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "154", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 207, "height": 298, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa. Salah satu variabel kepribadian yang dimaksud yaitu locus of control (Suprayogi:2017). Pada tahun 1996, Rotter mengemukakan konsep locus of control untuk pertama kalinya. Locus of control adalah variabel kepribadian yang mendefinisikan kepercayaan seseorang pada kemampuannya dalam mengendalikan takdirnya sendiri. Menurut Kreitner dan Kinicki (2003) locus of control terbagi dalam dua dimensi yaitu antara lain internal locus of control dan external locus of control. Internal locus of control lebih kepada keyakinan pengendalian diri ada pada dirinya, sedangkan external locus of control keyakinan individu bahwa peristiwa pada dirinya disebabkan oleh faktor eksternal. Menurut Utami, dkk (2018), salah satu faktor yang berkaitan dengan keberhasilan kewirausahan adalah internal locus of control. Penelitian oleh Parsa (2011) mengemukakan bahwa internal locus of control memiliki kontribusi sebesar 70% terhadap keberhasilan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 371, "width": 207, "height": 174, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kewirausahaan. Mahasiswa sebagai kaum intelektual didukung dengan perkembangan teknologi informasi akan dapat mengarahkan mereka untuk lebih kreatifitas dan inovatif sehingga potensi-potensi yang ada pada mereka akan muncul paling tidak mereka sudah memiliki keyakinan pada kemampuan dirinya. Maka sebabnya, penelitian ini lebih memfokuskan pada internal locus of control. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji seberapa kuat pendidikan kewirausahaan dan internal locus of control mempengaruhi terbentuknya intensi kewirausahaan mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 130, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "TINJAUAN PUSTAKA Pendidikan Kewirausahaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 207, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan kewirausahaan adalah upaya untuk menumbukan pengetahuan, nilai-nilai, jiwa, sikap berwirausaha serta kemampuan berkreatifitas dan berinovasi menciptakan sesuatu yang baru melalui Lembaga Pendidikan formal maupun non formal (Wibowo, 2011)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 207, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lo Choi Tung (2011) mengemukakan bahwa pendidikan kewirausahaan merupakan suatu proses penyebaran ilmu dan keahlian berwirausaha kepada mahasiswa untuk menuntunnya dalam mengeksploitasi peluang bisnis.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 207, "height": 112, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suherman (2008) menjelaskan bahwa tujuan dari pendidikan kewirausahaan adalah guna menghasilkan seorang wirausaha yang berkreatifitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan dalam hidup kedepannya, khususnya dalam dunia bisnis atau profesi lainnya, sehingga dapat menumbuhkan jiwa wirausaha pada diri seseorang dengan segala kompetensinya.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 197, "width": 207, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan kewirausahaan berperan penting dalam kegiatan kewirausahaan (Nursito dan Nugroho, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 247, "width": 207, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hipotesis 1: Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 297, "width": 118, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal Locus of Control", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 309, "width": 207, "height": 173, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Robbins dan Judge (2007), internal locus of control adalah suatu pandangan kepercayaan sesorang terhadap pusat pengendali dalam suatu peristiwa yang terjadi pada diri mereka sendiri. Fuadi (dalam Permana, 2016) Minat berwirausaha adalah suatu perasaan suka dan tertarik pada suatu aktivitas wirausaha sehingga memiliki keinginan dalam berwirausaha tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi demi meraih keberhasilan. Minat berwirausaha tersebut terjadi disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah internal locus of control.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 483, "width": 207, "height": 111, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut Suryana (2013), “Sebagai bagian dari jiwa kewirausahaan, keinovasian dipengaruhi oleh faktor-faktor personal yaitu seperti locus of control”. Kreitner dan Kinicki (dalam Farnesia, 2014), berpendapat bahwa seseorang yang menyukai suatu hal yang kompetitif, kerja keras, dan berusaha sebaik mungkin dari sebelumnya merupakan invidu yang memiliki internal locus of control.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 595, "width": 207, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selain itu, Rotter (1966), menunjukkan bahwa individu dengan internal locus of control merupakan pribadi berkeyakinan bahwa kondisi atau peristiwa yang terjadi dalam hidup dikendalikan oleh dirinya sendiri”. Keyakinan seseorang terhadap kemampuan tersebut dapat mendorong untuk menaruh minat dalam berwirausaha. Hipotesis 2: Internal locus of control berpengaruh positif terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 744, "width": 108, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensi Kewirausahaan", "type": "Section header" }, { "left": 220, "top": 36, "width": 158, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis Vol. 7 (2) 2020 hlm. 152-160", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 15, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "155", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 207, "height": 149, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensi kewirausahaan adalah pandangan kognitif tentang perilaku yang diterapkan oleh individu yang akan memulai bisnis baru atau mewujudkan nilai baru pada badan usaha yang sudah ada (Fini, et. al, 2009). Katz dan Gartenr (1988) (dalam Nursito dan Nugroho, 2013) menjelaskan bahwa intensi berwirausaha mengindikasikan ada tidaknya keinginan seseorang untuk tujuan pembentukan suatu usaha. Teori yang digunakan oleh para ilmuwan untuk mempelajari intensi", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 222, "width": 207, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kewirausahaan merupakan teori perilaku perencanaan oleh Ajzen dan Fishbein (Fayolle dan Gailly, 2015). Menurut Ajzen dan Fishbein (2005), intensi dapat diartikan sebagai tolak ukur keinginan individu dalam bertindak dan upaya dalam melakukan tindakan yang diharapkan. Dengan demikian individu dengan intensi kewirausahaan tinggi merupakan orang yang berkeinginan kuat dan berusaha keras dalam berwirausaha, dan sebaliknya rendahnya intensi berwirausaha yang dimiliki seseorang menunjukkan keinginan serta usaha yang kurang untuk berwirausaha.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 114, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN Definisi Operasional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 433, "width": 207, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini memiliki tiga variabel penelitian, Adapun setiap variabel memiliki definisi operasional sebagai berikut: Pendidikan Kewirausahaan (X1) merupakan upaya yang dilakukan oleh pihak Universitas agar mahasiswa memiliki", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 495, "width": 207, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "jiwa kewirausahaan yang dituangkan dalam sebuah mata kuliah. Dengan indikator yang mengacu pada Budiarti (2012) dan Bukirom, dkk (2014) yaitu 1) Jiwa berwirausaha; 2) Wawasan berwirausaha; 3) Tumbuhkan kesadaran.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 582, "width": 206, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Internal locus of control (X2) didefinisikan sebagai pandangan keyakinan seseorang terhadap sumber pengendali dalam suatu peristiwa yang terjadi disebabkan oleh diri mereka sendiri. Berdasarkan penelitian oleh Wiriani (2011), pengukuran variabel internal locus of control menggunakan indikator sebagai berikut: 1) Menjadi wirausaha sangat tergantung kemampuan saya; 2) Keberhasilan yang terjadi adalah hasil dari kerja keras sendiri; 3) Apa yang diperoleh bukan karena keberuntungan; (4) Mampu menentukan apa yang akan terjadi dalam hidup; (5) Hidup ditentukan oleh tindakan diri sendiri; (6)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 206, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegagalan yang dialami akibat dari perbuatan diri sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 110, "width": 207, "height": 161, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intensi Kewirausahaan (Y) yaitu merupakan suatu keinginan, ketertarikan dan kesediaan yang timbul pada diri individu dalam memulai suatu usaha, serta merasa mampu akan resiko yang dihadapi. Indikator variabel ini mendasarkan pada pendapat Suhari dan Sirine (2011), yaitu sebagai berikut: 1) Keinginan yang tinggi memilih wirausaha sebagai karir atau profesi; 2) Berani mengambil resiko; 3) Rasa percaya diri. Pengukuran indikator dalam penelitian menggunakan skala likert dengan nilai 1 sampai dengan 5.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 284, "width": 99, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dan Sampel", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 296, "width": 207, "height": 37, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Populasi dalam penelitian ini yaitu mahasiswa (telah mengambil mata kuliah Kewirausahaan) angkatan 2016 Fakultas", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 334, "width": 207, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekonomi dan Bisnis di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang berjumlah 544 orang. Sampel sebanyak 90 mahasiswa menggunakan teknik proposional random sampling dengan perhitungan teknik slovin", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 420, "width": 102, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode Analisis Data", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 433, "width": 207, "height": 49, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) dengan pendekatan Partial Least Square (PLS).", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 495, "width": 142, "height": 24, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji Validitas Convergent", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 531, "width": 206, "height": 62, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian bersifat confirmatory dianggap memenuhi validitas apabila factor loading lebih dari 0,7. Sedangkan untuk penelitian bersifat exploratory harus memilki nilai factor loading antara 0,6 hingga 0,7.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 36, "width": 288, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Pendidikan Kewirausahaan Dan Internal Locus Of … Annesya Dhyta Ayuni, Kustini kustini", "type": "Section header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "156", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 405, "width": 206, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil estimasi seluruh indikator mencapai convergent validity atau validitas telah terpenuhi karena memiliki nilai lebih dari 0,5. Menurut Ghozali dan Latan (2015) nilai loading factor 0.5 hingga 0.6 masih dikatakan cukup. Discriminant Validity", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 606, "width": 207, "height": 124, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel tersebut dapat disimpulkan indikator variabel pendidikan kewirausahaan (X1) dan intensi kewirausahaan (Y) memiliki nilai di atas 0,5 yang berarti kedua variabel tersebut telah memenuhi discriminant validity atau validitasnya terpenuhi. Sedangkan untuk indikator variabel internal locus of control dikatakan validitasnya kurang baik dikarenakan memiliki nilai kurang dari 0,5.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 743, "width": 103, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Composite Reliability", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 207, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Composite reliability menunjukkan internal consistency. Apabila nilai composite reliability di atas 0,7 berarti konstruk reliabel, dan indikator dianggap konstan dalam pengukuran variabel laten. Menurut Hair et al., 2006 (dalam Hartono, 2011), meskipun nilai composite reliability 0,6 masih dapat diterima.", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 278, "width": 206, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tabel 3 menyimpulkan bahwa seluruh variabel mempunyai reliabilitas yang baik dikarenakan memiliki nilai composite reliability di atas 0,7. Sehingga kuesioner dinyatakan reliabel, artinya instrumen penelitian memiliki presisi dalam mengukur konstruk atau variable", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 377, "width": 188, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Evaluasi model struktural (Inner Model)", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 543, "width": 206, "height": 99, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan pada tabel diketahui nilai R- square sebesar 0,293832. Yang berarti bahwa intensi kewirausahaan dapat dijelaskan oleh variabel Pendidikan kewirausahaan dan internal locus of control dengan konstruk sejumlah 29,3832% dan sisanya sebesar 70,62% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak ada pada penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 655, "width": 138, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Q-square Predictive Relevance", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 679, "width": 207, "height": 75, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Besarnya nilai Q-square akan sebanding dengan nilai R-square. Q² = 1 – (1-0,293832) = 0,293832 Dari hasil perhitungan sebesar 0,293832 artinya lebih besar dari nilai 0 (nol), maka diperoleh kesimpulan bahwa model", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 36, "width": 158, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis Vol. 7 (2) 2020 hlm. 152-160", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 15, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "157", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 206, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian mempunyai nilai predictive relevance.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 110, "width": 63, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji Hipotesis", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 263, "width": 206, "height": 25, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan output path coefficients, dapat diperoleh interpretasi sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 288, "width": 206, "height": 62, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif dengan nilai path coefficient sebesar 0,348810 dan nilai T-statistic sebesar 4,134615 > 1,96. Artinya, signifikan (positif)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 351, "width": 206, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Internal locus of control berpengaruh positif dengan nilai path coefficient sebesar 0,292757 dan nilai T-statistic sebesar 3,545726 > 1,96. Artinya, signifikan (positif)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 413, "width": 206, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Signifikansi hasil nilai T-statistic dapat dilihat dari output smartPLS dengan bootstrapping pada gambar berikut:", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 620, "width": 207, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Intensi Kewirausahaan Pengujian pendidikan kewirausahaan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 207, "height": 74, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "terhadap intensi kewirausahaan berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan memberikan kontribusi dalam menumbuhkan intensi berwirausaha mahasiswa. Sehingga semakin baik pendidikan kewirausahaan makan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 209, "height": 236, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semakin tinggi intensi kewirausahaan. Berdasarkan analisis data menunjukkan indikator yang paling mempengaruhi dengan factor loading 0,91 yaitu pendidikan kewirausahaan mampu menumbuhkan dan meningkatkan sikap, jiwa, dan perilaku kewirausahaan seseorang. Hal itu dapat dijelaskan bahwa program-progam yang diimplementasikan oleh perguruan tinggi dapat membantu mahasiswa dalam memanfaatkan peluang bisnis. Melalui upaya tersebut, mahasiswa berkesempatan untuk berkreatifitas dan berinovasi dalam memulai wirausaha. Mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur di samping pembelajaran secara teori mahasiswa mengadakan praktik kewirausahaan dalam bentuk business plan yang", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 322, "width": 207, "height": 297, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "diimplemantasikan melalui gelar produk. Dengan pendidikan kewirausahaan secara teori dan praktik, maka bekal pengetahuan tentang kewirausahaan dipandang memiliki kontribusi terhadap minat berwirausaha. Penelitian ini didukung oleh temuan dari Lestari dan Wijaya (2012), mengemukakan bahwa pendidikan kewirausahaan mampu menumbuhkan mahasiswa menjadi seorang wirausaha sejati dengan membentuk pemikiran, sikap, dan perilaku kewirausahaan, sehingga menuntun mereka untuk menjadi wirausahawan sebagai pilihan karirnya. Penelitian ini juga mendukung penelitian dari Dusak & Sudiksa (2016), Hussain & Hashim (2015), Misoska, dkk (2016), Kusuma & Warmika (2016) serta Supriyanto & Meilita (2017) yang menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan berpengaruh positif terhadap intensi berwirausaha. Namun penelitian ini tidak selaras dengan penelitian dari Suharti & Sirine (2011) yang berpendapat bahwa pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 306, "top": 620, "width": 206, "height": 87, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan karena kurangnya keaktifan mahasiswa mengikuti kegiatan pendidikan kewirausahaan di luar kampus. Sedangkan menurut Pratana Nadin dan Margunani (2019), Zulianto, dkk (2014) mengungkapkan", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 695, "width": 207, "height": 61, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa pendidikan kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap intensi berwirausaha. Adanya gap research tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 36, "width": 288, "height": 25, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Pendidikan Kewirausahaan Dan Internal Locus Of … Annesya Dhyta Ayuni, Kustini kustini", "type": "Section header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "158", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 207, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kewirausahan akan berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa apabila proses pembelajaran tidak hanya bersifat teoritis melainkan juga praktik wirausaha secara langsung.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 160, "width": 206, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengaruh Internal Locus of Control terhadap Intensi Kewirausahaan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 196, "width": 207, "height": 336, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengujian internal locus of control terhadap intensi kewirausahaan berdasarkan hasil pengolahan data menerangkan bahwa internal locus of control berkontribusi terhadap intensi kewirausahaan. Sehingga semakin tinggi internal locus of control akan meningkatkan intensi kewirausahaan. Seseorang yang berkarakteristik internal locus of control memiliki keyakinan bahwa apapun yang terjadi dalam hidup baik keberhasilan maupun kegagalan ditentukan oleh diri sendiri. Berdasarkan hasil olah data menunjukkan factor loading dari 6 item indikator internal locus of control yang memiliki pengaruh terbesar yaitu menjadi wirausaha tergantung kemampuan saya. Hal tersebut menunjukan bahwa mahasiswa yang merasa memiliki kemampuan dalam berwirausaha akan meningkatkan intensi kewirausahaannya. Hal ini didukung oleh Murni (2017), calon wirausahawan harus memiliki karakteristik internal locus of control diantaranya yaitu optimisme, belajar dari sebuah pengalaman, mandiri, bersedia bekerja keras, berinisiatif tinggi, serta bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 532, "width": 206, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian dari Sari Anggun Kurnia, dkk (2018) menunjukkan bahwa internal locus of control berpengaruh terhadap intensi kewirausahaan. Serta", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 569, "width": 206, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "penelitian oleh Primandaru (2017) menyatakan bahwa variabel internal locus of control memiliki pengaruh terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa STIE YKPN.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 669, "width": 73, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 206, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendidikan kewirausahaan yang diberikan secara teori dan didukung praktik memiliki kontribusi terhadap intensi kewirausahaan mahasiswa. Sedangkan", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 731, "width": 206, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mahasiswa dengan internal locus of control yang kuat cenderung meyakini bahwa", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 207, "height": 112, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keberhasilan dalam mencapai tujuan hidup tergantung pada keputusan dan tindakan yang dibentuk dirinya sendiri dalam berwirausaha Dari penelitian ini dapat dihasilkan saran yaitu untuk lebih meningkatkan intensi kewirausahaan mahasiswa maka pendidikan kewirausahaan sebaiknya lebih banyak pembelajaran tugas praktik", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 185, "width": 207, "height": 136, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "untuk berwirausaha sedangkan dalam upaya meningkatkan kemampuan berwirausaha dapat dilakukan melalui pembentukkan motivasi para mahasiswanya dengan lebih mengembangkan program-program seperti mendirikan pusat kewirausahaan kampus. Dengan demikian akan terdapat berbagai kegiatan yang dapat dilaksanakan seperti seminar, loka karya, short course, entrepreneurship challenge, dll.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 322, "width": 207, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adanya keterbatasan dalam penelitian maka sebaiknya untuk penelitian selanjutnya menambah variabel lain misalnya misalnya seperti sikap, motivasi, self-efficacy, social support, parental, dan lainnya, sehingga diharapkan variabel –variabel tersebut memiliki kontribusi yang besar untuk pengembangan model intensi kewirausahaan mahasiswa", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 448, "width": 98, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 306, "top": 468, "width": 205, "height": 286, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abdillah, Willy dan Jogiyanto Hartono. 2014. Partial Least Square (PLS). Yogyakarta: Andi Ajzen, I., & Fishbein, M. 2005. The Influence of Attitudes on Behavior. The handbook of attitudes. Lawrence Erlbaum Associates Publishers. Anggraeni, Bety, Harnanik. 2015. Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI SMK Islam Nusantara Comal Kabupaten Pemalang. Jurnal Pendidikan Ekonomi Dinamika Pendidikan. Vol. 10, No. 1. Bharanti, Bonifasia Elita, M.S Idrus, Djumailah Zain, Solimun. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Steorotip Gender terhadap Intensi Kewirausahaan Mahasiswa yang dimediasi oleh Kebutuhan Berprestasi dan Efikasi Diri (Studi pada Mahasiswa asli Papua di Jayapura). Jurnal Aplikasi Manajemen.", "type": "Text" }, { "left": 220, "top": 36, "width": 158, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis Vol. 7 (2) 2020 hlm. 152-160", "type": "Page header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 15, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "159", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 206, "height": 671, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budiarti, Marlina. 2012. Analisis pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap niat kewirausahan mahasiswa (studi kasus pada mahasiswa program ekstensi fakultas ekonomi universitas Indonesia). Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Salemba. Bukirom, Haryo Indradi, Andi Permana, dan Martono. 2014. Pengaruh Pendidikan Berwirausaha dan Motivasi Berwirausaha terhadap Pembentukan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa, Media Ekonomi dan Manajemen. Chen, Y. 2010. Does entrepreneurship education matter to students' entrepreneurial intention? A Chinese perspective. Second International Conference on Information Science and Engineering, China. Choi Tung, Lo. 2011. The Impact of Entrepreneurship Education on Entrepreneurial Intention of Enginnering Students. Thesis. City University of Hong Kong. Dusak, I Kade Aris Friatnawan dan Ida Bagus Sudiksa. 2016. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Parental dan Locus of Control terhadap Niat Berwirausaha Mahasiswa. Fahmi, Irham. 2013. Kewirausahaan Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta. Farnesia, T. 2014. Pengaruh Internal Locus of Control, Motivasi Berprestasi, dan Lingkungan Keluarga terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Universitas Negeri Padang. Fayolle, A., & Gailly, B. 2015. The impact of entrepreneurship education on entrepreneurial attitudes and intention: Hysteresis and persistence. Journal of Small Business Management. Fini, R., Grimaldi, R., Marzocchi, G.L. and Sobrero, M. 2009. The Foundation of Entrepreneurial Intention. Summer Conference. Hartono, J. M. 2011. Konsep dan Aplikasi Struktural Equation Modelling Berbasis Varian dalam Penelian Bisnis. UPP STIM YKPN. Yogyakarta. Hussain, A., & Hashim, N. 2015. Impact of Entrepreneurial Education on Entrepre- neurial Intentions of", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 85, "width": 203, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pakistani Students. Journal of Entrepreneurship and Business Innovation, 2(1), 43–53. Kreitner Robert dan Angelo Kinicki. 2003. Perilaku Organisasi: Organizational Behavior. Jakarta: Salemba Empat. Kusuma, M. W. A., & Warmika, I. G. K. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Mempenga- ruhi Intensi Berwirausaha Pada Maha- siswa S1 FEB UNUD. E- Jurnal Manaje- men Unud, 5(1), 678– 705.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 235, "width": 206, "height": 521, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusmintarti, Anik, Nur Indah Riwajanti dan Andi Asdani. (2017). Pendidikan Kewirausahaan dan Intensi Kewirausahaan dengan Sikap Kewirausahaan sebagai Mediasi. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi dan Manajemen. Lestari, Retno Budi dan Trisnadi Wijaya. 2012. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Di STIE MDP, STIMIK, Dan MUSI. Misoska, A. T., Dimitrova, m., & Mrsik, j. 2016. Drivers of Entrepreneurial Intentions Among Business Students in Macedonia. Economic Research- Ekonomska Istrazivanja, 29(1), 1062- 1074. Murni, Devika Sumar Nindya. 2017. Hubungan Internal Locus of Control dengan Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa. UMM Institutional Repository. Nursito, Sarwono dan Arif Jualianto Sri Nugroho. 2013. Analisis pengaruh interaksi pengetahuan kewirausahaan dan efikasi diri terhadap intensi kewirausahaan. Kiat BISNIS Juni. Vol. 5, No. 2. Parsa, K. 2011. A Model of Critical Psychological Factors Influencing Entrepreneurship Development in Iran Small and Medium-Scale Industries. European Journal of Scientific Research. Permana, B. S. I. 2016. Hubungan antara Efikasi Diri dengan Minat Berwirausaha pada Difabel. Publikasi Ilmiah Universitas Muhammadiyah Surakarta. Pratana, Nadin Kalista, Margunani. 2019. Pengaruh Sikap Berwirausaha, Norma", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 36, "width": 288, "height": 25, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kontribusi Pendidikan Kewirausahaan Dan Internal Locus Of … Annesya Dhyta Ayuni, Kustini kustini", "type": "Section header" }, { "left": 290, "top": 781, "width": 17, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "160", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 205, "height": 211, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Subjektif dan Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha. Economic Education Analysis Journal (EEAJ) 8 (2) 533-550 https://journal.unnes.ac.id/sju/index. php/eeaj Primandaru, Noormalita. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Minat Berwirausaha Mahasiswa. Jurnal Economica, Vol 13, No 1. https://www.researchgate.net/publica tion/317118 Rembulan, Glisina Dwinoor dan Fabianus Fensi. 2018. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha. Jurnal Pengabdian dan Kewirausahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 297, "width": 206, "height": 459, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robbins dan Judge. 2007. Perilaku Organisasi, Jakarta: Salemba Empat. Rotter, J. B. 1966. Generalized Expectancies for Internal versus External Control of Reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied, 80(1), 1-28. https://doi.org/10.1037/h009276 Saiman, Leonardus. 2009. Kewirausahaan: Teori, Praktik, dan Kasus-kasus. Jakarta: Penerbit Salemba Empat Sari Anggun Kurnia, Wirdatul Aini, Jalius. 2018. Hubungan Antara Internal Locus of Control Dengan Minat Berwirausaha Alumni Pelatihan Bordir di LKP Muslimah Group. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume 6, Nomor 1, April http://kolokium.ppj.unp.ac.id/index.p hp/ Suharti, Lieli dan Hani Sirine. 2011. Faktor- faktor yang Berpengaruh terhadap Niat Kewirausahaan (Studi terhadap Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga). Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, 13(2), 124–134 p- ISSN 2252-6544 e-ISSN 2502-356X. Suherman, Eman. 2008. Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta. Suprayogi, Toteng Temy. 2017. Locus of Control dan Kinerja Karyawan: Uji Komparasi. Supriyanto, & Meilita, E. 2017. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan Terhadap Intensi Berwirausaha. Jurnal Ilmu Administrasi, 9(2), 50–63. Suryana. 2008. Kewirausahaan Pedoman", "type": "Text" }, { "left": 335, "top": 85, "width": 160, "height": 37, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Praktis: Kiat Dan Proses Menuju Sukses, Edisi Tiga. Jakarta: Salemba Empat.", "type": "Text" }, { "left": 306, "top": 123, "width": 204, "height": 335, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Utami, Amalia Shofiy Suci, Bambang Wasito Adi dan Sunarto. (2018) Pengaruh Mata Pelajaran Kewirausahaan, Status Sosial Ekonomi Orang Tua, dan Internal Locus of Control Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XI TKJ SMK Batik 1 Surakarta Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Bisnis dan Ekonomi, Vol. 4, No.1. Wibowo, Agus. 2011. Pendidikan Kewirausahaan (Konsep dan Strategi). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wiriani, Wayan. 2011. Efek Moderasi Locus of Control pada Hubungan Pelatihan dan Kinerja Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung. Tesis. Denpasar: Universitas Udayana. Zulianto Mukhamad, Sigit Santoso, Hery Sawiji. 2014. Pengaruh Efikasi Diri dan Pendidikan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Pendidikan Tata Niaga Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang Tahun 2013. Jurnal Pendidikan Insan Mandiri Vol.3, No. 1 https://www.neliti.com/publications/ 13873/", "type": "Text" } ]
3fdd5610-4b38-13eb-6be9-c797979e6665
https://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/lakar/article/download/9026/3838
[ { "left": 57, "top": 37, "width": 53, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "L A K A R", "type": "Page header" }, { "left": 57, "top": 42, "width": 410, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Volume 04 Nomor 01 (2021), 10 – 22 Jurnal Arsitektur", "type": "Page header" }, { "left": 345, "top": 56, "width": 163, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN 2654-3680 (Print) | ISSN 2656-4106 (Online)", "type": "Page header" }, { "left": 286, "top": 786, "width": 12, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 128, "top": 90, "width": 425, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENGAWASAN TEKNIS PENATAAN TAMAN JALUR HIJAU DI KECAMATAN BOGOR TIMUR, KOTA BOGOR JAWA BARAT", "type": "Section header" }, { "left": 177, "top": 136, "width": 231, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 1 , Rahmat Rejoni 2 1 Universitas Indraprasta PGRI, Program Studi Arsitektur [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 177, "top": 172, "width": 231, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2 Universitas Indraprasta PGRI, Program Studi Arsitektur", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 186, "width": 450, "height": 211, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[email protected] Informasi artikel ABSTRAK Sejarah artikel: Diterima Revisi Dipublikasikan 16 Februari 2021 26 Maret 2021 30 Maret 2021 Wilayah Bogor Timur merupakan pusat Kota Bogor merupakan salah satu wilayah sangat aktif terutama saat hari dan jam kerja. Jalur sirkulasi kendaraan bermotor di Kelurahan Baranangsiang merupakan salah satu jalur sirkulasi sangat padat. Kepadatan juga terjadi di jalur-jalur pejalan kaki. Keadaan ini mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk membangun jalur pejalan kaki yang nyaman dan mengatur rute jalur pergerakan pejalan kaki. Jalur sirkulasi kendaraan bermotor dan jalur hijau dipisahkan oleh jalur pejalan kaki. Kegiatan pengawan teknis penataan taman jalur hijau ini akan dilakukan di Jl. Padi Kelurahan Baranangsiang. Tujuan dari kegiatan ini adalah melakukan pengawasan teknis penataan taman jalur hijau. Metode yang digunakan adalah perencanaan pengawasan teknis dalam manajemen lanskap. Melalui pengawasan teknis yang dilakukan maka dapat dicapai pelaksanaan pembangunan taman jalur hijau yang efisiens dalam biaya, efektif dalam pekerjaan, dan memenuhi standar mutu kerja dan bahan, serta pelaksanaan pekerjaan yang tepat waktu. Keberadaan jalur hijau ini selain bernilai estetik juga berfungsi sebagai tempat pemberhentian sementara pejalan kaki.", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 279, "width": 44, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci:", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 290, "width": 122, "height": 42, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jalur sirkulasi pejalan kaki Pembangunan taman jalur hijau Pengawasan teknis Sarana dan prasarana jalan", "type": "Text" }, { "left": 62, "top": 334, "width": 78, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Manajemen lanskap", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 401, "width": 51, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 415, "width": 41, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Key word:", "type": "Section header" }, { "left": 62, "top": 415, "width": 450, "height": 64, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pedestrian path Green way park development Engineering supervision Road facilities and infrastructure Landscape management The East Bogor region is the center of Bogor City, which is one of the most active areas, especially during working days . The motorized vehicle circulation route in Baranangsiang Village is one of the very dense circulation routes. Overcrowding also occurs on the pedestrian path. This situation encourages the Bogor City", "type": "Table" }, { "left": 211, "top": 459, "width": 301, "height": 118, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Government to build comfortable pedestrian paths and regulate pedestrian movement routes. The motorized vehicle circulation lane and the green way are separated by a pedestrian path. Engineering supervision activities of green way park arrangement will be carried out on Jl. Padi, Baranangsiang Village. The purpose of this activity is to supervise the technical arrangement of the green way park. The method used is technical surveillance planning in landscape management. Through the technical supervision carried out, it can be achieved the implementation of the construction of a green way park that is efficient in cost, effective in work, and meets quality standards of work and materials, as well as the execution of work on time. Besides having aesthetic value, the existence of this green way also functions as a temporary stopping area for pedestrians.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 594, "width": 77, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 609, "width": 470, "height": 88, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kota Bogor merupakan kota yang memiliki tingkat kunjungan wisata yang baik. Sarana dan prasarana untuk kunjungan wisata ini disiapkan sangat baik oleh Pemerintah Kota Bogor terlebih Kota Bogor dapat dicapai dari kota-kota lain di sekitarnya dengan sangat mudah. Sarana transportasi dalam dan keluar Kota Bogor pun beragam. Salah satu sarana yakni sarana pejalan kaki termasuk jalur sirkulasi yang banyak digunakan. Kenyamanan dalam berjalan kaki juga diperoleh dengan hadirnya taman-taman di jalur hijau dimana berada di sebelah jalur pejalan kaki tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 702, "width": 470, "height": 57, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jalur Jl. Padi merupakan salah satu jalur jalan kendaraan bermotor dan jalur pejalan kaki yang sangat aktif terutama saat hari dan jam kerja. Jalur sirkulasi kendaraan bermotor merupakan salah satu jalur sirkulasi cukup padat karena merupakan aksesibilitas alternatif dari jalan tol ke arah Kota Bogor. Keadaan ini mendorong Pemerintah Kota Bogor untuk membangun jalur pejalan kaki yang nyaman", "type": "Text" }, { "left": 430, "top": 44, "width": 108, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 11", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 470, "height": 42, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dengan menghadirkan taman di jalur hijau jalan. Keberadaan taman sudut jalan kota di jalur hijau diharapkan dapat memperlunak kesan terhadap suasana lingkungan jalur jalan yang digunakan oleh pengguna jalan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 120, "width": 470, "height": 58, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan jalur hijau diharapkan berfungsi untuk melunakkan kesan struktur jalan kendaraan bermotor dan jalur pejalan kaki sehingga memberikan rasa nyaman, selain itu juga dapat mengurangi polutan yang dikeluarkan dari kendaraan bermotor. Kesan estetik juga akan ditampilkan oleh warna, bentuk dan tekstur tanaman (Carpenter et al , 1975).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 182, "width": 470, "height": 119, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan taman sudut kota yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bogor memerlukan pengawasan teknis berbasiskan ilmu dan keteknikan praktis sehingga bahan yang digunakan, mutu hasil pekerjaan, dan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan dapat memenuhi keinginan dari Pemerintah Kota Bogor. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya tentang analisis standarisasi pengawasan terhadap pembangunan kawasan taman kota, dikatakan bahwa pengawasan mampu mempengaruhi pembangunan taman kota sebesar 59,84% (Gustiana, 2017). Sehingga Kegiatan ini bertujuan melakukan pengawasan teknis taman sudut kota, jalur hijau Jl. Padi, Kota Bogor untuk dapat menhasilkan kualitas taman yang lebih baik.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 318, "width": 69, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODOLOGI", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 334, "width": 470, "height": 104, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Metode perencanaan pengawasan teknis yang digunakan adalah perencanaan pengawasan teknis dalam manajemen lanskap (Motloch, 2001; Booth, 1983; Munandar & Kusumoarto dalam Munandar et al, 2020). Perencanaan teknis ini berkenaan dengan manajemen pengawasan terhadap pelaksanaan pembangunan taman jalur hijau. Tahapan yang dilakukan untuk kegiatan ini adalah : 1. Inventarisasi lokasi pembangunan taman sudut kota di jalur hijau; 2. Analisis perencanaan pelaksanaan pembangunan taman sudut kota di jalur hijau; 3. Perencanaan pengawasan teknis pelaksanaan pembangunan taman sudut kota di jalur hijau; 4. Pelaporan (Booth, 1983; Starke & Simonds, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 442, "width": 469, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Inventarisasi Lokasi Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi Lokasi pembangunan taman jalur hijau perlu diketahui secara rinci tentang situasi dan kondisinya. Inventarisasi yang dilakukan juga dilakukan untuk mengetahui panjang dan lebar lahan untuk membangun taman jalur hijau, dan membangun jalur jalan setapak dan fasilitas lainnya di taman jalur hijau tersebut.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 519, "width": 470, "height": 73, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analisis Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi Kegiatan ini mengidentifikasi potensi dan permasalahan tapak berkenaan dengan rencana pembangunan taman jalur hijau. Setiap potensi yang ada dimanfaatkan secara optimal dan setiap permasalahan yang ada diberikan solusi alternatif pemecahan permasalahannya. Di dalam kegiatan ini diberikan solusi yang terbaik dan pemanfaatan yang terbaik.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 596, "width": 470, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perencanaan Pengawasan Teknis Pelaksanaan Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi Pembuatan perencanaan pengawasan berawal dari adanya solusi terbaik untuk kegiatan tersebut. Kegiatan perencanaan pengawasan yang dikemukan berlandaskan kepada kemudahan secara teknis dan keberlanjutan kegiatan yang telah direncanakan secara teknis. Perencanaan pengawasan teknis pembangunan taman jalur hijau memberikan peluang adanya pengorganisasian pelaksanaan pembangunan ruang terbuka hijau dalam bentuk taman jalur hijau jalan. Perencanaan dimaksudkan agar kegiatan pembangunan yang dilakukan dapat tepat waktu, efisien dalam pengeluaran biaya, dan efektif dalam melakukan pekerjaan dan bermutu untuk mencapai hasil pembangunan yang sesuai dengan rencana dan desain yang dibuat.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 735, "width": 462, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Pelaporan Pengawasan Teknis Pelaksanaan Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 431, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "12 Pengawasan Teknis Penataan Taman Jalur Hijau di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 73, "width": 441, "height": 58, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kegiatan pelaporan pelaksanaan pengawasan teknis pembangunan taman jalur hijau meliputi : 1) pembuatan rencana jadwal kegiatan; 2) pengisian form laporan kegiatan harian, penggunaan peralatan harian, penggunaan bahan harian, penggunaan tenaga kerja harian; dan 3) pembuatan laporan harian, mingguan dan bulanan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 150, "width": 126, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 165, "width": 70, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kondisi Tapak", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 180, "width": 469, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lokasi taman sudut kota ( pocket park ) awalnya merupakan sebidang lahan milik Pemerintah Kota Bogor yang diusahakan oleh beberapa orang untuk jual beli barang. Lokasinya tepat di sudut simpang tiga Jl. Padi (arah Permukiman Bogor Lake Side ) (Gambar 1).", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 412, "width": 335, "height": 24, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Lokasi pengawasan teknis pembangunan taman jalur hijau Jalan Padi Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)", "type": "Caption" }, { "left": 57, "top": 456, "width": 30, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Visual", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 471, "width": 470, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ke arah utara lokasi terlihat visual Jalan Tol Jagorawi. Ke arah timur terlihat fly over R3. Ke arah barat terlihat perkampungan penduduk kota. Ke arah lokasi taman sudut kota sendiri terlihat tanah kosong setelah dilakukan pengambilan tanah milik Pemerintah Kota Bogor (Gambar 2).", "type": "Text" }, { "left": 148, "top": 625, "width": 287, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. Visual lokasi rencana taman sudut kota, jalur hijau Jl. Padi", "type": "Section header" }, { "left": 213, "top": 639, "width": 157, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumentasi Pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 668, "width": 112, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Arah dan Jalur Sirkulasi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 684, "width": 470, "height": 42, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jalur sirkulasi utama yang berada di dekat taman sudut kota jalur hijau Jl. Padi adalah jalur kendaraan bermotor (mobil dan motor) dua arah. Terdapat jalur penghubung pejalan kaki dua arah yang telah berada pada kondisi yang kurang baik.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 730, "width": 470, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengguna pejalan kaki sebelum dibangun taman sudut kota ini mengalami kesulitan untuk melintas, sehingga sering terlihat pejalan kaki menggunakan badan jalan kendaraan bemotor. Hal ini", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 44, "width": 111, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 13", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 470, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "cukup membahayakan karena lalu lintas kendaraan bermotor yang cukup padat di sekitar lokasi tersebut. Pejalan kaki mengharapkan adanya lintasan jalur pejalan kaki yang dapat memperpendek jarak.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 120, "width": 171, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep Perencanaan Pembangunan", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 136, "width": 470, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Konsep perencanaan pembangunan yakni “Taman Sudut Kota Jl. Padi yang Nyaman dan Aman”, dimana pembangunan taman bertujuan utamanya mewadahi aktivitas pejalan kaki yang aman dan nyaman. Tujuan lainnya adalah untuk mengoptimalkan fungsi lahan-lahan jalur hijau Pemerintah Kota Bogor, serta berfungsi untuk sebagai tempat istirahat pejalan kaki dan masyarakat sekitar ( rest area ).", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 213, "width": 470, "height": 57, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam menerapkan konsep di atas, maka pelaksana pembangunan harus memahami konsep yang diinginkan. Prinsip keamanan dan kenyamanan merupakan hal yang utama. 3 (tiga) hal yang target tercapainya pembangunan taman sudut kota adalah : 1) perlintasan sirkulasi pejalan kaki yang efesien, 2) adanya tempat istirahat, dan 3) perbaikan kualitas lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 275, "width": 373, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perencanaan Pelaksanaan Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 290, "width": 470, "height": 135, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan taman sudut kota jalur hijau Jl. Padi harus memiliki prinsip pembangunan yang bermutu, efisien, dan tepat waktu. Prinsip ini diterapkan mulai pekerjaan pengadaan alat dan bahan, penempatan para pekerja, pelaksanaan pekerjaan, penyelesaian pekerjaan, serah terima pekerjaan hingga pelaporan pekerjaan. Pekerjaan pembangunan taman sudut kota ini terdiri dari beberapa tahap yakni : 1) pekerjaan persiapan (9,83 %), 2) pekerjaan penanaman (45,36 %), dan 3) pekerjaan hardscape (44,81 %). Pekerjaan tersebut dilakukan selama 5 minggu. Pekerjaan persiapan direncanakan secara bertahap pada minggu pertama dan minggu ke dua (Gambar 3). Pekerjaan penanaman direncanakan pada minggu ke dua hingga minggu ke empat. Pekerjaan hardscape direncanakan pada minggu ke empat hingga minggu ke lima.", "type": "Text" }, { "left": 137, "top": 651, "width": 338, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Rencana pelaksanaan pekerjaan taman sudut kota, jalur hijau JL. Padi", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 681, "width": 470, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan persiapan yang direncanakan dilakukan adalah : 1) pemasangan papan nama kegiatan (0,32 %), 2) pengadaan listrik dan air kerja (0,83%), 3) pekerjaan bongkaran tanah cadas (5,90 %), 4) pekerjaan pembersihan lahan, saluran drainase, pembuangan puing dan sampah sisa pekerjaan (1,67 %), dan 5) pekerjaan penyelenggaraan K3 (termasuk pencegahan pandemi Covid-19 (1,11 %). Bobot pekerjaan yang terbesar adalah pekerjaan bongkaran tanah cadas. Dalam hal untuk minggu pertama", "type": "Text" }, { "left": 266, "top": 451, "width": 101, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 3", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 451, "width": 395, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4 5 1 - 7 8 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 30 I PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83", "type": "Table" }, { "left": 262, "top": 484, "width": 10, "height": 6, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.97", "type": "Picture" }, { "left": 76, "top": 484, "width": 396, "height": 132, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.97 1.97 1.97 1.97 II PEKERJAAN PENANAMAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 - - 15.12 15.12 15.12 III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 - 5.98 6.42 12.59 9.67 BOBOT RENCANA 100.00 1.97 7.95 23.51 29.68 26.76 AKUMULASI BOBOT RENCANA 7.05 20.08 43.58 73.25 100.00 REALISASI BOBOT RENCANA (%) 8.80 19.17 35.33 36.21 0.50 REALISASI AKUMULASI BOBOT RENCANA (%) 8.80 27.97 62.32 96.35 100.00 DEVIASI (%) -1.75 -7.89 -18.74 -23.10 0.00", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 444, "width": 456, "height": 201, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KETERANGAN : : Perencanaan : Realisasi berdasarkan monitoring dilapangan TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE NO JENIS PEKERJAAN BOBOT % HARI DAN MINGGU KE- KETERANGAN", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 432, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "14 Pengawasan Teknis Penataan Taman Jalur Hijau di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 470, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pelaksanaan pekerjaan direncanakan fokus pada pekerjaan bongkaran tanah cadas yang berimplikasi kepada penempatan tenaga kerja dan alat-alatnya.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 470, "height": 150, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan penanaman yang direncanakan adalah 1) pemberian tanah urug (11,72 %), 2) pemberian pupuk kompos (0,69 %), 3) penanaman pohon bungur 1,09 %), 4) penanaman pohon pisang kipas (2,14 %), 5) penanaman pisang hias calatea (5,74 %), 6) penanaman melati jepang (1,60 %), 7) penanaman plumbago (1,39 %), 8) penanaman soka pink Bangkok (2,85 %), 9) penanaman kosandra oranye (3,24 %), 10) penanaman tecomaria yellow (4,02 %), 11) penanaman lantana golden (0,36 %), 12) penanaman canna black night (4,92 %), 13) penanaman bakung lele (1,84 %), dan 14) penanaman rumput gajah mini (3,74 %). Pekerjaan urugan tanah memiliki volume yang paling besar. Hal ini memperlihatkan bahwa tanah yang berada di lokasi berada dalam kondisi yang kurang baik sebagai media tanam. Jenis tanaman yang banyak digunakan adalah calatea, canna black night , tecomaria yellow dan rumput gajah mini.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 472, "height": 273, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan hardscape yang direncanakan adalah 1) pekerjaan edging pembatas, 2) pekerjaan jalan setapak, 3) pekerjaan lampu taman, 4) pekerjaan perapihan jalan akses, 5) pekerjaan perapihan sumur, 6) pekerjaan mesin/pompa air, rumah pompa, kran air dan pipa air include instalasi, dan 7) pekerjaan pembuatan pot beton minimalis fin.aci profil 1 m x 1 m x 1 m. Pekerjaan edging pembatas meliputi : 1) pekerjaan galian tanah (0,30 %), 2) pekerjaan pondasi batu belah (4,53 %), 3) pekerjaan plesteran 1 pc : 3 pp tebal 15 mm (3,07 %), 4) pekerjaan acian (1,80 %), 5) pekerjaan pengecatan (cat eksterior) (0,46 %). Pekerjaan jalan setapak ( paving block ) meliputi : 1) pekerjaan galian tanah (1,38 %), 2) pekerjaan urugan sirtu dan pemadatan (0,80 %), 3) pekerjaan pemasangan paving block natural 6 cm (sudah termasuk abu batu) (6,90 %), 4) pekerjaan pemasangan ½ bata 1:4 untuk pembatas (0,92 %), 5) pekerjaan plesteran 1 pc : 3 pp tebal 15 mm (1,04 %), 6) pekerjaan acian (0,61 %), 7) pekerjaan pengecataan pembatas (cat eksterior) (0,31%). Pekerjaan lampu taman meliputi : 1) pemasangan jaringan bawah lampu sorot pohon (4,34 %), 2) pemasangan pondasi dan lampu led sorot 50 w panggung (12,90 %), 3) penyambungan listrik ke panel eksisting (0,97%). Pekerjaan perapihan jalan akses meliputi : 1) pekerjaan plesteran 1 pc : pp tebal 15 mm (0,27 %), 2) pekerjaaan acian (0,16 %). Pekerjaan perapihan sumur (1 set pembatas dinding bata dan penutup plat beton) (0,56 %). Pekerjaan mesin/pompa air meliputi : 1) pekerjaan mesin air sumur dalam 40 m (1,39 %), 2) pekerjaan rumah pompa (kerangkeng) (0,42 %), dan 3) pekerjaan kran dan pipa air termasuk instalasi (0,56 %). Pekerjaan pot beton minimalis fin.aci profil 1 m x 1 m x 1 m (1,11%).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 537, "width": 309, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 552, "width": 470, "height": 73, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan taman sudut kota dilaksanakan mulai bulan Agustus hingga bulan September 2020 yang meliputi tiga kegiatan utama selama 5 (lima) minggu). Pada minggu pertama pelaksanaan kegiatan telah menyelesaikan 8,8 % dari seluruh kegiatan. Pada minggu kedua sebanyak 19,17 %. Pada minggu ketiga sebanyak 35,33 %. Pada minggu keempat sebanyak 36,21 %, dan pada minggu kelima sebanyak 0,50 %.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 629, "width": 470, "height": 89, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan taman sudut kota diawali dengan pembersihan lahan (Gambar 4), kemudian dilanjutkan dengan pengukuran tapak dan pengukuran tinggi permukaan lantai dan rumput. Pekerjaan pelaksanaan yang dimulai terlebih dahulu adalah pekerjaan persiapan yakni : 1) pemasangan paman nama kegiatan (Gambar 5), 2) pengadaan listrik dan air kerja, 3) pekerjaan bongkaran tanah cadas, 4) pekerjaan pembersihan lahan, saluran drainase, pembuangan puing dan sampah sisa pekerjaan, dan 5) pekerjaan penyelenggaraan K3.", "type": "Text" }, { "left": 428, "top": 44, "width": 111, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 15", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 220, "top": 200, "width": 172, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 4. Pekerjaan pembersihan lahan Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 187, "top": 353, "width": 238, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 5. Pekerjaan pemasangan papan nama kegiatan Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 396, "width": 470, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setelah pembongkaran tanah cadas dan pembersihan lahan, maka dilakukan pengukuran ketinggian permukaan jalan, ketinggian permukaan taman, ruang untuk aktivitas sirkulasi, ruang untuk aktivitas penanaman, dan ruang-ruang lainnya (Gambar 6). Pekerjaan ini dilakukan untuk mempermudah pekerjaan grading (Strom et al., 2009). Grading merupakan pekerjaan pembentuk lahan untuk mewadahi aktivitas-aktivitas yang ingin dilakukan di taman jalur hijau tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 593, "width": 412, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 6. Pekerjaan pembersihan tapak, pengukuran tapak, pengukuran ruang aktivitas-aktivitas Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 637, "width": 470, "height": 57, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan yang selanjutnya adalah pekerjaan penanaman. Pekerjaan penanaman didahului dengan pekerjaan pengurugan tanah dan pemberian pupuk kompos. Pekerjaan penanaman dimulai dengan penanaman pohon, lalu penanaman semak dan perdu, penanaman penutup tanah dan diakhiri dengan penanaman rumput (Gambar 7, 8, dan 9).", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 432, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "16 Pengawasan Teknis Penataan Taman Jalur Hijau di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 206, "top": 170, "width": 170, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 7. Pekerjaan penanaman pohon Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 183, "top": 303, "width": 216, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 8. Pekerjaan penanaman semak dan perdu", "type": "Caption" }, { "left": 221, "top": 317, "width": 142, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 204, "top": 441, "width": 175, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 9. Pekerjaan penanaman rumput", "type": "Picture" }, { "left": 221, "top": 455, "width": 142, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 485, "width": 470, "height": 119, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan hardscape terdiri dari 1) pekerjaan edging pembatas, 2) pekerjaan jalan setapak, 3) pekerjaan pemasangan lampu taman, 4) pekerjaan perapihan jalan akses, 5) pekerjaan perapihan sumur, 6) pekerjaan mesin/pompa air, rumah pompa, kran air dan pipa air include instalasi, dan 7) pekerjaan pot beton minimalis fin.aci profil 1 m x 1 m x 1 m. Pekerjaan hardscape diawali dengan pekerjaan pembuatan pembatas. Pekerjaan pembatas ini merupakan pekerjaan pemasangan pembatas antara ruang penanaman dengan ruang jalan setapak, pemasangan pembatas antara ruang penanaman dengan saluran drainase, pemasangan pembatas antara ruang jalan setapak dengan ruang sirkulasi kendaraan bermotor (Gambar 10).", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 716, "width": 16, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(a)", "type": "Page footer" }, { "left": 428, "top": 44, "width": 111, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 17", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 298, "top": 162, "width": 16, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(b)", "type": "Text" }, { "left": 298, "top": 286, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(c)", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 302, "width": 463, "height": 38, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 10. Pekerjaan pemasangan pembatas antara ruang sirkulasi dan ruang penanaman (a) pekerjaan pemasangan pembatas antara ruang penanaman dan drainase (b), dan pekerjaan pemasangan pembatas antara ruang drainase dan ruang sirkulasi jalan ©", "type": "Text" }, { "left": 253, "top": 344, "width": 142, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 470, "height": 58, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan selanjutnya adalah pekerjaan jalan setapak. Jalan tapak dibuat selebar ± 2 m. Pekerjaan ini didahului dengan pemadatan tanah dasar, lalu penebaran abu batu, perataan abu batu, pemasangan paving block , dan diakhiri dengan perataan permukaan paving block dan pengisian celah antar paving block dengan abu batu (Gambar 11).", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 547, "width": 199, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 11. Pekerjaan pemasangan paving block Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 591, "width": 470, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan lampu merupakan pemasangan jaringan lampu sorot bawah pohon dan pemasangan lampu serta penyambungan listrik ke panel listrik. Pemasangan lampu sorot bertujuan menampilkan kesan estetika di malam hari (Gambar 12).", "type": "Text" }, { "left": 205, "top": 747, "width": 201, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 12. Pekerjaan pemasangan lampu sorot Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 431, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "18 Pengawasan Teknis Penataan Taman Jalur Hijau di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 470, "height": 42, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan pembuatan sumur bertujuan untuk adanya sumber air untuk penyiraman tanaman dan pembersihan jalan setapak dan fasilitas lainnya. Sumur yang dibuat sedalam 40 m dan disediakan rumah pompa serta instalasi jaringan pipa untuk penyiraman (Gambar 13).", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 237, "width": 202, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 13. Pekerjaan pemasangan lampu sorot", "type": "Section header" }, { "left": 221, "top": 252, "width": 142, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 281, "width": 470, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan pembuatan pot beton bertujuan untuk estetika taman dan menempatkan tanaman yang indah secara individu. Pot tersebut sebanyak 2 buah (Gambar 14).", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 406, "width": 166, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 14. Pekerjaan pemasangan pot", "type": "Section header" }, { "left": 221, "top": 420, "width": 142, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber: Dokumen pribadi (2020)", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 450, "width": 371, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pengawasan Pelaksanaan Pembangunan Taman Sudut Kota, Jalur Hijau Jl. Padi", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 465, "width": 470, "height": 119, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembangunan taman sudut kota ini dilakukan selama 30 hari kalender, mulai tanggal 19 Agustus 2020 hingga 17 September 2020. Tenaga kerja yang digunakan untuk pekerjaan ini adalah 1 orang pengawas lapang, 1 orang pelaksana, 1 orang tenaga logistik, 1 orang tenaga administrasi, 1 orang mandor, 3 orang tukang, dan 2 orang pembantu pekerja. Pembangunan taman sudut kota ini bekerja dengan prinsip pembangunan yang memiliki bahan yang bermutu, penggunaan yang efektif, dan biaya yang seefisien mungkin. Pekerjaan ini dilandasi oleh kontrak harga satuan pelaksanaan pekerjaan. Menurut Ervianto (2005), kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan barang dan jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 589, "width": 470, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pekerjaan mengalami percepatan dari rencana pelaksanaan pekerjaan yang dibuat. Rekapitulasi prestasi mingguan dapat dilihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 208, "top": 635, "width": 167, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Rekapitulasi prestasi mingguan", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 649, "width": 259, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "No Item Kegiatan Bobot Prestasi per minggu (%) I II III IV V 1 Rencana Pekerjaan 7,05 20,08 43,58 73,25 100 2 Pelaksanaan Pekerjaan 8,80 27,97 62,32 96,35 100 3 Percepatan 1,75 7,89 18,74 23,10 0", "type": "Table" }, { "left": 57, "top": 723, "width": 470, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data tersebut di atas, pekerjaan pelaksanaan pembangunan taman sudut kota jalur hijau Jl, Padi setiap minggunya lebih cepat dari yang direncanakan (Gambar 15). Pengawasan", "type": "Text" }, { "left": 427, "top": 44, "width": 112, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 19", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 74, "width": 470, "height": 26, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "berkala setiap minggunya salah satu kegiatan yang mendorong percepatan pekerjaan tersebut sehingga dapat selesai tepat waktu.", "type": "Text" }, { "left": 159, "top": 319, "width": 293, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 15. Grafik realisasi pelaksanaan pekerjaan dan percepatannya", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 347, "width": 470, "height": 304, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pelaksanaan pekerjaan ini mengalami kemajuan setiap minggunya. Pada minggu pertama : 1) pekerjaan persiapan telah dilakukan 57,19 % dan 2) pekerjaan hardscape telah dilakukan 7,09 %. Pekerjaan penanaman pada minggu pertama belum dilakukan (Tabel 2). Pada minggu kedua : 1) pekerjaan persiapan mengalami kemajuan sebesar 94,91 % dan 2) pekerjaan hardscape mengalami kemajuan sebesar 41,59 %. Di minggu kedua pekerjaan penanaman belum dilakukan (Tabel 3). Pada minggu ketiga : 1) pekerjaan persiapan belum mengalami kemajuan, 2) pekerjaan penanaman telah dilakukan 59,84 %, dan 3) pekerjaan hardscape mengalami kemajuan sebesar 57,67% (Tabel 4). Pada minggu keempat : 1) pekerjaan persiapan belum mengalami kemajuan, 2) pekerjaan penanaman telah diselesaikan 100 %, dan 3) pekerjaan hardscape mengalami kemajuan sebesar 92, 98% (Tabel 5). Pada minggu kelima : 1) pekerjaan persiapan telah diselesaikan 100 %, 2) pekerjaan penanaman telah diselesaian 100 %, dan 3) pekerjaan hardscape telah diselesaikan 100% (Tabel 6). Di awal minggu terutama minggu pertama dan kedua, pekerjaan ini mendahulukan pekerjaan persiapan dan pekerjaan hardscape. Hal ini bertujuan untuk memudahkan pekerjaan penanaman dan perlindungan terhadap saluran drainase, cepat terselesaikan. Pada minggu kedua pekerjaan penanaman telah dimulai dan mencapai lebih dari 50 % dari total pekerjaan penanaman dan pekerjaan hardscape juga mengalami kemajuan yang cukup berarti. Pada minggu keempat, pekerjaan hardscape dapat mencapai lebih dari 50 % untuk memberikan kemudahan akses dan pemeliharaan tanaman yang telah ditanam. Pada minggu keempat, pekerjaan penanaman terselesaikan seluruh dan pekerjaan hardscape mencapai lebih dari 90 %, sehingga tujuan untuk membuat taman sudut kota jalur hijau Jl. Padi dapat tercapai dengan baik. Pada minggu seluruh pekerjaan 100 % terselesaikan dengan baik.", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 127, "width": 191, "height": 5, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 2 3 4 5", "type": "Picture" }, { "left": 77, "top": 134, "width": 378, "height": 29, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1 - 7 8 - 14 15 - 21 22 - 28 29 - 30 I PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83 1.97", "type": "Table" }, { "left": 75, "top": 158, "width": 381, "height": 126, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1.97 1.97 1.97 1.97 II PEKERJAAN PENANAMAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 - - 15.12 15.12 15.12 III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 - 5.98 6.42 12.59 9.67 BOBOT RENCANA 100.00 1.97 7.95 23.51 29.68 26.76 AKUMULASI BOBOT RENCANA 7.05 20.08 43.58 73.25 100.00 REALISASI BOBOT RENCANA (%) 8.80 19.17 35.33 36.21 0.50 REALISASI AKUMULASI BOBOT RENCANA (%) 8.80 27.97 62.32 96.35 100.00 DEVIASI (%) -1.75 -7.89 -18.74 -23.10 0.00", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 119, "width": 437, "height": 194, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KETERANGAN : : Perencanaan : Realisasi berdasarkan monitoring dilapangan TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE NO JENIS PEKERJAAN BOBOT % HARI DAN MINGGU KE- KETERANGAN", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 433, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "20 Pengawasan Teknis Penataan Taman Jalur Hijau di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat", "type": "Page header" }, { "left": 313, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 178, "top": 87, "width": 227, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Rekapitulasi pekerjaan pada minggu pertama", "type": "Caption" }, { "left": 183, "top": 296, "width": 217, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Rekapitulasi pekerjaan pada minggu kedua", "type": "Caption" }, { "left": 183, "top": 509, "width": 218, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Rekapitulasi pekerjaan pada minggu ketiga", "type": "Caption" }, { "left": 60, "top": 120, "width": 460, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minggu Lalu Minggu Ini s/d Minggu Ini I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83 - 5.62 5.62 57.19 II PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 - - - - III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 - 3.18 3.18 7.09 100.00 - 8.80 8.80 8.80 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU LALU % 0.00 % PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU INI 8.80 % Waktu Pelaksanaan 30 HK RENCANA PEKERJAAN S/D MINGGU INI 7.05 % Waktu yang telah digunakan 7 HK DEVIASI SESUAI JADWAL -1.75 % Sisa Waktu Pelaksanaan 23 HK", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 103, "width": 462, "height": 385, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO. NAMA BARANG PRESENTASE KEMAJUAN PEKERJAAN % BOBOT % BOBOT % TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN Minggu Lalu Minggu Ini s/d Minggu Ini I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83 5.62 3.71 9.33 94.91 II PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 - - - - III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 3.18 15.46 18.64 41.59 100.00 8.80 19.17 27.97 27.97 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU LALU % 8.80 % PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU INI 27.97 % Waktu Pelaksanaan 30 HK RENCANA PEKERJAAN S/D MINGGU INI 20.08 % Waktu yang telah digunakan 14 HK DEVIASI SESUAI JADWAL -7.89 % Sisa Waktu Pelaksanaan 16 HK", "type": "Table" }, { "left": 59, "top": 312, "width": 462, "height": 389, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO. NAMA BARANG PRESENTASE KEMAJUAN PEKERJAAN % BOBOT % BOBOT % TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE Minggu Lalu Minggu Ini s/d Minggu Ini I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83 9.33 0.00 9.33 94.91 II PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 - 27.14 27.14 59.84 III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 18.64 8.18 25.85 57.67 100.00 27.97 35.33 62.32 62.32 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU LALU % 27.97 % PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU INI 62.32 % Waktu Pelaksanaan 30 HK RENCANA PEKERJAAN S/D MINGGU INI 43.58 % Waktu yang telah digunakan 21 HK DEVIASI SESUAI JADWAL -18.74 % Sisa Waktu Pelaksanaan 9 HK", "type": "Table" }, { "left": 60, "top": 525, "width": 453, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO. NAMA BARANG PRESENTASE KEMAJUAN PEKERJAAN % BOBOT % BOBOT % TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE", "type": "Picture" }, { "left": 428, "top": 44, "width": 111, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Andrianto Kusumoarto 21", "type": "Page header" }, { "left": 327, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 191, "top": 74, "width": 229, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 5. Rekapitulasi pekerjaan pada minggu keempat", "type": "Text" }, { "left": 196, "top": 286, "width": 219, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 6. Rekapitulasi pekerjaan pada minggu kelima", "type": "Caption" }, { "left": 71, "top": 496, "width": 470, "height": 212, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Percepatan pekerjaan dengan jumlah tenaga kerja yang mencukup dilakukan dengan penggunaan waktu yang seefisien mungkin. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan taman sudut kota ini cukup terpenuhi. Mutu pekerjaan dan bahan-bahan yang digunakan baik sesuai dengan keinginan dari pemberi pekerjaan. Bahan-bahan yang digunakan telah memenuhi persyaratan dan pengujian mutu terutama pada bahan-bahan hardscape. Tanaman-tanaman yang digunakan berada dalam kondisi yang baik saat penanaman. Pemenuhan nilai fungsi dan estetika dari taman yang dibangun terpenuhi dengan hadirnya elemen-elemen taman seperti lampu sorot, tanaman yang bernilai estetika, fungsi hadirnya keanekaragaman tanaman seperti penyedia oksigen dan perendam suhu dan kelembaban yang ada di lokasi tersebut, penempatan jalur sirkulasi yang memudahkan pergerakan, perlindungan terhadap saluran drainase, dan penyediaan sarana penyiraman. Taman sudut kota ini secara keseluruhan mampu menyediakan sarana bagi masyarakat untuk tempat berkumpul, beristirahat dan bermain. Pada akhir pekerjaan, dilakukan pembersihan dan perapihan terhadap pekerjaan. Pada akhirnya pelaksana dan pengawas serta pihak pemberi pekerjaan bersama- sama untuk mewujudkan taman sudut kota ini yang berfungsi dan bernilai estetika.", "type": "Text" }, { "left": 73, "top": 107, "width": 464, "height": 160, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Minggu Lalu Minggu Ini s/d Minggu Ini I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83 9.33 0.00 9.33 94.91 II PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 27.14 18.21 45.36 100.00 III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 23.67 17.99 41.67 92.98 100.00 60.15 36.21 96.35 96.35 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU LALU % 60.15 % PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU INI 96.35 % Waktu Pelaksanaan 30 HK RENCANA PEKERJAAN S/D MINGGU INI 73.25 % Waktu yang telah digunakan 28 HK DEVIASI SESUAI JADWAL -23.10 % Sisa Waktu Pelaksanaan 2 HK", "type": "Table" }, { "left": 73, "top": 90, "width": 463, "height": 387, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO. NAMA BARANG PRESENTASE KEMAJUAN PEKERJAAN % BOBOT % BOBOT % TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE Minggu Lalu Minggu Ini s/d Minggu Ini I PEKERJAAN PERSIAPAN 9.83 9.33 0.50 9.83 100.00 II PEKERJAAN PENANAMAN 45.36 45.36 - 45.36 100.00 III PEKERJAAN HARDSCAPE 44.81 38.75 0.00 44.81 100.00 100.00 93.44 0.50 100.00 100.00 PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU LALU % 93.44 % PRESTASI KEMAJUAN PEKERJAAN MINGGU INI 100.00 % Waktu Pelaksanaan 30 HK RENCANA PEKERJAAN S/D MINGGU INI 100.00 % Waktu yang telah digunakan 30 HK DEVIASI SESUAI JADWAL 0.00 % Sisa Waktu Pelaksanaan 0 HK", "type": "Table" }, { "left": 74, "top": 302, "width": 453, "height": 108, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "NO. NAMA BARANG PRESENTASE KEMAJUAN PEKERJAAN % BOBOT % BOBOT % TOTAL PEKERJAAN PERSIAPAN TOTAL PEKERJAAN PENANAMAN TOTAL PEKERJAAN HARDSCAPE", "type": "Picture" }, { "left": 57, "top": 44, "width": 432, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "22 Pengawasan Teknis Penataan Taman Jalur Hijau di Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor Jawa Barat", "type": "List item" }, { "left": 313, "top": 793, "width": 216, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lakar: Jurnal Arsitektur | Vol. 04 No. 01 (2021), 10-22", "type": "Page footer" }, { "left": 57, "top": 73, "width": 49, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 104, "width": 470, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan pengawasan memastikan bahwa pekerjaan menggunakan bahan-bahan yang bermutu baik, menggunakan tenaga yang ahli dan terampil, dan tepat waktu. Selain itu juga penggunaan biaya yang efisien dengan pengeluaran yang tepat sasaran. Kepastian mutu yang baik, efisien, dan efektif dalam menyelesaian proses pembangunan taman sudut kota ini diperlukan pemberi pekerjaan sebagai bagian dari pertanggungjawaban ke masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 181, "width": 470, "height": 73, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan pembangunan taman sudut kota jalur hijau Jl. Padi mengalami percepatan yang cukup signifikan, terutama pada minggu ketiga dan keempat. Di minggu pertama meskipun mengalami percepatan pekerjaan dari yang direncanakan, namun belum terlihat signifikan. Percepatan pekerjaan mulai menanjak berdasarkan grafik progress pekerjaan mulai terlihat pada saat menyelesaikan pekerjaan di minggu kedua.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 259, "width": 470, "height": 88, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pekerjaan pembangunan taman memerlukan kerjasama yang baik dari pelaksana pekerjaan, pengawas pekerjaan, dan pemberi kerja. Pengawasan ideal dilakukan untuk menjaga agar hasil yang dilakukan sesuai dengan desain yang diberikan oleh pemberi tugas. Pengawasan juga harus dapat menjamin bahwa pekerjaan terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Dalam hal ini dibutuhkan juga peran pemberi pekerjaan agar dapat mendorong dan mengontrol apa yang diinginkan dari perencanaan yang dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 366, "width": 29, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 381, "width": 333, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk mendapatkan hasil yang baik dalam pembangunan taman maka :", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 397, "width": 470, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Perlunya pelaksana pekerja menggunakan tenaga ahli untuk mengarahkan pekerjaan di lokasi dan menggunakan tenaga terampil agar pekerjaan terlaksana dengan baik.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 428, "width": 470, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Perlunya keterpaduan pekerjaan antara pelaksana, pengawas dan pemberi pekerjaan untuk memastikan bahwa pekerjaan sesuai dengan desain yang dibuat dan jadwal yang direncanakan.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 459, "width": 470, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Perlu pemberi pekerja melakukan kontrol dengan baik untuk memastikan apa yang diinginkan di dalam desain dalam dilaksanakan dengan baik", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 502, "width": 89, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 57, "top": 518, "width": 470, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Booth, N.K. (1983). Basic Element of Landscape Architecture Design . Illinois, US: Waveland Press, Inc. Carpenter, P.L., Walker D., Lanphear O. (1975). Plants in The Landscape. San Fransisco, US: W.H.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 549, "width": 124, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Freeman and Co. 418 hal.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 564, "width": 470, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ervianto, W.I. (2005). Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta, ID: Penerbit Andi Offset. Gustiana, R. (2017). Analisis Standarisasi Pengawasan Terhadap Pembangunan Kawasan Taman Kota.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 595, "width": 424, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Mozaik Vol.IX Edisi 2 (hal.109-115), E-ISSN:2614-8390 P-ISSN:1858-1269 Motloch J.I. (2001). Introduction to Landscape Design. Canada, US: John Wiley & Sons Inc.", "type": "Text" }, { "left": 57, "top": 626, "width": 470, "height": 42, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Munandar, A., & Kusumoarto, A. (2020). Pengantar Menuju Riset Manajemen Lanskap. In A. Munandar, A. Kusumoarto, & A. Gunawan (eds), Manajemen Lanskap : Tinjauan Riset Manajemen Lanskap dan Lingkungan (hal. 1-5). Bogor, ID: IPB Press.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 672, "width": 470, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Starke, B.W., & Simonds J.O. (2013). Landscape Architecture : A Manual of Environmental Planning and Design. United State of America, US: McGraw-Hill Education.", "type": "List item" }, { "left": 57, "top": 703, "width": 469, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Strom, S., Nathan, K., & Woland, J. (2009). Site Engineering for Landscape Architects. Canada, US: John Wiley & Sons Inc.", "type": "List item" } ]
9a3790f5-7498-f0bd-bc93-8283a7944f08
https://inohim.esaunggul.ac.id/index.php/INO/article/download/239/181
[ { "left": 85, "top": 59, "width": 232, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indonesian of Health Information Management Journal", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 432, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN (Print) : 2354-8932 Vol.9, No.1, Juni 2021, p.30-37", "type": "Page header" }, { "left": 373, "top": 71, "width": 145, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "ISSN (Online) : 2655-9129", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 775, "width": 124, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 297, "top": 776, "width": 11, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 93, "width": 430, "height": 47, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Literature Review: Peran Lembar Catatan Perkembangan Terintegrasi (CPPT) dalam Meningkatkan Komunikasi Efektif pada Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesional di Rumah Sakit", "type": "Section header" }, { "left": 196, "top": 163, "width": 220, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ari Sukawan 1 , Lilik Meilany 2 , Asyahria Nur Rahma 3 1 Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya, Indonesia", "type": "Text" }, { "left": 229, "top": 184, "width": 172, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2,3 STIKES Panakkukang Makassar Jl. Cilolohan No. 35 Tasikmalaya Jawa Barat Korespondensi E-mail: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 174, "top": 226, "width": 262, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Submitted: 17 April 2021, Revised: 20 Juni 2021, Accepted: 23 Juni 2021", "type": "Text" }, { "left": 287, "top": 259, "width": 38, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 271, "width": 442, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Effective communication between health professionals is the main key in the implementation of interprofessional collaboration, so hospitals must have solutions that communication is not interrupted on one side. To facilitate the communication process in monitoring the patient's medical history, every care professional is required to make a medical record. This study uses a Literature Review design with the PICO Framework. Search articles using the Google Scholar database, Garuda Referral Digital (Garuda), and Proquest using keywords such as medical records, interprofessional collaboration, effective communication, and keywords with synonyms for the main keywords. The inclusion criteria are articles related to the role of medical records in the implementation of interprofessional collaboration, methods used to improve effective communication in the implementation of interprofessional collaboration, factors that affect communication in the implementation of interprofessional collaboration, articles in Indonesian and English, and published in 2015-2020. The exclusion criteria are criteria that do not want to be raised, among others, a review of direct verbal communication between professions, a review of interprofessional readiness in collaborating. The results of the study found medical records as effective communication can integrate or compile patient health service data in a comprehensive manner as a source of information for health professionals when making a health decision and actions to patients next. The conclusion is the form of medical records that describes collaboration between health professionals is an Integrated Progress Patient Note or CPPT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 428, "width": 278, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : medical records, interprofessional collaboration, effective communication", "type": "Text" }, { "left": 288, "top": 451, "width": 33, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 443, "height": 191, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi efektif diantara para profesional kesehatan merupakan kunci utama dalam pelaksanaan kolaborasi interprofesional sehingga rumah sakit wajib memiliki solusi agar komunikasi tidak terputus di satu pihak. Untuk mempermudah proses komunikasi dalam memantau riwayat kesehatan pasien, setiap profesional pemberi asuhan diwajibkan untuk membuat rekam medis. Penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan Framework PICO. Pencarian artikel menggunakan database Google scholar, Garua Rujukan Digital (Garuda) dan Proquest dengan menggunakan kata kunci seperti rekam medis, kolaborasi interprofesi, komunikasi efeketif serta kata kunci dengan sinonim dari kata kunci utama. Kriteria inklusi yaitu artikel yang berkaitan dengan peran rekam medis pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, metode yang digunakan dalam meningkatkan komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, faktor yang mempengaruhi komunikasi pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, artikel berbahasa indonesia dan inggris dan terpublikasi pada tahun 2015-2020. Adapun kriteria eksklusi yaitu kriteria yang tidak ingin diangkat antara lain tinjauan komunikasi verbal langsung antar profesi, tinjauan kesiapan interprofessional dalam berkolaborasi. Hasil penelitian ditemukan Rekam medis sebagai media komunikasi efektif yang dapat mengintegrasikan atau menyatukan data pelayanan kesehatan pasien secara komprehensif sebagai sumber informasi bagi profesional pemberi asuhan sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan berikutnya terhadap pasien. Simpulan penelitian ini adalah lembar rekam medis yang menggambarkan kolaborasi antara para profesional kesehatan yakni pada lembar catatan perkembangan terintegrasi atau CPPT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 664, "width": 288, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci: rekam medis, kolaborasi interprofesional, komunikasi efektif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 702, "width": 70, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 445, "height": 37, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Komunikasi merupakan kunci utama dalam menjalin suatu hubungan yang baik antar manusia. Komunikasi efektif merupakan unsur utama dari sasaran keselamatan pasien karena komunikasi adalah penyebab yang dapat menimbulkan masalah keselamatan pasien jika tidak berjalan dengan baik [1] . Oleh", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 441, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-91 29", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 131, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 775, "width": 12, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "31", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 442, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "karena itu komunikasi efektif perlu ditekankan dengan kuat pada setiap program perawatan kesehatan demi menjamin kepuasan dan keselamatan pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 443, "height": 185, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian World Health Organization (WHO) bahwa 70-80% kesalahan yang terjadi di pelayanan kesehatan disebabkan oleh rendahnya kualitas komunikasi dan pemahaman anggota tim yang masih kurang. Kolaborasi tim yang efektif dapat mengurangi masalah yang terjadi pada keselamatan pasien [2] . Kolaborasi interprofesi atau biasa dikenal dengan Interprofessional Colaboration (IPC) adalah suatu proses dalam mengembangkan dan memelihara hubungan kerja interprofesi yang efektif baik hubungan antara pelajar, praktisi, pasien, keluarga pasien serta komunitas dalam mencapai hasil kesehatan yang optimal [3] . Kolaborasi interprofesi sangat diperlukan dalam setiap perawatan kesehatan apapun sebab tidak ada profesi tunggal yang dapat memenuhi kebutuhan pasien. Sehingga kualitas pelayanan kesehatan yang baik bergantung pada professional yang saling bekerjasama dalam tim interprofesional. Hal ini juga tercantum dalam Permenkes RI 1691/MENKES/PER/VII/2011 [4] yang menyebutkan bahwa salah satu dari sasaran keselamatan pasien di rumah sakit adalah komunikasi yang efektif. Komunikasi di rumah sakit tidak hanya dilakukan secara tatap muka melainkan juga melalui suatu media komunikasi yang ada di rumah sakit yang disebut dengan rekam medis. Sehingga untuk mempermudah proses komunikasi dalam memantau riwayat kesehatan seseorang, setiap professional pemberi asuhan (PPA) diwajibkan untuk membuat rekam medis pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 304, "width": 442, "height": 87, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rekam Medis adalah berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Permenkes RI Nomor 269 Tahun 2008) [5] . Berkas rekam medis merupakan salah satu media komunikasi verbal secara tertulis yang digunakan oleh dokter, perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang dapat menunjang pelaksanaan kolaborasi interprofesi. Rekam medis sebagai sarana komunikasi dapat menyatukan data pelayanan kesehatan pasien secara komprehensif serta sebagai sumber informasi bagi setiap profesi dalam pengambilan keputusan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 391, "width": 442, "height": 123, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Mishra dalam Lestari et al (2017), sistem pencatatan rekam medis yang tidak terintegrasi dapat mengakibatkan tidak efisiennya antara unit dan unit lainnya dalam merekam data karena dibuat berulang dan terpisah-pisah mulai dari pendaftaran, poliklinik dan pelaporan di rekam medis. Sedangkan rekam medis yang terintegrasi memberikan kemudahan bagi tenaga interprofessional dalam membuat keputusan yang korektif dan keputusan klinis pada saat menganalisa dan merawat kondisi pasien. Berdasarkan Komite Akreditasi Rumah Sakit di Indonesia [6] , model rekam medis terintegrasi merupakan standar penilaian mutu rumah sakit. Berdasarkan kenyataan yang terjadi, rumah sakit perlu mengembangkan catatan kesehatan pasien yakni menjadi rekam medis yang terintegrasi. Salah satu bagian dari rekam medis terintegrasi adalah pelaksanaan formulir catatan perkembangan pasien terintegrasi (CPPT).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 442, "height": 111, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kelengkapan dokumen rekam medis dapat menunjang komunikasi yang efektif dengan dilakukannya analisis kualitatif dan kuantitatif yang merupakan kegiatan menilai kelengkapan isi dan kekonsistenan mutu suatu rekam medis. Kelengkapan dokumen rekam medis sangat penting sebab dapat mempengaruhi proses pengobatan dan pelayanan kesehatan pasien [7] . Salah satu faktor yang mempengaruhi kelengkapan rekam medis yaitu kurangnya komunikasi antar profesi yakni misalnya dokter dengan perawat terkait masalah instruksi pengobatan pasien, dokter dengan apoteker terkait masalah penyediaan obat untuk pasien, dsb. Dengan demikian peran rekam medis sangat penting dalam terkoordinasinya pelayanan kesehatan bagi setiap pofesi dan terjalinnya hubungan yang baik antar profesi di rumah sakit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 640, "width": 443, "height": 124, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain Literature Review dengan mengumpulkan, menyeleksi, memeriksa berbagai artikel ilmiah yang terkait dengan topik kemudian dikaji kembali oleh penulis. Framework PICO digunakan sebagai pendekatan pada penelitian ini yaitu P( Problem ): Komunikasi Efektif, I( Intervention ): Kolaborasi Interprofesional, C( Compare ): -, O( Output ): peran CPPT. Database yang digunakan dalam pencarian artikel yang berkaitan dengan topik penulis yaitu Google scholar, Garua Rujukan Digital (Garuda) dan Proquest . Pencarian artikel menggunakan kata kunci seperti rekam medis, CPPT, kolaborasi interprofesi, komunikasi efeketif serta kata kunci dengan sinonim dari kata kunci utama. Kriteria inklusi adalah artikel yang berkaitan dengan peran CPPT pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, metode yang digunakan dalam meningkatkan komunikasi yang efektif pada pelaksanaan", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 438, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-9129", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 751, "width": 131, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 752, "width": 10, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "32", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 83, "width": 442, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kolaborasi interprofesional, faktor yang mempengaruhi komunikasi pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, artikel berbahasa indonesia dan inggris dan terpublikasi pada tahun 2015-2020. Adapun kriteria ekslusi adalah indikator yang tidak ingin dimuat dalam literatur penulis yaitu tinjauan komunikasi verbal langsung antar profesi, tinjauan kesiapan interprofessional dalam berkolaborasi. Seleksi studi dan kualitas data ditampilkan pada Gambar 1 sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 284, "top": 519, "width": 43, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Gambar 1", "type": "Caption" }, { "left": 217, "top": 530, "width": 178, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Flow Diagram Proses Pencarian Literatur", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 579, "width": 443, "height": 136, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil dan Pembahasan Berdasarkan hasil pencarian artikel dengan menggunakan database seperti Google Scholar, Garuda dan Proquest didapatkan sebanyak 58 artikel. Kemudian dilakukan penyaringan kriteria seperti full text , tahun 2015-2020, dan sebagainya, sehingga ditemukan sebanyak 50 artikel. Setelah melakukan review di masing-masing database didapatkan 28 artikel yang berkaitan dengan topik penelitian ini. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan duplikasi terhadap 28 artikel yang telah dikumpulkan, dan berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan 3 artikel yang sama sehingga artikel tersebut dikeluarkan. Berdasarkan hasil analisis dengan kriteria inklusi dan eksklusi didapatkan sebanyak 22 artikel yang tidak sesuai kriteria. Sehingga tersisa 3 artikel yang kemudian akan dipaparkan pada hasil penelitian dan dianalisis dalam pembahasan, yang akan ditarik suatu kesimpulan dan saran. Adapun hasil ekstraksi data sebagaimana terlihat pada Tabel 1.", "type": "Text" }, { "left": 405, "top": 372, "width": 121, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 dikeluarkan karena duplikasi", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 165, "width": 303, "height": 337, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 dikeluarkan berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi End Start Pencarian artikel Google Schoolar =57,", "type": "Picture" }, { "left": 207, "top": 228, "width": 89, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Garuda=3, Proquest =8 n= 58", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 276, "width": 78, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Penyaringan artikel", "type": "Picture" }, { "left": 189, "top": 287, "width": 127, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Full Text, tahun 2015-2020, dan sebagainya n= 50", "type": "Text" }, { "left": 193, "top": 345, "width": 125, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berkaitan dengan topik penulis n=28", "type": "Picture" }, { "left": 186, "top": 392, "width": 135, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Identifikasi isi jurnal dan diseleksi n=25", "type": "Text" }, { "left": 214, "top": 439, "width": 81, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Artikel yang di review n=3", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 441, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-91 29", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 131, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 775, "width": 12, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "33", "type": "Page footer" }, { "left": 91, "top": 94, "width": 427, "height": 120, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 1 Ekstraksi data artikel penelitian Nama Penulis (Tahun) Nama Jurnal (Vol, No) Judul Metode (Populasi/ Sampel) Hasil Penelitian Yani Lestari, Ariyanti Saleh, Syahrir A.Pasinring, 2017 [8] JST Kesehatan (7,1) Hubungan Interprofesional Kolaborasi dengan Pelaksanaan Catatan", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 203, "width": 87, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan Pasien Terintegrasi di RSUD", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 225, "width": 63, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Prof. DR. H.M.", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 158, "width": 299, "height": 168, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng Non Eksperimental dengan pendekatan kuantitatif, Deskriptif korelasi dan desain cross sectional, ( Pemberi Pelayanan Kesehatan berjumlah 81 orang) Dari hasil uji Chi- square hubungan antara Kolaborasi interprofesional dengan catatan perkembangan pasien terintegrasi dengan arah korelasi positif yang artinya semakin baik kolaborasi interprofesional maka semakin baik pula pelaksanaan catatan perkembangan pasien terintegrasi", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 327, "width": 217, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Puput Risti Kusumaningru m, Edi Dharmana, Madya Sulisno, 2019 [9] Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia (6,1) The Implementation of Integrated Patient Progress Notes in Interprofessional", "type": "Table" }, { "left": 226, "top": 372, "width": 89, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Collaboration Practice", "type": "Text" }, { "left": 324, "top": 327, "width": 201, "height": 169, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Desain kualitatif dengan pendekatan fenomenologikal, ( medical specialist, nurses, pharmachist, nutritionist dan physiotherapists) Media atau alat yang digunakan dalam praktik kolaborasi antara profesional kesehatan yaitu dengan pendokumentasian melalui Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi, yang bertujuan untuk mengoptimalkan implementasi kolaborasi interprofesional.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 496, "width": 60, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hajjul Kamil, R Rachmah,", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 519, "width": 60, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Elly Wardani,", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 496, "width": 431, "height": 56, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Catrin Bjorvell, 2020 [10] Journal of Multidisciplin ary Healthcare (13,1) How to Optimize Integrated Patient Progress Notes: A Multidisciplinary Focus Group Study in Indonesia Studi kualitatif dan analisis tematik, (Profesional Kesehatan) Dokumentasi yang terintegrasi bertujuan untuk meningkatkan kerja sama tim,", "type": "Table" }, { "left": 438, "top": 541, "width": 83, "height": 101, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "koordinasi dan membantu profesional untuk memantau kemajuan pasien karena setiap interprofesi mendokumentasikan catatan mereka di lembar yang sama.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 657, "width": 278, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran CPPT pada Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 681, "width": 442, "height": 87, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil penelitian dari 3 artikel menyebutkan bahwa rekam medis merupakan media komunikasi yang digunakan pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional. Rekam medis yang dimaksud adalah rekam medis yang terintegrasi dengan alasan dapat membantu profesional kesehatan dalam menuangkan hasil temuan dan gagasan masing-masing profesi yang terkait serta dapat menunjang pengambilan keputusan yang tepat untuk mencapai pelayanan kesehatan yang maksimal. Salah satu rekam medis terintegrasi yang digunakan yaitu Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi atau biasa dikenal dengan lembar CPPT.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 438, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-9129", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 751, "width": 131, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 752, "width": 10, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "34", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 95, "width": 442, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hal ini telah sesuai dengan yang dinyatakan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) bahwa dokumen yang terintegrasi merupakan solusi dalam meminimalisir kesalahpahaman komunikasi ( miscommunication ) serta kejadian tidak terduga pada masa perawatan pasien yang dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan. Dalam lembar CPPT ini setiap PPA yang berkaitan dan bergabung dalam tim kolaborasi akan mencatat hasil pengamatan, pengobatan dan diskusi dari setiap profesi dalam bentuk format SOAP (Subject, Object, Assesment dan Planning) . Format SOAP bertujuan agar pendokumentasian pada lembar CPPT lebih terarah sehingga menciptakan keseragaman saat pendokumentasian dilakukan.", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 182, "width": 439, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. S (Subject) , adalah keluhan pasien dari hasil anamnesa, baik auto-anamnesa atau wawancara langsung dengan pasien maupun alo-anamnesa atau wawancara dengan keluarga/kerabat pasien.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 206, "width": 440, "height": 25, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. O (Object) , adalah hasil pemeriksaan fisik terkait dengan pemeriksaan tanda-tanda vital, skala nyeri dan hasil pemeriksaan penunjang pasien.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 231, "width": 440, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. A (Assessment) , adalah penilaian keadaan pasien yang berisikan diagnosis pasien yang merupakan gabungan dari penilaian subjektif dan objektif.", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 256, "width": 426, "height": 37, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "d. P (Planning) , adalah rencana asuhan kesehatan bertujuan untuk menegakkan diagnosis seperti pemeriksaan penunjang, rencana terapi baik obat serta tindakan dan rencana asuhan pendidikan seperti apa yang diperbolehkan atau tidak bagi pasien (SNARS ed.1, 2017) [11]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 293, "width": 442, "height": 61, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada lembar CPPT ini berisi identitas pasien, tanggal dan jam pemeriksaan, catatan dokter penanggung jawab pasien (DPJP), catatan klinis lainnya oleh PPA yang kemudian diverifikasi dengan paraf serta nama lengkap petugas yang bersangkutan. Apabila ada kesalahan dalam proses pencatatan maka dapat diperbaiki dengan mencoret catatan yang salah dengan garis lurus kemudian disertai dengan paraf [5] .", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 355, "width": 442, "height": 160, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan hasil review disebutkan bahwa rekam medis pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional digunakan sebagai media komunikasi dimana setiap temuan dan pendapat profesional kesehatan antara lain dokter, perawat, ahli gizi, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya, dituangkan dalam rekam medis. Rekam medis yang dapat menyatukan catatan milik profesional kesehatan yang terkait yaitu Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi atau biasa dikenal dengan CPPT. Menurut Kusumaningrum et al (2018) [9] bahwa implementasi pada lembar CPPT, profesional kesehatan memiliki posisi yang sama dalam bekerja bersama, berdiskusi serta berkoordinasi satu sama lain dalam mengambil keputusan medis. Sehingga sistem pencatatan ini diharapkan dapat meningkatan komunikasi efektif antar profesi, pencatatan dilakukan lebih optimal, terhindar dari miscommunication dan meningkatkan keselamatan pasien yang berdampak kepada mutu pelayanan. Adapun dampak penggunaan lembar CPPT ini yakni dapat memudahkan dalam mengamati perkembangan kondisi kesehatan pasien, memudahkan dalam pengambilan keputusan yang berdasar pada hasil evaluasi setiap profesi yang telah disatukan pada lembar CPPT rekam medis pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 527, "width": 442, "height": 24, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Metode untuk Meningkatkan Komunikasi Efektif pada Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 552, "width": 442, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sesuai dengan nilai guna dari rekam medis yakni sebagai alat komunikasi di antara dokter dan tenaga ahli lainnya dalam proses pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien. Selain itu rekam medis memiliki nilai legal atau hukum dimana sebagai bukti tertulis maupun terekam atas segala tindakan pelayanan, pengobatan dan perkembangan penyakit selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit [12] . Maka dari itu diperlukan metode yang efektif untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan seperti kasus hukum yang melibatkan tenaga medis atau penyedia pelayanan kesehatan, ketidaklengkapan rekam medis yang mengakibatkan pelayanan terhadap pasien terhambat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 638, "width": 442, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada penelitian yang dilakukan Lestari et al (2017) [8] bahwa analisis kelengkapan dari 81 sampel CPPT di RSUD Prof. Dr. H.M. Anwar Makkatutu Bantaeng, dengan hasil pelaksanaan CPPT yang tidak lengkap sebesar 8,6% atau sebanyak 7 responden dan hasil pelaksanaan CPPT yang lengkap sebesar 91,4% atau 74 responden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa masih terdapat ketidaklengkapan pada lembar CPPT yang dapat berdampak pada kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 441, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-91 29", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 131, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 775, "width": 12, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "35", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 442, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Adapun gambaran alur berkas rekam medis di rumah sakit pada umumnya yaitu berawal dari pasien yang didaftarkan di tempat penerimaan pasien (TPP) kemudian pencatatan mengenai identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien dilakukan oleh PPA yang bersangkutan. Lalu setelah pasien pulang rekam medis pasien dikembalikan ke unit rekam medis untuk dilakukan assembling atau memilih formulir tidak diperlukan didalam satu berkas rekam medis. Kemudian dilakukan analisis isi kelengkapan dengan metode analisis kuantitatif dan analisis kualitatif, apabila rekam medis belum lengkap maka dikembalikan ke unit terkait yang bertanggung jawab dan dilengkapi dengan jangka waktu 2x24 jam. Apabila telah lengkap atau telah dilengkapi maka rekam medis dievaluasi kembali dan apabila masih ada yang belum lengkap maka dibuatkan laporan ketidaklengkapan yang akan dilaporkan kepada Pimpinan rumah sakit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 218, "width": 442, "height": 86, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan PERMENKES Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 5 Ayat (2), rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi setelah pasien menerima pelayanan. Pembuatan rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan melalui pencatatan dan pendokumentasian hasil pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. Rekam medis dinyatakan lengkap apabila persentase kelengkapan mencapai 100% [13] . Sehingga untuk itu perlu dilakukan metode yang efektif untuk mejaga kelengkapan rekam medis tetap terjaga yaitu analisis kuantitaif dan kualitatif. Adapun komponen dari analisis kuantitatif dan kualitatif antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 317, "width": 439, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Analisis Kuantitatif, yaitu analisis yang dilakukan dalam menilai kelengkapan dan keakuratan isi dari dokumen rekam medis.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 342, "width": 102, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Identifikasi Pasien", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 354, "width": 96, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Laporan Penting", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 366, "width": 73, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Autentikasi", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 379, "width": 115, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Pencatatan yang Baik", "type": "List item" }, { "left": 88, "top": 391, "width": 439, "height": 24, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Analisis Kualitatif, yaitu analisis yang dilakukan untuk menilai mutu suatu rekam medis serta kekonsistenan isi dari rekam medis.", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 416, "width": 284, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1) Catatan Diagnosa dan Penyakit yang Lengkap dan Konsisten", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 428, "width": 140, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2) Pencatatan yang Konsisten", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 441, "width": 334, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3) Catatan Deskripsi Dasar yang Dilakukan saat Pengobatan dan Perawatan", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 453, "width": 193, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4) Pengisian Dokumen Informed Consent", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 465, "width": 236, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5) Praktik Pencatatan dan Pengesahan Dokumentasi", "type": "List item" }, { "left": 106, "top": 478, "width": 401, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6) Catatan yang Berpotensi Kejadian Ganti Rugi/ Kejadian Penting (Gemala Hatta, 2008) [14]", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 502, "width": 442, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan masalah yang terjadi apabila dokumen rekam medis tidak lengkap maka kualitas data yang dihasilkan tidak baik dan tidak akurat sehingga dapat merugikan rumah sakit serta mempengaruhi dalam pengambilan keputusan oleh profesinal kesehatan. Ketidaklengkapan dokumen rekam medis dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang berkaitan yaitu petugas ( Man) [15] . Faktor man ini dimana kurangnya kedisiplinan dokter dalam mengisi berkas rekam medis disebabkan kurangnya pemahaman mengenai pentingnya pendokumentasian pada rekam medis yang berguna sebagai sumber informasi kesehatan pasien. Pada penelitian Dominick et al (2012) [9] , bahwa kurangnya informasi yang dituangkan pada dokumen terintegrasi menjadi masalah kepada profesional kesehatan dalam proses pengambilan keputusan. Dampak dilakukan analisis pada berkas rekam medis yaitu untuk mengidentifikasi bagian yang tidak lengkap agar dapat dikoreksi sehingga rekam medis menjadi lebih lengkap dan dapat dipakai guna pelayanan lanjutan kepada pasien. Selain itu berguna untuk melindungi dari kasus hukum, memenuhi aturan yang berlaku serta analisa statistik yang akurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 438, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-9129", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 751, "width": 131, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 752, "width": 10, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "36", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 96, "width": 419, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Efektif Pelaksanaan Kolaborasi Interprofesional", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 426, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Berdasarkan Tabel 2, faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional terdapat 3 unsur faktor antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 147, "width": 87, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Kepemimpinan", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 442, "height": 49, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional dipengaruhi dari kemitraan suatu tim. Kepemimpinan transformasional atau gaya kepemimpinan yang memberikan motivasi dan inspirasi untuk mencapai tujuan dan merubah sikap, perilaku dan nilai-nilai bawahannya [8] .", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 211, "width": 75, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Karakteristik", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 225, "width": 443, "height": 98, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional dipengaruhi oleh karakteristik setiap anggota diantaranya seperti sikap, kebiasaan, kompetensi atau latar pendidikan. Sikap dan kebiasaan seorang profesional pemberi asuhan (PPA) contohnya seperti kelelahan, perbedaan pendapat, kelupaan akibat terburu-buru dalam mengerjakan tugas mengakibatkan tidak efektifnya pencatatan dokumen CPPT [9] . Selain itu, kompetensi seorang PPA juga dapat mempengaruhi kualitas komunikasi sebab latar pendidikan setiap profesi berbeda sehingga dalam aspek berkomunikasi satu sama lain pun berbeda [10] . Kurangnya kedisiplinan dan kesadaran profesional kesehatan dapat mempengaruhi kelengkapan rekam medis [15] .", "type": "Text" }, { "left": 88, "top": 324, "width": 74, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Beban Kerja", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 338, "width": 442, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional dipengaruhi oleh beban kerja. Setiap orang memiliki beban kerja yang berbeda, sehingga tidak maksimalnya pencatatan pada asuhan pasien diakibatkan beban kerja yang berlebihan [9] . Hal ini dikarenakan yang dilakukan oleh PPA tidak hanya pencatatan asuhan pasien tetapi beban kerja lainnya seperti merawat kondisi pasien, kunjungan dokter terhadap pasien, melakukan operasi dan lain-lain. Waktu yang tersedia serta kesibukan yang terus meningkat menjadi penyebab pencatatan hasil temuan kesehatan pasien pada CPPT tidak lengkap [9] , [10] . Adapun kepatuhan profesional kesehatan dalam mengisi CPPT dipengaruhi oleh masa kerja bahwa semakin lama kerja petugas maka keahliannya akan semakin baik [16]", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 462, "width": 438, "height": 172, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tabel 2 Faktor yang mempengaruhi komunikasi pelaksanaan kolaborasi interprofesional No Faktor Penyebab Pernyataan No Referensi 1 Kepemimpinan -Kepemimpinan transformasional memberikan motivasi untuk mencapai tujuan, inspirasi, merubah sikap dan perilaku bawahannya -kerjasama, koordinasi, kemitraan, pengambilan keputusan juga mempengaruhi komunikasi pada kolaborasi interprofesional [8] 2 Karakteristik -Sikap dan kebiasaan dari profesional pemberi asuhan (PPA) contohnya kemalasan, kelupaan, kelelahan, perbedaan pendapat dan terburu-buru yang menyebabkan tidak efektifnya pendokumentasian CPPT.", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 589, "width": 388, "height": 124, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Kompetensi atau latar pendidikan anggota tim yang tidak merata, seseorang yang diploma memiliki kompetensi yang berbeda dengan latar pendidikan lainnya sehingga menjadi kendala apabila tidak dilakukan pelatihan [9] , [10] 3 Beban kerja -Tidak maksimalnya pendokumentasian asuhan pada rekam medis diakibatkan beban kerja yang berlebihan -faktor waktu dan meningkatkannya beban kerja lainnya [9] , [10]", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 59, "width": 441, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I SSN (Print) : 2354-8932 INOHIM ISSN (Online) : 2655-91 29", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 774, "width": 131, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "INOHIM Vol.9, No.1, Juni 2021", "type": "Page footer" }, { "left": 314, "top": 775, "width": 12, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "37", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 67, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 108, "width": 442, "height": 160, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Formulir Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) digunakan sebagai sarana komunikasi efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional, dimana setiap temuan dan pendapat profesional kesehatan seperti dokter, keperawatan/bidan, gizi, apoteker, nutrisionis/dietisen, psikolgi klinis, terapi fisik, teknisi medis/penata anestesi dan lainnya, dituangkan dan disatukan yang berisikan rencana perawatan, hasil temuan riwayat penyakit serta tindakan yang diberikan kepada pasien dan didokumentasikan secara tertulis atau terekam dengan tujuan memudahkan dalam pemantauan riwayat kesehatan pasien serta pengambilan keputusan yang berdasar pada catatan atau hasil observasi profesi lainnya yang terkait dengan kondisi pasien. Metode yang digunakan dalam meningkatkan komunikasi yang efektif pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional di rumah sakit yaitu menjaga kelengkapan dan kekonsistenan rekam medis dengan melakukan analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Faktor yang mempengaruhi komunikasi pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional antara lain: kepemimpinan, karakteristik dan beban kerja. Disarankan untuk peneliti berikutnya dapat mengembangkan topik penulis terkhusunya mengenai peran perekam medis pada pelaksanaan kolaborasi interprofesional.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 82, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 308, "width": 439, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Abdul Nasir, Abdul Muhith, Muhammad Sajidin WIM. Komunikasi dalam Keperawatan: Teori dan Aplikasi. 1st ed. Jakarta Selatan: Salemba Medika; 2009.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 333, "width": 429, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. World Health Organization. Better knowledge for safer care: human factors in patient safety. 2009.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 425, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Canadian Interprofessional Health Collaborative. A National Interprofessional Competency Framework. In: A National Interprofessional Competency Framework. 2010. page 1 – 32.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 410, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4. Depkes RI. Permenkes No. 1691/Menkes/Per/VIII/2011 Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 407, "width": 402, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5. Depkes RI. Permenkes No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis. 2008.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 174, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6. Instrumen SNARS edisi 1 2017.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 437, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7. Nurmalasari Y, Aryanti W. Analisis Faktor Ketenagaan Yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pengisian Rekam Medis Pada Pasien Rawat Inap Di RS Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2018. J Ilmu Kedokt dan Kesehat 2017;4:271 – 7.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 469, "width": 425, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8. Lestari Y, Saleh A, Syahrir AP. Hubungan Interprofesional Kolaborasi Dengan Pelaksanaan Catatan Perkembangan Terintegrasi Di Rsud Prof.Dr.H.M.Anwar Makkatutu Kabupaten Bantaeng. Jst Kesehat 2017;7(No.1):85 – 90.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 506, "width": 421, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9. Kusumaningrum PR, Dharmana E, Sulisno M. The Implementation Of Integrated Patient Progress Notes In Interprofessional Collaborative Practice. J Ners dan Kebidanan Indones 2019;6(1):32.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 543, "width": 433, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10. Kamil H, Rachmah R, Wardani E, Björvell C. How to optimize integrated patient progress notes: A multidisciplinary focus group study in Indonesia. J Multidiscip Healthc 2020;13:1 – 8.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 568, "width": 259, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11. Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit ed.1. 2017;", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 580, "width": 408, "height": 25, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12. Gunarti R. Manajemen Rekam Medis di Layanan Kesehatan. 1st ed. Yogyakarta: Thema Publishing; 2019.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 403, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13. Menkes RI. Kepmenkes RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal. 2008.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 630, "width": 438, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14. R.Hatta G. Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan. 3rd ed. Jakarta: UI Press; 2008.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 435, "height": 37, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15. Swari SJ, Alfiansyah G, Wijayanti RA, Kurniawati RD. Analisis Kelengkapan Pengisian Berkas Rekam Medis Pasien Rawat Inap RSUP Dr. Kariadi Semarang. Arter J Ilmu Kesehat 2019;1(1):50 – 6.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 692, "width": 422, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16. Simanjuntak M. Tinjauan Kepatuhan Dokter Dalam Pengisian Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia ( Rsu Ipi ) Medan Tahun 2018. J Ilm Perekam Dan Inf Kesehat Imelda 2018;3(2):518 – 23.", "type": "List item" } ]
355c5e44-a635-c651-1d8b-ded40dbb6c0d
https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/methodika/article/download/12/5
[ { "left": 364, "top": 36, "width": 177, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal METHODIKA , Vol. 1 No. 1 Maret 2015", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 793, "width": 12, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27", "type": "Page footer" }, { "left": 112, "top": 63, "width": 402, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN", "type": "Section header" }, { "left": 272, "top": 102, "width": 82, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahdianto Pandia", "type": "Section header" }, { "left": 209, "top": 125, "width": 209, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dosen STMIK Kristen Neumaan Indonesia, Medan", "type": "Text" }, { "left": 294, "top": 148, "width": 38, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 456, "height": 78, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "This paper aims to determine how the use of information technology in improving the company's financial performance. Writing papers using literature review (library research). In relation to the financial performance of companies, information technology (IT) provides easiness in processing, managing and presenting financial information, with the support of an information system, so as to achieve a competitive advantage for the company and expected aorganisasi or aligned with business strategy. Accounting Information Systems (AIS), which is an information system can be said to be the oldest or an application is also the first major computer system to process accounting data.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 251, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords: information technology and financial performance", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 320, "width": 89, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "I. PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 331, "width": 215, "height": 133, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi telah dikenal manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya telah ada teknologi, meskipun istilah teknologi belum digunakan. Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 215, "height": 189, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia. Kemajuan ilmu pengetahuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 215, "height": 113, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari beberapa pengertian di atas nampak bahwa kehidupan manusia tidak terlepas dari adanya teknologi. Artinya, bahwa teknologi merupakan keseluruhan cara yang secara rasional mengarah pada ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Perkembangan teknologi terjadi bila seseorang menggunakan alat dan akalnya untuk menyelesaikan setiap masalah yang dihadapinya. Sebagai contoh dapat dikemukakan pendapat pakar teknologi dunia terhadap pengembangan teknologi.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 309, "width": 215, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perkembangan dunia IPTEK yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis- jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan. Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan IPTEK yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 505, "width": 215, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bagi masyarakat sekarang, IPTEK sudah merupakan suatu religion. Pengembangan IPTEK dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. IPTEK diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 654, "width": 215, "height": 101, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam beberapa dekade, terlihat empat macam teknologi yang perkembangannya relative menonjol, diantaranya adalah teknologi informasi, teknologi manufaktur, teknologi transportasi dan teknologi komunikasi. Dari keempat macam teknologi yang berkembang pesat tersebut, realita menyebutkan bahwa Teknologi Informasi mempunyai dampak paling dominant terhadap lingkungan bisnis.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 757, "width": 105, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi Informasi", "type": "Text" }, { "left": 489, "top": 757, "width": 52, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "memberikan", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 769, "width": 215, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kemudahan pada kegiatan pad kegiatan bisnis dan", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 36, "width": 177, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal METHODIKA , Vol. 1 No. 1 Maret 2015", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 63, "width": 215, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "lingkungan yang semakin penuh dengan ketidakpastian. Peran Teknologi Informasi sebagai alat bantu dalam pengambilan keputusan bisnis pada berbagai fungsi dan level manajerial, menjadi suatu hal yang sangat penting bagi pengelola bisnis khususnya pada peningkatan kinerja keuangan suatu perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 143, "width": 215, "height": 90, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kontribusi Teknologi informasi dalam menciptakan nilai tambah bagi peruasahaan merupakan salah satu isu controversial dalam bidang Economics of Information Technology , bahkan secara ekstrem dinyatakan bahwa Teknologi Informasi telah menjadi “keharusan strategi” atau komoditas belaka, dan bukan sumber keunggulan bersaing.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 215, "height": 159, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kaitannya dalam kinerja keuangan perusahaan, Teknologi Informasi memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengolah, mengelola dan menyajikan informasi keuangan, dengan dukungan suatu system informasi. Dalam artikel ini, dibahas tentang Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang merupakan suatu system informasi tertua atau dapat dikatakan pula suatu aplikasi system computer utama yang pertama untuk mengolah data akuntansi. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan teknologi informasi dalam meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Penulisan makalah menggunakan metode tinjauan literatur ( library research ).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. URAIAN TEORITIS", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 419, "width": 215, "height": 21, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan Teknologi Informasi dengan Kinerja Perusahaan", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 442, "width": 99, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perdagangan bebas", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 215, "height": 228, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "menyebabkan meningkatnya persaingan antar perusahaan. Hal ini disebabkan lingkungan usaha menghadapi suatu ketidakpastian yang tinggi. Dalam menghadapi lingkungan usaha seperti ini perusahaan diharuskan untuk senantiasa mencari cara dan metode baru agar tetap bertahan dan selalu unggul dalam persaingan. TI akan membawa perusahaan pada kondisi yang menguntungkan yaitu kemudahan memasuki pasar, diferensiasi produk, dan cost efficiency (Kettinger et al , 1994). Dengan kemudahan tersebut maka perusahaan akan mampu meningkatkan kinerjanya. Jadi pengunaan TI secara strategik akan mampu membawa perusahaan meningkatkan profitabilitas yang merupakan salah satu indikator performance. Clemons et al . (1993) menyatakan bahwa teknologi informasi mempunyai kemampuan untuk memperendah biaya koordinasi antar perusahaan dengan agen-agen di luar perusahaan tanpa mempertinggi resiko transaksi yang bersangkutan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 215, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teknologi informasi dapat memperbaiki monitoring serta pengurangan spesifikasi hubungan yang ada dalam koordinasi eksplisit, sehingga perusahaan akan melakukan investasi dalam teknologi informasi untuk melakukan koordinasi antar perusahaan tanpa dikuatirkan oleh adanya resiko transaksi yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 63, "width": 216, "height": 158, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Informasi merupakan salah satu jenis utama sumber daya perusahaan yang tersedia bagi manajer. Informasi dapat dikelola seperti halnya sumber daya yang lain dan merupakan sumber daya konseptual yang digunakan untuk mengelola sumber daya fisik. Sistem konseptual terdiri dari suatu pengolah informasi yang mengubah data menjadi informasi dan menggambarkan sumber daya fisik. Sedangkan perusahaan adalah suatu system yang bersifat fisik , namun dikelola dengan menggunakan suatu system konseptual. Output informasi dari computer, digunakan oleh para manajer, non manajer serta staff atau orang – orang dan organisasi dalam lingkungan perusahaan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 224, "width": 215, "height": 99, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Perusahaan dalam perkembangannya selalu berusaha untuk mempertahankan keungulan kompetitif dalam berbisnis dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan tersebut. Sukses atau tidaknya perusahaan ini akan sangat ditentukan oleh keputusan atau strategi yang diambil oleh perusahaan. Dewan memegang peranan yang sangat signifikan bahkan peran yang utama dalam penentuan strategi perusahaan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 325, "width": 215, "height": 313, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam literature keuangan,, teori keagenan (Agency Theory) memegang peranan penting dalam menjelaskan hubungan antar principal dan agen dalam menjalankan fungsi fungsi dan wewenang masing-masing. Konflik keagenan sering muncul dikarenakan adanya asymetri informasi yang dikarenakan perbedaan kepentingan antara principal dan agen, yang akan membawa masalah-masalah diantara berbagai pihak yang terlibat (Jensen dan Meckling, 1976). Dengan adanya pemisahan peran antara pemegang saham sebagai prinsipal dengan manajer sebagai agennya, maka manajer pada akhirnya akan memiliki hak pengendalian yang signifikan dalam hal bagaimana mereka mengalokasikan dana investor (Jensen & Meckling, 1976 ; Shleifer & Vishny, 1997). Dari adanya laporan dan pelaporan keuangan yang merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi keuangan perusahaan yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membuat beberapa keputusan, seperti: penilaian kinerja manajemen, penentuan kompensasi manajemen, pemberian dividen kepada pemegang saham, dan lain sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 652, "width": 215, "height": 54, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hubungan Akuntansi dengan Teknologi Informasi Istilah Sistem Informasi Akuntansi meliputi pemanfaatan teknologi", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 697, "width": 215, "height": 55, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi untuk menyediakan informasi bagi para pemakai. Teknologi Informasi mencakup computer, tetapi juga mencakup teknologi lain yang digunakan untuk memproses informasi. Sedangkan fungsi system", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 36, "width": 177, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal METHODIKA , Vol. 1 No. 1 Maret 2015", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "29", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 63, "width": 215, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "informasi bertanggunggungjawab untuk pengolahan data. Pengolahan data merupakan aplikasi system informasi akuntansi yang paling mendasar dalam tiap organisasi atau perusahaan dan telah mengalami evolusi dari struktur organisasi sederhana yang meliputi beberapa orang saja sampai struktur yang kompleks meliputi banyak specialist yang bermutu. Dalam terminology system informasi, terdapat pemakai akhir komputasi ( End User Computing / EUC) yang melakukan aktivitas pemrosesan informasi sendiri dengan perangkat keras, perangkat lunak dan sumber daya professional yang berada dalam suatu organisasi/perusahaan. EUC merupakan pemanfaatan computer oleh pemakai.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 235, "width": 147, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "III. PENGEMBANGAN SISTEM", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 247, "width": 215, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pengembangan system adalah proses memodifikasi atau mengubah sebagian atau seluruh system informasi. Proses ini membutuhkan komitmen subtansial mengenai waktu dan sumber daya serta merupakan aktivitas berkesinambuangan dalam banyak organisasi / perusahaan. Pengembangan sistem dapat diartikan pula sebagai ; menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan / memperbaiki sistem yang telah ada, dikarenakan oleh :", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 373, "width": 215, "height": 21, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Adanya permasalahan (problems) yang timbul dari sistem lama", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 182, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Untuk meraih kesempatan (oportunities)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 408, "width": 215, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Adanya instruksi (directives) Proyek pengembangan system, biasanya terdiri dari tiga fase umum :", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 442, "width": 215, "height": 101, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1. Analis sistem meliputi formulasi dan evolusi solusi – solusi masalah system, dengan penekanan pada tujuan keseluruhan system yang saling berhubungan dan terkadang muncul konflik satu sama lainnya. Secara umum dapat diikhtisarkan sebagai berikut : a) Untuk memperbaiki kualitas informasi, b) Untuk memperbaiki pengendalian intern, dan d)Untuk meminimalkan biaya yang berkaitan.", "type": "List item" }, { "left": 103, "top": 546, "width": 197, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Banyak dari pekerjaan analis system mencakup pengumpulan dan pengorganisasian fakta-fakta. Analis arus informasi juga merupakan bagian penting dalam anlisis system. Diagram arus data logis dan bagan arus analitis dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran keseluruhan dari pemrosesan transaksi dalam perusahaan.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 626, "width": 215, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2. Perancangan sistem adalah proses menspesifikasikan rincian solusi yang dipilih oleh proses analis system, termasuk evaluasi efektifitas dan efisiensi relative dalam perancangan system dan lingkup kebutuhan keseluruhan system serta harus menghasilkan blue print /cetak biru bagi kelengkapan sistem. Bagan IPO dan HIPO, bagan arus program, pencabangan dan table keputusan, serta teknik- teknik system lainnya banyak digunakan dalam pendokumentasian rancangan system informasi.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 63, "width": 215, "height": 43, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3. Implementasi sistem merupakan proses penempatan rancangan prosedur-prosedur dan metode-metode baru atau revisi ke dalam operasi, yang mencakup pelaksanaan rancangan.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 109, "width": 215, "height": 158, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaksanaan rancangan secara rinci selamam tahap implementasi seringkali mencakup pemrograman computer. Dokumentasi merupakan salah satu bagian penting dalam implementasi system. Sedangkan pendekatan system adalah prosedur-prosedur umum untuk mengadministrasikan proyek system dengan tujuan untuk membantu pengembangan system yang efektif. Pendekatan system dapat dipandangan sebagai proses yang mencakup enam langkah yaitu a) Penentuan tujuan-tujuan perancangan system, b) Pembuatan alternative – alternative, c) Analisis system, d) Perancangan system, e) Implementasi system, dan f) Evaluasi system.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 281, "width": 66, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "IV. PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 304, "width": 215, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam kaitannya dalam kinerja keuangan perusahaan, Teknologi Informasi (TI) memberikan kemudahan-kemudahan dalam mengolah, mengelola dan menyajikan informasi keuangan, dengan dukungan suatu system informasi, sehingga dapat tercapai competitive advantage bagi aorganisasi atau perusahaan dan diharapkan selaras dengan strategi bisnis. Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang merupakan suatu system informasi tertua atau dapat dikatakan pula suatu aplikasi system computer utama yang pertama untuk mengolah data akuntansi.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 442, "width": 107, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "V. DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 326, "top": 465, "width": 216, "height": 78, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abdul Kadir, 2003. Pengenalan Sistem Informasi , Andi, Yogyakarta. Alavi, M. and Leidner, D E. 2001. Review: Knowledge Management and Kowledge Management Systems: Conceptual Foundations and Research Issues . MIS Quarterly , 25, I (March 2001)", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 546, "width": 215, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bodnar George H, William S, Hopwood, 1995.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 557, "width": 180, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sistem Informasi Akuntansi , Salemba Empat, Pearson Education Asia Plc.Ltd., PrenticeHall. Inc.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 592, "width": 215, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "FASB, 1983. Accounting Standards , Current text, as of June, 1983, Mc.Graw Hill.", "type": "List item" }, { "left": 326, "top": 626, "width": 215, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "___________ et al. , 1993, The Impact of", "type": "List item" }, { "left": 362, "top": 638, "width": 179, "height": 20, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information Technology on the Organization of Economic.", "type": "Table" }, { "left": 326, "top": 661, "width": 215, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Lewis, W., Agarwal, R., and Sambamurthy, V.", "type": "Text" }, { "left": 362, "top": 672, "width": 179, "height": 44, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2003. Sources of Influence on Belief About Information Technology Use: An empirical Study of Knowledge Workers . MIS Quartely , 27, 4.", "type": "Text" }, { "left": 326, "top": 718, "width": 216, "height": 32, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mc Leod Jr. Raymond, George Schell, 2004. Sistem Informasi Manajemen , copyright © 2001, Prentice Hall. Inc, PT.Indeks, Jakarta.", "type": "Text" }, { "left": 364, "top": 36, "width": 177, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal METHODIKA , Vol. 1 No. 1 Maret 2015", "type": "Page header" }, { "left": 529, "top": 763, "width": 12, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "30", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 63, "width": 215, "height": 55, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Urbaczewski, A., Jessup L.M., dan Wheeler, B. 2002. Electronic Commerce Research: A Taxonomy and Synthesis. Journal Of Organizational Computing And Electronic Commerce 12(4).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 132, "width": 215, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Wilkinson, W.J., Cerullo. J.M., Raval. V., WongonWing. B. 2000. Accounting", "type": "Text" }, { "left": 121, "top": 155, "width": 179, "height": 20, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Information Systems . Fourth Edition, John Wiley and Sons. Inc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 189, "width": 215, "height": 21, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Zaki Baridwan, 1999. Intermediate Accounting , BPFE, Yogyakarta.", "type": "Text" } ]
0eaffe4e-a9d9-ce5c-4102-9fd7fd5687b7
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/jisep/article/download/47238/42109
[ { "left": 67, "top": 61, "width": 464, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A GRI-SOSIOEKONOMI Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X , Sinta 5, Volume 19 Nomor 1, Januari 2023 : 727 – 730", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 774, "width": 74, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agrisosioekonomi :", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 783, "width": 463, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi) 727", "type": "Page footer" }, { "left": 232, "top": 111, "width": 134, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menuju Jurnal Merdeka:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 125, "width": 455, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pembentuk Hati Nurani Seorang Intelektual Agar Tidak Tunduk Pada Mesin ChatGPT", "type": "Text" }, { "left": 212, "top": 152, "width": 175, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Towards An Independent Journal:", "type": "Text" }, { "left": 95, "top": 166, "width": 408, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shaping The Conscience Of An Intellectual Not Subject To The ChatGPT Engine", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 193, "width": 154, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Elsje Pauline Manginsela (1)(*)", "type": "Text" }, { "left": 106, "top": 221, "width": 386, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1) Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sam Ratulangi Manado, Indonesia *Penulis untuk korespondensi: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 263, "width": 312, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Naskah diterima melalui e-mail jurnal ilmiah [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 70, "top": 263, "width": 443, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ": Jumat, 27 Januari 2023 Disetujui diterbitkan : Sabtu, 28 Januari 2023", "type": "Text" }, { "left": 272, "top": 309, "width": 54, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 321, "width": 470, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In the future, will the human intelligence be replaced by the ChatGPT engines and its derivatives? Many people think so. However actually human intelligence cannot be replaced by machines. ChatGPT was created by a handful of super-intelligent humans backed by a handful of super-rich investors. Therefore actually the intelligence of 99.99 percent of humans on earth is subdued by 0.01 percent of super intelligent and super rich people who want to rule the earth. It is in this case that the intellectuals should prepare themselves so as not to be easily subdued. Merdeka Campus – Merdeka Learning has been implemented in recent years. If the campus is already independent, scientific journals should also be independent. Even though the journal represents a particular scientific specialization, it is necessary to also present other interdisciplinary scientific articles in it. The rigidity of one field of knowledge leads an intellectual to egoism and empty arrogance. Meanwhile, interdisciplinary knowledge brings an intellectual to humble and humane insight. The AGRI-SOSIOEKONOMI Journal wants to appear to defend humanity, not defend monodisciplinary scientific arrogance which has been and will die defeated by artificial intelligence and algorithms. Hopefully this idea will bring dialogue between experts, because that's how academic culture comes alive.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 482, "width": 392, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : humble; humane; golden deer; breakthrough; dialogue; interdisciplinary; exemplary", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 519, "width": 51, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 530, "width": 470, "height": 147, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di masa depan, apakah kecerdasan manusia akan digantikan oleh mesin ChatGPT dan turunannya? Banyak orang berpikir begitu. Tapi, sebenarnya kecerdasan manusia tidak bisa digantikan oleh mesin. ChatGPT dibuat oleh segelintir manusia super cerdas yang didukung oleh segelintir investor super kaya. Jadi, sebenarnya kecerdasan 99,99 persen manusia di muka bumi ini ditundukkan oleh 0,01 persen orang super cerdas dan super kaya yang ingin menguasai bumi. Dalam hal inilah kaum intelektual harus mempersiapkan diri agar tidak mudah ditundukkan. Kampus Merdeka – Merdeka Learning telah dilaksanakan dalam beberapa tahun terakhir. Jika kampus sudah mandiri, jurnal ilmiah juga harus mandiri. Meskipun jurnal tersebut mewakili spesialisasi keilmuan tertentu, namun perlu juga menghadirkan artikel-artikel ilmiah interdisipliner lain di dalamnya. Kekakuan satu bidang ilmu membawa seorang intelektual pada egoisme dan arogansi kosong. Sementara itu, pengetahuan interdisipliner membawa wawasan intelektual ke rendah hati dan manusiawi. Jurnal AGRI-SOSIOEKONOMI ingin tampil membela kemanusiaan, bukan membela arogansi ilmiah monodisiplin yang telah dan akan mati dikalahkan oleh kecerdasan buatan dan algoritma. Semoga ide ini bisa memunculkan dialog antar pakar, karena dari situlah budaya akademik menjadi hidup.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 691, "width": 389, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : rendah hati; manusiawi; kijang emas; terobosan; dialog; interdisipliner; keteladanan", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 61, "width": 467, "height": 8, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menuju Jurnal Merdeka: Pembentuk Hati Nurani………………………………………………………….........(Elsje Pauline Manginsela)", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 784, "width": 20, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "728", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 107, "width": 226, "height": 94, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Apakah kelak kecerdasan manusia akan digantikan oleh mesin ChatGPT dan turunannya? Banyak pihak yang beranggapan begitu. Tetapi sebenarnya kecerdasan manusia tidak dapat digantikan oleh mesin.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 220, "width": 226, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ChatGPT diciptakan oleh segelintir manusia super cerdas yang disokong oleh segelintir investor super kaya. Jadi sebenarnya kecerdasan 99,99 persen manusia di bumi ditundukkan oleh 0,01 persen manusia super cerdas dan super kaya yang ingin menguasai bumi. Dalam hal inilah seyogyanya kaum intelektual mempersiapkan diri agar tidak dengan gampangnya ditun- dukkan.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 413, "width": 227, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampus Merdeka – Merdeka Belajar sudah diterapkan beberapa tahun belakangan ini. Bagaimana dengan Jurnal Merdeka? Jika kampusnya sudah merdeka, belajar menjadi menyenangkan, tidak disekat-sekat lagi oleh sepesialisasi keilmuan yang kalau maka sejogyanya jurnal ilmiah pun harus merdeka.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 574, "width": 226, "height": 78, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekalipun jurnal melambangkan spesialisasi ilmu tertentu tetapi di dalamnya perlu juga menyajikan artikek keilmuan lain yang interdesipner.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 671, "width": 226, "height": 77, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membaca dan meninjau ( review ) suatu artikel ilmiah dengan spesialisasi memerlukan wawasan lebih luas dari bidang ilmu lain. Dengan demikian kontekstualan seseorang tidak terjebak", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 107, "width": 226, "height": 110, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dalam wawasan yang sempit. Kekakuan satu bidang ilmu membawa seorang intelektual pada egoisme dan dan kesombongan kosong. Sedangkan interdisiplin ilmu membawa seorang intelektual pada wawasan yang rendah hati dan manusiawi.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 236, "width": 226, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Merdeka adalah jurnal ilmiah yang memberi tempat terhormat pada bidang ilmu interdisipliner sebagai “hati” dari keintelektualannya. Dalam Jurnal Merdeka selain artikel bidang ilmu, juga disajikan bidang ilmu interdisipliner yang diharapkan membantu memberikan jawaban- jawaban ilmiah terhadap suatu pertanyaan riset dengan lebih luas dan rendah hati.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 429, "width": 226, "height": 255, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dapat dimisalkan jika seorang “pemburu” (ilmuwan) ingin menangkap kijang emas (temuan penelitian) yang kebetulan lari ke kebun tetangga, maka sang “pemburu” tidak perlu segan untuk melompat pagar sampai kijang emas itu tertangkap (pengandaian) ini pernah diungkapkan oleh seorang ilmuwan Amerika Serikat. Jika kita takut melompat pagar untuk mengejar kijang emas itu, maka kita hanya bisa melihat kijang emas lari tetapi tidak bisa menangkapnya. Mungkin orang lain yang lebih berani melompat pagarlah yang akan berhasil mengkajinya.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 703, "width": 226, "height": 45, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melompat pagar dari kebun tetangga adalah kemampuan dan keberanian untuk menggunakan bidang ilmu lain", "type": "Text" }, { "left": 67, "top": 61, "width": 464, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A GRI-SOSIOEKONOMI Unsrat, ISSN (p) 1907– 4298, ISSN (e) 2685-063X , Sinta 5, Volume 19 Nomor 1, Januari 2023 : 727 – 730", "type": "Text" }, { "left": 262, "top": 774, "width": 74, "height": 8, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Agrisosioekonomi :", "type": "Page footer" }, { "left": 69, "top": 783, "width": 463, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal Transdisiplin Pertanian (Budidaya Tanaman, Perkebunan, Kehutanan, Peternakan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi) 729", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 110, "width": 226, "height": 29, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "selain spesialisasi keilmuan yang tercantum dalam sampul jurnal.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 158, "width": 50, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kampus", "type": "Table" }, { "left": 64, "top": 158, "width": 226, "height": 238, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merdeka menyiapkan mahasiswa untuk berhasil menyelesaikan permasalahan masa depan dengan konsep interdisipliner. Konsep monodisiplin hanya menghantarkan pada penyelesaian masalah dari satu segi saja. Bisa jadi penyelesaian itu justru akan menimbulkan permasalahan baru yang jauh lebih rumit dibandingkan permasalahan pertama. Dengan merdeka belajar diharapkan mahasiswa mampu memahami permasalahan dan pemecahannya dari berbagai sudut pandang.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 416, "width": 227, "height": 286, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Demikian juga halnya dengan Jurnal Merdeka, sebagai Haluan dari perkembangan keilmuan, Jurnal Merdeka tampil berbeda karena didalamnya ada artikel-artikel interdisipliner yang diharapkan membantu melembutkan hati dari egoisme keilmuan tertentu. Saat ini dan dimasa depan pada hakekatnya spesialisai keilmuan sudah mati (matinya kepakaran). Apakah jurnal yang monokultur mau tampil sebagai corong kelimuan yang sudah mati? Tentu tidak. Pengelola jurnal harus mampu menemukan cara-cara terobosan yang menghasilkan jurnal ilmiah yang hidup, yaitu keilmuan interdisipliner bukan monodisipliner.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 721, "width": 226, "height": 30, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suatu Ketika nanti, dengan kemajuan ilmu dan teknologi, algoritma dan", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 110, "width": 226, "height": 270, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecerdasan buatan akan menggantikan kepakaran monodisipliner. Malahan kecerdasan buatan lebih hebat dibandingkan professor yang paling hebat dalam satu bidang keilmuan. Inilah era matinya kepakaran. Satu hal yang tidak bisa digantikan oleh kecerdasan buatan adalah suara hati Nurani. Suara hati Nurani adalah pemberian Tuhan yang Maha Kuasa kepada manusia yang tidak bisa digantikan oleh kehebatan kecerdasan buatan manusia. Suara hati nurani itu dapat diasah oleh pemahaman manusia akan keilmuan interdisipliner bukan mono disipliner yang cenderung egois dan merasa benar sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 399, "width": 226, "height": 191, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal AGRI-SOSIOEKONOMI ingin menjadi jurnal yang hidup. Karena itu dengan segala keterbatasannya dan juga dengan segala reisikonya, mencoba menerapkan penyajian artikel-artikel interdisipliner bersama- sama dengan artikel yang sesuai tema AGRI-SOSIOEKONOMI. Semoga Jurnal AGRI-SOSIOEKONOMI berhasil memberikan terobosan terobosan keilmuan dan diteladani oleh jurnal-jurnal yang lain.", "type": "Text" }, { "left": 309, "top": 609, "width": 226, "height": 142, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fenomena menarik belakangan ini adalah pembentukan fakultas kedokteran di institut-institut teknologi dan institut pertanian. Disamping karena kejelian menangkap peluang pasar pendidikan juga kebijakan kementerian memberikan izin karena visi jauh ke depan yaitu interdisipliner keilmuan. Tidak ada masalah keilmuan", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 61, "width": 467, "height": 8, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menuju Jurnal Merdeka: Pembentuk Hati Nurani………………………………………………………….........(Elsje Pauline Manginsela)", "type": "Text" }, { "left": 66, "top": 784, "width": 20, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "730", "type": "Page footer" }, { "left": 64, "top": 107, "width": 226, "height": 45, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tehnik berdampingan dengan keilmuan kedokteran, antropologi, seni, sosiologi dan sebagainya.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 172, "width": 226, "height": 77, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua keberdampingan tersebut merupakan persiapan menyongsong masa depan yang interdisipliner bukan lagi era monodispliner yang spesialisasi egois.", "type": "Text" }, { "left": 64, "top": 268, "width": 226, "height": 255, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal AGRI-SOSIOEKONOMI ingin tampil membela kemanusiaan bukan membela keangkuhan keilmuan yang monodisipliner yang sudah dan akan mati dikalahkan oleh kecerdasan buatan dan alogoritma. Semoga gagasan ini menghadirkan dialog antar pakar, karena dengan itulah budaya akademik menjadi hidup. Ketika jalan yang biasa-biasa saja sudah buntu dan mampet maka diperlukan terobosan- terobosan. Kalau tidak semuanya akan “mati”. Apakah sebagai kaum terdidik rela mempublikasi hasil risetnya dijurnal yang pada hakekatnya sudah mati? -* eprm*-", "type": "Text" } ]
81ef50af-7e04-3d9a-f1f9-5ec3b43d751c
https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/shautuna/article/download/24138/16504
[ { "left": 200, "top": 44, "width": 341, "height": 26, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "S H A U T U N A : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab", "type": "Section header" }, { "left": 386, "top": 72, "width": 157, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Volume 03 Issue I, May 2022; 219-231 ISSN: 2775-0477 DOI: 10.24252/shautuna.vi.24138", "type": "Text" }, { "left": 332, "top": 103, "width": 208, "height": 8, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://journal.uin-alauddin.ac.id/index.php/shautuna", "type": "Table" }, { "left": 276, "top": 113, "width": 266, "height": 6, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License", "type": "Caption" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "219 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 134, "width": 472, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Maslahah Mudharat Terhadap Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Perspektif Hukum Islam", "type": "Text" }, { "left": 185, "top": 188, "width": 242, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sherina Syam 1* , Achmad Musyahid Idrus 2 , Jamil 3", "type": "Text" }, { "left": 156, "top": 203, "width": 300, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "123 Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar E-mail: 1 [email protected] , 2 [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 258, "top": 241, "width": 98, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "*Corresponding Author", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 264, "width": 432, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Submitted: 12 October 2021 Revised: 04 February 2022 Accepted: 04 February 2022 How to Cite", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 292, "width": 470, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Syam, Sherina, Achmad Musyahid, and Jamil. 2022. “Aspek Maslahah -Mudharat Terhadap Pelegalan Ganja Sebagai Obat Perspektif Hukum Islam”. Shautuna: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab Dan Hukum, 219-231. https://doi.org/10.24252/shautuna.vi.24138.", "type": "Text" }, { "left": 290, "top": 350, "width": 32, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 362, "width": 411, "height": 291, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artikel ini membahas terkait tentang aspek maslahah mudharat terhadap pelegalan ganja sebagai obat dalam perspektif hukum islam. Pernelitian ini menggunakan jenis library research dengan menggunakan teknik analisis. Dengan menggunakan pendekatan penelitian normatif-yuridis. Adapun sumber data yang digunakan yaitu: data primer dan data sekunder. Metode pengolahan data yaitu menggunakan analisis isi, yaitu menjelaskan dan menganalisis data-data yang telah ditemukan atau diamati. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Maslahah sesuai dengan pengertiannya yaitu setiap segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia. Sedangkan mudharat yaitu sesuatu yang dapat merugikan diri maupun orang lain dan sebaiknya ditinggalkan saja ketika tidak dalam keadaan dharurat, 2) Yang menjadi dasar pelegalan ganja sebagai obat yaitu adanya beberapa pertimbangan oleh negara-negara terkait manfaat ganja. Oleh sebab itu dalam Konvensi PBB dari rekomendasi WHO, PBB mengeluarkan ganja dari golongan IV menjadi golongan I yang artinya Narkotika jenis ganja dilegalkan dalam keperluan pengobatan, 3) Ditinjau dari aturan Hukum Islam Ganja disamakan atau diqiyaskan dengan khamar yaitu hukumnya haram karena sama-sama dapat memabukkan bagi penggunanya, ada beberapa pendapat ulama yaitu ada ulama yang tetap mengharamkan walaupun sebagai obat dan ada juga yang membolehkan. Ulama yang mengharamkan ganja sebagai obat karena berpendapat bahwa ganja mempunyai lebih banyak mudharatnya dibandingkan maslahahnya, sedangkan yang membolehkan karena dalam keadaan dharurat untuk keperluan medis. Dari aspek maslahah dan mudharat ganja, ganja lebih banyak memiliki maslahah dibandingkan dengan mudhratnya, tidak hanya ditinjau dari aspek kesehatan tetapi juga ditinjau dari aspek ekonomi, pembangunan, dan lain-lain. Implikasi dari penelitian ini yaitu: 1) Masyarakat perlu lebih mengetahui tentang maslahah dan mudharat dari berbagai aspek agar tidak disalahgunakan terutama bagi remaja perlu edukasi tentang ganja baik ditinjau dari agama maupun norma yang ada. 2) Sebagai umat Islam dalam mendapatkan informasi harus betul-betul mencari tahu sumber jelas agar tidak keliru dalam memahami maslahah dan mudharat ganja.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 655, "width": 215, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci: Maslahah; Mudharat; Ganja; Pelagalan.", "type": "Text" }, { "left": 274, "top": 679, "width": 35, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 691, "width": 410, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This article discusses about the aspects of maslahah harm against pelegalan cannabis as a drug in the perspective of islamic law. Pernelitian using this type of library research using the techniques of", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 370, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "| 220", "type": "Page footer" }, { "left": 104, "top": 74, "width": 410, "height": 254, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "analysis. By using this approach, the study of normative-juridical. As for the source of the data used, namely: primary data and secondary data. Data processing method that uses the analysis of the content, i.e. to explain and analyze the data that have been found or observed. The results of this study indicate that 1) Maslahah in accordance with the understanding that: each of the everything that is beneficial to humans. While the harm that is something that can be detrimental to self or others and should be left alone when not in a state of dharurat, 2) Which became the basis pelegalan marijuana as a drug that the presence of some consideration by the state-state related benefits of marijuana. Therefore, in the UN Convention of the recommendations of the WHO, the united nations issued a cannabis from class IV to class I, which means Narcotic type of cannabis is legalized in the purposes of treatment, 3) in Terms of the rules of Islamic Law Cannabis equated or by analogy with the wine that is haraam because the same can be intoxicating for its users, there are opinions of scholars that there ane scholars who remain forbidden even though as a drug and there are also allow. Scholars who forbid marijuana as a medicine because it argues that cannabis has more loses than maslahahnya, whereas that allow because in a state of dharurat for medical purposes. From the aspect of maslahah and the harm of marijuana, cannabis have much more beneficial compared to mudhratnya, not only in terms of aspects of health but also in terms of economic aspects, construction, and others. The implications of this research are: 1) People need to know more about the maslahah and harm of various aspects in order not to be abused, especially for the youth need education about the marijuana both in terms of religion and norms there. 2) As muslims in got information should really seek out the source of the clear order not to be mistaken in the understanding of maslahah and the harm of cannabis.", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 331, "width": 210, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Maslahah; Harm; Marijuana; Violation.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 362, "width": 101, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 382, "width": 471, "height": 138, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Legalisasi ganja sampai saat ini masih menjadi topik perdebatan negara-negara di dunia karena pemanfaatannya yang dapat berdampak baik, namun menimbulkan efek samping kepada penggunanya. Legalisasi ganja didefinisikan sebagai pengesahan oleh pemerintah yang tidak memiliki kepentingan dalam penggunaan individu dari ganja untuk pengobatan, akan tetapi mengaturnya dalam penjualan, distribusi, dan penggunaan untuk menjaga kesehatan publik. Namun saat ini beberapa negara di dunia sudah ada yang melegalkan dan mendekriminalisasikan pengguna ganja di negara-negaranya. 1 Ada banyak pendekatan yang telah dilakukan untuk meneliti kandungan ganja yang bermanfaat bagi kesehatan dan industri.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 471, "height": 120, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bukti-bukti yang dimunculkan pada umumnya tidak jauh berbeda bahwa ganja telah digunakan oleh penduduk dunia selama belasan tahun yang lalu. Selain itu, penelitian juga menginginkan adanya kepastian akan ganja bermanfaat atau merugikan manusia. Mereka menginginkan agar kebijakan politik larangan penggunaan ganja tidak hanya melihat dari beberapa kasus saja tetapi juga melihat dari nilai sosial seperti kebebasan manusia, hak individu untuk mendapatkan pengobatan, dan demokrasi. 2 Selain dipergunakan untuk pengobatan, ganja dapat bermanfaat untuk kegiatan industri seperti serat untuk tekstil, tali temali untuk,", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 471, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1 Sri Astuti et al., “Sexual Deviation of Animals Between Law and Sharia ; a Comparative Analysis,” Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab 3, no. 2 (2021): 118 – 29, https://doi.org/10.24252/mh.v3i2.22017.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 470, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2 W. Hall, “The Cannabis Policy Debate: Finding a Way Forward,” CMAJ. Canadian Medical Association Journal 162, no. 12 (2000): 1690 – 92.", "type": "Footnote" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "221 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 471, "height": 156, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pembuatan kertas, memasak, minyak untuk penerapan energi. 3 MUI merangkum pemanfaatan daun ganja. Apabila disalahgunakan, Hukum daun ganja menjadi terlarang. Misalnya jika daun ganja itu dilinting, lalu dibakar dan diisap seperti rokok, maka itu merupakan bentuk penyalahgunaan yang dilarang. Karena dapat menimbulkan efek yang membahayakan. Sebagai kias atau analogi sederhana: pisau atau golok dipakai untuk memotong sayuran di dapur, atau untuk menyembelih ayam, itu diperbolehkan. Tetapi kalau dipakai untuk mengancam dan merampok, maka hukumnya jadi terlarang. Apalagi penggunaan ganja untuk dihisap sebagai rokok, misalnya biasanya sangat berlebihan sehingga yang menggunakan menjadi mabuk, hilang ingatan dan merusak akal.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 471, "height": 264, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja kini dihapus dari daftar obat terlarang dan berbahaya. PBB merestui rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan meratifikasi untuk keperluan medis. Dilansir dari New York Times, ini sesuai hasil voting yang akan dilakukan Komisi Obat Narkotika (CND) yang beranggotakan 53 Negara. Dimana 27 negara Eropa dan Amerika setuju sementara 25 lain, termasuk China, Pakistan, dan Rusia menentang. 4 Urgensi kemaslahatan manusia yaitu pada semua bentuk hukum, baik hukum yang berdasarkan wahyu seperti hukum Islam ataupun hukum yang bukan didasarkan pada wahyu. Walaupun penekanan dari masing-masing hukum itu beda, tetapi hukum Islam mempunyai keistimewaan seperti yang dijelaskan Said Ramadhan al-Buti yaitu; 5 a) Pengaruh kemsalahatan hukum Islam tidak terbatas pada waktu di dunia tapi juga memberi pengaruh pada kehidupan akhirat disebabkan karena syari’at Islam itu sendiri diciptakan untuk kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, b) kemaslahatan yang dikandung hukum Islam tidak saja berdimensi maddi (materi) akan tetapi juga ruhi (immateri) terhadap manusia, c) dalam hukum Islam, kemaslahatan agama merupakan dasar bagi kemaslahatan- kemaslahatan yang lain. Ini mengandung arti apabila terjadi pertentangan antara kemaslahatan yang lain dengan kemaslahatan agama, maka kemaslahatan agama tidak boleh dikorbankan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 509, "width": 470, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kemasalahatan yang berkembang di tengah kehidupan manusia tidak dapat di lepaskan dari hukum Islam. Apabila kedua kemaslahatan itu diabaikan, maka rusaklah urusan yang menyangkut dunia maupun akhirat, apabila kemafsadatan yang muncul maka hancurlah", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 471, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3 Tim LGN, Hikayat Pohon Ganja 12.000 Tahun Menyuburkan Peradaban Manusia (Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011). h. 3", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 256, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4 Tommy Patrio Sorongan, “Pengumuman: PBB", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 661, "width": 470, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Restui Ganja, Dihapus dari Obat Berbahaya”, https://www.cnbcindonesia.com/news/20201203130914-4-206569/pengumuman pbb-restui-ganja- dihapus-dari-obat-berbahaya/ , Diakses tanggal 30 Juni 2021", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 470, "height": 23, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5 Said Ramadhan Al-Buti, Dawabit Al-Maslahah Fi Al- Syari’ah Al -Islmaiyyah (Damsyik: al-Maktabah al-Amawiyyah, n.d.). h.45-59", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 370, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "| 222", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 471, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kehidupan manusia. Subtansi kemaslahatan harus diwujudkan dan subtansi kemafsadatan harus dihapus, keduanya harus diarahkan pada tegaknya kehidupan manusia di dunia dan akhirat. 6", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 112, "width": 114, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Literatur Review", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 133, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.1. Pengertian Maslahah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 471, "height": 192, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Maslahah dalam bahasa arab adalah perbuatan-perbuatan yang mendorong kepada kebaikan manusia. 7 Dalam arti umum adalah setiap segala sesuatu yang bermanfaat bagi manusia, baik dalam arti menarik atau menghasilkan seperti menghasilkan keuntungan (kesenangan, atau dalam arti menolak atau mengindarkan seperti menolak kerusakan). 8 Maslahah secara etimologi adalah kata tunggal dari al-masalih, yang searti dengan kata salah, yaitu “mendatangkan kebaikan terkadang digunakan juga istilah lain yaitu al -islislah yang berarti mencari kebaikan’’. Tak jarang kata maslahah atau istislah ini disertai den gan kata al- munasib yang berarti \"hal-hal yang cocok, sesuai dan tepat penggunaannya. 9 Dari beberapa arti ini dapat diambil suatu pemahaman bahwa setiap sesuatu, apa saja yang mengandung manfaat di dalamnya baik untuk memperoleh kemanfaatan, kebaikan, maupun untuk menolak kemudaratan, maka semua itu disebut dengan maslahah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 159, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.2. Macam-Macam Maslahah", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 242, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pembagian maslahah terbagi menjadi tiga yaitu: 10", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 383, "width": 453, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. Maslahah Mu’tabarah yaitu maslahah yang secara tegas diakui oleh syarit dan telah ditetapkan ketentuan-ketentuan hukum untuk merealisasikannya, Misalnya:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 471, "height": 66, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a) Agama merupakan fitrah bagi seseorang, pemerintah dalam menerapkan tujuan syarian yang bersifat daruriyah ini harus melindungi agama bagi setiap warga negaranya. Dalam keberagaman Islam selalu mengembangkan tasammuh (toleransi) terhadap pemeluk agama lain.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 470, "height": 30, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b) Perlindungan terhadap jiwa, hikmah keberadaan syariah dengan aturannya melindungi jiwa manusia agar terhindar dari kezaliman orang lain. Allah berfirman dalam QS al- Isra’/ 17: 33:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 70, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 542, "width": 442, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 599, "width": 470, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "6 Achmad Musyahid, “DISKURSUS MASLAHAT MURSALAH DI ERA MILINEAL (Tinjauan Filosofis Terhadap Konsep Maslahat Imam Malik),” Mazahibuna; Jurnal Perbandingan Mazhab 1, no. 2 (2019), https://doi.org/10.24252/mh.v1i2.10625. h. 142", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 636, "width": 469, "height": 35, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "7 Supardin Supardin and Abdul Syatar, “Adultery Criminalization Spirit in Islamic Criminal Law: Alternatives in Indonesia’s Positive Legal System Reform,” Samarah: Jurnal Hukum Keluarga Dan Hukum Islam 5, no. 2 (2021): 913 – 27, https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/sjhk.v5i2.9353.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 414, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "8 Tototok dan Samsul Munir Amin Jumantoro, Kamus Ilmu Ushul Fikih (Jakarta: Hamzah, 2005). h. 200", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 364, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "9 H.M. Hasbi Umar, Nalar Fiqh Kontemporer (Jakarta: Gaung Persada Press, 2007). h. 112.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 470, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "10 Misran, “Al -Maslahah Mursalah (Suatu Metodologi Alternatif Dalam Menyelesaikan Persoalan Hukum Kontemporer,” Jurnal.Ar-Rainry.Ac.Id , n.d., 10 – 12.", "type": "Footnote" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "223 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 74, "width": 442, "height": 27, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan”.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 107, "width": 471, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c) Keberadaan syariah ialah melindungi akal pikiran supaya ia tetap sehat dan berfungsi dengan baik. Segala perkara yang dapat merusak kesehatan akal harus segera disingkirkan. Allah berfirman dalam QS al-Maidah/ 5: 91:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 161, "width": 70, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjemahnya:", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 176, "width": 442, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 237, "width": 471, "height": 48, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "d) Perlindungan terhadap kehormatan manusia, karena manusia adalah mahkluk mulia, kehormatannya senantiasa dijaga dan dilindungi oleh syariah. Allah berfirman QS al- Isra’/ 17: 70:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 291, "width": 73, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 306, "width": 435, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 368, "width": 470, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Perlindungan terhadap harta, untuk menjaga harta agar tidak beralih tangan secara tidak sah, atau dirusak orang, syariat Islam telah mengaturnya. Misalnya, Islam membolehkan manusia melakukan berbagai transaksi dalam muamalah. Allah berfirman dalam QS al- Nisa’/ 4: 29 : Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 437, "width": 435, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Hai orang -orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama- suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.", "type": "List item" }, { "left": 90, "top": 499, "width": 453, "height": 66, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. Maslahah Mulgha merupakan sesuatu yang dianggap maslahah oleh akal pikiran tetapi dianggap palsu karena kenyataannya bertentangan dengan ketentuan syariat. Misalnya penambahan harta melalui riba dianggap maslahah.Ketetapan seperti itu bertentangan dengan nass al-Quran dalam surat al-Baqarah ayat 275:", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 571, "width": 70, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 586, "width": 435, "height": 129, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "“Orang -orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 370, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "| 224", "type": "Page footer" }, { "left": 90, "top": 77, "width": 453, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Maslahah Mursalah adalah maslahah yang secara eksplisit tidak ada satu dalil pun baik yang mengakuinya maupun yang menolaknya. Secara lebih tegas maslahah mursalah ini termasuk jenis maslahah yang didiamkan oleh nash. Menurut Abdul Karim Zizan menyatakan bahwa yang dimaksud maslahah mursalah ialah: ‚Maslahah yang tidak disebutkan oleh nash baik penolakannya maupun pengakuannya. Dengan demikian maslahah mursalah merupakan maslahat yang sejalan dengan tujuan syara’ yang dapat dijadikan dasar pijakan dalam mewujudkan kebaikan yang dihajatkan oleh manusia agar terhindar dari kemadaaratan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 221, "width": 134, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.3. Pengertian Mudharat", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 471, "height": 66, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mudha rat secara etimologi adalah bersal dari kalimat “al - Dharar” yang berarti sesuatu yang turun tanpa ada yang dapat menahannya. Al-dharar adalah membahayakan orang lain secara mutlak, sedangkan al-dhirar adalah membahayakan orang lain dengan cara yang tidak disyariatkan. 11", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 471, "height": 138, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan dharar secara terminologi ada beberapa pengertian diantaranya adalah Abu Bakar al-Jashas, mengatakan makna Dharar adalah ketakutan seseorang pada bahaya yang mengacam nyawanya atau sebagian anggota badannya. Menurut al-Dardiri, Dharar ialah menjaga diri dari kematian atau dari kesusahan yang teramat sangat. Menurut sebagian ulama dari Mazhab Maliki, Dharar ialah mengkhawatirkan diri dari kematian berdasarkan keyakinan atau hanya sekedar dugaan. Menurut al-Suyuti, Dharar adalah posisi seseorang pada sebuah batas, kalau ia tidak mengkonsumsi sesuatu yang dilarang maka ia akan binasa atau nyaris binasa. 12", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 471, "height": 84, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan al-Nabawi menguti pendapat al-Khusni mengatakan bahwa dhirar adalah sebagai perbuatan yang menguntungkan diri sendiri tetapi merugikan orang lain, sedangkan dharar adalah perbuatan yang merugikan orang lain tetapi tidak menguntungkan diri sendiri. 13 Dalam QS. al-Qhasas: 77/28 Terjemahnya:", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 542, "width": 434, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di Bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. 14", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 575, "width": 350, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hadist Rasulullah saw. riwayat dari Ahmad bin Hanbal dari Ibnu Abbas:", "type": "Text" }, { "left": 484, "top": 593, "width": 57, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ر ر ضلا را ر ضلاو", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 611, "width": 41, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Artinya:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 349, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "11 Ali Ahmad Al-Nadwi, Al-Qawaid Al-Fiqiyyah (Damaskus: Dar al-Qalam, 1994). h. 287", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 470, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "12 Abd al-Rahman bin Abi Bakar Al-Suyuti, Asbah Wa Al- Nazhair Dharar Fi Al-Furu (Bāirut: Dār al -Kutub al-Ilmiah, n.d.). h. 60", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 172, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "13 Al-Nadwi, Al-Qawaid Al-Fiqiyyah . h. 288", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 255, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "14 Kementrian agama RI, al- Qur’an dan Terjemahannya, h. 394.", "type": "Footnote" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "225 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 77, "width": 430, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tidak boleh membahayakan dan tidak boleh (pula) saling membahayakan (merugikan). 15", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 95, "width": 183, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2.4. Tinjauan Umum tentang Ganja", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 113, "width": 105, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Pengertian Ganja", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 131, "width": 471, "height": 156, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja merupakan tanaman yang dianggap berbahaya oleh Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika karena dapat menimbulkan efek halusinasi bagi pemakainya. Selain itu, tanaman ganja juga dapat menyebabkan ketergantungan/adiksi sehingga tanaman ini memang butuh pengawasan ketat mulai dari penanaman hingga pemanfaatannya. Diketahui bahwa ganja memiliki kandungan tiga senyawa utama yakni CBN, CBD, dan THC. THC sendiri merupakan senyawa pada ganja yang dapat mengakibatkan pemakainya mengalami euphoria dan halusinasi. Komposisi kandungan senyawa dalam ganja tersebut amatbergantung pada tempat tumbuhnya ganja. Sehingga setiap wilayah produksi ganja memiliki susunan senyawa tanaman ganja yang berbeda-beda. 16", "type": "Text" }, { "left": 90, "top": 293, "width": 101, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Jenis-jenis Ganja", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 470, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tumbuhan ganja memiliki jenis-jenisnya sendiri. Ada banyak jenis tumbuhan ganja. Mulai dari yang kuat efeknya sampai yang biasa saja efeknya pun ada. Tumbuhan ganja berdasarkan penelitian dibagi menjadi 3, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 365, "width": 93, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Cannabis indica", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 92, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Cannabis sativa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 401, "width": 109, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Cannabis ruderalis", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 470, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja hibrida adalah ganja yang memiliki kualitas lebih baik dari pada ganja yang lain. Berikut ini jenis-jenis ganja hibrida: 17", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 455, "width": 65, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Easy rider", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 473, "width": 82, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. White widow", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 491, "width": 53, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "c. Big bud", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 526, "width": 129, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 545, "width": 471, "height": 85, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif lebih kepada sumber data-data yang dimanfaatkan dalam penyelesaiannya, karena dalam analisisnya menggunakan data-data yang bersumber dari kepustakaan (library research). Penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan. Dalam penelitian hukum, jenis ini termasuk ke dalam kategori penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum kepustakaan, oleh karena itu dalam penelitian ini bahan pustaka", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 285, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "15 Ahmad bin Hanbal, Al-Musnad (Muassasah al-Risalah, 1999). h. 438", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 470, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "16 Ni made pitri Susanti, “Identifikasi Kandungan Cannabinoid Dalam Ekstrak Batang Ganja Dengan Metode Al -Tlc Dan Hptlc Spectrophotodensitometry,” Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2 , 2012. h. 17", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 468, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "17 Josikie, Jenis-jenis tumbuhan ganja yang ada di dunia, https://josikie.com/jenis-jenis-tumbuhan-ganja-yang-ada- di-dunia/ , Diakses pada tanggal 10 September 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 370, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "| 226", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 471, "height": 48, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "merupakan data dasar yang dalam ilmu penelitian digolongkan sebagai data sekunder. Pendekatan Penelitian berdasarkan analisis data yang bersifat deskripsi, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan normatif yuridis.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 148, "width": 152, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 167, "width": 189, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1. Latar Belakang Pelegalan Ganja", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 185, "width": 471, "height": 246, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Usaha pelegalan ganja oleh kelompok-kelompok yang menyatakan bahwa ganja tidak dikriminalisasi. Sebaliknya, ganja sebagai konsumsi medis harus didukung. Salah satu pendapat mengungkapkan larangan ganja belum terbukti menjadi strategi yang efektif untuk mengurangi meluasnya pasar gelap atau bahaya kesehatan bagi ganja. Sebaliknya, pelarangan ganja telah membebani sistem peradilan pidana, menghasilkan dampak sosial dan kesehatan masyarakat yang sangat negatif, dan menciptakan pasar kriminal yang mendukung kejahatan terorganisir, kekerasan, dan korupsi. Berdasarkan alasan-alasan tersebut, akhirnya kebijakan tersebut akhirnya kebijakan pelegalan pasar ganja berkembang menjadi pilihan kebijakanyang semakin menarik untuk dipertimbangkan oleh negara-negara. Ketegangan yang terjadi antar golongan pendukung dan penolak ganja saat ini muncul karena adanya keputusan untuk menempatkan ganja di bawah pengawasan ketat sebagai bagian dari landasan hukum kontemporer, konvensi tunggal 1961. Melalui pengaturan ini, ganja dan zat lain yang terdaftar hanya boleh diproduksi, manufaktur, ekspor, impor, distribusi, perdagangan, digunakan, dan dimiliki dalam skala sangat eksklusif untuk tujuan medis dan ilmiah. 18", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 471, "height": 229, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja sebagai obat terlarang (illicit drug) yang paling banyak digunakan di dunia, dikategorikan dalam konvensi tunggal bersama golongannya dengan kokain dan heroin. Namun keputusan yang diambil lebih dari 50 tahun lalu ini dinilai sebagian besar pihak tidak memiliki pertimbangan bukti ilmiah yang terjadi mengenai risiko kesehatan relatif. Sekarang, konvensi mengenai pengendalian narkotika menjadi perjanjian internasional yang paling banyak mengikat negara-negara di dunia. Perjanjian yang berlaku universal ini, bagaimanapun, telah melewatkan beberapa aspek dalam perkembangannya. Kondisi negara penandatanganan konvensi tunggal sudah berbeda dari saat pertama perjanjian dibuat. Perjanjian pengendalian narkoba dibuat dengan menggabungkan beberapa perjanjian internasional tentang hal yang sama sejak 1912. Pada masa itu, narkoba masih menjadi barang langka dan sifatnya marginal. Itu sebabnya, hanya sebagian kecil negara yang paham akan narkoba dan bisa mengarahkan kebijakan ke arah yang mereka inginkan dan lebih berorientasi pada kebjakan pelarangan. Namun, sekarang beberapa penelitian telah mengungkapkan potensi ganja digunakan dalam bidang medis dan ilmu", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 427, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "18 UNODC(United Nations Office on Drugs and Crime), The International Drug Control Conventions , 2013.", "type": "Footnote" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "227 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 471, "height": 120, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengetahuan sehingga lebih memberi gambaran baru bagi dunia internasional tentang ganja. 19 Beberapa penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ganja dapat bermanfaat bagi pengobatan seseorang. Termasuk di dalamnya berpotensi sebagai obat nyeri kronis, mual, muntah akibat kemoterapi, dan gejala multiple sclerosis yang aman digunakan. Tinjauan kesehatan ini yang membuat beberapa negara mulai melonggarkan ketentuan bagi ganja pada level individu untuk pengobatan. Kehadirannya sebagai golongan I dalam konvensi tunggal dinilai akan menghambat pemanfaatan ganja sebagai obat. 20", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 203, "width": 473, "height": 120, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja diklasifikasi sebagai zat narkotika di bawah konvensi tunggal PBB tentang narkotika. Ini berarti bahwa obat tersebut hanya boleh digunakan untuk tujuan ilmiah dan medis (sebagai pengobatan yang disetujui) dan dilarang untuk dimiliki, dibudidayakan, dan dijual. Sebagian besar negara di dunia telah meratifikasi konvensi tersebut, yang artinya harus dimasukkan ke dalam perundang-undangan nasionalnya. Namun, bentuk Undang-Undang dan cara penerapannya sangat bervariasi dari satu negara ke negara lain. Di belanda misalnya, telah lama legal untuk menjual ganja di kedai kopi, tetapi penanaman dilarang, seperti halnya kepemilikan jumlah besar.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 471, "height": 246, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam meninjau serangkaian rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang ganja dan turunannya, komisi narkotika (commision on narcotic drugs/ CND) memusatkan perhatian pada keputusan untuk mengahpus ganja dari golongan IV dari konvensi tunggal 1961 tentang narkotika. Dalam konvensi ini, ganja terdaftar di samping opioid spesifik yang mematikan dan membuat ketagihan, termasuk heroin, yang dikenal memiliki sedikit atau bahkan tidak ada tujuan terapeutik. 53 Negara anggota CND, badan pembuat kebijakan obat pusat PBB, memilih menghapus ganja dari golongan itu. Sebelumnya, ganja telah ditempatkan di golongan tersebut selama 59 tahun yang mana mengharuskan langkah-langkah kontrol paling ketat berlaku, bahkan umumnya melarang penggunaanya untuk tujuan medis. Melalu hasil pungutan suara pada Reconved 63 rd Session Comision on Narcotics Drug dengan hasil 27 setuju, 25 menentang dan satu abstain, CND telah membuka pintu untuk mengenali potensi pengobatan dan terapeutik obat tersebut, meskipun penggunaanya untuk tujuan non-medis dan non-ilmiah akan tetap ilegal, keputusan tersebut dapat mendorong penelitian ilmiah tambahan ke dalam khasiat obat tanaman. 21", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 582, "width": 471, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di Indonesia sendiri jejak tanaman ganja tercatat di Maluku, tepatnya di Ambon lewat buku yang ditulis seorang ahli botani jerman-belanda pada tahun 1741 ia mengatakan bahwa", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 648, "width": 470, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "19 dan John walsh Bewley-Taylor, David, Martin Jelsma, Steve rolles, Cannabis Regulation and the UN Drug Treatie: Strategies for Reform (Adam Schoffer designed, 2016). h. 3", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 470, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "20 Nevy rusmarina dan Melina nuruk khofifah Dewi, “Transisi Penggolongan Ganja Dalam Perjanjian Pengendalian Narkoba PBB: Langkah Legalisas,” Khazanah Hukum Vol. 3 No. (n.d.). h. 65", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 470, "height": 23, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "21 UN News, UN commission reclassifies cannabis, yet still considered harmful , https://news.un.org/en/story/2020/12/1079132 , (Diakses pada tanggal 30 Agustus 2021).", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 370, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "| 228", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 471, "height": 66, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "tanaman ganja yang beredar tersebut digunakan sebagai rekreasi dan medis oleh masyarakat. 22 Pemanfaatan ganja juga dapat kita temui di aceh dimana ganja dijadikan bumbu masakan oleh masyarakat sekitar, namun pemanfaatan tanaman ganja mulai dilarang akibat diterbitkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun1976 akibat dari peratifikasian konvensi tunggal nartkotika 1961.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 471, "height": 264, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam sejarah perjalanan Undang-Undang narkotika telah mengalami dua kali amandemen menjadi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan terakhir Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009, mengacu pada regulasi narkotika yang baru yakni Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 ganja sendiri dikategorikan sebagai narkotika golongan I yang hanya dapat dipergunakan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kata lain apabila ganja tersebut dipergunakan dalam kepentingan medis maka perbuatan tersebut telah melanggar ketentuan Undang-Undang yang berlaku. Meskipun secara global penggunaan ganja untuk kepentingan medis sudah mulai lumrah tetap saja hingga saat ini pembicaraan mengenai legalisasi ganja untuk kepentingan medis di Indonesia masih menjadi isu yang cukup hangat. Adanya resistensi yang ditunjukkan oleh kelompok kontra menyebabkan sulit tercapainya legalisasi ganja untuk kepentingan medis di Indonesia. Salah satu kelompok yang paling lantang menolak legalisasi tersebut ialah BNN (Badan Nasional Narkotika) diwakili oleh Ibu Rieska Dwi Widayati, S.SI., M.Si selaku kepala bidang mutu dan riset pusat laboratorium narkotika mengatakan dengan adanya legalisasi penggunaan ganja tersebut ditakutkan berpotensi akan adanya penyalahgunaan pihak tertentu. 23", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 419, "width": 289, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2. Penggunaan Ganja sebagai Obat dalam Hukum Islam", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 437, "width": 471, "height": 157, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja adalah salah satu tanaman yang dianggap sebagian ulama seperti khamar , dilihat dari zat yang ada di dalam tumbuhan tersebut. Tetapi dalam ilmu Farmakologi ganja dan alkohol atau khamar adalah sesuatu yang berbeda, baik dalam bentuknya maupun zat yang terkandung didalamnya. Kata ر ْم َ خلا berasal dari kata رمخ - رمخي - رمخ ا yang berarti tertutup atau terhalang. Dalam menjelaskan arti kata khamar ini, Al-Qurthubi menemukakan: kata khamar berasal dari kata khamara atau setara yang berarti menutup. Sementara itu secara terminologi ganja ialah zat yang apabila dikonsumsi akan merusak fisik dan akal, juga membuat orang menjadi mabuk atau gila. Ganja memang juga termasuk kategori khamar (minuman keras), tetapi bahannya lebih berat dibanding zat itu sendiri. 24", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 600, "width": 470, "height": 30, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Di dalam Islam sampai abad ketiga Hijriah, fiqih tidak pernah berbicara soal ganja dan tidak ada dalil dalam syri’at Islam yang mengharamkannya secara mutlak. Berbeda halnya dengan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 660, "width": 469, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "22 Raja eben lumbanrau, Sejarah dan budaya ganja di Nusantara: Ritual, pengobatan, dan bumbu rempah makanan, https://www.bbc.com/indonesia/indonesia-51441909 , (Diakses pada 29 Agustus 2021.", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 468, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "23 Humas BNN, BNN Kembali Tegaskan Bahwa Ganja Dilarang Dan Berbahaya, https://bnn.go.id/bnn-kembali- tegaskan-bahwa-ganja-dilarang-berbahaya/ , (Diakses pada 29 Agustus 2021).", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 235, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "24 Nurul Irfan, Fiqh Jinayah (Jakarta: Amzah, 2015). h. 172", "type": "Footnote" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "229 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 471, "height": 156, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "minuman beralkohol yang bisa mengakibatkan kecelakaan dan kematian. 25 Dari kalangan mazhab Asysyafi’iyah, Imam Nawawi berkata, “seandainya dibutuhkan untuk mengkonsumsi sebagai ganja untuk meredam rasa sakit ketika mengamputasi tanga, maka ada dua pendapat di kalangan Asysyafi’iyah. Yang tepat adalah dibolehkan, jadi disini ganja menjadi boleh hukumnya jika digunakan sebagai obat, para ulama pun mengatakan tidak ada penjelasan dalam Al- Qur’an yang jelas mengenai hukum mengkonsumsi ganja, tapi karena ganja sudah disalahgunakan menjadi tidak boleh. Al-khatib Asy-syarbini yang juga dari kala ngan syafi’iyah berkata: “boleh menggunakan sejenis ganja dalam pengobatan ketika tidak didapati obat lainnya walau nantinya menimbulkan efek memabukan karena kondisi ini adalah kondisi darurat”.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 182, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3. Maslahah dan Mudharat Ganja", "type": "Section header" }, { "left": 104, "top": 257, "width": 99, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "a. Maslahah Ganja", "type": "List item" }, { "left": 107, "top": 275, "width": 313, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja memiliki potensi medis dalam pengobatan, diantaranya: 26", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 293, "width": 61, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1) HIV/AIDS", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 311, "width": 64, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2) Insomnia", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 329, "width": 51, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3) Kanker", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 347, "width": 46, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4) Asma", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 365, "width": 96, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "b. Mudharat Ganja", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 383, "width": 471, "height": 247, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ganja merupakan narkoba alami yang paling banyak beredar di masyarakat. Dampak yang ditimbulkan dari penyalahgunaan dan peredaran ganja di segala aspek yaitu pada perekonomian, keamanan, politik, dan pertanahan. Ditinjau dari segi ekonomi, perdagangan gelap narkoba menimbulkan gangguan instabilitas moneter dan kinerja perekonomian nasional akibat tindak kejahatan pencucian uang hasil perdagangan narkoba, menurunnya produktivitas nasional, menurunnya investasi asing. 27 Implikasi dari dampak ini yaitu menimbulkan gangguan pada kinerja pembangunan serta menghambat kesejahteraan dan keadilan. Melihat dampak dari bahayanya narkoba menjadikan pemerintah menempatkan ganja sebagai permasalahan sosial yang utama harus menjadi perhatian. Kerugian ekonomi akibat ganja ini terbagi menjadi dua, yaitu kerugian personal dan kerugian sosial. Kerugian personal atau pribadi berasal dari biaya untuk mengkonsumsi ganja dari pengguna yang telah mengalami adiksi, biaya terapi dan rehabilitasi, serta biaya produktivitasnya yang hilang. Uang yang digunakan untuk membeli ganja tidak memberikan nilai tambah ekonomi kepada pengguna dan cenderung melakukan perbuatan yang sia-sia. Lalu, penyalahan narkoba seperti ganja juga menimbulkan beban bagi", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 673, "width": 369, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "25 Dedi slamet Riyadi, Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah (Jakarta: Zaman, 2011). h. 54", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 685, "width": 470, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "26 M. taufan perdana Putra, Kebijakan Pendayagunaan Hemp (Ganja Industri) Untuk Kepentingan Industri Di Indonesia , n.d. h. 2-3", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 709, "width": 333, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "27 Badan narkotika Nasional, “Salahgunakan Narkoba Dapat Rusak Otak,” n.d. h. 4", "type": "Footnote" }, { "left": 72, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 370, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 518, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "| 230", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 77, "width": 470, "height": 30, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "perekonomian nasional (kerugian sosial). Kerugian ini yaitu berupa biaya terapi dan rehabilitasi para penyalahgunaan, biaya pencegahan, dan biaya penegakan hukum (tindakan kriminal). 28", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 89, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 149, "width": 470, "height": 102, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek maslahah mudharat terhadap pelegalan ganja sebagai obat (perspektif hukum islam), dalam mempertimbangkan maslahah dan mudharat ganja ketika digunakan untuk kesehatan dilihat terlebih dahulu kedharuratan hal tersebut, ketika hal tersebut dharurat maka ganja bisa digunakan sesuai kaidah yang ada dalam islam, tetapi ketika ganja tersebut disalahgunakan maka hal tersebut akan menjadi mudhrat yaitu membahayakan diri sendiri maupun orang lain.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 89, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 290, "width": 470, "height": 42, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Achmad Musyahid. “DISKURSUS MASLAHAT MURSALAH DI ERA MILINEAL (Tinjauan Filosofis Terhadap Konsep Maslahat Imam Malik).” Mazahibuna; Jurnal Perbandingan Mazhab 1, no. 2 (2019). https://doi.org/10.24252/mh.v1i2.10625.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 340, "width": 468, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Buti, Said Ramadhan. Dawabit Al-Maslahah Fi Al- Syari’ah Al -Islmaiyyah . Damsyik: al- Maktabah al-Amawiyyah, n.d.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 376, "width": 375, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Nadwi, Ali Ahmad. Al-Qawaid Al-Fiqiyyah . Damaskus: Dar al-Qalam, 1994.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 396, "width": 469, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Al-Suyuti, Abd al-Rahman bin Abi Bakar. Asbah Wa Al- Nazhair Dharar Fi Al-Furu . Bāirut: Dār al - Kutub al-Ilmiah, n.d.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 432, "width": 471, "height": 41, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Astuti, Sri, Ana Darwis, Abdul Wahid Haddade, and Andi Muhammad Akmal. “Sexual Deviation of Animals Between Law and Sharia ; a Comparative Analysis.” Mazahibuna: Jurnal Perbandingan Mazhab 3, no. 2 (2021): 118 – 29. https://doi.org/10.24252/mh.v3i2.22017.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 482, "width": 471, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bewley-Taylor, David, Martin Jelsma, Steve rolles, dan John walsh. Cannabis Regulation and the UN Drug Treatie: Strategies for Reform . Adam Schoffer designed, 2016.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 471, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Crime), UNODC(United Nations Office on Drugs and. The International Drug Control Conventions , 2013.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 552, "width": 470, "height": 27, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dewi, Nevy rusmarina dan Melina nuruk khofifah. “Transisi Penggolongan Ganja Dalam Perjanjian Pengendalian Narkoba PBB: Langkah Legalisas.” Khazanah Hukum Vol. 3 No. (n.d.).", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 588, "width": 471, "height": 26, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hall, W. “The Cannabis Policy Debate: Finding a Way Forward.” CMAJ. Canadian Medical Association Journal 162, no. 12 (2000): 1690 – 92.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 623, "width": 297, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hanbal, Ahmad bin. Al-Musnad . Muassasah al-Risalah, 1999.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 643, "width": 238, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Irfan, Nurul. Fiqh Jinayah . Jakarta: Amzah, 2015.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 470, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "28 Fajriah intan, Skripsi:” Subkultur legalisasi ganja (Studi tentang lingkar ganja nusantara dalam memperjuangkan legalisasi ganja di Indonesia) , (Jakarta, 2015), h. 77-78.", "type": "Footnote" }, { "left": 201, "top": 45, "width": 342, "height": 22, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Aspek Mashlahah Mudharat Pelegalan Ganja Sebagai Obat; Persfektif Hukum Islam Sherina Syam, et al.", "type": "Page header" }, { "left": 72, "top": 739, "width": 22, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "231 |", "type": "Page footer" }, { "left": 173, "top": 739, "width": 367, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SHAUTUNA: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Perbandingan Mazhab - Volume 3 Issue 1, May 2022", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 74, "width": 456, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jumantoro, Tototok dan Samsul Munir Amin. Kamus Ilmu Ushul Fikih . Jakarta: Hamzah, 2005.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 95, "width": 471, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "LGN, Tim. Hikayat Pohon Ganja 12.000 Tahun Menyuburkan Peradaban Manusia . Jakarta: Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2011.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 130, "width": 471, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Misran. “Al -Maslahah Mursalah (Suatu Metodologi Alternatif Dalam Menyelesaikan Persoalan Hukum Kontemporer.” Jurnal.Ar-Rainry.Ac.Id , n.d., 10 – 12.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 166, "width": 368, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Nasional, Badan narkotika. “Salahgunakan Narkoba Dapat Rusak Otak,” n.d.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 186, "width": 470, "height": 27, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Putra, M. taufan perdana. Kebijakan Pendayagunaan Hemp (Ganja Industri) Untuk Kepentingan Industri Di Indonesia , n.d.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 222, "width": 403, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Riyadi, Dedi slamet. Buku Induk Mukjizat Kesehatan Ibadah . Jakarta: Zaman, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 242, "width": 470, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Supardin, Supardin, and Abdul Syatar. “Adultery Criminalization Spirit in Islamic Criminal Law:", "type": "Text" }, { "left": 96, "top": 257, "width": 447, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Alternatives in Indonesia’s Positive Legal System Reform.” Samarah: Jurnal Hukum Keluarga", "type": "List item" }, { "left": 96, "top": 272, "width": 447, "height": 26, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dan Hukum Islam 5, no. 2 (2021): 913 – 27. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.22373/sjhk.v5i2.9353.", "type": "Table" }, { "left": 72, "top": 307, "width": 470, "height": 41, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Susanti, Ni made pitri. “Identifikasi Kandungan Cannabinoid Dalam Ekstrak Batang Ganja Dengan Metode Al- Tlc Dan Hptlc Spectrophotodensitometry.” Indonesian Journal of Legal and Forensic Sciences 2 , 2012.", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 357, "width": 393, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Umar, H.M. Hasbi. Nalar Fiqh Kontemporer . Jakarta: Gaung Persada Press, 2007.", "type": "Text" } ]
990b0c04-1f87-4a32-bba2-b73728346726
https://journal.umg.ac.id/index.php/ijpn/article/download/6384/4258
[ { "left": 152, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Text" }, { "left": 222, "top": 784, "width": 286, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 16", "type": "Page footer" }, { "left": 110, "top": 73, "width": 385, "height": 38, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HUBUNGAN KATEGORI TRIASE DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA DI INSTALASI GAWAT DARURAT DI RSUD KABELOTA DONGGALA", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 128, "width": 425, "height": 25, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The Correlation Between The Triage Category And The Anxiety Level Of Family In The Emergency Unit Of Kabelota Hospital, Donggala", "type": "Text" }, { "left": 181, "top": 168, "width": 269, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Afrina Januarista 1 , Sri Indriyani 2 , Viere Allanled Siauta 3", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 191, "width": 214, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1,2,3 Fakultas Kesehatan, Universitas Widya Nusantara", "type": "Text" }, { "left": 136, "top": 215, "width": 362, "height": 20, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alamat Kopasiensi : Jl. Untad 1 Kel.Tondo Kec.Mantikulore, Sulawesi Tengah-Indonesia E-mail : [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 275, "top": 252, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 264, "width": 435, "height": 213, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori triase sering kali menimbulkan rasa takut dan cemas baik kepada pasien ataupun keluarga yang berada di Instalasi Gawat Darurat. Tujuan Penelitian ini adalah untuk menganalisis Hubungan Kategori Triase dengan Tingkat Kecemasan Keluarga di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala. Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional studi. Populasi adalah semua keluarga yang berkunjung ke IGD RSUD Kabelota Donggala pada saat penelitian berlangsung dengan jumlah sampel sebanyak 96 orang yang didapatkan dengan menggunakan rumus perhitungan Lemeshow estimasi proporsi tidak diketahui. Teknik sampling dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling . Instrumen penelitian menggunakan State Anxiety Inventory dan lembar observasi triase. Data dianalisis menggunakan uji Chi-Square . Hasil Penelitian menunjukkan dari 96 pasien sebagian besar memiliki kecemasan sedang 37 orang (37,5). Sebagian kategori triase yaitu triase kuning 42 orang (43,7%), triase hijau 30 orang (31,3%), triase merah 24 orang (25,0%). Hasil uji bivariat didapatkan p-value 0,004 (p-value<0,05). Simpulan dari penelitian ini ada hubungan kategori triase dengan tingkat kecemasan keluarga di IGD RSUD Kabelota Donggala. Upaya yang harus dilakukan perawat dan petugas lainnya yaitu dengan memaksimalkan proses triase dan meminimalkan kecemasan kelurga dengan meningkatkan komunikasi terapeutik sehingga dapat mengurangi waktu tunggu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 492, "width": 227, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata kunci : Triase, Kecemasan, Keluarga Pasien", "type": "Text" }, { "left": 273, "top": 517, "width": 59, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 530, "width": 435, "height": 200, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The triage category often causes fear and anxiety to both patients and families who are admitted to the Emergency UnitThe aim of the research was to analyze the correlation between the Triage Category and Family Anxiety Level in the Emergency Unit of Kabelota Hospital, Donggala. This is quantitative research using a descriptive-analytic design with a cross-sectional study approach. The total population was 96 family members who visited the emergency unit at Kabelota Hospital, Donggala at the time of the research conducted and it was obtained using the Lemeshow calculation formula for estimating unknown proportions. The sample was taken by using a purposive sampling technique. The research instrument used the State Anxiety Inventory and triage observation sheet. Data were analyzed using the Chi-Square test. The results showed that among 96 pasients, about 37 people (37.5%) had moderate anxiety. About 42 people (43.7%) got yellow triage categories, about 30 people (31.3%) got green triage, and about 24 people (25.0%) got red triage. The bivariate test results obtained a p-value = 0.004 (p-value <0.05). The conclusion of this research mentioned that there is a correlation between the triage category and family anxiety level in the emergency unit of Kabelota Hospital, Donggala. The efforts that must be made by nurses and other health workers are to maximize the triage process & minimize family anxiety by increasing therapeutic communication so it could reduce the waiting time.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 745, "width": 202, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Triage, Anxiety, Patient's Family", "type": "Text" }, { "left": 23, "top": 17, "width": 163, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal IJPN Vol. 5, No.1 Juni 2024", "type": "Page header" }, { "left": 472, "top": 17, "width": 93, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "P-ISSN : 2746-5799", "type": "Page header" }, { "left": 23, "top": 36, "width": 543, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dx.doi.org/10.30587/ijpn.v5i1.6384 E-ISSN : 2747-156X", "type": "Text" }, { "left": 23, "top": 74, "width": 25, "height": 23, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 5055", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 776, "width": 286, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 17", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 205, "height": 162, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instalasi gawat darurat (IGD) yaitu tempat tindakan pelayanan kegawatdaruratan medis yang dibutuhkan oleh pasien gawat darurat dalam waktu segera untuk menyelamatkan nyawa dan pencegahan kecatatan. Pasien yang datang ke IGD akan menjalani proses triase, pasien akan mendapatkan pelayanan sesuai dengan kondisinya (Suprapto, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 204, "height": 276, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triase merupakan unsur utama yang penting di IGD karena terjadi penaikan jumlah kunjungan pasien ke rumah sakit dapat melewati instalasi ini. Kunjungan pasien di Instalasi Gawat Darurat terjadi peningkatan setiap tahunnya. Indonesia merupakan salah satu negara ASEAN dengan volume kunjungan pasien IGD yang tinggi (Sahensolar dkk, 2021). Data menunjukkan jumlah pasien yang berkunjung ke IGD mencapai 4.402.205 Jumlah tersebut merupakan akumulasi 12 persen kunjungan IGD dari RSU rujukan, atau 1.033 unit dan 1.319 unit rumah sakit lainnya (Kemenkes, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 205, "height": 219, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triase adalah cara penyortiran keadaan penderita berdasarkan keperluan pengobatan dan sumber daya yang ada. Terapi didasarkan pada keadaan Airway, Breathing dan Circulation (ABC). Triase diperuntukan sebagai pemilahan penderita yang terjadi di lapangan maupun di rumah sakit (Bobi, 2023). Keadaan gawat darurat pada pasien terbagi menjadi beberapa kategori triase yaitu merah (gawat darurat), kuning (gawat tidak darurat), hijau (tidak gawat tidak darurat) dan juga keadaan meninggal (hitam)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 205, "height": 105, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(Zahroh, Basri and Kurniawati, 2020). Kategori Triase sering kali menumbuhkan perasaan ketatakutan dan cemas terhadap pasien sekaligus keluarga pasien sedang menunggu atau berada di IGD (Amiman and Malara, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 186, "width": 207, "height": 333, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kecemasan merupakan perasaan seseorang yang terlalu berlebihan mengenai kekhawatiran (Astuti, 2023). Keadaan pasien yang berada di ruangan Instalasi Gawat Darurat menjadi sumber kecemasan atau kekhawatiran bagi pasien dan keluarga pasien (Sari dan Widiharti, 2022). Asumsi keluarga bahwa siapa yang datang lebih dulu akan cepat ditangani lebih dahulu. Ketidaktahuan keluarga pasien tentang sistem kerja di instalasi gawat darurat sehingga akan menimbulkan perasaan kurang puas, perasaan cemas dan juga pengalaman pertama mengantar pasien ke IGD dapat menyebabkan kecemasan sehingga bisa menimbulkan kemarahan, keletihan, stress, kebingungan, mondar mandir dan sering bertanya (Desy dan Arly, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 528, "width": 207, "height": 238, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian yang dilakukan oleh Hayyaturrahmi dan Halimuddin (2018) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga pasien di instalasi gawat darurat didapatkan bahwa keadaan pasien dapat mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga di instalasi gawat darurat dengan nilai p-value < 0,05. Studi tersebut menemukan bahwa banyak keluarga merasa khawatir ketika orang yang mereka cintai membutuhkan perhatian medis gawat darurat dan tidak darurat. Sekitar separuh keluarga dalam situasi gawat darurat", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 776, "width": 286, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 18", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 204, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "merasakan kecemasan sedang sampai", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 205, "height": 162, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecemasan berat (Hayaturrahmi dan Halimuddin, 2018). Hasil penelitian lain yang dilakukan Adi Nugroho (2019) tentang tingkat kecemasan keluarga pasien di instalasi gawat darurat (IGD) didapatkan bahwa hampir separuh atau (46,0%) dari 23 pasien mengalami kecemasan sedang, dan sebagian kecil (22%) dari 11 pasien mengalami kecemasan ringan p-value <0,05.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 262, "width": 204, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian tersebut menemukan bahwa tingkat kecemasan keluarga dengan tingkat kecemasan sedang dapat meningkat menjadi tingkat kecemasan atau panik yang sangat parah (Nugroho, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 357, "width": 204, "height": 352, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Studi pendahuluan dilakukan di IGD RSUD Kabelota Donggala dengan wawancara beberapa orang yang berada di IGD didapatkan petugas mengatakan bahwa biasanya terdapat keluarga yang mengamuk karena pasien merasa lambat ditangani. Data jumlah keseluruhan pasien yang berkunjung ke instalasi gawat darurat bulan Desember sampai Februari berjumlah 806 orang dan dari hasil wawancara kepada 4 orang keluarga pasien mengalami tanda dan gejala kecemasan seperti jantung berdebar-debar, bingung, susah tidur, gelisah, sering bertanya keadaan pasien, terlihat pucat, terlihat tatapan kosong. Dari uraian latar belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang Hubungan Kategori Triase dengan Tingkat kecemasan Keluarga pasien di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 52, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 323, "top": 91, "width": 207, "height": 637, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis penelitian ini yaitu penelitian kuantitatif menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional studi . Ini adalah jenis penelitian yang menekan waktu pengukuran atau pengamatan data variable independent (kategori triase) dan dependen (kecemasan keluarga) hanya sekali pada waktu yang bersamaan. Penelitian ini dilakukan di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala. Pada tanggal 03 – 10 Juli Tahun 2023. Populasi pada peneliti ini yaitu semua keluarga pasien yang berkunjung di Instalasi gawat darurat RSUD Kabelota Donggala yang berkunjung pada saat penelitian berlangsung. sampel dalam penelitian ini menggunakan estimasi proporsi populasi tidak diketahui dengan Rumus Lemeshow didapatkan jumlah sampel sebanyak 96. Teknik sampling dalam penelitian ini purposive sampling. Alat ukur pada penelitian ini yaitu menggunakan kuesioner State Anxiety Inventory (S-AI) dan lembar observasi triase. Cara yang dilakukan sebelum memulai pengumpulan data atau membagikan kuesioner, peneliti terlebih dahulu menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, serta menanyakan apakah pasien setuju atau tidak setuju. Jika pasien bersedia, peneliti akan membagikan kuesioner dan menjelaskan cara mengisi kuesioner serta memberikan formulir persetujuan menjadi pasien untuk ditanda tangani. Peneliti juga melakukan observasi triase dan mencatatnya pada lembar observasi kategori triase.", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 776, "width": 286, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 19", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 44, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Izin Etik", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 91, "width": 204, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian sudah sesuai dengan prinsip- prinsip etika penelitian yang dinyatakan dengan pernyataan komite etik Kedokteran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 205, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dan Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako NO. 5280/UN 28.1.30/KL/2023.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 224, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 250, "width": 145, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 269, "width": 161, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "A. Karakteristik Keluarga Pasien", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 287, "width": 204, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Karakteristik pasien dalam penelitian ini dapat terlihat pada tabel 1 sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 325, "width": 206, "height": 150, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan usia, jenis kelamin dan pendidikan di IGD RSUD Kabelota Donggala Karakteristik Pasien Frekuensi (f) Presentase (%) Usia 17-25 Tahun 26-35 Tahun 36-45 Tahun 46-55 Tahun 56-60 Tahun", "type": "Table" }, { "left": 90, "top": 478, "width": 70, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis Kelamin", "type": "Section header" }, { "left": 90, "top": 415, "width": 185, "height": 174, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perempuan Laki-Laki Pendidikan S1 Diploma SMA/Sederajat SMP/Sederajat SD 32 33 17 10 4 64 32 16 1 38 14 27 33,3 34,4 17,7 10,4 4,2 66,7 33,3 16,7 1,0 39,6 14,6 28,1", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 593, "width": 125, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Data Primer (2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 612, "width": 204, "height": 142, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. menunjukkan bahwa dari 96 pasien dalam penelitian ini, umur keluarga pasien dikategorikan berdasarkan pembagian menurut Depkes (2009) yaitu 17-25 (remaja akhir) 32 pasien (33,3%) , 26-35 (dewasa awal) 33 pasien (34,4%), 36-45 (dewasa akhir) 17 pasien (17,7%), 46-55 (lansia awal) 10 pasien (10,4%) dan 56-60 (lansia akhir) 4", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 204, "height": 181, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "pasien (4,2%) . Jenis kelamin keluarga yang memiliki frekuensi tertinggi adalah perempuan yaitu 64 pasien (66,7%) dan frekuensi terendah adalah jenis kelamin laki- laki yaitu 32 pasien (33,3%). Riwayat pendidikan keluarga pasien yang tertinggi yaitu memiliki pendidikan SMA/Sederajat dengan jumlah pasien 38 (39,6%) dan paling terendah keluarga yang memiliki pendidikan Diploma dengan jumlah pasien 1 (1,0%).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 281, "width": 102, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "B. Analisis Univariat", "type": "Section header" }, { "left": 330, "top": 300, "width": 197, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Kategori triase di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 338, "width": 204, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori triase dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu merah, kuning dan hijau. Hasil analisis univariat pada variabel triase dapat terlihat pada tabel 1 sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 414, "width": 205, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Distribusi frekuensi pasien berdasarkan kategori triase Kategori Triase Frekuensi (f) Presentase (%) Merah Kuning Hijau 24 42 30 25,0 43,7 31,3 Sumber Data Primer (2023)", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 538, "width": 205, "height": 86, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. menunjukkan bahwa dari 96 pasien kategori triase yang paling banyak yaitu kategori triase kuning 42 (43,7%) pasien dan yang paling sedikit yaitu kategori triase merah 24 (25,0%) pasien.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 641, "width": 204, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Tingkat kecemasan keluarga pasien di", "type": "List item" }, { "left": 337, "top": 660, "width": 190, "height": 29, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Instalasi Gawat Darurat Kabelota Donggala", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 698, "width": 204, "height": 48, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kecemasan keluarga pada penelitian ini dikelompokkan menjadi 3 kategori yaitu ringan, sedang dan berat. Hasil analisis", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 222, "top": 776, "width": 286, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 20", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 204, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "univariat variabel tingkat kecemasan keluarga dapat terlihat pada tabel 3 sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 363, "height": 142, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 Distribusi Frekuensi Pasien berdasarkan tingkat kecemasan keluarga Kecemasan Frekuensi (f) Presentase (%) Ringan Sedang Berat 34 36 26 35,4 37,5 27,1 Sumber Data Primer (2023)", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 91, "width": 205, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 96 pasien dalam penelitian ini yang memiliki frekuensi tertinggi adalah pasien dengan cemas sedang yaitu 36 (37,5%) dan yang memiliki frekuensi terendah adalah pasien dengan cemas berat yaitu 26 (27,1%).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 237, "width": 95, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "C. Analisis Bivariat", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 256, "width": 385, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Analisis bivariat dari uji statistic chi-Square terlihat pada tabel 4 sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 275, "width": 442, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hubungan kategori triase dengan tingkat kecemasan keluarga di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 314, "width": 417, "height": 126, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Triase Kecemasan Total P-Value Ringan Sedang Berat f % f % f % f % Merah 5 5,2% 7 7,3% 12 12,5% 24 25,0% 0,004 Kuning 12 12,5% 21 21,8% 9 9,4% 42 43,7% Hijau 17 17,7% 8 8,3% 5 5,2% 30 31,3% Total 34 35,4% 36 37,5% 26 27.1% 96 100%", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 125, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber Data Primer (2023)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 488, "width": 205, "height": 29, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan tabel 4. Menunjukkan hasil uji statistic Chi-Square", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 507, "width": 205, "height": 105, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menunjukkan menunjukkan nilai p 0,004. Oleh karena p- value <0,05 maka secara statistik terdapat hubungan antara kategori triase dengan tingkat kecemasan keluarga di instalasi gawat darurat RSUD Kabelota Donggala.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 633, "width": 81, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 646, "width": 204, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori Triase di IGD RSUD Kabelota", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 665, "width": 47, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Donggala", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 684, "width": 204, "height": 86, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Triase merupakan hal penting untuk pemilahan pasien yang dilakukan di IGD Rumah Sakit. Diartikan bahwa triase sebagai bahan evaluasi yang dapat menentukan seberapa gawat daruratnya keadaan pasien", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 488, "width": 205, "height": 181, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "dan juga dapat menilai penanganan apa yang dibutuhkan oleh pasien (Sulastien dkk, 2022). Menentukan kategori triase di Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala menjadi tanggung jawab oleh perawat yang sudah terlatih karena akan menetapkan hidup dan matinya seseorang serta prioritas penanganan. Pemilahan kategori triase berdasarkan berat atau tidaknya cedera atau parahnya penyakit pasien.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 678, "width": 205, "height": 85, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Zahro dkk, Pengetahuan perawat mengenai triase sangat bermanfaat saat bertugas di IGD. Pentingnya pengetahuan kategori triase perawat terkait dengan pengambilan", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 787, "width": 287, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 21", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 204, "height": 124, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keputusan yang cepat, akurat dan dinamis dalam waktu singkat dengan informasi yang terbatas. Kesalahan yang dilakukan oleh perawat selama triase dapat menyebabkan over atau under triage, yang mempengaruhi perawatan yang diberikan kepada pasien dan keamanan jiwa pasien (Zahroh dkk, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 207, "height": 200, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kategori triase merah, pasien dengan kondisi mengancam jiwa namun berkemungkinan bisa hidup jika diberikan penanganan segera. Kategori triase kuning, pasien dengan membutuhkan penanganan dan tidak dapat bergerak dengan bebas. Hijau, pasien dengan cedera ringan masih dapat melakukan pergerakan secara baik dan dapat mencari pertolongan(Asti dkk, 2020). Pemilahan kategori triase dinilai berdasarkan airway, Breathing dan circulation (ABC).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 414, "width": 204, "height": 105, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Waktu tunggu kategori triase berdasarkan prioritas yaitu prioritas 1 waktu tunggu tindakan maksimum 10 menit, prioritas 2 waktu tunggu tindakan maksimum 30 menit dan prioritas 3 maksimum yaitu 60 menit (Makkasau dkk, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 547, "width": 204, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kecemasan keluarga di IGD RSUD Kabelota Donggala", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 585, "width": 205, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat kecemasan sedang hingga berat keluarga pasien di IGD RSUD Kabelota Donggala, berkaitan erat dengan faktor hubungan kekeluargaan semakin dekat hubungan keluarga semakin berat kecemasan yang dirasakan dikarenakan terdapat perasaan emosional tertentu, maka dari itu dalam hal ini koping individu seseorang dapat mempengaruhi kecemasan yang dirasakan keluarga. Minimnya koping keluarga pasien", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 204, "height": 29, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menjadi sebab tingkat kecemasan berat yang dialami.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 110, "width": 204, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Berlin dkk, didapatkan bahwa anggota keluarga inti memiliki tingkat kecemasan berat dari pada anggota keluarga lainnya, tanggapan kecemasan yang berlebihan disebakan karena keluarga inti yaitu orang tua bapak dan ibu serta anak memiliki perasaan emosional lebih tinggi sebab memiliki ikatan yang begitu kuat dalam berbagai ikatan misalnya (Berlin dkk, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 300, "width": 205, "height": 219, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keluarga yang memiliki tingkat kecemasan ringan di IGD RSUD Kabelota Donggala, keluarga yang sebelumnya pernah mempunyai pengalaman mengantar dan menunggu pasien di IGD karena telah merasakan berada diproses yang sama, walaupun merasakan kecemasan namun tidak seperti yang dirasakan saat pertama kali keluarga mengantar pasien di Instalasi Gawat Darurat. Oleh karena itu pengalaman menjadi salah satu faktor keluarga pasien merasakan cemas ringan.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 528, "width": 205, "height": 238, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh silvitasari dan Wahyuni didapatkan bahwa sebagian keluarga yang sudah terbiasa menunggu di IGD memiliki kecemasan ringan hingga tidak mengalami kecemasan diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Silvitasari dan Wahyuni yaitu pengalaman pertama pasien dan keluarga melakukan pengobatan sangat berharga untuk menaikkan mekanisme koping dalam melakukan pengobatan berikutnya (Silvitasari dan Wahyuni, 2019). Sedangkan hasil penelitian lain yang dilakukan oleh Hayaturrahmi dan", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 787, "width": 287, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 22", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 205, "height": 86, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Halimuddin tidak sejalan didapatkan bahwa pengalaman keluarga yang berkunjung ke Instalasi Gawat Darurat tidak mempengaruhi tingkat kecemasan (Hayaturrahmi dan Halimuddin, 2018).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 167, "width": 204, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Implikasi yang dapat diberikan kepada keluarga yang memiliki kecemasan di IGD", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 32, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RSUD", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 205, "height": 105, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabelota donggala dengan memberikan komunikasi terapeutik tentang kondisi pasien dan pemilahan berdasarkan kategori triase, karena semakin baik komunikasi perawat terhadap keluarga maka semakin berkurang kecemasan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 319, "width": 205, "height": 333, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hal yang penting tidak boleh dilupakan oleh perawat adalah melibatkan keluarga. Keluarga akan merasa cemas ketika salah satu anggota keluarga masuk ke Rumah Sakit dengan adanya komunikasi terapeutik antara perawat dan keluarga akan tercipta hubungan saling percaya sehingga dapat membantu keluarga dapat mengambil keputusan yang terbaik dan tentunya akan memberikan kepuasan bagi keluarga serta mengurangi kecemasan (Prabowo dkk, 2022). Penelitian yang dilakukan oleh kristiani dkk, tentang hubungan komunikasi terapeutik dengan tingkat kecemasan keluarga pasien, didapatkan uji kolerasi spearman rank 0,028 artinya kecemasan akan menjadi ringan jika komunikasi terapeutik baik (Kristiani dan Dini, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 680, "width": 204, "height": 48, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hubungan kategori triase dengan tingkat kecemasan keluarga di IGD RSUD Kabelota Donggala", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 737, "width": 204, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan kategori triase merah banyak yang memiliki", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 205, "height": 523, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "kecemasan berat 12 orang (12,5%), kategori triase kuning banyak memiliki kecemasan sedang 21 orang (21,8%) dan kategori triase hijau banyak memiliki kecemasan ringan 17 orang (17,7). Menurut peneliti terdapatnya hubungan kategori triase dengan tingkat kecemasan keluarga di Intalasi Gawat Darurat RSUD Kabelota Donggala, berkaitan dengan triase pasien yaitu merah (Gawat darurat), kuning (Gawat tidak darurat), hijau (tidak gawat tidak darurat) dengan tingkat kecemasan yang sesuai dengan kategori triase, dalam penelitian ini didapatkan bahwa jika keadaan pasien baik (kategori triase hijau) maka cemas keluarga ringan namun ketika keadaan pasien gawat darurat (merah) maka keluarga pasien akan mengalami cemas berat. Keluarga dapat menganggap bahwa triase merah maka gawat darurat pasien membutuhkan penanganan lebih cepat, jika triase kuning keluarga mengganggap pasien membutuhkan penangnan segera namun jika ada yg lebih parah bisa ditunda terlebih dahulu dan triase hijau bahwa pasien membutuhkan pemeriksaan namun tidak harus segera. Oleh karena itu kategori triase pasien menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan keluarga yang datang ke IGD.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 604, "width": 205, "height": 162, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Zaqyyah tentang hubungan triase pasien dengan tingkat kecemasan keluarga di Instalasi Gawat Darurat dengan nilai p-value <0,05. Studi tersebut menemukan bahwa banyak keluarga dari tingkat triase gawat darurat terjadi kecemasan berat (Zaqyyah dkk, 2022). Penelitian ini dudukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Asti bahwa", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 787, "width": 287, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 23", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 205, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ada hubungan antara triase pasien dengan kecemasan keluarga dengan hasil analisis bivariat uji chi square didapatkan p-value (0,000) artinya p-value <0,05 (Asti dkk, 2020). Menurut Kaplan dan Sadock (2015) teori mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan. Kecemasan ringan dilalami oleh keluarga pada keadaan medis pasien yang baik, dibanding dengan keluarga pada pasien dengan yang gawat darurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 281, "width": 205, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan pada penelitian ini kategori triase merah dengan tingkat kecemasan ringan 5 (5,2%) hingga sedang 7 (7,3%), Menurut peneliti terkait tingkat kecemasan sedang pada triase merah berhubungan dengan jenis kelamin dimana perempuan lebih banyak mengalami kecemasan dibandingkan laki-laki karena perempuan gampang terbawa emosi dan perasaan dalam menghadapi apa yang dialaminya dibandingkan laki-laki.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 490, "width": 204, "height": 276, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Sudarta tentang gambaran kecemasan keluarga penunggu pasien di UGD menunjukkan bahwa Wanita sering mengidap kecemasan dibuktikan dengan hasil diperoleh laki-laki 16 pasien 1 orang mengalami kecemasan sedang presentase (38,5%) dan perempuan 23 orang semua mengalami cemas sedang dengan presentase (59%) (Sudarta dkk, 2021). Hal ini didukung oleh penelitian sebelumnnya yang dilakukan oleh Madianingsih mendapatkan kecemasan banyak dialami pada perempuan sedangkan laki-laki lebih tenang dalam menghadapi keadaan tertentu (Madianingsih, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 204, "height": 124, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori yang dikemukakan oleh Kaplan dan Sadock (2015) bahwa salah satu faktor yang menyebabkan kecemasan yaitu jenis kelamin dimana Wanita lebih mengalami cemas dari pada pria dikarenakan wanita lebih peka terhadap emosinya, yang akhirnya bisa mempengaruhi perasaan cemas.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 205, "width": 204, "height": 314, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pada penelitian ini kategori kuning dengan kecemasan berat 9 pasien presentase (9,4%) berkaitan pada umur keluarga pasien, menurut peneliti terkait kategori triase kuning dengan tingkat kecemasan berat di IGD RSUD Kabelota Donggala bahwa semakin muda usia keluarga yang mengantar serta menunggu ini disebabkan oleh faktor usia yang muda sehingga belum cukup bisa mengatasi masalah dan stressor yang dialami. Adapun pasien yang berada di usia dewasa akhir pada usia ini seseorang masih kurang dewasa dalam menangani permasalahan, hal ini dikarenakan kemunduran fungsi tubuh yang terjadi pada usia tua dapat mengakibatkan kecemasan berat pada sebagian orang.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 528, "width": 204, "height": 200, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Amiman tentang gambaran kecemasan keluarga di Instalasi Gawat Darurat diperoleh sebanyak 41 pasien memiliki lebih banyak kecemasan di umur 15 – 29 tahun (Amiman and Malara, 2019). Menurut Ph dkk (2018) dalam Sihotang menyatakan salah satu faktor yang dapat menimbulkan kecemasan yaitu Umur. Umur mempunyai peranan penting jika berbeda usia maka tahap perkembangannya juga berbeda (Sitohang dkk, 2021).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 737, "width": 204, "height": 29, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut teori yang dikemukakan oleh Lestari yang mengatakan bahwa seseorang", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 787, "width": 287, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 24", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 205, "height": 124, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang berusia muda lebih rentan terkena stress, usia akan mempengaruhi konsep diri seseorang, semakin muda usia seseorang maka semakin kurang matang pengalaman pemecahan masalah, dasar pertumbuhan dan perkembangan seseorang dapat dilihat dari usianya (Lestari, 2015).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 205, "height": 390, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian menunjukkan kategori triase kuning dengan tingkat kecemasan ringan 12 pasien (12,5%). Asumsi peneliti bahwa tingkat kecemasan ringan pada kategori triase kuning berkaitan dengan tingkat pendidikan keluarga. Potensi terpapar informasi pada pendidikan yang lebih tinggi lebih memungkinkan dapat konsep penanganan yang dilakukan perawat di IGD sehingga cenderung memiliki tingkat kecemasan yang ringan, dikarenakan keluarga yang memiliki pendidikan tinggi lebih bisa mengontrol kecemasan. Namun pada penelitian ini ada juga yang berlatar belakang pendidikan tinggi ada juga yang mengalami kecemasan karena koping individu dalam menghadapi kecemasan berbeda-beda walaupun memiliki pengetahuan yang baik tetapi tidak bisa dipungkiri sebagian orang memang punya kecemasan berlebihan jika itu menyangkut keluarga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 604, "width": 204, "height": 162, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian yang dilakukan oleh Mulyanto dkk, didpatkan bahwa kategori pendidikan sangat erat kaitannya dengan tingkat pengetahuan seseorang, dalam hal ini tingkat pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang kondisi yang dialaminya saat ini. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi tingkat pengetahuannya dan semakin rendah", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 72, "width": 205, "height": 105, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "tingkat kecemasannya. Kematangan berpikir serta pengetahuan tentang mengelola kecemasan. Perasaan hati dan lebih menggunakan pikiran dari pada perasaan, dimana kecemasan lebih terkait dengan perasaan saat itu (Mulyanto dkk, 2022).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 186, "width": 205, "height": 333, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil penelitian juga menunjukkan kategori triase hijau dengan tingkat kecemasan sedang 8 pasien (8,3%) dan berat 5 pasien presentase (5,2%). Menurut peneliti kategori triase hijau dengan tingkat kecemasan sedang hingga berat berkaitan dengan pengetahuan keluarga pasien anggapan bahwa siapa yang datang duluan maka dia yang akan dilayani terdahulu hal tersebut akan menimbulkan perasaan cemas. Asumsi peneliti sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desy dan Arly pengetahuan keluarga pasien tentang triase terhadap penanganan kegawatdaruratan menimbulkan kepanikan, kecemasan dapat timbul pada keluarga pasien yang merasa tidak segera dilakukan penanganan (Desy dan Arly, 2020).", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 528, "width": 205, "height": 162, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Teori yang dikemukakan oleh Krisanti mengatakan saat pasien datang di Rumah Sakit, keluarga menganggap kondisi harus segera ditangani serta membutuhkan perhatian yang penuh. Jika mereka merasakan lambat ditangani maka pasien ataupun keluarga tidak bisa mengontrol kecemasan dan emosinya sehingga menyebabkan kemarahan (Krisanty dkk, 2016)", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 699, "width": 204, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya yang harus dilakukan perawat untuk memaksimalkan proses triase & meminimalkan kecemasan keluarga dengan meningkatkan komunikasi terapeutik dan", "type": "Text" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 787, "width": 287, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 25", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 72, "width": 204, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyesuaikan waktu tunggu berdasarkan dengan kategori triase pasien di Instalasi Gawat Darurat.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 148, "width": 55, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PENUTUP", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 204, "height": 124, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sebagian besar kategori triase di IGD RSUD Kabelota Donggala yaitu triase kuning. Sebagian besar keluarga yang datang mengantar serta menunggu di IGD mempunyai tingkat kecemasan sedang. Terdapat hubungan kategori triase dengan tingkat kecemasan keluarga di IGD RSUD", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 43, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kabelota", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 294, "width": 205, "height": 143, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Donggala. Bagi peneliti selannjutnya yang akan melakukan penelitian yang sama diharapkan dapat menambah sampel agar hasil penelitian lebih maksimal dan menambah variabel misalnya tentang pengalaman mengurus keluarga dengan riwayat penyakit tertentu dan menambahkan karakteristik pasien.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 465, "width": 104, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 489, "width": 205, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Amiman, S.P. and Malara, R. (2019) ‘Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat’, Jurnal Keperawatan , 7(2). Available at:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 540, "width": 165, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35790/jkp.v7i2.244", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 553, "width": 17, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "72.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 205, "height": 88, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Asti dkk, A. (2020) ‘Hubungan Triase Pasien Dengan Kondisi Psikologis Keluarga Di Unit Gawat Darurat’, Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan , 16(1), p. 110. Available at: https://doi.org/10.26753/jikk.v16i1.46 7.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 654, "width": 205, "height": 61, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Astuti, D. suryani muhammad samsyu wiji (2023) ‘Anxiety of Pregnant Women in Conducting Antenatal Care during the Covid-19 Pandemic: Literature Review’, Journal of health (JoH) ,", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 717, "width": 79, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "10(1), pp. 30–37.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 204, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Benjamin J. Sadock, Virginia A. Sadock, P.R.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 742, "width": 173, "height": 23, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2015) Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/clinical", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 72, "width": 128, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Psychiatry . Wolters Kluwer.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 205, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berlin, dkk (2022) ‘Hubungan Respon Time Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien dI IGD RSUD Buluye Napoa’e", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 121, "width": 172, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moutong’, Repository Universitas", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 136, "width": 128, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Widya Nusantara [Preprint].", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 148, "width": 205, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bobi, et al (2023) ‘Manajemen Pre-Hospital Terintegrasi’. Media Sains Indonesia, pp. 1–371.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 184, "width": 205, "height": 113, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Desy dan Arly, A. (2020) ‘Response time dengan tingkat kecemasan keluarga pasien di unit gawat darurat rumah sakit Dr. A. K .Gani Palembang’, In Proceeding Seminar Nasional Keperawatan , 6(1), pp. 202–206. Available at: http://conference.unsri.ac.id/index.php /SNK/article/view/1793.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 300, "width": 205, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Makkasau, dkk (2022) Keperawatn Gawat Darurat dan Manajemen Bencana . Makassar: RIZMEDIA PUSTAKA", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 338, "width": 65, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INDONESIA.", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 338, "width": 173, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at: https://www.google.co.id/boo ks/edition/KEPERAWATAN_GAWA T_DARURAT_DAN_MANAJEMEN", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 389, "width": 158, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "/rK-kEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=0.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 401, "width": 204, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hayaturrahmi and Halimuddin; (2018)", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 412, "width": 173, "height": 37, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat Darurat’, Jim Fkep ,", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 452, "width": 173, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "III(3), pp. 231–240. Available at: http://jim.unsyiah.ac.id/FKep/article/v iew/8437.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 490, "width": 205, "height": 73, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sulastien, dkk (2022) Buku Ajar Keperawatan Gawat Darurat Dilengkapi dengan diagnosa SDKI, SIKI SLKI dan manajemen disaste . Guepedia. Available at: https://books.google.co.id/boks?hl=id", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 566, "width": 204, "height": 98, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "&lr=&id=APNvEAAAQBAJ&oi=fnd &pg=PA3&dq=Pilihan+triage+yang+ tidak+tepat+akan+mengganggu+keam anan+pasien,++meningkatkan+mortal itas,+dan+morbilitas,+pemanfaatan+s umberdaya+yang++tidak+semestinya. +(Minggawati,+2018&ots=htB. Kemenkes (2019) ‘Efekasi Pelayanan Gawat", "type": "Text" }, { "left": 355, "top": 667, "width": 173, "height": 22, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darurat Berdasarkan Emergency Respon Time’. Available at:", "type": "Table" }, { "left": 355, "top": 692, "width": 167, "height": 48, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://yankes.kemkes.go.id/view_arti kel/594/efektivitas-pelayanan-gawat- darurat-berdasarkan-emergency- response-time.", "type": "List item" }, { "left": 323, "top": 743, "width": 204, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kristiani, R.B. and Dini, A.N. (2017)", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 753, "width": 173, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "‘Komunikasi Terapeutik Dengan", "type": "Table" }, { "left": 155, "top": 39, "width": 302, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Januarista, dkk / Jurnal IJPN Vol.5, No.1 Juni 2024, Hal : 16 - 26", "type": "Page header" }, { "left": 228, "top": 787, "width": 287, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal | Indonesian Journal Of Professional Nursing 2024 26", "type": "Page footer" }, { "left": 117, "top": 72, "width": 173, "height": 99, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Di Intensive Care Unit (Icu) Rs Adi Husada Kapasari Surabaya’, Adi Husada Nursing Journal , 3(2), pp. 71– 75. Available at: file:///C:/Users/MyBook 11/Documents/Komunikasi dengan tingkat kecemasan.pdf.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 171, "width": 205, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lestari (2015) ‘Kumpulan teori untuk kajian pustaka penelitian kesehatan’, in.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 199, "width": 123, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yogyakarta: Nuha Medika.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 209, "width": 205, "height": 177, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Madianingsih (2017) ‘Gambaran Kecemasan Keluarga Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) Rsud Wates Kulon Progo’, Stikes Jendral Ahmad Yani [Preprint]. Yogyakarta. Nugroho, A. (2019) ‘TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DR.Hardjono Ponorogo’, Universtitas Muhammadiyah Ponorogo [Preprint]. Available at: http://eprints.umpo.ac.id/4605/. Krisanty P, dkk. (2016) ‘Asuhan Keperawatan", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 386, "width": 173, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gawat Darurat’, in Buku Perguruan Tinggi . Jakarta Timur: CV. Trans Info", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 414, "width": 34, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Media.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 424, "width": 205, "height": 63, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sahensolar dkk, L. (2021) ‘Gambaran Tingkat Kegawat Daruratan Pasien Di Instalasi Gawat Darurat (Igd) Rumah Sakit Bhayangkara Kota Manado’, Jurnal Keperawatan , 9(1), p. 1. Available at:", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 490, "width": 165, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://doi.org/10.35790/jkp.v9i1.367", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 502, "width": 17, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "63.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 513, "width": 205, "height": 88, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sari, K.E. and Widiharti (2022) ‘Hubungan Informed Consent Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Sectio Caesarea Di Ruang Operasi Correlation Of Informed Consent With Anxiety Level Of Pre Operational Section Caesaria Patients In The", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 601, "width": 173, "height": 38, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Operating Room’, Indonesian Journal of Professional Nursing , 3(2), pp. 158– 165.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 642, "width": 205, "height": 111, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Silvitasari, I. and Wahyuni, W. (2019) ‘Response Time dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien di Ruang IGD RSUD Soehadi Prijonegoro Sragen’, Gaster , 17(2), p. 141. Available at: https://doi.org/10.30787/gaster.v17i2. 365. Suprapto (2021) Keperawatan Gawat", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 755, "width": 172, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Darurat & Manajemen Bencana .", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 72, "width": 107, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Politeknik Sandi Karsa.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 85, "width": 204, "height": 73, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Thomas Guntur Mulyanto, Ita Apriliyani, T. (2022) ‘Hubungan Response Time dengan Tingkat Kecemasan Keluarga Pasien Gawat dan Darurat di IGD RS Emanuel Kabupaten Banjarnegara’, Jurnal Pengabdian Mandiri [Preprint].", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 161, "width": 174, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Available at:", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 173, "width": 170, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://www.bajangjournal.com/index. php/JPM/article/view/3725/2737.", "type": "Text" }, { "left": 323, "top": 199, "width": 204, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tiur Romatua Sitohang, Yafi Sabila Rosyad,", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 211, "width": 174, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Firmina Theresia Kora, Y.A.R. (2021) Kecemasan Masyarakat Indonesia Selama Pandemi Covid-19 . Edited by", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 249, "width": 174, "height": 74, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Y.S. Rosyad. Zahir Publishing. Available at: https://www.google.co.id/books/editio n/KECEMASAN_MASYARAKAT_I NDONESIA_SELAMA_PA/796REA AAQBAJ?hl=id.", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 325, "width": 204, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Zahroh, R., Basri, A.H. and Kurniawati, E.", "type": "Text" }, { "left": 354, "top": 336, "width": 173, "height": 37, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2020) ‘Pengetahuan Standart Labeling Triage Dengan Tindakan Kegawatan Berdasarkan Standart", "type": "Table" }, { "left": 323, "top": 374, "width": 205, "height": 164, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Labeling Triage’, Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama , 9(3), p. 252. Available at: https://doi.org/10.31596/jcu.v9i3.628. Zaqyyah Huzaifah, Mira, N.H.P. (2022) ‘Hubungan Triase Pasien dengan Tingkat Kecemasan Keluarga dI Instalasi Gawat Darurat’, Journal of Nursing Invention [Preprint]. Available at: https://karya.brin.go.id/id/eprint/1378 8/1/Jurnal_Zaqyyah_Universitas Muhammadiyah", "type": "Table" }, { "left": 354, "top": 540, "width": 106, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Banjarmasin_2022.pdf.", "type": "Text" } ]
298a57e6-b3b0-4f22-9c57-182fa17081ba
https://journal.yrpipku.com/index.php/msej/article/download/1282/862
[ { "left": 120, "top": 39, "width": 262, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Management Studies and Entrepreneurship Journal Vol 3(6) 2022 : 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 85, "top": 770, "width": 419, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Submitted : 31 October 2022, Accepted : 7 November 2022, Published : 30 November 2022 Copyright © 2022 THE AUTHOR(S). This article is distributed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International license, http://journal.yrpipku.com/index.php/msej", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 86, "width": 428, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analysis Of The Role Of Social Media Marketing, Product Quality And Brand Awareness On Buying Decisions For Restaurant Customers In West Java", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 129, "width": 428, "height": 30, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis Peran Social Media Marketing, Kualitas Produk Dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Pelanggan Rumah Makan Di Jawa Barat", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 172, "width": 410, "height": 67, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rio Haribowo 1* , Hendy Tannady, Muhammad Yusuf, Galih Wisnu Wardhana, Syamsurizal Universitas Mulawarman 1 , Universitas Multimedia Nusantara 2 , Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Bandung 3 , Universitas Dharma AUB Surakarta 4 , Politeknik LP3I Jakarta 5 [email protected] 1* , [email protected] 2 , [email protected] 3 , [email protected] 4 , [email protected] 5", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 86, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "* Corresponding Author", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 45, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRACT", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 292, "width": 428, "height": 134, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This study aims to determine how much influence product quality, the social media marketing, and brand awareness on purchasing decisions in Restaurant Gajah Mungkur. This study uses a nonprobability sampling technique. The results of 200 respondents who processed using the SPSS Statistics 27 program showed that product quality variables influence purchasing decisions with a calculated T value> T table = 2.615> 1.972. Social media marketing variable influences the purchase decision with the calculated T va lue> T table = 3.896 > 1.972. Brand Awarness variable influences the purchase decision with a calculated T value> T table = 13.132 > 1.972. Variables of social media marketing, service quality, and location simultaneously influence purchasing decisions with a calculated F value> F table = 189.771> 2.650. This explains that Ho is rejected and Ha is accepted, which means that product quality, the social media marketing, and brand awareness variables affect purchasing decisions partially or simultaneously.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 426, "width": 361, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords : Product Quality Social Media Marketing, Brand Awareness, Purchase Decision", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 450, "width": 44, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ABSTRAK", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 463, "width": 428, "height": 146, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kualitas produk, pemasaran media sosial, dan kesadaran merek terhadap keputusan pembelian di Restoran Gajah Mungkur. Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling. Hasil dari 200 responden yang diolah dengan menggunakan program SPSS Statistics 27 menunjukkan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung> T tabel = 2,615> 1,972. Variabel pemasaran media sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung> T tabel = 3,896> 1,972. Variabel Brand Awarness berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai T hitung> T tabel = 13.132> 1.972. Variabel pemasaran media sosial, kualitas layanan, dan lokasi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian dengan nilai F hitung> F tabel = 189,771> 2,650. Hal ini menjelaskan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti variabel kualitas produk, pemasaran media sosial, dan kesadaran merek berpengaruh secara parsial maupun simultan. Keywords: Kualitas Produk, Pemasaran Media Sosial, Kesadaran Merek, Keputusan Pembelian", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 623, "width": 84, "height": 15, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 637, "width": 428, "height": 107, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saat ini Industri Kreatif masih menjadi sorotan pemerintah sejak adanya nya Badan Ekonomi Kreatif biasa disebut BEKRAF yang didirikan pada tahun 2015 oleh Presiden JokoWidodo. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan keterampilan, kreativitas, dan bakat yang dimiliki individu dalam menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan (Departemen Perdagangan RI tahun 2009). Karena adanya perkembangan bisnis dan banyak model bisnis yang bermunculan, maka terciptalah peluang untuk membuka banyak lini usaha di dalam sub sektor industri kreatif yang membuat para pelaku bisnis berbondong bondong menciptakan inovasi inovasi baru yang lebih kreatif", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4025", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "semata mata hanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat yang tidak ada habisnya.", "type": "Text" }, { "left": 124, "top": 273, "width": 349, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 1. Pertumbuhan Kontribusi Ekonomi Kreatif terhadap PDB Indonesia", "type": "Section header" }, { "left": 165, "top": 286, "width": 268, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sumber : Buku Laporan Kinerja Badan Ekonomi Kreatif 2019", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 300, "width": 430, "height": 174, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada gambar diatas menunjukkan hasil pengukuran data statistik, bahwa kinerja ekonomi kreatif Indonesia mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi kreatif pada tahun 2018 naik mencapai Rp 1.105 Triliun dengan nilai kontribusi terhadap PDB Nasional sebesar 7,16%, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp 1.009 Triliun. Namun jika dilihat dari nilai kontribusinya terhadap PDB nasional menurun yang pada tahun 2017 sebesar 7,24%. Di dalam 16 sub sektor industri kreatif ada beberapa yang memiliki kontribusi devisa yang tinggi bagi produk domestik bruto (PDB), Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio 2019- 2020 dalam konferensi pers BNI Java Jazz Festival 2020 di Jakarta, Rabu (26/2/2020) memaparkan bahwa ada tiga sub sektor yang memiliki kontribusi devisa yang tinggi bagi PDB adalah produk fesyen, kuliner, dan kriya. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), Wishnutama memaparkan bahwa kontribusi masing-masing sub sektor itu adalah 41% untuk kuliner, fesyen berkontribusi sebesar 17% dan kriya sebesar 14,9%.", "type": "Text" }, { "left": 171, "top": 620, "width": 261, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 2. kontribusi PDB di dalam industri kreatif 2019", "type": "Text" }, { "left": 232, "top": 634, "width": 135, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sumber : olahan peneliti 2021", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 647, "width": 429, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menurut ( k otler dan Armstrong, 2016), kualitas produk adalah kemampuan sebuah produk dalam memperagakan fungsinya, hal ini termasuk durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian, dan reparasi produk, juga atribut produk lainnya. Menurut (Gunelius, 2011) social media marketing merupakan suatu bentuk pemasaran langsung ataupun tidak langsung yang digunakan untuk membangun kesadaran, pengakuan, daya ingat, dan Tindakan untuk merek, bisnis, produk, orang, atau intensitas lainnya dan dilakukan dengan menggunakan alat dari web sosial seperti blogging, microblogging, social networking, social bookmarking, dan content sharing. Menurut Shimp", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4026", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 67, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2014) Brand awareness merupakan kemampuan sebuah produk akan merek untuk selalu ingat dalam ingatan konsumen saat memikirkan berbagai produk tertentu dan dengan mudah suatu merek akan mudah muncul dalam ingatannya. Menurut Suryani (2013:13) Keputusan pembelian adalah proses menerima, dan mengevaluasi informasi tentang produk tertentu.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 153, "width": 428, "height": 134, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Peneliti melakukan studi literatur untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi variabel keputusan pembelian, (Linggar Apriliya, 2016) dari Universitas Negeri Surabaya meneliti pembelian pada Mie Akhirat di kota Surabaya yang menyatakan bahwa kualitas produk dan brand awareness memiliki pengaruh yang positif terhadap keputusan pembelian. (Rudi Hartono, Rois Arifin, dan Moh. Hufron, 2020) dari Universitas Islam Malang meneliti pembelian pada Kuliner Mbok Taya menyatakan bahwa social media marketing yang paling memengaruhi keputusan pembelian Mbok taya. Setelah mengetahui rumusan masalah, maka perlu diadakan tujuan penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut untuk mengetahui pengaruh Kualitas produk, Social media marketing, brand awareness terhadap keputusan pembelian di Restaurant Gajah Mungkur", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 107, "height": 15, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Metode Penelitian", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 429, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan penjelasan diatas, agar penelitian ini dapat mempermudah dan dipahami maka dibuat dari keterkaitan antara variabel yang dianggap penting untuk diteliti. Penelitian ini mengunakan kualitas produk (X 1 ), social media marketing (X 2 ), dan brand awareness (X 3 ) sebagai variabel bebas (independen). Serta menggunakan keputusan pembelian (Y) sebagai variabel terikat (depenenden). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh kualitas produk, social media marketing , dan brand awareness terhadap keputusan pembelian pada Restaurant Gajah Mungkur dengan model konseptual sebagai berikut.", "type": "Text" }, { "left": 207, "top": 608, "width": 184, "height": 27, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gambar 3. Model Konseptual Penelitian Sumber : hasil olahan peneliti (2021)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 635, "width": 428, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Menurut (Sugiyono, 2016) metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/stat3istic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. (Sugiyono, 2016) menjelaskan bahwa rumusan masalah dalam metode kuantitatif yang digunakan adalah rumusan masalah asosiatif, yaitu rumusan masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih, di dalam penelitian ini metode tersebut digunakan untuk mengetahui apakah variabel kualitas produk, social media marketing dan brand awareness berpengaruh terhadap", "type": "Text" }, { "left": 153, "top": 433, "width": 169, "height": 53, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kualitas produk (X1) (H1) (H2)", "type": "Table" }, { "left": 147, "top": 489, "width": 104, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Social media marketing", "type": "Picture" }, { "left": 189, "top": 489, "width": 288, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(X2) Keputusan pembelian (Y)", "type": "Table" }, { "left": 296, "top": 513, "width": 26, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(H3)", "type": "Picture" }, { "left": 149, "top": 553, "width": 99, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Brand awareness (X3)", "type": "Table" }, { "left": 440, "top": 552, "width": 26, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(H4)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4027", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 237, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "keputusan pembelian di Restaurant Gajah Mungkur.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 428, "height": 67, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Penelitian ini akan dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner kepada responden yang sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan, yaitu responden yang mengetahui Restaurant Gajah Mungkur. Penyebaran kuesioner ini akan dilakukan pada bulan April 2021 sampai Mei 2021. Dalam jangka waktu tersebut, penelitian dilakukan dengan menyebarkan dan mengolah data kuesioner.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 166, "width": 428, "height": 134, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Menurut ( Sugiyono, 2017) metode kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersit kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah diterapkan. Di dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode data penelitian kuantitatif dari hasil penyebaran kuesioner yang terdapat sejumlah pertanyaan yang akan diisi oleh responden yang memenuhi kriteria yang ditetapkan. ( Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa kuesioner merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan yang tertulis kepada responden.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 314, "width": 127, "height": 15, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Hasil dan Pembahasan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 328, "width": 428, "height": 40, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada uji hipotesis dalam penelitian ini terdapat uji linier berganda, uji koefisien determinasi, uji t, dan uji F yang dilakukan menggunakan IBM SPSS 27 dengan menguji pengaruh antar variabel.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 113, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Linear Berganda", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 396, "width": 428, "height": 26, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh secara linier antara sua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 422, "width": 428, "height": 208, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 1. Hasil Uji Linear Berganda Coefficient a Model Unstandardized Coefficients B (constant) 1.841 Kualitas Produk 0.008 Social Media Marketing 0.03 Brand Awareness 0.006 Berdasarkan tabel 1, persamaan regresi dapat dijabarkan atau dituliskan sebagai berikut : Rumus : Y = + X1 + 2 X2 + n Xn + e Sub Model : Y = 1,841 + 0,008X1 + -0,030X2 + 0,006X3 + e Dari hasil persamaan regresi di atas, dapat diartikan sebagai berikut : 1. Nilai konstanta yang didapat sebesar 1,841, artinya jika kualitas produk (X1), social media marketing (X2) dan brand awareness (X3) nilainya adalah 0, maka keputusan pembelian (Y) memiliki nilai sebesar 1,841", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 631, "width": 429, "height": 53, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Koefisien regresi variabel kualitas produk (X1) sebesar 0,008, artinya jika kualitas produk (X1) mengalami kenaikan satu satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,008 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 685, "width": 429, "height": 54, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Koefisien regresi variabel social media marketing (X2) sebesar 0,030, artinya jika social media marketing (X2) mengalami kenaikan satu satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,030 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 740, "width": 429, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Koefisien regresi variabel brand awareness (X3) sebesar 0,006, artinya jika brand", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4028", "type": "Page footer" }, { "left": 100, "top": 85, "width": 414, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "awareness (X3) mengalami kenaikan satu satuan, maka keputusan pembelian akan mengalami peningkatan sebesar 0,006 satuan dengan asumsi variabel independen lainnya bernilai tetap", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 144, "width": 160, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 157, "width": 428, "height": 54, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar persentase pengaruh variabel kualitas produk (X1), social media marketing (X2) dan brand awareness (X3) terhadap keputusan pembelian (Y). Hasil pengolahan data determinasi dengan menggunakan IBM SPSS 27 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.", "type": "Text" }, { "left": 165, "top": 211, "width": 270, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summaryb Model Adjusted R Square 1 0.744 Sumber : Pengolahan data IBM SPSS 27 olahan peneliti 2021", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 280, "width": 429, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 2. di atas menunjukkan nilai R 2 (adjusted R square) sebesar 0,744 (74,4%). Hal ini menunjukkan persentase pengaruh variabel independen kualitas produk (X1), social media marketing (X2) dan brand awareness (X3) terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y) sebesar 74,4%.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 80, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Analisis Uji t", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 362, "width": 428, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis uji t dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan atau pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini juga mencari nilai signifikansi dan juga nilai thitung dan ttabel dalam penelitian ini. ttabel dapat dicari pada tabel statistik 0,05 dengan df = n - k – 1 atau 200 – 3 – 1 = 196. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Excel =TINV (0,05;196) = 1,972. Maka nilai ttabel sebesar 1,971.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 432, "width": 420, "height": 113, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 3. Hasil Analisis Uji t Coefficienta Model Sig. Nilai t Hitung Nilai t Tabel Keterangan Kualitas Produk 0.01 2.615 1.972 Tidak Berpengaruh Social Media Marketing 0.001 3.896 1.972 Berpengaruh Signifikan Brand Awareness 0.001 13.132 1.972 Berpengaruh Signifikan Sumber : Pengolahan data IBM SPSS 27 olahan peneliti 2021 Berdasarkan hasil output SPSS uji t pada tabel 3 adalah :", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 546, "width": 429, "height": 70, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "1. Pada variabel kualitas produk (X1) menunjukkan thitung sebesar 2,615 yang artinya bahwa thitung > ttabel = 2,615 > 1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,01 < 0,05. Dapat diartikan bahwa variabel kualitas produk (X 1 ) berpengaruh terhadap keputusan pembelian, artinya variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan demikian H1 diterima.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 616, "width": 429, "height": 56, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Pada variabel social media marketing (X 2 ) menunjukkan thitung sebesar 3,961 yang artinya bahwa thitung < ttabel = 3,896 > 1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,001<0,05. Dapat diartikan bahwa variabel social media marketing (X 2 ) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan demikian H2 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 672, "width": 419, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Pada variabel brand awareness (X 3 ) menunjukkan thitung sebesar 12,120 yang artinya bahwa thitung < ttabel = 13,132 > 1,972 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Dapat diartikan bahwa variabel brand awareness (X 3 ) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan demikian H3 diterima.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4029", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 82, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Hasil Analisis Uji F", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 99, "width": 429, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Analisis uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel kualitas produk (X 1 ), social media marketing (X 2 ) dan brand awareness (X 3 ) secara bersama – sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y) atau tidak. Pengajuan dilakukan dengan membandingkan F hitung dengan F tabel. F tabel dapat dicari pada tabel statistik dengan signifikansi 0,05 dengan df 1 (jumlah variabel – 1) atau 4-1 = 3 dan df 2(n – k – 1) atau 200 - 3 – 1 = 196. Kemudian dimasukkan ke dalam rumus Excel FINV (0,05 ; df1 ; df2) atau FINV (0,05 ; 3 ; 196) = 2,650.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 193, "width": 388, "height": 102, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tabel 4. Hasil Analisis Uji F ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 3461.480 3 1153.827 189.771 <.001 b Residual 1191.700 196 6.080 Total 4653.180 199 Sumber : Pengolahan data IBM SPSS 27 olahan peneliti 2021", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 295, "width": 428, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil output SPSS 27 pada tabel 4. di atas menunjukkan nilai F hitung sebesar 189,771 > 2,650. Hal ini menjelaskan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa variabel kualitas produk (X 1 ), social media marketing (X 2 ) dan brand awareness (X 3 ) secara bersama – sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 349, "width": 428, "height": 121, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Selanjutnya, pada indikator pemilihan tempat penyalur memiliki nilai mean yang cukup tinggi sebesar 3,43 pernyataan nomor 3 yaitu ‘Memilih Restaurant Gajah Mungkur karena lokasi strategis dan mudah dijangkau’. Hal ini dikarenakan banyak dari responden yang memang berdomisili dekat dengan lokasi Restaurant Gajah Mungkur dan mengetahui Restaurant Gajah Mungkur dari orang terdekat, namun dengan adanya akses yang tersedia seperti saat ini yang memberikan kemudahan bagi mereka yang ingin mendatangi Restaurant Gajah Mungkur tanpa perlu mengkhawatirkan jarak pihak Restaurant Gajah Mungkur memiliki kesempatan yang baik untuk lebih memasarkan Restaurant nya supaya bertambahnya calon konsumen.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 484, "width": 60, "height": 27, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "5. Penutup Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 512, "width": 429, "height": 233, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut Variabel kualitas produk memiliki nilai t hitung (2,615 > 1,972) dan nilai signifikansi sebesar 0,01 < 0,05. Dapat diartikan bahwa variabel kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian, artinya variabel kualitas produk secara tersendiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak.Variabel social media marketing memiliki nilai t hitung (3,896 > 1,972) dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Dapat diartikan bahwa variabel social media marketing berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, artinya variabel social media marketing secara tersendiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak. Variabel brand awareness memiliki nilai t hitung (13,132 > 1,972) dan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05. Dapat diartikan bahwa variabel brand awareness berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, artinya variabel brand awareness secara tersendiri (parsial) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak. Dari hasil uji F Berdasarkan hasil output SPSS 27 menunjukkan nilai F hitung sebesar 189,771 > 2,650. Hal ini menjelaskan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima, yang artinya bahwa variabel kualitas produk (X 1 ), social media", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4030", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "marketing (X 2 ) dan brand awareness (X 3 ) secara bersama – sama berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 126, "width": 26, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Saran", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 428, "height": 80, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti saat melakukan penelitian, ada banyak hal yang dapat diperhatikan oleh penelitinya selanjutnya yaitu :Peneliti selanjutnya dapat mengembangkan variabel-variabel yang tidak digunakan dalam penelitian ini. Memperbaiki dan mengembangkan indikator yang digunakan dalam kuesioner yang ada pada tiap variabel penelitian dengan teori terbaru agar mendapatkan respon yang lebih spesifik dari responden.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 233, "width": 73, "height": 15, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 248, "width": 428, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran jasa . Bandung : Alfabeta. Armstrong, G., & Kotler, P. (2014). Marketing: An Introduction 12th Edition. Armstrong, G., & Kotler, P. (2018). Principles of Marketing 15th Global Edition . Pearson. Assauri, S. (2014). Operational Strategic Lean Operation Process. Jakarta : Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 429, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bandung: Alfabeta. Deodata, A. (2019). Brand Awareness dan Brand Trust Terhadap keputusan Pembelian Fast Food Kentucky Fried Chicken Cabang Taman Mini. Jurnal administrasi Bisnis. 3(2) : 1-10. Diyatma, A. (2017). Pengaruh Promosi Melalui Media Sosial Instagram terhadap Keputusan Pembelian Produk Saka Bistro & Bar. Jurnal E-Proceeding of Management. 4(1).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 382, "width": 429, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Durianto, et al, (2011), Strategi Menaklukkan Pasar . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. England: Pearson Education, Inc.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 409, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ghozali, Imam. (2018). AplikasiAnalisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25 . Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 436, "width": 429, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Godey, Bruno. ( 2016 ) . Social Media Marketing Efforts of Luxury Brands: Influence on Brand Equity and Consumer Behavior. Journal of Business Research 09 (2016) 5833- 5841. Gunelius, Susan. (2011). 30 Minute Social Media Marketing. Untited States: McGraw Hill. Hair, et al. (2014). Multivariate Data Analysis , New International Edition. New Jersey : Pearson.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 503, "width": 428, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harto, B., Juliawati, P., Dwijayanti, A., Nurdiani, T. W., Suyoto, Y. T., Ariawan, J., Magdalena., Tannady, H. (2022). Peran Promosi, Eco Friendly Packaging Dan Harga Dalam Mempengaruhi Keputusan Pembelian Pelanggan Produk Ritel Kopi Susu. Jurnal Kewarganegaraan, 6(3) : 5223-5228.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 557, "width": 428, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ikhtiasari, S., Suwitho (2019). Pengaruh Harga, Kualias Produk dan Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian Richeese Factory. Jurnal Ilmu dan Riset Manejemen. Vol.8, No.7.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 597, "width": 429, "height": 53, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jamali, M., & Khan, R. (2018). The impact of consumer interaction on social media on brand awareness and purchase intention Case study of Samsung. Journal of Marketing , 1, 114. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia. 2009. Studi Industri Kreatif Indonesia 2009. Departemen Perdagangan Republik Indonesia. Depdag RI, 2009.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 651, "width": 428, "height": 26, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler dan Amstrong. (2016). Prinsip – prinsip Pemasaran . Jilid 1 dan 2. Edisi 12. Jakarta : Erlangga", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 682, "width": 428, "height": 27, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kotler, Philip and Kevin Lane Keller. (2016). Marketing Management. 15th Edition. New Jersey: Pearson Education Limited.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 709, "width": 429, "height": 40, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kurniawan, I., Wahab, Z., Nailis,W. (2016). Pengaruh Brand Image dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Produk Pizza Hut di Kota Palembang. Jurnal Ilmiah Manajaemen dan Bisnis Terapan, 8(1)", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4031", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kusnadi, I. H., Saefullah, A., Rahayu, D. A., Khristianto, W., Tannady, H., Susanto, P. C., Magdalena., Suyoto, Y. T. (2022). Peran Motivasi Ekstrinsik dan Pelatihan Digital", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 112, "width": 399, "height": 27, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Marketing dalam Meningkatkan Kinerja Pelaku UMKM di Belitung Timur. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2):5025-5027.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 139, "width": 429, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Linggar Apriliya. (2016). Pengaruh Word Of Mouth, Kesadaran Merek dan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian (Studi Pada MIE AKHIRAT di Surabaya) , Jurnal Bisnis dan Manajemen, 8(2).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 180, "width": 429, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nuraini, Hadi, M. (2019). Pengaruh Social Media Marketing dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan pembelian pada Panties Pizza Malang. Jurnal Aplikasi Bisnis. 5(1). Rahayu, S., Nuryana, A., Arief, I., Khamaludin., Tan, H. T., Susanto, P. C., Magdalena., Tannady, H. (2022). Peran Minat Beli Dalam Hubungan Antara Kualitas Produk Dan Brand Awareness Terhadap Keputusan Pembelian Produk Suplemen Kesehatan. Jurnal Kewarganegaraan, 6(3) : 5545-5554.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 260, "width": 429, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rudi Hartono, Rois Arifini, dan Moh. Hufron. 2020. Pengaruh Strategi Promosi Sosial Media (Instagram) dan Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Kuliner Mbok Taya , e-jurnal Riset Manajemen (eJrm) UNISMA, 9(3).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 301, "width": 429, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Santoso, Putri A. (2017). Pengaruh konten post Instagram terhadap online Engagement Studi kasis Pada Lima Merek Pakaian Wanita . Jurnal Institusi Teknologi Sepuluh November . Viviek, Shiri. Sharon E.Beatty & Robert.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 341, "width": 428, "height": 39, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sarinah, Mardalena. (2017). Pengantar. Sleman : Deepublish Publisher. Setiawan, H. (2020). Manajemen Industri Kreatif: Teori dan Aplikasi . Sidoarjo : PT. Berkat Mukmin Mandiri", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 381, "width": 428, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siregar, A. P., Tannady, H., Jusman, I. A., Cakranegara, P. A., Arifin, M. S. (2022). Peran Harga Produk Dan Brand Image Terhadap Purchase Decision Produk Cold Pressed Juice Re.Juve. Management Studies and Entrepreneurship Journal, 3(4) : 2657-2665.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 421, "width": 428, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Soraya, N., Marlena, N. (2020). Pengaruh Word Of Mouth dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Bakso Boedjangan di Surabaya. Jurnal Penelitian Ilmu manajemen (JPIM). 5(3).", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 462, "width": 428, "height": 53, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sucahyowati, H. (2017). Pengantar Manajemen . Malang : Wilis. Sudarsono, H. (2020). Buku Ajar: Manajemen Pemasaran . Jawa Timur : CV.Pustaka Abadi. Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran Teori dan Implementasi . Yogyakarta : CV. Andi Offset.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 515, "width": 428, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sudaryono. (2017). Metode Penelitian Pendidikan . Jakarta : Kencana. Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D . Bandung : Alfabeta. Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta. Sunyoto, Danang. (2015). Perilaku Konsumen dan Pemasaran . CAPS: Yogyakarta. Suryati, Setyasari, U. E., Perwitasari, E. P., Pramono, S. A., Khamaludin., Somadiyono, S.,", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 596, "width": 399, "height": 40, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ichsan., & Tannady, H. (2022). Pengaruh Service Quality Dan Store Atmosphere Terhadap Customer Satisfaction (Studi Kasus Gerai Burger Cepat Saji ). Jurnal Kewarganegaraan , 6(3) : 5639-5643.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 636, "width": 428, "height": 94, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tannady, H., Sjahruddin, H., Saleh, I., Renwarin, J. M. J., Nuryana, A. (2022). Role of Product Innovation and Brand Image Toward Customer Interest and Its Implication on Electronic Products Purchase Decision. Widyakala Journal , 9(2) : 93-98. Tannady, H., Wardhana, A., Nuryana, A., Sesario, R., Arief, I., Suryawan, R. F., Bando, N., & Hernawan, M. A. (2022). Analisis Peran Service Quality Dan Brand Awareness Dalam Meningkatkan Consumer Satisfaction Pada Industri Ritel Food & Beverage (Studi Kasus Foodpedia) . Jurnal Kewarganegaraan, 6( 3) : 5282-5289.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 730, "width": 428, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Taufik, Y., Sari, A. R., Zakhra, A., Ayesha, I., Siregar, A. P., Kusnadi, I. H., Ratnawati., Tannady, H.", "type": "Text" }, { "left": 114, "top": 744, "width": 400, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "(2022). Peran Social Media Marketing dan Brand Awareness Terhadap Purchase", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 49, "width": 96, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haribowo, dkk (2022)", "type": "Page header" }, { "left": 406, "top": 53, "width": 103, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "MSEJ, 3(6) 2022: 4024-4032", "type": "Page header" }, { "left": 287, "top": 793, "width": 25, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4032", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 428, "height": 67, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Intention Produk Es Teh Indonesia. Jurnal Kewarganegaraan, 6(2) : 5234-5240. Verawaty., Sari, A. R., Nurdiani, T. W., Tannady, H., Nawangwulan, I. M., Anantadjaya, S. P. D., Diawati, P., & Dolphina, E. (2022). Upaya Meningkatkan Minat Beli Produk Kecantikan Melalui Peran Customer Review dan Harga (Studi Kasus Pengguna Shopee). Jurnal Kewarganegaraan, 6(3) : 5111-5116.", "type": "Text" } ]
b64c723a-d33c-951c-074c-a9a75ffbc814
https://bikdw.ukdw.ac.id/index.php/bikdw/article/download/74/55
[ { "left": 114, "top": 43, "width": 269, "height": 9, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2460-9684 [VOLUME: 02 – NOMOR 03 – September 2017]", "type": "Page header" }, { "left": 292, "top": 777, "width": 217, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana 489", "type": "Page footer" }, { "left": 257, "top": 85, "width": 100, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "RESENSI BUKU", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 130, "width": 416, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SELUK BELUK HIPERTENSI: PENINGKATAN KOMPETENSI KLINIS UNTUK PELAYANAN KEFARMASIAN", "type": "Section header" }, { "left": 184, "top": 176, "width": 245, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Edwin Pranata Laban, Rizaldy Taslim Pinzon", "type": "Text" }, { "left": 157, "top": 189, "width": 364, "height": 149, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Duta Wacana Judul : SELUK BELUK HIPERTENSI: Peningkatan Kompetensi Klinis Untuk Pelayanan Kefarmasian Penulis : Rita Suhadi, Phebe Hendra, Yosef Wijoyo, Dita Maria Virginia, Christianus Heru Setiawan Penerbit : Sanata Dharma University Press Tahun Terbit : 2016 Tebal Halaman : XVIII + 270 halaman", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 354, "width": 443, "height": 116, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, semakin banyak buku, literatur, artikel, jurnal, dan penelitian yang membahas tentang hipertensi, baik membahas secara khusus hipertensi itu sendiri atau hipertensi sebagai faktor risiko dan komorbid berbagai macam penyakit terutama penyakit kardiovaskular. Saat ini terjadi peningkatan prevalensi hipertensi di seluruh dunia, hipertensi menyebabkan kematian global tertinggi di dunia global dengan angka 7,5 juta atau 12,8%. Selain itu hipertensi juga menjadi penyebab berkurangnya kemampuan sehari-hari sebesar 3,8% baik disebabkan oleh hipertensi itu sendiri atau komplikasi dari hipertensi tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 470, "width": 443, "height": 155, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berdasarkan data 10 besar kematian di dunia tahun 2012, penyakit jantung berada di peringkat nomor 1, dilanjutkan dengan stroke, dan di nomor 10 adalah penyakit jantung terkait hipertensi. Penyakit kardiovaskuler sampai sekarang merupakan penyebab kematian terbesar dan hipertensi merupakan faktor risiko terbesar penyakit jantung tersebut dari tahun 2000 sampai dengan tahun 2012. Hasil dari Rikerdas 2013 yang melakukan pengukuran pada umur ≥18 tahun di Indonesia didapatkan prevalensi hipertensi sebesar 26,5% dan prevalensi tertinggi didapatkan di Bangka Belitung, lalu Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, dan Jawa Barat. Persentase penderita perempuan dengan hipertensi lebih tinggi dibandingkan laki-laki, dan terjadi peningkatan persentase seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi hipertensi di perkotaan cenderung lebih tinggi daripada di pedesaan.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 625, "width": 443, "height": 129, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Buku ini secara garis besar dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama tentang hipertensi yang berisi tiga bab dan bagian kedua tentang peningkatan profesionalisme apoteker dalam kasus hipertensi yang berisi tujuh bab. Sesuai judul buku ini, Seluk Beluk Hipertensi: Peningkatan Kompetensi Klinis untuk Pelayanan Kefarmasian, buku ini menyajikan pemaparan tentang hipertensi dari hal yang paling dasar. Di awal bagian buku ini menjelaskan tentang kardiovaskuler yang berkaitan dengan hipertensi, tentang bagaimana fisiologi jantung, katup jantung, dan sistem konduksi jantung. Dilanjutkan dengan penjelasan mendetail tentang penyakit hipertensi yang dipaparkan secara mendetail dari definisi, epidemiologi (dijelaskan pula tentang rules of halves di", "type": "Text" }, { "left": 226, "top": 43, "width": 173, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "[VOLUME: 02 – NOMOR 03 – September 2017]", "type": "Page header" }, { "left": 433, "top": 43, "width": 62, "height": 9, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "ISSN : 2460-9684", "type": "Page header" }, { "left": 98, "top": 777, "width": 213, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "490 Berkala Ilmiah Kedokteran Duta Wacana", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 85, "width": 443, "height": 168, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bagian epidemiologi), etiologi, klasifikasi (klasifikasi dibedakan menjadi berdasar JNC VII, JNC VIII, dan ESC), patofisiologi, sampai dengan komplikasi. Penatalaksaan dari hipertensi dibahas secara khusus dalam satu bab di akhir bagian pertama dari buku ini. Penatalaksaan hipertensi secara garis besar dibagi menjadi terapi non farmakologis dan terapi farmakologis, selain itu dijelaskan pula target tekanan darah yang harus dicapai berdasarkan guidelines yang berlaku. Buku ini membahas terapi non farmakologis dari segi gaya hidup dan pola makan secara mendetail. Dilanjutkan ke bagian terapi farmakologis, dalam buku ini dijabarkan secara mendetail obat-obatan yang bisa digunakan untuk terapi hipertensi, dibedakan menjadi tiap golongan dan dibahas dari dosis, interaksi obat, efek samping, sampai dengan pemilihan obat yang cocok mengkuti karakteristik pasien dan sesuai dengan guidelines . Di akhir bagian terapi dipaparkan pula terapi hipertensi pada populasi khusus seperti wanita hamil.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 253, "width": 443, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bagian kedua buku ini membahas tentang peningkatan profesionalisme apoteker dalam kasus hipertensi. Di awal bagian ini dijelaskan mengenai ranah pengembangan keterampilan pelayanan kefarmasian dan penjaminan mutu pelayanan yang dipaparkan juga mengenai metode digunakan, kemudian dilanjutkan layanan kefarmasian pada pasien yang berisi tentang masalah- masalah yang bisa timbul terkait dengan obat, metode penyelesaian kasus berdasarkan FIP, dan metode dokumentasi (SOAP dan beberapa metode lainnya). Bagian selanjutnya adalah tentang monitoring terapi, baik itu monitoring efek terapi, efek samping, dan progresifitas penyakit.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 369, "width": 446, "height": 142, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sedikit berbeda dengan buku tentang hipertensi lainnya, buku ini membahas mengenai Evidence Based Medicine . Dijelaskan bagaimana mencari referensi sumber yang berkualitas dan valid serta penjelasan mengenai tingkat bukti dan rekomendasi. Mulanya dijelaskan bagaimana menyusun pertanyaan terkait masalah, lalu cara mencari bukti klinis dan kemudian membuat critical apraisal sehingga pembaca diharapkan mampu memilih referensi yang tepat untuk dijadikan pedoman dalam penanganan hipertensi. Buku ini juga membahas mengenai farmakoekonomi, dimulai dari definisi, outcome, biaya, dan evaluasi farmakoekonomi (contoh: cost effectiveness analysis ). Di bagian akhir dari bagian kedua buku ini dijelaskan mengenai konseling dan pemberian informasi obat pasien serta cara peningkatan peran dan tanggung jawab apoteker.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 511, "width": 443, "height": 155, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Secara keseluruhan dari isi buku ini menarik dan mudah untuk dimengerti. Bahasa yang digunakan lugas dan mudah dipahami. Berbagai macam penjelasan yang ada dibuku ini dijelaskan secara mendetail dari dasar sampai mendalam tentang hipertensi dan tentang peningkatan profesionalitas apoteker dalam menghadapi kasus hipertensi. Data yang disajikan pun cukup up to date . Di dalam buku ini disajikan pula latihan-latihan yang ada di dalam setiap bab dan akhir dari buku ini yang akan membuat kita semakin mengerti tentang penanganan hipertensi, dimana hal ini belum tentu didapatkan di buku yang lain. Buku ini ditujukan secara khusus kepada para apoteker dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan terkait dengan hipertensi, meskipun begitu buku ini juga baik dibaca oleh semua kalangan medis termasuk dokter, perawat, dan praktisi kesehatan lainnya.", "type": "Text" } ]
bf02b15b-3535-e9e8-decc-c6c62041a9d7
https://jurnal.sttstarslub.ac.id/index.php/js/article/download/11/5
[ { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 79", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 191, "top": 121, "width": 246, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UPAYA PREVENTIF GURU KRISTEN", "type": "Section header" }, { "left": 141, "top": 142, "width": 341, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DALAM MENGHADAPI DEGRADASI MORAL ANAK", "type": "Title" }, { "left": 269, "top": 187, "width": 91, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari", "type": "Section header" }, { "left": 215, "top": 202, "width": 198, "height": 22, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sekolah Tinggi Teologi Sangkakala Salatiga [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 252, "width": 392, "height": 175, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstract : The current phenomenon of child delinquency leads to moral degradation. The fact is children are no longer victims of violence, but also become perpetrators. The emergence of cases of destruction, abuse, rape and even murder carried out by chil- dren, show the weakness of moral education in Indonesia. There are two main factors that influence, namely external and internal. There needs to be synergy between par- ents, teachers and the community to educate children. In addition to moral education in the family and society, school becomes a parent's partner to educate and instill moral values for children in school. In this case, the teacher has a big role in shaping the child into a moral person. Especially in this case, Christian teachers (teachers who are Chris- tian) need to have an awareness of children's needs for moral values because these values are in line with noble Christian values. This research is here to help Christian teachers by offering steps to be able to teach moral values for children in school. The author used descriptive method so that readers can see a picture of the research re- sults more closely. The efforts to overcome children's moral degradation in school in- clude creating a moral community, designing shared moral discipline, upholding moral discipline, teaching conflict resolution and guiding students.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 444, "width": 300, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: preventive efforts, Christian teachers, children's morals", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 473, "width": 392, "height": 196, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak: Fenomena kenakalan anak saat ini mengarah pada terjadinya degradasi mor- al. Hal ini nampak pada fakta bahwa anak bukan lagi menjadi korban namun juga men- jadi pelaku. Munculnya kasus pengerusakan, aksi perundungan, pemerkosaan bahkan pembunuhan yang dilakukan oleh anak, menunjukkan masih lemahnya pendidikan moral di Indonesia. Ada 2 faktor utama yaitu internal dan eksternal yang mempengaruhi. Perlu adanya sinergi antara orang tua, guru dan masyarakat untuk mendidik anak-anak. Selain pendidikan moral dalam keluarga dan masyarakat, sekolah menjadi partner orang tua untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral bagi anak di sekolah. Dalam hal inilah guru memiliki andil besar membentuk anak menjadi pribadi yang bermoral. Khususnya dalam hal ini guru Kristen (guru yang beragama Kristen) perlu memiliki kesadaran terhadap kebutuhan anak akan nilai-nilai moral, karena nilai- nilai tersebut sejalan dengan nilai-nilai Kristen yang luhur. Penelitian ini hadir untuk me- nolong para guru Kristen dengan menawarkan langkah-langkah untuk dapat mengajar- kan nilai-nilai moral bagi anak di sekolah. Penulis menggunakan metode deskriptif se- hingga pembaca dapat melihat gambaran hasil penelitian secara lebih lekat. Upaya untuk mengatasi degradasi moral anak di sekolah meliputi menciptakan komunitas mor- al, merancang disiplin moral bersama, menegakkan disiplin moral, mengajarkan resolu- si konflik dan membimbing siswa.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 687, "width": 242, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata Kunci: upaya preventif, guru Kristen, moral anak", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 80", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 395, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 119, "width": 398, "height": 300, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada tahun 2045 Indonesia mendapat bonus demografi yaitu 70% usia penduduk indonesia berada pada usia produktif (rentang usia 15-64 tahun). Hal ini mendorong para pendidik untuk berupaya melahirkan generasi yang cerdas, memiliki keterampilan dan berkarakter. Namun, cita-cita tersebut seakan terhambat karena fakta terjadinya banyak kasus yang melibatkan anak. Data statistik menunjukkan adanya kenaikan kasus-kasus yang melibatkan anak sebagai pelaku. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengungkapkan kasus perundungan terhadap anak-anak paling banyak didominasi oleh siswa Sekolah Dasar (SD). Diketahui, ada 25 kasus atau 67% yang tercatat oleh KPAI baik dari kasus yang disampaikan melalui pengaduan langsung maupun online sepanjang Januari sampai April 2019 (Dirhantoro, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 432, "width": 398, "height": 274, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UNICEF mendefenisikan anak sebagai penduduk yang berusia antara 0 sampai dengan 18 tahun. Senada dengan UNICEF, Undang- undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak pasal 1 ayat 1 mengungkapkan bahwa anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih da- lam kandungan (UU RI, 2002). Sedangkan Undang-undang Perkawinan menetapkan batas usia 16 tahun (Huraerah, 2006). Penelitian ini akan mengambil usia anak pada rentang usia sekolah yaitu 7-17 tahun. Pada usia tersebut anak sangat rentan terhadap degradasi moral yang didapat dari pengaruh perkembangan teknologi, terutama apa yang dilihat dan didengarnya.", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 719, "width": 395, "height": 40, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sokrates , seorang filsuf Yunani memandang bahwa moral mem- bicarakan masalah bagaimana seharusnya kita hidup (Rachels, 2003).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 81", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 395, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 115, "width": 394, "height": 223, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa fungsi moral adalah mengatur perilaku individu. Menurut Lickona , pendidikan moral perlu dilakukan di sekolah untuk membentuk moral yang baik. Rasa hormat, tanggungjawab, kejujuran dan nilai-nilai lainnya memberikan muatan moral yang dapat dan harus diajarkan oleh sekolah dalam suatu demokrasi pendidikan (Lickona, 2014). Dalam hal ini sekolah memerlukan lebih dari sekadar daftar nilai. Sekolah memerlukan suatu konsep karakter dan komitmen untuk mengembangkan konsep tersebut dalam diri para siswanya.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 351, "width": 394, "height": 169, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lawrence Kohlberg memaparkan bahwa perkembangan moral seorang anak erat hubungannya dengan cara berpikir seorang anak. Bagaimana seorang anak memiliki kemampuan untuk melihat, mengamati, memperkirakan, berpikir, menduga, mempertimbangkan dan menilai akan mempengaruhi perkembangan moral dalam diri anak (Kohlberg, 1995). Namun hal ini tidak menjamin bahwa seorang anak yang cerdas akan memiliki perkembangan moral yang baik.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 533, "width": 397, "height": 222, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa kasus menunjukkan rentannya degradasi moral yang melibatkan anak sebagai pelaku. Beberapa diantaranya, kasus meninggalnya Hilarius Christian Event Raharjo siwa kelas X di SMA Budi Mulya di Bogor akibat dipaksa duel oleh seniornya yang terbongkar 15 September 2017 silam (Palupi, 2017). Tindakan sodomi yang dilakukan oleh siswa kelas 6 SD (GD) di Wonogiri terhadap 25 temannya (Haryanto, 2017), terkuak pada tanggal 5 April 2017 lalu, sempat menggemparkan daerah Wonogiri. Kasus perundungan di Kalimantan yang dilakukan oleh 12 pelajar terhadap Audrey (siswi SMP) hingga", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 82", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 118, "width": 394, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "melukai fisik bahkan alat kelamin juga menambah daftar panjang fenomena degradasi moral yang semakin berkembang (Fadhil, 2019).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 170, "width": 394, "height": 222, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pada akhirnya dunia pendidikan disebut-sebut memberikan andil dalam terjadinya banyak kasus. Peran guru paling banyak diberikan sorotan dalam hal pengawasan dan usaha mendidik moral anak. Terlebih guru dengan “label” Kristen, memiliki tanggungjawab besar terhadap moral anak untuk mengarahkannya sesuai nilai-nilai Kristen. Penanaman nilai-nilai moral dirasa sangat penting dan vital bagi perkembangan kehidupan anak. Oleh sebab itu, penelitian ini akan memberikan pemaparan beberapa upaya yang dapat dilakukan oleh guru Kristen untuk dapat mengantisipasi terjadinya degradasi moral anak di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 417, "width": 55, "height": 13, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 444, "width": 394, "height": 300, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk dapat menggambarkan secara lebih dekat fenomena diatas peneliti menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan suatu cara untuk menggambarkan objek atau masalah yang diteliti. Metode ini dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dengan cara dekripsi (Moleong, 2010). Pemilihan metode deskriptif dalam penelitian ini dianggap lebih tepat untuk menyajikan fenomena yang realistis bagi pembaca. Metode ini berusaha mengungkapkan objek penelitian dengan penggambaran yang jelas sehingga pembaca dapat mendekati pemahaman seperti yang peneliti hendak ungkapkan dan hal ini cocok untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 83", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 395, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Table" }, { "left": 116, "top": 116, "width": 394, "height": 274, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data literatur dan penelitian-penelitian sejenis. Prosedur penelitian dilakukan dengan pengumpulan data, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis fenomena dengan data yang ada dan terakhir penarikan kesimpulan. Teknik analisis yang dipakai adalah analisis deskriptif. Analisis Deskriptif adalah cara penganalisisan dengan mengupas masalah yang ada yaitu menganalisis masalah atau fenomena yang muncul, indikator masalah dan penyelesaianya kemudian menyajikanya dalam bentuk deskriptif. Dengan demikian diharapkan penelitian yang dihasilkan dapat dipahami secara lekat lewat gambaran-gambaran yang telah disajikan dalam penjabaran data dan hasil analisis.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 415, "width": 43, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 441, "width": 394, "height": 40, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya preventif yang dapat dilakukan guru Kristen adalah mengajarkan nilai-nilai moral di kelas dengan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 506, "width": 212, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menciptakan Komunitas Moral Kelas", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 531, "width": 395, "height": 196, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak-anak bertumbuh dan bergaul dengan teman-teman seusianya. Guru tidak dapat menanamkan nilai-nilai tanpa melibatkan teman-teman sepergaulan mereka. Membentuk komunitas moral di kelas merupakan langkah awal yang dapat dilakukan untuk mengupayakan mengurangi perilaku menyimpang di sekolah. Dalam hal ini guru membantu siswa saling mengenal, menghormati dan peduli, serta menjadikan siswa merasa sebagai anggota yang dihargai dalam kelompok atau kelasnya.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 84", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 118, "width": 184, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merancang Disiplin Moral Kelas", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 143, "width": 394, "height": 196, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pendekatan yang digunakan di kelas adalah menggunakan kedisiplinan sebagai sarana untuk mengajarkan nilai-nilai seperti sikap hormat dan tanggungjawab. Disiplin diri merupakan suatu bentuk kontrol diri sebagai dasar kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang adil. Disiplin dalam kelas dirancang secara bersama-sama dengan siswa agar dapat dipatuhi sebagai bentuk konsekuensi yang mereka buat sendiri. Siswa akan cenderung mentaati karena bentuk disiplin tersebut, mereka buat untuk mereka patuhi sebagai bentuk tanggungjawabnya.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 364, "width": 193, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menegakkan Disiplin Moral Kelas", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 390, "width": 394, "height": 221, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prinsip utama disiplin moral dalam pembuatan konsekuensi adalah menetapkannya sebagai sebuah peluang untuk memberikan pendidikan moral. Guru menciptakan dan menegakkan peraturan untuk menjadikan peraturan tersebut sebagai sebuah kesempatan guna menumbuhkan penalaran moral, kontrol diri dan sikap hormat yang sama terhadap siapa saja. Apabila ada pelanggaran yang dilakukan setelah peraturan dibuat, maka harus diberikan konsekuensi pada yang melanggar. Hal ini harus dilakukan secara konsekuen agar siswa menanggapi peraturan tersebut serius.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 637, "width": 174, "height": 13, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengajarkan Resolusi Konflik", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 662, "width": 395, "height": 91, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Resolusi konflik perlu diajarkan agar siswa memiliki kapasitas dan komitmen untuk menyelesaikan konflik secara adil dan dengan cara-cara non kekerasan. Hal ini tentu membutuhkan pendampingan guru dari waktu ke waktu.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 85", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Page header" }, { "left": 116, "top": 128, "width": 115, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membimbing Siswa", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 153, "width": 394, "height": 196, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara mengajarkan sikap menghormati dan tanggungjawab di kelas melibatkan guru untuk berperan aktif membimbing siswa. Dalam membimbing siswa guru harus mampu memperlakukan siswa dengan perasaan cinta dan hormat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan contoh-contoh yang baik, mendukung perilaku pro sosial dan mengoreksi tindakan-tindakan yang keliru. Guru perlu membimbing siswa dalam setiap fase kesulitannya, baik kesulitan akademis maupun sosial di sekolah.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 374, "width": 89, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 412, "width": 187, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bentuk-bentuk Degradasi Moral", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 437, "width": 394, "height": 66, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moral mencakup kondisi pikiran, perasaan, perkataan dan perbuatan atau perilaku. Bentuk-bentuk degradasi moral dapat dilihat dari keempat unsur diatas, yaitu:", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 528, "width": 43, "height": 13, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pikiran", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 554, "width": 395, "height": 196, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pikiran adalah hasil berpikir (memikirkan); akal; ingatan; akal (dalam arti daya upaya); angan-angan; gagasan: pikiran baru; niat (KBBI, 2016). Berpikir memungkinkan seseorang untuk merepresentasikan dunia sebagai model dan memberikan perlakuan terhadapnya secara efektif sesuai dengan tujuan, rencana, dan keinginan (Riska, 2012). Pola pikir memang tidak dapat dilihat secara kasat mata. Namun, pola pikir dapat dinilai dari tindakan keseharian yang dilakukan dan perkataan yang paling sering diucapkan untuk menilai sesuatu.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 86", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 117, "width": 392, "height": 144, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola pikir anak terbentuk dari kebiasaan dan nilai-nilai yang ditanamkan oleh orang-orang disekitarnya. Pola pikir negatif dapat terjadi lewat apa yang “dikonsumsinya” sehari-hari yaitu apa yang dilihat dan didengarnya setiap hari. Bentuk degradasi moral dalam pikiran yang dilakukan anak adalah adanya pikiran negatif hendak memukul atau melakukan perundungan pada temannya.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 286, "width": 60, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perasaan", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 312, "width": 391, "height": 170, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perasaan adalah respon yang dipelajari tentang sebuah keadaan emosi di lingkungan atau kebudayaan tertentu (Riska, 2012). Perasaan mempengaruhi pikiran dan perilaku dalam diri individu. Perilaku yang baik dapat tercipta jika individu mampu menyelaraskan pikiran dengan perasaan yang positif. Bentuk degradasi moral dalam hal ini adalah keinginan untuk mencaci orang lain, tidak memiliki empati, kebencian yang mendalam dan rencana balas dendam.", "type": "Text" }, { "left": 119, "top": 507, "width": 61, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perkataan", "type": "Section header" }, { "left": 119, "top": 533, "width": 392, "height": 196, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kata-kata kasar adalah umpatan yang diucapkan. Kata-kata kasar bagi sebagian anak secara tidak sadar mudah terlontar. Hal ini karena tingkat keseringan mengucapkan yang dilakukan oleh anak. Kata-kata kasar dalam etika kehidupan tidak pernah diperkenankan dilakukan. Oleh sebab itu, hal ini menjadi bentuk degradasi moral yang perlu diperangi. Bentuk degradasi moral dalam hal ini berupa kata-kata umpatan, kata-kata kasar atau tidak senonoh, dan aksi saling mengejek yang dilakukan oleh anak.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 87", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 130, "width": 53, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 156, "width": 394, "height": 196, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perilaku adalah kehendak yang muncul lewat perbuatan. Beberapa bentuk degradasi moral dalam perilaku adalah tindak pemukulan, tindakan anarkis, tawuran, pengeroyokan, persekusi, tindak asusila berupa menonton video porno, melakukan hal-hal seronok seperti memegang bagian tubuh (alat vital atau bagian tubuh sensitif lainnya) dari teman yang berlainan jenis, tindak pemerkosaan dan lain sebagainya. Perilaku negatif yang muncul merupakan akumulasi dari degradasi moral dalam pikiran, perasaan dan seringkali juga perkataan.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 377, "width": 197, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor Penyebab Degradasi Moral", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 402, "width": 393, "height": 39, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Beberapa hal pemicu munculnya degradasi moral ada 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 466, "width": 87, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor internal", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 492, "width": 199, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keinginan yang tidak kesampaian", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 514, "width": 394, "height": 222, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak-anak memiliki keinginan yang sangat besar. Mereka mudah tertarik dengan sesuatu yang mereka lihat, seperti mainan, pakaian, makanan dan lain sebagainya. Keinginan tersebut akan bertambah besar seiring pengetahuannya yang bertambah banyak (Prasetyo & Listy- andari, 2014). Dalam hal ini orang tua tidak boleh terus menerus memberikan apa yang diinginkan karena akan membentuk anak menjadi manja dan sulit dikendalikan. Pengendalian yang dilakukan oleh orang tua lewat larangan yang diberikan seringkali menyebabkan anak marah, kecewa dan menangis. Berikutnya anak akan melakukan tindakan yang", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 88", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Page header" }, { "left": 115, "top": 117, "width": 289, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "sedikit “anarkis” supaya keinginannya dapat dipenuhi.", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 155, "width": 175, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Energi yang tidak tersalurkan", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 180, "width": 395, "height": 248, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dunia anak adalah dunia bermain. Pada usia mereka, anak membutuhkan asupan makanan yang tinggi dan bergizi. Selain berguna untuk pertumbuhan fisik anak, asupan makanan yang cukup juga menghasilkan energi yang besar pada anak. Energi ini harus disalurkan lewat kegiatan fisik agar badan dan otak anak bekerja secara normal. Pengekangan anak dari aktivitas yang diinginkannya akan membuat energinya tidak tersalurkan. Akibatnya anak susah tidur, rewel dan berperilaku aktif. Bila dikekang terus menerus maka anak mulai menunjukkan pemberontakannya lewat sikap acuh, marah, dan tindakan agresif lainnya (Prasetyo & Listyandari, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 115, "top": 454, "width": 167, "height": 13, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kebutuhan akan penerimaan", "type": "Section header" }, { "left": 115, "top": 479, "width": 395, "height": 248, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Setiap orang butuh diterima oleh orang lain. Hal ini merupakan kebutuhan dasar manusia yang tidak dapat tergantikan. Apabila kebutuhan ini kurang terpenuhi maka akan muncul tindakan-tindakan untuk mendapat pengakuan keberadaan seseorang sebagai individu (menunjukkan eksistensinya) (Prasetyo & Listyandari, 2014). Demikian juga dalam diri anak-anak. Jiwa anak-anak yang masih labil, seringkali mendorong anak berperilaku tertentu supaya diperhatikan orang lain. Hal ini sebagai bentuk eksistensi dirinya sehingga anak tersebut mendapat pujian, disayangi, diperhatikan dan disukai oleh orang lain maupun lingkungan.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 89", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Page header" }, { "left": 117, "top": 131, "width": 96, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Faktor eksternal", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 152, "width": 71, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 174, "width": 394, "height": 222, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lingkungan dimana anak dilahirkan, tinggal dan tumbuh memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap perilaku anak. Ada 3 lingkup lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan tempat terdekat yang bersinggungan dengan anak dan faktor terkuat munculnya perilaku tertentu pada anak. Pola asuh yang salah dalam keluarga dapat membentuk anak kehilangan moralitasnya. Beberapa jenis pola asuh yang salah adalah permisif dan otoriter.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 409, "width": 394, "height": 196, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pola asuh permisif yaitu memanjakan anak dengan menuruti semua keinginanya membentuk anak tidak survive dalam menghadapi realitas sosial yang ada. Anak juga mudah mengacam orang tua apabila keinginannya tidak terpenuhi. Sedangkan pola asuh otoriter menerapkan hukuman secara luar biasa apabila anak tidak melanggar atau tidak menuruti aturan orang tua. Pola asuh ini membentuk kedisiplinan anak dengan baik namun disisi lain anak akan tumbuh tanpa inisiatif sehingga sulit mengambil keputusan secara mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 618, "width": 398, "height": 118, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di lingkungan sekolah masih didapati sikap feodal anak-anak. Si- kap feodal adalah sikap menjajah. Di dalamnya dikenal adanya istilah senior dan yunior. Kaum senior dianggap lebih berwenang dalam berbagai hal dibandingkan dengan yang yunior. Sikap feodal yang berkembang di sekolah dapat mengakibatkan adik kelas (siswa baru)", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 90", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Text" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 116, "width": 394, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "mengalami diskriminasi dari kakak tingkat. Sikap yang demikian membuat anak menjadi semena-mena dalam memperlakukan orang lain karena merasa diri hebat dan lebih kuat. Beberapa perilaku yang muncul cenderung merusak dan bersifat kriminal.", "type": "Text" }, { "left": 152, "top": 220, "width": 361, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Di lingkungan masyarakat saat ini muncul juga budaya permisif.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 246, "width": 394, "height": 144, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Budaya permisif mengijinkan semua budaya yang baik maupun buruk masuk secara bebas ke lingkungan masyarakat. Apabila hal ini diadopsi oleh keluarga tanpa mempertimbangkan efek jangka panjang yang diakibatkan maka dikhawatirkan anak tumbuh menjadi generasi yang brutal. Selain itu budaya ini juga dapat merusak budaya lokal masyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 415, "width": 149, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dampak negatif teknologi", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 440, "width": 394, "height": 91, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi memberi kemudahan dan manfaat yang luarbiasa bagi manusia. Namun disisi lain penggunaan yang kurang tepat mengakibatkan dampak negatif yang besar bagi anak. Akses teknologi dapat diterima oleh anak lewat:", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 557, "width": 40, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gadget", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 578, "width": 394, "height": 144, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Anak yang belum matang secara moral dan diberi kebebasan mengakses seluruh kemudahan teknologi yang ada di dalam gadget lebih rentan mengalami degradasi moral dibandingkan dengan anak pada jaman dahulu. Anak membutuhkan filter tentang apa yang boleh diakses oleh anak seusianya dan apa yang tidak boleh diakses dengan penjelasan yang dapat dipahami dan diterima oleh mereka.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 91", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Page header" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 128, "width": 41, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Televisi", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 149, "width": 393, "height": 222, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tayangan iklan, sinetron maupun film yang banyak beredar di televisi ikut andil dalam mendidik anak. Keinginan anak menonton televisi sebagai hiburan setelah pulang sekolah seharusnya menjadi hal yang baik. Namun tayangan yang berbau pornografi selalu muncul dengan bebas ditengah tontonan yang ada. Misalnya iklan obat pelangsing, iklan alat kontrasepsi, cara berpakaian para artis yang sangat “terbuka”, film- film luar negeri, sinetron yang menayangkan adanya genk anak sekolah, adegan percintaan dan perkelahian, menambah semakin menurunnya kesadaran anak akan moral karena keinginan meniru yang tinggi.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 396, "width": 227, "height": 13, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Pandangan Teologis Pendidikan Moral", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 421, "width": 394, "height": 222, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekristenan memandang bahwa pendidikan moral sangat penting dan perlu diajarkan sejak usia anak-anak. Hal itu nampak dalam keseluruhan Alkitab yaitu Perjanjian Lama yang mengajarkan bagaimana hidup benar dan Perjanjian Baru yang mengajarkan bagaimana harus hidup sebagai orang Kristen yang tinggal dalam anugerah Tuhan. Tulisan rasul Paulus dalam 2 Timotius 2:15, 22-25, secara implisit menyatakan bahwa pengajaran yang buruk mengantarkan pada moral yang buruk dan pengajaran yang baik mengantar pada moral yang baik (Bergant & Karris, 2002).", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 657, "width": 395, "height": 91, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kekristenan memiliki nilai lebih dibandingkan dengan kepercayaan lain. Dalam kekristenan semua perbuatan baik yang dilakukan adalah karena ucapan syukur terhadap anugerah yang diberikan oleh Tuhan lewat karya penebusan-Nya. Karena itu Matius 5:13-16, mengungkapkan", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 92", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 116, "width": 394, "height": 196, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bahwa sebagai orang Kristen harus mampu menjadi garam dan terang dunia. Hal tersebut dapat terjadi ketika sikap dan perbuatan yang nampak, dilandasi dari hati dan pikiran yang bermoral. Dalam hal ini tonggak penanaman nilai berada ditangan guru. Guru harus peka dan menyadari bahwa kumpulan pengetahuan dan pengalaman bukanlah satu-satunya ramuan untuk mengasuh anak-anak dan menjadikan sikap mereka baik (Cully, 1995). Oleh sebab itu, guru Kristen perlu melihat pendidikan moral sebagai tanggungjawab yang penting.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 337, "width": 174, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya Preventif Guru Kristen", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 362, "width": 394, "height": 274, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Upaya preventif berfungsi sebagai filter untuk menangkal pengaruh tren saat ini yang cenderung bersifat menjuruskan perilaku siswa terhadap tindakan yang tidak sesuai dengan aturan yang ada di sekolah. Misalkan, akses internet bebas untuk membuka video dan sosial media di sekolah, gaya berpakaian yang tidak sesuai dengan peraturan sekolah, perilaku yang mengikuti tuntutan tren seperti membentuk geng dan lain sebagainya. Hal tersebut tentu akan memunculkan hal-hal yang dikhawatirkan merusak pikiran, perasaan, perkataan dan perilaku siswa menjadi kurang baik. Upaya preventif yang dapat dilakukan guru adalah dengan mengajarkan nilai-nilai moral di kelas dengan cara sebagai berikut:", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 661, "width": 209, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menciptakan komunitas moral kelas", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 687, "width": 396, "height": 66, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membangun hubungan yang dekat dengan siswa akan menolong guru dalam mengajarkan nilai-nilai secara lebih dekat. Hal ini dapat dilakukan dengan membangun komunitas moral di kelas. Pelatihan moral", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 93", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 116, "width": 397, "height": 248, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "yang paling baik dan paling dalam diperoleh melalui interaksi sosial dengan orang lain. Namun sistem pendidikan yang mengabaikan hal ini akan menghancurkan atau membuat nilai moral sulit untuk diajarkan (Archambault, 2013). Senada dengan hal tersebut, John Dewey dalam bukunya The Need for a Philosophy of Education mengatakan bahwa pendidikan gagal jika tidak menganggap sekolah sebagai salah satu bentuk kehidupan masyarakat (Lickona, 2014). Untuk dapat berhasil dalam mengajarkan sikap hormat dan bertanggungjawab, guru harus menjadikan upaya pembentukan komunitas moral kelas sebagai tujuan pendidikan utama.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 377, "width": 395, "height": 353, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Siswa belajar tentang moralitas dengan cara mempraktikkannya di kelas. Mereka harus berada di dalam sebuah komunitas. Siswa harus berinteraksi, menjalin hubungan, menyelesaikan masalah, berkembang sebagai sebuah kelompok, dan belajar langsung. Siswa belajar langsung dari pengalaman sosial yang mereka rasakan sendiri pelajaran-pelajaran tentang bermain adil, kerjasama, memaafkan, dan menghormati harkat dan martabat setiap individual. Kebutuhan akan interaksi sosial semacam ini di sekolah semakin besar. Ada tiga kondisi dasar yang membentuk komunitas moral di kelas, yaitu: Pertama, siswa saling mengenal satu sama lain. Kedua, Siswa menghormati, mendukung, dan peduli terhadap satu sama lain. Ketiga, siswa diterima sebagai anggota kelas dan bertanggungjawab terhadap kelompok. Guru dapat menggunakan metode kooperatif untuk memunculkan interaksi sosial dan kerjasama diantara siswa.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 94", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 129, "width": 181, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Merancang disiplin moral kelas", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 154, "width": 395, "height": 248, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disiplin moral adalah penggunaan disiplin sebagai sarana pengembangan moral. Emile Durkheim mengungkapkan bahwa disiplin bukanlah suatu alat sederhana yang bisa digunakan untuk menciptakan kedamaian semu di dalam kelas; disiplin adalah moralitas kelas sebagai sebuah masyarakat kecil (Durkheim, 1973). Pendekatan ini berdasar atas tujuan utama kedisiplinan, yaitu disiplin diri. Hormat dan tanggungjawab merupakan bentuk kematangan karakter yang diharapkan oleh masyarakat. Disiplin tanpa pendidikan moral akan sama artinya dengan sekedar mengontrol kerumunan dan mengelola perilaku tanpa mengajarkan moralitas.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 415, "width": 397, "height": 327, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Disiplin moral memiliki tujuan jangka panjang untuk membantu anak-anak dan remaja berperilaku secara bertanggungjawab, dalam setiap situasi, bukan hanya ketika ada orang dewasa yang mengawasi. Ada empat hal yang dilakukan oleh guru-guru yang mempraktekkan disiplin moral, yaitu: Pertama, guru memproyeksikan pengertian kewenangan moral secara jelas dan tegas. Hak dan kewajiban guru untuk mengajarkan nilai-nilai moral seperti hormat dan tanggungjawab dan membuat para siswa bertanggungjawab terhadap standart perilaku tersebut. Kedua, guru memandang kedisiplinan, termasuk persoalan pembuatan peraturan, sebagai bagian yang penting dan harus dipatuhi bersama. Ketiga, guru membangun dan menegakkan konsekuensi dengan cara yang mendidik, yaitu cara yang membuat siswa menghargai tujuan peraturan, bersedia mengubah perilaku yang salah dan merasa", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 95", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 116, "width": 387, "height": 117, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "bertanggungjawab memperbaiki perilaku. Keempat, guru menunjukkan sikap peduli dan hormat pada siswa dengan mencoba menemukan penyebab timbulnya persoalan kedisiplinan dan solusi yang dapat membantu keberhasilan siswa bersangkutan dan menjadi komunitas kelas yang bertanggungjawab (Lickona, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 246, "width": 387, "height": 353, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cara pertama melibatkan siswa agar bersedia berbagi tanggungjawab dalam menciptakan disiplin kelas adalah membuat peraturan secara bersama-sama. Peraturan yang didasarkan pada rasa hormat menghormati dan kerjasama akan berakar dalam benak anak- anak (Piaget, 1989). Jika guru dan siswa merumuskan peraturan bersama-sama, peraturan tersebut akan menjadi sebuah bentuk kerjasama dan saling menghormati dalam mengembangkan komunitas moral. Ada dua keuntungan dari peraturan yang dirumuskan bersama- sama dengan siswa, yaitu: Pertama, siswa dapat mengenal setiap anggota komunitas karena dalam merancang peraturan bersama memadukan pembuatan peraturan dan pembangunan komunitas. Kedua, membuat peraturan bersama-sama melibatkan siswa dalam mendiskusikan dan memikirkan peraturan kelas. Hal ini melatih tanggungjawab siswa.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 612, "width": 387, "height": 144, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Guru dapat melakukannya dengan membagi siswa dalam beberapa kelompok dan secara bersama-sama menyusun sebuah daftar peraturan yang dibutuhkan kelas. Inti dari peraturan tersebut adalah mengusahakan kelas menjadi tempat yang aman, nyaman dan menyenangkan untuk belajar. Setelah itu usulan peraturan dari tiap kelompok dipilih berdasarkan kesepakatan bersama dengan guru. Meli-", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 96", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 116, "width": 394, "height": 274, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "batkan siswa dalam membuat peraturan kelas dan mengajar siswa untuk bertanggungjawab terhadap peraturan tersebut secara pribadi maupun kelompok, memberikan beberapa manfaat yaitu mewujudkan terbentuknya kemitraan dalam kelas, mendorong tumbuhnya rasa memiliki peraturan kelas dan kewajiban moral untuk mematuhi peraturan tersebut pada diri siswa, memperlakukan siswa sebagai pemikir moral dan membantu membangun penalaran moral yang lebih baik, membantu siswa belajar berpikir kritis dalam melihat peraturan dan membangun kompetensi untuk membuat peraturan yang baik, serta menekan kontrol internal bukan eksternal sehingga mendorong timbulnya kepatuhan terhadap peraturan dan hukum (Lickona, 2014).", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 415, "width": 190, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Menegakkan disiplin moral kelas", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 437, "width": 394, "height": 65, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Untuk menjadikan disiplin moral sebagai prinsip utama dalam pembuatan konsekuensi sehingga dapat digunakan sebagai peluang untuk memberikan pendidikan moral, maka diperlukan beberapa hal:", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 527, "width": 305, "height": 13, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melaksanakan peraturan sebagai momen pengajaran", "type": "Section header" }, { "left": 116, "top": 553, "width": 395, "height": 143, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Akan lebih tepat bagi guru apabila menegur dengan mendekati anak yang melanggar dan menanyakan alasan anak tersebut, dari pada hanya memberikan peringatan di depan kelas. Hal ini juga akan membangun hubungan baik dan penuh kasih sayang antara guru dengan murid. Selain itu, murid akan lebih respect terhadap guru dan pengajarannya.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 97", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 127, "width": 297, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Melibatkan siswa dalam merumuskan konsekuensi", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 152, "width": 393, "height": 92, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dengan mendiskusikan konsekuensi yang adil dan efektif, guru dapat membantu siswa memahami bahwa tujuan dari sebuah konsekuensi bukan untuk membuat siswa yang melanggar menderita, tetapi membantu memperbaiki perilaku.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 269, "width": 366, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Tanggungjawab bersama untuk menciptakan kelas yang teratur", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 294, "width": 393, "height": 65, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Semua pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk mengupayakan semangat tanggungjawab anak tidak dapat dilihat secara instan. Oleh sebab itu perlu dilakukan secara terus menerus dan teratur.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 384, "width": 168, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mengajarkan resolusi konflik", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 406, "width": 394, "height": 144, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kegiatan belajar dan bersosialisasi anak-anak di sekolah, akan muncul gesekan karena perbedaan individu. Tidak jarang hal ini akan memunculkan banyak konflik atau masalah. Oleh sebab itu anak- anak perlu dibekali resolusi konflik yang baik. Guru perlu mengajarkan dan membimbing bagaimana anak-anak harus menyikapi suatu masalah tanpa kekerasan dan dapat menemukan solusi bagi masalahnya sendiri.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 574, "width": 113, "height": 13, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Membimbing siswa", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 596, "width": 396, "height": 144, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dalam kondisi sosial saat ini yang semakin memburuk, sekolah- sekolah yang memiliki harapan dalam hal pembangunan karakter harus berusaha membuat siswanya untuk “ melek moral ”. Guru perlu memiliki hubungan yang baik dengan siswanya dikelas agar setiap pengajaran dan arahan dapat diterima oleh siswa. Memiliki hubungan yang baik dengan kelas berarti memiliki hubungan personal yang hangat, saling", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 98", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 118, "width": 393, "height": 196, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "menyayangi dan selaras dengan para siswa. Hal ini membuat siswa nyaman sehingga lebih mudah untuk membicarakan berbagai masalah serta reseptif terhadap bimbingan moral yang diberikan. Tanpa hubungan yang baik, pengaruh moral seorang guru akan banyak berkurang. Selain itu riset menunjukkan bahwa hubungan yang hangat dan penuh dukungan antara anak-anak dan orang dewasa sangat penting dalam membangun rasa peduli anak terhadap orang lain (Rahts, M, & Simon, 1987).", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 339, "width": 83, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 365, "width": 393, "height": 248, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Perubahan kenakalan anak saat ini yang mengarah pada fenomena degradasi moral, perlu mendapat perhatian serius dari berbagai pihak. Terpaan berbagai faktor pendorong terjadinya degradasi moral baik dari internal maupun eksternal perlu diwaspadai. Bentuk- bentuk degradasi moral terlihat dari pikiran, perasaan, perkataan, dan perilaku anak. Guru Kristen sebagai partner orang tua dalam mendidik, perlu menanamkan nilai-nilai moral yang sejalan dengan nilai-nilai Kristen yang luhur. Upaya yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai -nilai moral sebagai bentuk upaya pereventif pencegahan degradasi moral anak adalah dengan menciptakan komunitas moral di kelas.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 638, "width": 114, "height": 13, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 117, "top": 670, "width": 393, "height": 39, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Archambault, R. (2013). John Dewey and Education Outdoors. In John Dewey and Education Outdoors . https://doi.org/10.1007/978-94- 6209-215-0", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 721, "width": 389, "height": 26, "page_number": 20, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Bergant, D. C., & Karris, R. J. (2002). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru . Yog- yakarta: Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 390, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari 99", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 395, "height": 12, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 116, "width": 394, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Cully, I. V. (1995). Dinamika Pendidikan Kristen . Jakarta: BPK Gunung Mulia.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 154, "width": 393, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dirhantoro, T. (2019). (2019 Mei 2). Retrieved May 2, 2019, from Alinea.id. website: https://www.alinea.id/nasional/korban- perundungan-terhadap-anak-didominasi-siswa-sd-b1XfQ9j4R", "type": "Table" }, { "left": 117, "top": 205, "width": 356, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Durkheim, E. (1973). Moral Education . New York: The Free Press.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 230, "width": 393, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fadhil, H. (2019). 2019 April. Retrieved April 11, 2019, from Detik News website: https://news.detik.com/berita/d-4506079/berawal-dari-bully- di-medsos-begini-kronologi-kasus-audrey", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 281, "width": 393, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Haryanto. (2017). Haryanto. Retrieved May 4, 2017, from Harian Jogja website: http://www.harianjogja.com/baca/2017/04/05/pencabulan- wonogiri-duh-bocah-kelas-vi-diduga-cabuli-teman-sesama-jenisnya- 807594", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 345, "width": 360, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Huraerah, A. (2006). Kekerasan terhadap Anak . Bandung: Nuansa.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 371, "width": 394, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "KBBI. (2016). KBBI - Kamus Besar Bahasa Indonesia. In Kbbi.Kemdikbud.Go.Id (3rd ed.). Jakarta: Balai Pustaka.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 409, "width": 394, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Kohlberg, L. (1995). Tahap-tahap Perkembangan Moral . Yogyakarta: Kanisius.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 447, "width": 393, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Lickona, T. (2014). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar dan Baik . Bandung: Nusa Media.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 485, "width": 393, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif (Revisi). Bandung:", "type": "List item" }, { "left": 141, "top": 498, "width": 134, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "PT Remaja Rosdakarya.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 523, "width": 393, "height": 52, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Palupi, N. B. R. (2017). TribunJateng.com. Retrieved April 21, 2019, from TribunJateng.com website: http://jateng.tribunnews.com/2017/09/21/ begini-kronologi-tarung-ala-gladiator-yang-tewaskan-hilarius-hingga- pelaku-tertangkap", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 587, "width": 394, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Piaget, J. (1989). The Moral Judgment Dicipline . California: Caddo Gap Press.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 626, "width": 394, "height": 39, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prasetyo, H., & Listyandari, R. (2014). Virus-virus Perusak Kepribadian Anak: Membangun Mental Anak Sejak Usia Dini . Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.", "type": "List item" }, { "left": 117, "top": 677, "width": 302, "height": 13, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rachels, J. (2003). Filsafat Moral . Yogyakarta: Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 117, "top": 702, "width": 393, "height": 26, "page_number": 21, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Rahts, L., M, H., & Simon, S. (1987). Values and Teaching . Columbus OH: Charles E. Merrill.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 763, "width": 374, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Dwi Novita Sari", "type": "Page footer" }, { "left": 116, "top": 84, "width": 166, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "VISIO DEI: Jurnal Teologi Kristen", "type": "Table" }, { "left": 400, "top": 84, "width": 111, "height": 12, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Vol. 1. No. 1 Juli 2019", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 122, "width": 394, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Riska, A. (2012). Perilaku Manusia: Kajian Teoritis Munculnya Perilaku Manusia dari Alur Pikiran dan Perasaan . Yogyakarta: Kanisius.", "type": "Text" }, { "left": 116, "top": 160, "width": 394, "height": 26, "page_number": 22, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "UU RI. Undang-undang RI No. 2 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak . , (2002).", "type": "List item" } ]
0cf82e2b-a992-c74d-423a-afdedafe3de0
https://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/article/download/5740/3722
[ { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "253", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 54, "top": 106, "width": 421, "height": 46, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PELAKU USAHA MELALUI PENDAMPINGAN SERTIFIKASI HALAL BAKORWIL IV PAMEKASAN DALAM PERSPEKTIF MAQASID SYARIAH", "type": "Section header" }, { "left": 52, "top": 168, "width": 423, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Improving The Well-Being Of Business Participants Through The Halal Certification Assistance By Bakorwil Iv Pamekasan From The Perspective Of Maqasid Sharia", "type": "Text" }, { "left": 111, "top": 205, "width": 286, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mohammad Hasan 1 , Khoirun Nasik 2 , Farid Ardyansyah 3", "type": "Text" }, { "left": 170, "top": 220, "width": 169, "height": 18, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Universitas Trunojoyo Madura 1 ,2,3", "type": "Text" }, { "left": 184, "top": 239, "width": 140, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "[email protected]", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 265, "width": 204, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Accepted: Augt 22 th 2023 Reviewed: Sept 30 th 2023", "type": "Table" }, { "left": 370, "top": 265, "width": 66, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Published: Nov 13 th 2023", "type": "Table" }, { "left": 50, "top": 318, "width": 441, "height": 61, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstract : One of the indicators of achieving increased prosperity for business operators can be observed through the widening market share of the products they produce. To expand market share, a product must comply with its legal aspects and increase consumer interest, including obtaining halal certification. This research aims to assess the enhancement of halal certification while considering the principles of Maqasid Sharia. This is a qualitative field research study conducted by gathering data and information through interviews, observations, and documentation.", "type": "Text" }, { "left": 476, "top": 368, "width": 15, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "The", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 380, "width": 398, "height": 48, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "research results indicate that halal certification contributes to building consumer trust and increasing revenue obtained from the expanding market share. Halal standardization refers to the halal assurance system of MUI. From the perspective of Maqasid Sharia, halal certification is oriented toward preserving religious, spiritual, intellectual, lineage, and wealth aspects", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 442, "width": 300, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Keywords : Prosperity Enhancement, Halal Certification, Maqasid Sharia Principles", "type": "Text" }, { "left": 50, "top": 479, "width": 441, "height": 122, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Abstrak : Salah satu indikator terwujudnya peningkatan kesejahteraan bagi pelaku usaha dapat dilihat dari semakin meluasnya pangsa pasar produk yang dihasilkan. Untuk memperluas pangsa pasar, suatu produk harus memenuhi aspek kelegalannya dan meningkatkan minat konsumen, salah satunya melalui sertifikasi halal. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peningkatan kesejahteraan pelaku usaha dalam wilayah kerja Bakorwil IV Pamekasan melalui sebab adanya sertifikasi halal dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip maqasid syariah. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif field research (penelitian lapangan) yang dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sertifikasi halal membantu meningkatkan kepercayaan konsumen dan pendapatan yang diperoleh dari ekspansi pangsa pasar yang semakin meluas. Standarisasi halal merujuk pada sistem jaminan halal dari MUI. Dilihat dari perspektif maqasid syariah, sertifikasi halal telah berorientasi pada menjaga aspek agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.", "type": "Text" }, { "left": 37, "top": 615, "width": 329, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kata Kunci : Peningkatan Kesejahteraan, Sertifikasi Halal, Prinsip-prinsip Maqasid Syariah", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 667, "width": 96, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 79, "top": 696, "width": 414, "height": 35, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Belakangan ini produk halal telah menjadi fenomena yang menarik perhatian di berbagai sektor industri. Pertumbuhannya sangat pesat dan mencakup berbagai", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "254", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 79, "top": 88, "width": 414, "height": 96, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "segmen komoditas yang berbeda, termasuk makanan dan minuman, farmasi, dan sebagainya. Hal ini menciptakan peluang bagi Indonesia, dengan mayoritas penduduknya beragama Islam, untuk menjadi pasar potensial dalam upaya meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat, termasuk pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) 1 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 190, "width": 400, "height": 198, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sertifikasi halal adalah sebuah pernyataan tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengkonfirmasikan bahwa suatu produk memenuhi standar kehalalan sesuai dengan prinsip-prinsip syari'at Islam. Untuk mendapatkan izin untuk menampilkan \"Label Halal\" pada kemasan produknya dari otoritas pemerintah yang berwenang 2 . Sertifikasi halal ini sangat penting, terutama bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk memenuhi permintaan konsumen Muslim dan mematuhi hukum Islam. Selain itu, sertifikasi halal juga membuka akses pasar yang lebih luas, baik di dalam negeri maupun internasional, dan mempromosikan praktik bisnis yang etis sesuai dengan perspektif maqasid syariah.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 395, "width": 400, "height": 116, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saat ini, proses sertifikasi halal telah berkembang menjadi sebuah sistem yang dijamin oleh peraturan undang-undang. UU Nomor 33 Tahun 2014 telah diberlakukan untuk mendorong pembentukan badan khusus yang bertanggung jawab dalam mengatur dan menstandarisasi sertifikasi halal 3 . Badan tersebut berada di bawah naungan Kementerian Agama dan dikenal sebagai Badan Peyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 518, "width": 400, "height": 136, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam UU jaminan produk halal tahun 2014, BPJPH memiliki berbagai kewenangan, antara lain: merumuskan dan menetapkan kebijakan terkait Jaminan Produk Halal, menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria Jaminan Produk Halal, menerbitkan dan mencabut sertifikat halal untuk produk impor, melakukan registrasi untuk produk impor, menyelenggarakan sosialisasi, edukasi, dan publikasi terkait Produk Halal, mengakreditasi Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), mendaftarkan Auditor Halal, melakukan pengawasan terhadap", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 671, "width": 440, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1 Lady Yulia, ‘Halal Products Industry Development Strategy Strategi Pengembangan Industri Produk Halal’,", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 684, "width": 144, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jurnal Bisnis Islam , 8.1 (2015), 121–62.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 696, "width": 427, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal’, Undang – Undang Republik Indonesia , 1, 2014, 1–40.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 180, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia.", "type": "Footnote" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "255", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 55, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Jaminan Produk Halal, memberikan pembinaan untuk Auditor Halal, serta menjalin kerja sama dengan lembaga dalam dan luar negeri dalam penyelenggaraan Jaminan Produk Halal.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 150, "width": 400, "height": 157, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Di daerah Madura, mayoritas penduduknya menganut agama Islam, dengan hampir 98% dari total populasi sekitar 4.099.070 jiwa, yang dihitung dari jumlah penduduk keseluruhan empat kabupaten di Madura 4 . Dengan jumlah penduduk Muslim yang begitu besar, pentingnya lebelisasi atau sertifikasi halal bagi produk menjadi sangat besar, terutama bagi para konsumen. Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), lebelisasi atau sertifikasi halal memiliki dampak signifikan terhadap produk yang mereka jual karena dapat mempengaruhi minat konsumen, yang selanjutnya akan berdampak pada pendapatan yang dihasilkan 5 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 313, "width": 400, "height": 198, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bakorwil IV Pamekasan memegang peran penting dalam menangani pelaku usaha yang belum memiliki sertifikasi halal untuk produk mereka. Ini karena Bakorwil memiliki tugas yang berfokus pada koordinasi dan fasilitasi. Dalam konteks ini, langkah-langkah yang telah diambil oleh Bakorwil meliputi koordinasi dengan seluruh stakeholder pemerintah di wilayah kerjanya, yang mencakup kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Bakorwil meminta mereka untuk berpartisipasi dalam menugaskan pelaku usaha di wilayah masing-masing untuk mengikuti kegiatan sertifikasi. Proses ini difasilitasi dan dijembatani oleh Bakorwil, yang sebelumnya telah menjalin kerjasama dengan pihak pendamping produk halal (PPH) 6 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 518, "width": 400, "height": 116, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tujuan dari upaya yang dilakukan oleh Bakorwil adalah memudahkan pelaku UMKM dalam mendapatkan sertifikasi halal untuk produk mereka. Hal ini sangat penting mengingat bahwa sertifikasi halal mencerminkan komitmen terhadap kualitas dan keamanan dalam produksi, sehingga dapat menarik lebih banyak konsumen yang mencari produk dengan standar kepercayaan dan kepatuhan terhadap agama. Dengan demikian pada gilirannya akan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 659, "width": 451, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "4 BPS, ‘Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur (Jiwa), 2021-2023’,", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 673, "width": 424, "height": 22, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Pusat Statistik , 2023, p. 1 <https://jatim.bps.go.id/indicator/12/375/1/jumlah-penduduk-provinsi-jawa- timur.html>.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 694, "width": 445, "height": 25, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "5 Anita Puni Intani, ‘Pengaruh Kepercayaan Religius Dan Sertifikasi Halal Terhadap Minat Beli Produk Bakpia Kurnia Sari : Dengan Mediator Kesadaran Halal. ( Universitas Islam Indonesia Yogyakartaa , 2022).", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 190, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "6 Hori, Wawancara , Pamekasan 3 Oktober 2023", "type": "List item" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "256", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 257, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "meningkatkan daya tarik produk mereka di pasaran.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 109, "width": 400, "height": 116, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesejahteraan pelaku usaha UMKM diharapkan bisa ditingkatkan melalui sertifikasi halal dengan memastikan kesesuaian dengan tujuan hukum Islam yang mendasari, yakni mewujudkan kemaslahatan dan mencegah kemudharatan dalam kehidupan, kemaslahatan bisa terwujud jika lima prinsip pokok dari maqasid syariah terpenuhi, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 233, "width": 128, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 252, "width": 400, "height": 464, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data dengan tujuan menghasilkan informasi komprehensif tentang peningkatan pelaku usaha di Bakorwil IV Pamekasan melalui sertifikasi halal. Sebanyak 20 partisipan terlibat, termasuk 10 pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), 6 pendamping sertifikasi halal, serta 4 perwakilan dari Bakorwil. Teknik pengumpulan data yang digunakan melibatkan observasi terbuka dan tersamar, wawancara dengan pertanyaan yang telah direncanakan sebelumnya, serta dokumentasi dalam bentuk foto, video, dan dokumen tertulis. Teknik observasi dilakukan dengan memberi tahu objek penelitian tentang kehadiran peneliti dan aktivitas pengamatan. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman komprehensif dari objek penelitian. Peneliti juga menggunakan teknik wawancara dengan pertanyaan yang telah disusun sebelumnya untuk memastikan efisiensi dan fokus dalam pembicaraan. Dokumentasi mencakup berbagai aspek, seperti gambar, video, serta dokumen tertulis seperti catatan harian, biografi, peraturan, dan kebijakan yang berkaitan dengan penelitian. Semua teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi lengkap, akurat, dan mendalam yang dapat mencapai tujuan penelitian.Dokumentasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengambil foto atau video sebagai bukti atau referensi untuk pelaporan apapun. Dokumentasi tidak terbatas pada gambar atau video saja, melainkan juga mencakup dokumen tertulis seperti catatan harian, biografi, peraturan, dan kebijakan. Dokumentasi yang diambil dalam penelitian ini mencakup berbagai aspek, termasuk dokumentasi di Bakorwil IV Pamekasan, dokumentasi kegiatan pendampingan", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "257", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 279, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sertifikasi, serta dokumen pendukung penelitian lainnya.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 110, "width": 226, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 64, "top": 141, "width": 118, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Maqasid Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 161, "width": 400, "height": 180, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maqashid syari'ah adalah gabungan dari dua kata, yaitu \"maqâshid \" dan \"syarî'ah .\" Maqâshid berasal dari kata \"maqshad ,\" yang berarti tujuan dan maksud. Sementara itu, syari'ah merujuk pada seperangkat hukum-hukum yang ditetapkan oleh Allah untuk manusia sebagai pedoman dalam mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat 7 . Sementara itu Wahbah az-Zuhaili memberikan definisi maqâshid syarî'ah sebagai makna-makna dan tujuan-tujuan yang dipelihara oleh syara’ dalam semua atau sebagian besar hukumnya, atau sebagai tujuan akhir dari syari'at dan aspek-aspek rahasia yang tersirat dalam setiap hukumnya 8 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 348, "width": 400, "height": 222, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Isi dari maqâshid syarî'ah dapat dipahami dengan mengacu pada ungkapan ash-Sh ā tibi, seorang pemikir utama dalam bidang ushûl fiqh pada abad ke-8 Hijriah, yang terdapat dalam karyanya yang berjudul al-Muwâfaqât fi ushûl asy- Syarî'ah . Dalam karyanya, ia menjelaskan bahwa syari'at sebenarnya ditetapkan semata-mata untuk memberikan kemaslahatan kepada manusia, baik di dunia maupun di akhirat 9 . Jadi pada dasarnya, syari'at dirancang dengan tujuan utama untuk mewujudkan kebahagiaan bagi individu maupun masyarakat, menjaga aturan-aturan yang berlaku, serta memperkaya dunia dengan berbagai upaya yang mengarah pada tingkat kesempurnaan, kebaikan, kebudayaan, dan peradaban yang luhur. Hal ini karena ajaran Islam yang disebarkan adalah rahmat bagi seluruh umat manusia.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 577, "width": 400, "height": 55, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Allah SWT menetapkan hukum-Nya dengan tujuan melindungi kebaikan manusia, mencegah kerusakan, atau bahkan mencakup keduanya secara bersamaan baik di dunia maupun di akhirat 10 . Tujuan tersebut dapat dicapai", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 658, "width": 430, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "7 Samud Samud, ‘Maqashid Syari’Ah Dalam Pembaharuan Hukum Ekonomi Islam’, Mahkamah : Jurnal Kajian", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 671, "width": 299, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hukum Islam , 3.1 (2018), 45 <https://doi.org/10.24235/mahkamah.v3i1.2750>.", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 682, "width": 306, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "8 Wahbah az-Zuhaili, Ushûl al-Fiqh al-Islâmi, ( Beirut: Dâr al-Fikr , 1986), 1017", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 695, "width": 394, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "9 Ash-Shâtibi, Al-Muwâfaqât fî Ushûl asy- Syarî’ah, (Riyadh: Maktabah al-Riyadh al-Haditsah ,tth), 6", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 708, "width": 447, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "10 Saifuddin Abi al-Hasan Ali ibn Ali ibn Muhammad al-Amidi, al-ihkan fi Ushul al-Ahkam , (Beirut: Dar al-kitab al-Ilmiyah , tth), Juz III, h. 237", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "258", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 89, "width": 400, "height": 181, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "melalui implementasi hukum (taklif) , yang sangat bergantung pada pemahaman dari sumber utama hukum Islam, yaitu al-Qur'an dan Hadits. Dalam upaya mewujudkan kemaslahatan di dunia dan akhirat, para ahli ushul fiqh telah mengidentifikasi lima unsur utama yang harus dijaga dan diwujudkan. Unsur- unsur tersebut adalah agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta benda. Seorang yang mempunyai kewajiban hukum (mukallaf) akan mencapai kemaslahatan ketika ia dapat menjaga kelima aspek tersebut dengan baik, sebaliknya, jika ia gagal dalam menjaga aspek-aspek tersebut, maka akan timbul kerusakan (mafsadat) baginya 11 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 278, "width": 399, "height": 34, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam pandangan mengenai maslahah (kemaslahatan), dapat dibedakan menjadi tiga tingkatan berdasarkan kekuatan dan hasil yang dihasilkan:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 318, "width": 79, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Dharuriyyat", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 339, "width": 400, "height": 137, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maslahat dharuriyyat adalah sesuatu yang mutlak diperlukan dalam rangka mencapai kemaslahatan. Dharuriyyat ini sangat penting bagi kehidupan manusia, baik dalam aspek agama maupun dunia. Dengan kata lain, tanpa adanya dharuriyyat, kemaslahatan dunia akan terancam rusak dan berantakan, dan di akhirat pun tidak akan mencapai kebahagiaan, bahkan berisiko mengalami siksa. Dalam bentuk dharuriyyat, terdapat lima prinsip utama yang harus dijaga dan diwujudkan, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 482, "width": 59, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Hajiyat", "type": "List item" }, { "left": 93, "top": 503, "width": 400, "height": 182, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hajiyat adalah maslahah yang diinginkan untuk memberikan keringanan dan menghilangkan kesulitan atau keterbatasan bagi manusia. Jika maslahah tersebut tidak ada atau hilang, maka kehidupan manusia akan menjadi sulit dan menyebabkan kesulitan bagi mereka yang mempunyai kewajiban hukum (mukallaf) . Namun, kesulitan tersebut tidak mencapai tingkat kerusakan yang parah, seperti dalam penerapan rukhsah (keringanan) dalam ibadah bagi mukallaf yang mengalami kesulitan seperti sakit atau dalam perjalanan (musafir) . Rukhsah tersebut bertujuan untuk memudahkan pelaksanaan kewajiban hukum bagi mereka yang menghadapi kesulitan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 692, "width": 72, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "c. Tahsiniyat", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 391, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "11 Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah , (Jakarta: Logos , 1995), h. 39", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "259", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 403, "height": 403, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahsiniyyat adalah mengambil manfaat yang baik dari hal-hal yang dianggap utama atau merupakan kebajikan menurut adat istiadat, dengan menghindari tindakan-tindakan yang merusak dan tidak disetujui oleh akal sehat. Hal ini terkait dengan upaya untuk menyempurnakan akhlak. Contohnya adalah membersihkan najis dan menutup aurat dalam beribadah, mengenakan perhiasan, dan melaksanakan ibadah-ibadah sunnah untuk mendekatkan diri kepada Allah 12 . Jika kita melihat ketiga kategori maslahah tersebut, pada dasarnya semuanya bertujuan untuk menjaga dan mewujudkan kelima pokok tujuan hukum Islam yang mendasari, yaitu menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga harta dan menjaga nasab. Namun, perbedaannya terletak pada tingkat kepentingan masing-masing. Kelompok dharuriyyat dapat dianggap sebagai kebutuhan utama, karena jika kelima pokok itu diabaikan, esensi dan inti dari kelima pokok tersebut akan terancam. Kelompok hajiyat dapat dianggap sebagai kebutuhan sekunder. Artinya, jika kelima pokok dalam kelompok ini diabaikan, esensi dari kelima pokok tersebut tidak terancam, tetapi akan membuat kehidupan manusia menjadi lebih sulit dan terbatas. Sedangkan kelompok tahsiniyyat terkait dengan menjaga etiket dan kepatutan, dan tidak akan mempersulit, bahkan tidak mengancam esensi kelima pokok tersebut. Dengan demikian, kelompok tahsiniyyat lebih berperan sebagai pelengkap dan penguat bagi kelompok dharuriyyat dan hajiyat.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 105, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Teori Kesejahteraan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 538, "width": 400, "height": 159, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Menurut Fatorucman, kesejahteraan merujuk pada perasaan aman, damai, makmur, dan bebas dari berbagai ancaman kemungkaran atau bahaya. Selain itu, kesejahteraan juga dapat diartikan sebagai Falah , yaitu kesuksesan, kemuliaan, dan kemenangan dalam kehidupan baik di dunia maupun di akhirat. Untuk mencapai kehidupan yang mulia dan sejahtera, diperlukan pemenuhan kebutuhan hidup manusia secara seimbang, sehingga dapat memberikan dampak positif untuk mengatasi berbagai masalah, baik dalam aspek materi maupun non- materiil. Dengan cara ini, kesejahteraan akan membawa manusia menuju", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 720, "width": 372, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "12 Wahbah al-Zuhaili, Usul al-Fiqh al-Islami , Cet. Ke-II, (Damaskus: Dar al-Fikr , 1986), h.310", "type": "Footnote" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "260", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 86, "width": 281, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "kedudukan yang terhormat sebagai makhluk yang luhur 13 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 110, "width": 400, "height": 55, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam Islam, kesejahteraan juga dikenal sebagai \"maslahah,\" yang mencakup pertimbangan atau analisis untuk menentukan kebaikan atau manfaat dari suatu perbuatan. Beberapa karakteristik atau sifat dari maslahah antara lain:", "type": "Text" }, { "left": 89, "top": 172, "width": 402, "height": 116, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "a. Maslahah bersifat subjektif, yang berarti setiap individu memiliki otoritas untuk menilai apakah suatu perbuatan dianggap sebagai maslahah (kebaikan atau manfaat) atau tidak, sesuai dengan pandangan dan keyakinan pribadinya. Namun, kriteria masalah ditetapkan oleh syariah (hukum Islam) dan memiliki sifat mengikat bagi seluruh individu, artinya aturan-aturan yang diatur oleh syariah harus dihormati dan ditaati oleh semua orang.", "type": "List item" }, { "left": 89, "top": 294, "width": 403, "height": 120, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "b. Maslahah individu selaras dengan maslahah masyarakat secara keseluruhan. Ini berbeda dengan konsep parato optimum, di mana ada kondisi ideal di mana kepuasan satu orang tidak dapat meningkat tanpa mengorbankan kepuasan orang lain. Konsep ini relevan dalam memastikan pemenuhan kesejahteraan manusia yang mencakup kebutuhan penting (dhoruriyat), kebutuhan kehendak (hajiyat) , dan kebutuhan yang meningkatkan kualitas hidup (tahsiniyat) 14 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 443, "width": 155, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Bakorwil Iv Pamekasan", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 462, "width": 400, "height": 198, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 12 Tahun 2008 dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 117 Tahun 2008, memiliki struktur organisasi dan tugas yang terdefinisi dengan jelas. Dalam struktur kepemimpinan, Bakorwil IV Pamekasan dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab langsung kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah 15 . Tugas utama Bakorwil IV Pamekasan mencakup pelaksanaan, koordinasi, dan pengawasan pembangunan di wilayah Jawa Timur. Dalam menjalankan tugas tersebut, Bakorwil terorganisir ke dalam beberapa bidang kerja, yaitu Bidang Pemerintahan, Bidang Pembangunan Ekonomi, Bidang Kemasyarakatan, dan Bidang Sarana dan Prasarana.", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 683, "width": 338, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "13 Faturocman, Kesejahteraan Masyarakat, (Yogyakarta : Pustaka Belajar , 2012), h. 103", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 695, "width": 420, "height": 24, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "14 Al- Syathbi, Al-Muwafaqad, H. 324, ;Iihat Juga Juhaya S Praja, filsafat Hukum Islam, (Bandung : LPPM Universitas Islam Bandung, 1995), h. 105", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 305, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "15 Pembangunan Jawa Timur and others, ‘Gubernur Jawa Timur’, 2010, 1–4.", "type": "Footnote" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "261", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 628, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Hasil wawancara dengan pegawai di Bidang Pembangunan Ekonomi mengungkapkan bahwa penanganan sertifikasi halal produk berada di bawah tanggung jawab bidang ini. Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan memainkan peran krusial dalam meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pendekatan terstruktur. Dengan fokus pada koordinasi, fasilitasi, dan dorongan, Bakorwil secara aktif mendorong UMKM untuk mendapatkan sertifikasi halal pada produk-produknya. Kolaborasi menjadi fondasi utama, di mana serangkaian kegiatan rutin diadakan, mengundang UMKM untuk berpartisipasi, berkolaborasi dengan pendamping halal (PPH) dengan memfasilitasi tempat yang nyaman untuk pertemuan mereka, serta menyediakan bantuan dalam proses perizinan yang diperlukan. Bakorwil memastikan bahwa semua UMKM difasilitasi untuk memperoleh sertifikasi halal. Bakorwil secara proaktif membuat undangan kepada kabupaten se-Madura, instansi koperasi, dan dinas perdagangan agar turut menugaskan UMKM yang belum bersertifikat halal untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang diadakan. Dalam upaya pemantauan, Bakorwil melibatkan dinas terkait seperti dinas perdagangan dan dinas koperasi dari empat kabupaten. Kegiatan monitoring melibatkan rapat koordinasi (rakor) di mana seluruh UMKM dan dinas terkait diundang. Di sini, Bakorwil tidak hanya memantau perkembangan, tetapi juga mencari kendala-kendala yang dihadapi oleh pelaku usaha dan dinas terkait. Rakor menjadi wadah untuk mencari solusi permasalahan dan menghasilkan laporan yang langsung disampaikan ke provinsi, kepada Sekretaris Daerah (Sekda) dan Gubernur. Proses monitoring dilakukan melalui penyusunan nota dinas kepada Kepala Bakorwil, yang selanjutnya melibatkan dinas terkait untuk turun ke lapangan, mengidentifikasi permasalahan, dan membahasnya dalam rakor. Hasilnya dilaporkan kepada gubernur, menciptakan siklus umpan balik yang berkelanjutan. Partisipan dalam kegiatan rakor ini mencakup 50 orang, dengan perwakilan dari UMKM dan dinas, narasumber dari dinas terkait, serta pihak-pihak yang memiliki keterkaitan dengan kegiatan ini. Dengan pendekatan ini, Bakorwil IV Pamekasan menunjukkan komitmennya untuk membentuk ekosistem yang mendukung pertumbuhan UMKM, memastikan kesejahteraan", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "262", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 35, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "pelaku usaha, dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar yang semakin global.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 151, "width": 56, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peran Pph", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 400, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks penelitian mengenai peran pendamping sertifikasi halal bagi UMKM, penelitian ini mengungkap beberapa temuan hasil dari wawancara dengan para pendamping halal atau PPH. Mayoritas dari mereka secara aktif turun langsung ke lapangan dalam upaya mencari produk UMKM yang belum memiliki sertifikasi halal. Sebagian temuan juga menunjukkan bahwa peran Bakorwil berfungsi sebagai penghubung yang memfasilitasi pertemuan antara UMKM dan pendamping halal.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 313, "width": 400, "height": 178, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam menjalankan tugas mereka, para pendamping halal menggunakan berbagai metode pendekatan yang terbukti efektif. Salah satunya adalah dengan memulai dengan membeli produk UMKM yang belum memiliki sertifikasi halal. Setelah itu, mereka bertanya kepada pemilik UMKM apakah produk tersebut sudah bersertifikasi atau belum. Selanjutnya, mereka menjelaskan secara terperinci tentang manfaat memiliki sertifikasi halal, seperti peningkatan penjualan, meningkatnya kepercayaan konsumen, dan perluasan akses pasar. Mereka juga mengundang dan mengumpulkan UMKM ke balai desa. Di sana, mereka memberikan pemahaman dan penjelasan terkait sertifikasi halal.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 497, "width": 400, "height": 96, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dampak positif ini berhasil menarik minat banyak UMKM sehingga akhirnya mereka bersedia mendaftarkan produk mereka untuk disertifikasi. Selain itu, para pendamping halal juga tidak lupa untuk menginformasikan kepada UMKM tentang kewajiban bahwa semua produk harus memiliki sertifikasi halal pada tahun 2024 mendatang 16", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 600, "width": 400, "height": 75, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selama proses pendampingan, para pendamping halal memberikan pemahaman dan edukasi kepada UMKM terkait penggunaan bahan dan metode pengolahan yang sesuai dengan standar kehalalan. Ini mencakup upaya untuk memastikan bahwa produk-produk tersebut terbebas dari bahan-bahan yang", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 696, "width": 453, "height": 36, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "16 Indah, Produk Ini Harus Bersertifikat Halal di 2024, Kemenag: Ada Sanksi Bagi yang Belum!, Kementrian Agama Republik Indonesia , https://kemenag.go.id/pers-rilis/produk-ini-harus-bersertifikat-halal-di-2024-kemenag-ada- sanksi-bagi-yang-belum-hdyhh9 , (Diakses, 7 Januari 2023)", "type": "Footnote" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "263", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 76, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "dianggap berbahaya, haram, atau najis dalam Islam. Mereka mendampingi UMKM sejak awal proses produksi atau pengolahan hingga tahap pengemasan, memastikan bahwa seluruh tahapan mematuhi standar kehalalan yang telah ditetapkan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 171, "width": 400, "height": 125, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“kalau saya pribadi sih langkah langkahnya masih circle terkecil kita dulu, nah nanti keluarga saudara semua itu akan terus, saya kan terus satu orang sudah dapat nih sertifikat halal, tolong dong info ke temen saudara ya ini ada sertifikasi halal produk gratis, otomatis mereka mencari saya lama lama dan kita sebaga pendamping ada kuncinya, kita ramah sama mereka, dan yang kedua kita gak mau nerima apapun dari mereka, itu sih yang saya lakukan untuk saya pribadi” 17 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 326, "width": 43, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "UMKM", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 344, "width": 400, "height": 137, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaku Usaha adalah pihak yang secara langsung terlibat dalam hubungan dengan konsumen, yang berarti mereka tidak hanya terlibat dalam produksi barang, tetapi juga dalam distribusi barang kepada konsumen 18 . Menurut Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, pelaku usaha merujuk kepada individu atau entitas usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun bukan, yang beroperasi di Republik Indonesia, baik secara independen maupun melalui perjanjian, dalam berbagai sektor ekonomi 19", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 488, "width": 88, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Alasan Sertifikasi", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 508, "width": 400, "height": 116, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sebagian besar pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) mendaftarkan produk mereka untuk mendapatkan sertifikasi halal dengan tujuan memastikan kelegalan produk dan . Hal ini menjadi krusial karena mereka berkeinginan memberikan kepercayaan kepada konsumen, terutama setelah mengetahui dari pendamping produk halal (PPH) bahwa pada tahun 2024 mendatang, segala produk makanan dan minuman diharuskan memiliki label dan", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 648, "width": 234, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "17 Rika Riyanti, Wawancara , Pamekasan 18 September 2023", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 660, "width": 417, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "18 Ahmad Makhtum Ahmad Sulaiman Faqih, ‘Analisis Respon Pelaku Usaha Warung Makan Terhadap Kewajiban Sertifikasi Halal Di Kabupaten Pamekasan’, Qawwam: The Leader’s Writing , 2.2 (2021), 75", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 685, "width": 247, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "<https://jurnalfuad.org/index.php/qawwam/article/view/101>.", "type": "Picture" }, { "left": 36, "top": 696, "width": 407, "height": 24, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "19 Presiden Republik Indonesia, ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen’, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia , 2003.1 (1999), 1–5", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 721, "width": 405, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "<https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/e39ab-uu-nomor-8-tahun-1999.pdf>.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "264", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 86, "width": 397, "height": 16, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "sertifikasi halal 20 . Pernyataan dari wawancara berikut menunjukkan hal tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 110, "width": 399, "height": 58, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“biar diketahui orang produk ini ada label halalnya, karena produk saya dari segi kemasan alhamdulilah sudah bagus, kalau gak ada halalnya mau masuk kepasar modern kan dak mungkin diterima apalagi untuk tahun 2024 mendatang harus bersertifikasi halal semua” 21 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 175, "width": 109, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Proses Pendampingan", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 196, "width": 400, "height": 116, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pelaku UMKM mendapatkan pendampingan dan arahan langsung dari PPH sepanjang proses produksi, mulai dari tahap awal hingga pengemasan. PPH sangat memerhatikan bahwa selama proses tersebut, bahan yang digunakan benar-benar terhindar dari unsur yang dianggap haram dan najis. Dengan demikian, produk yang dihasilkan dapat memenuhi standar kehalalan secara menyeluruh.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 319, "width": 399, "height": 37, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“Alhamdulillah, kami di dampingi dari awal hingga akhir termasuk diajari tentang penggunaan bahan-bahan yang sudah bersertifikat halal” 22 .", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 363, "width": 96, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dampak Sertifikasi", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 383, "width": 400, "height": 117, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Terdapat tiga responden dari UMKM yang diwawancarai oleh peneliti, yang relevan dengan pembahasan ini. Ketiga responden tersebut telah menjalankan usaha mereka, dan produk-produk mereka sudah memiliki sertifikasi halal sebelumnya. Respon dari mereka menyatakan bahwa setelah produk mereka memperoleh sertifikasi halal, terjadi peningkatan pada pangsa pasar mereka, serta peningkatan kualitas produk.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 507, "width": 399, "height": 81, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "“ Alhamdulillah tentunya dengan begitu saya bisa memperlas penjualan saya dan mendapatkan pendapatan lebih dari yang sebelum-belumnya, bisa menambah kepercayaan konsumen dan saya tidak ragu lagi untuk menjual produk saya melalui media online, seperti shopee dan lai-lain” 23", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 595, "width": 400, "height": 34, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari hasil wawancara dengan para pelaku usaha, beberapa kesimpulan dapat diidentifikasi, di antaranya:", "type": "Text" }, { "left": 133, "top": 638, "width": 43, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Indikator", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 638, "width": 53, "height": 10, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kesimpulan", "type": "Table" }, { "left": 36, "top": 682, "width": 294, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "20 LPPOM MUI, ‘Jurnal Halal, Halal Is My Life’, Lppom Mui , 157, 2022, 44.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 695, "width": 210, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "21 Susiati, Wawancara , Pamekasan 18 September 2023", "type": "List item" }, { "left": 36, "top": 707, "width": 215, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "22 Rofiqoh, Wawancara , Pamekasan 18 September 2023", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 200, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "23 Ulfa, Wawancara , Pemekasan 18 September 2023", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "265", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 325, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p)", "type": "Page header" }, { "left": 26, "top": 52, "width": 446, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Table" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 133, "top": 89, "width": 325, "height": 165, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan Pemahaman Agama - Para pelaku usaha mengalami peningkatan pemahaman agama, khususnya dalam hal kehalalan produk, termasuk bahan dan proses produksi yang harus bebas dari bahan haram dan najis. Pemahaman ini diperoleh melalui pendamping produk halal (PPH) selama proses pendampingan Peningkatan Kepercayaan Diri Terhadap Produk", "type": "Table" }, { "left": 133, "top": 311, "width": 95, "height": 97, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Peningkatan Pemahaman Teknologi Peningkatan Penjualan", "type": "Table" }, { "left": 240, "top": 210, "width": 218, "height": 96, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Para pelaku usaha menunjukkan peningkatan kepercayaan diri terhadap produk mereka setelah memperoleh sertifikasi halal. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme mereka dalam memasarkan produk mereka ke jaringan yang lebih luas melalui berbagai platform media sosial", "type": "Text" }, { "left": 240, "top": 313, "width": 218, "height": 79, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- Penyertaan dalam sertifikasi halal juga berdampak pada peningkatan pemahaman teknologi di kalangan pelaku usaha. Mereka menjadi lebih terampil dalam memanfaatkan teknologi dalam proses produksi dan pemasaran produk mereka", "type": "List item" }, { "left": 240, "top": 398, "width": 218, "height": 79, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "- para pelaku usaha mengalami peningkatan dalam penjualan produk mereka setelah memperoleh sertifikasi halal. Hal ini disebabkan oleh perluasan wilayah pasar mereka yang semakin meluas setelah produk mereka bersertifikat halal.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 519, "width": 161, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Implementasi Maqasid Syariah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 538, "width": 400, "height": 178, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maqasid Syariah adalah konsep dalam hukum Islam yang memiliki dua pengertian utama: pengertian yang umum dan pengertian yang khusus. Pengertian yang umum merujuk pada apa yang dimaksud oleh ayat-ayat hukum atau hadis-hadis hukum dalam Islam. Dengan kata lain, ini adalah pengertian yang identik dengan konsep Maqasid Al-Syariah itu sendiri, yaitu mencari dan memahami maksud Allah dalam menurunkan ayat-ayat hukum atau maksud Rasulullah dalam mengeluarkan hadis hukum. Sementara pengertian khusus merujuk kepada substansi atau tujuan yang ingin dicapai melalui suatu rumusan hukum. Dalam konteks Maqasid Al-Syariah, pengertian khusus mengacu pada", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "266", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 76, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "tujuan-tujuan khusus yang ingin dicapai melalui penerapan hukum-hukum Islam, seperti keadilan, kesejahteraan sosial, dan perlindungan hak asasi manusia. Jadi, pengertian khusus adalah pemahaman tentang tujuan-tujuan konkret yang hendak dicapai melalui pelaksanaan hukum-hukum Islam 24 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 170, "width": 400, "height": 157, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Maqasid Syariah memiliki peranan yang sangat signifikan dalam analisis dan pembahasan hukum dalam Islam. Ketika kita berbicara tentang sertifikasi halal, prinsip dasarnya adalah bahwa statusnya adalah \"mubah\" atau boleh digunakan pada awalnya. Namun, dalam situasi yang memerlukan jaminan bahwa suatu produk adalah halal, sertifikasi tersebut dapat menjadi \"wajib\". Selain itu, jika produk yang ada di pasaran sudah memiliki sertifikasi halal, maka menggunakan produk tersebut dianggap sebagai tindakan yang lebih dianjurkan, yaitu \"sunnah\" 25 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 334, "width": 400, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pada dasarnya, inti dari pembahasan Maqasid Al-Syari'ah adalah untuk mencapai kemaslahatan dan mencegah kerusakan, baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Setiap aspek hukum, baik yang secara tegas disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah maupun yang dihasilkan melalui proses ijtihad, harus selalu berfokus pada tujuan untuk mewujudkan manfaat (mashlahah) ini 26 .", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 437, "width": 160, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sertifikasi Halal Adalah Dhorurah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 458, "width": 400, "height": 157, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sertifikasi halal dianggap sebagai sebuah kebutuhan darurat dalam teori kemashlahatan. Dalam kerangka Maqasid Syariah, terdapat tiga tingkatan, yang pertama adalah \"Dharuriyat,\" yang artinya adalah kebutuhan mendesak atau darurat. Dalam konteks kebutuhan darurat, jika kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka dapat mengancam keselamatan manusia baik dalam kehidupan dunia maupun di akhirat. Dengan demikian, penetapan status hukum, seperti wajib atau haram, memiliki tujuan untuk mencapai kebaikan yang ingin diimplementasikan melalui hukum atau peraturan yang ada 27 .", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 636, "width": 429, "height": 36, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "24 Maisyarah Rahmi Hasan, ‘The Importance of Halal Certified Products in Samarinda City: In the Light of Maqasid Al-Syari’ah’, Borneo International Journal of Islamic Studies , 2.1 (2019), 41–69 <https://doi.org/10.21093/bijis.v2i1.1832>.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 672, "width": 447, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "25 Maisyarah Rahmi, ‘Maqasid Syariah Sertifikasi Halal’, Bening Media Publishing , 2021, 1–174 <https://www.google.co.id/books/edition/Maqasid_Syariah_Sertifikasi_Halal/ezqoEAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0>.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 695, "width": 450, "height": 25, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "26 Ali Mutakin, ‘Teori Maqashid Al Syari’ah Dan Hubungannya Dengan Metode Istinbath Hukum’, Kanun, Jurnal Ilmu Hukum , 19.3 (2017), 547–70 <https://jurnal.usk.ac.id/kanun/article/view/7968>.", "type": "Footnote" }, { "left": 36, "top": 719, "width": 39, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "27 Rahmi.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "267", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 178, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemberian sertifikasi halal sebagai suatu keharusan (wajib) diklasifikasikan sebagai suatu keadaan darurat yang sangat mengkhawatirkan umat Islam. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran terkait dengan keberhalalan produk makanan yang tidak dapat dijamin. Permasalahan seringkali muncul karena praktik penipuan yang dilakukan oleh para pelaku usaha dalam proses pengolahan dan penggunaan bahan baku yang tidak memenuhi standar halal. Dampak dari situasi ini adalah ketidakamanan konsumen dalam mengonsumsi makanan dan minuman. Oleh karena itu, dalam situasi seperti ini, pemberian sertifikasi halal dianggap sebagai suatu keharusan (wajib).", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 273, "width": 154, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sertifikasi Halal Adalah Hajjiyah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 295, "width": 400, "height": 117, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Kategori berikutnya dalam Maqasid Syariah adalah \" Hajiyyat,\" yang mengacu pada kebutuhan sekunder. Jika kebutuhan ini tidak terpenuhi, itu tidak akan mengancam keselamatan, tetapi akan menyebabkan kesulitan. Dalam Islam, terdapat konsep hukum rukhshah (keringanan), yang digunakan untuk meringankan beban, sehingga hukum dapat dijalankan tanpa tekanan atau kendala berlebihan 28 .", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 419, "width": 400, "height": 137, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam konteks sertifikasi halal, kebutuhan akan label halal tidak akan mengancam keselamatan, tetapi akan menyebabkan kesulitan. Kesulitan ini muncul karena tidak dapat dipastikan bahwa produk tersebut halal tanpa adanya label halal atau sertifikasi halal. Namun, situasi ini tidak sampai menciptakan bahaya yang signifikan. Oleh karena itu, dalam keadaan seperti ini, pemberian sertifikasi halal dapat dikategorikan sebagai \"sunnah,\" yang mengindikasikan bahwa itu adalah tindakan yang dianjurkan, meskipun bukan suatu keharusan.", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 563, "width": 165, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sertifikasi Halal Adalah Tahsiniyah", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 584, "width": 400, "height": 76, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dalam tingkatan Maqasid Syariah yang disebut \"Tahsiniyat,\" terkait dengan hal-hal yang berfungsi sebagai penyempurna atau pelengkap. Kebutuhan di tingkat ini adalah kebutuhan tambahan yang, jika tidak terpenuhi, tidak akan mengancam keselamatan dan tidak akan menimbulkan kesulitan.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 666, "width": 399, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Sertifikasi halal dianggap sebagai contoh kebutuhan pelengkap di kategori", "type": "Text" }, { "left": 36, "top": 707, "width": 447, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "28 Ahmad Dumyathi Bashori, ‘Vol. 36, No. 1, Agustus 2013 ISSN : 0126-396X P’, Dialog: Jurnal Penelitian Dan Kajian Islam , 36.1 (2013).", "type": "Footnote" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "268", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 400, "height": 219, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Tahsiniyat. Tanpa sertifikasi halal, keselamatan dan kenyamanan konsumen tidak akan terancam, dan tidak akan muncul kesulitan yang signifikan. Oleh karena itu, dalam konteks ini, pemberian sertifikasi halal dapat dikategorikan sebagai \"mubah,\" yang berarti bahwa itu adalah suatu tindakan yang diperbolehkan, tetapi bukan suatu keharusan. Dari penjelasan di atas, kita bisa memahami bahwa ada beberapa tingkatan dalam hukum sertifikasi halal. Jika kita melihatnya dari sudut pandang Maqasid Al-Syariah, khususnya yang berkaitan dengan lima aspek yang harus dijaga dalam Maqasid Al-Syariah, yaitu memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Maka dengan adanya sertifikasi halal bagi pelaku usaha akan mewujudkan 5 aspek tersebut dilihat dari indikator capaian yang telah disebutkan pada tabel diatas.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 313, "width": 400, "height": 77, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan pemahaman yang semakin meningkat dari pihak pelaku usaha mengenai agama, terutama dalam hal standar kehalalan yang diperoleh melalui proses pendampingan sertifikasi halal produk, maka dapat disimpulkan bahwa ini secara langsung memenuhi aspek pemeliharaan terhadap agama (Hifz Din).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 397, "width": 400, "height": 307, "page_number": 16, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Selain itu, peningkatan kepercayaan diri terhadap produk mereka setelah mendapatkan sertifikasi halal, sebagaimana tercermin dalam antusiasme mereka dalam memasarkan produk di berbagai platform yang lebih luas, juga menunjukkan pemenuhan pemeliharaan terhadap jiwa (Hifz Nafs). Keterlibatan dalam sertifikasi halal juga berdampak positif pada peningkatan pemahaman teknologi di kalangan pelaku usaha, sehingga mereka lebih terampil dalam memanfaatkan teknologi dalam proses produksi dan pemasaran produk mereka. Ini menggambarkan pemenuhan pemeliharaan terhadap akal (Hifz Aql). Dalam hal peningkatan penjualan produk mereka yang disebabkan oleh perluasan pasar setelah produk mereka bersertifikat halal, ini menunjukkan pemenuhan pemeliharaan harta (Hifz Maal) . Selain itu, pematuhan terhadap prinsip-prinsip bisnis yang halal, baik dalam produksi maupun pemasaran produk, juga berkontribusi pada pemeliharaan keturunan (Hifz Nasab) . Ini karena praktik bisnis yang baik dapat membentuk warisan positif yang dapat diwariskan kepada generasi berikutnya, memberikan manfaat jangka panjang bagi keturunan mereka.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "269", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 325, "height": 24, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p)", "type": "Page header" }, { "left": 26, "top": 52, "width": 446, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Table" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 65, "top": 90, "width": 81, "height": 12, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "KESIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 93, "top": 109, "width": 400, "height": 119, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dari uraian diatas dapat disimkpulkan bahwa sertifikasi halal memegang peran penting dalam peningkatan kesejahteraan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) melalui pendekatan terstruktur. Sertifikasi halal tidak hanya memberikan jaminan kehalalan produk makanan dan minuman, tetapi juga memenuhi aspek pemeliharaan terhadap agama (Hifz Din) dan aspek-aspek lain dalam Maqasid Syariah, seperti pemeliharaan terhadap jiwa (Hifz Nafs), akal (Hifz", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 236, "width": 238, "height": 14, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Aql), harta (Hifz Maal) , dan keturunan (Hifz Nasab).", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 257, "width": 400, "height": 96, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Pemerintah, khususnya Badan Koordinasi Wilayah (Bakorwil) IV Pamekasan, berperan aktif dalam memfasilitasi sertifikasi halal dan mendukung UMKM. Kolaborasi dengan pendamping produk halal (PPH) dan monitoring berkala menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan UMKM, meningkatkan daya saing produk lokal, dan memastikan kesejahteraan pelaku usaha.", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 360, "width": 400, "height": 116, "page_number": 17, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Dengan demikian, sertifikasi halal bukan hanya tentang kepatuhan pada prinsip-prinsip agama, tetapi juga tentang menciptakan peluang ekonomi, meningkatkan penjualan, memperkuat pemahaman teknologi, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi generasi mendatang. Sertifikasi halal menjadi alat yang memastikan bahwa semua aspek kesejahteraan dalam Maqasid Syariah terpenuhi melalui pengembangan UMKM yang berkelanjutan.", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "270", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 446, "height": 36, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p) http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Page header" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 210, "top": 90, "width": 110, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 69, "top": 109, "width": 423, "height": 43, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ahmad Sulaiman Faqih, Ahmad Makhtum, ‘Analisis Respon Pelaku Usaha Warung Makan Terhadap Kewajiban Sertifikasi Halal Di Kabupaten Pamekasan’, Qawwam: The Leader’s Writing , 2.2 (2021), 75", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 152, "width": 294, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "<https://jurnalfuad.org/index.php/qawwam/article/view/101>", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 166, "width": 423, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Al-Syathbi, Al-Muwafaqad, H. 324, ;Iihat Juga Juhaya S Praja, filsafat Hukum Islam, (Bandung : LPPM Universitas Islam Bandung, 1995)", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 195, "width": 423, "height": 58, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Bashori, Ahmad Dumyathi, ‘Vol. 36, No. 1, Agustus 2013 ISSN : 0126-396X P’, Dialog: Jurnal Penelitian Dan Kajian Islam , 36.1 (2013) BPS, ‘Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Timur (Jiwa),", "type": "Text" }, { "left": 194, "top": 239, "width": 298, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2021-2023’, Badan Pusat Statistik , 2023, p. 1", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 252, "width": 366, "height": 28, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "<https://jatim.bps.go.id/indicator/12/375/1/jumlah-penduduk-provinsi-jawa- timur.html>", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 281, "width": 422, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faturrahman Djamil, Metode Ijtihad Majlis Tarjih Muhammadiyah , (Jakarta: Logos ,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 294, "width": 25, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "1995", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 309, "width": 423, "height": 168, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Faturocman, Kesejahteraan Masyarakat, (Yogyakarta : Pustaka Belajar , 2012) Hasan, Maisyarah Rahmi, ‘The Importance of Halal Certified Products in Samarinda City: In the Light of Maqasid Al-Syari’ah’, Borneo International Journal of Islamic Studies , 2.1 (2019), 41–69 <https://doi.org/10.21093/bijis.v2i1.1832> Hori, Wawancara , Pamekasan 3 Oktober 2023 Indah, Produk Ini Harus Bersertifikat Halal di 2024, Kemenag: Ada Sanksi Bagi yang Belum!, Kementrian Agama Republik Indonesia , https://kemenag.go.id/pers-rilis/produk- ini-harus-bersertifikat-halal-di-2024-kemenag-ada-sanksi-bagi-yang-belum-hdyhh9 , Intani, Anita Puni, ‘PENGARUH KEPERCAYAAN RELIGIUS DAN SERTIFIKASI HALAL TERHADAP MINAT BELI PRODUK BAKPIA KURNIA SARI : DENGAN MEDIATOR KESADARAN HALAL.Pdf’ (Universitas Islam Indonesia Yogyakartaa, 2022)", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 478, "width": 342, "height": 14, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "MUI, LPPOM, ‘Jurnal Halal, Halal Is My Life’, Lppom Mui , 157, 2022, 44", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 492, "width": 423, "height": 85, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mutakin, Ali, ‘Teori Maqashid Al Syari’ah Dan Hubungannya Dengan Metode Istinbath Hukum’, Kanun, Jurnal Ilmu Hukum , 19.3 (2017), 547–70 <https://jurnal.usk.ac.id/kanun/article/view/7968> Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2014 Tentang Jaminan Produk Halal’, Undang – Undang Republik Indonesia , 1, 2014, 1–40", "type": "List item" }, { "left": 69, "top": 577, "width": 423, "height": 70, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Presiden Republik Indonesia, ‘Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen’, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia , 2003.1 (1999), 1–5 <https://gatrik.esdm.go.id/assets/uploads/download_index/files/e39ab-uu-nomor- 8-tahun-1999.pdf>", "type": "Table" }, { "left": 69, "top": 648, "width": 421, "height": 71, "page_number": 18, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Rika Riyanti, Wawancara , Pamekasan 18 September 2023 Rofiqoh, Wawancara , Pamekasan 18 September 2023 Rahmi, Maisyarah, ‘Maqasid Syariah Sertifikasi Halal’, Bening Media Publishing , 2021, 1– 174 <https://www.google.co.id/books/edition/Maqasid_Syariah_Sertifikasi_Halal/ezqo", "type": "Text" }, { "left": 254, "top": 734, "width": 19, "height": 10, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "271", "type": "Page footer" }, { "left": 26, "top": 27, "width": 325, "height": 24, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "AL YASINI: Jurnal Keislaman, Sosial, Hukum dan Pendidikan Ter-akreditasi No.36/E/KPT/2019, ISSN: 25276603 (e), 25273175 (p)", "type": "Page header" }, { "left": 26, "top": 52, "width": 446, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "http://doi.org/10.55102.alyasini.v8i2, http://ejournal.kopertais4.or.id/tapalkuda/index.php/alyasini/", "type": "Table" }, { "left": 496, "top": 34, "width": 87, "height": 28, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Vol. 08 No. 02 NOPEMBER 2023", "type": "Page header" }, { "left": 93, "top": 88, "width": 135, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "EAAAQBAJ?hl=en&gbpv=0>", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 102, "width": 423, "height": 57, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Saifuddin Abi al-Hasan Ali ibn Ali ibn Muhammad al-Amidi, al-ihkan fi Ushul al- Ahkam , (Beirut: Dar al-kitab al-Ilmiyah , tth), Juz III, h. 237 Susiati, Wawancara , Pamekasan 18 September 2023 Samud, Samud, ‘Maqashid Syari’Ah Dalam Pembaharuan Hukum Ekonomi Islam’,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 160, "width": 399, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Mahkamah : Jurnal Kajian Hukum Islam , 3.1 (2018), 45", "type": "Table" }, { "left": 93, "top": 174, "width": 229, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "<https://doi.org/10.24235/mahkamah.v3i1.2750>", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 187, "width": 423, "height": 28, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Timur, Pembangunan Jawa, Tugas Sekretariat, Analisis Beban Kerja, Kompetensi Jabatan, Struktural Pegawai, Negeri Sipil, and others, ‘Gubernur Jawa Timur’,", "type": "Text" }, { "left": 93, "top": 214, "width": 46, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "2010, 1–4", "type": "Text" }, { "left": 69, "top": 229, "width": 423, "height": 57, "page_number": 19, "page_width": 595, "page_height": 842, "text": "Ulfa, Wawancara , Pemekasan 18 September 2023 Wahbah al-Zuhaili, Usul al-Fiqh al-Islami , Cet. Ke-II, (Damaskus: Dar al-Fikr , 1986 Yulia, Lady, ‘Halal Products Industry Development Strategy Strategi Pengembangan Industri Produk Halal’, Jurnal Bisnis Islam , 8.1 (2015), 121–62", "type": "Text" } ]
be2bcb7a-5a1e-c09b-7d79-fe4282f4212e
http://thejournalish.com/ojs/index.php/thejournalish/article/download/693/453
[ { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[488]", "type": "Page footer" }, { "left": 178, "top": 72, "width": 262, "height": 50, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "TheJournalish: Social and Government http://thejournalish.com/ojs/index.php/thejournalish/index Vol. 4 No. 4 (2023): Social and Government DOI: https://doi.org/10.55314/tsg.v4i4.693 Hal. 488-495", "type": "Text" }, { "left": 83, "top": 146, "width": 450, "height": 65, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio (Podcast) Pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri", "type": "Text" }, { "left": 261, "top": 226, "width": 89, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Edang M Kendana", "type": "Section header" }, { "left": 96, "top": 241, "width": 426, "height": 21, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia, Indonesia Email: [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 274, "width": 471, "height": 218, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Seiring dengan perkembangan zaman, di era revolusi industri 4.0 saat ini perkembangan teknologi yang begitu pesat, berdampak pada berbagai dimensi kehidupan. Salah satunya berdampak pada semakin canggih dan berkembangnya jenis media pembelajaran, terutama pada proses penyelenggaraan pembelajaran pelatihan dalam rangka meningkatkan kompetensi Aparatur Sipil Negara (ASN). Berkaitan dengan hal tersebut, salah satu pelatihan yang diselenggarakan dalam rangka meningkatkan kompetensi manajerial ASN adalah Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA). PKA merupakan pelatihan yang pesertanya rata-rata berusia 45 tahun menurut Howe dan Strauss (2000) maka usia tesebut termasuk kedalam generasi X yang lahir antara tahun 1960 sampai dengan 1980, berdasarkan hasil penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa bahwa gen X memiliki kesenjangan yang rendah terhadap digital. Berkaitan dengan hal di atas, maka pada penelitian ini peneliti, menggunakan jenis penelitian Research and Development (R&D) yang merupakan cara ilmiah untuk memperoleh data, sehingga dapat dipergunakan untuk mengembangkan suatu produk, sedangkan tujuan penelitianya adalah untuk menguji kelayakan salah satu media pembelajaran berjenis audio yang bernama PODCAST dalam pelatihan PKA. Podcast adalah suatu program siaran yang membahas topik-topik menarik dengan cara merekam audio secara detail dan terencana dengan tujuan tertentu. Saat ini pemanfaatan podcast menjadi trend di kalangan kaum milenial, karena dapat didengar kapan dan dimana saja selama tersambung dengan internet. Adapun hasil penelitian pada pengembangan media pembelajaran audio PODCAST tersebut dengan presentase penelitian uji coba secara luas menunjukan jumlah presentase ≥ 51%, yaitu sebesar 86,25%. Hasil ini termasuk dalam kategori Sangat Layak. Dimana sebelumnya telah melalui beberapa tahapan pembuatan produknya dengan hasil telah divalidasi oleh ahli desain materi pembelajaran dan ahli komunikasi media pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 504, "width": 310, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata Kunci: Media Pembelajaran, PODCAST, Kompetensi manajerial ASN", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 527, "width": 471, "height": 172, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: Along with the times, in the current era of industrial revolution 4.0, technological developments are so rapid, it has an impact on various dimensions of life. One of them has an impact on the increasingly sophisticated and developing types of learning media, especially in the process of organizing learning and training in order to increase the competency of the State Civil Apparatus (ASN). In this regard, one of the trainings held to improve ASN managerial competence is Administrator Leadership Training (PKA). PKA is a training whose participants are on average 45 years old according to Howe and Strauss (2000), so this age belongs to generation In connection with the above, in this research the researcher used the Research and Development (R&D) type of research, which is a scientific way to obtain data, so that it can be used to develop a product, while the aim of the research is to test the feasibility of one of the audio type learning media. which is called PODCAST in PKA training. Podcast is a broadcast program that discusses interesting topics by recording audio in detail and in a planned manner with a specific purpose. Currently, the use of podcasts has become a trend among millennials, because they can be heard anytime and anywhere as long as they are connected to the internet. The research results on the development of PODCAST audio learning media with a broad percentage of trial research show a percentage of ≥ 51%, namely 86.25%. This result is included in the Very Eligible category. Where previously it had gone through several stages of making its product with the results having been validated by learning material design experts and learning media communication experts", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[489]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 73, "width": 279, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keywords: Learning Media, PODCAST, ASN managerial competency", "type": "Section header" }, { "left": 170, "top": 106, "width": 275, "height": 22, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Article History : Received; 10-08-2023; Revised; 02-09-2023; Accepted; 28-10-2023", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 164, "width": 88, "height": 10, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PENDAHULUAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 177, "width": 471, "height": 86, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) disebutkan bahwa PKA adalah merupakan salah satu jenis pelatihan yang tujuannya dalam rangka memenuhi standar kompetensi manajerial pada jabatan administrator. Dalam pelaksanaanya, PKA bisa diselenggarakan secara klasikal maupun non klasikal. Adapun yang dimaksud dengan non klasikal disini artinya penyelenggaraan PKA dapat dilaksanakan secara E learning. Untuk dapat mengikuti PKA para peserta pelatihan harus memenuhi beberapa persayaran terlebih dahulu, diantaranya persyaratan lulus administratif dan persyaratan usia.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 266, "width": 476, "height": 85, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) adalah salah satu lembaga pelatihan yang memiliki kewenangan untuk menyelenggarakan PKA tersebut. Dalam proses penyelenggaranya, BPSDM Kemendagri fungsi untuk memberikan dukungan administratif, dalam hal proses belajar mengajar, khususnya terhadap analisis kurikulum, pengembangkan bahan pembelajaran, media pembelajaran hingga bagaimana teknologi pembelajaran diberlakukan pada suatu jenis pelatihan. Dimana dalam penyelenggaraan fungsinya tersebut di atas, pelaksanaannya disesuaikan dengan perkembangan zaman dan disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 354, "width": 471, "height": 289, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terkait dengan hal tersebut di atas, salah satu unsur yang tidak bisa terlepas dari penyelenggaraan PKA adalah media pembelajaran yang digunakan oleh fasilitator atau widyaiswara. Media Pembelajaran adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam proses pembelajaran PKA. Ramli Muhammad (2012:1), mengatakan bahwa terdapat tiga klasifikasi media pembelajaran, yaitu : (1) Visual, artinya segala bentuk media pembelajaran yang hanya dapat dilihat, (2) Audio, artinya segala bentuk media pembelajaran yang hanya dapat didengar. (3) Visual-Audio, artinya segala bentuk media yang dapat dilihat dan didengar. Berdasarkan data kinerja tahun 2021, telah dilaksanakan pendidikan & pelatihan (diklat) PKA di BPSDM Kemendagri sebanyak 2 (dua) angkatan dengan sistem Blended Learning. PKA diikuti oleh para pejabat administrator di lingkungan Kemendagri dan Pemerintah Daerah, dengan rata-rata usia peserta 45 tahun yang menurut Howe dan Strauss (2000) usia tesebut, termasuk kedalam generasi X yang lahir antara tahun 1960 sd 1980 adalah generasi yang lahir pada tahun-tahun awal dari perkembangan teknologi dan informasi seperti penggunaan PC ( personal computer ), video games, tv kabel, dan internet dengan memiiki karakter yang mandiri dan loyal tetapi dalam penggunaan teknologi sangat kalah jauh jika dibandingkan dengan generasi sesudahnya yaitu generasi Y atau Z, bahkan generasi X tersebut cenderung gagap teknologi (gaptek). maka sejalan dengan pernyataan tersebut, Ninda Puti Arrochmah dan Kharisma Nasionalita ( 2020) dalam hasil penelitianya menyatakan bahwa generasi X memiliki kesenjangan yang rendah terhadap digital, serta berdasarkan pengamatan pula ditemukan fakta bahwa para peserta PKA tersebut, belum mengoptimalkan penggunaan gadget selama proses pembelajaran Seiring dengan perkembangan zaman dan kebijakan smart ASN, maka para pengampu dan peserta perlu beradaptasi dengan digitalisasi media pembelajaran , hal ini penting dilakukan agar sumber belajar dapat diakses dengan mudah oleh para pembelajar melalui berbagai media, salah satunya melalui aplikasi berbasis android . Hal ini bertujuan agar peserta kapan dan dimana saja dapat melaksanakan pembelajaran secara mandiri dengan mudah.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 469, "height": 60, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Salah satu jenis media pembelajaran berbasis audio yang belum digunakan pada PKA di BPSDM Kemendagri bernama Podcast. Podcast adalah suatu media yang dirancang khusus untuk menyampaikan pesan atau ide kepada perorangan atau kelompok melalui suara yang telah direkam terlebih dahulu dan bisa didengarkan kapan saja sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Oleh sebab itu semangat Kemendagri corporate university yang dijalankan oleh BPSDM Kemendagri mempunyai mandat dalam", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[490]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 469, "height": 60, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penyelenggaraan pelatihan subtantif kementerian/lembaga, memiliki peranan yang sangat penting terkhusus dalam media pembelajaran berbasis audio, yang tentunya dalam bentuk dukungan sarana, prasarana ataupun keuangan, supaya tidak terjadi gap antara penyelenggara, peserta dan fasilitator. karena hal tersebut, sangat menunjang dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran disamping media pembelajaran yang lainya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 136, "width": 469, "height": 37, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian pengembangan ini adalah Untuk mendapatkan hasil kelayakan pada media pembelajaran berbasis audio podcast sebagai salah satu media yang layak dipergunakan pada PKA", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 189, "width": 104, "height": 10, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media Pembelajaran", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 201, "width": 471, "height": 124, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media Pembelajaran menurut beberapa literasi berasal dari bahasa latin yang mengandung arti perantara atau pengantar, adalah bentuk jamak dari asal kata medium. (Sukiman, 2012). AAECT ( Association of Education and Communication Technology ) mengartikan media adalah segala sesuatu alat atau perangkat untuk menyampaikan berbagai informasi atau mengirim pesan kepada khalayak. Sedangkan National Education Association (NEA) mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang mampu dimodifikasi untuk dilihat dan dibaca oleh mata serta dapat didengar oleh telinga dalam mendukung suatu proses kegiatan hingga tujuan kegiatan tercapai. Sukiman (2012:27), memberikan definisi media pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan yang dilakukan melalui pengumpulan sumber informasi yang terencana oleh pemberi pesan kepada penerima pesan dengan harapan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang harmonis dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 328, "width": 471, "height": 98, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Anderson dalam Gunawan, Murtopo, Nasrudin, (2021:2) menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah bentuk hubungan yang terjalin antara pembelajar dengan pembuat kontent dalam sebuah kegiatan pembelajaran. Haryoko dalam Sukiman, (2012:28), menyebutkan media pembelajaran sebagai alat, gaya, dan cara yang digunakan untuk melakukan komunikasi antara fasilitator dan peserta dalam proses pendidikan dan bimbingan yang lebih efektif. Adapun Kustandi & Sutjipto dalam Gunawan, Murtopo, Nasrudin, (2021:3) mendefinisikan media pembelajaran sebagai perangkat yang mampu membantu untuk mempermudah interaksi antara pengajar dan pembelajar dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 429, "width": 471, "height": 48, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Merujuk beberapa pendapat dari para ahli tersebut, peneliti berkesimpulan bahwa media pembelajaran adalah seperangkat alat yang dipergunakan oleh pengajar/fasilitator dalam melaksanakan tugasnya pada suatu pembelajaran, dengan tujuan untuk mempermudah berinteraksi dengan pembelajar dalam mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 471, "height": 86, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) dalam Mustofa Abi Hamid dkk, (2020: 19), mengelompokan media pembelajaran tersebut terdiri dari (1) Berdasarkan pada efek makhluk hidup yang bernyawa, manusia dan mahluk hidup lainya, seperti pengajar, pembimbing dan sebagainya (2) Perangkat yang dapat dipublikasikan bisa dalam bentuk jurnal ilmiah, buku informasi, buletin dan sebagainya (3) Perangkat visual, contohnya peta, bagan, slide dan sebagainya (4) Perangkat Audio visual, contohnya televisi, video, laptop dan sebagainya (5) Perangkat Komputer, dalam penerapanya seperti pembelajaran dengan bantuan aplikasi pada komputer;", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 568, "width": 471, "height": 61, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya Azhar Arsyad (2002) dalam Mustofa Abi Hamid dkk, (2020), mengklasifikasikan media pembelajaran menjadi empat kelompok besar media, yaitu: (1)Perangkat media yang disebabkan oleh teknologi cetak (2) Perangkat media yang disebabkan oleh teknologi audio visual (3) Perangkat media yang disebabkan oleh perangkat komputer (4) Perangkat media yang disebabkan oleh hasil gabungan teknologi komputer dan cetak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 631, "width": 471, "height": 74, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun Gerlaeh & Ely (Rusydiyah, 2015) dalam Andrew Fernando Pakpahan dkk, (2020:63), mengelompokan media menjadi delapan kelompok berdasarkan fisiknya, yaitu: (1) Berbentuk benda seutuhnya secara faktual seperti manusia, hewan dan benda lainya (2 )Bentuk yang dapat dipresentasikan di depan khalayak seperti seorang pengajar sedang melakukan proses pembelajaran menggunakan power point dengan bantuan perangkat komputer dan LCD (3) Photo-photo atau gambar; (4) Photo atau gambar yang bisa bergerak, seperti dalam video atau film film; (5) Suara yang direkam yang kemudian", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[491]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 470, "height": 22, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "diperdengarkan; (6) Bentuk pembelajaran yang telah direncanakan; (7) Role play, melakukan sebuah permainan seperti aslinya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 100, "width": 471, "height": 111, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seiring dengan perkembangan zaman, maka media pembelajaran saat ini mengalami perubahan yang sangat signifikan. Hal ini diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya karena munculnya wabah Covid 19. Sebagaimana dimaklumi ketika memulai tahun 2020, proses pembelajaran beralih dari klasikal menjadi distance learning , karena wabah covid 19 . Hal ini secara tidak langsung telah merubah paradigma pembelajaran tersebut. Model E Learning yang dikembangkan pada saat ini diharapkan mampu menjawab tuntutan perkembangan zaman dalam konteks penyelenggaraan pembelajaran. Berbagai variasi media pembelajaran muncul sebagai jawaban tuntutan perkembangan zaman tersebut. Diharapkan dengan bervariasinya berbagai jenis media pembelajaran, akan memberikan kemudahan para pembelajran dalam mengakses sumber belajar yang telah dipersiapkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 226, "width": 55, "height": 10, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PODCAST", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 239, "width": 469, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Media pembelajaran saat ini membutuhkan pengembangan agar lebih mudah diakses, digunakan dan dipahami oleh peserta pelatihan. Salah satu media pembelajaran berbasis audio adalah Podcast . Podcast termasuk dalam klasifikasi rekaman suara. Menurut Gerlaeh & Ely, disebutkan bahwa peranan seorang intelejen guardian, sekitar tahun 2004, yang bernama Ben Hammersley, telah berjasa dalam mengusulkan istilah yang sekarang dikenal dengan nama Podcast. Menurutnya istilah tersebut adalah merupakan singkatan play ondemand dan broadcast. Pada waktu tersebut, beberapa perusahaan besar diantaranya apple meluncurkan apple podcast dan produk lainya yang bernama iPod dan bersamaan pada waktu tersebut bermunculan di beberapa jaringan siaran radio ternama antara lain BBC, Radio One. Sehingga memberi inspirasi terhadap beberapa perusahan kecil atau perseorangan untuk melakukan hal serupa melalui proses streaming podcast , sepanjang perangkat dan kemampuan berkomunikasi mendukungnya.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 378, "width": 472, "height": 74, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Istilah Podcast tersebut mengandung beberapa pengertian antara lain menyebutkan bahwa Podcast adalah pembawa acara dalam suatu program. Dimana siaranya membahas topik yang menarik dan merekam suaranya secara detail dan terencana dengan tujuan tertentu. Pemanfaatan podcast menjadi trend di kalangan kaum milenial , terutama pokok bahasan yang hangat dan terkini. Dampak penggunaan Podcast pada pembelajaran era digital ini, nampaknya telah membawa sesuatu yang baru. Dimana pembelajar sangat mudah untuk mengakses sumber belajar yang dibutuhkanya tanpa dibatasi ruang dan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 469, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khusus bagi narator pada podcast pembelajaran dimasa sekarang ini, menurut Prayudha ( 2017: 4 ) setidaknya harus memiliki bebarapa kriteria antara lain (1) Mempunyai kualitas vokal yang memadai (2) Mampu melaksanakan ‘ adlibbing ’ dan ‘ script reading ’ (3) Memahami format rekamanya (4) Memahami secara mendalam segmen peserta (5) Memperlihatkan simpati dan empati terhadap pendengarnya (6) Mampu menghasilkan gagasan-gagasan segar dan kreatif dalam materinya (7) Mampu bekerjasama dalam tim.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 469, "height": 73, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Uwes Anis Chaeruman (2015) menyampaikan beberapa kriteria suatu media pembelajaran berbasis audio (podcast ) tersebut dianggap baik jika memenuhi kriteria sebagai berikut (1) Kejelasan audio, narasi serta kesesuaian gaya bahasa dan komunikasi dengan karakteristik audiens (2) Ketepatan penggunaan intonasi, tempo dan irama dengan tujuan dan isi materi (3) Ketepatan penggunaan sound effect dengan tujuan dan isi materi (4) Kemenarikan pengemasan media audio (7) Ketepatan dan kemenarikan media audio secara keseluruhan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 472, "height": 99, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Beberapa kelebihan dari aplikasi podcast menurut Gunawan, Murtopo, Nasrudin, (2021:32) adalah sebagai berikut: (1) Pengalaman belajar bagi pembelajar sangat menyenangkan karena dapat langsung berulang ulang untuk mendengarkanya dan akan lebih simpel dilakukan jika dibandingkan belajar menggunakan media buku atau e book; (2) Penggunaanya sangat nyaman, kalau sangat dibutuhkan tinggal mengunduhnya saja beberapa kontent yang sejenis; (3) Ada penghematan waktu, pembelajar tidak usah repot repot untuk mencari atau membeli buku buku, karena di podcast , sudah disiapkan bahan belajar yang mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran; (4) Fleksibel, mendengarkan podcast untuk suatu pembelajaran diperbolehkan untuk memilih tempat dan waktu sesuai kebutuhanya, pada waktu libur", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[492]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 469, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahkan sedang mengemudi mobil sekalipun, asalkan tetap fokus; (5) Selain akselerasi dan penggunaan operasi podcast, keuntungan lainya dapat diunduh dan diputar dalam kondisi tidak terhubung ke internet, sehingga dapat dilakukan dan didengar kapan dan dimana sesuai dengan kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 113, "width": 471, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Disamping kelebihanya aplikasi podcast tersebut memiliki beberapa kekurangan Rol Asmi dkk (2019) mengatakan kekurangan dari media media audio berbasis podcast yaitu (1) Hanya mengandalkan suara (2) Peserta pelatihan sedikit akan menjadi bosan jika hanya mendengarkan suara dan tidak ditambahi dengan sedikit musik (3) Media audio berbasis podcast sebaiknya tidak digunakan untuk materi yang terlalu panjang", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 176, "width": 471, "height": 60, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dalam sebuah penyelenggaraan pelatihan tentunya tidak semua media pembelajaran berbasis audio Podcast ini dapat digunakan secara utuh, terutama pada pelatihan yang bersifat teknis dalam pencapaian skills peserta, tentunya sangat diperlukan media pembelajaran jenis audio visual atau media lainya dalam mendukung proses tersebut, artinya , media pembelajaran tersebut saling berhubungan dan saling menunjang satu sama yang lainya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 250, "width": 123, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 265, "width": 469, "height": 74, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Dari beberapa jenis penelitian yang biasa digunakan, maka untuk mendukung penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian Research and Development (R&D). beberapa pendapat ahli mengenai penelitian R&D, diantaranya Goll, Gall & Borg dalam Putra Nusa, (2011: 84), menyebutkan bahwa R&D sebagai model penelitian yang biasa dilakukan dalam rangka membuat produk baru, dimana dalam praktiknya dilakukan langkah langkah yang tersusun satu sama lainya dan diuji secara nyata di lapangan, untuk mendapatkan kriteria produk yang diinginkan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 341, "width": 469, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pada Pelaksanaan dalam penelitian ini, peneliti akan melaksanakan langkah langkah atau tahapan dari model penelitian R&D tersebut, yang secara ringkas dijelaskan oleh sugiyono dalam Putra Nusa, (2011:125). Sebagaimana bagan tersebut di bawah ini :", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 513, "width": 469, "height": 149, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun penjelasan Sugiyono dalam Putra Nusa, (2011:125) ke- sepuluh langkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) Berawal diketahuinya potensi dan masalah; (2) Mengumpulkan data, setelah diketahui potensi dan masalah tersebut, maka dikumpulkanlah beberapa informasi sebagai dasar untuk membuat suatu perencanaan; (3) Mendesain Produk yang mengandung pengertian sebagai sebuah rancangan baru sebagai langkah akhir setelah melakukan penelitian awal; (4) Memvalidasi Desain, adalah tahapan dari peran serta para ahli yang sangat berperan untuk menilai rancangan produk baru secara obyektif; (5) Memperbaiki desain, menyempurnakan setelah mengetahui kekuranganya; (6) Melakukan uji coba produk, secara terbatas; (7) Merevisi Produk, hasil uji secara terbatas tersebut direvisi untuk mencapai kriteria yang telah ditentukan; (8) Melakukan uji coba pemakaian yang dilakukan pada keadaan dan situasi yang sesungguhnya; (9) Merevisi produk, jika terdapat kelemahan dan kekurangan pada keadaan dan situasi yang sesungguhnya maka produk direvisi; (10) Memproduksi secara masal, setelah produk sesuai kriteria, maka diproduksi secara masal sesuai dengan kebutuhan.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 678, "width": 469, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan tahapan tahapan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini, peneliti menerapkan kesepuluh langkah tersebut dalam rangka mendapatkan hasil kelayakan pada media pembelajaran berbasis audio podcast sebagai salah satu media yang layak dipergunakan pada PKA.", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[493]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 469, "height": 326, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun tahapan tahapan tersebut sebagaimana di bawah ini: (1) Pada Tahap potensi dan masalah ini, peneliti melaksanakan kegiatan untuk menggali masalah tersebut dengan membaca beberapa referensi dan melihat fakta di lapangan terkait dengan penggunaan media pembelajaran yang cocok untuk pembelajaran jarak jauh yang dilakukan oleh orang dewasa. (2) Pada tahapan mengumpulkan data, kegiatan yang akan dilakukan adalah melihat langsung pada proses pembelajaran di PKA, melakukan wawancara dengan penyelenggara PKA, melakukan wawancara dengan peserta PKA, mengumpulkan materi awal terkait dengan rancangan membuat media pembelajaran audio podcast . (3) Pada tahapan mendesain produk, kegiatan yang akan dilakukan adalah membuat narasi materi pelatihan yang akan dijadikan contoh yaitu Organisasi Digital, menyiapkan backsound, melakukan proses perekaman suara, mengupload hasil perekaman suara ke aplikasi anchor FM, mengedit sesuai kebutuhan, menyimpan hasilnya melalui link yang akan dibuat. (4) Pada tahapan memvalidasi desain, kegiatan yang akan dilakukan adalah: menyiapkan dokumen untuk kelengkapan lembar validasi untuk masing masing validator yang terdiri dari pakar media dan pakar materi pembelajaran, meminta validasi kepada validator. (5) Pada tahapan memperbaiki desain, kegiatan yang akan dilakukan adalah: memperbaiki kembali beberapa hal saran dan masukan dari para validator, mencobanya berulang ulang supaya hasilnya sesuai dengan harapan; (6) Pada tahapan melakukan uji coba produk terbatas, kegiatan yang akan dilakukan adalah melakukan uji coba terbatas pada pada peserta pelatihan PKA sebanyak 9 orang, menyebar angket atau kuisioner yang telah disiapkan melalui google form kepada peserta pelatihan tersebut; (7) Pada tahapan melakukan Revisi Produk, kegiatan yang akan dilakukan adalah menyempurnakan materi hasil uji coba terbatas, hasilnya materi hasil revisi (8) Pada tahapan melakukan uji coba secara luas kegiatan yang akan dilkukan adalah melakukan uji coba secara luas pada satu kelas PKA berjumlah kurang lebih 40 (empat puluh) peserta, menyebar angket atau kuisioner yang telah disiapkan melalui google form kepada peserta PKA, widyaiswara dan penyelenggara pelatihan, mengumpulkan hasil angket, mengolah data; (9) Pada tahapan revisi produk hasil uji coba secara luas kegiatan yang akan dilakukan adalah enyempurnakan hasil uji coba secara luas (10) Pada tahapan produksi masal kegiatan yang akan dilakukan adalah melaporkan hasilnya kepada Kepala BPSDM dan menyebarluaskan hasil penelitian tersebut kepada stakeholder", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 471, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian pengembangan ini, menggunakan skala pengukuran penelitian yang dilakukan dan dimodifikasi oleh Ridwan yaitu skala likert, dengan nilai (1) Tidak layak, (2) Cukup layak, (3) Layak dan (4) sangat layak dengan kriteria kelayakan 0% - 25% tidak layak, 26% – 50 % Cukup Layak, 51% - 75% Layak dan 76% - 100% Sangat Layak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 454, "width": 471, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian pengembangan sejenis ini, khususnya terkait dengan podcast telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, hal yang membedakanya adalah sasaranya yaitu peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator yang rata-rata berusia 45 (empat puluh lima) tahun, termasuk kedalam generasi X yang memiliki kesenjangan yang rendah terhadap digital", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 517, "width": 84, "height": 10, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PEMBAHASAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 530, "width": 471, "height": 73, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagaimana telah diuraikan di awal, bahwa setelah beberapa data terkumpul maka peneliti memulai kegiatan mendasain produk, yang pada kegiatanya memulai dengan membuat naskah materi yang akan direkam yaitu mata pelatihan Organisasi Digital yang merupakan salah satu mata pelatihan agenda 3 pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA), untuk selanjutnya disampaikan kepada Ahli Desain Materi Pembelajaran. Adapun hasil validasi tersebut, menunjukan presentasi 100% dengan ktriteria sangat layak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 606, "width": 471, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Langkah selanjutnya melakukan proses perekaman dan meng upload nya pada aplikasi anchor fm dan menyampaikanya kepada Ahli Media Komunikasi Pembelajaran untuk divalidasi, setelah selesai divalidasi, ternyata masih terdapat beberapa bagian yang harus disempurnakan. Adapun proses validasi selama pembuatan podcast tersebut dapat dilihat pada tabel di awah ini .", "type": "Text" }, { "left": 108, "top": 657, "width": 413, "height": 48, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 4.1 Data Hasil Validasi Ahli Media Komunikasi Pembelajaran ASPEK MATERI PRESENTASE KATEGORI", "type": "Table" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[494]", "type": "Page footer" }, { "left": 94, "top": 75, "width": 429, "height": 62, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "MEDIA PODCAST JUMLAH TOTAL JUMLAH MAKSIMAL Produk Awal 60 80 75 layak Produk sesudah perbaikan 64 80 80 Sangat Layak", "type": "Table" }, { "left": 179, "top": 140, "width": 292, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: pengolahan peneliti, 2022", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 165, "width": 471, "height": 61, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan Validasi dari Ahli Media Komunikasi Pembelajaran tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa validasi pada produk awal menunjukan 75 % dengan kategori layak dan disarankan untuk memperbaiki beberapa bagian terutama aspek podcast yang menjadi fokus pada produk awal ini, maka sesudah perbaikan didapatkan hasil sebesar 80 %, artinya bahwa media podcast tersebut menunjukan presentase ≥ 51 %, sehingga termasuk dalam kategori sangat layak untuk dipublish.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 229, "width": 471, "height": 47, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Podcast yang sudah direvisi dan divalidasi oleh Validator Ahli Desain Pembelajaran dan Ahli Media Komunikasi Pembelajaran tersebut, selanjutnya peneliti melakukan uji coba terbatas pada peserta PKA Angkatan l Kelas A sebanyak 9 orang peserta, dengan hasil menunjukan jumlah presentase 90,5 % artinya jumlah presentase ≥ 51% termasuk dalam kategori Sangat Layak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 279, "width": 471, "height": 35, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pasca uji coba terbatas guna mendapatkan data yang utuh, peneliti melakukan uji coba dalam skala luas kepada 40 ( empat puluh ) orang peserta PKA Angkatan I Kelas A dan B dan didapatkan hasil jumlah presentase 86,25 artinya jumlah presentase ≥ 51% termasuk dalam kategori Sangat Layak.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 317, "width": 470, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Jika dibandingkan hasil uji terbatas dengan hasil uji secara luas maka didapatkan hasil sama sama menunjukan jumlah jumlah presentase ≥ 51% yang artinya termasuk dalam kategori Sangat Layak", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 342, "width": 64, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SIMPULAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 355, "width": 469, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun simpulan pada penelitian Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Audio ( Podcast ) Pada Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri, adalah sebagai berikut: (1) Desain Media Pembelajaran, menurut Ahli Desain Media Pembelajaran berkategori Sangat Layak dengan presentase 100%. Hal ini menunjukan bahwa Podcast Sangat Layak untuk digunakan dalam proses pembelajaran pada PKA. (2) Komunikasi Media Pembelajaran, menurut ahli Media Komunikasi Pembelajaran, menunjukan kategori Sangat Layak dengan Presetase 80 %. Hasil tersebut menunjukan bahwa Podcast Sangat Layak di publish dipergunakan sebagai media pembelajaran pada PKA. (3) Respon peserta pada Materi Pelatihan Organisasi Digital Pelatihan Kepemimpinan Administrator di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia menunjukan ketegori Sangat Layak dengan presentase 86,25%. Hal ini menunjukan bahwa media Pembelajaran berbasis audio ( PODCAST ) Sangat Layak digunakan sebagai media pembelajaran pada PKA.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 519, "width": 43, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "SARAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 532, "width": 473, "height": 111, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan penelitian yang telah disimpulkan tersebut di atas, peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut: (1) Bagi Penyelenggara. kiranya berkenan untuk menfasilitasi para pengampu pada PKA untuk untuk memproduksi media pembelajaran berbasis audio (PODCAST) khususnya. (2) Bagi Widyaiswara, untuk segera menyesuaikan pembuatan media pembelajaran sesuai dengan perkembangan zaman khususnya media pembelajaran berbasis audio melalui aplikasi anchor FM, Spotify dan Audacity. (3) Bagi Peneliti Lain, dapat melakukan penelitian lanjutan tentang seberapa jauh media pembelajaran berbasis audio Podcast ini berpengaruh terhadap hasil pembelajan pada pelatihan yang bersifat soft skill , pelatihan yang bersifat teknis atau pelatihan dalam pencapaian kompetensi manajerial lainya seperti Pelatihan Kepemimpinan Nasional Tk II dsb.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 646, "width": 470, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Demikian simpulan dan saran pada hasil penelitian pengembangan media pembelajaran berbasis audio (Podcast). Semoga bermanfaat dalam mencapai tujuan pembelajaran.", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 684, "width": 63, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "REFERENSI", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 697, "width": 325, "height": 10, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran . Jakarta: Raja Grafindo Persada", "type": "Text" }, { "left": 209, "top": 728, "width": 196, "height": 16, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.", "type": "Page footer" }, { "left": 294, "top": 744, "width": 27, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "[495]", "type": "Page footer" }, { "left": 72, "top": 75, "width": 469, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adhitya Rol Asmi (2019), Pengembangan Media Pembelajaran Audio berbasis Podcast pada Materi Sejarah Lokal di Sumatera Selatan, Andrew Fernando Pakpahan dkk, (2020), Pengembangan Media Pembelajaran , Yayasan Kita Menulis Gunawan, Murtopo, Nasrudin, (2021) Media Pengembangan Pembelajaran dengan google podcast, medan , Pusdikra Mitra Jaya", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 138, "width": 470, "height": 73, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gunawan Gunawan, Murtopo Murtopo, Akmal Walad Ahkas (2021 ), Pembuatan Media Pembelajaran Agama Islam Pada Masa Pandemi Virus Covid 19 Berbasis Podcash Sosial Media Musik Spotify di Politeknik Negeri Media Kreatif PSDKU Medan , INTIQAD Irma Rahmawati& Yohana P. Br Sianturi, (2021), Audio Podcast-based Learning Media in Improving Students’ Listening Comprehension and Pronunciation, Journal of Research in Business, Economics, and Education", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 214, "width": 469, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mustofa Abi Hamid dkk, (2020), Media Pembelajaran , Yayasan Kita Menulis. Ninda Putti Arrochmah dkk (2020), Kesenjangan Digital Antara Generasi X Dan Y Di Pemerintah Provinsi DKI Jakarta", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 252, "width": 469, "height": 98, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ramli, Muhammad, (2012), Media dan Teknologi Pembelajaran , Banjarmasin, IAIN Antasari Press Ratna Dwi Susilowati, Sutama, Nuqhty Faiziyah, (2020) yang berjudul Application of Podcasts on Spotify as a Mathematics Learning Media in the Middle of Covid-19 Pandemic, JRPIPM Riduwan (2009) Dasar Dasar Statistika , Bandung, Alfabeta Sukiman, (2012), Pengembangan Media Pembelajaran, Yogyakarta , PT. Pustaka Insan Madani Putra Nusa, (2011), Research& Development , Jakarta, PT RajaGrafindo Persada. Uwes Anis Haeruman, (2015) Instrumen Evaluasi Media Pembelajaran, Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 353, "width": 469, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Wardiman (2021) Pengaruh Media Pembelajaran Audio Berbasis Podcast Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Materi Perkembangan Musik Barat Di Kelas Xi Sma Negeri 2 Sinjai, eprints", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 404, "width": 150, "height": 10, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "PERATURAN-PERATURAN", "type": "Section header" }, { "left": 72, "top": 416, "width": 469, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Pelatihan Kepemimpinan Administrator", "type": "Text" }, { "left": 72, "top": 442, "width": 470, "height": 35, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 16 Tahun 2019 Tentang Pelatihan Kepemimpinan Administrator", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 479, "width": 470, "height": 23, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2021 Tentang Jabatan Fungsional Widyaiswara", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 505, "width": 471, "height": 22, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor Skj.1 Tahun 2023 Tentang Standar Kompetensi Jabatan Fungsional Widyaiswara", "type": "List item" }, { "left": 72, "top": 540, "width": 222, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://kc.umn.ac.id/id/eprint/16527/4/BAB_II.pdf", "type": "Text" } ]
58cf7bf7-1589-c631-9eb8-7865fa6311b1
https://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/PK/article/download/549/371
[ { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "101 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 138, "top": 94, "width": 350, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Jurnal PenKoMi: Kajian Pendidikan & Ekonomi", "type": "Section header" }, { "left": 153, "top": 123, "width": 310, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Journal Hompage: http://jurnal.stkipbima.ac.id/index.php/PK/index", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 155, "width": 399, "height": 24, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "SECTORAL ROLE ANALYSIS TO STRENGTHEN THE ECONOMIC STRUCTURE (CASE STUDY OF BIMA CITY-WEST NUSA TENGGARA)", "type": "Text" }, { "left": 131, "top": 193, "width": 333, "height": 39, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Fajrin Hardinandar 1 , Ahmad Sandi 2 , Sitaman Said 3 1,2,3 Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bima [email protected] 1 , [email protected] 2 , [email protected] 3", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 249, "width": 56, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Info Artikel", "type": "Table" }, { "left": 188, "top": 249, "width": 39, "height": 10, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 91, "top": 262, "width": 422, "height": 158, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Keywords: Sectoral Role, Structural Change, Bima City GRDP The sectoral contribution of Bima City is very weak towards the economic structure in West Nusa Tenggara Province. The purpose of this study is to increase sectoral strength in the City of Bima and see how it contributes to performance at the provincial level. The results showed the primary sector which actually produced a decline in the City of Bima along with the industrial sector and some service sectors. All sectors in the City of Bima are still in the backward category. The sectoral contribution of Bima City is still very weak to sustain growth at the provincial level. An important finding from this study is that Bima City has a strong economic structure due to the development of the base sector, but the small number of population is sufficient to determine the number of output requests and sectoral contributions of Bima City to the economic structure at the provincial level. Perhaps the base sectors could increase the economic growth of the City of Bima but was less successful in growing growth at the provincial level.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 438, "width": 99, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "INTRODUCTION", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 451, "width": 428, "height": 205, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Shifting economic structure is a necessity, given the increasingly rapid technological growth, urbanization and increasing labor productivity as a result of increased investment in human capital (Romer, 1996). Theoretically, a shift in economic structure shows a weakening of the contribution of labor-intensive sectors on the one hand, and on the other hand an increase in the capital-intensive sector (Capello, 2009). As a result, the marginal productivity of labor (MPL) is increasing so that national output increases. Furthermore, this will improve the welfare of the community through increasing income, reducing unemployment, distributing income distribution and reducing poverty (Romer, 1996; Adisasmita, 2005). In a relative perspective, the size of a region's welfare varies, the difference is caused by differences in economic structure and these factors are the main factors. The economic change of a region towards prosperity depends on production capacity, and the development efforts undertaken (John Glasson 1990; Hasang, 2016). National economic development will not be separated from success in the development of the autonomous region, therefore the basic sectors in the region have an important role in creating growth in the aggregate.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 658, "width": 428, "height": 94, "page_number": 1, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This is a causality relationship, where national growth is good due to regional growth, and regional growth is good due to national growth. But that doesn't always happen empirically. Tao Yu and Qiang Shen AN (2019) revealed that sometimes unbalanced economic relations occur at the government level due to differences in economic structure. In graphic information, we find indications that are similar to the phenomena expressed by Tao Yu and Qiang Shen AN (2019), precisely in Bima City, which is one of the cities in the province of West Nusa Tenggara, Indonesia. In Figure 1", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "102 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 135, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "we try to explain the contribution of each sector in the Province of West Nusa Tenggara in the average proxy from 2010 to 2016. The information shows that the agriculture and mining sectors are the backbones of the economy of the West Nusa Tenggara Province for the past six years. The average contribution of the mining sector is Rp. 32.3 trillion and the agricultural sector is Rp. 21.2 trillion. The opposite is actually shown by the City of Bima, where the economic structure is further strengthened by several secondary sectors and the tertiary sector. The secondary sector that contributes greatly to the economy of Bima City is in the trade sector with an average growth rate of 7.93 percent per year. This sector is the biggest support for the economic structure of Bima city followed by several electricity sectors and other tertiary sectors.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 494, "width": 429, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 1. Development of Economic Growth Indicators (Source : data processed, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 429, "height": 24, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2: Contribution of Sub-Sectors to Economic Structure (Source : data processed, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 428, "height": 39, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 2 further clarifies the contribution of each sector to the provincial economic structure. To facilitate interpretation, we divide the sector into three, namely the primary, secular and tertiary sectors. It is very clear that the sectoral contribution of", "type": "Text" }, { "left": 104, "top": 214, "width": 422, "height": 446, "page_number": 2, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "0% 10% 20% 30% 40% 50% Bima City NTB Ratio BC/NTB Primary Secondary Tertiary 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 0 5000000 10000000 15000000 20000000 25000000 30000000 35000000 NTB GRDP BC GRDP Rate NTB GRDP Rate", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "103 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the City of Bima to the structure of the provincial economy is very weak, both from the secondary, tertiary and primary sectors. This can be seen from the beam we gave the initials \"Ratio BC / NTB\" in the graph. Nevertheless, the contribution of the secondary and tertiary sectors is quite large on the economic structure of Bima City during the analysis period, indicating that potential sectors in Bima City are only able to meet the needs of local demand, but are not yet strong enough to sustain the structure of economic growth at the government level higher.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 428, "height": 245, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Modern economic growth is not only reflected in sectoral productivity growth, but also in the economic structure, especially in sectoral flows (Tao Yu and Qiang-Zeng An, 2019). But Harberge (1988) reveals more deeply, that production factors can move from low industrial productivity to higher sectors, and technological changes, also management changes will change the efficiency achieved for economic growth. Findings from Hisham Hassan. et. al (2011) that ECER areas (areas in Peninsular Malaysia) are not location-attractive for the regional economy, but growth in the ECER region is fast and at the same level as other economic zones in Malaysia, especially in the agricultural sector, manufacturing and construction. Nurlina's research results. et. al (2019) also shows that the primary sector still dominates in several districts/cities in Aceh, Indonesia and makes the most contribution to the Aceh Province GRDP. More interesting results are findings from Lorenso. et. al, (2017) which shows that sectoral productivity depends not only on sectoral strength but also on spatial factors. The question that arises is, can the economy of Bima City develop by utilizing the superior sector which in fact is still weak against the NTB Province GRDP? is the economic structure of Bima City classified as independent or just the opposite? this study tries to look at the sectoral basis strength in Bima City to be analyzed more deeply so as to produce good policy implications for all stakeholders.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 134, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 428, "height": 94, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "This research is a quantitative descriptive study using secondary data in the form of Gross Regional Domestic Product 2011-2016 on the basis of constant prices in 2010. This study does not complement data in 2017 and 2018 because the required data is still not available, specifically for the City of Bima, so forced we analyze the available data and do not attempt to manipulate it. The analytical tool used is, first, the Location quotient (LQ) method to find out the base sector in a region with the formulas as follows:", "type": "Text" }, { "left": 251, "top": 556, "width": 262, "height": 39, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "    p ip k ik V V v V LQ / /  (1)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 600, "width": 428, "height": 80, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Where Vik = GRDP sector i analysis area, Vk = total GRDP analysis area, Vip = GRDP sector i Province and Yi = total provincial GRDP. The hypothesis is if the value of LQ> 1 then region k is more specialized in producing sector i than sector i Province. If LQ <1, then region k does not specialize in producing sector i compared to sector i Province, and if LQ = 1 then both regions k and i equal their special value in producing sector i (Arsyad, 1999).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 683, "width": 428, "height": 66, "page_number": 3, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Furthermore, classification of classification typhus is used to identify the position of the economic sector by taking into account the economic sectors of the region that are administratively higher or regions that are comparable to the four criteria. First, if the regional growth rate (gi) i> Provincial growth rate (g) and regional contribution (si)> Provincial contribution, then the sector is classified as quadrant I, as a developed", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "104 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 108, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "and growing sector. Second, if the regional growth rate (gi) i <Province growth rate (g) and regional contribution (si)> Provincial contribution, then the sector is classified as quadrant II, as an advanced but depressed sector. Third, if the regional growth rate (gi) i> Provincial growth rate (g) and regional contribution (si) <Provincial contribution then the sector is classified as quadrant III, as a potential sector or still able to develop. Fourth, if the regional growth rate (gi) i <Province growth rate (g) and regional contribution (si) <Provincial contribution then the sector is classified as quadrant IV, as a relatively lagging sector (Sjafrizal, 2012).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 428, "height": 80, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Third, shift-share analysis is used to determine economic productivity. For this reason, three main information will be used, namely, National share component (NS), Proportional shift component (DS) and Differential shift component (DS), where N = the higher level region of the observation area, r = observation area, E = GRDP, i = i sector, t = Final year, tn = Initial year, Ns = National Share, Ps = Proportional Share, Ds = Shift Differential (Tarigan 2007).", "type": "Text" }, { "left": 221, "top": 287, "width": 302, "height": 33, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n t i r n t N t N n t i r t i E E E E Ns      , , , , , , , ) ( (2)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 324, "width": 428, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Proportional share (Ps) used to see relative distribution sector i in the area analyzed on the same sector in the national level , it can be formulated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 201, "top": 351, "width": 179, "height": 41, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "n t i r n t N t N n t i N t i N t i r E E E E E Ps                 ", "type": "Formula" }, { "left": 230, "top": 352, "width": 77, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "           ", "type": "Picture" }, { "left": 217, "top": 352, "width": 306, "height": 36, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ", , , , , , , , , , (3)", "type": "Formula" }, { "left": 85, "top": 395, "width": 428, "height": 25, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Differential shifts (Ds), are used to see competitive sector i growth in the area of analysis on national sector growth i, it can be formulated as follows:", "type": "Text" }, { "left": 363, "top": 444, "width": 6, "height": 19, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "", "type": "Section header" }, { "left": 250, "top": 421, "width": 119, "height": 42, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "            ", "type": "Formula" }, { "left": 211, "top": 422, "width": 312, "height": 39, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "      n t i r n t i N t i N t i r t i r E E E E Ds , , , , , , , , , , (4)", "type": "Picture" }, { "left": 85, "top": 466, "width": 431, "height": 38, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "To complement this we also consider the Esteban marquillass (1972) share shift in order to overcome the shortcomings of the previous shift share analysis. With this analysis, it will detect competitive advantage and specialization in an area, where,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 505, "width": 429, "height": 177, "page_number": 4, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": ") ( * ij ij E E  ,is the level of specialization of sector i in the area of observation. To look for ij E * then        n in j ij E E E E * and then   in ij r r  is the level of competitive level of sector i in the observation area. As a statement, ij C is the change in sector GDP in the observation area caused by sector competitive advantage, ij E sector i GRDP in the area of observation in the initial year of analysis, j E total GRDP in the observation area, in E sector i GRDP in the province (higher level) in the initial year of analysis, The total GRDP in the Province (higher level) in the initial year of analysis, ij r the growth rate of the sector i in the area of observation, in r the rate of growth of the sector in the province (higher level).", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "105 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 227, "height": 39, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "HASIL DAN PEMBAHASAN Results 1. Analysis of the Leading Economic Sector", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 428, "height": 93, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Based on the results of the LQ analysis in the table below, there are several basic sectors that have been consistent since 2011-2016, namely sectors, electricity and gas, large and retail trade, transportation and warehousing, accommodation and eating, real estate, corporate services, administration government, education, health and other services, while the construction sector is only the basis in 2011, 2015 and 2016. It means that only the basic sectors are able to meet the total needs of the community and surplus to be exported outside the region.", "type": "Text" }, { "left": 178, "top": 232, "width": 243, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 1. Results of Location Quotient Calculation", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 248, "width": 416, "height": 290, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industry Year 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Agriculture, forestry and fisheries NB NB NB NB NB NB Mining and quarrying NB NB NB NB NB NB Processing industry NB NB NB NB NB NB electricity and gas B B B B B B Water, garbage and recycling NB NB NB NB NB NB Construction B NB NB NB B B Retail and wholesale trade B B B B B B Transportation and warehousing B B B B B B Accommodation and eating drinking B B B B B B Information and communication NB NB NB NB NB NB Financial services NB NB NB NB NB NB Real estate B B B B B B Company services B B B B B B Government administration B B B B B B Educational services B B B B B B Health and social services B B B B B B Other services B B B B B B", "type": "Table" }, { "left": 91, "top": 545, "width": 147, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Note: NB = Not Base, and B = Base", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 562, "width": 157, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed (2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 590, "width": 428, "height": 162, "page_number": 5, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "In this case, all the primary sectors and processing industries are not a base sector, this is contrary to the findings of Russell Green (2019) which states that the industrial sector contributes 26 percent to GDP in India. But we agree with the other side of Russell's findings and also the findings from Moh. Khusaini (2015) which states that the contribution of the primary sector has decreased. In the city of Bima, the growth rate of the agricultural sector since 2011-2016 has dropped dramatically, with an average decline of 3.06 percent per year, as well as the mining sector and processing industries which experience a decline of an average of 4.45 percent and 4.40 percent per year. This result is similar to the findings of Khausaini (2015), which shows that the agriculture, mining and industrial sectors are no longer the backbones of Banyuwangi's economy. Then the findings from Herath. et.al (2010), which shows that primary sectors such as agriculture and mining are no longer a priority in the long term, where most tertiary and", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "106 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 94, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "secondary sectors become the economic strength of West Virginia. Likewise with the findings of Eduardo Edwin (2016), but Eduardo revealed that the mining and quarrying sector is still a commodity supporting economic growth in Manggarai Regency, Indonesia. The decline in the contribution that occurs in most of the primary sector is due to the rapid growth of technology, and the higher level of education which makes it possible for workers to move from the subsistence sector to a more modern sector (Stefano, 2016; Xinshen Diao. Et. Al, 2017).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 167, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "2. Analysis of Klassen Typology", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 205, "width": 428, "height": 135, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "GRDP growth in the business sector is quite good with a significant increase, wherein 2010 the value of Bima City's GRDP was Rp 1,857 trillion and increased to Rp 2,579 trillion in 2016, with an average growth of Rp 2,196 trillion. Bima City's GRDP is contributed by the primary sector with an average of 46 percent and tertiary 38 percent in 2011-2016. Although the economic growth of Bima City can still be said to be good, based on calculations using the classic typology in table 2, there are still many relatively lagging sectors, namely sector, agriculture, mining and quarrying, water supply and recycling, transportation and warehousing, providing accommodation, information and communication, financial services, real estate, corporate services, education services and health services.", "type": "Text" }, { "left": 176, "top": 343, "width": 247, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 2. Results of the Klassen Typology Analysis", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 354, "width": 83, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sectoral Growth →", "type": "Table" }, { "left": 269, "top": 362, "width": 38, "height": 9, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gi < g (-)", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 362, "width": 416, "height": 155, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "gi g (+) Sectoral Contributions ↓ si s(+) Quadran II Advanced sector but it depressed Quadran I Advanced and fast growing sectors - - si < s (-) Quadran IV The sector is relatively lagging behind Quadran III The sector can still develop Agriculture, Mining, water supply, transportation, accommodation, information, financial services, real estate, corporate services, education services, health, Industry, electricity and gas, construction, trade, government, other services", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 520, "width": 157, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed (2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 548, "width": 428, "height": 149, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "While the sectors that are potential or still able to develop our manufacturing, electricity and gas, construction, large and retail repairs of cars and motorbikes, government administration and other services. While for the advanced and fast-growing sectors it cannot be achieved by the sectors in the City of Bima. In the third quadrant we can see sectors with a fairly good rate compared to the rate of sectoral growth at the provincial level, and in the fourth quadrant shows sectors with a smaller GRDP contribution compared to the contribution of the province. From the results above we can see that almost all sectors in the city of Bima still need encouragement to be able to further increase their production output. Increasing production output certainly characterizes an increase in the economic growth of a country/region. (Mankiw, 2012; Sukirno, 2013).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 700, "width": 281, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "3. Competitive Advantage Analysis and Specialization", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 714, "width": 428, "height": 38, "page_number": 6, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "All specialized sectors are priority sectors of economic development through policies that support the progress of the sector. Development of priority sectors can be done through investment and increasing the quantity and quality of human resources in", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "107 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 122, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "the sector (Yudha Prawira and Wahyu Hamidi, 2013). The calculation results using the Esteban masquilass shift share show unique results, in which all sectors have competitive advantages and sectors with specialization advantages are electricity and gas, construction, large and retail trade, transportation and warehousing, accommodation, information and communication, real estate, services company, government administration, education, health services, and other services. As previously explained, the contribution of the Regional General GDP of Bima City is very small on the growth of the Province, but it does not indicate that the economic structure in Bima City is weak individually.", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 218, "width": 416, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 3. Analysis of the Competitive Sector and Specialization of Esteban Marquilass", "type": "Text" }, { "left": 91, "top": 229, "width": 420, "height": 227, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industry   in ij r r  ) ( * ij ij E E  Competitive Advantage Specializat ion Agriculture, forestry and fisheries 2.54 -169.172 √ X Mining and quarrying 3.71 -459.915 √ X Processing industry 3.65 -24.229 √ X electricity and gas 14.18 2.899 √ √ Water, garbage and recycling 2.16 -977 √ X Construction 5.71 6.601 √ √ Retail and wholesale trade 6.60 227.258 √ √ Transportation and warehousing 4.30 88.958 √ √ Accommodation and eating drinking 5.57 18.040 √ √ Information and communication 5.83 -7.830 √ X Financial services 5.89 -13.212 √ X Real estate 4.84 49.907 √ √ Company services 4.74 4.135 √ √ Government administration 3.01 126.334 √ √ Educational services 4.41 78.540 √ √ Health and social services 4.08 35.117 √ √ Other services 5.8 37.542 √ √", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 460, "width": 154, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Source : Data Processed (2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 487, "width": 428, "height": 149, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Because if we analyze it more deeply, based on the data from the Bima City Central Statistics Agency (2016) that the population of Bima City is only 3.3 percent of the total population in NTB Province or 159,736 in 2015. As expressed by experts, sectoral power is not only determined by factors of production but also influenced by spatial planning, population density which then determines the amount of demand (Adisasmita, 2005; Lorenzo. et. al, 2017). With a small number of people, the automatic supply of goods and services can potentially be fulfilled. This indication reinforces that, although the contribution of the City of Bima's GRDP is weak towards the economic growth of the NTB Province, in order to meet the needs of the people of Bima City itself has met the standards. This also causes all sectors in Bima City to be considered competitive even though the economic structure is weak compared to NTB Province.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 639, "width": 150, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "4. Calculation of Shift Share", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 653, "width": 428, "height": 94, "page_number": 7, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "On average, since 2010-2016, there has been a weakening of the Bima City GRDP level of Rp. 598 million, from that number as much as 0.11 percent due to the effect of growth at the provincial level which is much faster than the growth rate of Bima City. This means that every time there is a growth of 0.11 percent at the West Nusa Tenggara Province level, the economic growth of Bima City tends to slow down, this is due to the weak contribution of each sector in the City of Bima to the West Nusa Tenggara Province GRDP.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "108 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 218, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Then the effect of the proportional shift on the economic growth of the city of Bima resulted in positive growth of 0.02 percent during the analysis period, a fairly slow increase in the period of six years. However, the economic structure of West Nusa Tenggara Province has caused a slight decrease in the City of Bima's GRDP of only Rp. 12 million during the analysis period. This indicates that the composition of the industry in the city of Bima is still not too strong so that it cannot be said to have a special advantage. This slow growth causes the value of Bima City's GRDP to slow down in terms of the effects of the industrial mix. These results are similar to the findings of Tao Yu and Qiang Shen AN (2019) which show that there is a close relationship between growth in regions with a higher level (Province) and the area below it (District / City) that produces an unbalanced structure in the Province Shandong in China. On the other hand, economic growth at the provincial level also weakened by 0.11 percent. This happens because of the many negative values produced by sectors such as agriculture, processing industry, wastewater and recycling, construction, transportation and warehousing, real estate, government administration, education services, social health services, and other services.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 315, "width": 428, "height": 177, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Meanwhile, at the sectoral level, all sectors showed negative values during the analysis period. Results from the national share indicate that economic growth at the provincial level does not have an effect on sectoral growth in the city of Bima, except for the agricultural sector by 0.06 percent, which means that the growth of the agricultural sector is affected by 0.06 percent growth in West Nusa Tenggara Province. Then from the differential shift point of view that sectoral growth in Bima City is largely influenced by the state of its own economic structure. Mitchell W., J. Myers and J. Juniper in Edwin Eduardo (2016), offer criteria for classifying policy implications, where when the components of the proportional share and differential shift values are negative, the categories of growth in the region are slower compared to the provincial average with local and mixed factors. non-superior industry, small potential, and requires the development of a growing and productive industries and social infrastructure.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 508, "width": 57, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Discussion", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 149, "page_number": 8, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We have tried to find out what actually happened to the economic structure of Bima City, with rapid growth in several secular and tertiary sectors but this growth has not been able to make aggregate strength for the province of West Nusa Tenggara. a shift in the economic structure does indeed occur where the primary sector is only able to grow 7.5 percent per year with the composition of the weakening in the agricultural sector by 3 percent and mining by 4 percent per year. while the rate of secondary sector GRDP is well above the provincial average of 43 percent and the tertiary sector is 53 percent during the analysis period. After we searched deeper, it turned out that our guess was that this was caused by a smaller population and output compared to the regencies/cities in West Nusa Tenggara Province, which indicated that they were quite strong.", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "109 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 195, "top": 94, "width": 209, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Table 4. Results of Shift Share Calculation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 119, "width": 423, "height": 605, "page_number": 9, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Industry National Share (%) Proportional share (%) Differential shift (%) Total (%) Agriculture, forestry and fisheries 7.282.143 -5.504.900 117.234.000 -117.251.772 0.0621 -0.05 99.98 100 Mining and quarrying 606.733 249.286 -96.497.045 -96.494.491 0 0.00 100.00 100 Processing industry 1.542.842 -1.384.825 -66.204.184 -66.217.878 -0.0002 0.02 99.98 100 Electricity and gas 271.803 156.339 -17.913.595 -17.912.004 -0.0001 -0.01 100.01 100 Water, garbage and recycling 20.372 -11.104 -7.031.796 -703.190.553 0 0.00 100.00 100 Construction 6.745.906 -598.171 -462.012.465 -462.017.772 -0.0001 0.00 100.00 100 Retail and wholesale trade 18.100.042 1.653.105 -245.353.000 -245.334.658 -0.0007 -0.01 100.01 100 Transportation and warehousing 7.880.957 -685.438 -583.895.562 -583.901.628 -0.0001 0.00 100.00 100 Accommodation and eating drinking 2.145.575 245.174 -3.108.1656 -31.078.990 -0.0007 -0.01 100.01 100 Information and communication 1.662.933 284.915 -16.257.528 -16.254.512 -0.0001 -0.02 100.02 100 Financial services 2.730.309 1.001.361 -25.883.388 -25.873.101 -0.0001 -0.04 100.04 100 Real estate 3.709.862 -229.355 -126.990.142 -126.992.064 -0.0002 0.00 100.00 100 Company services 281.878 10.284 -60.494.456 -60.494.325 0 0.00 100.00 100 Government administration 3.644.362 -5.448.764 -6.082.505 -608.304.709 0 0.01 99.99 100 Educational services 5.124.454 -1.118.152 -3.098.454 -309.856.076 -0.0001 0.00 100.00 100 Health and social services 2.395,2 -394.219 -6.136 -61.372.172 -0.0003 0.01 99.99 100 Other services 2.428.608 -408.045 -6.973 -69.715.761 -0.03 0.01 100.03 100 Total 66.574.068 -12.182.508 -598.923.000 -598.379.084 Percentage -0.11 0.02 100.09 100 Source : Data Processed (2019)", "type": "Table" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "110 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 316, "width": 428, "height": 25, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Figure 3. Growth of Population and GRDP between cities/districts in West Nusa Tenggara Province ( Source : BPS NTB Province, processed, 2019)", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 358, "width": 428, "height": 301, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "We compare 10 cities/districts in the West of Nusa Tenggara province so that we can objectively see our expectations at the beginning. From Figure 4, it can be seen that the cities of Bima, Dompu and Sumbawa Barat are the lowest cities in the province, namely the average population from 2010 to 2016 amounted to 126,915 people and the average GRDP is only Rp. 2,363 trillion. while the regency of West Sumbawa even though it has a population that is much smaller than the city of Bima, the growth of West Sumbawa GRDP is the highest, or during the period 2010-2016 contributing 18.52 percent per year to the economic growth of the province of West Nusa Tenggara. Rapid growth in the city of Bima does not mean showing a large role in the economy of the province of West Nusa Tenggara. That is not guaranteed, because local demand will determine local supply (Mankiw, 2016; Capello, 2009). Just assume if in one area there are 10 people, then in one day 10 people only need one item. Supply will increase if there are a number of possibilities, first, perhaps because of an increase in consumer income, which the chairman may have due to price effects (Nicholson, 2002). But we also should not ignore the Solow model that the population determines the level of output where then the supply will adjust to demand (Mankiw, 2016). We think so far the Bima City government is not too export-oriented and might not think in that direction. not only increasing production capacity to meet local needs, but if the Bima city government is export oriented, there may be opportunities in the future, the potential sectors of Bima City will be in the advanced sector category. but this research is limited so that we do not carry out further investigations regarding what is true statistically the population determines domestic demand.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 661, "width": 428, "height": 94, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Once again we emphasize that, based on the results of LQ acquisition, it shows that the secondary base sectors other than industry and tertiary are really the backbone of the economy of Bima City. However, this is not enough to make the sector base as an advanced sector of the City of Bima to the Province of West Nusa Tenggara. A strong indication is due to the small number of residents so that demand and supply are on the normal line. it may be true to consider Ottaviao (2003), that concentration of the production of goods and services is also important to consider aspects of the population,", "type": "Text" }, { "left": 92, "top": 98, "width": 423, "height": 154, "page_number": 10, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "- 2,000,000 4,000,000 6,000,000 8,000,000 10,000,000 12,000,000 14,000,000 16,000,000 - 200,000 400,000 600,000 800,000 1,000,000 1,200,000 Population GRDP", "type": "Picture" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "111 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 135, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "not only as consumers, but also as labor stocks. Figure 5 shows the spatial distribution, where the cities of Bima and North Lombok have a small population and a small GRDP. While East Lombok with the highest population and GRDP during the analysis period. We only want to present this graphic info as a fundamental argument to state that sectoral power in Bima City is also supported by the population. Where the population, in this case, is assumed to be a consumer and labor stock. Therefore this discussion is not to calculate the size of the population to increase the amount of GRDP, but rather the philosophical argument about how the phenomenon of population strength helps determine local sectoral strength through a higher regional perspective (between levels).", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 246, "width": 289, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "CONCLUTION AND POLICY RECOMMENDATION Conclution", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 274, "width": 428, "height": 162, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "From the results and discussion, it was found the conclusion that from 2011-2016 the sector that had an advantage in the city of Bima was the electricity and gas sector, large and retail trade, transportation and warehousing, accommodation and eating, real estate, corporate services, government administration, education , health and other services, while the construction sector is only the basis for 2011, 2015 and 2016, but this sector is projected to grow better for the following years. In fact, there are still many base sectors in the City of Bima which are categorized as relatively underdeveloped sectors such as the accommodation and food, drink, real estate, education, health, corporate, agricultural and mining sectors. While the industrial, electricity and gas, construction, trade, government services, and other services sectors are classified as developing sectors, this indicates that the rate and contribution of sectoral growth are still weak compared to growth at the provincial level.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 439, "width": 428, "height": 163, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "But what's interesting, from the results of Esteban marquilass's shift share processing, shows that all sectors in Bima City have competitive advantage and specialization, only a few sectors do not have specialties such as agriculture, mining, industry, information and communication, and financial services. From these results we can see that the growth of each sector, especially the secondary and tertiary sectors, is quite good and contributes significantly to the economic structure of Bima City, indicating that most sectors in the city of Bima are able to meet the total demands of the community, although there are several sectors such as agriculture, mining, and industry which are not a base sector but are competitive sectors, of course, this is due to the high local demand for these sectors. However, if we observe the movement of sectoral growth rates, it will be seen that sectors such as agriculture, mining and industry tend to experience slow growth compared to other sectors.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 107, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "The results of the shift-share show that during the period of economic structure growth analysis in the province of West Nusa Tenggara it showed a slowdown in economic growth in Bima City, which was caused by small sectoral contributions to the provincial economic structure. This also indicates that the economic structure of Bima city is only able to meet local needs. The findings of this study are, although in a region it has a strong economic structure due to the development of the base sector, the factor of the population is enough to determine output demand and the growth of regional economic structures at higher levels of government.", "type": "Text" }, { "left": 86, "top": 716, "width": 127, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Policy Recommendation", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 729, "width": 428, "height": 25, "page_number": 11, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Our advice refers to Mitchell W., J. Myers, and J. Juniper, which offers policy implications, where the growth category of Bima City is slower than the average West", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "112 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 232, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nusa Tenggara Province with local factors and a mixture of industries that are not superior, with small potential, it is necessary to develop a productive and productive sector, also social infrastructure. For this reason, more investment may be needed to expand production capacity and increase employment opportunities which in turn will increase the output of potential sectors. The role of government policy is very necessary for creating a good investment climate for the economic growth of the City of Bima. Investments made are expected to be able to encourage potential sectors in order to increase their contribution to the economy at the provincial level. Then learn from the results of Teguh Endaryanto's research. et. al. (2015) that it is necessary to develop a potential economic sector, with high growth as a priority, improving the quality of human resources, infrastructure, location, and other supporters. as an example of a sector where the trade sector is the leading sector and some service sectors. So it needs to improve infrastructure in communal areas in the city of Bima so that the distribution network of trade and services can be evenly distributed. Implications for further research in order to examine what factors can drive the growth of potential sectors in the City of Bima. Besides that, we also need to suggest that the potential sectors of Bima City can be export-oriented and not only to meet local needs.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 343, "width": 113, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Section header" }, { "left": 85, "top": 356, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Adisasmita, Rahadjo. (2013). Dasar-dasar Ekonomi Wilayah. Graha Ilmu. Arsyad, Lincolin. (1999). Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. BPFE.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Berger, Thor & Carl Benedikt Frey. (2016). Structural Transformation In The OECD:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 412, "width": 400, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Digitalisation, Deindustrialisation and The Future of Work. OECD Social, Employment and Migration Working Papers No. 193. Retrieved from https://www.oxfordmartin.ox.ac.uk/publications/structural-transformation-in-the- oecd-digitalisation-deindustrialisation-and-the-future-of-work/", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 428, "height": 52, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Caliendo, Lorenzo. et. al. (2017). The Impact Regional and Sectoral Productivity Changes on The U.S. Economy. Oxford University Press on Behalf of The Review of Economic Studies Limited. Retrieved from https://www.princeton.edu/~erossi/RSSUS.pdf", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 522, "width": 428, "height": 39, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Diao, Xinshen & Margaret McMillan. (2018). Toward an Understanding of Economic Growth in Africa: A Reinterpretation of The Lewis Model. World Development. Retrieved from https://doi.org/10.1016/j.worlddev.2016.12.008", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 563, "width": 428, "height": 25, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Capello, Roberta & Peter Nijkamp. (1996). Handbook of Regional Growth and Development Theories. Edward Elgar.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 591, "width": 428, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Endaryanto, Teguh. (2015). The Impact of Regional Expansion on Economic Structure:", "type": "Text" }, { "left": 113, "top": 605, "width": 400, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Acase Study in Lampung Province, Indonesia. International Journal of Sciences :", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 619, "width": 428, "height": 80, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Basic and Applied Research (IJSBAR). Retrieved from http://repository.lppm.unila.ac.id/2152/1/Jurnal%20Teguh%20IJSBAR.pdf Herzog, Hendry W. & Richard J. Olsen. (1997). Shift-Share Analysis Revisited: The Allocation Effect and The Stability of Regional Structure. Journal of Regional Science, Vol. 17, No 3. Retrieved from https://doi.org/10.1111/j.1467- 9787.1977.tb00514.x", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 701, "width": 428, "height": 53, "page_number": 12, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Gebremedhin, T. W., & Lass, D. A. (1995). A Shift-share analysis of employment growth in West Virginia and Massachusetts. Paper presented at the Northeastern Agricultural and Resource Economics Association annual meeting, Vermont, June 18-20.", "type": "List item" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "113 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Glasson, John. (1990). Pengantar Perencanaan Regional. Terjemahan oleh Paul Sitohang. LPFEUI.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 122, "width": 428, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Harberger A. C. (1998). A Vision of the Growth Process. American Economic Review,", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 431, "height": 190, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "88. Retrieved from https://www.jstor.org/stable/116816?seq=1#page_scan_tab_contents Hassan, Mohn Khairun Hisyam. et. al. (2011). East Coast Economic Region From The Perspective of Shift Analysis. International Journal of Business and Society, Vol. 12. No. 1, 79-88. Retrieved from http://www.ijbs.unimas.my/repository/pdf/Vol12No1(paper6).pdf Herath, Janaranjana. et. al. (2010). A Dynamic Shift Share Analysis of Economic Growth in West Virginia. Retrieved from https://www.researchgate.net/publication/236646929_A_dynamic_shift_share_an alysis_of_economic_growth_in_West_Virginia. Ismail Hasang. (2016) Analisis Keunggulan Komparatif & Pergeseran Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Pindrang Tahun 2008-2012. Jurnal Economix Volume 4 Nomor 1 Juni 2016. Retrieved from https://ojs.unm.ac.id/economix/article/download/8382/4849.", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 329, "width": 431, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Khusaini, Moh. (2015). A Shift-Share Analysis on Regional Competitiveness – a case of Banyuwangi district, East Java, Indonesia. 2nd Global Conference on Business and Social Science-2015, GCBSS-2015, 17-18 September 2015, Bali, Indonesia. Retrieved from https://www.sciencedirect.com/journal/procedia-social-and- behavioral-sciences/vol/211?page-size=100&page=2", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 398, "width": 428, "height": 52, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Mankiw, N. Gregory. (2012). Macro Economic. Eighth Edition. Worth Publishers. Mankiw, N. Gregory. (2016). Macro Economic. Ninth Edition. Worth Publishers. Nicholson, Walter & Christopher Snyder. (2007). Microeconomic Theory; Basic Principles Extensions, Tenth Edition. Thomson Higher Education.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 453, "width": 428, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Nurlina. et. al. (2019). Analisis Sektor Unggulan Aceh Bagian Timur. Jurnal Samudra", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 467, "width": 431, "height": 66, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ekoomi dan Bisnis Vol 10, No 1. Januari. Retrieved from https://ejurnalunsam.id/index.php/jseb. Ottaviano, Gianmarco & Thisse, Jasques-Francos. (2003). Agglomeration and Economic Geography. Retrieved from https://econpapers.repec.org/RePEc:eee:regchp:4-58", "type": "Table" }, { "left": 85, "top": 536, "width": 431, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Prawira, Yudha & Hamidi, Wahyu. (2013). Transformasi Struktur Ekonomi Kabupaten Siak Tahun 2001-2010. Jurnal Ekonomi Volume 21 Nomor 1. Retrieved from https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JE/article/view/1767", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 577, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Punzo, Lionello F. (2001). Cycles, Growth and Structural Change: Theories and Empical Evidence. Roudledge.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 605, "width": 428, "height": 38, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Ramda, Eduardo Edwin & Utama, Made Suyana. (2016). Pergeseran Struktur Ekonomi dan Potensi Sektor Ekonomi Kabupaten Manggarai Periode 2010-2015. E-Jurnal EP Unud, 6(3): 312-336. Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 646, "width": 304, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "https://ojs.unud.ac.id/index.php/eep/article/view/27907/17593.", "type": "List item" }, { "left": 85, "top": 660, "width": 428, "height": 25, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Richadson, H. W. (1977). Dasar-dasar Ilmu Ekonomi Regional. Terjemahan oleh Paul Sitohang. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 688, "width": 428, "height": 24, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Robinson, Tarigan. (2007). Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (edisi revisi). PT. Bumi Aksara.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 715, "width": 324, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Romer, David. (2009). Advanced Macroeconomics. McGraw-Hill", "type": "Text" }, { "left": 100, "top": 50, "width": 416, "height": 28, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "“Jurnal PenKoMi : Kajian Pendidikan dan Ekonomi\" Vol. 4, No. 2 Juni 2021 e-ISSN: 2614-6002", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 779, "width": 342, "height": 14, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "114 | Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP Bima", "type": "Page footer" }, { "left": 85, "top": 94, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Russell Green. (2019). Structural Change Forecasts For India. Exploring The Feasibility of Make India. Journal Economic and Political Weekly. Volume No.4 issue No. 12. Retrieved from https://www.epw.in/journal/2019/12.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 136, "width": 431, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sjafrizal, (2012), Pertumbuhan Ekonomi dan Ketimpangan Regional Wilayah Indonesia Bagian Barat. Jurnal Buletin Prisma.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 161, "width": 429, "height": 27, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Sukirno, Sadono. (2006). “Makro Ekonomi ; Teori Pengantar ”. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 191, "width": 428, "height": 38, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Suyatno. (2000). Teori Basis Ekonomi. BPFE. Todaro, M. P. & S. C. Smith. (2003). Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid 1.Edisi Kedelapan. Erlangga.", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 232, "width": 428, "height": 39, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Yu, To & AN, Qiang-Shen. (2019). Resource Reallocation, Industrial Structure Transfer and Economic Growth-Empricall Analysis Based on Shandong Province. International Conference on Education Science Development (ICESD 2019).", "type": "List item" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 213, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "Retrieved from", "type": "Table" }, { "left": 113, "top": 274, "width": 397, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 595, "page_height": 841, "text": "http://dpi- proceedings.com/index.php/dtssehs/article/viewFile/28126/27501", "type": "Text" } ]
5299d984-d960-fe8e-3665-ce5f7112cf3b
https://ujh.unja.ac.id/index.php/home/article/download/1/1
[ { "left": 71, "top": 110, "width": 281, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan Mahkamah Konstitusi", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 126, "width": 232, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Nomor 92/PUU-XIV/2016 terhadap", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 142, "width": 265, "height": 16, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Independensi Komisi Pemilihan Umum", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 179, "width": 138, "height": 14, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 201, "width": 208, "height": 29, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia [email protected]", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 35, "width": 223, "height": 41, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum ISSN 2598-7933 (online); 2598-7941 (cetak) Vol. 1 No. 1 (2018): 1-20, DOI: 10.22437/ujh.1.1.1-20", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 38, "height": 13, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Abstract", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 300, "width": 321, "height": 265, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "The General Elections Commission (KPU) is an independent state institu- tion directly regulated in Article 22E of the 1945 Constitution of the Re- public of Indonesia. Its position as an independent state institution af fi rms that the KPU is not under the in fl uence of the Parliament of Indonesia (DPR) and the government in carrying out its duties and authorities. Article 9 Sub-Article a of Law Number 10 Year 2016 (Regional Head Election Law) stipulates the requirement of the KPU to consult the DPR and the Govern- ment in drafting and enacting KPU regulations and technical guidelines for each election stage in forums of hearings whose decisions are binding. The Constitutional Court through Decision Number 92/PUU-XIV/2016 fi nally canceled the word “binding” it; the existence of the word “binding” is con- sidered contrary to the Constitution and interfere with the independence of the Commission. The research concludes, fi rst, the independence of KPU as an organizer of election is one of the requirements for the realization of free and fair election. Secondly, the juridical implication in Decision 92/ PUU-XIV/2016 con fi rms that the binding word in Article 9 sub-paragraph a of the Regional Head Election Law does not have binding legal force, so that the spirit and independence of KPU as an election organizer can be maintained.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 572, "width": 320, "height": 27, "page_number": 1, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Keywords: The General Elections Commission; independence; decision of Constitutional Court", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "2", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 35, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Abstrak", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 80, "width": 323, "height": 265, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Komisi Pemilihan Umum (KPU) merupakan lembaga negara yang inde- penden yang diatur secara langsung dalam Pasal 22E UUD NRI Tahun 1945. Posisinya sebagai lembaga negara independen menegaskan bahwa KPU tidak berada di bawah pengaruh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Pasal 9 hu- ruf a Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 (UU Pilkada) mengatur ke- harusan KPU untuk berkonsultasi dengan DPR dan pemerintah dalam me- nyusun dan menetapkan peraturan KPU dan pedoman teknis untuk setiap tahapan pemilihan dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusan- nya bersifat mengikat. Mahkamah Konstitusi melalui Putusan Nomor 92/ PUU-XIV/2016 akhirnya membatalkan kata “mengikat” tersebut, ka-rena bertentangan dengan Konstitusi dan mengganggu independensi KPU. Pe- nelitian ini menyimpulkan, pertama, independensi KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu merupakan salah satu syarat bagi terwujudnya pemilu yang bebas dan adil. Kedua, implikasi yuridis dalam putusan 92/ PUU-XIV/2016 menegaskan bahwa kata “mengikat” dalam Pasal 9 huruf a UU Pilkada bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 dan tidak memi- liki kekuatan hukum yang mengikat, sehingga marwah dan independensi KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu dapat terjaga.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 352, "width": 320, "height": 27, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Kata kunci : Komisi Pemilihan Umum; independensi; putusan Mahkamah Konstitusi", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 399, "width": 85, "height": 15, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "A. Pendahuluan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 421, "width": 322, "height": 107, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Prinsip kedaulatan rakyat di dalam Undang-Undang Dasar Nega- ra Republik Indonesia (UUD NRI) Tahun 1945 dimuat baik dalam pembukaan (alinea ke 4) maupun batang tubuh. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD NRI 1945 ditetapkan bahwa “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD”. 1 Terhadap istilah kedau- latan rakyat ( people souveriegnty ) tersebut beberapa ahli hukum me- negaskan bahwa ia indentik dengan istilah demokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 529, "width": 321, "height": 29, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Saat ini kebanyakan doktrin kedaulatan rakyat digunakan seba- gai dasar konsep negara demokrasi di zaman modern. Pada zaman", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 575, "width": 321, "height": 23, "page_number": 2, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "1 Eddy Purnama, Negara Kedaulatan Rakyat (Malang: Nusa Media, cetakan kedua, 2007), hlm. 40.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "3", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 322, "height": 168, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "modern ini, hampir semua negara mengklaim menjadi penganut paham demokrasi. 2 Memang harus diakui sampai sekarang istilah demokrasi itu sudah menjadi bahasa umum yang menunjuk pada pengertian sistem politik yang ideal di mana-mana. Berdasarkan pen- jelasan tersebut, terdapat korelasi yang sangat dekat antara konsepsi kedaulatan rakyat dengan konsepsi demokrasi. Bagir Manan menya- takan bahwa negara yang demokratis adalah negara yang menem- patkan kekuasaan tertinggi pada rakyat. 3 Pernyataan ini jelas meng- indikasikan ada keterkaitan yang sangat erat antara demokrasi dan kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat diposisikan sebagai syarat bagi suatu negara yang hendak menganut sistem demokrasi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 230, "width": 323, "height": 121, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Di antara bentuk perwujudan kedaulatan rakyat tersebut ada- lah pemilihan umum (pemilu). 4 Secara teoretis pemilu dianggap merupakan tahap paling awal dari berbagai rangkaian kehidupan ketatanegaraan yang demokratis, sehingga pemilu merupakan mo- tor penggerak mekanisme sistem politik demokrasi 5 untuk memilih pemimpin atau wakil-wakil rakyat dalam sebuah negara. Di Indone- sia, pemilu terdiri dari pemilu legislatif, pemilu presiden dan wakil presiden, dan pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah. 6", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 370, "width": 320, "height": 46, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "2 Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia (Jakarta: Sinar Gra fi ka, cetakan kedua, 2011), hlm. 116. 3 Bagir Manan, Kedaulatan Rakyat, Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum (Ja- karta: Gaya Media Pratama, 1996), hlm. 56.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 415, "width": 322, "height": 115, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "4 Dalam bahasa yang lain, pemilihan umum adalah salah satu pilar utama demokrasi. Sentralitas dari posisi pemilihan umum dalam membedakan sistem politik yang demokratis atau bukan, tampak jelas dari beberapa de fi - nisi demokrasi yang diajukan oleh para sarjana. Salah satu konsepsi mo- dern awal mengenai demokrasi diajukan oleh Joseph Schumpeter (mazhab Schumpeterian) yang menempatkan penyelenggaraan pemilihan umum yang bebas dan berkala sebagai kriteria utama bagi suatu sistem politik untuk dapat disebut demokrasi. Suparman Marzuki, “Peran Komisi Pemi- lihan Umum dan Pengawas Pemilu untuk Pemilu yang Demokratis”, Ius Quia Iustum , 15, 3 (2008), hlm. 394.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 321, "height": 35, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "5 B. Hestu Cipto Handoyo, sebagaimana dikutip Nur’aini, “Politik Hukum Larangan Pengunduran Diri Anggota Komisi Pemilihan Umum”, Jurnal Cita Hukum , 2, 1 (2013), hlm. 287.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 321, "height": 34, "page_number": 3, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "6 Berdasarkan sejarah dan perkembangannya, dari sudut pandang hukum ketatanegaraan, perubahan mekanisme pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah dari sistem perwakilan ke sistem pemilihan langsung meru-", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "4", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 320, "height": 107, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Konstitusi UUD NRI 1945 mengatur bagaimana pemilu terse- but dilaksanakan. Menurut pasal 22E UUD NRI 1945, pemilu dilak- sanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. 7 Pasal ini muncul akibat sejarah pelaksanaan pemilu di Indonesia yang ber- langsung secara tidak demokratis utamanya pada saat orde baru. Da- lam pasal ini juga diatur bahwa yang melaksanakan pemilihan umum adalah komisi pemilihan umum. 8", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 168, "width": 322, "height": 137, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Ketentuan mengenai pemilihan umum dalam perkembangan- nya diatur dalam undang-undang tersendiri, dan yang saat ini berlaku adalah UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum. UU ini juga mengatur kelembagaan penyelenggara pemilu, yaitu KPU, beserta tugas dan kewenangannya. Di antara tugas dan wewenang KPU yang diatur dalam UU ini adalah, menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan pemilihan sete- lah terlebih dahulu berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah,yang diperuntukkan untuk pemilihan gubernur, bupati, dan walikota. 9 Se-", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 313, "width": 307, "height": 114, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "pakan kemajuan yang sangat sigini fi kan dalam kehidupan berdemokrasi dan berkonstitusi dalam praktik ketatanegaraan Indonesia. Perubahan ini tentu akan berdampak pada sistem politik lokal dan membuka ruang yang lebih luas bagi partisipasi rakyat dalam proses berdemokrasi. Pemilihan kepala daerah secara langsung diharapkan menghasilkan fi gur kepemim- pinan yang aspiratif, berkualitas, dan legitimatif. Dengan pemilihan lang- sung ini akan lebih mendekatkan pemerintah dengan yang diperintah, dan akuntabilitas kepala daerah benar-benar tertuju pada rakyat. Lihat Dahlan Thaib, Ketatanegaraan Indonesia Perspektif Konstitusional (Yogyakarta: Total Media, 2009), hlm. 49.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 427, "width": 320, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "7 Pasal 22E ayat (1) UUD NRI 1945: “pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil setiap lima tahun sekali”.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 450, "width": 320, "height": 23, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "8 Pasal 22E ayat (5) UUD NRI 1945: “pemilihan umum diselenggarakanoleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri”.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 472, "width": 322, "height": 126, "page_number": 4, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "9 Tugas dan wewenang KPU dalam pemilihan gubernur, bupati, dan waliko- ta berdasarkan Pasal 8 ayat (3) UU Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penye- lenggara Pemilihan Umum adalah a) menyusun dan menetapkan pedoman teknis untuk setiap tahapan pemilihan setelah terlebih dahulu berkonsul- tasi dengan DPR dan Pemerintah; b) mengoordinasikan dan memantau tahapan pemilihan; c) melakukan evaluasi tahunan penyelenggaraan pemi- lihan; d) menerima laporan hasil pemilihan dari KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota; e) mengenakan sanksi administratif dan/atau menonak- tifkan sementara anggota KPU Provinsi yang terbukti melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya tahapan penyelenggaraan pemilihan berdasarkan rekomendasi Bawaslu dan/atau ketentuan peraturan perun-", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "5", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 323, "height": 107, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "lain soal teknis, UU ini juga memberi wewenang kepada KPU untuk membuat kebijakan dalam bentuk peraturan KPU (PKPU). 10 Terkait dengan kewenangan yang disebut terakhir ini, KPU tentu tidak boleh diintervensi oleh kekuasaan lainnya, meskipun UU ini mengatur penetapan PKPU dilakukan setelah berkonsultasi dengan DPR dan pemerintah. 11 Hal ini penting untuk menjaga kemandirianKPU, se- hingga pemilu dilaksanakan secara jujur dan adil.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 168, "width": 322, "height": 245, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dalam perkembangannya, kewenangan KPU dalam penye- lenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) diatur juga dalam UU Nomor 8 Tahun 2015 juncto UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota (UU Pilkada). Dalam UU ini diatur pula tentang kewenangan KPU dalam menyusun dan me- netapkan peraturan KPU dan pedoman teknis, yang mengharuskan KPU berkonsultasi dengan DPR dan pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusannya bersifat mengikat (Pasal 9 huruf a). 12 Munculnya ketentuan ini kemudian menimbulkan kritik. Ia di- anggap sebagai sebuah penyelundupan hukum, disebabkan pada UU Pemilu, yang dibentuk terlebih dulu, tidak terdapat frasa “mengikat”. Dengan ketentuan dalam UU Pilkada tersebut, maka KPU harus tun- duk pada DPR dan pemerintah ketika konsultasi sekaligus membuat peraturan KPU atau pedoman teknis untuk setiap tahap pemilihan dalam pilkada. KPU juga berarti wajib melaksanakan apapun yang diminta oleh DPR dan pemerintah dalam membuat PKPU dan pedo-", "type": "Text" }, { "left": 85, "top": 427, "width": 303, "height": 23, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "dang-undangan; dan f ) melaksanakan tugas dan wewenang lain sesuai de- ngan ketentuan peraturan perundang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 320, "height": 69, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "10 Kewenangan KPU dalam membuat Peraturan KPU diatur dalam Pasal 119 ayat (1) UU Nomor 15 Tahun 2011, “untuk menyelenggaraka pemilu, KPU membentuk Peraturan KPU dan Keputusan KPU”. Peraturan KPU ini ber- dasarkan ketentuan ayat (2) merupakan pelaksanaan peraturan perundang- undangan, “Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupa- kan pelaksanaan Peraturan Perundang-undangan”.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 320, "height": 35, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "11 Pasal 119 ayat (4) UU Nomor 15 Tahun 2011, “Peraturan KPU sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan setelah berkonsultasi dengan DPR dan Pemerintah”.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 320, "height": 46, "page_number": 5, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "12 Pasal 9 huruf a UU Pilkada: “menyusun dan menetapkan peraturan KPU dan pedoman teknis untuk setiap tahapan pemilihan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Pemerintah dalam forum rapat de- ngar pendapat yang keputusanya bersifat mengikat”.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "6", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 320, "height": 30, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "man teknis. Hal ini jelas berpotensi mengganggu independensi KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu yang mandiri.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 91, "width": 323, "height": 168, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Sebagai ikhtiar mewujudkan pemilu yang jujur dan adil, penyu- sunan peraturan KPU dan pedoman teknisnya haruslah terbebas dari intervensi pihak mana pun, termasuk DPR dan pemerintah. Keberadaan forum konsultasi KPU dengan DPR dan pemerintah se- harusnya dijadikan sebagai langkah untuk memperbanyak referensi yang akan menjadi bahan pertimbangan KPU. DPR yang merupakan lembaga politik dikhawatirkan akan memberikan usulan-usulan atau rekomendasi yang sarat dengan kepentingan partai politik tertentu. Ketentuan ini yang lalu mendorong KPU melakukan uji materiil ( ju- dicial review ) pasal 9 huruf a UU Pilkada ke Mahkamah Konstitusi (MK).", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 260, "width": 321, "height": 76, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dalam uji materiil ini, MK telah mengeluarkan putusan Nomor 92/PUU-XIV/2016. Berdasarkan putusan ini MK menyatakan, frasa “…yang keputusannya bersifat mengikat” pada Pasal 9 huruf a UU Pilkada bertentangan dengan UUD NRI Tahun 1945 dan tidak mem- punyai kekuatan hukum mengikat. 13", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 337, "width": 323, "height": 215, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Artikel ini akan membahas implikasi putusan MK tersebut ter- hadap independensi KPU dalam menyelenggarakan pemilu, khusus- nya dalam membuat Peraturan KPU dan pedoman teknis terkait pilkada. Pertanyaan yang akan didiskusikan dan dijawab adalah, pertama , apa urgensi prinsip independensi bagi KPU, dan kedua , apa implikasi yuridis Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016 terhadap independensi KPU. Secara metodologis, pertanyaan tersebut dibahas dengan menggunakan penelitian hukum normatif, karena peneliti melakukan penelitian dengan studi literatur, peraturan perundang- undangan, dan putusan MK yang berhubungan dengan objek peneli- tian. Sumber data yang digunakan adalah bahan-bahan hukum, baik yang primer, sekunder, maupun tersier. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kasus ( case approach ) dan pendekatan perundang- undangan ( statute approach ).", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 575, "width": 317, "height": 23, "page_number": 6, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "13 Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Nomor Perkara 92/ PUU-XIV/2016, hlm. 80-81.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "7", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 297, "height": 30, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "B. Urgensi Prinsip Independensi bagi Komisi Pemilihan Umum", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 97, "width": 322, "height": 184, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Independensi suatu “lembaga negara” dimaknai secara berbeda-beda oleh para ahli. Frases dan Meyer membedakan independensi ke da- lam kategori goal independence , yaitu independensi dilihat dari segi penetapan tujuan, dan instrument independence , yaitu independensi dalam cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 14 V. Grilli, dkk dan Robert Elgie membedakan independensi itu dari segi politik ( po- litical independence ) dan dari segi ekonomi ( economic independence ). W. Baka membedakan independensi ke dalam tiga aspek, yaitu institu- tional independence , functional independence , dan fi nancial independence . Sementara Mboweni membedakannya menjadi empat, yaitu func- tional independence , personal independence , instrumental independence , dan fi nancial independence . 15", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 282, "width": 323, "height": 168, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Istilah independen atau independensi merupakan serapan dari kata independence yang berarti “the state of quality of being indepen- dent; a countryfreedom to manage all its affairs, whether external or in- ternal without countrol byother country” . 16 Kamus Besar Bahasa Indone- sia (KBBI) mende fi nisikan independen sebagai “yang berdiri sendiri, yang berjiwa bebas, tidak terikat, merdeka, bebas”. 17 Makna seperti ini hampir sama dengan makna kata mandiri, yaitu “dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain”. 18 KBBI mende fi nisikan kata independensi sama dengan kemandirian, 19 yang berarti “hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung pada orang lain”. 20", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 452, "width": 322, "height": 29, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dengan demikian, independensi berarti sikap yang tidak bisa dipengaruhi, tidak dikendalikan pihak lain, tidak bergantung pada", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 495, "width": 321, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "14 Jimly Ashiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia (Jakarta: BIP Gramedia, 2008), hlm. 879.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 518, "width": 256, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "15 Jimly Ashiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara , hlm. 879.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 321, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "16 Bryan A Garner, Black Law Dictionary (United States of America: West Group, edisi ketujuh, 1999), hlm. 773.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 214, "height": 24, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "17 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/independen 18 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/mandiri", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 221, "height": 23, "page_number": 7, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "19 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/independensi 20 https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/kemandirian", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "8", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 322, "height": 60, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "pihak lain. Ia merupakan sifat yang tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun, sekalipun dari pemegang kekuasaan tertinggi. Apa- bila dalam bersikap tersebut ada intervensi oleh suatu lembaga, mi- salnya, maka ia tidak bisa lagi disebut bersifat independen.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 122, "width": 324, "height": 245, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dalam kaitannya dengan lembaga negara independen, KPU merupakan salah satu dari sekian lembaga negara independen di In- donesia. Pembentukan KPU sebagai lembaga independen didasari oleh karena KPU sebagai penyelenggara pemilu tidak berada dan/ atau di bawah pengaruh seorang, kelompok, golongan, partai poli- tik, dan pemerintah. 21 Masih berkenaan dengan hal tersebut, menu- rut Zainal Ari fi n Mochtar, sebuah lembaga dinyatakan independen apabila memenuhi empat syarat. Pertama, pengisian pimpinannya tidak dilakukan oleh satu lembaga saja; kedua, pemberhentian ang- gota lembaga hanya dapat dilakukan berdasarkan sebab-sebab yang diatur dalam undang-undang pembentukan lembaga bersangkutan; ketiga, presiden dibatasi untuk tidak secara bebas memutuskan pemberhentian pimpinan lembaga; dan keempat, pimpinan bersifat kolektif, tidak dikuasai/mayoritas berasal dari partai politik tertentu; dan masa jabatan pemimpin tidak habis secara bersamaan tetapi ber- gantian. 22", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 368, "width": 318, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Milakovich dan Gordon, sebagaimana dikutip Gunawan A. Tau- da, secara rinci menentukan karakteristik lembaga negara indepen- den atau komisi negara, yaitu: 23", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 414, "width": 325, "height": 45, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "1. Komisi ini memiliki karakter kepemimpinan yang bersifat kolegial, sehingga keputusan-keputusan yang diambil secara kolektif.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 461, "width": 321, "height": 44, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "2. Anggota baru atau para komisioner lembaga ini tidak melayani apa yang menjadi keinginan presiden sebagaimana jabatan yang dipilih oleh presiden lainnya.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 518, "width": 322, "height": 80, "page_number": 8, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "21 Oktino Setyo Irawan, “Analisis Kedudukan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sebagai Lembaga Independen dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia”, Dinamika Hukum , 2, 1 (2011), hlm. 87 22 Saldi Isra, “Kata Pengantar”, dalam Zainal Ari fi n Mochtar, Lembaga Negara Independen (Jakarta: PT. Rajagra fi ndo Persada, 2016), hlm. x. 23 Gunawan A. Tauda, Komisi Negara Independen (Yogyakarta: Genta Press, 2012), hlm. 97.", "type": "Text" }, { "left": 383, "top": 611, "width": 5, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "9", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 322, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "3. Masa jabatan para komisioner ini biasanya de fi nitif dan cukup panjang.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 324, "height": 60, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "4. Periode jabatanya bersifat staggered, artinya setiap tahun setiap komisioner berganti secara bertahap dan oleh karena itu seorang presiden tidak bisa menguasai secara penuh kepemimpinan lembaga-lembaga terkait.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 153, "width": 320, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "5. Jumlah anggota atau komisioner ini bersifat ganjil dan keputusan diambil secara mayoritas suara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 183, "width": 326, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "6. Keanggotaan lembaga ini biasanya menjaga keseimbangan perwakilan yang bersifat partisan.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 214, "width": 318, "height": 30, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Jimly Asshiddiqie menyebutkan keseluruhan kategori indepen- densi terkait dalam tiga bentuk, yaitu: 24", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 320, "height": 29, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "1. Independensi institusional atau struktural, yang tercermin dalam mekanisme hubungan eksternal antar lembaga negara.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 321, "height": 75, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "2. Independensi fungsional, yang tercermin dalam proses pengam- bilan keputusan, yang dapat berupa (a) goal independence , yaitu bebas dalam menetapkan tujuan atau kebijakan pokok, dan (b) instrument independence , yaitu bebas dalam menetapkan instru- men kebijakan yang tidak ditetapkan sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 353, "width": 327, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "3. Independensi administratif, yaitu merdeka dalam menentukan kebijakan administratif untuk mendukung kedua macam independensi di atas, yaitu berupa (a) independensi keuangan, yaitu merdeka dalam menentukan anggaran pendukung, dan (b) independensi personalia, yaitu merdeka dalam mengatur dan menentukan pengangkatan serta pemberhentian personalia kepegawaian sendiri.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 461, "width": 323, "height": 106, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dengan demikian, independensi, kedudukan, dan ruang lingkup kewenangan komisi atau lembaga negara independen bervariasi, se- hingga dapat dikatakan bahwa secara teori tidak ada tolok ukur yang sama dalam membentuk karakteristik independensi, kedudukan, dan ruang lingkup kewenangan lembaga-lembaga tersebut. Pada akhirnya dapat dikatakan, pengertian komisi negara dapat dirumus- kan sebagai lembaga negara independen yang muncul karena tidak", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 277, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "24 Jimly Asshiddiqie, Pokok-Pokok Hukum Tata Negara , hlm. 879-880.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "10", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 322, "height": 137, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "efektifnya lembaga yang telah ada dan bertujuan untuk menjalankan prinsip check and balances. Karakteristik komisi negara sendiri meli- puti beberapa hal, yaitu: independen, artinya tidak terikat dari cabang kekuasaan manapun; kepemimpinanya bersifat kolektif kolegial dan nonpartisan; dan menjalankan prinsip check and balances. Dengan karakteristik tersebut, lembaga negara independen atau komisi nega- ra lebih leluasa dalam menjalankan fungsinya karena tidak terikat sama sekali dengan cabang kekuasaan mana pun. Independensi de- ngan demikian dapat dijadikan tolok ukur suatu komisi negara.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 199, "width": 323, "height": 183, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "KPU sebagai lembaga negara yang independen diatur secara langsung dalam Pasal 22E UUD NRI 1945 sebagai organ yang na- sional, tetap, dan mandiri. Sebagai lembaga negara independen, KPU tidak berada di bawah pengaruh DPR dan pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Frasa “mandiri” yang terda- pat dalam Pasal 22E UUD NRI 1945 dimaksudkan agar KPU dalam menyelenggarakan pemilu tidak diintervensi oleh pihak lain. Keang- gotaan KPU pun juga tidak berasal dari partai politik dan pemerin- tah sehingga diharapkan tidak akan menimbulkan con fl ict of interest di dalamnya. Independensi inilah yang digunakan untuk menjamin terjaganya kinerja KPU dalam menjalankan tugas sebagai penyeleng- gara pemilu.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 384, "width": 321, "height": 168, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "The International Institute for Democracy and Electoral Assistance (IDEA) menekankan pentingnya independensi dalam penyelengga- raan pemilu, sebab ia merupakan salah satu syarat bagi terwujudnya pemilu yang bebas dan adil ( free and fair election ). Dengan kata lain, KPU sebagai institusi penyelenggara pemilu merupakan pihak yang bertanggungjawab atas terlaksananya pemilu secara adil dan lancar. Secara umum tanggung jawab penyelenggara pemilu adalah imple- mentasi proses pemilihan ( electoral process ) yang telah digariskan oleh peraturan perundang-undangan. 25 Ini artinya KPU tidak boleh tunduk pada arahan dari pihak lain mana pun, baik DPR, pemerintah, atau partai politik. KPU harus mampu menjalankan kegiatan yang bebas", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 564, "width": 322, "height": 34, "page_number": 10, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "25 Winarti, “Menyoal Independensi dan Profesionalitas Komisi Pemilihan Umum Daerah dalam Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah”, Jurnal Konstitusi , 2, 3 (2010), hlm. 52.", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "11", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 321, "height": 30, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "dari campur tangan pihak mana pun. Sifat konsultasi yang bersifat mengikat KPU jelas bertentangan dengan prinsip independensi.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 91, "width": 322, "height": 122, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Sejumlah analisis kemudian mengemukakan bahwa terdapatnya frasa “mengikat” itu dikhawatirkan akan memangkas kemandirian KPU sebagai penyelenggara pemilu. Sifat konsultasi yang mengikat dinilai oleh sejumlah kalangan menjadi celah intervensi dalam pe- nyusunan PKPU. Padahal KPU dalam membuat aturan pelaksanaan teknis tidak boleh mencerminkan kekuatan politik tertentu, melain- kan harus berdiri sendiri dan tidak terpengaruh oleh kekuasaan mana pun, termasuk disini adalah kekuasaan DPR dan pemerintah.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 228, "width": 309, "height": 45, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "C. Implikasi Yuridis Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 92/PUU-XIV/2016 terhadap Independensi Komisi Pemilihan Umum", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 280, "width": 321, "height": 261, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Mahkamah Konstitusi (MK) melalui putusan nomor 92/PUU- XIV/2016 yang dibacakan pada 10 Juli 2017 menyatakan frasa “…se- telah berkonsultasi dengan DPR dan pemerintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusannya bersifat mengikat” dalam Pasal 9 huruf a UU Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerin- tah Pengganti UU Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Guber- nur, Bupati dan Walikota menjadi UU, “menyusun dan menetapkan peraturan KPU dan pedoman teknis untuk setiap tahapan pemilihan setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat dan Peme- rintah dalam forum rapat dengar pendapat yang keputusanya bersifat mengikat”, bertentangan dengan Pasal 22E ayat (5) UUD NRI 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat. 26 Meski putusan ini mengabulkan sebagian saja dari permohonan yang diajukan KPU, karena pemohon menghendaki pembatalan norma yang mewajib- kan KPU untuk melakukan konsultasi, ia mengandung konsekuensi yang cukup signi fi kan dalam kerja-kerja KPU.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 542, "width": 295, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dengan putusan tersebut, MK terlihat jelas menjalankan fung-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 317, "height": 23, "page_number": 11, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "26 Petitum Nomor 2 dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indone- sia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 29.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "12", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 323, "height": 199, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "si sebagai pengawal konstitusi sekaligus demokrasi. Hal ini sejalan dengan fungsi MK sebagai satu-satunya lembaga yang bertugas se- bagai pengawal konstitusi ( the guardian of the constitution ). Selain sebagai lembaga pengawal konstitusi, MK juga berfungsi sebagai penafsir konstitusi, serta pengawal demokrasi ( the guardian and the sole interpreter of the constitution , as well as the guardian of the process of democrazitation ). 27 Putusan tersebut juga semakin mempertegas kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh MK sebagai institusi kehaki- man yang lahir dari rahim reformasi. MK sudah membuktikan seba- gai institusi hukum yang dapat dipercaya dan terhormat ( realible and honoured court ) di Indonesia, disebabkan putusan-putusannya yang sangat progresif dan dapat menjadi acuan hukum bagi percepatan reformasi hukum di Indonesia. 28", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 260, "width": 324, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Berkaitan dengan putusan tersebut, sejumlah pertimbangan hukum yang menjadi dasar MK dalam mengambil putusan menarik untuk ditelaah. Dalam salinan putusan No. 92/PUU-XIV/2016, hal pertama yang menjadi pertimbangan MK ialah:", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 325, "width": 299, "height": 119, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Bahwa dalam menilai dan memahami kemandirian KPU sebagaimana dimaksud Pasal 22E ayat (5) UUD NRI 1945 tidak cukup hanya dilakukan secara tekstual tatkala perihal kemandirian yang dimaksud dalam UUD NRI 1945 dituangkan lebih lanjut ke dalam suatu norma undang-undang melainkan harus dikaitkan konteksnya dengan kaidah yang berlaku dalam penafsiran konstitusi yang menuntut pemahaman terhadap konstitusi sebagai satu kesatuan ( the unity of the constitution ), koherensinya secara praktis ( practical coherence ), dan keberlakuannya yang tepat ( the appropriate working ) dari pengertian yang hendak diberikan oleh Konstitusi (UUD NRI 1945) terhadap istilah “mandiri” dimaksud. 29", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 451, "width": 322, "height": 61, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Lebih lanjut dalam pertimbangan tersebut dinyatakan bahwa konteks latar belakang sejarah ( historical background ), aspek teleologis ( teleological aspect ), dan antisipasi terhadap kemungkinan-kemungki- nan yang dapat terjadi pada masa yang akan datang ( future anticipa-", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 529, "width": 318, "height": 47, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "27 Jimly Asshiddiqie, Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca Refor- masi (Jakarta: Sinar Gra fi ka, 2012), hlm. 132. 28 Ni’matul Huda dan R. Nazriyah, Teori & Pengujian Peraturan Perundang- undangan (Bandung: Nusa Media, 2011), hlm. 146.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 575, "width": 320, "height": 23, "page_number": 12, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "29 Pertimbangan Hukum Nomor 3.9.1 dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 71.", "type": "List item" }, { "left": 378, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "13", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 323, "height": 184, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "tion ) merupakan keniscayaan yang harus dipertimbangkan secara cermat. Pada aspek latar belakang ( historical background ), MK men- coba mencermati secara subjektif 30 bagaimana sejarah hukum diben- tuknya KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu di Indonesia. MK melihat bahwa catatan panjang sejarah penyelenggaraan pemilu yang selalu diwarnai praktik curang yang melibatkan penyelenggara menjadi salah satu pertimbangan untuk menyerahkan penyelengga- raan pemilu kepada sebuah lembaga yang bersifat mandiri, bukan lagi oleh pemerintah maupun partai politik peserta pemilu. 31 Dari pertimbangan ini nampak MK menggunakan penafsiran historis da- lam hal ini sejarah hukumnya, yakni mencari makna yang dikaitkan dengan konteks kemasyarakatan pada masa lampau. 32", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 245, "width": 322, "height": 106, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "MK juga dalam putusan ini menggunakan metode penafsiran teleologis, yakni dengan mencermati kaidah demokrasi dan kedaula- tan rakyat yang menjadi basis dalam pelaksanaan pemilu. Penafsiran yang difokuskan pada penguraian atau formulasi kaidah-kaidah hu- kum menurut tujuan dan jangkauannya 33 ini dicermati MK dengan cara memahami UUD NRI 1945 sebagai kesatuan utuh yang tak da- pat dipisahkan.", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 356, "width": 301, "height": 142, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Pemilu sebagai sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 harus dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pemilu yang jujur dan adil hanya akan dapat diwujudkan bila diselenggarakan oleh sebuah lembaga yang bebas dari intervensi lembaga manapun, lebih-lebih institusi yang di dalamnya terdapat peserta Pemilu. Peran DPR dan Pemerintah berhenti hanya sampai tahap pembentukan Undang-Undang yang berhubungan dengan Pemilu dan melaksanakan seleksi calon anggota penyelenggara Pemilu. Dengan demikian apabila sudah masuk pada proses dan tahapan, pemilu sepenuhnya harus dikendalikan oleh KPU sebagai lembaga independen. Dengan melihat hubungan sistematis antara Pasal 22E ayat (5) UUD 1945 dengan Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 22E ayat (1) UUD 1945,", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 507, "width": 320, "height": 34, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "30 Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Hukum Acara Mahkamah Konsti- tusi (Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, 2010), hlm. 73.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 541, "width": 319, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "31 Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 73-74.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 322, "height": 23, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "32 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), hlm. 221.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 586, "width": 221, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "33 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum , hlm. 223.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "14", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 61, "width": 299, "height": 47, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "terlihat bahwa UUD 1945 menghendaki agar pelaksanaan kedaulatan rakyat melalui Pemilu harus terlaksana secara jujur. Di mana, kejujuran dalam pemilu hanya mungkin dapat dicapai apabila pemilu dilaksanakan oleh sebuah lembaga yang bersifat mandiri. 34", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 116, "width": 323, "height": 260, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Pertimbangan di atas sangat tepat dan sesuai dengan sema- ngat MK sebagai lembaga pengawal maupun penegak demokrasi. Afan Gaffar memberikan lima hal yang merupakan elemen em- pirik sebagai konsekuensi dari demokrasi, salah satunya ialah warga masyarakat dapat mengaktualisasikan dirinya secara maksimal di dalam kehidupan politik dengan melakukan partisipasi politik yang mandiri ( autonomous participation ) tanpa digerakkan. 35 Partisipasi poli- tik masyarakat yang mandiri ini tidak boleh diintervensi baik secara langsung atau tidak oleh penyelenggara pemilu. Salah satu bentuk intervensi tidak langsung tersebut misalnya intervensi kepentingan parpol melalui DPR dengan memengaruhi KPU dalam menetapkan peraturan atau pedoman teknis pemilihan. Dengan demikian, MK tampak telah berhasil memaknai sifat mandiri KPU agar tidak terje- bak dalam intervensi secara tidak langsung oleh partisan politik. MK dalam hal ini benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pelindung konstitusi dalam arti melindungi demokrasi dan hak-hak asasi manu- sia, sebagaimana amanah Konstitusi dan UU Mahkamah Konstitusi. 36", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 393, "width": 317, "height": 23, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "34 Pertimbangan Hukum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik In- donesia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 74.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 415, "width": 318, "height": 24, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "35 Afan Gaffar, Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi (Yogyakarta: Pus- taka Pelajar, 2001), hlm. 15.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 438, "width": 322, "height": 160, "page_number": 14, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "36 Konsideran UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK menegaskan, “bahwa MK sebagai salah satu pelaku kekuasaan kehakiman mempunyai peranan penting dalam usaha menegakkan konstitusi dan prinsip negara hukum sesuai dengan tugas dan wewenangnya sebagaimana ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Lebih lanjut dalam Penjelasan UU MK disebutkan, “...salah satu substansi pen- ting perubahan UUD NRI Tahun 1945 adalah keberadaan MK sebagai lem- baga negara yang berfungsi menangani perkara tertentu di bidang keta- tanegaraan, dalam rangka menjaga konstitusi agar dilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita demokrasi. Keberadaan MK sekaligus untuk menjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang stabil, dan juga merupakan koreksi terhadap pengalaman ke- hidupan ketatanegaraan di masa lalu yang ditimbulkan oleh tafsir ganda terhadap konstitusi.”", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "15", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Page footer" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 320, "height": 30, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Hal demikian beresonansi dengan apa yang dikemukakan oleh Jimly Ashiddiqie, 37", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 94, "width": 302, "height": 95, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dalam konteks ketatanegaraan, MK dikonstruksikan sebagai pengawal konstitusi yang berfungsi menegakkan keadilan konstitusional di tengah kehidupan masyarakat. MK bertugas mendorong dan menjamin agar konstitusi dihormati dan dilaksanakan oleh semua komponen negara secara konsisten dan bertanggungjawab. Di tengah kelemahan sistem konstitusi yang ada, MK berperan sebagai penafsir agar spirit konstitusi selalu hidup dan mewarnai keberlangsungan bernegara dan bermasyarakat.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 197, "width": 318, "height": 45, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Sedangkan pada aspek penafsiran futuristik, MK justru tidak ke- mudian melihat peraturan perundang-undangan yang belum mem- punyai kekuatan hukum sebagaimana yang diteorikan. 38", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 246, "width": 298, "height": 60, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Bahwa KPU merupakan lembaga yang kemandiriannya dijamin oleh UUD 1945. Kemandirian demikian, baik secara historis, sistematis, teleologis, maupun antisipatif merupakan prasyarat yang tak dapat ditiadakan guna menjamin terselenggaranya pemilu, termasuk pemilihan kepala daerah yang demokratis.... 39", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 313, "width": 322, "height": 153, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Tampak dalam pertimbangan tersebut, MK berpandangan bah- wa kemandirian KPU tidak boleh dipertaruhkan, karena terseleng- garanya pemilu yang demokratis, termasuk pemilihan kepala dae- rah, merupakan prasyarat bagi terwujudnya budaya demokrasi yang sehat dalam rangka mewujudkan gagasan negara demokrasi yang berdasar atas hukum. Demokrasi tidak boleh kemudian dibelenggu oleh masuknya kepentingan-kepentingan yang dapat mengikis nilai- nilai demokrasi itu sendiri. Adnan Buyung Nasution menekankan pentingnya sebuah nilai dalam penyelenggaraan demokrasi, dengan menegaskan: 40", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 484, "width": 321, "height": 46, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "37 Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi, “Cetak Biru: Membangun Mah- kamah Konstitusi Sebagai Institusi Peradilan Konstitusi yang Modern dan Terpercaya”, dalam Maruarar Siahaan, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (Jakarta: Konstitusi Press, 2005), hlm. 12.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 529, "width": 319, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "38 Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 74.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 552, "width": 317, "height": 24, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "39 Pertimbangan Hukum dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Republik In- donesia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 75.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 575, "width": 317, "height": 23, "page_number": 15, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "40 Adnan Buyung Nasution, Pikiran & Gagasan Demokrasi Konstitusional (Ja- karta: PT Kompas Media Nusantara, 2011), hlm 3-4.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "16", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 61, "width": 301, "height": 94, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Demokrasi bukan hanya cara, alat, atau proses, tetapi adalah nilai- nilai atau norma-norma yang harus menjiwai dan mencerminkan keseluruhan proses kehidupan kita bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Demokrasi bukan hanya kriteria di dalam merumuskan cara atau proses untuk mencapai tujuan, melainkan tujuan itu sendiri haruslah mengandung nilai-nilai atau norma demokrasi. Tegasnya demokrasi bukan hanya cara, tetapi juga tujuan yang harus kita bangun terus-menerus sebagai suatu proses yang pasti akan memakan waktu.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 163, "width": 323, "height": 91, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dengan berbagai pertimbangan di atas, MK telah berupaya membebaskan KPU dari kemungkinan masuknya kepentingan-ke- pentingan yang dapat mengancam nilai demokrasi. Melalui penguji- an tersebut, MK telah mendorong upaya perwujudan negara Indone- sia yang demokratis dengan menegaskan sifat mandiri KPU sebagai penyelenggara pemilihan.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 255, "width": 324, "height": 230, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dalam putusan tersebut MK sebenarnya tidak menerima se- luruhnya apa yang dimohonkan KPU, yang menghendaki agar konslutasi dengan DPR dan pemerintah dibatalkan, bukan sebatas menghilangkan kekuatan mengikat hasil konsultasi tersebut. Dalam pertimbangannya, MK menyatakan mekanisme konsultasi merupa- kan kebutuhan karena norma UU yang merupakan produk bersama antara DPR dan presiden tidak selamanya memuat rumusan yang jelas sebagaimana dimaksud pembentuknya, sehingga dapat me- nimbulkan kesulitan pada pihak KPU untuk mengimplementasikan dalam praktik melalui kewenangannya. 41 Sikap MK sudah memiliki alasan yang sangat tepat dan prospektif. Hakim memang harus tidak sekadar memaknai konstitusi sebuah bangsa hanya pada saat doku- men konstitusi dibentuk atau pada saat ditafsirkan, tetapi juga harus mampu membangun aturan yang baik untuk pemerintahan bangsa ke depan. 42", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 486, "width": 324, "height": 30, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Dikaitkan dengan demokrasi, Robert Dahl mengemukakan bahwa salah satu prinsip demokrasi ialah dipilihnya para penjabat", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 529, "width": 320, "height": 24, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "41 Pertimbangan Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia No. 92/PUU-XIV/2016, hlm. 78.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 552, "width": 320, "height": 35, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "42 Demikian menurut Keith E. Whittington sebagaimana dikutip Feri Amsari, Perubahan UUD 1945: Perubahan Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indone- sia Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm.", "type": "List item" }, { "left": 65, "top": 586, "width": 24, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "94-95.", "type": "Text" }, { "left": 378, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "17", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 322, "height": 214, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "dari proses pemilihan yang dilakukan secara jujur. 43 Pemilihan yang jujur tidak dapat terwujud tanpa adanya penyelenggara yang bersifat mandiri atau independen. Hal tersebut dikarenakan dimungkinkan adanya beragam intervensi kepentingan dari orang atau lembaga lain terhadap penyelenggara. Penyelenggara yang terintervensi dapat di- pastikan terkekakang kemandiriannya dalam menjalankan tahapan pemilihan secara fair. Untuk itu sikap MK yang menyatakan bahwa adanya frasa “yang keputusannya bersifat mengikat” dalam Pasal 9 huruf a UU Pilkada membawa implikasi teoretik maupun praktik dalam rangka merawat impementasi demokrasi melalui pemilu yang berintegritas. Jika tidak demikian, maka besar kemungkinan akan terjadi fenomena pemilu seperti pada masa orde baru yang ditung- gangi intervensi politis, bermuatan ego kemenangan tanpa memper- hatikan nilai-nilai moral dan integritas penyelenggaraan pemilu.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 276, "width": 323, "height": 276, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Putusan MK yang demikian menimbulkan beberapa implikasi. Pertama , forum konsultasi yang dilakukan oleh KPU terhadap DPR dan Pemerintah menjadi forum konsultasi yang biasa yang tidak mengikat. Frasa “yang keputusannya mengikat” dalam Pasal 9 huruf a UU Pilkada dinyatakan bertentangan dengan konstitusi. Ke depan Pasal 9 huruf a menjadi berisi “menyusun dan menetapkan Pera- turan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) dan pedoman teknis pemili- han setelah berkonsultasi dengan DPR dan pemerintah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP)”. Tidak adanya frasa mengikat melepas be- lenggu ketertundukan KPU terhadap DPR dan pemerintah. Ketentu- an yang demikian sejalan pula dengan tugas dan wewenang KPU da- lam penyelenggaraan pemilihan gubernur, bupati, dan walikota yang diatur dalam UU Pemilu, sebagaimana telah dibahas pada bagian terdahulu. Kalaupun masih ada peluang intervensi, terutama dari pihak pemerintah, hal itu tidak lagi pada saat konsultasi RDP. Potensi intervensi itu justru datang dari pemerintah pada saat pemberlakuan PKPU, disebabkan yang berwenang mengundangkannya ialah men- teri di bidang hukum (Menteri Hukum dan HAM). 44 Padahal, un-", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 564, "width": 320, "height": 34, "page_number": 17, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "43 Robert A. Dahl, Dilemmas of Pluralist Democracy: Autonomy and Control (New Heaven and London: Yale University Press, 1982), hlm. 18. 44 Pasal 85 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Per-", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "18", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 60, "width": 323, "height": 76, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "tuk berlaku dan mengikatnya suatu perundang-undangan, termasuk PKPU, maka ia harus diundangkan. 45 Ini artinya bisa saja pemerintah (menteri) mengintervensi KPU dalam penyusunan PKPU dengan imbalan pengundangannya sebagai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mengikat.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 137, "width": 321, "height": 122, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Kedua, putusan tersebut meneguhkan independensi KPU seba- gai institusi penyelenggara pemilu. Pemilu merupakan upaya un- tuk mewujudkan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Oleh karena itu penyelenggaraan pemilu adalah wujud nyata pengakuan hak asasi manusia dalam kehidupan bernegara yang har- us didorong agar pelaksanaannya demokratis. Pemilu akan berjalan demokratis apabila penyelenggara pemilu memegang teguh prinsip independensi dari awal sampai akhir.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 274, "width": 78, "height": 15, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "D. Kesimpulan", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 296, "width": 323, "height": 260, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Berdasarkan analisis dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpu- lan sebagai berikut. Pertama , KPU sebagai lembaga negara yang in- dependen diatur secara langsung dalam Pasal 22E UUD NRI Tahun 1945 sebagai organ yang nasional, tetap dan mandiri. Sebagai lem- baga negara independen, KPU tidak berada di bawah pengaruh DPR dan pemerintah dalam menjalankan tugas dan wewenangnya. Frasa “mandiri” yang terdapat dalam Pasal 22E UUD NRI 1945 dimaksud- kan agar KPU dalam menyelenggarakan pemilu tidak diintervensi oleh pihak lain. Adapun independensi berarti sikap yang tidak bisa dipengaruhi, tidak dikendalikan pihak lain, dan tidak bergantung pada pihak lain. Ia merupakan sifat yang tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun, sekalipun dari pemegang kekuasaan tertinggi. Apabila dalam bersikap tersebut ada intervensi oleh suatu lembaga misalnya, maka ia tidak bisa lagi disebut bersifat independen. Oleh karena itu untuk menjamin terjaganya kinerja KPU dalam men- jalankan tugas sebagai penyelenggara pemilu prinsip independensi harus dijunjung tinggi. Kedua , implikasi yuridis dalam Putusan 92/", "type": "Text" }, { "left": 65, "top": 564, "width": 77, "height": 12, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "undang-undangan.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 575, "width": 317, "height": 23, "page_number": 18, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "45 Pasal 87 UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Per- undang-undangan.", "type": "List item" }, { "left": 378, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "19", "type": "Page footer" }, { "left": 179, "top": 35, "width": 209, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Implikasi Putusan MK Nomor 92/PUU-XIV/2016", "type": "Page header" }, { "left": 71, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 60, "width": 322, "height": 107, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "PUU-XIV/2016 ialah bahwa ke depan frasa mengikat dalam Pasal 9 huruf A UU Pilkada sudah tidak berlaku lagi dan oleh karenanya KPU dalam membuat peraturan KPU dapat lebih leluasa. Sifat kon- sultasi dalam rapat dengar pendapat dengan pemerintah dan DPR hasilnya dikembalikan ke KPU untuk menindaklanjutinya. Dengan putusan tersebut, marwah dan independensi KPU sebagai lembaga penyelenggara pemilu dapat terjaga.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 181, "width": 79, "height": 15, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Daftar Pustaka", "type": "Section header" }, { "left": 71, "top": 203, "width": 318, "height": 60, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Artikel/Buku/Laporan Amsari, Feri. Perubahan UUD 1945: Perubahan Konstitusi Negara Kesa- tuan Republik Indonesia Melalui Putusan Mahkamah Konstitusi . Ja- karta: Rajawali Pers, 2013.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 265, "width": 321, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Asshiddiqie, Jimly. Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia . Jakarta:", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 280, "width": 163, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Sinar Gra fi ka, cetakan kedua, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 296, "width": 317, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Asshiddiqie , Jimly. Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara . Jakarta: Ra- jawali Pers, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 326, "width": 320, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Asshiddiqie, Jimly. Perkembangan & Konsolidasi Lembaga Negara Pasca", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 342, "width": 178, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Reformasi . Jakarta: Sinar Gra fi ka, 2012.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 357, "width": 320, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Asshiddiqie, Jimly. Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia . Jakarta:", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 373, "width": 318, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "BIP Gramedia, 2008. Dahl, Robert A. Dilemmas of Pluralist Democracy: Autonomy and Con-", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 403, "width": 263, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "trol . New Heaven & London: Yale University Press, 1982.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 419, "width": 320, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Gaffar, Afan. Politik Indonesia Transisi Menuju Demokrasi . Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 450, "width": 322, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Garner, Bryan A. Black Law Dictionary . United States of America:", "type": "Text" }, { "left": 94, "top": 465, "width": 152, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "West Group, edisi ketujuh, 1999.", "type": "List item" }, { "left": 71, "top": 480, "width": 317, "height": 30, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Huda, Ni’matul dan R. Nazriyah. Teori & Pengujian Peraturan Perun- dang-undangan . Bandung: Nusa Media, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 511, "width": 320, "height": 14, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Irawan, Oktino Setyo. “Analisis Kedudukan Komisi Pemilihan Umum", "type": "List item" }, { "left": 94, "top": 527, "width": 295, "height": 29, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "(KPU) Sebagai Lembaga Independen dalam Sistem Ketatanega- raan Indonesia”. Dinamika Hukum , 2, 1 (2011): 75-87.", "type": "Text" }, { "left": 71, "top": 557, "width": 319, "height": 45, "page_number": 19, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Mahkamah Konstitusi RI. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi . Jakarta: Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan MK RI, 2010. Manan, Bagir. Kedaulatan Rakyat, Hak Asasi Manusia dan Negara Hu-", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 611, "width": 10, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "20", "type": "Page footer" }, { "left": 51, "top": 35, "width": 130, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Allan Fatchan Gani Wardhana", "type": "Page header" }, { "left": 183, "top": 611, "width": 185, "height": 11, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Undang: Jurnal Hukum , Vol. 1, No. 1 (2018)", "type": "Page footer" }, { "left": 74, "top": 60, "width": 190, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "kum. Jakarta: Gaya Media Pratama, 1996.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 76, "width": 321, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Marzuki, Suparman. “Peran Komisi Pemilihan Umum dan Pengawas Pemilu untuk Pemilu yang Demokratis”. Ius Quia Iustum , 15, 3", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 106, "width": 72, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "(2008): 393-412.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 122, "width": 318, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Nasution, Adnan Buyung. Pikiran & Gagasan Demokrasi Konstitusion-", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 137, "width": 220, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "al . Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2011.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 153, "width": 324, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Nur’aini, “Politik Hukum Larangan Pengunduran Diri Anggota Komisi Pemilihan Umum”. Jurnal Cita Hukum , 2, 1 (2013): 285-", "type": "Text" }, { "left": 74, "top": 183, "width": 19, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "302.", "type": "List item" }, { "left": 51, "top": 199, "width": 323, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Purnama, Eddy. Negara Kedaulatan Rakyat . Malang: Nusa Media, 2007.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 230, "width": 322, "height": 91, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Siahaan, Maruarar. Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik Indo- nesia . Jakarta: Konstitusi Press, 2005. Tauda, Gunawan A. Komisi Negara Independen . Yogyakarta: Genta Press, 2012. Thaib, Dahlan. Ketatanegaraan Indonesia Perspektif Konstitusional . Yog- yakarta: Total Media, 2009.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 322, "width": 323, "height": 45, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Winarti. “Menyoal Independensi dan Profesionalitas Komisi Pemi- lihan Umum Daerah dalam Penyelenggaraan Pemilu Kepala Daerah”. Jurnal Konstitusi , 2, 3 (2010): 51-84.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 384, "width": 153, "height": 14, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Peraturan dan Putusan Hukum", "type": "Section header" }, { "left": 51, "top": 399, "width": 317, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Peraturan Nomor 08/ PMK/2006.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 430, "width": 317, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Putusan Nomor 92/PUU- XIV/2016.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 461, "width": 317, "height": 29, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indo- nesia Tahun 1945.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 491, "width": 320, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 522, "width": 318, "height": 45, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 jo Un- dang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Guber- nur, Bupati dan Walikota.", "type": "Text" }, { "left": 51, "top": 568, "width": 320, "height": 30, "page_number": 20, "page_width": 439, "page_height": 651, "text": "Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Per-undang-undangan.", "type": "Text" } ]
0b1951eb-50f6-09ea-f202-5b059fc9c846
https://ojs.badanbahasa.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/undas/article/download/3398/1510
[ { "left": 130, "top": 85, "width": 367, "height": 34, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "ANALISIS WACANA KRITIS LIRIK LAGU “ LEXICON ” CIPTAAN ISYANA SARASVATI", "type": "Section header" }, { "left": 126, "top": 122, "width": 378, "height": 11, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Critical Discourse Analysis “Lexicon” Lyrics Created By Isyana Sarasvati)", "type": "Text" }, { "left": 211, "top": 147, "width": 209, "height": 54, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Hana Putri Lestari Universitas Diponegoro Jalan Prof. Soedarto, Semarang, Indonesia Telepon: 081315895219", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 202, "width": 428, "height": 58, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Pos-el: [email protected] Diterima 3 Februari 2021 Direvisi 10 Maret 2021 Disetujui 1 April 2020 https://doi.org/ 10.26499/und.v17i1.3398", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 274, "width": 430, "height": 193, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstrak: Penelitian ini merupakan bentuk apresisasi kepada Isyana Sarasvati atas keberaniannya membuka jati diri musikalitasnya yang sebenarnya melalui lirik “Lexicon”. “Lexicon” adalah manifestasi kejujuran Isyana Sarasvati sebagai seorang musisi atau seniman yang mengabdikan musik ciptaannya kepada seni, bukan kepada uang atau kapitalis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap makna leksikon yang dimaksud Isyana Sarasvati. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan yang akan mendeskripsikan analisis wacana kritis pada lirik “Lexicon” ciptaan Isyana Sarasvati dengan metode deskriptif kualitatif melalui pendekatan analisis wacana, dan teori yang digunakan adalah teori analisis wacana kritis Teun A. van Dijk. Penelitian ini akan menjelaskan analisis dimensi teks, yang terdiri atas struktur makro (tematik), superstruktur (tematik), dan struktur mikro (semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris), analisis kognisi sosial, serta analisis konteks sosial dalam lirik “Lexicon”. Dalam pengumpulan data, lirik “Lexicon” didapat dari situs Azlyrics, dan lagunya didengarkan melalui aplikasi musik Spotify. Dalam analisis data, lirik “Lexicon” dibaca dan dikaitkan dengan setiap komponen analisis wacana. Dalam penyajian hasil, teori analisis wacana Teun A. van Dijk diaplikasikan ke dalam lirik”Lexicon”. Hasil penelitian menunjukkan “Lexicon” bermakna kamus hidup Isyana Sarasvati yang terdiri dari beberapa emosi di antaranya, semangat, kesedihan, peringatan (khawatir), harapan, kesenduan, dan kebahagiaan.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 467, "width": 355, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kata kunci : struktur makro, superstruktur, struktur mikro, kognisi sosial, konteks sosial", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 491, "width": 428, "height": 162, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Abstract: This research is an appreciation to Isyana Sarasvati for her courage to reveal her true musical identity through the lyrics “Lexicon”. “Lexicon” is a manifestation of Isyana Sarasvati’s honesty as a musician or artist who devotes her music to art, not to money or capitalists. The purpose of this research is to reveal the meaning of lexicon on “Lexicon” lyrics. This research is library research and describes the critical discourse analysis of “Lexicon” lyrics with a qualitative descriptive method. This research is discourse analysis research with Teun A. van Dijk’s critical discourse analysis theory. This research explains the dimension of the text analysis, macrostructure (thematic), superstructure (schematic), and microstructure (semantic, syntactic, stylistic, and rhetorical), social cognition, and social context in the “Lexicon” lyrics. In data collection, \"Lexicon\" lyrics were obtained from the Azlyrics website, and the song listened from music application, Spotify. In data analysis, “Lexicon” lyrics are read and linked with each component of discourse analysis. In presenting the results, Teun A. van Dijk's theory of discourse analysis is applied to \"Lexicon\" lyrics. The results showed the meaning of “Lexicon” is Isyana Sarasvati’s life dictionary, and consists of several emotions: enthusiasm, sadness, warning (worry), hope, melancholy, and happiness.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 653, "width": 374, "height": 12, "page_number": 1, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Key words: macro structure, superstructure, micro structure, social cognition, social context", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "48", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 246, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "1. PENDAHULUAN Sudjiman (1986) berpendapat bahwa, lirik merupakan sajak yang berupa susunan kata sebuah nyanyian karya sastra yang berisi curahan perasaan pribadi yang diutamakan ialah lukisan perasaannya (hlm. 47). Kata nyanyian karya sastra penting untuk digarisbawahi yang mengindikasikan bahwa lirik juga merupakan salah satu produk atau karya sastra. Senada dengan pendapat Soedjiman, Sylado (1983) menyatakan bahwa lagu bisa juga merupakan aransemen musik yang bisa ditambah lirik (teks) yang lirik tersebut mengungkapkan perasaan dan pikiran penciptanya dengan cara-cara tertentu yang berlaku umum (hlm. 32).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 332, "width": 206, "height": 369, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Setiap lirik lagu merupakan curahan perasaan dan pikiran pribadi penciptanya, begitu pun dengan lirik ― Lexicon ‖ ciptaan Isyana Sarasvati. Isyana seolah telah mengalami konflik batin yang berkepanjangan sampai akhirnya ia membuka jati diri yang sebenarnya melalui lagu ― Lexicon ‖. Keberaniannya membuka jati diri penting untuk diapresiasi, salah satunya melalui penelitian ini. Penelitian ini akan menunjukkan pada khalayak tentang musik dan lirik yang berkualitas dari seorang musisi yang berani menampilkan sisi idealisnya. ― Lexicon ‖ merupakan judul lagu dengan genre progressive rock . Lagu tersebut merupakan track nomor empat dalam album dengan tajuk yang sama, Lexicon yang dirilis tahun 2019 di bawah label musik Sony Music Entertainment. Lagu tersebut disusun oleh Isyana Sarasvati sendiri, begitu pun dengan lirik lagunya. Selain Isyana Sarasvati, pihak lain yang ikut terlibat dalam pembuatan lagu ― Lexicon ‖ adalah Kenan Loui yang memproduksi musik serta", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 13, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengaransemen lagu tersebut bersama", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 99, "width": 205, "height": 519, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Isyana, Bonar Abraham yang berperan memadukan tiap komposisi lagu ( mixing ) dan Chris Gehringer yang berperan dalam proses akhir lagu tersebut ( mastering ). Lagu ― Lexicon ‖ berdurasi 4.35 menit dan memiliki perbedaan yang sangat mencolok dibanding lagu-lagu Isyana Sarasvati di dua album sebelumnya, Explore! dan Paradox . Lagu yang dinyanyikan Isyana dalam kedua album tersebut, merupakan lagu pop dengan lirik serta aransemen musik yang sederhana, dan mudah didengar serta dicerna oleh pikiran para pendengarnya. Sedangkan lagu dalam album Lexicon termasuk lagu ― Lexicon ‖ disajikan dengan aransemen musik yang sulit dan rumit, berapi-api, serta lirik dengan bahasa yang puitis dan penuh emosi. Melalui Lexicon, Isyana Sarasvati seolah menunjukkan siapa diri dia yang sebenarnya. Album Lexicon merupakan manifestasi dari kebangkitan Isyana Sarasvati yang sangat progresif dalam eksistensinya di dunia musik. Isyana seolah tidak peduli lagi dengan selera pasar yang haus akan lagu pop yang mudah didengar. Lexicon merupakan momen kejujuran Isyana Sarasvati sebagai seorang musisi atau seniman yang ingin mengabdikan diri dan karyanya kepada seni, bukan pada uang atau kapitalis. ― Lexicon ‖ dapat menjadi sumbangsih yang luar biasa terhadap seni musik Indonesia dari segi aransemen musik, dan terhadap sastra dari segi lirik.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 618, "width": 205, "height": 82, "page_number": 2, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Seperti yang dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, lirik ― Lexicon ‖ ditulis dengan bahasa yang puitis dan penuh emosi. Pilihan kata yang digunakan oleh Isyana dalam lirik lagu tersebut cenderung menggunakan kata-", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "49", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 492, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "kata yang dipakai sehari-hari, namun perpaduan tiap kata yang digunakan menghasilkan makna yang sulit dipahami. Penelitian ini akan berfokus pada apa yang ingin Isyana Sarasvati sampaikan melalui lirik ― Lexicon ‖, dengan kata lain mengungkap makna leksikon dalam lirik ― Lexicon ‖. Semi, (1988) mengungkapkan bahwa lirik adalah puisi pendek yang mengekspresikan emosi (hlm. 106). Berdasarkan pendapat tersebut, lirik memiliki kesamaan dengan puisi. Perbedaan antara lirik dan puisi adalah lirik dinyanyikan sedangkan puisi dibaca. Saat lirik dibaca, lirik tersebut akan terdengar seperti puisi, sebaliknya jika puisi diberi notasi tertentu maka akan terdengar seperti lirik. Penelitian terhadap lirik lagu tidak berbeda dengan penelitian terhadap puisi. Pendekatan atau teori yang digunakan untuk menganalisis puisi dapat diterapkan terhadap lirik lagu. Dewasa ini, penelitian terhadap lirik lagu penting untuk dilakukan agar objek kajian penelitian sastra (maupun linguistik) tidak hanya sebatas puisi, prosa, dan naskah drama. Peneliti sastra dan linguistik memiliki tanggung jawab terhadap penelitian lirik lagu khususnya lirik lagu berbahasa Indonesia, untuk menunjukkan pada khalayak tentang makna dan maksud yang ingin disampaikan seorang pencipta lagu kepada pendengarnya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 577, "width": 205, "height": 109, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian sastra dan linguistik terhadap lirik lagu telah banyak dilakukan, tetapi penelitian dengan objek material lirik lagu ― Lexicon ‖ sepengetahuan penulis belum pernah dilakukan. Salah satu penelitian linguistik terhadap lirik lagu adalah skripsi oleh Astuti (2017) dengan judul", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 687, "width": 205, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "―Analisis Wacana Kritis pada Lirik Lagu", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 232, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tohoshinki: Wasuranaide dan Kiss the Baby Sky ‖. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui analisis teks, kognisi sosial, serta konteks sosial dalam lirik lagu ― Wasurenaide ‖ ciptaan Kim Jae Joong dan lirik lagu ― Kiss the Baby Sky ‖ ciptaan Park Yoochun. Kedua lirik lagu tersebut dianalisis menggunakan model analisis wacana Teun A. van Dijk. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pemilihan kata yang digunakan dalam kedua lirik tersebut bersifat kohesif dan koheren sehingga mendukung makna umum dari kedua lagu tersebut. Kognisi sosial pada kedua lirik lagu tersebut pun berkolerasi dengan konteks sosial saat ini.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 318, "width": 205, "height": 40, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian selanjutnya adalah jurnal oleh Lestari (2020) dengan judul ―Makna Sikap Duniawi dalam Lirik Lagu Sikap", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 359, "width": 205, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Duniawi Ciptaan Isyana Sarasvati‖.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 372, "width": 135, "height": 13, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sebagaimana judulnya,", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 372, "width": 205, "height": 205, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian tersebut bertujuan untuk memaparkan makna sikap duniawi dalam lirik ―Sikap Duniawi‖ agar menjadi pembelajaran bagi pendengar untuk membatasi atau menjauhi sikap duniawi yang dimaksud oleh Isyana Sarasvati. Teori yang digunakan untuk mengungkap makna sikap duniawi dalam lirik tersebut adalah teori Roman Ingarden. Hasil penelitian tersebut menunjukkan, makna sikap duniawi dalam lirik ―Sikap Duniawi‖ ialah tindakan perundungan yang disebabkan oleh kebencian dan dimanifestasikan dengan cara", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 577, "width": 205, "height": 123, "page_number": 3, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengucilkan, mengejek, mencaci maki, dan menghasut. Kedudukan penelitian ini adalah sebagai pelengkap di antara penelitian- penelitian terdahulu, khususnya penelitian dengan objek material lirik lagu atau dengan objek formal analisis wacana. Penelitian ini akan membahas bagaimana analisis wacana model Teun", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "50", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 205, "height": 273, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "A. van Dijk yang terdiri atas, analisis teks (struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro), analisis kognisi sosial, dan analisis konteks sosial dalam lirik ― Lexicon ‖ ciptaan Isyana Sarasvati. Penelitian ini pun diharapkan dapat memantik peneliti lain untuk menganalisis lirik lagu. Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, peneliti sastra maupun linguistik memiliki tanggung jawab untuk menganalisis atau meneliti lirik lagu, khususnya lirik berbahasa Indonesia. Penelitian terhadap lirik lagu merupakan usaha untuk menyampaikan makna serta maksud yang ingin disampaikan oleh pencipta lagu kepada pendengarnya, dan hal tersebut merupakan bentuk apresiasi yang dilakukan oleh seorang peneliti terhadap musisi atau seniman Indonesia.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 372, "width": 133, "height": 14, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "2. KERANGKA TEORI", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 387, "width": 206, "height": 314, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terdapat banyak pendekatan dan teori untuk mengungkap sebuah makna dan maksud dalam karya sastra seperti puisi dan juga lirik lagu. Pendekatan dan teori tersebut bisa berasal, dari ilmu sastra dan ilmu linguistik. Dalam ilmu sastra misalnya, puisi (dan lirik) dapat dianalisis menggunakan teori strata norma Roman Ingarden yang terdiri atas lapis bunyi, lapis arti, lapis objek, lapis dunia, dan lapis metafisis. Adapun teori semiotika Michael Riffaterre yang terdiri dari ketidaklangsungan ekspresi, pembacaan heuristik dan hermeneutik, matriks atau kata kunci, dan hipogram atau prinsip intertekstual. Sedangkan dalam ilmu linguistik, puisi (dan lirik) dapat dianalisis menggunakan teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk yang terdiri dari analisis teks, kognisi sosial, dan konteks sosial. Baik sastra maupun linguistik, penelitian terhadap puisi dan lirik tidak dapat", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 82, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dipisahkan dari semiotika, stilistika, dan semantik. Senada dengan pernyataan Lestari (2020) bahwa puisi adalah kesatuan tanda (semiotika), dengan gaya bahasa tertentu (stilistika), dan memiliki makna tertentu (semantik) (hlm. 78).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 167, "width": 205, "height": 246, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berdasarkan sifat atau jenis pemakaiannya, Sumarlam (2009) mengklasifikasikan wacana menjadi dua macam, yaitu wacana monolog (wacana yang disampaikan seorang diri tanpa melibatkan orang lain) dan wacana dialog (wacana atau percakapan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih secara langsung). Berdasarkan bentuknya, wacana diklasifikasikan menjadi tiga bentuk, yaitu wacana prosa, wacana puisi, dan wacana drama (hlm. 17). Berdasarkan pengertian tersebut, lirik ― Lexicon ‖ termasuk ke dalam jenis wacana monolog jika dilihat dari sifat atau jenis pemakaiannya, dan termasuk ke dalam jenis wacana puisi jika dilihat dari bentuknya.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 413, "width": 205, "height": 68, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teun A. van Dijk (dalam Eriyanto, 2011) mengungkapkan bahwa analisis wacana memiliki tiga dimensi yaitu teks, kognisi sosial, dan konteks sosial (hlm. 221).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 482, "width": 205, "height": 218, "page_number": 4, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut Teun A. van Dijk (dalam Eriyanto, 2011) teks dalam analisis wacana dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu, struktur makro, superstruktur, dan struktur mikro (hlm. 226). Struktur makro dapat diartikan sebagai makna umum suatu teks yang terdiri dari tematik atau tema. Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan dengan kerangka suatu teks yang terdiri dari skematik. Adapun struktur mikro yang merupakan bagian kecil dari suatu wacana yang terdiri atas semantik, sintaksis, dan retoris. Berikut tabel penggambaran struktur wacana oleh Teun A. van Dijk:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "51", "type": "Page footer" }, { "left": 107, "top": 85, "width": 389, "height": 125, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tabel 1 Struktur Wacana van Dijk Struktur Wacana Hal yang Diamati Elemen Struktur Makro Tematik Topik Super-struktur Skematik Skema Struktur Mikro Semantik Sintaksis Stilistik Retoris Latar, Detil, Maksud, Praanggapan, Nominalisasi Bentuk kalimat, Koherensi, Kata Ganti Leksikon Grafis, Metafora, Ekspresi", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 211, "width": 167, "height": 13, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sumber: Eriyanto (2006, hlm. 228)", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 238, "width": 205, "height": 218, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Struktur pertama dalam analisis wacana model van Dijk adalah struktur makro. Hal yang diamati dalam struktur makro adalah tematik atau tema. Elemen tematik hanya terdiri dari elemen topik. Merujuk pada istilah tema dan topik, dapat dikatakan bahwa struktur makro membahas inti utama dari suatu teks atau objek. Sobur (2009) berpendapat bahwa secara harfiah tema berarti ―sesuatu yang diuraikan‖ atau ―sesuatu yang telah ditempatkan‖ (hlm. 75). Eriyanto (2011) menambahkan bahwa topik menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting dari isi suatu berita (hlm. 229).", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 457, "width": 206, "height": 245, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Struktur kedua dalam analisis wacana model van Dijk adalah superstruktur. Superstruktur sendiri mengamati skema atau bagaimana bagian dan urutan suatu dokumen (objek) diskemakan dalam dokumen yang utuh. Eriyanto (2011) menyatakan bahwa suatu teks atau wacana umumnya mempunyai skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir (hlm. 231). Skema dalam lirik lagu misalnya, terangkai dengan memperhatikan komposisi sehingga menghasilkan atau membentuk suatu kesatuan makna. Skema atau struktur lagu terdiri atas beberapa elemen di antaranya, introduction , verse , bridge , chorus , reffrein , interlude , overtune , dan coda . Introduction", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 224, "width": 205, "height": 177, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "atau intro menurut Muttaqin & Kustap (2008) adalah suatu seksi instrumental di bagian permulaan suatu komposisi (hlm. 132). Selanjutnya adalah verse , menurut Ralf von Appen (2015) verse merupakan bagian awal yang berlainan yang diulang-ulang dengan lirik yang berbeda. Adapun penghubung antara verse dan chorus yaitu bridge (Ralf von Appen, 2015). Elemen keempat adalah chorus , Ralf von Appen (2015) mengungkapkan chorus merupakan istilah yang digunakan untuk", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 402, "width": 206, "height": 286, "page_number": 5, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "menggambarkan bagian yang berdiri sendiri serta biasanya diulang-ulang dengan lirik, harmoni, dan melodi yang sama (hlm. 4). Elemen selanjutnya adalah reffrein yaitu merupakan lirik di awal atau di akhir bagian yang diulang dalam setiap iterasi (Ralf von Appen, 2015). Selanjutnya adalah interlude , Muttaqin & Kustap (2008) mengatakan bahwa materi dalam introduksi bisa juga digunakan kembali pada bagian interlude (hlm. 133). Elemen ketujuh adalah overtune atau modulasi. Campbell (dalam Ralf von Appen, 2015) mengungkapkan bahwa overtune adalah salah satu komponen frekuensi suara selain frekuensi terendah. Elemen terakhir adalah coda , menurut Muttaqin & Kustap (2008), coda merupakan suatu potongan yang datang setelah bagian terakhir dari tema atau bagian yang terakhir (hlm. 134).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "52", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 205, "height": 369, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Struktur ketiga dalam analisis wacana model van Dijk adalah struktur mikro yang terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris. Semantik adalah makna yang ditekankan pada teks atau objek tertentu. Semantik dalam analisis wacana menurut Sobur (2009) dikategorikan sebagai makna lokal yakni makna yang muncul dari hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun makna tertentu dalam suatu bangunan teks (hlm. 78). Elemen semantik terdiri dari latar, detil, maksud, praanggapan, dan nominalisasi. Adapun sintaksis yang menganalisis bagaimana bentuk dan struktur kalimat yang dipilih dan digunakan. Sintaksis dalam analisis wacana van Dijk terdiri dari bentuk kalimat, koherensi, dan kata ganti. Sobur (2009) mengungkapkan bahwa strategi untuk menampilkan diri sendiri secara positif dan lawan secara negatif dapat dilakukan dengan menggunakan sintaksis seperti pada pemakaian kata ganti, aturan tata kata, pemakaian kategori sintaksis yang spesifik,", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 454, "width": 205, "height": 41, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pemakaian kalimat aktif atau pasif, peletakan anak kalimat, pemakaian kalimat yang kompleks, dan sebagainya", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 495, "width": 205, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(hlm. 80). Berdasarkan pendapat tersebut, bagaimana penerapan bentuk atau struktur kalimat yang erat kaitannya dengan sintaksis dapat dijadikan strategi yang bersifat manipulatif atau memengaruhi pembaca atau pendengar.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 591, "width": 205, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Selanjutnya adalah stilistik atau diksi yang digunakan dalam teks. Stilistik erat kaitannya dengan gaya bahasa dan terdiri dari leksikon. Eriyanto", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 646, "width": 205, "height": 54, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2011) mengungkapkan elemen leksikon menandakan bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai kemungkinan kata yang tersedia.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 123, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Terakhir adalah retoris yang erat kaitannya dengan bagaimana atau dengan cara apa penekanan pada teks tertentu dilakukan. Menurut Sobur (2009), strategi dalam level retoris di sini adalah gaya yang diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis (hlm. 83). Elemen retoris terdiri dari grafis, metafora, dan ekspresi.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 208, "width": 205, "height": 136, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Menurut pandangan van Dijk (dalam Eriyanto, 2011), analisis wacana tidak dibatasi hanya pada struktur teks, karena struktur wacana itu sendiri menunjukkan atau menandakan sejumlah makna, pendapat, dan ideologi. Untuk membongkar bagaimana makna tersembunyi dari teks, maka dibutuhkan suatu analisis kognisi dan konteks sosial (hlm. 260).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 345, "width": 205, "height": 218, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kognisi sosial dapat diartikan bagaimana kognisi seorang pengarang dalam memahami perasaannya sendiri atau memahami suatu peristiwa sampai ia menuliskan pemahamannya tersebut menjadi suatu tulisan atau wacana. Dengan kata lain, kognisi sosial merupakan proses produksi seorang pengarang. Menurut Eriyanto (2011), kognisi sosial yaitu penelitian atas wacana yang membantu memetakan bagaimana produksi teks yang melibatkan proses yang kompleks dari proses produksi dan memperoleh suatu pengetahuan mengapa teks bisa seperti itu (hlm. 221).", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 564, "width": 205, "height": 95, "page_number": 6, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Adapun konteks sosial yang erat kaitannya dengan bagaimana suatu wacana diterima dan berkembang di masyarakat. Menurut Eriyanto (2011), terdapat dua hal yang menjadi titik fokus konteks sosial yaitu kekuasaan ( power ) dan akses ( acces ) (hlm. 272).", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "53", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 152, "height": 14, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "3. METODE PENELITIAN", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 100, "width": 205, "height": 108, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan dengan metode penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu pendekatan linguistik yaitu analisis wacana kritis. Adapun teori yang digunakan adalah teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 209, "width": 205, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Data primer dalam penelitian ini adalah lirik ― Lexicon ‖ ciptaan Isyana Sarasvati. Adapun data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari buku-buku teori dan publikasi ilmiah mengenai linguistik dan sastra, khususnya teori analisis wacana kritis Teun A. van Dijk untuk mendukung analisis data dalam sub bab pembahasan analisis teks. Selain buku-buku teori, dan penelitian ilmiah, data sekunder lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah artikel-artikel yang memuat informasi mengenai proses kreatif Isyana Sarasvati dalam penciptaan ― Lexicon ‖ serta informasi lain tentang lagu maupun album ― Lexicon ‖ untuk mendukung analisis data dalam sub bab pembahasan kognisi sosial dan konteks sosial.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 469, "width": 205, "height": 54, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Teknik dalam penelitian ini terdiri dari tiga teknik, yaitu teknik pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil. Dalam teknik", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 524, "width": 205, "height": 177, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pengumpulan data, lirik lagu ― Lexicon ‖ didengarkan melalui aplikasi streaming musik Spotifiy, sedangkan liriknya dibaca melalui situs Azlyrics (2019). Teknik selanjutnya adalah analisis data. Dalam analisis data, lagu ― Lexicon ‖ didengarkan berulang-ulang, serta liriknya dibaca dan diresapi. Lirik ― Lexicon ‖ diresapi dengan mendayagunakan panca indera dan mengaitkannya dengan masing-masing komponen analisis teks. Sub bab analisis teks berfokus pada lirik ― Lexicon ‖ itu", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 208, "height": 68, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "sendiri. Sedangkan dalam sub bab kognisi dan konteks sosial, dibutuhkan informasi lain mengenai proses kreatif Isyana Sarasvati dalam menciptakan lirik ― Lexicon ‖ serta bagaimana", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 154, "width": 206, "height": 259, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pencapaian lagu serta album Lexicon . Itulah mengapa, data sekunder dalam penelitian ini tidak hanya buku-buku teori dan publikasi ilmiah saja, namun juga artikel-artikel lain yang memuat informasi tentang Isyana Sarasvati dan lirik serta album Lexicon . Teknik terakhir adalah penyajian hasil. Dalam penyajian hasil, teori analisis wacana kritis model Teun A. van Dijk diaplikasikan dalam lirik ― Lexicon ‖. Struktur wacana yang terdiri dari tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris akan dipaparkan dalam sub bab pembahasan analisis teks. Sedangkan proses kreatif dan bagiamana resepsi lirik ― Lexicon ‖ akan dipaparkan dalam sub bab kognisi sosial dan konteks sosial.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 428, "width": 205, "height": 166, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Teks 4.1.1 Struktur Makro 4.1.1.1 Tematik Melalui ― Lexicon ‖, Isyana menyampaikan tema kemanusiaan karena lirik tersebut mengedepankan harkat dan martabat Isyana Sarasvati sebagai seorang manusia dan juga musisi serta seniman. Tema kemanusiaan dalam ― Lexicon ‖ terdapat dalam penggalan bait lirik berikut:", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 609, "width": 159, "height": 67, "page_number": 7, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(2) Yang ditanam mengapa berduri Ingatlah karya pujangga Cacian kini merajalela Bisakah kita mengubah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "54", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 78, "height": 41, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(3) Takdir kelabu Kubur jadi satu", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 126, "width": 122, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sambutlah kemarau tiba", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 140, "width": 188, "height": 81, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berguguran, tapi dikenang selamanya (6) Yang berduri kok dirawat? Kau kira selamanya Mereka akan percaya", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 222, "width": 148, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tapi maaf waktumu t‘lah tiba", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 249, "width": 206, "height": 451, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Harkat dan martabat manusia dalam lirik ― Lexicon ‖ ditunjukan dalam bait kedua yang merupakan pertanyaan Isyana pada orang-orang yang suka membully atau merundung orang lain sebagaimana dalam lirik ― Sikap Duniawi ‖. Isyana mempertanyakan mengapa orang-orang menanam kebencian dalam penggalan lirik ― Yang ditanam mengapa berduri ‖. Kemudian ia menambahkan, mengapa orang-orang tidak mengatakan sesuatu yang baik dengan bahasa yang positif saja sebagaimana bahasa atau pilihan kata dalam karya sastra atau karya pujangga. Selanjutnya ia menyadari bahwa cacian atau kebencian semakin parah, apalagi dewasa kini di era internet, orang-orang semakin getol menyebarkan kebencian melalui akun media sosial. Di baris terakhir, ia menanyakan apakah hal tersebut bisa diubah atau dengan kata lain masyarakat berhenti membenci atau merundung orang lain. Maksud dari penggalan lirik bait kedua adalah bait tersebut merupakan bait sindirian kepada pelaku perundungan. Bait ketiga merupakan penggambaran harkat dan martabat diri Isyana sebagai seorang musisi atau seniman. Pada baris pertama bait tersebut Isyana menggambarkan masa lalunya yang kelabu atau menyedihkan,", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 423, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "― Takdir kelabu ‖ dan dilanjutkan dengan keputusan dia untuk melupakan masa lalu tersebut, ― Kubur jadi satu ‖. Selanjutnya, pada baris ketiga dan keempat bait tersebut merupakan penggambaran musikalitasnya dalam lagu ― Lexicon ‖. Ia mengungkapkan ― Sambutlah kemarau tiba ‖. Kalimat tersebut merupakan sinyal bahwa ia meninggalkan genre pop yang telah membesarkan namanya dan beralih ke genre lain ( progressive rock ) yang tidak sepopuler genre sebelumnya. Genre progressive rock memang tidak sepopuler genre pop, sehingga Isyana menganggap musikalitasnya saat ini bagaikan musim kemarau yang kering atau tidak diminati banyak penggemar. Di baris selanjutnya Isyana menambahkan ― Berguguran tapi dikenang selamanya ‖, yang bermakna meski penggemarnya akan berkurang karena keputusannya meninggalkan genre pop, ia percaya diri bahwa genre yang dipilihnya sekarang akan membawa dampak yang besar pada dunia musik di Indonesia sehingga karyanya tersebut akan dikenang selamanya. Maksud dari penggalan lirik bait ketiga adalah bait tersebut merupakan bait ucapan selamat datang kepada musikalitasnya yang baru.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 509, "width": 205, "height": 191, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bait keenam merupakan penegasan harkat dan martabat Isyana yang disuarakan untuk diri Isyana sendiri. Makna kata berduri pada ― Yang berduri kok dirawat ‖ dalam bait tersebut berbeda dengan makna berduri di bait kedua. Di bait keenam, ― Yang berduri kok dirawat ‖ bermakna mengapa ia (Isyana) harus menutupi musikalitas yang sebenarnya, atau berpura-pura menekuni genre pop padahal ia bisa lebih dari itu. Ia menambahkan, bahwa orang-orang tidak akan selamanya percaya pada kepura- puraan tersebut.", "type": "Text" }, { "left": 445, "top": 687, "width": 85, "height": 13, "page_number": 8, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Mereka yang", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "55", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 205, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengetahui kemampuan musikalitas Isyana memiliki keyakinan bahwa Isyana bisa lebih dari itu. Di baris terakhir Isyana memberikan penutup,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 140, "width": 208, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "― Tapi maaf waktumu „tlah tiba ‖ yang bermakna waktu Isyana untuk bermusik pop telah habis. Sama dengan maksud dari penggalan lirik bait ketiga, maksud dari penggalan lirik bait keenam pun merupakan ucapan selamat datang kepada musikalitasnya yang baru dengan genre musik yang lebih progresif dibanding genre sebelumnya.", "type": "List item" }, { "left": 99, "top": 277, "width": 116, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.2 Superstruktur", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 291, "width": 94, "height": 14, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.2.1 Skema", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 306, "width": 205, "height": 122, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Superstruktur atau skema dalam lirik lagu merupakan sub bab analisis wacana yang menjelaskan struktur atau elemen apa saja yang membentuk sebuah lagu. Skema atau struktur lagu terdiri atas beberapa elemen di antaranya, introduction , verse , bridge , chorus , reffrein , interlude , overtune , dan coda .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 429, "width": 205, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Berikut skema atau struktur lagu ― Lexicon ‖ ciptaan Isyana Sarasvati.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 469, "width": 41, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lexicon", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 483, "width": 82, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Isyana Sarasvati", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 510, "width": 127, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Introduction Ah-ah-ah-ah-ah-ah-ah-ah", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 550, "width": 75, "height": 68, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Reffrein Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiap!", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 632, "width": 25, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Verse", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 646, "width": 159, "height": 26, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang ditanam mengapa berduri Ingatlah karya pujangga", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 673, "width": 117, "height": 27, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Cacian kini merajalela Bisakah kita mengubah", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 32, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bridge", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 98, "width": 188, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Takdir kelabu Kubur jadi satu Sambutlah kemarau tiba Berguguran, tapi dikenang selamanya", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 166, "width": 35, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chorus", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 180, "width": 78, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiaplah!", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 248, "width": 33, "height": 13, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Chorus", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 262, "width": 78, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiaplah!", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 330, "width": 134, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Overtune Yang berduri kok dirawat? Kau kira selamanya Mereka akan percaya", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 384, "width": 205, "height": 138, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Tapi maaf waktumu t‘lah tiba 4.1.3 Struktur Mikro 4.1.3.1 Semantik ― Lexicon ― bermakna kamus. Lirik ― Lexicon ― secara khusus atau album Lexicon secara umum dapat diartikan sebagai kamus kehidupan Isyana Sarasvati. Berikut analisis semantik lirik ― Lexicon ‖.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 536, "width": 75, "height": 54, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiap!", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 591, "width": 205, "height": 109, "page_number": 9, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bait tersebut merupakan bait pembuka dalam lirik ― Lexicon ‖. Nirwana bermakna surga. Meskipun nirwana bermakna surga, terdapat pergeseran makna dalam frasa Sang Nirwana menjadi Sang Pencipta, atau Tuhan. Kata mata-mata pun mengalami penggantian makna menjadi ketajaman intuisi yang", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "56", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 136, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "dianugrahkan oleh Sang Nirwana atau Tuhan kepada Isyana Sarasvati. Berdasarkan penjelasan tersebut, bait pertama lirik ― Lexicon ‖ dapat bermakna Tuhan mengahadirkan atau menganugrahkan ketajaman intuisi kepada Isyana Sarasvati, dan pendengarnya diminta untuk bersiap- siap mendengarkan ketajaman intuisi tersebut melalui lirik ― Lexicon ‖.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 236, "width": 206, "height": 341, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang ditanam mengapa berduri Ingatlah karya pujangga Cacian kini merajalela Bisakah kita mengubah Bait tersebut bermakna perundungan yang dipraktikkan masyarakat di masa sekarang. Dalam baris pertama bait tersebut, kata berduri mengalami penggantian makna menjadi kebencian. Isyana mempertanyakan mengapa masyarakat senantiasa menanam kebencian. Selanjutnya, ― Ingatlah karya pujangga ‖ bermakna ia mengingatkan khalayak untuk senantiasa mengatakan hal-hal yang baik sebagaimana bahasa atau pilihan kata dalam karya sastra atau karya pujangga. Pada baris ketiga bait tersebut, Isyana menambahkan bahwa cacian, kebencian, atau perundungan semakin parah dan merajalela. Di baris terakhir Isyana mempertanyakan bisakah masyarakat berhenti menyebar kebencian dan mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih positif.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 591, "width": 205, "height": 109, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Takdir kelabu Kubur jadi satu Sambutlah kemarau tiba Berguguran, tapi dikenang selamanya Bait tersebut merupakan bait yang menjelaskan masa lalu Isyana Sarasvati. Isyana sebagaimana manusia pada umumnya, tentu memiliki masa lalu", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 82, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "yang menyedihkan yang ditunjukkan dalam penggalan lirik, ― Takdir kelabu ‖. Ia pun memutuskan untuk menyatukan kepingan masa lalu menyedihkannya tersebut dan melupakannya, ― Kubur jadi satu ‖. Selanjutnya ia menambahkan,", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 167, "width": 205, "height": 205, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "― Sambutlah kemarau tiba ‖ yang bermakna ucapan selamat datang kepada musikalitasnya yang baru yang bagaikan musim kemarau atau sepi dari penggemar dibanding musikalitasnya sebelumnya saat ia masih menggeluti genre pop. ― Berguguran, tapi dikenang selamanya ‖ bermakna penggemarnya akan berkurang (berguguran), namun ia percaya musikalitasnya saat ini dalam lirik atau album Lexicon akan membawa dampak yang besar bagi seni musik Indonesia atau setidaknya untuk dirinya sendiri, sehingga Lexicon akan dikenang selamanya.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 386, "width": 208, "height": 314, "page_number": 10, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang berduri kok dirawat? Kau kira selamanya Mereka akan percaya Tapi maaf waktumu t‘lah tiba Bait tersebut merupakan bait penegasan Isyana Sarasvati sebagai seorang seniman atau musisi yang ia suarakan kepada dirinya sendiri. Makna berduri dalam bait tersebut berbeda dengan berduri pada bait kedua. Dalam baris, ― Yang berduri kok dirawat ‖ bermakna mengapa ia (Isyana) harus menutupi musikalitasnya yang sebenarnya atau berpura-pura saat menekuni genre pop, padahal ia bisa lebih dari itu. Ia menambahkan, bahwa orang-orang tidak akan selamanya percaya pada kepura-puraan tersebut. Mereka yang mengetahui kemampuan musikalitas Isyana memiliki keyakinan bahwa Isyana bisa lebih dari itu, Isyana bisa lebih dari musik pop. Di baris terakhir Isyana memberikan penutup,", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "57", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 95, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "― Tapi maaf waktumu „tlah tiba ‖ yang bermakna waktu Isyana dalam menekuni genre pop telah habis. Baris tersebut pun merupakan ucapan selamat datang kepada dirinya yang baru dengan genre musik yang lebih progresif dibanding genre sebelumnya.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 195, "width": 108, "height": 14, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.3.2 Sintaksis", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 209, "width": 75, "height": 40, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 250, "width": 42, "height": 13, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bersiap!", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 264, "width": 205, "height": 204, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bait tersebut terdiri dari dua kalimat. Kalimat pertama adalah Sang Nirwana menghadirkan mata-mata , dan kalimat kedua adalah Bersiap! Kalimat pertama merupakan kalimat lengkap yang terdiri dari subjek ( Sang Nirwana ), predikat dengan kata kerja transitif ( menghadirkan ), dan objek ( mata-mata ). Sedangkan kalimat kedua merupakan kalimat tidak lengkap yang terdiri dari satu kata kerja intransitif ( Bersiap! ). Bait pertama diulang pada bait keenam dan ketujuh, namun terdapat tambahan partikel – lah kata Bersiap menjadi Bersiaplah .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 482, "width": 205, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang ditanam mengapa berduri? Ingatlah karya pujangga Cacian kini merajalela Bisakah kita mengubah? Bait tersebut terdiri atas empat kalimat, yaitu Yang ditanam mengapa berduri , Ingatlah karya pujangga , Cacian kini merajalela , dan Bisakah kita mengubah .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 592, "width": 206, "height": 109, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalimat pertama merupakan kalimat tanya yang menggunakan kata tanya mengapa . Kalimat tanya tersebut dapat disusun ulang menjadi kalimat yang lebih padu menjadi, mengapa yang ditanam berduri ? Namun Isyana seolah ingin menekankan frasa yang ditanam sehingga frasa tersebut diletakkan di", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 164, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "awal kalimat. Kalimat kedua merupakan kalimat perintah yang ditandai dengan sufiks –lah pada kata Ingatlah . Kalimat kedua berisi permintaan Isyana untuk mengingat karya pujangga . Kalimat ketiga merupakan kalimat lengkap dengan unsur subjek ( Cacian ), keterangan waktu ( kini ), dan predikat ( merajalela ). Terakhir, kalimat keempat merupakan kalimat tanya yang mengandung partikel tanya – kah dalam kata Bisakah dan dilanjutkan dengan kita mengubah .", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 263, "width": 206, "height": 273, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Takdir kelabu Kubur jadi satu Sambutlah kemarau tiba Berguguran, tapi dikenang selamanya Bait tersebut terdiri atas dua kalimat. Kalimat pertama adalah Takdir kelabu kubur jadi satu . Sedangkan kalimat kedua adalah Sambutlah kemarau tiba, berguguran, tapi dikenang selamanya . Kalimat pertama merupakan kalimat lengkap yang terdiri dari subjek pada frasa Takdir kelabu , predikat dengan kata kerja tak berimbuhan kubur , dan pelengkap jadi satu . Kalimat selanjutnya merupakan kalimat perintah yang ditandai dengan partikel –lah pada kata Sambutlah dan dilanjutkan dengan permintaan Isyana untuk menyambut kemarau tiba yang berguguran, tapi dikenang selamanya .", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 550, "width": 205, "height": 150, "page_number": 11, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang berduri kok dirawat? Kau kira selamanya Mereka akan percaya Tapi maaf waktumu t‘lah tiba Bait tersebut terdiri dari kalimat Yang berduri kok dirawat , Kau kira selamanya mereka akan percaya , dan Tapi maaf waktumu t‟lah tiba . Kalimat pertama merupakan kalimat tanya tanpa kata maupun partikel tanya, namun mengandung makna pertanyaan.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "58", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 218, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kalimat pertama menggunakan kata kok yang digunakan dalam ragam lisan atau percakapan. Kalimat kedua juga merupakan kalimat tanya tanpa kata maupun partikel tanya, namun mengandung makna pertanyaan. Jika dibaca, kalimat Yang berduri kok dirawat , dan Kau kira selamanya mereka akan percaya menggunakan intonasi naik sebagaimana intonasi yang digunakan dalam kalimat tanya. Kalimat tanya tanpa unsur atau partikel tanya disebut kalimat tanya retorik. Kalimat ketiga merupakan kalimat yang diawali dengan konjugasi Tapi , dan dilanjutkan dengan kata kerja maaf . Kata", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 290, "width": 208, "height": 54, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Waktumu merupakan subjek, dan frasa t‟lah tiba merupakan predikat dengan adverbia serta kata kerja intransitif.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 359, "width": 33, "height": 14, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.3.3", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 359, "width": 205, "height": 178, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Stilistik Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiap! Bait tersebut konsisten menggunakan rima ‗a‘. Selain rima ‗a‘, bait tersebut pun didominasi oleh asonansi vokal ‗a‘ yang menimbulkan kesan semangat. Perpaduan antara pilihan kata, rima, dan asonansi (a) pada bait tersebut menghasilkan makna serta kesan semangat yang berapi-api.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 551, "width": 205, "height": 150, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang ditanam mengapa berduri Ingatlah karya pujangga Cacian kini merajalela Bisakah kita mengubah Penggalan bait di atas diakhiri dengan rima ‗i‘ pada baris pertama, dan rima ‗a‘ pada baris kedua sampai keempat. Sebagaimana bait pertama, baris pertama bait kedua pun awalnya didominasi oleh asonansi ‗a‘ yang umumnya dapat menimbulkan kesan", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 423, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "bahagia, ceria, atau semangat. Namun di akhir baris, Isyana mengakhiri baris tersebut menggunakan rima ‗i‘ sehingga terjadilah perubahan kesan dari semangat menjadi kesedihan. Perubahan tersebut bagaikan perubahan nada dari mayor menjadi minor. Isyana menyalakan semangat pada bait pertama, dan menjatuhkannya secara tiba-tiba hanya dengan penggunaan rima ‗i‘ pada baris pertama di bait tersebut. Selanjutnya, Isyana kembali menggunakan asonansi ‗a‘ pada baris kedua yang menimbulkan kesan peringatan. Di baris ketiga, Isyana menggunakan asonansi ‗a‘ dan ‗i‘ yang masih menimbulkan kesan peringatan pada asonansi ‗a‘ dan kesan kesedihan pada asonansi ‗i‘. Baris keempat pun didominasi oleh asonansi ‗a‘ yang menimbulkan kesan harapan. Kesedihan, peringatan, dan harapan merupakan tiga kata kunci yang ingin disampaikan Isyana pada bait tersebut. Isyana sedih atas cacian yang merajelela. Isyana mengingatkan khalayak untuk selalu mengatakan hal yang baik dan positif sebagaimana kata-kata dalam karya pujangga. Terakhir, Isyana pun menaruh harapan agar khalayak tidak selalu menyebar kebencian.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 523, "width": 71, "height": 13, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Takdir kelabu", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 536, "width": 205, "height": 95, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Kubur jadi satu Sambutlah kemarau tiba Berguguran, tapi dikenang selamanya Bait tersebut diakhiri dengan rima ‗u‘ pada baris pertama dan kedua, serta rima ‗a‘ pada baris ketiga dan keempat. Rima serta asonansi ‗u‘ yang", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 632, "width": 205, "height": 68, "page_number": 12, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mendominasi baris pertama dan kedua menimbulkan kesan sedih sekaligus sendu. Kesan sendu pun dimunculkan pada baris ketiga melalui kata Sambutlah dan kemarau . Rima serta asonansi ‗a‘", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "59", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 205, "height": 95, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "pada baris ketiga dan keempat menimbulkan kesan kebahagiaan. Bait tersebut menyatakan kesenduan yang berubah menjadi kebahagiaan. Berbeda dari bait kedua, bait ketiga bagaikan perubahan nada dari minor menjadi mayor.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 195, "width": 205, "height": 204, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang berduri kok dirawat? Kau kira selamanya Mereka akan percaya Tapi maaf waktumu t‘lah tiba Bait terakhir didominasi oleh rima serta asonansi ‗a‘ yang menimbulkan kesan semangat. Isyana seolah ingin mengulangi kesan semangat pada bait terakhir, yang sebelumnya ada ada di bait pertama. Jika diruntut dari bait pertama sampai terakhir, kesan yang ingin disampaikan Isyana berdasarkan rima dan asonansi adalah, semangat , kesedihan , peringatan , harapan , kesenduan , kebahagiaan , dan kembali ke semangat .", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 413, "width": 96, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.1.3.4 Retoris", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 431, "height": 616, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Unsur retoris erat kaitannya dengan bagaimana dan dengan cara apa penekanan dilakukan. Penekanan dalam lirik ― Lexicon ‖ terdapat dalam pengulangan lirik berikut: Bait 1 Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiap! Bait 4 Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiaplah! Bait 5 Sang Nirwana Menghadirkan Mata-mata Bersiaplah! Secara semantik, ketiga bait tersebut bermakna Tuhan mengahadirkan atau menganugrahkan ketajaman intuisi kepada Isyana Sarasvati, dan pendengarnya diminta untuk bersiap-siap mendengarkan ketajaman intuisi tersebut. Sedangkan secara stilistika, perpaduan antara pilihan kata, rima, dan asonansi ‗a‘ pada ketiga bait tersebut menghasilkan makna serta kesan semangat yang berapi-api. Melalui ketiga bait tersebut, dengan semangat yang berapi-api, Isyana seolah berteriak pada pendengarnya untuk bersiap-siap menyambut dirinya yang baru. Repetisi pun dilakukan sampai tiga kali, pada bait pertama, keempat, dan kelima yang bertujuan agar pesan semangat semakin sampai pada khalayak.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 427, "width": 101, "height": 14, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.2 Kognisi Sosial", "type": "Section header" }, { "left": 325, "top": 441, "width": 205, "height": 260, "page_number": 13, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lexicon bermakna kamus. Melalui album Lexicon , Isyana ingin menunjukkan kepada semua orang tentang kamus hidupnya. Pendapat tersebut senada dengan artikel yang ditulis oleh Rengganis (2020) dalam Tempo bahwa, arti ― Lexicon ‖ adalah kamus hidup. Melalui Lexicon Isyana berharap pendengarnya tahu bahwa Isyana juga manusia, dan Lexicon adalah perjalanan hidup yang dilewati Isyana Sarasvati. Isyana mengungkapkan bahwa ia adalah pribadi yang tertutup, ia tidak mengekspos emosinya seperti saat marah dan sedih. Lexicon adalah tempat untuk teman-temannya yang belum mengenal siapa Isyana Sarasvati. Kemarahan Isyana dalam lirik ― Lexicon ‖ terdapat dalam penggalan lirik berikut:", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "60", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 109, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Yang berduri kok dirawat? Kau kira selamanya Mereka akan percaya Tapi maaf waktumu t‘lah tiba Penggalan lirik tersebut mengungkapkan kemarahan Isyana kepada dirinya sendiri yang menutupi musikalitasnya yang sebenarnya.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 195, "width": 205, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sedangkan emosi sedih dalam ― Lexicon ‖", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 208, "width": 195, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "terdapat dalam penggalan lirik berikut:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 236, "width": 205, "height": 136, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Takdir kelabu Kubur jadi satu Sambutlah kemarau tiba Berguguran, tapi dikenang selamanya Penggalan lirik tersebut mengungkapkan masa lalu Isyana yang menyedihkan. Isyana pun memilih untuk mengumpulkan kepingan masa lalu menyedihkannya tersebut dan melupakannya.", "type": "Table" }, { "left": 126, "top": 372, "width": 178, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Bagi Isyana, musik adalah terapi.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 386, "width": 206, "height": 163, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Masih melalui Tempo yang ditulis Rengganis (2020), Isyana mengungkapkan bahwa ia adalah sosok introvert yang ekstrem. Ia senang menyendiri dan menulis karena terasa lebih jujur. Ia menambahkan bahwa dengan bermusik ia bisa menyalurkan perasaannya yang tidak bisa diungkapkan. Seperti yang diungkapkan dalam sub pembahasan, ― Lexicon ‖ adalah manifestasi kejujuran Isyana Sarasvati sebagai seorang seniman atau musisi.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 564, "width": 205, "height": 41, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "4.3 Konteks Sosial Yucki (2019) dalam Cultura Magazine mengungkapkan bahwa album", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 606, "width": 206, "height": 95, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lexicon menyuguhkan musik klasik dengan lirik bagai sastra lama yang puitis. ― Lexicon ‖ menciptakan kelas tersendiri, terdapat beberapa bagian musik klasik dari segi aransemen, dan liriknya seperti sebuah puisi yang perlu dianalisis secara mendalam untuk", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 68, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "mengungkap setiap diksi yang Isyana pilih. ― Lexicon ‖ adalah sumbangsih yang luar biasa bagi seni musik dari segi aransemen dan sastra Indonesia dari segi lirik.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 154, "width": 205, "height": 327, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "― Lexicon ‖ merupakan transisi perubahan Isyana dari aliran pop ke aliran yang lebih kompleks dengan kata lain aliran progressive rock . Para penggemarnya pun menyambut dengan baik perubahan tersebut, terbukti dari suksesnya konser virtual Isyana yang bertajuk Lexicon+ Virtual Home Concert pada 20 Mei 2020. Konser tersebut pun mendapatkan penghargaan dari Jak FM (Pahlawan Musik Lokal 2020) dalam nominasi Konser Virtual Terfavorit. Hal tersebut menunjukkan bahwa ― Lexicon ‖ diterima dengan baik oleh pendengarnya. Dilansir Wikipedia (2020) Isyana pun memenangkan banyak penghargaan melalui album Lexicon , di antaranya Album Indonesia Terbaik 2019 versi Billboard Indonesia x Kompas.com, 9 Album Musik Indonesia Terbaik 2019 Pilihan Tempo, Album Indonesia Terbaik 2019 versi Pop Hari Ini, dan 10 Album Musik Terbaik 2019 Versi tirto.id.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 482, "width": 206, "height": 204, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Ingatan masyarakat akan lagu-lagu Isyana sebelumnya dalam album Explore! dan Paradox akan selalu ada. Isyana mengungkapkan melalui Tempo yang ditulis Rengganis (2020), bahwa lagu- lagu di kedua album tersebut (tak jauh dari) cerita orang terpesona, cinta monyet, dan sakit hati. Lexicon adalah gambaran progresifnya Isyana sebagai seorang musisi atau seniman yang emosional. Meskipun mungkin album Lexicon tidak sekomersial kedua album sebelumnya, Isyana percaya bahwa Lexicon akan dikenang setidaknya untuk dirinya sendiri sebagai pencipta.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 687, "width": 205, "height": 13, "page_number": 14, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Khalayak seolah diajak oleh Isyana", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 287, "height": 12, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis Wacana Kritis Lirik Lagu “Lexicon”Ciptaan Isyana Sarasvati", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 50, "width": 86, "height": 9, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "(Hana Puteri Letari)", "type": "Text" }, { "left": 515, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "61", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 205, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "untuk menyambut Isyana Sarasvati ke babak musikalitasnya yang baru dengan penuh optimis dan percaya diri. Seperti yang tertulis dalam lirik:", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 154, "width": 191, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Sambutlah kemarau tiba Berguguran, tapi dikenang selamanya.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 195, "width": 75, "height": 28, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "5. PENUTUP Simpulan", "type": "Section header" }, { "left": 99, "top": 223, "width": 205, "height": 123, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Melalui analisis tematik, penelitian ini mengungkap tema yang ingin disampaikan Isyana Sarasvati yaitu, tema kemanusiaan yang menyangkut harkat dan martabat dirinya sebagai seorang seniman atau musisi yang juga manusia. Analisis skematik berperan membagi struktur atau elemen lagu untuk mempermudah", "type": "List item" }, { "left": 250, "top": 333, "width": 54, "height": 13, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "penelitian.", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 347, "width": 205, "height": 26, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis semantik berperan besar dalam menemukan makna lirik ― Lexicon ‖.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 374, "width": 206, "height": 327, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Analisis sintaksis berperan dalam bagaimana bentuk kalimat yang dipilih Isyana Sarasvati. Analisis stilistik berperan dalam menemukan kesan yang timbul dari rima dan asonansi yang dilih oleh Isyana Sarasvati. Analisis retoris berperan dalam menemukan bagaimana penegasan dalam ― Lexicon ‖ sehingga pesan dalam lirik tersebut semakin sampai pada benak khalayak. Analisis kognisi sosial berperan dalam mengungkap proses kreatif Isyana saat menciptakan ― Lexicon ‖, sedangkan analisis konteks sosial berperan untuk mengetahui apakah ― Lexicon ‖ diterima atau tidak di masyarakat. Makna ― Lexicon ‖ adalah kamus hidup bagi Isyana Sarasvati. Makna tersebut memang dapat ditemukan hanya dengan menerjemahkan kata lexicon atau leksikon. Namun melalui penelitian ini, kamus hidup Isyana dijabarkan dengan lebih rinci dan spesifik. ― Lexicon ‖ adalah kamus hidup", "type": "List item" }, { "left": 325, "top": 85, "width": 205, "height": 123, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Isyana Sarasvati sebagai seorang musisi dan seniman yang juga manusia. Makna ― Lexicon ‖ sebagai kamus hidup ditemukan dalam analisis stilistik. Makna kamus hidup dalam ― Lexicon ‖ adalah emosi Isyana Sarasvati yang terdiri dari semangat , kesedihan , peringatan ( khawatir ), harapan , kesenduan , dan kebahagiaan .", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 222, "width": 118, "height": 14, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "DAFTAR PUSTAKA", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 236, "width": 205, "height": 54, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Astuti, F. (2017). Analisis Wacana Kritis pada Lirik Lagu Tohoshinki: Wasurenaide dan Kiss the Baby Sky [Universitas Diponegoro].", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 290, "width": 205, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "http://eprints.undip.ac.id/52737/ Azlyrics. (2019). Isyana Sarasvati Lyrics: Lexicon . Isyana Sarasvati Lyrics:", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 331, "width": 206, "height": 82, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lexicon. https://www.azlyrics.com/lyrics/i syanasarasvati/lexicon.html Eriyanto. (2011). Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media . PT LkiS Printing Cemerlang.", "type": "Table" }, { "left": 325, "top": 413, "width": 205, "height": 41, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Lestari, H. P. (2020a). Makna Sikap Duniawi dalam Lirik Lagu Sikap Duniawi Ciptaan Isyana Sarasvati.", "type": "Text" }, { "left": 325, "top": 454, "width": 205, "height": 246, "page_number": 15, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Widyasastra , 3 (1), 31–42. https://doi.org/https://doi.org/10 .26499/wdsra.v3i1.98 Lestari, H. P. (2020b). Semiotika Riffaterre dalam Puisi Balada Kuning-Kuning Karya Banyu Bening. Alayasastra , 16 (1), 75–81. https://doi.org/https://doi.org/10 .36567/aly.v16i1.535 Muttaqin, M., & Kustap. (2008). Seni Musik Klasik Jilid 2 . Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. Ralf von Appen, M. F.-H. (2015). AABA, Refrain, Chorus, Bridge, Prechorus — Song Forms and Their Historical Development. Semantic Scholar , 1– 83.", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 36, "width": 181, "height": 12, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Undas Vol 17, Nomor 1, Juni 2021: 47--62", "type": "Page header" }, { "left": 99, "top": 731, "width": 15, "height": 11, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "62", "type": "Page footer" }, { "left": 99, "top": 85, "width": 206, "height": 218, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "https://www.semanticscholar.org/ paper/AABA-%2C-REFRAIN-%2C- CHORUS-%2C-BRIDGE-%2C- PRECHORUS-—-SONG-Appen- Frei- Hauenschild/b27415fb877ac878af98 85968c35d6a5f4aa5fbe#paper- header Rengganis, M. T. (2020). Musik adalah Terapiku . Tempo. https://majalah.tempo.co/read/se ni/160729/wawancara-isyana- sarasvati-musik-adalah-terapi Semi, M. A. (1988). Anatomi Sastra . Angkasa Raya. Sobur, A. (2009). Analisis Teks Media", "type": "Text" }, { "left": 99, "top": 304, "width": 206, "height": 67, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing . PT Remaja Rosdakarya. Sudjiman, P. (1986). Istilah Sastra .", "type": "Table" }, { "left": 99, "top": 371, "width": 206, "height": 164, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "Gramedia. Sumarlam, D. (2009). Analisis Wacana . Pustaka Cakra Surakarta. Sylado, R. (1983). Menuju Apresiasi Musik . Angkasa. Wikipedia. (2020). LEXICON (album Isyana Sarasvati) . Wikipedia. https://id.wikipedia.org/wiki/LEX ICON_(album_Isyana_Sarasvati) Yucki, B. (2019). Isyana Sarasvati: Lexicon Album Review . Cultura. https://cultura.id/isyana-sarasvati-", "type": "Table" }, { "left": 123, "top": 536, "width": 109, "height": 13, "page_number": 16, "page_width": 612, "page_height": 792, "text": "lexicon-album-review", "type": "Text" } ]